HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN INTENSITAS NYERI PADA PENDERITA NYERI PUNGGUNG BAWAH (LOW BACK PAIN) DI POLI SARAF RSUD BANYUMAS SKRIPSI
|
|
- Farida Hermawan
- 8 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN INTENSITAS NYERI PADA PENDERITA NYERI PUNGGUNG BAWAH (LOW BACK PAIN) DI POLI SARAF RSUD BANYUMAS SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Kedokteran OLEH : GUNTUR ARIANTO WIBOWO J FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA SURAKARTA 2012
2
3 ABSTRAK Guntur Arianto Wibowo J HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN INTENSITAS NYERI PADA PENDERITA NYERI PUNGGUNG BAWAH (LOW BACK PAIN) DI POLI SARAF RSUD BANYUMAS. Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta Nyeri punggung bawah merupakan keluhan yang spesifik dan paling banyak dikonsultasikan pada dokter. Faktor psikologis menentukan kuatnya rasa nyeri pada penderita, termasuk rasa cemas. Atas dasar inilah penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan tingkat kecemasan dengan intensitas nyeri pada penderita nyeri punggung bawah. Hipotesis penelitian yang menyatakan bahwa ada hubungan tingkat kecemasan dengan intensitas nyeri pada pasien nyeri punggung bawah (Low Back Pain) yang berada di Poli Saraf RSUD Banyumas dapat diterima. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara tingkat kecemasan dengan intensitas nyeri pada penderita nyeri punggung bawah ( Low Back Pain ) di Poli Saraf RSUD Banyumas. Penelitian observasional analitikal dengan pendekatan belah lintang ( cross sectional ). Tempat dan waktu penelitian di Poli Saraf RSUD Banyumas bulan Mei Subjek penelitian sebanyak 165 subjek (88 perempuan dan 77 laki laki ) yang didiagnosis oleh dokter spesialis Saraf menderita nyeri punggung bawah. Berdasarkan pengujian dengan korelasi Spearmen diperoleh korelasi koefisien (r) = 0,687 (p = 0,000 < 0,01) yang berarti secara statistik terdapat hubungan antara tingkat kecemasan dengan intensitas nyeri pada pasien nyeri punggung bawah (Low Back Pain) yang berada di Poli Saraf RSUD Banyumas. Kesimpulan : Terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat kecemasan dengan intensitas nyeri pada pasien nyeri punggung bawah (low back pain) yang berada di Poli Saraf RSUD Banyumas. Kata Kunci : tingkat kecemasan, nyeri punggung bawah, intensitas nyeri
4 PENDAHULUAN NPB (Nyeri Punggung Bawah) adalah nyeri yang dirasakan di daerah punggung bagian bawah, dapat merupakan nyeri lokal maupun nyeri radikular atau keduanya (Meliala dkk, 2000). Nyeri punggung bawah merupakan keluhan yang spesifik dan paling banyak dikonsultasikan pada para dokter umum. Nyeri punggung bawah akut pada umunya ditangani oleh dokter keluarga, pelayanan kesehatan primer dan pada banyak kasus diobati secara konservatif (Bratton, 1990; Adam, 2000). Sekitar 80% dari populasi penduduk yang pernah mengalami NPB sebagian besar akut yang bisa menjadi tipe kronik termasuk tipe benigna. Penderita NPB kronik merupakan pengunjung praktek dokter yang cukup banyak dan merupakan penyebab utama disabilitas. Dari populasi ini sekitar 75% diantaranya ditemukan pada umur antara tahun (Kelsey et al., 1992). Berdasar jenis nyeri bisa berupa nyeri lokal maupun nyeri radikular. Jenis nyeri bisa beragam seperti neuropatik, nyeri nosiseptif, nyeri idiopatik. Tidak jarang ditemukan berupa kombinasi dari berbagai etiologi nyeri yang disebut dengan nyeri kombinasi. Atas dasar ini maka penanganan yang maksimum harus mendasar pada pengenalan etiologi nyeri tersebut (Purba, 2010). Di Inggris dilaporkan prevalensi NPB pada populasi lebih kurang per tahun, yang melakukan konsultasi ke dokter umum lebih kurang antara 3-7 juta orang. Penderita NPB yang berobat jalan berkisar orang. Dari keseluruhan NPB, yang mendapat tindakan operasi berjumlah orang per tahunnya (PERDOSSI, 2000). Di Amerika serikat dilaporkan 60-80% orang dewasa pernah mengalami NPB, keadaan ini menimbulkan kerugian yang cukup banyak untuk biaya pengobatan dan kehilangan jam kerja (Purba, 2010). Sekitar 5% dari populasi di Amerika Serikat mengalami serangan NPB akut, dan karena itu AHCPR ( Agency for Health Care Policy dan Research ) dari Departemen Kesehatan Amerika Serikat mengeluarkan buku panduan bagi para dokter yang bekerja di palayanan kesehatan primer (Bigos et al, 1994). Kabupaten Banyumas merupakan daerah dimana penderita nyeri punggung bawah cukup banyak. Penduduk Kabupaten Banyumas yang bermata pencaharian sebagai petani berisiko terkena nyeri punggung bawah (Low Back Pain). Di Poli Saraf RSUD Banyumas banyak sekali menerima pasien nyeri punggung bawah setiap harinya. Mereka menjalani rawat inap sebesar 165 orang dan rawat jalan sebesar orang. Prevelansi penderita nyeri punggung bawah pada Poli Saraf RSUD Banyumas 29,47% (RSUD Banyumas, 2010). Faktor-faktor psikologik sangat menentukan kuatnya rasa nyeri pada penderita dengan penyakit yang sudah lanjut. Rasa kuatnya tak berdaya dan rasa takut akan kematian yang sudah di ambang pintu menambah keseluruhan penderitaan pasien menambah nyeri. Adalah sangat penting untuk mengidentifikasikan kedua komponen fisik dan non-fisik, agar dapat memberi pengobatan yang tepat (Soedomo, 1991). Dari aspek psikologi dan pengalaman klinik ternyata bahwa pada umumnya nyeri dirasakan lebih keras bila diusik juga kecemasan, depresi, dan kesepian. Bila penderita dengan nyeri dihindari lingkungannya, maka rasa nyeri
5 akan lebih hebat. Sebaliknya, perhatian yang dialihkan, kata-kata yang menentramkan dan menyenangkan akan mengurangi rasa nyeri. Pengalaman buruk dengan penyakit dan nyeri dimasa lalu sering dapat memperkuat rasa nyeri masa kini (Soedomo, 1991). Kecemasan sendiri dapat menyebabkan nyeri. Otot menjadi tegang karenanya sehingga mengakibatkan nyeri kuduk, kepala, atau punggung. Rahang yang dikencangkan atau gigi yang digertakan dapat menyebabkan nyeri pada muka. Kecemasan terlebih bila menahun dapat menurunkan nilai ambang nyeri, sehingga orang itu mengalami rasa nyeri yang lebih hebat, seperti pada penyakit menahun dengan nyeri, umpamanya kanker. Kecemasan dapat memperkeras rasa nyeri juga bila perhatian difokuskan pada sensasi-sensasi yang biasanya tidak dianggap nyeri seperti prestise, rasa gatal dan kadang-kadang bahkan denyutan jantung atau gerakan usus (Soedomo, 1991). Banyak penelitian yang dilakukan untuk mengetahui berbagai komponen pada pasien dengan NPB. Terdapat bukti yang saling bertentangan, terhadap peranan status sosial, akan tetapi mungkin yang lebih berperan adalah pekerjaan yang dilakukan secara manual atau non manual. Dalam hal ini hampir dapat dipastikan pada status sosial yang lebih rendah umumnya melakukan pekerjaan (angkat berat) secara manual, tentunya mempunyai prevalensi yang lebih untuk NPB. Terhadap pendapat umum yang memperkirakan NPB lebih umum ditemukan pada orang dengan pekerjaan kasar, tentunya dapat diterima dimana secara bermakna lebih sering dibandingkan pekerjan lainnya. Rokok dapat juga meninggikan insiden NPB, akan tetapi hal ini (merokok) mungkin merupakan faktor koinsidensi terhadap sosial demogarfis dan gaya hidup (PERDOSSI, 2000) Beberapa faktor resiko penyebab NPB antara lain termasuk orang yang pernah mendapatkan NPB sebelumnya. Selain itu pekerja yang sehariannya dengan kesibukan mengangkat benda-benda berat terutama pada kelompok umur sekitar 45 tahun. Juga pekerja bangunan dengan menggunakan alat vibrator, perokok berat, obesitas dan kurangnya melakukan pergerakan. (Borenstein, 2001). Berdasarkan beberapa penelitian di atas dan hasil survey pendahuluan di Poli Saraf RSUD Banyumas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian hubungan tingkat kecemasan dengan intensitas nyeri pada penderita nyeri punggung bawah. Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka perumus masalah dalam penelitian ini adalah : Adakah hubungan tingkat kecemasan dengan intensitas nyeri pada pada penderita nyeri punggung bawah pada Poli Saraf di RSUD Banyumas? METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan desain penelitian observasional analitik melalui pendekatan cross sectional. Data diambil dari data primer yang diperoleh dari pengisian kuisioner oleh para responden sebagai subjek penelitian. Menurut Sastroasmoro et al. (2001) bahwa dalam penelitian cross sectional peneliti mencari hubungan antara variabel bebas dengan tergantung dengan melakukan
