P U T U S A N NOMOR 1222/Pid.Sus/2018/PT MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. Umur/Tanggal lahir : 40/28 Agustus 1978;

Transkripsi

1 P U T U S A N NOMOR 1222/Pid.Sus/2018/PT MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Medan yang mengadili perkara pidana pada tingkat banding telah menjatuhkan putusan sebagai berikut dalam perkara Terdakwa: Nama lengkap Tempat lahir : Terdakwa : Medan; Umur/Tanggal lahir : 40/28 Agustus 1978; Jenis kelamin Kebangsaan Tempat tinggal Agama Pekerjaan : Perempuan; : Indonesia; : Kabupaten Pakpak Barat; : Kristen Protestan; : Karyawan Swasta; Terdakwa tidak ditahan dalam perkara ini; Terdakwa menghadap sendiri; Pengadilan Tinggi tersebut; Setelah membaca penetapan Wakil Ketua Pengadilan Tinggi Medan Nomor: 1222/Pid.Sus/2018/PT MDN tanggal 28 Desember 2018, berikut putusan dan berkas perkara Pengadilan Negeri Kabanjahe Nomor : 269/Pid.Sus/2018/PN Kbj tanggal 28 Nopember 2018; Menimbang, bahwa Terdakwa diajukan ke persidangan oleh Penuntut Umum berdasarkan surat dakwaan sebagai berikut : Bahwa ia Terdakwa pada hari Jumat tanggal 28 April 2017 sekira pukul GGI MEDAN wib atau setidak-setidaknya pada suatu waktu dalam bulan April Tahun 2017, bertempat di Jambur Milala Jalan Jamin Ginting Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo, atau setidak-tidaknya pada suatu tempat dalam daerah hukum Pengadilan Negeri Kabanjahe, menempatkan, membiarkan, melakukan, menyuruh melakukan, atau turut serta melakukan kekerasan terhadap anak korban yaitu anak korban, yang dilakukan dengan cara sebagai berikut: - Bahwa sekitar bulan Juni 2015 memasuki ajaran baru sekolah, ketika anak korban bersama dengan kakaknya saksi berkunjung ke rumah ayahnya untuk meminta uang keperluan sekolah, terjadi perselisihan mulut antara Terdakwa dengan anak korban dan saksi sehingga terdakwa tidak memberi anak korban dan saksi kesempatan untuk bertemu dengan ayahnya. Halaman 1 dari 8 halaman Putusan Nomor 1222/Pid.Sus/2018/PT MDN

2 - Selanjutnya pada hari Jumat Tanggal 28 April 2017 sekitar pukul Wib, anak korban, saksi dan saksi I melayat keluarganya ke Jambur Milala di Jalan Jamin Ginting Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo. Sekitar pukul Wib anak korban dan saksi melihat ayahnya dan berniat menjumpainya. Namun ketika anak korban dan saksi hendak menjumpai ayahnya, terdakwa langsung mengatakan Jangan Kau Kesini, kuinjak nanti kau. Kemudian saksi tetap mendekati ayahnya untuk bersalaman, namun terdakwa langsung menangkis tangan saksi sehingga saksi tidak sempat bersalaman dengan ayahnya. Selanjutnya anak korban mencoba lagi bersalaman dengan ayahnya lalu terdakwa dengan menggunakan 1 (satu) unit tablet berwarna hitam merk Advan Type S7C yang ada ditangannya langsung mengayunkan ke arah kening sebelah kiri anak korban - Bahwa akibat perbuatan terdakwa, saksi korban mengalami: - Luka gores di kening sebalah kiri dengan ukuran, panjang luka satu centimeter, lebar luka nol koma dua centimeter - Bengkak di kening sebelah kiri dengan ukuran dua centimeter Kesimpulan: Perobahan-perobahan tersebut ditimbulkan oleh kekuatan benda tumpul. Sesuai dengan Visum Et Repertum No : 440/48/Ver/2017 tanggal 03 Mei 2017 yang dibuat dan ditandatangani oleh dr. Bram Winarda (Dokter pada Rumah Sakit Umum Kabanjahe) yang telah melakukan pemeriksaan terhadap anak korban pada tanggal 28 April Perbuatan terdakwa sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal 80 Ayat (1) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2016 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2016 Tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak Menjadi Undang- Undang. Menimbang, bahwa Surat Tuntutan Pidana dari Jaksa Penuntut Umum, GGI MEDAN menuntut supaya Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili perkara ini memutuskan : 1. Menyatakan Terdakwa dengan identitas tersebut di atas terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana melakukan kekerasan terhadap anak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 76 C jo. Pasal 80 ayat (1) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2016 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak menjadi Undang-Undang. Halaman 2 dari 8 halaman Putusan Nomor 1222/Pid.Sus/2018/PT MDN

