Daftar Isi. KEGIATAN BELAJAR 1 Mengenal Satuan dan Puluhan. KEGIATAN BELAJAR 2 Mengenal Operasi Bilangan
|
|
- Agus Sumadi
- 4 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1
2 Daftar Isi KEGIATAN BELAJAR Mengenal Satuan dan Puluhan KEGIATAN BELAJAR Mengenal Operasi Bilangan i
3 Kata Sambutan Pelindung: Dr. Ir. Taufik Hanafi, M.U.P. Penanggung Jawab: Dr.Wartanto Editor: Dra. Ida M. Kosasih, M.Pd. Penulis:.. Drs.Toto Argo N. Dra. Katarina, M.Pd. Johan Winarni, S.P., M.Pd. Surya Nilasari, S.Pd. Siti Nurul Aini, S.Kom. Desain Grafis/Illustrator: Surya Evendi Buku Bahan Ajar Keaksaraan Dasar ini merupakan salah satu contoh modul pembelajaran keaksaraan berbasis standar kompetensi keaksaraan dasar dan didesain untuk masyarakat (fungsional bidang kehutanan). Karena ini merupakan salah satu contoh maka di daerah, terbuka lebar untuk menyusun dan mengembangkan bahan ajar keaksaraan yang sesuai dengan kebutuhan dan kondisi daerah masingmasing, namun merujuk pada tercapainya standar kompetensi keaksaraan dasar Memasuki tahun 05, perhatian dunia tentang program pendidikan tertuju pada capaian program Pendidikan untuk Semua (PUS) atau Education for All (EFA) yang dideklarasikan di Dakar Senegal tahun 000 oleh UNESCO (United Nations Educational, Scientific, Cultural Organization). Terdapat enam target capaian program PUS yang harus dicapai pada tahun 05. Salah satu target PUS adalah program pemberantasan buta aksara melalui pendidikan keaksaraan yang menargetkan setiap negara diharapkan mampu mengurangi separuh jumlah penduduk buta aksara di negaranya masingmasing pada tahun 05. Target EFA yang lain yang menjadi tugas pendidikan masyarakat adalah adanya pendidikan kecakapan hidup (life skills) dalam makna yang luas untuk meningkatan keterampilan dan memberdayakan masyarakat dalam kerangka pendidikan orang dewasa dan berkelanjutan (adult learning and continuing education). Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah penduduk buta aksara 5 tahun ke atas mencapai,% pada tahun 000 ketika deklarasi Dakkar dicanangkan. Melalui berbagai program dan kegiatan pendidikan keaksaraan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) telah berhasil menurunkan penduduk usia 559 tahun sampai dengan,86% atau sebanyak orang pada tahun 0 (Pusat Data dan Statistik Pendidikan, Kemdikbud). Dengan demikian, Indonesia optimistis akan berhasil memenuhi target Deklarasi Dakar untuk mengurangi separuh jumlah penduduk buta aksara melalui program pendidikan keaksaraan yang komprehensif dan fungsional. Untuk memelihara kemampuan membaca, menulis, dan berhitung serta capaian target pemberantasan buta aksara yang sudah diraih, maka perlu dikembangkan sistem peningkatan dan penjaminan mutu pembelajaran keaksaraan melalui penetapan pedoman dan panduan serta petunjuk teknis penyelenggaraan program pendidikan keaksaraan dasar. Penduduk yang sudah melek aksara harus diberikan layanan pendidikan keaksaraan lanjutan dan kemudian pendidikan kesetaraan Paket A setara SD/MI yang harus dikembangkan secara sinergis dan berkesinambungan untuk memenuhi wajib belajar dan juga memenuhi salah satu target EFA. Mereka harus mendapatkan layanan pendidikan alternative melalui pendidikan masyarakat sebagai layanan pendidikan jalur nonformal di luar persekolahan. Di sisi lain, masih terdapat penduduk usia muda 7 (usia SD/MI) yang rentan menjadi buta aksara lagi karena tidak mengikuti pendidikan dasar di usia tersebut. Berdasarkan hasil Studi Anak di Luar Sekolah (Out of schoolchildren Study) oleh UNICEF (United Nation Children s Fund) tahun 00, masih ada % anak di luar sekolah usia SD, dengan perincian,% tidak pernah bersekolah sedangkan sisanya 0,89% adalah anak putus sekolah. ii iii
