TEMU KEMBALI INFORMASI DARI SUDUT PANDANG PENDEKATAN BERORIENTASI PEMAKAI*)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "TEMU KEMBALI INFORMASI DARI SUDUT PANDANG PENDEKATAN BERORIENTASI PEMAKAI*)"

Transkripsi

1 [1]TEMU KEMBALI INFORMASI DARI SUDUT PANDANG PENDEKATAN BERORIENTASI PEMAKAI*) OLEH: SRI ATI SUWANTO**) ABSTRACT User oriented approach is a systematic study of users characteristics and behaviours to find information concerning its interaction with information systems (instutions). Basically there are three approaches to the study of information retrival processes, namely traditional approach, user oriented, and cognitif approach. The user-oriented approach to information retrieval research provides information retrieval theory with a substantial insight into users mental behaviour and information seeking characteristics. This approach focusses itself on the psychological and behavioral aspects of the communication between users and authors. This approach aims at the improvement of information retrieval effectiveness within the framework of the users, their information need, and the interactive processes of searching behaviour. But, this interaction process still could not solve the users problems. This is caused by the interation between information retrieval technique using matching system and clossed questions. In order to get more evidence about users problems or information need, further questions or feedback from the user in order to know whether intermediary interpretation match with the user s or not are needed. The user oriented approach is still connected to information systems so that it is considered to have the same shortcoming as the traditional approach is. This reason caused the cognitive approach to appear. 1. Pendahuluan Studi tentang pemakai merupakan kajian secara sistematis terhadap karakteristik dan perilaku pemakai informasi berkenaan dengan interaksinya dengan sistem informasi (Suyanto, 1993: 57 64). Menurut White (1993), sebuah kajian bisa dinamakan kajian pemakai bila kajian tersebut merupakan kajian yang tidak terfokus pada apa yang dikerjakan perpustakaan tetapi pada apa yang dikerjakan oleh orang-orang bila mereka membutuhkan informasi. Dari pernyataan White ini maka tersirat makna bahwa kajian pemakai adalah kajian tentang orang yang membutuhkan informasi. Lingkup kajian pemakai bukan hanya berada di perpustakaan tetapi juga di luar perpustakaan. Jika dilihat dari kenyataan yang ada, belum tentu semua orang yang membutuhkan informasi akan memakai perpustakaan. Powell (1994: 21-34), menggunakan dua istilah untuk mengkaji pemakai, yaitu House survey of users bagi pemakai yang menjadi anggota suatu perpustakaan, dan Community analysis untuk pemakai baik yang menjadi anggota maupun bukan anggota perpustakaan. Dengan demikian maka jika dilihat dari ruang lingkupnya, kajian pemakai

2 termasuk Community Analysis. Kajian pemakai timbul akibat adanya perubahan cara memandang informasi, yaitu dengan munculnya paradigma kognitif yang berlawanan dengan paradigma fisik. Paradigma fisik memandang informasi sebagai sesuatu yang objektif, berada di luar manusia, dan dapat disentuh. Sedangkan paradigma kognitif memandang informasi sebagai sesuatu yang subyektif, individual, dan tidak dapat disentuh ( Dervin: 1983). Karena perubahan cara memandang informasi tersebut, maka pandangan dalam temu kembali informasi berubah pula. Pandangan tersebut berubah dari temu kembali dengan pendekatan fisik (yang menurut Ingwersen disebut pendekatan tradisional) menjadi temu kembali dengan pendekatan pemakai. Dalam perkembangannya kemudian menjadi temu kembali dengan pendekatan kognitif. Untuk mengetahui gambaran secara menyeluruh tentang temu kembali informasi dengan pendekatan pemakai, sebelum itu akan diulas hakekat temu kembali informasi. 2. Temu kembali informasi Kajian-kajian yang mempelajari informasi termasuk dalam cakupan Ilmu Informasi. Inti dari kajian-kajian bidang Ilmu Informasi adalah temu kembali informasi (Jarvelin dan Vakary, 1992). Menurut Belkin (1985) titik perhatian atau fokus dalam kajian tentang temu kembali informasi ada lima, yaitu : 1. Perpindahan informasi dalam sistem komunikasi; 2. Pemikiran tentang informasi yang diinginkan;. 3. Efektifitas sistem dan perpindahan informasi; 4. Hubungan antara informasi dengan penciptanya; 5. Hubungan antara informasi dengan pemakai; Tujuannya adalah untuk mempelajari proses temu kembali, membentuk, membangun dan mengevaluasi sistem temu kembali yang dapat memberikan informasi yang diinginkan secara efektif antara pengarang dan pemakai. Secara tradisional, pada umumnya informasi bentuknya teks. Hal ini menggambarkan bahwa temu kembali informasi sama dengan temu kembali dokumen, tanpa mempertimbangkan apakah itu teks, atau non-teks. Sejalan dengan pandangan terhadap informasi tersebut, maka temu kembali informasi dengan pendekatan tradisional difokuskan pada dokumen. Isi pendekatan ini adalah bagaimana menempatkan dokumen dengan cara yang tepat. Sedang temu kembali berorientasi pemakai difokuskan pada aspek-aspek perilaku dan psikologi komunikasi informasi antara pengarang dan pemakai Dalam perkembangan terakhir, lahan temu kembali informasi telah diperluas ke multimedia yang berhubungan dengan penyimpanan dan temu kembali bahanbahan grafis, pita suara, komponen-komponen perangkat lunak, dan dokumen kantor. Masalah utama dalam temu kembali secara umum adalah menemukan informasi baik dalam bentuk teks maupun non-teks. Temu kembali informasi tersebut diharapkan dapat memuaskan pemakai terhadap permasalahan kebutuhan informasi mereka. Interaksi akan terjadi antara pustakawan dan pemakai untuk menjawab permasalahan pemakai. Permasalah-permasalah mereka menurut Ingwersen (1992: 61-93) disebut aboutness, dan dua konsep dasar lain yang penting dalam semua proses temu kembali yaitu Representation, dan Relevance. Aboutness maksudnya untuk menjawab tentang apa dokumen tersebut. Aboutness ada tiga macam, yaitu indexer aboutness, author aboutness, dan user aboutness. Maksud dari aboutness itu sendiri adalah untuk menjawab tentang apa dokumen tersebut (What is this

3 document about). Representation adalah wakil dari dokumen, yang bisa berupa katalog atau indeks. Sedangkan Relevance adalah tingkat keterkaitan dan kegunaan suatu teks terhadap suatu permintaan. Dalam konteks temu kembali informasi, relevance adalah hubungan antara suatu dokumen dan kebutuhan pemakai yang berguna bagi pemakai tersebut. Faktor utama yang digunakan untuk mengukur relevansi suatu dokumen terhadap kebutuhan pemakai adalah Topik atau Subjek dokumen tersebut. Yang dimaksud topik suatu dokumen atau teks adalah tentang apa yang ditulis pengarang dokumen tersebut. Apakah dokumen tersebut relevan tidak dengan pertanyaan pemakai dapat dilihat dari topik dokumen tersebut. Pola umum relevance menurut Saracevic (1995: 6-48) sebagai berikut: "Relevance adalah A dari B, yang berada di antara C dan D, seperti yang dimaksudkan oleh E". Yang dimaksud dengan A adalah hubungan, B adalah kecocokan atau ketepatan, C adalah dokumen, D adalah pertanyaan, dan E adalah perumusan seseorang, misalnya ahli informasi atau pustakawan. Pola tersebut dapat digambarkan sebagai berikut : Gambar ( Dengan demikian relevance adalah ukuran ketepatan yang dilakukan untuk merumuskan apakah suatu dokumen cocok dengan pertanyaan pemakai. Rumusan tersebut dilakukan oleh ahli informasi atau perantara. Dengan demikian apa yang menurut pustakawan cocok belum tentu benar-benar cocok menurut pemakai. Konsep-konsep Aboutness, Representation, dan Relevance tersebut digunakan dalam teknik-teknik temu kembali baik dengan pendekatan tradisional, pendekatan pemakai, maupun pendekatan kognitif, dengan sedikit perbedaan. 3. Pendekatan Tradisional Temu kembali dengan pendekatan tradisional menurut Ingwersen (1992, 61 93), telah diakui memiliki teori yang potensial. Teori tersebut antara lain teori klasifikasi berfaset PMEST (Personality, Matter, Energy, Space, Time) yang dikemukakan oleh Ranganatan pada tahun Teori PMEST tersebut yaitu teori untuk mencari topik makalah berdasarkan judul dengan urutan yang diutamakan unsur Personalitity, Matter, dan seterusna. Teori tersebut telah digunakan sebagai salah satu sarana dasar dalam temu kembali informasi dengan berdasarkan pengetahuan (knowledge based) atau kognisi (Ingwersen, 1992: 64-80). Hal ini merupakan manfaat yang dapat diperoleh dalam temu kembali dengan pendekatan tradisional. Inti dari pendekatan tradisional atau pendekatan berorientasi sistem adalah teori Shanon dan Weaver. Mereka melihat informasi sebagai sesuatu yang objektif, eksternal dan berada di luar individu. Informasi merupakan pesan yang disampaikan seseorang kepada orang lain melalui suatu saluran. Informasi ada dalam keadaan yang teratur, dapat didefinisikan secara jelas, dan dapat diukur10. Saluran tersebut menurut Ingwersen disebut Intermediary atau perantara.

