BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha saat ini semakin pesat, disertai dengan

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan dunia usaha saat ini semakin pesat, disertai dengan persaingan antar perusahaan yang semakin sengit. Para investor juga menjadi semakin selektif dalam memilih perusahaan untuk ditanami modal demi memenuhi tujuannya mendapatkan imbalan atau pendapatan atas dana yang diinvestasikan. Ada banyak cara investor untuk menginvestasikan dananya. Bagi investor yang menginvestasikan dananya dalam bentuk saham bertujuan untuk mendapatkan pendapatan berupa dividen atau capital gain. Dividen adalah pendapatan yang diperoleh setiap periode selama saham masih dimiliki. Dividen yang diterima dapat berupa dividen kas maupun dividen saham. Sedangkan capital gain adalah keuntungan yang didapat disebabkan harga jual saham lebih besar dibandingkan dengan harga beli saham. Oleh karena itu perusahaan yang go public wajib melaporkan laporan keuangannya secara berkala kepada para pemangku kepentingan seperti investor, analis dan kreditor. Melalui laporan keuangan yang dilaporkan perusahaan, investor dan analis dapat menganalisis kinerja perusahaan dan memprediksi hasil pengembalian investasi. Agar dapat mengambil keputusan yang tepat dalam berinvestasi, para investor perlu mengetahui informasi yang dibutuhkan sebelum mengambil keputusan. Salah satu informasi yang penting untuk diketahui adalah informasi mengenai rasio-rasio keuangan. Maka dari itu sebaiknya para investor mengerti 1

2 dan memahami informasi mengenai rasio-rasio keuangan ini. Investasi paling baik bila dilakukan pada industri yang berkembang dan memiliki harapan akan menghasilkan hasil yang besar serta mampu untuk terus beroperasi. Perusahaan yang dipilih untuk menjadi obyek penelitian ini adalah perusahaan perkebunan dan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Pada tahun 2015 terdapat 14 perusahaan perkebunan dan 39 perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI (sahamoke.co.id). Peneliti memilih perusahaan perkebunan dan pertambangan sebagai sampel dikarenakan sejak dulu Indonesia terkenal dengan kekayaan alamnya yang melimpah. Kekayaan alam dari dalam tanah dan yang berada di atas tanah Indonesia sangat banyak hingga menarik minat peneliti untuk malakukan penelitian ini. Alasan lainnya adalah dikarenakan masih sedikit penelitian yang meneliti sektor perkebunan dan pertambangan di Indonesia. Fenomena yang terjadi dalam kurun waktu 5 tahun mulai dari tahun 2010 hingga tahun 2014 menunjukkan, rata-rata return saham perusahaan perkebunan dan pertambangan yang terdaftar di BEI mengalami tren yang cenderung naik, hal ini dapat dilihat pada tabel 1.1 di bawah ini. Tabel 1.1 Rata-rata Return Saham Perusahaan Perkebunan dan Pertambangan di BEI tahun Tahun Return Saham , , , , ,1594 Sumber : Data diolah peneliti 2

3 Pada tabel 1.1 di atas dapat dilihat return saham perusahaan perkebunan dan pertambangan yang terdaftar di BEI terus mengalami kenaikan mulai pada tahun 2012 hingga tahun 2014 dengan nilai tertinggi sebesar 1,1594. Penurunan hanya terjadi pada tahun 2011 yang merupakan angka terendah sebesar 0,5978. Untuk memudahkan dalam melihat kenaikan return saham ini dapat dilihat pada grafik 1.1 di bawah ini Return Saham Return Saham Gambar 1.1 Rata-rata Return Saham Perusahaan Perkebunan dan Pertambangan di BEI tahun Return merupakan kelebihan harga jual saham di atas harga belinya, yang umumnya di nyatakan dalam presentase terhadap harga beli. Semakin tinggi harga jual saham di atas harga belinya, maka semakin tinggi pula return yang diperoleh investor. Sebagai individu yang rasional, investor akan mempertimbangkan return yang diharapkan akan di terima expected return dan besaran resiko yang harus di tanggung sebagai konsekuensi logis dari keputusan yang telah di ambil. Apabila seorang investor meginginkan return rendah maka risiko yang akan di tanggung 3