4 Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal, dan Informal, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan berupaya meningkatkan keberaksaraan penduduk dewasa di Indonesia dengan memperluas peningkatan mutu dan akses serta kualitas layanan pendidikan keaksaraan, pendidikan kesetaraan orang dewasa, dan pendidikan berkelanjutan yang terintegrasi dengan pendidikan kecakapan hidup, peningkatan budaya baca masyarakat, pemberdayaan perempuan, pendidikan keluarga, dan pengarusutamaan gender, serta penataan kelembagaan pendidikan masyarakat sebagai layanan pendidikan melalui jalur non formal dan informal. Untuk menjamin terselenggaranya program pendidikan masyarakat oleh semua pemangku kepentingan, maka perlu disusun berbagai pedoman, panduan, dan petunjuk teknis penyelenggaraan pendidikan masyarakat. Saya menyambut baik diterbitkannya pedoman, panduan, dan petunjuk teknis penyelenggaraan program di Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat. Semoga dokumen tersebut dapat bermanfaat bagi terselenggaranya program pendidikan dan pemberdayaan masyarakat untuk membentuk masyarakat belajar guna meraih kemajuan dan kemakmuran masyarakat yang berkarakter dan berintegritas. Jakarta, April 05 Plt. Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Nonformal dan Informal Dr. Ir. Taufik Hanafi, M.U.P. Kata Pengantar Pengembangan program reguler dan inisiatif baru dalam penyelenggaraan pendidikan masyarakat terus dikembangan sesuai dengan kebutuhan dan dinamika masyarakat. Layanan pendidikan masyarakat dikembangkan melalui jalur pendidikan nonformal dan informal sebagai penambah, pelengkap dan pengganti layanan pendidikan yang biasanya dilaksanakan di sistem persekolahan. Strategi dan pengembangan program pendidikan masyarakat harus diberi kerangka sebagai layanan pendidikan orang dewasa dengan pendekatan andragogi. Sementara di dalam sistem persekolahan, layanan pendidikan dikembangan dengan pendekatan paedagogi. Dengan adanya perbedaan pendekatan ini, pengembangan strategi, program, dan kegiatan pendidikan masyarakat harus spesifik, terukur, tepat sasaran agar mampu menjawab kebutuhan dan penyelesaian permasalahan kekinian untuk pemberdayaan dan pemandirian masyarakat. Berbagai rujukan penting dalam pengembangan pendidikan masyarakat senantiasa dikembangkan oleh UNESCO melalui program Education for All (EFA) atau pendidikan untuk semua, Adult Learning and Education (ALE) atau Pembelajaran dan Pendidikan Orang Dewasa, Education for Sustainable Development (ESD) atau pendidikan untuk pembangunan berkelanjutan, Life Skills (Pendidikan Kecakapan Hidup), Literacy Initiative For Empowerment (LIFE) atau Prakarsa Keaksaraan untuk Pemberdayaan, serta berbagai program lainnya. Dengan demikian, program pendidikan masyarakat telah menjadi bagian penting dari isu pendidikan di tingkat global yang harus diimplementasikan dalam konteks lokal. Adopsi dan adaptasi layanan pendidikan masyarakat dalam kerangka global memberikan sekaligus peluang dan kesempatan bagi pendidikan masyarakat untuk melakukan inovasi layanan di Indonesia yang akan menjadi praktik terbaik (good practices) bagi dunia internasional. Untuk itu, pengembangan dan inovasi kebijakan pembelajaran dan pendidikan berbasis masyarakat harus terus menerus dilakukan oleh pemerintah dan para penyelenggara pendidikan masyarakat. Dalam rangka memgembangkan dan melakukan penjaminan mutu layanan pendidikan masyarakat maka perlu dirumuskan pedoman, panduan, petunjuk teknis dalam memberikan layanan pendidikan masyarakat. Dengan adanya pedoman, panduan, petunjuk teknis ini diharapkan sistem dan standar layanan pendidikan masyarakat dapat dijalankan dengan baik senyampang dengan perlunya inovasi dan kreativitas serta sinergi lapangan sesuai dengan kebutuhan dan potensi serta situasi dan kondisi masyarakat setempat. iv v
