ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN KEKURANGAN ENERGI KRONIK (KEK) PADA IBU HAMIL. Ria Yulianti Triwahyuningsih*, Ana Nur Prayugi

Transkripsi

1 ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN KEKURANGAN ENERGI KRONIK (KEK) PADA IBU HAMIL Ria Yulianti Triwahyuningsih*, Ana Nur Prayugi Program Studi Kebidanan, STIKes Muhhammadiyah Cirebon korespondensi: Abstrak Kekurangan Energi Kronik (KEK) merupakan suatu keadaan malnutrisi, dimana ibu hamil mengalami kekurangan gizi/makanan yang berlangsung menahun (kronik). Akibatnya dapat menjadi salah satu faktor penurunan kualitas sumber daya manusia yang akan dilahirkan seperti meningkatkan risiko bayi berat lahir rendah (BBLR). KEK dapat dilakukan deteksi dini dengan cara pengukuran lingkar lengan (LILA) <23,5 cm atau dapat dilakukan dengan perhitungan indeks massa tubuh (IMT) untuk ibu hamil <18,4. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian KEK pada ibu hamil. Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan pendekatan cross sectional. Penelitian ini dilaksanakan di Puskesmas Kalitanjung Kota Cirebon pada Desember 2017 dengan jumlah sampel sebanyak 42 responden ibu hamil. Teknik pengambilan sampel menggunakan accidental sampling. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner terstruktur. Pengolahan dan analisis data menggunakan program komputer. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden berumur tidak berisiko sebanyak 24 responden (57,1%), sebagian besar responden hamil ke 2-4 (multipara) sebanyak 26 responden (61,9%), sebagian besar responden berpendidikan SMA sebanyak 22 responden (53,4%), sebagian besar responden memiliki tingkat pengetahuan tentang kekurangan energi kronik sebanyak 21 responden (50%) dan sebagian besar responden berpendapatan sedang 26 responden (61,9%). Berdasarkan hasil uji statistik menunjukkan bahwa terdapat hubungan umur (p=0,049), tingkat pendidikan (p=0,031) dan tingkat pengetahuan (p=0,003) dengan kejadian kekurangan energi kronik. Sementara tidak ada hubungan paritas (p=0,144) dan tingkat pendapatan (p=0,156) dengan kejadian kekurangan energi kronik. Berdasarkan penelitian diharapkan kepada tenaga kesehatan untuk dapat memberikan informasi mengenai deteksi dini kekurangan energi kronik unutk meningkatkan pemahaman ibu sehingga dapat memperbaiki keadaan gizinya. Kata Kunci : Umur, Paritas, Pendidikan, Pengetahuan, Pendapatan, Ibu hamil, Kekurangan Energi Kronik Pendahuluan Masalah gizi yang sering dihadapi ibu hamil yaitu KEK dan anemia gizi. Data menunjukkan bahwa sepertiga (35,65%) Wanita Usia Subur (WUS) menderita KEK. Kurang Energi Kronis/KEK pada ibu hamil merupakan salah satu masalah gizi yang terjadi pada ibu hamil. Berdasarkan Sustainable Development Goals (SDGs) mempunyai tujuan yaitu mengakhiri kematian bayi dan balita yang dapat dicegah dengan seluruh usaha menurunkan angka kematian neonatal setidaknya hingga 12 per kelahiran hidup dan angka kematian balita 25 per kelahiran hidup hingga tahun 2030 (Kemenkes RI, 2015). Proporsi ibu hamil dengan KEK di Indonesia berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) terjadi peningkatan proporsi ibu hamil usia tahun dengan KEK dari 31,3% pada tahun 2010 menjadi 38,5% pada tahun Prevalensi KEK di Jawa Barat dibawah nasional yaitu pada nilai 20%. Ibu hamil KEK berumur tahun naik menjadi 15,1% pada tahun Berdasarkan pencatatan register KB & KIA di Puskesmas Kalitanjung, pada tahun 2016 ditemukan sebanyak 115 kasus ibu hamil dengan KEK dari 361 total ibu hamil yang periksa di Puskesmas Kalitanjung. Tercatat bahwa 31,9 % ibu hamil yang periksa di Puskesmas Kalitanjung mengalami KEK. Angka ini lebih tinggi jika dibandingkan dengan prevalensi risiko KEK WUS secara Jurnal Kebidanan, pissn , eissn

