PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KULIAH DAN LABORATORIUM 2 LANTAI DAN RAB TUGAS AKHIR

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KULIAH DAN LABORATORIUM 2 LANTAI DAN RAB TUGAS AKHIR"

Transkripsi

1 perpustakaan.uns.ac.id PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KULIAH DAN LABORATORIUM 2 LANTAI DAN RAB TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Ahli Madya Pada Program DIII Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta Dikerjakan oleh : FEBRIANA ZAT MAYA SITRA AHMAD FAISAL KURNIAWAN NIM. I NIM. I PROGRAM DIPLOMA III TEKNIK SIPIL JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA commit 2012 to user

2 perpustakaan.uns.ac.id HALAMAN PERSETUJUAN PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KULIAH DAN LABORATORIUM 2 LANTAI DAN RAB TUGAS AKHIR Dikerjakan oleh : FEBRIANA ZAT MAYA SITRA AHMAD FAISAL KURNIAWAN NIM. I NIM. I Diperiksa dan disetujui, Dosen Pembimbing EDY PURWANTO, ST.,MT. NIP PROGRAM DIPLOMA III TEKNIK SIPIL JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012 ii

3 perpustakaan.uns.ac.id HALAMAN PENGESAHAN PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA GEDUNG KULIAH DAN LABORATORIUM 2 LANTAI TUGAS AKHIR Dikerjakan oleh : FEBRIANA ZAT MAYA SITRA AHMAD FAISAL KURNIAWAN NIM. I NIM. I Dipertahankan di depan Tim Penguji 1. EDY PURWANTO, ST., MT. : NIP ACHMAD BASUKI, ST., MT. :... NIP FAJAR SRI HANDAYANI, ST., MT. :... NIP Mengetahui, Ketua Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik UNS Disahkan, Ketua Program DIII Teknik Sipil Fakultas Teknik UNS Ir. BAMBANG SANTOSA, MT ACHMAD BASUKI, ST., MT. NIP NIP iii

4 perpustakaan.uns.ac.id KATA PENGANTAR Segala puji syukur penyusun panjatkan kepada Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat, taufik serta hidayah-nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan judul PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KULIAH & LABORATORIUM 2 LANTAI & RAB dengan baik. Dalam penyusunan Tugas Akhir ini, penyusun banyak menerima bimbingan, bantuan dan dorongan yang sangat berarti dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penyusun ingin menyampaikan rasa terima kasih yang tak terhingga kepada : 1. Segenap pimpinan Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta beserta stafnya. 2. Segenap pimpinan Program D-III Teknik Sipil Universitas Sebelas Maret Surakarta beserta stafnya. 3. Edy Purwanto. ST., MT. selaku Dosen Pembimbing Tugas Akhir atas arahan dan bimbingannya selama dalam penyusunan tugas ini. 4. Widi Hartono. ST., MT. selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah memberikan bimbingannya. 5. Rekan rekan dari Teknik Sipil khususnya angkatan 2009 yang telah membantu terselesaikannya laporan Tugas Akhir ini, dan semua pihak yang telah membantu terselesaikannya laporan Tugas Akhir ini. Penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan Tugas Akhir ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran maupun masukan yang membawa ke arah perbaikan dan bersifat membangun sangat penyusun harapkan. Semoga Tugas Akhir ini dapat memberikan manfaat bagi penyusun khususnya dan pembaca pada umumnya. Surakarta, September 2012 Penyusun vi

5 perpustakaan.uns.ac.id MOTTO Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan), kerjakanlah dengan sungguhsungguh (urusan) yang lain, dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap (Q.S. Alam Nasyrah: 6-8)...Sesungguhnya Alloh tidak mengubah keadaan suatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan pada diri mereka sendiri... (Q.S. 13:11) Jadikanlah Sholat Dan Doa Sebagai Penolong Bagimu Hidup memerlukan pengorbanan, pengorbanan memerlukan perjuangan, perjuangan memerlukan ketabahan, ketabahan memerlukan keyakinan, keyakinan pula menentukan kejayaan, kejayaan pula akan menentukan kebahagiaan Setiap Manusia akan mencari dan menemukan jalan kebahagiaannya sendiri-sendiri dan itulah proses menjadi Manusia (Butet Kartaredjasa) Segala Sesuatu Tak Ada Yang Tak Mungkin Di Dunia Ini Learn from yesterday, live for today, hope for tomorrow. The important thing is to not stop questioning (Albert Einstein) iv

6 perpustakaan.uns.ac.id PERSEMBAHAN Alhamdulillah puji syukur kupanjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, Sang pencipta alam semesta yang telah memberikan limpahan rahmat, hidayah serta anugerah yang tak terhingga. Dibalik tabir pembuatan episode Tugas Akhir Serangkai Budi Penghargaan Ayahanda dan Ibu Tercinta, Terima Kasih Atas Doa, Materi Yang Telah Banyak Keluar Hanya Untukku Untuk Mewujudkan Satu Hari Ini. Fardhu Dan Tahajud Kalian Yang Selalu Membuat Aku Mampu Dan Bertahan Atas Semua Ini. Kakak dan Adik Tersayang Yang Selalu Menyemangatiku Rekan-rekan Sipil Gedung khususnya angkatan 2009 Untuk teman-teman, sahabat, tetangga, serta orang special atas inspirasi The last, thank s to : Edy Purwanto, ST, MT, selaku dosen pembimbing yang memberi pengarahan beserta bimbingan atas terselesaikannya laporan Tugas Akhir ini Dosen Karyawan serta Staff Teknik Sipil Universitas Sebelas Maret Surakarta v

7 perpustakaan.uns.ac.id PENUTUP Puji syukur penyusun panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala rahmat, dan hidayah-nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan laporan Tugas Akhir ini dengan baik, lancar dan tepat pada waktunya. Tugas akhir ini dibuat berdasarkan atas teori-teori yang telah didapatkan dalam bangku perkuliahan maupun peraturan-peraturan yang berlaku di Indonesia. Tugas Akhir ini diharapkan dapat memberikan tambahan ilmu bagi penyusun yang nantinya menjadi bekal yang berguna dan diharapkan dapat diterapkan dilapangan pekerjaan yang sesuai dengan bidang yang berhubungan di bangku perkuliahan. Dengan terselesaikannya Tugas Akhir ini merupakan suatu kebahagiaan tersendiri bagi penyusun. Keberhasilan ini tidak lepas dari kemauan dan usaha keras yang disertai doa dan bantuan dari semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian Tugas Akhir ini. Penyusun sadar sepenuhnya bahwa dalam penyusunan Tugas Akhir ini masih jauh dari kesempurnaan. Akan tetapi kekurangan tersebut dapat dijadikan pelajaran yang berharga dalam penyusunan Tugas Akhir selanjutnya. Untuk itu penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya konstruktif dari pembaca. Akhirnya penyusun berharap semoga Tugas Akhir dengan judul Perencanaan Struktur Gedung & RAB ini dapat bermanfaat bagi penyusun khususnya dan semua Civitas Akademik Fakultas Teknik Jurusan Sipil Universitas Sebelas Maret Surakarta, serta para pembaca pada umumnya. Dan juga apa yang terkandung dalam Tugas Akhir ini dapat menambah pengetahuan dalam bidang konstruksi bagi kita semua. xxii

8 perpustakaan.uns.ac.id DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PERSETUJUAN... HALAMAN PENGESAHAN.... MOTTO... PERSEMBAHAN... KATA PENGANTAR.... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR NOTASI DAN SIMBOL... Hal i ii iii iv v vi viii xiv xviii xx BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Maksud dan Tujuan Metode Perencanaan Kreteria Perencanaan Peraturan-Peraturan Yang Berlaku... 3 BAB 2 DASAR TEORI 2.1 Dasar Perencanaan Jenis Pembebanan Sistem Bekerjanya Beban Provisi Keamanan Perencanaan Atap Rencana Rangka Kuda Kuda Perencanaan Gording Perencanaan Struktur Beton commit... to user 16 viii

9 perpustakaan.uns.ac.id Perencanaan Pelat Lantai Perencanaan Balok Perencanaan Kolom Perencanaan Tangga Perencanaan Struktur Pondasi BAB 3 RENCANA ATAP 3.1 Rencana Atap Dasar Perencanaan Perencanaan Gording Perencanaan Pembebanan Perhitungan Pembebanan Kontrol Terhadap Tegangan Kontrol terhadap lendutan Perencanaan Seperempat Kuda-Kuda A Perhitungan Panjang Batang Seperempat Kuda-Kuda A Perhitungan Luasan Seperempat Kuda-Kuda A Perhitungan Pembebanan Seperempat Kuda-kuda A Perencanaan Profil Seperempat Kuda-Kuda A Perhitungtan Alat Sambung Perencanaan Seperempat Kuda-Kuda B Perhitungan Panjang Batang Seperempat Kuda-Kuda B Perhitungan Luasan Seperempat Kuda-Kuda B Perhitungan Pembebanan Seperempat Kuda-Kuda B Perencanaan Profil Seperempat Kuda-Kuda B Perhitungtan Alat Sambung Perencanaan Kuda-Kuda Trapesium Perhitungan Panjang Batang Kuda-Kuda Trapesium Perhitungan Luasan Kuda-Kuda Trapesium Perhitungan Pembebanan Kuda-Kuda Trapesium Perencanaan Profil Kuda-Kuda Trapesium ix

10 perpustakaan.uns.ac.id Perhitungtan Alat Sambung Perencanaan Jurai Perhitungan Panjang Batang Jurai Perhitungan Luasan Jurai Perhitungan Pembebanan Jurai Perencanaan Profil Jurai Perhitungan Alat Sambung Perencanaan Kuda-kuda Utama A Perhitungan Panjang Batang Kuda-kuda A Perhitungan Luasan Setengah Kuda-kuda Utama A Perhitungan Pembebanan Kuda-kuda Utama A Perencanaan Profil Kuda-kuda Utama A Perhitungan Alat Sambung Perencanaan Kuda-kuda Utama B Perhitungan Panjang Batang Kuda-kuda B Perhitungan Luasan Setengah Kuda-kuda Utama B Perhitungan Pembebanan Kuda-kuda Utama B Perencanaan Profil Kuda-kuda Utama B Perhitungan Alat Sambung BAB 4 PERENCANAAN TANGGA 4.1 Uraian Umum Data Perencanaan Tangga Perhitungan Tebal Plat Equivalent dan Pembebanan Perhitungan Tebal Plat Equivalent Perhitungan Beban Perhitungan Tulangan Tangga dan Bordes Perhitungan Tulangan Tumpuan Perhitungan Tulangan Lapangan Perencanaan Balok Bordes Pembebanan Balok Bordes. 138 x

11 perpustakaan.uns.ac.id Perhitungan Tulangan Lentur Perhitungan Tulangan Geser Perhitungan Pondasi Tangga Perencanaan Kapasitas Dukung Pondasi Perhitungan Tulangan Lentur Perhitungan Tulangan Geser BAB 5 PLAT LANTAI 5.1 Perencanaan Plat Lantai Perhitungan Pembebanan Plat Lantai Perhitungan Momen Penulangan Plat Lantai Penulangan Lapangan Arah x Penulangan Lapangan Arah y Penulangan Tumpuan Arah x Penulangan Tumpuan Arah y Relapitulasi Tulangan BAB 6 PERENCANAAN BALOK ANAK 6.1 Perencanaan Balok Anak Perhitungan Lebar Equivalent Perhitungan Pembebanan Balok Anak Pembebanan Bal;ok Anak as A ( 5 7 ) Perhitungan Tulangan Perhitungan Balok Anak As B (1 11) Perhitungan Tulangan Elemen as B (1 11) Perhitungan Balok Anak As E (1 5) Perhitungan Tulangan Elemen as E (1-5) Perhitungan Balok Anak As E (6 11) Perhitungan commit Tulangan to user Elemen as E (6-11) xi

12 perpustakaan.uns.ac.id BAB 7 PERENCANAAN PORTAL 7.1 Perencanaan Portal Dasar Perencanaan Perencanaan Pembebanan Perhitungan Luas Equivalen Plat Lantai Perhitungan Pembebanan Portal Perhitungan Pembebanan Portal memanjang Perhitungan Pembebanan Portal melintang Penulangan Balok Portal Perhitungan Tulangan Lentur Ring Balk Perhitungan Tulangan Geser Ring Balk Perhitungan Tulangan Lentur Balok Portal Memanjang Perhitungan Tulangan Geser Balok Portal Memanjang Perhitungan Tulangan Lentur Balok Portal Melintang Perhitungan Tulangan Geser Balok Portal Melintang Penulangan Kolom Penulangan Sloof Perhitungan Tulangan Lentur Sloof Melintang Perhitungan Tulangan Geser Sloof Melintang BAB 8 PERENCANAAN PONDASI 8.1 Perencanaan Pondasi Perencanaan Kapasitas Dukung Pondasi Perhitungan Kapasitas Dukung Pondasi Perhitungan Tulangan Geser Perhitungan Tulangan Lentur BAB 9 RENCANA ANGGARAN BIAYA 9.1 Rencana Anggaran Biaya xii

13 perpustakaan.uns.ac.id 9.2 Data Perencanaan Volume Pekerjaan Perhitungan RAB Rekapitulasi BAB 10 REKAPITULASI 10.1 Rekapitulasi Rencana Atap Rekapitulasi Penulangan Tangga Rekapitulasi Penulangan Plat Lantai Rekapitulasi Penulangan Balok Anak Rekapitulasi Penulangan Balok Portal Rekapitulasi Penulangan Kolom Rekapitulasi Penulangan Pondasi Rekapitulasi Rencana Anggaran Biaya BAB 11 KESIMPULAN PENUTUP... DAFTAR PUSTAKA... LAMPIRAN xxii xxiii xiii

14 perpustakaan.uns.ac.id DAFTAR GAMBAR Hal Gambar 2.1 Denah Rencana Atap Gambar 2.1 Rencana Kuda Kuda Gambar 2.3 Pembebanan Gording untuk Beban Mati Gambar 2.4 Pembebanan Gording untuk Beban Hidup Gambar 2.5 Pembebanan Gording untuk Beban Angin Gambar 2.6 Diagram Tegangan pada Beton Gambar 2.7 Contoh Sketsa Penulangan Pelat Gambar 2.8 Penampang Balok Gambar 2.9 Pondasi Foot plat Gambar 3.1 Denah Rencana Atap Gambar 3.2 Rencana Kuda-kuda Gambar 3.3 Panjang Batang Seperempat Kuda-kuda A Gambar 3.4 Luasan Atap Seperempat Kuda-kuda A Gambar 3.5 Luasan Plafon Seperempat Kuda-kuda A Gambar 3.6 Pembebanan Seperempat Kuda-kuda akibat Beban Mati Gambar 3.7 Pembebanan Seperempat Kuda-kuda akibat Beban Angin Gambar 3.8 Panjang Batang Seperempat Kuda-kuda B Gambar 3.9 Luasan Atap Seperempat Kuda-kuda B Gambar 3.10 Luasan Plafon Seperempat Kuda-kuda B Gambar 3.11 Pembebanan Seperempat Kuda-kuda akibat Beban Mati Gambar 3.12 Pembebanan Seperempat Kuda-kuda akibat Beban Angin Gambar 3.13 Panjang Batang Kuda-kuda Trapesium Gambar 3.14 Luasan Atap Kuda-kuda Trapesium Gambar 3.15 Luasan Plafon Kuda-kuda Trapesium Gambar 3.16 Pembebanan Kuda-kuda Trapesium Akibat Beban Mati Gambar 3.17 Pembebanan Kuda-kuda Trapesium Akibat Beban Angin.. 66 Gambar 3.18 Panjang Batang Jurai Gambar 3.19 Luasan Atap Jurai Gambar 3.20 Luasan Plafon Jurai. commit... to user 78 xiv

15 perpustakaan.uns.ac.id Gambar 3.21 Pembebanan Jurai Akibat Beban Mati Gambar 3.22 Pembebanan Jurai Akibat Beban Angin Gambar 3.23 Panjang Batang Kuda-kuda Utama A Gambar 3.24 Luasan Atap Kuda-kuda Utama A Gambar 3.25 Luasan Plafon Kuda-kuda Utama A Gambar 3.26 Pembebanan Kuda-kuda Utama A Akibat Beban Mati Gambar 3.27 Pembebanan Kuda-kuda Utama A Akibat Beban Angin Gambar 3.28 Panjang Batang Kuda-kuda Utama B Gambar 3.29 Luasan Atap Kuda-kuda Utama B Gambar 3.30 Luasan Plafon Kuda-kuda Utama B Gambar 3.31 Pembebanan Kuda-kuda Utama B Akibat Beban Mati Gambar 3.32 Pembebanan Kuda-kuda Utama B Akibat Beban Angin Gambar 4.1 Perencanaan Tangga Gambar 4.2 Detail Tangga Gambar 4.3 Tebal Equivalen Gambar 4.4 Penampang Balok Gambar 4.5 Pondasi Tangga Gambar 5.1 Denah Plat lantai Gambar 5.2 Plat Tipe A Gambar 5.3 Perencanaan Tinggi Efektif Gambar 6.1 Rencana Denah Balok Anak Gambar 6.2 Lebar Equivalen Balok Anak Gambar 6.3 Lebar Equivalen Balok Anak as A (5 7) Gambar 6.4 Gaya Geser Gambar 6.5 Momen Gambar 6.6 Penulangan Tumpuan dan Lapangan Gambar 6.7 Lebar Equivalen Balok Anak as B (1 11) Gambar 6.8 Gaya Geser Gambar 6.9 Momen Gambar 6.10 Penulangan Tumpuan dan Lapangan Gambar 6.11 Lebar Equivalen Balok Anak as E (1 5) Gambar 6.12 Gaya Geser xv

16 perpustakaan.uns.ac.id Gambar 6.13 Momen Gambar 6.14 Penulangan Tumpuan dan Lapangan Gambar 6.15 Lebar Equivalen Balok Anak as E (6 11) Gambar 6.16 Gaya Geser Gambar 6.17 Momen Gambar 6.18 Penulangan Tumpuan dan Lapangan Gambar 7.1 Struktur Portal Tiga Dimensi Gambar 7.2 Denah Pembebanan Balok Portal Gambar 7.3 Lebar Equvalen Plat Lantai Gambar 7.4 Pembebanan Balok Portal As A (5-7) Gambar 7.5 Pembebanan Balok Portal As B (1-11) Gambar 7.6 Pembebanan Balok Portal As C (1-11) Gambar 7.7 Pembebanan Balok Portal As D (1-11) Gambar 7.8 Pembebanan Balok Portal As E (1-11) Gambar 7.9 Pembebanan Balok Portal As 1 (B-E) Gambar 7.10 Pembebanan Balok Portal As 2 (B-E) Gambar 7.11 Pembebanan Balok Portal As 3 (B-E) Gambar 7.12 Pembebanan Balok Portal As 4 (B-E) Gambar 7.13 Pembebanan Balok Portal As 5 (B-E) Gambar 7.14 Pembebanan Balok Portal As 6 (A-E) Gambar 7.15 Pembebanan Balok Portal As 7 (A-E) Gambar 7.16 Pembebanan Balok Portal As 8 (B-E) Gambar 7.17 Pembebanan Balok Portal As 9 (B-E) Gambar 7.18 Pembebanan Balok Portal As 10 (B-E) Gambar 7.19 Pembebanan Balok Portal As 11 (B-E) Gambar 7.20 Bidang Momen Ring Balk As 11 (B-E) Gambar 7.21 Bidang Geser Ring Balk As 11 (B-E) Gambar 7.22 Penulangn Tumpuan dan Lapangan Ring Balk Gambar 7.23 Bidang Momen Balok Memanjang Gambar 7.24 Bidang Geser Balok Memanjang Gambar 7.25 Penulangan Tumpuan dan Lapangan Balok Memanjang Gambar 7.26 Bidang Momen Balok commit Melintang to user xvi

17 perpustakaan.uns.ac.id Gambar 7.27 Bidang Geser Balok Melintang Gambar 7.28 Penulangan Tumpuan dan Lapangan Balok Melintang Gambar 7.29 Bidang Aksial Kolom Gambar 7.30 Bidang Momen Kolom Gambar 7.31 Bidang Geser Kolom Gambar 7.32 Penulangan Tumpuan dan Lapangan Kolom Gambar 7.33 Bidang Momen Sloof Gambar 7.34 Bidang Geser Sloof Gambar 7.33 Penulangan Tumpuan dan Lapangan Sloof Gambar 8.1 Perencanaan Pondasi Gambar 8.2 Penulangan Pondasi xvii

18 perpustakaan.uns.ac.id DAFTAR TABEL Hal Tabel 2.1 Koefisien Reduksi Beban hidup... 6 Tabel 2.2 Faktor Pembebanan U untuk Beton... 8 Tabel 2.3 Faktor Reduksi Kekuatan ø... 9 Tabel 3.1 Kombinasi Gaya Dalam Pada Gording Tabel 3.2 Perhitungan Panjang Batang Pada Seperempat Kuda-kuda A.. 32 Tabel 3.3 Rekapitulasi Pembebanan Seperempat Kuda-kuda A Tabel 3.4 Perhitungan Beban Angin Tabel 3.5 Rekapitulasi Gaya Batang Seperempat Kuda-kuda A Tabel 3.6 Rekapitulasi Perencanaan Profil Seperempat Kuda-Kuda A Tabel 3.7 Perhitungan Panjang Batang Pada Seperempt Kuda-Kuda B Tabel 3.8 Rekapitulasi Pembebanan Seperempat Kuda-Kuda Tabel 3.9 Perhitungan Beban Angin Tabel 3.10 Rekapitulasi Gaya Batang Seperempat Kuda-Kuda B Tabel 3.11 Rekapitulasi Perencanaan Profil Setengah Kuda-Kuda B Tabel 3.12 Perhitungan Panjang Batang Kuda-kuda Trapesium Tabel 3.13 Rekapitulasi Pembebanan Kuda-kuda Trapesium Tabel 3.14 Perhitungan Beban Angin Tabel 3.15 Rekapitulasi Gaya Batang Kuda-kuda Trapesium Tabel 3.16 Rekapitulasi Perencanaan Profil Kuda-kuda Trapesium Tabel 3.17 Perhitungan Panjang Batang Jurai Tabel 3.18 Rekapitulasi Pembebanan Jurai Tabel 3.19 Perhitungan Beban Angin Tabel 3.20 Rekapitulasi Gaya Batang Jurai Tabel 3.21 Rekapitulasi Perencanaan Profil Jurai Tabel 3.22 Perhitungan Panjang Batang Kuda-kuda Utama A Tabel 3.23 Rekapitulasi Pembebanan Kuda-kuda Utama Tabel 3.24 Perhitungan Beban Angin Tabel 3.25 Rekapitulasi Gaya Batang Kuda-kuda Utama A Tabel 3.26 Rekapitulasi Perencanaan commit Profil to Kuda-kuda user Utama A xviii

19 perpustakaan.uns.ac.id Tabel 3.27 Perhitungan Panjang Batang Kuda-kuda Utama B Tabel 3.28 Rekapitulasi Pembebanan Kuda-kuda Utama Tabel 3.29 Perhitungan Beban Angin Tabel 3.30 Rekapitulasi Gaya Batang Kuda-kuda Utama B Tabel 3.31 Rekapitulasi Perencanaan Profil Kuda-kuda Utama B Tabel 5.1 Rekapitulasi Perhitungan Plat Lantai Tabel 6.1 Hitungan Lebar Equivalen Tabel 7.1 Hitungan Lebar Equivalen Tabel 10.1 Rekapitulasi Perencanaan Atap Tabel 10.2 Rekapitulasi Penulangan Tangga Tabel 10.3 Rekapitulasi Penulangan Plat Lantai Tabel 10.4 Rekapitulasi Penulangan Balok Anak Tabel 10.5 Rekapitulasi Penulangan Balok Portal Tabel 10.6 Rekapitulasi Penulangan Kolom Tabel 10.7 Rekapitulasi Penulangan Pondasi Tabel 10.8 Rekapitulasi Rencana Anggaran Biaya xix

20 perpustakaan.uns.ac.id DAFTAR NOTASI DAN SIMBOL A = Luas penampang batang baja (cm 2 ) B = Luas penampang (m 2 ) AS = Luas tulangan tekan (mm 2 ) AS = Luas tulangan tarik (mm 2 ) B = Lebar penampang balok (mm) C = Baja Profil Canal D = Diameter tulangan (mm) Def = Tinggi efektif (mm) E = Modulus elastisitas(m) e = Eksentrisitas (m) F c = Kuat tekan beton yang disyaratkan (Mpa) Fy = Kuat leleh yang disyaratkan (Mpa) g = Percepatan grafitasi (m/dt) h = Tinggi total komponen struktur (cm) H = Tebal lapisan tanah (m) I = Momen Inersia (mm 2 ) L = Panjang batang kuda-kuda (m) M = Harga momen (kgm) Mu = Momen berfaktor (kgm) N = Gaya tekan normal (kg) Nu = Beban aksial berfaktor P = Gaya batang pada baja (kg) q = Beban merata (kg/m) q = Tekanan pada pondasi ( kg/m) S = Spasi dari tulangan (mm) Vu = Gaya geser berfaktor (kg) W = Beban Angin (kg) Z = Lendutan yang terjadi pada baja (cm) = Diameter tulangan baja (mm) = Faktor reduksi untuk beton xx

21 perpustakaan.uns.ac.id = Ratio tulangan tarik (As/bd) = Tegangan yang terjadi (kg/cm 3 ) = Faktor penampang xxi

22 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dengan semakin pesatnya perkembangan dunia teknik sipil di Indonesia saat ini menuntut terciptanya sumber daya manusia yang dapat mendukung dalam bidang tersebut. Dengan sumber daya manusia yang berkualitas tinggi, bangsa Indonesia akan dapat memenuhi tuntutan ini. Bangsa Indonesia telah menyediakan berbagai sarana guna memenuhi sumber daya manusia yang berkualitas. Dalam merealisasikan hal ini, Universitas Sebelas Maret Surakarta sebagai salah satu lembaga pendidikan yang dapat memenuhi tuntutan tersebut memberikan Tugas Akhir sebuah perencanaan gedung bertingkat dengan maksud agar dapat menghasilkan tenaga yang bersumber daya dan mampu bersaing dalam dunia kerja. 1.2 Maksud Dan Tujuan Dalam menghadapi perkembangan jaman yang semakin modern dan berteknologi, serta semakin derasnya arus globalisasi saat ini, sangat diperlukan seorang teknisi yang berkualitas. Dalam hal ini, khususnya teknik sipil sangat diperlukan teknisiteknisi yang menguasai ilmu dan keterampilan dalam bidangnya. Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta sebagai lembaga pendidikan mempunyai tujuan untuk menghasilkan ahli teknik yang berkualitas, bertanggungjawab, kreatif dalam menghadapi masa depan serta dapat menyukseskan pembangunan nasional di Indonesia. Program Diploma Tiga Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret memberikan Tugas Akhir dengan maksud dan tujuan: 1. Mahasiswa dapat merencanakan suatu konstruksi bangunan yang sederhana sampai bangunan bertingkat. BAB I Pendahuluan 1