3 2. Menjatuhkan pidana terhadap Terdakwa berupa pidana penjara selama 6 (enam) bulan dan denda sebesar Rp ,- (lima belas juta rupiah) subsidair selama 3 (tiga) bulan kurungan. 3. Menyatakan barang bukti berupa: - 1 (satu) unit tablet berwarna hitam dengan merk Advan type S7C. Dikembalikan kepada yang berhak yaitu terdakwa 4. Menetapkan agar Terdakwa membayar biaya perkara sebesar Rp.2.000,- (dua ribu rupiah). Menimbang, bahwa terhadap tuntutan tersebut Pengadilan Negeri Kabanjahe telah menjatuhkan putusannya dengan Nomor : 269/Pid.Sus/2018/PN Kbj, tanggal 28 Nopember 2018, yang amarnya berbunyi sebagai berikut : 1. Menyatakan Terdakwa tersebut terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana Melakukan penganiayaan terhadap anak, sebagaimana dalam dakwaan tunggal. 2. Menjatuhkan pidana kepada Terdakwa tersebut oleh karena itu dengan pidana penjara selama 1 (satu) bulan dan pidana denda sebesar Rp ,00 (tiga juta rupiah) dengan ketentuan apabila denda tersebut tidak dibayar diganti dengan pidana kurungan selama 1 (satu) bulan; 3. Memerintahkan pidana tersebut tidak perlu dijalankan kecuali kalau di kemudian hari ada perintah lain dalam putusan Hakim bahwa Terpidana sebelum waktu percobaan selama 3 (tiga) bulan berakhir, telah bersalah melakukan sesuatu tindak pidana; 4. Membebankan biaya perkara kepada Terdakwa sebesar Rp ,00 (Dua Ribu Rupiah); Menimbang, bahwa Penuntut Umum menyatakan banding terhadap putusan tersebut sebagaimana tersebut dalam Akta permintaan Banding Nomor 36/Bdg/Akta.Pid.Sus/2019/PN Kbj tanggal 4 Desember 2018 Permintaan banding tersebut telah diberitahukan kepada Terdakwa pada tanggal 18 GGI MEDAN Desember 2018 ; Menimbang, bahwa sehubungan dengan permintaan banding tersebut Penuntut Umum telah mengajukan memori banding tanggal 27 Desember 2018 yang diterima di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Kabanjahe pada tanggal 31 Desember 2018, dan telah diserahkan kepada Terdakwa tanggal 4 Januari 2019; Menimbang, bahwa Terdakwa telah mengajukan kontra memori banding tertanggal 17 Januari 2019 yang diterima di Kepaniteraan Pengadilan Halaman 3 dari 8 halaman Putusan Nomor 1222/Pid.Sus/2018/PT MDN

4 Negeri kabanjahe pada tanggal 18 Januari 2019, dan telah diserahkan kepada Penuntut Umum tanggal 18 Januari 2019; Menimbang, bahwa Panitera Pengadilan Negeri Kabanjahe memberi kesempatan kepada Terdakwa GGI MEDAN telah untuk mempelajari berkas perkara selama 7 (tujuh) hari kerja pada tanggal 18 Desember 2018 dihitung sejak tanggal 19 Desember 2018 sampai dengan tanggal 31 Desember 2018 sedang untuk Penuntut Umum pada tanggal 19 Desember 2018 dihitung sejak tanggal 20 Desember 2018 sampai dengan tanggal 2 Januari 2019 di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Kabanjahe; Menimbang, bahwa permintaan pemeriksaan dalam tingkat banding oleh Penuntut Umum telah diajukan dalam tenggang waktu dan menurut tata cara serta syarat-syarat yang ditentukan di dalam undang-undang, maka permintaan banding tersebut secara formal dapat diterima; Menimbang, bahwa Penuntut Umum menolak putusan Pengadilan Negeri Kabanjahe Nomor 269/Pid.Sus/PN Kbj tanggal 28 November 2018 dengan alasan-alasan dalam memori bandingnya yang pada pokoknya sebagai berikut: - Bahwa setelah kami membaca Putusan Pengadilan Negeri Kabanjahe No. 269/Pid.Sus/2018/PN Kbj dan setelah kami memperhatikan hal hal yang menjadi dasar pertimbangan Majelis Hakim dalam Putusan Pengadilan Negeri Kabanjahe No. 269/Pid.Sus/2018/PN Kbj maka kami tidak sependapat dengan pertimbangan Majelis Hakim Pengadilan Negeri Kabanjahe dan putusan dari Majelis Hakim Pengadilan Negeri Kabanjahe belum mencerminkan rasa keadilan dalam masyarakat mengingat rasa trauma pada diri anak korban akan terus ada sepanjang kehidupannya. - Bahwa benar tujuan pemidanaan bukan semata-mata sebagai pembalasan terhadap perbuatan terdakwa, akan tetapi juga sebagai upaya pembinaan sehingga diharapkan dapat memperbaiki perilakunya di kemudian hari, namun demikian, pemidanaan juga harus dengan memperhatikan rasa keadilan dalam masyarakat serta dampaknya bagi kepentingan masyarakat, bangsa dan negara; Bahwa dengan memperhatikan ancaman pidana dan pidana yang dijatuhkan oleh Pengadilan Negeri Kabanjahe terhadap terdakwa serta dampaknya bagi kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, dan khususnya bagi anak korban kami selaku Penuntut Umum berpendapat Hakim Pengadilan Negeri belum mencerminkan rasa keadilan bagi masyarakat, bangsa dan negara serta mempunyai daya tangkal agar tidak terjadi tindak pidana yang sama; Oleh karena itu dengan ini kami memohon supaya Pengadilan Tinggi Medan : Halaman 4 dari 8 halaman Putusan Nomor 1222/Pid.Sus/2018/PT MDN

