PENGARUH BRAIN GYM TERHADAP TINGKAT KOGNITIF LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA WARGA TAMA INDRALAYA TAHUN 2013
|
|
- Irwan Yuwono
- 9 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PENGARUH BRAIN GYM TERHADAP TINGKAT KOGNITIF LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA WARGA TAMA INDRALAYA TAHUN 213 Oleh Ria Verany, Budi Santoso, Mery Fanada Abstrak Kemunduran fisik maupun mental selalu mengiringi peningkatan usia, termasuk kemunduran fungsi kognitif. Dengan memperbanyak aktivitas dapat memperlambat kemunduran kognitif, salah satu cara dengan memperbanyak aktivitas yang berhubungan dengan fungsi otak. Senam otak dapat meningkatkan aktivitas otak melalui gerakan-gerakan sederhana yang dirancang mengaktifkan seluruh bagian otak untuk meningkatkan fungsi kognitif. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh brain gym terhadap tingkat kognitf lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Warga Tama Indralaya. Jenis penelitian adalah Pre Experimental Design tanpa kelompok kontrol dengan pendekatan One Group Pre-Post Test Design. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 1 orang. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling. Keseluruhan sampel dalam penelitian ini yang memenuhi kriteria inklusi sebanyak 32 orang. Untuk membandingkan tingkat kognitif responden sebelum dan sesudah dilakukan senam otak menggunakan Mini Mental State Examination (MMSE) yang dianalisis dengan uji paired t-tes. Berdasarkan hasil penelitian, responden yang mengikuti kegiatan senam otak mengalami peningkatan kognitif yang signifikan. Uji statistik yang digunakan adalah paired T-test dengan tingkat kepercayaan 95% (α =,5), P value =,. Rata-rata tingkat kognitif lansia sebelum dilakukan brain gym adalah 18,12, sedangkan rata-rata untuk tingkat kognitif lansia sesudah dilakukan brain gym adalah 19,47. Dengan demikian dapat dibuat kesimpulan bahwa ada pengaruh brain gym terhadap peningkatan daya ingat lansia. Berdasarkan penelitian ini maka peneliti menyarankan agar senam otak dapat menjadi bagian program lansia di panti serta menjadi acuan untuk dilakukan penelitian lain dengan modifikasi terapi yang berbeda. Kata kunci : lansia, tingkat kognitif, senam otak Abstract Physical and mental deterioration always accompany increasing age, including decline in cognitive function. By increasing the activity may slow cognitive decline, one way to expand the activities related with brain function. Brain exercise can enhance brain activity through simple movements that are designed to enable all parts of the brain to improve cognitive function. The aim of this study was to determine the influence of brain gym therapy to the cognitive level of elderly at Tresna Werdha Warga Tama orphanage Indralaya in 213. The design of this study was pre-experimental design without a control group with one group pretest-posttest design. The population of this study was 1 people. The sampling method used purposive sampling. The sample in this study that have sellected with the inclusion criteria amounted to 32 people. To compare the cognitive level of respondents before and after brain gym therapy by using the Mini Mental State Examination (MMSE) were analyzed by paired sample t-test. Based on the results of the study, the respondents who follow the activities of brain gym therapy significantly influence to the cognitive improvement. Statistical test used paired T-test with a confidence level of 95% (α =.5), P value =.. The mean value of cognitive level of elderly before Brain Gym amounted to 18.12, while the mean value of cognitive level of elderly after Brain Gym is Thus, the conclusion of this study that there was significant influence brain gym therapy and cognitive level of elderly. Based on this study, the writer suggested that brain gym could be a part of the nursing program to the elderly as well as a reference for additional studies with different therapeutic modifications. Keywords: elderly, cognitive level, brain gym
2 1. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Dampak kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) terutama di bidang kesehatan, berhasil meningkatkan kualitas dan umur harapan hidup sehingga jumlah lanjut usia semakin bertambah cenderung lebih cepat dan pesat (Nugroho, 28). Di Sumatera Selatan jumlah penduduk pada tahun 29 adalah orang, dengan komposisi orang laki-laki dan orang perempuan, diantaranya penduduk yang berusia 6 tahun keatas berjumlah orang. Pada tahun 21 terjadi peningkatan jumlah penduduk yaitu orang dengan komposisi orang laki-laki dan orang perempuan, diantaranya penduduk yang berusia 6 tahun ke atas berjumlah orang (BPS Sumatera Selatan, 29; 21). Proses penuaan (aging process) bukanlah suatu penyakit tetapi merupakan suatu proses berkurangnya daya tahan tubuh dalam menghadapi rangsangan dari dalam maupun dari luar tubuh. Proses ini merupakan proses yang terus-menerus secara alamiah, misalnya dengan terjadinya kehilangan jaringan pada otot, susunan syaraf, dan jaringan lain sehingga tubuh menurun fungsinya sedikit demi sedikit (Nugroho, 28). Penurunan fungsi ini disebabkan karena berkurangnya jumlah sel secara anatomis. Selain itu berkurangnya aktivitas, asupan nutrisi yang kurang, polusi, serta radikal bebas sangat mempengaruhi penurunan fungsi organ-organ tubuh pada lansia. Suatu penelitian di Inggris terhadap orang lansia di atas usia 75 tahun, menunjukkan bahwa pada lansia terdapat gangguan fungsi kognitif pada susunan saraf pusat (45%) (Suhartini, 29). Dengan menurunnya kemampuan otak tersebut maka perlu diberikan stimulus atau rangsangan ke otak yang dapat meningkatkan kemampuan kognitif melalui gerakan-gerakan senam ringan. Salah satu upaya untuk menghambat kemunduran kognitif akibat penuaan yaitu dengan melakukan gerakan olahraga atau latihan fisik. Latihan yang dapat meningkatkan potensi kerja otak yakni meningkatkan kebugaran fisik secara umum dalam bentuk melakukan brain gym yaitu kegiatan yang merangsang intelektual yang bertujuan untuk mempertahankan kesehatan otak dengan melakukan gerak badan (Markam, 25). Senam otak atau lebih dikenal dengan brain gym sebenarnya adalah serangkaian gerakan sederhana yang dilakukan untuk merangsang kerja dan fungsi otak secara maksimal. Awalnya senam otak dimanfaatkan untuk anak yang mengalami gangguan hiperaktif, kerusakan otak, sulit konsentrasi dan depresi. Namun dalam perkembangannya setiap orang bisa memanfaatkannya untuk beragam kegunaan. Saat ini, di Amerika dan Eropa senam otak sedang digemari. Banyak orang yang merasa terbantu melepaskan stres, menjernihkan pikiran, meningkatkan daya ingat, dan sebagainya (Gunadi, 29). Hasil studi pendahuluan tes fungsi kognitif menggunakan kuesioner Mini Mental State Examination (MMSE) di Panti Sosial Tresna Werdha Warga Tama Indralaya menunjukkan bahwa dari 14 orang lansia di Panti Tresna Werdha Warga Tama Indralaya didapatkan 8 orang lanjut usia mengalami gangguan kognitif sedang dan 6 orang mengalami gangguan kognitif ringan dan sebagai studi awal yang bertujuan mengetahui apakah ada pengaruh senam otak pada daya ingat orang dewasa. Hal ini membuktikan bahwa memang mulai ada penurunan fungsi kognitif. Klien lanjut usia yang tinggal di panti memiliki resiko yang lebih besar mengalami dimensia dibanding dengan klien lanjut usia yang tinggal di rumah, klien