!"#$%&%'(#)*+'%,-.)/.)0#/+#"-.(1) 2'"#/)/(#)2(#3(#$(#)04,5.&(-.) *"6.7(&(#)*"/",(#8. Bambang Widjajanto Komisi Pemberantasan Korupsi
|
|
- Ratna Lesmana
- 8 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 !"#$%&%'(#)*+'%,-.)/.)0#/+#"-.(1) 2'"#/)/(#)2(#3(#$(#)04,5.&(-.) *"6.7(&(#)*"/",(# Bambang Widjajanto Komisi Pemberantasan Korupsi
2 9$"#/()!"46(:(-(# 0;)!"#$%&%'(#) *+'%,-.)/(#) 2(#3(#$(# 00;)<(46('(#)/(#) *"="#/"'%#$(#) *+'%,-.)/.) 0#/+#"-.() 000;)2(#3(#$(#)!"46"'(#3(-(#) *+'%,-.)-%/%3),(#/(#$)>!0 0?;)*"-.4,%5(#)
3 !"#$%&%'(#)*+'%,-.)/.)0#/+#"-.( Saat ini terdapat beberapa alternatif survei dan pengukuran tentang tingkat korupsi di berbagai negara di dunia, dengan fokus dan metode survei atau perhitungan yang beragam. (Worlwide Governance Index-Control of Corruption (WGI- COC); Global Corruption Barometer (GCB); Bribe Payer Index; Political and Economic Risk Consultancy (PERC) dll) CPI merupakan salah satu alat ukur yang populer yang menilai dan memeringkat negara berdasarkan persepsi tingkat korupsi. Indeks ini menggunakan kombinasi dari beberapa survei dan penilaian mengenai korupsi yang dikumpulkan dari beberapa sumber terpercaya. Di Indonesia sendiri terdapat pengukuran yang terkait korupsi (langsung/tidak langsung) diantaranya Survei Integritas (KPK); Survei Perilaku Anti Korupsi (BPS); Indonesia Governance Index (Kemitraan); Indeks Persepsi Korupsi Indonesia (TI Indonesia).
4 !"#$%&%'(#)*+'%,-.)/(#)2(#3(#$(##A( Beragam cara dan metode digunakan untuk mengukur korupsi, namun demikian pertanyaan penting yang perlu diajukan disini adalah apakah korupsi bisa diukur secara empiris? dan apakah yang selama ini yang sudah ada sudah cukup valid dalam menggambarkan korupsi? Terlepas dari itu semua masing-masing pendekatan memiliki kelemahan dan kelebihan masing-masing. Pengukuran dengan metode indikator input dan dengan indikator output cenderung menghasilkan ukuran berbeda (ada time lag), contoh lain penggunaan pendekatan berdasarkan Indikator output yang diperoleh melalui persepsi umumnya bersifat sulit untuk berubah. Korupsi merupakan permasalahan yang kompleks sehingga satu angka tidak akan mampu menjelaskan kondisi secara lengkap. Penggunaan Indeks atau pengukuran secara bersama dapat membantu melihat permasalahan secara komperhensif.
5 00;)<(46('(#)/(#) *"="#/"'%#$(#)*+'%,-.)/.) 0#/+#"-.()BCDEFBCDG) Prespektif Pengukuran yang Ada di Indonesia
6 @%'H".)0#3"$'.3(-)I(A(#(#)!%65.&)BCDG) N O L;GM L;GD L;N O;BB L P G E B 0#/"&-)0#3"$'.3(-!"#$(5(4(#)!+3"#-. D C BCDD BCDB BCDE BCDG!"'&"46(#$(#)0#/"&-)0#3"$'.3(-)/.)*"4"#3"'.(#QI"46($()BCDDFBCDG) R"4.5.&.)*"="#/"'%#$(#)R"#.#$&(3
7 Indeks Perilaku Anti Korupsi (IPAK) Indonesia 2013 sebesar 3,63 dari skala 0 sampai 5. Angka ini naik 0,0 poin dibandingkan IPAK tahun 2012 (3,55). Meski demikian kenaikan ini belum merubah kategori indeks, karena masih dalam kategori yang sama yakni anti korupsi. (Catatan: nilai indeks 0 1,25 sangat permisif terhadap korupsi, 1,26-2,50 permisif, 2,51 3,75 anti korupsi, 3,76 5,00 sangat anti korupsi) 0#/"&-)!"'.5(&%)9#3.)*+'%,-.)0#/+#"-.()BCDB)T)BCDE)>"#/"'%#$)R"#.#$&(3
8 0#/+#"-.()<+H"'#(#=")0#/"U)J0<0K IGI 2012 menunjukkan kualitas tata kelola tingkat provinsi lebih tinggi daripada tahun 200. Skor rata-rata 5,1 pada tahun 200 menjadi 5,7 pada tahun 2012, naik 0,6 poin indeks. Hal ini menunjukkan bahwa kualitas tata kelola sebenarnya membaik dan dapat dijadikan modal untuk bergerak ke arah yang lebih substantif yaitu pemerataan Hasil IGI di 34 Kabupaten/kota dengan menggunakan 126 indikator menunjukkan kinerja tata kelola pemerintahan di tingkat kabupaten/ kota, sayangnya, tergolong buruk (ratarata 4,92 dari skala 1-10). Hal ini membuktikan bahwa baik pemerintah dan masyarakatbelum bersama-sama secara optimal melakukan refleksi dan berinteraksi guna membangun daerah.