4 juga rendah. Mengingat pentingnya harga saham dalam menentukan besarnya return saham maka dinamika perubahan harga saham atau return saham merupakan hal yang menarik untuk dikaji (Ang, 2001) dalam Yulia (2013). Laporan keuangan dapat dipakai oleh para investor dan analis untuk memprediksi hasil keuntungan investasi suatu perusahaan dengan menganalisis rasio-rasio keuangannya yang diintreprestasikan dengan harga saham perusahaan tersebut. Ada banyak sekali rasio-rasio keuangan yang ada antara lain rasio likuiditas, struktur modal, rasio profitabilitas, dan kinerja operasi. Dari berbagai rasio keuangan yang ada, peneliti menggunakan Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Return on Investment, dan Net Profit Margin. Current Ratio merupakan ukuran fundamental likuiditas perusahaan dan sering juga disebut sebagai rasio modal kerja (working capital). Current Ratio dapat pula dikatakan sebagai bentuk untuk mengukur tingkat keamanan (margin of safety) suatu perusahaan. CR dihitung dengan cara membandingkan antara total aktiva lancar dengan total kewajiban lancar. Semakin besar rasio menunjukkan semakin tinggi kemampuan perusahaan menutupi kewajiban jangka pendeknya. Penelitian yang dilakukan oleh Alam (2008) menunjukkan bahwa CR berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham. Debt to Equity Ratio merupakan rasio solvabilitas yang umumnya digunakan untuk mengukur leverage suatu perusahaan. Bagi investor maupun perusahaan, semakin tinggi rasio ini akan semakin menguntungkan. Pihak lembaga keuangan bank biasanya menggunakan analisis rasio ini sebelum memberikan kredit kepada perusahaan. Namun, DER yang terlalu tinggi juga 4

5 tidak baik karena tingkat utang yang semakin tinggi akan memperbesar kemungkinan resiko gagal bayar (risk of default) bunga pinjaman maupun pokok utang yang akhirnya dapat mengakibatkan kebangkrutan perusahaan. Penelitian yang dilakukan oleh Wingsih (2013) menunjukkan bahwa DER berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham. Return On Investment merupakan rasio profitabilitas yang mengukur tingkat imbal hasil (return) yang akan diperoleh ekuitas perusahaan dalam menggunakan modal sendiri untuk menghasilkan laba bagi pemegang saham. Banyak yang menyamakan ROI dengan ROA, namun kedua rasio ini tidaklah sama. ROA mengukur kemampuan aktiva perusahaan memperoleh laba dari operasi perusahaan. Karena hasil operasi yang ingin diukur, maka dipergunakan laba sebelum bunga dan pajak. Sedangkan ROI dimaksudkan untuk mengukur kemampuan perusahaan dengan keseluruhan dana yang ditanamkan dalam aktiva yang digunakan untuk operasinya perusahaan untuk menghasilkan keuntungan. Net Profit Margin merupakan rasio yang menunjukkan hasil penjualan setiap rupiah yang tertinggal pada perusahaan setelah dikeluarkan semua biayabiaya dan pajak pendapatan (income tax). Rasio net profit margin dapat digunakan untuk mengukur keberhasilan dari kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan oleh pimpinan perusahaan dalam mengendalikan biaya (cost control) yang dengan kata lain dapat digunakan untuk mengukur reputasi perusahaan secara keseluruhan. Penelitian yang dilakukan oleh Ferdianto (2014) menunjukkan bahwa net profit margin tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham. 5

6 Nilai wajar suatu saham dari sebuah perusahaan dapat dipengaruhi faktor internal maupun eksternal, baik yang secara langsung maupun tidak langsung hubungannya dengan perusahaan tersebut. Untuk mengetahui berapa nilai wajar saham dari sebuah perusahaan, dapat digunakan analisa fundamental yang menganalisa kondisi keuangan dan ekonomi perusahaan yang menerbitkan saham. Analisa fundamental berhubungan dengan penilaian kinerja perusahaan tentang efektivitas dan efisiensi perusahaan mencapai tujuannya (Chrystine, 2012). Faktor yang berpengaruh terhadap aktivitas perusahaan terdapat di pasar saham yang menyebabkan kenaikan dan penurunan jumlah permintaan dan penawaran saham pada bursa saham dan efeknya berdampak pada perubahan harga saham antara lain faktor dari informasi keuangan yaitu informasi keuangan yang terdapat dalam laporan keuangan meliputi Neraca, Laporan Laba Rugi, Laporan Perubahan Modal, Laporan Arus Kas dan Catatan Atas Laporan Keuangan. Apabila suatu informasi disajikan dengan benar, informasi tersebut sangat berguna bagi perusahaan dalam pengambilan keputusan. Rasio-rasio keuangan sebagai hasil perumusan dari analisis terhadap laporan keuangan juga dapat digunakan sebagai informasi mengenai keadaan perusahaan. Good Corporate Governance (GCG) menurut Monks dan Minow (2001) dalam Wardhani (2006) dalam Rosiyana (2011) merupakan tata kelola perusahaan yang menjelaskan hubungan antara berbagai partisipan dalam perusahaan yang menentukan arah dan kinerja perusahaan. Perusahaan yang mempraktikan Good Corporate Governance, akan mengalami perbaikan citra, dan peningkatan nilai perusahaan (Rosiyana, 2011). Jika terjadi peningkatan kepercayaan investor terhadap kinerja suatu perusahaan maka harga saham akan meningkat yang 6