lanjut usia yang tinggal di panti memiliki support system yang terbatas yang memungkinkan keterbatasan mereka dalam hal stimulasi terhadap memori masa lalu, tetapi keadaan ini tidak semuanya sama pada setiap lansia dan tidak ada jaminan pula bahwa setiap lansia yang tinggal di rumah memiliki support system yang lebih baik dari klien lansia yang tinggal di panti. Dari penelitian-penelitian yang dilakukan di Amerika Serikat dan Eropa terhadap klien lanjut usia yang tinggal di rumah perawatan usia lanjut atau panti didapatkan ada 9% sampai dengan 26% wanita dan 5% sampai dengan 12% pria mengalami dimensia setiap saat (Kuntjoro, 26 dalam Yamin, 28) Berdasarkan uraian yang telah di sebutkan dalam latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah ada pengaruh terapi brain gym terhadap tingkat kognitif Lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Warga Tama Indralaya Tahun Rumusan Masalah Apakah ada pengaruh terapi brain gym terhadap tingkat kognitif Lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Warga Tama Indralaya Tahun Tujuan Penelitian Tujuan Umum Tujuan umum penelitian ini adalah diketahuinya pengaruh terapi Brain Gym terhadap tingkat kognitif lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Warga Tama Tahun Tujuan Khusus 1) Diketahuinya tingkat kognitif lansia sebelum diberikan terapi brain gym di Panti Sosial Tresna Werdha Warga Tama Indralaya Tahun ) Diketahuinya tingkat kognitif lansia setelah diberikan terapi brain gym di Panti Sosial Tresna Werdha Warga Tama Indralaya Tahun ) Diketahuinya pengaruh terapi Brain Gym terhadap tingkat kognitif lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Warga Tama Indralaya tahun Landasan Teori Gerontologi dan Geriatri Gerontologi berasal dari kata "Geros" dari bahasa yunani berarti lanjut usia dan "Logos" berarti ilmu. Gerontologi adalah suatu pendekatan ilmiah dari berbagai proses penuaan yaitu biologis, psikologis, sosial, ekonomi, kesehatan lingkungan, dan lain-lain (Depkes RI, 21; Maryam et al, 28). Geratri berasal dari kata geros dan iatriea yang artinya merawat/merumat. Geriatri adalah cabang ilmu kedokteran yang mempelajari tentang pencegahan penyakit dan kekurangannya pada lanjut usia. Sedangkan geriatric nursing adalah praktik keperawatan yang
3 berkaitan dengan penyakit pada proses menua (Nugroho, 28) Lansia Menurut pasal 1 ayat (2), (3), (4) UU No. 13 Tahun 1998 tentang kesehatan dikatakan bahwa usia lanjut adalah seseorang yang telah mencapai usia lebih dari 6 tahun ( Maryam et al, 28) Kognitif Kognitif merupakan suatu proses pekerjaan pikiran yang dengannya kita menjadi waspada akan objek pikiran atau persepsi, mencakup semua aspek pengamatan, pemikiran dan ingatan (Dorland, 22). Fungsi kognitif merupakan suatu proses mental manusia yang meliputi atensi, persepsi, ingatan, bahasa dan kreativitas ( Brain Gym Brain Gym pertama kali diciptakan oleh Paul E. Dennison, Ph.D. Brain Gym adalah serangkaian gerak sederhana yang menyenangkan dan digunakan oleh para murid di Educational Kinesiologi (Edu-K) untuk meningkatkan kemampuan belajar mereka dengan menggunakan keseluruhan otak. Brain Gym bermanfaat pula untuk melatih fungsi keseimbangan dengan merangsang beberapa bagian otak yang mengaturnya. Seperti dijelaskan Paul E. Dennison, Ph.D, otak manusia, seperti halogram, terdiri dari tiga dimensi dengan bagianbagian yang saling berhubungan sebagai satu kesatuan. Akan tetapi, otak manusia juga spesifik tugasnya di mana ketiga dimensi tersebut dalam aplikasi gerakan Brain Gym disebut dengan istilah dimensi Lateralitas, dimensi Pemfokusan serta dimensi Pemusatan. Fungsi gerakan Brain Gym yang terkait dengan 3 dimensi otak tersebut adalah untuk (1) menstimulasi dimensi lateralitas; (2) meringankan dimensi pemfokusan; dan (3) merelaksasikan dimensi Pemusatan (Dennison and Dennison, 26). 2. Metodologi Penelitian 2.1. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan adalah Kuantitatif Pra-Eksperimen (Preexperimental Design) dengan menggunakan metode pra-pasca tes dalam satu kelompok (one-group pretest-posttest design). Ciri dan tipe penelitian ini adalah kelompok subjek di observasi sebelum dilakukan intervensi, kemudian di observasi lagi setelah intervensi (Nursalam, 23) Populasi dan Sampel Penelitian Popilasi Penelitian Populasi pada penelitian ini adalah seluruh lanjut usia di Panti Sosial Tresna Werdha Warga Tama di Indralaya Tahun 213. Saat ini Panti Tresna Werdha Warga Tama Indralaya menampung 1 orang lanjut usia yang terdiri dari 46 perempuan dan 54 laki-laki Sampel Penelitian Besar sampel Pada penelitian ini adalah 32 orang. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini ditentukan dengan menggunakan purposive sampling Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Panti Sosial Tresna Werdha Warga Tama Indralaya Sumatera Selatan pada bulan Desember 212 sampai Januari Pembatasan Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Panti Sosial Tresna Werdaha Warga Tama Indralaya Sumatera Selatan pada bulan Desember 212 sampai Januari 213 yang membahas tentang pengaruh tingkat kognitif lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Warga Tama Indralaya dengan menggunakan teori Dennison. Subjek penelitian adalalah lansia yang mengalami penurunan kognitif Pengumpulan dan Pengolahan Data Prosedur penelitian dilakukan dengan cara memberikan rangkaian gerak Brain Gym empat kali seminggu selama dua minggu. Adapun rangkaian gerak Brain Gym dipilih sesuai dengan tujuan, yaitu gerakanyang dapat mempengaruhi tingkat kognitif. Gerakangerakan tersebut meliputi gerakan silang dan olengan pinggul, pengisi energi, gerakan tombol bumi, tombol imbang, saklar otak, kait relaks, mengaktifkan tangan, luncuran gravitasi, delapan tidur, dan menguap berenergi. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode pre-test & post-test melalui pengukuran tingkat kognitif menggunakan kuesioner Mini Mental State Examination (MMSE). Indikator keberhasilan diukur dengan adanya perubahan skor hasil tes tingkat kognitif sebelum dan sesudah diberi perlakuan. Data yag telah terkumpul diolah dengan tahap editing, coding, entry dan cleaning. Kemudian data dianalisis menggunakan uji analisa univariat dan bivariat dengan menggunakan uji paired T-Test. 3. Hasil dan Pembahasan 3.1. Hasil Penelitian Analisis Univariat Tabel 3.1 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Tingkat Kognitif Sebelum Dilakukan Brain Gym di Panti Sosial TresnaWerdha Warga Tama Indralaya Tahun 213 Tingkat Kognitif Pre-test Ringan Sedang Berat Jumlah (F) Persentase (%) 34,37 65,63 Total 32 1 Dari tabel 4.1 didapatkan bahwa dari 32 responden paling banyak responden mengalami penurunan kognitif sedang 21 orang (65,63%). Sedangkan responden dengan kategori ringan sebanyak 11 orang (34,37%). Tabel 3.2 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Tingkat Kognitif Sesudah Dilakukan Brain Gym di Panti Sosial TresnaWerdha Warga Tama Indralaya
