SULAWESI UTARA PROVINSI I. KONDISI UMUM

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "SULAWESI UTARA PROVINSI I. KONDISI UMUM"

Transkripsi

1 PROVINSI SULAWESI UTARA I. KONDISI UMUM A. Kondisi Fisik Daerah 1. Keadaan Geografis Provinsi Sulawesi Utara terletak di jazirah utara Pulau Sulawesi dan merupakan salah satu dari tiga provinsi di Indonesia yang terletak di sebelah utara garis khatulistiwa. Dua provinsi lainnya adalah Provinsi Sumatera Utara dan Provinsi Daerah Istimewa Aceh. Dilihat dari letak geografis Provinsi Sulawesi Utara terletak pada 0 LU 3 LU dan 123 BT 126 BT. 2. Iklim Iklim daerah Sulawesi Utara termasuk tropis yang dipengaruhi oleh angin muson. Pada bulan-bulan November sampai dengan April bertiup angin barat yang membawa hujan di pantai utara, sedangkan dalam Bulan Mei sampai Oktober terjadi perubahan angin selatan yang kering. Curah hujan tidak merata dengan angka tahunan berkisar antara mm, dan jumlah hari hujan antara hari. Suhu udara berada pada setiap tingkat ketinggian makin ke atas makin sejuk seperti daerah kota Kota Tomohon, Langowan di Minahasa, Modoinding di Kabupaten Minahasa Selatan, Kota Kotamobagu, Modayag dan Pasi di Kabupaten Bolaang Mongondow. Daerah yang paling banyak menerima curah hujan adalah daerah Minahasa. Suhu udara rata-rata 25 C. Suhu udara maksimum rata-rata tercatat 30 C dan suhu udara minimum rata-rata 22,1 C. Kelembaban udara tercatat 73,4%. Kendati demikian suhu atau temperatur dipengaruhi pula oleh ketinggian tempat di atas permukaan laut. Semakin tinggi letaknya, maka semakin rendah pula suhunya, dengan perhitungan setiap kenaikan 100 meter dapat menurunkan suhu sekitar 0,6 C. 3. Topografi Provinsi Sulawesi Utara terdapat 41 buah gunung dengan ketinggian berkisar antara m. Kondisi geologi sebagian besar adalah wilayah vulkanik muda, sejumlah besar erupsi serta bentuk kerucut gunung merapi aktif yang padam menghiasi Minahasa bagian tengah, daerah Bolaang Mongondow dan kepulauan Sangihe. Material-material yang dihasilkan letusannya berbentuk padat serta lain-lain bahan vulkanik lepas. Semua vulkanik ini berbentuk pegunungan (otogenisa) menghasilkan morfologi yang berbukitbukit dan bergunung-gunung dengan perbedaan relief topografik yang cukup besar. 449

2 Provinsi Sulawesi Utara ada 5 wilayah yang di kelilingi oleh gunung api aktif yakni Kabupaten Bolang Mongondow yakni gunung Ambang dengan ketinggian m, Kabupaten Minahasa Selatan dengan gunung Soputan dengan ketinggian m, Kota Tomohon dengan gunung Lokon dengan ketinggian 1.579,6 m dan gunung Mahawu dengan ketinggian 1.331,0 m yang merupakan hulu dari 12 sungai besar dengan 7 danau. Kepulauan Sangihe yakni Karangetang dengan ketinggian 1.320,0 m, Ruang dengan ketinggian 714,0 m, Banuawuhu 0,0 m, Submarin 0,0 m, dan gunung Awu dengan ketinggian 1.78,0 m. Serta Kota Bitung dengan gunung Tangkoko dengan ketinggian m. 4. Luas Wilayah Luas wilayah Provinsi Sulawesi Utara adalah km² dengan persentase 0,72% terhadap luas Indonesia yang terdiri dari 11 (sebelas) Kabupaten dan 4 (empat) Kota, dengan batas-batas sebagai berikut : Sebelah utara berbatasan dengan Laut Sulawesi Sebelah timur berbatasan dengan Laut Maluku Sebelah selatan berbatasan dengan Laut Maluku Sebelah barat berbatasan dengan Provinsi Gorontalo 5. Sungai dan Danau Provinsi Sulawesi Utara terdapat 30 sungai yang tersebar di Kabupaten Bolaang Mongondow dan Kabupaten Minahasa sementara danau berjumlah 17 buah yang terletak di 3 wilayah ini yakni Kab. Bolang Mongondow, Minahasa dan Sangihe Talaud. Tabel 200. Daftar Sungai di Sulawesi Utara Kab/Kota Nama Sungai Panjang (Km) Dumoga 87,2 Sangkud 53,6 Hanga 43,3 Bolaang Mongondow Ongkaw Mongondow 42,1 Tuodan 37,5 Ayon 30,2 Nuangan 22,7 Lobong 20,8 Milangodaa 19,0 Moayat 17,2 Pusian 16,3 Tobayangan 16,1 Bolaang Mongondow Kotolidan 13,2 Potule 12,1 Moyosiboi 11,2 Sonduk 11,2 Matabulu 9,6 Salongo 9,1 Poigar 54,2 Ranoyapo 51,9 Tondano 39,9 Minahasa Talawaan 34,8 Minanga 26,8 Kalelak 25,0 Tikala 23,6 450

3 Kuma 22,3 Sukuyon 21,8 Paniki 21,2 Likupang 21,2 Ranowangko 20,0 Tabel 201. Daftar Danau di Sulawesi Utara Kab/Kota Nama Danau Luas (Ha) Moat 617 Bolaang Mongondow Bunong 222 Il Oloi 52 Luak/Buyat 42 Muayat 23 Bolaang Mongondow Tutuan 17 Paya Paya 15 Tondok 10 Tondano Linou 35 Wungangaan 30 Minahasa Bulilin 22 Kawelan 8 Mokobang 38 Pangolombian 2 Sendow 2 Kepulauan Sitaro Makalehi 56 B. Keadaan Sosial Ekonomi 1. Pemerintahan Provinsi Sulawesi Utara mempunyai latar belakang sejarah yang cukup panjang sebelum daerah yang berada dipaling ujung utara Nusantara ini menjadi Provinsi Daerah Tingkat I. Sejarah Pemerintahan Daerah Sulawesi Utara, seperti halnya sejarah provinsi-provinsi lainnya di Pulau Sulawesi, beberapa kali mengalami perubahan administrasi pemerintahan. Pada permulaan kemerdekaan Republik Indonesia, Daerah ini berstatus Keresidenan yang merupakan bagian dari Provinsi Sulawesi. Provinsi Sulawesi Utara, dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1964 tanggal 23 September 1964 tentang Pembentukan Provinsi Sulawesi Utara. Selanjutnya seiring dengan nuansa reformasi dan otonomi daerah, maka telah dilakukan pemekaran wilayah dengan terbentuknya Provinsi Gorontalo sebagai hasil pemekaran dari Provinsi Sulawesi Utara melalui Undang-undang Nomor 38 Tahun Dengan demikian, wilayah Provinsi Sulawesi Utara setelah pemekaran provinsi meliputi : Kabupaten Sangihe dan Talaud, Kabupaten Minahasa, Kabupaten Bolaang Mongondow, Kota Manado dan Kota Bitung. Hingga saat ini telah terjadi pemekaran kabupaten dengan ketambahan kabupaten baru yaitu Kabupaten Talaud berdasarkan Undang-undang Nomor 8 Tahun 2002 serta Kabupaten Minahasa Selatan dan Kota Tomohon berdasarkan Undang-undang Nomor 10 Tahun 2003, dan Kabupaten Minahasa Utara berdasarkan Undang-undang Nomor 33 Tahun

4 2. Pendidikan Pendidikan yang tinggi merupakan salah satu tuntutan era globalisasi. Sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas serta berpendidikan tinggi adalah upaya mempersiapkan SDM yang kompeten agar mampu bersaing dalam pasar kerja global. Berdasarkan hasil SP2010, penduduk Provinsi Sulawesi Utara usia 5 tahun ke atas yang tamat SM/sederajat sebesar 24,66 persen, tamat DI/DII/DIII sebesar 1,64 persen, tamat DIV/S1 sebesar 3,69 persen dan tamat S2/S3 sebesar 0,31 persen. 3. Tenaga Kerja Jumlah penduduk yang merupakan angkatan kerja di Provinsi Sulawesi Utara sebesar orang, di mana sejumlah orang diantaranya bekerja, sedangkan orang merupakan pencari kerja. Dari hasil SP 2010, Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) di Provinsi Sulawesi Utara sebesar 57,49 persen, di mana TPAK laki-laki lebih tinggi daripada TPAK perempuan, yaitu masing-masing sebesar 79,40 persen dan 34,90 persen. Tiga kabupaten/kota di Provinsi Sulawesi Utara dengan TPAK tertinggi berturut-turut adalah Kabupaten Kepulauan Talaud (66,09), Kabupaten Bolaang Mongondow (61,12), dan Kabupaten Minahasa Selatan (60,26). 4. Penduduk Berdasarkan data sensus penduduk 2010 Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah penduduk Provinsi Sulawesi Utara sebanyak jiwa dengan rincian per Kabupaten/Kota sebagai berikut : Kab. Minahasa jiwa Kab. Minahasa Selatan jiwa Kab. Minahasa Utara jiwa Kab. Minahasa Tenggara jiwa Kota Manado jiwa Kota Bitung jiwa Kota Tomohon jiwa Kota Kotamobagu jiwa Kab. Bolaang Mongondow jiwa Kab. Bolaang Mongondow Utara jiwa Kab. Bolaang Mongondow Selatan jiwa Kab. Bolaang Mongondow Timur jiwa Kab. Kep. Talaud jiwa Kab. Kep. Sangihe jiwa Kab. Kep. Siau Tagulandang Biaro jiwa 5. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kontribusi sektor kehutanan terhadap kondisi perekonomian Provinsi Sulawesi Utara cukup memegang peranan yang penting, dimana sampai dengan tahun 2009 sektor kehutanan masih memberikan kontribusi ekonomi Sulawesi Utara dengan PDRB sebesar 0,27% dengan laju pertumbuhan PDRB sebesar 9,11% dan indeks perkembangan PDRB sebesar 173,35. Setelah tahun 2009 sektor kehutanan melalui produksi kayunya tidak lagii memberikan kontribusi terhadap perekonomian Provinsi Sulawesi Utara. Hal tersebut berkaitan dengan kebijakan Kementerian Kehutanan 452

