FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PANCASAKTI TEGAL 2010

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PANCASAKTI TEGAL 2010"

Transkripsi

1 1

2 2 LAPORAN PENELITIAN DOSEN MUDA PENERAPAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT UNTUK MENINGKATKAN PRODUK KAIN BATIK TULIS YANG BERKUALITAS DI DESA CIBELOK KECAMATAN TAMAN KABUPATEN PEMALANG Oleh: 1. Saufik Luthfianto, S.T (KETUA) 2. Drs. Suwandono, M.Pd (ANGGOTA) DIBIAYAI OLEH DIRJEN DIKTI NOMOR: 137/006.2/PP3/2010 DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PANCASAKTI TEGAL 2010

3 3 HALAMAN PENGESAHAN 1. a. Judul Penelitian : Penerapan Metode Quality Function Deployment Untuk Meningkatkan Produk Kain Batik Tulis Yang Berkualitas di Desa Cibelok Kecamatan Taman Kabupaten Pemalang b. Bidang Ilmu : Teknologi (Teknik Industri) c. Kategori Penelitian : Pengembangan Ilmu Pengetahuan 2. Ketua Peneliti : a. Nama : Saufik Luthfianto, S.T. b. Jenis Kelamin : Laki-laki c. Gol. Pangkat dan NIPY : Penata Muda IIIa/ d. Jabatan Fungsional : Asisten Ahli e. Jabatan Struktural : Kepala Laboratorium f. Fakultas/Program Studi : Teknik/Teknik Industri 3. Jumlah Tim Peneliti : 2 orang 4. Lokasi Penelitian : Sentra Industri Batik Tulis Desa Cibelok Kabupaten pemalang 5. Kerjasama Dengan Institusi Lain a. Nama Institusi : - b. Alamat : - c. Telepon/Faxs/ Waktu Penelitian : 6 bulan 7. Biaya : Rp (delapan juta lima ratus ribu rupiah) Mengetahui: Dekan Fakultas Teknik Tegal, 28 Juni 2010 Ketua Peneliti, (Drs. Suwandono, M.Pd.) (Saufik Luthfianto, S.T.) NIPY NIPY Menyetujui, Ketua Lembaga Penelitian (Siswanto, S.H, M.H.) NIP

4 4 RINGKASAN PENERAPAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT UNTUK MENINGKATKAN PRODUK KAIN BATIK TULIS YANG BERKUALITAS DI DESA CIBELOK KECAMATAN TAMAN KABUPATEN PEMALANG Indonesia merupakan Negara yang terkenal dengan sentra industri kecil. Sentra industri kecil merupakan industri yang dapat bertahan pada krisis ekonomi global yang sedang melanda negara-negara berkembang termasuk di Indonesia dan memberikan dampak sangat luas bagi kehidupan masyarakat. Salah satu sentra industri kecil yang banyak berkembang di Indonesia adalah sentra industri batik tulis. Dari hasil survey awal yang dilakukan terhadap konsumen batik tulis pemalang ditemukan bahwa banyak pelanggan yang mengeluhkan warna batik yang cepat pudar atau luntur, bahan yang tidak awet dan panas, serta konsumen lebih memilih produk batik tulis Tegal dari pada batik tulis Pemalang. Tujuan dari penelitian ini adalah Untuk mengetahui keinginan pelanggan dan menilai sejauh mana respon konsumen terhadap produk kain batik tulis yang sudah dihasilkan oleh Sentra Industri batik tulis Desa Cibelok Kecamatan Taman Kabupaten Pemalang, Untuk mengetahui kepuasan pelanggan dalam sebuah rancangan desain batik tulis. Metode penelitian yang digunakan untuk meningkatkan kualitas produk batik tulis pemalang berdasarkan voice of customers adalah Quality Function Deployment (QFD). Hasil penelitian dengan menggunakan QFD adalah Terdapat sebelas atribut yang dipentingkan oleh konsumen yaitu Bahan baku utama kuat dan tahan lama (ditingkatkan), Tidak luntur (dipertahankan), Halus (ditingkatkan), Nyaman dipakai (ditingkatkan), Corak menarik dan rapi (dipertahankan), Banyak pilihan warna (dipertahankan), Mempunyai ciri khas (dipertahankan), Mudah perawatannya (dipertahankan), Motif modern dan klasik (dipertahankan), Lentur (fleksibel) (dipertahankan), Murah harganya (ditingkatkan) Kata kunci: Quality Function Deployment, Tingkat kepentingan pelanggan, Tingkat kepuasan pelanggan, House of Quality

5 5 PRAKATA Alhamdulillah, segala puji bagi Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, dan syukur Alhamdulillah atas segala rahmat dan anugerah-nya yang telah memberi ilmu, kekuatan dan kesempatan sehingga penelitian dengan judul Penerapan Metode Quality Function Deployment Untuk Meningkatkan Produk Kain Batik Tulis Yang Berkualitas Di Desa Cibelok Kecamatan Taman Kabupaten Pemalang ini dapat terselesaikan. Keberhasilan terselesaikannya penelitian ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu dengan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis sampaikan kepada: 1. Prof. Dr. H. Tri Jaka Kartana, M.Si selaku Rektor Universitas Pancasakti Tegal. 2. Siswanto, S.H, M.H. Selaku Ketua Lembaga Penelitian dan Pengembangan Universitas Pancasakti Tegal. 3. Drs. Suwandono, M.Pd. Selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas Pancasakti Tegal. 4. Segenap dosen dan karyawan Fakultas Teknik Universitas Pancasakti Tegal. 5. Bapak dan ibu pemilik dan karyawan Sentra Industri Batik Tulis Pemalang desa Cibelok Kecamatan Taman Kabupaten Pemalang yang telah membantu dalam pelaksanaan penelitian ini. 6. Terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu Penulis menyadari bahwa penelitian ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun untuk penelitian yang lebih lanjut masih sangat diperlukan. Akhir kata penulis berharap semoga laporan penelitian ini dapat memberi kontribusi yang berarti kepada kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi umumnya, dan khususnya Sentra Industry Batik Tulis Pemalang dan Universitas Pancasakti Tegal. Tegal, Juni 2010 Penulis DAFTAR ISI RINGKASAN DAN SUMMARY...i PRAKATA...ii

6 6 DAFTAR ISI...iv DAFTAR TABEL...ix DAFTAR GAMBAR...xi DAFTAR GRAFIK...xii DAFTAR LAMPIRAN...xiii BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Perumusan Masalah Asumsi-asumsi Batasan Masalah...5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Batik Tulis Ciri Khas Batik Tulis Desain Batik Tulis Kebutuhan Komponen Tentang Batik Tulis Konsep Kualitas dan Kepuasan Pelanggan Dimensi Kualitas Quality Function Deployment Tahap Implementasi QFD Tahap Perencanaan dan Persiapan Mengumpulkan Suara Pelanggan (VOC) Klasifikasi Kebutuhan-kebutuhan Pelanggan Mengumpulkan Data Kualitatif...29

7 Diagram Afinitas Menyusun Rumah Kualitas (House Of Quality) Rekayasa Teknis/Substitute Quality Characteristic (SQC) Pengukuran Performasi Tingkat Atas (Top Level Performance Measurement) Fungsi-Fungsi Produk (Product Function) Matrik Perencanaan Benchmarking...44 BAB III TUJUAN DAN MANFAAT Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian...46 BAB IV METODE PENELITIAN Tahap Awal Quality Function Deployment Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Studi Pustaka Survey Lapangan Tahap Pengumpulan Suara Pelanggan Identifikasi Variabel Penelitian Identifikasi Sampel Penelitian Pengumpulan dan Pengolahan Data Kualitatif Pengumpulan dan Pengolahan Data Kuantitatif Pengujian Data...51

8 Uji Validitas Uji Reliability Matrik Perencanaan (Planning Matrix) Tahap Pembuatan Rumah Kualitas Rekayasa Teknis (SQC) Korelasi Teknis Penentuan Matrik Hubungan (Relationship Matrik) Tahap Analisa dan Interpretasi Diagram Alir Penelitian...57 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Tahap Pengumpulan Data Kualitatif (Voice of Customer) Pengolahan Data Kuisioner Penentuan Jumlah Responden Uji Validitas Uji Reliabilitas Matrik Perencanaan (Planning Matrix) Importance to Customer Customer Satisfaction Performance and Competitive Satisfaction Performance Goal Improvement Ratio Sales Point...70

9 Raw weight and Normalized Raw Weight Tahap Pembuatan House of Quality Respon Teknis Reliationship Matrix dan Priorities Benchmarking Technical Correlation Target Pembahasan Analisa Customer Needs Analisa Prioritas Kebutuhan Pelanggan Analisa Importance to Customer Analisa Customer Satisfaction Performance and Competitive Satisfaction Performance Analisa Improvement Ratio Analisa Raw Weight Analisa Pembuatan House Of Quality Analisa Matrik Hubungan Analisa Prioritas Respon Teknis Analisa Benchmarking Analisa Target Analisa Korelasi Antar Respon Teknis Korelasi positif sangat kuat terjadi antar respon teknis...100

10 Korelasi positif lemah antar terjadi antar respon teknis Ringkasan Analisa QFD Perancangan Desain Peningkatan Kualitas Produk Batik Tulis Pemalang BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

11 11 DAFTAR TABEL Tabel 2.1 VOCT Part Tabel 2.2 VOCT Part Tabel 4.1 Pembobotan Tingkat Kepentingan Pelanggan...50 Tabel 4.2 Pembobotan Tingkat Kepuasan Pelanggan...51 Tabel 4.3 Derajat Pengaruh Teknis...54 Tabel 4.4 Relationship Matrix...55 Tabel 5.1 Voice of Customer Tabel 5.2 Voice of Customer Tabel 5.3 Atribut Kuisioner...62 Tabel 5.4 Hasil Uji validitas Sampling Kepentingan...64 Tabel 5.5 Hasil Uji Validitas Sampling Kepuasan...64 Tabel 5.6 Hasil Uji validitas Sampling Kepentingan dan Kepuasan...65 Tabel 5.7 Importance to Customer...66 Tabel 5.8 Customer and Competitif Satisfaction Performance...67 Tabel 5.9 Goal...68 Tabel 5.10 Nilai Improvement Ratio...69 Tabel 5.11 Sales Point...71 Tabel 5.12 Nilai Raw Weight and Normalized Raw Weight...72 Tabel 5.13 Respon teknis...73 Tabel 5.14 Relationship...76 Tabel 5.15 Priorities dan Kontribusi...78

12 12 Tabel 5.16 Benchmarking...79 Tabel 5.17 Simbol Technical Corelation...80 Tabel 5.18 Nilai target...82 Tabel 5.19 Customer Need...84 Tabel 5.20 Tingkat Kepentingan Untuk Tiap Atribut...85 Tabel 5.21 Customer and Competitif Satisfaction Performance...82 Tabel 5.22 Perbandingan Tingkat Kepuasan dan Tingkat Kepentingan Btik Tulis Pemalang...90 Tabel 5.23 Nilai Importance to Customer...92 Tabel 5.24 Nilai Raw Weight...93 Tabel 5.25 Prioritas...97 Tabel 5.26 Benchmarking...98 Tabel 5.27 Target Respon teknis...99 Tabel 5.28 Ringkasan Analisa QFD...106

13 13 DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Konsep Kepuasan Pelanggan Gambar 2.2 Rumah Kualitas Gambar 4.1 Diagram Alir Penelitian Gambar 5.1 Relationship Matriks Gambar 5.2 Technical Correlation Gambar 5.3 House Of Quality... 83

14 14 DAFTAR GRAFIK Grafik 5.1 Customer and Competitif Satisfaction Performance Grafik 5.2 Importance to Customer and Customer Satisfaction Performance. 91 Grafik 5.3 Ringkasan Analisa QFD

15 15 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Voice Of Customer Lampiran 2. Voice Of Customer 2 (Atribut Kuisioner) Lampiran 3. Daftar Kuisioner Lampiran 4. Data Kuisioner Tingkat Kepentingan Batik Tulis Pemalang Lampiran 5. Hasil Uji Validitas Dan Reliabilitas Tingkat Kepentingan Batik Tulis Pemalang Lampiran 6. Data Kuisioner Tingkat Kepuasan Batik Tulis Pemalang Lampiran 7. Hasil Uji Validitas Dan Reliabilitas Tingkat Kepuasan Batik Tulis Pemalang Lampiran 8. Data Kuisioner Tingkat Kepuasan Batik Tulis Tegal Lampiran 9. Hasil Uji Validitas Dan Reliabilitas Tingkat Kepuasan Batik Tulis Tegal...135

16 16 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan Negara yang terkenal dengan sentra industri kecil. Sentra industri kecil merupakan industri yang dapat bertahan pada krisis ekonomi global yang sedang melanda negara-negara berkembang termasuk di Indonesia dan memberikan dampak sangat luas bagi kehidupan masyarakat. Sentra industri kecil termasuk industri kerajinan dan industri rumah tangga mampu menjadi usaha yang semakin efisien dan mampu berkembang mandiri, meningkatkan pendapatan masyarakat, membuka lapangan kerja dan makin mampu meningkatkan peranannya dalam menyediakan barang dan jasa berbagai komponen baik untuk keperluan pasar dalam negeri dan luar negeri, tetapi seiring dengan proses globalisasi dan perdagangan bebas Industri Kecil Menengah kini merupakan salah satu sumber penting peningkatan ekspor non migas (Tambunan, 1993). Keberadaan industri kecil di Indonesia masih terjamin dan potensial untuk berkembang, terutama perusahaan kecil di daerah pedesaan (Marbun, 1993:27). Perusahaan kecil di Indonesia dilihat dari potensi dan keberadaannya ada harapan untuk berkembang. Hal ini didukung usaha mereka untuk mengembangkan usaha perusahaan dengan cara membuka diri dan memperbaharui diri serta menyesuaikan gerak hidup usahanya dengan dasar-dasar managemen mutakhir (Marbun:1993:31). Salah satu sentra industri kecil yang banyak berkembang di Indonesia adalah sentra industri batik tulis. Jawa Tengah telah lama menjadi barometer 1

17 17 perkembangan batik tulis Indonesia. Hampir tiap wilayah sub-budaya di provinsi ini mengembangkan berbagai motif tersendiri yang akhirnya dianggap sebagai batik khas daerah itu. Corak dan variasi batik tulis Jawa sendiri berjumlah ratusan. Tiap variasi tersebut memiliki makna dan filosofi tersendiri. Jawa Tengah sendiri memiliki paling tidak memiliki 2 daerah yang menjadi sentra batik khususnya batik tulis tingkat regional maupun nasional, yaitu Pekalongan dan Surakarta (Solo) ( Pada perkembangannya ke timur batik tulis Solo dan Yogyakarta menyempurnakan corak batik yang telah ada di Mojokerto serta Tulungagung hingga menyebar ke Gresik, Surabaya dan Madura. Sedang ke arah Barat batik tulis berkembang di Banyumas, Kebumen, Tegal, Cirebon, Pekalongan dan Pemalang. Salah satu sentra industri batik tulis yang digunakan dalam penelitian ini adalah sentra industri batik tulis yang berada di Desa Jebed Kecamatan Taman Kabupaten Pemalang. Sampai saat ini sentra industri batik tulis ini belum mempunyai standart kualitas produk sehingga banyak terjadi complaint dari agen atau pengecer terhadap hasil produk yang berhubungan dengan kualitas, dimana banyak produk pada setiap kodi yang telah dikirim kepada distributor, agen atau pengecer dikembalikan atau tidak diterima karena kualitasnya kurang bagus, terutama produk batik tulisnya. Dari hasil survey awal yang dilakukan terhadap konsumen batik tulis pemalang ditemukan bahwa banyak pelanggan yang mengeluhkan warna batik yang cepat pudar atau luntur, bahan yang tidak awet dan panas, serta konsumen lebih memilih produk batik tulis Tegal dari pada batik tulis Pemalang.

18 18 Proses Perancangan dan pengembangan produk merupakan serangkaian aktivitas yang dimulai dari analisa persepsi dan peluang pasar, kemudian diakhiri dengan tahap produksi, penjualan dan pengiriman produk (Karl T. Ulrich, Steven D. Eppinger, 2001). Pengembangan produk dalam situasi dan kondisi apapun baik itu saat industri berubah cepat maupun stabil tetap mengandung resiko yang tinggi. Produk hasil pengembangan dikatakan sukses bila mendapat respon positif dari konsumen yang diikuti dengan keinginan dan tindakan untuk membeli produk. Mengidentifikasikan kebutuhan konsumen merupakan fase yang paling awal dalam mengembangkan produk, karena tahap ini menentukan arah pengembangan produk. (Karl T. Ulrich, Steven D. Eppinger, 2001). (Akao, 1990) menyatakan bahwa untuk menterjemahkan kebutuhan dan keinginan konsumen ke dalam suatu rancangan produk yang memiliki persyaratan teknis dan karakteristik kualitas tertentu. Demikian juga menurut (Cohen,1995) Dalam proses perencanaan dan pengembangan produk untuk menetapkan spesifikasi kebutuhan dan keinginan konsumen, serta mengevaluasi secara sistematis kapablitas suatu produk atau jasa dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen. Dari pengamatan awal yang telah dilakukan, peneliti merekomendasikan desain batik tulis Pemalang dengan memperhatikan suara konsumen (voice of customers) yang didapat melalui metode Quality Function Deployment (QFD). Penelitian yang terkait dengan ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Aries Susanty, dkk (Proceeding International Seminar on Industrial Engineering and Management ISSN: X) tentang Customer Preferences Analysis For

19 19 Developing Creativity In Batik Industri. Penelitian oleh Aries Susanty mengidentifikasikan keinginan konsumen sebagai dasar pengembangan industri batik melalui QFD. Penelitian yang kedua adalah penelitian yang dilakukan oleh Jono (2006) Implementasi Metode Quality Function Deployment (QFD) Guna Meningkatkan Kualitas Kain Batik Tulis. Penelitian oleh Jono memberikan pengertian bahwa untuk mampu bersaing dan meraih pangsa pasar yang besar maka harus diperhatikan semua keinginan konsumen yang berhubungan dengan kualitas produk. Semua keinginan konsumen tertuang dalam atribut atribut yang berhubungan dengan kualitas produk kain batik tulis, dimana atribut atribut tersebut harus diperhatikan oleh produsen kain batik di Desa Nambangan Lor Kotamadya Madiun. Berdasarkan studi awal dan dari penelitian dari kedua pembanding diatas muncul suatu ide untuk mengimplementasikan batik tulis berdasarkan keinginan konsumen dengan metode QFD. Desain tersebut akan diaplikasikan untuk mengetahui kualitas batik tulis Pemalang. 1.2 Perumusan Masalah Mengacu latar belakang masalah di atas maka rumusan masalahnya adalah Bagaimana Memahami Keinginan dan Kepuasan Pelanggan Dengan Menggunakan Metode Quality Function Deployment (QFD) Untuk Meningkatkan Produk Kain Batik Tulis Yang Berkualitas. Atas dasar rumusan masalah tersebut, penulis mengambil judul Penerapan Metode Quality Function Deployment (QFD) Untuk Meningkatkan

20 20 Produk Kain Batik Tulis Yang Berkualitas di Desa Cibelok Kecamatan Taman Kabupaten Pemalang. 1.3 Asumsi-Asumsi Sedangkan untuk membantu dalam memecahkan permasalahan yang berkaitan dengan pengumpulan data, maka asumsi-asumsi yang ditetapkan yakni: 1. Desain Kain batik Tulis yang diteliti tersebut dianggap sudah mewakili semua alternatif. 2. Data yang diperoleh melalui data book, kuisioner dan wawancara dianggap absah dan dapat dipergunakan. 3. Pelanggan yang menjadi responden penelitian ini dianggap sebagai pelanggan yang memiliki loyalitas tinggi terhadap sentra industri. 1.4 Batasan Masalah Untuk menghindari meluasnya masalah, maka diperlukan suatu batasan masalah, adapun batasan masalahnya yaitu: 1. Penelitian ini dilakukan terhadap konsumen yang berlokasi di wilayah Kabupaten Pemalang 2. Penelitian ini dilakukan terhadap pelanggan yang pernah membeli produk ini. 3. Penelitian hanya dilakukan pada satu wilayah home industri saja yaitu Home Industry Desa Cibelok Kecamatan Taman Kabupaten Pemalang.