4 Tahun 213 Dari tabel 4.2 dari 32 responden, paling banyak responden mengalami penurunan kognitif sedang 2 orang (62,5%). Sedangkan responden dengan kategori penurunan kognitif ringan sebanyak 6 orang (18,75%) serta responden dengan kategori normal terdapat terdapat 6 orang (18,75%) Analisis Bivariat Tabel 3.3 Perbedaan Tingkat Kognitif Lansia Sebelum dan Sesudah Dilakukan Brain Gym di Panti Sosial TresnaWerdha Warga Tama Indralaya Tahun 213 Variabel Mean SD SE Sig N Tingkat Kognitif Pretest Postest 18,12 19,47 4,19 4,745,726,839, 32 Rata-rata tingkat kognitif lansia sebelum dilakukan brain gym adalah 18,12 dengan standar deviasi 4,19. Sedangkan rata-rata untuk tingkat kognitif lansia sesudah dilakukan brain gym adalah 19,47 dengan standar deviasi 4,745. Hasil uji statistik didapatkan nilai P Value =, menyatakan bahwa ada perbedaan yang signifikan ratarata tingkat kognitif lansia sebelum dan sesudah dilakukan brain gym pada lansia Pembahasan Tingkat Kognitif Lansia Sebelum Dilakukan Brain Gym di Panti Sosial Tresna Werdha Warga Tama Indralaya Tahun 213 Distribusi frekuensi tingkat kognitif sebelum dilakukan brain gym didapatkan bahwa dari 32 responden paling banyak responden mengalami penurunan kognitif sedang 21 orang (65,63%). Sedangkan responden dengan kategori ringan sebanyak 11 orang (34,37%). Dari hasil penelitian di atas dapat menunjukkan bahwa sebagian besar lansia telah terjadi penurunan fungsi kognitif. Setiati, Harimurti & Roosheroe (26) menyebutkan adanya perubahan kognitif yang terjadi pada lansia, meliputi berkurangnya kemampuan meningkatkan fungsi intelektual. Kognitif merupakan suatu proses pekerjaan pikiran yang dengannya kita menjadi waspada akan objek pikiran atau persepsi, mencakup semua aspek pengamatan, pemikiran dan ingatan (Dorland, 22). Maka penatalaksanaan medis sangat diperlukan untuk meminimalisasi dan mengantisipasi penurunan kognitif pada lansia. Sesuai dengan teori Dennison (26) bahwa gerakan-gerakan pada brain gym dapat memberikan rangsangan atau stimulus pada otak, gerakan yang menimbulkan stimulus itulah yang dapat meningkatkan kemampuan kognitif (kewaspadaan, konsentrasi, kecepatan, persepsi, belajar, memori, pemecahan masalah dan kreativitas). Salah satu penelitian yang dilakukan oleh Lisnaini Tingkat Kognitif Jumlah Persentase Post-test (F) (%) Normal 6 18,75 Ringan 6 18,75 Sedang 2 62,5 Berat Total 32 1 (212) dengan metode quasi eksperimental didapatkan senam otak dapat meningkatkan fungsi kognitif dewasa muda. Pengukuran fungsi kognitif dengan Digit Span yaitu Subtest Digit Forward dan Subtest Backward dimana terdapat peningkatan 6,7 Digit Span setelah senam otak (p<,5). Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan peneliti berpendapat bahwa sebagian besar lansia mengalami penurunan kognitif. Penurunan kognitif yang terjadi pada lansia, meliputi berkurangnya kemampuan meningkatkan fungsi intelektual, berkurangnya kemampuan mengakumulasi informasi baru dan mengambil informasi dari memori, serta kemampuan mengingat kejadian masa lalu lebih baik dibandingkan kemampuan mengingat kejadian yang baru saja terjadi. Penurunan kognitif tersebut disebabkan oleh penurunan yang terjadi pada fungsi sistem saraf pusat. Oleh karena itu perlu mengantisipasi dan meminimalisir perubahan yang terjadi pada lansia tersebut. Salah satu penatalaksanaan yang dilakukan untuk meningkatkan fungsi kognitif lansia yaitu dengan senam otak (brain gym) Tingkat Kognitif Lansia Sesudah Dilakukan Brain Gym di Panti Sosial Tresna Werdha Warga Tama Indralaya Tahun 213 Distribusi frekuensi tingkat kognitif sebelum dilakukan brain gym didapatkan dari 32 responden, paling banyak responden mengalami penurunan kognitif sedang 2 orang (62,5%). Sedangkan responden dengan kategori penurunan kognitif ringan sebanyak 6 orang (18,75%) serta responden dengan kategori normal terdapat terdapat 6 orang (18,75%). Berdasarkan hasil penelitian di atas diketahui terdapat peningkatan kognitif pada lansia setelah dilakukan brain gym. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terapi brain gym yang dilakukan secara rutin dapat meningkatkan fungsi kognitif pada lansia. Markam (25) mengemukakan bahwa pemeliharaan otak secara fungsional dapat dilakukan dengan berbagai proses belajar, di antaranya dengan belajar gerak, belajar mengingat, belajar merasakan dan sebagainya. Semua proses belajar tersebut akan selalu merangsang pusat-pusat otak (brain learning stimulation), yang di dalamnya terdapat pusat-pusat yang mengurus berbagai fungsi tubuh. Sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Dennison (26) bahwa senam otak (brain gym) adalah serangkaian gerak sederhana yang menyenangkan dan digunakan dari berbagai usia dan gerakan-gerakan pada brain gym dapat memberikan rangsangan atau stimulus pada otak, gerakan yang menimbulkan stimulus itulah yang dapat meningkatkan kemampuan kognitif
5 (kewaspadaan, konsentrasi, kecepatan, persepsi, belajar, memori, pemecahan masalah dan kreativitas). Berdasarkan penelitian di atas dapat diketahui bahwa tingkat kognitif lansia setelah senam otak (brain gym) empat kali seminggu selama dua minggu mengalami peningkatan, dengan intensitas dan waktu yang ringan mempunyai manfaat besar karena dapat menyelaraskan anggota gerak, pernafasan, dimana gerakan-gerakannya (gerakan menyilang) menimbulkan stimulus yang dapat terekam dalam otak dan fungsi kognitifpun meningkat. Dapat disimpulkan bahwa senam otak (brain gym) yang dilakukan secara rutin dapat meningkatkan fungsi kognitif pada lansia Perbedaan Tingkat Kognitif Lansia Sebelum dan Sesudah Dilakukan Brain Gym di Panti Sosial Tresna Werdha Warga Tama Indralaya Tahun 213 Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Panti Sosial Tresna Werdha Warga Tama Indralaya Tahun 213 dengan menggunakan uji T Dependen di dapatkan bahwa rata-rata tingkat kognitif sebelum dilakukannya senam otak (brain gym) dapat dilihat bahwa nilai sebelum, terdapat 21 responden dengan kategori penurunan kognitif sedang (65,63%), sedangkan responden dengan kategori penurunan kognitif ringan sebanyak 11 responden (34,37%). Sedangkan sesudah terapi terdapat 6 orang (18,75%) dengan kategori normal, 6 orang (18,75%) dengan kategori ringan sedangkan dengan kategori sedang sebanyak 2 orang (12.9%). Terdapat perbedaan nilai antara sebelum dan sesudah dilakukannya senam otak (brain gym). Hasil uji analisis didapatkan P value =, (p<,5) maka dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan bermakna antara sebelum dan sesudah dilakukannya senam otak (brain gym) dalam meningkatkan kognitif lansia. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Prasetya (21) di Panti Tresna Werdha Bhakti Yuswa Lampung tentang pengaruh terapi kognitif dan senam latih otak terhadap tingkat depresi lansia. Penelitian yang dilakukan dengan metode quasi exsperiment dan pre-post test design with control group, didapatkan hasil bahwa tingkat depresi menurun secara bermakna pada kelompok intervensi yang mendapatkan terapi kognitif dan senam otak dibandingkan dengan kelompok kontrol yang hanya mendapatkan terapi kognitif saja. Menurut penelitian yang dilakukan Festi ( 21) dengan uji statistic McNemar dan Chi-Square dengan taraf signifikansi (α) =.5 dengan hasil P =.16 pada uji McNemar dan pada uji Chi Square dengan hasil P =,3 didapatkan ada pengaruh brain gym terhadap fungsi kognitif lansia dengan jumlah sampel sebanyak 2 orang. Sesuai dengan fungsinya brain gym merupakan salah satu metode gerak dan latih otak, yang berguna dalam meningkatkan fungsi kognitif terutama pada lansia. Metode ini mengaktifkan dua belah otak dan memadukan fungsi semua bagian otak untuk meningkatkan kemampuan kognitif. Sejalan dengan penelitian yang dilakukan Kuntarti et al. (29) Latihan senam otak yang dilakukan pada sekelompok warga berusia dewasa