LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KABUPATEN INDRAMAYU TAHUN 2018

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KABUPATEN INDRAMAYU TAHUN 2018"

Transkripsi

1 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KABUPATEN INDRAMAYU TAHUN 2018 PEMERINTAH KABUPATEN INDRAMAYU Jln. Mayjen. Sutoyo No. 1 E Indramayu 2019

2 KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-nya, sehingga Laporan Kinerja Instansi Pemerintah ( LAKIP ) Kabupaten Indramayu Tahun Anggaran 2018 dapat diselesaikan. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Pemerintah Kabupaten Indramayu disusun berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Penyusunan laporan ini merupakan upaya Pemerintah Daerah untuk menginformasikan pertanggungjawaban kinerja yang telah dilakukan selama tahun 2018, hal ini sebagai konsistensi komitmen untuk menciptakan Pemerintah Daerah terhadap transparansi yang merupakan pilar terwujudnya tata pemerintahan yang baik, sekaligus merupakan sarana evaluasi atas pencapaian kinerja pemerintah untuk dapat mengukur keberhasilan atas kepemimpinan kepala daerah. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) ini memuat informasi tentang penyelenggaraan pemerintahan, pencapaian sasaran dalam mewujudkan tujuan, visi dan misi Kabupaten Indramayu yaitu mewujudkan masyarakat Indramayu yang Religius, Maju, Mandiri dan Sejahtera (REMAJA) sebagaimana tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Indramayu Tahun Visi-misi mewujudkan masyarakat Indramayu yang Religius, Maju, Mandiri, dan Sejahtera Serta Terciptanya Keunggulan Daerah (Remaja i

3 Tiga), sebagaimana tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) tahun Kami sampaikan permohonan maaf atas segala kekurangan yang masih dirasakan khususnya belum meratanya pembangunan disemua wilayah dan belum terakomodirnya keinginan-keinginan masyarakat secara utuh selama proses pembangunan di tahun Ucapan terima kasih serta penghargaan yang sebesar-besarnya kepada semua pihak atas kerjasama serta dukungannya. Kami berharap agar upaya-upaya pembangunan yang telah kita lakukan, berguna dan bermanfaat bagi kemajuan dan masyarakat. Aamiin. Indramayu, Maret 2019 BUPATI INDRAMAYU Drs. H. SUPENDI, M.Si ii kesejahteraan

4 DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Isu strategis Kabupaten Indramayu Bidang Kewenangan Gambaran Umum Daerah Kondisi Geografis Daerah Gambaran Umum Demografis Indeks Pembangunan Manusia Kondisi Ekonomi Susunan, Fungsi dan Wewenang Organisasi BAB II BAB III 1 Sistematika Penulisan... PERENCANAAN KINERJA Visi Misi Tujuan dan Sasaran Organisasi Rencana Kinerja dan Perjanjian Kinerja Arah Kebijakan Daerah Perjanjian Kinerja Pengukuran Kinerja. 76 AKUNTABILITAS KINERJA Capaian Kinerja Pengukuran Analisis dan Evaluasai Kinerja Target dan Realisasi Capaian Kinerja Tahun Perbandingan Capaian Kinerja 83 iii

5 3.2.3 BAB IV Analisis / Penjelasan capaian Kinerja Permasalahan Dan Solusi Analisis Efisiensi Penggunaan Sumber Daya PENUTUP LAMPIRAN 1. Perjanjian Kinerja 2. Keputusan Bupati Indramayu Nomor 130/Kep.74.2-Bappeda/2017 tentang Penetapan Perubahan Indikator Kinerja Utama di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Indramayu 3, iv

6 DAFTAR TABEL Halaman Tabel Capaian Indikator Kinerja Utama Kabupaten Indramayu tahun Tabel Perbandingan Realisasi Kinerja Tahun 2016, Tahun 2018 dan Capaian Terhadap RPJMD Tahun Tabel Perbandingan Capaian Kinerja Tahun 2016, 2017, dan Tabel Solusi Permasalahan Tabel Analisis Efisiensi Penggunaan Sumber Daya v

7 BAB I PENDAHULUAN

8 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terselenggaranya Kepemerintahan yang baik, bersih dan berwibawa (Good Governance and Clean Government) merupakan salah satu prasyarat bagi setiap Pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dalam mencapai tujuan serta cita-cita berbangsa dan bernegara, sehingga diperlukan pengembangan dan penerapan sistem pertanggungjawaban yang tepat, jelas dan legitimate agar penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dapat berlangsung secara berdayaguna, berhasilguna, bersih dan bertanggung jawab, serta bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme. Fungsi pemerintahan tersebut akan dapat terselenggara dengan baik apabila terwujudnya good governance. Salah satu pilar good governance adalah akuntabilitas. Akuntabilitas yang berarti pelaksanaan program dan kegiatan harus dapat diukur secara kuantitatif dan dapat dimanfaatkan keberadaannya oleh masyarakat secara umum. Dalam Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah menjelaskan bahwa Pelaporan Kinerja merupakan bentuk akuntabilitas dari pelaksanaan tugas dan fungsi yang dipercayakan kepada instansi pemerintah atas penggunaan anggaran. Hal terpenting yang diperlukan dalam penyusunan laporan kinerja adalah pengukuran kinerja dan evaluasi serta pengungkapan (disclosure) secara memadai hasil analisis terhadap pengukuran kinerja. Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Indramayu adalah sebagai bentuk pertanggungjawaban pencapaian kinerja 1

9 Pemerintah Kabupaten Indramayu dalam pelaksanaan setiap sasaran strategis yang telah ditetapkan. Dalam perspektif yang lain Pelaporan Kinerja merupakan alat kendali, penilai kinerja secara kuantitatif dan sebagai wujud transparansi pelaksanaan tugas dan fungsi Pemerintah dalam rangka menuju perwujudan pertanggungjawaban Good Governance, Pemerintah Kabupaten atau sebagai Indramayu media terhadap masyarakat Kabupaten Indramayu. Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Indramayu Tahun 2018 dilaksanakan berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Hal ini merupakan bagian dari Implementasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah guna mendorong terwujudnya sebuah Kepemerintahan yang baik, bersih dan berwibawa (Good Governance and Clean Government) di Indonesia. Sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tersebut Bupati menyusun Laporan Kinerja Tahunan Pemerintahan Kabupaten dan menyampaikannya kepada Gubernur, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencaanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi dan Menteri Dalam Negeri paling lambat 3 bulan setelah tahun anggaran berakhir, sebagai perwujudan dalam rangka memenuhi kewajiban suatu Instansi Pemerintah untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan/ kegagalan pelaksanaan misi organisasi dalam mencapai tujuan-tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan melalui alat pertanggungjawaban secara periodik setiap akhir anggaran. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah dibuat dalam rangka perwujudan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok dan fungsi serta pengelolaan sumber daya dan pelaksanaan kebijakan yang dipercayakan kepada setiap Instansi Pemerintah, berdasarkan suatu sistem akuntabilitas 2

10 yang memadai. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah juga berperan sebagai alat kendali, alat penilai Kinerja dan alat pendorong terwujudnya good governance. Dalam perspektif yang lebih luas, maka Laporan Kinerja berfungsi sebagai media pertanggungjawaban kepada publik. Semua itu memerlukan dukungan dan peran aktif seluruh lembaga pemerintahan pusat dan daerah serta partisipasi masyarakat. Dengan berpedoman pada RPJMD Kabupaten Indramayu Tahun , dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Indramayu Tahun 2018 serta memperhatikan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja Pelaporan Kinerja, dan Tata cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2018 berisi ikhtisar pencapaian sasaran sebagaimana yang ditetapkan dalam dokumen penetapan kinerja dan dokumen perencanaan. Pencapaian sasaran tersebut disajikan berupa informasi mengenai pencapaian sasaran RPJMD Tahun sebagai pelaksanaan sasaran program dan kegiatan tahun 2018, realisasi pencapaian indikator sasaran disertai dengan penjelasan yang memadai atas pencapaian kinerja dan perbandingan capaian indikator kinerja, dengan demikian, Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Indramayu yang merupakan laporan kemajuan penyelenggaraan pemerintahan oleh Bupati kepada Gubernur Jawa Barat, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencaanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi dan Menteri Dalam Negeri ini telah disusun dan dikembangkan sesuai peraturan yang berlaku. Realisasi yang dilaporkan dalam Laporan Kinerja ini merupakan hasil pencapaian sasaran pada tahun 2018 dengan berdasarkan RPJMD Tahun

11 1.2 Issue Strategis Kabupaten Indramayu Penyusunan laporan kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Indramayu Tahun 2018 ini tidak lepas dari aspek strategis serta issue strategis pemerintah Kabupaten Indramayu pada tahun Adapun issue strategis pemerintah Kabupaten Indramayu selama tahun 2018 yaitu : a. Pengamalan kehidupan yang religius dalam masyarakat. b. Mutu dan aksesibilitas pendidikan. c. Kualitas dan aksesibilitas pelayanan kesehatan. d. Peran serta pemuda dalam pembangunan. e. Prestasi olah raga. f. Pelestarian nilai-nilai adat dan budaya daerah. g. Kualitas hidup dan peran perempuan dalam pembangunan. h. Pengendalian laju pertumbuhan penduduk. i. Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial. j. Kebencanaan. k. Perluasan kesempatan kerja dan peningkatan kualitas calon tenaga kerja. l. Aksesibilitas sumber-sumber perekonomian terhadap seluruh masyarakat. m. Perkembangan usaha dan industri skala mikro, kecil, dan menengah berbahan baku lokal. n. Optimalisasi produksi hasil pertanian, perikanan, peternakan, kehutanan, dan perkebunan. o. Kualitas, kuantitas, dan cakupan pelayanan infrastruktur dalam peningkatan pelayanan publik (jalan kabupaten, poros desa, jembatan, irigasi, air bersih, air limbah, drainase, listrik, persampahan dan bangunan pelayanan pada masyarakat/kantor SKPD). p. Kualitas IPAL di sentra industri kecil. q. Kualitas lingkungan hidup wilayah permukiman pesisir. r. Pengembangan kawasan industri dalam antisipasi pembangunan Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB), dampak pembangunan tol Cikampek-Palimanan (Cipali) serta pemerataan pengembangan di wilayah Indramayu bagian barat, timur dan selatan. 4

12 s. Penguatan dan pengembangan pelaku wirausaha di daerah. t. Optimalisasi potensi daerah untuk meningkatkan daya saing. u. Penguatan usaha berbahan baku lokal. v. Membangun, menguatkan dan meningkatkan kualitas Objek Daerah Tujuan Wisata (ODTW). w. Penataan dan peningkatan efektivitas kelembagaan dan tata kerja. x. Penataan dan penguatan sumberdaya aparatur. y. Penataan aspek legal serta penegakan implementasi Peraturan Daerah. z. Penegakan keamanan dan ketertiban umum. aa. Memperkuat dan mewujudkan pelayanan prima terhadap seluruh urusan dan aspek pembangunan. bb. Optimalisasi Penyelenggaraan Penataan Daerah berdasarkan pada Desain Besar Penataan Daerah serta Kajian Penataan Daerah Otonom di Provinsi Jawa Barat. cc. Sinergitas pembangunan desa dan kabupaten. dd. Penguatan administrasi, pelayanan, pembangunan dan keuangan desa. ee. Peningkatan pemanfaatan potensi desa sebagai sumber perekonomian masyarakat dan pendapatan desa. ff. Penguatan kelembagaan ekonomi desa. gg. Optimalisasi fungsi dan peran BUMDesa. hh. Pengentasan penduduk miskin. ii. Intensifikasi serta ekstensifikasi sumber dan nilai Pendapatan Asli Daerah. Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Indramayu Tahun 2017 mengacu kepada : 1. Undang-undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Kolusi, Korupsi dan Nepotisme; 2. Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah; 3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah; 4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah; 5

