ADAB MEMBACA AL-QURAN DALAM KITAB ATTIBYAN FI ADAABI HAMALATIL QURAN KARYA IMAM NAWAWI SKRIPSI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ADAB MEMBACA AL-QURAN DALAM KITAB ATTIBYAN FI ADAABI HAMALATIL QURAN KARYA IMAM NAWAWI SKRIPSI"

Transkripsi

1 ADAB MEMBACA AL-QURAN DALAM KITAB ATTIBYAN FI ADAABI HAMALATIL QURAN KARYA IMAM NAWAWI SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam Oleh: Uswatun Khasanah NIM: PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 2018

2 ADAB MEMBACA AL-QURAN DALAM KITAB ATTIBYAN FI ADAABI HAMALATIL QURAN KARYA IMAM NAWAWI SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam Oleh: Uswatun Khasanah NIM: PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 2018 i

3 ii

4 PERSETUJUAN PEMBIMBING Lamp Hal : Empat (4) eksemplar : Pengajuan Naskah Skripsi Yth. Dekan FTIK IAIN Salatiga di Salatiga Assalamu alaikum Wr. Wb. Setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka skripsi saudara Nama : Uswatun Khasanah NIM : Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Jurusan : Pendidikan Agama Islam Judul : Adab Membaca Al-Quran dalam Kitab Attibyan fi Adaabi Hamalatil Quran Karya Imam Nawawi Dapat diajukan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Salatiga untuk diajukan dalam sidang munaqasyah. Demikian nota pembimbing ini dibuat untuk menjadi perhatian dan digunakan sebagaimana mestinya. Wassalamu alaikum Wr. Wb. Salatiga, 14 September 2018 Pembimbing, Dr. M. Ghufron, M.Ag NIP iii

5 KEMENTERIAN AGAMA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK) Jalan Lingkar Salatiga Km. 2 Telepon: (0298) Salatiga Website: tarbiyah.iainsalatiga.ac.id tarbiyah@iainsalatiga.ac.id SKRIPSI ADAB MEMBACA AL-QURAN DALAM KITAB ATTIBYAN FI ADAABI HAMALATIL QURAN KARYA IMAM NAWAWI DI SUSUN OLEH : USWATUN KHASANAH Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Kegururan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga, pada tanggal 27 September 2018 dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan. Susunan Panitia Penguji Ketua Penguji : Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd. Sekretaris Penguji : Dr. M. Ghufron, M.Ag. Penguji I : Siti Rukhayati, M.Ag. Penguji II : Dr. Muna Erawati, S.Psi., M.Si. Salatiga, 2 Oktober 2018 Dekan FTIK IAIN Salatiga Suwardi, M.Pd. NIP iv

6 PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Uswatun Khasanah NIM : Jurusan : Pendidikan Agama Islam Judul Skripsi : Adab Membaca Al-Quran dalam Kitab Attibyan fi Adaabi Hamalatil Quran Karya Imam Nawawi Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Salatiga, 14 September 2018 Yang menyatakan, Uswatun Khasanah v

7 MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO اقر ء وا ال ق ر آن, ف ا ن ه ي أ ت ى يو م ا لق ي ام ة ش ف ي عا ل ص ح اب ه Bacalah Al-Quran karena ia akan datang pada Hari Kiamat sebagai pemberi syafaat bagi pembacanya. (HR. Muslim: 804) PERSEMBAHAN Untuk kedua orang tuaku, Bapak Jumaeri dan Ibu Susiati yang senantiasa mendukung dan mendoakanku. Semoga Allah SWT selalu melindungi dan melimpahkan rahmat-nya. Kakakku tercinta, Muhammad Ikhsan Suseno, S.Pd. yang selalu menyemangati. Keluarga ndalem KH. Mahfudz Ridwan Lc. terkhusus Gus Muhammad Hanif, M. Hum Yang telah memberikan ilmu dan doanya. Keluarga besar PP Edi Mancoro yang telah membimbing dan menemani perjalananku. Abah yai Zainal Muttaqin, yang memberikan doa pangestunya. Kakanda yang selalu sabar mendampingi. Serta seluruh teman-teman yang sudah membantu. vi

8 KATA PENGANTAR Assalamu alaikum Wr. Wb. Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik dan hidayah-nya hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul Adab Membaca Al-Quran dalam Kitab Attibyan fi Adaabi Hamalatil Quran Karya Imam Nawawi. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada baginda Nabi Agung Muhammad SAW yang telah membimbing manusia dari zaman kegelapan hingga terang benderang, semoga kita semua diakui sebagai umatnya yang kelak mendapatkan syafaatnya di akhirat. Selanjutnya penulis menyampaikan banyak terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu penyusunan skripsi ini, kepada yang terhormat: 1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga 2. Bapak Suwardi, M. Pd. Selaku Dekan FTIK 3. Ibu Siti Rukhayati, M. Ag. Selaku Ketua Jurusan PAI 4. Bapak M. Yusuf Khummaini, S.HI., M.H. selaku dosen pembimbing akademik 5. Bapak Dr. M. Ghufron, M.Ag. selaku dosen pembimbing skripsi yang dengan ikhlas mencurahkan pikiran dan tenaganya serta pengorbanan waktunya dalam membimbing penulis skripsi ini. vii

9 6. Bapak Ibu Dosen serta karyawan IAIN Salatiga yang telah banyak membantu dalam penyelesaian skripsi ini. 7. Semua pihak keluarga dan sahabat yang sudah membantu menyelesaikan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat memberikan tambahan wawasan yang lebih luas dan dapat menjadi sumbangan pemikiran kepada para pembaca. Penulis sadar bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Untuk itu, kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan untuk perbaikan skripsi ini. Wassalamu alaikum Wr. Wb. Salatiga, 14 September 2018 Penulis, Uswatun Khasanah NIM : viii

10 ABSTRAK Khasanah, Uswatun. Adab Membaca Al-Quran dalam Kitab Attibyan Fii Adaabi Hamalatil Quran. Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Salatiga, Salatiga, Kata Kunci: Adab Membaca Al-Quran, Attibyan Fii Adaabi Hamalatil Quran Penelitian ini merupakan upaya untuk mengetahui adab membaca Al- Quran dalam kitab Attibyan fii Adaabi Hamalatil Quran karya Imam Nawawi. Pertanyaan yang ingin dijawab melalui penelitian ini adalah (1) Bagaimana adab membaca Al-Quran dalam kitab Attibyan fii Adaabi Hamalatil Quran, (2) Bagaimana relevansi adab membaca Al-Quran di dalam Kitab Attibyan fii Adaabi Hamalatil Quran dengan zaman kekinian? Metode penelitian yang digunakan yaitu Literature (kepustakaan). Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik pengumpulan data dengan cara mengamati pada sumber-sumber tertentu, mencari, menelaah buku-buku, artikel, jurnal, skripsi, tesis atau lainnya yang berkaitan dengan skripsi ini. Pengumpulan data dibagi menjadi dua sumber yaitu data primer dan sekunder. Kemudian data dianalisis menggunakan metode deskriptif dan kontekstual. Hasil penelitian menunjukkan bahwa adab membaca Al-Quran dalam kitab Attibyan fii Adaabi Hamalatil Quran meliputi: khusyuk, ikhlas, memelihara etika, keadaan yang bersih dan suci, menghadap kiblat, mengawali dengan ta awudz. Sedangkan relevansi adab membaca Al-Quran dalam kitab Attibyan fii Adaabi Hamalatil Quran dengan konteks kekinian dapat menjadi solusi dalam memperbaiki adab berinteraksi dengan Al-Quran, khususnya dalam menghadapi karakteristik zaman sekarang atau kekinian. ix

11 DAFTAR ISI LEMBAR JUDUL SKRIPSI... i LEMBAR BERLOGO... ii PERSETUJUAN PEMBIMBING... iii PENGESAHAN KELULUSAN... iv PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN... v MOTTO DAN PERSEMBAHAN... vi KATA PENGANTAR... vii ABSTRAK... ix DAFTAR ISI... x BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 1 B. Rumusan Masalah... 5 C. Tujuan Penelitian... 6 D. Kegunaan Penelitian... 6 E. Telaah Pustaka... 7 F. Penegasan Istilah... 9 G. Metode Penelitian x

12 H. Sistematika Penulisan BAB II : BIOGRAFI IMAM NAWAWI A. Biografi Imam Nawawi B. Karya-Karya Imam Nawawi C. Guru-Guru Imam Nawawi D. Sistematika Penulisan Kitab Attibyan BAB III : DESKRIPSI PEMIKIRAN IMAM NAWAWI TENTANG ADAB MEMBACA AL-QURAN DALAM KITAB ATTIBYAN FI ADAABI HAMALATIL QURAN A. Pengertian Adab Membaca Al-Quran B. Pemikiran Imam Nawawi tentang Adab Membaca Al-Quran dalam Kitab Attibyan fi Adaabi Hamalatil Quran C. Keutamaan Membaca Al-Quran D. Manfaat Membaca Al-Quran BAB IV : PEMBAHASAN A. Adab Membaca Al-Quran Menurut Imam Nawawi B. Relevansi Pemikiran Imam Nawawi tentang Adab Membaca Al-Quran dalam Kitab Attibyan fi Adaabi Hamalatil Quran dengan Masa Kekinian xi

13 BAB V : PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN xii

14 DAFTAR LAMPIRAN Lamp. 1 : Lembar Konsultasi Skripsi Lamp. 2 : Surat Penunjukan Pembimbing Lamp. 3 : Daftar Nilai SKK Lamp. 4 : Biografi Penulis xiii

15 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Islam sebagai agama yang universal dan abadi memberikan pedoman hidup (way of Live) bagi manusia menuju kebahagiaan hidup lahir dan batin, serta dunia akhirat (Razak, 1984:9). Kebahagiaan hidup manusia itulah yang menjadi sasaran hidup manusia yang pencapaiannya sangat bergantung pada proses pendidikan. Agama Islam, yang mengandung jalan hidup manusia yang paling sempurna dan memuat ajaran yang menuntun umat manusia kepada kebahagiaan dan kesejahteraan, dapat diketahui dasar-dasar dan perundangundangannya melalui Al-Quran. Al-Quran adalah sumber utama dan mata air yang memancarkan ajaran Islam. Hukum-hukum Islam yang mengandung serangkaian pengetahuan tentang akidah, pokok-pokok akhlak dan perbuatan dapat dijumpai sumbernya yang asli dalam ayat-ayat Al-Quran. Allah berfirman, Sesungguhnya Al Quran ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih Lurus... (QS. Al-Israa : 9) Kami turunkan kepadamu Al kitab (Al Quran) untuk menjelaskan segala sesuatu... (QS. An Nahl:89) 1

16 Adalah amat jelas bahwa dalam Al-Quran terdapat banyak ayat yang mengandung pokok-pokok akidah keagamaan, keutamaan akhlak dan prinsipprinsip umum hukum perbuatan (Thabathaba i, 1998: 21). Jadi, di dalam Al- Quran mengandung beberapa pokok yang mengatur tentang kehidupan manusia, terutama mengenai adab. Mengingat bahwa budi pekerti anak zaman sekarang semakin berkurang. Sebagai manusia tidak hanya mengutamakan hablun mina annas tetapi hablun mina Allah nya harus tetap terjaga. Salah satu cara untuk mendekatkan diri dengan Allah adalah memahami kalam-nya yaitu Al- Quran. Dengan membaca Al-Quran Allah SWT senantiasa memberikan petunjuk dalam setiap urusan manusia baik di dunia maupun akhirat. Maka Allah memilih Iqra sebagai kalimat pertama yang Dia turunkan. Hal ini mengindikasikan bahwa permulaan membangun umat ini adalah dengan ilmu. Dan salah satu metode yang dituntunkan oleh Allah untuk memperoleh ilmu adalah dengan membaca. Tentu bacaan yang baik dan bermanfaat. Menurut Wahyudi, Wahidi (2016: 16) Al-Quran memiliki banyak fadhilah yang tidak terhingga, sehingga Al-Quran bernilai lebih tinggi dibandingkan dengan yang lainnya. Di antara keutamaan itu ialah sebagai berikut: Al-Quran memberi syafaat bagi penjaganya, Dibolehkan iri kepada penghafal Al-Quran, Penghafal Al-Quran akan mendapatkan pahala yang berlipat ganda, Menjadi keluarga Allah, Penghafal Al-Quran digolongkan sebagai orang-orang pilihan yang mulia bersama para nabi dan syuhada, Orang tua penghafal Al-Quran akan diberi mahkota pada hari kiamat, 2

17 Penghafal Al-Quran akan dipakaikan mahkota kehormatan dan jubah karomah, serta mendapat keridhaan Allah, Diberi ketenangan jiwa, Penghafal Al-Quran dapat memberi syafaat pada keluarganya, Ada perintah untuk memuliakan Ahli Al-Quran dan dilarang menyakitinya, Penghafal Al-Quran diprioritaskan hingga wafat. Semua budi pekerti yang luhur dan akhlak yang mulia berasal dari Al- Quran Al-Karim. Sebagaimana dikatakan oleh Abdullah bin Mas ud, Setiap Muaddib (pendidik adab) merasa senang jika adabnya itu diterapkan. Dan sungguh adab dari Allah tertuang di dalam Al-Quran (Badar, 2017: 95). Maka gunakan Al-Quran sebagai pedoman dalam kehidupan, terutama mengenai adab. Telah dimaklumi bahwa umat Islam pada masa Nabi banyak yang ummi (tidak bisa membaca dan menulis) sampai-sampai Allah mencatat sifat mereka dalam Al-Qur an:... Dia-lah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di antara mereka, yang membacakan ayat-ayat-nya kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan mereka kitab dan Hikmah (As Sunnah)... (QS. Al-Jumu ah: 22) Demikian halnya dengan Nabi Muhammad, beliau juga orang yang ummi sebagaimana firman Allah: 3

18 ... (yaitu) orang-orang yang mengikut rasul, Nabi yang Ummi yang (namanya) mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada di sisi mereka... (QS. Al-A raf: 157) Turunnya wahyu secara bertahap tentu sangat menolong para sahabat untuk membaca, menghafal, dan mengamalkan Al-Quran di kehidupan sehari-hari (Wahyudi, Wahidi, 2016: 6) Sesungguhnya Al-Quran adalah kitab Allah SWT. Setiap kali seorang muslim membaca, mencintai dan menghafalnya maka Allah akan mengaruniakan kepadanya pemahaman yang benar... Dia tidak memberikannya kepada siapapun, namun dia hanya memberikannya kepada ahli Allah (para wali Allah), yang mereka itu adalah ahli Al-Quran (para penghafal Al-Quran) (Az-Zawawi, 2013: 37). Allah memuliakan umat Islam dengan kitab Al-Quran sebagai kalam terbaik Allah. Maka umat-nya harus menaruh perhatian yang besar untuk menghormati Al-Quran dengan cara belajar, mengajar, membahas dan mengkajinya secara berkelompok ataupun sendirian. Itulah faktor yang mendorong Imam Nawawi dalam menulis kitab yang berisi tentang adabadab berinteraksi dengan Al-Quran dan sifat-sifat penghafal dan pelajarnya. Ketekunan Imam Nawawi akan ilmu menghasilkan karya yang cukup banyak salah satunya adalah kitab Attibyan fi Adabi Hamalatil Qur an yang akan diteliti oleh penulis dalam penulisan skripsi ini. Kitab Attibyan fi Adabi 4

19 Hamalatil Qur an membahas perkara-perkara yang sangat penting diketahui oleh setiap umat Islam, karena kitab ini membicarakan berbagai hal yang berkaitan adab dalam menjalin interaksi dengan kitab suci Al-Quran Al- Karim dari segi membaca, memegang, dan posisi duduk ketika membaca Al- Quran. Dalam Kitab Attibyan fi Adabi Hamalatil Quran juga membahas masalah-masalah unik yang penting salah satunya adalah jika sedang qiraah lalu tiba-tiba ingin buang angin, hendaknya ia menghentikan bacaannya hingga ia selesai buang angin, baru kemudian melanjutkan bacaannya. Selain dijelaskan bagaimana adab berinteraksi dengan Al-Quran, juga dijelaskan mengenai adab seputar khataman, cara, waktu dan hal-hal yang dianjurkan. Perbedaan dengan kitab lain, kitab Attibyan fi Adaabi Hamalatik Quran lebih spesifik dalam pembahasannya mengenai adab-adab yang sering disepelekkan oleh pembaca Al-Quran yang dianggap remeh tetapi justru lebih penting dan harus lebih berhati-hati. Karena berinteraksi dengan Al-Quran berarti berinteraksi dengan Allah SWT. Jadi, kajian dalam kitab Attibyan fi Adabi Hamalatil Qur an ini dirasa sangat penting untuk dipelajari oleh orang-orang Islam. Dengan demikian, penulis bermaksud mengkaji lebih jauh khususnya mengenai adab dalam berinteraksi dengan Al-Quran dalam sebuah penelitian dengan judul ADAB MEMBACA AL-QURAN DALAM KITAB ATTIBYAN FI ADABI HAMALATIL QURAN KARYA IMAM NAWAWI. B. Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 5

20 1. Bagaimana adab membaca Al-Quran dalam kitab Attibyan fi Adabi Hamalatil Quran? 2. Bagaimana relevansi adab membaca Al-Quran dalam kitab Attibyan fi Adabi Hamalatil Quran dengan konteks kekinian? C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Mendeskripsikan adab membaca Al-Quran dalam kitab Attibyan fi Adabi Hamalatil Quran 2. Menemukan relevansi adab berinteraksi dengan Al-Quran dalam kitab Attibyan fi Adabi Hamalatil Quran dengan konteks kekinian D. Kegunaan Penelitian Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang jelas dan dapat memberi manfaat secara praktis maupun teoretis, antara lain: 1. Manfaat teoretis a. Memberi kejelasan secara teoretis tentang adab membaca Al-Quran dalam kitab Attibyan fi Adabi Hamalatil Quran b. Menambah dan memperkaya keilmuan di bidang pendidikan c. Memberikan sumbangan pemikiran terhadap wacana pendidikan Islam khususnya di bidang membaca Al-Quran 2. Manfaat praktis Setelah proses penelitian diselesaikan, diharapkan hasil tulisan ini dapat bermanfaat dalam memberikan gambaran yang jelas tentang adab 6

21 membaca Al-Quran dan relevansinya terhadap zaman kekinian pada kitab Attibyan fi Adabi Hamalatil Quran. Dengan demikian penulis dapat memberikan manfaat baik teoritis maupun praktis dalam dunia pendidikan, yaitu wacana baru yang bisa dijadikan sebagai bahan renungan bersama sesama praktisi pendidikan dalam memberikan cara pandang dan landasan pijak dalam memahami bagaimana etika dalam membaca Al- Quran. E. Telaah Pustaka Untuk menghindari terjadinya plagiasi, maka penulis memaparkan karya ilmiah yang sudah ada. Selain itu telaah pustaka juga untuk melihat orisinilitas skripsi. Rakhman Khakim dengan skripsinya yang berjudul Kompetensi Kepribadian Guru dalam Pendidikan Islam (Telaah Kitab Al-Tibyan Fi Adabi Hamalatil Quran Karya Al-Nawawi) tahun 2008 berisi tentang bagaimana memberikan suri tauladan bagi anak didik terkait dengan perkembangan zaman ( diakses pada 8 November 2017, 03:17). Karna guru adalah digugu lan ditiru maksudnya setiap perbuatan dan perkataan seorang guru adalah contoh bagi anak didiknya. Mengingat bahwa anak lebih cepat memproses hal buruk dibanding yang baik, maka guru harus lebih berhati-hati dalam berucap maupun bertindak. Jaka Ahmadi dengan skripsinya yang berjudul Adab Membaca Al- Qur an Menurut Syaikh Abd Al-Samad Al-Falimbani dalam Kitab Siyar Al- 7

22 Salikin Ila Ibadat Al-Rab Al-Alamin tahun 2015 berisi tentang keutamaan membaca Al-Quran dan celakanya bagi orang yang lalai terhadap bacaannya. ( diakses pada 10 Juli 2018, 12:15 WIB). Dipaparkan mengenai adab yang berkaitan dengan zahir dan batin. Adab zahir merupakan hal-hal yang berkaitan dengan teknis, baik ketika seorang akan membaca maupun ketika sedang membaca Al-Quran. Sedangkan adab batin adalah adab yang berkaitan dengan tata pikir dan amalan hati ketika akan dan sedang membacanya. Kontekstualisasi dari nilai Adab membaca Al-Quran menurut syaikh Abd Al-Samad Al-Falimbani jika digunakan untuk memandang fenomena kontemporer seperti membaca Al-Quran digital atau elektronik, maka menurut peneliti masih relevan dan bisa diaplikasikan. Sebab yang diuraikan Al-Falimbani merupakan adab membaca Al-Quran. Sehingga ketika seseorang membacanya pada elektronik ia harus tetap melaksanakan adab zahir maupun batin, seperti halnya membaca pada mushaf fisik (kertas, kulit). Ali Muhdi, S.Pd.I, MSI. dalam penelitiannya yang berjudul Konsep Moral Pendidikan dan Peserta Didik Menurut Al-Nawawi Al-Dimasyqiy tahun 2016 berisi tentang konsep moral yang hendaknya melekat dalam diri seorang pendidik dan peserta didik. ( EPMORALPENDIDIKDANPESERTADIDIKMENURUTIMAMAL- NAWAWI%AL-DIMASYQIYStudiAnalisisSufistikkitabal- 8