21 21 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Batik Tulis Batik merupakan salah satu karya budaya bangsa yng bersifat khusus karena produk ini adalah hasil perpaduan antara seni dan teknologi. Nilai seni ditunjukkan dengan motif dan warna batik, sedangkan teknologi ditunjukkan dalam proses pembuatannya (Depperindag, 1999). Nian S. Djoemena (1990) berpendapat bahwa membatik sama dengan melukis diatas sehelai kain putih. Sebagai alat melukis dipakai canting dan sebagai bahan melukis dipakai cairan malam. Menurut Konsensus Nasional 12 maret 1996, Batik adalah karya seni rupa pada kain, dengan pewarnaan rintang, yang menggunakan lilin batik sebagai perintang warna. Menurut Konsensus tersebut dapat diartikan bahwa yang membedakan batik dengan tekstil pada umumnya adalah proses pembuatannya ( Riyanto.1997). Dari pendapat diatas dapat dikemukakan bahwa batik adalah suatu karya seni pada sehelai kain dengan berbagai corak dan warna yang dibuat dengan alat yang berupa canting dengan menggunakan lilin batik atau malam sebagai perintang warnanya kemudian dicelupkan pada zat warna. Menurut Murtihadi dan Mukminatun (1979) bahwa proses membatik dibedakan menjadi dua yaitu batik tulis dan dan batik cap : Batik tulis, batik tulis yaitu kain batik yang proses pengerjaannya menggunakan alat canting untuk memindahkan lilin cair pada permukaan kain guna menutupi bagian tertentu yang 6

22 22 dikehendaki agar tidak terkena zat warna; Batik cap, batik cap yaitu kain batik yang pengerjaannya dilakukan dengan cara mencapkan lilin batik cair pada kain atau mori dengan alat cap berbentuk stempel dari plat tembaga yang sekaligus memindahkan pola ragam hias. Batik tulis pemalang didesain dengan teknik gambar tangan (freehand drawing) menggunakan pensil pada kain yang kemudian diaplikasikan dengan lilin panas cair. Pengaplikasian lilin dilakukan secara seksama pada patra-patra sketsa menggunakan canthing, yaitu sebuah pena (stylus) tembaga dari yang mempunyai container di bagian atasnya. Selama membatik, pembatik meniup ujung canthing untuk menyakinkan bahwa lilin tetap pada kondisi yang cukup cair dan dan mudah untuk mengalir. Pada dasarnya sebuah karya seni membatik adalah karya seni, membatik adalah melukis. Canthing adalah alat menggambar batik utama yang ukuran ketebalan garisnya beragam tergantung pada derajat ketipisan garis atau titik yang dikehendaki. Area-area yang diisi adalah untuk mewarnai, akan diisi dengan lilin, kain kemudian direndam kedalam bak atau wadah pencelup. Lilin kemudian digelontorkan dengan air panas, dikerok dari bagian-bagian yang bermaterial kering, lalu dicelup. Berikutnya area-area lain ditutup dengan lilin, tindakan ini diulang selama setiap tahap pada proses pewarnaan (empat kali) atau lebih sampai keseluruhan patra dan efek warnanya tercapai. Proses untuk membuat batik tulis pemalang meliputi langkah-langkah berikut: Sebelum kain mori dibatik, biasanya dilemaskan caranya adalah dengan digemplong, yaitu kain mori digulung kemudian diletakkan di tempat yang datar

23 23 dan dipukuli dengan alu yang terbuat dari kayu, Setelah kain menjadi lemas, maka tahap berikutnya adalah mola, yaitu membuat pola pada mori dengan menggunakan malam, Setelah pola terbentuk, tahap selanjutnya adalah nglowong, yakni menggambar di sebalik mori sesuai dengan pola. Kegiatan ini disebut nembusi., Setelah itu, nembok yang prosesnya hampir sama dengan nglowong tetapi menggunakan malam yang lebih kuat. Maksudnya adalah untuk menahan rembesan zat warna biru atau coklat, Tahap selanjutnya adalah medel atau nyelup untuk memberi warna biru supaya hasilnya sesuai dengan yang diinginkan. Proses medel dilakukan beberapa kali agar warna biru menjadi lebih pekat, Selanjutnya, ngerok yaitu menghilangkan lilin klowongan agar jika disoga bekasnya berwarna coklat. Alat yang digunakan untuk ngerok adalah cawuk yang terbuat dari potongan kaleng yang ditajamkan sisinya, Setelah dikerok, kemudian dilanjutkan dengan mbironi. Dalam proses ini bagian-bagian yang ingin tetap berwarna biru dan putih ditutup malam dengan menggunakan canting khusus agar ketika disoga tidak kemasukan warna coklat, Setelah itu, dilanjutkan dengan nyoga, yakni memberi warna coklat dengan ramuan kulit kayu soga, tingi, tegeran dan lain-lain, Untuk memperoleh warna coklat yang matang atau tua, kain dicelup dalam bak berisi ramuan soga, kemudian ditiriskan. Proses nyoga dilakukan berkali-kali dan kadang memakan waktu sampai beberapa hari. Namun, apabila menggunakan zat pewarna kimia, proses nyoga cukup dilakukan sehari saja, Proses selanjutnya yang merupakan tahap akhir adalah mbabar atau nglorot, yaitu membersihkan malam. Caranya, kain mori tersebut dimasukkan ke dalam air mendidih yang telah diberi air kanji supaya malam tidak menempel kembali, Setelah malam luntur,

24 24 kain mori yang telah dibatik tersebut kemudian dicuci dan diangin-anginkan supaya kering. Sebagai catatan, dalam pembuatan satu potong batik biasanya tidak hanya ditangani oleh satu orang saja, melainkan beberapa orang yang tugasnya berbeda Ciri Khas Batik Tulis Ciri khas batik tulis adalah pada bahan membatiknya, yaitu antara lain: 1. Bahan kain. Bahan kain batik merupakan bahan dasar untuk membuat kain batik. Sebagian besar batik menggunakan bahan mori (katun), karena disamping harganya relatif murah juga mudah diproses. Kualitas batik bisa dibedakan menurut proses pengerjaannya, desain maupun mori yang dipergunakan. Oleh karena itu, (terutama untuk sandang) kualitas mori atau bahan kainnya sangat menentukan. Bahan yang digunakan untuk membatik antara lain: a. Kain Mori Kehalusan dan kualitas mori dapat dibedakan menjadi beberapa golongan: 1. Mori Primisima. Mori Primisima adalah golongan mori yang paling halus. Mori ini digunakan untuk batik tulis, jarang sekali untuk batik cap. Mori ini diperdagangkan dalam bentuk gulungan (piece) lebar 42 atau kurang lebih 106cm. Dengan panjang 17,5 yard kurang lebih 15,5m. 2. Mori Prima. Mori Prima adalah golongan mori halus kedua. Mori ini digunakan untuk batik tulis maupun cap. Mori ini diperdagangkan dalam bentuk gulungan (piece)

25 25 lebar 42 atau kurang lebih 106 cm. Dengan panjang 17,5 yard kurang lebih 15,5 m. 3. Mori biru. Mori biru adalah golongan mori dengan kualitas ketiga. Mori ini digunakan untuk batik kasar/sedang, tidak untuk batik tulis halus. Mori ini diperdagangkan dalam bentuk gulungan (piece) lebar 40 atau kurang lebih 100 cm. Dengan panjang 16 yard, 30 yard,40 yard dan 45 yard. Bahan batik sampai saat ini telah mengalami perkembangan dengan pesat. Sekarang banyak bahan lain yang bisa digunakan untuk membatik misalnya : berkolin, sutra, shantung dll. b. Lilin atau malam batik. Lilin atau malam batik adalah campuran dari unsur-unsur, pada umumnya terdiri dari Gondorukem, Mata kucing, Paraffin atau microwax, lemak atau minyak nabati dan kadang-kadang ditambah dengan lilin dari tawon yang dapat di tuliskan pada kain. Lilin batik ini perlu dipanaskan terlebih dahulu kurang lebih derajat Celcius. Bahan-bahan tersebut di rebus dan diaduk hingga rata betul, lalu dituang ke dalam cetakan. Fungsi dari lilin batik ialah untuk resist(menolak) terhadap warna yang diberikan pada kain saat pengerjaan berikutnya. Terdapat 4 jenis malam menurut sifat dan kegunaannya (Didik Riyanto, 1993) antara lain: a. Malam carik : mempunyai warna yang agak kuning, sifatnya lentur dan tidak mudah retak, lekatnya hebat, gunanya untuk membatik tulis halus. b. Malam gambar : Warnanya kuning pucat, sifatnya mudah retak, gunnya untuk membuat remukan (efek retak)

26 26 c. Malam tembokan : Dominan warnanya agak coklat sedikit, sifatnya kental, gunanya untuk menutup blok (putih). d. Malam biron : Warnanya lebih coklat sedikit lagi gunanya untuk menutup warna biru. 2. Bahan pewarna batik. Bahan pewarna batik menggunakan warna tekstil yang sesuai dengan proses dan bahan baku batik. Zat warna tekstil tidak semuanya dapat memberi warna pada batik. Hal ini disebabkan karena : 1. Pada pewarnaan batik dikerjakan tanpa pemanasan karena batik memakai lilin batik/malam. 2. Lilin batik pada umumnya tidak tahan pada alkali yang kuat. 3. Pada pekerjaan terakhir dari proses pembuatan batik terdapat menghilangkan lilin atau nglorod dengan air panas Ada dua macam zat warna batik menurut asalnya, yaitu: Zat warna alam dan zat warna sintetis. 1. Zat warna alam Zat warna alam ini berasal dari hewan dan tumbuh-tumbuhan. Zat warna tumbuh-tumbuhan berasal dari akar, batang, (kayu), kulit daun, dan bunga.zat warna alam banyak sekali contohnya,antara lain:daun pohon nila (Indigofera), kulit pohon soga tingi (Ceriops Condolleana Arn), Kulit pohon soga tegeran, kulit soga jambal, akar pohon mengkudu, temulawak, kunir, gambir dan pinang, teh, pucuk gebang (Corypha Gebanga).

27 27 2. Zat warna sintetis Sekitar abad ke-19 menyusul penemuan zat warna buatan. Pewarnaan kain batik mulai memanfaatkan warna-warna tiruan itu. Penggunaan zat-zat pewarna jenis ini ternyata membuat proses produksi batik lebih cepat dan beraneka ragam. Macam-macam pewarna sintetis : a. Zat warna Naftol Sebelum digunakan zat warna naftol dilarutkan dalam larutan soda (kostik soda) yang akan berubah menjadi Naftolat yang mudah larut dalam air dingin. b. Zat warna rapid Setelah dipakai untuk pewarnaan misalnya pencelupan, pencoletan dalam bentuk larutan, dikeringkan, kemudian diasamkan/dibiarkan akan timbul warnanya. c. Zat warna bejana Terbagi menjadi 2 bagian yaitu zat warna indigo dan indigosol. d. Zat Warna reaktif Yang termasuk zat warna reaktif antara lain : a) Procion dari ICI b) Remazol dari Hoechst c) Cibacron dari Ciba d) Levafix dari bayer, dll

28 Desain Batik Tulis. Desain batik tulis yang dimaksud menyangkut pola atau patra, motif, corak, ragam, warna, skala dan komposisi. Batik, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional), berarti kain yang digambar secara khusus dengan cara menuliskan malam pada kain dan pengolahannya diproses dengan cara tertentu. Menurut Baroto dalam jurnal desain produk FTSP ITS dengan judul Development of Indonesia New Batik Design by Exploration and Exploitation of Recent Context mendefinisikan desain batik dalam Batik Fisika Bandung Fe Institute, yang memakai pendekatan sains untuk mendesain batik melalui teknik fractal, yaitu teknik pembuatan patra atau pengulangan secara generative (tidak sama persis) seperti proses tumbuhnya ranting dan daun pada sebuah pohon. Hasanudin (2001), dalam Batik Pesisiran; Melacak Pengaruh Etos Dagang Santri pada Ragam Hias Batik membahas ciri khas sentra batik di Pulau Jawa dan model pengelolaan bisnis batik, seluk-beluk peralatan membatik, dari cara pemakaian dan pemeliharaan hingga sentra produsen perlengkapan membatik tersebut. Pada penelitian Raharjo, Budi Kerajinan Batik Tulis Tengah Sawah Desa Wiyoro Kecamatan Ngadirojo Kabupaten Pacitan. Jurusan Pendidikan Seni dan Desain Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang dihasilkan bahwa Batik Tulis Tengah Sawah dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok yaitu motif geometris dan motif non geometris, banyak menciptakan motif-motif baru yang sumber idenya dari alam sekitar, majalah, buku dan kreasi sendiri. Bahan pewarna yang digunakan adalah indigosol yang mempunyai kelebihan yaitu penggunaan mudah, ramah

29 29 lingkungan dan warna lebih cemerlang. Sedang alat, serta proses pewarnaan dan pelorodan masih sama dengan industri batik tulis yang lain. Walaupun memiliki keseragaman materi dan cara pembuatan seperti lembaran kain sebagai dasar, penggunaan malam, canting dan teknik pewarnaan tertentu, batik tulis selalu saja memiliki tema atau karakter desain yang berbeda antar daerah. Oleh karena itu muncul bermacam-macam desain batik tulis yang diberi nama sesuai daerahnya, seperti batik Jogja, batik Solo, batik Pekalongan, batik Lasem, batik Cirebon, dll. Demikian juga dengan batik tulis Pemalang memiliki berbagai macam desain diantaranya adalah: danau sentanau yang memiliki desain gambar hewan, jahe trubus yang memiliki desain tanaman, kawung jenggot yang memiliki desain geometris, motif daun, simbar dan simbar kencana. 2.2 Kebutuhan Konsumen Tentang Batik Tulis Menurut Soebagyo, daryono Analisis Kompetensi Produk Unggulan Daerah Pada Batik Tulis Dan Cap Solo Di Dati II Kota Surakarta. Jurnal Ekonomi Pembangunan Vol. 9, No. 2, Desember 2008, hal mengidentifikasikan bahwa batik dan produk batik yang memiliki peringkat pertama dalam produk unggulan industri kecil menengah di kota Surakarta atau Solo yang memiliki keunikan dalam motif, sungguhpun motif yang ada sangat banyak, tetapi memiliki kompetensi unggulan dominan dalam karakteristik, desain dan daya inovasi, serta makna filosofis atas motifnya. Pada penelitian Muliana Yulianti Skripsi. Kajian Strategi dan Bauran Pemasaran Batik Garutan (Studi Kasus di Perusahaan Batik Tulis Garutan RM, Garut Jawa Barat). Tidak

30 30 diplubikasikan. Mengidentifikasikan bahwa produk yang bermutu dapat dilihat dari bahan baku, motif, warna dan model. Dari kedua penelitian diatas maka motif atau corak batik adalah gambaran pada batik yang merupakan perpaduan antara garis dan bentuk sehingga membentuk suatu rangkaian keindahan. Motif, warna dan proses pembuatan batik berkembang mengikuti permintaan pasar. 2.3 Konsep Kualitas dan Kepuasan Pelanggan Pada era industrialisasi yang semakin kompetitif sekarang ini, setiap perusahaan yang ingin memenangkan kompetisi dalam dunia industri akan memberikan perhatian penuh pada kualitas. Perhatian penuh pada kualitas akan memberikan dampak positif kepada bisnis melalui dua cara, yaitu dampak terhadap biaya produksi dan dampak terhadap pendapatan.dalam hal ini kualitas merupakan jaminan terbaik kita atas kesetiaan pelanggan, pertahanan terkuat kita dalam menghadapi persaingan asing, Banyak para ahli mendefinisikan konsep kualitas, diantaranya Scherkenbach, (Dikutip dari buku Manajemen Kualitas Pendekatan Sisi Kualitatif, 2003; 8) yang mendefinisikan kualitas sebagai : Kualitas ditentukan oleh pelanggan; pelanggan menginginkan produk dan jasa yang sesuai dengan kebutuhan dan harapannya pada suatu tingkat harga tertentu yang menunjukan nilai produk tersebut. Sedangkan Goetsch dan Devis, (Dikutip dari buku Total Quality Manajement, 1996; 4) membuat definisi mengenai kualitas yang lebih luas cakupannya, definisi tersebut adalah : Kualitas merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan yang

31 31 memenuhi atau melebihi harapan.berdasarkan definisi kualitas diatas maka pada dasarnya kualitas mengacu kepada pengertian pokok : 1. Kualitas terdiri dari sejumlah keistimewaan produk, baik keistimewaan langsung maupun keistimewaan atraktif yang memenuhi keinginan pelanggan dan dengan demikian memberikan kepuasan atas penggunaan produk itu. 2. Kualitas terdiri dari segala sesuatu yang bebas dari kekurangan atau kerusakan. Philip Kotler (Dikutip dari buku Manajemen Pemasaran, 1994; 42) mengungkapkan bahwa kepuasan pelanggan adalah Tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja (hasil) yang dirasakan dibandingkan dengan harapannya. Ada persamaan diantara beberapa definisi diatas, yaitu memuaskan pelanggan merupakan suatu usaha untuk mengembangkan kualitas produk atau jasa perusahaan, ke arah pemuasan kebutuhan pelanggan, sesuai ataupun melebihi kriteria yang diinginkan pelanggan. Jadi dapat dikatakan bahwa tingkat kepuasan merupakan fungsi dari perbedaan antara kualitas pelayanan yang dirasakan dengan harapan. Apabila kinerja di bawah harapan, maka pelanggan akan kecewa. Bila kinerja sesuai dengan harapan, pelanggan akan merasa puas. Harapan pelanggan dapat dibentuk oleh pengalaman masa lampau, komentar dari kerabatnya serta janji dan informasi pemasaran dan saingannya. Pelanggan yang puas akan setia lebih lama, kurang sensitif terhadap harga dan memberikan komentar yang baik tentang perusahaan.

32 32 Secara konseptual kepuasan pelanggan dapat digambarkan seperti ditunjukkan dalam gambar 2.1 berikut : Tujuan Perusahaan PRODUK Kebutuhan dan Keinginan Nilai Produk Bagi Pelanggan Harapan Pelanggan Terhadap Produk Tingkat Kepuasan Gambar 2.1 Konsep Kepuasan Pelanggan Sumber : Fandi Tjiptono, 1997, Total Quality Service, Penerbit Andi Yogyakarta 2.4 Dimensi Kualitas Menurut David Garvin (Dikutip dari buku Total Quality Manajement, 2002; 37) terdapat 8 (delapan) dimensi kualitas yang dapat digunakan sebagai kerangka perencanaan strategis dan analysis. Dimensi-dimensi tersebut adalah : 1. Kinerja (performance), yaitu karakteristik operasi pokok dari produk inti. 2. Ciri-ciri atau keistimewaan tambahan (features), yaitu karakteristik sekunder atau pelengkap. 3. Kehandalan (realibility), yaitu kemungkinan kecil akan mengalami kerusakan atau gagal dipakai.

33 33 4. Kesesuaian dengan spesifikasi (conformance to specifications), yaitu sejauh mana karakteristik desain dan operasi memenuhi standar-standar yang sudah ditetapkan sebelumnya. 5. Daya tahan (durability), yaitu berkaitan dengan berapa lama suatu produk dapat terus digunakan. Dimensi ini mencakup umur teknis maupun umur ekonomis. 6. Serviceability, meliputi kecepatan, kompetensi, kenyamanan, mudah direparasi, serta penenganan keluhan yang memuaskan. Pelayanan yang diberikan tidak terbatas hanya sebelum penjualan tapi juga selama proses penjualan hingga purna jual, yang juga mencakup pelayanan reparasi dan ketersediaan komponen yang dibutuhkan. 7. Estetika, yaitu daya tarik produk terhadap panca indera. 8. Kualitas yang dipersepsikan (perceived quality), yaitu citra dan persepsi produk serta tanggungjawab perusahaan terhadapnya. Meskipun beberapa dimensi kualitas diatas dapat diterapkan pada bisnis jasa, tetapi sebagian besar dimensi tersebut dikembangkan berdasarkan pengalaman dan penelitian terhadap perusahaan manufaktur. 2.5 Quality Function Deployment Quality Function Deployment merupakan disiplin ilmu untuk melakukan pendekatan terhadap desain produk, engineering dan evaluasi terhadap suatu produk serta merupakan alat perencana yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan atau harapan konsumen. Hal ini dapat diketahui setelah perusahan Mitshubisi sebagai perusahaan yang pertama mengaplikasikan Quality Function

34 34 Deployment pada tahun Penerapan Quality Function Deployment ternyata mampu mengurangi biaya, baik untuk perusahaan jasa maupun manufaktur. Penerapan secara tepat Quality Function Deployment dapat memperbaiki pengetahuan mengenai perancangan, kualitas serta pengembangan produk. Inti dari Quality Function Deployment terletak pada kepentingan dan harapan konsumen yang mengacu pada suatu konsumen. Pelaksanaan Quality Function Deployment dengan penerjemahan terhadap harapan konsumen menjadi tindakan dengan menggunakan karakteristik keteknikan. Quality Function Deployment (QFD) merupakan suatu perangkat manajemen dimana keinginan dari konsumen digunakan sebagai alat pengembangan produk. Karakteristik masalah dan penerimaan diidentifikasi pada langkah awal Quality Function Deployment dan dapat dipecahkan sebelum proses produksi dimulai. Definisi QFD merupakan suatu metode yang digunakan oleh perusahaan untuk mengantisipasi dan menentukan prioritas kebutuhan dan keinginan konsumen, serta menggabungkan kebutuhan dan keinginan konsumen tersebut dalam produk dan jasa yang disediakan bagi konsumen. Suatu organisasi yang mengimplementasikan QFD dengan tepat, dapat meningkatkan pengetahuan rekayasa, kualitas dan mengurangi ongkos, waktu pengembangan produk serta perubahan-perubahan rekayasa. Cohen L (Dikutip dari buku Quality Function Deployment 1995; 11) mendefinisikan Quality Function Deployment adalah metode stuktur yang digunakan dalam proses perencanaan dan pengembangan produk untuk

35 35 menetapkan spesifikasi kebutuhan dan keinginan konsumen, serta mengevaluasi dengan sistematis kapabilitas suatu produk atau jasa dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen. Tujuan dari Quality Function Deployment sendiri tidak hanya memenuhi sebanyak mungkin harapan-harapan pelanggan, tapi juga berusaha melampaui harapan-harapan pelanggan sebagai cara untuk berkompetensi dengan saingannya, sehingga diharapkan konsumen tidak menolak dan tidak komplain, tapi malah menginginkannya. Team Quality Function Deployment harus membuat produk/ jasa lebih menarik dari pada produk/ jasa yang sudah ada atau lebih menarik dibandingkan produk/ jasa pesaing-pesaingnya. Quality Function Deployment digunakan untuk memastikan bahwa perusahaan memusatkan perhatiannya terhadap kebutuhan pelanggan sebelum setiap pekerjaan perancangan dilakukan. Ini mungkin memperpanjang tahap perencanaan desain proyek, akan tetapi secara umum mengurangi baik jumlah waktu secara keseluruhan yang diperlukan untuk tahap perancangan maupun jumlah waktu secara keseluruhan yang diperlukan untuk tahap perancangan maupun jumlah perubahan-perubahan rancangan setelah diluncurkan. Menurut Monrou-Faure (Dikutip dari buku Pemberdayaan Disiplin Ilmu Teknik Industri, 1996; 65). Manfaat-manfaat utama QFD adalah seperti berikut : - Memusatkan perancangan produk dan jasa baru pada kebutuhan pelanggan. Memastikan bahwa kebutuhan pelanggan dipahami dan proses desain didorong oleh kebutuhan pelanggan yang obyektif dari pada teknologi.

36 36 - Mengutamakan kegiatan-kegiatan desain. Hal ini memastikan bahwa proses desain dipusatkan pada kebutuhan pelanggan yang paling berarti. - Menganalisa kinerja produk perusahaan terhadap kinerja pesaing-pesaing perusahaan yang utama memenuhi kebutuhan pada pelanggan utama. - Dengan berfokus pada upaya rancangan, hal ini akan mengurangi lamanya waktu yang diperlukan untuk daur rancangan secara keseluruhan sehingga dapat mengurangi waktu untuk memasarkan produk-produk baru. - Mengurangi banyaknya perubahan desain setelah dilakukan, dengan memastikan upaya yang difokuskan pada tahap perencanaan. Hal yang penting ini mengurangi biaya mengenalkan desain baru. - Mendorong terselenggaranya tim kerja dan menghancurkan rintangan antar bagian dengan melibatkan pemasaran, rekayasa teknik, dan fabrikasi sejak awal proyek. Masing-masing anggota tim kerja mempunyai kedudukan yang sama pentingnya dan memiliki sesuatu untuk disumbangkan kepada proses. - Menyediakan suatu cara untuk membuat dokumentasi proses dan menyediakan suatu dasar yang kokoh untuk mengambil keputusan rancangan. - Hal ini sangat membantu menjaga proyek terhadap perubahan-perubahan personalia yang tidak dapat diperkirakan terlebih dahulu.

37 Tahap Implementasi QFD Implementasi QFD terdiri dari tiga tahap, dimana seluruh kegiatan yang dilakukan masing-masing tahapan dapat diterapkan seperti layaknya suatu proyek, dengan terlebih dahulu dilakukan tahap perencanaan dan persiapan. Menurut Cohen L (Dikutip dari buku Quality Function Deployment 1995; 210) Ketiga tahapan tersebut adalah : 1. Tahap pengumpulan Voice of Customer 2. Tahap penyusunan rumah kualitas (House of Quality) 3. Tahap analisa dan interpretasi Tahap Perencanaan dan Persiapan Pada tahap ini merupakan persiapan dalam melakukan dan mengimplementasikan QFD. Kata kuncinya meliputi : 1. Menetapkan dokumen yang bersifat organisasi - Dukungan manajemen : Hal ini mengacu pada komitmen dari manajemen level atas untuk menyediakan dan mengalokasikan sumber-sumber daya yang diperlukan untuk menyelesaikan aktivitas. - Dukungan fungsional : Hal ini mengacu pada komitmen dari kelompok fungsional untuk berpartisipasi yang berhubungan dengan aktivitas QFD, untuk pengembangan produk kelompok fungsional dapat meliputi Purchasing, Manufacturing, Quality Assurance, Sale, dan Service sedangkan untuk pengembangkan proses meliputi Purchasing, Training, Marketing, dan Finance.