5 Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat telah mengembangkan tugas utama (core bussiness) dalam program dan kegiatan layanan pendidikan masyarakat. Sesuai dengan kelompok target layanan pendidikan masyarakat yaitu para orang dewasa dan komunitas maka terdapat sejumlah program dan kegiatan yang telah dikembangkan yaitu keaksaraan dasar, keaksaraan usaha mandiri, peningkatan minat baca masyarakat, pemberdayaan perempuan, serta kesetaraan orang dewasa dan pendidikan berkelanjutan. Untuk itu, diperlukan suatu dokumen yang menjelaskan sistem layanan pendidikan masyarakat secara komprehensif dan fungsional sesuai dengan 8 (delapan) komponen Standar Nasional Pendidikan (SNP) yang harus dijadikan rujukan dalam pengembangan pendidikan masyarakat. Kami menyambut gembira dan memberikan penghargaan kepada semua pihak yang telah menyusun pedoman, panduan atau petunjuk teknis penyelenggaraan pendidikan masyarakat ini. Semoga pedoman, panduan atau petunjuk teknis ini dapat memberikan arah pelaksanaan pendidikan masyarakat di lapangan, dengan tetap memberikan ruang kepada para penyelenggara untuk berinovasi dan berkreasi dalam menjawab segala permasalahan masyarakat untuk mendapatkan layanan pendidikan dalam rangka pemberdayaan dan pemandirian masyarakat di manapun berada di seluruh wilayah negara Kesatuan Republik Indonesia.. Jakarta, April 05 Direktur Pembinaan Pendidikan Masyarakat Dr. Wartanto vi
6 Bilangan Satuan Bilangan Puluhan Satu 0 Sepuluh Dua 0 Dua puluh Tiga 0 Tiga puluh Empat 0 Empat puluh 5 Lima 50 Lima puluh 6 Enam 60 Enam puluh 7 Tujuh 70 Tujuh puluh 8 Delapan 80 Delapan puluh 9 Sembilan 90 Sembilan puluh
7 Bilangan Ratusan Seratus Dua ratus Tiga ratus Empat ratus Lima ratus Enam ratus Tujuh ratus Delapan ratus Sembilan ratus Jawablah Mana yang lebih besar 8 atau 5? Mana yang lebih kecil 0 atau 0? Mana yang paling besar 9, 7, atau 5? Mana yang paling kecil 90, 60, atau 80? 5
8 Perhatikan Contoh Jadi pada bilangan 6 nilai setiap angkanya adalah: puluhan 6 Satuan 6 puluhan nilainya 0 6 satuan nilainya 6. 6 ratusan puluhan 6 satuan Jadi pada bilangan 6 nilai setiap angkanya adalah: 6 ratusan nilainya 00 puluhan nilainya 0 6 satuan nilainya Jadi pada bilangan 8 nilai setiap angkanya adalah: puluhan 8 Satuan 8 puluhan nilainya 0 8 satuan nilainya 8. 0 ratusan 0 puluhan satuan 00 0 Jadi pada bilangan 0 nilai setiap angkanya adalah: 0 ratusan nilainya 00 0 puluhan nilainya 0 satuan nilainya 6 7
9 Hitung dan salinlah seperti contoh Hitung dan salinlah seperti contoh 55 0 ratusan 5 puluhan 5 satuan ratusan puluhan satuan 80 0 ratusan 8 puluhan 0 satuan ratusan puluhan satuan 0 ratusan puluhan 0 satuan ratusan puluhan satuan 69 ratusan puluhan satuan. 879 ratusan puluhan satuan. 9 ratusan puluhan satuan. 6 ratusan puluhan satuan. 8 9
10 5 Membandingkan Bilangan Contoh: Manakah yang lebih besar, 5 atau? Puluhan sama Satuan 5 lebih besar dari Jadi 5 lebih besar dari Urutkan angka dari terkecil ke terbesar, seperti contoh! lebih banyak dari lebih sedikit dari lebih banyak dari 7 Mengurutkan Bilangan Urutkan bilangan dari terkecil ke terbesar seperti contoh:
11 Urutkan bilangan dari terbesar ke terkecil seperti contoh: Diskusikanlah! Ada berapa petak kirakira lahan pertanian di kampung Anda? Berapa kirakira jumlah petani di kampung Anda?
