BAB III METODE PENELITIAN. Klippa Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang tahun 2015.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III METODE PENELITIAN. Klippa Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang tahun 2015."

Transkripsi

1 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian survei yang bersifat analitik dengan desain crossectional yaitu untuk melihat hubungan antara pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif dan tindakan IMD dengan pemberian ASI eksklusif di Desa Bandar Klippa Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang tahun Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan di Desa Bandar Klippa Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang Waktu Penelitian Penelitian dilakukan dari bulan oktober 2015 sampai Maret Populasi dan Sampel Populasi Populasi pada penelitian adalah semua ibu yang mempunyai bayi 7-12 bulan di Desa Bandar Klippa Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang, besar populasinya yaitu sebesar

2 Sampel Besarnya sampel dalam penelitian ini ditentukan berdasarkan rumus lamesshow (1997) : Dimana N : Besar keseluruhan populasi n : Besar sampel Z : Tingkat kemaknaan 95% (1,96) P : Proporsi variabel yang dikehendaki 59,1 % (0,59) D : presisi yang ingin dicapai dinyatakan dalam desimal 0,05 Dengan demikian maka ukuran sampel minimal dalam penelitian ini adalah sebanyak 73 responden. Penarikan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik purposive sampling yaitu berdasarkan pertimbangan peneliti memilih dusun X, dusun XI, dan dusun XII yang ibunya memiliki bayi berumur 7-12 bulan dengan pertimbangan bahwa dusun tersebut sudah memenuhi jumlah sampel minimal. Cara pengambilan sampel dimulai dari rumah terdekat dari rumah kepala dusun. Peneliti akan mendatangi rumah warga hingga jumlah sampel sebanyak 73 terpenuhi.

3 Metode Pengumpulan Data Data penelitian diperoleh melalui dua cara yaitu : a. Data primer, yaitu data yang diperoleh dari hasil wawancara dengan menggunakan kuesioner yang ditanyakan kepada responden. b. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari puskesmas Bandar Khalipah dan puskesmas pembantu Bandar Klippa Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang 3.5. Defenisi Operasional Adapun definisi operasional dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Pengetahuan ibu adalah pemahaman yang dimiliki oleh ibu tentang ASI eksklusif. 2. Tindakan Inisiasi menyusu dini adalah ibu yang dapat menyusui bayinya segera dalam waktu kurang dari satu jam setelah persalinan. 3. Status pemberian ASI eksklusif adalah keberhasilan ibu untuk menyusui bayinya yaitu dengan memberikan ASI dari ibu tanpa mendapatkan makanan tambahan padat atau cair sampai usia 6 bulan.

4 Metode Pengukuran Tabel 3.1 Aspek Pengukuran No Variabel Pengukuran Pengetahuan ibu Tindakan Inisiasi Menyusu Dini Status Pemberian ASI Ekslusif 1. Rendah bila skor % dari total skor tertinggi (skor 1-7 ) dari 14 pertanyaan 2. Sedang bila skor 56-75% dari skor tertinggi (skor 8-10 ) dari 14 pertanyaan 3. Baik bila skor % dari skor tertinggi (skor ) dari 14 pertanyaan 1. IMD 0. Tidak IMD 1. ASI eksklusif 0. Tidak ASI eksklusif Cara Pengamatan Kuesioner II Kuesioner III Kuesioner IV Skala Pengukuran Ordinal nominal Nominal 3.7. Metode Analisis Data Data yang telah dikumpul, diolah dan disajikan dalam tabel distribusi frekuensi kemudian dianalisa secara deskriptif. Selanjutnya digunakan uji Chi Square untuk mengetahui hubungan pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif dan tindakan IMD dengan status pemberian ASI eksklusif.

5 BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Desa Bandar Klippa terletak di Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang dengan luas wilayah ± 1828,4 Ha. Batas-batas wilayah Desa Bandar Klippa adalah: a) Sebelah Utara berbatasan dengan : Desa Kolam/Bandar Setia b) Sebelah Timur berbatasan dengan: Desa Sei Rotan/Tembung c) Sebelah Selatan berbatasan dengan: Amplas/Medan d) Sebelah Barat berbatasan dengan: Desa Bandar Khalipah Jumlah penduduk Desa Bandar Klippa sebanyak jiwa yang terdiri dari laki-laki sebanyak jiwa dan perempuan sebanyak jiwa. Bidang pendidikan di Desa Bandar Klippa sudah dapat dikatakan baik, karena sudah sepanjang jalan telah banyak di jumpai sarana dan prasana pendidikan. Jumlah sarana pendidikan dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 4.1 Distribusi Sarana Pendidikan Di Desa Bandar Klippa Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang Sarana Pendidikan Jumlah PAUD 3 TK/TPA 6 SD 4 SMP 4 SMA 4 Perguruan Tinggi 1 34

6 35 Kesehatan adalah faktor terpenting bagi masyarakat dalam menjalani kehidupan. Salah satunya faktor pendukungnya adalah dengan membangun sarana dan prasarana kesehatan. Adapun sarana kesehatan dapat dilihat sebagai berikut : Tabel 4.2 Distribusi Sarana Kesehatan Di Desa Bandar Klippa Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang Sarana Kesehatan Jumlah (unit) Rumah Sakit 1 Klinik/ Balai Pengobatan 9 Puskesmas Pembantu 1 Rumah Bersalin 2 Apotek 7 Berdasarkan tabel 4.2 diatas dapat dilihat bahwa sarana kesehatan yang terbanyak adalah klinik/balai pengobatan sebanyak 9 unit Karakteristik Ibu Umur Ibu Pengelompokkan umur ibu dalam kehamilan (Raharja,2013) dibagi menjadi 3 kategori yaitu <20 tahun, tahun, dan >35 tahun. distribusi frekuensi kelompok umur dapat dilihat pada tabel 4.3 dibawah ini : Tabel 4.3 Distribusi Berdasarkan Kelompok Umur Ibu Di Desa Bandar Klippa Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang Tahun 2015 Umur Frekuensi (f) Persentase (%) <20 tahun 19 26, tahun 46 63,0 >35 tahun 8 11,0 Total ,0 Berdasarkan tabel 4.3 di atas dapat dilihat berdasarkan umur, proporsi umur ibu <20 tahun sebanyak 19 orang (26,0%), umur ibu yang berumur 20-35

7 36 tahun sebanyak 46 orang ( 63,0%), dan ibu yang berumur >35 tahun sebanyak 8 orang (11,0%) Pendidikan Ibu Pengelompokkan ibu berdasarkan kategori tingkat pendidikan dapat dilihat pada tabel 4.4 dibawah ini : Tabel 4.4 Distribusi Berdasarkan pendidikan Ibu Di Desa Bandar Klippa Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang Tahun 2015 Pendididkan Frekuensi (f) Persentase (%) SD 3 4,1 SMP 7 9,6 SMA 57 78,1 Akademi/perguruan tinggi 6 8,2 Total ,0 Latar belakang pendidikan terakhir responden, mayoritas pendidikan ibu adalah SMA sebanyak 57 orang(78,1%) disusul lulusan tingkat SMP sebanyak 7 orang (9,6%), lulusan Perguruan Tinggi (PT) sebanyak 6 orang (8,2%) dan lulusan SD sebanyak 3 orang (4,1%) Pekerjaan Ibu Pengelompokkan ibu berdasarkan jenis pekerjaan dapat dilihat pada tabel 4.5 dibawah ini : Tabel 4.5 Distribusi Berdasarkan pekerjaan Ibu Di Desa Bandar Klippa Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang Tahun 2015 Pekerjaan Frekuensi(f) Persentase (%) Ibu rumah tangga 41 56,2 Wirasawasta 9 12,3 Buruh 16 21,9 PNS 7 9,6 Total ,0 Berdasarkan tabel mayoritas pekerjaan ibu adalah ibu rumah tangga sebanyak 41 orang (56,2%). Selanjutnya wiraswasta sebanyak 9 orang (12,3%),

8 37 buruh sebanyak 16 orang (21,9%) dan Pegawai Negeri Sipi (PNS) sebanyak 7 orang (9,6%) Pengetahuan Ibu Tentang ASI Eksklusif Pengetahuan dalam penelitian ini mencakup segala sesuatu yang diketahui ibu tentang ASI eksklusif yang diperoleh dari 14 pertanyaan dalam kuesioner. Pengetahuan dikelompokkan menjadi 3 kategori yaitu rendah, sedang, dan baik. Distribusi pengetahuan dapat dilihat pada tabel 4.6 di bawah ini : Tabel 4.6 Distribusi pengetahuan Ibu Di Desa Bandar Klippa Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang Tahun 2015 Pengetahuan Frekuensi (f) Persentase (%) Rendah 11 15,1 Sedang 11 15,1 Baik 51 69,8 Total ,0 Berdasarkan tabel 4.6 diketahui bahwa Pengetahuan responden tentang ASI eksklusif yang termasuk kategori rendah sebanyak 11 orang (15,1%), kategori sedang sebanyak 11 orang (15,1%), dan untuk kategori baik sebanyak 51 orang (69,8%) Tindakan IMD Pengelompokkan berdasarkan kategori tindakan IMD dapat dilihat pada tabel 4.7 dibawah ini: Tabel 4.7 Distribusi Proporsi Tindakan IMD Di Desa Bandar Klippa Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang Tahun 2015 Tindakan IMD Frekuensi (f) Persentase (%) IMD 17 23,3 Tidak IMD 56 76,7 Total

9 38 Berdasarkan tabel dapat diketahui bahwa yang melaksanakan IMD sebanyak 17 orang (23,3%) dan yang tidak melaksankan IMD sebanyak 56 orang (76,7%). Dengan demikian ibu yang tidak melaksanakan IMD lebih banyak dibandingkan dengan yang melaksanakan IMD Status Pemberian ASI Eksklusif Pengelompokkan berdasarkan kategori Status pemberian ASI eksklusif dapat dilihat pada tabel 4.8 dibawah ini : Tabel 4.8 Distribusi Proporsi status pemberian ASI Eksklusif Di Desa Bandar Klippa Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang Tahun 2015 Status Pemberian ASI Frekuensi (f) Persentase (%) Eksklusif Ya 42 57,5 Tidak 31 42,5 Total ,0 Berdasarkan tabel dilihat dari status ibu dalam pemberian ASI Eksklusif, responden yang memberikan ASI Eksklusif sebanyak 42 orang (57,5%) dan yang tidak memberikan ASI Eksklusif hanya 31 orang ( 42,5%).

