BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi

1 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... iv SARI... vi ABSTRACT... vii DAFTAR ISI...viii DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR TABEL... xv DAFTAR LEMBAR PETA... xvi DAFTARLAMPIRAN... xvii BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Perumusan Masalah Maksud dan Tujuan Waktu dan Tempat Penelitian... 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Geologi Daerah Penelitian Stratigrafi Daerah Penelitian Tektonik Daerah Penelitian Landasan Teori Geologi Struktur Kekar Analisis Kekar Proyeksi Stereografi Sesar Permodelan Patahan Anderson (1951) Permodelan Patahan Mendatar oleh Harding dkk (1971) Teori Sistem Sesar Mendatar Moody and Hill (1956) Klasifikasi Sesar Lipatan ix

2 BAB III METODE PENELITIAN Objek Penelitian Peralatan yang Digunakan Peralatan Lapangan Peralatan Analisis Data Langkah-langkah Penelitian Tahap Perencanaan Tahap Pekerjaan Lapangan Tahap Pekerjaan Laboratorium dan Analisis Data Analisis Citra Inderaja Analisis Geologi Struktur Pengolahan Data Kekar Analisis Stereogram Analisis Diagram Mawar (Rose Diargram) Pengolahan Data Cermin Sesar Tahap Penulisan Laporan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Stratigrafi Daerah Penelitian Batuan Metamorf Formasi Menanga Batuan Granit Banggai Batuan Sedimen Formasi Bobong Batuan Sedimen Formasi Buya Batuan Sedimen Formasi Tanamu Batuan Metamorf Formasi Salodik Pola Kelurusan Berdasarkan Citra Satelit Karakteristik Data Unsur-Unsur Struktur Geologi Pola dan Arah Tegasan dari Kekar Pola Struktur Lipatan Antiklin Kasango x

3 Antiklin Limbo Sinklin Limbo Antiklin Kilo Sinklin Kilo Antiklin Tangi Pola Struktur Sesar Pola Struktur Sesar Bagian Utara Pola Struktur Sesar Bagian Barat Pola Struktur Sesar Bagian Selatan Pola Struktur Utama Yang Berkembang di Daerah Penelitian Hubungan Sistem Tegasan Dengan Kondisi Geologi di Lapangan Tinjauan Tektonik Daerah Penelitian Perkembangan Tektonik dan Urutan Sistem Struktur Geologi Daerah Penelitian BAB V KESIMPULAN DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN xi

4 DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1.1 Lokasi Penelitian Gambar 2.1 Gambar 2.2 Gambar 2.3 Gambar 2.4 Distribusi blok kontinen, fragmen dan terrane serta suture utama di wilayah Asia Tenggara (Metcalfe, 2006)... 6 Peta bathymetri Indonesia timur bagian utara dan struktur sesar sorong yang merupakan struktur utama yang mempengaruhi kondisi geologi struktur di Pulau Taliabu (Charlton, 2000)... 6 Peta Geologi Regional Kepulauan Sula hasil gabungan dari Peta Geologi lembar Banggai (Supandjono & Haryono, 1993) dan Peta Geologi Lembar Sanana (Surono & Sukarna, 1993)... 7 Rekonstruksi paleotektonik sebelum tumbukan menurut Charlton (1999) Gambar 2.5 Rekonstruksi paleotektonik saat tumbukan menurut Charlton (1999) Gambar 2.6 Rekonstruksi paleotektonik setelah tumbukan menurut Charlton (1999) Gambar Pola kekar berdasarkan genetiknya yang menunjukkan hubungan pola tegasan dengan pola kekar yang terbentuk (Hobs, 1976) Gambar 2.8 Proyeksi stereografi dari sebuah bidang (Ragan, 1973) Gambar 2.9 A. Jaring sama sudut (Wulf Net); B. Jaring sama luas (Schmidt Net) untuk analisis data kekar Gambar 2.10 Counting Net dari Kalsbeek untuk analisis data kekar Gambar 2.11 Unsur-unsur struktur sesar Gambar 2.12 Klasifikasi sesar menurut Anderson, 1951 (dalam M. Thomas, 2006) berdasarkan analisa kekar dalam bentuk stereogram dan sistem tegasannya Gambar 2.13 Percobaan Harding, Wilcox dan Seely (1971) Gambar 2.14 Permodelan Riedl Shear, sesar mendatar mengiri (gambar kiri), sesar xii