12 Kenali dan bacalah! Tambah Kurang Sama dengan Sebut dan salinlah!... 5
13 Perhatikan contoh! Jumlahkan seperti contoh! Gambarkan di sisi kanan dan kiri kumbang agar menghasilkan penjumlahan 0. 5 Tambahkan satuan dengan satuan 5 Turunkan puluhan Jadi 5 Jumlahkan seperti contoh!
14 Kerjakan pengurangan berikut dengan benar! Contoh: Jumlahkan! Pengurangan X X X X X 5 5 X X X X Jadi : atau satuan satuan puluhan diturunkan
15
16 Kurangi seperti contoh! Kenali dan bacalah! Membulatkan bilangan ke puluhan terdekat Perhatikan bilangan di bawah ini! Kali Bagi Bilangan lebih dekat ke 0 Bilangan lebih dekat ke 0 Bilangan lebih dekat ke 0 Bilangan lebih dekat ke 0 Bilangan 5 lebih dekat ke 0 Bilangan 6 lebih dekat ke 0 Bilangan 7 lebih dekat ke 0 Bilangan 8 lebih dekat ke 0 Bilangan 9 lebih dekat ke 0 Sebutkan dan salinlah!...
17 Perkalian Cermati dan salinlah seperti contoh! dan Kalikanlah seperti contoh!
18 Bacalah! Pak harto memiliki bibit jati 0 batang. Dibagikan kepada 5 orang temannya. Berapa batang bibit jati yang diperoleh masingmasing temannya? Kerjakan seperti contoh!... dibagi : : Tiap orang mendapat 6 batang. Jadi, 0 : 5 6 : 56 : 6 7
19 Perhatikan gambar berikut. Gb kelapa utuh Gb kelapa / Gb kelapa / : : Satu Satu per dua Satu per dua Gb kelapa utuh Gb kelapa / Gb kelapa / Gb kelapa / : : Satu Satu per tiga Satu per tiga Satu per tiga 8 9
20 Gb kelapa utuh Gb kelapa / Gb kelapa / Gb kelapa / Gb kelapa / Menulis pecahan ke desimal Satu perdua 0,5 Caranya: Satu Satu per empat Satu per empat Satu per empat Satu per empat 0,5,0 0 0 (Ditulis 0, ) (Tambahkan 0 menjadi,0) 0,5 0
21 Caranya: Perhatikan penjumlahan bilangan pecahan di bawah ini! 0,5, (Ditulis 0, ) (Tambahkan 0 menjadi,0) 0,75 0,5 0,5 0,50 Hitunglah penjumlahan bilangan pecahan di bawah ini! Caranya: 0,75, (Ditulis 0, ) (Tambahkan 0 menjadi,0)
22 Hitunglah pengurangan bilangan pecahan berikut.... Perhatikan pengurangan bilangan pecahan berikut!
23 Perhatikan perkalian bilangan pecahan di bawah ini Perhatikan pembagian bilangan pecahan di bawah ini! : Hitunglah perkalian bilangan pecahan berikut! Hitunglah perkalian bilangan pecahan berikut! : 5 5 : : 5 6 7
24 : 5 : Penggaris Mengenal Alat Ukur Penggaris digunakan untuk mengukur benda pendek. Misalnya: Buku dan meja kecil Meteran digunakan untuk mengukur benda atau jarak yang panjang. Meteran Misalnya: panjang kayu, jarak tanam Neraca emas digunakan untuk menimbang benda yang kecil. Misalnya: perhiasan (cincin, anting, kalung, gelang) Neraca emas 8 9
25 Timbangan digunakan untuk menimbang benda yang cukup berat. Misalnya: pupuk, beras Catatan: Timbangan Jam dinding digunakan untuk menentukan tanda waktu. Misal : jam WIB Jam dinding Diskusikanlah! 0
26 Catatan:
KEGIATAN BELAJAR 1 Terampil Menghitung Jumlah Uang KEGIATAN BELAJAR 2 Terampil Menghitung Satuan Waktu
DAFTAR ISI KEGIATAN BELAJAR 1 Terampil Menghitung Jumlah Uang KEGIATAN BELAJAR 2 Terampil Menghitung Satuan Waktu i Kata Sambutan Pelindung: Dr. Ir. Taufik Hanafi, M.U.P. Penanggung Jawab: Dr.Wartanto
Lebih terperinciDaftar Isi KEGIATAN BELAJAR 1 Terampil Menghitung Satuan Panjang. KEGIATAN BELAJAR 2 Terampil Menghitung Satuan Berat
Daftar Isi KEGIATAN BELAJAR 1 Terampil Menghitung Satuan Panjang KEGIATAN BELAJAR 2 Terampil Menghitung Satuan Berat KEGIATAN BELAJAR 3 Terampil Menghitung Satuan Isi i Kata Sambutan Pelindung: Dr. Ir.
