MODUL 1 MANAJEMEN KONSTRUKSI DAN MANAJEMEN KONTRAK

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "MODUL 1 MANAJEMEN KONSTRUKSI DAN MANAJEMEN KONTRAK"

Transkripsi

1 MODUL 1 MANAJEMEN KONSTRUKSI DAN MANAJEMEN KONTRAK

2

3 KATA PENGANTAR Volume/kuantitas item pekerjaan dijadikan dasar penawaran oleh penyedia jasa dalam membuat dokumen penawaran pengadaan pekerjaan jalan dan jembatan. Langkah langkah preventif untuk meminimalisir terjadinya review desain perlu diketahui oleh personil di lingkungan Direktorat Jenderal Bina Marga dan dinas-dinas terkait yang bertanggung jawab atas proyek kebinamargaan sebagai upaya mendukung percepatan Pembangunan Infrastruktur di Indonesia yang terkadang terganjal sengketa konstruksi. Oleh karena itu Pusdiklat Jalan, Perumahan, Permukiman, dan Pengembangan Infrastruktur Wilayah menyelenggarakan pelatihan Perhitungan Kuantitas Pekerjaan Jalan dan Jembatan. Melalui pelatihan ini diharapkan dapat membantu meningkatkan kompetensi ASN di lingkungan Direktorat Jenderal Bina Marga, agar mampu menerapkan perhitungan kuantitas pekerjaan jalan dan jembatan, sehingga tidak terjadi permasalahan/dispute dalam pelaksanakan pekerjaan di lapangan serta meminimalisir terjadinya review desain. Kami mengaharapkan agar peserta Pelatihan Perhitungan Kuantitas Pekerjaan Jalan dan Jembatan dapat memanfaatkan modul ini secara optimal, bahkan dapat menggali kedalaman substansinya di antara sesama peserta dan para Widyaiswara dalam berbagai kegiatan pembelajaran selama pelatihan berlangsung. Kepada penulis dan seluruh anggota Tim yang telah berpartisipasi, kami ucapkan terima kasih. Semoga modul ini dapat dipergunakan sebaik-baiknya. Bandung, Desember 2018 Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan Jalan, Perumahan, Permukiman, dan Pengembangan Infrastruktur Wilayah Ir. Thomas Setiabudi Aden, M.Sc.Eng NIP i

4 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR GAMBAR... iv PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL...v PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang... 2 B. Deskripsi Singkat... 2 C. Tujuan Pembelajaran... 3 D. Materi Pokok Dan Sub Materi Pokok... 3 E. Estimasi Waktu... 3 PENYIAPAN PEKERJAAN KONSTRUKSI... 5 A. Pengertian Dan Lingkup Manajemen Konstruksi... 6 B. Penyusunan cost program (anggaran) C. Penyusunan cost project (EE dan OE) D. Rangkuman E. Latihan Soal PENYIAPAN KONTRAK KONSTRUKSI...35 A. Dokumen kontrak B. Penandatanganan kontrak C. Rangkuman D. Latihan Soal PASCA PENANDATANGAN KONTRAK...59 A. Persiapan Pelaksanaan B. Pelaksanaan Kontrak C. Serah Terima Hasil Pekerjaan D. Rangkuman E. Latihan Soal PENUTUP...83 ii

5 A. Evaluasi Kegiatan Belajar B. Umpan Balik dan Tindak Lanjut C. Kunci Jawaban DAFTAR PUSTAKA GLOSARIUM Gambar 1. Elemen Utama Suatu Proyek Konstruksi... 6 Gambar 2. Tugas Manajemen Konstruksi... 9 Gambar 3. Masa Kontrak Dan Kegiatan Pendukungnya Berdasarkan FIDIC.. 10 Gambar 4. Skema bagian bagian kontrak Gambar 5. Tahapan Kegiatan Pelaksanaan Kontrak Gambar 6 Skema PCM Gambar 7 Revisi Skedul Akibat Perpanjangan Waktu (Benar) Perubahan Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan; Gambar 8. Alur Serah Terima Hasil Pekerjaan Gambar 9. Masa Pemeliharaan iii

6 DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Elemen Utama Suatu Proyek Konstruksi... 6 Gambar 2. Tugas Manajemen Konstruksi... 9 Gambar 3. Masa Kontrak Dan Kegiatan Pendukungnya Berdasarkan FIDIC.. 10 Gambar 4. Skema bagian bagian kontrak Gambar 5. Tahapan Kegiatan Pelaksanaan Kontrak Gambar 6 Skema PCM Gambar 7 Revisi Skedul Akibat Perpanjangan Waktu (Benar) Perubahan Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan; Gambar 8. Alur Serah Terima Hasil Pekerjaan Gambar 9. Masa Pemeliharaan iv

7 PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL Petunjuk penggunaan modul ini dimaksudkan untuk mempermudah peserta Pelatihan Perhitungan dan Pengukuran Kuantitas Pekerjaan Jalan dan Jembatan. Oleh karena itu, sebaiknya peserta pelatihan memperhatikan beberapa petunjuk berikut ini. 1. Bacalah dengan cermat bagian pendahuluan ini, sampai Anda mempunyai gambaran kompetensi yang harus dicapai, dan ruang lingkup modul ini. 2. Baca dengan cermat bagian demi bagian, dan tandailah konsep-konsep pentingnya. 3. Segeralah membuat Ringkasan Materi tentang hal-hal esensial yang terkandung dalam modul ini. 4. Untuk meningkatkan pemahaman Anda tentang isi modul ini, tangkaplah konsep-konsep penting dengan cara membuat pemetaan keterhubungan antara konsep yang satu dengan konsep lainnya. 5. Untuk memperluas wawasan Anda, bacalah sumber-sumber lain yang relevan baik berupa kebijakan maupun subtansi bahan ajar dari media cetak maupun dari media elektronik. 6. Untuk mengetahui sampai sejauh mana pemahaman Anda tentang isi modul ini, cobalah untuk menjawab soal-soal latihan secara mandiri, kemudian lihat kunci jawabannya. 7. Apabila ada hal-hal yang kurang dipahami, diskusikanlah dengan teman sejawat atau widyaiswara atau catat untuk bahan diskusi pada saat tutorial. Peserta membaca dengan seksama setiap Sub Kegiatan belajar dan bandingkan dengan pengalaman Anda yang dialami di lapangan. v

8

9 PENDAHULUAN

10 A. Latar Belakang Pada pelaksanaan pekerjaan Jalan dan Jembatan diperlukan suatu acuan pelaksanaan yang menjadi patokan bagi para pelaksana dalam melaksanakan pekerjaannya. Dokumen kontrak merupakan dokumen yang sangat penting dalam pelaksanaan suatu pekerjaan, yang sekaligus dijadikan dasar atau patokan dalam melaksanakan setiap item pekerjaan. Dokumen kontrak memuat segala ketentuan teknik, administratif, dan hukum tentang pekerjaan yang harus dilaksanaan sesuai dengan perjanjian yang diatur dalam dokumen kontrak. Dokumen kontrak mengandung perintah dan larangan serta ketentuan teknik lainnya yang harus dilaksanakan dan dipenuhi oleh pelaku jasa konstruksi. Bila tidak dicermati dan dilaksanakan sesuai dengan perintah maka akan berdampak kesalahan dalam pelaksanaan atau kerugian yang berakibat hukum seperti denda, ganti rugi atau lainnya. Pada saat menyusun dokumen kontrak selain syarat syarat umum dan spesifikasi, hal yang harus disiapkan dengan baik adalah daftar quantitas dan biaya. Perhitungan Analisa harga satuan akan menentukan kebutuhan jumlah dan komposisi bahan, peralatan, dan tenaga kerja yang diperlukan dalam penyelesaian suatu kegiatan proyek konstrusi. Perhitungan volume pekerjaan yang akan dikerjakan dan perhitungan harga satuan pekerjaan akan menghasilkan total biaya yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut. Variabel waktu dalam penyelesaian pekerjaan tersebut merupakan komponen yang sensitif. Sehingga, fungsi manajemen konstruksi perlu diterapkan dalam mengelola pelaksanaan proyek. Unsur unsur bahan (material), tenaga keja (man), peralatan (mechine), biaya (money), spesifikasi (metode), dan waktu sangat menentukan dalam pembentukan mekanisme menejemen agar dapat berlangsung dengan baik. B. Deskripsi Singkat Pengertian menejemen konstruksi diuraikan secara terbatas sebagai pengantar ke modul modul berikutnya. Mulai dari penandatangan kontrak, persiapan pelaksanaan, pelaksanaan konstruksi, sampai dengan serah terima pekerjaan. Manajemen kontrak dimaksudkan adalah menyiapkan kegiatan penanganan jalan dan jembatan yang tepat dan berbagai hal agar pelaksannaan konstruksi melalui kontrak konstrusi dapat berjalan dengan baik sehingga tercapai 2

11 sasaran yang diharapkan dengan tepat mutu, tepat waktu, tepat sasaran, dan hasilnya berfungsi dengan baik. C. Tujuan Pembelajaran Tujuan pembelajaran terdiri dari hasil belajar dan indikator hasil belajar sebagai berikut : C.1. Hasil Belajar Setelah mengikuti proses pembelajaran Manajemen Konstruksi dan Manajemen Kontrak peserta diharapkan mampu memahami dan menerapkan penyiapan kegiatan pekerjaan konstruksi, penyiapan kontrak konstruksi dan kegiatan pasca penandatanganan kontrak konstruksi. C.2. Indikator Hasil Belajar Keberhasilan yang diharapkan dari peserta adalah setelah mengikuti pelatihan ini peserta diharapkan akan mampu : D. Materi Pokok Dan Sub Materi Pokok Dari indikator hasil belajar yang terdiri dari 2 (dua) kelompok dan dijabarkan di masing-masing materi pokok tersebut ke sub materi pokok sebagai berikut: 1. Penyiapan Pekerjaan Konstruksi a. Pengertian dan lingkup manajemen konstruksi b. Penyusunan Cost Program (anggaran) c. Penyusunan Cost Project (EE dan OE) 2. Penyiapan Kontrak Konstruksi a. Dokumen Kontrak b. Penandatanganan Kontrak 3. Pasca Penandatanganan Kontrak a. Persiapan Pelaksanaan Kontrak b. Pelaksanaan Kontrak c. Serah terima hasil pekerjaan E. Estimasi Waktu Alokasi waktu yang diberikan untuk pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk mata pelatihan Manajemen Konstruksi dan Manajemen Kontrak 3

12 pada peserta Pelatihan ini adalah 4 (empat) jam pelajaran 45 menit. 4

13 PENYIAPAN PEKERJAAN KONSTRUKSI Indikator Keberhasilan Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta pelatihan diharapkan mampu menjelaskan penyiapan pekerjaan konstruksi sesuai dengan NSPK yang berlaku.

14 A. Pengertian Dan Lingkup Manajemen Konstruksi Manajemen konstruksi adalah ilmu yang mengenai aspek-aspek manajerial dan teknologi industri konstruksi. Manajemen konstruksi juga dapat diartikan sebagai sebuah model bisnis yang dilakukan oleh konsultan konstruksi dalam memberi nasihat dan bantuan dalam sebuah proyek pembangunan. Manajemen konstruksi adalah cara mengelola dan mengorganisir berbagai aset, sumber daya manusia, waktu serta kualitas pekerjaan proyek, sehingga proyek menghasilkan kualitas yang maksimal dalam waktu yang sudah direncanakan. Dari beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa Manajemen konstruksi adalah proses penerapan fungsi-fungsi manajemen (perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan) secara sistimtis pada suatu proyek konstruksi dengan mengunakan sumber daya yang ada secara efektif dan efisien agar tercapai tujuan proyek konstruksi secara optimal. Langkah-langkah dalam membuat perencanaan, penjadwalan dan pengendalian proyek konstruksi dapat dengan menggunakan bar chart dan kurva-s. Keberhasilan suatu proyek konstruksi (mencapai tujuan akhir dengan menyelaraskan 3 tujuan utama proyek yaitu biaya optimal, mutu yang bagus dan waktu yang tepat) sangat dipengaruhi oleh kejelian perencana dalam menjadwal pelaksanaan suatu proyek konstruksi. Gambar 1. Elemen Utama Suatu Proyek Konstruksi Ketiga elemen tersebut berkaitan dan saling mempengaruhi. Kualitas mutu berkaitan dengan biaya yang dikeluarkan, besar kecilnya biaya secara umum menunjukkan tinggi rendahnya mutu untuk suatu pekerjaan. Demikian pula dengan waktu pelaksanaan, tinggi rendahnya mutu secara tidak langsung 6

15 berkaitan dengan lama waktu pelaksanaan. Dari waktu yang lebih lama secara otomatis akan menambah biaya pelaksanaan. Bentuk saling mempengaruhi ini memberikan beberapa kebutuhan akan teknik untuk manajemen proses konstruksi. Dari beberapa batasan tersebut suatu proyek konstruksi membutuhkan perencanaan, penjadwalan dan pengendalian proyek dengan tujuan untuk menyelaraskan antara biaya proyek yang optimal, mutu pekerjaan yang berkualitas dan waktu pelaksanaan yang tepat. Manajemen konstruksi (construction management), adalah bagaimana agar sumber daya yang terlibat dalam proyek konstruksi dapat diaplikasikan oleh manajer proyek secara tepat. Sumber daya dalam proyek konstruksi dapat dikelompokkan menjadi manpower, material, machines, money, method (Ervianto,2005). Proyek konstruksi adalah suatu usaha untuk mencapai suatu tujuan tertentu yang dibatasi oleh waktu dan sumber daya. Proyek konstruksi merupakan sekumpulan aktivitas yang saling berhubungan dimana ada titik awal dan titik akhir serta hasil tertentu, proyek konstruksi biasanya bersifat lintas fungsi organisasi sehingga membutuhkan bermacam keahlian (skills) dari berbagai profesi dan organisasi. Setiap proyek konstruksi adalah unik, bahkan tidak ada dua proyek konstruksi yang persis sama. Proyek konstruksi adalah aktivitas sementara dari personil, material, serta sarana untuk menjadikan/mewujudkan sasaran-sasaran (goals) proyek dalam kurun waktu tertentu yang kemudian berakhir. Proyek konstruksi merupakan suatu rangkaian kegiatan yang saling berkaitan untuk mencapai tujuan tertentu (bangunan/konstruksi) dalam batasan waktu, biaya dan mutu tertentu. Proyek konstruksi selalu memerlukan resources (sumber daya) yaitu man (manusia), material (bahan bangunan), machine (peralatan), method (metode pelaksanaan), money (uang), information (informasi), dan time (waktu). Construction Management Association of America (CMAA) menyatakan bahwa ada tujuh kategori utama tanggung jawab seorang manajer konstruksi, yaitu: a. perencanaan proyek manajemen, b. manajemen harga, c. manajemen waktu, d. manajemen kualitas, e. administrasi kontrak, f. manajemen keselamatan dan g. praktik profesional. 7

16 Peranan Manajemen Konstruksi dalam Industri Konstruksi adalah layanan yang sangat baik yang disediakan untuk mengkoordinasikan dan mengkomunikasikan seluruh proses konstruksi. Sebagai manajer proyek konstruksi akan menangani semua tahap konstruksi proyek. Manajemen konstruksi merupakan suatu usaha untuk mencapai suatu tujuan tertentu yang dibatasi oleh waktu, sumber daya dan dana untuk mencapai suatu hasil pembangunan yang efektif, efisien memenuhi standar teknis dan sasaran proyek. Proses penerapan fungsi-fungsi manajemen (perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan serta pengendalian) secara sistimatis pada suatu proyek dengan menggunakan sumber daya yang ada secara efektif dan efisien agar tercapai tujuan proyek secara optimal. A.1. 8 Tujuh Ciri Umum Proyek Konstruksi Berikut ini adalah tujuh ciri umum proyek konstruksi: 1. Kejelasan tujuan, sasaran, harapan dan strategi, sehingga dapat dipakai sebagai dasar kesepakatan. 2. Kejelasan Rencana Kerja, Jadwal dan Anggaran Biaya 3. Kejelasan Peran dan Tanggung Jawab semua pihak yg terlibat. 4. Kejelasan mekanisme monitoring, koordinasi, pengendalian dan pengawasan pelaksanaan tugas 5. Kejelasan mekanisme sistem evaluasi kerja yang dapat digunakan sebagai feed back (umpan balik) bagi manajemen 6. Sistem kerja yang bersifat DINAMIS, tidak terikat pada kerangka organisasi rutin 7. Kejelasan pemahaman mengenai tatacara dan dasar2 peraturan birokrasi, dan pengetahuan tentang cara2 pengatasan kendala birokrasi. A.2. Fungsi Manajemen Konstruksi a. Perencanaan (Planning) Menentukan apa yang harus dikerjakan, kapan harus mengerjakannya, dan bagaimana cara mengerjakan proyek. b. Pengorganisasian (Organizing) Mengorganisir beberapa divisi untuk melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya dalam proses pembuatan proyek. c. Pengarahan (Actuating) Melakukan pembinaan motivasi, memberikan pelatihan, bimbingan, dan arahan lainnya kepada pelaksana dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya yang telah direncanakan.

17 d. Pengontrolan (Controlling) Melakukan pengawasan terhadap kegiatan proyek diseluruh divisi serta mengevaluasi deviasi (penyimpangan) yang terjadi selama proyek berlangsung hingga menentukan pencegahan dini untuk menghindari kegagalan. A.3. Karakteristik proyek konstruksi Gambar 2. Tugas Manajemen Konstruksi Berikut ini adalah karakteristik proyek konstruksi: 1. Waktu proyek terbatas artinya adalah jangka waktu proyek tersebut dari waktu mulai proyek hingga waktu selesai/akhir proyek sudah ditentukan. 2. Hasilnya tidak berulang, artinya produk suatu proyek hanya sekali, bukan produk rutin/berulang. 3. Mempunyai tahapan kegiatan-kegiatan berbeda-beda, dengan pola di awal sedikit, berkembang makin banyak, menurun dan berhenti. 4. Intensitas kegiatan-kegiatan (tahapan, perencanaan, tahapan perancangan dan pelaksanaan). 5. Banyak ragam kegiatan dan memerlukan klasifikasi tenaga beragam pula. 6. Lahan/lokasi proyek tertentu, artinya luasan dan tempat proyek sudah ditetapkan, tidak dapat sembarang tempat. 9

18 7. Spesifikasi proyek tertentu, artinya persyaratan yang berkaitan dengan bahan, alat, tenaga dan metoda pelaksanaannya yang sudah ditetapkan dan harus memenuhi prosedur persyaratan tersebut. Gambar 3. Masa Kontrak Dan Kegiatan Pendukungnya Berdasarkan FIDIC Manajemen kontrak diartikan disini lebih luas dari manajemen konstruksi, dimulai dari penyusunan pekerjaan konstruksi, penysusunan kontrak, tanda tangan kontrak sampai penyerahan hasil pekerjaan. Terdapat 3 fungsi dasar dari manajemen kontrak yaitu: 1. Kegiatan perencanaan: Penetapan Tujuan dan sasaran, Perencanaan anggaran, desain dan penyiapan dokumen yang diperlukan dalam kegiatan prakontrak. 2. Kegiatan Pelaksanaan: pelaksanaan prakontrak dan pasca tanda tangan kontrak, sampai serah terima hasil pekerjaan. 3. Kegiatan Pengendalian: monitoring, pengawasan, pengendalian, koordinasi, dan evaluasi. Ukuran keberhasilan pelaksanaan kegiatan/satker: 1. Diselesaikan dalam waktu sesuai rencana. 2. Dilaksanakan dengan kualitas sesuai yang ditetapkan. 3. Dilaksanakan dengan kuantitas sesuai yang ditetapkan. 10

19 4. Diselesaikan dalam batasan biaya yang direncanakan. 5. Dilaksanakan dengan tertib administrasi sesuai yang ditetapkan. 6. Berfungsi sesuai yang direncanakan B. Penyusunan cost program (anggaran) Hasil survey kondisi jalan dan survey lalu lintas yang dilaksanakan rutin setiap tahun serta berbagai kajian yang dilakukan dapat disusun suatu analisis kebutuhan penanganan jalan yang sudah ada (existing road) dan pembanguan jalan baru yang memang dibutuhkan. Berdasarkan hasil analisis tesebut, rencana strategis (RENSTRA), konsultasi regional (konreg), musyawarah rencana pembangunan (musrenbang) dan berbagai masukan dapat disusun daftar kegiatan pekerjaan jalan. Pemeliharaan rutin, preventif, rehabilitasi minor, rehabilitasi mayor, rekonstruksi, pelebaran normalisasi merupakan kegiatan yang diperlukan dalam menjaga kondisi jalan yang sudah ada menjadi dapat berfungsi secara optimal. Pembangunan jalan baru dan pelebaran penambahan lajur merupakan kegiatan penambahan asset jalan yang bertujuan untuk memenuhi pertumbuhan lalu lintas, membuka daerah terisolir, pengembangan wilayah dan sebagainya. Sehingga program penanganan jalan dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu pertama peningkatan kapasitas yang terdiri dari pembangunan jalan baru dan penambahan jumlah lajur jalan yang ada. Kedua preservasi jalan atau penanganan asset jalan yang ada agar dapat berfungsi dengan layak. Yang terdiri dari pemeliharaan rutin, preventif, rehabilitasi, rekonstruksi, dan pelebaran. Berdasarkan data kondisi jalan dan volume lalu lintas diusulkan program penanganan jalan yang memerlukan biaya atau Cost program disusun berdasarkan prioritas, kebutuhan penanganan jalan. Penentuan jenis penanganan jalan dan cost program dapat dilakukakan melalui pendekatan teori penurunan pelayanan jalan (deterioration model), dengan berbagai scenario jenis penanganan dengan berbagai konsekuensi ikutannya. Data jalan dan lalu lintas disurvei dan disimpan dalam data base IRMS (Interurban Road Management System), penyusunan program penanganan jalan dan anggaran biayanya dapat dilakukan menggunakan program RAMS (Road Asset Mangemnet System). Untuk jalan baru dan pelebaran dapat digunakan perkiraan biaya berdasarkan studi kelayakan. Dokumen Kajian lingkungan dan analisis keselamatan jalan 11

20 diperlukan dalam penyusunan program ini. Dalam penyusunan program tahunan harus memperhatikan dokuman RENSTRA (Rencana Strategis) yang tersusun untuk kegiatan lima tahun. C. Penyusunan cost project (EE dan OE) C.1. Umum Cost project dilakukan dalam penyusunan harga perkiraan sendiri atau Owner Estimate (OE). Penysunan OE didasarkan pada target program, pagu anggaran dan nilai Engineering Estimate (EE) yang telah dibuat oleh perencana. Penyusunan dan penetapan HPS bertujuan untuk menilai kewajaran harga penawaran dan/atau kewajaran harga satuan, dasar untuk menetapkan batas tertinggi penawaran yang sah dalam pengadaan barang/pekerjaan konstruksi/jasa lainnya dan dasar untuk menetapkan besaran nilai jaminan pelaksanaan bagi penawaran yang nilainya lebih rendah 80% (delapan puluh persen) dari nilai HPS. PPK menyusun HPS berdasarkan pada: a. hasil perkiraan biaya/rencana Anggaran Biaya (RAB) yang telah disusun pada tahap perencanaan pengadaan; b. Pagu Anggaran yang tercantum dalam DIPA/DPA atau untuk proses pemilihan yang dilakukan sebelum penetapan DIPA/DPA mengacu kepada Pagu Anggaran yang tercantum dalam RKA K/L atau RKA Perangkat Daerah; dan c. hasil reviu perkiraan biaya/rencana Anggaran Biaya (RAB) termasuk komponen keuntungan, biaya tidak langsung (overhead cost), dan Pajak Pertambahan Nilai (PPN). PPK dapat menetapkan tim atau tenaga ahli yang bertugas memberikan masukan dalam penyusunan HPS. HPS dihitung secara keahlian dan menggunakan data/informasi yang dapat dipertanggungjawabkan. Data/informasi yang dapat digunakan untuk menyusun HPS antara lain: a. harga pasar setempat yaitu harga barang/jasa di lokasi barang/jasa diproduksi/diserahkan/dilaksanakan, menjelang dilaksanakannya pemilihan Penyedia; b. informasi biaya/harga satuan yang dipublikasikan secara resmi oleh Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah; 12

21 c. informasi biaya/harga satuan yang dipublikasikan secara resmi oleh asosiasi. Yang dimaksud dengan asosiasi adalah asosiasi profesi keahlian, baik yang berada di dalam negeri maupun di luar negeri. Informasi biaya/harga satuan yang dipublikasikan termasuk pula sumber data dari situs web komunitas internasional yang menayangkan informasi biaya/harga satuan profesi keahlian di luar negeri yang berlaku secara internasional termasuk dimana Pengadaan Barang/Jasa akan dilaksanakan; d. daftar harga/biaya/tarif barang/jasa setelah dikurangi rabat/potongan harga (apabila ada) yang dikeluarkan oleh pabrikan/distributor/agen/pelaku usaha; e. inflasi tahun sebelumnya, suku bunga pinjaman tahun berjalan dan/atau kurs tengah Bank Indonesia valuta asing terhadap Rupiah; f. hasil perbandingan biaya/harga satuan barang/jasa sejenis dengan Kontrak yang pernah atau sedang dilaksanakan; g. perkiraan perhitungan biaya/harga satuan yang dilakukan oleh konsultan perencana (engineer s estimate); h. informasi biaya/harga satuan barang/jasa di luar negeri untuk tender/seleksi internasional; dan/atau i. informasi lain yang dapat dipertanggungjawabkan. Total HPS merupakan hasil perhitungan HPS ditambah Pajak Pertambahan Nilai (PPN). HPS tidak boleh memperhitungkan biaya tak terduga, biaya lainlain, dan Pajak Penghasilan (PPh). Nilai HPS bersifat terbuka dan tidak bersifat rahasia. Sedangkan rincian harga satuan bersifat rahasia, kecuali rincian harga satuan tersebut telah tercantum dalam Dokumen Anggaran Belanja. Perhitungan HPS untuk Pekerjaan Konstruksi berdasarkan hasil perhitungan biaya harga satuan yang dilakukan oleh konsultan perencana (Engineer s Estimate) berdasarkan rancangan rinci (Detail Engineering Design) yang berupa Gambar dan Spesifikasi Teknis. Perhitungan HPS telah memperhitungkan keuntungan dan biaya overhead yang wajar untuk Pekerjaan Konstruksi sebesar 15% (lima belas persen). Perhitungan anggaran biaya terdiri dari 5 hal pokok diantaranya: a. Menghitung banyaknya bahan yang digunakan dan harganya b. Menghitung jam kerja (jumlah dan harga) yang diperlukan c. Menghitung jenis dan banyaknya peralatan d. Menghitung biaya-biaya yang tidak terduga e. Menghitung prosentase keuntungan, waktu, tempat dan jenis pekerjaan 13

22 Tahap-tahap penyusunan harga perkiraan sendiri terdiri dari: a. Daftar kuantitas atau volume pekerjaan yang diperlukan sering disebut Bill of Quality (BoQ) b. Harga Satuan Pekerjaan c. Rencana Anggaran Biaya Proyek merupakan jumlah seluruh biaya yang diperlukan untuk menyelesaikan proyek konstruksi. Analisa harga satuan akan menguraikan suatu perhitungan harga satuan bahan dan pekerjaan yang secara teknis dirinci secara detail berdasarkan suatu metode kerja dan asumsi-asumsi yang sesuai dengan yang diuraikan dalam suatu spesifikasi teknik, gambar disain untuk suatu pekerjaan konstruksi jalan dan jembatan. Harga satuan pekerjaan terdiri atas biaya langsung dan biaya tidak langsung. Komponen biaya langsung terdiri atas upah tenaga kerja, bahan dan peralatan. Komponen biaya tidak langsung terdiri atas biaya umum atau over head dan keuntungan. Biaya over head dan keuntungan belum termasuk pajak-pajak yang harus dibayar, besarnya sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Analisa ini digunakan sebagai suatu konsep dasar perhitungan harga perkiraan sendiri (HPS) atau owner s estimate (OE) yang dituangkan sebagai mata pembayaran suatu pekerjaan. Dalam membuat Analisa harga satuan, setiap satuan pengukuran memerlukan asumsi metoda pelaksanaan pekerjaan atau cara kerja yang digunakan sehingga rumusan Analisa harga satuan yang diperoleh mencerminkan harga aktual di lapangan. Dalam penerapannya, perhitungan harga satuan harus disesuaikan dengan Spesifikasi yang digunakan, peraturan-peraturan dan ketentuan-ketentuan yang berlaku, serta pertimbangan teknis (Engineering judgement) terhadap situasi dan kondisi lapangan setempat. C Komponen Harga Satuan Dasar (HSD) Harga satuan dasar yang digunakan harus sesuai dengan asumsi pelaksanaan/penyediaan yang aktual (sesuai dengan kondisi lapangan) dan mempertimbangkan harga pasar setempat pada waktu penyusunan HPS. Komponen utama harga satuan pekerjaan terdiri dari 3 (tiga) komponen, yaitu: bahan, alat dan tenaga kerja. Komponen bahan digunakan dalam mata pembayaran tertentu tergantung pada jenis pekerjaannya. Faktor yang mempengaruhi harga satuan komponen bahan antara lain adalah kualitas, kuantitas, dan lokasi asal bahan. Faktorfaktor yang berkaitan dengan kuantitas dan kualitas bahan harus ditetapkan dengan mengacu kepada Spesifikasi yang berlaku.

