NI KOMANG SRI YULIANTARI NPM.:

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "NI KOMANG SRI YULIANTARI NPM.:"

Transkripsi

1 SKRIPSI MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN BANGUN RUANG SISI DATAR MELALUI IMPLEMENTASI CTL DENGAN BANTUAN ALAT PERAGA PADA SISWA KELAS V A SD NEGERI 10 KESIMAN TAHUN PELAJARAN 2013 / 2014 OLEH: NI KOMANG SRI YULIANTARI NPM.: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR DENPASAR 2014

2 SKRIPSI DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI PERSYARATAN MEMPEROLEH GELAR SARJANA PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR. Telah melalui proses bimbingan dan disetujui Pada tanggal: 2 Agustus 2014 MENYETUJUI: PEMBIMBING I, PEMBIMBING II, Drs. I Wayan Suandhi, M. Pd NIP.: Drs. I Ketut Suwija, M. Si NIP.: MENGETAHUI, KETUA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERITAS MAHASARASWATI DENPASAR Drs. I Gusti Ngurah Nila Putra, M. Pd NIP.: ii

3 TIM PENGUJI UJIAN SKRIPSI SARJANA PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR. PENGUJI UTAMA, Drs. I Gusti Ngurah Nila Putra, M. Pd NIP.: PENGUJI PEMBANTU I, PENGUJI PEMBANTU II, Drs. I Wayan Suandhi, M. Pd NIP.: Drs. I Ketut Suwija, M. Si NIP.: iii

4 DITERIMA OLEH PANITIA UJIAN SKRIPSI SARJANA PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR. HARI : Jumat TANGGAL : 15 Agustus 2014 MENGESAHKAN, MENGESAHKAN: iv

5 MOTTO Jadilah orang besar yang menuju tujuan melalui rintangan dan hambatan Bukan orang lemah yang menunggu orang besar menciptakan kesempatan untuknya v

6 KATA PERSEMBAHAN Karya Tulis Ini Kupersembahkan Kepada Orang Tuaku Tercinta Bapak (I Nengah Kasih & Mama (Ni Katut Terini) Yang sudah memberikan omank kepercayaan untuk menjadi seorang seperti sekarang. Terima kasih atas segala pengorbananmu selama ini hingga menjadikan omank manusia yang memiliki arti dan semangat juang dalam menghadapi masalah-masalah yang omank hadapi. Tanpa kalian ini takkan bisa omank lalui. Kakak and Adikku Tercinta Kakak (Ni Kadek Sepvartiniasih) & Adik (I Nengah Bagas Mardiasa dan I Komang Meigi Prastika) Yang dengan tulus senantiasa memberikan cinta kasih, doa dan motivasi dalam segala hal hingga omank dapat menyelesaikan studi di Universitas Mahasaraswati Denpasar Seseorang yang Omank sayang Agus Eka Jaya Parnama Yang dengan tulus senantiasa memberikan kasih sayngnya, doa dan motivasi dalam segala hal hingga omank dapat menyelesaikan skripsi ini. Sahabat-Sahabat Terbaikku Terima kasih atas dukungan dam motivasinya selama ini, karna berkat kalian semua omank dapat menyelesaikan skripsi ini. Serta almamater kebanggaanku Mahasaraswati vi

7 KATA PENGANTAR Puji syukur dipanjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat rahmat-nya sehingga skripsi yang berjudul Meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran bangun ruang sisi datar melalui implementasi CTL dengan bantuan alat peraga pada siswa VA SD Negeri 10 Kesiman tahun pelajaran 2013/2014 dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan untuk memperoleh gelar sarjana dalam bidang pendidikan matematika di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Mahasaraswati Denpasar. Terselesaikannya penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan, masukan dan bimbingan dari berbagai pihak sehingga melalui kesempatan yang baik ini disampaikan ucapan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada: 1. Rektor Universitas Mahasaraswati Denpasar berserta staff, atas kesempatan dan fasilitas yang diberikan selama mengikuti pendidikan Program S1. 2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Mahasaraswati Denpasar beserta staff, atas petunjuk dan saran-saran yang bermanfaat selama mengikuti pendidikan Program S1. 3. Kepala Perpustakaan Universitas Mahasaraswati Denpasar, atas dukungan dan fasilitas yang diberikan selama mengikuti pendidikan Program S1. 4. Ketua Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Mahasaraswati Denpasar yang telah membimbing dan memberikan petunjuk selama mengikuti pendidikan Program S1. 5. Bapak Drs. I Wayan Suandhi, M. Pd, selaku pembimbing I dan Bapak Drs. I Ketut Suwija,M.Si, selaku pembimbing II yang penuh kesabaran, dan ketelitian untuk memberikan bimbingan, saran, dan kritik mulai dari awal penyusunan hingga penyelesaian skripsi ini. vii

8 6. Segenap Dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Mahasaraswati Denpasar yang turut serta memberikan dukungan dan motivasi selama mengikuti perkuliahan dan dalam menyusun skripsi ini. 7. Ibu Dewa Ayu Manik, S.Ag, M.Pd, selaku Kepala SD Negeri 10 Kesiman, atas izin serta bantuan yang diberikan selama mengadakan penelitian dalam rangka penyusunan skrisi ini. 8. Ibu Desak Made Oka Astiti, S.Pd.SD, selaku guru mata kelas VA SD Negeri 10 Kesiman, atas segala bantuan, masukan serta motivasinya selama pelaksanaan penelitian. 9. Ni Ketut Suarningsih dan Ni Kadek Widyawati, selaku teman sejawat yang telah membantu dalam pengumpulan data selama penelitian berlangsung dan memberikan motivasi selama mengikuti perkuliahan dan penyusunan skripsi ini. 10. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah dengan tulus memberikan bantuan berupa saran-saran serta kemudahan-kemudahan dalam menyelesaikan skripsi ini. Menyadari akan keterbatasan peneliti, segala kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan. Semoga dengan terselesaikannya skripsi ini dapat menambah kasanah ilmu pengetahuan terutama dalam pengetahuan pendidikan matematika. Denpasar, Agustus 2014 Peneliti viii

9 DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PERSETUJUAN... ii TIM PENGUJI... iii LEMBAR PENGESAHAN... iv MOTTO... v KATA PERSEMBAHAN... vi KATA PENGANTAR... vii DAFTAR ISI... ix DAFTAR TABEL... xi DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR LAMPIRAN... xiii ABSTRAK... xv BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang Masalah... 1 B. Fokus Penelitian... 6 C. Rumusan Masalah... 6 D. Tujuan Penelitian... 6 E. Manfaat Penelitian... 7 F. Penjelasan Istilah... 8 BAB II LANDASAN TEORI A. Hakikat Matematika B. Teori Konstruktivisme C. Contextual Teaching and Learning (CTL) D. Aktivitas dan Prestasi Belajar Siswa E. Alat Peraga F. Pembelajaran Bangun Ruang Sisi Datar G. Implementasi CTL dalam Pembelajaran Bangun Ruang Sisi Datar dengan bantuan Alat Peraga BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian B. Kehadiran Peneliti C. Lokasi dan Subyek Penelitian D. Data dan Sumber data E. Metode Pengumpulan Data F. Metode Analisis Data G. Pengecekan Keabsahan Data H. Prosedur Penelitian ix

10 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian B. Pembahasan BAB V PENUTUP A. Simpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA x

11 DAFTAR TABEL Tabel Halaman 01. Contoh Pembelajaran Bangun Ruang Sisi Datar Melalui Implementasi CTL dengan Bantuan Alat Peraga Kriteria Penskoran Tes Prestasi Belajar Siswa dalam Bentuk Soal Uraian Pedoman Kriteria Aktivitas Belajar Siswa Pedoman Konversi Skor Aktivitas Belajar Siswa Pedoman Konversi Skor Keterlaksanaan Pembelajaran Langkah-Langkah Pembelajaran untuk Pertemuan I pada Siklus I Langkah-Langkah Pembelajaran untuk Pertemuan II pada Siklus I Rekapitulasi Hasil Analisis Data Aktivitas Belajar Siswa Rekapitulasi Hasil Analisis Data Prestasi Belajar Siswa Rekapitulasi Hasil Analisis Data Keterlaksanaan Pembelajaran xi

12 DAFTAR GAMBAR Gambar Halaman 01. Kubus ABCD.EFGH Jaring-Jaring Kubus ABCD.EFGH Menemukan Rumus Luas Permukaan Kubus ABCD.EFGH Menemukan Rumus Volume Kubus ABCD.EFGH Balok ABCD.EFGH Jaring-Jaring Balok ABCD.EFGH Menemukan Rumus Luas Permukaan Balok ABCD.EFGH Menemukan Rumus Volume Balok ABCD.EFGH Desain PTK Model Kemmis & Mc. Taggart xii

13 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran Halaman 01. Daftar Nama Subyek Penelitian Siswa Kelas VA SD N 10 Kesiman Tahun Ajaran 2013/ Daftar Nilai Ujian Akhir Semester Ganjil Siswa Sebagai Skor Prestasi Belajar Siswa Prasiklus kelas VA SD N 10 Kesiman Tahun Ajaran 2013/2014 Untuk Pembentukan Kelompok Belajar CTL Analisis Data Prestasi Belajar Siswa Pada Prasiklus Perengkingan Nilai Ujian Akhir Semester Ganjil Siswa Kelas VA SD N 10 Kesiman Tahun Ajaran 2013/2014 Untuk Pembentukan Kelompok Belajar CTL Daftar Nama Anggota Kelompok Belajar Siswa Kelas VA SD N 10 Kesiman Sebagai Subyek Penelitian Indikator dan Deskriptor Observasi Aktivitas Belajar Siswa Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa Lembar Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran Jadwal Pelaksanaan Penelitian Silabus Program Satuan Pembelajaran (PSP) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran(RPP) Siklus I Lembar Kerja Siswa (LKS 01) Kunci Jawaban LKS Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Pertemuan I Pada Siklus I Hasil Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran Pertemuan I Pada Siklus I Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I Lembar Kerja Siswa (LKS 02) Kunci Jawaban LKS Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Pertemuan II Pada Siklus I Hasil Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran Pertemuan II Pada siklus I Pengembangan Tes Akhir Siklus I Tes Akhir Siklus I Kunci Jawaban Tes Akhir Siklus I Analisis Data Aktivitas Belajar Siswa Pada Siklus I Daftar Nilai Tes Prestasi Belajar Siswa Pada Siklus I Analisis Data Prestasi Belajar Siswa Pada Siklus I Analisis Data Keterlaksanaan Pembelajaran Pada Siklus I Catatan Lapangan Pertemuan I dan II Pada Siklus I Rencana Pelaksanaan Pembelajaran(RPP) Siklus II Lembar Kerja Siswa (LKS 03) xv

14 32. Kunci Jawaban LKS Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Pertemuan IV Pada Siklus II Hasil Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran Pertemuan IV Pada Siklus II Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II Lembar Kerja Siswa (LKS 04) Kunci Jawaban LKS Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Pertemuan V Pada Siklus II Hasil Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran Pertemuan V Pada siklus II Pengembangan Tes Akhir Siklus II Tes Akhir Siklus II Kunci Jawaban Tes Akhir Siklus II Analisis Data Aktivitas Belajar Siswa Pada Siklus II Daftar Nilai Tes Prestasi Belajar Siswa Pada Siklus II Analisis Data Prestasi Belajar Siswa Pada Siklus II Analisis Data Keterlaksanaan Pembelajaran Pada Siklus II Catatan Lapangan Pertemuan IV dan V Pada Siklus II Persentase Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Dari Siklus I ke Siklus II Persentase Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Dari Siklus I ke Siklus II Surat Izin Penelitian Surat Keterangan Penelitian Riwayat Hidup Surat Pernyataan keaslian Tulisan Dokumentasi Kegiatan Pembelajaran melalui Implementasi CTL dengan Bantuan Alat Peraga xvi

15 ABSTRAK Sri Yuliantari, Ni Komang Meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran bangun ruang sisi datar melalui implementasi CTL dengan bantuan alat peraga pada siswa kelas VA SD Negeri 10 Kesiman tahun pelajaran 2013/2014. Skripsi, Program Studi Pendidkan Matematika FKIP Universitas Mahasaraswati Denpasar. Pembimbing: (I) Drs. I Wayan Suandhi, M.Pd, (II) Drs. I Ketut Suwija, M.Si. Kata Kunci: Aktivitas Belajar, Prestasi Belajar, CTL, Alat Peraga. Berdasarkan hasil observasi di kelas VA SD Negeri 10 Kesiman, diketahui aktivitas dan prestasi belajar matematika siswa masih rendah. Hal tersebut dapat diketahui dari hasil pengamatan kegiatan pembelajaran sehingga ditemukan beberapa permasalahan, diantaranya guru dominan menggunakan metode ceramah, kegiatan pembelajaran lebih berpusat pada guru, dalam menjelaskan materi, guru jarang menggunakan alat peraga. Selain itu juga, guru tidak memberikan aplikasi materi pembelajaran secara langsung dengan kehidupan sehari-hari. Sementara siswa hanya mencatat yang di tulis guru di papan tulis, tanpa ada aktivitas yang membantu siswa dalam memahami materi sehingga siswa menjadi kurang konsentrasi. Dari hasil wawancara dengan guru matematika kelas VA SD Negeri 10 Kesiman menunjukkan fakta mengenai prestasi belajar siswa yang dilihat dari rata-rata nilai mata pelajaran matematika pada semester ganjil tahun pelajaran 2013/2014, menunjukkan masih berada di bawah standar KKM yang ditetapkan, dimana pencapaian rata-rata nilai prestasi siswa yang masih kurang dari 75, ketuntasan belajar (KB) di bawah 85%, dan daya serap (DS) juga di bawah 75%. Berdasarkan hal tersebut, maka solusi yang dipandang dapat memperbaiki pembelajaran di kelas tersebut adalah melalui implementasi CTL dengan bantuan alat. Adapun rumusan masalahnya yaitu apakah terjadi peningkatan aktivitas dan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran bangun ruang sisi datar melalui implementasi CTL dengan bantuan alat peraga pada siswa kelas VA SD Negeri 10 Kesiman tahun pelajaran 2013 / Berdasarkan rumusan masalah tersebut, tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui apakah terjadi peningkatan aktivitas dan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran bangun ruang sisi datar melalui implementasi CTL dengan bantuan alat peraga pada siswa kelas VA SD Negeri 10 Kesiman tahun pelajaran 2013 / Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VA SD Negeri 10 Kesiman tahun pelajaran 2013/2014 sebanyak 44 orang. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi data aktivitas belajar siswa dan data keterlaksanaan pembelajaran dikumpulkan dengan teknik observasi. xiii

16 Sedangkan data prestasi belajar siswa dikumpulkan dengan teknik tes. Data yang terkumpul selanjutnya dianalisis dengan analisis statistik deskriptif. Penelitian ini dilaksanakan sampai dua siklus. Hasil analisis data disajikan sebagai berikut: rata-rata skor aktivitas belajar siswa pada siklus I, dan siklus II berturut-turut sebesar: 8,27, dan 12,00 dengan kategori berturut-turut adalah kurang aktif, dan aktif. Rata-rata nilai prestasi belajar siswa ( X ), daya serap (DS), dan ketuntasan belajar (KB) pada siklus I, dan siklus II bertutut- turut sebesar: 76,50, 76,50%, dan 70,50%, serta 82,68, 82,68%, dan 88,64%. Persentase peningkatan rata-rata nilai prestasi belajar siswa ( X ), daya serap (DS), dan ketuntasan belajar (KB) dari siklus I ke siklus II berturut-turut sebesar: 8,08%, 8,08%, dan 25,73%. Dan rata-rata skor keterlaksanaan pembelajaran pada siklus I, dan siklus II berturut-turut sebesar: 66,17%, dan 94,45% dengan kategori berturut-turut adalah cukup baik, dan sangat baik. Berdasarkan hasil analisis data tersebut dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan aktivitas dan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran bangun ruang sisi datar melalui implementasi CTL dengan bantuan alat peraga pada siswa kelas VA SD Negeri 10 Kesiman tahun pelajaran 2013/2014.Berdasarkan simpulan maka kepada guru-guru SD disarankan untuk mengimplementasikan CTL dengan bantuan alat peraga sebagai salah satu alternatif dalam pemilihan model pembelajaran di SD dan kepada peneliti lain yang memilih model CTL sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa, hendaknya dalam proses pembelajaran mampu meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa melalui implementasi CTL dengan bantuan alat peraga. xiv

17 xv

18 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini menuntut adanya peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Usaha untuk meningkatkan kualitas SDM dilakukan melalui proses belajar mengajar dalam lembaga pendidikan. Keberhasilan suatu proses belajar mengajar dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah hal-hal yang berasal dari dalam diri siswa diantaranya adalah intelegensi, minat, motivasi, kemampuan awal dan sebagainya. Sedang faktor eksternal adalah hal-hal yang berasal dari luar diri siswa diantaranya kurikulum, metode pembelajarann, sosial ekonomi dan sebagainya. Hamalik (2001:2) mengatakan bahwa Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan/atau latihan bagi peranannya di masa yang akan datang. Dari pendapat tersebut maka untuk dapat meningkatkan mutu pendidikan tidak terlepas dari komponen-komponen yang terlibat dalam proses pembelajaran di kelas. Komponen tersebut meliputi siswa sebagai pelajar, guru selaku pendidik, strategi dan metode pembelajaran. Dari beberapa komponen tersebut yang paling berpengaruh terhadap peningkatan mutu pendidikan adalah guru. Tugas guru tidak hanya sebagai pendidik, tetapi juga sebagai perencana, pelaksana, dan pengelola proses belajar mengajar di kelas agar dapat berjalan secara optimal. Jika semua guru secara terpadu berhasil melakukan 1

19 2 tugasnya dan menciptakan pembelajaran secara optimal, maka setiap siswa memperoleh kesempatan yang luas untuk terbentuk sebagai siswa yang unggul dan berkualitas. Namun kenyataannya, mutu pendidikan di Indonesia masih tergolong rendah. Kegiatan belajar mengajar yang masih kaku dan belum mampu membangun kondisi belajar yang kondusif merupakan masalah yang menghambat keberhasilan dalam pendidikan. Proses belajar mengajar yang berpusat pada guru membawa kondisi pendidikan yang stagnan. Bahkan masih rendahnya kemampuan guru dalam mengelola kelas merupakan persoalan lain yang menambah kemacetan dalam pembelajaran yang dinamis dan dialogis. Ini jelas terlihat pada pendidikan matematika. Sebagai tolok ukur rendahnya pendidikan matematika bisa dilihat dari hasil Ujian Nasional pelajaran matematika yang dari tahun ke tahun masih jauh dari harapan. Dengan demikian, jika guru kurang menguasai strategi mengajar maka siswa akan sulit menerima materi pelajaran dengan sempurna. Guru dituntut untuk mengadakan inovasi dan berkreasi dalam melaksanakan pembelajaran, sehingga hasil belajar siswa memuaskan. Metode pembelajaran ada berbagai macam diantaranya adalah metode ceramah, metode demonstrasi, metode diskusi, metode inkuiri, metode kooperatif dan sebagainya. Setiap metode pembelajaran mempunyai karakteristik tertentu dengan kelebihan dan kekurangan masingmasing. Namun saat ini, umumnya guru menggunakan metode yang sama untuk setiap materi yaitu metode konvensional. Metode Konvensional adalah metode dalam proses belajar mengajar yang menerapkan cara cara terdahulu dimana guru bertindak sebagai penyampai materi dan siswa hanya sebagai objek dalam pembelajaran. Dalam metode konvensional siswa hanya mendengarkan dengan

20 3 teliti serta mencatat hal-hal penting yang disampaikan guru, metode seperti ini memberikan kesan bahwa siswa cenderung hanya sebagai subyek dan membatasi siswa untuk berperan aktif dalam kegiatan belajar mengajar, selain itu metode konvensional seringkali menjadikan siswa jenuh dan enggan dalam menerima materi pelajaran. Sehingga tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan tidak tercapai secara optimal. Agar tujuan pembelajaran tercapai secara optimal guru harus cermat dalam memilih metode pembelajaran yang digunakan, karena suatu metode mempunyai spesifikasi tersendiri artinya suatu metode yang cocok untuk suatu materi belum tentu cocok jika diterapkan pada materi yang lain. Matematika sebagai salah satu ilmu dasar selalu mengalami perkembangan seiring dengan banyaknya kegunaan matematika dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai suatu disiplin ilmu, matematika sangat besar peranannya dalam perkembangan dunia ilmu pengetahuan dan teknologi. Untuk mewujudkan terciptanya peningkatan kualitas sumber daya manusia melalui pendidikan tidaklah mudah, banyak hambatan yang dialami khususnya didalam kegiatan pembelajaran. Hambatan-hambatan tersebut mengakibatkan prestasi belajar siswa belum mencapai harapan, terutama mata pelajaran matematika. Matematika disamping dapat berkembang mandiri juga berkembang atas tuntutan keperluan bidang lain. Salah satu manfaatnya adalah membantu memecahkan permasalahan sehari-hari. Menurut logika masyarakat secara umum, seseorang berminat mempelajari sesuatu dengan tekun bila dia melihat manfaat dari yang dipelajarinya itu dalam hidupnya. Manfaat itu bisa berupa kemungkinan meningkatkan kesejahteraannya, harga dirinya, kepuasannya dan sebagainya. Matematika untuk orang banyak dilihat sebagai alat (tool) untuk membantu

21 4 menyelasaikan masalah yang dihadapinya. Kalau persepsi ini dalam proses pembelajaran matematika dapat direalisasikan maka siswa akan menjadi lebih tertarik untuk mempelajari matematika mengingat perkembangan intelektual siswa pada umumnya bergerak dari konkret ke abstrak. Setiap konsep abstrak dalam matematika yang baru dipahami anak perlu segera diberikan penguatan supaya mengendap, melekat, dan tahan lama tertanam sehingga menjadi miliknya dalam pola pikir maupun pola tindaknya. Untuk keperluan ini maka diperlukan belajar melalui berbuat dan pengertian, tidak sekedar hafalan atau mengingat fakta saja yang tentunya mudah dilupakan. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas dan observasi di kelas V A SD Negeri 10 Kesiman tahun pelajaran 2013/2014, diketahui aktivitas dan prestasi belajar matematika siswa masih rendah. Hal tersebut dapat diketahui dari hasil wawancara, dimana fakta mengenai prestasi belajar siswa yang dilihat dari nilai rata-rata kelas untuk mata pelajaran matematika pada semester ganjil tahun pelajaran 2013/2014, menunjukkan masih berada di bawah standar KKM yang ditetapkan, dimana pencapaian rata-rata nilai prestasi siswa yang masih kurang dari 75 yaitu 68,88, ketuntasan belajar (KB) di bawah 85% yaitu hanya 66%, dan daya serap (DS) juga di bawah 80% yaitu hanya 69%. Disamping itu dari hasil pengamatan kegiatan pembelajaran, ternyata guru dominan menggunakan metode ceramah, kegiatan pembelajaran lebih berpusat pada guru, dalam menjelaskan materi, guru jarang menggunakan alat peraga. Selain itu juga, guru tidak memberikan aplikasi materi pembelajaran secara langsung dengan kehidupan sehari-hari supaya siswa mudah memahami materi yang diajarkan. Sementara

22 5 siswa hanya mencatat yang di tulis guru di papan tulis, tanpa ada aktivitas yang membantu siswa dalam memahami materi yang disampaikan oleh guru, sehingga siswa menjadi kurang konsentrasi, sering bermain dengan temannya, siswa tidak berani menanyakan langsung kepada guru apabila ada materi yang belum dipahami, sehingga dari tingkah laku siswa terlihat bahwa siswa bosan mengikuti pelajaran. Melihat persoalan tersebut, maka salah satu implementasi pembelajaran yang mampu mengatasi persoalan tersebut adalah dengan mengimplementasikan Contextual Teaching and Learning (CTL). CTL adalah sistem belajar yang didasarkan pada filosofi bahwa siswa mampu menyerap pelajaran apabila mereka menangkap makna dalam materi akademis yang mereka terima, dan mereka menangkap makna dalam soal-soal sekolah sehingga mereka bisa mengkaitkan informasi baru dengan pengetahuan dan pengalaman yang sudah mereka miliki sebelumnya. Ada tujuh prinsip pembelajaran kontekstual yang harus dikembangkan oleh guru diantaranya: (1) Konstruktivisme (Constructivism). (2) Menemukan (Inquiry). (3) Bertanya (Questioning). (4) Masyarakat Belajar (Learning Community). (5) Pemodelan (Modelling). (6) Refleksi (Reflection). (7) Penilaian Sebenarnya (Authentic Assessment). Pendekatan kontekstual (CTL) dalam pembelajaran bangun ruang sisi datar dapat menumbuhkan suasana belajar yang optimal dan lebih bermakna. Dalam hal ini pengetahuan dan pengalaman siswa akan dikaitkan dengan contoh-contoh benda dalam kehidupan siswa sehari-hari dan berusaha membuat dalam bentuk alat peraga. Upaya ini diharapkan dapat

23 6 memperbaiki proses pembelajaran sehingga aktivitas dan prestasi belajar siswa meningkat. Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Meningkatkan Aktivitas dan Prestasi Belajar Siswa dalam Pembelajaran Bangun Ruang Sisi Datar Melalui Implementasi CTL Dengan Bantuan Alat Peraga pada Siswa Kelas VA SD Negeri 10 Kesiman Tahun Pelajaran 2013 / B. Fokus Penelitian Berdasarkan latar belakang masalah, yang menjadi fokus penelitian ini adalah meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran bangun ruang sisi datar melalui implementasi CTL dengan bantuan alat peraga pada siswa kelas VA SD Negeri 10 Kesiman tahun pelajaran 2013 / C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Bagaimanakah peningkatan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran bangun ruang sisi datar melalui implementasi CTL dengan bantuan alat peraga pada siswa kelas VA SD Negeri 10 Kesiman tahun pelajaran 2013 / Seberapabesar peningkatan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran bangun ruang sisi datar melalui implementasi CTL dengan bantuan alat peraga pada siswa kelas VA SD Negeri 10 Kesiman tahun pelajaran 2013 / 2014.

24 7 D. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang dikemukakan di atas, maka tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran bangun ruang sisi datar melalui implementasi CTL dengan bantuan alat peraga pada siswa kelas VA SD Negeri 10 Kesiman tahun pelajaran 2013 / Meningkat prestasi belajar siswa dalam pembelajaran bangun ruang sisi datar melalui implementasi CTL dengan bantuan alat peraga pada siswa kelas VA SD Negeri 10 Kesiman tahun pelajaran 2013 / 2014 E. Manfaat Penelitian Apabila terjadi peningkatan aktivitas dan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran bangun ruang sisi datar melalui implementasi CTL dengan bantuan alat peraga, maka manfaat yang dapat diperoleh dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Bagi Siswa Bagi siswa yang menjadi subjek penelitian akan mendapatkan pengalaman baru dalam belajar melalui penerapan CTL karena dalam proses pembelajaran siswa lebih mudah memahami materi yang diajarkan karena dihubungkan dengan benda-benda nyata dan konkret yang ada disekitarnya sehingga mampu mengubah sikap siswa yang awalnya pasif menjadi aktif sehingga prestasi belajar siswa meningkat. 2. Bagi Guru

25 8 Bagi guru, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai tambahan pengetahuan dalam upaya menciptakan situasi kelas yang lebih aktif dan kreatif guna meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa melalui penerapan pembelajaran kontekstual. 3. Bagi Sekolah Dengan implentasi CTL dapat dijadikan acuan dan sumbangan informasi dalam mengembangkan metode pembelajaran untuk meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa sehingga dapat meningkatkan mutu pembelajaran di sekolah sesuai dengan tujuan pendidikan. F. Penjelasan Istilah Untuk menghindari terjadinya salah pengertian yang timbul terhadap istilah yang dipergunakan dalam judul penelitian ini, maka perlu dijelaskan beberapa istilah sebagai berikut. 1. Meningkatkan Meningkatkan mempunyai makna menjadi lebih baik (Daryanto, 1997:403). Menurut Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga (2005: 1060) meningkatkan adalah menaikkan, mempertinggi, memperhebat hal atau sesuatu. Jadi sesuai dengan uraian di atas, yang dimaksud dengan meningkatkan adalah segala cara yang digunakan untuk memperbaiki, menaikkan, mempertinggi, memperhebat hal atau sesuatu menjadi lebih baik. 2. Aktivitas Belajar

26 9 Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga (2005:23) menyatakan bahwa aktivitas artinya keaktifan; kegiatan; kesibukan. Menurut Rousseau (dalam Sardiman, 2006:96) aktivitas adalah segala kegiatan yang dilaksanakan yang berupa pengamatan sendiri, pengalaman sendiri, penyelidikan sendiri, dengan bekerja sendiri dan fasilitas yang diciptakan sendiri baik secara rohani maupun teknis. Jadi aktivitas adalah keaktifan dari suatu kegiatan baik secara jasmani maupun rohani. Belajar adalah suatu rangkaian kegiatan jiwa raga untuk menuju ke perkembangan pribadi manusia seutuhnya. (Sardiman, 2006:21). Menurut Dimyati dan Mudjiono (2009:295) belajar adalah kegiatan individu memperoleh pengetahuan, perilaku dan keterampilan dengan cara mengolah bahan belajar. Jadi yang dimaksud dengan belajar adalah kegiatan individu untuk memperoleh pengetahuan dan perubahan prilaku serta keterampilan sebagai akibat dari proses mengolah bahan pelajaran untuk menuju ke perkembangan pribadi manusia seutuhnya Jadi yang dimaksud dengan aktivitas belajar adalah keaktifan dari suatu kegiatan yang yang dilaksanakan baik secara jasmani maupun rohani untuk mengubah prilaku individu sebagai akibat dari proses mengolah bahan pelajaran untuk menuju ke perkembangan pribadi manusia seutuhnya. 3. Prestasi Belajar Menurut Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga (2005:895) prestasi adalah hasil pelajaran yang diperoleh dari kegiatan belajar di

27 10 sekolah yang bersifat kognitif dan biasanya ditentukan melalui pengukuran dan penilaian yang diberikan oleh guru. Hal senada juga disampaikan oleh Wardani, dkk. (dalam Suerni, 2007:9) yakni prestasi adalah suatu kemampuan seseorang yang didapat setelah ia melakukan suatu kegiatan. Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut, maka prestasi adalah hasil yang telah dicapai individu setelah ia melakukan suatu kegiatan belajar di sekolah yang bersifat kognitif dan biasanya ditentukan melalui pengukuran dan penilaian yang diberikan oleh guru. Menurut Slameto (1995:2) belajar adalah suatu tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Belajar menurut Depdiknas (2002:26) adalah usaha memperoleh kepandaian atau ilmu, perubahan tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman. Jadi dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu tingkah laku yang baru secara keseluruhan dalam usaha memperoleh kepandaian atau ilmu, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar berarti hasil yang telah dicapai individu setelah ia melakukan suatu kegiatan dalam usaha memperoleh kepandaian atau ilmu yang bersifat kognitif dan biasanya ditentukan melalui pengukuran dan penilaian yang diberikan oleh guru. 4. Implementasi Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga (2005:427) menyatakan bahwa implementasi adalah penerapan, pelaksanaan. Menurut Mulyasa (dalam Adnyani, 2013:11) Implementasi adalah suatu proses penerapan

28 11 ide, konsep, kebijakan, atau inovasi dalam suatu tindakan praktis sehingga memberikan dampak baik berupa perubahan pengetahuan keterampilan, maupun nilai, dan sikap. Jadi yang dimaksud dengan implementasi adalah suatu proses pelaksanaaan atau penerapan ide, konsep, kebijakan, atau inovasi dalam suatu tindakan praktis sehingga memberikan dampak baik berupa perubahan pengetahuan keterampilan, maupun nilai, dan sikap. 5. Contextual Teaching and Learning (CTL) Depdiknas (dalam Taniredja, dkk., 2011:49) menyatakan bahwa Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah konsep belajar yang membantu guru mengkaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata peserta didik dan mendorong peserta didik membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari. Sementara itu Johnson (2002:14) menyatakan bahwa: CTL adalah sistem belajar yang didasarkan pada filosofi bahwa siswa mampu menyerap pelajaran apabila mereka menangkap makna dalam materi akademis yang mereka terima, dan mereka menangkap makna dalam soal-soal sekolah sehingga mereka bisa mengkaitkan informasi baru dengan pengetahuan dan pengalaman yang sudah mereka miliki sebelumnya. Senada dengan pendapat-pendapat diatas, Riyanto (2009:159) menyatakan bahwa Contextual Teaching and Learning (CTL) merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat.

29 12 Dari pemaparan di atas, maka yang dimaksud dengan CTL adalah konsep belajar yang membantu guru mengkaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata dimana lebih banyak memberikan kesempatan siswa untuk menemukan dan mencoba sendiri pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. 6. Alat Peraga Menurut Hamalik (2007:51) Alat peraga atau disebut juga alat bantu belajar merupakan alat/ media yang dapat digunakan untuk membantu siswa belajar, sehingga kegiatan belajar menjadi lebih efektif dan efisien. Depdikbud (dalam Wahyuni, 2011:10) mengartikan istilah alat peraga sebagai alat bantu untuk mendidik atau mengajar agar apa yang diajarkan mudah dimengerti anak didik. Jadi yang dimaksud dengan alat peraga adalah alat/media yang dapat digunakan untuk mendidik atau mengajar agar apa yang diajarkan mudah dimengerti siswa, sehingga kegiatan belajar menjadi lebih efektif dan efisien. 7. Pembelajaran Bangun Ruang Sisi Datar Menurut Hamalik (2007:57). Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran. Pembelajaran atau pengajaran menurut Degeng (dalam Uno, 2008:2) adalah upaya untuk membelajarkan siswa. Jadi pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi untuk membelajarkan siswa

30 13 Menurut Suwaji (dalam Mery, 2012:21) bangun ruang dalam konteks geometri dimensi tiga (geometri ruang) adalah himpunan semua titik, garis dan bidang dalam ruang berdimensi tiga yang terletak dalam bagian tertutup beserta seluruh permukaan yang membatasinya merupakan rangkaian dari beberapa bangun datar. Menurut Tim Penyusun LKS RAMA (2014:27) Sisi datar merupakan suatu bidang yang membatasi bangun ruang yang permukaannya datar atau rata. Jadi yang dimaksud dengan bagun ruang adalah himpunan semua titik, garis dan bidang dalam ruang berdimensi tiga yang terletak dalam bagian tertutup beserta seluruh permukaan yang membatasinya merupakan bidang yang datar atau rata. Jadi yang dimaksud dengan pembelajaran bangun ruang sisi datar adalah suatu upaya atau kegiatan yang dirancang untuk membelajarkan siswa mempelajari bangun tiga dimensi yang terdiri dari himpunan semua titik, garis dan bidang dalam ruang berdimensi tiga yang terletak dalam bagian tertutup beserta seluruh permukaan yang membatasinya merupakan bidang yang datar atau rata.

31 BAB II LANDASAN TEORI A. Hakikat Matematika Hakikat adalah mencari kebenaran yang sebenar-benarnya. Pada hakikatnya matematika bersifat abstrak, artinya matematika tersebut merupakan materi imajinasi (tidak nyata). Sehingga dituntut siswa supaya berfikir kritis dan memiliki daya khayal atau imajinasi yang tinggi untuk memecahkan persoalan dalam matematika. Selain itu juga harus menguasai konsep materi yang dipelajari serta ketelitian untuk menyelesaikan soal matematika. Banyak ahli yang mengemukakan pengertian matematika baik secara umum maupun khusus. Johnson dan Rising (dalam Winataputra, 1992:120) dalam bukunya mengatakan bahwa matematika adalah pola berpikir, pola mengorganisasikan, pembuktian yang logis, bahasa yang menggunakan istilah yang cermat, jelas dan akurat yang berupa bahasa simbol mengenai ide-ide. Hal senada juga disampaikan oleh Ruseffendi (1992:54) bahwa matematika terbentuk sebagai hasil pemikiran manusia yang berhubungan dengan ide, proses, dan penalaran. Pada tahap awal matematika terbentuk dari pengalaman manusia dalam dunianya secara empiris, kemudian pengalaman tersebut diproses di dalam dunia rasio, diolah secara analisis, sintesis dan penalaran didalam struktur kognitif sehingga memperoleh suatu kesimpulan tentang konsep-konsep matematika. Winataputra, dkk. (1992:122) menyatakan bahwa: 14

32 15 Perlu diketahui bahwa baik isi maupun metode mencari kebenaran dalam matematika berbeda dengan ilmu pengetahuan alam apalagi dengan ilmu pengetahuan umumnya. Metode mencari kebenaran yang dipakai oleh matematika adalah metode deduktif, sedangkan oleh ilmu pengetahuan alam adalah metode induktif atau eksperimen. Namun dalam matematika mencari kebenaran itu bisa dimulai dengan cara induktif, tetapi seterusnya generalisasi yang benar untuk semua keadaan harus bisa dibuktikan secara deduktif. Dalam matematika, suatu generalisasi, sifat, teori atau dalil itu belum dapat diterima kebenarannya sebelum dapat dibuktikan secara deduktif. Hal ini dimaksudkan bukan berarti ilmu lain diperoleh tidak melalui penalaran, akan tetapi dalam matematika lebih menekankan aktivitas dalam dunia rasio (penalaran), sedangkan dalam ilmu lain lebih menekankan hasil observasi atau eksperimen disamping penalaran. Belajar mengajar matematika dalam prosesnya haruslah memperhatikan perkembangan kognitif dari anak didik. Sesuai dengan yang dikemukakan oleh Piaget bahwa pada siswa Sekolah Dasar masih berada pada tahap operasi konkret, pekerjaan-pekerjaan logis dapat dilakukan dengan bantuan benda-benda konkret. Berdasarkan pendapat tersebut siswa Sekolah Dasar akan lebih tertarik dan dapat bersifat positif terhadap pengajaran matematika. Zoltan P. Dienes (dalam Ruseffendi, 1992:56) mengemukakan bahwa tiap-tiap konsep atau prinsip dalam matematika dapat dipahami dengan baik jika disajikan dalam bentuk konkret. Pada tahap operasional konkret ini ditandai oleh terjadinya cara berpikir logis yang dikaitkan dengan objek-objek nyata. Jadi pada hakikatnya matematika adalah ilmu pengetahuan bersifat abstrak yang merupakan pola berpikir yang berhubungan dengan ide-ide (gagasangagasan), proses, dan hubungan yang diatur secara logika, serta ketajaman

33 16 penalaran yang dapat memberi penjelasan yang akurat dan menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Hakikat inilah yang akan dituangkan dalam kegiatan belajar mengajar sebagai suatu indikator yang akan dijadikan tolok ukur pencapaian tujuan dengan menggunakan metode, sarana dan prasarana yang ada untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. B. Teori Konstruktivisme 1. Pengertian Konstruktivisme Konstruktivisme merupakan suatu aliran yang berupaya membangun tata susunan hidup kebudayaan yang bercorak medern. Konstruktivisme membina suatu konsensus yang paling luas dan mengenai tujuan pokok dan tertingi dalam kehidupan umat manusia (Jalaludin dalam Riyanto, 2009:143). Suparno (dalam Sardiman, 2006:38) menguraikan lima prinsip dalam teori belajar konstruktivisme, diantaranya sebagai berikut. (1) Belajar berarti mencari makna, makna yang diciptakan oleh siswa dari apa yang mereka lihat, dengar, rasakan dan alami. (2) Konstruksi makna adalah proses yang terus menerus. (3) belajar bukanlah kegiatan mengumpulkan fakta, tetapi merupakan pengembangan pemikiran dengan membuat pengertian yang baru. Belajar bukanlah hasil perkembangan, tetapi perkembangan itu sendiri. (4) Hasil belajar dipengaruhi oleh pengalaman subjek belajar dengan dunia fisik dan lingkungannya. (5) Hasil belajar seseorang tergantung pada apa yang telah diketahui, si subjek belajar, tujuan, motivasi yang mempengaruhi proses interaksi dengan bahan yang sedang dipelajari. Konstruktivisme menekankan bahwa pengetahuan kita adalah konstruksi atau bentukan kita sendiri jadi bukanlah suatu tiruan dari kenyataan melainkan gambaran suatu realitas. Shapiro (dalam Suparno, 1997:28) mengatakan bahwa

34 17 Pengetahuan adalah kerangka untuk mengerti bagaimana seseorang mengorganisasikan pengalaman dan apa yang mereka percayai sebagai realitas. Manusia mengkonstruksi pengetahuan mereka melalui interaksi mereka dengan objek, fenomena, pengalaman, dan lingkungan mereka. Suatu pengetahuan dianggap benar apabila pengetahuan itu dapat berguna untuk menghadapi dan memecahkan persoalan atau fenomena yang sesuai. Bagi konstruktivisme, pengetahuan tidak dapat ditransfer begitu saja dari seseorang kepada orang lain, tetapi diinterpretasikan sendiri oleh masing-masing orang. Pengetahuan bukan sesuatu yang sudah jadi melainkan suatu proses yang berkembang terus menerus. Dalam proses itu keaktifan seseorang yang ingin tahu sangat berperan dalam perkembangan pengetahuannya. 2. Konstruktivisme Piaget Piaget adalah psikolog pertama yang menggunakan filsafat konstruktivisme dalam proses belajar. Menurut Piaget (dalam Wardhana, 2010:14) bahwa pada dasarnya setiap individu sejak kecil sudah memiliki kemampuan untuk mengkonstruksi pengetahuannya sendiri. Pengetahuan yang dikonstruksi oleh anak sebagai subjek akan menjadi pengetahuan yang bermakna. Sementara itu, pengetahuan yang hanya diperoleh melalui proses pemberitahuan tidak akan menjadi pengetahuan yang bermakna. Pengetahuan tersebut hanya untuk diingat, tetapi setelah itu akan dilupakan. Sardiman (2006:37) menyebutkan belajar merupakan proses mengasimilasikan dan menghubungkan pengalaman atau bahan yang dipelajarinya dengan pengertian yang sudah dimiliki, sehingga pengertiannya menjadi berkembang.