10 Hubungan Pengetahuan Ibu Dengan Status Pemberian ASI Eksklusif Hasil pengujian untuk pengetahuan ibu dengan status pemberian ASI Ekslusif adalah sebagai berikut: Tabel 4.9 Status Pemberian ASI Eksklusif berdasarkan Pengetahuan Ibu tentang ASI Eksklusif Di Desa Bandar Klippa Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang Tahun 2015 Status pemberian ASI eksklusif Pengetahuan Ya tidak Total P f % f % F % Kurang 2 18,2 9 81, Sedang 8 72,7 3 27, ,014 Baik 32 62, , Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa dari 51 ibu yang memiliki pengetahuan baik sebanyak 32 orang (62,7%) yang memberikan ASI eksklusif dan 19 orang (37,3%) yang tidak memberikan ASI eksklusif. Sedangkan dari 11 ibu yang memiliki pengetahuan sedang sebanyak 8 orang (72,7%) yang memberikan ASI eksklusif dan 3 orang (27,3%) yang tidak memberikan ASI eksklusif dan dari 11 ibu yang memiliki pengetahuan rendah terdapat 2 orang (18,2%) yang memberikan ASI eksklusif dan 9 orang (81,8%) tidak memberikan ASI eksklusif. Berdasarkan hasil analisis statistik dengan menggunakan uji chi square diperoleh nilai p sebesar 0,014. Dengan demikian p= 0,014 < 0,05, maka terdapat hubungan antara pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif dengan status pemberian ASI eksklusif di Desa Bandar Klippa.

11 Hubungan Tindakan IMD Dengan Status Pemberian ASI Eksklusif Hasil pengujian untuk tindakan IMD dengan status pemberian ASI Ekslusif adalah sebagai berikut: Tabel 4.10 Status Pemberian ASI Eksklusif berdasarkan Tindakan IMD Di Desa Bandar Klippa Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang Tahun 2015 Tindakan IMD Status Pemberian ASI Eksklusif Ya Tidak Total f % f % F % IMD 6 35, , Tidak IMD 36 64, , P 0,034 Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa dari 17 ibu yang melakukan IMD yang memberikan ASI Ekskusif sebanyak 6 orang (35,3%) dan 11 orang (64,7%) yang tidak memberikan ASI eksklusif. Sedangkan dari 56 responden yang tidak melakukan IMD, 36 orang(64,3%) yang memberikan ASI eksklusif dan 20 orang (35,7%) yang tidak memberikan ASI eksklusif. Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji chi square diperoleh nilai p sebesar 0,034. Dengan demikian nilai p= 0,034 < 0,05, maka terdapat hubungan antara tindakan IMD dengan status pemberian ASI eksklusif di Desa Bandar Klippa.

12 BAB V PEMBAHASAN 5.1. Pemberian ASI Eksklusif Menurut Kemenkes RI (2014), cakupan pemberian ASI eksklusif pada bayi 0-6 bulan pada tahun 2013 di Indonesia sebesar 54,3%. Angka ini masih jauh dari yang ditargetkan yaitu sebesar 80%. Pemberian ASI merupakan salah satu bentuk perilaku kesehatan yang dilakukan oleh ibu. Perilaku tersebut termasuk dalam perilaku dalam menjaga kesehatan yang diwujudkan dalam pola pemberian dan pemenuhan kebutuhan gizi bayi dengan memberikan ASI secara eksklusif. Berdasarkan hasil penelitian, ibu yang memberikan ASI Eksklusif sebanyak 42 orang (57,5%) dan yang tidak memberikan ASI Eksklusif hanya 31 orang ( 42,5%). Pada umumnya sebagian responden telah melaksanakan tindakan ASI Ekslusif walaupun cakupannya belum terlalu banyak. Penelitian ini sejalan dengan Rosyana (2011) di Desa Kramat Penawangan diketahui bahwa dari 60 responden, 47 orang (78,3%) responden memberikan ASI ekslusif kepada bayinya. Salah satu masalah yang berkaitan dengan pencapaian cakupan ASI eksklusif adalah pemberian susu formula, air putih, bubur bayi instan dan pisang. Bayi rata-rata sudah diberikan makanan tambahan sejak umur 4 bulan. Beberapa faktor yang mempengaruhi pemberian ASI meliputi pendidikan, pengetahuan, pekerjaan, psikologis, dan penyakit yang diderita ibu. Dilihat dari pendidikan ibu sebagian besar berpendidikan SMA (78,1%). Tingkat pendidikan yang tinggi akan meningkatkan kesadaran terhadap kesehatan yang lebih baik. Ibu 41

13 42 yang berpendidikan SMA mempunyai pola pikir yang baik yang terbentuk dari proses pendidikan formal yang dijalaninya sehingga mempengaruhi perilaku yang salah satunya diwujudkan dengan memberikan ASI Pemberian ASI eksklusif merupakan cara pemberian makanan bayi yang alamiah dan dapat memenuhi kebutuhan nutrisi bayi serta meningkatkan kekebalan tubuh bayi sehingga dapat mendukung pertumbuhan dan perkembangan bayi. Upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan cakupan pemberian ASI Ekslusif diantaranya adalah dengan meningkatkan pemahaman ibu mengenai pentingnya pemberian ASI eksklusif. Selain itu dukungan tenaga kesehatan melalui penyuluhan maupun konseling juga sangat penting untuk memberikan dorongan pada ibu untuk memberikan ASI saja kepada bayinya Pengetahuan Ibu Pengetahuan adalah hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengetahuan tentang ASI berupa apa saja yang diketahui responden tentang ASI seperti pengertian ASI, kandungan yang terdapat dalam ASI, manfaat pemberian ASI bagi ibu maupun bayinya, serta manfaat memberikan ASI eksklusif pada bayinya (Arini, 2012). Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 73 ibu, sebagian besar ibu memiliki pengetahuan kategori baik sebanyak 51 orang (69,8%). Pengetahuan mempunyai kaitan erat dengan perilaku seseorang, dimana perilaku akan bertahan lama apabila tindakan tersebut didasari oleh pengetahuan. Sebelum seseorang mengadopsi perilaku ia harus tahu terlebih dahulu apa arti dan manfaat perilaku tersebut bagi diri dan keluarganya.

14 43 Menurut penelitian Rohani (2010), menunjukkan bahwa faktor pengetahuan mempunyai pengaruh terhadap pemberian ASI eksklusif. Hal ini menunjukkan bahwa pemberian ASI ekslusif akan meningkat jika disertai dengan peningkatan pengetahuan tentang ASI ekslusif. Artinya semakin tinggi tingkat pengetahuan seseorang tentang ASI maka akan mempengaruhi pola pikir dan sikap seseorang sehingga akan menimbulkan perilaku positif dalam memberikan ASI eksklusif. Menurut Budiman (2013), faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan antara lain: (1) pendidikan, (2) informasi media massa, (3) sosial, budaya, dan ekonomi, (4) lingkungan, (5) pengalaman, (6) usia. Umur ibu dapat mempengaruhi pengetahuan, dimana ketika seseorang memasuki usia dewasa maka pengetahuan yang dapat diserap akan semakin baik Berdasarkan hasil penelitian diketahui sebagian besar ibu berumur tahun terdapat 46 orang (63%). Umur ibu menentukan kesehatan maternal karena berkaitan dengan kondisi kehamilan. Ibu yang berumur <20 tahun masih belum matang dan belum siap secara jasmani dan sosial dalam menghadapi kehamilan, persalinan, serta dalam membina bayi setelah dilahirkan (Arini, 2012). Ibu dengan rentang umur tahun sering disebut sebagai masa dewasa dan juga masa reproduksi, dimana pada masa ini diharapkan seseorang telah mampu untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapi dengan tenang secara emosional, terutama dalam menghadapi kehamilan, persalinan, nifas, dan merawat bayinya nanti. Selain itu, ibu dikatakan telah mempunyai kemampuan untuk mencerna berbagai informasi yang diperoleh sehingga akan meningkatkan pengetahuannya tentang ASI eksklusif. Ibu Umur >35 tahun dianggap beresiko, sebab baik alat

