Responsible Sourcing from Smallholder (RSS) / Suplai yang bertanggung jawab dari petani

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Responsible Sourcing from Smallholder (RSS) / Suplai yang bertanggung jawab dari petani"

Transkripsi

1 Responsible Sourcing from Smallholder (RSS) / Suplai yang bertanggung jawab dari petani Jakarta, 5 Mei 2015 Dani Rahadian

2 1. Responsible Sourcing from Smallholder (Suplai yang bertanggung jawab dari Petani) 2. Beberapa pendekatan SNV untuk memenuhi RSS 3. UjicobaRSS

3 1 Suplaiyg bertanggungjawab daripetani(rss)

4 1. Kenapa? -Context Petani biasanya berjuang keras untuk mendapatkan sertifikasi karena persyaratan yang rumit dan kurang kapasitas Perusahaan berkomitmen untuk meningkatkansumberyang bertanggung jawab dari produk pertanian(seringkali lewat sertifikasi mengeluarkan petani dari rantai pasok) Tujuan utama dari RSS melibatkan petani kedalam rantai pasok yang bertanggung jawab

5 Kenapa pendekatan RSS? cont. Situasiterkini: Kurangnya kapasitas diantara petani termasuk swadaya untuk berinisiatif menuju sertifikasi keberlanjutan Rendahnya inisiatif dari perusahaan untuk menyediakan dukungan untuk petani swadaya menuju sertifikasi Gap antara telah disertifikasi dan tidak disertifikasi sama sekali

6 Bagaimana RSS dapat menyediakan pemecahan masalah? RSS dibuat sebagai alat yang membantu tingkat kinerja antara tahapan menuju sertifikasi keberlanjutan Bagaimana RSS dapat membantu? RSS menyediakan format terstruktur yang memberikan dukungan untuk petani untuk memenuhi kebutuhannya. Membuat jalur yang jelas untuk menuju sertifikasi keberlanjutan, seperti pada persyaratan RSS awal yang membuat tingkatan kinerja antara. Menawarkan panduan sederhana tetapi membantu jalan untuk petani untuk menunjukan bahwa mereka memenuhi persyaratan dasar prinsip keberlanjutan

7 Apa yang bukan tujuan RSS? RSS bukanlah alternatif atau standar sertifikasi yang menyederhanakan standar keberlanjutan yang sudah ada ini ditujukan untuk menjadi alat untuk menuju sertikasi keberlanjutan. Dengan menggunakan RSS, tidak dapat mengklaim sebagaimana sertifikasi berkelanjutan ataupun TBS bersertifikat atau minyak kelapa sawit bersertifikat oleh pihak siapapun juga.

8 Apa isi RSS (Suplai bertanggung jawab dari petani)?

9 PILLAR 1 RSS sebagai tahapan untuk memenuhi 3 masalah utama Petani harus menjamin bahwa mereka tidak melakukan 3 praktek yang tidak dapat diterima; memenuhi permasalahan utama RSS dan sebagian persyaratan Inimemenuhi33% darirspo P&Cs untuk kelompok sertifikasi RSPO

10 GarisbesaruntukRSS memiliki2 pillar halyang baruuntukmembantupetani Uniknya pendekatanrss ini mengkombinasi kan 2 komponen ataupilar, keduanya harus di laksanakan

11 Pillar 2: pelatihan dan aktivitas pendukung untuk petani Dapat menggunakan RSS jika dapat membantu petani Kegiatan mendukung dapat disediakan oleh: Langsung perusahaan(pabrik atau industry hilir dari rantai pasok) Melalui kerjasama antara perusahaan RSS danlainnya(e.g. LSM, pemerintah, etc.) Sepenuhnya oleh pihak ketiga Contoh dari dukungan; Produktivita s Organisasi Agrochemicals Kualitas Air Health &Safety

12 Panduan RSS Panduan perencanaan/skoping Panduan Penilaian Resiko Panduan Penilaian Kebutuhan Petani

13 The RSS framework RSS didesain agar digunakan berbagai komoditas untuk membantu petani didalam mencapai 2 tujuan: Meminimalkan resiko Membantu untuk meningkatkan kehidupan, praktek perkebunan & produksi petani SNV merupakansharp focal point untuk Asia Tenggara Alatyang dimilikisnv dapat digunakan sebagai bagian dari RSS

14 Bagaimana RSS dapat digunakan sebagai jalan menuju sertifikasi RSPO Tahapan menuju sertifikasi RSPO Petani diberi kesempatan 1 tahun untuk memenuhi tingkatan awal (sama dengan33% RSPO P&C) Mereka mempunyai akses terhadap bantuan pelatihan Pemenuhan bertambah terhadaprspo harusdi munculkan Petani terus menerima bantuan untuk memperbaiki dari tingkatan awal Dukungan terus diberikan untuk penyempurnaan lebih lanjut menuju setifikasi RSPO secara penuh 100% MemenuhiRSPO Pemenuhan minium14 P&Cs TahapanmemasukiRSS Pemenuhan dengan xx P&Cs Intermediate check Pemenuhan dengan seluruh 42 P&Cs RSPO certified Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3

15 2 Pendekatan SNV untuk memenuhi RSS

16 SNV Toolkit rantai pasok yg bebas deforestasi Membuat alat untuk perusahaan mengurangi deforestasi didalam rantai suplai Mengfokuskan petani swadaya Tigahalpenting: (i) Rencanalansekap; (ii) Membangun keterlibatan usaha dansuplaichain berkelanjutan; (iii) Keterlacakan& alatmonitoring

17 Kerangka RSS & Pendekatan SNV Tools SNV tools dapat digunakan diseluruh proses RSS: SNV toolkit Siting Tool Pendekatan Keterlibatan Usaha Keterlacakan& Monitoring Komitmen dari pelaksana dan masukan dari badan penasehat Persiapan dan skoping Penilaian resiko dan kebutuhan Perencanaan mitigasi resiko dan bantuan Pelaksanaan dan pelaporan Monitoring dan review Badan penasehat: Perwakilan petani LSM Sosial, LSM Lingkungan Perusahaan Pemerintah

18 Perencanaan Landsekap: Siting Tool

19 Perencanaan: Siting Tool PES REDD/ Keamanan pangan/ Perkebunan tersertifikasi agriculture HTI, agroforestry Lansekap tertentu untuk Praktek yang baik Di lansekap tertentu pelatihan pengelolaanyang baikdilaksanakandi tiga cakupan: 1.GAP 2.SFM 3.ID

20 Keterlibatan didalam usaha (inclusive business) Panduan& pelatihan praktek perkebunan yang baik (HIT): Meningkatkan hasil untuk petani di kawasan yang sesuai; meningkatkan penghasilan Mengintegrasikan aspek berkelanjutan(mengurangi deforestasi)

21 Program Pelatihan Keterlibatan Usaha Inclusive Bussinness Praktek Perkebunan Yang Baik. Pengembangan kelembagaan Pelatihan pembangunan berkelanjutan(standards) Sistem keterlacakan dan monitoring Cooperative management training Prosympac Training of Trainers on BMP REA Kaltim