5 tentang ekspor kayu. Perkembangan PDRB sektor kehutanan lima tahun terakhir sampai dengan tahun 2011 disajikan pada tabel sebagai berikut : Tabel 202. PDRB Provinsi Sulawesi Utara Tahun PDRB (xrp 1000) 44,379 45,908 46,644 47,683 48,342 Distribusi persentase PDRB sektor kehutanan adalah sebagai berikut : Lap. Usaha Kehutanan 0,29 0,28 0,27 0,24 0,22 6. Budaya Bahasa yang digunakan di Provinsi Sulawesi Utara adalah Bahasa Indonesia dengan logat khas Manado, dan bahasa daerah sebagai berikut : Bahasa Totemboan, Bahasa Tonsawang, Bahasa Tonsea, Bahasa Tolour, Bahasa Tombulu, Bahasa Totabuan, Bahasa Bantik, dan Bahasa Kepulauan Sangihe Talaud. Rumah adat Minahasa terbuat dari kayu dengan bentuk rumah panggung yang diproduksi oleh masyarakat di Desa Woloan, Kota Tomohon dan desa Mokobang Kabupaten Minahasa Selatan. Rumah Adat Minahasa 453

6 II. ASPEK KAWASAN HUTAN A. Hutan Negara 1. Luas Kawasan Hutan Luas Kawasan hutan di Provinsi Sulawesi Utara sesuai SK Menhut No : 452/Kpts-II/1999 tanggal 17 Juni 1999 tentang Penunjukan Kawasan Hutan dan Perairan Provinsi Maluku adalah seluas ha, sedangkan luas daratan kawasan hutannya mencapai ha. Kawasan hutan tersebut meliputi : 1. Hutan Konservasi seluas ha 2. Hutan Lindung seluas ha 3. Hutan Produksi Terbatas seluas ha 4. Hutan Produksi Tetap seluas ha 5. Hutan Produksi yang dapat dikonversi seluas ha Luas Kawasan Hutan (Daratan) di Provinsi Sulawesi Utara Berdasarkan gambar dapat diketahui bahwa 41.04% kawasan hutan (daratan) yang ada di Provinsi Sulawesi Utara merupakan hutan konservasi, 26.76% hutan produksi terbatas, 22.20% hutan lindung, dan 8.16% merupakan hutan produksi tetap, dan 1.83% merupakan hutan produksi yang dapat dikonversi. 2. Luas Penutupan Lahan Kondisi penutupan lahan di Provinsi Sulawesi Utara berdasarkan hasil penafsiran Citra Landsat 7 ETM+ Tahun 2009/2010 adalah sebagai berikut : Tabel 203. Luas Penutupan Lahan Dalam Dan Luar Kawasan Hutan Provinsi Sulawesi Utara Penutupan Lahan KAWASAN HUTAN TOTAL HUTAN TETAP APL HPK Jumlah KSA-KPA HL HPT HP Jumlah % A. Hutan 205,3 114,3 171,0 31,6 12,6 534,8 60,8 595,7 41,1 -Hutan Primer 113,8 77,8 69,4 16,5-277,5 12,8 290,2 20,0 -Hutan Sekunder 91,5 36,5 101,7 15,2 12,6 257,4 48,0 305,4 21,1 -Hutan Tanaman

7 B. Non Hutan 40,0 66,5 46,9 34,9 2,3 190,7 662,8 853,5 58,9 C. Tidak ada data Total 245,2 180,8 218,0 66,5 14,9 725,5 723, ,1 100,0 Sumber : Statistik Kementerian Kehutanan Tahun Posisi Kawasan Dalam DAS Pengelolaan DAS di Provinsi Sulawesi Utara dilaksanakan oleh Unit Pelaksana Teknis Kementerian Kehutanan BPDAS Tondano. Dilihat dari kondisi Daerah Aliran Sungai, wilayah kerja Balai Pengelolaan DAS Tondano terdiri atas 11 DAS dan 46 Sub DAS yaitu DAS Tondano, DAS Dumoga, DAS Ranoyapo, DAS Poigar, DAS Ratahan Pantai ds, DAS Mahena, DAS Tumpaan, DAS Likupang dan DAS Buyut, DAS Sangkuplangi dan DAS Molibagu. Dari 11 DAS tersebut sesuai karakteristiknya terdapat 4 DAS yang merupakan prioritas I untuk ditangani yaitu : a. DAS Tondano seluas ± Ha terletak di Kabupaten Minahasa dan Kota Manado b. DAS Ranoyapo seluas ± Ha terletak di Kabupaten Minahasa c. DAS Dumoga seluas ± Ha terletak di Kabupaten Bolaang Mongondow d. DAS Mahena seluas ± terletak di Kabupaten Sangihe Talaud. Balai Pengelolaan DAS Tondano mempunyai tugas penyusunan rencana, pengembangan kelembagaan dan evaluasi pengelolaan DAS. Untuk melaksanakan tugas tersebut Balai Pengelolaan DAS Tondano mempunyai fungsi penyusunan rencana Pengelolaan DAS, Penyusunan dan Penyajian Informasi DAS, Pengembangan Model Pengelolaan DAS, Pengembangan Kelembagaan dan Kemitraan Pengelolaan DAS serta Pemantauan dan Evaluasi Pengelolaan DAS. Sesuai Tupoksi di atas maka sifat pelayanan Balai Pengelolaan DAS Tondano sebagai UPT Pusat yang berada di daerah adalah memberikan fasilitasi dan supervisi teknis pada Pemerintah Daerah dan stakeholder lainnya, sehingga upaya-upaya Pengelolaan DAS dan termasuk didalamnya upaya Rehabilitasi Hutan dan Lahan dapat berjalan dengan baik serta mencapai hasil yang optimal. 4. Penggunaan dan Tukar Menukar Kawasan Hutan Luas daratan Provinsi Sulawesi Utara menurut penggunaannya adalah ha yang terdiri atas lahan irigasi teknis ha, setengah teknis ha, irigasi sederhana ha, irigasi desa ha, tadah hujan ha, pasang surut 180 ha, lebak/polder 591 ha, pekarangan ha, tegal/kebun ha, ladang/huma ha, pengembalaan/padang rumput ha, rawa-rawa ha, tambak ha, kolam/empang ha, lahan sementara tidak diusahakan ha, hutan rakyat ha, hutan negara ha, perkebunan ha dan lainnya Daftar perkembangan izin penggunaan kawasan hutan di Provinsi Sulawesi Utara adalah sebagai berikut : 455

8 Tabel 204. Daftar Izin Penggunaan Kawasan Hutan di Provinsi Sulawesi Utara No. Nama Pemegang Izin Luas (Ha) Lokasi Ket 1. PT. Excelsindo Pratama 0,0995 Kab. Minahasa Tenggara Pembangunan tower telekomunikasi 2. Bupati Minahasa Utara 0,419 Kab. Minahasa Utara Pangkalan Pendaratan ikan 3. PT. J-Resources Bolaang Mongondow 4. PT. Hakian Welem Rumansi 5. PT. Bolmong Timur Primanusa Resources 6. PT. Rihendy Trijaya 7. PT. Sumber Energi Jaya Minsel 8. PT. Sumber Energi Jaya Mitra 9. Pemerintah Kab. Minahasa Selatan 10. PT. Arafura Mandiri Semangat 561,96 Kab. Bolaang Mongondow dan Bolaang Mongondow Selatan 100 Kab. Minahasa Tenggara 735 Kab. Bolaang Mongondow Timur 11. PT. Gorontalo Sejahtera Mining 12. PT. Minselano 23,49 Kab. Minahasa 13. PT. Bangkit Limpogajaya 14. PT. Enjeka Feronusa 15. PT. Enjeka Feronusa - Data Pengguna Kawasan Hutan- Tambang emas operasi produksi Persetujuan prinsip eksploitasi tambang emas dan sarana penunjangnya Gubernur/eksplorasi 382,47 Kab. Bolaang Mongondow Timur Gubernur/eksplorasi 787,21 Kab. Minahasa selatan Gubernur/produksi 832,23 Kab. Minahasa Tenggara Gubernur/eksplorasi 18 Kab. Minahasa Selatan Pelabuhan Amurang (non tambang) 859,96 Kab. Bolaang Mongondow Gubernur/tahap eksplorasi 3.074,39 Kab. Bolaang Mongondow Utara Gubernur/eksplorasi Tenggara Gubernur/produksi 41,21 Kab. Minahasa Tenggara Gubernur/Produksi 223,32 Kab. Minahasa Tenggara Gubernur/eksplorasi 415,78 Kab. Minahasa Tenggara Gubernur/eksplorasi 456