23 Komponen alat digunakan dalam mata pembayaran tertentu tergantung pada jenis pekerjaannya. Faktor yang menentukan satuan komponen peralatan antara lain: jenis peralatan, efisiensi kerja, kondisi cuaca, kondisi medan, jenis material/bahan yang dikerjakan. Di samping peralatan mekanis, hampir semua nomor mata pembayaran memerlukan alat bantu manual, seperti: sekop, gerobak sorong, keranjang, timba dan lain-lain, namun karena harganya relatif kecil maka untuk memudahkan analisa, alat bantu manual tidak di analisa (dalam contoh perhitungan Analisa harga satuan diisi dengan angka nol). Jika beberapa jenis peralatan digunakan dalam mata pembayaran tertentu, maka produktivitas peralatan ditentukan oleh peralatan utama yang digunakan dalam mata pembayaran tersebut. Komponen tenaga kerja yang digunakan dalam mata pembayaran tertentu tergantung pada jenis pekerjaannya. Faktor yang menentukan harga satuan komponen tenaga kerja antara lain: jumlah tenaga kerja, lokasi pekerjaan dan tingkat keahlian tenaga kerja. Penetapan jumlah dan keahlian tenaga kerja mengikuti produktivitas peralatan utama. C.3. Harga Satuan Dasar Bahan Harga Satuan Dasar Bahan Baku Harga satuan dasar bahan baku adalah harga yang diperlukan untuk menghasilkan satu satuan bahan dasar/baku untuk pembuatan barang yang diinginkan, misal: batu, pasir, dan lain-lain. Harga Bahan baku diperhitungkan dari sumber bahan (quarry), tetapi dapat pula diterima di Base Camp/Gudang setelah memperhitungkan ongkos bongkar-muat dan pengangkutannya. Bahan baku diberi keterangan sumber bahan, misal: bahan diambil dari quarry (batu kali, pasir, dan lain-lain) atau bahan diambil dari pabrik atau gudang grosir (semen, aspal, besi, dan sebagainya). Harga satuan dasar bahan baku diacu dari data harga pasar setempat yang diperoleh dari survey menjelang dilaksanakannya pengadaan dengan mempertimbangkan: a. informasi biaya satuan yang dipublikasikan secara resmi oleh Badan Pusat Statistik (BPS); b. informasi biaya satuan yang dipublikasikan secara resmi oleh asosiasi terkait dan sumber data lain yang dapat dipertanggung jawabkan; c. daftar biaya/tarif barang/jasa yang dikeluarkan oleh pabrikasi/ ditributor tunggal; 15

24 d. biaya kontrak sebelumnya atau yang sedang berjalan dengan mempertimbangkan faktor perubahan biaya; e. inflasi tahun sebelumnya, suku bunga berjalan dan/atau kurs tengah Bank Indonesia; f. hasil perbandingan dengan kontrak sejenis, baik yang dilakukan dengan instansi lain maupun pihak lain; g. perkiraan perhitungan biaya yang dilakukan oleh konsultan perencana (engineer s estimate); h. norma indeks; dan/atau; i. informasi lain yang dapat dipertangungjawabkan. Harga Satuan Dasar Bahan Olahan Harga satuan dasar bahan olahan adalah harga yang diperlukan untuk menghasilkan satu satuan bahan antara/olahan dari suatu bahan baku, misal: agregat kasar dan agregat halus. Bahan olahan merupakan hasil produksi di plant (pabrik) atau beli dari produsen di luar proyek. Bahan olahan diberi keterangan tempat bahan tersebut diolah, misalnya di base camp atau di lokasi khusus. Dalam penetapan harga satuan bahan olahan di lokasi tertentu, khususnya untuk agregat, ada tiga tahapan yang harus dilakukan, yaitu: masukan (input), proses dan luaran (output). Contoh perhitungan bahan dasar olahan, sebagai berikut: 1) Masukan (Input) Masukan yang diperlukan untuk perhitungan HSD bahan olahan antara lain: a. Jarak quarry (bila bahan dasar diambil dari quarry). Jarak yang diperhitungkan sebagai jarak angkut adalah jarak dari sumber bahan (quarry) ke lokasi di mana alat berada (contoh : pemecah batu). b. Harga Satuan Bahan Baku atau Bahan Dasar. Yaitu harga satuan dasar (contoh batu kali), berupa data otentik yang tersedia. c. Harga Satuan Dasar Alat. Merupakan biaya pemakaian peralatan per satu satuan waktu yang merupakan. luaran dari Analisa Harga Satuan Dasar Alat. d. Harga Satuan Dasar Tenaga Kerja. Yaitu harga satuan dasar tenaga kerja berupa data otentik yang tersedia. e. Kapasitas Alat. Merupakan kapasitas dari alat yang dipergunakan, misalnya alat pemecah batu (stone crusher) dalam ton per jam, dan Wheel Loader dalam m3 heaped (kapasitas bucket). 16

25 f. Faktor Efisiensi Alat. Merupakan faktor efisiensi kerja dari alat yang dipergunakan, yang meliputi faktor kondisi operator, faktor kondisi peralatan, faktor kondisi cuaca, faktor kondisi medan kerja (lapangan) dan faktor kondisi manajemen kerja. g. Faktor kehilangan material. Yaitu faktor untuk memperhitungkan material yang tercecer pada saat diolah. 2) Proses Perhitungan bahan olahan dilakukan antara lain meliputi: a. Biaya kerja alat dalam memproduksi bahan olahan yang bersangkutan, berdasarkan waktu yang dibutuhkan alat tersebut dan biaya sewa alat. b. Biaya kebutuhan bahan dasar (batu kali dan pasir) yang diperlukan. c. Perhitungan tenaga kerja yang diperlukan. d. Biaya kerja alat dalam proses pencampuran (blending). 3) Keluaran (Output) Harga satuan bahan olahan merupakan seluruh biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan satu satuan bahan olahan yangdiinginkan. Proses perhitungan pengolahan akan menghasilkan harga satuan dasar bahan, misal: untuk agregat kasar dan agregat halus sebagai keluaran. Harga satuan dasar bahan olahan ini merupakan masukan dalam proses perhitungan Analisa harga satuan pekerjaan. Harga Satuan Dasar Barang Jadi Harga satuan barang jadi adalah harga satuan yang diperlukan untuk menghasilkan barang yang direncanakan terpasang atau siap pakai. Biasanya harga satuan barang jadi ini tercantum dalam mata pembayaran menurut spesifikasi. Harga satuan barang tercantum dalam spesifikasi ada yang merupakan barang siap pakai untuk pelayanan. Barang jadi dapat diperhitungkan diterima di Base Camp/Gudang atau di pabrik setelah memperhitungkan ongkos bongkar-muat dan pengangkutannya serta biaya pemasangan, misal tiang pancang beton pracetak, geosintetik dan lain lain. Komponen harga satuan dasar barang jadi ini terdiri dari biaya untuk input dan proses untuk menghasilkan satu satuan barang jadi dimaksud. Masukan/input bahan/material yang dibutuhkan dalam proses perhitungan harga satuan suatu jenis pekerjaan adalah harga satuan dasar bahan/material yang 17

26 diperlukan dalam proses. Proses pengolahan bahan tersebut untuk menjadi barang jadi yang direncanakan memerlukan alat, tenaga kerja dan biaya lain. Harga satuan barang jadi merupakan seluruh biaya yang dikeluarkan tersebut untuk menghasilkan satu satuan barang jadi yang diperlukan sesuai dengan yang tercantum dalam mata pembayaran pekerjaan tersebut. C.4. Harga Satuan Dasar Alat Harga satuan dasar alat adalah biaya yang diperlukan untuk mengoperasikan alat dalam memproduksi suatu barang selama satu satuan waktu tertentu. Masukan Perhitungan Biaya Alat Masukan yang diperlukan dalam perhitungan biaya alat yaitu biaya pemakaian peralatan per satuan waktu, antara lain : a. Jenis Alat. Adalah jenis peralatan yang dipergunakan misalnya Wheel Loader, Backhoe-Excavator, Asphalt Mixing Plant (AMP). b. Kapasitas Alat. Adalah kapasitas peralatan yang dipergunakan, misalnya AMP 50 ton/jam (kapasitas produksi per jam), Wheel Loader 1,20 m3 (kapasitas bucket untuk tanah gembur, kondisi heaped). c. Umur Ekonomis Alat. Umur ekonomis peralatan antara lain dapat dihitung berdasarkan kondisi penggunaan dan pemeliharaan yang normal, dengan menggunakan standar dari pabrik pembuat. d. Jam Kerja Alat Per Tahun. Adalah jumlah jam kerja peralatan dalam 1 (satu) tahun. e. Harga Pokok Alat. Harga peralatan yang dipakai dalam perhitungan biaya alat pada Analisa harga satuan pekerjaan. f. Nilai Sisa Alat. Nilai sisa alat ini banyak tergantung pada kondisi pemakaian dan pemeliharaan selama waktu pengoperasian. Untuk perhitungan Analisa harga satuan ini maka nilai sisa alat dapat diambil rata-rata10% dari harga pokok alat, tergantung dari karakteristik (dari pabrik pembuat) dan kemudahan pemeliharaan alatnya. g. Tingkat Suku Bunga. Merupakan tingkat suku bunga bank pinjaman investasi yang berlaku pada waktu pembelian peralatan yang bersangkutan. Perencana teknis / Pengguna jasa menentukan nilai suku bunga ini dengan mengambil nilai rata-rata dari beberapa bank komersil terutama di wilayah tempat proyek berada. 18

27 h. Asuransi dan Pajak. Besarnya nilai asuransi dan pajak kepemilikan peralatan ini umumnya diambil rata-rata per tahun sebesar 0,1% untuk asuransi dan 0,1% untuk pajak, atau dijumlahkan menjadi sebesar 0,2% dari harga pokok alat, atau 2% dari nilai sisa alat (apabila nilai sisa alat = 10% dari harga pokok alat). i. Tenaga Mesin. Merupakan kapasitas tenaga mesin penggerak dalam horsepower (HP). j. Upah Tenaga. Upah tenaga kerja dalam perhitungan biaya operasi peralatan disini terdiri dari biaya upah operator/driver dan pembantu operator/driver dalam Rp./jam. k. Harga Bahan Bakar dan Pelumas. Harga bahan bakar dan miyak pelumas maupun minyak hidrolik dalam perhitungan biaya operasi peralatan adalah harga bahan bakar dan minyak pelumas serta minyak hidrolik setempat. Proses Perhitungan Harga Satuan Dasar Alat Komponen proses HSD alat, terdiri atas: - Biaya Pasti atau biaya kepemilikan (Owning Cost), adalah biaya yang selalu harus dikeluarkan walaupun alat tersebut tidak bekerja/digunakan. - Biaya Tidak Pasti atau Biaya Operasi (Operating Cost) adalah biaya yang dikeluarkan apabila alat tersebut bekerja/digunakan. a. Biaya Pasti atau biaya kepemilikan (Owning Cost). Biaya pasti (Owning Cost) adalah merupakan biaya pengembalian modal dan bunga setiap tahun, dihitung sebagai berikut: (B-C) x D + F G = W Keterangan: G = Biaya Pasti per jam (Rp.) B = Harga Pokok Alat Setempat C = Nilai Sisa Alat D = Faktor Angsuran / Pengembalian Modal i x (1+i)*A D =

28 A F i W (1+i)*A 1 = Umur Ekonomis Alat [tahun] = Biaya Asuransi dan Pajak dan Lain-lain per tahun = 0,002 x B atau = 0,02 x C = Tingkat suku bunga pinjaman investasi [% per tahun] = jumlah jam kerja alat dalam satu tahun - Untuk peralatan yang bertugas berat, dianggap bekerja terus menerus dalam setahun selama 8 jam/hari dan 250 hari/tahun, maka: W = 8 x 250 = 2000 jam/tahun. - Untuk peralatan yang bertugas tidak terlalu berat atau sedang, dianggap bekerja selama 200 hari dalam 1 tahun dan 8 jam/hari, maka: W = 8 x 200 = 1600 jam/tahun. - Untuk peralatan yang bertugas ringan, dianggap bekerja selama 150 hari/tahun dan 8 jam/hari, maka: W = 8 x 150 = 1200 jam/tahun. b. Biaya Operasi Perhitungan Biaya Operasi (Cara Teoritis) Besarnya biaya operasi tiap unit peralatan dihitung sebagai berikut: a) Biaya Bahan Bakar (H) Kebutuhan bahan bakar tiap jam dihitung berdasarkan data tenaga mesin penggerak sesuai yang tercantum dalam manual ditambah pemakaian bahan bakar yang digunakan untuk proses produksi (misalnya untuk pengeringan/pemanasan agregat dan pemanasan aspal pada peralatan AMP, serta pemanasan permukaan perkerasan pada Hot Recycler). b) Biaya Minyak Pelumas (I) Minyak pelumas yang meliputi minyak pelumas mesin, minyak hidrolik, pelumas transmisi, Tongue Converter, power steering, gemuk (grease) dan minyak pelumas lainnya, kebutuhan per jam dihitung berdasarkan kebutuhan jumlah minyak pelumas dibagi tiap berapa jam minyak pelumas yang bersangkutan harus diganti sesuai manual pemeliharaan dari pabrik pembuat. 20

29 c) Biaya Pemeliharaan / Bengkel (J) Pemeliharaan peralatan rutin seperti penggantian saringan udara, saringan bahan bakar, saringan minyak pelumas serta perbaikan ringan lainnya. d) Biaya Perbaikan / Bengkel (K) Biaya perbaikan ini meliputi: - Biaya penggantian ban (untuk peralatan yang memakai roda ban) - Biaya penggantian komponen-komponen yang aus (yang penggantiannya sudah dijadwalkan) seperti swing & fixed jaw pada jaw crusher, cutting edge pada pisau Bulldozer, saringan (screen) pada stone crusher dan AMP. - Penggantian battery/ accu. - Perbaikan undercarriage & attachment. - Biaya bengkel. e) Upah Operator/Driver (M) Besarnya upah untuk operator/driver dan pembantu operator/driver diperhitungkan sesuai dengan besar perhitungan upah kerja, tetapi upah per jam diperhitungkan upah 1 (satu) jam kerja efektif. Perhitungan Biaya Operasi (Cara Pendekatan) Mengingat banyaknya model/tipe dan jenis peralatan dari berbagai merk/pabrik, yang dijadikan rujukan, maka estimator yang menyusun Analisa biaya pekerjaan akan mengalami kesulitan dalam menghitung biaya operasi peralatan apabila menggunakan data-data manual dari tiap-tiap alat yang bersangkutan. Untuk memudahkan perhitungan biaya operasi alat dapat dipergunakan tata cara perhitungan dengan rumus-rumus pendekatan secara rata-rata yang bisa dipakai untuk seluruh macam peralatan. Semua masukan (input) pada PAHS ini merupakan bentuk idealisasi perhitungan yang tidak dapat diperbandingkan secara kasus per kasus dengan perhitungan penawaran kontraktor dimana merekalah yang mempunyai sumber daya dan mengelolanya dari waktu ke waktu. Perhitungan cara pendekatan dengan rumus rata-rata untuk biaya tidak pasti atau biaya operasi adalah sebagai berikut: a) Biaya Bahan Bakar (H) 21

30 Banyaknya bahan bakar per jam yang digunakan oleh mesin penggerak dan tergantung pada besarnya kapasitas tenaga mesin, biasanya diukur dengan satuan HP (Horse Power). Keterangan: H HP H = (12,00 s/d 15,00)% x HP = banyaknya bahan bakar yang dipergunakan dalam 1 (satu) jam dengan satuan liter/jam = Horse Power, kapasitas tenaga mesin penggerak 12,00% = untuk alat yang bertugas ringan 15,00% = untuk alat yang bertugas berat Untuk AMP harus ditambah dengan pemakaian bahan bakar pada burner agregat dan pada burner aspal. Untuk Hot Recycler harus ditambah bahan bakar untuk pemanasan permukaan perkerasan. b) Biaya Minyak Pelumas (I) Banyaknya minyak pelumas (termasuk pemakaian minyak yang lain serta grease) yang dipergunakan oleh peralatan yang bersangkutan dihitung dengan rumus dan berdasarkan kapasitas tenaga mesin. Keterangan: I HP I = (2,5 s/d 3)% x HP = banyaknya minyak pelumas yang dipakai dalam 1 (satu) jam dengan satuan liter/jam = kapasitas tenaga mesin (Horse Power) 2,5% = untuk pemakaian ringan 3% = untuk pemakaian berat. c) Biaya Bengkel (J) Besarnya biaya bengkel (workshop) tiap jam dihitung sebagai berikut: J = (6,25% s/d 8,75%) x (B/W) 22

31 Keterangan: B = Harga pokok alat setempat W = Jumlah jam kerja alat dalam satu tahun 6,25% = untuk pemakaian ringan 8,75% = untuk pemakaian berat d) Biaya Perbaikan (K) Untuk menghitung biaya perbaikan termasuk penggantian suku cadang yang aus, dipakai rumus: Keterangan: B W = Harga pokok alat setempat K = (12,5% s/d 17,5%) x (B/W) = Jumlah jam kerja alat dalam satu tahun 12,5% = untuk pemakaian ringan 17,5% = untuk pemakaian berat e) Upah Operator / Driver (M) Upah Operator dan Pembantu Operator atau Driver, dihitung sesuai dengan standar dan ketentuan yang ada. Keluaran (Output) Keluaran harga satuan dasar alat adalah Harga Satuan Dasar Alat yang meliputi biaya Pasti dan biaya tidak pasti atau biaya operasi per satu satuan waktu tetentu. Keluaran Harga Satuan Dasar Alat ini selanjutnya merupakan masukan (input) untuk proses Analisa harga satuan pekerjaan. C.5. Harga Satuan Dasar Tenaga Kerja Biaya tenaga kerja standar dapat dibayar dalam sistim hari orang standar atau jam orang standar. Besarnya sangat dipengaruhi oleh: - keahlian tenaga kerja 23

32 - jumlah tenaga kerja - faktor kesulitan pekerjaan - ketersediaan peralatan - pengaruh lamanya kerja. - lokasi pekerjaan. - pengaruh tingkat persaingan tenaga kerja. Hari Orang Standar (Standard Man Day) Yang dimaksud dengan pekerja standar di sini adalah pekerja terampil yang biasa mengerjakan satu macam pekerjaan seperti pekerja galian, pekerja pengaspalan, pekerja pasangan batu, pekerja las dan lain sebagainya. Dalam sistem pengupahan digunakan satu satuan upah berupa orang hari standar (Standard Man Day) yang disingkat dengan HO atau MD, yaitu sama dengan upah pekerjaan dalam 1 hari kerja (8 jam kerja termasuk 1 jam istirahat). Jam Orang Standar (Standard Man Hour) Di dalam standar hari orang yang dimaksud satu hari kerja adalah 8 jam terdiri atas 7 jam kerja (efektif) dan 1 jam istirahat. Apabila perhitungan upah dinyatakan dengan jam orang, maka jam orang dihitung sebagai berikut: UPAH JAM ORANG = UPAH ORANG HARI (7 JAM KERJA) Data harga satuan dasar tenaga kerja yang dijadikan rujukan dalam perhitungan analisa harga satuan adalah sebagai berikut: a. Sumber data harga standar upah berdasarkan U.M.R. (Upah Minimum Regional) didapat dari ketetapan yang dikeluarkan Menteri Tenaga Kerja mengenai besarnya Upah Minimum Regional, biasanya diadakan peninjauan kembali setiap tahun. b. Data lain yang resmi atau mempunyai kekuatan hukum. C.6. Biaya Umum Dan Keuntungan (Overhead & Profit) Biaya Umum (Overhead) Biaya umum adalah biaya yang dikeluarkan untuk mendukung terwujudnya pekerjaan (proyek) yang bersangkutan, atau biaya yang diperhitungkan sebagai biaya operasional meliputi pengeluaran untuk: 24

33 a. pengeluaran biaya kantor pusat yang bukan dari biaya pengadaan untuk setiap mata pembayaran, b. biaya upah pegawai lapangan, c. biaya manajemen (bunga bank, jaminan bank, tender, dll) d. biaya akuntansi, e. biaya pelatihan dan auditing, f. biaya perijinan dan registrasi, g. biaya iklan, humas dan promosi, h. biaya penyusutan peralatan penunjang, i. biaya kantor, listrik, telephone, dll j. biaya pengobatan pegawai kantor/lapangan k. biaya travel, pertemuan/rapat l. biaya asuransi di luar peralatan m. dan lain sebagainya. Biaya umum/overhead ini dihitung berdasarkan persentase dari biaya langsung yang besarnya tergantung dari lama waktu pelaksanaan pekerjaan, besarnya tingkat bunga yang berlaku dan lain sebagainya sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Keuntungan (Profit) Keuntungan ini sudah termasuk biaya resiko pekerjaan. Perkiraan Biaya Umum dan Keuntungan Besarnya Biaya Umum dan Keuntungan ditentukan dengan mempertimbangkan antara lain tingkat suku bunga pinjaman bank yang berlaku, tingkat inflasi, overhead kantor pusat dan lapangan, resiko investasi. Ini merupakan kewenangan kontraktor yang sampai dengan saat ini belum ada ketentuan resmi dari Pemerintah yang mengatur nilai maksimum biaya umum dan keuntungan kontraktor. Untuk kepentingan perkiraan harga melalui AHS ini dapat ditentukan Biaya Umum dan Keuntungan maksimum sebesar 15% (Penjelasan Perpres 54 tahun Pasal 66, Ayat 8). C.7. Perhitungan Harga Satuan Pekerjaan 25

