Kolom Edisi 039, Desember P r o j e c t CONVIVENCIA DI ANDALUSIA. i t a i g k a a n. Ihsan Ali-Fauzi
|
|
- Hendri Budiman
- 8 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 l Edisi 039, Desember 2011 P r o j e c t CONVIVENCIA DI ANDALUSIA i t a i g k a a n D Ihsan Ali-Fauzi Edisi 039, Desember
2 Edisi 039, Desember 2011 Convivencia di Andalusia Keinginan beberapa kalangan muda Muslim untuk mendiskusikan pengalaman kaum Muslim di Andalusia, Spanyol, sebagai sumber inspirasi untuk mengembangkan wawasan inklusif dan plural Islam sekarang di tanah air, mengingatkan saya akan satu kata: convivencia. Kata ini sekarang sering digunakan dalam pengertian koeksistensi beberapa kelompok dalam satu komunitas politik. Tapi di situ sebenarnya juga terkandung konotasi interpenetrasi antarkelompok, seka- D e m o c r a c y P e r p u s t a 2
3 l Edisi 039, Desember 2011 ligus saling pinjam dan saling mempengaruhi secara kreatif. P r o j e c t k a a n D i t a i g Adalah Americo Castro, filolog dan sejarawan Spanyol, yang membuat kata itu terkenal. Ia menggunakannya untuk menggambarkan budaya Iberia sebagai sebidang pengalaman di mana terjadi interaksi antarberbagai unsur budaya yang berasal dari kelompok-kelompok agama yang berbeda yang, dalam karakterisasinya, berfungsi seperti kasta. Yang menjadi latar teoretisasinya adalah pengalaman kaum Muslim, Yahudi dan Kristen di Spanyol. Khususnya ketika kaum Muslim berkuasa di wilayah itu pada abad kedelapan hingga kelimabelas. Castro agak idealistik dan romantik dalam memandang pengalaman itu. Interaksi antarberbagai unsur budaya dalam kasus itu, baginya, hanya dapat dipandang bermakna jika ia disaring oleh 3
4 Edisi 039, Desember 2011 adanya kesadaran kolektif pada ketiga kasta itu. Saringan itu sebagian besarnya bersifat etnis: ketiganya memiliki unsur-unsur dan nilai-nilai budaya yang idiosinkretik, tapi juga semuanya harus bisa diaprosiasi oleh anggota kasta yang berbeda dan sebenarnya saling berkompetisi itu. Bagi Castro, orang-orang hanya bisa menjadi aktor-aktor etnis kalau mereka secara kolektif memiliki rasa kesadaran-diri. Pada titik ini ia mendesakkan paham teleologis mengenai nasib, mengenai orang yang menjadi sesuatu : budaya yang diproyeksikan satu kelompok adalah sesuatu yang oleh kelompok itu harus dipandang bernilai. Dan akhirnya, kelompok budaya yang bersangkutan harus mampu mengekspresikan kesadaran-diri ini dalam bentuk budaya tinggi yang menjadi, karena itu, daya penggerak masyarakat. Dalam konstruk idealistik dan D e m o c r a c y P e r p u s t a 4
5 l Edisi 039, Desember 2011 P r o j e c t k a a n D i t a i g romantik seperti ini, bagaimana pengalaman Andalusia dijelaskan? Kata Castro, pengalaman pergumulan kaum Kristiani dengan kaum Yahudi dan Muslim berlangsung di dalam konteks kesadaran mereka sebagai umat Kristiani dan begitu juga sebaliknya, mutatis mutandis. Pada titik inilah convivencia memperoleh maknanya yang sesungguhnya: ia adalah koeksistensi ketiga kelompok itu, tetapi hanya sejauh jika ia berlangsung secara kolektif dan sadar-diri di dalam satu di antara ketiganya. Saling pinjam dan pengaruh terjadi secara kreatif, asal-usul diri tidak hilang, nilai budaya tidak dikecilkan dan pada tingkat budaya tinggi, yang menjadi daya penggerak masyarakat, asal-usul menjadi tak lagi penting. Oleh rekan-rekan sejarawannya, pandangan idealistik dan romantik Castro sulit diterima. Ia dinilai kurang melihat dinamika sosial yang terjadi, termasuk ketegangan 5
6 Edisi 039, Desember 2011 dan konflik di antara ketiga kelompok. Yang melulu dilihatnya adalah proses mental, kehendak untuk saling berbagi dan hidup damai. Ia melupakan kenyataan bahwa proses-proses itu dibentuk dan hingga tingkat tertentu ditentukan oleh sebuah dinamika sosial. Tapi visinya mengenai Andalusia tetap didukung. Hanya saja, convivencia diturunkan maknanya agar lebih membumi dan historis, menjadi sekadar koeksistensi. Itu juga agar aspek-aspek negatif pergumulan itu bisa dideteksi dan dievaluasi. D e m o c r a c y Konteks dan dinamika sosial seputar koeksistensi ini, atau convivencia, dengan sendirinya penting kita pelajari. Ada visi para khalifah Islam yang bijak di situ, tetapi ada juga keinginan untuk sama-sama menopang kepentingan yang wajar dan masuk akal. P e r p u s t a 6 ***