9 III. ASPEK SUMBERDAYA HUTAN A. Potensi Kayu / Non Kayu Keadaan kawasan hutan, khususnya hutan produksi, sebagian besar berupa areal hutan bekas tebangan (log over area) yang terdiri dari LOA yang masih baik, sedang dan jelek. Diperkirakan 10% dari hutan produksi masih berupa virgin forest atau hutan primer dan lainnya adalah hutan produksi yang sudah dirambah masyarakat (Dishut Sulut, 2007), dengan rincian sebagai berikut : a. Virgin forest : 10% atau ± ha b. Areal bekas tebangan kondisi baik dan sedang : 30% atau ± ha c. Areal yang dirambah dan bekas tebangan kondisi jelek : 60% atau ± ha Potensi yang dapat diambil/dimanfaatkan dengan mempertimbangkan kondisi topografi adalah sebesar ± m3. B. Flora dan Fauna Kekayaan flora dan fauna di Sulawesi Utara adalah sebagai berikut : 1. Flora a. Aren (Arenga Pinnata Merr) b. Kenari (Canarium ambonensis) c. Kenari hutan (Canarium vulgare) d. Kayu arang (Cratoxylon celebicum) e. Kayu kambing (Garuga pinnata) f. Kayu bugis (Koordesiodendron celebicum) g. Nantu (Palaqium obtusifolium) h. Kedondong hutan (Spondias pinnata) i. Ketapang (Terminalia supitiana) j. Gofase (Vitex quinata) k. Kayu besi pantai (Pongambia pinnata) l. Pakoba (Eugenia cumini) m. Kemiri (Aleurites moluccana) 2. Fauna a. Kera hitam (Macaca nigra) b. Tangkasi (Tarsius spectrum) c. Anoa (Buballus depresicornis) d. Babirusa (Babyroussa babirussa) e. Serindit sulawesi (Lorinculus exhilis) f. Nuri sulawesi (Tanygnatus sp) g. Maleo (Macrocephalon maleo) h. Sampiri (Eos histrio) i. Rangkong (Rhyticeros cassidix) Flora identitas Sulawesi Utara, Longusei (ficus minahasae) Fauna identitas Sulawesi Utara, Tarsius 457

10 C. Jasa lingkungan Pengembangan jasa lingkungan di Provinsi Sulawesi Utara banyak dikembangkan di kawasan konservasi. Potensi jasa lingkungan secara rinci sebagai berikut : Tabel 205. Potensi Jasa Lingkungan di Provinsi Sulawesi Utara No Kawasan Konservasi Lokasi Luas (Ha) Potensi Pengelola 1. TWA Batu Bitung 615 Pemandangan alam, biota liar, BKSDA Sulut Putih rekreasi, berkemah 2. TWA Batu Bitung 635 Pemandangan alam, biota liar, BKSDA Sulut Angus rekreasi, berkemah 3. SM Talaud Sapi liar, babi hutan, berburu, BKSDA Sulut Karakelang burung sampiri 4. TN Bogani Nani Warta Bone Bolmong Satwa endemik, panorama bawah sungai, goa kapur, penelitian, rekreasi, berkemah Balai TN Bogani Nani Warta Bone 5. CA Gunung Bolmong Satwa endemik, anoa, kera BKSDA Sulut Ambang hitam, burung, wisata, penelitian, rekreasi dan lintas alam 6. TN Laut Bunaken Manado Panorama keindahan laut, terumbu karang, ikan hias, Balai TN Bunaken penyu, olah raga air, rekreasi 7. CA Tangkoko - Bitung 3.196/4.299 Kera, anoa, tarsius, maleo, BKSDA Sulut Duasudara burung rangkong, penelitian, rekreasi, berkemah 8. CA Gn. Lokon Tomohon 720 Pemandangan alam, rekreasi BKSDA Sulut 9. SM Manembonembo Minahasa 6500 Satwa liar endemik, penelitian, rekreasi, lintas alam BKSDA Sulut Taman Nasional Laut Bunaken 458

11 D. Lahan Kritis Secara de jure, kawasan hutan di Provinsi Sulawesi Utara telah ditata batas dan dikukuhkan. Namun, secara de facto, sebagian besar dari kawasan tersebut telah dirambah oleh masyarakat, dalam bentuk penyerobotan lahan, pencurian kayu dan alih fungsi menjadi kebun, sehingga mengalami kerusakan atau dalam keadaan kritis. Lahan kritis yang ada dalam kawasan hutan mencapai Hektar atau 32,75% dari luas kawasan hutan Sulawesi Utara, meliputi Sangat Kritis seluas Hektar, Kritis seluas Hektar dan Agak Kritis seluas Hektar. JENIS PENUTUPAN Hutan Suaka Alam/ Kawasan Pelestarian Alam Luas (Ha) Sangat Kritis Kritis Agak Kritis Jumlah (Ha) Hutan Lindung Hutan Produksi Terbatas Hutan Produksi Tetap Hutan Produksi Konversi Jumlah Salah satu upaya untuk menghijaukan lahan kritis tersebut dilakukan kegiatan rehabilitasi lahan di dalam dan diluar kawasan hutan. Sejak tahun 2003 s.d kawasan yang telah direhabilitasi seluas ha, dimana seluas ha berada dalam kawasan dan seluas ha diluar kawasan hutan. Pada tahun 2010, melalui kegiatan penanaman dan pemeliharaan 1 miliar pohon telah tertanam sebanyak batang pohon dan pada tahun 2011 telah tertanam sebanyak batang pohon. 459

12 IV. ASPEK KELEMBAGAAN A. Model Pengelolaan Pengelolaan Hutan di Sulawesi Utara dilakukan dengan skema pemberian Izin Usaha Pemanfaatan hasil Hutan Kayu (IUPHHK) Hutan Alam dan Hutan Tanaman, serta skema HTR, Hutan Kemasyarakatan dan Hutan Desa. 1. Izin Usaha Pemanfaatan hasil Hutan Kayu (IUPHHK) Hutan Alam IUPHHK untuk Hutan Alam seluruhnya sebanyak 1 unit seluas ha diberikan kepada PT. Huma Sulut Lestari melalui SK Menhut No. 39/Kpts-II/2001 tanggal 15 Februari Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu (IUPHHK) Hutan Tanaman IUPHHK Hutan Tanaman di provinsi Sulawesi Utara sebanyak 1 unit dengan luas ha, terletak di Kabupaten Bolmong Selatang dan diberikan kepada PT. Kawanua Kahuripan Pantera melalui SK menhut No. 153 tahun 2002 tanggal 30 Mei Hutan Tanaman Rakyat (HTR) Di Provinsi Sulawesi Utara diberikan pencadangan Areal Hutan Tanaman Rakyat (HTR) seluas Ha, yang tersebar di 9 Kabupaten dengan rincian luas pencadangan areal sebagai berikut : Tabel 206. Daftar Luas Hutan Tanaman Rakyat di provinsi Sulawesi Utara Telah terbentuk 160 kelompok tani hutan HTR dengan jumlah anggota orang, dengan jumlah izin usaha pemanfaatan hasil hutan kayu HTR sebanyak buah, dengan areal hutan produksi seluas ,91 Ha. Kredit yang telah disalurkan kepada kelompok tani sebesar Rp ,- dengan rincian sebagai berikut : 1. Kab. Minahasa Utara Rp ,- 2. Kab. Minahasa Selatan Rp ,- 3. Kab. Bolaang Mongondow Timur Rp ,- 460

13 No. Kabupaten Jumlah Debitur Luas (Ha) Jumlah Tanaman (btg) 1. Minahasa Utara 10 KTH Minahasa Selatan 6 KTH Bolaang Mongondow Timur 1 KTH B. Sumber Daya Manusia (SDM) Tabel 207. SDM Pengelola Kawasan Hutan Lingkup Provinsi Sulawesi Utara Jumlah SDM Menurut Golongan No Instansi IV III II I Jumlah L P L P L P L P L P Total 1 BPDAS Tondano BKSDA Sulawesi Utara Balai TN Bunaken Balai TN Boganani N Wartabone 5 BPKH Wil. VI Manado BalaiPenelitianKehut Manado 7 Dishutprov Sulut Sumber : Statistik Kemenhut 2012 (diolah) C. Prospek Pengelolaan Hutan Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) merupakan unit pengelolaan hutan terkecil yang dapat dikelola secara efisien dan lestari. Berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan Nomor: SK.796/Menhut-II/2009 Tanggal 7 Desember 2009, telah ditetapkan Kesatuan Pengelolaan Hutan di Provinsi Sulawesi Utara yaitu 5 unit KPHP seluas ha dan 4 unit KPHL seluas ha. Di Sulawesi Utara telah ditetapkan telah ditetapkan 1 unit KPH Model yaitu KPHP Model Poigar, yaitu : SK Nomor : 788/Menhut-II/2009 Luas KPHP Model Poigar : ha. Tidak ada izin IUPHHK-HA, HTI, RE, penetapan HKM dan HD Luas kawasan hutan yang belum dibebani izin pemanfaatan di KPHP Model Poigar seluas ,35 ha Areal yang sudah dibebani izin pemanfaatan adalah sebagai berikut : Tabel 208. KPHP Model Poigar 461