4 Kajian temu kembali dengan pendekatan tradisional tersebut bertujuan untuk mempelajari teori-teori pengindeksan, teknik-teknik temu kembali, serta mekanisme komponen-komponen sistem dalam lembaga informasi. Tekanannya pada hasil temu kembali dengan ketepatan yang tinggi. Untuk mencapainya dilakukan usaha dengan membandingkan berbagai teknik dan teoriteori temu kembali informasi. Temu kembali dengan pendekatan tradisional ini menggunakan konsep Aboutness dan relevance. Konsep aboutness yang digunakan dalam pendekatan tradisional ada dua macam, yaitu author aboutness, dan indexer aboutness. Sedang "aboutnes" pemakai, yaitu jawaban atas pertanyaan tentang apa dokumen tersebut menurut pemakai, tidak diperhatikan. Dalam temu kembali dengan pendekatan tradisional, relevansi suatu dokumen terdiri dari satu hubungan tunggal, yaitu mencocokan topik subjeknya. Sedangkan temu kembali dengan pendekatan-pendekatan lainnya, semua bagian dari pertanyaan penelusuran harus cocok dengan deskripsi dokumen tersebut (Saracevic, 1995: ). Oleh karena itu, para peneliti banyak yang menyatakan bahwa temu kembali dengan pendekatan tradisional mempunyai keterbatasan-keterbatasan atau kelemahan-kelemahan khususnya tentang perumusan pertanyaan atau permintaan pemakai (user aboutness) (Ingwersen, 1992: 60 ). Kelemahan-kelemahan penting dari pendekatan tradisional adalah: 1) Konsep meaning dan informasi kurang akurat. 2) Makna aboutness dari pengarang dan pemakai berbeda. 3) Penggunaan makna informasi pada dokumen kurang tepat. Sebagai contoh, metode-metode yang diterapkan pada analisa teks dan teknik-teknik temu kembali informasi digunakan untuk merumuskan dan menjawab pertanyaan pemakai. Perumusan tersebut dilakukan oleh perantara. Hasil rumusan perantara ini belum tentu cocok dengan rumusan pemakai; Dengan kata lain user aboutness berbeda dengan indexer aboutness. Hal ini disebabkan karena rumusan suatu dokumen hanya didasarkan pada data bibliografi saja, seperti judul dan abstrak. Bagian-bagian dari dokumen tersebut yang mungkin relevan tidak digunakan. Dengan demikian konsep informasi dari dokumen yang dirumuskan oleh pengindeks kurang akurat. Hal ini menunjukkan bahwa pustakawan memerlukan pertanyaan pertanyaan lebih lanjut. Pertanyaan tersebut misalnya dengan logika Boolean, atau dengan istilah-istilah yang serupa. Dengan teknik ini mungkin pertanyaan pemakai dapat dimengerti. Meskipun demikian belum tentu menggambarkan arti dari permasalahan pemakai, karena interaksi dengan pemakai tidak diperhatikan. Informasi aktual yang ada dalam pikiran pemakai tidak diperhatikan. Oleh karena itu, beberapa teks yang sebenarnya relevan yang ada di lembaga informasi tersebut mungkin tidak diketahui atau tidak dapat digunakan untuk menjawab pertanyaan pemakai. Setelah melihat kekurangan-kekurangan pendekatan tradisional, maka timbul pertanyaan: Apakah temu kembali dengan pendekatan berorientasi pemakai lebih bisa memenuhi kebutuhan pemakai? Bagaimanakah temu kembali informasi dengan menggunakan pendekatan kepada pemakai itu? Apakah beda temu kembali dengan pendekatan tradisionil dibanding temu kembali dengan pendekatan pemakai? 4. Pendekatan Berorientasi Pemakai Dari hasil-hasil pengamatan terhadap pendekatan tradisional yang dianggap mempunyai banyak kekurangan, para ahli mulai menggunakan pendekatan berorientasi pemakai dalam temu kembali informasi. Seperti telah disebut di atas, temu kembali informasi dengan pendekatan

5 pemakai menitikberatkan kajiannya pada aspek-aspek perilaku dan psikologi komunikasi informasi yang diinginkan antara pengarang dan pemakai informasi. Kajian berorientasi pemakai ini bertujuan untuk mengembangkan efektifitas temu kembali dalam kerangka pemikiran pemakai, kebutuhan informasinya, dan proses interaksi temu kembali informasi. Secara rinci maka ciri-ciri temu kembali informasi dengan pendekatan pemakai adalah sebagai berikut (Ingwersen, 1988: 80): 1. Tujuan dan fokus : Mengkaji penulisan masalah-masalah informasi, dan perilaku pencarian informasi. Fokusnya pada proses pemecahan masalah pemakai dan perantara selama temu kembali, khususnya yang berhubungan dengan perkemba-ngan kajian-kajian tentang kebutuhan informasi. Di samping itu juga agar dapat meningkatkan efektifitas temu kembali. 2. Hasil : Suatu interaksi temu kembali informasi yang dinamis dan kompleks. Temu kembali informasi dianggap sebagai suatu proses interaksi pemecahan masalah dan berorientasi pada tujuan. Keterlibatan sistem (lembaga informasi) hanya sedikit. Pemakai bisa terdiri dari, beberapa kelompok masyarakat, seperti ilmuwan, anak-anak, orang awam, dan seringkali orang yang dengan kebutuhan dan permintaan informasi yang belum jelas. 3. Pengertian informasi Informasi diartikan dalam suatu konteks yang luas, termasuk hal-hal non-ilmiah. Informasi dianggap memainkan peranan penting dalam perpindahan informasi dan komunikasi di segala lapisan masyarakat. 4. Penggunaan disiplin ilmu pendukung: Ilmu-ilmu kognitif dan sosiologi digunakan sebagai disiplin ilmu pendukung dasar. Psikologi kognitif dan psiko-linguistik diterapkan pada perilaku antara pemakai dan perantara, dan untuk mengerti formulasi atau rumusan permintaan. Dari ciri-ciri tersebut di atas, maka terlihat bahwa dalam temu kembali dengan pendekatan pemakai penyajian masalah informasi memegang peranan penting. Perantara menaruh perhatian terhadap kebutuhan pemakai dan bisa mendapat jalan yang terbaik untuk mengambil intisari informasi yang akurat dan potensial. Dengan kata lain, dalam pendekatan ini "aboutnes" pemakai telah mulai diperhatikan. Pada umumnya temu kembali dengan pendekatan pemakai masih mencocokkan relevansi dokumen dengan permintaan pemakai berdasarkan topiknya. Meskipun demikian, sebenarnya banyak faktor-faktor lain yang dianggap penting dan mempunyai dampak persepsi pemakai tentang relevansi suatu dokumen. Faktor faktor tersebut menurut Barry (1994) ada duapuluh tiga, antara lain: kemutakhiran dokumen, kualitas sumber, eksistensi pengarang, dan lain-lain. Dalam temu kembali dengan pendekatan pemakai, ada satu hal yang perlu ditekankan. Menurut Belkin (Ingwersen, 1988: 88), meskipun pendekatan ini dipengaruhi oleh pandangan kognitif, dan banyak penemuan-penemuannya, serta proses temu kembalinya yang berdasarkan pandangan kognitif, tidak berarti pendekatan ini secara otomatis termasuk pendekatan kognitif. Hal ini disebabkan karena tujuan kajian dalam temu kembali dengan pendekatan pemakai menghilangkan beberapa komponen sistem. Komponen-komponen tersebut antara lain faktor-faktor sebelum pemakai melakukan pencarian informasi, antara lain: pengetahuan pemakai,