7 l Edisi 039, Desember 2011 P r o j e c t i t a Tahun 1992, Bernjamin Gampel, seorang sarjana Yahudi, mengisahkan pergumulan itu dari sudut pandang umat Yahudi Sephardik. Ini menarik ditelusuri karena dua alasan. Pertama, kaum Yahudilah pihak paling lemah dalam pergumulan itu. Kedua, sejarah Andalusia di bawah kaum Muslim dipandang mereka, termasuk sejarawan Bernard Lewis, sebagai the golden age di mana umat Yahudi memperoleh perlakuan yang baik dan kontribusi mereka dihargai setinggi-tingginya. k a a n D i g Kata Gampel, dan ia benar belaka, convivencia justru berawal dari ekspedisi militer, ketika pasukan Islam berhasil menduduki kepulauan Iberia pada 711. Dari sinilah kemudian muncul kategorisasi teologis oleh pasukan yang menang perang: kaum Yahudi dan umat Kristiani dipandang sebagai ahl aldzimmah (warga negara yand dilindungi). Sekalipun diperlakukan 7
8 Edisi 039, Desember 2011 sebagai warga kelas dua, kelompok minoritas yang diproteksi, mereka tidak dipandang sebagai kaum pagan yang dalam konteks waktu itu dianggap halal darahnya. Simbiose ketiga umat baru meningkat pesat di abad kesepuluh, ketika `Abd al-rahman III, amir Bani Umayyah yang memerintah kepulauan itu dari Cordoba, menyatakan otonomi penuh pemerintahan dan daerahnya dari kekhalifahan `Abbasiyah di Baghdad. Ia menggalakkan kebijakan inklusifnya dalam hal agama dan etnisitas, untuk meredam pergolakan yang terjadi di dan menyatukan wilayahnya. Ia menopang kehidupan seni dan ilmu, dan mendorong kalangan minoritas untuk mengembangkan potensi intelektual dan budaya mereka. D e m o c r a c y P e r p u s t a Umat Kristiani, yang sebelumnya pernah berkuasa di wilayah itu, mulanya ogah-ogahan menerima 8
9 l Edisi 039, Desember 2011 P r o j e c t posisi sebagai warga kelas dua. Beberapa gejolak terjadi di kawasan mereka tinggal. Kemudian mereka mendukung kebijakan inklusif itu. Sedang bagi umat Yahudi, tawaran ini kemajuan amat berarti dibanding sebelumnya, di abad keenam, ketika mereka dikejar-kejar oleh kaum Visigoth bangsa Aria. k a a n D i t a i g Benih-benih convivencia sudah mulai tersebar saat itu. Tapi vitalitas keagamaan semua umat tidak hanya berasal dari situ, sekalipun jelas ditopang oleh keterbukaannya pada dunia luar. Para sarjana dan pemikir Yahudi justru lebih banyak lagi mendulang inspirasi dan model dari wilayah Islam di sebelah timur, dari pusat kekhalifahan `Abbasiyyah di Baghdad. Dari pusat kekuasaan politik dan gairah intelektual itu, mengalir segala temuan dalam studi-studi atas Alkitab dan Talmud, pengetahuan mengenai filsafat dan sains, pen- 9
10 Edisi 039, Desember 2011 guasaan atas bahasa Ibrani dan kesusastraannya. Semuanya berkat keterbukaan Andalusia kepada pengaruh luar. Ini juga yang kemudian memungkinkan tersalurkannya sumbangan umat Yahudi di Iberia kepada dunia luar. Tapi itu saja belum mencirikan capaian tertinggi convivencia. Puncak the golden age ini ditandai oleh sikap kaum Muslim terhadap kelompok minoritas di sana. Sebagai bagian dari kebijakannya agar semua kelompok etnis dan agama berpartisipasi dalam pemerintahannya, `Abd al-rahman menyeleksi para pejabat pemerintahan di posisi tertinggi yang mewakili masing-masing kelompok minoritas dan menjadikan mereka pemimpin efektif komunitas-komunitas itu. Orang-orang ini dipilih atas dasar kontribusinya bagi negara, dan bukan atas dasar tempat terhormatnya di komunitas bersangkutan karena alasan-ala- D e m o c r a c y P e r p u s t a 10
11 l Edisi 039, Desember 2011 P r o j e c t san teknis keagamaan, misalnya penguasaan atas kitab suci. Mereka biasanya berasal dari kalangan aristokrat, banyak di antaranya dokter, dan menguasai banyak bahasa: jenis orang yang bergaul baik dengan kalangan istana Bani Umayyah. k a a n D i t a i g Oleh umat Yahudi, wakil yang dipilih `Abd al-rahman ternyata juga dipandang sebagai wakil yang dapat memperjuangkan kepentingan mereka. Contoh terkenalnya adalah Hasdai ibn Shaprut. Ia keturunan aristokrat, mengerti bahasa Arab dan Latin, berprofesi sebagai dokter, dan pertama kali dikenal khalifah karena keahlian medisnya. Ia kemudian ditunjuk sebagai pengumpul pajak di beberapa tempat. Sejak ia ditunjuk sebagai pemimpin masyarakat Yahudi, umat Yahudi pada gilirannya memandangnya sebagai nasi, putra mahkota mereka. 11
12 Edisi 039, Desember 2011 Model Hasdai ini menjadi prototipe wakil Yahudi di istana sejak abad kesepuluh hingga akhir abad kelimabelas, ketika baik umat Yahudi maupun Islam diusir dari kepulauan itu oleh raja-raja Kristen yang berkuasa kemudian. Kewajiban dan tanggung jawab utama Hasdai, seperti juga semua wakil agama dan etnis, adalah menjadi pembantu yang setia di istana, siapa pun yang berkuasa di situ. Ada ketegangan struktural dalam realitas ini, khususnya yang kadang meletup antara wakil ini dengan wakil-wakil komunitas Yahudi yang resmi. Tinggallah bagaimana si wakil mengelola ketegangan-ketegangan itu dengan baik. D e m o c r a c y P e r p u s t a Pada kasus Hasdai, ia dipandang berhasil menjadi jembatan antara kekhalifahan dan masyarakat Yahudi. Kadang ia juga menjadi jurubicara Yahudi di Iberia den- 12