14 D. Daftar UPT, LSM dan Lembaga terkait di Provinsi 1. Dinas Provinsi dan Kabupaten /Kota No Dinas Alamat 1 Dinas Kehutanan Provinsi Sulawesi Utara 2 Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Bolaang Mongondow 3 Dinas Kehutanan Kabupaten Kepulauan Sangihe Jl. Pomorow Kel. Banjer PO Box. 1132, Manado Tlp : (0431) Fax : (0431) Jl. Brigjen Katamso No.1 Kotamobagu, Bolaang Mongondow Tlp/Fax : (0434) Jl. Sudirman No. 72 Soataloara I Taruna Tlp : (0432) Dinas Kehutanan Kabupaten Minahasa Komplek Kantor DPRD Sasaran Tondano Tlp : (0432) Dinas Pertanian dan Lingkungan Talaud Melonguane Kec. Melonguane Tlp : (0433) Dinas Pertanian dan Kehutanan Koatamadya Bitung 7 Dinas Kehutanan dan Lingkungan Hidup 8 Dinas Kehutanan Kabupaten Minahasa Selatan 9 Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Kepulauan Sitaro 10 Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Bolaang Mongondow Utara 11 Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kotamadya Tomohon 12 Dinas Pertanian Kotamadya Kotamobagu 13 Dinas Kehutanan Kotamadya Minahasa Tenggara 14 Dinas Kehutanan Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan 15 Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Bolaang Mongondow Timur Jl. Wolter Manginsidi Kel. Wangurer Barat Kec. Madidir, Bitung Tlp : (0438) Komplek Perkantoran Pemda Minahasa Utara Kel. Sarongsong Airmadidi, Minahasa Utara Tlp/Fax : (0431) Jl. Trans Sulawesi Utara Tlp : (0430) Kampung Pariki Kec. Siau Barat Kec. Sitaro Jl. Bayangkara Boroko Kec. Kaidpang Jl. Raya Tomohon, Tondano Tlp/Fax : (0431) Jl. Perwira No. 36 (Balai Benih Ikan) Kotamabagu Tlp/Fax : (0434) Jl. Raya Ratahan Belang Kel. Wawali Kec. Ratahan Tlp : (0431) Jl. Trans Sulawesi Lintas Selatan Desa Toluaya, Mlibagu Kotabunan 462

15 2. UPT Kehutanan Provinsi Sulawesi Utara No Nama UPT Alamat 1. Balai Pemantapan Kawasan Hutan (BPKH) Wilayah VI Manado Jl. Tujuh Belas Agustus Kotak Pos 1322, Manado Tlp : (0431) fax : (0431) BalaiKSDASulawesi Utara Jl. Tololiu Supit Kotak Pos 1080, Manado Tlp : (0431) Fax : (0431) Balai Taman Nasional Bogani Nani Wartabone, Sulawesi Utara 4. Balai Taman Nasional Bunaken, Manado Jl. AKD Mongkonai Kotak Pos 106 Kotamagu Sulawesi Utara Tlp : (0434) Fax : (0534) Jl. Raya Molas, Batusaiki PO Box Manado Tlp/Fax : (0431) Jl. Tololiu Supit II No. 10 Tingkulu Manado Tlp/Fax : (0431) Balai Pengelolaan DAS Tondano, Manado 6. Balai Penelitian Kehutanan Manado Jl. Adipura Kel. Kima Atas Mapanget, Manado Tlp : (0431) Fax : (0431)

16 464

Kiprah Kehutanan 50 Tahun Sulawesi Utara

Kiprah Kehutanan 50 Tahun Sulawesi Utara BAB I PENDAHULUAN 2 Kiprah Kehutanan 50 Tahun Sulawesi Utara BAB I PENDAHULUAN A. Sekilas Sulawesi Utara Pulau Sulawesi dan kepulauan disekitarnya telah lama dikenal dan merupakan tempat yang melegenda,

Lebih terperinci

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN MINAHASA UTARA

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN MINAHASA UTARA 2.1 GEOGRAFIS, ADMINISTRATIF, DAN KONDISI FISIK 1. Geografis Kabupaten Minahasa Utara terletak pada 1 0 17 51,93 LU - 1 0 56 41,03 LU dan 124 0 40 38,39 BT - 125 0 5 15,53 BT dengan batas-batas sebagai

Lebih terperinci

BAB III PERIODE PEMERINTAHAN ORDE BARU ( )

BAB III PERIODE PEMERINTAHAN ORDE BARU ( ) BAB III PERIODE PEMERINTAHAN ORDE BARU (1968-1998) Gambar 5. Pohon Tidur Tarsius di Cagar Alam Tangkoko 16 Kiprah Kehutanan 50 Tahun Sulawesi Utara Foto : Giyarto BAB III PERIODE PEMERINTAHAN ORDE BARU

Lebih terperinci

Kiprah Kehutanan 50 Tahun Sulawesi Utara

Kiprah Kehutanan 50 Tahun Sulawesi Utara DAFTAR PUSTAKA 92 Kiprah Kehutanan 50 Tahun Sulawesi Utara DAFTAR PUSTAKA Balai Penelitian Kehutanan Manado. 2014. Statistik Balai Penelitian Kehutanan Manado. Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan.

Lebih terperinci

DATA DAN INFORMASI KEHUTANAN PROPINSI BALI

DATA DAN INFORMASI KEHUTANAN PROPINSI BALI DATA DAN INFORMASI KEHUTANAN PROPINSI BALI KATA PENGANTAR Booklet Data dan Informasi Propinsi Bali disusun dengan maksud untuk memberikan gambaran secara singkat mengenai keadaan Kehutanan di Propinsi

Lebih terperinci

KIPRAH KEHUTANAN 50 TAHUN SULAWESI UTARA

KIPRAH KEHUTANAN 50 TAHUN SULAWESI UTARA KIPRAH KEHUTANAN 50 TAHUN SULAWESI UTARA 1964-2014 Dinas Kehutanan Provinsi Sulawesi Utara Balai Penelitian Kehutanan Manado Balai KSDA Sulawesi Utara BPKH Wilayah VI Manado BPDAS Tondano Balai TN Bunaken

Lebih terperinci

PROFIL PROVINSI SULAWESI UTARA

PROFIL PROVINSI SULAWESI UTARA PAPARAN DUKUNGAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PENILAIAN SUMBER DAYA HUTAN, KONTRIBUSI DAN IMPLEMENTASINYA DI DAERAH oleh Ir. Herry Rotinsulu Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Sulut Disampaikan Pada Acara : WORKSOP

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Assalamu alaikum wr.wb.

KATA PENGANTAR. Assalamu alaikum wr.wb. KATA PENGANTAR Assalamu alaikum wr.wb. Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas karunia-nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan buku Penghitungan Deforestasi Indonesia Periode Tahun 2009-2011

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL PLANOLOGI KEHUTANAN

KEMENTERIAN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL PLANOLOGI KEHUTANAN KEMENTERIAN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL PLANOLOGI KEHUTANAN Jakarta, Juni 2012 KATA PENGANTAR Buku ini merupakan penerbitan lanjutan dari Buku Statistik Bidang Planologi Kehutanan tahun sebelumnya yang

Lebih terperinci

Gambar 3. Peta Sulawesi Utara

Gambar 3. Peta Sulawesi Utara HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Lokasi Penelitian Propinsi Sulawesi Utara mencakup luas 15.272,44 km 2, berbentuk jazirah yang memanjang dari arah Barat ke Timur pada 121-127 BT dan 0 3-4 0 LU. Kedudukan

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM 51 BAB IV GAMBARAN UMUM A. Keadaan Geografis 1. Keadaan Alam Wilayah Kabupaten Bantul terletak antara 07 o 44 04 08 o 00 27 Lintang Selatan dan 110 o 12 34 110 o 31 08 Bujur Timur. Luas wilayah Kabupaten

Lebih terperinci

DANAU MOAT. Gambar 1. Peta lokasi Danau Moat di Sulawesi Utara.