23 2 2. Mahasiswa diharapkan dapat memperoleh pengetahuan dan pengalaman dalam merencanakan struktur gedung. 3. Mahasiswa diharapkan dapat memecahkan suatu masalah yang dihadapi dalam perencanaan suatu struktur gedung. 1.3 Metode Perencanaan Metode perencanaan yang digunakan untuk pembahasan tugas akhir ini meliputi: a. Sistem pembebanan. b. Perencanaan analisa struktur. c. Penyajian gambar arsitektur dan gambar struktur. d. Perencanaan anggaran biaya. 1.4 Kriteria Perencanaan 1. Spesifikasi Bangunan a. Fungsi Bangunan : Gedung kuliah dan laboratorium b. Luas Bangunan : 1376 m 2 c. Jumlah Lantai : 2 lantai d. Tinggi Tiap Lantai : 4 m e. Konstruksi Atap : Rangka kuda-kuda baja f. Penutup Atap : Genteng g. Pondasi : Foot Plat 2. Spesifikasi Bahan a. Mutu Baja Profil : BJ 37 b. Mutu Beton (f c) : 20 MPa c. Mutu Baja Tulangan (fy): Polos : 240 MPa Ulir : 390 Mpa BAB I Pendahuluan

24 3 1.5 Peraturan-Peraturan Yang Berlaku 1. Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung (SNI ). 2. Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971 ( untuk perhitungan pelat). 3. Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung (1983). 4. Tata Cara Perencanaan Struktur Baja Untuk Bangunan Gedung (SNI ). BAB I Pendahuluan

25 BAB 2 DASAR TEORI 2.1 Dasar Perencanaan Jenis Pembebanan Dalam merencanakan struktur suatu bangunan bertingkat, digunakan struktur yang mampu mendukung berat sendiri, gaya angin, beban hidup maupun beban khusus yang bekerja pada struktur bangunan tersebut. Beban-beban yang bekerja pada struktur dihitung menurut Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung 1983, beban - beban tersebut adalah : 1. Beban Mati (qd) Beban mati adalah berat dari semua bagian dari suatu gedung yang bersifat tetap, termasuk segala unsur tambahan, penyelesaian penyelesaian, mesin mesin serta peralatan tetap yang merupakan bagian tak terpisahkan dari gedung itu (PPIUG 1983). Untuk merencanakan gedung ini, beban mati yang terdiri dari berat sendiri bahan bangunan dan komponen gedung adalah : a) Bahan Bangunan : 1. Beton Bertulang kg/m 3 2. Pasir (jenuh air) kg/m 3 3. Beton biasa kg/m 3 4. Baja kg/m 3 b) Komponen Gedung : 1. Dinding pasangan batu merah setengah bata kg/m 3 2. Langit langit dan dinding (termasuk rusuk rusuknya, tanpa penggantung langit-langit atau pengaku),terdiri dari : - semen asbes (eternit) dengan tebal maximum 4 mm kg/m 2 - kaca dengan tebal 3 4 mm kg/m 2 BAB 2 Dasar Teori 4

26 5 3. Penutup atap genteng dengan reng dan usuk kg/m 2 4. Penutup lantai dari tegel, keramik dan beton (tanpa adukan) per cm tebal kg/m 2 5. Adukan semen per cm tebal kg/m 2 2. Beban Hidup (ql) Beban hidup adalah semua beban yang terjadi akibat penghuni atau pengguna suatu gedung, termasuk beban beban pada lantai yang berasal dari barang barang yang dapat berpindah, mesin mesin serta peralatan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari gedung dan dapat diganti selama masa hidup dari gedung itu, sehingga mengakibatkan perubahan pembebanan lantai dan atap tersebut. Khususnya pada atap, beban hidup dapat termasuk beban yang berasal dari air hujan (PPIUG 1983). Beban hidup yang bekerja pada bangunan ini disesuaikan dengan rencana fungsi bangunan tersebut. Beban hidup untuk bangunan gedung perkuliahan ini terdiri dari : 1. Beban atap kg/m 2 2. Beban tangga dan bordes kg/m 2 3. Beban lantai kg/m 2 Berhubung peluang untuk terjadi beban hidup penuh yang membebani semua bagian dan semua unsur struktur pemikul secara serempak selama unsur gedung tersebut adalah sangat kecil, maka pada perencanaan balok induk dan portal dari sistem pemikul beban dari suatu struktur gedung, beban hidupnya dikalikan dengan suatu koefisien reduksi yang nilainya tergantung pada penggunaan gedung yang ditinjau, seperti diperlihatkan pada tabel 2.1. BAB 2 Dasar Teori

27 6 Tabel 2.1 Koefisien reduksi beban hidup Penggunaan Gedung PERUMAHAN/HUNIAN Rumah tinggal, Asrama, Hotel PENDIDIKAN: Sekolahan, Ruang kuliah PERTEMUAN UMUM : Masjid, Gereja, Bioskop, Restoran PENYIMPANAN : Perpustakaan, Ruang Arsip TANGGA : Pendidikan, Kantor Sumber : PPIUG 1983 Koefisien Beban Hidup untuk Perencanaan Balok Induk 0,75 0,90 0,90 0,80 0,75 3. Beban Angin (W) Beban Angin adalah semua beban yang bekerja pada gedung atau bagian gedung yang disebabkan oleh selisih dalam tekanan udara (PPIUG 1983). Beban Angin ditentukan dengan menganggap adanya tekanan positif dan tekanan negatif (hisapan), yang bekerja tegak lurus pada bidang yang ditinjau. Besarnya tekanan positif dan negatif yang dinyatakan dalam kg/m 2 ini ditentukan dengan mengalikan tekanan tiup dengan koefisien koefisien angin. Tekan tiup harus diambil minimum 25 kg/m 2, kecuali untuk daerah di laut dan di tepi laut sampai sejauh 5 km dari tepi pantai. Pada daerah tersebut tekanan hisap diambil minimum 40 kg/m 2. 2 V p = ( kg/m 2 ) 16 Keterangan : V = kecepatan angin dalam m/s (ditentukan oleh instansi yang berwenang) p = tekanan angin hisap dalam kg/m 2 Sedangkan koefisien angin ( + berarti tekanan dan berarti isapan ), untuk gedung tertutup : BAB 2 Dasar Teori

28 7 1. Dinding Vertikal a) Di pihak angin ,9 b) Di belakang angin...- 0,4 c) Sejajar dengan arah angin ,4 2. Atap segitiga dengan sudut kemiringan a) Di pihak angin : < ,02-0,4 65 < < ,9 b) Di belakang angin, untuk semua...- 0,4 4. Beban Gempa (E) Beban gempa adalah semua beban statik equivalen yang bekerja pada gedung atau bagian gedung yang menirukan pengaruh dari gerakan tanah akibat gempa itu. Dalam perencanaan ini beban gempa tidak diperhitungkan Sistem Bekerjanya Beban Bekerjanya beban untuk bangunan bertingkat berlaku sistem gravitasi, yaitu elemen struktur yang berada di atas akan membebani elemen struktur di bawahnya, atau dengan kata lain elemen struktur yang mempunyai kekuatan lebih besar akan menahan atau memikul elemen struktur yang mempunyai kekuatan lebih kecil. Dengan demikian sistem bekerjanya beban untuk elemen elemen struktur gedung bertingkat secara umum dapat dinyatakan sebagai berikut : Beban pelat lantai didistribusikan terhadap balok anak dan balok portal, beban balok portal didistribusikan ke kolom dan beban kolom kemudian diteruskan ke tanah dasar melalui pondasi Provisi Keamanan Dalam pedoman beton 1983, struktur harus direncanakan untuk memiliki cadangan kekuatan untuk memikul beban yang lebih tinggi dari beban normal. BAB 2 Dasar Teori

29 8 Kapasitas cadangan ini mencakup faktor pembebanan (U), yaitu untuk memperhitungkan pelampauan beban dan faktor reduksi (), yaitu untuk memperhitungkan kurangnya mutu bahan di lapangan. Pelampauan beban dapat terjadi akibat perubahan dari penggunaan untuk apa struktur direncanakan dan penafsiran yang kurang tepat dalam memperhitungkan pembebanan. Sedang kekurangan kekuatan dapat diakibatkan oleh variasi yang merugikan dari kekuatan bahan, pengerjaan, dimensi, pengendalian dan tingkat pengawasan. Tabel 2.2 Faktor Pembebanan U untuk beton No. KOMBINASI BEBAN FAKTOR U D D, L, A,R D, L,W, A, R D, W D, L, E D, E Sumber : SNI Keterangan : D L = Beban mati = Beban hidup W = Beban angin E A R = Beban gempa = Beban atap = Baban air hujan 1,4 D 1,2 D + 1,6 L + 0,5 (A atau R) 1,2 D + 1,0 L 1,6 W + 0,5 (A atau R) 0,9 D 1,6 W 1,2 D + 1,0 L 1,0 E 0,9 D 1,0 E Perencanaan suatu struktur untuk keadaan-keadaan stabil batas, kekuatan batas, dan kemampuan-layan batas harus memperhitungkan pengaruh-pengaruh dari aksi sebagai akibat dari beban hidup dan mati; dan semua beban yang relevan untuk perencanaan keran (alat pengangkat), pelataran tetap, lorong pejalan kaki, tangga,lift sesuai pedoman baja SNI Berdasarkan beban-beban tersebut di atas maka struktur baja harus mampu memikul semua kombinasi pembebanan di bawah ini: BAB 2 Dasar Teori

30 9 1,4 D 1,2 D + 1,6 L + 0,5 (L a atau H) 1,2 D + 1,6 (L a atau H) + (γ L L atau 0,8 W) 1,2 D + 1,3 W + γ L L + 0,5 (L a atau H) 1,2 D 1,0 E + γ L L 0,9 D (1,3 W atau 1,0 E) Sumber : SNI Keterangan: D = beban mati L = beban hidup L a = beban hidup di atap H = beban hujan W = beban angin E = beban gempa (menurut SNI , atau penggantinya) Tabel 2.3 Faktor Reduksi Kekuatan No Kondisi gaya Faktor reduksi () Lentur, tanpa beban aksial Beban aksial, dan beban aksial dengan lentur : a. Aksial tarik dan aksial tarik dengan lentur b. Aksial tekan dan aksial tekan dengan lentur: Komponen struktur dengan tulangan spiral Komponen struktur lainnya Geser dan torsi Tumpuan beton kecuali daerah pengangkuran pasca tarik. 0,80 0,8 0,7 0,65 0,75 0,65 Sumber : SNI BAB 2 Dasar Teori

31 10 Karena kandungan agregat kasar untuk beton struktural seringkali berisi agregat kasar berukuran diameter lebih dari 2 cm, maka diperlukan adanya jarak tulangan minimum agar campuran beton basah dapat melewati tulangan baja tanpa terjadi pemisahan material sehingga timbul rongga-rongga pada beton. Sedang untuk melindungi dari karat dan kehilangan kekuatannya dalam kasus kebakaran, maka diperlukan adanya tebal selimut beton minimum. Beberapa persyaratan utama pada SNI adalah sebagai berikut : a. Jarak bersih antara tulangan sejajar yang selapis tidak boleh kurang dari d b atau 25 mm, dimana d b adalah diameter tulangan. b. Jika tulangan sejajar tersebut diletakkan dalam dua lapis atau lebih, tulangan pada lapisan atas harus diletakkan tepat diatas tulangan di bawahnya dengan jarak bersih tidak boleh kurang dari 25 mm. Tebal selimut beton minimum untuk beton yang dicor setempat adalah: a) Untuk pelat dan dinding = 20 mm b) Untuk balok dan kolom = 40 mm c) Beton yang berhubungan langsung dengan tanah atau cuaca = 50 mm 2.2 Perencanaan Atap Atap direncanakan dari struktur baja yang dirakit di tempat atau di proyek. Perhitungan struktur rangka atap didasarkan pada panjang bentangan jarak kuda kuda satu dengan yang lainnya. Selain itu juga diperhitungkan terhadap beban yang bekerja, yaitu meliputi beban mati, beban hidup, dan beban angin. Setelah diperoleh pembebanan, kemudian dilakukan perhitungan dan perencanaan dimensi serta batang dari kuda kuda tersebut. Seperti terlihat pada gambar 2.1. : BAB 2 Dasar Teori

32 Gambar 2.1. Rencana Atap Keterangan : KU = Kuda-kuda utama KT = Kuda-kuda trapesium N = Nok J = Jurai luar B = Bracing G = Gording SK = ¼ kuda-kuda Rencana Rangka Kuda-Kuda Rencana kuda-kuda seperti terlihat pada gambar 2.2. : 1,5 1,5 1, Gambar 2.2. Rencana Kuda-Kuda BAB 2 Dasar Teori

33 12 a. Pembebanan Pada perencanaan atap ini, beban yang bekerja adalah : 1) Beban mati 2) Beban hidup 3) Beban angin b. Asumsi Perletakan 1) Tumpuan sebelah kiri adalah rol.. 2) Tumpuan sebelah kanan adalah sendi. c. Analisa struktur pada perencanaan ini menggunakan program SAP d. Perhitungan dimensi profil kuda-kuda. 1) Batang tarik Pmak Ag perlu Fy... (1) Ae = U.An... (2) Pn 0,75. Ae. Fu... (3) Dengan syarat yang terjadi : Pn > Pmak... (4) 2) Batang tekan λ λ λ lk... (5) i π x E 0,7.σ dimana, σ 2400kg/cm 2 g leleh leleh s λ λ g... (6)... (7) Apabila = λs 0,25 ω = 1... (8) 0,25 < λs < 1,2 ω 1,43 1,6 0,67. s... (9) λs 1,2 ω 2 1,25. s... (10) kontrol tegangan : BAB 2 Dasar Teori

34 13 σ P.ω ijin Fp maks.... (11) 3) Sambungan a) Tebal plat sambung () = 0,625 d... (12) b) Tegangan geser yang diijinkan Teg. Geser = 0,75 ijin... (13) c) Tegangan tumpuan yang diijinkan Teg. Tumpuan = 1,5 ijin... (14) d) Kekuatan baut P geser = 2. ¼.. d 2. geser... (15) P desak =. d. tumpuan... (16) P e) Jumlah mur-baut n P maks geser... (17) f) Jarak antar baut Jika 1,5 d S 1 3 d S 1 = 2,5 d... (18) Jika 2,5 d S 2 7 d S 2 = 5 d... (19) Perencanaan Gording 1. Pembebanan Pada perencanaan atap ini, beban yang bekerja pada gording adalah : Beban mati (titik). Beban mati (titik), seperti terlihat pada gambar 2.3. : y x q x commit q to user Gambar 2.3. Pembebanan Gording untuk Beban Mati (titik) q y BAB 2 Dasar Teori

35 14 Menentukan beban mati (titik) pada gording (q) Menghitung : q x = q sin... (20) q y = q cos... (21) M x1 = 1 / 8. q y. L 2... (22) M y1 = 1 / 8. q x. L 2... (23) Beban hidup Beban hidup, seperti terlihat pada gambar 2.4. : y x P x P Gambar 2.4. Pembebanan Gording untuk Beban Hidup P y a) Menentukan beban hidup pada gording (P) b) Menghitung : P x = P sin... (24) P y = P cos... (25) M x2 = 1 / 4. P y. L... (26) M y2 = 1 / 4. P x. L... (27) Beban angin Beban angin, seperti terlihat pada gambar 2.5. : TEKAN HISAP Gambar 2.5. Pembebanan commit Gording to user untuk Beban Angin BAB 2 Dasar Teori

36 15 Beban angin kondisi normal, minimum = 25 kg/m 2 a) Koefisien angin tekan = (0,02 0,4) b) Koefisien angin hisap = 0,4 Beban angin : a) Angin tekan (W 1 ) = koef. Angin tekan x beban angin x 1/2 x (s 1 +s 2 )..(28) b) Angin hisap (W 2 ) = koef. Angin hisap x beban angin x 1/2 x (s 1 +s 2 )...(29) Beban yang bekerja pada sumbu x, maka hanya ada harga M x : M x (tekan) = 1 / 8. W 1. L 2... (30) M x (hisap) = 1 / 8. W 2. L 2... (31) 2. Kontrol terhadap tegangan L Mx Wx 2 2 My Wy... (32) Keterangan : Mx = Momen terhadap arah x Wx = Beban angin terhadap arah x My = Momen terhadap arah y Wy = Beban angin terhadap arah y 3. Kontrol terhadap lendutan Secara umum, lendutan maksimum akibat beban mati dan beban hidup harus lebih kecil daripada balok yang terletak bebas atas dua tumpuan, L adalah bentang dari balok tersebut, pada balok menerus atau banyak perletakkan, L adalah jarak antar titik beloknya akibat beban mati,sedangkan pada balok kantilever L adalah dua kali panjang kantilevernya. (PPBBI pasal 15.1 butir 1) sedangkan untuk lendutan yang terjadi dapat diketahui dengan rumus: qx. L Px. L Zx 384. E. Iy 48. E. Iy... (33) BAB 2 Dasar Teori

37 qy. L Py. L Zy 384. E. Ix 48. E. Ix... (34) Z Zx 2 Zy 2... (35) Keterangan: qy = beban merata arah y qx = beban merata arah x Zx = lendutan pada baja arah x Zy = lendutan pada baja arah y Ix = momen inersia arah x Iy = momen inersia arah y Z = lendutan pada baja Syarat gording itu dinyatakan aman jika: Z Z ijin Perencanaan Struktur Beton Ada dua jenis struktur didalam perencanaan beton bertulang yaitu struktur statis tertentu dan struktur statis tidak tertentu. Pada struktur statis tertentu diagram diagram gaya dalam dapat ditentukan secara mudah dengan tiga persyaratan kesetimbangan yaitu M = 0; V = 0; H = 0. Pada struktur statis tak tertentu, besarnya momen tidak dapat ditentukan hanya dengan menggunakan tiga persamaan kesetimbangan yang telah disebutkan, perobahan bentuk struktur ini serta ukuran komponennya memegang peranan penting didalam menentukan distribusi momen yang bekerja didalamnya. Letak tulangan pada struktur statis tak tertentu dapat ditentukan dengan menggambarkan bentuknya setelah mengalami perobahan bentuk. Gambar 2.6. Diagram commit to Tegangan user pada Beton BAB 2 Dasar Teori

38 Perencanaan Pelat Lantai Dalam perencanaan struktur pelat bangunan ini menggunakan metode perhitungan 2 Arah. Dengan ketentuan Ly 2 (Pelat Dua Arah). Beban pelat lantai pada jenis Lx ini disalurkan ke empat sisi pelat atau ke empat balok pendukung, akibatnya tulangan utama pelat diperlukan pada kedua arah sisi pelat. Seperti terlihat pada gambar 2.7. p p p p p p /4 L 1/4 L p p p p L Gambar 2.7. Contoh Sketsa Penulangan Pelat BAB 2 Dasar Teori

39 18 Kode tulangan : Lapisan terluar Lapisan kedua dari luar Lapisan terluar Lapisan kedua dari luar Segitiga menunjuk ke dalam pelat. Dengan perencanaan : a. Pembebanan : 1) Beban mati 2) Beban hidup : 250 kg/m 2 b. Asumsi perletakan : jepit elastis dan jepit penuh c. Analisa struktur menggunakan tabel , PBBI-1971 dan SAP d. Analisa tampang menggunakan SNI Pemasangan tulangan lentur disyaratkan sebagai berikut : a. Jarak minimum tulangan sengkang 25 mm b. Jarak maksimum tulangan sengkang 240 atau 2h Penulangan lentur dihitung analisa tulangan tunggal dengan langkah-langkah sebagai berikut : M u M n... (36) dengan, 0, 80 f y m = 0,85xf ' c... (37) M Rn = n 2... (38) bxd = 1 1 m 1 2.m.Rn fy... (39) 0,85.fc 600 b =.. fy 600 fy... (40) max = 0,75. b... (41) BAB 2 Dasar Teori

40 19 min < < maks tulangan tunggal < min dipakai min = 0,0025 As = ada. b. d... (42) Luas tampang tulangan As = Jumlah tulangan x Luas... (43) Perencanaan Balok Dalam perencanaan balok langkah pertama yang perlu dilakukan untuk pendimensian balok adalah menentukan besarnya gaya gaya dalam yang terjadi pada struktur untuk kemudian hasil perencanaan dianalisa apakah memenuhi syarat atau tidak, adapun syarat yang dipakai adalah : h = 1/10 L 1/15 L b = 1/2 h 2/3 h secara umum hubungan antara d dan h ditentukan oleh : d = h -1/2Ø tul - Ø sengk - p... (44) keterangan : h = tinggi balok b = lebar balok d = tinggi efektif L = panjang bentang Ø tul = diameter tulangan utama. Ø sengk = diameter sengkang. h d b Gambar commit 2.8 Penampang to user Balok BAB 2 Dasar Teori

41 20 Dengan perencanaan : a. Pembebanan : 1) Beban mati 2) Beban hidup : 250 kg/m 2 b. Asumsi Perletakan : jepit jepit c. Analisa struktur menggunakan program SAP d. Analisa tampang menggunakan peraturan SNI Perhitungan tulangan lentur : M u M n... (45) dengan, 0, 80 f y m = 0,85xf ' c... (46) M Rn = n 2...(47) bxd = b = 1 1 m 1 2.m.Rn fy 0,85.fc fy 600 fy... (48)... (49) max = 0,75. b... (50) min = 1,4/fy... (51) min < < maks tulangan tunggal < min dipakai min Perhitungan tulangan geser : Ø = 0,75 V c = 1 6 x f ' cxbxd... (52) ØVc = 0,75 x Vc... (53) Ø.Vc Vu 3 Ø Vc ( perlu tulangan geser ) BAB 2 Dasar Teori

42 21 Vu < Vc < 3 Ø Vc (tidak perlu tulangan geser) Vs perlu = Vu Vc... (54) ( pilih tulangan terpasang ) ( Av. fy. d) Vs ada = s... (55) ( pakai Vs perlu ) Perencanaan Kolom Kolom direncanakan untuk memikul beban aksial terfaktor yang bekerja pada semua lantai atau atap dan momen maksimum yang berasal dari beban terfaktor pada satu bentang terdekat dari lantai atau atap yang ditinjau. Kombinasi pembebanan yang menghasilkan rasio maksimum dari momen terhadap beban aksial juga harus diperhitungkan. Momen-momen yang bekerja harus didistribusikan pada kolom di atas dan di bawah lantai tersebut berdasarkan kekakuan relatif kolom dengan memperhatikan kondisi kekangan pada ujung kolom. Didalam merencanakan kolom terdapat 3 macam keruntuhan kolom, yaitu : 1. Keruntuhan seimbang, bila Pn = Pnb. 2. Keruntuhan tarik, bila Pn < Pnb. 3. Keruntuhan tekan, bila Pn > Pnb. Adapun langkah-langkah perhitungannya : 1. Menghitung Mu, Pu, e = 2. Tentukan f c dan fy 3. Tentukan b, h dan d 4. Hitung Pnb secara pendekatan As = As Mu... (56) Pu Maka Pnb = Cc = 0,85.f c.ab.b... (57) Dengan: ab = d 600 fy... (58) BAB 2 Dasar Teori

43 22 Hitung Pn perlu = Pu... (59) Bila Pn < Pnb maka terjadi keruntuhan tarik As = Pn.( e h d ) 2 2 i fy.( d d ) Pn perlu a 0,85. f ' c. b Bila Pn perlu > Pnb maka terjadi keruntuhan tekan. e k d d' k 1 3. he d 2 2 0,5 1,18 1 k 1 As' k Pn Kc 1. perlu. fy k2... (60)... (61)... (62)... (63)... (64) Kc b. h. f ' c... (65) Untuk meyakinkan hasil perencanaan itu harus dicek dengan analisis dan memenuhi : Pn Pu Keterangan : As = luas tampang baja b = lebar tampang kolom d = tinggi efektif kolom e = eksentrisitas Pn = kapasitas minimal kolom k = faktor jenis struktur d = jarak tulangan kesisi He = tebal kolom luar beton (tekan) f c = kuat tekan beton 2.4 Perencanaan Tangga a. Pembebanan : 1) Beban mati 2) Beban hidup : 300 kg/m 2 BAB 2 Dasar Teori

44 23 b. Asumsi Perletakan 1) Tumpuan bawah adalah jepit. 2) Tumpuan tengah adalah jepit. 3) Tumpuan atas adalah sendi. c. Analisa struktur pada perencanaan ini menggunakan program SAP Perencanaan Struktur Pondasi Dalam perencanaan struktur ini, pondasi yang digunakan adalah pondasi telapak (foot plat) yang termasuk pondasi dangkal alasanya karena merupakan bangunan 2 lantai dan digunakan pada kondisi tanah dengan sigma antara : 1,5-2,00 kg/cm 2. Agar pondasi tidak mengalami penurunan yang signifikan, maka diperlukan daya dukung tanah yang memadai yaitu kemampuan tanah untuk menahan beban diatasnya tanpa mengakibatkan tanah tersebut runtuh. Adapun langkah-langkah perhitungan pondasi yaitu : a. Menghitung daya dukung tanah Pu tan ah A A Pu tan ah b. Menghitung berat pondasi Vt = (Vu + berat pondasi). c. Menghitung tegangan kontak pondasi (qu).... (66)... (67) B L A... (68) yang terjadi = P A total tanah yang terjadi < M total ( 1 ). b. L 6 Dengan : ijin tanah 1,1 kg/m (69) ijin tanah...(aman). A = Luas penampang pondasi B = Lebar pondasi Pu = Momen terfaktor L = Panjang pondasi BAB 2 Dasar Teori

45 24 1 Mu. qu. L 2 Mu Mn fy m 0,85. f ' c Mn Rn 2 b.d 1. 1 m 2 Jika ρ < ρ maks 2. m. Rn 1 fy... (70)... (71)... (72)... (73)... (74) tulangan tunggal Jika ρ > ρ maks tulangan rangkap 1, 4 Jika ρ > ρ min dipakai ρ min = fy As = ρ ada. b. d...(75) Keterangan : Mn = Momen nominal b = Lebar penampang Mu = Momen terfaktor d = Jarak ke pusat tulangan tarik Ø = Faktor reduksi fy = Tegangan leleh ρ = Ratio tulangan Rn = Kuat nominal f c = Kuat tekan beton d. Perhitungan tulangan geser. Pondasi footplat, seperti terlihat pada gambar : ½ ht ½ ht ½ ht ½ ht Gambar 2.9. Pondasi Foot plat BAB 2 Dasar Teori