6 pengukuran sesaat, jadi pada pasien cross sectional tidak ada tindakan lanjut atau follow up. Penelitian dilaksanakan selama 1 bulan. Pengisian kuesioner pada penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Mei Populasi dalam penelitian adalah pasien nyeri punggung bawah (Low Back Pain) yang berada di Poli Saraf RSUD Banyumas dengan jumlah sampel sebanyak 165 pasien. Adapun teknik pengambilan sampel dilakukan dengan teknik total sampling. Total sampling merupakan sampling yang diambil dengan cara mengambil semua jumlah subjek dalam populasi (terjangkau) yang telah didiagnosis LBP oleh dokter Spesialis Saraf di RSUD Banyuamas. A. Kriteria Retriksi 1. Kriteria inklusi a) Pasien nyeri punggung bawah (Low Back Pain) yang telah didiagnosa LBP oleh dokter Spesialis Saraf di Poli Saraf RSUD Banyumas bersedia menjadi responden. b) Lulus instrumen L-MMPI dengan nilai tidak tidak boleh > 10 (Iskandar, 2008). 2. Kriteria Ekslusi Pasien yang menolak menjadi responden. B. Variabel Penelitian Variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah : 1. Variabel bebas : Tingkat Kecemasan 2. Variabel terikat : Intensitas Nyeri 3. Variabel perancu : gangguan sistem saraf (multiple sklerosis), nyeri neuropati, dan trauma. C. Definisi Opersional 1. Low Back Pain (LBP) Low Back Pain adalah rasa sakit yang dalam berbagai macam modalitasnya yang terjadi di daerah lumbal berikut sakrum (Sidharta, 1979). Dalam penelitian ini menggunakan skala VAS (Visual Analog Scale). 2. Tingkat kecemasan Menurut Froggatt (dikutip dalam Supriyantini, 2010) adalah perasaan tidak nyaman dan ketakutan dengan beberapa gejala fisik yang tidak menyenangkan, termasuk ketegangan otot, denyut jantung yang bertambah cepat, nafas memburu, mulut kering, badan berkeringat dan gemetar. Dalam penelitian ini tingkat kecemasan diukur dengan menggunakan kuisioner Anxiety Analog Scale (AAS). Variabel bebas pada penelitian ini menggunakan skala pengukuran interval. 3. Intensitas Nyeri Intensitas nyeri merupakan gambaran tentang seberapa parah nyeri dirasakan individu, pengukuran intensitas nyeri sangat subjektif dan individual dan kemungkinan nyeri dalam intensitas yang sama dirasakan sangat berbeda oleh dua orang yang berbeda (Farida, 2010). Pada
7 penelitian ini intensitas nyeri diukur dengan menggunakan kuesioner Visual Analog Scale (VAS). Variabel terikat pada penelitian ini menggunakan skala pengukuran interval. D. Instrumen Penelitian 1. Instrumen data diri Kuesioner ini bertujuan untuk mengetahui status responden secara lengkap dan terjaga kerahasiannya. Kuesioner ini berisikan pernyataan bahwa kesediaan menjadi subjek dalam penelitian ini tanpa suatu paksaan dari pihak manapun, dan bersedia menjawab pertanyaan dengan sejujur-jujurnya 2. Instrumen kuesioner L-MMPI Instrumen skala L-MMPI (Lie-Minnesota Multiphasic Personality Inventory) untuk mengetahui kejujuran subjek terhadap instrumen yang yang dinilai. Pertanyaan pada L-MMPI berjumlah 15 yang harus dijawab ya atau tidak, apabila ditemukan jawaban tidak lebih dari 10 (sepuluh) maka responden dinyatakan gugur dan tidak dimasukkan ke dalam pengolahan data. Pertanyaan pada L-MMPI berisi tentang kebiasaan-kebiasaan yang terdapat pada hampir setiap orang (Iskandar, 2008). 3. Instrumen kuesioner tingkat kecemasan Anxiety Analog Scale (AAS) merupakan modifikasi dari Hamilton Rating Scale for Anxiety (HRSA) yaitu instrumen untuk mengukur state anxietas yang dialami. Modifikasi meliputi (6) enam aspek yaitu keadaan cemas, tegang, takut, kesulitan tidur, kesulitan konsentrasi dan perasaan depresi atau sedih. Dimana responden diminta untuk memberi tanda pada enam kotak bergaris 100 mm dimana dia pada aspek kecemasan yaitu diteliti. Pada skala angka (0) menunjukkan titik permulaan atau tidak gejala sama sekali, sedangkan skala 100 menunjukkan keadaan ekstrim yang luar biasa (Panambang, 2000). Tabel 1. Derajat Kecemasan AAS modifikasi HRSA Nilai Derajat Kecemasan < 150 Tidak ada kecemasan Kecemasan Ringan Kecemasan Sedang Kecemasan Berat >400 Kecemasan Luar Biasa Validitas AAS sudah dinilai, mendapatkan korelasi yang cukup dengan HRSA (r = 0,57-0,84). Ini menunjukkan bahwa AAS cukup valid dan realible (Panambang, 2000). 4. Instrumen kuesioner intensitas nyeri Pengukuran nyeri dilakukan berdasarkan laporan pribadi pasien atau juga kesimpulan yang diambil oleh dokter berdasarkan keluhan pasien (Purba, 2010). Dalam pengukuran nyeri peneliti menggunakan Visual Analog Scale (VAS). Pasien dapat memberikan nilai nyerinya dengan memberikan tingkat intensitas nyeri dalam kelompok nyeri ringan, sedang
8 atau berat diatas kertas skala numerik (0 berarti tidak ada nyeri dan angka 10 menyatakan nyeri yang paling hebat) (Purba, 2010). Validitas VAS mendapatkan korelasi yang cukup (r = 0,62) (Armiati, 2009). E. Teknik Pengumpulan Data Pengambilan data dilakukan dengan cara mendatangi responden yang ada di Poli Saraf RSUD Banyumas yang sesuai dengan kriteria inklusi. F. Analisa Data Analisis data dilakukan untuk menjawab hipotesis penelitian. Pada penelitian ini analisis data akan dilakukan dengan teknik korelasi product moment, apabila distribusi datanya normal. Product moment merupakan teknik statistik yang digunakan untuk menguji derajat hubungan linier antara dua variabel yang berskala interval. Seluruh data yang diperoleh akan diolah menggunakan sistem komputerisasi dengan program SPSS for Windows HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Karakteristik Responden Karakteristik dibedakan berdasarkan jenis kelamin, umur, tingkat kecemasan dan intensitas nyeri. a. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Responden penelitian ini adalah pasien nyeri punggung bawah (Low Back Pain) yang berada di Poli Saraf RSUD Banyumas. Tabel 3. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis kelamin Frekuensi Prosentase (orang) (%) Laki-laki 77 46,7 Perempuan 88 53,3 Total ,0 ( Data Primer, 2012 ) Tabel 3 menunjukkan bahwa dari 165 responden terdapat 88 responden atau 53,3% (mayoritas) berjenis kelamin perempuan. b. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur Tabel 4. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur Umur (tahun) Frekuensi (orang) Prosentase (%) , , , ,8 > ,1 Total ,0 ( Data Primer, 2012 )
9 Tabel 4 menunjukkan bahwa dari 165 responden terdapat 92 responden penelitian atau 55,8% yang berusia tahun. c. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Kecemasan Pasien nyeri punggung bawah (Low Back Pain) yang berada di Poli Saraf RSUD Banyumas yang menjadi responden adalah 165 orang, setelah dites dengan kuesioner Anxiety Analog Scale (AAS) yang merupakan modifikasi Hamilton Rating Scale for Anxiety (HRSA) didapatkan hasil sebagaimana terlihat di (tabel 5). Tabel 5. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat Kecemasan Kecemasan Frekuensi Prosentase (orang) (%) Tidak ada kecemasan 17 10,3 Kecemasan ringan 30 18,2 Kecemasan sedang ,5 Kecemasan berat 0 0,0 Kecemasan luar biasa 0 0,0 Total ,0 ( Data Primer, 2012 ) Tabel 5 menunjukkan bahwa dari 165 responden 118 responden atau 71, 5 % dengan tingkat kecemasan sedang dan kecemasan ringan sebanyak 30 responden atau 18,2 % dan tidak ada kecemasan 17 responden atau 10,3 %. d. Karakteristik Responden Berdasarkan Intensitas Nyeri Berdasarkan pengukuran intensitas nyeri pada responden dengan menggunakan Visual Analog Scale (VAS) didapatkan hasil sebagai berikut (Tabel 6). Tabel 6. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Intensitas Nyeri Kecemasan Frekuensi Prosentase (orang) (%) Tidak ada nyeri 0 0,0 Nyeri ringan 31 18,8 Nyeri sedang 81 49,1 Nyeri berat 53 32,1 Nyeri sangat berat 0 0,0 Total ,0 ( Data Primer, 2012 ) Tabel 6 menunjukkan bahwa dari 165 responden paling banyak yaitu 81 responden atau 49,1 % mengalami nyeri dengan intensitas sedang.