15 44 reproduksi maupun fisik ibu sudah jauh berkurang dan menurun, selain itu bisa terjadi risiko bawaan pada bayinya dan juga dapat meningkatkan kesulitan pada kehamilan, persalinan dan nifas (Arini, 2012). Selain itu pendidikan juga berkaitan dengan tingkat pengetahuan ibu dalam memberikan ASI eksklusif. Seseorang yang memiliki tingkat pendidikan yang tinggi akan cenderung mempunyai pengetahuan yang lebih luas dibandingkan dengan tingkat pendidikan yang rendah (Arini, 2012). Tingkat pendidikan ibu yang rendah mengakibatkan kurangnya pengetahuan ibu dalam menghadapi masalah, terutama dalam pemberian ASI eksklusif. Ibu yang memiliki pendidikan lebih tinggi akan terbuka dalam menerima perubahanperubahan baru yang berguna dalam pemeliharaan kesehatannya. Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa sebagian besar tingkat pendidikan terakhir responden adalah tamat SMA yaitu sebanyak 57 orang (78,1%). Tingkat pendidikan yang rendah akan menghambat perkembangan dan sikap seseorang terhadap informasi baru yang diperkenalkan, sebaliknya dengan tingkatan pendidikan yang lebih tinggi, kecenderungan seseorang untuk mendapatkan informasi baik dari orang lain maupun dari media massa akan semakin baik sehingga nantinya dapat mengubah perilaku ibu dalam pemberian ASI eksklusif dan pada akhirnya pemberian ASI eksklusif kepada bayi selama 6 bulan dapat tercapai dengan optimal (Widiyanto, 2012). Dilihat dari pekerjaan ibu diketahui sebagian besar responden bekerja sebagai ibu rumah tangga (56,2%). Ibu yang menghabiskan sebagian waktunya dirumah tanpa terikat dengan pekerjaan di luar rumah akan memiliki waktu luang

16 45 untuk mencari berbagi informasi dan akhirnya dapat terbentuk pengetahuan yang baik. Semakin banyak informasi yang diperoleh ibu maka akan semakin baik tingkat pengetahuannya Tindakan IMD Menurut PP No.33 tahun 2012 tentang pemberian ASI eksklusif, IMD adalah suatu proses dimana bayi begitu dilahirkan dari rahim ibu tanpa dimandikan terlebih dahulu dimana bayi segera diletakkan pada perut dan dada ibu agar kulit bayi bersentuhan langsung pada kulit ibu. Proses ini dilakukan sekurangnya selama 1 jam dan/atau sampai dengan bayi berhasil meraih putting ibu untuk menyusu langsung sesuai lamanya menyusu saat IMD. Berdasarkan hasil penelitian dari 73 ibu yang menjadi sampel terdapat 17 orang (23,3%) melakukan tindakan IMD dan 56 orang (76,7%) tidak melakukan IMD. Meskipun informasi tentang IMD sudah mereka terima pada saat kunjungan kehamilan, tetapi cara-cara melakukan IMD masih jarang dilakukan oleh penolong persalinan. Menurut sebagian ibu, setelah melahirkan bayi tidak diletakkan di dada ibu melainkan langsung diberikan kepada ibu untuk disusui. Hal ini dilakukan karena ibu merasa lelah setelah melahirkan. Sejalan dengan penelitian Aprilia (2011), menyatakan bahwa masalah yang dapat menghambat pelaksanaan IMD adalah kurang pentingnya IMD, kurangnya konseling oleh tenaga kesehatan tentang praktik IMD, masih ada kepercayaan bahwa ibu memerlukan istirahat yang cukup setelah melahirkan, dan adanya kepercayaan bahwa kolostrum yang keluar dari payudara ibu pada hari pertama menyusui itu tidak baik diberikan pada bayi.

17 46 Dukungan keluarga terutama suami merupakan salah satu faktor dalam pengambilan keputusan terhadap perawatan ibu. Suami diperbolehkan untuk mendampingi istrinya pada saat melahirkan. Hal ini bertujuan agar ibu merasa nyaman secara psikologis dan keputusan apapun yang akan diambil terhadap perawatan ibu segera diputuskan. Hal ini didukung oleh Malau, AE (2010), yang menyatakan bahwa ibu memerlukan dukungan agar dapat termotivasi dalam melakukan perilaku kesehatan. Hal ini karena suami merupakan keluarga inti yang paling dekat dengan ibu. Pendidikan juga berhubungan dengan pelaksanaan IMD. Hal ini sesuai dengan penelitian oleh Sirajuddin (2012), yang meyatakan bahwa pendidikan berpengaruh sebesar 5,9 kali lebih besar terhadap pelaksanaan IMD dibandingkan dengan ibu yang berpendidikan kurang Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang ASI Eksklusif dengan Status Pemberian ASI Eksklusif Pengetahuan merupakan salah satu faktor yang mempermudah terjadinya perubahan perilaku. Pengetahuan tentang ASI yang dimiliki ibu dapat mempengaruhi perilaku ibu dalam pemberian ASI eksklusif. Dengan pengetahuan yang baik maka diharapkan ibu akan memberikan ASI eksklusif pada bayinya. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar ibu memiliki tingkat pengetahuan yang baik (69,8%) dan analisa statistik dengan menggunakan uji Chi Square diperoleh nilai p = 0,014 <0,05. Artinya terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif dengan status pemberian ASI eksklusif. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Anggraini (2015) di Desa Pangirkiran Kecamatan Halongonan Kabupaten Padang

18 47 Lawas Utara dengan 77 sampel ibu yang mempunyai bayi 7-12 bulan yang menyatakan bahwa ada perbedaan bermakna antara Ibu yang memberikan ASI eksklusif dengan pengetahuan (p=0,001). Dengan demikian, semakin tinggi tingkat pengetahuan yang dimiliki ibu tentang ASI eksklusif maka semakin tinggi pula kemungkinan ibu memberikan ASI eksklusif pada bayinya. Rachmaniah (2014) menyatakan bahwa tingkat pengetahuan ibu berpengaruh terhadap tindakan ASI ekslusif dengan p = 0,008. Namun berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Ida (2012) di wilayah kerja Puskesmas Kemiri Muka Kota Depok Banten yang menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan dengan pemberian ASI eksklusif (p = 0,539). Meskipun persentase pengetahuan ibu yang memiliki kategori baik lebih besar dibandingkan dengan pengetahuan ibu kategori rendah, namun dapat dikatakan pengetahuan ibu belum teraplikasi dengan baik. Hal ini diketahui pada saat ibu menjawab kuesioner beberapa ibu tidak tahu terhadap pertanyaan mengenai cara menyusui yang benar dan mengenai pengertian IMD. Selain itu faktor lain yang menyebabkan rendahnya cakupan ASI eksklusif karena ibu merasa tidak yakin dengan kemampuan memproduksi ASI dan akhirnya memberikan susu formula sebagai tambahan makanan pada bayinya. Pengetahuan yang rendah juga berdampak terhadap praktek pemberian makanan prelaktal. Secara umum makanan dan minuman yang diberikan pada bayi 0-6 bulan adalah susu formula, air putih, dan madu. Susu formula diberikan dengan alasan dapat memenuhi kebutuhan gizi bayi. Kandungan gizi susu formula

19 48 tidak sesuai dengan kebutuhan bayi dan sulit diserap oleh pencernaan bayi. Selain itu, susu formula juga tidak mengandung antibodi dan dapat menyebabkan alergi. Air putih diberikan karena menurut pengalaman responden, ketika bayi menangis maka bayi akan langsung diam setelah diberi air putih. Pemberian air putih pada bayi akan berdampak kurang baik bagi kesehatannya karena air putih yang diberikan dikhawatirkan tidak higienis sehingga terjadi paparan bakteri yang akan menghambat perkembangan bayi. Sedangkan madu dipercaya dapat menyebabkan bayi tidak mudah terserang penyakit. Pemberian madu pada bayi dibawah umur satu tahun tidak diperkenankan karena pada usia ini organ pencernaan bayi masih belum matang sehingga dapat mengganggu perkembangan pencernaan bayi. Pemberian makanan prelaktal tidak dapat menggantikan keuntungan yang diperoleh dari pemberian ASI Hubungan Tindakan IMD dengan Status Pemberian ASI Eksklusif Bayi yang diberikan kesempatan menyusu dini akan memiliki tingkat keberhasilan dalam proses ASI ekslusif serta mampu mempertahankannya dibandingkan dengan ibu yang menunda untuk menyusui dini bayinya (Roesli, 2012) Hasil analisis statistik menggunakan uji chi-square diperoleh nilai p = 0,034 <0,05 yang artinya terdapat hubungan tindakan IMD dengan status pemberian ASI eksklusif. Secara statistik menyatakan terdapat hubungan tetapi berdasarkan tabel 4.10 ibu yang tidak melakukan tindakan IMD sebagian besar cenderung memberikan ASI eksklusif. Hal ini terjadi karena kemungkinan pengetahuan ibu tentang IMD masih kurang sehingga dalam praktik IMD tidak