35 18 Adapun beberapa istilah dari Piaget (dalam Suparno, 1997:30) yang perlu dipahami untuk menjelaskan proses perkembangan seseorang dalam mencapai pengertian, adalah sebagai berikut. a. Skema dan Skemata Skema adalah suatu struktur mental atau kognitif yang dengannya seseorang secara intelektual beradaptasi dan mengkoordinasi lingkungan sekitarnya. Skemata adalah hasil kesimpulan atau bentukan mental, konstruksi hipotesis, seperti intelek, kreativitas, kemampuan, dan naluri. b. Asimilasi Asimilasi adalah proses kognitif yang dengannya seseorang mengintegrasikan persepsi, konsep, ataupun pengalaman baru, ke dalam skema atau pola yang sudah ada di dalam pikirannya. Asimilasi dapat dipandang sebagai suatu proses kognitif yang menempatkan dan mengklasifikasikan kejadian atau rangsangan yang baru dalam skema yang telah ada dan mengklasifikasikan kejadian atau rangsangan yang baru dalam skema yang telah ada. c. Akomodasi Apabila dalam menghadapi rangsangan atau pengalaman yang baru, seseorang tidak dapat mengasimilasikan pengalaman yang baru itu dengan skema yang telah dimiliki, maka seseorang akan membentuk skema baru yang dapat cocok dengan rangsangan yang baru tersebut atau memodifikasi skema yang ada sehingga cocok dengan rangsangan itu. d. Equilibrium Dalam perkembangan intelek seseorang terdapat proses equilibrium, yakni pengaturan diri secara mekanis untuk mengatur keseimbangan proses asimilasi dan

36 19 akomodasi. Disequilibrium adalah keadaan tidak seimbang antara asimilasi dengan akomodasi. Equilibrium membuat seseorang dapat menyatukan pengalaman luar dengan struktur dalamnya (skemata). Bila terjadi ketidakseimbangan, maka seseorang dipacu untuk mencari keseimbangan dengan jalan asimilasi atau akomodasi. e. Teori Adaptasi Intelek Menurut Piaget, mengerti adalah suatu proses adaptasi intelektual yang dengannya pengalaman-pengalaman dan ide-ide baru diinteraksikan dengan apa yang sudah diketahui oleh seseorang yang sedang belajar untuk membentuk struktur pengertian yang baru, baik dengan proses asimilasi maupun akomodasi. Piaget juga berpendapat bahwa pengetahuan dibentuk siswa melalui pengalamannya sendiri setelah berinteraksi dengan lingkungan, pengetahuan datang dari tindakan, serta perkembangan kognitif sebagian besar bergantung pada seberapa jauh anak aktif dalam berinteraksi dengan lingkugannya. Dalam hal ini guru hanya berperan sebagai fasilitator dan bukan sebagai pemberi materi. 3. Konstruktivisme Vygotsky Menurut Vygotsky (dalam Wahyuni, 2011:16) perkembangan kognitif adalah hasil interaksi sosial dalam konteks budaya dan pembelajaran merupakan hasil interaksi anak dengan orang dewasa atau guru melalui konsep intructional scaffolding. Scaffolding berarti memberikan kepada seseorang anak sejumlah besar bantuan selama tahap tahap awal pembelajaran dan kemudian mengurangi bantuan tersebut dan memberikan kesempatan kepada anak untuk mengambil alih tanggung jawab yang semakin besar, segera setelah ia mampu mengerjakan sendiri.

37 20 Bantuan yang diberikan guru dapat berupa petunjuk, peringatan, dorongan menguraikan masalah dalam bentuk lain yang memungkinkan siswa dapat mandiri. Selain itu Vygotsky menyatakan bahwa pembelajaran terjadi pada saat anak bekerja dalam zona perkembangan proksimal (zone of proximal development) yaitu daerah antartingkat perkembangan sesungguhnya yang didefinisikan sebagai kemampuan memecahkan masalah secara mandiri dan tingkat perkembangan potensial yang didefinisikan sebagai kemampuan memecahkan masalah di bawah bimbingan orang dewasa atau teman sebaya yang lebih mampu (Rosalin, 2008:12). Pada awal pembelajaran guru memberikan sejumlah bantuan kepada siswa, selanjutnya secara bertahap bantuan tersebut dikurangi dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengemukakan pendapatnya sendiri sehingga pada akhirnya dapat menyelesaikan masalah secara mandiri. Dari penjelasan di atas jelaslah bahwa perkembangan kognitif dan potensial menekankan pada siswa yang membentuk atau membangun sendiri pengetahuannya, bertanggung jawab atas hasil belajarnya, dan membuat penalaran atas apa yang dipelajarinya baik secara individu maupun secara kelompok. Menurut prinsip konstruktivisme, seorang pengajar atau guru berperan sebagai mediator dan fasilitator yang membantu agar proses belajar siswa berjalan dengan baik. Suparno (1997:66) menyatakan fungsi mediator dan fasilitator dijabarkan dalam beberapa tugas yaitu: (1) menyediakan pengalaman belajar yang memungkinkan siswa bertanggung jawab dalam membuat rancangan, proses, dan penelitian; (2) menyediakan atau memberikan kegiatan-kegiatan yang merangsang keingintahuan siswa dan membantu mereka untuk mengekspresikan gagasangagasannya dan mengkomunikasikan ide ilmiah mereka; dan (3) memonitor,

38 21 mengevaluasi dan menunjukkan apakah siswa mampu menggunakan pikirannya dalam belajar atau menghadapi persoalan baru yang berkaitan dan memmbantu siswa mengevaluasi hipotesis dan kesimpulan. Dalam proses belajar siswa harus aktif mencari informasi dengan membentuk pengetahuannya dan guru membantu agar pencarian itu berjalan dengan baik. Dalam hal ini antara guru dan siswa samasama membangun pengetahuan dan dapat saling mengisi antara guru dan siswa sehingga hubungan antara guru dan siswa dapat dijadikan mitra dalam membangun pengetahuan. C. Contextual Teaching and Learning (CTL) 1. Hakikat Pembelajaran Kontekstual Untuk memperkuat dimilikinya pengalaman belajar yang aplikatif bagi siswa, tentu saja diperlukan pembelajaran yang lebih banyak memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan, mencoba, dan mengalami sendiri (learning to do), sehingga lebih ditekankan pada upaya memfasilitasi siswa untuk mencari kemampuan untuk bisa hidup (life skill) dari apa yang dipelajarinya. Dengan demikian, pembelajaran lebih bermakna senantiasa bersentuhan dengan situasi di kehidupan yang terjadi di lingkungannya. Johnson (dalam Rusman, 2010:189) menguraikan makna pembelajaran CTL sebagai berikut. contextual teaching and learning anables students to connect the content of academic subject with the immediate context of their daily lives to discover meaning. It enlarges their personal context furthermore, by providing students with fresh experience that stimulate the brain to make new connetion and consecuently, to discover new meaning.

39 22 (CTL memungkinkan siswa menghubungkan isi mata pelajaran akademik dengan konteks kehidupan sehari hari untuk menemukan makna. CTL memperluas konteks pribadi siswa lebih lanjut melalui pemberian pengalaman segar yang akan merangsang otak guna menjalin hubungan baru untuk menemukan makna yang baru) Menurut Depdiknas (2005:18) enam elemen kunci dalam pembelajaran kontekstual yaitu: (1) belajar bermakna; (2) aplikasi pengetahuan; (3) berpikir tingkat tinggi; (4) kurikulum yang berkaitan dengan standar; (5) respon terhadap budaya; dan (6) penilaian otentik. Penjelasan lebih rinci dapat dilihat berikut ini. a. Belajar Bermakna Pemahaman, relevansi pribadi dan penilaian seorang pembelajar yang melekat pada isi yang dipelajari. Belajar dirasakan sebagai suatu kebutuhan yang sesuai dengan kehidupan. b. Aplikasi Pengetahuan Kemampuan untuk mengetahui bagaimana sesuatu yang telah dipelajari itu dapat diteruskan pada situasi dan fungsi lain di masa depan. c. Berpikir Tingkat Tinggi Pembelajar diminta untuk berpikir kritis dan kreatif dalam pengumpulan data, pemahaman terhadap isu-isu atau memecahkan masalah. d. Kurikulum yang Berkaitan dengan Standar Isi pengajaran berkaitan dengan suatu keluasan atau jangkauan bermacam standar lokal, wilayah bagian, nasional, dan/atau perusahaan atau industri. e. Respon Terhadap Budaya Pendidikan harus memahami dan menghargai nilai-nilai, kepercayaan dan adat istiadat siswa, sesama guru dan masyarakat sekitar. Berbagai macam budaya

40 23 individu maupun kelompok mempengaruhi belajar. Budaya-budaya dan hubungan antar budaya mempengaruhi bagaimana seorang guru mengajarkannya. f. Penilaian Otentik Penggunaan berbagai strategi penilaian yang menunjukkan hasil nyata dari pembelajar secara valid sangat diharapkan. Penilaian tersebut meliputi kegiatankegiatan dan proyek-proyek siswa yang menggunakan fortopolio, rubrik, ceklist, dan petunjuk observasi. Penilaian tersebut hendaknya melibatkan peserta didik menjadi peserta yang aktif dalam penilaian belajarnya sendiri dan menggunakan setiap penilaian tersebut untuk meningkatkan kemampuan menulisnya. 2. Definisi CTL Depdiknas (dalam Taniredja, dkk., 2011:49) menyatakan bahwa Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah konsep belajar yang membantu guru mengkaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata peserta didik dan mendorong peserta didik membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari. Sementara itu Johnson (2002:14) menyatakan bahwa CTL adalah sistem belajar yang didasarkan pada filosofi bahwa siswa mampu menyerap pelajaran apabila mereka menangkap makna dalam materi akademis yang mereka terima, dan mereka menangkap makna dalam soal-soal sekolah sehingga mereka bisa mengkaitkan informasi baru dengan pengetahuan dan pengalaman yang sudah mereka miliki sebelumnya. Senada dengan itu, Riyanto (2009:159) menyatakan bahwa Pendekatan kontekstual ( Contextual Teaching and Learning (CTL))

41 24 merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Dari pemaparan di atas, maka yang dimaksud dengan CTL adalah konsep belajar yang membantu guru mengkaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata dimana lebih banyak memberikan kesempatan siswa untuk menemukan dan mencoba sendiri pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. 3. Strategi Pengajaran yang Berasosiasi dengan CTL Strategi-strategi pengajaran yang berasosiasi dengan CTL adalah (a) pembelajaran otentik adalah pengajaran yang menghargai siswanya belajar dalam konteks bermakna; (b) pembelajaran berdasarkan inkuiri adalah strategi pengajaran yang mencontoh pada metode ilmiah dan memberikan kesempatan untuk belajar bermakna; (c) pembelajaran berdasarkan masalah merupakan pendekatan pengajaran dengan memunculkan problem yang dihadapi bersama, siswa ditantang berpikir kritis untuk memecahkannya karena masalah seperti ini membawa makna personal dan sosial bagi siswa; (d) pembelajaran jasa (servise learning) adalah merupakan pengajaran yang mengkombinasikan pelayanan masyarakat dengan pelajaran sekolah yang didasarkan pada kesepakatan untuk merefleksikan/menyatakan tentang pelayanan itu, dan menekankan pada hubungan pengalaman pelayanan dan pembelajaran akademik; dan (e) pembelajaran

42 25 berdasarkan kerja adalah pendekatan pengajaran dimana siswa menggunakan konteks tempat kerja untuk belajar materi sekolah dan bagaimana materi tersebut digunakan di tempat kerja itu. (Depdiknas, 2005:23) Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa strategi pengajaran yang berasosiasi dengan CTL lebih menekankan pada pembelajaran otentik, inkuiri, pembelajaran jasa, pembelajaran berdasarkan kerja, dan pembelajaran berdasarkan masalah yang mengunakan masalah-masalah dunia nyata atau kontekstual sebagai acuan bagi siswa untuk belajar berpikir logis dan terampil memecahkan masalah. 4. Prinsip-Prinsip Pembelajaran Kontekstual (CTL) CTL, sebagai suatu model, dalam implementasinya tentu saja memerlukan perencanaan pembelajaran yang mencerminkan konsep dan prinsip CTL. Setiap model pembelajaran, disamping memiliki unsur kesamaan, juga ada beberapa perbedaan tertentu yang disesuaikan dengan model yang akan diterapkan. Menurut Rusman (2010: ) secara umum Contextual Teaching and Learning (CTL) dapat dilakukan dengan menerapkan tujuh prinsip CTL sebagai berikut. a. Konstruktivisme (Constructivism) Konstruktivisme merupakan landasan berpikir pendekatan kontekstual, yaitu pengetahuan dibangun oleh siswa itu sendiri dengan membentuk skhema, kategori konsep dan struktur pengetahuan. Jadi pembelajaran harus dikemas menjadi proses mengkonstruksi bukan menerima pengetahuan. Oleh karena itu, tugas guru adalah memfasilitasi kegiatan pembelajaran dengan cara (1) menjadikan pengetahuan bermakna dan relevan bagi siswa, (2) memberi kesempatan kepada siswa untuk

43 26 menemukan dan menerapkan idenya sendiri, dan (3) menyadarkan siswa agar menerapkan strategi mereka sendiri dalam belajar. b. Menemukan (Inquiry) Menemukan merupakan bagian inti dari pembelajaran berbasis pendekatan kontekstual. Pengetahuan bukan merupakan hasil mengingat seperangkat fakta fakta, tetapi merupakan hasil dari menemukan sendiri melalui siklus observasi (observation), bertanya (questioning), mengajukan dugaan (hypothesis), pengumpulan data (data gathering), dan penyimpulan (conclusion). Langkah langkah kegiatan menemukan meliputi (1) merumuskan masalah, (2) mengamati atau melakukan observasi, (3) menganalisis dan menyajikan hasil dalam bentuk tulisan, gambar, laporan, bagan, tabel, atau karya lainnya, dan (4) mengkomunikasikan atau menyajikan hasil karya kepada pembaca, teman sekelas, guru atau audien lain. c. Bertanya (Questioning) Bertanya dalam kegiatan pembelajaran dipandang sebagai kegiatan guru untuk mendorong, membimbing, dan menilai kemampuan berpikir siswa. Selain itu, bertanya juga merupakan kegiatan penting bagi siswa dalam pembelajaran yang berbasis inquiry, yaitu untuk menggali informasi, menginformasikan apa yang sudah diketahui, dan mengarahkan perhatian pada aspek yang belum diketahui. Dalam kegiatan pembelajaran bertanya berfungsi untuk (1) menggali informasi, (2) mengecek pemahaman siswa, (3) membangkitkan respon siswa, (4) mengetahui sejauh mana keingintahuan siswa; 5) mengetahui hal-hal yang sudah diketahui oleh siswa, (6) memfokuskan perhatian siswa pada sesuatu yang dikehendaki guru, (7)

44 27 membangkitkan lebih banyak lagi pertanyaan dari siswa, (8) menyegarkan kembali pengetahuan yang telah dimiliki siswa. d. Masyarakat Belajar (Learning Community) Masyarakat belajar adalah membiasakan siswa untuk melakukan kerja sama dan memanfaatkan sumber belajar dari teman-teman belajarnya. Learning community mengatakan bahwa hasil belajar yang diperoleh dari kerja sama dengan orang lain melalui berbagai pengalaman. e. Pemodelan (Modelling) Pemodelan yang dimaksud adalah adanya model yang dapat ditiru dan diamati oleh siswa. Dalam pendekatan kontekstual, guru bukanlah satu-satunya model. Guru dapat melibatkan siswa untuk menjadi model berdasarkan pengalaman yang dimilikinya. f. Refleksi (Reflection) Refleksi adalah cara berpikir tentang apa yang baru terjadi atau baru saja dipelajari atau berpikir kebelakang tentang apa-apa yang sudah dilakukan di masa lalu. Siswa mengendapkan apa yang baru dipelajarinya sebagai struktur pengetahuan yang baru yang merupakan pengayaan atau revisi dari pengetahuan yang sebelumnya. Realisasi dari kegiatan refleksi berupa (1) pernyataan langsung tentang apa saja yang diperoleh pada hari itu, (2) catatan atau jurnal di buku siswa, (3) kesan an saran siswa mengenai kegiatan pembelajaran pada hari itu, (4) diskusi dan (5) hasil karya. g. Penilaian Sebenarnya (Authentic Assessment) Komponen terakhir dalam pembelajaran kontekstual adalah penilaian. Penilaian adalah proses pengumpulan berbagai data dan informasi yang bisa

45 28 memberikan gambaran atau petunjuk terhadap pengalaman belajar. Sehingga akan semakin akurat pemahaman guru terhadap proses dan hasil pengalaman belajar setiap siswa. Penerapan CTL dalam strategi pembelajaran adalah melibatkan siswa secara aktif, siswa dibagi menjadi kelompok-kelompok; memandang bahwa belajar bukan menghapal, bukan sebagai tempat memperoleh informasi; materi pelajaran ditemukan oleh siswa sendiri, bukan hasil dari pemberian orang lain; dan penilaian dilaksanakan selama dan sesudah proses pembelajaran. Seorang guru dikatakan menerapkan pembelajaran kontekstual dalam proses belajar mengajarnya apabila guru tersebut telah menerapkan ke 7 (tujuh) komponen di atas yakni: konstruktivisme (constructivism), menemukan (inquiry), bertanya (questioning), masyarakat belajar (learning community), pemodelan (modelling), refleksi (reflection), dan penilaian otentik (authentic assessment). 5. Langkah-langkah Pembelajaran Kontekstual (CTL) Secara umum suatu kelas dikatakan menggunakan pembelajaran kontekstual jika menerapkan tujuh prinsip CTL yaitu: konstruktivisme, inkuiri, bertanya, masyarakat belajar, pemodelan,refleksi, dan penilaian otentik. Adapun kegiatan guru secara riil sesuai dengan penerapan ketujuh komponen CTL di atas adalah: (a) pada kegiatan awal guru melakukan absensi, memberikan apersepsi mengenai materi yang dibahas, (b) pada kegiatan inti, dengan penerapan CTL yaitu: guru mendampingi siswa mengkonstruksi pengetahuan mereka melalui interaksi mereka dengan objek, fenomena, pengalaman, dan lingkungan mereka; guru memberikan stimulus agar siswa

46 29 mengungkapkan apa yang ada dalam pikiran siswa; guru menyuruh siswa menganalisis hasil observasi dalam tulisan, gambar, laporan, bagan, tabel, dan karya lainnya; guru menyuruh siswa menyajikan hasil observasinya pada teman sekelas; guru membimbing siswa jika ada yang melakukan kesalahan dan terus memotivasi siswa untuk memperbaiki kesalahannya; guru menggali pemahaman siswa dengan cara mengadakan tanya jawab untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa mengenai materi yang dibahas; guru mendorong siswa untuk lebih banyak bertanya; guru membagi siswa ke dalam kelompok belajar yang heterogen; guru menjelaskan kegiatan siswa yaitu secara berkelompok siswa melakukan eksplorasi tentang masalah-masalah sesuai dengan materi yang dibahas yang nantinya didiskusikan pemecahannya; guru membagikan LKS kepada masing-masing kelompok dan model sebagai contoh pembelajaran. Setelah cukup waktu, guru meminta masing-masing perwakilan untuk menyampaikan hasil diskusinya dengan memperagakan kembali model di depan kelas; guru menyuruh siswa menanyakan kembali tentang materi yang belum dimengerti; guru bersama siswa menyimpulkan materi; guru memberikan penilaian terhadap hasil presentasi yang telah dilakukan oleh perwakilan masing-masing kelompok; guru memberikan PR mengenai materi yang telah dibahas; guru menyimpulkan materi yang telah dibahas dan menutup pelajaran. D. Aktivitas dan Prestasi Belajar Siswa 1. Aktivitas Belajar a. Pengertian Aktivitas Belajar

47 30 Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga (2005:23) menyatakan bahwa aktivitas artinya keaktifan; kegiatan; kesibukan. Menurut Rousseau (dalam Sardiman, 2006:96) aktivitas adalah segala kegiatan yang dilaksanakan yang berupa pengamatan sendiri, pengalaman sendiri, penyelidikan sendiri, dengan bekerja sendiri dan fasilitas yang diciptakan sendiri baik secara rohani maupun teknis. Jadi aktivitas adalah keaktifan dari suatu kegiatan baik secara jasmani maupun rohani. Belajar adalah suatu rangkaian kegiatan jiwa raga untuk menuju ke perkembangan pribadi manusia seutuhnya. (Sardiman, 2006:21). Menurut Dimyati dan Mudjiono (2009:295) belajar adalah kegiatan individu memperoleh pengetahuan, perilaku dan keterampilan dengan cara mengolah bahan belajar. Jadi yang dimaksud dengan belajar adalah kegiatan individu untuk memperoleh pengetahuan dan perubahan prilaku serta keterampilan sebagai akibat dari proses mengolah bahan pelajaran untuk menuju ke perkembangan pribadi manusia seutuhnya Jadi yang dimaksud dengan aktivitas belajar adalah keaktifan dari suatu kegiatan yang yang dilaksanakan baik secara jasmani maupun rohani untuk mengubah prilaku individu sebagai akibat dari proses mengolah bahan pelajaran untuk menuju ke perkembangan pribadi manusia seutuhnya. b. Jenis-Jenis Aktivitas Belajar Dierich (dalam Hamalik, 2001:172) membagi kegiatan belajar menjadi 8 kelompok, yaitu (1) kegiatan-kegiatan visual yaitu membaca, melihat gambargambar, mengamati eksperimen, demonstrasi, pameran, dan bermain; (2) kegiatan-

48 31 kegiatan lisan yaitu mengemukakan suatu fakta atau prinsip, menghubungkan suatu kejadian,mengajukan pertanyaan, memberi saran, mengemukakan pendapat, wawancara, diskusi, dan interupsi; (3) kegiatan-kegiatan mendengarkan yaitu mendengarkan penyajian bahan, mendengarkan percakapan atau dikusi kelompok, mendengarkan suatu permainan; (4) kegiatan-kegiatan menulis yaitu menulis cerita, menulis laporan, memeriksa karangan, membuat rangkuman, mengerjakan tes, dan mengisi angket; (5) kegiatan-kegiatan menggambar yaitu menggambar, membuat grafik, chart, diagram, peta, dan pola; (6) kegiatan-kegiatan metrik yaitu melakukan percobaan, memilih alat-alat, melaksanakan pameran, membuat model, menyelenggarakan permainan, dan menari; (7) kegiatan-kegiatan mental yaitu merenungkan, mengingat, memecahkan masalah, menganalisis, faktor-faktor, melihat, hubungan-hubungan, dan membuat keputusan; dan (8) kegiatan-kegiatan emosional yaitu minat, membedakan, berani, tenang, dan lain-lain. Kegiatankegiatan dalam kelompok ini terdapat dalam semua jenis kegiatan dan overlap satu sama lain. Berdasarkan klasifikasi di atas, aktivitas belajar di sekolah sangat bervariasi. Apabila berbagai macam aktivitas tersebut dapat diciptakan di sekolah maka sekolah akan menjadi dinamis, tidak membosankan bagi siswanya, dan sepenuhnya dapat dijadikan tempat sebagai pusat belajar yang baik bagi siswa. Dengan demikian, kreativitas guru untuk menciptakan aktivitas belajar yang bervariasi tersebut sangatlah dperlukan. c. Prinsip-Prinsip Aktivitas Belajar

49 32 Prinsip-prinsip aktivitas belajar dalam hal ini dilihat dari sudut pandang perkembangan konsep jiwa menurut ilmu jiwa. Maka sudah barang tentu yang menjadi fokus perhatian adalah komponen manusiawi yang melakukan aktivitas dalam belajar-mengajar, yakni siswa dan guru. Menurut Sardiman (2006:97-100) secara garis besar prinsip aktivitas belajar dari sudut pandangan ilmu jiwa adalah (1) menurut pandangan ilmu jiwa lama yaitu dalam proses belajar mengajar guru senantiasa mendominasi kegiatan, aktivitas siswa terutama terbatas pada mendengarkan, mencatat, menjawab apabila guru bertanya. Proses belajar mengajar seperti ini jelas tidak mendorong siswa untuk berpikir dan beraktivitas. Yang banyak beraktivitas adalah guru. Hal ini sudah barang tentu tidak sesuai dengan hakikat pribadi siswa sebagai subjek belajar; (2) menurut pandangan ilmu jiwa modern yaitu ilmu jiwa yang menerjemahkan jiwa manusia sebagai sesuatu yang dinamis, memiliki potensi dan energi sendiri. Oleh karena itu secara alami siswa akan lebih aktif, karena adanya motivasi dan bermacam-macam kebutuhan. Sehingga tugas pendidik atau guru adalah membimbing dan menyediakan kondisi agar siswa dapat mengembangkan bakat dan potensinya. Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa di zaman modern seperti sekarang ini, prinsip aktivitas menurut pandangan ilmu jiwa lama sudah tidak cocok diterapkan. Karena seiring perkembangan zaman, siswa-siswa sudah banyak yang berfikir kritis dan lebih aktif di dalam memecahkan suatu permasalahan dalam pendidikan sehingga guru hanya sebagai mediator dan fasilitator dalam proses belajar mengajar.

50 33 2. Prestasi Belajar a. Pengertian Prestasi Belajar Menurut Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga (2005:895) prestasi adalah hasil pelajaran yang diperoleh dari kegiatan belajar di sekolah yang bersifat kognitif dan biasanya ditentukan melalui pengukuran dan penilaian yang diberikan oleh guru. Hal senada juga disampaikan oleh Wardani, dkk. (dalam Suerni, 2007:9) yakni prestasi adalah suatu kemampuan seseorang yang didapat setelah ia melakukan suatu kegiatan. Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut, maka prestasi adalah hasil yang telah dicapai individu setelah ia melakukan suatu kegiatan belajar di sekolah yang bersifat kognitif dan biasanya ditentukan melalui pengukuran dan penilaian yang diberikan oleh guru. Menurut Slameto (1995:2) belajar adalah suatu tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Belajar menurut Depdiknas (2002:26) adalah usaha memperoleh kepandaian atau ilmu, perubahan tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman. Jadi dapat disimpulkan bahwa belajar adalah usaha memperoleh pengalaman baru yang mengakibatkan perubahan tingkah laku pada diri yang bersangkutan. Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar berarti hasil yang telah dicapai individu setelah ia melakukan suatu kegiatan dalam usaha memperoleh kepandaian atau ilmu yang bersifat kognitif dan biasanya ditentukan melalui pengukuran dan penilaian yang diberikan oleh guru.

51 34 b. Ciri-Ciri Prestasi Belajar Belajar pada hakikatnya merupakan usaha sadar yang dilakukan individu untuk memenuhi kebutuhannya. Setiap kegiatan belajar yang dilakukan siswa akan menghasilkan perubahan-perubahan dalam dirinya, yang oleh Bloom dan kawankawan dikelompokkan ke dalam kawasan kognitif, afektif dan psikomotor. Ciri-ciri perubahan perilaku sebagai prestasi belajar yang dikemukakan Makmun (dalam Yamin, 2009:190) adalah (1) berifat intensional, dalam arti pengalaman atau praktek latihan itu dengan sengaja dan disadari dilakukan bukan secara kebetulan. Dengan demikian perubahan karena kematangan, keletihan, atau penyakit tidak dapat dipandang sebagai hasil belajar atau prestasi belajar; (2) bersifat positif, dalam arti sesuai yang diharapkan (normatif), atau kriteria keberhasilan (criteria of success) baik dipandang dari segi siswa maupun guru; (3) bersifat efektif, dalam arti perubahan prestasi belajar itu relatif tetap, dan setiap saat diperlukan dapat direproduksikan dan dipergunakan seperti dalam ujian maupun dalam penyesuaian diri dalam kehidupan sehari-hari dalam rangka mempertahankan kelangsungan hidupnya. c. Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Siswa Untuk mencapai tujuan pembelajaran matematika tersebut faktor yang mempengaruhi proses belajar mengajar perlu dikelola dengan sebaik-baiknya. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi proses belajar mengajar yaitu siswa sebagai subjek belajar, guru sebagai pengajar dituntut adanya profil kualifikasi tertentu dalam hal pengetahuan, kemampuan, sikap dan tata penilaian (Sardiman, 2006:19).

52 35 Ruseffendi (dalam Suardana, 2007:14) mengemukakan bahwa faktorfaktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa dalam belajar ada dua, yaitu faktor dari dalam atau internal meliputi kecerdasan anak, kesiapan anak, bakat, kemampuan anak dan minat anak. Faktor dari luar atau eksternal meliputi model pembelajaran guru, pribadi dari guru mengajar, suasana belajar, kompetensi diri dan kondisi luar. Berdasarkan pendapat tersebut di atas, maka faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan belajar siswa sangat tergantung pada 2 faktor yaitu faktor yang berasal dari dalam diri siswa itu sendiri (internal) seperti kecerdasan, bakat dan minat anak, dan faktor yang berasal dari luar diri siswa itu sendiri (eksternal) seperti guru, sarana dan prasarana, kondisi lingkungan sosial dan lainlain. Keberhasilan belajar siswa sangat tergantung pada tingkat kecerdasan minat, serta bakat disamping tersedianya sarana dan prasarana, kondisi lingkungan sosial dan lain-lain. Selain itu keberhasilan belajar siswa akan sangat tergantung pada tingkat kecerdasan, minat, serta bakat di samping tersedianya sarana dan prasarana serta kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran. Faktor eksternal sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar, pengaturannya perlu dilakukan secara sistematis agar benarbenar mendukung proses belajar mengajar. Salah satunya adalah pemilihan strategi pembelajaran. Cara mengajar yang menggunakan metode yang bervariasi serta disertai oleh pengertian yang mendalam dari pihak guru baik itu mengenai materi pembelajaran, metode maupun yang lainnya akan meningkatkan kualitas

53 36 pembelajaran, sehingga memungkinkan untuk lebih meningkatkan efektivitas proses belajar mengajar dan prestasi belajar siswa. E. Alat Peraga 1. Pengertian Alat Peraga Alat peraga dalam pengajaran matematika di Sekolah Dasar sangat diperlukan karena dengan menggunakan alat peraga konsep-konsep matematika dapat diterangkan dengan lebih jelas. Menurut Hamalik (2007:51) Alat peraga atau disebut juga alat bantu belajar merupakan alat/media yang dapat digunakan untuk membantu siswa belajar, sehingga kegiatan belajar menjadi lebih efektif dan efisien. Depdikbud (dalam Wahyuni, 2011:10) mengartikan istilah alat peraga sebagai alat bantu untuk mendidik atau mengajar agar apa yang diajarkan mudah dimengerti anak didik. Jadi yang dimaksud dengan alat peraga adalah alat/media yang dapat digunakan untuk mendidik atau mengajar agar apa yang diajarkan mudah dimengerti siswa, sehingga kegiatan belajar menjadi lebih efektif dan efisien. 2. Fungsi Alat Peraga Sudjana (dalam Wahyuni, 2011:33) menyebutkan ada enam fungsi pokok dari alat peraga dalam proses belajar mengajar yaitu: (1) penggunaan alat peraga dalam proses belajar mengajar bukan merupakan fungsi tambahan tetapi mempunyai fungsi tersendiri sebagai alat bantu untuk mewujudkan situasi belajar mengajar yang efektif, (2) merupakan bagian yang integral dari keseluruhan situasi mengajar sehingga harus dikembangkan guru, (3) terintegrasi dengan tujuan dan isi pelajaran, (4) bukan semata-mata sebagai alat hiburan, (5) lebih diutamakan untuk

54 37 mempercepat proses belajar mengajar dan membantu siswa dalam menangkap pengertian yang diberikan guru, dan (6) diutamakan untuk mempertinggi mutu belajar mengajar. 3. Manfaat Alat Peraga Menurut Ruseffendi (1992:140) ada beberapa manfaat dari penggunaan alat peraga dalam pengajaran matematika. Manfaat dari alat peraga matematika dalam pembelajaran adalah (1) dengan alat peraga, anak-anak akan lebih banyak mengikuti pelajaran matematika dengan gembira, sehingga minatnya semakin besar, anak akan senang, terangsang, tertarik dan bersikap positif terhadap pembelajaran matematika, (2) dengan disajikan konsep abstrak matematika dalam bentuk konkret, maka siswa pada tingkat-tingkat yang mudah akan lebih memahami dan mengerti, (3) alat peraga dapat membantu daya titik ruang, karena siswa tidak perlu membayangkan benda-benda secara abstrak (4) anak akan menyadari adanya hubungan antara pembelajaran dengan benda-benda yang ada sekitarnya atau antar ilmu dengan alam sekitar dan masyarakat, (5) konsep-konsep abstrak yang disajikan dalam bentuk konkret, yaitu dalam bentuk model matematika dapat dijadikan objek penelitian dan dapat pula dijadikan alat untuk penelitian ide-ide baru dan relasi-relasi baru. Menurut Dienes (dalam Russeffendi, 1992:144) siswa perlu diberi beraneka ragam benda konkret sebagai model konkret dari konsep matematika yang sedang dipelajari. Dienes mengemukakan beberapa alasan sehubungan dengan pemakaian alat peraga dalam pembelajaran matematika yang perlu mendapat perhatian diantaranya (1) peragaan hendaknya dengan menggunakan berbagai contoh

55 38 supaya penghayatan siswa lebih besar, (2) peragaan selain menggunakan berbagai contoh juga harus beraneka ragam. Sedangkan Bruner mengemukakan bahwa belajar aktif dalam lingkungan yang kaya dan menggunakan benda-benda konkret untuk siswa sangat penting. Dengan mencermati pendapat-pendapat tersebut, maka betapa pentingnya penggunaan alat peraga dalam pembelajaran matematika guna meningkatkan keaktifan belajar siswa sehingga tercapai hasil belajar yang diharapkan. F. Pembelajaran Bangun Ruang Sisi Datar Menurut Hamalik (1994 :57). Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran. Pembelajaran atau pengajaran menurut Degeng (dalam Uno, 2008:2) adalah upaya untuk membelajarkan siswa. Jadi pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi untuk membelajarkan siswa Menurut Suwaji (dalam Mery, 2012:21) bangun ruang dalam konteks geometri dimensi tiga (geometri ruang) adalah himpunan semua titik, garis dan bidang dalam ruang berdimensi tiga yang terletak dalam bagian tertutup beserta seluruh permukaan yang membatasinya merupakan rangkaian dari beberapa bangun datar.menurut Tim Penyusun LKS RAMA (2014:27) Sisi datar merupakan bidang yang membatasi pada bangun ruang yang datar atau rata. Jadi yang dimaksud dengan bagun ruang adalah himpunan semua titik, garis dan bidang

56 39 dalam ruang berdimensi tiga yang terletak dalam bagian tertutup beserta seluruh permukaan yang membatasinya merupakan bidang yang datar atau rata. Jadi yang dimaksud dengan pembelajaran bangun ruang sisi datar adalah suatu upaya atau kegiatan yang dirancang untuk membelajarkan siswa mempelajari bangun tiga dimensi yang terdiri dari himpunan semua titik, garis dan bidang dalam ruang berdimensi tiga yang terletak dalam bagian tertutup beserta seluruh permukaan yang membatasinya merupakan bidang yang datar atau rata. 1. Kubus Kubus adalah prisma siku-siku khusus yang memiliki enam sisi berbentuk persegi yang kongruen. (Soenarjo dalam Asmita, 2008:114) a. Sifat-Sifat Kubus Kubus adalah prisma siku-siku khusus yang memiliki enam sisi berbentuk persegi yang kongruen. Perhatikan Gambar 01 di bawah ini. Dari gambar kubus tersebut, sifat-sifat kubus adalah (1) semua sisi kubus berbentuk persegi; (2) semua rusuk kubus memiliki ukuran panjang yang sama; (3) setiap diagonal bidang pada kubus memiliki ukuran panjang yang sama; (4) setiap diagonal ruang pada kubus memiliki ukuran panjang yang sama; (5) setiap bidang diagonal pada kubus berbentuk persegi panjang. Gambar 01. Kubus ABCD.EFGH

57 40 b. Bagian-Bagian Kubus Kubus ABCD.EFGH pada gambar 01 di atas memiliki unsur-unsur sebagai berikut 1) Sisi/Bidang Sisi kubus adalah bidang yang membatasi kubus. Kubus memiliki 6 sisi berbentuk persegi yang saling kongruen, yaitu: ABCD adalah sebagai sisi bawah, EFGH adalah sebagai sisi atas, ABFE adalah sebagai sisi depan, CDHG adalah sebagai sisi belakang, ADHE adalah sebagai sisi samping kiri, dan BCGF adalah sebagai sisi samping kanan. 2) Rusuk Rusuk kubus adalah garis potong antara dua sisi/bidang kubus. Perhatikan kembali Gambar 01! Kubus ABCD.EFGH memiliki 12 rusuk, yaitu: AB, BC, CD, DA, EF, FG, GH, HE, AE, BF, CG, dan DH. 3) Titik Sudut Titik sudut kubus adalah titik potong antara tiga rusuk kubus yang berdekatan. Dari Gambar 01 kubus ABCD.EFGH memiliki 8 titik sudut, yaitu titik sudut A, B, C, D, E, F, G, dan H. 4) Diagonal Bidang Diagonal bidang adalah ruas garis yang menghubungkan dua titik sudut yang saling berhadapan dalam satu sisi/bidang. Kubus memiliki 12 diagonal bidangyaitu AC, EG, BD, FH, BG, CF, AF, BE, DE, AH, DG, dan CH. 5) Diagonal Ruang Diagonal ruang adalah ruas garis yang menghubungkan dua titik sudut yang

58 41 saling berhadapan dalam satu ruang. Kubus memilik 4 diagonal ruang, diagonal ruang yang dimaksud adalah DF, BH, AG dan CE. 6) Bidang Diagonal Bidang diagonal adalah bidang yang terbentuk dari dua rusuk kubus yang saling berhadapan pada kubus. Kubus memiliki 6 bidang diagonal berbentuk persegi panjang yang saling kongruen yaitu: ACGE, ABGH, CDEF, BCHE, ADGF, dan BDHF. c. Jaring-Jaring Kubus Jaring-jaring kubus merupakan rangkaian 6 persegi yang kongruen. Tetapi rangkaian 6 persegi yang kongruen belum tentu merupakan jaring-jaring kubus. Ada 11 bentuk jaring-jaring kubus yang berlainan, seperti ditunjukkan pada Gambar 02 di bawah. Gambar 02. Gambar Jaring-Jaring Kubus

59 42 d. Menemukan Rumus dan Menghitung Luas Permukaan Kubus Luas sisi bangun ruang adalah mencari luas daerah bangun datar dari bidang-bidang pada jaring-jaring yang membentuk sebuah bangun ruang. Untuk mencari luas permukaan kubus, berarti sama saja dengan menghitung luas jaringjaring kubus tersebut. Perhatikan Gambar 03 di bawah ini! s s s Gambar 03. Menemukan Rumus Luas Permukaan Kubus ABCD.EFGH Dari Gambar 03 di atas, diketahui bahwa P 1 adalah persegi DCGH, P 2 adalah persegi EADH, P 3 adalah persegi ABCD, P 4 adalah persegi BFGC, P 5 adalah persegi FEHG, dan P 6 adalah persegi EFBA. Sehingga diperoleh rumus luas bangun di atas atau luas permukaan kubus di atas adalah Luas (P 1 + P 2 + P 3 + P 4 + P 5 + P 6 ). L menyatakan ukuran luas permukaan suatu kubus, P adalah ukuran luas persegi, s menyatakan ukuran panjang rusuk kubus tersebut. Karena permukaan kubus merupakan 6 persegi yang kongruen dapat ditulis L = 6 P L = 6 s s Maka luas permukaan kubus dirumuskan: L = 6 s 2.