38 38 - Dukungan teknikal QFD : Hal ini mengacu pada penggabungan keterampilan yang dibutuhkan untuk mengimplementasikan QFD. 2. Menentukan keuntungan yang mungkin didapat QFD memberikan serangkaian keuntungan bagi teamnya, antara lain : - Dapat mengerti akan kebutuhan dan keinginan dari pelanggan. - Mengembangkan visi team secara umum dari suatu produk atau jasa. - Mendokumentasikan seluruh keputusan dan asumsi-asumsi selama implementasi secara ringkas (dalam bentuk rumah kualitas). - Meminimisasi resiko pengulangan ditengah proyek. Keuntungan ini didapat dari tersedianya informasi terbaru ditengah pengembangan produk yang dapat ditambahkan dari rumah kualitas atau matriks QFD lainnya. - Mempercepat perencanaan produk. Walaupun QFD tampak menghabiskan waktu, sebagian besar kelompok menemukan bahwa perencanaan produk lebih ccepat, lebih lengkap dan lebih efisien jika menggunakan struktur rumah kualitas. 3. Memutuskan siapa pelanggan a. Pentingnya definisi yang jelas : Selama proses QFD, team akan membuat banyak keputusan. Mereka akan memperkirakan hubungan antara produk dengan kemampuan pelayanan dan kebutuhan pelanggan, agar keputusan ini menjadi berarti, maka team tersebut melakukan definisi yang jelas dan konsisten, misalnya definisi siapakah pelanggan mereka. Menurut Kottler P (Dikutip dari buku

39 39 Manajemen Pemasaran 1997; 68), dalam menentukan pelanggan, dapat melihat definisi sebagai berikut Pelanggan adalah pihak yang memaksimumkan nilai dan membentuk harapan berdasarkan nilai tersebut. b. Identifikasi semua pelanggan yang mungkin : Langkah awal mendefinisikan pelanggan kunci adalah membuat daftar tentang pelanggan yang mungkin, hal ini biasanya dilakukan saat riset pasar. Alat yang berguna untuk mengukurdaftar pelanggan adalah Affinity Diagram. Diagram ini digunakan untuk mengelompokkan item-item brainstorming yang akan digunakan untuk menentukan semua pelanggan yang mungkin. c. Identifikasi pelanggan kunci : Setelah mengelompokkan semua pelanggan maka harus dikonsentrasikan pada pelanggan kunci. Hal ini mengoptimalkan dalam memutuskan pelanggan kunci : - Setiap orang langsung setujuan : Dari daftar pelanggan dapat diketahui secara langsung siapakah pelanggan kuncinya, dan jika setiap orang dalam team setuju, maka dapat langsung ditentukan dan sebaliknya jika tidak semua langsung setuju, maka digunakan metode lainnya. - Metode matriks prioritas : Metode ini mirip dengan pembobotan dan perkalian kolom dalam matriks perencanaan rumah kualitas dari QFD.

40 40 - Analisis Hierarki proses : Metode ini merupakan metode alternatif dalam memutuskan pelanggan kunci berdasarkan daftar semua pelanggan yang mungkin. Mula-mula team membuat matriks dengan daftar semua pelanggan sepanjang sisi kiri dan juga pada atasnya. Kemudian memperkirakan nilai kepentingan untuk setiap pasangan pelanggan. d. Menentukan horizon waktunya Kerangka waktu dalam pengiriman suatu produk merupakan pembatas untuk tujuan perencanaan. Tahap batasan waktu, suatu team mungkin akan menetapkan tujuan yang tidak praktis bagi dirinya sendiri. Horison waktu yang mendefinisikan dengan jelas dalam proses QFD membantu menjaga perencanaan yang realistis. Horison waktu yang eksplisit menyumbangkan komunikasi yang lebih baik dengan membantu semua anggota team memfokuskan pada permasalahan yang sama. e. Memutuskan cakupan produk Cakupan mendefinisikan apa yang ada di dalam dan apa yang tidak ada di dalam pembatasan QFD. Team pengembang perlu memutuskan untuk dirinya atau menentukan dari manajemennya, seberapa besar kebebasan yang mereka miliki untuk mengembangkan pemecahannya. Mengetahui cakupan ini menolong team untuk mengabaikan data yang tidak relevan dan memperhatikan semua ide-ide dan data yang relevan.

41 41 f. Memutuskan teamnya dan hubungannya dengan organisasi Team QFD yang ideal seharusnya meliputi semua perwakilan dari semua kelompok fungsional meliputi perancangan, pengembangan, pengantaran dan pelayanan produk. Dalam QFD segala hal penting yang berkaitan dengan produk harus diputuskan dari awal. Adapun aspek kepuasan pelanggan dari suatu produk yang diabaikan pada tahap awal mungkin akan menjadi sulit atau tidak mungkin untuk membenarkannya di tahap akhir. Oleh sebab itu susunan team QFD sangat penting bagi seluruh kesuksesan dari suatu produk. g. Membuat jadwal pelaksanaan QFD Dalam membuat jadwal (schedule) untuk implementasi QFD, ada beberapa hal yang perlu diingat yaitu QFD membutuhkan waktu, QFD dapat dipersiapkan, QFD seharusnya berupa aktifitas yang dapat diatur seperti halnya suatu proyek. - QFD membutuhkan waktu : Waktu yang dibutuhkan dalam melakukan QFD dapat diperkirakan berdasarkan jumlah data yang akan diproses. Sedangkan jumlah data yang akan diproses tergantung pada jumlah segmen dari pelanggan. Biasanya untuk melihat waktu yang dibutuhkan dalam pelaksanaan QFD menggunakan QFD Estimator Chart. Di dalam diagram ini dituliskan kegiatan yang akan dilakukan selama proses QFD dari perkiraan waktu yang dibutuhkan untuk masing-masing aktifitas tersebut.

42 42 - QFD dapat dipersingkat : Untuk mempersingkat proses QFD biasanya digunakan dua teknik yaitu : Matrik reduksi, dan membagi menjadi substeam. h. Melengkapi fasilitas dan material Selama melakukan proses QFD diperlukan beberapa fasilitas dan material yang akan melakukannya, yaitu meliputi sebagai berikut : - Lokasi : Banyak dari praktisi QFD yang memiliki untuk menempatkan aktivitas-aktivitas QFD jauh dari tempat kerja mereka. Tapi bagaimanapun tetap mengacu pada materi-materi yang dibutuhkan seperti laporan pemasaran, analisa uji produk atau materi-materi yang akan membantu menjawab pertanyaanpertanyaan yang muncul. - Ruangan : Ruangan yang menyenangkan harus dipilih untuk orang-orang yang harus berdiskusi selama proses QFD. Selain itu dibutuhkan tempat untuk menggantungkan matrik QFD pada dinding agar dapat diikuti oleh semua team. - Bantuan komputer : Bantuan komputer jelaslah sangat dibutuhkan untuk membantu pengolahan data dengan menggunakan softwaresoftware yang ada, dapat menggunakan software analisa data statistik. - Material : Proses QFD merupakan orientasi team, dimana team bekerja sama untuk mengembangkan informasi-informasi yang

43 43 ada dan mengisikannya pada matriks sehingga harus dipersiapkan segala hal yang dapat mendukung Mengumpulkan Suara Pelanggan (Voice of Customer) Tahap ini dilakukan survei untuk memperoleh suara pelanggan yang tentu akan memakan waktu dan membutuhkan keterampilan mendengarkan. Proses QFD membutuhkan data pelanggan yang ditulis sebagai atribut-atribut dari produk atau service. Atribut-atribut atau kebutuhan-kebutuhan ini merupakan keuntungan potensial yang dapat diterima pelanggan dari produk atau servicenya. Tiap atribut mempunyai beberapa data numeric yang berkaitan dengan kepentingan realitif atribut bagi pelanggan dan tingkat performasi kepuasan pelanggan dari produk yang mirip berdasarkan atribut tersebut. Atribut ini biasanya disebut data pelanggan kualitatif dan informasi numeric tiap atribut sebagai data kuantitatif. Prosedur umum dalam perolehan suara pelanggan adalah untuk menentukan atribut-atribut (data kualitatif) dan mengukur atribut-atribut (data kuantitatif). Data kualitatif secara umum diperoleh dari pembicaraan dan observasi dengan pelanggan sementara data kuantitatif diperoleh dari survei atau penarikan suara (polls) Klasifikasi Kebutuhan-kebutuhan Pelanggan Dengan menanyakan secara langsung, pelanggan umumnya ditanya tentang seberapa penting suatu atribut dengan atau tanpa atribut lainnya. Tingkat kepentingan atribut yang diukur dengan metode langsung biasanya disebut stated importance. Metode kedua yang menduga tingkat kepentingan mengukur seberapa kuat tingkat kepuasan suatu atribut dikaitkan dengan kepuasan produk

44 44 keseluruhan. Hal ini dapat dilakukan secara statistik dimana tingkat atas dari kepuasan akan suatu atribut berhubungan dengan tingkat atas dari kepuasan produk secara keseluruhan dan sebaliknya Mengumpulkan Data Kualitatif Untuk membuat keputusan perencanaan yang sesuai dengan kebutuhan pelanggan, pengembangan produk harus mengerti kebutuhan pelanggan sesungguhnya dari pelanggan, dan mereka harus bisa membedakan kebutuhan pelanggan sesungguhnya dengan solusi teknisnya. Dalam pengumpulan data kualitatif bisa dilakukan dengan wawancara satu persatu, wawancara focus grup atau Contextual Inquiry, disini akan dibahas adalah wawancara satu persatu dan Contextual Inquiry. Data hasl interview yang menghasilkan customer phrase masih harus disaring dalam kategori utama karena konsumen yang diwawancara seringkali minta solusi atau memberikan solusi tanpa menyatakan kebutuhan sesungguhnya. Selain itu karena kata-kata konsumen tidak dibatasi disiplin ilmu tertentu, maka frase-frase tersebut harus diperjelas dengan menggunakan table yang biasa disebut VOCT. VOCT meliputi 2 hal yaitu VOCT bagian 1 dan VOCT bagian 2. VOCT bagian 1, digunakan untuk menangkap konteks dan customer needs, sehingga area customer need yang diidentifikasi bisa seluas mungkin dan dapat dimengerti secara sekilas. VOCT ini merupakan coloumnar list yang menyediakan quick visual sebagai petunjuk dalam menjelaskan ciri-ciri datanya. Bentuk table tersebut dapat dilihat pada tabel 2.1

45 45 Tabel 2.1 VOCT Part 1 ID CUSTOMER DEMOGRAPHIC CUSTOMER NEED USE WHAT WHEN WHERE WHY HOW I/ E D t I/ E D t I/E D t I/E D t I/ E Dt Keterangan : a) I.D : Sumber dari customer phrase (no interview, tgl interview, dll) b) Customer demographic : Umur, income, tempat tinggal, atau lokasi yang memberi data c) Customer need : Kebutuhan/ keinginan yang akan dimunculkan dalam affinity diagram. d) USE : Informasi yang menggambarkan apa yang customer lakukan yang mempunyai implikasi pada desain produk. e) What/ when/ where/ why/ how : Meliputi kategori-kategori dari pertanyaan-pertanyaan umum yang membantu penanya dan penganalisa data membongkar aspek-aspek suatu situasi sebanyak mungkin. f) I.E (Internal-Eksternal) :

46 46 Mengindikasikan apakah data yang dimunculkan berasal dari internal perusahaan atau dari konsumen (eksternal). Hal ini terjadi jika developer memunculkan ide-ide baru dari apa yang sudah didapatkan dari konsumen. VOCT bagian 2, tabel ini mengurutkan data dalam cara yang berbeda dimana frase konsumen ditempatkan dalam satu list atau list lainnya tergantung apakah frase tersebut benar-benar kebutuhan pelanggan, fungsi produk yang diduga/ diminta, atau kategori lainnya yang mungkin menarik bagi tim. Tabel ini meliputi : Customer need, function, realibility, target value, dan respon teknis. Tabel 2.2 VOCT Part 2 Customer needs Substitute Quality Characteristic Function Reliability Target value Keterangan : a) Customer need : Suatu pernyataan dalam bahasa pelanggan dan merupakan keuntungan yang diharapkan atau diperoleh pelanggan dari suatu produk atau menggambarkan kegiatan yang dilakukan pelanggan karena idealnya customer need ini benar-benar bebas dari produk yang diusulkan untuk dibuat.

47 47 b) SQC (Substitute Quality Characteristic): Mewakili deskripsi abstrak dari produk dalam bahasa teknis perusahaan. SQC seharusnya merupakan aspek-aspek dari produk yang dapat dikendalikan oleh tim pengembang. c) Function : Merupakan gambaran dari bagaimana cara produk beroperasi. Fungsi seringkali juga dibentuk dari berbagai sub-sub fungsi. d) Reability : Keandalan berkaitan dengan keyakinan pelanggan akan sesuatu yang dimiliki atau diharapkan dari sebuah produk. e) Target value : Merupakan indikasi seberapa besar atau seberapa kecil karakteristik produk yang diharapkan pelanggan Diagram Afinitas Diagram afinitas merupakan alat yang digunakan untuk mengidentifikasi informasi yang bersifat kualitatif dan terstruktur secara hierarkis, dimana korelasi antara informasi-informasi yang dapat didasarkan pada intuisi team yang berkompeten dalam proses QFD, sumber ide dalam affinity diagram berasal dari sumber internal dan eksternal. Ide yang datangnya dari sumber internal diperoleh dari proses brainstorming oleh anggota team QFD, dimana proses tersebut tidak diawali adanya data yang mendukung. Tujuan dari brainstorming ini lebih diarahkan pada pemahaman sesama anggota team terhadap permasalahan yang ada. Ide eksternal

48 48 diperoleh dari kenyataan yang ada yang umumnya diidentifikasikan dari konsumen. 2.6 Menyusun Rumah Kualitas (House of Quality) Penerapan metode Quality Function Deployment dalam proses perancangan produk dan jasa diawali dengan pembentukan matriks perencanaan produk atau sering disebut sebagai House of Quality (rumah kualitas). Gambaran umum matriks perencanaan atau rumah kualitas, dalam gambar ini digunakan simbol huruf A hingga huruf F yang menunjukkan urutan pengisian bagian-bagian dari matriks perencanaan tersebut. Gambaran House of Quality (rumah kualitas) dapat diuraikan sebagaimana pada gambar 2.2. E Korelasi Persyaratan Teknis C Persyaratan Teknis A Kebutuhan dan Keinginan konsumen D Hubungan (pengaruh persyaratan teknis terhadap kebutuhan konsumen) F Matriks Persyaratan Teknis (urutan tingkat kepentingan daya saing dan target untuk persyaratan teknis) B Matriks Perencanaan (penelitian pasar dan perancangan strategis) Gambar 2.2 Rumah Kualitas Sumber : Cohen (Quality Function Deployment, 1995; 12) Bagian A : Berisi data atau informasi yang diperoleh dari hasil penelitian pasar tentang kebutuhan dan keinginan konsumen. Bagian B : Berisi tiga jenis data, yaitu pertama tingkat kepentingan dan kebutuhan

49 49 dan keinginan konsumen, kedua data kepuasan konsumen terhadap produk atau jasa yang dihasilkan oleh perusahaan dan produk persaingan, ketiga tujuan strategis untuk produk dan jasa baru yang akan dikembangkan. Bagian C :Berisi persyaratan-persyaratam teknis untuk produk atau jasa baru yang akan dikembangkan. Data ini diturunkan berdasarkan informasi yang diperoleh mengenai kebutuhan dan keinginan konsumen (matriks A) Bagian D : Berisi penilaian manajemen mengenai kekuatan hubungan antara (matriks C) terhadap kebutuhan konsumen (matriks A) yang dipengaruhinya. Kekuatan hubungan dinyatakan dengan menggunakan simbol tertentu. Bagian E : Menunjukkan korelasi antar persyaratan teknis yang satu dengan persyaratan-persyaratan teknis yang lain yang terdapat dalam matrik C. korelasi antara kedua persyaratan teknis tersebut ditunjukkan dengan menggunakan simbol-simbol tertentu. Bagian F : Berisi tiga jenis data, yaitu : 1. Urutan tingkat kepentingan (ranking) persyaratan teknis. 2. Informasi hasil perbandingan kinerja persyaratan teknis produk atau jasa yang dihasilkan oleh perusahaan tehadap kinerja produk pesaing. 3. Target kinerja persyaratan teknis produk atau jasa yang baru dikembangkan.

50 50 Tahap-tahap untuk menyusun kualitas menurut Cohen yang berguna adalah sebagai berikut : Tahap I Matrik Kebutuhan Pelanggan Tahap ini meliputi kegiatan : - Memutuskan siapa pelanggannya - Mengumpulkan data kualitatif berupa keinginan dan kebutuhan pelanggan. Metode ini dilakukan dengan wawancara (Contextual Inquery) pada pelanggan. - Menyusun kebutuhan-kebutuhan tersebut. Setelah mengumpulkan data pelanggan dalam jumlah besar dan masih sulit diatur maka data ini perlu diatur dalam diagram affinitas (Affinity Diagram). Tahap II Matriks Perencanaan Tahap ini bertujuan untuk : - Mengukur kebutuhan-kebutuhan pelanggan Disini kebutuhan-kebutuhan pelanggan dipertimbangkan tingkat kepentingan. Dapat dilakukan dengan debat dari team pelaksana atau dengan riset preferensi pasar dengan melakukan survei. Pada survei ini pelanggan diminta mengurutkan data keinginan/kebutuhan pelanggan yang diperoleh dari survei sebelumnya. - Menentukan tujuan-tujuan performansi kepuasan Setelah mengetahui performasi kepuasan pelanggan untuk masing-masing kebutuhan, maka perusahaan harus menentukan apa tingkat performansi

51 51 pelanggan yang ingin dicapai untuk memenuhi masing-masing kebutuhan pelanggan. Tahap III Respon Teknis Tahap ini merupakan transformasi dari kebutuhan-kebutuhan yang bersifat non teknis menjadi data yang bersifat teknis guna memenuhi kebutuhankebutuhan tersebut. Hal ini biasanya dilakukan oleh bagian yang mengerti teknologi produk, misalnya bagian produksi atau penelitian dan pengembangan. Tahap IV Menentukan Hubungan Respon Teknis dengan Kebutuhan Pelanggan Tahap ini menentukan seberapa kuat hubungan antara respon teknis (Tahap III) dengan kebutuhan-kebutuhan pelanggannya (Tahap Informasi). Hubungan antara keduanya dapat berupa hubungan yang sangat kuat, sedang, tidak kuat, atau tidak ada korelasi antara keduanya. Hubungan sangat kuat berarti jika respon teknis perusahaan dapat semakin baik berarti kepuasan pelanggan akan meningkat pula atau terpenuhi. Tahap V Korelasi Teknis Tahap ini menetapkan hubungan dan ketergantungan antara karakteristik kualitas pengganti atau respon teknis. Sehingga bisa dilihat apakah suatu respon teknis yang satu dipengaruhi atau mempengaruhi respon teknis lainnya dalam proses produksi, dan dapat diusulkan agar tidak terjadi bottleneck.

52 52 Tahap VI Benchmarking dan Penetapan Target Tidak ada organisasi manapun mau menginvestasikan tanpa tahu tentang persaingan yang ada untuk memastikan rancangannya kompetitif. Sehingga pada tahap ini perusahaan perlu menentukan respon teknis mana yang ingin dikonsentrasikan dan bagimana jika dibandingkan oleh produk sejenis. 2.7 Rekayasa Teknis/Substitut Quality Caracteristies (SQC) Dalam memunculkan SQC ini terdapat beberapa cara yaitu Performance Measurement, Product Function, Product Subsystem dan Process Step. Tahap ini sangat menentukan langkah-langkah selanjutnya Pengukuran Performansi Tingkat Atas (Top Level Performance Measurement) Bahasa yang paling berharga untuk SQC adalah bahasa pengukuran performansi. Ini merupakan pengukuran dimana team pengembang didorong langsung dari kebutuhan pelanggan. Seharusnya cukup umum untuk diaplikasikan pada sebuah produk tanpa memperhatikan implementasi yang spesifik. Metode standar mengembangkan pengukuran performansi dimulai dengan atribut-atribut pelanggan. Tiap atribut tersebut mendefinisikan ukuran-ukuran dan mendefinisikan pengukurannya. Merupakan proses dimana pengembang menetapkan relevansi dan hubungan antara pengukurannya dengan perepsi pelanggan. Dalam hal ini team mengubah setiap Customer Need menjadi ukuran performansi teknis. Untuk setiap pengukuran sebaiknya dipastikan dapat diukur saat produk dikembangkan dan dapat dikontrol team pengembang. Team seharusnya dapat memutuskan secara

53 53 efektif guna menyesuaikan pengukuran. Cara terbaik berfikir tentang pengukuran adalah ibarat knop yang dapat dikendalikan team guna mempengaruhi tingkat performansi kepuasan pelanggan Fungsi-fungsi Produk (Product Function) Pendekatan yang berbeda dalam mendefinisikan SQC adalah menempatkan fungsi-fungsi proses atau sepanjang atap House of Quality. Penggunaan fungsi ini jadi tepat jika ada kondisi-kondisi ukuran-ukuran performansi sebagai : - Konsep produk telah ditetapkan. Banyak versi yang sukses dari suatu produk sudah ada di lapangan, dan QFD digunakan untuk meningkatkan penawaran sebelumnya. - Team pengembang kekurangan waktu atau ketertarikan dalam mengembangkan dan memprioritaskan ukuran-ukuran performansi. Karena prioritas dari ukuran-ukuran performansi tidak mendefinisikan sifat-sifat produk (Product siaran Features), proses QFD harus digunakan sekurang-kurangnya sekali untuk menterjemahkan ukuran-ukuran performance yang diprioritaskan menjadi sifat-sifat yang diprioritaskan. Langkah-langkah ekstra ini banyak menghabiskan waktu dan tidak selalu berharga. Beberapa team pengembang, tidak bisa menggunakan pengukuran performan dalam proses pendefinisian produk. Untuk team ini, pengukuran performan mungkin menyebabkan team tersebut hanya melihat dari apa yang mereka kerjakan. Saat mengerjakan Customer Need secara langsung ke dalam

54 54 fungsi-fungsi menurunkan kesempatan pemecahan ide-ide, team yang tidak bisa menggunakan ukuran-ukuran performansi mungkin lebih baik melakukan suatu translasi. 2.8 Matriks Perencanaan Setelah terbentuk diagram affinitas maka siap untuk mengkuantifikasi data. Data yang dibutuhkan adalah : - Kepentingan relatif dari kebutuhan-kebutuhan tersebut - Tingkat performansi kepuasan pelanggan untuk masing-masing kebutuhan - Tingkat kompetensi kepuasan pelanggan untuk masing-masing kebutuhan Secara umum data diperoleh dari survei, maka perlu memperhatikan beberapa hal yaitu : - Pemilihan sampel yang tepat dan ukuran sampel - Menjamin respon yang memadai - Menuliskan pertanyaan-pertanyaan survei untuk menghindari kekeliruan - Analisa hasil-hasilnya Pengumpulan data kuantitatif merupakan tahap matriks perencanaan QFD karena disini akan diketahui, bagaimana pelanggan melakukan prioritas. Berdasarkan buku standard matriks perencanaan biasanya terdiri dari tujuh tipe yang berbeda, yang masing-masing akan digambarkan secara berbeda. Ketujuh data tersebut adalah sebagai berikut : 1. Importance to Customer Kolom ini merupakan tempat untuk merekam bagaimana tingkat kepentingan masing-masing kebutuhan bagi pelanggan. Dalam buku QFD

55 55 kolom ini sering kali diletakkan persis di sebelah data kebutuhan pelanggan. Ada tiga tipe data kepentingan yang biasanya digunakan, yaitu tingkat kepentingan absolut (Absolute Importance), tingkat kepentingan relatif (Relative Importance) dan tingkat kepentingan ordinal (Ordinal Importance). a. Absolute Importance : Tingkat kepentingan ini biasanya dipilih dari sekali kepentingan, dimana titik-titik pada skala telah diketahui dalam range dari 3 sampai 10, tapi umumnya digunakan dalam 5 skala seperti contoh berikut : 1. Tidak penting sama sekali bagi pelanggan 2. Kurang penting bagi pelanggan 3. Cukup penting bagi pelanggan 4. Penting bagi pelanggan 5. Sangat penting bagi pelanggan. Kelemahan dari tingkat kepentingan adalah kecenderungan responden/ pelanggan untuk merata-ratakan semua menjadi penting. b. Relative Importance : Tingkat kepentingan ini merefleksikan bahwa satu kebutuhan dua kali penting dibanding kebutuhan lainnya bgi pelanggan. Nilai kepentingan ini biasanya dalam 100 skala atau dalam suatu skala prosentase. Skala 100 mengidentifikasi tingkat kepentingan yang setinggi mungkin bagi pelanggan. Tingkat kepentingan ini sering kali disebut skala ratio, dimana pelanggan

56 56 diminta untuk membandingkan suatu atribut dengan lainnya dan menentukan tingkat kepentingannya. Teknik ini diperluas dalam bentuk pasangan yang biasa disebut constantt sumpaired comparison, dimana responden diminta untuk menilai seberapa penting satu data dibandingkan berpasangan (pairwise comparison). Matriks ini kemudian diproses dengan menggunakan metode AHP (Analytical Hierarchy Process Methode). Hasil AHP ini adalah bobot untuk tiap data kebutuhan pelanggan yang mengidentifikasikan kepentingan relatif dari kebutuhan. c. Ordinal Importance : Tingkat kepentingan ini meminta responden untuk mengurutkan data, sehingga jika dibandingkan dengan metode perbandingan berpasangan mempunyai kelebihan dalam hal kekonsistenan dalam membuat keputusan. Namun kerugian dari proses ini adalah ketidakpraktisannya. Contohnya jika survei lewat telepon dilakukan, responden kesulitan dalam menvisualisasi atribut yang lebih dari tujuh, selain itu skala kepentingan ordinal jika dikalikan dengan nilai lainnya dalam matriks perencanaan, cenderung membuat Raw Weight terbesar menjadi sangat besar jika dibandingkan Raw Weight yang lebih rendah. Sehingga membuat team akan jauh lebih menekankan kebutuhan pelanggan yang paling penting dibandingkan yang tidak penting.

