STUDI ALIRAN DAYA TIGA FASA UNTUK SISTEM DISTRIBUSI DENGAN METODE PENDEKATAN LANGSUNG

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "STUDI ALIRAN DAYA TIGA FASA UNTUK SISTEM DISTRIBUSI DENGAN METODE PENDEKATAN LANGSUNG"

Transkripsi

1 No. 29 ol.2 Thn. X Aprl 2008 SSN: STUD ALRAN DAYA TGA FASA UNTUK SSTEM DSTRBUS DENGAN METODE PENDEKATAN LANGSUNG Adrant, Slva ran Jurusan Ten Eletro Faultas Ten Unverstas Andalas, Padang Abstra Power flow anayss s a very basc study n elecrcal power system plannng and operaton. Many methods such as Gauss Sedel, Newton Raphson and Fast Decoupled, are common used for ths analyss. But these methods wll fal f they are used for unbalance power system, le dstrbuton system.ths paper dscrbe three phase power flow analyss for radal dstrbuton system usng drect approach method. Ths method s accurate but smple. Testng on standart sstem EEE 13 bus radal, shows an acceptable result. Ths method appled to Bawan feeder (Pasaman). The result shows a ltlle unbalance n that dstrbuton sstem. Key words: Power flow, unbalanced system, radal, dstrbuton system. PENDAHULUAN. ALRAN DAYA DAN SSTEM DSTRBUS Pengajan alran daya sangat berguna untu 2.1 Alran Daya perencanaan dan perancangan espans sstem Untu menla performans sstem dstrbus daya tenaga dan juga dgunaan untu menentuan dan untu menguj eefetfan perubahan-perubahan onds operas sstem yang palng efsen. Hasl yang drencanaan pada suatu sstem pada tahap palng mendasar dar pengajan alran daya adalah perencanaan, sangat pentng untu dlauan besar dan sudut phasa dar tegangan masng-masng analss alran daya [3]. Stud alran daya n bus serta alran daya atf dan reatf pada tap dlauan untu menentuan : saluran. Banya program aplas real tme dalam 1. Alran daya atf dan reatf pada cabang suatu area dstrbus otomats, sepert optmas cabang rangaan jarngan, perencanaan ar, serta swtchng 2. Tda ada rangaan yang mempunya membutuhan metode alran daya yang ooh dan beban lebh dan tegangan busbar dalam efsen. batas batas yang dapat dterma. Metode alran daya yang ada sepert Gauss 3. Pengaruh penambahan atau perubahan pada Sedel, Newton Rapson serta Fast-decouple pada suatu sstem. umumnya merupaan metode yang dgunaan pada sstem transms sedangan araterst sstem 2.2 Sstem Dstrbus dstrbus berbeda dengan sstem transms. Sebagamana detahu araterst dar sstem Jarngan dstrbus umumnya berbentu radal. dstrbus adalah pada umumnya strutur jarngan Sstem n meml pola jarngan yang hanya meml satu jalur dar sumber e beban. radal, fasa tda sembang, serta banyanya jumlah dar cabang dan node. Dengan perbedaan tersebut Penghantar yang terleta d pangal jarngan sstem maa metode alran daya yang ada pada sstem n pada umumnya meml dameter dan uat hantar arus (KHA) yang lebh besar arena beban transms bsa menjad gagal ja dterapan pada sstem dstrbus. Oleh arena tu dperluan suatu arus yang dpulnya lebh besar darpada metode untu menganalsa alran daya yang sesua penghantar yang lebh deat e ujung jarngan. Sema jarngan radal dtunjuan pada gambar 1. dengan araterst sstem dstrbus. Algortma dalam peneltan n adalah baru tetap las. nput data dar algortma hanyalah suatu orentas data bus cabang basa. Tujuan dar peneltan n adalah mengmplementasan suatu formula yang telah dembangan dengan mengambl euntungan dar pendeatan topolog jarngan sstem dstrbus dan memecahan alran daya dstrbus secara langsung. Adapun dua matr yang dembangan adalah matr bus njes terhadap arus cabang dan matr arus cabang Gambar-1 Contoh Sstem Dstrbus Radal terhadap tegangan bus, sehngga solus alran daya 2.3 Model Saluran Tga Fasa Untu Sstem melalu peralan matr sederhana n menjad lebh Tda Sembang sederhana, ooh serta efsen. Selan tu metode n juga sesua dengan araterst sstem dstrbus Model saluran tga fasa antara bus dan bus j yang radal dan sstem tga fasa yang tda dapat dperlhatan pada gambar 2 berut. sembang. Parameter saluran dapat dtentuan dar suatu TenA 60

2 No. 29 ol.2 Thn. X Aprl 2008 SSN: metode yang dembangan oleh Carson dan Lews. x matr dr dan mutual oplng dar saluran tga fasa dapat dperlhatan pada matr d bawah [8]. Gambar-2 Pemodelan saluran tga fasa Tegangan pada ss terma untu pemodelan saluran tersebut dapat dtuls pada persamaan berut: an bn cn a ' = b ' c ' n n n + aa ba ca ab bb cb ac bc cc. (2.1) Persamaan datas dapat dtuls ulang dengan persamaan berut : ] = [ ' ] + [ ][ ] [ abc abc abc abc (2.2) Pada (2.1), abc mengacu pada matr mpedans fasa. Elemen matr dapat dtentuan dar suatu persamaan Carson dan emudan dsederhanaan dengan redus ron. Formula yang dmodfas dar suatu persaman Carson dberan sebaga berut : z = r j x[ln(1/ GMR ) ] Ω / m (2.3) z = j0.1213[ln(1/ D ) ] Ω m j j / (2.) Dmana (ohm/mle), a b c r adalah resstans ondutor GMR geometrc mean radus (ft), dan D j adalah jara antara ondutor dan j (ft). Aplas dar (2.3) dan (2.) adalah saluran tga fasa empat awat dengan salah satunya merupaan awat netral, dar saluran tersebut aan menghaslan matr mpedans prmtf x. aa ab ac an [ ] = ba bb bc bn Pr m ca cb cc cn na nb nc nn (2.5) Matr n emudan dredus menjad matr 3x 3 dengan mengunaan redus ron dmana tap elemennya dar matr mpedans fasa dberan melalu persamaan berut : j = zj zn zj / z nn (2.6) Keta persamaan (2.3) dan (2.) dtamplan pada saluran udara tga fasa atau saluran bawah tanah yang terdr dar n evalen fasa dan ondutor netral, hasl dar matr mpedans prmtf aan menjad matr n x n. Matr n emudan dredus menjad matr mpedans fasa 3 x 3 dengan memparts bars dan olom fasa c serta bars dan olom netral. Redus ron dalam parts dberan dengan persamaan berut 1 [ abc ] = [ z abc ] [ zan ][ znn ] [ zna ] (2.7). ALRAN DAYA TGA FASA DENGAN METODE PENDEKATAN LANGSUNG 3.1 Pengembangan Formula Tujuan metode alran daya pendeatan langsung berdasaran topolog jarngan n dembangan atas 2 matr, yatu : matr bus njes terhadap arus pencabangan dan matr arus cabang terhadap tegangan bus Evalen njes Arus Untu jarngan dstrbus, rangaan evalen njes arus dapat dgambaran berdasaran model lebh prats [1]-[2]. Untu bus, beban omples S dapat dnyataan dalam persamaan berut : S = ( P + jq ) = 1...N. (3.1) Dan hubungan evalen arus njes pada -th teras adalah: r P + jq = ( ) + j ( ) = ( ) (3.2) Dmana dan adalah tegangan dan evalen arus njes dar bus pada -th teras. Sedangan dan adalah bagan real dan TenA 61 r majner dar evalen arus njes pada bus dengan -th teras Hubungan Pengembangan Matr B1 B B Gambar3. Sstem Dstrbus Sederhana Matr njes Arus-Arus Cabang (BBC) Sstem dstrbus sederhana dtunjuan pada gambar 3 dgunaan sebaga contoh pemecahan B 5 B 5