60 43 e. Menemukan Rumus dan Menghitung Volume Kubus Menemukan volume bangun ruang adalah mencari besar isi pada benda ruang dalam bentuk benda pejal atau benda padat. Dalam menemukan rumus volume kubus, buatlah kubus satuan volume. Kubus satuan volume adalah kubus yang memiliki panjang rusuk satu satuan panjang misalnya 1 cm sehingga volumenya 1 cm 3. Jadi volume kubus satuan volume di bawah adalah 1 cm 3, seperti Gambar 04 (a) di bawah ini. H G E F (a) A D (b) B C Gambar 04. Menemukan Rumus Volume Kubus ABCD.EFGH Dari Gambar 04 (b) di atas, diperlukan 27 kubus satuan volume untuk membentuk Kubus ABCD.EFGH. Alas kubus terdiri dari 3 3 kubus satuan volume = 9 kubus satuan volume. Tinggi kubus di atas = 3 kali tinggi kubus satuan volume. Banyak kubus satuan volume seluruhnya = 3 9 = 27. Jadi, volume Kubus ABCD.EFGH adalah 27 kubus satuan volume. Karena volume satu kubus satuan volume = 1 cm 3, maka volume Kubus ABCD.EFGH adalah 27 cm 3. Jadi, jika V menyatakan ukuran volume suatu kubus dan s menyatakan ukuran panjang rusuk kubus tersebut, maka volume kubus dapat dirumuskan sebagai berikut. V = s s s V = s 3

61 44 2. Balok Balok adalah bangun ruang yang permukaannya terdiri dari tiga pasang persegi panjang, dimana setiap pasang persegi panjang saling sejajar (berhadapan) yang sama bentuk dan ukurannya. (Soenarjo dalam Asmita, 2008:114) a. Sifat-Sifat Balok Balok adalah bangun ruang yang permukaannya terdiri dari tiga pasang persegi panjang, dimana setiap pasang persegi panjang saling sejajar (berhadapan) yang sama bentuk dan ukurannya. Perhatikan Gambar 05 di bawah ini. Dari gambar balok tersebut, sifat-sifat balok adalah (1) sisi-sisi balok berbentuk persegi panjang; (2) rusuk-rusuk yang sejajar memiliki ukuran panjang yang sama; (3) setiap diagonal bidang pada sisi yang berhadapan memiliki ukuran panjang yang sama; (4) setiap diagonal ruang pada balok memiliki ukuran panjang yang sama; (5) setiap bidang diagonal pada balok memiliki bentuk persegi panjang. Gambar 05. Balok ABCD.EFGH Dari sifat-sifat balok di atas, siswa dapat menemukan benda-benda lain yang berbentuk balok di lingkungan sekitar yang sering dijumpai di kehidupan seharihari seperti kardus bekas minuman, kotak kue, kotak sepatu, dll, sehingga pemahaman siswa menjadi lebih baik.

62 45 b. Bagian-Bagian Balok Balok ABCD.EFGH pada gambar 05 di atas memiliki unsur-unsur sebagai berikut. 1) Sisi/Bidang Sisi balok adalah bidang yang membatasi suatu balok. Balok memiliki 6 sisi yang semuanya berbentuk persegi panjang, yaitu: ABCD adalah sebagai sisi bawah, EFGH adalah sebagai sisi atas, ABFE adalah sebagai sisi depan, CDHG adalah sebagai sisi belakang, ADHE adalah sebagai sisi samping kiri, dan BCGF adalah sebagai sisi samping kanan. 2) Rusuk Rusuk balok adalah garis potong antara dua sisi/bidang balok dan terlihat seperti kerangka yang menyusun balok. Perhatikan kembali Gambar 05! Balok ABCD.EFGH memiliki 12 rusuk, yaitu: AB, BC, CD, DA, EF, FG, GH, HE, AE, BF, CG, dan DH. 3) Titik Sudut Titik sudut balok adalah titik potong antara tiga rusuk yang berdekatan. Dari Gambar 05. Balok ABCD.EFGH memiliki 8 titik sudut, yaitu titik sudut A, B, C, D, E, F, G, dan H. 4) Diagonal Bidang Diagonal bidang adalah ruas garis yang menghubungkan dua titik sudut yang saling berhadapan dalam satu sisi/bidang. Perhatikan Gambar 05! Balok memiliki 12 diagonal bidang, yaitu: AC, BD, AH, DE. EG, FH, BG, CF, AF, BE, DG, dan CH.

63 46 5) Diagonal Ruang Diagonal ruang adalah ruas garis yang menghubungkan dua titik sudut yang saling berhadapan dalam satu ruang. Balok memiliki 4 diagonal ruang. Diagonal ruang yang dimaksud adalah DF, GH, BH,dan CE. 6) Bidang Diagonal Bidang diagonal adalah bidang yang terbentuk dari dua rusuk balok yang saling berhadapan pada balok. Balok memiliki 6 bidang diagonal berbentuk persegi panjang, yaitu: ACGE, ABGH, CDEF, BCHE, ADGF, dan BDHF. c. Jaring-Jaring Balok Jaring - jaring balok merupakan rangkaian 6 buah persegi panjang yang terdiri dari 3 pasang persegi panjang yang kongruen. Adapun beberapa contoh jaring jaring balok ditunjukkan seperti Gambar di bawah ini. Gambar 06. Jaring-Jaring Balok Dari penjelasan di atas, siswa diharapkan dapat membuat jaring-jaring balok sebagai alat peraga untuk memahami materi yang akan disampaikan. d. Menemukan Rumus dan Menghitung Luas Permukaan Balok Jaring-jaring balok yang diperoleh dari sebuah balok yang tersusun atas

64 47 rangkaian 6 persegi panjang. Rangkaian tersebut terdiri atas tiga pasang persegi panjang yang setiap pasangannya memiliki bentuk dan ukuran yang sama. Perhatikan Gambar 07 di bawah ini! t p l (a) (b) Gambar 07. Menemukan Rumus Luas Permukaan Balok ABCD.EFGH Dari Gambar 07 (b) di atas, diketahui bahwa P 1 adalah persegi panjang DCGH, P 2 adalah persegi panjang EADH, P 3 adalah persegi panjang ABCD, P 4 adalah persegi panjang BFGC, P 5 adalah persegi panjang FEHG, dan P 6 adalah persegi panjang EFBA. Sehingga diperoleh rumus luas permukaan balok di atas adalah Luas (P 1 + P 2 + P 3 + P 4 + P 5 + P 6 ). Karena terdiri atas tiga pasang persegi panjang yang setiap pasangannya memiliki bentuk dan ukuran yang sama yaitu P 1 dengan P 6, P 2 dengan P 4, dan P 3 dengan P 5. Sehingga AB=DC=EF=HG pada balok dinyatakan dengan p, dimana p adalah ukuran panjang, BC=AD=FG=EH dinyatakan dengan l, dimana l adalah ukuran lebar, BF=CG=AE=DH dinyatakan dengan t, dimana t adalah ukuran tinggi seperti pada Gambar 07 (a), dan L menyatakan ukuran luas permukaan suatu balok. Sehingga luas permukaan pada balok dirumuskan: Luas = (P 1 + P 2 + P 3 + P 4 + P 5 + P 6 ) Luas = (p t) + (l t) + (p l) + (l t) + (p l) + (p t) Luas = (p l) + (p l) + (p t) + (p t) + (l t) + (l t)

65 48 Luas = 2((p l) + (p t) + (l t)) Luas = 2(pl + pt + lt) Jadi luas permukaan balok adalah sebagai berikut. Rumus: L = 2 (pl + pt + lt) e. Menemukan Rumus dan Menghitung Volume Balok Dalam menemukan rumus volume balok sama dengan menemukan rumus volume kubus, untuk membuat Balok ABCD.EFGH seperti Gambar 08 (b) di bawah ini diperlukan kubus satuan volume yang memiliki ukuran panjang rusuk satu satuan panjang misalnya 1 cm sehingga volumenya 1 cm 3. H G E F (a) D C A B (b) Gambar 08. Menemukan Rumus Volume Balok ABCD.EFGH Gambar 08 (b) di atas, menunjukkan bahwa untuk membentuk Balok ABCD.EFGH diperlukan tumpukan kubus-kubus satuan volume sehingga membentuk suatu balok. AB = 6 panjang rusuk kubus satuan volume, BC = 3 panjang rusuk kubus satuan volume, dan CG = 3 panjang rusuk kubus satuan volume. Banyak kubus satuan volume seluruhnya = (6 3 3) = 54. Jadi banyak kubus satuan volume pada Balok ABCD.EFGH di atas adalah 54. Dengan demikian volume balok dapat dicari dengan cara mengalikan ukuran panjang, lebar, dan tinggi balok tersebut. Dimana V menyatakan ukuran volume, p menyatakan

66 49 ukuran panjang, l menyatakan ukuran lebar, dan t menyatakan ukuran tinggi. Maka volume balok dapat dirumuskan sebagai berikut. V = p l t Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan alat peraga atau dengan menggunakan alat peraga yang ada dalam kehidupan sehari-hari, diharapkan dapat meningkatkan pemahaman siswa mengenai pembelajaran bangun ruang serta dapat mempermudah siswa dalam menyelesaikan permasalahan yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. Misalkan dalam menghitung volume air dalam bak mandi, menghitung volume air minuman dalam kemasan yang berbentuk kubus ataupun balok. Selain itu dapat membantu tukang bangunan untuk menghitung luas permukaan suatu tembok bangunan yang akan dipasangi keramik. G. Implementasi CTL dalam Pembelajaran Bangun Ruang Sisi Datar dengan Bantuan Alat Peraga Untuk mengatasi masalah pembelajaran matematika di sekolah khususnya di SD berbagai pakar pendidikan matematika menyarankan agar siswa diarahkan mempelajari matematika dalam konteks dimana mereka dapat melihat penerapan matematika dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu pendekatan yang sesuai dengan hal tersebut adalah pendekatan kontekstual. Pendekatan kontekstual menggunakan dunia nyata sebagai titik awal untuk mengembangkan konsep dan ide matematika, siswa diberikan kesempatan untuk mengkonstrusikan pengetahuannya sendiri. Dalam konstruktivisme pengetahuan tumbuh dan

67 50 berkembang melalui pengalaman sehingga perkembangan kognitif sebagian besar ditentukan oleh manipulasi dan interaksi aktif anak dengan lingkungan. Pendekatan kontekstual dapat diterapkan dalam kurikulum apa saja, bidang studi apa saja, dan kelas yang bagaimanapun keadaannya. Dalam proses belajar mengajar dengan pendekatan kontekstual, proses pembelajaran dapat dikaitkan dengan komponen-komponen CTL itu sendiri yaitu: kontrukstivisme (constructivisme), menemukan (inquiry),bertanya (questioning), masyarakat belajar (learning community), pemodelan (modelling), penilaian yang sebenarnya (authentic assessment), dan refleksi (reflection). Berikut model pembelajaran bangun ruang melalui implementasi CTL dengan bantuan alat peraga untuk siswa kelas V. Tabel 01. Contoh Pembelajaran Bangun Ruang Sisi datar Melalui Implementasi CTL dengan Bantuan Alat Peraga Komponen CTL Kegiatan Guru 1.Konstruktivisme a. Guru memberikan masalah nyata untuk menggali pengetahuan siswa dengan mencari contoh bendabenda yang berbentuk kubus dan balok yang ada disekitar siswa b. Guru memberikan stimulus agar siswa mengungkapkan apa yang ada dipikiran siswa mengenai benda-benda yang berbentuk kubus dan balok c. Guru menyadarkan siswa untuk menerapkan strategi mereka sendiri dalam belajar 2. Inkuiri a. Guru mengarahkan siswa dalam menemukan konsep berdasarkan alat peraga b. Guru menyuruh siswa menyajikan hasil observasinya pada teman sekelas c. Guru membimbing siswa jika ada yang melakukan kesalahan dan terus memotivasi siswa untuk memperbaiki kesalahannya 3. Bertanya a. Guru menggali pemahaman siswa dengan cara mengadakan tanya jawab untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa mengenai materi yang dibahas b. Guru mendorong siswa untuk lebih banyak bertanya

68 51 4. Masyarakat Belajar tentang materi yang akan dibahas a. Guru membagi siswa ke dalam kelompok heterogen yang anggotanya 4 sampai 5 orang b. Guru menjelaskan kegiatan siswa yaitu secara berkelompok siswa melakukan eksplorasi untuk menemukan pemecahan masalah dari materi yang dibahas c. Guru membagikan LKS kepada masing-masing kelompok dan model bangun ruang kubus dan balok yang terbuat dari karton 5. Pemodelan a. Guru menggunakan alat peraga untuk menanamkan konsep dan pemecahan masalah b. Guru meminta masing-masing perwakilan kelompok untuk menyampaikan hasil diskusinya dengan memperagakan kembali model bangun ruang kubus dan balok di depan kelas 6. Refleksi a. Guru menyuruh siswa menanyakan materi yang belum dimengerti. b. Guru membibing siswa untuk membuat kesimpulan dan merangkum materi yang telah dipelajari. 7. Penilaian Autentik a. Guru memberikan penilaian terhadap hasil presentasi yang telah dilakukan oleh perwakilan masing-masing kelompok b. Guru memberikan LKS untuk dikerjakan siswa untuk mengetahui pemahaman siswa c. Guru memberikan PR mengenai materi yang telah dibahas Berdasarkan Tabel 01 di atas, tampak bahwa proses pembelajaran berlangsung dengan mengimplementasikan CTL dengan bantuan alat peraga. Langkah-langkah pembelajaran dilaksanakan berdasarkan tujuh prinsip pembelajaran efektif dalam pendekatan CTL, dimana siswa diarahkan untuk mengkonstruksi pengetahuannya sendiri dengan menghubungkan materi pelajaran dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari, terutama dalam pembelajaran bangun ruang maka diperlukan adanya alat bantu pembelajaran yaitu dengan penggunaan alat peraga.

69 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, salah satu ciri penelitian kualitatif adalah bahwa penelitian ini mempunyai latar alamiah (natural setting). (Moleong, 2002:4). Menurut Suandhi (2006b:3) penelitian kualitatif adalah penelitian yang dimaksudkan untuk mengungkapkan gejala secara holistikkontekstual melalui pengumpulan data dari latar alami dengan memanfaatkan diri peneliti sebagai instrumen kunci. Peneliti dalam melakukan penelitian berusaha untuk tetap menjaga konteks dan keutuhan kelas, serta meminimalkan pengaruh terhadap kelas. Jenis penelitian yang dilaksanakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK) atau Classroom Action Research. Penelitian tindakan kelas adalah suatu bentuk penilaian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki dan/atau meningkatkan mutu praktek-praktek pembelajaran di kelas secara lebih profesional. (Suandhi, 2006a:3). Salah satu karakteristik dari penelitian tindakan kelas adalah upaya untuk memecahkan suatu permasalahan (problema) yang dihadapi yakni bertolak dari persoalan praktek pembelajaran sehari-hari serta menawarkan cara dan prosedur untuk memperbaiki dan meningkatkan profesionalisme guru dalam proses belajar mengajar di kelas dengan melihat indikator keberhasilan proses dan hasil pembelajaran yang terjadi pada siswa. 52

70 53 Model PTK yang digunakan dalam penelitian ini adalah PTK model Kemmis dan Mc. Taggart. PTK model Kemmis dan Mc. Taggart merupakan pengembangan dari konsep dasar yang diperkenalkan oleh Kurt Lewin. Hanya saja, komponen tindakan dan observasi dijadikan satu kesatuan, karena pada kenyataannya implementasi kedua komponen tersebut tidak dapat dipisahkan, artinya kedua tindakan tersebut dilakukan dalam satu kesatuan waktu (Suandhi, 2006a:16). Desain PTK model ini terdiri dari empat komponen dengan tiga tahap dalam satu siklusnya, meliputi: (1) perencanaan, menyangkut rencana tindakan apa yang dilakukan untuk memperbaiki, meningkatkan atau perubahan tingkah laku dan sikap sebagai solusinya, (2) tindakan dan observasi, menyangkut apa yang dilakukan oleh guru atau peneliti dalam upaya perbaikan, peningkatan atau perubahan yang diinginkan, dan mengamati hasil atau dampak dari tindakan yang dilakukan atau yang dikenakan terhadap siswa, dan (3) refleksi yaitu: peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan atas hasil atau dampak dari tindakan, dari berbagai segi. Desain PTK model Kemmis dan Mc. Taggart digambarkan sebagai berikut Gambar 09. Desain PTK Model Kemmis & Mc. Taggart (dimodifikasi dari Suandhi, 2006a:17)

71 54 B. Kehadiran Peneliti Moleong (2002:4) menyatakan bahwa ciri penelitian kualitatif mempunyai latar alami, ketika penelitian dilaksanakan peneliti berusaha masuk ke tempat penelitian dan menjadi bagian dari keutuhan kelas. Agar dapat memenuhi syarat tersebut, peneliti berperan sebagai guru di tempat penelitian selama penelitian dilaksanakan, disamping sebagai pengumpul data dan penganalisis data. Jadi kehadiran peneliti di lapangan adalah sebagai guru, pengumpul data, dan penganalisis data selama penelitian dilaksanakan. C. Lokasi dan Subyek Penelitian Penelitian dilaksanakan di SD Negeri 10 Kesiman, Kecamatan Denpasar Timur, Kota Denpasar. Sebagai subyek dalam penelitian adalah siswa kelas VA SD Negeri 10 Kesiman sebanyak 44 orang yang terdiri dari 21 laki-laki dan 24 perempuan. D. Data dan Sumber Data Data yang dapat membantu tercapainya tujuan PTK ini, yaitu: (1) data aktivitas belajar siswa, (2) data prestasi belajar siswa, (3) data keterlaksanaan pembelajaran, dan (4) catatan lapangan. 1. Data Aktivitas Belajar Siswa Data tentang aktivitas belajar siswa menggambarkan suasana kelas dan partisipasi siswa saat pembelajaran berlangsung. Data aktivitas belajar siswa berupa skor yang diperoleh dari pengamatan secara langsung yang dilakukan peneliti dibantu oleh guru mata pelajaran matematika terhadap subjek penelitian,

72 55 yaitu siswa kelas VA SD Negeri 10 Kesiman tahun pelajaran 2013/2014. Data aktivitas belajar merupakan data primer karena diperoleh dari observasi langsung oleh peneliti dan rekan sejawat pada saat proses belajar mengajar dikelas berlangsung. 2. Data Prestasi Belajar Siswa Data tentang prestasi belajar siswa pada pra-siklus merupakan data yang diperoleh dari guru mata pelajaran matematika yaitu data pada semester ganjil. Data prestasi belajar siswa berupa nilai yang bersumber dari tes secara langsung yang dilakukan peneliti terhadap subjek penelitian. Nilai diperoleh dari hasil tes yang dilakukan pada pertemuan terakhir pada masing-masing siklus. Data prestasi belajar merupakan data primer karena diperoleh dari observasi langsung oleh peneliti dan rekan sejawat pada saat proses belajar mengajar dikelas berlangsung. Data prestasi belajar merupakan data pimer juga karena diperoleh langsung dari hasil tes prestasi belajar siswa. 3. Catatan Lapangan Catatan lapangan menurut Bogdan dan Biklen (dalam Moleong, 2002:153) adalah catatan tertulis tentang apa yang didengar, dilihat, dialami, dan dipikirkan dalam rangka pengumpulan data dan refleksi terhadap data dalam penelitian kualitatif. Jadi catatan lapangan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah segala hasil pencatatan tentang apa yang dapat dijadikan sebagai sumber data yang konkret. Analisis data dalam penelitian kualitatif memerlukan data yang konkret bukan data yang hanya berasal dari ingatan saja. Sehingga catatan lapangan menjadi penting dalam penelitian ini. Catatan lapangan bersumber dari segala yang didengar, dilihat, dialami, dan dipikirkan selama penelitian dilaksanakan.

73 56 Catatan lapangan merupakan data primer karena diperoleh dari observasi langsung oleh peneliti dan rekan sejawat pada saat proses belajar mengajar dikelas berlangsun dari awal sampai akhir kegiatan belajar mengajar. 4. Keterlaksanaan Pembelajaran Data keterlaksanaan pembelajaran berisikan hasil pengamatan oleh teman sejawat atau guru kelas mengenai pelaksanaan pembelajaran kontekstual dengan bantuan alat peraga. Data ini digunakan untuk mengetahui apakah pembelajaran yang dilakukan telah sesuai atau tidak dengan langkah-langkah penerapan pendekatan pembelajaran kontekstual dengan bantuan alat peraga. Data keterlaksanaan pembelajaran dalam penelitian ini bersumber dari hasil observasi terhadap kegiatan guru kelas VA SD Negeri 10 Kesiman tahun pelajaran 2013/2014 selama pelaksanaan pembelajaran. Data keterlaksanaan pembelajaran merupakan data primer karena diperoleh dari observasi langsung oleh peneliti dan rekan sejawat pada saat proses belajar mengajar dikelas berlangsung. E. Metode Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan untuk dianalisis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Metode Pengumpulan Data Aktivitas Belajar Siswa Untuk mengumpulkan data aktivitas belajar siswa digunakan teknik observasi yaitu suatu cara untuk memperoleh data dengan jalan melakukan pengamatan dan pencatatan secara sistematis (Suandhi, 1997:40). Instrumen yang digunakan dalam melakukan observasi berupa lembar observasi yang berisi

74 57 indikator-indikator perilaku siswa yang akan diamati selama proses pembelajaran berlangsung. Menurut Supinah (dalam Wahyuni, 2011:49), adapun indikator perilaku siswa tersebut adalah: (1) antusiasme siswa dalam proses pembelajaran, (2) interaksi siswa dengan guru pada saat proses pembelajaran berlangsung, (3) interaksi siswa dengan siswa pada saat poses pembelajaran berlangsung, (4) kerjasama siswa dalam kelompok belajar, (5) partisipasi siswa dalam menyimpulkan materi pelajaran. Setiap indikator terdapat masing-masing empat deskriptor. Banyaknya deskriptor dari kelima indikator tersebut adalah 20 deskriptor. Setiap deskriptor pada masing-masing indikator yang tampak selama berlangsungnya pembelajaran dicatat pada lembar observasi dengan memakai tanda rumput ( ). Jika sebuah deskriptor tampak, maka diberi skor 1 dan jika tidak tampak diberi skor 0. Apabila semua deskriptor yang ada tampak pada siswa maka akan menjadi skor maksimal idealnya adalah 20 dan skor minimal idealnya adalah 0. Secara lengkap lembar observasi aktivitas belajar siswa dapat dilihat pada lampiran. 2. Metode Pengumpulan Data Prestasi Belajar Siswa Metode pengumpulan data prestasi belajar yang digunakan adalah metode tes, yang dilaksanakan pada setiap pertemuan akhir siklus. Instrumen yang dipakai dalam pengumpulan data ini menggunakan tes prestasi belajar siswa dalam bentuk tes obyektif dan tes uraian yang dilaksanakan pada akhir siklus. Tes ini terdiri dari 10 soal obyektif dan 5 soal uraian atau essay. Pemberian skor untuk soal objektif, apabila jawaban siswa benar diberi skor

75 58 1, dan apabila salah atau tidak dijawab diberi skor 0. Sehingga skor maksimal untuk soal objektif adalah 10 dan skor minimal adalah 0. Sedangkan pemberian skor untuk soal uraian dilakukan dengan cara membandingkan jawaban masingmasing siswa dengan model jawaban yang telah disiapkan dan diberikan skor sesuai dengan tingkat kebenaran jawabannya. Berikut lima kriteria jawaban siswa dengan skor masing-masing. Tabel 02. Kriteria Penskoran Tes Prestasi Belajar Siswa dalam Bentuk Soal Uraian No Model Jawaban Siswa Skor 1 Tidak memberikan suatu penyelesaian sama sekali 0 2 Mencoba memberikan penyelesaian tetapi salah 1 total 3 Memberikan suatu penyelesaian yang ada unsur 2 benarnya tetapi belum memadai 4 Melaksanakan algoritma yang relevan dengan lengkap, 3 tetapi ada kesalahan dalam perhitungan matematis 5 Memberikan suatu penyelesaian yang benar dan 4 lengkap Sesuai dengan Tabel 02 di atas, skor maksimal dalam bentuk soal uraian adalah 20 dan skor minimal adalah 0. Maka skor maksimal ideal dari soal objektif dan uraian yaitu 30 dan skor minimal adalah 0. Nilai prestasi belajar masingmasing siswa diperoleh dengan menjumlahkan skor yang diperoleh siswa dari soal objektif dan uraian dibagi skor maksimal idial kemudian dirumuskan menjadi nilai dengan skala seratus. Sehingga dapat dirumuskan sebagai berikut: (skor tes objektif skor tes uraian) Contoh:

76 59 Misalkan skor tes objektif 8, dan skor tes uraian 16 maka jumlah skor yang diperoleh siswa adalah 24, sehingga siswa tersebut memperoleh nilai: Secara lengkap tes prestasi belajar siswa dapat dilihat pada lampiran. 3. Catatan Lapangan Data yang berupa catatan lapangan dikumpulkan dengan cara membuat catatan tentang apa yang didengar, dilihat, dialami, dan dipikirkan saat observasi dilakukan. Langkah-langkah penulisan catatan lapangan adalah sebagai berikut: (1) pencatatan awal, dilakukan sewaktu berada di tempat penelitian dengan jalan menuliskan hanya kata-kata kunci, (2) pencatatan lengkap, dilakukan setelah kembali ke tempat tinggal, dan (3) apabila sewaktu ke lapangan penelitian, kemudian teringat bahwa masih ada yang belum dicatat, maka hal tersebut dicatat kembali untuk melengkapi catatan sebelumnya (Moleong, 2002:159). Hasil dan temuan dari pencatatan lapangan selanjutnya didiskusikan oleh peneliti dengan rekan sejawat sebagai bahan pertimbangan bagi peneliti dalam melakukan refleksi. 4. Keterlaksanaan Pembelajaran Data keterlaksanaan pembelajaran dikumpulkan dengan metode observasi. Instrumen yang digunakan berupa lembar observasi yang berisikan 18 item kegiatan guru yang menunjukkan bahwa pembelajaran yang berlangsung mengimplementasikan CTL. Setiap item kegiatan yang tampak selama pembelajaran berlangsung dicatat pada lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran. Jika setiap item tampak maka pada lembar observasi diberi skor 1

77 60 dan jika tidak tampak diberi skor 0, sehingga skor maksimal ideal (SMI) yang diperoleh adalah 18. Secara lengkap lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran dapat dilihat pada lampiran. F. Metode Analisis Data 1. Metode Analisis Data Aktivitas Belajar Siswa Data aktivitas belajar siswa dianalisis dengan teknik analisis statistik deskriptif. Aktivitas belajar siswa diamati dan dicatat pada lembar observasi aktivitas belajar siswa. Kriteria penggolongan aktivitas belajar siswa disusun berdasarkan rata-rata skor aktivitas belajar siswa (A), mean ideal (MI), dan standar deviasi ideal (SDI). Mengacu pada pendapat Nurkancana dan Sunartana (1992:100), rata-rata skor aktivitas belajar siswa (A), mean ideal (MI), dan standar deviasi ideal (SDI) diperoleh dengan rumus sebagai berikut A = jumlah skor aktivitas belajar siswa banyaknya siswa yang diamati MI = 1 Skor maksimal ideal 2 SDI = 1 3 MI Selanjutnya penggolongan aktivitas belajar siswa menggunakan kriteria sebagai berikut. Tabel 03. Pedoman Pengkategorian Aktivitas Belajar Siswa (diadopsi dari Nurkancana dan Sunartana, 1992:103) No Kriteria Kategori 1 MI + 1,5 SDI A Sangat aktif 2 MI + 0,5 SDI A < MI + 1,5 SDI Aktif 3 MI 0,5 SDI A < MI + 0,5 SDI Cukup Aktif 4 MI 1,5 SDI A < MI 0,5 SDI Kurang Aktif 5 A < MI 1,5 SDI Sangat Kurang Aktif MI = 1 20 = 10 2

78 61 SDI = = 3,33 Berdasarkan nilai MI adalah 10 dan SDI adalah 3,33 maka didapat kriteria aktivitas belajar siswa sebagai berikut. Tabel 04. Pedoman Konversi Skor Aktivitas Belajar siswa No Kriteria Kategori 1 14,995 A Sangat aktif 2 11,665 A < 14,995 Aktif 3 8,335 A < 11,665 Cukup Aktif 4 5,005 A < 8,335 Kurang Aktif 5 A < 5,005 Sangat Kurang Aktif Dalam penelitian ini pembelajaran dikatakan optimal apabila aktivitas belajar siswa minimal mencapai katagori aktif. 2. Metode Analisis Data Prestasi Belajar Siswa Analisis data prestasi belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran dianalisis dengan teknik analisis statistik deskriptif. Menurut Nurkancana dan Sunartana (2009:38) analisis dilakukan dengan mencari rata-rata nilai prestasi belajar siswa ( X ), Daya Serap (DS) dan Ketuntasan Belajar (KB) siswa masingmasing dengan rumus sebagai berikut. a. Rata-Rata Nilai Prestasi Belajar Siswa X = X N Dimana: X = Rata-rata nilai prestasi belajar siswa X = Jumlah nilai siswa N = Banyak siswa yang mengikuti tes

79 62 b. Daya Serap DS = Nilai Tertinggi Ideal 100% Keterangan: DS = Daya serap X = Rata-rata nilai prestasi belajar siswa c. Ketuntasan Belajar Ketuntasan belajar siswa (KB) dapat dicari dengan rumus sebagai berikut KB = Ni N 100% Keterangan: KB = Ketuntasan belajar Ni = Banyak siswa yang memperoleh nilai > 75 N = Banyak siswa yang mengikuti tes Berdasarkan Kurikulum SD Negeri 10 Kesiman tahun pelajaran 2013/2014, pembelajaran dikatakan optimal apabila tercapainya rata-rata nilai prestasi belajar siswa ( X ) 75, daya serap (DS) 80% dan ketuntasan belajar (KB) 85%. 3. Metode Analisis Data Keterlaksanaan Pembelajaran Data keterlaksanaan pembelajaran dianalisis dengan teknik statistik deskriptif yaitu dengan menentukan persentase keterlaksanaan pembelajaran. Dalam penelitian ini, skor maksimal ideal (SMI) data keterlaksanaan pembelajaran

80 63 adalah 18. Dengan demikian, persentase keterlaksanaan pembelajaran (KP) dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut. KP = T SMI 100% Keterangan: T = Banyak item kegiatan yang teramati SMI = Skor Maksimal Ideal Selanjutnya pedoman yang digunakan sebagai standar pengkategorian keterlaksanaan pembelajaran menurut adalah sebagai berikut. Tabel 05. Pedoman Pengkategorian Keterlaksanaan Pembelajaran (dimodifikasi dari Nurkancana dan Sunartana, 1992:93) No Tingkat Keterlaksanaan Kualifikasi 1 90% - 100% Sangat Baik 2 80% - 89% Baik 3 65% - 79% Cukup Baik 4 55% - 64% Kurang Baik 5 0% - 54% Sangat Kurang Baik Dalam penelitian ini pembelajaran dikatakan optimal apabila keterlaksanaan pembelajaran melalui implementasi CTL dengan bantuan alat peraga minimal mencapai kualifikasi baik. G. Pengecekan Keabsahan Data Untuk mengecek keabsahan data dalam penelitian ini digunakan teknik triangulasi, pemeriksaan sejawat dan guru serta melalui diskusi dan konsultasi dengan dosen pembimbing. Moleong (2002:178) mengemukakan bahwa triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu.

81 64 Triangulasi dilakukan dengan memadukan hasil observasi, tes, dan hasil pencatatan sehingga diperoleh data yang representatif. Teknik pemeriksaan sejawat melalui diskusi dilakukan dengan cara mengekspos hasil sementara atau hasil akhir yang diperoleh dalam bentuk diskusi dengan guru mata pelajaran matematika. Dalam penelitian ini, triangulasi dan pemeriksaan sejawat melalui diskusi dilakukan secara terpadu, yang melibatkan dua orang teman sejawat dan seorang guru kelas. Hasil triangulasi dan pemeriksaan sejawat tersebut dikonsultasikan pada dosen pembimbing untuk mendapat arahan atau revisi bila diperlukan. H. Prosedur Penelitian Penelitian Tindakan Kelas ini akan dilaksanakan dalam beberapa siklus dengan ketentuan siklus dapat dihentikan apabila semua indikator keberhasilan pembelajaran telah tercapai. Adapun indikator keberhasilan pembelajaran dalam PTK ini adalah sebagai berikut: (1) Pembelajaran dikatakan berlangsung secara optimal apabila aktivitas belajar siswa telah mencapai kategori minimal aktif; (2) Pembelajaran berlangsung optimal apabila rata-rata nilai prestasi belajar siswa (X) 75, DS 80% dan KB 85%; dan (3) Pembelajaran berlangsug optimal apabila keterlaksanaan pembelajaran telah mencapai minimal kategori baik. Adapaun prosedur PTK ini adalah sebagai berikut. 1. Refleksi Awal Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas dan observasi di kelas V A SD Negeri 10 Kesiman tahun pelajaran 2013/2014, diketahui aktivitas dan prestasi belajar matematika siswa masih rendah. Hal tersebut dapat diketahui dari hasil

82 65 wawancara, dimana fakta mengenai prestasi belajar siswa yang dilihat dari nilai rata-rata kelas untuk mata pelajaran matematika pada semester ganjil tahun pelajaran 2013/2014, menunjukkan masih berada di bawah standar KKM yang ditetapkan, dimana pencapaian rata-rata nilai prestasi siswa yang masih kurang dari 75 yaitu 68,88, ketuntasan belajar (KB) di bawah 85% yaitu hanya 66%, dan daya serap (DS) juga di bawah 80% yaitu hanya 69%. Disamping itu dari hasil pengamatan kegiatan pembelajaran, ternyata guru dominan menggunakan metode ceramah, kegiatan pembelajaran lebih berpusat pada guru, dalam menjelaskan materi, guru jarang menggunakan alat peraga. Selain itu juga, guru tidak memberikan aplikasi materi pembelajaran secara langsung dengan kehidupan sehari-hari supaya siswa mudah memahami materi yang diajarkan. Sementara siswa hanya mencatat yang di tulis guru di papan tulis, tanpa ada aktivitas yang membantu siswa dalam memahami materi yang disampaikan oleh guru, sehingga siswa menjadi kurang konsentrasi, sering bermain dengan temannya, siswa tidak berani menanyakan langsung kepada guru apabila ada materi yang belum dipahami, sehingga dari tingkah laku siswa terlihat bahwa siswa bosan mengikuti pelajaran. Melihat persoalan tersebut, maka salah satu implementasi pembelajaran yang diduga mampu mengatasi persoalan tersebut adalah dengan mengimplementasikan Contextual Teaching and Learning (CTL). Pembelajaran Kontekstual (CTL) adalah sistem belajar yang didasarkan pada filosofi bahwa siswa mampu menyerap pelajaran apabila mereka menangkap makna dalam materi akademis yang mereka terima, dan mereka menangkap makna dalam soal-soal

83 66 sekolah sehingga mereka bisa mengkaitkan informasi baru dengan pengetahuan dan pengalaman yang sudah mereka miliki sebelumnya. 2. Siklus I Siklus I dilaksanakan selama 3 kali pertemuan dengan rincian 2 kali pertemuan untuk pelaksanaan tindakan yaitu pertemuan 1 penyampaian materi tentang sifat-sifat kubus, pertemuan 2 penyampaian materi tentang menemukan rumus luas permukaan dan volume kubus, dan 1 kali pertemuan untuk tes prestasi belajar. Langkah-langkah pelaksanaan untuk setiap siklus terdiri dari tiga tahap, yaitu: perencanaan, tindakan dan observasi serta refleksi. a. Perencanaan Tindakan Sesuai permasalahan yang muncul pada refleksi awal maka akan diterapkan pendekatan pembelajaran kontekstual dengan bantuan alat peraga. Selanjutnya ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan dalam siklus ini yaitu (1) menentukan dan menyiapkan materi pelajaran yang akan disampaikan; (2) menyiapkan alat peraga yang berbentuk kubus; (3) menyiapkan instrumen penelitian berupa (a) Program Satuan Pembelajaran (PSP); (b) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang mengacu pada langkah-langkah CTL; (c) Lembar Kerja Siswa (LKS); (d) alat evaluasi untuk siklus I (tes prestasi belajar) yang berupa tes bentuk obyektif dan uraian; (e) lembar observasi aktivitas belajar siswa; (f) lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran; dan (g) buku untuk catatan lapangan. b. Pelaksanaan Tindakan dan Observasi Berdasarkan perencanaan tindakan di atas pada tahap ini peneliti melaksanakan pembelajaran bangun ruang sisi datar melalui implementasi CTL

84 67 dengan bantuan alat peraga. Adapun langkah-langkah dalam pelaksanaan tindakan adalah sebagai berikut. 1) Pertemuan I No. Langkah-Langkah Pembelajaran untuk Pertemuan I pada Siklus I Tahapan dan komponen Kegiatan Guru 1. Pendahuluan 1) Mengabsen siswa 2) Memberikan pengarahan kepada siswa tentang model CTL 3) Menyampaikan tujuan pembelajaran kepada siswa 2. Kegiatan Inti 4) Guru memberikan masalah nyata untuk menggali pengetahuan siswa dengan mencari contoh benda-benda yang berbentuk kubus 5) Guru memberikan stimulus agar siswa mengungkapkan apa yang ada dipikiran siswa mengenai bendabenda yang berbentuk kubus 6) Guru menyadarkan siswa untuk menerapkan strategi mereka sendiri dalam belajar 7) Guru mengarahkan siswa dalam menemukan konsep berdasarkan alat peraga 8) Guru menyuruh siswa menyajikan hasil observasinya pada teman sekelas 9) Guru membimbing siswa jika ada yang Kegiatan Pembelajaran Kegiatan Siswa 1) Mendengarkan guru melakukan absen 2) Mendengarkan arahan dari guru 3) Mendengarkan tujuan pembelajaran yang disampaikan 4) Mencari contoh bendabenda yang berbentuk kubus yang ada disekitarnya 5) Mengungkapkan apa yang ada dipikiran mengenai benda-benda yang berbentuk kubus 6) Menerapkan strategi sendiri dalam belajar 7) Menemukan konsep berdasarkan alat peraga yang berbentuk kubus 8) Menyajikan hasil observasinya pada teman sekelas 9) Meneliti kesalahan dan terus memperbaiki

85 68 melakukan kesalahan dan terus memotivasi siswa untuk memperbaiki kesalahannya 10) Guru menggali pemahaman siswa dengan cara mengadakan tanya jawab untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa mengenai materi yang dibahas 11) Guru mendorong siswa untuk lebih banyak bertanya tentang materi yang dibahas 12) Guru membagi siswa ke dalam kelompok heterogen yang anggotanya 4 sampai 5 orang 13) Guru menjelaskan kegiatan siswa yaitu secara berkelompok siswa melakukan eksplorasi untuk menemukan pemecahan masalah dari materi yang dibahas 14) Guru membagikan LKS kepada masing-masing kelompok dan model bangun ruang kubus 15) Guru menggunakan alat peraga untuk menanamkan konsep dan pemecahan masalah 16) Guru meminta masingmasing perwakilan kelompok untuk menyampaikan hasil diskusinya dengan memperagakan kembali model bangun ruang kesalahannya 10) Bertanya untuk mengetahui hal-hal yang belum dimahami mengenai materi yang dibahas 11) Lebih banyak bertanya tentang materi yang dibahas 12) Membentuk kelompok heterogen yang anggotanya 4 sampai 5 orang 13) Mendengarkan penjelasan guru dalam berdiskusi dikelompok 14) Menerima LKS yang diberikan guru dan model bangun ruang kubus 15) Mendengarkan penjelasan guru dengan alat peraga 16) Masing-masing perwakilan kelompok menyampaikan hasil

86 69 kubus dan balok di depan kelas 3. Penutup 17) Guru menyuruh siswa menanyakan materi yang belum dimengerti. 18) Guru membibing siswa untuk membuat kesimpulan dan merangkum materi yang telah dipelajari. 19) Guru memberikan penilaian terhadap hasil presentasi yang telah dilakukan oleh perwakilan masingmasing kelompok 20) Guru memberikan LKS untuk dikerjakan siswa untuk mengetahui pemahaman siswa 21) Guru memberikan PR mengenai materi yang telah dibahas diskusinya dengan memperagakan kembali model bangun ruang kubus di depan kelas 17) Menanyakan materi yang belum dimengerti. 18) Membuat kesimpulan dan merangkum materi yang telah dipelajari. 19) Mendengarkan penilaian guru terhadap hasil presentasi yang telah dilakukan oleh perwakilan masingmasing kelompok 20) Menerima LKS yang diberikan guru 21) Mencatat PR mengenai materi yang telah dibahas No. 2) Pertemuan II Langkah-langkah Pembelajaran untuk Pertemuan II pada Siklus I Tahapan dan komponen Kegiatan Guru 1. Pendahuluan 1) Mengabsen siswa 2) Memberikan pengarahan kepada siswa tentang model CTL 3) Menyampaikan tujuan pembelajaran kepada siswa 2. Kegiatan Inti 4) Guru memberikan masalah nyata untuk menggali pengetahuan siswa tentang luas permukaan dan voleme Kegiatan Pembelajaran Kegiatan Siswa 1) Mendengarkan guru melakukan absen 2) Mendengarkan arahan dari guru 3) Mendengarkan tujuan pembelajaran yang disampaikan 4) Mendengarkan arahan guru tentang luas permukaan dan voleme bangun ruang kubus

87 70 bangun ruang kubus 5) Guru memberikan stimulus agar siswa mengungkapkan apa yang ada dipikiran siswa mengenai luas permukaan dan voleme bangun ruang kubus 6) Guru menyadarkan siswa untuk menerapkan strategi mereka sendiri dalam belajar 7) Guru mengarahkan siswa dalam menemukan konsep berdasarkan alat peraga 8) Guru menyuruh siswa menyajikan hasil observasinya pada teman sekelas 9) Guru membimbing siswa jika ada yang melakukan kesalahan dan terus memotivasi siswa untuk memperbaiki kesalahannya 10) Guru menggali pemahaman siswa dengan cara mengadakan tanya jawab untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa mengenai materi yang dibahas 11) Guru mendorong siswa untuk lebih banyak bertanya tentang materi yang dibahas 12) Guru membagi siswa ke dalam kelompok heterogen yang anggotanya 4 sampai 5 orang 13) Guru menjelaskan 5) Mengungkapkan apa yang ada dipikiran mengenai luas permukaan dan voleme bangun ruang kubus 6) Menerapkan strategi mereka sendiri dalam belajar 7) Menemukan konsep berdasarkan alat peraga yang berbentuk kubus 8) Menyajikan hasil observasinya pada teman sekelas 9) Meneliti kesalahan dan terus memperbaiki kesalahannya 10) Bertanya untuk mengetahui hal-hal yang belum dimahami mengenai materi yang dibahas 11) Lebih banyak bertanya tentang materi yang dibahas 12) Membentuk kelompok heterogen yang anggotanya 4 sampai 5 orang

88 71 kegiatan siswa yaitu secara berkelompok siswa melakukan eksplorasi untuk menemukan pemecahan masalah dari materi yang dibahas 14) Guru membagikan LKS kepada masing-masing kelompok dan model bangun ruang kubus 15) Guru menggunakan alat peraga untuk menanamkan konsep dan pemecahan masalah 16) Guru meminta masingmasing perwakilan kelompok untuk menyampaikan hasil diskusinya dengan memperagakan kembali model bangun ruang kubus dan balok di depan kelas 3. Penutup 17) Guru menyuruh siswa menanyakan materi yang belum dimengerti. 18) Guru membibing siswa untuk membuat kesimpulan dan merangkum materi yang telah dipelajari. 19) Guru memberikan penilaian terhadap hasil presentasi yang telah dilakukan oleh perwakilan masingmasing kelompok 20) Guru memberikan LKS untuk dikerjakan siswa untuk mengetahui pemahaman siswa 21) Guru memberikan PR mengenai materi yang telah dibahas 13) Mendengarkan penjelasan guru dalam berdiskusi dikelompok 14) Menerima dan mengerjakan LKS yang diberikan guru dan model bangun ruang kubus 15) Mendengarkan penjelasan guru dalam menggunakan alat peraga 16) Masing-masing perwakilan kelompok menyampaikan hasil diskusinya dengan memperagakan kembali model bangun ruang kubus di depan kelas 17) Menanyakan materi yang belum dimengerti. 18) Membuat kesimpulan dan merangkum materi yang telah dipelajari. 19) Mendengarkan penilaian guru terhadap hasil presentasi yang telah dilakukan oleh perwakilan masingmasing kelompok 20) Menerima LKS yang diberikan guru dan mengerjakannya 21) Mencatat PR mengenai materi yang telah dibahas

89 72 Selama pelaksanaan tindakan pada pertemuan pertama dan pertemuan kedua, dilakukan observasi terhadap pelaksanaan pembelajaran secara keseluruhan dengan mengamati aktivitas belajar siswa dan keterlaksanaan pembelajaran berdasarkan pendekatan pembelajaran kontekstual berbantuan alat peraga yang dilakukan guru. Dalam observasi peneliti meminta bantuan kepada dua orang teman sejawat dan seorang guru kelas untuk mengamati jalannya proses pembelajaran secara keseluruhan, serta mengamati kendala yang nampak selama proses pembelajaran sebagai bahan pertimbangan untuk pelaksanaan siklus berikutnya. Hasil observasi dicatat pada lembar observasi aktivitas belajar siswa, lembar keterlaksanaan pembelajaran, dan buku catatan lapangan. 3) Pertemuan III Pada pertemuan ketiga akan diadakan evaluasi dengan memberikan tes prestasi akhir siklus I kepada siswa sesuai materi yang telah dibahas pada pertemuan I dan pertemuan II. c. Refleksi Pada tahap ini peneliti bersama teman sejawat mengkaji kendala yang dihadapi dari tindakan yang telah dilaksanakan. Sebagai acuan dalam refleksi ini adalah: (1) hasil observasi aktivitas belajar siswa; (2) hasil tes prestasi belajar siswa akhir siklus I; (3) keterlaksanaan pembelajaran: dan (4) catatan lapangan. Hasil dari refleksi ini dijadikan dasar untuk memperbaiki serta menyempurnakan perencanaan dan pelaksanaan tindakan pada siklus I untuk kemudian dilaksanakan pada siklus II.