10 Tabel 7. Tabel Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Tk. Kecemasan N 165 Normal Parameters a Mean Std. Deviation Most Extreme Differences Absolute.180 Positive.068 Negative Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed).000 Berdasarkan uji normalitas dengan uji Kolmogorov-Smirnov di atas diperoleh nilai p = 0,000 artinya data berdistribusi tidak normal. Untuk selanjutya untuk mengetahui hubungan tingkat kecemasan dengan intensitas nyeri digunakan uji non parametrik rank Spearman. 2. Hubungan Tingkat Kecemasan dengan Intensitas Nyeri pada Penderita Nyeri Punggung Bawah (Low Back Pain) di Poli Saraf RSUD Banyumas Berdasarkan hasil penelitian dapat ditabulasikan penyebaran tingkat kecemasan dengan intensitas nyeri seperti pada tabel 8. Tabel 8. Tabulasi Silang Tingkat Kecemasan dan Intensitas Nyeri Intensitas Nyeri Tingkat kecemasan Total Tdk ada kecemasan % dlm tk. kecemasan % dlm intensitas nyeri Kecemasan ringan % dlm tk. kecemasan % dlm intensitas nyeri Kecemasan sedang % dlm tk. kecemasan % dlm intensitas nyeri TOTAL % dlm tk. kecemasan % dlm intensitas nyeri Ringan Sedang Berat ,6% 29,4% 38,7% 6,2% 19 63,3% 61,3% 0 0,0% 0,0% 31 18,8% 100,0% 11 36,7% 13,6% 65 55,1% 80,2% 81 49,1% 100,0% 0 0,0% 0,0% 0 0,0% 0,0% 53 44,9% 100,0% 53 32,1% 100,0% ,0% 10,3% ,0% 18,2% ,0% 71,5% ,0 100,0% ( Data Primer, 2012 ) Tabel 8 menunjukkan bahwa dari 165 responden terdapat 17 responden atau 10,3% dengan tidak ada kecemasan sebanyak 12 responden atau 70,6% dengan intensitas nyeri ringan dan 5 responden atau 6,2% dengan intensitas nyeri sedang. Pada tingkat kecemasan ringan menunjukkan bahwa dari 165 responden terdapat 30 responden atau 18,2% dengan kecemasan ringan 19 responden atau 61,3% dengan intensitas nyeri ringan dan 11 responden atau 13,6% dengan intensitas nyeri sedang.
11 Tabel 9. Tabel Uji Korelasi Spearman Tk. Kecemasan Intensitas Nyeri Spearman's rho Tk. Kecemasan Correlation Coefficient ** Sig. (2-tailed)..000 N Intensitas Nyeri Correlation Coefficient.687 ** Sig. (2-tailed).000. N Pada tingkat kecemasan sedang menunjukkan bahwa dari 165 responden terdapat 118 responden atau 71,5% terdapat 65 responden atau 80,2% dengan intensitas nyeri sedang dan 53 responden atau 100% dengan intensitas nyeri berat. Berdasarkan pengujian dengan korelasi Spearman diperoleh koefisien korelasi (r) = 0,687 (p = 0,000 < 0,01) berarti secara statistik terdapat hubungan antara tingkat kecemasan dengan intensitas nyeri pada pasien nyeri punggung bawah (Low Back Pain) yang berada di Poli Saraf RSUD Banyumas. Hipotesis penelitian yang menyatakan bahwa ada hubungan tingkat kecemasan dengan intensitas nyeri pada pasien nyeri punggung bawah (Low Back Pain) yang berada di Poli Saraf RSUD Banyumas dapat diterima. Keeratan hubungan antara kedua variabel tersebut dapat diketahui dengan menggunakan tabel korelasi (Sugiyono, 2005) (Tabel 10). Tabel 10. Tabel Uji Korelasi Koefisien korelasi Keterangan 0,00 0,199 Sangat lemah 0,20 0,399 Lemah 0,40 0,599 Sedang 0,60 0,799 Kuat 0,80 1,000 Sangat kuat Berdasarkan tabel 10 menunjukkan bahwa koefisien korelasi ( r ) = 0,687 berada pada range 0,60 0,799 berarti tingkat korelasi variabel dalam kategori kuat. B. Pembahasan Hasil Penelitian Subjek penelitian yang berjenis kelamin perempuan lebih banyak daripada laki-laki. Pada dasarnya jenis kelamin pada pasien LBP sangat berpengaruh. Pada penelitian sebelumnya menyebutkan bahwa subjek perempuan lebih rentan terkena LBP terkait dengan siklus mensturasi dan menopause dikarenakan penurunan hormon estrogen yang akan menyebabkan kepadatan tulang berkurang (Rujito et al. 2010). Mayoritas subjek penelitian adalah petani. Hasil ini didukung oleh penelitian sebelumnya yang menyebutkan bahwa pekerjaan dengan posisi atau sikap tubuh yang tidak baik akan cepat memicu nyeri punggung bawah, pada
12 penelitian ini sebaggian besar responden melaporkan sering membungkuk terlalu lama ketika menanam padi di sawah. Jika sikap tubuh tidak baik, selain tulang-tulang jadi tidak lurus, otot-otot, ruas, serta ligament (jaringan pengikat sendi) pun akan tertarik lebih keras. Sikap yang tidak baik juga memicu cepat lelah, ketegangan otot, dan akhirnya rasa sakit (Silveri, 2009). Pada penelitian ini, rerata usia subjek penelitian adalah tahun. Terdapat 31 orang atau 18,8% yang berusia tahun dan 92 orang atau 55,8% yang berusia tahun. Hasil ini menguatkan terhadap penelitian sebelumnya bahwa usia dalam mengalami gangguan nyeri pada usia empat-puluhan dan lima-puluhan, yang mungkin disebabkan toleransi terhadap rasa nyeri menurun sesuai peningkatan usia ( Sylvia, 2010 ). Tingkat kecemasan dan intensitas nyeri mempunyai korelasi yang signifikan. Terkait dengan hal ini, Soedomo et al. (1991) menjelaskan bahwa kecemasan sendiri dapat menyebabkan nyeri. Kecemasan dapat memperkeras rasa nyeri juga bila perhatian difokuskan pada sensasi-sensasi yang biasanya tidak dianggap nyeri, seperti parestesi, rasa gatal dan kadang-kadang bahkan denyutan jantung atau gerakan usus. Blendis dkk (1987) menyatakan bahwa nyeri selalu diikuti gangguan emosi seperti cemas, depresi dan iritasi. Orang yang cemas dan tegang akan membuka gerbang sehingga rangsang nyeri akan meningkat (Kaplan, Sadock, & Grebb 2010). Hasil analisis gambaran proporsi tingkat kecemasan pada pasien nyeri punggung bawah ( Low Back Pain ) yang berada di Poli Saraf RSUD Banyumas terhadap 165 responden menyatakan bahwa sebagian besar responden mengalami kecemasan sebanyak 118 responden atau 71,5% yang dibagi dalam tingkat kecemasan sedang dan tingkat kecemasan ringan sebanyak 30 responden atau 18,2% dan tidak ada kecemasan 17 responden atau 10,3%. Hal ini sesuai dengan penelitian Sternbach (1974) dan Weisenberg (1977) yang menyatakan betapa besarnya peranan stresor dalam meningkatkan rasa nyeri. Stresor ini bukan timbul dari rasa nyeri, tetapi karena peristiwa penting dan mengganggu lainnya yang dialami penderita. Hal tersebut nampak nyata pada penderita yang memiliki kepribadian histeri (Forhice, 1976; Priguna S, 1991). Nyeri merupakan pemindahan energi dari kecemasan, semakin cemas seorang semakin besar pemindahan energi tersebut sehingga nyerinya semakin meningkat. Apabila nyeri semakin kronis akan menimbulkan kecemasan dan dengan demikian nyeri juga akan terasa lebih meningkat (Kaplan, Sadock, & Grebb 2010). Hasil analisis gambaran proporsi tingkat intensitas nyeri pada pasien nyeri punggung bawah ( Low Back Pain ) di Poli Saraf RSUD Banyumas terhadap 165 responden menyatakan bahwa 81 responden atau 49,1% mengeluh nyeri sedang dan 53 responden atau 32,1% mengeluh nyeri berat dan 31 responden atau 18,8% mengeluh nyeri ringan. Nyeri sendiri termasuk salah satu stresor psikososial, yang bilamana berkepanjangan dapat menimbulkan kecemasan (Horowitz, 1988; Prawitasari, 1988). Selanjutnya kecemasan akan memperpanjang penderita rasa nyeri dan seterusnya. Para penderita cemas cenderung menilai lebih terhadap derajat bahaya dan