3 No. 29 ol.2 Thn. X Aprl 2008 SSN: alran daya sstem dstrbus sederhana. njes daya dapat drubah dalam suatu evalen njes arus, dan hubungan antara bus arus njes dan pencabangan arus dapat dtentuan berdasaran huum arus Krchhoff (KCL) pada jarngan dstrbus yatu jumlah arus yang masu sama dengan jumlah arus eluar [1]-[2]. Pencabangan arus dapat dformulaan dalam suatu evalen njes arus. Sebaga contoh, untu pencabangan arus B 1, B3, danb5 dapat dtamplan dalam sutu njes arus : B = = 5 B + B 5 = 6 (3.3) Oleh arena tu hubungan antara bus njes arus dan pencabangan arus dapat dtamplan dar matr berut. B B (3.a) B = B B Persamaan datas dapat dtamplan dalam suatu persamaan umum [B] = [BBC] [] (3.b) Dmana BBC adalah matr bus njes terhadap pencabangan arus. Konstanta matr BBC adalah ss atas dar matr segtga yang hanya mengandung nla 0 dan Matr Arus Cabang-Tegangan Bus (BCB) Hubungan antara pencabangan arus dan tegangan bus sepert dperlhatan pada gambar 3 dapat dtentuan berdasaran (2.1)dan (3.). Sebaga contoh, tegangan bus 2,3 dan adalah 2 = 1 B = 2 B B3 3 = (3.5) Dmana adalah tegangan pada bus dan j adalah mpedans saluran antara bus dan bus j. Dengan mensubttus persamaan etga persamaan (3.5), dperoleh = 1 B1 12 B2 23 B3 3 (3.6) Dar persamaan tersebut dapat dlhat bahwa tegangan bus dapat despresan sebaga fungs cabang arus, parameter saluran, dan tegangan tambahan. Dengan prosedur yang sama dapat dtamplan embal untu bus yang lannya sehngga hubungan antara arus cabang dan tegangan bus dapat despresan dalam matr berut B B2 (3.7a) = B B B5 Persamaan datas dapat dtuls ulang [ Δ ] = [ BCB ][ B] (3.7b) Dmana BCB adalah matr arus cabang terhadap tegangan bus. Algortma n dapat dengan mudah dperluas untu sstem saluran tga fasa. Sebaga contoh ja saluran berada antara bus dan bus j pada saluran tga fasa, maa hubungan cabang arus B menjad vetor 3 x 1 sedangan untu matr dagonal menjad 3 x 3 matr dent. Sama halnya untu matr BCB yang berada antara bus dan bus j pada sstem tga fasa menjad 3 x 3 matr mpedans. Solus Ten Pengembangan Matr BBC dan BCB dapat dembangan berdasaran strutur topolog sstem dstrbus. BBC matr menamplan hubungan antara bus njes arus dan arus cabang. aras hubungan arus cabang, dbangtan dar varas bus njes arus yang dapat dalulasan secara langsung dengan matr BBC. Matr BCB menamplan hubungan antara arus cabang dan tegangan bus. aras hubungan tegangan bus, dbangtan dar varas arus cabang yang dapat dalulasan secara langsung dengan matr BCB. Dengan menggabungan (3.b) dan (3.7b) edua matr njes arus dan tegangan bus tersebut ddapat persamaan: [ Δ ] = [ BCB ][ BBC][ ] [ ] = [DLF][] (3.8) Adapun solus untu dstrbus alran beban dapat dtentuan dengan persamaan dengan teras P + r * = ( ) + j ( ) = ( ) (3.9a) 1 TenA 62 jq [ Δ + ] = [ DLF][ ] (3.9b) [ ] = [ ] + [ Δ ] (3.9c). ANALSA DAN PEMBAHASAN.1 Pengujan Program untu Konds Radal 3 Fasa Untu menguj ebenaran program bag sstem tga fasa ta sembang dlauan pengujan dengan sstem dstrbus radal 13 bus..1.1 Data Sstem Dstrbus Radal 13 bus Data yang dgunaan untu pengujan sstem dstrbus radal tga fasa tasembang berdasaran jurnal EEE 13 bus [15] yang telah dmodfas dmana untu pengujan data dlauan mula dar bus onfguras 671. Untu data mpedans saluran

4 No. 29 ol.2 Thn. X Aprl 2008 SSN: dberan dalam bentu tga fasa sesua dengan persamaan (2.5 ) yang sebelumnya telah dredus ron menjad matr 3 x 3 dengan satuan ohm /ml..1.2 Hasl dan Pembahasan Sstem Dstrbus 13 Bus Tegangan dasar untu dstrbus 13 bus dambl dar data gardu sebesar,16 K hubungan bntang dtanahan, sedangan untu data KA dasar adalah 5000 KA. Untu perhtungan sstem dstrbus tga fasa tasembang n dmula pada cabang 671 dengan menganggap tt n sebaga bus ayun. Hal n dlauan arena pada pembuatan program tda memperhtungan pengatur tegangan dan pemaaan transformator sehngga untu tegangan dan sudut pada slac bus dambl dar hasl jurnal EEE 13-bus pada cabang 671. modfas sstem n sendr terdr dar 7-bus (evalen dengan 16-bus) dmana bus terdr dar rangaan dan beban tga fasa, 1 bus untu rangaan dan beban dua fasa serta 2 bus untu rangaan dan beban satu fasa, sedangan pemasangan apastor shunt sendr terdapat pada bus 611 dan 675. Hasl tegangan dan sudut dengan metode pendeatan langsung dalam nla per unt dapat dlhat pada tabel.9 berut. Tabel-.1 Perbandngan hasl tegangan dan sudut antara metode langsung dengan jurnal EEE 13-bus Bus No Fasa Metode Langsung Jurnal EEE (pu) Δ (deg) (pu) δ (deg) 671 A 0,9900-5,30 0,9900-5, B 1, ,3 1, ,3 671 C 0, ,02 0, , A 0,9900-5,30 0,9900-5, B 1, ,3 1, ,3 680 C 0, ,02 0, ,02 68 A 0,9880-5,32 0,9881-5,32 68 C 0, ,91 0, , A 0,9822-5,2 0,9825-5, C 0, ,76 0, , A 0,9900-5,30 0,9900-5, B 1, ,3 1, ,3 692 C 0, ,02 0, , A 0,9837-5,56 0,9835-5, B 1, ,50 1, , C 0, ,02 0, ,03 Dar hasl tersebut dapat dlhat perbandngan antara hasl yang dperoleh dar program metode pendeatan langsung dan hasl dar jurnal EEE sstem 13-bus, besar tegangan dan sudut fasa sudah sesua sehngga mplementas program yang dlauan untu metode langsung n dapat danggap benar dan dapat dgunaan untu memecahan solus alran daya untu sstem dstrbus radal tga fasa tda sembang..2 Stud Alran Daya Tga Fasa Feeder Bawan- Pasaman Data sstem dstrbus radal pada stud alran daya n menggunaan Obje stud asus feeder Bawan, dmana feeder n terleta antara GH Knal dan GH L. Basung yang d-supply dar sstem Sumbar-Rau (gambar ). Pada feeder Bawan terdapat banya trafo dstrbus yang melayan beban perumahan dsepanjang salurannya arena tu untu mempermudah dalam perhtungan panjang saluan maa beban tersebut danggap terpusat pada beberapa tt beban yatu: Koja Knal, Ar Meruap Knal, P. Batu Knal, dan Pdg. Gantng, dmana untu data panjang saluran n emudan dbag lag berdasaran data beban pada tap trafo dstrbusnya. Tabel-.2 Data beban feeder Bawan Pasaman No Gardu Ph-1 Ph-1 Ph-2 Ph-2 Ph-3 Ph-3 W Ar W Ar W Ar 16 8,1 6,30 8,52 6,39 8,29 6, ,28 0,96 2,61 1,95 1,9 1, ,88 2,91,22 3,17 3,69 2, ,31 5,8 7,87 5,90 6,92 5,19 0,38 3,28,20 3,15 5,12 3,8 1 6,37,77 5,91,3 6,72 5,0 5,35 3,26,95 3,71 3,60 2,70 6 0,88 0,66 1,10 0,83 0,97 0,73 7 2,19 1,6 2,50 1,87 2,19 1,6 8 1,82 1,36 3,0 2,28 2,22 1,66 9 3,16 2,37 2,30 1,72 2,01 1, ,2 2,1 2,9 2,20 2,80 2, ,71,28 5,68,26 5,1 3, ,98 1,8 1,5 1,15 2,00 1, ,2 2,3,00 3,00 2,97 2, ,60 5,70 7,6 5,73 8,0 6, ,68 8,76 12,73 9,55 10,89 8,15 18,60 3,5 5,36,02,85 3,6 21,06 3,0,01 3,00,3 3, ,8 2,61,99 3,7,13 3, ,56 7,92 9,77 7,33 9,28 6,96 2 7,3 5,57 7,88 5,91 8,79 6,59 3 5,59,6 7,3 5,50 7,2 5,56 3 1,93 1,5 1,26 0,9 1,32 0, ,01 6,76 11,12 8,3 0,00 0, ,9 1,12 1,29 0,97 1,76 1, ,0 2,55 3,71 2,78,03 3, ,83 7,37 10,50 7,87 10,18 7,6 12 9,56 7,17 9,3 7,07 8,29 6, ,93 8,19 10,17 7,62 11,06 8,29 20,1 3,31,85 3,63 5,03 3, ,02 8,27 9,96 7,7 10,81 8, ,52 7,1 8,39 6,29 9,6 7, ,25 9,18 11,76 8,82 13,0 9,78 27,28,29,30 2,5 18,39 18,39 1,20 29,39 22,0 1 17,7 13,30 18,28 13,71 18,18 13,6 TenA 63

5 No. 29 ol.2 Thn. X Aprl 2008 SSN: Gambar- Jara tap pencabangan feeder Bawan Tabel.3 Hasl Perhtungan Alran Daya 3 Fasa Metoda Langsung Pada Feeder Bawan (Pasaman) δ (pu) δ (deg) (pu) δ (deg) (pu) (deg) No. Gardu Beban Phasa a Phasa b Phasa c GH. L Basung Padang Sawah Knal Padang Sawah Knal Padang Pala Knal Padang Gantng Knal Lubu Panjang Knal Kampung anau Knal Malampah Knal Malampah Knal Part Batu Knal Part Batu Knal Part Batu Knal Part Batu Knal Batang Tmah Knal Padang Kuranj Knal Kapundung Knal Padang Kado Knal Base camp Knal Smp. Panco Knal Koto Padang Knal Koto Padang Knal SD Duran Kgn Knal Duran Klangan Knal Kaja Smaruo Knal Ar Meraup Knal Ar Meraup Knal Ar Meraup Knal Lb Kara Knal Se Bala Knal Se Bala Knal Alamanda Knal TenA 6