7 menggambarkan bahwa nilai perusahaan meningkat atau prestasi manajemen dalam rangka mengelola usahanya sangatlah baik (Yulia, 2013). Corporate Governance juga memberikan suatu struktur yang memfasilitasi penentuan sasaran-sasaran dari suatu perusahaan, dan sebagai sarana untuk menentukan teknik monitoring kinerja. Good Corporate Governance menjadi hal yang penting setelah Presiden George W. Bush menandatangani UU Sarbanes Oxley Act UU ini dikenal sebagai respon terhadap berbagai skandal korporasi seperti kasus yang melibatkan Perusahaan Enron dan Kantor Akuntan Publik The Big One Artur Anderson. Corporate Governance diproksikan dengan kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, komisaris independen, frekuensi rapat dewan komisaris, serta frekuensi rapat komite audit. Peneliti mengambil kepemilikan manajerial sebagai variabel moderasi yang diperkirakan akan memperkuat atau memperlemah hubungan antara variabel independen dan variabel dependen. Kepemilikan manajerial merupakan salah satu elemen kunci dalam meningkatkan efisiensi ekonomis. Kepemilikan manajemen dalam perusahaan dipandang dapat menyelaraskan potensi konflik kepentingan antara pemegang saham luar dengan manajemen (Isnanta, 2008) dalam Sugiyanto (2011). Dengan adanya masalah yang ada di dalam perusahaan dan ketidakkonsistenan antara teori dengan hasil penelitian maupun antar hasil penelitian sebelumnya mendorong peneliti untuk melakukan penelitian dengan menggunakan rasio-rasio keuangan yang diperkirakan memiliki pengaruh terhadap return saham, yaitu current ratio, debt to equity ratio, return on investment dan net profit margin. Peneliti tertarik untuk menggunakan data 7

8 perusahaan perkebunan yang terdaftar di BEI mulai dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2014 berdasarkan fenomena yang telah dikemukakan sebelumnya. Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian yang dilakukan Yulia Ningsih (2013) dengan judul analisis pengaruh likuiditas, profitabilitas, dan solvabilitas terhadap return saham pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di bursa efek Indonesia pada tahun 2008 sampai Variabel independen yang digunakan adalah current ratio, return on assets, dan debt to equity ratio. Variabel dependen yang digunakan adalah return saham. Hasil dari penelitian tersebut adalah current ratio tidak berpengaruh positif terhadap return saham, return on assets tidak berpengaruh positif terhadap return saham, dan debt to equity ratio berpengaruh positif terhadap return saham. Perbedaan pada penelitian ini terletak pada rasio keuangan yang digunakan. Peneliti menggunakan current ratio, debt to equity ratio, return on investment dan net profit margin sebagai variabel independen. Penelitian ini juga menggunakan variabel moderating kepemilikan manajerial. Perusahaan yang diteliti juga berbeda. Perusahaan yang diteliti adalah perusahaan perkebunan dan pertambangan. Indonesia sejak lama terkenal sebagai negara yang kaya akan sumber daya alamnya baik yang dapat diperbarui seperti produk-produk perkebunan maupun yang tidak dapat diperbarui seperti hasil tambang. Peneliti juga meneliti perusahaan tersebut dikarenakan masih sedikit peneliti yang meneliti perusahaan perkebunan dan pertambangan. 8

9 Berdasarkan uraian latar belakang yang tersebut di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dalam bentuk skripsi dengan judul: Analisis Pengaruh Likuiditas, Struktur Modal, Profitabilitas Terhadap Return Saham dengan Kepemilikan Manajerial Sebagai Variable Moderating (Studi pada Perusahaan Perkebunan dan Pertambangan yang Terdaftar pada Bursa Efek Indonesia pada Tahun 2010 sampai 2014) Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya maka dapat dirumuskan masalah penelitian adalah : 1. Apakah current ratio, debt to equity ratio, return on investment, net profit margin berpengaruh secara parsial dan simultan terhadap return saham pada perusahaan perkebunan dan pertambangan yang terdaftar di BEI? 2. Apakah kepemilikan manajerial dapat memoderasi hubungan current ratio, debt to equity ratio, return on investment, net profit margin terhadap return saham pada perusahaan perkebunan dan pertambangan yang terdaftar di BEI? 9

10 1.3. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui apakah current ratio, debt to equity ratio, return on investment, dan net profit margin berpengaruh secara parsial dan simultan terhadap return saham pada perusahaan perkebunan dan pertambangan yang terdaftar di BEI. 2. Untuk mengetahui apakah kepemilikan manajerial dapat memoderasi hubungan current ratio, debt to equity ratio, return on investment, net profit margin terhadap return saham pada perusahaan perkebunan dan pertambangan yang terdaftar di BEI? 1.4. Manfaat Penelitian Manfaat dilakukannya penelitian ini adalah : 1. Bagi peneliti dapat menambah ilmu pengetahuan mengenai pasar modal dan analisis laporan keuangan. 2. Bagi peneliti selanjutnya dapat dijadikan bahan masukan dalam membuat penelitian yang sejenis. 3. Bagi investor dapat memberikan informasi tambahan dalam mengambil keputusan investasi. 4. Bagi perusahaan dapat digunakan sebagai informasi untuk memperbaiki kinerja agar baik dalam pandangan investor. 10