13 l Edisi 039, Desember 2011 P r o j e c t gan komunitas Yahudi di luar itu. Ia juga dengan percaya diri mengambil contoh yang baik dari komunitas Muslim, khususnya minat besar Khalifah pada ilmu dan kebudayaan: ia mengundang para sarjana, penyair, filsuf Yahudi ke Iberia. Dengan begitu Iberia juga menandai kebangkitan agama Yahudi, dengan tokoh-tokoh menonjol seperti Maimonides. k a a n D i t a i g *** Bagaimana kita melihat pengalaman convivencia ini? Saya mencatat sedikitnya tiga hal penting. Pertama, ada konteks kesejarahan di mana kaum Muslim berada di masa kejayaan. Ini topik besar yang berada di luar bahasan kita, yang masih harus dibicarakan apa dasar-dasar kesuksesannya, khususnya basis ekonominya. Yang pasti, telah tampil di tengah itu 13
14 Edisi 039, Desember 2011 sebuah kekhalifahan yang berwawasan luas dan berkinerja baik. Kedua, ditopang oleh kejayaan itu, ada kesediaan untuk membuka diri baik kepada kalangan minoritas di dalam maupun saingan di luar (kekhalifahan `Abbasiyah di Baghdad). Di bawah naungan institusi dzimmah, kekhalifahan dengan baik memanfaatkan potensi kalangan minoritas di dalam justru untuk memperkuat dirinya dalam persaingannya dengan saingan sesama Muslim di luar. D e m o c r a c y Ketiga, yang terpenting dalam konteks kita, pelibatan kalangan minoritas berlangsung dalam suatu iklim pemerintahan yang boleh kita sebut sekular. Para pejabat, juga dari kalangan minoritas, dipilih bukan karena keahlian agamanya, melainkan karena kemampuannya menjalankan pemerintahan. Bahwa kemudian P e r p u s t a 14
15 l Edisi 039, Desember 2011 ia, seperti Hasdai, memperoleh penghargaan tinggi dari komunitas agamanya, itu tambahan yang penting. Itu juga membuktikan bahwa sejenis sekularisasi justru bermanfaat besar bagi kemaslahatan umat beragama. P r o j e c t i t a i g Bayangan Castro mengenai convivencia di Andalusia mungkin memang terlalu idealistik dan romantik. Tetapi koeksistensi antara ketiga komunitas agama memang terjadi, yang ditandai oleh saling pinjam dan saling mempengaruhi yang kreatif.[] k a a n D 15
16 Edisi 039, Desember ini diterbitkan oleh Democracy Project, Yayasan Abad Demokrasi. Untuk berlangganan, kunjungi Kode kolom: 038K-IAF012 D e m o c r a c y P e r p u s t a 16
EMPAT AGENDA ISLAM YANG MEMBEBASKAN
l Edisi 001, Agustus 2011 EMPAT AGENDA ISLAM YANG MEMBEBASKAN P r o j e c t i t a i g k a a n D Luthfi Assyaukanie Edisi 001, Agustus 2011 1 Edisi 001, Agustus 2011 Empat Agenda Islam yang Membebaskan
Lebih terperinciISLAM DI ANTARA DUA MODEL DEMOKRASI
l ISLAM DI ANTARA DUA MODEL DEMOKRASI P r o j e c t i t a i g D k a a n Arskal Salim Kolom Edisi 002, Agustus 2011 1 Islam di Antara Dua Model Demokrasi Perubahan setting politik pasca Orde Baru tanpa
Lebih terperinciBAB VIII KESIMPULAN. kesengsaraan, sekaligus kemarahan bangsa Palestina terhadap Israel.
BAB VIII KESIMPULAN Puisi Maḥmūd Darwīsy merupakan sejarah perlawanan sosial bangsa Palestina terhadap penjajahan Israel yang menduduki tanah Palestina melalui aneksasi. Puisi perlawanan ini dianggap unik
Lebih terperinciKELAS BIMBINGAN MENENGAH PEPERIKSAAN PERTENGAHAN TAHUN 2015 SEJARAH ISLAM KBM 3
KELAS BIMBINGAN MENENGAH PEPERIKSAAN PERTENGAHAN TAHUN 2015 SEJARAH ISLAM KBM 3 NAMA: KELAS: KBM 3 CAWANGAN: MUKA DEPAN ARAHAN KEPADA CALON 1. Jangan buka kertas soalan sehingga diberi arahan oleh pengawas.
Lebih terperinciSAINS, ISLAM, DAN REVOLUSI ILMIAH
l Edisi 048, Februari 2012 P r o j e c t SAINS, ISLAM, DAN REVOLUSI ILMIAH i t a i g k a a n D Sulfikar Amir Edisi 048, Februari 2012 1 Edisi 048, Februari 2012 Sains, Islam, dan Revolusi Ilmiah Tulisan
Lebih terperinciMENJADI MUSLIM DI NEGARA SEKULER
l Edisi 001, Oktober 2011 Edisi 001, Oktober 2011 P r o j e c t i t a i g D k a a n MENJADI MUSLIM DI NEGARA SEKULER Ihsan Ali Fauzi 1 Edisi 001, Oktober 2011 Informasi Buku: Abdullahi Ahmed An- Na`im,
Lebih terperinciOleh: Hafidz Abdurrahman, Lajnah Tsaqafiyah DPP HTI
Oleh: Hafidz Abdurrahman, Lajnah Tsaqafiyah DPP HTI Ketika Rasulullah SAW wafat, seluruh Jazirah Arab telah berhasil disatukan dalam pangkuan Islam. Praktik paganisme yang ada di dalamnya pun berhasil
Lebih terperinciFUNDAMENTALISME DAN NEOLIBERALISME