57 57 2. Customer Satisfaction Performance Ini merupakan persepsi pelanggan tentang seberapa baik produk yang ada saat ini dalam memenuhi kebutuhan pelanggan. Maksud ari produk yang ada saat ini adalah produk/ jasa yang telah dan sedang ditawarkan atau diantarkan semiring mungkin dengan produk/ jasa yang kita rencanakan untuk dikembangkan. Metode yang umum digunakan dalam menaksir nilai ini adalah dengan menanyakan pelanggan, seberapa baik ia merasakan produk/ jasa perusahaan dalam memenuhi setiap kebutuhan. 3. Competitive Satisfaction Performance Agar menjadi kompetitif team harus mengerti kompetisi. Banyak team biasanya mempelajari saingannya dengan baik, karena tentu saja lebih sulit untuk menjangkau pelanggan pesaing dibandingkan pelanggannya sendiri. QFD sendiri menyediakan rekaman kekuatan dan kelemahan pesaingnya, dalam dua level kepentingan yang pertama pada Customer Needs pada Competitive Satisfaction Performance, dan yang kedua respon teknis (SQC) pada benchmarking. 4. Goal Pada kolom ini team memutuskan apa level dari Curtomer performance yang ingin dicapai guna memenuhi setiap kebutuhan pelanggan. Goal ini biasanya dinyatakan dalam bentuk skala numerik yang sama dengan tingkat performansi.

58 58 5. Improvement Ratio Goal dikombinasikan dengan rating produk kita yang sudah ada akan digunkan untuk menentukan Improvement Ratio. Goal Customer Statisfaction Performance = Improvement Ratio 6. Sales Point Data ini berisi informasi tentang kemampuan dalam menjual produk atau jasa, didasarkan seberapa baik tip kebutuhan pelanggan dipenuhi. Nilai yang paling umum digunakan pada sales point adalah : Nilai 1 menunjukkan tidak ada titik penjualan Nilai 1.2 menunjukkan titik penjualan menengah Nilai 1.5 menunjukkan titik penjualan kuat Data ini penting karena umumnya produk yang memiliki karakteristik memenuhi kebutuhan yang diharapkan pelanggan tidak selalu tinggi nilainya dalam titik penjualan. Saat sales point diisi, team mungkin tidak punya ide, apa jadinya desain mereka atau bagaimana mereka memenuhi kebutuhan pelanggan yang spesifik. Satu cara memanfaatkan kekuatan QFD adalah menetapkan goal secara agresif dalam kolom goal yang membawa keuntungan kompetitif dan kemudian menghubungkan nilai Sales Point pada goal tersebut. Hal ini memungkinkan proses QFD mencatat apa bagian dari desain yang membutuhkan pemikiran guna merealisasikan keuntungan tersebut.

59 59 7. Raw Weight Kolom ini berisi nilai perhitungan dari data dan keputusan yang dibuat selama matriks perencanaan. Ini memodelkan kepentingan keseluruhan bagi team dari tiap Customer Need, berdasarkan Importance to Customer, Improvement Ratio, dan Sales Point. Nilai dari Raw Weight untuk tiap Customer Need adalah Raw Weight = (Importance to Customer) x (Improvement Ratio) x (Sales Point) 8. Normal Raw Weight Kolom ini berisi nilai Raw Weight, diskalakan pada range antara 0 sampai 1 atau dinyatakan dalam prosentase. Nilai dari Normalized raw Weight adalah sebagai berikut : Normalized raw Weight = Raw Weight Raw WeightTotal 2.9 Benchmarking Benchmarking merupakan salah satu alat peningkatan kualitas. Terdapat istilah benchmark dan benchmarking. Benchmark didefinisikan sebagai suatu standar dimana sebuah item dapat diukur atau dinilai. Benchmarking adalah sebuah cara sistematis untuk mengidentifikasikan, memahami dan secara kreatif menciptakan pengembangan produk, jasa, desain peralatan, proses dan diterapkan untuk meningkatkan performansi suatu organisasi.

60 60 Benchmarking adalah kegiatan yang tergabung dalam aktivitas fungsi perusahaan kompetitor dan non kompetitor dalam usaha memperbaiki proses produksi dan produk non perusahaan. Benchmarking adalah suatu proses berkelanjutan dalam mengukur produk, jasa dan dilakukan untuk menghadapi/ melawan kompetitor yang kuat atau perusahaan-perusahaan yang terkenal sebagai industry leader. Strategi Benchmarking difokuskan baik pada penerapan dan performansi terbaik (best practical and performance) dan pengukuran (measurement). Teknik Benchmarking sangat erat hubungannya dengan pengumpulan data dan analisis. Sejumlah sumber data yang dapat digunakan untuk mengembangkan Benchmarking yaitu : publikasi dan data base asosiasi profesional, literatur, presentasi konferensi, literatur proyek, survey dan lain-lain. Kebutuhan data aktual akan tergantung pada tipe produk/ jasa yang sedang dianalisa. Melalui proses Benchmarking diharapkan akan diperoleh hasil dengan daya saing yang tinggi, produktivitas lebih tinggi, biaya yang lebih murah, lebih memuaskan pelanggan dan dapat meningkatkan keuntungan bagi perusahaan.

61 61 BAB III TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN 3.1 Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui keinginan pelanggan dan menilai sejauh mana respon konsumen terhadap produk kain batik tulis yang sudah dihasilkan oleh Sentra Industri Batik Tulis Desa Cibelok Kecamatan Taman Kabupaten Pemalang 2. Untuk mengetahui kepuasan pelanggan dalam sebuah rancangan desain batik tulis. 3.2 Manfaat Penelitian 1. Bagi home industry a. Meningkatkan efektivitas, efisiensi dan produktivitas produksi perusahaan sehingga mencapai kuantitas dan kualitas produk yang diharapkan. b. Mendapatkan kepercayaan dari konsumen karena dapat memenuhi permintaan konsumen. 2. Bagi masyarakat umum a. Mendapatkan barang dengan kualitas yang unggul dan sesuai dengan permintaan konsumen. b. Mendapatkan barang dengan berbagai variasi model sesuai keinginan konsumen. 46

62 62 BAB IV METODE PENELITIAN Dalam melakukan aktivitas penelitian diperlukan suatu metode yang sesuai dengan alur penelitian yang akan dilakukan, sedangkan langkah-langkah penelitian dalam mengimplementasikan Quality Function Deployment terdiri dari empat tahap, yaitu tahap perencanaan dan persiapan (tahap awal), tahap pengumpulan suatu pelanggan, tahap pembuatan rumah kualitas dan tahap analisa dan interpretasi hasil. 4.1 Tahap Awal Quality Function Deployment Perumusan Masalah Perumusan masalah adalah langkah awal dari penelitian ini, perumusan masalah diperoleh dari hasil pemahaman aktivitas di sentra industri kain batik Pemalang khususnya yang berkaitan dengan produk kain batik tulis Desa Cibelok Kecamatan Taman Kabupaten Pemalang, dari data yang ada dianalisa dan selanjutnya dapat dirumuskan permasalahannya Tujuan Penelitian Dari hasil perumusan masalah kemudian dilakukan identifikasi dan analisa faktor-faktor penyebab masalah, selanjutnya ditetapkan tujuan penelitian sehingga aktivitas penelitian lebih terarah dalam pencapaian sasarannya Studi Pustaka Dalam proses penelitian, studi pustaka sangat dibutuhkan sebagai dasar dan pijakan yang mengarahkan untuk memecahkan permasalahan. Studi pustaka juga memperdalam mengenai teori maupun metode yang akan digunakan oleh 47

63 63 peneliti. Beberapa teori dan metode penting dalam penelitian adalah manajemen kualitas, pengembangan produk dan metode QFD, permasalahan ini ditekankan pada tahap-tahap yang dapat menyimpulkan identifikasi karakteristik produk agar sesuai dengan keinginan dan kebutuhan pelanggan Survey Lapangan Dalam suatu penelitian perlu adanya survey lapangan, karena data dari hasul survey merupakan data penunjang untuk menyelesaikan permasalahan yang ada, maupun dalam mengidentifikasi variabel penelitian. Data survey ini antara lain mencakup tentang data komplain pelanggan, data jumlah pelanggan dan karakteristiknya, serta atribut-atribut produk. 4.2 Tahap Pengumpulan Suara Pelanggan Identifikasi variable Penelitian Identifikasi variable penelitian dilakukan untuk menentukan variablevariable yang akan diukur dalam penelitian ini. Identifikasi variable yang nantinya akan menjadi dasar acuan bagi langkah-langkah penelitian selanjutnya. Variable penelitian terdiri dari : 1. Karakteristik keinginan dan harapan pelanggan (voice of customer), diperoleh dari pengumpulan data melalui kuisioner yang diisi oleh pelanggan. 2. Karakteristik spesifikasi penunjang kualitas pelanggan, diperoleh dari wawancara pengelola sentra industri kain batik desa cibelok dan survey lapangan.

64 64 3. Karakteristik kompetitor/pesaing berdasarkan persepsi, diperoleh dari wawancara dengan pengelola pengelola sentra industri kain batik desa cibelok Identifikasi Sampel Penelitian Dalam suatu pengukuran selalu dibutuhkan suatu sampel. Sampel adalah bagian dari populasi atau dengan kata lain sampel adalah wakil dari sebuah populasi. Dalam penelitian ini dibutuhkan survey sampel yaitu suatu prosedur dimana hanya sebagian dari populasi saja yang diambil dan dipergunakan untuk menentukan sifat serta ciri yang dikehendaki dari populasi. Untuk menentukan jumlah sampel penelitian digunakan persamaan Bernoulli (Leedy, 1980, hal.116) yaitu Ukuran sampel minimum yang diperlukan dalam penelitian ini didapat dari perhitungan Bernoulli sebagai berikut : N Dimana : Z 2 / 2. 2 e p q N = Jumlah sampel minimum Z a/2 = Nilai distribusi normal dengan tingkat kepercayaan 95% e p q = Tingkat kesalahan = Proporsi jumlah kuisioner yang dianggap benar = Proporsi jumlah kuisioner yang dianggap salah Pengumpulan dan Pengolahan Data Kualitatif Pengumpulan data kualitatif dilakukan untuk memahami keinginan pelanggan, diperoleh dari data primer maupun data sekunder baik wawancara

65 65 langsung maupun data yang berasal dari kuisioner, untuk mendapatkan atributatribut awal yang diharapkan pelanggan Pengumpulan dan Pengolahan Data Kuantitatif Pengumpulan data kuantitatif pada tahap ini dilakukan dengan cara melakukan survey dengan menggunakan alat atau instrument yaitu kuisioner yang disebarkan kepada customer (pelanggan). Kuisioner yang disampaikan berisi atribut-atribut produk kain batik tulis desa cibelok Kabupaten Pemalang yang dipentingkan pelanggan, dan tingkat kepuasan pelanggan terhadap atribut-atribut produk kain batik tulis desa cibelok Kabupaten Pemalang yang dirasakan dan yang diharapkan. Untuk tingkat kepentingan pelanggan pembobotan dilakukan sebagai berikut: Tabel 4.1 Pembobotan Tingkat Kepentingan Pelanggan Tingkat Kepentingan Pelanggan Keterangan Nilai Bobot Sangat penting 5 Penting 4 Cukup penting 3 Tidak penting 2 Sangat tidak penting 1

66 66 Untuk tingkat kepuasan pelanggan pembobotan dilakukan sebagai berikut : Tabel 4.2 Pembobotan Tingkat Kepuasan Pelanggan Tingkat Kepuasan Pelanggan Keterangan Nilai Bobot Sangat puas 5 Puas 4 Cukup puas 3 Tidak puas 2 Sangat tidak puas Pengujian Data Pengujian data hasil kuisioner formal perlu dilakukan karena seringkali data tersebut tidak sesuai dengan yang kita inginkan. Dan dari pengujian ini diharapkan dapat meningkatkan mutu data yang hendak diolah dan dianalisa. Tahap awal adalah mengecek apakah data yang kita inginkan sudah terisi semua atau ada beberapa yang kosong (tidak terisi). Pada penelitian ini tidak diharapkan data kosong sehingga data kosong tersebut tidak dapat digunakan. Uji data yang dilakukan adalah uji validitas dan uji reabilitas Uji Validitas. Uji validitas didefinisikan sebagai ukuran seberapa akurat suatu alat atau instrument kuisioner melakukan fungsi ukuran. Apabila validitas yang didapat semakin tinggi, maka kuisioner tersebut semakin mengenai sasarannya dan semakin menunjukkan apa yang seharusnya ditunjukkan. Pengujian validitas ini dilakukan dengan internal validity, dimana kriteria yang dipakai berasal dari

67 67 kuisioner itu sendiri dan masing-masing item tiap variabel dikorelasikan dengan nilai total yang diperoleh dari koefisien korelasi produk moment. Apabila koefisien korelasi rendah dan tidak signifikan, maka item korelasi pada masingmasing variabel dengan skor total menggunakan rumus teknik korelasi product moment yang dirumuskan sebagai berikut : Dimana : r N( x. y) N( x. y) N x ( x) N y ( y) 1/ 2 x y N = skor tiap-tiap variabel = skor tiap responden = jumlah responden Setiap variabel yang dihipotesiskan akan diukur korelasinya dan dibandingkan dengan melihat angka kritisnya. Suatu data dikatakan valid bila nilai r diatas lebih besar atau sama dengan angka kritisnya. Cara melihat angka kritis adalah dengan melihat baris N 2 pada tabel korelasi nilai-r Uji Reliabilitas Uji reliabilitas digunakan untuk melihat tingkat konsistensi dari konsumen terhadap variabel yang ada, jadi apakah data yang diperoleh akan cenderung memberikan hasil yang sama (konsisten). Untuk melihat realibilitas suatu alat atau instrumen, maka harus diperoleh kesalahan pengukuran (measurement error). Secara rumus matematika, keadaan tersebut digambarkan dalam persamaan sebagai berikut : Y p = Y s + Y e Y p = angka yang diperoleh (obtained score)

68 68 Y s = angka yang sebenarnya (true score) Y e = angka kesalahan pengukuran (measurement error) Semakin besar error yang terjadi, maka semakin kecil realibilitas pengukuran dan sebaliknya semakin kecil error yang terjadi, maka semakin besar realibilitas pengukuran. Suatu alat tes dikatakan mempunyai taraf kepercayaan jika tes tersebut memberikan hasil yang tepat. Perhitungan dilakukan dengan bantuan software SPSS Matriks Perencanaan (Planning Matrix) Pada tahap ini data yang sudah diuji pada tahap sebelumnya, diolah sesuai dengan kebutuhannya pada tahap matriks perencanaan. Data yang pertama adalah tingkat kepentingan bagi pelanggan, data semua responden tersebut dicari rataratanya untuk masing-masing customer needs. Data kedua adalah tingkat performansi kepuasan pelanggan terhadap produk batik tulis pemalang, data ini didapatkan dari kuisioner formal. Data ketiga adalah tingkat performansi kepuasan pelanggan terhadap produk pesaing. Data keempat adalah penetapan goal. Data kelima perhitungan sales point. Data keenam perhitungan raw weight, dan data ketujuh adalah normalized raw weight. 4.3 Tahap Pembuatan Rumah Kualitas Rekayasan Teknis (Substitute Quality Characteristic) Rekayasa teknis sering disebut dengan kebutuhan produk (product requirement) atau kebutuhan desain (desagn requirement) merupakan jawaban dari internal perusahaan terhadap customer requirement.

69 69 Pada tahap ini yang ingin dicapai adalah solusi dari setiap customer needs pada matriks whats. Solusi ini sifatnya bisa abstrak dimana satu deskripsi produk memungkinkan banyak implementasi yang mungkin atau bisa juga solusinya kongkrit jika deskripsi produk/ jasa hanya memungkinkan satu implementasi. Dalam menggali rekayasa teknis metode yang digunakan adalah berdasarkan fungsi-fungsi produk (product function) Korelasi Teknis (Technical Correlation) Tahap ini memetakan interrelationships dan interpendencies antara rekayasa teknis. Tahap ini berguna dalam perancangan produk karena seringkali dalam operasinya, saat menjalankan satu fungsi akan mempengaruhi kemampuan/ fungsi lainnya. Simbol yang digunakan untuk menggambarkan derajat pengaruh teknis dapat dilihat pada tabel 4.3. Tabel 4.3 Derajat Pengaruh Teknis Simbol Pengertian Pengaruh positif sangat kuat Pengaruh positif cukup kuat <kosong> Tidak ada pengaruh Pengaruh negatif cukup kuat # Pengaruh negatif sangat kuat Penentuan Matriks Hubungan (Relationship Matrix) Untuk tiap customer needs akan dicari solusi atau rekayasa teknisnya seperti langkah sebelumnya. Namun perlu diketahui seberapa jauh pengaruh rekayasa teknis/ Substitut Quality Characteristies (SQC) dalam menangani dan

70 70 mengendalikan kebutuhan pelanggan. Apa yang terjadi dengan performansi kepuasan pelanggan jika produk mempunyai SQC ini. Dalam QFD dikenal empat kemungkinan, yaitu (Lou Cohen, 1995) : 1. Performansi kepuasan pelanggan tidak ada hubungan dengan SQC (Technical descriptors) 2. Performansi kepuasan pelanggan mungkin ada hubungan dengan SQC (Technical descriptors) 3. Performansi kepuasan pelanggan memiliki hubungan sedang dengan SQC (Technical descriptors) 4. Performansi kepuasan pelanggan sangat kuat hubungannya dengan SQC (Technical descriptors) Keempat kemungkinan ini dalam relationship matrixs akan digambarkan dengan simbol-simbol untuk memudahkan dalam visualisasi. Tingkat hubungan antar matriks ini dinyatakan dengan lambang tertentu dengan nilainya seperti tercantum dalam tabel 4.4 berikut : Tabel 4.4 Relationship Matrix Simbol Nilai Pengertian <kosong> 0 Tidak ada hubungan 1 Mungkin ada hubungan O 3 Hubungannya sedang 9 Sangat kuat hubungannya

71 Tahap Analisa dan Interpretasi Langkah berikutnya dari penelitian ini adalah analisa dan interpretasi Rumah Kualitas (House of Quality), dimana akhirnya akan diperoleh sebuah produk yang mempunyai karakteristik kuat dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan. Selanjutnya dilakukan analisa terhadap produk yang terdapat di Sentra industri kain batik desa Cibelok Kabupaten Pemalang yang sedang diteliti pada saat ini dan pengembangan yang perlu dilakukan untuk dapat meningkatkan kualitas produk kain batik tulis tersebut.