5 1. Menerima permohonan Banding Jaksa Penuntut Umum; 2. Menyatakan terdakwa dengan identitas tersebut di atas terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana melakukan kekerasan terhadap anak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 76 C Jo Pasal 80 Ayat (1) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2016 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2016 Tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak Menjadi Undang-Undang. 3. Menjatuhkan Pidana terhadap terdakwa berupa pidana penjara selama 6 (Enam) Bulan dan Denda sebesar Rp ,- (Lima Belas Juta Rupiah) Subsidair selama 3 (Tiga) bulan kurungan. 4. Menyatakan Barang Bukti berupa: - 1 (satu) unit tablet berwarna hitam dengan merk Advan type S7C. Dikembalikan kepada yang berhak yaitu terdakwa 5. Menetapkan agar terdakwa membayar biaya perkara sebesar Rp.2.000,- (dua ribu rupiah). Menimbang, bahwa terhadap memori banding dari Penuntut Umum, Terdakwa telah mengajukan kontra memori bandingnya yang pada pokoknya sebagai berikut : 1. Bahwa Jaksa Penuntut Umum mengajukan Memori Banding yang pada intinya keberatan terhadap hukuman yang telah dijatuhkan oleh Majelis Hakim Pemeriksa perkara tersebut, Jaksa Penuntut umum memandang hukuman yang telah dijatuhkan terlalu ringan. 2. Bahwa atas alasan dalam memori banding tersebut diatas, saya keberatan dengan alasan-alasan sebagai berikut : Saya sebagai Terdakwa tidak pernah sekali pun berprilaku yang tidak baik bahkan sebagai ibu rumah tangga saya punya hati nurani dan sopan santun serta berprilaku yang baik di lingkungan dan masyarakat Saya mengapresiasi baik pertimbangan Mejelis Hakim dalam Putusan GGI MEDAN Nomor. 269/Pid.sus/2018/PN-Kbj tersebut; Bahwa dengan demikian Memori Banding Jaksa Penuntut Umum harus ditolak, sebaliknya perbuatan Terdakwa dinyatakan tidak terbukti memenuhi unsurunsur tindak pidana yang didakwakan oleh Jaksa Penuntut Umum dalam perkara tersebut. Berdasarkan hal-hal diatas, kami mohon agar yang mulia Majelis Hakim Tinggi pada Pengadilan Tinggi Medan yang memeriksa dan mengadili perkara ini agar memutuskan sebagai berikut : 1. Menolak permohonan Banding dari Jaksa Penuntut Umum; Halaman 5 dari 8 halaman Putusan Nomor 1222/Pid.Sus/2018/PT MDN