DANAU MOAT. Gambar 1. Peta lokasi Danau Moat di Sulawesi Utara. DANAU MOAT Danau Moat terletak terutama di Kecamatan Modayag, Kabupaten Bolaang Mongondow Timur, Provinsi Sulawesi Utara, sekitar 20 km ke arah timur dari Kotamobagu. Sebagian kecil danau di bagian utara

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PRIORITAS KEMENHUT p.70/2009

KEBIJAKAN PRIORITAS KEMENHUT p.70/2009 DI SAMPAIKAN PADA EXPOSE HASIL LITBANG KEHUTANAN BANJARMASIN, 19 SEPTEMBER 2013 KEBIJAKAN PRIORITAS KEMENHUT p.70/2009 1. Pemantapan Kawasan, 2. Rehabilitasi Hutan Peningkatan Daya Dukung (DAS), 3. Pengamanan

Lebih terperinci

2.1 Gambaran Umum Provinsi Kalimantan Timur A. Letak Geografis dan Administrasi Wilayah

2.1 Gambaran Umum Provinsi Kalimantan Timur A. Letak Geografis dan Administrasi Wilayah 2.1 Gambaran Umum Provinsi Kalimantan Timur A. Letak Geografis dan Administrasi Wilayah Provinsi Kalimantan Timur dengan ibukota Samarinda berdiri pada tanggal 7 Desember 1956, dengan dasar hukum Undang-Undang

Lebih terperinci

Eksekutif DATA STRATEGIS KEHUTANAN

Eksekutif DATA STRATEGIS KEHUTANAN Eksekutif DATA STRATEGIS KEHUTANAN DEPARTEMEN KEHUTANAN Ministry of Forestry 2008 KATA PENGANTAR Penyusunan Buku Eksekutif Data Strategis Kehutanan Tahun 2008 ini dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan data

Lebih terperinci

Luas Sawah pada Fase Pertanaman Padi (Ha) Vegetatif 2 (31-40 HST) Vegetatif 1 (16-30 HST) Maks. Vegetatif (41-54 HST)

Luas Sawah pada Fase Pertanaman Padi (Ha) Vegetatif 2 (31-40 HST) Vegetatif 1 (16-30 HST) Maks. Vegetatif (41-54 HST) 1 Sulawesi Utara 14.567 3.259 2.868 5.199 4.669 5.325 4.819 5.927 4.984 28.807 51.978 2 Bitung 12 2 5 1 1 2 2 5 13 16 43 3 Aertembaga - - - - - - - - - - - 4 Girian - - - - - - - - - - - 5 Lembeh Selatan

Lebih terperinci

Luas Sawah pada Fase Pertanaman Padi (Ha) Vegetatif 2 (31-40 HST) Vegetatif 1 (16-30 HST) Maks. Vegetatif (41-54 HST)

Luas Sawah pada Fase Pertanaman Padi (Ha) Vegetatif 2 (31-40 HST) Vegetatif 1 (16-30 HST) Maks. Vegetatif (41-54 HST) 1 Sulawesi Utara 17,309 5,206 2,144 3,085 5,802 5,518 3,706 2,404 5,212 22,659 51,757 2 Bitung 16 1 1 2 6 3 4 3 7 19 43 3 Aertembaga - - - - - - - - - - - 4 Girian - - - - - - - - - - - 5 Lembeh Selatan

Lebih terperinci

Luas Sawah pada Fase Pertanaman Padi (Ha) Vegetatif 2 (31-40 HST) Vegetatif 1 (16-30 HST) Maks. Vegetatif (41-54 HST)

Luas Sawah pada Fase Pertanaman Padi (Ha) Vegetatif 2 (31-40 HST) Vegetatif 1 (16-30 HST) Maks. Vegetatif (41-54 HST) 1 Sulawesi Utara 15.632 2.648 3.571 3.608 2.995 4.479 4.781 4.172 8.867 23.606 51.943 2 Bitung 4 1 1 4 5 5 5 2 15 22 43 3 Aertembaga - - - - - - - - - - - 4 Girian - - - - - - - - - - - 5 Lembeh Selatan

Lebih terperinci

2.1 Geografis, Administratif, dan Kondisi Fisik. A. Kondsi Geografis

2.1 Geografis, Administratif, dan Kondisi Fisik. A. Kondsi Geografis 2.1 Geografis, Administratif, dan Kondisi Fisik A. Kondsi Geografis Kabupaten Bolaang Mongondow adalah salah satu kabupaten di provinsi Sulawesi Utara. Ibukota Kabupaten Bolaang Mongondow adalah Lolak,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut pernyataan Menteri Kelautan dan Perikanan RI (nomor kep.

BAB I PENDAHULUAN. Menurut pernyataan Menteri Kelautan dan Perikanan RI (nomor kep. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara kelautan dengan kekayaan laut maritim yang sangat melimpah, negara kepulauan terbesar di dunia dengan garis pantai yang terpanjang

Lebih terperinci

Lampiran I.71 PENETAPAN DAERAH PEMILIHAN DAN JUMLAH KURSI ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI DALAM PEMILIHAN UMUM TAHUN 2014

Lampiran I.71 PENETAPAN DAERAH PEMILIHAN DAN JUMLAH KURSI ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI DALAM PEMILIHAN UMUM TAHUN 2014 Lampiran I. : Keputusan Komisi Pemilihan Umum : /Kpts/KPU/TAHUN 0 : 9 MARET 0 ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI DALAM PEMILIHAN UMUM TAHUN 04 No DAERAH PEMILIHAN JUMLAH PENDUDUK JUMLAH KURSI

Lebih terperinci

Kondisi Hutan (Deforestasi) di Indonesia dan Peran KPH dalam penurunan emisi dari perubahan lahan hutan

Kondisi Hutan (Deforestasi) di Indonesia dan Peran KPH dalam penurunan emisi dari perubahan lahan hutan Kondisi Hutan (Deforestasi) di Indonesia dan Peran KPH dalam penurunan emisi dari perubahan lahan hutan Iman Santosa T. (isantosa@dephut.go.id) Direktorat Inventarisasi dan Pemantauan Sumberdaya Hutan

Lebih terperinci

DATA AGREGAT KEPENDUDUKAN PER KECAMATAN (DAK2)

DATA AGREGAT KEPENDUDUKAN PER KECAMATAN (DAK2) KABUPATEN / KOTA : BOLAANG MONGONDOW 1.01 BOLAANG MONGONDOW 123.163 112.138 235.301 1 1.01.05 SANG TOMBOLANG 6.065 5.458 11.523 2 1.01.09 DUMOGA BARAT 9.812 8.819 18.631 3 1.01.10 DUMOGA TIMUR 10.615 9.34

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM. 5.1 Gambaran Umum Wilayah Kabupaten Karawang. Kabupaten Karawang merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Jawa

V. GAMBARAN UMUM. 5.1 Gambaran Umum Wilayah Kabupaten Karawang. Kabupaten Karawang merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Jawa V. GAMBARAN UMUM 5.1 Gambaran Umum Wilayah Kabupaten Karawang Kabupaten Karawang merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Jawa Barat. Secara geografis, wilayah Kabupaten Karawang terletak antara 107

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1 Letak Geografis Kabupaten Lombok Timur merupakan salah satu dari delapan Kabupaten/Kota di Provinsi Nusa Tenggara Barat. Secara geografis terletak antara 116-117

Lebih terperinci

REKALKUKASI SUMBER DAYA HUTAN INDONESIA TAHUN 2003

REKALKUKASI SUMBER DAYA HUTAN INDONESIA TAHUN 2003 REKALKUKASI SUMBER DAYA HUTAN INDONESIA TAHUN 2003 KATA PENGANTAR Assalaamu alaikum Wr. Wb. Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas karunia-nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan Buku

Lebih terperinci

PRODUKSI CABAI BESAR, CABAI RAWIT, DAN BAWANG MERAH TAHUN 2013

PRODUKSI CABAI BESAR, CABAI RAWIT, DAN BAWANG MERAH TAHUN 2013 No.50/08/71/Th.VIII, 4 Agustus 2014 PRODUKSI CABAI BESAR, CABAI RAWIT, DAN BAWANG MERAH TAHUN 2013 PRODUKSI CABAI BESAR SEBESAR 2.826 TON, CABAI RAWIT SEBESAR 8.461 TON DAN BAWANG MERAH SEBESAR 1.354 TON

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Keadaan Umum Lokasi Penelitian 1. Geografis Secara astronomis Kabupaten Bolaang Mongondow terletak antara Lintang Utara dan antara Bujur Timur. Berdasarkan posisi geografisnya,

Lebih terperinci

PRODUKSI CABAI BESAR, CABAI RAWIT, DAN BAWANG MERAH TAHUN 2014

PRODUKSI CABAI BESAR, CABAI RAWIT, DAN BAWANG MERAH TAHUN 2014 No.50/08/71/Th.IX, 3 Agustus 2015 PRODUKSI CABAI BESAR, CABAI RAWIT, DAN BAWANG MERAH TAHUN 2014 PRODUKSI CABAI BESAR SEBESAR 5.451 TON, CABAI RAWIT SEBESAR 8.486 TON DAN BAWANG MERAH SEBESAR 1.242 TON

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Sejarah terbentuknya Kabupaten Lampung Selatan erat kaitannya dengan dasar

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Sejarah terbentuknya Kabupaten Lampung Selatan erat kaitannya dengan dasar IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Sejarah Kabupaten Lampung Selatan Sejarah terbentuknya Kabupaten Lampung Selatan erat kaitannya dengan dasar pokok Undang-Undang Dasar 1945. Dalam Undang-Undang Dasar