Lebih terperinciDaftar Isi. KEGIATAN BELAJAR 1 Terampil Membaca Huruf. KEGIATAN BELAJAR 2 Terampil Menulis Huruf
Daftar Isi KEGIATAN BELAJAR 1 Terampil Membaca Huruf KEGIATAN BELAJAR 2 Terampil Menulis Huruf i Kata Sambutan Pelindung: Dr. Ir. Taufik Hanafi, M.U.P. Penanggung Jawab: Dr.Wartanto Editor: Dra. Ida M.
Lebih terperinciDAFTAR ISI. KEGIATAN BELAJAR 1 Terampil Membaca Menulis Suku Kata dan Kata. KEGIATAN BELAJAR 2 Terampil Membaca dan Menulis Kalimat
DAFTAR ISI KEGIATAN BELAJAR 1 Terampil Membaca Menulis Suku Kata dan Kata KEGIATAN BELAJAR 2 Terampil Membaca dan Menulis Kalimat KEGIATAN BELAJAR 3 Terampil Membaca dan Menulis Angka i Kata Sambutan Pelindung:
Lebih terperinciBahan Ajar Keaksaraan Dasar
Bahan Ajar Keaksaraan Dasar Seri Membaca dan Menulis Huruf Seri Membaca, Menulis Angka dan Kalimat Sederhana Seri Belajar Berhitung Permulaan Seri Membaca dan Menulis Teks Sederhana Seri 5 Membaca dan
Lebih terperinciDaftar Isi. KEGIATAN BELAJAR 1 Terampil Membaca Huruf. KEGIATAN BELAJAR 2 Terampil Menulis Huruf
Daftar Isi KEGIATAN BELAJAR 1 Terampil Membaca Huruf KEGIATAN BELAJAR 2 Terampil Menulis Huruf i Kata Sambutan Pelindung: Dr. Ir. Taufik Hanafi, M.U.P. Penanggung Jawab: Dr.Wartanto Editor: Dra. Ida M.
Lebih terperinciBahan Ajar Keaksaraan Dasar
Bahan Ajar Keaksaraan Dasar Seri 1 Membaca dan Menulis Huruf Seri 2 Membaca, Menulis Angka dan Kalimat Sederhana Seri 3 Belajar Berhitung Permulaan Seri 4 Membaca dan Menulis Teks Sederhana Seri 5 Membaca
Lebih terperinciBahan Ajar Keaksaraan Dasar
Bahan Ajar Keaksaraan Dasar Seri 1 Membaca dan Menulis Huruf Seri 2 Membaca, Menulis Angka dan Kalimat Sederhana Seri 3 Belajar Berhitung Permulaan Seri 4 Membaca dan Menulis Teks Sederhana Seri 5 Membaca
Lebih terperinciBahan Ajar Keaksaraan Dasar
Bahan Ajar Keaksaraan Dasar Seri 1 Membaca dan Menulis Huruf Seri 2 Membaca, Menulis Angka dan Kalimat Sederhana Seri 3 Belajar Berhitung Permulaan Seri 4 Membaca dan Menulis Teks Sederhana Seri 5 Membaca
Lebih terperinciBahan Ajar Keaksaraan Dasar
Bahan Ajar Keaksaraan Dasar Seri 1 Membaca dan Menulis Huruf Seri 2 Membaca, Menulis Angka dan Kalimat Sederhana Seri 3 Belajar Berhitung Permulaan Seri 4 Membaca dan Menulis Teks Sederhana Seri 5 Membaca
Lebih terperinciPETUNJUK TEKNIS PENINGKATAN MUTU ORGANISASI MITRA PENDIDIKAN MASYARAKAT DAN TATACARA MEMPEROLEH BANTUAN
PETUNJUK TEKNIS PENINGKATAN MUTU ORGANISASI MITRA PENDIDIKAN MASYARAKAT DAN TATACARA MEMPEROLEH BANTUAN DIREKTORAT PEMBINAAN PENDIDIKAN MASYARAKAT DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, NONFORMAL,
Lebih terperinciBahan Ajar Keaksaraan Dasar
Bahan Ajar Keaksaraan Dasar Seri 1 Membaca dan Menulis Huruf Seri 2 Membaca, Menulis Angka dan Kalimat Sederhana Seri 3 Belajar Berhitung Permulaan Seri 4 Membaca dan Menulis Teks Sederhana Seri 5 Membaca
Lebih terperinciBahan Ajar Keaksaraan Dasar Tema Kehutanan