di RW 6 Kelurahan Ratu Jaya, Kecamatan Pancoran Mas, Kota Depok selama 1 bulan dapat meningkatkan rerata skor tes daya ingat jangka pendek secara bermakna. Hasil tes daya ingat jangka pendek sebelum dan sesudah senam otak pada 27 peserta menunjukkan bahwa terjadi peningkatan rerata skor sebesar 7,74 (CI 95%: 3,36-11,8; p<,5). Peningkatan terbesar terjadi pada kelompok lansia (6 tahun lebih) dibanding pada kelompok dewasa menengah (p>,5). Sesuai dengan teori Dennison bahwa kegiatan senam otak yang dilakukan secara teratur oleh kelompok usia dewasa menengah dan lansia dapat mencegah dan memperlambat penurunan daya ingat sebagai akibat proses menua. Senam otak telah diteliti dapat meningkatkan aktivitas otak melalui gerakangerakansederhana yang dirancang untuk mengaktifkan seluruh bagian otak. Di antara gerakan-gerakan dalam senam otak yang dikreasikan oleh Dennison & Dennison (22) yang bermanfaat dalam peningkatan perhatian dan daya ingat yaitu gerakan menyebrangi garis tengah tubuh (gerakan silang dan olengan pinggul, pengisi energi) gerakan meningkatkan energi dan penguatan sikap (gerakan tombol bumi, tombol imbang, saklar otak, kait relaks, mengaktifkan tangan, luncuran gravitasi). Gerakan-gerakan lain yang juga dapat digunakan untuk mengaktifkan otak dan meningkatkan konsentarasi, serta keseimbangan adalah delapan tidur, dan menguap berenergi. Temuan penelitian menunjukkan bahwa gerakan brain gym memberikan kontribusi terhadap peningkatan fungsi kognitif lansia di Panti. Setelah membandingkan teori dengan hasil penelitian yang ada, maka peneliti berpendapat bahwa kegiatan senam otak yang dilakukan secara teratur dapat mengaktifkan tiga dimensi otak. Dimensi pemusatan dapat meningkatkan aliran darak ke otak, meningkatkan penerimaan oksigen (mengharmonisasikan emosi dan pikiran rasional), dimensi lateralis akan menstimulasi koordinasi kedua belahan otak yaitu otak kanan dan otak kiri (memperbaiki pernafasan, stamina, melepaskan keregangan, mengurangi kelelahan dan lain-lain), dimensi pemfokusan untuk melepaskan hambatan fokus dari otak (memperbaiki kurang perhatian, kurang konsentrasi dan lain-lain) sehingga dapat menyebabkan fungsi kognitif lansia meningkat. Sehingga peneliti dapat menyimpulkan bahwa senam otak (brain gym) dapat meningkatkan fungsi kognitif lansia sehingga dapat bermanfaat dalam meminimalkan penurunan fungsi kognitif. 4. Simpulan dan Saran 4.1. Simpulan Berdasarkan uraian dari hasil penelitian dan pembahasan tentang pengaruh terapi senam otak di Panti Sosial Tresna Werdha Warga Tama Indralaya yang telah dilakukan penelitian selama dua minggu, dari tanggal 14 Januari - 28 Januari 213, maka peneliti dapat menarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Distribusi frekuensi pre-test terapi senam otak di Panti Sosial Tresna Werdha Warga Tama Indralaya, menunjukkan bahwa dari 32 responden, terdapat 21 responden dengan penurunan kognitif sedang (39,4%), sedangkan responden dengan kategori penurunan kognitif ringan sebanyak 11 responden (6,6%). 2. Distribusi frekuensi post-test terapi senam otak di Panti Sosial Tresna Werdha Warga Tama Indralaya,
6 menunjukan bahwa dari 32 responden, terdapat 2 responden dengan kategori penurunan kognitif sedang (62,5%) 6 responden dengan kategori penurunan kognitif ringan (18,75%) sedangkan responden dengan kategori kognitif normal sebanyak 6 responden (18,75%). 3. Terdapat perbedaan yang signifikan antara tingkat kognitif sebelum dan sesudah dilakukannya terapi senam otak (brain gym) (P value =,, α =,5) Saran Dari penelitian yang telah dilakukan maka peneliti memberikan saran berkaitan dengan penelitian ini sebagai berikut : 1. Petugas Panti Sosial Tresna Werdha Warga Tama Indralaya agar dapat menerapkan terapi senam otak (brain gym) ini sebagai salah satu intervensi keperawatan dalam mengantisipasi dan meminimalisasikan penurunan tingkat kognitif pada lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Warga Tama Indralaya Tahun 213. Diadakannya pelatihan mengenai terapi senam otak (brain gym) dalam membantu lansia yang mengalami penurunan fungsi kognitif yang dilakukan oleh petugas Panti Sosial Tresna Werdha Warga Tama Indralaya Tahun Diharapkan pada peneliti lain dapat melakukan penelitian lebih lanjut tentang pengaruh senam otak (brain gym) terhadap lansia dengan penurunan fungsi kognitif. Dengan menggunakan desain penelitian yang berbeda misalnya dengan menggunakan kelompok kontrol dan variabel confounding. Melakukan penelitian yang serupa dapat juga dilakukan pada area penelitian yang berbeda, misalnya pengaruh terapi senam otak (brain gym) terhadap tingkat depresi lansia, atau dimensia. Melakukan penelitian dengan menggunakan teknik terapi lain, seperti dengan senam aerobik, pengisian TTS (Teka Teki Silang), terapi kognitif, dan lain-lain. Daftar Pustaka Badan Pusat Statistik Sumatera Selatan, 29 Penduduk dan Ketenaga Kerjaan. Sumatera Selatan, 21 Penduduk dan Ketenaga Kerjaan. Sumatera Selatan Denisson, P. E & Denisson,G. 22 Buku Panduan Lengkap Brain Gym Senam Otak. Grasindo, Jakarta, 26 Buku Panduan Lengkap Brain Gym Senam Otak. Grasindo, Jakarta Dorland, W. A. N., 22 Kamus Kedokteran Dorland Edisi 29, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta Festi, P., 21 Pengaruh Brain Gym Terhadap Peningkatan Fungsi Kognitif Lansia Dikarang Werdha Peneleh Surabaya. Jurnal Kesehatan ( Ac.Id/diakses 17 November 212) Gunadi, T., gerakan meningkatkan kecerdasan anak. Penebar Plus. Jakarta Kuntarti, Gayatri, D. & Etty, R., 29 Pengaruh Senam Otak Pada Daya Ingat Orang Dewasa. Jurnal Kelompok Keilmuan Dasar Keperawatan & Keperawatan Dasar dan Kelompok Keilmuan Keperawatan Komunitas Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia. From : URL:( publikasi/pengaruhsenamotakpadadayaingatora ngdewasa_uph.pdf) Lisnaini, 212 Senam Vitalitas Otak dapat Meningkatkan Fungsi Kognitif Dewasa Muda. from:url:(http//: es15 November 212) Markam, et al., 25 Latihan Vitalisasi Otak. Grasindo. Jakarta Maryam, R.S., et al., 28 Mengenal Usia Lanjut Dan Perawatnnya. Salemba Medika, Jakarta. Nugroho, W., 28 Keperawatan Gerontik dan Geriatrik Edisi 3. EGC, Jakarta Nursalam, 23 Konsep dan penerapan metodologi penelitian: Pedoman skripsi, tesis & instrument penelitian keperawatan. Salemba Medika. Jakarta Prasetya, A.S., 21 Pengaruh Terapy Kognitif Dan Senam Latih Otak Terhadap Tingkat Depresi Dengan Harga Diri Rendah Pada Klien Lansia Di Panti Tresna Werdha Bhakti Yuswa Natar Lampung. Tesis UI (tidak dipublikasikan) Setiati, Harimurti & Roosheroe, 26 Kognitif pada lansia. From: URL: ( er 212) Suhartini, 29 Penyusunan Model Olahraga Therapeutik Untuk Lansia. from: URL: ( 987/LAPORAN%2PENELITIAN%2MENEG PORA_1.pdf/diakses 15 November 212) Yamin, 28 penatalaksanaan klien lanjut usia yang mengalami demensia di Panti Tresna Werdha Teratai Palembang. Skripsi Program Studi Ilmu Keperawatan Bina Husada Wikipedia. 212 Kognisi( akses 13 November 212).
PENGARUH TERAPI BRAIN GYM TERHADAP PENINGKATAN FUNGSI KOGNITIF PADA LANJUT USIA DI POSYANDU LANJUT USIA DESA PUCANGAN KARTASURA NASKAH PUBLIKASI
PENGARUH TERAPI BRAIN GYM TERHADAP PENINGKATAN FUNGSI KOGNITIF PADA LANJUT USIA DI POSYANDU LANJUT USIA DESA PUCANGAN KARTASURA NASKAH PUBLIKASI Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat meraih derajat
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. sesuai kemampuannya (Darmajo, 2009).
