PEMBERITAAN GERAKAN AKSI BELA ISLAM DALAM KONSTRUKSI HIERARKI PENGARUH ISI MEDIA DI BERITA SATU

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PEMBERITAAN GERAKAN AKSI BELA ISLAM DALAM KONSTRUKSI HIERARKI PENGARUH ISI MEDIA DI BERITA SATU"

Transkripsi

1 PEMBERITAAN GERAKAN AKSI BELA ISLAM DALAM KONSTRUKSI HIERARKI PENGARUH ISI MEDIA DI BERITA SATU TESIS Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Magister Sosial (M.Sos) Oleh : Nurul Zakiah NIM : PROGRAM MAGISTER KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2018 M/1440 H

2

3

4 PERNYATAAN KEASLIAN Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Nurul Zakiah NIM : Jenjang : Magister Program Studi : Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas : Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Menyatakan bahwa naskah tesis berjudul Pemberitaan Gerakan Aksi Bela Islam dalam Konstruksi Hierarki Pengaruh Isi Media di Berita Satu, secara keseluruhan adalah hasil penelitian/karya saya sendiri, kecuali pada bagianbagian yang dirujuk sumbernya.

5 PERNYATAAN BEBAS PLAGIASI Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Nurul Zakiah NIM : Jenjang : Magister Program Studi : Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas : Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Menyatakan bahwa naskah tesis berjudul Pemberitaan Gerakan Aksi Bela Islam dalam Konstruksi Hierarki Pengaruh Isi Media di Berita Satu, secara keseluruhan benar-benar bebas dari plagiasi. Jika dikemudian hari terbukti melakukan plagiasi, maka saya siap ditindak sesuai ketentuan hukum yang berlaku

6 ABSTRACT The case of blasphemy by Basuki Tjahaya Purnama (Ahok) raises pros and cons amid Indonesian Muslims. As a result, there was a mass demonstration in front of the Jakarta City Hall. The peak of the action took place on December 2 nd 2016 known as Aksi Bela Islam 212 (the Islamic defense movement 212). The event was highlighted by various mass media; among them was Berita Satu. However, the content of the news about the Islamic defense movement in Berita Satu is seen to practice multilevel influences. The major question in this study is to know how the Islamic defense movement in the construction of the influence hierarchy in Berita Satu is reported. Meanwhile, the minor questions are to know how far the influence level of individual worker in reporting the Islamic defense movement in Berita Satu, the elements in the media routine that affect the news content of the Islamic defense movement in Berita Satu, the influence of media organizations in the news content in Berita Satu, the ideology adopted by the television station of Berita Satu that affects the content of the news. The main theory used in this study is the Hierarchy Theory of the Influence of Media Content by Pamela J. Shoemaker and Stephen D. Reese. This theory states that the content of media coverage is influenced by five levels, namely individual level, media routines level, organizational level, extra media level, and ideological level. The results of this study indicate that the media is not only a means of information provider, but the media is also used as a business institution. As a result, the content of the news about the Islamic defense movement in BeritaSatu has been influenced by various elements including the five elements in the Influence Hierarchy Theory of Media Contents. The elements that have a significant influence on the content of the news are the elements of the organization or the influence of the owner of Berita Satu, namely Lippo Group, and the ideology of Berita Satu is Pancasila. In conclusion, Berita Satu constructs the contents of the news about Islamic defense movement by building multilevel influences starting from the level of individual workers, media routines, organizations, media extras such as news sources, advertisers, and the government, as well as applying the ideology adopted into the news. Keywords: News on Islamic Defense Movement, Berita Satu, the influence of media content i

7 ABSTRAK Kasus penistaan agama oleh Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) menimbulkan pro dan kontra di tengah umat Islam Indonesia. Akibatnya terjadi demonstrasi massa di depan Balai Kota DKI Jakarta. Puncak Aksi tersebut terjadi pada 2 Desember 2016 yang dikenal dengan nama Aksi Bela Islam 212. Peristiwa tersebut menjadi sorotan berbagai media massa, salah satunya Berita Satu. Tetapi isi pemberitaan tentang Aksi Bela Islam di Berita Satu terlihat mempraktikkan pengaruh yang bertingkat. Pertanyaan mayor dalam penelitian ini, yaitu bagaimana pemberitaan gerakan Aksi Bela Islam dalam konstruksi hierarki pengaruh di Berita Satu? Sedangkan pertanyaan minornya, yaitu; Sejauh mana pengaruh level individu pekerja dalam pemberitaan Aksi Bela Islam di Berita Satu? Apa saja unsur-unsur dalam rutinitas media yang memengaruhi isi pemberitaan Aksi Bela Islam di Berita Satu? Seberapa besar pengaruh organisasi media dalam isi pemberitaan tentang Aksi Bela Islam di Berita Satu? Apa saja pengaruh dari ekstra media dalam isi pemberitaan di Berita Satu? Apa ideologi yang dianut oleh stasiun televisi Berita Satu, sehingga dapat memengaruhi isi dari pemberitaan? Teori utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah Teori Hierarki Pengaruh Isi Media oleh Pamela J. Shoemaker dan Stephen D. Reese. Teori ini mengatakan bahwa isi pemberitaan suatu media dipengaruhi oleh lima level, yaitu individual level, media routines level, organizational level, extra media level, dan ideological level. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa media bukan hanya sebagai sarana penyedia informasi semata, tetapi media juga dijadikan sebagai lembaga bisnis, sehingga isi pemberitaan tentang Aksi Bela Islam di Berita Satu, telah dipengaruhi berbagai unsur, di antaranya yaitu lima unsur dalam Teori Hierarki Pengaruh Isi Media. Unsur cukup signifikan terhadap isi pemberitaan ialah unsur organisasi atau pengaruh dari pemilik Berita Satu yaitu Lippo Group, dan juga ideologi, yang mana Berita Satu menganut ideologi pancasila. Kesimpulannya, Berita Satu mengonstruksi isi pemberitaan tentang Aksi Bela Islam, dengan cara membangun pengaruh yang bertingkat dimulai dari tingkat individu pekerja, rutinitas media, organisasi, ekstra media seperti sumber berita, pengiklan, dan pemerintah, serta juga menerapkan ideologi yang dianut ke dalam pemberitaannya. Kata Kunci: Pemberitaan Gerakan Aksi Bela Islam, Berita Satu, Hierarki Pengaruh Isi Media. ii

8 KATA PENGANTAR Alhamdulillaahi robbil aalamiin. Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat beserta nikmat-nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penulisan tesis yang berjudul PEMBERITAAN GERAKAN AKSI BELA ISLAM 212 DALAM KONSTRUKSI HIERARKI PENGARUH ISI MEDIA DI BERITA SATU. Shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat, dan tabi -bati innya. Penyusunan tesis ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Magister Sosial (M.Sos) pada Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FIDKOM) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. Dalam proses penelitian dan menyusunan tesis ini, penulis mendapat bantuan dari berbagai pihak. Karenanya penulis ingin mengucapkan terimakasih, kepada: 1. Prof. Dr. Dede Rosyada, MA., Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Dr. Arief Subhan, MA., Dekan FIDKOM. 3. Dr. Sihabuddin Noor, MA., Kepala Program Studi Magister KPI. 4. Prof. Dr. Andi Faisal Bakti, MA., dosen pembimbing, yang tidak pernah letih membimbing penulis untuk dapat menyempurnakan tesis ini. 5. Dr. Rulli Nasrullah, M. Si., pembimbing akademik. iii

9 6. Dr. Hj. Roudhonah, MA., selaku penguji dan sekaligus pembimbing penyempurnaan tesis. 7. Dr. Syamsul Yakin, MA sekalu penguji, dan sekaligus pembimbing penyempurnaan tesis 8. Pemimpin Redaksi Stasiun TV Berita Satu Bapak Claudius V. Boekan., selaku narasumber penelitian. 9. Kedua orang tua penulis tercinta dan tersayang Hj. Hajrah Sulaiman dan Hi. Usman Muhammad, SH., M. Pd. I., yang selalu mendo akan, membimbing dan mendukung penulis. 10. Kedua kakak penulis Syahrul Gufron, S.ST dan Shaifuddin Zuhri S.T, serta kedua kakak ipar penulis Ade Suryani, S.Pd. Si., dan Haryati, S.Pd., M.Pd., serta ketiga ponakanku, yang selalu memberikan semangat kepada penulis. 11. Seluruh dosen di Prodi Magister KPI yang telah mengajar, membimbing, dan memberikan ilmunya dengan penuh keikhlasan kepada penulis selama masa perkuliahan. 12. Staf dan karyawan di FIDKOM yang telah memberikan pelayanan dengan baik, dalam hal administrasi. 13. Staf dan karyawan di Perpustakaan Pusat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan Perpustakaan FIDKOM yang telah membantu penulis dalam peminjaman referensi. iv

10 14. Sahabat-sahabat penulis: Dinna Alwi, Nisrina Mudrik, Lia Kaulina, Rifni, Esbud, Silvia, Isma, Alfiyah yang selalu memberikan semangatnya dan menjadi tempat curhat penulis. 15. Teman-teman Magister KPI Angkatan 05: Syifa, Rani, Pak Makroen, Mas Aji, Hilman, Zikrullah, Sulaiman, dan Mas Shofi. Semoga silaturahmi ini tetap terjaga di mana pun kita berada nanti. Akhirnya, terima kasih atas semua dukungannya yang tak dapat disebutkan satu per satu. Mohon maaf apabila ada kekeliruan dalam penyusunan tesis ini, dan penulis berharap semoga tesis ini tidak hanya bermanfaat untuk penulis, tetapi untuk berbagai pihak, aamiin ya rabbal alamiin. Ciputat, 11 Oktober 2018 Penulis, Nurul Zakiah v

11 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL PENGESAHAN PENGESAHAN PANITIA UJIAN PERNYATAAN KEASLIAN PERNYATAAN BEBAS PALGIASI ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL...viii DAFTAR GAMBAR...ix BAB I PENDAHULUAN...1 A. Latar Belakang Masalah... 1 B. Batasan dan Rumusan Masalah C. Thesis Statement...13 D. Tujuan dan Manfaat Penelitian E. Tinjauan Kajian Terdahulu F. Kerangka Teoritis...17 G. Metodologi Penelitian Paradigma Penelitian Metode dan konsep Penelitian Prosedur Pengambilan Data Teknik Analisis Data Kredibilitas Data H. Sistematika Penulisan BAB II KAJIAN TEORITIS: TEORI HIERARKI PENGARUH ISI MEDIA...31 A. Komunikasi dan Dakwah...31 v

12 B. Fungsi dan Disfungsi Media C. Hierarki Pengaruh Isi Media Individual Level Media Routines Level Organization Level Extra Media Level Ideological Level...62 D. Komunikasi Islam Tabligh Taghyir Amr ma ruf nahy munkar Akhlaq al-karimah BAB III PROFIL STASIUN TELEVISI BERITA SATU A. Sejarah Berdirinya Berita Satu...81 B. Alamat Redaksi...83 C. Logo Berita Satu D. Visi dan Misi Berita Satu...84 E. Struktur Redaksi Berita Satu...85 F. Profil Penonton Berita Satu BAB IV TEMUAN HIERARKI PENGARUH DALAM PEMBERITAAN GERAKAN AKSI BELA ISLAM DI BERITA SATU A. Individu Pekerja Media...90 B. Kerja Rutin Media...97 C. Organisasi Media D. Luar Organisasi Media E. Ideologi Media BAB V PEMBAHASAN A. Pengaruh Jurnalis B. Pengaruh Ritme Kerja C. Pengaruh Kepemilikan Media D. Pengaruh Outside Media vi

13 E. Berita Satu dan Ideologinya BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan B. Rekomendasi DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN vii

14 DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Efek, Bentuk dan Sasaran Media...38 Tabel 3.1 Struktur Redaksi Berita Satu...85 Tabel 3.2 Sambungan Tabel 3.1 Struktur Redaksi Berita Satu...86 Tabel 4.1 Program Siaran Berita Satu...98 viii

15 DAFTAR GAMBAR Gambar 1.1 Bagan Teoritis...17 Gambar 1.2 Bagan Konseptual Gambar 2.1 Teori Hierarki Pengaruh Isi Media Gambar 2.2 Skema Tiga Unsur Media Rutin...49 Gambar 3.1 Bagan Bisnis Telekomunikasi Lippo Group...82 Gambar 3.2 Logo Stasiun TV Berita Satu Gambar 4.1 Aksi Damai 2/12 Besok Aparat Tidak Dibekali Senajata Gambar 4.2 Breaking News Aksi Damai 4 November Gambar 4.3 Dialog Siapa Aktor Politik Gambar 4.4 Telewicara dengan Siti Zuhro Gambar 4.5 Telewicara dengan Siti Zuhro menit ke Gambar 4.6 Running Text Pernyataan Wapres Gambar 4.7 Breaking News Efek Demo bagi Ahok Gambar 4.8 Ada Upaya Makar Gambar 4.9 Jelang Aksi 2/12 MUI Mengkaji Fatwa Shalat di Jalan Gambar 4.10 Iklan Top Coffee Gambar 4.11 Iklan Top Coffee Gambar 4.12 Iklan Top Coffee Gambar 4.13 Iklan Top Coffee Gambar 4.14 Iklan MatahariMall.com Gambar 4.15 Iklan MatahariStore.com Gambar 4.16 Iklan Bolt ix

16 Gambar 4.17 Penampakan Peserta Aksi Bela Islam Gambar 4.18 Nilai Tukar Rupiah x

17 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penghujung tahun 2016, masyarakat Indonesia dikagetkan dengan peristiwa penghinaan agama yang dilakukan dengan Gubernur petahanan DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dalam pidatonya di Kepulauan Seribu. Kasus tersebut viral karena Buni Yani membagikan video pidato dari Ahok ini ke media sosial miliknya. Peristiwa yang terjadi pada 27 September 2016 lalu, dirasa telah menyinggung perasaan umat Islam. Karena peristiwa tersebut, toleransi yang tercipta di antara umat beragama di negeri ini pun ternodai. Menurut Said Agil dalam bukunya Fikih Hubungan Antaragama mengatakan bahwa, bagi bangsa Indonesia istilah toleransi sebenarnya bukan merupakan istilah dan masalah baru. Karena sikap toleransi merupakan salah satu ciri bangsa Indonesia yang diterima sebagai warisan leluhur bangsa Indonesia sendiri.jadi toleransi dalam pergaulan bukan merupakan sesuatu yang dituntut oleh situasi. 1 Karena itu, sikap yang ditunjukkan dari Ahok dianggap telah menodai makna khusus dari toleransi. Selain itu, kasus Ahok tersebut juga menimpulkan polemik di tengah umat Islam, sebagian umat Islam menganggap Ahok telah melecehkan Alquran dan sebagian lagi yang menganggap perkataan Ahok tersebut sama sekali tidak ada unsur penistaan agama, dan hal ini menyebabkan umat Islam pun terpecah belah. Berdasarkan hal ini, masalah yang sebenarnya memprihatinkan adalah kondisi kualitatif umat Islam, suatu kumpulan manusia yang sebanyak itu belum menampilkan sebagai mayoritas di suatu negara, tetapi 1 Said Agil Husin Al Munawar, Fikih Hubungan Antaragama.Editor Abdul Halim (Jakarta: Ciputat Press, 2005), 12. 1

18 2 mayoritasnya masih terbatas pada numerical mayority (mayoritas angka), dan pada hakikatnya masih tetap dalam energetical minority (minoritas dalam kekuatannya). 2 Dalam buku Potret Aksi Damai Bela Islam 212 bahwa kejadian tersebut terjadi tepatnya di Pulau Seribu, persisnya Pulau Panggang, pada tanggal 27 September 2016, Ahok menyampaikan pidatonya yang dua kalimatnya sudah dirasa menyinggung umat Islam. Adapun potongan katakata pemicu aksi yaitu: 3 Jadi jangan percaya sama orang, kan bisa aja dalam hati kecil bapak ibu enggak pilih saya, ya kan. Dibohongin pake surat al- Maidah: 51 macem-macem gitu lho. Itu hak bapak ibu, ya, jadi kalau bapak ibu perasaan, enggak bisa pilih nih, karena saya takut masuk Neraka dibodohin gitu ya enggak apa-apa, karena ini kan panggilan pribadi bapak ibu. 4 Pada Kamis, 6 Oktober 2016, Buni Yani mengunggah video Ahok yang menyebut surat al-maidah ayat 51 itu di media sosial lewat jejaring facebook, yang kemudian viral. Video ini lantas memicu kemarahan sebagian besar umat Islam. 5 Ahok dilaporkan oleh Novel Bamukmin dengan didampingi Tim Advokat Cinta Tanah Air ke Bareskrim, Kamis (6/10/2016) lalu. Pelaporan terhadap Ahok lalu muncul di beberapa Polda hingga berjumlah 11 laporan.bareskrim kemudian menarik semua penanganan kasus itu ke Mabes. 6 2 Muhammad Tholchah Hasan, Prospek Islam dalam Menghadapi Tantangan Zaman, 4. 3 Ahmad Lutfi Fathullah, Potret Aksi Damai Bela Islam 212 (Jakarta: Al-Mughni Press, 2017), 3. 4 Ahmad Lutfi Fathullah, Potret Aksi Damai Bela Islam 212, diakses 16 Januari diakses 16 Januari 2018.

19 3 Ahok lalu meminta maaf terkait pidatonya tersebut, nyatanya pernyataan Ahok terkait dugaan penistaan agama masih memantik reaksi, demonstrasi pun pecah di depan Balai Kota DKI Jakarta pada Jumat, 14 Oktober Kemudian, kekecewaan publik atas dugaan penistaan agama tersebut tak terbendung lagi. Pada Jumat, 4 November 2016 yang dikenal kemudian dengan nama Aksi 411, massa dari berbagai daerah memadati sejumlah titik di jantung Ibukota termasuk di kawasan ring 1 Istana Negara. 7 Aksi tersebut kemudian dinamai dengan Aksi Bela Islam, dan puncak dari aksi tersebut adalah pada 2 Desember 2016 atau yang dikenal dengan Aksi Super Damai Bela Islam 212. Momen bersejarah itu terjadi pada 2 Desember 2016 lalu, sebagai rangkaian tuntutan umat Islam agar kasus penistaan agama yang dilakukan gubernur DKI Jakarta dituntaskan dan mendapatkan hukuman yang setimpal. 8 Masyarakat dari berbagai kalangan termasuk etnis Tionghoa yang ikut menonton di pinggir jalan memberikan apresiasi, semua saling membantu. Hal ini karena aksi damai ini memang bukan mengenai perbedaan agama atau etnis, melainkan masalah keadilan yang harus ditegakkan. 9 Kurang lebih tujuh juta umat Islam melaksanakan shalat Jumat bersama di Monumen Nasional atau Monas Jakarta. Angka ini merupakan jumlah orang berkumpul terbanyak sepanjang sejarah di Indonesia. 10 Akan tetapi, Aksi Bela Islam yang dilakukan umat Islam di Indonesia ini sebenarnya bukanlah sesuatu yang baru. Tetapi pernah dilakukan umat Islam ketika tahun 2000 lalu di Monas. 7 diakses 16 Januari Akbar, Indahnya Aksi Damai Umat Islam, Majalah Dakwah Islam Cahaya Nabawiy, Januari 2017, M. Dani Sulistyo, Mengetuk Pintu Langit (Jakarta: Visimedia, 2017), Akbar, Indahnya Aksi Damai Umat Islam, 266.

20 4 Aksi yang dilakukan umat Islam ketika tahun 2000, berdasarkan buku yang berjudul Dialog Internet: Aksi Sejuta Ummat dan Isu Negara Islam bahwa aksi umat Islam tersebut didasarkan karena terjadinya pembantaian terhadap umat Islam di wilayah Indonesia Timur, tepatnya di Maluku dan Maluku Utara, aksi itu sendiri dinamai dengan Aksi Sejuta Umat yang juga dilakukan di Monas. 11 Sehingga, dari buku tersebut dijelaskan bahwa Amien Rais yang menjabat sebagai Ketua MPR RI ( ) ketika itu, menyampaikan pendapatnya saat aksi bahwa pembantaian massal terhadap umat Islam yang terjadi di Halmahera, Maluku Utara, merupakan konspirasi untuk melumpuhkan umat Islam. Untuk itu, ia mengingatkan agar umat Islam Indonesia harus tetap menggalang kekuatan demi memperkuat ukhuwah Islamiyah. 12 Lapangan Monas Jakarta 7 Januari 2000 telah menjadi saksi histeria Islam humanis yang prihatin dengan kerusuhan horizontal umat Islam- Kristen di Maluku. Dengan simbol Aksi Sejuta Umat, yang prihatin dengan konflik sesama saudara sebangsa setanah air di Maluku, diharapkan konflik Nasrani dan Muslim di kawasan Timur itu cepat diakhiri oleh pemerintah yang sah di era millennium baru dengan penuh hikmah. 13 Peristiwa Monas merefleksikan ramalan Andre Malraux bahwa millennium ketiga adalah abad agama-agama, yang menemukan fakta empirisnya di Indonesia, justru tatkala globalisme dan demokratisasi datang bergelombang, berbarengan dengan krisis ekonomi dan kerusuhan sosial yang panjang. Agama-agama bangkit, kaum Muslim dan Nasrani bergerak dengan keyakinan diri. Namun, di tingkat akar rumput, kedua pihak masih 11 Irfan S. Awwas, Dialog Internet: Aksi Sejuta Ummat dan Isu Negara Islam (Yogyakarta: Wihdah Press, 2000), Irfan S. Awwas, Dialog Internet, Irfan S. Awwas, Dialog Internet,27.

21 5 memiliki interpretasi yang berbeda tentang masa depan demokrasi dan modernisasi yang diperjuangkan bersama. 14 Ketua panita dari Aksi Sejuta Umat tersebut adalah Dr. Daud Rasyid (1962). Pada acara tersebut juga dikeluarkan deklarasi bersama umat Islam Indonesia dalam kaitan menyikapi pelanggaran hak hidup, kehormatan, dan prinsip koeksistensi damai di Ambon. Tetapi kemudian, aksi yang dilakukan umat Islam tersebut dipahami oleh Presiden Abdurrahman Wahid ( ) atau yang dikenal dengan Gus Dur ( ), sebagai upaya untuk memberhentikannya dari jabatan Presiden. 15 Seperti halnya Aksi Bela Islam yang dilakukan oleh umat Islam dalam menuntut penyelesaian kasus penistaan agama yang dilakukan oleh Ahok, pemerintah dalam hal ini Polri menganggap bahwa terdapat agenda terselubung dari aksi tersebut. Polri menduga bahwa Aksi Bela Islam yang dilakukan oleh ribuan bahkan jutaan umat Islam ini terdapat agenda dugaan makar oleh sekelompok orang, sehingga Polri pun sempat mengeluarkan maklumat antisipasi aksi. Tetapi kecurigaan Polri tersebut tidak terbukti, karena Aksi Bela Islam pada dasarnya dilakukan dengan tujuan untuk menuntut penyelesaian kasus penistaan Agama yang dilakukan oleh Ahok yang terkesan lambat dilakukan oleh aparat penegak hukum. Ketika Aksi Sejuta Umat memang tidak seheboh pemberitaan Aksi Bela Islam, hal ini dikarenakan pada masa itu media massa khususnya stasiun televisi belum sebanyak saat ini. Sehingga Aksi Bela Islam yang dilakukan oleh umat Islam di Indonesia 2016 lalu, lebih diketahui dan menyita perhatian berbagai media, baik media lokal, nasional, bahkan internasional. Media-media tersebut memberitakan tentang aksi 14 Irfan S. Awwas, Dialog Internet, Irfan S. Awwas, Dialog Internet,

22 6 tersebut dari berbagai sudut pandang berbeda sesuai dengan kepentingan media massanya. Media (pers) terkadang disebut sebagai the fourth estate (kekuatan keempat) dalam kehidupan sosial-ekonomi dan politik. Hal ini terutama disebabkan oleh suatu persepsi tentang peran yang dapat dimainkan oleh media dalam kaitannya dengan pengembangan kehidupan sosial-ekonomi dan politik masyarakat. 16 Salah satu media yang ikut meliput Aksi umat Islam tersebut ialah stasiun televisi Berita Satu. Stasiun televisi Berita Satu merupakan televisi berita berbayar 17 pertama di Indonesia yang bersiaran dalam format visual Full High Definition (Full HD). Berita Satu News Channel memulai siaran perdananya pada 1 September 2011, dengan program-program unggulannya Jurnal Pagi, Jurnal Siang, Jurnal Petang, dan Jurnal Malam. Berita Satu News Channel, 18 dibidani antara lain bapak televisi swasta Indonesia, Peter F. Gontha dan pakar media televisi Don Bosco Selamun. Don Bosco kemudian menjadi direktur operasional sekaligus pemimpin redaksi sejak 2011 hingga November Selain itu Berita Satu sendiri merupakan bagian dari anak perusahaan Lippo Group yang saat ini dipimpin oleh James Riady. Pemberitaan yang disiarkan oleh Berita Satu terkait Aksi Bela Islam dan kasus penistaan agama yang dilakukan oleh Ahok, dapat 16 Alex Sobur, Analisis Teks Media: Suatu Pengantar untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotik, dan Analisis Framing (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), Televisi berbayar atau bisa disebut juga televisi berlangganan adalah jasa penyiaran saluran televisi yang dilakukan khusus untuk pemirsa yang bersedia membayar (berlangganan) secara berkala.jasa ini biasanya disediakan dengan menggunakan sistem digital ataupun analog melalui media satelit.saat ini sistem penyiaran dengan digital adalah yang paling lazim digunakan. 18 Berita Satu News Channel awalnya hanya bersiaran di jaringan televisi berbayar ternama di Indonesia, yang dikenal dengan brand First Media. Kanal TV berbayar di bawah Lippo Group. Seiring perkembangan, Berita Satu News Channel mengembangkan sayapnya, dengan bersiaran di satelit, berjaringan dengan televisi lokal di berbagai kota di Indonesia, dan siaran di jaringan televisi berbayar lainnya diakses pada tanggal 10 Maret 2018.

23 7 dikatakan bahwa dari proses peliputan hingga disiarkan berita tersebut telah mengalami banyak pengeditan dan dipengaruhi oleh berbagai unsur. Sehingga terkadang hal ini yang menyebabkan sebuah peristiwa atau kejadian yang sama, tetapi diberitakan berbeda di setiap media, dan realitas peristiwa tersebut pun tidak diberitakan secara apa adanya, tetapi telah melalui proses yang terkadang tidak sesuai 100% dengan peristiwa itu. Berdasarkan teori hierarki pengaruh isi media yang diperkenalkan oleh Pamela J. Shoemaker dan Stephen D. Reese dalam bukunya Mediating the Message. 20 Menyebutkan bahwa, terdapat lima level yang melatar belakangi isi pemberitaan yang berbeda-beda dari setiap media massa, yaitu: individu pekerja media (Individual level), rutinitas media (Media routines level), organisasi media (Organizational level), pengaruh dari luar media (Extra media level), dan ideologi (Ideological level). 21 Dan dari lima level tersebut pula, menyebabkan media dapat memberikan sebuah efek yang disebut oleh Shoemaker dan Reese sebagai the null effects. 22 Pada pemberitaan terkait Aksi Bela Islam yang disiarkan oleh Berita Satu, misalnya pada tayangan pemberitaan terkait Aksi Bela Islam jilid ke 2 atau Aksi 411, yaitu Berita Satu menayangkan program primetime talk dengan headline beritanya yaitu dialog siapa aktor politik 411? dari tayangan tersebut dapat dilihat Berita Satu sebagai media mencoba menggiring publik untuk mencari tahu tokoh-tokoh politik yang menunggangi Aksi Bela Islam tersebut, seperti pada cuplikan yaitu presenter Valerina Daniel melakukan wawancara melalui sambungan telepon 20 Pamela J. Shoemaker dan Stephen D. Reese, Mediating the Message (New York: Longman Publisher, 1996). 21 Shoemaker dan Reese, Mediating the Message, di mana isi media merefleksi realitas, tetapi realitas-realitas isi media yang dimaksud dilihat sebagai hasil kompromi antara pihak yang menjual informasi kepada media dan siapa yang membelinya, kekuataan-kekuataan ini bertentangan satu dengan yang lainnya dan memproduksi suatu laporan kejadian yang objektif (lihat Shoemaker & Reese (1996), h. 36).

24 8 dengan Siti Zuhro seorang pengamat politik. Presenter tersebut menanyakan terkait pidato Presiden Joko Widodo tentang siapakah aktor politik dibalik Aksi 411 yang dimaksudkan oleh Presiden. 23 Selain itu, pada program breaking news yang membahas tentang efek demo bagi Ahok, ketika salah satu pembicara yaitu Djayadi Hanan mengatakan pendapatnya terkait pertanyaan yang dilontarkan oleh presenter Tascha Liudmila. Dapat dilihat pada menit ke hingga menit ke menampilkan tayangan peserta Aksi Bela Islam yang membawa bendera HMI (Himpunan Mahasiswa Islam) nampak sedang menyuarakan aspirasinya, tetapi dengan memukul pagar kawat berduri yang dipasang polisi dengan tongkat bendara dan terlihat melemparkan sesuatu seperti kemasan air mineral ke polisi. 24 Sehingga dari tayangan itu, dapat menimbulkan persepsi yang berbeda-beda pada penonton yang melihat tayangan tersebut, salah satunya bahwa Aksi Bela Islam tersebut merupakan aksi yang anarkis. Idi Subandy Ibrahim dan Bachruddin Ali Akhmad mengatakan bahwa, beberapa pendekatan ada yang memandang media sebagai pembentuk (constructors atau shapers), yakni keyakinan bahwa isi yang disebarkan oleh media memiliki kekuatan untuk memengaruhi masa depan masyarakat. 25 Pendekatan media sebagai pembentuk telah memicu kekhawatiran orang mengenai dampak kekuatan media terhadap segmen masyarakat, apalagi kalau digunakan untuk kepentingan ekonomi dan politik diakses pada 10 Maret diakses pada 10 Maret Idi Subandy Ibrahim dan Bachruddin Ali Akhmad, Komunikasi dan Komodifikasi: Mengkaji Media dan Budaya dalam Dinamika Globalisasi (Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia, 2014), Idi Subandy Ibrahim dan Bachruddin Ali Akhmad, Komunikasi dan Komodifikasi, 4.

25 9 Pada tayangan lain seperti pada pemberitaan terkait Aksi Bela Islam jilid 3 yaitu Aksi 212, pada program prime time di Berita Satu menggunakan headline berita yaitu ada upaya makar. Pemberitaan tersebut terkait liputan tentang ucapan dari Kapolri Tito Karnavian yang menyebutkan bahwa jika sampai melakukan aksi lagi, maka diduga aksi tersebut diselubungi dengan maksud tertentu yaitu seperti makar. 27 Pakar komunikasi Dennis McQuail mengatakan bahwa media telah menjadi penyedia informasi alternatif bagi masyarakat luas (public), dan bahkan sudah menjelma menjadi pengawal demokrasi, pengawal penegak hukum di masyarakat. Bahkan konon Napoleon Bonaparte, lebih takut kepada media dibandingkan dengan kepungan tentara sekutu yang merupakan musuhnya. 28 Adapun jika melihat dari beberapa contoh tayangan di Berita Satu terkait Aksi Bela Islam, dapat dikatakan bahwa sebelum berita-berita tersebut ditayangkan telah mengalami serangkaian proses hingga pada keputusan berita tersebut layak untuk ditayangkan dengan headline berita yang telah ditentukan. Sehingga pada proses tersebut sebenarnya Berita Satu telah menjalankan praktik dalam teori hierarki pengaruh. Selain itu, dari beberapa contoh tersebut, dapat digambarkan bahwa terdapat kecenderungan keberpihakan Berita Satu sebagai media yang memberitakan peristiwa tersebut. Para jurnalis Berita Satu sebagai salah satu bagian penting dalam proses peliputan pemberitaan tentang Aksi Bela Islam. Dalam hal ini, para jurnalis ataupun wartawan yang dimiliki oleh Berita Satu, tentunya berasal dari berbagai latar belakang yang berbeda, salah satunya agama yang dianut. Dan tidak sedikit dari para jurnalis tersebut yang beragama Islam. Sehingga, 27 diakses pada 10 Maret Henry Faizah Noor, Ekonomi Media (Jakarta: Rajawali Pers, 2010), x.

26 10 sudah semestinya sebagai seorang muslim, jurnalis tersebut harus mengedepankan prinsip-prinsip jurnalistik islami. Akan tetapi, yang terlihat hampir tidak nampak prinsip-prinsip jurnalistik islami, hal ini jelas karena pemilik dari Berita Satu merupakan seorang non-islam. Menurut Asep Syamsul M. Romli dalam bukunya Jurnalistik Dakwah: Visi dan Misi Dakwah Bil Qalam dijelaskan bahwa: Para jurnalis muslim akan sulit mengemban misinya atau mematuhi ideologi jurnalistik islami -nya, jika ia bekerja pada media massa non-islam, atau media yang jauh dari misi islami, karena ia kemungkinan terbawa arus dan terikat kebijakan redaksional yang tidak committed akan nilai-nilai Islam. Namun paling tidak, jurnalis Muslim harus mampu mencegah media massa tempatnya bekerja dari pemberitaan yang merugikan agama dan umat Islam. 29 Media massa selain mampu melakukan praktik hierarki pengaruh, media massa juga mampu mengonstruksi realitas sosial yang ada dari sebuah peristiwa yang diberitakannya. Seperti yang terjadi pada pemberitaan Aksi Bela Islam ketika media menggunakan pilihan-pilihan bahasa dalam memberitakan aksi tersebut yang kemudian dijadikan alat simbolis. Bahasa merupakan alat simbolis untuk mensignifikasi di mana logika ditambahkan secara mendasar kepada dunia sosial yang di obyektivasi. Bahasa oleh Berger dan Luckmann menjadi tempat penyimpanan kumpulan besar endapan-endapan kolektif, yang bisa diperoleh secara monotetik; artinya, sebagai keseluruhan yang kohesif dan tanpa merekonstruksikan lagi proses pembentukannya semula Asep Syamsul M. Romli, Jurnalistik Dakwah: Visi dan Misi Dakwah Bil Qalam (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2003), Peter L. Berger dan Thomas Luckmann, Tafsir Sosial atas Kenyataan: Risalah tentang Sosiologi Pengetahuan, Penerjemah: Hasan Basari dalam M. Burhan Bungin, Konstruksi Sosial Media Massa: Kekuatan Pengaruh Media Massa, Iklan Televisi, dan Keputusan Konsumen serta Kritik terhadap Peter L. Berger dan Thomas Luckmann (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008), 17.

27 11 Berdasarkan berbagai hal tersebut, maka media seperti Berita Satu dalam operasionalnya tentunya dipengaruhi oleh berbagai hal. Seperti perkataan dari Albarran, yang dikutip oleh Udi Rusadi dalam bukunya Kajian Media: Isu Ideologis dalam Perspektif, Teori dan Metode, yang menyebutkan bahwa lembaga media dalam operasionalnya akan dipengaruhi oleh banyak tekanan yang saling terkait yaitu tekanan globalisasi, regulasi, teknologi dan aspek kemasyarakatan. 31 Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk meneliti Pemberitaan Gerakan Aksi Bela Islam dalam Konstruksi Hierarki Pengaruh di Berita Satu dikarenakan beberapa alasan, yaitu: 1) Citra Islam selalu di arahkan pada citra negatif dalam pemberitaan di media massa, 2) Pemberitaan tentang Aksi Bela Islam di media massa seperti Berita Satu diberitakan dengan sudut pandang dari stasiun tersebut, yang berdasarkan hasil pengamatan terlihat bahwa terdapat keberpihakan Berita Satu kepada pemerintah, sehingga berita yang ditayangkan tidak bersifat objektif tetapi subjektif, 3) Berita Satu yang merupakan salah satu stasiun televisi yang bersiaran dengan menggunakan jaringan televisi berbayar atau bagian dari lembaga penyiaran berlangganan, tentunya tayangan-tayangannya tidak terpaku pada angka-angka rating 32 dan share, 33 seperti pada stasiun televise swasta nasional lainnya yaitu Metro Tv, Kompas Tv, dan TV One, sehingga pemirsa yang menonton tayangan dari stasiun televisi seperti Berita Satu hanya mereka yang televisinya menggunakan layanan jaringan berbayar 31 Udi Rusadi, Kajian Media: Isu Ideologi dalam Perspektif, Teori dan Metode (Jakarta: Rajawali Pers, 2015), Rating merupakan data pemirsa televisi yang dihasilkan dari survei (seperti data rating dari Nielsen) yang hasil pengukurannya itu dilakukan secara kuantitatif (berupa angka) dan hasil data tersebut dijadikan sebagai bahan evaluasi atau penilaian dari sebuah stasiun televisi terhadap programnya. 33 Share adalah presentase televisi rumah tangga atau jumlah target pemirsa pada ukuran satuan waktu tertentu pada suatu channel tertentu terhadap total pemirsa di semua channel.

28 12 seperti First Media maupun layanan TV Cable lainnya, 4) Berita Satu adalah salah satu anak perusahaan dari perusahaan multinasional Lippo Group. B. Batasan dan Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, untuk menghindari kerancuan permasalahan maka perlu adanya batasan masalah yang akan dibahas, agar tesis ini lebih praktis dan operasional. Sehingga peneliti menentukan fokus penelitian, sebagai berikut: Pertama, semua berita terkait Aksi Bela Islam dari jilid pertama hingga ketiga yang terangkum oleh stasiun televisi Berita Satu. Kedua, berita-berita yang terangkum dalam satu kategori liputan khusus, dan topik pilihan terkait Aksi Bela Islam di Berita Satu. Berdasarkan latar belakang dan batasan masalah penelitian tersebut, dapat dirumuskan beberapa rumusan masalah, sebagai berikut: 1. Pertanyaan mayor dalam penelitian ini, yaitu: Bagaimana pemberitaan gerakan Aksi Bela Islam dalam konstruksi hierarki pengaruh di Berita Satu? 2. Pertanyaan minornya, yaitu: a. Sejauh mana pengaruh level individu pekerja dalam pemberitaan Aksi Bela Islam di Berita Satu? b. Apa saja unsur-unsur dalam rutinitas media yang memengaruhi isi pemberitaan Aksi Bela Islam di Berita Satu? c. Seberapa besar pengaruh organisasi media dalam isi pemberitaan tentang Aksi Bela Islam di Berita Satu? d. Apa saja pengaruh dari ekstra media dalam isi pemberitaan di Berita Satu? e. Apa ideologi yang dianut oleh stasiun televisi Berita Satu, sehingga dapat memengaruhi isi dari pemberitaan?

