BAB III METODE PENELITIAN. berfungsi untuk menjelaskan gambaran obyek penelitian melalui data primer

Transkripsi

1 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Riset ini menggunakan jenis penelitian deskriptif kuantitatif yang berfungsi untuk menjelaskan gambaran obyek penelitian melalui data primer yang diperoleh dari penyebaran kuisioner. Dalam riset ini, hubungan atau pengaruh yang diteliti meliputi pengaruh skeptisme profesional, pengalaman auditor, keahlian audit, dan independensi terhadap ketepatan pemberian opini oleh auditor. B. Populasi dan Sampel Penelitian ini menggunakan data primer yang berasal dari auditor yang bekerja pada KAP. Populasi dalam penelitian ini adalah KAP di Kota Surakarta dan Daerah Istimewa Yogyakarta, dan diperoleh sebanyak tujuh KAP. Responden dalam penelitian ini adalah auditor yang bekerja pada KAP di Kota Surakarta dan Daerah Istimewa Yogyakarta, dan diperoleh sebanyak 45 auditor. Pengambilan responden menggunakan metode convenience sampling. Menurut Sugiyono (2004 :77) metode convenience sampling merupakan teknik dalam memilih sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel jika orang yang kebetulan ditemui cocok sebagai sumber penelitian. Berdasarkan pengertian tersebut, maka sampel yang diambil adalah auditor yang bekerja pada KAP di Surakarta dan Daerah Istimewa Yogyakarta yang bersedia menerima dan mengisi kuesioner. 19

2 20 C. Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Data ini diperoleh dengan menggunakan daftar pertanyaan atau pernyataan yang telah terstruktur dengan tujuan untuk mengumpulkan informasi dari auditor yang bekerja pada KAP di Kota Surakarta dan Daerah Istimewa Yogyakarta sebagai responden. Sumber data dalam penelitian ini adalah skor masingmasing indikator variabel yang diperoleh dari pengisian kuesioner yang telah dibagikan kepada auditor yang bekerja pada KAP di Surakarta dan Daerah Istimewa Yogyakarta. D. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan kuesioner yang diberikan secara langsung kepada setiap KAP yang bersedia menjadi obyek penelitian. Menurut Sugiyono (2008:199) kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini terdiri dari tiga tahap, yaitu: 1. Tahap Pendahuluan Pada tahap ini penulis melakukan pencarian informasi tentang KAP yang ada di Kota Surakarta dan Daerah Istimewa Yogyakarta. 2. Tahap Persiapan Pada tahap ini peneliti mengumpulkan dan mempelajari literatur yang berkaitan dengan masalah penelitian.

3 21 3. Tahap Pelaksanaan Penelitian Pada tahap ini penelitian datang secara langsung ke KAP di Kota Surakarta dan Daerah Istimewa Yogyakarta dan melakukan penyebaran kuesioner kepada para auditor yang bersedia mengisi data kuesioner untuk memperoleh data penelitian yang diperlukan dalam penelitian ini. Setelah data diperoleh, langkah berikutnya adalah melakukan analisis data. E. Variabel dan Definisi Operasional Variabel 1. Variabel Dependen. Menurut Sugiyono (2008:59) variabel dependen sering disebut dengan kriteria, konsekuen, dan output yang dipengaruhi karena adanya variabel tidak terikat. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Ketepatan Pemberian Opini oleh Auditor yang merupakan pengungkapan pendapat dari auditor mengenai sesuai atau tidaknya laporan keuangan dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. Variabel ketepatan pemberian opini oleh auditor diukur menggunakan sembilan item pernyataan yang diadopsi dari penelitian Nugraheni (2016 ). Pernyataan dalam kuesioner untuk masing-masing variabel diukur menggunakan skala Lickert dengan range 1-5. Kuesioner yang telah diisi oleh responden akan diberi skor dengan ketentuan sebagai berikut: - Skor 1 untuk jawaban Sangat Tidak Setuju (STS) - Skor 2 untuk jawaban Tidak Setuju (TS) - Skor 3 untuk jawaban Netral (N)