90 73 3. Siklus II Siklus II dilaksanakan untuk memperbaiki kendala dan kekurangan yang terjadi pada siklus I serta direncanakan untuk dilaksanakan dalam tiga kali pertemuan, yaitu dua kali pertemuan untuk menyampaikan materi pelajaran melalui implementasi CTL dan satu pertemuan lagi untuk tes akhir siklus. Pertemuan pertama membahas tentang mendefinisikan balok, sifat-sifat balok dan bagianbagiannya serta menggambarkan jaring-jaring balok. Pertemuan kedua membahas tentang menghitung luas permukaan dan volume balok. Seperti halnya pada siklus I, komponen-komponen pada siklus II sama dengan siklus I. Pada siklus II ini kembali dilakukan refleksi berdasarkan hasil observasi dan hasil tes prestasi belajar siswa yang diperoleh pada akhir siklus II. Jika pada data hasil observasi dan evaluasi yang dicapai siswa pada siklus II tidak terdapat kendala-kendala yang sangat berarti serta proses pembelajaran telah optimal maka akan dirumuskan rekomendasi penelitian ini berhasil dan siklus dihentikan, apabila tidak maka akan dilakukan siklus berikutnya. Proses pembelajaran dikatakan telah optimal apabila (1) aktivitas belajar siswa mencapai kategori minimal aktif (2) rata-rata nilai prestasi belajar siswa (X) 75, DS 80% dan KB 85%; dan (3) keterlaksanaan pembelajaran telah mencapai minimal kategori baik.

91 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas VA SD Negeri 10 Kesiman tahun pelajaran 2013/2014 dengan melibatkan 44 siswa sebagai subjek penelitian. Penelitian ini dilaksanakan sampai dua siklus yang berlangsung mulai tanggal 19 April sampai dengan 30 April Adapun jadwal pelaksanaan penelitian dapat dilihat pada lampiran 09. Data yang dikumpulkan meliputi data aktivitas belajar siswa, data prestasi belajar siswa, dan data keterlaksanaan pembelajaran. Data aktivitas belajar siswa dan keterlaksanaan pembelajaran dikumpulkan dengan teknik observasi dan data prestasi belajar siswa dikumpulkan dengan teknik tes yang berbentuk tes obyektif dan tes uraian. Data aktivitas belajar siswa pada siklus I dan siklus II secara berturut-turut disajikan pada Lampiran 15, Lampiran 20, Lampiran 33 dan Lampiran 38. Selanjutnya data prestasi belajar siswa pada siklus I dan siklus II disajikan pada Lampiran 27 dan Lampiran 45 serta data keterlaksanaan pembelajaran pada siklus I dan II disajikan pada Lampiran 16, Lampiran 21, Lampiran 34, dan Lampiran 39. Hasil analisis data pada penelitian ini disajikan sebagai berikut. 1. Hasil Analisis Data Aktivitas Belajar Siswa Berdasarkan analisis data aktivitas belajar siswa sebagaimana tercantum pada Lampiran 25 dan Lampiran 43 maka dapat disajikan rekapitulasi hasil analisis 74

92 75 data aktivitas belajar siswa seperti pada Tabel 08 berikut. Tabel 08. Rekapitulasi Hasil Analisis Data Aktivitas Belajar Siswa Siklus I II Pertemuan Rata-rata Skor Aktivitas Belajar Siswa Katagori I 7,93 Kurang Aktif II 8,59 Kurang Aktif Rata-rata 8,27 Kurang Aktif IV 10,59 Cukup Aktif V 13,41 Aktif Rata-rata 12,00 Aktif 2. Hasil Analisis Data Prestasi Belajar Siswa Berdasarkan analisis data prestasi belajar siswa sebagaimana tercantum pada Lampiran 27 dan Lampiran 45 diperoleh: a) Rata-rata nilai prestasi belajar siswa ( X ) pada siklus I dan siklus II berturut-turut sebesar: 76,50 dan 82,68 dengan persentase peningkatan 8,08%, b) Daya Serap (DS) pada siklus I dan siklus II berturut-turut sebesar: 76,50% dan 82,68% dengan persentase peningkatan 8,08%, c) Ketuntasan Belajar (KB) pada siklus I dan siklus II berturut-turut sebesar: 70,50% dan 88,64% dengan persentase peningkatan 25,73%. Adapun rekapitulasi hasil analisis data prestasi belajar siswa disajikan pada Tabel 09 berikut. Tabel 09. Rekapitulasi Hasil Analisis Data Prestasi Belajar Siswa No. Komponen Siklus Persentase Peningkatan Prestasi Belajar I II dari Siklus I ke Siklus II 1 Rata-Rata Nilai Prestasi Belajar Siswa ( X ) 76,50 82,68 8,08% 2 Daya Serap (DS) 76,50% 82,68% 8,08% 3 Ketuntasan Belajar (KB) 70,50% 88,64% 25,73% 3. Hasil Analisis Data Keterlaksanaan Pembelajaran Berdasarkan analisis data keterlaksanaan pembelajaran pada Lampiran 28,

93 76 dan Lampiran 46, maka dapat disajikan rekapitulasi hasil analisis data keterlaksanaan pembelajaran seperti pada Tabel 10 berikut Tabel 10. Reapitulasi Hasil Analisis Data Keterlaksanaan Pembelajaran Siklus Pertemuan Persentase Keterlaksanaan Pembelajaran I II Katagori I 61,11% Kurang Baik II 72,22% Cukup Baik Rata-rata 66,17% Cukup Baik IV 88,89% Baik V 100% Sangat Baik Rata-rata 94,45% Sangat Baik B. Pembahasan Berdasarkan hasil observasi di kelas VA SD Negeri 10 Kesiman, diketahui aktivitas dan prestasi belajar siswa masih rendah. Hal tersebut dapat diketahui dari hasil wawancara, dimana fakta mengenai prestasi belajar siswa yang dilihat dari nilai rata-rata kelas untuk mata pelajaran matematika pada semester ganjil tahun pelajaran 2013/2014, menunjukkan masih berada di bawah standar KKM yang ditetapkan, dimana pencapaian rata-rata nilai prestasi siswa yang masih kurang dari 75, ketuntasan belajar (KB) di bawah 85%, dan daya serap (DS) juga di bawah 75%. Berdasarkan hasil observasi tersebut maka diadakan penelitian tindakan kelas dengan judul meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa melalui implementasi CTL dengan bantuan alat peraga pada siswa kelas VA SD Negeri 10 Kesiman tahun pelajaran 2013/2014. Dari hasil analisis data aktivitas belajar siswa pada siklus I diketahui bahwa rata-rata skor aktivitas belajar siswa pada siklus I yaitu 8,28 dengan katagori kurang aktif. Hasil analisis data prestasi belajar siswa pada siklus I diperoleh

94 77 rata-rata nilai prestasi belajar siswa ( X ) yaitu 76,50, Daya Serap (DS) yaitu 76,50%, dan Ketuntasan Belajar (KB) yaitu 70,50%. Serta hasil persentase keterlaksanaan pembelajaran pada siklus I adalah 66,17% dengan katagori cukup baik. Berdasarkan hasil analisis data aktivitas belajar, data prestasi belajar siswa dan data keterlaksanaan pembelajaran pada siklus I tersebut maka dapat dikatakan bahwa pembelajaran pada siklus I belum optimal sebab pembelajaran dikatakan optimal apabila rata-rata skor aktivitas belajar siswa mencapai kategori aktif yaitu jika 11,665 Ā < 14,995 dan prestasi belajar siswa minimal memenuhi standar KKM yang ditetapkan yaitu ( X ) minimal 75, daya serap (DS) minimal 75% dan ketuntasan belajar (KB) minimal 85%. Serta suatu pembelajaran dikatakan optimal apabila keterlaksanaan pembelajaran sudah mencapai kualifikasi baik jika tingkat keterlaksanaan pembelajaran dari 80%-89%. Berdasarkan hasil catatan lapangan (Lampiran 29) ditemukan beberapa kendala yang menyebabkan belum optimalnya pembelajaran pada siklus I, yaitu: (1) siswa belum bisa menjalin kerjasama yang baik dalam belajar kelompok, (2) siswa yang mempunyai kemampuan kurang, malu untuk bertanya kepada guru maupun temannya, (3) siswa yang pandai mendominasi dalam menjawab pertanyaan guru, (4) siswa belum mampu mengaitkan materi pelajaran dengan benda-benda di lingkungan sekitar mereka, (5) guru kurang efektif dalam mengelola kelas sehingga waktu yang tersedia tidak dapat dimanfaatkan dengan efektif oleh guru, (6) pemantauan dan arahan guru kepada siswa saat mengerjakan LKS masih kurang intensif, (7) guru tampak terlalu tergesa-gesa dalam menjelaskan materi.

95 78 Berkaitan dengan belum optimalnya pembelajaran pada siklus I yang disebabkan oleh beberapa kendala yang telah diuraikan di atas, maka perlu dilakukan perbaikan dan penyempurnaan pelaksanaan tindakan pada siklus I untuk kemudian dilaksanakan pada siklus II. Refleksi tersebut yaitu: (1) membimbing siswa agar dapat bekerjasama dalam menyelesaikan tugas kelompok, (2) menunjuk siswa yang kemampuannya kurang dan malu bertanya untuk menjawab pertanyaan yang diberikan guru kemudian memberi nilai sebagai motivasi, (3) menunjuk siswa yang mewakili kelompoknya dalam melakukan presentasi hasil diskusinya di depan kelas sehingga tidak didominasi oleh siswa yang pandai saja, (4) meminta siswa untuk membawa beberapa benda yang ada di lingkungan sekitar mereka (yang ada kaitannya dengan materi pelajaran) untuk didiskusikan dalam kelas, (6) guru lebih intensif dalam memberikan bantuan yang berupa arahan atau petunjuk kepada siswa saat mengerjakan LKS kemudian mengurangi bantuan tersebut dan memberi kesempatan kepada siswa untuk mengambil alih tanggung jawab pembelajaran, (7) menjelaskan konsep materi secara sistematis dan tidak tergesa-gesa dengan tetap memperhatikan alokasi waktu. Berdasarkan analisis data aktifitas belajar siswa pada siklus II rata-rata skor aktivitas belajar siswa yaitu 12,00 dengan kategori aktif. Dari hasil analisis data prestasi belajar siswa pada siklus II diperoleh bahwa rata-rata skor prestasi belajar siswa ( X ) yaitu 82,68, Daya Serap (DS) yaitu 82,68%, dan Ketuntasan Belajar (KB) yaitu 88,64%. Serta dari hasil analisis data keterlaksanaan pembelajaran diperoleh persentase keterlaksanaan pembelajaran pada siklus II adalah 94,45%. Pada siklus II tidak ditemukan lagi kendala-kendala yang sangat berarti

96 79 dalam proses pembelajaran. Perbaikan dan penyempurnaan tindakan pada siklus I yang kemudian dilaksanakan pada siklus II memberi dampak positif dalam proses pembelajaran pada siklus II, diantaranya: (1) siswa sudah mulai mampu memfokuskan diri untuk belajar dan tidak ribut lagi, (2) dalam belajar kelompok siswa sudah mulai bisa saling membantu dalam menyelesaikan LKS, (3) siswa yang mempunyai kemampuan kurang dan malu sudah mulai bertanya baik pada teman maupun kepada guru jika mereka belum paham terhadap materi yang dipelajari, (4) siswa yang kemampuannya kurang sudah mau berusaha menjawab pertanyaan guru, (5) siswa sudah mampu mengaitkan materi pelajaran dengan benda-benda yang ada dalam lingkungan disekitarnya, (6) dalam proses pembelajaran guru sudah mampu lebih efektif dalam melakukan pengelolaan kelas, (7) dengan bimbingan yang lebih intensif yang dilakukan oleh guru kepada siswa dalam mengerjakan LKS, (8) guru sudah bisa menyampaikan materi dengan lebih rileks. Mengacu pada BAB III bahwa pembelajaran dikatakan optimal apabila aktivitas belajar siswa telah mencapai kategori aktif, rata-rata nilai prestasi belajar siswa ( X ) minimal 75, daya serap (DS) minimal 75% dan ketuntasan belajar (KB) minimal 85%. Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh pada siklus II, maka pembelajaran pada siklus II dapat dikatakan telah optimal karena telah memenuhi standar KKM yang telah ditetapkan. Selain itu tidak ditemukan lagi kendala-kendala yang sangat berarti dalam proses pembelajaran. Maka penelitian ini dihentikan sampai siklus II. Berdasarkan hasil yang diperoleh pada siklus I dan II terlihat bahwa

97 80 aktivitas dan prestasi belajar siswa yang ditinjau dari rata-rata skor aktivitas belajar dan penggolongannya, rata-rata skor prestasi belajar siswa, daya serap siswa, dan ketuntasan belajar siswa sudah memenuhi indikator keberhasilan yang ditetapkan. Sehingga melalui implementasi CTL dengan bantuan alat peraga dalam pembelajaran bangun ruang sisi datar pada siswa kelas VA SD Negeri 10 Kesiman tahun pelajaran 2013/2014 dapat meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa.

98 BAB V PENUTUP A. Simpulan Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa melalui implementasi CTL dengan bantuan alat peraga terjadi peningkatan aktivitas dan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran bangun ruang sisi datar pada siswa kelas VA SD Negeri 10 Kesiman tahun pelajaran 2013/2014. Adapun peningkatan aktivitas dan prestasi belajar siswa yang dicapai sebagai berikut. 1. Adanya peningkatan aktivitas belajar siswa yang ditunjukan dengan peningkatan kategori aktivitas belajar siswa dari kurang aktif pada siklus I, menjadi aktif pada siklus II. 2. Peningkatan prestasi belajar siswa ditunjukkan dengan persentase peningkatan rata-rata nilai prestasi belajar siswa X, daya serap (DS), dan ketuntasan belajar (KB) dari siklus I ke siklus II berturut-turut sebesar: 8,08%, 8,08% dan 25,73%. B. Saran Berdasarkan analisis data, hasil pembahasan dan simpulan di atas, maka saran yang dapat disampaikan adalah: 1. Pembelajaran dengan mengimplementasikan CTL perlu diterapkan dalam proses pembelajaran matematika khususnya di SD Negeri 10 Kesiman, sebagai alternatife lain, karena pembelajaran dengan mengimplementasikan CTL ini dapat 81

99 82 meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa. 2. Kepada peneliti lain yang memilih model CTL sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa, hendaknya dalam proses pembelajaran mampu meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa melalui implementasi CTL dengan bantuan alat peraga dalam subjek atau pokok bahasan yang berbeda. 3. Kepada pihak sekolah diharapkan dapat mengimplementasikan CTL dengan bantuan alat peraga pada materi pokok yang berbeda, karena model pembelajaran ini dapat membantu tercapainya tujuan pembelajaran.

100 83 DAFTAR PUSTAKA Adnyani, Ni Ketut Meningkatkan Aktivitas Dan Prestasi Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Bangun Ruang Melalui Implementasi Ctl Dengan Bantuan Alat Peraga Manipulatif Pada Siswa Kelas VIIIB SMP N 5 Abang Tahun Pelajaran 2012/2013. Skripsi (tidak diterbitkan). Denpasar: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Mahasaraswati. Asmita, Agus Eka Putra Meningkatkan Aktivitas dan Prestasi Belajar Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dalam Pembelajaran Bangun Ruang Pada Siswa Kelas V SD Negeri 3 Karangasem Tahun Pelajaran 2011/2012. Skripsi (tidak diterbitkan). Denpasar: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Mahasaraswati. Daryanto Kamus Bahasa Indonesia Lengkap. Surabaya: Apollo. Depdikbud Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Depdiknas Kurikulum Hasil Belajar Mengajar. Jakarta: Depdiknas Materi Pelatihan Terintegrasi Matematika. Jakarta: Depdiknas. Dimyati dan Mudjiono Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta Hamalik, Oemar Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. Johnson, Elaine B Contextual Teaching and Learning. California: CorwinPress, Inc. Mery, Luh Eka Putri Meningkatkan Aktivitas dan Prestasi Belajar Siswa Melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dalam Pembelajaran Bangun Ruang Sisi Datar pada Siswa Kelas VIII D SMP Negeri 4 Bebandem Tahun Pelajaran 2011/2012. Skripsi (tidak dterbitkan). Denpasar: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Mahasaraswati. 83

101 84 Moleong Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Nurkancana, Wayan dan Sunartana, PPN Evaluasi Hasil Belajar. Surabaya: Usaha Nasional. Riyanto, Yatim Paradigma Baru Pembelaharan. Surabaya: Kencana Predana Media Group. Rosalin, Elin Gagasan Merancang Pembelajaran Kontekstual. Bandung: PT Karsa Mandiri Persada. Ruseffendi Materi Pokok Pendidikan Matematika 3. Jakarta:Depdikbud Rusman Model-Model Pembelajaran. Bandung: Grafindo. Sardiman, A.M Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Slameto Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta. Suandhi, I Wayan Metodologi Penelitian. Diktat (tidak diterbitkan). Denpasar: FKIP Universitas Mahasarawati Denpasar a. Penelitian Tindakan Kelas. Diktat (tidak diterbitkan). Denpasar: FKIP Universitas Mahasaraswati Denpasar b. Penulisan Karya Tulis Ilmiah. Diktat tidak diterbitkan. Denpasar: FKIP Universitas Mahasaraswati Denpasar. Suardana, I Kadek Meningkatkan Pemahaman Siswa Tentang Konsep Dalam Bangun Ruang dengan Bantuan Alat Peraga Matematika pada Siswa Kelas IV SD Negeri 3 Jungutan Tahun Pelajaran 2006/2007. Skripsi (tidak diterbitkan). Denpasar: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Mahasaraswati. Suerni, Ni Nyoman Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VIIID Tentang Perkalian Suku Dua Melalui Pembelajaran Dengan Bantuan Alat Peraga pada SMP Negeri 2 Bangli Tahun Pelajaran 2007/2008. Skripsi (tidak diterbitkan). Denpasar: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Mahasaraswati.

102 85 Suharjana, Agus Pengenalan Bangun Ruang dan Sifat-sifatnya di SD.Yogjakarta: Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Matematika. Suparno, Paul Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan. Yogyakarta: Kanisius. Taniredja, dkk Model-Model Pembelajaran inovatif. Bandung: CV Alfabeta. Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka. Tim Penyusun LKS RAMA Rama Matematika. Denpasar: Dwi Jaya Mandiri Uno. B Hamzah Perencanaan Pembelajaran. Gorontalo: Bumi Aksara Wahyuni, Ni Ketut Sapta Penerapan Pendekatan Kontekstual Berbantuan Alat Peraga Manipulatif Sebagai Upaya Meningkatkan Aktivitas dan Prestasi Belajar Siswa dalam Pembelajaran Bangun Ruang pada Siswa Kelas V SD N 14 Dangin Puri Tahun Pelajaran 2010/2011. Skripsi (tidak diterbitkan). Denpasar: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Mahasaraswati. Wardhana,Yana Teori Belajar dan Mengajar. Bandung: PT Pribumi Mekar. Winataputra, Udin S Strategi Belajar Mengajar Matematika. Jakarta: Universitas Terbuka. Yamin, Moh Manajemen Mutu Kurikulum Pendidikan. Jogjakarta: DIVA Press.

103 86 Lampiran 01 DAFTAR NAMA SUBYEK PENELITIAN SISWA KELAS VA SDN 10 KESIMAN TAHUN PELAJARAN 2013/2014 No. NIS Nama Siswa Jenis Kelamin I Kd Adi Sanjaya L Ida Bgs Cakra Wibawa L Ida A Cindy Permata D P Abailah Ihsan Firdaus L I Km Anom Adi Pratama L I Kd Arya Dwisetya P L I Gd Aditia Kamayana L I Md Adi Setiawan L Putu Adi Widyanata L I Gd Arya Murti Widiasa L Km Agus Krisna Bayu L Angelin Carolin Dacunha P Putu Ayu Arnita Dewi P Luh Ayu Ellyana Ari P P Ni Km Ayu Tri Wahyundari P Ni Km Arik Trisna Rahayu P Kd Ayu Satyawati P Putu Ayu Desianti P Baig Ayu Cahya Nadila P Betris Nuer Fitrianingsih P Made Budiartini P Cholista Xadewa L Ni Putu Cahaya Laksmi P I Kd Dwi Artayasa L I Wy Duta Arthayasa L I Gst Ayu Dewi Cahyani P Luh Dela Yuni Arisani P Kd Dwik Wulandari P Ni Luh Desika Antari P

104 Ni Luh Dita Purnama D P Dina Khania Febrianti P Ni Km Ellyta Ari Murti P Ni Luh Pt Erna Damayanti P Putu Fajar Setiawan L Gazah Achmad Garinda L I Wy Gandi Asta Dewata P L I Gd Hendra Aprilianta L Gst Made Indra Dewi P Ni Pt Indah Cahyani P Ida Ayu Intan Adnya S P Maya Angelika Praba A P Desak A Dwipa Dianariska P Ni Luh Indah Maelani P Ni Wy Mariani P Denpasar, 18 April 2014 Guru Kelas VA Peneliti Desak Made Oka Astiti, S.Pd.SD NIP.: Ni Komang Sri Yuliantari NPM.: Mengetahui, Kepala SD Negeri 10 Kesiman Dewa Ayu Manik, S.Ag, M.Pd NIP.:

105 88 Lampiran 02 DAFTAR NILAI UJIAN AKHIR SEMESTER GANJIL SISWA KELAS VA SD N 10 KESIMAN TAHUN PELAJARAN 2013/2014 UNTUK PEMBENTUKAN KELOMPOK BELAJAR CTL NO. NAMA SISWA NILAI KETUNTASAN 1 I Kd Adi Sanjaya 52 BELUM TUNTAS 2 Ida Bgs Cakra Wibawa 45 BELUM TUNTAS 3 Ida A Cindy Permata D 61 BELUM TUNTAS 4 Abailah Ihsan Firdaus 52 BELUM TUNTAS 5 I Km Anom Adi Pratama 55 BELUM TUNTAS 6 I Kd Arya Dwisetya P 78 TUNTAS 7 I Gd Aditia Kamayana 76 TUNTAS 8 I Md Adi Setiawan 57 BELUM TUNTAS 9 Putu Adi Widyanata 75 TUNTAS 10 I Gd Arya Murti Widiasa 47 BELUM TUNTAS 11 Km Agus Krisna Bayu 47 BELUM TUNTAS 12 Angelin Carolin Dacunha 75 TUNTAS 13 Putu Ayu Arnita Dewi 75 TUNTAS 14 Luh Ayu Ellyana Ari P 75 TUNTAS 15 Ni Km Ayu Tri Wahyundari 75 TUNTAS 16 Ni Km Arik Trisna Rahayu 77 TUNTAS 17 Kd Ayu Satyawati 50 BELUM TUNTAS 18 Putu Ayu Desianti 80 TUNTAS 19 Baig Ayu Cahya Nadila 81 TUNTAS 20 Betris Nuer Fitrianingsih 60 BELUM TUNTAS 21 Made Budiartini 87 TUNTAS 22 Cholista Xadewa 75 TUNTAS 23 Ni Putu Cahaya Laksmi 75 TUNTAS 24 I Kd Dwi Artayasa 55 BELUM TUNTAS 25 I Wy Duta Arthayasa 75 TUNTAS 26 I Gst Ayu Dewi Cahyani 80 TUNTAS 27 Luh Dela Yuni Arisani 81 TUNTAS 28 Kd Dwik Wulandari 79 TUNTAS 29 Ni Luh Desika Antari 78 TUNTAS 30 Ni Luh Dita Purnama D 55 BELUM TUNTAS 31 Dina Khania Febrianti 75 TUNTAS 32 Ni Km Ellyta Ari Murti 75 TUNTAS

106 89 33 Ni Luh Pt Erna Damayanti 85 TUNTAS 34 Putu Fajar Setiawan 75 TUNTAS 35 Gazah Achmad Garinda 75 TUNTAS 36 I Wy Gandi Asta Dewata P 75 TUNTAS 37 I Gd Hendra Aprilianta 56 BELUM TUNTAS 38 Gst Made Indra Dewi 75 TUNTAS 39 Ni Pt Indah Cahyani 75 TUNTAS 40 Ida Ayu Intan Adnya S 75 TUNTAS 41 Maya Angelika Praba A 76 TUNTAS 42 Desak A Dwipa Dianariska 76 TUNTAS 43 Ni Luh Indah Maelani 51 BELUM TUNTAS 44 Ni Wy Mariani 54 BELUM TUNTAS JUMLAH 3031 Denpasar, 18 April 2014 Guru Kelas VA Peneliti Desak Made Oka Astiti, S.Pd.SD NIP.: Ni Komang Sri Yuliantari NPM.: Mengetahui, Kepala SD Negeri 10 Kesiman Dewa Ayu Manik, S.Ag, M.Pd NIP.:

107 90 Lampiran 03 ANALISIS DATA PRESTASI BELAJAR SISWA PRASIKLUS Bardasarkan data prestasi belajar pada lampiran 02 diperoleh : 1) ΣX menyatakan jumlah nilai siswa = ) N menyatakan banyak siswa yang mengikuti tes = 44 3) Nilai Tertinggi Ideal = 100 Maka, X menyatakan rata-rata nilai prestasi belajar, DS menyatakan Daya Serap, dan KB menyatakan Ketuntasan Belajar siswa disajikan sebagai berikut: 1. Rata-rata Nilai Prestasi Belajar Siswa ( X ) X X 0 N = = 68,89 2. Daya Serap (DS) DS 0 = X 0 100% Nilai Tertinggi Ideal 68,89 = 100 = 68,89% 100% 3. Ketuntasan Belajar (KB) KB 0 = Ni N 29 = 44 =65,91 % 100% 100%

108 91 Lampiran 04 PERENGKINGAN NILAI UJIAN AKHIR SEMESTER GANJIL SISWA KELAS VA SD NEGERI 10 KESIMAN TAHUN PELAJARAN 2013/2014 UNTUK PEMBENTUKAN KELOMPOK BELAJAR CTL No. Urut Nama Siswa Nilai Peringkat Kelompok 21 Made Budiartini 87 1 I 33 Ni Luh Pt Erna Damayanti 85 2 II 19 Baig Ayu Cahya Nadila 81 3 III 27 Luh Dela Yuni Arisani 81 3 IV 18 Putu Ayu Desianti 80 4 V 26 I Gst Ayu Dewi Cahyani 80 4 VI 28 Kd Dwik Wulandari 79 5 VII 6 I Kd Arya Dwisetya P 78 6 VIII 29 Ni Luh Desika Antari 78 6 IX 16 Ni Km Arik Trisna Rahayu 77 7 IX 7 I Gd Aditia Kamayana 76 8 VIII 41 Maya Angelika Praba A 76 8 VII 42 Desak A Dwipa Dianariska 76 8 VI 12 Angelin Carolin Dacunha 75 9 V 13 Putu Ayu Arnita Dewi 75 9 IV 14 Luh Ayu Ellyana Ari P 75 9 III 15 Ni Km Ayu Tri Wahyundari 75 9 II 9 Putu Adi Widyanata 75 9 I 22 Cholista Xadewa 75 9 I 23 Ni Putu Cahaya Laksmi 75 9 II 25 I Wy Duta Arthayasa 75 9 III 31 Dina Khania Febrianti 75 9 IV 32 Ni Km Ellyta Ari Murti 75 9 V 34 Putu Fajar Setiawan 75 9 VI 35 Gazah Achmad Garinda 75 9 VII 36 I Wy Gandi Asta Dewata P 75 9 VIII 38 Gst Made Indra Dewi 75 9 IX 39 Ni Pt Indah Cahyani 75 9 IX 40 Ida Ayu Intan Adnya S 75 9 VIII 3 Ida A Cindy Permata D VII 20 Betris Nuer Fitrianingsih VI

109 92 8 I Md Adi Setiawan V 37 I Gd Hendra Aprilianta IV 44 Ni Wy Mariani III 30 Ni Luh Dita Purnama D II 24 I Kd Dwi Artayasa I 5 I Km Anom Adi Pratama I 1 I Kd Adi Sanjaya II 4 Abailah Ihsan Firdaus III 43 Ni Luh Indah Maelani IV 17 Kd Ayu Satyawati V 10 I Gd Arya Murti Widiasa VI 11 Km Agus Krisna Bayu VII 2 Ida Bgs Cakra Wibawa VIII Denpasar, 18 April 2014 Guru Kelas VA Peneliti Desak Made Oka Astiti, S.Pd.SD NIP.: Ni Komang Sri Yuliantari NPM.: Mengetahui, Kepala SD Negeri 10 Kesiman Dewa Ayu Manik, S.Ag, M.Pd NIP.:

110 93 Lampiran 05 DAFTAR NAMA ANGGOTA KELOMPOK BELAJAR SISWA KELAS VA SD N 10 KESIMAN SEBAGAI SUBYEK PENELITIAN KELOMPOK I Made Budiartini Putu Adi Widyanata Cholista Xadewa I Kd Dwi Artayasa I Km Anom Adi Pratama KELOMPOK III Baig Ayu Cahya Nadila Luh Ayu Ellyana Ari P I Wy Duta Arthayasa Ni Wy Mariani Abailah Ihsan Firdaus KELOMPOK V Putu Ayu Desianti Angelin Carolin Dacunha Ni Km Ellyta Ari Murti I Md Adi Setiawan Kd Ayu Satyawati KELOMPOK VII Kd Dwik Wulandari Maya Angelika Praba A Gazah Achmad Garinda Ida A Cindy Permata D Km Agus Krisna Bayu KELOMPOK II Ni Luh Pt Erna Damayanti Ni Km Ayu Tri Wahyundari Ni Putu Cahaya Laksmi Ni Luh Dita Purnama D I Kd Adi Sanjaya KELOMPOK IV Luh Dela Yuni Arisani Putu Ayu Arnita Dewi Dina Khania Febrianti I Gd Hendra Aprilianta Ni Luh Indah Maelani KELOMPOK VI I Gst Ayu Dewi Cahyani Desak A Dwipa Dianariska Putu Fajar Setiawan Betris Nuer Fitrianingsih I Gd Arya Murti Widiasa KELOMPOK VIII I Kd Arya Dwisetya P I Gd Aditia Kamayana I Wy Gandi Asta Dewata P Ida Ayu Intan Adnya S Ida Bgs Cakra Wibawa KELOMPOK IX Ni Luh Desika Antari Ni Km Arik Trisna Rahayu Gst Made Indra Dewi Ni Pt Indah Cahyani

111 94 Keterangan: Pengelompokkan di atas didasarkan pada perengkingan data nilai ujian akhir semester ganjil yang diperoleh siswa, dimana masing-masing kelompok terdiri dari siswa laki-laki dan perempuan dengan kemampuan tinggi, sedang, dan kurang. Denpasar, 18 April 2014 Guru Kelas VA SD Negeri 10 Kesiman Peneliti Desak Made Oka Astiti, S.Pd.SD Ni Komang Sri Yuliantari NIP.: NPM.:

112 95 Lampiran 06 INDIKATOR DAN DESKRIPTOR AKTIVITAS BELAJAR SISWA 1. Antusiasme siswa dalam proses pembelajaran, a. Siswa memperhatikan guru dengan seksama selama proses belajar berlangsung. b. Siswa tidak terpengaruh oleh situasi diluar kelas. c. Siswa tampak mencoba menggunakan pengetahuan yang dimiliki dalam menyampaikan pendapat. d. Siswa tidak mengganggu teman pada saat proses pembelajaran berlangsung. 2. Interaksi siswa dengan guru pada saat proses pembelajaran berlangsung, a. Siswa bertanya kepada guru terkait dengan materi pelajaran yang belum dipahami. b. Siswa berusaha menjawab pertanyaan guru. c. Siswa berusaha memperbaiki jawaban yang dijawab salah sebelumnya. d. Siswa mengemukakan pendapat kepada guru. 3. Interaksi siswa dengan siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung, a. Siswa bertanya kepada temannya terkait dengan materi pelajaran yang belum dipahami. b. Siswa berusaha menjawab pertanyaan temannya. c. Siswa mendengarkan dan memperhatikan penjelasan temannya. d. Siswa menanggapi jawaban temannya. 4. Kerjasama siswa dalam kelompok belajar, a. Siswa membantu teman yang menghadapi masalah dalam satu kelompok belajar. b. Siswa meminta bantuan teman jika menghadapi masalah dalam satu kelompok belajar. c. Siswa mengerjakan tugas secara bersama-sama dalam kelompok belajar. d. Siswa membantu memperbaiki jawaban yang salah dari teman satu kelompoknya. 5. Partisipasi siswa dalam menyimpulkan materi pelajaran, a. Siswa mencoba menyimpulkan materi pelajaran. b. Siswa memberikan respon atas kesimpulan temannya. c. Siswa melengkapi kesimpulan yang dinyatakan teman. d. Siswa mencatat kesimpulan yang diberikan oleh guru.