6 situasi pemakai, dan permasalahannya. Temu kembali dengan pendekatan pemakai tidak memperhatikan masalahmasalah perbedaan penyajian dan persoalan-persoalan dalam teknik-teknik temu kembali. Sebagai contoh, dalam temu kembali dengan pendekatan tradisional interaksi pemakai dan perantara dapat dikatakan hampir tidak ada; Hampir senada hal tersebut, dalam pendekatan pemakai meskipun ada interaksi antara perantara dan pemakai, tetapi jarang dihubungkan pada perantara-manusia. Hal ini dapat diasumsikan karena konsekuensi alami dari kajian yang melibatkan sarana temu kembali tercetak dan pencocokan yang tepat (exact-match) dalam temu kembali secara elektronis (dengan fasilitas On-Line / jasa terpasang) (Ingwersen, 1988: 84-85). Dengan fasilitas On-Line, interaksi terjadi antara manusia dengan mesin (komputer). Mesin tersebut tidak dapat membedakan pemakai berdasarkan situasi yang dialaminya atau permasalahannya. Perbedaan masalah dan situasi pemakai menghasilkan perbedaan persepsi terhadap relevansi suatu dokumen, meskipun dengan pertanyaan dan topik yang yang sama. Menurut sudut pandang kognitif, relevansi suatu dokumen hanya dapat diukur oleh pemakai itu sendiri. Karena kelemahan-kelemahan tersebut, pendekatan terhadap pemakai masih mempunyai kelemahan mirip dengan pendekatan tradisional, karena perantara masih belum bisa sepenuhnya memecahkan masalah pemakai. 5. Peranan Pustakawan dalam Temu Kembali Pendekatan Pemakai. Sebetulnya masih ada masalah-masalah yang perlu diketahui dalam temu kembali informasi berorientasi pemakai yang tidak bisa penulis bahas dalam makalah singkat ini. Masalah atau bab-bab tersebut antara lain: peranan perantara dalam temu kembali yang perlu diperhatikan pengertiannya. Karena perantara memegang peranan penting dalam temu kembali pendekatan pemakai, maka makalah ini akan membahas sedikit tentang peranan perantara. Secara ringkas dapat penulis sebutkan bahwa peranan pustakawan sebagai perantara dalam temu kembali adalah pada fungsi matching, atau pencocokkan. Yang dimaksud matching di sini adalah mencocokkan antara pertanyaan pemakai dengan dokumen yang ada. Perantara bisa berupa manusia, atau berupa sistem (komputer) dengan sarana bantu lainnya. Tetapi yang terpenting di sini adalah fungsinya untuk mencocokkan permintaan pemakai sehingga tercapai tujuan pemakai tersebut atau bisa digunakan untuk memecahkan masalahnya. 6. Penutup Dari uraian tersebut di atas, maka terlihat bahwa kajian tentang temu kembali informasi yang dimulai pada tahun 1970 sampai saat ini mengalami berbagai perkembangan. Pada mulanya temu kembali informasi menggunakan pendekatan fisik atau kemudian disebut pendekatan tradisional. Kajian-kajian dengan pendekatan ini mempelajari teknikteknik temu kembali informasi. Teknik temu kembali informasi tersebut ada yang terus digunakan pada pendekatan-pendekatan selanjutnya. Meskipun demikian, pendekatan tradisional tersebut dianggap mempunyai kelemahan oleh para peneliti mulai tahun 70-an. Kelemahan-kelemahan tersebut terlihat karena sudah tidak sesuai lagi

7 dengan pandangan tentang informasi yang telah berubah. Pandangan tentang informasi pada saat itu telah berubah dari pandangan berorientasi fisik ke pandangan yang berorientasi kognitif. Oleh karena itu, maka para peneliti mulai menggunakan pendekatan berorientasi pemakai. Temu kembali dengan pendekatan pada pemakai mulai memperhatikan kebutuhan informasi pemakai serta proses interaksi temu kembali. Pada pendekatan ini interaksi terjadi antara pemakai dengan perantara, baik itu perantara yang berupa mesin maupun manusia. Tetapi interaksi yang terjadi antara pemakai dan perantara manusia masih belum bisa sepenuhnya memecahkan masalah pemakai. Hal ini terjadi karena interaksi tersebut dilakukan dengan teknik-teknik temu kembali dengan sistem pencocokan yang tepat dan pertanyaan-pertanyaan yang tertutup. Untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang permasalahan atau kebutuhan pemakai, diperlukan pertanyaan-pertanyaan lebih lanjut atau feedback dari pemakai. Pertanyaan tersebut diperlukan untuk mengetahui apakah interpretasi perantara tentang kebutuhan pemakai telah sesuai dengan yang dimaksud oleh pemakai atau tidak. Kajian-kajian temu kembali yang berorientasi pemakai pada umumnya masih dihubungkan pada lembaga informasi. Oleh karena itu maka kajian yang berorientasi pada pemakai dianggap masih mempunyai kekurangan-kekurangan yang hampir sama dengan kajian dengan pendekatan tradisional. Faktor-faktor prinsip yang membedakan keduanya terletak pada: 1. Tujuan dan fokusnya. 2. Hasilnya. 3. Pengertian tentang makna informasi. 4. Disiplin ilmu pendukungnya. Akhirnya karena pengaruh perubahan pandangan tentang informasi tersebut di atas, maka tuntutan pada pemecahan masalah atau permintaan pemakai semakin nyata. Meskipun demikian, Temu Kembali Informasi dengan pendekatan pemakai dianggap masih belum bisa memecahkan masalah pemakai karena unsur kognisi pemakai kurang diperhatikan. Kemudian para ahli mulai mengembangkan teknik temu kembali tersebut dengan menggabungkan kedua teknik temu kembali tersebut di atas dan lebih menekankan pada pengetahuan pemakai. Teknik temu kembali yang menggunakan pendekatan ini disebut temu kembali dengan pendekatan kognitif. (Ingwersen, 1992: p.64-80). Hal ini merupakan manfaat yang dapat diperoleh dalam temu kembali dengan pendekatan tradisional. Inti dari pendekatan tradisional atau pendekatan berorientasi sistem adalah teori Shanon dan Weaver. Mereka melihat informasi sebagai sesuatu yang objektif, eksternal, dan berada di luar individu. Informasi merupakan pesan ulang yang disampaikan seseorang kepada orang lain melalui perantara atau saluran informasi. Informasi ada dalam keadaan yang teratur dapat didefinisikan secara jelas, dan dapat diukur. Saluran tersebut menurut Ingwersen disebut Intermediary atau perantara. Kajian temu kembali dengan pendekatan tradisional tersebut bertujuan untuk mempelajari teori-teori pengindeksan, teknik-teknik temu kembali, serta mekanisme komponen-komponen sistem dalam lembaga informasi. Tekanannya pada hasil temu kembali dengan ketepatan yang tinggi. Untuk mencapainya dilakukan usaha dengan membandingkan berbagai teknik dan teori-teori temu kembali informasi. Temu kembali dengan pendekatan tradisional ini menggunakan konsep Aboutness dan relevance. Konsep aboutness yang digunakan dalam pendekatan tradisional ada dua macam, yaitu author aboutness, dan indexer aboutness. Sedang aboutness pemakai,

8 yaitu jawaban atas pertanyaan tentang apa isis dokumen tersebut menurut pemakai, tidak diperhatikan. Dalam temu kembali dengan pendekatan tradisional, relevansinya suatu dokumen terdiri dari suatu hubungan tunggal, yaitu mencocokkan topik subyeknya. Sedangkan temu kembali dengan pendekatan kognitif, semua bagian dari pertanyaan penelusuran harus cocok dengan deskripsi dokumen tersebut.

9 DAFTAR BACAAN 1. Barry Dalam Green, Rebecca Topical relevance relationship : 1. Why topic matching fails. Journal American Society for Information Science. 46(9): Belkin, Nicholas J. dan Vickery A. (1985) "Interaction in information systems : a review of research from document retrieval to knowledgebased systems". Library and Informatìon Research Report, No.35 : Dervin, Brenda, "An overview of sense-making research: concept, methods, and result to data". Makalah disajikan pada Annual meeting of the International Communication Association, Dallas. 4. Ingwersen,P Towards a new research paradigm in information retrieval. Dalam : Ingwersen, P. loc.cit. p Ingwersen,P Information retrieval interaction. London: Taylor Graham, p Jarvelin dan Vakkari, Dalam Ingwersen, P., Information retrieval interaction. London: Taylor Graham, p Morris, Ruth C "Toward a user-centered information service". Journal American Society for Information Science, 45 (1) 8. Pendit, Putu Laxman Pendekatan berorientasi pemakai dalam kajian tentang perpustakaan dan sistem informasi." Makalah disampaikan pada Temu ilmiah dua hari: Perpustakaan dan teknologi informasi. Perpusnas RI, 8-9 Juni Jakarta: Perpustakaan Nasional R I., : Powel, Ronald R, Dalam : Darmono dan Ardoni. "Kajian pemakai dan sumbangannya kepada dunia Pusdokinfo". Jurnal Ilmu Perpustakaan dan Informasi, Vol.1 (2), April: Saracevic Dalam Green, Rebeca, 1995 "Topical relevance relationship bagian 1. Why topic matching fails". Journal American Society. for Information Science. 46(9): Suyanto, Studi tentang karakteristik pemakai informasi. Majalah Ikatan Pustakawan Indonesia, 15 (3-4) : White, Herb, Dalam : Pendit, Putu Laxman. "Pendekatan berorientasi pemakai dalam kajian tentang perpustakaan dan sistem informasi." Makalah disampaikan pada Temu ilmiah dua hari: Perpustakaan dan Teknologi Informasi, Perpusnas RI, 8-9 Juni Jakarta: Perpustakaan Nasional RI, 1993: 1-11