22 IB: Praktek perkebunan yang baik Praktek perkebunan kelapa sawit swadaya mengakibatkan hasil yang rendah High Impact Training di Praktek Pengelolaan yang Baik akan meningkatkanproduksi

23 Monitoring & Keterlacakan: FLOW

24 Monitoring & Keterlacakan Ground Control Station Real-time Video Camera Remote Control

25 Monitoring & Keterlacakan Drone is programmed to fly determined path with GPS points

26 Monitoring & Keterlacakan Peta akhir dibuat dengan mengumpulkan gambar yang terpisah dengan menggunakan GPS

27 Monitoring & keterlacakan ~ 50 Ha

28 3 UjiCobaRSS

29 RSS Perusahaan Sebagai Lembaga Pelaksana Koperasi Petani Sebagai Lembaga Pelaksana

30 Perusahaan sebagai lembaga pelaksana PT. Prosympac, Kabupaten Muaro Jambi, Provinsi Jambi

31 Koperasi petani sebagai lembaga pelaksana Uji coba di Asosiasi Petani SwadayaAnugrah, DesaAir Putih, KabupatenIndragiri Hulu, KabupatenRiau (Melibatkan 250 petani) Uji coba di Asosiasi Petani SwadayaMekarSari di Desa Pontian Mekar KabupatenIndragiri Hulu, Provinsi Riau (melibatkan 240 petani)

32 SEKIAN & TERIMAKASIH

Responsible Sourcing from Smallholder SebagaiPembelajaran. Dani Rahadian Coordinator Oil Palm BMP for Smallholder SNV Aston, 17 Desember 2015

Responsible Sourcing from Smallholder SebagaiPembelajaran. Dani Rahadian Coordinator Oil Palm BMP for Smallholder SNV Aston, 17 Desember 2015 Responsible Sourcing from Smallholder SebagaiPembelajaran Dani Rahadian Coordinator Oil Palm BMP for Smallholder SNV Aston, 17 Desember 2015 1 Tentang Petani Kelapa Sawit 2 Apa itu Responsible Sourcing

Lebih terperinci

Produksi minyak sawit berkelanjutanmelestarikan. masa depan hutan

Produksi minyak sawit berkelanjutanmelestarikan. masa depan hutan Produksi minyak sawit berkelanjutanmelestarikan masa depan hutan Menabur benih untuk masa depan yang lebih baik SNV menyadari besarnya dampak ekonomi dan lingkungan dari pembangunan sektor kelapa sawit

Lebih terperinci

PENDEKATAN SERTIFIKASI YURISDIKSI UNTUK MENDORONG PRODUKSI MINYAK SAWIT BERKELANJUTAN

PENDEKATAN SERTIFIKASI YURISDIKSI UNTUK MENDORONG PRODUKSI MINYAK SAWIT BERKELANJUTAN PENDEKATAN SERTIFIKASI YURISDIKSI UNTUK MENDORONG PRODUKSI MINYAK SAWIT BERKELANJUTAN Di sela-sela pertemuan tahunan Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO) yang ke-13 di Kuala Lumpur baru-baru ini,

Lebih terperinci

PRESENTASI GROUP MANAGER ASOSIASI KELOMPOK TANI SWADAYA GROUP AMANAH

PRESENTASI GROUP MANAGER ASOSIASI KELOMPOK TANI SWADAYA GROUP AMANAH PRESENTASI GROUP MANAGER ASOSIASI KELOMPOK TANI SWADAYA GROUP AMANAH 1. Kondisi awal sebelum sertifikasi RSPO 2. Persiapan untuk sertifikasi RSPO 3. Setelah penerapan prinsip & kriteria RSPO, dan kendala

Lebih terperinci

Presentasi Lalan Kajian Terkini Petani Kelapa Sawit Swadaya di Kec Llan, MUBA BY SPKS

Presentasi Lalan Kajian Terkini Petani Kelapa Sawit Swadaya di Kec Llan, MUBA BY SPKS Presentasi Lalan Kajian Terkini Petani Kelapa Sawit Swadaya di Kec Llan, MUBA BY SPKS Pendahuluan Latar Belakang Pengelolaan perkebunan berkelanjutan Harapan Meningkatkan kapasitaspetani kecil dan mendorong

Lebih terperinci

Karakteristik dan definisi Petani swadaya dalam konteks perkebunan kelapa sawit berkelanjutan.

Karakteristik dan definisi Petani swadaya dalam konteks perkebunan kelapa sawit berkelanjutan. Karakteristik dan definisi Petani swadaya dalam konteks perkebunan kelapa sawit berkelanjutan www.spks-nasional.org Latar belakang Belum ada titik temu antara kondisi petani swadaya kelapa sawit dengan

Lebih terperinci

Pertanyaan Umum (FAQ):

Pertanyaan Umum (FAQ): Pertanyaan Umum (FAQ): Persyaratan dan Panduan Sistem Manajemen RSPO untuk Kelompok Produksi TBS (Versi AKHIR, Maret 2016) Untuk diperhatikan: dokumen FAQ ini akan diperbaharui secara berkala setelah menerima

Lebih terperinci

NO. PENANYA PERTANYAAN JAWABAN 1. Andre Parlian Ciptadana Securities

NO. PENANYA PERTANYAAN JAWABAN 1. Andre Parlian Ciptadana Securities DAFTAR PERTANYAAN & JAWABAN PUBLIC EXPOSE PT SALIM IVOMAS PRATAMA Tbk Rabu, 17 September 2014 NO. PENANYA PERTANYAAN JAWABAN 1. Andre Parlian Ciptadana Securities Saat ini ada pemberitaan di media terkait

Lebih terperinci

Peluang untuk Meningkatkan Produktivitas dan Profiabilitas Petani Kecil Kelapa Sawit di Kalimantan Tengah

Peluang untuk Meningkatkan Produktivitas dan Profiabilitas Petani Kecil Kelapa Sawit di Kalimantan Tengah Peluang untuk Meningkatkan Produktivitas dan Profiabilitas Petani Kecil Kelapa Sawit di Kalimantan Tengah April 2015 Supported by: Dalam Konteks Indonesia dan Kalimantan Tengah Indonesia memiliki 10% dari

Lebih terperinci

Sustainability Policy

Sustainability Policy Sustainability Policy Progress Report 4 Dec 2014-31 Mar 2015 Komitmen Kelestarian Kebijakan Kelestarian Musim Mas Membawa manfaat bagi masyarakat sekitar. Laporan Triwulan terhadap Perkembangan Kebijakan

Lebih terperinci

Corporate Presentation Tentang Musim Mas

Corporate Presentation Tentang Musim Mas Corporate Presentation Tentang Musim Mas 1 Sejarah 1932 Pabrik Sabun Sederhana 1970 Mendirikan Pabrik Refinery Pertama di Indonesia 1988 Membeli Perkebunan di Rantau Prapat, Sumatera Utara 2003 Mendirikan

Lebih terperinci

Focus Group Discussion Pertama: Penyusunan Kajian Kritis Penguatan Instrumen ISPO