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lansia merupakan seseorang dengan usia lanjut yang mengalami perubahan biologis, fisik, kejiwaan dan sosial. Perubahan ini akan memberikan pengaruh terhadap seluruh aspek
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penduduknya (Padila, 2013). Pada tahun 2012, UHH penduduk dunia rata rata
BAB I PENDAHULUAN A. Latarbelakang Usia lanjut atau lanjut usia merupakan kelompok usia yang mengalami peningkatan paling cepat dibanding kelompok usia lainnya. Dalam bidang kesehatan, hal ini dapat dilihat
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. hidupnya sehari-hari dan menerima nafkah dari orang lain. Indonesia menurut survey Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2006
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lansia merupakan istilah bagi individu yang telah memasuki periode dewasa akhir atau usia tua. Periode ini merupakan periode penutup bagi rentang kehidupan seseorang,
Lebih terperinciOleh Sherli Mariance Sari Program Studi Ilmu Keperawatan STIK Bina Husada Palembang
pp PENGARUH SENAM LANSIA TERHADAP PENURUNANTEKANANDARAH PADA LANSIA PENDERITAHIPERTENSIDI PANTISOSIAL WARGA TAMA INDRALAYA TAHUN 2014 Oleh Sherli Mariance Sari Program Studi Ilmu Keperawatan STIK Bina
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penduduknya. Indonesia sebagai salah satu negara dengan tingkat perkembangan yang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu tolak ukur kemajuan bangsa adalah dilihat dari usia harapan hidup penduduknya. Indonesia sebagai salah satu negara dengan tingkat perkembangan yang cukup
Lebih terperinciPENGARUH TERAPI OKUPASIONAL TERHADAP PENURUNAN TINGKAT DEPRESI LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI LUHUR KOTA JAMBI TAHUN 2014
PENGARUH TERAPI OKUPASIONAL TERHADAP PENURUNAN TINGKAT DEPRESI LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI LUHUR KOTA JAMBI TAHUN 2014 1* Gumarang Malau, 2 Johannes 1 Akademi Keperawatan Prima Jambi 2 STIKes
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan quasi eksperiment. Quasi eksperiment adalah penelitian yang menguji coba suatu intervensi pada sekelompok
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. fisiologis (Maramis, 2009). Menua bukanlah suatu penyakit tetapi merupakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lanjut usia merupakan suatu proses kehidupan yang ditandai dengan penurunan kemampuan tubuh untuk beradaptasi terhadap lingkungan. Penurunan yang terjadi berbagai
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh: RITA SUNDARI
PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG PROSES PENUAAN TERHADAP TINGKAT KEMAMPUAN KELUARGA DALAM MERAWAT LANSIA DENGAN GANGGUAN ELIMINASI DI KELURAHAN SEWUKAN MAGELANG NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh: RITA
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Menurut WHO (World Health Organization) pada tahun 2010, dengan masalah kesehatan). Menurut Sumiati Ahmad Mohammad, masa
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menurut WHO (World Health Organization) pada tahun 2010, lanjut usia atau lansia adalah seseorang yang telah berusia 60 tahun atau lebih. Menurut Departemen
Lebih terperinciPENGARUH SENAM OTAK (BRAIN GYM) TERHADAP TINGKAT DEMENSIA PADA LANSIA
JURNAL KEPERAWATAN NOTOKUSUMO VOL. IV, NO. 1, AGUSTUS 2016 47 PENGARUH SENAM OTAK (BRAIN GYM) TERHADAP TINGKAT DEMENSIA PADA LANSIA Sarifah Dwi Wulan Septianti¹, Suyamto², Teguh Santoso³ 1 Mahasiswa Program
Lebih terperinciPengaruh Senam Otak Terhadap Pningkatan Fungsi Kognitif Pada Lansia Di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Sejahtera Banjarbaru
PENDAHULUAN Dampak kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) terutama di bidang kesehatan, berhasil meningkatkan kualitas dan umur harapan hidup sehingga jumlah lanjut usia semakin bertambah cenderung
Lebih terperincie-journal Keperawatan (e-kp) Volume 6 Nomor 1, Februari 2018
HUBUNGAN TINGKAT DEMENSIA DENGAN KONSEP DIRI PADA LANJUT USIA DI BPLU SENJA CERAH PROVINSI SULAWESI UTARA Meiske Gusa Hendro Bidjuni Ferdinand Wowiling Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran
Lebih terperinciPENGARUH SENAM OTAK (BRAIN GYM) TERHADAP FUNGSI KOGNITIF LANSIA DENGAN DIMENSIA DI UNIT PELAYANAN SOSIAL LANJUT USIA WENING WARDOYO UNGARAN
PENGARUH SENAM OTAK (BRAIN GYM) TERHADAP FUNGSI KOGNITIF LANSIA DENGAN DIMENSIA DI UNIT PELAYANAN SOSIAL LANJUT USIA WENING WARDOYO UNGARAN Abdul Wakhid *), Elis Hartati **), Mamat Supriyono ***) *) Alumni
Lebih terperinciPERMAINAN STIMULASI OTAK MENINGKATKAN KEAKTIFAN LANSIA MENGIKUTI KEGIATAN DI PANTI WERDHA
PERMAINAN STIMULASI OTAK MENINGKATKAN KEAKTIFAN LANSIA MENGIKUTI KEGIATAN DI PANTI WERDHA Widayani Yuliana Stikes Katolik St. Vincentius a Paulo Surabaya e-mail: nanatpjj@gmail.com Abstract :. A decrease
Lebih terperinciKARYA TULIS ILMIAH PENGARUH PELATIHAN TERHADAP PENGETAHUAN ORANG TUA TENTANG SENAM OTAK PADA TUNAGRAHITA RINGAN. Di SDLB C Pertiwi Ponorogo
KARYA TULIS ILMIAH PENGARUH PELATIHAN TERHADAP PENGETAHUAN ORANG TUA TENTANG SENAM OTAK PADA TUNAGRAHITA RINGAN Di SDLB C Pertiwi Ponorogo Oleh: ZURISKA KUMALASARI NIM 13612536 PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. intelektual dibawah rata-rata, ketidakmampuan menyesuaikan perilaku, serta
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tunagrahita didefinisikan sebagai anak yang memiliki kemmapuan intelektual dibawah rata-rata, ketidakmampuan menyesuaikan perilaku, serta terjadi pada masa
Lebih terperinciPENGARUH SENAM OTAK TERHADAP GANGGUAN FUNGSI KOGNITIFPADA LANSIA DENGAN DEMENSIADI UPT PSLU JOMBANG. Lexy Oktora Wilda, Lica Ayu Kusuma
PENGARUH SENAM OTAK TERHADAP GANGGUAN FUNGSI KOGNITIFPADA LANSIA DENGAN DEMENSIADI UPT PSLU JOMBANG Lexy Oktora Wilda, Lica Ayu Kusuma Program Studi Pendidikan Ners STIKes Satria Bhakti Nganjuk lexyow@gmail.com
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA TINGKAT AKTIFITAS FISIK DENGAN FUNGSI KOGNITIF PADA LANJUT USIA DI DESA PUCANGAN KECAMATAN KARTASURA
HUBUNGAN ANTARA TINGKAT AKTIFITAS FISIK DENGAN FUNGSI KOGNITIF PADA LANJUT USIA DI DESA PUCANGAN KECAMATAN KARTASURA Skripsi Diajukan sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar Sarjana Keperawatan Disusun
Lebih terperinciUniversitas Muhammadiyah Yogyakarta. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta * ABSTRAK
Hubungan Senam Lansia Terhadap Kualitas Tidur Pada Lansia Berdasarkan Skor Pittsburgh Sleep Quality Index di Panti Sosial Tresna Werdha Budhi Luhur Bantul Yogyakarta RELATIONSHIP BETWEEN ELDERLY GYMNASTIC
Lebih terperinciABSTRAK PENGARUH PELAKSANAAN SENAM LANSIA TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PADA LANSIA DI PUSKESMAS KALUKU BODOA MAKASSAR TAHUN 2015
ABSTRAK PENGARUH PELAKSANAAN SENAM LANSIA TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PADA LANSIA DI PUSKESMAS KALUKU BODOA MAKASSAR TAHUN 2015 Fatma Abd Manaf 1, Andi ayumar 1, Suradi Efendi 1 1 School od Health
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Gambaran Umum Sampel Penelitian. usia minimal 60 tahun yang telah memenuhi kriteria inklusi dan
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN 1. Gambaran Umum Sampel Penelitian Sampel dalam penelitian ini berjumlah 26 orang lansia dengan usia minimal 60 tahun yang telah memenuhi kriteria
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. meningkat hingga dua kali lipat pada tahun 2025 (Depkes, 2013). Hal ini
BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Indonesia termasuk lima besar negara dengan jumlah penduduk lanjut usia terbanyak di dunia yakni mencapai 18,1 juta jiwa pada tahun 2010 atau 9,6 persen dari jumlah
Lebih terperinciPENGARUH SENAM OTAK TERHADAP PENINGKATAN FUNGSI KOGNITIF (The Effect of Brain Gym to the Improvement of Cognitive Function)
PENGARUH SENAM OTAK TERHADAP PENINGKATAN FUNGSI KOGNITIF (The Effect of Brain Gym to the Improvement of Cognitive Function) Inosensia Amtonis, Ulfa Husnul Fata STIKes Patria Husada Blitar e-mail: ulfaners@yahoo.com
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. fisilogis organ tubuhnya (Wahyunita, 2010). Banyak kelainan atau penyakit
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara urutan ke-4 dengan jumlah lansia paling banyak sesudah Cina, India dan USA. Peningkatan jumlah lansia di negara maju relatif lebih cepat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. normalnya secara perlahan (Darmojo, 2009). Dalam proses tersebut akan
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses menua adalah proses dimana menghilangnya kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri dan mempertahankan struktur dan fungsi normalnya secara perlahan (Darmojo,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Berdasarkan data United Nations Economic and Social Commission for Asia and the Pacific (UNESCAP) tahun 2011 menyebutkan bahwa, jumlah penduduk lanjut usia
Lebih terperinciPERBEDAAN NILAI ARUS PUNCAK EKSPIRASI SEBELUM DAN SESUDAH PELATIHAN SENAM LANSIA MENPORA PADA KELOMPOK LANSIA KEMUNING, BANYUMANIK, SEMARANG
PERBEDAAN NILAI ARUS PUNCAK EKSPIRASI SEBELUM DAN SESUDAH PELATIHAN SENAM LANSIA MENPORA PADA KELOMPOK LANSIA KEMUNING, BANYUMANIK, SEMARANG Lenny Widyawati Intan Sari 1, Yosef Purwoko 2 1 Mahasiswa Program
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia akan mengalami proses penuaan di dalam kehidupannya. Menurut Padila (2013), proses menua merupakan proses sepanjang hidup yang di mulai sejak permulaan
Lebih terperinciPENGARUH TERAPI BRAIN GYM TERHADAP PENINGKATAN FUNGSI KOGNITIF PADA LANJUT USIA DI POSYANDU LANJUT USIA DESA PUCANGAN KARTASURA SKRIPSI
