TEMU KEMBALI INFORMASI BERBASIS KLUSTER UNTUK SISTEM TEMU KEMBALI INFORMASI TEKS BAHASA INDONESIA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "TEMU KEMBALI INFORMASI BERBASIS KLUSTER UNTUK SISTEM TEMU KEMBALI INFORMASI TEKS BAHASA INDONESIA"

Transkripsi

1 TEMU KEMBALI INFORMASI BERBASIS KLUSTER UNTUK SISTEM TEMU KEMBALI INFORMASI TEKS BAHASA INDONESIA Amir Hamzah Jurusan Teknik Informaika, Fakulas Teknologi Indusri Insiu Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakara Jl. Kalisahak No.8 Komp.Balapan, Yogyakara 55 amir@akprind.ac.id ABSTRACT The exponenial growh of exual documens has caused difficulies in he process of informaioan rerieval, mainly in he model of linear rerieval based on word maching ha generally ineffecive. The word synonimy of a ex has riggered o he resuling of non relevan documens in he rerieval, on he oher hand polisemy facor has caused many of relevan documen remain unrerieved. The applicaion of documen clusering can improve he performance of rerieval process according o he hypohesis ha he documens relevan o he same query ends o be in he same cluser. This research sudied he applicaion of documen clusering o improve he effeciveness of documen rerieval by using cluser-based rerieval in he vecor space model. In he firs sep, documen collecion was clusered using any cluser algorihm and he cluser cener was seleced o be cluser represenaive. In he second sep, he search process hen mached he query o he all cluser represenaives and finally he all documens in he cluser ha have he highes similariy o he query was seleced o presen o he user.. The clusering mehods used in his sudy are pariional mehod (Bisecing K-Mean and Bucksho algorihms) and hierarchical agglomeraive mehod using cluser similariy of UPGMA and Complee Link. The performance of rerieval was measured using F-measure parameer derived from Precision and Recall of rerieva process. The es documen collecion used are 1000 news ex documens wih known cluser srucure and 3000 news ex documens wih unknown cluser srucure. The resuls showed ha in he es collecion which is evaluaed in he rerieval process based on clusermaching has imporved he performance of 1.3% and 9.5% compare o he process of linear rerieval based on word maching. Key words : informaion rerieval, clusering, cluser-based rerieval INTISARI Volume informasi eks yang berkembang eksponensial menyebabkan kesulian dalam proses emu kembali informasi, uamanya pada model perolehan informasi linear berbasis word maching yang umumnya idak efekif. Fakor sinonim dari kaa menjadi penyebab munculnya dokumen idak relevan dalam perolehan, sebaliknya fakor polisemy menyebabkan banyak dokumen yang relevan idak erpanggil. Penerapan clusering dokumen dipercaya dapa meningkakan kinerja berdasar sau hypohesis bahwa dokumen yang relevan erhadap suau query cenderung berada dalam kluser yang sama. Peneliian ini melakukan kajian penerapan clusering dokumen unuk meningkakan perolehan informasi dengan cara melakukan rerieval berbasis kluser (cluser-based rerieval) dengan model ruang vekor. Koleksi dokumen mula-mula dikluser dan represenasi kluser digunakan vekor pusa kluser. Dokumen-dokuman dalam kluser yang pusa klusernya memiliki similarias eringgi erhadap query dipilih sebagai perolehan. Meode clusering yang dipilih adalah meode pariional, yaiu algorima Bisecing K-Mean dan Bucksho, dan meode hierarchical agglomeraive dengan algorima perhiungan similarias kluser UPGMA dan Complee Link. Krieria kinerja perolehan informasi diukur dengan parameer F-measure yang diurunkan dari Precision dan Recall dari rerieval. Koleksi dokumen yang digunakan adalah 1000 dokumen beria yang elah dikeahui srukur klusernya dan 3000 dokumen beria dengan srukur kluser belum dikeahui. Hasil peneliian menunjukkan bahwa pada koleksi yang dicobakan erjadi peningkaan kinerja perolehan informasi berbasis kluser sebesar beruru-uru 1.3% dan 9.5% dibandingkan dengan perolehan linear berbasis word maching. Kaa Kunci : Perolehan informasi, clusering, cluser-based rerieval PENDAHULUAN Penerapan eknologi digial dan jaringan kompuer elah menyebabkan erjadinya ledakan informasi yang berkembang eksponensial. Hal ini menyebabkan Sisem emu kembali informasi (informaion rerieval = IR) mengalami kesulian. Google sebagai mesin pencari erkemuka pada ahun 006 mengindeks idak kurang dari 16 milyar dokumen (Google.com, 006). Sebagian besar (80%) informasi adalah berbenuk eks (Tan,1999). Pada sraegi pencarian query berbasis kaa (word-maching) kesulian yang dijumpai muncul dari aspek bahasa, yaiu fakor sinonim pada kaa elah menyebabkan dokumen yang idak relevan akan dipanggil hanya semaamaa karena dokumen ersebu mengandung 1 Jurnal Teknologi, Volume Nomor 1, Juni 009, 1-7

2 kaa yang ada dalam query. Sebaliknya fakor polisemy, yaiu keadaan di mana suau kaa dapa memiliki lebih dari sau makna, menyebabkan ada dokumen relevan dalam koleksi yang idak dipanggil karena idak memua kaa yang ada dalam query. Kesulian ini semakin kompleks manakala pada kenyaaannya koleksi dokumen cenderung berambah besar dan akan menghasilkan hasil (search resul) yang berpresisi rendah (Zamir, 1999; Tombros,00). Menuru Rijbergen (1979), clusering dokumen elah lama dierapkan unuk meningkakan efekifias emu kembali informasi. Penerapan clusering ini bersandar pada suau hipoesis (cluser-hypohesis) bahwa dokumen yang relevan akan cenderung berada pada cluser yang sama jika pada koleksi dokumen dilakukan clusering. Beberapa peneliian unuk dokumen berbahasa inggris menerapkan clusering dokumen unuk memperbaiki kinerja dalam proses searching (Voorhess,1986; Tombros,00). Sedangkan perbaikan dalam penyajian hasil search dilakukan oleh anara lain Cuing e.al.(199), Zamir(1999), Osinki (004) dan Widyanoro (007). Unuk dokumen berbahasa Indonesia peneliian bidang IR adalah oleh Vega (001) dan Tala (004) yang menelii efek semming pada hasil pencarian. Peneliian penerapan clusering unuk perbaikan kinerja perolehan informasi unuk dokumen berbahasa Indonesia belum pernah dilakukan. Hal ini menginga secara umum peneliian enang kompuasi bahasa unuk dokumen Bahasa Indonesia juga masih sanga minim (Nazief, 000), bahkan es-bed yang dapa digunakan secara sandar unuk peneliian IR belum ada (Asian, 004). Dengan laar belakang ersebu peneliian ini mencoba menyelidiki alernaive pencarian berbasis cluser unuk dokumen berbahasa Indonesia. Permasalahan dalam peneliian ini adalah bagaimana merancang sebuah sisem unuk menyimpan dan menemukan informasi eks dengan pendekaan berbasis kluser dan menguji apakah pendekaan ini lebih unggul dibandingkan dengan pencarian berbasis wordmaching. Peneliian ini memiliki baasan model yaiu model ruang vekor dengan uji coba sisem berupa dokumen eks beria berbahasa Indonesia. Dari peneliian ini diharapkan dapa dirancang suau sisem emu kembali informasi yang memiliki kinerja yang lebih baik dibandingkan dengan pendekaan berbasis kaa (word-maching) didalam menangani volume daa eks yang semakin membesar. Model Ruang Vekor Unuk Koleksi Dokumen Model ruang vekor unuk koleksi dokumen mengandaikan dokumen sebagai sebuah vekor dalam ruang kaa (feaure). Klusering dokumen dipandang sebagai pengelompokan vekor berdasarkan suau fungsi similariy anar dua vekor ersebu. Jika koleksi n buah dokumen dapa diindeks oleh buah erm/feaure maka suau dokumen dapa dipandang sebagai vekor berdimensi dalam ruang erm ersebu. Dengan demikian koleksi dokumen dapa diuliskan sebagai marik kaadokumen X, yang dapa diulis : ke j X = {x ij } i= 1,,.. ; j =1,,.. n (1) x ij adalah bobo erm i dalam dokumen Menuru Luhn (1958), kekuaan pembeda erkai dengan frekuensi erm (ermfrequency, f). Term yang memiliki kekuaan diskriminasi adalah erm dengan frekuensi sedang. Pemoongan erm dengan frekuensi inggi dilakukan dengan membuang sop-word, seperi ini, iu, yang, yaiu dan lain-lain yang dapa mengurangi frekuensi feaure 30 sampai 40 persen (Seinbach e.al.,000; Hamzah, 006). Pemboboan dasar dilakukan dengan menghiung frekuensi kemunculan erm dalam dokumen karena dipercaya bahwa frekuensi kemunculan erm merupakan peunjuk sejauh mana erm ersebu mewakili isi dokumen. Menuru Luhn (1958), kekuaan pembeda erkai dengan frekuensi erm (erm-frequency, f), di mana erm yang memiliki kekuaan diskriminasi adalah erm dengan frekuensi sedang. Pemboboan baku yang digunakan adalah ermfrequency invers-documen freqeuency (TF-IDF) (Chisholm and Kolda,1999) sebagai beriku : x ij = f i * log(n/df i ) ; i=1,,, ; j=1,,,n () dengan =oal erm dalam index, n=oal dokumen dalam koleksi, df i =oal dokumen yang mengandung erm ke-i. Dalam proses clusering, kesamaan anara dokumen D i dengan dokumen D j umumnya diukur dengan fungsi similarias erenu. Menuru Chisholm and Kolda (1999) unuk ujuan clusering dokumen fungsi yang baik adalah fungsi similarias Cosine, beriku : Cosine-sim(D i,d j )= D D (3) ik j k k = 1 ( Dik ) ( Djk ) k = 1 k = 1 Jika vekor Di dan Dj masing-masing ernormalisasi sehingga masing-masing panjangnya sau, maka fungsi cosine menjadi : Hamzah, Temu Kembali Informasi Berbasis Kluser unuk Sisem Temu Kembali Informasi Teks Bahasa Indonesia