34 Harga satuan setiap mata pembayaran yang merupakan luaran (output) diperoleh melalui proses perhitungan dan masukan. Dalam hal ini, masukan yang dimaksud antara lain berupa harga satuan dasar untuk bahan, alat, upah tenaga kerja serta biaya umum. Berdasarkan masukan tersebut dilakukan perhitungan untuk menentukan koefisien upah tenaga kerja dan peralatan setelah terlebih dahulu menentukan asumsi-asumsi dan faktor-faktor bahan serta prosedur kerjanya. Jumlah dari seluruh hasil perkalian koefisien tersebut dengan harga satuan dasar ditambah dengan biaya umum dan laba (overhead dan profit) akan menghasilkan harga satuan pekerjaan untuk setiap mata pembayaran. Faktor bahan dipengaruhi oleh jenis bahan yang digunakan dan untuk faktor alat dipengaruhi oleh tipe serta kondisi peralatan, cuaca dan keterampilan operator alat, sehingga besaran angka koefisien bahan dan angka koefisien peralatan pada setiap lokasi pekerjaan dapat berbeda, hal ini juga dipengaruhi oleh asumsi, metode kerja, jenis bahan dan kondisi peralatan yang akan digunakan. Selanjutnya harga satuan setiap mata pembayaran dikalikan dengan volume pekerjaan sehingga menghasilkan harga pekerjaan setiap mata pembayaran. Jumlah harga pekerjaan seluruh mata pembayaran ditambah dengan PPN 10 % menjadi Perkiraan rencana anggaran Biaya (RAB). Bahan Bahan yang dimaksud adalah bahan/material yang memenuhi ketentuan/persyaratan yang tercantum dalam dokumen buku Spesifikasi, baik mengenai jenis, kuantitas maupun komposisinya bila merupakan suatu produk campuran. Perhitungan dilakukan antara lain berdasarkan: a. Faktor kembang dan susut b. Faktor kehilangan bahan c. Kuantitas d. Harga Satuan Dasar Bahan Perhitungan yang dilakukan adalah untuk mendapatkan kuantitas komponen bahan dalam satuannya masing-masing, misalnya: aspal dalam kg, semen dalam kg atau zak, dan sebagainya, untuk memperoleh satu satuan produk/hasil pekerjaan yang bersangkutan. Faktor kembang susut dan faktor kehilangan bahan pada dasarnya ditetapkan berdasarkan pengalaman, pengamatan atau percobaan. 26

35 Faktor Kembang Susut Besarnya faktor konversi akan sangat tergantung pada jenis bahan, kondisi bahan dan alat yang digunakan. Faktor konversi kembang susut bahan digunakan untuk jenis berat volume bahan dalam kondisi lepas atau padat. Faktor Kehilangan Dalam menentukan keperluan bahan (bahan dasar yang ada di quarry) perlu diperhitungkan pula adanya faktor kehilangan akibat pengerjaan atau angkutan. Faktor kehilangan karena pemadatan berkisar antara 0 % dan 25 %. Faktor kehilangan bahan (bahan baku yang ada di stock pile) disebabkan berbagai hal ditunjukkan untuk bahan berbentuk curah seperti batu pecah, pasir, aspal dalam tangki, timbunan asbuton, kapur, tanah dan sejenisnya atau faktor kehilangan bahan berbentuk kemasan yang ditimbun atau disusun dalam gudang, di luar gudang atau di tempat penyimpanan bahan lainnya, seperti aspal dalam drum, semen Portland dalam kemasan zak, asbuton butir dalam kemasan karung plastik polypropylene, cat dalam kaleng, bahan lainnya yang dikemas dalam dos karton dan lain-lain. Faktor Kuantitas dan Proporsi Bahan (dari Spesifikasi Teknik) Untuk mata pembayaran hasil olahan yang terdiri atas beberapa macam bahan/material seperti Hot Rolled Sheet (HRS), Asphaltic Concrete (AC), beton semen dan lain-lain, komposisi campuran dan proporsi bahan-bahan tersebut harus mengikuti ketentuan yang tercantum dalam Spesifikasi Teknis yang berlaku. Satuan kuantitas bahan adalah volume atau berat setiap jenis bahan dalam satuannya masing-masing (zak, kg, dsb) yang diperlukan dalam suatu mata pembayaran dengan memperhatikan satuan produk mata pembayaran yang bersangkutan, misalkan Agregat kelas A dalam satuan m3, HRS dan AC dalam satuan Ton, beton semen dalam satuan m3 dan lain-lain. Kuantitas (banyaknya) bahan akan tergantung pada kondisi padat atau lepas. Berbagai jenis tanah dalam keadaan asli (sebelum digali), telah lepas karena pengerjaan galian atau pengurugan kemudian dipadatkan, volumenya akan berlainan akibat dari faktor pengembangan dan penyusutan bahan. Alat Komponen alat dihitung berdasarkan perhitungan: - Koefisien alat 27

36 - Harga satuan dasar alat Koefisien Alat Koefisiean alat adalah waktu yang diperlukan (dalam satuan jam) oleh suatu alat untuk menyelesaikan atau menghasilkan produksi sebesar satu satuan volume jenis pekerjaan yang bersangkutan (sesuai dengan satuan volume pembayaran). Data utama yang diperlukan untuk perhitungan efisiensi alat ini adalah: - Jenis alat - Faktor efisiensi alat - Waktu siklus, dan - Kapasitas produksi Jenis Alat Jenis alat yang diperlukan dalam suatu mata pembayaran disesuaikan dengan ketentuan yang tercantum dalam spesifikasi teknis, misalnya dalam mata pembayaran Hot Rolled Sheet dalam spesifikasi diharuskan menggunakan alat pemadat roda baja (Tandem Roller) untuk penggilasan awal (breakdown rolling) dan alat pemadat roda karet (Pneumatic Tyre Roller) untuk penggilasan antara (intermediate rolling) serta alat pemadat roda baja tanpa vibrasi untuk pemadatan akhir. Berbagai jenis peralatan telah dibuat untuk dipakai pada pekerjaan-pekerjaan tertentu. Pada umumnya satu jenis peralatan hanya mampu melaksanakan satu jenis kegiatan pelaksanaan pekerjaan, misalnya Asphalt Paving Machine (Asphalt Finisher) fungsinya adalah untuk menghampar campuran aspal panas atau hotmix sebagai lapisan perkerasan jalan, namun ada juga jenis peralatan yang dapat dan boleh dipakai untuk beberapa jenis kegiatan atau fungsi misalnya Bulldozer, yang fungsi utamanya adalah untuk mengupas lapisan permukaan tanah, tapi dapat juga berfungsi sebagai pembongkar batu-batu atau akar-akar pohon didalam lapisan permukaan tanah serta untuk pemadatan awal pada penimbunan tanah dan sebagai alat untuk meratakan timbunan / hamparan batu. 28

37 Faktor Efisiensi Alat Hasil produksi yang sebenarnya dari suatu peralatan yang melaksanakan pekerjaan sesuai fungsi peralatan yang bersangkutan tidak akan sama dengan hasil perhitungan berdasarkan data kapasitas yang tertulis pada brosur. Hal ini diakibatkan karena banyak faktor yang mempengaruhi hasil produksi peralatan yang bersangkutan dalam pengoperasiannya. Faktor-faktor dimaksud adalah: - Faktor operator - Faktor peralatan - Faktor cuaca - Faktor kondisi medan / lapangan - Faktor manajemen kerja. Faktor efesiensi alat adalah faktor gabungan dari faktor-faktor tersebut diatas, sehingga sulit untuk memberikan estimasi besaran pada masing-masing faktor diatas, untuk mempermudah pengambilan nilai faktor yang digunakan dalam perhitungan produksi peralatan yang sebenarnya, faktor-faktor diatas digabungkan menjadi satu faktor yang merupakan faktor kondisi kerja secara umum atau disebut working condition. Selanjutnya faktor tersebut di sebut sebagai faktor efesiensi alat Fa, dengan besaran berdasarkan kondisi sebenarnya di lapangan. Disamping faktor-faktor di atas masih ada faktor-faktor lain yang hanya berpengaruh pada alat tertentu, misalnya faktor kedalaman galian hanya diperlukan pada peralatan Backkoe Excavator, faktor kemiringan permukaan berlaku hanya pada pengupasan dengan memakai Bulldozer. Oleh karena itu untuk mengetahui hasil produksi peralatan yang sebenarnya maka faktor faktor di atas harus dimasukkan dalam rumusan perhitungan kapasitas hasil produksi peralatan. Untuk penyederhanaan perhitungan maka faktor kondisi medan/lapangan diambil 1(satu) (default) sehingga parameter-parameter yang lain dapat diambil yang aktual sehingga tidak terjadi perhitungan ganda dari faktor kondisi Seperti telah dijelaskan sebelumnya, maka disamping kelima faktor seperti disebutkan di atas masih ada faktor-faktor lainnya yang berpengaruh pada peralatan-peralatan tertentu, misalnya faktor kedalaman penggalian, yang hanya berlaku pada peralatan penggali (Backhoe Excavator). Besaran faktor-faktor ini tampil dalam tata cara perhitungan hasil produksi peralatan pada peralatan-peralatan tertentu yang bersangkutan. 29

38 Waktu Siklus Contoh penentuan waktu siklus untuk Dump Truck. Waktu siklus Dump Truck dihitung sejak saat mulai diisi sampai penuh (T1), kemudian menuju tempat penumpahan (T2), lama penumpahan (T3) dan kembali kosong ke tempat semula (T4) dan siap untuk diisi atau dimuati kembali. Waktu siklus, Ts = T1+T2+T3+T4, dalam satuan menit. Kapasitas Produksi Kapasitas alat yang akan digunakan harus sesuai dengan besarnya pekerjaan yang akan dilaksanakan dan ketentuan yang tercantum dalam spesifikasi (bila ada), misalkan dalam mata pembayaran AC untuk penggilasan awal diperlukan Tandem Roller dengan kapasias 6-8 ton dan untuk penggilasan antara diperlukan Pneumatic Tyre Roller kapasitas 8-10 ton. Untuk alat utama seperti Asphalt Mixing Plant (AMP) dan Stone Crusher, kapasitasnya tergantung dari volume dan lamanya waktu yang diperlukan untuk pekerjaan yang berhubungan dengan alat tersebut. Setiap jenis peralatan mempunyai fungsi kapasitas hasil produksi atau kapasitas hasil kerja sesuai fungsi daripada peralatan yang bersangkutan misalnya Wheel Loader yang berfungsi memindahkan material ke atas Dump Truck mempunyai kapasitas atau kemampuan memindahkan materialnya dalam satu kurun waktu (misalnya dalam per jam). Satuan kapasitas produksi disini dihitung dalam m3 per jam (m3/jam) atau ton per jam (ton/jam). Kapasitas produksi tiap satu jenis peralatan bisa berbeda, karena perbedaan kapasitas (besar kecilnya) komponen utama peralatan yang bersangkutan (pada Wheel Loader tergantung pada besar kecilnya bucket). Contoh lain misalnya peralatan Asphalt Mixing Plant (AMP), mempunyai kapasitas produksi yaitu campuran aspal panas besaran tertentu yang dihitung dalam ton per jam (ton/jam). Perhitungan kapasitas produksi peralatan per-jamnya bisa dihitung sesuai dengan cara yang tercantum dalam rumus umum yaitu rumus perhitungan produksi peralatan per jam, atau berdasarkan hasil produksi selama bekerja 4 jam pertama ditambah hasil produksi selama bekerja 3 jam kedua, kemudian hasil produksi hariannya dibagi 7 untuk memperoleh hasil produksi rata-rata tiap jam-nya. Di samping itu ada peralatan yang bisa berdiri sendiri dalam operasinya, tapi ada peralatan yang bergantung pada peralatan lain seperti misalnya Dump Truck, yang tidak bisa mengisi muatannya sendiri, harus diisi memakai Loader atau Excavator. Jadi isi muatan bak Dump Truck tergantung 30

39 pada berapa banyak yang bisa ditumpahkan oleh pengisinya (Loader atau Excavator). Tenaga Kerja Pekerjaan produksi suatu jenis barang memerlukan tenaga kerja yang dapat dilaksanakan perorangan atau kelompok pekerja dilengkapi dengan peralatan yang diperlukan berdasarkan metode kerja yang ditetapkan. Dalam pelaksanaan pekerjaan diperlukan keterampilan yang memadai untuk dapat melaksanakan suatu jenis pekerjaan tersebut. Kelompok kerja utama dapat dilengkapi dengan kelompok kerja pendukung. Kuantitas tiap kualifikasi tenaga untuk menghasilkan satu satuan jenis barang dalam satu satuan waktu, dinyatakan dalam angka dan disebut koefisien. Harga komponen tenaga kerja suatu pekerjaan merupakan jumlah dari seluruh perkalian harga satuan tenaga kerja yang terlibat sesuai kualifikasinya dengan koefisien tenaga kerja masing masing. Komponen upah dasar tenaga kerja, adalah upah berdasar UMR, ditambah tunjangan, seperti: Makan, Transport, kesehatan, keselamatan kerja, akomodasi, Perlengkapan K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja). Biaya Umum Dan Keuntungan Perlu diperhitungkan adanya biaya umum dan keuntungan yang berupa prosentase dari biaya yang telah dihitung ersebut. Biaya Umum dan Keuntungan dapat diambil maksimum sebesar 15%. C.8. Rencana Anggaran Biaya Proyek Harga satuan setiap mata pembayaran adalah harga suatu jenis pekerjaan tertentu persatuan tertentu berdasarkan rincian metode pelaksanaan, yang memuat jenis, kuantitas dan harga satuan dasar dari komponen tenaga kerja, bahan, dan peralatan yang diperlukan dan di dalamnya sudah termasuk biaya umum dan keuntungan. Volume pekerjaan untuk setiap mata pembayaran disesuaikan dengan kebutuhan per proyek yang dicantumkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga (BOQ/Bill of Quantities). Besarnya volume pekerjaan juga dapat mempengaruhi besarnya harga satuan setiap pekerjaan itu sendiri. Harga pekerjaan setiap mata pembayaran akan tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga (BOQ/Bill Of Quantities) yang merupakan hasil perkalian volume pekerjaan dengan harga satuan setiap mata pembayaran. Harga total 31

40 seluruh mata pembayaran merupakan jumlah dari seluruh hasil perkalian volume pekerjaan dengan harga satuan masing-masing mata pembayaran. Pajak Pertambahan Nilai (PPN) besarnya adalah 10 persen dari Harga Total Seluruh Mata Pembayaran. Rencana anggaran biaya proyek merupakan jumlah dari harga total seluruh mata pembayaran ditambah dengan Pajak Pertambahan Nilai (PPN). D. Rangkuman Manajemen konstruksi juga dapat diartikan sebagai sebuah model bisnis yang dilakukan oleh konsultan konstruksi dalam memberi nasihat dan bantuan dalam sebuah proyek pembangunan. Cost program disusun berdasarkan prioritas, kebutuhan penanganan jalan Cost project dilakukan dalam penyusunan harga perkiraan sendiri atau Owner Estimate (OE). Penysunan OE didasarkan pada target program, pagu anggaran dan nilai Engineering Estimate (EE) yang telah dibuat oleh perencana. E. Latihan Soal 1. Apa yang dimaksud dengan manajemen konstruksi? 2. Apa yang anda ketahui dengan Cost program? 3. Uraikan tentang penyusunan EE. 4. Kapan dan bagaimana OE disusun? 5. Apa saja yang termasuk komponen dasar harga satuan? 32

41

42

43 PENYIAPAN KONTRAK KONSTRUKSI Indikator Keberhasilan Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta diharapkan mampu mampu memahami penyiapan kontrak konstruksi sesuai dengan NSPK yang berlaku.

44 A. Dokumen kontrak A.1. Pengertian kontrak Hukum Kontrak adalah norma atau kaidah atau aturan hukum yang mengatur hubungan hukum antar para pihak berdasarkan kata sepakat untuk menimbulkan akibat hukum dalam melaksanakan suatu obyek perjanjian atau prestasi. Sehingga Administrasi Kontrak adalah Sesuatu yang menggambarkan secara menyeluruh penanganan kontrak sejak sebelum tanda tangan (prakontrak ) sampai dengan kontrak berakhir. Dokumen kontrak adalah dokumen-dokumen yang mengatur hubungan hukum antara Pengguna Jasa dengan Penyedia barang/jasa untuk melaksanakan suatu pekerjaan. Dalam hal ini yang dilakukan adalah kontrak konstruksi. Dokumen kontrak secara umum bersumber dari dokumen lelang, semua dokumen lelang yang masih berlaku hingga akhir kontrak menjadi bagian dari dokumen kontrak. Sesuatu hal yang tidak/belum termasuk dalam dokumen lelang tidak dapat menjadi bagian dokumen kontrak kecuali ada perubahannya (addendum kontrak). Bagian dokumen kontrak terdiri dari: 1. Dokumen lelang termasuk perubahannya 2. Dokumen penawaran penyedia jasa 3. Evaluasi panitia lelang 4. Kontrak (dokumen yang ditandatangani) 5. Addendum (perubahan, penambahan/pengurangan dari dokumen kontrak sebelumnya) Dokumen yang mempunyai kekuatan hukum, yang dibuat oleh dua orang atau lebih, yang berisi tentang hak dan kewajiban dari pihak-pihak yang bersangkutan untuk melaksanakan sebuah perjanjian pekerjaan guna membuat keputusan dimana hasil kesepakatan tersebut ditulis dalam sebuah kontrak, diperlukan sebuah penawaran dan penerimaan. Dalam membuat perjanjian harus melibatkan pihak-pihak yang berkompeten dan berdasarkan hukum yang berlaku. Aspek Kontrak Konstruksi: a. Aspek teknis b. Aspek hukum c. Aspek keuangan 36

45 d. Aspek perpajakan e. Aspek perasuransian f. Aspek sosial ekonomi g. Aspek administrasi Jenis-Jenis Kontrak a. Berdasarkan Perpres 16/2018 Pengadaan Barang/ Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya Kontrak Lump Sum Kontrak Harga Satuan Kontrak Gabungan Lump Sum dan Harga Satuan Kontrak Terima Jadi (Turnkey) Kontrak payung b. Kontrak Tahun Jamak Bentuk kontrak a. Bukti Pembelian/pembayaran b. Kuitansi c. Surat Perintah Kerja (SPK) d. Surat Perjanjian e. Surat Pesanan 37

46 Gambar 4. Skema bagian bagian kontrak Bahasa dan Undang-Undang dalam dokumen kontrak a. Apabila tidak disiapkan versi terjemahannya : Kontrak NCB menggunakan Bahasa Indonesia Kontrak ICB menggunakan Bahasa Inggris b. Apabila terdapat perbedaan interpretasi yang mengikat : NCB (Bahasa Indonesia) ICB (Bahasa Inggris) c. Undang-undang yang berlaku dalam dokumen kontrak adalah Undangundang Negara Republik Indonesia Pihak-pihak penyelenggara kontrak a. Pemilik (the employer) b. Direksi pekerjaan (the engineer) c. Wakil direksi pekerjaan (engineer s representative) d. Kontraktor (the contractor) e. Subkontraktor (the subcontractor) Komunikasi dalam penyelenggara kontrak a. Komunikasi yang berlaku adalah dalam bentuk tertulis sesuai bahasa di kontrak dan 38

47 b. Pemberitahuan hanya berlaku jika telah diterima oleh yang bersangkutan Sumber data kontrak a. FIDIC Federation Internationale Des Ingenieurs Conseils (Asosiasi Konsultan Teknik Sedunia) b. JCT Joint Contract Tribunal (Perhimpunan Asosiasi Konsultan Bangunan di Inggris) A.2. Penyusunan dokumen kontrak Dalam KUH Perdata, pasal 1320 disebutkan bahwa untuk sahnya suatu perjanjian diperlukan empat syarat, yaitu: a. Adanya sepakat mereka yang mengikatkan dirinya; b. Adanya kecakapan untuk membuat suatu perikatan; c. Adanya hal tertentu (terang & jelas); dan d. Adanya suatu sebab yang halal. Dalam pasal 1338 disebutkan pula bahwa semua perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai undang-undang bagi mereka yang membuatnya. Pasal 64 ayat (4) PPK menetapkan bagian dari rancangan Dokumen Pengadaan yang terdiri atas: a. Rancangan SPK; atau b. Rancangan surat perjanjian, termasuk: Syarat-syarat umum Kontrak; Syarat-syarat khusus Kontrak; Spesifikasi teknis, KAK dan/atau gambar; Daftar kuantitas dan harga; dan Dokumen lainnya. c. HPS Pasal 65 a. PPK menyusun rancangan Kontrak Pengadaan Barang/Jasa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 64 ayat (4) huruf a dan huruf b. 39

48 b. Rancangan Kontrak Pengadaan Barang/Jasa disusun dengan berpedoman pada Standar Kontrak Pengadaan Barang/Jasa. c. Ketentuan lebih lanjut mengenai Standar Kontrak Pengadaan Barang/Jasa serta pedoman penyusunan Kontrak Pengadaan Barang/Jasa diatur dengan peraturan Kepala LKPP. Pasal 86 Penandatanganan Kontrak Pengadaan Barang/Jasa; a. PPK menyempurnakan rancangan Kontrak Pengadaan Barang/ Jasa untuk ditandatangani. b. Penandatanganan Kontrak Pengadaan Barang/Jasa dilakukan setelah DIPA/DPA disahkan. c. Para pihak menandatangani Kontrak setelah Penyedia Barang/ Jasa menyerahkan Jaminan Pelaksanaan paling lambat 14 (empat belas) hari kerja terhitung sejak diterbitkannya SPPBJ. d. Penandatanganan Kontrak Pengadaan Barang/Jasa yang kompleks dan/atau bernilai diatas Rp ,00 (seratus miliar rupiah) dilakukan setelah memperoleh pendapat ahli hukum Kontrak. e. Pihak yang berwenang menandatangani Kontrak Pengadaan Barang/Jasa atas nama Penyedia Barang/Jasa adalah DIreksi yang disebutkan namanya dalam Akta Pendirian/Anggaran Dasar Penyedia Barang/Jasa, yang telah didaftarkan sesuai dengan peraturan perundang-undangan. f. Pihak lain yang bukan Direksi atau yang namanya tidak disebutkan dalam Akta Pendirian/Anggaran Dasar sebagaimana dimaksud pada ayat (5), dapat menandatangani Kontrak Pengadaan Barang/Jasa, sepanjang mendapat kuasa/ pendelegasian wewenang yang sah dari Direksi atau pihak yang sah berdasarkan Akta Pendirian/Anggaran Dasar untukmenandatangani Kontrak Pengadaan Barang/Jasa. Dokumen Kontrak Kerja Konstruksi didefinisikan sebagai keseluruhan dokumen yang mengatur hubungan hukum antara Pejabat Pembuat Komitmen dan Penyedia Jasa dalam penyelenggaraan pekerjaan konstruksi. Beberapa peraturan lainnya terkait dengan kontrak disebutkan dalam Perpres No. 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah sebagai berikut: a. Addendum Surat Perjanjian; b. Pokok Perjanjian; c. Surat Penawaran berikut Daftar Kuantitas dan Harga; 40

49 d. Syarat-syarat Khusus Kontrak; e. Syarat-syarat Umum Kontrak; f. Spesifikasi Khusus; g. Spesifikasi Umum; h. Gambar-gambar dan; i. Dokumen lainnya seperti : jaminan-jaminan, SPPBJ, BAHP, BAPP. Urutan kekuatan hukum kontrak menurut Perpres No.54 tahun 2010, sebagai berikut: a. Addendum Surat Perjanjian; Addendum surat perjanjian dibuat jika harus ada perubahan dari isi perjanjian yang telah di buat terlebih dahulu (perubahan dari pokok perjanjian). b. Pokok Perjanjian; Adalah suatu surat perjanjian yang menyatakan bahwa yang diikat dalam kontrak kerja tersebut adalah Pekerjaan Konstruksi Surat tersebut harus ditanda tangani oleh yang berwenang dari kedua belah pihak yang mengikat perjanjian serta memuat secara ringkas pokok pekerjaan yang diperjanjikan, hak dan kewajiban para pihak yang terikat dalam perjanjian, nilai atau harga kontrak pekerjaan, dan yang lainnya yang dirasa perlu. c. Surat Penawaran berikut Daftar Kuantitas dan Harga; Surat Penawaran adalah surat Penawaran dari Penyedia Jasa kepada Panitia Pelelangan sehubungan dengan undangan/pengumuman pelelangan yang disampaikan oleh Panitia Pelelangan kepada peserta pelelangan. Dalam surat penawaran tersebut berisi besaran harga penawaran, jangka waktu pelaksanaan pekerjaan dan masa berlaku dari penawaran tersebut, serta lampiran-lampirannya. Lampiran-lampiran surat penawaran: Surat kuasa ( bila diperlukan ) Jaminan penawaran Daftar kuantitas dan harga Analisa harga satuan pekerjaan utama Daftar harga satuan dan upah Daftar harga satuan dasar bahan Daftar harga satuan peralatan Metode pelaksanaan 41

50 Jadual waktu pelaksanaan Daftar personil inti Daftar peralatan utama Bagian pekerjaan yang disubkontrakkan Rekaman surat perjanjian kemitraan (bila diperlukan) d. Syarat-syarat Khusus Kontrak; Syarat-syarat khusus kontrak adalah ketentuan ketentuan yang merupakan perubahan, penambahan dan atau penjelasan dari ketentuan-ketentuan yang ada pada syarat-syarat umum kontrak. e. Syarat-syarat Umum Kontrak; Ketentuan Umum 1. Definisi a) Pekerjaan Konstruksi b) Pengguna anggaran c) Kuasa pengguna anggaran d) Satuan Kerja e) Pejabat pembuat komitmen (PPK) f) Penyedia jasa g) Sub penyedia jasa h) Panitia pengadaan i) Unit layanan pengadaan (Procurement unit) j) Peserta lelang k) Kontrak harga satuan l) Kontrak kerja konstruksi m) Harga kontrak kerja konstruksi n) Dokumen Pengadaan o) Hari p) Direksi Pekerjaan q) Direksi Teknis r) Daftar kuantitas dan harga s) Harga perkiraan sendiri (HPS) t) Pekerjaan utama u) Mata pembayaran utama v) Harga satuan dasar 42