72 Diagram Alir Penelitian Survey Penelitian Studi Pustaka Identifikasi Masalah Perumusan Masalah Dan Tujuan Identifikasi Sampel Penelitian Pengumpulan Data Kualitatif Penyusunan Atribut (VOC) Pengumpulan Data Kuantitatif Pengujian Data (Validitas Dan Realibilitas) tidak ya Matriks perencanaan: - importance to customer - customer satisfaction - goal - improvement ratio - sales point - raw weight - normalized raw weight Respon Teknis Relationship Matriks Korelasi Teknis Technical Matriks Analisa Kesimpulan Gambar 4.1 Diagram Alir Penelitian

73 73 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 HASIL Tahap Pengumpulan Kualitatif (Voice of Customer) Voice of customer merupakan suara konsumen yang didapat dari hasil pengumpulan data kualitatif (wawancara) kepada beberapa konsumen batik tulis pemalang untuk mengetahui kebutuhan yang sesungguhnya. Yang kemudian hasil wawancara tersebut digunakan sebagai bahan dalam menyusun kuisioner (pengumpulan data kuantitatif) untuk mengetahui tingkat kepentingan dan kepuasan konsumen terhadap kualitas kain batik tulis pemalang. Hasil dari data kualitatif pelanggan kain batik tulis pemalang dengan menggunakan tabel VOC 1 adalah sebagai berikut : ID Customer Customer Tabel 5.1 Voice of Customer 1 Demographic Phrase What When Where Why How I / E Data I / E Data I/ E Dat a I/ E Data I/ E Data 1. Pelanggan/Kon sumen batik tulis pemalang Batik yang dihasilkan harus menjamin kekuatan bahan E Bahan baku kuat dan tahan lama I Pemilih an bahan baku kain E Akan mengha silkan batik yang berkual itas E Harus sesuai 58

74 74 2 Batik yang dihasilkan menjamin keawetan bahan E Bahan baku kuat dan tahan lama Pemilih an bahan baku dan proses E Akan mengha silkan batik yang awet E Harus sesuai 3.. Mempunya i warna yang bermacammacam dan menarik E Banyak pilihan warna I Pencelu pan warna dasar dan keteran pilan pengraj in E Tidak satu jenis saja warnan ya E Harus beragam 4. Harga terjangkau masyarakat E Murah hargany a E Mudah dijangk au masyar akat meneng ah kebawa h E Sesuai barang 5. Bahan batik tidak mudah luntur E Tidak luntur I Proses pemilih an warna E Dibuat agar awet E Warna harus bagus 6. Bahan batik fleksibel dan nayaman dipakai E Lentur I Proses pemilih an kain dan penenu nan E Dibuat agar nyaman E Bahan harus bagus 7. Bahan batik mudah dirawat E Mudah perawat annya I E Dibuat agar awet E Bahan harus bagus 8. Mempunya i banyak model/desa in modern dan trendi serta etnik E Motif modern dan klasik I Proses desain pengraj in E Tidak cepat bosan E Harus beragam dan inovatif

75 75 9 Mempunya i corak yang beragam dan unik E Corak menari k dan rapi I Proses desain pengraj in E Tidak cepat bosan E Harus beragam dan inovatif 10. Mempunya i warna yang tidak pudar 11. Mempunya i permukaan bahan baku yang halus 12. Bahan batik terlihat sama tebal dan tipis 13. Corak batik harus sesuai meskipun tidak 100% 14. Ada motif yang menjadikan trade mark batik pemalang 15. Mempunya i kenyaman dalam pemakaian sehingga tidak panas 16. Bahan harus kuat E Tidak luntur E Halus I E E E E E Corak menari k dan rapi Corak menari k dan rapi Mempu nyai Ciri khas Nyama n dipakai Bahan baku kuat dan tahan lama I I I I I I Pemilih an warna batik Proses pemilih an warna Proses pemilih an bahan Proses pengraj inan Proses pemilih an corak dan keteram pilan pengraj in Proses pemilih an bahan Proses pemilih an bahan E E E E E E E Tidak terkena pakaian lainnya Enak disentu h dan nyaman dipakai Tidak terkesa n timpan g Desain pas dipakai Kebang gaan dalam memak ai Nyama n dipakai Supaya awet E E E E E E E Warna harus bagus Bahan harus bagus Harus sesuai ukuran Harus sesuai Harus mempun yai trade mark sendiri/ci rri khusus Bahan harus bagus Tahan lama

76 Tidak terlalu panas dalam menggosok pakaian batik agar tidak rusak 18. Ketika memcuci warna tidak mencampur i pakaian lainnya 19. Mempunya i bentuk desain yang fashionable Sumber: Hasil analisis suara pelanggan E E E Mudah perawat annya Tidak luntur Motif modern dan klasik I I I Proses pemilih an bahan Proses pemilih an warna Proses pemilih an corak dan keteram pilan pengraj in E E E Supaya awet Tidak terkena pakaian lainnya Disukai remaja E E E Bahan harus bagus Warna harus bagus Sesuai keingina n dan mengikut i perkemb angan fashion Dari hasil VOC 1, selanjutnya disusun VOC 2 sebagai berikut : Tabel 5.2 Voice of Customer 2 No Customer Needs Respon Teknis 1 Bahan baku utama kuat dan tahan lama 2 Tidak luntur Function Reliability Target Value 3 Halus 4 Nyaman dipakai 5 Corak menarik menarik dan rapi 6 Banyak pilihan warna

77 77 7 Mempunyai ciri khas 8 Mudah perawatannya 9 Motif modern dan klasik 10 Lentur (fleksibel) 11 Murah harganya Sumber : Hasil analisis VOC 1 Sesuai dengan atribut-atribut di atas, maka dirancang kuisioner untuk disebarkan pada pelanggan batik tulis pemalang dan batik tulis tegal. Berdasarkan hasil kuisioner diharapkan dapat diketahui mengenai tingkat harapan konsumen serta kepuasan tiap atribut. Adapun atribut yang digunakan dalam kuisioner adalah : Tabel 5.3 Atribut Kuisioner NO ATRIBUT-ATRIBUT PRODUK 1 Bahan baku utama kuat dan tahan lama 2 Tidak luntur 3 Halus 4 Nyaman dipakai 5 Corak menarik menarik dan rapi 6 Banyak pilihan warna 7 Mempunyai ciri khas 8 Mudah perawatannya 9 Motif modern dan klasik

78 78 10 Lentur (fleksibel) 11 Murah harganya Sumber : Hasil Analisis VOC Pengolahan Data Kuisioner Penentuan Jumlah Responden Berdasarkan rumus Bernoulli, maka jumlah minuman sample yang dibutuhkan adalah : Z N 2 e 1,96 N p. q ,1 30 N 53, Jika jumlah sample minuman yang dibutuhkan adalah 54 responden. Kuisioner yang disebarkan sejumlah 100 kuisioner dan yang dianggap benar pengisiannya sebanyak 80 kuisioner, jadi syarat minuman jumlah sample telah terpenuhi Uji Validitas Uji validitas digunakan untuk mengetahui apakah atribut kuisioner yang telah diisi oleh para responden cukup valid, dalam arti bahwa apakah atribut tersebut telah mampu menggambarkan apa yang diinginkan oleh konsumen.

79 79 Table 5.4 Hasil Uji Validitas Sampling Kepentingan N = 80; df = 78; = 5% ATRIBUT r HITUNG r TABEL KESIMPULAN Bahan baku utama kuat dan tahan lama Tidak luntur Halus Nyaman dipakai Corak menarik menarik dan rapi Banyak pilihan warna Mempunyai ciri khas Mudah perawatannya Motif modern dan klasik Lentur (fleksibel) Murah harganya Sumber : Hasil Analisis SPSS 16.0 Tabel 5.5 Hasil Uji Validitas Sampling Kepuasan ATRIBUT Bahan baku utama kuat dan tahan lama Tidak luntur Halus N = 80; df = 78; = 5% VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID r HITUNG Batik Tulis Pemalang Batik Tulis Tegal r TABEL KESIMPULAN VALID VALID VALID

80 80 Nyaman dipakai Corak menarik menarik dan rapi Banyak pilihan warna Mempunyai ciri khas Mudah perawatannya Motif modern dan klasik Lentur (fleksibel) Murah harganya VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID Sumber : Hasil Analisis SPSS Uji Realibilitas Uji realibilitas digunakan untuk melihat tingkat konsistensi dari konsumen terhadap variable yang ada. Jadi apakah data yang diperoleh akan cenderung memberikan hasil yang sama (konsisten). Uji reabilitas ini menggunakan data tingkat kepentingan dan kepuasan konsumen terhadap produk batik tulis pemalang dan tegal Tabel 5.6 Hasil Uji Reliabilitas Sampling Kepentingan dan Kepuasan (Batik Tulis Pemalang dan Batik Tulis Tegal) ATRIBUT Bahan baku utama kuat dan tahan lama Tidak luntur Halus Nyaman dipakai KEPEN TINGAN Batik Tulis Pemalang r HITUNG Batik Tulis Tegal r TABEL KESIMPULAN RELIABEL RELIABEL RELIABEL RELIABEL

81 81 Corak menarik menarik dan rapi Banyak pilihan warna Mempunyai ciri khas Mudah perawatannya Motif modern dan klasik Lentur (fleksibel) Murah harganya Sumber : Hasil Analisis SPSS RELIABEL RELIABEL RELIABEL RELIABEL RELIABEL RELIABEL RELIABEL Matrik Perencanaan (Planning Matrix) Matriks perencanaan bertujuan untuk menentukan atribut mana yang akan dikembangkan terlebih dahulu oleh tim pengembangan kualitas Importance to Customer Importance to Customer bertujuan untuk mengetahui seberapa penting tiap-tiap atribut menurut responden yang mempengaruhinya dalam membeli produk batik tulis. Data importance to customer diperoleh dari hasil kuisioner dengan menggunakan metode absolut importance dengan hasil sebagai berikut : Table 5.7 Importance to Customer No Atribut Nilai 1 Bahan baku utama kuat dan tahan lama Tidak luntur Halus Nyaman dipakai 4.18

82 82 5 Corak menarik menarik dan rapi 6 Banyak pilihan warna 7 Mempunyai ciri khas 8 Mudah perawatannya 9 Motif modern dan klasik 10 Lentur (fleksibel) 11 Murah harganya Sumber : Hasil output SPSS Customer Satisfaction Performance and Competitive Satisfaction Performance Customer Satisfaction performance and Competitive Satisfaction performance bertujuan untuk mengetahui seberapa puas responden terhadap tiap atribut produk batik tulis pemalang dan batik tulis tegal. nilai satisfaction performance diperoleh dari performance weight (jumlah responden dikalikan performance) dibagi total responden, perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada table 5.8. Tabel 5.8 Customer and Competitive Satisfaction Performance KEPUASAN ATRIBUT Batik Tulis Pemalang Batik Tulis Tegal Bahan baku utama kuat dan tahan lama Tidak luntur Halus

83 83 Nyaman dipakai Corak menarik menarik dan rapi Banyak pilihan warna Mempunyai ciri khas Mudah perawatannya Motif modern dan klasik Lentur (fleksibel) Murah harganya Sumber : Hasil output SPSS Goal Goal merupakan level performance yang ingin dicapai perusahaan untuk memenuhi kebutuhan konsumen (customer need). Performance Goal ditentukan dalam skala yang sama dengan performance level antara lain kepentingan dan kepuasan konsumen dari produk batik tulis yang dihasilkan oleh pemalang dan tegal. Seperti yang ditunjukkan pada table 5.9 : Table 5.9 Goal No Atribut Nilai 1 Bahan baku utama kuat dan tahan lama Tidak luntur Halus Nyaman dipakai Corak menarik menarik dan rapi 4.59

84 84 6 Banyak pilihan warna 7 Mempunyai ciri khas 8 Mudah perawatannya 9 Motif modern dan klasik 10 Lentur (fleksibel) 11 Murah harganya Sumber : Hasil output SPSS Improvement Ratio Nilai improvement ratio didapat dari perbandingan antara goal dan customer satisfaction performance. Dimana nilai ini menunjukkan bobot kesulitan untuk melakukan peningkatan dalam memenuhi kebutuhan konsumen. Contoh perhitungan (nilai improvement ratio untuk atribut bahan baku kuat dan tahan lama) adalah sebagai berikut : Im provement ratio Goal Customer satisfaction performance 4.41 = Hasil perhitungan untuk atribut-atribut lain dapat dilihat pada table 5.10 berikut ini : Table 5.10 Nilai Improvement Ratio No Atribut Nilai 1 Bahan baku utama kuat dan tahan lama Tidak luntur 1

85 85 3 Halus Nyaman dipakai Corak menarik menarik dan rapi 1 6 Banyak pilihan warna 1 7 Mempunyai ciri khas 1 8 Mudah perawatannya 1 9 Motif modern dan klasik 1 10 Lentur (fleksibel) 1 11 Murah harganya 1.03 Sumber : Hasil Analisis Sales Point Sales point merupakan informasi kemampuan menjual produk berdasarkan seberapa baik setiap customer need terpenuhi. Nilainya adalah : Nilai 1 menunjukkan tidak ada titik penjualan Nilai 1.2 menunjukkan titik penjualan menengah Nilai 1.5 menunjukkan titik penjualan kuat Atribut yang paling dipentingkan oleh konsumen akan memiliki nilai sales point tertinggi. Nilai ini ditentukan melalui diskusi tim pengembang kualitas masing-masing atribut yang memiliki nilai sales point ditunjukkan pada table 5.11 berikut ini :

86 86 Tabel 5.11 Nilai Sales Point No Atribut Nilai 1 Bahan baku utama kuat dan tahan lama Tidak luntur Halus 1 4 Nyaman dipakai Corak menarik menarik dan rapi Banyak pilihan warna 1 7 Mempunyai ciri khas Mudah perawatannya 1 9 Motif modern dan klasik 1 10 Lentur (fleksibel) Murah harganya 1.5 Sumber : Analisa Tim Pengembang Kualitas Raw Weight (RW) dan Normalized raw Weight Nilai yang memiliki nilai raw weight tinggi, akan menjadi perhatian utama perusahaan untuk ditingkatkan dalam memenuhi kepuasan pelanggan. Nilai RW yang nantinya dihasilkan diperoleh dari perkalian antara Importance to Customer, Improvement ratio dan Sales Point. Sedangkan Normalized RW adalah perbandingan antara total RW dengan RW pada masing-masing atribut. Raw Weight = Importance to Customer x Improvement Ratio x Sales Point

87 87 Normalized Raw Weight Raw Weight Total Raw Weight Tabel 5.12 Nilai Raw Weight dan Normalized Raw Weight No Atribut Raw Weight Normalized Raw Weight 1 Bahan baku utama kuat dan tahan lama Tidak luntur Halus Nyaman dipakai Corak menarik menarik dan rapi Banyak pilihan warna Mempunyai ciri khas Mudah perawatannya Motif modern dan klasik Lentur (fleksibel) Murah harganya Sumber : Hasil Analisis Tahap Pembuatan House Of Quality Respon Teknis Pada tahap ini tim akan memberikan solusi-solusi untuk memenuhi keinginan konsumen. Atau dengan kata lain, solusi yang ditawarkan merupakan respon teknis terhadap voice of customer untuk dapat memenuhi kepuasan konsumen. Respon teknis yang didapatkan menggambarkan kemampuan teknis yang mampu merespon keinginan konsumen.

88 88 Tabel 5.13 Respon Teknis No Respon Teknis Spesifikasi 1 Kualitas bahan baku primer Kualitas batik bisa dibedakan menurut proses pengerjaannya, desain maupun mori yang dipergunakan. Oleh karena itu, (terutama untuk sandang) kualitas mori atau bahan kainnya sangat menentukan. 2 Kualitas bahan baku sekunder Bahan yang menjadi bagian kedua setelah bahan baku primer sehingga memerlukan standar khusus alatnya, seperti penentuan bahan untuk proses pelilinan. 3 Peralatan kerja yang digunakan Seperti canting, wajan, gawangan, bandul, bak celup, saringan, merupakan standar peralatan yang digunakan agar menghasilkan batik tulis. 4 Desain Desain disesuaikan dengan ciri khas daerah masing-masing. 5 Keterampilan pengerajin Antara pengerajin satu dengan yang lainnya harus terampil dalam membatik dan mengetahui proses membatik. 6 Proses pembatikan Proses harus sesuai dengan prosedur. 7 Proses pewarnaan Proses harus sesuai dengan prosedur

89 89 8 Proses penghilangan lilin Proses harus sesuai dengan prosedur, dengan dimasukan kedalam air mendidih supaya hilang sepenuhnya. 9 Penjemuran Harus dengan cuaca yang cerah 10 Pengkanjian Harus sesuai petunjuk cara pengkajian 11 Penyortiran Sesuai dengan prosedur penyortiran dengan kualitas yang bagus 12 Pengemasan Pengemasan barang jadi kedalam bungkus plastic Sumber : Analisis Tim Pengembangan Kualitas Keterangan: 1. Kualitas bahan baku primer. Merupakan respon teknis yang dihasilkan oleh tim dan merupakan bagian awal dari proses membatik untuk mengahasilkan bahan kain batik yang utama sebagai bahan dasar untuk membuat kain batik. 2. Kualitas bahan baku sekunder. Bahan baku sekunder merupakan bahan yang digunakan dalam proses membatik, seperti pelilinan dan pewarnaan sehingga kualitas bahan baku sekunder kualitas akan menentukan. 3. Peralatan kerja yang digunakan. Peralatan yang digunakan akan menghasilkan produk dengan kualitas bagus, seperti canting, wajan, gawangan, bandul, bak celup, saringan, peralatan tersebut digunakan agar menghasilkan kualitas bagus. 4. Desain. Desain yang dihasilkan akan terbentuk sesuai dengan cirri khas daerah, desain batik tulis pemalang menggunakan desain non geometris.

90 90 5. Keterampilan pengerajin. Keterampilan pengerajin merupakan salah satu hal yang paling menentukan dalam proses membatik karena akan menghasilkan kualitass sehingga keterampilan pengerajin perlu mendapat perhatian khusus. 6. Proses pembatikan. Proses membatik adalah rangkaian aktifitas yang dilakukan dalam membuat batik, mulai dari menyiapkan kain dasar (polos) sampai menjadi kain batik yang siap digunakan sesuai keperluan. 7. Proses pewarnaan. Dimulai setelah kain melalui proses pemalaman untuk memberi/mengubah warna, memperjelas bentuk, rincian perlambangan dan ciri ketradisian, memperkuat nilai estetika 8. Proses penghilangan lilin. Merupakan aktifitas yang dilakukan untuk menghilangkan bagian tertentu atau seluruh lilin dengan cara menggosok lilin dengan alat pisau (semacamnya) dan memasukan kain kedalam air mendidih. 9. Penjemuran. Pada proses ini bertujuan untuk mengeringkan kain yang sudah dibatik agar pada proses selanjutnya menghasilkan warna yang tidak pudar. 10. Pengkanjian. Penganjian dilakukan bertujuan untuk menjaga agar susunan benang tidak berubah dan stabil sehingga malam tidak menembus serat dan akan mempermudah proses penghilangan malam (nglorod). 11. Penyortiran. Agar memperoleh barang dengan kualitas bagus dengan meyeleksi bahan yang bagus antara warna yang satu dengan warna yang lain atau dengan motif yang satu dengan motif yang lain. 12. Pengemasan. Pengemasan merupakan tahap akhir dalam proses membatik dengan menghasilkan produk yang siap dipasarkan.

91 Relationship Matrixs dan Priorities Setelah menentukan respon teknis dari setiap suara konsumen, maka langkah selanjutnya adalah menentukan hubungan antara respon teknis dengan suara konsumen. Relationship matrixs perlu dilakukan untuk mengetahui sejauh mana respon teknis tersebut dapat memenuhi kebutuhan konsumen. Hubungan ini digambarkan dengan simbol-simbol seperti ditunjukkan pada table 5.14 Tabel 5.14 Relationship Simbol Nilai Pengertian <kosong> 0 Tidak ada hubungan 1 Mungkin ada hubungan O 3 Hubungan sedang 9 Sangat kuat hubungannya Nilai priorities mempresentasikan konstribusi relatif dari respon teknis terhadap kepuasan pelanggan. Formulasi untuk menghitung nilai prioritas adalah : Nilai prioritas = (Normalized Raw Weight) x (Nilai Numerik Relationship Matrixs) Nilai konstribusi dalam skala 0 sampai dengan 1 yang menunjukkan prosentase nilai priorities, diperoleh dari : Contribution = Priorities/Total Priorities Dari diskusi tim, didapat hasil seperti yang terlihat pada gambar berikut ini :

92 Gambar 5.1 Relationship Matriks 92

93 93 Dari gambar diatas maka di dapat hasil seperti pada table 5.15 berikut : Tabel 5.15 Priorities dan Kontribusi No Respon Teknis Prioritas Kontribusi 1 Kualitas bahan baku primer Kualitas bahan baku sekunder Peralatan kerja yang digunakan Desain Keterampilan pengerajin Proses pembatikan Proses pewarnaan Proses penghilangan lilin Penjemuran Pengkanjian Penyortiran Pengemasan Sumber : Hasil Analisis Benchmarking Benchmarking menunjukkan tingkat persaingan antara Batik Tulis Pemalang dengan Batik Tulis Tegal selaku pesaing. Nilai benchmarking diperoleh dari : Nilai Benchmarking Batik Tulis Pemalang = (Customer satisfaction performance) x (Nilai numeric relationship matrix) Nilai Benchmarking Batik Tulis Pemalang = (Customer satisfaction performance)x(nilai numeric relationship matrix) Nilai Benchmarking Batik Tulis Tegal = (Customer satisfaction performance) x(nilai numeric relationship matrix)

94 94 Hasil selengkapnya ditunjukkan pada table 5.16 Table 5.16 Benchmarking No Respon Teknis Batik Tulis Pemalang Batik Tulis Tegal 1 Kualitas bahan baku primer Kualitas bahan baku sekunder Peralatan kerja yang digunakan Desain Keterampilan pengerajin Proses pembatikan Proses pewarnaan Proses penghilangan lilin Penjemuran Pengkanjian Penyortiran Pengemasan Sumber : Hasil Analisis Technical Correlation Technical correlation digunakan untuk mengidentifikasikan hubungan antara masing-masing technical descriptor. Hubungan ini digambarkan dengan symbol-simbol seperti ditunjukkan pada table berikut ini :

95 95 Simbol (kosong) X * Tabel 5.17 Simbol Technical Correlation Pengertian Pengaruh positif sangat kuat Pengaruh positif cukup kuat Tidak ada pengaruh Pengaruh negative cukup kuat Pengaruh negative sangat kuat Dari hasil analisis technical correlation ini didapatkan gambar sebagai berikut :

96 Gambar 5.2 Technical Corelation 96

97 Target Dalam hal ini target menggambarkan bagaimana respon teknis yang harus dicapai sehubungan dengan kebutuhan konsumen dan performansi pesaing. Apakah performansi respon teknis tersebut perlu ditingkatkan, diturunkan atau bahkan performansi tersebut sudah merupakan target yang diinginkan. Untuk memutuskan besarnya nilai target dapat dilihat berdasarkan perbandingan antara benchmarking perusahaan dan pesaing dipilih yang memiliki nilai tertinggi. Tabel 5.18 Nilai Target No Respon Teknis Spesifikasi 1 Kualitas bahan baku primer Kualitas bahan baku sekunder Peralatan kerja yang digunakan Desain Keterampilan pengerajin Proses pembatikan Proses pewarnaan Proses penghilangan lilin Penjemuran Pengkanjian Penyortiran Pengemasan Sumber : Hasil Analisis Dari keseluruhan didapatkan gambar House Of Quality sebagai berikut :

98 Gambar 5.3 HOQ 98

99 Pembahasan Pada pembahasan ini akan dianalisa suatu data yang sudah diolah pada hasil yang dperoleh khususnya menganalisa House of Quality atau rumah kualitas. Analisa ini meliputi Analisa Customer Need, Analisa Prioritas Kebutuhan Pelanggan, Analisa Prioritas Teknis dan Analisa Korelasi antar Respon Teknis Analisa Customer Need (kebutuhan pelanggan) Berdasarkan pengumpulan data yang telah dilakukan maka didapat atributatribut yang merupakan kebutuhan pelanggan (costomer need) produk Batik Tulis Pemalang. Atribut-atribut tersebut adalah: Tabel 5.19 Customer Need NO ATRIBUT-ATRIBUT PRODUK 1 Bahan baku utama kuat dan tahan lama 2 Tidak luntur 3 Halus 4 Nyaman dipakai 5 Corak menarik menarik dan rapi 6 Banyak pilihan warna 7 Mempunyai ciri khas 8 Mudah perawatannya 9 Motif modern dan klasik 10 Lentur (fleksibel) 11 Murah harganya

