BAB I PENDAHULUAN. Pengelolaan proses pembelajaran yang efektif merupakan titik awal

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengelolaan proses pembelajaran yang efektif merupakan titik awal keberhasilan pembelajaran yang muaranya akan meningkatkan prestasi belajar siswa. Guru sebagai ujung tombak dalam pencapaian tujuan pendidikan perlu memilih strategi pembelajaran yang efektif dan efisien. Namun pada kenyataannya tidak sesuai dengan yang diharapkan, salah satu penyebab rendahnya prestasi belajar siswa di antaranya adalah proses pembelajaran yang belum optimal karena pembelajaran selama ini lebih mengutamakan bagaimana cara mengisi pikiran siswa, bukan bagaimana cara siswa mencari sendiri pemahaman berpikir sehingga pembelajaran menjadi pasif dan tidak ada kerjasama antar siswa bahkan antara guru dan siswa, akibatnya siswa kehilangan kemampuan dirinya, toleransi terhadap perbedaan pendapat dan pengambilan keputusan yang bertanggung jawab, serta tidak dapat mengembangkan kreativitas belajar mereka secara optimal dan bertanggung jawab. Model pembelajaran yang harus dikembangkan agar kemampuan siswa dapat berkembang adalah model pembelajaran yang berpusat kepada siswa atau keaktifan dan kreativitas siswa, yaitu pembelajaran yang memandang siswa sebagai subjek belajar yang dinamis sedangkan guru hanya berfungsi sebagai fasilitator dan motivator. Situasi ini dapat dilakukan antara lain dengan 1

2 2 mengembangkan dan mengaplikasikan pembelajaran kooperatif (Cooperative Learning). Model cooperative learning adalah suatu strategi belajar mengajar yang menekankan pada sikap atau perilaku bersama dalam bekerja atau membantu di antara sesama dalam struktur kerjasama yang teratur dalam kelompok, yang terdiri atas dua orang atau lebih (Karli dan Yuliartiningsih, 2002: 70). Pembelajaran kooperatif digunakan oleh para pendidik dalam suatu pembelajaran di dalam kelas dengan menciptakan situasi atau kondisi bagi kelompok untuk mencapai tujuan masing-masing anggota kelompok atau tujuan masing-masing kelompok mencapai tujuan tergantung pada kerjasama yang kompak dan serasi dalam kelompok (Lie, 2008). Dengan demikian, cooperative learning diharapkan dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan, belajar untuk bekerjasama, menghargai pendapat orang lain dan tanggung jawab antara sesama siswa dan terhadap kelompoknya untuk memperoleh yang terbaik bagi kelompoknya dalam belajar dan menyelesaikan tugas. Slavin (2009: 4) mengemukakan bahwa model pembelajaran kooperatif dapat mendorong siswa untuk saling membantu dalam mempelajari bahan yang bersifat akademik. Terdapat beberapa tipe model pembelajaran kooperatif, di antaranya adalah tipe Teams Games Tournaments (TGT), Team Assisted Individualization (TAI), Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC), Group Investigation, Student Teams Achievement Division (STAD), dan Jigsaw (Ibrahim, 2000: 21).

3 3 Model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pertama kali dikemukakan oleh Aronson (Slavin, 2009: 57). Di dalam model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw ini setiap anggota kelompok ditugasi mempelajari sebuah topik tertentu. Siswa bertemu dengan anggota dari kelompok lain yang mempelajari topik yang sama. Setelah bertukar pendapat dan informasi, para siswa tersebut kembali ke kelompoknya masing-masing untuk mendiskusikan atau menjelaskan apa yang telah dipelajari kepada anggota kelompok asal. Model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw ini bertujuan untuk memperkaya pengalaman siswa dalam menyelesaikan permasalahan yang dikerjakan secara berkelompok. Selain itu yang menonjol dalam model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw adalah adanya kerjasama dalam kelompok untuk mempelajari atau memahami suatu materi yang berbeda-beda (Kardi dan Nur, 2009: 29). Komunikasi mempunyai arti yang penting dalam menjalin interaksi selama pembelajaran di kelas. Komunikasi berperan dalam menciptakan suasana belajar yang interaktif dan kondusif. Komunikasi akan menciptakan suatu pembelajaran yang lebih efektif. Oleh karena itu, untuk menciptakan pembelajaran yang lebih baik dan lebih efektif, diperlukan komunikasi yang baik sehingga kemampuan komunikasi ini haruslah dikembangkan dalam diri siswa. Materi tentang konsep vertebrata adalah materi yang memerlukan pengelolaan yang baik dalam penyajiannya, sebab materi ini cukup luas bahasannya mulai klasifikasi hewan vertebrata, morfologi, dan peranannya baik bagi lingkungan maupun bagi manusia. Pentingya pemahaman siswa tentang suatu konsep dan untuk melatih kemampuan berkomunikasi siswa khususnya

