PERISTILAHAN FITUR TELEPON SELULER DALAM BAHASA ARAB DAN PADANANNYA DALAM BAHASA INDONESIA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PERISTILAHAN FITUR TELEPON SELULER DALAM BAHASA ARAB DAN PADANANNYA DALAM BAHASA INDONESIA"

Transkripsi

1 PERISTILAHAN FITUR TELEPON SELULER DALAM BAHASA ARAB DAN PADANANNYA DALAM BAHASA INDONESIA (Studi Kasus antara Nokia dan Sony Ericsson) Skripsi Diajukan kepada Fakultas Adab dan Humaniora Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sastra (S.S) Oleh Hairiyah NIM: JURUSAN TARJAMAH FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1430 H i

2 PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa : 1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata satu di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Jakarta, 24 November 2009 Hairiyah NIM: ii

3 PERISTILAHAN FITUR TELEPON SELULER DALAM BAHASA ARAB DAN PADANANNYA DALAM BAHASA INDONESIA (Studi Kasus antara Nokia dan Sony Ericsson) Skripsi Diajukan kepada Fakultas Adab dan Humaniora Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sastra (S.S.) Oleh Hairiyah NIM: Pembimbing Moch. Syarif Hidayatullah,Lc.,M.Hum. NIP : JURUSAN TARJAMAH FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1430 H/2009 iii

4 PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi berjudul Peristilahan Fitur Telepon Seluler Dalam Bahasa Arab dan Padanannya Dalam Bahasa Indonesia (Studi Kasus antara Nokia dan Sony Ericsson) telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada Rabu, 11 November Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Sastra (S.S.) pada Program Studi Tarjamah. Jakarta, 11 November 2009 Sidang Munaqasyah Ketua Merangkap Anggota, Sekretaris Merangkap Anggota, Drs. Ikhwan Azizi, MA. Ahmad Saekhuddin, M.Ag. NIP: NIP: Anggota, Moch.Syarif Hidayatullah,Lc.,M.Hum. NIP: iv

5 PRAKATA Puji dan Syukur Penulis panjatkan kepada Allah Swt. Yang telah mencurahkan rahmat dan pertolongan-nya. Berkat rahmat dan pertolongan- Nyalah, skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Salawat dan salam semoga senantiasa dilimpahkan kepada Nabi Muhammad Saw., dan juga kepada para sahabat, keluarga, dan kita sebagai umatnya yang mudah-mudahan kelak di Hari Kiamat mendapatkan syafaatnya. Dalam kesempatan ini, Penulis menyampaikan terima kasih yang sebesarbesarnya kepada civitas akademika UIN Syarief Hidayatullah terutama kepada: Prof. Dr. Komarudin Hidayat, MA., Rektor UIN Syarief Hidayatullah Jakarta; Dr. Abdul Chaer, MA., Dekan Fakultas Adab dan Humaniora; Drs. Ikhwan Azizi, MA., Ketua Jurusan Tarjamah; Ahmad Syaekhuddin, M.Ag., Sekretaris Jurusan Tarjamah; Irfan Abubakar, MA., Dosen Pembimbing Akademik Jurusan Tarjamah. Secara khusus, Penulis menyampaikan terima kasih yang setinggitingginya kepada Moch. Syarif Hidayatullah, Lc., M.Hum, yang telah banyak meluangkan waktu di tengah kepadatan aktivitasnya untuk membimbing dan mengarahkan penyusunan skripsi ini. Semoga Allah Swt. Membalas amal kebaikannya. Secara umum Penulis menyampaikan terima kasih kepada seluruh dosen di Jurusan Tarjamah yang telah mencurahkan segenap kemampuannya dalam memberikan ilmu pengetahuan. Dalam hal ini, Penulis selalu berdoa semoga semua ilmu yang telah diserap Penulis dari mereka menjadi ilmu yang bermanfaat dan menjadi bekal kelak di masa depan. Hanya kepada Allah-lah v

6 Penulis memohon semoga amal baik mereka mendapat pembalasan yang berlipat ganda. Tak lupa Penulis menyampaikan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada orang yang sangat berjasa, yaitu kedua orang tua tercinta (Bapak H. Burhanuddin dan Ibu Hj. Karsilah), yang tak henti-hentinya mencurahkan segenap usaha dan kemampuan untuk terus memotivasi Penulis dalam menyelesaikan studi ini, diiringi panjatan doa, memohon kepada Allah agar Penulis senantiasa diberikan kemudahan dan kelancaran dalam segala urusan. Ucapan terima kasih juga Penulis ucapkan kepada kakak dan adikku tercinta yang setia menemani dan menghibur Penulis. Penulis menyampaikan terima kasih kepada Abang Penulis yang telah memberikan support. Terima kasih Penulis sampaikan kepada Musa El-kazimy yang tak pernah berhenti mensupport dan menemani Penulis hingga selesai skripsi ini, Temanteman tercinta Jurusan Tarjamah angkatan 2005 yaitu, Zey, Dwi, Aida, Lina, Fina, Laili, Tami, Yupi, Yudi, Agus, Deny, Mbul, Hilman, Ta-thonk dan The-vock (Don t Forget Me). Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan untuk perbaikan di masa mendatang. Ciputat, Hairiyah vi

7 DAFTAR ISI LEMBAR JUDUL...i LEMBAR PERNYATAAN...ii LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING...iii LEMBAR PENGESAHAN...iv PRAKATA...v DAFTAR ISI...vii PEDOMAN TRANSLITERASI...iii ABSTRAK...ix BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah...1 B. Pembatasan dan Perumusan Masalah...5 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian...7 D. Metodologi Penelitian...7 E. Sistematika Penulisan...8 BAB II KERANGKA TEORI A. Penerjemahan Produk Secara Umum Definisi Penerjemahan Definisi Produk Jenis Produk Teknik Penerjemahan Produk Ideologi dalam Penerjemahan...19 vii

8 BAB III FITUR TELEPON SELULER NOKIA DAN SONY ERICSSON A. Wawasan Umum tentang Nokia dan Sony Ericsson...21 A. I. Sejarah Nokia...21 A. 2. Sejarah Sony Ericson...23 A. 3. Sebaran Distribusi...24 A Sebaran Distribusi Nokia...24 A Sebaran Distribusi Sony Ericsson...26 B. Wawasan tentang Telepon Seluler Sejarah Telepon Selular Definisi Telepon Seluler Bagian Telepon Seluler...30 C. Istilah Fitur Telepon Seluler Nokia dan Sony Ericson dalam Bahasa Arab Fitur Telepon Seluler Nokia dalam bahasa Arab...35 b. Olah Pesan...35 c. Panggilan...35 d. Kontak...35 e. Galeri...36 f. Pengaturan...36 g. Media...36 h. Agenda...37 i. Aplikasi...37 viii

9 2. Fitur Telepon Seluler Sony Ericsson dalam bahasa Arab...37 a. Perpesanan...37 b. Panggilan...38 c. Buku Telepon...38 d. Hiburan...38 e. Setelan...38 f. Pengaturan File...39 g. Organiser...39 h. Aplikasi...39 BAB IV ANALISIS PERISTILAHAN FITUR TELEPON SELULER DALAM BAHASA ARAB DAN PADANANNYA DALAM BAHASA INDONESIA A. Fitur Telepon Seluler Nokia dan Sony Ericsson yang Menggunakan Istilah yang Sama...40 B. Fitur Telepon Seluler Nokia dan Sony Ericsson yang Menggunakan Istilah yang Mirip...52 C. Fitur Telepon Seluler Nokia dan Sony Ericsson yang Menggunakan Istilah yang Tidak Sama...80 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan DAFTAR PUSTAKA ix

10 PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN Dalam skripsi ini, sebagian data berbahasa Arab ditransliterasikan ke dalam huruf latin. Transliterasi ini berdasarkan Pedoman Transliterasi Arab-Latin dalam Buku Pedoman Penulisan Karya Ilmiah CeQDA UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 1. Padanan Aksara Huruf Arab Huruf Latin Huruf Arab Huruf Latin ا ط t ب b ظ z ت t ع ث ts غ gh ج j ف f ح h ق q خ kh ك k د d ل l ذ dz م m ر r ن n ز z و w س s ة h ش sy ء ` ص s ي y ض d 2. Vokal Vokal dalam bahasa Arab, seperti vokal bahasa Indonesia, terdiri dari vokal tunggal atau monoftong dan vokal rangkap atau diftong. A. Vokal tunggal Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan ---- a Fathah ---- i Kasrah u Dammah x

11 B. Vokal rangkap Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan --- ي ai a dan i --- و au a dan u C. Vokal Panjang Ketentuan alih aksara vokal panjang (madd), yang dalam bahasa Arab dilambangkan dengan harakat dan huruf, yaitu : Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan ----ا/ي â a dengan topi di atas ---- ي î i dengan topi di atas --- و û u dengan topi di atas 3. Kata Sandang Kata sandang, yang dalam sistem aksara Arab dilambangkan dengan huruf, yaitu ال, dialihaksarakan menjadi huruf /l/, baik diikuti huruf syamsiyyah maupun huruf qamariyyah. Contoh : al-rijâl bukan arrijâl, al-dîwân bukan ad- dîwân. 4. Syaddah (Tasydîd) Syaddah atau Tasydîd yang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan dengan sebuah tanda--- dalam alih aksara ini dilambangkan dengan huruf, yaitu dengan menggandakan huruf yang diberi tanda syaddah itu. Akan tetapi, hal ini tidak berlaku jika huruf yang menerima tanda syaddah itu terletak setelah kata sandang yang diikuti oleh huruf-huruf syamsiyyah. Misalnya, kata الض رورة tidak ditulis ad-darûrah melainkan al- darûrah, demikian seterusnya. 5. Ta Marbûtah Jika huruf Ta Marbûtah terdapat pada kata yang berdiri sendiri, maka huruf tersebut dialihaksarakan menjadi huruf /h/ (contoh no.1). hal yang sama juga berlaku, jika Ta Marbûtah tersebut diikuti oleh (na t) atau kata sifat (contoh no.2). namun jika huruf Ta Marbûtah tersebut diikuti kata xi

12 benda (ism), maka huruf tersebut dialihaksarakan menjadi huruf /t/ (contoh no.3) No. Kata Arab Alih Aksara 1 طريقة tarîqah 2 الجامعة الا سلامية al-jâmi ah al-islâmiyah 3 وحدة الوجود wihdat al-wujûd 6. Huruf kapital Mengikuti EYD bahasa Indonesia. Untuk proper name (nama diri, nama tempat, dan sebagainya), seperti al-kindi bukan Al-Kindi (untuk huruf al a tidak boleh kapital. xii

13 ABSTRAK Setiap bahasa adalah komunikasi bagi para penuturnya. Dilihat dari sudut pandang ini, tidak ada bahasa yang lebih unggul daripada bahasa yang lain. Namun, setiap bahasa memiliki karakteristik tersendiri yang membedakannya dari bahasa yang lain. Demikian pula bahasa Arab (BA) memiliki sejumlah karakteristik tersendiri yang membedakannya dari bahasa yang lain, dalam hal ini bahasa Indonesia (BI). Seiring dengan kemajuan pesat dalam dunia ilmu pengetahuan dan teknologi, bidang telekomunikasi juga mengalami kemajuan yang cukup pesat. Komunikasi merupakan suatu hal yang penting dan dianggap mampu membantu kehidupan manusia. Sejak ditemukannya alat komunikasi, gerak hidup manusia menjadi berubah lebih mudah dan terasa lebih dekat. Salah satu alat komunikasi yang digunakan saat ini adalah telepon seluler (Hand Phone). Telepon seluler memiliki beberapa kelebihan dibandingkan telepon rumah, yaitu bisa dibawa kemanapun kita pergi. Akhir-akhir ini perkembangan telekomunikasi di Indonesia semakin marak. Dengan semakin banyaknya pengguna telepon seluler Penulis memilih Nokia dan Sony Ericsson sebagai objek kajian, karena kedua telepon seluler tersebut banyak digunakan oleh pengguna telepon tersebut banyak digunakan, selain itu kedua produk telepon seluler tersebut service centre-nya mudah ditemukan. Di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, kebutuhan akan penerjemahan yang baik itu sudah tidak dapat diragukan lagi. Berbagai bangsa berlomba-lomba menyerap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dari negara-negara yang sudah maju, melalui kegiatan penerjemahan. xiii