10 E C B A D

PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN SEBAGAI SUMBER INFORMASI ILMIAH THE USE OF LIBRARY AS THE SOURCE OF SCIENTIFIC INFORMATION

PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN SEBAGAI SUMBER INFORMASI ILMIAH THE USE OF LIBRARY AS THE SOURCE OF SCIENTIFIC INFORMATION PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN SEBAGAI SUMBER INFORMASI ILMIAH THE USE OF LIBRARY AS THE SOURCE OF SCIENTIFIC INFORMATION M.I. Iskhandiningsih dan Johny Alfian K.*) ABSTRACT The research is aimed at discovering

Lebih terperinci

PERAN PUST AKA WAN INTERMEDIARY DALAM MEMENUHI KEBUTUHAN INFORMASI PEMAKAI

PERAN PUST AKA WAN INTERMEDIARY DALAM MEMENUHI KEBUTUHAN INFORMASI PEMAKAI Peran Pustakawan /11termediary dalam Memeuulti... : Agus Rifai 13 PERAN PUST AKA WAN INTERMEDIARY DALAM MEMENUHI KEBUTUHAN INFORMASI PEMAKAI Agus Rifai Pustakawan Fakultas Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah

Lebih terperinci

PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PEMUSTAKA PERPUSTAKAAN PERTUNI DALAM MENGGUNAKAN JAWS SOFTWARE. Oleh: Amalia Nurma Dewi. Pembimbing: Dra. Sri Ati, M.

PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PEMUSTAKA PERPUSTAKAAN PERTUNI DALAM MENGGUNAKAN JAWS SOFTWARE. Oleh: Amalia Nurma Dewi. Pembimbing: Dra. Sri Ati, M. PERILAKU PENCARIAN INFORMASI PEMUSTAKA PERPUSTAKAAN PERTUNI DALAM MENGGUNAKAN JAWS SOFTWARE Oleh: Amalia Nurma Dewi Pembimbing: Dra. Sri Ati, M.S E-mail: amalianurmadewi@yahoo.com Program Studi Ilmu Perpustakaan,

Lebih terperinci

Perilaku Penemuan Informasi Mahasiswa IMM UMSIDA Sidoarjo Dalam Menemukan Sumber Informasi Ilmiah ABSTRACT

Perilaku Penemuan Informasi Mahasiswa IMM UMSIDA Sidoarjo Dalam Menemukan Sumber Informasi Ilmiah ABSTRACT Perilaku Penemuan Informasi Mahasiswa IMM UMSIDA Sidoarjo Dalam Menemukan Sumber Informasi Ilmiah Oleh Muhammad Arif Erfiyanto NIM 070810593 Mahasiswa S1 Departemen Ilmu Informasi dan Perpustakaan, Fakultas

Lebih terperinci

Penerapan Model Information Retrieval Untuk Pencarian Konten Pada Perpustakaan Digital

Penerapan Model Information Retrieval Untuk Pencarian Konten Pada Perpustakaan Digital Penerapan Model Information Retrieval Untuk Pencarian Konten Pada Perpustakaan Digital Eka Fitriani 1, Richardus Eko Indrajit 2, Riska Aryanti 3 1 STMIK Nusa Mandiri Jakarta, Indonesia Fitranieka817@gmail.com

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PENGINDEKSAN SUBYEK. Pengindeksan kata Derivative indexing. 1. Pengindeksan konsep Assignment indexing

PERKEMBANGAN PENGINDEKSAN SUBYEK. Pengindeksan kata Derivative indexing. 1. Pengindeksan konsep Assignment indexing PERKEMBANGAN PENGINDEKSAN SUBYEK 1. Pengindeksan konsep Assignment indexing Bahasa indeks Indexing language (Controlled vocabulary atau kosakata terkendali Pengindeksan kata Derivative indexing Bahasa

Lebih terperinci

Definisi. Company Logo

Definisi. Company Logo TEMU BALIK INFORMASI Definisi Cara sistematik mencari kembali seluruh atau sebagian informasi ilmiah yang pernah dihasilkan/ditulis/diterbitkan mengenai subjek tertentu untuk jangka waktu tertentu dan

Lebih terperinci

2015 HUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN WEBPAC DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN INFORMASI PEMUSTAKA DI UPT PERPUSTAKAAN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG (ITB)

2015 HUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN WEBPAC DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN INFORMASI PEMUSTAKA DI UPT PERPUSTAKAAN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG (ITB) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan semakin berkembangnya teknologi informasi dan komunikasi, segala aspek kehidupan manusia pun kini ikut mengalami perubahan agar dapat menyesuaikan dengan

Lebih terperinci

Bab 1. KONSEP DASAR SISTEM TEMU KEMBALI INFORMASI

Bab 1. KONSEP DASAR SISTEM TEMU KEMBALI INFORMASI Bab 1. KONSEP DASAR SISTEM TEMU KEMBALI INFORMASI Tipe Sistem Informasi Sistem Temu Kembali Informasi (Information Retrieval System - IRS) merupakan salah satu tipe sistem informasi. Selain Sistem Temu

Lebih terperinci

TEMU KEMBALI BAHAN PUSTAKA DI PERPUSTAKAAN STKIP PGRI SUMBAR

TEMU KEMBALI BAHAN PUSTAKA DI PERPUSTAKAAN STKIP PGRI SUMBAR TEMU KEMBALI BAHAN PUSTAKA DI PERPUSTAKAAN STKIP PGRI SUMBAR Fandi Ahmad 1, Ardoni 2 Program Studi Ilmu Informasi Perpustakaan dan Kearsipan FBS Universitas Negeri Padang email: fandiahmad882@yahoo.com.

Lebih terperinci

Ilmu Perpustakaan vs Ilmu Informasi. Ida F Priyanto Perpustakaan Universitas Gadjah Mada

Ilmu Perpustakaan vs Ilmu Informasi. Ida F Priyanto Perpustakaan Universitas Gadjah Mada Ilmu Perpustakaan vs Ilmu Informasi Ida F Priyanto Perpustakaan Universitas Gadjah Mada Isu-isu pembahasan 1 Definisi, Kesamaan, dan perbedaan LS dan IS 2 Perkembangan LS dan IS 3 Keilmuan LS dan IS 4

Lebih terperinci

1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perpustakaan digital merupakan aplikasi praktis yang mengelola koleksi berbagai macam dokumen dalam bentuk digital dan dapat diakses melalui komputer. Melalui aplikasi

Lebih terperinci

KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI STAF PENGAJAR POLITEKNIK NEGERI SEMARANG DALAM MELAKSANAKAN KEGIATAN PENELITIAN

KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI STAF PENGAJAR POLITEKNIK NEGERI SEMARANG DALAM MELAKSANAKAN KEGIATAN PENELITIAN ORBITH VOL. 13 NO. 1 Maret 2017 : 1 8 KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI STAF PENGAJAR POLITEKNIK NEGERI SEMARANG DALAM MELAKSANAKAN KEGIATAN PENELITIAN Oleh: Sri Sumarsih Pustakawan UPT Perpustakaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengedepankan kepuasan pengguna (user oriented). pelayanan terbaik dan dapat memuaskan setiap pengunjung yang datang, dan

BAB I PENDAHULUAN. mengedepankan kepuasan pengguna (user oriented). pelayanan terbaik dan dapat memuaskan setiap pengunjung yang datang, dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perpustakaan sebagai lembaga pelayanan publik yang melayani semua lapisan masyarakat pemakainya saat ini dituntut untuk mampu memberikan pelayanan terbaik

Lebih terperinci

TINJAUAN TENTANG PENGGUNAAN OPAC DI PERPUSTAKAAN POLTEKKES KEMENKES RI PADANG

TINJAUAN TENTANG PENGGUNAAN OPAC DI PERPUSTAKAAN POLTEKKES KEMENKES RI PADANG TINJAUAN TENTANG PENGGUNAAN OPAC DI PERPUSTAKAAN POLTEKKES KEMENKES RI PADANG Rahmat Ramadhanu 1, Ardoni 2 Ilmu Informasi Perpustakaan dan Kearsipan FBS Universitas Negeri Padang Email: rahmat.ramadhanu@rocketmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keaslian penelitian, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. keaslian penelitian, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian. BAB I PENDAHULUAN Bab I (satu) ini membahas mengenai latar belakang, rumusan masalah penelitian, keaslian penelitian, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian. 1.1 Latar Belakang Dewasa ini ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