13 kemungkinan bahaya di dalam situasi tertentu dan cenderung menilai rendah kemampuan dirinya untuk mengatasi ancaman yang datang. Hasil analisis hubungan tingkat kecemasan dengan intensitas nyeri pada penderita nyeri punggung bawah ( Low Back Pain ) di Poli Saraf RSUD Banyumas diperoleh nilai p = 0,000 yang lebih kecil dari p = 0,01 yang artinya ada hubungan yang sangat signifikan antara tingkat kecemasan dengan intensitas nyeri pada penderita nyeri punggung bawah ( Low Back Pain ) di Poli Saraf RSUD Banyumas. Nilai koefisien rank Spearman yang positif (0, 687) menunjukkan bahwa kekuatan korelasi korelasinya kuat (0,60-0,799) dan menunjukkan arah hubungan antara tingkat kecemasan dengan intensitas nyeri adalah positif, artinya semakin tinggi tingkat kecemasan maka semakin tinggi intensitas nyeri pasien nyeri punggung bawah. Keterbatasan-keterbatasan dalam penelitian ini antara lain hasil penelitian ini terbatas dalam populasi yang diambil dan hubungan variabel terbatas hanya pada tingkat kecemasan, dan kurang didukung dengan variabel lainnya yang secara teoritis terkait dengan intensitas nyeri. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat kecemasan dengan intensitas nyeri pada pasien nyeri punggung bawah (Low Back Pain) yang berada di Poli Saraf RSUD Banyumas. B. Saran Berdasarkan kesimpulan di atas, maka beberapa saran yang dapat diusulkan adalah: 1. Bagi Tim Medis RSUD Banyumas supaya melakukan pendekatan kondisi psikologis pada pasien LBP baik yang mengalami nyeri akut / kronik apabila ditemukan gangguan psikologis maka perlu dikonsultasikan pada bagian psikiatri. 2. Keluarga atau orang-orang terdekat perlu dilibatkan untuk terus mengurangi kecemasan sehingga tidak berdampak pada intensitas nyeri. 3. Bagi peneliti berikutnya diharapkan dapat lebih mengembangkan faktor yang berhubungan dengan intensitas nyeri sehingga hasil kajiannya lebih lengkap. DAFTAR PUSTAKA Adam RD and Victor M., Principles of Neurology 7 nd ed. Mc. Graw Hill. New York, Hal Armiyati, Y., Komplikasi Intradialisis terhadap Penurunan Fungsi Ginjal pada pasien CKD pada tahap ERSD. Fakultas Ilmu Keperawatan
14 Universitas Indonesia. Diambil dari URL : eprints.lib.ui.ac.id./4177/9/ TESIS0594%20Yun%20n09k- Komplikasi %20intradialisis-Metodologi.pdf. Diakses pada tanggal 10 Agustus Aslan, L., Peranan Relaksan Otot pada Pasien Nyeri Punggung Bawah. Lab. Ilmu Penyakit Syaraf FK UGM. Yogyakarta. Banyumas, RSUD., Laporan Tahunan 10 Besar Penyakit Syaraf RSUD Banyumas. RSUD Banyumas: Banyumas. Bigos S, Boywer O, Brean G, et al., Acute Low Back Problems in Adults. Clicalpractice guedelines 14. AHCRP Publication No Rockville, MD: Agency for Health Care Policy and Reasearch, Public Heart Service, US Departement of Health and Human Service. Borenstien, DG., Epidemiology, Etiology, Diasnostic Evaluation, and Treatment of Low Back Pain. Curr Opin Rheumatol. Hal Bhisma, M., Desain dan Ukuran Sampel untuk Penelitian Kuantitatf dan Kualitatif di Bidang Kesehatan. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. Blindes, LM. Hill, OW, Merskey H., Abdominal Pain and the Emitional. Pain 5 : Bratton, RI., Assesment and Management of Acute Low Back Pain. The American Academy of A family Psysician. Clinonger, CR., Somatoform and Dissociative Disoreder. In: G. Winokur & P. Calyton (Ed.): The Medical Basis of Psychiatry. Saunders Company, Philadelphia. Hal Daradjat, Z., Ilmu Jiwa Agama. Jakarta: Bumi Aksara. Deyo, RA., Non-operative Treatment of Low Back Disorders. In: Frymoyer JW (Ed.). The Adults Spine: Principles and Practice. New York, NY: Raven Press. Direktorat Kesehatan Jiwa., Pedoman Penggolongan dan Diagnosis GangguanJiwa di Indonesia. Direktorat Jenderal Pelayanan Medik, Depkes RI. Jakarta. Farida, Ani., Efektifitas Terapi Musik Terhadap Penurunan Nyeri Past Operasi padaanak Usia Sekolah di RSUP H. Adam Malik Medan. Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Diambil URL : & submit=lanjut. Diakses pada tanggal 13 Oktober 2011.
15 Forhice, WE., Behavioral Method for Chronic Pain and Ilness. CF. Morby. St. Louis, Mossouri. Froggat, Wayne., Free form Stress-Panduan untuk Mengatasi Kecemasan. Jakarta. PT. Bhuana Ilmu Populer. Gow P., Acute Low Back Pain. In: Rowbotham DJ and Macintyre PE (Ed.). Clinical Pain Management. Acute Pain. London, Arnold. Hal Guggenhein F.G. & Smith G.R., Somatoform Disorder, Dalam H.I. Kaplan & B.J. sadock (Ed.). Comprehensive Texbook of Psychiatry. Williams & Wilkins, baltimore. Hal Hasria, N., Hubungan Pengetahuan dengan Tingkat Kecemasan Remaja Puteri tentang Dismenorhea di SMU Negeri 3 Medan. Program D-VI Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Diambil URL : Diakses pada tanggal 13 Desember Harsono & Suharso et.al., Nyeri Punggung Bawah. Kapita Selekta Neurologi Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. Hal Horowitz, MJ , Stres and The Mechanism of Defence. P : In:H.H. Goldman (Ed.). Review of General Psychiatri, 2nd. (Ed.). A. Lange Medical Book, Pretice Hall International, USA. Hoogendorn, WE, Van Poppel MN, Bongers PM, Koes BW, Bouter LM., Sistematic Review of Psychosocial Factors at Work and Private Life as Risk Factors forback Pain. Spine. Hal Iskandar, Y., Test Bakat Minat Sikap dan Personaliti MMPI-DG. Cetakan 8. Dharma Graha Group: Jakarta. Kaplan, HI, Sadock, BJ & Grebb, JA., Gangguan Kecemasan. Dalam: Sinopsis PsikiatriIlmu Pengetahuan Perilaku Psikiatri Klinis. Jilid 2. EDS 7. Bina Rupa Aksara, Jakarta. Keefe, JF, Gill, K.M., 1986., Behavioral Conceps in The Analysis of Chronic Pain Syndrom, Journal of Conculting and Clinical Psykology. 54: Kesley JL, Mundt DJ, Golden AL., Epidemiology of Low Back Pain. In: Jayson MIV (Ed.). The Lumbal Spine and Back Pain. 4 th Edition. Edinburg: Chruchill Livingstone. Hal Ljunggren, AE., A Schedule for Registrationof Pain In Lombago Sciatica AdiagnosticAid. Tidssknor Laege Foren 111 (29) : Ludwick-Rosenthal R and Neufeld R., Stres Management During Noxious Medical Procedures. Psychological Bull. Hal
16 Lumbantobing., Nyeri Kepala, Nyeri Punggung Bawah, Nyeri Kuduk. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Maramis, W.F., Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa. Edisi 8. Surabaya : Airlangga University Press. Meliala L. Suryamiharja A. Purba JS, Anggraini H., Penuntun Praktis Penangan Nyeri Neuropatik. Kelompok Studi Nyeri PERDOSSI. Notoatmodjo, S., Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. PERDOSSI., Nyeri Punggung Bawah. Perhimpunan Dokter Spesialis Syaraf Indonesia. Jakarta. Prawitasari, JE., Stres dan Kecemasan Pengertian, Manifestasi dan Penanggulangan. Simposium Stres dan Kecemasan. FK UGM. Yogyakarta. Priguna, S., Tata Pemeriksaan Klinis Dalam Neurologi. PT. Dian Rakyat, Jakarta. Priguna, S., Tata Pemeriksaan Klinis Dalam Neurologi. PT. Dian Rakyat, Jakarta. Purba, JS., Patofisiologi dan Penatalaksanaan Nyeri. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Panambang, Arianto., Hubungan Stresor Psikososial dengan Kecemasan Pada Mahasiswa Sulawesi Tengah di Yogyakarta. FK UGM: Yogyakarta. (tidak dipublikasikan). Raspe, H., Back Pain. In: Silman AJ, Gochberg, MC (Ed.). Epidemiology of Rheumatic Disease. Oxford: Oxford University. Rusmawas RT. Anatomi dan Fisiologi Nyeri Punggung Bawah. Diajukan pada Simposium Low Back Pain. 10 Desember FKUI Jakarta. Rujito, L., Untung, G., Hendy, P., Overweight sebagai Faktor Resiko Low Back Pain pada pasien Poli Saraf RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto. Fakultas Kedokteran dan Ilmu-Ilmu Kesehatan Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto.Diambil URL : df/overweight%20sebagai%20faktor%20resiko%20low %20BACK%20PAIN%20PADA%20PASIEN%20POLI%20SARAF%20 RSUD%20PROF.%20DR.%20MARGONO%20SOEKARJO%20PURWO KERTO.pdf. Diakses pada tanggal 17 Juli 2012.