6 No. 29 ol.2 Thn. X Aprl 2008 SSN: Padang Canduh Knal Sarmulyo Knal Lmau Puru Tgh Knal Lmau Puru Barat Knal Sdodad Tmur Knal ,28,29,30 Koja Knal Kp. Dalam Knal n dsebaban onsumen memaa beban yang berbeda untu masng-masng fasanya.. Total rug-rug saluran yang dperoleh dar stud asus feeder Bawan n adalah sebesar 60,8712 KW dan 3,0681 KAR dmana fator n dpengaruh oleh jauhnya jara penyaluran energ lstr. 5. Total daya atf dan reatf yang harus dnjesan pada G.H Lubu Basung adalah sebesar 777,575 KW dan 581,013 KAR Penghantar yang dgunaan adalah Kawat AAAC 70 mm 2 dengan data sebaga berut : r : 0,37 Ω/ x : 0,309 Ω/m cos φ : 0,8 GMR : 0,0026m d ST : 0,8 m d RS : 0,8 m d RT : 1,6 m Untu data saluran dberan dalam bentu mpedans ser (ohm/m) dmana untu sstem tga fasa elemen matr mpedans fasa dapat dhtung sesua dengan persamaan Carson dan Lews..3 Hasl dan Pembahasan Sstem Dstrbus Feeder Bawan Dalam analsa alran daya sstem dstrbus obje stud asus feeder Bawan (Pasaman) n data saluran yang ddapat adalah data dalam nla ohm/m. Untu pengujan program n menggunaan nput dalam nla per unt dengan tegangan dasar 220 ( L L ) dan KA dasar 5000 KA. Data beban yang dgunaan tersebut terpusat pada beberapa tt beban yang dambl dar data beban trafo dstrbus tegangan rendah 380/220. Dar data Beban dan data saluran tersebut ddapat besar tegangan dan sudut dalam nla per unt sepert tampa pada tabel.3. Berdasaran tabel.3 pada sstem dstrbus feeder Bawan dbawah dperoleh besar tegangan ss terma yang tda sembang untu masng-masng fasanya, hal n dsebaban arena pada sstem dstrbus, beban yang dpaa tap onsumen adalah beban satu fasa sedangan pemaaan beban tda sama untu masng-masng onsumen sehngga hal n menyebaban terjadnya etdasembangan beban pada sstem dstrbus.. PENUTUP 5.1 Kesmpulan Dar hasl peneltan Tugas ahr n dapat dambl beberapa esmpulan sebaga berut : 1. Stud alran daya metode langsung berdasaran topolog jarngan n dapat dgunaan untu sstem dstrbus radal tga fasa sembang. 2. Metode langsung berdasaran topolog jarngan dapat dgunaan untu sstem dstrbus radal tga fasa tda sembang dengan solus yang lebh eonoms, ooh serta efsen. 3. Pada sstem dstrbus feeder Bawan dperoleh besar tegangan ss terma yang tda sembang untu masng-masng fasanya, hal 5.2. Saran 1. Dalam pembuatan program berdasaran metode langsung pendeatan topolog jarngan n hanya dbatas pada sstem dstrbus radal saja. Dalam pengembangan peneltan selanjutnya dapat dlauan pembuatan program untu eadaan dstrbus te lne. 2. Dalam pembuatan program n tda melbatan pemodelan sstem untu eadaan penggunaan trafo dan pengatur tegangan. Untu tu pada peneltan selanjutnya dapat dembangan dengan menyertaan pemodelan trafo dan pengatur tegangan DAFTAR PUSTAKA [1] Teng. Jen-Hao, A Networ-Topology Based Three Phase Load Flow For Dstrbuton System, EEE Trans. Power Delvery, vol. 2, pp , Desember, [2] Teng. Jen-Hao, Drect Approach For Dstrbuton System Load Flow Soluton, EEE Trans. Power Delvery, vol. 18, pp , Jul, [3] Pabla. A.S dan Had. Abdul, Sstem Dstrbus Daya Lstr, Erlangga, Jaarta, 199. [] Stevenson. Wllam D.Jr and Granger. J. John, Power System Analyss, McGraw-Hll. nc, New Yor, 199. [5] Satra. Ded, Stud Pre-Elmnas Jatuh Tegangan dan Rug-Rug Saluran Feeder Selatan, Tugas Ahr, Unverstas Andalas, Padang, [6] Lasono. Heru Dbyo, Perbandngan Metode Newton Rapson dan Metode Fast Decouple Pada Analss alran Daya, Tugas Ahr, Unverstas Andalas, Padang, [7] H.M. Mo, S. Elangovan, M.M.A. Salama, Cao Longjan, Power Flow Analyss for Balanced and Unbalanced Radal Dstrbuton Systems, 199. TenA 65

7 No. 29 ol.2 Thn. X Aprl 2008 SSN: [8] Kerstng. W. M, Dstrbuton Feeder Lne Models, EEE Trans. ndustry Applcatons, vol. 31, Jul/Agust, [9] mmerman. R. D, Networ Reconfguraton For Loss Reducton n Three-Phase Power Dstrbuton System, A Thess Presented to The Faculty of the Graduate School Cornell Unversty, [10] mmerman. R. D, Comprehensve Dstrbuton Power Flow : Modelng, Formulaton, Soluton, Algorthms And Analyss, Dssertaton Presented to The Faculty of the Graduate School Cornell Unversty, [11] mmerman. R. D. dan H. D. Chang, Fast Decoupled Power Flow for Unbalanced Radal Dstrbuton System, EEE Wnter Meetng, WM PWRS, New Yor, [12] S. Chandramohan, R.P. Kumudn Dev, dan Bala enatesh, Radal System Reconfguraton to Mnmze Operatng Cost n Maret, nternatonal Journal of Emergng Electrc Power Systems, volume 8, [13] Puar Mahat, Optmal Placement of Wnd Turbne DG n Prmary Dstrbuton System for Real Loss Reducton, Asan nsttute of Technology, Thaland [1] Sabrn. Taufq, Penggunaan Kurva -Q Dengan P- Dalam Analss Kestablan Tegangan Untu Menentuan Jens Kompensas Stats, Tugas Ahr, Unverstas Andalas, Padang, [15] Kerstng. W. M, Radal Dstrbuton Test Feeders, EEE Trans. On Power System, 6, [16] html TenA 66

BAB 2 LANDASAN TEORI. Untuk mengetahui pola perubahan nilai suatu variabel yang disebabkan oleh

BAB 2 LANDASAN TEORI. Untuk mengetahui pola perubahan nilai suatu variabel yang disebabkan oleh BAB LANDASAN TEORI. Analss Regres Untu mengetahu pla perubahan nla suatu varabel yang dsebaban leh varabel lan dperluan alat analss yang memungnan ta unut membuat perraan nla varabel tersebut pada nla

Lebih terperinci

BAB V MODEL SEDERHANA DISTRIBUSI TEMPERATUR DAN SIMULASINYA

BAB V MODEL SEDERHANA DISTRIBUSI TEMPERATUR DAN SIMULASINYA BAB V MOEL SEERHANA ISTRIBUSI TEMPERATUR AN SIMULASINYA Model matemata yang terdapat pada bab sebelumnya merupaan model umum untu njes uap pada reservor dengan bottom water. Model tersebut merupaan model

Lebih terperinci

Karakterisasi Matrik Leslie Ordo Tiga

Karakterisasi Matrik Leslie Ordo Tiga Jurnal Graden Vol No Januar 006 : 34-38 Karatersas Matr Lesle Ordo Tga Mudn Smanhuru, Hartanto Jurusan Matemata, Faultas Matemata dan Ilmu Pengetahuan Alam, Unverstas Bengulu, Indonesa Dterma Desember

Lebih terperinci

BAB II TEORI ALIRAN DAYA

BAB II TEORI ALIRAN DAYA BAB II TEORI ALIRAN DAYA 2.1 UMUM Perhtungan alran daya merupakan suatu alat bantu yang sangat pentng untuk mengetahu konds operas sstem. Perhtungan alran daya pada tegangan, arus dan faktor daya d berbaga

Lebih terperinci

Bab III. Plant Nonlinear Dengan Fase Nonminimum

Bab III. Plant Nonlinear Dengan Fase Nonminimum Bab III Plant Nonlnear Dengan Fase Nonmnmum Pada bagan n dbahas mengena penurunan learnng controller untu sstem nonlnear dengan derajat relatf yang detahu Dalam hal n hanya dperhatan pada sstem-sstem nonlnear

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR. Analisis Kelompok

BAB II TEORI DASAR. Analisis Kelompok BAB II TORI DASAR II.. Analss Kelompo Istlah analss elompo pertama al dperenalan oleh Tryon (939). Ia memperenalan beberapa metode untu mengelompoan obye yang meml esamaan araterst (statsoft, 004). Kesamaan