PENGARUH TERAPI BRAIN GYM TERHADAP PENINGKATAN FUNGSI KOGNITIF PADA LANJUT USIA DI POSYANDU LANJUT USIA DESA PUCANGAN KARTASURA SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu sayarat untuk meraih gelar Sarjana Keperawatan
Lebih terperinciLAMPIRAN-LAMPIRAN 69
LAMPIRAN-LAMPIRAN 69 Lampiran 1 FORMULIR PERSETUJUAN MENJADI PESERTA PENELITIAN Pengaruh Senam Otak terhadap Peningkatan Daya Ingat Lansia di Panti Werdha Karya Kasih Mongonsidi Medan Oleh Paula Angelina
Lebih terperinciDAFTAR SINGKATAN. : Blessed Information Memory Concentration. : Blessed Orientation Memory Concentration. : Functional Activitie Questionnaire
DAFTAR SINGKATAN Lansia TTS BIMC BOMC FAQ STMS CDT MMSE SSP : Lanjut Usia : Teka Teki Silang : Blessed Information Memory Concentration : Blessed Orientation Memory Concentration : Functional Activitie
Lebih terperinciHUBUNGAN POLA TIDUR TERHADAP TEKANAN DARAH PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI SEJAHTERA MARTAPURA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
HUBUNGAN POLA TIDUR TERHADAP TEKANAN DARAH PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI SEJAHTERA MARTAPURA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN Fadhil Al Mahdi STIKES Cahaya Bangsa Banjarmasin *korespondensi
Lebih terperinciPENGARUH SENAM OTAK DENGAN FUNGSI KOGNITIF LANSIA DEMENSIA DI PANTI WREDHA DARMA BAKTI KASIH SURAKARTA
PENGARUH SENAM OTAK DENGAN FUNGSI KOGNITIF LANSIA DEMENSIA DI PANTI WREDHA DARMA BAKTI KASIH SURAKARTA Rochmad Agus Setiawan 1), Wahyuningsih Safitri 2), Ari Setiyajati 3) 123 Prodi S-1Keperawatan, STIkes
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. (expressive) sehingga memudahkan proses mempelajari hal-hal baru, dan dapat
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Senam otak merupakan serangkaian gerakan yang digunakan untuk meningkatkan daya ingat dan konsentrasi seseorang. Senam otak memiliki beberapa manfaat yaitu, dapat mengasah
Lebih terperinciPROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS AISYIYAH YOGYAKARTA 2016
PENGARUH TERAPI RELAKSASI PROGRESIF TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA HIPERTENSI DI POSYANDU DUSUN JELAPAN SINDUMARTANI NGEMPLAK SLEMAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh: INDAH RESTIANI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembangunan disegala bidang selama ini sudah dilaksanakan oleh
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan disegala bidang selama ini sudah dilaksanakan oleh pemerintah telah mampu meningkatkan derajat kesehatan masyarakat secara umum antara lain dapat dilihat
Lebih terperinciPENGARUH SENAM OTAK (BRAIN GYM) TERHADAP FUNGSI KOGNITIF PADA LANSIA DI RT 03 RW 01 KELURAHAN TANDES SURABAYA. Yuliati, Nur Hidaayah
PENGARUH SENAM OTAK (BRAIN GYM) TERHADAP FUNGSI KOGNITIF PADA LANSIA DI RT 03 RW 01 KELURAHAN TANDES SURABAYA Yuliati, Nur Hidaayah Fakultas Keperawatan dan Kebidanan Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. terjadinya gangguan penyakit pada lansia. Salah satu gangguan psikologis
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Lansia (lanjut usia) merupakan seseorang yang karena usianya mengalami perubahan biologis, fisik, kejiwaan dan sosial (UU No.23 Tahun 1992 tentang Kesehatan).
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (ageing population). Adanya ageing population merupakan cerminan dari
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia mulai masuk ke dalam kelompok negara berstruktur tua (ageing population). Adanya ageing population merupakan cerminan dari semakin tingginya usia rata-rata
Lebih terperinciPENGARUH SENAM LANSIA TERHADAP PENINGKATAN KEBUGARAN FISIK PADA KELOMPOK LANSIA PEREMPUAN DI DESA DAUH PURI KAUH DENPASAR BARAT
PENGARUH SENAM LANSIA TERHADAP PENINGKATAN KEBUGARAN FISIK PADA KELOMPOK LANSIA PEREMPUAN DI DESA DAUH PURI KAUH DENPASAR BARAT 1 Ari Widiastuti, 2 Ari Wibawa, 3 Indah Sri Handari, 4 I Wayan Sutadarma
Lebih terperinciABSTRAK PENGARUH BRAIN GYM TERHADAP PENINGKATAN FUNGSI KOGNITIF LANSIA DIKARANG WERDHA PENELEH SURABAYA. Oleh Pipit Festi
ABSTRAK PENGARUH BRAIN GYM TERHADAP PENINGKATAN FUNGSI KOGNITIF LANSIA DIKARANG WERDHA PENELEH SURABAYA Oleh Pipit Festi Staf Pengajar FIK UMSurabaya pipitbiostat@yahoo.com Brain Gym merupakan salah satu
Lebih terperinciPERBEDAAN NORMALITAS TEKANAN DARAH PADA WANITA MIDDLE AGE YANG MENGIKUTI SENAM DAN TIDAK SENAM DI KELURAHAN BANDUNGREJOSARI MALANG ABSTRAK
PERBEDAAN NORMALITAS TEKANAN DARAH PADA WANITA MIDDLE AGE YANG MENGIKUTI SENAM DAN TIDAK SENAM DI KELURAHAN BANDUNGREJOSARI MALANG Syifa Fauziyah 1), Tanto Hariyanto 2), Wahidyanti Rahayu S 3) 1) Mahasiswa
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. yang di sebut dengan proses menua (Hurlock, 1999 dalam Kurniawan,
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lansia merupakan periode penutup bagi rentang kehidupan seseorang dimana telah terjadi kemuduran fisik dan psikologis secara bertahap atau yang di sebut dengan proses
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lingkungan untuk dapatbertahan hidup. (Nugroho,2008). struktur dan jumlah penduduk lanjut usia setelah RRC, India, dan Amerika
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses menua merupakan kombinasi bermacam-macam faktor yang saling berkaitan. Proses menua dapat diartikan sebagai perubahan yang terkait waktu, bersifat universal,
Lebih terperinciPENGARUH BERMAIN PERAN TERHADAP KEPERCAYAAN DIRI PADA ANAK DI TK KHUSNUL KHOTIMAH SEMARANG
PENGARUH BERMAIN PERAN TERHADAP KEPERCAYAAN DIRI PADA ANAK DI TK KHUSNUL KHOTIMAH SEMARANG Manuscript OLEH : Sri Utami G2A009102 PROGRAM STUDI SI KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN UNIVERSITAS
Lebih terperinciSENAM LANSIA MENINGKATKAN KAPASITAS INSPIRASI PARU DI PANTI SOSIAL WERDHA A YOGYAKARTA
SENAM LANSIA MENINGKATKAN KAPASITAS INSPIRASI PARU DI PANTI SOSIAL WERDHA A YOGYAKARTA Mohamad Judha, INTISARI Latar belakang : Proses menua pasti akan dialami setiap orang dan berdapak pada perubahan
Lebih terperinciHUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA DI KELURAHAN DALEMAN TULUNG KLATEN SKRIPSI
HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA DI KELURAHAN DALEMAN TULUNG KLATEN SKRIPSI Diajukan Untuk memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S-1 Keperawatan Disusun oleh:
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. bisa dihindari. Lanjut usia (lansia) menurut Undang-Undang Republik
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menua merupakan suatu keadaan yang terjadi di dalam kehidupan manusia. Menjadi tua adalah proses fisiologis yang terjadi pada semua orang dimana berarti seseorang telah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. usia lanjut di Indonesia diperkirakan antara tahun sebesar 414 %
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu tolak ukur kemajuan suatu bangsa seringkali dilihat dari angka harapan hidup penduduknya. Indonesia sebagai salah satu negara berkembang, memiliki
Lebih terperinciPENGARUH SENAM OTAK TERHADAP MEMORI JANGKA PENDEK ANAK RETARDASI MENTAL DI SLB SHANTY YOGA KLATEN
PENGARUH SENAM OTAK TERHADAP MEMORI JANGKA PENDEK ANAK RETARDASI MENTAL DI SLB SHANTY YOGA KLATEN Sri Handayani*, Esri Rusminingsih, Diah Kartika Sari INTISARI Latar belakang; Senam otak adalah metode
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Rancangan penelitian ini menggunakan desain penelitian Quasi
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Rancangan penelitian ini menggunakan desain penelitian Quasi Experimental Pre-Post Test dengan intervensi senam otak. Penelitian ini dilakukan untuk
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Demensia merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat. Demensia akan mengganggu kegiatan sehari-hari lansia maupun hubungan sosial lansia dengan lingkungannya,
Lebih terperinciArini*), Faridah Aini **), Heni Hirawati P ***)
PENGARUH SENAM OTAK TERHADAP FUNGSI KOGNITIF LANSIA DI UNIT PELAYANAN SOSIAL LANJUT USIA WENING WARDOYO BALAI REHABILITASI SOSIAL ANAK WIRA ADHI KARYA UNGARAN Arini*), Faridah Aini **), Heni Hirawati P
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. ialah melihat usia harapan hidup penduduknya. Dari tahun ke tahun usia harapan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan tehnologi ikut berkontribusi secara bermakna dalam dunia kesehatan. Salah satu tolok ukur kemajuan suatu bangsa ialah melihat usia
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif yaitu eksperimental semu (Quasi Experimental. Design). Tipe penelitian Quasy Eksperimental Design adalah
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Desain dalam penelitian ini menggunakan tipe penelitian kuantitatif yaitu eksperimental semu (Quasi Experimental Design). Tipe penelitian Quasy Eksperimental
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Lanjut usia (lansia) adalah perkembangan terakhir dari siklus kehidupan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Lanjut usia (lansia) adalah perkembangan terakhir dari siklus kehidupan. Terdapat beberapa siklus kehidupan menurut Erik Erikson, salah satunya adalah siklus
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. siswa SD, tukang bengkel, dsb. Hal ini memudahkan mobilitas dan efektivitas
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Lokasi Lokasi TK ABA Sidoharjo berada di wilayah strategis karena berada sekitar 20 meter dari perempatan Ngablak tepatnya di Jalan Turi Tempel Km 3,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. lain. Keadaan tersebut sangat berpotensi menimbulkan masalah secara
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Transisi demografi sedang terjadi di seluruh dunia, sehingga terjadi penambahan proporsi penduduk lanjut usia, sedangkan proporsi penduduk berusia muda menetap atau berkurang.