Bahan Ajar Keaksaraan Dasar Tema Kehutanan Seri 1 Membaca dan Menulis Huruf Seri 2 Membaca, Menulis Angka dan Kalimat Sederhana Seri 3 Belajar Berhitung Permulaan Seri 4 Membaca dan Menulis Teks Sederhana
Lebih terperinciBahan Ajar Keaksaraan Dasar
Bahan Ajar Keaksaraan Dasar Seri 1 Membaca dan Menulis Huruf Seri 2 Membaca, Menulis Angka dan Kalimat Sederhana Seri 3 Belajar Berhitung Permulaan Seri 4 Membaca dan Menulis Teks Sederhana Seri 5 Membaca
Lebih terperinciBahan Ajar Keaksaraan Usaha Mandiri Tema Pertanian
Bahan Ajar Keaksaraan Usaha Mandiri Tema Pertanian Seri 1 Sikap Wirausaha Seri 2 Pandai Mencari Peluang Usaha Seri 3 Terampil Membuat Produk Usaha Seri 4 Terampil Menghitung Biaya Produksi Usaha Seri 5
Lebih terperinciPetunjuk Teknis Peningkatan Mutu Organisasi Mitra Pendidikan Masyarakat dan Tatacara Memperoleh Bantuan
ii 1.3. Format Usulan Kata Sambutan 12 A. Iden tas Organisasi B. Dokumen Administrasi C. Kegiatan yang diusulkan Memasuki tahun 2015, perha an dunia tentang program pendidikan tertuju pada capaian akhir
Lebih terperinciBahan Ajar Keaksaraan Usaha Mandiri Tema Pertanian
Bahan Ajar Keaksaraan Usaha Mandiri Tema Pertanian Seri 1 Sikap Wirausaha Seri 2 Pandai Mencari Peluang Usaha Seri 3 Terampil Membuat Produk Usaha Seri 4 Terampil Menghitung Biaya Produksi Usaha Seri 5
Lebih terperinciP Direktur Pendidikan Keaksaraan dan Kesetaraan
P Direktur Pendidikan Keaksaraan dan Kesetaraan engembangan program pendidikan keaksaraan dan kesetaraan terus dilakukan sesuai dengan kebutuhan dan dinamika masyarakat di luar sistem persekolahan, sebagai
Lebih terperinciBahan Ajar Keaksaraan Usaha Mandiri Tema Pertanian
Bahan Ajar Keaksaraan Usaha Mandiri Tema Pertanian Seri 1 Sikap Wirausaha Seri 2 Pandai Mencari Peluang Usaha Seri 3 Terampil Membuat Produk Usaha Seri 4 Terampil Menghitung Biaya Produksi Usaha Seri 5
Lebih terperinciKOMITMEN MASYARAKAT INTERNASIONAL TERHADAP PENDIDIKAN KEAKSARAAN
KOMITMEN MASYARAKAT INTERNASIONAL TERHADAP PENDIDIKAN KEAKSARAAN Dasar Hukum Undang-Undang Dasar 1945 pasal 31 : Setiap warga negara mempuyai hak untuk memperoleh pengajaran Undang-Undang Nomor 20 Tahun
Lebih terperinciBahan Ajar Keaksaraan Usaha Mandiri Tema Pertanian
Bahan Ajar Keaksaraan Usaha Mandiri Tema Pertanian Seri 1 Sikap Wirausaha Seri 2 Pandai Mencari Peluang Usaha Seri 3 Terampil Membuat Produk Usaha Seri 4 Terampil Menghitung Biaya Produksi Usaha Seri 5
Lebih terperinciDirektur Pembinaan Pendidikan Keaksaraan dan Kesetaraan
Direktur Pembinaan Pendidikan Keaksaraan dan Kesetaraan engembangan program pendidikan keaksaraan dan kesetaraan terus dilakukan sesuai dengan kebutuhan dan dinamika masyarakat di luar sistem persekolahan,
Lebih terperinciBahan Ajar Keaksaraan Usaha Mandiri Tema Pertanian
Bahan Ajar Keaksaraan Usaha Mandiri Tema Pertanian Seri 1 Seri 2 Seri 3 Seri 4 Seri 5 Seri 6 Seri 7 Sikap Wirausaha Pandai Mencari Peluang Usaha Terampil Membuat Produk Usaha Terampil Menghitung Biaya