6 2. Menguatkan Putusan Nomor 269/Pid.sus/2018/PN-Kbj,tertanggal 28 November 2018 tersebut. Atau : Apabila Majelis Hakim berpendapat lain mohon putusan seadil-adilnya sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku. Menimbang, bahwa setelah Majelis Hakim Tingkat Banding mempelajari dengan seksama berkas perkara dan salinan putusan Pengadilan Negeri Kabanjahe Nomor 269/Pid.Sus/2018/PN Kbj tanggal 28 November 2018 serta memori banding dari Penuntut Umum dan kontra memori banding dari Terdakwa, Majelis Hakim Tingkat Banding sependapat dengan pertimbangan Majelis Hakim Tingkat Pertama dalam putusannya yang menyatakan bahwa Terdakwa terbukti dengan sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana sebagaimana didakwakan dalam dakwaan tunggal dari Penuntut umum dan pertimbangan Majelis Hakim Tingkat Pertama tersebut diambil alih dan dijadikan sebagai pertimbangan Majelis Hakim Tingkat Banding sendiri dalam memutus perkara ini dalam tingkat banding,kecuali mengenai lamanya pidana yang dijatuhkan kepada Terdakwa terlalu ringan dengan pertimbangan sebagai berikut : Menimbang, bahwa tujuan pemidanaan adalah untuk pembinaan dan juga memperbaiki sikap dan perilaku Terdakwa agar Terdakwa menyadari perbuatannya yang salah sehingga tidak mengulangi perbuatannya lagi terlebih lagi perbuatan tersebut dilakukan terhadap anak tirinya yang seharusnya terdakwa sayangi selain itu juga untuk memenuhi rasa keadilan baik bagi Terdakwa, anak korban maupun masyarakat; Menimbang, bahwa berdasarkan uraian pertimbangan tersebut di atas, maka, putusan Pengadilan Negeri Kabanjahe Nomor 269/Pid.Sus/2018/PN Kbj tanggal 28 Desember 2018 yang dimohonkan banding harus diubah sekedar mengenai lamanya pidana yang dijatuhkan kepada Terdakwa sebagaimana GGI MEDAN akan disebutkan di dalam amar putusan di bawah ini;. Menimbang, bahwa karena Terdakwa dinyatakan bersalah dan dijatuhi pidana, maka kepadanya dibebani membayar biaya perkara dalam kedua tingkat pengadilan, yang untuk tingkat banding besarnya sebagaimana disebutkan dalam amar putusan ini. Memperhatikan Pasal 14 huruf a angka {1} KUHP dan pasal 80 ayat (1) Undang Undang R I Nomor 17 Tahun 2016 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Halaman 6 dari 8 halaman Putusan Nomor 1222/Pid.Sus/2018/PT MDN

7 Perlindungan Anak menjadi Undang Undang, Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang KUHAP dan segala peraturan perundang-undangan lain yang bersangkutan dengan perkara ini; MENGADILI: - Menerima permohonan banding Penuntut Umum; - Mengubah putusan Pengadilan Negeri Kabanjahe Nomor 269/Pid.Sus/2018/PN Kbj tanggal 28 November 2018 yang dimohonkan banding sekedar mengenai lamanya pidana yang dijatuhkan, yang amar selengkapnya sebagai berikut : 1. Menyatakan Terdakwa telah terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana Melakukan penganiayaan terhadap anak. 2. Menjatuhkan pidana kepada Terdakwa oleh karena itu dengan pidana penjara selama 3 (tiga) bulan dan denda sejumlah Rp ,00.(satu juta rupiah) dengan ketentuan apabila denda tersebut tidak dibayar akan diganti dengan pidana kurungan selama1 (satu) bulan. 3. Memerintahkan pidana tersebut tidak perlu dijalankan kecuali kalau dikemudian hari ada perintah lain dalam putusan Hakim bahwa Terpidana sebelum waktu percobaan selama 6 (enam) bulan berakhir, telah bersalah melakukan sesuatu tindak pidana; 4. Membebankan Terdakwa membayar biaya perkara pada kedua tingkat pengadilan, yang di tingkat banding sejumlah Rp2.500,00 (dua ribu lima ratus rupiah). Demikianlah diputuskan dalam rapat permusyawaratan majelis hakim Pengadilan Tinggi Medan pada hari Selasa tanggal 29 Januari 2019 oleh Daliun Sailan, S.H,MH.., sebagai Hakim Ketua, Prasetyo Ibnu Asmara, SH. M.H., dan Dr. Albertina Ho., SH., M.H., masing-masing sebagai hakim anggota, dan diucapkan di dalam sidang yang terbuka untuk umum pada hari ini Kamis GGI MEDAN tanggal 14 Februari2019 oleh Hakim Ketua tersebut dihadiri oleh para Hakim Anggota, dibantu oleh Bhinneka Putra Ginting S.H., M.H., sebagai Panitera Pengganti, tanpa dihadiri oleh Penuntut Umum dan Terdakwa. Hakim Anggota, Hakim Ketua, ttd ttd Prasetyo Ibnu Asmara, S.H., M.H. Daliun Sailan,SH.MH, Halaman 7 dari 8 halaman Putusan Nomor 1222/Pid.Sus/2018/PT MDN

8 ttd Dr. Albertina Ho., S.H., M.H. Panitera Pengganti ttd Bhinneka Putra Ginting, S.H., M.H GGI MEDAN Halaman 8 dari 8 halaman Putusan Nomor 1222/Pid.Sus/2018/PT MDN