23 TibyanfiAdabiHamalatial-Quran.pdf diakses pada 16 Juli 2018, 10:30 WIB). Pendidik yang baik adalah ketika ia dapat dijadikan contoh atau teladan bagi murid atau peserta didiknya dalam hal apapun, baik perkataan, tindakan, maupun sikap terhadap sesuatu hal. Peserta didik yang ideal digambarkan oleh Imam Nawawi sebagai generasi muda yang mampu mengupayakan dirinya menjadi orang yang bersungguh dalam proses pencarian ilmu dan pencarian jati dirinya. Penelitian skripsi ini berbeda dengan skripsi yang di atas, kajian difokuskan pada adab berinteraksi dengan Al-Quran menurut Imam Nawawi dalam kitabnya yang berjudul Atibyan fi Adabi Hamalatil Quran dikaitkan dengan zaman sekarang. Mengingat budi pekerti zaman sekarang semakin buruk. F. Penegasan Istilah Untuk memudahkan atau menjaga agar tidak terjadi kesalahfahaman, maka penulis kemukakan penegasan istilah dari judul skripsi berikut: 1. Adab Membaca Al-Quran Menurut al-attas, secara etimologi (bahasa) adab berasal dari bahasa Arab yaitu addaba-yu addibu-ta dib yang telah diterjemahkan oleh al- Attas sebagai mendidik atau pendidikan. Dalam kamus Al-Munjid dan Al Kautsar, adab dikaitkan dengan akhlak yang memiliki arti budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat sesuai dengan nilai-nilai agama Islam. Sedangkan, dalam bahasa Yunani adab disamakan dengan kata ethicos atau ethos, yang artinya kebiasaan, perasaan batin, kecenderungan hati 9

24 untuk melakukan perbuatan. Ethicas kemudian berubah menjadi etika (Nasir, 1991: 14). Al-Ghazali dalam kitab ihya Ulum Al-Din menyatakan bahwa pengertian akhlak adalah suatu keadaan dalam jiwa yang tetap yang memunculkan suatu perbuatan secara mudah dan ringan tanpa perlu pertimbangan dan analisa (jamil, 2013:2). Sebagai manusia tentu mempunyai adab atau norma-norma tersendiri agar hidupnya terarah. Baik norma terhadap diri sendiri, makhluk ciptaan- Nya dan terhadap Allah SWT. Salah satu norma yang perlu diperhatikan adalah ketika berinteraksi dengan kalam Allah yaitu Al-quran Al-Karim. Membaca, menghafal atau mempelajarinya. Al-Quran adalah kalam Allah, menghafalkannya adalah aktivitas yang paling besar nilainya, karena hal itu akan membuka pintu-pintu kebaikan. Dan ingatlah bahwa Rasulullah SAW diutus karena sesuatu yang penting dan mendasar, yaitu Al-Quran (Al-Kahil, 2011: 19). Untuk berbicara dengan Allah adalah dengan memahami kalam Allah yaitu dengan memahami Al-Quran. Diriwayatkan dari Abu Umamah Al-Bahili ia berkata, aku mendengar Rasulullah bersabda: اقر ء وا ال ق ر آن, ف ا ن ه ي أ ت ى يو م ا لق ي ام ة ش ف ي عا ل ص ح اب ه Bacalah Al-Quran karena ia akan datang pada Hari Kiamat sebagai pemberi syafaat bagi pembacanya. (HR. Muslim: 804) (Muslim, 2014: 330) 10

25 Al-Quran merupakan mukjizat dari Allah SWT sehingga, segala sesuatu yang berkaitan dengan Al-Quran sudah tentu merupakan hal yang luar biasa (Yusuf, 2013: 15). Maka penghafal Al-Quran adalah sosok yang luar biasa. 2. Kitab Attibyan fi Adabi Hamalatil Quran Kitab ini membahas perkara-perkara yang sangat penting diketahui oleh setiap orang Islam karena kitab ini membicarakan berbagai hal yang berkaitan dengan adab kita menjalin interaksi dengan kitab suci kita Al- Quran Al-Karim. Berikut ini adalah kerangka bab dalam kitab ini: a. Keutamaan pembaca Al-Quran dan penghafalnya b. Keutamaan qiraah dan ahluqiraah c. Keharusan memuliakan Ahluquran dan larangan menyakitinya d. Adab pengajar dan pelajar Al-Quran e. Adab para penghafal Al-Quran f. Adab Membaca Al-Quran g. Adab mulia terhadap Al-Quran h. Anjuran membaca ayat dan surah pada waktu dan keadaan tertentu i. Menulis dan memuliakan Mushaf Al-Quran j. Akuransi nama dan bahasa dalam kitab sesuai urutan letaknya 11

26 G. Metode Penelitian 1. Jenis penelitian Jenis penelitian yang penulis lakukan adalah penelitian kepustakaan (library research), karena yang dijadikan objek kajian adalah hasil karya tulis yang merupakan hasil pemikiran. 2. Sumber data a. Data primer diambil dari buku utamanya yaitu kitab Attibyan karya Imam Nawawi b. Data sekunder diambil dari buku-buku yang terkait dengan judul penelitian yaitu mengenai membaca Al-Quran dan penelitianpenelitian terdahulu, skripsi, tesis dan jurnal. 3. Teknik pengumpulan data Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data pustaka yaitu membaca, mencatat serta mengolah bahan penelitian dari berbagai buku dan karya ilmiah yang mendukung penelitian skripsi ini. Dengan mengutamakan data primer. 4. Teknik analisis data Melihat objek penelitian yang berupa buku-buku atau literatur, maka penelitian ini menggunakan teknik analisa dengan cara deskriptif, filosofis dan kontekstual. a. Metode deskriptif Metode deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk pengumpulan data untuk menguji atau menjawab objek yang diteliti 12

27 (Muhamad, 2008: 18). Tujuan dari metode ini adalah membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematik, komprehensif, faktual dan akurat tentang objek yang diteliti. Jadi penulis mendeskripsikan isi buku pada bab adab membaca Al-Quran kemudian menganalisis sehingga memberikan gambaran yang akurat. b. Metode kontekstual Dalam kamus besar bahasa Indonesia konteks berarti apa yang ada di depan dan di belakang (KBBI, 2005: 521). Metode kontekstual adalah metode yang digunakan untuk mencari, mengolah, dan menemukan kondisi yang lebih konkrit (terkait dengan kehidupan nyata). Metode ini akan membantu penulis untuk mengaitkan antara adab membaca AL-Quran yang ada di dalam kitab Attibyan dengan situasi dunia nyata dan mendorong penulis untuk membuat hubungan antara adab membaca Al-Quran yang ada dalam kitab Attibyan dengan penerapannya dalam kehidupan kekinian. H. Sistematika Penulisan Untuk memberikan gambaran yang jelas dan menyeluruh sehingga pembaca dapat memahami tentang isi skripsi ini dengan mudah, maka penulis memberikan sistematika penulisan dengan penjelasan secara garis besar. Skriosi ini terdiri dari lima bab yang masing-masing saling berkaitan yaitu sebagai berikut: 13

28 BAB I PENDAHULUAN. Bab ini terdiri dari latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, metode penelitian, telaah pustaka, penegasan istilah, sistematika penulisan. BAB II BIOGRAFI IMAM NAWAWI. Pembahasan bab ini berisi tentang biografi intelektual tokoh Imam Nawawi yang meliputi: biografi Imam Nawawi, karya-karya Imam Nawawi, guru-guru Imam Nawawi, sistematika penulisan Kitab Attibyan. BAB III DESKRIPSI PEMIKIRAN IMAM NAWAWI TENTANG ADAB MEMBACA AL-QURAN DALAM KITAB ATTIBYAN FI ADABI HAMALATIL QURAN. Pada bab ini dibahas pengertian adab membaca Alquran, bagaimana adab berinteraksi dengan Al-Qur an, keutamaan membaca Al-quran dan manfaat membaca Al-Quran. BAB IV PEMBAHASAN. BERISI ANALISIS KITAB ATTIBYAN FI ADABI HAMALATIL QURAN, RELEVANSI MEMBACA AL-QURAN DALAM KITAB ATTIBYAN FI ADABI HAMALATIL QURAN DIKAITKAN DENGAN KONTEKS KEKINIAN. Pada bab ini dijelaskan bagaimana adab membaca Al-quran dalam kitab Attibyan karya Imam Nawawi dikaitkan dengan konteks kekinian. BAB V PENUTUP. Bab ini memuat kesimpulan penulis dari pembahasan skripsi ini, saran-saran dan kalimat penutup yang sekiranya dianggap penting dan daftar pustaka. 14

29 BAB II BIOGRAFI IMAM NAWAWI A. Biografi Imam Nawawi 1. Nama dan Keturunan Nama benar beliau adalah Yahya bin Syaraf bin Murra bin Hasan bin Hussain bin Hizam bin Muhammad bin Juma ah. Gelarannya (laqobnya) dikenali sebagai Muhyiddin dan Kunyahnya pula dikenali sebagai Abu Zakariya. Panggilan termasyhur beliau ialah al-nawawi karena dinisbatkan pada asal daerahnya Nawa yaitu nama bagi sebuah kampung yang terletak dalam daerah Hauran berhampiran dengan Kota Damsyik, Syria ( diakses pada 4 September 2018: 20:40). Beliau mendapatkan kunyah (nama yang didahului Abu) Abu Zakariya. Kunyah ini bukan berarti beliau mempunyai seorang putra yang bernama Zakariya sehingga beliau disebut Abu Zakariya (ayahnya Zakariya) melainkan karena tradisi ulama dimana bila ada seorang ulama bernama Yahya maka akan diberi kunyah Abu Zakariya dengan tujuan iltifat kepada Nabi Zakariya dan Ayahnya Yahya. Mengenai pemberian kunyah pada seorang ini beliau singgung di dalam kitabnya yang terkenal al-majmu Syarah Muhaddzab, disitu beliau berkata: Disunnahkan memberi kunyah kepada orang yang mempunyai keutamaan baik laki-laki maupun perempuan, baik dia punya anak atau tidak... 15

30 ( diakses pada 4 September 2018: 20:40). Selain kunyah Abu Zakariya, Imam An-Nawawi juga mendapat laqob (julukan) Muhyiddin, artinya penghidup agama. Imam Nawawi sangat tidak setuju dengan laqob ini hingga diriwayatkan bahwa beliau berkata: tidak aku halalkan orang yang memberiku julukan Muhyiddin ( diakses pada 4 September 2018: 20:40). Al-Imam an-nawawi digelari Muhyiddin (yang menghidupkan agama), namun dia sendiri tidak senang diberi gelar tersebut. Ketidaksukaan itu disebabkan rasa tawadhu yang tumbuh pada diri al- Imam an-nawawi, sebenarnya dia pantas diberi julukan tersebut karena dia menghidupkan sunnah, mematikan bid ah, menyuruh melakukan perbuatan yang ma ruf. Mencegah perbuatan yang mungkar dan memberikan manfaat kepada umat Islam dengan karya-karyanya (Huda, 2011: 57). Beliau dilahirkan pada 10 Muharram 631 H di Nawa. Bapak beliau merupakan penduduk asal dari kampung tersebut. Beliau hanya diberi kesempatan hidup selama 45 tahun saja. Pada hari Rabu yaitu pada bulan Rajab 676 H, beliau menghembuskan nafas terakhirnya dan dikebumikan di kampungnya sendiri di Nawa (Hakimah, 2011: 21). Sebelum meninggal, dia sempat pergi ke Mekkah untuk menunaikan ibadah haji beserta orangtuanya dan menetap di Madinah selama satu 16

31 setengah bulan, dan sempat juga berkunjung ke Baitul Maqdis di Yerussalem. Dan dia juga tidak menikah sampai akhir hayatnya (Huda, 2011: 55). 2. Kehidupan Ketika Kecil dan Dewasa Beliau dilahirkan di desa Nawa yang termasuk wilayah Hauran pada tahun 631H. Kakek tertuanya Hizam singgah di Golan menurut adat Arab, kemudian tinggal di sana dan Allah SWT memberikan keturunan yang banyak, salah satu diantaranya adalah Imam Nawawi (Nawawi, t.th: 9). Bapaknya telah meriwayatkan bahwa ketika beliau berumur tujuh tahun, satu malam pada bulan Ramadhan yaitu pada 27 Ramadhan, anaknya itu telah terjaga lalu bertanya kepada ayahnya: Apakah cahaya yang menerangi rumah? Ayahnya menjawab kami tidak melihat apa-apa cahaya. Maka fahamlah bahwa cahaya itu merupakan cahaya Lailatul Qadar (Hakimah, 2011: 21). Banyak orang terkemuka di Nawa yang melihat anak kecil memiliki kepandaian dan kecerdasan. Mereka menemui ayahnya dan memintanya agar memperhatikannya dengan lebih seksama. Ayahnya mendorong sang Imam menghafalkan Al-Quran dan Ilmu. Maka An-Nawawi mulai menghafal Al-Quran dan dididik oleh orang-orang terkemuka dengan pengorbanan harus meninggalkan masa bermain-mainnya karena harus menekuni Al-Quran dan menghafalnya. Sebagian gurunya pernah melihat bahwa Imam Nawawi bersama anak-anak lain dan memintanya bermain bersama-bersama. Karena sesuatu terjadi diantara mereka, dia lari 17

32 meninggalkan mereka sambil menangis karena merasa dipaksa. Dalam keadaan yang demikian itu dia tetap membaca Al-Quran. Demikianlah, sang Imam tetap terus membaca Al-Quran sampai dia mampu menghafalnya ketika mendekati usia baligh (Nawawi, t.th: 9-10). Pada mulanya dia mempelajari ilmu pengetahuan dari ulama -ulama terkemuka di desa tempat kelahirannya. Kemudian setelah umurnya menginjak dewasa, ayahnya merasa tidak cukup kalau anaknya belajar di dusun tempat kelahirannya itu. Maka pada tahun 649 H, bersama ayahnya an-nawawi berangkat ke Damaskus. Pada waktu itu tempat berkumpulnya ulama - ulama terkemuka, dan tempat kunjungan orang dari berbagai pelosok untuk mendalami ilmu-ilmu keislaman (Huda, 2011: 56). Ketika berusia 9 tahun, ayahnya membawa dia ke Damsyiq untuk menuntut ilmu lebih dalam lagi. Maka tinggallah dia di Madrasah Ar- Rawahiyah pada tahun 649 H. Dia hafal kitab At-Tanbiih dalam tempo empat setengah bulan dan belajar Al-Muhadzdzab karangan Asy-Syirazi dalam tempo delapan bulan pada tahun yang sama. Dia menuntaskan ini semua berkat bimbingan gurunya Al-Kamal Ishaq bin Ahmad bin Usman Al-Maghribi Al-Maqdisi. Dia adalah guru pertamanya dalam ilmu fiqh dan menaruh memperhatikan muridnya ini dengan sungguh-sungguh. Dia merasa kagum atas ketekunannya belajar dan ketidaksukaannya bergaul dengan anak-anak yang seumur. Sang guru amat mencintai muridnya itu dan akhirnya mengangkat dia sebagai pengajar untuk sebagian besar jamaahnya (Nawawi, t.th: 9-10). 18

33 Syeikh Yasin bin Yusuf al-zarkashi, guru tariqatnya menceritakan bahwa ketika Imam Nawawi berusia sepuluh tahun, beliau telah menghafaz Al-Quran. Oleh yang demikian, gurunya itu berjumpa dengan guru Al-Qurannya supaya menumpukan perhatian yang lebih terhadap Imam Nawawi. Pada Usia 19 tahun yaitu pada tahun 649 H, Imam Nawawi telah dibawa oleh bapaknya ke kota Damsyiq dan menempatkannya di al- Rawwahiyah. Al-Rawahiyyah merupakan sebuah pusat pengajian yang termasyhur di Damsyiq yang terletak di sebuah timur Masjid Ibn Urwah. Di sini lah Imam Nawawi Mendalami segala Ilmu agama. Kemudian beliau berangkat ke tanah suci Mekah Mukarramah untuk menunaikan haji bersama bapaknya dan singgah di Madinah untuk jangka masa beberapa bulan. Dikatakan beliau mulai sakit dan kembali ke Kota Damsyiq untuk meneruskan pengajian (Hakimah, 2011: 21-22). Di penghujung usianya, Imam Nawawi bertolak ke negeri kelahirannya dan berziarah ke Al-Quds dan Al-Khalil. Kemudian beliau kembali ke Nawa dan ketika itulah beliau sakit di samping ayah bundanya. Imam Nawawi Rahimahullah wafat pada malam Rabu 24 Rajab tahun 676 H dan dimakamkan di Nawa (Nawawi, t.th: 13). Kuburan beliau sangat terkenal dan selalu diziarahi orang-orang yang mengagumi perjuangannya dalam menegakkan agama Islam. 19

34 3. Akhlak dan Pribadi Imam Nawawi seorang insan yang tidak terpengaruh dengan hiburan di dunia. Beliau hanya menggunakan seluruh isi bumi yang ada hanya dengan menuntut ilmu dan hanya untuk mencari keridhaan Allah. Beliau memang terkenal dengan sifat tekunnya sehingga beliau dikatakan tidak pernah berkahwin sehingga saat kematian beliau sampai (Hakimah, 2011: 21). Imam Nawawi seorang yang sangat zuhud dalam kehidupannya. Pada kebiasaannya, beliau hanya memakan roti Al-Ka k dan buah Zaitun Hauran yang dikirimkan oleh ayahnya sahaja (Hakimah, 2011: 21). Syaikh Syamsuddin bin Al-Fakhr Al-Hanbali berkata, Imam An- Nawawi adalah sosok panutan, hebat, banyak hafal hadits, ahli di semua bidang keilmuan, banyak menulis buku, sangat wara dan zuhud, meninggalkan semua makanan enak kecuali yang dibawakan oleh ayahnya, yaitu kue dan buah tin. Beliau memakai pakaian jelek dan bertambal, beliau tidak mau masuk pemandian umum, beliau tidak memakan semua buah-buahan, beliau tidak memakan satu dirham pun sari semua aktivitasnya (Said, 2016: 20-21). Imam Nawawi tekun menuntut ilmu-ilmu agama, mengarang, menyebarkan ilmu, beribadah, berdzikir, sabar menjalani hidup yang amat sederhana dan berpakaian tanpa berlebihan (Nawawi, t.th: 10). Begitu juga dalam hal menegakkan amar ma ruf nahi mungkar, tanpa peduli apakah ia seorang penguasa atau bukan. Ia sering mengirim surat 20

35 kepada para penguasa yang berisikan nasihat agar selalu berlaku adil dalam mengemban kekuasaan, menghapus cukai dan mengembalikan hak kepada ahlinya. Ia amat rajin dan menghafal banyak hal, karena itu ia lebih unggul dari teman-teman sebayanya (Al-Bugha, Muhyiddin Mistha, 2017: 10) Beliau tidak mau menghabiskan waktunya kecuali menuntut ilmu. Bahkan ketika beliau pergi kemanapun, dalam perjalanan hingga pulang ke rumah, beliau sibuk mengulangi hafalan-hafalan dan bacaan-bacaannya. Beliau bermujadalah dan mengamalkan ilmunya dengan penuh warak dan membersihkan jiwa dari pengaruh-pengaruh buruk sehingga dalam waktu yang singkat beliau telah hafal hadits-hadits dan berbagai disiplin ilmu hadits. Tidak bisa dipungkiri dia adalah seorang alim dalam ilmu-ilmu fiqih dan ushuludin. Beliau telah mencapai puncak pengatahuan madzhab Imam Asy-Syafi i ra dan imam-imam lainnya. Beliau juga memimpin Yayasan Daarul Hadits Al-Asyrafiyah Al-Ulla dan mengajar bayaran disana tanpa mengambil bayaran sedikitpun (Nawawi, t.th: 11). B. Karya-Karya Imam Nawawi Al-Imam an-nawawi adalah ulama yang dikenal sebagai pengarang. Sejak usianya berumur 25 tahun dia banyak menulis karya-karya ilmiah (Huda, 2011: 56). Beliau telah menghasilkan banyak kitab, dintaranya: Syarah Muslim, Al- Irsyad dan At-Taqrib berkenaan dengan segi-segi umum hadits, Tahdzibul 21

36 Asmaa wal Lughaat, Al-Manaasik Al-Sughra dan Al-Manaasik Al-Kubra, Minhajut Taalibin, Bustaanul Arifin, Khulaasahtul Ahkam fi Muhimmaatis Sunan wa Qawaa idil Islam, Raudhatut Taalibiin fii Umdatil Muftiin, Hulyatul Abrar wa Syi aarul Akhyaar fii Talkhiisyid Da awaat wal Adzkaar yang lebih dikenal dengan nama Al-Adzkaar lin Nawawi dan At-Tibyan fii Aadaabi Hamalatil Quran (Nawawi, t.th: 13). Pengabdian ketekunan an-nawawy membuahkan karya-karya yang sangat bermanfaat bagi umat islam di dunia. Diantara kitab yang ia tulis ialah: 1. Minhaj at-thalibin wa Umdah al-muftin 2. Al-Majmu fi Syarh al-muhadzzab as-sirajy 3. Al-Minhaj fi Syarh Mukhtashar al-muharrar 4. Tahdziib al-asmaa` wa al-lughaat 5. Riyadl ash-shalihin min Kalaam Sayyid al-mursaliin 6. Al-Adzkar 7. Al-IIdlah fi Manaasik al-hajj 8. At-Tibyaan fi Aadaab Hamlah al-qur`an 9. Tuhfah at-thalib an-nabiih 10. At-Tanqiih fi Syarh al-wasith 11. At-Tahqiiq fi al-fiqh 12. Muhimmaat al-ahkaam 13. Syarh al-bukhary 14. Al- Umdah fi Tashhiih at-tanbiih 15. Thabaqaat asy-syaafi iyyah 22