51 w) Harga satuan pekerjaan(hsp) x) Metode pelaksanaan pekerjaan y) Metoda kerja z) Jadual waktu Pelaksanaan aa) Personal inti bb) Bagian pekerjaan yang disubkontrakkan cc) Analisa harga satuan pekerjaan dd) Pekerjaan harian ee) Pekerjaan sementara ff) Perintah perubahan gg) Tanggal mulai kerja hh) Tanggal penyelesaian pekerjaan ii) Masa pemeliharaan jj) Mediator kk) Konsiliator ll) Arbiter mm) Kegagalan bangunan 2. Penerapan Ketentuan-ketentuan pada syarat-syarat umum kontrak harus diterapkan secara luas tanpa melanggar ketentuan yang ada dalam dokumen kontrak keseluruhan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 3. Asal Jasa Jasa Konstruksi adalah dari Penyedia jasa nasional yang berdomisili di wilayah RI, Penyedia jasa asing harus mempunyai kantor perwakilan di wilayah RI. 4. Penggunaan Dokumen Kontrak dan Informasi Undang-Undang RI nomor 14 Tahun 2008 Tentang KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK 5. Hak Paten, Hak Cipta dan Merek 6. Jaminan 7. Asuransi 8. Keselamatan Kerja. Penyedia jasa bertanggung jawab atas keselamatan kerja di lapangan sesuai dengan ketentuan Kesehatan & Keselamatan Kerja (K3) 9. Pembayaran 10. Harga dan Sumber Dana 11. Wewenang dan Keputusan PPK 43

52 Direksi Teknis dan Panitia Peneliti Pelaksanaan Kontrak 13. Delegasi 14. Penyerahan Lapangan 15. Surat Perintah Mulai Kerja 16. Persiapan Pelaksanaan Kontrak 17. Selambat-lambatnya 7 hari sejak tanggal SPMK, PPK harus sudah melaksanakan Rapat persiapan pelaksana kontrak (Pre Construction meeting) 18. Program Mutu 19. Perkiraan Arus Uang 20. Pemeriksaan Bersama 21. Perubahan Kegiatan Pekerjaan 22. Pembayaran Untuk Perubahan 23. Perubahan Kuantitas dan Harga 24. Amandemen kontrak 25. Hak Dan Kewajiban Para Pihak 26. Resiko PPK dan Penydia Jasa 27. Laporan Hasil Pekerjaan 28. Cacat Mutu 29. Mengatur tentang cacat mutu, 30. jika hasil pengujian memperlihatkan adanya cacat mutu, maka biaya pengujian dan perbaikan menjadi tanggung jawab penyedia jasa. Apabila tidak ditemukan cacat mutu maka biaya pengujian dan perbaikan menjadi tanggung jawab PPK 31. Jadual Pelaksanaan Pekerjaan 32. Penyedia Jasa Lainnya 33. Wakil Penyedia Jasa 34. Pengawasan 35. Keterlambatan Pelaksanaan Pekerjaan 36. Kontrak Kritis 37. Perpanjangan Waktu Pelaksanaan 38. Kerja sama antara Penyedia Jasa dan Sub penyedia jasa 39. Penggunaan Penyedia Jasa Usaha Kecil Termasuk Koperasi Kecil 40. Peringatan Dini 41. Rapat Pelaksanaan 42. Itikad Baik 43. Penghentian dan Pemutusan Kontrak 44. Pemanfaatan Milik Penyedia Jasa

53 45. Bahasa dan Hukum 46. Perpajakan 47. Penyusuaian Harga 48. Denda dan Ganti Rugi 49. Serah Terima Pekerjaan 50. Gambar Pelaksanaan 51. Penyedia jasa harus menyerahkan kepada direksi pekerjaan gambar pelaksanaan (as build drawing)) paling lambat 14 hari sebelum penyerahan akhir pekerjaan, apabila terlambat menyerahkan PPK dapat menahan sejumlah uang sesuai ketentuan dalam syarat-syarat khusus 52. Perhitungan Akhir 53. Kegagalan Bangunan Ketentuan Khusus 1. Personil 2. Penilaian Pekerjaan 3. Percepatan 4. Penemuan-Penemuan 5. Kompensasi 6. Penangguhan Pembayaran 7. Hari Kerja 8. Pengambil Alihan 9. Pedoman Pengoperasian dan Pemeliharaan 10. Penyesuaian Biaya 11. Penundaan atas perintah PPK 12. Instruksi f. Spesifikasi Khusus (bila ada); g. Spesifikasi Umum; Spesifikasi teknis disusun oleh panitia pengadaan berdasarkan data dari PPK dan jenis pekerjaan yang akan dilelangkan dengan ketentuan sebagai berikut : 1. Tidak mengarah kepada merk/produk tertentu, tidak menutup kemungkinan digunakan produksi dalam negeri 2. Semaksimal mungkin menggunakan standar nasional (SNI) 45

54 3. Metoda pelaksanaan harus logis, realistic dan dapat dilaksanakan 4. Jadual waktu pelaksanaan harus sesuai dengan metode pelaksanaan 5. Harus mencatumkan macam, jenis, kapasitas dan jumlah peralatan utama minimal yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan 6. Harus mencatumkan syarat-syarat bahan yang dipergunakan dalam pelaksanaan pekerjaan 7. Harus mencantumkan syarat-syarat pengujian bahan dan hasil produk 8. Harus mencantumkan criteria kinerja produk (Out put performance) yang diinginkan 9. Harus mencantumkan tata cara pengukuran dan tata cara pembayaran h. Gambar-gambar dan; Gambar-gambar untuk pelaksanaan pekerjaan harus disusun oleh Panitia pengadaan secara terinci, lengkap dan jelas antara lain : 1. Peta lokasi 2. Lay out 3. Potongan memanjang 4. Potongan melintang 5. Detail-detail 6. Dan lain-lain yang diperlukan i. Daftar Kuantitas Panitia menyiapkan dan menyusun bentuk / format/daftar untuk keperluan penyedia jasa. Dalam menyiapkan penawarannya sebagai berikut: 1. Daftar kuantitas terdiri dari : Rekapitulitas daftar kuantitas dan harga Daftar kuantitas dan harga 2. Analisa harga satuan terdiri dari : AHS mata pembayaran utama Daftar harga dasar upah, bahan dan peralatan j. Bentuk-bentuk Jaminan Jaminan yang harus disediakan oleh Penyedia Jasa pada saat penawaran adalah: Jaminan Penawaran 46

55 Jaminan Sanggah Banding Pada saat Kontrak adalah : Jaminan Pelaksanaan Jaminan Uang Muka Jaminan Pemeliharaan k. Penyitaan Jaminan Penawaran 1. Peserta terlibat KKN 2. Calon pemenang dan calon pemenang cadangan 1 dan 2 tidak bersedia menambah jaminan pelaksanaan dalam hal harga penawarannya di bawah 80 % 3. Calon pemenang dan calon pemenang cadangan 1 dan 2 setelah dilakukan evaluasi, tidak hadir dalam klarifikasi dan/atau verifikasi kualifikasi dgn alasan yang tidak dapat diterima 4. Calon pemenang dan calon pemenang cadangan 1 dan 2 mengundurkan diri atau gagal tanda tangan kontrak l. Kajian Teknis Kegiatan yang harus dilakukan oleh Penyedia Jasa yang diawasi oleh direksi teknis utk mengevaluasi kembali gambar dan volume yang ada di dokumen kontrak 1. Pendataan lapangan yang telah diserahkan 2. Pengukuran-pengukuran yang diperlukan 3. Perhitungan ulang kebutuhan Volume item pekerjaan sebagai dasar perubahan kontrak 4. Proses penyelesaian hasil rekayasa lapangan m. Pembayaran 1. Pembayaran Uang Muka : Jaminan uang muka harus diterbitkan oleh Bank atau Asuransi sesuai ketentuan kontrak Konfirmasi kembali kepada penerbit Jaminan secara lisan dan tulisan Besaran Pembayaran uang muka perlu diperhatikan ketentuanketentuan sesuai kontrak (APBN murni atau Loan) 47

56 48 Pengaturan pengembalian uang muka sedapat mungkin dilunaskan sebelum progres mencapai 100 % 2. Sertifikat Bulanan : Penagihan dari Penyedia Jasa dapat dilakukan setiap bulan sesuai dengan tanggal yang disepakati. Penagihan tersebut dapat dilakukan berdasarkan sertifikad yang dilampiri dengan data pendukung (back up data). 3. Retensi Akan dibayar kembali sesuai ketentuan yang berlaku, yaitu jika ada uang penyedia jasa yang ditahan sebagai jaminan. 4. Penyesuaian Harga: Dapat diberikan kepada penyedia jasa apabila diatur didalam kontrak (> 13 bln). Terutama untuk paket pekerjaan dengan tahun jamak. n. Adendum (Perubahan Kontrak) Kontrak hanya dapat diubah melalui adendum kontrak. Perubahan kontrak dapat dilaksanakan apabila disetujui oleh para pihak meliputi: 1. Perubahan pekerjaan disebabkan oleh sesuatu hal yang dilakukan oleh para pihak dalam kontrak sehingga mengubah lingkup pekerjaan dalam kontrak 2. Perubahan jadwal pelaksanaan pekerjaan akibat adanya perubahan pelaksanaan pekerjaan 3. Perubahan harga kontrak akibat adanya perubahan pekerjaan, perubahan pelaksanaan pekerjaan Perubahan kontrak dapat terjadi apabila kedua belah pihak (Pengguna Jasa dan Penyedia Jasa) menyepakatinya. Kesepakatan ini harus dibuat tertulis yang dikenal dengan Addendum kontrak, apabila : 1. Perubahan pekerjaan disebabkan oleh sesuatu hal yang dilakukan oleh para pihak dalam kontrak sehingga mengubah lingkup pekerjaan dalam kontrak 2. Mengubah spesifikasi teknis dan gambar pekerjaan sesuai dgn kebutuhan lapangan 3. Merubah jadwal pelaksanaan 4. Merubah harga satuan 5. Merubah jenis peralatan 6. Merubah lokasi pekerjaan 7. Merubah jenis pekerjaan

57 8. Merubah Personil inti Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam proses perubahan kontrak 1. Pekerjaan tambah tidak boleh melebihi 10 % dari nilai harga kontrak awal 2. Seluruh perubahan tsb.harus didasari karena kebutuhan teknis lapangan dgn justifikasi teknis 3. Perhatikan besaran volume perubahan terhadap dampak perubahan harga satuan yang dapat berpengaruh pada eskalasi harga 4. Proses dan dampak terhadap munculnya item pekerjaan baru terutama pada harga o. Pembayaran Prestasi Pekerjaan Pembayaran prestasi dapat dilaksanakan dgn 2 cara : Pembayaran dgn sistem serifikat bulanan (MC) Pembayaran dgn system termin Secara umum kontrak yg berlaku adalah Kontrak Harga satuan yang Pembayarannya berdasarkan progres per bulan(mc) MC adalah pembayaran sementara MC dibuat berdasarkan Back up data Khusus untuk kontrak Tahun Jamak pembayaran prestasi Pekerjaan akan diikuti juga dengan pembayaran Eskalasi. p. Pengujian di luar Spesifikasi Apabila Direksi Pekerjaan/the Employer memerintahkan untuk dilakukan pengujian di luar Spesifikasi, maka: apabila ternyata menunjukkan adanya cacat mutu, biaya pengujian menjadi beban Kontraktor; apabila ternyata tidak menunjukkan adanya cacat mutu, biaya pengujian menjadi Peristiwa Kompensasi. q. Eskalasi Harga 49

58 Rumus Eskalasi yg digunakan adalah yang sesuai ketentuan kontrak ( Keppres 80/thn 2003). Hn Hn Ho A B,c,d Bn,Cn,Dn = Ho(a+b.Bn/Bo+c.Cn/Co+d.Dn/Do+...) = Harga satuan saat dikerjakan. = Harga satuan pd saat penawaran. = Koeffisien tetap keuntungan/overhead) = 0.15 jika tdk diajukan dlm penawaran. = koef.komponen harga satuan (tenaga, bahan,alat dsb). = Indek harga komponen pd saat pekerjaan dilaksanakan. Bo,Co,Do = Indek harga komponen pada saat penyusunan harga penawaran hari sebelum pemasukan) Indeks harga yg digunakan bersumber dari penerbitan BPS. Penetapan koeffisien komponen harga satuan dilakukan oleh menteri. Perlu perhatian untuk eskalasi jika : Terjadi revisi jadwal pekerjaan Terdapat addendum terhadap volume pekerjaan Terjadi perubahan Major item Muncul item pekerjaan baru r. Tata Cara Penanganan Kontrak Kritis (SCM) Show Cause Meeting (SCM) Kontrak Kritis : Periode I Fisik : 0 70 % Dev > -10 % Periode II Fisik : % Dev > - 5 % Mekanisme : Test Case 1 : Tingkat Satker, surat peringatan 1 Test Case 2 : Atasan Langsung, surat peringatan 2 Test Case 3 : Tingkat Atasan, surat peringatan 3 s. Penghentian dan Pemutusan Kontrak 50

59 Penghentian kontrak dapat dilakukan karena Pekerjaan yang sudah selesai atau keadaan Darurat yang mengakibatkan tidak bisa diteruskan pekerjaan tersebut. Pemutusan kontrak dilakukan bila penyedia jasa Cidera janji atau tidak bisa memenuhi ketentuan-ketentuan dalam kontrak dan Pemutusan kontrak dapat dilakukan bila para pihak terbukti melakukan kolusi kecurangan atau tindak korupsi baik dalam proses pelelangan mau pun pelaksanaan pekerjaan. PPK dapat memutuskan Kontrak secara sepihak apabila : 1. Kebutuhan Barang/Jasa tidak dapat ditunda melebihi batasberakhirnya Kontrak; berdasarkan penelitian PPK, Penyedia Barang/Jasa tidak akan mampu menyelesaikan keseluruhan pekerjaan walaupun diberikan kesempatan sampai dengan 50 hari kalender sejak masa berakhirnya pelaksanaan pekerjaan untuk menyelesaikan pekerjaan; setelah diberikan kesempatan menyelesaikan pekerjaan sampai dengan 50 hari kalender sejak masa berakhirnya pelaksanaan pekerjaan, Penyedia Barang/Jasa tidak dapat menyelesaikan pekerjaan; 2. Penyedia Barang/Jasa lalai/cidera janji dalam melaksanakan kewajibannya dan tidak memperbaiki kelalaiannya dalam jangka waktu yang telah ditetapkan; 3. Penyedia Barang/Jasa terbukti melakukan KKN kecurangan, dan/atau pemalsuan dalam proses Pengadaan yang diputuskan oleh instansi Yang berwenang; dan/atau 4. pengaduan tentang penyimpangan prosedur, dugaan KKN, dan/atau pelanggaran persaingan sehat dalam pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa dinyatakan benar oleh instansi yang berwenang. Pemberian kesempatan kepada Penyedia Barang/Jasa menyelesaikan pekerjaan sampai dengan 50 hari kalender, sejak masa berakhirnya pelaksanaan pekerjaan sebagai mana dimaksud pada ayat (1) huruf a.1. dan huruf a.2., dapat melampaui Tahun Anggaran. Dalam hal pemutusan Kontrak dilakukan karena kesalahan Penyedia Barang/Jasa: Jaminan Pelaksanaan dicairkan; 51

60 sisa Uang Muka harus dilunasi oleh Penyedia Barang/Jasa atau Jaminan Uang Muka dicairkan; Penyedia Barang/Jasa membayar denda keterlambatan; dan Penyedia Barang/Jasa dimasukkan dalam Daftar Hitam. t. HPS Data yang dipakai untuk menyusun HPS berdasarkan pada data harga pasar setempat yang diperoleh berdasarkan hasil survei menjelang dilaksanakannya pengadaan, dengan mempertimbangkan informasi yang meliputi: 1. informasi biaya satuan yang dipublikasikan secara resmi oleh Badan Pusat Statistik (BPS); 2. informasi biaya satuan yang dipublikasikan secara resmi oleh asosiasi terkait dan sumber data lain yang dapat dipertanggungjawabkan; 3. daftar biaya/tarif yang dikeluarkan oleh pabrikan/distributor tunggal 4. biaya kontrak sebelumnya atau yang sedang berjalan dengan mempertimbangkan faktor perubahan biaya; 5. inflasi tahun sebelumnya, suku bunga berjalan dan/atau kurs tengah Bank Indonesia; 6. hasil perbandingan dengan kontrak sejenis, baik yang dilakukan dengan instansi lain maupun pihak lain; 7. perkiraan perhitungan biaya yang dilakukan oleh konsultan perencana (engineer s estimate 8. norma indeks; dan/atau 9. informasi lain yang dapat dipertanggung jawabkan. Catatan: Nilai total HPS terbuka dan tidak rahasia. Riwayat HPS harus didokumentasikan secara baik. HPS tidak dapat digunakan sebagai dasar perhitungan kerugian negara. Syarat penandatanganan kontrak sebagai berikut: 1. Paling lambat 14 hari setelah surat penunjukan penyedia jasa (SPPJ). 2. Menyerahkan jaminan pelaksanaan. 3. Pek > Rp 100 milyar setelah memperoleh pendapat Ahli Hukum Kontrak Profesional atau ditetapkan dengan Keputusan Menteri. 52

61 Adapun sanksi bagi pembatalan SPPBJ, dapat berakibat pencairan jaminan penawaran dan Tidak boleh mengikuti PBJ pemerintah selama 2 ( dua ) tahun, apabila: 1. Calon penyedia jasa tidak dapat menyerahkan jaminan pelaksanaan; 2. Menolak SPPBJ dengan alasan yang tidak dapat diterima 3. Mengundurkan diri dengan alasan yang tidak dapat diterima. Daftar simak yang harus diperhatikan sebelum penandatanganan kontrak meliputi aspek sebagai berikut: 1. Surat perjanjian; 2. Para pihak yang berwenang menandatangani kontrak; 3. Spesifikasi teknis; 4. Gambar kontrak; 5. Surat Penawaran berikut Daftar kuantitas dan harga; 6. SSUK; 7. SSKK; 8. Dokumen lainnya: a. SPPBJ; BAHP, BAPP; b. Jaminan-jaminan; c. Dan lain-lain. Dokumen lain yang harus diperhatikan dalam penyusunan kontrak, meliputi: 1. Berita Acara Hasil Pemilihan (BAHP); 2. Berita Acara Penetapan Pemenang (BAPP); 3. Surat Penetapan Penyedia Jasa (SPPBJ); 4. Berita acara Pre-Award Meeting; 5. Jaminan-jaminan. Kontrak/perjanjian terdiri dari: Surat Perjanjian; Syarat Umum Kontrak; Syarat Khusus Kontrak; dan Lampiran/Dokumen lain yang merupakan bagian dari kontrak. A.3. Isi kontrak Kontrak sekurang-kurangnya memuat ketentuan: 53

62 1. Adanya para pihak yang menandatangani kontrak (nama,jabatan dan alamat); 2. Adanya pokok pekerjaan yang diperjanjikan (uraian mengenai jenis dan jumlah barang/jasa yang diperjanjikan); 3. Adanya hak dan kewajiban para pihak yang terikat di dalam perjanjian; 4. Nilai atau harga kontrak pekerjaan serta syarat-syarat pembayaran. 5. Adanya persyaratan dan spesifikasi teknis yang jelas dan terperinci; 6. Penjelasan mengenai lokasi dari pekerjaan yang akan dilaksanakan; 7. Jangka waktu penyelesaian/penyerahan pekerjaan dengan disertai jadwal waktu penyelesaian/penyerahan yang pasti (time schedule). 8. Syarat-syarat umum dan syarat syarat khusus kontrak; 9. Spesifikasi umum dan spesifikasi khusus pekerjan; 10. Jaminan jamnan: 11. Ketentuan khusus mengenai: a. Ketentuan mengenai pemutusan kontrak secara sepihak; b. Ketentuan mengenai keadaan memaksa; c. Ketentuan mengenai kewajiban para pihak bila terjadi kegagalan dalam pelaksanaan pekerjaan; d. Ketentuan mengenai perlindungan tenaga kerja (keselamatan kerja bidang konstruksi/k-3, ASTEK dsb) e. Ketentuan mengenai bentuk dan tanggung jawab atas gangguan lingkungan; f. Ketentuan mengenai kontrak kritis; g. Ketentuan mengenai penyelesaian perselisihan. Ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku dalam kontrak konstruksi di Indonesia: 1. Undang-undang No.18/1999 tentang jasa konstruksi; 2. PP. No. 29/2000 tentang Penyelenggaraan Jasa Konstruksi; 3. Keppres RI No.42/2002 tentang Pedoman Pelaksanaan APBN; 4. Perpres RI No.54/2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, dan perobahannya; 5. Permen PUPR No 31/PRT/M/2015 tetntang standar dokumen pengadaaan; 6. Kontrak/perjanjian untuk pengadaan barang/jasa dalam negeri tidak dapat dilakukan dalam bentuk valuta asing. 54

63 B. Penandatanganan kontrak B.1. Umum Kontrak ditandatangani oleh para pihak setelah diterbitkannya surat keputusan penetapan penyedia barang/jasa (SPPBJ) dan penyedia telah menyerahkan jaminan pelaksanaan kepada pengguna barang/jasa yang nilainya dan penerbit jaminan sesuai ketentuan yang ditetapkan. Pekerjaan jasa konsultasi tidak diperlukan jaminan pelaksanaan. Pengadaan dengan nilai sampai dengan Rp ,- bentuk kontrak cukup dengan kwitansi pembayaran serta dengan meterai yang cukup. Pengadaan dengan nilai diatas Rp s/d Rp ,- bentuk kontrak SPK dan tanpa jaminan pelaksanaan. Pengadaan dengan nilai diatas Rp ,- bentuk kontrak berupa kontrak pengadaan barang/jasa dengan jaminan pelaksanaan. Kontrak untuk pekerjaan pengadaan barang/jasa yang bernilai diatas Rp ,- (100 milyar rupiah) ditanda tangani oleh pengguna barang/jasa setelah memperoleh pendapat ahli hukum kontrak yang profesional. Dalam melakukan perikatan, para pihak sedapat mungkin menggunakan standar kontrak atau contoh SPK. Yang dikeluarkan oleh pimpinan instansi yang bersangkutan. Yang diperlukan instansi lainnya. B.2. Hak dan tanggung jawab para pihak Setelah kontrak ditandatangani, para pihak bersama-sama melakukan pemeriksaan lapangan. 1. Dibuat berita acara pemeriksaan lapangan. 2. Dibuat surat penyerahan lapangan. Penyedia dapat menerima uang muka. 1. Untuk usaha kecil setinggi-tingginya 30% dari nilai kontrak. 2. Untuk usaha selain usaha kecil setingi-tingginya 20% dari nilai kontrak. 3. Dilakukan setelah penyedia barang/jasa menyerahkan jaminan uang muka dengan nilai sekurang-kurangnya sama dengan jumlah uang muka yang diberikan. 4. Jaminan uang muka harus diterbitkan oleh bank umum atau asuransi yang mempunyai program asuransi kerugian (surety bond) dan harus direasuransikan sesuai dengan ketentuan menteri keuangan. 5. Masa berlaku jaminan uang muka mengacu kepada KUH Perdata Pasal 1831 dan Pasal 1832 dan tanda-tangan penjamin. 55

64 6. Pengembalian uang muka diperhitungkan berangsur-angsur secara proporsional pada setiap pembayaran prestasi pekerjaan dan harus lunas pada saat prestasi pekerjaan mencapai 100%. 7. Untuk kontrak tahun jamak (multi years) nilai jaminan uang muka secara bertahap dapat dikurangi sesuai dengan pencapaian prestasi pekerjaan. Pembayaran prestasi pekerjaan dapat dilakukan dengan sertifikat bulanan (monthly certificate) atau sistim termin dengan memperhitungkan angsuran uang muka dan kewajiban pajak. Penyedia barang/jasa dilarang mengalihkan tanggung jawab seluruh pekerjaan utama. 1. Dengan mensubkontrakan kepada pihak lain dengan cara dan alasan apapun. 2. Kecuali disubkontrakan kepada penyedia barang/jasa spesialis. Terhadap pelanggaran pada butir 4, dikenakan sanksi berupa denda yang bentuk dan besarnya sesuai dengan yang diatur dalam kontrak. B.3. Perubahan kontrak Perubahan kontrak dilakukan sesuai dengan kesepakatan para pihak. Bila terjadi perubahan atas lingkup pekerjaan, metoda kerja atau waktu pelaksanaan, maka tata cara perubahan itu harus sesuai dengan ketentuan yang berlaku. B.4. Penghentian dan pemutusan kontrak Penghentian kontrak dilakukan bilamana terjadi hal-hal diluar kekuasaan para pihak dalam melakukan kewajibannya. Hal tersebut disebabkan oleh: 1. Perang, perang saudara, pemberontakan. 2. Kekacauan dan huru-hara. 3. Bencana alam yang dinyatakan resmi oleh pemerintah. 4. Keadaan yang ditetapkan dalam kontrak. Pemutusan kontrak bila para pihak cedera janji/tidak memenuhi kewajiban dan tanggung jawab yang diatur dalam kontrak. Pemutusan kontrak yang disebabkan kelalaian penyedia barang/jasa, dikenakan sanksi yang ditetapkan dalam kontrak, berupa 1. Jaminan pelaksanaan menjadi milik negara. 56

65 2. Sisa uang muka harus dilunasi oleh penyedia barang/jasa. 3. Membayar denda dan ganti rugi kepada negara. 4. Pengenaan daftar hitam untuk jangka waktu tertentu. 5. Pengguna barang/jasa dapat memutuskan secara sepihak; Apabila denda keterlambatan pelaksanaan pekerjaan akibat kesalahan penyedia telah melampaui besarnya jaminan pelaksanaan. Pemutusan kontrak akibat kesalahan pengguna barang/jasa: 1. Dikenakan sanksi, berupa kewajiban mengganti kerugian yang menimpa penyedia barang/jasa. 2. Kewajiban tsb, sesuai dengan yang ditetapkan dalam kontrak dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Kontrak batal demi hukum, bila isi kontrak melanggar ketentuan perundanundangan yang berlaku. Kontrak dibatalkan, bila para pihak terbukti melakukan KKN, kecurangan dan pemalsuan dalam proses pengadaan maupun pelaksanaan kontrak. C. Rangkuman Dokumen kontrak secara umum bersumber dari dokumen lelang, semua dokumen lelang yang masih berlaku hingga akhir kontrak menjadi bagian dari dokumen kontrak. Kontrak ditandatangani oleh para pihak setelah diterbitkannya surat keputusan penetapan penyedia barang/jasa (SPPBJ) dan penyedia telah menyerahkan jaminan pelaksanaan kepada pengguna barang/jasa yang nilainya dan penerbit jaminan sesuai ketentuan yang ditetapkan. D. Latihan Soal 1. Apa yang dimaksud dengan Kontrak? 2. Apa yang dimaksud dengan hukum kontrak? 3. Apa yang dimaksud dengan dokumen kontrak? 4. Dalam Penyusunan Dokumen Kontrak, terdapat empat syarat indikator sahnya suatu perjanjian menurut KUHP Pasal Uraikan. 5. Apa saja Isi dokumen kontrak yang anda ketahui? 6. Apa saja syarat dalam penandatanganan kontrak? 57

66

67 PASCA PENANDATANGAN KONTRAK Indikator Keberhasilan Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta diharapkan mampu memahami tahapan pasca penandatangan kontrak sesuai dengan NSPK yang berlaku.

