Gambar 2. Daun tumbuhan pacar air ( Impatiens balsamina L.)

Transkripsi

1 Lampiran 1 Gamar 1. Tumuhan pacar air ( Impatiens alsamina L.) Gamar 2. Daun tumuhan pacar air ( Impatiens alsamina L.) 54

2 Lampiran 2. Hasil identifikasi/ determinasi tumuhan Lampiran 3 55

3 Lampiran 3 Gamar 3 Simplisia daun tumuhan pacar air ( Impatiens alsamina L.) Gamar 4 Simplisia seruk pacar air ( Impatiens alsamina L.) 56

4 Lampiran 4 Tael 1. Makroskopik daun tumuhan pacar air NO ORGANOLEPTIS SIMPLISIA 1 Bentuk Keriput, ergulung, panjang 2-6 cm dan lear 2-3 cm 2 Bau Tidak erau 3 Warna hijau kecoklatan 57

5 Lampiran 5 Gamar 5. Mikroskopik Seruk Simplisia Dau Pacar Air Peresaran Ramut penutup 2. Stomata tipe Anomositik 3. erkas pemulu ylem entuk spiral 4. Kalsium oksalat entuk rapida 58

6 Lampiran 6 I. Perhitungan hasil pemeriksaan karakteristik simplisia 1. Perhitungan penetapan kadar air simplisia Volume air Kadar air simplisia = 100 % Berat sampel 1. Berat sampel I = 5,003 g Volume air = 0,5 ml Kadar air 0,5 = 100 % = 9,99 % 5, Berat sampel II = 5,005 g Volume air = 0,3 ml Kadar air 0,3 = 100 % = 5,99 % 5, Berat sampel III = 5,002 g Volume air = 0,4 ml Kadar air 0,4 = 100 % = 7,99 % 5,002 Kadar air rata-rata 9,99 % + 5,99 % + 7,99 % = % = 7,99 % 2. Perhitungan penetapan kadar sari yang larut dalam air Persen kadar sari yang larut dalam air = Berat gr sisa hasil Berat sampel % 1. Berat sampel I = 5,003 g Berat cawan awal Berat cawan akhir rata-rata = 47,571 g = 47,760 g 59

7 Persen kadar sari yang larut dalam air = 47,760-47,571 5, % = 18,88 % 2.Berat sampel II Berat cawan awal Berat cawan akhir rata-rata = 5,001 g = 60,330 g = 60,505 g Persen kadar sari yang larut dalam air = 60,505-60,330 5, % =17,49 % 3.Berat sampel III Berat cawan awal Berat cawan akhir rata-rata = 5,002 g = 43,373 g = 43,528 g Persen kadar sari yang larut dalam air = 43,528-43,373 5, % = 16,49 % Kadar sari rata-rata 18,88% + 17,49 % + 16,49 % = % = 17,62% 3. Perhitungan penetapan kadar sari yang larut dalam etanol Persen kadar sari yang larut dalam etanol = Berat gr sisa hasil Berat sampel % 1. Berat sampel I = 5,001 g Berat cawan awal Berat cawan akhir rata-rata = 43,080 g = 43,178 g Persen kadar sari yang larut dalam etanol = 43,178-43,080 5, % 60

8 = 9,59 % 2.Berat sampel II Berat cawan awal Berat cawan akhir rata-rata = 5,000 g = 62,391 g = 62,483 g Persen kadar sari yang larut dalam etanol = 62,483-62,391 5, % = 9,20 % 3. Berat sampel III = 5,004 g Berat cawan awal Berat cawan akhir rata-rata = 47,670 g = 47,783 g Persen kadar sari yang larut dalam etanol = 47,783-47,670 5, % = 11,29 % Kadar sari rata-rata 9,59% + 9,20% + 11,29% = 3 100% = 10,03 % 4. Perhitungan penetapan kadar au total Persen kadar au total = Berat gr sisa hasil Berat sampel 1. Berat sampel I = 2,0005 g 100 % Berat au = 0,0374 g 0,0374 Persen kadar au total = 100 % 2,0005 = 1,87% 2. Berat sampel II = 2,0009 g Berat au = 0,0314 g 61