46 25 Perhitungan : Mencari P dan ht pada pondasi. L = 2 (2ht + b + a) =... (kg/cm 2 )... (75) P τ pons = Lht... (76) τ ijin = 0,65. k... ½ ht (77) τ pons < τ ijin, maka (tebal Foot plat ½ht cukup, sehingga tidak memerlukan tulangan geser pons). Keterangan : ht = tebal pondasi. P = beban yang ditumpu pondasi. τ pons = tulangan geser pons. BAB 2 Dasar Teori

47 BAB 3 PERENCANAAN ATAP 3.1 Rencana Atap Gambar 3.1 Rencana atap Keterangan : KU = Kuda-kuda utama KT = Kuda-kuda trapesium N = Nok G = Gording JR = Jurai luar B = Bracing SK = ¼ kuda-kuda Dasar Perencanaan Dasar perencanaan yang dimaksud di sini adalah data dari perencanaan atap itu sendiri, seperti perencanaan kuda-kuda dan gording, yaitu : 26

48 450 perpustakaan.uns.ac.id Tugas Akhir 27 a. Bentuk rangka kuda-kuda : seperti tergambar b. Jarak antar kuda-kuda : 4,00 m c. Kemiringan atap () : 30 d. Bahan gording : baja profil lip channels ( ) e. Bahan rangka kuda-kuda : baja profil double siku sama kaki ( ) f. Bahan penutup atap : genteng tanah liat mantili g. Alat sambung : baut-mur h. Jarak antar gording : 1,5 m i. Mutu baja profil : Bj-37 ijin = 1600 kg/cm 2 leleh = 2400 kg/cm 2 (SNI ) 1,5 1,5 1, Gambar 3.2 Rencana kuda-kuda 3.2 Perencanaan Gording Perencanaan Pembebanan Dicoba menggunakan gording dengan dimensi baja profil tipe lip channels/ kanal kait ( ) 150 x 75 x 20 x 4,5 dengan data sebagai berikut : a. Berat gording = 11,0 kg/m f. t s = 4,5 mm b. I x = 489 cm 4 g. t b = 4,5 mm c. I y = 99,2 cm 4 h. Z x = 65,2 cm 3 d. h = 150 mm i. Z y = 19,8 cm 3 e. b = 75 mm

49 perpustakaan.uns.ac.id Tugas Akhir 28 Kemiringan atap () Jarak antar gording (s) Jarak antar kuda-kuda utama (L) = 30 = 1,5 m = 4,00 m Pembebanan berdasarkan Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung (PPIUG 1983), sebagai berikut : a. Berat penutup atap = 50 kg/m 2 b. Beban angin = 25 kg/m 2 c. Beban hidup (pekerja) = 100 kg d. Beban penggantung dan plafond = 18 kg/m Perhitungan Pembebanan a. Beban mati (titik) y x q x q q y Berat gording = = 11,0 kg/m Berat penutup atap = 1,5 x 50 kg/m = 75,0 kg/m + q = 86,0 kg/m q x = q sin = 86,0 x sin 30 = 43 kg/m q y = q cos = 86,0 x cos 30 = 74,48 kg/m M x1 = 1 / 8. q y. L 2 = 1 / 8 x 74,48 x (4,0) 2 = 148,96 kgm M y1 = 1 / 8. q x. L 2 = 1 / 8 x 43 x (4,0) 2 = 86 kgm

50 perpustakaan.uns.ac.id Tugas Akhir 29 b. Beban hidup y x P x P P y P diambil sebesar 100 kg. P x = P sin = 100 x sin 30 P y = P cos = 100 x cos 30 M x2 = 1 / 4. P y. L = 1 / 4 x 86,60 x 4,0 M y2 = 1 / 4. P x. L = 1 / 4 x 50 x 4,0 = 50 kg = 86,60 kg = 86,60 kgm = 50 kgm c. Beban angin TEKAN HISAP Beban angin kondisi normal, minimum = 25 kg/m 2 (PPIUG 1983) Koefisien kemiringan atap () = 30 1) Koefisien angin tekan = (0,02 0,4) = (0, ,4) = 0,2 2) Koefisien angin hisap = 0,4 Beban angin : 1) Angin tekan (W 1 ) = koef. angin tekan x beban angin x 1/2 x (s 1 +s 2 ) = 0,2 x 25 x ½ x (1, 5+1, 5) = 7,5 kg/m 2) Angin hisap (W 2 ) = koef. angin hisap x beban angin x 1/2 x (s 1 +s 2 ) = 0,4 x 25 x ½ x (1, 5+1, 5) = -15 kg/m

51 perpustakaan.uns.ac.id Tugas Akhir 30 Beban yang bekerja pada sumbu x, maka hanya ada harga M x : 1) M x (tekan) = 1 / 8. W 1. L 2 = 1 / 8 x 7,5 x (4,0) 2 = 15 kgm 2) M x (hisap) = 1 / 8. W 2. L 2 = 1 / 8 x -15 x (4,0) 2 = -30 kgm Kombinasi = 1,2D + 1,6L ± 0,8W 1) M x M x (max) = 1,2D + 1,6L + 0,8W = 1,2 (148,96) + 1,6 (86,60) + 0,8 (15) = 329,31 kgm M x (min) = 1,2D + 1,6L - 0,8W = 1,2 (148,96) + 1,6 (86,60) - 0,8 (30) = 293,31 kgm 2) M y M y (max) = M uy (min) = 1,2 (86) + 1,6 (50) = 183,2 kgm Tabel 3.1. Kombinasi gaya dalam pada gording Momen Mx My Beban Mati (kgm) 148,96 86 Beban Hidup (kgm) 86,60 50 Beban Angin Kombinasi Tekan (kgm) Hisap (kgm) Minimum (kgm) Maksimum (kgm) ,31 329,31 183,2 183, Kontrol Terhadap Tegangan Kontrol terhadap tegangan Minimum Mx = 293,31 kgm = kgcm My = 183,2 kgm = kgcm σ = M Z X X 2 M Z Y Y 2 = , ,8 = 1028,82 kg/cm 2 < σ ijin = 1600 kg/cm 2

52 perpustakaan.uns.ac.id Tugas Akhir 31 Kontrol terhadap tegangan Maksimum Mx = 329,31 kgm = kgcm My = 183,2 kgm = kgcm σ = M Z X X 2 M Z Y Y 2 = , ,8 = 1054,132kg/cm 2 < σ ijin = 1600 kg/cm Kontrol Terhadap Lendutan Di coba profil : 150 x 75 x 20 x 4,5 E = 2,1 x 10 6 kg/cm 2 Ix = 489 cm 4 Iy = 99,2 cm 4 1 Zijin L 180 qx qy Px Py = 0,43 kg/cm = 0,7448 kg/cm = 50 kg = 86,60 kg 1 Zijin 400 2,22 cm qx. L Px. L Zx = = 384. E. Iy 48. E. Iy ,43.(400) = 1,008 cm , , , ,2 Zy = qyl. Py. L = 384. E. Ix 48. E. Ix ,7448.(400) 86, , , = 0,35 Z = Zx Zy = 1,008 0,35 1, 185 z z ijin 1,185 < 2,22 aman! Jadi, baja profil lip channels ( ) dengan dimensi 150 x 75 x 20 x 4,5 aman dan mampu menerima beban apabila digunakan untuk gording.

53 225 perpustakaan.uns.ac.id Tugas Akhir Perencanaan Seperempat Kuda-kuda A Gambar 3.3. Panjang batang seperempat kuda-kuda A Perhitungan Panjang Batang Seperempat Kuda-kuda Perhitungan panjang batang selanjutnya disajikan dalam tabel di bawah ini : Tabel 3.2 Perhitungan panjang batang pada seperempat kuda-kuda Nomor Batang Panjang Batang ( m ) 1 1,50 2 1,50 3 1,50 4 1,33 5 1,33 6 1,33 7 0,75 8 1,50 9 1, ,25

54 perpustakaan.uns.ac.id Tugas Akhir Perhitungan Luasan Seperempat Kuda-kuda Gambar 3.4. Luasan atap seperempat kuda-kuda A Panjang ja = 4,50 m Panjang ab = 1,75 m Panjang ib = 3,66 m Panjang bc = 1,50 m Panjang hc = 3,0 m Panjang cd = 1,50 m Panjang gd = 2,33 m Panjang de = 0,75 m Panjang fe = 2,0 m Luas abij = ½ ab.( ja + ib ) = ½ 1,75x (4,5 + 3,66 ) = 7,14 m 2 Luas bchi = ½ bc.( ib + hc ) = ½ 1,5 x ( 3, ) = 5,0 m 2 Luas cdgh = ½ cd. ( hc + gd ) = ½ 1,5 x ( 3 + 2,33 ) = 4,0 m 2

55 perpustakaan.uns.ac.id Tugas Akhir 34 Luas defg = ½ de. ( fe+ gd ) = ½ 0,75 x ( 2 + 2,33 ) = 1,62 m 2 Gambar 3.5. Luasan plafon seperempat kuda-kuda A Panjang ja = 4,50 m Panjang ab = 1,67 m Panjang ib = 3,66 m Panjang bc = 1,33 m Panjang hc = 3,0 m Panjang cd = 1,33 m Panjang gd = 2,33 m Panjang de = 0,66 m Panjang fe = 2,0 m Luas abij = ½ ab.( ja + ib ) = ½ 1,67 x (4,5 + 3,66 ) = 6,82 m 2 Luas bchi = ½ bc.( ib + hc ) = ½ 1,33 x ( 3, ) = 4,43 m 2 Luas cdgh = ½ cd.( hc + gd ) = ½ 1,33 x ( 3 + 2,33 ) = 3,55 m 2

56 perpustakaan.uns.ac.id Tugas Akhir 35 Luas defg = ½ de.( fe+ gd ) = ½ 0,66 x ( 2 + 2,33 ) = 1,43 m Perhitungan Pembebanan Seperempat Kuda-kuda A Data-data pembebanan : Berat gording = 11,0 kg/m Jarak antar kuda-kuda = 4,0 m Berat penutup atap = 50 kg/m 2 Berat profil = 3,77 kg/m ( baja profil ) Berat plafon = 18 kg/m P4 P1 P3 P P5 P6 P7 Gambar 3.6. Pembebanan seperempat kuda-kuda akibat beban mati Perhitungan Beban Beban Mati 1) Beban P 1 a) Beban gording = Berat profil gording x panjang gording = 11 x 4,0 = 44 kg b) Beban atap = Luasan abij x Berat atap = 7,14 x 50 = 357 kg c) Beban kuda-kuda = ½ x btg (1+4) x berat profil kuda kuda = ½ x (1,50+1,33) x 3,77 = 5,33 kg

57 perpustakaan.uns.ac.id Tugas Akhir 36 d) Beban plat sambung = 30 x beban kuda-kuda = 30 x 3,42 = 1,027 kg e) Beban bracing = 10 x beban kuda-kuda = 10 x 3,42 = 0,342 kg f) Beban plafon = Luasan abij x berat plafon = 6,82 x 18 = 122,76 kg 2) Beban P 2 a) Beban gording = Berat profil gording x panjang gording = 11 x 3,33 = 36,63 kg b) Beban atap = Luasan bchi x berat atap = 5 x 50 = 250 kg c) Beban kuda-kuda = ½ x btg ( ) x berat profil kuda kuda = ½ x (1,5+1,5+0,75 + 1,5) x 3,77 = 9,89 kg d) Beban plat sambung = 30 x beban kuda-kuda = 30 x 6,35 = 1,906 kg e) Beban bracing = 10 x beban kuda-kuda = 10 x 6,35 = 0,635 kg 3) Beban P 3 a) Beban gording = Berat profil gording x panjang gording = 11 x 2,67 = 29,37 kg b) Beban atap = Luasan cdgh x berat atap = 4 x 50 = 200 kg c) Beban kuda-kuda = ½ x btg ( ) x berat profil kuda kuda = ½ x (1,5+1,5+1,5+2) x 3,77 = 12,25 kg d) Beban plat sambung = 30 x beban kuda-kuda = 30 x 7,865 = 2,359 kg e) Beban bracing = 10 x beban kuda-kuda = 10 x 7,865 = 0,786 kg

58 perpustakaan.uns.ac.id Tugas Akhir 37 4) Beban P 4 a) Beban gording = Berat profil gording x panjang gording = 11 x 2,0 = 22 kg b) Beban atap = Luasan defg x berat atap = 1,62 x 50 = 81 kg c) Beban kuda-kuda = ½ x btg (3+11) x berat profil kuda kuda = ½ x (1,5+2,25) x 3,77 = 7,07 kg d) Beban plat sambung = 30 x beban kuda-kuda = 30 x 4,537 = 1,361 kg e) Beban bracing = 10 x beban kuda-kuda = 10 x 4,537 = 0,454 kg 5) Beban P 5 a) Beban kuda-kuda = ½ x btg (4+5+7) x berat profil kuda kuda = ½ x (1,33+1,33+0,75) x 3,77 = 6,43 kg b) Beban plat sambung = 30 x beban kuda-kuda = 30 x 4,126 = 1,238 kg c) Beban bracing = 10 x beban kuda-kuda = 10 x 4,126 = 0,413 kg d) Beban plafon = Luasan bchi x berat plafon = 4,43 x 18 = 79,74 kg 6) Beban P 6 a) Beban kuda-kuda = ½ x btg ( ) x berat profil kuda kuda = ½ x (1,33+1,33+1,5+1,5) x 3,77 = 10,67 kg b) Beban plat sambung = 30 x beban kuda-kuda = 30 x 6,849 = 2,055 kg c) Beban bracing = 10 x beban kuda-kuda = 10 x 6,849 = 0,685 kg d) Beban plafon = Luasan cdgh x berat plafon = 3,55 x 18 = 63,9 kg

59 perpustakaan.uns.ac.id Tugas Akhir 38 7) Beban P 7 a) Beban kuda-kuda = ½ x btg ( ) x berat profil kuda kuda = ½ x (1,33+2+2,25) x 3,77 = 10,52 kg b) Beban plat sambung = 30 x beban kuda-kuda = 30 x 6,752 = 2,026 kg c) Beban bracing = 10 x beban kuda-kuda = 10 x 6,752 = 0,675 kg d) Beban plafon = Luasan defg x berat plafon = 1,43 x 18 = 25,74 kg Tabel 3.3 Rekapitulasi pembebanan seperempat kuda-kuda Beban Beban Beban Beban Plat Beban Beban Jumlah Input Beban Atap gording Kuda - kuda Penyambung Bracing Plafon Beban SAP 2000 (kg) (kg) (kg) (kg) (kg) (kg) (kg) (kg) P ,33 1,027 0, ,76 530, P ,63 9,89 1,906 0, , P ,37 12,25 2,359 0, , P ,07 1,361 0, , P ,43 1,238 0,413 79,74 87, P ,67 2,055 0,685 63,9 77,31 78 P ,52 2,026 0,675 25,74 38,961 39

60 perpustakaan.uns.ac.id Tugas Akhir 39 Beban Hidup Beban hidup yang bekerja pada P 1, P 2, P 3, P 4 = 100 kg Beban Angin Perhitungan beban angin : W4 W3 W Gambar 3.7. Pembebanan seperempat kuda-kuda akibat beban angin W1 3 Beban angin kondisi normal, minimum = 25 kg/m 2 (PPIUG 1983) Koefisien angin tekan = 0,02 0,40 = (0,02 x 30) 0,40 = 0,2 a) W 1 = luasan x koef. angin tekan x beban angin = 7,14 x 0,2 x 25 = 35,7 kg b) W 2 = luasan x koef. angin tekan x beban angin = 5,0 x 0,2 x 25 = 25 kg c) W 3 = luasan x koef. angin tekan x beban angin = 4,0 x 0,2 x 25 = 20 kg d) W 4 = luasan x koef. angin tekan x beban angin = 1,62 x 0,2 x 25 = 8,1 kg

61 perpustakaan.uns.ac.id Tugas Akhir 40 Tabel 3.4. Perhitungan beban angin Wx Input SAP Wy Input SAP Beban Beban (kg) W.Cos 2000 W.Sin 2000 Angin (kg) (kg) (kg) (kg) W 1 35,7 30, ,85 18 W , ,5 13 W , W 4 8,1 7,01 8 4,05 5 Dari perhitungan mekanika dengan menggunakan program SAP 2000 diperoleh gaya batang yang bekerja pada batang Seperempat kuda-kuda sebagai berikut : Tabel 3.5. Rekapitulasi gaya batang seperempat kuda-kuda A kombinasi Batang Tarik (+) ( kg ) Tekan (-) ( kg ) , ,98 3 7, , , , , , , ,

62 perpustakaan.uns.ac.id Tugas Akhir Perencanaan Profil Seperempat Kuda Kuda a. Perhitungan profil batang tarik P maks. = 1036,36 kg L = 1,33 m f y = 2400 kg/cm 2 f u = 3700 kg/cm 2 Kondisi leleh P maks. =.f y.ag Ag P maks..f y 1036,36 2 0,48cm 0, Kondisi fraktur P maks. =.f u.ae P maks. =.f u.an.u Pmaks. 1036,36 2 An 0,42 cm.fu. U 0, ,75 L i min 0,55cm Dicoba, menggunakan baja profil Dari tabel didapat Ag = 4,80 cm 2 i = 1,51 cm Berdasarkan Ag kondisi leleh Ag = 0,48/2 = 0,24 cm 2 Berdasarkan Ag kondisi fraktur Diameter baut = 1/2. 25,4 = 12,7 mm Diameter lubang = 12,7 + 2 = 14,7 mm = 1,47 cm Ag = An + n.d.t = (0,42/2) + 1.1,47.0,5 = 0,945 cm 2 Ag yang menentukan = 1,337 cm 2 Digunakan maka, luas profil 4,80 > 0,945 ( aman ) inersia commit to 1,51 user > 0,55 ( aman )

63 perpustakaan.uns.ac.id Tugas Akhir 42 Jadi,baja profil double siku-siku sama kaki ( ) dengan dimensi aman dan mampu menerima beban apabila digunakan untuk Seperempat batang tarik. b. Perhitungan profil batang tekan P maks. = 1217,51 kg L = 1,5 m f y = 2400 kg/cm 2 f u = 3700 kg/cm 2 Dicoba, menggunakan baja profil Dari tabel didapat nilai nilai : Ag = 2.4,80 = 9,60 cm 2 r b t = 1,51 cm = 15,1 mm = 50 mm = 5 mm Periksa kelangsingan penampang : b = = 10 12,910 t kl r f y f y λc 2 E 1(1500) 15, ,14 x2x10 5 = 1,10 Karena c >1,2 maka : = 1,25 c 2 = 1,25.1,10 2 = 1,50 f y P n = Ag.f cr = Ag = = ,43 N = 15346,943 kg 1,50 P max 1217,51 0,09 < 1... ( aman ) Pn 0,85x15346,943

64 perpustakaan.uns.ac.id Tugas Akhir 43 Jadi, baja profil double siku-siku sama kaki ( ) dengan dimensi aman dan mampu menerima beban apabila digunakan untuk seperempat batang tekan Perhitungan Alat Sambung a. Batang Tekan Digunakan alat sambung baut-mur. ( A 490,F b u = 825 N/mm 2 ) Diameter baut () = 12,7 mm ( ½ inches) Diameter lubang = 14,7 mm. Tebal pelat sambung () = 0,625. d = 0, ,7 = 7,94 mm. Menggunakan tebal plat 8 mm. (BJ 37,f u = 3700 kg/cm 2 ) Tahanan geser baut P n = n.(0,5.f ub ).An = 2.(0,5.825).¼..12,7 2 = ,44 N = 10445,54 kg/baut Tahanan tarik penyambung P n = 0,75.f ub.an = (0,75.825).¼..12,7 2 = 78341,58 N = 7834,16 kg/baut Tahanan Tumpu baut : P n = 0,75 (2,4.fu.dt) = 0,75 (2, ,7.8) = 67665,6 N = 6766,56 kg/baut P yang menentukan adalah P tumpu = 6766,56 kg. Perhitungan jumlah baut-mur, Pmaks. 1217,51 n 0,18 ~ 2 buah baut P 6766,56 Digunakan : 2 buah baut Perhitungan jarak antar baut : a) 5d S 15t atau 200 mm Diambil, S 1 = 5 d = 5. 12,7 = 63,5 mm = commit 65 to user

65 perpustakaan.uns.ac.id Tugas Akhir 44 b) 2,5 d S 2 (4t +100) atau 200 mm Diambil, S 2 = 2,5 d = 2,5. 12,7 = 31,75 mm = 35 mm b. Batang tarik Digunakan alat sambung baut-mur. ( A 490,F b u = 825 N/mm 2 ) Diameter baut () = 12,7 mm ( ½ inches) Diameter lubang = 14,7 mm. Tebal pelat sambung () = 0,625. d = 0, ,7 = 7,94 mm. Menggunakan tebal plat 8 mm. (BJ 37,f u = 3700 kg/cm 2 ) Tahanan geser baut P n = n.(0,5.f ub ).An = 2.(0,5.825).¼..12,7 2 = ,44 N = 10445,54 kg/baut Tahanan tarik penyambung P n = 0,75.f ub.an = (0,75.825).¼..12,7 2 = 78341,58 N = 7834,16 kg/baut Tahanan Tumpu baut : P n = 0,75 (2,4.fu.dt) = 0,75 (2, ,7.8) = 67665,6 N = 6766,56 kg/baut P yang menentukan adalah P tumpu = 6766,56 kg. Perhitungan jumlah baut-mur, Pmaks. 1036,36 n 0,15 ~ 2 buah baut P 6766,56 Digunakan : 2 buah baut Perhitungan jarak antar baut : a) 5d S 15t atau 200 mm Diambil, S 1 = 5 d = 5. 12,7 = 63,5 mm = 65 mm

66 225 perpustakaan.uns.ac.id Tugas Akhir 45 b) 2,5 d S 2 (4t +100) atau 200 mm Diambil, S 2 = 2,5 d = 2,5. 12,7 = 31,75 mm = 35 mm Tabel 3.6. Rekapitulasi perencanaan profil seperempat kuda-kuda A Nomer Batang Dimensi Profil Baut (mm) , , , , , , , , , , , Perencanaan Seperempat Kuda-kuda B Gambar 3.8. Panjang batang seperempat kuda-kuda B Perhitungan Panjang Batang Seperempat Kuda-kuda B Perhitungan panjang batang selanjutnya disajikan dalam tabel di bawah ini :

67 perpustakaan.uns.ac.id Tugas Akhir 46 Tabel 3.7 Perhitungan panjang batang pada seperempat kuda-kuda Nomor Batang Panjang Batang ( m ) 1 1, ,50 3 1,50 4 1,33 5 1,33 6 1,33 7 0,75 8 1,50 9 1, , Perhitungan Luasan Seperempat Kuda-kuda Gambar 3.9. Luasan atap seperempat kuda-kuda B Panjang ja = ib =hc = gd = fe = 4,0 m Panjang ab = 1,75 m Panjang bc = 1,5 m Panjang cd = 1,5 m Panjang de = 0,75 m

68 perpustakaan.uns.ac.id Tugas Akhir 47 Luas abij Luas bchi Luas defg = ja x ab = 4,0 x 1,75 = 7 m 2 = cdgh = ib x bc = 4 x 1,5 = 6 m 2 = gd x de = 4 x 0,75 = 3 m 2 Gambar Luasan plafon seperempat kuda-kuda B Panjang ja = ib =hc = gd = fe = 4,0 m Panjang ab = 1,67 m Panjang bc = 1,33 m Panjang cd = 1,33 m Panjang de = 0,66 m Luas abij = ja x ab = 4,0 x 1,67 = 6,68 m 2

69 perpustakaan.uns.ac.id Tugas Akhir 48 Luas bchi = cdgh = ib x bc = 4 x 1,33 = 5,32 m 2 Luas defg = gd x de = 4 x 0,66 = 2,64 m Perhitungan Pembebanan Seperempat Kuda-kuda Data-data pembebanan : Berat gording = 11,0 kg/m Jarak antar kuda-kuda = 4,0 m Berat penutup atap = 50 kg/m 2 Berat profil = 3,77 kg/m ( baja profil ) Berat plafon = 18 kg/m P4 P1 P3 P P5 P6 Gambar Pembebanan seperempat kuda-kuda akibat beban mati P7 Perhitungan Beban Beban Mati 1) Beban P 1 a) Beban gording = berat profil gording x panjang gording = 11 x 4,0 = 44 kg b) Beban atap = luasan abij x Berat atap = 7 x 50 = 350 kg

70 perpustakaan.uns.ac.id Tugas Akhir 49 c) Beban kuda-kuda = ½ x btg (1+4) x berat profil kuda kuda = ½ x (1,50 + 1,33) x 3,77 = 5,33 kg d) Beban plat sambung = 30 x beban kuda-kuda = 30 x 3,42 = 1,027 kg e) Beban bracing = 10 x beban kuda-kuda = 10 x 3,42 = 0,342 kg g) Beban plafon = luasan abij x berat plafon = 6,68 x 18 = 120,24 kg 2) Beban P 2 a) Beban gording = berat profil gording x panjang gording = 11 x 3,33 = 36,63 kg b) Beban atap = luasan bchi x berat atap = 6 x 50 = 300 kg c) Beban kuda-kuda = ½ x Btg ( ) x berat profil kuda kuda = ½ x (1,5 + 1,5 + 0,75 + 1,5) x 3,77 = 9,89 kg d) Beban plat sambung = 30 x beban kuda-kuda = 30 x 6,35 = 1,906 kg e) Beban bracing = 10 x beban kuda-kuda = 10 x 6,35 = 0,635 kg 3) Beban P 3 a) Beban gording = berat profil gording x panjang gording = 11 x 2,67 = 29,37 kg b) Beban atap = luasan bchi x berat atap = 6 x 50 = 300 kg c) Beban kuda-kuda = ½ x btg ( ) x berat profil kuda kuda = ½ x (1,5 + 1,5 +1,5+2) x 3,77 = 12,25 kg d) Beban plat sambung = 30 x beban kuda-kuda = 30 x 7,865 = 2,359 kg