2 nasional yaitu tercatat pada angka 21 %. (Riskesdas, 2013). Ibu hamil yang mengalami KEK sekitar 27,6% (susenas,1999) serta dampak buruk yang ditimbulkan akibat gizi kurang pada ibu hamil maka hal ini perlu kiranya mendapat perhatian serius dari pemerintah. Lebih lanjut bahwa umur, paritas, tingkat pendidikan, pengetahuan dan tingkat pendapatan mempunyai kaitan erat dengan kejadian KEK. Kekurangan Energi Kronik (KEK) adalah salah satu keadaan malnutrisi. Dimana keadaan ibu menderita kekurangan makanan yang berlangsung menahun (kronik) yang mengakibatkan timbulnya gangguan kesehatan pada ibu secara relatif atau absolut satu atau lebih zat gizi (Helena, 2013). Menurut Depkes RI (1994) didalam buku Supariasa (2002) pengukuran LILA pada kelompok wanita usia subur (WUS) adalah salah satu deteksi dini yang mudah dan dapat dilaksanakan masyarakat awam, untuk mengetahui kelompok berisiko KEK. Pada dewasa ini pemerintah telah mengupayakan pemberian PMT bagi ibu hamil melalui puskesmas serta tempat pelayanan kesehatan lainnya agar masalah gangguan gizi ini dapat ditanggulangi agar dapat menurunkan angka morbiditas dan mortalitas maternal sehingga tercapainya generasi penerus yang sehat demi terwujudnya Indonesia Sehat Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Vita Kartika Mahirawati di Puskesmas Kamoning dan Tambelangan sebanyak 104 ibu hamil menderita KEK berdasarkan data kohort ibu sebesar 49%. Laporan Riskesdas Jawa Timur, 2013 menyebutkan prevalensi ibu hamil KEK di Jawa Timur adalah sebesar 29,8%, sedangkan prevalensi ibu hamil KEK di kabupaten Sampang sebesar 44,9% (Riskesdas Jawa Timur, 2013). Menurut Arisman (2002), salah satu faktor yang mempengaruhi terjadinya KEK pada ibu hamil adalah keadaan sosial ekonomi, untuk itu dalam pembahasan ini akan diuraikan hubungan antara keadaan sosial ekonomi ibu hamil dengan kejadian KEK pada ibu hamil. Metode Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan pendekatan cross sectional. Penelitian dilaksanakan pada bulan Desember 2017 di Puskesmas Kalitanjung Kota Cirebon. Populasi penelitian yaitu ibu hamil yang melakukan pemeriksaan. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 42 ibu hamil dipilih secara accidental sampling. Pengumpulan data menggunakan kuesioner kemudian diolah dan dianalisis menggunakan analisis univariat serta analisis bivariat menggunakan uji chi square. Hasil dan Pembahasan Tabel 1. Karakteristik Responden Karakteristik n % Umur Berisiko 18 42,9 Tidak Berisiko 24 57,1 Paritas Primipara 10 23,8 Multipara 26 61,9 GrandeMultipara 6 14,3 Tingkat Pendidikan SD 9 21,4 SMP 8 19,1 SMA 22 53,4 S1 3 7,1 Tingkat Pengetahuan Kurang 15 35,7 Cukup 21 50,0 Baik 6 14,3 Jurnal Kebidanan, pissn , eissn

3 Tingkat Pendapatan Rendah 9 21,4 Sedang 26 61,9 Tinggi 6 14,3 Sangat Tinggi 1 2,4 Kejadian KEK KEK 14 33,3 Non KEK 28 66,7 Sumber : Data Primer, 2017 Berdasarkan tabel 1 diatas diketahui bahwa sebagian besar (57,1%) umur responden tidak berisiko (usia tahun), 61,9% responden pada kategori multipara dan sebagian besar (53,4) responden berpendidikan SMA. Selain itu pada tabel 1 menunjukkan bahwa sebagian (50%) responden berpengetahuan cukup dan sebagian besar (61,9%) responden berpendapatan sedang serta 66,7% tidak ada kasus KEK. Tabel 2. Analisis Bivariat Kejadian KEK Variabel KEK Non KEK Total n % n % n % Umur Berisiko 9 21,4 9 21, ,9 Tidak Berisiko 5 11, , ,1 Paritas Primipara 2 4,8 8 19, ,8 Multipara 8 19, , ,9 GrandeMultipara 4 9,5 2 4,8 6 14,3 Pendidikan SD 5 11,9 4 9,5 9 21,4 SMP 5 11,9 3 7,1 8 19,0 SMA 3 7, , ,4 S1 1 2,4 2 4,8 3 7,2 Pengetahuan Kurang 10 23,8 5 11, ,7 Cukup 3 7, , ,0 Baik 1 2,4 5 11,9 6 14,3 Pendapatan Rendah 5 11,8 4 9,6 9 21,4 Sedang 7 16, , ,0 Tinggi 1 2,4 5 11,8 6 14,2 Sangat Tinggi 1 2, ,4 Sumber : Data Primer, 2017 p-value 0,047 0,144 0,031 0,003 0,156 Berdasarkan hasil uji statistik yang terlihat pada tabel 2 diatas, menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara umur ibu dengan kejadian KEK (p=0,047). Hal ini sejalan dengan penelitian Anggiani Nurhasna Furqi (2016) di Puskesmas Halmera Semarang, bahwa ada hubungan yang signifikan antara usia ibu hamil dengan keadaan KEK pada ibu hamil (p=0,020) dan dari perhitungan Odds Ratio diperoleh nilai OR sebesar 4,333 (OR>1), hal ini menunjukkan bahwa ibu hamil dengan umur berisiko memiliki risiko 4,333 kali lebih besar mengalami kekurangan energi kronik dibanding ibu hamil dengan umur tidak berisiko. Hasil penelitian juga didapatkan ibu hamil yang berusia kurang dari 20 tahun Jurnal Kebidanan, pissn , eissn