100 Analisa Prioritas Kebutuhan Pelanggan Dari rumah kualitas yang dikembangkan pada hasil diatas digambarkan bahwa tingkat kepentingan masing-masing atribut, tingkat kepuasan pelanggan terhadap Batik Tulis Pemalang dan Batik Tulis Tegal, nilai goal yang ingin dicapai, bobot kesulitan untuk mencapai goal, tingkat penjualan masing-masing atribut, dan juga akan mendapatkan atribut yang harus dikembangkan terlebih dahulu Analisa Importance to Customer Berdasarkan hasil pengolahan data tingkat kepentingan diperoleh tingkat kepentingan tiap-tiap atribut sebagai berikut: Tabel 5.20 Tingkat Kepentingan Untuk Tiap Atribut No Atribut Nilai 1 Bahan baku utama kuat dan tahan lama Tidak luntur Halus Nyaman dipakai Corak menarik menarik dan rapi Banyak pilihan warna Mempunyai ciri khas Mudah perawatannya Motif modern dan klasik Lentur (fleksibel) Murah harganya 4.21

101 101 Urutan tingkat kepentingan pada tabel diatas adalah: 1. Atribut Bahan baku utama kuat dan tahan lama dengan nilai 4.49 atribut ini memiliki nilai tertinggi dari atriibut lainnya, hal ini menunjukan bahwa konsumen sangat menginginkan batik tulis pemalang yang mempunyai bahan baku utama kuat dan tahan lama. 2. Atribut banyak pilihan warna dengan nilai 4.40 adalah atribut dengan nilai tertinggi kedua yang berarti bahwa konsumen menginginkan produk batik tulis pemalang mempunyai pilihan warna yang beragam, sehingga tidak hanya warna gelap saja yang dominan tetapi warna-warna cerah juga masuk kedalam desain batik tulis. 3. Atibut tidak luntur dengan nilai 4.31 merupakan atribut ketiga yang dipentingkan oleh konsumen. Atribut ini merupakan pilihan setelah warna karena erat kaitannya, dan merupakan salah satu yang dipentingkan oleh pelanggan, produk batik yang tidak luntur adalah salah satu pertimbangan bahwa produk tersebut lebih awet. 4. Atribut mudah perawatannya dengan nilai Hal ini menunjukan konsumen menginginkan produk batik tulis pemalang yang mempunyai perawtan yang mudah ini ditunjang oleh bahan baku yang bermutu tinggi dengan kualitas bagus dan tidak cepat rusak. 5. Atribut mempunyai cirri khas dengan nilai hal ini menunjukkna bahwa cirri khas produk batik tulis menjadi pilihan konsumen kelima dalam hal kepentingan yang harus dikembangkan

102 Atribut Corak menarik menarik dan rapi, Lentur (fleksibel), Murah harganya dengan nilai 4.21 dari atribut yang dipentingkan oleh konsumen dengan urut enam ini ada tiga atribut ini menunjukan bahwa konsumen mementingkan ketiga atribut ini dalam pilihan yang sama dengan corak, lentur dan murah adalah pilihan yang penting untuk dikembangkan. 7. Atribut nyaman dipakai dengan nilai Hal ini menunjukan bahwa konsumen menginginkan produk batik tulis pemalang yang nyaman dipakai yang berkaitan erat dengan pilihan bahan baku batik. 8. Atribut motif modern dan klasik dengan nilai Konsumen juga menginginkan motif modern dan klasik sehingga dapat difokuskan pada pelanggan dengan usia remaja dan orang tua dengan desain klasiknya tentunya tidak meninggalkan cirri khas batik tulis pemalang itu sendiri. 9. Atribut harga produk dan pendempulan keduanya dengan nilai hal ini menunjukan bahwa tingkat kepentingan konsumen terhadap kedua atribut ini mempunyai tingkat kepentingan sama. 10. Atribut halus dengan nilai atribut ini merupakan atribut terakhir yang diinginkan konsumen, ini berarti konsumen masih menginginkan bahan yang halus yang berkaitan erat dengan bahan baku utama yaitu kain. Jadi sesuai analisis diatas dapat diketahui bahwa konsumen lebih mementingkan produk batik tulis Pemalang yang memiliki bahan baku utama kuat dan tahan lama sehingga awet dalam jangka waktu lama.

103 Analisa Customer Satisaction Performance dan Competitive Satisfaction Performance. Dari hasil pengolahan data pada customer satisfaction performance dan competitive satisfaction performance didapat hasil seperti pada table berikut: Tabel 5.21 Customer and Competitive Satisfaction Performance KEPUASAN ATRIBUT Batik Tulis Pemalang Batik Tulis Tegal Bahan baku utama kuat dan tahan lama Tidak luntur Halus Nyaman dipakai Corak menarik menarik dan rapi Banyak pilihan warna Mempunyai ciri khas Mudah perawatannya Motif modern dan klasik Lentur (fleksibel) Murah harganya

104 104 NILAI 4,6 4,5 4,4 4,3 4,2 4,1 4 3,9 3,8 Bahan baku utama kuat Tidak luntur Halus Nyaman dipakai Corak menarik menarik Banyak pilihan warna Mempunyai ciri khas Mudah perawatannya ATRIBUT Motif modern dan klasik Lentur (fleksibel) Murah harganya KEPUASAN Batik Tulis Pemalang KEPUASAN Batik Tulis Tegal Grafik 5.1 Customer and Competitive Satisfaction Performance Dari data diatas dapat dilihat bahwa: 1. Atribut bahan baku utama kuat dan tahan lama, halus, nyaman dipakai,dan murah harganya pada Batik Tulis Pemalang mempunyai nilai yang lebih kecil dari pada tingkat kepuasan pada Batik Tulis Tegal, namun keempat atribut tersebut tidak begitu dipentingkan oleh konsumen kecuali atribut bahan baku utama kuat dan tahan lama. Hal ini menunjukan bahwa produk batik tulis pemalang harus lebih meningkatkan lagi kualitas produk batik tulisnya. 2. Tingkat kepuasan pada atribut tidak luntur, corak menarik, banyak pilihan warna, mempunyai cirri khas, mudah perawatannya, motif modern dan klasik dan lentur (fleksibel) pada batik tulis pemalang mempunyai nlai yang lebih besar daripada tingkat kepuasan batik tulis tegal. Hal ini menunjukan bahwa

105 105 batik tulis pemalang sudah mampu membuat produk yang lebih baik dari perusahaan pesaingnya yang harus tetap dipertahankan. 3. Jika dibandingkan antara produk tingkat kepuasan dan tingkat kepentingan pada Batik Tulis Pemalang Dari table 5.22 dibawah ini maka didapat hasil sesuai dengan grafik 5.2 sebagai berikut: Table 5.22 Perbandingan Tingkat Kepuasan dan tingkat Kepentingan Produk Batik Tulis Pemalang ATRIBUT KEPUASAN KEPENTINGAN Bahan baku utama kuat dan tahan lama Tidak luntur Halus Nyaman dipakai Corak menarik menarik dan rapi Banyak pilihan warna Mempunyai ciri khas Mudah perawatannya Motif modern dan klasik Lentur (fleksibel) Murah harganya

106 106 NILAI 4,6 4,5 4,4 4,3 4,2 4,1 3,9 4 3,8 KEPUASAN KEPENTINGAN ATRIBUT Grafik 5.2 Importance to customer and customer Satisfaction Performance Dari data diatas dapat dilihat bahwa : a. Pada atribut halus, corak menarik dan rapi,mempunyai cirri khas, mudah perawtan, motif modern, lentur dan fleksibel mempunyai nilai kepuasan lebih besar dari nilai kepentingan, yang berarti bahwa produk batik tulis pemalang sudah mampu memenuhi kebutuhan konsumen pada atribut tersebut. b. Pada atribut bahan baku kuat dan tahan lama, tidak luntur, nyaman dipakai, banyak pilihan warna, dan murah harganya nilai kepuasan lebih kecil dari pada nilai kepentingan. Hal ini menunjukan bahwa produk batik tulis pemalang masih harus meningkatkan lagi kualitas produknya pada atribut-atribut tersebut Analisa Improvement Ratio Analisa Improvement Ratio adalah untuk mengetahui besarnya peningkatan yang harus dilakukan atau diperbaiki pada masing-masing atribut karena tiap atribut berbeda tingkat kepuasan yang diharapkan konsumen.

107 107 Tabel 5.23 Nilai Improvement Ratio No Atribut Nilai 1 Bahan baku utama kuat dan tahan lama Tidak luntur 1 3 Halus Nyaman dipakai Corak menarik menarik dan rapi 1 6 Banyak pilihan warna 1 7 Mempunyai ciri khas 1 8 Mudah perawatannya 1 9 Motif modern dan klasik 1 10 Lentur (fleksibel) 1 11 Murah harganya 1.03 Dari table nilai improvement ratio diatas dapat dilihat sebagai berikut: 1. Nyaman dipakai. Atribut ini merupakan ratio peningkatan paling tinggi dengan nilai Atribut ini diharapkan mengalami perubahan kepuasan konsumen dari 4.14 menjadi Murah harganya. Atribut ini merupakan ratio peningkatan tertinggi kedua dengan nilai Atribut ini diharapkan mengalami perubahan nilai kepuasan konsumen dari 4.13 menjadi 4.25

108 Halus. Atribut ini merupakan ratio peningkatan dengan nilai 1.02, atribut ini diharapkan mengalami perubahan nilai kepuasan konsumen dari 4.13 menjadi Atribut Tidak luntur, Corak menarik menarik dan rapi, Banyak pilihan warna, Mempunyai ciri khas, Mudah perawatannya, Motif modern dan klasik, dan Lentur (fleksibel) mempunyai nilai ratio 1 yang berarti bahwa atribut ini harus tetap dipertahankan Analisa Raw Weight Semakin tinggi nilai raw weight dari masing-masing atribut, maka atribut pelayanan tersebut makin dibutuhkan. Tabel 5.24 Nilai Raw Weight No Atribut Raw Weight 1 Bahan baku utama kuat dan tahan lama Tidak luntur Halus Nyaman dipakai Corak menarik menarik dan rapi Banyak pilihan warna Mempunyai ciri khas Mudah perawatannya Motif modern dan klasik Lentur (fleksibel) Murah harganya 6.50

109 109 Dari table diatas dapat diketahui bahwa atribut Bahan Baku Utama Kuat Dan Tahan Lama mempunyai nilai tertinggi yaitu Jadi atribut Bahan Baku Utama Kuat Dan Tahan Lama itulah yang sangat dibutuhkan dan menjadi perhatian khusus tim pengembang kalitas untuk ditingkatkan terlebih dahulu sebelum atribut tidak luntur yang mempunyai nilai Analisa Pembuatan House of Quality Analisa Matrik Hubungan Analisa matrik hubungan antara tiap atribut kebutuhan konsumen dengan respon teknis yang dapat dimunculkan oleh tim adalah sebagai berikut: 1. Atrbut Bahan Baku Utama Kuat dan Tahan Lama Atribut ini mempunyai hubungan kuat dengan respon teknis Kualitas bahan baku utama, Desain, dan Proses pewarnaan. Dan mempunyai hubungan menengah dengan Kualitas bahan baku sekunder, Proses pembatikan, dan penyortiran. Sedangkan mempunyai hubungan lemah dengan Proses penghilangan lilin, Pengkajian. 2. Atribut Tidak luntur Atribut ini mempunyai hubungan kuat dengan Kualitas bahan baku sekunder, Desain, Proses pewarnaan, penyortiran dan mempunyai hubungan menengah dengan Proses penghilangan lilin, Penjemuran, sedangkan hubungan lemah dengan Kualitas bahan baku utama.

110 Halus Atribut ini mempunyai hubungan kuat dengan Kualitas bahan baku utama, Proses pembatikan, Pengemasan dan mempunyai hubungan menengah dengan peralatan yang digunakan, Proses pewarnaan, Pengkajian, penyortiran sedangkan mempunyai hubungan lemah dengan Kualitas bahan baku sekunder,. 4. Nyaman dipakai Atrbut ini mempunyai hubungan kuat dengan Kualitas bahan baku utama, Pengkajian, penyortiran. Sedangkan mempunyai hubungan lemah dengan Kualitas bahan baku sekunder. 5. Corak menarik menarik dan rapi Atribut ini mempunyai hubungan kuatn dengan Desain, Keterampilan pengerajin, Proses pembatikan, Proses pewarnaan, penyortiran dan mempunyai hubungan menengah dengan Kualitas bahan baku sekunder, peralatan yang digunakan, Proses penghilangan lilin, Pengemasan dan mempunyai hubungan lemah dengan Pengkajian. 6. Banyak pilihan warna Atribut ini mempunyai hubungan kuat dengan Keterampilan pengerajin, Proses pembatikan, Proses pewarnaan, dan mempunyai hubungan menengah dengan peralatan yang digunakan, Desain, Proses penghilangan lilin, Penjemuran, penyortiran.

111 Mempunyai ciri khas Atribut ini memiliki hubungan kuat dengan Desain, Keterampilan pengerajin, Proses pembatikan, Proses pewarnaan, penyortiran. Sedangkan mempunyai hubungan menengah dengan Proses penghilangan lilin, Pengkajian, Pengemasan. Dan mempunyai hubungan lemah dengan Kualitas bahan baku utama. 8. Mudah perawatannya Atribut ini mempunyai hubungan kuat dengan Kualitas bahan baku utama. 9. Motif modern dan klasik Atribut ini mempunyai hubungan kuat dengan Desain, Keterampilan pengerajin, Proses pembatikan, Proses pewarnaan, penyortiran, penyortiran. 10. Lentur (fleksibel) Atribut ini mempunyai hubungan kuat dengan Kualitas bahan baku utama, Penjemuran. Dan mempunyai hubungan menengah dengan penyortiran. 11. Murah harganya Atribut ini mempunyai hubungan kuat dengan Kualitas bahan baku utama, Kualitas bahan baku sekunder Analisa Prioritas Respon Teknis Dari table prioritas dan kontribusi diperoleh untuk memprioritaskan respon teknis yang harus dipenuhi guna meningkatkan kualitas produk batik tulis pemalang.

112 112 Tabel 5.25 Prioritas No Respon Teknis Prioritas 1 Kualitas bahan baku primer Kualitas bahan baku sekunder Peralatan kerja yang digunakan Desain Keterampilan pengerajin Proses pembatikan Proses pewarnaan Proses penghilangan lilin Penjemuran Pengkanjian Penyortiran Pengemasan 1.23 Dari tabel prioritas diatas dapat diketahui bahwa respon teknis jenis proses pewarnaan mendapatkan nilai prioritas tertinggi yaitu 5.43 hal ini berarti bahwa respon teknis jenis ini yang mempunyai kontribusi terbesar dalam memenuhi kepuasan konsumen. Respon teknis yang mempunyai nilai tertinggi lainnya adalah penyortiran (5.31), Kualitas bahan baku primer (5.17), Desain (4.74), Proses pembatikan (4.25), keterampilan pengerajin (3.15) dan seterusnya sesuai dengan nilai masing-masing dalam memenuhi kepuasan konsumen.

113 Analisa Benchmarking Pada tahap ini tim berdiskusi untuk menentukan tingkat performasi respon teknis yang dimiliki oleh produk batik tulis Pemalang dan batik tulis Tegal. Perbandingannya dapat dilihat dari table berikut ini: Table 5.26 Benchmarking No Respon Teknis Batik Tulis Pemalang Batik Tulis Tegal 1 Kualitas bahan baku primer Kualitas bahan baku sekunder Peralatan kerja yang digunakan Desain Keterampilan pengerajin Proses pembatikan Proses pewarnaan Proses penghilangan lilin Penjemuran Pengkanjian Penyortiran Pengemasan Dari data diatas dapat diketahui bahwa semua nilai bencmarking produk Batik Tulis Pemalang lebih baik dari Batik Tulis Tegal kecuali pada respon teknis

114 114 Kualitas bahan baku primer dan pengkanjian. Hal ini berarti bahwa Batik tulis Pemalang lebih baik dari batik tulis Tegal Analisa Target Target tingkat performansi respon teknis yang diinginkan oleh tim QFD mengarah pada peningkatan performansi respon teknis yang sudah dimiliki. Hampir semua respon teknis yang ditargetkan memiliki performasi sama dengan yang ditargetkan saat ini. Dan terdapat juga respon teknis yang harus ditingkatkan. Tabel 5.27 Target Respon Teknis No Respon Teknis Target 1 Kualitas bahan baku primer Ditingkatkan 2 Kualitas bahan baku sekunder Dipertahankan 3 Peralatan kerja yang digunakan Dipertahankan 4 Desain Dipertahankan 5 Keterampilan pengerajin Dipertahankan 6 Proses pembatikan Dipertahankan 7 Proses pewarnaan Dipertahankan 8 Proses penghilangan lilin Dipertahankan 9 Penjemuran Dipertahankan 10 Pengkanjian Ditingkatkan 11 Penyortiran Dipertahankan 12 Pengemasan Dipertahankan

115 Analisa Korelasi antar Respon Teknis Bagian rumah kualitas yang juga penting untuk dianalisa adalah korelasi antar respon teknis. Melalui analisa ini dapat diketahui respon teknis mana saja yang akan dilakukan perusahaan, selain itu juga dapat diketahui hubungan antara respon teknis yang satu dengan yang lain Korelasi positif sangat kuat terjadi antar respon teknis 1. Kualitas bahan baku utama dan Kualitas bahan baku sekunder. Kualitas bahan baku utama digunakan untuk menentukan kualitas bahan baku sekunder mana saja yang dapat digunakan untuk dapat diolah melalui proses pembatikan, oleh karena itu keduanya mempunyai hubungan yang sangat kuat 2. Kualitas bahan baku utama dan Desain. Keduanya berhubungan kuat karena bahan baku utama untuk membatik digunakan dalam merancang atau mendesain batik tulis. 3. Kualitas bahan baku utama juga berhubungan sangat kuat dengan Proses pembatikan karena sebelum proses pembatikan kualitas bahan baku utama akan sangat menentukan pada proses pembatikan. 4. Kualitas bahan baku utama dan Proses pewarnaan. Keduanya mempunyai hubungan sangat kuat karena dalam proses pewarnaan, kualitas bahan baku utama dapat menentukan warna tersebut luntur atau tidak, dengan kondisi yang baik akan mempengaruhi pewarnaan. 5. Kualitas bahan baku utama dan Pengkajian. Keduanya mempunyai hubungan yang sangat kuat karena proses pengkanjian dapat ditentukan oleh Kualitas bahan baku utama.

116 Kualitas bahan baku sekunder dan desain. Keduanya mempunyai hubungan yang sangat kuat karena bahan baku sekunder akan menetukan proses desain yaitu kesesuian dengan alat-alat yang ada sebagai syarat desain batik tulis. 7. Kualitas bahan baku sekunder dan Proses pembatikan. Keduanya mempunyai hubungan yang sangat kuat karena kualitas bahan baku sekunder akan menentukan proses membatik dengan bahan sekunder yaitu berupa peralatan yang memenuhi syarat akan dapat membatik dengan sempurna. Presisi alat dan kelengkapannya baik itu canting satu ataupun canting dua. 8. Peralatan yang digunakan dan Keterampilan pengerajin. Keduanya mempunyai hubungan yang sangat kuat karena tentunya keterampilan pengerajin dalam menggunakan alat akan sanagat menentukan terutama dalam proses pembatikan. Imajinasi dan inovasi yang ada akan sangat tergantung pada pengerajin. 9. Peralatan yang digunakan dan proses pewarnaan. Keduanya mempunyai hubungan yang sangat kuat karena peralatan yang digunakan akan menentukan pewarnaan pada batik tulis, peralatan yang baik sangat berpengaruh pada hasil yang baik pula. 10. Peralatan yang digunakan dan penjemuran. Keduanya mempunyai hubungan yang sangat kuat karena alat yang sesuai dengan penjemuran akan mempermudah dalam pengeringan batik yang sudah diwarnai, misalnya kapasitas alat dalam menampung banyaknya kain batik akan menentukan, teknik posisi kain pada saat menjemur juga akan sangat menentukan.

117 Desain dan proses pewarnaan. Keduanya mempunyai hubungan yang sangat kuat karena dalam proses mendesain juga akan ditentukan warna yang susuai dengan batik yang dirancang. 12. Desain dan proses penghilangan lilin. Keduanya mempunyai hubungan yang sangat kuat karena dengan desain yang bagus dan erat kaitannya dengan pewarnaan akan dapat mempercepat proses penghilangan lilin. 13. Desain dan pengemasan. Keduanya mempunyai hubungan yang sangat kuat karena desain yang bagus akan mempermudah dalam proses pengemasan yang terlihat rapid dan elegan 14. Keterampilan pengerajin dan proses pewarnaan. Keduanya mempunyai hubungan yang sangat kuat karena proses pewarnaan tanpa pekerja yang terampil akan sangat sulit memperoleh hasil yang baik karena teknik pewarnaan juga akan dipengaruhi oleh pengerajin batik tulis. 15. Keterampilan pengerajin dan proses penghilangan lilin. Keduanya mempunyai hubungan yang sangat kuat karena penghilangan lilin juga ditentukan keterampilan pengerajin, lilin yang dapat hilang dengan sempurna menentukan kualitas batik tulis. 16. Keterampilan pengerajin dan penjemuran. Keduanya mempunyai hubungan yang sangat kuat karena penjemuran yang sempurna ditentukan oleh pengerajin yang mempunyai teknik yang baik dalam menjemur, hal ini kelihatan sepele tetapi dalam prosesnya terlihat bahwa pengusaha sentra industry batik sanagt berhati-hati dalam proses menjemur.

118 Keterampilan pengerajin dan pengkanjian. Keduanya mempunyai hubungan yang sangat kuat karena teknik pengkanjian dapat dilakukan oleh pengerajin yang handal dan mempunyai skill yang tinggi setidaknya pernah memperoleh pelatihan yang cukup dan berpengalaman dalam pengkanjian. 18. Proses pembatikan dan pewarnaan. Keduanya mempunyai hubungan yang sangat kuat karena proses membatik juga ditentukan oleh macam-macam warna. 19. Proses pewarnaan dan penghilangan lilin. Keduanya mempunyai hubungan yang sangat kuat karena warna juga menyatu dengan lilin maka dari itu kualitas yang bagus akan sangat tergantung pada kedua proses tersebut. 20. Proses pewarnaan dan penyortiran. Keduanya mempunyai hubungan yang sangat kuat karena warna yang berkualitas akan menjadi ukuran dalam menentukan kualitas batik tulis. 21. Proses penghilangan lilin dan penjemuran. Keduanya mempunyai hubungan yang sangat kuat karena lilin yang cepat hilang akan mempermudah dalam proses penjemuran. 22. Proses pengkanjian dan penyortiran. Keduanya mempunyai hubungan yang sangat kuat karena dengan pengkanjian yang bagus dan rapi akan lolos dari penyortiran bahan kain. 23. Penyortiran dan pengemasan. Keduanya mempunyai hubungan yang sangat kuat karena pengemasan batik yang bagus dan baik akan dapat dikategorikan kualitas bagus dari tampilan luar yang siap dipasarkan.