71 perpustakaan.uns.ac.id Tugas Akhir 50 e) Beban bracing = 10 x beban kuda-kuda = 10 x 7,865 = 0,786 kg 4) Beban P 4 a) Beban gording = berat profil gording x panjang gording = 11 x 2,0 = 22 kg b) Beban atap = luasan defg x berat atap = 3 x 50 = 150 kg c) Beban kuda-kuda = ½ x btg (3+11) x berat profil kuda kuda = ½ x (1,5 + 2,25) x 3,77 = 7,07 kg d) Beban plat sambung = 30 x beban kuda-kuda = 30 x 4,537 = 1,361 kg e) Beban bracing = 10 x beban kuda-kuda = 10 x 4,537 = 0,453 kg 5) Beban P 5 a) Beban kuda-kuda = ½ x btg(4+5+7) x berat profil kuda kuda = ½ x (1,33 + 1,33 + 0,75) x 3,77 = 6,43 kg b) Beban plat sambung = 30 x beban kuda-kuda = 30 x 4,126 = 1,238 kg c) Beban bracing = 10 x beban kuda-kuda = 10 x 4,126 = 0,413 kg d) Beban plafon = luasan bchi x berat plafon = 5,32 x 18 = 95,76 kg 6) Beban P 6 a) Beban kuda-kuda = ½ x btg( ) x berat profil kuda kuda = ½ x (1,33 + 1,33 +1,5+1,5) x 3,77 = 10,67 kg b) Beban plat sambung = 30 x beban kuda-kuda = 30 x 6,849 = 2,055 kg c) Beban bracing = 10 x beban kuda-kuda = 10 x 6,849 = 0,685 kg

72 perpustakaan.uns.ac.id Tugas Akhir 51 d) Beban plafon = luasan cdgh x berat plafon = 5,32 x 18 = 95,76 kg 7) Beban P 7 a) Beban kuda-kuda = ½ x btg( ) x berat profil kuda kuda = ½ x (1, ,25) x 3,77 = 10,52 kg b) Beban plat sambung = 30 x beban kuda-kuda = 30 x 6,752 = 2,025 kg c) Beban bracing = 10 x beban kuda-kuda = 10 x 6,752 = 0,675 kg d) Beban plafon = luasan defg x berat plafon = 2,64 x 18 = 47,52 kg Tabel 3.8. Rekapitulasi pembebanan seperempat kuda-kuda Beban Beban Beban Beban Plat Beban Beban Jumlah Input Beban Atap gording Kuda - kuda Penyambung Bracing Plafon Beban SAP 2000 (kg) (kg) (kg) (kg) (kg) (kg) (kg) (kg) P ,33 1,027 0, ,24 520, P ,63 9,89 1,906 0, , P ,37 12,25 2,359 0, , P ,07 1,361 0, , P ,43 1,238 0,413 95,76 103, P ,67 2,055 0,685 95,76 109, P ,52 2,025 0,675 47,52 60,74 61 Beban Hidup Beban hidup yang bekerja pada P 1, P 2, P 3, P 4 = 100 kg Beban Angin Perhitungan beban angin :

73 perpustakaan.uns.ac.id Tugas Akhir 52 W4 W1 W3 W Gambar Pembebanan seperempat kuda-kuda akibat beban angin 3 Beban angin kondisi normal, minimum = 25 kg/m 2 (PPIUG 1983) Koefisien angin tekan = 0,02 0,40 = (0,02 x 30) 0,40 = 0,2 a) W 1 = luasan x koef. angin tekan x beban angin = 7 x 0,2 x 25 = 35 kg b) W 2 = luasan x koef. angin tekan x beban angin = 6 x 0,2 x 25 = 30 kg c) W 3 = luasan x koef. angin tekan x beban angin = 6 x 0,2 x 25 = 30 kg d) W 4 = luasan x koef. angin tekan x beban angin = 3 x 0,2 x 25 = 15 kg Tabel 3.9. Perhitungan beban angin Wx Input SAP Wy Input SAP Beban Beban (kg) W.Cos 2000 W.Sin 2000 Angin (kg) (kg) (kg) (kg) W , ,5 18 W , W , W , ,5 8 Dari perhitungan mekanika dengan menggunakan program SAP 2000 diperoleh gaya batang yang bekerja pada batang commit Seperempat to user kuda-kuda sebagai berikut :

74 perpustakaan.uns.ac.id Tugas Akhir 53 Tabel Rekapitulasi gaya batang seperempat kuda-kuda B Kombinasi Batang Tarik (+) ( kg ) Tekan (-) ( kg ) , , , , , , , , , , , Perencanaan Profil Seperempat Kuda Kuda B a. Perhitungan profil batang tarik P maks. = 1219,02 kg L = 1,33 m f y = 2400 kg/cm 2 f u = 3700 kg/cm 2 Kondisi leleh P maks. =.f y.ag Ag P maks..f y 1219,02 2 0,56 cm 0, Kondisi fraktur P maks. =.f u.ae

75 perpustakaan.uns.ac.id Tugas Akhir 54 P maks. =.f u.an.u Pmaks. 1219,02 2 An 0,49 cm.fu. U 0, ,75 L i min 0,55cm Dicoba, menggunakan baja profil Dari tabel didapat Ag = 4,80 cm 2 i = 1,51 cm Berdasarkan Ag kondisi leleh Ag = 0,56/2 = 0,282 cm 2 Berdasarkan Ag kondisi fraktur Diameter baut = 1/2. 25,4 = 12,7 mm Diameter lubang = 12,7 + 2 = 14,7 mm = 1,47 cm Ag = An + n.d.t = (0,49/2) + 1.1,47.0,5 = 0,98 cm 2 Ag yang menentukan = 1,337 cm 2 Digunakan maka, luas profil 4,80 > 0,98 ( aman ) inersia 1,51 > 0,55 ( aman ) Jadi,baja profil double siku-siku sama kaki ( ) dengan dimensi aman dan mampu menerima beban apabila digunakan untuk Seperempat batang tarik. b. Perhitungan profil batang tekan P maks. = 1427,10 kg L = 1,5 m f y = 2400 kg/cm 2 f u = 3700 kg/cm 2 Dicoba, menggunakan baja profil Dari tabel didapat nilai nilai : Ag = 2. 4,80 = 9,60 cm 2

76 perpustakaan.uns.ac.id Tugas Akhir 55 r b t = 1,51 cm = 15,1 mm = 50 mm = 5 mm Periksa kelangsingan penampang : b = = 10 12,910 t kl r f y f y λc 2 E 1(1500) 15, ,14 x2x10 5 = 1,10 Karena c >1,2 maka : = 1,25 c 2 = 1,25.1,10 2 = 1,50 f y P n = Ag.f cr = Ag = = ,43 N = 15346,94 kg 1,50 P max 1427,10 0,11 < 1... ( aman ) P 0,85x15346,94 n Jadi, baja profil double siku-siku sama kaki ( ) dengan dimensi aman dan mampu menerima beban apabila digunakan untuk seperempat batang tekan Perhitungan Alat Sambung a. Batang Tekan Digunakan alat sambung baut-mur. ( A 490,F b u = 825 N/mm 2 ) Diameter baut () = 12,7 mm ( ½ inches) Diameter lubang = 14,7 mm. Tebal pelat sambung () = 0,625. d = 0, ,7 = 7,94 mm. Menggunakan tebal plat 8 mm. commit (BJ 37,f to u user = 3700 kg/cm 2 )

77 perpustakaan.uns.ac.id Tugas Akhir 56 Tahanan geser baut P n = n.(0,5.f ub ).An = 2.(0,5.825).¼..12,7 2 = ,44 N = 10445,54 kg/baut Tahanan tarik penyambung P n = 0,75.f ub.an = (0, ¼..12,7 2 = 78341,58 N = 7834,14 kg/baut Tahanan Tumpu baut : P n = 0,75 (2,4.fu.dt) = 0,75 (2, ,7.8) = 67665,6 N = 6766,56 kg/baut P yang menentukan adalah P tumpu = 6766,56 kg. Perhitungan jumlah baut-mur, Pmaks. 1427,10 n 0,21 ~ 2 buah baut P 6766,56 Digunakan : 2 buah baut Perhitungan jarak antar baut : a) 5d S 15t atau 200 mm Diambil, S 1 = 5 d = 5. 12,7 = 63,5 mm = 65 mm b) 2,5 d S 2 (4t +100) atau 200 mm Diambil, S 2 = 2,5 d = 2,5. 12,7 = 31,75 mm = 35 mm b. Batang tarik Digunakan alat sambung baut-mur. ( A 490,F b u = 825 N/mm 2 ) Diameter baut () = 12,7 mm ( ½ inches) Diameter lubang = 14,7 mm. Tebal pelat sambung () = 0,625. d = 0, ,7 = 7,94 mm. Menggunakan tebal plat 8 mm. (BJ 37,f u = 3700 kg/cm 2 )

78 perpustakaan.uns.ac.id Tugas Akhir 57 Tahanan geser baut P n = n.(0,5.f ub ).An = 2.(0,5.825).¼..12,7 2 = ,44 N = 10445,54 kg/baut Tahanan tarik penyambung P n = 0,75.f ub.an = (0,75.825).¼..12,7 2 = 78341,58 N = 7834,16 kg/baut Tahanan Tumpu baut : P n = 0,75 (2,4.fu.dt) = 0,75 (2, ,7.8) = 67665,6 N = 6766,56 kg/baut P yang menentukan adalah P tumpu = 6766,56 kg. Perhitungan jumlah baut-mur, Pmaks. 1219,02 n 0,18 ~ 2 buah baut P 6766,56 Digunakan : 2 buah baut Perhitungan jarak antar baut : a) 5d S 15t atau 200 mm Diambil, S 1 = 5 d = 5. 12,7 = 63,5 mm = 65 mm b) 2,5 d S 2 (4t +100) atau 200 mm Diambil, S 2 = 2,5 d = 1,5. 12,7 = 31,75 mm = 35 mm

79 225 perpustakaan.uns.ac.id Tugas Akhir 58 Tabel Rekapitulasi perencanaan profil seperempat kuda-kuda B Nomer Batang Dimensi Profil Baut (mm) , , , , , , , , , , , Perencanaan Kuda-kuda Trapesium Gambar Panjang batang Kuda-kuda trapesium Perhitungan Panjang Batang Kuda-kuda Trapesium Perhitungan panjang batang selanjutnya disajikan dalam tabel dibawah ini : Tabel Perhitungan panjang batang pada kuda-kuda trapesium Nomor Batang Panjang Batang (m) 1 1,33 2 1,33 3 1,33 4 1,33 5 1,33 6 1,33

80 perpustakaan.uns.ac.id Tugas Akhir 59 Nomor Batang Panjang Batang (m) 7 1,33 8 1,33 9 1, , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,0 29 2, , , , , , , , , , , , , ,0 43 1, , ,75

81 perpustakaan.uns.ac.id Tugas Akhir Perhitungan luasan kuda-kuda trapesium Gambar Luasan atap kuda-kuda trapesium Panjang ab = 1,75 m Panjang bg = 3,67 m Panjang bc = 1,50 m Panjang ch = 3,0 m Panjang cd = 1,50 m Panjang di = 2,34 m Panjang de = 0,75 m Panjang ej = 2,0 m Panjang af = 4,5 m Luas abfg = ½ ab ( af + bg ) = ½ 1,75 ( 4,5+ 3,67 ) = 7,15 m 2 Luas bcgh = ½ bc ( ch + bg ) = ½ 1,50 ( 3,0+ 3,67 ) = 5,00 m 2 Luas cdhi = ½ cd ( ch + di ) = ½ 1,50 ( 3,0+ 2,34 ) = 4,00 m 2 Luas deij = ½ de ( ej + di ) = ½ 0,75 ( 2+ 2,34 ) = 1,63 m 2

82 perpustakaan.uns.ac.id Tugas Akhir 61 Gambar Luasan plafon kuda-kuda trapesium Panjang ab = 1,67m Panjang bg = 3,67 m Panjang bc = 1,33 m Panjang ch = 3,0 m Panjang cd = 1,33 m Panjang di = 2,34 m Panjang de = 0,6,7 m Panjang ej = 2,0 m Panjang af = 4,5 m Luas abfg = ½ ab ( af + bg ) = ½ 1,67 ( 4,5+ 3,67 ) = 6,82 m 2 Luas bcgh = ½ bc ( ch + bg ) = ½ 1,33 ( 3,0+ 3,67 ) = 4,43 m 2 Luas cdhi = ½ cd ( ch + di ) = ½ 1,33 ( 3,0+ 2,34 ) = 3,55 m 2 Luas deij = ½ de ( ej + di ) = ½ 0,67 ( 2+ 2,34 ) = 1,45 m 2

83 perpustakaan.uns.ac.id Tugas Akhir Perhitungan Pembebanan kuda-kuda trapesium Data-data pembebanan : Berat gording = 11,0 kg/m Jarak antar kuda-kuda = 4,0 m Berat penutup atap = 50 kg/m 2 Berat profil = 7,38 kg/m ( baja profil ) Berat plafon = 18 kg/m P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P1 P3 15 P P11 P P13 P14 P15 P16 P17 P18 Gambar Pembebanan kuda-kuda trapesium akibat beban mati P19 P20 P21 P22 P23 P24 a. Perhitungan Beban Beban Mati 1) Beban P 1 = P 13 a) Beban gording = berat profil gording x panjang gording = 11 x 4 = 44 kg b) Beban atap = luasan abfg x berat atap = 7,15 x 50 = 357,5 kg c) Beban plafon = luasan abfg x berat plafon = 6,82 x 18 = 122,76 kg d) Beban kuda-kuda = ½ x btg (1 + 13) x berat profil kuda kuda = ½ x (1,33+1,33) x 7,38 = 9,815 kg e) Beban plat sambung = 30 x beban kuda-kuda = 30 x 9,815 = 2,944 kg f) Beban bracing = 10 x beban kuda-kuda = 10 x 9,815 = 0,981 kg

84 63 2) Beban P 2 = P 12 a) Beban gording = berat profil gording x panjang gording = 11 x 3,33 = 36,63 kg b) Beban atap = luasan bcgh x berat atap = 5 x 50 = 250 kg c) Beban kuda-kuda = ½xbtg( )xberat profil kuda kuda = ½ x (1,33+1,33+0,75+1,5) x 7,38 = 18,117 kg d) Beban plat sambung = 30 x beban kuda-kuda = 30 x 18,117 = 5,435 kg e) Beban bracing = 10 x beban kuda-kuda = 10 x 18,117 = 1,811 kg 3) Beban P 3 = P 11 a) Beban gording = berat profil gording x panjang gording = 11 x 2,66 = 29,26 kg b) Beban atap = luasan cdhi x berat atap = 4 x 50 = 200 kg c) Beban kuda-kuda = ½xbtg( )xberat profil kuda kuda = ½ x (1,33+1,33+1,5+2) x 7,38 = 22,73 kg d) Beban plat sambung = 30 x beban kuda-kuda = 30 x 22,73 = 6,819 kg e) Beban bracing = 10 x beban kuda-kuda = 10 x 22,73 = 2,273 kg 4) Beban P 4 = P 10 a) Beban gording = berat profil gording x panjang gording = 11 x 2 = 22 kg b) Beban atap = luasan deij x berat atap = 1,63 x 50 = 81,5 kg c) Beban kuda-kuda = ½xbtg( )xberat profil kuda kuda = ½ x (1,33+1,33+2,25+2,6) x 7,38 = 27,711 kg d) Beban plat sambung = 30 x beban kuda-kuda

85 64 = 30 x 27,711 = 8,313 kg e) Beban bracing = 10 x beban kuda-kuda = 10 x 27,711 = 2,771 kg 5) Beban P 5 = P 7 = P 9 a) Beban kuda-kuda = ½ x btg ( ) x berat profil kuda kuda = ½ x (1,33+1,33+2,25) x 7,38 = 18,117 kg b) Beban plat sambung = 30 x beban kuda-kuda = 30 x 18,117 = 5,435 kg c) Beban bracing = 10 x beban kuda-kuda = 10 x 18,117 = 1,811 kg 6) Beban P 6 = P 8 a) Beban kuda-kuda = ½xbtg( )xberat profil kuda kuda = ½ x (1,33+1,33+2,6+2,6) x 7,38 = 29,003 kg b) Beban plat sambung = 30 x beban kuda-kuda = 30 x 29,003 = 8,701 kg c) Beban bracing = 10 x beban kuda-kuda = 10 x 29,003 = 2,9 kg 7) Beban P 14 = P 24 a) Beban kuda-kuda = ½ x btg(1+2+25) x berat profil kuda kuda = ½ x (1,33+1,33+0,75) x 7,38 = 12,582 kg b) Beban plat sambung = 30 x beban kuda-kuda = 30 x 12,582 = 3,774 kg c) Beban bracing = 10 x beban kuda-kuda = 10 x 12,582 = 1,258 kg d) Beban plafon = luasan bcgh x berat plafon = 4,43 x 18 = 79,74 kg 8) Beban P 15 = P 23 a) Beban kuda-kuda = ½ x btg( ) x berat profil kuda kuda commit = ½ x (1,33+1,33+1,5+1,5) to user x 7,38 = 20,885 kg

86 65 b) Beban plat sambung = 30 x beban kuda-kuda = 30 x 20,885 = 6,265 kg c) Beban bracing = 10 x beban kuda-kuda = 10 x 20,885 = 2,088 kg d) Beban plafon = luasan cdhi x berat plafon = 3,55 x 18 = 63,9 kg 9) Beban P 16 = P 22 a) Beban kuda-kuda = ½ x btg( ) x berat profil kuda kuda = ½ x (1,33+1,33+2+2,25) x 7,38 = 25,497 kg b) Beban plat sambung = 30 x beban kuda-kuda = 30 x 25,497 = 7,649 kg c) Beban bracing = 10 x beban kuda-kuda = 10 x 25,497 = 2,549 kg d) Beban plafon = Luasan deij x berat plafon = 1,45 x 18 = 26,1 kg 10) Beban P 17 = P 19 = P 21 a) Beban kuda-kuda = ½xbtg( )xberatprofil kuda-kuda =½x(1,33+1,33+2,6+2,25+2,6)x7,83=37,305 kg b) Beban plat sambung = 30 x beban kuda-kuda = 30 x 37,305 = 11,19 kg c) Beban bracing = 10 x beban kuda-kuda = 10 x 37,305 = 3,731 kg 11) Beban P 18 = P 20 a) Beban kuda-kuda = ½ x Btg(5+6+33) x berat profil kuda kuda = ½ x (1,33+1,33+2,25) x 7,38 = 18,117 kg b) Beban plat sambung = 30 x beban kuda-kuda = 30 x 18,117 = 5,435 kg c) Beban bracing = 10 x beban kuda-kuda = 10 x 18,117 = 1,811 kg

87 66 Tabel Rekapitulasi Pembebanan Kuda-kuda Trapesium Beban Beban Atap (kg) Beban gording (kg) Beban Kuda - kuda (kg) Beban Bracing (kg) Beban Plat Penyam bung (kg) Beban Plafon (kg) Jumlah Beban (kg) Input SAP 2000 (kg) P 1= P ,5 44 9,815 2,944 0, , P 2= P ,63 18,117 5,435 1, , P 3= P ,26 22,73 6,819 0,681 P 4= P 10 81, ,711 8,313 0,831 P 5= P 7= P 9 P 6= P 8 P 14= P 24 P 15= P 23 P 16= P 22 P 17= P 19= P 21 P 18 =P ,117 5,435 1,811 29,003 8,701 2, , , , , ,582 3,774 1,258 79,74 97, ,885 6,265 2,088 63,9 93, ,497 7,649 2,549 26,1 61, ,305 11,19 3,73 18,117 5,435 1, , , Beban Hidup Beban hidup yang bekerja pada P 1, P 2, P 3, P 4, P 10, P 11, P 12, P 13 = 100 kg Beban Angin Perhitungan beban angin : W1 W2 W4 W Gambar Pembebanan kuda-kuda akibat beban angin W5 W6 W7 23 W8

88 67 Beban angin kondisi normal, minimum = 25 kg/m 2 1) Koefisien angin tekan = 0,02 0,40 = (0,02 x 30) 0,40 = 0,2 a) W 1 = luasan x koef. angin tekan x beban angin = 7,15 x 0,2 x 25 = 35,75 kg b) W 2 = luasan x koef. angin tekan x beban angin = 5 x 0,2 x 25 = 25 kg c) W 3 = luasan x koef. angin tekan x beban angin = 4 x 0,2 x 25 = 20 kg d) W 4 = luasan x koef. angin tekan x beban angin = 1,63 x 0,2 x 25 = 8,15 kg 2) Koefisien angin hisap = - 0,40 a) W 5 = luasan x koef. angin hisap x beban angin = 1,63 x -0,4 x 25 = -16,3 kg b) W 6 = luasan x koef. angin hisap x beban angin = 4 x -0,4 x 25 = -40 kg c) W 7 = luasan x koef. angin hisap x beban angin = 5 x -0,4 x 25 = -50 kg d) W 8 = luasan x koef. angin hisap x beban angin = 7,15 x -0,4 x 25 = -71,5 kg Tabel Perhitungan beban angin Beban Angin Beban (kg) W x Cos (kg) Input SAP2000 W x Sin (kg) Input SAP2000 W 1 35,75 30, , W , ,5 13 W , W 4 8,15 7, W 5-16, W W W 8-71,

89 68 Dari perhitungan mekanika dengan menggunakan program SAP 2000 diperoleh gaya batang yang bekerja pada batang jurai sebagai berikut : Tabel Rekapitulasi gaya batang kuda-kuda trapesium Kombinasi Batang Tarik (+) Tekan (-) ( kg ) ( kg ) , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , commit to 3108,03 user

90 69 Batang Kombinasi Tarik (+) Tekan (-) ( kg ) ( kg ) , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , Perencanaan Profil Kuda-kuda Trapesium a. Perhitungan profil batang tarik P maks. = 3260,36 kg L = 1,33 m

91 70 f y = 2400 kg/cm 2 f u = 3700 kg/cm 2 Kondisi leleh P maks. =.f y.ag Ag P maks..f y 3260,36 1,51cm 0, Kondisi fraktur P maks. =.f u.ae P maks. =.f u.an.u An P.f maks. u. U 3260,36 1,15 cm 0, ,85 L i min 0,55cm Dicoba, menggunakan baja profil Dari tabel didapat Ag = 9,40 cm 2 i = 2,12 cm 2 Berdasarkan Ag kondisi leleh Ag = 1,51/2 = 0,75 cm 2 Berdasarkan Ag kondisi fraktur Diameter baut = 1/2. 25,4 = 12,7 mm Diameter lubang = 12,7 + 2 = 14,7 mm = 1,47 cm Ag = An + n.d.t = (1,15/2) + 1.1,47.0,7 = 1,60 cm 2 Digunakan maka, luas profil 9,40 > 1,60 ( aman ) inersia 2,12 > 0,55 ( aman ) Jadi, baja profil double siku-siku sama kaki ( ) dengan dimensi aman dan mampu menerima beban apabila digunakan untuk Trapesium batang tarik.

92 71 b. Perhitungan profil batang tekan P maks. = 3839,90 kg L = 1,50 m f y = 2400 kg/cm 2 f u = 3700 kg/cm 2 Dicoba, menggunakan baja profil Dari tabel didapat nilai nilai : Ag = 2. 9,40 = 18,8 cm 2 r b t = 2,12 cm = 21,2 mm = 70 mm = 7 mm Periksa kelangsingan penampang : b = = 10 12,910 t f y f y λc 2 kl r E 1(1500) 21, ,14 x2x10 5 = 0,78 Karena 0,25 < c <1,2 maka : 1,43 1,6-0,67 1,43 = 1,32 1,6-0,67.0,78 f y P n = Ag.f cr = Ag c = = ,18 N = 34181,81 kg 1,32 P max 3839,90 0,13 < 1... ( aman ) P 0,85x34181,81 n Jadi, baja profil double siku-siku sama kaki ( ) dengan dimensi aman dan mampu menerima beban apabila digunakan untuk Trapesium batang tekan.