17 Sidharta P., Neurologi Klinis Dalam Praktek Umum. PT. Diana Rakyat. Jakarta. Silveri, Christopher P Back Pain Obesity. Connection to Back Pain and Development of Obesity. Spine Universe: 1-7 hal. Steven J., Low Back Pain. Med Clin North Am. 52: Sternbach RA., Pain Patiens, Treat and Treatment. Academic Press, New York. Stuart, G.W., Laraia, M.T., Stuart and Sundeen s Principles and Practice of Psychiatric Nursing (7 th Edition). Missouri: Mosby Year Book Inch. Supriyantini, S., Perbedaan Kecemasan Dalam Menghadapi Ujian Antara Siswa Program Reguler dengan Siswa Program Akselerasi. Karya Tulis Ilmiah Fakultas Psikologi. Universitas Sumatra Utara. Diambil dari URL: http//repository.usu.ac.id. Diakses 2 Maret Sastrosasmoro, S., Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis. Dalam Ismail S. Edisi ke 2. Jakarta : Sagung Seto. Soedomo, H., Pengenalan dan Penatalaksanaan NYERI. Universitas Diponegoro. Semarang. Sylvia, D.E., Buku Ajar Psikiatri. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta. Weisenberg, M., Pain and Pain Control. Psychological Bulletin 84: Wirawan., Nyeri Pinggang, Simposium Nyeri : Pengalaman dan Tata Laksana. FK UNDIP Semarang. Wolf CJ., Pain: Moving from Symptom Control Towards Mechanism Specific Pharmacologic Management. Ann Internal Meldi. Hal
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah NPB (Nyeri Punggung Bawah) adalah nyeri yang dirasakan di daerah punggung bagian bawah, dapat merupakan nyeri lokal maupun nyeri radikular atau keduanya (Meliala
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Congestive Heart Failure (CHF) atau gagal jantung merupakan salah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Congestive Heart Failure (CHF) atau gagal jantung merupakan salah satu diagnosis kardiovaskular yang paling cepat meningkat jumlahnya (Schilling, 2014). Di dunia,
Lebih terperinciBAB IV METODOLOGI PENELITIAN. belah lintang (cross sectional) untuk mengetahui korelasi antara faktor-faktor
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian observasional, dengan rancangan belah lintang (cross sectional) untuk mengetahui korelasi antara faktor-faktor yang
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari hingga bulan Mei tahun 2017 di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta yang merupakan salah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Nyeri punggung bawah (NPB) sering disebut sebagai nyeri pinggang
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Nyeri punggung bawah (NPB) sering disebut sebagai nyeri pinggang atau low back pain merupakan keluhan yang sering dijumpai. Hampir 80% penduduk di negara-negara industri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. akibat nyeri punggung. Nyeri punggung bagian bawah merupakan penyebab
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di negara barat misalnya Inggris dan Amerika Serikat kejadian nyeri punggung (terutama nyeri pada punggung bagian bawah) telah mencapai proporsi epidemik. Satu survei
Lebih terperinciLow back pain ( LBP) atau nyeri punggung bawah merupakan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Low back pain ( LBP) atau nyeri punggung bawah merupakan salah satu gangguan muskuloskeletal yang disebabkan oleh aktivitas tubuh yang kurang baik (Maher,
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Deskripsi Umum Lokasi Penelitian
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Umum Lokasi Penelitian Rumah Sakit Harapan Ibu Purbalingga yang merupakan salah satu Rumah Sakit Swasta kelas D milik Yayasan Islam Bani Shobari.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menjadi lemah ginjal, buta, menderita penyakit bagian kaki dan banyak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Diabetes Mellitus (DM) merupakan penyakit metabolik yang berlangsung kronik progresif, dengan manifestasi gangguan metabolisme glukosa dan lipid, disertai oleh
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan desain penelitian Jenis penelitian yang akan digunakan dengan menggunakan metode deskriptif korelasional, yaitu menggambarkan faktor-faktor yang berhubungan dengan
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA KECEMASAN DENGAN KELUHAN NYERI ULU HATI PADA PASIEN RAWAT JALAN DI POLI PENYAKIT DALAM RSD. DR. SOEBANDI
HUBUNGAN ANTARA KECEMASAN DENGAN KELUHAN NYERI ULU HATI PADA PASIEN RAWAT JALAN DI POLI PENYAKIT DALAM RSD. DR. SOEBANDI SKRIPSI Oleh Puspita Sari NIM 102010101050 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS JEMBER
Lebih terperinciFORMULIR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA TERHADAP STRES PADA PASIEN STROKE DI POLIKLINIK RSUD.
59 Lampiran 1 FORMULIR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA TERHADAP STRES PADA PASIEN STROKE DI POLIKLINIK RSUD. Dr. PIRNGADI MEDAN Oleh: Miftahus Sa adah Saya adalah
Lebih terperinciEndah Tri Wijayanti 1) 1 Prodi DIII Keperawatan, UN PGRI Kediri.