14 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menerjemah merupakan seni yang rumit dan menuntut adanya bakat serta pengetahuan mendalam tentang bahasa sumber (BSu) dan bahasa Sasaran (BSa). Kesulitan menerjemah timbul bukan saja karena setiap bahasa memiliki Sui Generis (karakteristik), tetapi juga proses penerjemahan merupakan pekerjaan yang memiliki banyak aspek. Pada dasarnya menerjemahkan merupakan proses linguistik yang saripatinya terangkum dalam upaya mencari padanan kata-kata suatu bahasa dengan kata-kata bahasa lain. Setiap bahasa merupakan sistem, dimana setiap bahasa ibu penerjemah berbeda dengan sistem BSu yang diterjemahkan. 1 Bahasa adalah suatu sistem lambang berupa bunyi, bersifat arbitrer, digunakan oleh masyarakat untuk bekerjasama, berkomunikasi dan mengidentifikasi diri. 2 Bahasa dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah sistem lambang bunyi berartikulasi (yang dihasilkan alat-alat ucap) yang bersifat Ahmad Satori, Diktat Penerjemahan Tahririah: Prinsip-Prinsip Penerjemah, 2 Abdul Chaer, Tata Bahasa Indonesia, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), cet. 1, h. xiv

15 sewenang-wenang dan konvensional yang dipakai sebagai alat komunikasi untuk melahirkan perasaan dan pikiran. 3 Belakangan ini makin dirasakan pentingnya fungsi bahasa sebagai alat komunikasi. Kenyataan yang dihadapi adalah bahwa selain ahli bahasa, semua ahli yang bergerak dalam bidang pengetahuan yang lain semakin memperdalam dirinya dalam bidang teori dan praktik bahasa. Semua orang menyadari bahwa interaksi dan segala macam kegiatan dalam masyarakat akan lumpuh tanpa bahasa. 4 Begitu juga bahasa dan komunikasi sangat erat kaitannya, tanpa bahasa komunikasi tidak dapat berjalan lancar dan sebaliknya. Sejak dilahirkan manusia sudah berkomunikasi dengan lingkungannya. Gerak dan tangis yang pertama pada saat ia dilahirkan adalah suatu tanda komunikasi. 5 Secara etimologi, istilah komunikasi berasal dari bahasa Inggris yaitu Communication atau Communis yang berarti Sama atau sama maknanya atau pengertian Bersama, dengan maksud untuk mengubah pikiran, sikap, prilaku, penerima dan melaksanakannya apa yang diinginkan komunikator. 6 Komunikasi adalah hubungan kontak antar manusia baik individu maupun kelompok. Dalam kehidupan sehari-hari disadari atau tidak, komunikasi 3 Tim Penyusun KBBI Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1990), cet 3, h Gorys Keraf, Komposisi, (Ende: Nusa Indah, 1997), cet ke-11, h. 1 5 Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, (Bandung: Rosda Karya, 2001), cet. ke-14, h. 1 6 Ibid., h. 8 xv

16 adalah bagian dari kehidupan itu sendiri, karena manusia melakukan komunikasi dalam pergaulan dan kehidupannya. 7 Komunikasi merupakan aktivitas dasar manusia. Dengan berkomunikasi, manusia dapat saling berhubungan satu sama lain baik dalam kehidupan seharihari, di rumah tangga, ditempat pekerjaan, di pasar, dan masyarakat atau dimana saja manusia berada. Tidak ada manusia yang tidak akan terlibat dalam komunikasi. 8 Manusia adalah makhluk sosial, karena manusia tidak dapat hidup dengan sendirinya melainkan satu sama lain saling membutuhkan. Oleh sebab itu, dalam kehidupan manusia, komunikasi semakin dirasa urgensinya, hal ini bukan karena disebabkan oleh kemajuan dan berkembangnya ilmu teknologi semata, akan tetapi karena hasrat dari manusia itu sendiri untuk bersosialisasi dan beradaptasi dengan sesamanya. Banyak pakar menilai bahwa komunikasi adalah kebutuhan yang sangat fundamental bagi seseorang dalam hidup bermasyarakat. Prof. Wilbur Schramm menyebutkan bahwa komunikasi dan masyarakat adalah dua kata kembar yang tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya, karena tanpa komunikasi tidak mungkin masyarakat terbentuk, sebaliknya tanpa masyarakat maka manusia tidak mungkin mengembangkan komunikasi. 9 7 H.A.W. Widjaya, Ilmu Komunikasi Pengantar Studi, (Jakarta: Bumi Aksara, 1997), cet ke-2, h Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi, (Jakarta: Bumi Aksara, 2001), cet ke- 4, h. 1 9 Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi, (Jakarta: Raja Garafindo Persada, 2005), Cet. Ke- 6, h. 1 xvi

17 Berbicara tentang komunikasi, Hafied Cangara dalam bukunya Pengantar Ilmu Komunikasi membagi tipe-tipe komunikasi ke dalam 4 macam tipe, pertama komunikasi intrapersonal (diri sendiri), kedua komunikasi interpersonal (antar pribadi), ketiga komunikasi public atau bisa juga disebut komunikasi kelompok dan keempat komunikasi massa. Melihat tipe-tipe komunikasi seperti disebutkan di atas sekilas maka pada penelitian ini merupakan salah satu contoh bentuk komunikasi publik atau kelompok, dalam komunikasi publik penyampaian pesan berlangsung secara kontinu. Dapat diidentifikasi siapa yang berbicara (sumber) dan siapa pendengarnya. 10 Dalam setiap peristiwa komunikasi tidak terlepas dari proses komunikasi, Arni Muhammad dalam bukunya Komunikasi Organisasi mengatakan bahwa proses komunikasi terdiri dari 2 cara, pertama proses secara primer yaitu bentuk penyampaiannya menggunakan bahasa, isyarat, gambar dan sebagainya. Kedua proses secara sekunder yaitu bentuk penyampaiannya menggunakan alat atau sarana media seperti: televisi, radio, telepon seluler dan OHP. 11 Dari berbagai contoh proses komunikasi sekunder Penulis tertarik mengambil telepon seluler sebagai judul. Karena alat teknologi yang satu ini selain memiliki berbagai macam bentuk, ia juga memiliki berbagai macam bahasa di dalamnya. Salah satunya Penulis ingin membahas telepon selular yang memiliki fitur bahasa Arab. Pada 10 Ibid., h A.W. Widjaya, Ilmu Komunikasi Pengantar Studi, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), cet. ke-3, h. 13 xvii

18 penelitian ini Penulis ingin membandingkan penerjemahan bahasa Arab merk Nokia tipe 2630 dan merk Sony Ericsson tipe K700i, sebagai berikut: رسالة Telepon Seluler keluaran Nokia Diartikan dalam bahasa Indonesia pesan. رسالة نصية Telepon Seluler keluaran Sony Ericsson Diartikan dalam bahasa Indonesia pesan teks. Dari contoh di atas memperlihatkan adanya Perbedaan dalam gaya penulisan dalam bahasa Arab, sedangkan dalam bahasa Indonesia mempunyai makna yang sama. Dari contoh perbedaan itulah, Penulis sangat tertarik untuk meneliti judul ini karena setiap telepon seluler yang berbeda merk, masing-masing memiliki gaya penulisan bahasa Arab yang berbeda. B. Pembatasan dan Perumusan Masalah Untuk mempermudah penelitian dan menghindari perluasan masalah, Penulis membatasi masalah penelitian ini menggunakan dua merk dan tipe telepon seluler yaitu merk Nokia keluaran 2630 dan merk Sony Ericsson keluaran K700i. Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan, Penulis dapat merumuskan masalah yang akan dianalisis sebagai berikut : 1. Ideologi terjemahan apa yang dipakai telepon seluler Nokia dan Sony Ericsson dalam fitur versi terjemahan Arab dan Indonesianya? xviii

19 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian Berdasarkan latar belakang penelitian, maka tujuan umum yang akan dicapai pada skripsi ini, yaitu : 2. Untuk mengetahui ideologi terjemahan yang dipakai telepon seluler Nokia dan Sony Ericsson dalam fitur versi terjemahan Arab dan Indonesianya. Adapun manfaat dari penelitian ini, yaitu : 2. Memberikan informasi kepada para pengguna telepon seluler tentang fitur berbahasa Arab dengan merk Nokia keluaran 2630 dan Sony Ericsson keluaran K700i. 3. Untuk memberitahukan kepada masyarakat umum bahwa bahasa Arab bukan hanya bahasa agama ataupun bahasa klasik akan tetapi, bahasa Arab itu mengikuti perkembangan dunia modern, salah satu perkembangannya yaitu dalam bidang teknologi. 4. Untuk memberikan pengetahuan apabila didalam menerjemahkan, susunan kalimat bahasa sumber (BSu) tidak harus sama dengan susunan kalimat bahasa sasaran (BSa). D. Metodologi Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, yaitu dengan cara mengumpulkan data-data yang berkaitan dengan masalah yang diteliti, kemudian dideskripsikan sehingga dapat memberikan kejelasan terhadap objek yang diteliti. Selain itu juga dengan analisis, yaitu dengan mengadakan xix

20 perincian terhadap masalah yang diteliti, kemudian dideskripsikan sehingga dapat memberikan kejelasan terhadap objek yang diteliti. Dalam memperoleh data, Penulis menggunakan penelitian studi kepustakaan, yaitu dengan mengumpulkan data-data yang berkaitan dengan penelitian, kemudian memilih antara pengertian yang satu dengan pengertian yang lain. Adapun teknik penulisan yang digunakan dalam penelitian ini berpedoman pada buku Pedoman penulisan karya ilmiah (skripsi, tesis dan disertasi) yang berlaku di lingkungan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang diterbitkan oleh Center of Quality Development and Assurance (CeQDA) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, E. Sistematika Penulisan Penelitian ini disajikan dalam lima bab. Bab I menyajikan wadah besar yang memayungi topik penelitian ini. Selain itu pada bab ini, dijelaskan pula latar belakang atau alasan pemilihan topik penelitian ini, masalah mengemuka yang dipertanyakan, tujuan, manfaat penelitian, tinjauan pustaka, metodologi penelitian serta sistematika penulisan. Bab II dipaparkan kerangka teori, yang didalamnya dikemukakan seputar penerjemahan, mulai definisi penerjemahan dan produk, jenis produk, teknik penerjemahan produk serta ideologi dalam penerjemahan. Kemudian diuraikan wawasan tentang telepon seluler berupa, sejarah telepon seluler, definisi telepon seluler dan bagian telepon seluler. xx

21 Bab III menguraikan fitur telepon seluler Nokia dan Sony Ericsson yang di dalamnya dikemukakan seputar sejarah Nokia, Sony Ericsson, dan distribusi telepon seluler. Kemudian diuraikan tentang istilah fitur telepon seluler Nokia dan Sony Ericsson. Bab IV menyuguhkan hal yang terkait objek atau data penelitian ini, yaitu analisis peristilahan fitur telepon seluler dalam bahasa Arab dan padanannya dalam bahasa Indonesia. Kemudian, penelitian ini diakhiri dengan kesimpulan dari semua pembahasan ini, dengan tidak lupa menyertakan lampiran-lampiran penting yang berhubungan dengan penelitian ini. xxi

22 BAB II KERANGKA TEORI A. Penerjemahan Produk Secara Umum 1. Definisi Penerjemahan Penerjemahan ialah usaha memindahkan pesan dari teks berbahasa Arab (teks sumber) dengan padanannya ke dalam bahasa Indonesia (bahasa sasaran). 12 Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa menerjemah adalah mengalihkan ide atau pesan bahasa sumber ke dalam bahasa sasaran bukan mengalihkan arti kata perkata. Pendefinisian terjemah tersebut dimaksudkan untuk mengalihkan pesan seutuh dan semaksimal mungkin ke dalam bahasa sasaran. Banyak yang beranggapan bahwa penerjemahan adalah sekadar pengalihbahasaan. Lebih tepat bila dikatakan bahwa penerjemahan adalah pengalihan pesan (message) dari TSu (Teks Sumber) ke dalam TSa (Teks Sasaran). Dengan demikian, idealnya adalah TSa (terjemahan) akhirnya berisi pesan yang sepadan dengan pesan dalam TSu. 13 Ada beberapa tokoh yang memberikan definisi tentang penerjemahan, di antaranya: 12 Ibnu Burdah, Metode dan Wawasan Menerjemah Teks Arab, (Yogyakarta: Tiara Wacana, 2004), Cet. Ke-1, h Benny Hoedoro Hoed, Penerjemah dan Kebudayaan, (Jakarta: Dunia Pustaka Jaya, 2006), h. 24. xxii