93 Perhitungan Alat Sambung a. Batang Tekan Digunakan alat sambung baut-mur. ( A 490,F b u = 825 N/mm 2 ) Diameter baut () = 12,7 mm ( ½ inches) Diameter lubang = 14,7 mm. Tebal pelat sambung () = 0,625. d = 0, ,7 = 7,94 mm. Menggunakan tebal plat 8 mm. (BJ 37,f u = 3700 kg/cm 2 ) Tahanan geser baut P n = n.(0,5.f ub ).An = 2.(0,5.825).¼..12,7 2 = ,44 N = 10445,54 kg/baut Tahanan tarik penyambung P n = 0,75.f ub.an = (0,75.825).¼..12,7 2 = 78341,58 N = 7834,16 kg/baut Tahanan Tumpu baut : P n = 0,75 (2,4.fu.dt) = 0,75 (2, ,7.8) = 67665,6 N = 6766,56 kg/baut P yang menentukan adalah P tumpu = 6766,56 kg. Perhitungan jumlah baut-mur, Pmaks. 3839,90 n 0,57 ~ 3 buah baut P 6766,56 Digunakan : 3 buah baut Perhitungan jarak antar baut : a) 5d S 15t atau 200 mm Diambil, S 1 = 5 d = 5. 12,7 = 63,5 mm = 65 mm b) 2,5 d S 2 (4t +100) atau 200 mm Diambil, S 2 = 2,5 d = 2,5. 12,7 = 31,75 mm = 35 mm

94 73 b. Batang tarik Digunakan alat sambung baut-mur. ( A 490,F b u = 825 N/mm 2 ) Diameter baut () = 12,7 mm ( ½ inches) Diameter lubang = 14,7 mm. Tebal pelat sambung () = 0,625. d = 0, ,7 = 7,94 mm. Menggunakan tebal plat 8 mm. (BJ 37,f u = 3700 kg/cm 2 ) Tahanan geser baut Pn = n.(0,5.f ub ).An = 2.(0,5.825).¼..12,7 2 = ,44 N = 10445,54 kg/baut Tahanan tarik penyambung P n = 0,75.f ub.an = (0,75.825).¼..12,7 2 = 78341,58 N = 7834,16 kg/baut Tahanan Tumpu baut : P n = 0,75 (2,4.fu.dt) = 0,75 (2, ,7.8) = 67665,6 N = 6766,56 kg/baut P yang menentukan adalah P tumpu = 6766,56 kg. Perhitungan jumlah baut-mur, Pmaks. 3260,36 n 0,48 ~ 3 buah baut P 6766,56 Digunakan : 3 buah baut Perhitungan jarak antar baut : a) 5d S 15t atau 200 mm Diambil, S 1 = 5 d = 5. 12,7 = 63,5 mm = 65 mm b) 2,5 d S 2 (4t +100) atau 200 mm Diambil, S 2 = 2,5 d = 2,5. 12,7 = 31,75 mm = 35 mm

95 74 Tabel Rekapitulasi perencanaan profil kuda-kuda trapesium Nomor Batang Dimensi Profil Baut (mm) , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,7

96 75 Nomor Batang Dimensi Profil Baut (mm) , , , , , , , , Perencanaan Jurai ,4 Gambar Panjang batang jurai Perhitungan Panjang Batang Jurai Perhitungan panjang batang selanjutnya disajikan dalam tabel dibawah ini : Tabel Perhitungan panjang batang pada jurai Nomor Batang Panjang Batang (m) 1 1, , , , , ,886

97 76 Nomor Batang Panjang Batang (m) 7 2, , , , , , , , , , , , , , , , ,600

98 Perhitungan Luasan Jurai Gambar Luasan atap jurai Panjang a b = 1,923 m Panjang hl = 0,33 m Panjang b c = c d = 1,538 m Panjang mw = 2,0 m Panjang d m = 0,769 m Panjang tx = 1,667 m Panjang ei = 2,50 m Panjang uy = 1,0 m Panjang fj = 1,667 m Panjang vz = 0,33 m Panjang gk = 1,0 m Panjang e f = 0,769 m Panjang xy = 1,50 m Panjang f g =g h = 1,538 m Panjang h s = 0,769 m Luas abfjie = 2 x (½. a b. ( fj + ei ) ) = 2 x (½. 1,923. ( 1, ,50 ) ) = 8,013 m 2 Luas bcgkjf = 2 x (½. b c. ( fj + gk ) ) = 2 x (½. 1,538. ( 1, ,0 ) ) = 4,102 m 2

99 78 Luas cdhlkg = 2 x (½. c d. ( hl + gk ) ) = 2 x (½. 1,538. ( 0,33 + 1,0 ) ) = 2,045 m 2 Luas dmlh = 2 x ( ½ x hl x d m) = 2 x ( ½ x 0,33 x 0,769 ) = 0,254 m 2 Luas optxwm = 2 x (½. e f. ( mw + tx ) ) = 2 x (½. 0,769. ( 2,0 + 1,667 ) ) = 2,820 m 2 Luas pquyxt = 2 x (½. f g. ( tx + uy ) ) = 2 x (½. 1,538 ( 1, ,0 ) ) = 4,102 m 2 Luas qrvzyu = 2 x (½. g h. ( vz + uy ) ) = 2 x (½. 1,538. ( 0,33 + 1,0 ) ) Luas rszv = 2,045 m 2 = 2 x ( ½ x vz x h s) = 2x ( ½ x 0,33 x 0,769 ) = 0,254 m 2 Gambar Luasan plafon jurai

100 79 Panjang a b = 1,667 m Panjang mw = 2,0 m Panjang b c = c d = 1,33 m Panjang tx = 1,667 m Panjang d m = 0,667 m Panjang uy = 1,0 m Panjang ei = 2,50 m Panjang vz = 0,33 m Panjang fj = 1,667 m Panjang e f = 0,667 m Panjang gk = 1,0 m Panjang f g =g h = 1,33 m Panjang hl = 0,33 m Panjang h s = 0,667 m Luas abfjie = 2 x (½. a b. ( fj + ei ) ) = 2 x (½. 1,667. ( 1, ,50 ) ) = 6,946 m 2 Luas bcgkjf = 2 x (½. b c. ( fj + gk ) ) = 2 x (½ 1,33 ( 1, ,0 ) ) = 3,547 m2 Luas cdhlkg = 2 x (½. c d. ( hl + gk ) ) = 2 x (½ 1,33 ( 0,33 + 1,0 ) ) = 1,769 m2 Luas dmlh = 2 x ( ½ x hl x d m) = 2 x ( ½ x 0,33 x 0,667 ) = 0,220 m 2 Luas optxwm = 2 x (½. e f. ( mw + tx ) ) = 2 x (½. 0,667. ( 2,0 + 1,667 ) ) = 2,224 m 2 Luas pquyxt = 2 x (½. f g. ( tx + uy ) ) = 2 x (½. 1,33. ( 1, ,0 ) ) = 3,547 m 2 Luas qrvzyu = 2 x (½. g h. ( vz + uy ) ) = 2 x (½. 1,33. ( 0,33 + 1,0 ) ) = 1,769 m 2 Luas rszv = 2 x ( ½ x vz x h s) = 2 x ( ½ x 0,33 x 0,667 ) = 0,220 m 2

101 Perhitungan Pembebanan Jurai Data-data pembebanan : Berat gording = 11 kg/m Berat penutup atap = 50 kg/m 2 Berat profil = 6,83 kg/m ( baja profil ) Berat plafon = 18 kg/m P7 P1 P3 P4 P P5 11 P P8 P9 P10 P11 P12 P13 Gambar Pembebanan jurai akibat beban mati Perhitungan Beban Beban Mati 1) Beban P 1 a) Beban gording = berat profil gording x panjang gording = 11 x 4 = 44 kg b) Beban atap = luasan abfjie x berat atap = 8,013 x 50 = 400,65 kg c) Beban plafon = luasan abfjie x berat plafon = 6,946 x 18 = 125,028 kg d) Beban kuda-kuda = ½ x btg ( ) x berat profil kuda kuda = ½ x (1, ,036) x 6,83 = 13,394 kg e) Beban plat sambung = 30 x beban kuda-kuda = 30 x 13,394 = 4,018 kg f) Beban bracing = 10 x beban kuda-kuda = 10 x 13,394 = 1,339 kg

102 81 2) Beban P 2 a) Beban gording = berat profil gording x panjang gording = 11 x 2,66 = 29,26 kg b) Beban atap = luasan bcgkjf x berat atap = 4,102 x 50 = 205,1 kg c) Beban kuda-kuda = ½ x btg ( ) x berat profil kuda kuda = ½x(2,036+2,036+0,767+2,080)x6,83= 23,63 kg d) Beban plat sambung = 30 x beban kuda-kuda = 30 x 23,63 = 7,088 kg e) Beban bracing = 10 x beban kuda-kuda = 10 x 23,63 = 2,363 kg 3) Beban P 3 a) Beban gording = berat profil gording x panjang gording = 11 x 1,33 = 14,63 kg b) Beban atap = luasan cdhlkg x berat atap = 2,045 x 50 = 102,25 kg c) Beban kuda-kuda = ½ x btg ( ) x berat profil kuda kuda = ½x(2,036+2,036+1,533+2,430)x6,83= 27,44 kg d) Beban plat sambung = 30 x beban kuda-kuda = 30 x 27,439 = 8,232 kg e) Beban bracing = 10 x beban kuda-kuda = 10 x 27,439 = 2,744 kg 4) Beban P 4 a) Beban atap = (luasan dmlh + optxwm) x berat atap = (0, ,820) x 50 = 153,7 kg b) Beban kuda-kuda = ½ x btg ( ) x berat profil kuda kuda = ½x(2,036+2,036+2,300+2,974)x6,83= 31,92 kg c) Beban plat sambung = 30 x beban kuda-kuda = 30 x 31,92 = 9,575 kg

103 82 d) Beban bracing = 10 x beban kuda-kuda = 10 x 31,92 = 3,192 kg 5) Beban P 5 a) Beban gording = berat profil gording x panjang gording = 11 x 2,66 = 29,26 kg b) Beban atap = luasan pquyxt x Berat atap = 4,102 x 50 = 205,1 kg c) Beban kuda-kuda = ½x btg( ) x berat profil kuda-kuda = ½x(2,036+2,036+3,067+3,6)x6,83 = 36,67 kg d) Beban plat sambung = 30 x beban kuda-kuda = 30 x 36,67 = 11,002 kg e) Beban bracing = 10 x beban kuda-kuda = 10 x 36,67 = 3,667 kg 6) Beban P 6 a) Beban gording = berat profil gording x panjang gording = 11 x 1,33 = 14,63 kg b) Beban atap = luasan qrvzyu x berat atap = 2,045 x 50 = 102,25 kg c) Beban kuda-kuda = ½ x btg( ) x berat profil kuda kuda = ½x(2,036+2,036+3,833+4,272)x6,83= 41,58 kg d) Beban plat sambung = 30 x beban kuda-kuda = 30 x 41,58 = 12,475 kg e) Beban bracing = 10 x beban kuda-kuda = 10 x 41,58 = 4,158 kg 7) Beban P 7 a) Beban atap = luasan rszv x berat atap = 0,254 x 50 = 12,7 kg b) Beban kuda-kuda = ½ x btg (12+23) x berat profil kuda kuda = ½ x (2,036+4,6) x 6,83= 22,662 kg

104 83 c) Beban plat sambung = 30 x beban kuda-kuda = 30 x 22,662 = 6,799 kg d) Beban bracing = 10 x beban kuda-kuda = 10 x 22,662 = 2,266 kg 8) Beban P 8 a) Beban plafon = luasan bcgkjf x berat plafon = 3,547 x 18 = 63,846 kg b) Beban kuda-kuda = ½ x btg (1+2+13) x berat profil kuda kuda = ½ x (1,886+1,886+0,767) x 6,83= 15,501 kg c) Beban plat sambung = 30 x beban kuda-kuda = 30 x 15,501 = 4,650 kg d) Beban bracing = 10 x beban kuda-kuda = 10 x 15,501 = 1,550 kg 9) Beban P 9 a) Beban plafon = luasan cdhlkg x berat plafon = 1,769 x 18 = 31,842 kg b) Beban kuda-kuda = ½ x btg ( ) x berat profil kuda kuda = ½x(1,886+1,886+2,080+1,533)x6,83= 25,22 kg c) Beban plat sambung = 30 x beban kuda-kuda = 30 x 25,22 = 7,566 kg d) Beban bracing = 10 x beban kuda-kuda = 10 x 25,22 = 2,522 kg 10) Beban P 10 a) Beban plafon = (luasan dmlh + optxwn) x berat plafon = (0,220+2,224) x 18 = 43,992 kg b) Beban kuda-kuda = ½ x btg ( ) x berat profil kuda kuda = ½x(1,886+1,886+2,430+2,3)x6,83= 29,034 kg c) Beban plat sambung = 30 x beban kuda-kuda = 30 x 29,034 = 8,710 kg

105 84 d) Beban bracing = 10 x beban kuda-kuda = 10 x 29,034 = 2,903 kg 11) Beban P 11 a) Beban plafon = luasan pquyxt x berat plafon = 3,547 x 18 = 63,846 kg b) Beban kuda-kuda = ½ x btg ( ) x berat profil kuda kuda = ½x(1,886+1,886+2,974+3,067)x6,83= 33,51 kg c) Beban plat sambung = 30 x beban kuda-kuda = 30 x 33,51 = 10,053 kg d) Beban bracing = 10 x beban kuda-kuda = 10 x 33,51 = 3,351 kg 12) Beban P 12 a) Beban plafon = luasan qrvzyu x berat plafon = 1,769 x 18 = 31,842 kg b) Beban kuda-kuda = ½ x btg ( ) x berat profil kuda kuda = ½x(1,886+1,886+3,6+3,833)x6,83= 38,265 kg c) Beban plat sambung = 30 x beban kuda-kuda = 30 x 38,265 = 11,479 kg d) Beban bracing = 10 x beban kuda-kuda = 10 x 38,265 = 3,826 kg 13) Beban P 13 a) Beban plafon = luasan rszv x berat plafon = 0,220 x 18 = 3,96 kg b) Beban kuda-kuda = ½ x btg ( ) x berat profil kuda kuda = ½ x (1,886+4,272+4,6) x 6,83 = 36,739 kg c) Beban plat sambung = 30 x beban kuda-kuda = 30 x 36,739 = 11,022 kg d) Beban bracing = 10 x beban kuda-kuda = 10 x 36,739 = 3,674 kg

106 85 Tabel Rekapitulasi Pembebanan Jurai Beban Beban Atap (kg) Beban Gording (kg) Beban Kuda - kuda (kg) Beban Plat Penyambung (kg) Beban Bracing (kg) Beban Plafon (kg) Jumlah Beban (kg) P 1 400, ,394 4,018 1, , , P 2 205,1 29,26 23,63 7,088 2, , P 3 102,25 14,63 27,44 8,232 2, , P 4 153,7-31,92 9,575 3, , P 5 205,1 29,26 36,67 11,002 3, , P 6 102,25 14,63 41,58 12,475 4, , P 7 12,7-22,662 6,799 2,266-44, P ,501 4,650 1,550 63,846 85, P ,22 7,566 2,522 31,842 67,15 68 P ,034 8,710 2,903 43,992 84, P ,51 10,053 3,351 63, , P ,265 11,479 3,826 31,842 85, P ,739 11,022 3,674 3,96 55, Input SAP 2000 (kg) Beban Hidup Beban hidup yang bekerja pada P 1, P 2, P 3, P 4, P 5 P 6, P 7, = 100 kg Beban Angin Perhitungan beban angin : W1 W W3 W Gambar Pembebanan jurai akibat beban angin 18 W5 W6 W

107 86 Beban angin kondisi normal, minimum = 25 kg/m 2 Koefisien angin tekan = 0,02 0,40 = (0,02 x 22) 0,40 = 0,04 a) W 1 = luasan abfjie x koef. angin tekan x beban angin = 8,013 x 0,04 x 25 = 8,013 kg b) W 2 = luasan bcgkjf x koef. angin tekan x beban angin = 4,102 x 0,04 x 25 = 4,102 kg c) W 3 = luasan cdhlkg x koef. angin tekan x beban angin = 2,045 x 0,04 x 25 = 2,045 kg d) W 4 = luasan (dmlh+ optxwm) x koef. angin tekan x beban angin = (0, ,820) x 0,04 x 25 = 3,074 kg e) W 5 = luasan pquyxt x koef. angin tekan x beban angin = 4,102 x 0,04 x 25 = 4,102 kg f) W 6 = luasan qrvzyu x koef. angin tekan x beban angin = 2,045 x 0,04 x 25 = 2,045 kg g) W 7 = luasan rszv x koef. angin tekan x beban angin = 0,254 x 0,04 x 25 = 0,254 kg Tabel Perhitungan beban angin Wx Beban Angin Beban (kg) W.Cos (kg) Input SAP2000 Wy W.Sin (kg) Input SAP2000 W 1 8,013 6, ,006 5 W 2 4,102 3, ,051 3 W 3 2,045 1, ,022 2 W 4 3,074 2, ,537 2 W 5 4,102 3, ,051 3 W 6 2,045 1, ,022 2 W 7 0,254 0, ,127 1 Dari perhitungan mekanika dengan menggunakan program SAP 2000 diperoleh gaya batang yang bekerja pada batang jurai sebagai berikut :

108 87 Tabel Rekapitulasi gaya batang jurai Kombinasi Batang Tarik (+) ( kg ) Tekan (-) ( kg ) , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,12

109 Perencanaan Profil Jurai a. Perhitungan profil batang tarik P maks. = 3307,73 kg L = 1,886 m f y = 2400 kg/cm 2 f u = 3700 kg/cm 2 Kondisi leleh P maks. =.f y.ag Ag P maks..f y 3307,73 1,53 cm 0, Kondisi fraktur P maks. =.f u.ae P maks. =.f u.an.u An P.f maks. u. U 3307,73 1,32 cm 0, ,75 L i min 0,79 cm Dicoba, menggunakan baja profil Dari tabel didapat Ag = 8,70 cm 2 i = 1,96 cm Berdasarkan Ag kondisi leleh Ag = 1,53/2 = 0,76 cm 2 Berdasarkan Ag kondisi fraktur Diameter baut Diameter lubang = 12,7 + 2 Ag = An + n.d.t = (1,32/2) + 1.1,47.0,7 = 1,69 cm 2 = 1/2. 25,4 = 12,7 mm = 14,7 mm = 1,47 cm Digunakan maka, luas profil 8,70 > 1,69 ( aman ) 2 inersia 1,96 > 0,79 ( aman )

110 89 Jadi,baja profil double siku-siku sama kaki ( ) dengan dimensi aman dan mampu menerima beban apabila digunakan untuk Jurai batang tarik. b. Perhitungan profil batang tekan P maks. = 3565,53 kg L = 2,036 m f y = 2400 kg/cm 2 f u = 3700 kg/cm 2 Dicoba, menggunakan baja profil Dari tabel didapat nilai nilai : Ag = 2. 8,70 = 17,4 cm 2 r b t = 1,96 cm = 19,6 mm = 65 mm = 7 mm Periksa kelangsingan penampang : b = = 9,28 12,910 t kl r f y f y λc 2 E 1(2036) 19,6 3, x2x10 5 = 1,15 Karena 0,25 < c <1,2 maka : 1,43 1,6-0,67 c 1,43 = 1,72 1,6-0,67.1,15 f y P n = Ag.f cr = Ag = = ,84 N = 24302,08 kg 1,72

111 90 P max P n 3565,53 0,17 0,85x24302,08 < 1... ( aman ) Jadi, baja profil double siku-siku sama kaki ( ) dengan dimensi aman dan mampu menerima beban apabila digunakan untuk Jurai batang tekan Perhitungan Alat Sambung a. Batang Tekan Digunakan alat sambung baut-mur. ( A 490,F b u = 825 N/mm 2 ) Diameter baut () = 12,7 mm ( ½ inches) Diameter lubang = 14,7 mm. Tebal pelat sambung () = 0,625. d = 0, ,7 = 7,94 mm. Menggunakan tebal plat 8 mm. (BJ 37,f u = 3700 kg/cm 2 ) Tahanan geser baut P n = n.(0,5.f ub ).An = 2.(0,5.825).¼..12,7 2 = ,44 N = 10445,54 kg/baut Tahanan tarik penyambung P n = 0,75.f ub.an = (0,75.825).¼..12,7 2 = 78341,58 N = 7834,16 kg/baut Tahanan Tumpu baut : P n = 0,75 (2,4.fu.dt) = 0,75 (2, ,7.8) = 67665,6 N = 6766,56 kg/baut P yang menentukan adalah P tumpu = 6766,56 kg. Perhitungan jumlah baut-mur, Pmaks. 3565,53 n 0,53 ~ 2 buah baut P 6766,56 Digunakan : 2 buah baut Perhitungan jarak antar baut :

112 91 a) 5d S 15t atau 200 mm Diambil, S 1 = 5 d = 5. 12,7 = 63,5 mm = 65 mm b) 2,5 d S 2 (4t +100) atau 200 mm Diambil, S 2 = 2,5 d = 2,5. 12,7 = 31,75 mm = 35 mm b. Batang tarik Digunakan alat sambung baut-mur. ( A 490,F b u = 825 N/mm 2 ) Diameter baut () = 12,7 mm ( ½ inches) Diameter lubang = 14,7 mm. Tebal pelat sambung () = 0,625. d = 0, ,7 = 7,94 mm. Menggunakan tebal plat 8 mm. (BJ 37,f u = 3700 kg/cm 2 ) Tahanan geser baut P n = n.(0,5.f ub ).An = 2.(0,5.825).¼..12,7 2 = ,44 N = 10445,54 kg/baut Tahanan tarik penyambung P n = 0,75.f ub.an = (0,75.825).¼..12,7 2 = 78341,58 N = 7834,16 kg/baut Tahanan Tumpu baut : P n = 0,75 (2,4.fu.dt) = 0,75 (2, ,7.8) = 67665,6 N = 6766,56 kg/baut P yang menentukan adalah P tumpu = 6766,56 kg. Perhitungan jumlah baut-mur, Pmaks. 3307,73 n 0,49 ~ 2 buah baut P 6766,56 Digunakan : 2 buah baut Perhitungan jarak antar baut :

113 92 a) 5d S 15t atau 200 mm Diambil, S 1 = 5 d = 5. 12,7 = 63,5 mm = 65 mm b) 2,5 d S 2 (4t +100) atau 200 mm Diambil, S 2 = 2,5 d = 1,5. 12,7 = 31,75 mm = 35 mm Tabel Rekapitulasi perencanaan profil jurai Nomer Batang Dimensi Profil Baut (mm) , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,7

114 Perencanaan Kuda-kuda Utama (KU) A Perhitungan Panjang Batang Kuda-kuda A Gambar Panjang batang kuda-kuda utama A Perhitungan panjang batang selanjutnya disajikan dalam tabel dibawah ini : Tabel Perhitungan panjang batang pada kuda-kuda utama A Nomor Batang Panjang Batang (m) 1 1,33 2 1,33 3 1,33 4 1,33 5 1,33 6 1,33 7 1,33 8 1,33 9 1, , , , , , , , ,50 18 commit 1,50 to user 19 1,50

115 94 Nomor Batang Panjang Batang (m) 20 1, , , , , , , , ,1 29 2, , ,0 32 3, , , ,5 36 3, , , ,0 40 2, , ,1 43 1, , ,75

116 Perhitungan Luasan Setengah Kuda-Kuda Utama A Gambar Luasan atap kuda-kuda utama A Panjang ab = 1,75 m Panjang gj = 2,33 m Panjang bc = cd = ef = fg = 1,50 m Panjang fk = 3,11 m Panjang gh = 0,75 m Panjang el = 3,60 m Panjang hi = 2,0 m Panjang dm = en = bo = ap = 4,0 m Luas abop = ab x op =1,75 x 4,0 = 7,0 m 2 Luas bcno = cdmn = bc x bo = 1,50 x 4,0 = 6,0 m 2 Luas delm = (½ de x dm) + ½ (½ de ( dm + el )) = (½ 1,5 x 4) + ½ (½ 1,5 ( 4 + 3,60) ) = 3 +2,85 = 5,85mcommit 2 to user

117 96 Luas efkl = ½ ef ( fk + el ) = ½ 1,5 ( 3 + 3,67 ) = 5,0 m 2 Luas fgjk = ½ fg ( fk + gj ) = ½ 1,5 ( 3 +2,33 ) = 4 m 2 Luas ghij = ½ gh ( hi + gj ) = ½ 0,75 ( 2 + 2,33 ) = 1,62 m 2 Gambar Luasan plafon kuda-kuda utama A Panjang ab = 1,66 m Panjang gj = 2,33 m Panjang bc = cd = ef = fg = 1,33 m Panjang fk = 3,11 m Panjang gh = 0,66 m Panjang el = 3,60 m Panjang hi = 2,0 m Panjang dm = en = bo = ap = 4,0 m

118 97 Luas abop = ab x op =1,66x 4,0 = 6,64 m 2 Luas bcno = cdmn = bc x bo = 1,33x 4,0 = 5,32 m 2 Luas delm = (½ de x dm) + ½ (½ de ( dm + el )) = (½ 1,33 x 4) + ½ (½ 1,33 ( 4 + 3,60) ) = 2,66 +2,53 = 5,19m 2 Luas efkl = ½ ef ( fk + el ) = ½ 1,33 ( 3 + 3,67 ) = 4,43 m 2 Luas fgjk = ½ fg ( fk + gj ) = ½ 1,33 ( 3 +2,33 ) = 3,54 m 2 Luas ghij = ½ gh ( hi + gj ) = ½ 0,66 ( 2 + 2,33 ) = 1,43 m Perhitungan Pembebanan Kuda-kuda Utama A Data-data pembebanan : Jarak antar kuda-kuda utama = 4,00 m Berat gording = 11 kg/m Berat penutup atap = 50 kg/m 2 Berat profil = 7,38 kg/m ( baja profil ) Berat plafon = 18 kg/m

119 98 P7 P1 P6 P P5 P P4 P P3 35 P P2 33 P P P14 P15 P16 P17 P18 P19 P20 P21 P22 P23 P24 Gambar Pembebanan Kuda- kuda utama akibat beban mati a) Perhitungan Beban Beban Mati 1) Beban P 1 = P 13 a. Beban gording = berat profil gording x panjang gording = 11 x 4 = 44 kg b. Beban atap = luasan x Berat atap = 7 x 50 = 350 kg c. Beban kuda-kuda = ½ x btg (1+13) x berat profil kuda kuda = ½ x (1,33+1,5) x 7,38 = 10,442 kg d. Beban plat sambung = 30 x beban kuda-kuda = 30 x 10,442 = 3,132 kg e. Beban bracing = 10 x beban kuda-kuda = 10 x 10,442 = 1,044 kg f. Beban plafon = luasan x berat plafon = 6,64 x 18 = 119,52 kg 2) Beban P 2 = P 12 a) Beban gording = berat profil gording x panjang gording = 11 x 4 = 44 kg b) Beban atap = luasan x berat atap = 6 x 50 = 300 kg c) Beban kuda-kuda = ½ xbtg( )xberat profil kuda-kuda = ½ x (1,50+1,5+0,75+1,56) x 7,38 = 19,593 kg

120 99 d) Beban plat sambung = 30 x beban kuda-kuda = 30 x 19,593 = 5,878 kg e) Beban bracing = 10 x beban kuda-kuda = 10 x 19,593 = 1,959 kg 3) Beban P 3 = P 11 a) Beban gording = berat profil gording x panjang gording = 11 x 4 = 44 kg b) Beban atap = luasan x berat atap = 6 x 50 = 300 kg c) Beban kuda-kuda = ½ xbtg( )xberat profil kuda-kuda = ½ x (1,5+1,5+1,5+2,1) x 7,38 = 24,354 kg d) Beban plat sambung = 30 x beban kuda-kuda = 30 x 24,354 = 7,306 kg e) Beban bracing = 10 x beban kuda-kuda = 10 x 24,354 = 2,435 kg 4) Beban P 4 = P 10 a) Beban gording = berat profil gording x panjang gording = 11 x 4 = 44 kg b) Beban atap = luasan x berat atap = 5,88 x 50 = 294 kg c) Beban kuda-kuda = ½ xbtg( )xberat profil kuda-kuda = ½ x (1,5+1,5+2,25+2,61) x 7,38= 29,003 kg d) Beban plat sambung = 30 x beban kuda-kuda = 30 x 29,003 = 8,701 kg e) Beban bracing = 10 x beban kuda-kuda = 10 x 29,003 = 2,9 kg 5) Beban P 5 = P 9 a) Beban gording = berat profil gording x panjang gording = 11 x 3,34 = 36,74 kg

121 100 b) Beban atap = luasan x berat atap = 5 x 50 = 250 kg c) Beban kuda-kuda = ½ xbtg( )xberat profil kuda-kuda = ½ x (1,5+1,5+3+3,75) x 7,38 = 35,997 kg d) Beban plat sambung = 30 x beban kuda-kuda = 30 x 35,997 = 10,793 kg e) Beban bracing = 10 x beban kuda-kuda = 10 x 35,997 = 3,6 kg 6) Beban P 6 = P 8 a) Beban gording = berat profil gording x panjang gording = 11 x 2,67 = 29,37 kg b) Beban atap = luasan x berat atap = 4 x 50 = 200 kg c) Beban kuda-kuda = ½ xbtg( )xberat profil kuda-kuda = ½ x (1,5+1,5+3,75+3,98) x 7,38 = 39,593 kg d) Beban plat sambung = 30 x beban kuda-kuda = 30 x 39,593= 11,878 kg e) Beban bracing = 10 x beban kuda-kuda = 10 x 39,593= 3,959 kg 7) Beban P 7 a) Beban gording = berat profil gording x panjang gording = 11 x 2 = 22 kg b) Beban atap = (2 x luasan) x berat atap = (2 x 1,62) x 50 = 162 kg c) Beban kuda-kuda = ½ x btg( ) x berat profil kuda-kuda = ½ x (1,5+1,5+4,5) x 7,38 = 27,675 kg d) Beban plat sambung = 30 x beban kuda-kuda = 30 x 27,675 = 8,302 kg e) Beban bracing = 10 x beban kuda-kuda commit = 10 x to 27,675 user = 2,767 kg