3 Cosine-sim(D i,d j ) = D D (4) ik jk k = 1 Dalam Pemrosesan query, similarias anara query Q dengan dokumen Di juga dapa digunakan formula pada persamaan (4), yaiu : Cosine-sim(Q,D i ) = Q D (5) k ik Sraegi Pencarian Query k = 1 Ada berbagai sraegi pencarian (search sraegies) dalam IR anara lain : boolean search, invered file search, probabilisic search, exended boolean search (Frakes and Baeza- Yaes,199). Dari model-model search ersebu yang banyak digunakan adalah invered files search () karena alasan efisiensi. Pencarian Linear model Sekema IR model dapa diliha seperi pada Gambar 1. Dalam indexing model erm erindex akan menunjuk pada lis yang memua dafar dokumen yang mengandung erm ersebu (Gambar ), sehingga jika suau query diberikan maka dengan cepa akan diberikan jawaban dafar dokumen yang memua erm ersebu. selanjunya kluser yang pusa klusernya paling deka dengan query diampilkan sebagai jawaban. Gambar 3. Pencarian Query berbasis Kluser Sebagai ilusrasi jika dimiliki koleksi 8 dokumen yang erkluser menjadi 3 kluser (Gambar 4). Srukur daa yang dirancang unuk implemenasi disajikan seperi pada Gambar 5. Srukur ini erdiri dari inveredindex unuk cenroid vecor (IC) dan CBR implemenaion using skips (ICsIIS). Dengan srukur ini pencarian query dengan model kluser akan dapa dilakukan dengan cepa (Can e.al.,004). Gambar 1. Pencarian Query berbasis kaa dengan Gambar 4. Conoh Indexing erm dokumen erkluser Gambar. Srukur Daa Pada Pencarian Query model Pencarian berbasis kluser Pada pencarian berbasis kluser dokumen yang elah dikluser diindeks berdasarkan erm dan indeks kluser (Gambar 3). Jika suau query diberikan maka similarias query dengan pusa kluser dihiung, Gambar 5. Conoh Srukur Daa dokumen erkluser Clusering Dokumen Clusering didefinisikan sebagai upaya pengelompokan daa ke dalam kluser sehingga daa-daa didalam kluser yang sama memiliki lebih kesamaan dibandingkan dengan daa-daa pada kluser yang berbeda (Jain,1988). Dikenal dua pendekaan, yaiu herarchical dan 3 Jurnal Teknologi, Volume Nomor 1, Juni 009, 1-7

4 pariional dengan masing-masing memiliki banyak variasi. Meode Hierarchi Agglomeraive unuk Clusering dokumen Meode klusering secara aglomeraive berawal dari n= cacah dokumen sebagai cluser. Dengan menggunakan fungsi similarias anar kluser kemudian proses penggabungan kluser erdeka dilakukan. Ukuran similarias anar kluser anara lain, misalnya: UPGMA,CST, Single Link, Complee Link (Jain,1988). Beriku ini ringkasan masingmasing eknik ersebu: Unweighed Pair Group Mehod Average similariy (UPGMA): Similarias dua kluser diukur dengan raa-raa hiung similarias anar seluruh pasangan iik anara kedua kluser. Cenorid- Similariy Technique(CST) : Jarak anar kluser dienukan dengan jarak anar pusa kluser. Single Link (SL) : jarak erbaik dua kluser diwakili oleh jarak erdeka (similarias eringgi) dari dua iik dari dua kluser. Complee Link(CL) : jarak erbaik dua kluser diwakili oleh jarak erjauh (similarias erendah) dari dua iik dari dua kluser. Pendekaan hierarchical memiliki kompleksias waku dan ruang O(N ). K-Means Clusering Algorima K-means clusering merupakan algorima ieraif dengan meminimalkan jumlah kuadra error anara vekor objek dengan pusa kluser erdekanya (Jain,1988), yaiu : k j= 1 x π j x m j (6) di mana m j adalah pusa kluser (mean vecor) dalam kluser ke j. Proses dimulai dengan mula-mula memilih secara random k buah dokumen sebagai pusa kluser awal. Bisecing K-Means Clusering Meode Bisecing K-means (Seinbach, e.al.,000) mencoba menggabungkan pendekaan pariional dengan divisive hierarchi, yaiu mula-mula seluruh dokumen dibagi dua dengan cara K-means (bisecing-sep). Selanjunya cara iu dikenakan pada iap-iap kluser sampai diperoleh K buah kluser. Bucksho Clusering Algorima Bucksho menggunakan pendekaan hierarchie agglomeraive unuk mendapakan k buah vekor sebagai pusa kluser awal. Langkah Bucksho mula-mula mengambil sampel acak sebesar kn dokumen, dikluser dengan prosedur hierarchie agglomeraive unuk mendapakan k buah kluser. Selanjunya dari parisi awal Bucksho proses refinemen dilakukan sebagaimana dalam K-means clusering Evaluasi Rerieval Evaluasi suau model rerieval oleh suau sisem IR yang paling umum adalah ukuran Recall dan Precision (Rijsbergen,1979). Recall didefinisikan sebagai rasio cacah dokumen relevan erpanggil dengan cacah oal dokumen erpanggil, sedangkan Recall didefinisikan sebagai rasio anara cacah dokumen relevan erpanggil dengan oal cacah dokumen relevan dalam koleksi. Parameer unggal ukuran keberhasilan rerieval yang menggabungkan Recall dan Precision adalah parameer F-measure (Rijsbergen,1979) : F-measure = ( β + 1) PR (7) β P + R dengan β parameer kepeningan relaive aspek Precision dan Recall. Jika Recall (R) dan Precision (P) memiliki bobo yang sama pening, β =1, maka parameer F-measure menjadi : PR F-measure = (8) P + R METODOLOGI Bahan peneliian ini berupa koleksi dokumen eks berbahasa Indonesia, yang erdiri dari dua buah koleksi beria dn koleksi absrac, yaiu seperi ersaji dalam Tabel 1 beriku : Tabel 1. Koleksi-koleksi dokumen unuk Tes Rerieval Koleksi doc erm erm index clus er Que ry News News Absrac Adapun dafar Query unuk masing-masing koleksi adalah seperi pada Tabel, Tabel 3 dan Tabel 4. Tabel. Dafar Query unuk Koleksi News500 No Query doc Rel 1 Pemberangkaan jamaah haji 38 Perandingan Piala dunia Pasar uang dolar 67 4 Penumpasan Gam aceh 61 5 Kerusuhan ambon maluku 51 Hamzah, Temu Kembali Informasi Berbasis Kluser unuk Sisem Temu Kembali Informasi Teks Bahasa Indonesia 4