68 A. Persiapan Pelaksanaan Secara garis besar, tahapan kegiatan pelaksanaan kontrak dapat dilihat pada Gambar berikut ini: Gambar 5. Tahapan Kegiatan Pelaksanaan Kontrak Pelaksanaan kontrak konstruksi meliputi tahapan sebagai berikut: 1. Penyerahan Lapangan Sebelum SPMK terbit, dilaksanakan pemeriksaan bersama (direksi teknis dan/atau konsultan pengawas serta penyedia jasa) untuk inventarisasi barang milik PPK. Selanjutnya dibuat berita acara penyerahan lapangan. SPMK sendiri diterbitkan paling lambat 14 hari kerja setelah kontrak ditandatangani. Apabila penyedia jasa tidak segera mulai kerja setelah SPMK maka Pejabat Pembuat Komitmen menerbitkan surat peringatan. Dan apabila penyedia jasa tidak dapat mulai pekerjaan karena kesalahan Pejabat Pembuat Komitmen maka penyedia jasa berhak mendapatkan kompensasi dari Pejabat Pembuat Komitmen. 2. Rapat Persiapan Pelaksanaan Kontrak ( PCM ) Tujuan dari PCM yaitu mempersiapkan koordinasi pelaksanaan pekerjaan dalam rangka mencapai kesepakatan. PCM wajib diikuti para penanggungjawab ketiga unsur proyek. 60

69 Gambar 6 Skema PCM Rencana Kerja 1. Bagan Jadwal Pelaksanaan kontrak yang menunjukkan waktu dan urutan kegiatan utama yang membentuk pekerjaan 2. Rencana Mobilisasi 3. Rencana Relokasi 4. Rencana Keselamatan dan Kesehatan Kerja Konstruksi (RK3K) 5. Program Mutu dalam bentuk Rencana Mutu Kontrak (RMK) 6. Rencana Manajemen dan Keselamatan Kerja 7. Rencana Inspeksi dan Pengujian 8. Dokumen Rencana Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan (jika ada), Dokumen Upaya Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan (jika ada), atau sekurang-kurangnya standar dan prosedur pengelolaan lingkungan yang berlaku khusus untuk kegiatan tersebut 9. Komunikasi dan Korespondensi 10. Rapat Pelaksanaan dan Jadwal 11. Pelaksanaan Pekerjaan 12. Pelaporan dan Pemantauan 13. Dokumen Penyelesaian Pekerjaan/ Penyerahan Pertama Pekerjaan Selesai Diselenggarakan selambat-lambatnya 7 hari setelah SPMK, diikuti oleh direksi pekerjaan, direksi teknis, unsur perencanaan dan penyedia jasa. Rapat ini bertujuan untuk menghasilkan kesepakatan-kesepakatan beberapa materi yang dapat menimbulkan masalah dalam pelaksanaan pekerjaan. Hasil rapat 61

70 persiapan pelaksanaan kontrak dituangkan dalam berita acara. PCM antara lain membahas: a. Pasal-pasal dalam dokumen kontrak, perihal: 1. Pekerjaan tambah kurang; 2. Penyelesaian perselisihan; 3. Pemeliharaan pekerjaan; 4. Kompensasi; 5. Denda; 6. Pemutusan kontrak; 7. Dan lain-lain yang dinilai perlu. b. Tata cara penyelenggaraan pekerjaan, perihal: 1. Organisasi kerja; 2. Tata cara pengaturan pekerjaan (PCM,SCM,FC); 3. Jadwal pelaksanaan pekerjaan; 62 Menyiapkan rencana pelaksanaan pekerjaan Mengenali kegiatan utama Mengatur dan melaporkan perkembangan Menyediakan tenaga, peralatan dan bahan untuk memonitor Memperkirakan tenaga kerja, peralatan dan bahan, serta pengawasan/pengendalian keuangan, sesuai waktu yang ditetapkan (Kurva S ) 4. Suatu jadwal kerja penting untuk hal hal sebagai berikut: Memberikan rencana pelaksanaan dan urutan pelaksanaan pekerjaan dalam jangka waktu yang ditetapkan; Identifikasi kegiatan kegiatan utama; Sebagai alat komunikasi mengenai rencana pekerjaan; Mengukur dan melaporkan kemajuan; Sebagai alat untuk pemantauan dan; Sebagai dasar untuk memberikan kebutuhan pekerjaan, alat dan bahan, serta pengendalian keuangan. 5. Keuntungan pemutakhiran jadwal terhadap kontraktor, yaitu : merupakan rencana tindakan tertulis dasar periode waktu untuk penyelesaian dasar penentuan periode kontrak yang efektif dasar untuk efisiensi dasar pengendalian pekerjaan dasar pengendalian biaya

71 6. Jadwal pengadaan bahan, mobilisasi peralatan dan personil; 7. Penyusunan rencana pemeriksaan lapangan dan pembuatan shop drawing; 8. Sosialisasi kepada masyarakat dan pemerintah daerah setempat mengenai rencana kerja; 9. Penyusunan program mutu; 10. Buku Harian, Laporan dan lain-lain yang dinilai perlu. c. Prog. Mutu (RMK) dan Rencana Penerapan SMK3 d. Mobilisasi e. Pemeriksaan Bersama (MC 0%) f. Pembayaran Uang Muka g. Pembayaran Prestasi Pekerjaan h. Perubahan Kegiatan Pekerjaan Apabila terdapat perbedaan yang signifikan antara kondisi lokasi pekerjaan pada saat pelaksanaan dengan gambar dan spesifikasi yang ditentukan dalam Dokumen Kontrak, maka PPK bersama penyedia dapat melakukan perubahan kontrak yang meliputi antara lain: 1. menambah atau mengurangi volume pekerjaan yang tercantum dalam kontrak; 2. menambah atau mengurangi jenis pekerjaan; 3. mengubah spesifikasi teknis dan gambar pekerjaan sesuai dengan kebutuhan lokasi pekerjaan; dan/atau 4. melaksanakan pekerjaan tambah yg belum tercantum dalam kontrak yg diperlukan untuk menyelesaikan seluruh pekerjaan sesuai lingkup kontrak awal. 5. Pekerjaan tambah harus mempertimbangkan tersedianya anggaran dan paling tinggi 10% dari nilai kontrak awal. 6. Perintah perubahan pekerjaan dibuat oleh PPK secara tertulis kepada penyedia kemudian dilanjutkan dengan negosiasi teknis dan harga dengan tetap mengacu pada ketentuan yang tercantum dalam kontrak awal. Prinisp-Prinsip Perubahan Jadwal Pelaksanaan : Kurva S awal tetap dipertahankan Revisi Skedul tidak betujuan untuk memperkecil deviasi Proses Revisi skedul dimulai pada tanggal terjadinya perubahan. 63

72 Gambar 7 Revisi Skedul Akibat Perpanjangan Waktu (Benar) Perubahan Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan; 7. Perpanjangan waktu pelaksanaan dapat diberikan oleh PPK atas pertimbangan yang layak dan wajar untuk hal-hal sebagai berikut: pekerjaan tambah; perubahan disain; keterlambatan yang disebabkan oleh PPK; masalah yang timbul di luar kendali penyedia; dan/atau keadaan kahar 8. Waktu penyelesaian pekerjaan dapat diperpanjang sekurangkurangnya sama dengan waktu terhentinya kontrak akibat keadaan kahar atau waktu yang diperlukan utk menyelesaikan pekerjaan. i. Denda & Ganti Rugi j. Keadaan Kahar (Force Majeur) k. Pemberlakuan Kontrak Kritis (SCM) l. Penghentian dan Pemutusan Kontrak m. Laporan Hasil Pekerjaan n. Perpanjangan Waktu Pelaksanaan o. Kerjasama Antara Penyedia B/J dengdn Subkontraktor 64

73 p. Serah terima Pekerjaan Setelah pekerjaan selesai 100%, penyedia mengajukan permintaan secara tertulis kepada PPK untuk penyerahan pekerjaan. Dalam rangka penilaian hasil pekerjaan, PPK menugaskan Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan. Apabila memerlukan keahlian teknis khusus dapat dibantu oleh tim/tenaga ahli untuk membantu pelaksanaan tugas Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan. PPK akan mengambil alih lokasi dan hasil pekerjaan dalam jangka waktu tertentu setelah dikeluarkan surat keterangan selesai/pengakhiran pekerjaan. q. Kompensasi Peristiwa Kompensasi yg dapat diberikan kepada penyedia yaitu: 1. PPK mengubah jadwal yang dapat mempengaruhi pelaksanaan pekerjaan; 2. keterlambatan pembayaran kepada penyedia; 3. PPK tidak memberikan gambar-gambar, spesifikasi dan/atau instruksi sesuai jadwal yang dibutuhkan; 4. penyedia blm bisa masuk ke lokasi sesuai jadwal dlm kontrak; 5. PPK menginstruksikan kepada pihak penyedia utk melakukan pengujian tambahan yang setelah dilaksanakan pengujian ternyata tdk ditemukan kerusakan/kegagalan/penyimpangan; 6. PPK memerintahkan penundaan pelaksanaan pekerjaan; 7. PPK memerintahkan untuk mengatasi kondisi tertentu yang tidak dapat diduga sebelumnya dan disebabkan oleh PPK; 8. Ketentuan lain dalam SSKK. Perpanjangan waktu penyelesaian pekerjaan hanya dapat diberikan jika berdasarkan data penunjang dan perhitungan kompensasi yang diajukan oleh penyedia kepada PPK, dapat dibuktikan perlunya tambahan waktu akibat Peristiwa Kompensasi. Penyedia tidak berhak atas ganti rugi dan/atau perpanjangan waktu penyelesaian pekerjaan jika penyedia gagal atau lalai untuk memberikan peringatan dini dalam mengantisipasi atau mengatasi dampak Peristiwa Kompensasi. Penyelesaian Sengketa dalam Kontrak dapat dilakukan melalui pengadilan dan di luar pengadilan. Pemilihan jenis penyelesaian sengketa ini ditetapkan daam Dokumen Pemilihan/Kontrak. Timbulnya sengketa biasanya bermula dari situasi dimana ada pihak yang merasa dirugikan oleh pihak lain. Atau diawali 65

74 dengan perasaan tidak puas yang bersifat subyektif dan tertutup. Dapat juga Proses sengketa terjadi karena tidak adanya titik temu antara pihak-pihak yang bersengketa. Dengan demikian diperlukan adanya dasar/alasan dalam penetapan/pemilihan jenis penyelesaian sengketa. Dokumen Penyelesaian Pekerjaan/ Penyerahan Pertama Pekerjaan Selesai B. Pelaksanaan Kontrak Pelaksanaan Kontrak terdiri atas: a. Penetapan Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa b. (SPPBJ); c. Penandatanganan Kontrak; d. Pemberian uang muka; e. Pembayaran prestasi pekerjaan; f. Perubahan Kontrak; g. Penyesuaian harga; h. Penghentian Kontrak atau Berakhirnya Kontrak; i. Pemutusan Kontrak; j. Serah Terima Hasil Pekerjaan; dan/atau k. Penanganan Keadaan Kahar. 1. Penggunaan Program Mutu; Program Mutu Pengadaan Barang/Jasa. a. Harus disusun oleh penyedia barang/jasa dan disepakati oleh pengguna barang/jasa. b. Hal tsb dilakukan pada saat rapat persiapan pelaksanaan kontrak. c. Program mutu dapat direvisi sesuai dengan kondisi lapangan. Program Mutu Pengadaan Barang/Jasa Paling Tidak Berisi sbb: a. Informasi pengadaan barang/jasa. b. Organisasi proyek, pengguna barang/jasa dan penyedia barang/jasa. c. Jadwal pelaksanaan. d. Prosedur pelaksanaan pekerjaan. e. Prosedur instruksi kerja. f. Pelaksana kerja. 2. Mobilisasi. 66

75 Lingkup kegiatan mobilisasi tergantung pada jenis dan volume pekerjaan yang harus dilaksanakan, dan secara umum harus memenuhi berikut: a. Penyewaan atau pembelian sebidang lahan yang diperlukan untuk base camp Penyedia Jasa dan kegiatan pelaksanaan. b. Mobilisasi semua Personil Penyedia Jasa sesuai dengan struktur organisasi pelaksana yang telah disetujui oleh Direksi Pekerjaan. c. Mobilisasi personil dan peralatan dapat dilakukan secara bertahap sesuai dengan kebutuhan lapangan namun ketentuan ini hanya berlaku untuk pentahapan mobilisasi peralatan utama dan personel terkaitnya dan harus sudah diatur jadwalnya terlebih dahulu saat tahap pengadaan jasa pemborongannya. Pengaturan mobilisasi secara bertahap ini tidak menghapuskan denda akibat keterlambatan mobilisasi setiap tahapannya sesuai jadwal yang disepakati dan merupakan bagian yang tidak terpisah dari Kontrak. d. Mobilisasi dan pemasangan peralatan sesuai dengan daftar peralatan yang tercantum dalam Penawaran, dari suatu lokasi asal ke tempat pekerjaan dimana peralatan tersebut akan digunakan menurut Kontrak ini. e. Penyediaan dan pemeliharaan base camp Penyedia Jasa, jika perlu termasuk kantor lapangan, tempat tinggal, bengkel, gudang, ruang laboratorium beserta peralatan ujinya, dsb. f. Dalam segala hal, mobilisasi personil dan peralatan utama yang dilakukan secara bertahap dan terjadwal tidak boleh melampaui dua pertiga periode pelaksanaan konstruksinya. Dalam 7 Hari Spmk, Rapat Ppk Dan Kontraktor. Paling Lambat 15 Hari Menyerahkan Program Dalam 30 Hari Harus Dimulai Masa Mobilisasi 90 Hari Laboratorium Selesai Dalam 60 Hari Pembayaran Mobilisasi: 50% setelah laboratorium selesai dan peralatan 50% (i). 20% setelah peralatan utama dikerahkan (ii). 30% setelah mobilisasi selesai (iii). Mobilisasi Alat: Izin pemasukan barang 67

76 Izin mengoperasikan peralatan Izin menggunakan jalan/jembatan Komposisi peralatan Mendatangkan peralatan Lokasi Material: Nama lokasi Jarak ke proyek/lokasi pek Pengujian laboratorium Estimasi kuantitas Pertimbangan yang diperlukan 3. Pemeriksaan Bersama. Pemeriksaan bersama oleh pengguna barang/jasa dan penyedia barang/jasa dilakukan pada tahap awal periode pelaksanaan kontrak/pelaksanaan pekerjaan. Dalam hal tsb diatas, pengguna barang/jasa dapat membentuk panitia/pejabat peneliti pelaksanaan kontrak. Bila dalam pemeriksaan bersama tsb mengakibatkan perubahan isi kontrak, maka harus dituangkan dalam bentuk adendum kontrak. 4. Gambar Kerja (Shop Drawing). Gambar memperlihatkan dimensi konstruksi sebagai penjabaran dari spesifikasi teknis, Gambar kerja/pelaksanaan (shop drawing) merupakan acuan detail untuk pelaksanaan di lapangan. Gambar pelaksanaan/shop drawing adalah pemeriksan ulang desain terhadap keadaan lapangan karena terdapat kemungkinan perubahan (penyesuaian). 5. Pembayaran Uang Muka. Usaha Kecil maximum 30% dan Usaha Non Kecil maximum 20%. 6. Pengukuran Prestasi Pekerjaan. 68

77 Kriteria dan mekanisme pengukuran terhadap prestasi pekerjaan ditentukan dalam SSKK (Syarat-Syarat Khusus Kontrak). 7. Pembayaran Prestasi Pekerjaan. Sesuai prestasi fisik nyata dilapangan berdasarkan laporan proges fisik dari konsultan upervisi. (Montly Certificate atau Termin yang ditentukan dalam SSKK). 8. Perubahan Kegiatan Pekerjaan. Untuk kepentingan pemeriksaan, pengguna barang/jasa dapat membentuk panitia/pejabat peneliti pelaksanaan kontrak. Bila terapat perbedaan yang signifikan antara kondisi lapangan dan gambar, spesifikasi yang ditentukan dalam dokumen kontrak maka pengguna barang/jasa dan penyedia barang/jasa dapat melakukan perubahan kontrak yang meliputi: a. Menambah/mengurangi volume pekerjaan yang tercantum dalam kontrak. b. Menambah atau mengurangi jenis pekerjaan. c. Mengubah spesifikasi pekerjaan sesuai dengan kebutuhan lapangan. d. Melaksanakam pekerjaan tambah yang belum termasuk dalam kontrak, yang diperlukan untuk menyelesaikan seluruh pekerjaan. e. Pekerjaan tambah tidak boleh melebihi 10% dari harga kontrak awal. f. Perintah perubahan dibuat secara tertulis oleh pengguna barang/jasa ditujukan kepada penyedia barang/jasa. g. Selanjutnya ditindaklanjuti dengan negosiasi teknis dan harga, dengan mengacu pada ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam kontrak awal. h. Harga negosiasi dituangkan dalam berita acara dan sebagai dasar dalam penyusunan adendum kontrak. 9. Denda dan Ganti Rugi. a. Denda adalah sanksi finansial yang dikenakan pada penyedia barang/jasa. b. Ganti rugi adalah sanksi finansial yang dikenakan pada pengguna barang/jasa. 69

78 c. Denda dan ganti rugi tsb disebabkan oleh terjadinya cidera janji yang tercantum dalam kontrak. d. Besarnya denda atas keterlambatan penyelesaian pekerjaan adalah 1/1000 dari harga kontrak setiap hari keterlambatan. e. Besarnya ganti rugi atau keterlambatan pembayaran adalah: 1) Bunga terhadap nilai tagihan yang terlambat dibayar. 2) Tingkat suku bunga yang diberikan adalah yang berlaku pada saat itu (ketetapan BI), atau dapat diberikan kompensasi sesuai dalam dokumen kontrak. 3) Tata cara pembayaran denda-ganti rugi diatur dalam dokumen kontrak. 4) 10. Penyesuaian Harga. Penyesuaian harga dilakukan sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam dokumen kontrak. Penyesuaian harga diberlakukan terhadap kontrak jangka panjang-lebih dari 12(dua belas) bulan. 11. Keadaan Kahar (force majeur). Apabila terjadi keadaan kahar maka penyedia barang/jasa: a. Dalam waktu 14 (empat belas) hari dari hari terjadinya keadaan kahar memberitahukan kepada pengguna barang/jasa. b. Pemberitahuan tsb harus disertai pernyataan keadaan kahar dari instansi yang berwenang. 12. Perpanjangan Waktu. Jika terjadi Peristiwa Kompensasi sehingga penyelesaian pekerjaan akan melampaui Tanggal Penyelesaian maka penyedia berhak untuk meminta perpanjangan Tanggal Penyelesaian berdasarkan data penunjang. PPK berdasarkan pertimbangan Pengawas Pekerjaan memperpanjang Tanggal Penyelesaian Pekerjaan secara tertulis. Perpanjangan Tanggal Penyelesaian harus dilakukan melalui Adendum Kontrak. PPK berdasarkan pertimbangan Pengawas Pekerjaan harus telah menetapkan ada tidaknya perpanjangan dan untuk berapa lama, dalam jangka waktu 21 (dua puluh satu) hari kalender setelah penyedia meminta perpanjangan. Jika penyedia lalai untuk memberikan peringatan dini atas keterlambatan atau 70

79 tidak dapat bekerja sama untuk mencegah keterlambatan sesegera mungkin, maka keterlambatan seperti ini tidak dapat dijadikan alasan untuk memperpanjang Tanggal Penyelesaian. 13. Penghentian dan Pemutusan Kontrak. Telah dijelaskan pada SSUK. 14. Amandemen Kontrak. Amandemen kontrak harus segera dibuat bila terjadi perubahan kontrak. Perubahan kontrak dapat terjadi apabila: Perubahan pekerjaan yang disebabkan oleh sesuatu hal yang dilakukan oleh para pihak dalam kontrak sehingga mengubah lingkup pekerjaan; Perubahan jadual pelaksanaan pekerjaan akibat adanya perubahan pekerjaaan; Perubahan harga kontrak akibat adanya perubahan pekerjaan. 15. Gambar Terlaksana (As Built Drawing). Penyedia jasa harus menyerahkan kepada direksi pekerjaan gambar pelaksanaan (as built drawing) paling lambat setelah penyerahan pertama pekerjaan. Apabila penyedia jasa terlambat menyerahkan gambar pelaksanaan, maka pengguna jasa dapat menahan sejumlah uang sesuai ketentuan dalam syarat-syarat kontrak. Apabila penyedia jasa tidak menyerahkan gambar pelaksanaan, maka pengguna jasa dapat mempehitungkan pembayaran kepada penyedia jasa dengan ketentuan sesuai syarat-syarat khusus kontrak. 16. Pengendalian Pelaksanaan Pekerjaan. Pengawasan; Melihat, mencatat, mengukur, dan membuat laporan. Evaluasi; Analisa, identifikasi masalah, pengelompokan masalah, dan upaya pemecahan masalah. Tindak turun tangan (T3); Tindakan konkrit yang dilakukan dalam pemecahan masalah tersebut sesuai hasil pengelompokan. Beberapa hal yang dikendalikan dalam pelaksanaan pekerjaan yaitu: 71

80 a. Waktu; Tujuan dari pengendalian waktu: Agar kemajuan pekerjaan tepat waktu. Untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam proses pencapaian sasaran. Agar tidak terjadi kenaikan biaya. Menghindari terjadinya (SIAP). b. Mutu; c. Volume; d. Biaya; dan e. Tertib administrasi. Alat pengendalinya yaitu program kerja; a. Program kerja yang baik: Diagram balok (Bar Chart); Kurva s ( S Curve); Diagram vektor (Vector Diagram). b. Pilih program kerja yang sesuai: Upper level -> Kurva S Lower level -> Diagram Balok, Diagram Vektor Penilaian Jadwal Waktu Pelaksanaan; a. Penjadwalan adalah suatu rencana tata cara yang menunjukkan waktu dan urutan operasi atau pelaksanaan setiap jenis pekerjaan. b. Dalam urutan perencanaan proyek yang normal, kontraktor akan membuat beberapa jadwal dasar: Jadwal Kegiatan Jadwal Sumber Daya Jadwal Kemajuan Keuangan Jadwal Uang Tunai c. Pentingnya jadwal bagi seorang pengawas. d. Jadwal waktu pelaksanaan konstruksi yang realistis merupakan Rencana tindakan yang tertulis Dasar periode waktu untuk penyelesaian setiap jenis pekerjaan Dasar penentuan periode kontrak yang efektif Dasar pemakaian semua sumber daya yang efisien 72

81 Dasar koordinasi dan pengendalian pekerjaan Dasar pengendalian biaya dan perkiraan uang tunai ( cash flow ). 17. Manajemen Mutu Definisi-definisi yang berhubungan dengan Manajemen Mutu: Pengendalian Mutu (Quality Control / QC): Proses memeriksa mutu hasil produk atau jasa pelayanan tertentu dari Penyedia jasa untuk menentukan apakah hasil-hasil tersebut memenuhi standar mutu terkait yang dipersyaratkan di dalam spesifikasi teknis, memperbaiki kesalahan-kesalahan atas mutu yang diperoleh lebih rendah serta cara-cara mengidentifikasi untuk menghilangkan sebab-sebab produk atau kinerja jasa pelayanan yang tidak memenuhi syarat. Jaminan Mutu (QA, Quality Assurance): Proses mengevaluasi prosedur standar dan instruksi kerja seluruh produk atau jasa pelayanan, yang dievaluasi oleh Direksi Pekerjaan atau Direksi Teknik untuk dapat menjamin bahwa mutu hasil pekerjaan yang dilaksanakan oleh Penyedia jasa dapat diterima atau ditolak sebagai dasar persetujuan pembayaran pekerjaan yang memenuhi syarat kontrak. Penyusunan Program Mutu; a. Program mutu disusun oleh penyedia paling sedikit berisi : informasi mengenai pekerjaan yang akan dilaksanakan; organisasi kerja penyedia; jadwal pelaksanaan pekerjaan; prosedur pelaksanaan pekerjaan; prosedur instruksi kerja; dan pelaksana kerja. b. Program mutu dapat direvisi sesuai dengan kondisi lokasi pekerjaan. 18. Penyelesaiaan Perselisihan (Dispute) Para Pihak berkewajiban untuk berupaya sungguh-sungguh menyelesaikan secara damai semua perselisihan yang timbul dari atau berhubungan dengan Kontrak ini atau interpretasinya selama atau setelah pelaksanaan pekerjaan ini. Penyelesaian perselisihan atau sengketa antara para pihak dalam Kontrak dapat dilakukan melalui musyawarah, arbitrase, mediasi, konsiliasi atau pengadilan sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan. Penyelesaian perselisihan atau sengketa yang dipilih ditetapkan dalam SSKK. 73