122 101 8) Beban P 14 = P 24 a) Beban plafon = luasan x berat plafon = 5,32 x 18 = 95,76 kg b) Beban kuda-kuda = ½ x btg (1+2+25) x berat profil kuda-kuda = ½ x (1,33+1,33+0,75) x 7,38 = 12,582 kg c) Beban plat sambung = 30 x beban kuda-kuda = 30 x 12,582= 3,774 kg d) Beban bracing = 10 x beban kuda-kuda = 10 x 12,582= 1,258 kg 9) Beban P 15 = P 23 a) Beban plafon = luasan x berat plafon = 5,32 x 18 = 62,082 kg b) Beban kuda-kuda = ½ x btg ( ) x berat profil kuda-kuda = ½ x(1,33+1,33+1,56+1,50)x 7,38 = 21,107 kg c) Beban plat sambung = 30 x beban kuda-kuda = 30 x 21,107 = 6,332 kg d) Beban bracing = 10 x beban kuda-kuda = 10 x 21,107 = 2,11 kg 10) Beban P 16 = P 22 a) Beban plafon = luasan x berat plafon = 5,19 x 18 = 93,42kg b) Beban kuda-kuda = ½ x btg ( ) x berat profil kuda-kuda = ½ x (1,33+1,33+2,1+2,25) x 7,38 = 25,866 kg c) Beban plat sambung = 30 x beban kuda-kuda = 30 x 25,866 = 7,76 kg d) Beban bracing = 10 x beban kuda-kuda = 10 x 25,866 = 2,586 kg 11) Beban P 17 = P 21 a) Beban plafon = luasan x berat plafon commit = 4,43 x to 18 user = 79,74 kg

123 102 b) Beban kuda-kuda = ½ x btg ( ) x berat profil kuda kuda = ½ x (1,33+1,33+2,61+3) x 7,38 = 30,516 kg c) Beban plat sambung = 30 x beban kuda-kuda = 30 x 30,516 = 9,154 kg d) Beban bracing = 10 x beban kuda-kuda = 10 x 30,516 = 3,051 kg 12) Beban P 18 = P 20 a) Beban plafon = luasan x berat plafon = 3,54 x 18 = 63,72 kg b) Beban kuda-kuda = ½ x btg ( ) x berat profil kuda-kuda = ½ x(1,33+1,33+3,29+3,75)x 7,38 = 35,793 kg c) Beban plat sambung = 30 x beban kuda-kuda = 30 x 35,793 = 10,737 kg d) Beban bracing = 10 x beban kuda-kuda = 10 x 35,793 = 3,579 kg 13) Beban P 19 a) Beban plafon = (2 x luasan) x berat plafon = (2 x 1,43) x 18 = 51,48 kg b) Beban kuda-kuda = ½xbtg( )xberatprofil kuda-kuda =½x(1,33+1,33+3,98+4,5+3,98)x7,38=55,79 kg c) Beban plat sambung = 30 x beban kuda-kuda = 30 x 55,79= 16,737 kg d) Beban bracing = 10 x beban kuda-kuda = 10 x 55,79= 5,579 kg

124 103 Tabel Rekapitulasi pembebanan kuda-kuda utama Beban Beban Atap (kg) Beban Gording (kg) Beban Kuda - kuda (kg) Beban Plat Penyambung (kg) Beban Bracing (kg) Beban Plafon (kg) Jumlah Beban (kg) Input SAP 2000 (kg) P 1 = P , P 2 = P , P 3 = P , P 4 = P , P 5 = P , P 6 = P ,8 285 P , P 14 = P , P 15 = P , P 16 = P , P 17 = P , P 18 = P , P , Beban Hidup Beban hidup yang bekerja pada P 1,P 2, P 3, P 4, P 5, P 6, P 7, P 8, P 9, P 10, P 11 P 12, P 13 =100 kg. Beban Angin Perhitungan beban angin : W W2 W3 W4 W5 W6 W7 Gambar Pembebanan kuda-kuda utama akibat beban angin W8 19 W9 20 W10 W11 W12 W13 W14 Beban angin kondisi normal, commit minimum to = user 25 kg/m 2

125 104 Koefisien angin tekan = 0,02 0,40 = (0,02 x 30) 0,40 = 0,2 a) W 1 = luasan x koef. angin tekan x beban angin = 7 x 0,2 x 25 = 35 kg b) W 2 = luasan x koef. angin tekan x beban angin = 6 x 0,2 x 25 = 30 kg c) W 3 = luasan x koef. angin tekan x beban angin = 6 x 0,2 x 25 = 30 kg d) W 4 = luasan x koef. angin tekan x beban angin = 5,88 x 0,2 x 25 = 29,4kg e) W 5 = luasan x koef. angin tekan x beban angin = 5 x 0,2 x 25 = 25 kg f) W 6 = luasan x koef. angin tekan x beban angin = 4 x 0,2 x 25 = 20 kg g) W 7 = luasan x koef. angin tekan x beban angin = 1,62 x 0,2 x 25 = 8,1 kg Koefisien angin hisap = - 0,40 a) W 8 = luasan x koef. angin hisap x beban angin = 1,62 x -0,4 x 25 = -16,2 kg b) W 9 = luasan x koef. angin hisap x beban angin = 4x -0,4 x 25 = -40 kg c) W 10 = luasan x koef. angin hisap x beban angin = 5 x -0,4 x 25 = -50 kg d) W 11 = luasan x koef. angin hisap x beban angin = 5,88 x -0,4 x 25 = -58,8 kg e) W 12 = luasan x koef. angin hisap x beban angin = 6 x -0,4 x 25 = -60 kg f) W 13 = luasan x koef. angin hisap x beban angin = 6 x -0,4 x 25 = -60 kg g) W 14 = luasan x koef. angin hisap x beban angin = 7 x -0,4 x 25 = -70 commit kg to user

126 105 Tabel Perhitungan beban angin Beban Angin Beban (kg) W x Cos (kg) Input SAP2000 W y Sin (kg) Input SAP2000 W W W W W W W W ,1-9 W W W ,4-30 W W W Dari perhitungan mekanika dengan menggunakan program SAP 2000 diperoleh gaya batang yang bekerja pada batang kuda-kuda utama sebagai berikut : Tabel Rekapitulasi gaya batang kuda-kuda utama A Batang Tarik (+) kg Kombinasi Tekan(-) kg , , , , , , ,94 -

127 106 Batang Tarik (+) kg Kombinasi Tekan(-) kg , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,22 -

128 107 Batang Tarik (+) kg Kombinasi Tekan(-) kg , , , , , , , , , , Perencanaan Profil Kuda- kuda Utama A a. Perhitungan profil batang tarik P maks. = 6925,48 kg L = 1,33 m f y = 2400 kg/cm 2 f u = 3700 kg/cm 2 Kondisi leleh P maks. =.f y.ag Ag P maks..f y 6925,48 3,21cm 0, Kondisi fraktur P maks. =.f u.ae P maks. =.f u.an.u An i min P.f maks. u. U 6925,48 2,45 cm 0, ,85 L ,55cm

129 108 Dicoba, menggunakan baja profil Dari tabel didapat Ag = 9,40 cm 2 i = 2,12 cm Berdasarkan Ag kondisi leleh Ag = 3,21/2 = 1,60 cm 2 Berdasarkan Ag kondisi fraktur Diameter baut = 1/2. 2,54 = 12,7 mm Diameter lubang = 12,7 + 2 = 14,7 mm = 1,47 cm Ag = An + n.d.t = (2,45/2) + 1.1,47.0,7 = 2,25 cm 2 Digunakan maka, luas profil 9,40 > 2,25 ( aman ) inersia 2,12 > 0,55 ( aman ) Jadi, baja profil double siku-siku sama kaki ( ) dengan dimensi aman dan mampu menerima beban apabila digunakan untuk KK utama batang tarik. b. Perhitungan profil batang tekan P maks. = 7974,39 kg L = 1,50 m f y = 2400 kg/cm 2 f u = 3700 kg/cm 2 Dicoba, menggunakan baja profil Dari tabel didapat nilai nilai : Ag = 2. 9,40 = 18,8 cm 2 r b t = 2,12 cm = 21,2 mm = 70 mm = 7 mm Periksa kelangsingan penampang : b = = 10 12,910 t f y

130 109 f y λc 2 kl r E 1(1500) 21, ,14 x2x10 5 = 0,78 Karena 0,25 < c <1,2 maka : 1,43 1,6-0,67 c 1,43 = 1,32 1,6-0,67.0,78 f y P n = Ag.f cr = Ag n = = ,18 N = 34181,81 kg 1,32 P max 7974,39 0,27 < 1... ( aman ) P 0,85x34181,81 Jadi, baja profil double siku-siku sama kaki ( ) dengan dimensi aman dan mampu menerima beban apabila digunakan untuk KK utama batang tekan Perhitungan Alat Sambung a. Batang Tekan Digunakan alat sambung baut-mur Diameter baut () = 15,9 mm ( 5 / 8 inch) Diameter lubang = 17 mm Tebal pelat sambung () = 0,625. d = 0, ,9 = 9,9 mm Menggunakan tebal plat 10 mm Tegangan geser yang diijinkan Teg. Geser = 0,6. ijin = 0, = 960 kg/cm 2

131 110 Tegangan tumpuan yang diijinkan Teg. tumpuan = 1,5. ijin = 1, = 2400 kg/cm 2 Kekuatan baut : a) P geser = 2. ¼.. d 2. geser = 2. ¼.. (15,9) = 3810,35 kg b) P desak =. d. tumpuan = 0,9. 15, = 3816 kg P yang menentukan adalah P geser = 3810,35 kg Perhitungan jumlah baut-mur, Pmaks. 7974,39 n 2,09 ~ 3 buah baut P 3810,35 geser Digunakan : 3 buah baut Perhitungan jarak antar baut : a) 1,5 d S 1 3 d Diambil, S 1 = 2,5 d = 2,5. 1,59 = 3,975 cm = 4,0 cm b) 2,5 d S 2 7 d Diambil, S 2 = 5 d = 5. 1,59 = 7,95 cm = 8,0 cm b. Batang tarik Digunakan alat sambung baut-mur Diameter baut () = 15,9 mm ( 5 / 8 inch) Diameter lubang = 17 mm Tebal pelat sambung () = 0,625. d = 0, ,9 = 9,9 mm Menggunakan tebal plat 10 mm Tegangan geser yang diijinkan Teg. Geser = 0,6. ijin = 0, =960 kg/cm commit 2 to user

132 111 Tegangan tumpuan yang diijinkan Teg. tumpuan = 1,5. ijin = 1, Kekuatan baut : = 2400 kg/cm 2 a) P geser = 2. ¼.. d 2. geser = 2. ¼.. (15,9) = 3810,35 kg b) P desak =. d. tumpuan = 0,9. 15, = 3816 kg P yang menentukan adalah P geser = 3810,35 kg Perhitungan jumlah baut-mur, P n P maks. geser 6925, ,35 Digunakan : 3 buah baut Perhitungan jarak antar baut : a) 1,5 d S 1 3 d 1,82~ 3 buah baut Diambil, S 1 = 2,5 d = 2,5. 1,59 b) 2,5 d S 2 7 d = 3,975 cm = 4,0 cm Diambil, S 2 = 5 d = 5. 1,59 = 7,95 cm = 8,0 cm Tabel Rekapitulasi perencanaan profil kuda-kuda utama A Nomor Batang Dimensi Profil Baut (mm) , , , , ,9

133 112 Nomor Batang Dimensi Profil Baut (mm) , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,9

134 Nomor Batang Dimensi Profil Baut (mm) , , , , , , , , Perencanaan Kuda-kuda Utama (KU) B Perhitungan Panjang Batang Kuda-kuda B Gambar Panjang batang kuda-kuda utama B Perhitungan panjang batang selanjutnya disajikan dalam tabel dibawah ini : Tabel Perhitungan panjang batang pada kuda-kuda utama B Nomor Batang Panjang Batang (m) 1 1,33 2 1,33 3 1,33 4 1,33 5 commit 1,33 to user 6 1,33

135 114 Nomor Batang Panjang Batang (m) 7 1,33 8 1,33 9 1, , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,1 29 2, , ,0 32 3, , , ,5 36 3, , , ,0 40 2, , ,1 43 1, , ,75

136 Perhitungan Luasan Setengah Kuda-Kuda Utama B Gambar Luasan atap kuda-kuda utama B Panjang ab = 1,75 m Panjang bc = cd = ef = fg = 1,50 m Panjang gh = 0,75 m Panjang dm = en = bo = ap = el = fk = gj = hi = 4,0 m Luas abop = ab x op =1,75 x 4,0 = 7,0 m 2 Luas bcno = cdmn = delm = efkl = fgjk = bc x bo = 1,50 x 4,0 = 6,0 m 2 Luas ghij = gh x hi = 0,75 x 4,0 = 3 m 2

137 116 Gambar Luasan plafon kuda-kuda utama B Panjang ab = 1,66 m Panjang bc = cd = ef = fg = 1,33 m Panjang gh = 0,66 m Panjang dm = en = bo = ap = el = fk = gj = hi = 4,0 m Luas abop = ab x op =1,66x 4,0 = 6,64 m 2 Luas bcno = cdmn = delm = efkl = fgjk = bc x bo = 1,33 x 4,0 = 5,32 m 2 Luas ghij = gh x hi = 0,66 x 4,0 = 2,64 m 2

138 Perhitungan Pembebanan Kuda-kuda Utama B Data-data pembebanan : Jarak antar kuda-kuda utama = 4,00 m Berat gording = 11 kg/m Berat penutup atap = 50 kg/m 2 Berat profil = 7,38 kg/m ( baja profil ) Berat plafon = 18 kg/m P7 P1 P6 P P5 P P4 P P3 35 P P2 33 P P P14 P15 P16 P17 P18 P19 P20 P21 P22 P23 P24 Gambar Pembebanan Kuda- kuda utama akibat beban mati a) Perhitungan Beban Beban Mati 1) Beban P 1 = P 13 a) Beban gording = berat profil gording x panjang gording = 11 x 4 = 44 kg b) Beban atap = luasan abop x Berat atap = 7 x 50 = 350 kg c) Beban kuda-kuda = ½ x btg (1+13) x berat profil kuda kuda = ½ x (1,33+1,5) x 7,38 = 10,442 kg d) Beban plat sambung = 30 x beban kuda-kuda = 30 x 10,442 = 3,132 kg e) Beban bracing = 10 x beban kuda-kuda = 10 x 10,442 = 1,044 kg

139 118 f) Beban plafon = Luasan x berat plafon = 6,64 x 18 = 119,52 kg 2) Beban P 2 = P 12 a) Beban gording = berat profil gording x panjang gording = 11 x 4 = 44 kg b) Beban atap = luasan bcno x berat atap = 6 x 50 = 300 kg c) Beban kuda-kuda = ½ x btg( ) x berat profil kuda kuda = ½ x (1,50+1,5+0,75+1,56) x 7,38 = 19,593 kg d) Beban plat sambung = 30 x beban kuda-kuda = 30 x 19,593 = 5,878 kg e) Beban bracing = 10 x beban kuda-kuda = 10 x 19,593 = 1,959 kg 3) Beban P 3 = P 11 a) Beban gording = berat profil gording x panjang gording = 11 x 4 = 44 kg b) Beban atap = luasan cdmn x berat atap = 6 x 50 = 300 kg c) Beban kuda-kuda = ½ xbtg ( )x berat profil kuda kuda = ½ x (1,5+1,5+1,5+2,1) x 7,38 = 24,354 kg d) Beban plat sambung = 30 x beban kuda-kuda = 30 x 24,354 = 7,306 kg e) Beban bracing = 10 x beban kuda-kuda = 10 x 24,354 = 2,435 kg 4) Beban P 4 = P 10 a) Beban gording = berat profil gording x panjang gording = 11 x 4 = 44 kg b) Beban atap = luasan delm x berat atap = 6 x 50 = 300 kg c) Beban kuda-kuda = ½ xbtg( ) x berat profil kuda kuda = commit ½ x (1,5+1,5+2,25+2,61) to user x 7,38= 29,003 kg

140 119 d) Beban plat sambung = 30 x beban kuda-kuda = 30 x 29,003 = 8,701 kg e) Beban bracing = 10 x beban kuda-kuda = 10 x 29,003 = 2,9 kg 5) Beban P 5 = P 9 a) Beban gording = berat profil gording x panjang gording = 11 x 3,34 = 36,74 kg b) Beban atap = luasan efkl x berat atap = 6 x 50 = 300 kg c) Beban kuda-kuda = ½ xbtg( ) x berat profil kuda kuda = ½ x (1,5+1,5+3+3,75) x 7,38 = 35,997 kg d) Beban plat sambung = 30 x beban kuda-kuda = 30 x 35,997 = 10,793 kg e) Beban bracing = 10 x beban kuda-kuda = 10 x 35,997 = 3,6 kg 6) Beban P 6 = P 8 a) Beban gording = berat profil gording x panjang gording = 11 x 2,67 = 29,37 kg b) Beban atap = luasan fgjk x berat atap = 6 x 50 = 300 kg c) Beban kuda-kuda = ½ xbtg( ) x berat profil kuda kuda = ½ x (1,5+1,5+3,75+3,98) x 7,38 = 39,593 kg d) Beban plat sambung = 30 x beban kuda-kuda = 30 x 39,593= 11,878 kg e) Beban bracing = 10 x beban kuda-kuda = 10 x 39,593= 3,959 kg 7) Beban P 7 a) Beban gording = berat profil gording x panjang gording = 11 x 2 = 22 kg b) Beban atap = (2 x luasan ghij) x berat atap = (2 x 3) x 50 = 300 kg

141 120 c) Beban kuda-kuda = ½ x btg( ) x berat profil kuda kuda = ½ x (1,5+1,5+4,5) x 7,38 = 27,675 kg d) Beban plat sambung = 30 x beban kuda-kuda = 30 x 27,675 = 8,302 kg e) Beban bracing = 10 x beban kuda-kuda = 10 x 27,675 = 2,767 kg 8) Beban P 14 = P 24 a) Beban plafon = luasan bcno x berat plafon = 5,32 x 18 = 95,76 kg b) Beban kuda-kuda = ½ x btg (1+2+25) x berat profil kuda kuda = ½ x (1,33+1,33+0,75) x 7,38 = 12,582 kg c) Beban plat sambung = 30 x beban kuda-kuda = 30 x 12,582= 3,774 kg d) Beban bracing = 10 x beban kuda-kuda = 10 x 12,582= 1,258 kg 9) Beban P 15 = P 23 a) Beban plafon = luasan cdmn x berat plafon = 5,32 x 18 = 95,76 kg b) Beban kuda-kuda = ½ x btg ( ) x berat profil kuda kuda = ½ x (1,33+1,33+1,56+1,50) x 7,38 = 21,107 kg c) Beban plat sambung = 30 x beban kuda-kuda = 30 x 21,107 = 6,332 kg d) Beban bracing = 10 x beban kuda-kuda = 10 x 21,107 = 2,11 kg 10) Beban P 16 = P 22 a) Beban plafon = luasan delm x berat plafon = 5,32 x 18 = 95,76 kg b) Beban kuda-kuda = ½ x btg ( ) x berat profil kuda kuda = ½ x (1,33+1,33+2,1+2,25) x 7,38 = 25,866 kg c) Beban plat sambung = 30 x beban kuda-kuda = 30 x 25,866 = 7,76 kg

142 121 d) Beban bracing = 10 x beban kuda-kuda = 10 x 25,866 = 2,586 kg 11) Beban P 17 = P 21 a) Beban plafon = luasan efkl x berat plafon = 5,32 x 18 = 95,76 kg b) Beban kuda-kuda = ½ x btg ( ) x berat profil kuda kuda = ½ x (1,33+1,33+2,61+3) x 7,38 = 30,516 kg c) Beban plat sambung = 30 x beban kuda-kuda = 30 x 30,516 = 9,154 kg d) Beban bracing = 10 x beban kuda-kuda = 10 x 30,516 = 3,051 kg 12) Beban P 18 = P 20 a) Beban plafon = luasan fgjk x berat plafon = 5,32 x 18 = 95,76 kg b) Beban kuda-kuda = ½ x btg ( ) x berat profil kuda kuda = ½ x (1,33+1,33+3,29+3,75) x 7,38 = 35,793 kg c) Beban plat sambung = 30 x beban kuda-kuda = 30 x 35,793 = 10,737 kg d) Beban bracing = 10 x beban kuda-kuda = 10 x 35,793 = 3,579 kg 13) Beban P 19 a) Beban plafon = (2 x luasan ghij) x berat plafon = (2 x 2,64) x 18 = 95,04 kg b) Beban kuda-kuda = ½xbtg( )x berat profil kuda kuda = ½x(1,33+1,33+3,98+4,5+3,98)x7,38 = 55,79 kg c) Beban plat sambung = 30 x beban kuda-kuda = 30 x 55,79= 16,737 kg d) Beban bracing = 10 x beban kuda-kuda = 10 x 55,79= 5,579 kg

143 122 Tabel Rekapitulasi pembebanan kuda-kuda utama Beban Beban Atap (kg) Beban Gording (kg) Beban Kuda - kuda (kg) Beban Plat Penyambung (kg) Beban Bracing (kg) Beban Plafon (kg) Jumlah Beban (kg) Input SAP 2000 (kg) P 1 = P , P 2 = P , P 3 = P , P 4 = P , P 5 = P , P 6 = P ,8 385 P , P 14 = P , P 15 = P , P 16 = P , P 17 = P , P 18 = P , P , Beban Hidup Beban hidup yang bekerja pada P 1,P 2, P 3, P 4, P 5, P 6, P 7, P 8, P 9, P 10, P 11 P 12, P 13 =100 kg Beban Angin Perhitungan beban angin : W W2 W3 W4 W5 W6 W7 Gambar Pembebanan kuda-kuda utama akibat beban angin W8 19 W9 20 W10 W11 W12 W13 W14 Beban angin kondisi normal, minimum commit to = user 25 kg/m 2

144 123 1) Koefisien angin tekan = 0,02 0,40 = (0,02 x 30) 0,40 = 0,2 a) W 1 = luasan abop x koef. angin tekan x beban angin = 7 x 0,2 x 25 = 35 kg b) W 2 = luasan bcno x koef. angin tekan x beban angin = 6 x 0,2 x 25 = 30 kg c) W 3 = luasan cdmn x koef. angin tekan x beban angin = 6 x 0,2 x 25 = 30 kg d) W 4 = luasan delm x koef. angin tekan x beban angin = 6 x 0,2 x 25 = 30 kg e) W 5 = luasan efkl x koef. angin tekan x beban angin = 6 x 0,2 x 25 = 30 kg f) W 6 = luasan fgjk x koef. angin tekan x beban angin = 6 x 0,2 x 25 = 30 kg g) W 7 = luasan ghij x koef. angin tekan x beban angin = 3 x 0,2 x 25 = 15 kg 2) Koefisien angin hisap = - 0,40 a) W 8 = luasan ghij x koef. angin hisap x beban angin = 3 x -0,4 x 25 = -30 kg b) W 9 = luasan fgjk x koef. angin hisap x beban angin = 6 x -0,4 x 25 = -60 kg c) W 10 = luasan efkl x koef. angin hisap x beban angin = 6 x -0,4 x 25 = -60 kg d) W 11 = luasan delm x koef. angin hisap x beban angin = 6 x -0,4 x 25 = -60 kg e) W 12 = luasan cdmn x koef. angin hisap x beban angin = 6 x -0,4 x 25 = -60 kg f) W 13 = luasan bcno x koef. angin hisap x beban angin = 6 x -0,4 x 25 = -60 kg g) W 14 = luasan abop x koef. angin hisap x beban angin = 7 x -0,4 x 25 = -70 commit kg to user

145 124 Tabel Perhitungan beban angin Beban Angin Beban (kg) W x Cos (kg) Input SAP2000 W y Sin (kg) Input SAP2000 W W W W W W W W W W W W W W Dari perhitungan mekanika dengan menggunakan program SAP 2000 diperoleh gaya batang yang bekerja pada batang kuda-kuda utama sebagai berikut : Tabel Rekapitulasi gaya batang kuda-kuda utama B Batang Tarik (+) kg Kombinasi Tekan(-) kg , , , , , , , ,47 -

146 125 Batang Tarik (+) kg Kombinasi Tekan(-) kg , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,64 -

147 126 Batang Tarik (+) kg Kombinasi Tekan(-) kg , , , , , , , , Perencanaan Profil Kuda- kuda Utama B a. Perhitungan profil batang tarik P maks. = 7562,67 kg L = 1,33 m f y = 2400 kg/cm 2 f u = 3700 kg/cm 2 Kondisi leleh P maks. =.f y.ag Ag P maks..f y 7562,67 3,50 0, cm 2 Kondisi fraktur P maks. =.f u.ae P maks. =.f u.an.u An P.f maks. u. U 7562,67 2,67 cm 0, ,85 L i min 0,55cm Dicoba, menggunakan baja profil Dari tabel didapat Ag = 9,40 cm commit 2 to user 2

148 127 i = 2,12 cm Berdasarkan Ag kondisi leleh Ag = 3,50/2 = 1,75 cm 2 Berdasarkan Ag kondisi fraktur Diameter baut = 1/2. 2,54 = 12,7 mm Diameter lubang = 12,7 + 2 = 14,7 mm = 1,47 cm Ag = An + n.d.t = (2,67/2) + 1.1,47.0,7 = 2,36 cm 2 Digunakan maka, luas profil 9,40 > 2,36 ( aman ) inersia 2,12 > 0,55 ( aman ) Jadi,baja profil double siku-siku sama kaki ( ) dengan dimensi aman dan mampu menerima beban apabila digunakan untuk KK utama batang tarik. b. Perhitungan profil batang tekan P maks. = 8705,46 kg L = 1,50 m f y = 2400 kg/cm 2 f u = 3700 kg/cm 2 Dicoba, menggunakan baja profil Dari tabel didapat nilai nilai : Ag = 2. 9,40 = 18,8 cm 2 r b t = 2,12 cm = 21,2 mm = 70 mm = 7 mm Periksa kelangsingan penampang : b = = 10 12,910 t f y f y λc 2 kl r E

