BAB III METODE PENELITIAN. Muhammadiyah Malang yang beralamat di Jalan Bendungan Sutami No.188,

Transkripsi

1 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Kampus 2 Universitas Muhammadiyah Malang yang beralamat di Jalan Bendungan Sutami No.188, Sumbersari, Kec. Lowokwaru, Kota Malang. Penelitian dilaksanakan setelah proposal disetujui/ menyesuaikan waktu. 3.2 Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen murni (True Experimental). Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah post test only control grup design yang diasumsikan dalam satu populasi tertentu. Dalam rancangan ini dilakukan secara randomisasi, dimana kelompok kontrol dan kelompok perlakuan dilakukan atau dikelompokkan secara acak atau random. Denah rancangan acak lengkap (Tabel 3.2) menggunakan 5 perlakuan dengan 5 kali ulangan. Secara skematis denah rancangan penelitian dapat digambarkan pada Tabel 3.1 A1 D1 E1 A3 D5 B1 C1 D2 B3 E4 C2 B2 A2 E5 B4 E2 E3 C3 D3 D4 C5 A5 B5 C4 A4 Tabel 3.1. Skema rancangan penelitian

2 38 Keterangan: A: Perlakuan kontrol negatif (normal) = A1, A2, A3, A4, A5, A6 B: Perlakuan kontrol positif (diet tinggi kolesterol) = B1, B2, B3, B4, B5, B6 C: perlakuan dosis 0.83 g/bb = C1, C2, C3, C4, C5, C6 D: perlakuan dosis 1.66 g/bb = D1, D2, D3, D4, D5, D6 E: perlakuan dosis 2.49 g/bb = E1, E2, E3, E4, E5, E6 3.3 Populasi dan Sampel Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah sekumpulan tikus putih (Rattus norvegicus) jantan jenis wistar yang diperoleh dari pemesanan di Laboratorium Kampus 2 Universitas Muhammadiyah Malang Sampel Sampel adalah objek atau bagian yang diteliti dan sudah dianggap mewakili seluruh dari populasi tersebut (Notoatmodjo, 2012). Sampel dalam penelitian ini adalah tikus putih jantan jenis wistar. Tikus putih yang digunakan sebanyak 25 ekor, berumur sekitar 2-3 bulan, berat badan lebih kurang gram yang dibagi menjadi 5 kelompok. 2 kelompok kontrol (satu kelompok kontrol negatif yang diberi pakan standart BR1 dan tanpa pemberian kuning telur sedangkan satu kelompok kontrol positif yang diberi pakan standart BR1, kuning telur dan lemak kambing), dan 3 kelompok untuk perlakuan dengan pemberian pakan standart BR1, dan diberi air rebusan daun kemangi dosis 0,83g/BB, 1,66g/BB, dan 2,49g/BB Teknik Sampling Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik secara acak sederhana (Simple Random Sampling), yaitu setiap subjek dalam populasi

3 39 mempunyai kesempatan yang sama terpilih ataupun diambil sebagai sampel, setiap elemen diseleksi secara random atau acak sederhana. Menurut Kemas (1991) pengambilan sampel dengan menggunakan cara simple random sampling. Besar sampel dalam penelitian ini ditentukan berdasarkan rumus : (t-1) (r-1) 15 Keterangan : (5-1) (r - 1) 15 r : replikasi 4(r - 1) 15 t : treatment (perlakuan) 4r 4 15 r = 4.75 n = t. r = 5. 5 = 25 n : jumlah sampel (perlakuan) r 5 (Ulangan yang digunakan adalah 5 kali) 3.4 Jenis Variabel dan Definisi Operasional Variabel Jenis Variabel 1. Variabel bebas Variabel bebas dalam penelitian ini adalah berbagai dosis rebusan daun kemangi (Ocimum sanctum) yaitu 0,83 g/bb, 1,66 g/bb, 2,49 g/bb. 2. Variabel terikat Variabel terikat dalam penelitian ini adalah penurunan kadar kolesterol total. 3. Variabel kontrol Variabel kontrol dalam penelitian ini adalah pemberian pakan standart dan minum tikus, berat badan tikus, umur tikus, jenis kelamin.