37 16. Mukhtashar at-tirmidzi 17. Qismah al-qanaa ah 18. At-Taqriib fi Ilm al-hadits 19. Al-Khulashah fi al-hadits 20. Ru`uus al-masaa`il 21. Mukhtashar at-tanbiih 22. Nakt al-muhadzab 23. Daqaa`iq ar-raudlah 24. Mukhtashar Mubhamaat al-khatiib 25. Al-Iijaz fi Syarh Sunan Abi Daawud 26. Al-Ushul wa al-dlawaabith 27. Al-Masa`il al-mantsurah yang lebih dikenal dengan al-fataawaa 28. Al-Arba in dikenal dengan Arba in An-Nawawy, di Indonesia masyhur dengan nama Hadits Arba in ( diakses pada 4 September 2018, 22:10) C. Guru-Guru Imam Nawawi Imam Nawawi dikatakan telah mengusai kesemua ilmu Islam. Guru-guru yang pernah mengajar beliau merupakan tokoh-tokoh ilmuan Islam yang besar dan mempunyai kepakaran bidang masing-masing. Antara guru-guru beliau adalah Tajuddin al-fazari yang terkenal dengan al-farkah, al-kamal Ishaq al-maghribi, Abdurrahman bin Nuh, Umar bin As ad al-arbali dan Abu al-hassan Salam bin al-hassan al-arbali (Hakimah, 2011: 23). 23

38 Imam Nawawi belajar pada guru-guru yang amat terkenal seperti Abdul Aziz bin Muhammad Al-Ashari, Zainuddin bin Abdud Daim, Imaduddin din Abdul Karim Al-Harastani, Zainuddin Abul Baqa, Khalid bin Yusuf Al- Maqdisi An-Nabalusi dan Jamaluddin Ibn Ash-Shairafi, Taqiyuddin bin Abul Yusri, Syamsuddin bin Abu Umar. Dia belajar fighul hadits pada Asy-Syeikh Al-Muhaqqiq Abu Ishaq Ibrahim bin Isa Al-Muradi Al-Andalusi. Kemudian belajar fiqh pada Al-Kamal Ishaq bin Ahmad bin Usman Al-Maghribi Al- Maqdisi, Syamsuddin Abdurrahman bin Nuh dan Izzuddin Al-Arbili serta guru-guru lainnya (Nawawi, t.th: 10). D. Sistematika Penulisan Kitab Attibyan fi Adabi Hamalatil Quran Secara garis besar penulisan kitab At-Tibyan fi Adaabi Hamalatil Quran terbagi menjadi 10 bagian yaitu: 1. Keutamaan Pembaca Al-Quran dan Penghafalnya 2. Keutamaan Qiraah dan Ahluqiraah 3. Keharusan Memuliakan Ahluquran dan Larangan Menyakiti Mereka 4. Adab Pengajar dan Pelajar Al-Quran 5. Adab Para Penghafal Al-Quran 6. Adab Membaca Al-Quran 7. Adab Mulia Terhadap Al-Quran 8. Anjuran Membaca Ayat dan Surah Pada Waktu dan Keadaan Tertentu 9. Menulis dan Memuliakan Mushaf Al-Quran 10. Akurasi Nama dan Bahasa dalam Kitab Sesuai Urutan Letaknya 24

39 BAB III DESKRIPSI PEMIKIRAN IMAM NAWAWI TENTANG ADAB MEMBACA AL-QURAN DALAM KITAB ATTIBYAN FI ADABI HAMALATIL QURAN A. Pengertian Adab Membaca Al-Quran Menurut al-attas, secara etimologi (bahasa) adab berasal dari bahasa Arab yaitu addaba-yu addibu-ta dib yang telah diterjemahkan oleh al-attas sebagai mendidik atau pendidikan. Dalam kamus Al-Munjid dan Al Kautsar, adab dikaitkan dengan akhlak yang memiliki arti budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat sesuai dengan nilai-nilai agama Islam. Sedangkan, dalam bahasa Yunani adab disamakan dengan kata ethicos atau ethos, yang artinya kebiasaan, perasaan batin, kecenderungan hati untuk melakukan perbuatan. Ethicos kemudian berubah menjadi etika (Nasir, 1991: 14). Al-Ghazali dalam kitab ihya Ulum Al-Din menyatakan bahwa pengertian akhlak adalah suatu keadaan dalam jiwa yang tetap yang memunculkan suatu perbuatan secara mudah dan ringan tanpa perlu pertimbangan dan analisa (jamil, 2013:2). Sebagai manusia tentu mempunyai adab atau norma-norma tersendiri agar hidupnya terarah. Baik norma terhadap diri sendiri, makhluk ciptaan- Nya dan terhadap Allah SWT. Salah satu norma yang perlu diperhatikan adalah ketika berinteraksi dengan kalam Allah yaitu Al-quran Al-Karim. Membaca, menghafal atau mempelajarinya. 25

40 Al-Quran adalah kalam Allah, menghafalkannya adalah aktivitas yang paling besar nilainya, karena hal itu akan membuka pintu-pintu kebaikan. Dan ingatlah bahwa Rasulullah SAW diutus karena sesuatu yang penting dan mendasar, yaitu Al-Quran (Al-Kahil, 2011: 19). Untuk berbicara dengan Allah adalah dengan memahami kalam Allah yaitu dengan memahami Al- Quran. Diriwayatkan dari Abu Umamah Al-Bahili ia berkata, aku mendengar Rasulullah bersabda: اقر ء وا ال ق ر آن, ف ا ن ه ي أ ت ى يو م ا لق ي ام ة ش ف ي عا ل ص ح اب ه Bacalah Al-Quran karena ia akan datang pada Hari Kiamat sebagai pemberi syafaat bagi pembacanya. (HR. Muslim: 804) (Muslim, 2014: 330) Al-Quran merupakan mukjizat dari Allah SWT sehingga, segala sesuatu yang berkaitan dengan Al-Quran sudah tentu merupakan hal yang luar biasa (Yusuf, 2013: 15). Maka penghafal Al-Quran adalah sosok yang luar biasa. Jadi, adab membaca Al-Quran adalah norma, tata cara, budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat yang sesuai dengan nilai-nilai agama Islam dalam berinteraksi dengan kalam Allah agar dapat mengetahui dan mendekatkan diri dengan Allah. Hal ini untuk mengetahui siapa Allah harus memahami dulu ciptaan-nya. B. Pemikiran Imam Nawawi Tentang Adab Membaca Al-Quran dalam Kitab Attibyan fi Adaabi Hamalatil Quran Abu Zakariya Yahya bin Syarif ad-din an-nawawi telah menghasilkan banyak kitab. Salah satu diantaranya adalah At-Tibyan fi Adaabi Hamalatil Quran. Salah satu bab dalam kitab tersebut menjelaskan adab membaca Al- 26

41 Quran. Adapun adab-adab membaca Al-Quran menurut Imam Nawawi (2018: ) adalah: 1. Ikhlas Wajib bagi orang yang membaca Al-Quran untuk ikhlas, memelihara etika ketika berhadapan dengannya, hendaknya ia menghadirkan perasaan dalam dirinya bahwa ia tengah bermunajat pada Allah, dan membaca seakan-akan ia melihat keberadaan Allah Ta ala, jika ia tidak bisa melihatnya maka sesungguhnya Allah melihatnya. 2. Membersihkan Mulut Jika hendak membaca Al-Quran hendaknya ia membersihkan mulutnya dengan siwak atau lainnya dan siwak yang berasal dari tanaman arok lebih utama, bisa juga dengan jenis kayu-kayuan lain, atau dengan sobekan kain kasar, garam abu (alkali), atau lainnya. Sebagian ulama berkata: Doa ketika bersiwak adalah ا لله م ب ا ر ك ل ي ف ي ه ي ا أ ر ح م الر اح م ي ن Ya Allah berkahilah aku dengan apa yang ada padanya, wahai Dzat yang Maha Pengasih. (Nawawi, 2018: 68). Mawardi, seorang ulama bermadzhab Syafi i, berkata: Disunahkan untuk menyikat sebelah luar dan sebelah dalam gigi, menyikat pokokpokok gigi, gusi gigi-gigi geraham, dan langit-langit mulut dengan lembut. (Nawawi, 2018: 68). Para ulama berkata: hendaknya bersiwak dengan batang yang sedang-sedang saja, tidak terlalu kering dan tidak terlalu basah. Jika terlalu 27

42 kering lunakkanlah dengan air dan tidak mengapa menggunakan siwak milik orang lain dengan seizinnya. Adapun jika rongga mulutnya terkena najis yang berasal dari darah atau lainnya maka makruh baginya membaca Al-Quran sebelum membasuhnya. 3. Dalam Kondisi Suci Sebaiknya orang yang hendak membaca Al-Quran berada dalam kondisi suci dan boleh jika ia dalam keadaan berhadats berdasarkan kesepakatan kaum muslimin, hadits mengenai hal ini banyak dan sudah masyhur. Imam Haramain berkata: tidak dikatakan bahwa ia melakukan suatu hal yang makruh akan tetapi ia meninggalkan sesuatu yang lebih afdhal. Jika ia tidak menemukan air maka hendaknya ia bertayamum, untuk wanita yang biasa istihadhah ia dihukumi sebagaimana orang yang berhadats (Nawawi, 2018: 68-69). Untuk yang junub dan haid maka haram bagi keduanya membaca Al- Quran, satu ayat atau tidak sampai satu ayat. Dibolehkan bagi keduanya untuk membaca Al-Quran di dalam hati tanpa dilafalkan, juga boleh melihat mushaf, dan mengingat-ingatnya dalam hati (Nawawi, 2018: 69). Kaum muslimin sepakat bolehnya bertasbih, bertahlil, bertahmid, bertakbir, dan bershalawat atas Rasulullah, serta dzikir lainnya bagi orang yang haid dan orang yang junub. 28

43 4. Bertayamum, jika Tidak Mendapat Air Jika orang yang haid atau junub tidak mendapati air untuk bersuci maka hendaknya bertayamum dan setelah itu boleh baginya mengerjakan sholat, membaca Al-Quran, dan melakukan ibadah lainnya. Jika berhadats maka haram baginya shalat tetapi tidak untuk membaca Al-Quran dan duduk di masjid, yang merupakan hal-hal yang tidak diharamkan bagi orang yang berhadats sebagaimana yang tidak diharamkan bagi keduanya jika telah mandi janabat kemudian berhadats (Nawawi, 2018: 70). Sebagian ulama bermadzhab Syafi i menyebutkan bahwa orang junub yang mukim bila bertayamum maka boleh baginya melaksanakan shalat, dan setelahnya tidak boleh membaca Al-Quran ataupun duduk di masjid. Yang benar adalah boleh, sebagaimana yang telah kami sebutkan (Nawawi, 2018: 71). Seandainya ia bertayamum kemudian shalat dan membaca Al-Quran lalu ia menemukan air maka wajib baginya menggunakan air tersebut karena pada saat itu haram baginya membaca Al-Quran dan melaksanakan apapun yang diharamkan bagi orang yang junub hingga mandi jinabat. 5. Tempat yang Bersih Hendaknya membaca Al-Quran di tempat yang bersih dan nyaman, mayoritas ulama lebih suka kalau tempatnya di masjid karena bersih secara global, tempat yang mulia, serta tempat untuk melakukan keutamaan lainnya, seperti iktikaf; maka hendaknya setiap yang duduk di dalam masjid meniatkan iktikaf baik duduknya dalam waktu lama ataupun 29

44 sebentar bahkan hendaknya ia meniatkan hal tersebut sejak pertama kali masuk masjid, inilah adab yang seharusnya diperhatikan, dan diberitahukan kepada anak-anak dan orang awam, karena ini termasuk hal yang terlupakan. Adapun membaca Al-Quran di kamar mandi, para salaf berbeda pendapat mengenai kemakruhannya. Para ulama yang mengatakan tidak makruh, sebagaimana dinukil oleh Imam yang disepakati kemuliaanya, Abu Bakar bin Mundzir dalam Al-Isyraf dari Ibrahim An-Nakha i dan Malik, yang merupakan perkataan Atha, banyak kelompok yang sependapat dengan hal ini diantaranya Ali bin Abi Thalib. Adapun membaca Al-Quran di jalan dibolehkan selama tidak mengganggu penggunanya, jika sampai mengganggu penggunanya maka hukumnya menjadi makruh sebagaimana Nabi Muhammad memakruhkan orang yang mengantuk membaca Al-Quran karena khawatir terjadi kesalahan. Ibnu Abi Daud meriwayatkan bahwa Abu Darda pernah membaca Al-Quran di jalan, ia juga meriwayatkan bahwa Umar bin Abdulaziz yang mengizinkan ha tersebut. 6. Menghadap Kiblat Hendaknya orang yang membaca Al-Quran di luar shalat membacanya dengan menghadap kiblat. Duduk dalam keadaan khusyuk dan tenang jiwa raganya, menundukkan kepala, tetap menjaga adab duduk seakan-akan berada di hadapan gurunya; dan ini lebih sempurna. 30

45 Seandainya ia membacanya dalam keadaan berdiri, berbaring, di kasurnya, atau dengan berbagai pose pun boleh, dan baginya pahala walaupun pahalanya bukan seperti pada posisi yang pertama. Allah ta ala berfirman:... Artinya: Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orangorang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring... (Ali Imran: ) 7. Memulai Qiraah dengan Ta awudz Ketika ingin membaca Al-Quran disyariatkan untuk berta awudz, yaitu dengan bacaan: ا ع و ذ ب اهلل م ن الش ي ط ان الر ج ي م Aku berlindung kepada Allah dari godaan setan yang terkutuk, demikianlah yang dikatakan jumhur ulama. Dahulu beberapa kelompok salaf berta awudz dengan lafal ا ع و ذ ب اهلل الس م ي ع ال ع ل ي م م ن الش ي ط ان الر ج ي م Dengan lafal ini pun tidak mengapa, akan tetapi lebih baik yang pertama. Ta awudz hukumnya sunnah bukan wajib, sunnah bagi setiap orang yang membaca Al-Quran baik saat shalat maupun di luar shalat, sunah pula membacanya di setiap rekaat shalat berdasarkan pendapat yang paling shahih diantara dua pendapat para ulama (Nawawi, 2018: 76). 31

46 Pendapat kedua mengatakan, sesungguhnya sunahnya hanya pada rekaat pertama saja namun jika lupa hendaknya ia membacanya pada reaat kedua. Dan disunahkan untuk membaca ta awudz pada takbir pertama shalat jenazah menurut pendapat yang paling shahih diantara dua pendapat yang ada. 8. Membiasakan Mengawali Setiap Surah dengan Basmalah Hendaknya selalu membaca basmalah di awal setiap surah selain surah bara ah (At-Taubah), mayoritas ulama berpendapat itu termasuk ayat lanjutan bukan awal surah sebagaimana dalam mushaf, setiap awal surah selalu diawali dengan tulisan lafal basmalah kecuali surah At-Taubah (Nawawi, 2018: 76). Jika ia membacanya berarti ia telah banar-benar mengkhatamkan Al- Quran, atau mengkhatamkan surah tersebut; dan jika ia tidak membaca basmalah di setiap awal surahnya maka sama dengan meninggalkan sebagian Al-Quran, menurut mayoritas ulama. Dengan kata lain, bila ia diupah untuk membaca Al-Quran per asba atau persekian juz maka perhatian untuk membaca basmalah lebih ditekankan karena merupakan konsekuensi berhaknya ia memperoleh upah tersebut, jika ia tidak membacanya maka ia tidak berhak mengambil upah tersebut bagi yang berpendapat: basmalah merupakan awal surah. Ini merupakan permasalahan rumit yang sangat ditekankan perhatian dan pengamalannya. 32

47 9. Mentadaburi Ayat Disyariatkan ketika membaca Al-Quran dalam keadaan khusyuk, banyak dalil mengenai syariat tadabur ketika membaca Al-Quran, yang paling masyhur yang sering disebut: Artinya: Maka Apakah mereka tidak memperhatikan Al Quran? (An-Nisa : 82) Banyak hadits begitu pula atsar yang masyhur terkait masalah ini. Banyak kelompok dari salafus shalih yang bergadang hingga pagi untuk membaca, mengulang-ulang, dan merenungi sebuah ayat; banyak pula salafush shalih yang pingsan ketika sedang membaca Al-Quran; dan tidak sedikit yang meninggal dunia dalam kondisi membaca Al-Quran. As-Sayid al-jalil, seorang yang memiliki banyak kelebihan dan wawasan, Ibrahim Al-Khawash berkata, Obat hati ada 5 yaitu (Nawawi, 2018: 78): a. Membaca Al-Quran dan merenunginya b. Mengosongkan perut c. Qiyamulail d. Berdoa pada waktu sahar (akhir malam) e. Dan bersahabat dengan orang-orang shalih 10. Mengulang-ulang Ayat Tertentu untuk Direnungi Diriwayatkan dari Abu Musa Al-Asy ari ia berkata. Rasulullah bersabda: 33

48 ت ع ا ه د و ا ه ذ ا ا ل ق ر آن ف و ال ذ ي ن ف س م ح م د ب ي د ه ل ه و أ ش د ت ف ل ت ا م ن ا ل ء ب ل ف ي ع ق ل ه ا Ulang-ulanglah Al-Quran ini. Demi dzat yang jiwa Muhammad berada di tangan-nya, ia lebih cepat lepas daripada unta dalam ikatan. (HR. Bukhari dan Muslim) Ketika membaca Al-Quran agar dapat menangis ketika membacanya karena hal demikian merupakan sifat orang-orang yang arif dan tandatanda hamba-hamba Allah yang shalih. Allah Ta ala berfirman: Artinya: Dan mereka menyungkur atas muka mereka sambil menangis dan mereka bertambah khusyu' (Al-Isra : 109) 11. Membaca dengan Tartil Hendaknya membaca Al-Quran dengan tartil. Para ulama sepakat akan dianjurkannya hal itu. Allah Ta ala berfirman:... Artinya: bacalah Al Quran itu dengan tartil. (Al-Muzammil: 4) 12. Memohon Karunia Allah saat Membaca Ayat Rahmat Jika membaca ayat tentang rahmat hendaknya ia memohon karunia Allah, dan ketika membaca ayat tentang adzab hendaknya meminta perlindungan dari keburukan, adzab, atau dengan mengucapkan do a ا لله م ا ن ي ا س أ ل ك ال ع ا ف ي ة Ya Allah, sesungguhnya aku memohon keselamatan. Atau: أ س أ ل ك الع ا ف ي ة م ن ك ل م ك ر وه 34

49 Aku mohon keselamatan dari segala hal yang tidak disukai. Ataupun dengan lafal doa yang lain. Jika ia mendapati ayat tanzih lillah (yang mengandung pemaha sucian Allah) hendaknya ia memahasucikan-nya dengan perkataan: Subhanahu wa Ta ala, Tabaraka wa Ta ala, atau ucapan Jallat Azhamatu Rabbina. Menurut Gufron & Rahmawati (2013: 10) adab membaca Al-Quran secara bathiniyah adalah tersentuh hati dengan bacaan. Jika membaca ayatayat rahmat hendaknya merasa senang, sebaliknya jika membaca ayat-ayat adzab dan ancaman hendaknya hati merasa sedih dan takut. 13. Menghormati Al-Quran Termasuk perkara yang perlu diperhatikan dan sangat ditekankan adalah penghormatan terhadap Al-Quran, yaitu dengan menghindari perkara yang sering disepelekan oleh sebagian orang yang lalai dan para qari yang membaca Al-Quran secara bersama-sama. Diantara penghormatan terhadap Al-Quran, yaitu menghindari tertawa, bersorak sorai, dan berbincang-bincang di sela-sela qiraah kecuali perkataan yang sangat mendesak. Sebagai praktik dari firman Allah Ta ala: Artinya: Dan apabila dibacakan Al Quran, Maka dengarkanlah baik-baik, dan perhatikanlah dengan tenang agar kamu mendapat rahmat. (Al-A raf: 2014) Hendaknya ia berpedoman pada riwayat Ibnu Abi Daud, dari Ibnu Umar bahwa jika membaca Al-Quran ia tidak berbicara hingga 35

50 menyelesaikan bacaannya. Diriwayatkan oleh Bukhari dalam Shahih-nya, ia berkata: Ia tidak berbicara hingga menyelesaikannya )Bukhori, 1995/ 4526). ك ان اب ن ع م ر ر ض ي هللا ع ن ه م ا إ ذ ا ق ر أ ال ق ر آن ل م ي ت ك ل م ح ت ى ي ف ر غ م ن ه ف أ خ ذ ت ع ل ي ه ي و م ا, ف ق ر أ س و ر ة ال ب ق ر ة ح ت ى ان ت ه ى إ ل ى م ك ان ق ال : ت د ر ي ف ي م ا أ ن ز ل ت : ل. ق ال : أ ن ز ل ت ف ي ك ذ ا و ك ذ ا ث م م ض ى (Bukhori: 1995/ 4526) Tidak boleh juga memandang hal-hal yang dapat mengalihkan perhatian dan konsentrasi. Yang lebih buruk lagi ialah melihat orang yang tidak boleh dilihat, seperti melihat amrad (remaja yang belum tumbuh kumis dan jenggot) atau lainnya. Melihat amrad tanpa adanya keperluan, hukumnya haram baik dengan disertai syahwat ataupun tidak, baik ketika kondisi aman dari fitnah atau tidak. Ini merupakan madzhab shahih yang dipilih oleh para ulama. Imam Syafi i dan banyak ulama lainnya telah menyatakan keharamannya. 14. Tidak Boleh Membaca Al-Quran dengan Bahasa Selain Arab Tidak boleh membaca Al-Quran dengan menggunakan bahasa selain Bahasa Arab, baik ia pandai berbahasa Arab ataupun tidak, di dalam shalat ataupun di luar shalat. Jika ia melakukan hal ini dalam shalat maka tidak sah shalatnya. Ini pendapat madzhab Imam Syafi i juga Imam Malik, Ahmad, Daud, dan Abu Bakar bin Mundzir. Adapun Abu Hanifah berpendapat, Hal itu diperbolehkan dan shalatnya sah. (Nawawi, 2018: 91). 36