Hubungan Tingkat Kecemasan Dengan Mekanisme Koping Mahasiswa Semester II D-III Keperawatan Dalam Menghadapi Praktek Klinik Keperawatan Di Universitas Nusantara PGRI Kediri Endah Tri Wijayanti 1) 1 Prodi
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN KEMANDIRIAN DALAM ACTIVITY of DAILY LIVING (ADL) PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI
HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN KEMANDIRIAN DALAM ACTIVITY of DAILY LIVING (ADL) PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah descriptive correlational yaitu
BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah descriptive correlational yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan korelasi antar variabel (Nursalam,
Lebih terperinciBAB I. gejala utama nyeri di daerah tulang punggung bagian bawah. 1
BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Nyeri punggung bawah (NPB) adalah sindroma klinik yang ditandai dengan gejala utama nyeri di daerah tulang punggung bagian bawah. 1 NPB merupakan penyebab tersering
Lebih terperinciNidya A. Rinto; Sunarto; Ika Fidianingsih. Abstrak. Pendahuluan
Naskah Publikasi, November 008 Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia Hubungan Antara Sikap, Perilaku dan Partisipasi Keluarga Terhadap Kadar Gula Darah Penderita Diabetes Melitus Tipe di RS PKU
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
27 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup pada penelitian ini meliputi ilmu kedokteran fisik dan rehabilitasi medik. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian 3.2.1 Ruang lingkup tempat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terhadap kanker payudara seperti dapat melakukan sadari (periksa payudara
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker payudara merupakan salah satu penyakit kronik yang paling banyak ditemukan pada wanita dan ditakuti karena sering menyebabkan kematian. Angka kematian akibat
Lebih terperinciJurnal Farmasi Andalas Vol 1 (1) April 2013 ISSN :
Jurnal Farmasi Andalas Vol 1 (1) April 2013 ISSN : 2302-8254 Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Kepatuhan Pasien HIV/AIDS di Poliklinik Khusus Rawat Jalan Bagian Penyakit Dalam RSUP dr. M. Djamil Padang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dipungkiri bahwa dengan adanya perkembangan ini, masalah yang. manusia. Menurut National Institute of Mental Health, 20% populasi
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dunia semakin mengalami perkembangan ke era globalisasi. Dengan adanya perkembangan zaman ini, masyarakat dituntut untuk mengikuti perkembangan modern. Tidak
Lebih terperinciBAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. dapat dicegah dan diobati, ditandai oleh hambatan aliran udara yang tidak
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) adalah penyakit paru yang dapat dicegah dan diobati, ditandai oleh hambatan aliran udara yang tidak
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian merupakan wadah untuk menjawab pertanyaan
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Desain penelitian merupakan wadah untuk menjawab pertanyaan penelitian, dan mengkaji kesahihan hipotesis (Sudigdo, 1995). Jenis penelitian ini adalah deskripitif
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
A. Latar Belakang Gangguan kecemasan diperkirakan dialami 1 dari 10 orang. Menurut data National Institute of Mental Health (2005) di Amerika Serikat terdapat 40 juta orang mengalami gangguan kecemasan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang menderita asma hingga saat ini. Prevalensi asma di Indonesia tahun 2003
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada tahun 2013, WHO, (2013) memperkirakan terdapat 235 juta orang yang menderita asma hingga saat ini. Prevalensi asma di Indonesia tahun 2003 berdasarkan hasil survei
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. gerakan gerakan shalat yang meliputi berdiri, ruku, sujud, dan duduk adalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kesehatan merupakan hal yang dicari oleh semua orang. Menurut World Health Organitation (WHO) kesehatan adalah suatu keadaan sehat yang utuh secara fisik, mental,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Nyeri Punggung Bawah (NPB) merupakan gangguan musculoskeletal yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Nyeri Punggung Bawah (NPB) merupakan gangguan musculoskeletal yang terjadi pada punggung bagian bawah yang dapat disebabkan oleh berbagai penyakit maupun aktifitas
Lebih terperinciHUBUNGAN SIKAP KERJA DUDUK DENGAN KELUHAN NYERI PUNGGUNG BAWAH PADA PEKERJA RENTAL KOMPUTER DI PABELAN KARTASURA
HUBUNGAN SIKAP KERJA DUDUK DENGAN KELUHAN NYERI PUNGGUNG BAWAH PADA PEKERJA RENTAL KOMPUTER DI PABELAN KARTASURA SKRIPSI DISUSUN UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN DALAM MENDAPATKAN GELAR SARJANA SAINS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kronis dimana tulang rawan sendi lutut mengalami degenerasi secara perlahan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Osteoartritis (OA) lutut adalah suatu kondisi inflamasi, keadaan reumatik kronis dimana tulang rawan sendi lutut mengalami degenerasi secara perlahan. Osteoartritis
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Kedokteran Jiwa.
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Kedokteran Jiwa. 3.2 Tempat dan waktu penelitian 1) Tempat penelitian : Poli Rawat Jalan
Lebih terperinciANALISIS HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DAN GAYA HIDUP SEHAT TERHADAP INDEKS PRESTASI PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNISSULA
ANALISIS HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DAN GAYA HIDUP SEHAT TERHADAP INDEKS PRESTASI PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNISSULA Uswatun Nisaa Arum Darjono, Musri Amurwaningsih Dosen Fakultas Kedokteran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Kanker payudara merupakan jenis kanker yang paling banyak ditemui
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker payudara merupakan jenis kanker yang paling banyak ditemui pada wanita. Setiap tahun lebih dari 250.000 kasus baru kanker payudara terdiagnosa di Eropa dan kurang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Stroke adalah penyakit multifaktorial dengan berbagai penyebab disertai manifestasi klinis mayor, dan penyebab utama kecacatan dan kematian di negara-negara berkembang
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. penelitian secara observasional analitik dengan rancangan cross sectional.
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain penelitian non eksperimental atau observasional yang merupakan metode penelitian secara observasional
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. Kanker payudara dapat tumbuh di dalam kelenjer susu, saluran susu dan jaringan ikat
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker payudara adalah tumor ganas yang tumbuh di dalam jaringan payudara. Kanker payudara dapat tumbuh di dalam kelenjer susu, saluran susu dan jaringan ikat pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berfungsi menggantikan sebagian fungsi ginjal. Terapi pengganti yang. adalah terapi hemodialisis (Arliza, 2006).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gagal Ginjal Kronik merupakan salah satu masalah kesehatan yang penting mengingat selain insidens dan pravelensinya yang semakin meningkat, pengobatan pengganti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Nyeri punggung bawah adalah nyeri yang dirasakan di daerah punggung bawah, dapat merupakan nyeri lokal maupun nyeri radikular atau keduanya (Meliala dkk., 2000). Nyeri
Lebih terperinciOleh; Wahyu Riniasih 1). Fatchulloh 2) 1) Staf Pengajar STIKES An Nur Purwodadi Prodi Ners 2) Staf Pengajar STIKES An Nur Purwodadi Prodi Ners
EFEKTIFITAS PEMBERIAN INFORMED CONSENT DENGAN TINGKAT KECEMASAN BAGI KELUARGA PASIEN YANG DIRAWAT DI INTENSIVE CARE UNIT (ICU) RUMAH SAKIT PANTI RAHAYU PURWODADI Oleh; Wahyu Riniasih 1). Fatchulloh 2)
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Nyeri merupakan fenomena yang universal dan kebebasan dari nyeri
BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Nyeri merupakan fenomena yang universal dan kebebasan dari nyeri merupakan hak dasar setiap orang (Breivik, 2005). Menurut Kozier dan Erb (1983, dalam Tamsuri, 2004),
Lebih terperinciBAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab 4 ini peneliti akan membahas tentang sampel penelitian, hasil pengolahan data, dan analisa data hasil penelitian. 4.1. Profil Responden Sampel penelitian berjumlah 100
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW. ditimbulkan sesuai dengan etiologi yang terjadi (Pinzon, 2016).
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Nyeri merupakan masalah kesehatan kompleks dan dapat menyerang siapapun. Nyeri dapat terjadi di berbagai tempat ditubuh dan berbagai macam sensasi yang ditimbulkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia pada umumnya, hasil karya dan budaya, untuk meningkatkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara hakiki kesehatan dan keselamatan kerja, merupakan upaya atau pemikiran serta penerapanya yang ditujukan untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang mengenai mereka di usia lanjut atau usia dewasa dimana rawan kartilago yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Osteoarthritis (OA) merupakan penyakit sendi degeneratif dan progresif yang mengenai mereka di usia lanjut atau usia dewasa dimana rawan kartilago yang melindungi ujung
Lebih terperinciHUBUNGAN TINGKAT KECERDASAN SPIRITUAL DENGAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI
JURNAL EDU HEALTH, VOL. 1, N0. 1, SEPTEMBER 2010 33 HUBUNGAN TINGKAT KECERDASAN SPIRITUAL DENGAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI Kurniawati, Utomo Heri S, Abstrak Operasi merupakan tindakan medik
Lebih terperinciMODUL PROBLEM BASED LEARNING GANGGUAN TIDUR
SISTEM NEURO PSIKIATRI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MODUL PROBLEM BASED LEARNING GANGGUAN TIDUR BUKU PEGANGAN UNTUK MAHASISWA DISUSUN OLEH M. FAISAL IDRUS FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECEMASAN DENGAN KEJADIAN INSOMNIA PADA MAHASISWA KEPERAWATAN SEBELUM MENGHADAPI PRAKTIK KLINIK DI RUMAH SAKIT SKRIPSI
HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECEMASAN DENGAN KEJADIAN INSOMNIA PADA MAHASISWA KEPERAWATAN SEBELUM MENGHADAPI PRAKTIK KLINIK DI RUMAH SAKIT SKRIPSI Guna memenuhi salah satu syarat untuk meraih gelar Sarjana
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini mencakup ilmu kedokteran jiwa. Universitas Diponegoro Semarang, Jawa Tengah.