9 0#/+#"-.()<+H"'#(#=")0#/"U
10
11 000;)2(#3(#$(#)!"46"'(#3(-(#)*+'%,-. sudut pandang Indeks Persepsi Korupsi (CPI)
12 $%&'()# *+,-./-*0# *+,1./-10# D 0>[< PC PC B V\] EM GE E 0RZ GB GD G 20 EE F P <0 BB EB L S])JS20K EL EL O!\[> BG BG N V^! BE BN M \0_
13 04,5.&(-.)["-,+#)*"6.7(&(#)/(#)0#3"'H"#-.)!"46"'(#3(-(#)*+'%,-.)!"# $%&'().2343.# $5"). *+,1# D 0>[<)J0#3"'#(3.+#(5)>+%#3'A)[.-&) <%./"K 6")%79.:3;<.. 29%5%)# PC) *+'%,-.),+5.3.&)/(#) J-(4(K) &+'%,-.)6.-#.-;) D;!'(&3.&-%(,3"'&(.3) "&-,+'F.4,+'` B; *+#3'+5,"'/($(#$(#`) E;!"#.5(.(#,(7(&` G; ^(-(,"#$(4(#(#`) /(# P;!"'&'"/.3(#;) =(&3;<5%. 6(7(;49;<3 ;.>43&3# *!*`) *"4"#3"'.(#)!"'/($(#$(#`)!.:(&)6.-#.-`) *"4"#3"'.(#) *"%(#$(#`)a^*) /55; 6(4()3;<3;# *!*)4"4.5.&.) 6(3(-(#)/(5(4) 4"#$(#$(#.)) &+'%,-.)/.),.:(&)-W(-3() J6.-#.-K B V\])JV+'5/)\=+#+4.=)]+'%4K GE) J#(.&) /')EMK *+'%,-.)6"'6"#3%& B;!"5(A(#(#),%65.&) /(-('`)!(7(&3(:%#(#`) E; *+#3'(&,%65.&F,"'.b.#(#`)/(# G;!"46"5.(#),%3%-(#),"#$(/.5(#; *!*`))I*!!`) *"4"#&"%`) a46%/-4(#`) R(:&(4(:) 9$%#$`) *"4"#,(#)/55;
14 04,5.&(-.)["-,+#)*"6.7(&(#)/(#) 0#3"'H"#-.)!"46"'(#3(-(#)*+'%,-.)!"# $%&'().2343.# $5"). *+,1# 6")%79.:3;<.. 29%5%)# =(&3;<5%. 6(7(;49;<3;. >43&3# E 0RZ GD *+'%,-.)/(#)!"#A%(,(# *!*`)*",+5.-.(#`) *"7(&-((#)/55; G P L 20)J2'(#-,('"#=A) 0#3"'#(3.+#(5K <0)J<5+6(5)0#-.$:3)K S20)JS"'3"5-4(##) ]+%#/(3.+#) 2'(#-Y+'4(3.+#)0#/"UK F EB)J#(.&)/') BBK *+'%,-.)6"'6"#3%&),"'4.#3((#)(3(%),"#"'.4((#)-%(,)/(#),"#A(5(:$%#((#) -%46"'/(A(),%65.&) %#3%&&","#3.#$(#,'.6(/.;) *+'%,-.)6.-#.-3"'&(.3) /"#$(#),"'.b.#(#`) EL)J-(4(K D;!"#"$(&(#)c%&%4)/(# B; \Y"&3.d3(-)_,(A()!"46"'(#3(-(#)*+'%,-. *!*`)*",+5.-.(#`) *"7(&-((#)/55; *!*`).#-3(#-.) 3"'&(.3)/55; *!*`)*",+5.-.(#`) *"7(&-((#`).#-3(#-.) 3"'&(.3)/55; 6(4()3;<3;# Z.)-"&3+') *":%3(#(#`),"'3(46(#$(#`).4,+')/($.#$
15 04,5.&(-.)["-,+#)*"6.7(&(#)/(#)0#3"'H"#-.)!"46"'(#3(-(#)*+'%,-.)! "# $%&'().2343.# $5"). *+,1# 6")%79.:3;<..29%5%)# =(&3;<5%. 6(7(;49;<3;. >43&3# 6(4()3;<3;# O!\[>J!+5.3.=(5)(#/) \=+#+4.=)[.-&) >+#-%53(#=A BG)J-(4(K *+'%,-.)6.'+&'(-.)/(#)7(6(3(#),+5.3.&;)R"#$:.5(#$&(#),"'-",-.)&+'%,)/. D;I"46($(&",+5.-.(#`) B;!"'(/.5(#`) E;S"()=%&(.`) G;!"',(7(&(#`) P;I"46($(,"'.b.#(#`) L;0#-,"&3+'(3`)/(# O;R.5.3"' *!*`)*"7(&-((#`)) a46%/-4(#`) *"4"#,(#`) R(:&(4(:)9$%#$`) *"4"#,(#)/55; *!*)4"4.5.&.) &"3"'6(3(-(#)%#3%&) 4"#(#$(#.)&+'%,-.) /.)6./(#$)R.5.3"' N \0_)J\=+#+4.-3) 0#3"55.$"#3)_#.3K BD)J3"3(,K D;!"#A(5(:$%#((#)/(#(),%65.&)+5":),"7(6(3),%65.&) %#3%&)3%7%(#),'.6(/.)(3(%),('3(.),+5.3.&; B; 0#/","#/"#-.)5"46($(),"4"'.&-()&"%(#$(#) #"$('(;) E; 0#/","#/"#-.)5"46($(),"'(/.5(#;e *!*`)*"7(&-((#`) *",+5.-.(#)/55; 0#/","#/"#-.) 5"46($(),"4"'.&-() &"%(#$(#)#"$('(;) Z(#)0#/","#/"#-.) 5"46($(),"'(/.5(#) 6%&(#)&"W"#(#$(#) *!* M V^!JV+'5/)^%-3.=")!'+7"=3K BN)J#(.&) /')BEK!'(&3.&*+'%,-./.I"46($( D;\&-"&%3.Y`) B;f%/.&(3.Y`) E;I"$.-5(3.Y`) G;*",+5.-.(#` P;R.5.3"';) *!*`)5"$.-5(3.Y`) g(3.+#(5)0#3"'-3)/55;
16 *!*)/(#)9'(:)*"6.7(&(#)a'$(#.-(-.