29 13 C. Thesis Statement Gerakan Aksi Bela Islam menjadi sebuah berita menarik dan mendapatkan perhatian khusus oleh stasiun televisi Berita Satu, yang kemudian Berita Satu berusaha membangun pengaruh yang bertingkat seperti terlihat pada isi pemberitaan. Dan jika dikaitkan dalam Teori Hierarki Pengaruh, maka terlihat bahwa pengaruh ideologi merupakan pengaruh yang terbesar dalam memengaruhi isi pemberitaan Aksi Bela Islam di Berita Satu. D. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian Pemberitaan Gerakan Aksi Bela Islam dalam Konstruksi Hierarki Pengaruh Isi Media di Berita Satu, yaitu: a. Menganalisis pemberitaan gerakan Aksi Bela Islam dalam konstruksi hierarki pengaruh di Berita Satu. b. Menganalisis, yaitu: (1) Pengaruh level pekerja pada isi pemberitaan Aksi Bela Islam. (2) Unsur-unsur rutinitas media yang memengaruhi isi pemberitaan Aksi Bela Islam. (3) Pengaruh organisasi media pada isi pemberitaan Aksi Bela Islam. (4) Pengaruh dari level extra media pada isi pemberitaan Aksi Bela Islam. (5) Ideologi yang dianut oleh stasiun televisi Berita Satu. 2. Manfaat Penelitian a. Manfaat secara teoritis, yaitu diharapkan dapat memberikan sumbangan akademis dalam penelitian yang berkaitan dengan bidang studi media, yang dapat dikaji dari berbagai disiplin ilmu,

30 14 seperti agama, sosial politik, ekonomi politik, bahasa, dan sebagainya. b. Manfaat secara praktis, yaitu diharapkan menjadi referensi bagi masyarakat agar dapat lebih cermat, dalam melihat berita yang disajikan media massa, dan tidak serta-merta memberikan sosial judgment kepada apa pun. Selain itu, penelitian ini juga diharapkan dapat membangun kesadaran umat Islam agar dapat membangun kembali citra Islam yang positif. E. Tinjauan Kajian Terdahulu Penelitian tentang pemberitaan Aksi Bela Islam, yang walaupun peristiwa tersebut terbilang baru, tetapi telah ada beberapa peneliti yang menelitinya, sehingga dapat dijadikan bahan referensi dalam melakukan penelitian ini.baik yang berbentuk kumpulan tulisan (ontologi), jurnal, tesis dan sebagainya. Sehingga dalam melakukan penelitian pun, penulis telah meninjau beberapa penelitian yang dianggap relevan dengan permasalahan yang diteliti oleh peneliti, sebagai berikut: Pertama, penelitian kolektif yang dilakukan oleh Iding Rosyidin, dan Gun Gun Heryanto, berjudul: Konstruksi Citra Partai Islam di Media Nasional Pemetaan Pemilu Penelitian tersebut menggunakan dua kerangka teori, yakni Konstruksi Sosial Media Massa oleh Peter L. Berger & Luckmann dan teori Hierarki Pengaruh Isi Media oleh Pamela J. Shoemaker & Stephen D. Reese. Dalam penelitian tersebut menggunakan metode kualitatif, yang menyimpulkan bahwa partai-partai Islam cukup mendapatkan tempat baik di Harian Republika maupun Sindo, khususnya menjelang diselenggarakannya Pemilu Namun dari sisi kognisi dan konteks sosial terdapat perbedaan antara Harian Republika dan Sindo. Selain

31 15 itu juga, pemberitaan mengenai partai-partai Islam atau berbasis massa Islam tidak terlepas dari pengaruh beberapa faktor yang menurut teori hierarki pengaruh dikelompokkan ke dalam lima level. 34 Persamaan antara penelitian yang dilakukan oleh Iding Rosyidin, dan Gun Gun Heryanto, dengan penelitian ini adalah penggunaan teori hierarki pengaruh isi media oleh Pamela J. Shoemaker & Stephen D. Reese. Tetapi perbedaannya terletak pada substansi dan objek penelitian, yaitu penelitian ini memfokuskan pada masalah pemberitaan Aksi Bela Islam di Berita Satu. Kedua, penelitian kolektif yang dilakukan oleh Arie Setyaningrum Pamungkas dan Gita Octaviani yang berjudul Aksi Bela Islam dan Ruang Publik Muslim: Dari Representasi Daring Ke Komunitas Luring. Dalam penelitiannya menggunakan dua metode yaitu, yang pertama metode melalui observasi di media sosial, dan kedua metode analisis wacana dalam mengintrepretasikan bentuk-bentuk representasi Aksi Bela Islam, dan pewacanaannya yang muncul di jejaring media sosial khususnya Facebook dan Instagram. Penelitian tersebut melacak bagaimana strategi melalui mediatisasi dakwah (propaganda yang mengatasnamakan Islam) dilakukan dalam Aksi Bela Islam dengan mengeksplorasi representasi online daring (dalam jaringan) di media sosial seperti Facebook, Instagram, dan aplikasi pesan personal WhatsApp, sehingga menunjukkan suatu lokasi pada ruang yang disebut sebagai Publik Muslim. 35 Persamaan dengan penelitian yang dilakukan oleh Arie Setyaningrum Pamungkas dan Gita Octaviani yaitu substansi penelitian yaitu berkaitan tentang Aksi Bela Islam.Akan tetapi, perbedaannya terletak pada objek yaitu pada penelitian ini, yang menjadi 34 Iding Rosyidin dan Gun Gun Heryanto, Konstruksi Citra Partai Islam di Media Nasional Pemetaan Pemilu 2014, (Jakarta: Pusat Penelitian dan Penerbitan Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah 2013), Arie Setyaningrum Pamungkas dan Gita Octaviani, Aksi Bela Islam dan Ruang Publik Muslim. Jurnal Pemikiran Sosiologi, vol.4 no.2 (Universitas Gadjah Mada, 2017), 65.

32 16 objek ialah stasiun televisi Berita Satu. Selain itu perbedaan lainnya ialah pada penelitian ini menggunakan teori hierarki pengaruh. Ketiga, penelitian yang dilakukan oleh Meistra Budiasa yang berjudul Mediatisasi Aksi Massa Islam 2 Desember Penelitian tersebut membahas tentang bagaimana bentuk politik ketakutan berupa tekanan massa tersebut dimediatisasi oleh media dalam liputan langsung aksi massa 2 Desember 2016, dan konstruksi dari media massa memberitakan tentang aksi 2 Desember Persamaannya ialah terletak pada substansi penelitian yaitu berkaitan tentang Aksi Bela Islam. Tetapi perbedaannya terletak pada objek dan teori yang digunakan, yaitu pada penelitian yang dilakukan oleh Meistra Budiasa objek kajian yang diteliti diantaranya: Tv One, INews, dan CNN, serta teori yang digunakan adalah teori mediatisasi. Sedangkan pada penelitian ini objeknya ialah Berita Satu, dan teori yang digunakan yaitu hierarki pengaruh. Keempat, penelitian yang dilakukan oleh Silvina Mayasari yang berjudul Konstruksi Media Terhadap Berita Kasus Penistaan Agama Oleh Basuki Tjahaja Purnama (Ahok): Analisis Framing pada Surat Kabar Kompas dan Republika. Metode yang digunakana dalam penelitian itu adalah analisis framing menurut Gamson dan Mondigliani. Penelitian itu, menganalisis konstruksi media pada pemberitaan Aksi 4 November 2016 dan 2 Desember 2016 Kasus Dugaan Penistaan Agama oleh Basuki Tjahaja Purnama di dua surat kabar nasional, yaitu Kompas dan Republika. 37 Persamaan antara penelitian Silvina Mayasari dengan penelitian ini adalah 36 Meistra Budiasa, Mediatisasi Aksi Massa Islam 2 Desember Profetik Jurnal Komunikasi, vol.10 no.1 (Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga, 2017), Silvina Mayasari, Konstruksi Media Terhadap Berita Kasus Penistaan Agama oleh Basuki Tjahaja Purnama (Ahok): Analisis Framing pada Surat Kabar Kompas dan Republika. Jurnal Komunikasi, vol.8 no.2 (September 2018), 8.

33 17 yaitu persoalan substansi penelitian, yang sama-sama meneliti tentang pemberitaan Aksi Bela Islam. Tetapi perbedaannya ialah pada objeknya yaitu pada penelitian Silvina yang menjadi objek penelitian ialah surat kabar Kompas dan Republika, sedangkan pada penelitian yaitu stasiun televisi Berita Satu. F. Kerangka Teoritis Gerakan Aksi Bela Islam Televisi (Berita Satu) Teori Hierarki Pengaruh (Pamella J. Shoemaker & Stephen D. Reese, 1996) Individual level Media Routine level Organization level Extramedia level Ideological level Pengaruh individu pekerja media (mis. Wartawan) Rutinitas Media: Sumber berita, organisasi media, audiens Organisasi Media (Pemilik Media) Pengaruh dari luar organisasi media Ideologi media Gambar: 1.1. Bagan Teoritis oleh Peneliti. Berdasarkan bagan teoritis, menunjukkan bahwa sebuah peristiwa yang terjadi seperti Aksi Bela Islam yang diberitakan oleh sebuah media, dalam praktiknya berita yang disajikan tidak bersifat objektif, tetapi subjektik. Hal ini karena pada kenyataannya setiap media massa memiliki kepentingan masing-masing, sehingga faktor-faktor seperti: Individual Level, Media Routine Level, Organization Level, Extramedia Level, dan Ideological Level, dapat dipraktikkan media dan terorientasi dalam bentuk isi berita.

34 18 Tanda panah putus-putus antara individual level dengan pengaruh individu pekerja, adalah bermakna sama karena individual level yang terdapat dalam teori hierarki pengaruh yaitu bahwa salah satu faktor yang memengaruhi isi pemberitaan adalah para pekerja media, seperti wartawan atau jurnalis, presenter berita, cameramen, editor, dan lain-lainnya. Adapun tanda panah putus-putus antara media routine level dengan rutinitas media juga bermakna sama. Hal ini berhubungan dengan kerja rutin dari sebuah media, dan setiap media memiliki kerja rutinnya atau dalam hal ini ritme kerjanya masing-masing. Level ini juga memiliki tiga unsur yang saling berkaitan dan memengaruhi kerja rutin dari media tersebut, yaitu sumber berita, organisasi media dalam hal ini tim redaksi, dan audiens atau penonton. Tanda panah putus-putus antara organization level dengan organisasi media atau pemilik media juga bermakna sama. Dalam teori hierarki pengaruh level ini berarti melihat sejauh mana peran dari pemilik media dalam kekuasaannya untuk memengaruhi isi pemberitaan. Extramedia level atau dapat bermakna pengaruh dari luar organisasi media ini, dapat terlihat dari beberapa unsur yaitu di antaranya sumber berita, penonton, kekuasaan pemerintah, pengiklan, teknologi, dan pasar bebas. Unsur-unsur tersebut memiliki pengaruh yang cukup besar dalam isi pemberitaan di media. Adapun pada ideological level atau bermakna ideologi dari media. Berdasarkan teori hierarki pengaruh, level ini menjadi level yang berperan besar dalam memengaruhi isi pemberitaan. Hal ini karena berkaitan dengan sudut pandang atau keyakinan dari media tersebut.

35 19 G. Metodologi Penelitian 1. Paradigma Penelitian Paradigma penelitian merupakan kerangka berpikir yang menjelaskan bagaimana cara pandang peneliti terhadap fakta kehidupan sosial dan perlakuan peneliti terhadap ilmu atau teori. Secara umum, pendekatan penelitian atau sering juga disebut paradigma penelitian yang cukup dominan yaitu paradigma penelitian kualitatif, kuantitatif, dan campuran (gabungan kualitatif dan kuantitatif). 38 Penelitian yang berjudul Pemberitaan Gerakan Aksi Bela Islam dalam Konstruksi Hierarki Pengaruh Isi Media di Berita Satu, dengan fokus penelitian yaitu pemberitaan Aksi Bela Islam ini adalah penelitian kualitatif, yang menggunakan paradigma konstruktivis. Konstruktivisme, mengadopsi ontologi kaum relativis, epistimologi transaksional dan metodologi hermeneutis atau dialektis. Tujuan-tujuan penelitian dari paradigma ini diarahkan untuk menghasilkan berbagai pemahaman yang bersifat rekonstruksi. 39 Menurut paradigma ini, pengetahuan terdiri atas berbagai konstruksi yang memiliki konsensus relatif di antara pihak-pihak yang berkompeten. Sedangkan peran nilai-nilai dalam paradigma konstruktivis 38 Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian: Skripsi, Tesis, Disertasi, dan Karya Ilmiah (Jakarta: Kencana, 2011), Norman K. Denzin dan Yvonna S. Lincoln, Handbook Of Qualitative Research. Penerjemah Dariyatno, dkk (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), 124.

36 20 menempati posisi penting, sebab nilai dipandang sebagai sesuatu yang tidak bisa dihindari dalam menciptakan hasil-hasil penelitian Metode dan Konsep Penelitian a. Metode Penelitian Metodologi penelitian adalah sekumpulan peraturan, kegiatan, dan prosedur yang digunakan oleh pelaku suatu disiplin ilmu. Hakikat penelitian dapat dipahami dengan mempelajari berbagai aspek yang mendorong peneliti untuk melakukan penelitian. 41 Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Penelitian kualitatif memiliki sifat deskriptif analitik. Data yang diperoleh seperti hasil pengamatan, hasil wawancara, hasil pemotretan, data dokumentasi, catatan lapangan, disusun peneliti di lokasi penelitian, tidak dituangkan dalam bentuk dan angka-angka. Peneliti segera melakukan analisis data dengan memperkaya informasi, mencari hubungan, membandingkan, menemukan pola atas dasar data aslinya (tidak ditransformasi dalam bentuk angka). Hasil analisis data berupa pemaparan mengenai situasi yang diteliti yang disajikan dalam bentuk uraian naratif. 42 Menurut Creswell, metode kualitatif dibagi menjadi lima macam yaitu phenomenological research, grounded theory, 40 Denzin dan Lincoln, Handbook Of Qualitative Research, Tim Penyusun, Pedoman Akademik Penyusunan Proposal dan Penulisan Tesis (Jakarta: Program Magister KPI Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah, 2015), Tim Penyusun, Pedoman Akademik Penyusunan Proposal dan Penulisan Tesis,

37 21 ethnography, case study, and narrative research. 43 Adapun dalam penelitian ini, jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah studi kasus (case study). Studi kasus adalah merupakan salah satu jenis penelitian kualitatif, di mana peneliti melakukan eksplorasi secara mendalam terhadap program, kejadian, proses, aktivitas, terhadap satu atau lebih orang. 44 Studi kasus membantu peneliti untuk melakukan eksplorasi mendalam terkait berita-berita tentang Aksi Bela Islam di Berita Satu. b. Konsep Penelitian Konsep penelitian atau konsep metodologis yaitu memuat unsur-unsur konsep penting yang berkaitan tentang Hierarki Pengaruh Aksi Bela Islam di Berita Satu. Unsur mikro dan unsur makro dalam teori hierarki pengaruh yang akan menjadi uraian lapangan bagi teori yang digunakan dalam penelitian ini. Sehingga dari teori yang digunakan dalam penelitian ini akan dielaborasikan dengan prinsip yang ada dalam teori komunikasi Islam. 43 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Kombinasi (Bandung: CV. Alfabeta, 2016), Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Kombinasi, 15.

38 22 Hierarki Pengaruh Aksi Bela Islam 212 di Berita Satu Level Mikro: Individual level, dan media routines level. Pendekatan tabligh, dan amr ma'ruf nahy munkar. Bentuk dalam berita:» Breaking News: Aksi Damai 4 November.» Aksi damai 2/12: Besok Aparat Tidak Dibekali Senjata.» Aksi 2/12: Jokowi Apresiasi Unjuk Rasa Damai Level Makro: Organization level Extramedia level, dan Ideological level. Pendekatan taghyir dan akhlaq al-karimah Bentuk dalam berita:» Jelang Aksi 2/12: MUI Mengkaji Fatwa Shalat di Jalan.» Aksi Damai 2/12: Nilai Tukar Rupiah Menguat» Aksi 2/12. Gambar: 1.2. Bagan Konseptual. Bagan konseptual di atas menjelaskan bahwa pengaruh yang dihasilkan dari media berdasarkan teori hierarki pengaruh oleh Pamela J. Shoemaker dan Stephen D. Reese, berasal dari faktor internal dan eksternal organisasi media, atau dari level terkecil (mikro) yaitu para wartawan, hingga pada level tertebesar (makro) yaitu pemilik media, luar organisasi media, dan ideologi media. 45 Adapun nilai-nilai yang terkandung dalam unsur-unsur dari hierarki pengaruh, kemudian dielaborasikan dengan konsep pada teori komunikasi Islam dari Andi Faisal Bakti dan Hamid Mowlana. Konsep-konsep tersebut kemudian terbagi dalam dua level.pertama, pada level mikro yaitu ditemukan pendekatan konsep tabligh dan amr 45 Shoemaker dan Reese, Mediating the Message, 271.

39 23 ma ruf nahy munkar yang ada dalam pemberitaan terkait Aksi Bela Islam di Berita Satu. Kedua, pada level makro atau pada ranah yang lebih besar mencakup dari dalam maupun luar media, yang walaupun Berita Satu adalah media yang dimiliki oleh seorang pebisnis yang juga bukan seorang Muslim, walaupun beritanya lebih mengarah pada konteks yang negatif, tetapi pada beberapa bagian dari isi pemberitaan Aksi Bela Islam masih nampak kandungan nilai-nilai Islamnya, karena para wartawannya. 3. Prosedur Pengambilan Data Prosedur pengumpulan data atau teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan. 46 Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan tiga macam teknik pengumpulan data, yaitu observasi, wawancara, dan dokumentasi. a. Observasi Observasi atau pengamatan yang dilakukan oleh peneliti, yaitu jenis observasi partisipatif yang sifatnya partisipasi pasif (passive participation). 47 Sehingga hal ini, bertujuan untuk melihat proses kerja dari Berita Satudalam mengolah berita. Peneliti hadir di ruang redaksi pada tanggal 9 April 2018 untuk mengamati redaksi Berita Satu ketika melakukan briefing atau 46 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Kombinasi, Partisipasi pasif yaitu peneliti datang di tempat kegiatan orang yang diamati, tetapi tidak ikut terlibat dalam kegiatan tersebut (lihat: Sugiyono (2016), h.311).

40 24 pengarahan kepada para wartawan Berita Satu yang akan melakukan liputan berita. Peneliti juga melakukan pengamatan terhadap tayangantayangan berita yang berkaitan dengan peristiwa Aksi Bela Islam yang terdapat dichannel youtube dari stasiun televisi Berita Satu. b. Wawancara Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, tetapi juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam teknik pengumpulan data ini mendasarkan diri pada laporan tentang diri sendiri atau self-report, atau setidak-tidaknya pada pengetahuan dan atau keyakinan pribadi. 48 Adapun dalam penelitian ini, peneliti melakukan wawancara semiterstruktur (semistructure interview), 49 dengan narasumber kunci yang terlibat dalam proses produksi pemberitaan di Berita Satu, yaitu Pemimpin Redaksi Bapak Claudius V. Boekan yang memiliki kuasa penuh di redaksi Berita Satu. Selain itu wawancara juga dilakukan dengan Tezar Aditya Rahman yang merupakan salah satu news presenter dan reporter Berita Satu yang melakukan liputan Aksi Bela Islam dari jilid pertama hingga ketiga. Hal ini bertujuan untuk mengumpulkan data-data terkait 48 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Kombinasi, Jenis wawancara ini termasuk dalam kategori in-dept interview. Tujuan dari wawancara jenis ini adalah untuk menemukan permasalahan secara lebih terbuka, di mana pihak yang diajak wawancara diminta pendapat, dan ide-idenya (lihat: Sugiyono (2016), h.318).

41 25 penelitian dan untuk menjawab poin-poin dalam rumusan masalah. c. Dokumentasi Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang. Studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara mendalam penelitian kualitatif. 50 Peneliti menggunakan teknik pengumpulan data ini, sebagai pelengkap dalam mengumpulkan data-data penelitian. Dengan menggali dan mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya yang berkaitan dengan dokumentasi tayangan berupa audio visual, maupun tulisan-tulisan yang berkaitan dengan Aksi Bela Islam, yang kemudian disusun menjadi serangkain data sebagai bahan kajian dalam penelitian ini. 4. Teknik Analisis Data Dalam penelitian kualitatif, data diperoleh dari berbagai sumber, dengan menggunakan teknik pengumpulan data yang bermacam-macam (triangulasi), dan dilakukan secara terus menerus sampai datanya jenuh. 51 Teknik triangulasi 52 biasanya merujuk pada suatu proses pemanfaatan persepsi yang beragam untuk mengklasifikasi makna, memverifikasi kemungkinan pengulangan dari suatu observasi ataupun 50 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Kombinasi, Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Kombinasi, Menurut Flick (1992), teknik triangulasi juga dapat digunakan untuk mengklasifikasi makna dengan cara mengidentifikasi cara pandang yang berbeda terhadap berbagai fenomena (lihat: Denzin dan Lincoln (2009), h.308).

42 26 interpretasi, namun harus dengan prinsip bahwa tidak ada observasi atau interpretasi yang 100% dapat diulang. 53 Analisis data kualitatif adalah bersifat induktif, yaitu suatu analisis berdasarkan data yang diperoleh, selanjutnya dikembangkan menjadi hipotesis. Berdasarkan hipotesis yang dirumuskan berdasarkan data tersebut, selanjutnya dicarikan data lagi secara berulang-ulang sehingga selanjutnya dapat disimpulkan apakah hipotesis tersebut diterima atau ditolak berdasarkan data yang terkumpul. Bila berdasarkan data yang dapat dikumpulkan secara berulang-ulang dengan teknik triangulasi, ternyata hipotesis diterima, maka hipotesis tersebut berkembang menjadi teori. 54 Adapun data-data yang dikumpulkan itu berupa data primer dan data sekunder. Data primer yaitu berupa tayangan-tayang berita Aksi Bela Islam di Berita Satu, sedangkan data sekundernya yaitu berupa data yang didapat dari hasil wawancara, dan dokumen-dokumen yang menunjang data primer. Miles dan Huberman mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis data, yaitu data reduction, data display, dan drawing/verifying conclusions Denzin dan Lincoln, Handbook Of Qualitative Research, Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Kombinasi, Miles M. B and Huberman A. M, Qualitative Data Analysis: A Sourcebook of New York Methods, dalam Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Kombinasi, 334.

43 27 a. Reduksi Data Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan. Reduksi data dapat dibantu dengan peralatan elektronik seperti komputer mini, dengan memberikan kode pada aspek-aspek tertentu. 56 Reduksi data yang dilakukan oleh peneliti untuk membantu selama proses penelitian ialah dengan membuat abstraksi atau dengan merangkum pokok-pokok inti seperti pernyataan dari narasumber. Selain itu juga, peneliti dibantu oleh alat perekam suara untuk mempermudah dalam membuat abstraksi. b. Penyajian Data Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplaykan data. Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya. Dalam hal ini Miles and Huberman menyatakan yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Kombinasi, Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Kombinasi, 339.

44 28 c. Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel. 58 Kesimpulan dalam penelitian kualitatif merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu obyek yang sebelumnya masih gelap sehingga setelah diteliti menjadi jelas, dapat berupa hubungan kausal atau interaktif, hipotesis atau teori Kredibilitas Data Kredibilitas data atau biasa yang disebut keabsahan data merupakan suatu cara untuk mengecek keabsahan atau kredibilitas dari data-data penelitian. Dalam hal ini peneliti menggunakan beberapa carayaitu: (1) Pengoptimalan waktu penelitian, yang berguna untuk meminimalkan jarak antara peneliti dengan informan/narasumber. (2) Peneliti menggunakan teknik triangulasi, yaitu teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data 58 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Kombinasi, Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Kombinasi, 343.

45 29 itu. 60 (3) Pembuktian ialah dengan cara yang ditempuh peneliti guna membuktikan bukti atau dukungan terhadap data yang diperoleh. Hal ini bertujuan untuk mengatasi keterbatasan daya ingat, penglihatan, dan pendengaran peneliti dalam proses penelitian, sehingga digunakan instrument bantu/penunjang seperti catatan lapangan (fieldnotes), perekam suara (voice recorder) dan foto. H. Sistematika Penulisan Tesis ini dimulai dengan pendahuluan sebagai bab pertama, yang membahas di antaranya: latar belakang, batasan dan rumusan masalah, pernyataan penelitian atau thesis statement, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan kajian terdahulu, kerangka teoritis, metodologi penelitian, serta sistematika penulisan tesis. Selanjutnya, penulis melakukan kajian pustaka yang dielaborasi pada bab dua. Berisikan pembahasan tentang landasan teori utama yang digunakan, yaitu teori hierarki pengaruh yang diperkenalkan oleh Pamela J. Shoemaker dan Stephen D. Reese. Sebelum lebih jauh membahas hasil dari penelitian ini, terlebih dahulu penulis menyajikan gambaran umum objek penelitian pada bab tiga, yaitu berupa uraian singkat tentang stasiun televisi Berita Satu. Adapun sebagai inti tesis, penulis melakukan analisis yang disajikan pada bab keempat, yang merupakan uraian data-data dan temuan yang didapatkan selama melakukan penelitian.sehingga uraian data-data penelitian terkait pemberitaan tentang Aksi Bela Islam ini tersaji dalam bentuk analisis deskriptif. 60 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2001), 178.

46 30 Tahap selanjutnya setelah melakukan analisis data, yaitu pada bab lima diuraikan pembahasan terkait penelitian. Pada bagian ini hasil analisis data dan temuan penelitian dengan teori, serta rumusan dari permasalahan dalam penelitian, dipadukan dalam bentuk deskriptif. Bab enam sebagai penutup penelitian ini. Pada bab ini, penulis menguraikan kesimpulan dari hasil penelitian yang dilakukan, serta rekomendasi, dari sisi teoritis, maupun sisi praktis.

47 BAB II KAJIAN TEORITIS : TEORI HIERARKI PENGARUH ISI MEDIA A. Komunikasi dan Dakwah Komunikasi adalah sebuah proses suatu kegiatan yang memiliki banyak langkah terpisah tetapi saling berhubungan sepanjang waktu. 1 Pada 1968, buku Lee Thayer, Komunikasi dan Sistem Komunikasi (Communication and Communication System), memberikan pandangan lintas disiplin mengenai komunikasi. Seperti pendekatan lain dalam periode ini, Thayer menekankan komunikasi sebagai proses yang dinamis di mana individu menciptakan dan menginterpretasikan informasi yang dilihatnya sebagai sesuatu yang kompleks, dinamis, dan sangat pribadi. Untuk menekankan cara berpikir ini, Thayer mengusulkan konsep masuk ke dalam hitungan yang mampu dan masuk ke dalam hitungan yang lemah. Menurutnya, kemampuan dan kerentanan kita mengarahkan cara kita memperoleh, memproses, menghasilkan, dan menyebarkan informasi. 2 Lebih jauh Andi Faisal Bakti menjelaskan tentang pandangan dari Thayer, yang mengatakan bahwa orang-orang hanya dapat dipengaruhi dalam berbagai kemungkinan yang ada, pada titik tertentu, di dalam struktur atau sistem psikologis khusus mereka, karena tidak ada yang namanya sihir dalam komunikasi. Sehingga, seorang penerima akan bereaksi sebagai konsekuensi dari mendapatkan pesan tergantung pada nilai dan 1 Brent D. Ruben dan Lea P. Stewart, Komunikasi dan Perilaku Manusia, Penerjemah Ibnu Hamad (Jakarta: Rajawali Pers, 2014), Lee Thayer, Communication and Communication Systems, dalam Brent D. Ruben dan Lea P. Stewart, Komunikasi dan Perilaku Manusia, Penerjemah Ibnu Hamad,

48 32 keyakinannya sendiri, bukan pada isi ucapan yang ditujukan kepadanya, dan ini adalah tingkat pertama dari Teori Resepsi-Aktif. 3 Sebagai bagian dari aktivitas keagamaan, eksistensi dakwah adalah sesuatu yang bersifat dialektis dan dialogis dengan kondisi objek dakwah. Dakwah bukanlah aktivitas satu arah yang tidak peduli dengan kondisi mad u, melainkan sebuah respons dari pengetahuan atas kondisi yang ada. Dakwah bukanlah aktivitas penyeruan agama tanpa memerhatikan kondisi mad u. Dakwah adalah upaya untuk mengubah mad u agar menjadi lebih baik dari sebelumnya. 4 Dengan demikian, dakwah dan komunikasi memiliki kaitan yang erat dan tidak dapat dipisahkan. Dakwah menjadi salah satu bentuk komunikasi manusia, dan sebaliknya dakwah dapat menjadi sumber etika dan moral bagi komunikasi, baik sebagai ilmu pengetahuan, maupun sebagai aktivitas sosial. 5 Dakwah jelas memainkan peran sentral dalam membangun pemahaman agama di antara manusia.ini juga sangat penting dalam membangun perdamaian di antara sesama warga. Lebih lanjut, dakwah adalah signifikan dalam menciptakan pembangunan manusia yang berkelanjutan. 6 Dalam perspektif Islam, komunikasi selain bertujuan untuk mewujudkan hubungan secara vertikal dengan Pencipta, juga berfungsi untuk menegakkan hubungan secara horizontal terhadap sesama manusia.komunikasi dengan Pencipta tercermin melalui ibadah mahdha 3 Andi Faisal Bakti, Communication and Family Planning in Islam in Indonesia: South Sulawesi Muslim Perceptions of a Global Development Program (Jakarta: INIS, 2004), Moch. Fakhruroji, Dakwah di Era Media Baru: Teori dan Aktisime Dakwah di Internet (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2017), Anwar Arifin, Dakwah Kontemporer: Sebuah Studi Komunikasi, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2011), Andi Faisal Bakti, The Contribution of Dakwah to Communication Studies: Risale-I Nur's Perspective, Proceedings, Istanbul Foundation for Science and Culture, (2010), 1.

49 33 (shalat, puasa, zakat dan haji) yang bertujuan untuk membentuk taqwa. Sedangkan komunikasi dengan sesama manusia terwujud melalui penekanan hubungan sosial yang tercermin dalam semua aspek kehidupan manusia seperti sosial, budaya, politik, ekonomi, seni dan sebagainya. 7 Sehingga komunikasi dan dakwah dapat menjadi satu kesatuan, karena mempunyai banyak persamaan. Jika melihat bagaimana proses komunikasi (dakwah), hakikatnya tidak ada yang berbeda antara komunikasi islami (dakwah) dan non-islami (sekuler) dalam hal model (pola), proses, dan efeknya. Yang membedakan hanyalah landasan filosofinya. 8 Komunikasi dakwah adalah suatu penyampaian pesan dakwah yang secara sengaja dilakukan oleh komunikator (da i) kepada komunikan (mad u) dengan tujuan membuat komunikasi berperilaku tertentu. 9 Abad ke-21 menjadikan teknologi berkembang dengan baik, salah satunya teknologi media massa seperti televisi, saat ini orang-orang dapat menonton program televisi seperti berita tidak hanya melalui layar televisi, tetapi juga dapat menontonnya melalui smartphone dengan cara streaming. Sehingga seseorang dapat mengetahui informasi ataupun menyebarkan informasi ke berbagai daerah maupun belahan dunia dengan lebih mudah. Berdasarkan hal itu, seorang Muslim seharusnya dapat memanfaatkan teknologi yang ada saat ini, untuk melakukan dakwah dengan cara yang lebih transformatif sesuai dengan kondisi masyarakat, karena setiap muslim memiliki kewajiban untuk berdakwah sesuai yang dijelaskan dalam Alquran 7 Andi Faisal Bakti dan Venny Eka Meidasari, Trendsetter Komunikasi di Era Digital, Andi Faisal Bakti dan Venny Eka Meidasari, Trendsetter Komunikasi di Era Digital: Tantangan dan Peluang Pendidikan Komunikasi dan Penyiaran Islam. Jurnal Komunikasi Islam, Vol.04 no.01 (Juni, 2014), Wahyu Ilahi, Komunikasi Dakwah (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010), 26.

50 34 surat An-Nahl ayat 125. Dengan demikian, dakwah bukan hanya sebatas ketika seseorang yang dianggap ulama atau da i berada di atas mimbar atau dalam sebuah majelis taklim, dan sebagainya. Tetapi, dakwah dapat dilakukan dengan berbagai cara, selama cara tersebut sejalan dengan Alquran dan Hadis. Andi Faisal Bakti dalam tulisannya yang berjudul Dakwah Cerdas Era Globalisasi: antara Tantangan dan Harapan, menjelaskan bahwa: Dakwah seharusnya tidak diterjemahkan sebagai sesuatu yang mengarah pada makna seperti: hallo-hallo, propagation, missionary, proselyzation. Hal ini, bukan hanya kurang produktif, tetapi malah jadi kontra produktif dan boomerang, karena dakwah islamiah kemudian dibenci dan ditakuti. Makna dakwah seperti ini bukanlah studi ilmiah atau empiris, karena selalu mulai dengan: Ud uu ilaa sabiili rabbika. Man ahsanu qawlan min man da aa ilaa Allaah. Ballighuu annii walaw aayah. Kecuali melalui proses reinterpretasi, ayat-ayat ini semua mengarah kepada Allah yang abstrak itu. tetapi reinterpretasi empirikal dapat dikemukakan bahwa Allah di sini bermakna jalannya yang mengarah kepada kebaikan, kerja-kerja kemanusiaan, pembangunan ekonomi, temuan sains dan teknologi, dan seterusnya. 10 Berdasarkan hal itu, lebih jauh Andi Faisal Bakti menjelaskan bahwa dakwah yang dilakukan dengan pendekatan melalui Ilmu Komunikasi, menjadi salah satu cara atau strategi yang bagus untuk seorang da i. Kondisi real permasalahan komunikasi dapat dilihat berdasarkan analisa lima level: intra-personal, inter-personal, inter-organisasi, inter-environmental, dan inter-teknologi. Interpersonal dapat mencakup aspek komitmen, konsistensi, transparansi, akuntabilitas, inteligensi, dan komunikatibilitas.hal ini dapat dikaitkan dengan taqwa, iman, Islam, dan ihsan.atau lebih jelas lagi shiddiq 10 Andi Faisal Bakti. The Role of Islamic In The Globlalizaton Era: Between Religious Principles And Values of Globlalization, The Challenges And The Opportunities, Paper Presented at The Second International Conference on Islamic Media, Desember 2011 ( 2.

51 35 (komitmen, kejujuran), istiqamah (konsistensi), fathanah (inteligensi), amanah (akuntabilitas) dan tabligh (komunikatibilitas). 11 Sehingga, fungsi dakwah yang dapat diperankan oleh media massa adalah menjaga agar media massa selalu berpihak kepada kebaikan, kebenaran, dan keadilan universal sesuai dengan fitrah dan kehanifaan manusia, dengan selalu taat kepada kode etiknya. Dengan demikian media massa tidak melakukan malpraktik dengan setia menjalankan tanggung jawab sosialnya, seperti tidak menyiarkan berita bohong, tidak menyiarkan pornografi dan tidak menyiarkan sensasi. 12 B. Fungsi dan Disfungsi Media Menurut Denis McQuail dalam bukunya McQuail s Mass Communication Theory, menjelaskan bahwa komunikasi massa merupakan satu topik di antara banyak ilmu sosial dan hanya satu bagian dari lingkup penelitian dari komunikasi manusia. 13 Komunikasi massa merupakan proses organisasi media menciptakan dan menyebarkan pesan-pesan pada masyarakat luas dan proses pesan tersebut dicari, digunakan, dipahami, dan dipengaruhi oleh audiens. 14 Ciri utama dari media massa adalah bahwa mereka dirancang untuk menjangkau banyak orang. Khalayak potensial dipandang sebagai sekumpulan besar dari konsumen yang kurang lebih anomin, dan hubungan antara pengirim (sender) dan penerima (receivers) dipengaruhi olehnya. 11 Andi Faisal Bakti. The Role of Islamic In The Globlalizaton Era: Between Religious Principles And Values of Globlalization, The Challenges And The Opportunities, Anwar Arifin, Dakwah Kontemporer: Sebuah Studi Komunikasi, Denis McQuail, Teori Komunikasi Massa McQuail, Penerjemah Putri Iva Izzati (Jakarta: Salemba Humanika, 2012), Stephen W. Littlejohn and Karen A. Foss, Teori Komunikasi, Penerjemah Mohammad Yusuf Hamdan (Jakarta: Salemba Humanika, 2009), 405.

52 36 Hubungan tersebut bersifat satu arah, satu sisi, dan tidak personal dan terdapat jarak sosial dan fisik antar pengirim dan penerima. Pengirim biasanya memiliki kekuasaan yang lebih besar, daripada penerima. 15 Sehingga media seperti televisi, radio maupun surat kabar merupakan alat atau perantara yang digunakan dalam proses melakukan komunikasi massa untuk menyebarkan berbagai informasi. Komunikasi melakukan sejumlah hal atau fungsi dengan banyak cara untuk menentukan hasil kelompok. 16 Media massa berada dalam kehidupan masyarakat dan karena itu ia memiliki keterkaitan dengan sistem dan praktik kehidupan masyarakat itu sendiri. 17 Sebagai lembaga kemasyarakatan media massa memiliki posisi dan fungsi yang sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan masyarakat. Sebagai lembaga bisnis media tumbuh dan berkembang dalam arena pasar untuk bisa membiayai kehidupan dirinya dan bisa mengakumulasi keuntungan. 18 Kedua posisi kelembagaan tersebut tidak selalu diperankan oleh media sekaligus. Dalam praktiknya akan mengarah pada salah satu posisi yang lebih dominan, yaitu memerankan fungsi lembaga kemasyarakatan atau sebagai sebuah lembaga bisnis yang menjalankan praktik ekonomi. 19 Sehingga untuk melihat fungsi yang dijalankan dari media massa tersebut, maka perlu juga untuk menggunakan pendekatan fungsional. 15 Denis McQuail, Teori Komunikasi Massa McQuail, Littlejohn and Foss, Teori Komunikasi, Udi Rusadi, Kajian Media: Isu Ideologis dalam Perspektif, Teori, dan Metode (Jakarta: Rajawali Press, 2015), Udi Rusadi, Kajian Media, Udi Rusadi, Kajian Media, 30.

53 37 Dalam pandangan fungsional, masyarakat tidak mungkin tidak memiliki stratifikasi atau tanpa ada posisi kelas dan hal itu merupakan sebuah keniscayaan fungsional sebuah masyarakat. 20 Media berada dalam lingkungan masyarakat, ia berintegrasi untuk berusaha mewujudkan tujuan yang dibangun dan media juga berperan agar bisa ikut melanggengkan kehidupan masyarakat. Paralel dengan dukungan media terhadap fungsi masyarakat, maka media massa juga berperan sebagi subsistem ekonomi, politik, komunitas masyarakat, dan sistem pengasuhan. 21 Eksistensi dan peran televisi sebagai media massa yang begitu penting dalam kehidupan umat manusia, jelas tidak dapat dipisahkan dari eksistensi informasi. Di dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 40 Tahun 1999 tentang Pers Pasal 3, secara tegas dinyatakan bahwa media massa dalam hal ini pers nasional mempunyai fungsi sebagai media informasi, media pendidikan, media hiburan, dan media pengawasan atau kontrol sosial. 22 Empat fungsi media massa tersebut ternyata fungsi informasi dan pengawasan sosial memainkan peran yang sangat sentral dalam kehidupan berdemokrasi. Berkat fungsi informasi dan kontrol sosial inilah media massa sering kali diberi gelar sebagai pilar kekuatan keempat (the forth estate) sesudah eksekutif, legislatif, dan yudikatif dalam tatanan bernegara dan berbangsa. 23 Keseluruhan fungsi tersebut mungkin tidak dilakukan oleh media, mungkin saja hanya beberapa fungsi, misalnya hanya melakukan hiburan, atau fungsi informasi, namun informasi yang disampaikan bisa digunakan 20 Udi Rusadi, Kajian Media, Udi Rusadi, Kajian Media, Andi Alimuddin Unde, Televisi dan Masyarakat Pluralistik (Jakarta: Prenadamedia Group, 2014), Andi Alimuddin Unde, Televisi dan Masyarakat Pluralistik, 104.

54 38 sebagai sumber daya dalam memperluas hubungan atau relasi dengan golongan masyarakat lainnya.semua konten yang disampaikan kepada khalayak tidak selalu memberikan pengaruh sesuai dengan fungsi yang disusun, tetapi sebaliknya atau menjadi disfungsional. 24 Sebagaimana konsekuensi klasifikasi fungsi yang digambarkan oleh Wright, sebagai berikut: 25 Efek yang terjadi Dari bentuk isi media Sasaran media Fungsi >< Disfungsi Nyata ><Tersembunyi 1. Pengawasan 2. Korelasi 3. Transmisi budaya 1. Masyarakat 2. Individu 3. Subkelompok 4. Hiburan 4. Sistem-sistem budaya Tabel 2.1. Efek, Bentuk, dan Sasaran Media. 26 Upaya media melaksanakan berbagai langkah dan diabadikan untuk kepentingan masyarakat yang secara sosiologis bisa ada pada setiap individu dalam masyarakat. Dalam perspektif ini media tidak melakukan langkahlangkah yang sentrifungsi dalam arti melakukan upaya perubahan dengan dinamika yang progresif, namun media berusaha memanfaatkan berbagai sumber daya yang dimiliki berusahan secara sistematis dan gradual melakukan perubahan atau pengembangan secara perlahan. Perubahan yang terjadi selalu mengarah pada keseimbangan menuju kestabilan Udi Rusadi, Kajian Media, Udi Rusadi, Kajian Media, Udi Rusadi, Kajian Media, Udi Rusadi, Kajian Media, 34.

55 39 Fungsi informasi yang dilakukan media ialah dengan menyediakan informasi mengenai peristiwa dan kondisi masyarakat yang terjadi di mana saja di seluruh bagian wilayah di dunia. 28 Media massa tidak hanya sebagai alat untuk menyebarkan informasi di seluruh bagian bumi, tetapi juga alat untuk menyusun agenda, serta memberitahu kita apa yang penting dihadiri. George Gerbner menyimpulkan pentingnya media massa sebagai berikut: kemampuan untuk menciptakan masyarakat, menjelaskan masalah, memberikan referensi umum, dan memindahkan perhatian dan kekuasaan. 29 Oleh sebab itu, yang penting bagi komunikasi massa adalah media itu sendiri. Organisasi media menyebarkan pesan yang memengaruhi dan menggambarkan budaya masyarakat, dan media memberikan informasi kepada audiens yang heterogen, menjadikan media sebagai bagian dari kekuataan institusi masyarakat. 30 Sehubungan dengan hal tersebut, sebenarnya media berada pada posisi yang mendua, dalam pengertian bahwa media dapat memberikan pengaruh-pengaruh positif maupun negatif. Tentu saja, atribut-atribut normatif ini bersifat sangat relatif, bergantung pada dimensi kepentingan yang diwakili. 31 Isi media adalah basis dari pengaruh media.isi media merupakan ranah kajian komunikasi yang amat penting untuk dimasuki. Dengan mempelajari isi media, kita bisa mengerti fenomena yang tersembunyi yaitu orang-orang dan organisasi yang memproduksi isi media. Kajian tentang isi media juga membantu kita memprediksi dampaknya terhadap 28 Udi Rusadi, Kajian Media: Isu Ideologi dalam Perspektif, Teori dan Metode, Littlejohn and Foss, Teori Komunikasi, Littlejohn and Foss, Teori Komunikasi, Alex Sobur, Analisis Teks Media: Suatu Pengantar untuk Analisis Wacana, Semiotika, dan Analisis Framing (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004), 31.