113 96 Lampiran 07 No Ab sen LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS BELAJAR SISWA Nama Sekolah :... Kelas/Semester :... Mata Pelajaran :... Pokok Bahasan :... Sub Pokok Bahasan :... Hari/Tanggal :... Siklus/Pertemuan :... Observer : Nama Siswa 1 Adi 2 Cakra 3 Chindy 4 Ihsan 5 Anom 6 Arya 7 Aditia 8 Setiawan 9 Widyanata 10 Widiasa 11 Krisna 12 Angelin 13 Arnita 14 Ellyana 15 Ayu Tri 16 Arik 17 Satyawati 18 Desianti 19 Cahya 20 Betris 21 Budiartini 22 Cholista 23 Cahaya 24 Dwi 25 Duta 26 Dewi 27 Yuni 28 Dwik 29 Desika Indikator/Deskriptor Aktivitas Belajar Siswa a b c d a b c d a b c d a b c d a b c d Jumlah Skor

114 97 30 Dita 31 Dina 32 Ellyta 33 Erna 34 Fajar 35 Gazali 36 Gandhi 37 Hendra 38 Indra 39 Indah 40 Intan 41 Maya 42 Dwipa 43 Maelani 44 Mariani JUMLAH Keterangan : Indikator dan Deskriptor Aktivitas Belajar Siswa dapat dilihat pada lampiran 06. Denpasar, Observer I Observer II

115 98 Lampiran 08 LEMBAR OBSERVASI KETERLAKSANAAN PEMBELAJARAN Nama Sekolah Kelas/Semester Mata Pelajaran Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Hari/Tanggal Siklus/Pertemuan Observer :... :... :... :... :... :... :... :... No. Komponen Item Kegiatan 1. Konstruktivisme a. Guru memberikan masalah nyata untuk menggali pengetahuan siswa dengan mencari contoh benda-benda yang berbentuk kubus dan balok yang ada disekitar siswa b. Guru memberikan stimulus agar siswa mengungkapkan apa yang ada dipikiran siswa mengenai benda-benda yang berbentuk kubus dan balok c. Guru menyadarkan siswa untuk menerapkan strategi mereka sendiri dalam belajar 2. Menemukan a. Guru mengarahkan siswa dalam menemukan konsep berdasarkan alat peraga b. a. Guru menyuruh siswa menyajikan hasil observasinya pada teman sekelas b. Guru menyuruh siswa menyajikan hasil observasinya pada teman sekelas c. Guru membimbing siswa jika ada yang melakukan kesalahan dan terus memotivasi siswa untuk memperbaiki kesalahannya c. Guru membimbing siswa jika ada yang melakukan kesalahan dan terus memotivasi siswa untuk memperbaiki kesalahannya Skor 0 1

116 99 3. Bertanya a. Guru menggali pemahaman siswa dengan cara mengadakan tanya jawab untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa mengenai materi yang dibahas b. Guru mendorong siswa untuk lebih banyak bertanya tentang materi yang akan dibahas 4. Masyarakat Belajar a. Guru membagi siswa ke dalam kelompok heterogen yang anggotanya 4 sampai 5 orang b. Guru menjelaskan kegiatan siswa yaitu secara berkelompok siswa melakukan eksplorasi untuk menemukan pemecahan masalah dari materi yang dibahas c. Guru membagikan LKS kepada masing-masing kelompok dan model bangun ruang kubus dan balok yang terbuat dari karton 5. Pemodelan a. Guru menggunakan alat peraga untuk menanamkan konsep dan pemecahan masalah b. Guru meminta masing-masing perwakilan kelompok untuk menyampaikan hasil diskusinya dengan memperagakan kembali model bangun ruang kubus dan balok di depan kelas 6 Refleksi a. Guru menyuruh siswa menanyakan materi yang belum dimengerti. b. Guru membibing siswa untuk membuat kesimpulan dan merangkum materi yang telah dipelajari. 7 Penilaian Autentik a. Guru memberikan penilaian terhadap hasil presentasi yang telah dilakukan oleh perwakilan masing-masing kelompok

117 100 b. Guru memberikan LKS untuk dikerjakan siswa untuk mengetahui pemahaman siswa c. Guru memberikan PR mengenai materi yang telah dibahas JUMLAH SKOR Denpasar, April 2014 Observer

118 101 Lampiran 09 Hari / Tanggal Sabtu/ 19 April 2014 Senin/ 21 April 2014 Rabu/ 23 April 2014 Sabtu/ 26 April 2014 Senin/ 28 April 2014 Rabu/ 30 April 2014 JADWAL PELAKSANAAN PENELITIAN Siklus Pertemuan RPP Materi I II I 01 II 02 III IV 03 V VI 04 1) Mengidentifikasi sifat-sifat kubus. 2) Menyebutkan bagianbagian kubus. 3) Mengidentifikasi jaringjaring kubus dan membuatnya. 4) Menemukan rumus dan mengitung luas permukaan kubus. 5) Menemukan rumus dan menghitung volume kubus. Tes Akhir Siklus I 6) Mengidentifikasi sifat-sifat balok. 7) Menyebutkan bagianbagian balok. 8) Mengidentifikasi jaringjaring balok dan membuatnya. 9) Menemukan rumus dan mengitung luas permukaan balok. 10) Menemukan rumus dan menghitung volume balok. Tes Akhir Siklus II Denpasar, 18 April 2014 Peneliti, Ni Komang Sri Yuliantari NPM.:

119 102 Lampiran 10 SILABUS SEKOLAH : SD Negeri 10 Kesiman KELAS : VA SEMESTER : 2 MATERI POKOK : KUBUS DAN BALOK WAKTU :12 35 Menit Standar Kompetensi: Memahami sifat-sifat kubus, balok, limas, prisma, dan bagian-bagiannya, serta menentukan ukurannya. SUB KOMPETEN INDIKAT ALOKASI PENILA MATERI SI DASAR OR WAKTU IAN POKOK 1. Mengidenti fikasi sifatsifat kubus dan bagianbagiannya 2. Mengidenti fikasi jaringjaring kubus dan membuatny a. 1. Mengidenti fikasi sifatsifat kubus. 2. Menyebutk an bagianbagian kubus. 3. Mengidenti fikasi jaringjaring kubus dan membuatn ya. 1. Mengide ntifikasi sifatsifat kubus. 2. Menyeb utkan bagianbagian kubus. 3. Mengide nt ifikasi jaringjaring kubus. 4. Membua t jaringjaring kubus. RPP 01 PERTEMU AN I SIKLUS I 2 35 menit 1. Tes tertulis 2. Bentuk tes obyekti f dan uraian SUMBER / BAHAN 1. Tim Penyusun LKS RAMA Rama Matematik a. Denpasar: Dwi Jaya Mandiri 2. Alat peraga berbentuk kubus, kerangka kubus, dan jaringjaring kubus. 3. Menghitun g luas permukaan dan volume kubus. 4. Menemuka n rumus dan menghitun g luas permukaan kubus. 5. Menemuka n rumus dan menghitun 5. Menemu kan rumus luas permuka an kubus. 6. Menghit ung luas permuka an RPP 02 PERTEMU AN II SIKLUS I 2 35 menit 1. Tes tertulis 2. Bentuk tes obyekti f dan uraian 1. Tim Penyusun LKS RAMA Rama Matematik a. Denpasar: Dwi Jaya Mandiri

120 103 g volume kubus. kubus. 7. Menemu kan rumus volume kubus. 8. Menghit ung volume kubus. 9. Menggu nakan rumus luas permuka an kubus dalam pemecah an masalah. 10. Menggu nakan rumus volume kubus dalam pemecah an masalah. 2. Alat peraga berbentuk kubus, jaringjaring kubus, dan kubus yang terdiri dari beberapa kubus satuan volume dengan panjang rusuk satu satuan panjang. 3. Bendabenda yang berbentuk kubus seperti kotak perhiasan, dadu, rubik, dll 1, 2, dan 3 1,2,3,4 dan 5 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, dan 10 TES AKHIR SIKLUS PERTEMU AN III SIKLUS I 2 35 menit 1. Tes tertulis. 2. Bentuk tes obyekti f dan tes uraian. 4. Mengidenti fikasi sifatsifat balok dan bagianbagiannya 5. Mengidenti fikasi 6. Mengidenti fikasi sifatsifat balok. 7. Menyebutk an bagianbagian balok. 11. Mengide ntifikasi sifatsifat balok. 12. Menyeb utkan RPP 03 PERTEMU AN IV SIKLUS II 2 35 menit 1. Tes tertulis. 2. Bentuk tes obyekti f dan uraian. 1. Tim Penyusun LKS RAMA Rama Matematik

121 104 jaringjaring balok dan membuatny a. 6. Menghitu ng luas permukaa n dan volume balok. 8. Mengidenti fikasi jaringjaring balok, serta membuatn ya. 9. Menemuka n rumus dan menghitun g luas permukaan balok. 10. Mene mukan rumus dan menghitun g volume balok. bagianbagian balok. 13. Mengide nt ifikasi jaringjaring balok. 14. Membua t jaringjaring balok. 15. Menemu kan rumus luas permuka an balok. 16. Menghit ung luas permuka an balok. 17. Menemu kan rumus volume balok. 18. Menghit ung volume balok 19. Menggu nakan rumus luas permuka an balok dalam pemecah an masalah. 20. Menggu nakan rumus volume balok RPP 04 PERTEMU AN V SIKLUS II 2 35 menit 1. Tes tertulis. 2. Bentuk tes obyekti f dan uraian. a. Denpasar: Dwi Jaya Mandiri 2. Alat peraga berbentuk balok, kerangka balok, dan jaringjaring balok. 1. Tim Penyusun LKS RAMA Rama Matematik a. Denpasar: Dwi Jaya Mandiri 2. Alat peraga berbentuk balok, jaringjaring kubus, dan kubus yang terdiri dari beberapa kubus satuan volume dengan panjang rusuk satu satuan panjang. 3. Bendabenda yang berbentuk balok, seperti kotak

122 105 dalam pemecah an masalah. minuman berbentuk balok, kardus minuman, kotak tempat kue, dll 4, 5, dan 6 6,7,8,9 dan 10 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, dan 20 TES AKHIR SIKLUS PERTEMU AN VI SIKLUS II 2 35 menit 1. Tes tertulis. 2. Bentuk tes obyekti f dan tes uraian. Guru Kelas VA Denpasar, 18 April 2014 Peneliti Desak Made Oka Astiti, S.Pd.SD NIP.: Ni Komang Sri Yuliantari NPM.: Mengetahui, Kepala SD Negeri 10 Kesiman Dewa Ayu Manik, S.Ag, M.Pd NIP.:

123 106 Lampiran 11 PROGRAM SATUAN PEMBELAJARAN (PSP) Nama Sekolah : SD Negeri 10 Kesiman Mata Pelajaran : Matematika Kelas/Semester : V A/2 Pokok Bahasan : Kubus dan Balok Banyak Pertemuan : 6 pertemuan A. Standar Kompetensi Memahami sifat-sifat kubus, balok, limas, prisma, dan bagian-bagiannya, serta menentukan ukurannya. B. Kompetensi Dasar 1. Mengidentifikasi sifat-sifat kubus dan bagian-bagiannya. 2. Mengidentifikasi jaring-jaring kubus dan membuatnya. 3. Menghitung luas permukaan dan volume kubus. 4. Mengidentifikasi sifat-sifat balok dan bagian-bagiannya. 5. Mengidentifikasi jaring-jaring balok dan membuatnya. 6. Menghitung luas permukaan dan volume balok. a. Materi Pokok Kubus dan Balok. b. Sub Materi Pokok C. Indikator 1) Mengidentifikasi sifat-sifat kubus. 2) Menyebutkan bagian-bagian kubus. 3) Mengidentifikasi jaring-jaring kubus dan membuatnya. 4) Menemukan rumus dan menghitung luas permukaan kubus. 5) Menemukan rumus dan menghitung volume kubus. 6) Mengidentifiasi sifat-sifat balok. 7) Menyebutkan bagian-bagian balok. 8) Mengidentifikasi jaring-jaring balok dan membuatnya. 9) Menemukan rumus dan menghitung luas permukaan balok. 10) Menemukan rumus dan menghitung volume balok.

124 Mengidentifikasi sifat-sifat kubus. 2. Menyebutkan bagian-bagian kubus. 3. Mengidentifikasi jaring-jaring kubus 4. Membuat jaring-jaring kubus. 5. Menemukan rumus luas permukaan kubus. 6. Menghitung luas permukaan kubus. 7. Menemukan rumus volume kubus. 8. Menghitung volume kubus. 9. Menggunakan rumus luas permukaan kubus dalam pemecahan masalah. 10. Menggunakan rumus volume kubus dalam pemecahan masalah. 11. Mengidentifikasi sifat-sifat balok. 12. Menyebutkan bagian-bagian balok. 13. Mengidentifikasi jaring-jaring balok. 14. Membuat jaring-jaring balok. 15. Menemukan rumus luas permukaan balok. 16. Menghitung luas permukaan balok. 17. Menemukan rumus volume balok. 18. Menghitung volume balok. 19. Menggunakan rumus luas permukaan balok dalam pemecahan masalah. 20. Menggunakan rumus volume balok dalam pemecahan masalah. D. Tujuan Pembelajaran 1. Mengidentifikasi sifat-sifat kubus. 2. Menyebutkan bagian-bagian kubus. 3. Mengidentifikasi jaring-jaring kubus 4. Membuat jaring-jaring kubus. 5. Menemukan rumus luas permukaan kubus. 6. Menghitung luas permukaan kubus. 7. Menemukan rumus volume kubus. 8. Menghitung volume kubus. 9. Menggunakan rumus luas permukaan kubus dalam pemecahan masalah. 10. Menggunakan rumus volume kubus dalam pemecahan masalah.

125 Mengidentifikasi sifat-sifat balok. 12. Menyebutkan bagian-bagian balok. 13. Mengidentifikasi jaring-jaring balok. 14. Membuat jaring-jaring balok. 15. Menemukan rumus luas permukaan balok. 16. Menghitung luas permukaan balok. 17. Menemukan rumus volume balok. 18. Menghitung volume balok. 19. Menggunakan rumus luas permukaan balok dalam pemecahan masalah. 20. Menggunakan rumus volume balok dalam pemecahan masalah. E. Tabel Program Pembelajaran Siklus I II Pertemuan Ke- RPP Indikator Sub Materi pokok I 01 1, 2, 3, 4 1, 2, 3 II 02 5, 6, 7, 8, 9, 10 4, 5 III IV Tes Akhir Siklus I 03 1, 2, 3, 4 5, 6, 7, 8, 9, 10 1, 2, 3, 4, 5 11, 12, 13, 14 6, 7, 8 V 04 15, 16, 17, 18, 19, 20 9, 10 VI Tes Akhir Siklus II 11, 12, 13, 14 15, 16, 17, 18, 19, 20 6, 7, 8, 9, 10 Waktu 2 35 menit 2 35 menit 2 35 menit 2 35 menit 2 35 menit 2 35 menit Guru Kelas VA SD Negeri 10 Kesiman Denpasar, 18 April 2014 Peneliti Desak Made Oka Astiti, S.Pd.SD NIP.: Ni Komang Sri Yuliantari NPM.:

126 109

127 110 Lampiran 12 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS I Nama Sekolah : SD Negeri 10 Kesiman Kelas/Semester : VA/2 Mata Pelajaran : Matematika Pokok Bahasan : Bangun Ruang Kubus Sub Pokok Bahasan: Sifat-sifat dan jaring-jaring kubus Hari/Tanggal : 19 April 2014 Siklus/Pertemuan : I/I Alokasi waktu : 2 35 menit (1 pertemuan) A. Standar Kompetensi Memahami sifat-sifat kubus, balok, limas, prisma, dan bagian-bagiannya, serta menentukan ukurannya. B. Kompetensi Dasar 1. Mengidentifikasi sifat-sifat kubus dan bagian-bagiannya. 2. Mengidentifikasi jaring-jaring kubus dan membuatnya. C. Indikator 1. Mengidentifikasi sifat-sifat kubus. 2. Menyebutkan bagian-bagian kubus. 3. Mengidentifikasi jaring-jaring kubus. 4. Membuat jaring-jaring kubus D. Tujuan Pembelajaran Dengan kegiatan pembelajaran melalui implementasi CTL dengan bantuan alat peraga siswa dapat: 1. Mengidentifikasi sifat-sifat kubus.

128 Menyebutkan bagian-bagian kubus. 3. Mengidentifikasi jaring-jaring kubus. 4. Membuat jaring-jaring kubus. E. Materi Pembelajaran 3. Kubus Kubus adalah prisma siku-siku khusus yang memiliki enam sisi berbentuk persegi yang kongruen. a. Sifat-Sifat Kubus Kubus adalah prisma siku-siku khusus yang memiliki enam sisi berbentuk persegi yang kongruen. Perhatikan Gambar 01 di bawah ini. Dari gambar kubus tersebut, sifat-sifat kubus adalah (1) semua sisi kubus berbentuk persegi; (2) semua rusuk kubus memiliki ukuran panjang yang sama; (3) setiap diagonal bidang pada kubus memiliki ukuran panjang yang sama; (4) setiap diagonal ruang pada kubus memiliki ukuran panjang yang sama; (5) setiap bidang diagonal pada kubus berbentuk persegi panjang. Gambar 01. Kubus ABCD.EFGH b. Bagian-Bagian Kubus Kubus ABCD.EFGH pada gambar 01 di atas memiliki unsur-unsur sebagai berikut 1) Sisi/Bidang Sisi kubus adalah bidang yang membatasi kubus. Kubus memiliki 6 sisi berbentuk persegi yang saling kongruen, yaitu: ABCD adalah sebagai sisi bawah, EFGH adalah sebagai sisi atas, ABFE adalah sebagai sisi depan, CDHG adalah sebagai sisi belakang, ADHE adalah sebagai sisi samping kiri, dan BCGF adalah sebagai sisi samping kanan. 2) Rusuk Rusuk kubus adalah garis potong antara dua sisi/bidang kubus. Perhatikan

129 112 kembali Gambar 01! Kubus ABCD.EFGH memiliki 12 rusuk, yaitu: AB, BC, CD, DA, EF, FG, GH, HE, AE, BF, CG, dan DH. 3) Titik Sudut Titik sudut kubus adalah titik potong antara tiga rusuk kubus yang berdekatan. Dari Gambar 01 kubus ABCD.EFGH memiliki 8 titik sudut, yaitu titik sudut A, B, C, D, E, F, G, dan H. 4) Diagonal Bidang Diagonal bidang adalah ruas garis yang menghubungkan dua titik sudut yang saling berhadapan dalam satu sisi/bidang. Kubus memiliki 12 diagonal bidangyaitu AC, EG, BD, FH, BG, CF, AF, BE, DE, AH, DG, dan CH. 5) Diagonal Ruang Diagonal ruang adalah ruas garis yang menghubungkan dua titik sudut yang saling berhadapan dalam satu ruang. Kubus memilik 4 diagonal ruang, diagonal ruang yang dimaksud adalah DF, BH, AG dan CE. 6) Bidang Diagonal Bidang diagonal adalah bidang yang terbentuk dari dua rusuk kubus yang saling berhadapan pada kubus. Kubus memiliki 6 bidang diagonal berbentuk persegi panjang yang saling kongruen yaitu: ACGE, ABGH, CDEF, BCHE, ADGF, dan BDHF. f. Jaring-Jaring Kubus Jaring-jaring kubus merupakan rangkaian 6 persegi yang kongruen. Tetapi rangkaian 6 persegi yang kongruen belum tentu merupakan jaring-jaring kubus. Ada 11 bentuk jaring-jaring kubus yang berlainan, seperti ditunjukkan pada Gambar 02 di bawah.

130 113 Gambar 02. Gambar Jaring-Jaring Kubus Dari penjelasan di atas, siswa diharapkan dapat membuat jaring-jaring kubus sebagai alat peraga untuk memahami materi yang akan disampaikan. F. Metode dan Strategi Pembelajaran 1. Metode Pembelajaran: diskusi, tanya jawab, dan penugasan. 2. Strategi Pembelajaran a. Strategi tatap muka - Pembelajaran melalui implementasi CTL dengan bantuan alat peraga. - Siswa membentuk kelompok belajar dan mengerjakan LKS 01 yang diberikan guru. b. Strategi non tatap muka - Pemberian pekerjaan rumah (PR). No. G. Langkah-langkah Pembelajaran Tahapan dan komponen Kegiatan Pembelajaran Kegiatan Guru 1. Pendahuluan 22) Mengabsen siswa 23) Memberikan pengarahan kepada siswa tentang model CTL 24) Menyampaikan tujuan pembelajaran kepada siswa 2. Kegiatan Inti 20) Guru memberikan masalah nyata untuk menggali pengetahuan siswa dengan mencari Kegiatan Siswa 17) Mendengarkan guru melakukan absen 18) Mendengarkan arahan dari guru 19) Mendengarkan tujuan pembelajaran yang disampaikan 25) Mencari contoh bendabenda yang berbentuk kubus yang ada disekitarnya

131 114 contoh benda-benda yang berbentuk kubus 21) Guru memberikan stimulus agar siswa mengungkapkan apa yang ada dipikiran siswa mengenai bendabenda yang berbentuk kubus 22) Guru menyadarkan siswa untuk menerapkan strategi mereka sendiri dalam belajar 23) Guru mengarahkan siswa dalam menemukan konsep berdasarkan alat peraga 24) Guru menyuruh siswa menyajikan hasil observasinya pada teman sekelas 25) Guru membimbing siswa jika ada yang melakukan kesalahan dan terus memotivasi siswa untuk memperbaiki kesalahannya 26) Guru menggali pemahaman siswa dengan cara mengadakan tanya jawab untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa mengenai materi yang dibahas 27) Guru mendorong siswa untuk lebih banyak bertanya tentang materi yang dibahas 28) Guru membagi siswa ke dalam kelompok heterogen yang anggotanya 4 sampai 5 26) Mengungkapkan apa yang ada dipikiran mengenai benda-benda yang berbentuk kubus 27) Menerapkan strategi sendiri dalam belajar 28) Menemukan konsep berdasarkan alat peraga yang berbentuk kubus 29) Menyajikan hasil observasinya pada teman sekelas 30) Meneliti kesalahan dan terus memperbaiki kesalahannya 31) Bertanya untuk mengetahui hal-hal yang belum dimahami mengenai materi yang dibahas 32) Lebih banyak bertanya

132 115 orang 29) Guru menjelaskan kegiatan siswa yaitu secara berkelompok siswa melakukan eksplorasi untuk menemukan pemecahan masalah dari materi yang dibahas 30) Guru membagikan LKS kepada masing-masing kelompok dan model bangun ruang kubus 31) Guru menggunakan alat peraga untuk menanamkan konsep dan pemecahan masalah 32) Guru meminta masingmasing perwakilan kelompok untuk menyampaikan hasil diskusinya dengan memperagakan kembali model bangun ruang kubus di depan kelas tentang materi yang dibahas 33) Membentuk kelompok heterogen yang anggotanya 4 sampai 5 orang 34) Mendengarkan penjelasan guru dalam berdiskusi dikelompok 35) Menerima LKS yang diberikan guru dan model bangun ruang kubus 36) Mendengarkan penjelasan guru dengan alat peraga 3. Penutup 38) Guru menyuruh siswa menanyakan materi yang belum dimengerti. 39) Guru membibing siswa untuk membuat kesimpulan dan merangkum materi yang telah dipelajari. 40) Guru memberikan 37) Masing-masing perwakilan kelompok menyampaikan hasil diskusinya dengan memperagakan kembali model bangun ruang kubus di depan kelas 22) Menanyakan materi yang belum dimengerti. 23) Membuat kesimpulan dan merangkum materi yang telah dipelajari.

133 116 H. Alat dan Sumber Belajar 1. Alat: penilaian terhadap hasil presentasi yang telah dilakukan oleh perwakilan masingmasing kelompok 41) Guru memberikan LKS untuk dikerjakan siswa untuk mengetahui pemahaman siswa 42) Guru memberikan PR mengenai materi yang telah dibahas 24) Mendengarkan penilaian guru terhadap hasil presentasi yang telah dilakukan oleh perwakilan masingmasing kelompok 25) Menerima LKS yang diberikan guru 26) Mencatat PR mengenai materi yang telah dibahas a. Alat peraga berbentuk kubus, kerangka kubus dan jaring-jaring kubus. b. Benda-benda nyata yang berbentuk kubus, seperti: kotak perhiasan berbentuk kubus, rubik, dadu, dll. 2. Sumber Belajar: a. Tim Penyusun LKS RAMA Rama Matematika. Denpasar: Dwi Jaya Mandiri I. Penilaian 1. LKS. Denpasar, 19 April 2014 Guru Kelas VA Peneliti Desak Made Oka Astiti, S.Pd.SD NIP.: Ni Komang Sri Yuliantari NPM.: Mengetahui, Kepala SD Negeri 10 Kesiman Dewa Ayu Manik, S.Ag, M.Pd NIP.:

134 117 Lampiran 13 LEMBAR KERJA SISWA (LKS-01) Nama Sekolah : SD Negeri 10 Kesiman Kelas/Semester : VA/2 Mata Pelajaran : Matematika Pokok Bahasan : Bangun Ruang Kubus Sub Pokok Bahasan: Sifat-sifat dan jaring-jaring kubus Hari/Tanggal : Sabtu / 19 April 2014 Siklus/Pertemuan : I/I Alokasi waktu : 20 menit Nama Anggota Kelompok No. Absen A. Petunjuk 1. Tulislah nama dan nomor absen anggota kelompok! 2. Kerjakan soal-soal berikut secara diskusi dengan teman sekelompok! 3. Bacalah soal dengan teliti dan ikuti petunjuk soal! B. Standar Kompetensi Memahami sifat-sifat kubus, balok, limas, prisma dan bagian-bagiannya serta menentukan ukurannya. C. Kompetensi Dasar 1. Mengidentifikasi sifat-sifat kubus dan bagian-bagiannya. 2. Mengidentifikasi jaring-jaring kubus dan membuatnya. D. Indikator 1. Mengidentifikasi sifat-sifat kubus. 2. Menyebutkan bagian-bagian kubus. 3. Mengidentifikasi jaring-jaring kubus 4. Membuat jaring-jaring kubus.

135 118 E. Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, siswa diharapkan dapat: 1. Mengidentifikasi sifat-sifat kubus. 2. Menyebutkan bagian-bagian kubus. 3. Mengidentifikasi jaring-jaring kubus 4. Membuat jaring-jaring kubus. F. Soal 1. H G E F D C A B Gambar di atas merupakan gambar Kubus ABCD.EFGH. Kubus tersebut memiliki 8 titik sudut yaitu:...,...,...,...,...,...,..., dan... a. Kubus di atas mempunyai 12 rusuk yaitu: 1) Rusuk alas yaitu:...,...,...,... 2) Rusuk atas yaitu:...,...,...,... 3) Rusuk tegak yaitu:...,...,...,... b. Kubus di atas juga memiliki 6 sisi yaitu: 1) Sisi atas yaitu persegi... 2) Sisi bawah yaitu persegi... 3) Sisi depan yaitu persegi... 4) Sisi belakang yaitu persegi... 5) Sisi samping kiri yaitu persegi... 6) Sisi samping kanan yaitu persegi... c. Kubus di atas memiliki 12 diagonal bidang yaitu:...,...,...,...,...,...,...,...,...,...,..., dan... d. Kubus di atas mempunyai 4 diagonal ruang yaitu:...,...,..., dan... e. Kubus di atas mempunyai 6 bidang diagonal berbentuk persegi panjang yaitu:...,...,...,...,..., dan...

136 Tentukanlah jaring-jaring bangun ruang di bawah ini! 3. Buatlah jaring-jaring kubus dengan panjang rusuk 3 cm! SELAMAT BEKERJA

137 120 Lampiran 14 KUNCI JAWABAN LKS H G E F A D B C Gambar di atas merupakan gambar Kubus ABCD.EFGH. Kubus tersebut memiliki 8 titik sudut yaitu: A, B, C, D, E, F, G, dan H. f. Kubus di atas mempunyai 12 rusuk yaitu: 4) Rusuk alas yaitu: AB, BC, CD, DA. 5) Rusuk atas yaitu: EF, FG, GH, HE. 6) Rusuk tegak yaitu: AE, BF, CG, DH. g. Kubus di atas juga memiliki 6 sisi yaitu: 7) Sisi atas yaitu EFGH 8) Sisi bawah yaitu ABCD 9) Sisi depan yaitu ABFE 10) Sisi belakang yaitu DCGH 11) Sisi samping kiri yaitu ADHE 12) Sisi samping kanan yaitu BCGF h. Kubus di atas memiliki 12 diagonal bidang yaitu: BD, FH, BG, CF, AF, BE, DE, AH, DG, dan CH. i. Kubus di atas mempunyai 4 diagonal ruang yaitu: DF, BH, AG, dan CE. j. Kubus di atas mempunyai 6 bidang diagonal berbentuk persegi panjang yaitu: ABGH, CDEF, BCHE, ADGF, ACGE, dan BDHF. 2. Jaring-jaring bangun ruang dari Gambar Soal No 2. adalah

138 Jaring-jaring kubus dengan panjang rusuk 3 cm adalah 3 cm

139 122 No Ab sen Lampiran 15 Nama Siswa HASIL OBSERVASI AKTIVITAS BELAJAR SISWA Nama Sekolah : SD Negeri 10 Kesiman Kelas/Semester : VA/2 Mata Pelajaran : Matematika Pokok Bahasan : Bangun Ruang Kubus Sub Pokok Bahasan: Sifat-sifat dan jaring-jaring kubus Hari/Tanggal : 19 April 2014 Siklus/Pertemuan : I/I Observer : 1. Ni Ketut Suarningsih 2. Ni Kadek Widyawati Indikator/Deskriptor Aktivitas Belajar Siswa a b c d a b c d a b c d a b c d a b c d Jumlah Skor 1 Adi Cakra Chindy Ihsan Anom Arya Aditia Setiawan Widyanata Widiasa Krisna Angelin Arnita Ellyana Ayu Tri Arik Satyawati Desianti Cahya Betris Budiartini Cholista Cahaya Dwi Duta Dewi Yuni Dwik

140 Desika Dita Dina Ellyta Erna Fajar Gazali Gandhi Hendra Indra Indah Intan Maya Dwipa Maelani Mariani JUMLAH 349 Keterangan : Indikator dan Deskriptor Aktivitas Belajar Siswa dapat dilihat pada lampiran 06. Denpasar, 19 April 2014 Observer I Observer II Ni Ketut Suarningsih NPM.: Ni Kadek Widyawati NPM.:

141 124 Lampiran 16 HASIL OBSERVASI KETERLAKSANAAN PEMBELAJARAN Nama Sekolah Kelas/Semester Mata Pelajaran Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Hari/Tanggal Siklus/Pertemuan Observer : SD Negeri 10 Kesiman : VA/2 : Matematika : Bangun Ruang Kubus : Sifat-sifat dan jaring-jaring kubus : Sabtu/19 April 2014 : I/I : Ni Ketut Suarningsih No. Komponen Item Kegiatan 1. Konstruktivisme a. Guru memberikan masalah nyata untuk menggali pengetahuan siswa dengan mencari contoh benda-benda yang berbentuk kubus dan balok yang ada disekitar siswa b. Guru memberikan stimulus agar siswa mengungkapkan apa yang ada dipikiran siswa mengenai benda-benda yang berbentuk kubus dan balok c. Guru menyadarkan siswa untuk menerapkan strategi mereka sendiri dalam belajar 2. Menemukan a. Guru mengarahkan siswa dalam menemukan konsep berdasarkan alat peraga b. Guru menyuruh siswa menyajikan hasil observasinya pada teman sekelas Skor 0 1 b. Guru menyuruh siswa menyajikan hasil observasinya pada teman sekelas c. Guru membimbing siswa jika ada yang melakukan kesalahan dan terus memotivasi siswa untuk memperbaiki kesalahannya c. Guru membimbing siswa jika ada yang melakukan kesalahan dan terus memotivasi siswa untuk memperbaiki kesalahannya 3. Bertanya a. Guru menggali pemahaman siswa dengan cara mengadakan tanya jawab untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa mengenai materi yang dibahas

142 125 b. Guru mendorong siswa untuk lebih banyak bertanya tentang materi yang akan dibahas 4. Masyarakat Belajar a. Guru membagi siswa ke dalam kelompok heterogen yang anggotanya 4 sampai 5 orang b. Guru menjelaskan kegiatan siswa yaitu secara berkelompok siswa melakukan eksplorasi untuk menemukan pemecahan masalah dari materi yang dibahas c. Guru membagikan LKS kepada masingmasing kelompok dan model bangun ruang kubus dan balok yang terbuat dari karton 5. Pemodelan a. Guru menggunakan alat peraga untuk menanamkan konsep dan pemecahan masalah b. Guru meminta masing-masing perwakilan kelompok untuk menyampaikan hasil diskusinya dengan memperagakan kembali model bangun ruang kubus dan balok di depan kelas 6 Refleksi a. Guru menyuruh siswa menanyakan materi yang belum dimengerti. b. Guru membimbing siswa untuk membuat kesimpulan dan merangkum materi yang telah dipelajari. 7 Penilaian Autentik a. a. Guru memberikan penilaian terhadap hasil presentasi yang telah dilakukan oleh perwakilan masing-masing kelompok b. Guru memberikan LKS untuk dikerjakan siswa untuk mengetahui pemahaman siswa c. Guru memberikan PR mengenai materi yang telah dibahas JUMLAH SKOR 7 11 Denpasar. 19 April 2014 Observer I Ni Ketut Suarningsih NPM.:

143 126 Lampiran 17 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS I Nama Sekolah : SD Negeri 10 Kesiman Kelas/Semester : VA/2 Mata Pelajaran : Matematika Pokok Bahasan : Bangun Ruang Kubus Sub Pokok Bahasan: Luas permukaan dan volume kubus Hari/Tanggal : Senin/21 April 2014 Siklus/Pertemuan : I/II Alokasi waktu : 2 35 menit (1 pertemuan) A. Standar Kompetensi Memahami sifat-sifat kubus, balok, limas, prisma, dan bagian-bagiannya, serta menentukan ukurannya. B. Kompetensi Dasar 3. Menghitung luas permukaan dan volume kubus. C. Indikator 5. Menemukan rumus luas permukaan kubus. 6. Menghitung luas permukaan kubus. 7. Menemukan rumus volume kubus. 8. Menghitung volume kubus. 9. Menggunakan rumus luas permukaan kubus dalam pemecahan masalah. 10. Menggunakan rumus volume kubus dalam pemecahan masalah. D. Tujuan Pembelajaran Dengan kegiatan pembelajaran melalui implementasi CTL dengan bantuan alat peraga siswa dapat: 5. Menemukan rumus luas permukaan kubus.

144 Menghitung luas permukaan kubus. 7. Menemukan rumus volume kubus. 8. Menghitung volume kubus. 9. Menggunakan rumus luas permukaan kubus dalam pemecahan masalah. 10. Menggunakan rumus volume kubus dalam pemecahan masalah. E. Materi Pembelajaran 1. Menemukan Rumus dan Menghitung Luas Permukaan Kubus Luas sisi bangun ruang adalah mencari luas daerah bangun datar dari bidang-bidang pada jaring-jaring yang membentuk sebuah bangun ruang. Untuk mencari luas permukaan kubus, berarti sama saja dengan menghitung luas jaringjaring kubus tersebut. Perhatikan Gambar 03 di bawah ini! s s s Gambar 03. Menemukan Rumus Luas Permukaan Kubus ABCD.EFGH Dari Gambar 03 di atas, diketahui bahwa P 1 adalah persegi DCGH, P 2 adalah persegi EADH, P 3 adalah persegi ABCD, P 4 adalah persegi BFGC, P 5 adalah persegi FEHG, dan P 6 adalah persegi EFBA. Sehingga diperoleh rumus luas bangun di atas atau luas permukaan kubus di atas adalah Luas (P 1 + P 2 + P 3 + P 4 + P 5 + P 6 ). L menyatakan ukuran luas permukaan suatu kubus, P adalah ukuran luas persegi, s menyatakan ukuran panjang rusuk kubus tersebut. Karena permukaan kubus merupakan 6 persegi yang kongruen dapat ditulis L = 6 P L = 6 s s Maka luas permukaan kubus dirumuskan: L = 6 s Menemukan Rumus dan Menghitung Volume Kubus Menemukan volume bangun ruang adalah mencari besar isi pada benda ruang dalam bentuk benda pejal atau benda padat. Dalam menemukan rumus volume kubus, buatlah kubus satuan volume. Kubus satuan volume adalah kubus yang memiliki panjang rusuk satu satuan panjang misalnya 1 cm sehingga volumenya 1 cm 3. Jadi volume kubus satuan volume di bawah adalah 1 cm 3, seperti Gambar 04 (a) di bawah ini.

145 128 (a) E H F G A D B C (b) Gambar 04. Menemukan Rumus Volume Kubus ABCD.EFGH Dari Gambar 04 (b) di atas, diperlukan 27 kubus satuan volume untuk membentuk Kubus ABCD.EFGH. Alas kubus terdiri dari 3 3 kubus satuan volume = 9 kubus satuan volume. Tinggi kubus di atas = 3 kali tinggi kubus satuan volume. Banyak kubus satuan volume seluruhnya = 3 9 = 27. Jadi, volume Kubus ABCD.EFGH adalah 27 kubus satuan volume. Karena volume satu kubus satuan volume = 1 cm 3, maka volume Kubus ABCD.EFGH adalah 27 cm 3. Jadi, jika V menyatakan ukuran volume suatu kubus dan s menyatakan ukuran panjang rusuk kubus tersebut, maka volume kubus dapat dirumuskan sebagai berikut. V = s s s V = s 3 F. Metode dan Strategi Pembelajaran 1. Metode Pembelajaran: diskusi, tanya jawab, dan penugasan.

146 Strategi Pembelajaran a. Strategi tatap muka - Pembelajaran melalui implementasi CTL dengan bantuan alat peraga - Siswa membentuk kelompok belajar dan mengerjakan LKS 02 yang diberikan guru. b. Strategi non tatap muka - Pemberian pekerjaan rumah (PR). G. Langkah-langkah Pembelajaran No. Tahapan dan komponen Kegiatan Pembelajaran Kegiatan Guru 1. Pendahuluan 22) Mengabsen siswa 23) Memberikan pengarahan kepada siswa tentang model CTL 24) Menyampaikan tujuan pembelajaran kepada siswa 2. Kegiatan Inti 20) Guru memberikan masalah nyata untuk menggali pengetahuan siswa tentang luas permukaan dan voleme bangun ruang kubus 21) Guru memberikan stimulus agar siswa mengungkapkan apa yang ada dipikiran siswa mengenai luas permukaan dan voleme bangun ruang kubus 22) Guru menyadarkan siswa untuk menerapkan strategi mereka sendiri dalam belajar 23) Guru mengarahkan siswa dalam menemukan konsep berdasarkan alat peraga Kegiatan Siswa 17) Mendengarkan guru melakukan absen 18) Mendengarkan arahan dari guru 19) Mendengarkan tujuan pembelajaran yang disampaikan 25) Mendengarkan arahan guru tentang luas permukaan dan voleme bangun ruang kubus 26) Mengungkapkan apa yang ada dipikiran mengenai luas permukaan dan voleme bangun ruang kubus 27) Menerapkan strategi mereka sendiri dalam belajar

147 130 24) Guru menyuruh siswa menyajikan hasil observasinya pada teman sekelas 25) Guru membimbing siswa jika ada yang melakukan kesalahan dan terus memotivasi siswa untuk memperbaiki kesalahannya 26) Guru menggali pemahaman siswa dengan cara mengadakan tanya jawab untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa mengenai materi yang dibahas 27) Guru mendorong siswa untuk lebih banyak bertanya tentang materi yang dibahas 28) Guru membagi siswa ke dalam kelompok heterogen yang anggotanya 4 sampai 5 orang 29) Guru menjelaskan kegiatan siswa yaitu secara berkelompok siswa melakukan eksplorasi untuk menemukan pemecahan masalah dari materi yang dibahas 30) Guru membagikan LKS kepada masing-masing kelompok dan model bangun ruang kubus 31) Guru menggunakan alat peraga untuk menanamkan konsep dan pemecahan masalah 28) Menemukan konsep berdasarkan alat peraga yang berbentuk kubus 29) Menyajikan hasil observasinya pada teman sekelas 30) Meneliti kesalahan dan terus memperbaiki kesalahannya 31) Bertanya untuk mengetahui hal-hal yang belum dimahami mengenai materi yang dibahas 32) Lebih banyak bertanya tentang materi yang dibahas 33) Membentuk kelompok heterogen yang anggotanya 4 sampai 5 orang 34) Mendengarkan penjelasan guru dalam berdiskusi dikelompok

148 131 32) Guru meminta masingmasing perwakilan kelompok untuk menyampaikan hasil diskusinya dengan memperagakan kembali model bangun ruang kubus dan balok di depan kelas 35) Menerima dan mengerjakan LKS yang diberikan guru dan model bangun ruang kubus 36) Mendengarkan penjelasan guru dalam menggunakan alat peraga 3. Penutup 38) Guru menyuruh siswa menanyakan materi yang belum dimengerti. 39) Guru membibing siswa untuk membuat kesimpulan dan merangkum materi yang telah dipelajari. 40) Guru memberikan penilaian terhadap hasil presentasi yang telah dilakukan oleh perwakilan masingmasing kelompok 41) Guru memberikan LKS untuk dikerjakan siswa untuk mengetahui pemahaman siswa 42) Guru memberikan PR mengenai materi yang telah dibahas 37) Masing-masing perwakilan kelompok menyampaikan hasil diskusinya dengan memperagakan kembali model bangun ruang kubus di depan kelas 22) Menanyakan materi yang belum dimengerti. 23) Membuat kesimpulan dan merangkum materi yang telah dipelajari. 24) Mendengarkan penilaian guru terhadap hasil presentasi yang telah dilakukan oleh perwakilan masingmasing kelompok 25) Menerima LKS yang diberikan guru dan mengerjakannya 26) Mencatat PR mengenai materi yang telah dibahas

149 132 H. Alat dan Sumber Belajar 1. Alat: a. Alat peraga berbentuk kubus, jaring-jaring kubus, dan kubus yang terdiri dari beberapa kubus satuan volume dengan panjang rusuk satu satuan panjang. b. Benda-benda nyata yang berbentuk kubus, seperti: kotak perhiasan berbentuk kubus, rubik, dadu, dll. 2. Sumber Belajar: a. Tim Penyusun LKS RAMA Rama Matematika. Denpasar: Dwi Jaya Mandiri I. Penilaian 1. LKS. Denpasar, 21 April 2014 Guru Kelas VA Peneliti Desak Made Oka Astiti, S.Pd.SD NIP.: Ni Komang Sri Yuliantari NPM.: Mengetahui, Kepala SD Negeri 10 Kesiman Dewa Ayu Manik, S.Ag, M.Pd NIP.:

150 133 Lampiran 18 LEMBAR KERJA SISWA (LKS-02) Nama Sekolah : SD Negeri 10 Kesiman Kelas/Semester : VA/2 Mata Pelajaran : Matematika Pokok Bahasan : Bangun Ruang Kubus Sub Pokok Bahasan: Luas permukaan dan volume kubus Hari/Tanggal : Senin/21 April 2014 Siklus/Pertemuan : I/II Alokasi waktu : 20 menit Nama Anggota Kelompok No. Absen F. Petunjuk 1. Tulislah nama dan nomor absen anggota kelompok. 2. Kerjakan soal-soal berikut secara diskusi dengan teman sekelompok! 3. Bacalah soal dengan teliti dan ikuti petunjuk soal! G. Standar Kompetensi Memahami sifat-sifat kubus, balok, limas, prisma dan bagian-bagiannya serta menentukan ukurannya. H. Kompetensi Dasar 3. Menghitung luas permukaan dan volume kubus. I. Indikator 5. Menemukan rumus luas permukaan kubus. 6. Menghitung luas permukaan kubus. 7. Menemukan rumus volume kubus. 8. Menghitung volume kubus. 9. Menggunakan rumus luas permukaan kubus dalam pemecahan masalah.