149 128 1(1500) 21, ,14 x2x10 5 = 0,78 Karena 0,25 < c <1,2 maka : 1,43 1,6-0,67 c 1,43 = 1,32 1,6-0,67.0,78 f y P n = Ag.f cr = Ag = = ,18 N = 34181,81 kg 1,32 P max 8705,46 0,30 < 1... ( aman ) P 0,85x34181,81 n Jadi, baja profil double siku-siku sama kaki ( ) dengan dimensi aman dan mampu menerima beban apabila digunakan untuk KK utama batang tekan Perhitungan Alat Sambung a. Batang Tekan Digunakan alat sambung baut-mur Diameter baut () = 15,9 mm ( 5 / 8 inch) Diameter lubang = 17 mm Tebal pelat sambung () = 0,625. d Menggunakan tebal plat 10 mm Tegangan geser yang diijinkan Teg. Geser = 0, ,9 = 9,9 mm = 0,6. ijin = 0, = 960 kg/cm 2 Tegangan tumpuan yang diijinkan Teg. tumpuan = 1,5. ijin = 1, = 2400 kg/cm 2 Kekuatan baut :

150 129 a) P geser = 2. ¼.. d 2. geser = 2. ¼.. (15,9) = 3810,35 kg b) P desak =. d. tumpuan = 0,9. 15, = 3816 kg P yang menentukan adalah P geser = 3810,35 kg Perhitungan jumlah baut-mur, Pmaks. 8705,46 n 2,28 ~ 3 buah baut P 3810,35 geser Digunakan : 3 buah baut Perhitungan jarak antar baut : a) 1,5 d S 1 3 d Diambil, S 1 = 2,5 d = 2,5. 1,59 = 3,975 cm = 4,0 cm b) 2,5 d S 2 7 d Diambil, S 2 = 5 d = 5. 1,59 = 7,95 cm = 8,0 cm b. Batang tarik Digunakan alat sambung baut-mur Diameter baut () = 15,9 mm ( 5 / 8 inch) Diameter lubang = 17 mm Tebal pelat sambung () = 0,625. d = 0, ,9 = 9,9 mm Menggunakan tebal plat 10 mm Tegangan geser yang diijinkan Teg. Geser = 0,6. ijin = 0, =960 kg/cm 2 Tegangan tumpuan yang diijinkan Teg. tumpuan = 1,5. ijin = 1, = 2400 kg/cm 2 Kekuatan baut :

151 130 a) P geser = 2. ¼.. d 2. geser = 2. ¼.. (15,9) = 3810,35 kg b) P desak =. d. tumpuan = 0,9. 15, = 3816 kg P yang menentukan adalah P geser = 3810,35 kg Perhitungan jumlah baut-mur, P n P maks. geser 7562, ,35 Digunakan : 3 buah baut Perhitungan jarak antar baut : a) 1,5 d S 1 3 d 1,98~ 3 buah baut Diambil, S 1 = 2,5 d = 2,5. 1,59 b) 2,5 d S 2 7 d = 3,975 cm = 4,0 cm Diambil, S 2 = 5 d = 5. 1,59 = 7,95 cm = 8,0 cm Tabel Rekapitulasi perencanaan profil kuda-kuda utama B Nomor Batang Dimensi Profil Baut (mm) , , , , , , , , , , , ,9

152 131 Nomor Batang Dimensi Profil Baut (mm) , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,9

153 132

154 BAB 4 PERENCANAAN TANGGA 4.1. Uraian Umum Tangga merupakan bagian dari struktur bangunan bertingkat yang sangat penting untuk penunjang antara struktur bangunan dasar dengan struktur bangunan tingkat atasnya. Penempatan tangga pada struktur suatu bangunan sangat berhubungan dengan fungsi bangunan bertingkat yang akan dioperasionalkan. Pada bangunan umum, penempatan haruslah mudah diketahui dan terletak strategis untuk menjangkau ruang satu dengan yang lainya, penempatan tangga harus disesuaikan dengan fungsi bangunan untuk mendukung kelancaran hubungan yang serasi antara pemakai bangunan tersebut Data Perencanaan Tangga Gambar 4.1 Perencanaan tangga BAB 4 Perencanaan Tangga 132

155 perpustakaan.uns.ac.id Tugas Akhir 133 Gambar 4.2 Detail tangga Data data tangga : Tinggi tangga = 400 cm Lebar tangga = 190 cm Lebar datar = 400 cm Tebal plat tangga = 15 cm Tebal plat bordes tangga = 14 cm Dimensi bordes = 100 x 400 cm Lebar antrade = 30 cm Tinggi optrade = 20 cm Jumlah antrede = 300 / 30 = 10 buah Jumlah optrade = = 11 buah = Arc.tg ( 200/300 ) = 34,5 0 = 34 0 < 35 0 (Ok) BAB 4 Perencanaan Tangga

156 perpustakaan.uns.ac.id Tugas Akhir Perhitungan Tebal Plat Equivalen dan Pembebanan Perhitungan Tebal Plat Equivalen y 30 C t D B A 20 T eq Gambar 4.3. Tebal equivalen Ht = 15 cm BD BC = AB AC BD = AB BC AC 2030 = = 16,64 cm t eq = 2/3 x BD = 2/3 x 16,64 = 11,09 cm 30 Jadi total equivalent plat tangga : Y = t eq + ht = 11, = 31,09 cm = 0,31 m BAB 4 Perencanaan Tangga

157 perpustakaan.uns.ac.id Tugas Akhir Perhitungan Beban a. Pembebanan tangga ( SNI ) 1. Akibat beban mati (qd) Berat tegel keramik (1 cm) = 0,01 x 1,9 x 2400 = 45,6 kg/m Berat spesi (2 cm) = 0,02 x 1,9 x 2100 = 79,8 kg/m Berat plat tangga = 0.15 x 1,9 x 2400 = 684 kg/m qd = 809,4 kg/m 2. Akibat beban hidup (ql) ql = 1,9 x 300 kg/m = 570 kg/m 3. Beban ultimate (qu) qu = 1,2. qd ql = 1,2. 809,4 + 1, = 1883,28 kg/m + b. Pembebanan Bordes ( SNI ) 1. Akibat beban mati (qd) Berat tegel keramik (1 cm) = 0,01 x 4 x 2400 = 96 kg/m Berat spesi (2 cm) = 0,02 x 4 x 2100 = 168 kg/m Berat plat bordes = 0,14 x 4 x 2400 = 1344 kg/m qd = 1608 kg/m 2. Akibat beban hidup (ql) ql = 4 x 300 kg/m = 1200kg/m 3. Beban ultimate (qu) qu = 1,2. qd ql = 1, , = 3849,6 kg/m + BAB 4 Perencanaan Tangga

158 perpustakaan.uns.ac.id Tugas Akhir Perhitungan Tulangan Tangga dan Bordes Perhitungan Tulangan Tumpuan Dicoba menggunakan tulangan 12 mm h = 140 mm d = p + 1/2 tul = = 26 mm d = h d = = 114 mm Dari perhitungan SAP 2000 diperoleh momen terbesar pada batang nomor 1: M u = 578,72 kgm = 0, Nmm Mn = Mu 0, ,8 7 0, Nmm fy 240 m = 14, 12 0,85. fc 0, ,85.fc 600 b = 0, =.0,85. fy 600 fy max = 0,75. b = 0,75. 0,043 = 0,032 min = 0,0025 = 0,043 Mn Rn = 2 b.d 0, , 293 N/mm ada = 1 m m.Rn fy = , ,12.0, = 0,00123 ada < min di pakai min = 0,0025 As = min. b. d = 0,0025 x 1900 x 114 = 541,5 mm 2 Dipakai tulangan 12 mm = ¼ = 113,04 mm 2 BAB 4 Perencanaan Tangga

159 perpustakaan.uns.ac.id Tugas Akhir ,5 Jumlah tulangan = 4,8 5 buah 113, Jarak tulangan 1 m = = 200 mm 5 Dipakai tulangan 12 mm 200 mm As yang timbul = 5. ¼.π. d 2 = 5. ¼. 3,14. (12) 2 = 565,2 mm 2 > As (541,5 mm 2 ) Aman! Perhitungan Tulangan Lapangan Dari perhitungan SAP 2000 diperoleh momen terbesar pada batang nomor 1: M u Mn = = 1242,77 kgm = 1, Nmm 7 1, ,8 1, Nmm fy 240 m = 14, 12 0,85. fc 0, ,85.fc 600 b = 0, =.0,85. fy 600 fy max = 0,75. b = 0,75. 0,043 = 0,032 min = 0,0025 = 0,043 Mn Rn = 2 b.d 1, ,63 N/mm 2 ada = 1 1 m 1 2.m.Rn fy = , ,12.0, = 0,0027 max > ada > min di pakai ada = 0,0027 As = ada. b. d = 0,0027 x 1900 x 114 = 578,70 mm 2 Dipakai tulangan 12 mm = ¼ = 113,04 mm 2 BAB 4 Perencanaan Tangga

160 perpustakaan.uns.ac.id Tugas Akhir 138 Jumlah tulangan dalam 1 m = 578,70 = 5,1 6 tulangan 113, Jarak tulangan 1 m = = 166 mm ~ 150 mm 6 Dipakai tulangan 12 mm 150 mm As yang timbul = 6. ¼ x x d 2 = 6 x ¼ x 3,14 x 12 2 = 678,24 mm 2 > As (578,70 mm 2 ) Aman! 4.5 Perencanaan Balok Bordes Gambar 4.4. Penampang balok Data data perencanaan balok bordes: h = 300 mm b = 150 mm tul = 12 mm sk = 8 mm d = h d` d = 30 mm = = 270 mm Pembebanan Balok Bordes 1. Beban mati (qd) Berat sendiri = 0,15 x 0,3 x 2400 = 108 kg/m Berat dinding = 0,15 x 2 x 1700 = 510 kg/m Berat plat bordes = 0,14 x 1 x 2400 = 336 kg/m commit qd to user = 954 kg/m BAB 4 Perencanaan Tangga

161 perpustakaan.uns.ac.id Tugas Akhir Beban hidup (ql) = 300 kg/m 3. Beban ultimate (qu) qu = 1,2. qd + 1,6.qL = 1, ,6.300 = 1624,8 kg/m 4. Beban reaksi bordes qu = = Re aksibordes lebarbordes 1624,8 1,0 = 1624,8 kg/m Perhitungan tulangan lentur Dari perhitungan SAP 2000 diperoleh momen terbesar pada batang nomor 2: M u Mn = = 2456,16 kgm = 2, Nmm Mu φ 7 2, = 3, Nmm 0,8 fy 240 m = 14, 12 0,85. fc 0, ,85. fc 600 0, b =.. =.0,85. fy 600 fy max = 0,75. b = 0,75. 0,043 = 0,032 1, 4 min = fy = 0,0058 = 0,043 7 Mn 3,07.10 Rn = 2, 81 N/mm 2 2 b. d 150.(270) ada = 1 1 m 1 2.m.Rn fy = 1 14, ,12.2, = 0,013 max > ada > min BAB 4 Perencanaan Tangga

162 perpustakaan.uns.ac.id Tugas Akhir 140 As = ada. b. d = 0,013 x 150 x 270 = 521,14 mm 2 Dipakai tulangan 12 mm As = ¼.. (12) 2 = 113,04 m 2 Jumlah tulangan = 521,14 = 4,6 5 buah 113,04 As yang timbul = 5. ¼. π. d 2 = 5. ¼. 3,14. (12) 2 Dipakai tulangan 5 12 mm = 565,2 mm 2 > As (521,14 mm 2 ) Aman! Perhitungan Tulangan Geser Dari perhitungan SAP 2000 diperoleh gaya geser terbesar pada batang nomor 2: Vu = 4236,96 kg = 42369,6 N Vc = 1 / 6. b.d. f'c. = 1/ = 30186,9 N Vc = 0,75. Vc = 0, ,9 N = 22640,19 3 Vc = 3. Vc = 67920,56 N Vu > Vc perlu tulangan geser Vn = Vs Vu 0, ,6 0,75 = 56492,8 N = Vn Vc = 56492, ,9 = 26305,9 N Digunakan sengkang 8 s = s max Av. fy. d Vs 1 2 (2..3,14.8 ) = 247,5 mm 26305,9 = d/2 = 270/2 = 135 mm Jadi, dipakai sengkang dengan tulangan mm. BAB 4 Perencanaan Tangga

163 perpustakaan.uns.ac.id Tugas Akhir Perhitungan Pondasi Tangga PU MU Cor Rabat t=5 cm Urugan Pasir t=5 cm Gambar 4.5. Pondasi Tangga Direncanakan pondasi telapak dengan kedalaman 1,5 m dan dimensi 1,2 x 1,2 m Tebal footplate = 250 mm Ukuran alas = 1200 x 1200 mm tanah = 1,7 t/m 3 = 1700 kg/m 3 tanah = 2 kg/cm 2 = kg/m 2 Dari perhitungan SAP 2000 diperoleh gaya geser terbesar pada batang nomor 1: Pu Mu d Cek ketebalan = d = 1860,25 kg = 1242,77 kg.m = h d = 250 (70 + 6) = 174 mm Pu 1860,25.1/ 6. fc. b 0,6.1/ ,08 mm Tebal telapak = 120, = 190,08 mm < 250 mm... ok BAB 4 Perencanaan Tangga

164 perpustakaan.uns.ac.id Tugas Akhir Perencanaan kapasitas dukung pondasi a. Perhitungan kapasitas dukung pondasi Pembebanan pondasi Berat telapak pondasi = 1,2 x 1,2 x 0,25 x 2400 = 864 kg Berat tanah = 2 (0,45x 1,2x1,5) x 1700 = 2754 kg Berat kolom = 0,3 x 1,2 x 1,15 x 2400 = 993,6 kg Pu P e = M P yang terjadi = 1242, ,85 A 6471,85 tanah = 1,2.1,2 Mu 1.b.L 6 2 = 0,19 kg < 1/6.B = 0,19 kg < 1/6.1,2 = 0,19 kg < 0,2... ok 1242,77 1/ 6.1,2. 1,2 2 = 8809,51 kg/m 2 < kg/m 2 = 8809,51 kg/m 2 = σ yang terjadi < ijin tanah...ok! = 1860,25 kg + = 6471,85 kg Perhitungan Tulangan Lentur Mn = ½.. t 2 = ½. 8809,51. (0,25) 2 = 275,30 kg/m = 0, Nmm Mn = 7 0, ,8 = 0, Nmm fy 240 m = 14, 12 0,85. f ' c 0, ,85.f'c 600 b = fy 600 fy 0, =.0, = 0,043 max = 0,75. b = 0,75. 0,043 = 0,032 BAB 4 Perencanaan Tangga

165 perpustakaan.uns.ac.id Tugas Akhir 143 1,4 1,4 min = 0, 0058 fy 240 Mn Rn = 2 b.d 0, = 0,095 perlu = 1 m 1 1 2m. Rn fy 1 =. 14, ,12.0, = 0, perlu < min dipakai min = 0,0058 As perlu = min. b. d = 0, = 1218 mm 2 digunakan tul D 12 = ¼.. d 2 = ¼. 3,14. (12) 2 = 113,04 mm 2 Jumlah tulangan (n) = 1218 = 10,8 ~11 buah 113,04 Jarak tulangan = 1000 = 90,9 ~ 100 mm 11 As yang timbul = 11 x 113,04 = 1243,44 > As (1218 mm 2) Ok! Sehingga dipakai tulangan mm Perhitungan Tulangan Geser Vu = x A efektif = 8809,51 x (0,45 x 1,2) = 4757,13 N Vc = 1/ 6. f'c. b. d = 1/ = ,33 N BAB 4 Perencanaan Tangga

166 perpustakaan.uns.ac.id Tugas Akhir 144 Vc = 0,75. Vc = 0, ,33 = ,75 N 3 Vc = 3. Vc = ,73 = ,24 N Vu < Vc tidak perlu tulangan geser. BAB 4 Perencanaan Tangga

167 BAB 5 PLAT LANTAI 5.1. Perencanaan Plat Lantai Gambar 5.1. Denah plat lantai BAB 5 Plat Lantai 145

168 perpustakaan.uns.ac.id Tugas Akhir Perhitungan Pembebanan Plat Lantai a. Beban Hidup ( ql ) Berdasarkan PPIUG untuk gedung 1983 yaitu : Beban hidup gedung untuk ruang kuliah = 250 kg/m 2 b. Beban Mati ( qd ) Berat plat sendiri = 0,12 x 2400x1 = 288 kg/m 2 Berat keramik ( 1 cm ) = 0,01 x 2400x1 = 24 kg/m 2 Berat Spesi ( 2 cm ) = 0,02 x 2100 x1 = 42 kg/m 2 Berat plafond + instalasi listrik = 25 kg/m 2 Berat Pasir ( 2 cm ) = 0,02 x 1600x1 = 32 kg/m 2 qd = 411 kg/m 2 c. Beban Ultimate ( qu ) Untuk tinjauan lebar 1 m pelat maka : qu = 1,2 qd + 1,6 ql = 1, , = 893,2 kg/m Perhitungan Momen Perhitungan momen untuk pelat dua arah yaitu dengan tabel momen per meter lebar dalam jalur tengah akibat beban terbagi rata. Gambar commit 5.2. to Plat user tipe A BAB 5 Plat Lantai

169 perpustakaan.uns.ac.id Tugas Akhir 147 Ly Lx Mlx 4 1,33 3 = 0,001.qu. Lx 2. x = ,2.(3) 2.31 = 249,20 kg m Mly = 0,001.qu. Lx 2. x = ,2.(3) 2.19 = 152,74 kg m Mtx Mty = - 0,001.qu. Lx 2. x = ,2.(3) 2.69 = -554,68 kg m = - 0,001.qu. Lx 2. x = (3) 2.57 = -485,21 kg m Perhitungan selanjutnya disajikan dalam tabel dibawah ini : Tabel 5.1 Rekapitulasi Perhitungan Plat Lantai TIPE PLAT Ly/Lx (m) Mlx (kgm) Mly (kgm) Mtx (kgm) Mty (kgm) 4 = 1, ,20 152,74-554,68-485,21 4 = ,12 300,12-743,14-743,12 3 = 1,5 2 72,35 34,17-152,74-114,55 4 = ,48 42,87-296,54-203, Penulangan Plat Lantai Dari perhitungan momen diambil momen terbesar yaitu: Mlx = 300,12 kg.m Mly = 300,12 kg.m Mtx = -743,14 kg.m Mty = -743,12 kg.m BAB 5 Plat Lantai

BAB 2 DASAR TEORI. Bab 2 Dasar Teori. TUGAS AKHIR Perencanaan Struktur Show Room 2 Lantai Dasar Perencanaan

BAB 2 DASAR TEORI. Bab 2 Dasar Teori. TUGAS AKHIR Perencanaan Struktur Show Room 2 Lantai Dasar Perencanaan 3 BAB DASAR TEORI.1. Dasar Perencanaan.1.1. Jenis Pembebanan Dalam merencanakan struktur suatu bangunan bertingkat, digunakan struktur yang mampu mendukung berat sendiri, gaya angin, beban hidup maupun

Lebih terperinci

BAB 2 DASAR TEORI Dasar Perencanaan Jenis Pembebanan

BAB 2 DASAR TEORI Dasar Perencanaan Jenis Pembebanan BAB DASAR TEORI.1. Dasar Perencanaan.1.1. Jenis Pembebanan Dalam merencanakan struktur suatu bangunan bertingkat, digunakan struktur yang mampu mendukung berat sendiri, gaya angin, beban hidup maupun beban

Lebih terperinci

BAB 2 DASAR TEORI Dasar Perencanaan Jenis Pembebanan

BAB 2 DASAR TEORI Dasar Perencanaan Jenis Pembebanan BAB 2 DASAR TEORI 2.1. Dasar Perencanaan 2.1.1 Jenis Pembebanan Dalam merencanakan struktur suatu bangunan bertingkat, digunakan struktur yang mampu mendukung berat sendiri, gaya angin, beban hidup maupun

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dunia konstruksi saat ini semakin berkembang pesat, meningkatnya berbagai kebutuhan manusia akan pekerjaan konstruksi menuntut untuk terciptanya inovasi dan kreasi

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA DISTRO & CAFE 2 LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA DISTRO & CAFE 2 LANTAI PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA DISTRO & CAFE 2 LANTAI TUGAS AKHIR Disusun sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Ahli Madya (A.Md.) pada Program DIII Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA GEDUNG SERBAGUNA 2 LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA GEDUNG SERBAGUNA 2 LANTAI PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA GEDUNG SERBAGUNA 2 LANTAI TUGAS AKHIR Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Ahli Madya (A.Md.) pada Program Studi DIII Teknik Sipil Jurusan

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA GEDUNG KULIAH DAN LABORATORIUM 2 LANTAI TUGAS AKHIR

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA GEDUNG KULIAH DAN LABORATORIUM 2 LANTAI TUGAS AKHIR perpustakaan.uns.ac.id PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA GEDUNG KULIAH DAN LABORATORIUM LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Ahli Madya Pada Program DIII

Lebih terperinci

GEDUNG ASRAMA DUA LANTAI

GEDUNG ASRAMA DUA LANTAI digilib.uns.ac.id PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB) GEDUNG ASRAMA DUA LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya pada Program D-III Teknik

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA BANGUNAN GEDUNG TOKO BUKU 2 LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA BANGUNAN GEDUNG TOKO BUKU 2 LANTAI PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA BANGUNAN GEDUNG TOKO BUKU 2 LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Ahli Madya (A.Md.) pada Program Studi Diploma III Teknik

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PERPUSTAKAAN 2 LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PERPUSTAKAAN 2 LANTAI PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PERPUSTAKAAN LANTAI Oleh: Fredy Fidya Saputra I.8505014 FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET PROGRAM D III JURUSAN TEKNIK SIPIL SURAKARTA 009 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA RUMAH TINGGAL 2 LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA RUMAH TINGGAL 2 LANTAI PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA RUMAH TINGGAL 2 LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya pada Program D-III Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil

Lebih terperinci

Tugas Akhir Perencanaan Struktur Salon, fitness & Spa 2 lantai TUGAS AKHIR. Disusun Oleh : Enny Nurul Fitriyati I

Tugas Akhir Perencanaan Struktur Salon, fitness & Spa 2 lantai TUGAS AKHIR. Disusun Oleh : Enny Nurul Fitriyati I Tugas Akhir Perencanaan Struktur Salon, fitness & Spa lantai A- TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR SALON FITNES DAN SPA LANTAI Disusun Oleh : Enny Nurul Fitriyati I.85060 PROGRAM DIPLOMA III TEKNIK SIPIL

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA BANGUNAN GEDUNG TOKO ELEKTRONIK 2 LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA BANGUNAN GEDUNG TOKO ELEKTRONIK 2 LANTAI PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA BANGUNAN GEDUNG TOKO ELEKTRONIK LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Ahli Madya (A.Md.) pada Program Studi Diploma III

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SUPERMARKET DAN FASHION DUA LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SUPERMARKET DAN FASHION DUA LANTAI PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SUPERMARKET DAN FASHION DUA LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Ahli Madya Pada Program DIII Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA ASRAMA MAHASISWA 2 LANTAI TUGAS AKHIR

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA ASRAMA MAHASISWA 2 LANTAI TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA ASRAMA MAHASISWA 2 LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Ahli Madya Pada Program DIII Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA ASRAMA MAHASISWA 2 LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA ASRAMA MAHASISWA 2 LANTAI PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA ASRAMA MAHASISWA LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya pada Program D-III Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA GEDUNG RSUD 2 LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA GEDUNG RSUD 2 LANTAI PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA GEDUNG RSUD LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya pada Program Studi D3 Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA RESTAURANT & TOKO 2 LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA RESTAURANT & TOKO 2 LANTAI PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA RESTAURANT & TOKO 2 LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya pada Program Studi D-III Teknik Sipil Jurusan

Lebih terperinci

BAB 1 LATAR BELAKANG.FIX.pdf BAB 2 DASAR TEORI.FIX.pdf

BAB 1 LATAR BELAKANG.FIX.pdf BAB 2 DASAR TEORI.FIX.pdf BAB 1 LATAR BELAKANG.FIX.pdf BAB 2 DASAR TEORI.FIX.pdf BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara umum Islamic Center sebagai pusat kegiatan keislaman, dimana semua kegiatan pembinaan berupa kegiatan

Lebih terperinci

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pesatnya perkembangan dunia teknik sipil menuntut bangsa Indonesia untuk dapat menghadapi segala kemajuan dan tantangan. Hal itu dapat terpenuhi apabila sumber daya

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG UKM DUA LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG UKM DUA LANTAI PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG UKM DUA LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Ahli Madya Pada Program DIII Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KULIAH 4 LANTAI DENGAN SISTEM DAKTAIL TERBATAS

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KULIAH 4 LANTAI DENGAN SISTEM DAKTAIL TERBATAS PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KULIAH 4 LANTAI DENGAN SISTEM DAKTAIL TERBATAS Naskah Publikasi untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana S-1 Teknik Sipil disusun oleh : MUHAMMAD NIM : D

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR PUSKESMAS PEMBANTU DUA LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR PUSKESMAS PEMBANTU DUA LANTAI PERENCANAAN STRUKTUR PUSKESMAS PEMBANTU DUA LANTAI TUGAS AKHIR Telah disetujui untuk dipertahankan di depan tim penguji sebagai persyaratan memperoleh gelar Ahli Madya pada jurusan Teknik Sipil Dikerjakan

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA GEDUNG RUMAH SAKIT UMUM DAERAH GEMOLONG 2 LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA GEDUNG RUMAH SAKIT UMUM DAERAH GEMOLONG 2 LANTAI PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA GEDUNG RUMAH SAKIT UMUM DAERAH GEMOLONG 2 LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya pada Program D3 Teknik

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG RESTORAN DAN KARAOKE 2 LANTAI TUGAS AKHIR

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG RESTORAN DAN KARAOKE 2 LANTAI TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG RESTORAN DAN KARAOKE 2 LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya pada Program D-III Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil Fakultas

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG RESTORAN 2 LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG RESTORAN 2 LANTAI digilib.uns.ac.id PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG RESTORAN 2 LANTAI TUGAS AKHIR Disusun Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya Pada Program D-III Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil Fakultas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Isi Laporan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Isi Laporan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dengan semakin pesatnya perkembangan dunia teknik sipil di Indonesia saat ini menuntut terciptanya sumber daya manusia yang dapat mendukung dalam bidang tersebut.