4 Definisi Operasional Variabel tiap variabel penelitian perlu didefinisikan agar nantinya tidak terjadi kesalahan tiap variabel yang digunakan dalam penelitian ini. Adapun operasional variabel tersebut, meliputi: 1. Kuning telur adalah suatu bahan yang mengandung lemak yang mampu meningkatkan kadar kolesterol dalam darah (Harindraputra, 2009). 2. Lemak kambing adalah lemak yang diambil dari kambing yang sudah berusia cukup dan dapat digunakan untuk mengkatkan kadar kolesterol dalam darah (Mokhtar, 2008). 3. Proses rebusan yaitu pencampuran bahan yang dimasak dalam cairan dan di hidangkan dalam bentuk cair (Siagian, dkk. 2015). 4. Pemberian pakan dan minum tikus yang sesuai yaitu pakan tikus BR1 dan minum air aquadest dilakukan setiap hari sekali ditujukan agar tikus tidak kelaparan. 5. Pakan hiperkolesterolimia yang digunakan adalah kuning telur dan lemak kambing yang telah dicampur lalu disondekan dengan takaran kuning telur 2ml/200g/BB lemak kambing 2 ml/200g/bb 6. Berat badan tikus yang digunakan rata-rata yaitu berkisaran gr. 7. Jenis kelamin tikus jantan. Berdasarkan studi para ahli hewan coba yang digunakan sebaiknya berjenis kelamin jantan, apabila didapati jenis kelamin betina dikhawatirkan ketika perlakuan hewan/ tikus tersebut hamil.

5 41 8. Kandang tikus yang dipakai adalah bak plastik yang memiliki penutup kawat, didalam kandang diberi sekam sebagai alas yang berfungsi menyerap kotoran tikus. 9. Perawatan yang dilakukan meliputi pembersihan kandang tikus sebanyak 1 kali dalam 2 hari. 3.5 Kerangka Operasional Penelitian Tikus putih 25 ekor, berat badan ±200 gram Adaptasi Hewan Coba Selama 7 Hari Pemberian diet tinggi kolesterol menggunakan lemak kambing dan kuning telur puyuh (kecuali kontrol negatif) selama 14 Hari kontrol negative (-) Diberi pakan standard dan air minum aquadest Perlakuan kontrol positif (+) Diberi pakan standard dan air minum aquadest Perlakuan 1 Diet standart + induksi rebusan daun kemangi dengan dosis 0,83 g/bb Perlakuan 2 Diet standart + induksi rebusan daun kemangi dengan dosis 1,66 g/bb Perlakuan 3 Diet standart + induksi rebusan daun kemangi dengan dosis 2,49 g/bb Pembedahan dan pengambilan darah tikus Pengukuran serum darah tikus Pengumpulan data Analisis data

6 Prosedur Penelitian Persiapan Penelitian Penelitian pengaruh rebusan daun kemangi (Ocimum sanctum) terhadap penurunan kadar kolesterol total pada tikus putih (Rattus norvegicus) hiperkolesterolemia menguunakan alat dan bahan sebagai berikut : Alat 1. Timbangan analitik : 1 buah 2. Kain flanel : ½ meter 3. Gelas ukur : 1 buah 4. Beaker glass : 3 buah 5. Pisau : 1 set 6. Alat suntik (Spet) : 1 Pack 7. Handscoon : 1 pack 8. Masker : 6 buah 9. Spatula : 1 buah 10. Kompor listrik : 1 buah 11. Kandang pemeliharaan tikus : 6 buah 12. Tempat minum tikus : 18 buah 13. Kawat kasa untuk penutup kandang: 6 buah Bahan 1. Daun kemangi 2. Kuning telur puyuh 3. Lemak Kambing