56 40 khalayak. Kalau kita mengasumsikan bahwa medialah yang menyajikan realitas kepada khalayak, maka mempelajari isi media membantu kita untuk menilai realitas seperti apa sebenarnya yang dikonsumsi khalayak. 32 Tanpa diragukan, produksi media merespon terhadap perkembangan sosial dan budaya dan selanjutnya memengaruhi perkembangan tersebut. Adanya jenis media tertentu seperti televisi memengaruhi bagaimana kita berpikir tentang dan merespons pada dunia. Sementara media bekerja dalam berbagai cara untuk segmen-segmen masyarakat yang berbeda, audiens tidak semuanya terpengaruh, tetapi berinteraksi dalam cara yang khusus dengan media. 33 Televisi bisa mendistorsi orang atau peristiwa tertentu secara visual dengan menggunakan teknik dan angle kamera tertentu. Demikian pula berita surat kabar dengan cara memilih judul, lead, foto, atau kosa kata tertentu, atau dengan menyusun kalimat dengan cara tertentu. Cara yang paling kentara bisa dilihat dari cara media memberi perhatian lebih besar kepada orang, kelompok, peristiwa, atau tempat tertentu dibanding yang lain. Adapun, yang paling membedakan isi media (berita) dengan sumber informasi lain tentang dunia adalah fakta bahwa cara kita melihat dan bereaksi terhadap dunia dibentuk oleh sumber informasi yang paling dominan: yaitu media massa. Jika kita belum pernah pergi ke Rusia, maka cara pandang kita terhadap Rusia akan datang dari media massa di negeri kita Nanang Krisdinanto, Anomali dan Teori Hierarki Pengaruh terhadap Isi Media, Jurnal Komunikatif, Vol.03, no.1 (Juli, 2014), Littlejohn and Foss, Teori Komunikasi, Nanang Kridinanto, Anomali dan Teori Hierarki Pengaruh terhadap Isi Media, 7.

57 41 Salah satu peran dan tugas dari seorang jurnalis muslim adalah menghalalkan yang baik dan mengharamkan yang buruk. Jurnalis Islam melalui tulisan atau tayangannya di media massa punya peran dan kewajiban menularkan kebaikan dan mempromosikan kehalalan segala sesuatu baik dalam hal makanan, ucapan, perbuatan ataupun sikap dan mengharamkan segala keburukan bagi masyarakat. 35 dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang buruk. (Q.S. Al-A raf: 157). 36 Seorang jurnalis muslim juga berperan dan bertugas, untuk memelihara dan menjaga persatuan dan kesatuan umat Islam. Peranan dan efek informasi yang multifacet (beragam wajah), yang bisa membawa manfaat dan berkah, tetapi juga membawa fitnah dan laknat, maka para jurnalis Islam selayaknya menentukan kualitas isi dan pengaruh/efek dari informasi yang disebarluaskannya. Dalam kondisi perang budaya atau perang pemikiran (ghazwul fikri), maka para jurnalis muslim berada di garis depan pertempuran perang informasi. Perannya sangat strategis dalam menjaga dan memelihara persatuan dan kesatuan barisan umat Islam, melalui penyeleksian dan penyaringan informasi negatif dan penyebaran informasi yang benar dan bermanfaat bagi umat. 37 Tugas ini adalah sebagai pengamalan dari perintah Allah dalam Alquran berikut: 35 Ahmad Y. Samantho, Jurnalistik Islami: Panduan Praktis bagi Para Aktivis Muslim (Bandung: Penerbit Harakah, 2002), Departemen Agama RI, Al-Qur an dan Terjemahannya. 37 Ahmad Y. Samantho, Jurnalistik Islami, 73.

58 42 Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu daripadanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk (Q.S. Ali Imran: 103). 38 Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berperang di jalan-nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh (Q.S. Ash-Shaff: 4). 39 Adapun jika melihat realita yang ada di Indonesia saat ini, pemilik dari media massa maupun pemodal yang menguasai media massa, sebagian besar merupakan orang-orang yang bukan menganut agama Islam atau bukanlah seorang Muslim, sehingga terbilang sulit bagi seorang jurnalis Muslim dalam mempraktikkan prinsip-prinsip yang diajarkan dalam Islam. Anwar Arifin mengatakan bahwa, kepribadian media massa itu merupakan refleksi dari pendiri, pemilik atau pemimpin dari masing-masing media, seperti yang terjadi pada lembaga penyiaran (televisi). Hal ini berkaitan juga dengan sistem politik suatu negara Departemen Agama RI, Al-Qur an dan Terjemahannya. 39 Departemen Agama RI, Al-Qur an dan Terjemahannya. 40 Anwar Arifin, Dakwah Kontemporer: Sebuah Studi Komunikasi, 123.

59 43 C. Hierarki Pengaruh Isi Media Teori hierarki pengaruh isi media diperkenalkan oleh Pamela J. Shoemaker dan Stephen D. Reese. Teori ini menjelaskan bahwa pengaruh terhadap isi dari suatu pemberitaan media oleh pengaruh internal dan eksternal. Shoemaker dan Reese membagi kepada beberapa level pengaruh isi media, yaitu pengaruh dari individu pekerja media (Individual level), rutinitas media (media routines level), pengaruh dari organisasi media (Organizational level), pengaruh dari luar media (extra media level), dan pengaruh ideologi (Ideological level). 41 Individual level Media routine level Organization level Extramedia level Ideological level (Gambar: 2.1. Teori Hierarki Pengaruh Isi Media 42 ) Asumsi dasar teori ini adalah isi media tidak dapat merefleksikan sebuah realitas objektif, isi media dibentuk oleh sejumlah faktor yang menghasilkan beragam versi berbeda mengenai realitas, dan faktor-faktor yang berpengaruh; orientasi personal dari para pekerja media, 41 Pamela J. Shoemaker dan Stephen D. Reese, Mediating The Message (New York: Longman Publisher, 1996), Shoemaker dan Reese,Mediating The Message, 64.

60 44 profesionalisme, kebijakan perusahaan, pola kepemilikan perusahaan, lingkungan ekonomi, pengiklan, dan pengaruh-pengaruh ideologi. Secara umum, berdasarkan teori hierarki pengaruh isi media menegaskan bahwa pengaruh yang dihasilkan dari praktik media (misalnya; penggunaan siaran pers, ketersediaan teknologi, pemilihan cerita, jenis, dan pengeditan) memiliki dampak yang relatif kecil pada masyarakat, dikarenakan bukan faktor yang berperan secara sistematis dari konten suatu kelembagaan. Pengaruh yang dihasilkan individu dari sebuah media mungkin tidak luas. Tetapi ketika konten media di pengaruhi oleh faktorfaktor lain, yaitu diluar organisasi media, maka peluang memanipulasi konten media sesuai dengan kepentingan dan ideologi kelompok tertentu dapat memberikan pengaruh yang kuat dan menimbulkan efek yang luas di masyarakat Individual Level Bagian ini, membahas tentang pengaruh potensial pada konten media massa dari faktor-faktor yang intrinsik terhadap pekerja dibidang komunikasi: Pertama, dapat dilihat karakteristik komunikator dan latar belakang pribadi serta profesional mereka untuk melihat suatu peristiwa, misalnya, pendidikan wartawan dapat memengaruhi isi pemberitaan. Kedua, pengaruh berdasarkan sikap, nilai, dan keyakinan pribadi komunikator sikap yang dimiliki oleh individu komunikator sebagai akibat latar belakang atau pengalaman pribadi mereka, misalnya, sikap politik atau kepercayaan agama seorang wartawan atau jurnalis.ketiga, dapat dilihat orientasi profesional dan konsepsi peran komunikator setidaknya berfungsi sebagai disosialisasikan ke pekerjaan mereka, 43 Shoemaker dan Reese, Mediating The Message, 60.

61 45 misalnya, apakah jurnalis menganggap pemancar acara atau partisipan aktif dalam mengembangkan isi. 44 Menurut Andi Faisal Bakti dalam bukunya yang berjudul Communication and Family Planning in Islam in Indonesia: South Sulawesi Muslim Perceptions of a Global Development Program, dijelaskan bahwa sebagaimana ia mengadopsi pendapat dari Lee Thayer bahwa seseorang dapat melakukan proses komunikasi dan dapat menstruktur perilaku mereka dengan model mereka sendiri yang berbeda dengan siapapun, seperti juga perilaku sosial mereka, nilai-nilai keyakinan, orientasi, dan lain sebagainya. Sehingga sulit untuk memengaruhi untuk berpikir atau berperilaku dengan cara yang bertentangan dengan orientasi dasar, nilai-nilai, dan kepercayaan seseorang. 45 Berkaitan dengan level ini, maka dapat dikaitkan dengan salah satu tradisi dalam teori komunikasi yaitu tradisi sosiopsikologis. Dalam buku Teori Komunikasi (Theories of Human Communication) yang ditulis oleh Littlejohn dan Foss, menjelaskan bahwa tradisi ini seperti halnya pandangan psikologis yang melihat manusia sebagai kesatuan lahiriah dengan karakteristik yang mengarahkannya kepada perilaku mandiri. 46 Sehingga setiap individu tentunya memiliki pemahaman ataupun sudut pandang yang berbeda-beda. Bagian yang populer dalam pendekatan sosiopsikologis adalah teori sifat, yang mengidentifikasi variabel kepribadian serta kecenderungan-kecenderungan pelaku komunikasi yang memengaruhi Shoemaker dan Reese, Mediating The Message, Andi Faisal Bakti, Communication and Family Planning in Islam in Indonesia, 46 Littlejohn and Foss, Teori Komunikasi, 63.

62 46 bagaimana individu bertindak dan berinteraksi. 47 Sifat adalah sebuah kualitas atau karakteristik pembeda; ini merupakan cara berpikir, merasakan, dan bertingkah laku yang konsisten terhadap situasi. 48 Sementara itu, banyak sifat yang telah diteliti baik dari sisi psikologis maupun komunikasi, dalam banyak hal, para peneliti mulai menyadari bahwa dengan mencatat sifat seseorang sangat tidak membantu. Psikolog mulai mengembangkan berbagai model faktor sifat, kadang-kadang disebut juga sifat-sifat super. Seperti yang dapat dikutip dalam buku yang ditulis oleh Littlejohn dan Foss, bahwa terdapat salah satu model faktor-sifat yang paling terkenal adalah model faktorsifat yang dipaparkan oleh Digma, yang menyatakan model ini mengidentifikasi lima faktor umum yang dalam sebuah kombinasi menentukan sifat setiap individu dengan lebih spesifik. 49 Di antaranya: (1) Neuroticism atau kecenderungan untuk merasakan emosi negatif dan kesedihan; (2) extraversion atau kecenderungan untuk menikmati berada dalam kelompok, menjadi tegas, dan berpikir optimis; (3) openness atau kecenderungan untuk menjadi reflektif, memiliki imajinasi, memperhatikan perasaan dari dalam hati, dan menjadi pemikir mandiri; (4) agreeableness atau kecenderungan untuk menyukai dan menjadi simpatik kepada orang lain, ingin membantu orang lain, serta untuk menghindari permusuhan; dan (5) conscientiousness atau kecenderungan menjadi pribadi yang disiplin, melawan gerak hati nurani, menjadi teratur, dan memahami penyelesaian tugas. 50 Berdasarkan hal itu, bisa dianalisis dari level ini maka para pekerja di bidang media, seperti wartawan ataupun jurnalis, reporter maupun presenter, serta editor merupakan orang-orang profesional 47 Littlejohn and Foss, Teori Komunikasi, Littlejohn and Foss, Teori Komunikasi, Littlejohn and Foss, Teori Komunikasi, Littlejohn and Foss, Teori Komunikasi, 99.

63 47 pilihan dari sebuah media massa. Misalnya Berita Satu, sebagai salah stasiun televisi milik swasta tentunya dioperasikan oleh orang-orang yang profesional di bidangnya, tetapi orang-orang profesional itu pastilah memiliki latar belakang seperti; agama, pendidikan, suku dan budaya yang berbeda.sehingga menjadikan sifat maupun sudut pandang yang berbeda dari setiap orang. Hal itu juga, yang menyebabkan isi pemberitaan seperti berita terkait Aksi Bela Islam tidak dapat diberitakan secara apa adanya. Baik dalam pemilihan kata-kata yang dipakai, headline ataupun lead berita tersebut. Menurut Graeme Burton, kebenaran dalam hal media adalah bahwa tidak ada realitas atau kebenaran mutlak dalam media. Berita televisi, meskipun bukan berarti tidak mengandung kebenaran, memiliki kualitas-kualitas drama dalam cara menyeleksi kisah-kisah atau memunculkan kegairahan dalam sesuatu seperti kisah penculikan. Jelas bahwa berita di televisi bukanlah kebenaran yang mutlak. 51 Karena itu, wartawan dalam tahap pencarian beritanya sejak awal sudah harus menentukan pilihan siapa narasumber yang patut dihubungi, pertanyaan atau persoalan apa yang mesti diajukan; sementara pada proses penulisan beritanya ia harus memilih fakta-fakta mana yang harus didahulukan, dan fakta-fakta mana yang harus diceritakan kemudian, juga akan menimbulkan bias yang tidak bisa dianggap kecil Graeme Burton, Yang Tersembunyi di Balik Media (Yogyakarta: Jalasutra, 2006), Alex Sobur, Analisis Teks Media, 36.

64 48 2. Media Routines Level Level kedua dari teori ini adalah level media rutin. Jika mengacu pada istilah rutin, secara praktik merupakan sebuah pola, rutin, berulang, dan penggunaan media oleh para pekerja media untuk pekerjaan mereka. Sehingga level ini isi media juga dipengaruhi atas proses isi sebuah berita diproses dalam jangka waktu yang ditentukan sesuai dengan jenis media, misalnya media harian, mingguan atau bulanan. 53 Rutinitas atau kebiasaan bermanfaat dan menghasilkan kerangka yang kukuh untuk berurusan dengan teknologi, kendala waktu, dan jumlah orang yang terlibat. 54 Semua produksi selalu bekerja menurut tenggat (dead-line). Di televisi jadwal disusun untuk menciptakan materi yang dimasukkan ke dalam jatah program (programme slots). Tenggat ini harus dipenuhi atau tidak ada yang ditayangkan. Kesadaran terhadap tenggat ini adalah alasan lain untuk menerapkan rutinitas. 55 Media rutin terbentuk oleh tiga unsur yang saling berkaitan yaitu sumber berita (suppliers), organisasi media (processor), dan audiens (consumers) Shoemaker dan Reese, Mediating The Message, Graeme Burton, Yang Tersembunyi Di Balik Media, Graeme Burton, Yang Tersembunyi Di Balik Media, Shoemaker dan Reese, Mediating The Message, 109.

65 49 Organisasi Media (Processor) Routines Sumber Berita (Suppliers) Audiens (Consumers) (Gambar: 2.2. Skema Tiga Unsur Media Rutin) 57 a. Sumber berita (Suppliers). Rutinitas media tidak berkembang secara acak, dengan sumber daya yang ada dalam sebuah organisasi media yang terbatas. Rutinitas adalah tanggapan praktis terhadap kebutuhan organisasi media dan pekerja. Tugas organisasi media ini adalah mengantarkan, sebuah produk yang paling dapat diterima oleh konsumen dengan cara yang paling efisien dalam keterbatasan waktu dan ruang. Karena kebanyakan media adalah perusahaan pembuat keuntungan, mereka berusaha membuat produk yang bisa dijual lebih dari biaya produksi. 58 Sebuah organisasi media dapat digambarkan seperti bisnis lain yang berusaha menemukan pasar untuk produknya. Media harus memperoleh dan memproses produk mentah (seperti: berita, komedi), kemudian disampaikan hal tersebut ke konsumen (pembaca, pemirsa, dan pendengar). Pada setiap 57 Shoemaker dan Reese, Mediating The Message, Shoemaker dan Reese, Mediating The Message, 108.

66 50 tahap, organisasi harus menyesuaikan diri dengan keterbatasanketerbatasan pada apa yang dapat dilakukan. 59 b. Audiens (Consumer) Media massa menghabiskan banyak uang untuk mencari tahu tentang khalayak mereka. Seperti koran yang secara berkala mencermati angka sirkulasi mereka. Penyiar mengandalkan perusahaan seperti Nielsen dan Arbitron untuk memberi tahu mereka peringkat dan pangsa pemirsa program mereka.media sangat tertarik dengan ukuran dan karakteristik demografi khalayak. Sebagian besar informasi ini dikumpulkan, sehingga nantinya pengiklan dapat dengan mudah mengetahui ke mana harus menempatkan diri mereka agar menjangkau khalayak target mereka. Data pemirsa membantu mengukur penerimaan publik, namun tidak membantu secara langsung dalam membimbing pilihan yang tak terhitung jumlahnya yang masuk ke dalam memproduksi pesan media. 60 Suatu hal yang jelas adalah bahwa para produsen biasanya cenderung untuk mencoba dan menciptakan berbagai produk yang secara umum sukses bagi audiens-audiens yang besar. 61 Audiens memang mengumpan balik pesan-pesan kepada para produser, meskipun dengan cara yang amat terbatas. Pesan-pesan tersebut terutama berupa persetujuan atau ketidaksetujuan terhadap produk tersebut. 62 Tetapi, lebih jauh Burton menjelaskan ada hal yang harus diingat, seperti yang dapat dikutip sebagai berikut: 59 Shoemaker dan Reese, Mediating The Message, Shoemaker dan Reese, Mediating The Message, Graeme Burton, Yang Tersembunyi di Balik Media, Graeme Burton, Yang Tersembunyi di Balik Media, 197.

67 51 Para produser komunikasi media pertama-pertama bertanggung jawab terhadap para pemilik dan editor, bukan kepada para pembaca dan penonton yang pada intinya membayar bagi komunikasi tersebut.seperti yang telah kita katakan, memang benar bahwa audiens harus dipuaskan lewat materi media, kalau tidak mereka tidak akan membeli produk tersebut. Namun, hal ini merupakan persoalan terpisah dari fakta bahwa para produser tidak benar-benar bertanggung jawab kepada audiens bagi materi yang mereka buat. Selain itu, audiens pun tidak memiliki akses kepada media. 63 c. Organisasi Media (Processor) Organisasi mengembangkan pola, kebiasaan, dan cara melakukan sesuatu. Organisasi media harus menemukan cara untuk mengumpulkan dan mengevaluasi materi siar secara efektif. Sebagian besar rutinitas ini telah menjadi bagian dari bisnis berita, memberi pekerja peran dan harapan yang jelas dan khusus. Seperti rutinitas yang berorientasi pada penonton, kami menganggap rutinitas ini telah dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan sistem dan telah menjadi standar, dilembagakan, dan dipahami oleh mereka yang menggunakannya. 64 Konsekuensi umum dari cara institusi-institusi media beroperasi dan dari dasar keuangan (dan laba) yang sangat besar adalah bahwa mereka memiliki banyak kekuatan. 65 Pada level ini, dapat dilihat bahwa para pekerja di bidang media seperti wartawan ataupun jurnalis, para editor, yang bertugas dalam peliputan berita maupun proses penyiaran suatu berita, sesuai dengan nama dan durasi dari sebuah program acara tersebut. Sehingga baik itu program rutin media yang telah terjadwal setiap harinya ataupun 63 Graeme Burton, Yang Tersembunyi di Balik Media, Shoemaker dan Reese, Mediating The Message, Graeme Burton, Yang Tersembunyi di Balik Media, 70.

68 52 program-program khusus yang hanya ditayangkan ketika terjadi sebuah peristiwa tertentu. Tentunya memengaruhi isi pemberitaan dari setiap media massa, seperti pemberitaan Aksi Bela Islam merupakan sebuah peristiwa yang jarang terjadi, sehingga dipastikan peristiwa tersebut tentunya diliput dalam program khusus, intensitas dalam memproses berita terkait peristiwa tersebut tentunya berbeda dengan proses pemberitaan yang telah terjadwal sebelumnya. Hal itu pula berkaitan dengan tenggat waktu penayangan (deadline), yang akan berdampak pada penekanan maupun model dalam menyampaikan berita. Jika diamati berita terkait Aksi Bela Islam di Berita Satu bahwa terdapat banyak berita tentang aksi tersebut yang ditayangkan pada program Breaking News, 66 prime time, prime time talk. Alur dalam memproses berita yang berkaitan dengan Aksi Bela Islam di Berita Satu pun, didasarkan pada tiga alur seperti yang dikemukakan oleh Shoemaker dan Reese. 3. Organization Level Manusia terhubung dengan manusia lainnya dalam semacam susunan yang memberikan bentuk organisasional. Akan tetapi, bentuknya bukan sekedar garis-garis penghubung pada bagian organisasional. Bentuk juga mengatakan arah pengaruh dalam sebuah sistem yang kompleks, sehingga orang-orang tertentu menggunakan pengaruhnya kepada orang-orang lain, kelompok-kelompok tertentu menggunakan pengaruhnya pada kelompok-kelompok lainnya, dan sistem-sistem 66 Laporan khusus atau berita khusus yang ditayangkan secara mendadak, dan biasanya menyela program yang sedang berlangsung, karena berita tersebut dirasa penting untuk segera disiarkan.

69 53 tertentu menggunakan kekuataan-kekuataan yang mengendalikan atau mengatur sistem lain. 67 Berdasarkan hal itu, dapat dikatakan bahwa media sebagai sebuah organisasi dapat menyebarkan pengaruhnya kepada organisasi lain dalam hal ini audiensnya sebagai penonton, pendengar maupun pembacanya. Organisasi dapat disandingkan juga dengan istilah institusi atau kelembagaan. Karena baik organisasi maupun institusi tersusun atas struktur dan peraturan. Seperti yang dijelaskan dalam bukunya Branston dan Stafford bahwa O Sullivand dkk menjelaskan bahwa institusi adalah struktur peraturan dan pengaturan yang telah ditetapkan dari setiap masyarakat, yang membatasi dan mengendalikan individu dan individualitas prinsip dan nilai yang mendasarinya yang menurutnya banyak praktik sosial dan budaya diatur dan dikoordinasikan sumber utama kode, aturan dan hubungan sosial. Sehingga, secara institusional setiap orang yang bekerja dengan atau berurusan dengan sektor industri media juga akan tunduk pada kekuasaan kelembagaan. 68 Dalam organisasi media terdapat tiga tingkatan umum. Bagian terdepan karyawan, seperti penulis, wartawan dan staf kreatif, mengumpulkan data dan bahan baku. Tingkatan kedua atau menengah terdiri dari manager, editor, produser, dan orang lain yang mengkordinasi proses dan memediasi komunikasi antar level bawah dan atas yang mengeluarkan kebijakan organisasi, anggaran yang ditetapkan, membuat keputusan penting, melindungi kepentingan komersial dan politik perusahaan dan bila perlu mempertahankan karyawan organisasi dari 67 Littlejohn and Foss, Teori Komunikasi, Gill Branston and Roy Stafford. The Media Student s Book. (New York, Routledge: 2003), 183.

70 54 tekanan luar. 69 Sehingga, dari hal inilah Littlejohn dan Foss mengutip teori kendali organisasi dari Phillip Tompkins, George Cheney, dan rekan-rekannya yang mengatakan bahwa kendali dinyatakan dalam organisasi dengan empat cara, yaitu: kendali sederhana (simple control), kendali teknis (technical control), kendali birokrasi, dan kendali konsertif (concertive control). 70 Akan tetapi, Littlejohn dan Foss juga mengutip tulisan dari Craigh R. Scott, S.R. Corman, dan George Cheney yang mengatakan bahwa kendali ditonjolkan ketika pekerja, yang menerima pemikiran umum tertentu, memikirkan kesimpulan yang diharapkan oleh manajemen. Dasar pemikiran diterima karena adanya intensif seperti gaji dan otoritas orang-orang yang memiliki kekuasaan sangat berhubungan dengan gagasan Weber tentang birokrasi. 71 Orang-orang yang berada pada pucuk pimpinan suatu organisasi seperti: manajer, direktur, kepala dan sebagainya, memiliki kekuasaan (power) dalam konteks memengaruhi perilaku orang-orang yang secara struktural organisatoris berada di bawahnya. Sebagian pemimpin menggunakan kekuasaan dengan efektif, sehingga mampu menumbuhkan motivasi bawahan untuk bekerja dan melaksanakan tugas dengan lebih baik. 72 Murdock melihat media sebagai suatu badan usaha besar, industri komunikasi yang tidak sekedar menghasilkan produk berupa barang dan jasa, tetapi lebih dari itu.industri komunikasi menggambarkan dunia 69 Shoemaker dan Reese, Mediating The Message, Littlejohn and Foss, Teori Komunikasi, Littlejohn and Foss, Teori Komunikasi, Sasa Djuarsa Senjaya, dkk., Teori Komunikasi (Jakarta, Universitas Terbuka, April 2007), 4.19.

71 55 kontemporer, imaji tentang kehidupan manusia. Kesemuanya menyebabkan isu pengendalian (kontrol) media mengarah pada hubungan antara faktor ekonomi dan budaya. 73 Organization level atau level organisasi media sendiri merupakan level ketiga dari teori hierarki pengaruh isi media. Berkaitan dengan level sebelumnya level organisasi lebih berpengaruh dibandingkan dengan dua level sebelumnya. Hal ini karena kebijakan terbesar dipegang oleh pemilik media dalam menentukan sebuah pemberitaan tetap dipegang oleh pemilik media.ketika tekanan datang untuk mendorong, pekerja secara individu dan rutinitas mereka harus tunduk pada organisasi yang lebih besar dan tujuannya. 74 Hal fundamental bagi pemahaman struktur media adalah persoalan kepemilikan dan bagaimana kekuasaan kepemilikan dijalankan. Kepercayaan bahwa kepemilikan sangat menentukan sifat media tidak sekedar teori Marxis (Marxist theory), tetapi merupakan aksioma logis yang yang dirangkum ke dalam hukum kedua jurnalisme milik Altschull: konten media selalu mencerminkan kepentingan mereka yang membiayainya. Tidak mengherankan bila terdapat beberapa bentuk kepemilikan media yang berbeda, dan kekuatan kepemilikan dapat dijalankan dengan berbagai cara. 75 Sebagaimana yang tersirat dalam pernyataan Altschull, bukan hanya kepemilikan yang penting, tetapi pernyataan yang lebih besar mengenai siapa yang sesungguhnya membayar untuk produk media.walaupun ada pemilik media yang secara pribadi membayar untuk 73 Udi Rusadi, Kajian Media, Shoemaker dan Reese, Mediating The Message, Denis McQuail, Teori Komunikasi Massa McQuail, 254.

72 56 konten khusus atau yang berpengaruh, sebagian besar pemilik hanya menginginkan keuntungan, dan sebagian besar media dibiayai dari berbagai sumber yang berbeda. Biasanya, alur pengaruh kepemilikan sering kali tidak langsung dan rumit dan jarang sekali hanya merupakan satu-satunya alur. 76 Dalam suatu organisasi baik yang berorientasi komersial maupun sosial, tindak komunikasi dalam organisasi atau lembaga tersebut akan melibatkan empat fungsi, yaitu: fungsi informatif yang berarti organisasi dipandang sebagai suatu sistem pemrosesan informasi; 77 regulatif, yaitu berkaitan dengan peraturan-peraturan yang berlaku dalam suatu organisasi; 78 persuasif yang berarti dalam mengatur suatu organisasi, kekuasaan dan kewenangan tidak akan selalu membawa hasil sesuai dengan yang diharapkan; dan integratif berarti setiap organisasi berusaha untuk menyediakan saluran yang memungkinkan karyawan dapat melaksanakan tugas dan pekerjaan dengan baik. 79 Branston dan Stafford menjelaskan, bahwa terdapat empat poin yang dijadikan panduan dalam menerapkan gagasan terkait institusi atau organisasi media, di antaranya: 80 establishment atau lembaga, Denis McQuail, Teori Komunikasi Massa McQuail, Maksudnya, seluruh anggota dalam suatu organisasi berharap dapat memperoleh informasi yang lebih banyak, lebih baik dan tepat waktu. (lihat Sasa Djuarsa (2007), h.4.9). 78 Pada semua lembaga atau organisasi, ada dua hal yang berpengaruh terhadap fungsi regulatif ini.pertama, atasan atau orang-orang yang berada dalam tataran manajemen yaitu mereka yang memiliki kewenangan untuk mengendalikan semua informasi yang disampaikan.kedua, berkaitan dengan pesan.pesan-pesan regulatif pada dasarnya berorintasi pada kerja. (lihat Sasa Djuarsa (2007), h.4.9). 79 Sasa Djuarsa Senjaya, Branston and Stafford, The Media Student s Book, Establishment atau lembaga, yaitu institusi yang sudah mapan bertahan mereka diakui telah dibentuk beberapa waktu.mereka memiliki sejarah yang menginformasikan (dan mungkin membatasi) pekerjaan sekarang dan masa depan yang mereka lakukan. Setidaknya, karena tidak ada lembaga semalam, mereka telah mencoba gagasan dan membentuk sistem

73 57 regulation, 82 collectivism, 83 work atau kerja, 84 values atau nilai, 85 dan status. 86 Perusahaan media modern sangat mungkin menjadi bagian dari konglomerat sebuah bagian dalam perusahaan yang jauh lebih besar, terorganisir pada prinsip beberapa pusat laba yang saling memperkuat yang dirancang tidak hanya untuk menghasilkan pendapatan dan laba, tetapi juga untuk mempertahankan uang dalam bentuk badan hukum. 87 Berita Satu yang merupakan media massa yang dimiliki oleh pihak swasta, jelas bahwa media tersebut dikelola secara bisnis. Menyebabkan pengaruh pada level ini, terbilang besar. Dikarenakan pemilik media massa ini sebagai pemegang kekuasaan tertinggi dalam struktur organisasinya, sehingga pendapat pemilik media ini memiliki pengaruh yang dominan, yang nantinya menentukan arah dan corak media tersebut. pendukung untuk anggota, paling buruk, semacam kelemahan kelembagaan dapat beroperasi sesuai norma mereka, (lihat: Branston and Stafford (2003), 190). 82 Regulation atau peraturan, karena lembaga mengatur dan menyusun kegiatan: mereka membuat peraturan dan menyarankan cara kerja yang spesifik. Secara umum, institusi memberikan stabilitas dan menjaga status quo dan tentu saja, 'mengatur perubahan.'asosiasi profesional penting dalam mengatur perilaku anggotanya, (lihat: Branston and Stafford (2003), 191). 83 Collectivism, mereka mengatur individu dan individualitas untuk mencapai tujuan bersama. (tujuan ini mungkin dipilih oleh kelompok kecil atau bahkan individu di puncak hierarki institusi tidak harus demokratis), (lihat: Branston and Stafford (2003), 191). 84 Work atau kerja ialah lembaga mengembangkan praktik kerja yang memiliki dasar asumsi tentang tujuan institusi dan etosnya, (lihat: Branston and Stafford (2003), 191). 85 Values atau nilai, semua orang yang terkait dengan institusi direktur, manajer karyawan diharapkan untuk berbagi nilai yang terkait dengan etos dan berperilaku sesuai dengan hubungan mereka dengan orang lain, baik di dalam maupun di luar institusi, (lihat: Branston and Stafford (2003), 191). 86 Status, berarti masyarakat yang lebih luas akan menyadari status institusi dan hubungan yang diharapkan mereka terhadapnya. Sekali lagi ini sangat penting bagi institusi media, karena khalayak untuk teks media 'terorganisir' sebagai bagian dari jaringan hubungan, (lihat: Branston and Stafford (2003), 191). 87 Branston and Stafford, The Media Student s Book, 238.

74 58 Berita Satu awal terbentuknya dikenal dengan brand First Media, kanal TV berbayar di bawah Lippo Group yang dipimpin oleh James Riady. 88 Saat ini redaksi Berita Satu dipimpin oleh Claudius V. Boekan, dan wakil pemimpin redaksi bagian pemberitaan adalah Hamdani S. Rukiah. 89 Sehingga dari informasi mengenai struktur keorganisasian yang ada di dalam Berita Satu, kemudian dapat di analisis bentuk pengaruh dari orang-orang yang menduduki struktur organisasi di Berita Satu terhadap isi pemberitaannya yang disiarkan. Karena bukan tidak mungkin James Riady sebagai pemilik kekuasaan tertinggi di Lippo Group yang adalah perusahaan penyokong stasiun televisi Berita Satu tidak menunjukkan pengaruhnya. 4. Extra Media Level Level keempat adalah level pengaruh dari luar organisasi media atau extra media level. Pengaruh-pengaruh itu berasal dari sumber berita, public relation, pengiklan dan penonton, pemerintah, pangsa pasar dan teknologi. Sumber berita memiliki efek sangat besar pada konten media, karena jurnalis tidak bisa menyertakan pada beritanya apa yang mereka tidak tahu. Contoh, peristiwa kecelakaan pesawat. Untuk mendapat berita, jurnalis mendapatkan informasi dari jurnalis lainnya, dari orang yang berada di tempat kejadian, dari sumber resmi pemerintah dan polisi, dari petugas bandara, dari lembaga konsumen, atau dari individu memiliki sudut pandang unik dan berbeda tentang apa yang terjadi. Contoh tersebut menjelaskan bahwa isi media dapat dibentuk sumber 88 diakses tanggal 18 Maret diakses tanggal 18 Maret 2018.

75 media. 92 Aspek supply media ialah produk media yaitu media dan isi 59 berita. Bahkan kadang sumber berita juga bisa menghasilkan bias karena mereka juga bisa berbohong. 90 Unsur selanjutnya ialah pengiklan dan pembaca. Unsur ini sangat berpengaruh dalam level ekstra media karena iklan dan pembaca adalah penentu kelangsungan sebuah media, kedua unsur inilah yang membiayai jalannya produksi dan sumber keuntungan dari media. 91 Sebagai institusi bisnis media massa melakukan proses ekonomi yaitu melakukan transaksi di pasar media, tarik menarik antarvolume dan kualitas supply dan demand menjadi inti bisnis industri media sebagaimana juga transaksi komoditas lain. Artinya di sinilah letak kesamaan antara industri media dengan industri lainnya yang bukan medianya. Untuk media elektronik penyiaran yang dijual adalah isinya berupa program-program siaran. Penjualan kecuali pada isi siaran berbayar, dilakukan secara tidak langsung melalui iklan yang dipasang oleh konsumennya. Pada program siaran berbayar, masyarakat membayar program siaran yang dilangganinya, sedangkan pada lembaga penyiaran free to air, akses kepada program-program penyiaran tersebut yang diakumulasi menjadi jumlah pengakses pada sebuah programnnya merupakan ukuran harga sebuah ruang atau waktu di media. 93 Selanjutnya dalam extra media level terdapat juga unsur kontrol pemerintah, yaitu pemerintah sebagai pemangku kekuasaan suatu negara memiliki kewajiban dan hak dalam mengontrol pemberitaan setiap media yang ada di negaranya. 90 Shoemaker dan Reese, Mediating The Message, Shoemaker dan Reese, Mediating The Message, Udi Rusadi, Kajian Media, Udi Rusadi, Kajian Media, 40.

76 60 Tetapi, menurut Janus terdapat sedikit keraguan bahwa pemerintah di berbagai negara mengerahkan kontrolnya atas media massa. Di negara-negara di mana media sebagian besar dimiliki secara pribadi, kontrol hanya diberikan melalui undang-undang, peraturan, perizinan, dan pajak. Dan di negara-negara di mana media terutama milik pemerintah, kontrol pemerintah diberikan melalui pembiayaan media. 94 Di Indonesia peran pemerintah dalam mengontrol media, terlihat dari adanya undang-undang berkaitan dengan dunia pers ataupun penyiaran, serta adanya kode etik jurnalistik yang harus ditaati. Adapun undang-undang pers yang dimaksudkan ialah UU No. 40 Tahun 1999 tentang Pers, yaitu pada bab 1 pasal 5 poin 1 menyebutkan bahwa, pers nasional berkewajiban memberitakan peristiwa dan opini dengan menghormati norma-norma agama, rasa kesusilaan masyarakat serta asas praduga tak bersalah. 95 Berita ataupun informasi yang disebarkan melalui media massa pun tidak boleh bertentangan dengan kebijakan-kebijakan yang telah di atur oleh pemerintah. Sebagai contoh, pada lembaga penyiaran di Indonesia seperti televisi, terdapat Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) sebagai sebuah lembaga independen milik pemerintah Republik Indonesia yang bertugas mengawasi isi penyiaran di berbagai stasiun televisi yang ada di Indonesia. Selanjutnya unsur lain yang memengaruhi isi dari pemberitaan sebuah media adalah pangsa pasar media. Media massa beroperasi secara primer pada pasar yang komersil, di mana media harus berkompetisi 94 Shoemaker dan Reese, Mediating The Message, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 40 tahun 1999.Pers., 3.

77 61 dengan media lainnya untuk mendapatkan perhatian dari pembaca dan pengiklan. 96 Albarran mengatakan, institusi bisnis media terdiri dari perusahaan media (media firm) dan industri media. Perusahaan media merupakan perusahaan individual yang bergabung dalam lingkup domestik suatu negara dengan tujuan memperoleh keuntungan. Sedangkan industri media merupakan kelompok penjual yang menawarkan produk yang sama atau sejenis. Misalnya perusahaanperusahaan yang berkaitan dengan televisi kabel disebut dengan industri televisi kabel. 97 Berdasarkan hal itu pula, yang menyebabkan para pelaku media melakukan berbagai upaya demi keuntungan medianya, sehingga mendorong keterkaitan dengan pasar-bebas atau rigging the free market. Para konglomerat media beroperasi sebagai oligopoli sebuah organisasi besar bersama yang mendominasi pasar. 98 Perusahaan media yang menguasai pasar sebagian besar dimiliki oleh pemodal Amerika, Eropa dan Jepang, meskipun biasanya berbasis di AS dan cenderung menggunakan bintang AS, yang personilnya dengan bayaran tinggi dan citra konsumeris. Bahkan Rupert Murdoch Australia harus mengambil kewarganegaraan AS untuk mendapatkan lebih banyak kepentingan AS yang besar. Hal ini juga menjadikan istilah globalisasi menjadikan proses tersebut tampak seperti kekuatan alam yang menyebar ke seluruh planet. Faktanya, perusahaan-perusahaan multinasional membagi dunia menjadi serangkaian pasar regional atau wilayah Shoemaker dan Reese, Mediating the Message, Udi Rusadi, Kajian Media, Branston and Stafford, The Media Student s Book, Branston and Stafford, The Media Student s Book, 412.

78 62 Adapun jika dikaitkan dengan stasiun televisi Berita Satu, maka pemilik modal terbesar ialah Lippo Group. Sehingga dari sini kemudian dapat di analisis ke arah mana isi pemberitaan dari Berita Satu. Seperti isi pemberitaan terkait Aksi Bela Islam yang diberitakan oleh Berita Satu, terdapat perbedaan dengan yang disiarkan oleh stasiun televisi lain. Dan pemerintah sebagai lembaga kontrol hanya dapat mengawasi, selama tidak melanggar hal-hal yang disebutkan dalam UU No. 40 Tahun 1999, maka tidak akan ada tindakan berupa sanksi. 5. Ideological Level Stuart Hall mendefinisikan ideologi sebagai kerangka kerja mental bahasa, konsep, kategori, citra pemikiran, dan representasi yang digunakan oleh berbagai kelas dan kelompok sosial untuk memahami, mendefinisikan, mencari tahu, dan menjadikan tugas masyarakat mudah dipahami. 100 Magnis-Suseno berpandangan, kata ideologi paling umum dipergunakan dalam arti kesadaran palsu. Berlaku baik di kalangan filsuf dan ilmuwan sosial, maupun di sebagian masyarakat di Barat. Jadi, secara spontan bagi kebanyakan orang, kata ideologi mempunyai konotasi negatif, sebagai claim yang tidak wajar, atau sebagai teori yang tidak berorientasi pada kebenaran, melainkan pada kepentingan pihak yang mempropagandakannya. 101 Pembahasan pada level ini adalah mempelajari hubungan antara pembentukan sebuah konten media, nilai-nilai, kepentingan, dan relasi 100 Stuard Hall, The Problem of Ideology, Marxism Without Guarantess, in Emory A. Griffin, A First Look at Communication Theory, (New York: McGraw-Hill, 2012), Alex Sobur, Analisis Teks Media, 66.

79 63 kuasa media. Pada level ideologi kita melihat lebih dekat pada kekuasaan di masyarakat dan mempelajari bagaimana kekuatan yang bermain di luar media. Kita berasumsi bahwa ide memiliki hubungan dengan kepentingan dan kekuasaan, yang menciptakan simbol adalah kekuasaan yang tidak netral. Tidak hanya berita tentang kelas yang berkuasa tetapi struktur berita agar kejadian-kejadian diinterpretasikan dari perspektif kepentingan yang berkuasa. 102 Hall percaya bahwa media massa mempertahankan dominasi mereka yang sudah dalam posisi berkuasa. Sebaliknya, media mengeksploitasi orang miskin dan tidak berdaya. 103 Pada tingkat ideologi, kita melihat secara khusus bagaimana fungsi media sebagai perpanjangan tangan kepentingan yang kuat di masyarakat; bagaimana rutinitas, nilai, dan struktur organisasi bergabung untuk mempertahankan sistem kontrol dan reproduksi ideologi dominan. 104 Pada masa kekuasaan Soeharto, media massa diposisikan secara sistematis sebagai aparatus ideologi negara. Posisinya memang berada di luar kekuasaan, namun fungsinya adalah menciptakan kesadaran palsu bagi masyarakat, agar kepentingan-kepentingan (penguasa) negara bisa berjalan. Lewat media, mereka mengenal dengan akrab nyaris tanpa upaya kritis antara lain kata-kata pembangunan, bapak pembangunan, lepas landas, stabilitas nasional, musyawarah mufakat, demokrasi Pancasila, bahaya laten komunis. 105 McQuail mengatakan, media merupakan sebuah institusi yang lahir dalam kehidupan masyarakat secara sosiologis dan posisinya 102 Shoemaker dan Reese, Mediating The Message, Emory A. Griffin, A First Look at Communication Theory, Shoemaker dan Reese, Mediating The Message, Alex Sobur, Analisis Teks Media, 66.