Lebih terperinci

FUZZY BACKPROPAGATION UNTUK KLASIFIKASI POLA (STUDI KASUS: KLASIFIKASI KUALITAS PRODUK)

FUZZY BACKPROPAGATION UNTUK KLASIFIKASI POLA (STUDI KASUS: KLASIFIKASI KUALITAS PRODUK) Semnar Nasonal Aplas Tenolog Informas 00 (SNATI 00) ISSN: 0-0 Yogyaarta, Jun 00 FUZZY BACKPROPAGATION UNTUK KLASIFIKASI POLA (STUDI KASUS: KLASIFIKASI KUALITAS PRODUK) Sr Kusumadew Jurusan Ten Informata,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB PENDAHULUAN. Latar Belaang Masalah Analss regres merupaan lmu peramalan dalam statst. Analss regres dapat dataan sebaga usaha mempreds atau meramalan perubahan. Regres mengemuaan tentang engntahuan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI.. Populas dan Sampel Populas adalah eseluruhan unt atau ndvdu dalam ruang lngup yang ngn dtelt. Banyanya pengamatan atau anggota suatu populas dsebut uuran populas, sedangan suatu nla

Lebih terperinci

SIMULASI OPTIMASI ALIRAN DAYA SISTEM TENAGA LISTRIK SEBAGAI PENDEKATAN EFISIENSI BIAYA OPERASI

SIMULASI OPTIMASI ALIRAN DAYA SISTEM TENAGA LISTRIK SEBAGAI PENDEKATAN EFISIENSI BIAYA OPERASI ISSN: 1693-6930 167 SIMULASI OPTIMASI ALIRAN DAA SISTEM TENAGA LISTRIK SEBAGAI PENDEKATAN EFISIENSI BIAA OPERASI Subyanto Teknk Elektro Fakultas Teknk Unverstas Neger Semarang Gedung E6 Lt. Kampus Sekaran

Lebih terperinci

Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version)

Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version) Created by Smpo PDF Creator Pro (unregstered verson) http://www.smpopd.com Statst Bsns : BAB IV. UKURA PEMUSATA DATA. Pendahuluan Untu mendapatan gambaran yang lebh jelas tentang seumpulan data mengena

Lebih terperinci

Probabilitas dan Statistika Distribusi Peluang Diskrit 1. Adam Hendra Brata

Probabilitas dan Statistika Distribusi Peluang Diskrit 1. Adam Hendra Brata Probabltas dan Statsta Dsrt Adam Hendra Brata Unform Bernoull Multnomal Setap perstwa aan mempunya peluangnya masng-masng, dan peluang terjadnya perstwa tu aan mempunya penyebaran yang mengut suatu pola

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 10 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Pengendalan Kualtas Statst Pengendalan Kualtas statst merupaan suatu metode pengumpulan dan analss data ualtas, serta penentuan dan nterpretas penguuran-penguuran

Lebih terperinci

BAB II KONDUKSI ALIRAN STEDI SATU DIMENSI

BAB II KONDUKSI ALIRAN STEDI SATU DIMENSI BB II KONDUKSI LIRN SEDI SU DIMENSI Dndng Datar Persamaan alr : (5- Harga ndutvtas termal dasumsan nstan, tebal dndng, dan dan adalah temperatur permuaan dndng. Ja ndutvtas termal bervaras arena temperatur

Lebih terperinci

USULAN PENERAPAN TEORI MARKOV DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PERAWATAN TAHUNAN PADA PT. PUPUK KUJANG

USULAN PENERAPAN TEORI MARKOV DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PERAWATAN TAHUNAN PADA PT. PUPUK KUJANG Usulan Penerapan Teor Marov Dalam Pengamblan Keputusan Perawatan Tahunan Pada Pt. Pupu Kujang USULAN PENERAPAN TEORI MARKOV DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PERAWATAN TAHUNAN PADA PT. PUPUK KUJANG Nof Ern,

Lebih terperinci

EKSPEKTASI SATU PEUBAH ACAK

EKSPEKTASI SATU PEUBAH ACAK EKSPEKTASI SATU PEUBAH ACAK Dalam hal n aan dbahas beberapa macam uuran yang dhtung berdasaran espetas dar satu peubah aca, ba dsrt maupun ontnu, yatu nla espetas, rataan, varans, momen, fungs pembangt

Lebih terperinci

MEMINIMALKAN RUGI-RUGI PADA SISTEM DISTRIBUSI TEGANGAN MENENGAH DENGAN PEMASANGAN KAPASITOR

MEMINIMALKAN RUGI-RUGI PADA SISTEM DISTRIBUSI TEGANGAN MENENGAH DENGAN PEMASANGAN KAPASITOR MEMINIMALKAN RUGI-RUGI PADA SISTEM DISTRIBUSI TEGANGAN MENENGAH DENGAN PEMASANGAN KAPASITOR Adranus Dr Program Stud Teknk Elektro Jurusan Teknk Elektro Fakultas Teknk Unverstas Tanjungpura adranus_dr@yahoo.co.d

Lebih terperinci

BAB II DIMENSI PARTISI

BAB II DIMENSI PARTISI BAB II DIMENSI PARTISI. Defns dasar dan eteratannya dengan metrc dmenson Dalam pembahasan dmens parts, graf yang dbahas adalah graf terhubung sederhana dan tda meml arah. Sebelum mendefnsan graf yang dgunaan

Lebih terperinci

BAB 10. Menginterpretasikan Populasi Variabel Kanonik. Variabel kanonik secara umumnya artifisal. Jika variabel awal X (1) dan X (2)

BAB 10. Menginterpretasikan Populasi Variabel Kanonik. Variabel kanonik secara umumnya artifisal. Jika variabel awal X (1) dan X (2) BB 0 Mengnterpretasan Populas arabel Kanon arabel anon secara umumnya artfsal. Ja varabel awal X ( dan X ( dgunaan oefsen anon a dan b mempunya unt propors dar hmpunan X ( dan X (. Ja varabel awal yang

Lebih terperinci

Kata kunci : daya, bahan bakar, optimasi, ekonomis. pembangkitan yang maksimal dengan biaya pengoperasian unit pembangkit yang minimal.

Kata kunci : daya, bahan bakar, optimasi, ekonomis. pembangkitan yang maksimal dengan biaya pengoperasian unit pembangkit yang minimal. Makalah Semnar Tugas Akhr MENGOPTIMALKAN PEMBAGIAN BEBAN PADA UNIT PEMBANGKIT PLTGU TAMBAK LOROK DENGAN METODE LAGRANGE MULTIPLIER Oleh : Marno Sswanto, LF 303 514 Abstrak Pertumbuhan ndustr pada suatu

Lebih terperinci

INVERS DRAZIN DARI SUATU MATRIKS DENGAN MENGGUNAKAN BENTUK KANONIK JORDAN

INVERS DRAZIN DARI SUATU MATRIKS DENGAN MENGGUNAKAN BENTUK KANONIK JORDAN Buletn Ilmah ath. Stat. dan erapannya (Bmaster) Volume 5, No. 3 (6), hal 8. INVERS DRAZIN DARI SUAU ARIKS DENGAN ENGGUNAKAN BENUK KANNIK JRDAN Eo Sulstyono, Shanta artha, Ea Wulan Ramadhan INISARI Suatu

Lebih terperinci

FUZZY BACKPROPAGATION UNTUK KLASIFIKASI POLA (Studi kasus: klasifikasi kualitas produk)

FUZZY BACKPROPAGATION UNTUK KLASIFIKASI POLA (Studi kasus: klasifikasi kualitas produk) Semnar Nasonal plas enolog Informas (SNI ) Yogyaarta, Jun FUZZY BCKPROPGION UNUK KLSIFIKSI POL (Stud asus: lasfas ualtas produ) Sr Kusumadew Jurusan en Informata, Faultas enolog Industr Unverstas Islam

Lebih terperinci

Strategi Meminimalkan Load Shedding Menggunakan Metode Sensitivitas Untuk Mencegah Voltage Collapse Pada Sistem Kelistrikan Jawa-Bali 500 kv

Strategi Meminimalkan Load Shedding Menggunakan Metode Sensitivitas Untuk Mencegah Voltage Collapse Pada Sistem Kelistrikan Jawa-Bali 500 kv 1 Strateg Memnmalan Load Sheddng Menggunaan Metode Senstvtas Untu Mencegah Voltage Collapse Pada Sstem Kelstran Jawa-Bal 500 V Rs Cahya Anugrerah Haebb, Ad Soepranto,, Ardyono Pryad Jurusan Ten Eletro,

Lebih terperinci

Optimisasi Operasi Sistem Tenaga Listrik dengan Konstrain Kapabilitas Operasi Generator dan Kestabilan Steady State Global

Optimisasi Operasi Sistem Tenaga Listrik dengan Konstrain Kapabilitas Operasi Generator dan Kestabilan Steady State Global Optmsas Operas Sstem Tenaga Lstr dengan Konstran Kapabltas Operas Generator dan Kestablan Steady State Global Johny Custer,, Indar Chaerah Gunadn, Ontoseno Penangsang 3, Ad Soeprjanto 4,,3,4 Jurusan Ten

Lebih terperinci

Pengaruh Penambahan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Teluk Sirih pada Sistem Kelistrikan Sumatera Bagian Tengah

Pengaruh Penambahan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Teluk Sirih pada Sistem Kelistrikan Sumatera Bagian Tengah Pengaruh Penambahan Pembangkt Lstrk Tenaga Uap (PLTU) Teluk Srh pada Sstem Kelstrkan Sumatera Bagan Tengah Heru Dbyo Laksono 1,*), M. Nasr Sonn 1), Mko Mahendra 1) 1 Jurusan Teknk Elektro, Fakultas Teknk,

Lebih terperinci

Benyamin Kusumoputro Ph.D Computational Intelligence, Faculty of Computer Science University of Indonesia METODE PEMBELAJARAN

Benyamin Kusumoputro Ph.D Computational Intelligence, Faculty of Computer Science University of Indonesia METODE PEMBELAJARAN METODE PEMBELAJARAN Sebelum suatu Jarngan Neural Buatan (JNB) dgunaan untu menglasfasan pola, terlebh dahulu dlauan proses pembelaaran untu menentuan strutur arngan, terutama dalam penentuan nla bobot.