Focus Group Discussion Pertama: Penyusunan Kajian Kritis Penguatan Instrumen ISPO Focus Group Discussion Pertama: Penyusunan Kajian Kritis Penguatan Instrumen ISPO LATAR BELAKANG Sebaran Areal Tanaman Kelapa Sawit di Indonesia Sumber: Statistik Perkebunan Indonesia, 2014 Ekstensifikasi

Lebih terperinci

Sosialisasi PENYUSUNAN SOP SAYURAN dan TANAMAN OBAT. oleh: Tim Fakultas Pertanian UNPAD, Bandung, 14 Maret 2012

Sosialisasi PENYUSUNAN SOP SAYURAN dan TANAMAN OBAT. oleh: Tim Fakultas Pertanian UNPAD, Bandung, 14 Maret 2012 Sosialisasi PENYUSUNAN SOP SAYURAN dan TANAMAN OBAT oleh: Tim Fakultas Pertanian UNPAD, Bandung, 14 Maret 2012 Issue : Kemampuan petani didalam menjamin mutu dan keamanan pangan segar yg dihasilkan relatif

Lebih terperinci

Inisiatif Accountability Framework

Inisiatif Accountability Framework Inisiatif Accountability Framework Menyampaikan komitmen rantai pasokan yang etis Pengantar untuk periode konsultasi publik 10 Oktober 11 Desember, 2017 Selamat Datang! Terimakasih untuk perhatian anda

Lebih terperinci

DRAF: Persyaratan Sistem Pengelolaan RSPO dan Panduan untuk Sertifikasi Kelompok Produksi TBS. Versi 1.5; Oktober 2014

DRAF: Persyaratan Sistem Pengelolaan RSPO dan Panduan untuk Sertifikasi Kelompok Produksi TBS. Versi 1.5; Oktober 2014 DRAF: Persyaratan Sistem Pengelolaan RSPO dan Panduan untuk Sertifikasi Kelompok Produksi TBS Versi 1.5; Oktober 2014 Penting: Dokumen DRAF ini disusun oleh Global Sustainability Associated di bawah arahan

Lebih terperinci

Ceramah Diskusi. Ceramah Diskusi

Ceramah Diskusi. Ceramah Diskusi RENCANA PEMBELAJARAN SATU SEMESTER MATA KULIAH : RISK MANAGEMENT Deskripsi Mata Kuliah : Mata Kuliah ini menjelaskan tentang pengelolaan resiko perusahaan melalui kerangka Enterprise yang mencangkup pembahasan

Lebih terperinci

Kepala Bidang Perkebunan Berkelanjutan Dinas Perkebunan Provinsi Kalimantan Timur

Kepala Bidang Perkebunan Berkelanjutan Dinas Perkebunan Provinsi Kalimantan Timur Oleh : Kepala Bidang Perkebunan Berkelanjutan Dinas Perkebunan Provinsi Kalimantan Timur Disampaikan dalam Festival Iklim KemenLHK Jakarta, 17 Januari 2018 Periode Peletakan Dasar Transformasi Sosial Ekonomi

Lebih terperinci

1.000 ha Kelapa Sawit. Karet. tahun

1.000 ha Kelapa Sawit. Karet. tahun 1.500 1.200 900 600 300 1.000 ha Karet Kelapa Sawit 0 1970 1975 1980 1985 1990 1995 2000 tahun Kebun Masyarakat* TBS PKS Keterangan Inti TBS * Perkebunan Rakyat Pengangkutan TBS (yang diprogramkan) Pengangkutan

Lebih terperinci

TANYA JAWAB TENTANG PRINCIPLES & CRITERIA (P&C) RSPO 2013 YANG TELAH DIREVISI

TANYA JAWAB TENTANG PRINCIPLES & CRITERIA (P&C) RSPO 2013 YANG TELAH DIREVISI TANYA JAWAB TENTANG PRINCIPLES & CRITERIA (P&C) RSPO 2013 YANG TELAH DIREVISI PROSES PENINJAUAN KEMBALI P&C 1. Mengapa proses peninjauan kembali P&C RSPO dilakukan setiap 5 tahun sekali? Ketika standarisasi

Lebih terperinci

POTENSI DAN PELUANG EKSPOR PRODUK PERKEBUNAN UNGGULAN DI SULAWESI SELATAN

POTENSI DAN PELUANG EKSPOR PRODUK PERKEBUNAN UNGGULAN DI SULAWESI SELATAN POTENSI DAN PELUANG EKSPOR PRODUK PERKEBUNAN UNGGULAN DI SULAWESI SELATAN PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI SELATAN DINAS PERKEBUNAN Jalan Perkebunan No. 7 Makassar Tujuan Penyelenggaraan Perkebunan 1. Meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini menguraikan beberapa hal mengenai penelitian yaitu latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, batasan masalah dan asumsi, serta sistematika

Lebih terperinci

Pertanyaan Yang Sering Ditanyakan (FAQ) Prosedur Penilaian GHG untuk Penanaman Baru

Pertanyaan Yang Sering Ditanyakan (FAQ) Prosedur Penilaian GHG untuk Penanaman Baru Pertanyaan Yang Sering Ditanyakan (FAQ) Prosedur Penilaian GHG untuk Penanaman Baru 1 November 2016 Judul Dokumen: Kode Dokumen: Lingkup: Jenis Dokumen: FAQ Prosedur Penilaian GHG untuk Penanaman Baru

Lebih terperinci

Traceability to Plantation. Ketelusuran ke Kebun Kelapa Sawit

Traceability to Plantation. Ketelusuran ke Kebun Kelapa Sawit Traceability to Plantation Ketelusuran ke Kebun Kelapa Sawit Contents a. Definisi dan Pentingnya Traceability (Ketelusuran) b. Traceability Flow in general c. What is Traceability to Plantation? d. Persyaratan

Lebih terperinci

Penggunaan Merek Dagang dan Panduan RSPO

Penggunaan Merek Dagang dan Panduan RSPO Penggunaan Merek Dagang dan Panduan RSPO Table ronde sur l huile de RSPO will transform markets to make sustainable palm oil the norm Penggunaan Merek Dagang dan Panduan RSPO Pada 1 Juni 2011, RSPO telah

Lebih terperinci

Respon Pemantauan IFC ke. Audit CAO mengenai investasi IFC di

Respon Pemantauan IFC ke. Audit CAO mengenai investasi IFC di AUDIT PEMANTAUAN DAN LAPORAN PENUTUPAN CAO Audit IFC Kepatuhan CAO C-I-R6-Y08-F096 27 Maret 2013 Respon Pemantauan IFC ke Audit CAO mengenai investasi IFC di Wilmar Trading (IFC No. 20348) Delta Wilmar