5 mendatar menganan (gambar kanan) Gambar 2.15 Permodelan sesar mendatar Moody and Hill (1956) Gambar 2.16 Diagram klasifikasi sesar (Rickard, 1972) Gambar 3.1 Legenda dari program Tensor Gambar 3.2 Berbagai tipe tegasan dan kenampakannya di peta. Tanda panah mengindikasikan tegasan pada bidang horizontal, dan panjang yang sesuai pada besaran tegasan relatif yang bekerja (rasio tegasan R). Tanda panah putih keluar mengindikasikan gaya ekstensif, sedangkan tanda panah hitam kedalam mengindikasikan gaya kompresif. Sumbu tegasan vertikal disimbolkan oleh lingkaran hitam untuk gaya ekstensif (σ1 vertikal), titik untuk strike-slip (σ2 vertikal), dan lingkaran putih untuk gaya kompresif (σ3 vertikal) Gambar 3.3 Macam-macam stress regime (Delvaux, 1995) Gambar 4.1 Singkapan batuan Formasi Menanga di daerah penelitian Gambar 4.2 Singkapan batuan Formasi Bobong di daerah penelitian Gambar 4.3 Singkapan batuan Formasi Buya di daerah penelitian Gambar 4.4 Singkapan batuan Formasi Tanamu di daerah penelitian Gambar 4.5 Singkapan batuan Formasi Salodik di daerah penelitian Gambar 4.6 Penarikan kelurusan di daerah penelitian Gambar 4.7 Diagram rosset kelurusan di daerah penelitian Gambar 4.8 Legenda untuk gambar 4.9 dan Gambar 4.9 Proyeksi stereografi yang menunjukkan sistem tegasan Compressional Gambar 4.10 Proyeksi stereografi yang menunjukkan sistem tegasan Ekstensional Gambar 4.11 Diagram mawar arah tegasan maksimum gabungan (σ 1) Gambar 4.12 Analisis stereogram Antiklin Kasango dari strike/dip sayap lipatan 62 Gambar 4.13 Analisis stereogram Antiklin Limbo dari strike/dip sayap lipatan 63 Gambar 4.14 Analisis stereogram Sinklin Limbo dari strike/dip sayap lipatan. 64 Gambar 4.15 Analisis stereogram Antiklin Kilo dari strike/dip sayap lipatan Gambar 4.16 Analisis stereogram Sinklin Kilo dari strike/dip sayap lipatan xiii

6 Gambar 4.17 Analisis stereogram Antiklin Tangi dari strike/dip sayap lipatan.. 67 Gambar 4.18 Pola struktur sesar yang berkembang di bagian barat daerah penelitian Gambar 4.19 Asosiasi struktur daerah penelitian dengan struktur geologi regional Sesar Sorong berdasarkan permodelan sesar Moody and Hill (1956) Gambar 4.20 Proyeksi cermin sesar Limbo pada program Tensor Gambar 4.21 Ploting sesar Limbo pada segitiga klasifikasi Rickard Gambar 4.23 Proyeksi cermin sesar Kilo pada program Tensor Gambar 4.24 Ploting sesar Kilo pada segitiga klasifikasi Rickard Gambar 4.25 Proyeksi cermin sesar Betino pada program Tensor Gambar 4.26 Ploting sesar Betino pada segitiga klasifikasi Rickard Gambar 4.27 Rekonstruksi paleotektonik setelah tumbukan (Charlton 1999) Gambar 4.28 Perbandingan model Moody and Hill (1956) dengan sistem tektonik pada oligosen dan hasil deformasi di daerah penelitian Gambar 4.29 Perbandingan model Moody and Hill (1956) dengan sistem tektonik pada oligosen dan hasil deformasinya di daerah penelitian (menurut Charlton 1999) xiv

7 DAFTAR TABEL Halaman Tabel 2.1 Klasifikasi lipatan berdasarkan besar sudut interlimb (Fleuty, 1964) Tabel 2.2 Klasifikasi lipatan berdasarkan besar sudut plunge (Fleuty, Tabel 4.1 Tabulasi arah kelurusan utama Pulau Taliabu dan sekitarnya berdasarkan data DEM Tabel 4.2 Hasil penentuan bidang maksima pada dips dari batuan yang terpotong dengan arah tegasan relatif utara-selatan Tabel 4.3 Hasil penentuan bidang maksima pada dips dari batuan yang terpotong dengan arah tegasan relatif baratlaut-tenggara Tabel 4.4 Hasil penentuan bidang maksima pada dips dari batuan yang terpotong dengan arah tegasan relatif timur-barat dan timurlaut-baratdaya 53 Tabel 4.5 Hasil interpretasi sistem tegasan compressional dari data kekar dengan program tensor Tabel 4.6 Hasil interpretasi sistem tegasan ekstensional dari data kekar dengan program tensor Tabel 4.7 Tabulasi arah tegasan maksimum (σ1) Tabel 4.8 Tabel arah tegasan utama daerah penelitian xv

8 DAFTAR LEMBAR PETA Lembar Peta 1. PETA KERANGKA GEOLOGI 2. PETA STRUKTUR GEOLOGI 3. PETA GEOLOGI xvi

9 DAFTAR LAMPIRAN Halaman LAMPIRAN I Data Kelurusan LAMPIRAN II Data Kekar xvii