17 @.-3"4)0#3"$'.3(-)g(-.+#(5)
18 Dalam Upaya Perbaikan Skor CPI
19 Korupsi merupakan permasalahan yang kompleks sehingga satu angka tidak akan mampu menjelaskan kondisi secara lengkap. Penggunaan Indeks atau pengukuran secara bersama dapat membantu melihat permasalahan secara komperhensif. Korupsi merupakan permasalahan bersama yang penyelesaiannya juga dilakukan secara bersama.! KPK mengajukan pendekatan usulan SIN kepada Pemerintah untuk menjadi payung upaya bersama dan terintegrasi terkait pemberantasan (penindakan dan pencegahan) korupsi. KPK masuk di sektor-sektor yang ternyata dapat meningkatkan skor indeks tapi perlu didukung berbagai lembaga lainnya. Upaya peningkatan indeks CPI dapat dilakukan dengan melakukan intervensi pada sektor-sektor dan bidang yang diukur. Hal ini sekali lagi membutuhkan upaya dan tanggungjawab bersama dari segenap lembaga negara lain dan juga masyarakat.
20 2"'.4()*(-.: Sampai Berjumpa Kembali
21 Z(Y3(')!%-3(&( Wijayanto dan Ridwan Zachrie, (2009) Korupsi Mengkorupsi Indonesia mengukur tingkat korupsi PT. Gramedia Utama, hal69 Kemitraan (2014) Indonesia Governance Index: Menata Indonesia dari Daerah, Laporan Eksekutif IGI Kemitraan (2012) Indonesia Governance Index Tantangan Tata Kelola Pemerintahan di 33 Provinsi. KPK (2014) Survei Integritas Layanan Publik BPS (2014) Laporan Bulanan Data Sosial Ekonomi Edisi Januari
TANGGAPAN TERHADAP GLOBAL CORRUPTION BAROMETER. Jakarta, 9 Juli 2013
1 TANGGAPAN TERHADAP GLOBAL CORRUPTION BAROMETER Jakarta, 9 Juli 2013 SEKTOR KORUPSI KPK 1. Bansos 2. APBN-APBD (banggar, satuan tiga = belanja K/L) 3. Hutan 4. Pajak 5. Kebijakan publik 6. Izin importasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terkait kasus-kasus korupsi yang dilakukan pejabat dan wakil rakyat.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Korupsi merupakan hal yang tidak asing lagi terdengar di telinga rakyat Indonesia. Sepuluh tahun belakangan ini korupsi menjadi isu yang selalu panas dan tidak
Lebih terperinciCorruption Perception Index 2014
Korupsi di Indonesia masih tinggi. Pemerintah Perlu Mempercepat Sistem Integritas Nasional Corruption Perception Index 2014 Apa itu Corruption Perception Index? Indeks Gabungan (hingga 13 sumber data)
Lebih terperinciExecutive Summary. PKAI Strategi Penanganan Korupsi di Negara-negara Asia Pasifik
Executive Summary P emberantasan korupsi di Indonesia pada dasarnya sudah dilakukan sejak empat dekade silam. Sejumlah perangkat hukum sebagai instrumen legal yang menjadi dasar proses pemberantasan korupsi
Lebih terperinciCorruption Perception Index Metode Berubah, Indonesia Masih Tetap di Bawah
Corruption Perception Index 2012 Metode Berubah, Indonesia Masih Tetap di Bawah Apakah CPI? CPI is an aggregate indicator that ranks countries in term of the degree to which corruption is perceived to
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Peran aparat pengawasan di daerah yang tidak efektif merupakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peran aparat pengawasan di daerah yang tidak efektif merupakan salah satu penyebab semakin meratanya kasus korupsi dan buruknya tata kelola pemerintahan daerah. Hal
Lebih terperinciPemberantasan Korupsi Untuk Meningkatkan Kesejahteraan dan Martabat Bangsa Indonesia
Pemberantasan Korupsi Untuk Meningkatkan Kesejahteraan dan Martabat Bangsa Indonesia Eko Soesamto Tjiptadi Deputi Pencegahan Jakarta, 4 Maret 2011 Daftar Isi qgambaran Korupsi Di Indonesia qkebijakan Anti
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pemberitaan media akhir-akhir ini mengangkat kembali maraknya kasus
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pemberitaan media akhir-akhir ini mengangkat kembali maraknya kasus korupsi yang terjadi disejumlah daerah. Korupsisendiri merupakan bagian dari kecurangan
Lebih terperinciRoad Map KPK dalam Pemberantasan Korupsi di Indonesia Tahun
Road Map KPK dalam Pemberantasan Korupsi di Indonesia Tahun 2011-2023 1. Latar Belakang Mengantisipasi tantangan ke depan yang semakin kompleks, diperlukan upaya pemberantasan korupsi yang komprehensif
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk mencapai tujuannya. Adanya tahapan-tahapan tersebut, pada
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam penyusunan sebuah program dibutuhkan suatu tahapan langkahlangkah untuk mencapai tujuannya. Adanya tahapan-tahapan tersebut, pada umumnya dilandaskan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pula praktik kejahatan dalam bentuk kecurangan (fraud) ekonomi. Jenis fraud
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring perkembangan dunia usaha yang semakin kompleks, berkembang pula praktik kejahatan dalam bentuk kecurangan (fraud) ekonomi. Jenis fraud yang terjadi pada
Lebih terperinciKEBIJAKAN PENGAWASAN DAN AKUNTABILITAS APARATUR
KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI KEBIJAKAN PENGAWASAN DAN AKUNTABILITAS APARATUR Herry Yana Sutisna Deputi Bidang Pengawasan dan Akuntabilitas Aparatur SASARAN DAN TARGET
Lebih terperinciMembangkitkan (Kembali) Kesadaran Beretika Publik
Membangkitkan (Kembali) Kesadaran Beretika Publik Kegelisahan sebagian besar bangsa Indonesia akhir-akhir ini mencapai titik puncak. Bukan karena isu pemakzulan Jokowi sebagai presiden oleh anggota parlemen
Lebih terperinciKORUPSI DAN PEMBANGUNAN EKONOMI
54 IV. KORUPSI DAN PEMBANGUNAN EKONOMI Selanjutnya pada bab ini akan memberikan uraian secara rinci terkait dengan aspek-aspek korupsi, pembangunan manusia dan investasi di delapan negara kawasan ASEAN
Lebih terperinciCorruption Perception Index Perbaiki Penegakan Hukum, Perkuat KPK, Benahi Layanan Publik
Korupsi di Indonesia masih tinggi. Pemerintah Perlu Mempercepat Sistem Integritas Nasional Corruption Perception Index 2015 Perbaiki Penegakan Hukum, Perkuat KPK, Benahi Layanan Publik Apa itu Corruption
Lebih terperinciCorruption Perception Index Terus perkuat integritas sektor publik. Dorong integritas bisnis sektor swasta.