51 Abu Yusuf dan Muhammad berpendapat: Boleh, bagi orang yang tidak bisa berbahasa Arab dengan baik dan tidak boleh bagi yang bisa berbahasa Arab dengan baik. (Nawawi, 2018: 91). 15. Boleh Membaca Al-Quran Menggunakan Qiraah Sab ah Boleh membaca Al-Quran menggunakan tujuh macam qiraah yang telah disepakati. Adapun dengan yang lainnya tidak boleh, walaupun dengan riwayat syadz yang diriwayatkan dari ketujuh qari tersebut (Nawawi, 2018: 91). Jika ia memulai qiraah dengan menggunakan qiraah salah satu qari, hendaknya ia masih menggunakan qiraah tersebut selama ayat yang sedang dibacanya masih berkaitan dengan ayat berikutnya. Jika ia telah selesai membacanya ia boleh mengganti qiraahnya dengan qiraah sab ah lainnya. Akan tetapi yang lebih utama, dalam satu majlis ia tetap menggunakan satu macam qiraah. 16. Membaca Al-Quran Sesuai Urutan Mushaf Para ulama berkata: Yang paling utama, membaca Al-Quran sesuai urutan mushaf. Pertama ia membaca Al-Fatihah, kemudian Al-Baqarah, kemudian Ali Imran, dan seterusnya berdasarkan urutan, ketika shalat ataupun di luar shalat. Sampai-sampai sebagian ulama mengatakan: Jika pada rekaat pertama ia membaca surah An-Nas maka pada rekaat kedua, setelah Al-Fatihah ia membaca Al-Baqarah (Nawawi, 2018: 92). Pengurutan surah dalam mushaf dijadikan demikian karena suatu hikmah, hendaknya ia membiasakan hal ini kecuali jika terdapat dalil 37

52 pengecualian dalam syariat, seperti sunahnya membaca surah As-Sajdah pada rekaat pertama dan Al-Insan pada rekaat kedua shalat Subuh pada hari Jumat; membaca surah Qaf pada rekaat pertama dan surah Al-Qamar pada rekaat kedua shalat Id. Ketika shalat sunah Fajar disunahkan untuk membaca surah Al-Kafirun pada rekaat pertama dan Al-Ikhlas pada rekaat kedua. Ketika shalat witir disunahkan membaca surah Al-A la pada rekaat pertama, Al-Kafirun pada rekaat kedua, dan Al-Ikhlash serta mu awidzatain pada rekaat ketiga. 17. Membaca Al-Quran dengan Melihat Mushaf Membaca Al-Quran dengan menggunakan mushaf lebih afdhal daripada membaca Al-Quran sekedar mengandalkan hafalan, karena melihat mushaf adalah ibadah yang dituntut. Sehingga selain membaca ia juga melihat ayat yang tengah dibacanya. Membaca Al-Quran dengan hanya mengandalkan hafalan menjadi pilihan bagi yang bisa mencapai kekhusyukan dan tadaburnya dengan hal itu dan bertambah kekhusyukan dan tadaburnya jika ia membacanya dari mushaf. Ini adalah pendapat yang bagus. 18. Tidak Mengeraskan Suara Ketika Membaca Al-Quran Ini sub bab penting yang patut diperhatikan. Ketahuilah bahwa ada banyak hadits shahih dalam kitab shahih ataupun kitab lainnya yang menunjukkan mustahabnya mengeraskan suara ketika membaca Al-Quran, ada pula atsar-atsar yang menunjukkan mustahabnya menyamarkan suara dan merendahkannya. 38

53 Terdapat riwayat dalam kitab Shahih dari Abu Hurairah ia berkata, saya pernah mendengar Nabi bersabda: م ا أ ذ ن هللا ل ش ي ء م ا أ ذ ن ل ن ب ي ح س ن الص و ت ي ت غ ن ى ب ال ق رآن Tidaklah Allah mendengar sesuatu dengan seksama sebagaimana Allah mendengarkan suara merdu seorang Nabi yang sedang menyenandungkan Al-Quran, mengeraskan bacaannya. (Muslim, 2014: 326). Banyak hadits mengenai disyariatkannya mengeraskan suara ketika membaca Al-Quran, yaitu bersumber dari atsar pun tak terhitung banyaknya, yang akan disebutkan yang paling masyhur. Semuanya mengenai orang-orang yang tidak khawatir terjangkit riya, ujub, juga sifat buruk lainnya, dan tidak mengganggu jamaah lain. Sungguh sekelompok salaf lebih memilih merendahkan suaranya karena khawatir. 19. Dianjurkan Membaguskan Suara ketika Qiraah Para ulama yang terdiri dari salaf, khalaf, sahabat, tabi in, dan ulamaulama kaum muslimin setelah mereka sepakat atas anjuran membaguskan suara ketika membaca Al-Quran. Perkataan dan perbuatan mereka yang masyhur berkaitan dengan larangan mengharapkan popularitas. Para ulama berkata: dianjurkan membaguskan suara ketika membaca Al-Quran dan melagukannya selama tidak sampai memanjang-manjangkan qiraah. Jika ia berlebihan hingga bertambah satu huruf atau malah mengurangi satu huruf maka hukumnya menjadi haram (Nawawi, 2018: 112). C. Keutamaan Membaca Al-Quran 39

54 Membaca Al-Quran lebih afdhal jika dibandingkan dengan melafalkan tasbih, tahlil, serta lafal dzikir lainnya. Ini pendapat shahih yang dipilih dan diyakini oleh sebagian ulama. Banyak dalil yang menunjukkan hal tersebut (Nawawi, 2018: 15-16). Banyak sekai nash-nash, baik dalam Al-Quran maupun Hadits yang menyebutkan tentang keutamaan Al-Quran, membacanya dan menghafalnya, diantaranya: 1. Sebaik-baik kamu adalah yang mempelajari Al-Quran dan mengajarkannya عن على كرم هللا وجهه قل : قل رسو ل هلل صلى هللا عليه وسلم : خ ير ك م م ن ت ع ل م ال ق ر آن و ع ل م ه Artinya: Dari Aly-Karomallahu wajhah, ia berkata: Rasulullah bersabda: Sebaik-baik kamu sekalian adalah orang yang mempelajari Al-Quran dan mengajarkannya. (Ad-Darimy Juz II/ 437) 2. Al-Quran menjadi penawar dan rahmat Dalam Al-Quran surah Al- Isra : 82 Artinya: Dan Kami turunkan dari Al Quran suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al Quran itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian. 3. Al-Quran akan menolong pada hari kiamat Diriwayatkan dari Abu Umamah Al-Bahili ia berkata, aku mendengar Rasulullah bersabda: اقر ء وا ال ق ر آن, ف ا ن ه ي أ ت ى يو م ا لق ي ام ة ش ف ي عا ل ص ح اب ه 40

55 Bacalah Al-Quran karena ia akan datang pada Hari Kiamat sebagai pemberi syafaat bagi pembacanya. (HR. Muslim: 804) (Muslim, 2014: 330) 4. Al-Quran merupakan petunjuk ke jalan yang baik Rasulullah SAW bersabda: Apabila perkara-perkaramu samar seperti kegelapan malam, hendaklah kamu membaca Al-Quran. Sebab ia merupakan juru tolong. Barangsiapa menjadikan Al-Quran berada di hadapannya, akan memimpinnya sampai surga; dan barang siapa meletakkannya di belakang, akan menuntunnya ke neraka. Ini menunjukkan bukti bahwa ia menunjukkan jalan kebaikan. Al-Quran adalah kitab yang mengandung penjelasan, sekaligus menjadi pemisah antara hak dan batil. Al-Quran jga memiliki aspek lahir dan batin; lahiriyahnya adalah hukum, batinnya adalah ilmu; lahiriyahnya indah, batinnya mendalam. Segenap keajaibannya tak terbilang. Di dalamnya terkandung cahaya petunjuk dan pelita hikmah (al-karazkani, 1991: 239). Jadi, Al-Quran memberikan petunjuk kepada manusia menuju jalan yang diridhoi Allah yaitu surga. 5. Bagi yang membaca, Akan diangkat derajatnya oleh Allah SWT (Amien, 2008: 6) 6. Al-Quran adalah kitab pembimbing manusia Al-Quran membawa cahaya terang benderang untuk mengeluarkan manusia dari kegelapan; Al-Quran memberi penjelasan dan bimbingan yang lurus; sebagai kabar gembira bagi yang beriman dan beramal saleh (Hadhiri SP, 2005: 173). 41

56 D. Manfaat Membaca Al-Quran Al-Quran itu tidak ada keraguan di dalamnya bagi orang yang beriman; bahkan semakin bertambah imannya bila Al-Quran dibaca (Hadhiri SP, 2005: 175). Tidak akan merugi orang-orang yang membaca Al-Quran. Satu huruf dari bacaan Al-Quran sudah dihitung pahala bagi yang membacanya. Menurut Annisa (2017: 46) Al-Quran mempunyai pengaruh yang besar terhadap kejiwaan seseorang. Hal ini dibuktikan dengan berubahnya jiwa dan kepribadian bangsa Arab setelah mereka mengenal Al-Quran. Al-Quran telah mengubah kepribadian mereka secara total meliputi akhlak perilaku, cara hidup, prinsip, cita-cita dan nilai-nilai serta membentuk mereka menjadi masyarakat yang bersatu, teratur dan bekerjasama. Bahkan perubahan besar yang ditimbulkan oleh Al-Quran dalam jiwa bangsa Arab ini belum ada bandingannya dalam sejarah seruan-seruan kepercayaan yang pernah muncul di semanfaatpanjang kurun sejarah yang berbeda. Tidak dipungkiri lagi dalam Al-Quran terdapat daya spiritual yang luar biasa terhadap jiwa manusia. Banyak sekali keutamaan serta manfaat yang bisa diambil dari membaca Al-Quran antara lain ( diakses pada 8 September 2018, 12:15): 1. Membaca Al-Quran dapat menuntun ke jalan kebenaran, kebaikan, dan keselamatan 2. Membaca Al-Quran dapat melembutkan hati 3. Mambaca Al-Quran akan membuat hati menjadi tentram 42

57 4. Membaca Al-Quran, maka Allah akan melimpahkan rahmad dan penawar bagi segala penyakit 5. Dengan membaca Al-Quran Allah SWT akan memberikan pahala yang berlipat ganda 6. Membaca Al-Quran maka Allah akan menolong kita dari kerugian dan Allah akan menambahkan karunianya 7. Membaca Al-Quran akan membawa syafaat bagi kita di akhirat 8. Allah SWT tidak akan menyesatkan mereka yang membca Al-Quran 9. Membaca Al-Quran merupakan bukti kecintaan kita kepada Allah SWT dan Rasul-Nya 10. Membaca Al-Quran, maka para malaikat akan selalu bersamanya 11. Membaca Al-Quran kita bisa mengetahui kisah-kisah dari para Nabi dan Rasul Allah SWT 12. Membaca Al-Quran bisa tahu apa-apa yang disukai dan apa-apa yang dilarang Allah SWT 13. Membaca Al-Quran bisa mengetahui apa-apa yang harus dilakukan untuk kebutuhan kehidupan di akhirat kelak 14. Membaca Al-Quran maka Allah SWT akan mengeluarkan kita dari kegelapan 15. Mereka yang membaca Al-Quran diibaratkan seperti buah yang memiliki rasa dan bau yang enak 16. Membaca Al-Quran, Allah SWT akan menjadikan kita sebagai keluarganya 43

58 17. Membaca Al-Quran, maka Allah SWT akan menjaga kita 18. Membaca Al-Quran meskipun tidak meminta sesuatu dari Allah, maka Allah SWT akan memberikan sesuatu yang lebih baik daripada orangorang yang meminta sesuatu kepada-nya 19. Dengan membaca Al-Quran maka Allah akan mengkaruniakan kepada orang tua kita mahkota yang berkilauan 20. Membaca Al-Quran kita akan tahu berbagai tanda-tanda kekuasaan Allah SWT 44

59 BAB IV PEMBAHASAN A. Adab Membaca Al-Quran Menurut Imam Nawawi Setiap perbuatan manusia pasti memiliki aturan tersendiri. Dan hakikatnya manusia memiliki kebenaran dan kesalahan masing-masing, memiliki tolak ukur masing-masing. Adanya peraturan masih terjadi kekeliruan dimana-mana, bagaimana jika tidak ada sama sekali. Bahkan paradigma orang terbalik, mereka beranggapan bahwa adanya peraturan untuk dilanggar. Padahal tidak akan ada peraturan jika tidak ada kesalahan. Maka Allah SWT menurunkan wahyu berupa Al-Quran kepada Nabi Muhammad untuk disampaikan kepada umatnya sebagai petunjuk dan pedoman hidup. Seperti yang kita ketahui bahwa Nabi Muhammad SAW adalah sebagai penyempurna akhlak. Bagaimana untuk memahami wahyu Allah tersebut? Yaitu dengan meneguhkan Iman terhadap Allah dan ciptaan-nya. Kenali diri sendiri, kenali ciptaan-nya, maka akan mengenali Allah SWT. A45bu Zakariya Yahya bin Syarif ad-din an-nawawi menghasilkan karya yang mana karya tersebut akan mendekatkan diri dengan Allah. Yaitu kitab Attibyan fi Adaabi Hamalatil Quran yang menjelaskan bagaimana tata cara berinteraksi dengan Al-Quran sehingga kita tahu bagaimana berinteraksi dengan Allah karena Al-Quran adalah kalam Allah SWT. Salah satu bab dalam kitab karya Imam Nawawi tersebut adalah bagaimana adab membaca Al-Quran. 45

60 Adapun adab-adab membaca Al-Quran menurut Imam Nawawi (2018: ) adalah: 1. Ikhlas Wajib bagi orang yang membaca Al-Quran untuk ikhlas, memelihara etika ketika berhadapan dengannya, hendaknya ia menghadirkan perasaan dalam dirinya bahwa ia tengah bermunajat pada Allah, dan membaca seakan-akan ia melihat keberadaan Allah Ta ala, jika ia tidak bisa melihatnya maka sesungguhnya Allah melihatnya. Tulus di dalam hati melakukan etika terhadap Al-Quran dan meyakini sepenuh hati bahwa Allah selalu ada. Ikhlas berarti niat mengharap ridha Allah SWT dalam beramal tanpa menyekutukan-nya dengan yang lain, serta memurnikan niat dari kotoran yang merusak. Suatu ketaatan jika dilakukan dengan tidak ikhlas dan jujur terhadap Allah SWT maka amalan itu tidak ada nilainya dan tidak mendapatkan pahala. Bahkan yang lebih ironis, pelakunya akan mendapatkan ancaman Allah SWT yang sangat besar (Syukur, 2013: ). 2. Membersihkan Mulut Jika hendak membaca Al-Quran hendaknya ia membersihkan mulutnya dengan siwak atau lainnya dan siwak yang berasal dari tanaman arok lebih utama, bisa juga dengan jenis kayu-kayuan lain, atau dengan sobekan kain kasar, garam abu (alkali), atau lainnya. Sebagian ulama berkata: Doa ketika bersiwak adalah 46

61 ا لله م ب ا ر ك ل ي ف ي ه ي ا أ ر ح م الر اح م ي ن Ya Allah berkahilah aku dengan apa yang ada padanya, wahai Dzat yang Maha Pengasih. Mawardi, seorang ulama bermadzhab Syafi i, berkata: Disunahkan untuk menyikat sebelah luar dan sebelah dalam gigi, menyikat pokokpokok gigi, gusi gigi-gigi geraham, dan langit-langit mulut dengan lembut. (Nawawi, 2018: 68). Para ulama berkata: hendaknya bersiwak dengan batang yang sedang-sedang saja, tidak terlalu kering dan tidak terlalu basah. Jika terlalu kering lunakkanlah dengan air dan tidak mengapa menggunakan siwak milik orang lain dengan seizinnya. Adapun jika rongga mulutnya terkena najis yang berasal dari darah atau lainnya maka makruh baginya membaca Al-Quran sebelum membasuhnya. Istilah siwak sebenarnya merujuk pada aktivitas menggosok gigi. Kata siwak sendiri jika diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia berarti menggosok. Jadi, maksud di dalam sub bab ini adalah menggosok gigi, dengan pasta gigi atau sejenisnya. 3. Dalam Kondisi Suci Al-Quran itu suci. Maka untuk berinteraksi dengannya sebaiknya dalam keadaan yang suci pula. Sebaiknya orang yang hendak membaca Al-Quran berada dalam kondisi suci dan boleh jika ia dalam keadaan berhadats berdasarkan 47

62 kesepakatan kaum muslimin, hadits mengenai hal ini banyak dan sudah masyhur. Imam Haramain berkata: tidak dikatakan bahwa ia melakukan suatu hal yang makruh akan tetapi ia meninggalkan sesuatu yang lebih afdhal. Jika ia tidak menemukan air maka hendaknya ia bertayamum, untuk wanita yang biasa istihadhah ia dihukumi sebagaimana orang yang berhadats. (Nawawi, 2018: 68-69). Untuk yang junub dan haid maka haram bagi keduanya membaca Al-Quran, satu ayat atau tidak sampai satu ayat. Dibolehkan bagi keduanya untuk membaca Al-Quran di dalam hati tanpa dilafalkan, juga boleh melihat mushaf, dan mengingat-ingatnya dalam hati. Kaum muslimin sepakat bolehnya bertasbih, bertahlil, bertahmid, bertakbir, dan bershalawat atas Rasulullah, serta dzikir lainnya bagi orang yang haid dan orang yang junub. Jadi boleh juga bagi orang yang junub dan haid ketika ditimpa musibah mengucapkan kalimat Inna Lillahi wa Inna Ilaihi Raji un jika tidak bermaksud membaca ayat Al-Quran (Nawawi, 2018: 69). Boleh juga membaca do a sehari-hari seperti do a sebelum makan, do a ketika naik kendaraan, dan lain-lain. 4. Bertayamum, jika Tidak Mendapat Air Jika orang yang haid atau junub tidak mendapati air untuk bersuci maka hendaknya bertayamum dan setelah itu boleh baginya mengerjakan sholat, membaca Al-Quran, dan melakukan ibadah lainnya. Jika 48

63 berhadats maka haram baginya shalat tetapi tidak untuk membaca Al- Quran dan duduk di masjid, yang merupakan hal-hal yang tidak diharamkan bagi orang yang berhadats sebagaimana yang tidak diharamkan bagi keduanya jika telah mandi janabat kemudian berhadats. Sebagian ulama bermadzhab Syafi i menyebutkan bahwa orang junub yang mukim bila bertayamum maka boleh baginya melaksanakan shalat, dan setelahnya tidak boleh membaca Al-Quran ataupun duduk di masjid. Yang benar adalah boleh, sebagaimana yang telah kami sebutkan. Seandainya ia bertayamum kemudian shalat dan membaca Al-Quran lalu ia menemukan air maka wajib baginya menggunakan air tersebut karena pada saat itu haram baginya membaca Al-Quran dan melaksanakan apapun yang diharamkan bagi orang yang junub hingga mandi jinabat. 5. Tempat yang Bersih Hendaknya membaca Al-Quran di tempat yang bersih dan nyaman, mayoritas ulama lebih suka kalau tempatnya di masjid karena bersih secara global, tempat yang mulia, serta tempat untuk melakukan keutamaan lainnya, seperti iktikaf; maka hendaknya setiap yang duduk di dalam masjid meniatkan iktikaf baik duduknya dalam waktu lama ataupun sebentar bahkan hendaknya ia meniatkan hal tersebut sejak pertama kali masuk masjid, inilah adab yang seharusnya diperhatikan, dan diberitahukan kepada anak-anak dan orang awam, karena ini termasuk hal yang terlupakan (Nawawi, 2018: 72). 49

64 Adapun membaca Al-Quran di kamar mandi, para salaf berbeda pendapat mengenai kemakruhannya. Para ulama yang mengatakan tidak makruh, sebagaimana dinukil oleh Imam yang disepakati kemuliaanya, Abu Bakar bin Mundzir dalam Al-Isyraf dari Ibrahim An-Nakha i dan Malik, yang merupakan perkataan Atha, banyak kelompok yang sependapat dengan hal ini diantaranya Ali bin Abi Thalib (Nawawi, 2018: 72-73). Adapun membaca Al-Quran di jalan dibolehkan selama tidak mengganggu penggunanya, jika sampai mengganggu penggunanya maka hukumnya menjadi makruh sebagaimana Nabi Muhammad memakruhkan orang yang mengantuk membaca Al-Quran karena khawatir terjadi kesalahan. Ibnu Abi Dawud meriwayatkan bahwa Abu Darda pernah membaca Al-Quran di jalan, ia juga meriwayatkan bahwa Umar bin Abdulaziz yang mengizinkan ha tersebut. Selain dianjurkan membaca Al-Quran di tempat yang bersih dan suci dari kotoran dan najis, ketika membaca Al-Quran hendaknya seseorang juga mengenakan pakaian yang rapi, sopan, dan bersih dari kotoran dan najis. Hal tersebut sebagai wujud pemuliaan dan pengagungan terhadap Al-Quran Al-Karim (Amin, Haryanto Al fandi, 2011: 50). 6. Menghadap Kiblat Hendaknya orang yang membaca Al-Quran di luar shalat membacanya dengan menghadap kiblat. Duduk dalam keadaan khusyuk dan tenang jiwa raganya, menundukkan kepala, tetap menjaga adab 50