4 22 - Skor 4 untuk jawaban Setuju (S) - Skor 5 untuk jawaban Sangat Setuju (SS) 2. Variabel Independen. Menurut Ghozali (2008:7) variabel independen merupakan faktor-faktor yang dapat melakukan manipulasi serta mempengaruhi variabel dependen atau terikat. Variabel ini mampu menghasilkan perubahan atau menyebabkan timbulnya variabel dependen. Variabel independen pada riset ini terdiri dari: a. Skeptisme Profesional Skeptisme profesional adalah sikap yang mencakup pikiran yang selalu mempertanyakan dan melakukan evaluasi secara kritis bukti audit. Variabel skeptisme profesional diukur menggunakan lima item pernyataan yang diadopsi dari penelitian Pratiwi (2013). Pernyataan dalam kuesioner untuk masing-masing variabel diukur menggunakan skala Lickert dengan range 1-5. Kuesioner yang telah diisi oleh responden akan diberi skor dengan ketentuan sebagai berikut: - Skor 1 untuk jawaban Sangat Tidak Setuju (STS) - Skor 2 untuk jawaban Tidak Setuju (TS) - Skor 3 untuk jawaban Netral (N) - Skor 4 untuk jawaban Setuju (S) - Skor 5 untuk jawaban Sangat Setuju (SS)

5 23 b. Pengalaman audit Pengalaman audit adalah pengalaman yang diperoleh auditor selama melakukan proses audit laporan keuangan baik dari segi lamanya waktu maupun banyaknya penugasan yang pernah ditangani. Variabel pengalaman auditor diukur menggunakan lima item pernyataan yang diadopsi dari penelitian Pratiwi (2013). Pernyataan dalam kuesioner untuk masing-masing variabel diukur menggunakan skala Lickert dengan range 1-5. Kuesioner yang telah diisi oleh responden akan diberi skor dengan ketentuan sebagai berikut: - Skor 1 untuk jawaban Sangat Tidak Setuju (STS) - Skor 2 untuk jawaban Tidak Setuju (TS) - Skor 3 untuk jawaban Netral (N) - Skor 4 untuk jawaban Setuju (S) - Skor 5 untuk jawaban Sangat Setuju (SS) c. Keahlian Audit Keahlian audit adalah keterampilan dari seorang auditor, dimana seorang auditor harus memiliki tingkat keterampilan atau pengetahuan yang tinggi dalam melakukan audit yang diperoleh dari pelatihan dan pengalaman. Variabel keahlian audit diukur menggunakan sembilan item pernyataan yang diadopsi dari penelitian Nugraheni (2016). Pernyataan dalam kuesioner untuk masing-masing variabel diukur menggunakan skala Lickert dengan range 1-5. Kuesioner yang telah diisi oleh responden akan diberi skor dengan ketentuan sebagai berikut: - Skor 1 untuk jawaban Sangat Tidak Setuju (STS)

6 24 - Skor 2 untuk jawaban Tidak Setuju (TS) - Skor 3 untuk jawaban Netral (N) - Skor 4 untuk jawaban Setuju (S) - Skor 5 untuk jawaban Sangat Setuju (SS) d. Independensi Auditor Independensi auditor adalah sikap tidak memihak dan tidak mudah dipengaruhi oleh siapapun dan keadaan apapun, yang mana hal ini justru sangat diperlukan untuk mempertahankan kebebasan pendapatnya. Variabel independensi auditor diukur menggunakan sembilan item pernyataan yang diadopsi dari penelitian Nugraheni (2016 ). Pernyataan dalam kuesioner untuk masing-masing variabel diukur menggunakan skala Lickert dengan range 1-5. Kuesioner yang telah diisi oleh responden akan diberi skor dengan ketentuan sebagai berikut: - Skor 1 untuk jawaban Sangat Tidak Setuju (STS) - Skor 2 untuk jawaban Tidak Setuju (TS) - Skor 3 untuk jawaban Netral (N) - Skor 4 untuk jawaban Setuju (S) - Skor 5 untuk jawaban Sangat Setuju (SS) F. Metode Analisis Data 1. Analisis Statistik Deskriptif. Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar devuasi, varian, maksimum, minimum, sum, range, kurtosis dan skewness (Ghozali, 2011). Analisis statistik deskriptif digunakan dalam penelitian ini