Lebih terperinci

SEARAH (DC) Rangkaian Arus Searah (DC) 7

SEARAH (DC) Rangkaian Arus Searah (DC) 7 ANGKAAN AUS SEAAH (DC). Arus Searah (DC) Pada rangkaan DC hanya melbatkan arus dan tegangan searah, yatu arus dan tegangan yang tdak berubah terhadap waktu. Elemen pada rangkaan DC melput: ) batera ) hambatan

Lebih terperinci

BAB 2 ANALISIS ARUS FASA PADA KONEKSI BEBAN BINTANG DAN POLIGON UNTUK SISTEM MULTIFASA

BAB 2 ANALISIS ARUS FASA PADA KONEKSI BEBAN BINTANG DAN POLIGON UNTUK SISTEM MULTIFASA BAB ANALISIS ARUS FASA PADA KONEKSI BEBAN BINTANG DAN POLIGON UNTUK SISTEM MULTIFASA.1 Pendahuluan Pada sstem tga fasa, rak arus keluaran nverter pada beban dengan koneks delta dan wye memlk hubungan yang

Lebih terperinci

BAB 3 PEMBAHASAN. 3.1 Prosedur Penyelesaian Masalah Program Linier Parametrik Prosedur Penyelesaian untuk perubahan kontinu parameter c

BAB 3 PEMBAHASAN. 3.1 Prosedur Penyelesaian Masalah Program Linier Parametrik Prosedur Penyelesaian untuk perubahan kontinu parameter c 6 A PEMAHASA Pada bab sebelumnya telah dbahas teor-teor yang akan dgunakan untuk menyelesakan masalah program lner parametrk. Pada bab n akan dperlhatkan suatu prosedur yang lengkap untuk menyelesakan

Lebih terperinci

STUDI HUBUNG SINGKAT UNTUK GANGGUAN TIGA FASA SIMETRIS PADA SISTEM TENAGA LISTRIK (Studi Kasus : PT. PLN Sumbar-Riau 150 KV)

STUDI HUBUNG SINGKAT UNTUK GANGGUAN TIGA FASA SIMETRIS PADA SISTEM TENAGA LISTRIK (Studi Kasus : PT. PLN Sumbar-Riau 150 KV) No. 29 ol.1 Thn. X Aprl 2008 SSN: 0854-8471 STUD HUBUNG SNGKAT UNTUK GANGGUAN TGA FASA SMETRS PADA SSTEM TENAGA LSTRK (Stud Kasus : PT. PLN Sumbar-Rau 150 K) Heru Dbyo Laksono Jurusan Teknk Elektro, Unverstas

Lebih terperinci

MODEL REGRESI SEMIPARAMETRIK SPLINE UNTUK DATA LONGITUDINAL PADA KASUS KADAR CD4 PENDERITA HIV. Lilis Laome 1)

MODEL REGRESI SEMIPARAMETRIK SPLINE UNTUK DATA LONGITUDINAL PADA KASUS KADAR CD4 PENDERITA HIV. Lilis Laome 1) Paradgma, Vol. 13 No. 2 Agustus 2009 hlm. 189 194 MODEL REGRESI SEMIPARAMERIK SPLINE UNUK DAA LONGIUDINAL PADA KASUS KADAR CD4 PENDERIA HIV Lls Laome 1) 1) Jurusan Matemata FMIPA Unverstas Haluoleo Kendar

Lebih terperinci

BAB II OPTIMALISASI PADA SISTEM KELISTRIKAN

BAB II OPTIMALISASI PADA SISTEM KELISTRIKAN BAB II OPTIMALISASI PADA SISTEM KELISTRIKAN. Penjadualan Optmal Pembangkt dan Penyaluran Daya Lstrk Setap Pembangkt tdak dtempatkan dengan jarak yang sama dar pusat beban, tergantung lokas pembangkt yang

Lebih terperinci

STUDI ALIRAN DAYA DENGAN METODA FAST DECOUPLE (Aplikasi PT. PLN Sumbar-Riau 150 KV)

STUDI ALIRAN DAYA DENGAN METODA FAST DECOUPLE (Aplikasi PT. PLN Sumbar-Riau 150 KV) o. 7 ol.3 Thn. I Aprl 7 ISS: 854-8471 STUDI ALIRA DAYA DEGA METODA FAST DECOULE (Aplkas T. L Sumbar-Rau 15 K) Heru Dbyo Laksono Jurusan Teknk Elektro, Unverstas Andalas adang, Kampus Lmau Mans adang, Sumatera

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB PENDAHULUAN. Latar Belaang Analss dsrmnan merupaan ten menganalss data, dmana varabel dependen merupaan data ategor ( nomnal dan ordnal ) sedangan varabel ndependen berupa data nterval atau raso.msalnya

Lebih terperinci

BAB V PENGEMBANGAN MODEL FUZZY PROGRAM LINIER

BAB V PENGEMBANGAN MODEL FUZZY PROGRAM LINIER BAB V PENGEMBANGAN MODEL FUZZY PROGRAM LINIER 5.1 Pembelajaran Dengan Fuzzy Program Lner. Salah satu model program lnear klask, adalah : Maksmumkan : T f ( x) = c x Dengan batasan : Ax b x 0 n m mxn Dengan

Lebih terperinci

P n e j n a j d a u d a u l a a l n a n O pt p im i a m l a l P e P m e b m a b n a g n k g i k t Oleh Z r u iman

P n e j n a j d a u d a u l a a l n a n O pt p im i a m l a l P e P m e b m a b n a g n k g i k t Oleh Z r u iman OTIMISASI enjadualan Optmal embangkt Oleh : Zurman Anthony, ST. MT Optmas pengrman daya lstrk Dmaksudkan untuk memperkecl jumlah keseluruhan baya operas dengan memperhtungkan rug-rug daya nyata pada saluran

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi.

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi. BAB LANDASAN TEORI Pada bab n akan durakan beberapa metode yang dgunakan dalam penyelesaan tugas akhr n. Selan tu penuls juga mengurakan tentang pengertan regres, analss regres berganda, membentuk persamaan

Lebih terperinci

toto_suksno@uny.ac.d Economc load dspatch problem s allocatng loads to plants for mnmum cost whle meetng the constrants, (lhat d http://en.wkpeda.org/) Economc Dspatch adalah pembagan pembebanan pada pembangktpembangkt

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Sebelum dlakukan peneltan, langkah pertama yang harus dlakukan oleh penelt adalah menentukan terlebh dahulu metode apa yang akan dgunakan dalam peneltan. Desan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN MODEL

BAB IV PEMBAHASAN MODEL BAB IV PEMBAHASAN MODEL Pada bab IV n akan dlakukan pembuatan model dengan melakukan analss perhtungan untuk permasalahan proses pengadaan model persedaan mult tem dengan baya produks cekung dan jont setup

Lebih terperinci

VI. KETIDAKPASTIAN. Contoh : Asih mengalami gejala ada bintik-bintik di wajahnya. Dokter menduga bahwa Asih terkena cacar

VI. KETIDAKPASTIAN. Contoh : Asih mengalami gejala ada bintik-bintik di wajahnya. Dokter menduga bahwa Asih terkena cacar VI. KETIDAKPASTIAN 12 Dalam enyataan sehar-har banya masalah dduna n tda dapat dmodelan secara lengap dan onssten. Suatu penalaran dmana adanya penambahan fata baru mengabatan etdaonsstenan, dengan cr-cr

Lebih terperinci

adalah beban pada simpul i berturut-turut. θ adalah vektor sudut fasa dan B adalah elemen-elemen imajiner matriks admitansi simpul. Mengingat bahwa: 1

adalah beban pada simpul i berturut-turut. θ adalah vektor sudut fasa dan B adalah elemen-elemen imajiner matriks admitansi simpul. Mengingat bahwa: 1 ISSN 907-0500 Analss Kepeaan engembangan Sstem Transms Tenaga Lstr Ternternes Menggunaan Successve Frward Methd Stud Kasus: Sstem Transms 500 V Jawa-Bal engembangantahun 007 06 Nurhalm Jurusan Ten Eletr