82 Apabila hal ini tidak diatur dengan baik maka perselisihan atau sengketa akan berlarut-larut atau berkepanjangan tanpa ada penyelesaian. Yang pasti, walaupun perselisihan ini pertama-tama disepakati untuk diselesaikan melalui jalan musyawarh untuk mufakat, teteapi yang sering terjadi adalah tidak ditetapkannya batas waktu musyawarah sehinnga musyawarah terus berlangsung tanpa batas waktu. Walaupun dikatakan bahwa jika musyawaraha tidak menghasilkan mufakat maka perselisihan dapat diselesaikan melalui lembaga Abritase atau pengadilan, masalahnya adalah kapan perselisihan tersebut dapat diserahkan ke Abritase atau pengadilan karena musyawarah terlus berlangsung tanpa batas waktu. Oleh karena itu, batas waktu musyawarah utuk mufakat harus ditetapkan. Lembaga yang akan menyelesaikan perselisihan hasrus ditetapkan dengan tegas sesuai ketentuan Undang-Undang No.18 Tahun 1999 Pasal 36 dan Peraturan Pemerintah No.26 Tahun 2000 Pasal 49 ayat Kompensasi Peristiwa Kompensasi yang dapat diberikankepada penyedia yaitu: a. PPK mengubah jadwal yang dapat mempengaruhi pelaksanaan pekerjaan; b. Keterlambatan pembayaran kepada penyedia; c. PPK tidak memberikan gambar-gambar, spesifikasi dan/atau instruksi sesuai jadwal yang dibutuhkan; d. Penyedia belum bisa masuk ke lokasi sesuai jadwal dalam kontrak; e. PPK menginstruksikan kepada pihak penyedia untuk melakukan pengujian tambahan yang setelah dilaksanakan pengujian ternyata tidak ditemukan kerusakan/kegagalan/penyimpangan; f. PPK memerintahkan penundaan pelaksanaan pekerjaan; g. PPK memerintahkan untuk mengatasi kondisi tertentu yang tidak dapat diduga sebelumnya dan disebabkan oleh PPK; h. Ketentuan lain dalam SSKK. Jika Peristiwa Kompensasi mengakibatkan pengeluaran tambahan dan/atau keterlambatan penyelesaian pekerjaan maka PPK berkewajiban untuk membayar ganti rugi dan/atau memberikan perpanjangan waktu penyelesaian pekerjaan. Ganti rugi hanya dapat dibayarkan jika berdasarkan data penunjang dan perhitungan kompensasi yang diajukan oleh penyedia kepada PPK, dapat dibuktikan kerugian nyata akibat Peristiwa Kompensasi. 74

83 Perpanjangan waktu penyelesaian pekerjaan hanya dapat diberikan jika berdasarkan data penunjang dan perhitungan kompensasi yang diajukan oleh penyedia kepada PPK, dapat dibuktikan perlunya tambahan waktu akibat Peristiwa Kompensasi. Penyedia tidak berhak atas ganti rugi dan/atau perpanjangan waktu penyelesaian pekerjaan jika penyedia gagal atau lalai untuk memberikan peringatan dini dalam mengantisipasi atau mengatasi dampak Peristiwa Kompensasi. 20. Bagian Pekerjaan yang Disubkontrakan Pekerjaan spesialis atau bagian pekerjaan bukan pekerjaan utama yang ditetapkan sebagaimana tercantum dalam penawaran, yang pelaksanaannya diserahkan kepada penyedia lain dan disetujui terlebih dahulu oleh PPK. 21. Pengalihan dan/atau Subkontrak Penyedia dilarang untuk mengalihkan sebagian atau seluruh Kontrak ini. Pengalihan seluruh kontrak hanya diperbolehkan dalam hal pergantian nama Penyedia, baik sebagai akibat peleburan (merger) maupun akibat lainnya. Penyedia dilarang mengalihkan pelaksanaan pekerjaan utama berdasarkan Kontrak, dengan melakukan subkontrak kepada pihak lain, kecuali sebagian pekerjaan utama kepada penyedia spesialis setelah mendapat persetujuan tertulis dari PPK. Penyedia tetap bertanggung jawab atas bagian pekerjaan yang disubkontrakkan. Jika ketentuan di atas dilanggar maka Kontrak diputuskan dan Penyedia dikenakan sanksi sebagaimana diatur dalam SSKK. 22. Kerjasama dengan Sub Kontraktor Penyedia yang mempunyai harga Kontrak di atas Rp ,00 (dua puluh lima miliar rupiah) sampai dengan Rp ,00 (lima puluh miliar rupiah) wajib bekerja sama dengan penyedia Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Koperasi Kecil, yaitu dengan cara men-subkontrakkan sebagian pekerjaan yang bukan pekerjaan utama. Penyedia yang mempunyai harga Kontrak di atas Rp ,00 (lima puluh miliar rupiah) wajib bekerja sama dengan penyedia Usaha Mikro, Usaha 75

84 Kecil dan Koperasi Kecil, yaitu dengan mensubkontrakkan sebagian pekerjaan yang bukan pekerjaan utama kepada sub penyedia jasa dari lokasi pekerjaan setempat, kecuali tidak tersedia sub penyedia jasa yang dimaksud. Bagian pekerjaan yang disubkontrakkan tersebut harus diatur dalam Kontrak dan disetujui terlebih dahulu oleh PPK. Penyedia tetap bertanggung jawab atas bagian pekerjaan yang disubkontrakkan tersebut. Ketentuan-ketentuan dalam subkontrak harus mengacu kepada Kontrak serta menganut prinsip kesetaraan. 23. Buku dan Laporan Pemeriksaan pekerjaan dilakukan selama pelaksanaan kontrak untuk menetapkan volume pekerjaan atau kegiatan yang telah dilaksanakan guna pembayaran hasil pekerjaan. Hasil pemeriksaan pekerjaan dituangkan dalam laporan kemajuan hasil pekerjaan. Untuk kepentingan pengendalian dan pengawasan pelaksanaan pekerjaan, seluruh aktivitas kegiatan pekerjaan dilokasi pekerjaan dicatat dalam buku harian sebagai bahan laporan harian pekerjaan yang berisi rencana dan realisasi pekerjaan harian. Laporan harian berisi: a. Jenis dan kuantitas bahan yang berada di lokasi pekerjaan; b. Penempatan tenaga kerja untuk tiap macam tugasnya; c. Jenis, jumlah dan kondisi peralatan; d. Jenis dan kuantitas pekerjaan yang dilaksanakan; e. Keadaan cuaca termasuk hujan, banjir dan peristiwa alam lainnya yang berpengaruh terhadap kelancaran pekerjaan; dan f. Catatan-catatan lain yang berkenaan dengan pelaksanaan. Laporan harian dibuat oleh penyedia, apabila diperlukan diperiksa oleh konsultan, dan disetujui oleh wakil PPK. Laporan mingguan terdiri dari rangkuman laporan harian dan berisi hasil kemajuan fisik pekerjaan dalam periode satu minggu, serta hal-hal penting yang perlu ditonjolkan. Laporan bulanan terdiri dari rangkuman laporan mingguan dan berisi hasil kemajuan fisik pekerjaan dalam periode satu bulan, serta hal-hal penting yang perlu ditonjolkan. 76

85 C. Serah Terima Hasil Pekerjaan Pelaksanaan penyerahan hasil pekerjaan 100% (seratus persen) dari Penyedia kepada Pejabat Penandatangan Kontrak sampai dengan serah terima hasil pekerjaan kepada PA/KPA dijelaskan dalam bagan alur berikut: Gambar 8. Alur Serah Terima Hasil Pekerjaan Serah terima hasil pekerjaaan dilaksanakan setelah pekerjaan selesai 100% (seratus persen) sesuai ketentuan yang termuat dalam Kontrak, Penyedia mengajukan permintaan secara tertulis kepada Pejabat Penandatangan Kontrak untuk serah terima barang/jasa. Pejabat Penandatangan Kontrak melakukan pemeriksaan terhadap barang/jasa yang diserahkan. Pejabat Penandatangan Kontrak dan Penyedia menandatangani Berita Acara Serah Terima. a. Setelah pekerjaan selesai 100% (seratus persen) sesuai dengan ketentuan yang tertuang dalam Kontrak, Penyedia mengajukan permintaan secara tertulis kepada Pejabat Penandatangan Kontrak untuk penyerahan hasil pekerjaan. b. Sebelum dilakukan serah terima, Pejabat Penandatangan Kontrak melakukan pemeriksaan terhadap hasil pekerjaan, yang dapat dibantu oleh Konsultan Pengawas atau tim ahli dan tim teknis. c. Pemeriksaan dilakukan terhadap kesesuaian hasil pekerjaan terhadap kriteria/spesifikasi yang tercantum dalam Kontrak. d. Apabila dalam pemeriksaan hasil pekerjaan tidak sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam Kontrak dan/atau cacat hasil pekerjaan, Pejabat 77

86 Penandatangan Kontrak memerintahkan Penyedia untuk memperbaiki dan/atau melengkapi kekurangan pekerjaan. e. Apabila dalam pemeriksaan hasil pekerjaan telah sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam Kontrak maka Pejabat Penandatangan Kontrak dan Penyedia menandatangani Berita Acara Serah Terima. f. Setelah penandatanganan Berita Acara Serah Terima, Pejabat Penandatangan Kontrak menyerahkan barang/hasil pekerjaan kepada PA/KPA. g. PA/KPA meminta PjPHP/PPHP untuk melakukan pemeriksaan administratif terhadap barang/hasil pekerjaan yang diserahterimakan. h. PjPHP/PPHP melakukan pemeriksaan administratif proses pengadaan barang/jasa sejak perencanaan pengadaan sampai dengan serah terima hasil pekerjaan, meliputi dokumen program/penganggaran, surat penetapan PPK, dokumen perencanaan pengadaan, RUP/SIRUP, dokumen persiapan pengadaan, dokumen pemilihan Penyedia, dokumen Kontrak dan perubahannya serta pengendaliannya, dan dokumen serah terima hasil pekerjaan. i. Apabila hasil pemeriksaan administrasi ditemukan ketidaksesuaian/kekurangan, PjPHP/PPHP melalui PA/KPA memerintahkan Pejabat Penandatanganan Kontrak untuk memperbaiki dan/atau melengkapi kekurangan dokumen administratif. j. Hasil pemeriksaan administratif dituangkan dalam Berita Acara. Masa Pemeliharaan a. Penyedia wajib memelihara hasil pekerjaan selama masa pemeliharaan sehingga kondisi tetap seperti pada saat penyerahan pertama pekerjaan. b. Setelah masa pemeliharaan berakhir, Penyedia mengajukan permintaan secara tertulis kepada Pejabat Penandatangan Kontrak untuk penyerahan akhir pekerjaan. c. Pejabat Penandatangan Kontrak menerima penyerahan akhir pekerjaan setelah Penyedia melaksanakan semua kewajibannya selama masa pemeliharaan dengan baik. Pejabat Penandatangan Kontrak wajib melakukan pembayaran sisa nilai kontrak yang belum dibayar atau mengembalikan Jaminan Pemeliharaan. d. Khusus Pekerjaan Konstruksi: 78

87 1) masa pemeliharaan paling singkat untuk pekerjaan permanen selama 6 (enam) bulan, sedangkan untuk pekerjaan semi permanen selama 3 (tiga) bulan; dan 2) masa pemeliharaan dapat melampaui Tahun Anggaran. e. Khusus Pengadaan Barang, masa garansi diberlakukan sesuai kesepakatan para pihak dalam Kontrak f. Apabila Penyedia tidak melaksanakan kewajiban pemeliharaan sebagaimana mestinya, maka Pejabat Penandatangan Kontrak berhak untuk tidak membayar retensi atau mencairkan Jaminan Pemeliharaan untuk membiayai perbaikan/pemeliharaan, serta Penyedia dikenakan sanksi Daftar Hitam. g. Dalam hal terdapat nilai sisa penggunaan uang retensi atau uang pencairan Jaminan Pemeliharaan untuk membiayai Pembiayaan/Pemeliharaan maka Pejabat Penandatangan Kontrak wajib menyetorkan kepada Kas Negara. h. Apabila dalam pemeriksaan hasil pekerjaan telah sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam Kontrak maka Pejabat Penandatangan Kontrak dan Penyedia menandatangani Berita Acara Serah Terima akhir. i. PA/KPA mengalokasikan anggaran untuk keperluan operasional PPK selama masa pemeliharaan oleh Penyedia. j. Jaminan Pemeliharaan dikembalikan 14 (empat belas) hari kerja setelah masa pemeliharaan selesai. Apabila penyedia tidak melaksanakan kewajiban pemeliharaan sebagaimana mestinya, maka PPK berhak menggunakan uang retensi untuk membiayai perbaikan/pemeliharaan atau mencairkan Jaminan Pemeliharaan. a. Penyedia dapat mengajukan secara tertulis PHO setelah pekerjaan selesai 100 % b. Panitia memeriksa dan menilai hasil pekerjaan, kekurangan dan cacat harus diperbaiki c. Belum selesai berlaku denda d. Jika sdh 100 % pembayaran 95 %, 5 % ditahan sampai FHO atau dapat ditukar dgn jaminan pemeliharaan 79

88 Gambar 9. Masa Pemeliharaan 1. Pekerjaan setelah selesai 100% sesuai dengan yang tertuang dalam kontrak, penyedia mengajukan permintaan secara tertulis kepada pengguna untuk penyerahan pekerjaan. Atas permintaan penyerahan pekerjaan tsb pengguna: a. Melakukan penilaian terhadap hasil pekerjaan yang telah diselesaikan. b. Pemeriksaan dilakukan baik secara sebagian atau seluruh pekerjaan. c. Penyedia ditugaskan untuk memperbaiki, melengkapi kekurangan pekerjaan sebagaimana yang disyaratkan dalam kontrak, bila ternyata tidak sesuai. 2. Penguna barang/jasa menerima penyerahan pekerjaan setelah seluruh hasil pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan ketentuan kontrak. 3. Penyedia barang/jasa wajib melakukan pemeliharaan atas hasil pekerjaan dengan masa pemeliharaan yang ditetapkan dalam kontrak, sehingga kondisinya tetap seperti pada waktu penyerahan pertama pekerjaan (PHO=Provisional Hand Over). 4. Penyedia barang/jasa dapat memperoleh uang retensi dengan menyerahkan jaminan pemeliharaan: a. Retensi pemeliharaan selama masa pemeliharaan sebesar 5% dari nilai kontrak. 80

89 b. Pembayaran dapat dilakukan 100% dari nilai kontrak, tetapi penyedia barang/jasa harus menyerahkan jaminan Bank sebesar 5% dari nilai kontrak. c. Jaminan Bank tsb yang diterbitkan oleh Bank Umum atau perusahaan asuransi yang mempunyai program asuransi kerugian (surety bond) dan direasuransikan sesuai dengan ketentuan menteri keuangan. 5. Masa pemeliharaan: Pekerjaan semi permanen selama 3 (tiga) bulan, dan Masa pemeliharaan dapat melampaui tahun anggaran. 6. Setelah masa pemeliharaan berakhir dan kondisinya tetap seperti pada waktu PHO, pengguna menerima penyerahan kedua pekerjaan tsb (FHO = Final Hand Over) dan jaminan pemeliharaan dikembalikan kepada penyedia barang/jasa. D. Rangkuman Kontrak adalah perjanjian atau persetujuan tertulis yang merupakan tindakan para pihak, dimana masing-masing pihak didalamnya dituntut untuk melakukan prestasi. Unsur Perjanjian/Kontrak: Adanya para pihak. Adanya persetujuan antara para pihak tersebut. Adanya tujuan yang akan dicapai. Adanya prestasi yang akan dilaksanakan. Adanya bentuk tertentu (bentuk kontrak). Adanya syarat-syarat tertentu. Pelaksanaan kontrak konstruksi meliputi tahapan sebagai berikut: Penyerahan Lapangan; Rapat Persiapan Pelaksanaan Kontrak ( PCM ); Prog. Mutu (RMK) dan Rencana Penerapan SMK3; SPMK; Mobilisasi; Pemeriksaan Bersama (MC 0%); Pembayaran Uang Muka; Pembayaran Prestasi Pekerjaan; Perubahan Kegiatan Pekerjaan; 81

90 Denda & Ganti Rugi; Keadaan Kahar (Force Majeur); Pemberlakuan Kontrak Kritis (SCM); Penghentian dan Pemutusan Kontrak; Laporan Hasil Pekerjaan; Perpanjangan Waktu Pelaksanaan; Kerjasama Antara Penyedia B/J dengdn Subkontraktor; Serahterima Pekerjaan; KompensasI. Setelah pekerjaan selesai 100% (seratus perseratus), penyedia mengajukan permintaan secara tertulis kepada PPK untuk penyerahan hasil pekerjaan. Dalam rangka penilaian hasil pekerjaan, PPK dapat menugaskan Panitia Penerima Hasil Pekerjaan. Apabila memerlukan keahlian teknis khusus dapat dibantu oleh tim/tenaga ahli untuk membantu pelaksanaan tugas Panitia Penerima Hasil Pekerjaan. Panitia Penerima Hasil Pekerjaan melakukan penilaian terhadap hasil pekerjaan yang telah diselesaikan oleh penyedia. Apabila terdapat kekurangankekurangan dan/atau cacat hasil pekerjaan, penyedia wajib memperbaiki/menyelesaikannya, atas perintah PPK. PPK menerima penyerahan pertama pekerjaan setelah seluruh hasil pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan ketentuan Kontrak sejak tanggal berita acara penyerahan pekerjaan dan telah diterima oleh Panitia Penerima Hasil Pekerjaan. E. Latihan Soal 1. Bagaimana mekanisme PCM (Rapat Persiapan Pelaksanaan Kontrak), dan apa tujuan serta hal apa saja yang dibahas didalamnya? 2. Apa saja ketentuan umum dari SPMK (Surat Perintah Mulai Kerja)? 3. Bagaimana cara melakukan penyelesaian perselisihan antara pengguna barang/jasa dan penyedia barang/jasa? 4. Bagaimana pelaksanaan serah terima hasil pekerjaan? 82

91 PENUTUP

92 A. Evaluasi Kegiatan Belajar Dalam evaluasi kegiatan belajar, perlu dilakukan evaluasi kegiatan kediklatan, yaitu evaluasi hasil pembelajaran modul ini dan isi materi pokok tersebut kepada para peserta, pengajar maupun pengamat materi atau Narasumber, berupa soal/kuisioner tertulis: 1. Untuk evaluasi bagi peserta, maka pengajar/widyaiswara melakukan evaluasi berupa orientasi proses belajar dan tanya jawab maupun diskusi perorangan/kelompok dan/atau membuat pertanyaan ujian yang terkait dengan isi dari materi modul tersebut. 2. Untuk evaluasi untuk pengajar/widyaiswara dilakukan oleh para peserta dengan melakukan penilaian yang terkait penyajian, penyampaian materi, kerapihan pakaian, kedisiplinan, penguasaan materi, metoda pengajaran, ketepatan waktu dan penjelasan dalam menjawab pertanyaan, dan lainlain. 3. Demikian juga untuk evaluasi penyelenggaraan Pelatihan, yaitu peserta dan pengajar/widyaiswara akan mengevaluasi Panitia/ Penyelenggara Pelatihan terkait dengan penyiapan perlengkapan pelatihan, sarana dan prasarana untuk belajar, fasilitas penginapan, makanan dll. 4. Evaluasi materi dan bahan tayang yang disampaikan pengajar kepada peserta, dilakukan oleh peserta, pengajar/widyaiswara maupun pengamat materi/narasumber untuk pengkayaan materi. B. Umpan Balik dan Tindak Lanjut Dari evaluasi proses kegiatan pelatihan dari peserta, pengajar/ widyaiswara maupun penyelenggara melalui system monitoring, yang harus dilakukan evaluasi secara keseluruhan dan disampaikan kepada pihak-pihak yang terkait untuk perbaikan dan peningkatan pada proses yang akan datang. B.1. Evaluasi dan umpan balik untuk peserta : a. Jumlah peserta dan persyaratan peserta perlu dievaluasi terhadap persyaratan dalam kurikulum yang direncanakan, dan perlu diseleksi lebih baik dimasa akan datang; b. Hasil internalisasi peserta setelah pelatihan di Unit Organisasinya (UNOR) untuk mengetahui keberhasilan dari proses pelatihan dan peningkatan proses pelatihan selanjutnya. 84

93 B.2. Evaluasi dan umpan balik untuk pengajar Hasil evaluasi/penilaian pengajar oleh peserta perlu segera disampaikan kepada pengajar bersangkutan agar diketahui hasil penilaiannya dan untuk perbaikan dalam pembelajaran berikutnya. B.3. Evaluasi dan Umpan Balik untuk Penyelenggara Evaluasi Penyelenggara yang dilakukan oleh Peserta dan Pengajar, perlu segera ditindaklanjuti untuk perbaikan yang akan datang. C. Kunci Jawaban Dalam menjawab soal-soal latihan, peserta dapat mendalami narasi dan isi dari modul serta pengalaman peserta di lapangan, maupun literature yang terkait. Berikut adalah kunci jawaban untuk soal-soal yang ada dalam setiap akhir bab modul ini. BAB 2 PENYIAPAN PEKERJAAN KONSTRUKSI Soal 1 : Manajemen konstruksi adalah proses penerapan fungsi-fungsi manajemen (perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan) secara sistimtis pada suatu proyek konstruksi dengan mengunakan sumber daya yang ada secara efektif dan efisien agar tercapai tujuan proyek konstruksi secara optimal Soal 2 : Cost program adalah biaya yang diperlukan untuk program penanganan jalan. Soal 3 : Engineering estimate (EE) adalah perkiraan biaya yang disusun oleh engineer atau konsultan perencana pada waktu melakukan desain pekerjaan konstruksi jalan. Soal 4 : Pada saat penyiapan pengadaan pekerjaan konsrtuksi, Owner estimate (OE) atau harga perkiraan sendiri (HPS) disusun berdasarkan target program, EE, dan pagu anggaran. Soal 5 Komponen bahan, peralatan, dan upah tenaga kerja. BAB 3 PENYIAPAN KONTRAK KONSTRUKSI Soal 1 : Kontrak adalah perjanjian tertulis antara PPK dengan Penyedia Barang/Jasa atau Pelaksana Swakelola. Soal 2 : Hukum Kontrak adalah norma atau kaidah atau aturan hukum yang mengatur hubungan hukum antar para pihak 85

94 berdasarkan kata sepakat untuk menimbulkan akibat hukum dalam melaksanakan suatu obyek perjanjian atau prestasi. Soal 3 : Dokumen kontrak adalah dokumen yang mengatur hubungan hukum antara Pejabat Pembuat Komitmen (Pengguna Jasa) dengan Penyedia barang/jasa untuk melaksanakan suatu pekerjaan. Dalam hal ini yang dilakukan adalah kontrak konstruksi. Soal 4 : Dalam KUH Perdata, pasal 1320 disebutkan bahwa untuk sahnya suatu perjanjian diperlukan empat syarat, yaitu: 86 a) Adanya sepakat mereka yang mengikatkan dirinya; b) Adanya kecakapan untuk membuat suatu perikatan; c) Adanya hal tertentu (terang & jelas); dan d) Adanya suatu sebab yang halal. Soal 5 : Kontrak sekurang-kurangnya memuat ketentuan: 1) Adanya para pihak yang menandatangani kontrak (nama,jabatan dan alamat); 2) Adanya pokok pekerjaan yang diperjanjikan (uraian mengenai jenis dan jumlah barang/jasa yang diperjanjikan); 3) Adanya hak dan kewajiban para pihak yang terikat di dalam perjanjian; 4) Nilai atau harga kontrak pekerjaan serta syarat-syarat pembayaran. 5) Adanya persyaratan dan spesifikasi teknis yang jelas dan terperinci; 6) Penjelasan mengenai lokasi dari pekerjaan yang akan dilaksanakan; 7) Jangka waktu penyelesaian/penyerahan pekerjaan dengan disertai jadwal waktu penyelesaian/penyerahan yang pasti (time schedule). 8) Syarat-syarat umum dan syarat-syarat khusus kontrak; 9) Spesifikasi umum dan spesifikasi khusus pekerjan; 10) Jaminan jaminan: 11) Ketentuan khusus mengenai: a) Ketentuan mengenai pemutusan kontrak secara sepihak;