65 duduk seakan-akan berada di hadapan gurunya; dan ini lebih sempurna (Nawawi, 2018: 74). Seandainya ia membacanya dalam keadaan berdiri, berbaring, di kasurnya, atau dengan berbagai pose pun boleh, dan baginya pahala walaupun pahalanya bukan seperti pada posisi yang pertama. Allah ta ala berfirman:... Artinya: Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring... (Ali Imran: ) 7. Memulai Qiraah dengan Ta awudz Ketika ingin membaca Al-Quran disyariatkan untuk berta awudz, yaitu dengan bacaan: ا ع و ذ ب اهلل م ن الش ي ط ان الر ج ي م Aku berlindung kepada Allah dari godaan setan yang terkutuk, demikianlah yang dikatakan jumhur ulama. Dahulu beberapa kelompok salaf berta awudz dengan lafal ا ع و ذ ب اهلل الس م ي ع ال ع ل ي م م ن الش ي ط ان الر ج ي م pertama. Dengan lafal ini pun tidak mengapa, akan tetapi lebih baik yang 51

66 Ta awudz hukumnya sunnah bukan wajib, sunnah bagi setiap orang yang membaca Al-Quran baik saat shalat maupun di luar shalat, sunah pula membacanya di setiap rekaat shalat berdasarkan pendapat yang paling shahih diantara dua pendapat para ulama (Nawawi, 2018: 76). Pendapat kedua mengatakan, sesungguhnya sunahnya hanya pada rekaat pertama saja namun jika lupa hendaknya ia membacanya pada reaat kedua. Dan disunahkan untuk membaca ta awudz pada takbir pertama shalat jenazah menurut pendapat yang paling shahih diantara dua pendapat yang ada. 8. Membiasakan Mengawali Setiap Surah dengan Basmalah Hendaknya selalu membaca basmalah di awal setiap surah selain surah bara ah (At-Taubah), mayoritas ulama berpendapat itu termasuk ayat lanjutan bukan awal surah sebagaimana dalam mushaf, setiap awal surah selalu diawali dengan tulisan lafal basmalah kecuali surah At- Taubah (Nawawi, 2018: 76). Jika ia membacanya berarti ia telah banar-benar mengkhatamkan Al- Quran, atau mengkhatamkan surah tersebut; dan jika ia tidak membaca basmalah di setiap awal surahnya maka sama dengan meninggalkan sebagian Al-Quran, menurut mayoritas ulama. Dengan kata lain, bila ia diupah untuk membaca Al-Quran per asba atau persekian juz maka perhatian untuk membaca basmalah lebih ditekankan karena merupakan konsekuensi berhaknya ia memperoleh upah tersebut, jika ia tidak membacanya maka ia tidak berhak mengambil upah tersebut bagi yang 52

67 berpendapat: basmalah merupakan awal surah. Ini merupakan permasalahan rumit yang sangat ditekankan perhatian dan pengamalannya. Lain halnya dengan surah At-Taubah. Surah ini tidak diawali dengan basmallah. Berbeda-beda pendapat ulama tentang mengapa demikian. Ada yang berpendapat bahwa ini mengikuti kebiasaan masyarakat Arab yang tidak menyebut basmalah bila membatalkan perjanjian. Ada juga yang berpendapat bahwa itu karena basmalah mengandung curahan rahmat dan limpahan kebajikan, sedang surah ini berbicara tentang pemutusan hubungan Allah dan Rasul-Nya terhadap kaum musyrik sehingga mereka tidak wajar mendapat rahmat khusus dan kebajikan. Ada lagi yang menilai bahwa surah ini adalah bagian dari surah yang lalu sehingga tidak perlu diberi pemisah dalam bentuk basmalah (Shihab, 2013: 12). 9. Mentadaburi Ayat Disyariatkan ketika membaca Al-Quran dalam keadaan khusyuk, banyak dalil mengenai syariat tadabur ketika membaca Al-Quran, yang paling masyhur yang sering disebut: Artinya: Maka Apakah mereka tidak memperhatikan Al Quran? (An-Nisa : 82) Seperti pada bab selanjutnya ketika membca Al-Quran harus benarbenar ikhlas dari hati maka insyaallah mendekati kekhusyukan. 53

68 Banyak hadits begitu pula atsar yang masyhur terkait masalah ini. Banyak kelompok dari salafus shalih yang bergadang hingga pagi untuk membaca, mengulang-ulang, dan merenungi sebuah ayat; banyak pula salafush shalih yang pingsan ketika sedang membaca Al-Quran; dan tidak sedikit yang meninggal dunia dalam kondisi membaca Al-Quran. As-Sayid al-jalil, seorang yang memiliki banyak kelebihan dan wawasan, Ibrahim Al-Khawash berkata, Obat hati ada lima (Nawawi, 2018: 78): a. Membaca Al-Quran dan merenunginya b. Mengosongkan perut c. Qiyamulail d. Berdoa pada waktu sahar (akhir malam) e. Dan bersahabat dengan orang-orang shalih 10. Mengulang-ulang Ayat Tertentu untuk Direnungi Diriwayatkan dari Abu Musa Al-Asy ari ia berkata. Rasulullah bersabda: ت ع ا ه د و ا ه ذ ا ا ل ق ر آن ف و ال ذ ي ن ف س م ح م د ب ي د ه ل ه و أ ش د ت ف ل ت ا م ن ا ل ء ب ل ف ي ع ق ل ه ا Ulang-ulanglah Al-Quran ini. Demi dzat yang jiwa Muhammad berada di tangan-nya, ia lebih cepat lepas daripada unta dalam ikatan. (HR. Bukhari dan Muslim) Ketika membaca Al-Quran agar dapat menangis ketika membacanya karena hal demikian merupakan sifat orang-orang yang arif dan tandatanda hamba-hamba Allah yang shalih. Allah Ta ala berfirman: 54

69 Artinya: Dan mereka menyungkur atas muka mereka sambil menangis dan mereka bertambah khusyu' (Al-Isra : 109) 11. Membaca dengan Tartil Hendaknya membaca Al-Quran dengan tartil. Para ulama sepakat akan dianjurkannya hal itu. Allah Ta ala berfirman:... Artinya: bacalah Al Quran itu dengan tartil. (Al-Muzammil: 4) 12. Memohon Karunia Allah saat Membaca Ayat Rahmat Jika membaca ayat tentang rahmat hendaknya ia memohon karunia Allah, dan ketika membaca ayat tentang adzab hendaknya meminta perlindungan dari keburukan, adzab, atau dengan mengucapkan do a (Nawawi, 2018: 86). ا لله م ا ن ي ا س أ ل ك ال ع ا ف ي ة Ya Allah, sesungguhnya aku memohon keselamatan. Atau: أ س أ ل ك الع ا ف ي ة م ن ك ل م ك ر وه Aku mohon keselamatan dari segala hal yang tidak disukai. Ataupun dengan lafal doa yang lain. Jika ia mendapati ayat tanzih lillah (yang mengandung pemaha sucian Allah) hendaknya ia memahasucikan-nya dengan perkataan: Subhanahu wa Ta ala, Tabaraka wa Ta ala, atau ucapan Jallat Azhamatu Rabbina. 55

70 Menurut Gufron & Rahmawati (2013: 10) adab membaca Al-Quran secara Bathiniyah adalah tersentuh hati dengan bacaan. Jika membaca ayat-ayat rahmat hendaknya merasa senang, sebaliknya jika membaca ayat-ayat adzab dan ancaman hendaknya hati merasa sedih dan takut. 13. Menghormati Al-Quran Termasuk perkara yang perlu diperhatikan dan sangat ditekankan adalah penghormatan terhadap Al-Quran. Yaitu dengan menghindari perkara yang sering disepelekan oleh sebagian orang yang lalai dan para qari yang membaca Al-Quran secara bersama-sama. Diantara penghormatan terhadap Al-Quran, yaitu menghindari tertawa, bersorak sorai, dan berbincang-bincang di sela-sela qiraah kecuali perkataan yang sangat mendesak. Sebagai praktik dari firman Allah Ta ala: Artinya: Dan apabila dibacakan Al Quran, Maka dengarkanlah baik-baik, dan perhatikanlah dengan tenang agar kamu mendapat rahmat. (Al-A raf: 2014) Hendaknya ia berpedoman pada riwayat Ibnu Abi Daud, dari Ibnu Umar bahwa jika membaca Al-Quran ia tidak berbicara hingga menyelesaikan bacaannya. Diriwayatkan oleh Bukhari dalam Shahihnya, ia berkata: Ia tidak berbicara hingga menyelesaikannya )Bukhori, 1995/ 4526). 56

71 ك ان اب ن ع م ر ر ض ي هللا ع ن ه م ا إ ذ ا ق ر أ ال ق ر آن ل م ي ت ك ل م ح ت ى ي ف ر غ م ن ه ف أ خ ذ ت ع ل ي ه ي و م ا, ف ق ر أ س و ر ة ال ب ق ر ة ح ت ى ان ت ه ى إ ل ى م ك ان ق ال : ت د ر ي ف ي م ا أ ن ز ل ت : ل. ق ال : أ ن ز ل ت ف ي ك ذ ا و ك ذ ا ث م م ض ى Tidak boleh juga memandang hal-hal yang dapat mengalihkan perhatian dan konsentrasi. Yang lebih buruk lagi ialah melihat orang yang tidak boleh dilihat, seperti melihat amrad (remaja yang belum tumbuh kumis dan jenggot) atau lainnya. Melihat amrad tanpa adanya keperluan, hukumnya haram baik dengan disertai syahwat ataupun tidak, baik ketika kondisi aman dari fitnah atau tidak. Ini merupakan madzhab shahih yang dipilih oleh para ulama. Imam Syafi i dan banyak ulama lainnya telah menyatakan keharamannya (Nawawi, 2018: 89). 14. Tidak Boleh Membaca Al-Quran dengan Bahasa Selain Arab Tidak boleh membaca Al-Quran dengan menggunakan bahasa selain Bahasa Arab, baik ia pandai berbahasa Arab ataupun tidak, di dalam shalat ataupun di luar shalat. Jika ia melakukan hal ini dalam shalat maka tidak sah shalatnya. Ini pendapat madzhab Imam Syafi i juga Imam Malik, Ahmad, Daud, dan Abu Bakar bin Mundzir (Nawawi, 2018: 91). Adapun Abu Hanifah berpendapat, Hal itu diperbolehkan dan shalatnya sah. (Nawawi, 2018: 91). Abu Yusuf dan Muhammad berpendapat: Boleh, bagi orang yang tidak bisa berbahasa Arab dengan baik dan tidak boleh bagi yang bisa berbahasa Arab dengan baik. (Nawawi, 2018: 91). 57

72 Menurut al-hasany (2007: 93-96) bukanlah suatu ke- asalan Tuhan menetapkan Bahasa Arab menjadi Bahasa Al-Quran. Di balik itu, ternyata banyak menyimpan banyak falsafah mengagumkan. Pertama, bahasa Arab adalah satu-satunya bahasa yang memiliki keunikan tersendiri, ini bisa dilihat dari umumnya asal kata dalam bahasa ini terdiri dari tiga huruf, yang kemudian perubahannya akan merubah pula maknanya walaupun perubahan kata itu tidak sesuai dengan awalnya, tetep saja dari makna, ia memiliki kesinambungan arti. Kedua, bahasa Arab memiliki tata bahasa yang sangat rasional dan seksama, tetapi ia cukup rumit, apalagi jika dibandingkan dengan bahasa Indonesia. Ketiga, bahasa Arab memiliki kekayaan yang bukan saja terlihat dari jenis kelamin kata atau pada bilangannya yaitu tunggal (mufrad), dua (mutsanna) dan jamak atau plural, tetapi juga pada kekayaan kosa kata dan sinonimnya. Keempat, kenapa bahasa ini diistimewakan menjadi bahasa Al- Quran karena bahasa ini memiliki i rab yang menjadi ciri khasnya. Dimana i rab ini yang membahas akhir dari suatu akar dalam suatu kalimat yang disebabkan oleh faktor amil yang berbeda. Dan dari perbedaan ini kemudian akan mempengaruhi makna. Kelima, bahasa ini pun memiliki keunikan dengan banyaknya katakata yang ambigu, dan tidak jarang satu kata atau bahkan satu huruf mempunyai dua atau tiga makna bahkan yang tidak berlawanan. 58

73 15. Boleh Membaca Al-Quran Menggunakan Qiraah Sab ah Boleh membaca Al-Quran menggunakan tujuh macam qiraah yang telah disepakati. Adapun dengan yang lainnya tidak boleh, walaupun dengan riwayat syadz yang diriwayatkan dari ketujuh qari tersebut. Jika ia memulai qiraah dengan menggunakan qiraah salah satu qari, hendaknya ia masih menggunakan qiraah tersebut selama ayat yang sedang dibacanya masih berkaitan dengan ayat berikutnya. Jika ia telah selesai membacanya ia boleh mengganti qiraahnya dengan qiraah sab ah lainnya. Akan tetapi yang lebih utama, dalam satu majelis ia tetap menggunakan satu macam qiraah. 16. Membaca Al-Quran Sesuai Urutan Mushaf Para ulama berkata: Yang paling utama, membaca Al-Quran sesuai urutan mushaf. Pertama ia membaca Al-Fatihah, kemudian Al-Baqarah, kemudian Ali Imran, dan seterusnya berdasarkan urutan, ketika shalat ataupun di luar shalat. Sampai-sampai sebagian ulama mengatakan: Jika pada rekaat pertama ia membaca surah An-Nas maka pada rekaat kedua, setelah Al-Fatihah ia membaca Al-Baqarah (Nawawi, 2018: 92). Pengurutan surah dalam mushaf dijadikan demikian karena suatu hikmah, hendaknya ia membiasakan hal ini kecuali jika terdapat dalil pengecualian dalam syariat, seperti sunahnya membaca surah As-Sajdah pada rekaat pertama dan Al-Insan pada rekaat kedua shalat Subuh pada hari Jumat; membaca surah Qaf pada rekaat pertama dan surah Al-Qamar pada rekaat kedua shalat Id. Ketika shalat sunah Fajar disunahkan untuk 59

74 membaca surah Al-Kafirun pada rekaat pertama dan Al-Ikhlas pada rekaat kedua. Ketika shalat witir disunahkan membaca surah Al-A la pada rekaat pertama, Al-Kafirun pada rekaat kedua, dan Al-Ikhlash serta mu awidzatain pada rekaat ketiga. 17. Membaca Al-Quran dengan Melihat Mushaf Membaca Al-Quran dengan menggunakan mushaf lebih afdhal daripada membaca Al-Quran sekedar mengandalkan hafalan, karena melihat mushaf adalah ibadah yang dituntut. Sehingga selain membaca ia juga melihat ayat yang tengah dibacanya. Membaca Al-Quran dengan hanya mengandalkan hafalan menjadi pilihan bagi yang bisa mencapai kekhusyukan dan tadaburnya dengan hal itu dan bertambah kekhusyukan dan tadaburnya jika ia membacanya dari mushaf. Ini adalah pendapat yang bagus. 18. Tidak Mengeraskan Suara Ketika Membaca Al-Quran Ini sub bab penting yang patut diperhatikan. Ketahuilah bahwa ada banyak hadits shahih dalam kitab shahih ataupun kitab lainnya yang menunjukkan mustahabnya mengeraskan suara ketika membaca Al- Quran, ada pula atsar-atsar yang menunjukkan mustahabnya menyamarkan suara dan merendahkannya (Nawawi, 2018: 102). Terdapat riwayat dalam kitab Shahih dari Abu Harairah ia berkata, saya pernah mendengar Nabi bersabda: م ا أ ذ ن هللا ل ش ي ء م ا أ ذ ن ل ن ب ي ح س ن الص و ت ي ت غ ن ى ب ال ق رآن Tidaklah Allah mendengar sesuatu dengan seksama sebagaimana Allah mendengarkan suara merdu seorang Nabi yang sedang 60

75 menyenandungkan Al-Quran, mengeraskan bacaannya. (Muslim, 2014: 326). Banyak hadits mengenai disyariatkannya mengeraskan suara ketika membaca Al-Quran, yaitu bersumber dari atsar pun tak terhitung banyaknya, yang akan disebutkan yang paling masyhur. Semuanya mengenai orang-orang yang tidak khawatir terjangkit riya, ujup, juga sifat buruk lainnya, dan tidak mengganggu jamaah lain. Sungguh sekelompok salaf lebih memilih merendahkan suaranya karena khawatir. 19. Dianjurkan Membaguskan Suara ketika Qiraah Para ulama yang terdiri dari salaf, khalaf, sahabat, tabi in, dan ulama-ulama kaum muslimin setelah mereka sepakat atas anjuran membaguskan suara ketika membaca Al-Quran. Perkataan dan perbuatan mereka yang masyhur berkaitan dengan larangan mengharapkan popularitas. Para ulama berkata: dianjurkan membaguskan suara ketika membaca Al-Quran dan melagukannya selama tidak sampai memanjangmanjangkan qiraah. Jika ia berlebihan hingga bertambah satu huruf atau malah mengurangi satu huruf maka hukumnya menjadi haram (Nawawi, 2018: 112). B. Relevansi Pemikiran Imam Nawawi Tentang Adab Membaca Al-Quran dalam Kitab Attibyan fi Adaabi Hamalatil Quran dengan Masa Kekinian Di zaman globalisasi ini tentu berbeda dengan zaman kehidupan Imam Nawawi. Dengan realita yang ada saat ini banyak sekali akhlak seseorang tidak diperhatikan lagi. Baik akhlak terhadap diri sendiri, orang tua, guru, 61

76 sesama manusia, dan akhlak terhadap Allah SWT. Salah satu contoh dari beberapa kasus kekinian adalah tidak adanya rasa hormat anak didik terhadap gurunya hingga guru dipenjarakan karena mencubit muridnya. Padahal guru adalah yang membentuk jiwa seseorang hingga anak pantas disebut manusia yang beradab. Lalu bagaimana seseorang bisa bercengkrama dengan Allah jika untuk membentuk sosialisasi terhadap sesama saja tidak bisa. Seperti halnya dalam kisah Nabi Ibrahim untuk mengenal Allah SWT beliau mengenali ciptaan- Nya terlebih dahulu. Nabi Ibrahim mengenal matahari, bintang, bulan dan kemudian bisa mengenal siapa Allah. Maka untuk mengenal Allah adalah dengan mengenal ciptaan-nya terlebih dahulu. Berhubungan baik dengan sesama manusia karena semua makhluk di dunia adalah ciptaan Allah SWT. Jika tidak berhubungan baik dengan sesama maka tidak berhubungan baik dengan ciptaan Allah. Bukan hanya dengan ciptaan Allah tetapi juga dengan kalam Allah yaitu Al-Quran Al-Karim. Dari keterangan pada bab sebelumnya kita akan menemukan bagaimana adab yang baik ketika sedang membaca Al-Quran. Namun apakah adab-adab tersebut masih relevan jika diterapkan pada kondisi sekarang. Mengingat di zaman globalisasi ini, kita dihadapkan dengan kondisi yang sangat kompleks yang mengubah paradigma seseorang hingga mempengaruhi akhlak anak bangsa dan menjadi tidak beradab. 62

77 Dari keterangan tersebut, penulis mencoba menganalisis apakah adab membaca Al-Quran yang dipaparkan oleh Imam Nawawi ini diaplikasikan oleh pembacanya sesuai dengan realita yang ada pada zaman kekinian. Pertama, wajib bagi orang yang membaca Al-Quran untuk khusyuk dan ikhlas, memelihara etika walaupun tidak ada yang melihatnya. Tidak semua pembaca Al-Quran mengaplikasikan hal tersebut. Mereka merasa tidak ada yang mengawasi di sekitarnya. Bacaannya tidak ikhlas, terlalu cepat dan terlalu meremehkan kaidah membaca. Akhirnya Makhorijul Huruf dan Tajwidnya tidak diperhatikan. Padahal dalam membaca Al-Quran ketika salah satu huruf atau salah panjang dan pendeknya maka akan mengubah makna dari arti Al-Quran. Dan tidak disadari bahwa hal tersebut berdosa. Kedua, membaca Al-Quran harus dengan keadaan bersih dan suci. Suci badan, pakaian maupun tempat. Berkembangnya teknologi yang semakin canggih menjadikan segala sesuatu menjadi praktis dan instan. Adanya Al- Quran terjemah baik mushaf maupun bentuk android menimbukan anggapan bahwa berinteraksi dengan itu tidak sama dengan berinteraksi dengan mushaf Al-Quran. Tidak sedikit orang yang meremehkan hal ini dengan alasan Al- Quran terjemah tidak perlu wudhu. Padahal tetap saja itu mushaf. Harus kita hormati dalam bentuk apapun. Sudah wudhu saja terkadang masih ada najis yang tertempel. Di badan maupun pakaian. Jadi, kita harus menghormati Al- Quran, karena jika kita mendekat dengan Al-Quran, Al-Quran juga mau mendekat dan mengikuti, tetapi jika kita murka terhadapnya, maka Al-Quran juga murka. 63