Lebih terperinci

PENGUJIAN PROPORSI MENGGUNAKAN KETERKAITAN DISTRIBUSI CHI-SQUARE DENGAN PENDEKATAN DISTRIBUSI BINOMIAL TERHADAP DISTRIBUSI NORMAL STANDARD

PENGUJIAN PROPORSI MENGGUNAKAN KETERKAITAN DISTRIBUSI CHI-SQUARE DENGAN PENDEKATAN DISTRIBUSI BINOMIAL TERHADAP DISTRIBUSI NORMAL STANDARD ORBITH Vl. 7 N. 3 Nvember 11: 366-37 ENGUJIAN ROORSI MENGGUNAKAN KETERKAITAN DISTRIBUSI CHI-SQUARE DENGAN ENDEKATAN DISTRIBUSI BINOMIAL TERHADA DISTRIBUSI NORMAL STANDARD Oleh: Endang Tryan Staf engajar

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB LANDASAN TEORI.1 Analsa Regres Analsa regres dnterpretaskan sebaga suatu analsa yang berkatan dengan stud ketergantungan (hubungan kausal) dar suatu varabel tak bebas (dependent varable) atu dsebut

Lebih terperinci

KAJIAN METODE SUMBER EKIVALEN TITIK MASSA PADA PROSES PENGANGKATAN DATA GRAVITASI KE BIDANG DATAR

KAJIAN METODE SUMBER EKIVALEN TITIK MASSA PADA PROSES PENGANGKATAN DATA GRAVITASI KE BIDANG DATAR Berala Fsa ISSN : 1410-966 Vol.8, No.1, Januar 005, hal 7-10 KAJIAN METODE SUMBER EKIVALEN TITIK MASSA PADA PROSES PENGANGKATAN DATA GRAVITASI KE BIDANG DATAR Agus Setyawan Laboratorum Geofsa, Jurusan

Lebih terperinci

Contoh 5.1 Tentukan besar arus i pada rangkaian berikut menggunakan teorema superposisi.

Contoh 5.1 Tentukan besar arus i pada rangkaian berikut menggunakan teorema superposisi. BAB V TEOEMA-TEOEMA AGKAIA 5. Teorema Superposs Teorema superposs bagus dgunakan untuk menyelesakan permasalahan-permasalahan rangkaan yang mempunya lebh dar satu sumber tegangan atau sumber arus. Konsepnya

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Analsa Regres Dalam kehdupan sehar-har, serng kta jumpa hubungan antara satu varabel terhadap satu atau lebh varabel yang lan. Sebaga contoh, besarnya pendapatan seseorang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori Galton berkembang menjadi analisis regresi yang dapat digunakan sebagai alat

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori Galton berkembang menjadi analisis regresi yang dapat digunakan sebagai alat BAB LANDASAN TEORI. 1 Analsa Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstk pada tahun 1877 oleh Sr Francs Galton. Galton melakukan stud tentang kecenderungan tngg badan anak. Teor Galton

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISIS

BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISIS BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISIS 4.1 Survey Parameter Survey parameter n dlakukan dengan mengubah satu jens parameter dengan membuat parameter lannya tetap. Pengamatan terhadap berbaga nla untuk satu parameter

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. 2.1 Konsep Dasar Infeksi, Saluran Pernafasan, Infeksi Akut, dan Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA)

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. 2.1 Konsep Dasar Infeksi, Saluran Pernafasan, Infeksi Akut, dan Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) BAB TINJAUAN TEORITIS. Knsep Dasar Infes, Saluran Pernafasan, Infes Aut, dan Infes Saluran Pernafasan Aut (ISPA.. Infes Infes adalah masunya uman atau mrrgansme e dalam tubuh manusan dan berembang ba sehngga

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini mengenal dua macam variabel yaitu : 2. Variabel terikat (Y) yaitu : Hasil belajar Sejarah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini mengenal dua macam variabel yaitu : 2. Variabel terikat (Y) yaitu : Hasil belajar Sejarah BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Varans Peneltan 3.1.1 Varabel Peneltan Peneltan n mengenal dua macam varabel yatu : 1. Varabel bebas (X) yatu : Berpr formal. Varabel terat (Y) yatu : Hasl belajar Sejarah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN ORI. Aljabar Matrs.. Defns Matrs Matrs adalah suatu umpulan anga-anga yang juga serng dsebut elemen-elemen yang dsusun secara teratur menurut bars dan olom sehngga berbentu perseg panjang,

Lebih terperinci

METODE OPTIMASI SELEKSI FITUR DENGAN ALGORITMA FAST BRANCH AND BOUND

METODE OPTIMASI SELEKSI FITUR DENGAN ALGORITMA FAST BRANCH AND BOUND METODE OPTIMASI SELEKSI FITUR DENGAN ALGORITMA FAST BRANCH AND BOUND Rully Soelaman, Suc Hatnng Rn dan Dana Purwtasar Faultas Tenolog Informas, Insttut Tenolog Sepuluh Nopember (ITS), Surabaya, 60, Indonesa

Lebih terperinci

KUNCI JAWABAN SOAL TEORI FISIKA OLIMPIADE SAINS NASIONAL Ketinggian maksimum yang dicapai beban dihitung dari permukaan tanah (y t ) 1 mv

KUNCI JAWABAN SOAL TEORI FISIKA OLIMPIADE SAINS NASIONAL Ketinggian maksimum yang dicapai beban dihitung dari permukaan tanah (y t ) 1 mv KUNI JWBN SO EOI FISIK OIMPIDE SINS NSION 00. a. Dhtung dahulu watu yang derluan dar beban dleas sama e etnggan masmum yatu t. v 0 at 0 0t t =0, seon. Ketnggan masmum yang dcaa beban dhtung dar ermuaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dilakukan secara purposive atau sengaja. Pemilihan lokasi penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dilakukan secara purposive atau sengaja. Pemilihan lokasi penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokas Peneltan Peneltan dlaksanakan d Desa Sempalwadak, Kecamatan Bululawang, Kabupaten Malang pada bulan Februar hngga Me 2017. Pemlhan lokas peneltan dlakukan secara purposve

Lebih terperinci

Optimasi Baru Program Linear Multi Objektif Dengan Simplex LP Untuk Perencanaan Produksi

Optimasi Baru Program Linear Multi Objektif Dengan Simplex LP Untuk Perencanaan Produksi JURNA INFORMATIKA, Vol.4 No.2 September 27, pp. 222~229 ISSN: 2355-6579 E-ISSN: 2528-2247 222 Optmas Baru Program near Mult Objetf Dengan Smplex P Untu Perencanaan Produs Maxs Ary Am BSI Bandung e-mal:

Lebih terperinci

PENYELESAIAN SISTEM PERSAMAAN TAK LINIER

PENYELESAIAN SISTEM PERSAMAAN TAK LINIER PENYELESIN SISTEM PESMN TK LINIE Mater Kulah: Pengantar; Iteras Satu Tt; Iteras Newton # PENGNT # erut n adalah contoh seumpulan buah persamaan ta lner smulta dengan buah varabel ang ta detahu:... ( 57...

Lebih terperinci

BAB VII STABILITAS TEBING

BAB VII STABILITAS TEBING BAB VII STABILITAS TEBING VII - BAB VII STABILITAS TEBING 7. TINJAUAN UMUM Perhtungan stabltas lereng/tebng dgunakan untuk perhtungan keamanan tebng dss-ss sunga yang terganggu kestablannya akbat adanya

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam pembuatan tugas akhr n, penulsan mendapat referens dar pustaka serta lteratur lan yang berhubungan dengan pokok masalah yang penuls ajukan. Langkah-langkah yang akan

Lebih terperinci

Perbandingan Masalah Optimasi TSP dengan Menggunakan Algoritma Ant Colony dan Jaringan Hopfield

Perbandingan Masalah Optimasi TSP dengan Menggunakan Algoritma Ant Colony dan Jaringan Hopfield Perbandngan Masalah Optmas TSP dengan Menggunaan Algortma Ant Colony dan Jarngan Hopfeld 1 Yulan, Moh.Isa Irawan, dan 3 Mardljah 1,, 3 Jurusan Matemata, Insttut Tenolog Sepuluh Noember Kampus ITS, Surabaya

Lebih terperinci

Didownload dari ririez.blog.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN

Didownload dari ririez.blog.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN Sebuah jarngan terdr dar sekelompok node yang dhubungkan oleh busur atau cabang. Suatu jens arus tertentu berkatan dengan setap busur. Notas standart untuk menggambarkan sebuah jarngan

Lebih terperinci

ANALISIS VARIASI PARAMETER BACKPROPAGATION ARTIFICIAL NEURAL NETWORK TERHADAP PENGENALAN POLA DATA IRIS

ANALISIS VARIASI PARAMETER BACKPROPAGATION ARTIFICIAL NEURAL NETWORK TERHADAP PENGENALAN POLA DATA IRIS ANALISIS VARIASI PARAMETER BACKPROPAGATION ARTIFICIAL NEURAL NETWORK TERHADAP PENGENALAN POLA DATA IRIS Ihwannul Khols, ST. MT. Unverstas 7 Agustus 945 Jaarta hols27@gmal.com Abstra Pengenalan pola data