23 2. P. Newmark Seperti yang dikutip Rochayah Mahali, ia memberikan definisi tentang penerjemahan, yaitu Translation is an exercise which consists in the attempt to replace a written message in one language by the same message in another language. (Terjemahan merupakan latihan dalam upaya menggantikan pesan tertulis dari bahasa satu dengan pesan yang sama pada bahasa lainnya). 14 Menurut tokoh ini bahwa menerjemah adalah memindahkan pesan bahasa sumber (BSu) ke dalam bahasa sasaran (BSa) bukan memindahkan kata perkata. 2. Eugene A. Nida dan Charles Taber Dalam buku The Theory and Practice of Translation, Nida dan Charles memberikan definisi tentang penerjemahan, yaitu Translating consists in reproducing in the receptor language the closest natural equivalent of the source language message, first in term of meaning and secondly in terms of style. (Terjemahan adalah usaha menciptakan kembali pesan dalam bahasa sumber (BSu) ke dalam bahasa sasaran (BSa) dengan padanan alami yang sedekat mungkin, pertama dalam hal makna, kemudian gaya bahasanya). 15 Jadi, Nida dan Charles mendefinisikan penerjemahan ini adalah mengalihkan pesan bahasa sumber ke dalam bahasa sasaran dengan padanan baik dari segi makna dan gaya bahasanya. 14 Rochayah Machali, Pedoman Bagi Penerjemah, (Jakarta: Grasindo, 2000), Cet. Ke- 1, h Eugene Nida dan Charles Taber, The Theory and Practice of Translation, (Leiden: The United Bible Societes, 1974), h. 12. xxiii

24 3 J.C Catford Catford menggunakan pendekatan kebahasaan dalam melihat kegiatan penerjemahan, ia mendefinisikan sebagaimana yang telah dikutip oleh Nurachman Hanafi The replacement of textual material in one language (SL) by equivalent textual material in another language (TL). (Terjemahan adalah mengalihkan makna teks (wacana) dari bahasa asal (bahasa sumber) dengan bahan teks yang sepadan ke dalam bahasa sasaran). 16 Tokoh ini menekankan bahwa sebaiknya naskah pengganti harus sepadan. Hal itu sangat penting dalam dunia penerjemahan, karena apabila aspek padanan ini tidak ada, boleh jadi penerjemah akan bertindak sewenang-wenang dalam menerjemahkan teks sumber. Di sinilah pentingnya aspek padanan yang bertujuan untuk mengikat atau membatasi kebebasan seorang penerjemah yang cenderung menekankan aspek pesan. Dari definisi yang telah dikemukakan oleh para ahli di atas, Penulis dapat menyimpulkan bahwasanya menerjemahkan adalah memindahkan pesan atau gagasan yang terdapat dalam bahasa sumber ke dalam bahasa sasaran dengan memperhatikan kesepadanan dan gaya bahasanya. 2. Definisi Produk Produk dalam Tesaurus Bahasa Indonesia adalah barang, komoditas, buatan, ciptaan, keluaran, kreasi, produksi dan rakitan J.C. Catford, A Linguistic Theory of Translation, (London: Oxford University Press, 1974), Fourth Impression, h Eko Endarmoko, Tesaurus Bahasa Indonesia, (Jakarta: Gramedia Pustaka Umum, 2006) xxiv

25 Produk menurut Alma Buchari dalam bukunya Manajemen Pemasaran Jasa, yang dikutip dari W.J Stanton, adalah : A product is a set of tangible attributes, including packaging, colour, price, manufacturer s prestige, retailer s prestige, manufacturer s and retailer s service, which the buyer may accept as of fering want-satisfaction. Produk adalah seperangkat atribut baik berwujud maupun tidak berwujud, termasuk di dalamnya masalah warna, harga, nama baik pabrik, nama baik toko yang menjual (pengecer) dan pelayanan pabrik serta pelayanan pengecer, yang diterima oleh pembeli guna memuaskan keinginannya. 18 Produk-produk yang dapat dipasarkan meliputi barang fisik, jasa, kegiatan, orang, tempat, organisasi dan ide. Tiap produk berhubungan dengan produk lainnya. Menurut Umar Husein, produk adalah sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian dibeli. Digunakan atau dikonsumsi yang dapat memenuhi suatu keinginan atau kebutuhan yang termasuk dalam produk selain berbentuk fisik juga berbentuk jasa atau layanan. 19 Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa produk adalah segala sesuatu yang dapat dihasilkan oleh produsen yang ditawarkan di pasar dan dapat dinikmati oleh pelanggan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan. Produk yang ditawarkan tersebut dapat berupa barang berwujud murni atau barang fisik. Barang berwujud fisik yang disertai jasa. Campuran yaitu 18 Alma Buchari, Pemasaran dan Jasa, (Bandung: Alfabeta, 2000), cet. Ke-4, h Umar Husein, Metodologi Penelitian Ekonomi, (Jakarta: Grafindo, 2003), h. 31 xxv

26 berwujud barang dan jasa dengan proporsi yang sama. Jasa utama disertai barang pelengkap atau jasa tambahan serta jasa murni. Sebuah produk adalah suatu kombinasi dari atribut-atribut yang menimbulkan daya tarik kepada pelanggan yaitu corak mode, disain, kegunaan, pengemasan, warna, ukuran dan prestise. 20 Dari perbedaan-perbedaan kualitas inilah sebuah produk lebih mahal harganya, karena apabila sebuah produk lebih banyak memiliki keunggulan seperti di atas, maka harga produk itu lebih mahal. Seperti sebuah produk telepon seluler Nokia dan Sony Ericsson masing-masing memiliki keunggulan tersendiri, dengan demikian harga penjualan pun berbeda di tangan konsumen. 2.1 Jenis Produk Produk bukan hanya berbentuk sesuatu yang berwujud saja, akan tetapi juga sesuatu yang tidak berwujud seperti pelayanan jasa. Semua yang diperuntukkan kebutuhan dan keinginan pelanggan. Menurut Philip Kotler dalam mengembangkan beberapa klasifikasi produk. Pemasaran biasanya mengklasifikasikan produk berdasarkan macammacam karakteristik produk seperti: 1. Menurut sifatnya antara lain : a. Durable Goods (barang tahan lama) merupakan barang yang berwujud yang biasanya dapat digunakan dalam waktu yang relatif lama. Contohnya : televisi, radio dan lain-lain. 20 Vernon A. Musselman-John H. Jackson, Pengantar Ekonomi Perusahaan, (Jakarta: Erlangga), cet, 1, h xxvi

27 b. Nondurable Goods (barang tidak tahan lama) merupakan barang berwujud yang biasanya dikonsumsi dalam satu atau beberapa kali penggunaan. Contohnya : sabun, pasta gigi dan lain-lain. c. Service (jasa) merupakan benda tidak berwujud, tidak dapat dipisahkan dan mudah habis, jasa hanya dapat dirasakan oleh penerima jasa dan penilaian akan suatu jasa sangat subjektif atau relatif. Akibatnya, jasa biasanya memerlukan lebih banyak pengendalian kualitas kredibilitas pemasok dan kemampuan penyesuaian. Contohnya : bengkel, salon dan lain-lain. 2. Menurut bentuknya antara lain : a. Barang berwujud (tangible goods) yaitu setiap hasil produksi yang dapat dilihat, dirasakan dan dipegang. b. Barang yang tidak berwujud (intangible goods) yaitu setiap hasil produksi yang tidak dapat dilihat dan dipegang tetapi dapat dirasakan manfaatnya. 21 Dari berbagai macam jenis produk di atas, telepon seluler termasuk jenis produk menurut sifatnya yaitu, Durable Goods (barang tahan lama). Telepon seluler merupakan barang yang berwujud yang dapat digunakan dalam waktu yang relatif lama. 21 Philip Kotler, Manajemen Pemasaran, (Jakarta: Prenhalindo, 2000), jilid I, h. 394 xxvii

28 3. Teknik Menerjemahkan Produk Teknik merupakan cara penerjemahan unsur-unsur sintaksis dengan memandang unsur-unsur tersebut sebagai sebuah struktur. Artinya, penerjemahan sebuah unsur sintaksis mesti dipandang sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari unsur-unsur kalimat lainnya yang bekerja sama dalam mengantarkan sebuah makna kepada pendengar atau pembaca. 22 Dalam penerjemahan, kita dituntut memecahkan persoalan penerjemahan pada tataran kata, kalimat atau paragraf. Cara penanggulangan itu disebut teknik. 23 Produk adalah barang, komoditas, buatan, ciptaan, keluaran, kreasi, produksi dan rakitan. Jadi, teknik penerjemahan produk adalah cara penerjemahan Arab- Indonesia dengan menggunakan unsur-unsur sintaksis dalam sebuah barang. Teknik penerjemahan bertugas memecahkan masalah pengungkapan makna gramatikal, leksikal dan kontekstual pada tataran kalimat. Jenis-jenis teknik penerjemahan dapat dikelompokkan ke dalam sebuah prosedur, jenis teknik ini dapat diuraikan sebagai berikut: a. Teknik sebagai Penjabaran Prosedur Transposisi Newmark mengemukakan bahwa transposisi merupakan prosedur penerjemahan yang berkenaan dengan perubahan aspek gramatikal dari bahasa sumber (BS) ke bahasa penerima (BP). Adapun Kridalaksana memandang transposisi sebagai proses atau hasil perubahan fungsi atau kelas kata tanpa penambahan apa-apa. Dengan demikian, yang dimaksud 22 Syihabuddin, Penerjemahan Arab-Indonesia, (Bandung: Humaniora, 2005), h Benny Hoedoro Hoed, Penerjemahan dan Kebudayaan, h. 12 xxviii

29 dengan transposisi dalam uraian ini ialah bentuk-bentuk perubahan fungsi sintaksis dan kategori kata dari bahasa Arab ke bahasa Indonesia. Prosedur transposisi dijabarkan ke dalam enam jenis teknik seperti berikut. Pertama, teknik transfer. Transfer merupakan cara menerjemahkan unsur sintaksis dengan mengalihkan fungsi sintaksis dan kategori, termasuk kata sarana transformatif, dari BS ke BP. Kedua, teknik transmutasi. Transmutasi ialah cara menerjemahkan unsur sintaksis dengan mengubah pola urutan fungsi dan kategori dari BS ke BP melalui pemindahan tempatnya, baik dengan mendahulukan atau mengakhirkan salah satu unsur sintaksis. Ketiga, teknik reduksi. Reduksi merupakan cara menerjemahkan unsur sintaksis dengan mengurangi atau membuang fungsi sintaksis BS di dalam BP. Keempat, teknik ekspansi. Ekspansi merupakan cara menerjemahkan unsur sintaksis dengan menambah fungsi dan kategori BS di dalam BP. Kelima, teknik eksplanasi. Eksplanasi merupakan cara menerjemahkan unsur sintaksis dengan mengeksplisitkan fungsi sintaksis BS di dalam BP. Keenam, teknik substitusi. Substitusi merupakan cara menerjemahkan unsur sintaksis dengan mengganti fungsi sintaksis BS dengan fungsi lain di dalam BP. b. Teknik sebagai Penjabaran Prosedur Ekuivalensi Kridalaksana mendefinisikan ekuivalensi dinamis sebagai kualitas terjemahan yang mengandung amanat nas asli yang telah dialihkan xxix

30 sedemikian rupa ke dalam bahasa sasaran sehingga tanggapan dari reseptor sama dengan tanggapan reseptor terhadap amanat naskah asli. Sementara itu, Newmark menyatakan bahwa istilah ekuivalensi mengacu pada prosedur penerjemahan kosa kata kebudayaan. Ini berarti jangkauan prosedur ekuivalensi meliputi kosa kata yang ada di bawah kategori kebudayaan. Tentu saja kosa kata kebudayaan itu sangat luas cakupannya, terutama jika istilah kebudayaan dipandang secara universal yang juga meliputi peradaban. Dengan demikian dapatlah ditegaskan bahwa prosedur ekuivalensi merupakan cara penerjemahan istilah bahasa sumber, tentang apa saja, ke dalam bahasa penerima. Istilah tersebut sangatlah beragam kompleksitasnya sehingga beragam pula penerjemahannya. Keragaman cara penerjemahan kosa kata kebudayaan inilah yang dimaksud dengan teknik penerjemahan istilah sebagai penjabaran dari prosedur ekuivalensi. 24 Adapun prosedur ekuivalensi dijabarkan ke dalam tiga teknik berikut. Pertama, teknik korespondensi. Korespondensi merupakan cara menerjemahkan kata atau istilah dengan menyamakan makna BS dengan BP. Kedua, teknik deskripsi. Deskripsi berarti cara menerjemahkan kata atau istilah dengan menerangkan makna sebuah kata BS dengan frase di dalam BP. 24 Syihabuddin, Penerjemahan Arab-Indonesia, h. 117 xxx