7 25 untuk memberikan gambaran atau deskripsi mengenai variabel-variabel penelitian yaitu, skeptisme profesional, pengalaman auditor, keahlian audit, dan independensi. 2. Uji Kualitas Data. Uji kualitas data dilakukan untuk mengetahui apakah instrumen yang digunakan valid dan reliabel, sebab kebenaran data yang diolah sangat menentukan kualitas hasil penelitian. Kualitas data yang dihasilkan dari penggunaan instrumen dapat dievaluasi melalui dua uji, yaitu: a. Uji Validitas Uji validitas digunakan untuk mengukur valid atau tidaknya suatu kuisioner. Suatu kuisioner dikatakan valid jika pertanyaan dalam kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang diukur kuesioner tersebut (Ghozali, 2011). Uji validitas dihitung dengan menggunakan teknik korelasi dengan rumus Pearson Product Moment dengan membandingkan r hitung dan r tabel, yaitu: 1. Jika r hitung > r tabel (pada tarif signifikansi 0,5), maka kuesiner dapat dikatakan valid. 2. Jika r hitung > r tabel (pada tarif signifikansi 0,5), maka kuesioner dapat dikatakan tidak valid. b. Uji Reliabilitas Uji reliabilitas dimaksudkan untuk menguji konsistensi kuesioner dalam mengukur suatu konstrak yang sama atau stabilitas kuesioner jika digunakan dari waktu ke waktu (Ghozali, 2011). Uji reliabilitas dilakukan terhadap item-item yang telah valid. Teknik statistik yang digunakan untuk pengujian tersebut adalah dengan koefisisen cronbach s alpha.

8 26 Cronbach s alpha merupakan uji reliabilitas untuk alternatif jawaban lebih dari dua. 3. Uji Asumsi Klasik. Uji asumsi klasik merupakan suatu pengujian sebelum melakukan uji hipotesis untuk mendeteksi ada atau tidaknya penyimpangan. Regresi yang baik merupakan data dengan distribusi normal, bebas multikoliniearitas, bebas heteroskedasitas, serta tidak terjadi autokorelasi. Uji asumsi klasik terdiri dari beberapa pengujian yaitu: a. Uji Normalitas Menurut Ghozali (2008:105) tujuan pengujian ini adalah untuk mnguji apakah model dari regresi serta variabel residual mempunyai distribusi normal. Uji normalitas pada peneliltian ini menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov (K-S). Pengambilan keputusan pada uji K-S adalah sebagai berikut: 1) Jika nilai probalitas ataupun signifikansi > 0,05, maka data terdistribusi secara normal. 2) Jika nilai probalitas ataupun signifikansi < 0,05, maka data terdistribusi secara tidak normal. b. Uji Multikolinearitas Menurut Salvatore (2005:178) multikolinearitas merupakan suatu situasi yang mana terdapat dua atau lebih variabel independen pada regresi memiliki korelasi yang tinggi. Menurut penelitian Perdana dan Raharja (2014) uji multikolinearitas data dapat dilihat dari besarnya nilai VIF (Variance Inflation Factor). Kriteria pada riset ini adalah sebagai berikut:

9 27 1) Jika nilai VIF menunjukkan angka kurang dari 10 serta tolerance value menunjukkan nilai lebih dari 0,10, maka dapat tidak terjadi korelasi antar variabel independen, atau dapat dikatakan tidak terjadi multikolinearitas. 2) Apabila nilai VIF menunjukkan angka lebih dari 10 serta tolerance value menunjukkan nilai kurang dari 0,10, maka terjadi multikolinearitas antara variabel bebas dalam model regresi. c. Uji Heteroskedastisitas Menurut Salvatore (2005:178), pengujian heteroskedastisitas memiliki tujuan untuk menguji model regresi apakah terjadi ketidaksamaan varians antara residual satu pengamatan ke pengamatan lainnya. Apabila variance dari residual satu ke pengamatan lainnya statis, maka terjadi homoskedasitas serta jika berbeda disebut heteroskedasitas. Uji heteroskedastisitas pada penelitian ini menggunakan uji glejser. Kriteria pada riset ini adalah sebagai berikut: 1) Jika nilai signifikansi > 0,05, maka tidak terjadi heteroskedastitas. 2) Jika nilai signifikansi < 0,05, maka terjadi heteroskedastisitas. 4. Uji Hipotesis. Uji hipotesis merupakan analisis data yang bertujuan untuk menguji pengaruh dua atau lebih variabel bebas terhadap satu variabel terikat. Metode analisis regresi linier berganda digunakan untuk menjelaskan beberapa kejadian atau fenomena dari data yang diperoleh. Analisis linier berganda ini digunakan untuk menguji pengaruh skeptisme profesional, pengalaman auditor, keahlian audit, dan independensi terhadap