Dinn Wahyudin. Vol. 2, No. 2, Desember 2015

Dinn Wahyudin. Vol. 2, No. 2, Desember 2015 HUBUNGAN KUALITAS LAYANAN JURNAL DENGAN KEPUASAN PEMUSTAKA DI PERUSTAKAAN UPT BIT LIPI BANDUNG (Studi Deskriptif Sistem Layanan Tertutup (Close Access) pada Layanan Jurnal di Perpustakaan UPT BIT LIPI

Lebih terperinci

Sistem Temu Kembali Informasi/ Information Retrieval IRS VS SI LAIN

Sistem Temu Kembali Informasi/ Information Retrieval IRS VS SI LAIN Sistem Temu Kembali Informasi/ Information Retrieval IRS VS SI LAIN Dokumen Penyimpanan yang Terorganisasi Database Mahasiswa Database Buku ID Nama Buku Pengarang 001 Information Retrieval Ricardo baeza

Lebih terperinci

PERILAKU PEMUSTAKA DALAM TEMU KEMBALI KOLEKSI DENGAN MENGGUNAKAN OPAC BERBASIS SliMS (Studi Kasus di Perpustakaan STAIN Ponorogo)

PERILAKU PEMUSTAKA DALAM TEMU KEMBALI KOLEKSI DENGAN MENGGUNAKAN OPAC BERBASIS SliMS (Studi Kasus di Perpustakaan STAIN Ponorogo) PERILAKU PEMUSTAKA DALAM TEMU KEMBALI KOLEKSI DENGAN MENGGUNAKAN OPAC BERBASIS SliMS (Studi Kasus di Perpustakaan STAIN Ponorogo) Mujiati 1 Abstract: An increase of library collection and information explosion

Lebih terperinci

Perilaku Informasi, Semesta Pengetahuan

Perilaku Informasi, Semesta Pengetahuan Perilaku Informasi, Semesta Pengetahuan Oleh: Putu Laxman Pendit www.iperpin.wordpress.com Perilaku manusia tak lekang dari semesta yang menghidupinya. Bagi profesor TD Wilson, kalimat ini berlaku mutlak

Lebih terperinci

KETERAMPILAN MAHASISWA BARU DALAM MENGGUNAKAN PERPUSTAKAAN

KETERAMPILAN MAHASISWA BARU DALAM MENGGUNAKAN PERPUSTAKAAN KETERAMPILAN MAHASISWA BARU DALAM MENGGUNAKAN PERPUSTAKAAN Makalah OLEH : JUNAIDA, S.Sos NIP. 132303359 PERPUSTAKAAN DAN SISTEM INFORMASI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2007 1 KATA PENGANTAR Puji dan

Lebih terperinci

Penelusuran Informasi Ilmiah Secara Online: Perlakuan terhadap Seorang Pencari Informasi sebagai Real User

Penelusuran Informasi Ilmiah Secara Online: Perlakuan terhadap Seorang Pencari Informasi sebagai Real User Penelusuran Informasi Ilmiah Secara Online: Perlakuan terhadap Seorang Pencari Informasi sebagai Real User Jonner Hasugian Departemen Studi Perpustakaan dan Informasi Universitas Sumatera Utara Abstract

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Penelitian Paradigma merupakan pola atau model tentang bagaimana sesuatu distruktur (bagian dan hubungannya atau bagaimana bagian-bagian berfungsi (perilaku

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perguruan tinggi adalah tempat orang berinteraksi untuk menimba, berbagi, menerapkan, dan mengembangkan ilmu. Keseluruhan aktifitas ini berkaitan dan diperlukan

Lebih terperinci

Seri Pengembangan Perpustakaan Pertanian no. 18 PETUNJUK PENYIAPAN PENJILIDAN MAJALAH

Seri Pengembangan Perpustakaan Pertanian no. 18 PETUNJUK PENYIAPAN PENJILIDAN MAJALAH Seri Pengembangan Perpustakaan Pertanian no. 18 PETUNJUK PENYIAPAN PENJILIDAN MAJALAH Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian DEPARTEMEN PERTANIAN BOGOR 2001 Seri Pengembangan Perpustakaan

Lebih terperinci

KETERKAITAN ANTARA KETERSEDIAAN KOLEKSI E-BOOKS 3D DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN INFORMASI PEMUSTAKA

KETERKAITAN ANTARA KETERSEDIAAN KOLEKSI E-BOOKS 3D DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN INFORMASI PEMUSTAKA KETERKAITAN ANTARA KETERSEDIAAN KOLEKSI E-BOOKS 3D DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN INFORMASI PEMUSTAKA Oleh Isma Anggini Saktiani 1 Doddy Rusmono 2 Miyarso Dwi Ajie Program Studi Perpustakaan dan Informasi

Lebih terperinci

Pendekatan-Pendekatan Keilmuan

Pendekatan-Pendekatan Keilmuan TEORI KOMUNIKASI MODUL 1 Pendekatan-Pendekatan Keilmuan Ilmu komunikasi adalah salah satu cabang ilmu pengetahuan sosial yang bersifat multidisipliner. Disebut demikian karena pendekatan-pendekatan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan Perkembangan volume dan keragaman informasi yang tersedia di internet saat ini sangat pesat sehingga mendorong tumbuhnya media pemberitaan online.

Lebih terperinci

Information Retrieval

Information Retrieval Information Retrieval Budi Susanto Information Retrieval Information items content Feature extraction Structured Structured Document Document representation representation Retrieval model: relevance Similarity?

Lebih terperinci

2. Tahapan Penelitian

2. Tahapan Penelitian 1 Course Outline 1. Pengantar Penelitian 2. Tahapan Penelitian 3. Masalah Penelitian 4. Literature Review 5. Struktur Penulisan Tesis 6. Kesalahan Penulisan Tesis 7. Metode Eksperimen 8. Pengujian Tesis

Lebih terperinci

BROWSING DAN SEARCHING SEBAGAI SARANA TEMU KEMBALI SUMBER- SUMBER INFORMASI DALAM PERPUSTAKAAN DIGITAL

BROWSING DAN SEARCHING SEBAGAI SARANA TEMU KEMBALI SUMBER- SUMBER INFORMASI DALAM PERPUSTAKAAN DIGITAL BROWSING DAN SEARCHING SEBAGAI SARANA TEMU KEMBALI SUMBER- SUMBER INFORMASI DALAM PERPUSTAKAAN DIGITAL Oleh: Nanik Arkiyah, MIP Pustawakan Universitas Ahmad Dahlan Email: nanik.arkiyah@staff.uad.ac.id

Lebih terperinci

ILMU, METODE ILMIAH DAN PENELITIAN ILMIAH KULIAH MATERI

ILMU, METODE ILMIAH DAN PENELITIAN ILMIAH KULIAH MATERI PERTEMUAN 1 DOSEN VED,SE.,MSI.,AK.,CA MATERI ILMU, METODE ILMIAH DAN PENELITIAN ILMIAH KULIAH MATERI ILMU, METODE ILMIAH DAN PENELITIAN ILMIAH 1.1 Pengertian dan Komponen Ilmu 1.2 Metode Ilmiah 1.3 Penelitian

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. pelayanan lengkap terhadap seseorang ataupun kelompok orang yang ingin

BAB III LANDASAN TEORI. pelayanan lengkap terhadap seseorang ataupun kelompok orang yang ingin BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Biro Perjalanan Biro perjalanan adalah perusahaan ataupun badan usaha yang memberikan pelayanan lengkap terhadap seseorang ataupun kelompok orang yang ingin melakukan perjalanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan daya pikir manusia. Perkembangan teknologi dan informasi

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan daya pikir manusia. Perkembangan teknologi dan informasi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Matematika sebagai ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin ilmu dan mengembangkan daya pikir manusia.