95 b) Ketentuan mengenai keadaan memaksa; c) Ketentuan mengenai kewajiban para pihak bila terjadi kegagalan dalam pelaksanaan pekerjaan; d) Ketentuan mengenai perlindungan tenaga kerja (keselamatan kerja bidang konstruksi/k-3, ASTEK dsb) e) Ketentuan mengenai bentuk dan tanggung jawab atas gangguan lingkungan; f) Ketentuan mengenai kontrak kritis; g) (g) Ketentuan mengenai penyelesaian perselisihan. Soal 6 : Kontrak ditandatangani oleh para pihak setelah diterbitkannya surat keputusan penetapan penyedia barang/jasa (SPPBJ) dan penyedia telah menyerahkan jaminan pelaksanaan kepada pengguna barang/jasa yang nilainya dan penerbit jaminan sesuai ketentuan yang ditetapkan. Kontrak untuk pekerjaan pengadaan barang/jasa yang bernilai diatas Rp ,- (100 milyar rupiah) ditanda tangani oleh pengguna barang/jasa setelah memperoleh pendapat ahli hukum kontrak yang profesional. BAB 4 PASCA PENANDATANGANAN KONTRAK Soal 1 : PCM diselenggarakan selambat-lambatnya 7 hari setelah SPMK, diikuti oleh direksi pekerjaan, direksi teknis, unsur perencanaan dan penyedia jasa. Rapat ini bertujuan untuk menghasilkan kesepakatan-kesepakatan beberapa materi yang dapat menimbulkan masalah dalam pelaksanaan pekerjaan. Hasil rapat persiapan pelaksanaan kontrak dituangkan dalam berita acara. PCM antara lain membahas: a. Pasal-pasal dalam dokumen kontrak, perihal: 1) Pekerjaan tambah kurang; 2) Penyelesaian perselisihan; 3) Pemeliharaan pekerjaan; 4) Kompensasi; 5) Denda; 6) Pemutusan kontrak; 7) Dan lain-lain yang dinilai perlu. b. Tata cara penyelenggaraan pekerjaan, perihal: 1) Organisasi kerja; 2) Tata cara pengaturan pekerjaan (PCM,SCM,FC); 87

96 88 3) Jadwal pelaksanaan pekerjaan; Menyiapkan rencana pelaksanaan pekerjaan Mengenali kegiatan utama Mengatur dan melaporkan perkembangan Menyediakan tenaga, peralatan dan bahan untuk memonitor Memperkirakan tenaga kerja, peralatan dan bahan, serta pengawasan/pengendalian keuangan, sesuai waktu yang ditetapkan (Kurva S ) 4) Suatu jadwal kerja penting untuk hal hal sebagai berikut: Memberikan rencana pelaksanaan dan urutan pelaksanaan pekerjaan dalam jangka waktu yang ditetapkan; Identifikasi kegiatan kegiatan utama; Sebagai alat komunikasi mengenai rencana pekerjaan; Mengukur dan melaporkan kemajuan; Sebagai alat untuk pemantauan dan; Sebagai dasar untuk memberikan kebutuhan pekerjaan, alat dan bahan, serta pengendalian keuangan. 5) Keuntungan pemutakhiran jadwal terhadap kontraktor,yaitu : merupakan rencana tindakan tertulis dasar periode waktu untuk penyelesaian dasar penentuan periode kontrak yang efektif dasar untuk efisiensi dasar pengendalian pekerjaan dasar pengendalian biaya 6) Jadwal pengadaan bahan, mobilisasi peralatan dan personil; 7) Penyusunan rencana pemeriksaan lapangan dan pembuatan shop drawing; 8) Sosialisasi kepada masyarakat dan pemerintah daerah setempat mengenai rencana kerja; 9) Penyusunan program mutu; 10) Buku Harian, Laporan dan lain-lain yang dinilai perlu. c. Prog. Mutu (RMK) dan Rencana Penerapan SMK3 d. Mobilisasi e. Pemeriksaan Bersama (MC 0%) f. Pembayaran Uang Muka g. Pembayaran Prestasi Pekerjaan

97 h. Perubahan Kegiatan Pekerjaan Soal 2 : Sebelum SPMK terbit, dilaksanakan pemeriksaan bersama (direksi teknis dan/atau konsultan pengawas serta penyedia jasa) untuk inventarisasi barang milik PPK. Selanjutnya dibuat berita acara penyerahan lapangan. SPMK sendiri diterbitkan paling lambat 14 hari kerja setelah kontrak ditandatangani. Apabila penyedia jasa tidak segera mulai kerja setelah SPMK maka Pejabat Pembuat Komitmen menerbitkan surat peringatan. Dan apabila penyedia jasa tidak dapat mulai pekerjaan karena kesalahan Pejabat Pembuat Komitmen maka penyedia jasa berhak mendapatkan kompensasi dari Pejabat Pembuat Komitmen. Soal 3 : Penyelesaian perselisihan atau sengketa antara para pihak dalam Kontrak dapat dilakukan melalui musyawarah, arbitrase, mediasi, konsiliasi atau pengadilan sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan. Penyelesaian perselisihan atau sengketa yang dipilih ditetapkan dalam SSKK. Soal 4 : Serah terima hasil pekerjaaan dilaksanakan setelah pekerjaan selesai 100% (seratus persen) sesuai ketentuan yang termuat dalam Kontrak, Penyedia mengajukan permintaan secara tertulis kepada Pejabat Penandatangan Kontrak untuk serah terima barang/jasa. Pejabat Penandatangan Kontrak melakukan pemeriksaan terhadap barang/jasa yang diserahkan. Pejabat Penandatangan Kontrak dan Penyedia menandatangani Berita Acara Serah Terima. Setelah penandatanganan Berita Acara Serah Terima, Pejabat Penandatangan Kontrak menyerahkan barang/hasil pekerjaan kepada PA/KPA. PA/KPA meminta PjPHP/PPHP untuk melakukan pemeriksaan administratif terhadap barang/hasil pekerjaan yang diserahterimakan. 89

98 DAFTAR PUSTAKA Republik Indonesia Perpres No. 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah. Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia. Jakarta. Republik Indonesia Permen PUPR No. 31/PRT/M/2015 tentang Perubahan Ke-3 Permen PU No. 07/PRT/M/2011 tentang Standar dan Pedoman Pengadaan Pekerjaan Konstruksi dan Jasa Konsultansi. Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia. Jakarta.

99 GLOSARIUM Hukum Kontrak : Norma atau kaidah atau aturan hukum yang mengatur hubungan hukum antar para pihak berdasarkan kata sepakat untuk menimbulkan akibat hukum dalam melaksanakan suatu obyek perjanjian atau prestasi Manajemen konstruksi : Cara mengelola dan mengorganisir berbagai aset, sumber daya manusia, waktu serta kualitas pekerjaan proyek, sehingga proyek menghasilkan kualitas yang maksimal dalam waktu yang sudah direncanakan

100

PANDUAN PANDUAN ANALISA HARGA SATUAN. Pendukung Spesifikasi Umum edisi November 2010 DESEMBER 2010 D E P A R T E M E N P E K E R J A A N U M U M

PANDUAN PANDUAN ANALISA HARGA SATUAN. Pendukung Spesifikasi Umum edisi November 2010 DESEMBER 2010 D E P A R T E M E N P E K E R J A A N U M U M PANDUAN NO. 008-1/BM/2010 PANDUAN ANALISA HARGA SATUAN Pendukung Spesifikasi Umum edisi November 2010 DESEMBER 2010 D E P A R T E M E N P E K E R J A A N U M U M D I R E K T O R A T J E N D E R A L B I

Lebih terperinci

PANDUAN NO. 008/BM/2008 PANDUAN ANALISIS HARGA SATUAN. Pendukung Spesifikasi Umum edisi Desember 2006 NOPEMBER 2008

PANDUAN NO. 008/BM/2008 PANDUAN ANALISIS HARGA SATUAN. Pendukung Spesifikasi Umum edisi Desember 2006 NOPEMBER 2008 PANDUAN NO. 008/BM/2008 PANDUAN ANALISIS HARGA SATUAN Pendukung Spesifikasi Umum edisi Desember 2006 NOPEMBER 2008 D E P A R T E M E N P E K E R J A A N U M U M D I R E K T O R A T J E N D E R A L B I

Lebih terperinci

KARYA TULIS ILMIAH HARGA PERKIRAAN SENDIRI (HPS) DALAM PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH

KARYA TULIS ILMIAH HARGA PERKIRAAN SENDIRI (HPS) DALAM PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH KARYA TULIS ILMIAH HARGA PERKIRAAN SENDIRI (HPS) DALAM PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH OLEH : I MADE JELANTIK MANGUPURA 2016 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam proses pengadaan barang/jasa pemerintah

Lebih terperinci

KARYA TULIS ILMIAH HARGA PERKIRAAN SENDIRI (HPS) DALAM PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH

KARYA TULIS ILMIAH HARGA PERKIRAAN SENDIRI (HPS) DALAM PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH KARYA TULIS ILMIAH HARGA PERKIRAAN SENDIRI (HPS) DALAM PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH OLEH : I MADE JELANTIK MANGUPURA 2016 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam proses pengadaan barang/jasa pemerintah

Lebih terperinci

BUPATI KARANGASEM PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI KARANGASEM NOMOR 18 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN HARGA PERKIRAAN SENDIRI

BUPATI KARANGASEM PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI KARANGASEM NOMOR 18 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN HARGA PERKIRAAN SENDIRI BUPATI KARANGASEM PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI KARANGASEM NOMOR 18 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN HARGA PERKIRAAN SENDIRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARANGASEM, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

PROYEK AKHIR PU. Perencanaan Pelaksanaan Proyek Pengaspalan Jalan Bungadidi Poreang STA STA Kab. Luwu Utara Prov.

PROYEK AKHIR PU. Perencanaan Pelaksanaan Proyek Pengaspalan Jalan Bungadidi Poreang STA STA Kab. Luwu Utara Prov. PROYEK AKHIR PU Perencanaan Pelaksanaan Proyek Pengaspalan Jalan Bungadidi Poreang STA 0+000 - STA 1+500 Kab. Luwu Utara Prov. Sulawesi Selatan Pembimbing : Ir. Sulchan Arifin, M.Eng. Dipresentasikan Oleh

Lebih terperinci

PENYUSUNAN HARGA PERKIRAAN SENDIRI (HPS) PEKERJAAN JASA KONSULTANSI Oleh: Fatimah Widyaiswara Balai Diklat Keuangan Malang

PENYUSUNAN HARGA PERKIRAAN SENDIRI (HPS) PEKERJAAN JASA KONSULTANSI Oleh: Fatimah Widyaiswara Balai Diklat Keuangan Malang PENYUSUNAN HARGA PERKIRAAN SENDIRI (HPS) PEKERJAAN JASA KONSULTANSI Oleh: Fatimah Widyaiswara Balai Diklat Keuangan Malang Kita yang berkecimpung dalam pengadaan barang jasa pemerintah pasti tahu bahwa

Lebih terperinci

PERSIAPAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH BAGIAN - 1

PERSIAPAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH BAGIAN - 1 KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI PERATURAN PRESIDEN RI NOMOR 54 TAHUN 2010 beserta perubahannya PERSIAPAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH BAGIAN - 1

Lebih terperinci

MENGENAL HARGA PERKIRAAN SENDIRI PENGADAAN JASA KONSULTANSI

MENGENAL HARGA PERKIRAAN SENDIRI PENGADAAN JASA KONSULTANSI MENGENAL HARGA PERKIRAAN SENDIRI PENGADAAN JASA KONSULTANSI Oleh : *) I. Harga Perkiraan Sendiri (HPS) Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) mempunyai tugas menyusun dan menetapkan Harga Perkiraan Sendiri (HPS)

Lebih terperinci

BILL OF QUANTITTY. Jumlah Harga No. Divisi Uraian Pekerjaan (Rupiah)

BILL OF QUANTITTY. Jumlah Harga No. Divisi Uraian Pekerjaan (Rupiah) BILL OF QUANTITTY Kegiatan : REHABILITASI/PEMELIHARAAN JALAN Pekerjaan : PEMELIHARAAN JALAN Nama Paket : REHAB/PEMELIHARAAN JALAN NGATABARU - TOMPU Kabupaten : SIGI Sumber Dana : APBD Tahun Anggaran :

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR PENYUSUNAN HARGA SATUAN POKOK KEGIATAN (HSPK) PEMERINTAH KOTA MOJOKERTO TAHUN ANGGARAN 2017 BAGIAN ADMINISTRASI PEMBANGUNAN

LAPORAN AKHIR PENYUSUNAN HARGA SATUAN POKOK KEGIATAN (HSPK) PEMERINTAH KOTA MOJOKERTO TAHUN ANGGARAN 2017 BAGIAN ADMINISTRASI PEMBANGUNAN LAPORAN AKHIR PENYUSUNAN HARGA SATUAN POKOK KEGIATAN (HSPK) PEMERINTAH KOTA MOJOKERTO TAHUN ANGGARAN 2017 BAGIAN ADMINISTRASI PEMBANGUNAN PEMERINTAH KOTA MOJOKERTO TAHUN 2016 KATA PENGANTAR Rasa syukur

Lebih terperinci

Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik

Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Republik Indonesia Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Pengadaan Pekerjaan Konstruksi - Metode e-lelang Pemilihan Langsung dengan Pascakualifikasi - Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 PENAWARAN JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN

LAMPIRAN 1 PENAWARAN JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN LAMPIRAN 1 Lampiran Penawaran 2012 NAMA PAKET KEGIATAN No Divisi PENAWARAN JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN : : : Urai an Nilai Pekerjaan ( % ) Bulan 1 Minggu 1 2 3 4 2 >>> >>> 1 Umum 2 3 4 5 6 7 Drainase.

Lebih terperinci

Bimtek Masyarakat Jasa Konstruksi- Kab. Bantul 1

Bimtek Masyarakat Jasa Konstruksi- Kab. Bantul 1 Konstruksi- Kab. Bantul 1 1. PENDAHULUAN Maksud dan Tujuan Untuk menyamakan konsep dasar dalam pembuatan perkiraan biaya proyek / rencanan anggran dan biaya (RAB) Menyiapkan perkiraan biaya proyek yang

Lebih terperinci

DAFTAR LAMPIRAN PENAWARAN

DAFTAR LAMPIRAN PENAWARAN DAFTAR LAMPIRAN PENAWARAN KODE PAKET : 15.2028 LOKASI KABUPATEN : BOGOR PROPINSI No. URAIAN TANDA PERIKSA 1 Rekaman Surat Perjanjian Kemitraan KSO (Bila diperlukan) 2 Surat Kuasa (Bila diperlukan) 3 Jaminan

Lebih terperinci

A N A L I S A H A R G A S A T U A N P E K E R J A A N UNTUK JALAN DAN JEMBATAN PEMERINTAH KOTA SEMARANG SEMESTER I TAHUN 2015

A N A L I S A H A R G A S A T U A N P E K E R J A A N UNTUK JALAN DAN JEMBATAN PEMERINTAH KOTA SEMARANG SEMESTER I TAHUN 2015 LAMPIRAN IX PERATURAN WALIKOTA SEMARANG NOMOR : 44 TENTANG STANDARISASI HARGA SATUAN BANGUNAN, UPAH DAN ANALISA PEKERJAAN UNTUK KEGIATAN PEMBANGUNAN PEMERINTAH KOTA SEMARANG TAHUN ANGGARAN 2015 A N A L

Lebih terperinci

HARGA PERKIRAAN SENDIRI (HPS)

HARGA PERKIRAAN SENDIRI (HPS) HARGA PERKIRAAN SENDIRI (HPS) Kegiatan : PENINGKATAN JALAN Pekerjaan Nama Paket Kabupaten Sumber Dana : APBD Tahun Anggaran : 2012 Jumlah Harga No. Divisi Uraian Pekerjaan (Rupiah) 1 Umum - 2 Drainase

Lebih terperinci

\\ \upi\Direktori\E - FPTK\JUR. PEND.TEKNIK SIPIL\ ROCHANY NATAWIDJANA\25 FILE UNTUK UPI\BID PRICE.

\\ \upi\Direktori\E - FPTK\JUR. PEND.TEKNIK SIPIL\ ROCHANY NATAWIDJANA\25 FILE UNTUK UPI\BID PRICE. Tujuan Instruksional Umum Mahasiswa mampu memahami tahapan biaya konstruksi yang dibuat oleh kontraktor, mampu mengintegrasikan komponen komponen biaya sehingga menjadi biaya penawaran dan menguraikan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN MALUKU TENGAH UNIT LAYANAN PENGDAAN POKJA I

PEMERINTAH KABUPATEN MALUKU TENGAH UNIT LAYANAN PENGDAAN POKJA I PEMERINTAH KABUPATEN MALUKU TENGAH UNIT LAYANAN PENGDAAN POKJA I Lantai III Kantor Bupati Jl. Geser Masohi 97511 Tlp./Fax. (0914) 21685 E-mail : ulp.malukutengah@gmail.com BERITA ACARA ADENDUM DOKUMEN

Lebih terperinci

HARGA PERKIRAAN SENDIRI (HPS)

HARGA PERKIRAAN SENDIRI (HPS) HARGA PERKIRAAN SENDIRI (HPS) Kegiatan Pekerjaan Nama Paket Kabupaten Sumber Dana : APBD Tahun Anggaran : 2012 Jumlah Harga No. Divisi Uraian Pekerjaan (Rupiah) 1 Umum - 2 Drainase - 3 Pekerjaan Tanah

Lebih terperinci

METODA PELAKSANAAN PEKERJAAN PAKET 34 (JALAN SERUNAI MALAM II, JALAN SERUNAI MALAM I, JALAN BERSAMA)

METODA PELAKSANAAN PEKERJAAN PAKET 34 (JALAN SERUNAI MALAM II, JALAN SERUNAI MALAM I, JALAN BERSAMA) METODA PELAKSANAAN PEKERJAAN PAKET 34 (JALAN SERUNAI MALAM II, JALAN SERUNAI MALAM I, JALAN BERSAMA) A. MOBILISASI & MANAGEMEN KESELAMATAN LALU LINTAS Mobilisasi adalah kegiatan yang diperlukan dalam kontrak

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 11/PRT/M/2013 TENTANG PEDOMAN ANALISIS HARGA SATUAN PEKERJAAN BIDANG PEKERJAAN UMUM

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 11/PRT/M/2013 TENTANG PEDOMAN ANALISIS HARGA SATUAN PEKERJAAN BIDANG PEKERJAAN UMUM PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 11/PRT/M/2013 TENTANG PEDOMAN ANALISIS HARGA SATUAN PEKERJAAN BIDANG PEKERJAAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK

Lebih terperinci

HPS MELEBIHI PAGU ANGGARAN DAPAT TERJADI DALAM PEMILIHAN PENYEDIA JASA KONSULTANSI

HPS MELEBIHI PAGU ANGGARAN DAPAT TERJADI DALAM PEMILIHAN PENYEDIA JASA KONSULTANSI HPS MELEBIHI PAGU ANGGARAN DAPAT TERJADI DALAM PEMILIHAN PENYEDIA JASA KONSULTANSI (Abu Sopian Widyaiswara Balai Diklat Keuangan Palembang) Abstrak. Pasal 66 Peraturan Presiden nomor 70 tentang tentang

Lebih terperinci

BAB IV PENYAJIAN DATA

BAB IV PENYAJIAN DATA BAB IV PENYAJIAN DATA Pada bab IV ini ditampilkan data-data yang diperlukan untuk pengerjaaan pengolahan data dan analisis. Data-data yang didapatkan merupakan data sekunder yang diantaranya bersumber

Lebih terperinci

RENCANA ANGGARAN BIAYA PEKERJAAN PENINGKATAN JALAN SEKSI II RANCABUAYA KM.BD

RENCANA ANGGARAN BIAYA PEKERJAAN PENINGKATAN JALAN SEKSI II RANCABUAYA KM.BD Rekaracana Teknik Sipil Itenas Vol. 1 No. 1 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Desember 2015 RENCANA ANGGARAN BIAYA PEKERJAAN PENINGKATAN JALAN SEKSI II RANCABUAYA HERMAN TUA REONALDO SITUMEANG

Lebih terperinci

Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik

Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Republik Indonesia Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Pengadaan Pekerjaan Konstruksi - Metode e-lelang Pemilihan Langsung dengan Pascakualifikasi - Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah

Lebih terperinci

HARGA PERKIRAAN SENDIRI (HPS)

HARGA PERKIRAAN SENDIRI (HPS) HARGA PERKIRAAN SENDIRI (HPS) Kegiatan Pekerjaan Nama Paket Kabupaten Sumber Dana : APBD Tahun Anggaran : 2012 Jumlah Harga No. Divisi Uraian Pekerjaan (Rupiah) 1 Umum - 2 Drainase - 3 Pekerjaan Tanah

Lebih terperinci

BAB III MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK

BAB III MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK BAB III MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK 3.1 Manajemen Proyek Setiap proyek tentu membutuhkan sebuah perencanaan dan pengaturan sehingga kegiatan proyek dapat berjalan lancar, untuk itulah dibutuhkan sebuah

Lebih terperinci

MAKALAH MANAJEMEN PROYEK KONSTRUKSI

MAKALAH MANAJEMEN PROYEK KONSTRUKSI MAKALAH MANAJEMEN PROYEK KONSTRUKSI Disusun Oleh : LINA AZHARI [14101017] S1 Teknik Telekomunikasi A SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI TELEMATIKA TELKOM PURWOKERTO 2015 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proyek

Lebih terperinci

RENCANA ANGGARAN BIAYA DAN METODE PELAKSANAAN PADA PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN LAMNYONG KOTA BANDA ACEH

RENCANA ANGGARAN BIAYA DAN METODE PELAKSANAAN PADA PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN LAMNYONG KOTA BANDA ACEH RENCANA ANGGARAN BIAYA DAN METODE PELAKSANAAN PADA PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN LAMNYONG KOTA BANDA ACEH Dedy Fachrurrazi 1, Chairil Anwar 2, Afdhal Hasan 3 1) Mahasiswa, Diploma 4 Perancangan Jalan dan

Lebih terperinci

PENYUSUNAN HARGA PERKIRAAN SENDIRI (HPS) DENGAN SISTEM ACTIVITY BASED COSTING(ABC) Oleh : Fatimah Widyaiswara Balai Diklat Keuangan Malang

PENYUSUNAN HARGA PERKIRAAN SENDIRI (HPS) DENGAN SISTEM ACTIVITY BASED COSTING(ABC) Oleh : Fatimah Widyaiswara Balai Diklat Keuangan Malang PENYUSUNAN HARGA PERKIRAAN SENDIRI (HPS) DENGAN SISTEM ACTIVITY BASED COSTING(ABC) Oleh : Fatimah Widyaiswara Balai Diklat Keuangan Malang Harga Perkiraan Sendiri (HPS) adalah komponen yang sangat penting

Lebih terperinci

HARGA PERKIRAAN SENDIRI (HPS)

HARGA PERKIRAAN SENDIRI (HPS) HARGA PERKIRAAN SENDIRI (HPS) Kegiatan : PENINGKATAN JALAN Pekerjaan Nama Paket Kabupaten Sumber Dana : DAU + DAK Tahun Anggaran : 2012 Jumlah Harga No. Divisi Uraian Pekerjaan (Rupiah) 1 Umum - 2 Drainase

Lebih terperinci

BAB III: TINJAUAN UMUM PROYEK

BAB III: TINJAUAN UMUM PROYEK BAB III: TINJAUAN UMUM PROYEK 3.1. Pengertian Proyek Menurut Nokes (2007), proyek adalah sebuah kegiatan yang bersifat sementara yang telah ditetapkan awal pekerjaanya dan waktu selesainya (dan biasanya

Lebih terperinci

KOP PERUSAHAAN REKAPITULASI PERKIRAAN HARGA PEKERJAAN. Jumlah Harga No. Divisi Uraian Pekerjaan (Rupiah)

KOP PERUSAHAAN REKAPITULASI PERKIRAAN HARGA PEKERJAAN. Jumlah Harga No. Divisi Uraian Pekerjaan (Rupiah) KOP PERUSAHAAN REKAPITULASI PERKIRAAN HARGA PEKERJAAN Program : Pembangunan Jalan Dan Jembatan Kegiatan : Pengerasan Jalan Bengkinang Kelurahan Loa Tebu Lokasi : Kec. Tenggarong Sumber Dana : APBD Kab.

Lebih terperinci

HARGA PERKIRAAN SENDIRI (HPS) APA DAN BAGAIMANA PERANNYA DALAM PENGADAAN BARANG

HARGA PERKIRAAN SENDIRI (HPS) APA DAN BAGAIMANA PERANNYA DALAM PENGADAAN BARANG HARGA PERKIRAAN SENDIRI (HPS) APA DAN BAGAIMANA PERANNYA DALAM PENGADAAN BARANG A. Definisi HPS adalah harga barang/jasa yang dikalkulasikan secara keahlian dan berdasarkan data yang dapat dipertanggungjawabkan.

