BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Diabetes Mellitus merupakan kelompok penyakit metabolik dengan

Ukuran: px

Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Diabetes Mellitus merupakan kelompok penyakit metabolik dengan"

Hamdani Sumadi
4 tahun lalu
Tontonan:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes Mellitus merupakan kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik kadar gula darah berlebihan (hiperglikemia). Penderita diabetes terganggu distribusi gula darahnya sehingga tubuh tidak bisa memproduksi insulin dalam jumlah cukup atau tubuh tidak mampu menggunakan insulin secara efektif sehingga terjadilah kelebihan gula di dalam darah. Kelebihan gula yang kronis di dalam darah (hiperglikemia) ini menjadi racun bagi tubuh. Sebagian glukosa yang tertahan di dalam darah melimpah ke sistem urine untuk dibuang melalui urine. Air kencing penderita diabetes yang mengandung gula dalam kadar tinggi tersebut menarik bagi semut, maka sering disebut penyakit kencing manis (Sustrani, 2004). Seiring dengan bertambahnya sosial ekonomi masyarakat, perubahan gaya hidup, kurangnya aktivitas fisik, serta kegemukan, menyebabkan ledakan jumlah pasien Diabetes Mellitus tersebut tak terelakkan lagi (Ranakusuma, 2004). Kejadian Diabetes Mellitus di Indonesia tampak adanya peningkatan dibeberapa kota yang yang dilakukan penyelidikan, berdasarkan penemuan bagian penyakit dalam FKUI / RSCM (1999) menunjukkan bahwa Diabetes Mellitus merupakan penyakit terbesar diantara 20 penyakit utama yang dirawat (Kosasih, 2004). 1

2 2 Menurut survei Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), diperoleh data pada tahun 2000 hampir 180 juta orang di dunia menderita Diabetes Mellitus. Di Indonesia, diabetes menempati urutan keempat terbesar dalam jumlah penderita Diabetes Mellitus setelah India (31,77 juta), Cina (20,8 juta) dan Amerika Serikat (17,7 juta). Di Indonesia, penderita Diabetes Mellitus mencapai 5,6 juta orang. Sebanyak 1,2-2,3 % terjadi pada usia diatas 15 tahun. Diperkirakan, pada tahun 2020 penderita Diabetes Mellitus mencapai 8,6 juta orang. Di wilayah Jawa Tengah, angka prevalensi Diabetes Mellitus saat ini diperkirakan 2,3% (Lukito, 2005). Hasil penelitian dari Diabetes Control and Complication Trial (DCCT) menunjukkan bahwa pengendalian Diabetes Mellitus yang baik dapat mengurangi komplikasi kronik Diabetes Mellitus antara 20-30%. Penelitian tingkat kepatuhan terhadap pengelolaan Diabetes Mellitus di dapati 80% diantaranya menyuntik insulin dengan cara yang tidak tepat, 58% memakai dosis yang salah dan 75% tidak mengikuti diet yang dianjurkan. Ketidakpatuhan ini selalu menjadi hambatan untuk tercapainya usaha pengendalian Diabetes Mellitus sehingga mengakibatkan pasien memerlukan pemeriksaan atau pengobatan yang sebenarnya tidak diperlukan (Jazilah, 2003). Diabetes Mellitus merupakan penyakit kronik yang tidak dapat disembuhkan, tetapi sangat potensial untuk dapat dicegah dan dikendalikan melalui pengelolaan yang tepat. Ada 5 pilar utama dalam pengelolaan Diabetes Mellitus yaitu : diet, latihan fisik, pemantauan gula darah,

3 3 pengobatan, pendidikan penyuluhan kesehatan (PERKENI, 1998). Diabetes Mellitus juga merupakan penyakit yang berhubungan dengan gaya hidup, oleh karena itu berhasil tidaknya pengelolaan Diabetes Mellitus sangat tergantung dari pasien itu sendiri dalam merubah perilakunya, sehingga pasien dapat mengendalikan kondisi penyakitnya dengan menjaga agar kadar glukosa darahnya dapat tetap terkendali (Jazilah, 2003). Penelitian pada bidang pengobatan dalam upaya menanggulangi Diabetes Mellitus, telah berhasil menemukan berbagai jenis insulin dan obatobatan yang dapat diandalkan, walaupun demikian pertolongan melalui penatalaksanaan diet secara tepat masih merupakan pilihan terbaik didalam upaya penyembuhan Diabetes Mellitus. Namun, sangat disayangkan masih banyak penderita Diabetes Mellitus yang belum memahami dengan benar bagaimana pengaturan diet yang sesuai dengan penyakit yang dideritanya. Pengaturan diet yang digunakan masih banyak yang tidak sesuai karena tidak didukung oleh pengetahuan yang benar. Pola diet yang digunakan umumnya menghindari makanan yang mengandung gula, termasuk makanan yang mengandung karbohidrat, seperti nasi, tanpa memperhitungkan jumlah kalori yang dibutuhkan untuk melakukan aktivitas, baik fisik maupun psikis, yang berakibat berat badan makin lama makin menurun, badan terasa lemas, cepat lelah dan akhirnya berbagai penyulit (komplikasi) dapat timbul (Makmun, 1999). Menurut hasil penelitian Askandar (1995), prevalensi komplikasi menahun Diabetes Mellitus di poliklinik Endokrinologi RSUD dr. Soetomo,