20 49 dapat terlaksana dengan baik. Meskipun begitu tindakan IMD merupakan salah satu faktor pendukung yang penting untuk meningkatkan cakupan pemberian ASI eksklusif karena dengan melakukan IMD maka akan berpeluang 4,3 kali berperilaku memberikan ASI eksklusif dibandingan dengan yang tidak melakukan IMD (Priscilla, 2011). Penelitian ini sejalan dengan Noviana (2011) di Desa Wijimulyo Nanggulan Kulon Progo Yogyakarta yang menyatakan bahwa terdapat hubungan antara pelaksanaan inisiasi menyusu dini dengan pemberian ASI eksklusif oleh ibu yang memiliki bayi 6-12 bulan (p=0,032). Namun hal ini tidak sejalan dengan penelitian Agusvina (2015) di Kelurahan Cempaka Putih Ciputat Timur dengan jumlah sampel 42 responden yang menunjukkan bahwa tidak ada hubungan IMD dengan keberhasilan ASI eksklusif (p= 0,102). Pada penelitian ini sebagian besar ibu tidak melakukan praktik IMD karena ibu merasa lelah saat melahirkan sehingga setelah bayi dibedong langsung disusui. Hal ini tidak sesuai dengan cara yang benar dalam melaksanakan IMD. Selain itu ibu beralasan tidak melaksanakan IMD karena takut bayi nya jatuh karena tidak ada yang menjaga karena bidan masih melakukan perawatan pada ibunya. Hasil penelitian Juliastuti (2011) pada ibu yang mempunyai bayi 6-12 bulan di Desa Bejijong, Kecamatan Trowulan Kabupaten Mojokerto dengan jumlah sampel 85 responden menunjukkan bahwa semakin dilaksanakannya IMD maka akan semakin tinggi pemberian ASI eksklusif (p=0,002). Penelitian ini

21 50 sejalan oleh pernyataan Roesli bahwa dengan melakukan IMD pada satu jam pertama dapat meningkatkan keberhasilan menyusui secara eksklusif. Hasil penelitian Rahayu, dkk (2012) dengan jumlah 121 responden diketahui bahwa terdapat perbedaan bermakna antara keberhasilan IMD dengan lama pemberian ASI (p=0,008). Penelitian tersebut tidak melihat keberhasilan ASI eksklusif akan tetapi melihat lamanya pemberian ASI. Dengan demikian bahwa benar IMD dapat mempengaruhi lama pemberian ASI. Keberhasilan program IMD dipengaruhi oleh perilaku ibu. Pengetahuan dan pemahaman ibu tentang IMD pada bayi baru lahir menjadi suatu kebutuhan ibu dalam pelaksanaan IMD. Hal ini sesuai dengan penelitian oleh Wahyuningsih (2009) yang menyatakan bahwa pengetahuan ibu tentang IMD berhubungan dengan pelaksanaan tindakan IMD dimana semakin semakin baik pengetahuan ibu maka semakin baik pula tindakan ibu untuk melakukan IMD. Pemahaman yang benar tentang ASI dan menyusu dini diharapkan dapat diiringi dengan sikap positif terhadap pemberian ASI sesegera mungkin kepada bayinya. Inisiasi menyusu dini (IMD) menjadi faktor yang penting dalam pemberian ASI eksklusif. Dengan memberikan ASI dalam satu jam pertama bayi akan mendapat zat gizi yang penting dan terlindung dari penyakit berbahaya pada masa yang paling rentan dalam kehidupannya. Untuk meningkatkan keberhasilan pemberian ASI eksklusif maka diperlukan upaya peningkatan produksi ASI. Hal ini dapat dilakukan dengan melakukan persiapan menyusui saat sedang hamil, segera menyusui bayi setelah bayi lahir, serta menyusui bayi sesering mungkin. Semakin sering bayi menghisap putting ibu maka semakin banyak ASI yang

22 51 keluar sehingga bayi dapat menyusu secara eksklusif selama 6 bulan tanpa makanan dan minuman lain selain ASI itu sendiri.

23 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Pemberian ASI eksklusif di Desa Bandar Klippa Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang tahun 2015 sebesar 57,5 %. 2. Terdapat hubungan antara pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif dengan status pemberian ASI Eksklusif di Desa Bandar Klippa Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang tahun Terdapat hubungan antara tindakan IMD dengan status pemberian ASI eksklusif di Desa Bandar Klippa Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang tahun Saran Berdasarkan hasil penelitian, maka penulis mengajukan beberapa saran sebagai berikut: 1. Diharapkan pada tenaga kesehatan agar lebih meningkatkan promosi ASI eksklusif dan mendukung untuk dilakukan IMD. Kemudian tidak menganjurkan ibu untuk memberikan susu formula sebagai pengganti ASI eksklusif. Hal ini dapat dimulai sejak ibu hamil memeriksakan kehamilannya pada petugas kesehatan. 52

24 53 2. Memberikan dukungan kepada ibu untuk melakukan ASI Eksklusif selama 6 bulan dari semua pihak yang berkaitan seperti petugas kesehatan (dokter atau bidan),sesama ibu menyusui dan pemerintah agar mensosialisasikan keunggulan ASI kepada masyarakat. 3. Mengembangkan penelitian ini dengan meneliti variabel lain yang mempengaruhi praktik pemberian ASI eksklusif seperti status sosial ekonomi, dukungan suami, pengaruh orang lain, tradisi dan sikap perilaku petugas kesehatan sehingga dapat melengkapi hasil penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis atau Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis atau Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis atau Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi diskriptif korelasi melelui metode pendekatan Cross

Lebih terperinci

Petunjuk Pengisian Kuesioner : Usia : tahun. 2. Tamat SD. 3. Tamat SMP. 4. Tamat SMA. 5. Tamat PT. : 1. Ibu Rumah Tangga 2. PNS. 3.

Petunjuk Pengisian Kuesioner : Usia : tahun. 2. Tamat SD. 3. Tamat SMP. 4. Tamat SMA. 5. Tamat PT. : 1. Ibu Rumah Tangga 2. PNS. 3. Lampiran 1 Kode Responden : Tanggal Pengisian Kuesioner : Petunjuk Pengisian Kuesioner : Berilah tanda silang (x) hanya pada satu jawaban yang sesuai dengan pendapat dan kenyataan yang dimiliki pada setiap

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Gorontalo. Kelurahan Tomulabutao memiliki Luas 6,41 km 2 yang berbatasan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Gorontalo. Kelurahan Tomulabutao memiliki Luas 6,41 km 2 yang berbatasan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian 4.1.1 Kondisi Geografis Kelurahan Tomulabutao berlokasi di Kecamatan Dungingi Kota Gorontalo. Kelurahan Tomulabutao memiliki Luas

Lebih terperinci

Jurnal Keperawatan, Volume X, No. 2, Oktober 2014 ISSN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG MANAJEMEN LAKTASI

Jurnal Keperawatan, Volume X, No. 2, Oktober 2014 ISSN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG MANAJEMEN LAKTASI PENELITIAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG MANAJEMEN LAKTASI Soraya Rika Sari*, Anita Puri**, El Rahmayati** Manajemen laktasi diperlukan untuk mendukung keberhasilan pengelolaan menyusui. Kegagalan proses

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan data dari United Nations Children's Fund (UNICEF) pada tahun

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan data dari United Nations Children's Fund (UNICEF) pada tahun 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemberian air susu ibu (ASI) eksklusif di dunia masih rendah. Berdasarkan data dari United Nations Children's Fund (UNICEF) pada tahun 2012 hanya 39% bayi

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL PENELITIAN. 5.1 Gambaran Umum Pemberian ASI Eksklusif Di Indonesia

BAB 5 HASIL PENELITIAN. 5.1 Gambaran Umum Pemberian ASI Eksklusif Di Indonesia BAB 5 HASIL PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Pemberian ASI Eksklusif Di Indonesia Berdasarkan laporan Biro Pusat Statistik (2008), pada hasil Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007 menunjukkan

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN PERILAKU IBU YANG MEMILIKI BAYI DALAM PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KOTA MATSUM TAHUN 2015

KUESIONER PENELITIAN PERILAKU IBU YANG MEMILIKI BAYI DALAM PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KOTA MATSUM TAHUN 2015 KUESIONER PENELITIAN PERILAKU IBU YANG MEMILIKI BAYI DALAM PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KOTA MATSUM TAHUN 2015 Identitas Responden No. Responden : Nama Responden : Alamat Responden

Lebih terperinci

MENARA Ilmu Vol. X Jilid 2 No.70 September 2016

MENARA Ilmu Vol. X Jilid 2 No.70 September 2016 MENARA Ilmu Vol. X Jilid 2 No.70 September 2016 PEMBERDAYAAN POTENSI DAN KEMANDIRIAN MASYARAKAT DALAM RANGKA MENCAPAI DERAJAT KESEHATAN BAYI DENGAN MENGGALAKKAN ASI EKSLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Penelitian ini menggunakan desain retrospektif dan cross sectional study. Penelitian dilakukan di dua lokasi yaitu Desa Sukajadi, Kecamatan Tamansari,

Lebih terperinci

61 c. Setelah bayi diberikan susu formula untuk latihan menghisap, barulah diberikan ASI pertama d. Menunggu bayi menangis terus karena kelaparan 4.

61 c. Setelah bayi diberikan susu formula untuk latihan menghisap, barulah diberikan ASI pertama d. Menunggu bayi menangis terus karena kelaparan 4. 59 KUESIONER GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU BUTEKI TERHADAP PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RIUNG BANDUNG KECAMATAN GEDEBAGE KOTA BANDUNG IDENTITAS RESPONDEN 1. No responden

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Air Susu Ibu (ASI) sangat bermanfaat untuk imunitas, pertumbuhan dan

BAB I PENDAHULUAN. Air Susu Ibu (ASI) sangat bermanfaat untuk imunitas, pertumbuhan dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air Susu Ibu (ASI) sangat bermanfaat untuk imunitas, pertumbuhan dan perkembangan bayi. WHO merekomendasikan pemberian ASI sejak lahir sampai berusia 6 bulan (WHO, 2001

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penuh perjuangan bagi ibu yang menyusui dan bayinya (Roesli, 2003).