Corruption Perception Index 2016 Terus perkuat integritas sektor publik. Dorong integritas bisnis sektor swasta. Apa itu Corruption Perception Index (CPI)? Indeks Gabungan Hingga 13 sumber data Menggambarkan
Lebih terperinciMENEGUHKAN PERAN PERGURUANTINGGI DALAM PEMBERANTASAN KORUPSI
MENEGUHKAN PERAN PERGURUANTINGGI DALAM PEMBERANTASAN KORUPSI Dadang Trisasongko TI Indonesia Anti Corruption Summit, Yogyakarta, 2016 dtrisasongko@ti.or.id Dimana kita berada? Kita sedang digerogoti oleh
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Kantor Pengelolaan Taman Pintar. Pada BAB 1, penelitian ini menjelaskan
BAB 1 PENDAHULUAN Penelitian ini akan mengkaji strategi pembangunan Zona Integritas yang dilakukan oleh Pemkot Yogyakarta hingga mampu mendapatkan predikat Wilayah Bebas Korupsi untuk dua unit kerjanya,
Lebih terperinciEXECUTIVE SUMMARY PENGARUH NILAI-NILAI AGAMA DAN BUDAYA KERJA DALAM PENCEGAHAN TINDAKAN KORUPTIF PADA KEMENTERIAN AGAMA
EXECUTIVE SUMMARY PENGARUH NILAI-NILAI AGAMA DAN BUDAYA KERJA DALAM PENCEGAHAN TINDAKAN KORUPTIF PADA KEMENTERIAN AGAMA Korupsi di Indonesia masih mengkhawatirkan. Berbagai survei, salah satunya Corruption
Lebih terperinciGlobal Corruption Barometer 2013
Global Corruption Barometer 2013 Tentang GCB Mengukur efektivitas pemberantasan korupsi dan mengidentifikasi sektorsektor yang rawan di setiap negara. Basis GCB adalah pengalaman masyarakat umum, sementara
Lebih terperinciUPAYA PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PUBLIK DI INDONESIA: EVALUASI TERHADAP IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN 2009 TENTANG PELAYANAN PUBLIK
LAPORAN PENELITIAN KELOMPOK UPAYA PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PUBLIK DI INDONESIA: EVALUASI TERHADAP IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN 2009 TENTANG PELAYANAN PUBLIK Oleh: RIRIS KATHARINA HANDRINI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang menarik. Isu mengenai corporate governance ini mulai mengemuka,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Corporate governance telah menjadi topik pembicaraan dan penelitian yang menarik. Isu mengenai corporate governance ini mulai mengemuka, khususnya di Indonesia,
Lebih terperinciINDEKS PERSEPSI KORUPSI INDONESIA 2017Survei Di Antara Pelaku Usaha. Survei di antara Pelaku Usaha 12 Kota di Indonesia
INDEKS PERSEPSI KORUPSI INDONESIA 2017Survei Di Antara Pelaku Usaha Survei di antara Pelaku Usaha 12 Kota di Indonesia 2012 2013 2014 2015 2016 SKOR 32 PERINGKAT 118 SKOR 32 PERINGKAT 114 SKOR 34 PERINGKAT
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
SALINAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelaksanaan cita-cita
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keuangan pemerintah menjadi sangat penting. Masyarakat berharap bahwa
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada era otonomi daerah saat ini, transparansi mengenai pengelolaan keuangan pemerintah menjadi sangat penting. Masyarakat berharap bahwa otonomi daerah menciptakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kecurangan pada pemerintahan, baik pusat dan daerah sudah kerap kali
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Kecurangan pada pemerintahan, baik pusat dan daerah sudah kerap kali ditemukan. Hal ini ditandai dengan maraknya kasus-kasus korupsi pejabat pemerintahan yang
Lebih terperinciPelayanan Publik Tanpa Pungli Mendorong Kesejahteraan Daerah
Ombudsman Republik Indonesia Pelayanan Publik Tanpa Pungli Mendorong Kesejahteraan Daerah Palangkaraya, 13 Desember 2016 1 Beberapa Jenis Korupsi Dalam Pelayanan Publik Suap Pemerasan Pungli Pungli: penyelenggara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keamanan masyarakat dengan cara merusak lembaga dan nilai-nilai demokrasi,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tindak pidana korupsi merupakan salah satu tindak pidana yang sifatnya serius karena menimbulkan masalah serta ancaman terhadap stabilitas dan keamanan masyarakat dengan
Lebih terperinciPENCEGAHAN & PEMBERANTASAN KORUPSI MELALUI KOORDINASI & SUPERVISI (KORSUP) Indraza Marzuki Direktorat Dikyanmas Komisi Pemberantasan Korupsi
PENCEGAHAN & PEMBERANTASAN KORUPSI MELALUI KOORDINASI & SUPERVISI (KORSUP) Indraza Marzuki Direktorat Dikyanmas Komisi Pemberantasan Korupsi The Global Competitiveness Index 2013-2014 rankings GCI 2013-2014
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Political Economic and Risk Consultancy (PERSC), Transparency
BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Political Economic and Risk Consultancy (PERSC), Transparency International Index, Corruption Perception Index, Global Competitiveness Index, Grey
Lebih terperinciRencana Strategis Komisi Pemberantasan Korupsi
Rencana Strategis Komisi Pemberantasan Korupsi 2004-2007 Draft untuk mendapatkan masukan Daftar Isi Daftar Isi... 2 Pendekatan Perencanaan Stratejik... 3... 4... 4... 5... 6... 7... 8 Sumberdaya Yang Diperlukan...