151 Menggunakan rumus volume kubus dalam pemecahan masalah. J. Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, siswa diharapkan dapat: 5. Menemukan rumus luas permukaan kubus. 6. Menghitung luas permukaan kubus. 7. Menemukan rumus volume kubus. 8. Menghitung volume kubus. 9. Menggunakan rumus luas permukaan kubus dalam pemecahan masalah. 10. Menggunakan rumus volume kubus dalam pemecahan masalah. K. Soal 1. Luas permukaan kubus di bawah ini adalah 8 cm 8 cm 8 cm 2. Volume bangun kubus di bawah ini adalah kubus satuan volume. 3. Volume kubus di bawah ini adalah cm 12 cm 12 cm 4. Luas permukaan suatu kubus adalah cm 2. Panjang rusuk kubus tersebut adalah 5. Diketahui volume suatu kubus cm 3. Panjang salah satu rusuk kubus tersebut adalah...

152 135 Lampiran 19 KUNCI JAWABAN LKS Diketahui: Suatu kubus sedemikian: - s menyatakan ukuran panjang rusuk = 8 cm Ditanyakan: - L menyatakan ukuran luas permukaan kubus =? Jawab: L = 6 s 2 L = 6 (8 cm) 2 L = 6 64 cm 2 L = 384 cm 2. Jadi luas permukaan kubus tersebut adalah 384 cm Diketahui: Suatu kubus yang dibentuk dari beberapa kubus satuan sedemikian: - s menyatakan ukuran panjang rusuk = 6 panjang rusuk kubus satuan Ditanyakan: - V menyatakan ukuran volume kubus = kubus satuan volume? Jawab : V = s 3 V = 6 3 V = 216. Jadi volume kubus tersebut adalah 216 kubus satuan volume. 3. Diketahui : Suatu kubus sedemikian: - s menyatakan ukuran panjang rusuk = 12 cm Ditanyakan : - V menyatakan ukuran volume kubus =? Jawab :

153 136 V = s 3 V = (12 cm) 3 V = cm 3. Jadi volume kubus tersebut adalah cm Diketahui: Suatu kubus sedemikian: - L menyatakan luas permukaan = cm 2 Ditanyakan: - s yang menyatakan ukuran panjang rusuk suatu kubus tersebut =...? Jawab: L = 6 s cm 2 = 6 s 2 s 2 = cm 2 6 s 2 = 400 cm 2 s = 400 cm 2 s = 20 cm Jadi ukuran panjang rusuk kubus tersebut adalah 20 cm. 5. Diketahui: Suatu kubus sedemikian: - V yang menyatakan ukuran volume = cm 3 Ditanyakan: - s yang menyatakan ukuran panjang rusuk =? Jawab: V = s cm 3 = s 3 3 s = cm 3 s = 38 cm Jadi ukuran panjang rusuk kubus adalah 38 cm.

154 137 Lampiran 20 No Ab Se n Nama Siswa HASIL OBSERVASI AKTIVITAS BELAJAR SISWA Nama Sekolah : SD Negeri 10 Kesiman Kelas/Semester : VA/2 Mata Pelajaran : Matematika Pokok Bahasan : Bangun Ruang Kubus Sub Pokok Bahasan: Luas permukaan dan volume kubus Hari/Tanggal : Senin / 21 April 2014 Siklus/Pertemuan : I/II Observer : 1. Ni Ketut Suarningsih 2. Ni Kadek Widyawati Indikator/Deskriptor Aktivitas Belajar Siswa a b c d a b C d a b c d a b c d a b c d Jumlah Skor 1 Adi Cakra Chindy Ihsan Anom Arya Aditia Setiawan Widyanata Widiasa Krisna Angelin Arnita Ellyana Ayu Tri Arik Satyawati Desianti Cahya Betris Budiartini Cholista Cahaya Dwi Duta Dewi Yuni

155 Dwik Desika Dita Dina Ellyta Erna Fajar Gazali Gandhi Hendra Indra Indah Intan Maya Dwipa Maelani Mariani Jumlah 378 Keterangan : Indikator dan Deskriptor Aktivitas Belajar Siswa dapat dilihat pada lampiran 06. Denpasar, 21 April 2014 Observer I Observer II Ni Ketut Suarningsih NPM.: Ni Kadek Widyawati NPM.:

156 139 Lampiran 21 HASIL OBSERVASI KETERLAKSANAAN PEMBELAJARAN Nama Sekolah : SD Negeri 10 Kesiman Kelas/Semester : VA/2 Mata Pelajaran : Matematika Pokok Bahasan : Bangun Ruang Kubus Sub Pokok Bahasan : Luas permukaan dan volume kubus Hari/Tanggal : Senin/21 April 2014 Siklus/Pertemuan : I/II Observer : Ni Ketut Suarningsih No. Komponen Item Kegiatan 1. Konstruktivisme a. Guru memberikan masalah nyata untuk menggali pengetahuan siswa dengan mencari contoh benda-benda yang berbentuk kubus dan balok yang ada disekitar siswa Skor 0 1 b. Guru memberikan stimulus agar siswa mengungkapkan apa yang ada dipikiran siswa mengenai benda-benda yang berbentuk kubus dan balok c. Guru menyadarkan siswa untuk menerapkan strategi mereka sendiri dalam belajar 2. Menemukan a. Guru mengarahkan siswa dalam menemukan konsep berdasarkan alat peraga b. a.guru menyuruh siswa menyajikan hasil observasinya pada teman sekelas b. Guru menyuruh siswa menyajikan hasil observasinya pada teman sekelas c. Guru membimbing siswa jika ada yang melakukan kesalahan dan terus memotivasi siswa untuk memperbaiki kesalahannya c. Guru membimbing siswa jika ada yang melakukan kesalahan dan terus memotivasi siswa untuk memperbaiki kesalahannya 3. Bertanya a. Guru menggali pemahaman siswa dengan cara mengadakan tanya jawab untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa mengenai materi yang dibahas

157 140 b. Guru mendorong siswa untuk lebih banyak bertanya tentang materi yang akan dibahas 4. Masyarakat Belajar a. Guru membagi siswa ke dalam kelompok heterogen yang anggotanya 4 sampai 5 orang b. Guru menjelaskan kegiatan siswa yaitu secara berkelompok siswa melakukan eksplorasi untuk menemukan pemecahan masalah dari materi yang dibahas c. Guru membagikan LKS kepada masing-masing kelompok dan model bangun ruang kubus dan balok yang terbuat dari karton 5. Pemodelan a. Guru menggunakan alat peraga untuk menanamkan konsep dan pemecahan masalah b. Guru meminta masing-masing perwakilan kelompok untuk menyampaikan hasil diskusinya dengan memperagakan kembali model bangun ruang kubus dan balok di depan kelas 6 Refleksi a. Guru menyuruh siswa menanyakan materi yang belum dimengerti. b. Guru membimbing siswa untuk membuat kesimpulan dan merangkum materi yang telah dipelajari. 7 Penilaian Autentik a. a. Guru memberikan penilaian terhadap hasil presentasi yang telah dilakukan oleh perwakilan masing-masing kelompok b. Guru memberikan LKS untuk dikerjakan siswa untuk mengetahui pemahaman siswa c. Guru memberikan PR mengenai materi yang telah dibahas JUMLAH SKOR 5 13 Denpasar. 21 April 2014 Observer I Ni Ketut Suarningsih NPM.:

158 141 Lampiran 22 PENGEMBANGAN TES AKHIR SIKLUS I Nama Sekolah : SD Negeri 10 Kesiman Kelas/Semester : VA/2 Mata Pelajaran : Matematika Pokok Bahasan : Bangun Ruang Kubus Sub Pokok Bahasan: Sifat-sifat, jaring-jaring, luas permukaan dan volume kubus Hari/Tanggal : Rabu/23 April 2014 Siklus/Pertemuan : I/III Alokasi waktu : 2 35 menit (1 pertemuan) A. Standar Kompetensi Memahami sifat-sifat kubus, balok, limas, prisma, dan bagian-bagiannya, serta menentukan ukurannya. B. Kompetensi Dasar 1. Mengidentifikasi sifat-sifat kubus dan bagian-bagiannya. 2. Mengidentifikasi jaring-jaring kubus dan membuatnya. 3. Menghitung luas permukaan dan volume kubus. C. Indikator 21. Mengidentifikasi sifat-sifat kubus. 22. Menyebutkan unsur-unsur kubus. 23. Mengidentifikasi jaring-jaring kubus 24. Membuat jaring-jaring kubus. 25. Menemukan rumus luas permukaan kubus. 26. Menghitung luas permukaan kubus. 27. Menemukan rumus volume kubus. 28. Menghitung volume kubus. 29. Menggunakan rumus luas permukaan kubus dalam pemecahan masalah. 30. Menggunakan rumus volume kubus dalam pemecahan masalah. D. Sub Materi Pokok 1. Mengidentifikasi sifat-sifat kubus. 2. Menyebutkan bagian-bagian kubus. 3. Mengidentifikasi jaring-jaring kubus dan membuatnya. 4. Menemukan rumus dan menghitung luas permukaan kubus.

159 Menemukan rumus dan menghitung volume kubus. E. Kisi-Kisi Nomor Tes Nomor indikator A. Tes Obyektif Ranah Kognitif C1 C2 C3 Jumlah Skor Min B. Tes Uraian Skor Max. Jumlah Keterangan: C1 = Ingatan C2 = Pemahaman C3 = Aplikasi Dengan Rasio: C1 : C2 : C3 = 20% : 50% : 30% F. Teknik Penskoran Prestasi Belajar Siswa 1. Penskoran Objektif

160 143 Untuk tes objektif setiap soal yang dijawab benar mendapatkan skor 1, jika salah mendapat skor Penskoran Tes Uraian Penskoran tes uraian untuk 1 item soal didasarkan pada beberapa kriteria seperti: No Model Jawaban Siswa Skor 1 Tidak memberikan suatu penyelesaian sama sekali. 0 2 Mencoba memberikan penyelesaian tetapi salah total. 1 3 Memberikan suatu penyelesaian yang ada unsur 2 benarnya tetapi belum memadai. 4 Melaksanakan algoritma yang relevan dengan 3 lengkap, tetapi ada kesalahan dalam perhitungan matematis. 5 Memberikan suatu penyelesaian yang benar dan lengkap. 4 Berdasarkan kriterian penskoran tes uraian di atas, maka skor maksimalnya adalah 20. Untuk menetukan nilai (X) masing-masing siswa diperoleh dengan menjumlahkan skor tes objektif dan skor tes uraian dibagi skor maksimal kemudian dirubah menjadi nilai dengan skala seratus. Sehingga dapat dirumuskan sebagai berikut: Contoh : (skor tes objektif skor tes uraian) Seorang siswa memperoleh skor 8 untuk tes objektif dan skor 16 untuk skor uraian, maka nilai yang diperoleh siswa tersebut adalah X = =

161 144 Lampiran 23 TES AKHIR SIKLUS I Nama Sekolah : SD Negeri 10 Kesiman Kelas/Semester : VA/2 Mata Pelajaran : Matematika Pokok Bahasan : Bangun Ruang Kubus Sub Pokok Bahasan: Sifat-sifat, jaring-jaring, luas permukaan dan volume kubus Hari/Tanggal : Rabu/23 April 2014 Siklus/Pertemuan : I/III Alokasi waktu : 2 35 menit (1 pertemuan) Petunjuk 4. Tulislah nama, kelas, dan no. absen sebelum mengerjakan soal! 5. Kerjakan soal-soal di bawah ini secara individu! 6. Bacalah soal dengan teliti sebelum menjawab! 7. Kerjakan terlebih dahulu soal-soal yang anda anggap mudah! 8. Periksa kembali pekerjaan sebelum dikumpulkan! L. Pilihlah salah satu jawaban a, b, c, atau d yang anda anggap benar pada tempat yang telah disediakan. 1. H G Perhatikan gambar Kubus ABCD.EFGHdi samping! E F Pernyataan di bawah ini yang benar, kecuali... D C A B A. Mempunyai 8 rusuk sama panjang B. Mempunyai 6 bidang yang kongruen C. Mempunyai 12 diagonal bidang yang sama D. Mempunyai 8 titik sudut 2. Titik potong antara tiga rusuk disebut... A. Sisi B. Bidang

162 145 C. Diagonal D. Titik sudut 3. Ruas garis yang menghubungkan dua titik sudut yang saling berhadapan atau sejajar dalam satu ruang disebut... A. Rusuk B. Diagonal bidang C. Diagonal ruang D. Bidang diagonal 4. 1 ` (i) (ii) (iii) (iv) Yang merupakan jaring-jaring kubus di atas adalah... A. (i) dan (iv) B. (i) dan (iii) C. (iii) dan (iv) D. (iv) dan (ii) 5. Perhatikan gambar dadu di samping! Sisi/bidang alas dari gambar tersebut adalah berbentuk... A. Belah ketupat B. Jajar genjang C. Persegi panjang D. Persegi 6. Diketahui suatu kubus dengan panjang rusuk d cm. Luas permukaan kubus tersebut adalah...

163 146 A. 6d 2 cm B. d cm 2 C. d 2 cm 2 D. 6d 2 cm 2 7. Perhatikan gambar rubik disamping! Volume bangun tersebut adalah... A. 9 kubus satuan volume B. 18 kubus satuan volume C. 27 kubus satuan volume D. 54 kubus satuan volume 8. Diketahui kubus ABCD.EFGH dengan panjang rusuk 5 cm, maka volume kubus tersebut adalah... A. 125 cm 3 B. 150 cm 3 C. 100 cm 3 D. 75 cm 3 9. Luas permukaan kubus adalah 150 cm 2, maka panjang rusuk kubus tersebut adalah... A. 15 cm B. 10 cm C. 5 cm D. 3 cm 10. Budi memiliki kotak mainan berbentuk kubus. Volume kotak mainan tersebut adalah cm 3, maka panjang kotak mainan adalah... A. 5 cm B. 10 cm C. 50 cm D. 100 cm M. Kerjakan soal-soal berikut dengan lengkap 1. Buatlah dua buah jaring-jaring kubus, kemudian tentukan alas dan tutupnya!

164 Diketahui luas permukaan kubus 216 cm 2. Hitunglah volume kubus tersebut! 3. Seorang tukang kayu akan membuat kotak berbentuk kubus dengan panjang rusuknya 3 m. Berapakah luas permukaan kotak! 4. Ari mendapat hadiah yang dibungkus kado berbentuk kubus. Jika panjang rusuk kado 25 cm. Tentukanlah luas permukaan kado tersebut! 5. Suatu bak mandi berbentuk kubus seperti pada gambar di samping, dengan panjang rusuk a cm. Saat bak penuh berisi air maka volumenya menjadi 8000 cm 3. Tentukan nilai a! SELAMAT BEKERJA

165 148 Lampiran 24 KUNCI JAWABAN TES AKHIR SIKLUS I A. Soal Obyektif 1. A 2. D 3. C 4. B 5. D 6. D 7. C 8. A 9. C 10. B B. Soal Uraian 1. Gambar jaring-jaring kubus sesuai Soal No 1. adalah seperti di bawah ini: T A A T (i) (ii) Keterangan: - A menyatakan bidang yang posisinya sebagai alas kubus. - T menyatakan bidang yang posisinya sebagai tutup atau atas kubus. 2. Diketahui: Suatu kubus sedemikian: - L menyatakan ukuran luas permukaan = 216 cm 2

166 149 Ditanyakan: Jawab: maka: - V menyatakan ukuran volume kubus =...? L = 6 x s cm 2 = 6 x s 2 s 2 = 216 cm 2 6 s 2 = 36 cm 2 s = 36 cm 2 s = 6 cm. Karena s menyatakan ukuran panjang rusuk suatu kubus adalah 6 cm, V = s 3 V = (6 cm) 3 V = 216 cm 3. Jadi volume ubus tersebut adalah 216 cm Diketahui: Suatu kotak berbentuk kubus sedemikian: - p menyatakan ukuran panjang rusuk = 3 m Ditanyakan: Jawab: - L menyatakan ukuran luas permukaan kotak berbentuk kubus =...? L = 6 x s 2 L = 6 x (3 m) 2 L = 6 x 9 m 2 L = 54 m 2 Jadi luas permukaan kotak berbentuk kubus tersebut adalah 54 m Diketahui: Kado berbentuk kubus sedemikian: - s menyatakan ukuran panjang rusuk = 25 cm.

167 150 Ditanyakan: Jawab: - L menyatakan luas permukaan kado =...? L = 6 x s 2 L = 6 x (25 cm) 2 L = 6 x 625 cm 2 L = cm 2. Jadi luas permukan kado milik Ari adalah cm Diketahui: Suatu bak mandi berbentuk kubus sedemikian: - s menyatakan ukuran panjang rusuk = a - V menyatakan ukuran volume = 8000 cm 3 Ditanyakan: Jawab: - Nilai a =...? V = s cm 3 = (a cm) cm 3 = a 3 cm 3 a 3 3 = 8000 a = 20 cm Jadi nilai a adalah 20 cm.

168 151 Lampiran 25 ANALISIS DATA AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA SIKLUS I 1. Untuk hasil observasi pada pertemuan I sebagaimana tersaji pada Lampiran 15 diperoleh: Jumlah skor aktivitas belajar siswa = 349 Banyak siswa = 44 Rata-rata skor aktivitas belajar siswa untuk hasil observasi pada pertemuan I dalam siklus I sebagai berikut: A 11 = A 11 = A 11 = 7,93 jumlah skor aktivitas belajar siswa banyak siswa 2. Untuk hasil observasi pada pertemuan II sebagaimana tersaji pada Lampiran 20 diperoleh: Jumlah skor aktivitas belajar siswa = 378 Banyaknya siswa = 44 Rata-rata skor aktivitas belajar siswa untuk observasi pada pertemuan 2 dalam siklus I sebagai berikut: A 12 = A 12 = A 12 = 8,59 jumlah skor aktivitas belajar siswa banyaknya siswa 3. Rata-rata skor aktivitas siswa pada siklus I adalah A I = A I + A II 2 A I = 7,95 +8,59 A = 16,54 2 2

169 152 A = 8,27 Berdasarkan analisis data aktivitas belajar siswa di atas diperoleh rata-rata skor aktivitas belajar siswa pada siklus I adalah 8,27. Berpedoman pada pedoman konversi skor aktivitas belajar siswa sebagaimana dijelaskan pada metode analisis data aktivitas belajar siswa pada Bab III maka aktivitas belajar siswa pada siklus I tergolong kurang aktif. Sehingga pembelajaran pada siklus I belum memenuhi kriteria pembelajaran yang optimal. Untuk itu penelitian masih perlu dilanjutkan ke siklus berikutnya, yaitu ke siklus II untuk mencapai kriteria yang optimal.

170 153 Lampiran 26 DAFTAR NILAI TES PRESTASI BELAJAR SISWA PADA SIKLUS I NO. NAMA SISWA NILAI KETUNTASAN 1 I Kd Adi Sanjaya 60 BELUM TUNTAS 2 Ida Bgs Cakra Wibawa 55 BELUM TUNTAS 3 Ida A Cindy Permata D 81 TUNTAS 4 Abailah Ihsan Firdaus 65 BELUM TUNTAS 5 I Km Anom Adi Pratama 62 BELUM TUNTAS 6 I Kd Arya Dwisetya P 83 TUNTAS 7 I Gd Aditia Kamayana 81 TUNTAS 8 I Md Adi Setiawan 80 TUNTAS 9 Putu Adi Widyanata 80 TUNTAS 10 I Gd Arya Murti Widiasa 53 BELUM TUNTAS 11 Km Agus Krisna Bayu 55 BELUM TUNTAS 12 Angelin Carolin Dacunha 80 TUNTAS 13 Putu Ayu Arnita Dewi 81 TUNTAS 14 Luh Ayu Ellyana Ari P 81 TUNTAS 15 Ni Km Ayu Tri Wahyundari 68 BELUM TUNTAS 16 Ni Km Arik Trisna Rahayu 82 TUNTAS 17 Kd Ayu Satyawati 60 BELUM TUNTAS 18 Putu Ayu Desianti 85 TUNTAS 19 Baig Ayu Cahya Nadila 83 TUNTAS 20 Betris Nuer Fitrianingsih 69 BELUM TUNTAS 21 Made Budiartini 94 TUNTAS 22 Cholista Xadewa 80 TUNTAS 23 Ni Putu Cahaya Laksmi 82 TUNTAS 24 I Kd Dwi Artayasa 80 TUNTAS 25 I Wy Duta Arthayasa 80 TUNTAS 26 I Gst Ayu Dewi Cahyani 93 TUNTAS 27 Luh Dela Yuni Arisani 85 TUNTAS 28 Kd Dwik Wulandari 83 TUNTAS 29 Ni Luh Desika Antari 87 TUNTAS 30 Ni Luh Dita Purnama D 66 BELUM TUNTAS 31 Dina Khania Febrianti 81 TUNTAS 32 Ni Km Ellyta Ari Murti 80 TUNTAS 33 Ni Luh Pt Erna Damayanti 92 TUNTAS 34 Putu Fajar Setiawan 81 TUNTAS 35 Gazah Achmad Garinda 80 TUNTAS 36 I Wy Gandi Asta Dewata P 80 TUNTAS 37 I Gd Hendra Aprilianta 64 BELUM TUNTAS

171 Gst Made Indra Dewi 82 TUNTAS 39 Ni Pt Indah Cahyani 81 TUNTAS 40 Ida Ayu Intan Adnya S 80 TUNTAS 41 Maya Angelika Praba A 81 TUNTAS 42 Desak A Dwipa Dianariska 83 TUNTAS 43 Ni Luh Indah Maelani 60 BELUM TUNTAS 44 Ni Wy Mariani 65 BELUM TUNTAS JUMLAH 3364 Denpasar, 23 April 2014 Guru Kelas VA Peneliti Desak Made Oka Astiti, S.Pd.SD NIP.: Ni Komang Sri Yuliantari NPM.:

172 155 Lampiran 27 ANALISIS DATA PRESTASI BELAJAR SISWA PADA SIKLUS I Bardasarkan data prestasi belajar siklus I sebagaimana tersaji pada Lampiran 26, diketahui: 4) ΣX menyatakan jumlah nilai siswa = ) N menyatakan banyak siswa yang mengikuti tes = 44 6) Nilai Tertinggi Ideal = 100 Maka, X menyatakan rata-rata nilai prestasi belajar, DS menyatakan Daya Serap, dan KB menyatakan Ketuntasan Belajar siswa disajikan sebagai berikut: 4. Rata-rata Nilai Prestasi Belajar Siswa ( X ) X X N = = 76,50 5. Daya Serap (DS) DS = X Nilai Tertinggi Ideal 100% 76,50 = % = 76,50% 6. Ketuntasan Belajar (KB) Ni KB = N 100% 31 = % = 70,50% Berdasarkan analisis data prestasi belajar siswa pada siklus I, menunjukkan bahwa rata-rata nilai prestasi belajar siswa ( X ) = 76,50, daya serap

173 156 (DS) = 76,50% dan ketuntasan belajar (KB) = 70,50%. Berdasarkan standar KKM yang ditetapkan untuk pelajaran matematika di SD Negeri 10 Kesiman dimana rata-rata nilai prestasi belajar siswa ( X ) 75, daya serap (DS) 75% dan ketuntasan belajar (KB) 85%. Maka untuk rata-rata nilai prestasi belajar siswa daya serap sudah memenuhi standar, akan tetapi ketuntasan belajar masih di bawah kriteria yang ditentukan, sehingga penelitian perlu dilanjutkan ke siklus berikutnya yaitu ke siklus II untuk mencapai standar KKM yang telah ditetapkan..

174 157 Lampiran 28 ANALISIS DATA KETERLAKSANAAN PEMBELAJARAN PADA SIKLUS I 1. Pertemuan I Berdasarkan hasil observasi keterlaksanaan pembelajaran pada siklus I pertemuan pertama pada Lampiran 15, diperoleh: a. T menyatakan banyaknya item kegiatan keterlaksanaan pembelajaran = 11 item b. SMI menyatakan Skor Maksimal Ideal = 18 Sehingga persentase keterlaksanaan pembelajaran pada siklus I pertemuan pertama adalah T Persentase (%) keterlaksanaan pembelajaran (KP 11 ) = 100% SMI % 18 0,61 100% 61,11% 2. Pertemuan II Berdasarkan hasil observasi keterlaksanaan pembelajaran pada siklus I pertemuan kedua pada Lampiran 20, diperoleh: a. T menyatakan banyaknya item kegiatan keterlaksanaan pembelajaran = 13 item b. SMI menyatakan Skor Maksimal Ideal = 18 Sehingga persentase keterlaksanaan pembelajaran pada siklus I pertemuan kedua adalah T Persentase (%) keterlaksanaan pembelajaran (KP 12 ) = 100% SMI

175 % 18 0,72 100% 72,22% 3. Persentase Keterlaksanaan Pembelajaran pada Siklus I Persentase (%) keterlaksanaan pembelajaran (KP I ) I 61,11% 72,22% 2 132,33% 2 66,17% Berdasarkan analisis data keterlaksanaan pembelajaran di atas diperoleh persentase keterlaksanaan pembelajaran pada siklus I adalah 66,17%. Berpedoman pada konversi skor keterlaksanaan pembelajaran sebagaimana dijelaskan pada metode analisis data keterlaksanaan pembelajaran pada Bab III, maka keterlaksanaan pembelajaran pada siklus I tergolong cukup baik.

176 159 Lampiran 29 CATATAN LAPANGAN Nama Sekolah : SD Negeri 10 Kesiman Kelas/Semester : VA/2 Mata Pelajaran : Matematika Pokok Bahasan : Bangun Ruang Kubus Sub Pokok Bahasan: Sifat-sifat, jaring-jaring, luas permukaan dan volume kubus Siklus : I Observer : 1. Ni Komang Sri Yuliantari 2. Ni Ketut Suarningsih No Kendala-Kendala Observer 1 Siswa belum bisa menjalin kerjasama yang baik Ni Komang Sri Yuliantari dalam belajar kelompok 2 Siswa yang mempunyai kemampuan kurang, Ni Komang Sri Yuliantari malu untuk bertanya kepada guru maupun temannya 3 Siswa yang pandai mendominasi dalam Ni Komang Sri Yuliantari menjawab pertanyaan guru 4 Siswa belum mampu mengaitkan materi Ni Komang Sri Yuliantari pelajaran dengan benda-benda di lingkungan sekitar mereka 5 Guru kurang efektif dalam mengelola kelas Ni Ketut Suarningsih sehingga waktu yang tersedia tidak dapat dimanfaatkan dengan efektif oleh guru 6 Pemantauan dan arahan guru kepada siswa saat Ni Ketut Suarningsih mengerjakan LKS masih kurang intensif 7 Guru tampak terlalu tergesa-gesa dalam Ni Ketut Suarningsih menjelaskan materi. Denpasar, 24 April 2014 Observer I Observer II Ni Komang Sri Yuliantari NPM.: Ni Ketut Suarningsih NPM.:

177 160 Lampiran 30 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS II Nama Sekolah : SD Negeri 10 Kesiman Kelas/Semester : VA/2 Mata Pelajaran : Matematika Pokok Bahasan : Bangun Ruang Balok Sub Pokok Bahasan: Sifat-sifat dan jaring-jaring balok Hari/Tanggal : Sabtu/26 April 2014 Siklus/Pertemuan : II/IV Alokasi waktu : 2 35 menit (1 pertemuan) A. Standar Kompetensi Memahami sifat-sifat kubus, balok, limas, prisma, dan bagian-bagiannya, serta menentukan ukurannya. B. Kompetensi Dasar 4. Mengidentifikasi sifat-sifat balok dan bagian-bagiannya. 5. Mengidentifikasi jaring-jaring balok dan membuatnya. C. Indikator 11. Mengidentifikasi sifat-sifat balok 12. Menyebutkan bagian-bagian balok. 13. Mengidentifikasi jaring-jaring balok. 14. Membuat jaring-jaring balok. D. Tujuan Pembelajaran Dengan kegiatan pembelajaran melalui implementasi CTL dengan bantuan alat peraga siswa dapat: 11. Mengidentifikasi sifat-sifat balok 12. Menyebutkan bagian-bagian balok. 13. Mengidentifikasi jaring-jaring balok. 14. Membuat jaring-jaring balok.

178 161 E. Materi Pembelajaran 4. Mengidentifikasi Sifat-Sifat Balok dan Bagian-Bagiannya Balok adalah bangun ruang yang permukaannya terdiri dari tiga pasang persegi panjang, dimana setiap pasang persegi panjang saling sejajar (berhadapan) yang sama bentuk dan ukurannya. a. Sifat-Sifat Balok Balok adalah bangun ruang yang permukaannya terdiri dari tiga pasang persegi panjang, dimana setiap pasang persegi panjang saling sejajar (berhadapan) yang sama bentuk dan ukurannya. Perhatikan Gambar 05 di bawah ini. Dari gambar balok tersebut, sifat-sifat balok adalah (1) sisi-sisi balok berbentuk persegi panjang; (2) rusuk-rusuk yang sejajar memiliki ukuran panjang yang sama; (3) setiap diagonal bidang pada sisi yang berhadapan memiliki ukuran panjang yang sama; (4) setiap diagonal ruang pada balok memiliki ukuran panjang yang sama; (5) setiap bidang diagonal pada balok memiliki bentuk persegi panjang. Gambar 05. Balok ABCD.EFGH Dari sifat-sifat balok di atas, siswa dapat menemukan benda-benda lain yang berbentuk balok di lingkungan sekitar yang sering dijumpai di kehidupan sehari-hari seperti kardus bekas minuman, kotak kue, kotak sepatu, dll, sehingga pemahaman siswa menjadi lebih baik. b. Bagian-Bagian Balok Balok ABCD.EFGH pada gambar 05 di atas memiliki unsur-unsur sebagai berikut

179 162 1) Sisi/Bidang Sisi balok adalah bidang yang membatasi suatu balok. Balok memiliki 6 sisi yang semuanya berbentuk persegi panjang, yaitu: ABCD adalah sebagai sisi bawah, EFGH adalah sebagai sisi atas, ABFE adalah sebagai sisi depan, CDHG adalah sebagai sisi belakang, ADHE adalah sebagai sisi samping kiri, dan BCGF adalah sebagai sisi samping kanan. 2) Rusuk Rusuk balok adalah garis potong antara dua sisi/bidang balok dan terlihat seperti kerangka yang menyusun balok. Perhatikan kembali Gambar 05! Balok ABCD.EFGH memiliki 12 rusuk, yaitu: AB, BC, CD, DA, EF, FG, GH, HE, AE, BF, CG, dan DH. 3) Titik Sudut Titik sudut balok adalah titik potong antara tiga rusuk yang berdekatan. Dari Gambar 05. Balok ABCD.EFGH memiliki 8 titik sudut, yaitu titik sudut A, B, C, D, E, F, G, dan H. 4) Diagonal Bidang Diagonal bidang adalah ruas garis yang menghubungkan dua titik sudut yang saling berhadapan dalam satu sisi/bidang. Perhatikan Gambar 05! Balok memiliki 12 diagonal bidang, yaitu: AC, BD, AH, DE. EG, FH, BG, CF, AF, BE, DG, dan CH. 5) Diagonal Ruang Diagonal ruang adalah ruas garis yang menghubungkan dua titik sudut yang saling berhadapan dalam satu ruang. Balok memiliki 4 diagonal ruang. Diagonal ruang yang dimaksud adalah DF, GH, BH,dan CE. 6) Bidang Diagonal Bidang diagonal adalah bidang yang terbentuk dari dua rusuk balok yang saling berhadapan pada balok. Balok memiliki 6 bidang diagonal berbentuk persegi panjang, yaitu: ACGE, ABGH, CDEF, BCHE, ADGF, dan BDHF.

180 163 c. Jaring-Jaring Balok Jaring - jaring balok merupakan rangkaian 6 buah persegi panjang yang terdiri dari 3 pasang persegi panjang yang kongruen. Adapun beberapa contoh jaring jaring balok ditunjukkan seperti Gambar di bawah ini. Gambar 06. Jaring-Jaring Balok Dari penjelasan di atas, siswa diharapkan dapat membuat jaring-jaring balok sebagai alat peraga untuk memahami materi yang akan disampaikan. F. Metode dan Strategi Pembelajaran 1. Metode Pembelajaran: diskusi, tanya jawab, dan penugasan. 2. Strategi Pembelajaran a. Strategi tatap muka - Pembelajaran melalui implementasi CTL dengan bantuan alat peraga manipulatif. - Siswa membentuk kelompok belajar dan mengerjakan LKS 03 yang diberikan guru. b. Strategi non tatap muka - Pemberian pekerjaan rumah (PR). G. Langkah-langkah Pembelajaran No. Tahapan dan komponen Kegiatan Pembelajaran Kegiatan Guru 1. Pendahuluan 1) Mengabsen siswa 2) Memberikan pengarahan kepada siswa tentang model CTL Kegiatan Siswa 1) Mendengarkan guru melakukan absen 2) Mendengarkan arahan dari guru

181 164 3) Menyampaikan tujuan pembelajaran kepada siswa 2. Kegiatan Inti 4) Guru memberikan masalah nyata untuk menggali pengetahuan siswa dengan mencari contoh benda-benda yang berbentuk balok 5) Guru memberikan stimulus agar siswa mengungkapkan apa yang ada dipikiran siswa mengenai bendabenda yang berbentuk balok 6) Guru menyadarkan siswa untuk menerapkan strategi mereka sendiri dalam belajar 7) Guru mengarahkan siswa dalam menemukan konsep berdasarkan alat peraga 8) Guru menyuruh siswa menyajikan hasil observasinya pada teman sekelas 9) Guru membimbing siswa jika ada yang melakukan kesalahan dan terus memotivasi siswa untuk memperbaiki kesalahannya 10) Guru menggali pemahaman siswa dengan cara mengadakan tanya jawab untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa mengenai materi yang dibahas 11) Guru mendorong siswa 3) Mendengarkan tujuan pembelajaran yang disampaikan 4) Mencari contoh bendabenda yang berbentuk balok yang ada disekitarnya 5) Mengungkapkan apa yang ada dipikiran mengenai benda-benda yang berbentuk balok 6) Menerapkan strategi sendiri dalam belajar 7) Menemukan konsep berdasarkan alat peraga yang berbentuk balok 8) Menyajikan hasil observasinya pada teman sekelas 9) Meneliti kesalahan dan terus memperbaiki kesalahannya 10) Bertanya untuk mengetahui hal-hal yang belum dimahami mengenai materi yang dibahas 11) Lebih banyak bertanya

182 165 untuk lebih banyak bertanya tentang materi yang dibahas 12) Guru membagi siswa ke dalam kelompok heterogen yang anggotanya 4 sampai 5 orang 13) Guru menjelaskan kegiatan siswa yaitu secara berkelompok siswa melakukan eksplorasi untuk menemukan pemecahan masalah dari materi yang dibahas 14) Guru membagikan LKS kepada masing-masing kelompok dan model bangun ruang balok 15) Guru menggunakan alat peraga untuk menanamkan konsep dan pemecahan masalah 16) Guru meminta masingmasing perwakilan kelompok untuk menyampaikan hasil diskusinya dengan memperagakan kembali model bangun ruang balok di depan kelas 3. Penutup 17) Guru menyuruh siswa menanyakan materi yang belum dimengerti. 18) Guru membibing siswa untuk membuat kesimpulan dan merangkum materi yang telah dipelajari. 19) Guru memberikan penilaian terhadap hasil presentasi yang telah dilakukan oleh perwakilan masing- tentang materi yang dibahas 12) Membentuk kelompok heterogen yang anggotanya 4 sampai 5 orang 13) Mendengarkan penjelasan guru dalam berdiskusi dikelompok 14) Menerima LKS yang diberikan guru dan model bangun ruang balok 15) Mendengarkan penjelasan guru dengan alat peraga 16) Masing-masing perwakilan kelompok menyampaikan hasil diskusinya dengan memperagakan kembali model bangun ruang balok di depan kelas 17) Menanyakan materi yang belum dimengerti. 18) Membuat kesimpulan dan merangkum materi yang telah dipelajari. 19) Mendengarkan penilaian guru terhadap hasil presentasi yang telah dilakukan oleh perwakilan masing-

183 166 masing kelompok 20) Guru memberikan LKS untuk dikerjakan siswa untuk mengetahui pemahaman siswa 21) Guru memberikan PR mengenai materi yang telah dibahas masing kelompok 20) Menerima LKS yang diberikan guru 21) Mencatat PR mengenai materi yang telah dibahas I. Alat dan Sumber Belajar 3. Alat: c. Alat peraga berbentuk balok, kerangka balok dan jaring-jaring balok. d. Benda-benda nyata yang berbentuk balok, seperti: kardus, batu bata, kotak perhiasan,dll. 4. Sumber Belajar: a. Tim Penyusun LKS RAMA Rama Matematika. Denpasar: Dwi Jaya Mandiri J. Penilaian 2. LKS. Guru Kelas VA Denpasar, 26 April 2014 Peneliti Desak Made Oka Astiti, S.Pd.SD NIP.: Ni Komang Sri Yuliantari NPM.: Mengetahui, Kepala SD Negeri 10 Kesiman Dewa Ayu Manik, S.Ag, M.Pd NIP.:

184 167 Lampiran 31 LEMBAR KERJA SISWA (LKS-03) Nama Sekolah : SD Negeri 10 Kesiman Kelas/Semester : VA/2 Mata Pelajaran : Matematika Pokok Bahasan : Bangun Ruang Balok Sub Pokok Bahasan: Sifat-sifat dan jaring-jaring balok Hari/Tanggal : Sabtu / 26 April 2014 Siklus/Pertemuan : II/IV Alokasi waktu : 20 menit Nama Anggota Kelompok No. Absen A. Petunjuk 1. Tulislah nama dan nomor absen anggota kelompok. 2. Kerjakan soal-soal berikut secara diskusi dengan teman sekelompok! 3. Bacalah soal dengan teliti dan ikuti petunjuk soal! B. Standar Kompetensi Memahami sifat-sifat kubus, balok, limas, prisma dan bagian-bagiannya serta menentukan ukurannya. C. Kompetensi Dasar 4. Mengidentifikasi sifat-sifat balok dan bagian-bagiannya. 5. Mengidentifikasi jaring-jaring balok dan membuatnya. D. Indikator 11. Mengidentifikasi sifat-sifat balok. 12. Menyebutkan unsur-unsur balok. 13. Mengidentifikasi jaring-jaring balok 14. Membuat jaring-jaring balok.

185 168 E. Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, siswa diharapkan dapat: 11. Mengidentifikasi sifat-sifat balok. 12. Menyebutkan unsur-unsur balok. 13. Mengidentifikasi jaring-jaring balok. 14. Membuat jaring-jaring balok. F. Soal 1. Perhatikan kotak kue di samping yang merupakan contoh benda yang berbentuk balok. Menurut kalian apakah yang dimaksud dengan bangun ruang balok? 2. Lengkapi titik-titik di bawah ini dengan memperhatikan gambar Balok ABCD.EFGH berikut ini! H G E F D C A B a. AB sejajar dengan...,..., dan... b. Banyaknya titik sudut Balok ABCD.EFGH adalah... c. Banyak sisi Balok ABCD.EFGH adalah... d. Sisi/bidang Balok ABCD.EFGH berbentuk... Memperhatikan Balok ABCD.EFGH pada Soal No. 1. Yang dimaksud dengan: e. Diagonal bidang balok adalah... f. Diagonal ruang balok adalah... g. Bidang diagonal balok adalah Buatlah jaring-jaring balok dengan panjang 6 cm, lebar 4 cm, dan tinggi 3cm! SELAMAT BEKERJA

186 169 Lampiran 32 KUNCI JAWABAN LKS Dari gambar di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan bangun ruang balok adalah bangun ruang yang memiliki tiga pasang persegi panjang, dimana setiap pasang persegi panjang saling sejajar (berhadapan) yang sama bentuk dan ukurannya. 2. Dari gambar Balok ABCD.EFGH berikut ini, diperoleh: H G E F D C A B a. AB // EF // HG // DC. b. Banyaknya titik sudut Balok ABCD.EFGH adalah 8. c. Banyak sisi Balok ABCD.EFGH adalah 6. d. Sisi/bidang Balok ABCD.EFGH berbentuk persegi panjang. Memperhatikan Balok ABCD.EFGH pada Soal No. 1. Yang dimaksud dengan: e. Diagonal bidang balok adalah ruas garis yang menghubungkan dua titik sudut yang saling berhadapan dalam satu sisi/bidang dalam suatu balok.