31 Ketiga, teknik integratif. Integratif merupakan cara menerjemahkan kata atau istilah dengan menggunakan dua teknik sekaligus dalam memreproduksi makna BS di dalam BP supaya makna BS lebih jelas dan mudah dipahami. 4. Ideologi dalam Penerjemahan Ideologi adalah suatu prinsip yang dipercayai kebenarannya oleh sebuah komunitas dalam suatu masyarakat. Meminjam konsep Barthes, kita dapat mengatakan bahwa ideologi adalah mitos yang sudah mantap dalam suatu komunitas. Mitos, menurut Barthes, adalah pemaknaan atas suatu gejala budaya yang sudah mantap. Ideologi dalam penerjemahan adalah prinsip atau keyakinan tentang betul-salah atau baik-buruk dalam penerjemahan. Para peneliti dan praktisi penerjemahan sepakat bahwa secara umum penerjemahan adalah upaya untuk mengalihkan pesan yang terkandung dalam sebuah teks dalam suatu bahasa (disebut bahasa sumber) ke dalam teks bahasa lain (disebut bahasa sasaran). Jadi, penerjemahan yang benar adalah yang berhasil mengalihkan pesan yang terkandung dalam teks bahasa sumber ke dalam teks terjemahan. 25 Newmark mengemukakan delapan metode penerjemahan, empat dari kedelapan metode itu berorientasi pada bahasa sumber dan empat lainnya berorientasi pada bahasa sasaran. Newmark menggambarkan kedelapan metode penerjemahan itu dalam suatu diagram yang disebutnya V-diagram. Seringkali kita mengira bahwa hanya ada satu jenis terjemahan. Namun, kalau kita tinjau 25 Benny H Hoed, Ideologi dalam Penerjemahan dalam Moch. Syarif Hidayatullah, Diktat Teori dan Permasalahan Penerjemahan, (Jakarta: Jurusan Tarjamah, 2007), h. 19 xxxi

32 lebih jauh, sebenarnya kita dapat membedakan delapan jenis terjemahan. Jenisjenis penerjemahan adalah sebagai berikut (1) penerjemahan kata demi kata, (2) penerjemahan harfiah, (3) terjemahan setia, (4) terjemahan semantis, (5) saduran [adaptasi], (6) terjemahan bebas, (7) penerjemahan idiomatis dan (8) penerjemahan komunikatif. 26 SL emphasis Word-for-word translation Literal translation Faithful translation Semantic translation TL emphasis Adaptation Free translation Idiomatic translation Communicative translation Diagram-V (Newmark ) Keterangan: SL = source language (bahasa sumber) TL = target languge (bahasa sasaran) Nida dan Taber secara tegas mengemukakan bahwa penerjemahan yang baik berorientasi pada keberterimaan dalam bahasa pembacanya. Menurut penilaian Venuti Nida dan Taber menganut dua ideologi yaitu: a. Foregnisasi adalah terjemahan yang berorientasi pada bahasa sumber. Maksudnya, suatu terjemahan dikatakan baik dan benar apabila sesuai dengan sidang pembaca yang menginginkan hadirnya kebudayaan bahasa sumber pada hasil terjemahan. 26 Ibid,. h. 20 xxxii

33 b. Domestikasi adalah terjemahan yang berorientasi pada bahasa sasaran. Maksudnya, suatu terjemahan dikatakan baik dan benar apabila sesuai dengan selera dan harapan sidang pembaca yang menginginkan teks terjemahan sesuai dengan kebudayaan masyarakat bahasa sasaran. xxxiii

34 BAB III FITUR TELEPON SELULER A. Wawasan Umum tentang Nokia dan Sony Ericson A.1. Sejarah Nokia Revolusi industri kedua pada akhir abad kesembilan belaslah yang membuka jalan bagi lahirnya Nokia dan mendorong pertumbuhannya memasuki abad ke-20. Tahun 1865 menandai berdirinya perusahaan asal-usul Nokia, ketika sebuah peralatan groundwood kayu yang telah disiapkan untuk dibuat pulp dalam industri kertas yang terbuat dari batu yang dirancang oleh Frederik Idestam, seorang insinyur pertambangan Finlandia berusia 25 tahun yang belajar di luar negeri, mendapatkan lisensi untuk menjalankan sebuah bisnis. Di Saxony, Idestam telah akrab dengan teknik-teknik groundwood, sebuah proses baru bagi industri kertas. Ia membawa teknik itu ke Finlandia, sebuah negara yang dikaruniai hutan dan sumber daya air yang melimpah. Pabriknya mulai beroperasi pada tahun berikutnya di kota Tampere, Finlandia. Nama Nokia berawal dari nama sebuah komunitas yang tinggal di sungai Emakoski, Finlandia Selatan. Beberapa tahun kemudian, ia memindahkan pabriknya 15 kilometer ke barat, sepanjang sungai Nokia. 27 Setelah Idestam mendirikan pabrik kertas di pinggiran Sungai Emakoski, gelombang industri yang melanda Eropa memberi angin segar pada usaha kertas Martti Haikio, The Nokia Revolution, (Jakarta: Cahaya Insan Suci, 2002), cet ke-2, h. xxxiv

35 milik Idestam. Permintaan kertas meningkat tajam. Finlandia bagian selatan pun menjelma menjadi kawasan industri yang banyak diserbu para pekerja. Tak pelak, sebuah komunitas pekerja bernama Nokia terbentuk dan tinggal di sepanjang Sungai Emakoski. Kehadiran komunitas Nokia ternyata menarik sejumlah investor. Sebut saja perusahaan Finish Rubber Works, merupakan salah satu perusahaan yang tertarik mendirikan pabrik di wilayah komunitas Nokia. Pada 1920-an Rubber Works menggunakan nama Nokia sebagai nama merek produknya, antara lain sepatu, ban, jas hujan, dan perlengkapan industri. Semasa Perang Dunia II berakhir, Finnish Rubber Works membeli saham mayoritas Finnish Cable Works yang bergerak dalam bidang transmisi, telegram, dan jaringan telepon. Pada tahun 1967, Rubber Works merger dengan Cable Works dan muncul dengan nama Nokia Group. Sejak itu, nama Nokia sebagai produk telekomunikasi mulai berkibar. Tiga tahun kemudian, sekitar 1970-an, Nokia berhasil meluncurkan digital switch yang diberi nama Nokia DX 200. DX 200 menggunakan bahasa pemprograman komputer tingkat tinggi dan mikro-processor Intel, kemudian dikembangkan sebagai jaringan infrastruktur Nokia. 28 Beberapa faktor mendukung masuknya Nokia ke sentra telepon: sentra telepon itu akan sepenuhnya elektronik dan dikendalikan oleh komputer dengan menggunakan teknologi pembagian waktu. Nokia telah berpengalaman 15 tahun dalam teknologi komputer dan merupakan pelopor pionir dalam pembagian 28 R. Wilman, Mengenali dan Mengatasi Kerusakan Software Handphone, h. 7 xxxv

36 waktu. Pada masa mendatang, sentra telepon dan jaringan-jaringan transmisi pasti akan terintegrasi, sehingga dibutuhkan kemampuan untuk memasok seluruh sistem. Investasi pada peralatan sentra telepon sangat signifikan bagi ekonomi nasional. 29 Pada waktu yang bersamaan, Nokia juga menciptakan jaringan telepon mobil. Pada awal tahun 1981, Nokia meluncurkan produk bernama Nordic Mobile Telephone (NMT). NMT merupakan jaringan seluler multi-internasional yang menggarap seluler pertama di dunia. Sepanjang dekade 1980-an, NMT diperkenalkan ke sejumlah negara dengan sambutan yang luar biasa. Nokia terus mengembangkan industri ponselnya. Pada 1991, Nokia menyuplai jaringan GSM ke sembilan negara di kawasan Eropa. Pada Agustus 1997, Nokia menjadi suplayer sistem GSM ke 59 operator di 31 negara. Pada saat ini, Nokia telah mengeluarkan hamper sebanyak seri ponsel dan mendulang sukses yang mengesankan. Target penjualan sebanyak 500 ribu unit berhasil diraih pada Dengan tenaga kerja sebanyak 54 ribu orang, produk Nokia terjual di 130 negara. Sekarang mungkin setiap orang tau telepon seluler yang mudah dalam pengoperasiannya adalah NOKIA, karena itulah moto NOKIA. 30 A.2. Sejarah Sony Ericsson Sony Ericsson (nama lengkap: Sony Ericsson Mobile Communications AB) adalah perusahaan pembuat telepon genggam yang merupakan perusahaan 29 Martti Haikio, The Nokia Revolution, h Artikel diakses pada 25 April 2009 dari xxxvi

37 yang didirikan pada 3 Oktober 2001 hasil gabungan dari dua perusahaan besar dalam dua bidang yang berbeda: perusahaan Jepang, Sony (elektronik) dan perusahaan Swedia, Ericsson (telekomunikasi seluler). Perusahaan induk mereka berada di Hammersmith, London, Inggris dan juga memiliki tim riset dan pengembangan di Swedia, Jepang, Cina, Jerman, Amerika Serikat, India, Pakistan dan Inggris. Latar belakang terbentuknya Sony Ericsson, dahulu Ericsson memutuskan untuk membuat chips ponsel mereka pada satu sumber, Philips Facility di New Mexico. Bulan Maret 2000, kebakaran pada pabrik Philips telah mencemari fasilitas yang steril. Keadaan tersebut membuat produksi ponsel Ericsson dan Nokia (yang juga merupakan konsumen dari fasilitas tersebut) menjadi tertunda. Ketika menjadi jelas bahwa produksi akan benar-benar terpaksa dikompromikan untuk beberapa bulan, Ericsson telah dihadapi masalah serius. Masalah Nokia tidak terlalu serius karena telah membangun sumber alternatif produksi chip mereka. Tetapi, Ericsson posisinya jauh lebih buruk karena kedua perusahaan ini tengah memproduksi ponsel baru dengan tanggal peluncuran yang semakin dekat. Jelas, akibat kebakaran tersebut, Ericsson menderita kerugian yang sangat besar. 31 A.3. Sebaran Distribusi A.3.1. Sebaran Distribusi Nokia Nokia sudah berkembang sebagai perusahaan global, pusat sebaran distribusi Nokia berada di tiga wilayah pasar utama Eropa, Asia Pasifik, dan 31 Artikel diakses pada 21 Juni 2009 dari xxxvii

38 Amerika secara seimbang. Penjualan di Eropa secara kasar berjumlah setengah dari penjualan seluruhnya, sementara Asia dan Amerika Serikat masing-masing bernilai sekitar seperempat. Dengan bergabung dengan Uni Eropa (EU) pada 1995, Finlandia menetapkan target selanjutnya pada saat bergabung dengan Uni Moneter Eropa (EMU), penggagas mata uang tunggal Eropa, pada permulaan Hal ini menarik dari perspektif Nokia karena akan mengurangi resiko mata uang dan biaya manajemen kas. Pada saat Finlandia mengambil keputusan resmi, sekitar 60 persen penjualan bersih Nokia ada di Eropa. Di Amerika Serikat, Nokia menjadi sebuah merek rumah tangga menjelang Menurut sebuah survey yang dilakukan oleh Strategy Analytics, perusahaan riset yang bermarkas di AS, 43 persen pengguna ponsel sudah mengenal Nokia dan 14 persen menganggap produk itu baik. Pengakuan terhadap Motorola mencapai 58 persen di antara perusahaan-perusahaan yang disurvei. Merek Nokia secara berangsur-angsur menguat di semua wilayah sementara daya tarik Motorola, pesaing terbesar, menurun. Merek Ericsson berkembang lambat dan tidak merata di berbagai wilayah geografis. 32 Selain sebaran distribusi Nokia berada di tiga wilayah pasar utama Eropa, Asia Pasifik, dan Amerika. Sebaran distribusi Nokia juga berada di wilayah Timur Tengah Amman, Bahrain, Beirut, Kuwait, Qatar, Saudi Arabia, dan Dubai. Salah satu alasan mengapa sebaran distribusi Nokia di Dubai menurut Walid Moneimne, Senior Vice President, Nokia Networks EMEA (Eropa, Timur Tengah, dan 32 Martti Haikio, The Nokia Revolution, h. 241 xxxviii