5 Tabel 3. Dafar Query unuk Koleksi News1009 No Query doc Rel 1 Pemberangkaan haji 38 Pemberangkaan jamaah haji 38 3 Piala dunia Perandingan Piala dunia Pasar uang dolar 67 6 Perkembangan Pasar uang dolar 67 7 Penumpasan Gam aceh 61 8 Kerusuhan ambon maluku 51 9 Kunjungan megawai ke laur negeri Penyelesaian kasus ommy suharo 67 Tabel 4. Dafar Query unuk Koleksi Absrac No Query doc Rel 1 Aplikasi logika fuzzy 16 Sisem informasi 40 3 Jaringan syaraf iruan 14 4 Pengolahan cira 9 5 Algorima geneika 17 6 Daabase 14 7 Sisem pendukung kepuusan 11 8 GPS GPRS komunikasi daa 5 9 Rekayasa perangka lunak 3 10 Keamanan sysem informasi 10 Proses pre-processing berupa eksrak kaa, penyusunan indeks dan srukur maupun srukur ICsIIS dilakukan dengan kode program JAVA (jdk1.4.). Hasil pengujian kinerja feaure kaa dan frasa diukur melalui nilai F-measure yang membandingkan feaure kaa saja, frasa saja dan feaure campuran. Uji saisik hasil dengan uji wilcoxon sign-rank unuk pengamaan berpasangan. PEMBAHASAN Hasil pengujian unuk koleksi perama News500 keika diberikan query seperi yang ada dalam dafar memberikan hasil bahwa pemanggilan berbasis kluser (CBR) menghasilkan nilai F-measure yang lebih inggi dibandingkan dengan pemanggilan linear (). Hal ini berlaku unuk semua query. Tabel beriku adalah Raa-raa F-measure unuk pemanggilan query berbasis kluser dan pemanggilan linear unuk koleksi News500. Raa-raa diambil unuk rerieval berbasis kluser pada seiap model clusering, baik hierarchical maupun pariional. Hasil uji saisic menunjukkan bahwa perbedaan raa-raa adalah signifikan. Tabel 5. Raa-raa F-measure unuk koleksi News500 Query F-measure F-measure CBR Ke : ceak bold lebih inggi Pengaruh algorima clusering pada hasil pemanggilan berbasis kluser dapa diberi conoh seperi Tabel 6. beriku, unuk suau query : perandingan piala dunia. Tabel 6. Pengaruh algorima Clusering pada Rerieval Meode Clusering Doc Reriev Rel Doc Reriev F- measure CBR Search RelDo F- c measure Rerie v UPGMA , ,9494 ClusCr , ,9753 CompLink , ,8877 K-Mean , ,7857 Bsc-KMean , ,783 Bucksho , ,0000 Ke : ceak ebal nilainya lebih inggi Dari Tabel 6 erliha bahwa pada algorima hierarchical kinerja clusering lebih baik dalam memberikan nilai F-measure daripada algorima pariional K-means dan Bisecing K-mean, eapi kinerja masih dibawah algorima bucksho. Pada koleksi News1009 dan koleksi Absrac pengujian query diambil unuk meode kluser yang relaif cepa dan dengan kompleksias kompuasi lineer, yaiu bucksho. Tabel 7 menyajikan hasil pengujian unuk seluruh Query dari koleksi News1009 unuk jumlah rerieval pada idak dibaasi. Tabel 7. Hasil rerieval unuk koleksi News1009 dengan Rerieval idak dibaasi No Query F-CBR 1 Pemberangkaan haji 0,7037 0,9189 Pemberangkaan jamaah haji 0,6667 0, Piala dunia 0,7154 0, Perandingan Piala dunia 0,7059 0,986 5 Pasar uang dolar 0,5038 0, Perkembangan Pasar uang dolar 0,458 0, Penumpasan Gam aceh 0,8414 0, Kerusuhan ambon maluku 0,7500 0,84 9 Kunjungan megawai ke laur negeri 0,1967 0, Penyelesaian kasus ommy suharo 0,5654 0, Jurnal Teknologi, Volume Nomor 1, Juni 009, 1-7

6 Hamzah, Temu Kembali Informasi Berbasis Kluser unuk Sisem Temu Kembali Informasi Teks Bahasa Indonesia 6

7 Jika rerieval dibaasi sejumlah dokumen sesuai dengan jumlah dokumen yang dikembalikan oleh CBR maka hasil rerieval adalah seperi able 8 beriku. Terliha beberapa query CBR bernilai sama dengan, dan ada sau query yang nya lebih inggi dari CBR. Tabel 8. Hasil rerieval unuk koleksi News1009 dengan Rerieval dibaasi sebanyak CBR No Query F-CBR 1 Pemberangkaan haji 0,7568 0,9189 Pemberangkaan jamaah haji 0,7619 0, Piala dunia 0,8603 0, Perandingan Piala dunia 0,8595 0,986 5 Pasar uang dolar 0,9778 0, Perkembangan Pasar uang dolar 0,9635 0, Penumpasan Gam aceh 0,9677 0, Kerusuhan ambon maluku 0,8411 0,84 9 Kunjungan megawai ke laur negeri 0,4754 0, Penyelesaian kasus ommy suharo 0,6951 0,8049 Unuk koleksi Absrac pemanggilan yang idak dibaasi dan yang dibaasi sebanyak dokumen dari CBR hasilnya beruruuru adalah ersaji Tabel9 dan Tabel 10. Tabel 9. Hasil F-measure unuk dan CBR unuk koleksi Absrac dengan jumlah dokumen idak dibaasi No Query F-CBR 1 Aplikasi logika fuzy 0,388 0,5143 Sisem informasi 0,989 0, Jaringan syaraf iruan 0,486 0,700 4 Pengolahan cira 0,594 0, Algorima geneika 0,4063 0, Daabase 0,09 0,607 7 Sisem pendukung kepuusan 0,1106 0,778 8 GPS GPRS komunikasi daa 0,1795 0,16 9 Rekayasa perangka lunak 0,397 0, Keamanan sysem informasi 0,0858 0,3077 Tabel 10. Hasil F-measure unuk dan CBR unuk koleksi Absrac dengan jumlah dokumen dibaasi dengan jumlah dokumen CBR No Query F-CBR 1 Aplikasi logika fuzy 0,6857 0,5143 Sisem informasi 0,3871 0, Jaringan syaraf iruan 0,700 0,700 4 Pengolahan cira 0,6957 0, Algorima geneika 0,4000 0, Daabase 0,607 0,607 7 Sisem pendukung kepuusan 0,3889 0,778 8 GPS GPRS komunikasi daa 0,16 0,16 9 Rekayasa perangka lunak 0,5405 0, Keamanan sysem informasi 0,3590 0,3077 Dari Tabel 10 erliha bahwa unuk koleksi absrac jika jumlah dokumen yang direrieve oleh dibaasi sama dengan jumlah dokumen yang direreiev oleh CBR, maka kinerja rerieval CBR akan menurun dan beberapa queryu mengahsilkan rerieval yang lebih baik daripada CBR. KESIMPULAN Beberapa kesimpulan yang dapa diambil dari peneliian ini adalah : Pemrosesan query dengan pendekaan berbasis kluser (cluser-based rerieval) erbuki mampu secara signifikan meningkakan kinerja sisem IR jika dibandingkan dengan pemrosesan linear model. Kinerja pemrosesan query berbasis kluser dipengaruhi oleh model koleksi dokumen. Pada koleksi dokumen berbahasa Indonesia unuk jenis dokumen ilmiah seperi kumpulan absrak dari makalah ilmiah yang umumnya banyak mengandung kosa kaa bahasa inggris kinerja rerieval berbasis kluser cenderung menurun. Teapi pada dokumen beria kinerja rerieval berbasis kluser erliha sanga baik. Hasil clusering dengan hierarchical menunjukkan kinerja yang lebih baik dari pariional. Meskipun demikian algorima pariional eap memberikan kinerja rerieval berbasis kluser yag lebih baik daripada rerieval dengan model. Masih diperlukan pengujian dengan berbagai jenis koleksi dokumen berbahasa Indonesia, seperi makalah penuh, aau jenis ulisan yang lain. Pusaka Asian, J., H. E. Williams, and S. M. M. Tahaghoghi, Tesbed for Indonesian Tex Rerieval, 9h Ausralian Documen Compuing Symposiom, Melbourne December, 13, Jurnal Teknologi, Volume Nomor 1, Juni 009, 1-7