BAB I PENDAHULUAN. penuh perjuangan bagi ibu yang menyusui dan bayinya (Roesli, 2003). 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Proses menyusui memang proses alami bagi setiap wanita yang melahirkan, tetapi tidak jarang proses ini menjadi begitu membingungkan dan penuh perjuangan bagi ibu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan anak secara optimal serta melindungi anak dari

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan anak secara optimal serta melindungi anak dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan terbaik untuk bayi yang mengandung sel darah putih, protein dan zat kekebalan yang cocok untuk bayi. ASI membantu pertumbuhan dan

Lebih terperinci

Kuesioner Penelitian PENGETAHUAN GIZI IBU DAN PRAKTEK PELAKSANAAN INISIASI MENYUSUI DINI SERTA STATUS GIZI BATITA DI PERDESAAN DAN PERKOTAAN

Kuesioner Penelitian PENGETAHUAN GIZI IBU DAN PRAKTEK PELAKSANAAN INISIASI MENYUSUI DINI SERTA STATUS GIZI BATITA DI PERDESAAN DAN PERKOTAAN LAMPIRAN 60 Lampiran 1 Kuisioner penelitian Kuesioner Penelitian PENGETAHUAN GIZI IBU DAN PRAKTEK PELAKSANAAN INISIASI MENYUSUI DINI SERTA STATUS GIZI BATITA DI PERDESAAN DAN PERKOTAAN Kode : 1. Nama Ibu

Lebih terperinci

Liva Maita, Na imatu Shalihah : Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Pemberian Kolostrum Pada Ibu Nifas Di Ruang Camar I Rsud Arifin Achmad Provinsi Riau

Liva Maita, Na imatu Shalihah : Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Pemberian Kolostrum Pada Ibu Nifas Di Ruang Camar I Rsud Arifin Achmad Provinsi Riau Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Pemberian Kolostrum Pada Ibu Nifas Di Ruang Factors That Cause Colostrum Giving Women In The Postpartum Camar I Arifin Achmad Province Riau *Dosen STIKes Hangtuah Pekanbaru,

Lebih terperinci

ABSTRAK. meninggal sebanyak 49 bayi dan 9 bayi diantaranya meninggal disebabkan karena diare. 2 Masa pertumbuhan buah hati

ABSTRAK. meninggal sebanyak 49 bayi dan 9 bayi diantaranya meninggal disebabkan karena diare. 2 Masa pertumbuhan buah hati Hubungan Pengetahuan, Pendidikan Dan Pekerjaan Ibu Dengan Pemberian Makanan Pendamping ASI ( MP ASI ) Pada Bayi Di Puskesmas Bahu Kecamatan Malalayang Kota Manado Kusmiyati, 1, Syuul Adam 2, Sandra Pakaya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat penting diperhatikan oleh ibu. Pemberian Air Susu Ibu (ASI) padabayi

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat penting diperhatikan oleh ibu. Pemberian Air Susu Ibu (ASI) padabayi 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebutuhan zat gizi bagi bayi sampai usia dua tahun merupakan hal yang sangat penting diperhatikan oleh ibu. Pemberian Air Susu Ibu (ASI) padabayi merupakan cara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dilanjutkan dengan makanan pendamping sampai usia 2 tahun. American

BAB I PENDAHULUAN. dilanjutkan dengan makanan pendamping sampai usia 2 tahun. American BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah World Health Organization (WHO) merekomendasikan pemberian ASI Eksklusif sekurang-kurangnya selama 6 bulan pertama kehidupan dan dilanjutkan dengan makanan pendamping

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Air Susu Ibu (ASI) 2.1.1 Definisi ASI Menurut WHO (2005) dalam Kementerian Kesehatan (2014), ASI eksklusif berarti pemberian ASI saja tanpa makanan atau minuman lain (bahkan

Lebih terperinci

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 1, April 2016 ISSN HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL DENGAN PELAKSANAAN PERAWATAN PAYUDARA

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 1, April 2016 ISSN HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL DENGAN PELAKSANAAN PERAWATAN PAYUDARA PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL DENGAN PELAKSANAAN PERAWATAN PAYUDARA Nelly Indrasari* *Dosen Jurusan Kebidanan Poltekes Tanjungkarang Perawatan payudara selama kehamilan adalah salah satu bagian

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU POST PARTUM DENGAN PEMBERIAN KOLOSTRUM PADA BAYI BARU LAHIR DI BIDAN PRAKTEK SWASTA (BPS) KECAMATAN TURI LAMONGAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU POST PARTUM DENGAN PEMBERIAN KOLOSTRUM PADA BAYI BARU LAHIR DI BIDAN PRAKTEK SWASTA (BPS) KECAMATAN TURI LAMONGAN HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU POST PARTUM DENGAN PEMBERIAN KOLOSTRUM PADA BAYI BARU LAHIR DI BIDAN PRAKTEK SWASTA (BPS) KECAMATAN TURI LAMONGAN Husniyatur Rohmah*, Faizatul Ummah**, Diah Eko Martini***.......ABSTRAK.......

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. operasional, pertanyaan penelitian dan hipotesis serta manfaat penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. operasional, pertanyaan penelitian dan hipotesis serta manfaat penelitian. BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini, akan disajikan tentang latar belakang dari penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, kerangka konsep, definisi konseptual dan operasional, pertanyaan penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. makanan bayi yang ideal dan alami serta merupakan basis biologis dan

BAB I PENDAHULUAN. makanan bayi yang ideal dan alami serta merupakan basis biologis dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemberian ASI (Air Susu Ibu ) adalah suatu cara pemberian makanan bayi yang ideal dan alami serta merupakan basis biologis dan emosional yang unik bagi pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif adalah pemberian ASI tanpa makanan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif adalah pemberian ASI tanpa makanan dan 19 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif adalah pemberian ASI tanpa makanan dan minuman lain. ASI Eksklusif diberikan sampai 6 bulan pertama kehidupan. Manfaat dari pemberian

Lebih terperinci

protein, natrium, klorida, dan besi untuk memenuhi kebutuhan bayi yang prematur.

protein, natrium, klorida, dan besi untuk memenuhi kebutuhan bayi yang prematur. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Departemen Kesehatan Republik Indonesia melalui SK Menkes No. 450 / Men. Kes / SK / IV / 2004 telah menetapkan bahwa ASI adalah makanan terbaik bagi bayi karena mengandung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. angka kesakitan dan kematian anak, United Nation Children Fund (UNICEF) dan

BAB I PENDAHULUAN. angka kesakitan dan kematian anak, United Nation Children Fund (UNICEF) dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan zat gizi bagi anak merupakan hal yang sangat penting diperhatikan oleh ibu. Pemberian Air Susu Ibu (ASI) pada anak merupakan cara terbaik untuk meningkatkan

Lebih terperinci

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PEKERJAAN IBU DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KOTA BANDAR LAMPUNG Nadia Ulfa Taradisa*,Tumiur Sormin **, Musiana** *Alumni Jurusan Keperawatan Poltekkes Tanjungkarang

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENDIDIKAN DAN PENGHASILAN IBU MENYUSUI DENGAN KETEPATAN WAKTU PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI (MP ASI)

HUBUNGAN PENDIDIKAN DAN PENGHASILAN IBU MENYUSUI DENGAN KETEPATAN WAKTU PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI (MP ASI) HUBUNGAN PENDIDIKAN DAN PENGHASILAN IBU MENYUSUI DENGAN KETEPATAN WAKTU PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI (MP ASI) Denie Septina A, Dwi Anita A & Titik Anggraeni Akademi Kebidanan Estu Utomo Boyolali ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini akan di bahas yang pertama mengenai ASI Eksklusif, air susu ibu yang meliputi pengertian ASI, komposisi asi dan manfaat asi. Kedua mengenai persepsi yang meliputi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Colostrum merupakan bagian dari ASI yang penting untuk diberikan pada

BAB 1 PENDAHULUAN. Colostrum merupakan bagian dari ASI yang penting untuk diberikan pada BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Colostrum merupakan bagian dari ASI yang penting untuk diberikan pada kehidupan pertama bayi, karena colostrum mengandung Zat kekebalan tubuh terutama immunoglobulin

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Masalah kesehatan anak merupakan salah satu masalah utama dalam bidang

I. PENDAHULUAN. Masalah kesehatan anak merupakan salah satu masalah utama dalam bidang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah kesehatan anak merupakan salah satu masalah utama dalam bidang kesehatan di Indonesia (Hidayat, 2008). Masalah kesehatan anak ditandai dengan tingginya angka kematian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Air Susu Ibu (ASI) eksklusif adalah air susu yang diberikan kepada bayi sejak

BAB I PENDAHULUAN. Air Susu Ibu (ASI) eksklusif adalah air susu yang diberikan kepada bayi sejak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air Susu Ibu (ASI) eksklusif adalah air susu yang diberikan kepada bayi sejak dilahirkan selama enam bulan, tanpa menambahkan dan/atau mengganti dengan makanan atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. obstetrik dan ginekologi di suatu wilayah adalah dengan melihat Angka

BAB I PENDAHULUAN. obstetrik dan ginekologi di suatu wilayah adalah dengan melihat Angka 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu indikator terpenting untuk menilai kualitas pelayanan obstetrik dan ginekologi di suatu wilayah adalah dengan melihat Angka Kematian Ibu (AKI),