80 64 dipengaruhi oleh perspektif mengenai masyarakat itu sendiri. Menurut teori normatif, media memiliki hak dan tanggung jawab agar bisa memberikan manfaat kepada individu dan masyarakat. 106 Ideologi media mengandung pengertian ideologi yang dimiliki oleh media sebagai sebuah institusi atau yang menjadi landasan hidup media. Konsep ideologi yang dapat ditarik dalam tiga kategori ideologi menurut pandangan para pemikir non-marxis, Marxis, dan neo- Marxis. 107 a. Non-Marxis Pandangan non-marxis melihat ideologi merupakan sistem kepercayaan bagi setiap individu atau kelompok. Ideologi media dalam pandangan non-marxis, dapat dilihat dari teori normatif tentang media. Teori tersebut mengemukakan pola kekuasaan yang mengendalikan media, di mana kekuasaan media dihubungkan dengan struktur kekuasaan di negara di mana media hidup. 108 Ideologi media dalam kategori non-marxis juga dapat dilihat dari pandangan ekonomi politik liberalis, yang menganggap faktor ekonomi secara murni tidak terkait dengan faktor politik dan kekuasaan. Melihat permasalah dan perkembangan media hanya berdasarkan faktor supply dan demand. Media dikenadalikan oleh hukum pasar Udi Rusadi, Kajian Media, Udi Rusadi, Kajian Media, Udi Rusadi, Kajian Media, Udi Rusadi, Kajian Media, 83.

81 65 b. Marxis Golding mengatakan pandangan teori-teori Marxis, yaitu ekonomi politik kritikal, yang mengkaji kaitan antara relasi sosial dengan permainan kekuasaan. Fokusnya untuk melihat bagaimana makna yang diungkapkan media dipengaruhi oleh struktur asimetris dari relasi sosial. Ideologi media dalam perspektif ini dibedakan menurut ekonomi kritikal yaitu instrumentalis dan strukturalisme. 110 Pandangan instrumentalis ini, Marx menekankan pentingnya perbedaan kelas, atau hubungan orang-orang yang berbeda dengan alat-alat produksi, sebagai kunci dari jenis nilai dan gagasan politik yang mereka miliki, sehingga pandangan ini didominasi oleh kapitalis. 111 Menurut ekonomi politik strukturalisme media dikuasai dan dikendalikan oleh struktur yang berlaku yaitu struktur yang dominan.dalam pandangan ini, yang menguasai bukanlah individu, tetapi aturan-aturan atau sistem, yaitu negara, sistem kelompok atau golongan. 112 Dalam pemikiran ini, isi media merupakan komoditas untuk dijual dipasaran, dan informasi yang disebarkan diatur oleh apa yang akan diambil oleh pasar. Sistem ini merujuk pada operasi yang konservatif dan tidak berbahaya, menjadikan jenis program tertentu dan saluran media tertentu dominan dan yang lainnya terpinggirkan Udi Rusadi, Kajian Media, Branston and Stanfford, The Media Student s Book, Udi Rusadi, Kajian Media, Littlejohn and Foss, Teori Komunikasi, 433.

82 66 c. Neo-Marxis Udi Rusadi menjelaskan bahwa, perspektif ini menolak pandangan tentang media yang sepenuhnya dikendalikan oleh elit dominan yang terorganisasi dengan baik seperti yang dijelaskan dalam pandangan Marxis, yang memanipulasi isi media agar sesuai dengan kepentingan mereka. 114 Althusser seorang pemikir strukturalis, ideologi merupakan representasi dari proses pengalaman individu atau golongan atau kelompok atau organisasi sampai eksis. Dengan konsep ini maka ideologi media merupakan nilai-nilai yang berkembang sejak media didirikan. 115 Dari seluruh elemen yang memengaruhi isi berita tersebut ternyata faktor ideologi menentukan semua elemen. Posisi ideologi dalam produksi berita merupakan elemen makro yang memasukkan elemen lainnya dari hierarki lingkaran yang memengaruhi berita yaitu level individual, kerja rutin media, keorganisasian, ekstra media, dan ideologi. Dalam konteks ini, ideologi yang dimaksud kemungkinan adalah ideologi media baik sebagai kesadaran palsu maupun sebagai bawaan dari struktur media Udi Rusadi, Kajian Media, Udi Rusadi, Kajian Media, Udi Rusadi, Kajian Media,

83 67 D. Komunikasi Islam Komunikasi yang dimaksud dalam Islam tentunya bukan hanya komunikasi secara horizontal kepada sesama namun juga komunikasi yang terjadi secara vertikal antara Pencipta yaitu Allah SWT dengan kita sebagai hamba-nya. Para pemikir Muslim telah mengembangkan berbagai teori komunikasi yang menjadi komunikasi alternatif yang kemudian kita sebut sebagai komunikasi Islam yang menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dan fitrah penciptaan manusia. 117 Harjani Hefni dalam bukunya Komunikasi Islam menjelaskan bahwa, komunikasi Islam adalah komunikasi yang dibangun di atas prinsip-prinsip Islam yang memiliki roh kedamaian, keramahan, dan keselamatan. Berdasarkan informasi dari Alquran dan As-sunnah ditemukan bahwa komunikasi Islam adalah komunikasi yang berupaya untuk membangun hubungan dengan diri sendiri, dengan Sang Pencipta, serta dengan sesama untuk menghadirkan kedamaian, keramahan, dan keselamatan buat diri dan lingkungan dengan cara tunduk dengan perintah Allah dan Rasul-Nya. 118 Sejalan dengan penjelasan tersebut, Andi Faisal Bakti menjelaskan bahwa hal ini dapat dilihat dalam berbagai ayat Alquran, yang mana posisi dari Komunikasi Islam itu khususnya terdapat dalam arti tabligh, balagh, tandzir, tadzkir. 119 Teori komunikasi islami (Islam) tergolong dalam kelompok teori komunikasi teokrasi seperti halnya komunikasi religius lainnya. Secara umum semua macam komunikasi manusia memiliki ciri-ciri yang sama atau 117 Andi Faisal Bakti dan Venny Eka Meidasari, Trendsetter Komunikasi di Era Digital, Harjani Hefni, Komunikasi Islam (Jakarta: Kencana Prenadamedia Group, 2015), Andi Faisal Bakti, dan Isabelle Lecomte, The Integration of Dakwah in Journalism: Peace Journalism. Jurnal Komunikasi Islam, Vol.05 no.01 (Juni, 2015), 93.

84 68 serupa. Misalnya proses, model, dan pengaruh pesannya. Hal yang membedakan komunikasi islam dengan teori komunikasi umum adalah latar belakang filosofinya (Alquran dan Hadits Rasulullah) dan aspek etikanya. Etika komunikasi islami secara umum sama dengan etika komunikasi umum. Isi perintah dan larangannya sama atau serupa, yang membedakan adalah sanksi dan pahalanya. 120 Lebih jauh A Muis menjelaskan dalam bukunya Komunikasi Islami, bahwa: Komunikasi umum (non-islam, nonreligius) memang mementingkan pula etika, tetapi sanksi atas pelanggaran komunikator terhadap etika komunikasi hanya berlaku di dunia. Sedangkan sanksi atas pelanggaran terhadap etika komunikasi Islam berlaku sampai di akhirat.ada hukuman akhirat dan hukuman di alam kubur atau di alam barzah. Para pelanggar terancam sanksi yang pedih di akhirat (di neraka). Banyak ayat dalam Alquran yang menjelaskan hal itu baik secara eksplisit maupun implisit. Tentu saja sanksi itu tidak berlaku lagi jika si pembuat telah diampuni oleh Tuhan. 121 Alquran dan Hadits telah memberikan berbagai panduan agar komunikasi berjalan dengan baik dan efektif. Kita dapat mengistilahkannya sebagai kaidah, prinsip, atau etika berkomunikasi dalam perspektif Islam. Kaidah, prinsip, atau etika komunikasi Islam (dakwah) ini merupakan panduan bagi kaum Muslim dalam melakukan komunikasi, baik dalam komunikasi intrapersonal, dan interpersonal dalam pergaulan sehari hari, berdakwah secara lisan dan tulisan, maupun dalam aktivitas lain karena dakwah adalah ilmu komunikasi. Sebagai perbandingan, Filsafat Islam (Ushuluddin), Hukum Islam (Syariah), Pendidikan Islam (Tarbiyah), Humaniora Islam (Adab). 122 Tehranian mengungkapkan bahwa dalam prepektif Islam komunikasi haruslah dikembangkan melalui Islamic World- Digital, A. Muis, Komunikasi Islami (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2001), A. Muis, Komunikasi Islami, Andi Faisal Bakti dan Venny Eka Meidasari, Trendsetter Komunikasi di Era

85 69 View yang selanjutnya menjadi asas pembentukan teori komunikasi Islam seperti aspek bahwa kekuasaan mutlak hanyalah milik Allah, serta peranan institusi ulama dan masjid sebagai penyambung komunikasi dan aspek pengawasan syariah yang menjadi penunjang kehidupan Muslim. 123 Sehingga sebagai seorang Muslim yang berprofesi sebagai jurnalis di media, agaknya perlu menerapkan prinsip-prinsip dari komunikasi Islam, agar media dapat digunakan sebagaimana fungsi media. Andi Faisal Bakti menjelaskan bahwasannya intergasi Islam dan komunikasi dapat bermanfaat bagi jurnalisme perdamaian. Komunikasi Islam pada dasarnya adalah jurnalisme perdamaian. Komunikasi Islam terdiri dari tabligh (informasi), taghyir (perubahan sosial), khairu ummah (komunitas teladan), dan akhlaq al-karimah (perilaku luhur, civil society, civil community), yang tujuannya adalah untuk mengabadikan sensitivitas konflik, konflik konstruktif, dan konflik resolusi. Tujuan ini ditetapkan oleh jurnalis Muslim dengan mempromosikan ajaran Islam yang relevan dengan nilai-nilai universal, termasuk inklusivitas untuk kemanusiaan. Meliputi ajaran tertentu akan jatuh ke dalam pendekatan misionaris, mendorong propagasi, atau bahkan bekerja menuju konversi dan proselitisme Majid Tehranian, Communication Theory and Islamic Perspective, dalam Communication Theory: The Asian Perspective, eds Dissanayake, Wimal, dalam Andi Faisal Bakti dan Venny Eka Meidasari, Trendsetter Komunikasi di Era Digital, Andi Faisal Bakti dan Isabelle Lecomte, The Integration of Dakwah in Journalism: Peace Journalism. 186.

86 70 1. Tabligh (Informasi) 125 Secara umum komunikasi manusia, teori informasi secara luas diperdebatkan oleh para pakar komunikasi.sebagian besar pakar, seperti Shannon dan Weaver, Lazarfeld, Lasswell, antara lain, percaya bahwa informasi berasal dari pengirim, yang membahas penerima menggunakan saluran dengan efek tertentu. 126 Menurut Thayer pemahaman ini berasal dari informasi kata (akhiran: ation), yang menjelaskan bahwa pengirim aktif dalam menyampaikan pesan ke penerima. Thayer percaya bahwa asal kata dalam bentuk (awalan: di), yang menjelaskan bahwa penerima aktif dalam memahami pesan yang diterimanya. 127 Rene-Jean Ravault menyebut proses terakhir sebagai model teori resepsi aktif dari komunikasi. 128 Sementara pakar yang pertama percaya 125 Andi Faisal Bakti menyebutkan bahwa dalam memaknai information terdapat perbedaan pendapat, ada yang memaknai dengan memisahkan inform-ation, yang berarti bahwa seseorang yang dianggap berpengetahuan bertanggung jawab untuk mengirim pesan atau pengetahuan kepada orang lain yang diyakini tidak berpengetahuan, Model kedua percaya bahwa informasi kata sebenarnya berasal dari in-formation, yang berarti bahwa penerima seharusnya aktif dalam mencari pengetahuan. Yang terakhir harus dapat memilih informasi mana yang lebih sesuai karena itu berguna bagi mereka, yang diperlukan untuk pengembangan.yang kemudian teori information ini menghasilkan SMCR-E-Convergence (sender, message, channel, and receivers) di mana hubungan bersifat satu arah. Akibatnya, model E (effect) diperkenalkan, dengan alasan bahwa hasil atau apa yang diterima oleh komunikan, lebih penting daripada apa yang dikatakan oleh pengirim (komunikator) menggunakan media massa, sehingga model ini memandang komunikan bersifat pasif. Kemudian beberapa pakar komunikasi yang menggunakan model convergence memperbaiki model SMCR-E, mereka yang meyakini model ini bahwa menggunakan saluran yang baik, komunikator akan membawa pesan langsung ke komunikan, dan komunikan secara otomatis akan memahami apa yang dimaksud oleh komunikator. (Lihat Andi Faisal Bakti (2013), h. 4). 126 Andi Faisal Bakti dan Isabelle Lecomte, The Integration of Dakwah in Journalism: Peace Journalism Lee Thayer, On Communication: Essays in Understanding, dalam Andi Faisal Bakti, dan Isabelle Lecomte, The Integration of Dakwah in Journalism: Peace Journalism J. R. Ravault, Some Economic Dysfuntion of the Angl-American Practice of International Communication (A Theoretical Approach), dalam Andi Faisal Bakti, dan Isabelle Lecomte, The Integration of Dakwah in Journalism: Peace Journalism. 193.

87 71 bahwa inti komunikasi terletak di pengirim (sender) dan saluran (channel), sedangkan yang terakhir percaya bahwa itu ada dalam kemampuan penerima (receivers) untuk memahami pesan.sehingga, dalam kasus dakwah (komunikasi Islam), sejumlah pakar juga mengikuti garis yang pertama. Namun melihat ayat-ayat Alquran, seseorang dapat menemukan beberapa dukungan untuk posisi yang terakhir, khususnya dalam arti tabligh, balagh, tandzir, tadzkir, yang semuanya sama dengan makna formasi di atas. 129 Ayat-ayat dalam Alquran yang mendukung pernyatan tersebut di antaranya yaitu: Kewajiban Rasul tidak lain hanyalah menyampaikan, dan Allah mengetahui apa yang kamu lahirkan dan apa yang kamu sembunyikan (QS. 5: 99). Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki-nya (QS. 28: 56). Hamid Mowlana dalam penelitiannya menjelaskan, bahwa: Istilah komunikasi sosial atau tabligh (propagasi) dan konsep umum komunikasi, jurnalisme, propaganda, dan agitasi yang biasa digunakan dalam literatur kontemporer. Kata komunikasi berasal dari bahasa Latin communico, yang berarti berbagi, dan pada dasarnya ini adalah proses sosial yang mengacu pada tindakan menanamkan, menyampaikan, atau bertukar ide, pengetahuan, atau informasi. Ini adalah proses akses atau sarana akses antara dua atau lebih orang atau tempat. Secara implisit dan eksplisit dalam definisi ini adalah gagasan tentang beberapa tingkat kepercayaan, tanpa komunikasi tidak ada yang dapat terjadi. Dalam pendekatan reduktif (matematis, teknis, dan beberapa analisis ilmiah), komunikasi dikaitkan dengan konsep informasi yang menghubungkan proses dengan peristiwa kebetulan dan berbagai hasil yang mungkin.pandangan "atom" ini memberi penekanan pada aspek kuantitatif dan linier dari proses dan bukan pada makna kultural dan kognitifnya (misalnya, 129 Andi Faisal Bakti dan Isabelle Lecomte, The Integration of Dakwah in Journalism: Peace Journalism. 193.

88 72 Cherry, 1961; Kirschenmann, 1970; Shannon & Weaver, 1961; Wiener, 1961, 1967). Jurnalisme, sebagaimana didefinisikan di Barat, adalah pengumpulan, penulisan, penyuntingan, dan penerbitan berita atau artikel berita, opini, dan komentar melalui surat kabar, majalah, penyiaran, dan media modern lainnya. 130 Dalam teori informasi terlihat bahwa tidak satupun tindakan para mubaligh atau da i atau jamaah yang bukan komunikasi atau dakwah, tetapi dapat juga dipandang sebagai komunikasi atau dakwah nonverbal. 131 Lebih jauh Anwar Arifin menjelaskan dalam bukunya Dakwah Kontemporer: Sebuah Studi Komunikas, bahwa: Teori informasi ini dapat diterapkan dalam dakwah dalam banyak bentuk seperti (1) memasang umbul-umbul, spanduk dan memperdengarkan musik padang pasir atau kasidah karena aka nada peringatan Maulid atau Isra Mikraj; (2) memakai pakaian/baju gamis dan berkopiah seragam karena ada pengajian atau tablig akbar; dan (3) mempromosikan jamaah yang memiliki prestasi. Teori ini sangat berguna dalam menentukan pilihan penempatan kader dalam menduduki jabatan-jabatan atau posisi tertentu (misalnya kader yang peramah ditempatkan di bagian penerimaan dan penjemputan tamu) Taghyir (Perubahan sosial) Istilah taghyir dalam bahasa Arab adalah masdar (kata benda infinitif) dari kata kerja transitif ghayyara, seperti dalam frase ghayyarahu yang dapat berarti satu atau lebih dari yang berikut: hawwalhu, baddalhu, dan j'alahu ghayra mā kān. Dengan demikian, itu setara dengan istilah change dalam bahasa Inggris. Hal ini 130 Hamid Mowlana, Theoretical Perspective on Islam and Communication, China Media Research, Volume 03 No. 04 (2007), Anwar Arifin, Dakwah Kontemporer: Sebuah Studi Komunikasi, Anwar Arifin, Dakwah Kontemporer: Sebuah Studi Komunikasi,

89 73 menunjukkan bahwa taghyir dapat secara ilmiah dapat menjadi perubahan yang lebih baik atau perubahan yang lebih buruk. 133 Dalam Alquran, bentuk inti dari kata kerja ghayyara yaitu, yughayyiru hanya muncul dalam konteks di mana perubahan menjadi buruk: Sesungguhnya aku (setan) akan menyesatkan mereka... dan pastilah aku akan memerintahkan mereka jadi mereka akan mengubah (falayughayyirānna) ciptaan Allah... (QS. 4: 119).... Allah tidak akan pernah mengubah suatu nikmat yang dianugerahkan-nya kepada suatu kaum sampai mereka merubah (yughayyirū) apa yang ada di dalam diri mereka (QS. 8: 53)....Sesungguhnya Allah tidak mengubah (yughayyiru) kondisi orang-orang sampai mereka berubah (yughayyirū) 134 apa yang ada di dalam diri mereka. Dan apabila Allah menghendaki keburukan (sū ) untuk suatu kaum, tidak ada yang dapat mengubahnya kembali; dan tidak ada pelindung bagi mereka selain Dia. (QS. 13:11). 135 Akan tetapi, Andi Faisal Bakti memandang taghyir (perubahan) 136 dari sisi komunikasi Islam mengarah pada makna yang positif atau perubahan ke arah yang lebih baik, sesuai dengan ayat 133 Mohamed Abu Bakar A. Al-Musleh, Al-Ghazali the Islamic Reformer: an evaluative study of the attemps of Imam al-ghazali at Islam Reform (Malaysia: Islamic Book Trust, 2012), Mohamed Abu Bakar A. Al-Musleh menjelaskan bahwa pada penutup ayat menunjukkan, perubahan di sini menjadi lebih buruk. Selain itu, ada kesepakatan antara mufsirūn klasik (penafsiran Al-Qur'an) tentang konotasi ini (lihat: Mohamed Abu Bakar A. Al-Musleh (2012), h. 28). 135 Abu Bakar A. Al-Musleh, Al-Ghazali the Islamic Reformer: an evaluative study of the attemps of Imam al-ghazali at Islam Reform, Andi Faisal Bakti menyebutkan bahwa perubahan (change) terbagi atas dua faktor, yaitu dari luar (outside) di mana perubahan dipengaruhi oleh unsur modernisasi, dependensi, dan kesebragaman (multiplicity). Sedangkan, faktor berikutnya adalah dari dalam (inside), di mana perubahan dipengaruhi oleh self-help yaitu perubahan hanya akan terjadi jika diri sendiri mau mengubahnya, sesuai dengan (QS. 13: 11 dan (QS. 8: 53). (lihat: Andi Faisal Bakti (2013), h. 8-10).

90 74 Alquran Inna Allah la yughayyiru ma biqawmin, hatta yughayyirū maa bi anfusihim (Allah tidak akan mengubah kondisi suatu kaum (orangorang suatu komunitas), kecuali orang-orang dari komunitas ini mengubah diri mereka sendiri). Sehingga, perubahan hanya dapat terjadi jika penerima atau komunikan menginginkan dan mencoba dengan sepenuh hati untuk mengubah diri mereka ke arah yang lebih baik. 137 Berdasarkan hal itu, dalam konteks media massa maka taghyir (perubahan) dapat diartikan bahwa sebagaimana informasi atau apapun yang ditawarkan dalam sebuah media, semuanya tergantung kepada audiens sebagai komunikannya menerima atau tidak. Seperti halnya terlihat pada pemberitaan Aksi Bela Islam, walaupun beberapa media massa mencoba membangun pengaruhnya kepada khalayak ataupun audiens, tetapi tidak semua audiens tersebut menerimanya. Ada sebagian yang memandang berita tersebut tidak sesuai dengan kondisi yang seharusnya, sehingga menimbulkan berbagai reaksi. Sebagai contoh yaitu reaksi penolakan terhadap wartawan dari beberapa stasiun televisi yang meliput Aksi Bela Islam. 3. Amr ma ruf nahy munkar (Pengembangan) Model mekanisme dalam komunikasi adalah yang paling lama dan banyak dianut sampai sekarang, termasuk dalam dakwah yang berbentuk tabligh. Banyak studi, dan buku yang diterbitkan sehingga pengaruhnya sangat kuat. Bukan saja di kalangan akademisi, tetapi juga masyarakat luas. Paradigma ini telah berkembang jauh melalui permulan yang seru dari pendekar-pendekarnya. Hal ini terlihat dari banyaknya 137 Andi Faisal Bakti, The Contribution of Dakwah to Communication Studies, Risale-I Nur Collection Perspective, Proceedings, Istanbul Foundation for Science and Culture (2010), 7.

91 75 teori dan model dari perspektif ini, yang dapat dikembangkan dalam dakwah. 138 Akan tetapi lebih jauh Arifin menjelaskan bahwa: Dengan mengambil titik tolak bahwa pesan merupakan objek formal dari ilmu komunikasi yang diterapkan dalam dakwah, maka dapat disebutkan bahwa dakwah itu tidak lain dari pembicaraan (da wah billisan) tentang kepentingan umat Islam dan ajaran-ajaran-nya, yaitu pembicaraan tentang amr ma ruf nahy munkar dan untuk kebaikan kehidupan manusia di dunia dan di akhirat. Dapat juga dikatakan bahwa dakwah adalah pembicaraan tentang iman, ilmu dan amal saleh atau pembicaraan tentang akidah, syariah dan akhlak. Pembicaraan tentang iman, ilmu dan amal saleh itu kemudian dikaji dalam kerangka mekanistis, yaitu siapa yang berbicara kepada siapa, melalui saluran apa, dan bagaimana efeknya? 139 Teori ketiga yang akan diuraikan adalah teori tentang pengembangan (development). Teori ini telah menyibukkan banyak pemimpin di negara-negara yang kurang berkembang, sebagai akibat dari tantangan negara-negara maju. Masalah yang difokuskan adalah mengidentifikasi cara mengembangkan negara-negara tersebut dengan menggunakan proses yang diikuti oleh negara-negara maju. Hal ini biasanya mempromosikan: komunikasi untuk pengembangan atau pengembangan yang mendukung komunikasi. 140 menjelaskan bahwa: Andi Faisal Bakti Di antara jawaban utama teori ini adalah bahwa satu-satunya cara untuk mencapai pengembangan adalah terlibat dalam transfer teknologi baru dan inovasi baru ke negara-negara yang kurang berkembang. Dengan demikian, model difusi inovasi diperkenalkan sebagai pendekatan pengembangan. Di yakini bahwa negara-negara Barat dikembangkan karena mereka menggunakan teknologi inovatif secara ekstensif. Sehingga, negara-negara yang kurang berkembang akan mencapai perkembangan serupa asalkan mereka mengadopsi inovasi dan 138 Anwar Arifin, Dakwah Kontemporer: Sebuah Studi Komunikasi, Anwar Arifin, Dakwah Kontemporer: Sebuah Studi Komunikasi, Andi Faisal Bakti, The Contribution of Dakwah to Communication Studies, 9.

92 76 teknologi ini. Para pemimpin negara-negara dunia ketiga, termasuk di dunia Melayu, bersemangat dan ingin mengadopsi penemuan-penemuan baru ini, karena ini memang memberikan peningkatan yang cepat dan banyak, misalnya, di bidang pertanian dan kesehatan. Namun, teori ini kemudian ditemukan lemah, karena teknologi baru ini mahal. Pemeliharaan juga menjadi masalah lain, baik karena biaya tinggi dan keahlian yang dibutuhkan dari SDM yang kurang. Kurangnya suku cadang juga berkontribusi pada masalah ini. Akibatnya, pendekatan baru untuk pengembangan diperkenalkan, pemasaran sosial, untuk membuat produk lebih mudah diakses dan terjangkau oleh negara-negara berkembang. Dalam model ini, suku cadang disediakan bersama dengan teknologi awal. Orang-orang di negara-negara yang kurang berkembang, termasuk dunia Muslim, awalnya antusias setelah mengadopsi fasilitas kecil yang bagus, dan lebih murah. Namun, negara-negara maju terus memperkaya diri mereka sendiri, sementara negara-negara yang kurang berkembang menjadi semakin miskin dan miskin. Hal ini menjadi sangat konsumtif. SDA dari negara berkembang berkurang secara signifikan, sementara rakyatnya tetap miskin. 141 Menurut Mowlana doktrin amr bi al-ma'ruf wa nahy'an al munkar adalah prinsip kedua yang menunjukkan batasan etika tabligh dalam Islam. Implisit dan eksplisit dalam prinsip ini adalah gagasan tanggung jawab individu dan kelompok untuk mempersiapkan generasi penerus dalam menerima ajaran Islam dan memanfaatkannya. Muslim memiliki tanggung jawab untuk membimbing satu sama lain, dan setiap generasi memiliki tanggung jawab untuk membimbing yang berikutnya. Serulah orang-orang ke jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang paling sopan. Sesungguhnya Tuhanmu yang lebih mengetahui siapa yang menyimpang dari jalan-nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk (QS. 16: 125) Andi Faisal Bakti, The Contribution of Dakwah to Communication Studies, Hamid Mowlana, Theoretical Perspective on Islam and Communication, 29.

93 77 Adapun konsep amr ma ruf nahy munkar ini, jika dikaitkan dengan media massa, maka menurut Arifin yaitu: Dalam proses pelaksanaan dakwah, media massa memiliki posisi dan peran mediasi yaitu penyampai (transmitters) berbagai pesan dakwah (al khayr, amr ma ruf, dan nahy munkar) dari pihak-pihak di luar dirinya, sekaligus sebagai pengirim (sender) pesan dakwah yang dibuat (constructed) oleh para wartawannya kepada khalayak. Bahkan media massa patut dipakai oleh para da i atau mubaligh untuk menyampaikan ajaran-ajaran Islam kepada khalayak yang besar jumlahnya dan sekaligus menyerap berbagai informasi yang disiarkan oleh media massa. Selain itu media massa dapat juga digunakan oleh para wartawan memproduksi berbagai pesan dakwah (al khayr, amr ma ruf, dan nahy munkar) Akhlaq al-karimah (budi pekerti, civil society, civil community) Dalam perspektif komunikasi, interaksi manusia harus didasarkan pada etika dan kebijaksanaan. Tujuan berkomunikasi-ke (communicating-to) dan dikomunikasikan-oleh (communicated-by) adalah untuk membangun pembangunan berkelanjutan yang makmur, produktif dan berkualitas, dalam suansa damai dan kegotong-royongan (ta'awun), di antara sesama warga dunia. Seseorang tidak dapat mengendalikan, menekan atau memaksa orang lain melakukan sesuatu yang bertentangan dengan keinginannya. Pengembangan dan perubahan harus didasarkan pada kesetaraan, persaudaraan, dan solidaritas. Negosiasi di antara yang setara harus menjadi aturan perilaku. 144 Andi Faisal Bakti menjelaskan bahwa komunikasi Islam, menawarkan prinsip shura atau musyawarah, yang sama dengan demokrasi, seperti yang diperkenalkan oleh Barat. Ini juga Anwar Arifin, Dakwah Kontemporer: Sebuah Studi Komunikasi, Andi Faisal Bakti, The Contribution of Dakwah to Communication Studies,

94 78 merekomendasikan bahwa individu menerapkan prinsip-prinsip dakwah yang meliputi: hikmah (pengetahuan atau ilmu/filsafat), baik maw'izah (saran), dan dalam perdebatan atau diskusi, dapat menggunakan argumen yang paling mendukung pernyataan. Dengan demikian data yang ditunjukkan harus kuat, logis, dan rasional (ahsanul mujadalah). 145 Sehingga dengan kata lain akhlaq al-karimah ini, sejalan dengan konsep civil society. Menurut Damsar, civil society diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dalam tiga cara, yaitu masyarakat sipil, masyarakat warga/kewargaan, dan masyarakat madani. Terjemahan civil society sebagai masyarakat sipil dirasakan oleh berbagai kalangan kurang pas. Karena dalam dunia keseharian dan akademik Indonesia, konsep sipil sering dikaitkan dengan konsep militer. Dengan kata lain, jika ada masyarakat sipil berarti juga ada masyarakat militer. Kandungan pemahaman konsep seperti ini akan mendistorsikan inti dan makna hakiki dari konsep civil society. 146 Ada empat bidang yang akan digunakan untuk membentuk civil society, yaitu pemerintah (state), pasar (market), publik (public), dan pribadi (private). Pemerintah harus mampu melindungi individu, publik, dan pasar dari totalitarianisme. Pasar harus mampu melindungi sisa dari memonopoli sumber daya yang ada. Publik harus melindungi yang lain dari pengaruh penguasa, dan ranah pibadi harus melindungi diri dari otoritarianisme. Masing-masing harus mampu melakukan checks and balances dan terus menyebarkan wacana ini di masing-masing bidang Andi Faisal Bakti, The Contribution of Dakwah to Communication Studies, 146 Damsar, Pengantar Sosiologi Politik: Edisi Revisi (Jakarta: Kencana, 2010),

95 79 Dengan demikian, civil society akan tercapai. 147 Akan tetapi, Andi Faisal Bakti juga menjelaskan bahwa bukan hanya civil society tetapi juga terdapat yang namanya civil community yang mana bidang-bidangnya merupakan pembalikkan dari civil society. Jika pada civil society dimulai dari pemerintah, pasar, publik, dan pribadi, maka pada civil community yang didahului yaitu pibadi, publik, pasar, dan pemerintah. 148 Konsep masyarakat madani atau civil society, ataupun civil community ini dijelaskan pula dalam ayat-ayat Alquran, yaitu di antaranya: Manusia itu adalah umat yang satu. (Setelah timbul perselisihan), Allah mengutus para nabi sebagai pemberi kabar gembira dan pemberi peringatan (QS. 2: 213). Kamu adalah umat yang terbaik (QS. 3: 110). Dengan demikian konsep ini sejalan dengan tujuan dari dakwah. Menurut Anwar Arifin dakwah bertujuan mengembalikan manusia kepada fitrahnya yang hanif, yaitu kecenderungan kuat yang selalu berpihak kepada kebaikan, kebenaran, keadilan dan kesucian yang berlaku secara universal. Kecenderungan spiritual itu menjelmakan dirinya dalam bentuk budi atau akhlak. Justru itu manusia secara kodrati dan prinsipil adalah makhluk yang berbudi atau makhluk yang 147 Andi Faisal Bakti, Paramadina and its Approach to Culture and Communication: an Engagement in Civil Society, dalam Andi Faisal Bakti dan Isabelle Lecomte, The Integration of Dakwah in Journalism: Peace Journalism, Andi Faisal Bakti, Paramadina and its Approach to Culture and Communication: An Engagement in Civil Society, Archipel, Paris, France68 (Desember, 2004),

96 80 berakhlak. 149 Sehingga dengan memanfaatkan media sebagai sarana dakwah sebagai langkah yang tepat dalam mewujudkan tujuan dakwah itu sendiri. 149 Anwar Arifin, Dakwah Kontemporer: Sebuah Studi Komunikasi, 179.

97 BAB III PROFIL STASIUN TELEVISI BERITA SATU A. Sejarah Berdirinya Berita Satu Berita Satu News Channel merupakan salah satu stasiun televisi milik swasta yang ada di Indonesia. Berdasarkan hasil wawancara dengan pemimpin redaksi Berita Satu Claudius V Boekan, bahwa Berita Satu merupakan sebuah anak perusahaan dari Lippo Group. Lippo Group merupakan perusahaan besar yang didirikan oleh Mochtar Riady, dan kini telah diwarisi ke anaknya James Riady. Awalnya sebelum terjadi krisis moneter di Indonesia tahun 1998, bisnis Lippo Group hanya bergerak dibidang perbankan dan sekuritas. Namun, ketika krisis berakhir dan kemudian perekonomian Indonesia kembali membaik, Lippo Group kemudian berekspansi atau memperluas wilayah bisnisnya ke bidang property, retail, health care, pendidikan, dan telekomunikasi. 1 Pada bisnis telekomunikasi ini, Lippo Group mengembangkan sistem multi-pola yaitu bergerak di bidang software dan hardware, yang kemudian lahirlah First Media, sehingga menjadi awal adanya tv berbayar pertama di Indonesia saat itu. Tetapi hingga awal tahun 2011 belum ada News Channelnya, dan barulah sekitar bulan Juli 2011 berdirilah Berita Satu sebagai News Channel dari First Media, yang kemudian memulai siaran perdananya pada September Hasil wawancara dengan Bapak Claudius V. Boekan selaku pemimpin redaksi Berita Satu, pada tanggal 9 April

98 82 Lippo Star Big, Link Net First Media Bolt BeritaSatu Multipolar (Gambar 3.1 Bagan Bisnis Telekomunikasi Lippo Group) 2 Berita Satu News Channel, media televisi pertama yang didirikan di bawah grup Berita Satu Media Holding (BSMH). Televisi berita berbayar pertama di Indonesia yang bersiaran dalam format visual Full High Definition (Full HD). Berita Satu News Channel memulai siaran perdananya pada 1 September 2011, dengan program-progam unggulannya yaitu; Jurnal Pagi, Jurnal Siang, Jurnal Petang, dan Jurnal Malam. Berita Satu News Channel dibidani antara lain bapak televisi swasta Indonesia, Peter F. Gontha dan pakar media televisi Don Bosco Selamun. Don Bosco kemudian menjadi direktur operasional sekaligus pemimpin redaksi sejak 2011 hingga November 2016, dan lalu kemudian saat ini digantikan oleh Claudius V. Boekan. 3 Berita Satu awalnya hanya bersiaran di jaringan televisi berbayar ternama di Indonesia yang dikenal dengan brand First media. Kanal TV berbayar di bawah Lippo Group. Seiring perkembangan, Berita Satu mengembangkan sayapnya, dengan bersiaran di satelit, berjaringan dengan televisi lokal di kota-kota di Indonesia, dan bersiaran di jaringan televisi berbayar lainnya, seperti contohnya Indi Home. 4 2 Dokumen Redaksi Berita Satu, dilihat pada tanggal 9 April diakses pada tanggal 17 April diakses pada tanggal 17 April 2018.

99 83 Berita Satu saat ini bersiaran 24 jam nonstop, dengan produksi berita, talkshow, semi dokumenter, dan features fresh program antara jam siaran per hari. Berita Satu hadir dengan informasi dan berita-berita utama yang bisa menjadi referensi bagi para pengambil kebijakan, pebisnis, dan kelompok masyarakat berpengaruh lainnya. 5 B. Alamat Redaksi Alamat dari redaksi Berita Satu, yaitu berada di gedung Berita Satu Plaza lantai 11, jalan Gatot Subroto Kav.35-36, Jakarta Selatan. Dan nomor telepon dari redaksi Berita Satu yaitu , sedangkan alamat e- mail redaksi: redaksi@beritasatu.tv. 6 C. Logo Berita Satu Gambar 3.2. Logo Stasiun TV Berita Satu 5 diakses pada tanggal 17 April diakses pada tanggal 17 April 2018.

100 84 D. Visi dan Misi Berita Satu 1. Visi Berita Satu Visi dari stasiun televisi Berita Satu ialah Impacting lives through news you can trust, yang artinya memengaruhi kehidupan melalui berita yang dapat dipercaya Misi Berita Satu Misi dari Berita Satu ialah To deliver the most trusted news and analysis on Indonesia, atau dengan kata lain untuk menyampaikan berita dan analisis tentang Indonesia yang paling terpercaya. Dengan identitas Berita Satu, yaitu sebagai organisasi berita terdepan dalam pelaporan dan penyampaian berita serta analisis tentang Indonesia dengan multiplatform.melaporkan secara adil, akurat, etis, dan dengan standar jurnalisme profesional tertinggi, yang ditujukan untuk melayani kepentingan publik. 8 7 Dokumen Redaksi Berita Satu, dilihat pada tanggal 9 April Dokumen Redaksi Berita Satu, dilihat pada tanggal 9 April 2018.

101 85 E. Struktur Redaksi Berita Satu Tabel 3.1. Struktur Redaksi Berita Satu. 9 No Jabatan Nama 1. Pemimpin Redaksi Claudius V. Boekan. 2. W. Pemimpin Redaksi (News) 3. W. Pemimpin Redaksi (News Magazine) Hamdani S. Rukiah. Muzakir Husain. 4. Manager News Production Fahrun Satori. 5. Manager News Gathering Kleofas Klewen. & Development 6. Manager News Magazine Suryansyah. 7. Manager Talent Rike Amru. Arie Apriyadi, Wahid A. 8. Executive Producer News Hariyono, Denny S. Batubara, Syifa Hamdhani. 9. Executive Producer News Magazine Moh. Samsul Arifin. 10. Board of Producer News Harris Badillah, Nia Kayadoe, Sulardi, Leon Saragih, Dita Febrika, Nunik Sugianti, Harry Ruliansyah, Erick Gumaryadi, Andika Perdana, Riza Nasser, Arlanza, Ahmad Murody, Sofyan Syafril, Andriani T. Mas urai, Ruslan Al-Rasyid, Jekson Simanjutak, Andra Lesmana, Evry Purba, Destian Prasetya, Nurulita, Riyadh Nurhidayat, Marthen Kilok, Adi Purnomo, Margareta Renny, Agustinus Tetiro, Sadryna Evanalia, Wahyu Setiyowati, Anggia Kesumawardaya, Pramdhika Samudra, Keyko Ranti, Adityawarman, Adam Isa, Valentinus Blikololong. 11. Head of News Gathering Ruby Matondang, Joidy Karlo Dompas, Tika Baremeau, Jen Anwar. 9 diakses pada tanggal 17 April 2018.

102 86 Tabel 3.2.Sambungan tabel 3.1. Struktur Redaksi Berita Satu. 10 No Jabatan Nama Johan H. Wibowo, Amatul 12. Board of Producer News Rayyani, Dedi Setiawan, Yono Magazine Saputro, Dwiyanto, Maha Chakry Miller, Astrid F. Putri, Anastasya Andrianti, Heri Kristianto. 13. Promo On Air Team Suhodo, Monti Agus Ginting. Rizky Febriandi, Suryaman, 14. Head of Cameraperson Abdullah Choiruddin, Tonggam Marganda Munthe. 15. Head of Editor News Wahyu Laksamana 16. Head of Editor News Sunu Prasetya Mulyono. Magazine 17. Manager Social Media & Adi Prasetya. Digital 18. Social Media Team Edy Cahyono, Eko Wicaksono, Aditya Pratama. Bonifacius Jaka, Zumrotul 19. Website Team Muslimin, Ahmad Salman Alfarisi. 20. Director of Sales & Livy Prathivi. Marketing 21. Head of Digital Sales & Marketing Epoy Latief diakses pada tanggal 17 April 2018.

103 87 F. Profil Penonton Berita Satu Berita Satu sebagai stasiun televisi berbayar ini, menyasar penonton dari kalangan masyarakat menengah ke atas, atau masyarakat yang secara financial mampu membayar layanan dari tv berbayar setiap bulannya. Sehingga program-program yang ditawarkan menyasar kalangan masyarakat tertentu, misalnya para pengambil kebijakan, pebisnis, dan kelompok masyarakat berpengaruh lainnya. Berdasarkan demografi penonton stasiun Berita Satu dapat dikelompokkan ke dalam penonton kelas A dan B atau dapat dikatakan sebagai premium audience. Dan dari segi usia, Berita Satu menyasar pada kelompok masyarakat usia produktif yaitu tahun. Sedangkan dari sisi jenis kelamin, Berita Satu lebih menargetkan kepada jenis kelamin laki-laki, sehingga jika dipersentasikan yaitu penonton laki-laki 58% dan perempuan 42%. Untuk segi latar belakang pendidikan, jelas terlihat bahwa penonton Berita Satu 35% adalah orang-orang yang tingkat pendidikannya hingga ke jenjang universitas. Dan dari segi pekerjaan, dapat dikatakan bahwa 28% penonton Berita Satu adalah masyarakat yang berprofesi sebagai pemangku kekuasaan, dan pebisnis, dan 21% adalah masyarakat yang berprofesi sebagai manajer, pengamat politik, politikus, dan peneliti. 11 Jangkauan siaran Berita Satu telah menyebar hampir seluruh kota di Indonesia. Sehingga penontonnya tidak hanya berasal dari sejumlah kota besar yang ada di Indonesia, tetapi juga dari beberapa kota-kota kecil. Hal ini diketahui dari beberapa kali program live interaktif yang dilakukan oleh 11 diakses 17 April 2018.