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang lingkup penelitian Penelitian ini mencakup ilmu kedokteran jiwa. 3.2 Tempat dan waktu penelitian 3.2.1 Tempat penelitian Penelitian ini dilaksanakan di lingkungan Kampus
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. lumbal atau lumbo-sakral dan sering disertai dengan penjalaran nyeri ke arah
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Low Back Pain (LBP) adalah nyeri yang dirasakan daerah punggung bawah, dapat merupakan nyeri lokal maupun nyeri radikuler atau keduanya. Nyeri ini terasa diantara
Lebih terperinciHUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA LANSIA YANG DILAKUKAN HOME CARE
HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA LANSIA YANG DILAKUKAN HOME CARE DI WILAYAH KERJA RUMAH SAKIT RAJAWALI CITRA BANGUNTAPAN BANTUL NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh : AYU PUTRI UTAMI NIM
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Bidang keilmuan penelitian ini adalah ilmu anestesiologi dan terapi intensif.
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Bidang keilmuan penelitian ini adalah ilmu anestesiologi dan terapi intensif. 4.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Instalasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Masa menopause merupakan suatu transisidimana ditandai. perubahan siklus menstruasi yang sebelumnya regular, siklik, bisa
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masa menopause merupakan suatu transisidimana ditandai perubahan siklus menstruasi yang sebelumnya regular, siklik, bisa diprediksi yang cenderung ovulatoar menjadi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. (Nugroho, 2008). Lanjut usia bukanlah suatu penyakit. Lanjut usia adalah
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lanjut usia (lansia) merupakan suatu keadaan atau proses alamiah yang terjadi di dalam kehidupan manusia. Memasuki usia tua terjadi banyak perubahan baik itu perubahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bertahun-tahun ini oleh ahli-ahli di bidang psikosomatik menunjukkan bahwa
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Nyeri adalah suatu fenomena yang kompleks, dialami secara primer sebagai suatu pengalaman psikologis. Penelitian yang berlangsung selama bertahun-tahun ini oleh ahli-ahli
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan dengan cepat, tepat dan benar. Diberikan melalui
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Instalasi gawat darurat merupakan salah satu unit di rumah sakit yang dapat memberikan pelayanan dengan cepat, tepat dan benar. Diberikan melalui standart tim kesehatan
Lebih terperinciBAB 4 ANALISIS HASIL. Responden pada penelitian ini adalah mahasiswa jurusan Psikologi Binus
BAB 4 ANALISIS HASIL 4.1 Profil Subjek Penelitian Responden pada penelitian ini adalah mahasiswa jurusan Psikologi Binus University angkatan 2011 dan angkatan 2012 dengan hasil yang mengisi 124 orang.
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1.1 Gambaran Umum Subyek Penelitian. digunakan untuk uji validitas instrumen.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMK PGRI 2 Salatiga sebagai tempat penelitian, dengan populasi penelitian sebanyak 182 siswa dari
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN NYERI PINGGANG PADA PENGERAJIN BATIK TULIS DI KECAMATAN DANAU TELUK KOTA JAMBI TAHUN 2012
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN NYERI PINGGANG PADA PENGERAJIN BATIK TULIS DI KECAMATAN DANAU TELUK KOTA JAMBI TAHUN 2012 * Erris 1, Erna 2 1 Poltekkes Jambi Jurkesling 2 STIKes PRIMA Prodi IKM *
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Nyeri tulang belakang atau yang sering disebut low back pain adalah
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nyeri tulang belakang atau yang sering disebut low back pain adalah rasa nyeri, ngilu, pegal yang terjadi di daerah punggung bawah. Nyeri ini terasa diantara
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian cross sectional. Dalam penelitian
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian cross sectional. Dalam penelitian cross sectional digunakan pendekatan transversal, dimana observasi terhadap variabel
Lebih terperinciTingkat depresi berdasarkan derajat ulkus diabetik pada pasien ulkus diabetes melitus yang berobat di rsud kota semarang
Tingkat depresi berdasarkan derajat ulkus diabetik pada pasien ulkus diabetes melitus yang berobat di rsud kota semarang Irma Astuti Setyoningrum 1, Yunie Armiyati 2, Rahayu Astuti 3 1 Mahasiswa Progam
Lebih terperinciPENGARUH TIPE KEPRIBADIAN DENGAN DERAJAT HIPERTENSI PADA PASIEN HIPERTENSI WANITA USIA TAHUN DI PUSKESMAS GILINGAN SURAKARTA SKRIPSI
PENGARUH TIPE KEPRIBADIAN DENGAN DERAJAT HIPERTENSI PADA PASIEN HIPERTENSI WANITA USIA 30-50 TAHUN DI PUSKESMAS GILINGAN SURAKARTA SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar Sarjana
Lebih terperinciSiswanto dan Florentinus Budi Setiawan. Fakultas Psikologi Universitas Katolik Soegijapranata Semarang. Abstraksi
STUDI PENDAHULUAN MENGUJI PERBEDAAN KETEGANGAN OTOT ANTARA JENIS KELAMIN, USIA, DAN SUBJEK YANG NOR- MAL DENGAN YANG MENGALAMI KELUHAN NYERI KEPALA DAN PUNDAK Siswanto dan Florentinus Budi Setiawan Fakultas
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Subyek dalam penelitian ada 347 orang siswa kelas XI yang terdiri dari
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Subyek Penelitian SMA N 3 Salatiga terletak di jalan di Jl. Kartini No 34 kecamatan Sidorejo Salatiga 50711 Jawa tengah. SMA N 3 Salatiga didirikan
Lebih terperinciPENGARUH COGNITIVE BEHAVIOR THERAPY TERHADAP KEPATUHAN MENELAN OBAT PADA PASEN TB PARU DI POLIKLINIK RSUP DR HASAN SADIKIN BANDUNG
PENGARUH COGNITIVE BEHAVIOR THERAPY TERHADAP KEPATUHAN MENELAN OBAT PADA PASEN TB PARU DI POLIKLINIK RSUP DR HASAN SADIKIN BANDUNG Hj.Mariana Nuryati dan Anah Sasmita Politeknik Kesehatan Bandung Jurusan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. paling sering terjadi. Menurut Harrianto (2009) NPB banyak diderita oleh
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nyeri punggung bawah (NPB) merupakan gangguan muskuloskeletal yang paling sering terjadi. Menurut Harrianto (2009) NPB banyak diderita oleh masyarakat umum dan prevalensinya
Lebih terperinciHUBUNGAN RELAKSASI PERNAPASAN DAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN ASMA BRONKHIALE DI RUANG BOUGENVILLE 2 RSUD KUDUS
HUBUNGAN RELAKSASI PERNAPASAN DAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN ASMA BRONKHIALE DI RUANG BOUGENVILLE 2 RSUD KUDUS Rizka Himawan,Diyah Krisnawati, ABSTRAK Latar Belakang:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1 UU Nomor 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja) (Kuswana,W.S, 2014).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tempat kerja merupakan suatu tempat yang dapat menciptakan interaksi antara manusia dengan alat-alat, mesin dan bahan dengan objek pekerjaan yang bertujuan menghasilkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terlupakan, padahal kasusnya cukup banyak ditemukan, hal ini terjadi karena
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di dalam ruang lingkup ilmu penyakit dalam, depresi masih sering terlupakan, padahal kasusnya cukup banyak ditemukan, hal ini terjadi karena seringkali pasien depresi
Lebih terperinciPENGARUH SENAM KAKI DIABETIK TERHADAP NYERI KAKI PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DELANGGU
1 PENGARUH SENAM KAKI DIABETIK TERHADAP NYERI KAKI PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DELANGGU SKRIPSI Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Meraih Derajat Sarjana Keperawatan Disusun
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
37 BAB III METODE PENELITIAN 38 A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan pendekatan secara cross sectional, variabel bebas dan variabel terikat diobservasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut American Diabetes Association / ADA (2011) DM adalah suatu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes Melitus (DM) adalah penyakit yang terjadi karena pankreas tidak dapat menghasilkan insulin atau penyakit kronis yang terjadi ketika tubuh tidak dapat secara
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN. penelitian berdasarkan jenis kelamin, usia dan IPK dapat dilihat pada tabel 4.1, 4.2, 4.3. Tabel 4.1
BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Deskripsi Subjek Penelitian Mahasiswa Fakultas Bahasa dan Sastra yang menjadi anggota lembaga kemahasiswaan periode 2012/2013 berjumlah 49 orang mahasiswa. Deskripsi subjek
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. subyek, nama subyek, usia subyek dan subyek penelitian berjumlah 70 sampel ibu
43 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Subyek Gambaran umum subyek penelitian ini diperoleh dari data yang di isi subyek, nama subyek, usia subyek dan subyek penelitian berjumlah 70
Lebih terperinciHUBUNGAN PERAN SERTA KELUARGA DALAM PERAWATAN STROKE DENGAN TINGKAT DEPRESI PADA PENDERITA PASCA STROKE DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR
HUBUNGAN PERAN SERTA KELUARGA DALAM PERAWATAN STROKE DENGAN TINGKAT DEPRESI PADA PENDERITA PASCA STROKE DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Osteoartritis (OA) merupakan penyakit degenerasi pada sendi yang melibatkan kartilago, lapisan sendi, ligamen, dan tulang sehingga menyebabkan nyeri dan kekakuan pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. LBP sering dijumpai dalam praktek sehari-hari, terutama di negara-negara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Low back pain (LBP) atau nyeri merupakan keluhan yang sering dijumpai di masyarakat, merupakan persoalan di masyarakat karena sering mengakibatkan penderita terganggu
Lebih terperinciBAB 4 ANALISIS PENELITIAN Profil Partisipan Pada pengambilan data di lapangan, peneliti memperoleh partisipan
BAB 4 ANALISIS PENELITIAN 4.1. Profil Partisipan Pada pengambilan data di lapangan, peneliti memperoleh partisipan sebanyak 150 remaja dengan rentang usia 15-18 tahun dan berjenis kelamin laki-laki dan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
30 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup disiplin ilmu dari penelitian ini adalah ilmu kedokteran, khususnya Ilmu Psikiatri dan Ilmu Penyakit Dalam. 3.2 Tempat dan Waktu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk di Indonesia, khususnya di
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk di Indonesia, khususnya di kota-kota besar tiap tahunnya menyebabkan kebutuhan akan transportasi juga semakin meningkat.
