BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

Transkripsi

1 9 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan IPB Leuwikopo, Darmaga, Bogor dari bulan Februari sampai Juli Ketinggian tempat Kebun Percobaan Leuwikopo adalah 250 m di atas permukaan air laut (dpl) dengan jenis tanah Latosol. Bahan dan Alat Bahan yang digunakan pada penelitian ini terdiri atas bibit tanaman nilam Aceh (Pogostemon cablin, Benth.) varietas Sidikalang berumur dua bulan, pupuk N (Urea), SP-18, KCl, pupuk kandang, Karbofuran 3G. Deskripsi tanaman nilam Aceh varietas Sidikalang yang digunakan tercantum pada Lampiran 1. Alat yang digunakan meliputi alat pangkas tunas dan alat tanam, timbangan analitik, alat ukur dan alat penyulingan. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan Rancangan Kelompok Lengkap Teracak (RKLT). Perlakuan terdiri atas dua faktor, yaitu dosis pupuk nitrogen dan umur pangkas. Pupuk nitrogen bersumber dari Urea terdiri atas empat taraf yaitu N 0 = tanpa nitrogen, N 1 = 45 kg N/ha, N 2 = 90 kg N/ha, N 3 = 135 kg N/ha. Umur pangkas terdiri atas tiga taraf yaitu U 1 = umur pangkas 60 hari setelah tanam (HST), U 2 = umur pangkas 75 HST, U 3 = umur pangkas 90 HST. Dengan demikian terdapat 12 kombinasi perlakuan dan setiap perlakuan diulang tiga kali, sehingga terdapat 36 satuan percobaan. Setiap satuan percobaan terdiri atas 10 tanaman nilam, sehingga terdapat 360 tanaman nilam. Bagan acak penelitian tercantum pada Lampiran 2. Analisis statistik yang digunakan adalah sidik ragam dengan model Rancangan Acak Kelompok sebagai berikut : Y ijk = µ + τ i + α j + β k + (αβ) jk + ε ijk, dimana :

2 Y ijk 10 = Nilai pengamatan dari kelompok ke i, perlakuan pemberian pupuk N ke -j dan umur pangkas ke -k µ = Rataan umum τ i = Pengaruh kelompok ke i (i : 1, 2, 3) α j = Pengaruh perlakuan pupuk N ke j (j : 1, 2, 3, 4) β k = Pengaruh perlakuan umur pangkas ke k (k : 1, 2, 3) (αβ) jk = Pengaruh interaksi perlakuan pemberian pupuk N ke j dan perlakuan umur pangkas ke k. ε ijk = Pengaruh galat percobaan pada perlakuan dosis N ke -j dan umur pangkas ke -k pada kelompok ke -i. Apabila hasil sidik ragam (uji F) menunjukkan pengaruh nyata pada taraf α 5 %, maka dilakukan uji lanjut dengan Uji Jarak Berganda Duncan (DMRT) pada taraf 5 persen. Pelaksanaan Penelitian Persiapan Bahan tanam yang digunakan adalah bibit nilam yang berumur 2 bulan berasal dari pembibitan di Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik (Balittro) Cimanggu. Bibit nilam yang digunakan dalam penelitian ini adalah hasil perbanyakan setek batang varietas Sidikalang. Media persemaian terdiri atas campuran tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 2 : 1. Penanaman Bibit nilam berumur 2 bulan kemudian dipindah-tanamkan ke lahan percobaan dengan jarak tanam 50 cm x 50 cm. Luas tiap satuan percobaan 2.5 m 2 efektif, dengan populasi tanaman 360 tanaman sehingga luas lahan percobaan efektif 90 m 2 atau total 150 m 2. Lubang tanam dibuat dengan kedalaman kurang lebih 5 cm. Media tanam yang digunakan adalah campuran tanah dan pupuk kandang. Pemberian pupuk kandang 10 ton/ha pad lahan percobaan, dilakukan satu minggu sebelum tanam.

3 11 Pemeliharaan Pemeliharaan yang dilakukan selama tanaman berada di lapangan meliputi penyulaman, penyiraman, penyiangan gulma, pengendalian hama dan penyakit. Penyiangan dilakukan 2-3 minggu sekali, penyiangan dilakukan dengan cara manual menggunakan kored. Penyulaman dilakukan pada waktu tanaman berumur 2 minggu setelah tanam (MST) dengan mengganti tanaman yang mati atau tertekan pertumbuhannya (kerdil) dengan tanaman baru yang telah dipersiapkan sebelumnya dengan umur relatif sama dan seragam. Pengendalian hama dilakukan dengan pemberian Karbofuran 3G pada saat penanaman dengan dosis ± 5 butir/lubang tanam. Untuk mengatasi adanya serangan hama, juga dilakukan penyemprotan dengan menggunakan Decis. Penyemprotan dilakukan dua minggu sekali. Pemupukan Pemupukan pada tanaman nilam dilakukan untuk mendapatkan pertumbuhan yang optimal untuk mencukupi kebutuhan hara selama pertumbuhan tanaman nilam. Pupuk yang digunakan adalah pupuk anorganik dan pupuk organik yaitu pupuk kandang. Pemberian pupuk kandang dilakukan satu minggu sebelum tanam sedangkan pupuk dasar yang digunakan, yaitu 70 kg SP-18 dan 80 kg KCl/ha, diberikan pada saat tanam. Pupuk Urea sebagai perlakuan diberikan dua kali, yaitu setengah dari dosis perlakuan pada saat tanam dan sisanya diberikan pada 60 hari setelah tanam (HST). Pemangkasan Pemangkasan (pinching) pada tanaman nilam dilakukan dengan tujuan untuk menghasilkan cabang yang lebih banyak dan diharapkan akan diikuti dengan munculnya daun-daun muda lebih banyak lagi. Pemangkasan pada nilam dilakukan pada pagi hari dan sesuai dengan perlakuan umur pangkas tanaman, yaitu berumur 60, 75 dan 90 HST. Pemangkasan dilakukan dengan cara memangkas bagian ujung setiap cabang tiga pasang daun teratas (Gambar 1). Alat pangkas yang digunakan dalam penelitian ini adalah gunting.