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. makanan dan minuman lain atau disebut dengan ASI Eksklusif dapat memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. makanan dan minuman lain atau disebut dengan ASI Eksklusif dapat memenuhi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air susu ibu (ASI) merupakan makanan terbaik bagi bayi serta mempunyai nilai gizi yang paling tinggi dibandingkan dengan makanan bayi yang dibuat manusia atau susu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. harus dipelajari kembali, karena menyusui sebenarnya tidak saja memberikan

BAB I PENDAHULUAN. harus dipelajari kembali, karena menyusui sebenarnya tidak saja memberikan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Menyusui adalah suatu proses yang alamiah dan merupakan suatu seni yang harus dipelajari kembali, karena menyusui sebenarnya tidak saja memberikan kesempatan kepada

Lebih terperinci

BUPATI BANGKA BARAT PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA BARAT NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BANGKA BARAT PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA BARAT NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI BANGKA BARAT PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA BARAT NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG PEMBERIAN AIR SUSU IBU EKSKLUSIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANGKA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sampai dengan 2010 bahwa kejadian diare pada bayi terus meningkat dan

BAB I PENDAHULUAN. sampai dengan 2010 bahwa kejadian diare pada bayi terus meningkat dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) pada tahun 2000 sampai dengan 2010 bahwa kejadian diare pada bayi terus meningkat dan menempati kisaran ke dua sebagai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Eksklusif dan praktik menyusui selama 2 tahun. Pemberian ASI Eksklusif merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. Eksklusif dan praktik menyusui selama 2 tahun. Pemberian ASI Eksklusif merupakan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemberian Air Susu Ibu (ASI) atau menyusui bayi dilakukan di berbagai lapisan masyarakat diseluruh dunia, karena banyak manfaat yang diperoleh dari ASI Eksklusif dan

Lebih terperinci

MP - ASI dini kepada bayi adalah ASI PENDAHULUAN. Secara nasional cakupan ASI. belum keluar dan alasan tradisi dan. untuk bayi sampai umur 6 bulan

MP - ASI dini kepada bayi adalah ASI PENDAHULUAN. Secara nasional cakupan ASI. belum keluar dan alasan tradisi dan. untuk bayi sampai umur 6 bulan PENDAHULUAN Secara nasional cakupan ASI untuk bayi sampai umur 6 bulan mengalami fluktuasi, yaitu 24,3% pada tahun 2008, kemudian meningkat pada MP - ASI dini kepada bayi adalah ASI belum keluar dan alasan

Lebih terperinci

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PENINGKATAN PEMBERIAN AIR SUSU IBU EKSKLUSIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PENINGKATAN PEMBERIAN AIR SUSU IBU EKSKLUSIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PENINGKATAN PEMBERIAN AIR SUSU IBU EKSKLUSIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKOHARJO, Menimbang : a. b. c. Mengingat :

Lebih terperinci

KUESIONER FAKTOR-FAKTORYANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS WALANTAKA TAHUN 2013

KUESIONER FAKTOR-FAKTORYANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS WALANTAKA TAHUN 2013 KUESIONER FAKTOR-FAKTORYANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS WALANTAKA TAHUN 2013 A. Identitas Responden Identitas orang tua : Ibu 1. Nama : 2. Umur : 3. Pnedidikan

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU BERSALIN DENGAN PELAKSANAAN INISIASI MENYUSUI DINI DIKAMAR BERSALIN PUSKESMAS PUTRI AYU KOTA JAMBI TAHUN 2013

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU BERSALIN DENGAN PELAKSANAAN INISIASI MENYUSUI DINI DIKAMAR BERSALIN PUSKESMAS PUTRI AYU KOTA JAMBI TAHUN 2013 HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU BERSALIN DENGAN PELAKSANAAN INISIASI MENYUSUI DINI DIKAMAR BERSALIN PUSKESMAS PUTRI AYU KOTA JAMBI TAHUN 2013 1, * Sri Mulyati 1* Akper Prima Jambi Korespondensi Penulis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bagi bayi hingga berusia 6 bulan. ASI cukup mengandung seluruh zat gizi yang

BAB I PENDAHULUAN. bagi bayi hingga berusia 6 bulan. ASI cukup mengandung seluruh zat gizi yang BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Air Susu Ibu (ASI) merupakan satu-satunya makanan tunggal paling sempurna bagi bayi hingga berusia 6 bulan. ASI cukup mengandung seluruh zat gizi yang dibutuhkan bayi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengandung zat gizi yang paling sesuai dengan kebutuhan bayi dan

BAB I PENDAHULUAN. mengandung zat gizi yang paling sesuai dengan kebutuhan bayi dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air susu ibu (ASI) merupakan nutrisi ideal untuk bayi karena mengandung zat gizi yang paling sesuai dengan kebutuhan bayi dan mengandung seperangkat zat perlindungan

Lebih terperinci

Lampiran Universitas Sumatera Utara

Lampiran Universitas Sumatera Utara 101 Lampiran 1 KUESIONER PENELITIAN PENGARUH DUKUNGAN KELUARGA DAN FAKTOR SOSIAL BUDAYA TERHADAP PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUKARAYA PANCUR BATU I. Faktor Sosial Budaya Data Demografi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional salah satu tujuannya yaitu membangun sumber

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional salah satu tujuannya yaitu membangun sumber BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pembangunan nasional salah satu tujuannya yaitu membangun sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas agar tercipta masyarakat yang sejahtera, adil dan makmur. SDM yang

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN

KUESIONER PENELITIAN Lampiran 1 KUESIONER PENELITIAN FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHIPERAN SERTA SUAMI DALAM MENDUKUNG PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DI KECAMATAN LIMA PULUH KABUPATEN BATUBARA TAHUN 2014 No. Responden Tanggal I. Identitas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. gambaran umum subjek penelitian, hasil analisa data, uji normalitas, penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. gambaran umum subjek penelitian, hasil analisa data, uji normalitas, penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini membahas mengenai laporan pelaksanaan penelitian yang terdiri gambaran umum subjek penelitian, hasil analisa data, uji normalitas, penelitian yang relevan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan bayi baik fisik maupun psikologi sosial. ASI mengandung nutrisi,

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan bayi baik fisik maupun psikologi sosial. ASI mengandung nutrisi, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ASI merupakan satu jenis makanan yang mencukupi seluruh unsur kebutuhan bayi baik fisik maupun psikologi sosial. ASI mengandung nutrisi, hormon, unsur kekebalan pertumbuhan,

Lebih terperinci

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ARTIKEL

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ARTIKEL LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ARTIKEL HUBUNGAN PELAKSANAAN INISIASI MENYUSUI DINI (IMD) DENGAN KEBERHASILAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GLOBAL TELAGA KABUPATEN GORONTALO Oleh SRI

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Kerangka Konsep Variabel Independen Variabel Dependen Faktor Pemudah/predisposisi 1. Pengetahuan Ibu tentang ASI Eksklusif 2. Sikap Ibu terhadap pembrian ASI Eksklusif 3. Pekerjaan

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI TENTANG PEMBERIAN AIR SUSU IBU EKSKLUSIF. BAB I KETENTUAN UMUM

PERATURAN BUPATI TENTANG PEMBERIAN AIR SUSU IBU EKSKLUSIF. BAB I KETENTUAN UMUM BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 95 TAHUN 2014 TENTANG PEMBERIAN AIR SUSU IBU EKSKLUSIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANGERANG, Menimbang : a. bahwa pemberian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan satu-satunya yang paling sempurna

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan satu-satunya yang paling sempurna BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan satu-satunya yang paling sempurna untuk menjamin tumbuh kembang bayi pada enam bulan pertama. Selain itu, dalam proses menyusui yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. internasional yang menganjurkan pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan pertama

BAB I PENDAHULUAN. internasional yang menganjurkan pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan pertama BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air susu ibu (ASI) diciptakan oleh Tuhan degan segala kelebihannya. Pedoman internasional yang menganjurkan pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan pertama didasarkan

Lebih terperinci

SIKAP IBU BEKERJA YANG MEMILIKI BAYI 0-6 BULAN TENTANG ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS KEBAKKRAMAT I KARANGANYAR. Yanti 1, Ika Tristanti 2

SIKAP IBU BEKERJA YANG MEMILIKI BAYI 0-6 BULAN TENTANG ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS KEBAKKRAMAT I KARANGANYAR. Yanti 1, Ika Tristanti 2 SIKAP IBU BEKERJA YANG MEMILIKI BAYI 0-6 BULAN TENTANG ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS KEBAKKRAMAT I KARANGANYAR ABSTRAK Yanti 1, Ika Tristanti 2 1 Mahasiswa AKBID Mitra Husada Karanganyar 2 Dosen AKBID Mitra

Lebih terperinci

LEMBAR PERTANYAAN. Frekuensi. Informasi 1. Presentational media - Petugas Puskesmas. a. 1-3 bulan. Asi saja - Bidan. b. 4-6 bulan

LEMBAR PERTANYAAN. Frekuensi. Informasi 1. Presentational media - Petugas Puskesmas. a. 1-3 bulan. Asi saja - Bidan. b. 4-6 bulan LEMBAR PERTANYAAN PENGARUH TERPAAN INFORMASI TERHADAP HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DALAM TINDAKAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIFDI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MANDALA TAHUN 2009 I. IDENTITAS RESPONDEN No. Responden :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. The World Health Report Tahun 2005 dilaporkan Angka Kematian Bayi Baru