Lebih terperinci

Nilai Kritis Permutasi Eksak untuk Anova Satu Arah Kruskal-Wallis pada Kasus Banyaknya Sampel, k = 4

Nilai Kritis Permutasi Eksak untuk Anova Satu Arah Kruskal-Wallis pada Kasus Banyaknya Sampel, k = 4 Statsta, Vo. 7 No. 2, 65 71 Nopember 27 Na Krts Permutas Esa untu Anova Satu Arah Krusa-Was pada Kasus Banyanya Sampe, = 4 Inne Maran, Yayat Karyana, dan Aceng Komarudn Mutaqn Jurusan Statsta FMIPA Unsba

Lebih terperinci

BAB IV HASIL ANALISIS

BAB IV HASIL ANALISIS BAB IV HASIL ANALISIS. Standarda Varabel Dalam anal yang dtamplan pada daftar tabel, dar e-39 wadu yang meml fator-fator melput luaan DAS, apata awal wadu, 3 volume tahunan rerata pengendapan edmen, dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatnya arus reaktif. Harmonisa telah terbukti memiliki dampak kerusakan

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatnya arus reaktif. Harmonisa telah terbukti memiliki dampak kerusakan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kualtas daya lstrk sangat dpengaruh oleh penggunaan jens-jens beban tertentu sepert beban non lner dan beban nduktf. Akbat yang dtmbulkannya adalah turunnya

Lebih terperinci

P i KULIAH KE 3 METODA KELOMPOK (COHORT SURVIVAL METHOD) METODE ANALISIS PERENCANAAN - 1 TPL SKS DR. Ir. Ken Martina K, MT.

P i KULIAH KE 3 METODA KELOMPOK (COHORT SURVIVAL METHOD) METODE ANALISIS PERENCANAAN - 1 TPL SKS DR. Ir. Ken Martina K, MT. ROGRAM STUDI ERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA METODE ANALISIS ERENCANAAN TL SKS DR Ir Ken Martna K, MT KULIAH KE METODA KELOMOK (COHORT SURVIVAL METHOD) Merupaan salah satu metode proyes pendudu endudu delompoan

Lebih terperinci

RANGKAIAN SERI. 1. Pendahuluan

RANGKAIAN SERI. 1. Pendahuluan . Pendahuluan ANGKAIAN SEI Dua elemen dkatakan terhubung ser jka : a. Kedua elemen hanya mempunya satu termnal bersama. b. Ttk bersama antara elemen tdak terhubung ke elemen yang lan. Pada Gambar resstor

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PEELITIA 3.1. Kerangka Pemkran Peneltan BRI Unt Cbnong dan Unt Warung Jambu Uraan Pekerjaan Karyawan Subyek Analss Konds SDM Aktual (KKP) Konds SDM Harapan (KKJ) Kuesoner KKP Kuesoner KKJ la

Lebih terperinci

U JIAN A KHIR S EMESTER M ATEMATIKA T EKNIK

U JIAN A KHIR S EMESTER M ATEMATIKA T EKNIK Jurusan Ten Spl dan Lngungan FT UGM U JIAN A KHIR S EMESTER M ATEMATIKA T EKNIK SENIN, 4 JANUARI 23 OPEN BOOK WAKTU MENIT PETUNJUK ) Saudara tda boleh menggunaan omputer untu mengerjaan soal- soal ujan

Lebih terperinci

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN III.1 Hpotess Berdasarkan kerangka pemkran sebelumnya, maka dapat drumuskan hpotess sebaga berkut : H1 : ada beda sgnfkan antara sebelum dan setelah penerbtan

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 4. PENGUJIAN PENGUKURAN KECEPATAN PUTAR BERBASIS REAL TIME LINUX Dalam membuktkan kelayakan dan kehandalan pengukuran kecepatan putar berbass RTLnux n, dlakukan pengujan dalam

Lebih terperinci

ANALISIS REGRESI REGRESI NONLINEAR REGRESI LINEAR REGRESI KUADRATIK REGRESI LINEAR SEDERHANA REGRESI LINEAR BERGANDA REGRESI KUBIK

ANALISIS REGRESI REGRESI NONLINEAR REGRESI LINEAR REGRESI KUADRATIK REGRESI LINEAR SEDERHANA REGRESI LINEAR BERGANDA REGRESI KUBIK REGRESI NON LINIER ANALISIS REGRESI REGRESI LINEAR REGRESI NONLINEAR REGRESI LINEAR SEDERHANA REGRESI LINEAR BERGANDA REGRESI KUADRATIK REGRESI KUBIK Membentuk gars lurus Membentuk Gars Lengkung Regres

Lebih terperinci

Eman Lesmana, Riaman. Jurusan Matematika FMIPA Universitas Padjadjaran, Jl. Raya Bandung-Sumedang km 21 Jatinangor ABSTRAK

Eman Lesmana, Riaman. Jurusan Matematika FMIPA Universitas Padjadjaran, Jl. Raya Bandung-Sumedang km 21 Jatinangor ABSTRAK PENGGUNAAN MODEL REGRESI LINEAR BERGANDA PADA PROGRAM PENGGEMUKAN SAPI PO ( PERANAKAN ONGOLE) SERTA ANALISIS BCR ( BENEFIT COST RATIO ) PENGGUNAAN PAKAN BAHAN KERING Eman Lesmana, Raman Jurusan Matemata

Lebih terperinci

BAB III METODE RESPONSE SURFACE DENGAN SIMULASI MONTE CARLO. solusi dari suatu masalah diberikan berdasarkan proses rendomisasi (acak).

BAB III METODE RESPONSE SURFACE DENGAN SIMULASI MONTE CARLO. solusi dari suatu masalah diberikan berdasarkan proses rendomisasi (acak). BAB III METODE RESPONSE SURFACE DENGAN SIMULASI MONTE CARLO 3. Smulas Monte Carlo Smulas Monte Carlo merupaan bentu smulas probablst dmana solus dar suatu masalah dberan berdasaran proses rendomsas (aca).

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penyusunan laporan tugas akhir ini dilakukan sesuai dengan langkahlangkah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penyusunan laporan tugas akhir ini dilakukan sesuai dengan langkahlangkah BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penyusunan laporan tugas ahr n dlauan sesua dengan langahlangah peneltan yang aan dperlhatan pada dagram d bawah n, agar peneltan n dapat berjalan secara ba dan terarah. Sehngga

Lebih terperinci

EFISIENSI DAN AKURASI GABUNGAN METODE FUNGSI WALSH DAN MULTIGRID UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN INTEGRAL FREDHOLM LINEAR

EFISIENSI DAN AKURASI GABUNGAN METODE FUNGSI WALSH DAN MULTIGRID UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN INTEGRAL FREDHOLM LINEAR EFISIENSI DAN AKURASI GABUNGAN METODE FUNGSI WALSH DAN MULTIGRID UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN INTEGRAL FREDHOLM LINEAR Masduk Jurusan Penddkan Matematka FKIP UMS Abstrak. Penyelesaan persamaan ntegral

Lebih terperinci

MANAJEMEN LOGISTIK & SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KULIAH 3: MERANCANG JARINGAN SUPPLY CHAIN

MANAJEMEN LOGISTIK & SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KULIAH 3: MERANCANG JARINGAN SUPPLY CHAIN MANAJEMEN LOGISTIK & SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KULIAH 3: MERANCANG JARINGAN SUPPLY CHAIN By: Rn Halla Nasuton, ST, MT MERANCANG JARINGAN SC Perancangan jarngan SC merupakan satu kegatan pentng yang harus

Lebih terperinci

IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI

IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI Pendahuluan o Ukuran dspers atau ukuran varas, yang menggambarkan derajat bagamana berpencarnya data kuanttatf, dntaranya: rentang, rentang antar kuartl, smpangan

Lebih terperinci

PEMODELAN PENGELUARAN RUMAH TANGGA UNTUK KONSUMSI MAKANAN DI KOTA SURABAYA DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MENGGUNAKAN PENDEKATAN REGRESI SPLINE

PEMODELAN PENGELUARAN RUMAH TANGGA UNTUK KONSUMSI MAKANAN DI KOTA SURABAYA DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MENGGUNAKAN PENDEKATAN REGRESI SPLINE PEMODELAN PENGELUARAN RUMAH TANGGA UNTUK KONSUMSI MAKANAN DI KOTA SURABAYA DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MENGGUNAKAN PENDEKATAN REGRESI SPLINE Dew Arfanty Azm, Dra.Madu Ratna,M.S. dan 3 Prof. Dr.