39 Afrika) kami berada di sini karena kami lebih banyak belajar tentang Dubai, kami dapat melayani berbagai daerah pasar berkembang. Dubai benar-benar menetapkan standar Internasional yaitu bahasa Arab. Distribusi Nokia Timur Tengah memiliki dua bahasa yaitu Inggris dan Arab. Ini menunjukkan bahwa kedua bahasa tersebut menjadi bahasa Internasional. 33 A.3.2. Sebaran Distribusi Sony Ericsson Ericsson telah mampu memperluas memperluas pasar ke luar negeri melalui sejumlah agen. Inggris dan Rusia adalah awal pasar Ericsson. Hal ini akhirnya menyebabkan pembentukan pabrik di negara-negara tersebut. Hal ini sebagian untuk meningkatkan kesempatan mendapatkan kontrak lokal, dan sebagian karena pabrik di Swedia tidak dapat menjaga pasokan. Di Inggris, Perusahaan Telepon Nasional (National Telephone Company) telah menyertakan peralatan Ericsson untuk beberapa waktu dan merupakan pelanggan utama. Pada tahun 1897, Inggris telah menyumbang 28% dari penjualan Ericsson. Negara lain telah menjadi pelanggan Ericsson juga, yang didorong oleh pertumbuhan yang cepat dari layanan telepon di Swedia. Australia dan Selandia Baru, yang pada akhir tahun 1890-an adalah pasar Ericsson terbesar non-eropa. Meskipun mereka berhasil di tempat lain, Ericsson tidak membuat penjualan yang signifikan di Amerika Serikat. Penjualan di Meksiko cukup baik dan memimpin untuk pengembangan lebih lanjut ke negara-negara Amerika 33 Artikel diakses pada 17 Juli 2009 dari xxxix

40 Serikat. Afrika Selatan dan Cina juga menghasilkan penjualan yang signifikan. Dengan perusahaan multinasional sekarang, dan sangat berkembang. 34 Sebaran distribusi Sony Ericsson juga berada di wilayah Timur Tengah Oman, Qatar, Dubai, dan Kuwait. Bahasa pengantar yang dipakai Sony Ericsson di Timur Tengah yaitu Arab dan Inggris. 35 B. Wawasan tentang Telepon Seluler 1. Sejarah Telepon Seluler Siapa tak mengenal handphone atau telepon seluler, perangkat unik ini awalnya diperkenalkan pada tahun 1980-an. Saat ini, telepon seluler sudah menjadi perlengkapan sehari-hari. Banyak orang di berbagai kota besar (khususnya), baik yang tua maupun yang muda, sering terlihat memamerkannya apabila sedang tidak digunakan. Harganya yang kian terjangkau membuat barang ini dapat dimiliki oleh siapa saja. 36 Sejarah ponsel maupun peralatan telekomunikasi wireless lainnya merupakan hasil dari eksperimen yang telah dilakukan oleh dua orang ilmuan. Sebut saja, James Clerk Maxwell ( ) dan Heinrich Rudolf Hertz ( ). Maxwell adalah seorang fisikawan Skotlandia. Ia berhasil merumuskan persamaan metematis tentang gelombang elektromagnetik yang dikenal dengan persamaan Maxwell. Salah satunya menyatakan sebuah fenomena bahwa kecepatan radiasi gelombang listrik dan magnet sama dengan kecepatan cahaya 34 Artikel diakses pada 21 Juni 2009 dari 35 Artikel diakses pada 20 Juli 2009 dari 36 R. Wilman, Mengenali dan Mengatasi Kerusakan Software Handphone, (Jakarta: Kawan Pustaka, 2005), h. 1. xl

41 (sebesar 3 x 10 meter per detik) dengan perambatan gelombang listrik dan magnet nyaris terjadi di berbagai medium, termasuk di ruang hampa udara sekalipun. Sementara itu, Hertz (fisikawan Jerman), dalam kesempatan yang berbeda, melengkapi hasil perhitungan Maxwell dan ia mengungkapkan dengan eksperimen bahwa medan listrik dapat ditransmisikan melalui gelombang elektromagnet (gelombang radio) dengan kecepatan transmisi yang setara dengan kecepatan cahaya. Atas jerih payah Hertz, namanya diabadikan sebagai satuan frekuensi atau getaran per detik gelombang (Hertz =Hz). Karakteristik gelombang dapat dipecah-pecah berdasarkan panjang gelombang spektrumnya, dari panjang gelombang terbesar sampai tersempit, yaitu gelombang radio, mikro, inframerah, cahaya atau sinar tampak, sinar ultra violet, sinar X dan sinar gamma. Secara khusus, frekuensi gelombang radio dari range 3 Hz-300 GHz dengan sebaran panjang gelombang dari kilometer sampai 1 milimeter. Gelombang ini, kemudian dipecah-pecah hingga menjadi ribuan kanal dan digunakan secara internasional untuk berbagai kepentingan di bawah pengawasan International Telecomunication Union. Salah satu kanal tersebut adalah Ultra Hight Frequency (UHF) dengan range yang terbentangantara MHz. Kanal UHF inilah yang digunakan oleh stasiun televisi dan operator (provider) telepon seluler sebagai transreciever (mengirim dan menerima) sinyal gelombang radio R. Wilman, Mengenali dan Mengatasi Kerusakan Software Handphone, h.2. xli

42 2. Definisi Telepon Seluler Telepon genggam seringnya disebut handphone (disingkat HP) atau disebut pula sebagai telepon seluler adalah perangkat telekomunikasi elektronik yang mempunyai kemampuan dasar yang sama dengan telepon fixed line konvensional, namun dapat dibawa ke mana-mana (portable, mobile) dan tidak perlu disambungkan dengan jaringan telepon menggunakan kabel (nirkabel: wireless). Saat ini, Indonesia mempunyai dua jaringan telepon nirkabel yaitu sistem GSM (Global System for Mobile Telecommunications) dan sistem CDMA (Code Division Multiple Access). Selain berfungsi untuk melakukan dan menerima panggilan telepon, telepon seluler umumnya juga mempunyai fungsi pengiriman dan penerimaan pesan singkat (short message service, SMS). Mengikuti perkembangan teknologi digital, kini telepon seluler juga dilengkapi dengan berbagai pilihan fitur, seperti bisa menangkap siaran radio dan televisi, perangkat lunak pemutar audio (mp3) dan video, kamera digital, game dan layanan internet (WAP, GPRS, 3G). ada pula penyedia jasa telepon genggam di beberapa Negara yang menyediakan layanan generasi ketiga (3G) dengan menambahkan jasa videophone, sebagai alat pembayaran, maupun untuk televisi online di telepon genggam mereka. Sekarang, telepon seluler menjadi gadget yang multifungsi. Selain fitur-fitur tersebut, telepon seluler sekarang sudah ditanamkan fitur komputer. Jadi di telepon seluler tersebut, orang bisa mengubah fungsi telepon seluler tersebut menjadi mini komputer Artikel diakses pada 16 Mei 2009 dari ponsel xlii

43 3. Bagian Telepon Seluler Pada dasarnya, komponen utama telepon seluler sama dengan PC (Personal Computer), yaitu hardware dan software. Dua bagian ini merupakan satu kesatuan yang utuh dan tidak bisa bekerja sendiri-sendiri. Di sini Penulis akan menjelaskan tentang bagian telepon seluler, adapun bagian-bagiannya adalah: A. Hardware Hardware merupakan serangkaian piranti elektronik yang ter-compact pada telepon seluler yang berfungsi saling terkait antarpiranti menjadi satu bagian yang tidak terpisahkan. Hardware utama dari telepon seluler antara lain rangkaian transmisi, rangkaian penerima (receiver), power supply, penguat sinyal, komponen input dan komponen output. a. Rangkaian Transmisi Berfungsi mengtransmisikan gelombang radio (radio frequency atau RF). RF dipancarkan menuju stasiun relay operator sim-card atau base transceiver system (BTS) berupa sinyal audio, grafik, dan alfanumerik analog. Rangkaian transmisi memungkinkan mengirim gelombang yang berisi data yang selanjutnya dapat diterima telepon seluler lain. Pada telepon seluler tertentu juga dilengkapi dengan infra-red dan Bluetooth. Infra-red dan Bluetooth juga termasuk dalam rangkaian transmisi yang dapat memindah data dari telepon seluler satu ke telepon seluler lainnya. xliii

BAB I PENDAHULUAN. dan menentukan bagi kelangsungan hidup perusahaan, baik dalam jangka pendek

BAB I PENDAHULUAN. dan menentukan bagi kelangsungan hidup perusahaan, baik dalam jangka pendek 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pemasaran merupakan salah satu aspek manajemen yang paling penting dan menentukan bagi kelangsungan hidup perusahaan, baik dalam jangka pendek maupun jangka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seorang anak yang sudah terbiasa dibacakan ataupun membaca buku cerita

BAB I PENDAHULUAN. Seorang anak yang sudah terbiasa dibacakan ataupun membaca buku cerita BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seorang anak yang sudah terbiasa dibacakan ataupun membaca buku cerita sendiri bisa menjadikannya sebagai sahabat. Buku cerita memberikan informasi kepada anak tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi atau berinteraksi antara satu dengan yang lainnya. Bahasa sangat

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi atau berinteraksi antara satu dengan yang lainnya. Bahasa sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia yang digunakan untuk berkomunikasi atau berinteraksi antara satu dengan yang lainnya. Bahasa sangat beranekaragam

Lebih terperinci

KARYA ILMIYAH LINGKUNGAN BISNIS. Nama : Ahmad Hermantiyo NIM :

KARYA ILMIYAH LINGKUNGAN BISNIS. Nama : Ahmad Hermantiyo NIM : KARYA ILMIYAH LINGKUNGAN BISNIS Nama : Ahmad Hermantiyo NIM : 10.12.4809 Stimik Amikom Yogyakarta 2010/2011 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Suatu titik terang yang bermula pada suatu kesederhanaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pemikiran dan peradaban manusia senantiasa mengalami perkembangan seiring

BAB I PENDAHULUAN. Pemikiran dan peradaban manusia senantiasa mengalami perkembangan seiring BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pemikiran dan peradaban manusia senantiasa mengalami perkembangan seiring dengan perubahan zaman, sehingga semakin berkembanglah dunia perdagangan dan industri

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. tentang telekomunikasi, yang mendorong kompetisi penyelenggaraan

I. PENDAHULUAN. tentang telekomunikasi, yang mendorong kompetisi penyelenggaraan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan industri seluler begitu pesat setelah hadir UU No.36/1999 tentang telekomunikasi, yang mendorong kompetisi penyelenggaraan telekomunikasi nasional. Bisnis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Negara Jepang adalah salah satu negara yang kerap dijadikan acuan dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Negara Jepang adalah salah satu negara yang kerap dijadikan acuan dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Negara Jepang adalah salah satu negara yang kerap dijadikan acuan dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Akan tetapi, dibalik kemajuan teknologinya yang pesat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tanah liat, clay juga ada yang terbuat dari bermacam-macam bahan tetapi adonannya

BAB I PENDAHULUAN. tanah liat, clay juga ada yang terbuat dari bermacam-macam bahan tetapi adonannya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Clay dalam arti yang sesungguhnya adalah tanah liat, namun selain terbuat dari tanah liat, clay juga ada yang terbuat dari bermacam-macam bahan tetapi adonannya memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bernama Hamuro Rin. Pria kelahiran Kitakyushu, Jepang ini memulai debutnya

BAB I PENDAHULUAN. bernama Hamuro Rin. Pria kelahiran Kitakyushu, Jepang ini memulai debutnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Novel Higurashi no Ki merupakan salah satu karya penulis terkenal bernama Hamuro Rin. Pria kelahiran Kitakyushu, Jepang ini memulai debutnya sebagai penulis pada tahun

Lebih terperinci

PENGARUH PROMOSI, DESAIN PRODUK, DAN FITUR PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK SMARTPHONE MERK OPPO DI KEDIRI ARTIKEL ILMIAH