78 Ketiga, menghadap kiblat ketika membaca Al-Quran. Insyaallah dalam hal ini banyak yang sudah mengetahui dan merealisasikannya. Keempat, mengawali dengan taawudz dan basmallah. Untuk pelafalan basmallah mayoritas sudah melakukannya, tapi tidak untuk ta awudz. Hanya sebagian dari mereka. Yang belum diketahui adalah tidak dibolehkannya pelafalan basmalah dalam surah At-Taubah. Kelima, merenungi ayat ketika membaca Al-Quran. Semakin banyaknya kesibukan setiap orang pada dunianya sampai-sampai lupa bahwa hidup di dunia hanya sementara waktu. Bahkan untuk merenungi Al-Quran, membaca saja malas. Mereka lebih tertarik dengan gudgetnya. Astaghfirullahaladzim. Keenam, membaca dengan melagukan dan tartil serta tidak mengeraskan suara. Dalam hal ini sudah terealisasi kecuali para penghafal yang dengan mengeraskan suaranya labih mudah dibanding pelan-pelan. Yang perlu diketahui adalah, hal baik jika dilakukan dengan cara yang salah maka menjadi tidak baik. Contoh: membaca Al-Quran itu baik, tetapi jika bacaanmu mengganggu orang lain, sedang tidur misalnya, maka menjadi tidak baik. Ketujuh, membaca sesuai urutan dan melihat mushaf. Karena sudah hafal lalu membaca tanpa melihat mushaf. Hal ini yang sering terjadi. Padahal melihat mushaf justru membuat hafalan semakin kuat. Berdasarkan uraian di atas, adab-adab membaca Al-Quran belum diperhatikan oleh setiap orang. Padahal ketika berinteraksi dengan Al-Quran berarti berinteraksi dengan Allah SWT. Hal ini karena kurang sadarnya 64

79 seseorang akan kehambaannya dan kedudukannya di dunia. Mereka terlena dan terlupakan dengan globalisasi yang semakin berkembang dan mengubah paradigma setiap orang. Bahkan mengubah adab anak akibat tidak ada pengawasan dan perhatian dari orang tua. Akhirnya mereka lupa dengan akhiratnya. Dengan adab yang terpuji, maka seseorang akan menjadi lebih bertaqwa kepada Allah SWT, dan kebaikannya akan terlihat dalam setiap tindakannya. Oleh karena itu, adab membaca Al-Quran dalam kitab Attibyan fi Adaabi Hamalatil Quran sangat relevan untuk dijadikan pedoman yang baik dalam berinteraksi dengan Al-Quran untuk menghadapi tantangan zaman. Terutama bagi para penghafal Al-Quran yang senantiasa menjaga dan menghormati Al- Quran. Menurut penulis, relevansi adab membaca Al-Quran dalam kitab Attibyan fii Adaabi Hamalatil Quran untuk menghadapi zaman kekinian adalah dapat menjadi solusi dalam memperbaiki adab ketika berinteraksi dengan Al-Quran, khususnya para penghafal Al-Quran dalam menghadapi karakteristik zaman sekarang. Dan sebaiknya adab yang baik ditanamkan dari masa dini agar kelak menjadi generasi yang berakhlak mulia. 65

80 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Dari berbagai penjelasan dan analisis yang sudah penulis paparkan di atas, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Adab-adab membaca AlQuran dalam kitab Attibyan fi Adaabi Hamalatil Quran karya Imam Nawawi meliputi: ikhlas, membersihkan mulut, dalam kondisi suci, bertayamum jika tidak mendapat air, tempat yang bersih, menghadap kiblat, memulai qiraah dengan taawudz, membiasakan mengawali setiap surah dengan basmalah kecuali surah At-Taubah, mentadaburi ayat, mengulang-ulang ayat tertentu untuk direnungi, membaca dengan tartil, memohon karunia Allah saat membaca ayat rahmat, menghormati Al-Quran, tidak boleh membaca Al-Quran dengan Bahasa selain Arab, boleh membaca Al-Quran dengan qiraah sab ah, membaca Al-Quran sesuai urutan mushaf, membaca Al-Quran dengan melihat mushaf, tidak mengeraskan suara ketika membaca Al-Quran, dan dianjurkan membaguskan suara ketika qiraah. 2. Adab membaca Al-Quran dalam kitab Attibyan fi Adaabi Hamalatil Quran sangat relevan untuk dijadikan pedoman yang baik dalam berinteraksi dengan Al-Quran untuk menghadapi tantangan zaman. Terutama bagi para penghafal Al-Quran yang senantiasa menjaga dan menghormati Al-Quran. Relevansi adab membaca Al-Quran dalam kitab Attibyan fii Adaabi Hamalatil Quran untuk menghadapi zaman kekinian adalah dapat menjadi 66

81 solusi dalam memperbaiki adab ketika berinteraksi dengan Al-Quran, khususnya para penghafal Al-Quran dalam menghadapi karakteristik zaman sekarang. Dan sebaiknya adab yang baik ditanamkan dari masa dini agar kelak menjadi generasi yang berakhlak mulia. B. Saran Dalam rangka mewujudkan manusia yang beradab terhadap Allah SWT dan ciptaannya, ada beberapa hal penting yang harus diperhatikan, yaitu: 1. Sadar diri bahwa kita adalah makhluk ciptaannya yang akan kembali kepada-nya sehingga kita tahu bahwa segala sesuatu yang ada di dunia adalah milik Allah dan sifatnya hanya sementara 2. Berbuat baik dengan apapun dan siapapun, karena walaupun tidak ada yang melihat kita, sesungguhnya Allah selalu bersama kita. Maka jadilah insan kamil, manusia yang beradab 3. Meninggalkan sesuatu yang bersifat keduniaan dan mengingat Allah kapanpun dan dimanapun 67

82 DAFTAR PUSTAKA Al-Bugha, Musthafa, Muhyiddin Mistha Al-Wafi fi Syarh al-arba in an- Nawawiyah. Jawa Barat: Fathan Prima Media. Al-Hasany, Azzah Zain Al-Quran Puncak Selera Sastra. Surakarta: Ziyad Visi Media Al-Kahil, Abdud Daim Hafal Al-Qur an Tanpa Nyantri. Sukoharjo: Arafah. Al-karazkani, Ibrahim Taman Orang-Orang yang Bertobat. Jakarta: Pustaka Zahra. Amien, Siddiq Buku Pintar Al-Quran. Jakarta Selatan: Qultum Media. Amin, Samsul Munir, Haryanto Al-Fandi Etika Berdzikir Berdasarkan Al- Quran dan Sunnah. Jakarta: Amzah. An-Nawawi At-Tibyan Adab Penghafal Al-Quran. Solo: Al-Qowam. Annisa, Thahirah Pengaruh Mendengarkan dan Membaca Al-Quran Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Lansia Hipertensi di Panti Sosial Tresna Werdha Mabaji Gowa. Skripsi tidak diterbitkan. Makassar: Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan. Az-Zawawi, Yahya Abdul Fattah Revolusi Menghafal Al-Qur an. Surakarta: Penerbit Insan Kamil. Badar Kisah Kaum Salaf Bersama Al-Qur an. Jakarta Timur: Pustaka Al- Kautsar. Bukhori, Imam Matan Albukhori. Lebanon: Darul Fikr. Gufron, Muhammad, Rahmawati Ulumul Qur an. Yogyakarta: Penerbit Teras. Hadhiri SP, Choiruddin Klasifikasi Kandungan Al-Quran Jilid I. Jakarta: Gema Insani Press. Hakimah, Farhatul Pendidikan Akhlak Terhadap Allah Menurut Imam Al- Nawawi: Satu Kajian Teks Kitab Riyadh Al-Salihin. Tesis tidak diterbitkan. Malaysia: Fakulti Pendidikan Universiti Teknologi Malaysia. diakses pada 8 November 2015, 03:17 diakses pada 8 September 2018, 12:15.

83 Huda, Mohammad Taufiqul Studi Atas Pendapat Al-Imam An-Nawawi dalam Kitab Al-Majmu Syarh Al-Muhazzab Tentang Hak Hadanah Karena Istri Kafir. Skripsi tidak diterbitkan. Semarang: Jurusan Ahwal Al- Syakhsiyah. Muhamad Metodologi Penelitian Ekonomi Islam Pendekatan Kuantitatif. Jakarta: PT. Raja Grafindo. Muliawan, Jasa Ungguh Metodologi Penelitian Pendidikan. Yogyakarta: Penerbit Gava Media. Muslim, Imam Shohih Muslim. Lebanon: Dar al-kutub al-ilmiyah. Nasir, Sahilun A Tinjauan Akhlak. Surabaya: Al Ikhlas. Nawawi, Imam. T.th. Keutamaan Membaca dan Mengkaji Al-Quran. E-Book: Konsis Media. Razak, Nasruddin Dienul Islam. Bandung: Alma arif. Said, Abu Abdillah Penjelasan Lengkap Hadits Arbain Imam An-Nawawi. Solo: Al-Wafi. Shihab, M. Quraish Al-Quran dan Maknanya. Tangerang: Penerbit Lentera Hati. Subkhi, Nidhom Al-Imam Muhyiddin Abi Zakariya Yahya An-Nawawi (Bagian Satu). (Online). Diakses 4 September 2018) Syukur, Abdul Dahsyatnya Sabar, Syukur, & Ikhlas. Jogjakarta: Sabil. Thabathaba i, Allamah M.H Mengungkap Rahasia Al-Qur an. Bandung: Penerbit Mizan. Wahyudi, Rofiul, Ridhoul Wahidi Sukses Menghafal Al-Qur an Meski Sibuk Kuliah. Jogjakarta: Semesta Hikmah. Yusuf, Muhammad Tahun Hafal Al-Qur an. Jogjakarta: Sabil. Zen, Irfan Muhammad Biografi Tokoh Islam: Imam Muhyiddin Yahya An- Nawawi. (Online). Diakses pada 4 September 2018.

84 2

85 3

86 ADAB MEMBACA AL-QURAN DALAM KITAB ATTIBYAN FI ADABI HAMALATIL QURAN KARYA IMAM NAWAWI Oleh Uswatun Khasanah Latar Belakang Masalah Islam sebagai agama yang universal dan abadi. Agama Islam, yang mengandung jalan hidup manusia yang paling sempurna dan memuat ajaran yang menuntun umat manusia kepada kebahagiaan dan kesejahteraan, dapat diketahui dasar-dasar dan perundang-undangannya melalui Al-Quran. Al-Quran adalah sumber utama dan mata air yang memancarkan ajaran Islam

PENGARUH PENGGUNAAN GAME ONLINE TERHADAP MINAT MEMBACA AL-QUR AN PADA SISWA KELAS X DI SMA NEGERI 1 DUKUN KABUPATEN MAGELANG

PENGARUH PENGGUNAAN GAME ONLINE TERHADAP MINAT MEMBACA AL-QUR AN PADA SISWA KELAS X DI SMA NEGERI 1 DUKUN KABUPATEN MAGELANG PENGARUH PENGGUNAAN GAME ONLINE TERHADAP MINAT MEMBACA AL-QUR AN PADA SISWA KELAS X DI SMA NEGERI 1 DUKUN KABUPATEN MAGELANG SKRIPSI Oleh: Muhammad Reyzal Almujahid NPM: 20120720145 FAKULTAS AGAMA ISLAM

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN AKHLAK DI SMP N 1 WIRADESA KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN AJARAN 2011/2012 SKRIPSI

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN AKHLAK DI SMP N 1 WIRADESA KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN AJARAN 2011/2012 SKRIPSI IMPLEMENTASI PENDIDIKAN AKHLAK DI SMP N 1 WIRADESA KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN AJARAN 2011/2012 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Pendidikan

Lebih terperinci

Oleh : Ahmad Abdillah NPM:

Oleh : Ahmad Abdillah NPM: PETUNJUK-PETUNJUK RASULULLAH SAW TERHADAP PENDIDIKAN PEMUDA DAN RELEVANSINYA DENGAN PEMBELAJARAN MASA KINI (Kajian terhadap Kitab al-hady an-nabawiy fi Tarbiyah al-aula d fi Ḍaui al-kita b wa as-sunnah)

Lebih terperinci

HALAMAN PERSEMBAHAN. karya tulis ini untuk: Bapak Ibuku yang telah menumbuhkembangkanku. Para Guruku yang telah ikhlas mendidikku

HALAMAN PERSEMBAHAN. karya tulis ini untuk: Bapak Ibuku yang telah menumbuhkembangkanku. Para Guruku yang telah ikhlas mendidikku MOTTO مي ين ر س وال م ن ھ م ي ت ل و ع ل ي ھ م ء اي ات ه و ي ز كيھ م ھ و ال ذ ي ب ع ث ف ي األ و ي ع ل م ھ م ال ك ت اب و ال ح ك م ة و إ ن ك ان وا م ن ق ب ل ل ف ي ض ال ل م ب ين Dia-lah yang mengutus kepada

Lebih terperinci

ADAB MURID TERHADAP GURU MENURUT IMAM AL-GHAZALI, SYEKH AZ-ZARNUJI DAN ABDULLAH NASHIH ULWAN OLEH RAHMATULLAH

ADAB MURID TERHADAP GURU MENURUT IMAM AL-GHAZALI, SYEKH AZ-ZARNUJI DAN ABDULLAH NASHIH ULWAN OLEH RAHMATULLAH ADAB MURID TERHADAP GURU MENURUT IMAM AL-GHAZALI, SYEKH AZ-ZARNUJI DAN ABDULLAH NASHIH ULWAN OLEH RAHMATULLAH UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ANTASARI BANJARMASIN 2017 M/1438 H ADAB MURID TERHADAP GURU MENURUT

Lebih terperinci

ETOS KERJA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PERSPEKTIF AL QUR AN SURAT AT- TAUBAH AYAT 105

ETOS KERJA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PERSPEKTIF AL QUR AN SURAT AT- TAUBAH AYAT 105 ETOS KERJA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PERSPEKTIF AL QUR AN SURAT AT- TAUBAH AYAT 105 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Ilmu Pendidikan

Lebih terperinci

RELEVANSI KONSEP IMAM AL-GAZÂLÎ TENTANG SABAR DALAM KITAB IHYA ULUMUDDIN DENGAN TUJUAN PENDIDIKAN ISLAM

RELEVANSI KONSEP IMAM AL-GAZÂLÎ TENTANG SABAR DALAM KITAB IHYA ULUMUDDIN DENGAN TUJUAN PENDIDIKAN ISLAM RELEVANSI KONSEP IMAM AL-GAZÂLÎ TENTANG SABAR DALAM KITAB IHYA ULUMUDDIN DENGAN TUJUAN PENDIDIKAN ISLAM SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Ilmu

Lebih terperinci

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S.1) Dalam Ilmu Tarbiyah.

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S.1) Dalam Ilmu Tarbiyah. PENGARUH METODE MEANINGFUL INSTRUCTIONAL DESIGN (MID) TERHADAP KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA PADA MATA PELAJARAN QUR AN HADITS KELAS X DI MAN 1 KUDUS TAHUN PELAJARAN 2015/2016 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

HUBUNGAN PEMAHAMAN MATA PELAJARAN FIQH DENGAN PENGAMALAN IBADAH PUASA RAMADHAN SISWA KELAS 3 MI NURUL HIKMAH KALIBUNTU LOSARI BREBES

HUBUNGAN PEMAHAMAN MATA PELAJARAN FIQH DENGAN PENGAMALAN IBADAH PUASA RAMADHAN SISWA KELAS 3 MI NURUL HIKMAH KALIBUNTU LOSARI BREBES HUBUNGAN PEMAHAMAN MATA PELAJARAN FIQH DENGAN PENGAMALAN IBADAH PUASA RAMADHAN SISWA KELAS 3 MI NURUL HIKMAH KALIBUNTU LOSARI BREBES SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh

Lebih terperinci

ADAB MURID TERHADAP GURU DALAM PERSPEKTIF KITAB BIDAYATUL HIDAYAH KARANGAN IMAM GHAZALI

ADAB MURID TERHADAP GURU DALAM PERSPEKTIF KITAB BIDAYATUL HIDAYAH KARANGAN IMAM GHAZALI ADAB MURID TERHADAP GURU DALAM PERSPEKTIF KITAB BIDAYATUL HIDAYAH KARANGAN IMAM GHAZALI Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana

Lebih terperinci

PEMIKIRAN IBNU KHALDUN TENTANG PENDIDIKAN

PEMIKIRAN IBNU KHALDUN TENTANG PENDIDIKAN PEMIKIRAN IBNU KHALDUN TENTANG PENDIDIKAN SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari Tugas Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I) Program Studi Pendidikan Agama Islam (Tarbiyah) Oleh:

Lebih terperinci

PROGRAM PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER ISLAMI BERBASIS METODE PEMBIASAAN DI MADRASAH IBTIDAIYAH MA ARIF PANJENG JENANGAN PONOROGO

PROGRAM PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER ISLAMI BERBASIS METODE PEMBIASAAN DI MADRASAH IBTIDAIYAH MA ARIF PANJENG JENANGAN PONOROGO PROGRAM PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER ISLAMI BERBASIS METODE PEMBIASAAN DI MADRASAH IBTIDAIYAH MA ARIF PANJENG JENANGAN PONOROGO SKRIPSI Diajukan kepada: Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Pendidikan pada dasarnya. tidak hanya menyampaikan dan memberi hafalan. Pendidikan yang ideal

BAB I PENDAHULUAN. yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Pendidikan pada dasarnya. tidak hanya menyampaikan dan memberi hafalan. Pendidikan yang ideal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bagi kehidupan manusia saat ini, pendidikan merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Pendidikan pada dasarnya membimbing, mendidik, dan mengarahkan ke

Lebih terperinci

PERAN BAITUL ARQOM DALAM MENANAMKAN FONDASI KARAKTER ISLAM (STUDI MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

PERAN BAITUL ARQOM DALAM MENANAMKAN FONDASI KARAKTER ISLAM (STUDI MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS PERAN BAITUL ARQOM DALAM MENANAMKAN FONDASI KARAKTER ISLAM (STUDI MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA TAHUN 2012/2013) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR DAN KEAKTIFAN SISWA PADA PEMBELAJARAN FIQIH MATERI POKOK KETENTUAN QURBAN DENGAN MENGGUNAKAN CARD SORT

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR DAN KEAKTIFAN SISWA PADA PEMBELAJARAN FIQIH MATERI POKOK KETENTUAN QURBAN DENGAN MENGGUNAKAN CARD SORT UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR DAN KEAKTIFAN SISWA PADA PEMBELAJARAN FIQIH MATERI POKOK KETENTUAN QURBAN DENGAN MENGGUNAKAN CARD SORT (STUDI TINDAKAN DI KELAS V MI NURUL HUDA PEGUNDAN PETARUKAN PEMALANG

Lebih terperinci

PENGARUH KEDISIPLINAN BELAJAR SANTRI TERHADAP TINGKAT KEBERHASILAN MENGHAFAL AL-QUR AN SANTRI PONDOK PESANTREN AL-AZIZ LASEM REMBANG

PENGARUH KEDISIPLINAN BELAJAR SANTRI TERHADAP TINGKAT KEBERHASILAN MENGHAFAL AL-QUR AN SANTRI PONDOK PESANTREN AL-AZIZ LASEM REMBANG PENGARUH KEDISIPLINAN BELAJAR SANTRI TERHADAP TINGKAT KEBERHASILAN MENGHAFAL AL-QUR AN SANTRI PONDOK PESANTREN AL-AZIZ LASEM REMBANG SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat Guna Memperoleh

Lebih terperinci

NOTA PERSETUJUAN PEMBIMBING

NOTA PERSETUJUAN PEMBIMBING NOTA PERSETUJUAN PEMBIMBING Lamp. : 4 Exslempar Hal : Naskah Skripsi A.n. Sdri. Latifatul Munawaroh Kepada Yth. Bapak Dekan Fakultas Syari ah UNISNU Jepara Di_tempat. Assalamu alaikum Wr. Wb. Setelah kami

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR BERGOYANG PADA PEMBELAJARAN IPA DI KELAS II MIN 13 BANJAR KABUPATEN BANJAR OLEH KHADIJAH

PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR BERGOYANG PADA PEMBELAJARAN IPA DI KELAS II MIN 13 BANJAR KABUPATEN BANJAR OLEH KHADIJAH PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR BERGOYANG PADA PEMBELAJARAN IPA DI KELAS II MIN 13 BANJAR KABUPATEN BANJAR OLEH KHADIJAH UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ANTASARI BANJARMASIN 2017 M/1439 H PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR BERGOYANG

Lebih terperinci

UPAYA GURU AQIDAH AKHLAK DALAM MENDISIPLINKAN SISWA DI MAN 2 MODEL BANJARMASIN OLEH ANNISA DAMAYANTI

UPAYA GURU AQIDAH AKHLAK DALAM MENDISIPLINKAN SISWA DI MAN 2 MODEL BANJARMASIN OLEH ANNISA DAMAYANTI UPAYA GURU AQIDAH AKHLAK DALAM MENDISIPLINKAN SISWA DI MAN 2 MODEL BANJARMASIN OLEH ANNISA DAMAYANTI INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ANTASARI BANJARMASIN 2016 M/1437 H UPAYA GURU AQIDAH AKHLAK DALAM MENDISIPLINKAN

Lebih terperinci

HIERARKI PRIORITAS PENDIDIKAN PADA ANAK USIA 6-12 TAHUN (SEBUAH KAJIAN TAFSIR TAHLILI QS. LUQMAN AYAT 12-15)

HIERARKI PRIORITAS PENDIDIKAN PADA ANAK USIA 6-12 TAHUN (SEBUAH KAJIAN TAFSIR TAHLILI QS. LUQMAN AYAT 12-15) HIERARKI PRIORITAS PENDIDIKAN PADA ANAK USIA 6-12 TAHUN (SEBUAH KAJIAN TAFSIR TAHLILI QS. LUQMAN AYAT 12-15) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi dan Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana (S.1) Dalam Ilmu