Lebih terperinci

BAB VI PROSPEK DAN TANTANGAN KEHUTANAN SULAWESI UTARA ( KEDEPAN)

BAB VI PROSPEK DAN TANTANGAN KEHUTANAN SULAWESI UTARA ( KEDEPAN) BAB VI PROSPEK DAN TANTANGAN KEHUTANAN SULAWESI UTARA (2014 - KEDEPAN) Gambar 33. Saluran Listrik Yang Berada di dalam Kawasan Hutan 70 Kiprah Kehutanan 50 Tahun Sulawesi Utara Foto : Johanes Wiharisno

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 31 GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Gambaran Geografis Wilayah Secara astronomis, wilayah Provinsi Banten terletak pada 507 50-701 1 Lintang Selatan dan 10501 11-10607 12 Bujur Timur, dengan luas wilayah

Lebih terperinci

HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013

HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013 BADAN PUSAT STATISTIK No. 41/07/71/Th. VIII, 1 Juli 2014 HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013 RATA-RATA PENDAPATAN RUMAH TANGGA PERTANIAN

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 63 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Fisik Daerah Penelitian Berdasarkan Badan Pusat Statistik (2011) Provinsi Lampung meliputi areal dataran seluas 35.288,35 km 2 termasuk pulau-pulau yang

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kota Kendari dengan Ibukotanya Kendari yang sekaligus Ibukota Propinsi

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kota Kendari dengan Ibukotanya Kendari yang sekaligus Ibukota Propinsi 70 V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 5.1 Letak Geografis Kota Kendari dengan Ibukotanya Kendari yang sekaligus Ibukota Propinsi Sulawesi Tenggara, secara geografis terletak dibagian selatan garis katulistiwa

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI SULAWESI UTARA

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI SULAWESI UTARA BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI SULAWESI UTARA Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi Gedong Wani

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi Gedong Wani IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1. Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi Gedong Wani 4.1.1. Luas Letak Wilayah Lokasi dari areal kerja dari UPTD KPHP Gedong Wani terletak pada empat register Kawasan

Lebih terperinci

ES R K I R P I S P I S SI S S I TEM

ES R K I R P I S P I S SI S S I TEM 69 4. DESKRIPSI SISTEM SOSIAL EKOLOGI KAWASAN PENELITIAN 4.1 Kondisi Ekologi Lokasi studi dilakukan pada pesisir Ratatotok terletak di pantai selatan Sulawesi Utara yang termasuk dalam wilayah administrasi

Lebih terperinci

BAB IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

BAB IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 36 BAB IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN A. Keadaan Geografi Letak dan Batas Wilayah Kabupaten Ngawi secara geografis terletak pada koordinat 7º 21 7º 31 LS dan 110º 10 111º 40 BT. Batas wilayah Kabupaten

Lebih terperinci

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. 4.2 Keadaan Umum Perikanan di Sulawesi Utara

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. 4.2 Keadaan Umum Perikanan di Sulawesi Utara 58 4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1 Keadaan Umum Provinsi Sulawesi Utara Provinsi Sulawesi Utara dengan ibu kota Manado terletak antara 0 15 5 34 Lintang Utara dan antara 123 07 127 10 Bujur Timur,

Lebih terperinci

BAB I KONDISI FISIK. Gambar 1.1 Peta Administrasi Kabupaten Lombok Tengah PETA ADMINISTRASI

BAB I KONDISI FISIK. Gambar 1.1 Peta Administrasi Kabupaten Lombok Tengah PETA ADMINISTRASI BAB I KONDISI FISIK A. GEOGRAFI Kabupaten Lombok Tengah dengan Kota Praya sebagai pusat pemerintahannya merupakan salah satu dari 10 (sepuluh) Kabupaten/Kota yang ada di Provinsi Nusa Tenggara Barat. Secara

Lebih terperinci

PENATAAN KORIDOR RIMBA

PENATAAN KORIDOR RIMBA PENATAAN KORIDOR RIMBA Disampaikan Oleh: Direktur Jenderal Planologi Kehutanan Dalam acara Peluncuran Sustainable Rural and Regional Development-Forum Indonesia DIREKTORAT JENDERAL PLANOLOGI KEHUTANAN

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2004 TENTANG PERENCANAAN KEHUTANAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2004 TENTANG PERENCANAAN KEHUTANAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2004 TENTANG PERENCANAAN KEHUTANAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan lebih lanjut ketentuan Bab IV Undang-undang Nomor

Lebih terperinci

B U K U: REKALKULASI PENUTUPAN LAHAN INDONESIA TAHUN 2005

B U K U: REKALKULASI PENUTUPAN LAHAN INDONESIA TAHUN 2005 B U K U: REKALKULASI PENUTUPAN LAHAN INDONESIA TAHUN 2005 KATA PENGANTAR Assalamu alaikum wr.wb. Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas karunia-nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan

Lebih terperinci

4. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

4. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 4. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1. Kondisi Geografis Kota Makassar secara geografi terletak pada koordinat 119 o 24 17,38 BT dan 5 o 8 6,19 LS dengan ketinggian yang bervariasi antara 1-25 meter dari

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN. wilayah kilometerpersegi. Wilayah ini berbatasan langsung dengan

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN. wilayah kilometerpersegi. Wilayah ini berbatasan langsung dengan V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN 5.1. Lokasi dan Topografi Kabupaten Donggala memiliki 21 kecamatan dan 278 desa, dengan luas wilayah 10 471.71 kilometerpersegi. Wilayah ini

Lebih terperinci

Rekapitulasi Luas Penutupan Lahan Di Dalam Dan Di Luar Kawasan Hutan Per Provinsi Tahun 2014 (ribu ha)

Rekapitulasi Luas Penutupan Lahan Di Dalam Dan Di Luar Kawasan Hutan Per Provinsi Tahun 2014 (ribu ha) Rekapitulasi Luas Penutupan Lahan Di Dalam Dan Di Luar Kawasan Hutan Per Provinsi Tahun 2014 (ribu ha) Kawasan Hutan Total No Penutupan Lahan Hutan Tetap APL HPK Jumlah KSA-KPA HL HPT HP Jumlah Jumlah

Lebih terperinci

Jumlah penduduk Sulawesi Utara berdasarkan hasil SP2010 sebanyak 2,26 juta orang dengan laju pertumbuhan sebesar 1,41 persen per tahun

Jumlah penduduk Sulawesi Utara berdasarkan hasil SP2010 sebanyak 2,26 juta orang dengan laju pertumbuhan sebesar 1,41 persen per tahun Jumlah penduduk Sulawesi Utara berdasarkan hasil SP2010 sebanyak 2,26 juta orang dengan laju pertumbuhan sebesar 1,41 persen per tahun Sekapur Sirih Sebagai pengemban amanat Undang-Undang Nomor 16 Tahun

Lebih terperinci

4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR

4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR 4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR 4.1 Kondisi Fisik Wilayah Beberapa gambaran umum dari kondisi fisik Kabupaten Blitar yang merupakan wilayah studi adalah kondisi geografis, kondisi topografi, dan iklim.

Lebih terperinci

sebagai Kawasan Ekosistem Esensial)

sebagai Kawasan Ekosistem Esensial) UU No 5 tahun 1990 (KSDAE) termasuk konsep revisi UU No 41 tahun 1999 (Kehutanan) UU 32 tahun 2009 (LH) UU 23 tahun 2014 (Otonomi Daerah) PP No 28 tahun 2011 (KSA KPA) PP No. 18 tahun 2016 (Perangkat Daerah)

Lebih terperinci

SAMBUTAN KEPALA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEHUTANAN PADA SEMINAR DAN PAMERAN HASIL PENELITIAN DI MANADO. Manado, Oktober 2012

SAMBUTAN KEPALA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEHUTANAN PADA SEMINAR DAN PAMERAN HASIL PENELITIAN DI MANADO. Manado, Oktober 2012 SAMBUTAN KEPALA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEHUTANAN PADA SEMINAR DAN PAMERAN HASIL PENELITIAN DI MANADO Manado, 23-24 Oktober 2012 Assalamualaikum Warakhmatullah Wabarakatuh Salam Sejahtera bagi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Mangrove merupakan ekosistem dengan fungsi yang unik dalam lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Mangrove merupakan ekosistem dengan fungsi yang unik dalam lingkungan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mangrove merupakan ekosistem dengan fungsi yang unik dalam lingkungan hidup. Oleh karena adanya pengaruh laut dan daratan, dikawasan mangrove terjadi interaksi kompleks

Lebih terperinci

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH PROGRES IMPLEMENTASI SASARAN RENCANA AKSI KORSUP KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH PROGRES IMPLEMENTASI SASARAN RENCANA AKSI KORSUP KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PROGRES IMPLEMENTASI SASARAN RENCANA AKSI KORSUP KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH Rapat Monitoring dan Evaluasi Gerakan Nasional Penyelamatan Sumberdaya Alam Indonesia Sektor Kehutanan

Lebih terperinci

tertuang dalam Rencana Strategis (RENSTRA) Kementerian Kehutanan Tahun , implementasi kebijakan prioritas pembangunan yang

tertuang dalam Rencana Strategis (RENSTRA) Kementerian Kehutanan Tahun , implementasi kebijakan prioritas pembangunan yang PENDAHULUAN BAB A. Latar Belakang Pemerintah telah menetapkan bahwa pembangunan Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) menjadi salah satu prioritas nasional, hal tersebut tertuang dalam Rencana Strategis (RENSTRA)

Lebih terperinci

C. BIDANG KEHUTANAN SUB SUB BIDANG SUB BIDANG URAIAN

C. BIDANG KEHUTANAN SUB SUB BIDANG SUB BIDANG URAIAN C. BIDANG KEHUTANAN SUB BIDANG SUB SUB BIDANG URAIAN 1 2 3 1. Inventarisasi Hutan Penyelenggaraan inventarisasi hutan produksi dan hutan lindung dan skala Daerah Aliran Sungai (DAS) dalam wilayah daerah.