4 4 Surabaya, urutannya adalah sebagai berikut : penurunan kemampuan seksual, neuropatik simtomatik, retinal diabetik, katarak, tuberculosis, hipertensi, penyakit jantung koroner dan selulitis gangren. Komplikasi yang menyertai diabetes mellitus dapat memperburuk kondisi pasien bahkan pasien datang dengan serangan yang lebih berat (Kosasih, 2004). Menurut Ignatavicius (1995), salah satu faktor yang meyebabkan kekambuhan dan ketidak efektifan penanganan adalah diet diabetes, karena walaupun mereka sudah mengetahui tentang makanan apa yang harus dimakan, tetapi mereka sering mengalami kesulitan untuk menaati diet diabetes. Penanganan penderita Diabetes Mellitus meliputi diet makanan, latihan (gerak), dan obat-obatan yang terdiri dari agent hipoglikemiks dan insulin (Soeparman, 2003). Dalam menangani efektivitas diet penderita Diabetes Mellitus perlu diperhatikan sikap pasien diabet terhadap dietnya, karena perilaku untuk mematuhi suatu aktivitas tidak hanya memerlukan pengetahuan belaka, tetapi juga didukung oleh beberapa faktor yang meliputi lingkungan yang mendukung system nilai yang dianut, sosial budaya dan support system (Azwar, 2000), oleh karena itu diperlukan tindakan yang tepat dalam pengelolaan pada pasien Diabetes Mellitus. Diabetes mellitus merupakan salah satu penyakit dengan jumlah besar yang dirawat di BRSD RAA Soewondo. Berdasarkan data laporan akhir periode tahun 2005 di BRSD RAA Soewondo Pati tercatat pasien Diabetes Mellitus rawat inap sebanyak 304 kasus. Sebagian besar dari seluruh pasien Diabetes Mellitus yang dirawat terdiagnosis Diabetes Mellitus tipe II karena

5 5 kebanyakan usia diatas 30 tahun. Namun tidak jarang pula usia di bawah 30 tahun juga dirawat di rumah sakit ini. Pada data banyak ditemukan pasien yang sama karena kekambuhan dari penyakitnya sehingga keluar masuk rumah sakit untuk mendapatkan perawatan ulang. Bertolak dari fenomena diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang hubungan antara pengetahuan dan sikap tentang Diabetes Mellitus dengan kepatuhan dalam melaksanakan diet pada pasien Diabetes Mellitus di BRSD RAA Soewondo Kabupaten Pati. A. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan masalah dalam penelitian ini adalah apakah ada hubungan antara pengetahuan dan sikap tentang Diabetes Mellitus dengan kepatuhan dalam melaksanakan diet pada pasien Diabetes Mellitus di BRSD RAA Soewondo Kabupaten Pati. B. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan dan sikap tentang Diabetes Mellitus dengan kepatuhan dalam melaksanakan diet pada pasien Diabetes Mellitus di BRSD RAA Soewondo Kabupaten Pati. 2. Tujuan Khusus a. Mendeskripsikan tingkat pengetahuan pasien Diabetes Mellitus di BRSD RAA Soewondo Pati

6 6 b. Mendeskripsikan sikap pasien Diabetes Mellitus tentang diet di BRSD RAA Soewondo Pati c. Mendeskripsikan kepatuhan pasien dalam melaksanakan diet pada pasien Diabetes Mellitus di BRSD RAA Soewondo Pati d. Menganalisa hubungan antara pengetahuan dengan kepatuhan dalam melaksanakan diet pada pasien Diabetes Mellitus di BRSD RAA Soewondo Pati e. Menganalisa hubungan antara sikap dengan kepatuhan dalam melaksanakan diet pada pasien Diabetes Mellitus di BRSD RAA Soewondo Pati f. Menganalisa hubungan antara pengetahuan dan sikap pasien tentang Diabetes Mellitus di BRSD RAA Soewondo Pati C. Manfaat Penelitian 1. Bagi Institusi Sebagai bahan masukan untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di Rumah Sakit khususnya tentang penatalaksanaan diet pada pasien Diabetes Mellitus 2. Bagi Masyarakat Memberikan pengetahuan bagi masyarakat khususnya penderita Diabetes Mellitus dan keluarga tentang penyakit Diabetes Mellitus dan pentingnya kepatuhan dalam melaksanakan diet.

7 7 3. Bagi Peneliti Untuk mengembangkan dan memperluas wawasan di bidang pelayanan keperawatan pasien dengan Diabetes Mellitus dan merupakan salah satu tugas akhir dalam menyelesaikan program pendidikan sarjana di program studi Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Semarang. 4. Bagi Penelitian Agar dapat digunakan sebagai acuan bagi penelitian selanjutnya untuk meningkatkan kualitas keperawatan. D. Bidang Ilmu Bidang ilmu dalam penelitian ini adalah keperawatan medikal bedah dengan penekanan pada penatalaksanaan keperawatan terhadap suatu penyakit.

dokumen-dokumen yang mirip

BAB I PENDAHULUAN. makan, faktor lingkungan kerja, olah raga dan stress. Faktor-faktor tersebut

BAB I PENDAHULUAN. makan, faktor lingkungan kerja, olah raga dan stress. Faktor-faktor tersebut BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada umumnya masalah kesehatan dipengaruhi oleh pola hidup, pola makan, faktor lingkungan kerja, olah raga dan stress. Faktor-faktor tersebut dapat menyebabkan meningkatnya