4 dan lebih dari 35 tahun sebanyak 42,9%. Hal ini menunjukan masih banyak ibu hamil di daerah penelitian yang merupakan ibu hamil berisiko. Selain itu ibu usia kurang dari 20 tahun pada umumnya belum mampu memenuhi kebutuhan gizinya sendiri, jika pada usia tersebut ibu dalam keadaan hamil, dikhawatirkan pasokan gizi terutama protein untuk janin juga kurang. Paritas adalah status seorang wanita sehubungan dengan jumlah anak yang pernah dilahirkannya. Berdasarkan penelitian dapat diketahui bahwa jumlah paling besar terdapat pada ibu hamil Multipara yaitu ibu yang hamil ke 2 4 yaitu terdapat 26 orang (61,9%). Dari hasil penelitian diperoleh nilai p=0,144, menyatakan tidak terdapat hubungan antara paritas dengan KEK. Hal ini sejalan dengan penelitian Efrinita Nur Agustian (2010) di Kecamatan Jebres Surakarta yang menyatakan tidak ada hubungan yang signifikan antara paritas dengan keadaan KEK pada ibu hamil (p=0,87). Ibu hamil yang paritasnya lebih dari 3 kali mempunyai risiko relatif sama untuk terkena KEK dibandingkan dengan ibu hamil yang paritasnya kurang dari 3 kali. Memiliki anak lebih dari 4 akan menambah risiko pada ibu dan janin. Terlebih jika jarak kehamilan kurang dari 2 tahun, maka ibu akan lemah dari kehamilan, kelahiran, menyusui dan merawat bayinya. Sehingga menyebabkan berbagai masalah seperti anemia, kurang gizi dan perdarahan (Soetjiningsih, 2003). Berdasarkan penelitian dapat diketahui bahwa distribusi terbesar adalah responden yang mempunyai tingkat pendidikan SMA yaitu sebanyak 22 (53,4%), tetapi mayoritas keadaan KEK terjadi pada ibu hamil dengan tingkat pendidikan SD dan SMP. Tingkat pendidikan SD dan SMP tergolong tingkat pendidikan rendah, tingkat pendidikan yang rendah memungkinkan rendahnya pengetahuan ibu hamil tentang asupan gizi dan kesehatan. Dari hasil penelitian diperoleh nilai p=0,031, menyatakan secara statistik terdapat hubungan antara tingkat pendidikan responden dengan kejadian KEK. Hal ini sejalan dengan penelitian Anggiani Nurhasna Furqi (2016) di Puskesmas Halmera Semarang yang menyatakan ada hubungan yang signifikan antara usia ibu hamil dengan keadaan KEK pada ibu hamil (p=0,001), dan dari perhitungan Odds Ratio diperoleh nilai OR sebesar 9,75 atau OR>1, hal ini menunjukkan bahwa ibu hamil dengan pendidikan tidak tamat SD/SD/SMP memiliki risiko 9,75 kali lebih besar mengalami kekurangan energi kronik dibanding ibu hamil dengan pendidikan tamat SMA/PT. Secara teori yang menyatakan tingkat pendidikan yang lebih tinggi diharapkan pengetahuan atau informasi tentang gizi yang dimiliki lebih baik sehingga bisa memenuhi asupan gizinya. Hal ini dipengaruhi dari faktor ekonomi keluarga. Pendidikan ibu hamil tinggi dengan daya beli yang rendah mengakibatkan kebutuhan gizi ibu selama hamil baik dari segi kualitas mapun kuantitas belum terpenuhi, akhirnya ibu mengalami KEK. Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa distribusi tingkat pengetahuan responden yang terbanyak adalah cukup (dapat menjawab pertanyaan 60-75% dengan benar) yaitu terdapat 21 orang (50%), akan tetapi pada kejadian KEK, paling banyak terjadi pada responden dengan pengetahuan kurang yaitu terdapat 10 orang (23,8%). Dari hasil penelitian diperoleh nilai p=0,018, menyatakan terdapat hubungan antara tingkat pendidikan responden dengan kejadian KEK. Salah satu faktor penyebaba terjadinya kekurangan gizi ketidaktahuan pentingnya makanan bergizi. Seseorang yang mudah akses pangannya dapat memilih makanan yang kurang atau tidak bergizi karena ketidaktahuannya. Tingkat pengetahuan gizi seseorang akan berpengaruh terhadap sikap dan perilaku dalam pemilihan makanan. Oleh karena itu, diperlukan pengetahuan ibu yang baik mengenai gizi dan kesehatan agar kebutuhan gizi selama hamil bisa terpenuhi (Mawaddah dan Hardinsyah, 2008). Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa responden sebagian besar berpendapatan sedang (yaitu mempunyai pendapatan Rp Rp per bulan) sebanyak 7 orang (16,7%). Berdasarkan uji statistik diperoleh nilai Jurnal Kebidanan, pissn , eissn