Lebih terperinci

OTOMASI PERPUSTAKAAN: Alasan Otomasi dan Kontribusi Bagi Perpustakaan Oleh : Sri Wahyuni Pustakawan STMIK AKAKOM Yogyakarta BAB I PENDAHULUAN

OTOMASI PERPUSTAKAAN: Alasan Otomasi dan Kontribusi Bagi Perpustakaan Oleh : Sri Wahyuni Pustakawan STMIK AKAKOM Yogyakarta BAB I PENDAHULUAN Publish 2016 OTOMASI PERPUSTAKAAN: Alasan Otomasi dan Kontribusi Bagi Perpustakaan Oleh : Sri Wahyuni Pustakawan STMIK AKAKOM Yogyakarta BAB I PENDAHULUAN Perkembangan Teknologi Informasi telah berkembang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. seluruh dunia menjadi sebuah fenomena yang sangat mengejutkan dalam satu abad

BAB 1 PENDAHULUAN. seluruh dunia menjadi sebuah fenomena yang sangat mengejutkan dalam satu abad 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan komputer di dalam lingkungan kehidupan masyarakat di seluruh dunia menjadi sebuah fenomena yang sangat mengejutkan dalam satu abad terakhir ini. Hal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. informasi

BAB I PENDAHULUAN. informasi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Zaman globalisasi ditandai dengan suatu perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat. Ilmu pengetahuan dapat mengalami penyempurnaan atau

Lebih terperinci

PANDUAN PELAKSANAAN PENUGASAN CRITICAL BOOK REPORT

PANDUAN PELAKSANAAN PENUGASAN CRITICAL BOOK REPORT BAB I. PENDAHULUAN PANDUAN PENUGASAN Dalam setiap perkuliahan, membaca buku yang menjadi bacaan wajib atau buku yang menjadi bahan rujukan yang direkomendasikan oleh dosen merupakan hal yang penting bagi

Lebih terperinci

III. LITERATUR REVIEW

III. LITERATUR REVIEW III. LITERATUR REVIEW Literatur review berisi uraian tentang teori, temuan dan bahan penelitian lain yang diperoleh dari bahan acuan untuk dijadikan landasan kegiatan penelitian. Uraian dalam literatur

Lebih terperinci

Hanif Fakhrurroja, MT

Hanif Fakhrurroja, MT Metodologi Penelitian: Teori dan Sumber Pustaka Hanif Fakhrurroja, MT PIKSI GANESHA, 2012 Hanif Fakhrurroja @hanifoza hanifoza@gmail.com http://hanifoza.wordpress.com Pendahuluan Literatur review berisi

Lebih terperinci

PEMBUATAN BIBLIOGRAFI BERANOTASI TERBITAN BANK INDONESIA KHUSUS KAJIAN EKONOMI REGIONAL TAHUN DI PERPUSTAKAAN KPW BI WILAYAH VIII

PEMBUATAN BIBLIOGRAFI BERANOTASI TERBITAN BANK INDONESIA KHUSUS KAJIAN EKONOMI REGIONAL TAHUN DI PERPUSTAKAAN KPW BI WILAYAH VIII PEMBUATAN BIBLIOGRAFI BERANOTASI TERBITAN BANK INDONESIA KHUSUS KAJIAN EKONOMI REGIONAL TAHUN 2010-2012 DI PERPUSTAKAAN KPW BI WILAYAH VIII Julia Pratiwi 1, Ardoni 2 Ilmu Informasi Perpustakaan dan Kearsipan

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN SARI KARANGAN ILMIAH

PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN SARI KARANGAN ILMIAH Seri Pengembangan Perpustakaan Pertanian no. 26 PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN SARI KARANGAN ILMIAH Oleh: Sulastuti Sophia Pusat Perpustakaan dan PenyebaranTeknologi Pertanian DEPARTEMEN PERTANIAN BOGOR 2002

Lebih terperinci

PERPUSTAKAAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR. Nanik Arkiyah, M. IP

PERPUSTAKAAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR. Nanik Arkiyah, M. IP PERPUSTAKAAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR Nanik Arkiyah, M. IP Anindita Hildani 1300005341 7A PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat luar biasa bagi kehidupan masyarakat banyak. Perkembangan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat luar biasa bagi kehidupan masyarakat banyak. Perkembangan ilmu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan sekarang ini menimbulkan berbagai dampak yang sangat luar biasa bagi kehidupan masyarakat banyak. Perkembangan ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuannya, mengembangkan diri dan pemenuhan kebutuhan dalam

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuannya, mengembangkan diri dan pemenuhan kebutuhan dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap manusia membutuhkan informasi untuk memperkaya ilmu pengetahuannya, mengembangkan diri dan pemenuhan kebutuhan dalam melaksanakan aktivitasnya, seperti dosen,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang Masalah 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah Perilaku pencarian informasi telah dipelajari sejak tahun 1970-an dan telah lama menjadi topik penelitian sehingga telah banyak dikembangkan model-model pencarian

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. mengembangkan daya pikir manusia. Oleh karena itu, dalam Permendiknas tahun

I. PENDAHULUAN. mengembangkan daya pikir manusia. Oleh karena itu, dalam Permendiknas tahun 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern sehingga mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin ilmu dan mengembangkan

Lebih terperinci

INKUIRI DAN INVESTIGASI IPA

INKUIRI DAN INVESTIGASI IPA INKUIRI DAN INVESTIGASI IPA A. INVESTIGASI Sains terbentuk dari proses penyelidikan yang terus-menerus. Hal yang menentukan sesuatu dinamakan sebagai sains adalah adanya pengamatan empiris. PPK Jatim (2008:

Lebih terperinci

Jurnal SCRIPT Vol. 3 No. 1 Desember 2015

Jurnal SCRIPT Vol. 3 No. 1 Desember 2015 PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PENGOLAHAN IURAN SPP SISWA PADA SD IT AL- KHAIRAAT MENGGUNAKAN PHP DAN MySQL Devi Iryanti 1, Erfanti Fatkhiyah 2 1,2,3 Teknik Informatika, institut Sains & Teknologi AKPRIND

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kegiatan pembelajaran adalah kegiatan yang melibatkan siswa dalam proses mental dan fisik melalui interaksi antara siswa, siswa dengan guru, lingkungan, dan

Lebih terperinci

PENGINDEKSAN TUNTAS BERBASIS KURIKULUM. Mochammad Asrukin

PENGINDEKSAN TUNTAS BERBASIS KURIKULUM. Mochammad Asrukin PENGINDEKSAN TUNTAS BERBASIS KURIKULUM Mochammad Asrukin Pustakawan Universitas Negeri Malang. Alamat instansi Jl. Surabaya No. 6 Malang. Telp. 0341-571035 Abstrak: Kurikulum merupakan perangkat pendidikan

Lebih terperinci

Penerapan Sistem Otomasi Perpustakaan Untuk Meningkatkan Kinerja Pustakawan di Perpustakaan Pusat Universitas Warmadewa

Penerapan Sistem Otomasi Perpustakaan Untuk Meningkatkan Kinerja Pustakawan di Perpustakaan Pusat Universitas Warmadewa Penerapan Sistem Otomasi Perpustakaan Untuk Meningkatkan Kinerja Pustakawan di Perpustakaan Pusat Universitas Warmadewa Ni Putu Ratih Adnyana Putri 1, I Putu Suhartika 2, Richard Togaranta Ginting 3 Fakultas

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI MUTASI DAN PENSIUN PADA BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KOTA SEMARANG ABSTRACT

SISTEM INFORMASI MUTASI DAN PENSIUN PADA BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KOTA SEMARANG ABSTRACT SISTEM INFORMASI MUTASI DAN PENSIUN PADA BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KOTA SEMARANG A Rizki Iskandar Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Dian Nuswantoro Semarang Email : arizki.iskandar@gmail.com ABSTRACT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini pendidikan merupakan suatu usaha yang dilakukan oleh manusia untuk meningkatkan taraf hidup ke arah yang lebih sempurna. Pendidikan juga merupakan

Lebih terperinci

Information. Sumber : Pailine Atherton. Sistem Pelayanan Infromasi, hal. 219 IKT IMS SIM IPD

Information. Sumber : Pailine Atherton. Sistem Pelayanan Infromasi, hal. 219 IKT IMS SIM IPD Materi Kapita Selekta 2011 JIP-FIB Konsep Data, Informasi, Pengetahuan Memproses Informasi dari Data menjadi Pengetahuan Sumber-sumber informasi Informasi dan hierarki, Generasi Masyarakat Informasi Masyarakat

Lebih terperinci

PENGARUH KUALITAS JASA AUDIT TERHADAP KEPUASAN KLIEN KANTOR AKUNTAN PUBLIK PADA PERUSAHAAN SWASTA DI JAWA TESIS

PENGARUH KUALITAS JASA AUDIT TERHADAP KEPUASAN KLIEN KANTOR AKUNTAN PUBLIK PADA PERUSAHAAN SWASTA DI JAWA TESIS PENGARUH KUALITAS JASA AUDIT TERHADAP KEPUASAN KLIEN KANTOR AKUNTAN PUBLIK PADA PERUSAHAAN SWASTA DI JAWA TESIS Diajukan sebagai salah satu syarat Memperoleh derajat S-2 Magister Sains Akuntansi Diajukan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan adalah tempat terjadinya kegiatan produksi dan berkumpulnya semua faktor produksi. Setiap perusahaan ada yang terdaftar di pemerintah dan ada pula

Lebih terperinci

Konsep Dasar Interaksi Manusia dan Komputer

Konsep Dasar Interaksi Manusia dan Komputer Konsep Dasar Interaksi Manusia dan Komputer Ketika komputer pertama kali diperkenalkan secara komersial pada tahun 50-an, mesin ini sangat sulit dipakai dan sangat tidak praktis. Hal demikian karena waktu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dengan obyek penelitian atau pengumulan data yang bersifat kepustakaan.