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat.oleh karena itu, berbagai kebijakan diambil dalam rangka mencapai. tingkat pertumbuhan ekonomi yang ditetapkan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu indikator keberhasilan dalam pembangunan ekonomi suatu negara besarnya tingkat pertumbuhan ekonomi.pertumbuhan ekonomi yang diartikan sebagai kenaikan kapasitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Istilah good corporate governance atau dikenal dengan GCG menjadi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang penelitian Istilah good corporate governance atau dikenal dengan GCG menjadi topik permasalahan yang penting di Indonesia. Sedikitnya terdapat dua faktor yang menyebabkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. daya manusia dalam suatu negara. Kemajuan sumber daya manusia dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Maju dan kuat tidaknya suatu negara ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia dalam suatu negara. Kemajuan sumber daya manusia dan kuatnya karakter suatu bangsa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mencatat banyak pemimpin yang dipilih oleh rakyat karena mengangkat isu
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Korupsi dalam lingkungan pejabat publik terutama penguasa bukanlah hal baru. Korupsi tidak hanya masalah nasional tetapi juga masalah internasional. Pelaku-pelaku
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hukum, melaksanakan good governance, tetapi jika moral tidak berubah dan sikap
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Praktik kecurangan akuntansi dalam organisasi hanya bisa dicegah dan dibasmi apabila ada komitmen tinggi untuk tidak melakukan berbagai bentuk kecurangan dari masing-masing
Lebih terperinciDisampaikan Pada : Diskusi Publik: Empat Tahun UU Pelayanan Publik YAPPIKA Jakarta, 24 Juli 2013
KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI Oleh: Wiharto Staf Ahli Bidang Sistem Manajemen Disampaikan Pada : Diskusi Publik: Empat Tahun UU Pelayanan Publik YAPPIKA Jakarta, 24
Lebih terperinciPage1. Implementasi Sistem Integritas Perusahaan di PT. PLN (Persero) Program Brief 1/2014
Page1 Implementasi Sistem Integritas Perusahaan di PT. PLN (Persero) Program Brief 1/2014 Transparency International adalah organisasi masyarakat sipil global yang berada di garis terdepan dalam upaya
Lebih terperinciIntegritas Pelayanan Publik
Integritas Pelayanan Publik Sosialisasi UU No 25 Th 2009 Bagi kementrian / lembaga ( Instansi Pusat ) Kementrian PAN dan RB 21 Juni 2011 Haryono Umar Pimpinan KPK Kondisi saat ini dipengaruhi oleh : 1)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pemerintahan. Pada sektor pemerintahan, menurut Hardjapamekas (2008), ada
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rumusan Masalah Tindakan kecurangan dapat terjadi baik di sektor swasta maupun di sektor pemerintahan. Pada sektor pemerintahan, menurut Hardjapamekas (2008), ada
Lebih terperinciPemberantasan Korupsi : Antara Asset Recovery dan Kurungan Bd Badan. Adnan Topan Husodo Wakil Koordinator ICW Hotel Santika, 30 November 2010
Pemberantasan Korupsi : Antara Asset Recovery dan Kurungan Bd Badan Adnan Topan Husodo Wakil Koordinator ICW Hotel Santika, 30 November 2010 1 Tren Global Pemberantasan Korupsi Korupsi sudah dianggap sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam maupun luar negeri (Teguh Haryono, 2012). Bank harus memberi prioritas
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan perbankan yang semakin pesat saat ini menimbulkan persaingan bank semakin ketat. Persaingan ini mengakibatkan pasar perbankan semakin dinamis
Lebih terperinci14FIKOM ETIK UMB. No impunity to corruptors GERAKAN, KERJASAMA DAN INSTRUMEN INTERNASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI. Reddy Anggara, S.Ikom., M.Ikom.