Lebih terperinciKEBIJAKAN DAN KOORDINASI KEGIATAN DIREKTORAT PEMBINAAN PENDIDIKAN MASYARAKAT TAHUN 2015
KEBIJAKAN DAN KOORDINASI KEGIATAN DIREKTORAT PEMBINAAN PENDIDIKAN MASYARAKAT TAHUN 2015 Disampaikan pada Temu Koordinasi Penyelenggara Program Pendidikan Masyarakat Bandung, 30 April 2015 oleh: Dr. Ir.
Lebih terperinciPETUNJUK TEKNIS PENGUATAN PKBM MELALUI PERMAGANGAN DAN TATA CARA MEMPEROLEH BANTUAN
PETUNJUK TEKNIS PENGUATAN PKBM MELALUI PERMAGANGAN DAN TATA CARA MEMPEROLEH BANTUAN DIREKTORAT PEMBINAAN PENDIDIKAN MASYARAKAT DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, NONFORMAL, DAN INFORMAL KEMENTERIAN
Lebih terperinciDirektorat Pendidikan Masyarakat Gd. E Lt.VI Jl. Jend. Sudirman - Senayan Jakarta Telp. : (021) , , , ,
Direktorat Pendidikan Masyarakat Gd. E Lt.VI Jl. Jend. Sudirman - Senayan Jakarta 10270 Telp. : (021) 5725501, 5725502, 5725507, 5725715, 5725716 Fax. : (021) 5725039 E-mail : dikmas@depdiknas.go.id Website
Lebih terperinciBahan Ajar Keaksaraan Usaha Mandiri Tema Pertanian
Bahan Ajar Keaksaraan Usaha Mandiri Tema Pertanian Seri 1 Seri 2 Seri 3 Seri 4 Seri 5 Seri 6 Seri 7 Sikap Wirausaha Pandai Mencari Peluang Usaha Terampil Membuat Produk Usaha Terampil Menghitung Biaya
Lebih terperinciKesetaraan Gender Strategi Jitu dalam Pemberantasan Buta Aksara di Indonesia
Buta aksara adalah ketidakmampuan untuk membaca, menulis dan berhitung untuk fungsi efektif dan pengembangan individu dalam masyarakat. Menurut definisi UNESCO Buta aksaya, adalah : literacy is the ability
Lebih terperinci1.5 Memecahkan Masalah yang Melibatkan Uang
1.5 Memecahkan Masalah yang Melibatkan Uang Pada saat ini uang merupakan alat pembayaran yang sah dalam kegiatan jual beli. Di negara kita ada 2 macam uang, yaitu uang kertas dan uang logam. Uang kertas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Deklarasi Dakar berkenaan dengan pendidikan untuk semua (Education for All), semakin menguatkan dan memacu negara-negara berkembang untuk berbuat dan berusaha
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. rumusan masalah, pertanyaan penelitian, hipotesis dan definisi operasional yang
BAB I PENDAHULUAN Dalam bab ini akan dibahas mengenai latar belakang, identifikasi masalah, rumusan masalah, pertanyaan penelitian, hipotesis dan definisi operasional yang berkaitan dengan efektifitas
Lebih terperinciPENDIDIKAN KESETARAAN FITTA UMMAYA SANTI, S. PD., M. PD
PENDIDIKAN KESETARAAN FITTA UMMAYA SANTI, S. PD., M. PD RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) Program Studi Nama Mata Kuliah : PLS : Pendidikan Kesetaraan Kode : PNF 6221 Jumlah SKS : 2 Semester : 3 Kelas
Lebih terperincikurang beruntung untuk jalur pendidikan nonformal yang berusia lahir sampai dengan usia 6 tahun dan sebagai prioritas anak usia lahir sampai dengan