BAB III METODE PENELITIAN. dengan obyek penelitian atau pengumulan data yang bersifat kepustakaan. BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Menurut peneliti, penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif, dan jenis penelitian yang digunakan adalah kepustakaan ( library

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perpustakaan jika si pencari informasi di perpustakaan belum mengetahui

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perpustakaan jika si pencari informasi di perpustakaan belum mengetahui BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Tajuk Subjek Ada beberapa alat temu balik informasi yang diketahui termasuk salahsatunya katalog subjek. Katalog subjek merupakan alat temu kembali informasi di perpustakaan

Lebih terperinci

Tesis. Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar MAGISTER TEKNOLOGI PENDIDIKAN

Tesis. Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar MAGISTER TEKNOLOGI PENDIDIKAN KEMAMPUAN MEMAHAMI BACAAN BAHASA INGGRIS MAHASISWA SETARA PROGRAM DIPLOMA SATU Kasus : Studi Korelasi Penguasaan Kosakata, Motivasi Berprestasi, dan Persepsi tentang Kompetens Instruktur dengan Kemampuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rumah sakit sebagai sarana pelayanan kesehatan mempunyai kewajiban terhadap pasien untuk memberikan pelayanan yang cepat dan tepat dengan menggunakan fasilitas yang

Lebih terperinci

ABSTRAK. i Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. i Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Seiring dengan berkembangnya teknologi dan ilmu pengetahuan, perubahan masyarakat, pemahaman cara belajar, serta kemajuan media komunikasi dan informasi memberikan tantangan tersendiri bagi kegiatan

Lebih terperinci

PERANAN INTERMEDIARY DALAM SISTEM TEMU BALIK INFORMASI *

PERANAN INTERMEDIARY DALAM SISTEM TEMU BALIK INFORMASI * ISSN : 2354-9629 PERANAN INTERMEDIARY DALAM SISTEM TEMU BALIK INFORMASI * Sitti Husaebah Pattah Dosen Jurusan Ilmu Perpustakaan UIN Alauddin Kampus 2 UIN Alauddin Jl. Sultan Alauddin No. 36 Samata, Gowa

Lebih terperinci

PENELITIAN DAN METODE ILMIAH. BY: EKO BUDI SULISTIO

PENELITIAN DAN METODE ILMIAH. BY: EKO BUDI SULISTIO PENELITIAN DAN METODE ILMIAH BY: EKO BUDI SULISTIO Email: eko.budi@fisip.unila.ac.id PENELITIAN Bhs Inggris : Research re kembali ; search mencari. Secara bahasa berarti mencari kembali Penelitian dapat

Lebih terperinci

Definisi dan Ruang Lingkup Praktek Konseling Rehabilitasi. Oleh Didi Tarsidi <a href="http://www.upi.edu">universitas Pendidikan Indonesia (UPI)</a>

Definisi dan Ruang Lingkup Praktek Konseling Rehabilitasi. Oleh Didi Tarsidi <a href=http://www.upi.edu>universitas Pendidikan Indonesia (UPI)</a> Definisi dan Ruang Lingkup Praktek Konseling Rehabilitasi Oleh Didi Tarsidi universitas Pendidikan Indonesia (UPI) 1. Definisi Istilah konseling rehabilitasi yang dipergunakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penerapan teknologi informasi yang sangat pesat membawa dampak secara global dimana hampir semua perusahaan baik yang bergerak di bidang perdagangan ataupun di bidang

Lebih terperinci

SISTEM PENELUSURAN INFORMASI DI PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS INDONESIA TIMUR

SISTEM PENELUSURAN INFORMASI DI PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS INDONESIA TIMUR SISTEM PENELUSURAN INFORMASI DI PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS INDONESIA TIMUR SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar Sarjana Ilmu Perpustakaan (S.IP) Pada Jurusan Ilmu Perpustakaan Fakultas

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN BAB. II PANDUAN CRITICAL BOOK REVIEW / REPORT

BAB I. PENDAHULUAN BAB. II PANDUAN CRITICAL BOOK REVIEW / REPORT BAB I. PENDAHULUAN Dalam setiap perkuliahan, membaca buku yang menjadi bacaan wajib atau buku yang menjadi bahan rujukan yang direkomendasikan oleh dosen merupakan hal yang penting bagi setiap mahasiswa.

Lebih terperinci

JURNAL ILMU PERPUSTAKAAN Volume 2, Nomor 2, Tahun 2013 Halaman 1-10 Online dari http:

JURNAL ILMU PERPUSTAKAAN Volume 2, Nomor 2, Tahun 2013 Halaman 1-10 Online dari http: KEBUTUHAN DAN PENCARIAN INFORMASI OLEH SISWA DI PERPUSTAKAAN SMK NEGERI 11 SEMARANG Oleh: Atia Maulana Dewi, 1. Dra. Sri Ati, M.Si*, 2. Dra. Ngesti Lestari, M.Si* atia.kasno@yahoo.co.id Program Studi Ilmu

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) telah memberikan

I. PENDAHULUAN. Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) telah memberikan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) telah memberikan kontribusi terhadap terjadinya revolusi dalam berbagai bidang, termasuk bidang pendidikan.

Lebih terperinci

Oleh : Rosiana Nugrahaini D SKRIPSI

Oleh : Rosiana Nugrahaini D SKRIPSI PERBEDAAN KEPUASAN PENGGUNA MEDIA CETAK DAN ONLINE (Aplikasi Uses and Gratification Tabloid BOLA dan Juara.net pada followers Twitter @TabloidBOLA periode Oktober Desember 2015) Oleh : Rosiana Nugrahaini

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. Pada tahun 1960-an teknologi pendidikan menjadi salah satu kajian yang

BAB II URAIAN TEORITIS. Pada tahun 1960-an teknologi pendidikan menjadi salah satu kajian yang BAB II URAIAN TEORITIS 2.1. Teknologi Pendidikan Pada tahun 1960-an teknologi pendidikan menjadi salah satu kajian yang banyak mendapat perhatian di lingkungan ahli pendidikan. Pada awalnya, teknologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perpustakaan sebagai salah satu pusat sumber informasi bagi masyarakat luas. Siap menampung serta mengelola sumber-sumber informasi tersebut sehingga dapat

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. diajukan Oleh : Oky Satiagraha Kepada

NASKAH PUBLIKASI. diajukan Oleh : Oky Satiagraha Kepada NASKAH PUBLIKASI diajukan Oleh : Oky Satiagraha 07.02.6841 Kepada SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA 2010 MARKETING INFORMATION SYSTEM USING THE WEBSITE PULSA ELEKTRIK

Lebih terperinci

METODE BUZZ GROUP DISERTAI MEDIA KELERENG SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS I SD NEGERI BINJAI UTARA

METODE BUZZ GROUP DISERTAI MEDIA KELERENG SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS I SD NEGERI BINJAI UTARA OPEN ACCESS MES (Journal of Mathematics Education and Science) ISSN: 2579-6550 (online) 2528-4363 (print) Vol. 3, No. 1. Oktober 2017 METODE BUZZ GROUP DISERTAI MEDIA KELERENG SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X SMA NEGERI 4 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2011/2012 SKRIPSI Oleh

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR Sistem Pencarian Informasi Data-Teks Menggunakan Model Ruang Vektor

KATA PENGANTAR Sistem Pencarian Informasi Data-Teks Menggunakan Model Ruang Vektor ABSTRAK Evolusi dari hadirnya Internet sebagai perpustakaan digital telah merubah cara memproses suatu dokumen data-teks. Sistem pencarian informasi data-teks saat ini sangatlah diperlukan. Suatu sistem

Lebih terperinci

Apa dan Mengapa Ilmu Informasi?