187 170 f. Diagonal ruang balok adalah ruas garis yang menghubungkan dua titik sudut yang saling berhadapan dalam satu ruang suatu balok. g. Bidang diagonal balok adalah suatu bidang yang dibatasi oleh dua diagonal bidang dan dua rusuk balok yang sejajar. 3. Gambar jaring-jaring balok dengan panjang 6 cm, lebar 4 cm, dan tinggi 3cm adalah sebagai berikut: 6 cm 3 cm 4 cm

188 171 Lampiran 33 No Ab sen Nama Siswa HASIL OBSERVASI AKTIVITAS BELAJAR SISWA Nama Sekolah : SD Negeri 10 Kesiman Kelas/Semester : VA/2 Mata Pelajaran : Matematika Pokok Bahasan : Bangun Ruang Balok Sub Pokok Bahasan: Sifat-sifat dan jaring-jaring balok Hari/Tanggal : Sabtu/26 April 2014 Siklus/Pertemuan : II/IV Observer : 1. Ni Ketut Suarningsih 2. Ni Kadek Widyawati Indikator/Deskriptor Aktivitas Belajar Siswa a b C d a b c d a b c d a b c d a b c d Jumlah Skor 1 Adi Cakra Chindy Ihsan Anom Arya Aditia Setiawan Widyanata Widiasa Krisna Angelin Arnita Ellyana Ayu Tri Arik Satyawati Desianti Cahya Betris Budiartini Cholista Cahaya Dwi Duta Dewi Yuni Dwik

189 Desika Dita Dina Ellyta Erna Fajar Gazali Gandhi Hendra Indra Indah Intan Maya Dwipa Maelani Mariani JUMLAH 466 Keterangan : Indikator dan Deskriptor Aktivitas Belajar Siswa dapat dilihat pada lampiran 06. Denpasar, 26 April 2014 Observer I Observer II Ni Ketut Suarningsih NPM.: Ni Kadek Widyawati NPM.:

190 173 Lampiran 34 HASIL OBSERVASI KETERLAKSANAAN PEMBELAJARAN Nama Sekolah Kelas/Semester Mata Pelajaran Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Hari/Tanggal Siklus/Pertemuan Observer : SD Negeri 10 Kesiman : VA/2 : Matematika : Bangun Ruang Balok : Sifat-sifat dan jaring-jaring balok : Sabtu/26 April 2014 : II/IV : Ni Ketut Suarningsih No. Komponen Item Kegiatan 1. Konstruktivisme a. Guru memberikan masalah nyata untuk menggali pengetahuan siswa dengan mencari contoh benda-benda yang berbentuk kubus dan balok yang ada disekitar siswa Skor 0 1 b. Guru memberikan stimulus agar siswa mengungkapkan apa yang ada dipikiran siswa mengenai benda-benda yang berbentuk kubus dan balok c. Guru menyadarkan siswa untuk menerapkan strategi mereka sendiri dalam belajar 2. Menemukan a. Guru mengarahkan siswa dalam menemukan konsep berdasarkan alat peraga b. a. Guru menyuruh siswa menyajikan hasil observasinya pada teman sekelas b. Guru menyuruh siswa menyajikan hasil observasinya pada teman sekelas c. Guru membimbing siswa jika ada yang melakukan kesalahan dan terus memotivasi siswa untuk memperbaiki kesalahannya c. Guru membimbing siswa jika ada yang melakukan kesalahan dan terus memotivasi siswa untuk memperbaiki kesalahannya 3. Bertanya a. Guru menggali pemahaman siswa dengan cara mengadakan tanya jawab untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa mengenai materi yang dibahas b. Guru mendorong siswa untuk lebih banyak bertanya tentang materi yang akan dibahas

191 Masyarakat Belajar a. Guru membagi siswa ke dalam kelompok heterogen yang anggotanya 4 sampai 5 orang b. Guru menjelaskan kegiatan siswa yaitu secara berkelompok siswa melakukan eksplorasi untuk menemukan pemecahan masalah dari materi yang dibahas c. Guru membagikan LKS kepada masing-masing kelompok dan model bangun ruang kubus dan balok yang terbuat dari karton 5. Pemodelan a. Guru menggunakan alat peraga untuk menanamkan konsep dan pemecahan masalah b. Guru meminta masing-masing perwakilan kelompok untuk menyampaikan hasil diskusinya dengan memperagakan kembali model bangun ruang kubus dan balok di depan kelas 6 Refleksi a. Guru menyuruh siswa menanyakan materi yang belum dimengerti. b. Guru membimbing siswa untuk membuat kesimpulan dan merangkum materi yang telah dipelajari. 7 Penilaian Autentik a. a. Guru memberikan penilaian terhadap hasil presentasi yang telah dilakukan oleh perwakilan masing-masing kelompok b. Guru memberikan LKS untuk dikerjakan siswa untuk mengetahui pemahaman siswa c. Guru memberikan PR mengenai materi yang telah dibahas JUMLAH SKOR 2 16 Denpasar, 26 April 2014 Observer I Ni Ketut Suarningsih NPM.:

192 175 Lampiran 35 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS II Nama Sekolah : SD Negeri 10 Kesiman Kelas/Semester : VA/2 Mata Pelajaran : Matematika Pokok Bahasan : Bangun Ruang Balok Sub Pokok Bahasan: Luas permukaan dan volume balok Hari/Tanggal : Senin/28 April 2014 Siklus/Pertemuan : II/V Alokasi waktu : 2 35 menit (1 pertemuan) A. Standar Kompetensi Memahami sifat-sifat kubus, balok, limas, prisma, dan bagian-bagiannya, serta menentukan ukurannya. B. Kompetensi Dasar 6. Menghitung luas permukaan dan volume balok. C. Indikator 15. Menemukan rumus luas permukaan balok. 16. Menghitung luas permukaan balok. 17. Menemukan rumus volume balok. 18. Menghitung volume balok. 19. Menggunakan rumus luas permukaan balok dalam pemecahan masalah. 20. Menggunakan rumus volume balok dalam pemecahan masalah. D. Tujuan Pembelajaran Dengan kegiatan pembelajaran melalui implementasi CTL dengan bantuan alat peraga siswa dapat: 15. Menemukan rumus luas permukaan balok. 16. Menghitung luas permukaan balok. 17. Menemukan rumus volume balok. 18. Menghitung volume balok. 19. Menggunakan rumus luas permukaan balok dalam pemecahan masalah. 20. Menggunakan rumus volume balok dalam pemecahan masalah.

193 176 E. Materi Pembelajaran 1. Menghitung Luas Permukaan dan Volume Balok a. Menemukan Rumus dan Menghitung Luas Permukaan Balok Jaring-jaring balok yang diperoleh dari sebuah balok yang tersusun atas rangkaian 6 persegi panjang. Rangkaian tersebut terdiri atas tiga pasang persegi panjang yang setiap pasangannya memiliki bentuk dan ukuran yang sama. Perhatikan Gambar 07 di bawah ini! t p l (a) Gambar 07. Menemukan Rumus Luas Permukaan Balok ABCD.EFGH Dari Gambar 07 (b) di atas, diketahui bahwa P 1 adalah persegi panjang DCGH, P 2 adalah persegi panjang EADH, P 3 adalah persegi panjang ABCD, P 4 adalah persegi panjang BFGC, P 5 adalah persegi panjang FEHG, dan P 6 adalah persegi panjang EFBA. Sehingga diperoleh rumus luas permukaan balok di atas adalah Luas (P 1 + P 2 + P 3 + P 4 + P 5 + P 6 ). Karena terdiri atas tiga pasang persegi panjang yang setiap pasangannya memiliki bentuk dan ukuran yang sama yaitu P 1 dengan P 6, P 2 dengan P 4, dan P 3 dengan P 5. Sehingga AB=DC=EF=HG pada balok dinyatakan dengan p, dimana p adalah ukuran panjang, BC=AD=FG=EH dinyatakan dengan l, dimana l adalah ukuran lebar, BF=CG=AE=DH dinyatakan dengan t, dimana t adalah ukuran tinggi seperti pada Gambar 07 (a), dan L menyatakan ukuran luas permukaan suatu balok. Sehingga luas permukaan pada balok dirumuskan: Luas = (P 1 + P 2 + P 3 + P 4 + P 5 + P 6 ) (b) Luas = (p t) + (l t) + (p l) + (l t) + (p l) + (p t) Luas = (p l) + (p l) + (p t) + (p t) + (l t) + (l t) Luas = 2((p l) + (p t) + (l t)) Luas = 2(pl + pt + lt)

194 177 Jadi luas permukaan balok adalah sebagai berikut. Rumus: L = 2 (pl + pt + lt) b. Menemukan Rumus dan Menghitung Volume Balok Dalam menemukan rumus volume balok sama dengan menemukan rumus volume kubus, untuk membuat Balok ABCD.EFGH seperti Gambar 08 (b) di bawah ini diperlukan kubus satuan volume yang memiliki ukuran panjang rusuk satu satuan panjang misalnya 1 cm sehingga volumenya 1 cm 3. H G E F C D C (a) A (b) B Gambar 08. Menemukan Rumus Volume Balok ABCD.EFGH Gambar 08 (b) di atas, menunjukkan bahwa untuk membentuk Balok ABCD.EFGH diperlukan tumpukan kubus-kubus satuan volume sehingga membentuk suatu balok. AB = 6 panjang rusuk kubus satuan volume, BC = 3 panjang rusuk kubus satuan volume, dan CG = 3 panjang rusuk kubus satuan volume. Banyak kubus satuan volume seluruhnya = (6 3 3) = 54. Jadi banyak kubus satuan volume pada Balok ABCD.EFGH di atas adalah 54. Dengan demikian volume balok dapat dicari dengan cara mengalikan ukuran panjang, lebar, dan tinggi balok tersebut. Dimana V menyatakan ukuran volume, p menyatakan ukuran panjang, l menyatakan ukuran lebar, dan t menyatakan ukuran tinggi. Maka volume balok dapat dirumuskan sebagai berikut. V = p l t Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan alat peraga atau dengan menggunakan alat peraga yang ada dalam kehidupan sehari-hari, diharapkan dapat meningkatkan pemahaman siswa mengenai pembelajaran bangun ruang serta dapat mempermudah siswa dalam menyelesaikan permasalahan yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.

195 178 Misalkan dalam menghitung volume air dalam bak mandi, menghitung volume air minuman dalam kemasan yang berbentuk kubus ataupun balok. Selain itu dapat membantu tukang bangunan untuk menghitung luas permukaan suatu tembok bangunan yang akan dipasangi keramik. F. Metode dan Strategi Pembelajaran 1. Metode Pembelajaran: diskusi, tanya jawab, dan penugasan. 2. Strategi Pembelajaran a. Strategi tatap muka - Pembelajaran melalui implementasi CTL dengan bantuan alat peraga. - Siswa membentuk kelompok belajar dan mengerjakan LKS 04 yang diberikan guru. b. Strategi non tatap muka - Pemberian pekerjaan rumah (PR). G. Langkah-langkah Pembelajaran No. Tahapan dan komponen Kegiatan Pembelajaran Kegiatan Guru 1. Pendahuluan 1) Mengabsen siswa 2) Memberikan pengarahan kepada siswa tentang model CTL 3) Menyampaikan tujuan pembelajaran kepada siswa 2. Kegiatan Inti 4) Guru memberikan masalah nyata untuk menggali pengetahuan siswa tentang luas permukaan dan voleme bangun ruang balok 5) Guru memberikan stimulus agar siswa mengungkapkan apa yang ada dipikiran siswa mengenai luas permukaan dan voleme bangun ruang balok Kegiatan Siswa 1) Mendengarkan guru melakukan absen 2) Mendengarkan arahan dari guru 3) Mendengarkan tujuan pembelajaran yang disampaikan 4) Mendengarkan arahan guru tentang luas permukaan dan voleme bangun ruang balok 5) Mengungkapkan apa yang ada dipikiran mengenai luas permukaan dan voleme bangun ruang balok

196 179 6) Guru menyadarkan siswa untuk menerapkan strategi mereka sendiri dalam belajar 7) Guru mengarahkan siswa dalam menemukan konsep berdasarkan alat peraga 8) Guru menyuruh siswa menyajikan hasil observasinya pada teman sekelas 9) Guru membimbing siswa jika ada yang melakukan kesalahan dan terus memotivasi siswa untuk memperbaiki kesalahannya 10) Guru menggali pemahaman siswa dengan cara mengadakan tanya jawab untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa mengenai materi yang dibahas 11) Guru mendorong siswa untuk lebih banyak bertanya tentang materi yang dibahas 12) Guru membagi siswa ke dalam kelompok heterogen yang anggotanya 4 sampai 5 orang 13) Guru menjelaskan kegiatan siswa yaitu secara berkelompok siswa melakukan eksplorasi untuk menemukan pemecahan masalah dari materi yang dibahas 6) Menerapkan strategi mereka sendiri dalam belajar 7) Menemukan konsep berdasarkan alat peraga yang berbentuk balok 8) Menyajikan hasil observasinya pada teman sekelas 9) Meneliti kesalahan dan terus memperbaiki kesalahannya 10) Bertanya untuk mengetahui hal-hal yang belum dimahami mengenai materi yang dibahas 11) Lebih banyak bertanya tentang materi yang dibahas 12) Membentuk kelompok heterogen yang anggotanya 4 sampai 5 orang 13) Mendengarkan penjelasan guru dalam berdiskusi dikelompok

197 180 14) Guru membagikan LKS kepada masing-masing kelompok dan model bangun ruang kubus 15) Guru menggunakan alat peraga untuk menanamkan konsep dan pemecahan masalah 16) Guru meminta masingmasing perwakilan kelompok untuk menyampaikan hasil diskusinya dengan memperagakan kembali model bangun ruang balok di depan kelas 3. Penutup 17) Guru menyuruh siswa menanyakan materi yang belum dimengerti. 18) Guru membibing siswa untuk membuat kesimpulan dan merangkum materi yang telah dipelajari. 19) Guru memberikan penilaian terhadap hasil presentasi yang telah dilakukan oleh perwakilan masingmasing kelompok 20) Guru memberikan LKS untuk dikerjakan siswa untuk mengetahui pemahaman siswa 21) Guru memberikan PR mengenai materi yang telah dibahas 14) Menerima dan mengerjakan LKS yang diberikan guru dan model bangun ruang kubus 15) Mendengarkan penjelasan guru dalam menggunakan alat peraga 16) Masing-masing perwakilan kelompok menyampaikan hasil diskusinya dengan memperagakan kembali model bangun ruang balok di depan kelas 17) Menanyakan materi yang belum dimengerti. 18) Membuat kesimpulan dan merangkum materi yang telah dipelajari. 19) Mendengarkan penilaian guru terhadap hasil presentasi yang telah dilakukan oleh perwakilan masingmasing kelompok 20) Menerima LKS yang diberikan guru dan mengerjakannya 21) Mencatat PR mengenai materi yang telah dibahas H. Alat dan Sumber Belajar 1. Alat: a. Alat peraga berbentuk balok, jaring-jaring balok, dan balok yang terdiri dari beberpa kubus satuan volume dengan panjang rusuk satu satuan panjang

198 181 b. Benda-benda nyata yang berbentuk balok, seperti: kotak minuman berbentuk balok, kotak persodent,kardus, kotak kue berbentuk balok, dll. 2. Sumber Belajar: a. Tim Penyusun LKS RAMA Rama Matematika. Denpasar: Dwi Jaya Mandiri I. Penilaian 1. LKS. Denpasar, 28 April 2014 Guru Kelas VA Peneliti Desak Made Oka Astiti, S.Pd.SD NIP.: Ni Komang Sri Yuliantari NPM.: Mengetahui, Kepala SD Negeri 10 Kesiman Dewa Ayu Manik, S.Ag, M.Pd NIP.:

199 182 Lampiran 36 LEMBAR KERJA SISWA (LKS-04) Nama Sekolah : SD Negeri 10 Kesiman Kelas/Semester : VA/2 Mata Pelajaran : Matematika Pokok Bahasan : Bangun Ruang Balok Sub Pokok Bahasan: Luas permukaan dan volume balok Hari/Tanggal : Senin/28 April 2014 Siklus/Pertemuan : II/V Alokasi waktu : 20 menit Nama Anggota Kelompok No. Absen A. Petunjuk 1. Tulislah nama dan nomor absen anggota kelompok! 2. Kerjakan soal-soal berikut secara diskusi dengan teman sekelompok! 3. Bacalah soal dengan teliti dan ikuti petunjuk soal! B. Standar Kompetensi Memahami sifat-sifat kubus, balok, limas, prisma dan bagian-bagiannya serta menentukan ukurannya. C. Kompetensi Dasar 6. Menghitung lus permukaan dan volume balok. D. Indikator 15. Menemukan rumus luas permukaan balok. 16. Menghitung luas permukaan balok. 17. Menemukan rumus volume balok. 18. Menghitung volume balok.

200 Menggunakan rumus luas permukaan balok dalam pemecahan masalah. 20. Menggunakan rumus volume balok dalam pemecahan masalah. E. Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, siswa diharapkan dapat: 15. Menemukan rumus luas permukaan balok. 16. Menghitung luas permukaan balok. 17. Menemukan rumus volume balok. 18. Menghitung volume balok. 19. Menggunakan rumus luas permukaan kubus dalam pemecahan masalah. 20. Menggunakan rumus volume kubus dalam pemecahan masalah. F. Soal 1. Jika panjang, lebar, dan tinggi Balok ABCD.EFGH di bawah ini masingmasing adalah 8 cm, 6 cm, dan 4 cm. Tentukanlah luas permukaan balok tersebut! 2. Volume bangun balok di bawah ini adalah. kubus satuan volume. H G E F C A B 3. Suatu kolam berbentuk balok yang sudah dipasangi keramik bagian dalamnya. Berapakah luas permukaan keramik jika diketahui panjang 10 m, lebar 6 m, dan tinggi 2 m? 4. Suatu lemari berbentuk balok dengan panjang 70 cm, lebar 25 cm, dan tinggi 140 cm. Tentukan volume dari lemari tersebut! 5. Diketahui volume suatu balok 960 cm 3. Panjang balok 12 cm, dan tingginya 8 cm. Berapakah lebar balok? SELAMAT BEKERJA

201 184 Lampiran 37 KUNCI JAWABAN LKS Diketahui: Suatu Balok ABCD.EFGH sedemikian: - p menyatakan ukuran panjang = 8 cm - l menyatakan ukuran lebar = 6 cm - t menyatakan ukuran tinggi = 4 cm Ditanyakan: - L menyatakan luas permukaan Balok ABCD.EFGH =...? Jawab: L = 2 (pl + pt + lt) L = 2 [(8 cm 6 cm) + (8 cm 4 cm) + (6 cm 4 cm)] L = 2 (48 cm cm cm 2 ) L = cm 2 L = 208 cm 2 Jadi luas permukaan Balok ABCD.EFGH adalah 208 cm Diketahui: Suatu bangun balok sedemikian: - p menyatakan ukuran panjang balok = 6 panjang rusuk kubus satuan. - l menyatakan ukuran lebar balok = 4 panjang rusuk kubus satuan. - t menyatakan ukuran tinggi balok = 3 panjang rusuk kubus satuan Ditanyakan: - V menyatakan ukuran volume balok =..kubus satuan volume? Jawab : V = p l t V = V = 72

202 185 Jadi volume balok tersebut adalah 72 kubus satuan volume. 3. Diketahui: Suatu kolam berbentuk balok yang sudah dipasangi keramik sedemikian: - p menyatakan ukuran panjang = 10 m. - l menyatakan ukuran lebar = 6 m. - t meyatakan ukuran tinggi = 2 m. Ditanyakan: - L menyatakan ukuran luas permukaan keramik tersebut =...? Jawab: L = pl + 2lt + 2pt L = [(10 m 6 m) + 2( 6 m 2 m) + 2(10 m 2 m)] L = [(60 m 2 + 2(12 m 2 ) + 2(20 m 2 )] L = (60 m m 2) + 40 m 2 )] L = 124 m 2 Jadi luas permukaan keramik tersebut adalah 124 m Diketahui: Suatu lemari berbentuk balok sedemikian: - p menyatakan ukuran panjang = 70 cm. - l menyatakan ukuran lebar = 25 cm. - t meyatakan ukuran tinggi = 140 cm. Ditanyakan: Jawab: - V menyatakan ukuran volum sebuah lemari berbentuk balok =...? V p l t V = 70 cm 25 cm 140 cm V = cm 3 Jadi volume sebuah lemari berbentuk balok tersebut adalah cm Diketahui: Suatu balok sedemikian: - V menyatakan ukuran volume suatu balok = 960 cm 3. - p menyatakan ukuran panjang balok = 12 cm.

203 186 - t menyatakan ukuran tinggi balok = 8 cm. Ditanyakan: - l menyatakan ukuran lebar balok =...? Jawab: V p l t 960 cm 3 = 12 cm l 8 cm 960 cm 3 = 96 cm 2 l l = 960 cm 3 96 cm 2 l = 10 cm Jadi ukuran lebar balok tersebut adalah 10 cm.

204 187 Lampiran 38 No Ab sen Nama Siswa HASIL OBSERVASI AKTIVITAS BELAJAR SISWA Nama Sekolah : SD Negeri 10 Kesiman Kelas/Semester : VA/2 Mata Pelajaran : Matematika Pokok Bahasan : Bangun Ruang Balok Sub Pokok Bahasan: Luas permukaan dan volume balok Hari/Tanggal : Senin / 28 April 2014 Siklus/Pertemuan : II/V Observer : 1. Ni Ketut Suarningsih 2. Ni Kadek Widyawati Indikator/Deskriptor Aktivitas Belajar Siswa a b c d a b c d a b c d a b c d a b c d Jumlah Skor 1 Adi Cakra Chindy Ihsan Anom Arya Aditia Setiawan Widyanata Widiasa Krisna Angelin Arnita Ellyana Ayu Tri Arik Satyawati Desianti Cahya Betris Budiartini Cholista Cahaya Dwi Duta Dewi Yuni

205 Dwik Desika Dita Dina Ellyta Erna Fajar Gazali Gandhi Hendra Indra Indah Intan Maya Dwipa Maelani Mariani JUMLAH 590 Keterangan : Indikator dan Deskriptor Aktivitas Belajar Siswa dapat dilihat pada lampiran 06. Denpasar, 28 April 2014 Observer I Observer II Ni Ketut Suarningsih NPM.: Ni Kadek Widyawati NPM.:

206 189 Lampiran 39 HASIL OBSERVASI KETERLAKSANAAN PEMBELAJARAN Nama Sekolah Kelas/Semester Mata Pelajaran Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Hari/Tanggal Siklus/Pertemuan Observer : SD Negeri 10 Kesiman : VA/2 : Matematika : Bangun Ruang Balok : Luas permukaan dan volume balok : Senin/28 April 2014 : II/V : Ni Ketut Suarningsih No. Komponen Item Kegiatan 1. Konstruktivisme a. Guru memberikan masalah nyata untuk menggali pengetahuan siswa dengan mencari contoh benda-benda yang berbentuk kubus dan balok yang ada disekitar siswa Skor 0 1 b. Guru memberikan stimulus agar siswa mengungkapkan apa yang ada dipikiran siswa mengenai benda-benda yang berbentuk kubus dan balok c. Guru menyadarkan siswa untuk menerapkan strategi mereka sendiri dalam belajar 2. Menemukan a. Guru mengarahkan siswa dalam menemukan konsep berdasarkan alat peraga b. Guru menyuruh siswa menyajikan hasil observasinya pada teman sekelas b. Guru menyuruh siswa menyajikan hasil observasinya pada teman sekelas c. Guru membimbing siswa jika ada yang melakukan kesalahan dan terus memotivasi siswa untuk memperbaiki kesalahannya c. Guru membimbing siswa jika ada yang melakukan kesalahan dan terus memotivasi siswa untuk memperbaiki kesalahannya 3. Bertanya a. Guru menggali pemahaman siswa dengan cara mengadakan tanya jawab untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa mengenai materi yang dibahas b. Guru mendorong siswa untuk lebih banyak bertanya tentang materi yang akan dibahas

207 Masyarakat Belajar a. Guru membagi siswa ke dalam kelompok heterogen yang anggotanya 4 sampai 5 orang b. Guru menjelaskan kegiatan siswa yaitu secara berkelompok siswa melakukan eksplorasi untuk menemukan pemecahan masalah dari materi yang dibahas c. Guru membagikan LKS kepada masing-masing kelompok dan model bangun ruang kubus dan balok yang terbuat dari karton 5. Pemodelan a. Guru menggunakan alat peraga untuk menanamkan konsep dan pemecahan masalah b. Guru meminta masing-masing perwakilan kelompok untuk menyampaikan hasil diskusinya dengan memperagakan kembali model bangun ruang kubus dan balok di depan kelas 6 Refleksi a. Guru menyuruh siswa menanyakan materi yang belum dimengerti. b. Guru membimbing siswa untuk membuat kesimpulan dan merangkum materi yang telah dipelajari. 7 Penilaian Autentik a. a. Guru memberikan penilaian terhadap hasil presentasi yang telah dilakukan oleh perwakilan masing-masing kelompok b. Guru memberikan LKS untuk dikerjakan siswa untuk mengetahui pemahaman siswa c. Guru memberikan PR mengenai materi yang telah dibahas JUMLAH SKOR 0 18 Denpasar, 28 April 2014 Observer I Ni Ketut Suarningsih NPM.:

208 191 Lampiran 40 PENGEMBANGAN TES AKHIR SIKLUS II Nama Sekolah : SD Negeri 10 Kesiman Kelas/Semester : VA/2 Mata Pelajaran : Matematika Pokok Bahasan : Bangun Ruang Balok Sub Pokok Bahasan: Sifat-sifat, jaring-jaring, luas permukaan dan volume balok Hari/Tanggal : Rabu/30 April 2014 Siklus/Pertemuan : II/VI Alokasi waktu : 2 35 menit (1 pertemuan) A. Standar Kompetensi Memahami sifat-sifat kubus, balok, limas, prisma, dan bagian-bagiannya, serta menentukan ukurannya. B. Kompetensi Dasar 4. Mengidentifikasi sifat-sifat balok dan bagian-bagiannya. 5. Mengidentifikasi jaring-jaring balok dan membuatnya. 6. Menghitung luas permukaan dan volume balok. C. Indikator: 11. Mengidentifikasi sifat-sifat balok. 12. Menyebutkan unsur-unsur balok. 13. Mengidentifikasi jaring-jaring balok. 14. Membuat jaring-jaring balok. 15. Menemukan rumus luas permukaan balok. 16. Menghitung luas permukaan balok. 17. Menemukan rumus volume balok. 18. Menghitung volume balok. 19. Menggunakan rumus luas permukaan balok dalam pemecahan masalah. 20. Menggunakan rumus volume balok dalam pemecahan masalah. D. Sub Materi Pokok 6. Mengidentifiasi sifat-sifat balok. 7. Menyebutkan bagian-bagian balok. 8. Mengidentifikasi jaring-jaring balok dan membuatnya. 9. Menemukan rumus dan menghitung luas permukaan balok. 10. Menemukan rumus dan menghitung volume balok.

209 192 E. Kisi-Kisi Nomor Tes Nomor Indikator C. Tes Obyektif Ranah Kognitif C1 C2 C3 Jumlah Skor Min. Skor Max D. Tes Uraian Jumlah Keterangan: C1 = Ingatan C2 = Pemahaman C3 = Aplikasi Dengan Rasio: C1 : C2 : C3 = 20% : 50% : 30% F. Teknik Penskoran Prestasi Belajar Siswa 1. Penskoran Objektif Untuk tes objektif setiap soal yang dijawab benar mendapatkan skor 1, jika salah mendapat skor 0.

210 Penskoran Tes Uraian Penskoran tes uraian untuk 1 item soal didasarkan pada beberapa kriteria seperti: No Kriteria Jawaban Siswa Skor 1 Tidak memberikan suatu penyelesaian sama sekali. 0 2 Mencoba memberikan penyelesaian tetapi salah total. 1 3 Memberikan suatu penyelesaian yang ada unsur benarnya 2 tetapi belum memadai. 4 Melaksanakan algoritma yang relevan dengan lengkap, 3 tetapi ada kesalahan dalam perhitungan matematis. 5 Memberikan suatu penyelesaian yang benar dan lengkap. 4 Berdasarkan kriterian penskoran tes uraian di atas, maka skor maksimalnya adalah 20. Untuk menetukan nilai (X) masing-masing siswa diperoleh dengan menjumlahkan skor tes objektif dan skor tes uraian dibagi skor maksimal kemudian dirubah menjadi nilai dengan skala seratus. Sehingga dapat dirumuskan sebagai berikut: Contoh : (skor tes objektif skor tes uraian) Seorang siswa memperoleh skor 8 untuk tes objektif dan skor 16 untuk skor uraian, maka nilai yang diperoleh siswa tersebut adalah X = =

211 194 Lampiran 41 TES AKHIR SIKLUS II Nama Sekolah : SD Negeri 10 Kesiman Kelas/Semester : VA/2 Mata Pelajaran : Matematika Pokok Bahasan : Bangun Ruang Balok Sub Pokok Bahasan: Sifat-sifat, jaring-jaring, luas permukaan dan volume balok Hari/Tanggal : Rabu/30 April 2014 Siklus/Pertemuan : II/VI Alokasi waktu : 2 35 menit (1 pertemuan) Petunjuk 1. Tulislah nama, kelas, dan no. absen sebelum mengerjakan soal! 2. Kerjakan soal-soal di bawah ini secara individu! 3. Bacalah soal dengan teliti sebelum menjawab! 4. Kerjakan terlebih dahulu soal-soal yang anda anggap mudah! 5. Periksa kembali pekerjaan sebelum dikumpulkan! A. Pilihlah salah satu jawaban A, B, C, atau D yang anda anggap paling benar pada tempat yang telah disediakan! 1. W V Perhatikan gambar Balok PQRS.TUVW T U di samping! P S A. Diagonal bidang B. Diagonal ruang C. Bidang diagonal D. Rusuk 2. Jumlah rusuk pada balok adalah... A. 12 B. 10 C. 8 D. 6 Q R Persegi panjang yang diarsir disebut...

212 Bidang yang membatasi suatu balok disebut... A. Rusuk B. Sisi C. Diagonal D. Titik sudut 4. Perhatikan gambar jaring-jaring balok di bawah ini! Bila persegi panjag atau bidang yang diarsir adalah sebagai alas balok, maka yang menjadi tutup balok adalah bidang nomor... A. 3 B. 4 C. 5 D Gambar diatas adalah sebuah balok, maka jaring-jaring yang sesuai untuk bangun ruang di atas adalah... A. C.

213 196 B. D. 6. Diketahui suatu balok ABCD.EFGH dengan panjang a cm, lebar b cm, dan tinggi t cm. Luas permukaan balok tersebut adalah... A. L = 2abt cm 2 B. L = 2 (a + b + t) cm 2 C. L = (ab + bt + at) 2 cm 2 D. L = 2 (ab + bt + at) cm 2 7. Balok ABCD.EFGH memiliki panjang 7 cm, lebar 4 cm, dan tinggi 5 cm. Luas permukaan balok tersebut adalah... A. 83 cm 2 B. 140 cm 2 C. 166 cm 2 D. 280 cm 2 8. Diketahui kemasan minuman berbentuk balok seperti gambar di samping, dengan panjang 6 cm, lebar 5 cm, dan tinggi 12 cm. Maka volume air yang ada di dalam kemasan tersebut adalah... A. 300 cm 3 B. 310 cm 3 C. 330 cm 3 D. 360 cm 3

214 Diketahui balok dengan panjang a cm, lebar 5 cm, dan tinggi 6 cm. Jika volume balok tersebut adalah 300 cm 3, maka nilai a adalah... A. 4 B. 10 C. 7 D Sebuah peti kayu berbentuk balok dengan panjang 75 cm, lebar 50 cm, dan tinggi 30 cm,.volume peti kayu tersebut adalah... A cm 3 B cm 3 C cm 3 D cm 3 B. Kerjakan soal-soal berikut dengan lengkap! 1. Buatlah sebuah jaring-jaring balok, dengan panjang 3 cm, lebar 8 cm dan tinggi 2 cm! 2. Diketahui suatu balok dengan panjang 48 cm, lebar 15 cm, dan panjang seluruh rusuk balok 288 cm. Hitunglah volume balok tersebut! 3. Sebuah jendela kayu dengan ukuran panjang 120 cm, lebar 60 cm, dan tinggi 3 cm. Hitunglah luas permukaan daun jendela tersebut! 4. Perhatikan gambar kardus di samping! Diketahui panjang 20 cm, lebar 8 cm, dan tinggi 10 cm. Hitunglah luas permukaan kardus apabila tanpa menghitung tutupnya! 5. Ayah akan membuat kolam ikan yang mampu menampung air cm 3. Apabila ukuran tinggi 13 cm, lebar 20 cm, berapakah panjang bak yang bisa dibuat ayah? SELAMAT BEKERJA

215 198 Lampiran 42 A. Soal Obyektif KUNCI JAWABAN TES AKHIR SIKLUS II 1. C 2. A 3. B 4. B 5. A 6. D 7. C 8. D 9. B 10. D B. Soal Uraian 1. Gambar jaring-jaring balok dengan panjang 3 cm, lebar 8 cm, dan tinggi 2 cm adalah sebagai berikut: 2 cm 3 cm 8 cm 2. Diketahui: Suatu balok sedemikian: - p menyatakan ukuran panjang = 48 cm - l menyatakan ukuran lebar = 15 cm

216 199 - Panjang seluruh rusuk = 288 cm Ditanyakan: - V menyatakan ukuran volume balok =...? Jawab: Panjang seluruh rusuk = 4p + 4l + 4t 288 cm = [(4 48 cm) + (4 15 cm) + (4 t cm)] 288 cm = (192 cm + 60 cm + 4t cm) 288 cm = 252 cm + 4t cm 4t cm = 288 cm 252 cm 4t cm = 36 cm 36 t = cm 4 t = 9 cm Karena t menyatakan ukuran tinggi = 9 cm, maka: V = p l t V = 48 cm x 15 cm x 9 cm V = cm 3 Jadi volume balok tersebut adalah cm Diketahui: Suatu jendela kayu sedemikian: - p menyatakan ukuran panjang = 120 cm - l menyatakan ukuran lebar = 60 cm - t menyatakan ukuran tinggi = 3 cm Ditanyakan: - L menyatakan ukuran luas permukaan jendela =...? Jawab: L = 2 (pl + lt + pt) L = 2 [(120 cm x 60 cm) + (60 cm x 3 cm) + (120 cm x 3 cm)] L = 2 (7200 cm cm cm 2 ) L = 2 (7740 cm 2 )

217 200 L = cm 2 Jadi luas permukaan jendela adalah cm Diketahui: Sebuah kardus sedemikian: - p menyatakan ukuran panjang = 20 cm - l menyatakan ukuran lebar = 8 cm - t menyatakan ukuran tinggi = 10 cm Ditanyakan: - L menyatakan luas permukaan kardus tanpa tutup =...? Jawab: L = pl + 2lt + 2pt L = [(20 cm 8 cm) + 2(8 cm 10 cm) + 2(20 cm 10 cm)] L = [160 cm 2 + 2(80 cm 2 ) + 2(200 cm 2 )] L = (160 cm cm cm 2 ) L = 720 cm 2 Jadi luas permukaan kardus tanpa tutup tersebut adalah 720 cm Diketahui: Sebuah kolam ikan sedemikian: - V menyatakan ukuran volume = cm 3 - t menyatakan ukuran tinggi = 13 cm - l menyatakan ukuran lebar = 20 cm Ditanyakan: - p menyatakan panjang kolam ikan =...? Jawab: V = p x l x t cm 3 = p cm x 20 cm x 13cm cm 3 = 260p cm 3 p = cm cm 3 p = 83 cm Jadi panjang kolam yang bisa dibuat ayah adalah 83 cm.

218 201 Lampiran 43 ANALISIS DATA AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA SIKLUS II 1. Untuk hasil observasi pada pertemuan IV sebagaimana tersaji pada Lampiran 33 diperoleh: Jumlah skor aktivitas belajar siswa = 466 Banyak siswa = 44 Rata-rata skor aktivitas belajar siswa untuk hasil observasi pada pertemuan IV dalam siklus II sebagai berikut: A 21 = A 21 = A 21 = 10,59 jumlah skor aktivitas belajar siswa banyak siswa 2. Untuk hasil observasi pada pertemuan V sebagaimana tersaji pada Lampiran 38 diperoleh: Jumlah skor aktivitas belajar siswa = 590 Banyaknya siswa = 44 Rata-rata skor aktivitas belajar siswa untuk hasil observasi pada pertemuan V dalam siklus II sebagai berikut: A 22 = A 22 = A 22 = 13,41 jumlah skor aktivitas belajar siswa banyak siswa 3. Rata-rata skor aktivitas siswa pada siklus II adalah A II = A 21 + A 22 2 A II = A II = 24, ,59 +13,41 2 A = 12,00

219 202 Berdasarkan analisis data aktivitas belajar siswa di atas diperoleh rata-rata skor aktivitas belajar siswa pada siklus II adalah 12,00. Berpedoman pada pedoman konversi skor aktivitas belajar siswa sebagaimana dijelaskan pada metode analisis data aktivitas belajar siswa pada Bab III maka aktivitas belajar siswa pada siklus II tergolong aktif. Karena aktivitas belajar siswa pada siklus II telah memenuhi kriteria, maka penelitian dapat dihentikan sampai siklus II.

220 203 Lampiran 44 DAFTAR NILAI TES PRESTASI BELAJAR SISWA PADA SIKLUS II NO. NAMA SISWA NILAI KETUNTASAN 1 I Kd Adi Sanjaya 65 BELUM TUNTAS 2 Ida Bgs Cakra Wibawa 62 BELUM TUNTAS 3 Ida A Cindy Permata D 83 TUNTAS 4 Abailah Ihsan Firdaus 80 TUNTAS 5 I Km Anom Adi Pratama 68 BELUM TUNTAS 6 I Kd Arya Dwisetya P 84 TUNTAS 7 I Gd Aditia Kamayana 83 TUNTAS 8 I Md Adi Setiawan 85 TUNTAS 9 Putu Adi Widyanata 83 TUNTAS 10 I Gd Arya Murti Widiasa 62 BELUM TUNTAS 11 Km Agus Krisna Bayu 63 BELUM TUNTAS 12 Angelin Carolin Dacunha 81 TUNTAS 13 Putu Ayu Arnita Dewi 85 TUNTAS 14 Luh Ayu Ellyana Ari P 82 TUNTAS 15 Ni Km Ayu Tri Wahyundari 83 TUNTAS 16 Ni Km Arik Trisna Rahayu 85 TUNTAS 17 Kd Ayu Satyawati 80 TUNTAS 18 Putu Ayu Desianti 82 TUNTAS 19 Baig Ayu Cahya Nadila 85 TUNTAS 20 Betris Nuer Fitrianingsih 86 TUNTAS 21 Made Budiartini 95 TUNTAS 22 Cholista Xadewa 85 TUNTAS 23 Ni Putu Cahaya Laksmi 84 TUNTAS 24 I Kd Dwi Artayasa 85 TUNTAS 25 I Wy Duta Arthayasa 84 TUNTAS 26 I Gst Ayu Dewi Cahyani 94 TUNTAS 27 Luh Dela Yuni Arisani 87 TUNTAS 28 Kd Dwik Wulandari 85 TUNTAS 29 Ni Luh Desika Antari 89 TUNTAS 30 Ni Luh Dita Purnama D 86 TUNTAS 31 Dina Khania Febrianti 85 TUNTAS 32 Ni Km Ellyta Ari Murti 87 TUNTAS 33 Ni Luh Pt Erna Damayanti 93 TUNTAS 34 Putu Fajar Setiawan 84 TUNTAS 35 Gazah Achmad Garinda 83 TUNTAS 36 I Wy Gandi Asta Dewata P 82 TUNTAS

221 I Gd Hendra Aprilianta 88 TUNTAS 38 Gst Made Indra Dewi 84 TUNTAS 39 Ni Pt Indah Cahyani 86 TUNTAS 40 Ida Ayu Intan Adnya S 86 TUNTAS 41 Maya Angelika Praba A 87 TUNTAS 42 Desak A Dwipa Dianariska 85 TUNTAS 43 Ni Luh Indah Maelani 86 TUNTAS 44 Ni Wy Mariani 81 TUNTAS JUMLAH 3638 Denpasar, 30 April 2014 Guru Kelas VA Peneliti Desak Made Oka Astiti, S.Pd.SD NIP.: Ni Komang Sri Yuliantari NPM.:

222 205 Lampiran 45 ANALISIS DATA PRESTASI BELAJAR SISWA PADA SIKLUS II Bardasarkan data prestasi belajar siklus II sebagaimana tersaji pada Lampiran 44, diketahui: 1) ΣX menyatakan jumlah nilai siswa = ) N menyatakan banyak siswa yang mengikuti tes = 44 3) Nilai Tertinggi Ideal = 100 Maka, X menyatakan rata-rata nilai prestasi belajar, DS menyatakan Daya Serap, dan KB menyatakan Ketuntasan Belajar siswa disajikan sebagai berikut: 1. Rata-rata Nilai Prestasi Belajar Siswa ( X ) X X N = = 82,68 2. Daya Serap (DS) DS = Nilai Tertinggi Ideal 100% 82,68 = % = 82,68% 3. Ketuntasan Belajar (KB) Ni KB = N 100% 39 = % = 88,64% Berdasarkan analisis data prestasi belajar siswa pada siklus II, menunjukkan bahwa rata-rata nilai prestasi belajar siswa ( X ) = 82,68, daya serap (DS) = 82,68% dan ketuntasan belajar (KB) = 88,64%. Berdasarkan standar KKM

223 206 yang ditetapkan untuk pelajaran matematika di SD Negeri 10 Kesiman dimana rata-rata nilai prestasi belajar siswa ( X ) 75, daya serap (DS) 75% dan ketuntasan belajar (KB) 85%. Maka untuk rata-rata nilai prestasi belajar siswa, daya serap, dan ketuntasan belajar sudah memenuhi standar yang ditetapkan, sehingga penelitian dihentikan sampai siklus II.