13 5. Peraturan Presiden RI Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah; 6. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah; 7. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah; 8. Peraturan Daerah Kabupaten Indramayu Nomor 5 Tahun 2016 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Indramayu Tahun ; 9. Peraturan Daerah Kabupaten Indramayu Nomor 9 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Indramayu; 10. Keputusan Bupati Indramayu Nomor /Kep.74.2-Bappeda/2017 tentang Penetapan Perubahan Indikator Kinerja Utama di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Indramayu; 1.3 Bidang Kewenangan Sebagai pelaksanaan ketentuan Undang-undang No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah Pasal 11 bahwa urusan pemerintahan wajib terdiri dari urusan pemerintahan yang berkaitan dengan pelayanan dasar dan urusan pemerintahan yang tidak berkaitan dengan pelayanan dasar; Urusan pemerintahan wajib yang berkaitan dengan pelayanan dasar yaitu : a. Pendididkan; b. Kesehatan; 6

14 c. Pekerjaan umum dan penataan ruang; d. Perumahan rakyat dan kawasan permukiman; e. Keamanan, ketertiban umum dan perlindungan masyarakat; f. Sosial; Urusan pemerintahan wajib yang tidak berkaitan dengan pelayanan dasar yaitu : a. tenaga kerja; b. pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak; c. pangan; d. pertanahan; e. lingkungan hidup; f. administrasi kependudukan dan pencatatan sipil; g. pemberdayaan masyarakat dan desa; h. pengendalian penduduk dan keluarga berencana; i. perhubungan; j. komunikasi dan informatika; k. penanaman modal; m. kepemudaan dan olah raga; n. statistik; o. persandian; p. kebudayaan; q. perpustakaan; dan r. kearsipan. Sedangkan urusan pemerintahan Pilihan meliputi : a. kelautan dan perikanan; b. pariwisata; c. pertanian; d. kehutanan; e. energi dan sumber daya mineral; f. perdagangan; g. perindustrian; dan 7

15 h. transmigrasi. 1.4 Gambaran Umum Daerah Kondisi Geografis Daerah Indramayu merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Barat yang terbentuk berdasarkan Undang-undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah di Lingkungan Provinsi Jawa Barat. Gambaran umum kondisi daerah Kabupaten Indramayu adalah sebagai berikut: a. Secara geoastronomi terletak pada posisi 107º 51' sampai dengan 108º 32' Bujur Timur dan 06º 13' sampai dengan 06º 40' Lintang Selatan. b. Secara geopolitik terletak pada jarak 207 Km ke arah Timur dari Jakarta sebagai Ibu Kota Negara dan 180 Km ke arah Timur Laut dari Bandung sebagai Ibu Kota Provinsi. c. Dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN), secara geoekonomi Kabupaten Indramayu ditetapkan sebagai salah satu Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) yang mengemban fungsi sebagai lumbung pangan nasional dan pusat pengolahan migas. d. Kabupaten Indramayu secara geostrategis terletak di jalur Pantai Utara Jawa (Pantura) sebagai simpul strategis transportasi yang berperan sangat dinamis di Pulau Jawa dan Nasional melayani aktivitas lintas provinsi. Batas-batas wilayah administrasi pemerintahan Kabupaten Indramayu sebagai berikut: Sebelah Utara : Laut Jawa Sebelah Selatan : Kabupaten Majalengka, Sumedang dan Cirebon Sebelah Barat : Kabupaten Subang Sebelah Timur : Laut Jawa dan Kabupaten Cirebon 8

16 Gambar 1 : Peta Wilayah Administrasi Kabupaten Indramayu Sumber : Bappeda Kabupaten Indramayu, 2018 Wilayah Kabupaten Indramayu seluas Ha, dengan panjang garis pantai 147 Km membentang sepanjang pantai utara melewati 11 (sebelas) Kecamatan yaitu Sukra, Patrol, Kandanghaur, Losarang, Pasekan, Cantigi, Indramayu, Balongan, Juntinyuat, Karangampel dan Krangkeng (Sumber: Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Indramayu Tahun ). Penggunaan lahan (land used) berdasarkan identifikasi lahan di Kabupaten Indramayu sebagai berikut: Tabel 1.1 Pengunaan Lahan Kabupaten Indramayu NO PENGGUNAAN LAHAN LUAS (Ha) (%) 1. Industri 1.011,54 0,48 2. Perkebunan 8.949,88 4,26 3. Hutan ,33 14,70 4. Permukiman ,94 10,03 9

17 NO PENGGUNAAN LAHAN LUAS (Ha) (%) 5. Sawah ,62 55,92 6. Tanah Kosong 150,77 0,10 7. Kolam 395,38 0,18 8. Tambak ,29 12,86 9. Tambang 39,20 0, Lain-Lain 3.086,05 1, JUMLAH Sumber: Hasil Analisa Peta Citra, Bappeda Kabupaten Indramayu, 2018 Wilayah Kabupaten Indramayu mencakup beberapa pulau kecil dan wilayah perairan laut. Wilayah daratan didominasi oleh lahan sawah sebesar 55,92% dari total luas lahan. Hal ini menunjukkan bahwa Kabupaten Indramayu merupakan daerah pertanian (agraris) dan menjadi alasan pemerintah pusat menentukan Kabupaten Indramayu sebagai lumbung pangan nasional. Selain sebagai daerah pertanian, sektor perikanan dan kelautan berkontribusi besar terhadap pertumbuhan perekonomian di Kabupaten Indramayu. Pengolahan lahan berupa tambak untuk memproduksi ikan seluas 12,86% menjadi mata pencaharian pokok di beberapa wilayah pantai. Luas permukiman hanya sebesar 10,03% dari total luas wilayah, sementara luas hutan sebesar 14,70%, perkebunan sebesar 4,26%, industri sebesar 0,48%, kolam sebesar 0,18%, tanah kosong sebesar 0,10%, tambang sebesar 0,002% dan lain-lain sebesar 1,47%. Infrastruktur Sumber Daya Air dan Irigasi Sumber daya air meliputi air permukaan dan air tanah. Air permukaan berupa sungai dan air genangan yang merupakan Daerah Aliran Sungai (DAS). Air tanah terdiri dari tanah bebas dan air tanah tertekan yang dieksploitasi melalui sumur-sumur pompa. Daerah Aliran Sungai (DAS) tersebut yaitu Cipunegara, Cipancuh, Sewo, Mangsetan, Bugel, Legok, Eretan, Cilet, Tuan, Cilalanang, Cipanas, Cipondoh, Cibelerang, Pangkalan, Semak, Maja, Rambatan, Cimanuk, Prawiro 10

18 Kepolo, Prawiro Darung, Gebang Sawit, Glayem, Kamal, Sigedang, Bobos, Oyoran, Pamengkang, Cimanis dan Kumpulkuista. Selain DAS, kebutuhan air bersumber dari: Bendung Rentang yang berada di Sungai Cimanuk mengairi daerah irigasi rentang melalui saluran induk Cipelang dan Sindopraja seluas ha. Bendung Salamdarma yang berada di Sungai Cipunegara melalui saluran induk Bugis seluas ha. Waduk Cipancuh yang mengaliri daerah irigasi Cipancuh seluas ha. Bendung Sumurwatu yang berada di Sungai Cipanas mengaliri daerah irigasi Cipanas seluas ha. Bendung HBM (Hollandsche Beton Maatschappij) yang berada di Sungai Cipanas mengaliri daerah irigasi Cipanas II seluas ha. Waduk Situbolang mengaliri daerah Situbolang seluas 365 ha. Bendung Cibolerang yang berada di Sungai Cibolerang mengaliri daerah irigasi Cibolerang seluas 325 ha. Bendung Cipondoh mengaliri daerah irigasi Cipondoh seluas 698 ha. Bendung Lebiah mengaliri daerah irigas Lebiah seluas 271 ha. Bendung Sumbermas mengairi daerah irigasi Sumbermas seluas 382 ha. Bendung Niwo mengaliri irigasi Niwo seluas 173 ha. Bendung Sangkep mengaliri daerah irigasi Sangkep seluas 98 ha. Bendung Lalangan mengairi daerah irigasi Pedati seluas 1499 ha. Bendung Cipapan mengairi daerah irigasi Cipapan seluas 240 ha. Bendung Legeh mengairi daerah irigasi Legeh seluas 408 ha. Pompanisasi mengairi daerah irigasi pompanisasi seluas 318 ha Jalan Penghubung Panjang jalan di Kabupaten Indramayu bersumber dari Dinas Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Indramayu Tahun 2017 sebagai berikut: 11

19 Jalan nasional sepanjang Km Jalan propinsi sepanjang 157,490 Km Jalan kabupaten sepanjang Km Kondisi jalan kabupaten: Kondisi baik : Km (63,25%) Kondisi sedang : Km (18,79%) Kondisi rusak ringan : Km (10,28%) Kondisi rusak berat : Km (7,86%) Jenis permukaan jalan kabupaten : Permukaan beton : 309,101 Km (37,43%) Permukaan hotmix : 416,03 Km (50,38%) Permukaan beton+hotmix : 38,95 Km (4,72%) Permukaan Burda : 52,945 Km (6,41%) Permukaan Sirtu : 6,11 Km (0,74%) Permukaan Tanah : 2,7 Km (0,33%) Jembatan Panjang jembatan kabupaten bersumber dari Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Indramayu dengan panjang jembatan 4.520,20 M sebanyak 355 Unit, dengan kondisi jembatan : Kondisi baik : 3.183,24 m sebanyak 250 unit (70,42%) Kondisi rusak sedang : 1.107,77 m sebanyak 87 unit Kondisi rusak ringan (24,51%) : 229,19 m sebanyak 18 unit (5,07%) Transportasi Transportasi Darat Pelayanan transportasi darat melalui Terminal Angkutan Umum berada di 6 (enam) titik yaitu : Terminal Indramayu (tipe B), Terminal Sindang (tipe C), Terminal Jatibarang (tipe C/lintas), Terminal Karangampel (tipe C), Terminal Patrol (tipe C), 12