Lebih terperinciHUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DAN KEMANDIRIAN LANSIA DENGAN KONSEP DIRI LANSIA DI KELURAHAN BAMBANKEREP KECAMATAN NGALIYAN KOTA SEMARANG
HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DAN KEMANDIRIAN LANSIA DENGAN KONSEP DIRI LANSIA DI KELURAHAN BAMBANKEREP KECAMATAN NGALIYAN KOTA SEMARANG Ridlawati Romadlani*, Tri Nurhidayati**,Agustin Syamsianah** Prodi
Lebih terperinciPENGARUH BRAIN GYM TERHADAP PENURUNAN TINGKAT STRES PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI D IV FISIOTERAPI TINGKAT AKHIR
PENGARUH BRAIN GYM TERHADAP PENURUNAN TINGKAT STRES PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI D IV FISIOTERAPI TINGKAT AKHIR Skripsi Ini Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Mendapatkan Gelar Sarjana Sains Terapan
Lebih terperinciPENGARUH SENAM OTAK TERHADAP DAYA INGAT PADA LANSIA DENGAN DIMENSIA DI DESA SIDOSARI KECAMATAN KESESI KABUPATEN PEKALONGAN
PENGARUH SENAM OTAK TERHADAP DAYA INGAT PADA LANSIA DENGAN DIMENSIA DI DESA SIDOSARI KECAMATAN KESESI KABUPATEN PEKALONGAN Skripsi Diajukan sebagai persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Keperawatan
Lebih terperinciJNPH Volume 4 No. 1 (Juli 2016) The Author(s) 2016
JNPH Volume 4 No. 1 (Juli 2016) The Author(s) 2016 HUBUNGAN TINGKAT KEMAMPUAN DALAM AKTIVITAS DASAR SEHARI-HARI (ACTIVITY DAILY LIVING) DENGAN DEPRESI PADA LANSIA DI BALAI PELAYANAN DAN PENYANTUNAN LANJUT
Lebih terperinciPENGARUH PELATIHAN SKRINING PERKEMBANGAN BALITA DENGAN KPSP TERHADAP KETRAMPILAN KADER KESEHATAN UNTUK DETEKSI DINI PENYIMPANGAN PERKEMBANGAN BALITA DI RW 06 KELURAHAN TANDANG Manuscript Oleh : Elisa Andreana
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan metode pre and
42 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan metode pre and post design. Penelitian dilakukan selama dua bulan. Selama dua bulan para responden
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia pada hakikatnya selalu bertumbuh dan berkembang. Manusia memiliki tahapan-tahapan dalam kehidupannya, yaitu: bayi, kanak-kanak, dewasa, dan lanjut usia. Tahapan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. experimental) dengan pendekatan control group pretest postest design untuk
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan adalah eksperimen semu (quasy experimental) dengan pendekatan control group pretest postest design untuk mengetahui pengaruh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Jepang 129%, Jerman 66%, dan Swedia 33% (Depkes,2003). Indonesia termasuk salah satu negara Asia yang pertumbuhan penduduk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jumlah penduduk lansia (lanjut usia) Indonesia pada tahun 2025 dibandingkan dengan keadaan pada tahun 1990 akan mengalami kenaikan sebesar 414% dan hal ini merupakan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Desain dari penelitian ini adalah Pre Experimental dengan pendekatan one
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain dari penelitian ini adalah Pre Experimental dengan pendekatan one group pretest-posttest design dengan satu macam perlakuan tanpa kelompok kontrol.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesehatan penduduk serta meningkatkan umur harapan hidup manusia.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemerintah telah mewujudkan hasil yang positif diberbagai bidang dalam Pembangunan Nasional, yaitu adanya kemajuan ekonomi, perbaikan lingkungan hidup, kemajuan ilmu
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Jumlah penduduk Indonesia sangat melaju pesat dari tahun ke tahun. Data
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jumlah penduduk Indonesia sangat melaju pesat dari tahun ke tahun. Data sensus penduduk tahun 2010 menyebutkan, jumlah penduduk Indonesia adalah 237.641.326 jiwa dan
Lebih terperinciAbstrak. Abstract. Kata Kunci: Hipertensi, musik klasik, relaksasi autogenik
PERBANDINGAN PERUBAHAN TEKANAN DARAH LANSIA PENDERITA HIPERTENSI SETELAH DILAKUKAN TERAPI MUSIK KLASIK DAN RELAKSASI AUTOGENIK DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PEMBINA PALEMBANG 1 Dewi Ismarina, 2* Herliawati,
Lebih terperinciJurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 8, No. 1, Februari 2012
EFEKTIFITAS PENYULUHAN KESEHATAN OLEH PEER GROUP DAN TENAGA KESEHATAN TENTANG PERILAKU HIDUP BERSIH SEHAT (PHBS) CUCI TANGAN BERSIH PADA SISWA SD N 01 DAN 02 BONOSARI SEMPOR KEBUMEN Faisal Reza 1, Marsito
Lebih terperinciPENGARUH TERAPI MUSIK KLASIK TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI DI RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH PALEMBANG
PENGARUH TERAPI MUSIK KLASIK TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI DI RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH PALEMBANG Siti Romadoni, Aryadi, Desy Rukiyati PSIK STIKes Muhammadiyah Palembang Rumah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. termasuk Indonesia. The United Nation telah memprediksikan bahwa
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peningkatan jumlah lanjut usia dihadapi oleh negara- negara di dunia, termasuk Indonesia. The United Nation telah memprediksikan bahwa beberapa wilayah di Indonesia
Lebih terperinciPENGARUH METODE GLENN DOMAN TERHADAP PERKEMBANGAN BAHASA DAN KOGNITIF ANAK USIA PRASEKOLAH DI TK LADAS BERENDAI PRABUMULIH.