7 43 4. Aquadest : 1 liter 5. Kapas : 1 Pack 6. Sekam : 1 karung 7. Pakan BR : 5 kg 8. Tikus putih : 30 ekor 9. Kithamin/ kloroform : 100 ml Pelaksanaan Kegiatan Induksi Kuning Telur puyuh dan lemak kambing pada Tikus Putih (Rattus norvegicus) 1. Menyiapkan alat dan bahan 2. Memisahkan kuning telur dan putih telur 3. Mamanaskan lemak kambing hingga mencair 4. Mencampur kuning telur dan lemak kambing 5. Mengaduk hingga tercampur merata 6. Menginduksi/ menyonde kuning telur pada tikus dengan takaran kuning telur 2ml/200gBB dan lemak kambing 2ml/200gBB Pembuatan Rebusan Daun Kemangi (Ocimum sanctum) 1. Menyiapkan daun kemangi segar ukuran sedang 2. Mencuci daun kemangi sampai bersih 3. Memisahkan daun kemangi dari tangkainya 4. Menimbang daun kemangi sesuai dosis yang telah ditentukan 5. Merebus dengan air selama 15 menit terhitung mulai suhu mencapai 90 0 C sambil sekali-sekali didaduk

8 44 6. Mendinginkan lalu diserkai dengan kain kasa 7. Menyondekan hasil rebusan ke tikus sesuai dosis yang telah ditentukan Pemberian Rebusan Daun Kemangi (Ocimum sanctum) 1. Menyiapkan alat dan bahan serta hewan uji 2. Mengambil air rebusan daun kemangi sesuai dosis yang telah ditentukan menggunakan spet 3. Mrnginduksi/ meenyonde air rebusan daun kemangi ke tikus Penyiapan dan Pemeliharaan Hewan Uji Sebelum penelitian, hewan diadaptasikan selama 1 minggu dengan tujuan agar tikus dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan baru. Selama tahap adaptasi, tikus diberikan hanya diberi makan dan minum standar. Selama penelitian tikus diberi makan dan minum aquadest 1 kali sehari pada pagi hari, serta mengganti sekam 3 hari sekali untuk menjaga kebersihan kandang agar tidak tidak kotor dan lembab Penentuan Dosis Rebusan Daun Kemangi (Ocimum sanctum) Kebutuhan konsumsi kemangi yang dianjurkan adalah sebesar 65g/hari. Menurut Laurence (1964), faktor konversi dari manusia Eropa dengan berat badan 70kg terhadap hewan uji (tikus) dengan berat badan 200 g adalah 0,018. Berat badan rata-rata orang Indonesia adalah 50kg. Perhitungan dosis rebusan daun kemangi (Ocimum sanctum) dengan dosis bertingkat: Dosis konversi tikus : Dosis manusia x Faktor konversi = 65g x (70/50kg) x 0,018 = 0,83g/BB Pada penelitian digunakan rebusan daun kemangi (Ocimum sanctum) dengan dosis bertingkat, yaitu:

9 45 1. Perlakuan A : Dosis 1 = 1 x 0,83g/200gBB = 0,83g/BB. 2. Perlakuan B : Dosis 2 = 2 x 0,83g/200gBB = 1,66g/BB. 3. Perlakuan C : Dosis 3 = 3 x 0,83g/200gBB = 2,49g/BB. Keterangan : 65g : Berat daun kemangi yang dapat dimakan per hari 70kg : Rata-rata berat badan manusia di eropa 50 kg : Rata-rata berat badan manusia di Indonesia 0,018 : berdasarkan tabel konversi dosis dari manusia ke tikus 3.7 Pengambilan data Metode Pengambilan Data Metode yang digunakan untuk pengambilan data dalam penelitian ini adalah observasi eksperimen. Observasi dilakukan setelah kuning telur diinduksi ke tikus dan diberi perlakuan rebusan daun kemangi. Kemudian dilakukan pengamatan dengan mengambil sampel darah dari jantung di laboratorium Teknik Analisa Data 1. Uji normalitas dan Uji homogenitas : Untuk melihat apakah datanya berdistribusi normal dan homogen. 2. Uji Anava 1-jalan (One Way Anova) : Untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan pengaruh dari perlakuan yang diberikan. 3. Uji Beda Jarak Nyata Duncan (Uji BJND) : Untuk menentukan manakah perlakuan yang paling baik atau paling efektif.