Lebih terperinci

PENANAMAN NILAI-NILAI SOSIAL PADA DIRI SISWA KELAS III PADA PEMBELAJARAN IPS DI MIN ANDAMAN II KECAMATAN ANJIR PASAR KABUPATEN BARITO KUALA

PENANAMAN NILAI-NILAI SOSIAL PADA DIRI SISWA KELAS III PADA PEMBELAJARAN IPS DI MIN ANDAMAN II KECAMATAN ANJIR PASAR KABUPATEN BARITO KUALA PENANAMAN NILAI-NILAI SOSIAL PADA DIRI SISWA KELAS III PADA PEMBELAJARAN IPS DI MIN ANDAMAN II KECAMATAN ANJIR PASAR KABUPATEN BARITO KUALA OLEH YUDI YUSTIADI INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ANTASARI BANJARMASIN

Lebih terperinci

Interaksi dengan Al Qur'an

Interaksi dengan Al Qur'an Pengajian Muslimah Kalam Desember 2013 Interaksi dengan Al Qur'an Ratna Widyastuti Interaksi dengan Al Qur'an Pendahuluan Keutamaan membaca Al Qur'an Keutamaan mengkhatamkan Al Qur'an Tilawah Tadarus Pendahuluan

Lebih terperinci

SEJARAH TOKOH PENDIDIKAN ISLAM DI KALIMANTAN SELATAN (TUAN GURU ABDURRASYID, TUAN GURU H. MAHFUZ AMIN, PROF. DRS. H. ASYWADIE SYUKUR, LC DAN KH

SEJARAH TOKOH PENDIDIKAN ISLAM DI KALIMANTAN SELATAN (TUAN GURU ABDURRASYID, TUAN GURU H. MAHFUZ AMIN, PROF. DRS. H. ASYWADIE SYUKUR, LC DAN KH SEJARAH TOKOH PENDIDIKAN ISLAM DI KALIMANTAN SELATAN (TUAN GURU ABDURRASYID, TUAN GURU H. MAHFUZ AMIN, PROF. DRS. H. ASYWADIE SYUKUR, LC DAN KH. MUHAMMAD ZAINI ABDUL GHANI) OLEH MASRAWIYAH INSTITUT AGAMA

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MEDIA SURAT KABAR PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SISWA KELAS V B SD MUHAMMADIYAH 9 BANJARMASIN

PENGGUNAAN MEDIA SURAT KABAR PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SISWA KELAS V B SD MUHAMMADIYAH 9 BANJARMASIN PENGGUNAAN MEDIA SURAT KABAR PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SISWA KELAS V B SD MUHAMMADIYAH 9 BANJARMASIN Oleh UTAMI NING TYAS TUTI INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ANTASARI BANJARMASIN 2015 M/1437 H PENGGUNAAN

Lebih terperinci

EKSISTENSI GURU FIQIH DALAM MENINGKATKAN PENGAMALAN IBADAH SALAT SISWA KELAS I MADRASAH TSANAWIYAH ANGKINANG KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN

EKSISTENSI GURU FIQIH DALAM MENINGKATKAN PENGAMALAN IBADAH SALAT SISWA KELAS I MADRASAH TSANAWIYAH ANGKINANG KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN EKSISTENSI GURU FIQIH DALAM MENINGKATKAN PENGAMALAN IBADAH SALAT SISWA KELAS I MADRASAH TSANAWIYAH ANGKINANG KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN OLEH ANDI PRAYOGO INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ANTASARI BANJARMASIN

Lebih terperinci

PENDIDIKAN ANAK LAKI-LAKI DALAM PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM

PENDIDIKAN ANAK LAKI-LAKI DALAM PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM PENDIDIKAN ANAK LAKI-LAKI DALAM PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Mencapai Derajat Sarjana S-1 Oleh : ARIF HIDAYANTO 0806010018 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA

Lebih terperinci

EVALUASI KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU ISMUBA DI MTS MUHAMMADIYAH KASIHAN BANTUL

EVALUASI KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU ISMUBA DI MTS MUHAMMADIYAH KASIHAN BANTUL EVALUASI KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU ISMUBA DI MTS MUHAMMADIYAH KASIHAN BANTUL SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I) pada program pendidikan

Lebih terperinci

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PASAL 9 UU NO. 36 TAHUN 2008 TENTANG PAJAK PENGHASILAN

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PASAL 9 UU NO. 36 TAHUN 2008 TENTANG PAJAK PENGHASILAN TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PASAL 9 UU NO. 36 TAHUN 2008 TENTANG PAJAK PENGHASILAN SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Syari ah (S.Sy)

Lebih terperinci

KELAS V MADRASAH IBTIDAIYAH MANAHIJUL HUDA PENGGUNG DESA NGAGEL KEC. DUKUHSETI KAB. PATI TAHUN

KELAS V MADRASAH IBTIDAIYAH MANAHIJUL HUDA PENGGUNG DESA NGAGEL KEC. DUKUHSETI KAB. PATI TAHUN UPAYA MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN SKI POKOK BAHASAN MENGENAL PERISTIWA HIJRAH NABI MUHAMMAD SAW KE YATSRIB DENGAN METODE INDEX CARD MATCH KELAS V MADRASAH IBTIDAIYAH MANAHIJUL HUDA

Lebih terperinci

Kewajiban Seorang Muslim Terhadap Alquran

Kewajiban Seorang Muslim Terhadap Alquran Kewajiban Seorang Muslim Terhadap Alquran Khutbah Pertama:????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????

Lebih terperinci

PERAN ORANG TUA MUSLIM JAWA DALAM PENDIDIKAN SEKS ANAK REMAJA DI PADUKUHAN PUNDONG III DESA TIRTOADI KECAMATAN MLATI KABUPATEN SLEMAN

PERAN ORANG TUA MUSLIM JAWA DALAM PENDIDIKAN SEKS ANAK REMAJA DI PADUKUHAN PUNDONG III DESA TIRTOADI KECAMATAN MLATI KABUPATEN SLEMAN PERAN ORANG TUA MUSLIM JAWA DALAM PENDIDIKAN SEKS ANAK REMAJA DI PADUKUHAN PUNDONG III DESA TIRTOADI KECAMATAN MLATI KABUPATEN SLEMAN SKRIPSI Oleh: WAHYU PRASTIYANI NPM: 20100720022 FAKULTAS AGAMA ISLAM

Lebih terperinci

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP LEMBAGA AMIL ZAKAT (LAZ)

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP LEMBAGA AMIL ZAKAT (LAZ) TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP LEMBAGA AMIL ZAKAT (LAZ) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Tugas dan Syarat-syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Syariah (S.Sy) Program Studi Muamalah (Syariah)

Lebih terperinci

USAHA KEPALA MADRASAH DALAM MENINGKATKAN MINAT MASYARAKAT DI MTs MANBA UL ULUM BUNTARAN REJOTANGAN TULUNGAGUNG SKRIPSI

USAHA KEPALA MADRASAH DALAM MENINGKATKAN MINAT MASYARAKAT DI MTs MANBA UL ULUM BUNTARAN REJOTANGAN TULUNGAGUNG SKRIPSI USAHA KEPALA MADRASAH DALAM MENINGKATKAN MINAT MASYARAKAT DI MTs MANBA UL ULUM BUNTARAN REJOTANGAN TULUNGAGUNG SKRIPSI OLEH HIDAYATUL KHAMIDAH NIM. 2811123008 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH

Lebih terperinci

PENANAMAN NILAI-NILAI KEJUJURAN PADA PESERTA DIDIK DI MTS NEGERI SAMPIT

PENANAMAN NILAI-NILAI KEJUJURAN PADA PESERTA DIDIK DI MTS NEGERI SAMPIT PENANAMAN NILAI-NILAI KEJUJURAN PADA PESERTA DIDIK DI MTS NEGERI SAMPIT OLEH KHAIRUN NISA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ANTASARI BANJARMASIN 2016 M/ 1437 H i PENANAMAN NILAI-NILAI KEJUJURAN PADA PESERTA

Lebih terperinci

METODE MENGHAFAL AL-QUR AN SANTRIWATI DI PONDOK TAHFIZH MAHASISWI SITI KHADIJAH KELURAHAN PEKAPURAN RAYA KECAMATAN BANJARMASIN TIMUR KOTA BANJARMASIN

METODE MENGHAFAL AL-QUR AN SANTRIWATI DI PONDOK TAHFIZH MAHASISWI SITI KHADIJAH KELURAHAN PEKAPURAN RAYA KECAMATAN BANJARMASIN TIMUR KOTA BANJARMASIN METODE MENGHAFAL AL-QUR AN SANTRIWATI DI PONDOK TAHFIZH MAHASISWI SITI KHADIJAH KELURAHAN PEKAPURAN RAYA KECAMATAN BANJARMASIN TIMUR KOTA BANJARMASIN OLEH NUR MAULIDDA HAYATI 1201210442 INSTITUT AGAMA

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DENGAN MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN KOLABORASI

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DENGAN MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN KOLABORASI UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DENGAN MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN KOLABORASI PADA SISWA KELAS 4 DI SD MUHAMMADIYAH KARANGTENGAH SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi salah satu

Lebih terperinci

Isilah 10 Hari Awal Dzul Hijjah dengan Ketaatan

Isilah 10 Hari Awal Dzul Hijjah dengan Ketaatan Isilah 10 Hari Awal Dzul Hijjah dengan Ketaatan Isilah 10 Hari Awal Dzul Hijjah dengan Ketaatan Khutbah Pertama???????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????

Lebih terperinci

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan 30-05-2017 Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan Tema: Fiqh Tarawih Al-Bukhari 1869-1873 Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Donasi Pusat Kajian Hadis Salurkan sedekah jariyah Anda untuk

Lebih terperinci

PEMANFAATAN INTERNET SEBAGAI SUMBER BELAJAR MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMP NEGERI 4 PURWOKERTO TAHUN PELAJARAN 2015/2016

PEMANFAATAN INTERNET SEBAGAI SUMBER BELAJAR MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMP NEGERI 4 PURWOKERTO TAHUN PELAJARAN 2015/2016 PEMANFAATAN INTERNET SEBAGAI SUMBER BELAJAR MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMP NEGERI 4 PURWOKERTO TAHUN PELAJARAN 2015/2016 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Mencapai Derajat Sarjana

Lebih terperinci

KEMAMPUAN GURU MENGELOLA KELAS DALAM PEMBELAJARAN DI KELAS II MIS NURUL ISLAM BANJARMASIN OLEH MUHIDIN

KEMAMPUAN GURU MENGELOLA KELAS DALAM PEMBELAJARAN DI KELAS II MIS NURUL ISLAM BANJARMASIN OLEH MUHIDIN KEMAMPUAN GURU MENGELOLA KELAS DALAM PEMBELAJARAN DI KELAS II MIS NURUL ISLAM BANJARMASIN OLEH MUHIDIN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ANTASARI BANJARMASIN 2016 M/1437 H KEMAMPUAN GURU MENGELOLA KELAS DALAM

Lebih terperinci

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ANTASARI BANJARMASIN 2017 M/1438 H

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ANTASARI BANJARMASIN 2017 M/1438 H PEMBELAJARAN FIQIH PADA MATERI PENDIDIKAN SEKS USIA REMAJA SISWA MADRASAH ALIYAH NEGERI 2 MODEL BANJARMASIN OLEH YANA ARIANI INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ANTASARI BANJARMASIN 2017 M/1438 H i PEMBELAJARAN

Lebih terperinci

NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM SURAT AL-FATIHAH

NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM SURAT AL-FATIHAH NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM SURAT AL-FATIHAH SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S-1) Dalam Ilmu Tarbiyah Oleh: ANNA FATIHA NIM

Lebih terperinci

POLITIK PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Analisis Materi Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Turunannya)

POLITIK PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Analisis Materi Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Turunannya) POLITIK PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Analisis Materi Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Turunannya) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh

Lebih terperinci

OPTIMALISASI FUNGSI MANAJEMEN KESISWAAN DALAM MENINGKATKAN POTENSI BERORGANISASI SISWA DI MA DARUL AMANAH SUKOREJO KENDAL

OPTIMALISASI FUNGSI MANAJEMEN KESISWAAN DALAM MENINGKATKAN POTENSI BERORGANISASI SISWA DI MA DARUL AMANAH SUKOREJO KENDAL OPTIMALISASI FUNGSI MANAJEMEN KESISWAAN DALAM MENINGKATKAN POTENSI BERORGANISASI SISWA DI MA DARUL AMANAH SUKOREJO KENDAL SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

PERAN IBU DALAM MENUMBUHKEMBANGKAN KECERDASAN SPIRITUAL ANAK USIA DINI DALAM PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM

PERAN IBU DALAM MENUMBUHKEMBANGKAN KECERDASAN SPIRITUAL ANAK USIA DINI DALAM PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM PERAN IBU DALAM MENUMBUHKEMBANGKAN KECERDASAN SPIRITUAL ANAK USIA DINI DALAM PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Mencapai Derajat Sarjana S-1 Oleh : Rizki Setiyanawati

Lebih terperinci

PELAKSANAAN PENDEKATAN SALINGTEMAS PADA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP DI SDN KEBUN BUNGA 5 KOTA BANJARMASIN OLEH SALMAN FAUZI

PELAKSANAAN PENDEKATAN SALINGTEMAS PADA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP DI SDN KEBUN BUNGA 5 KOTA BANJARMASIN OLEH SALMAN FAUZI PELAKSANAAN PENDEKATAN SALINGTEMAS PADA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP DI SDN KEBUN BUNGA 5 KOTA BANJARMASIN OLEH SALMAN FAUZI INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ANTASARI BANJARMASIN 2016 M/1437 H i

Lebih terperinci

ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP FATWA MAJLIS TARJIH DAN TAJDID MUHAMMADIYAH NOMOR : 08 TAHUN 2006 TENTANG BUNGA

ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP FATWA MAJLIS TARJIH DAN TAJDID MUHAMMADIYAH NOMOR : 08 TAHUN 2006 TENTANG BUNGA ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP FATWA MAJLIS TARJIH DAN TAJDID MUHAMMADIYAH NOMOR : 08 TAHUN 2006 TENTANG BUNGA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata

Lebih terperinci

Serial Bimbingan & Penyuluhan Islam

Serial Bimbingan & Penyuluhan Islam Serial Bimbingan & Penyuluhan Islam سلسلة توجيهات ا رشادية Disusun Oleh: Team Indonesia Murajaah : Abu Ziyad Maktab Dakwah Dan Bimbingan Jaliyat Rabwah 1429 2008 سلسلة توجيهات إرشادية باللغة الا ندونيسية

Lebih terperinci

UPAYA-UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENINGKATKAN AKHLAK SISWA KELAS X DI SMK MUHAMMADIYAH BANGUNJIWO

UPAYA-UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENINGKATKAN AKHLAK SISWA KELAS X DI SMK MUHAMMADIYAH BANGUNJIWO UPAYA-UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENINGKATKAN AKHLAK SISWA KELAS X DI SMK MUHAMMADIYAH BANGUNJIWO SKRIPSI Oleh : Fahrurudi Setiawan NPM: 20120720068 FAKULTAS AGAMA ISLAM PRODI PENDIDIKAN AGAMA

Lebih terperinci

Wa ba'du: penetapan awal bulan Ramadhan adalah dengan melihat hilal menurut semua ulama, berdasarkan sabda Nabi r:

Wa ba'du: penetapan awal bulan Ramadhan adalah dengan melihat hilal menurut semua ulama, berdasarkan sabda Nabi r: Penetapan Awal Bulan dan Jumlah Saksi Yang Dibutuhkan hilal? Bagaimana penetapan masuknya bulan Ramadhan dan bagaimana mengetahui Dengan nama Allah I Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Segala puji

Lebih terperinci

PENDIDIKAN ANAK USIA 0-10 TAHUN (TELAAH BUKU ISLAMIC PARENTING KARYA SYAIKH JAMAL ABDURRAHMAN)

PENDIDIKAN ANAK USIA 0-10 TAHUN (TELAAH BUKU ISLAMIC PARENTING KARYA SYAIKH JAMAL ABDURRAHMAN) PENDIDIKAN ANAK USIA 0-10 TAHUN (TELAAH BUKU ISLAMIC PARENTING KARYA SYAIKH JAMAL ABDURRAHMAN) SKRIPSI Diajukan kepada Program Studi Pendidikan Agama Islam (Tarbiyah) Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

PROTOTIPE KEPEMIMPINAN NABI MUHAMMAD SAW. DALAM PENDIDIKAN (Sebuah Telaah Atas Sifat Wajib Rasul)

PROTOTIPE KEPEMIMPINAN NABI MUHAMMAD SAW. DALAM PENDIDIKAN (Sebuah Telaah Atas Sifat Wajib Rasul) PROTOTIPE KEPEMIMPINAN NABI MUHAMMAD SAW. DALAM PENDIDIKAN (Sebuah Telaah Atas Sifat Wajib Rasul) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana S.1 Dalam Ilmu

Lebih terperinci

Menzhalimi Rakyat Termasuk DOSA BESAR

Menzhalimi Rakyat Termasuk DOSA BESAR Menzhalimi Rakyat Termasuk DOSA BESAR حفظه هللا Ustadz Abu Ismail Muslim al-atsari Publication 1436 H/ 2015 M MENZHALIMI RAKYAT TERMASUK DOSA BESAR Sumber: Majalah As-Sunnah, No.08 Thn.XVIII_1436H/2014M

Lebih terperinci

KEMAMPUAN GURU AKIDAH AKHLAK DALAM MENGGUNAKAN MEDIA PEMBELAJARAN POWERPOINT DAN LCD PROYEKTOR DI MAN 2 MODEL BANJARMASIN OLEH AHMAD RAHMADANI

KEMAMPUAN GURU AKIDAH AKHLAK DALAM MENGGUNAKAN MEDIA PEMBELAJARAN POWERPOINT DAN LCD PROYEKTOR DI MAN 2 MODEL BANJARMASIN OLEH AHMAD RAHMADANI KEMAMPUAN GURU AKIDAH AKHLAK DALAM MENGGUNAKAN MEDIA PEMBELAJARAN POWERPOINT DAN LCD PROYEKTOR DI MAN 2 MODEL BANJARMASIN OLEH AHMAD RAHMADANI INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ANTASARI BANJARMASIN 2017 M/1438

Lebih terperinci

Ibadah, (Jakarta : Amzah, 2010), Cet. II, hlm Ibadah..., hlm Abdul Aziz Muhammad Azzam, Abdul Wahib Sayyed Hawwas, Fiqih

Ibadah, (Jakarta : Amzah, 2010), Cet. II, hlm Ibadah..., hlm Abdul Aziz Muhammad Azzam, Abdul Wahib Sayyed Hawwas, Fiqih BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Allah SWT menjadikan shalat sebagai media untuk membina dan meluruskan orang mukmin setelah sebelumnya Dia memberikan kepada manusia segala macam ciptaannya

Lebih terperinci

PENDAPAT IMAM ASY-SYÂFI'I TENTANG PEMBERLAKUAN HUKUM RAJAM BAGI PEZINA KAFIR DZIMMY

PENDAPAT IMAM ASY-SYÂFI'I TENTANG PEMBERLAKUAN HUKUM RAJAM BAGI PEZINA KAFIR DZIMMY PENDAPAT IMAM ASY-SYÂFI'I TENTANG PEMBERLAKUAN HUKUM RAJAM BAGI PEZINA KAFIR DZIMMY SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 Dalam Ilmu Syari ah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Al-Qur an merupakan kitab suci umat Islam yang berisi firman Allah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Al-Qur an merupakan kitab suci umat Islam yang berisi firman Allah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al-Qur an merupakan kitab suci umat Islam yang berisi firman Allah SWT yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW, dengan perantara malaikat Jibril sebagai pedoman

Lebih terperinci

Adab makan berkaitan dengan apa yang dilakukan sebelum makan, sedang makan dan sesudah makan.