PENGARUH PROMOSI, DESAIN PRODUK, DAN FITUR PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK SMARTPHONE MERK OPPO DI KEDIRI ARTIKEL ILMIAH PENGARUH PROMOSI, DESAIN PRODUK, DAN FITUR PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK SMARTPHONE MERK OPPO DI KEDIRI ARTIKEL ILMIAH oleh: DEWI APRILINA NPM. 12.1.02.02.0013 PROGAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan persaingan dalam dunia bisnis semakin ketat. Hal tersebut dapat

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan persaingan dalam dunia bisnis semakin ketat. Hal tersebut dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Semakin cepatnya perubahan dan perkembangan teknologi dan informasi menyebabkan persaingan dalam dunia bisnis semakin ketat. Hal tersebut dapat dilihat dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi yang semakin pesat pada berbagai aspek

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi yang semakin pesat pada berbagai aspek BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi yang semakin pesat pada berbagai aspek kehidupan, salah satunya adalah perkembangan teknologi yang berbasis telekomunikasi. Ini menyebabkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sekali bagi bangsa Indonesia. Dalam perkembangan bisnis offline Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. sekali bagi bangsa Indonesia. Dalam perkembangan bisnis offline Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Saat ini perkembangan bisnis di Indonesia pesat sekali. Banyak pengembangan bisnis muncul dari bisnis kecil hingga bisnis yang mendunia, dari bisnis offline hingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penerjemahan merupakan suatu kegiatan transformasi bentuk yakni

BAB I PENDAHULUAN. Penerjemahan merupakan suatu kegiatan transformasi bentuk yakni BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penerjemahan merupakan suatu kegiatan transformasi bentuk yakni kegiatan mengubah bentuk bahasa yang satu ke bahasa yang lain. Dalam The Merriam Webster Dictionary

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi tanpa batasan ruang dan waktu. Sejak beredarnya handphone. seperti pada saat menggunakan telepon kabel.

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi tanpa batasan ruang dan waktu. Sejak beredarnya handphone. seperti pada saat menggunakan telepon kabel. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan komunikasi yang pesat membuat pola hidup orang berubah. Kebutuhan komunikasi menjadi kebutuhan yang tidak bisa ditinggalkan bahkan sudah menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Gadget adalah suatu peranti atau instrumen yang memiliki tujuan dan fungsi praktis yang secara spesifik dirancang lebih canggih dibandingkan dengan teknologi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. yang semakin kecil. Demikian pula para vendor pembuat telepon selular bersaing

I. PENDAHULUAN. yang semakin kecil. Demikian pula para vendor pembuat telepon selular bersaing I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penggunaan telepon selular di Indonesia diprediksikan mengalami peningkatan dengan jumlah yang cukup tajam. Hal ini merupakan dampak dari semakin ketatnya persaingan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. telekomunikasi ke arah teknologi konektivitas nirkabel. Perkembangan teknologi

I. PENDAHULUAN. telekomunikasi ke arah teknologi konektivitas nirkabel. Perkembangan teknologi I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Semakin hari perkembangan teknologi telekomunikasi dan komputerisasi semakin berkembang dengan pesat, perkembangan ini pada akhirnya menuntut adanya pola komunikasi data

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Pada bab ini, penulis akan menjabarkan teori-teori yang digunakan penulis dalam menerjemahkan Komik Indonesia Nusantaranger karya Tim Nusantaranger. Agar dapat menerjemahkan komik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan berusaha dengan segenap tenaga untuk dapat bertahan

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan berusaha dengan segenap tenaga untuk dapat bertahan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah Setiap perusahaan berusaha dengan segenap tenaga untuk dapat bertahan dalam pasar. Perusahaan dituntut untuk selalu melakukan kreativitas dan inovasi di dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semakin cepatnya perubahan dan perkembangan tekhnologi dan. informasi menyebabkan persaingan dalam dunia bisnis semakin ketat.

BAB I PENDAHULUAN. Semakin cepatnya perubahan dan perkembangan tekhnologi dan. informasi menyebabkan persaingan dalam dunia bisnis semakin ketat. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Semakin cepatnya perubahan dan perkembangan tekhnologi dan informasi menyebabkan persaingan dalam dunia bisnis semakin ketat. Hal tersebut dapat dilihat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. peradaban manusia masih ada teknologi akan selalu menjadi hal penting dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. peradaban manusia masih ada teknologi akan selalu menjadi hal penting dalam 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini teknologi tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia, selama peradaban manusia masih ada teknologi akan selalu menjadi hal penting dalam kehidupan dan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. Menurut Wahana Komputer (2005 : 7) Short Message Service yang lebih

BAB III LANDASAN TEORI. Menurut Wahana Komputer (2005 : 7) Short Message Service yang lebih BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Short Message Service () Menurut Wahana Komputer (2005 : 7) Short Message Service yang lebih dikenal dengan sebutan merupakan sebuah teknologi yang memungkinkan untuk menerima

Lebih terperinci

MODUL TEKNOLOGI KOMUNIKASI. Oleh : Dwi Hastuti Puspitasari, SKom, MMSI

MODUL TEKNOLOGI KOMUNIKASI. Oleh : Dwi Hastuti Puspitasari, SKom, MMSI Pertemuan 1 MODUL Oleh : Dwi Hastuti Puspitasari, SKom, MMSI POKOK BAHASAN TEKNOLOGI DAN DESKRIPSI Pokok bahasan Teknologi dan Teknologi Komunikasi membahas mengenai pemahaman komunikasi, serta teknologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pesan yang disampaikan dapat melalui karya sastra.

BAB I PENDAHULUAN. Pesan yang disampaikan dapat melalui karya sastra. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Bahasa memiliki peranan penting dalam hal berkomunikasi. Fungsi penting dari bahasa adalah menyampaikan pesan dengan baik secara verbal atau tulisan. Pesan yang disampaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pesan pendek (short message service), kini telah memberikan kemudahan

BAB I PENDAHULUAN. pesan pendek (short message service), kini telah memberikan kemudahan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejak diciptakannya telepon genggam, kemajuan teknologi komunikasi dalam satu dekade terakhir berkembang semakin pesat,. Telepon genggam yang semula hanya memberikan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. diketahui dewasa ini komunikasi berkembang pesat, dan sebagai salah satu faktor

BAB 1 PENDAHULUAN. diketahui dewasa ini komunikasi berkembang pesat, dan sebagai salah satu faktor BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini adalah era globalisasi dan modernisasi, hampir semua hal terkena oleh imbasnya, salah satu yang tesentuh oleh modernisasi adalah komunikasi. Seperti diketahui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia membutuhkan orang lain untuk berbagi dan berkomunikasi. Kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. manusia membutuhkan orang lain untuk berbagi dan berkomunikasi. Kebutuhan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi merupakan elemen terpenting dalam kehidupan manusia, terlebih lagi pada era globalisasi seperti sekarang ini. Sebagai makhluk sosial manusia membutuhkan

Lebih terperinci

SEJARAH PERKEMBANGAN HP

SEJARAH PERKEMBANGAN HP SEJARAH PERKEMBANGAN HP Nama Penulis khairunnisaislam@gmail.com Abstrak Ponsel yang pertama kali tercipta, tidak benar-benar seperti ponsel yang saat ini di kenal. Ponsel pada saat itu adalah radio dua

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Industri Telekomunikasi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Industri Telekomunikasi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1.1.1 Industri Telekomunikasi Persaingan industri telekomunikasi, beberapa tahun terakhir semakin ketat. Hal ini terbukti dari budget belanja iklan industri

Lebih terperinci

: Ortografis dalam Register Seabreg SMS Gaul

: Ortografis dalam Register Seabreg SMS Gaul Judul Skripsi : Ortografis dalam Register Seabreg SMS Gaul Nama : Eli Rahmat Tahun : 2013 Latar Belakang Menurut Keraf bahasa memiliki empat fungsi, yaitu (1) sebagai alat untuk mengekpresikan diri, (2)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai makhluk sosial, manusia senantiasa ingin berhubungan antara satu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai makhluk sosial, manusia senantiasa ingin berhubungan antara satu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai makhluk sosial, manusia senantiasa ingin berhubungan antara satu dengan yang lainnya. Hal ini disebabkan selain karena manusia tercipta sebagai makhluk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penerjemahan bisa mencakup beberapa pengertian. Ahli linguistik telah

BAB I PENDAHULUAN. Penerjemahan bisa mencakup beberapa pengertian. Ahli linguistik telah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Penerjemahan bisa mencakup beberapa pengertian. Ahli linguistik telah memberi banyak definisi tentang penerjemahan, diantaranya: (1) bidang ilmu secara umum,

Lebih terperinci

MODUL TEKNOLOGI KOMUNIKASI (3 SKS) Oleh : Drs. Hardiyanto, M.Si

MODUL TEKNOLOGI KOMUNIKASI (3 SKS) Oleh : Drs. Hardiyanto, M.Si PERTEMUAN 12 FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCU BUANA, JAKARTA MODUL TEKNOLOGI KOMUNIKASI (3 SKS) Oleh : Drs. Hardiyanto, M.Si POKOK BAHASAN Pengertian teknologi telepon bergerak (mobile phone).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendekatan berdasarkan kepentingan pelanggan (customer oriented) sebaiknya dilakukan secara lebih sistematis dan efektif.

BAB I PENDAHULUAN. Pendekatan berdasarkan kepentingan pelanggan (customer oriented) sebaiknya dilakukan secara lebih sistematis dan efektif. BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Kelangsungan hidup sebuah perusahaan sangat tergantung pada kepuasan para pelanggannya dan kemampuan menghasilkan laba. Sebuah perusahaan yang mampu memuaskan kebutuhan

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG DIPERTIMBANGKAN KONSUMEN DALAM MENGGUNAKAN KARTU FLEXI SKRIPSI

FAKTOR-FAKTOR YANG DIPERTIMBANGKAN KONSUMEN DALAM MENGGUNAKAN KARTU FLEXI SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG DIPERTIMBANGKAN KONSUMEN DALAM MENGGUNAKAN KARTU FLEXI (Studi Kasus Pada Mahasiswa FISIP Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur) SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi sebagian

Lebih terperinci

Sejarah Telepon Genggam

Sejarah Telepon Genggam Sejarah Telepon Genggam Penemu sistem telepon genggam yang pertama adalah Martin Cooper, seorang karyawan Motorola pada tanggal 03 April 1973, walaupun banyak disebut sebut penemu telepon genggam adalah

Lebih terperinci

MENGIDENTIFIKASI PERALATAN Teknologi Informasi dan Komunikasi. tik.com

MENGIDENTIFIKASI PERALATAN Teknologi Informasi dan Komunikasi.  tik.com MENGIDENTIFIKASI PERALATAN Teknologi Informasi dan Komunikasi http://mahir tik.com Telekomunikasi adalah komunikasi yang dilakukan dengan menggunakan peralatan dan sistem komunikasi yang mentransmisikan

Lebih terperinci

HALAMAN PERSETUJUAN. : Ilmu Administrasi Bisnis. : Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik PEMBIMBING. Drs. Nurhadi, M.Si. NIP

HALAMAN PERSETUJUAN. : Ilmu Administrasi Bisnis. : Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik PEMBIMBING. Drs. Nurhadi, M.Si. NIP HALAMAN PERSETUJUAN JUDUL SKRIPSI :ANALISIS PREFERENSI KONSUMEN TERHADAP PILIHAN PAKET-PAKET ISI ULANG PULSA IM3 PT. INDOSAT, Tbk DI SURABAYA. Nama Mahasiswa : Nurul Mudjarwati NPM. : 0642010109 Jurusan

Lebih terperinci

Pokok Bahasan : - Perkembangan Teknologi Informasi - WELCOME. Kursus Online - Pertemuan 5 - Join : Follow

Pokok Bahasan : - Perkembangan Teknologi Informasi - WELCOME. Kursus Online - Pertemuan 5 - Join :  Follow Pokok Bahasan : - Perkembangan Teknologi Informasi - WELCOME Kursus Online - Pertemuan 5 - Join : www.makinpinter.com Follow : @makinpinter PERKEMBANGAN 01 Teknologi untuk berkomunikasi sudah mengalami

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Pemasaran

TINJAUAN PUSTAKA Pemasaran 7 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pemasaran Kotler dan Amstrong (2008), mendefinisikan pemasaran adalah proses sosial dan manajerial di mana pribadi atau organisasi memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan

Lebih terperinci

MAKALAH KONSEP TEKNOLOGI. Teknologi Antena TV

MAKALAH KONSEP TEKNOLOGI. Teknologi Antena TV MAKALAH KONSEP TEKNOLOGI Teknologi Antena TV Disusun oleh: Nama : Irma Nurmuslimah NRP : 11020037 Grup : 3K3 / Kimia Tekstil Dosen : Sajinu A.P., S. Teks., M. T. SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI TEKSTIL BANDUNG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan. Hal ini ditandai dengan banyak munculnya perusahaan-perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan. Hal ini ditandai dengan banyak munculnya perusahaan-perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Pertumbuhan ekonomi Indonesia saat ini banyak mengalami kemajuan. Hal ini ditandai dengan banyak munculnya perusahaan-perusahaan baru, baik yang berskala besar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakannya, ini tentu dilandasi asumsi bahwa segala tindakannya secara sadar

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakannya, ini tentu dilandasi asumsi bahwa segala tindakannya secara sadar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Hampir setiap manusia membuat atau mengambil keputusan dan melaksanakannya, ini tentu dilandasi asumsi bahwa segala tindakannya secara sadar merupakan pencerminan

Lebih terperinci

TELAAH IHWAL KARAKTERISTIK PENERJEMAHAN NAS KEAGAMAAN *) Oleh Syihabuddin PPs Universitas Pendidikan Indonesia

TELAAH IHWAL KARAKTERISTIK PENERJEMAHAN NAS KEAGAMAAN *) Oleh Syihabuddin PPs Universitas Pendidikan Indonesia 1. Pengantar TELAAH IHWAL KARAKTERISTIK PENERJEMAHAN NAS KEAGAMAAN *) Oleh Syihabuddin PPs Universitas Pendidikan Indonesia Dewasa ini kebutuhan masyarakat akan penerjemah yang handal, dalam hal ini penerjemah

Lebih terperinci

Menyebutkan prinsip umum sinyal bicara dan musik Mengetahui Distorsi Mengetahui tentang tranmisi informasi Mengetahui tentang kapasitas kanal

Menyebutkan prinsip umum sinyal bicara dan musik Mengetahui Distorsi Mengetahui tentang tranmisi informasi Mengetahui tentang kapasitas kanal Menyebutkan prinsip umum sinyal bicara dan musik Mengetahui Distorsi Mengetahui tentang tranmisi informasi Mengetahui tentang kapasitas kanal dua macam sumber informasi, yaitu ide-ide yang bersumber dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hobi adalah kegemaran; kesenangan istimewa pada waktu senggang,

BAB I PENDAHULUAN. Hobi adalah kegemaran; kesenangan istimewa pada waktu senggang, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hobi adalah kegemaran; kesenangan istimewa pada waktu senggang, bukan pekerjaan utama. 1 Tujuan hobi adalah untuk memenuhi keinginan dan mendapatkan kesenangan. 2 Terdapat

Lebih terperinci

Bab I. Pendahuluan. atraktif, hal senada ditunjukkan di industri telekomunikasi dengan perluasan

Bab I. Pendahuluan. atraktif, hal senada ditunjukkan di industri telekomunikasi dengan perluasan Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan laju perkembangan teknologi informasi yang sangat atraktif, hal senada ditunjukkan di industri telekomunikasi dengan perluasan pasar dan persaingan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan yang sangat cepat pada teknologi informasi dan. komunikasi telah membawa dan akan terus membawa perubahan yang sangat

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan yang sangat cepat pada teknologi informasi dan. komunikasi telah membawa dan akan terus membawa perubahan yang sangat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan yang sangat cepat pada teknologi informasi dan komunikasi telah membawa dan akan terus membawa perubahan yang sangat besar dalam kehidupan manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pemanfaatan alat komunikasi yang disebut Handphone (HP) atau telepon

BAB I PENDAHULUAN. Pemanfaatan alat komunikasi yang disebut Handphone (HP) atau telepon 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang masalah Pemanfaatan alat komunikasi yang disebut Handphone (HP) atau telepon seluler (Ponsel) semakin marak dewasa ini. Bahkan anak SD tidak jarang yang memanfaatkan

Lebih terperinci

Abstrak. Kata kunci : Nilai ekonomis, psikologis, sosial, fungsional, loyalitas. vii. Universitas Kristen Maranatha

Abstrak. Kata kunci : Nilai ekonomis, psikologis, sosial, fungsional, loyalitas. vii. Universitas Kristen Maranatha Abstrak Pemasaran pada dasarnya adalah membangun merek di benak konsumen agar mendapatkan loyalitas yang kuat. Untuk menciptakan loyalitas yang kuat maka harus dibangun hambatan-hambatan untuk mencegah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. tetapi juga menjadi ladang bisnis yang menjanjikan. Dengan adanya

I. PENDAHULUAN. tetapi juga menjadi ladang bisnis yang menjanjikan. Dengan adanya I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Teknologi komunikasi saat ini tidak hanya menjadi kebutuhan masyarakat umum tetapi juga menjadi ladang bisnis yang menjanjikan. Dengan adanya perkembangan bisnis operator

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan telekomunikasi diawali dengan adanya penemuan telepon konvensional oleh Alexander Graham Bell tahun 1876. Dengan adanya penemuan ini maka telepon

Lebih terperinci

DESAIN DAN IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI AKTIVITAS DAN PENGINGAT UNTUK DOSEN BERBASIS WEB DAN SMS GATEWAY TUGAS AKHIR. Oleh :

DESAIN DAN IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI AKTIVITAS DAN PENGINGAT UNTUK DOSEN BERBASIS WEB DAN SMS GATEWAY TUGAS AKHIR. Oleh : DESAIN DAN IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI AKTIVITAS DAN PENGINGAT UNTUK DOSEN BERBASIS WEB DAN SMS GATEWAY TUGAS AKHIR Oleh : TIARA SWASTIKA 0834010226 PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNOLOGI

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. bisnis baru bagi perusahaan yang berkembang di Indonesia. Keadaan tersebut

I. PENDAHULUAN. bisnis baru bagi perusahaan yang berkembang di Indonesia. Keadaan tersebut I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Era globalisasi seperti sekarang ini menjanjikan suatu peluang dan tantangan bisnis baru bagi perusahaan yang berkembang di Indonesia. Keadaan tersebut memunculkan persaingan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. informasi terbaru. Seiring dengan meningkatnya pengguna telepon seluler (smart

BAB I PENDAHULUAN. informasi terbaru. Seiring dengan meningkatnya pengguna telepon seluler (smart 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semakin cepatnya laju telekomunikasi di Indonesia yang menuntut perkembangan informasi yang beredar di masyarakat memaksa para pengguna provider untuk bertindak

Lebih terperinci

Sejarah Telepon Genggam

Sejarah Telepon Genggam Sejarah Telepon Genggam Helmi Marlintya Pratama helmi.marlintya@raharja.info Abstrak Telepon Genggam atau HP, Sudah menjadi bagian dari hidup kita sehari-hari. Kayaknya tanpa HP, kita seperti orang kesepian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini kebutuhan untuk berkomunikasi menjadi suatu hal yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini kebutuhan untuk berkomunikasi menjadi suatu hal yang sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Saat ini kebutuhan untuk berkomunikasi menjadi suatu hal yang sangat penting bagi setiap orang. Kebutuhan tersebut mengakibatkan meningkatnya kebutuhan layanan jasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat digunakan seperti SMS (Short Message Service), MMS. (Multimedia Messaging Service), WAP (Wireless Application Protocol),

BAB I PENDAHULUAN. dapat digunakan seperti SMS (Short Message Service), MMS. (Multimedia Messaging Service), WAP (Wireless Application Protocol), BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang sangat pesat berpengaruh langsung terhadap kehidupan manusia antara lain internet dan telepon seluler,

Lebih terperinci

IDEOLOGI DALAM PENERJEMAHAN (Farida Amalia Universitas Pendidikan Indonesia)

IDEOLOGI DALAM PENERJEMAHAN (Farida Amalia Universitas Pendidikan Indonesia) IDEOLOGI DALAM PENERJEMAHAN (Farida Amalia Universitas Pendidikan Indonesia) A. Pendahuluam Penerjemahan adalah kegiatan mengalihkan secara tertulis pesan dari teks suatu bahasa ke dalam teks bahasa lain

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri telekomunikasi semakin berkembang pesat. Beberapa vendor besar seperti Nokia, Sony Ericsson, Research In Motion (RIM), LG dan Motorola terus merilis produk

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan Sony Ericsson (nama lengkap: Sony Ericsson Mobile Communications AB) adalah perusahaan pembuat telepon genggam yang merupakan merupakan perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi yang digunakan saat ini adalah telepon rumah. dibawa kemanapun kita pergi. Lambat laun telepon rumah mulai ditinggalkan

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi yang digunakan saat ini adalah telepon rumah. dibawa kemanapun kita pergi. Lambat laun telepon rumah mulai ditinggalkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan kemajuan pesat dalam dunia ilmu pengetahuan dan teknologi, bidang telekomunikasi juga mengalami kemajuan yang sangat pesat. Komunikasi merupakan

Lebih terperinci

Pengertian dan Macam Sinyal Internet

Pengertian dan Macam Sinyal Internet Pengertian dan Macam Sinyal Internet Rizki Regina Ulfauziah Just_regina@yahoo.com Abstrak Ilmu Teknologi di dunia ini sangat luas dan akan akan terus berkembang, salah satunya yaitu pada Sinyal atau Jaringan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan kemajuan pesat dalam dunia ilmu pengetahuan dan teknologi,

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan kemajuan pesat dalam dunia ilmu pengetahuan dan teknologi, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan kemajuan pesat dalam dunia ilmu pengetahuan dan teknologi, bidang telekomunikasi juga mengalami kemajuan yang cukup pesat. Komunikasi merupakan

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. Pada bab ini Penulis akan menjabarkan tentang teori yang digunakan Penulis

Bab 2. Landasan Teori. Pada bab ini Penulis akan menjabarkan tentang teori yang digunakan Penulis Bab 2 Landasan Teori Pada bab ini Penulis akan menjabarkan tentang teori yang digunakan Penulis dalam menerjemahkan lirik lagu Sepasang Mata Bola karya Ismail Marzuki. Penerjemahan lirik lagu ini membutuhkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbeda. Dalam menghadapi masalah ini, kegiatan penerjemahan memberikan solusi karena

BAB I PENDAHULUAN. berbeda. Dalam menghadapi masalah ini, kegiatan penerjemahan memberikan solusi karena BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa, baik lisan maupun tulisan merupakan alat yang penting dalam mendukung terjalinnya komunikasi antar individu. Dalam kegiatan komunikasi, tujuan dari kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. halnya bertransaksi secara langsung. Konsumen juga bisa menulusuri (surfing)

BAB I PENDAHULUAN. halnya bertransaksi secara langsung. Konsumen juga bisa menulusuri (surfing) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berkembangnya teknologi dan internet memberikan kemudahan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidup. Mulainya era digital membuat masyarakat terdorong dalam melakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan. Dalam bidang ekonomi dan bisnis, misalnya perubahan itu tampak

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan. Dalam bidang ekonomi dan bisnis, misalnya perubahan itu tampak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Arus globalisasi mendorong perubahan paradigma dalam berbagai bidang kehidupan. Dalam bidang ekonomi dan bisnis, misalnya perubahan itu tampak pada besarnya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengaruh atribut..., Lidya Lestari, FISIP UI, Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengaruh atribut..., Lidya Lestari, FISIP UI, Universitas Indonesia BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di zaman berbasis teknologi saat ini hampir setiap orang memiliki telepon selular untuk berkomunikasi. Hal tersebut dikarenakan sifat telepon selular yang dapat

Lebih terperinci

WACANA ARGUMENTASI DALAM RUBRIK OPINI PADA SURAT KABAR HARIAN JAWA POS DAN PEMANFAATANNYA DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA KRITIS DI SMA SKRIPSI

WACANA ARGUMENTASI DALAM RUBRIK OPINI PADA SURAT KABAR HARIAN JAWA POS DAN PEMANFAATANNYA DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA KRITIS DI SMA SKRIPSI WACANA ARGUMENTASI DALAM RUBRIK OPINI PADA SURAT KABAR HARIAN JAWA POS DAN PEMANFAATANNYA DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA KRITIS DI SMA SKRIPSI Oleh Winarti NIM 070210402096 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. (TELKOM) merupakan perusahaan penyelenggara bisnis T.I.M.E ( Telecommunication, Information, Media and Edutaiment)