ETIK UMB Modul ke: GERAKAN, KERJASAMA DAN INSTRUMEN INTERNASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI Fakultas 14FIKOM No impunity to corruptors Reddy Anggara, S.Ikom., M.Ikom. Program Studi MARCOMM Kompetensi Dasar 1.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. korupsi yang telah dilakukan oleh institusi kelembagaan pemerintah selama ini
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kasus korupsi di Indonesia seakan tidak pernah ada habisnya. Pemberantasan korupsi yang telah dilakukan oleh institusi kelembagaan pemerintah selama ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. aparatur negara dalam hal ini dititik beratkan kepada aparatur pemerintahan
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Dalam mengahadapi era globalisasi yang penuh tantangan dan peluang, aparatur negara dalam hal ini dititik beratkan kepada aparatur pemerintahan hendaknya mamberikan
Lebih terperinciRevisi UU KPK Antara Melemahkan Dan Memperkuat Kinerja KPK Oleh : Ahmad Jazuli *
Revisi UU KPK Antara Melemahkan Dan Memperkuat Kinerja KPK Oleh : Ahmad Jazuli * Naskah diterima: 18 Februari 2016; disetujui: 10 Maret 2016 Karakteristik korupsi di Indonesia teramat kompleks dan mengakar
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perbedaan yang paling mendasar antara keberhasilan suatu lembaga Negara sangat ditentukan oleh manusia sebagai salah satu sumber daya yang dimilikinya. Di bidang ekonomi,
Lebih terperinci2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Pemerintahan yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.436, 2017 BNN. Whistleblowing System. Pedoman. Pencabutan. PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 9 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENANGANAN PELAPORAN PELANGGARAN
Lebih terperinciPendidikan Anti-Korupsi Untuk Perguruan Tinggi
Pendidikan Anti-Korupsi Untuk Perguruan Tinggi DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI Gerakan, Kerjasama dan Instrumen Internasional 1 1 Bab 06 No impunity to corruptors GERAKAN, KERJASAMA DAN INSTRUMEN
Lebih terperinciMENANGKAL KORUPSI DENGAN MEMAHAMI FRAUD TRIANGLE. Oleh : Juli Winarto, Ak. MM, CA Widyaiswara Badan Diklat Pemprov. Jawa Timur
MENANGKAL KORUPSI DENGAN MEMAHAMI FRAUD TRIANGLE Oleh : Juli Winarto, Ak. MM, CA Widyaiswara Badan Diklat Pemprov. Jawa Timur Corruption Perception Index (CPI) atau Indeks Persepsi Korupsi (IPK) merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diubah dalam Undang-Undang No. 17 Tahun 2014 tentang MPR, DPR, DPD dan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Legislasi berdasarkan Undang-Undang No. 22 Tahun 2003 sebagai mana diubah dalam Undang-Undang No. 17 Tahun 2014 tentang MPR, DPR, DPD dan DPRD, disebutkan sebagai
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pelaksanaan otonomi daerah yang dilaksanakan pada tahun 2001 dan
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelaksanaan otonomi daerah yang dilaksanakan pada tahun 2001 dan undang-undang yang mengatur tentang otonomi daerah dalam UU No. 32 tahun 2004, menjelaskan bahwa definisi
Lebih terperincipenduduknya bekerja sebagai petani dan tingkat pendidikan relatif rendah, dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Desa adalah bentuk pemerintahan terkecil yang ada di Indonesia, mayoritas penduduknya bekerja sebagai petani dan tingkat pendidikan relatif rendah, dengan pimpinan
Lebih terperinciPosisi Ombudsman dalam Sistem Pengelolaan Pengaduan Pelayanan Publik Nasional
Ombudsman Republik Indonesia Posisi Ombudsman dalam Sistem Pengelolaan Pengaduan Pelayanan Publik Nasional Ombudsman Republik Indonesia 2016 @wnbidang Pencegahan2016 KONDISI YANBLIK BERDASARKAN BEBERAPA
Lebih terperinciRENCANA STRATEGIS Komisi Pemberantasan Korupsi Tahun *)
RENCANA STRATEGIS Komisi Pemberantasan Korupsi Tahun 2011-2015 *) *) merupakan Revisi atas Renstra KPK 2010-2014 karena perubahan visi, misi, tujuan, dan sasaran strategis Pimpinan KPK masa bakti 2011-2015.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Berbagai kasus pelanggaran etika di bidang akuntansi yang melibatkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berbagai kasus pelanggaran etika di bidang akuntansi yang melibatkan orang internal organisasi telah terjadi di dunia. Salah satunya adalah kasus Enron yang terjadi
Lebih terperinciPola Pemberantasan Korupsi Sistemik
Pola Pemberantasan Korupsi Sistemik Modul ke: Korupsi sistemik susah diberantas karena sudah menyebar kemana-mana Fakultas PSIKOLOGI Dra. Yuni Astuti, MS. Program Studi Psikologi S1 POLA PEMBERANTASAN
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. diperlukan demi menyelamatkan kelangsungan hidup bangsa dan negara kesatuan
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejak awal 1990- an telah berkembang berbagai macam wacana tentang desentralisasi pemerintah di Indonesia. Dari berbagai wacana, pemerintah Habibie kemudian sampai pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tuntutan masyarakat mengenai peningkatan kualitas dalam pelayanan
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Tuntutan masyarakat mengenai peningkatan kualitas dalam pelayanan publik hingga saat ini belum sepenuhnya dapat dipenuhi oleh pemerintah. Kualitas pelayanan
Lebih terperinciBAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS
BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS Pada bagian ini merupakan pembahasan mengenai pengujian sistem dimana hasil pengujian yang akan dilakukan oleh sistem nantinya akan dibandingkan dengan perhitungan secara
Lebih terperinciKOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI. Dedie A. Rachim Direktur Pendidikan & Pelayanan Masyarakat KPK
KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI Dedie A. Rachim Direktur Pendidikan & Pelayanan Masyarakat KPK SUMBER DARI LEMBAGA SURVEY NASIONAL & INTERNASIONAL 2008 2009 2010 Penerimaan sektor Tambang Rp. 42 T Potensi
Lebih terperinciBAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dipaparkan pada
61 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dipaparkan pada BAB II, penulis menyimpulkan Kewenangan Komisi Pemberantasan Korupsi dalam mengangkat Penyelidik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar belakang. Perkembangan ekonomi global memberikan sinyal akan pentingnya
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Perkembangan ekonomi global memberikan sinyal akan pentingnya peningkatan kemandirian dan daya saing sebuah negara di dunia internasional. Hal ini dimaksudkan agar
Lebih terperinciRingkasan Eksekutif-Global Corruption Barometer 2007
Ringkasan Eksekutif-Global Corruption Barometer 2007 Setelah analisa selama bertahun-tahun yang dilakukan Transparency International (TI) dan lembaga lain, tidak diragukan lagi efek buruk korupsi terhadap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT. Perusahaan Listrik Negara (PLN) merupakan salah satu contoh Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Berdasarkan PP No.23 Tahun 1994, PT. PLN (Persero) merupakan BUMN pemegang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. waktu, birokrasi pemerintah perlu selalu berada pada kondisi unggul. Dalam artian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Menghadapi lingkungan yang berubah dengan cepat dari kurun waktu ke waktu, birokrasi pemerintah perlu selalu berada pada kondisi unggul. Dalam artian bahwa, mampu mewujudkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, yang diberi amanat melakukan. melaksanakan tugas dan wewenangnya bebas dari kekuasaan manapun.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), sebagai lembaga negara yang dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi,
Lebih terperinciRPSEP-08 KEMISKINAN PROVINSI VERSUS KEMISKINAN KABUPATEN DI BALI
RPSEP-08 KEMISKINAN PROVINSI VERSUS KEMISKINAN KABUPATEN DI BALI Tedi Erviantono FISIP Universitas Udayana, Bali Jl. PB Sudirman Bali E-mail : erviantono2@yahoo.com Abstrak Kondisi kemiskinan Kabupaten/Kota
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sekarang belum dapat dilaksanakan secara optimal. Oleh karena itu
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Dalam rangka mewujudkan masyarakat yang adil, makmur, dan sejahtera berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, pemberantasan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. tinggi (Katz, dalam Moeljarto 1995). Pembangunan nasional merupakan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan dirumuskan sebagai proses perubahan yang terencana dari suatu situasi nasional yang satu ke situasi nasional yang lain yang dinilai lebih tinggi (Katz, dalam
Lebih terperinciPercepatan dan Pemberantasan Korupsi, Realitis atau Utopis?