Adab makan berkaitan dengan apa yang dilakukan sebelum makan, sedang makan dan sesudah makan. ADAB ISLAMI : ADAB SEBELUM MAKAN Manusia tidak mungkin hidup tanpa makan. Dengan makan manusia dapat menjaga kesinambungan hidupnya, memelihara kesehatan, dan menjaga kekuatannya. Baik manusia tersebut

Lebih terperinci

"Jadilah orang yang wara' niscaya engkau menjadi manusia yang paling beribadah"

Jadilah orang yang wara' niscaya engkau menjadi manusia yang paling beribadah Sifat Wara' ك ن و ر ع ا ت ك ن ا ع ب د الن اس "Jadilah orang yang wara' niscaya engkau menjadi manusia yang paling beribadah" Sesungguhnya orang yang mengenal Rabb-nya dan menempatkan-nya sebagaimana mestinya,

Lebih terperinci

PENGGUNAAN STRATEGI POSTER COMMENT PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SISWA MI TPI KERAMAT BANJARMASIN OLEH NIDAWATI

PENGGUNAAN STRATEGI POSTER COMMENT PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SISWA MI TPI KERAMAT BANJARMASIN OLEH NIDAWATI PENGGUNAAN STRATEGI POSTER COMMENT PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SISWA MI TPI KERAMAT BANJARMASIN OLEH NIDAWATI INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ANTASARI BANJARMASIN 2016 M/1438 H i PENGGUNAAN STRATEGI

Lebih terperinci

KORELASI ANTARA PRESTASI BELAJAR BAHASA ARAB DENGAN KEMAMPUAN MEMBACA ALQURAN PADA SISWA KELAS V MADRASAH IBTIDAIYYAH NEGERI HABIRAU TENGAH NEGARA

KORELASI ANTARA PRESTASI BELAJAR BAHASA ARAB DENGAN KEMAMPUAN MEMBACA ALQURAN PADA SISWA KELAS V MADRASAH IBTIDAIYYAH NEGERI HABIRAU TENGAH NEGARA KORELASI ANTARA PRESTASI BELAJAR BAHASA ARAB DENGAN KEMAMPUAN MEMBACA ALQURAN PADA SISWA KELAS V MADRASAH IBTIDAIYYAH NEGERI HABIRAU TENGAH NEGARA OLEH RASYIDAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ANTASARI BANJARMASIN

Lebih terperinci

ANALISIS KRITIS KONSEP PENDIDIKAN KELUARGA MENURUT PROF. DR. ZAKIAH DARADJAT DALAM BUKU PENDIDIKAN ISLAM DALAM KELUARGA DAN SEKOLAH SKRIPSI

ANALISIS KRITIS KONSEP PENDIDIKAN KELUARGA MENURUT PROF. DR. ZAKIAH DARADJAT DALAM BUKU PENDIDIKAN ISLAM DALAM KELUARGA DAN SEKOLAH SKRIPSI ANALISIS KRITIS KONSEP PENDIDIKAN KELUARGA MENURUT PROF. DR. ZAKIAH DARADJAT DALAM BUKU PENDIDIKAN ISLAM DALAM KELUARGA DAN SEKOLAH SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh

Lebih terperinci

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Keutamaan Akrab Dengan Al Qur an

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Keutamaan Akrab Dengan Al Qur an 10-06-2017 15 Ramadhan Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan Tema: Keutamaan Akrab Dengan Al Qur an Al-Bukhari 4632, 4633, 4637, 4638, 4639 Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian

Lebih terperinci

PENGARUH PENGUASAAN MATERI AQIDAH AKHLAK TERHADAP PERILAKU SOSIAL SISWA KELAS V MI ISLAMIYAH BULUSARI KECAMATAN SAYUNG KABUPATEN DEMAK TAHUN AJARAN

PENGARUH PENGUASAAN MATERI AQIDAH AKHLAK TERHADAP PERILAKU SOSIAL SISWA KELAS V MI ISLAMIYAH BULUSARI KECAMATAN SAYUNG KABUPATEN DEMAK TAHUN AJARAN PENGARUH PENGUASAAN MATERI AQIDAH AKHLAK TERHADAP PERILAKU SOSIAL SISWA KELAS V MI ISLAMIYAH BULUSARI KECAMATAN SAYUNG KABUPATEN DEMAK TAHUN AJARAN 2012 / 2013 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian

Lebih terperinci

UNTUK KALANGAN SENDIRI

UNTUK KALANGAN SENDIRI SHALAT GERHANA A. Pengertian Shalat gerhana dalam bahasa arab sering disebut dengan istilah khusuf (الخسوف) dan jugakusuf (الكسوف) sekaligus. Secara bahasa, kedua istilah itu sebenarnya punya makna yang

Lebih terperinci

SKRIPSI. Disusun untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Ilmu Pendidikan Islam. Oleh:

SKRIPSI. Disusun untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Ilmu Pendidikan Islam. Oleh: PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG USWATUN HASANAH ORANG TUA MURID TERHADAP AKHLAK SISWA KELAS ATAS SDN 3 KEDUNGGADING TAHUN 2012 KECAMATAN RINGINARUM KABUPATEN KENDAL SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Tugas

Lebih terperinci

POLA HUBUNGAN GURU-MURID DALAM SURAT AL-KAHFI AYAT 65 SAMPAI 70 DAN IMPLEMENTASINYA DALAM PENDIDIKAN ISLAM SKRIPSI

POLA HUBUNGAN GURU-MURID DALAM SURAT AL-KAHFI AYAT 65 SAMPAI 70 DAN IMPLEMENTASINYA DALAM PENDIDIKAN ISLAM SKRIPSI POLA HUBUNGAN GURU-MURID DALAM SURAT AL-KAHFI AYAT 65 SAMPAI 70 DAN IMPLEMENTASINYA DALAM PENDIDIKAN ISLAM SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Program

Lebih terperinci

EVALUASI IMPLEMENTASI PEMBINAAN AKHLAK ANAK DI PANTI ASUHAN AL-HIKMAH DESA PLUPUH, CANGKRINGAN, SLEMAN

EVALUASI IMPLEMENTASI PEMBINAAN AKHLAK ANAK DI PANTI ASUHAN AL-HIKMAH DESA PLUPUH, CANGKRINGAN, SLEMAN EVALUASI IMPLEMENTASI PEMBINAAN AKHLAK ANAK DI PANTI ASUHAN AL-HIKMAH DESA PLUPUH, CANGKRINGAN, SLEMAN SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

Lebih terperinci

NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB MANAKIB AS-SAYYIDAH KHADIJAH AL-KUBRA KARYA ABU FATHIMAH AL-HAJJ MUNAWWAR IBN AHMAD GHAZALI AL-BANJARI

NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB MANAKIB AS-SAYYIDAH KHADIJAH AL-KUBRA KARYA ABU FATHIMAH AL-HAJJ MUNAWWAR IBN AHMAD GHAZALI AL-BANJARI i NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB MANAKIB AS-SAYYIDAH KHADIJAH AL-KUBRA KARYA ABU FATHIMAH AL-HAJJ MUNAWWAR IBN AHMAD GHAZALI AL-BANJARI OLEH NURLATIFAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ANTASARI BANJARMASIN

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA BIMBINGAN ORANG TUA ASPEK KEAGAMAAN DENGAN KEMAMPUAN MEMBACA AL- QUR AN SISWA KELAS X SMA WALISONGO SEMARANG TAHUN AJARAN 2013/2014

HUBUNGAN ANTARA BIMBINGAN ORANG TUA ASPEK KEAGAMAAN DENGAN KEMAMPUAN MEMBACA AL- QUR AN SISWA KELAS X SMA WALISONGO SEMARANG TAHUN AJARAN 2013/2014 HUBUNGAN ANTARA BIMBINGAN ORANG TUA ASPEK KEAGAMAAN DENGAN KEMAMPUAN MEMBACA AL- QUR AN SISWA KELAS X SMA WALISONGO SEMARANG TAHUN AJARAN 2013/2014 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh

Lebih terperinci

PENANAMAN NILAI-NILAI MULTIKULTURAL PADA PEMBELAJARAN AKIDAH AKHLAK DI MIN KEBUN BUNGA BANJARMASIN. Oleh NILAM SARI RAHMAH

PENANAMAN NILAI-NILAI MULTIKULTURAL PADA PEMBELAJARAN AKIDAH AKHLAK DI MIN KEBUN BUNGA BANJARMASIN. Oleh NILAM SARI RAHMAH PENANAMAN NILAI-NILAI MULTIKULTURAL PADA PEMBELAJARAN AKIDAH AKHLAK DI MIN KEBUN BUNGA BANJARMASIN Oleh NILAM SARI RAHMAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ANTASARI BANJARMASIN 2017 M/1438 H PENANAMAN NILAI-NILAI

Lebih terperinci

MODEL KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DALAM MENINGKATKAN PELAYANAN IBADAH UMRAH PADA PT AN-NAMIRA ALMA MULIA KOTA SEMARANG

MODEL KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DALAM MENINGKATKAN PELAYANAN IBADAH UMRAH PADA PT AN-NAMIRA ALMA MULIA KOTA SEMARANG MODEL KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DALAM MENINGKATKAN PELAYANAN IBADAH UMRAH PADA PT AN-NAMIRA ALMA MULIA KOTA SEMARANG Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Sosial Islam

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI BARANG SERVIS DI TOKO CAHAYA ELECTRO PASAR GEDONGAN WARU SIDOARJO

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI BARANG SERVIS DI TOKO CAHAYA ELECTRO PASAR GEDONGAN WARU SIDOARJO BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI BARANG SERVIS DI TOKO CAHAYA ELECTRO PASAR GEDONGAN WARU SIDOARJO A. Analisis Praktik Jual Beli Barang Servis Di Toko Cahaya Electro Pasar Gedongan

Lebih terperinci

PERBANDINGAN IPK MAHASISWA ALUMNI SEKOLAH AGAMA DENGAN ALUMNI SEKOLAH UMUM PADA JURUSAN PGMI FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN IAIN ANTASARI BANJARMASIN

PERBANDINGAN IPK MAHASISWA ALUMNI SEKOLAH AGAMA DENGAN ALUMNI SEKOLAH UMUM PADA JURUSAN PGMI FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN IAIN ANTASARI BANJARMASIN PERBANDINGAN IPK MAHASISWA ALUMNI SEKOLAH AGAMA DENGAN ALUMNI SEKOLAH UMUM PADA JURUSAN PGMI FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN IAIN ANTASARI BANJARMASIN Skripsi Diajukan kepada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

Lebih terperinci

Kekeliruan Sebagian Umat Islam di Bulan Rajab

Kekeliruan Sebagian Umat Islam di Bulan Rajab Kekeliruan Sebagian Umat Islam di Bulan Rajab Khutbah Pertama:??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.

Lebih terperinci

RELEVANSI SABAR DAN KECERDASAN EMOSIONAL DALAM PANDANGAN ACHMAD MUBAROK

RELEVANSI SABAR DAN KECERDASAN EMOSIONAL DALAM PANDANGAN ACHMAD MUBAROK RELEVANSI SABAR DAN KECERDASAN EMOSIONAL DALAM PANDANGAN ACHMAD MUBAROK SKRIPSI untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I) Jurusan Bimbingan Penyuluhan Islam (BPI)

Lebih terperinci

STUDI KOMPARASI TENTANG PENARIKAN HIBAH DALAM PASAL 212 KHI DAN PASAL 1688 KUH PERDATA

STUDI KOMPARASI TENTANG PENARIKAN HIBAH DALAM PASAL 212 KHI DAN PASAL 1688 KUH PERDATA STUDI KOMPARASI TENTANG PENARIKAN HIBAH DALAM PASAL 212 KHI DAN PASAL 1688 KUH PERDATA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 Dalam Ilmu Syari

Lebih terperinci

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Yang Diizinkan Tidak Berpuasa

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Yang Diizinkan Tidak Berpuasa 05-06-2017 10 Ramadhan Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan Tema: Yang Diizinkan Tidak Berpuasa Al-Bukhari 1811, 1812 Tirmidzi 648, 649 Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOPERATIF TIPE COOPERATIVE, INTEGRATED, READING AND COMPOSITION

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOPERATIF TIPE COOPERATIVE, INTEGRATED, READING AND COMPOSITION PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOPERATIF TIPE COOPERATIVE, INTEGRATED, READING AND COMPOSITION (CIRC) PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS IV DI MI KHADIJAH BANJARMASIN OLEH MAHDIATI UNIVERSITAS ISLAM

Lebih terperinci

UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN MUSLIM SISWA DI SDIT INSAN UTAMA KASIHAN

UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN MUSLIM SISWA DI SDIT INSAN UTAMA KASIHAN UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN MUSLIM SISWA DI SDIT INSAN UTAMA KASIHAN SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd)

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE TIPE MAKE A MATCH UNTUK PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM (SKI) SISWA KELAS V SD MUHAMMADIYAH NGADIREJO

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 MATA PELAJARAN AQIDAH AKHLAK KELAS IV DI MIN 4 KOTA BANJARMASIN

IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 MATA PELAJARAN AQIDAH AKHLAK KELAS IV DI MIN 4 KOTA BANJARMASIN IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 MATA PELAJARAN AQIDAH AKHLAK KELAS IV DI MIN 4 KOTA BANJARMASIN OLEH DEWI FITRIANI NAVIRI NIM. 1201291032 UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) ANTASARI BANJARMASIN 2017 M/1438 H i

Lebih terperinci

CARA PRAKTIS UNTUK MENGHAFAL AL-QUR AN

CARA PRAKTIS UNTUK MENGHAFAL AL-QUR AN CARA PRAKTIS UNTUK MENGHAFAL AL-QUR AN Segala puji Bagi Allah Rabb semesta alam, shalawat dan salam semoga terlimpahkan kepada Nabi kita Muhammad r. Dalam tulisan ini akan kami kemukakan cara termudah

Lebih terperinci

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S.1) Dalam Ilmu Dakwah dan Komunikasi

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S.1) Dalam Ilmu Dakwah dan Komunikasi IMPLEMENTASI MANAJEMEN LAYANAN BIMBINGAN KONSELING ISLAM (BKI) DALAM MENGEMBANGKAN RELIGIUSITAS PESERTA DIDIK KELAS XI IPS DI MA MAZRO ATUL HUDA WONORENGGO KARANGANYAR DEMAK TAHUN AJARAN 2016/2017 SKRIPSI

Lebih terperinci

UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENINGKATKAN PENGAMALAN IBADAH SHOLAT SISWA KELAS V SDN NGEBELGEDE I NGAGLIK SKRIPSI

UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENINGKATKAN PENGAMALAN IBADAH SHOLAT SISWA KELAS V SDN NGEBELGEDE I NGAGLIK SKRIPSI UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENINGKATKAN PENGAMALAN IBADAH SHOLAT SISWA KELAS V SDN NGEBELGEDE I NGAGLIK Islamic Education Teacher s Effort in Increasing Prayer s Performance of Students Class

Lebih terperinci

PENGGUNAAN METODE PERMAINAN TRIOMINO PADA PEMBELAJARAN OPERASI BILANGAN PECAHAN DI KELAS IV SDN KEBUN BUNGA 5 BANJARMASIN TAHUN PELAJARAN 2015/2016

PENGGUNAAN METODE PERMAINAN TRIOMINO PADA PEMBELAJARAN OPERASI BILANGAN PECAHAN DI KELAS IV SDN KEBUN BUNGA 5 BANJARMASIN TAHUN PELAJARAN 2015/2016 PENGGUNAAN METODE PERMAINAN TRIOMINO PADA PEMBELAJARAN OPERASI BILANGAN PECAHAN DI KELAS IV SDN KEBUN BUNGA 5 BANJARMASIN TAHUN PELAJARAN 2015/2016 OLEH SHOLIHAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ANTASARI BANJARMASIN

Lebih terperinci

PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENANAMKAN NILAI-NILAI SHALAT KEPADA SISWA SMAN DI KOTA BANJARMASIN

PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENANAMKAN NILAI-NILAI SHALAT KEPADA SISWA SMAN DI KOTA BANJARMASIN PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENANAMKAN NILAI-NILAI SHALAT KEPADA SISWA SMAN DI KOTA BANJARMASIN TESIS Oleh: FADLIYANUR NIM. 1202520950 INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) ANTASARI PASCASARJANA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Swt. dalam Alquran surah Al-Mujadalah ayat 11 yang berbunyi:

BAB I PENDAHULUAN. Swt. dalam Alquran surah Al-Mujadalah ayat 11 yang berbunyi: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul Pendidikan mempunyai peranan yang penting dalam menentukan perkembangan dan kemajuan suatu bangsa. Semakin maju pendidikan di suatu bangsa

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat. Memperoleh Gelar Sarjana dalam Ilmu Pendidikan Islam. Oleh : ROFIQOH N I M:

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat. Memperoleh Gelar Sarjana dalam Ilmu Pendidikan Islam. Oleh : ROFIQOH N I M: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR AN DENGAN BAIK DAN BENAR SISWA MELALUI MODEL READING ALOUD PADA MATA PELAJARAN AL-QUR AN HADIS KELAS IV MI NURUL ISLAM 02 WONOKERTO KECAMATAN BANCAK KABUPATEN

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan dalam Ilmu Pendidikan Agama Islam. Oleh :

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan dalam Ilmu Pendidikan Agama Islam. Oleh : STRATEGI GURU PAI DALAM MENCIPTAKAN KOMUNIKASI YANG EFEKTIF DENGAN PESERTA DIDIK PADA PEMBELAJARAN PAI DI SMA NEGERI 8 SEMARANG (Studi Kasus Peserta didik Kelas XI IPS SMA Negeri 8 Semarang Tahun Ajaran

Lebih terperinci

PROBLEMATIKA MURAJA AH HAFALAN ALQURAN DI PONDOK PESANTREN TAHFIDZ ALQURAN SITI KHADIJAH BANJARMASIN

PROBLEMATIKA MURAJA AH HAFALAN ALQURAN DI PONDOK PESANTREN TAHFIDZ ALQURAN SITI KHADIJAH BANJARMASIN PROBLEMATIKA MURAJA AH HAFALAN ALQURAN DI PONDOK PESANTREN TAHFIDZ ALQURAN SITI KHADIJAH BANJARMASIN Skripsi Diajukan kepada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat Guna

Lebih terperinci

BAGI SISWA KELAS IV MI AL-MUJAHIDIN GUMALAR ADIWERNA TEGAL.

BAGI SISWA KELAS IV MI AL-MUJAHIDIN GUMALAR ADIWERNA TEGAL. UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR AL QURAN HADIS MATERI POKOK MENERAPKAN KAIDAH-KAIDAH ILMU TAJWID HUKUM BACAAN IDGHAM BIGHUNAH, IDGHAM BILAGHUNAH, DAN IQLAB MELALUI METODE CARD SORT BAGI SISWA KELAS IV

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM KELAS VIII DI SMP NEGERI 2 POLANHARJO KLATEN TAHUN PELAJARAN 2014/2015

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM KELAS VIII DI SMP NEGERI 2 POLANHARJO KLATEN TAHUN PELAJARAN 2014/2015 IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM KELAS VIII DI SMP NEGERI 2 POLANHARJO KLATEN TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI Diajukan kepada Program Studi Agama Islam (Tarbiyah) Fakultas Agama Islam

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN AKHLAK PESERTA DIDIK DI SD NEGERI WONOREJO KALIWUNGU KENDAL TAHUN PELAJARAN 2015/2016

HUBUNGAN KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN AKHLAK PESERTA DIDIK DI SD NEGERI WONOREJO KALIWUNGU KENDAL TAHUN PELAJARAN 2015/2016 HUBUNGAN KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN AKHLAK PESERTA DIDIK DI SD NEGERI WONOREJO KALIWUNGU KENDAL TAHUN PELAJARAN 2015/2016 SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat menghadapi segala tantangan yang akan timbul, lebih-lebih dalam

BAB I PENDAHULUAN. dapat menghadapi segala tantangan yang akan timbul, lebih-lebih dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan masalah fundamental dalam pembangunan bangsa dan merupakan bekal yang harus dimiliki oleh setiap generasi muda agar kelak dapat menghadapi

Lebih terperinci

ANALISIS PENDAPAT YUSUF QARADAWI TENTANG MENYERAHKAN ZAKAT KEPADA PENGUASA YANG ZALIM DALAM KITAB FIQHUZ ZAKAT

ANALISIS PENDAPAT YUSUF QARADAWI TENTANG MENYERAHKAN ZAKAT KEPADA PENGUASA YANG ZALIM DALAM KITAB FIQHUZ ZAKAT ANALISIS PENDAPAT YUSUF QARADAWI TENTANG MENYERAHKAN ZAKAT KEPADA PENGUASA YANG ZALIM DALAM KITAB FIQHUZ ZAKAT SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

PERAN AKTIVIS MUHAMMADIYAH DALAM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA ANAK REMAJA DI PIMPINAN CABANG MUHAMMADIYAH TALANG II KABUPATEN TEGAL

PERAN AKTIVIS MUHAMMADIYAH DALAM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA ANAK REMAJA DI PIMPINAN CABANG MUHAMMADIYAH TALANG II KABUPATEN TEGAL PERAN AKTIVIS MUHAMMADIYAH DALAM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA ANAK REMAJA DI PIMPINAN CABANG MUHAMMADIYAH TALANG II KABUPATEN TEGAL SKRIPSI Oleh : Riza Awal Novanto NPM :20110720006 FAKULTAS AGAMA ISLAM

Lebih terperinci

PENERAPAN STRATEGI POINT COUNTERPOINT PADA PEMBELAJARAN PKn KELAS V DI MIN 13 BANJAR KABUPATEN BANJAR OLEH ALYA SORAYA ISNANI

PENERAPAN STRATEGI POINT COUNTERPOINT PADA PEMBELAJARAN PKn KELAS V DI MIN 13 BANJAR KABUPATEN BANJAR OLEH ALYA SORAYA ISNANI PENERAPAN STRATEGI POINT COUNTERPOINT PADA PEMBELAJARAN PKn KELAS V DI MIN 13 BANJAR KABUPATEN BANJAR OLEH ALYA SORAYA ISNANI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ANTASARI BANJARMASIN 2017 M/1438 H i PENERAPAN STRATEGI

Lebih terperinci

PENEMPELAN PHOTO PADA MUSHAF AL-QUR AN (KEMULIAAN AL-QUR AN)

PENEMPELAN PHOTO PADA MUSHAF AL-QUR AN (KEMULIAAN AL-QUR AN) 36 PENEMPELAN PHOTO PADA MUSHAF AL-QUR AN (KEMULIAAN AL-QUR AN) FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor 5 Tahun 2005 Tentang PENEMPELAN PHOTO PADA MUSHAF AL-QUR AN (KEMULIAAN AL-QUR AN) Majelis Ulama Indonesia,

Lebih terperinci

E٤٨٤ J٤٧٧ W F : :

E٤٨٤ J٤٧٧ W F : : [ ] E٤٨٤ J٤٧٧ W F : : MENGHORMATI ORANG LAIN "Bukan termasuk golongan kami orang yang tidak menghormati yang tua dan tidak menyayangi yang muda dari kami." Orang yang paling pantas dihormati dan dihargai

Lebih terperinci