104 88 Berita Satu, dan pihak stasiun mendapat sambungan telepon dari penonton yang berada di Kupang, maupun hingga Papua Hasil wawancara dengan Bapak Claudius V. Boekan selaku pemimpin redaksi Berita Satu, pada tanggal 9 April 2018.

105 BAB IV TEMUAN HIERARKI PENGARUH DALAM PEMBERITAAN GERAKAN AKSI BELA ISLAM DI BERITA SATU Berdasarkan hasil pengamatan dari tayangan berita terkait Aksi Bela Islam, terlihat jelas bahwa aksi ini menjadi sebuah peristiwa besar yang terjadi di Indonesia di penghujung tahun Peristiwa aksi demonstrasi dengan massa terbanyak ini, begitu menyita perhatian media baik media lokal maupun internasional. Media menjadi sebuah sarana penyebaran dan penyampaian informasi untuk masyarakat ini, menjadikan media sebagai sesuatu yang penting. Tetapi, isi berita tentang suatu peristiwa yang merupakan produk dari media ini merupakan hasil dari proses yang telah dipengaruhi oleh berbagai unsur, baik itu unsur internal media tersebut seperti organisasi yang menaunginya, maupun unsur-unsur dari luar organisasi media. Dengan kata lain, berita yang ditampilkan pun merupakan hasil kompromi dari berbagai unsur tersebut. Berita Satu sebagai salah satu stasiun televisi berita ini, tentunya Berita Satu menjadi sebuah media bagi masyarakat Indonesia yang ingin mengetahui berita-berita terbaru yang terjadi di negeri ini, misalnya politik, ekonomi, bencana alam, terorisme, dan lain sebagainya. Sehingga ketika adanya peristiwa Aksi Bela Islam, Berita Satu menjadi salah satu media yang ikut memberitakannya. Bahkan, diantara media-media berita seperti Metro Tv, dan Kompas Tv, Berita Satu menjadi media yang porsi berita tentang aksi tersebut terbilang banyak. 1 1 Hasil observasi tayangan pemberitaan tanggal 4 November, dan 2 Desember

106 90 Berita Satu adalah stasiun televisi yang merupakan bagian dari salah satu organisasi bisnis terbesar di Indonesia yaitu Lippo Group. Hal ini menjadikan, konten atau isi pemberitaan di Berita Satu pastilah tidak luput dari adanya pengaruh-pengaruh dari berbagai unsur, seperti yang disebutkan di dalam teori hierarki pengaruh. Sebagaimana yang disebutkan bahwa asumsi dasar dari teori terebut adalah sebuah media tidak dapat merefleksi sebuah realitas secara objektif, isi media dibentuk oleh sejumlah faktor yang menghasilkan beragam versi berbeda mengenai realitas. Sehingga Pamela J. Shoemaker dan Stephen D. Reese mengatakan terdapat lima level yang memengaruhi isi berita, yaitu individual level, media routine level, organization level, extra media level, dan ideological level. Pada Berita Satu proses penyusunan berita dilakukan melalui berbagai tahap hingga berita tersebut layak untuk diberitakan kepada khalayak. Tahap-tahap tersebut, misalnya rapat redaksi penentuan berita yang akan diliput, narasumber yang akan di wawancarai, dan wartawan yang ditunjuk untuk meliputnya. Kemudian setelah tahap berikutnya ialah penulisan berita, proses penyuntingan, pemilihan headline, hingga kemudian ditayangkan oleh Berita Satu. A. Individu Pekerja Media Pemberitaan dalam sebuah media, khususnya stasiun televisi tidak akan terlepas dari pengaruh individu pekerjanya. Karena dalam setiap media memiliki sekumpulan orang-orang profesional yang bekerja untuk dapat mengolah sebuah informasi menjadi sebuah berita yang layak. Dan orangorang profesional tersebut, merupakan individu yang memiliki latar belakang, maupun karakteristik yang berbeda-beda. Sehingga faktor pekerja media ini pula menjadi salah satu faktor yang cukup memengaruhi isi pemberitaan dalam sebuah media.

107 91 Wartawan atau jurnalis menjadi bagian penting dalam sebuah media, karena mereka bertugas untuk mencari dan mengolah sebuah informasi menjadi berita. Sehingga bukan tidak mungkin bahwa isi dari berita tersebut dapat dikonstruksi sesuai dengan latar belakang maupun prinsip-prinsip ataupun ideologi yang dipegang oleh wartawan tersebut, karena wartawan menjadi orang yang berada langsung di tempat terjadinya sebuah peristiwa, dan yang mewawancarai narasumber maupun saksi mata peristiwa tersebut, serta yang menulis beritanya. Berita Satu sebagai media besar di Indonesia, memerhatikan betul latar belakang dari para pekerjanya atau sumber daya manusia (SDM) mereka. Berdasarkan dari hasil wawancara dengan pemimpin redaksi Berita Satu, bahwa awal mula sebelum Berita Satu ini didirikan dan memperkenalkan dirinya sebagai stasiun berita. Lippo Group sebagai perusahaan yang mendirikannya, telah terlebih dahulu merekrut orang-orang profesional untuk menjalankannya. 2 Awal mula Lippo Group kan sebelum krisis 1998, terkenal sebagai perusahaan yag kuat dibidang perbankan dan sekuritas, kemudian setelah krisis itu. Lippo berekspansi ke property dan telekomunikasi, kemudian pada telekomunikasi ini Lippo kembangkan namanya multi pola yang berkaitan dengan software dan hardware, sehingga muncullah First Media. TV berbayar pertama, yang dimiliki Lippo lewat cable tetapi sampai tahun awal tahun 2011 itu belum ada news channelnya. Barulah pada pertengah 2011 didirikan news channelnya yaitu Berita Satu. Sekitar bulan Juli 2011, saya, pak Don Bosco Selamun, dan ibu Nunung Setiyani di percaya untuk menjalankan Berita Satu. Jadi, karena kami adalah orang-orang yang pernah merasakan kerja di berbagai media seperti SCTV, dan Metro Tv. Menjadikan kami bersepakat untuk membentuk Berita 2 Hasil wawancara dengan Bapak Claudius V. Boekan selaku pemimpin redaksi Berita Satu, pada tanggal 9 April 2018.

108 92 Satu ini menjadi stasiun televisi berita yang sedikit berbeda dengan stasiun berita lainnya. 3 Berdasarkan hal tersebut jelas bahwa Lippo Group sebagai perusahaan yang mendirikan Berita Satu, mempertimbangkan dengan matang, orang-orang yang bekerja di redaksi Berita Satu. Terlihat dari jajaran inti redaksinya adalah orang-orang profesional yang telah memiliki pengalaman diberbagi media besar. Sehingga pada posisi reporter atau wartawan, serta presenter berita pun, Berita Satu juga memilih merekrut orang-orang yang telah memiliki pengalaman di media, terutama media televisi, serta orang-orang yang merupakan lulusan dari kampus-kampus ternama di Indonesia. Berita Satu karena merupakan stasiun televisi yang terbilang muda yah mbak, sehingga untuk bersaing dengan stasiun-stasiun yang telah lebih dulu ada. Tim kami memang memilih merekrut para wartawan yang telah memiliki pengalaman di bidang jurnalis. Memang diutamakan adalah mereka yang dulunya lulusan dari jurusan Ilmu Komunikasi, tetapi tidak menutup kemungkinan kami merekrut mereka-mereka yang juga lulusan dari jurusan lain, selama mereka memiliki pengalaman di bidang jurnalistik yang bagus.seperti contohnya, Rike Amru. Mbak Keke ini sudah memiliki pengalaman sebagai jurnalis di Liputan 6 SCTV. Dan pada Juli 2011, dia ikut bersama-sama dengan saya, pak Don dan bu Nunung dalam tim Berita Satu. Awalnya dia merupakan jurnalis lapangan kami waktu awal-awal, tetapi kini dia sebagai presenter dan juga talent manager Berita Satu. 4 Adapun berkaitan dengan pemberitaan Aksi Bela Islam. Berita Satu menerjunkan para wartawan yang telah berpengalaman untuk meliput berita yang terbilang besar tersebut. Misalnya saja pada pemberitaan persiapan pengamanan jelang aksi 212, reporter lapangan yang melaporkan berita 3 Hasil wawancara dengan Bapak Claudius V. Boekan selaku pemimpin redaksi Berita Satu, pada tanggal 9 April Hasil wawancara dengan Bapak Claudius V. Boekan selaku pemimpin redaksi Berita Satu, pada tanggal 9 April 2018.

109 93 tersebut adalah Tezar Aditya yang merupakan jurnalis yang dulunya merupakan kru produksi dari Metro Tv tahun Dan merupakan lulusan dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 5 (Gambar: 4.1. Aksi Damai 2/12: Besok Aparat Tidak Dibekali Senajata) 6 Berdasarkan live report dari Tezar Aditya seperti gambar di atas, menerangkan tentang persiapan dari aparat gabungan yaitu TNI, Polri dan Satpol PP dalam mengamankan Aksi Bela Islam 212 di sekitar Monas. Pada isi berita (lihat lampiran 3) yang disampaikan oleh Tezar sebagai reporter yang bertugas di lapangan, berdasarkan analisis penyampaian yang dilakukan terkait Aksi Bela Islam tersebut dalam hal penggunakan bahasa misalnya menggunakan bahasa yang lugas, dan juga dalam penyebutan peserta aksi bukan dengan istilah pendemo atau peserta demo. Pemilihan penggunaan bahasa dari seorang reporter ini juga dapat memengaruhi isi berita kepada khalayak ataupun penonton. Adapun hal berbeda jika melihat penyampaian berita yang dilakukan oleh reporter Berita Satu Nori Utari ketika live report pada Aksi Bela Islam jilid II atau pada 4 November 2016, diakses pada tanggal 19 April diakses pada 20 April

110 94 dalam isi beritanya (lihat lampiran 3) Nori menyampaikan laporan tentang peserta Aksi 411 yang memenuhi Mesjid Istiqlal, tetapi dalam penggunaan penyebutan peserta Aksi Bela Islam tersebut, Nori menggunakan istilah peserta aksi demo ataupun peserta demo. Sehingga dari kedua hal ini terlihat bahwa latar belakang dari reporter tersebut (seperti: pendidikan, agama, etnis, budaya, dan lainnya) juga berperan dalam memengaruhi seorang reporter dalam model penyampaian isi beritanya. Isi pemberitaan Aksi Bela Islam yang dibagi ke dalam 3 jilid ini, terutama saat aksi berlangsung lebih banyak berupa live report.sehingga berdasarkan dari tayangan-tayangan di Berita Satu, memang lebih banyak ditampilkan dalam program breaking news. Karena sebagaimana menurut penuturan dari pemimpin redaksi Berita Satu, yaitu: Berita Satu sengaja menayangkan berita-berita Aksi Bela Islam pada program Breaking News, agar para penonton pun dapat menilai sendiri seberapa netral berita yang ditayangkan pihaknya, karena berita-berita pada program breaking news adalah berita yang murni berdasarkan laporan langsung dari wartawan Berita Satu di lapangan dan tidak melalui proses pengeditan, sehingga apa yang disampaikan Berita Satu merupakan sesuatu yang murni terjadi di lapangan. 7 Berdasarkan hal tersebut, dapat terlihat dengan jelas pengaruh dari para jurnalis Berita Satu yang ada di lapangan, terhadap isi berita yang ditayangkan.karena program breaking news adalah sebuah laporan khusus yang tidak memiliki jadwal, dan program ini bisa tayang kapan saja, dan dapat menyela jadwal program yang saat itu tayang. Adapun menurut Tezar Aditya, selaku reporter dari Berita Satu yang bertugas meliput Aksi Bela Islam dari jilid pertama hingga ketiga, mengatakan bahwa sebelum mereka ditugaskan ke lokasi, dari pihak Berita Satu khususnya pemimpin redaksi 7 Hasil wawancara dengan Bapak Claudius V. Boekan selaku pemimpin redaksi Berita Satu, pada tanggal 9 April 2018.

111 95 yang waktu itu masih dijabat oleh Bapak Don Bosco Selamun, mengatakan kepada mereka untuk melakukan liputan dengan tidak terlalu mengekspos para peserta, khususnya para peserta yang berasal dari ormas Islam tertentu seperti FPI. Selain itu juga, para reporter maupun juru kamera harus berpegang dengan kode etik perusahaan yang tercantum dalam buku Panduan Kerja Wartawan Berita Satu. Kutipan wawancaranya sebagai berikut: Kita para wartawan yah sebelum bertugas untuk meliput aksi tersebut, kita pasti melakukan rapat redaksi dulu dengan pemimpin redaksi, wakil pemimpin redaksi di ruang redaksi, dan saat itu kita pasti diberi berbagai arahan oleh pemred kita. Yah salah satunya pokoknya arahan yang berkaitan dengan editorial policy Berita Satu, jadi walaupun kita melakukan liputan dengan model live report seperti saat program breaking news, semua materi liputan tersebut sudah dirancang sebelumnya, dan kita tidak boleh melanggarnya. 8 Pada penayangan berita Aksi Bela Islam yang ditayangkan pada breaking news pada 4 November dan 2 Desember 2016 lalu, terlihat headline berita yang ditampilkan Berita Satu yaitu Suasana di Patung Kuda Thamrin Menjelang Aksi Damai, dan Pantauan Udara Aksi Damai, terlihat jelas bahwa berita yang ditampilkan merupakan laporan langsung dari wartawan dan juru kamera yang bertugas dilapangan, sehingga wartawan dilapangan yang melaporkannya pun yang berperan penting dan isi berita. 9 Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Claudius V. Boekan, mengatakan bahwa: Isi pemberitaan yang ditayangkan pada breaking news memang menjadi tanggung jawab penuh para wartawan dilapangan, namun tentunya isi pemberitaannya harus disesuaikan dengan editorial policy dari redaksi Berita Satu, sehingga sebelum para wartawan tersebut diterjunkan untuk meliput sebuah peristiwa penting yang 8 Hasil wawancara dengan Tezar Aditya Rahman selaku news presenter dan reporter Berita Satu, pada tanggal 7 Okotber Hasil observasi tayangan berita Aksi Bela Islam di channel youtube Berita Satu.

112 96 akan ditayangkan secara live seperti pada peristiwa Aksi Bela Islam ini, para wartawan telah dibekali berbagai pengetahuan terkait berbagai hal aturan yang tertuang dalam editorial policy dari pihaknya yang juga merujuk pada kode etik jurnalistik, yaitu seperti tidak boleh meliput gambar-gambar yang mengandung unsur pornografi, sara, ataupun kata-kata yang bernilai provokatif maupun hinaan yang dapat memecah belah bangsa. 10 Berdasarkan hal tersebut, dapat dilihat peran dari juru kamera di lapangan ketika merekam video pada sudut tersebut, dan tugas kru produksi. Pada program breaking news di Berita Satu, terkait Maklumat Antisipasi Aksi 212 Oleh Kapolda Metro Jaya. Setelah penyampaian maklumat tersebut oleh Kapolda Metro Jaya, kemudian presenter Berita Satu mengatakan: Baiklan pemirsa kita sudah saksikan bersama pembacaan maklumat yang disampaikan lewat konferensi pers yang disampaikan Kapolda Metro jaya Irjen Pol M. Iriawan berkaitan dengan aksi demonstrasi tadi, berdasarkan beberapa poin yang disampaikan oleh Kapolda menegaskan bahwa masyarakat diperbolehkan untuk melakukan unjuk rasa, namun dengan syarat tidak ada kaitannya dengan ataupun gerakan yang mengarah kepada aksi makar, dan bersama-sama baik pengunjuk rasa maupun pihak keamanan menjaga keamanan dan menjaga aksi unjuk rasa yang disebutkan akan berlangsung pada tanggal 2 Desember tersebut, berjalan dengan tertib dan aman. 11 Fakta peristiwa umumnya disajikan lewat bahasa berita dan bahasa bukanlah sesuatu yang bebas nilai. Bahasa tidak netral, dan uniknya tidak pula sepenuhnya dalam kontrol kesadaran. Para reporter, juga para editor, berkuasa penuh atas pilihan kata yang hendak dipakainya.ia dapat atau harus memilih salah satu kata di antara deretan kata-kata yang hampir mirip namun 10 Hasil wawancara dengan Bapak Claudius V. Boekan selaku pemimpin redaksi Berita Satu, pada tanggal 9 April diakses pada 20 April 2018.

113 97 berbeda rasa -nya. 12 Sebagai contohnya dari bahasa yang disampaikan presenter Berita Satu tersebut, dalam menyimpulkan tentang isi maklumat antisipasi aksi, terkait pilihan kata demonstrasi dan unjuk rasa, yang ia sematkan pada Aksi 212. Padahal dari Aksi Bela Islam jilid pertama, umat Islam sudah menamai aksi yang mereka lakukan tersebut dengan nama Aksi Bela Islam. Tetapi, pemilihan sebutan tersebut saat presenter Berita Satu menyampaikan beritanya tergantung pada pilihannya. Sehingga latar belakang dari para presenter itu pun berperan penting dalam memengaruhi. Berdasarkan beberapa tayangan di atas, maka pengaruh yang ditimbulkan oleh wartawan maupun presenter di Berita Satu, sebenarnya merupakan pola pikir yang telah dibentuk oleh redaksi maupun perusahaan, karena para wartawan tersebut sebelum resmi menjadi karyawan dari Berita Satu, telah melalui pelatihan-pelatihan khusus dari stasiun tersebut, dan juga sebelum para wartawan tersebut melakukan peliputan ke lokasi, terlebih dahulu tim redaksi melakukan briefing maupun rapatredaksi, yang bertujuan agar para wartawan tersebut dapat melakukan liputan maupun ketika melaporkan berita dalam bentuk live report seperti pada program breaking news, tidak melanggar peraturan ataupun filosofi dari Berita Satu. B. Kerja Rutin Media Level rutinitas media merupakan level kedua dalam bagan teori hierarki pengaruh yang diperkenalkan Pamela J. Shoemaker dan Stephen D. Reese. Pada level ini, isi berita dipengaruhi oleh sisi rutinitas dari media tersebut. Semua produksi selalu bekerja menurut tenggat (dead-line). Di televisi jadwal disusun untuk menciptakan materi yang dimasukkan ke dalam 12 Alex Sobur, Analisis Teks Media, 35.

114 98 jatah program (programme slots). Tenggat ini harus dipenuhi atau tidak ada yang ditayangkan. Kesadaran terhadap tenggat ini adalah alasan lain untuk menerapkan rutinitas. 13 Menurut Shoemaker dan Reese dalam bukunya Mediating the Message bahwa media rutin ini terbentuk oleh tiga unsur yang saling berkaitan yaitu sumber berita (suppliers), organisasi media (processor), dan audiens (consumers). 14 Berita Satu News Channel sebagai stasiun berita, tentunya programprogram yang ada di stasiun ini berkaitan dengan program berita. Tayang setiap hari dari pagi hingga tengah malam. Sehingga tentunya dengan rutinitas target tayang ini, pastilah memengaruhi isi pemberitaan yang ditayangkan. Tabel: 4.1. Program Siaran Berita Satu 15 No Nama Program Hari Tayang Jam Tayang (WIB) 1. Jurnal Pagi Senin Minggu News On The Spot Senin Minggu Jurnal Malam Senin Minggu Prime Time Senin Minggu Prime Time Talk Senin Minggu Market Corner Senin Jumat Money Report Senin Jumat Travel Notes Sabtu dan Minggu Indepth Senin Fakta Data Rabu DK Show Sabtu Berita tentang Aksi Bela Islam ditayangkan di beberapa program yang ada di Berita Satu. Berdasarkan hasil pengamatan, yaitu pada program 13 Graeme Burton, Yang Tersembunyi di Balik Media, Shoemaker and Reese, Mediating the Message, diakses pada tanggal 20 April 2018.

115 99 prime time, prime time talk, jurnal, pagi, jurnal malam, dan news on the spot.semua program tersebut merupakan program yang tayang setiap hari. Sehingga rutinitas kerja Berita Satu dalam mengolah berita pun dapat terlihat jika dikaitkan juga dengan tiga unsur dalam level media rutin. 1. Organisasi Media (Processor) Organisasi media menjadi unsur yang memiliki pengaruh besar dalam level ini, terutama masalah pemberitaan di Berita Satu. Hal ini karena unsur ini menjadi bagian pertama dalam pengolahan berita. Berita Satu sebelum meliput suatu peristiwa yang kemudian menjadi berita, terlebih dahulu melakukan rapat redaksi untuk menentukan isi berita yang akan ditayangkan, seperti penentuan narasumber, wartawan yang ke lokasi, headline, foto dan video yang dipakai, hingga kemudian program yang sesuai dengan isi berita tersebut. seperti halnya pada berita Aksi Bela Islam, menurut penuturan dari pemimpin redaksi Berita Satu, bahwa sebelum mereka menerjunkan ke lapangan para wartawannya, terlebih dahulu telah dilakukan rapat redaksi. Ada hal yang menarik jika melihat tayangan breaking news saat Aksi Bela Islam pada 4 November 2016 lalu, yaitu jurnalis yang melaporkan langsung dari halaman Mesjid Istiqlal, terlihat mengenakan hijab, sehingga dapat dipastikan bahwa jurnalis tersebut adalah seorang Muslim. Selain itu, jurnalis yang bertugas tersebut merupakan jurnalis yang memang ditunjuk oleh redaksi Berita Satu melalui rapat redaksi.

116 100 (Gambar: 4.2. Breaking News: Aksi Damai 4 November) 16 Pada program prime time talk yang tayang pada 7 November 2016, tepatnya pukul WIB, membahas tentang Siapa aktor politik 411?. Dialog yang dilakukan oleh presenter Valerina Daniel ini, dilakukan dengan para tokoh politik yaitu Wakil Sekjen Partai Demokrat Didi Irawadi dan Ketua DPP Hanura Dadang Rusdiana. Tetapi, sebelum dimulainya dialog antara presenter dengan kedua narasumber tersebut, pihak Berita Satu menampilkan tayangan tentang orasi yang dilakukan oleh Fahri Hamza selaku Wakil Ketua DPR RI ketika Aksi Bela Islam pada 4 November 2016, yang mengatakan ada tata cara untuk menjatuhkan Presiden. Kemudian juga Berita Satu melakukan telewicara dengan Siti Zuhro, untuk meminta tanggapannya tentang aktor politik yang dimaksudkan oleh Presiden Jokowi. Hal ini terlihat bahwa telah ada proses perencanaan sebelumnya oleh redaksi Berita Satu. Karena para narasumber tersebut, dan juga tema dialog yang diangkat merupakan hasil dari rapat redaksi yang dilakukan sebelum dialog tersebut ditayangkan pada tanggal 20 April

117 101 (Gambar: 4.3. Dialog Siapa Aktor Politik 411 ) 17 (Gambar: 4.4. Telewicara dengan Siti Zuhro) 18 Pada tayangan ini juga dapat diamati ketika wawancara antara presenter Berita Satu dengan Siti Zuhro, pihak Berita Satu menampilkan video ketika aksi 411, dan di sini terlihat pada menit ke saat peserta aksi nampak mulai ricuh, dan pada menit ke diakses pada tanggal 20 April diakses pada 20 April 2018.

118 102 saat peserta aksi dengan polisi saling dorong mendorong, dan nampak ricuh. 19 (Gambar: 4.5. Telewicara dengan Siti Zuhro menit ke 03.20) 20 Berdasarkan hal tersebut, dapat terlihat bahwa berita terkait Aksi Bela Islam pun, sebelum Berita Satu memutuskan untuk meliput hingga menayangkannya telah terlebih dahulu dirancang melalui rapat redaksi. Selain itu unsur organisasi ini juga, yang bertanggung jawab dalam penentuan berita running text (berita dalam bentuk teks berjalan). Karena berdasarkan pengamatan setiap program berita di Berita Satu, tersaji ringkasan berita dalam bentuk running text. Running text yang juga berkaitan dengan Aksi Bela Islam. Salah satu running text pada program prime time 2 Desember 2016, yang berisikan himbauan dari Wakil Presiden Jusuf Kalla yang meminta pelaku dugaan makar untuk diproses hokum, serta running text yang berisi tentang 10 terduga makar yang ditangkap sudah berstatus tersangka diakses pada 20 April diakses pada 20 April diakses pada tanggal 22 April 2018.

119 103 (Gambar: 4.6. Running Text Pernyataan Wapres) Audiens Unsur audiens menjadi bagian dalam level rutinitas media, karena audiens juga menjadi bagian penting dalam memengaruhi isi pemberitaan pada sebuah media. Karena berita-berita yang ditayangkan oleh stasiun televisi seperti Berita Satu, tujuannya adalah untuk disampaikan kepada khalayak atau audiens. Apalagi Berita Satu sebagai stasiun televisi berbayar, yang sudah tentu audiens atau penonton menjadi salah satu perhatian utama mereka. Karena audiens yang menonton tayangan dari stasiun ini, pastilah adalah orang-orang yang bersedia membayar atau berlangganan setiap bulannya melalui jaringan tv kabel ataupun satelit. Peristiwa Aksi Bela Islam menjadi sebuah peristiwa besar, yang menurut pemimpin redaksi Berita Satu perlu untuk diliput, karena memerhatikan kebutuhan penonton Berita Satu yang mayoritas beragama Islam.Sebagaimana diketahui bahwa agama penduduk Indonesia mayoritas Islam. Selain itu juga, karena Aksi Bela Islam ini berkaitan dengan kasus penistaan agama yang dilakukan oleh 22 diakses pada tanggal 22 April 2018.

120 104 Gubernur DKI Jakarta saat itu yaitu Ahok. Sehingga, berita ini akan menjadi sesuatu yang menarik perhatian banyak kalangan. 3. Sumber Berita Sumber berita adalah juga unsur terpenting dalam level rutinitas media. Sumber berita (supplier) merupakan sebuah informasi yang didapatkan para wartawan atau jurnalis, ketika mencari berita ke lapangan.sehingga tentunya sumber berita pasti memengaruhi isi berita, karena isi berita adalah bagian dari sumber berita. Untuk itu, sumber berita bisa didapatkan seorang wartawan dari mana saja baik itu dari masyarakat, maupun dari sebuah lembaga dan organisasi. Pemberitaan Aksi Bela Islam 212 di Berita Satu, jika diamati sumber berita berasal dari lembaga-lembaga milik pemerintah seperti Polri, DPR dan MPR, serta MUI. Selain itu juga, dari para pengamat, peneliti, partai-partai politik, hal ini terlihat dari narasumbernarasumber yang dihadirkan Berita Satu pada program dialognya. Pada program Jurnal Pagi tanggal 19 November 2016, misalnya: Berita Satu menayangkan berita dengan headline yaitu Kasus dugaan penistaan agama dengan isinya tentang pernyataan dari Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian yang menilai bahwa aksi 2 Desember memiliki agenda tersembunyi, dan tidak lagi tentang persoalan kasus penistaan agama yang dilakukan oleh Ahok, melainkan telah bernuansa politik. Dan juga dalam berita tersebut Kapolri mengatakan bahwa polisi tidak akan segan mengambil tindakan tegas, jika aksi 2 Desember mengganggu ketertiban umum. 23 Selain itu, pada berita di program prime time yang April diakses pada tanggal 22

121 105 ditayangkan pada 26 November 2016, Berita Satu memberitakan dengan headlinenya yaitu Jelang Aksi 2 Desember, yaitu isinya tentang pernyataan dari Irjen Pol Boy Rafli Amar terkait Polri menghimbau untuk masyarakat tidak perlu khawatir terkait aksi 212, karena Polri sudah menyiapkan pengamanan yang terbaik. 24 Dari sini terlihat bahwa sumber berita tersebut adalah Kapolri, yang merupakan jabatan dari sebuah lembaga milik pemerintah. Berdasarkan hal ini, dapat dilihat bahwa tentunya telah dilakukan berbagai rapat redaksi sebelumnya dalam menentukan sumber berita tersebut yang setelah sumber berita tersebut didapatkan, barulah ada keputusan dalam menentukan headline berita yang cocok, dan video serta foto yang akan dipakai ketika menayangkan berita. C. Organisasi Media Organisasi media yaitu meliputi pemilik media, direktur pemberitaan, dan dewan redaksi. Level ini menjadi salah satu level yang memiliki pengaruh besar terhadap isi pemberitaan, seperti dalam pemberitaan Aksi Bela Islam di Berita Satu. Berita Satu yang diketahui merupakan media milik Lippo Group, menjadikan stasiun ini tentunya syarat akan kepentingan-kepentingan pemiliknya. Walaupun dalam wawancara dengan pemimpin redaksi Berita Satu Claudius V. Boekan mengatakan bahwa pemilik Berita Satu yaitu CEO Lippo Group James Riady memberikan kewenangan sepenuhnya kepada redaksi Berita Satu terkait tentang pemberitaan. Iya betul mbak, bahwa Lippo memang pemilik dari Berita Satu ini.tetapi, Lippo tidak pernah mencampuri masalah pemberitaan yang kami tayangkan. Bahkan bapak James Riady yang merupakan 24 diakses pada tanggal 22 April 2018.

122 106 CEO Lippo Group, memberikan keluasan kepada kami. Sehingga, ketika Aksi Bela Islam yang dilakukan oleh umat Islam di Monas, kami tanpa perlu meminta izin kepada CEO kami saat itu untuk melakukan liputan eksklusif kami. Sehingga, mbak bisa lihat sendiri media kami memang terlihat ketika memberitakan aksi tersebut lebih banyak dan nampak lebih eksklusif dari pada media berita lain. 25 Pengaruh level organisasi ini masih dapat dirasakan, walaupun pemimpin redaksi Berita Satu berkata demikian. Karena pengaruh organisasi ini juga bisa dikatakan bertingkat yaitu dimulai dari tingkatan terkecil ialah pengaruh oleh dewan redaksi Berita Satu itu sendiri, terhadap berita-berita yang ditulis maupun dilaporkan wartawannya, kemudian yang memengaruhi dewan redaksi ini adalah pemilik media tersebut yaitu Lippo Group, sehingga dapat disebut sebagai tingkatan terbesarnya. Pada program Breaking News pada tanggal 4 November 2016 pukul WIB, pada program tersebut tidak hanya menayangkan berita tentang Aksi Bela Islam, tetapi juga dialog dengan Ruhut Sitompul dan Djayadi Hanan sebagai narasumber di studio Berita Satu. Dialog tersebut pun diberi headline yaitu Efek demo bagi Ahok. Ketika salah satu narasumber yaitu Djayadi Hanan mengatakan pendapatnya terkait pertanyaan yang dilontarkan oleh presenter Tascha Liudmila. Dapat dilihat pada menit ke hingga menit ke menampilkan tayangan peserta Aksi Bela Islam yang membawa bendera HMI (Himpunan Mahasiswa Islam) nampak sedang menyuarakan aspirasinya, tetapi dengan memukul pagar kawat berduri yang di pasang polisi dengan tongkat bendara dan terlihat melemparkan sesuatu seperti kemasan air mineral ke polisi Hasil wawancara dengan Bapak Claudius V. Boekan selaku pemimpin redaksi Berita Satu, pada tanggal 9 April diakses pada 20 April 2018.

123 107 (Gambar: 4.7. Breaking News Dialog Efek Demo bagi Ahok ) 27 Berdasarkan tayangan ini terlihat bahwa yang bertanggung jawab merekam kejadian tersebut adalah juru kamera yang bertugas di lokasi. Tetapi, di redaksi ada seseorang yang menjabat sebagai program director yang memiliki kewenangan dalam mengkordinir para juru kamera, serta kewenangan dalam menentukan video atau gambar yang ditayangkan. Pengaruh dari organisasi juga dapat dilihat pada editorial policy yang berlaku di Berita Satu, seperti yang tertulis dalam buku panduan kerja para jurnalis Berita Satu, disebutkan bahwa: Setiap jurnalis di bawah bendera Berita Satu Media Hodings wajib tunduk pada: (1) UU Pers No. 40 Tahun 1999 tentang Pers; (2) Kode Etik Jurnalistik yang dikeluarkan Dewan Pers; (3) Jurnalisme Positif yang dibuat Grup Berita Satu Media Holdings; (4) Filosofi Berita Grup Berita Satu Media Holdings; (5) Kode Etik Perusahaan. 28 Berdasarkan hal di atas, terlihat bahwa para pekerja dalam hal ini wartawan Berita Satu harus mentaati aturan-aturan yang dibuat oleh Berita 27 diakses pada 20 April Manajemen Berita Satu Media Holdings, Jurnalisme Positif: Panduan Kerja Para Jurnalis Berita Satu Media Holding (Jakarta: Berita Satu Media Holdings, 2012), 10.

124 108 Satu. Sehingga tentunya aturan-aturan itu akan tergambar pula dalam isi pemberitaan. D. Luar Organisasi Media Efek dari pemberitaan dari luar organisasi media, akan terlihat pada level ini. Pengaruh dari luar organisasi media, misalnya pengaruh dari sumber berita, pengiklan/sponsor dan penonton, kontrol pemerintah, teknologi, serta pangsa pasar. Hal-hal tersebut bisa membawa dampak yang signifikan dalam isi pemberitaan di media. Berita Satu sebagai stasiun televisi berbayar yang dimiliki swasta, tentunya level ini menjadi bagian terpenting dalam menjalankan bisnisnya. Karena tanpa bantuan dari hal-hal yang ada dalam level ini, maka Berita Satu tidak mungkin dapat menjadi sebuah media raksasa. 1. Sumber Berita Unsur sumber berita merupakan salah satu unsur yang terpenting dari extra media level. Karena pada unsur ini seorang jurnalis tidak bisa menyertakan pada beritanya apa yang mereka tidak tahu. Contoh, peristiwa kecelakaan pesawat. Untuk mendapat berita, jurnalis mendapatkan informasi dari jurnalis lainnya, dari orang yang berada di tempat kejadian, dari sumber resmi pemerintah dan polisi, dari petugas bandara, dari lembaga konsumen, atau dari individu memiliki sudut pandang unik dan berbeda tentang apa yang terjadi. Contoh tersebut menjelaskan bahwa isi media dapat dibentuk sumber berita. Bahkan kadang sumber berita juga bisa menghasilkan bias karena mereka juga bisa berbohong Shoemaker dan Reese, Mediating the Message, 178.

125 109 Unsur sumber berita ini jika dikaitkan dengan pemberitaan Aksi Bela Islam, tentunya wartawan mencari berita sesuai dengan yang telah ditentukan dalam rapat redaksi.bahkan, dalam rapat tersebut narasumber yang menjadi bagian dari sumber berita, telah ditentukan atau dipilih.sebagai contoh pada pemberitaan tentang adanya upaya makar pada aksi 212. Narasumber dalam berita tersebut yaitu pihak Polri, seperti yang terlihat pada gambar di bawah. (Gambar: 4.8. Ada Upaya Makar) Pada program yang bersifat dialog, yaitu tanggal 24 November Program prime time talk ini menayangkan dialog dengan narasumbernya yaitu Kombes Pol Martinus Sitompul, dan Syamsuddin Haris yang merupakan peneliti politik LIPI. Dialog ini bertemakan tentang Tensi polkam pasca Maklumat. Pada dialog ini membahas hal-hal berkaitan dengan dikeluarkannya maklumat antisipasi aksi susulan yang direncanakan digelar pada 2 Desember Dalam dialog tersebut, banyak hal yang dibahas, di antaranya yaitu tentang adanya agenda terselubung atau isu makar yang direncanakan saat aksi, dan upaya-upaya dari Polri dan TNI untuk

126 110 menjaga keamaan agar tidak terjadi lagi peristiwa kericuhan seperti aksi Berita terkait Aksi Bela Islam, yaitu pada program Jurnal Malam tanggal 24 November 2016, terlihat headline yang ditulis oleh tim redaksi Berita Satu yaitu Jelang Aksi 2 Desember: MUI Mengkaji Fatwa Shalat di Jalan. Tentunya pemilihan narasumber berita tersebut yaitu orang-orang yang berada pada lingkup MUI, dan pada liputan tersebut terlihat bahwa tim Berita Satu meliput secara langsung pernyataan dari Wakil Ketua Umum MUI Pusat Yunahar Ilyas. (Gambar: 4.9. Jelang Aksi 2/12: MUI Mengkaji Fatwa Shalat di Jalan) 31 Selain itu juga, pada program Jurnal Pagi tanggal 28 November 2018, misalnya juga dengan headline yaitu Rawat Keberagamaan dan Persatuan. Isi dari beritanya yaitu tentang tanggapan dari beberapa tokoh nasional dan masyarakat dalam menyikapi akan diakses pada 23 April 31 diakses pada 23 April

127 111 dilaksanakannya aksi 2 Desember Dan dalam beritanya menjelaskan bahwa para tokoh tersebut, menolak aksi 212. Salah satu tokoh yang menjadi sumber berita dalam tayangan tersebut ialah Henny Supolo, yang mana ia mewakili beberapa tokoh yang menolak aksi 212 tersebut dalam menyampaikan poin-poin penolakan. Salah satu isi dari poin penolakan tersebut yaitu: Negara tidak boleh tunduk terhadap kelompok intoleran, yang memaksakan kehendak dan memengaruhi independensi penegakan hukum. 32 Sumber berita tersebut, bisa memengaruhi isi pemberitaan Aksi Bela Islam. Terutama pada bagian dari pernyataan Henny Supolo yang mengatakan negara tidak boleh tunduk terhadap kelompok intoleran. Sehingga hal ini mengisyaratkan bahwa aksi yang diadakan pada 2 Desember 2016, adalah perwujudan dari orangorang yang memiliki sikap intoleran, terhadap sebagian golongan. Berdasarkan berita ini juga, maka terlihat bahwa Berita Satu yang merupakan anak perusahaan dari Lippo Group dalam memberitakan berita terkait Aksi Bela Islam terdapat keberpihakan yang porosnya ke arah pihak pemerintah, dan bukan kepada para peserta Aksi Bela Islam. Hal ini karena dari beberapa berita yang ditayangkan, terlihat bahwa sumber-sumber berita tentang Aksi Bela Islam adalah dari pihak pemerintah, seperti contohnya pada pemberitaan tentang maklumat antisipasi aksi, jelang aksi 2 Desember, ada upaya makar, maupun persiapan aparat dalam mengamankan aksi 212. Berdasarkan hasil wawancara dengan news presenter sekaligus reporter dari Berita Satu, yaitu Tezar Aditya mengatakan bahwa: diakses pada tanggal 23 April

128 112 Kita dalam meliput berita harus taat kepada editorial policy dari Berita Satu, yaitu di dalam editorial policy itu terdapat filosofi dari perusahaan kami, yang mengharuskan kami untuk mendukung maupun harus pro kepada pemerintahan yang berdaulat di negeri ini, karena media memiliki pengaruh yang cukup besar. Sehingga waktu itu ketika pemred kami masih bang Don, kami selalu diingatkan untuk menggunakan sumber resmi yang berasal dari pemerintah, karena dikhawatirkan jika kami memberikan ruang yang lebih besar kepada para peserta, dank arena ada laporan dari badan intelegen bahwa dimungkinkan aksi itu akan dimanfaatkan oleh kelompok-kelompok tertentu yang bersifat radikal, maka hal tersebut akan menjadi bahaya jika kami sebagai wartawan memberikan ruang di media. 33 Berdasarkan hal tersebut, maka terlihat bahwa terdapat keberpihakan dari pihak Berita Satu terkait pemberitaan Aksi Bela Islam, dan keberpihakan tersebut dapat dilihat dari sumber berita ataupun narasumber mereka ketika meliput berita-berita tentang Aksi Bela Islam. 2. Pengiklan dan Penonton Pengiklan menjadi salah satu bagian terpenting di setiap media yang dimiliki oleh pihak swasta. Karena dengan adanya pengiklan atau sponsor, maka media tersebut akan mendapatkan keuntungankeuntungan berbentuk finansial. Dan karena keuntungan-keuntungan yang didapatkan, menjadikan media harus juga berkontribusi dalam menguntungkan produk yang dihasilkan oleh pengiklan, atau dapat dikatakan sebagai hubungan simbiosis mutualisme. Selain itu juga, pada televisi berbayar seperti Berita Satu ini, penonton atau audiens menjadi bagian terpenting. Karena orang-orang yang setiap menjadi penonton siaran Berita Satu, adalah mereka yang sudah pasti 33 Hasil wawancara dengan Tezar Aditya Rahman selaku news presenter dan reporter Berita Satu, pada tanggal 7 Okotber 2018.