119 Korelasi positif lemah terjadi antar respon teknis 1. Kualitas Bahan baku utama harus sesuai dengan peralatan yang digunakan keduanya mempunyai hubungan tetapi tidak secara langsung. 2. Kualitas Bahan baku utama harus sesuai dengan penyortiran keduanya mempunyai hubungan tetapi tidak secara langsung. 3. Kualitas Bahan baku utama harus sesuai dengan pengemasan keduanya mempunyai hubungan tetapi tidak secara langsung. 4. Kualitas bahan baku sekunder harus sesuai dengan proses pewarnaan keduanya mempunyai hubungan tetapi tidak secara langsung. 5. Kualitas bahan baku sekunder harus sesuai dengan penghilangan lilin keduanya mempunyai hubungan tetapi tidak secara langsung. 6. Kualitas bahan baku sekunder harus sesuai dengan penjemuran keduanya mempunyai hubungan tetapi tidak secara langsung. 7. Peralatan yang digunakan harus sesuai dengan proses penghilangan lilin keduanya mempunyai hubungan tetapi tidak secara langsung. 8. Peralatan yang digunakan harus sesuai dengan penyortiran keduanya mempunyai hubungan tetapi tidak secara langsung. 9. Peralatan yang digunakan harus sesuai dengan pengemasan keduanya mempunyai hubungan tetapi tidak secara langsung. 10. Desain harus sesuai dengan keterampilan pengerajin keduanya mempunyai hubungan tetapi tidak secara langsung.

120 Desain harus sesuai dengan penjemuran keduanya mempunyai hubungan tetapi tidak secara langsung. 12. Keterampilan pengerajin dengan proses pembatikan keduanya mempunyai hubungan tetapi tidak secara langsung. 13. Proses pembatikan dengan pengehilangan lilin keduanya mempunyai hubungan tetapi tidak secara langsung. 14. Proses pembatikan dengan penjemuran keduanya mempunyai hubungan tetapi tidak secara langsung. 15. Proses pembatikan dengan pengkanjian keduanya mempunyai hubungan tetapi tidak secara langsung. 16. Proses pembatikan dengan penyortiran keduanya mempunyai hubungan tetapi tidak secara langsung. 17. Proses pewarnaan dengan pengemasan keduanya mempunyai hubungan tetapi tidak secara langsung. 18. Penjemuran dengan penyortiran keduanya mempunyai hubungan tetapi tidak secara langsung. 19. Penjemuran dengan pengemasan keduanya mempunyai hubungan tetapi tidak secara langsung Ringkasan Analisa QFD Dilihat dari perbandingan tingkat kepuasan Batik Tulis Pemalang saat ini dengan nilai goal yang ingin dicapai perusahaan, dapat diambil ringkasan sebagai berikut:

121 121 Table 5.28 Ringkasan Analisa QFD ATRIBUT Bahan baku utama kuat dan tahan lama Tidak luntur Halus Nyaman dipakai Corak menarik menarik dan rapi Banyak pilihan warna Mempunyai ciri khas Mudah perawatannya Motif modern dan klasik Lentur (fleksibel) Murah harganya Tingkat Kepuasan Batik Tulis Pemalang Goal Keterangan Ditingkatkan Dipertahankan Ditingkatkan Ditingkatkan Dipertahankan Dipertahankan Dipertahankan Dipertahankan Dipertahankan Dipertahankan Ditingkatkan Dari table 5.28 diatas maka dapat dilihat grafik tentang perbandingan tingkat kepuasan terhadap batik tulis Pemalang dengan Goal yang harus dicapai.

122 122 NILAI 4,6 4,5 4,4 4,3 4,2 4,1 4 3,9 KEPUASAN BATIK TULIS PEMALANG GOAL ATRIBUT Grafik 5.4 Ringkasan Analisa QFD Perancangan Desain Peningkatan Kualitas Produk Batik Tulis Pemalang Ini merupakan tahap analisa untuk mengetahui kebijakan pemilik sentra industry batik dalam melakukan perbaikan sesuai dengan keinginan pelanggan. Setelah melakukan analisa terhadap keinginan pelanggan maka kebijakan yang harus diambil oleh pihak pemilik sentra industry batik untuk dapat memenuhi keinginan pelanggan harus disesuaikan dengan kemampuan perusahaan sehingga kualitas produk batik tulis Pemalang dapat tercapai. Rancangan desain kualitas produk batik tulis Pemalang yang diusulkan adalah sebagai berikut: 1. Kualitas bahan baku primer harus disesuaikan dengan menurut proses pengerjaannya, desain maupun mori yang dipergunakan. Oleh karena itu,

IMPLEMENTASI METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) GUNA MENINGKATKAN KUALITAS KAIN BATIK TULIS

IMPLEMENTASI METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) GUNA MENINGKATKAN KUALITAS KAIN BATIK TULIS IMPLEMENTASI METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) GUNA MENINGKATKAN KUALITAS KAIN BATIK TULIS Jono Jurusan Teknik Industri, Universitas Widya Mataram Yogyakarta Jl. Ndalem Mangkubumen Kp. III/237 Yogyakarta

Lebih terperinci

PERANCANGAN TAS PUNGGUNG LAPTOP MENGGUNAKAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT PADA HOME INDUSTRI LANGON KOTA TEGAL

PERANCANGAN TAS PUNGGUNG LAPTOP MENGGUNAKAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT PADA HOME INDUSTRI LANGON KOTA TEGAL PERANCANGAN TAS PUNGGUNG LAPTOP MENGGUNAKAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT PADA HOME INDUSTRI LANGON KOTA TEGAL Saufik Luthfianto, Siswiyanti Teknik Industri Universitas Pancasakti Tegal Email : saufik34@yahoo.com

Lebih terperinci

Sejarah Quality Function Deployment

Sejarah Quality Function Deployment Rahmi Yuniarti Sejarah Quality Function Deployment Diperkenalkan Yoji Akao, profesor Manajement Engineering dari Tamagawa University Dikembangkan 1972 oleh Mitsubishi 1978 diadopsi oleh Toyota WHAT IS

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Definisi kualitas. Kualitas merupakan kondisi dinamis yang memiliki hubungan dengan produk dan jasa, manusia, proses dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi

Lebih terperinci

STRATEGI PENINGKATAN KUALITAS PRODUK DENGAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT DI PT. KARYA TEKNIK PERSADA SURABAYA

STRATEGI PENINGKATAN KUALITAS PRODUK DENGAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT DI PT. KARYA TEKNIK PERSADA SURABAYA STRATEGI PENINGKATAN KUALITAS PRODUK DENGAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT DI PT. KARYA TEKNIK PERSADA SURABAYA Rony Prabowo, SE. ST. MT Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya, email : rony_prabowomt@yahoo.co.id

Lebih terperinci

DIKTAT KULIAH PENGENDALIAN & PENJAMINAN KUALITAS (IE-501)

DIKTAT KULIAH PENGENDALIAN & PENJAMINAN KUALITAS (IE-501) DIKTAT KULIAH PENGENDALIAN & PENJAMINAN KUALITAS (IE-501) TOPIK 4: QFD (QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT) Diktat ini digunakan bagi mahasiswa Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Kristen Maranatha

Lebih terperinci

Melani Anggraini Fakultas Teknik, Program Studi Teknik Industri Universitas Malahayati Bandar Lampung

Melani Anggraini Fakultas Teknik, Program Studi Teknik Industri Universitas Malahayati Bandar Lampung EALUASI KUALITAS PRODUK PADA INDUSTRI KERAJINAN DENGAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) (Studi kasus pada industri kerajinan batik di Yogyakarta) Melani Anggraini Fakultas Teknik, Program Studi

Lebih terperinci

Pengembangan Desain Produk Tas Gadukan Guna Meningkatkan Daya Saing Ikm

Pengembangan Desain Produk Tas Gadukan Guna Meningkatkan Daya Saing Ikm Pengembangan Desain Produk Tas Gadukan Guna Meningkatkan Daya Saing Ikm M. Junaidi Hidayat *1), Lukmandono 2), Ni Luh Putu Hariastuti 3) 1) Jurusan Desain Produk, Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PROGRAM PERBAIKAN KUALITAS LAYANAN PADA USAHA JASA MENGGUNAKAN QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD)

PENGEMBANGAN PROGRAM PERBAIKAN KUALITAS LAYANAN PADA USAHA JASA MENGGUNAKAN QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) PENGEMBANGAN PROGRAM PERBAIKAN KUALITAS LAYANAN PADA USAHA JASA MENGGUNAKAN QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) Tri Juwita Nurcahyawening NRP 9113201301 Dosen Pembimbing : Prof. Dr. Ir. Moses L. Singgih,

Lebih terperinci

QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD)

QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) Definisi QFD QFD adalah suatu metodologi terstruktur yang digunakan dalam proses perencanaan dan pengembangan produk untuk menentapkan spesifikasi kebutuhan dan keinginan

Lebih terperinci

ANALISA KEPUASAN PELANGGAN TERHADAP KUALITAS LAYANAN BENGKEL DENGAN METODE SERVQUAL DAN QFD SKRIPSI

ANALISA KEPUASAN PELANGGAN TERHADAP KUALITAS LAYANAN BENGKEL DENGAN METODE SERVQUAL DAN QFD SKRIPSI ANALISA KEPUASAN PELANGGAN TERHADAP KUALITAS LAYANAN BENGKEL DENGAN METODE SERVQUAL DAN QFD (Studi kasus di Shop And Drive Astra Otoparts CV. Fastlube Mas ) SKRIPSI Diajukan Oleh : FRIDA SANDIA PUSPITA

Lebih terperinci

PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN PASIEN UNIT INSTALASI RAWAT JALAN (IRJ) RUMKITAL

PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN PASIEN UNIT INSTALASI RAWAT JALAN (IRJ) RUMKITAL PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN PASIEN UNIT INSTALASI RAWAT JALAN (IRJ) RUMKITAL Dr. RAMELAN SURABAYA DENGAN MENGGUNAKAN METODE SERVQUAL DAN QFD Oleh: Hot Pangihutan Sianturi NRP: 9108.201.416

Lebih terperinci

INTEGRASI METODE SERVQUAL DAN QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) GUNA MENINGKATAN PELAYANAN JASA DI PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) SURABAYA

INTEGRASI METODE SERVQUAL DAN QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) GUNA MENINGKATAN PELAYANAN JASA DI PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) SURABAYA INTEGRASI METODE SERVQUAL DAN QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) GUNA MENINGKATAN PELAYANAN JASA DI PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) SURABAYA Helmi Wahyudi A 1, Udisubakti Ciptomulyono 2 1 Mahasiswa Magister

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 48 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian akan dilakukan di Unit Operasi Hydrocracking Complex (HCC) di PT Pertamina (Persero) RU V Balikpapan, Jalan Yos Sudarso No 1 Balikpapan, Kalimantan

Lebih terperinci

Pengembangan Desain Produk Teh Gelas Dengan Menggunakan Metode Quality Function Deployment Untuk Meningkatkan Penjualan Di CV.

Pengembangan Desain Produk Teh Gelas Dengan Menggunakan Metode Quality Function Deployment Untuk Meningkatkan Penjualan Di CV. Pengembangan Desain Produk Teh Gelas Dengan Menggunakan Metode Quality Function Deployment Untuk Meningkatkan Penjualan Di CV.Tirta Indo Megah Putu Verdika 1, *, Ellysa Nursanti 2, Thomas Priyasmanu 3

Lebih terperinci

Analisis Kepuasan Pelanggan Terhadap Pelayanan Hotel Lido Graha dengan Metode Quality Functions Deployment (QFD)

Analisis Kepuasan Pelanggan Terhadap Pelayanan Hotel Lido Graha dengan Metode Quality Functions Deployment (QFD) Malikussaleh Industrial Engineering Journal Vol.2 No.2 (2013) 26-31 ISSN 2302 934X Quality Engineering & Management Analisis Kepuasan Pelanggan Terhadap Pelayanan Hotel Lido Graha dengan Metode Quality

Lebih terperinci

Kerajinan Batik Tulis

Kerajinan Batik Tulis Kerajinan Batik Tulis Indonesia memiliki banyak warisan budaya yang menjadi Identitas bangsa salah satunya batik, pada tanggal 2 Oktober 2009 pengesahan batik yang sangat terkenal di dunia adalah batik

Lebih terperinci

3. METODE PENELITIAN. Lukman Arhami. Perencanaan strategi..., FT UI., Universitas Indonesia

3. METODE PENELITIAN. Lukman Arhami. Perencanaan strategi..., FT UI., Universitas Indonesia 69 3. METODE PENELITIAN Untuk menyelesaikan permasalahan, maka perlu disusun langkah-langkah penyelesaian masalah sebagai berikut : Keterangan flowchart : 1. Survey Pendahuluan Studi litaratur dilakukan

Lebih terperinci

Product Design & Development Hubungan Kebutuhan Pekerja Terhadap Karakteristik Teknik Pada Perancangan Alat Pengepres Melinjo Dengan Metode QFD

Product Design & Development Hubungan Kebutuhan Pekerja Terhadap Karakteristik Teknik Pada Perancangan Alat Pengepres Melinjo Dengan Metode QFD Malikussaleh Industrial Engineering Journal Vol.3 No. (014) 8-33 ISSN 30 934X Product Design & Development Hubungan Kebutuhan Pekerja Terhadap Karakteristik Teknik Pada Perancangan Alat Pengepres Melinjo

Lebih terperinci

Penilaian Kualitas Pengolahan Air Minum Isi Ulang dengan Menggunakan Metode Quality Function Deployment (QFD)

Penilaian Kualitas Pengolahan Air Minum Isi Ulang dengan Menggunakan Metode Quality Function Deployment (QFD) Penilaian Kualitas Pengolahan Air Minum Isi Ulang dengan Menggunakan Metode Quality Function Deployment (QFD) KARYA ILMIAH TERTULIS (SKRIPSI) Diajukan guna memenuhi salah satu syarat untuk Menyelesaikan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN BATIK GEDOK TUBAN BERDASARKAN ATRIBUT KONSUMEN DENGAN MENGUNAKAN METODE QFD (Quality Function Deployment)

PENGEMBANGAN BATIK GEDOK TUBAN BERDASARKAN ATRIBUT KONSUMEN DENGAN MENGUNAKAN METODE QFD (Quality Function Deployment) PENGEMBANGAN BATIK GEDOK TUBAN BERDASARKAN ATRIBUT KONSUMEN DENGAN MENGUNAKAN METODE QFD (Quality Function Deployment) ( Studi Kasus di Jainal Abidin Gedok ) Skripsi Diajukan Kepada Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

Analisa Kompetensi Sumber Daya Manusia Dengan Metode Quality Function Deployment (QFD) (Studi Kasus di Biro Personalia PT. XYZ)

Analisa Kompetensi Sumber Daya Manusia Dengan Metode Quality Function Deployment (QFD) (Studi Kasus di Biro Personalia PT. XYZ) Analisa Kompetensi Sumber Daya Manusia Dengan Metode Quality Function Deployment (QFD) (Studi Kasus di Biro Personalia PT. XYZ) Mariza Kertaningtyas 1, Sutriyono 2, Fourry Handoko 3 1) Program Studi Teknik

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI...

BAB 2 LANDASAN TEORI... iii ABSTRAK Saat ini lembaga pendidikan bukan hanya sekedar tempat untuk belajar dan memperoleh pendidikan. Hampir seluruh lembaga pendidikan berusaha untuk memperbaiki kualitas pendidikan dan pengajaran

Lebih terperinci

Universitas Kristen Maranatha

Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Perpustakaan Terintegrasi (PTUKM) merupakan pengintegrasian dari perpustakaan terdistribusi yang sebelumnya dimiliki oleh fakultas-fakultas yang terdapat di (UKM). Pengintegrasian ini dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. informasi mengenai kebutuhan data penelitian. Adapun obyek yang. dijadikan penelitian adalah Kopma UNY core.

BAB III METODE PENELITIAN. informasi mengenai kebutuhan data penelitian. Adapun obyek yang. dijadikan penelitian adalah Kopma UNY core. BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek dan Subyek Penelitian 1. Obyek penelitian Obyek penelitian yang diamati adalah sasaran yang menjadi sumber informasi mengenai kebutuhan data penelitian. Adapun obyek

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alur Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alur Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alur Penelitian Agar penelitian yang dilakukan lebih terarah dan sistematis, maka perlu di buat alur penelitian adapun alur penelitian dapat dilihat dari flow chart berikut

Lebih terperinci

KRiYA TEKSTIL DAN BATIK 1 OLEH: TITY SOEGIARTY JURUSAN PENDIDIKAN SENI RUPA FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2009

KRiYA TEKSTIL DAN BATIK 1 OLEH: TITY SOEGIARTY JURUSAN PENDIDIKAN SENI RUPA FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2009 KRiYA TEKSTIL DAN BATIK 1 OLEH: TITY SOEGIARTY JURUSAN PENDIDIKAN SENI RUPA FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2009 TEKNIK PEMBUATAN BATIK TULIS ALAT 1. GAWANGAN 2. KUAS

Lebih terperinci

Bab 3 Metodologi Penelitian

Bab 3 Metodologi Penelitian Bab 3 Metodologi Penelitian 3.1. Flow Chart Metodologi Penelitian Penelitian merupakan kegiatan sistematis dengan serangkaian proses yang dilakukan secara terstruktur. Setiap tahapan proses tersebut akan

Lebih terperinci

Gambar 1. 1 Empat Fase Model QFD

Gambar 1. 1 Empat Fase Model QFD Perancangan Alat Perajang Umbi-umbian dengan Metode Quality (Nuning Artati dkk.) PERANCANGAN ALAT PERAJANG UMBI-UMBIAN DENGAN METODE QUALITY FUNCTION DEVELOPMENT (QFD) Nuning Artati*, Sutarno, Nugrah Rekto

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kualitas 2.1.1. Definisi Kualitas Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia dalam blog yang ditulis oleh Rosianasfar (2013), kualitas berarti tingkat baik buruknya sesuatu, derajat

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengembangan Produk Kegiatan merancang dan mengembangkan produk, baik yang berupa jasa maupun barang, tidak terlepas dari konsep pemasaran yang bertujuan memenuhi kebutuhan yang

Lebih terperinci

sedangkan industry, dapat diartikan sebagai kerajinan, usaha produk barang atau juga perusahaan kecil. Dikatakan sebagai perusahaan kecil karena jenis

sedangkan industry, dapat diartikan sebagai kerajinan, usaha produk barang atau juga perusahaan kecil. Dikatakan sebagai perusahaan kecil karena jenis 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Home industry, home yang memiliki arti rumah atau tempat tinggal, sedangkan industry, dapat diartikan sebagai kerajinan, usaha produk barang ataupun perusahaan.

Lebih terperinci

Membuat Tekstil Dengan Teknik Rekalatar

Membuat Tekstil Dengan Teknik Rekalatar MEMBUAT TEKSTIL DENGAN TEKNIK REKALATAR 87 Membuat Tekstil Dengan Teknik Rekalatar A. RINGKASAN Pada bab ini kita akan mempelajari cara membuat ragam hias dengan teknik rekalatar. Melalui kegiatan ini

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. skala bisnis kecil sampai menengah sebagai strategi utama untuk bersaing di

BAB II LANDASAN TEORI. skala bisnis kecil sampai menengah sebagai strategi utama untuk bersaing di BAB II LANDASAN TEORI Perdagangan Internasional Ekspor adalah proses transportasi barang atau komoditas dari suatu negara ke negara lain. Proses ini seringkali digunakan oleh perusahaan dengan skala bisnis

Lebih terperinci

BAB III DISAIN PRODUK

BAB III DISAIN PRODUK BAB III DISAIN PRODUK 3.1. Pendahuluan Salah satu karakteristik manusia adalah mereka selalu berusaha mencitakan sesuatu, baik alat atau benda lainnya untuk membantu kehidupan mereka. Untuk mewejudkan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Konsumen 2.2 Kepuasan Konsumen

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Konsumen 2.2 Kepuasan Konsumen II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Konsumen Konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan/atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, maupun makhluk

Lebih terperinci

ANALISIS PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK TAS RANSEL KHAS ACEH MENGGUNAKAN METODE REKAYASA NILAI (STUDI KASUS DI UD. IKHSAN)

ANALISIS PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK TAS RANSEL KHAS ACEH MENGGUNAKAN METODE REKAYASA NILAI (STUDI KASUS DI UD. IKHSAN) ANALISIS PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK TAS RANSEL KHAS ACEH MENGGUNAKAN METODE REKAYASA NILAI (STUDI KASUS DI UD. IKHSAN) Ir. Syamsul Bahri, M.Si 1, Ir. Amri, MT 2 dan Elza Ayu Alviany 3 1,2,3 Jurusan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Dalam pengertian paling luas, manajemen operasi berkaitan dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Dalam pengertian paling luas, manajemen operasi berkaitan dengan BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Manajemen Operasi 2.1.1 Definisi Manajemen Operasi Dalam pengertian paling luas, manajemen operasi berkaitan dengan produksi barang dan jasa. Proses menghasilkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 42 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metodologi Penelitian Metodologi penelitian ini merupakan cara yang digunakan untuk memecahkan masalah dengan langkah-langkah yang akan ditempuh harus relevan dengan

Lebih terperinci

KEGIATAN MEMBATIK PADA ANAK USIA 5-6 TAHUN (Studi Deskriptif di TK Muslimat Salafiyah Karangtengah Pemalang)

KEGIATAN MEMBATIK PADA ANAK USIA 5-6 TAHUN (Studi Deskriptif di TK Muslimat Salafiyah Karangtengah Pemalang) KEGIATAN MEMBATIK PADA ANAK USIA 5-6 TAHUN (Studi Deskriptif di TK Muslimat Salafiyah Karangtengah Pemalang) Lina Indra Kartika Fakultas Ilmu Pendidikan, IKIP Veteran Semarang Email : m300adsa@yahoo.co.id

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Operasi Operasi merupakan salah satu fungsi dari bisnis disamping financial, marketing,maupun personalia. Operation tidak dapat berdiri sendiri, melaikan harus selalu

Lebih terperinci

SIDANG TESIS MANAJEMEN INDUSTRI MAGISTER MANAJEMEN TEKNOLOGI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2011

SIDANG TESIS MANAJEMEN INDUSTRI MAGISTER MANAJEMEN TEKNOLOGI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2011 SIDANG TESIS MANAJEMEN INDUSTRI MAGISTER MANAJEMEN TEKNOLOGI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2011 PENINGKATAN KUALITAS LAYANAN INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT KATOLIK ST. VINCENTIUS A PAULO

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. anything that can be offered to a market to satisfy a want or need. Artinya, produk

BAB 2 LANDASAN TEORI. anything that can be offered to a market to satisfy a want or need. Artinya, produk BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kualitas Produk Menurut Philip Kotler (2002:407) definisi produk adalah: A product is anything that can be offered to a market to satisfy a want or need. Artinya, produk adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini adalah Hotel Bintang Griyawisata Jakarta.