8 Can,F., I.S. Alingode, E.Damir,004, Efficiency and Effeciveness of Query Processing in Cluser-Based Rerieval, Informaion Sysem, 9(004), Chisholm, E. and T. G. Kolda, New Term Weighing Formula for he Vecor Space Mehod in Informaion Rerieval, Research Repor, Compuer Science and Mahemaics Division, Oak Ridge Naional Library, Oak Ridge, TN , March Cuing, D. R., D. R. Karger, J. O. Pederson, and J. W. Tukey,199, Scaer/Gaher:A Cluser-based Approach o Browsing Large Documen Collecion, Procedding 15 h Annual In 7ACM SIGIR Conference on R&D in IR, 199. Frakes,W.B. and Baeza-Yaes,R.,199, Informaion Rerieval,Daa Srucure and Algorihm, Prenice Hall, Englewood Clifs, New Jersey. Jain, A.K. and R. C. Dubes, Algorihms for Clusering Daa, Prenice-Hall, 1988 Hamzah, A., F. Soesiano, A.Susano, J.E.,Isyano : Seleksi Feaure Kaa Berdasarkan Variansi Kemunculan Kaa Dalam Peningkaan Unjuk Kerja Documen Clusering Unuk Dokumen Berbahasa Indonesia, Pakar, Jurnal Teknologi Informasi dan Bisnis, Vol.7,No.3., pp , 006. Luhn, H.P., The Auomaic Creaion of Lieraure Absracs. IBM Journal of Research and Developmen, : , 1958 Nazief, B., Developmen of Compuaional Linguisic Research: a Challenge for Indonesia, Compuer Science Cener, Universiy of Indonesia,000 Osinki, S., 004, Dimensionaliy Reducion Techniques for Search Engine Resuls Clusering, Maser Thesis, Universiy of Sheffield, UK. Rijsbergen, C. J., Informaion Rerieval, Informaion Rerieval Group, Universiy of Glasgow, UK,1979 Seinbach, M., Karypis, G., Kumar, V., A Comparison of Documen Clusering Techniques, Universiy of Minnesoa, Technical Repor #00-034, a hp:// edu/ech_repors, 000 Tala, F. Z., 004, A Sudy of Semming Effec on Informaion Rerieval in Bahasa Indonesia, Maser Thesis, Universiei van Amserdam, The Neherlands Tombros, A., 00, The Effeciveness of Query- Based Hierarchic Clusering of Documens for Informaion Rerieval, PhD Thesis, Univeriy of Glasgow Vega, V. B., 001, Informaion Rerieval for he Indonesian Language, Maser's hesis, Naional Universiy of Singapore. Voorhees,E.M., 1986, Implemening Agglomeraive Hierarchic Clusering Algorihms for Use in Documen Rerieval. Informaion Processing & Managemen, : Widyanoro,D.H.,007,Toward he Developmen of The Nex Generaion Search Engine, Proceeding of The Inernaional Conference on Elecrical Engineering and Informaics, ICEEI007, Bandung Juni Zamir, O.E., Clusering Web Documen : A Phrase-Based Mehod for Grouping Search Engine Resul, PhD. Disseraion, Universiy of Washingon,1999 Hamzah, Temu Kembali Informasi Berbasis Kluser unuk Sisem Temu Kembali Informasi Teks Bahasa Indonesia 8

KLASIFIKASI DOKUMEN TUGAS AKHIR MENGGUNAKAN ALGORITMA K-MEANS. Wulan Fatin Nasyuha¹, Husaini 2 dan Mursyidah 3 ABSTRAK

KLASIFIKASI DOKUMEN TUGAS AKHIR MENGGUNAKAN ALGORITMA K-MEANS. Wulan Fatin Nasyuha¹, Husaini 2 dan Mursyidah 3 ABSTRAK KLASIFIKASI DOKUMEN TUGAS AKHIR MENGGUNAKAN ALGORITMA K-MEANS Wulan Fain Nasyuha¹, Husaini 2 dan Mursyidah 3 1,2,3 Teknologi Informasi dan Kompuer, Polieknik Negeri Lhokseumawe, Jalan banda Aceh-Medan

Lebih terperinci

PERBANDINGAN FEATURE KATA DAN FRASA DALAM KINERJA CLUSTERING DOKUMEN TEKS BERBAHASA INDONESIA

PERBANDINGAN FEATURE KATA DAN FRASA DALAM KINERJA CLUSTERING DOKUMEN TEKS BERBAHASA INDONESIA PERBANDINGAN FEATURE KATA DAN FRASA DALAM KINERJA CLUSTERING DOKUMEN TEKS BERBAHASA INDONESIA Amir Hamzah 1, Adhi Susano, F.Soesiano, Jazi Eko Isyano 3 1 Insiu Sains dan Teknologi AKPRIND, Jalan Kalisahak

Lebih terperinci

INTEGRASI PEMBOBOTAN TF-IDF PADA METODE K-MEANS UNTUK CLUSTERING DOKUMEN TEKS

INTEGRASI PEMBOBOTAN TF-IDF PADA METODE K-MEANS UNTUK CLUSTERING DOKUMEN TEKS INTEGRASI PEMBOBOTAN TF-IDF PADA METODE K-MEANS UNTUK CLUSTERING DOKUMEN TEKS Deddy Wijaya Sulianoro 1, *), Irya Wisnubhadra 2) dan Ernawai 3) 1) Magiser Teknik Informaika, Universias Ama Jaya Yogyakara

Lebih terperinci

EVALUASI KINERJA SISTEM PENYARINGAN INFORMASI MODEL RUANG VEKTOR

EVALUASI KINERJA SISTEM PENYARINGAN INFORMASI MODEL RUANG VEKTOR Yogyakara, 7 Juni 006 EVALUASI KINERJA SISTEM PENYARINGAN INFORMASI MODEL RUANG VEKTOR Rila Mandala Kelompok Keahlian Informaika, Sekolah Teknik Elekro dan Informaika, Insiu Teknologi Bandung Jalan Ganesha

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Dalam perencanaan pembangunan, daa kependudukan memegang peran yang pening. Makin lengkap dan akura daa kependudukan yang esedia makin mudah dan epa rencana pembangunan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS BAB II TIJAUA TEORITIS 2.1 Peramalan (Forecasing) 2.1.1 Pengerian Peramalan Peramalan dapa diarikan sebagai beriku: a. Perkiraan aau dugaan mengenai erjadinya suau kejadian aau perisiwa di waku yang akan

Lebih terperinci

CLUSTERING UNTUK PENINGKATAN EFEKTIVITAS PENYAJIAN INFORMASI DARI MESIN PENCARI TEKS

CLUSTERING UNTUK PENINGKATAN EFEKTIVITAS PENYAJIAN INFORMASI DARI MESIN PENCARI TEKS CLUSTERING UNTUK PENINGKATAN EFEKTIVITAS PENYAJIAN INFORMASI DARI MESIN PENCARI TEKS Amir Hamzah 1, Adhi Susanto 2, F. Soesianto 2, Jazi Eko Istiyanto 3 1 Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi

Lebih terperinci

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II 3.1 Pendahuluan Daa dere waku adalah daa yang dikumpulkan dari waku ke waku unuk menggambarkan perkembangan suau kegiaan (perkembangan produksi, harga, hasil penjualan,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah Dalam sisem perekonomian suau perusahaan, ingka perumbuhan ekonomi sanga mempengaruhi kemajuan perusahaan pada masa yang akan daang. Pendapaan dan invesasi merupakan

Lebih terperinci

Analisis Model dan Contoh Numerik

Analisis Model dan Contoh Numerik Bab V Analisis Model dan Conoh Numerik Bab V ini membahas analisis model dan conoh numerik. Sub bab V.1 menyajikan analisis model yang erdiri dari analisis model kerusakan produk dan model ongkos garansi.