Lebih terperinci

LAPORAN VERIFIKASI DUGAAN PELANGGARAN MORATORIUM APP DI PT. MUTIARA SABUK KHATULISTIWA TIM VERIFIKASI

LAPORAN VERIFIKASI DUGAAN PELANGGARAN MORATORIUM APP DI PT. MUTIARA SABUK KHATULISTIWA TIM VERIFIKASI LAPORAN VERIFIKASI DUGAAN PELANGGARAN MORATORIUM APP DI PT. MUTIARA SABUK KHATULISTIWA TIM VERIFIKASI OKTOBER 2014 1. Latar Belakang Pada tanggal 1 Februari 2013, APP, melalui Kebijakan Konservasi Hutannya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Organisasi minyak kelapa sawit di tingkat global atau Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO) menyoroti peran Indonesia yang dinilai penting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tahun terakhir, produk kelapa sawit merupakan produk perkebunan yang. hampir mencakup seluruh daerah tropis (RSPO, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. tahun terakhir, produk kelapa sawit merupakan produk perkebunan yang. hampir mencakup seluruh daerah tropis (RSPO, 2009). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kelapa sawit bukan tanaman asli Indonesia, namun keberadaan tanaman ini telah masuk hampir ke semua sektor kehidupan. Kondisi ini telah mendorong semakin meluasnya

Lebih terperinci

Policy Brief Perbaikan Regulasi Lahan Gambut Dalam Mendukung Peran Sektor Industri Kelapa Sawit Indonesia 2017

Policy Brief Perbaikan Regulasi Lahan Gambut Dalam Mendukung Peran Sektor Industri Kelapa Sawit Indonesia 2017 Policy Brief Perbaikan Regulasi Lahan Gambut Dalam Mendukung Peran Sektor Industri Kelapa Sawit Indonesia 2017 A. Overview Sektor agribisnis perkebunan Kelapa Sawit Indonesia telah berkembang dari waktu

Lebih terperinci

REKOMENDASI SEMINAR STRATEGI DAN TANTANGAN PEMBANGUNAN EKONOMI JANGKA MENENGAH PROVINSI JAMBI 22 DESEMBER 2005

REKOMENDASI SEMINAR STRATEGI DAN TANTANGAN PEMBANGUNAN EKONOMI JANGKA MENENGAH PROVINSI JAMBI 22 DESEMBER 2005 BOKS REKOMENDASI SEMINAR STRATEGI DAN TANTANGAN PEMBANGUNAN EKONOMI JANGKA MENENGAH PROVINSI JAMBI 22 DESEMBER 2005 I. PENDAHULUAN Dinamika daerah yang semakin kompleks tercermin dari adanya perubahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Tahun BAB I PENDAHULUAN Penelitian menjelaskan bagaimana sistem informasi manajemen rantai pasok minyak sawit mentah berbasis GIS dirancang. Pada bab ini menjelaskan tentang latar belakang penelitian, perumusan

Lebih terperinci

05/12/2016 KUALA PEMBUANG

05/12/2016 KUALA PEMBUANG KUALA PEMBUANG 1 KUALA PEMBUANG TERLETAK DI PROVINSI KALIMANTAN TENGAH MERUPAKAN PEMEKARAN DARI KABUPATEN KOTAWARINGIN TIMUR BERDASARKAN UNDANG UNDANG NOMOR 5 TAHUN 2002 DENGAN IBU KOTA KUALA PEMBUANG.

Lebih terperinci

Golden Agri Resources Memprakarsai Keterlibatan Industri untuk Konservasi Hutan

Golden Agri Resources Memprakarsai Keterlibatan Industri untuk Konservasi Hutan Untuk diterbitkan segera Siaran Pers Golden Agri Resources Memprakarsai Keterlibatan Industri untuk Konservasi Hutan Jakarta, Singapura, 9 Februari 2011 Golden Agri Resources Limited (GAR) dan anakanak

Lebih terperinci

Program Production and Protection Approach to Landscape Management (PALM) di Kalimantan Tengah

Program Production and Protection Approach to Landscape Management (PALM) di Kalimantan Tengah Program Production and Protection Approach to Landscape Management (PALM) di Kalimantan Tengah Februari 2017 Tentang CPI Climate Policy Initiative (CPI) merupakan lembaga independen dan nirlaba yang mendukung

Lebih terperinci

Corporate Presentation Tentang Musim Mas

Corporate Presentation Tentang Musim Mas Corporate Presentation Tentang Musim Mas 1 Sejarah 1932 Pabrik Sabun Sederhana 1970 Mendirikan Pabrik Refinery Pertama di Indonesia 1988 Membeli Perkebunan di Rantau Prapat, Sumatera Utara 2003 Mendirikan

Lebih terperinci

PENERAPAN SERTIFIKASI PERKEBUNAN LESTARI

PENERAPAN SERTIFIKASI PERKEBUNAN LESTARI PENERAPAN SERTIFIKASI PERKEBUNAN LESTARI OLEH DIREKTUR TANAMAN TAHUNAN HOTEL SANTIKA, JAKARTA 29 JULI 2011 1 KRONOLOGIS FAKTA HISTORIS Sejak 1960-an dikalangan masyarakat internasional mulai berkembang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Disamping itu ada pula para ahli yang berpendapat bahwa kelapa sawit terbentuk pada saat

BAB 1 PENDAHULUAN. Disamping itu ada pula para ahli yang berpendapat bahwa kelapa sawit terbentuk pada saat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kelapa sawit (elaeis guineensis) menurut para ahli secara umum berasal dari Afrika. Disamping itu ada pula para ahli yang berpendapat bahwa kelapa sawit terbentuk

Lebih terperinci

PROXSIS Training Schedule Tahun 2014

PROXSIS Training Schedule Tahun 2014 Food Safety and Quality Training List Code MD *Price Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec Penerapan Sistem HACCP (Hazzard Analysis and FA.002 2 3,250 5-6 3-4 2-22 4-5 22-23 26-27 Critical Control

Lebih terperinci

Kemitraan Untuk REDD+: Lokakarya Nasional bagi Pemerintah dan Masyarakat Sipil CIFOR, Maret Untuk apa kita berada disini?

Kemitraan Untuk REDD+: Lokakarya Nasional bagi Pemerintah dan Masyarakat Sipil CIFOR, Maret Untuk apa kita berada disini? Kemitraan Untuk REDD+: Lokakarya Nasional bagi Pemerintah dan Masyarakat Sipil CIFOR, 17-19 Maret 2010 Untuk apa kita berada disini? Tulislah dalam metaplan, apa yang diharapkan dalam lokakarya ini. 1

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang. Gambar 1 Produksi dan ekspor CPO tahun 2011 (Malaysian Palm Oil Board (MPOB))

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang. Gambar 1 Produksi dan ekspor CPO tahun 2011 (Malaysian Palm Oil Board (MPOB)) 1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Isu perubahan iklim secara global (global climate change) telah mengakibatkan tumbuhnya kesadaran masyarakat dunia akan pentingnya pembangunan berwawasan lingkungan dan berkelanjutan.