Lebih terperinci

C. BIDANG KEHUTANAN SUB SUB BIDANG SUB BIDANG URAIAN

C. BIDANG KEHUTANAN SUB SUB BIDANG SUB BIDANG URAIAN C. BIDANG KEHUTANAN SUB BIDANG SUB SUB BIDANG URAIAN 1 2 3 1. Inventarisasi Hutan Penyelenggaraan inventarisasi hutan produksi dan hutan lindung dan skala Daerah Aliran Sungai (DAS) dalam wilayah daerah.

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH A. Kondisi Umum Provinsi Kalimantan Barat Setelah era reformasi yang menghasilkan adanya otonomi daerah, maka daerah administrasi di Provinsi Kalimantan Barat yang telah mengalami

Lebih terperinci

DEPARTEMEN KEHUTANAN November, 2009

DEPARTEMEN KEHUTANAN November, 2009 Eksekutif DATA STRATEGIS KEHUTANAN 2009 DEPARTEMEN KEHUTANAN vember, 2009 EKSEKUTIF DATA STRATEGIS KEHUTANAN 2009 ISBN : 979-606-075-2 Penyunting : Sub Direktorat Statistik dan Jaringan Komunikasi Data

Lebih terperinci

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 27 BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Sejarah dan Perkembangan Perusahaan PT. Ratah Timber merupakan salah satu perusahaan swasta nasional yang memperoleh kepercayaan dari pemerintah untuk mengelola

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI SULAWESI UTARA BULAN AGUSTUS 2014

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI SULAWESI UTARA BULAN AGUSTUS 2014 ` No. 70/11/71/Th. VII, 5 November 2014 KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI SULAWESI UTARA BULAN AGUSTUS 2014 angkatan kerja di Sulawesi Utara pada Agustus 2014 mencapai 1,06 juta orang, bertambah sebanyak

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Assalamu alaikum wr.wb.

KATA PENGANTAR. Assalamu alaikum wr.wb. KATA PENGANTAR Assalamu alaikum wr.wb. Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas karunia-nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan buku Rekalkulasi Penutupan Lahan Indonesia Tahun 2012 yang

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM. Kabupaten Lampung Tengah adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Lampung.

IV. GAMBARAN UMUM. Kabupaten Lampung Tengah adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Lampung. IV. GAMBARAN UMUM A. Kondisi Umum Kabupaten Lampung Tengah Kabupaten Lampung Tengah adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Lampung. Luas wilayah Kabupaten Lampung Tengah sebesar 13,57 % dari Total Luas

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 -

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 - IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI 4.1 Kondisi Geografis Kota Dumai merupakan salah satu dari 12 kabupaten/kota di Provinsi Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37-101 o 8'13

Lebih terperinci

KELOLA KAWASAN AREAL PERHUTANAN SOSIAL Oleh : Edi Priyatno

KELOLA KAWASAN AREAL PERHUTANAN SOSIAL Oleh : Edi Priyatno KELOLA KAWASAN AREAL PERHUTANAN SOSIAL Oleh : Edi Priyatno I. PENDAHULUAN Hutan sebagai karunia Tuhan Yang Maha Esa yang dianugerahkan kepada bangsa Indonesia merupakan kekayaan alam yang tak ternilaikan

Lebih terperinci

INDIKASI PROGRAM UTAMA

INDIKASI PROGRAM UTAMA LAMPIRAN PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI UTARA NOMOR : 1 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2014-2034 INDIKASI PROGRAM UTAMA A. PERWUJUDAN STRUKTUR RUANG PROVINSI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Maksud dan Tujuan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Maksud dan Tujuan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu sumber energi yang telah lama digunakan dan telah berkembang hingga saat ini adalah batubara. Semakin menurunnya tren produksi minyak dan gas saat ini membuat

Lebih terperinci

Pembentukan Pulau Sulawesi

Pembentukan Pulau Sulawesi Pulau SuLawesi Pembentukan Pulau Sulawesi Pada mulanya, bumi hanya terdiri dari satu benua yang disebut Pangea. Benua yang hanya satu-satunya ini kemudian pecah menjadi dua bagian pada sekitar 240 juta

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 53 IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1 Kondisi Geografis Selat Rupat merupakan salah satu selat kecil yang terdapat di Selat Malaka dan secara geografis terletak di antara pesisir Kota Dumai dengan

Lebih terperinci

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Sejarah Pemanfaatan Hutan Areal konsesi hutan PT. Salaki Summa Sejahtera merupakan areal bekas tebangan dari PT. Tjirebon Agung yang berdasarkan SK IUPHHK Nomor

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Lampung Selatan adalah salah satu dari 14 kabupaten/kota yang terdapat di Provinsi

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Lampung Selatan adalah salah satu dari 14 kabupaten/kota yang terdapat di Provinsi IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1. Geografi Lampung Selatan adalah salah satu dari 14 kabupaten/kota yang terdapat di Provinsi Lampung. Kabupaten Lampung Selatan terletak di ujung selatan Pulau Sumatera

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU 4.1 Kondisi Geografis Secara geografis Provinsi Riau membentang dari lereng Bukit Barisan sampai ke Laut China Selatan, berada antara 1 0 15 LS dan 4 0 45 LU atau antara

Lebih terperinci

Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Jambi Sedang Membuka Rapat Koordinasi Perencanaan Pembangunan Kehutanan Daerah Provinsi Jambi Tahun /10/2014 2

Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Jambi Sedang Membuka Rapat Koordinasi Perencanaan Pembangunan Kehutanan Daerah Provinsi Jambi Tahun /10/2014 2 Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Jambi Sedang Membuka Rapat Koordinasi Perencanaan Pembangunan Kehutanan Daerah Provinsi Jambi Tahun 2015 3/10/2014 2 Peserta Rapat Koordinasi Perencanaan Pembangunan Kehutanan

Lebih terperinci

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Polewali Mandar

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Polewali Mandar BAB II PROFIL WILAYAH KAJIAN Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) adalah rangkaian analisis yang sistematis, menyeluruh dan partisipatif untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 38 IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1. Letak Hutan Mangrove di Tanjung Bara termasuk dalam area kawasan konsesi perusahaan tambang batubara. Letaknya berada di bagian pesisir timur Kecamatan Sangatta

Lebih terperinci

KIPRAH KEHUTANAN 50 TAHUN SULAWESI UTARA

KIPRAH KEHUTANAN 50 TAHUN SULAWESI UTARA KIPRAH KEHUTANAN 50 TAHUN SULAWESI UTARA 1964-2014 Dinas Kehutanan Provinsi Sulawesi Utara Balai Penelitian Kehutanan Manado Balai KSDA Sulawesi Utara BPKH Wilayah VI Manado BPDAS Tondano Balai TN Bunaken

Lebih terperinci

KONDISI RENCANA TATA RUANG WILAYAH ACEH TAHUN 2013 DISAMPAIKAN GUBERNUR ACEH PERTEMUAN DENGAN DUTA BESAR NORWEGIA/SCANDINAVIA 22 MEI 2013

KONDISI RENCANA TATA RUANG WILAYAH ACEH TAHUN 2013 DISAMPAIKAN GUBERNUR ACEH PERTEMUAN DENGAN DUTA BESAR NORWEGIA/SCANDINAVIA 22 MEI 2013 KONDISI RENCANA TATA RUANG WILAYAH ACEH 2012 2032 TAHUN 2013 DISAMPAIKAN GUBERNUR ACEH PERTEMUAN DENGAN DUTA BESAR NORWEGIA/SCANDINAVIA 22 MEI 2013 PENDAHULUAN PEMERINTAH ACEH Rencana umum tata ruang merupakan

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN Letak dan Luas Wilayah Kabupaten Kepulauan Meranti secara geografis terletak pada koordinat antara sekitar 0 42'30" - 1 28'0" LU dan 102 12'0" - 103 10'0" BT, dan terletak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bawah tanah. Definisi hutan menurut Undang-Undang No 41 Tahun 1999 tentang

BAB I PENDAHULUAN. bawah tanah. Definisi hutan menurut Undang-Undang No 41 Tahun 1999 tentang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hutan merupakan sumber daya alam yang menyimpan kekayaan keanekaragaman hayati dan sumber daya alam lain yang terdapat di atas maupun di bawah tanah. Definisi hutan