BAB I PENDAHULUAN. The World Health Report Tahun 2005 dilaporkan Angka Kematian Bayi Baru BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Visi Indonesia Sehat 2015 adalah masyarakat, bangsa dan negara yang ditandai oleh penduduknya hidup dalam lingkungan dan dengan perilaku hidup sehat, memiliki kemampuan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. biskuit, bubur nasi dan nasi tim. Setelah 6 bulan baru dimulai diberikan. berusia 2 tahun atau lebih. ( Weni, 2009 : 23 )

BAB 1 PENDAHULUAN. biskuit, bubur nasi dan nasi tim. Setelah 6 bulan baru dimulai diberikan. berusia 2 tahun atau lebih. ( Weni, 2009 : 23 ) 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ASI Eksklusif adalah bayi hanya diberi ASI saja selama 6 bulan, tanpa tambahan cairan lain seperti susu formula, jeruk, madu, air teh dan air putih, serta tambahan

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI UMUM PENELITIAN

BAB II DESKRIPSI UMUM PENELITIAN BAB II DESKRIPSI UMUM PENELITIAN 2.1 Deskripsi Umum Wilayah 2.1.1 Sejarah Desa Lalang Menurut sejarah yang dapat dikutip dari cerita para orang tua sebagai putra daerah di Desa Lalang, bahwa Desa Lalang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyusu dalam 1 jam pertama kelahirannya (Roesli, 2008). Peran Millenium

BAB I PENDAHULUAN. menyusu dalam 1 jam pertama kelahirannya (Roesli, 2008). Peran Millenium BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Inisiasi Menyusu Dini yaitu memberikan ASI kepada bayi baru lahir, bayi tidak boleh dibersihkan terlebih dahulu dan tidak dipisahkan dari ibu. Pada inisiasi menyusu

Lebih terperinci

GAMBARAN KETIDAKBERHASILAN IBU DALAM PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PEKAPURAN RAYA

GAMBARAN KETIDAKBERHASILAN IBU DALAM PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PEKAPURAN RAYA GAMBARAN KETIDAKBERHASILAN IBU DALAM PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PEKAPURAN RAYA Margaretha Martini 1, Dini Rahmayani 2, Maria Viani 3 1,2,3 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Suaka Insan

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI EKSKLUSIF DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DESA HARJOBINANGUN PURWOREJO GITA APRILIA ABSTRAK

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI EKSKLUSIF DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DESA HARJOBINANGUN PURWOREJO GITA APRILIA ABSTRAK HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI EKSKLUSIF DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DESA HARJOBINANGUN PURWOREJO GITA APRILIA ABSTRAK Data dari profil kesehatan kabupaten/ kota di Propinsi Jawa Tengah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN BAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN BAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN BAHASAN A. Gambaran Umum Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 28 Juni 20 Juli 2013 di Desa Kaliprau Kecamatan Ulujami Kabupaten Pemalang dengan jumlah responden sebanyak

Lebih terperinci

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB VI PEMBAHASAN. pemberian ASI eksklusif adalah suatu program yang diperuntukkan untuk

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB VI PEMBAHASAN. pemberian ASI eksklusif adalah suatu program yang diperuntukkan untuk BAB VI PEMBAHASAN 6.1 Pemberian ASI Eksklusif Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase pemberian ASI eksklusif di Kabupaten Tuban adalah 51,3%. Kondisi tersebut mencerminkan bahwa perilaku

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kebutuhan zat gizi bagi bayi usia sampai 2 tahun merupakan hal yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kebutuhan zat gizi bagi bayi usia sampai 2 tahun merupakan hal yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebutuhan zat gizi bagi bayi usia sampai 2 tahun merupakan hal sangat penting diperhatikan oleh ibu. Pemberian Air Susu Ibu (ASI) pada bayi merupakan cara terbaik

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DAN STATUS PEKERJAAN IBU DENGAN PEMBERIAN ASI ESKLUSIF DI PUSKESMAS 7 ULU PALEMBANG TAHUN 2013

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DAN STATUS PEKERJAAN IBU DENGAN PEMBERIAN ASI ESKLUSIF DI PUSKESMAS 7 ULU PALEMBANG TAHUN 2013 HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DAN STATUS PEKERJAAN IBU DENGAN PEMBERIAN ASI ESKLUSIF DI PUSKESMAS 7 ULU PALEMBANG TAHUN 2013 Susmita Dosen Program Studi Kebidanan STIK Bina Husada ABSTRAK ASI eksklusif

Lebih terperinci

PENGETAHUAN 1. Apakah ibu tahu apa yang dimaksud dengan ASI eksklusif? a. Ya b. Tidak 2. Apa yang dimaksud dengan ASI eksklusif? a.

PENGETAHUAN 1. Apakah ibu tahu apa yang dimaksud dengan ASI eksklusif? a. Ya b. Tidak 2. Apa yang dimaksud dengan ASI eksklusif? a. Lampiran 1 KUESIONER GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TERHADAP PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PEMBANTU BAKALAN KECAMATAN BUGUL KIDUL KOTA PASURUAN IDENTITAS RESPONDEN 1. Nama : 2.

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif; BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Makanan utama bayi adalah air susu ibu (ASI) sehingga perlu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Makanan utama bayi adalah air susu ibu (ASI) sehingga perlu BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Makanan utama bayi adalah air susu ibu (ASI) sehingga perlu dipersiapkan sebelum bayi lahir. ASI hendaknya sudah dipersiapkan sejak janin masih dalam kandungan dengan

Lebih terperinci

LEMBAR KESEDIAN dalam PENELITIAN

LEMBAR KESEDIAN dalam PENELITIAN LEMBAR KESEDIAN dalam PENELITIAN Yang bertanda tangan di bawah ini: No : Alamat : No Hp : Bersedia untuk di wawancarai sehubungan dengan penelitian oleh peneliti yang bernama Dianti Zendita Putri Perbedaan

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN. A. Jenis/ Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan. wawancara menggunakan kuesioner dengan pendekatan cross sectional.

BAB III METODA PENELITIAN. A. Jenis/ Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan. wawancara menggunakan kuesioner dengan pendekatan cross sectional. BAB III METODA PENELITIAN A. Jenis/ Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan Jenis penelitian eksplanatory research dengan metode observasi dan wawancara menggunakan kuesioner dengan pendekatan cross

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Luas wilayah seluruhnya yaitu 1.357,24 km 2. Puskesmas Urangagung adalah gedung Puskesmas Induk, Puskesmas

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Luas wilayah seluruhnya yaitu 1.357,24 km 2. Puskesmas Urangagung adalah gedung Puskesmas Induk, Puskesmas BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Gambaran Tempat Penelitian Puskesmas Urangagung terletak di Desa Cemeng Kalang Kecamatan Sidoarjo bagian Barat, yang membawahi 9 wilayah yang terdiri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (AKB) atau Infant Mortality Rate (IMR). Angka Kematian Bayi tidak berdiri sendiri,

BAB I PENDAHULUAN. (AKB) atau Infant Mortality Rate (IMR). Angka Kematian Bayi tidak berdiri sendiri, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indikator utama derajat kesehatan masyarakat adalah Angka Kematian Bayi (AKB) atau Infant Mortality Rate (IMR). Angka Kematian Bayi tidak berdiri sendiri, melainkan

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN KOLOSTRUM PADA BAYI BARU LAHIR

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN KOLOSTRUM PADA BAYI BARU LAHIR ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN KOLOSTRUM PADA BAYI BARU LAHIR Tri Anasari Akademi Kebidanan YLPP Purwokerto ABSTRAK Pemberian ASI secara penuh sangat dianjurkan oleh para ahli

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan bayi akan zat gizi sangat tinggi untuk mempertahankan

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan bayi akan zat gizi sangat tinggi untuk mempertahankan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebutuhan bayi akan zat gizi sangat tinggi untuk mempertahankan kehidupannya. Kebutuhan tersebut dapat tercukupi dengan memberikan Air Susu Ibu (ASI) kepada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seorang ibu yang baru saja melahirkan dan diberikan kepada bayi langsung

BAB I PENDAHULUAN. seorang ibu yang baru saja melahirkan dan diberikan kepada bayi langsung BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air Susu Ibu (ASI) adalah cairan yang dikeluarkan dari payudara seorang ibu yang baru saja melahirkan dan diberikan kepada bayi langsung setelah bayi dilahirkan. Setelah

Lebih terperinci

6. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik

6. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik WALIKOTA BENGKULU PROVINSI BENGKULU PERATURAN DAERAH KOTA BENGKULU NOMOR 03 TAHUN 2017 TENTANG PEMBERIAN AIR SUSU IBU EKSLUSIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BENGKULU, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

DUKUNGAN SUAMI TENTANG PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DESA KORIPAN KECAMATAN SUSUKAN

DUKUNGAN SUAMI TENTANG PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DESA KORIPAN KECAMATAN SUSUKAN DUKUNGAN SUAMI TENTANG PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DESA KORIPAN KECAMATAN SUSUKAN Wahyu Setya Ningsih 1), Ari Andayani 2) 1 Akademi Kebidanan Ngudi Waluyo email: wahyusetya14@yahoo.co.id 2 Akademi Kebidanan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan pendekatan case control yaitu membandingkan antara

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan pendekatan case control yaitu membandingkan antara BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang akan dilaksanakan adalah observasional analitik menggunakan pendekatan case control yaitu membandingkan antara sekelompok orang terdiagnosis