Lebih terperinci

AUDIT ATAS PERSIAPAN PEMILIHAN PENYEDIA BARANG/JASA

AUDIT ATAS PERSIAPAN PEMILIHAN PENYEDIA BARANG/JASA AUDIT ATAS PERSIAPAN PEMILIHAN PENYEDIA BARANG/JASA Audit atas persiapan pemilihan barang/jasa meliputi audit atas organisasi pengadaan, rencana pemilihan penyedia barang/jasa, sistem pengadaan, jadwal

Lebih terperinci

PEDOMAN KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM. Analisis Harga Satuan Pekerjaan (AHSP) Bidang Pekerjaan Umum. Bahan Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil

PEDOMAN KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM. Analisis Harga Satuan Pekerjaan (AHSP) Bidang Pekerjaan Umum. Bahan Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil PEDOMAN Bahan Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil Analisis Satuan Pekerjaan (AHSP) Bidang Pekerjaan Umum KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM SAMBUTAN KEPALA BADAN LITBANG PU Dengan penuh rasa syukur kepada Tuhan

Lebih terperinci

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. Menurut Perpres RI. Nomor 70 Tahun 2012 tentang perubahan kedua atas Perpres RI. Nomor 54 Tahun 2010, tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah;

Lebih terperinci

HARGA PERKIRAAN SENDIRI (HPS)

HARGA PERKIRAAN SENDIRI (HPS) HARGA PERKIRAAN SENDIRI (HPS) Kegiatan : PENINGKATAN JALAN Pekerjaan Nama Paket Kabupaten Sumber Dana : APBD Tahun Anggaran : 2012 Jumlah Harga No. Divisi Uraian Pekerjaan (Rupiah) 1 Umum - 2 Drainase

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. A. Manajemen Proyek

BAB III LANDASAN TEORI. A. Manajemen Proyek BAB III LANDASAN TEORI A. Manajemen Proyek Menurut Widiasanti (2013), manajemen diartikan sebagai kemampuan untuk memperoleh hasil dalam rangka pencapaian tujuan melalui kegiatan sekelompok orang. Pengertian

Lebih terperinci

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK. Kontraktor memerlukan strategi agar hasil yang dicapai sesuai dengan

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK. Kontraktor memerlukan strategi agar hasil yang dicapai sesuai dengan BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK 6.1. Tinjauan Umum Kontraktor memerlukan strategi agar hasil yang dicapai sesuai dengan yang diharapkan. Hasil yang diharapkan yaitu berupa kualitas konstruksi

Lebih terperinci

ESTIMASI BIAYA KONSTRUKSI. Estimasi dalam arti luas pada hakekatnya adalah upaya untuk menilai atau memperkirakan suatu nilai melalui

ESTIMASI BIAYA KONSTRUKSI. Estimasi dalam arti luas pada hakekatnya adalah upaya untuk menilai atau memperkirakan suatu nilai melalui ESTIMASI BIAYA KONSTRUKSI Estimasi dalam arti luas pada hakekatnya adalah upaya untuk menilai atau memperkirakan suatu nilai melalui analisis perhitungan dan berlandaskan pada pengalaman Estimasi Dalam

Lebih terperinci

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK 3.1 Sistem Organisasi Gambar 3.1 Skema Hubungan Antara Owner, Kontraktor & Konsultan Sumber: Proyek 3.1.1 Organisasi dan Pihak yang Terkait Dalam organisasi

Lebih terperinci

EVALUASI PELAKSANAAN PROYEK PEMELIHARAAN BERKALA JALAN PRACIMANTORO-GEDANGKLUTUK KABUPATEN WONOGIRI TESIS

EVALUASI PELAKSANAAN PROYEK PEMELIHARAAN BERKALA JALAN PRACIMANTORO-GEDANGKLUTUK KABUPATEN WONOGIRI TESIS EVALUASI PELAKSANAAN PROYEK PEMELIHARAAN BERKALA JALAN PRACIMANTORO-GEDANGKLUTUK KABUPATEN WONOGIRI TESIS Diajukan Kepada Program Magister Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI A. Manajemen Proyek Manajemen proyek konstruksi adalah merencanakan, mengorganisir, memimpin, dan mengendalikan sumber daya untuk mencapai sasaran jangka pendek yang telah ditentukan

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE RSM PADA PENJADWALAN DENGAN AKTIVITAS BERULANG (STUDY KASUS: Proyek jalan tubaan- talisayan/ dumaring, provinsi kalimantan timur)

PENERAPAN METODE RSM PADA PENJADWALAN DENGAN AKTIVITAS BERULANG (STUDY KASUS: Proyek jalan tubaan- talisayan/ dumaring, provinsi kalimantan timur) PENERAPAN METODE RSM PADA PENJADWALAN DENGAN AKTIVITAS BERULANG (STUDY KASUS: Proyek jalan tubaan- talisayan/ dumaring, provinsi kalimantan timur) Oleh: Dosen pembimbing: Annis Nur Uzma Ir. Putu artama

Lebih terperinci

No. U R A I A N KODE KOEF.

No. U R A I A N KODE KOEF. ITEM PEMBAYARAN NO. : Skh 16.7.(1) JENIS PEKERJAAN : Bubur Aspal Emulsi (Slurry) Dimodifikasi dengan Latex SATUAN PEMBAYARAN : M2 No. U R A I A N KODE KOEF. I. ASUMSI 1 Menggunakan alat berat (cara mekanik)

Lebih terperinci

D O K U M E N P E N G A D A A N

D O K U M E N P E N G A D A A N Republik Indonesia Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Pengadaan Pekerjaan Konstruksi - Metode e-lelang Pemilihan Langsung dengan Pascakualifikasi - Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah

Lebih terperinci

Lapisan-Lapisan Perkerasan Pada umumnya, perkerasan jalan terdiri dari beberapa jenis lapisan perkerasan yang tersusun dari bawah ke atas,seba

Lapisan-Lapisan Perkerasan Pada umumnya, perkerasan jalan terdiri dari beberapa jenis lapisan perkerasan yang tersusun dari bawah ke atas,seba BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kerangka Teori 2.1.1 Perkerasan Jalan 2.1.1.1 Pengertian Perkerasan Jalan Perkerasan jalan merupakan lapisan perkerasan yang terletak di antara lapisan tanah dasar ar dan roda

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.347, 2011 KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM. Pengadaan. Pekerjaan Konstruksi dan Jasa Konsultansi. Standar.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.347, 2011 KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM. Pengadaan. Pekerjaan Konstruksi dan Jasa Konsultansi. Standar. BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.347, 2011 KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM. Pengadaan. Pekerjaan Konstruksi dan Jasa Konsultansi. Standar. PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 07/PRT/M/2011

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 07/PRT/M/2011 TENTANG STANDAR DAN PEDOMAN PENGADAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI DAN JASA KONSULTANSI

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 07/PRT/M/2011 TENTANG STANDAR DAN PEDOMAN PENGADAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI DAN JASA KONSULTANSI PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 07/PRT/M/2011 TENTANG STANDAR DAN PEDOMAN PENGADAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI DAN JASA KONSULTANSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM, Menimbang

Lebih terperinci

ESTIMASI WAKTU DAN PENENTUAN BIAYA PELAKSANAAN PEMBANGUNAN JALAN RAYA TRENGGALEK PACITAN KM KM PROVINSI JAWA TIMUR

ESTIMASI WAKTU DAN PENENTUAN BIAYA PELAKSANAAN PEMBANGUNAN JALAN RAYA TRENGGALEK PACITAN KM KM PROVINSI JAWA TIMUR PRESENTASI TUGAS AKHIR ESTIMASI WAKTU DAN PENENTUAN BIAYA PELAKSANAAN PEMBANGUNAN JALAN RAYA TRENGGALEK PACITAN KM 186+940- KM 191+940 PROVINSI JAWA TIMUR Oleh : Junaidi Abdillah NRP : 31120404505 Dosen

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 33 TAHUN 2014 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PROSES PENGADAAN BARANG/JASA DENGAN METODE PENGADAAN LANGSUNG

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 33 TAHUN 2014 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PROSES PENGADAAN BARANG/JASA DENGAN METODE PENGADAAN LANGSUNG SALINAN NOMOR 33, 2014 PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 33 TAHUN 2014 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PROSES PENGADAAN BARANG/JASA DENGAN METODE PENGADAAN LANGSUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

Lebih terperinci

DOKUMEN LELANG BAB XI DAFTAR KUANTITAS DAN HARGA

DOKUMEN LELANG BAB XI DAFTAR KUANTITAS DAN HARGA PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN TIMUR DINAS PEKERJAAN UMUM BIDANG BINA MARGA UNIT LAYANAN PENGADAAN ( ULP ) BARANG DAN JASA PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN TIMUR KELOMPOK KERJA ( POKJA ) I DOKUMEN

Lebih terperinci

MATERI 2 PERSIAPAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH BAGIAN-1. PERATURAN PRESIDEN RI NOMOR 54 TAHUN 2010 beserta perubahannya

MATERI 2 PERSIAPAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH BAGIAN-1. PERATURAN PRESIDEN RI NOMOR 54 TAHUN 2010 beserta perubahannya MATERI 2 PERSIAPAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH BAGIAN-1 PERATURAN PRESIDEN RI NOMOR 54 TAHUN 2010 beserta perubahannya DAFTAR ISI 2 TUJUAN PELATIHAN PENDAHULUAN PENGKAJIAN ULANG RENCANA UMUM PENGADAAN

Lebih terperinci

ESTIMASI BIAYA PROYEK ESTIMASI BIAYA PROYEK RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB)

ESTIMASI BIAYA PROYEK ESTIMASI BIAYA PROYEK RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB) ESTIMASI BIAYA PROYEK RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB) 1. Estimasi Biaya Proyek : Macam-macam estimasi biaya Jenis-jenis biaya proyek konstruksi 2. RAB Susunan RAB Tahap-tahap penyusunan RAB Contoh RAB ESTIMASI

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA KUPANG UNIT LAYANAN PENGADAAN (ULP) KOTA KUPANG Kelompok Kerja Pengadaan Konstruksi

PEMERINTAH KOTA KUPANG UNIT LAYANAN PENGADAAN (ULP) KOTA KUPANG Kelompok Kerja Pengadaan Konstruksi PEMERINTAH KOTA KUPANG UNIT LAYANAN PENGADAAN (ULP) KOTA KUPANG Kelompok Kerja Pengadaan Konstruksi ADDENDUM DOKUMEN PENGADAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI PASCA KUALIFIKASI KONTRAK HARGA SATUAN UNTUK KONTRAK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini perkembangan dan pertumbuhan penduduk sangat pesat yang diiringi dengan peningkatan mobilitas penduduk. Salah satu prasarana transportasi adalah jalan yang

Lebih terperinci

BAB VIII RENCANA ANGGARAN BIAYA

BAB VIII RENCANA ANGGARAN BIAYA BAB VIII RENCANA ANGGARAN BIAYA Dalam melaksanakan suatu proyek, diperlukan perencanaan yang matang agar waktu pelaksanaan proyek dapat selesai tepat waktu dengan biaya yang efisien. Besarnya biaya pelaksanaan

Lebih terperinci

Mata Kuliah : Manajemen Proyek Kode MK : TKS 4208 Pengampu : Achfas Zacoeb SESI 6 HARGA SATUAN. zacoeb.lecture.ub.ac.id

Mata Kuliah : Manajemen Proyek Kode MK : TKS 4208 Pengampu : Achfas Zacoeb SESI 6 HARGA SATUAN. zacoeb.lecture.ub.ac.id Mata Kuliah : Manajemen Proyek Kode MK : TKS 4208 Pengampu : Achfas Zacoeb SESI 6 HARGA SATUAN zacoeb.lecture.ub.ac.id PENDAHULUAN Koefisien analisa harga satuan adalah angka yang menunjukkan jumlah kebutuhan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Data Proyek 4.1.1 Data Umum Data umum proyek pembangunan Kawasan Kota Ayodhya adalah sebagai berikut : 1. Nama proyek : Kota Ayodhya 2. Pekerjaan : Proyek Pembangunan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. PRODUKTIVITAS 2.1.1. PENDAHULUAN Produktivitas pekerja hanyalah salah satu dari sekitar banyak faktor yang terkait di dalam produktivitas secara keseluruhan, disamping itu

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN Pengetahuan Umum Rencana Anggaran Biaya ( RAB ) diberikan sebagai dasar pemikiran lebih lanjut.

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN Pengetahuan Umum Rencana Anggaran Biaya ( RAB ) diberikan sebagai dasar pemikiran lebih lanjut. BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1. Pengetahuan Umum Rencana Anggaran Biaya ( RAB ) Pelaksanaan atau pekerjaan sebuah proyek konstruksi dimulai dengan penyusunan perencanaan, penyusunan jadwal (penjadwalan)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Usaha Jasa Pelaksana Konstruksi adalah jenis usaha jasa konstruksi yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Usaha Jasa Pelaksana Konstruksi adalah jenis usaha jasa konstruksi yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Jasa Konstruksi Usaha Jasa Pelaksana Konstruksi adalah jenis usaha jasa konstruksi yang menyediakan layanan jasa pelaksanaan pekerjaan konstruksi, yang dibedakan menurut bentuk

Lebih terperinci

BAB VII MANAJEMEN KONSTRUKSI

BAB VII MANAJEMEN KONSTRUKSI BAB VII MANAJEMEN KONSTRUKSI 7.1 Pengertian Manajemen Konstruksi Manajemen adalah suatu metode atau teknik untuk mencapai suatu tujuan tertentu dengan menggunakan sumber daya yang ada secara efektif melalui

Lebih terperinci

2 Nomor 29 Tahun 2000 tentang Penyelenggaraan Jasa Konstruksi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 64); 2. Peraturan Pemerintah Nomor

2 Nomor 29 Tahun 2000 tentang Penyelenggaraan Jasa Konstruksi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 64); 2. Peraturan Pemerintah Nomor BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1285, 2015 KEMEN-PUPR. Pekerjaan Kontruksi. Jasa Konsultasi. Pengadaan. Pedoman. Standar. Perubahan. PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT NOMOR 31/PRT/M/2015

Lebih terperinci

1 JDIH Kementerian PUPR

1 JDIH Kementerian PUPR PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 31 /PRT/M/2015 TENTANG PERUBAHAN KETIGA ATAS PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR 07/PRT/M/2011 TENTANG STANDAR DAN PEDOMAN

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. menjadi manpower, material, machines, money, method (Ervianto,2005).

BAB II LANDASAN TEORI. menjadi manpower, material, machines, money, method (Ervianto,2005). BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian proyek Manajemen konstruksi (construction management), adalah bagaimana agar sumber daya yang terlibat dalam proyek konstruksi dapat diaplikasikan oleh manajer proyek

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) KUASA PENGGUNA ANGGARAN (KPA)

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) KUASA PENGGUNA ANGGARAN (KPA) KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) Satker Nama PPK KUASA PENGGUNA ANGGARAN (KPA) DINAS PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF PROVINSI SULAWESI TENGGARA : Destinasi Pariwisata : Aswad Laembo, SE Nama Pekerjaan : Perencanaan

Lebih terperinci

REKAPITULASI BILL OF QUANTITY (BOQ)

REKAPITULASI BILL OF QUANTITY (BOQ) REKAPITULASI BILL OF QUANTITY (BOQ) Program : PEMBANGUNAN/PEMELIHARAAN JALAN DAN JEMBATAN Kegiatan : PENINGKATAN JALAN DAN JEMBATAN Pekerjaan : PENINGKATAN JALAN KARAOYA - GUNUNG JALU Lokasi : MANDALAWANGI

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PERSETUJUAN... ii HALAMAN PENGESAHAN... iii HALAMAN PERNYATAAN... iv KATA PENGANTAR... v DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... x DAFTAR GRAFIK... xiii DAFTAR GAMBAR...

Lebih terperinci

Jurnal Sipil Statik Vol.1 No.12, November 2013 ( ) ISSN:

Jurnal Sipil Statik Vol.1 No.12, November 2013 ( ) ISSN: ANALISIS BIAYA PENGGUNAAN ALAT BERAT PADA PEKERJAAN TANAH (Studi Kasus Perencanaan Bandar Udara Lokasi Desa Pusungi Kec. Ampana Tete Kab. Tojo Una-una, Sulawesi Tengah) Stefi Priescha Tauro Jermias Tjakra,

Lebih terperinci

PENUNJUK UNDANG-UNDANG PENANAMAN MODAL

PENUNJUK UNDANG-UNDANG PENANAMAN MODAL PENUNJUK UNDANG-UNDANG PENANAMAN MODAL 1 tahun ~ pemberian izin masuk kembali bagi pemegang izin tinggal terbatas pemberian izin masuk kembali untuk beberapa kali perjalanan bagi pemegang izin tinggal

Lebih terperinci

PENERAPAN SPESIFIKASI TEKNIK UNTUK PELAKSANAAN PERKERASAN JALAN BETON. Disampaikan dalam Pelatihan : Pelaksana Lapangan Perkerasan Jalan Beton

PENERAPAN SPESIFIKASI TEKNIK UNTUK PELAKSANAAN PERKERASAN JALAN BETON. Disampaikan dalam Pelatihan : Pelaksana Lapangan Perkerasan Jalan Beton PENERAPAN SPESIFIKASI TEKNIK UNTUK PELAKSANAAN PERKERASAN JALAN BETON Disampaikan dalam Pelatihan : Pelaksana Lapangan Perkerasan Jalan Beton 4.1. PENGERTIAN UMUM 4.1.1. Pendahuluan Empat elemen kompetensi

Lebih terperinci

KONFRENSI REGIONAL TEKNIK JALAN ( KRTJ 10 ) Wilayah Barat dan Tengah DINAS PEKERJAAN UMUM PROVINSI LAMPUNG DPD HPJI PROVINSI LAMPUNG

KONFRENSI REGIONAL TEKNIK JALAN ( KRTJ 10 ) Wilayah Barat dan Tengah DINAS PEKERJAAN UMUM PROVINSI LAMPUNG DPD HPJI PROVINSI LAMPUNG KONFRENSI REGIONAL TEKNIK JALAN ( KRTJ 10 ) Wilayah Barat dan Tengah DINAS PEKERJAAN UMUM PROVINSI LAMPUNG DPD HPJI PROVINSI LAMPUNG Novie Winarny, ST, MM Ir. Kamal Abdul Nasser, MM, MT Background Perhitungan

Lebih terperinci

DAFTAR UPAH TENAGA KERJA

DAFTAR UPAH TENAGA KERJA DAFTAR UPAH TENAGA KERJA No Uraian Kode Keterangan 1. Kepala Tukang (L10) /Jam 14,000 2. M a n d o r (L03) /Jam 13,500 3. Pekerja (L01) /Jam 11,000 4. Tukang (L02) /Jam 13,000 DAFTAR HARGA SATUAN BAHAN

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. A. Manajemen Proyek

BAB III LANDASAN TEORI. A. Manajemen Proyek BAB III LANDASAN TEORI A. Manajemen Proyek Manajemen proyek adalah semua perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, dan koordinasi suatu proyek dari awal (gagasan) hingga berakhirnya proyek untuk menjamin

Lebih terperinci

REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA SPESIFIKASI KHUSUS INTERIM SEKSI 6.6

REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA SPESIFIKASI KHUSUS INTERIM SEKSI 6.6 REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA SPESIFIKASI KHUSUS INTERIM SEKSI 6.6 LAPIS MAKADAM ASBUTON LAWELE (SKh-3.6.6.1) SPESIFIKASI KHUSUS-3 INTERIM SEKSI 6.6.1 LAPIS

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Proyek Konstruksi Proyek adalah suatu kegiatan yang mempunyai jangka waktu tertentu dengan alokasi sumber daya terbatas, untuk melaksanakan suatu kegiatan yang telah

Lebih terperinci

SURVEI MENGENAI BIAYA OVERHEAD SERTA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA

SURVEI MENGENAI BIAYA OVERHEAD SERTA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA SURVEI MENGENAI BIAYA OVERHEAD SERTA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA Henry Pascal Magaline 1, Alvin Januar Haryono 2, Andi 3 ABSTRAK : Biaya overhead sebuah proyek merupakan salah satu unsur harga pokok

Lebih terperinci

BAB 1 - PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB 1 - PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB 1 PENDAHULUAN Laporan Tugas Akhir 1.1 LATAR BELAKANG Proyek konstruksi merupakan kegiatan untuk mencapai tujuan tertentu dengan cara merealisasikan sebuah ide menjadi bangunan sipil dengan memanfaatkan

Lebih terperinci

D O K U M E N P E N G A D A A N

D O K U M E N P E N G A D A A N Republik Indonesia Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Pengadaan Pekerjaan Konstruksi - Metode e-lelang Pemilihan Langsung Ulang dengan Pascakualifikasi - Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN digilibunsacid BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 41 Pembangunan Jalan Tol Solo-Semarang (Bawen Solo Seksi II) 411 Data Umum Proyek Proyek yang dijadikan studi kasus dalam skripsi ini adalah Proyek Pembangunan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI A. Manajemen Proyek Manajemen proyek konstruksi adalah merencanakan, mengorganisir, memimpin, dan mengendalikan sumberdaya untuk mencapai sasaran jangka pendek yang telah ditentukan

Lebih terperinci

SPESIFIKASI KHUSUS-2 INTERIM SEKSI 6.6 LAPIS PENETRASI MACADAM ASBUTON LAWELE (LPMAL)

SPESIFIKASI KHUSUS-2 INTERIM SEKSI 6.6 LAPIS PENETRASI MACADAM ASBUTON LAWELE (LPMAL) SPESIFIKASI KHUSUS-2 INTERIM SEKSI 6.6 LAPIS PENETRASI MACADAM ASBUTON LAWELE (LPMAL) SKh-2. 6.6.1 UMUM 1) Uraian a) Yang dimaksud dengan Lapis Penetrasi Macadam Asbuton Lawele adalah lapis perkerasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Perbaikan Tanah adalah kumpulan upaya-upaya yang dapat dilakukan terhadap tanah yang memiliki karakteristik teknis (engineering properties) yang bermutu rendah menjadi

Lebih terperinci

FORMULIR STANDAR UNTUK PEREKAMAN ANALISA MASING-MASING HARGA SATUAN PERKIRAAN HARGA JUMLAH NO. KOMPONEN SATUAN KUANTITAS SATUAN HARGA

FORMULIR STANDAR UNTUK PEREKAMAN ANALISA MASING-MASING HARGA SATUAN PERKIRAAN HARGA JUMLAH NO. KOMPONEN SATUAN KUANTITAS SATUAN HARGA Analisa EI-21 FORMULIR STANDAR UNTUK PEREKAMAN ANALISA MASING-MASING HARGA SATUAN NAMA KEGIATAN : DAK Transportasi Perdesaan No. PAKET KONTRAK : NAMA PAKET PROP / KAB / KODYA : Sulawesi Selatan /Sidrap

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : PM. 78 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR BIAYA DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERHUBUNGAN

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : PM. 78 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR BIAYA DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERHUBUNGAN PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : PM. 78 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR BIAYA DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN, Menimbang :

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN 39 BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kontrak Kerja PT Aikovito 1. Prosedur Kontrak Kerja Prosedur di dalam suatu proyek secara garis besar mempunyai beberapa tahapan yaitu sebagai berikut: a. Proses

Lebih terperinci

ADDENDUM-03. Maksud dan Tujuan

ADDENDUM-03. Maksud dan Tujuan ADDENDUM-03 Maksud dan Tujuan Maksud dan tujuan diterbitkannya Addendum ini adalah untuk memberikan informasi dan ketentuan-ketentuan tambahan Instruksi Kepada Peserta mengenai hal-hal yang belum ada atau

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. telah mengembangkan konsep biaya menurut kebutuhan mereka masing-masing. akan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu.

BAB III PEMBAHASAN. telah mengembangkan konsep biaya menurut kebutuhan mereka masing-masing. akan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu. BAB III PEMBAHASAN A. Pengertian Biaya dan Klasifikasi Biaya 1. Pengertian Biaya Dalam menjalankan suatu perusahaan diperlukan keputusan yang tepat dan akurat terhadap konsep biaya yang ada. Ada beberapa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proyek konstruksi Proyek adalah suatu kegiatan yang mempunyai jangka waktu tertentu dengan alokasi sumber daya terbatas, untuk melaksanakan suatu kegiatan yang telah ditentukan.

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 32 TAHUN 2011 TANGGAL 9 AGUSTUS 2011

SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 32 TAHUN 2011 TANGGAL 9 AGUSTUS 2011 SALINAN LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 32 TAHUN 2011 TANGGAL 9 AGUSTUS 2011 PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) BIDANG PENDIDIKAN TAHUN ANGGARAN 2011 UNTUK SEKOLAH

Lebih terperinci

LAPIS PONDASI AGREGAT SEMEN (CEMENT TREATED BASE / CTB)

LAPIS PONDASI AGREGAT SEMEN (CEMENT TREATED BASE / CTB) BAB V LAPIS PONDASI AGREGAT SEMEN (CEMENT TREATED BASE / CTB) 5.1. UMUM a. Lapis Pondasi Agregat Semen (Cement Treated Base / CTB) adalah Lapis Pondasi Agregat Kelas A atau Kelas B atau Kelas C yang diberi

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 35/PRT/M/2006

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 35/PRT/M/2006 MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 35/PRT/M/2006 TENTANG PENINGKATAN PEMANFAATAN ASPAL BUTON UNTUK PEMELIHARAAN DAN PEMBANGUNAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

KOP PERUSAHAAN REKAPITULASI

KOP PERUSAHAAN REKAPITULASI KOP PERUSAHAAN REKAPITULASI PERKIRAAN HARGA PEKERJAAN Pekerjaan : Pembangunan Jalan Usaha Tani Ghonsume Lokasi : Desa Ghonsume Tahun Anggaran : 2013 Total Panjang Fisik : 1,650 Km NO. DIVISI Uraian Jumlah

Lebih terperinci

MENGHITUNG HARGA PERKIRAAN SENDIRI

MENGHITUNG HARGA PERKIRAAN SENDIRI MENGHITUNG HARGA PERKIRAAN SENDIRI BIMBINGAN TEKNIS PENYUSUNAN KONTRAK, SPESIFIKASI DAN HPS BIRO UMUM SEKRETARIAT JENDEAL KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN MANADO, 28 29 SEPTEMBER 2017 RENCANA PELAKSANAAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. batasan masalah, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB I PENDAHULUAN. batasan masalah, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. BAB I PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan pendahuluan penelitian. Pendahuluan berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, batasan masalah, manfaat penelitian,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dapat dianggap sebagai akibat tidak dipenuhinya rencana jadwal yang telah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dapat dianggap sebagai akibat tidak dipenuhinya rencana jadwal yang telah BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Penjadwalan Kunci utama keberhasilan melaksanakan proyek tepat waktu adalah perencanaan dan penjadwalan proyek yang lengkap dan tepat. Keterlambatan dapat dianggap sebagai

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 36 TAHUN 2011 TANGGAL 23 AGUSTUS 2011

SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 36 TAHUN 2011 TANGGAL 23 AGUSTUS 2011 SALINAN LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 36 TAHUN 2011 TANGGAL 23 AGUSTUS 2011 PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) BIDANG PENDIDIKAN TAHUN ANGGARAN 2011 UNTUK PENINGKATAN

Lebih terperinci