9 0,0314 Persen kadar au total = 100 % 2,0009 = 1,57 % 3. Berat sampel III = 2,0000 g Berat au = 0,0319 g 0,0319 Persen kadar au total = 100 % 2,0000 = 1,59 % Kadar au total rata-rata 1,87% + 1,57% + 1,59% = 3 100% = 1,67 % 5. Perhitungan penetapan kadar au yang tidak larut dalam asam Persen kadar au tidak larut asam = Berat gr sisa hasil Berat sampel 100 % 1.Berat sampel I Berat au = 2,0005 g = 0,0028 g 0,0028 Persen kadar au tidak larut asam = 100 % 2,0005 = 0,14 % 2.Berat sampel II Berat au = 2,0009 g = 0,0089 g 0,0089 Persen kadar au tidak larut asam = 100 % 2,0009 = 0,44 % 3.Berat sampel III Berat au = 2,0000 g = 0,0061 g 0,0061 Persen kadar au tidak larut asam = 100 % 2,0000 = 0,31 % 0,14% + 0,44% + 0,31% Kadar au tidak larut asam rata-rata = 100% 3 = 0,29 % 62

10 (Lanjutan) Tael 2. Hasil pemeriksaan karakterisasi seruk simplisia daun pacar air No Parameter Kadar % 1 Kadar air 7,99 2 Kadar sari yang larut dalam air 17,62 3 Kadar sari yang larut dalam etanol 10,02 4 Kadar au total 1,67 5 Kadar au yang tidak larut dalam asam 0,29 63

11 Lampiran 7 Tael 1. Hasil skrining fitokimia dari daun pacar air NO Parameter Simplisia 1 Alkaloida _ 2 Flavonoida + 3 Tanin _ 4 Saponin _ 5 Glikosida + 6 Steroid/Triterpenoid _ 7 Antrakuinon _ 8 Minyak atsiri _ Keterangan: + = memerikan hasil positif - = memerikan hasil negatif 64

12 Lampiran 8 Seruk simplisia daun tumuhan pacar air (Impatiens alsamina L.) Dimaserasi selama 3 jam Dimasukkan kedalam alat perkolator Dituangkan cairan penyari etanol secukupnya sampai semua terendam Ditutup mulut taung perkolator dengan aluminium foil Diiarkan selama 24 jam Diuka kran dan diirkan tetesan mengalir perkolat Ampas Ekstrak kental etanol Disaring Dipekatkan dengan penguap vakum putar hampa udara pada suhu 55 0 c Gamar 6. Bagan 1. Pemuatan ekstrak seruk simplisia daun tumuhan pacar Air (Impatiens alsaminna L.) 65

13 Lampiran 9 Daun Pacar Air segar Simplisia Dicuci Ditiriskan Dikeringkan di lemari pengering Dihaluskan Seruk Simplisia Penapisan Fitokimia Karakterisasi Simplisia Pemuatan Ekstrak etanol Alkaloida Flavonoida Saponin Tanin Glikosida Steroida / terpenoida Pemeriksaan makroskopik Pemeriksaan mikroskopik Penetapan kadar air Penetapan kadar sari larut dalam air Penetapan kadar sari larut dalam etanol Penetapan kadar au total Penetapan kadar au yang tidak larut dalam asam Gamar 7. Bagan 2. Metode penelitian 66

14 Lampiran 10 Ektrak Etanol Pekat Ditamah 10 ml etanol Ditamah 100 ml air panas Diestraksi dengan 100 ml n-heksan (3) Fraksi n-heksan Fraksi Air / etanol Fraksi n-heksan kental Dipekatkan Diekstraksi 100 ml kloroform (3) Fraksi kloroform Fraksi kloroform kental Dipekatkan Fraksi Air / etanol Diekstraksi dengan 100 ml etil asetat (3) Fraksi etilasetat Fraksi Air / etanol Dipekatkan Dipekatkan Fraksi etilasetat kental Fraksi Air Gamar 8. Bagan 3. Fraksinasi cair-cair senyawa flavonoida dari ekstrak etanol. 67

15 Lampiran 11 Fraksi Etil Asetat Di KKt dengan pengemang Forestal BAA Asam asetat 50 % HCL 1 % HCL 5 % Kromatogram Forestal Kromatogram HCL 1 % Kromatogram HCL 5 % Kromatogram Asam asetat 50 % Kromatogram BAA Di KKt preparatif Pita I Pita II Pita III Digunting Direndam Disaring Diuapkan Digunting Direndam Disaring Diuapkan Isolat pita I Isolat pita II Di KKt kualitatif Di KKt kualitatif 1 Biru Rf (0.65) II coklat Rf (0.25) Kromatogram dengan satu noda (isolate murni ) Di KKt dua arah kromatogram Di KKt dua arah Penentuan struktur dengan spekropotometri UV dengan pereaksi geser struktur Gamar 9. Bagan 4. Isolasi senyawa flavonoida dari fraksi etilasetat dengan KKt. 68