l Edisi 033, November 2011 P r o j e c t FUNDAMENTALISME DAN NEOLIBERALISME i t a i g k a a n D Luthfi Assyaukanie Edisi 033, November 2011 1 Edisi 033, November 2011 Fundamentalisme dan Neoliberalisme
Lebih terperinciUKDW BAB 1 PENDAHULUAN
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tanpa pretensi untuk mengecilkan peran kelompok lain dari masyarakat yang turut bergerak dalam panggung perubahan sosial, peran mahasiswa merupakan unsur yang seolah
Lebih terperinciEMPAT BELAS ABAD PELAKSANAAN CETAK-BIRU TUHAN
EMPAT BELAS ABAD PELAKSANAAN CETAK-BIRU TUHAN EMPAT BELAS ABAD PELAKSANAAN CETAK-BIRU TUHAN Oleh Nurcholish Madjid Seorang Muslim di mana saja mengatakan bahwa agama sering mendapatkan dukungan yang paling
Lebih terperinciCandi Gebang Permai Blok R/6 Yogyakarta Telp. : ; Fax. :
FILSAFAT AGAMA Oleh : Magdalena Pranata Santoso Illustrator : Yessi Mutiara Edisi Pertama Cetakan Pertama, 2009 Hak Cipta 2009 pada penulis, Hak Cipta dilindungi undang-undang. Dilarang memperbanyak atau
Lebih terperinciKonstitusi Rancangan Rusia untuk Suriah: Pertimbangan tentang Pemerintahan di Kawasan Tersebut
Konstitusi Rancangan Rusia untuk Suriah: Pertimbangan tentang Pemerintahan di Kawasan Tersebut Leif STENBERG Direktur, AKU- Dalam makalah berikut ini, saya akan mengambil perspektif yang sebagiannya dibangun
Lebih terperinciMENGAITKAN ISLAM DENGAN DEMOKRASI
l Edisi 026, Oktober 2011 P r o j e c t MENGAITKAN ISLAM DENGAN DEMOKRASI i t a i g k a a n D Bahtiar Effendy Edisi 026, Oktober 2011 1 Edisi 026, Oktober 2011 Mengaitkan Islam dengan Demokrasi Tidak mudah
Lebih terperinciSYARIAT ISLAM DAN KETERBATASAN DEMOKRASI
l Edisi 003, Agustus 2011 SYARIAT ISLAM DAN KETERBATASAN DEMOKRASI P r o j e c t i t a i g k a a n D Saiful Mujani Edisi 003, Agustus 2011 1 Edisi 003, Agustus 2011 Syariat Islam dan Keterbatasan Demokrasi
Lebih terperinciGagasan tentang Tuhan yang dibentuk oleh sekelompok manusia pada satu generasi bisa saja menjadi tidak bermakna bagi generasi lain.
TUHAN? Gagasan manusia tentang Tuhan memiliki sejarah, karena gagasan itu selalu mempunyai arti yang sedikit berbeda bagi setiap kelompok manusia yang menggunakannya di berbagai periode waktu. Gagasan
Lebih terperinciA BOON OR A BANE. P r o j e c t FOR DEMOCRACY? i t a i g k a a n. Amr Hamzawy and Nathan J. Brown. Berkah atau Kutukan Buat Demokrasi?
l Edisi 011, September 2011 A BOON OR A BANE P r o j e c t FOR DEMOCRACY? i t a i g k a a n D Amr Hamzawy and Nathan J. Brown Berkah atau Kutukan Buat Demokrasi? Review Paper oleh Nur Iman Subono 1 Edisi
Lebih terperinciTURKEY, EUROPE, AND PARADOXES OF IDENTITY
l Edisi 048, Februari 2012 P r o j e c t TURKEY, EUROPE, AND PARADOXES OF IDENTITY i t a i g k a a n D Ziya Onis Terkatung-katungnya Nasib Turki di Eropa Review Paper oleh Ihsan Ali-Fauzi 1 Edisi 048,
Lebih terperinciMuhammad Ismail Yusanto, Jubir HTI
Muhammad Ismail Yusanto, Jubir HTI Rusuh Ambon 11 September lalu merupakan salah satu bukti gagalnya sistem sekuler kapitalisme melindungi umat Islam dan melakukan integrasi sosial. Lantas bila khilafah
Lebih terperinciKonsep Pengembangan Sains dan Teknologi
Konsep Pengembangan Sains dan Teknologi Judul Buku : Sains Teknologi Masyarakat Penulis : Prof.Dr.Anna Poedjiadi Penerbit : Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia dan PT Remaja Rosdakarya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Andriyana, 2015
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Indonesia adalah negara demokrasi, dengan kekuasaan tertinggi berada di tangan rakyat memiliki peranan penting dalam aspek kehidupan bernegara. Oleh karena
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. telah dikaji oleh banyak sejarawan. Hubungan historis ini dilatarbelakangi dengan
201 BAB V PENUTUP A. Simpulan Dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa hubungan historis antara Turki Utsmani dan Hindia Belanda sejatinya telah terjalin lama sebagaimana yang telah dikaji oleh banyak
Lebih terperinciETIKA. Membangun Masyarakat Islam Modern. Informatika. Dr. Rais Hidayat.
ETIKA Membangun Masyarakat Islam Modern Dr. Rais Hidayat Informatika www.mercubuana.ac.id Islam dan Demokrasi Memahami tradisi islam dalam demokrasi Menjelaskan pelaksanaan praktek demokrasi di madinah
Lebih terperinciCahaya Islam Menerangi Langit Eropa
Islam adalah Fitrah Manusia Begitu halnya di Eropa, sungguh, cahaya Islam tidak akan pernah redup meskipun di sana masyarakat Muslim masih minoritas. Jumlah mu alaf meningkat di tengah-tengah ancaman Islamofobia.