Percepatan dan Pemberantasan Korupsi, Realitis atau Utopis? Pada 23 Mei 2012 lalu, Pemerintah menetapkan Peraturan Presiden (Perpres) No. 55 Tahun 2012 tentang Strategi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan
Lebih terperinciPEMBERANTASAN KORUPSI DI INDONESIA
PEMBERANTASAN KORUPSI DI INDONESIA STIMIK AMIKOM YOGYAKARTA Ilman Nurrokhman 11.02.7973 Kelompok A D-3 Manajemen Informatika Dosen: Drs. M. Khalis Purwanto, MM ABSTRAK Di Indonesia praktek korupsi sudah
Lebih terperinciBAB III PENUTUP. sebelumnya maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : a. Pasal 74 dan 75 Undang- Undang Nomor 10 Tahun 2010 Tentang
BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan uraian dan analisis yang telah dilakukan pada BAB sebelumnya maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Dasar Hukum kewenangan KPK untuk melakukan penyidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada era otonomi daerah ini pemerintah Kabupaten/Kota di Indonesia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era otonomi daerah ini pemerintah Kabupaten/Kota di Indonesia menghadapi persoalan dalam membangun ekonomi maka suatu daerah harus membangun perekonomian yang
Lebih terperinciHUBUNGAN PRODUK DOMESTIK BRUTO, PARTISIPASI PEREMPUAN BEKERJA, ANGKA MELEK HURUF, KETERBUKAAN EKONOMI, DENGAN TINGKAT KORUPSI DI INDONESIA
HUBUNGAN PRODUK DOMESTIK BRUTO, PARTISIPASI PEREMPUAN BEKERJA, ANGKA MELEK HURUF, KETERBUKAAN EKONOMI, DENGAN TINGKAT KORUPSI DI INDONESIA NASKAH PUBLIKASI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Syarat- Syarat
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA. Fariz, Donal dkk., 2014, Kajian Implementasi Trading in Influence dalam Hukum Nasional, Indonesian Corruption Watch, Jakarta.
DAFTAR PUSTAKA Buku Agustina, Shinta dkk., 2015, Obstruction of Justice : Tindak Pidana Menghalangi Proses Hukum dalam Upaya Pemberantasan Korupsi, Themis Books, Jakarta. Atmasasmita, Romli, 2005, Analisa
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. tatanan ekonomi dunia semakin membaik. Dalam bisnis tidak jarang berlaku. pun ditempuh demi pencapaian suatu tujuan.
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perubahan perdagangan dunia menuntut segera dibenahinya etika bisnis agar tatanan ekonomi dunia semakin membaik. Dalam bisnis tidak jarang berlaku konsep tujuan menghalalkan
Lebih terperinciPERANCANGAN DAN PENGUJIAN SISTEM INFORMASI PERSEDIAAN DAN BIAYA PRODUKSI SERTA PENGEMBANGAN KERANGKA SISTEM PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI
PERANCANGAN DAN PENGUJIAN SISTEM INFORMASI PERSEDIAAN DAN BIAYA PRODUKSI SERTA PENGEMBANGAN KERANGKA SISTEM PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI ( Studi Kasus pada PT "X", suatu perusahaan swasta nasional produsen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengesahan Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa oleh mantan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Awal tahun 2014 lalu, masyarakat Indonesia dihebohkan dengan adanya pengesahan Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa oleh mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. provinsi yang tersebar di seluruh Indonesia. Pemerintah berusaha agar semua wilayah
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia adalah negara kepulauan yang sangat besar, mempunyai banyak provinsi yang tersebar di seluruh Indonesia. Pemerintah berusaha agar semua wilayah di Indonesia
Lebih terperinciBAB III ANALISIS SISTEM
BAB III ANALISIS SISTEM Analisis merupakan kegiatan berfikir untuk menguraikan suatu pokok menjadi bagian-bagian atau komponen sehingga dapat diketahui cirri atau tanda tiap bagian, kemudian hubungan satu
Lebih terperinciGLOBAL! CORRUPTION! BAROMETER 2017
GLOBAL! CORRUPTION! BAROMETER 2017 v GCB memotret kinerja pemberantasan korupsi berdasarkan pendapat dan pengalaman masyarakat di masing-masing negara dalam kurun waktu 12 bulan terakhir. v Survei berbasis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sementara pelayanan publik bukanlah suatu hal yang baru. Terdapat beberapa hal
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Secara umum tingkat pelayanan publik di Indonesia saat ini masih rendah. Sementara pelayanan publik bukanlah suatu hal yang baru. Terdapat beberapa hal yang menunjukkan
Lebih terperinciRencana Strategis Perwakilan BPKP Provinsi D.I. Yogyakarta
Rencana Strategis 2010-2014 Perwakilan BPKP Provinsi D.I. Yogyakarta Gambaran singkat Renstra Perwakilan BPKP Provinsi DIY tahun 2010-2014 adalah sebagai berikut: Visi : Auditor Presiden yang responsif,
Lebih terperinciROAD MAP REFORMASI BIROKRASI