Apa dan Mengapa Ilmu Informasi? Vol.1/No.1, Juni 2013, hlm 55-59 JURNAL KAJIAN INFORMASI & PERPUSTAKAAN 55 Apa dan Mengapa Ilmu Informasi? Ida Fajar Priyanto Perpustakaan Universitas Gadjah Mada Bulaksumur, Kotak Pos 16, Yogyakarta Email:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang disimpan di perpustakaan, dimulai dari perpustakaan tradisional yang

BAB I PENDAHULUAN. yang disimpan di perpustakaan, dimulai dari perpustakaan tradisional yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Saat ini perkembangan dunia perpustakaan dari segi data dan dokumen yang disimpan di perpustakaan, dimulai dari perpustakaan tradisional yang hanya terdiri

Lebih terperinci

PERSEPSI PEMUSTAKA TERHADAP LAYANAN SIRKULASI DI BADAN ARSIP DAN PERPUSTAKAAN PROVINSI JAWA TENGAH

PERSEPSI PEMUSTAKA TERHADAP LAYANAN SIRKULASI DI BADAN ARSIP DAN PERPUSTAKAAN PROVINSI JAWA TENGAH Jurnal Ilmu Perpustakaan Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 1 PERSEPSI PEMUSTAKA TERHADAP LAYANAN SIRKULASI DI BADAN ARSIP DAN PERPUSTAKAAN PROVINSI JAWA TENGAH Sigit Heri S, Sri Ati 1 Jurusan Ilmu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pesat, salah satunya adalah teknologi komputer. Komputer merupakan alat bantu

BAB I PENDAHULUAN. pesat, salah satunya adalah teknologi komputer. Komputer merupakan alat bantu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini, perkembangan teknologi mengalami kemajuan yang sangat pesat, salah satunya adalah teknologi komputer. Komputer merupakan alat bantu yang sekarang

Lebih terperinci

Pengembangan Koleksi Modul 3

Pengembangan Koleksi Modul 3 Pengembangan Koleksi Modul 3 Presented by Yuni Nurjanah Pengembangan Koleksi Modul 3 by Yuni Nurjanah A. Mengenal Masyarakat yang dilayani B. Diperlukannya Kajian Pengguna C. Unsur-unsur Kajian D. Hal-hal

Lebih terperinci

ABSTRACT. Key words : accounting information system, sales credit, sales effectiveness. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT. Key words : accounting information system, sales credit, sales effectiveness. Universitas Kristen Maranatha ABSTRACT Nowadays, the needs of exact and accurate information for making decision is increasing highly. The company who wants to develop must have a good management and could work more efficient and effective.

Lebih terperinci

Interaksi Pustakawan Dan Pemustaka

Interaksi Pustakawan Dan Pemustaka Interaksi Pustakawan Dan Pemustaka Abstrak : Selain menguasai bidang ilmu perpustakaan, pustakawan diharapkan mampu memahami kondisi pemustaka melalui interaksi sosial. Dalam berinteraksi dengan pemustaka,

Lebih terperinci

FUNGSI TEORI DALAM PENELITIAN

FUNGSI TEORI DALAM PENELITIAN TEORI Teori a set of interrelated constructs (variables), definitions and propositions that present a systematic view of phenomena by specifying relations among variables, with the purpose of explaining

Lebih terperinci

MODEL GROUP MAPPING ACTIVITY (GMA) DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA

MODEL GROUP MAPPING ACTIVITY (GMA) DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA MODEL GROUP MAPPING ACTIVITY (GMA) DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA Rasional Pengajaran membaca dalam bahasa, termasuk dalam bahasa Sunda, kini telah berkembang. Namun khususnya dalam pengajaran membaca, hasil

Lebih terperinci

1. Perkembangan Perpustakaan dan Teknologi Informasi

1. Perkembangan Perpustakaan dan Teknologi Informasi Teknologi Informasi untuk Perpustakaan: Abstrak: Perpustakaan Digital dan Sistem Otomasi Perpustakaan Perkembangan dunia perpustakaan, dari segi data dan dokumen yang disimpan, dimulai dari perpustakaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan ilmu matematika sampai saat ini, seperti Pythagoras, Plato,

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan ilmu matematika sampai saat ini, seperti Pythagoras, Plato, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Matematika sudah ada semenjak zaman sebelum masehi. Banyak ilmuwan-ilmuwan zaman dahulu yang memiliki kontribusi besar terhadap perkembangan ilmu matematika

Lebih terperinci

Peta Konsep (Concept Maps) dalam Pembelajaran Sains: Studi pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar (SD)

Peta Konsep (Concept Maps) dalam Pembelajaran Sains: Studi pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar (SD) Peta Konsep (Concept Maps) dalam Pembelajaran Sains: Studi pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar (SD) Atep Sujana (UPI Kampus Sumedang) Abstrak Peta konsep telah direkomendasikan oleh para ahli sebagai salah

Lebih terperinci

Pengembangan Aplikasi E-learning dengan Menggunakan PHP Framework Prado

Pengembangan Aplikasi E-learning dengan Menggunakan PHP Framework Prado Pengembangan Aplikasi E-learning dengan Menggunakan PHP Framework Prado Djoni Setiawan K, Purnomo Wisnu Aji Program Studi D3 Teknik Informatika Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Kristen Maranatha

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di sekolah dasar, Ilmu Pengetahuan Alam atau sains merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Di sekolah dasar, Ilmu Pengetahuan Alam atau sains merupakan salah satu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Di sekolah dasar, Ilmu Pengetahuan Alam atau sains merupakan salah satu pelajaran yang diujikan dalam ujian nasional selain matematika dan bahasa Indonesia.

Lebih terperinci

TES. Pustakawan Dalam Pengelolaan Database. Atas bantuan Bapak/Ibu/Sdr saya. 2. Nama BapakIbu/Sdr tidak perlu dicantumkan.

TES. Pustakawan Dalam Pengelolaan Database. Atas bantuan Bapak/Ibu/Sdr saya. 2. Nama BapakIbu/Sdr tidak perlu dicantumkan. LAMPIRAN 1 TES Dengan hormat, Dengan segala kerendahan hati, saya mohon bantuan Bapak/Ibu/Sdr untuk mengisi tes ini yang berkaitan dengan judul penelitian saya Analisis Kemampuan Pustakawan Dalam Pengelolaan

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN SUPPLIER MENGGUNAKAN METODE PROFILE MATCHING PADA SAM BENGKEL SABLON

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN SUPPLIER MENGGUNAKAN METODE PROFILE MATCHING PADA SAM BENGKEL SABLON SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN SUPPLIER MENGGUNAKAN METODE PROFILE MATCHING PADA SAM BENGKEL SABLON Cahya Koespradana Program Studi Sistem Informasi - S1 Fakultas Ilmu Komputer Universitas Dian Nuswantoro,

Lebih terperinci

PELAYANAN RUJUKAN /REFERENSI

PELAYANAN RUJUKAN /REFERENSI PELAYANAN RUJUKAN /REFERENSI Makalah ini disampaikan pada Diklat calon tenaga pustakawan Pesantren Mahasiswa Al-Hikam II Depok Tanggal 21 April 2009 OLEH : SETIAWAN, S.Sos (Pustakawan Pertama) UPT PERPUSTAKAAN

Lebih terperinci

PERTEMUAN 6 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR

PERTEMUAN 6 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR PERTEMUAN 6 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR A. TUJUAN PEMBELAJARAN Pada pertemuan ini akan dijelaskan mengenai landasan teori dan kerangka berpikir. Melalui ekspositori, Anda harus mampu: 6.1. Menjelaskan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan suatu usaha sadar, terencana, dan disengaja untuk mengembangkan dan membina sumber daya manusia. Pendidikan dilaksanakan dalam bentuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. orang sepanjang hidupnya. Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi antara

BAB I PENDAHULUAN. orang sepanjang hidupnya. Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi antara BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Belajar adalah susatu proses yang kompleks yang terjadi pada diri setiap orang sepanjang hidupnya. Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi antara

Lebih terperinci

USER INTERFACE DALAM DESAIN MODEL PENAKSIR RESPON EMOSI

USER INTERFACE DALAM DESAIN MODEL PENAKSIR RESPON EMOSI Techno.COM, Vol. 15, No. 3, Agustus 2016: 201-206 USER INTERFACE DALAM DESAIN MODEL PENAKSIR RESPON EMOSI Umi Rosyidah Teknik Informatika,Fakultas Ilmu Komputer,Universitas Dian Nuswantoro Jl. Nakula I

Lebih terperinci

2.2. Fitur Produk Perangkat Lunak Fitur Pengolahan Data Fakultas Fitur Pengolahan Data Jurusan

2.2. Fitur Produk Perangkat Lunak Fitur Pengolahan Data Fakultas Fitur Pengolahan Data Jurusan Abstract This search engine application is a tool used in topic research concerning practical work and final assignment made by Maranatha Christian University s students. The users can do research based

Lebih terperinci