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini adalah Hotel Bintang Griyawisata Jakarta. BAB III METODE PENELITIAN A.Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilakukan selama 3 bulan yaitu dimulai pada bulan Maret sampai dengan bulan Mei tahun 2016. Adapun tempat yang dijadikan objek

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN KUALITAS LAYANAN FARMASI RSK. ST VINCENTIUS A PAULO SURABAYA DENGAN MENGGUNAKAN METODE SERVQUAL DAN QFD

UPAYA PENINGKATAN KUALITAS LAYANAN FARMASI RSK. ST VINCENTIUS A PAULO SURABAYA DENGAN MENGGUNAKAN METODE SERVQUAL DAN QFD UPAYA PENINGKATAN KUALITAS LAYANAN FARMASI RSK. ST VINCENTIUS A PAULO SURABAYA DENGAN MENGGUNAKAN METODE SERVQUAL DAN QFD Hilda Harijono dan Bobby Oedy P. Soepangkat Program Studi Magister Manajemen Teknologi

Lebih terperinci

APLIKASI METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) DALAM USAHA MEMENUHI KEPUASAN PELANGGAN TERHADAP PRODUK AQUA GELAS 240 ML PADA PT

APLIKASI METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) DALAM USAHA MEMENUHI KEPUASAN PELANGGAN TERHADAP PRODUK AQUA GELAS 240 ML PADA PT APLIKASI METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) DALAM USAHA MEMENUHI KEPUASAN PELANGGAN TERHADAP PRODUK AQUA GELAS 240 ML PADA PT. TIRTA INVESTAMA PANDAAN Emmalia Adriantantri 1) Jurusan Teknik Industri

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. nilai yang terkandung didalam produk tersebut. Salah satu nilai yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. nilai yang terkandung didalam produk tersebut. Salah satu nilai yang 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Merek Didalam suatu produk yang dijual ke pasar oleh produsen terdapat nilai yang terkandung didalam produk tersebut. Salah satu nilai yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENCIPTAAN. Batik Lukis (Batik Tulis) diajukan konsep berkarya. Pada dasarnya, manusia baik

BAB III METODE PENCIPTAAN. Batik Lukis (Batik Tulis) diajukan konsep berkarya. Pada dasarnya, manusia baik 43 BAB III METODE PENCIPTAAN A. Konsep Berkarya Pada tugas akhir penciptaan berjudul Padi sebagai Sumber Ide Penciptaan Batik Lukis (Batik Tulis) diajukan konsep berkarya. Pada dasarnya, manusia baik secara

Lebih terperinci

SENI KERAJINAN BATIK. Oleh : Ismadi Pendidikan Seni Kerajinan Jur. Pend. Seni Rupa FBS UNY

SENI KERAJINAN BATIK. Oleh : Ismadi Pendidikan Seni Kerajinan Jur. Pend. Seni Rupa FBS UNY SENI KERAJINAN BATIK Oleh : Ismadi Pendidikan Seni Kerajinan Jur. Pend. Seni Rupa FBS UNY Pengertian Batik Pengertian batik secara umum adalah pembentukan gambar pada kain dengan menggunakan teknik tutup

Lebih terperinci

Peningkatan Kualitas Layanan General Affair Menggunakan Metode ServQual dan QFD pada PT. Meratus Line

Peningkatan Kualitas Layanan General Affair Menggunakan Metode ServQual dan QFD pada PT. Meratus Line Peningkatan Kualitas Layanan General Affair Menggunakan Metode ServQual dan QFD pada PT. Meratus Line TESIS Nugraha T. Hutapea 9108.201.311 Pembimbing : Prof. Dr. Ir. Udi Subakti Ciptomulyono, MEngSc MMT

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR INTEGRASI METODE KANO DAN QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) DALAM ANALISIS KEPUASAN TERHADAP

TUGAS AKHIR INTEGRASI METODE KANO DAN QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) DALAM ANALISIS KEPUASAN TERHADAP TUGAS AKHIR INTEGRASI METODE KANO DAN QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) DALAM ANALISIS KEPUASAN TERHADAP KUALITAS PENDIDIKAN DI JURUSAN TEKNIK INDUSTRI Ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan akademik

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XX Program Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Februari 2014

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XX Program Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Februari 2014 ANALISIS KUALITAS LAYANAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE SERVICE QUALITY (SERVQUAL), MODEL KANO DAN QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) (Studi Kasus: Restoran X Lokasi Surabaya) Soca Waskitha 1) dan Suparno 2)

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN KUALITAS LAYANAN KEPADA PELANGGAN DENGAN MENGGUNAKAN INTEGRASI METODE SERVQUAL

UPAYA PENINGKATAN KUALITAS LAYANAN KEPADA PELANGGAN DENGAN MENGGUNAKAN INTEGRASI METODE SERVQUAL UPAYA PENINGKATAN KUALITAS LAYANAN KEPADA PELANGGAN DENGAN MENGGUNAKAN INTEGRASI METODE SERVQUAL DENGAN QFD (Studi Kasus: PT PLN (Persero) APJ Surabaya Utara Unit Pelayanan Kenjeran) Rian Sahib, Haryono

Lebih terperinci

Written by Anin Rumah Batik Friday, 20 December 2013 08:46 - Last Updated Friday, 20 December 2013 08:57

Written by Anin Rumah Batik Friday, 20 December 2013 08:46 - Last Updated Friday, 20 December 2013 08:57 Berikut ini adalah proses membatik yang berurutan dari awal. Penamaan atau penyebutan cara kerja di tiap daerah pembatikan bisa berbeda-beda, tetapi inti yang dikerjakannya adalah sama. 1) Ngemplong Ngemplong

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVI Program Studi MMT-ITS, Surabaya 14 Juli 2012

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVI Program Studi MMT-ITS, Surabaya 14 Juli 2012 PENINGKATAN KUALITAS LAYANAN PENGUJIAN DAN KALIBRASI PERALATAN KESEHATAN DENGAN MENGGUNAKAN INTEGRASI SERVQUAL METHOD, KANO MODEL DAN QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) (Studi Kasus : Balai Pengamanan Fasilitas

Lebih terperinci

Saufik Luthfianto, Siswiyanti, Ahmad Farid Program Studi Teknik Industri Universitas Pancasakti Tegal

Saufik Luthfianto, Siswiyanti, Ahmad Farid Program Studi Teknik Industri Universitas Pancasakti Tegal PENERAPAN SETTING LEVEL OPTIMAL MENGGUNAKAN METODE TAGUCHI PADA PROSES PRODUKSI BATIK TULIS UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PRODUK DI SENTRA INDUSTRI BATIK TULIS KALINYAMAT WETAN KOTA TEGAL Saufik Luthfianto,

Lebih terperinci

Pengujian. Produk. Perancangan. Produk. Identifikasi Kondisi Eksisting

Pengujian. Produk. Perancangan. Produk. Identifikasi Kondisi Eksisting Pengujian Produk Perancangan Produk Identifikasi Kondisi Eksisting Identifikasi Kondisi Eksisting Membungkus kedelai yang telah diberi ragi Menimbang ukuran berat Labelling Memanaskan ujung-ujung plastik

Lebih terperinci

Peningkatkan Kualitas Layanan 4G LTE Telkomsel Berdasarkan Servqual dan Quality Function Deployment yang Terintegrasi

Peningkatkan Kualitas Layanan 4G LTE Telkomsel Berdasarkan Servqual dan Quality Function Deployment yang Terintegrasi Petunjuk Sitasi: Suhartini, & Prayogo, S. B. (2017). Peningkatkan Kualitas Layanan 4G LTE Telkomsel Berdasarkan Servqual dan Quality Function Deployment yang Terintegrasi. Prosiding SNTI dan SATELIT 2017

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Alat perencanaan yang digunakan untuk mekondisi desain karawo

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Alat perencanaan yang digunakan untuk mekondisi desain karawo 26 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Alat perencanaan yang digunakan untuk mekondisi desain karawo keinginan konsumen adalah Quality Function Deployment (QFD). Penerapan metode QFD diawali dengan pembentukan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Pemasaran Pemasaran adalah satu fungsi organisasi dan seperangkat proses untuk menciptakan, mengkomunikasikan, dan menyerahkan nilai kepada pelanggan dan mengelola hubungan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Pengertian peluang pasar menurut Kotler (2008) adalah suatu bidang

BAB II LANDASAN TEORI. Pengertian peluang pasar menurut Kotler (2008) adalah suatu bidang BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Peluang Pasar Pengertian peluang pasar menurut Kotler (2008) adalah suatu bidang kebutuhan pembeli dimana perusahaan dapat beroperasi secara menguntungkan. Sedangkan menurut

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Marantha

ABSTRAK. Universitas Kristen Marantha ABSTRAK Seiring dengan krisis ekonomi yang menimpa Indonesia saat ini, terjadi banyak sekali perkembangan di segala aspek di dalam negeri salah satunya adalah perkembangan di dunia bisnis terutama bisnis

Lebih terperinci

ANALISA KUALITAS LAYANAN BANDAR UDARA JUANDA DENGAN MENGGUNAKAN METODE QFD

ANALISA KUALITAS LAYANAN BANDAR UDARA JUANDA DENGAN MENGGUNAKAN METODE QFD ANALISA KUALITAS LAYANAN BANDAR UDARA JUANDA DENGAN MENGGUNAKAN METODE QFD Seno Adi Andini Pasca Sarjana Teknik Industri Insitut Teknologi Sepuluh Nopember Kampus ITS Sukolilo 60111 Surabaya Pesawat udara

Lebih terperinci

SENI KERAJINAN BATIK TEKNIK/PROSES MEMBATIK. Oleh: ISMADI PEND. SENI KERAJINAN JUR. PEND. SENI RUPA FBS UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

SENI KERAJINAN BATIK TEKNIK/PROSES MEMBATIK. Oleh: ISMADI PEND. SENI KERAJINAN JUR. PEND. SENI RUPA FBS UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA SENI KERAJINAN BATIK TEKNIK/PROSES MEMBATIK Oleh: ISMADI PEND. SENI KERAJINAN JUR. PEND. SENI RUPA FBS UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA PROSES PEMBUATAN 1. 2. 3. 4. 5. 6. MENGOLAH KAIN (PERSIAPAN ALAT DAN

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK KOPI UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMASARAN DENGAN BERORIENTASI PADA PELANGGAN

PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK KOPI UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMASARAN DENGAN BERORIENTASI PADA PELANGGAN PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK KOPI UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMASARAN DENGAN BERORIENTASI PADA PELANGGAN Ary Permatadeny. N 1), Johan Andi 2) 1),2) Teknik Industri, Universitas Nusantara PGRI

Lebih terperinci

Kata Kunci : Penilaian Konsumen, Kualitas Produk, Metode QFD (Quality Function Deployment)

Kata Kunci : Penilaian Konsumen, Kualitas Produk, Metode QFD (Quality Function Deployment) PENERAPAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) PADA PRODUK TEMPE (STUDI KASUS PADA PERUSAHAAN SUMBER REJEKI ) Oleh: NANING RETNOWATI *) ABSTRAK Perusahaan tempe Sumber Rejeki sebagai pelaku bisnis

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh para konsumen dalam memenuhi kebutuhannya. Kualitas yang baik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh para konsumen dalam memenuhi kebutuhannya. Kualitas yang baik BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Kualitas Kualitas merupakan aspek yang harus diperhatikan oleh perusahaan, karena kualitas merupakan aspek utama yang diperhatikan oleh para konsumen dalam memenuhi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemasaran 2.1.1 Pengertian Pemasaran Menurut William J. Stanton dalam Swastha (2008), menyatakan bahwa Pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatan-kegiatan bisnis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembelian secara berulang-ulang dan untuk membangun kesetiaan konsumen

BAB I PENDAHULUAN. pembelian secara berulang-ulang dan untuk membangun kesetiaan konsumen BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Loyalitas konsumen merupakan dorongan perilaku untuk melakukan pembelian secara berulang-ulang dan untuk membangun kesetiaan konsumen terhadap suatu produk/jasa yang

Lebih terperinci

Bangga Menggunakan Batik Tulis. PROFIL PERUSAHAAN

Bangga Menggunakan Batik Tulis. PROFIL PERUSAHAAN UD. Oca Batik Madura adalah perusahaan yang bergerak di bidang produksi dan penjualan batik tulis yang sedang berkembang dan professional. UD. Oca Batik Madura merupakan salah satu perusahaan yang ikut

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pasar menjadi semakin luas dan peluang ada dimana-mana, namun sebaliknya

I. PENDAHULUAN. Pasar menjadi semakin luas dan peluang ada dimana-mana, namun sebaliknya 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Globalisasi membawa dampak yang besar bagi perkembangan dunia bisnis. Pasar menjadi semakin luas dan peluang ada dimana-mana, namun sebaliknya persaingan menjadi

Lebih terperinci

DESKRIPSI KARYA SENI KRIYA BERJUDUL: PRADA

DESKRIPSI KARYA SENI KRIYA BERJUDUL: PRADA DESKRIPSI KARYA SENI KRIYA BERJUDUL: PRADA Judul : Prada Ukuran : 100x100 cm Tahun : 2010 Media : Batik di atas kain Dipamerkan pada acara Pameran Karya Seni Batik tingkat Nasional di Hall Rektorat UNY

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PROGRAM PERBAIKAN KUALITAS PADA USAHA JASA MENGGUNAKAN QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD)

PENGEMBANGAN PROGRAM PERBAIKAN KUALITAS PADA USAHA JASA MENGGUNAKAN QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) PENGEMBANGAN PROGRAM PERBAIKAN KUALITAS PADA USAHA JASA MENGGUNAKAN QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) Tri Juwita N. 1) dan Moses L. Singgih 2) 1,2) Program Studi Magister Manajemen Teknologi Institut Teknologi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. NIlai, Biaya dan Kepuasan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. NIlai, Biaya dan Kepuasan 18 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari, karena dengan adanya kegiatan pemasaran akan menimbulkan penawaran produk

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pemasaran dan Manajemen Pemasaran Pengertian pemasaran menurut Philip khotler (2000) adalah suatu proses sosial yang di dalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Intensitas persaingan berskala global menuntut pergeseran dalam dunia bisnis. Misi suatu perusahaan tidak lagi berupa laba, melainkan penciptaan dan penambahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perancangan adalah tindakan mewujudkan sebuah gagasan atau konsep

BAB I PENDAHULUAN. Perancangan adalah tindakan mewujudkan sebuah gagasan atau konsep BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perancangan adalah tindakan mewujudkan sebuah gagasan atau konsep menjadi informasi nyata. Persaingan yang ketat di era globalisasi ini menuntut perusahaan untuk melakukan

Lebih terperinci

ANALISIS KEPUASAN PELANGGAN DENGAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD)

ANALISIS KEPUASAN PELANGGAN DENGAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) ANALISIS KEPUASAN PELANGGAN DENGAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) DESILINA 1, MULKI SIREGAR 2, DAN HARI MOEKTIWIBOWO 1 1 Program Studi Teknik Industri, Universitas Suryadarma, Jakarta. 2 Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sarung tangan karet banyak digunakan untuk keperluan medis, kimia,

BAB I PENDAHULUAN. Sarung tangan karet banyak digunakan untuk keperluan medis, kimia, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sarung tangan karet banyak digunakan untuk keperluan medis, kimia, klinik, industri kimia dan makanan, serta keperluan rumah tangga (house hold). Permintaan komoditas

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Profil Perusahaan Kantin SLU Madani adalah kantin milik Badan Layanan (BLU) UIN Suska Riau. Kantin ini didirikan pada tahun 20. Kantin SLU Madani ini adalah salah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam era yang mengglobalisasi ini persaingan menjadi semakin. semarak dan meningkat khususnya dalam dunia bisnis.

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam era yang mengglobalisasi ini persaingan menjadi semakin. semarak dan meningkat khususnya dalam dunia bisnis. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era yang mengglobalisasi ini persaingan menjadi semakin semarak dan meningkat khususnya dalam dunia bisnis. Dalam hal ini perusahaan-perusahaan bukan hanya harus

Lebih terperinci

Seminar Tesis. Sri Hariani Eko Wulandari Dosen Pembimbing: Prof. Dr. M.Eng.Sc. Ir., Udisubakti

Seminar Tesis. Sri Hariani Eko Wulandari Dosen Pembimbing: Prof. Dr. M.Eng.Sc. Ir., Udisubakti STRATEGI PENINGKATAN KUALITAS LAYANAN PENDIDIKAN MENGGUNAKAN INTEGRASI METODE FUZZY SERVQUAL DAN QFD (STUDI KASUS : PROGRAM STUDI S1 SISTEM INFORMASI STIKOM SURABAYA) Seminar Tesis Sri Hariani Eko Wulandari

Lebih terperinci

PERANCANGAN DESAIN PRODUK TABLE VASE DENGAN MENGGUNAKAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT

PERANCANGAN DESAIN PRODUK TABLE VASE DENGAN MENGGUNAKAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT PERANCANGAN DESAIN PRODUK TABLE VASE DENGAN MENGGUNAKAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT RosnaniGintingdanMeutiaFadilla Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara Jl. Almamater

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di bidang jasa boga, maka setiap perusahaan perlu menciptakan konsep

BAB I PENDAHULUAN. di bidang jasa boga, maka setiap perusahaan perlu menciptakan konsep 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam persaingan bisnis yang semakin ketat dewasa ini dan seiring dengan semakin banyaknya perusahaan pesaing yang bermunculan khususnya di bidang jasa boga, maka

Lebih terperinci

LAPORAN PENELITIAN PERANCANGAN TAS PUNGGUNG LAPTOP MENGGUNAKAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT PADA HOME INDUSTRI LANGON KOTA TEGAL

LAPORAN PENELITIAN PERANCANGAN TAS PUNGGUNG LAPTOP MENGGUNAKAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT PADA HOME INDUSTRI LANGON KOTA TEGAL 1 LAPORAN PENELITIAN PERANCANGAN TAS PUNGGUNG LAPTOP MENGGUNAKAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT PADA HOME INDUSTRI LANGON KOTA TEGAL DISUSUN OLEH: 1. Saufik Luthfianto, ST., MT (KETUA) 2. Siswiyanti,

Lebih terperinci

USULAN PENGEMBANGAN PRODUK MAKANAN RINGAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD)

USULAN PENGEMBANGAN PRODUK MAKANAN RINGAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) USULAN PENGEMBANGAN PRODUK MAKANAN RINGAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) (Di IKM Kerupuk Tahu Piranha) Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memenuhi Gelar Sarjana Teknik

Lebih terperinci

TESIS STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING DENGAN MENGGUNAKAN METODE AHP DAN QFD (STUDI KASUS PERUSAHAAN TENUN MASYHUR SIDOARJO) Oleh :

TESIS STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING DENGAN MENGGUNAKAN METODE AHP DAN QFD (STUDI KASUS PERUSAHAAN TENUN MASYHUR SIDOARJO) Oleh : TESIS STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING DENGAN MENGGUNAKAN METODE AHP DAN QFD (STUDI KASUS PERUSAHAAN TENUN MASYHUR SIDOARJO) Oleh : Akhmad Arif NRP : 9109 201 505 Latar Belakang Pesaing pesaing Pesaing

Lebih terperinci

GITA ASTETI GINTING DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

GITA ASTETI GINTING DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN ANALISIS TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN MENGGUNAKAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD); (Studi Kasus Japanese Mathematics Center Sakamoto Method Cabang Multatuli Medan) SKRIPSI GITA ASTETI GINTING 100823002

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. adalah salah satu tekstil tradisi yang memiliki nilai seni tinggi dan telah menjadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. adalah salah satu tekstil tradisi yang memiliki nilai seni tinggi dan telah menjadi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberadaan tekstil di era modern seperti sekarang ini semakin dibutuhkan.batik adalah salah satu tekstil tradisi yang memiliki nilai seni tinggi dan telah menjadi bagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bisnis properti di Indonesia saat ini sedang berkembang karena. ditandai dengan semakin gencarnya ekspansi pembangunan properti dan

BAB I PENDAHULUAN. Bisnis properti di Indonesia saat ini sedang berkembang karena. ditandai dengan semakin gencarnya ekspansi pembangunan properti dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bisnis properti di Indonesia saat ini sedang berkembang karena semakin meningkatnya jumlah penduduk dan pendapatan masyarakat. Hal ini ditandai dengan semakin

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT

PENERAPAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT PENERAPAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PRODUK DALAM PERANCANGAN PADA PT.MENTARI MASSEN TOYS INDONESIA-JOMBANG Saufik Luthfianto Zulfah Abstrak PT.Mentari Massen Toys Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan perusahaan harus cepat tanggap terhadap perubahan pasar. Perusahaan harus

BAB I PENDAHULUAN. dan perusahaan harus cepat tanggap terhadap perubahan pasar. Perusahaan harus BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan teknologi yang semakin canggih dari tahun ke tahun membuat perusahaan harus terus berinovasi terhadap produk yang dihasilkan. Hal ini dikarenakan keinginan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1 Kualitas Produk II.1.1 Pengertian Produk Pengertian produk (product) menurut Kotler (2009) adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepasar untuk mendapatkan perhatian, dibeli,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Tinjauan Pustaka. Nama daerah :tahi kotok (Sunda), kenikir (Jawa)

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Tinjauan Pustaka. Nama daerah :tahi kotok (Sunda), kenikir (Jawa) BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Kembang Telekan Kembang Telekan (Tagetes Erecta L) Nama daerah :tahi kotok (Sunda), kenikir (Jawa) Tanaman ini sering ditanam di halaman rumah dan taman-taman

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Menurut Mulyana (2001:167), persepsi adalah proses internal yang

BAB 2 LANDASAN TEORI. Menurut Mulyana (2001:167), persepsi adalah proses internal yang BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Persepsi Menurut Mulyana (2001:167), persepsi adalah proses internal yang memungkinkan kita memiih, mengorganisasikan, dan menafsirkan rangsangan dari lingkungan kita, dan proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang dapat menghasilkan barang atau jasa berkualitas yang mampu

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang dapat menghasilkan barang atau jasa berkualitas yang mampu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi ini, persaingan bisnis menjadi sangat tajam. Hanya perusahaan yang dapat menghasilkan barang atau jasa berkualitas yang mampu menghadapi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi Penelitian Metodologi penelitian merupakan gambaran penelitian secara keseluruhan sehingga diketahui proses, metode dan hasil yang diperoleh dalam penelitian. Terlihat

Lebih terperinci

Ratna Kencana Ekasari LOGO.

Ratna Kencana Ekasari LOGO. Strategi Peningkatan Kualitas Pelayanan pada Plasa Telkom Sidoarjo dengan Menggunakan Integrasi Metode Service Quality dan Quality Function Deployment (QFD) Ratna Kencana Ekasari 9110 201 504 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

lingkup perkantoran pemerintah Kota Depok. Adapun kegiatan tersebut dilakukan 1 hari dalam seminggu yaitu pada hari Selasa. Seluruh pegawai negeri sip

lingkup perkantoran pemerintah Kota Depok. Adapun kegiatan tersebut dilakukan 1 hari dalam seminggu yaitu pada hari Selasa. Seluruh pegawai negeri sip PERANCANGAN PROSES PRODUKSI BUBUR KENTANG SIAP SAJI DENGAN MEMPERHATIKAN KEINGINAN KONSUMEN Grace Elizabeth Grace Elizabeth (grace_miong@yahoo.com) Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri,

Lebih terperinci

DESAIN PRE-CAST PROFIL BERBASIS CUSTOMER NEEDS

DESAIN PRE-CAST PROFIL BERBASIS CUSTOMER NEEDS DESAIN PRE-CAST PROFIL BERBASIS CUSTOMER NEEDS Siti Nandiroh Jurusan Teknik Industri Universitas Muhammadiyah Surakarta Jl. A. Yani Tromol Pos 1 Pabelan Surakarta email: nandiroh@yahoo.com Hari Prasetyo

Lebih terperinci