KEBIJAKAN Reformasi Birokrasi NASIONAL ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI Pengorganisasian Pelaksanaan Tim Pengarah Kementerian/Lembaga Ketua: Pimpinan K/L Sekretaris: Sekjen Anggota: Pejabat Eselon I Pemerintah
Lebih terperinciBUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 43 TAHUN 2011 TENTANG
BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 43 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA AKSI DAERAH PEMBERANTASAN KORUPSI (RAD PK) KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2011-2015 BUPATI PURWOREJO, Menimbang : a. bahwa untuk
Lebih terperinciLANGKAH KEBIJAKAN PETA JALAN PNPM MANDIRI 2012
draft LANGKAH KEBIJAKAN PETA JALAN PNPM MANDIRI 2012 Workshop Four Seasons, 26 28 Maret 2012 LATAR BELAKANG Arahan Wakil Presiden Maret 2010 PNPM adalah kebijakan nasional mengenai pemberdayan masyarakat
Lebih terperinciKIP dan Gerakan Antikorupsi. Adnan Topan Husodo Wakil Koordinator ICW www.antikorupsi.org
KIP dan Gerakan Antikorupsi Adnan Topan Husodo Wakil Koordinator ICW www.antikorupsi.org Empat Isu Kunci Korupsi (penyimpangan kekuasaan) selalu terjadi pada ruang tertutup atau remang-remang. Korupsi
Lebih terperinciINTEGRITAS SEKTOR PUBLIK INDONESIA TAHUN 2014
INTEGRITAS SEKTOR PUBLIK INDONESIA TAHUN 2014 Direktorat Litbang, Deputi Pencegahan Komisi Pemberantasan Korupsi www.kpk.go.id Agenda 1. Latar Belakang 2. Definisi, Tujuan dan Metodologi 3. Fakta Hasil
Lebih terperinciLAPORAN INDEKS PERSEPSI KORUPSI 2016
LAPORAN INDEKS PERSEPSI KORUPSI 2016 Balai Penelitian Teknologi Bahan (BPTBA) Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Bebas dari Korupsi, Bersih, Melayani Dan janganlah sebahagian kamu memakan harta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pengaruh globalisasi memicu para pelaku bisnis dan ekonomi untuk melakukan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pengaruh globalisasi memicu para pelaku bisnis dan ekonomi untuk melakukan berbagai tindakan agar kegiatan bisnisnya tetap bertahan. Mereka diharuskan untuk
Lebih terperinciBab V. Penutup. 5.1 Kesimpulan
Bab V Penutup 5.1 Kesimpulan Negara-negara yang digunakan dalam penelitian ini merupakan sembilan negara Asia yang pernah terkena krisis tahun 1997 dengan periode pengamatan tahun 2011-2014. Berdasarkan
Lebih terperinciRANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN
RANCANGAN LAPORAN SINGKAT FIT AND PROPER TEST KOMISI III DPR RI TERHADAP CALON PIMPINAN KPK ------------------------------------- (BIDANG HUKUM DAN PERUNDANG-UNDANGAN, HAM DAN KEAMANAN) Tahun Sidang :
Lebih terperinciAspirasi Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Tentang Prioritas RPJMD Provinsi Banten
Aspirasi Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Tentang Prioritas RPJMD Provinsi Banten 2017-2022 Pada Musrenbang RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) Provinsi Banten 2017-2022 Oleh : H. ASEP RAHMATULLAH
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Susno Duadji lahir dipagar Alam, Sumatera Selatan pada tanggal Kamis, 1
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN Susno Duadji lahir dipagar Alam, Sumatera Selatan pada tanggal Kamis, 1 Juli 1954 yang beragama Islam adalah mantan Kepala Badan
Lebih terperincimelaksanakan amanat rakyat (Aliyah dan Nahar, 2012).
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perhatian terhadap isu transparansi keuangan publik di Indonesia semakin meningkat dalam dekade terakhir ini. Hal ini terutama disebabkan oleh dua faktor yaitu:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. global. Hal itu dapat dilihat dari indeks kepercayaan perbankan atau Banking
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kondisi pasar keuangan di Indonesia khususnya sektor perbankan dinilai masih relatif baik, meskipun berada didalam tekanan dan penurunan ekonomi global. Hal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Cita-cita untuk melaksanakan amanat para pejuang kemerdekaan bangsa dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Cita-cita untuk melaksanakan amanat para pejuang kemerdekaan bangsa dan Negara yang kini berada di pundak para aparatur Negara (Pemerintah) bukanlah pekerjaan
Lebih terperinciPenanggungjawab : Koordinator Tim Pelaksana
CAKUPAN PEKERJAAN KOORDINATOR SEKTOR DAN STAF ADMINISTRASI PADA SEKRETARIAT PELAKSANAAN PERATURAN PRESIDEN (PERPRES) NOMOR 55 TAHUN 2012 TENTANG STRATEGI NASIONAL PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN KORUPSI (STRANAS
Lebih terperinciKECENDERUNGAN SIKAP APATIS TERHADAP PRIME SEBAGAI PENCEGAHAN KORUPSI KARYA ILMIAH. Diajukan untuk mengikuti Kompetisi Propaganda Antikorupsi 2015
KECENDERUNGAN SIKAP APATIS TERHADAP PRIME SEBAGAI PENCEGAHAN KORUPSI KARYA ILMIAH Diajukan untuk mengikuti Kompetisi Propaganda Antikorupsi 2015 oleh Iqbal Maulana 6703144015 PROGRAM STUDI KOMPUTERISASI
Lebih terperinci