20 Terminal Haurgeulis (tipe C), dan Jumlah jaringan trayek sebanyak Unit yang terdiri : Bus Besar Trayek AKAP sebanyak 1 Unit; Bus Besar Trayek AKDP sebanyak 32 Unit; Bus Kecil Trayek AKDP sebanyak 283 Unit; Trayek Dalam Kabupaten Indramayu sebanyak 823 Unit. Pelayanan transportasi darat melalui stasiun kereta api melalui Staisun Haurgeulis, Cilegeh, Terisi, Kedokan Gabus, Telagasari, Jatibarang dan Kertasemaya Transportasi Laut Transportasi laut masih terbatas pada angkutan niaga dan perikanan. Tercatat sebanyak unit kapal terdiri dari kapal nelayan dan 769 kapal niaga berlabuh di Kabupaten Indramayu Pertambangan dan Energi PT Pertamina (Persero) Refinery Unit VI Balongan beroperasi sejak tahun 1994 berlokasi di Kecamatan Balongan Kabupaten Indramayu yang memasok kebutuhan produk unggulan BBM seperti Premium, Solar, Minyak Tanah, dan BBK seperti Pertamax, Pertamax Plus, Pertamina DEX, LPG dan Propylene serta gas ke DKI Jakarta, Banten dan Jawa Barat Tenaga Listrik Penyediaan tenaga listrik dilakukan oleh PT PLN (Persero) melalui 3 (tiga) Gardu Induk yaitu UPJ Jatibarang, UPJ Indramayu, dan UPJ Haurgeulis yang melayani kebutuhan listrik untuk seluruh masyarakat dan berbagai sektor usaha dan jasa dengan total kebutuhan listrik JTM sepanjang Kms; JTR sepanjang Kms; Gardu 50 KVA sebanyak 30 unit dan total konsumen yang menerima aliran listrik SR/IR sebanyak pelanggan. Pelayanan kapasitas Gardu Induk sebesar 2 x 60 MVA dan seluruh gardu induk serta penyulang yang ada di Kabupaten Indramayu sudah interkoneksi. 13

21 Dalam perkembangan rangka peningkatan kawasan industri pelayanan Losarang dan untuk mendukung Sukra direncanakan pembangunan Gardu Induk Cikedung dengan kapasitas 1 x 60 MVA. Sedangkan untuk membantu kebutuhan energi listrik nasional ( Mwatt) telah dibangun PLTU (Pembangkit Lisrtrik Tenaga Uap) yang berlokasi di Desa Sumuradem Kecamatan Sukra sebesar 3 x 330 Mwatt, dan Pembangunan PLTU 2 x 1000 MW di Kecamatan Patrol dan Kecamatan Sukra Kabupaten Indramayu yang merupakan implementasi dari kebijakan pemerintah melalui Peraturan Presiden Nomor 3 tahun 2016 tentang Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional Telekomunikasi Kapasitas dan jaringan telekomunikasi yang masuk di Kabupaten Indramayu berdasarkan data dari Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Indramayu : a. Kapasitas sentral sebanyak SST; b. Kapasitas terpasang sebanyak 7000 SST; c. Kapasitas terpakai sebanyak 7000 SST; d. Pelanggan sebanyak 4600 SST; e. Warnet sebanyak 700 SST; f. Rumah tangga berlangganan telepon sebanyak RT; g. Penduduk menggunakan HP/telepon sebanyak Orang; h. Jaringan telepon genggam sebanyak 10 Unit; i. Jaringan telepon sebanyak 10 Unit;. j. Stasiun Radio sebanyak 11 Unit Adapun media informasi dan elektronik yang masuk Kab. Indramayu : a. Surat kabar lokal sebanyak 4 buah; b. Surat kabar nasional sebanyak 4 buah; c. Televisi lokal sebanyak 5 channel; 14

22 d. Televisi nasional sebanyak 10 channel; e. Radio lokal sebanyak 11 channel. Sedangkan sistem informasi yang dikelola daerah sebanyak 8 unit sistem informasi manajemen daerah dan 63 unit website daerah Gambaran Umum Demografis Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin Jumlah penduduk tahun 2018 tercatat pada Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Indramayu sebanyak 1,855,458 Jiwa yang terdiri dari penduduk laki-laki 933,453 jiwa dan penduduk perempuan 922,005 jiwa. Komposisi penduduk Kabupaten Indramayu menurut jenis kelamin dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Tabel 1.2 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin Kabupaten Indramayu Tahun 2018 NO KECAMATAN LAKI - LAKI PEREMPUAN JUMLAH ,704 33,777 29,563 20,520 24,393 15,309 19,126 32,518 34,520 34,539 44,149 32,134 39,244 23,277 59,060 29,057 45,454 32,905 29,737 20,709 24,652 15,111 18,844 32,118 33,632 34,078 43,789 32,126 39,006 23,310 58,616 28, HAURGEULIS KROYA GABUSWETAN CIKEDUNG LELEA BANGODUA WIDASARI KERTASEMAYA KRANGKENG KARANGAMPEL JUNTINYUAT SLIYEG JATIBARANG BALONGAN INDRAMAYU SINDANG 92,158 66,682 59,300 41,229 49,045 30,420 37,970 64,636 68,152 68,617 87,938 64,260 78,250 46, ,676 57,531 15

23 NO KECAMATAN 2 CANTIGI LOHBENER ARAHAN LOSARANG KANDANGHAUR BONGAS ANJATAN SUKRA GANTAR TERISI SUKAGUMIWANG KEDOKANBUNDER PASEKAN TUKDANA PATROL JUMLAH LAKI - LAKI PEREMPUAN ,787 15,333 29,889 29,459 18,881 18,559 28,474 28,081 48,317 46,653 26,020 26,140 44,377 43,948 25,173 25,231 31,647 30,806 29,189 28,522 18,552 18,639 25,468 25,002 14,237 13,470 28,962 29,264 30,590 30, , ,005 JUMLAH 5 31,120 59,348 37,440 56,555 94,970 52,160 88,325 50,404 62,453 57,711 37,191 50,470 27,707 58,226 60,927 1,855,458 Sumber : Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Indramayu, Laju Pertumbuhan Penduduk Laju pertumbuhan penduduk Kabupaten Indramayu tahun 2016 sebanyak 1,033%. Dihitung mulai dari jumlah penduduk tahun 2011 sebanyak Jiwa dibandingkan jumlah penduduk tahun 2016 sebanyak Jiwa, laju pertumbuhan penduduk tahun 2016 dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Tabel 1.3 Rata-rata Laju Pertumbuhan Penduduk (LPP) Kabupaten Indramayu Tahun 2016 NO (1) 1 2 KECAMATAN (2) Haurgeulis Kroya TAHUN 2011 (3) 0.87 TAHUN 2013 (4) 0.57 TAHUN 2015 (5)

24 NO (1) 3 KECAMATAN (2) Gabuswetan TAHUN 2011 (3) 0.63 TAHUN 2013 (4) 0.42 TAHUN 2015 (5) Cikedung Lelea Bangodua Widasari Kertasemaya Krangkeng Karangampel Juntinyuat Sliyeg Jatibarang Balongan Indramayu Sindang Cantigi Lohbener Arahan Losarang Kandanghaur Bongas Anjatan Sukra Gantar Terisi Sukagumiwang Kedokanbunder Pasekan Tukdana Patrol ,58 Kabupaten Indramayu Sumber : BPS Indramayu,

25 Kepadatan Penduduk Menurut kepadatan penduduk yang terekam pada Sistem Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Indramayu, Kecamatan terpadat penduduknya adalah Kecamatan Indramayu sebesar Jumlah Penduduk/Luas Wilayah sedangkan kepadatan penduduk yang terendah Kecamatan Gantar yaitu Jumlah Penduduk/Luas Wilayah kepadatan penduduk tahun 2018 dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Tabel 1.4 Kepadatan Penduduk Kabupaten Indramayu Tahun 2018 No Kecamatan 2 HAURGEULIS KROYA GABUSWETAN CIKEDUNG LELEA BANGODUA WIDASARI KERTASEMAYA KRANGKENG KARANGAMPEL JUNTINYUAT SLIYEG JATIBARANG BALONGAN INDRAMAYU SINDANG CANTIGI LOHBENER ARAHAN LOSARANG KANDANGHAUR BONGAS ANJATAN SUKRA GANTAR TERISI Jumlah Penduduk Luas Wilayah (KM²) Kepadatan Penduduk

26 No Kecamatan SUKAGUMIWANG KEDOKANBUNDER PASEKAN TUKDANA PATROL Jumlah Jumlah Penduduk Luas Wilayah (KM²) Kepadatan Penduduk Sumber : Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Indramayu, Kelompok Usia Penduduk Kelompok usia penduduk Kabupaten Indramayu lebih banyak pada usia tahun sebanyak jiwa sedangkan kelompok usia terendah pada usia lebih dari 75 tahun yaitu jiwa, kelompok usia penduduk tahun 2018 dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Tabel 1.5 Kelompok Usia Kabupaten Indramayu Tahun 2018 No Kelompok Umur Pria Wanita Jumlah

27 No Kelompok Umur >= Jumlah Pria Wanita Jumlah Sumber : Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Indramayu, 2018 Grafik 1.1 Penduduk Menurut Kelompok Usia Penduduk menurut latar belakang pendidikan Jumlah penduduk menurut latar belakang pendidikan yang terbanyak adalah penduduk yang berpendidikan tamat SD sebanyak 682,073 jiwa, sedangkan penduduk yang berpendidikan S1 sebanyak 12,804 jiwa, selengkapnya jumlah penduduk menurut latar belakang pendidik dapat dilihat pada tabel di bawah ini : 20

28 Tabel 1.6 Penduduk Menurut Latar Belakang Pendidikan Tahun 2018 NO KECAMATAN BLM SEKOLA H BLM TAMAT SD TAMAT SD SLTP SLTA D3 D4/S1 S2 S3 JUMLAH 01 HAURGEULIS 22,804 9,170 33,262 13,653 11, , , KROYA 15,588 6,394 30,497 8,573 4, , GABUSWETAN 13,178 6,296 23,582 9,235 5, , CIKEDUNG 9,906 2,912 17,204 6,324 3, , LELEA 10,329 4,602 20,009 7,294 4, , , BANGODUA 6,632 3,823 11,999 4,622 2, , WIDASARI 6,908 3,775 13,694 6,580 5, , KERTASEMAYA 14,229 4,409 22,216 12,135 9, , , KRANGKENG 15,866 7,047 25,337 11,640 6, , , KARANGAMPEL 12,821 6,285 23,662 11,463 11, , , JUNTINYUAT 21,117 7,887 33,617 13,904 8, , , SLIYEG 24,315 7,017 15,453 9,844 6, , JATIBARANG 14,562 7,345 25,881 13,249 14, , , BALONGAN 11,126 4,015 15,893 8,044 6, , INDRAMAYU 23,208 9,801 33,979 15,883 24, ,449 6, , SINDANG 14,349 4,529 19,113 7,292 9, , , CANTIGI 8,831 3,390 12,935 3,780 1, , LOHBENER 14,316 4,882 20,221 9,648 8, , , ARAHAN 8,353 4,767 16,379 4,746 2, ,440 21