5 p=0,116, menyatakan tidak terdapat hubungan yang bermakna antara pendapatan responden dengan kejadian KEK. Dalam penelitian Najoan dkk (2011) menunjukan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara pendapatan dengan risiko KEK pada ibu hamil. Dari 10 responden yang mempunyai pendapatan keluarga kurang terdapat 5 orang dengan pengetahuan baik. Hal ini berarti meskipun responden memiliki pengetahuan yang cukup tentang makanan namun tidak mempunyai pendapatan yang cukup unruk membeli makanan, hal tersebut tetap saja akan mempengaruhi keseimbangan gizi pada tubuhnya. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara usia, pendidikan dan pengetahuan ibu hamil dengan kejadian kekurangan energi kronik pada ibu hamil. Daftar Pustaka Arikunto, Suharsini Prosedur Penelitian Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. Arikunto, Suharsini Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta. Arisman Gizi Dalam Daur Kehidupan : Buku Ajar Ilmu Gizi. Jakarta: EGC Agustian,Efrinita Nur Hubungan antara asupan protein dengan kekurangan energi kronik (kek) pada ibu hamil di kecamatan jebres surakarta.kti. Semarang: Universitas Sebelas Maret Chinue, 2009 Perhitungan Kebutuhan Gizi. Malang : Media Group. Dharma, Kusuma Kelana (2011), Metodologi Penelitian Keperawatan : Panduan. Melaksanakan dan Menerapkan Hasil Penelitian, Jakarta. Trans InfoMedia Furqi,Anggiani Nurhasana Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian kekurangan energi kronik (kek) pada ibu hamil di puskesmas halmahera semarang.artikelilmiah.semarang:fak ultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro. Helena, Gambaran Pengetahuan Gizi Ibu Hamil Trimester Pertama dan Pola Makan dalam pemenuhan Gizi. www. repository.usu.ac.id. Diakses Tanggal 15 November Jam wib. Hermawan,Asep Metode Penelitian. Jakarta: PT. Gramedia Widia Sarana. Indonesia Lubis, Z Status Gizi Ibu Hamil Serta Pengaruhnya Terhadap Bayi Yang Dilahirkan.( ac.id). Bogor: InstitutPertanian Bogor. Mahirawati, Vita Kartika Faktorfaktor yang berhubungan dengan kekurangan Energi kronis (kek) pada ibu hamil di kecamatan kamoning Dan tambelangan, kabupaten sampang, jawa timur.buletin penelitian sistem kesehatan-vol.17 No.2 april 2014: Maulana, Mirza Buku Pegangan Ibu Panduan Lengkap Kehamilan. Yogyakarta:Kata Hati Nazir Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia. Notoatmodjo, S Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta : Rineka Cipta Notoatmodjo, S., Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. Notoadmojo S., Metodologi Penelitian dan Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. Nursalam, (2011) Manajemen Keperawatan : Aplikasi dalam Praktik Keperawatan Profesional.Jakarta.Salemba Medika Prawirohardjo, Sarwono Ilmu Kandungan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka. Prawirohardjo, Sarwono Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo Soetjiningsih, IGN Gde Ranuh Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: EGC Sugiyono Statistik Untuk Penelitian. Bandung: Alfa Beta Supariasa IDN, Bakri B, dan Fajar I. Penilaian status gizi. Jakarta: EGC, Varney,H., Buku ajar Asuhan Kebidanan Edisi 4. Jakarta: EGC Waryono Gizi Reproduksi. Yogyakarta : Pustaka Rihama. Jurnal Kebidanan, pissn , eissn

6 Wiknjosastro, hanifa Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Jurnal Kebidanan, pissn , eissn