129 113 memasang dan membayar biaya bulanan untuk dapat mengakses siaran tersebut. Berita Satu sebagai sebuah stasiun televisi berbayar, sangat bergantung kepada audiens yang berlanggan channel kami, dan dari dukungan para pengiklan, karena sebuah stasiun televisi berbayar seperti kami ini dapat berkembang atas dukungan dari kedua hal tersebut. 34 Penonton Berita Satu dapat dikategorikan sebagai masyarakat menengah ke atas, atau masyarakat yang secara finansial mampu membayar layanan dari tv berbayar setiap bulannya. Sehingga program-program yang ditawarkan pun menyasar kalangan masyarakat tertentu, misalnya para pengambil kebijakan, pebisnis, dan kelompok masyarakat berpengaruh lainnya. Berdasarkan demografi penonton stasiun Berita Satu dapat dikelompokkan ke dalam penonton kelas A dan B atau dapat dikatakan sebagai premium audience. Berdasarkan segi usia, Berita Satu menyasar pada kelompok masyarakat usia produktif yaitu tahun. Sedangkan dari sisi jenis kelamin, Berita Satu lebih menargetkan kepada jenis kelamin laki-laki, sehingga jika dipersentasikan yaitu penonton laki-laki 58% dan perempuan 42%. Untuk segi latar belakang pendidikan, jelas terlihat bahwa penonton Berita Satu 35% adalah orang-orang yang tingkat pendidikannya hingga ke jenjang universitas. Dan dari segi pekerjaan, dapat dikatakan bahwa 28% penonton Berita Satu adalah masyarakat yang berprofesi sebagai pemangku kekuasaan, dan pebisnis, dan 21% 34 Hasil wawancara dengan Bapak Claudius V. Boekan selaku pemimpin redaksi Berita Satu, pada tanggal 9 April 2018.

130 114 adalah masyarakat yang berprofesi sebagai manajer, pengamat politik, politikus, dan peneliti. 35 Adapun dari hasil pengamatan dari peneliti, dapat dilihat bahwa selama Berita Satu menayangkan berita-berita terkait Aksi Bela Islam. Iklan yang sering muncul dilayar, bahkan ketika para jurnalis Berita Satu sedang melaporkan beritanya, ataupun saat sedang berlangsung dialog antara presenter dengan narasumber, yaitu iklan produk kopi yaitu Top Coffee dari perusahaan Wings Group, dan iklan milik Lippo Group. a. Iklan Top Coffee (Gambar: Iklan Top Coffee) diakses 17 April diakses pada tanggal 23 April 2018.

131 115 (Gambar: Iklan Top Coffee) 37 (Gambar: Iklan Top Coffee) diakses pada tanggal 23 April diakses pada tanggal 23 April 2018.

132 116 (Gambar: Iklan Top Coffee) 39 Berdasarkan beberapa gambar di atas, terlihat bahwa pada penayangkan berita di Berita Satu. Iklan produk dari Wingsfood ini, terbilang mendominasi, dan hampir ada di setiap berita yang ditayangkan Berita Satu. b. Iklan Situs Belanja Matahari DepartementStore (Gambar: Iklan MatahariMall.com) diakses pada tanggal 23 April diakses pada tanggal 23 April 2018.

133 117 (Gambar: Iklan MatahariStore.com) 41 Matahari Store merupakan salah satu dari anak perusahaan yang dimiliki oleh Lippo Group. Sehingga tidak heran jika iklan-iklannya akan sering muncul di berbagai berita yang ada di Berita Satu. Bahkan ketika berita tentang Aksi Bela Islam sedang ditayangkan pun kita bisa melihat iklan ini yang diselipkan pada bagian atas layar. c. Iklan Bolt (Gambar: Iklan Bolt) diakses pada tanggal 23 April diakses pada tanggal 23 April 2018.

134 118 Bolt adalah sebuah produk yang menyediakan layanan jaringan internet berupa wifi ini juga merupakan bagian dari produk yang dihasilkan oleh First Media. Sedangkan First Media sendiri adalah salah satu jaringan bisnis dari Lippo Group yang bergerak dibidang telekomunikasi. Sehingga iklan Bolt menjadi sebuah iklan yang juga sering muncul di Berita Satu. Strategi pemasaran terkait sponsor-sponsor di stasiun televisi Berita Satu, nampak terlihat jelas melalui contoh dari beberapa gambar tersebut. Adapaun besaran harga pemasangan iklan yang dipatok pihak Berita Satu ialah Rp /spot, per spotnya berdurasi 60 detik dengan hitunghitungan penonton yang melihat iklan tersebut adalah Sehingga jika pengiklan memasang iklannya untuk 100 spot, maka totalnya ialah Rp Kontrol Pemerintah Pemerintah sebagai pemangku kekuasan di sebuah negara, menjadikan salah satu dari fungsi pemerintah ialah sebagai pengontrol. Kontrol yang dilakukan melalui aturan-aturan yang dibuatnya, misalnya undang-undang terkait pers ataupun pemberitaan. Undang-undang pers yang dimaksudkan ialah UU No. 40 Tahun 1999 tentang Pers, yaitu pada bab 1 pasal 5 poin 1 menyebutkan bahwa, pers nasional berkewajiban memberitakan peristiwa dan opini 43 diakses pada tanggal 23 April 2018.

135 119 dengan menghormati norma-norma agama, rasa kesusilaan masyarakat serta asas praduga tak bersalah. 44 Berita ataupun informasi yang disebarkan melalui media tidak boleh bertentangan dengan kebijakan-kebijakan yang telah di atur oleh pemerintah. Sebagai contoh, pada lembaga penyiaran di Indonesia seperti televisi, terdapat Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) sebagai sebuah lembaga independen milik pemerintah Republik Indonesia yang bertugas mengawasi isi penyiaran di berbagai stasiun televisi yang ada di Indonesia. Menurut pemimpin redaksi Berita Satu, bahwa pemerintah tidak berpengaruh besar terhadap pemberitaan di Berita Satu. Karena saat ini sudah ada undang-undang berkaitan dengan kebebasan pers, sehingga segala keputusan pemberitaan diserahkan sepenuhnya kepada media yang bersangkutan. Selain itu, karena pemilik Berita Satu tidak bersinggungan langsung dengan proyek-proyek pemerintah, ataupun menjadi pendukung aktif sebuah partai politik. Kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah tidak memengaruhi redaksi pemberitaan kami, beda halnya jika kita masih hidup pada masa orde baru, di mana kuasa pemerintah berpengaruh betul terhadap isi berita. Tetapi untuk sekarang karena sudah adanya UU tentang kebebasan pers, menjadikan kami dapat dengan leluasa memberitakan segala sesuatu, tetapi tetap dengan memerhatikan kode etik jurnalistik. Selain itu alasan lainya, karena Lippo ini terbentuk bukan karena bantuan dari proyek-proyek pemerintah, dan pemilik Lippo sendiri juga bukan orang yang fanatik terhadap sebuah partai politik. Sehingga kami pun bisa dikatakan sebagai media yang cukup netral. Karena itu 44 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 40 tahun 1999.Pers., 3.

136 120 Aksi Bela Islam kami liput, dan aksi parade Kebhinekaan juga kami meliputnya Teknologi Teknologi pada abab ke-21 ini berkembang dengan baik dan cepat. Hal ini dapat terlihat dari berbagai kecanggihan produk teknologi yang beredar saat ini.tuntutan zaman yang semakin modern dan canggih ini pula, yang juga memengaruhi para jurnalis dalam mencari berita dan menulis berita. Karena melalui teknologi, seperti penggunaan jaringan internet yang berbasis 4G, penggunaan smartphone atau yang lainnya, menjadikan sebuah berita dapat diproses dengan cepat. Berita Satu merupakan televisi berita berbayar pertama di Indonesia yang bersiaran dalam format visual Full High Definition (Full HD). 46 Menjadikan Berita Satu sebagai salah satu stasiun televisi di Indonesia yang memiliki keunggulan di bidang teknologi, terutama unggul dari segi tampilan di layar yang lebih jernih dan bagus, daripada stasiun televisi swasta yang masih menggunakan teknologi analog. Pada pemberitaan Aksi Bela Islam, terlihat jelas bahwa teknologi berperan penting dalam pemberitaan. Misalnya dalam hal pengambilan gambar massa ketika aksi. Karena seperti yang diketahui bahwa Aksi Bela Islam ini dihadiri oleh jutaan umat Islam dari berbagai daerah di Indonesia. Berdasarkan hal ini, kemudian pihak Berita Satu dalam meliput aksi membekali wartawannya yang 45 Hasil wawancara dengan Bapak Claudius V. Boekan selaku pemimpin redaksi Berita Satu, pada tanggal 9 April diakses pada tanggal 10 Maret 2018

137 121 terjun ke lokasi dengan berbagai alat canggih, salah satunya drone. 47 Dengan adanya bantuan dari drone ini, sehingga penonton yang menonton tayangan berita Aksi Bela Islam di Berita Satu dapat melihat langsung banyaknya massa yang mengikuti aksi tersebut. seperti pada gambar berikut ini: (Gambar: Penampakan peserta Aksi Bela Islam 212 dari drone Berita Satu) 48 Pihak kami sebelum menerjunkan para wartawan untuk meliput Aksi Bela Islam baik dari jilid pertama hingga jilid ketiga. Pasti terlebih dahulu kami sudah membekali para wartawan dengan berbagai alat-alat canggih, salah satunya drone, karena hal ini bertujuan agar visualisasi dari berita yang ingin kami sampaikan kepada para pemirsa di berbagai daerah dapat ditampilkan dengan visual yang bagus dan menyeluruh dari berbagai sudut, serta dikarenakan aksi ini terutama pada Aksi Bela Islam jilid ketiga yaitu Aksi Super Damai 2 Desember 2016, massa aksi yang terbilang lebih banyak dari aksi pada jilid pertama dan kedua, sehingga wartawan perlu dibekali alat seperti drone untuk memaksimalkan peliputannya, dan juga hal ini 47 Drone/ UAV: adalah pesawat yang diterbangkan tanpa awak atau unmanned. Salah satu bagian yang terdapat dalam drone ialah kamera. Camera yang dipakai untuk menampilkan image yang dipakai untuk melihat, memotret, melakukan recording video. (sumber: diakses pada tanggal 23 April 2018) diakses pada tanggal 20 April 2018.

138 122 untuk mengantisipasi hal-hal seperti yang terjadi pada rekanrekan wartawan dari Metro Tv Pangsa Pasar Unsur berikutnya dalam extra media level adalah pangsa pasar. Media massa beroperasi secara primer pada pasar yang komersil, di mana media harus berkompetisi dengan media lainnya untuk mendapatkan perhatian dari pembaca dan pengiklan. 50 Berita Satu sebagai bagian dari lingkaran bisnis Lippo Group ini, sudah jelas bahwa media ini merupakan salah satu media yang komersial.sehingga pemberitaan di Berita Satu adalah berita-berita pilihan yang dianggap untuk memenuhi kebutuhan pasar. Seperti saat melakukan pemberitaan terkait Aksi Bela Islam.Karena aksi tersebut menyita perhatian berbagai kalangan dan media, menjadikan Berita Satu juga ikut andil dalam memberitakan peristiwa itu. Terlihat dari Aksi Bela Islam jilid pertama hingga ketiga, Berita Satu memproses berita-beritanya dengan tampilan yang menarik dan eksklusif. Sehingga dengan hal itu menjadikannya unggul ketika pemberitaa Aksi Bela Islam, di antara beberapa stasiun televisi milik swasta lainnya. Berdasarkan hasil pengamatan, ketika tanggal 2 Desember 2016 tepatnya saat Aksi tersebut digelar. Pada sore hari pukul WIB, dalam program news update, Berita Satu memberitakan tentang aksi damai 212, yang tidak memengaruhi nilai tukar rupiah. Bahkan justru nilai tukar rupiah tersebut menguat. 49 Hasil wawancara dengan Bapak Claudius V. Boekan selaku pemimpin redaksi Berita Satu, pada tanggal 9 April Shoemaker dan Reese, Mediating the Message, 209.

139 123 (Gambar: Nilai Tukar Rupiah) 51 Berdasarkan berita tentang nilai tukar rupiah ini, Berita Satu sebagai media yang merupakan sarana informasi, dan juga sebagai upaya menjawab rasa penasaran para penontonnya yang mungkin dari kalangan tertentu yang khawatir bahwa Aksi Bela Islam akan memengaruhi perekonomian Indonesia, terutama nilai tukar rupiah. Sehingga, Berita Satu pun menyajikan berita yang tidak hanya tentang Aksi Bela Islam yang terjadi 2 Desember 2016 tersebut, tetapi juga berita tentang masalah ekonomi atau tentang nilai tukar rupiah. Selain itu berdasarkan hasil wawancara dengan Tezar Aditya selaku news presenter dan reporter Berita Satu mengatakan bahwa karena pada dasarnya target utama audiens dari Berita Satu salah satunya adalah para pebisnis, sehingga berita-berita tentang masalah ekonomi penting untuk diangkat, karena berita-berita tersebut salah satu dari strategi market dari Berita Satu diakses pada tanggal 23 April 2018.

140 124 E. Ideologi Media Ideologi menjadi level terakhir dalam bagan teori hierarki pengaruh. Pada tingkat ideologi, kita akan melihat secara khusus bagaimana fungsi media sebagai perpanjangan tangan kepentingan yang kuat di masyarakat; bagaimana rutinitas, nilai dan struktur organisasi bergabung untuk mempertahankan sistem kontrol dan reproduksi ideologi dominan. 52 Sehingga dengan kata lain pengaruh level ini tidak dapat terlihat secara kasat mata ataupun konkret seperti pengaruh dari level-level yang lain, karena sifatnya yang abstrak. Berita Satu News Channel, media televisi pertama yang didirikan di bawah grup Berita Satu Media Holding (BSMH). Televisi berita berbayar pertama di Indonesia yang bersiaran dalam format visual Full High Definition (Full HD). Berita Satu News Channel memulai siaran perdananya pada 1 September 2011, dengan program-progam unggulannya yaitu; Jurnal Pagi, Jurnal Siang, Jurnal Petang, dan Jurnal Malam. Berita Satu News Channel dibidani antara lain bapak televisi swasta Indonesia, Peter F. Gontha dan pakar media televisi Don Bosco Selamun. Don Bosco kemudian menjadi direktur operasional sekaligus pemimpin redaksi sejak 2011 hingga November 2016, dan lalu kemudian saat ini digantikan oleh Claudius V. Boekan. 53 Berita Satu sebagai sebuah televisi berita, telah melabeli dirinya sebagai media yang tidak berafiliasi dengan salah satu partai politik apapun, serta tidak menjadi corong kekuasaan pemerintah. 54 Sehingga menjadikan ideologi yang dianut Berita Satu, bukanlah ideologi dari sebuah partai politik. 52 Shoemaker and Reese, Mediating the Message, diakses pada tanggal 17 April diakses pada tanggal 17 April 2018.

141 125 Claudius V. Boekan selaku pemimpin redaksi Berita Satu mengatakan bahwa: Pihaknya adalah media yang netral, yang menjunjung tinggi nilai-nilai yang ada pada kode etik jurnalistik. Sehingga para wartawan kami, selalu kami bimbing dan ingatkan ketika mencari berita dan meliputnya, selalu berpatokkan pada panduan kerja para jurnalis Berita Satu Media Holdings. Yang mana dalam panduan tersebut juga disebutkan untuk mentaati kode etik jurnalistik. 55 Para wartawan atau jurnalis stasiun televisi Berita Satu yang ada di bawah bendera Berita Satu Media Holdings, dalam melakukan pekerjaannya yakni mencari berita, harus tunduk pada aturan atau pedoman kerja dari Berita Satu Media Holdings. Yang mana aturan tersebut telah dibukukan dalam buku yang berjudul: Jurnalisme Positif: Panduan Kerja Para Jurnalis Berita Satu Media Holdings. Isi dari aturan itu, sebagai berikut: Setiap jurnalis di bawah bendera Berita Satu Media Hodings wajib tunduk pada: (1) UU Pers No. 40 Tahun 1999 tentang Pers; (2) Kode Etik Jurnalistik yang dikeluarkan Dewan Pers; (3) Jurnalisme Positif yang dibuat Grup Berita Satu Media Holdings; (4) Filosofi Berita Grup Berita Satu Media Holdings; (5) Kode Etik Perusahaan. 56 Berdasarkan kewajiban tersebut, para jurnalis Berita Satu diharuskan mentaati filosofi dari perusahaan. Isi dari filosofi perusahaan tersebut, yaitu pro-nkri, Pancasila, UUD, dan pluralism; pro-demokrasi; pro-kebenaran dan keadilan; pro-supermasi hukum; pro-perubahan; pro-bisnis; propertumbuhan; pro-meritokrasi; pro-lingkungan; pro-konservatisme. 57 Sehingga dapat disimpulkan bahwa ideologi yang terdapat di dalam Berita 55 Hasil wawancara dengan Bapak Claudius V. Boekan selaku pemimpin redaksi Berita Satu, pada tanggal 9 April Manajemen Berita Satu Media Holdings, Manajemen Berita Satu Media Holdings, 7-9.

142 126 Satu, ialah ideologi Pancasila, sebagaimana isi dari filosofi Berita Satu yang tentunya mengutamakan persatuan dan kesatuan Indonesia. Tezar Aditya, sebagai salah satu news presenter di Berita Satu juga mempertegas pernyataan dari pemimpin redaksi Berita Satu tersebut, bahwasannya stasiun tempatnya bekerja memang lebih berafiliasi pada nasionalisme. Sehingga hal tersebut, memengaruhi mereka pula sebagai wartawan Berita Satu ketika melakukan peliputan berita, salah satunya berita tentang Aksi Bela Islam, yang mana mereka diharuskan berpegang pada aturan-aturan yang tidak boleh membahayakan perusahaan atau stasiun Berita Satu, serta hal-hal yang dapat menjatuhkan pemerintahan yang berdaulat. Saya dan rekan-rekan ketika akan melakukan peliputan Aksi Bela Islam, sudah diingatkan sebelumnya sama Bang Don yang waktu itu masih menjadi pemred kami, ketika meliput aksi tersebut agar tidak memberikan ruang untuk kelompok-kelompok tertentu yang berada di lokasi aksi yang melakukan hal-hal yang bisa berujung pada radikalisme, dan juga yang dapat menjatuhkan pemerinta maupun negara ini. 58 Pengaruh ideologi ini juga dapat terlihat pada pemberitaan tentang Aksi Bela Islam, pada program Jurnal Pagi tanggal 28 November 2018, dengan headline yaitu Rawat Keberagamaan dan Persatuan, isi dari beritanya yaitu tentang tanggapan dari beberapa tokoh nasional dan masyarakat dalam menyikapi akan dilaksanakannya aksi 2 Desember Dalam beritanya menjelaskan bahwa para tokoh tersebut, menolak aksi 212, dan juga menyebutkan alasan menolak aksi tersebut karena aksi tersebut merupakan bentuk dari perlakuan intoleran (lihat lampiran 3). Selain itu juga pada hari yang sama, namun program yang berbeda yaitu pada program 58 Hasil wawancara dengan Tezar Aditya Rahman selaku news presenter dan reporter Berita Satu, pada tanggal 7 Okotber 2018.

143 127 prime time. Berita Satu juga menggunakan headline Rawat Keberagamaan dan Persatuan, isinya terkait adanya tanda-tanda aksi 2 Desember 2016, akan dimanfaatkan oleh ISIS. Sehingga dalam pemberitaan ini membahas tentang himbauan dari ketua PBNU kepada umat Islam untuk meningkatkan kewaspadaan. 59 Berdasarkan hal tersebut, dapat menimbulkan pemahaman di masyarakat bahwa aksi yang dilakukan oleh umat Islam merupakan bagian dari bentuk intoleransi umat Islam terhadap umat dari agama lain, dan juga bentuk dari agenda terselubung. Berita Satu sebagai media yang telah melabeli dirinya yaitu tidak membawa kepentingan ataupun berafiliasi dengan partai manapun. Sehingga pengaruh ideologi ini juga yang memengaruhi dalam pemberitaan Aksi Bela Islam. Terlihat bahwa Berita Satu dalam memberitakan aksi tersebut, tidak mementingkan partai politik tertentu. Walaupun Berita Satu tidak berafiliasi dengan salah satu partai, tetapi Berita Satu dalam hal pemberitaannya terutama terkait Aksi Bela Islam, terlihat corak keberpihakannya terhadap pemerintah terbilang dominan. Akan tetapi, keberpihakan yang ditunjukkan oleh Berita Satu tersebut, tidak membuat serta-merta mereka dibenci atau tidak disukai oleh peserta aksi, karena jika melihat dari peristiwa pengusiran yang dilakukan oleh sebagian peserta Aksi Bela Islam terhadap beberapa media, yaitu seperti Metro Tv dan Kompas Tv, Berita Satu tidak masih terbilang media yang aman oleh para peserta aksi. Padahal jika melihat pemilik atau owner dari Berita Satu adalah seorang keturunan Cina yang beragama Kristen. Hal ini jelas berbeda dengan Metro Tv yang pemiliknya adalah Surya Paloh, seorang yang beragama Islam dan merupakan putra daerah dari Aceh pada tanggal 24 April 2018.

144 128 Kami saat melakukan liputan Aksi Damai, sama sekali tidak mendapatkan kesulitan, bahkan para peserta sangat welcome dengan kehadiran kami. Karena mereka bisa melihat bahwa berita-berita tentang aksi di Berita Satu itu netral. Sehingga kejadian-kejadian seperti pengusiran beberapa wartawan Metro dan Kompas yang terjadi dilapangan, tidak terjadi pada wartawan kami. Padahal peserta aksi tahu bahwa Berita Satu adalah stasiun tv milik Lippo, dan pemilik Lippo adalah seorang keturunan Cina dan penganut Kristen. Berbeda dengan rekan saya dari Metro bang Surya Paloh yang merupakan seorang muslim, dan berdarh Aceh. 60 Pada hakikatnya, Berita Satu adalah salah satu cabang bisnis dari Lippo Group, yang menjadikannya juga melakukan berbagai praktik ekonomi. Sehingga bagaimanapun faktanya, pemberitaan di Berita Satu merupakan bagian dari motif profit oriented di media. Selain itu juga karena Berita Satu merupakan stasiun televisi berbayar, yang mana target penontonnya merupakan masyarakat dari kalangan menengah ke atas atau upper middle class. Alasan lainnya juga yaitu berdasarkan pernyataan dari pemimpin redaksi Berita Satu, yang mengatakan bahwa Berita Satu sebagai media yang didirikan Lippo Group ini bukanlah uang hasil proyek yang di dapat dari pemerintah, tetapi adalah pinjaman modal asing. Lippo Group ini bisa mendapatkan modal untuk membangun cabang-cabang bisnisnya diberbagai bidang seperti bank, property, rumah sakit, dan telekomunikasi ini, bukan dari proyek atau tender yang diberikan pemerintah kepada Lippo. Tetapi, karena pinjaman modal dari bank-bank luar negeri seperti Cina dan Jepang. Bank-bank dari negara-negara itu memberikan bunga yang cukup kecil, sehingga Lippo bisa membangun bisnisnya di Indonesia dan menjadi perusahaan yang besar.alasan ini yang membuat Lippo juga tidak bergantung dan terikat kepada pemerintah Hasil wawancara dengan Bapak Claudius V. Boekan selaku pemimpin redaksi Berita Satu, pada tanggal 9 April Hasil wawancara dengan Bapak Claudius V. Boekan selaku pemimpin redaksi Berita Satu, pada tanggal 9 April 2018.

145 129 Adapun karena Berita Satu sebagai stasiun yang semata-mata bersifat profit oriented, hal ini menyebabkan beritanya pun terkait Aksi Bela Islam tidak membawa kepentingan umat Islam dalam menyuarakan pendapat terkait kasus penistaan agama yang dilakukan Ahok. Sehingga jika dikaitkan dengan pendekatan fungsional, maka Berita Satu sebagai media massa sebenarnya menjalankan fungsi transmisi budaya dari pemilik media, yang terorientasi dalam ideologinya, dan juga terlihat bahwa sasaran penonton dari Berita Satu sebenarnya hanya menyasar subkelompok tertentu di masyarakat, yang menyebabkan keberpihakan kepada salah satu kelompok, atau dalam hal ini pemerintah. Hal ini yang kemudian menimbulkan kontradiksi di masyarakat yang bersifat disfungsional.

146 BAB V PEMBAHASAN Berdasarkan uraian dari analisis data, terlihat jelas bahwa peristiwa Aksi Bela Islam, menjadi peristiwa yang menyita perhatian dari berbagai kalangan, terutama media. Aksi massa yang dilakukan untuk menuntut penyelesaiakn kasus dugaan penistaan agama yang dilakukan oleh Mantan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) saat kunjungannya ke Kepulauan Seribu itu, menyita perhatian berbagai media, baik media lokal, nasional bahkan media internasional. Aksi ini menyita perhatian media, dikarenakan aksi tersebut diikuti oleh massa yang sangat banyak. Jutaan umat Islam dari berbagai daerah datang berkumpul di Monas, hingga membuat Monas dibanjiri dengan lautan manusia. Bahkan karena banyaknya peserta tersebut, membuat Monas tidak mampu menampung peserta, sehingga mengakibatkan para pengendara motor, dan mobil di jalan-jalan protokol dari Monas hingga Bundaran Hotel Indonesia pun terpaksa dialihkan oleh aparat, karena sudah dipadati dengan massa aksi. Seperti yang dapat dilihat pada (gambar: 4.17) di mana Berita Satu menjadi salah satu media yang meliput aksi tersebut, memperlihatkan para peserta aksi yang berada di sepanjang jalan protokol. Berita Satu menjadi salah satu media yang ada di Indonesia, yang ikut ambil bagian dalam menyiarkan berita tentang Aksi Bela Islam. Sehingga, masyarakat Indonesia yang berada diluar Jakarta, bisa melihat dan mengetahui tentang adanya aksi tersebut. Media massa berada dalam kehidupan masyarakat dan karena itu ia memiliki keterkaitan dengan sistem dan praktik kehidupan masyarakat itu 130

147 131 sendiri. Sebagai lembaga komunikasi yang memproduksi dan mendistribusikan informasi, ia memiliki dua posisi kelembagaan yaitu sebagai lembaga kemasyarakatan atau social institution dan sebagai lembaga bisnis. 1 Posisi media sebagai lembaga bisnis ini, kemudian menjadikan isi berita dari sebuah media dapat dipengaruhi oleh berbagai unsur, baik unsurunsur dari dalam media itu sendiri, seperti organisasi yang menaunginya, dan dari luar seperti para pengiklan, penonton, pangsa pasar, dan lain-lainnya. Berita Satu merupakan bagian dari lembaga bisnis yang dimiliki oleh Lippo Group ini, menjadikan tayangan-tayangan beritanya tidak terlepas dari pengaruh berbagai unsur ataupun faktor yang terdapat dalam teori hierarki pengaruh yang diperkenalkan oleh Pamela J. Shoemaker dan Stephen D. Reese. Sebagaimana yang sudah dijelaskan oleh Shoemaker dan Reese dalam bukunya Mediating the Massage, terdapat lima level yang memengaruhi isi berita pada suatu media, yaitu individual level, media routine level, organizational level, extramedia level, ideological level. Secara umum, penelitian ini menggunakan teori hierarki pengaruh. Yang mana dalam teori tersebut ditegaskan bahwa pengaruh yang dihasilkan dari praktik media (misalnya; penggunaan siaran pers, ketersediaan teknologi, pemilihan cerita, jenis, dan pengeditan) memiliki dampak yang relatif kecil pada masyarakat, dikarenakan bukan faktor yang berperan secara sistematis dari konten suatu kelembagaan. Pengaruh yang dihasilkan individu dari sebuah media mungkin tidak luas. Tetapi ketika konten media di pengaruhi oleh faktor-faktor lain, yaitu diluar organisasi media, maka peluang memanipulasi konten media sesuai dengan kepentingan dan ideologi 1 Udi Rusadi, Kajian Media: Isu Ideologis dalam Perspektif,Teori dan Metode (Jakarta: Rajawali Press, 2015), 29.

148 132 kelompok tertentu dapat memberikan pengaruh yang kuat dan menimbulkan efek yang luas di masyarakat. 2 Sehingga bukan tidak mungkin isi pemberitaan tentang Aksi Bela Islam yang disiarkan oleh Berita Satu dikatakan terbebas dari berbagai faktor. Akan tetapi kemudian, teori hierarki pengaruh ini juga dielaborasikan dengan pendekatan teori komunikasi Islam, untuk melihat peranan Islam dalam memengaruhi pemberitaan maupun pemanfaatan media itu sendiri. A. Pengaruh Jurnalis Pengaruh dari jurnalis ataupun individu pekerja inidijelaskan bahwapemberitaan dalam sebuah media, khususnya stasiun televisi tidak akan terlepas dari level pengaruh individu. Karena dalam sebuah media, terutama media-media massa besar, tentu memiliki sekumpulan orang-orang profesional yang bekerja untuk dapat mengolah sebuah informasi menjadi sebuah berita yang layak. Dan orang-orang profesional tersebut, merupakan individu yang memiliki latar belakang, maupun karakteristik yang berbedabeda. Sehingga faktor pekerja media ini pula menjadi salah satu faktor yang cukup memengaruhi isi pemberitaan dalam sebuah media. Wartawan atau jurnalis menjadi bagian penting dalam sebuah media, karena mereka bertugas untuk mencari dan mengolah sebuah informasi menjadi berita. Sehingga bukan tidak mungkin bahwa isi dari berita tersebut dapat dikonstruksi sesuai dengan latar belakang maupun prinsip-prinsip ataupun ideologi yang dipegang oleh wartawan tersebut.karena wartawan menjadi orang yang berada langsung di tempat terjadinya sebuah peristiwa, dan yang mewawancarai narasumber maupun saksi mata peristiwa tersebut, serta yang menulis beritanya. 2 Shoemaker dan Reese, Mediating the Message, 60.

149 133 Berdasarkan teori hierarki pengaruh, telah dibahas pengaruh potensial pada konten media massa dari faktor-faktor yang intrinsik terhadap pekerja dibidang komunikasi: Pertama, dapat dilihat karakteristik komunikator, latar belakang pribadi dan profesional mereka untuk melihat suatu peristiwa, misalnya pendidikan wartawan dapat memengaruhi isi pemberitaan. Kedua, pengaruh berdasarkan sikap, nilai, dan keyakinan pribadi komunikator sikap yang dimiliki oleh individu komunikator sebagai akibat latar belakang atau pengalaman pribadi mereka, misalnya sikap politik atau kepercayaan agama seorang wartawan. Ketiga, dapat dilihat orientasi profesional dan konsepsi peran komunikator, setidaknya berfungsi sebagai disosialisasikan ke pekerjaan mereka, misalnya apakah wartawan menganggap pemancar acara atau partisipan aktif dalam mengembangkan isi. 3 Pengaruh individu ini, jika dikaitkan dengan pemberitaan tentang Aksi Bela Islam di Berita Satu. Karenanya, pengaruh terbesar level ini, dapat dilihat pada berita-berita yang pada program breaking news. Sebagaimana penjelasan dari pemimpin redaksi Berita Satu Claudius V. Boekan, bahwa redaksi Berita Satu memberikan kewenangan kepada para jurnalisnya dalam peliputan berita, terutama pada berita-berita yang ditayangkan dalam program breaking news, yang mana berita tersebut tentunya tidak melalui proses pengeditan di meja editor. Sehingga isi dari pemberitaannya merupakan tanggung jawab dari jurnalis yang meliputnya. 4 Walaupun demikian, para wartawan tersebut sebelum melakukan peliputannya, tim redaksi telah melakukan briefing yang bertujuan agar para wartawan tersebut tetap mematuhi kode etik maupun filosofi dari perusahaan. 3 Pamela J. Shoemaker dan Stephen D. Reese, Mediating the Message(New York, Longman Publisher, 1996), Hasil wawancara dengan Bapak Claudius V. Boekan selaku pemimpin redaksi Berita Satu, pada tanggal 9 April 2018.

150 134 Berdasarkan hal ini, dapat dilihat bahwa pengaruhnya seorang wartawan pada pemberitaan, baik dari segi isi berita ataupun sudut merekam peristiwa tersebut terbilang kecil. Adapun para wartawan yang telah mendapatkan pelatihan maupun pengarahan oleh redaksi, dapat memberikan pengaruhnya pada isi berita dengan menggunakan berbagai kode. Karena seperti yang diketahui bahwa televisi merupakan media yang bersifat audio visual, jadi terkadang hanya dengan melihat tampilan visual dari sebuah peristiwa yang ditampilkan di televisi masyarakat sudah dapat mengetahui apa yang sedang terjadi. Menurut Henning, Potongan-potongan dari gambar fotografi banyak menyiratkan kemungkinan pembalikannya, dengan kata lain penciptaan fiktif, tetapi secara fotografis nyata, citra (ruang dan waktu). 5 Contoh gambargambar jurnalis yang dapat menyiratkan sesuatu dan membawa dampak bagi masyarakat yaitu, pada pemberitaan terorisme. Rentetan peristiwa penangkapan beberapa orang Islam yang dianggap terkait dengan aksi bom Bali, seperti Amrozi, Ali Imron, Imam Samudra, bahkan seorang ustadz tua seperti Abu Bakar Baasyir pun dicurigai sebagai dalang terjadinya kekacauan di negeri ini. Pria pemelihara jenggot dan keluargnya pun tak luput dari kecemasan karena ada kemungkinan menjadi sasaran penangkapan dari pihak kepolisian. Pemilik rumah kontrakan juga mengalami kecemasan ketika rumahnya kontrakannya ditinggali oleh pria berjenggot. 6 Dari contoh ini dapat dilihat bahwa visualisasi pelaku terorisme yang ditampilkan media, dapat memengaruhi kehidupan masyarakat. 5 Giil Branston and Roy Stafford, The Media Student s Book (New York: Routledge, 2003), Moordiningsih. Islamophobia dan Strategi Mengatasinya. Buletin Psikologi, Vol.12, No.2 (Desember, 2004), 73.

151 135 Berita terkait Aksi Bela Islam misalnya, pada breaking news tanggal 22 November 2016, terkait Maklumat Antisipasi Aksi 212 Oleh Kapolda Metro Jaya. Setelah penyampaian maklumat tersebut oleh Kapolda Metro Jaya, kemudian presenter Berita Satu menyimpulkan isi dari maklumat yang dibacakan oleh Kapolda Metro Jaya tersebut. Ketika menyimpulkannya itu bisa dilihat pilihan-pilihan kata ataupun bahasa yang dipergunakannya. 7 Bahasa merupakan alat simbolis untuk mensignifikasi di mana logika ditambahkan secara mendasar kepada dunia sosial yang di obyektivasi. Bahasa oleh Berger dan Luckmann menjadi tempat penyimpanan kumpulan besar endapan-endapan kolektif, yang bisa diperoleh secara monotetik; artinya, sebagai keseluruhan yang kohesif dan tanpa merekonstruksikan lagi proses pembentukannya semula. 8 Menurut Grosberg dalam praktiknya media membuat dan mengorganisasi makna melalui beraneka kode dan sistem. Melalui kode itulah media menginterpretasi realitas dan membuat dunia realitas yang digambarkan lebih memiliki makna yang berarti. 9 Sehingga bahasa, gambargambar ataupun video yang digunakan maupun diperlihatkan oleh wartawan dalam melakukan liputan tentang Aksi Bela Islam sudah pasti terdapat makna-makna tertentu yang ingin disampaikan kepada para penonton. Adapun dalam jurnalistik islami, salah satu peran dan tugas dari seorang jurnalis adalah menghalalkan yang baik dan mengharamkan yang buruk. Jurnalis Islam melalui tulisan atau tayangannya di media massa punya peran dan kewajiban menularkan kebaikan dan mempromosikan kehalalan 7 diakses pada 20 April M. Burhan Bungin, Konstruksi Sosial Media Massa: Kekuatan Pengaruh Media Massa, Iklan Televisi, dan Keputusan Konsumen serta Kritik terhadap Peter L. Berger dan Thomas Luckmann (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008), Udi Rusadi, Kajian Media, 88.

152 136 segala sesuatu baik dalam hal makanan, ucapan, perbuatan ataupun sikap dan mengharamkan segala keburukan bagi masyarakat. 10 dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang buruk. (Q.S. Al-A raf: 157). 11 Seorang jurnalis juga berperan dan bertugas, untuk memelihara dan menjaga persatuan dan kesatuan umat Islam. Karena peranan dan efek informasi yang multifacet (beragam wajah), yang bisa membawa manfaat dan berkah, tetapi juga membawa fitnah dan laknat, maka para jurnalis Islam selayaknya menentukan kualitas isi dan pengaruh/efek dari informasi yang disebarluaskannya. Dalam kondisi perang budaya atau perang pemikiran (ghazwul fikri), maka para jurnalis Muslim berada di garis depan pertempuran perang informasi. Perannya sangat strategis dalam menjaga dan memelihara persatuan dan kesatuan barisan umat Islam, melalui penyeleksian dan penyaringan informasi negatif dan penyebaran informasi yang benar dan bermanfaat bagi umat. 12 Selain itu, juga karena konsep tabligh diartikan sebagai information atau informasi, sehingga seorang jurnalis terutama jurnalis Muslim tentunya harus menyampaikan berita sesuai dengan fakta, sehingga tidak menyebarkan informasi ataupun berita yang bohong. Tugas ini adalah sebagai pengamalan dari perintah Allah dalam Alquran berikut: 10 Ahmad Y. Samantho, Jurnalistik Islami: Panduan Praktis bagi Para Aktivis Muslim, Departemen Agama RI, Al-Qur an dan Terjemahannya. 12 Ahmad Y. Samantho, Jurnalistik Islami: Panduan Praktis bagi Para Aktivis Muslim, 73.

153 137 Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliah) bermusuh musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu daripadanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk (Q.S. Ali Imran: 103). 13 Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berperang di jalan-nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh (Q.S. Ash-Shaff: 4). 14 Adapun selain konsep tabligh (informasi), dan amr ma ruf nahy munkar. Sebagaimana yang dijelaskan oleh Mowlana bahwa doktrin amr bi al-ma'ruf wa nahy'an al munkar adalah prinsip kedua yang menunjukkan batasan etika tabligh dalam Islam. Implisit dan eksplisit dalam prinsip ini adalah gagasan tanggung jawab individu dan kelompok untuk mempersiapkan generasi penerus dalam menerima ajaran Islam dan memanfaatkannya. Muslim memiliki tanggung jawab untuk membimbing satu sama lain, dan setiap generasi memiliki tanggung jawab untuk membimbing yang berikutnya. Serulah orang-orang ke jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang paling sopan. Sesungguhnya Tuhanmu yang lebih mengetahui siapa yang menyimpang dari jalan-nya dan Dialah yang lebih mengetahui orangorang yang mendapat petunjuk (QS. 16: 125). 15 Berkaitan dengan tugas seorang jurnalis, terutama jurnalis Muslim yang juga memiliki tanggung jawab untuk menjaga citra agamanya, sehingga dalam konteks pemberitaan Aksi Bela Islam. Dapat dilihat bahwa beberapa 13 Departemen Agama RI, Al-Qur an dan Terjemahannya. 14 Departemen Agama RI, Al-Qur an dan Terjemahannya. 15 Hamid Mowlana, Theoretical Perspective on Islam and Communication, 29.

154 138 jurnalis Muslim yang bertugas saat meliput secara langsung aksi tersebut, tetap memerhatikan nilai-nilai dalam ajaran Islam saat melakukan liputan. Akan tetapi, pengaruh dari wartawan atau level individu ini tidak tidak berskala besar. Dikarenakan para wartawan tersebut sebelum melakukan liputannya dan menulis berita, mereka telah terlebih dahulu dibekali berbagai hal, salah satunya yang berkaitan dengan editorial policy atau kebijakan editorial dari redaksi. Dan setiap media tentunya memiliki editorial policy yang berbeda-beda. B. Pengaruh Ritme Kerja Dalam teori hierarki pengaruh level kedua yang memengaruhi isi pemberitaan ialah media Routine Level, level ini dapat dimaknai juga dengan ritme kerja. Dalam pengaruhnya terdapat tiga unsur yang saling berkaitan dalam memengaruhi isi pemberitaan. Seperti yang telah dijelaskan oleh Shoemaker dan Reese dalam bukunya, ketiga unsur tersebut ialah sumber berita (suppliers), audiens (consumer), dan organisasi media (processor). Isi pemberitaan dari sebuah media dapat dilihat berdasarkan ritme kerjanya, karena berita yang tersaji ke khalayak bukanlah sebuah informasi yang didapatkan oleh wartawan di lapangan yang langsung disampaikan begitu saja ke masyarakat. Akan tetapi, informasi tersebut telah melalui serangkaian proses hingga layak dijadikan berita yang dapat dikonsumsi oleh masyarakat. Oleh karenanya, setiap media massa atau secars spesifik stasiun televisi berita dalam melakukan kerja rutinnya, memiliki tenggat waktu yang berbeda-beda dalam memproses produknya yaitu berita. Sehingga dari hasil pengamatan, maka pengaruh terbesar di antara ketiga unsur dalam level media rutin adalah pada bagian processornya, karena pada bagian ini terjadi yang namanya pengolahan berita.