29 N O KECAMATAN BLM SEKOL AH BLM TAMA T SD TAMA T SD SLTP SLTA D3 D4/S1 S2 S3 JUMLAH 20 LOSARANG 16,161 3,619 20,937 7,873 6, , , KANDANGHAUR 22,416 9,095 36,487 13,354 11, , , BONGAS 18,738 6,736 14,521 6,518 4, , ANJATAN 17,832 8,692 36,062 14,727 9, , , SUKRA 12,017 3,854 21,012 7,425 5, , GANTAR 13,849 4,098 29,669 8,897 4, , TERISI 11,819 3,511 26,641 8,122 5, , , SUKAGUMIWANG 7,003 3,005 16,228 6,395 3, , KEDOKANBUNDER 10,359 6,049 18,278 8,143 6, , PASEKAN 6,807 3,006 11,966 2,907 2, , TUKDANA 28,503 5,343 10,820 7,000 5, , PATROL 12,598 5,584 24,519 9,287 7, , , , , , ,782 12,804 37,271 1,983 1,855,458 JUMLAH ,410 Penduduk Menurut Penganut Agama Penduduk Kabupaten Indramayu sebanyak 1,855,458 jiwa terdiri dari penduduk yang memeluk agama Islam sebanyak jiwa, Khatolik sebanyak 4,444 jiwa, Protestan sebanyak jiwa, Hindu sebanyak 80 jiwa, Budha sebanyak 298 jiwa, dan Konghucu sebanyak 34 jiwa, aliran kepercayaan lainnya sebanyak 69 jiwa, penduduk menurut penganut agama dapat dilihat pada tabel di bawah ini : 22

30 Tabel 1.7 Penduduk Menurut Penganut Agama Tahun 2018 NO KECAMATAN ISLAM KATHO LIK PROTE STAN HINDU BUD HA KONG HUCH U ALIRAN KEPERCA YAAN JUMLAH 01 HAURGEULIS 91, , KROYA 66, , GABUSWETAN 59, , CIKEDUNG 41, , LELEA 48, , BANGODUA 30, , WIDASARI 37, , KERTASEMAYA 64, , KRANGKENG 68, , KARANGAMPEL 68, , JUNTINYUAT 87, , SLIYEG 64, , JATIBARANG 76, , BALONGAN 46, , INDRAMAYU 116, , SINDANG 57, , CANTIGI 31, , LOHBENER 59, , ARAHAN 37, , LOSARANG 56, , KANDANGHAUR 94, , BONGAS 52, , ANJATAN 88, , SUKRA 50, , GANTAR 62, , TERISI 57, , SUKAGUMIWANG 37, , KEDOKANBUNDER 50, , PASEKAN 27, , TUKDANA 58, , PATROL 60, , JUMLAH ,927 1,855,458 Sumber : Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Indramayu,

31 Ketenagakerjaan Jumlah penduduk angkatan kerja tahun 2017 sebanyak orang dari jumlah penduduk usia kerja sebanyak orang atau 63,33% angkatan kerja terhadap penduduk usia kerja. Sedangkan jumlah penduduk bukan angkatan kerja pada tahun 2017 sebanyak orang dari jumlah penduduk usia kerja sebanyak orang atau 36,66% bukan angkatan kerja terhadap penduduk usia kerja, sebagai gambaran perkembangan penduduk usia kerja dari tahun 2013 sampai dengan tahun 2015 dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Tabel 1.8 Perkembangan Penduduk Usia Kerja (+15 Th) Kabupaten Indramayu Tahun Usia Kerja Penduduk 15 Tahun Ke Atas Menurut Kegiatan (2) (3) (4) Angkatan Kerja Bukan Angkatan Kerja (1) Penduduk Usia Kerja % Angkatan Kerja Terhadap Penduduk Usia Kerja Sumber : BPS Kabupaten Indramayu, Sektor Penyerapan Tenaga Kerja Penyerapan tenaga kerja yang terbanyak dari sektor pertanian, kehutanan, perkebunan, perburuan dan perikanan sebanyak orang atau 35,21% angkatan kerja sektor pertanian, kehutanan, perburuan, perkebunan dan perikanan, sedangkan lapangan usaha yang paling kecil menyerap tenaga kerja adalah industri pengolahan sebanyak orang 24

32 atau 5,97% angkatan kerja sektor industri pengolahan. Sebagai gambaran perkembangan sektor penyerapan tenaga kerja dari lapangan usaha Kabupaten Indramayu tahun 2013 sampai dengan tahun 2015 dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Tabel 1.9 Sektor Penyerapan Tenaga Kerja dari Lapangan Usaha Kabupaten Indramayu Tahun SEKTOR (1) (2) (3) (4) (40,61) (34,45) (35,21) (3,99) (5,96) (5,97) (14,70) (29,36) (29,15) , ,883 (14,70) (13,88) (13,65) (13,18) (16,36) (16,00) Pertanian, Kehutanan, Perburuan, dan Perikanan 2. Indutri Pengolahan 3. Perdagangan Besar, Eceran, Rumah Makan, dan Hotel 4. Jasa Kemasyarakatan 5. Lainnya (Pertambangan dan Penggalian, Listrik, Gas & Air, Bangunan, Angkutan Pergudangan, dan Komunikasi, Keuangan, Asuransi, Usaha Persewaan Bangunan, Tanah dan Jasa Perusahaan) JUMLAH Sumber : BPS Kabupaten Indramayu, Angka Kemiskinan Angka kemiskinan Kabupaten Indramayu dari tahun 2015 sampai dengan tahun 2017 terus mengalami penurunan meskipun laju penurunannya melambat. Sebagaimana digambarkan oleh data yang bersumber dari BPS bahwa jumlah penduduk miskin tahun 2017 sebanyak 25

33 orang dengan tingkat kemiskinan 13,67%, untuk lebih jelasnya diuraikan pada perkembangan jumlah penduduk miskin dan tingkat kemiskinan Jumlah Penduduk Miskin Berdasarkan sumber data dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Indramayu jumlah penduduk miskin tahun 2015 sebanyak penduduk miskin sedangkan tahun 2017 sebanyak penduduk miskin, sebagai gambaran perkembangan antar waktu jumlah penduduk miskin dari tahun 2015 sampai dengan tahun 2017 dapat dilihat pada grafik di bawah ini : Grafik 1.2 Perkembangan Antar Waktu Jumlah Penduduk Miskin Kabupaten Indramayu Tahun Jumlah Penduduk Miskin Sumber : BPS Kabupaten Indramayu, Tingkat Kemiskinan (P0) Tingkat kemiskinan (P0) diukur dengan prosentasi jumlah penduduk miskin, berdasarkan data BPS Kabupaten Indramayu 3 (tiga) tahun terakhir tingkat kemiskinan Kabupaten Indramayu tahun 2015 sebanyak 14,98% sedangkan tahun 2017 sebanyak 13,67% untuk lebih jelasnya perkembangan antar waktu tingkat kemiskinan Kabupaten Indramayu dari 26

34 Tahun 2015 sampai dengan tahun 2017 dapat dilihat pada grafik di bawah ini : Grafik 1.3 Perkembangan Antar Waktu Tingkat Kemiskinan Kabupaten Indramayu Tahun Tingkat Kemiskinan Sumber : BPS Kabupaten Indramayu, Indeks Pembangunan Manusia Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Indramayu selama kurun waktu 3 (tiga) tahun dari tahun 2015 sampai dengan Tahun 2017 secara umum menunjukan peningkatan yang signifikan. Apabila disandingkan IPM Kabupaten Indramayu dengan IPM Provinsi Jawa Barat dengan perhitungan IPM metode baru pada tahun 2015, tahun 2016 dan tahun 2017 Kabupaten Indramayu mendapatkan nilai IPM sebesar point, point dan point sedangkan provinsi Jawa Barat mendapatkan nilai sebesar point, point dan point dapat terlihat pada grafik di bawah ini : 27

35 Grafik 1.4 Perkembangan Antar Waktu IPM Kabupaten Indramayu dengan IPM Provinsi Jawa Barat Tahun IPM Provinsi Jawa Barat IPM Kabupaten Indramayu Sumber : BPS Provinsi Jawa Barat, 2018 Perhitungan IPM motede baru menggunakan 4 (empat) variabel yaitu variabel pertama angka harapan hidup, variabel kedua harapan lama sekolah, variabel ketiga rata-rata lama sekolah dan variabel keempat pengeluaran daerah, untuk lebih jelasnya perhitungan IPM Kabupaten Indramayu dan IPM Provinsi Jawa Barat dengan metode baru sebagai berikut : Angka Harapan Hidup Angka harapan hidup selama kurun waktu 3 (tiga) tahun terakhir menunjukan adanya peningkatan dari tahun 2015 sebesar 70,59 point menjadi 70,78 point pada tahun 2017, apabila disandingkan angka harapan hidup Kabupaten Indramayu dengan angka harapan hidup Provinsi Jawa Barat selama 3 (tiga) tahun terakhir dapat terlihat pada geafik di bawah ini : 28

36 Grafik 1.5 Perkembangan Antar Waktu Angka Harapan Hidup Kabupaten Indramayu dengan Provinsi Jawa Barat Tahun Sumber : BPS Provinsi Jawa Barat, Harapan Lama Sekolah Harapan lama sekolah selama kurun waktu 3 (tiga) tahun terakhir menunjukan adanya peningkatan dari tahun 2015 sebesar 12,09 point menjadi 12,21 point pada tahun 2017, apabila disandingkan harapan lama sekolah Kabupaten Indramayu dengan angka harapan hidup Provinsi Jawa Barat selama 3 (tiga) tahun terakhir dapat terlihat pada grafik di bawah ini : Grafik 1.6 Perkembangan Antar Waktu Harapan Lama Sekolah (EYS) Kabupaten Indramayu dengan Provinsi Jawa Barat Tahun Sumber : BPS Provinsi Jawa Barat,

37 Rata-rata Lama Sekolah Rata-rata lama sekolah selama kurun waktu 3 (tiga) tahun terakhir menunjukan adanya peningkatan dari tahun 2015 sebesar 5,46 point menjadi 5,97 point pada tahun 2017, apabila disandingkan rata-rata lama sekolah Kabupaten Indramayu dengan rata-rata lama sekolah Provinsi Jawa Barat selama 3 (tiga) tahun terakhir dapat terlihat pada grafik di bawah ini : Grafik 1.7 Perkembangan Antar Waktu Rata-Rata Lama Sekolah (MYS) Kabupaten Indramayu dengan Provinsi Jawa Barat Tahun Sumber : BPS Provinsi Jawa Barat, Pengeluaran Pengeluaran daerah selama kurun waktu 3 (tiga) tahun terakhir menunjukan adanya peningkatan dari tahun 2015 sebesar point menjadi point pada tahun 2017, apabila disandingkan pengeluaran Kabupaten Indramayu dengan angka pengeluaran Provinsi Jawa Barat selama 3 (tiga) tahun terakhir dapat terlihat pada geafik di bawah ini : 30