Lebih terperinci

OMBUDSMAN CONCLUSION REPORT WILMAR 2

OMBUDSMAN CONCLUSION REPORT WILMAR 2 OMBUDSMAN CONCLUSION REPORT WILMAR 2 Laporan ini merangkum proses CAO Ombudsman dalam hubungannya dengan keluhan kedua yang diterima CAO mengenai investasi IFC dalam Grup Wilmar. INVESTASI IFC Grup Wilmar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Agribisnis kelapa sawit mempunyai peranan yang sangat besar dalam

BAB I PENDAHULUAN. Agribisnis kelapa sawit mempunyai peranan yang sangat besar dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Agribisnis kelapa sawit mempunyai peranan yang sangat besar dalam perekonomian Indonesia melalui peningkatan nilai tambah, ekspor, pengurangan kemiskinan, dan penciptaan

Lebih terperinci

PROSES KONSULTASI PENILAIAN ULANGAN PENSIJILAN RSPO BERSAMA PIHAK YANG BERKEPENTINGAN ATAS PABRIK KELAPA SAWIT SUKAJADI SAWIT MEKAR 1,

PROSES KONSULTASI PENILAIAN ULANGAN PENSIJILAN RSPO BERSAMA PIHAK YANG BERKEPENTINGAN ATAS PABRIK KELAPA SAWIT SUKAJADI SAWIT MEKAR 1, 09 April 2015 Kepada Bapak dan Ibu sekalian, PROSES KONSULTASI PENILAIAN ULANGAN PENSIJILAN RSPO BERSAMA PIHAK YANG BERKEPENTINGAN ATAS PABRIK KELAPA SAWIT SUKAJADI SAWIT MEKAR 1, PT Sukajadi Sawit Mekar,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sub sektor perkebunan memegang peranan penting dalam meningkatkan

I. PENDAHULUAN. Sub sektor perkebunan memegang peranan penting dalam meningkatkan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sub sektor perkebunan memegang peranan penting dalam meningkatkan pertumbuhan Produk Domestik Nasional Bruto (PDNB) sektor Pertanian, salah satunya adalah kelapa sawit.

Lebih terperinci

dan Mekanisme Pendanaan REDD+ Komunikasi Publik dengan Tokoh Agama 15 Juni 2011

dan Mekanisme Pendanaan REDD+ Komunikasi Publik dengan Tokoh Agama 15 Juni 2011 Strategi Nasional, Pengembangan Kelembagaan, dan Mekanisme Pendanaan REDD+ Komunikasi Publik dengan Tokoh Agama 15 Juni 2011 Perhatian khusus terhadap hutan bukan hal baru 2007 2008 2009 Jan 2010 Mei 2010

Lebih terperinci

Audit sertifikasi pertama akan dimulai pada tanggal 11 September 2017 hingga 15 September 2017.

Audit sertifikasi pertama akan dimulai pada tanggal 11 September 2017 hingga 15 September 2017. From l Control Union (Malaysia) Sdn. Bhd. Subject Pengumuman publik atas sertifikasi pertama di Pt. Guntung Idamannusa GIN 2 POM l Date l 08-08-17 Dear Sir/Madam, PT Guntung Idamannusa merupakan perusahaan

Lebih terperinci

POTENSI PENGEMBANGAN INDUSTRI KELAPA SAWIT 1 Oleh: Almasdi Syahza Peneliti dan Pengamat Ekonomi Pedesaan Lembaga Penelitian Universitas Riau

POTENSI PENGEMBANGAN INDUSTRI KELAPA SAWIT 1 Oleh: Almasdi Syahza Peneliti dan Pengamat Ekonomi Pedesaan Lembaga Penelitian Universitas Riau POTENSI PENGEMBANGAN INDUSTRI KELAPA SAWIT 1 Oleh: Almasdi Syahza Peneliti dan Pengamat Ekonomi Pedesaan Lembaga Penelitian Universitas Riau A. Kemampuan Daya Dukung Wilayah (DDW) Terhadap Pengembangan

Lebih terperinci

5Kebijakan Terpadu. Perkembangan perekonomian Indonesia secara sektoral menunjukkan. Pengembangan Agribisnis. Pengertian Agribisnis

5Kebijakan Terpadu. Perkembangan perekonomian Indonesia secara sektoral menunjukkan. Pengembangan Agribisnis. Pengertian Agribisnis 5Kebijakan Terpadu Pengembangan Agribisnis Perkembangan perekonomian Indonesia secara sektoral menunjukkan kondisi yang makin seimbang. Persentase sumbangan sektor pertanian yang pada awal Pelita I sangat

Lebih terperinci

PROSES KONSULTASI ATAS PENILAIAN AWAL SERTIFIKASI RSPO PABRIK KELAPA SAWIT

PROSES KONSULTASI ATAS PENILAIAN AWAL SERTIFIKASI RSPO PABRIK KELAPA SAWIT 09 April 2015 Kepada Bapak dan Ibu sekalian, PROSES KONSULTASI ATAS PENILAIAN AWAL SERTIFIKASI RSPO PABRIK KELAPA SAWIT SUKAJADI SAWIT MEKAR 2, PT Sukajadi Sawit Mekar, adalah sebuah Perusahaan Perkebunan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN & SARAN. pemanasan global ini. Cuaca bumi sekarang ini tidak lagi se-stabil dahulu. Cuaca

BAB V KESIMPULAN & SARAN. pemanasan global ini. Cuaca bumi sekarang ini tidak lagi se-stabil dahulu. Cuaca BAB V KESIMPULAN & SARAN A. Kesimpulan Perlindungan terhadap hutan tentunya menjadi sebuah perioritas di era pemanasan global ini. Cuaca bumi sekarang ini tidak lagi se-stabil dahulu. Cuaca di beberapa

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Pembangunan pertanian memiliki peran strategis dalam menunjang perekonomian Indonesia. Sektor pertanian berperan sebagai penyedia bahan pangan, pakan ternak, sumber bahan baku

Lebih terperinci

PELAKSANAAN PARTICIPATORY MAPPING (PM) ATAU PEMETAAN PARTISIPATIF

PELAKSANAAN PARTICIPATORY MAPPING (PM) ATAU PEMETAAN PARTISIPATIF Halaman: 1 dari 7 MAPPING (PM) ATAU Dibuat Oleh Direview Oleh Disahkan Oleh 1 Halaman: 2 dari 7 Riwayat Perubahan Dokumen Revisi Tanggal Revisi Uraian Oleh 2 Halaman: 3 dari 7 Daftar Isi 1. Tujuan... 4

Lebih terperinci

SNV Indonesia. Evaluasi Pelaksanaan Kerjasama Antara Kementerian Dalam Negeri dengan Internasional Non-Goverment Organisations

SNV Indonesia. Evaluasi Pelaksanaan Kerjasama Antara Kementerian Dalam Negeri dengan Internasional Non-Goverment Organisations SNV Indonesia Evaluasi Pelaksanaan Kerjasama Antara Kementerian Dalam Negeri dengan Internasional Non-Goverment Organisations Kerjasama antara... Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia dengan Stichting

Lebih terperinci

PENERAPAN SNI DI PT. PACIFIC MEDAN INDUSTRI DIPERSENTASIKAN OLEH EVIYANTI TARIGAN (MANAGEMENT REPRESENTATIVE) & SUDARI (MANAGER QC)

PENERAPAN SNI DI PT. PACIFIC MEDAN INDUSTRI DIPERSENTASIKAN OLEH EVIYANTI TARIGAN (MANAGEMENT REPRESENTATIVE) & SUDARI (MANAGER QC) PENERAPAN SNI DI PT. PACIFIC MEDAN INDUSTRI DIPERSENTASIKAN OLEH EVIYANTI TARIGAN (MANAGEMENT REPRESENTATIVE) & SUDARI (MANAGER QC) Company Profile: Our Product - Minyak Goreng - Margarine - Shortening