Lebih terperinci

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun 43 BAB METODE PEMUUAN EKPONENA TRPE DAR WNTER Meode pemulusan eksponensial elah digunakan selama beberapa ahun sebagai suau meode yang sanga berguna pada begiu banyak siuasi peramalan Pada ahun 957 C C

Lebih terperinci

Pemodelan Data Runtun Waktu : Kasus Data Tingkat Pengangguran di Amerika Serikat pada Tahun

Pemodelan Data Runtun Waktu : Kasus Data Tingkat Pengangguran di Amerika Serikat pada Tahun Pemodelan Daa Runun Waku : Kasus Daa Tingka Pengangguran di Amerika Serika pada Tahun 948 978. Adi Seiawan Program Sudi Maemaika, Fakulas Sains dan Maemaika Universias Krisen Saya Wacana, Jl. Diponegoro

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju perumbuhan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 26 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penilaian perkembangan kinerja keuangan PT. Goodyear Indonesia Tbk dilakukan dengan maksud unuk mengeahui sejauh mana perkembangan usaha perusahan yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Pada dasarnya peramalan adalah merupakan suau dugaan aau perkiraan enang erjadinya suau keadaan di masa depan. Akan eapi dengan menggunakan meodemeode erenu peramalan

Lebih terperinci

KOMPARASI METODE PERAMALAN AUTOMATIC CLUSTERING TECHNIQUE AND FUZZY LOGICAL RELATIONSHIPS DENGAN SINGLE EXPONENTIAL SMOOTHING

KOMPARASI METODE PERAMALAN AUTOMATIC CLUSTERING TECHNIQUE AND FUZZY LOGICAL RELATIONSHIPS DENGAN SINGLE EXPONENTIAL SMOOTHING Komparasi Meode Peramalan (Beik E.) KOMPARASI METODE PERAMALAN AUTOMATIC CLUSTERING TECHNIQUE AND FUZZY LOGICAL RELATIONSHIPS DENGAN SINGLE EXPONENTIAL SMOOTHING Beik Endaryai 1, Rober Kurniawan 2 1,2

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Air merupakan kebuuhan pokok bagi seiap makhluk hidup di dunia ini ermasuk manusia. Air juga merupakan komponen lingkungan hidup yang pening bagi kelangsungan hidup

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode 20 BAB 2 LADASA TEORI 2.1. Pengerian Peramalan Meode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Saisika. Salah sau meode peramalan adalah dere waku. Meode ini disebu sebagai meode peramalan dere waku karena

Lebih terperinci

APLIKASI PEMULUSAN EKSPONENSIAL DARI BROWN DAN DARI HOLT UNTUK DATA YANG MEMUAT TREND

APLIKASI PEMULUSAN EKSPONENSIAL DARI BROWN DAN DARI HOLT UNTUK DATA YANG MEMUAT TREND APLIKASI PEMULUSAN EKSPONENSIAL DARI BROWN DAN DARI HOLT UNTUK DATA YANG MEMUAT TREND Noeryani 1, Ely Okafiani 2, Fera Andriyani 3 1,2,3) Jurusan maemaika, Fakulas Sains Terapan, Insiu Sains & Teknologi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LADASA TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan (forecasing) adalah suau kegiaan yang memperkirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang. Meode peramalan merupakan cara unuk memperkirakan

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP N 3 SEWON. Oleh: Nurul Hidayati

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP N 3 SEWON. Oleh: Nurul Hidayati EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP N 3 SEWON Oleh: Nurul Hidayai Mahasiswa S1 Pendidikan Maemaika, Fakulas Keguruan dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kabupaten Labuhan Batu merupakan pusat perkebunan kelapa sawit di Sumatera

BAB 1 PENDAHULUAN. Kabupaten Labuhan Batu merupakan pusat perkebunan kelapa sawit di Sumatera BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Kabupaen Labuhan Bau merupakan pusa perkebunan kelapa sawi di Sumaera Uara, baik yang dikelola oleh perusahaan negara / swasa maupun perkebunan rakya. Kabupaen Labuhan

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DALAM PEMILIHAN TEMPAT KOST DENGAN METODE PEMBOBOTAN ( STUDI KASUS : SLEMAN YOGYAKARTA)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DALAM PEMILIHAN TEMPAT KOST DENGAN METODE PEMBOBOTAN ( STUDI KASUS : SLEMAN YOGYAKARTA) SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DALAM PEMILIHAN TEMPAT KOST DENGAN METODE PEMBOBOTAN ( STUDI KASUS : SLEMAN YOGYAKARTA) I Wayan Supriana Program Pascasarjana Ilmu Kompuer Fakulas MIPA Universias Gadjah Mada

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami 11 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Keahanan pangan (food securiy) di negara kia ampaknya cukup rapuh. Sejak awal ahun 1990-an, jumlah produksi pangan eruama beras, cenderung mengalami penurunan sehingga

Lebih terperinci

Jurnal EKSPONENSIAL Volume 5, Nomor 2, Nopember 2014 ISSN

Jurnal EKSPONENSIAL Volume 5, Nomor 2, Nopember 2014 ISSN Peramalan Dengan Meode Smoohing dan Verifikasi Meode Peramalan Dengan Grafik Pengendali Moving Range () (Sudi Kasus: Produksi Air Bersih di PDAM Tira Kencana Samarinda) Forecasing wih Smoohing and Verificaion

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Peneliian Jenis peneliian kuaniaif ini dengan pendekaan eksperimen, yaiu peneliian yang dilakukan dengan mengadakan manipulasi erhadap objek peneliian sera adanya konrol.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan BAB II LADASA TEORI 2.1 Pengerian peramalan (Forecasing) Peramalan (Forecasing) adalah suau kegiaan yang mengesimasi apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang dengan waku yang relaif lama (Assauri,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk,dan Grafein

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk,dan Grafein BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian Demografi Keadaan penduduk sanga era kaiannya dengan demografi. Kaa demografi berasal dari bahasa Yunani yang berari Demos adalah rakya aau penduduk,dan Grafein adalah

Lebih terperinci

PENDUGAAN PARAMETER DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA

PENDUGAAN PARAMETER DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA PENDUGAAN PARAMEER DERE WAKU HIDDEN MARKOV SAU WAKU SEBELUMNYA BERLIAN SEIAWAY DAN DIMAS HARI SANOSO Deparemen Maemaika Fakulas Maemaika dan Ilmu Pengeahuan Alam Insiu Peranian Bogor Jl Merani, Kampus

Lebih terperinci

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA 1. PENDAHULUAN

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA 1. PENDAHULUAN PEMODELAN NILAI UKAR RUPIAH ERHADAP $US MENGGUNAKAN DERE WAKU HIDDEN MARKOV SAU WAKU SEBELUMNYA BERLIAN SEIAWAY, DIMAS HARI SANOSO, N. K. KUHA ARDANA Deparemen Maemaika Fakulas Maemaika dan Ilmu Pengeahuan

Lebih terperinci

Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jember ABSTRAK

Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jember ABSTRAK PERBANDINGAN METODE DES (DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING) DENGAN TES (TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING) PADA PERAMALAN PENJUALAN ROKOK (STUDI KASUS TOKO UTAMA LUMAJANG) 1 Fajar Riska Perdana (1110651142) 2 Daryano,

Lebih terperinci

Volume 1, Nomor 1, Juni 2007 ISSN

Volume 1, Nomor 1, Juni 2007 ISSN Volume, Nomor, Juni 7 ISSN 978-77 Barekeng, Juni 7 hal6-5 Vol No ANALISIS VARIANS MULTIVARIAT PADA EKSPERIMEN DENGAN RANCANGAN ACAK LENGKAP (Variance Mulivaria Analysis for Experimen wih Complee Random

Lebih terperinci

ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Studi kasus pada CV Cita Nasional.

ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Studi kasus pada CV Cita Nasional. JURNAL ILMIAH RANGGAGADING Volume 7 No. 1, April 7 : 3-9 ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Sudi kasus pada CV Cia Nasional. Oleh Emmy Supariyani* dan M. Adi Nugroho *Dosen

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju-laju

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 35 BAB LANDASAN TEORI Meode Dekomposisi biasanya mencoba memisahkan iga komponen erpisah dari pola dasar yang cenderung mencirikan dere daa ekonomi dan bisnis. Komponen ersebu adalah fakor rend (kecendrungan),

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian dan Manfaa Peramalan Kegiaan unuk mempeirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang disebu peramalan (forecasing). Sedangkan ramalan adalah suau kondisi yang

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilakukan di Dafarm, yaiu uni usaha peernakan Darul Fallah yang erleak di Kecamaan Ciampea, Kabupaen Bogor, Jawa Bara. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan BAB 2 URAIAN EORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan aau memprediksi apa yang erjadi pada waku yang akan daang, sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan

Lebih terperinci

Perbandingan Metode Winter Eksponensial Smoothing dan Metode Event Based untuk Menentukan Penjualan Produk Terbaik di Perusahaan X

Perbandingan Metode Winter Eksponensial Smoothing dan Metode Event Based untuk Menentukan Penjualan Produk Terbaik di Perusahaan X JURAL SAIS DA SEI ITS Vol. 6, o.1, (2017) 2337-3520 (2301-928X Prin) A 1 Perbandingan Meode Winer Eksponensial Smoohing dan Meode Even Based unuk Menenukan Penjualan Produk Terbaik di Perusahaan X Elisa

Lebih terperinci

Peramalan Penjualan Sepeda Motor di Jawa Timur dengan Menggunakan Model Dinamis

Peramalan Penjualan Sepeda Motor di Jawa Timur dengan Menggunakan Model Dinamis JURNAL SAINS DAN NI POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Prin) D-224 Peramalan Penjualan Sepeda Moor di Jawa Timur dengan Menggunakan Model Dinamis Desy Musika dan Seiawan Jurusan Saisika,

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN EMBAHASAN 4.1 Karakerisik dan Obyek eneliian Secara garis besar profil daa merupakan daa sekunder di peroleh dari pusa daa saisik bursa efek Indonesia yang elah di publikasi, daa di

Lebih terperinci

Analisis Gerak Osilator Harmonik Dengan Gaya pemaksa Bebas Menggunakan Metode Elemen Hingga Dewi Sartika junaid 1,*, Tasrief Surungan 1, Eko Juarlin 1

Analisis Gerak Osilator Harmonik Dengan Gaya pemaksa Bebas Menggunakan Metode Elemen Hingga Dewi Sartika junaid 1,*, Tasrief Surungan 1, Eko Juarlin 1 Analisis Gerak Osilaor Harmonik Dengan Gaya pemaksa Bebas Menggunakan Meode Elemen Hingga Dewi Sarika junaid 1,*, Tasrief Surungan 1, Eko Juarlin 1 1 Jurusan Fisika FMIPA Universias Hasanuddin, Makassar

Lebih terperinci

VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI ACTUAL SYSTEM USAGE (ASU) PADA PEMANFAATAN STUDENTSITE

VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI ACTUAL SYSTEM USAGE (ASU) PADA PEMANFAATAN STUDENTSITE VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI ACTUAL SYSTEM USAGE (ASU) PADA PEMANFAATAN STUDENTSITE Indra Nurhadi Program Sudi Manajemen Ekonomi, Fakulas Ekonomi, Universias Gunadarma Jl. Akses Kelapa Dua Cimanggis,

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DENGAN METODE BOBOT UNTUK MENILAI KENAIKAN GOLONGAN PEGAWAI

PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DENGAN METODE BOBOT UNTUK MENILAI KENAIKAN GOLONGAN PEGAWAI Seminar Nasional Informaika PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DENGAN METODE BOBOT UNTUK MENILAI KENAIKAN GOLONGAN PEGAWAI Evri Ekadiansyah Program Sudi D Manajemen Informaika, STMIK Poensi Uama evrie9@gmail.com

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah persediaan merupakan masalah yang sanga pening dalam perusahaan. Persediaan mempunyai pengaruh besar erhadap kegiaan produksi. Masalah persediaan dapa diaasi

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DENGAN METODE BOBOT UNTUK MENILAI KENAIKAN GOLONGAN PEGAWAI

PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DENGAN METODE BOBOT UNTUK MENILAI KENAIKAN GOLONGAN PEGAWAI Seminar Nasional Informaika 24 PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DENGAN METODE BOBOT UNTUK MENILAI KENAIKAN GOLONGAN PEGAWAI Evri Ekadiansyah Program Sudi D3 Manajemen Informaika, STMIK Poensi Uama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 11 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Salah sau masalah analisis persediaan adalah kesulian dalam menenukan reorder poin (iik pemesanan kembali). Reorder poin diperlukan unuk mencegah erjadinya kehabisan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Produksi Produksi padi merupakan suau hasil bercocok anam yang dilakukan dengan penanaman bibi padi dan perawaan sera pemupukan secara eraur sehingga menghasilkan suau produksi

Lebih terperinci

PENGUJIAN HIPOTESIS. pernyataan atau dugaan mengenai satu atau lebih populasi.

PENGUJIAN HIPOTESIS. pernyataan atau dugaan mengenai satu atau lebih populasi. PENGUJIAN HIPOTESIS 1. PENDAHULUAN Hipoesis Saisik : pernyaaan aau dugaan mengenai sau aau lebih populasi. Pengujian hipoesis berhubungan dengan penerimaan aau penolakan suau hipoesis. Kebenaran (benar

Lebih terperinci

Perencanaan Sistem Pendukung Keputusan Untuk Peningkatan Produktivitas

Perencanaan Sistem Pendukung Keputusan Untuk Peningkatan Produktivitas Perencanaan Sisem Pendukung Kepuusan Unuk Peningkaan Produkivias Abdurrozzaq Hasibuan Jurusan Teknik Indusri, Fakulas Teknik, UISU Jln. Sisingamangaraja Telp. 7869920 Teladan Medan Email : rozzaq@uisu.ac.id

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Sumber Daya Alam (SDA) yang ersedia merupakan salah sau pelengkap ala kebuuhan manusia, misalnya anah, air, energi lisrik, energi panas. Energi Lisrik merupakan Sumber

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Model Rumusan Masalah dan Pengambilan Kepuusan Model rumusan masalah dan pengambilan kepuusan yang digunakan dalam menyelesaikan skripsi ini dimulai dari observasi lapangan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Defenisi Persediaan Persediaan adalah barang yang disimpan unuk pemakaian lebih lanju aau dijual. Persediaan dapa berupa bahan baku, barang seengah jadi aau barang jadi maupun

Lebih terperinci

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Permasalahan Nyata Penyebaran Penyakit Tuberculosis

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Permasalahan Nyata Penyebaran Penyakit Tuberculosis BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN A. Permasalahan Nyaa Penyebaran Penyaki Tuberculosis Tuberculosis merupakan salah sau penyaki menular yang disebabkan oleh bakeri Mycobacerium Tuberculosis. Penularan penyaki

Lebih terperinci

PENJADWALAN PEMBUATAN BOX ALUMININUM UNTUK MEMINIMUMKAN MAKESPAN (Studi Kasus di Perusahaan Karoseri ASN)

PENJADWALAN PEMBUATAN BOX ALUMININUM UNTUK MEMINIMUMKAN MAKESPAN (Studi Kasus di Perusahaan Karoseri ASN) B PENJADWALAN PEMBUATAN BOX ALUMININUM UNTUK MEMINIMUMKAN MAKESPAN (Sudi Kasus di Perusahaan Karoseri ASN) Firiya Gemala Dewi, Bobby O.P. Soepangka, Nurhadi Siswano Program Pasca Sarjana Magiser Manajemen

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK UMUR PRODUK PADA MODEL WEIBULL. Sudarno Staf Pengajar Program Studi Statistika FMIPA UNDIP

KARAKTERISTIK UMUR PRODUK PADA MODEL WEIBULL. Sudarno Staf Pengajar Program Studi Statistika FMIPA UNDIP Karakerisik Umur Produk (Sudarno) KARAKTERISTIK UMUR PRODUK PADA MODEL WEIBULL Sudarno Saf Pengajar Program Sudi Saisika FMIPA UNDIP Absrac Long life of produc can reflec is qualiy. Generally, good producs

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian Quasi Eksperimental Design dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian Quasi Eksperimental Design dengan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Desain Peneliian Peneliian ini adalah peneliian Quasi Eksperimenal Design dengan kelas eksperimen dan kelas conrol dengan desain Prees -Poses Conrol Group Design

Lebih terperinci

*Corresponding Author:

*Corresponding Author: Prosiding Seminar Tugas Akhir FMIPA UNMUL 5 Periode Mare 6, Samarinda, Indonesia ISBN: 978-6-7658--3 Penerapan Model Neuro-Garch Pada Peramalan (Sudi Kasus: Reurn Indeks Harga Saham Gabungan) Applicaion