38 Grafik 1.8 Perkembangan Angka Pengeluaran Kabupaten Indramayu dengan Provinsi Jawa Barat Tahun Sumber : BPS Provinsi Jawa Barat, Kondisi Ekonomi Potensi Daerah Pertambangan Kabupaten Indramayu memiliki potensi bahan galian (mineral) yang beraneka ragam dan tersebar di setiap kecamatan. Bahan galian meliputi bahan galian mineral bukan logam dan batuan. Bahan galian mineral bukan logam yang ada di Kabupaten Indramayu adalah tanah liat (clay). Sedangkan bahan galian batuan antara lain sirtu dan pasir urug. Selain itu, Kabupaten Indramayu memilki potensi pertambangan gas dan minyak bumi yang berada di wilayah daratan (on shore) maupun di wilayah perairan (off shore) Pesisir dan Laut Secara geografis wilayah Kabupaten Indramayu berada di wilayah pantai utara Jawa dengan panjang garis pantai 147 km, sehingga jika berdasarkan kewenangan kabupaten dalam pengelolaan sumberdaya di wilayah laut sejauh 4 mil, maka luas wilayah lautan Kabupaten Indramayu adalah 946,68 km2. Wilayah pesisir dan laut Kabupaten Indramayu juga 31

39 memiliki pulau-pulau kecil, yaitu Gugusan Pulau Biawak yang terdiri dari Pulau Biawak, Pulau Gosong, dan Pulau Candikian. Kondisi fisik dasar pesisir Kabupaten Indramayu terdiri dari dataran pantai dan rawa alluvial pantai dengan kemiringan lereng 0%-5%, merupakan daerah yang bertopografi landai, perairan dangkal, memiliki substrat lumpur, berpasir dan berawa, pola arus yang dipengaruhi arus laut Jawa, serta bervegetasi mangrove dan terumbu karang. Sungai-sungai yang bermuara ke pantura diantaranya Sungai Cimanuk, Cipunagara, Cipanas, Cimanis, Cilalanang, Pangkalan, Kumpulkuista dan Pamengkang. Perairan laut relatif tenang menjadi lingkungan yang kondusif bagi perkembangan wilayah baik aktivitas sosial maupun aktivitas ekonomi Keanekaragaman Hayati Pelestarian keanekaragaman hayati (termasuk plasma nutfah) di Kabupaten Indramayu tersebar dalam kawasan konservasi sebagai lokasi konservasi keanekaragaman ekosistem yang dilakukan secara insitu dan menekankan terjaminnya dan terpeliharanya keanekaragaman hayati secara alami melalui proses evolusi, yaitu di kawasan suaka alam, pelestarian alam dan cagar budaya Keanekaragaman Flora Kabupaten Indramayu memiliki keanekaragaman tumbuhan, tumbuhan yang termasuk pohon dan diusahakan sebagai hutan produksi di Kabupaten Indramayu yaitu jati (Tectona grandis), kayu putih, bako-bako, dan ac. Mangium. Sementara itu untuk vegetasi di wilayah pesisir indramayu banyak dijumpai Ekosistem Mangrove dan Estuari. Ekosistem Mangrove merupakan ekosistem peralihan antara Ekosistem Darat dengan Laut. Ekosistem Estuari banyak dijumpai di muara sungai dan merepresentasikan pengaruh daratan terhadap laut di badan perairan kali/kanal. Vegetasi mangrove di kawasan pantai didominasi oleh tegakan api-api (Avicena marina) yang banyak tumbuh di pantai, saluran air dan pematang tambak. Sedangkan tegakan jenis Rirzhopora micronata banyak dijumpai di 32

40 bagian tengah areal tambak. Dibeberapa lokasi di pesisir Indramayu terutama pada lokasi sekitar pelabuhan (jetty) berpasir landai, dijumpai vegetasi pantai seperti kangkungan (Ipomea pescaprae), putri malu (Mimosa sp), saliara (Lantana camara) alang-alang, cermut dan tumbuhan menjalar lainnya Keanekaragaman Fauna Secara umum dunia fauna dapat dikelompokkan ke dalam kelompok: serangga, pisces, amfibi, reptil, aves dan mamalia. Jenis fauna dari kelompok-kelompok tersebut ada yang langsung berhubungan dengan kepentingan manusia yaitu bisa bermanfaat bagi manusia, bersifat hama, disukai untuk dipelihara atau dikonsumsi dan juga fauna dengan status khusus seperti fauna endemik (hanya ditemui di suatu daerah tertentu), langka/hampir punah dan punah. Di kawasan pesisir Kabupaten Indramayu yang merupakan lahan basah (mud flat), hewan terestrial yang menonjol adalah hewan liar dari kelompok burung. Menurut Syahminan, dkk (2001), di kawasan pesisir Indramayu terdapat 45 jenis burung dari 30 famili, dimana 11 jenis burung di pesisir tersebut diantaranya merupakan jenis burung yang dilindungi yaitu Egretta intermedia, Mycteria cinerea, Acciptiter soloensis, Numenius arquata, N.Phaepus, Chlidonias hybridus, C. Leucopterus, Sterna albrifrons, Halcycon chloris, H. Sanctus dan Alcedo caerulescens. Kelompok ikan, hingga saat ini diketahui ada 132 jenis ikan air tawar yang tercatat di region Jawa dan Bali, 13 jenis diantaranya adalah jenis endemik. Adapun untuk jenis ikan yang berada di kawasan pesisir diantaranya adalah ikan sembilang, bloso, betok, blanak, ikan buntal, cray fish, dan ikan lain dari kelompok artropoda. Selain itu pada kawasan pesisir terutama pada daerah pantai berpasir juga banyak terdapat biota pesisir lain diantaranya kepiting kecil, kerang-kerangan, remis dan lain sebagainya. Kelompok amfibi dan reptil semakin langka, karena habitat yang tersedia semakin berkurang dan belum satupun dari jenis kelompok ini yang sudah bisa didomestikasi dan dibudidaya. Kelangkaan beberapa spesies 33

41 kelompok ini terjadi sebagai akibat perburuan oleh manusia untuk dikonsumsi dan dipelihara antara lain seperti katak sawah, katak catang, beberapa jenis ular, biawak, bunglon dan lain- lain. Di Jawa dan Bali tercatat setidaknya 142 jenis reptil dan 36 jenis amfibi. Amfibi di Jawa dan Bali terdapat 42 jenis, termasuk di antaranya 11 jenis amfibi endemik. Beberapa jenis amfibi dan reptil yang banyak dijumpai Kabupaten Indramayu adalah biawak terutama di daerah Pulau Biawak Pertumbuhan Ekonomi/PDRB Pertumbuhan Ekonomi Perekonomian Kabupaten Indramayu pada tahun 2016, berdasarkan perhitungan PDRB atas dasar harga konstan 2010 adalah sebagai berikut : 1. Laju pertumbuhan ekonomi dengan migas sebesar 0,08 persen manurun dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Hal ini dikarenakan kinerja ekonomi sektor minyak dan gas menurun. 2. Laju pertumbuhan ekonomi tanpa migas sebesar 5,65 persen, meningkat dibandingkan tahun sebelumnya yakni 4,62 persen Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Indikator ekonomi makro yang sering digunakan sebagai acuan antara lain adalah Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE), pendapatan per kapita, dan inflasi. Sebagian Indikator ekonomi makro merupakan turunan dari data Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). PDRB menggambarkan besarnya nilai tambah yang dihasilkan oleh suatu daerah pada suatu waktu tertentu, biasanya dalam kurun waktu setahun. Data PDRB disajikan dalam dua jenis yaitu PDRB atas dasar harga berlaku dan PDRB atas dasar harga konstan. 1. PDRB Atas Dasar Harga Berlaku PDRB atas dasar harga berlaku dinilai dengan memisahkan antara dengan migas dan tanpa migas. Secara umum, selama 3 tahun terakhir menunjukkan nilai yang fluktuatif, baik dengan migas maupun tanpa 34

42 migas. Pada tahun 2014, PDRB atas dasar harga berlaku dengan migas sebesar ,49 (Juta Rupiah), menurun menjadi sebesar ,48 (Juta Rupiah) pada tahun 2015, dan di tahun 2016 meningkat menjadi ,76 (Juta Rupiah). Sedangkan, PDRB atas dasar harga berlaku tanpa migas pada tahun 2014 sebesar ,50 (Juta Rupiah) meningkat menjadi ,53 (Juta Rupiah) pada tahun Pada tahun 2016 menjadi ,7 (Juta Rupiah). Perkembangan PDRB atas dasar harga berlaku dapat dilihat pada gambar 2.2. Gambar 2.2 Perkembangan Antar Waktu Nilai PDRB Atas dasar Harga Berlaku Kabupaten Indramayu Tahun Sumber BPS Kabupaten Indramayu, (2017) 2. PDRB Atas Dasar Harga Konstan PDRB atas dasar harga konstan seluruhnya dinilai dengan harga tahun dasar (Tahun 2000) untuk melihat perkembangan PDRB secara riil, bukan disebabkan oleh kenaikan harga. PDRB atas dasar harga konstan juga dinilai dengan memisahkan antara dengan migas dan tanpa migas. PDRB atas dasar harga konsntan secara umum selama tiga tahun terakhir menunjukkan kenaikan yang cukup signifikan, baik dengan migas maupun 35

43 tanpa migas.pdrb atas dasar harga konstan dengan migas pada tahun 2014 sebesar ,35 (Juta Rupiah), pada tahun 2015 meningkat menjadi ,26 (Juta Rupiah), dan di tahun 2016 menjadi ,92 (Juta Rupiah). Sedangkan tanpa migas pada tahun 2014 sebesar Rp ,12 meningkat menjadi Rp ,36 pada tahun 2015, perkembangan PDRB atas dasar harga konstan dapat dilihat pada gambar 2.3. Gambar 2.3 Perkembangan Antar waktu Nilai PDRB Atas Dasar Harga Konstan Kabupaten Indramayu Tahun Sumber : BPS Kabupaten Indramayu, (2017) PDRB Per Kapita Pendapatan Per Kapita menunjukkan indikasi kesejahteraan masyarakat secara makro dimana semakin tinggi pendpatan yang diterima oleh setiap penduduk, dapat diartikan bahwa tingkat kesejahteraannya bertambah baik. sebaliknya, apabila terjadi penurunan pendapatan per kapita maka dapat diartikan bahwa tingkat kesejahteraan penduduknya semakin menurun. Asumsi bahwa pendapatan faktor produksi dan transfer yang mengalir keluar (transfer out) sama dengan pendapatan faktor produksi dan transfer yang masuk (transfer in), maka nilai PDRB dapat dianggap sebagai pendekatan 36

44 (proxy) dari nilai pendapatan regional. Artinya, pendapatan regional adalah sama besar dengan PDRB per kapita. Secara umum, PDRB per kapita atas dasar harga berlaku dan konstan menunjukkan trend kenaikan sebagaimana dapat dilihat pada gambar 2.4. Gambar 2.4 Grafik Perkembangan Antar Waktu Nilai PDRB Per Kapita Kabupaten Indramayu Sumber : BPS Kabupaten Indramayu, Uraian Tugas, Wewenang dan Fungsi Organisasi Tugas dan wewenang Bupati Tugas Bupati adalah : a. Memimpin pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan dan kebijakan yang ditetapkan bersama DPRD; b. Memelihara ketentraman dan ketertiban masyarakat; c. Menyusun dan mengajukan rancangan Perda tentang RPJPD dan rancangan Perda tentang RPJMD kepada DPRD untuk dibahas bersama DPRD, serta menyusun dan menetapkan RKPD; 37

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN 55 V. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN 5.1. Keadaan Geografis dan Cuaca Kabupaten Indramayu sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Barat, Indonesia.Ibukotanya adalah Indramayu, Indramayu sebagai pusat pemerintahan,