155 139 Organisasi mengembangkan pola, kebiasaan, dan cara melakukan sesuatu. Organisasi media harus menemukan cara untuk mengumpulkan dan mengevaluasi materi siar secara efektif. Sebagain besar rutinitas ini telah menjadi bagian dari bisnis berita, memberi pekerja peran dan harapan yang jelas dan khusus. Seperti rutinitas yang berorientasi pada penonton, yang menganggap rutinitas ini telah dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan sistem dan telah menjadi standar, dilembagakan, dan dipahami oleh mereka yang menggunakannya. 16 Berdasarkan hal ini, maka berita-berita tentang Aksi Bela Islam di Berita Satu, seperti headline berita yang digunakan, penggunaan bahasa para presenter dan wartawan, ataupun tampilan running text di layar, semuanya telah diatur dan dirancang dalam rapat redaksi. Selain itu juga contoh lainnya yaitu, berita pada program prime time talk, jurnal pagi yang menggunakan format dialog dengan para tokoh misalnya dengan memilih tokoh mana yang diundang menjadi narasumber, topik utama yang akan dibahas dalam dialog tersebut, adalah bagian-bagian yang tentunya telah disepakati melalui rapat redaksi, dan konsepnya dirancang melalui tim produksi berita di Berita Satu. Jika disimpulkan, maka berita yang ditayangkan bukan berita yang benarbenar objektif, telah bersifat subjektif. Hal ini karena para wartawan telah diproyeksi oleh redaksi sebelum terjun ke lapangan meliput berita, dan karena narasumber serta hal-hal seperti headline berita semuanya telah ditentukan melalui rapat redaksi. Pengaruh selanjutnya terletak pada audiens (consumer), hal ini dikarenakan Berita Satu adalah televisi berbayar, sehingga sudah jelas bahwa pihak Berita Satu lebih mengutamakan para audiensnya yang rela berlangganan atau membayar untuk dapat menikmati channelnya setiap saat. 16 Shoemaker dan Reese, Mediating the Message, 117.

156 140 Dan karena Indonesia merupakan negara dengan penduduknya mayoritas beragama Islam. Maka berita seperti Aksi Bela Islam menjadi sebuah berita yang menarik untuk liput. Unsur yang ketiga adalah sumber berita, yang juga merupakan unsur terpenting dalam level rutinitas media. Sumber berita (supplier) merupakan sebuah informasi yang didapatkan para wartawan atau jurnalis, ketika mencari berita ke lapangan. Sehingga tentunya sumber berita pasti memengaruhi isi berita, karena isi berita adalah bagian dari sumber berita. Sumber berita ini bisa berasal dari sebuah lembaga misalnya lembaga-lembaga milik pemerintah yang terlibat, ataupun perseorangan. Karena sumber berita adalah pusat informasi agar seorang jurnalis atau wartawan dapat menulis sebuah berita. Pada pemberitaan Aksi Bela Islam yang di Berita Satu, terlihat bahwa pihak redaksi Berita Satu, disetiap beritanya mengambil berita-berita terkait aksi dari berbagai sumber.misalnya dari pihak aparat yaitu Polri dan TNI; ormas-ormas keagamaan seperti NU dan Muhammadiyah; Majelis Ulama Indonesia; para tokoh politik dan pengamat politik, dan lain sebagainya. Adapun jika dipandang dari perspektif komunikasi Islam, yaitu dalam konsep informasi (tabligh), maka berita Aksi Bela Islam yang dihasilkan karena adanya pengaruh dari beberapa unsur tersebut, menghasilkan efek yang beragam. Jika berita yang tersaji positif, maka efek yang ditimbulkan pun bersifat positif. Tetapi sebaliknya jika negatif, maka efeknya pun mungkin saja bersifat negatif. Walaupun demikian karena informasi tentang Aksi Bela Islam tersaji dalam bentuk berita di media massa, sehingga efeknya pun akan susah untuk diketahui.

157 141 Sebagaimana penjelasan dari Arifin, bahwa efek komunikasi massa terutama yang melalui media massa, sukar diketahui karena efek yang terjadi pada diri khalayak akan merupakan resultante dari semua kekuatan pengaruh yang bekerja pada diri khalayak. Secara sederhana efek komunikasi massa hanya dapat dilihat pada fenomena yang terjadi dalam masyarakat pada waktu tertentu saja. 17 C. Pengaruh Kepemilikan Media Pengaruh selanjutnya dalam bingkai teori hieraki pengaruh yaitu tentang level organisasi media yaitu dapat dikatakan terkait pemilik media. Level ini juga termasuk dalam level makro, karena bagaimanapun pemilik media memiliki pengaruh besar terhadap isi pemberitaan, seperti dalam pemberitaan Aksi Bela Islam di Berita Satu. Littlejohn dan Foss dalam bukunya Theories of Human Communication mengutip penjelasan teori kendali organisasi dari Phillip Tompkins, George Cheney, dan rekan-rekannya yang mengatakan bahwa kendali dinyatakan dalam organisasi dengan empat cara, yaitu: kendali sederhana (simple control), kendali teknis (technical control), kendali birokrasi, dan kendali konsertif (concertive control). 18 Pada pemberitaan tentang Aksi Bela Islam, pengaruh dari level ini dapat terlihat misalnya dalam pemberitaan pada program Breaking News pada tanggal 4 November 2016 pukul WIB. Pada program tersebut tidak hanya menayangkan berita tentang Aksi Bela Islam, tetapi juga dialog dengan Ruhut Sitompul dan Djayadi Hanan sebagai narasumber di studio Berita Satu. Dialog tersebut pun diberi headline yaitu Efek demo bagi 17 Anwar Arifin, Dakwah Kontemporer: Sebuah Studi Komunikasi, Littlejohn and Foss, Teori Komunikasi, 378.

158 142 Ahok. Ketika salah satu narasumber yaitu Djayadi Hanan mengatakan pendapatnya terkait pertanyaan yang dilontarkan oleh presenter Tascha Liudmila.Dapat dilihat pada menit ke hingga menit ke menampilkan tayangan peserta Aksi Bela Islam yang membawa bendera HMI (Himpunan Mahasiswa Islam) nampak sedang menyuarakan aspirasinya, tetapi dengan memukul pagar kawat berduri yang di pasang polisi dengan tongkat bendara dan terlihat melemparkan sesuatu seperti kemasan air mineral ke polisi. 19 Berdasarkan tayangan ini terlihat bahwa yang bertanggung jawab merekam kejadian tersebut adalah juru kamera yang bertugas di lokasi. Tetapi, di redaksi ada seseorang yang menjabat sebagai program director yang memiliki kewenangan dalam mengkordinir para juru kamera, serta kewenangan dalam menentukan video atau gambar yang ditayangkan. Berita Satu adalah stasiun televisi yang merupakan bagian dari perusahaan multinasional Lippo Group, pastilah pemangku kekuasaan tertinggi ada pada Lippo Group dengan CEO-nya adalah James Riady. Walaupun berdasarkan hasil wawancara dengan pemimpin redaksi Berita Satu Claudius V. Boekan, mengatakan bahwa sang pemilik yakni James Riady, memberikan wewenang penuh kepada redaksi terkait pemberitaan, tetapi sudah pasti redaksi dalam melakukan liputan, ataupun memberitakan suatu peristiwa, tentulah mentaati prinsip-prinsip yang dipegang oleh Lippo Group, serta hal-hal yang mendatangkan keuntungan bagi organisasinya diakses pada 20 April 2018.

159 143 Berdasarkan kacamata komunikasi Islam, maka pengaruh pemilik ini, dapat disandingkan dengan konsep taghyir (perubahan). 20 Karena jika melihat perjalanan dari Berita Satu ini, sebelum adanya peristiwa Aksi Bela Islam, dapat dikatakan berita-berita terkait Islam terbilang mendapatkan porsi yang tidak banyak. Apalagi jika diamati berita-berita tentang Islam yang yang banyak menghiasi layar kaca Berita Satu yaitu berita tentang terorisme, sehingga citra Islam pun digambarkan ke arah yang negatif. Akan tetapi kemudian, ketika terjadi peristiwa Aksi Bela Islam, Berita Satu hadir dengan image yang terlihat mendukung Islam, dengan menunjukkan isi berita-berita tentang Aksi tersebut yang berbeda dengan stasiun televisi lainnya seperti Metro Tv dan Kompas. Walupun Berita Satu sebenarnya isi berita terkait Aksi Bela Islam, terdapat keberpihakan Berita Satu terhadap pemerintah, tetapi isi berita tersebut tidak lantas menunjukkan isi berita yang berkaitan dengan peserta Aksi Bela Islam ke arah yang sangat negatif, seperti stasiun lain. Sehingga Berita Satu pun dapat dikatakan telah melakukan change (perubahan) dari dalam (inside) yaitu dengan self-help. Karena pada prinsipnya seperti yang tertulis dalam Alquran bahwa: Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri (QS. 13: 11). 20 Andi Faisal Bakti menyebutkan bahwa perubahan (change) terbagi atas dua faktor, yaitu dari luar (outside) di mana perubahan dipengaruhi oleh unsur modernisasi, dependensi, dan kesebragaman (multiplicity). Sedangkan, faktor berikutnya adalah dari dalam (inside), di mana perubahan dipengaruhi oleh self-help yaitu perubahan hanya akan terjadi jika diri sendiri mau mengubahnya, sesuai dengan (QS. 13: 11 dan (QS. 8: 53). (Lihat Andi Faisal Bakti (2013), h. 8-10).

160 144 D. Pengaruh Outside Media Pengaruh outside media ini, jika dipandang berdasarkan teori hierarki pengaruh, maka merupakan level pengaruh dari luar organisasi media. Dalam hal ini pengaruh-pengaruh dari luar organisasi, misalnya sumber berita, pengiklan dan penonton, kontrol pemerintah, teknologi, serta pangsa pasar. Berita Satu sebagai stasiun televisi berbayar yang dimiliki swasta, tentunya level ini menjadi bagian terpenting dalam menjalankan bisnisnya. Karena tanpa bantuan dari unsur-unsur yang ada dalam level ini, maka Berita Satu tidak mungkin dapat menjadi sebuah media besar. Unsur sumber berita merupakan salah satu unsur yang terpenting dari extra media level. Karena pada unsur ini seorang jurnalis tidak bisa menyertakan pada beritanya apa yang mereka tidak tahu. Contohnya saja pada kasus penistaan agama yang dilakukan oleh Ahok, masyarakat dari berbagai daerah di Indonesia tidak akan tahu tentang kasus tersebut, dan masyarakat juga tidak akan tahu tentang kronologi terkait adanya Aksi Bela Islam, jika beritanya tidak siarkan oleh media, yang informasinya tentunya didapatkan oleh media dalam hal ini wartawan dari berbagai sumber. Pada pemberitaan terkait Aksi Bela Islam, unsur ini mengambil peranan dalam memengaruhi isi berita. Dikarenakan, dari sumber beritalah informasi-informasi berkaitan dengan Aksi Bela Islam didapatkan. Misalnya pada pemberitaan tentang adanya upaya makar pada aksi 212, yang menjadi sumber dari pemberitaan tersebut adalah pihak Polri. Sehingga berita yang ditampilkan dalam program prime time pada 22 November 2016 tersebut, mengisyaratkan bahwa ada maksud tertentu dalam aksi yang akan diselenggarakan pada 2 Desember 2016, karena seperti yang terlihat dalam

161 145 berita tersebut, yang mana Kapolri Jendral Tito Karnavian lah yang menyampaikan hal tersebut, sehingga sebagian masyarakat yang menonton berita tersebut pun percaya, karena sumber berita yang ditampilkan merupakan sumber berita yang dapat dipercaya. Selain itu juga, pada program Jurnal Pagi tanggal 28 November 2018, misalnya juga dengan headline yaitu Rawat Keberagamaan dan Persatuan. Isi dari beritanya yaitu tentang tanggapan dari beberapa tokoh nasional dan masyarakat dalam menyikapi akan dilaksanakannya aksi 2 Desember Dan dalam beritanya menjelaskan bahwa para tokoh tersebut, menolak aksi 212. Salah satu tokoh yang menjadi sumber berita dalam tayangan tersebut ialah Henny Supolo, yang mana ia mewakili beberapa tokoh yang menolak aksi 212 tersebut dalam menyampaikan poin-poin penolakan. Dan salah satu poin terkait penolakan aksi tersebut, menyinggung persoalan intoleran. Sehingga ada kemungkina sebagian orang berpendapat bahwa aksi 212 yang dilakukan adalah bentuk perwujudan dari aksi sekompok masyarakat yang intoleran terhadap kelompok yang lain. Padahal, tujuan dari diadakannya aksi 212 sejak awal sudah dijelaskan sebagai bentuk ekspresi masyarakat, yaitu umat Islam atas permasalahan kasus dugaan penistaan agama yang dilakukan oleh Ahok. Pengiklan menjadi salah satu bagian terpenting di setiap media yang dimiliki oleh pihak swasta. Karena dengan adanya pengiklan atau sponsor, maka media tersebut akan mendapatkan keuntungan-keuntungan berbentuk finansial. Dan karena keuntungan-keuntungan yang didapatkan, menjadikan media harus juga berkontribusi dalam menguntungkan produk yang dihasilkan oleh pengiklan, atau dapat dikatakan sebagai hubungan simbiosis mutualisme. Selain itu juga, pada televisi berbayar seperti Berita Satu ini, penonton atau audiens menjadi bagian terpenting.karena orang-orang yang

162 146 setia menjadi penonton siaran Berita Satu, adalah mereka yang sudah pasti memasang dan membayar biaya bulanan untuk dapat mengakses siaran tersebut. Pemberitaan Aksi Bela Islam di Berita Satu, saat penayangannya bisa ditemukan beberapa iklan yang sering muncul. Iklan-iklan yang muncul di antaranya, yaitu iklan top coffee dari Wings food, iklan situs perbelanjaan Matahari yang merupakan salah satu cabang bisnis Lippo Group, dan iklan Bolt yang juga merupakan salah satu cabang bisnis Lippo Group di bidang telekomunikasi. Strategi pemasaran terkait sponsor-sponsor di stasiun televisi Berita Satu, nampak terlihat jelas melalui contoh dari beberapa gambar tersebut.adapaun besaran harga pemasangan iklan yang dipatok pihak Berita Satu ialah Rp /spot, per spotnya berdurasi 60 detik dengan hitung-hitungan penonton yang melihat iklan tersebut adalah Sehingga jika pengiklan memasang iklannya untuk 100 spot, maka totalnya ialah Rp Unsur lain dalam pengaruh outside media adalah, kontrol pemerintah. Pada era demokrasi saat ini, pengaruh kontrol pemerintah bagi media bisa dikatakan tidak besar, berbeda ketika era orde baru, yaitu semua yang diberitakan harus berita yang menguntungkan bagi pemerintah. Tetapi, era orde baru telah runtuh, dan kini pada era demokrasi berkat adanya undangundang yang mengatur kebebasan pers. Menjadikan media bisa leluasa dan bebas memberitakan segala hal, baik yang pro ataupun sesuatu yang kontra dengan pemerintah. Walaupun demikian, tetaplah para wartawan tidak bisa sembarangan menggunakan media diakses pada tanggal 23 April 2018.

163 147 Undang-undang pers yang dimaksudkan ialah UU No.40 Tahun 1999 tentang Pers, yaitu pada bab 1 pasal 5 poin 1 menyebutkan bahwa, pers nasional berkewajiban memberitakan peristiwa dan opini dengan menghormati norma-norma agama, rasa kesusilaan masyarakat serta asas praduga tak bersalah. 22 Berita ataupun informasi yang disebarkan melalui media tidak boleh bertentangan dengan kebijakan-kebijakan yang telah diatur oleh pemerintah. Sebagai contoh, pada lembaga penyiaran di Indonesia seperti televisi, terdapat Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) sebagai sebuah lembaga independen milik pemerintah Republik Indonesia yang bertugas mengawasi isi penyiaran di berbagai stasiun televisi yang ada di Indonesia. Menurut pemimpin redaksi Berita Satu, bahwa pemerintah tidak berpengaruh besar terhadap redaksi maupun pemberitaan di Berita Satu. Karena saat ini sudah ada undang-undang berkaitan dengan kebebasan pers, sehingga segala keputusan pemberitaan diserahkan sepenuhnya kepada media yang bersangkutan. Selain itu, karena pemilik Berita Satu tidak bersinggungan langsung dengan proyek-proyek pemerintah, ataupun menjadi pendukung aktif sebuah partai politik. Padahal jika dilihat dari teori komunikasi Islam, maka pemerintah (state) memegang peranan yang penting. Akan tetapi, walaupun demikian terlihat berita-berita yang ditayangkan oleh Berita Satu terdapat keberpihakan redaksi terhadap pemerintah. Berdasarkan teori komunikasi Islam, pemerintah menjadi salah satu unsur dalam membangun civil society maupun civil community. Karena dengan adanya kontrol yang baik dari pemerintah, maka masyarakat dapat menjaga dengan baik hubungan di antara umat beragama. Sehingga kasus 22 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 40 tahun 1999.Pers., 3.

164 148 seperti penistaan agama, yang juga menjadi penyebab terjadinya Aksi Bela Islam, tidak akan pernah terjadi di Indonesia. Selain itu juga melalui unsur ini sebenarnya dapat menjadikan media dalam menjalankan fungsinya yang dijelaskan dalam komunikasi massa yaitu sebagai pengawasan. Unsur keempat dalam level pengaruh dari luar organisasi media ini, merupakan salah satu unsur yang cukup penting. Mengingat saat kita berada pada abad ke-21, teknologi menjadi salah satu bagian yang tidak terpisahkan dalam kehidupan manusia, dan tentunya bagi media. Teknologi pada dasarnya memiliki kontribusi dalam menciptakan keberagaman media. Inilah salah satu ciri dalam lingkungan media baru menurut McNamus (dalam Severin dan Tankard, 2005: 4), bahwa ada pergeseran dari ketersediaan media yang dahulu langkah dengan akses yang juga terbatas menuju media yang melimpah. 23 Proses penyampain pesan melalui media pun mengalami pergeseran penting. Jika media selama ini merupakan pusat informasi, dan informasi itu diberikan atau dipublikasikan dengan satu arah, kini media menjadi lebih interaktif. Khalayak tidak lagi sekedar objek yang terpapar oleh informasi, tetapi khalayak telah dilibatkan lebih aktif karena teknologi menyebabkan interaksi di media bisa terjadi. 24 Berita Satu merupakan televisi berita berbayar pertama di Indonesia yang bersiaran dalam format visual Full High Definition (Full HD). 25 Menjadikan Berita Satu sebagai salah satu stasiun televisi di Indonesia yang memiliki keunggulan di bidang teknologi, terutama unggul dari segi tampilan 23 Rulli Nasrullah, Teori dan Riset Media Siber/Cybermedia (Jakarta: Prenadamedia Group, 2014), Rulli Nasrullah, Teori dan Riset Media Siber/Cybermedia, diakses pada tanggal 10 Maret 2018

165 149 di layar yang lebih jernih dan bagus, daripada stasiun televisi swasta yang masih menggunakan teknologi analog. Pada pemberitaan Aksi Bela Islam, terlihat jelas bahwa teknologi berperan penting dalam pemberitaan. Misalnya dalam hal pengambilan gambar massa ketika aksi. Karena seperti yang diketahui bahwa Aksi Bela Islam ini dihadiri oleh jutaan umat Islam dari berbagai daerah di Indonesia. Berdasarkan hal ini, kemudian pihak Berita Satu dalam meliput aksi membekali wartawannya yang terjun ke lokasi dengan berbagai alat canggih, salah satunya drone. Adapun unsur teknologi yang digunakan oleh Berita Satu ini, dapat disamakan dengan konsep taghyir (change) berdasarkan faktor outside-nya yang mana terdapat tiga unsur, yaitu modernization, dependency, and multiplicity. 26 Selain itu juga dapat dikaitkan dengan konsep development (pengembangan), di mana Berita Satu menggunakan model difusi dan inovasi yang berkiblat pada media-media Barat. Sehingga hal ini juga dapat terlihat dari alat-alat canggih yang digunakannya dalam meliput Aksi Bela Islam. Berdasarkan unsur ini pula maka Berita Satu sebagai media massa telah melakukan fungsinya yaitu dalam hal transmisi budaya. Unsur terakhir dalam extra media level adalah pangsa pasar. Media massa beroperasi secara primer pada pasar yang komersil, di mana media harus berkompetisi dengan media lainnya untuk mendapatkan perhatian dari pembaca dan pengiklan. 27 Albarran mengatakan, institusi bisnis media terdiri dari perusahaan media (media firm) dan industri media. Perusahaan media merupakan 26 Lihat Andi Faisal Bakti (2013), h Shoemaker dan Reese, Mediating the Message, 209.

166 150 perusahaan individual yang bergabung dalam lingkup domestik suatu negara dengan tujuan memperoleh keuntungan. Sedangkan industri media merupakan kelompok penjual yang menawarkan produk yang sama atau sejenis. Misalnya perusahaan-perusahaan yang berkaitan dengan televisi kabel disebut dengan industri televisi kabel. 28 Berita Satu sebagai stasiun televisi berbayar ini, yang channelnya hanya dapat diakses menggunakan layanan televisi kabel ini. Sebagai bagian dari lingkaran bisnis Lippo Group ini, sudah jelas bahwa media ini merupakan salah satu media yang komersial. Sehingga pemberitaan di Berita Satu adalah berita-berita pilihan yang dianggap untuk memenuhi kebutuhan pasar. Seperti saat melakukan pemberitaan terkait Aksi Bela Islam. Karena aksi tersebut menyita perhatian berbagai kalangan dan media, menjadikan Berita Satu juga ikut andil dalam memberitakan peristiwa itu. Terlihat dari Aksi Bela Islam jilid pertama hingga ketiga, Berita Satu memproses beritaberitanya dengan tampilan yang menarik dan eksklusif.sehingga dengan hal itu menjadikannya unggul ketika pemberitaan Aksi Bela Islam, di antara beberapa stasiun televisi milik swasta lainnya. Pada pemberitaan di program news update tanggal 2 Desember 2018 pukul WIB. Berita Satu memberitakan tentang aksi damai 212, yang tidak memengaruhi nilai tukar rupiah. Bahkan justru nilai tukar rupiah tersebut menguat. Media massa beroperasi secara primer pada pasar yang komersil, di mana media harus berkompetisi dengan media lainnya untuk mendapatkan perhatian dari pembaca dan pengiklan Udi Rusadi, Kajian Media, Shoemaker dan Reese, Mediating the Message, 209.

167 151 Berdasarkan berita tentang nilai tukar rupiah tersebut, Berita Satu sebagai media yang merupakan sarana informasi, dan juga sebagai upaya menjawab rasa penasaran para penontonnya yang mungkin dari kalangan tertentu yang khawatir bahwa Aksi Bela Islam akan memengaruhi perekonomian Indonesia, terutama nilai tukar rupiah. Sehingga, Berita Satu pun menyajikan berita yang tidak hanya tentang Aksi Bela Islam yang terjadi 2 Desember 2016 tersebut, tetapi juga berita tentang masalah ekonomi atau tentang nilai tukar rupiah. E. Berita Satu dan Ideologinya Bagian terakhir yang akan dibahas yaitu, berkaitan dengan ideologi yang terlihat pada media massa, karena setiap media terutama media massa yang dimiliki oleh pihak swasta, pastilah memiliki kepentingan yang berbeda sesuai dengan ideologinya. Pembahasan pada level ini adalah mempelajari hubungan antara pembentukan sebuah konten media, nilai-nilai, kepentingan, dan relasi kuasa media. Pada level ideologi kita melihat lebih dekat pada kekuasaan di masyarakat dan mempelajari bagaimana kekuatan yang bermain di luar media. Kita berasumsi bahwa ide memiliki hubungan dengan kepentingan dan kekuasaan, yang menciptakan simbol adalah kekuasaan yang tidak netral.tidak hanya berita tentang kelas yang berkuasa tetapi struktur berita agar kejadian-kejadian diinterpretasikan dari perspektif kepentingan yang berkuasa. 30 Pada tingkat ideologi, kita melihat secara khusus bagaimana fungsi media sebagai perpanjangan tangan kepentingan yang kuat di masyarakat; 30 Shoemaker dan Reese, Mediating the Message, 224.

168 152 bagaimana rutinitas, nilai, dan struktur organisasi bergabung untuk mempertahankan sistem kontrol dan reproduksi ideologi dominan. 31 Ideologi sebuah media akan tercermin dari program ataupun beritaberita yang ditampilkan. Seperti halnya Berita Satu, ideologinya dapat dilihat dari berita-berita Aksi Bela Islam yang ditayangkan. Pengaruh ideologi dari Berita Satu adalah ideologi Pancasila. Sebagaimana terlihat pada pemberitaan tentang Aksi Bela Islam, pada program Jurnal Pagi tanggal 28 November 2018, dengan headline yaitu Rawat Keberagamaan dan Persatuan, isi dari beritanya yaitu tentang tanggapan dari beberapa tokoh nasional dan masyarakat dalam menyikapi akan dilaksanakannya aksi 2 Desember Dan dalam beritanya menjelaskan bahwa para tokoh tersebut, menolak aksi 212. Selain itu juga pada hari yang sama, namun program yang berbeda yaitu pada program prime time. Berita Satu juga menggunakan headline Rawat Keberagamaan dan Persatuan, isinya terkait adanya tanda-tanda aksi 2 Desember 2016, akan dimanfaatkan oleh ISIS. Sehingga dalam pemberitaan ini membahas tentang himbauan dari ketua PBNU kepada umat Islam untuk meningkatkan kewaspadaan. 32 Adapun alasan lain ialah berdasarkan oleh isi dari filosofi Berita Satu, yang mana mengutamakan NKRI, Pancasila, UUD, pluralisme, demokrasi, dan lain sebagainya. Walaupun demikian, kenyataan bahwa Berita Satu sebagai sebuah media massa yang berorientasi sebagai sebuah lembaga bisnis juga tidak bisa pungkiri. Sehingga nampak jelas terlihat dari tayangantayangan beritanya bahwa Berita Satu menganut ideologi Pancasila. 31 Shoemaker dan Reese, Mediating the Message, diakses pada tanggal 22 April 2018.

169 153 Sebagai institusi bisnis media massa melakukan proses ekonomi yaitu melakukan transaksi di pasar media, tarik menarik antarvolume dan kualitas supply dan demand menjadi inti bisnis industri media sebagaimana juga transaksi komoditas lain. 33 Menjadikan juga Berita Satu sebagai stasiun yang memang tujuan utamanya menghasilkan keuntungan, bukan pada sebagai lembaga informasi semata, dan tidak menunjukkan independennya.sehingga berita terkait Aksi Bela Islam yang ditayangkan oleh Berita Satu pun terkesan ada keberpihakan kepada umat Islam ataupun peserta aksi, tetapi kepada pemerintah maupun orang-orang golongan tertentu. Akibatnya, berita-berita yang ditayangkan terkesan mengambarkan Islam sebagai agama yang intoleran dan radikal. Berdasarkan hal ini, maka ideologi yang dianut oleh Berita Satu, ataupun perusahaan yang menaunginya yaitu Lippo Group, menjadi sangat penting untuk diketahui, karena dengan mengetahui ideologinya maka akan diketahui juga model pemberitaannya maupun keberpihakannya. Adapun berhubungan dengan ideologi Pancasila yang dianur stasiun televisi ini, menjadikan berita-berita terkait Aksi Bela Islam, yang sebenarnya tidak mewakili para peserta aksi untuk menyuarakan aspirasinya, tetapi isi dari pemberitaan di Berita Satu terkesan hanya ingin mengambil keuntungan melalui liputan terkait aksi tersebut, dan berpihak semata-mata kepada pemerintah yang berdaulat. Hal ini pula menjadikan stasiun ini melakukan disfungsi sebagai media massa, karena seharusnya sebagai media Berita Satu seharusnya menjalankan fungsi korelasinya dengan tidak mementingkan atau mengedepankan suatu golongan ataupun kelompok tertentu. Tetapi karena ideologinya tersebut, menjadikan Berita Satu terlihat tidak netral dan terkesan hanya mementingkan kepentingan kelompok tertentu. 33 Udi Rusadi, Kajian Media, 39.

170 154

171 BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan 1. Berita Satu mengonstruksi isi pemberitaan tentang Aksi Bela Islam, dengan cara membangun pengaruh yang bertingkat dimulai dari tingkat individu pekerja, rutinitas media, organisasi, ekstra media seperti sumber berita, pengiklan, dan pemerintah, serta juga menerapkan ideologi yang dianut ke dalam pemberitaannya. Sehingga berita tersebut pun tidak bersifat objektif, tetapi bersifat subjektif. 2. Lima tingkatan yang memengaruhi isi pemberitaan Aksi Bela Islam di Berita Satu, di antaranya: a. Level individu pekerja, pengaruh yang dihasilkan dalam level ini memang tidak signifikan memengaruhi isi pemberitaan. Tetapi juga bukan berarti tidak berpengaruh, karena seperti yang dapat terlihat dari pemberitaan Aksi Bela Islam pada program breaking news di Berita Satu, maka dapat terlihat bahwa wartawan, dan juru kamera di lapangan yang meliput peristiwa tersebutlah yang berperan penting dalam isi pemberitaan. Sehingga latar belakang, ataupun karakteristik dari seorang wartawan Berita Satu yang bertugas tersebut menjadi sesuatu yang penting dalam penyampaian beritanya. b. Unsur-unsur dari level rutinitas media yang memengaruhi isi pemberitaan Aksi Bela Islam di Berita Satu, yaitu sumber berita (seperti: narasumber), organisasi media (seperti: tim redaksi pemberitaan), dan audiens. 155

172 156 c. Level organisasi, pengaruh yang dihasilkan dari level ini cukup signifikan. Hal ini karena pada level ini terlihat bahwa organisasi yang menaungi Berita Satu adalah Lippo Group, sehingga isi pemberitaan tentang Aksi Bela Islam tidak luput dari pengaruh yang ditimbulkan oleh Lippo ataupun pemiliknya tersebut. d. Level extra media, pengaruh isi pemberitaan Aksi Bela Islam di Berita Satu yang dihasilkan dari level ini cukup beragam. Hal ini karena isi pemberitaan yang dibuat tim redaksi Berita Satudipengaruhi dari beberap faktor, di antaranya: sumber berita (narasumber yang dipilih oleh seorang wartawan bisa saja melakukan kebohongan). Faktor selanjutnya pengiklan dan penonton, para sponsor ataupun pengiklan di Berita Satu dapat terlihat dengan jelas pada tayangan-tayangan berita Aksi Bela Islam. Selain itu juga terdapat faktor kontrol pemerintah yang memengaruhinya, disini pemerintah bertugas mengontrol tayangan berita di Berita Satu. Dan juga faktor pangsa pasar, karena Berita Satu adalah stasiun milik swasta tentunya media ini juga berkompetisi dengan media lain yang ada di Indonesia. e. Level ideologi, pengaruh yang dihasilkan dari level ini pada pemberitaan Aksi Bela Islam di Berita Satu terbilang besar. Hal ini berkaitan dengan sudut pandang stasiun tersebut, dan terlihat bahwa Berita Satu menganut ideologi Pancasila, yang juga tercermin dari isi filosofi Berita Satu yang tertulis dalam buku Panduan Kerja Para Jurnalis Berita Satu Media Holding.

173 157 B. Rekomendasi 1. Rekomendasi Teoritis: Teori Hierarki Pengaruh Isi Media yang diperkenalkan oleh Pamela J. Shoemaker dan Stephen D. Reese, dapat diaplikasikan pada sebuah pemberitaan di media massa khususnya televisi, seperti pemberitaan Aksi Bela Islam di Berita Satu. Pada penelitian ini, diperoleh lima faktor yang memengaruhi isi pemberitaan, yaitu; Pertama, individu pekerja yang bertugas melakukan pemberitaan Aksi Bela Islam. Kedua, unsur-unsur dari rutinitas media di stasiun televisi Berita Satu.Ketiga, organisasi ataupun pemilik dari Berita Satu.Keempat, pengaruh dari extra media dalam pemberitaan Aksi Bela Islam di Berita Satu. Kelima, ideologi dari Berita Satu. Dan dari lima faktor yang sesuai dengan teori hierarki pengaruh dapat dielaborasikan dengan teori komunikasi Islam yaitu pada konsep tabligh, taghyir, amr ma ruf nahy munkar, dan akhlaq al-qarimah. 2. Rekomendasi Praktis: Pemberitaan Aksi Bela Islam di Berita Satu, pada kenyataannya memberikan gambaran tentang sebuah peristiwa besar yang terjadi pada 14 Oktober, 4 November dan 2 Desember 2016 lalu, selain itu juga memberikan khasanah keilmuan tentang media massa, bahwa media adalah sebuah sarana penyedia informasi yang tidak luput dari berbagai pengaruh dan kepentingan, sehingga khalayak harus lebih bijak dalam menerima dan dapat menyaring informasi sebaik mungkin yang diterima dari media.

174 DAFTAR PUSTAKA Akbar. Indahnya Aksi Damai Umat Islam. Majalah Dakwah Islam Cahaya Nabawiy. Januari Al Munawar, Said AgilHusin. Fikih Hubungan Antar Agama: Editor Abdul Halim. Jakarta: Ciputat Press, Al-Musleh, Mohamed Abu Bakar A. Al-Ghazali the Islamic Reformer: an evaluative study of the attemps of Imam al-ghazali at Islam Reform. Malaysia: Islamic Book Trust, Arifin, Anwar. Dakwah Kontemporer: Sebuah Studi Komunikasi. Yogyakarta: Graha Ilmu, Awwas, Irfan S. Dialog Internet: Aksi Sejuta Ummat dan ssu Negara Islam. Yogyakarta: Wihdah Press, Bakti, Andi Faisal. Communication and Family Planning in Islam in Indonesia: South Sulawesi Muslim Perceptions of a Global Development Program. Jakarta: INIS, Bakti, Andi Faisal. Paramadina and its Approach to Culture and Communication: An Engagement in Civil Society. Archipel, Paris, France 68 (Desember, 2004). Bakti, Andi Faisal. The Contribution of Dakwah to Communication Studies: Risale-I Nur Collection Perspective. Proceedings, Istanbul Foundation for Science and Culture (2010). Bakti, Andi Faisal. The Role of Islamic In The Globlalizaton Era: Between Religious Principles And Values of Globlalization, The Challenges And The Opportunities. Paper Presented at The Second International Conference on Islamic Media. (13-15 Desember 2011) Bakti, Andi Faisal. Prophetic Communication Strategies: Risale-I Nur's Perspective. Proceedings. Istanbul: Istanbul Foundation for Science and Culture, 2013.

175 Bakti, Andi Faisal, danlecomte, Isabelle. The Integration of Dakwah in Journalism: Peace Journalism. Jurnal Komunikasi Islam, Vol. 5 no.1 (Juni, 2015). Branston, Gill and Stafford, Roy. The Media Student s Book. New York: Routledge, Budiarsa, Meistra. Mediatisasi Aksi Massa Islam 2 Desember Profetik Jurnal Komunikasi, Vol.10, no.01 (April, 2017). Bungin, M, Burhan. Konstruksi Sosial Media Massa: Kekuatan Pengaruh Media Massa, Iklan Televisi, dan Keputusan Konsumen serta Kritik terhadap Peter L. Berger dan Thomas Luckmann. Jakarta: Kencana Prenada Media Group, Burton, Graeme. Yang Tersembunyi di Balik Media. Yogyakarta: Jalasutra, Damsar, Pengantar Sosiologi Politik: Edisi Revisi. Jakarta: Kencana, Denzin, Norman K. Denzin dan Lincoln, Yvonna S. Handbook Of Qualitative Research. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, Departemen Agama RI, Al-Qur an dan Terjemahannya. Fathullah, Ahmad Lutfi. Potret Aksi Damai Bela Islam 212. Jakarta: Al- Mughni Press, Griffin Emory A. A First Look at Communication Theory. New York: McGraw-Hill, Hasan, Muhammad Tholchah. Prospek Islam dalam Menghadapi Tantangan Zaman. Jakarta: Lantarbora Press, Hefni, Harjani. Komunikasi Islam. Jakarta: Kencana Prenadamedia Group, Ibrahim, IdySubandy dan Akhmad, Bachruddin Ali. Komunikasi dan Komudifikasi : Mengkaji Media dan Budaya dalam Dinamika Globalisasi. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia, Ilahi, Wahyu. Komunikasi Dakwah. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2010.

176 Krisdinanto, Nanang. Anomali dan Teori Hierarki Pengaruh terhadap Isi Media. Jurnal Komunikatif, Vol.03, no.1 (Juli, 2014). Litteljohn, Stephen W dan Foss, Karen A. Teori Komunikasi. Jakarta: Salemba Humanika, Manajemen Berita Satu Media Holdings. Jurnalisme Positif: Panduan Kerja Para Jurnalis Berita Satu Media Holding. Jakarta: Berita Satu Media Holdings, Mayasari, Silvina. Konstruksi Media terhadap Berita Kasus Penistaan Agama Oleh Basuki Tjahaja Purnama (Ahok): Analisis Framing pada Surat Kabar Kompas dan Republika. Jurnal Komunikasi, Vol.VIII, no.2 (September 2017). McQuail, Denis. Teori Komunikasi Massa McQuail. Penerjemah Putri Iva Izzati. Jakarta: Salemba Humanika, Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, Mowlana, Hamid. Theoretical Perspective on Islam and Communication. China Media Research, Volume 03 No. 04 (2007). Muis, A. Komunikasi Islami. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, Nasrullah, Rulli. Teori dan Riset Media Siber (Cybermedia). Jakarta: Prenadamedia Group, Noor, Henry Faizah, Ekonomi Media. Jakarta: Rajawali Pers, Noor, Juliansyah. Metodologi Penelitian: Skripsi, Tesis, Disertasi, dan Karya Ilmiah. Jakarta: Kencana, Pamungkas, Arie Setyaningrum dan Octaviani, Gita. Aksi Bela Islam dan Ruang Publik Muslim: Dari Representasi Daring ke Komunitas Luring. Jurnal Pemikiran Sosiologi, Vol. 4 No.2 (2017). Romli, Asep Syamsul M. Jurnalistik Dakwah: Visi dan Misi Dakwah Bil Qalam. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, Rosyidin, Iding dan Heryanto, Gun Gun. Konstruksi Citra Partai Islam di Media Nasional Pemetaan Pemilu Jakarta: Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat UIN Syarif Hidayatulla, 2013.

177 Ruben, Brent D. Ruben dan Stewart, Lea P. Komunikasi dan Perilaku Manusia. Penerjemah Ibnu Hamad. Jakarta: Rajawali Pers, Rusadi, Udi. Kajian Media: Isu Ideologis dalam Perspektif, Teori dan Metode. Jakarta: Rajawali Press, Samantho, Ahmad Y. Jurnalistik Islami: Panduan Praktis bagi Para Aktivis Muslim. Bandung: Penerbit Harakah, Senjaya, Sasa Djuarsa, dkk. Teori Komunikasi. Jakarta: Universitas Terbuka, April Shoemaker, Pamela J. Shoemaker and Reese, Stephen D. Mediating the Message. New York: Longman Publisher, Sobur, Alex. Analisis Teks Media: Suatu Pengantar untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotik, dan Analisis Framing. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Kombinasi. Bandung: CV. Alfabeta, Sulistyo, M. Dani. Mengetuk Pintu Langit. Jakarta: Visimedia, Tim Penyusun. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, dan Disertasi). Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah, Tim Penyusun. Pedoman Akademik Penyusunan Proposal dan PenulisanTesis. Jakarta: Program Magister KPI Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 40 tahun Pers. Unde, Andi Alimuddin. Televisi dan Masyarakat Pluralistik. Jakarta: Prenadamedia Group, Wahyuwibowo, Indiwan Seto. Terorisme dalam Pemberitaan Media.Yogyakarta: Deepublish, Januari Wawancara : Wawancara dengan Pemimpin Redaksi Berita Satu Claudius V. Boekan pada tanggal 9 April 2018.

178 Wawancara dengan Tezar Aditya Rahman selaku news presenter dan reporter Berita Satu, pada tanggal 7 Okotber Internet : 16 Januari diakses 16 Januari diakses 16 Januari diakses pada tanggal 10 Maret diakses pada 10 Maret diakses pada 10 Maret pada 10 Maret diakses tanggal 18 Maret diakses pada tanggal 17 April diakses pada tanggal 17 April diakses 17 April diakses pada tanggal 19 April diakses pada 20 April diakses pada tanggal 20 April diakses pada tanggal 20 April diakses pada 20 April diakses pada tanggal 20 April 2018.

179 diakses pada tanggal 20 April diakses pada tanggal 22 April diakses pada tanggal 22 April diakses pada tanggal 23 April diakses pada tanggal 23 April diakses pada tanggal 23 April diakses pada tanggal 23 April diakses pada tanggal 23 April diakses pada tanggal 23 April diakses pada tanggal 23 April tanggal 23 April diakses pada diakses pada tanggal 23 April diakses pada tanggal 24 April 2018.