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SEKOLAH DUA LANTAI

TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SEKOLAH DUA LANTAI TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SEKOLAH DUA LANTAI Disusun oleh: ANDI YUNIANTO NIM: I 8507035 PROGRAM D-III TEKNIK SIPIL JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKRTA

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PUSKESMAS DUA LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PUSKESMAS DUA LANTAI PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PUSKESMAS DUA LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Ahli Madya Pada Program DIII Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA MASJID 2 LANTAI (Structure and Cost Budget of Two Storeys Mosque)

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA MASJID 2 LANTAI (Structure and Cost Budget of Two Storeys Mosque) PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA MASJID 2 LANTAI (Structure and Cost Budget of Two Storeys Mosque) TUGAS AKHIR Diajukan sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Ahli Madya (A.Md.) pada

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA GEDUNG HOTEL 2 LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA GEDUNG HOTEL 2 LANTAI PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA perpustakaan.uns.ac.id GEDUNG HOTEL 2 LANTAI TUGAS AKHIR DisusunSebagai Salah SatuSyaratMemperolehGelarAhliMadya (A.Md.) pada Program Studi DIII Teknik Sipil

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB) GEDUNG PERPUSTAKAAN 2 LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB) GEDUNG PERPUSTAKAAN 2 LANTAI digilib.uns.ac.id PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB) GEDUNG PERPUSTAKAAN 2 LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya pada Program D-III

Lebih terperinci

PERENCANAAN KANTOR KECAMATAN 2 LANTAI TUGAS AKHIR

PERENCANAAN KANTOR KECAMATAN 2 LANTAI TUGAS AKHIR PERENCANAAN KANTOR KECAMATAN 2 LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya pada Program D-III Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR DAN ANGGARAN BIAYA GEDUNG SWALAYAN DAN TOKO BUKU 2 LANTAI TUGAS AKHIR

PERENCANAAN STRUKTUR DAN ANGGARAN BIAYA GEDUNG SWALAYAN DAN TOKO BUKU 2 LANTAI TUGAS AKHIR Perencanaan Struktur Gedung Swalayan dan Toko Buku Lantai PERENCANAAN STRUKTUR DAN ANGGARAN BIAYA GEDUNG SWALAYAN DAN TOKO BUKU LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

BAB I. Perencanaan Atap

BAB I. Perencanaan Atap BAB I Perencanaan Atap 1. Rencana Gording Data perencanaan atap : Penutup atap Kemiringan Rangka Tipe profil gording : Genteng metal : 40 o : Rangka Batang : Kanal C Mutu baja untuk Profil Siku L : BJ

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG LABORATORIUM DUA LANTAI. Tugas akhir. Sudarmono I

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG LABORATORIUM DUA LANTAI. Tugas akhir. Sudarmono I PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG LABORATORIUM DUA LANTAI Tugas akhir Sudarmono I 85 07 061 Fakultas teknik jurusan teknik sipil Universitas sebelas maret 2010 MOTTO...Sesungguhnya Alloh tidak mengubah keadaan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. A. Pembebanan

BAB III LANDASAN TEORI. A. Pembebanan BAB III LANDASAN TEORI A. Pembebanan Dalam perancangan suatu struktur bangunan harus memenuhi peraturanperaturan yang berlaku sehingga diperoleh suatu struktur bangunan yang aman secara konstruksi. Struktur

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA RESTORAN DUA LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA RESTORAN DUA LANTAI PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA RESTORAN DUA LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya pada Program D-III Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil

Lebih terperinci

Oleh : Hissyam I

Oleh : Hissyam I PERENCANAANN STRUKTUR GEDUNG FACTORY OUTLETT DAN RESTO 2 LANTAI Oleh : Hissyam I 8507048 D3 TEKNIK SIPIL GEDUNG FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITASS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar

Lebih terperinci

DISUSUN OLEH JUNE ADE NINGTIYA I

DISUSUN OLEH JUNE ADE NINGTIYA I PERENCANAAN STRUKTUR HOTEL 2 LANTAI DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA TUGAS AKHIR DISUSUN OLEH JUNE ADE NINGTIYA I 8507053 DIPLOMA TIGA JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG DEWAN KERAJINAN NASIONAL DAERAH (DEKRANASDA) JL. KOLONEL SUGIONO JEPARA

TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG DEWAN KERAJINAN NASIONAL DAERAH (DEKRANASDA) JL. KOLONEL SUGIONO JEPARA TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG DEWAN KERAJINAN NASIONAL DAERAH (DEKRANASDA) JL. KOLONEL SUGIONO JEPARA Merupakan Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Tingkat Sarjana Strata 1 (S-1) Pada Jurusan

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA GEDUNG MALL 3 LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA GEDUNG MALL 3 LANTAI PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA GEDUNG MALL 3 LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya pada Program D3 Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil Fakultas

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA GEDUNG SWALAYAN 2 LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA GEDUNG SWALAYAN 2 LANTAI PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA GEDUNG SWALAYAN LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Ahli Madya Pada Program DIII Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil Fakultas

Lebih terperinci

PERENCANAAN SHOWROOM DAN BENGKEL NISSAN

PERENCANAAN SHOWROOM DAN BENGKEL NISSAN PERENCANAAN SHOWROOM DAN BENGKEL NISSAN TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Ahli Madya Pada Program DIII Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA GEDUNG KULIAH 2 LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA GEDUNG KULIAH 2 LANTAI PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA GEDUNG KULIAH LANTAI Agus Supriyanto I.850033 D3 TEKNIK SIPIL GEDUNG FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET 011 iv v MOTTO Demi masa, sesungguhnya manusia

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG RUSUNAWA UNIMUS

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG RUSUNAWA UNIMUS TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG RUSUNAWA UNIMUS Diajukan Sebagai Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Tingkat Sarjana Strata (S-1) Pada Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Katolik

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG FACTORY OUTLET DAN CAFE 2 LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG FACTORY OUTLET DAN CAFE 2 LANTAI PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG FACTORY OUTLET DAN CAFE 2 LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Ahli Madya Pada Program DIII Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB) GEDUNG PERPUSTAKAAN 2 LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB) GEDUNG PERPUSTAKAAN 2 LANTAI digilib.uns.ac.id PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB) GEDUNG PERPUSTAKAAN 2 LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya pada Program D-III

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR PROYEK PEMBANGUNAN BANK DANAMON JL PEMUDA-JEPARA

PERENCANAAN STRUKTUR PROYEK PEMBANGUNAN BANK DANAMON JL PEMUDA-JEPARA TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR PROYEK PEMBANGUNAN BANK DANAMON JL PEMUDA-JEPARA Diajukan Sebagai Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Tingkat Sarjana Strata1 (S-1) Pada Jurusan Teknik Sipil Fakultas

Lebih terperinci

UNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL 2011

UNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL 2011 TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG ASRAMA 2 LANTAI Dikerjakan Oleh: CINTIA PRATIWI NIM. I 8508002 UNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL 2011 LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR

Lebih terperinci

BAB VII PENUTUP 7.1 Kesimpulan

BAB VII PENUTUP 7.1 Kesimpulan BAB VII PENUTUP 7.1 Kesimpulan Dari keseluruhan pembahasan yang telah diuraikan merupakan hasil dari perhitungan perencanaan struktur gedung Fakultas Teknik Informatika ITS Surabaya dengan metode SRPMM.

Lebih terperinci

1 HALAMAN JUDUL TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SEKOLAH MENENGAH PERTAMA TRI TUNGGAL SEMARANG

1 HALAMAN JUDUL TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SEKOLAH MENENGAH PERTAMA TRI TUNGGAL SEMARANG TUGAS AKHIR 1 HALAMAN JUDUL PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SEKOLAH MENENGAH PERTAMA TRI TUNGGAL Diajukan Sebagai Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Tingkat Sarjana Strata 1 (S-1) Pada Fakultas Teknik Program

Lebih terperinci

PRESENTASI TUGAS AKHIR PROGRAM STUDI D III TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2010

PRESENTASI TUGAS AKHIR PROGRAM STUDI D III TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2010 PRESENTASI TUGAS AKHIR oleh : PROGRAM STUDI D III TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2010 LATAR BELAKANG SMA Negeri 17 Surabaya merupakan salah

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG BANK MANDIRI JL. NGESREP TIMUR V / 98 SEMARANG

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG BANK MANDIRI JL. NGESREP TIMUR V / 98 SEMARANG HALAMAN JUDUL TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG BANK MANDIRI JL. NGESREP TIMUR V / 98 SEMARANG Diajukan Sebagai Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Tingkat Sarjana Strata 1 (S-1) Pada Fakultas

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KECAMATAN 2 LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KECAMATAN 2 LANTAI PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KECAMATAN 2 LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya perpustakaan.uns.ac.id pada Program D-III Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR RUMAH DAN TOKO 2 LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR RUMAH DAN TOKO 2 LANTAI PERENCANAAN STRUKTUR RUMAH DAN TOKO LANTAI TUAS AKHIR Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh elar Ahli Madya pada Program D-III Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

BAB III ANALISA PERENCANAAN STRUKTUR

BAB III ANALISA PERENCANAAN STRUKTUR BAB III ANALISA PERENCANAAN STRUKTUR 3.1. ANALISA PERENCANAAN STRUKTUR PELAT Struktur bangunan gedung pada umumnya tersusun atas komponen pelat lantai, balok anak, balok induk, dan kolom yang merupakan

Lebih terperinci

BAB III ESTIMASI DIMENSI ELEMEN STRUKTUR

BAB III ESTIMASI DIMENSI ELEMEN STRUKTUR BAB III ESTIMASI DIMENSI ELEMEN STRUKTUR 3.. Denah Bangunan Dalam tugas akhir ini penulis merancang suatu struktur bangunan dengan denah seperti berikut : Gambar 3.. Denah bangunan 33 34 Dilihat dari bentuk

Lebih terperinci

PERENCANAAN GEDUNG PERPUSTAKAAN KOTA 4 LANTAI DENGAN PRINSIP DAKTAIL PARSIAL DI SURAKARTA (+BASEMENT 1 LANTAI)

PERENCANAAN GEDUNG PERPUSTAKAAN KOTA 4 LANTAI DENGAN PRINSIP DAKTAIL PARSIAL DI SURAKARTA (+BASEMENT 1 LANTAI) 1 PERENCANAAN GEDUNG PERPUSTAKAAN KOTA 4 LANTAI DENGAN PRINSIP DAKTAIL PARSIAL DI SURAKARTA (+BASEMENT 1 LANTAI) Naskah Publikasi untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai S-1 Teknik Sipil diajukan

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR BANGUNAN CAFE DAN RESTO 2 LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR BANGUNAN CAFE DAN RESTO 2 LANTAI PERENCANAAN STRUKTUR BANGUNAN CAFE DAN RESTO 2 LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Ahli Madya Pada Program DIII Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR BUTIK 2 LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR BUTIK 2 LANTAI PERENCANAAN STRUKTUR BUTIK LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya pada Program D-III Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas

Lebih terperinci

ANALISA DIMENSI DAN STRUKTUR ATAP MENGGUNAKAN METODE DAKTILITAS TERBATAS

ANALISA DIMENSI DAN STRUKTUR ATAP MENGGUNAKAN METODE DAKTILITAS TERBATAS Analisa Dimensi dan Struktur Atap Menggunakan Metode Daktilitas Terbatas 1 - ANALISA DIMENSI DAN STRUKTUR ATAP MENGGUNAKAN METODE DAKTILITAS TERBATAS M. Ikhsan Setiawan ABSTRAK Sttruktur gedung Akademi

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR BANGUNAN SEKOLAHAN 2 LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR BANGUNAN SEKOLAHAN 2 LANTAI PERENCANAAN STRUKTUR BANGUNAN SEKOLAHAN LANTAI Oleh : Dede Setiawan I8506704 PROGRAM DIPLOMA III TEKNIK SIPIL JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 011 MOTTOO...Sesungguhnya

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SEKOLAH 2 LANTAI. Diajukan Oleh : DANNY ARIEF M I

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SEKOLAH 2 LANTAI. Diajukan Oleh : DANNY ARIEF M I PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SEKOLAH LANTAI Diajukan Oleh : DANNY ARIEF M I8506009 PROGRAM DIPLOMA III TEKNIK SIPIL JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET 00 i MOTTO Walaupun hidup

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SEKOLAH SMP SMU MARINA SEMARANG

TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SEKOLAH SMP SMU MARINA SEMARANG TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SEKOLAH SMP SMU MARINA SEMARANG Diajukan Sebagai Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Tingkat Sarjana Strata 1 (S-1) Pada Fakultas Teknik Program Studi Teknik Sipil

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR BOARDING HOUSE

PERENCANAAN STRUKTUR BOARDING HOUSE PERENCANAAN STRUKTUR BOARDING HOUSE TUGAS AKHIR Oleh : Antonius Mahatma P. I.8507007 PROGRAM DIII TEKNIK SIPIL JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 010 BAB 3 Perencanaan

Lebih terperinci

d b = Diameter nominal batang tulangan, kawat atau strand prategang D = Beban mati atau momen dan gaya dalam yang berhubungan dengan beban mati e = Ek

d b = Diameter nominal batang tulangan, kawat atau strand prategang D = Beban mati atau momen dan gaya dalam yang berhubungan dengan beban mati e = Ek DAFTAR NOTASI A g = Luas bruto penampang (mm 2 ) A n = Luas bersih penampang (mm 2 ) A tp = Luas penampang tiang pancang (mm 2 ) A l =Luas total tulangan longitudinal yang menahan torsi (mm 2 ) A s = Luas

Lebih terperinci

PERENCANAAN GEDUNG PERKANTORAN 4 LANTAI (+ BASEMENT) DI WILAYAH SURAKARTA DENGAN DAKTAIL PARSIAL (R=6,4) (dengan mutu f c=25 MPa;f y=350 MPa)

PERENCANAAN GEDUNG PERKANTORAN 4 LANTAI (+ BASEMENT) DI WILAYAH SURAKARTA DENGAN DAKTAIL PARSIAL (R=6,4) (dengan mutu f c=25 MPa;f y=350 MPa) PERENCANAAN GEDUNG PERKANTORAN 4 LANTAI (+ BASEMENT) DI WILAYAH SURAKARTA DENGAN DAKTAIL PARSIAL (R=6,4) (dengan mutu f c=25 MPa;f y=350 MPa) Tugas Akhir untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL.. i. LEMBAR PENGESAHAN ii. KATA PENGANAR.. iii ABSTRAKSI... DAFTAR GAMBAR Latar Belakang... 1

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL.. i. LEMBAR PENGESAHAN ii. KATA PENGANAR.. iii ABSTRAKSI... DAFTAR GAMBAR Latar Belakang... 1 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL.. i LEMBAR PENGESAHAN ii KATA PENGANAR.. iii ABSTRAKSI... DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR.. DAFTAR NOTASI. v vi xii xiii BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang...... 1 1.2. Maksud dan

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR dan RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB) GEDUNG SEKOLAH 2 LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR dan RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB) GEDUNG SEKOLAH 2 LANTAI PERENCANAAN STRUKTUR dan RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB) GEDUNG SEKOLAH 2 LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya pada Program D-III Teknik Sipil Jurusan Teknik

Lebih terperinci

LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR

LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG BPS PROVINSI JAWA TENGAH MENGUNAKAN BETON PRACETAK (Design of Structure of BPS Building Central Java Province using Precast Concrete) Diajukan

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG LABORATORIUM 2 LANTAI & RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB)

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG LABORATORIUM 2 LANTAI & RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB) PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG LABORATORIUM 2 LANTAI & RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB) TUGAS AKHIR Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya pada Program D-III Teknik Sipil Jurusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu tujuan pendidikan Program Diploma III Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret adalah menciptakan Ahli madya yang terampil dan profesional serta kompeten

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR PERPUSTAKAAN DUA LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR PERPUSTAKAAN DUA LANTAI PERENCANAAN STRUKTUR PERPUSTAKAAN DUA LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya pada Program D-III Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG ASRAMA MAHASISWA UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG ASRAMA MAHASISWA UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG ASRAMA MAHASISWA UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Tingkat Sarjana Strata 1 (S-1) Pada Program Studi Teknik

Lebih terperinci

PERANCANGAN STRUKTUR GEDUNG KULIAH UMUM UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA TUGAS AKHIR SARJANA STRATA SATU

PERANCANGAN STRUKTUR GEDUNG KULIAH UMUM UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA TUGAS AKHIR SARJANA STRATA SATU i PERANCANGAN STRUKTUR GEDUNG KULIAH UMUM UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA TUGAS AKHIR SARJANA STRATA SATU Disusun oleh : RICHARD SUTRISNO Mahasiswa : 11973 / TS NPM : 04 02 11973 PROGRAM STUDI TEKNIK

Lebih terperinci

1.6 Tujuan Penulisan Tugas Akhir 4

1.6 Tujuan Penulisan Tugas Akhir 4 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERSEMBAHAN i ii in KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR NOTASI INTISARI v viii xii xiv xvii xxii BAB I PENDAHIJLUAN 1 1.1 Latar

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PUSAT GROSIR BARANG SENI DI JALAN Dr. CIPTO SEMARANG

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PUSAT GROSIR BARANG SENI DI JALAN Dr. CIPTO SEMARANG TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PUSAT GROSIR BARANG SENI DI JALAN Dr. CIPTO SEMARANG Diajukan Sebagai Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Tingkat Sarjana Strata 1 (S-1) Pada Program Studi Teknik

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR Dan RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB) GEDUNG SEKOLAH 2 LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR Dan RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB) GEDUNG SEKOLAH 2 LANTAI PERENCANAAN STRUKTUR Dan RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB) GEDUNG SEKOLAH LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya pada Program D-III Teknik Sipil Jurusan Teknik

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR UNIT GEDUNG A UNIVERSITAS IKIP VETERAN SEMARANG

PERENCANAAN STRUKTUR UNIT GEDUNG A UNIVERSITAS IKIP VETERAN SEMARANG PERENCANAAN STRUKTUR UNIT GEDUNG A UNIVERSITAS IKIP VETERAN SEMARANG TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Tingkat Sarjana Strata 1 (S-1) Pada Program Studi Teknik Sipil Fakultas

Lebih terperinci

PERBANDINGAN STRUKTUR BETON BERTULANG DENGAN STRUKTUR BAJA DARI ELEMEN BALOK KOLOM DITINJAU DARI SEGI BIAYA PADA BANGUNAN RUMAH TOKO 3 LANTAI

PERBANDINGAN STRUKTUR BETON BERTULANG DENGAN STRUKTUR BAJA DARI ELEMEN BALOK KOLOM DITINJAU DARI SEGI BIAYA PADA BANGUNAN RUMAH TOKO 3 LANTAI PERBANDINGAN STRUKTUR BETON BERTULANG DENGAN STRUKTUR BAJA DARI ELEMEN BALOK KOLOM DITINJAU DARI SEGI BIAYA PADA BANGUNAN RUMAH TOKO 3 LANTAI Wildiyanto NRP : 9921013 Pembimbing : Ir. Maksum Tanubrata,

Lebih terperinci

PERANCANGAN STRUKTUR GEDUNG RUSUNAWA 5 LANTAI DI WILAYAH GEMPA 3

PERANCANGAN STRUKTUR GEDUNG RUSUNAWA 5 LANTAI DI WILAYAH GEMPA 3 PERANCANGAN STRUKTUR GEDUNG RUSUNAWA 5 LANTAI DI WILAYAH GEMPA 3 Laporan Tugas Akhir sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dari Universitas Atma Jaya Yogyakarta Oleh : FELIX BRAM SAMORA

Lebih terperinci

PERANCANGAN ULANG STRUKTUR GEDUNG BANK MODERN SOLO

PERANCANGAN ULANG STRUKTUR GEDUNG BANK MODERN SOLO PERANCANGAN ULANG STRUKTUR GEDUNG BANK MODERN SOLO Laporan Tugas Akhir Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dari Universitas Atma Jaya Yogyakarta Oleh : Heroni Wibowo Prasetyo NPM :

Lebih terperinci

Semarang, Nopember Penyusun

Semarang, Nopember Penyusun KATA PENGANTAR Alhamdulillahi rabbil alamin, Puji Syukur ke Khadirat ALLAH SWT atas segala Nikmat, Rahmat, Hidayah dan Inayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir yang berjudul

Lebih terperinci

PERANCANGAN RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA (RUSUNAWA) DI JEPARA

PERANCANGAN RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA (RUSUNAWA) DI JEPARA PERANCANGAN RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA (RUSUNAWA) DI JEPARA Laporan Tugas Akhir sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dari Universitas Atma Jaya Yogyakarta Oleh : ALFANIDA AYU WIDARTI

Lebih terperinci

PERENCANAAN GEDUNG PASAR TIGA LANTAI DENGAN SATU BASEMENT DI WILAYAH BOYOLALI (DENGAN SISTEM DAKTAIL PARSIAL)

PERENCANAAN GEDUNG PASAR TIGA LANTAI DENGAN SATU BASEMENT DI WILAYAH BOYOLALI (DENGAN SISTEM DAKTAIL PARSIAL) PERENCANAAN GEDUNG PASAR TIGA LANTAI DENGAN SATU BASEMENT DI WILAYAH BOYOLALI (DENGAN SISTEM DAKTAIL PARSIAL) Tugas Akhir untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana S 1 Teknik Sipil diajukan

Lebih terperinci

PERANCANGAN STRUKTUR ATAS GEDUNG CONDOTEL MATARAM CITY YOGYAKARTA. Oleh : KEVIN IMMANUEL KUSUMA NPM. :

PERANCANGAN STRUKTUR ATAS GEDUNG CONDOTEL MATARAM CITY YOGYAKARTA. Oleh : KEVIN IMMANUEL KUSUMA NPM. : PERANCANGAN STRUKTUR ATAS GEDUNG CONDOTEL MATARAM CITY YOGYAKARTA Laporan Tugas Akhir sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dari Universitas Atma Jaya Yogyakarta Oleh : KEVIN IMMANUEL

Lebih terperinci

PERANCANGAN STRUKTUR ATAS GEDUNG TRANS NATIONAL CRIME CENTER MABES POLRI JAKARTA. Oleh : LEONARDO TRI PUTRA SIRAIT NPM.

PERANCANGAN STRUKTUR ATAS GEDUNG TRANS NATIONAL CRIME CENTER MABES POLRI JAKARTA. Oleh : LEONARDO TRI PUTRA SIRAIT NPM. PERANCANGAN STRUKTUR ATAS GEDUNG TRANS NATIONAL CRIME CENTER MABES POLRI JAKARTA Laporan Tugas Akhir Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dari Universitas Atma Jaya Yogyakarta Oleh

Lebih terperinci

TAMPAK DEPAN RANGKA ATAP MODEL 3

TAMPAK DEPAN RANGKA ATAP MODEL 3 TUGAS STRUKTUR BAJA 11 Bangunan gedung dengan struktur atap dibuat dengan struktur rangka baja. Bentang struktur bangunan, beban gravitasi, beban angin dan mutu bahan, dijelaskan pada data teknis berikut.

Lebih terperinci

LEMBAR PENGESAHAN Tugas Akhir Sarjana Strata Satu (S-1)

LEMBAR PENGESAHAN Tugas Akhir Sarjana Strata Satu (S-1) LEMBAR PENGESAHAN Tugas Akhir Sarjana Strata Satu (S-1) PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG B POLITEKNIK KESEHATAN SEMARANG Oleh: Sonny Sucipto (04.12.0008) Robertus Karistama (04.12.0049) Telah diperiksa dan

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. terjadinya distribusi gaya. Biasanya untuk alasan efisiensi waktu dan efektifitas

BAB V PEMBAHASAN. terjadinya distribusi gaya. Biasanya untuk alasan efisiensi waktu dan efektifitas BAB V PEMBAHASAN 5.1 Umum Pada gedung bertingkat perlakuan stmktur akibat beban menyebabkan terjadinya distribusi gaya. Biasanya untuk alasan efisiensi waktu dan efektifitas pekerjaan dilapangan, perencana

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PERPUSTAKAAN PUSAT YSKI SEMARANG

TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PERPUSTAKAAN PUSAT YSKI SEMARANG TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PERPUSTAKAAN PUSAT YSKI SEMARANG Diajukan Sebagai Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Tingkat Sarjana Strata 1 (S-1) Pada Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG HOTEL JALAN MARTADINATA MANADO

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG HOTEL JALAN MARTADINATA MANADO PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG HOTEL JALAN MARTADINATA MANADO Claudia Maria Palit Jorry D. Pangouw, Ronny Pandaleke Fakultas Teknik Jurusan Sipil Universitas Sam Ratulangi Manado email:clauuumaria@gmail.com

Lebih terperinci

PRAKATA. Akhirnya penulis berharap semoga laporan tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi semua pihak khususnya insan Teknik Sipil.

PRAKATA. Akhirnya penulis berharap semoga laporan tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi semua pihak khususnya insan Teknik Sipil. PRAKATA Puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-nya, karena hanya atas izin-nya tugas akhir yang berjudul Perencanaan Struktur Gedung Bank Mandiri Jalan Veteran

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PAMEKASAN DENGAN METODE LOAD RESISTANCE AND FACTOR DESIGN

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PAMEKASAN DENGAN METODE LOAD RESISTANCE AND FACTOR DESIGN PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PAMEKASAN DENGAN METODE LOAD RESISTANCE AND FACTOR DESIGN Oleh : 1. AGUNG HADI SUPRAPTO 3111 030 114 2.RINTIH PRASTIANING ATAS KASIH 3111

Lebih terperinci

LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR

LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR PERENCANAAN PEMBANGUNAN STRUKTUR GEDUNG PERPUSTAKAAN DAN LAB. TERPADU FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK (FISIP) UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA (Planning Laboratory

Lebih terperinci

PERANCANGAN STRUKTUR ATAS HOTEL ARCS DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TUGAS AKHIR PROGRAM SARJANA STRATA SATU

PERANCANGAN STRUKTUR ATAS HOTEL ARCS DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TUGAS AKHIR PROGRAM SARJANA STRATA SATU PERANCANGAN STRUKTUR ATAS HOTEL ARCS DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TUGAS AKHIR PROGRAM SARJANA STRATA SATU Disusun oleh: Ferryanto TM 93 02 07273 UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA FAKULTAS TEKNIK PROGRAM

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG POLITEKNIK KESEHATAN SEMARANG JALAN TIRTO AGUNG PEDALANGAN-SEMARANG

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG POLITEKNIK KESEHATAN SEMARANG JALAN TIRTO AGUNG PEDALANGAN-SEMARANG Tugas Akhir PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG POLITEKNIK KESEHATAN SEMARANG JALAN TIRTO AGUNG PEDALANGAN-SEMARANG Diajukan Sebagai Syarat Menyelesaikan Pendidikan Tingkat Sarjana Strata 1 (S-1) Pada Program

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. A. Pembebanan Pada Pelat Lantai

BAB III LANDASAN TEORI. A. Pembebanan Pada Pelat Lantai 8 BAB III LANDASAN TEORI A. Pembebanan Pada Pelat Lantai Dalam penelitian ini pelat lantai merupakan pelat persegi yang diberi pembebanan secara merata pada seluruh bagian permukaannya. Material yang digunakan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA STRUKTUR

BAB IV ANALISA STRUKTUR BAB IV ANALISA STRUKTUR 4.1 Data-data Struktur Pada bab ini akan membahas tentang analisa struktur dari struktur bangunan yang direncanakan serta spesifikasi dan material yang digunakan. 1. Bangunan direncanakan

Lebih terperinci