16 Lampiran 12 p c k c c k hk h h hk h tp Gamar 10 : Kromatogram masing-masing fraksi setelah dilihat diawah sinar UV 1. fraksi n-heksan, 2. fraksi kloroform, 3. fraksi etil asetat, 4. fraksi air, = erfluorensensi; c = coklat; k= kuning; = iru; hk= hijau kuning; tp= tempat penotolan; p= atas penotolan; penampak ercak aluminium III klorida 5 % dalam etanol, fase diam kertas Whatman no. 3 dan fase gerak Forestal 69

17 (Lanjutan) c c h p c k h h hk tp Gamar 11 : Kromatogram masing-masing fraksi setelah dilihat diawah sinar UV 1. fraksi n-heksan, 2. fraksi kloroform, 3. fraksi etil asetat, 4. fraksi air, = erfluorensensi; c = coklat; k= kuning; = iru; hk= hijau kuning; tp= tempat penotolan; p= atas penotolan; penampak ercak aluminium III klorida 5 % dalam etanol, fase diam kertas Whatman no. 3 dan fase gerak asam asetat 50 %. 70

18 (Lanjutan) p c k c hk c k k c hk tp Gamar 12 : Kromatogram masing-masing fraksi setelah dilihat diawah sinar UV 1. fraksi n-heksan, 2. fraksi kloroform, 3. fraksi etil asetat, 4. fraksi air, = erfluorensensi; c = coklat; k= kuning; = iru; hk= hijau kuning; tp= tempat penotolan; p= atas penotolan; penampak ercak aluminium III klorida 5 % dalam etanol, fase diam kertas Whatman no. 3 dan fase gerak BAA. 71

19 (Lanjutan) p k k 1 hk 2 hk 3 h 4 tp Gamar 13 : Kromatogram masing-masing fraksi setelah dilihat diawah sinar UV 1. fraksi n-heksan, 2. fraksi kloroform, 3. fraksi etil asetat, 4. fraksi air, = erfluorensensi; c = coklat; k= kuning; = iru; hk= hijau kuning; tp= tempat penotolan; p= atas penotolan; penampak ercak aluminium III klorida 5 % dalam etanol, fase diam kertas Whatman no. 3 dan fase gerak asam klorida 1 % 72

20 (Lanjutan) p h k h k hk tp Gamar 14 : Kromatogram masing-masing fraksi setelah dilihat diawah sinar UV 1. fraksi n-heksan, 2. fraksi kloroform, 3. fraksi etil asetat, 4. fraksi air, = erfluorensensi; c = coklat; k= kuning; = iru; hk= hijau kuning; tp= tempat penotolan; p= atas penotolan; penampak ercak aluminium III klorida 5 % dalam etanol, fase diam kertas Whatman no. 3 dan fase gerak asam klorida 5 % 73

21 Lampiran 13 p c c c k k k h h h h h k k hk hk tp Gamar 15 : Kromatogram fraksi etilasetat dengan eerapa fase gerak estela dilihat diawah sinar UV 1. fase gerak Forestal, 2. fase gerak asam asetat 50 %, 3. fase gerak BAA, 4. fase gerak asam klorida 1 %, 5. fase gerak asam klorida 5%, = erfluorensensi; c = coklat; k= kuning; = iru; hk= hijau kuning; tp= tempat penotolan; p= atas penotolan; penampak ercak aluminium III klorida 5 % dalam etanol, dan fase diam kertas Whatman no. 3 74

22 Lampiran 14 pt pt p P1 P1 P2 P3 P2 P3 tp Gamar 16. : KKt preparatif fraksi etilasetat setelah dilihat diawah sinar UV PI = PEa1, P2 = PEa2 dan P3 = PEa3, tp = tempat penotolan, p = atas pengemang, pt = atas penyemprot. penampak ercak aluminium III klorida 5 % dalam etano, fase diam kertas Whatman no. 3 dan fase gerak asam klorida 5 % 75