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : TAHUN : SERI : PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II INDRAMAYU NOMOR : 1 TAHUN 1996 T E N T A N G

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : TAHUN : SERI : PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II INDRAMAYU NOMOR : 1 TAHUN 1996 T E N T A N G LEMBARAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : TAHUN : SERI : PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II INDRAMAYU NOMOR : 1 TAHUN 1996 T E N T A N G RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN WILAYAH PERENCANAAN

BAB III TINJAUAN WILAYAH PERENCANAAN BAB III III.1 Gambaran Umum Kabupaten Indramayu III.1.1 Kondisi Geografis dan Topografi Kabupaten Indramayu berada di wilayah pesisir utara Pulau Jawa. Secara geografis Kabupaten Indramayu berada pada

Lebih terperinci

Gambar 9 Peta Penutupan Lahan

Gambar 9 Peta Penutupan Lahan V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Penutupan Lahan Penutupan lahan didapatkan dari interpretasi citra Landsat wilayah Kabupaten Indramayu tahun 2009. Citra Landsat yang digunakan adalah citra saat musim hujan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KABUPATEN BELITUNG TAHUN ANGGARAN 2013

PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KABUPATEN BELITUNG TAHUN ANGGARAN 2013 PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KABUPATEN BELITUNG TAHUN ANGGARAN 2013 TANJUNGPANDAN, MARET 2014 KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan Puji Syukur Kehadirat

Lebih terperinci

A. Gambaran Umum Daerah

A. Gambaran Umum Daerah Pemerintah Kota Bandung BAB I PENDAHULUAN A. Gambaran Umum Daerah K ota Bandung terletak di wilayah Jawa Barat dan merupakan Ibukota Propinsi Jawa Barat, terletak di antara 107º Bujur Timur dan 6,55 º

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Halaman 1

BAB I PENDAHULUAN. Halaman 1 BAB I PENDAHULUAN Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi dan tuntutan masyarakat dalam rangka mencapai tujuan dan cita-cita bangsa dan negara.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT ATA 2014 I - 1

BAB I PENDAHULUAN LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT ATA 2014 I - 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyampaian laporan keterangan pertanggungjawaban Kepala Daerah kepada DPRD merupakan amanah Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Cibinong, Maret Bupati Bogor, Hj. NURHAYANTI LAPORAN KINERJA PEMERINTAH (LAKIP) KABUPATEN BOGOR

KATA PENGANTAR. Cibinong, Maret Bupati Bogor, Hj. NURHAYANTI LAPORAN KINERJA PEMERINTAH (LAKIP) KABUPATEN BOGOR KATA PENGANTAR Alhamdulillah, segala puji dan syukur senantiasa kita panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat rahmat dan hidayah-nya, maka Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun 2015 dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Dasar Hukum

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Dasar Hukum BAB I PENDAHULUAN 1.1. Dasar Hukum Dasar hukum penyusunan Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2016, adalah sebagai berikut: 1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1950 tentang

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI...

DAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii BAB I PENDAHULUAN A. Dasar Hukum... 1 B. Gambaran Umum 1. Kondisi Geografis dan Demografis... 4 2. Perkembangan Indikator Pembangunan Jawa Barat...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT TAHUN 2015 I - 1

BAB I PENDAHULUAN LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT TAHUN 2015 I - 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah Pasal 69 mengamanatkan Kepala Daerah untuk menyampaikan Laporan Keterangan Pertanggungjawaban

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI

BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI 73 BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI 3.1 Kebijaksanaan Pembangunan Pada Sub-Sektor Perikanan Di Kabupaten Indramayu Sesuai dengan arahan kebijaksanaan pusat dan Provinsi Jawa Barat (Laporan tahunan Dinas

Lebih terperinci

D A F T A R I S I Halaman

D A F T A R I S I Halaman D A F T A R I S I Halaman B A B I PENDAHULUAN I-1 1.1 Latar Belakang I-1 1.2 Dasar Hukum Penyusunan I-2 1.3 Hubungan RPJM dengan Dokumen Perencanaan Lainnya I-3 1.4 Sistematika Penulisan I-7 1.5 Maksud

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS IIV.1 Permasalahan Pembangunan Permasalahan yang dihadapi Pemerintah Kabupaten Ngawi saat ini dan permasalahan yang diperkirakan terjadi lima tahun ke depan perlu mendapat

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1. Kabupaten Indramayu Kabupaten Indramayu adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Jawa Barat dengan Ibu kotanya Indramayu. Kabupaten Indramayu berada pada 6º15 sampai

Lebih terperinci

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Polewali Mandar

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Polewali Mandar BAB II PROFIL WILAYAH KAJIAN Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) adalah rangkaian analisis yang sistematis, menyeluruh dan partisipatif untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Cibinong, Maret 2014 Bupati Bogor, RACHMAT YASIN

KATA PENGANTAR. Cibinong, Maret 2014 Bupati Bogor, RACHMAT YASIN KATA PENGANTAR Alhamdulillah, segala puji dan syukur senantiasa kita panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat rahmat dan hidayah-nya, maka Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Cibinong, Maret 2015 Bupati Bogor, Hj. NURHAYANTI

KATA PENGANTAR. Cibinong, Maret 2015 Bupati Bogor, Hj. NURHAYANTI KATA PENGANTAR Alhamdulillah, segala puji dan syukur senantiasa kita panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat rahmat dan hidayah-nya, maka Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun 2014 dapat

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN 2011-2015 Diperbanyak oleh: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Lebih terperinci

I-1 BAB I PENDAHULUAN. I. Latar Belakang

I-1 BAB I PENDAHULUAN. I. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) kepada Pemerintah, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ)

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA KATA PENGANTAR

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan Rahmat dan Hidayah-Nya, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Bupati Lombok Utara tentang

Lebih terperinci

DAFTAR ISI PENGANTAR

DAFTAR ISI PENGANTAR DAFTAR ISI PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN A. Dasar Hukum B. Gambaran Umum Daerah 1. Kondisi Geografis Daerah 2. Kondisi Demografi 3. Status Pembangunan Manusia 4. Kondisi Ekonomi a. Potensi Unggulan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. BT dan 6 15'-6 40' LS. Berdasarkan pada ketinggiannya Kabupaten Indramayu

BAB I PENDAHULUAN. BT dan 6 15'-6 40' LS. Berdasarkan pada ketinggiannya Kabupaten Indramayu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kabupaten Indramayu secara geografis berada pada 107 52'-108 36' BT dan 6 15'-6 40' LS. Berdasarkan pada ketinggiannya Kabupaten Indramayu berada pada ketinggian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM A. Gambaran Umum Daerah 1. Kondisi Geografis Daerah 2. Kondisi Demografi

BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM A. Gambaran Umum Daerah 1. Kondisi Geografis Daerah 2. Kondisi Demografi BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM Perkembangan Sejarah menunjukkan bahwa Provinsi Jawa Barat merupakan Provinsi yang pertama dibentuk di wilayah Indonesia (staatblad Nomor : 378). Provinsi Jawa Barat dibentuk

Lebih terperinci

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 29 4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1 Keadaan Geografis, Topografi, dan Iklim Secara geografis wilayah Kabupaten Indramayu terletak pada koordinat 107 52-108 36 bujur timur dan 6 15-6 40 lintang selatan.

Lebih terperinci

Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 3. Undang-Undang Nomor 12

Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 3. Undang-Undang Nomor 12 BAB I PENDAHULUAN Berdasarkan Pasal 1 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Negara Indonesia adalah negara kesatuan yang berbentuk republik. Konsekuensi logis sebagai negara kesatuan

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN KINERJA 6 BAB II PERENCANAAN KINERJA Laporan Kinerja Kabupaten Purbalingga Tahun mengacu pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk

Lebih terperinci

DAFTAR ISI DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR ISI PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2010-2015 DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL.... DAFTAR GAMBAR....

Lebih terperinci

DAFTAR ISI PENGANTAR

DAFTAR ISI PENGANTAR DAFTAR ISI PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang II. Dasar Hukum III. Gambaran Umum 1. Kondisi Geografis Daerah 2. Gambaran Umum Demografis 3. Kondisi Ekonomi BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAHAN

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... Halaman BAB I. PENDAHULUAN... I-1 1.1 Latar Belakang... I-1 1.2 Dasar Hukum Penyusunan... I-3 1.3 Hubungan Antar Dokumen... I-4

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 5.1. Letak dan Luas Wilayah Kabupaten Seluma Kabupaten Seluma merupakan salah satu daerah pemekaran dari Kabupaten Bengkulu Selatan, berdasarkan Undang-Undang Nomor 3

Lebih terperinci

BAB I. Bogor. Kota. Laporan. Pemerintah. daerah mengerahkann. Karena. tata kelola. banyak kelebihbaikan. pemerintahan. masyarakat. yang.

BAB I. Bogor. Kota. Laporan. Pemerintah. daerah mengerahkann. Karena. tata kelola. banyak kelebihbaikan. pemerintahan. masyarakat. yang. BAB I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme telah secara tegas mengamanatkan tata kelola

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Indramayu Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Indramayu Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Indramayu Tahun 2013 sebanyak 166.527 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kabupaten Indramayu Tahun 2013 sebanyak 56 Perusahaan Jumlah

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM WILAYAH

IV. KONDISI UMUM WILAYAH 29 IV. KONDISI UMUM WILAYAH 4.1 Kondisi Geografis dan Administrasi Jawa Barat secara geografis terletak di antara 5 50-7 50 LS dan 104 48-104 48 BT dengan batas-batas wilayah sebelah utara berbatasan dengan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 -

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 - IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI 4.1 Kondisi Geografis Kota Dumai merupakan salah satu dari 12 kabupaten/kota di Provinsi Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37-101 o 8'13

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I - 1 A. VISI DAN MISI II - 3 B. STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN DAERAH II - 5 C. PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH II - 13

BAB I PENDAHULUAN I - 1 A. VISI DAN MISI II - 3 B. STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN DAERAH II - 5 C. PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH II - 13 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR HAL i iv vi vii BAB I PENDAHULUAN I - 1 1.1 DASAR HUKUM I - 4 1.2 GAMBARAN UMUM DAERAH I - 3 1. Kondisi Geografis Daerah I - 5 2. Batas Administrasi

Lebih terperinci

DAFTAR ISI PENGANTAR

DAFTAR ISI PENGANTAR DAFTAR ISI PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Dasar Hukum 1.3. Gambaran Umum 1.3.1. Kondisi Geografis Daerah 1.3.2. Gambaran Umum Demografis 1.3.3.