Lebih terperinciHubungan Pengetahuan Tentang Menopause Dengan Tingkat Stres Pada Wanita Usia Subur
The 7 th University Research Colloqium 08 Hubungan Pengetahuan Tentang Menopause Dengan Tingkat Stres Pada Wanita Usia Subur Nur Hidayah, Suci Tri Cahyani Prodi DIII Kebidanan STIKES PKU MUHAMMADIYAH Surakarta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Peningkatan produktivitas kerja akan tercapai jika semua komponen dalam
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Peningkatan produktivitas kerja akan tercapai jika semua komponen dalam system kerja dirancang secara ergonomic (Manuaba, 2003). Ergonomi sendiri berhubungan dengan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. untuk membandingkan adakah perbedaan Visual Analog Scale (VAS)
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian ex-post facto yang berguna untuk membandingkan adakah perbedaan Visual Analog Scale (VAS) terapi TENS dan IR dengan TENS,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. anak-anak yang berkualitas agar dapat melanjutkan cita-cita bangsa dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagai bangsa yang sedang berkembang, Indonesia sangat memerlukan anak-anak yang berkualitas agar dapat melanjutkan cita-cita bangsa dan pembangunan kelak di kemudian
Lebih terperinciHUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN TINGKAT KECEMASAN WANITA PRAMENOPAUSE DI DESA BANGSALSARI KECAMATAN BANGSALSARI JEMBER
HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN TINGKAT KECEMASAN WANITA PRAMENOPAUSE DI DESA BANGSALSARI KECAMATAN BANGSALSARI JEMBER Fitriana Putri fitput81@gmail.com Susi Wahyuning Asih fikes@unmuhjember.ac.id Dian
Lebih terperinciTINGKAT KECEMASAN KELUARGA DALAM MENGHADAPI ANGGOTA KELUARGA YANG MENGALAMI SERANGAN STROKE DI RUANG STROKE RUMAH SAKIT FAISAL MAKASSAR
892 TINGKAT KECEMASAN KELUARGA DALAM MENGHADAPI ANGGOTA KELUARGA YANG MENGALAMI SERANGAN STROKE DI RUANG STROKE RUMAH SAKIT FAISAL MAKASSAR * Yourisna Pasambo * Dosen Tetap Akademi Keperawatan Sandi Karsa
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. muskuloskeletal yang sering terjadi dan menyebabkan penurunan produktivitas
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Low back pain (LBP) atau nyeri punggung bawah (NPB) merupakan keluhan yang sering dijumpai dan umum dalam masyarakat. Hampir setiap orang pernah merasakan LBP dalam
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Telinga, Hidung, dan Tenggorok Bedah Kepala dan Leher. Tempat : Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang
1 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup dalam penelitian ini mencakup bidang Ilmu Kesehatan Telinga, Hidung, dan Tenggorok Bedah Kepala dan Leher. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan umat manusia pada abad ke 21. Diabetes mellitus (DM) adalah suatu
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Diabetes Mellitus atau kencing manis salah satu ancaman utama bagi kesehatan umat manusia pada abad ke 21. Diabetes mellitus (DM) adalah suatu sindroma gangguan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. dari berbagai sebab (kelainan tulang punggung/spine sejak lahir, trauma,
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Low back pain (LBP) atau nyeri punggung belakang adalah suatu sindroma nyeri yang terjadi pada regio punggung bagian bawah yang merupakan akibat dari berbagai sebab (kelainan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang Undang Kesehatan N0.36 Tahun 2009 menjelaskan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan atau hidup sehat adalah hak setiap orang. Oleh karena itu kesehatan, baik individu, kelompok maupun masyarakat merupakan aset yang harus dijaga, dilindungi
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Dr.Kayadoe. RSUD Dr. M. Haulussy Ambon adalah rumah sakit negeri
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran umum objek penelitian RSUD Dr.M.Haulussy Ambon beralamat di Ambon, Jalan Dr.Kayadoe. RSUD Dr. M. Haulussy Ambon adalah rumah sakit negeri kelas B. Rumah
Lebih terperinciStudy Tingkat Kecemasan Penderita Diabetes Mellitus Di Poli Rawat Jalan Puskesmas Ngawi Purba Kabupaten Ngawi
Study Tingkat Kecemasan Penderita Diabetes Mellitus Di Poli Rawat Jalan Puskesmas Ngawi Purba Kabupaten Ngawi Oleh : Nurul Hidayah, S.Kep.Ns ABSTRAK Latar belakang : Diabetes mellitus adalah penyakit kronis
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini meliputi ilmu kedokteran fisik dan rehabilitasi.
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini meliputi ilmu kedokteran fisik dan rehabilitasi. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian 4.2.1 Ruang Lingkup Tempat Penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengenai kematian akibat asma mengalami peningkatan dalam beberapa dekade
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Asma adalah penyakit paru kronik yang sering terjadi di dunia. Data mengenai kematian akibat asma mengalami peningkatan dalam beberapa dekade terakhir (Mchpee
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelatif, yaitu rancangan penelitian yang menelaah hubungan antara dua variabel pada suatu situasi atau
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini berlokasi di RSUP Dr. Kariadi Semarang bagian saraf dan rehabilitasi medik
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Ruang Lingkup Penelitian 1. Ruang Lingkup Keilmuan Penelitian ini mencakup bidang ilmu saraf dan rehabilitasi medik 2. Ruang Lingkup Tempat Penelitian ini berlokasi di RSUP
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN. menjalankan sinkretisme Islam dibandingkan sinkretisme Jawa dalam kehidupannya.
BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Deskripsi Subjek Penelitian Penelitian dilaksanakan di Program Studi Bimbingan dan Konseling (BK) FKIP UKSW Salatiga. Subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa BK etnik Jawa
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. clearance disetujui sampai jumlah subjek penelitian terpenuhi. Populasi target penelitian ini adalah pasien kanker paru.
40 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini mencakup bidang Ilmu Penyakit Dalam sub bagian Onkologi Medik. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di RSUP Dr.
Lebih terperinciPENGARUH ACCEPTANCE AND COMMITMENT THERAPY TERHADAP GEJALA DAN KEMAMPUAN KLIEN DENGAN RESIKO PERILAKU KEKERASAN
PENGARUH ACCEPTANCE AND COMMITMENT THERAPY TERHADAP GEJALA DAN KEMAMPUAN KLIEN DENGAN RESIKO PERILAKU KEKERASAN Ni Made Dian Sulistiowati*, Budi Anna Keliat **, Ice Yulia Wardani** * Program Studi Ilmu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jika seringkali pasien dan keluarganya menunjukkan sikap yang agak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tindakan operasi atau pembedahan merupakan pengalaman yang sulit bagi hampir semua pasien karena akan muncul berbagai kemungkinan masalah dapat terjadi yang akan membahayakan
Lebih terperinci