Lebih terperinci

SISTEM SERTIFIKASI KELAPA SAWIT BERKELANJUTAN BAB I PENDAHULUAN

SISTEM SERTIFIKASI KELAPA SAWIT BERKELANJUTAN BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : TANGGAL : SISTEM SERTIFIKASI KELAPA SAWIT BERKELANJUTAN BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pembangunan Perkebunan kelapa sawit berkelanjutan

Lebih terperinci

Pelayanan Jasa&Pelatihan

Pelayanan Jasa&Pelatihan Pelayanan Jasa&Pelatihan Survei Lahan dan Studi Kelayakan Rekomendasi Pemupukan Bantuan Teknis Aplikasi Drone Untuk Kebun Kelapa Sawit Proyeksi Produktivitas Kelapa Sawit Pelatihan Uji Efikasi Pupuk &

Lebih terperinci

Golden Agri-Resources Ltd

Golden Agri-Resources Ltd Golden Agri-Resources Ltd Intisari Laporan Keberlanjutan (Sustainability Report) 2015 Agus Purnomo Managing Director Sustainability and Strategic Stakeholder Engagement Bambang Chriswanto Head of National

Lebih terperinci

PENINGKATAN PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS TANAMAN TAHUNAN PEDOMAN TEKNIS KOORDINASI KEGIATAN PENGEMBANGAN TANAMAN TAHUNAN TAHUN 2015 (REVISI)

PENINGKATAN PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS TANAMAN TAHUNAN PEDOMAN TEKNIS KOORDINASI KEGIATAN PENGEMBANGAN TANAMAN TAHUNAN TAHUN 2015 (REVISI) PENINGKATAN PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS TANAMAN TAHUNAN PEDOMAN TEKNIS KOORDINASI KEGIATAN PENGEMBANGAN TANAMAN TAHUNAN TAHUN 2015 (REVISI) DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN MARET 2015

Lebih terperinci

Final - disetujui pada Juli 2010

Final - disetujui pada Juli 2010 Final - disetujui pada Juli 2010 Disusun oleh: BIOCert Indonesia dan ProForest RSPO will transform markets to make sustainable palm oil the norm KONTEN: Istilah dan Definisi... 3 PENDAHULUAN... 7 Cakupan

Lebih terperinci

PANDUAN PELAPORAN UNTUK SAWIT YANG BERTANGGUNG JAWAB

PANDUAN PELAPORAN UNTUK SAWIT YANG BERTANGGUNG JAWAB PANDUAN PELAPORAN UNTUK SAWIT YANG BERTANGGUNG JAWAB Januari 2017 Photo: James Morgan - WWF International Panduan ini dikembangkan secara kolaboratif oleh organisasi-organisasi di bawah ini dengan masukan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pengembangan kelapa sawit telah memberikan dampak yang sangat positif bagi

I. PENDAHULUAN. Pengembangan kelapa sawit telah memberikan dampak yang sangat positif bagi I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kelapa sawit merupakan komoditi pertanian yang sangat penting bagi Indonesia. Pengembangan kelapa sawit telah memberikan dampak yang sangat positif bagi kemajuan pembangunan

Lebih terperinci

RANCANGAN PROGRAM DITJEN PERKEBUNAN PERIODE MENDUKUNG PENGEMBANGAN KOMODITAS DI KAWASAN ANDALAN

RANCANGAN PROGRAM DITJEN PERKEBUNAN PERIODE MENDUKUNG PENGEMBANGAN KOMODITAS DI KAWASAN ANDALAN RANCANGAN PROGRAM DITJEN PERKEBUNAN PERIODE 2015-2019 MENDUKUNG PENGEMBANGAN KOMODITAS DI KAWASAN ANDALAN Disampaikan pada : Musrenbangtan Nasional Tahun 2014 Jakarta, 13 Mei 2014 DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN

Lebih terperinci

DUKUNGAN PASCAPANEN DAN PEMBINAAN USAHA

DUKUNGAN PASCAPANEN DAN PEMBINAAN USAHA DUKUNGAN PASCAPANEN DAN PEMBINAAN USAHA PEDOMAN TEKNIS PENERAPAN STANDAR PERKEBUNAN BESAR/RAKYAT BERKELANJUTAN TAHUN 2013 DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN DESEMBER 2012 KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

Sidang Pendadaran, 24 Desember 2016 Prodi Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis ~VK

Sidang Pendadaran, 24 Desember 2016 Prodi Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis ~VK Sidang Pendadaran, 24 Desember 2016 Prodi Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis ~VK RAFIKA DEWI Fakultas Ekonomi dan Bisnis Prodi Ilmu Ekonomi 2016 Dosen pembimbing: Bapak Ahmad Ma ruf, S.E., M.Si.

Lebih terperinci

Dokumen ini menggantikan "Peraturan RSPO tentang Komunikasi & Klaim" yang diadopsi oleh Dewan Eksekutif pada 31 Maret, 2011

Dokumen ini menggantikan Peraturan RSPO tentang Komunikasi & Klaim yang diadopsi oleh Dewan Eksekutif pada 31 Maret, 2011 Diadopsi oleh Dewan Eksekutif RSPO pada 30 November, 2011. Dokumen ini menggantikan "Peraturan RSPO tentang Komunikasi & Klaim" yang diadopsi oleh Dewan Eksekutif pada 31 Maret, 2011 RSPO will transform

Lebih terperinci

Kepastian Pembiayaan dalam keberhasilan implementasi REDD+ di Indonesia

Kepastian Pembiayaan dalam keberhasilan implementasi REDD+ di Indonesia ISSN : 2085-787X Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Badan Penelitian, Pengembangan dan Inovasi PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SOSIAL, EKONOMI, KEBIJAKAN DAN PERUBAHAN IKLIM Jl. Gunung Batu No.

Lebih terperinci

Bumitama Agri Ltd. Excellence Through Discipline. Sustainability Policy (Kebijakan Berkelanjutan)

Bumitama Agri Ltd. Excellence Through Discipline. Sustainability Policy (Kebijakan Berkelanjutan) Bumitama Agri Ltd. Excellence Through Discipline Sustainability Policy (Kebijakan Berkelanjutan) 13 Agustus 2015 Pengantar Bumitama Agri Ltd. adalah kelompok perusahaan perkebunan kelapa sawit Indonesia

Lebih terperinci

STRATEGI PENANGGULANGAN DAMPAK KEBERADAAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWIT DI KABUPATEN KAMPAR

STRATEGI PENANGGULANGAN DAMPAK KEBERADAAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWIT DI KABUPATEN KAMPAR STRATEGI PENANGGULANGAN DAMPAK KEBERADAAN PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWIT DI KABUPATEN KAMPAR OLEH : IRWAN EFENDI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2006 ABSTRAK IRWAN EFENDI. Strategi

Lebih terperinci

ALUR PIKIR DAN ENAM PILAR PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

ALUR PIKIR DAN ENAM PILAR PENGEMBANGAN HORTIKULTURA ALUR PIKIR DAN ENAM PILAR PENGEMBANGAN HORTIKULTURA ENAM PILAR PENGEMBANGAN HORTIKULTURA 1. Pengembangan kawasan agribisnis hortikultura. 2. Penerapan budidaya pertanian yang baik / Good Agriculture Practices

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman LEMBAR PENGESAHAN... i KATA PENGANTAR... v DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR LAMPIRAN...