Lebih terperinci

PERHITUNGAN VALUE AT RISK (VaR) DENGAN SIMULASI MONTE CARLO (STUDI KASUS SAHAM PT. XL ACIATA.Tbk)

PERHITUNGAN VALUE AT RISK (VaR) DENGAN SIMULASI MONTE CARLO (STUDI KASUS SAHAM PT. XL ACIATA.Tbk) Jurnal UJMC, Volume 3, Nomor 1, Hal. 15-0 pissn : 460-3333 eissn : 579-907X ERHITUNGAN VAUE AT RISK (VaR) DENGAN SIMUASI MONTE CARO (STUDI KASUS SAHAM T. X ACIATA.Tbk) Sii Alfiaur Rohmaniah 1 1 Universias

Lebih terperinci

Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Sebelumnya

Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Sebelumnya 5 Bab 2 Tinjauan Pusaka 2.1 Peneliian Sebelumnya Dalam skripsi peneliian yang berjudul Pemodelan dinamis pola anam berbasis meode LVQ (Learning Vecor Quanizaion) (Bursa, 2010), menghasilkan sisem informasi

Lebih terperinci

BAB 2 KINEMATIKA. A. Posisi, Jarak, dan Perpindahan

BAB 2 KINEMATIKA. A. Posisi, Jarak, dan Perpindahan BAB 2 KINEMATIKA Tujuan Pembelajaran 1. Menjelaskan perbedaan jarak dengan perpindahan, dan kelajuan dengan kecepaan 2. Menyelidiki hubungan posisi, kecepaan, dan percepaan erhadap waku pada gerak lurus

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Teoriis 3.1.1 Daya Dukung Lingkungan Carrying capaciy aau daya dukung lingkungan mengandung pengerian kemampuan suau empa dalam menunjang kehidupan mahluk hidup secara

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di PT Panafil Essenial Oil. Lokasi dipilih dengan perimbangan bahwa perusahaan ini berencana unuk melakukan usaha dibidang

Lebih terperinci

PERHITUNGAN PARAMETER DYNAMIC ABSORBER

PERHITUNGAN PARAMETER DYNAMIC ABSORBER PERHITUNGAN PARAMETER DYNAMIC ABSORBER BERBASIS RESPON AMPLITUDO SEBAGAI KONTROL VIBRASI ARAH HORIZONTAL PADA GEDUNG AKIBAT PENGARUH GERAKAN TANAH Oleh (Asrie Ivo, Ir. Yerri Susaio, M.T) Jurusan Teknik

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. Sedangkan ramalan adalah suau aau kondisi yang diperkirakan akan erjadi

Lebih terperinci

BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF

BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF Pada bab ini akan dibahas mengenai sifa-sifa dari model runun waku musiman muliplikaif dan pemakaian model ersebu menggunakan meode Box- Jenkins beberapa ahap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiaan uamanya menerima simpanan giro, abungan dan deposio. Kemudian bank juga dikenal sebagai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekaan Peneliian Jenis peneliian yang digunakan dalam peneliian ini adalah peneliian evaluasi dan pendekaannya menggunakan pendekaan kualiaif non inerakif (non

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.. Hasil Peneliian 4... Daa Hasil Peneliian Dari hasil peneliian diperoleh daa kemampuan dribble. hasilnya sebagai mana pada abel I (dilampirkan) 4... Deskripsi

Lebih terperinci

Suatu Catatan Matematika Model Ekonomi Diamond

Suatu Catatan Matematika Model Ekonomi Diamond Vol. 5, No.2, 58-65, Januari 2009 Suau aaan Maemaika Model Ekonomi Diamond Jeffry Kusuma Absrak Model maemaika diberikan unuk menjelaskan fenomena dalam dunia ekonomi makro seperi modal/kapial, enaga kerja,

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI POLA DATA TIME SERIES

IDENTIFIKASI POLA DATA TIME SERIES IDENTIFIKASI POLA DATA TIME SERIES Daa merupakan bagian pening dalam peramalan. Beriku adalah empa krieria yang dapa digunakan sebagai acuan agar daa dapa digunakan dalam peramalan.. Daa harus dapa dipercaya

Lebih terperinci

ANALISIS KEHANDDALAN DAN LAJU KERUSAKAN PADA MESIN CONTINUES FRYING (STUDI KASUS : PT XYZ)

ANALISIS KEHANDDALAN DAN LAJU KERUSAKAN PADA MESIN CONTINUES FRYING (STUDI KASUS : PT XYZ) hp://jurnal.upnyk.ac.id/index.php/opsi OPSI Jurnal Opimasi Sisem Indusri ANALISIS KEHANDDALAN DAN LAJU KERUSAKAN PADA MESIN CONTINUES FRYING (STUDI KASUS : PT XYZ) Ahmad Muhsin, Ichsan Syarafi Jurusan

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN NUMERIK

BAB IV PERHITUNGAN NUMERIK BAB IV PERHITUNGAN NUMERIK Dengan memperhaikan fungsi sebaran peluang berahan dari masingmasing sebaran klaim, sebagai mana diulis pada persamaan (3.45), (3.70) dan (3.90), perhiungan numerik idak mudah

Lebih terperinci

PENGARUH PENGEMBANGAN KARYAWAN TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI KERJA KARYAWAN (Studi pada karyawan tetap PT PG Tulangan Sidoarjo)

PENGARUH PENGEMBANGAN KARYAWAN TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI KERJA KARYAWAN (Studi pada karyawan tetap PT PG Tulangan Sidoarjo) PENGARUH PENGEMBANGAN KARYAWAN TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI KERJA KARYAWAN (Sudi pada karyawan eap PT PG Tulangan Sidoarjo) Niken Dwi Okavia Heru Susilo Moehammad Soe`oed Hakam Fakulas Ilmu Adminisrasi

Lebih terperinci

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN GENIUS LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN GENIUS LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA ISSN 5-73X PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN GENIUS LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR ISIKA SISWA Henok Siagian dan Iran Susano Jurusan isika, MIPA Universias Negeri Medan Jl. Willem Iskandar, Psr V -Medan

Lebih terperinci

PENDUGAAN PARAMETER DERET WAKTU HIDDEN MARKOV HAMILTON *

PENDUGAAN PARAMETER DERET WAKTU HIDDEN MARKOV HAMILTON * PENDUGAAN PARAMEER DERE WAKU HIDDEN MARKOV HAMILON * BERLIAN SEIAWAY, YANA ADHARINI DAN HIRASAWA Deparemen Maemaika Fakulas Maemaika dan Ilmu Pengeahuan Alam Insiu Peranian Bogor Jl Merani, Kampus IPB

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 19 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waku dan Lokasi Peneliian Peneliian ini dilakukan pada bulan Juni hingga Juli 2011 yang berlokasi di areal kerja IUPHHK-HA PT. Mamberamo Alas Mandiri, Kabupaen Mamberamo

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan pada kasus pengolahan ikan asap IACHI Peikan Cia Halus (PCH) yang erleak di Desa Raga Jaya Kecamaan Ciayam, Kabupaen Bogor,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A III METODE PEELITIA Salah sau komponen peneliian yang mempunyai ari pening dalam kaiannya dengan proses sudi secara komprehensif adalah komponen meode peneliian. Meode peneliian menjelaskan bagaimana

Lebih terperinci

ASSESSMENT TECHNOLOGY DI DEPARTEMEN WORKSHOP PADA PT.TRIPANDU JAYA DENGAN METODE TEKNOMETRIK

ASSESSMENT TECHNOLOGY DI DEPARTEMEN WORKSHOP PADA PT.TRIPANDU JAYA DENGAN METODE TEKNOMETRIK ASSESSMENT TECHNOLOGY DI DEPARTEMEN WORKSHOP PADA PT.TRIPANDU JAYA DENGAN METODE TEKNOMETRIK Reno Indriariningias, Nachnul Anshori, dan R.Andi Surya Kusuma Teknik Indusri Universias Trunojoyo Madura Email:

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. sukoharjo. Permasalahan yang dibahas pada penelitian yang dilakukan Yuri

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. sukoharjo. Permasalahan yang dibahas pada penelitian yang dilakukan Yuri BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1 Tinjauan Pusaka Sisem persediaaan ini pernah dibua oleh Yuri Prasyo (27) yaiu dengan judul Kompuerisasi sysem persediaan barang pada grahadia compuer sukoharjo.