4 12 Gambar 1. Pemangkasan Tanaman Nilam Pemanenan dan Pengolahan Hasil Pemanenan dilakukan dengan memangkas tajuk tanaman ± 20 cm di atas permukaan tanah. Hasil panen dikeringkan dengan melakukan penjemuran pada tempat terbuka. Daun nilam dijemur hingga kering sampai menjadi simplisia, dapat dilihat pada Gambar 2. Gambar 2. Proses Pengeringan Hasil Panen Minyak nilam diperoleh dengan cara melakukan penyulingan atau destilasi. Metode destilasi adalah suatu metode pemisahan bahan kimia berdasarkan perbedaan kecepatan atau kemudahan menguap bahan. Dalam penyulingan, campuran zat (campuran daun nilam dan air) dididihkan sehingga menguap dan

5 13 uap ini kemudian di kondensasi kembali ke dalam bentuk cairan. Zat yang memiliki titik didih lebih rendah akan menguap lebih dulu. Pengujian kadar minyak nilam dilakukan di Laboratorium Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik. Pengamatan Peubah yang diamati adalah peubah kuantitatif. Pengamatan dilakukan mulai umur 14 minggu setelah tanam (MST) setiap 2 minggu hingga panen. Umur 14 MST menunjukkan bahwa semua tanaman telah mendapatkan perlakuan pemangkasan. Peubah-peubah yang diamati meliputi : 1. Tinggi tanaman. Tinggi tanaman diukur mulai dari permukaan tanah sampai titik tumbuh. Pengamatan mulai umur 14 MST, setiap 2 minggu sampai panen. 2. Jumlah cabang. Jumlah cabang dihitung berdasarkan cabang yang telah memiliki minimal sepasang daun yang telah membuka sempurna. Pengamatan dilakukan mulai umur 14 MST, setiap 2 minggu sampai panen. 3. Jumlah daun. Jumlah daun dihitung berdasarkan daun yang telah terbuka sempurna. Pengamatan tersebut dilakukan mulai umur 14 MST, setiap 2 minggu hingga panen. 4. Indeks Luas Daun (ILD) Indeks Luas Daun dihitung pada akhir percobaan. Indeks Luas Daun dihitung dengan rumus sebagai berikut. ILD = LD Lt LD = Luas Daun Lt = Luas lahan yang ditumbuhi tanaman (kanopi) Luas daun ditaksir melalui perbandingan berat (gravimetri). Helai daun yang akan ditaksir luasnya digambar pada sehelai kertas, sehingga menghasilkan replika (tiruan) daun. Replika daun kemudian digunting dan ditimbang untuk mengetahui bobotnya. Kemudian kertas dari jenis yang sama dengan replika daun digunting dengan ukuran 10 cm x 10 cm, lalu ditimbang. Untuk menaksir

6 14 luas daun diperbandingkan berat replika daun dengan berat total kertas kali 100 cm 2. Sedangkan untuk luas lahan yang ditumbuhi tanaman diperoleh dari proyeksi lebar maksimal tajuk hasil pengukuran di lapangan yang dirumuskan dengan : Luas lahan yang ditumbuhi tanaman (kanopi) = 1 4 πd2, dimana : π = 3.14 d = Diameter maksimal tajuk 5. Bobot basah panen (daun) Bobot basah panen merupakan bobot bahan segar daun dan ranting tanaman yang ditimbang dengan neraca analitik tanpa dikeringkan dahulu. Pengamatan dilakukan pada saat pemanenan. 6. Bobot kering panen (daun) Bobot kering hasil panen daun dan ranting diperolah dari bobot bahan segar hasil panen dikeringkan menjadi simplisia. 7. Kadar minyak Pengujian kadar minyak dilakukan di Laboratorium Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik dengan cara penyulingan (destilasi). Metode penyulingan yang digunakan adalah penyulingan uap dan air. 8. Analisis tanah dilakukan di Laboratorium Balai Penelitian Tanah, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Departemen Pertanian.