DAFTAR ISI. Halaman LEMBAR PENGESAHAN... i KATA PENGANTAR... v DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR LAMPIRAN... DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN... i KATA PENGANTAR... v DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR LAMPIRAN... xi I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Rumusan Masalah... 7 1.3 Tujuan

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM PRODUK KELAPA SAWIT DAN BAHAN BAKAR BIODIESEL DARI KELAPA SAWIT

V. GAMBARAN UMUM PRODUK KELAPA SAWIT DAN BAHAN BAKAR BIODIESEL DARI KELAPA SAWIT V. GAMBARAN UMUM PRODUK KELAPA SAWIT DAN BAHAN BAKAR BIODIESEL DARI KELAPA SAWIT 5.1 Produk Kelapa Sawit 5.1.1 Minyak Kelapa Sawit Minyak kelapa sawit sekarang ini sudah menjadi komoditas pertanian unggulan

Lebih terperinci

Menuju Pembangunan Hijau Kabupaten Kutai Barat: Tantangan Deforestasi dan Peluang Mengatasinya

Menuju Pembangunan Hijau Kabupaten Kutai Barat: Tantangan Deforestasi dan Peluang Mengatasinya Menuju Pembangunan Hijau Kabupaten Kutai Barat: Tantangan Deforestasi dan Peluang Mengatasinya Pengantar: - Pembangunan Hijau - Perkembangan REDD+ - Kerangka Studi Kutai Barat Pemicu Deforestasi: - Sumber

Lebih terperinci

BAB V PENYELENGGARAAN TUGAS PEMBANTUAN

BAB V PENYELENGGARAAN TUGAS PEMBANTUAN BAB V PENYELENGGARAAN TUGAS PEMBANTUAN 5.1. TUGAS PEMBANTUAN YANG DITERIMA 5.1.1. Dasar Hukum Berdasarkan ketentuan umum pasal 1 Undang-undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, Tugas Pembantuan

Lebih terperinci

STATUS PEROLEHAN HAKI PUSPIJAK

STATUS PEROLEHAN HAKI PUSPIJAK STATUS PEROLEHAN HAKI PUSPIJAK PROGRES DAN POTENSI OUTLINE HAKI DARI SUDUT PANDANG PUSPIJAK PEROLEHAN HAKI PUSPIJAK IDENTIFIKASI POTENSI HAKI POTENSI PEROLEHAN HAKI 1 HAKI DARI SUDUT PANDANG PUSPIJAK LITBANG

Lebih terperinci

PROPOSAL PENGAJUAN PROYEK

PROPOSAL PENGAJUAN PROYEK RSPO SMALLHOLDER SUPPORT FUND PROPOSAL PENGAJUAN PROYEK 1. Aplikasi : Informasi Umum 1.1 NAMA ORGANISASI 1.2 NARAHUBUNG (CONTACT PERSON) NAMA POSISI ALAMAT NEGARA TELEPON TELEPON SELULAR EMAIL 2. Proyek

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. digunakan baik untuk konsumsi makanan maupun nonmakanan. Total produksi

I. PENDAHULUAN. digunakan baik untuk konsumsi makanan maupun nonmakanan. Total produksi I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Minyak sawit adalah minyak nabati yang berasal dari buah kelapa sawit, digunakan baik untuk konsumsi makanan maupun nonmakanan. Total produksi minyak sawit dunia diperkirakan

Lebih terperinci

Strategi dan Rencana Aksi Pengurangan Emisi GRK dan REDD di Provinsi Kalimantan Timur Menuju Pembangunan Ekonomi Hijau. Daddy Ruhiyat.

Strategi dan Rencana Aksi Pengurangan Emisi GRK dan REDD di Provinsi Kalimantan Timur Menuju Pembangunan Ekonomi Hijau. Daddy Ruhiyat. Strategi dan Rencana Aksi Pengurangan Emisi GRK dan REDD di Provinsi Kalimantan Timur Menuju Pembangunan Ekonomi Hijau Daddy Ruhiyat news Dokumen terkait persoalan Emisi Gas Rumah Kaca di Kalimantan Timur

Lebih terperinci

KAJIAN HAK PEKERJA: RANTAI PASOK MINYAK KELAPA SAWIT NESTLÉ DI INDONESIA

KAJIAN HAK PEKERJA: RANTAI PASOK MINYAK KELAPA SAWIT NESTLÉ DI INDONESIA KAJIAN HAK PEKERJA: RANTAI PASOK MINYAK KELAPA SAWIT NESTLÉ DI INDONESIA RANTAI PASOK MINYAK KELAPA SAWIT NESTLÉ DI INDONESIA Laporan ini ditulis oleh Dirk Hoffmann dan Tulika Bansal dari The Danish Institute

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dutapalma Nusantara di buka di Kuantan Hilir, Kuantan Tengah, Kuantan Mudik, Kabupaten

BAB I PENDAHULUAN. Dutapalma Nusantara di buka di Kuantan Hilir, Kuantan Tengah, Kuantan Mudik, Kabupaten BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelaporan PT. Dutapalma Nusantara adalah perusahaan yang bergerak di industry kelapa sawit yang memulai eksistensi sejak tahun 1987, Perkebunan Kelapa Sawit pertama

Lebih terperinci

Term of Reference Project Pengembangan Media Informasi dan Wahana Pembelajaran Berdimensi Lingkungan di BPP-UTK.

Term of Reference Project Pengembangan Media Informasi dan Wahana Pembelajaran Berdimensi Lingkungan di BPP-UTK. Term of Reference Project Pengembangan Media Informasi dan Wahana Pembelajaran Berdimensi Lingkungan di BPP-UTK. Latar Belakang Bumi Pelatihan Dan Percontohan Usaha Tani Konservasi (BPP-UTK) adalah sebuah

Lebih terperinci

- 2 - II. PASAL DEMI PASAL. Pasal 1 Cukup jelas.

- 2 - II. PASAL DEMI PASAL. Pasal 1 Cukup jelas. - 1 - PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG TATA KELOLA PRODUK-PRODUK UNGGULAN PERTANIAN DAN PERIKANAN DI JAWA TIMUR I. UMUM Wilayah Provinsi Jawa Timur yang luasnya

Lebih terperinci

RENCANA KEGIATAN DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN TAHUN 2018

RENCANA KEGIATAN DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN TAHUN 2018 RENCANA KEGIATAN DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN TAHUN 2018 Disampaikan pada: MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN PERTANIAN NASIONAL Jakarta, 30 Mei 2017 CAPAIAN INDIKATOR MAKRO PEMBANGUNAN PERKEBUNAN NO.