224 207 Lampiran 46 ANALISIS DATA KETERLAKSANAAN PEMBELAJARAN PADA SIKLUS II 1. Pertemuan IV Berdasarkan data hasil observasi keterlaksanaan pembelajaran pada siklus II pertemuan keempat pada Lampiran 34, diperoleh: a. T menyatakan banyaknya item kegiatan keterlaksanaan pembelajaran = 16 item b. SMI menyatakan Skor Maksimal Ideal = 18 Sehingga persentase keterlaksanaan pembelajaran pada siklus II pertemuan keempat adalah T Persentase (%) keterlaksanaan pembelajaran (KP 21 ) = 100% SMI % 18 0,89 100% 88,89% 2. Pertemuan V Berdasarkan data hasil observasi keterlaksanaan pembelajaran pada siklus II pertemuan kelima pada Lampiran 39, diperoleh: a. T menyatakan banyaknya item kegiatan keterlaksanaan pembelajaran = 18 item b. SMI menyatakan Skor Maksimal Ideal = 18 Sehingga persentase keterlaksanaan pembelajaran pada siklus II pertemuan kelima adalah T Persentase (%) keterlaksanaan pembelajaran (KP 22 ) = 100% SMI % % 100%

225 Persentase Keterlaksanaan Pembelajaran pada Siklus II Persentase (%) keterlaksanaan pembelajaran (KP II ) ,89% 100% 2 188,89% 2 94,45% Berdasarkan analisis data keterlaksanaan pembelajaran di atas diperoleh persentase keterlaksanaan pembelajaran pada siklus II adalah 94,45%. Berpedoman pada konversi skor keterlaksanaan pembelajaran sebagaimana dijelaskan pada teknik analisis data keterlaksanaan pembelajaran pada Bab III maka keterlaksanaan pembelajaran pada siklus II tergolong sangat baik.

226 209 Lampiran 47 CATATAN LAPANGAN Nama Sekolah : SD Negeri 10 Kesiman Kelas/Semester : VA/2 Mata Pelajaran : Matematika Pokok Bahasan : Bangun Ruang Kubus Sub Pokok Bahasan: Sifat-sifat, jaring-jaring, luas permukaan dan volume balok Siklus : II Observer : 1. Ni Komang Sri Yuliantari 2. Ni Ketut Suarningsih No Kendala-Kendala Observer 1 Secara umum aktivitas belajar siswa sudah aktif Ni Komang Sri Yuliantari meskipun masih ada beberapa siswa yang masih pasif dalam mengikuti pembelajaran 2 Masih ada siswa yang takut menyampaikan Ni Ketut Suarningsih pendapat Denpasar, 30 April 2014 Observer I Observer II Ni Komang Sri Yuliantari Ni Ketut Suarningsih NPM.: NPM.:

227 210 Lampiran 48 PERSENTASE PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA DARI SIKLUS I KE SIKLUS II Dari analisis data aktivitas belajar siswa pada siklus I (lampiran 25), siklus II (lampiran 43), maka diperoleh persentase peningkatan aktivitas belajar siswa sebagai berikut AII AI Persentase (%) KP A 1 2 = 100% AI = 12,00 8,27 8,27 = 3,73 8,27 100% x 100 % = 45,10%

228 211 Lampiran 49 PERSENTASE PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA DARI SIKLUS I KE SIKLUS II Dari analisis data prestasi belajar siswa pada siklus I (Lampiran 27) dan siklus II (Lampiran 45), diperoleh: 1) Rata -rata nilai prestasi belajar siswa pada siklus I = X I = 76,50 2) Daya serap siswa pada siklus I = DS I = 76,50% 3) Ketuntasan belajar pada siklus I = KB I = 70,50% 4) Rata -rata nilai prestasi belajar siswa pada siklus II = X II = 82,68 5) Daya serap siswa pada siklus II = DS II = 82,68% 6) Ketuntasan belajar pada siklus II = KB II = 88,64% Sehingga persentase peningkatan prestasi belajar siswa dari siklus I ke siklus II sebagai berikut. 1. Persentase Peningkatan Rata-Rata Nilai Prestasi Belajar Siswa X II X I X 1-2 = 100% X = 82,68 76,50 76,50 = 6,18 76,50 100% = 8,08% x 100 % 2. Persentase Peningkatan Daya Serap DSII DSI DS 1-2 = 100% DS = 82,68% 76,50% 100 % 76,50% = 6,18% 76,50% 100% = 8,08% I I

229 Persentase Peningkatan Ketuntasan Belajar KBII KBI KB 1-2 = 100% KB = 88,64% 70,50% 70,50% I 100 % = 18,14% 70,50% 100% = 25,73%

230 Lampiran

231 Lampiran

232 215 Lampiran 52 RIWAYAT HIDUP Ni Komang Sri Yuliantari dilahirkan di kota Holsa, Kecamatan Maliana, Kabupaten Bobonaro, Timor timur pada tanggal 20 juli Anak kedua dari empat bersaudara pasangan I Nengah Kasih dengan Ni Ketut Terini. Pada Tahun 2004 tamat di SD Negeri 2 Padangkerta, Tahun 2007 tamat dari SMP Negeri 5 Amlapura, Tahun 2010 tamat di SMK Negeri 1 Abang Dan tahun 2010 melanjutkan studi di FKIP Universitas Mahasaraswati Denpasar, Program Studi Pendidikan Matematika.

233 216 Lampiran 53 UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN Status : TERAKREDITASI Sekretariat : Jln. Kamboja, No. 11A Denpasar Bali Tlp./Fax : (0361) / (0361) E Mail : fkip@unmas.ac.id SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini: Nama : Ni Komang Sri Yuliantari NPM : Program Studi Fakultas : Pendidikan Matematika : FKIP Universitas Mahasaraswati Denpasar dengan ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa karya tulis yang berupa skripsi yang berjudul Meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran bangun ruang sisi datar melalui implementasi CTL dengan bantuan alat peraga pada siswa kelas VA SD Negeri 10 Kesiman tahun pelajaran 2013/2014 adalah memang benar asli karya tulis saya sendiri, dan sama sekali bukan jiplakan dari karya tulis orang lain yang saya akui sebagai karya tulis saya sendiri. Apabila ternyata dikemudian hari pernyataan ini tidak benar, maka saya bersedia dituntut di muka pengadilan sesuai dengan hukum dan peraturan perundang-undangan yang berlaku, serta dengan tidak melibatkan lembaga FKIP UNMAS Denpasar. Demikian Surat Pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya Denpasar, Agustus 2014 Yang membuat pernyataan, Ni Komang Sri Yuliantari

234 217 Lampiran 54 DOKUMENTASI KEGIATAN PEMBELAJARAN MELALUI IMPLEMENTASI CTL DENGAN BANTUAN ALAT PERAGA KONSTRUKTIVISME Memberikan masalah nyata untuk menemukan pengetahuan siswa mengenai benda-benda berbentuk bangun ruang atau pengalaman nyata siswa dalam kehidupan sehari-hari MENEMUKAN Mengarahkan siswa dalam menemukan konsep pembelajarannya sendiri. BERTANYA Mendorong siswa untuk lebih banyak bertanya tentang materi yang dibahas. MASYARAKAT BELAJAR Membagikan LKS kepada masingmasing kelompok dan alat peraga bangun ruang.

235 216 PEMODELAN Menggunakan alat peraga manipulatif untuk menanamkan konsep dan pemecahan masalah REFLEKSI Membimbing siswa untuk membuat kesimpulan dan rangkuman mengenai materi yang telah dipelajari. PENILAIAN AUTENTIK Mengetahui pemahaman siswa dengan cara meminta siswa untuk mempresentasikan jawaban dari LKS yang diberikan guru

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran IPA di SD Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1. Pengertian Belajar Para pakar pendidikan mengemukakan pengertian yang berbeda antara satu dengan yang lainnya mengenai pengertian belajar, namun demikian

Lebih terperinci

ISRINA ENDANG WIDIASTUTI A54D090003

ISRINA ENDANG WIDIASTUTI A54D090003 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG VOLUME BANGUN RUANG MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS V SD NEGERI GARANGAN KECAMATAN WONOSEGORO KABUPATEN BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2012/2013 NASKAH PUBLIKASI

Lebih terperinci

Oleh: Sulistyowati SD Negeri 02 Karangrejo Tulungagung

Oleh: Sulistyowati SD Negeri 02 Karangrejo Tulungagung 22 Sulistyowati, Peningkatan Prestasi Belajar Matematika... PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR IPS MATERI PERSIAPAN KEMERDEKAAN MELALUI PENDEKATAN CTL PADA SISWA KELAS V SDN 02 KARANGREJO TULUNGAGUNG SEMESTER

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. Pembelajaran merupakan proses komunikasi du arah, mengajar dilakukan oleh

BAB II KAJIAN TEORI. Pembelajaran merupakan proses komunikasi du arah, mengajar dilakukan oleh 7 BAB II KAJIAN TEORI A. Pembelajaran IPA di SD 1. Pembelajaran Pembelajaran ialah membelajarkan siswa menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar merupakan penentu utama keberhasilan pendidikan.

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL. contextual teaching and learning

PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL. contextual teaching and learning PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL contextual teaching and learning Strategi Pembelajaan Kontekstual Strategi pembelajaran CTL (contextual teaching and learning) merupakan strategi yang melibatkan siswa secara penuh

Lebih terperinci

BAB 1I KAJIAN PUSTAKA Model Pembelajaran Contextual Teaching Learning (CTL)

BAB 1I KAJIAN PUSTAKA Model Pembelajaran Contextual Teaching Learning (CTL) BAB 1I 2.1. Kajian Teori KAJIAN PUSTAKA 2.1.1. Model Pembelajaran Contextual Teaching Learning (CTL) Pembelajaran kontekstual adalah konsep belajar yang membantu guru mengkaitkan antara materi pembelajaran

Lebih terperinci

DASAR FILOSOFI. Manusia harus mengkontruksikan pengetahuan pengetahuan itu dan memberi makna melalui pengalaman nyata.

DASAR FILOSOFI. Manusia harus mengkontruksikan pengetahuan pengetahuan itu dan memberi makna melalui pengalaman nyata. DASAR FILOSOFI Pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, yang hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas (sempit), dan tidak sekonyong-konyong. Pengetahuan bukanlah seperangkat fakta-fakta,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.Kajian Teori Dalam Bab II ini akan diuraikan kajian teori yang merupakan variabel dalam penelitian yang dilakukan yaitu hasil belajar, pendekatan CTL, dan alat peraga. 2.1.1 Hasil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan penting dalam proses peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM). Pendidikan diyakini akan dapat mendorong memaksimalkan potensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki peranan yang sangat penting untuk kemajuan bangsa dan negara, dengan majunya pendidikan suatu negara dapat dijadikan tolok ukur bahwa negara

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Belajar Proses belajar mengajar merupakan kegiatan paling pokok dalam seluruh proses pendidikan di sekolah. Proses belajar terjadi berkat siswa memperoleh sesuatu

Lebih terperinci

Jurnal Santiaji Pendidikan, Volume 7, Nomor 1, Januari 2017ISSN

Jurnal Santiaji Pendidikan, Volume 7, Nomor 1, Januari 2017ISSN IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN TANDUR SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJARSISWA KELAS II SD NEGERI 1 SINGAPADU TENGAH PADA PEMBELAJARAN BANGUN DATAR Ni Wayan Suardiati Putri, I

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sampai 12 atau 13 tahun. Menurut Piaget, mereka berada pada fase. operasional konkret. Kemampuan yang tampak pada fase ini adalah

BAB I PENDAHULUAN. sampai 12 atau 13 tahun. Menurut Piaget, mereka berada pada fase. operasional konkret. Kemampuan yang tampak pada fase ini adalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Siswa Sekolah Dasar (SD) umurnya berkisar antara 6 atau 7 tahun, sampai 12 atau 13 tahun. Menurut Piaget, mereka berada pada fase operasional konkret. Kemampuan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah pembelajaran yang menekankan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah pembelajaran yang menekankan II. TINJAUAN PUSTAKA A. Contextual Teaching and Learning (CTL) Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menemukan

Lebih terperinci

SKRIPSI OLEH : NI WAYAN DESY ARYANTHI NPM :

SKRIPSI OLEH : NI WAYAN DESY ARYANTHI NPM : SKRIPSI IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN BANGUN RUANG KUBUS DAN BALOK PADA SISWA KELAS VIIIB SMP

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DITINJAU DARI PEMAHAMAN KONSEP

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DITINJAU DARI PEMAHAMAN KONSEP EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DITINJAU DARI PEMAHAMAN KONSEP Elizabeth Cahya Kristina 1, Caswita 2, M. Coesamin 2 elizabethcahyakristina@gmail.com 1 Mahasiswa Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari struktur yang abstrak dan pola hubungan yang ada didalamnya. Belajar matematika pada

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh seseorang untuk

BAB II LANDASAN TEORI. suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh seseorang untuk 8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Membaca Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui bahasa tulis.

Lebih terperinci

II. KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Teori Yang Melandasi Model Pembelajaran Make A Match

II. KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Teori Yang Melandasi Model Pembelajaran Make A Match II. KAJIAN PUSTAKA 2.1 Teori Yang Melandasi Model Pembelajaran Make A Match 2.1.1 Teori Vygotski Karya Vygotski didasarkan pada tiga ide utama : (1) bahwa intelektual berkembang pada saat individu menghadapi

Lebih terperinci

BAB. I PENDAHULUAN. Hilman Latief,2014 PENGARUH PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL TERHADAP HASIL BELAJAR Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.

BAB. I PENDAHULUAN. Hilman Latief,2014 PENGARUH PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL TERHADAP HASIL BELAJAR Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi. 1 BAB. I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan segala usaha yang dilakukan secara sadar dan terencana dan bertujuan mengubah tingkah laku manusia kearah yang lebih baik dan sesuai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Istilah pendekatan (approach) dalam pembelajaran memiliki kemiripan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Istilah pendekatan (approach) dalam pembelajaran memiliki kemiripan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pendekatan Kontekstual Istilah pendekatan (approach) dalam pembelajaran memiliki kemiripan dengan strategi. Pendekatan dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang

Lebih terperinci

Desi Rusnita SDN 08 Kepahiang

Desi Rusnita SDN 08 Kepahiang PENERAPAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME MELALUI LKS BERBASIS KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS III SD NEGERI 08 KEPAHIANG TAHUN 2013 Desi Rusnita SDN 08 Kepahiang Abstrak:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemajuan sains dan teknologi yang begitu pesat dewasa ini tidak lepas dari peranan matematika. Matematika merupakan bidang studi yang dipelajari oleh semua

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kualitas pembelajaran merupakan salah satu pilar upaya

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kualitas pembelajaran merupakan salah satu pilar upaya 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peningkatan kualitas pembelajaran merupakan salah satu pilar upaya peningkatan mutu pendidikan secara keseluruhan. Upaya peningkatan mutu pendidikan adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses panjang dalam rangka mengantarkan manusia menjadi seseorang yang memiliki kekuatan intelektual, emosional, dan spiritual sehingga

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Efektivitas dapat dinyatakan sebagai tingkat keberhasilan dalam mencapai tujuan

TINJAUAN PUSTAKA. Efektivitas dapat dinyatakan sebagai tingkat keberhasilan dalam mencapai tujuan 10 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Efektivitas Pembelajaran Efektivitas dapat dinyatakan sebagai tingkat keberhasilan dalam mencapai tujuan dan sasarannya. Sutikno (2005 : 7) mengemukakan bahwa

Lebih terperinci

PENDEKATAN PEMBELAJARAN IPS DI SMP (Oleh: Dra. Neti Budiwati, M.Si.)

PENDEKATAN PEMBELAJARAN IPS DI SMP (Oleh: Dra. Neti Budiwati, M.Si.) PENDEKATAN PEMBELAJARAN IPS DI SMP (Oleh: Dra. Neti Budiwati, M.Si.) 1. PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DALAM PENDIDIKAN IPS DI SMP 1.1. Latar Belakang Pembelajaran Kontekstual Ada kecenderungan dewasa ini utnuk

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI PENDEKATAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DI KELAS VIII SMP NEGERI 6 LUBUK BASUNG

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI PENDEKATAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DI KELAS VIII SMP NEGERI 6 LUBUK BASUNG UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI PENDEKATAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DI KELAS VIII SMP NEGERI 6 LUBUK BASUNG Linda Purwanti SMP Negeri 6 Lubuk Basung Abstrak. Tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan salah satu mata pelajaran di sekolah yang dinilai

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan salah satu mata pelajaran di sekolah yang dinilai 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan salah satu mata pelajaran di sekolah yang dinilai cukup memegang peranan penting, baik pola pikirnya dalam membentuk siswa menjadi berkualitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN BAB II PEMBAHASAN Contextual Teaching and Learning

BAB I PENDAHULUAN BAB II PEMBAHASAN Contextual Teaching and Learning BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembelajaran yang berorientasi pada penguasaan materi terbukti berhasil dalam kompetisi menggingat jangka pendek tetapi gagal dalam membekali anak memecahkan persoalan

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KREATIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR MELALUI METODE KONTEKSTUAL

MENINGKATKAN KREATIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR MELALUI METODE KONTEKSTUAL MENINGKATKAN KREATIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR MELALUI METODE KONTEKSTUAL Suci Nurwati Program Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Purworejo

Lebih terperinci

PENINGKATAN BERFIKIR KREATIF MELALUI CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING PADA PEMBELAJARAN IPS KELAS IV SDN GRABAGAN TULANGAN

PENINGKATAN BERFIKIR KREATIF MELALUI CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING PADA PEMBELAJARAN IPS KELAS IV SDN GRABAGAN TULANGAN PENINGKATAN BERFIKIR KREATIF MELALUI CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING PADA PEMBELAJARAN IPS KELAS IV SDN GRABAGAN TULANGAN Susi Mellani 158620600206/6/B2/S-1 PGSD Universitas Muhammadiyah Sidoarjo susimellanimella@gmail.com

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PERKALIAN CARA SUSUN PELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL THINK PAIR AND SHARE (TPS)

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PERKALIAN CARA SUSUN PELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL THINK PAIR AND SHARE (TPS) UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PERKALIAN CARA SUSUN PELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL THINK PAIR AND SHARE (TPS) PADA SISWA KELAS IV SDN PLUMBUNGAN GABUS KABUPATEN PATI SEMESTER I TAHUN 2011/2012 SKRIPSI

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG VOLUME BANGUN RUANG DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING LEARNING ( CTL ) PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 01 NGUNUT JUMANTONO NASKAH PUBLIKASI ILMIAH Ditulis

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CTL PADA BAHAN AJAR GEOMETRI DAN PENGUKURAN DI SEKOLAH DASAR. Oleh TITA ROSTIAWATI 1 MAULANA 2 ABSTRAK

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CTL PADA BAHAN AJAR GEOMETRI DAN PENGUKURAN DI SEKOLAH DASAR. Oleh TITA ROSTIAWATI 1 MAULANA 2 ABSTRAK PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CTL PADA BAHAN AJAR GEOMETRI DAN PENGUKURAN DI SEKOLAH DASAR Oleh TITA ROSTIAWATI 1 MAULANA 2 ABSTRAK Salah satu masalah yang dihadapi dalam pembelajaran matematika adalah

Lebih terperinci

Kata kunci : Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL), Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika

Kata kunci : Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL), Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) SISWA KELAS VIIID SMP NEGERI 1 MLATI Oleh: Riza Dyah Permata 11144100098 Fakultas Keguruan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA 7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Belajar Jean Piaget Dalam belajar, kognitivisme mengakui pentingnya faktor individu dalam belajar tanpa meremehkan faktor eksternal atau lingkungan. Bagi kognitivisme, belajar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dirasakan oleh siswa kelas VII SMPN 1 Bandar Lampung. Berdasarkan hasil

BAB I PENDAHULUAN. dirasakan oleh siswa kelas VII SMPN 1 Bandar Lampung. Berdasarkan hasil BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mata pelajaran biologi merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan alam yang mempelajari tentang makhluk hidup, mulai dari makhluk hidup tingkat rendah hingga makhluk

Lebih terperinci

ZULFA SAFITRI A54F100040

ZULFA SAFITRI A54F100040 PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR IPA MELALUI PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING LEARNING ( CTL) PADA SISWA KELAS II SD NEGERI 2 SUGIHMANIK KECAMATAN TANGGUNGHARJO KABUPATEN GROBOGAN TAHUN PELAJARAN 2012 /2013

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tercipta sumber daya manusia yang berkualitas. Seperti yang di ungkapkan

BAB I PENDAHULUAN. tercipta sumber daya manusia yang berkualitas. Seperti yang di ungkapkan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan aspek yang sangat penting dalam membangun harkat dan martabat suatu bangsa. Dengan pendidikan yang bermutu, akan tercipta sumber daya

Lebih terperinci

PENDEKATAN CTL (Contextual Teaching and Learning)

PENDEKATAN CTL (Contextual Teaching and Learning) PENDEKATAN CTL (Contextual Teaching and Learning) Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan FIP Universitas Pendidikan Indonesia KONSEP CTL Merupakan Konsep Belajar yang dapat Membantu Guru Mengaitkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hidupnya yang berlangsung sepanjang hayat. Oleh karena itu maka setiap manusia

BAB I PENDAHULUAN. hidupnya yang berlangsung sepanjang hayat. Oleh karena itu maka setiap manusia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha manusia untuk meningkatkan kesejahteraan hidupnya yang berlangsung sepanjang hayat. Oleh karena itu maka setiap manusia harus menapaki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penunjang roda pemerintahan, guna mewujudkan cita cita bangsa yang makmur dan

BAB I PENDAHULUAN. penunjang roda pemerintahan, guna mewujudkan cita cita bangsa yang makmur dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Indonesia merupakan salah satu Negara terbesar didunia yang termasuk kategori Negara berkembang yang saat ini menempatkan pendidikan sebagai fondasi dan atau penunjang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya merupakan proses untuk membantu manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya merupakan proses untuk membantu manusia 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada dasarnya merupakan proses untuk membantu manusia dalam mengembangkan potensi dirinya sehingga manusia mampu menghadapi setiap perubahan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Melalui pendidikan siswa diharapkan memiliki kecakapan baik intelektual,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Belajar pada hakekatnya adalah proses interaksi terhadap semua situasi yang ada

I. PENDAHULUAN. Belajar pada hakekatnya adalah proses interaksi terhadap semua situasi yang ada I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Belajar pada hakekatnya adalah proses interaksi terhadap semua situasi yang ada di sekitar individu. Belajar dapat dipandang sebagai proses yang diarahkan kepada

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Tinjauan Model Pembelajaran Kontekstual 2.1.1.1 Model Pembelajaran Kontekstual Menurut Johnson dalam Rusman (2012 : 187) pembelajaran

Lebih terperinci

BAB II PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS

BAB II PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS BAB II PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS A. Pembelajaran Matematika Kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok dalam keseluruhan proses pendidikan. Ini berarti

Lebih terperinci

Penerapan Pendekatan Konstruktivisme Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Tumbuhan Hijau di Kelas V SDN 3 Tolitoli

Penerapan Pendekatan Konstruktivisme Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Tumbuhan Hijau di Kelas V SDN 3 Tolitoli Penerapan Pendekatan Konstruktivisme Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Tumbuhan Hijau di Kelas V SDN 3 Tolitoli Jeane Santi Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu teori belajar yang cukup dikenal dan banyak implementasinya dalam

II. TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu teori belajar yang cukup dikenal dan banyak implementasinya dalam 7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Kontekstual Salah satu teori belajar yang cukup dikenal dan banyak implementasinya dalam proses pembelajaran adalah teori belajar konstruktivisme. Piaget (Suherman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama. Lebih

BAB I PENDAHULUAN. logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama. Lebih BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika adalah ilmu pengetahuan yang sangat penting. Bukan tanpa alasan matematika diberikan di semua jenjang pendidikan. Dalam standar isi untuk satuan pendidikan

Lebih terperinci

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN AKTIF DALAM UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA HINDU ` NI NYOMAN SATYA WIDARI

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN AKTIF DALAM UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA HINDU ` NI NYOMAN SATYA WIDARI PELAKSANAAN PEMBELAJARAN AKTIF DALAM UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA HINDU ` NI NYOMAN SATYA WIDARI ABSTRAKSI STAH Gde Puja Mataram Oleh karena itu guru dituntut

Lebih terperinci

PENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE INKUIRI MATA PELAJARAN PKn KELAS IV SD NEGERI KOTA TEBING TINGGI

PENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE INKUIRI MATA PELAJARAN PKn KELAS IV SD NEGERI KOTA TEBING TINGGI PENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE INKUIRI MATA PELAJARAN PKn KELAS IV SD NEGERI 164519 KOTA TEBING TINGGI Syarigfah Guru SD Negeri 164519 Kota Tebing Tinggi Surel : syarigfah16@gmail.com

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran discovery (penemuan) adalah model mengajar yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran discovery (penemuan) adalah model mengajar yang 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Model Pembelajaran Discovery Model pembelajaran discovery (penemuan) adalah model mengajar yang mengatur pengajaran sedemikian rupa, sehingga siswa memperoleh pengetahuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan di. Sekolah Dasar yang dianggap sebagian siswa terasa sulit

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan di. Sekolah Dasar yang dianggap sebagian siswa terasa sulit 1 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan di Sekolah Dasar yang dianggap sebagian siswa terasa sulit untuk dipahami. Pentingnya belajar matematika tidak

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS

BAB II KAJIAN TEORITIS 5 BAB II KAJIAN TEORITIS A. Kajian Teori Kesadaran perlunya pendekatan kontekstual dalam pembelajaran didasarkan adanya kenyataan bahwa siswa sebagian besar tidak mampu menghubungkan antara apa yang mereka

Lebih terperinci

Seminar Nasional Pendidikan Biologi FKIP UNS 2010

Seminar Nasional Pendidikan Biologi FKIP UNS 2010 PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN PENDEKATAN C T L (Contextual Teaching and Learning) MELALUI METODE DEMONSTRASI Rini Budiharti Pendidikan Fisika P.MIPA UNS ABSTRAK Permasalahan yang akan dibahas dalam makalah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan tidak terlepas dari tujuan pendidikan yang telah hendak dicapai,

BAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan tidak terlepas dari tujuan pendidikan yang telah hendak dicapai, BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kegiatan yang universal dalam kehidupan manusia. Penyelenggaraan pendidikan baik secara formal maupun informal harus disesuaikan dengan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. berkembang sesuai dengan kemajuan zaman. Pendidikan juga merupakan salah

I. PENDAHULUAN. berkembang sesuai dengan kemajuan zaman. Pendidikan juga merupakan salah 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada dasarnya merupakan suatu upaya memberikan pengetahuan, wawasan, keterampilan, dan keahlian tertentu kepada individu untuk dapat hidup berkembang

Lebih terperinci

2 menguasai bidang ilmu lainnya. Abdurahman (2009:253) mengatakan bahwa ada lima alasan perlunya belajar matematika karena matematika merupakan: (1) s

2 menguasai bidang ilmu lainnya. Abdurahman (2009:253) mengatakan bahwa ada lima alasan perlunya belajar matematika karena matematika merupakan: (1) s BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini, dunia pendidikan khususnya pendidikan matematika telah menjadi perhatian utama dari berbagai kalangan. Hal ini disadari bahwa betapa pentingnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang wajib dipelajari di Sekolah Dasar. Siswa akan dapat mempelajari diri

BAB I PENDAHULUAN. yang wajib dipelajari di Sekolah Dasar. Siswa akan dapat mempelajari diri BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib dipelajari di Sekolah Dasar. Siswa akan dapat mempelajari diri sendiri dan alam sekitar

Lebih terperinci

Matematika merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan yang tidak pernah lepas dari segala bentuk aktivitas manusia dalam kehidupan sehari-hari,

Matematika merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan yang tidak pernah lepas dari segala bentuk aktivitas manusia dalam kehidupan sehari-hari, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tujuan umum pendidikan di Indonesia tercantum dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN) No. 20 tahun 2003 adalah untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) saat ini semakin pesat. Manusia dituntut memiliki kemampuan berpikir kritis, sistematis, logis, kreatif, bernalar,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Representasi adalah suatu konfigurasi (bentuk atau susunan) yang dapat

II. TINJAUAN PUSTAKA. Representasi adalah suatu konfigurasi (bentuk atau susunan) yang dapat II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kerangka Teoretis 2.1.1 Skill Representasi Representasi adalah suatu konfigurasi (bentuk atau susunan) yang dapat menggambarkan, mewakili atau melambangkan sesuatu dalam suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan Depdiknas (2001) dalam Ahmad Susanto (2014:184), kata matematika berasal dari bahasa Latin, manthanein atau mathema yang berarti belajar atau hal yang dipelajari,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Kubus dan balok merupakan materi penting yang harus dipelajari dan dipahami oleh peserta didik. Dengan memahami materi kubus dan balok diharapkan peserta didik

Lebih terperinci

B A B I P E N D A H U L U A N

B A B I P E N D A H U L U A N 1 B A B I P E N D A H U L U A N 1.1 Latar Belakang Masalah Matematika sebagai bagian dari kurikulum sekolah tentunya diarahkan untuk mendukung tercapainya tujuan pendidikan tersebut. Menurut Sumarmo (2005)

Lebih terperinci

Model Pembelajaran Konstekstual dalam Bidang Studi Ekonomi Pendahuluan

Model Pembelajaran Konstekstual dalam Bidang Studi Ekonomi Pendahuluan Model Pembelajaran Konstekstual dalam Bidang Studi Ekonomi Pendahuluan Ruang lingkup Ekonomi tersebut merupakan cakupan yang amat luas, sehingga dalam proses pembelajarannya harus dilakukan bertahap dan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Pada kajian teori, pendapat-pendapat ahli yang mendukung penelitian akan dipaparkan dalam obyek yang sama, dengan pandangan dan pendapat yang berbedabeda. Kajian

Lebih terperinci

Oleh: Dra. Masitoh, M.Pd.

Oleh: Dra. Masitoh, M.Pd. Oleh: Dra. Masitoh, M.Pd. Kuiz 1. Contextual 2. Konstruktivisme 3. Inquiry 4. Questioning 5. Learning Community 6. Modeling 7. Refleksi 8. Authentic Assessment 9. Skenario CTL PENDEKATAN KONTEKSTUAL (Contextual

Lebih terperinci

I. TINJAUAN PUSTAKA. tersebut bukan diperoleh langsung dari proses pertumbuhan seseorang secara

I. TINJAUAN PUSTAKA. tersebut bukan diperoleh langsung dari proses pertumbuhan seseorang secara I. TINJAUAN PUSTAKA A. Belajar Menurut Gegne dalam Suprijono (2009 : 2), belajar adalah perubahan disposisi atau kemampuan yang dicapai seseorang melalui aktivitas. Perubahan disposisi tersebut bukan diperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses berpikir selalu terjadi dalam setiap aktivitas manusia yang bertujuan untuk menyelesaikan masalah, membuat keputusan, maupun untuk mencari pemahaman.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bantu memecahkan masalah dalam berbagai bidang ilmu. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. bantu memecahkan masalah dalam berbagai bidang ilmu. Salah satu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Matematika adalah ilmu dasar yang dapat digunakan sebagai alat bantu memecahkan masalah dalam berbagai bidang ilmu. Salah satu karakteristik matematika yaitu mempunyai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran saintifik dari kelas I sampai dengan kelas VI. Pembelajaran tematik

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran saintifik dari kelas I sampai dengan kelas VI. Pembelajaran tematik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kurikulum 2013 pada tingkat dasar menggunakan pendekatan pembelajaran saintifik dari kelas I sampai dengan kelas VI. Pembelajaran tematik saintifik mengedepankan

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MELAKUKAN PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN MELALUI METODE MAKE A MATCH

PENINGKATAN KEMAMPUAN MELAKUKAN PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN MELALUI METODE MAKE A MATCH Vol. 17, No. 4, Agustus 2016 (Edisi Khusus) ISSN 2087-3557 PENINGKATAN KEMAMPUAN MELAKUKAN PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN MELALUI METODE MAKE A MATCH SD Negeri 01 Kedungwuni, Kabupaten Pekalongan,

Lebih terperinci

Lasyuri, Peningkatan Hasil Belajar...

Lasyuri, Peningkatan Hasil Belajar... PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI OPERASI HITUNG CAMPURAN BILANGAN BULAT MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DENGAN MEDIA SIKATUBIL PADA PESERTA DIDIK KELAS V SD NEGERI 1 GEMAWANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ilmu kimia merupakan experimental science, tidak dapat dipelajari hanya melalui membaca, menulis atau mendengarkan saja. Mempelajari ilmu kimia bukan hanya menguasai

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara umum, semua aktivitas yang melibatkan psiko-fisik yang menghasilkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara umum, semua aktivitas yang melibatkan psiko-fisik yang menghasilkan 5 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Belajar Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan. Secara umum, semua aktivitas

Lebih terperinci

Kata kata Kunci : Media Pembelajaran Tiga Dimensi, Hasil Belajar, Matematika, Sekolah Dasar.

Kata kata Kunci : Media Pembelajaran Tiga Dimensi, Hasil Belajar, Matematika, Sekolah Dasar. PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN TIGA DIMENSI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA KELAS V SDN 1 ALAS TENGAH SITUBONDO Oleh Ahmad Zubaidi (1) Reki Lidyawati (2) ABSTRAK Guru seharusnya lebih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lebih besar, karena kedudukannya sebagai orang yang lebih dewasa, lebih

BAB I PENDAHULUAN. lebih besar, karena kedudukannya sebagai orang yang lebih dewasa, lebih BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada dasarnya merupakan interaksi antara pendidik dengan peserta didik untuk mencapai tujuan pendidikan, yang berlangsung dalam lingkungan tertentu.

Lebih terperinci

PENERAPAN PENDEKATAN KONSTEKTUAL PADA MATERI PEMBELAJARAN ATURAN SINUS DALAM UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DI MAN TASIKMALAYA

PENERAPAN PENDEKATAN KONSTEKTUAL PADA MATERI PEMBELAJARAN ATURAN SINUS DALAM UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DI MAN TASIKMALAYA PENERAPAN PENDEKATAN KONSTEKTUAL PADA MATERI PEMBELAJARAN ATURAN SINUS DALAM UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DI MAN TASIKMALAYA Oleh Lilis Dahlia 82321112082 Abstrak Dalam proses pembelajaran matematika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan cara melakukan perbaikan proses belajar mengajar. Berbagai konsep

BAB I PENDAHULUAN. dengan cara melakukan perbaikan proses belajar mengajar. Berbagai konsep BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan di sekolah salah satunya dengan cara melakukan perbaikan proses belajar mengajar. Berbagai konsep dan wawasan baru tentang

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA Oleh: Muslim Jurusan Pendidikan Fisika Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Secara umum pengertian pembelajaran adalah seperangkat peristiwa yang

BAB II LANDASAN TEORI. Secara umum pengertian pembelajaran adalah seperangkat peristiwa yang 6 BAB II LANDASAN TEORI A. Hakekat Pembelajaran 1. Pengertian Pembelajaran Secara umum pengertian pembelajaran adalah seperangkat peristiwa yang mempengaruhi peserta didik sedemikian rupa sehingga peserta

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 11 RAMBAH HILIR

PENERAPAN METODE INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 11 RAMBAH HILIR PENERAPAN METODE INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 11 RAMBAH HILIR Mustopa *), Hardianto 1), Suwandi 2) 1&2) Program Studi Pendidikan Matematika, Fakultas Keguruan

Lebih terperinci

MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SAINS (IPA) DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING)

MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SAINS (IPA) DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SAINS (IPA) DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) Diah Nugraheni Fakultas Ilmu Pendidikan, IKIP Veteran Semarang email: diah_fisika@yahoo.co.id

Lebih terperinci

PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DENGAN MEDIA KONKRET DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN BANGUN RUANG PADA SISWA KELAS V SDN GUMILIR 04 TAHUN AJARAN

PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DENGAN MEDIA KONKRET DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN BANGUN RUANG PADA SISWA KELAS V SDN GUMILIR 04 TAHUN AJARAN PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DENGAN MEDIA KONKRET DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN BANGUN RUANG PADA SISWA KELAS V SDN GUMILIR 04 TAHUN AJARAN 2015/2016 Atsani Rohmatun Nisa 1, Triyono 2, Joharman 3

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Efektivitas pembelajaran merupakan suatu ukuran yang berhubungan dengan tingkat

II. TINJAUAN PUSTAKA. Efektivitas pembelajaran merupakan suatu ukuran yang berhubungan dengan tingkat II. TINJAUAN PUSTAKA A. Efektivitas Pembelajaran Efektivitas pembelajaran merupakan suatu ukuran yang berhubungan dengan tingkat keberhasilan dari suatu proses pembelajaran. Pembelajaran dikatakan efektif

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. A. Hakikat Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) 1. Pengertian Contextual Teaching and Learning (CTL)

BAB II KAJIAN TEORI. A. Hakikat Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) 1. Pengertian Contextual Teaching and Learning (CTL) 10 BAB II KAJIAN TEORI A. Hakikat Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) 1. Pengertian Contextual Teaching and Learning (CTL) Menurut Suprijono Contextual Teaching and Learning (CTL)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu ciri masyarakat modern adalah selalu ingin terjadi adanya perubahan yang lebih baik. Hal ini tentu saja menyangkut berbagai hal tidak terkecuali

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. sendiri. Sedangkan Sinaga dan Hadiati (2001:34) mendefenisikan kemampuan

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. sendiri. Sedangkan Sinaga dan Hadiati (2001:34) mendefenisikan kemampuan 9 BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teoritis 2.1.1 Hakekat Kemampuan Menurut Zain (dalam Milman Yusdi, 2010:10) mengartikan bahwa Kemampuan adalah kesanggupan, kecakapan, kekuatan

Lebih terperinci

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA MAGNET MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA MAGNET MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA MAGNET MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING Fatmawaty Sekolah Dasar Negeri Hikun Tanjung Tabalong Kalimantan Selatan ABSTRAK Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

Rumusan masalahan. Tujuan Penelitian. Kajian Teori. memahaminya. Demikian pula dengan siswa kelas IX SMP Negeri 1 Anyar masih

Rumusan masalahan. Tujuan Penelitian. Kajian Teori. memahaminya. Demikian pula dengan siswa kelas IX SMP Negeri 1 Anyar masih memahaminya. Demikian pula dengan siswa kelas IX SMP Negeri 1 Anyar masih mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal soal yang berkaitan dengan menghitung luas selimut tabung, kerucut dan bola, sehingga

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. hakekatnya adalah belajar yang berkenaan dengan ide-ide, struktur-struktur

BAB II KAJIAN TEORI. hakekatnya adalah belajar yang berkenaan dengan ide-ide, struktur-struktur 9 BAB II KAJIAN TEORI A. Pembelajaran Matematika Pembelajaran sebagai proses belajar yang dibangun oleh guru untuk mengembangkan kreativitas berpikir yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir siswa, serta

Lebih terperinci

SKRIPSI Diajukan sebagai prasyarat penyusunan skripsi guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

SKRIPSI Diajukan sebagai prasyarat penyusunan skripsi guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING PADA SISWA KELAS V SD NEGERI CANDIREJO 02 KECAMATAN TUNTANG KABUPATEN SEMARANG SEMESTER II TAHUN AJARAN 2015/2016 SKRIPSI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Proses kegiatan pembelajaran di sekolah merupakan kegiatan yang sangat penting dalam meningkatkan mutu pendidikan. Proses pembelajaran merupakan proses yang

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR TEMATIK MODE PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING SISWA KELAS II SD NEGERI TEBING TINGGI

PENINGKATAN HASIL BELAJAR TEMATIK MODE PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING SISWA KELAS II SD NEGERI TEBING TINGGI PENINGKATAN HASIL BELAJAR TEMATIK MODE PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING SISWA KELAS II SD NEGERI 163086 TEBING TINGGI Helmina Siagian Surel: hrmnsiagian@gmail.com ABSTRACT This aim of this

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah ilmu yang berkaitan dengan cara

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah ilmu yang berkaitan dengan cara BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah ilmu yang berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, yang hasilnya diperluas

II. TINJAUAN PUSTAKA. pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, yang hasilnya diperluas II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Konstruktivisme Konstruktivisme merupakan landasan berpikir pendekatan kontekstual, yaitu bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, yang hasilnya

Lebih terperinci