Lebih terperinciAgen-Agen Perubahan dan Aksi Tanpa Kekerasan
Agen-Agen Perubahan dan Aksi Tanpa Kekerasan Oleh Hardy Merriman Aksi tanpa kekerasan menjadi salah satu cara bagi masyarakat pada umumnya, untuk memperjuangkan hak, kebebasan, dan keadilan. Pilihan tanpa
Lebih terperinciKolom Edisi 040, Desember P r o j e c t ISLAM BAGHDAD. i t a i g k a a n. Luthfi Assyaukanie
l Edisi 040, Desember 2011 P r o j e c t ISLAM BAGHDAD i t a i g k a a n D Luthfi Assyaukanie Edisi 040, Desember 2011 1 Edisi 040, Desember 2011 Islam Baghdad Kekhalifahan Abbasiyah adalah model era keemasan
Lebih terperinciSEKULARISME, ISLAM DAN DEMOKRASI DI TURKI
, Edisi 003, Oktober 2011 i g i t a l l i m e m o k r a t i s m o k r a t i s. c o m SEKULARISME, ISLAM AN EMOKRASI I TURKI Ihsan Ali-Fauzi 1 Informasi Buku: Hakan Yavuz, Secularism and Muslim emocracy
Lebih terperinciAPATISME PEMBICARAAN NEGARA ISLAM 1
TIDAK USAH MUNAFIK! APATISME PEMBICARAAN NEGARA ISLAM 1 Oleh Nurcholish Madjid Dengan memperhitungkan mayoritas orang Indonesia beragama Islam, maka nilai yang paling baik mewarnai adalah nilai Islam.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Apriani Yulianti, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik dalam berkomunikasi menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar,
Lebih terperinciGereja di dalam Dunia Dewasa Ini
ix U Pengantar ndang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menegaskan bahwa pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan suatu sistem pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan
Lebih terperinciDIMENSI FILSAFAT DALAM WAHYU
l Edisi 019, September 2011 P r o j e c t DIMENSI FILSAFAT DALAM WAHYU i t a i g k a a n D Pradana Boy ZTF Edisi 019, September 2011 1 Edisi 019, September 2011 Dimensi Filsafat dalam Wahyu Posisi wahyu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lama sekitar 13 abad, yaitu sejak masa kepemimpinan Rasulullah SAW di
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejarah perjuangan umat Islam dalam pentas peradaban dunia berlangsung sangat lama sekitar 13 abad, yaitu sejak masa kepemimpinan Rasulullah SAW di Madinah (622-632M);
Lebih terperinciALLAH, UNIVERSALITAS, DAN PLURALITAS
ALLAH, UNIVERSALITAS, DAN PLURALITAS Achmad Jainuri, PhD IAIN Sunan Ampel, Surabaya Abstraksi Harold Coward menulis sebuah buku menarik, Pluralism Challenge to World Religions. Gagasan pluralisme dewasa
Lebih terperinciTAFSIR AL-QUR AN INKLUSIF
l Edisi 020, September 2011 P r o j e c t TAFSIR AL-QUR AN INKLUSIF i t a i g k a a n D Kusmana Edisi 020, September 2011 1 Edisi 020, September 2011 Tafsir Al-Qur an Inklusif Tafsir al-qur an yang memberi
Lebih terperinciKESINAMBUNGAN AGAMA-AGAMA
c Demokrasi Lewat Bacaan d KESINAMBUNGAN AGAMA-AGAMA Oleh Nurcholish Madjid Kemarin, 28 Maret 1999, umat Islam merayakan hari raya Idul Adha 1419 H, yang merupakan perayaan pengingatan kembali (sebuah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara yang dilihat dari letak geografis
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah salah satu negara yang dilihat dari letak geografis merupakan negara yang kaya dibandingkan dengan negara yang lainnya, hal ini dapat dibuktikan
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. Pada bagian terakhir ini penulis berusaha untuk menyimpulkan dari
BAB V PENUTUP Pada bagian terakhir ini penulis berusaha untuk menyimpulkan dari berbagai permasalahan yang telah diuraikan secara panjang lebar, guna untuk mempermudah dalam memahami isi yang terkandung
Lebih terperinciKolom Edisi 005, Agustus P r o j e c t ISLAM DAN DEMOKRASI. i t a i g k a a n. M. Zainuddin
l Edisi 005, Agustus 2011 P r o j e c t ISLAM DAN DEMOKRASI i t a i g k a a n D M. Zainuddin Edisi 005, Agustus 2011 1 Edisi 005, Agustus 2011 Islam dan Demokrasi Demokrasi sering diartikan sebagai penghargaan
Lebih terperinciSEJARAH SEHARUSNYA MENJADI INSPIRASI MEMANFAATKAN PELUANG
Jurnal Sejarah. Vol. 1(1), 2017: 151 156 Pengurus Pusat Masyarakat Sejarawan Indonesia DOI: 10.17510/js.v1i1. 59 SEJARAH SEHARUSNYA MENJADI INSPIRASI MEMANFAATKAN PELUANG Sumber Gambar: Tempo.co Professor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memiliki kualitas dan kemampuan antara lain: (1) memiliki identitas diri
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia pendidikan yang semakin pesat membutuhkan kerja keras dari semua pihak untuk menyukseskan program pendidikan nasional. Tantangan akan akan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB) Jemaat Silo DKI Jakarta adalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB) Jemaat Silo DKI Jakarta adalah bagian dari Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat. Keadaan penduduk dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Spiritualitas adalah istilah yang agak baru yang menandakan kerohanian atau hidup rohani. Spritualitas bisa juga berarti semangat kerohanian atau jiwa kerohanian.
Lebih terperinciPERUBAHAN SOSIAL DI PERDESAAN BALI
BAB 9 KESIMPULAN Dari apa yang telah diuraikan dan dibahas pada bab-bab sebelumnya, tergambarkan bahwa perdesaan di Tabola pada khususnya dan di Bali pada umumnya, adalah perdesaan yang berkembang dinamis.
Lebih terperinci10. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Kristen untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunalaras (SMPLB E)
10. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Kristen untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunalaras (SMPLB E) A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama menjadi
Lebih terperinciBAB VI SIMPULAN DAN SARAN
BAB VI SIMPULAN DAN SARAN 6.1. Simpulan Sentralisme pemerintahan yang telah lama berlangsung di negeri ini, cenderung dianggap sebagai penghambat pembangunan daerah. Dari sekian banyak tuntutan yang diperhadapkan
Lebih terperinciBab I Pendahuluan UKDW
Bab I Pendahuluan A. Latar Belakang Gereja Kristen Jawa (GKJ) Immanuel Ungaran merupakan salah satu gereja yang terletak di Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang dengan jemaat berjumlah 417 jiwa.