23 Lampiran 15 p 1 tp Gamar 17 : KKt kualitatif PEa1 dari fraksi etilasetat setelah dilihat diawah sinar UV = Berflourensensi; 1,2 = iru; p= atas pengemang ; tp= tempat penotolan; ;penampak ercak aluminium III klorida 5 %, fase diam kertas Whatman no. 3 dan fase gerak asam klorida 5 % 76

24 (Lanjutan) p c 1 tp Gamar 18 : Kkt kualitatif PEa2 setelah dilihat diawah sinar UV = Berflourensensi; 1,2, k= kuning; p= atas pengemang ; tp= tempat penotolan; ;penampak ercak aluminium III klorida 5 %, fase diam kertas Whatman no. 3 dan fase gerak asam klorida 5 % 77

25 Lampiran 16 p1 p2 Gamar 19 : Kromatogram KKt dua arah isolat PEa1 setelah dilihat diawah sinar UV = Berflourensensi; fase gerak 1= asam klorida 5 %; fase gerak 2 = BAA; = iru; p1= atas pengemang 1; p2 = atas pengemang 2; penampak ercak aluminium (III) klorida 5 %, fase diam kertas Whatman no. 3 dan fase gerak asam klorida 5 % 78

26 (Lanjutan) p1 p2 k Gamar 20 : Kromatogram KKt dua arah dari isolat PEa2 setelah dilihat diawah sinar UV = Berflourensensi; fase gerak 1= asam klorida 5 %; fase gerak 2= BAA; = iru; p1= atas pengemang 1; p2= atas pengemang 2; penempak ercak aluminium (III) klorida 5 %, fase diam kertas Whatman no. 3 dan fase gerak asam klorida 5 % 79

27 lampiran 17 a s o r a n s i Panjang gelomang Gamar 21 : Spektum sinar UV larutan isolat PEaI dalam metanol : Larutan Isolat Dalam Metanol Panjang gelomang asornsi maksimumspektrum isolat dalam metanol λ (nm) as

28 (Lanjutan) a s o r a n s i Panjang gelomang (nm) Gamar 22 : Apektrum sinar UV larutan isolat PEaI dalam penamahan natrium hidroksida diandingkan dengan isolat dalam metanol : larutan isolat dalam metanol : :larutan isolat dalam metanol setelah penamahan natrium hidroksida Panjang gelomang asoransi maksimum spektrum isolat dalam metanol Λ (nm) as λ (nm) as

29 (Lanjutan) a s o r a n s i Panjang gelomang (nm) Gamar 23 : Spektrum sinar UV larutan isolat PEaI dalam penamahan naoh diandingkan dengan spektrumyang diukur setelah 5 menit : larutan isolat dalam metanol setelah penamahan natrium hidroksida : larutan isolat dalam metanol setelah penamahan natrium hidroksida dan didiamkan selama 5 menit Panjang gelomang asoransi maksimum spektrum isolat dalam metanol Λ (nm) as λ (nm) as

30 (Lanjutan) a s o r a n s i Panjang gelomang (nm) Gamar 24 : Spektrum sinar UV larutan isolat PEaI dalam penamahan aluminium (III) klorida diandingkan dengan spektrum isolat dalam metanol : larutan isolat dalam metanol : larutan isolat dalam metanol setelah penamahan aluminium (III) klorida Panjang gelomang asoransi maksimum spektrum isolat dalam metanol Λ (nm) as λ (nm) as

31 (Lanjutan) a s o r a n s i Panjang gelomang (nm) Gamar 25 : Spektrum sinar UV larutan isolat PEaI dalam penamahan aluminium (III) klorida diandingkan dengan spektrum isolat dalam asam klorida : larutan isolat dalam metanol setelah penamahan aluminium (III) klorida : larutan isolat dalam metanol setelah penamahan aluminium (III) klorida tamah asam klorida Panjang gelomang asoransi maksimum spektrum isolat dalam metanol Λ (nm) as λ (nm) as

32 (Lanjutan) a s o r a n s i Panjang gelomang (nm) Gamar 26 : Spektrum sinar UV larutan isolat PEaI dalam penamahan metanol diandingkan dengan spektrum isolat dalam natrium asetat : larutan isolat dalam metanol : larutan isolat dalam metanol setelah penamahan natrium asetat Panjang gelomang asoransi maksimum spektrum isolat dalam metanol Λ (nm) as λ (nm) as