Lebih terperinci

JARINGAN SARAF TIRUAN UNTUK IDENTIFIKASI POLA KODE DERAU PALSU

JARINGAN SARAF TIRUAN UNTUK IDENTIFIKASI POLA KODE DERAU PALSU JARINGAN SARAF TIRUAN UNTUK IDENTIFIKASI POLA KODE DERAU PALSU Ea Saputra LF096585 Jurusan Ten Eletro Faultas Ten Unverstas Dponegoro Abstra Jarngan saraf truan merupaan suatu metode yang salah satunya

Lebih terperinci

Restorasi Citra Dengan Menggunakan Metode Iteratif Lanczos Hybrid Regularization

Restorasi Citra Dengan Menggunakan Metode Iteratif Lanczos Hybrid Regularization Restoras Ctra Dengan Menggunaan Metode Iteratf Lanczos Hybrd Regularzaton Yudh Purwananto, Rully Soelaman, Alfa Masjta Rahmat Jurusan Ten Informata, Faultas Tenolog Informas Insttut Tenolog Sepuluh Nopember

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS 28 BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS 4.1 Kerangka Pemkran dan Hpotess Dalam proses peneltan n, akan duj beberapa varabel software yang telah dsebutkan pada bab sebelumnya. Sesua dengan tahapan-tahapan

Lebih terperinci

Analisis Penyelesaian Persamaan Kuadrat Matriks

Analisis Penyelesaian Persamaan Kuadrat Matriks Jurnal Matemata, Jurnal Matemata, tatsta tatsta, & Komutas & Komutas Vol. 3 No Vol. Jul No. 6 Jul 5 Vol, No, 9-3, 9-9, Jul 5 9 Analss Penyelesaan Persamaan Kuadrat Matrs Hasmawat dan Amr Kamal Amr Abstra

Lebih terperinci

Pengenalan Jenis Kelamin Berdasarkan Citra Wajah Menggunakan Metode Two-Dimensional Linear Discriminant Analysis

Pengenalan Jenis Kelamin Berdasarkan Citra Wajah Menggunakan Metode Two-Dimensional Linear Discriminant Analysis Konferens Nasonal Sstem & Informata 05 STMIK STIKOM Bal, 9-0 Otober 05 Pengenalan Jens Kelamn Berdasaran Ctra Wajah Menggunaan Metode Two-Dmensonal Lnear Dscrmnant Analyss Ftr Damayant Prod Manajemen Informata,

Lebih terperinci

Analisis Perbandingan Economic Dispatch Pembangkit Menggunakan Metode Lagrange dan CFPSO

Analisis Perbandingan Economic Dispatch Pembangkit Menggunakan Metode Lagrange dan CFPSO 91 Analss Perbandngan Economc Dspatch Pembangt Menggunaan Metode Lagrange dan CFPSO Kharudn Syah, Harry Soeotjo Dachlan, Rn Nur Hasanah, dan Mahfudz Shdq Abstra -Pada pengoperasan pembangt tenaga lstr,

Lebih terperinci

BAB V TEOREMA RANGKAIAN

BAB V TEOREMA RANGKAIAN 9 angkaan strk TEOEM NGKIN Pada bab n akan dbahas penyelesaan persoalan yang muncul pada angkaan strk dengan menggunakan suatu teorema tertentu. Dengan pengertan bahwa suatu persoalan angkaan strk bukan

Lebih terperinci

Implementasi Jaringan Saraf Tiruan Backpropagation Pada Aplikasi Pengenalan Wajah Dengan Jarak Yang Berbeda Menggunakan MATLAB 7.0

Implementasi Jaringan Saraf Tiruan Backpropagation Pada Aplikasi Pengenalan Wajah Dengan Jarak Yang Berbeda Menggunakan MATLAB 7.0 Implementas Jarngan Saraf Truan Bacpropagaton Pada Aplas Pengenalan Waah Dengan Jara Yang Berbeda Menggunaan MATLAB 7.0 Syafe Nur Luthfe Jurusan Ten Informata, Unverstas Gunadarma Jl. Margonda Raya 100,

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI SISTEM NONLINIER DENGAN MENGGUNAKAN RECURRENT NEURAL NETWORK DAN ALGORITMA DEAD-ZONE KALMAN FILTER

IDENTIFIKASI SISTEM NONLINIER DENGAN MENGGUNAKAN RECURRENT NEURAL NETWORK DAN ALGORITMA DEAD-ZONE KALMAN FILTER IDENIFIKASI SISEM NONLINIE DENGAN MENGGUNAKAN ECUEN NEUAL NEOK DAN ALGOIMA DEAD-ZONE KALMAN FILE ully Soelaman, angga fa Faultas enolog Informas Insttut enolog Sepuluh Nopember Kampus Keputh, Suollo, Surabaya

Lebih terperinci

Bab III Analisis Rantai Markov

Bab III Analisis Rantai Markov Bab III Analss Ranta Markov Sstem Markov (atau proses Markov atau ranta Markov) merupakan suatu sstem dengan satu atau beberapa state atau keadaan, dan dapat berpndah dar satu state ke state yang lan pada

Lebih terperinci

Analisis Persebaran Seismisitas Wilayah Sumatera Selatan Menggunakan Metode Double Difference

Analisis Persebaran Seismisitas Wilayah Sumatera Selatan Menggunakan Metode Double Difference B-54 JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 5 No. 2 (2016) 2337-3520 (2301-928X Prnt) Analss Persebaran Sesmstas Wlayah Sumatera Selatan Menggunaan Metode Double Dfference Dew Fajryyatul Mauldah, Bagus Jaya Santosa

Lebih terperinci

PENENTUAN DENSITAS PERMUKAAN

PENENTUAN DENSITAS PERMUKAAN PENENTUAN DENSITAS PERMUKAAN Pada koreks topograf ada satu nla yang belum dketahu nlanya yatu denstas batuan permukaan (rapat massa batuan dekat permukaan). Rapat massa batuan dekat permukaan dapat dtentukan

Lebih terperinci

2.1 Sistem Makroskopik dan Sistem Mikroskopik Fisika statistik berangkat dari pengamatan sebuah sistem mikroskopik, yakni sistem yang sangat kecil

2.1 Sistem Makroskopik dan Sistem Mikroskopik Fisika statistik berangkat dari pengamatan sebuah sistem mikroskopik, yakni sistem yang sangat kecil .1 Sstem Makroskopk dan Sstem Mkroskopk Fska statstk berangkat dar pengamatan sebuah sstem mkroskopk, yakn sstem yang sangat kecl (ukurannya sangat kecl ukuran Angstrom, tdak dapat dukur secara langsung)

Lebih terperinci

PENGGUNAAN DINDING GESER SEBAGAI ELEMEN PENAHAN GEMPA PADA BANGUNAN BERTINGKAT 10 LANTAI

PENGGUNAAN DINDING GESER SEBAGAI ELEMEN PENAHAN GEMPA PADA BANGUNAN BERTINGKAT 10 LANTAI PENGGUNAAN DINDING GESER SEBAGAI ELEMEN PENAHAN GEMPA PADA BANGUNAN BERTINGKAT 10 LANTAI Reky Stenly Wndah Dosen Jurusan Teknk Spl Fakultas Teknk Unverstas Sam Ratulang Manado ABSTRAK Pada bangunan tngg,

Lebih terperinci

MEKANIKA TANAH 2 KESTABILAN LERENG ROTASI. UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA Jl. Boulevard Bintaro Sektor 7, Bintaro Jaya Tangerang Selatan 15224

MEKANIKA TANAH 2 KESTABILAN LERENG ROTASI. UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA Jl. Boulevard Bintaro Sektor 7, Bintaro Jaya Tangerang Selatan 15224 MEKANIKA TANAH 2 KESTABILAN LERENG ROTASI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA Jl. Boulevard Bntaro Sektor 7, Bntaro Jaya Tangerang Selatan 15224 MODEL KERUNTUHAN ROTASI ANALISIS CARA KESEIMBANGAN BATAS Cara n

Lebih terperinci

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA BAB 2 KAJIAN PUSTAKA 2.1 Negosas Negosas dapat dkategorkan dengan banyak cara, yatu berdasarkan sesuatu yang dnegosaskan, karakter dar orang yang melakukan negosas, protokol negosas, karakterstk dar nformas,

Lebih terperinci

MEREDUKSI SISTEM PERSAMAAN LINEAR FUZZY PENUH DENGAN BILANGAN FUZZY TRAPESIUM

MEREDUKSI SISTEM PERSAMAAN LINEAR FUZZY PENUH DENGAN BILANGAN FUZZY TRAPESIUM MEREDUKSI SISTEM PERSAMAAN LINEAR FUZZY PENUH DENGAN BILANGAN FUZZY TRAPESIUM Tut Susant, Mashad, Sukamto Mahasswa Program S Matematka Dosen Jurusan Matematka Fakultas Matematka dan Ilmu Pengetahuan Alam

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen yang telah dlaksanakan d SMA Neger 3 Bandar Lampung. Peneltan n dlaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 41 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Berdasarkan masalah yang akan dtelt dengan melhat tujuan dan ruang lngkup dserta dengan pengolahan data, penafsran serta pengamblan kesmpulan, maka metode

Lebih terperinci

.. Kekakuan Rangka batang Bdang (Plane Truss) BAB ANAISIS STRUKTUR RANGKA BATANG BIANG Struktur plane truss merupakan suatu sstem struktur ang merupakan gabungan dar seumlah elemen (batang) d mana pada

Lebih terperinci

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas 9 BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3. Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan n d laksanakan d Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. Gorontalo pada kelas VIII. Waktu peneltan dlaksanakan pada semester ganjl, tahun ajaran

Lebih terperinci