4 4 pada konsep hewan vertebrata maka diperlukan suatu model pembelajaran yang diharapkan dapat meningkatkan penguasaan konsep dan kemampuan berkomunikasi siswa yang disesuaikan dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar sesuai dengan kurikulum KTSP. Hal tersebut mendorong peneliti untuk melakukan sebuah penelitian tentang pengaruh model pembelajaran koperatif tipe Jigsaw terhadap hasil belajar dan kemampuan berkomunikasi siswa. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan diatas, maka rumusan masalah pokok dalam penelitian ini adalah : Bagaimanakah pengaruh pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terhadap hasil belajar dan kemampuan berkomunikasi siswa pada konsep vertebrata? Agar rumusan masalah tersebut menjadi lebih jelas maka diuraikan menjadi pertanyaan penelitian sebagai berikut : 1. Bagaimanakah hasil belajar siswa sebelum dan sesudah pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada konsep vertebrata? 2. Bagaimanakah kemampuan berkomunikasi tulisan siswa sebelum dan sesudah pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada konsep vertebrata? 3. Bagaimanakah hasil belajar siswa sebelum dan sesudah pembelajaran konvensional pada konsep vertebrata? 4. Bagaimanakah kemampuan berkomunikasi tulisan siswa sebelum dan sesudah pembelajaran konvensional pada konsep vertebrata?

5 5 5. Bagaimanakah perbedaan kemampuan berkomunikasi lisan siswa selama pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dan pembelajaran konvensional pada konsep vertebrata? 6. Bagaimanakah tanggapan siswa setelah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw? C. Batasan Masalah Ruang lingkup masalah yang diteliti dibatasi pada hal-hal sebagai berikut: 1. Hasil belajar yang dimaksudkan di dalam penelitian ini, yaitu penguasaan konsep vertebrata setelah pembelajaran. 2. Kemampuan komunikasi yang diukur berupa kemampuan komunikasi lisan dan tulisan. 3. Konsep yang dibahas adalah hewan vertebrata. D. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terhadap hasil belajar dan kemampuan berkomunikasi siswa SMA Kelas X pada konsep vertebrata. E. Manfaat Penelitian Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan praktis sebagai salah satu alternatif dalam upaya peningkatan mutu pembelajaran, antara lain :

6 6 1. Manfaat bagi siswa a. Mendapatkan suasana belajar yang berbeda melalui pembelajaran kooperatif jigsaw karena siswa ditempatkan pada kelompok-kelompok kecil yang membuat siswa dapat terlibat aktif dalam kelompoknya dan saling bekerjasama. b. Meningkatkan hasil belajar dan kemampuan berkomunikasi siswa baik lisan maupun tulisan. c. Memberi gambaran yang lebih jelas tentang materi vertebrata sehingga diharapkan dapat memudahkan dalam menguasai dan memahami konsep vertebrata. 2. Manfaat bagi guru 1. Dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw diharapkan dapat membantu guru dalam menjeaskan konsep sehingga mengurangi kesalahpahaman siswa dalam konsep vertebrata. 2. Menjadi bahan rujukan dalam mengembangkan kemampuan berkomunikasi siswa dalam pembelajaran di kelas. 3. Bagi Peneliti Dapat memberikan gambaran mengenai hasil belajar dan kemampuan berkomunikasi siswa melalui pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada konsep vertebrata dan sebagai bahan kajian bagi peneliti lain yang terkait dengan pembelajaran kooperatif yang hampir sama.

7 7 F. Asumsi 1. Model pembelajaran kooperatif dapat membekali siswa dengan berbagai keterampilan berkomunikasi dalam interaksi sosialnya di kelompok (Lie, 2007: 33). 2. Dalam model pembelajaran cooperative learning, siswa diberi kesempatan untuk berkomunikasi dan berinteraksi sosial dengan temannya sehingga kemampuan berkomunikasi akan lebih berkembang (Isjoni, 2007: 5). G. Hipotesis H 1 : Terdapat perbedaan yang signifikan terhadap hasil belajar dan kemampuan berkomunikasi siswa antara kelas dengan pembelajaran konvensional dan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.