10 28 ketepatan pemberian opini oleh auditor. Uji hipotesis terdiri dari beberapa pengujian, yaitu: a. Regresi Linier Berganda Menurut Salvatore (2005:173), apabila hipotesis dalam suatu riset memiliki lebih dari satu variabel independen, maka penelitian tersebut dapat menggunakan analisis regresi berganda. Analisis regresi linier berganda (multiple regression) dilakukan untuk menguji pengaruh dua atau lebih variabel independen (explanatory) terhadap satu variabel dependen. Model regresi berganda dalam pernyataan ini dinyatakan sebagai berikut: Y = α + β1sp + β2pa + β3ka + β4i + e..(1) Keterangan: Y α β1 β2 β3 β4 SP PA KA I e = nilai perusahaan = konstanta = koefisien regresi skeptisme profesional (SP) = koefisien regresi pengalaman audit (PA) = koefisien regresi keahlian audit (KA) = koefisien regresi independensi (I) = variabel skeptisme profesional = variabel pengalaman audit = variabel keahlian audit = variabel independensi = error

11 29 b. Uji F Menurut Salvarore (2005: ) uji F memiliki tujuan untuk menguji apakah model regresi yang dipakai fit of goodness atau tidak fit of godness. Pengujian hipotesis menggunakan nilai probabilitas signifikansi dengan tingkat α = 0,05. Pengujian pada model regresi adalah sebagai berikut: 1) Apabila tingkat signifikansi < 0,05 atau F hitung > F tabel, maka terdapat pengaruh variabel X secara simultan terhadap variabel Y serta model yang dipakai fit of goddness. 2) Apabila tingkat signifikansi > 0,05 atau F hitung < F tabel, maka tidak terdapat pengaruh variabel X secara simultan terhadap variabel Y serta model yang dipakai tidak fit of goddness. c. Uji t Menurut Salvatore (2005: ), uji t mempunyai tujuan untuk mengukur sejauh mana pengaruh satu variabel bebas dalam menjelaskan variasi variabel dependen. Pengujian parsial dapat dilakukan dengan membandingkan antara nilai signifikansi yang digunakan dalam riset ini dengan tingkat signifikansi t dari hasil pengujian. Hasil pengujian parsial terhadap variabel bebas dalam riset ini adalah sebagai berikut: 1) Apabila nilai signifikansi t dari variabel-variabel yang didapatkan melalui pengujian lebih kecil daripada nilai signifikansi yang digunakan yaitu sebesar 0,05 atau t hitung > t tabel, maka variabel bebas berpengaruh terhadap variabel terikat serta hipotesis alternatif diterima.

12 30 2) Apabila nilai signifikansi t dari variabel-variabel yang didapatkan melalui pengujian lebih besar daripada nilai signifikansi yang digunakan yaitu sebesar 0,05 atau t hitung < t tabel, maka variabel bebas tidak berpengaruh terhadap variabel terikat serta hipotesis alternatif ditolak. d. Uji Adjusted R 2 Menurut Salvatore (2005:169), koefisien determinasi ( R 2 ) mempunyai tujuan untuk mengukur tingkat kemampuan model dalam menjelaskan variasi variabel terikat. Nilai koefisien determinasi merupakan angka antara 0 serta 1. Nilai R 2 yang sedikit menandakan bahwa kemampuan variabel-variabel bebas dalam menjelaskan variansi variabel terikat terbatas. Kekurangan mendasar dari adjusted R 2 adalah ketidakjelasan jumlah variabel bebas dalam model penelitian, sehingga pada riset ini digunakan koefisien determinasi berkisar antara 0 serta 1. Apabila nilai dari koefisien determinasi mendekati angka 1, maka kemampuan model dalam menjelaskan variansi variabel semakin baik.