180 LAMPIRAN - LAMPIRAN

181 Lampiran 1 RUANG LINGKUP PENELITIAN PEMBERITAAN GERAKAN AKSI BELA ISLAM 212 DALAM KONSTRUKSI HIERARKI PENGARUH ISI MEDIA DI BERITA SATU NO KEBUTUHAN DATA TPD SUBYEK W I Berita Satu : W O D 1. Sejarah berdirinya 2. Visi dan misi 3. Struktur redaksi 4. Profil penonton W= Pemimpin Redaksi Berita Satu II Tayangan berita Aksi Bela Islam (ABI) + + III. IV Pengaruh level mikro dalam teori hierarki pengaruh: 1. Individual level 2. Media routines level Pengaruh level makro dalam teori hierarki pengaruh: 1. Organization level 2. Extramedia level 3. Ideological level W= Pemimpin redaksi Berita Satu W= Pemimpin redaksi Berita Satu V Kesimpulan

182 Lampiran 2 FIELDNOTE Catatan Lapangan :Pemberitaan Gerakan Aksi Bela Islam 212 (ABI) dalam Konstruksi Hierarki Pengaruh Isi Media di Berita Satu Hari/Tanggal/Jam Jenis Kegiatan Informan LokasiKegiatan : Senin, 9 April Pukul WIT : Wawancara mendalam :Claudius V. Boekan (Pemimpin redaksi Berita Satu) : Kantor Redaksi Berita Satu Tema Catatan Deskriptif Catatan Refleksi Sejarah berdirinya Stasiun Berita Satu Target sasaran audiens Berita Satu Berawal dari Lippo Group yang setelah krisis 1998 berekspansi ke bisnis property dan telekomunikasi. Sehingga pada bisnis telekomunikasi, Lippo mengembangkan sistem yang bernama multi-pola yaitu bergerak di software dan hardware, yang kemudian muncullah First Media. Sehingga, TV berbayar pertama di Indonesia ialah First Media milik Lippo, tetapi hingga awal 2011 belum ada news channel. Barulah pada September 2011 akhir dibentuklah Berita Satu, sehingga masih sangat muda yaitu 7 tahun. Pada saat awal terbentuknya pemimpin redaksi Berita Satu yaitu bapak Don Bosco Selamun. Berita Satu sebagai stasiun televisi yang masuk kategori lembaga penyiaran berlangganan, sehingga Berita Satu menyasar audiens yang secara financial mampu membayar 1. Stasiun tv Berita Satu adalah bagian atau anak perusahaan dari Lippo Group. Selain itu, Berita satu adalah bagian dari lembaga penyiaran berlangganan. Sehingga untuk mengakses channel dari Berita Satu, maka seseorang harus menggunakan layanan seperti First Media, Big tv, Indovision, Indi Home, maupun tv kabel lainnya. 2. Berita Satu sebagai televisi stasiun televisi berlangganan tidak bergantung pada angka rating dan share seperti pada stasiun televisi yang merupakan lembaga penyiaran publik.

183 layanan dari First Media setiap bulannya. Sehingga jelas target audiensnya pada kelas menengah atas (decision maker). Walaupun 80% mayoritas penduduk Indonesia adalah kaum menengah kebawah. Tetapi Berita Satu ingin mencoba menerapkan pola pikir masyarakat yang ada di Eropa maupun negara maju lainnya di Indonesia, karena para konsumen yang membayar layanan ini tidak hanya mendapatkan fasilitas channel dari Berita Satu, tetapi juga fasilitas lain seperti layanan internet/wifi. 3. Audiens (penonton) dari Berita Satu adalah penonton yang rata-rata berada pada kelas ekonomi menengah ke atas.

184 Tema Catatan Deskriptif Catatan Refleksi Ritme kerja yang berlaku di Berita Satu, ketika ABI Pengaruh ownership (Lippo Group) pada pemberitaan ABI 212 Pengaruh pemerintah dan pihak pengiklan pada pemberitaan ABI 212 Berita Satu seperti halnya stasiun berita lainnya, para wartawan telah memiliki tugas pokok masing-masing sesuai dengan bidangnya, sehingga para wartawan itu ditugaskan untuk melakukan liputan sesuai dengan bidangnya yang telah ditetapkan. Akna tetapi ketika terjadi peristiwa seperti ABI, redaksi membentuk tim khusus liputan, karena ABI merupakan peristiwa yang hanya terjadi saat itu, dan sebelum peliputan tim redaksi telah melakukan rapat redaksi untuk membrefing para wartawan, maupun kameramen agar dapat bekerja sesuai dengan kode etik jurnalistik dan editorial policy Berita Satu. Berita Satu sebagai stasiun tv yang dimiliki oleh Lippo Group, memang dapat dikatakan bahwa Lippo memiliki pengaruh yang besar. Tetapi pada saat terjadi peristiwa ABI ini, Lippo memberikan sepenuhnya tanggung jawab kepada redaksi. Walaupun Lippo tetap mengontrol pemberitaannya agar tetap sesuai dengan editorial policy dari Berita Satu, dan visi misi perusahaan. Lippo Group sebagai perusahaan yang tidak pernah bersinggungan proyek dengan pemerintah, sehingga menyebabkan stasiun Berita Satu pun sebagai stasiun yang tidak condong pada kepentingan pemerintah, maupun partai politik, karenanya pada saat peristiwa ABI tim Berita Satu meliputnya tidak hanya dari satu sudut pandang, tetapi dari beberapa 1. Dalam ritme kerja Berita Satu, selalu melakukan pelatihan khusus kepada para jurnalisnya yang akan melakukan peliputan berita, seperti yang terjadi ketika akan meliput peristiwa ABI. 2. Lippo Group sebagai pemilik dari Berita Satu, tidak secara nyata menunjukkan kuasanya maupun intervensi kepada redaksi Berita Satu. Walaupun demikian, redaksi Berita Satu selalu berusaha tidak melenceng dari aturan maupun visi dan misi dari Lippo dalam setiap pemberitaan termasuk saat memberitakan peristiwa ABI. 3. Pemerintah hampir tidak memiliki pengaruh terhadap redaksi maupun isi berita di Berita Satu. 4. Berdasarkan buku Panduan Kerja Jurnalis Berita Satu, terlihat bahwa stasiun ini menganut ideologi Pancasila. Walaupun demikian, Berita Satu sebagai stasiun yang dimiliki oleh pihak swasta yang

185 sudut pandang, dengan menghadirikan berbagai tokoh (narasumber) yang berasal dari berbagai kalangan. Sedangkan pengiklan memang berperan besar bagi Berita Satu, karena sebagai stasiun tv milik swasta dan merupakan stasiun tv berlangganan, pengiklan adalah salah satu penyokong Berita Satu. Oleh karena disetiap berita yang muncul pasti terselip iklan-iklan dari beberapa produk yang memang berinfestasi di Berita Satu. berorientasi pada bisnis dan keuntungan, sehingga Berita Satu juga dapat dikatakan menganut ideologi kapitalisme. Ideologi yang di anut Berita Satu Berita Satu menganut ideologi Pancasila, sesuai yang tertulis di buku Panduan Kerja Jurnalis Berita Satu

186 Lampiran 4 DOKUMENTASI (Foto Wawancara dengan Pemimpin Redaksi dan Reporter Berita Satu)

187 (Foto Aksi Bela Islam yang di Dokumentasi dari Berita Satu)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Di era globalisasi saat ini, perkembangan teknologi semakin berkembang dengan cepat dan pesat. Semakin maju kemampuan teknologi maka juga berpengaruh pada

Lebih terperinci

2015 IDEOLOGI PEMBERITAAN KONTROVERSI PELANTIKAN AHOK SEBAGAI GUBERNUR DKI JAKARTA

2015 IDEOLOGI PEMBERITAAN KONTROVERSI PELANTIKAN AHOK SEBAGAI GUBERNUR DKI JAKARTA 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Wacana adalah bahasa yang digunakan untuk merepresentasikan suatu praktik sosial, ditinjau dari sudut pandang tertentu (Fairclough dalam Darma, 2009, hlm

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diciptakan oleh Tuhan dengan berpasang-pasangan dan berdampingan, dengan

BAB I PENDAHULUAN. diciptakan oleh Tuhan dengan berpasang-pasangan dan berdampingan, dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri. Manusia diciptakan oleh Tuhan dengan berpasang-pasangan dan berdampingan, dengan kata lain dapat dikatakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan informasi pada setiap detiknya. masyarakat untuk mendapatkan gambaran dari realitas sosial. 1

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan informasi pada setiap detiknya. masyarakat untuk mendapatkan gambaran dari realitas sosial. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan informasi semakin cepat, dan di era informasi seperti sekarang ini banyaknya pemberitaan, informasi yang datang ke masyarakat. Penyebaran informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Islam merupakan agama dakwah, artinya agama yang selalu mendorong

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Islam merupakan agama dakwah, artinya agama yang selalu mendorong BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Islam merupakan agama dakwah, artinya agama yang selalu mendorong umatnya untuk berbuat kebaikan dan mengajak orang lain agar menjadi insan yang baik. Implikasi dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi faktor determinan dalam kehidupan sosial, ekonomi dan budaya bangsa Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. menjadi faktor determinan dalam kehidupan sosial, ekonomi dan budaya bangsa Indonesia. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebebasan pers merupakan salah satu indikator penting dalam membangun suatu negara yang menganut sistem demokrasi seperti Indonesia. Pasca reformasi 1998 media massa

Lebih terperinci

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memeroleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos) Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI)

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memeroleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos) Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) APLIKASI KODE ETIK JURNALISTIK DEWAN PERS (Analisis Isi Berita tentang Ahok Terkait Kasus Penistaan Agama Islam pada Surat Kabar Tribun Jateng Edisi November 2016) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

yang sangat penting, selain aspek lain seperti ketepatan dan keakuratan data. Dengan kemunculan perkembangan internet, maka publik dapat mengakses ber

yang sangat penting, selain aspek lain seperti ketepatan dan keakuratan data. Dengan kemunculan perkembangan internet, maka publik dapat mengakses ber BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Penelitian Media massa pada dasarnya dapat dibagi menjadi dua kategori, yaitu media massa cetak dan media elektronik. Media cetak yang dapat memenuhi kriteria sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan)

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain. Pada umumnya, komunikasi dilakukan secara lisan atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. cara berpikir masyarakat. Fenomena media online (new media) di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. cara berpikir masyarakat. Fenomena media online (new media) di Indonesia 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sesuai dengan perkembangan teknologi komunikasi saat ini, ilmu komunikasi pada saat ini lebih banyak tertuju pada media massa, baik cetak seperti koran dan majalah,

Lebih terperinci

VI. KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. 1. TVRI Stasiun Sulawesi Tenggara sebagai televisi publik lokal dan Sindo TV

VI. KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. 1. TVRI Stasiun Sulawesi Tenggara sebagai televisi publik lokal dan Sindo TV VI. KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI Pada bagian ini diuraikan kesimpulan, implikasi dan rekomendasi berdasar hasil penelitian yang telah dilakukan. 6.1. Kesimpulan Berdasarkan temuan-temuan dan analisa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan media massa dalam menyuguhkan informasi yang akurat dan faktual semakin dibutuhkan di tengah-tengah masyarakat. Kebutuhan tersebut diiringi dengan semakin

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. menjadi isu global dan hangat yang selalu ingin disajikan media kepada. peristiwa yang banyak menarik perhatian dan minat masyarakat.

I. PENDAHULUAN. menjadi isu global dan hangat yang selalu ingin disajikan media kepada. peristiwa yang banyak menarik perhatian dan minat masyarakat. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap hari hampir seluruh aktivitas manusia selalu berhubungan dengan media massa. Baik media massa cetak seperti koran, tabloid, dan majalah atau media massa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Indonesia adalah negara yang menganut sistem demokrasi.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Indonesia adalah negara yang menganut sistem demokrasi. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara yang menganut sistem demokrasi. Demokrasi adalah bentuk pemerintahan yang melibatkan rakyat dalam pengambilan keputusan. Rakyat dilibatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membuat informasi yang dibutuhkan dapat diakses dengan cepat, dan memiliki tampilan yang

BAB I PENDAHULUAN. membuat informasi yang dibutuhkan dapat diakses dengan cepat, dan memiliki tampilan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Masyarakat kian tergantung dengan media massa, yang menjadi salah satu sumber informasi yang sangat dibutuhkan khalayak. Terlebih dengan kecanggihan teknologi di mana

Lebih terperinci

BAB II PREFERED READING DAN IDENTITAS INFORMAN

BAB II PREFERED READING DAN IDENTITAS INFORMAN BAB II PREFERED READING DAN IDENTITAS INFORMAN Temuan penelitian tentang pemaknaan khalayak atas kasus penodaan agama Basuki Tjahaja Purnama di media Sosial Youtube diuraikan pada bab ini. Adapun temuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di era yang semakin dikuasai oleh teknologi dan informasi seperti saat ini, menuntut

BAB I PENDAHULUAN. Di era yang semakin dikuasai oleh teknologi dan informasi seperti saat ini, menuntut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era yang semakin dikuasai oleh teknologi dan informasi seperti saat ini, menuntut manusia untuk selalu mengetahui dan mengikuti perkembangan berbagai informasi.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan kemajuan zaman. Masyrakat modern kini menjadikan informasi sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan kemajuan zaman. Masyrakat modern kini menjadikan informasi sebagai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi terus berkembang seiring dengan kemajuan zaman. Masyrakat modern kini menjadikan informasi sebagai kebutuhan pokok,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sosial manusia atau masyarakat. Aktifitas komunikasi dapat terlihat

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sosial manusia atau masyarakat. Aktifitas komunikasi dapat terlihat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehidupan manusia di dunia tidak dapat dilepaskan dari aktifitas komunikasi karena komunikasi merupakan bagian integral dari sistem dan tatanan kehidupan sosial

Lebih terperinci

KONSTRUKSI PEMBERITAAN DINAMIKA PERPECAHAN PARTAI GOLONGAN KARYA (GOLKAR) DI MEDIA ONLINE

KONSTRUKSI PEMBERITAAN DINAMIKA PERPECAHAN PARTAI GOLONGAN KARYA (GOLKAR) DI MEDIA ONLINE KONSTRUKSI PEMBERITAAN DINAMIKA PERPECAHAN PARTAI GOLONGAN KARYA (GOLKAR) DI MEDIA ONLINE (Analisis Framing pada Kompas.com dan Viva.co.id edisi Juni 2015) SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah parameter pelaksanaan pemilu yang demokratis :

BAB I PENDAHULUAN. adalah parameter pelaksanaan pemilu yang demokratis : BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pelaksanaan Pemilu 2014 akan menjadi cermin bagi kualitas yang merujuk pada prinsip demokrasi yang selama ini dianut oleh Negara kita Indonesia. Sistem Pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang kerap digunakan dalam konteks politik di Indonesia. Aksi saling serang antar

BAB I PENDAHULUAN. yang kerap digunakan dalam konteks politik di Indonesia. Aksi saling serang antar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah SARA (Suku, Agama, Ras, dan Antar golongan) merupakan isu publik yang kerap digunakan dalam konteks politik di Indonesia. Aksi saling serang antar politisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Eksistensi pemberitaan terorisme tidak pernah hilang menghiasi

BAB I PENDAHULUAN. Eksistensi pemberitaan terorisme tidak pernah hilang menghiasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Eksistensi pemberitaan terorisme tidak pernah hilang menghiasi bingkai pemberitaan media massa di Indonesia. Teror bom yang paling terkenal terjadi di Indonesia diantaranya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Manusia membentuk realitas berdasarkan pengalaman dalam hidupnya.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Manusia membentuk realitas berdasarkan pengalaman dalam hidupnya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia membentuk realitas berdasarkan pengalaman dalam hidupnya. Pengalaman individual tidak dapat dipisahkan dari dunia sosial. Realitas yang dimiliki terbentuk melalui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang pas dalam tayangan yang disiarkan. Stasiun TV swasta dalam satu hari dapat

BAB I PENDAHULUAN. yang pas dalam tayangan yang disiarkan. Stasiun TV swasta dalam satu hari dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berita buruh merupakan salah satu berita yang jarang dilihat dalam tayangan pemberitaan media TV. Berita buruh masih belum mendapatkan porsi yang pas dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Stasiun televisi ini berkembang karena masyarakat luas haus akan hiburan

BAB I PENDAHULUAN. Stasiun televisi ini berkembang karena masyarakat luas haus akan hiburan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia pertelevisian di Indonesia saat ini sangatlah pesat, salah satu buktinya adalah banyak stasiun televisi yang bermunculan. Stasiun televisi

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. kondusif. SKH Radar Timika yang mengusung ideologi jurnalisme damai, memiliki

BAB IV PENUTUP. kondusif. SKH Radar Timika yang mengusung ideologi jurnalisme damai, memiliki BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Pembunuhan terhadap Korea Waker yang disusul dengan pembunuhan berantai serta konflik lainnya menyebabkan situasi Kota Timika menjadi tidak kondusif. SKH Radar Timika yang

Lebih terperinci

KONSTRUKSI PEMBERITAAN MEDIA ONLINE TENTANG KEBIJAKAN GUBERNUR DKI JAKARTA DALAM PENERTIBAN KAMPUNG PULO

KONSTRUKSI PEMBERITAAN MEDIA ONLINE TENTANG KEBIJAKAN GUBERNUR DKI JAKARTA DALAM PENERTIBAN KAMPUNG PULO KONSTRUKSI PEMBERITAAN MEDIA ONLINE TENTANG KEBIJAKAN GUBERNUR DKI JAKARTA DALAM PENERTIBAN KAMPUNG PULO (Analisis Framing terhadap Kompas.com dan Viva.co.id edisi 19-26 Agustus 2015) SKRIPSI Oleh : Akbar

Lebih terperinci

KONSTRUKSI MEDIA ONLINE TENTANG KENAIKAN HARGA BERAS DALAM NEGRI

KONSTRUKSI MEDIA ONLINE TENTANG KENAIKAN HARGA BERAS DALAM NEGRI KONSTRUKSI MEDIA ONLINE TENTANG KENAIKAN HARGA BERAS DALAM NEGRI (Analisis Framing Media Kompas.com dan Republika.co.id Periode 20 Februari 20 Maret 2015) SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. shallallahu alaihi wa sallam, melalui wahyu Allah dan merupakan Nabi terakhir

BAB I PENDAHULUAN. shallallahu alaihi wa sallam, melalui wahyu Allah dan merupakan Nabi terakhir BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Agama Islam merupakan agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam, melalui wahyu Allah dan merupakan Nabi terakhir untuk menyempurnakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Group, 2006) hal Ilham Prisgunanto, Praktik Ilmu Komunikasi; dalam Kehidupan Sehari-hari, (Jakarta:

BAB I PENDAHULUAN. Group, 2006) hal Ilham Prisgunanto, Praktik Ilmu Komunikasi; dalam Kehidupan Sehari-hari, (Jakarta: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Media massa adalah media komunikasi dan informasi yang melakukan penyebaran informasi secara massal dan dapat diakses oleh masyarakat massal juga. 1 Media massa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masyarakat yang kian berkembang pada dasarnya memiliki rasa ingin tahu yang besar. Mereka ingin tahu apa yang terjadi di tengah-tengah dunia global. Program informasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. makhluk hidup yang lainnya, manusia dalam usahanya memenuhi kebutuhan

BAB 1 PENDAHULUAN. makhluk hidup yang lainnya, manusia dalam usahanya memenuhi kebutuhan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di dunia ini semua makhluk hidup pasti akan selalu berusaha memenuhi semua kebutuhan hidupnya, tak terkecuali manusia. Akan tetapi berbeda dengan makhluk hidup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. itu, reposisi dan reformulasi metode dakwah di era kontemporer merupakan

BAB I PENDAHULUAN. itu, reposisi dan reformulasi metode dakwah di era kontemporer merupakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap manusia pasti membutuhkan informasi untuk menambah pengetahuan dalam kehidupannya, baik informasi umum maupun infomasi agama. Segala informasi tersebut dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sebagai bangsa yang lekat dengan primordialisme, agama menjadi salah satu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sebagai bangsa yang lekat dengan primordialisme, agama menjadi salah satu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai bangsa yang lekat dengan primordialisme, agama menjadi salah satu komponen yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan bernegara. Kepercayaan agama tidak hanya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media massa adalah pemilik peran penting dalam menyampaikan berbagai informasi pada masyarakat. Media komunikasi massa yaitu cetak (koran, majalah, tabloid), elektronik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Freeport kembali menghatkan masyarakat Indonesia. Berita ini berawal dari

BAB I PENDAHULUAN. Freeport kembali menghatkan masyarakat Indonesia. Berita ini berawal dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berita pencatutan nama Presiden dan Wakil Presiden terkait kasus PT Freeport kembali menghatkan masyarakat Indonesia. Berita ini berawal dari Menteri Energi dan Sumber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Kota berasal dari kata urban yang mengandung pengertian kekotaan dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Kota berasal dari kata urban yang mengandung pengertian kekotaan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Kota berasal dari kata urban yang mengandung pengertian kekotaan dan perkotaan. Kekotaan menyangkut sifat-sifat yang melekat pada kota dalam artian fisikal, sosial,

Lebih terperinci

2016 PERSEPSI PEMIRSA TENTANG OBJEKTIVITAS BERITA DI KOMPAS TV

2016 PERSEPSI PEMIRSA TENTANG OBJEKTIVITAS BERITA DI KOMPAS TV BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Salah satu karakteristik komunikasi massa adalah feedback yang tertunda atau delayed, sehingga komunikator membutuhkan waktu untuk mengetahui tanggapan atau

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media adalah alat atau sarana yang digunakan untuk menyampaikan pesan dari komunikator kepada khalayak. Ada empat macam golongan media, antara lain media antarpribadi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berdemokrasi seperti saat ini. William L. Rivers menempatkan media massa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berdemokrasi seperti saat ini. William L. Rivers menempatkan media massa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Media massa merupakan bagian yang sangat penting dalam kehidupan berdemokrasi seperti saat ini. William L. Rivers menempatkan media massa sebagai four estate

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam mendapatkan informasi dari luar dirinya. Berbagai upaya dilakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. dalam mendapatkan informasi dari luar dirinya. Berbagai upaya dilakukan oleh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah makhluk sosial yang memerlukan pemenuhan kebutuhan dalam mendapatkan informasi dari luar dirinya. Berbagai upaya dilakukan oleh manusia dalam mendapatkan

Lebih terperinci

KECENDERUNGAN PEMBERITAAN KASUS MALINDA DEE DI SURAT KABAR. (Analisis Framing Pada Harian Jawa Pos dan Harian Kompas Edisi 30 Maret 8 April 2011)

KECENDERUNGAN PEMBERITAAN KASUS MALINDA DEE DI SURAT KABAR. (Analisis Framing Pada Harian Jawa Pos dan Harian Kompas Edisi 30 Maret 8 April 2011) KECENDERUNGAN PEMBERITAAN KASUS MALINDA DEE DI SURAT KABAR (Analisis Framing Pada Harian Jawa Pos dan Harian Kompas Edisi 30 Maret 8 April 2011) SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Lebih terperinci

BAB V. Penutup. Dari kajian wacana mengenai Partai Komunis Indonesia dalam Surat Kabar

BAB V. Penutup. Dari kajian wacana mengenai Partai Komunis Indonesia dalam Surat Kabar BAB V Penutup A. Kesimpulan Dari kajian wacana mengenai Partai Komunis Indonesia dalam Surat Kabar Kompas dan Republika dapat ditarik beberapa kesimpulan. Pertama, produksi wacana mengenai PKI dalam berita

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era yang semakin dikuasai oleh teknologi dan informasi saat ini menuntut manusia untuk selalu tahu berbagai informasi. Media massa sebagai sarana informasi

Lebih terperinci

ANALISIS WACANA PEMBERITAAN DAHLAN ISKAN PADA SURAT KABAR RIAU POS EDISI FEBRUARI MARET 2014 SKRIPSI

ANALISIS WACANA PEMBERITAAN DAHLAN ISKAN PADA SURAT KABAR RIAU POS EDISI FEBRUARI MARET 2014 SKRIPSI No : 1783/KOM-D/SD-S1/2014 ANALISIS WACANA PEMBERITAAN DAHLAN ISKAN PADA SURAT KABAR RIAU POS EDISI FEBRUARI MARET 2014 SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas tugas dan Memenuhi Syarat syarat Guna Memperoleh

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. 2.1 Teori yang digunakan

BAB II KAJIAN TEORI. 2.1 Teori yang digunakan BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Teori yang digunakan 2.1.1 Televisi Sebagai Media Massa Televisi sebagai suatu bentuk media massa memiliki karateristik tersendiri yang berbeda dengan media massa lainnya. Bentuk

Lebih terperinci

Pemberitaan Calon Kepala Daerah dalam Pilkada 2015

Pemberitaan Calon Kepala Daerah dalam Pilkada 2015 Pemberitaan Calon Kepala Daerah dalam Pilkada 2015 (Kajian Terhadap Proses Seleksi Berita di Harian Suara Merdeka dalam Meliput Pasangan Calon Wali Kota Semarang) SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. media elektronik televisi; hal ini dapat diamati dari munculnya berbagai macam stasiun

BAB 1 PENDAHULUAN. media elektronik televisi; hal ini dapat diamati dari munculnya berbagai macam stasiun BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Perkembangan industri media massa di era globalisasi semakin pesat khususnya media elektronik televisi; hal ini dapat diamati dari munculnya berbagai macam stasiun

Lebih terperinci

PREFERENSI WARTAWAN TERHADAP ISU-ISU OLAHRAGA (Studi pada Wartawan di Malang Post, KOMPAS, dan Radar Malang)

PREFERENSI WARTAWAN TERHADAP ISU-ISU OLAHRAGA (Studi pada Wartawan di Malang Post, KOMPAS, dan Radar Malang) PREFERENSI WARTAWAN TERHADAP ISU-ISU OLAHRAGA (Studi pada Wartawan di Malang Post, KOMPAS, dan Radar Malang) SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebutuhan masyarakat akan informasi yang terjadi setiap harinya, sudah menjadi kebutuhan penting di setiap harinya. Media massa merupakan wadah bagi semua informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH. Masyarakat informasi saat ini, telah menjadikan berita sebagai kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH. Masyarakat informasi saat ini, telah menjadikan berita sebagai kebutuhan BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Masyarakat informasi saat ini, telah menjadikan berita sebagai kebutuhan yang penting, bahkan menjadi primer terutama untuk mengisi kebutuhan pikiran tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat kita sebagai suatu kebutuhan, dari hanya sekedar untuk tahu

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat kita sebagai suatu kebutuhan, dari hanya sekedar untuk tahu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media massa berkembang pesat di era teknologi saat ini dimana media massa digunakan untuk penyampaian informasi. Informasi saat ini dinilai oleh masyarakat kita sebagai

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kualitatif untuk mengungkapkan permasalahan yang telah dirumuskan sebelumnya. Pendekatan kualitatif ini

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Media massa merupakan sarana bagi manusia untuk memenuhi kebutuhan

I. PENDAHULUAN. Media massa merupakan sarana bagi manusia untuk memenuhi kebutuhan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Media massa merupakan sarana bagi manusia untuk memenuhi kebutuhan akan informasi dan hiburan. Saat ini begitu banyak media massa yang ada di tengah-tengah masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Apriyanti Rahayu FAuziah, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian  Apriyanti Rahayu FAuziah, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Seiring dengan perkembangan zaman, media massa merupakan tempat penyalur aspirasi atau pikiran masyarakat yang berfungsi untuk memberikan informasi dan mengetahui

Lebih terperinci

Sikap Media Terhadap Isu Kenaikan Harga BBM Bersubsidi. (Analisis Framing Pemberitaan Koran Tempo dan Harian Sindo) ABSTRAK

Sikap Media Terhadap Isu Kenaikan Harga BBM Bersubsidi. (Analisis Framing Pemberitaan Koran Tempo dan Harian Sindo) ABSTRAK Sikap Media Terhadap Isu Kenaikan Harga BBM Bersubsidi (Analisis Framing Pemberitaan Koran Tempo dan Harian Sindo) Arlinda Nurul Nugraharini (D2C009105) Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. A. Kesimpulan. Konflik merupakan bagian dari kehidupan yang tidak dapat dihindarkan,

BAB IV PENUTUP. A. Kesimpulan. Konflik merupakan bagian dari kehidupan yang tidak dapat dihindarkan, BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Konflik merupakan bagian dari kehidupan yang tidak dapat dihindarkan, khususnya dalam kehidupan bermasyarakat. Di Indonesia sendiri, banyak konflikkonflik bernuansa SARA yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini etika jurnalistik atau pemberitaan media seakan krisis objektivitas. Etika yang seharusnya menjunjung tinggi objektvitas berita kini seakan semakin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepada peraturan dan norma-norma yang berlaku di masyarakat. Dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. kepada peraturan dan norma-norma yang berlaku di masyarakat. Dalam kehidupan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang penelitian Manusia sebagai makhluk ciptaan tuhan selalu ingin berkomunikasi dengan manusia lain untuk mencapai tujuannya. Sebagai makhluk sosial, manusia harus taat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tidak adil, dan tidak dapat dibenarkan, yang disertai dengan emosi yang hebat atau

BAB I PENDAHULUAN. tidak adil, dan tidak dapat dibenarkan, yang disertai dengan emosi yang hebat atau BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Mendengar kata kekerasan, saat ini telah menjadi sesuatu hal yang diresahkan oleh siapapun. Menurut Black (1951) kekerasan adalah pemakaian kekuatan yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Perkembangan media massa di era globalisasi semakin pesat khususnya media elektronik televisi; hal ini dilihat dari munculnya berbagai macam stasiun televisi swasta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rencana Revisi Undang-Undang Komisi Pemberantasan Korupsi bukan lagi menjadi isu baru di Indonesia. Rencana tersebut sudah ada sejak tahun 2010. Dikutip dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sany Rohendi Apriadi, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sany Rohendi Apriadi, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pascaruntuhnya runtuhnya kekuasaan orde baru terjaminnya kebebasan pers telah menjadi ruang tersendiri bagi rakyat untuk menggelorakan aspirasi dan kegelisahan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kebebasan pers Indonesia ditandai dengan datangnya era reformasi dimulai

BAB 1 PENDAHULUAN. Kebebasan pers Indonesia ditandai dengan datangnya era reformasi dimulai BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kebebasan pers Indonesia ditandai dengan datangnya era reformasi dimulai tahun 1998 setelah peristiwa pengunduran diri Soeharto dari jabatan kepresidenan. Pers Indonesia

Lebih terperinci

BAB IV. KESIMPULAN dan SARAN

BAB IV. KESIMPULAN dan SARAN BAB IV KESIMPULAN dan SARAN A. KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis secara menyeluruh pada level teks dan konteks di masing-masing Koran, peneliti kemudian memperbandingkan temuan-temuan tersebut khususnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepada khalayak. Media adalah salah satu unsur terpenting dalam komunikasi. Pada

BAB I PENDAHULUAN. kepada khalayak. Media adalah salah satu unsur terpenting dalam komunikasi. Pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi massa adalah proses media membuat dan menyebarkan pesan kepada khalayak. Media adalah salah satu unsur terpenting dalam komunikasi. Pada masa sekarang ini,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang I.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Gaya kepemimpinan yang cenderung ceplas-ceplos atau to the point sangat diperlukan untuk membangun sebuah sistem kerja yang lebih baik. Gaya kepemimpinan yang seperti

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Pada bab ini secara keseluruhan peneliti membahas kesimpulan dan saran dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti. Hasil yang didapat dari bingkai masing-masing

Lebih terperinci

menjadi pemberitaan yang sering kali dikaitkan dengan isu agama. Budi Gunawan dalam bukunya Terorisme : Mitos dan Konspirasi (2005, 57) menekankan : K

menjadi pemberitaan yang sering kali dikaitkan dengan isu agama. Budi Gunawan dalam bukunya Terorisme : Mitos dan Konspirasi (2005, 57) menekankan : K BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Belakangan ini Indonesia sedang digemparkan dengan berita ledakan bom yang terjadi di Solo pada 18 Agustus lalu. Bom meledak di depan Pos Polisi Tugu Gladak, Solo,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. saat itu dalam berbagai bentuk film-film ini akhirnya memiliki bekas nyata di benak

BAB I PENDAHULUAN. saat itu dalam berbagai bentuk film-film ini akhirnya memiliki bekas nyata di benak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Film adalah media audio visual yang memiliki peranan penting bagi perkembangan zaman di setiap negara. terlepas menjadi bahan propaganda atau tidak, terkadang sebuah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Pendekatan & Jenis Penelitian Eriyanto (2001) menyatakan bahwa analisis wacana adalah salah satu alternatif dari analisis isi selain analisis isi kuantitatif yang dominan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. program berita dan hiburan. Televisi menjadi media massa elektronik pilihan yang

BAB I PENDAHULUAN. program berita dan hiburan. Televisi menjadi media massa elektronik pilihan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Televisi adalah salah satu media massa elektronik yang bisa menampilkan program berita dan hiburan. Televisi menjadi media massa elektronik pilihan yang paling digemari

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Media massa merupakan sarana untuk menyampaikan informasi kepada

BAB 1 PENDAHULUAN. Media massa merupakan sarana untuk menyampaikan informasi kepada BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Media massa merupakan sarana untuk menyampaikan informasi kepada masyarakat. Media massa adalah alat yang digunakan dalam penyampaian pesanpesan dari sumber kepada

Lebih terperinci

NOTA PEMBELAAN. BASUKI TJAHAJA PURNAMA TERHADAP TUNTUTAN PENUNTUT UMUM DALAM PERKARA PIDANA No. 1537/Pid.B/2016/PN.JKT.UTR

NOTA PEMBELAAN. BASUKI TJAHAJA PURNAMA TERHADAP TUNTUTAN PENUNTUT UMUM DALAM PERKARA PIDANA No. 1537/Pid.B/2016/PN.JKT.UTR NOTA PEMBELAAN BASUKI TJAHAJA PURNAMA TERHADAP TUNTUTAN PENUNTUT UMUM DALAM PERKARA PIDANA No. 1537/Pid.B/2016/PN.JKT.UTR TETAP MELAYANI WALAU DI FITNAH Bapak Ketua Majelis Hakim, dan Anggota Yang saya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berjumlah 101 daerah, yang terdiri dari 7 provinsi, 18 kota, dan 76 kabupaten. Banten, Gorontalo, Sulawesi Barat, dan Papua Barat.

BAB I PENDAHULUAN. berjumlah 101 daerah, yang terdiri dari 7 provinsi, 18 kota, dan 76 kabupaten. Banten, Gorontalo, Sulawesi Barat, dan Papua Barat. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Konteks Penelitian Tanggal 15 Februari 2017 merupakan pesta demokrasi bagi sebagian masyarakat di Indonesia yang melaksanakan pemilihan umum kepala daerah dan wakil kepala daerah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berita sudah menjadi hal yang dapat dinikmati oleh masyarakat dengan berbagai macam bentuk media seperti media cetak dalam wujud koran dan berita gerak (media

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehidupan manusia di dunia tidak dapat dilepaskan dari aktivitas komunikasi, karena komunikasi merupakan bagian integral dari sistem dan tatanan kehidupan sosial

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Opini adalah pendapat, ide, atau pikiran untuk menjelaskan kecenderungan tertentu terhadap perspektif dan ideologi yang bersifat kontroversial. Publik adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sendiri. Dengan sendirinya perkembangan usaha penerbitan pers mulai

BAB I PENDAHULUAN. sendiri. Dengan sendirinya perkembangan usaha penerbitan pers mulai 9 BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah Memasuki era reformasi kebebasan pers seolah-olah seperti terlepas dari belenggu yang sebelumnya mengekang arti kebebasan itu sendiri. Dengan sendirinya

Lebih terperinci

ANALISIS ISI BERITA POLITIK TENTANG PEMILIHAN BAKAL CALON GUBERNUR RIAU PERIODE PADA SURAT KABAR HARIAN BERITA TERKINI EDISI JUNI 2013

ANALISIS ISI BERITA POLITIK TENTANG PEMILIHAN BAKAL CALON GUBERNUR RIAU PERIODE PADA SURAT KABAR HARIAN BERITA TERKINI EDISI JUNI 2013 1652/KOM-D/SD-S1/2014 ANALISIS ISI BERITA POLITIK TENTANG PEMILIHAN BAKAL CALON GUBERNUR RIAU PERIODE 2013-2018 PADA SURAT KABAR HARIAN BERITA TERKINI EDISI JUNI 2013 SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan

BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Jurnalisme memiliki makna penting dalam proses politik di suatu negara. Peran penting ini semakin terasa di kala pemilihan umum, dimana masyarakat menggantungkan akses informasinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Pemilihan umum (Pemilu) adalah salah satu cara dalam sistem demokrasi untuk memilih wakil rakyat yang akan duduk di lembaga perwakilan rakyat. Selain itu pemilu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Kesadaran masyarakat akan kebutuhannya pada informasi membuat media massa saat ini dapat dikatakan sebagai Primadona pencarian informasi. Media massa adalah alat yang

Lebih terperinci

KONSTRUKSI MEDIA MASSA DALAM PEMBERITAAN BOM SOLO (Analisis Framing Berita Harian Jawa Pos dan Republika Edisi September 2011) SKRIPSI

KONSTRUKSI MEDIA MASSA DALAM PEMBERITAAN BOM SOLO (Analisis Framing Berita Harian Jawa Pos dan Republika Edisi September 2011) SKRIPSI KONSTRUKSI MEDIA MASSA DALAM PEMBERITAAN BOM SOLO (Analisis Framing Berita Harian Jawa Pos dan Republika Edisi 26-29 September 2011) SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan zaman, segala sesuatu yang ada di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan zaman, segala sesuatu yang ada di 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan zaman, segala sesuatu yang ada di dunia ini mengalami perkembangan, mulai dari informasi, teknologi, gaya hidup, dan lain sebagainya.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Media massa merupakan alat yang digunakan masyarakat untuk mendapatkan suatu informasi. Di era globalisasi kebutuhan masyarakat untuk mendapatkan informasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seperti yang kita ketahui media massa saat ini mengalami perkembangan yang begitu cepat dan pesat. Ditandai dengan bermunculan berbagai macam media massa, baik itu

Lebih terperinci

BAB 4 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 4 KESIMPULAN DAN SARAN 88 BAB 4 KESIMPULAN DAN SARAN 4.1. Kesimpulan Dari apa yang telah dibahas tentang kerja praktek bab I hingga bab IV, laporan kerja praktek ini memiliki beberapa kesimpulan mengenai proses produksi program

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Tipe penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Tipe penelitian deskriptif adalah suatu rumusan masalah yang memandu peneliti untuk

Lebih terperinci

KONSTRUKSI PEMBERITAAN NEGARA ISLAM INDONESIA DI SURAT KABAR. (Analisis Framing di Surat Kabar Kompas dan Republika. Edisi 1-5 Mei 2011) SKRIPSI

KONSTRUKSI PEMBERITAAN NEGARA ISLAM INDONESIA DI SURAT KABAR. (Analisis Framing di Surat Kabar Kompas dan Republika. Edisi 1-5 Mei 2011) SKRIPSI KONSTRUKSI PEMBERITAAN NEGARA ISLAM INDONESIA DI SURAT KABAR (Analisis Framing di Surat Kabar Kompas dan Republika Edisi 1-5 Mei 2011) SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hidupnya. Sebagai makhluk sosial manusia tidak dapat hidup sendiri dan selalu

BAB I PENDAHULUAN. hidupnya. Sebagai makhluk sosial manusia tidak dapat hidup sendiri dan selalu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi adalah hal yang mendasar yang diperlukan manusia dalam hidupnya. Sebagai makhluk sosial manusia tidak dapat hidup sendiri dan selalu membutuhkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jenis kelamin, pendidikan, maupun status sosial seseorang. Untuk mendukung

BAB I PENDAHULUAN. jenis kelamin, pendidikan, maupun status sosial seseorang. Untuk mendukung BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di Indonesia, siaran televisi dipandang sebagai salah satu media informasi dan hiburan yang memiliki banyak sekali penonton, tanpa mengenal batas usia, jenis kelamin,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. media cetak seperti majalah, koran, tabloid maupun media elektronik seperti

BAB I PENDAHULUAN. media cetak seperti majalah, koran, tabloid maupun media elektronik seperti BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Adanya kemajuan teknologi canggih seperti saat ini, informasi bisa kita dapatkan dari berbagai media. Informasi tersebut tidak lagi hanya kita dapatkan melalui media

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam sebuah organisasi (Pace dan Faules, 2010:149). Sebuah. organisasi harus menciptakan sebuah iklim komunikasi yang baik, agar

BAB I PENDAHULUAN. dalam sebuah organisasi (Pace dan Faules, 2010:149). Sebuah. organisasi harus menciptakan sebuah iklim komunikasi yang baik, agar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Iklim komunikasi adalah sebuah konteks yang berkembang dalam sebuah organisasi (Pace dan Faules, 2010:149). Sebuah organisasi harus menciptakan sebuah iklim

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. Proses gatekeeping dalam program "Indonesia Now" berlangsung seperti

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. Proses gatekeeping dalam program Indonesia Now berlangsung seperti BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Proses gatekeeping dalam program "Indonesia Now" berlangsung seperti program berita pada umumnya. Gatekeeper sebagai pemegang keputusan akan memilih berita yang sesuai

Lebih terperinci

Bab 1 PENDAHULUAN. Komunikasi akan berjalan dengan diterapkannya sebuah bahasa yang baik

Bab 1 PENDAHULUAN. Komunikasi akan berjalan dengan diterapkannya sebuah bahasa yang baik 1 Bab 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Komunikasi akan berjalan dengan diterapkannya sebuah bahasa yang baik dalam diri seseorang, terutama wartawan. Seorang wartawan sebagai penulis yang selalu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dunia sudah memasuki era informasi dimana informasi menjadi sebuah kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Dunia sudah memasuki era informasi dimana informasi menjadi sebuah kebutuhan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Berita adalah sesuatu yang sangat penting bagi kehidupan bermasyarakat. Dunia sudah memasuki era informasi dimana informasi menjadi sebuah kebutuhan primer

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. realitas bisa berbeda-beda, tergantung bagaimana konsepsi

BAB I PENDAHULUAN. realitas bisa berbeda-beda, tergantung bagaimana konsepsi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Media massa adalah alat yang digunakan dalam penyampaian pesanpesan dari sumber kepada khalayak (menerima) dengan menggunakan alat-alat komunikasi. 1 Media massa

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1.Paradigma Penelitian Paradigma yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah paradigma teori kritis (critical theory). Aliran pemikiran paradigma ini lebih senang

Lebih terperinci