Lebih terperinciREVITALISASI PERAN ORGANISASI KEMASYARAKATAN DALAM MENEGAKKAN NILAI-NILAI BHINNEKA TUNGGAL IKA. Fakultas Hukum Universitas Brawijaya
REVITALISASI PERAN ORGANISASI KEMASYARAKATAN DALAM MENEGAKKAN NILAI-NILAI BHINNEKA TUNGGAL IKA Fakultas Hukum Universitas Brawijaya BHINNEKA TUNGGAL IKA SEBAGAI SPIRIT KONSTITUSI Pasal 36A UUD 1945 menyatakan
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. Berdasarkan pemaparan yang telah diuraikan, maka dapat diambil. kesimpulan yang merupakan akhir dari penulisan skripsi ini tentang
BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN Berdasarkan pemaparan yang telah diuraikan, maka dapat diambil kesimpulan yang merupakan akhir dari penulisan skripsi ini tentang modernisasi sistem pesantren yang tawarkan
Lebih terperinciKISI-KISI SOAL UAMBN MADRASAH ALIYAH TAHUN PELAJARAN 2011/2012
KISI-KISI SOAL UAMBN MADRASAH ALIYAH TAHUN PELAJARAN 2011/2012 Satuan Pendidikan : Madrasah Aliyah (IPA/IPS/BHS) Bentuk Soal : Pilihan Ganda Mata Pelajaran : Sejarah Kebudayaan Islam Jumlah Soal : 50 Butir
Lebih terperinciRESUME 21 BUTIR PLATFORM KEBIJAKAN PARTAI KEADILAN SEJAHTERA (1) PEMANTAPAN EKONOMI MAKRO
RESUME 21 BUTIR PLATFORM KEBIJAKAN PARTAI KEADILAN SEJAHTERA (1) PEMANTAPAN EKONOMI MAKRO Membangun kembali fundamental ekonomi yang sehat dan mantap demi meningkatkan pertumbuhan, memperluas pemerataan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sastra tadi harus dapat dikomunikasikan kepada orang lain, karena dapat saja
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra adalah bentuk rekaman dengan bahasa yang akan disampaikan kepada orang lain. Sastra adalah komunikasi. Bentuk rekaman atau karya sastra tadi harus dapat
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. Dari pembahasan tersebut penulis menyimpulkan sebagai berikut: 1. Tatkala negara Khilafah Islam runtuh pada tanggal 3 maret 1924M,
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Dari pembahasan tersebut penulis menyimpulkan sebagai berikut: 1. Tatkala negara Khilafah Islam runtuh pada tanggal 3 maret 1924M, nasionalisme menggeser kesatuan umat, negeri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Dalam Injil Lukas terdapat beberapa kisah tentang kesembuhan yang dialami oleh banyak orang melalui Yesus, mulai dari ibu mertua Petrus yang diserang demam berat dan
Lebih terperinci8 KESIMPULAN DAN REFLEKSI
8 KESIMPULAN DAN REFLEKSI 8.1 Kesimpulan 8.1.1 Transformasi dan Pola Interaksi Elite Transformasi kekuasaan pada etnis Bugis Bone dan Makassar Gowa berlangsung dalam empat fase utama; tradisional, feudalism,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dihadapkan pada situasi dan kondisi persaingan yang semakin ketat. Dunia
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini bukan hanya saja dunia usaha, tetapi dunia pendidikan juga dihadapkan pada situasi dan kondisi persaingan yang semakin ketat. Dunia pendidikan dituntut
Lebih terperinciTOPIK 2 = PEMBINAAN REMAJA & PEMUDA
TOPIK 2 = PEMBINAAN REMAJA & PEMUDA SUB BIDANG PEMBINAAN WARGA GEREJA SINODE GEREJA KRISTUS YESUS KATA PENGANTAR Puji Syukur kepada Tuhan Yesus atas pimpinan-nya sehingga buku ini dapat diterbitkan. Sesungguhnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sejarah kehidupan beragama di dunia banyak diwarnai konflik antar
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejarah kehidupan beragama di dunia banyak diwarnai konflik antar pemeluk agama, misalnya Hindu, Islam, dan Sikh di India, Islam, Kristen dan Yahudi di Palestina,
Lebih terperinciBAB II PENDIDIKAN POLITIK. A. Pengertian Pendidikan dan Politik. Dalam perkembangannya, istilah pendidikan atai paedagogie berarti bimbingan atau
BAB II PENDIDIKAN POLITIK A. Pengertian Pendidikan dan Politik Dalam arti sederhana pendidikan sering diartikan sebagai usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat
Lebih terperinciIDENTITAS NASIONAL Pengertian Identitas Jenis Identitas Atribut Identitas
IDENTITAS NASIONAL 1. Hakikat Identitas Nasional Pengertian Identitas o Identitas (Identity) o Ciri-ciri, tanda-tanda, jati diri yang menandai suatu benda atau orang. o Ciri: ciri fisik dan ciri non-fisik
Lebih terperinciKONSENTRASI BARU KEBANGKITAN ISLAM DI ASIA TENGGARA. Dewi Triwahyuni
KONSENTRASI BARU KEBANGKITAN ISLAM DI ASIA TENGGARA Dewi Triwahyuni Urgensitas Kajian Asia Tenggara Secara Historis, berpusat di Malaka, Asia tenggara adalah sentra perdagangan dunia antara abad ke-14
Lebih terperinciTENTANG MITOS. Oleh Nurcholish Madjid. The Compact Edition of the Oxford English Dictionary (Oxford University Press, 1971), s.v. Myth dan Mythos.