Lebih terperinci

Konsep Pelatihan untuk Pelatih ISCC

Konsep Pelatihan untuk Pelatih ISCC Presentasi Final Konsep Pelatihan untuk Pelatih ISCC ISCC System GmbH Pelatihan merupakan bagian yang penting untuk keberhasilan integrasi Petani Swadaya (ISH) dengan sertifikasi keberlanjutan Tujuan pela*han

Lebih terperinci

Lu luatul Fuadah, Sutarni, S.P., M.E.P, Analianasari, S.T.P., M.T.A.

Lu luatul Fuadah, Sutarni, S.P., M.E.P, Analianasari, S.T.P., M.T.A. PENGENDALIAN PROSES PRODUKSI INTI KELAPA SAWIT MENJADI PALM KERNEL OIL MENGGUNAKAN METODE GOOD MANUFACTURING PRACTICES (GMP) DI PT SINAR JAYA INTI MULYA Lu luatul Fuadah, Sutarni, S.P., M.E.P, Analianasari,

Lebih terperinci

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA KELAS JABATAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA KELAS JABATAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN NOMOR : 7 TAHUN 2015 TANGGAL : 18 SEPTEMBER 2015 KELAS JABATAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN Sekretariat Kementerian

Lebih terperinci

HALAMAN JUDUL ABSTRAK KATA PENGANTAR

HALAMAN JUDUL ABSTRAK KATA PENGANTAR DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ABSTRAK KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... iv DAFTAR GAMBAR... v DAFTAR LAMPIRAN... vii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Perumusan Masalah... 4 1.3

Lebih terperinci

Kajian Kelembagaan Pengelolaan Data dan Informasi Di Provinsi Riau

Kajian Kelembagaan Pengelolaan Data dan Informasi Di Provinsi Riau PT. Waindo Specterra - 2013 PS-UNDP-REDD / 002 / 2012 Kajian Kelembagaan Pengelolaan Data dan Informasi Di Provinsi Riau PROVISION OF BASELINE DATA AND CADASTRAL MAPS FOR THE RIAU PROVINCE IN INDONESIA

Lebih terperinci

Distinct Job Manual. WWF Indonesia

Distinct Job Manual. WWF Indonesia Job Name : Palm Oil Senior Program Officer for Smallholders Engagement. Job Code : - Job Class : - Job Family : - Job Region : National Superior : Deputy Director MTI Subordinates : 1 This document was

Lebih terperinci

Program Pembangunan Perkebunan 2018

Program Pembangunan Perkebunan 2018 Program Pembangunan Perkebunan 2018 PENYELENGGARAAN PERKEBUNAN PERKEBUNAN= Segala kegiatan pengelolaan SDA, SDM, sarana produksi, alat dan mesin, budidaya, panen, pengolahan dan pemasaran terkait tanaman

Lebih terperinci

DUKUNGAN PASCAPANEN DAN PEMBINAAN USAHA

DUKUNGAN PASCAPANEN DAN PEMBINAAN USAHA DUKUNGAN PASCAPANEN DAN PEMBINAAN USAHA PEDOMAN TEKNIS PENERAPAN STANDAR PERKEBUNAN BESAR/RAKYAT BERKELANJUTAN INDONESIA TAHUN 2014 DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN DESEMBER 2013 KATA

Lebih terperinci

Mencapai Kepatuhan melalui Perencanaan Strategis Kepatuhan

Mencapai Kepatuhan melalui Perencanaan Strategis Kepatuhan Mencapai Kepatuhan melalui Perencanaan Strategis Kepatuhan Simposium Kepatuhan Strategis di Indonesia melalui Sistem Pengawasan Ketenagakerjaan Nancy Leppink Ketua Administrasi Ketenagakerjaan / Pengawasan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. Bagi perekonomian Indonesia, sektor pertanian merupakan sektor yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. Bagi perekonomian Indonesia, sektor pertanian merupakan sektor yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bagi perekonomian Indonesia, sektor pertanian merupakan sektor yang penting karena secara tradisional Indonesia merupakan negara agraris yang bergantung pada sektor

Lebih terperinci

Keywords: Sistem Informasi Georafis, Pemetaan, Pabrik Sawit

Keywords: Sistem Informasi Georafis, Pemetaan, Pabrik Sawit SISTEM INFORMASI GIOGRAFIS PEMETAAN PABRIK SAWIT DI KABUPATEN INDRAGIRI HILIR R. Zulkarnain, Abdullah Program Studi Sistem Informasi, Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitasi Islam Indragiri (UNISI)

Lebih terperinci

Menerapkan Filosofi 4C APRIL di Lahan Gambut

Menerapkan Filosofi 4C APRIL di Lahan Gambut Menerapkan Filosofi 4C APRIL di Lahan Gambut Peta Jalan Lahan Gambut APRIL-IPEWG Versi 3.2, Juni 2017 Kelompok Ahli Gambut Independen (Independent Peatland Expert Working Group/IPEWG) dibentuk untuk membantu

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor andalan dalam mengembangkan

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor andalan dalam mengembangkan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pertanian merupakan salah satu sektor andalan dalam mengembangkan kegiatan ekonomi pedesaan melalui pengembangan usaha berbasis pertanian. Pertumbuhan sektor pertanian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Bab ini terdiri dari latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah penelitian, dan sistematika penulisan laporan dari penelitian yang dilakukan. 1. 1

Lebih terperinci

Peran GIZ SREGIP Untuk Mendukung Pengembangan Sektor Perkebunan

Peran GIZ SREGIP Untuk Mendukung Pengembangan Sektor Perkebunan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT Peran GIZ SREGIP Untuk Mendukung Pengembangan Sektor Perkebunan Bappeda Prov. Kalbar Strategi Pengembangan Bidang Bidang Pembangunan

Lebih terperinci

PERMASALAHAN PENGELOLAAN PERKEBUNAN

PERMASALAHAN PENGELOLAAN PERKEBUNAN PERMASALAHAN PENGELOLAAN PERKEBUNAN Disampaikan pada Acara Monev Gerakan Nasioanal Penyelamatan SDA sektor Kehutanan dan Perkebunan Tanggal 10 Juni 2015 di Gorontalo DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN JENIS

Lebih terperinci

Konsultasi Publik Prosedur Remediasi & Kompensasi RSPO

Konsultasi Publik Prosedur Remediasi & Kompensasi RSPO Konsultasi Publik Prosedur Remediasi & Kompensasi RSPO 14 th Sept 2015 Sari Pan Pacific Hotel, Jakarta PREPARED BY: kompensasi Task Force Prosedur Remediasi and Kompensasi RSPO terkait Pembukaan Lahan

Lebih terperinci

KEGIATAN PRIORITAS PENGEMBANGAN PERKEBUNAN TAHUN Disampaikan pada: MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN PERTANIAN NASIONAL Jakarta, 31 Mei 2016

KEGIATAN PRIORITAS PENGEMBANGAN PERKEBUNAN TAHUN Disampaikan pada: MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN PERTANIAN NASIONAL Jakarta, 31 Mei 2016 KEGIATAN PRIORITAS PENGEMBANGAN PERKEBUNAN TAHUN 2017 Disampaikan pada: MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN PERTANIAN NASIONAL Jakarta, 31 Mei 2016 PERKEMBANGAN SERAPAN ANGGARAN DITJEN. PERKEBUNAN TAHUN

Lebih terperinci