BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Transkripsi

1 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Flowchart Penelitian mulai Studi pustaka Persiapan Alat dan Bahan Persiapan Spesimen Uji Pemotongan, Pengeboran, Pengamplasan Spesimen Penimbangan Berat Awal Spesimen Persiapan Larutan Media Korosi dan Inhibitor Perendaman Spesimen Uji Selama 18 Hari Wadah 1A Tanpa Inhibitor Media HCl Wadah 2A Inhibitor 30ml Media HCl Wadah 3A Inhibitor 60ml Media HCl Wadah 1B Tanpa Inhibitor Media NaCl Wadah 2B Inhibitor 30ml Media NaCl Wadah 3B Inhibitor 60ml Media NaCl Penimbangan Berat Akhir Analisa Data dan Pembahasan Selesai 35

2 Peralatan dan Bahan Peralatan Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : Neraca digital kapasitas berat gram Gelas ukur Labu takar Termometer Alat pemotong spesimen uji Beaker glass Amplas Jangka sorong Mesin bor pipet Bolpoint Kawat penggantung spesimen uji Kamera Gerinda Bahan Bahan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : Baja St 37 HCl

3 37 NaCl Aquades Ekstrak kopi 3.3 Prosedur Penelitian Preparasi Spesimen Uji Dalam proses preparasi spesimen uji maka akan dilakukan beberapa langkah sebagai berikut : 1. Pemotongan spesimen uji dan pengeboran lubang Pemotongan spesimen uji dilakukan agar spesimen uji memiliki ukuran yang tidak melebihi batas dari wadah perendaman yang digunakan pada penelitian. Spesimen uji akan dipotong dengan ukuran 3cm x 3cm dengan tebal 0,5cm berbentuk persegi. Proses pengeboran pada spesimen uji juga dilakukan agar nantiya spesimen uji mudah untuk diangkat ketika pengujian telah selesai. Gambar 3.1 Spesimen Uji

4 38 2. Penghalusan Spesimen Uji Proses ini dilakukan agar spesimen uji terhindar dari zat zat pengotor yang nantinya akan mengganggu reaksi korosi yang terjadi dan juga proses ini dilakukan agar permukaan dari spesimen uji rata, agar reaksi korosi yang terjadi mudah diamati. Gambar 3.2 Proses pengamplasan spesimen uji 3. Penimbangan berat awal spesimen uji Mengetahui berat awal dari spesimen uji perlu dilakukan, dikarenakan perhitungan laju reaksi yang terjadi nantinya menggunakan metode kehilangan berat atau weight loss, berat awal akan menjadi acuan ketika spesimen uji telah mengalami korosi dan berkurang beratnya. Gambar 3.3 Neraca digital

5 Pembuatan Inhibitor Ekstrak kopi Cara yang dilakukan untuk mendapatkan ekstrak kopi adalah dengan menghaluskan biji kopi menjadi serbuk kopi, yang kemudian dipersiapkan air dengan perbandingan 1:3 ( 1 kopi : 3 air ) di padukan lalu direbus hingga suhu berada di kisaran C sambil sesekali diaduk perlahan selama 12 menit. Setelah maksimal direbus selama 12 menit lalu tuangkan dan di saring untuk memisah antara ampas kopi dengan ekstrak kopi sehingga di dapatkan ekstrak kopi murni tanpa tercampur ampas dari kopi. Gambar 3.4 Inhibitor ekstrak kopi Persiapan Larutan Media Korosi Larutan yang digunakan dalam penelitian ini adalah larutan asam klorida dan natrium klorida, yang nantinya akan ditakar dengan takaran kandungan HCl dan NaCl masing-masing yang di campurkan dengan aquades memuat kandungan 5 molar.

6 40 Gambar 3.5 Persiapan larutan Pencampuran dengan inhibitor ekstrak kopi terbagi menjadi 3 sampel uji larutan HCl dan 3 sampel uji larutan NaCl yaitu, beaker glass 1A dengan media korosi HCl + 0ml Inhibitor total larutan sebanyak 500 ml, beaker glass 2A dengan media korosi HCl + 30ml Inhibitor total larutan sebanyak 500ml, beaker glass 3A dengan media korosi HCl + 60ml Inhibitor total larutan sebanyak 500ml. Pada larutan NaCl terbagi 3 sampel yaitu, beaker glass 1B dengan media NaCl + 0ml Inhibitor total larutan sebanyak 500ml, beaker glass 2B dengan media NaCl + 30ml Inhibitor total larutan sebanyak 500ml, beaker glass 3B dengan media NaCl + 60ml Inhibitor total larutan sebanyak 500ml Perendaman Spesimen Uji Spesimen uji yang sudah dipersiapkan akan direndam ke dalam 6 sampel uji larutan media korosi yang telah dicampur inhibitor, dengan waktu perendaman spesimen uji selama 18 hari dengan suhu yang digunakan dalam penelitian adalah suhu kamar.

7 41 Gambar 3.6 Proses perendaman Pengambilan Data Data data yang diambil dalam pengujian ini adalah : Berat awal dari spesimen uji, yang diambil sebelum spesimen uji direndam kedalam sampel uji yang berisi larutan korosif dan larutan inhibitor. Pembersihan spesimen perlu dilakukan supaya berat awal tidak tercampur dengan zat zat pengotor Berat akhir spesimen uji, diambil ketika pengujian spesimen telah selesai. Pembersihan spesimen uji juga dilakukan untuk membersihkan sisa-sisa oksidasi yang menempel. Penimbangan berat awal maupun berat akhir semuanya menggunakan neraca mikro digital. Foto makro spesimen uji, diambil ketika diawal pengujian dan diakhir pengujian, berguna untuk melihat reaksi korosi yang terjadi pada spesimen uji.

8 42 Foto mikrostruktur dari spesimen yang telah direndam ke dalam media korosi HCl maupun NaCl dengan penambahan inhibitor maupun tanpa inhibitor, berguna melihat kerusakan yang ditimbulkan oleh reaksi korosi yang telah terjadi Pengolahan Data Dari data yang telah diperoleh maka dilakukan pengolahan data guna menghitung laju korosi dan efektifitas inhibitor ekstrak kopi. 1. Perhitungan laju korosi yang terjadi Dalam perhitungan laju korosi digunakan metode kehilangan berat (weight loss). Dimana : CR = Corrosion Rate / Laju Korosi (mpy) W = Kehilangan Berat (gram) K = Konstanta D = Densitas Specimen (g/ ) = Surface Area ( ) T = Eksposur Time (jam)

9 43 2. Efektifitas inhibitor Perhitungan efektifitas inhibitor dilakukan untuk mengetahui kemampuan ekstrak kopi sebagi inhibitor korosi, perhitungan dilakukan dengan menggunakan rumus : Efektifitas Inhibitor = XA XB = Laju korosi pada wadah tanpa inhibitor = Laju korosi dengan penambahan Inhibitor