c Demokrasi Lewat Bacaan d TENTANG MITOS Oleh Nurcholish Madjid Dalam percakapan sehari-hari, mitos mengandung makna kepalsuan. Penyebutan tentang sesuatu sebagai mitos akan mengisyaratkan perendahan nilainya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tersebut sebenarnya dapat menjadi modal yang kuat apabila diolah dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang majemuk terdiri dari berbagai suku, ras, adat istiadat, bahasa, budaya, agama, dan kepercayaan. Fenomena tersebut sebenarnya
Lebih terperinciMasyarakat Madani, Civil Society
Masyarakat Madani, Civil Society Modul ke: Fakultas MKCU Program Studi Mkcu www.mercubuana.ac.id Masyarakat madani merupakan masyarakat Sipil Yang Kuat, Maju, demokratis dan Modern. Masyarakat yang berdaya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1 Lihat sila pertama dalam Dasar Negara Indonesia: Pancasila
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Seringkali kita mendengar dan membaca bahwa negara kita yaitu negara Indonesia adalah negara yang beragama. Dikatakan demikian, karena pada umumnya setiap warga negara
Lebih terperinciBAB IV KESIMPULAN. dipenuhi dengan budaya-budaya yang beragam di mana mengakui keberagaman,
BAB IV KESIMPULAN Masyarakat yang plural atau majemuk merupakan masyarakat yang dipenuhi dengan budaya-budaya yang beragam di mana mengakui keberagaman, perbedaan, dan kemajemukan budaya, baik ras, suku,
Lebih terperinciTEORI POLITIK DAN IDEOLOGI DEMOKRASI
9 TEORI POLITIK DAN IDEOLOGI DEMOKRASI Pengantar Setelah memperbicangkan hakekat kekuasaan dan negara, kuliah selanjutnya akan memperdalam beberapa perdebatan yang berkaitan dengan konseo-konsep demokrasi.
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS PEMAHAMAN DAN IMPLEMENTASI TOLERANSI ANTAR UMAT BERAGAMA. maka dalam bab ini peneliti kemukakan secara garis besar mengenai
BAB IV ANALISIS PEMAHAMAN DAN IMPLEMENTASI TOLERANSI ANTAR UMAT BERAGAMA Dalam bab sebelumnya telah di uraikan tentang toleransi antar umat beragama di Desa Jolotigo Kecamatan Talun Kabupaten Pekalongan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sekelompok orang yang akan turut serta secara aktif baik dalam kehidupan politik dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Permasalahan Partisipasi merupakan aspek yang penting dari demokrasi, partisipasi politik yang meluas merupakan ciri khas dari modernisasi politik. Partisipasi politik
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. agama-agama asli (agama suku) dengan pemisahan negeri, pulau, adat yang
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberagamaan orang Maluku, dapat dipahami melalui penelusuran sejarah yang memberi arti penting bagi kehidupan bersama di Maluku. Interaksiinteraksi keagamaan
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS. Pustaka Pelajar, 2001, hlm Azyumardi Azra, Kerukunan dan Dialog Islam-Kristen Di Indonesia, dalam Dinamika
44 BAB IV ANALISIS A. Kualitas Tingkat Toleransi Pada Masyarakat Dukuh Kasaran, Desa Pasungan, Kecamatan Ceper, Kabupaten Klaten Toleransi antar umat beragama, khususnya di Indonesia bertujuan untuk menumbuhkan
Lebih terperinci11. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik untuk Sekolah Dasar (SD)
11. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik untuk Sekolah Dasar (SD) A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama menjadi pemandu dalam upaya mewujudkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Ditinjau secara segi etimologi, kata strategi berasal dari Yunani yaitu Strategos
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Strategi Ditinjau secara segi etimologi, kata strategi berasal dari Yunani yaitu Strategos yang mengambil dari kata strator yang berarti militer dan ag yang berati memimpin.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Perkembangan teknologi dan komunikasi yang semakin pesat, memacu orang untuk semakin meningkatkan intensitas aktifitas dan kegiatannya. Tingginya intensitas
Lebih terperinciPENDIDIKAN AGAMA ISLAM ISLAM DAN DEMOKRASI
Modul ke: 13Fakultas Didin EKONOMI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ISLAM DAN DEMOKRASI Hikmah P, SE, MM Program Studi MANAJEMEN Pengantar: Sistem Demokrasi Demokrasi adalah bentuk pemerintahan di mana seluruh warga
Lebih terperinciyang berperan sebagai milisi dan non-milisi. Hal inilah yang menyebabkan skala kekerasan terus meningkat karena serangan-serangaan yang dilakukan
Bab V Kesimpulan Hal yang bermula sebagai sebuah perjuangan untuk memperoleh persamaan hak dalam politik dan ekonomi telah berkembang menjadi sebuah konflik kekerasan yang berbasis agama di antara grup-grup
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Dalam kehidupan di Indonesia pluralitas agama merupakan realitas hidup yang tidak mungkin dipungkiri oleh siapapun. Di negeri ini semua orang memiliki kebebasan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Permasalahan
1 BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Permasalahan Seiring dengan perkembangan jaman yang semakin modern dan maju secara tidak langsung menuntut setiap orang untuk mampu bersaing dalam mewujudkan tujuan
Lebih terperinciAlbania Negeri Muslim di Benua Biru?