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk menyusu sendiri pada ibu dalam satu jam pertama kelahirannya

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk menyusu sendiri pada ibu dalam satu jam pertama kelahirannya BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Inisiasi menyusui dini adalah memberi kesempatan pada bayi baru lahir untuk menyusu sendiri pada ibu dalam satu jam pertama kelahirannya (Roesli,2008). Ketika bayi

Lebih terperinci

GASTER Vol. 11 No. 2 Februari Wahyuningsih Akademi Giri Husada Wonogiri. Abstrak

GASTER Vol. 11 No. 2 Februari Wahyuningsih Akademi Giri Husada Wonogiri. Abstrak PERBEDAAN STATUS EKONOMI DAN DUKUNGAN SUAMI ANTARA KELOMPOK IBU YANG MEMBERIKAN ASI EKSKLUSIF DAN IBU YANG TIDAK MEMBERIKAN ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS WONOGIRI II Wahyuningsih Akademi Giri Husada Wonogiri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Selain itu, ASI juga dapat melindungi kesehatan Ibu mengurangi

BAB I PENDAHULUAN. Selain itu, ASI juga dapat melindungi kesehatan Ibu mengurangi 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan terbaik untuk bayi, tidak dapat diganti dengan makanan lainnya dan tidak ada satupun makanan yang dapat menyamai ASI baik dalam

Lebih terperinci

HUBUNGAN PEMBERIAN ASI MENGGUNAKAN DOT DENGAN KEBERHASILAN ASI EKSLUSIF PADA IBU MENYUSUI DI POSYANDU WILAYAH PUSKESMASDANUREJAN I YOGYAKARTA

HUBUNGAN PEMBERIAN ASI MENGGUNAKAN DOT DENGAN KEBERHASILAN ASI EKSLUSIF PADA IBU MENYUSUI DI POSYANDU WILAYAH PUSKESMASDANUREJAN I YOGYAKARTA HUBUNGAN PEMBERIAN ASI MENGGUNAKAN DOT DENGAN KEBERHASILAN ASI EKSLUSIF PADA IBU MENYUSUI DI POSYANDU WILAYAH PUSKESMASDANUREJAN I YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh: Ani Rufaidah 201510104010 PROGRAM

Lebih terperinci

BAB 3 KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP

BAB 3 KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP BAB 3 KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP 3.1 Kerangka Teori Penelitian KEHAMILAN Pengetahuan ibu hamil Anemia defisiensi Zat Besi Faktor Penyebab : i) Usia Ibu ii) Pendidikan iii) Status ekonomi iv) Kepatuhan

Lebih terperinci

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN HUBUNGAN INISIASI MENYUSU DINI (IMD) DENGAN WAKTU PENGELUARAN KOLOSTRUM

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN HUBUNGAN INISIASI MENYUSU DINI (IMD) DENGAN WAKTU PENGELUARAN KOLOSTRUM PENELITIAN HUBUNGAN INISIASI MENYUSU DINI (IMD) DENGAN WAKTU PENGELUARAN KOLOSTRUM Helmi Yenie* dan Mugiati* *Dosen Jurusan Kebidanan Poltekkes Tanjungkarang Peraturan Pemerintah (PP) No.33/2012 mengenai

Lebih terperinci

KONTRIBUSI PERSEPSI DAN MOTIVASI IBU DALAM MENINGKATKAN KEBERHASILAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH PEDESAAN. Lilik Hidayanti 1, Nur Lina

KONTRIBUSI PERSEPSI DAN MOTIVASI IBU DALAM MENINGKATKAN KEBERHASILAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH PEDESAAN. Lilik Hidayanti 1, Nur Lina KONTRIBUSI PERSEPSI DAN MOTIVASI IBU DALAM MENINGKATKAN KEBERHASILAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH PEDESAAN Lilik Hidayanti 1, Nur Lina ABSTRAK Pemberian ASI secara eksklusif memiliki banyak manfaat

Lebih terperinci

JURNAL KARYA TULIS ILMIAH. Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Menyelesaikan Pendidikan Program D IV Kebidanan U Budiyah Banda Aceh

JURNAL KARYA TULIS ILMIAH. Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Menyelesaikan Pendidikan Program D IV Kebidanan U Budiyah Banda Aceh HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN SUMBER INFORMASI IBU MENYUSUI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MERAH MEGE KECAMATAN ATU LINTANG KABUPATEN ACEH TENGAH JURNAL KARYA TULIS ILMIAH

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dini adalah bayi mulai menyusu sendiri segera setelah lahir. Sebenarnya bayi manusia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dini adalah bayi mulai menyusu sendiri segera setelah lahir. Sebenarnya bayi manusia 18 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Inisiasi Menyusu Dini 1. Definisi Inisiasi Menyusu Dini Inisiasi menyusu dini (early initiation/ the best crawl) atau permulaan menyusu dini adalah bayi mulai menyusu sendiri

Lebih terperinci

GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMBERIAN MPASI DINI DI RW 1 KELURAHAN NGAGEL KECAMATAN WONOKROMO SURABAYA

GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMBERIAN MPASI DINI DI RW 1 KELURAHAN NGAGEL KECAMATAN WONOKROMO SURABAYA GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMBERIAN MPASI DINI DI RW 1 KELURAHAN NGAGEL KECAMATAN WONOKROMO SURABAYA Desak Made Intan Kumala Ratih*Budi Artini** STIKES William Booth Surabaya ABSTRAK MPASI

Lebih terperinci

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP PEMBERIAN ASI DI KELURAHAN GONDORIYO NGALIYAN SEMARANG

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP PEMBERIAN ASI DI KELURAHAN GONDORIYO NGALIYAN SEMARANG HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP PEMBERIAN ASI DI KELURAHAN GONDORIYO NGALIYAN SEMARANG Ferawati 1), Anggorowati 2) 1 PSIK, STIKES Widya Husada 2 Jurusan Keperawatan FK, UNDIP email: aangham@gmail.com

Lebih terperinci

PENGARUH PUTING SUSU LECET TERHADAP PENERAPAN ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS KEBAKKRAMAT I KARANGANYAR

PENGARUH PUTING SUSU LECET TERHADAP PENERAPAN ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS KEBAKKRAMAT I KARANGANYAR PENGARUH PUTING SUSU LECET TERHADAP PENERAPAN ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS KEBAKKRAMAT I KARANGANYAR Ika Tristanti Dosen STIKES Muhammadiyah Kudus Jl. Ganesha I Purwosari Kudus Email: ika.tristanti@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dan pertumbuhan, juga mengandung sel-sel darah putih, antibodi,

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dan pertumbuhan, juga mengandung sel-sel darah putih, antibodi, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan terbaik bagi bayi. ASI memiliki kandungan yang membantu penyerapan nutrisi, membantu perkembangan dan pertumbuhan, juga mengandung

Lebih terperinci

Kata Kunci: Sikap Ibu, Dukungan Suami, Pemberian ASI Eksklusif

Kata Kunci: Sikap Ibu, Dukungan Suami, Pemberian ASI Eksklusif HUBUNGAN SIKAP IBU DAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS M. THAHA KABUPATEN BENGKULU SELATAN Harlen Yunita Akademi Kebidanan Manna Abstrak: ASI eksklusif merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-undang No.23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak menyebutkan bahwa Pemerintah wajib memenuhi hak-hak anak, yaitu kelangsungan hidup, pertumbuhan dan perkembangannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lapangan kerja pada undang-undang yang mengatur tentang ibu menyusui.

BAB I PENDAHULUAN. lapangan kerja pada undang-undang yang mengatur tentang ibu menyusui. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Air susu ibu (ASI) terutama yang eksklusif tidak tergantikan oleh susu manapun. Bayi yang mendapatkan ASI eksklusif akan lebih sehat, lebih cerdas, mempunyai

Lebih terperinci

121 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes

121 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes ------------------------- Volume VIII Nomor 3, Juli 207 EFEKTIFITAS PARENT EDUCATION DALAM MENINGKATKAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PASANGAN PRIMIGRAVIDA TENTANG ASI

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI EKSKLUSIF DENGAN PERILAKU PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS DEPOK I SLEMAN YOGYAKARTA

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI EKSKLUSIF DENGAN PERILAKU PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS DEPOK I SLEMAN YOGYAKARTA HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI EKSKLUSIF DENGAN PERILAKU PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS DEPOK I SLEMAN YOGYAKARTA Sylfia Pernanda INTISARI Latar Belakang : Faktor yang dapat mendukung kesuksesan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam pengelolaan progam kesehatan. Pada saat ini AKI dan AKB di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. dalam pengelolaan progam kesehatan. Pada saat ini AKI dan AKB di Indonesia 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kematian ibu menurut WHO, adalah kematian wanita selama kehamilan atau dalam periode 42 hari setelah berakhir kehamilan terlepas dari berapa lama kehamilan berlangsung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. enam bulan pertama kehidupan bayi (Saleha, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. enam bulan pertama kehidupan bayi (Saleha, 2009). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air Susu Ibu (ASI) adalah nutrisi alamiah yang terbaik bagi bayi. Hal ini dikarenakan ASI mengandung energi dan zat yang dibutuhkan selama enam bulan pertama kehidupan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Rancangan cross sectional

BAB III METODE PENELITIAN. dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Rancangan cross sectional 36 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah korelasi dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Rancangan cross sectional

Lebih terperinci