Lebih terperinci

ANALISIS PENGGUNAAN DIKSI PADA ARTIKEL SURAT KABAR SOLOPOS EDISI APRIL - MEI 2010

ANALISIS PENGGUNAAN DIKSI PADA ARTIKEL SURAT KABAR SOLOPOS EDISI APRIL - MEI 2010 ANALISIS PENGGUNAAN DIKSI PADA ARTIKEL SURAT KABAR SOLOPOS EDISI APRIL - MEI 2010 SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan lingkungan bisnis akhir-akhir ini muncul suatu gejala dimana

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan lingkungan bisnis akhir-akhir ini muncul suatu gejala dimana 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam perkembangan lingkungan bisnis akhir-akhir ini muncul suatu gejala dimana semakin banyak dan beragamnya produk - produk yang ditawarkan oleh perusahaan pada

Lebih terperinci

PENGARUH INTENSITAS MENGIKUTI PEMBELAJARAN BACA TULIS AL-QUR AN TERHADAP KEMAMPUAN BACA TULIS AL-QUR AN SISWA DI MTs. IHYAUL ULUM WEDARIJAKSA PATI

PENGARUH INTENSITAS MENGIKUTI PEMBELAJARAN BACA TULIS AL-QUR AN TERHADAP KEMAMPUAN BACA TULIS AL-QUR AN SISWA DI MTs. IHYAUL ULUM WEDARIJAKSA PATI PENGARUH INTENSITAS MENGIKUTI PEMBELAJARAN BACA TULIS AL-QUR AN TERHADAP KEMAMPUAN BACA TULIS AL-QUR AN SISWA DI MTs. IHYAUL ULUM WEDARIJAKSA PATI SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini berisi tentang latar belakang, identifikasi masalah, perumusan masalah, tujuan, pembatasan masalah, spesifikasi alat dan sistematika penulisan laporan tugas akhir. I.1 Latar

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi komunikasi dan informasi semakin cepat. Hal ini sekaligus

I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi komunikasi dan informasi semakin cepat. Hal ini sekaligus I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi komunikasi dan informasi semakin cepat. Hal ini sekaligus disertai dengan persaingan yang semakin ketat antar perusahaan yang bergerak dibidang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin cepat membuat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin cepat membuat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin cepat membuat persaingan dalam dunia bisnis semakin ketat. Dengan semakin ketatnya persaingan yang ada membuat

Lebih terperinci

TELEKOMUNIKASI DAN INTERNET

TELEKOMUNIKASI DAN INTERNET Ringkasan Eksekutif TELEKOMUNIKASI DAN INTERNET ANGGARAN TIK PEMERINTAH PUSAT INDUSTRI TIK PERDAGANGAN LUAR NEGERI KOMODITAS TIK SDM PENDIDIKAN BIDANG TIK HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL BIDANG TIK TELEKOMUNIKASI

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR PENENTU PEMILIHAN BENTUK ORTOGRAFIS DALAM BAHASA SMS (SHORT MESSAGE SERVICE)

FAKTOR-FAKTOR PENENTU PEMILIHAN BENTUK ORTOGRAFIS DALAM BAHASA SMS (SHORT MESSAGE SERVICE) FAKTOR-FAKTOR PENENTU PEMILIHAN BENTUK ORTOGRAFIS DALAM BAHASA SMS (SHORT MESSAGE SERVICE) SKRIPSI Oleh Indah Sri Wulandari NIM 030110201028 JURUSAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS JEMBER

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Linguistik, merupakan sebuah ilmu yang mepelajari tentang bahasa secara

BAB I PENDAHULUAN. Linguistik, merupakan sebuah ilmu yang mepelajari tentang bahasa secara 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Linguistik, merupakan sebuah ilmu yang mepelajari tentang bahasa secara verbal. Tentunya ilmu bahasa atau sering disebut linguistik memiliki cabangcabang ilmu bahasa,

Lebih terperinci

ANALISIS TREND VOLUME PENJUALAN HANDPHONE SAMSUNG TAHUN DI OPTUS CELLULAR BANYUWANGI SKRIPSI. Oleh NOVI RAHMAWATI NIM

ANALISIS TREND VOLUME PENJUALAN HANDPHONE SAMSUNG TAHUN DI OPTUS CELLULAR BANYUWANGI SKRIPSI. Oleh NOVI RAHMAWATI NIM ANALISIS TREND VOLUME PENJUALAN HANDPHONE SAMSUNG TAHUN 2009-2013 DI OPTUS CELLULAR BANYUWANGI SKRIPSI Oleh NOVI RAHMAWATI NIM 100210301080 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini dijelaskan tujuan, latar belakang, gambaran sistem, batasan masalah, perincian tugas yang dikerjakan, dan garis besar penulisan skripsi. 1.1. Tujuan Skripsi ini bertujuan

Lebih terperinci

BAB 2. LANDASAN TEORI 2.1. Teknologi GSM GSM (Global System for Mobile Communication) adalah teknologi yang menyokong sebagian besar jaringan telepon seluler dunia. GSM telah menjadi teknologi komunikasi

Lebih terperinci

Pengaruh bauran pemasaran terhadap keputusan mahasiswa program studi pendidikan ekonomi UNS dalam membeli produk IM3

Pengaruh bauran pemasaran terhadap keputusan mahasiswa program studi pendidikan ekonomi UNS dalam membeli produk IM3 1 Pengaruh bauran pemasaran terhadap keputusan mahasiswa program studi pendidikan ekonomi UNS dalam membeli produk IM3 Oleh : Fitri Nurul Azizi NIM K 7402076 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Lebih terperinci

ANALISIS DAMPAK BTS (BASE TRANSCEIVER STATION) TELEPON SELULER TERHADAP PENINGKATAN RADIASI LINGKUNGAN SKRIPSI

ANALISIS DAMPAK BTS (BASE TRANSCEIVER STATION) TELEPON SELULER TERHADAP PENINGKATAN RADIASI LINGKUNGAN SKRIPSI ANALISIS DAMPAK BTS (BASE TRANSCEIVER STATION) TELEPON SELULER TERHADAP PENINGKATAN RADIASI LINGKUNGAN SKRIPSI Oleh : S U N A R Y A T I NIM 050210102162 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Emakoskidi Negara Finlandia Selatan. Sejarah Nokia ditemukan oleh Fredrik

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Emakoskidi Negara Finlandia Selatan. Sejarah Nokia ditemukan oleh Fredrik BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Gambaran Umum Perusahaan Nokia berasal dari nama sebuah komunitas yang tinggal di sungai Emakoskidi Negara Finlandia Selatan. Sejarah Nokia ditemukan oleh Fredrik Idestam

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi ini perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sangat cepat dan pesat. Salah satunya dibidang komunikasi dimana saat ini komunikasi yang cepat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang mudah, mengingat perubahan-perubahan dapat terjadi setiap saat, baik

BAB I PENDAHULUAN. yang mudah, mengingat perubahan-perubahan dapat terjadi setiap saat, baik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di abad ke 21 sekarang ini telah terjadi perubahan besar umat manusia di berbagai bidang kehidupan. Mobilitas masyarakat di berbagai lapisan usaha untuk memenuhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kehadiran teknologi komunikasi dan informasi yang begitu pesat telah

BAB I PENDAHULUAN. Kehadiran teknologi komunikasi dan informasi yang begitu pesat telah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kehadiran teknologi komunikasi dan informasi yang begitu pesat telah mendorong mobilitas masyarakat dan individu menjadi semakin dinamis. Teknologi komunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai peluang untuk berkomunikasi dengan pelanggannya. pemasaran yang mempunyai peranan sangat besar dalam memfasilitasi proses

BAB I PENDAHULUAN. sebagai peluang untuk berkomunikasi dengan pelanggannya. pemasaran yang mempunyai peranan sangat besar dalam memfasilitasi proses BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Telepon gengam (ponsel/telepon seluler) telah berkembang menjadi salah satu kebutuhan mendasar bagi berbagai kalangan, baik tua maupun muda. Bagi sebagian orang, kehadiran

Lebih terperinci

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SKRIPSI SERAT CARETA SAMA UN: SUNTINGAN TEKS DISERTAI ANALISIS RESEPSI. Oleh MUHAMMAD HASAN NIM

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SKRIPSI SERAT CARETA SAMA UN: SUNTINGAN TEKS DISERTAI ANALISIS RESEPSI. Oleh MUHAMMAD HASAN NIM SKRIPSI SERAT CARETA SAMA UN: SUNTINGAN TEKS DISERTAI ANALISIS RESEPSI Oleh MUHAMMAD HASAN NIM 121111077 PROGRAM STUDI SASTRA INDONESIA FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA 2016 SKRIPSI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tahun terakhir, khususnya dalam dunia telepon seluler atau yang di kenal dengan

BAB I PENDAHULUAN. tahun terakhir, khususnya dalam dunia telepon seluler atau yang di kenal dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan dunia pertelekomunikasian sangat pesat terjadi dalam 10 tahun terakhir, khususnya dalam dunia telepon seluler atau yang di kenal dengan sebutan

Lebih terperinci

ETOS KERJA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PERSPEKTIF AL QUR AN SURAT AT- TAUBAH AYAT 105

ETOS KERJA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PERSPEKTIF AL QUR AN SURAT AT- TAUBAH AYAT 105 ETOS KERJA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PERSPEKTIF AL QUR AN SURAT AT- TAUBAH AYAT 105 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Ilmu Pendidikan

Lebih terperinci

PERNAPASAN PERSAUDARAAN SETIA HATI TERATE UIN SUNAN AMPEL SURABAYA DALAM PERSPEKTIF SUFI HEALING DAN MEDITASI MAHASI SAYADAW. Oleh

PERNAPASAN PERSAUDARAAN SETIA HATI TERATE UIN SUNAN AMPEL SURABAYA DALAM PERSPEKTIF SUFI HEALING DAN MEDITASI MAHASI SAYADAW. Oleh PERNAPASAN PERSAUDARAAN SETIA HATI TERATE UIN SUNAN AMPEL SURABAYA DALAM PERSPEKTIF SUFI HEALING DAN MEDITASI MAHASI SAYADAW Skripsi Disusun untuk Memenuhi Tugas Akhir Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata

Lebih terperinci

Mobile-Bisnis dalam E-Bisnis

Mobile-Bisnis dalam E-Bisnis Mobile-Bisnis dalam E-Bisnis Bisnis Mobile mbusiness bisa dianggap sebagai bagian dari ebusiness di mana informasi tersedia independen waktu dan lokasi dimanapun kita berada. Menurut magic,2000,p.3 pengertian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akhir-akhir ini meningkat jumlahnya, salah satu buku atau literatur asing yang

BAB I PENDAHULUAN. akhir-akhir ini meningkat jumlahnya, salah satu buku atau literatur asing yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Buku atau literatur 1 asing yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia akhir-akhir ini meningkat jumlahnya, salah satu buku atau literatur asing yang banyak diterjemahkan

Lebih terperinci

SUPERVISI AKADEMIK KEPALA MADRASAH (Studi Pada MTs Darul Huffaz Lampung Kabupaten Pesawaran)

SUPERVISI AKADEMIK KEPALA MADRASAH (Studi Pada MTs Darul Huffaz Lampung Kabupaten Pesawaran) SUPERVISI AKADEMIK KEPALA MADRASAH (Studi Pada MTs Darul Huffaz Lampung Kabupaten Pesawaran) TESIS Diajukan Kepada Program Pascasarjana Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung Untuk Memenuhi Salah

Lebih terperinci

BAB II TEORI PENUNJANG

BAB II TEORI PENUNJANG BAB II TEORI PENUNJANG 2.1 Dasar-Dasar Jaringan GSM 2.1.1 Pengertian GSM Global System for Mobile Communication disingkat GSM adalah sebuah teknologi komunikasi selular yang bersifat digital. Teknologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. khususnya Indonesia, tidak boleh mengabaikan bidang teknologi komunikasi yaitu

BAB I PENDAHULUAN. khususnya Indonesia, tidak boleh mengabaikan bidang teknologi komunikasi yaitu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi seperti saat ini yang dicirikan dengan adanya kesalingterkaitan antara satu sama lain di seluruh dunia menyebabkan semakin luas dan bebasnya

Lebih terperinci