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Situasi Wilayah Letak Geografi Secara geografis Kabupaten Tapin terletak antara 2 o 11 40 LS 3 o 11 50 LS dan 114 o 4 27 BT 115 o 3 20 BT. Dengan tinggi dari permukaan laut

Lebih terperinci

BAB V PENDAPATAN DAERAH DARI SEKTOR KEHUTANAN

BAB V PENDAPATAN DAERAH DARI SEKTOR KEHUTANAN BAB V PENDAPATAN DAERAH DARI SEKTOR KEHUTANAN 76 Kiprah Kehutanan 50 Tahun Sulawesi Utara BAB V PENDAPATAN DAERAH DARI SEKTOR KEHUTANAN A. Pendapatan Daerah dari Sektor Kehutanan 1. PDRB Sektor Kehutanan

Lebih terperinci

INDIKASI LOKASI REHABILITASI HUTAN & LAHAN BAB I PENDAHULUAN

INDIKASI LOKASI REHABILITASI HUTAN & LAHAN BAB I PENDAHULUAN INDIKASI LOKASI REHABILITASI HUTAN & LAHAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hutan merupakan salah satu sumberdaya alam yang memiliki nilai ekonomi, ekologi dan sosial yang tinggi. Hutan alam tropika

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI PAPUA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA)

PEMERINTAH PROVINSI PAPUA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) PEMERINTAH PROVINSI PAPUA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) 1 1. PROSES PENYUSUNAN DILAKUKAN SECARA SWAKELOLA; 2. TIM PENYUSUN DIBENTUK DALAM KELOMPOK KERJA (POKJA) SK GUBERNUR PAPUA NOMOR

Lebih terperinci

IV KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN IV KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN Lokasi penelitian merupakan wilayah Kabupaten Lampung Tengah Propinsi Lampung yang ditetapkan berdasarkan Undang-undang No 12 Tahun 1999 sebagai hasil pemekaran Kabupaten

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Provinsi Lampung terletak di ujung tenggara Pulau Sumatera. Luas wilayah

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Provinsi Lampung terletak di ujung tenggara Pulau Sumatera. Luas wilayah 35 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Provinsi Lampung Provinsi Lampung terletak di ujung tenggara Pulau Sumatera. Luas wilayah Provinsi Lampung adalah 3,46 juta km 2 (1,81 persen dari

Lebih terperinci

Identifikasi Desa Dalam Kawasan Hutan

Identifikasi Desa Dalam Kawasan Hutan Identifikasi Desa Dalam Kawasan Hutan 2007 Kerja sama Pusat Rencana dan Statistik Kehutanan, Departemen Kehutanan dengan Direktorat Statistik Pertanian, Badan Pusat Statistik Jakarta, 2007 KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

III. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

III. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN III. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 3.1. Letak dan Luas Lokasi penelitian terletak di dalam areal IUPHHK PT. Sari Bumi Kusuma Unit Seruyan (Kelompok Hutan Sungai Seruyan Hulu) yang berada pada koordinat

Lebih terperinci

PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA KEHUTANAN TINGKAT KABUPATEN/KOTA

PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA KEHUTANAN TINGKAT KABUPATEN/KOTA 5 LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.36/MENHUT-II/2013 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA KEHUTANAN TINGKAT KABUPATEN/KOTA PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA KEHUTANAN TINGKAT KABUPATEN/KOTA

Lebih terperinci

BIDANG KEHUTANAN. SUB BIDANG SUB SUB BIDANG RINCIAN URUSAN DAERAH 1. Inventarisasi Hutan

BIDANG KEHUTANAN. SUB BIDANG SUB SUB BIDANG RINCIAN URUSAN DAERAH 1. Inventarisasi Hutan - 130-27. BIDANG KEHUTANAN 1. Inventarisasi Penyelenggaraan inventarisasi hutan produksi dan hutan lindung dan skala DAS dalam wilayah daerah. 2. Penunjukan,,, Pelestarian Alam, Suaka Alam dan Taman Buru

Lebih terperinci

Penggunaan Kawasan Hutan untuk Pembangunan Sektor Non Kehutanan Oleh : Dirjen Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan Kementerian LHK

Penggunaan Kawasan Hutan untuk Pembangunan Sektor Non Kehutanan Oleh : Dirjen Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan Kementerian LHK Penggunaan Kawasan Hutan untuk Pembangunan Sektor Non Kehutanan Oleh : Dirjen Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan Kementerian LHK Disampaikan pada Seminar Nasional yang diselenggarakan Badan Pemeriksa

Lebih terperinci

Pembangunan Kehutanan

Pembangunan Kehutanan KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Pembangunan Kehutanan Sokoguru Pembangunan Nasional Berkelanjutan Dr. Ir. Hadi Daryanto, DEA (Sekretaris Jenderal) Disampaikan dalam Seminar

Lebih terperinci

BIDANG KEHUTANAN. SUB BIDANG SUB SUB BIDANG PEMERINTAHAN KABUPATEN OKU 1. Inventarisasi Hutan

BIDANG KEHUTANAN. SUB BIDANG SUB SUB BIDANG PEMERINTAHAN KABUPATEN OKU 1. Inventarisasi Hutan BB. BIDANG KEHUTANAN SUB BIDANG SUB SUB BIDANG PEMERINTAHAN KABUPATEN OKU 1. Inventarisasi Hutan 2. Pengukuhan Produksi, Hutan Lindung, Kawasan Suaka Alam dan Penyelenggaraan inventarisasi hutan produksi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ekowisata bagi negara-negara berkembang dipandang sebagai cara untuk mengembangkan perekonomian dengan memanfaatkan kawasan-kawasan alami secara tidak konsumtif. Untuk

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 5.1. Letak dan Luas Wilayah Kabupaten Seluma Kabupaten Seluma merupakan salah satu daerah pemekaran dari Kabupaten Bengkulu Selatan, berdasarkan Undang-Undang Nomor 3

Lebih terperinci

BAB IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN BAB IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1. Letak Geografis Kabupaten Bandung terletak di Provinsi Jawa Barat, dengan ibu kota Soreang. Secara geografis, Kabupaten Bandung berada pada 6 41 7 19 Lintang

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH V. GAMBARAN UMUM WILAYAH 5.1. Kondisi Geografis Luas wilayah Kota Bogor tercatat 11.850 Ha atau 0,27 persen dari luas Propinsi Jawa Barat. Secara administrasi, Kota Bogor terdiri dari 6 Kecamatan, yaitu

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 022 TAHUN 2017 TENTANG TUGAS, POKOK, FUNGSI, DAN URAIAN TUGAS DINAS KEHUTANAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 022 TAHUN 2017 TENTANG TUGAS, POKOK, FUNGSI, DAN URAIAN TUGAS DINAS KEHUTANAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 022 TAHUN 2017 TENTANG TUGAS, POKOK, FUNGSI, DAN URAIAN TUGAS DINAS KEHUTANAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 95 TAHUN 2008

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 95 TAHUN 2008 GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 95 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS SEKRETARIAT, BIDANG, SUB BAGIAN DAN SEKSI DINAS KEHUTANAN PROVINSI JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR MENIMBANG :

Lebih terperinci

REFLEKSI PEMBANGUNAN BIDANG KEHUTANAN DIKEPEMIMPINAN GUBERNUR JAMBI BAPAK Drs. H. HASAN BASRI AGUS, MM

REFLEKSI PEMBANGUNAN BIDANG KEHUTANAN DIKEPEMIMPINAN GUBERNUR JAMBI BAPAK Drs. H. HASAN BASRI AGUS, MM REFLEKSI PEMBANGUNAN BIDANG KEHUTANAN DIKEPEMIMPINAN GUBERNUR JAMBI BAPAK Drs. H. HASAN BASRI AGUS, MM Provinsi Jambi mempunyai Luas Wilayah daratan 4.882.857 ha. Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan

Lebih terperinci

AA. URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DI BIDANG KEHUTANAN

AA. URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DI BIDANG KEHUTANAN LAMPIRAN XXVII PERATURAN DAERAH KOTA BATAM NOMOR : Tahun 2010 TANGGAL : Juli 2010 AA. URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DI BIDANG KEHUTANAN SUB BIDANG SUB SUB BIDANG URUSAN 1. Inventarisasi Hutan 1. Penyelenggaraan

Lebih terperinci

PAPARAN PROGRESS. IMPLEMENTASI RENCANA AKSI KORSUP PENYELAMATAN SUMBER DAYA ALAM SEKTOR KEHUTANAN DAN PERTAMBANGAN DI PROVINSI GORONTALo

PAPARAN PROGRESS. IMPLEMENTASI RENCANA AKSI KORSUP PENYELAMATAN SUMBER DAYA ALAM SEKTOR KEHUTANAN DAN PERTAMBANGAN DI PROVINSI GORONTALo PAPARAN PROGRESS IMPLEMENTASI RENCANA AKSI KORSUP PENYELAMATAN SUMBER DAYA ALAM SEKTOR KEHUTANAN DAN PERTAMBANGAN DI PROVINSI GORONTALo SEKTOR KEHUTANAN KONDISI EKSISTING KAWASAN HUTAN PROVINSI GORONTALO

Lebih terperinci