PENGARUH METODE GLENN DOMAN TERHADAP PERKEMBANGAN BAHASA DAN KOGNITIF ANAK USIA PRASEKOLAH DI TK LADAS BERENDAI PRABUMULIH *Tiara Dwi Yunianti, 3 Antarini Idriansari, 3 Bina Melvia Girsang,,3 Program Studi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berstruktur lanjut usia karena dari tahun ke tahun, jumlah penduduk
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Indonesia adalah termasuk negara yang memasuki era penduduk berstruktur lanjut usia karena dari tahun ke tahun, jumlah penduduk Indonesia yang berusia 60 tahun ke
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. A. Hasil Belajar Pretest Pada Kelompok Eksperimen dan Kelompok. Berdasarkan tabel 4.6 menunjukkan bahwa nilai rerata pretest pada
BAB V PEMBAHASAN A. Hasil Belajar Pretest Pada Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol. Berdasarkan tabel 4.6 menunjukkan bahwa nilai rerata pretest pada kelompok eksperimen sebesar 57,23 dan kelompok
Lebih terperinciPerbandingan pengaruh promosi kesehatan menggunakan media audio dengan media audio-visual terhadap perilaku kesehatan gigi dan mulut siswa SD
Perbandingan pengaruh promosi kesehatan menggunakan media audio dengan media audio-visual terhadap perilaku kesehatan gigi dan mulut siswa SD 1 Eko A. Papilaya 2 Kustina Zuliari 2 Juliatri 1 Kandidat Skripsi
Lebih terperinciPOLA KOMUNIKASI KELUARGA DAN TINGKAT DEPRESI LANSIA DI KELURAHAN PADANG BULAN MEDAN
POLA KOMUNIKASI KELUARGA DAN TINGKAT DEPRESI LANSIA DI KELURAHAN PADANG BULAN MEDAN Efitri Novalina Siboro*, Iwan Rusdi ** *Mahasiswa Fakultas Keperawatan USU ** Dosen Departemen Keperawatan Jiwa dan Komunitas
Lebih terperinciPENURUNAN TINGKAT DEPRESI KLIEN LANSIA DENGAN TERAPI KOGNITIF DAN SENAM LATIH OTAK DI PANTI WREDHA
PENURUNAN TINGKAT DEPRESI KLIEN LANSIA DENGAN TERAPI KOGNITIF DAN SENAM LATIH OTAK DI PANTI WREDHA Anton Surya Prasetya 1,3*, Achir Yani S.Hamid 2, Herni Susanti 2 1. Akademik Keperawatan Panca Bhakti
Lebih terperinciGAMBARAN FUNGSI KOGNITIF PADA LANSIA DI UPT PANTI WERDHA MOJOPAHIT KABUPATEN MOJOKERTO
GAMBARAN FUNGSI KOGNITIF PADA LANSIA DI UPT PANTI WERDHA MOJOPAHIT KABUPATEN MOJOKERTO (DESCRIPTION OF COGNITIVE FUNCTION IN ELDERLY UPT INSTITUTION IN ELDERLY MOJOPAHIT DISTRICT MOJOKERTO) Heni Maryati
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian pre eksperimental. Desain
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian pre eksperimental. Desain yang digunakan berbentuk one group pretest-posttest desaign. One group pretestposttest
Lebih terperinciPENGETAHUAN DAN SIKAP LANSIA TERHADAP PENURUNAN FUNGSI PENGLIHATAN DI DAERAH YAYASAN PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA AL- KAUTSAR PALU
PENGETAHUAN DAN SIKAP LANSIA TERHADAP PENURUNAN FUNGSI PENGLIHATAN DI DAERAH YAYASAN PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA AL- KAUTSAR PALU Andi Nurhany Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Politeknik Kesehatan
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
22 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah ilmu fisiologi khususnya neurofisiologi dan fisiologi geriatri. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini
Lebih terperinciHUBUNGAN DEPRESI DENGAN INTERAKSI SOSIAL LANJUT USIA DI DESA TOMBASIAN ATAS KECAMATAN KAWANGKOAN BARAT. Andriano H Sengkey Mulyadi Jeavery Bawotong
HUBUNGAN DEPRESI DENGAN INTERAKSI SOSIAL LANJUT USIA DI DESA TOMBASIAN ATAS KECAMATAN KAWANGKOAN BARAT Andriano H Sengkey Mulyadi Jeavery Bawotong Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas
Lebih terperinciPERBEDAAN FUNGSI KOGNITIF SEBELUM DAN SESUDAH PELATIHAN SENAM LANSIA MENPORA PADA KELOMPOK LANSIA KEMUNING, BANYUMANIK, SEMARANG
PERBEDAAN FUNGSI KOGNITIF SEBELUM DAN SESUDAH PELATIHAN SENAM LANSIA MENPORA PADA KELOMPOK LANSIA KEMUNING, BANYUMANIK, SEMARANG Rani Eka Saputri 1, Yosef Purwoko 2 1 Mahasiswa Program Pendidikan S-1 Kedokteran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Gangguan jiwa atau mental menurut DSM-IV-TR (Diagnostic and Stastistical
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gangguan jiwa atau mental menurut DSM-IV-TR (Diagnostic and Stastistical Manual of Mental Disorder, 4th edition) adalah perilaku atau sindrom psikologis klinis
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. resiko dan faktor efek (Notoatmodjo, 2010).
23 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Racangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian survei analitik. Survei Analitik adalah survei atau penelitian yang mencoba menggali bagaimana
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. organ tubuh. Hal ini juga diikuti dengan perubahan emosi secara
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Lansia merupakan periode penutup bagi rentang kehidupan seseorang dimana telah terjadi kemunduran fisik dan psikologis secara bertahap (Hurlock, 1999). Proses
Lebih terperinciPENGARUH PENERAPAN SENAM HOOK UPS TERHADAP TINGKAT PERCAYA DIRI ANAK KELAS DUA MIN GUWA KIDUL
Syntax Literate : Jurnal Ilmiah Indonesia ISSN : 2541-0849 e-issn : 2548-1398 Vol. 2, No 12 Desember 2017 PENGARUH PENERAPAN SENAM HOOK UPS TERHADAP TINGKAT PERCAYA DIRI ANAK KELAS DUA MIN GUWA KIDUL Sutiati
Lebih terperinciKata kunci : Tekanan darah, Terapi rendam kaki air hangat, Lansia.
PERBEDAAN TEKANAN DARAH SEBELUM DAN SESUDAH TERAPI RENDAM KAKI AIR HANGAT PADA LANSIA DI UPT PANTI SOSIAL PENYANTUNAN LANJUT USIA BUDI AGUNG KUPANG Yasinta Asana,c*, Maria Sambriongb, dan Angela M. Gatumc
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dapat memngganggu aktivitas dalam kehidupan sehari-hari (Stanley and
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Demensia merupakan suatu istilah yang digunakan untuk menggambarkan kerusakan fungsi kognitif pada seseorang yang bersifat progresif dan biasanya dapat memngganggu aktivitas
Lebih terperinciBRAIN GYM BERPENGARUH TERHADAP TINGKAT AKTIVITAS DASAR SEHARI-HARI LANSIA
Media Ilmu Kesehatan Vol. 3, No. 2, Agustus 2014 121 BRAIN GYM BERPENGARUH TERHADAP TINGKAT AKTIVITAS DASAR SEHARI-HARI LANSIA Eka Novianti 1, Sri Werdati 1, Fajriyati Nur Azizah 1 1 Stikes A.Yani Yogyakarta
Lebih terperinciPENGARUH PENYULUHAN KANKER SERVIKS TERHADAP MINAT PEMERIKSAAN INSPEKSI VISUAL ASAM ASETAT (IVA) DI DUSUN SUKOHARJO SEDAYU BANTUL YOGYAKARTA
PENGARUH PENYULUHAN KANKER SERVIKS TERHADAP MINAT PEMERIKSAAN INSPEKSI VISUAL ASAM ASETAT (IVA) DI DUSUN SUKOHARJO SEDAYU BANTUL NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh : Iis Suprapti 1610104196 PROGRAM STUDI BIDAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah meningkatnya usia harapan hidup (UHH) manusia. Indonesia. Hampir setiap tahunnya negara Indonesia selalu menempati
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu indikator keberhasilan pembangunan kesehatan di Indonesia adalah meningkatnya usia harapan hidup (UHH) manusia Indonesia. Hampir setiap tahunnya negara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk diamati karena dari tahun ke tahun jumlahnya cenderung meningkat.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan penduduk lanjut usia (lansia) di Indonesia menarik untuk diamati karena dari tahun ke tahun jumlahnya cenderung meningkat. Jumlah penduduk lansia
Lebih terperinciHUBUNGAN FAKTOR MAKANAN DENGAN KADAR GULA DARAH PRA LANSIA DI DESA PESUDUKUH KECAMATAN BAGOR KABUPATEN NGANJUK
HUBUNGAN FAKTOR MAKANAN DENGAN KADAR GULA DARAH PRA LANSIA DI DESA PESUDUKUH KECAMATAN BAGOR KABUPATEN NGANJUK Lexy Oktora Wilda STIKes Satria Bhakti Nganjuk lexyow@gmail.com ABSTRAK Background. Prevalensi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. psikologik, dan sosial-ekonomi, serta spiritual (Nugroho, 2000).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Lansia mengalami proses menua (aging process) secara alami yang tidak dapat dihindari (Hawari, 2007). Namun pengaruh proses menua sering menimbulkan bermacam-macam
Lebih terperinci