Lebih terperinci

BUPATI BANGKA SELATAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

BUPATI BANGKA SELATAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG BUPATI BANGKA SELATAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BANGKA SELATAN NOMOR 36 TAHUN 2016 TENTANG INDIKATOR KINERJA UTAMA PEMERINTAH DAERAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN Kondisi Wilayah Letak Geografis dan Wilayah Administrasi Wilayah Joglosemar terdiri dari kota Kota Yogyakarta, Kota Surakarta dan Kota Semarang. Secara geografis ketiga

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman. X-ii. RPJMD Kabupaten Ciamis Tahun

DAFTAR ISI. Halaman. X-ii. RPJMD Kabupaten Ciamis Tahun DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR GRAFIK... xiii BAB I PENDAHULUAN... I-1 1.1. Latar Belakang... I-1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan... I-5

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Lumajang, 20 Maret 2015 WAKIL BUPATI LUMAJANG. ttd. Drs. H. A S A T, M Ag. Laporan Kinerja Kabupaten Lumajang Tahun 2014 i

KATA PENGANTAR. Lumajang, 20 Maret 2015 WAKIL BUPATI LUMAJANG. ttd. Drs. H. A S A T, M Ag. Laporan Kinerja Kabupaten Lumajang Tahun 2014 i KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah Swt, atas segala rahmat dan hidayahnya Penyusunan Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Lumajang Tahun 2014 dapat diselesaikan. Tersusunnya

Lebih terperinci

Analisis Isu-Isu Strategis

Analisis Isu-Isu Strategis Analisis Isu-Isu Strategis Permasalahan Pembangunan Permasalahan yang ada pada saat ini dan permasalahan yang diperkirakan terjadi 5 (lima) tahun ke depan yang dihadapi Pemerintah Kabupaten Bangkalan perlu

Lebih terperinci

BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAHAN DAERAH

BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAHAN DAERAH A. VISI DAN MISI Penyelenggaraan pemerintahan daerah Kabupaten Wonosobo tahun 2012 merupakan periode tahun kedua dari implementasi Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1 Visi Visi merupakan cara pandang ke depan tentang kemana Pemerintah Kabupaten Belitung akan dibawa, diarahkan dan apa yang diinginkan untuk dicapai dalam kurun

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1 Letak Geografis Kabupaten Lombok Timur merupakan salah satu dari delapan Kabupaten/Kota di Provinsi Nusa Tenggara Barat. Secara geografis terletak antara 116-117

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

V GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN V GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN 5.1 Geografis dan Administratif Provinsi Jawa Barat secara geografis terletak di antara 5 0 50 7 0 50 Lintang Selatan dan 104 0 48 108 0 48 Bujur Timur, dengan batas-batas

Lebih terperinci

BAB I KONDISI MAKRO PEMBANGUNAN JAWA BARAT

BAB I KONDISI MAKRO PEMBANGUNAN JAWA BARAT BAB I KONDISI MAKRO PEMBANGUNAN JAWA BARAT 1.1. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) beserta Komponennya Angka Partisipasi Kasar (APK) SLTP meningkat di tahun 2013 sebesar 1.30 persen dibandingkan pada tahun

Lebih terperinci

IV. PENETAPAN WILAYAH CAKUPAN INDEKS UNTUK PENERAPAN ASURANSI IKLIM

IV. PENETAPAN WILAYAH CAKUPAN INDEKS UNTUK PENERAPAN ASURANSI IKLIM IV. PENETAPAN WILAYAH CAKUPAN INDEKS UNTUK PENERAPAN ASURANSI IKLIM 4.1. Pendahuluan Ketersediaan data curah hujan dalam jangka panjang secara runut waktu (time series) sangat diperlukan dalam analisis,

Lebih terperinci

BAB III KONDISI UMUM. 3.1. Geografis. Kondisi Umum 14. Orientasi Pra Rekonstruksi Kawasan Hutan di Pulau Bintan dan Kabupaten Lingga

BAB III KONDISI UMUM. 3.1. Geografis. Kondisi Umum 14. Orientasi Pra Rekonstruksi Kawasan Hutan di Pulau Bintan dan Kabupaten Lingga Orientasi Pra Rekonstruksi Kawasan Hutan di Pulau dan Kabupaten Lingga BAB III KONDISI UMUM 3.1. Geografis Wilayah Kepulauan Riau telah dikenal beberapa abad silam tidak hanya di nusantara tetapi juga

Lebih terperinci

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH BESERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH BESERTA KERANGKA PENDANAAN BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH BESERTA KERANGKA PENDANAAN 3.1 Arah Kebijakan Ekonomi Daerah 3.1.1 Kondisi Ekonomi Daerah Tahun 2011 dan Perkiraan Tahun 2012 Kerangka Ekonomi Daerah dan Pembiayaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM

BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM Berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 tentang Pemerintahan Daerah, Pemerintahan Daerah telah diberikan kewenangan untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut

Lebih terperinci

Kata Pengantar menuju Bintan yang maju, sejahtera dan berbudaya

Kata Pengantar menuju Bintan yang maju, sejahtera dan berbudaya Kata Pengantar Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan Rahmat dan karunia-nya yang tidak terhingga bagi bangsa dan negara tercinta ini, sehingga kita dapat selalu berikhtiar untuk meningkatkan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 5 TAHUN 2008 SERI D.4 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 5 5TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DINAS DAERAH KABUPATEN CIREBON DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) 2012

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) 2012 RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan

Lebih terperinci

LKj IP Pemerintah Kabupaten Cilacap Tahun 2015 KATA PENGANTAR

LKj IP Pemerintah Kabupaten Cilacap Tahun 2015 KATA PENGANTAR LKj IP Pemerintah Kabupaten Cilacap Tahun 2015 KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan karunia-nya, penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kota Mungkid, 25 Maret a.n. BUPATI MAGELANG WAKIL BUPATI MAGELANG H.M. ZAENAL ARIFIN, SH.

KATA PENGANTAR. Kota Mungkid, 25 Maret a.n. BUPATI MAGELANG WAKIL BUPATI MAGELANG H.M. ZAENAL ARIFIN, SH. KATA PENGANTAR Syukur alhamdulillah kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan hidayahnya, sehingga Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Magelang Tahun 2014 dapat diselesaikan tepat waktu. Laporan

Lebih terperinci

BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAHAN DAERAH

BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAHAN DAERAH A. VISI DAN MISI Penyelenggaraan pemerintahan daerah Kabupaten Wonosobo tahun 2013 periode tahun kedua dari implementasi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR NOMOR 22 TAHUN 2011 T E N T A N G

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR NOMOR 22 TAHUN 2011 T E N T A N G Design by (BAPPEDA) Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur Martapura, 2011 PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR NOMOR 22 TAHUN 2011 T E N T A N G RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH (RPJM) DAERAH

Lebih terperinci

Kata Pengantar Bupati Nagan Raya

Kata Pengantar Bupati Nagan Raya Kata Pengantar Bupati Nagan Raya Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, serta selawat dan salam kita sampaikan atas junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW atas limpahan rahmat dan karunia-nya

Lebih terperinci

VIII. SIMPULAN, SARAN DAN REKOMENDASI Simpulan Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat disimpulkan sebagai berikut :

VIII. SIMPULAN, SARAN DAN REKOMENDASI Simpulan Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat disimpulkan sebagai berikut : VIII. SIMPULAN, SARAN DAN REKOMENDASI 8.1. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Kejadian kekeringan di Kabupaten Indramayu merupakan penyebab utama (79.8%)

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM PROVINSI JAWA BARAT. Provinsi Jawa Barat, secara geografis, terletak pada posisi 5 o 50-7 o 50

V. GAMBARAN UMUM PROVINSI JAWA BARAT. Provinsi Jawa Barat, secara geografis, terletak pada posisi 5 o 50-7 o 50 5.1. Kondisi Geografis V. GAMBARAN UMUM PROVINSI JAWA BARAT Provinsi Jawa Barat, secara geografis, terletak pada posisi 5 o 50-7 o 50 Lintang Selatan dan 104 o 48-108 o 48 Bujur Timur, dengan batas wilayah

Lebih terperinci

S A L I N A N LAMPIRAN I PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN UTARA NOMOR 21 TAHUN 2016

S A L I N A N LAMPIRAN I PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN UTARA NOMOR 21 TAHUN 2016 DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN (TIPE A) LAMPIRAN I NOMOR 21 TAHUN 2016 LAMPIRAN I PERATURAN DAERAH TENTANG NOMOR : PERENCANAAN, DAN BMD PENYELENGGARAAN TUGAS PEMBANTUAN PEMBINAAN SMA PEMBINAAN SMK PEMBINAAN

Lebih terperinci

4.1. Permasalahan Pembangunan

4.1. Permasalahan Pembangunan BAB - IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS Permasalahan Pembangunan Isu Strategis Bab ini menguraikan isu-isu strategis yang dihadapi oleh Kabupaten Bengkulu Tengah. Isu-isu strategis ini berkaitan dengan permasalahan-permasalahan

Lebih terperinci

BAB V GAMBARAN UMUM PROPINSI JAWA BARAT. Lintang Selatan dan 104 o 48 '- 108 o 48 ' Bujur Timur, dengan luas wilayah

BAB V GAMBARAN UMUM PROPINSI JAWA BARAT. Lintang Selatan dan 104 o 48 '- 108 o 48 ' Bujur Timur, dengan luas wilayah 5.1. Kondisi Geografis BAB V GAMBARAN UMUM PROPINSI JAWA BARAT Propinsi Jawa Barat secara geografis terletak di antara 5 o 50 ' - 7 o 50 ' Lintang Selatan dan 104 o 48 '- 108 o 48 ' Bujur Timur, dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang berdayaguna, berhasil guna, bersih dan. bertanggungjawab, telah diterbitkan Peraturan Presiden Nomor 29

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang berdayaguna, berhasil guna, bersih dan. bertanggungjawab, telah diterbitkan Peraturan Presiden Nomor 29 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan pelaksanaan pemerintahan yang berdayaguna, berhasil guna, bersih dan bertanggungjawab, telah diterbitkan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terumbu karang dan asosiasi biota penghuninya secara biologi, sosial ekonomi, keilmuan dan keindahan, nilainya telah diakui secara luas (Smith 1978; Salm & Kenchington

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... KATA PENGANTAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI... KATA PENGANTAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... i iii x xi BAB I PENDAHULUAN... I - 1 A. Dasar Hukum... I - 1 B. Gambaran Umum Daerah... I - 4 1. Kondisi Geografis Daerah...