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN

III METODE PENELITIAN III METODE PENELITIAN 3.1 Waku dan Tempa Peneliian Peneliian mengenai konribusi pengelolaan huan rakya erhadap pendapaan rumah angga dilaksanakan di Desa Babakanreuma, Kecamaan Sindangagung, Kabupaen Kuningan,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi yang mempunyai

BAB 1 PENDAHULUAN. Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi yang mempunyai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Propinsi Sumaera Uara merupakan salah sau propinsi yang mempunyai perkembangan yang pesa di bidang ransporasi, khususnya perkembangan kendaraan bermoor. Hal ini dapa

Lebih terperinci

PREDIKSI BEBAN LISTRIK MENGGUNAKAN KERNEL RIDGE REGRESSION DENGAN PERTIMBANGAN DUMP POWER DAN ENERGY NOT SERVED

PREDIKSI BEBAN LISTRIK MENGGUNAKAN KERNEL RIDGE REGRESSION DENGAN PERTIMBANGAN DUMP POWER DAN ENERGY NOT SERVED PREDIKSI BEBAN LISTRIK MENGGUNAKAN KERNEL RIDGE REGRESSION DENGAN PERTIMBANGAN DUMP POWER DAN ENERGY NOT SERVED Wahyuda 1, Budi Sanosa 2, Nani Kurniai 3 1 Teknik Indusri Universias Mulawarman-Samarinda

Lebih terperinci

1.4 Persamaan Schrodinger Bergantung Waktu

1.4 Persamaan Schrodinger Bergantung Waktu .4 Persamaan Schrodinger Berganung Waku Mekanika klasik aau mekanika Newon sanga sukses dalam mendeskripsi gerak makroskopis, eapi gagal dalam mendeskripsi gerak mikroskopis. Gerak mikroskopis membuuhkan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk yang

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk yang III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengerian dan peunjuk yang digunakan unuk menggambarkan kejadian, keadaan, kelompok, aau

Lebih terperinci

USULAN PENERAPAN METODE KOEFISIEN MANAJEMEN (BOWMAN S) SEBAGAI ALTERNATIF MODEL PERENCANAAN PRODUKSI PRINTER TIPE LX400 PADA PT X

USULAN PENERAPAN METODE KOEFISIEN MANAJEMEN (BOWMAN S) SEBAGAI ALTERNATIF MODEL PERENCANAAN PRODUKSI PRINTER TIPE LX400 PADA PT X USULAN ENERAAN METODE KOEISIEN MANAJEMEN (BOMAN S) SEBAGAI ALTERNATI MODEL ERENCANAAN RODUKSI RINTER TIE LX400 ADA T X Hendi Dwi Hardiman Jurusan Teknik Manajemen Indusri - Sekolah Tinggi Manajemen Indusri

Lebih terperinci

PEMODELAN PRODUKSI SEKTOR PERTANIAN

PEMODELAN PRODUKSI SEKTOR PERTANIAN Seminar Nasional Saisika IX Insiu Teknologi Sepuluh Nopember, 7 November 2009 PEMODELAN PRODUKSI SEKTOR PERTANIAN Brodjol Suijo Jurusan Saisika ITS Surabaya ABSTRAK Pada umumnya daa ekonomi bersifa ime

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian dunia telah menjadi semakin saling tergantung pada

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian dunia telah menjadi semakin saling tergantung pada BAB I PENDAHULUAN A. Laar Belakang Masalah Perekonomian dunia elah menjadi semakin saling erganung pada dua dasawarsa erakhir. Perdagangan inernasional merupakan bagian uama dari perekonomian dunia dewasa

Lebih terperinci

SEBARAN STASIONER PADA SISTEM BONUS-MALUS SWISS SERTA MODIFIKASINYA (Cherry Galatia Ballangan)

SEBARAN STASIONER PADA SISTEM BONUS-MALUS SWISS SERTA MODIFIKASINYA (Cherry Galatia Ballangan) SEBARAN STASIONER PADA SISTEM BONUS-MALUS SWISS SERTA MODIFIKASINYA (Cherry Galaia Ballangan) SEBARAN STASIONER PADA SISTEM BONUS-MALUS SWISS SERTA MODIFIKASINYA (Saionary Disribuion of Swiss Bonus-Malus

Lebih terperinci

MODUL III ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI

MODUL III ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI 3.. Tujuan Ö Prakikan dapa memahami perhiungan alokasi biaya. Ö Prakikan dapa memahami analisis kelayakan invesasi dalam pendirian usaha. Ö Prakikan dapa menyusun proyeksi/proforma

Lebih terperinci

Penduga Data Hilang Pada Rancangan Bujur Sangkar Latin Dasar

Penduga Data Hilang Pada Rancangan Bujur Sangkar Latin Dasar Kumpulan Makalah Seminar Semiraa 013 Fakulas MIPA Universias Lampung Penduga Daa Pada Rancangan Bujur Sangkar Lain Dasar Idhia Sriliana Jurusan Maemaika FMIPA UNIB E-mail: aha_muflih@yahoo.co.id Absrak.

Lebih terperinci

B a b 1 I s y a r a t

B a b 1 I s y a r a t TKE 305 ISYARAT DAN SISTEM B a b I s y a r a Indah Susilawai, S.T., M.Eng. Program Sudi Teknik Elekro Fakulas Teknik dan Ilmu Kompuer Universias Mercu Buana Yogyakara 009 BAB I I S Y A R A T Tujuan Insruksional.

Lebih terperinci

FIsika KTSP & K-13 KINEMATIKA. K e l a s A. VEKTOR POSISI

FIsika KTSP & K-13 KINEMATIKA. K e l a s A. VEKTOR POSISI KTSP & K-13 FIsika K e l a s XI KINEMATIKA Tujuan Pembelajaran Seelah mempelajari maeri ini, kamu diharapkan mampu menjelaskan hubungan anara vekor posisi, vekor kecepaan, dan vekor percepaan unuk gerak

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Dalam pelaksanaan pembangunan saa ini, ilmu saisik memegang peranan pening baik iu di dalam pekerjaan maupun pada kehidupan sehari-hari. Ilmu saisik sekarang elah melaju

Lebih terperinci

Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-issn: X

Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-issn: X Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Kompuer e-issn: 2548-964X Vol. 1, No. 12, Desember 2017, hlm. 1750-1757 hp://j-piik.ub.ac.id Analisis Senimen Terhadap Tayangan Televisi Berdasarkan Opini

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Poensi sumberdaya perikanan, salah saunya dapa dimanfaakan melalui usaha budidaya ikan mas. Budidaya ikan mas yang erus berkembang di masyaraka, kegiaan budidaya

Lebih terperinci

Keywords: Forecasting, Exponential Smoothing

Keywords: Forecasting, Exponential Smoothing RANCANG BANGUN SISTEM PERAMALAN PERMINTAAN BARANG PADA CV. KONVEKSI JAYA DENGAN MENGGUNAKAN METODE EXPONENTIAL SMOOTHING Kuncono 1) 1) S1/ Jurusan Sisem Informasi. Sekolah Tinggi Manajemen Informaika &

Lebih terperinci

TINGKAT KEBUGARAN JASMANI KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 1 DONOROJO TAHUN PELAJARAN 2014/ 2015 SKRIPSI. Oleh:

TINGKAT KEBUGARAN JASMANI KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 1 DONOROJO TAHUN PELAJARAN 2014/ 2015 SKRIPSI. Oleh: Arikel Skripsi TINGKAT KEBUGARAN JASMANI KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 1 DONOROJO TAHUN PELAJARAN 2014/ 2015 SKRIPSI Diajukan Unuk Memenuhi Sebagian Syara Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Lebih terperinci

SISTEM QUESTION ANSWERING BAHASA INDONESIA UNTUK PERTANYAAN NON- FACTOID. Novi Yusliani dan Ayu Purwarianti

SISTEM QUESTION ANSWERING BAHASA INDONESIA UNTUK PERTANYAAN NON- FACTOID. Novi Yusliani dan Ayu Purwarianti SISTEM QUESTION ANSWERING BAHASA INDONESIA UNTUK PERTANYAAN NON- FACTOID Novi Yusliani dan Ayu Purwariani Sekolah Teknik Elekro dan Informaika, Insiu Teknologi Bandung, Jalan Ganesha 10, Bandung, 40132,

Lebih terperinci