Albania Negeri Muslim di Benua Biru? Faktanya banyak sekali hal-hal yang belum kita ketahui tentang agama islam di dunia ini, bagi kalian yang mengaku masyarakat islam hendaklah kita sesekali menilik lebih
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. internasional, negara harus memiliki syarat-syarat yang harus dipenuhi yaitu,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara merupakan salah satu subjek hukum internasional. Sebagai subjek hukum internasional, negara harus memiliki syarat-syarat yang harus dipenuhi yaitu, salah satunya
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. ini. Varian fundamentalisme sudah banyak dikategorisasikan oleh para
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Sejarah fundamentalisme Islam di Indonesia mengalami perkembangan yang dinamis dari era orde lama sampai orde reformasi saat ini. Varian fundamentalisme sudah banyak dikategorisasikan
Lebih terperinciBAB VII RAGAM SIMPUL
BAB VII RAGAM SIMPUL Komunitas India merupakan bagian dari masyarakat Indonesia sejak awal abad Masehi. Mereka datang ke Indonesia melalui rute perdagangan India-Cina dengan tujuan untuk mencari kekayaan,
Lebih terperinciSEJARAH ISLAM AHMADIN
SEJARAH ISLAM AHMADIN RAYHAN INTERMEDIA 2013 i SEJARAH ISLAM Copyright Ahmadin Diterbitkan pertama kali oleh Penerbit Rayhan Intermedia Penerbit: RAYHAN INTERMEDIA Jl. Naja Dg. Nai Lr 4/8 Rappokalling
Lebih terperinciPendidikan Agama Islam Bab : 3 PERADABAN ISLAM
Modul ke: 04 Pendidikan Agama Islam Bab : 3 PERADABAN ISLAM Fakultas Teknik Elektro Alimudin, S.Pd.I, M.Si Program Studi Pendidikan Agama Islam www.mercubuana.ac.id PENGANTAR Peradaban yang dibangun oleh
Lebih terperinciMASALAH PEMBARUAN PEMIKIRAN DALAM ISLAM
MASALAH PEMBARUAN PEMIKIRAN DALAM ISLAM Oleh Nurcholish Madjid Pendahuluan Reaksi-reaksi spontan telah dikemukakan oleh beberapa orang. Tetapi, tentu, reaksi-reaksi itu belum terumuskan dengan baik. Namun,
Lebih terperinciBAB V ANALISIS. melupakan sisi non-formal dari pendidikan Islam itu sendiri. Tentu saja ini menjadi
BAB V ANALISIS Adanya sekolah dan madrasah di tanah air sebagai institusi pendidikan Islam, hanyalah akan mempersempit pandangan kita tentang pendidikan Islam itu sendiri. Ini berarti, kita hanya mementingkan
Lebih terperinciTamadun Islam dan Tamadun Asia Edisi Kedua (TITAS) Bab 1: 1
Bab 1: 1 BAB 1 PENGENALAN ILMU KETAMADUNAN Bab 1: 2 Hasil Pembelajaran Setelah mengikuti bab ini, pelajar dapat: Menjelaskan konsep dan ciri-ciri sebuah tamadun. Menerangkan hubungan tamadun dengan agama,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (2000) p Budyanto, Dasar Teologis Kebersamaan dalam Masyarakat yang Beranekaragam Gema Duta Wacana, Vol.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Negara Indonesia adalah negara yang sangat majemuk atau beraneka ragam, baik dilihat secara geografis, struktur kemasyarakatan, adat istiadat, kebiasaan,
Lebih terperinci7. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Kristen untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
7. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Kristen untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama
Lebih terperinciIslam dan Demokrasi. Disusun oleh : AL-RHAZALI MITRA ANUGRAH F FEBRIAN DELI NOVELIAWATI C.
Islam dan Demokrasi Disusun oleh : AL-RHAZALI 07230054 MITRA ANUGRAH F 07230068 FEBRIAN DELI 201010050311070 NOVELIAWATI C. 201010050311085 MUSLIM DEMOKRAT Islam, Budaya Demokrasi, dan Partisipasi Politik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Citra Antika, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada masa ini, demokrasi merupakan salah satu pandangan dan landasan kehidupan dalam berbangsa yang memiliki banyak negara pengikutnya. Demokrasi merupakan paham
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. satu negara multikultural terbesar di dunia. Menurut (Mudzhar 2010:34)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah bangsa yang majemuk, bahkan Indonesia adalah salah satu negara multikultural terbesar di dunia. Menurut (Mudzhar 2010:34) multikulturalitas bangsa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keluarga Tokugawa. Disebut zaman Edo karena pemerintahan keshogunan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Zaman Edo (1603-1867) adalah zaman dimana Jepang diperintah oleh keluarga Tokugawa. Disebut zaman Edo karena pemerintahan keshogunan Tokugawa pada waktu itu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. satu sistem Pendidikan Nasional yang diatur dalam UU No.20 Tahun tentang sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa:
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang-undang 1945 mengamanatkan upaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa serta agar pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem Pendidikan Nasional yang
Lebih terperinciKISI-KISI UJIAN AKHIR MADRASAH BERSTANDAR NASIONAL (UAMBN) TAHUN PELAJARAN
KISI-KISI UJIAN AKHIR MADRASAH BERSTANDAR NASIONAL (UAMBN) TAHUN PELAJARAN 2016-2017 Jenis Madrasah : Madrasah Aliyah Bentuk Tes : Pilhan Ganda Program : Keagamaan Jumlah soal : 50 butir Mata Pelajaran
Lebih terperinciBAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. Setelah Perang Dunia II, demokrasi menjadi salah satu wacana sentral di
BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Setelah Perang Dunia II, demokrasi menjadi salah satu wacana sentral di seluruh dunia. Saking derasnya arus wacana mengenai demokrasi, hanya sedikit saja negara yang
Lebih terperinciBAB IV. Refleksi Teologis. sekolah adalah perbedaan peranan antara laki-laki dan perempuan. Dimana sudah sangat
BAB IV Refleksi Teologis Salah satu perbedaan yang dihadapi baik didalam gereja, masyarakat, maupun didalam sekolah adalah perbedaan peranan antara laki-laki dan perempuan. Dimana sudah sangat tertanam
Lebih terperinciSOAL UJI COBA HASIL BELAJAR PAI
141 LAMPIRAN XII SOAL UJI COBA HASIL BELAJAR PAI Perkembangan Ilmu Pengetahuan Hingga Daulah Abbasiyah Nama : Waktu : 2x 45 menit Kelas : Semester : II (Genap) Mulailah bekerja dengan membaca basmallah!
Lebih terperinci13 MASYARAKAT MADANI
MASYARAKAT MADANI 13 MASYARAKAT MADANI 2 PENGERTIAN MASYARAKAT MADANI (civil society) 1. Masyarakat yang telah berperadaban maju, masyarakat madani akan terwujud manakala terjadi tatanan masyarakat yang
Lebih terperinci1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejarah dikenal sebagai salah satu cabang ilmu yang mempelajari peristiwa pada masa lampau untuk kemudian diaplikasikan pada masa kini bahkan diproyeksikan untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pemilihan umum (Pemilu). Budiardjo (2010: 461) mengungkapkan bahwa dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Indonesia merupakan negara yang menganut sistem demokrasi,salah satu ciri negara yang menerapkan sistem demokrasi adalah melaksanakan kegiatan pemilihan umum
Lebih terperinci