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA SAWAHLUNTO TAHUN 2009

LEMBARAN DAERAH KOTA SAWAHLUNTO TAHUN 2009 LEMBARAN DAERAH KOTA SAWAHLUNTO TAHUN 2009 PERATURAN DAERAH KOTA SAWAHLUNTO NOMOR 2 TAHUN 2009 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA SAWAHLUNTO TAHUN 2008 2013 DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2014

LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2014 BAB I P E N D A H U L U A N 1.1. LATAR BELAKANG Sesuai dengan amanat Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Nomor: XI/MPR/1998 tentang Penyelenggaraan Negara Yang Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi dan

Lebih terperinci

BAB II TUJUAN, KEBIJAKAN, DAN STRATEGI PENATAAN RUANG WILAYAH PROVINSI BANTEN

BAB II TUJUAN, KEBIJAKAN, DAN STRATEGI PENATAAN RUANG WILAYAH PROVINSI BANTEN BAB II TUJUAN, KEBIJAKAN, DAN STRATEGI PENATAAN RUANG WILAYAH PROVINSI BANTEN 2.1 Tujuan Penataan Ruang Dengan mengacu kepada Undang-Undang Nomor 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang, khususnya Pasal 3,

Lebih terperinci

RINCIAN ANGGARAN BELANJA PEMERINTAH PUSAT TAHUN 2008 MENURUT FUNGSI, SUBFUNGSI, PROGRAM DAN JENIS BELANJA ( DALAM RIBUAN RUPIAH )

RINCIAN ANGGARAN BELANJA PEMERINTAH PUSAT TAHUN 2008 MENURUT FUNGSI, SUBFUNGSI, PROGRAM DAN JENIS BELANJA ( DALAM RIBUAN RUPIAH ) Halaman : 1 01 PELAYANAN UMUM 65.095.787.348 29.550.471.790 13.569.606.845 2.844.103.829 111.059.969.812 01.01 LEMBAGA EKSEKUTIF DAN LEGISLATIF, MASALAH KEUANGAN DAN FISKAL, SERTA URUSAN LUAR NEGERI 64.772.302.460

Lebih terperinci

RINCIAN ANGGARAN BELANJA PEMERINTAH PUSAT TAHUN 2009 MENURUT FUNGSI, SUBFUNGSI, PROGRAM DAN JENIS BELANJA ( DALAM RIBUAN RUPIAH ) Halaman : 1

RINCIAN ANGGARAN BELANJA PEMERINTAH PUSAT TAHUN 2009 MENURUT FUNGSI, SUBFUNGSI, PROGRAM DAN JENIS BELANJA ( DALAM RIBUAN RUPIAH ) Halaman : 1 Halaman : 1 01 PELAYANAN UMUM 66.583.925.475 29.611.683.617 8.624.554.612 766.706.038 105.586.869.742 01.01 LEMBAGA EKSEKUTIF DAN LEGISLATIF, MASALAH KEUANGAN DAN FISKAL, SERTA URUSAN LUAR NEGERI 66.571.946.166

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KETAPANG NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG URUSAN PEMERINTAHAN YANG MENJADI KEWENANGAN KABUPATEN KETAPANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KETAPANG NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG URUSAN PEMERINTAHAN YANG MENJADI KEWENANGAN KABUPATEN KETAPANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN KETAPANG NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG URUSAN PEMERINTAHAN YANG MENJADI KEWENANGAN KABUPATEN KETAPANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KETAPANG, Menimbang : a. bahwa sehubungan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT, hanya karena Ijin dan RahmatNya, Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Lombok Utara Tahun 2016 ini dapat diselesaikan. Laporan

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 26 Administrasi Kabupaten Sukabumi berada di wilayah Propinsi Jawa Barat. Secara geografis terletak diantara 6 o 57`-7 o 25` Lintang Selatan dan 106 o 49` - 107 o 00` Bujur

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... D A F T A R I S I Halaman DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... (i) (ii) (vii) PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 35 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2016...

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Ponorogo, Maret 2016 BUPATI PONOROGO. Drs. H. IPONG MUCHLISSONI

KATA PENGANTAR. Ponorogo, Maret 2016 BUPATI PONOROGO. Drs. H. IPONG MUCHLISSONI KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas terlaksananya semua tugas-tugas Instansi Pemerintah se - Kabupaten Ponorogo, serta terselesaikannya penyusunan Laporan Kinerja

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. RTRW Kabupaten Bondowoso

KATA PENGANTAR. RTRW Kabupaten Bondowoso KATA PENGANTAR Sebagai upaya mewujudkan perencanaan, pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan ruang yang efektif, efisien dan sistematis guna menunjang pembangunan daerah dan mendorong perkembangan wilayah

Lebih terperinci

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR BAB I PENDAHULUAN 1 1

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR BAB I PENDAHULUAN 1 1 DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR ii vi BAB I PENDAHULUAN 1 1 1.1. Latar Belakang 1 1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan 1 2 1.3. Hubungan Antar Dokumen 1 5 1.4. Sistematika Dokumen RKPD 1 6 1.5. Maksud dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Unisba.Repository.ac.id

BAB I PENDAHULUAN. Unisba.Repository.ac.id BAB I PENDAHULUAN Segala sesuatu yang diciptakan Allah SWT di Bumi ini tiada lain untuk kesejahteraan umat manusia dan segenap makhluk hidup. Allah Berfirman dalam Al-Qur an Surat An-Nahl, ayat 14 yang

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Tabel SD-1 Luas Wilayah Menurut Penggunaan Lahan Utama Tabel SD-2 Luas Kawasan Hutan Menurut Fungsi/Status... 1

DAFTAR ISI. Tabel SD-1 Luas Wilayah Menurut Penggunaan Lahan Utama Tabel SD-2 Luas Kawasan Hutan Menurut Fungsi/Status... 1 DAFTAR ISI A. SUMBER DAYA ALAM Tabel SD-1 Luas Wilayah Menurut Penggunaan Lahan Utama... 1 Tabel SD-2 Luas Kawasan Hutan Menurut Fungsi/Status... 1 Tabel SD-3 Luas Kawasan Lindung berdasarkan RTRW dan

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM KOTA BOGOR

BAB III GAMBARAN UMUM KOTA BOGOR 20 BAB III GAMBARAN UMUM KOTA BOGOR 3.1. SITUASI GEOGRAFIS Secara geografis, Kota Bogor berada pada posisi diantara 106 derajat 43 30 BT-106 derajat 51 00 BT dan 30 30 LS-6 derajat 41 00 LS, atau kurang

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA SEMARANG TAHUN

PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA SEMARANG TAHUN PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA SEMARANG TAHUN 2010 2015 PEMERINTAH KOTA SEMARANG TAHUN 2011 PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG

Lebih terperinci

REVISI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015

REVISI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015 REVISI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintah yang efektif, transparan, akuntabel dan berorientasi pada hasil, yang bertanda tangan di bawah ini : Nama Jabatan : Tgk.

Lebih terperinci

2.1 Gambaran Umum Provinsi Kalimantan Timur A. Letak Geografis dan Administrasi Wilayah

2.1 Gambaran Umum Provinsi Kalimantan Timur A. Letak Geografis dan Administrasi Wilayah 2.1 Gambaran Umum Provinsi Kalimantan Timur A. Letak Geografis dan Administrasi Wilayah Provinsi Kalimantan Timur dengan ibukota Samarinda berdiri pada tanggal 7 Desember 1956, dengan dasar hukum Undang-Undang

Lebih terperinci

RANCANGAN RPJMD PROVINSI BANTEN TAHUN

RANCANGAN RPJMD PROVINSI BANTEN TAHUN PROVINSI BANTEN TAHUN 2017-2022 Disampaikan Oleh : Dr. H. WAHIDIN HALIM, M.Si. GUBERNUR BANTEN Serang, 20 JUNI 2017 1 KONDISI EKSISTING 2 CAPAIAN INDIKATOR MAKRO CAPAIAN IPM CAPAIAN LPE 2014 2015 2016

Lebih terperinci

Pangkalanbalai, Oktober 2011 Pemerintah Kabupaten Banyuasin Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Penanaman Modal

Pangkalanbalai, Oktober 2011 Pemerintah Kabupaten Banyuasin Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Penanaman Modal Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Banyuasin Tahun 2012 2032merupakan suatu rencana yang disusun sebagai arahan pemanfaatan ruang di wilayah Kabupaten Banyuasin untuk periode jangka panjang 20

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... D A F T A R I S I Halaman DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... (i) (ii) (viii) PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 46 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN

Lebih terperinci

KEPALA DINAS. Subbagian Perencanaan Program. Bidang Pendidikan Khusus dan Pendidikan Layanan Khusus. Seksi. Kurikulum dan Pembelajaran

KEPALA DINAS. Subbagian Perencanaan Program. Bidang Pendidikan Khusus dan Pendidikan Layanan Khusus. Seksi. Kurikulum dan Pembelajaran DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PROVINSI RIAU 1 : PERATURAN DAERAH PROVINSI RIAU PAUD dan Pendidikan Dasar Pendidikan Menengah dan Pendidikan Tinggi Pendidikan Khusus dan Pendidikan Layanan Khusus Non

Lebih terperinci

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS TAHUN 2015

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS TAHUN 2015 BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS TAHUN 2015 Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Pekalongan Tahun 2015 merupakan tahun keempat pelaksanaan RPJMD Kabupaten Pekalongan tahun 2011-2016.

Lebih terperinci

BAB I. KONDISI LINGKUNGAN HIDUP DAN KECENDERUNGANNYA

BAB I. KONDISI LINGKUNGAN HIDUP DAN KECENDERUNGANNYA DAFTAR TABEL Daftar Tabel... i BAB I. KONDISI LINGKUNGAN HIDUP DAN KECENDERUNGANNYA A. LAHAN DAN HUTAN Tabel SD-1. Luas Wilayah Menurut Penggunaan Lahan/Tutupan Lahan. l 1 Tabel SD-1A. Perubahan Luas Wilayah

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU. Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi

BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU. Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi Kalimantan Timur dan berbatasan langsung dengan Negara Bagian Sarawak, Malaysia. Kabupaten Malinau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pelaksanaan otonomi daerah ditandai dengan disahkannya Undang-undang No. 22 tahun 1999 tentang otonomi daerah dan direvisi menjadi Undang-undang No. 32 tahun 2004

Lebih terperinci

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN. rencana pembangunan jangka menengah daerah, maka strategi dan arah

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN. rencana pembangunan jangka menengah daerah, maka strategi dan arah BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran yang ditetapkan dalam rencana pembangunan jangka menengah daerah, maka strategi dan arah kebijakan pembangunan jangka menengah

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG URUSAN PEMERINTAHAN YANG MENJADI KEWENANGAN KABUPATEN BADUNG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG URUSAN PEMERINTAHAN YANG MENJADI KEWENANGAN KABUPATEN BADUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG URUSAN PEMERINTAHAN YANG MENJADI KEWENANGAN KABUPATEN BADUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. A. Capaian Kinerja Pemerintah Kabupaten Tanggamus B. Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja C. Realisasi anggaran...

DAFTAR ISI. A. Capaian Kinerja Pemerintah Kabupaten Tanggamus B. Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja C. Realisasi anggaran... DAFTAR ISI HALAMAN BAB 1 A. Latar Belakang... 1 B. Maksud dan Tujuan... 2 C. Sejarah Singkat Kabupaten Tanggamus... 3 D. Gambaran Umum Daerah... 4 E. Sistematika Penyajian... 20 BAB 2 A. Instrumen Pendukung

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM BAB IV GAMBARAN UMUM A. Kondisi Geografis dan Kondisi Alam 1. Letak dan Batas Wilayah Provinsi Jawa Tengah merupakan salah satu provinsi yang ada di pulau Jawa, letaknya diapit oleh dua provinsi besar

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI NOMOR : 9 TAHUN 2008 SERI : D NOMOR : 7 PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG URUSAN PEMERINTAHAN YANG MENJADI KEWENANGAN PEMERINTAHAN DAERAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam struktur pembangunan perekonomian nasional khususnya daerah-daerah.

BAB I PENDAHULUAN. dalam struktur pembangunan perekonomian nasional khususnya daerah-daerah. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian merupakan sektor yang mempunyai peranan strategis dalam struktur pembangunan perekonomian nasional khususnya daerah-daerah. Sektor pertanian sampai

Lebih terperinci