i T Tinjauan Mata Kuliah onggak sejarah dunia pendidikan anak usia dini dimulai pada tahun 2000 di saat para Menteri Pendidikan dari 179 negara berkumpul di kota Senegal Negara Dakar di benua Afrika menyepakati
Lebih terperinciPenataan Kelembagaan PKBM
Penataan Kelembagaan PKBM Ella Yulaelawati, M.A., Ph.D. Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN KEAKSARAAN LANJUTAN
SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN KEAKSARAAN LANJUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Hidup adalah pendidikan dan pendidikan adalah hidup (life is education,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hidup adalah pendidikan dan pendidikan adalah hidup (life is education, and education is life) merupakan semboyan yang menjelaskan bahwa pendidikan adalah pengalaman
Lebih terperinci4.1 Target Dasar Undang-Undang Republik Indonesia No.20 tahun 2033 menyebutkan pada Pasal 17 ayat (1 dan 2) bahwa : (1) Pendidikan Dasar merupakan
4.1 Target Dasar Undang-Undang Republik Indonesia No.20 tahun 2033 menyebutkan pada Pasal 17 ayat (1 dan 2) bahwa : (1) Pendidikan Dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi pendidikan menengah,
Lebih terperinciKEBIJAKAN DITJEN PAUD DAN DIKMAS DALAM PENGEMBANGAN MUTU SATUAN PENDIDIKAN PAUD DAN DIKMAS
KEBIJAKAN DITJEN PAUD DAN DIKMAS DALAM PENGEMBANGAN MUTU SATUAN PENDIDIKAN PAUD DAN DIKMAS Ir. Agus Pranoto Basuki, M.Pd KEPALA BAGIAN PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PAUD
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dapat berlangsung melalui lembaga pendidikan informal, lembaga
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan dapat berlangsung melalui lembaga pendidikan informal, lembaga pendidikan formal, dan lembaga pendidikan non formal yang berlangsung dalam lingkungan
Lebih terperinci2 Menetapkan : Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 71, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5410); 3
No. 1264, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENDIKBUD. Pendidikan Keaksaraan Dasar. Pedoman. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 86 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN
Lebih terperinciBAB I BILANGAN. Skema Bilangan. I. Pengertian. Bilangan Kompleks. Bilangan Genap Bilangan Ganjil Bilangan Prima Bilangan Komposit
BAB I BILANGAN Skema Bilangan Bilangan Kompleks Bilangan Real Bilangan Imajiner Bilangan Rasional Bilangan Irasional Bilangan Bulat Bilangan Pecahan Bilangan Cacah Bilangan Bulat Negatif Bilangan Asli
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sasaran Pembangunan Milenium (Millennium Development Goals) adalah Deklarasi Millennium hasil kesepakatan yang ditandatangani oleh kepala negara dan perwakilan dari
Lebih terperinciKebijakan Ditjen PAUD dan Dikmas Terkait Akreditasi PAUD dan PNF
Kebijakan Ditjen PAUD dan Dikmas Terkait Akreditasi PAUD dan PNF Harris Iskandar Direktur Jenderal Disampaikan pada Rapat Koordinasi BAN PAUD dan PNF dan BAP PAUD dan PNF Tahun 2017 Bogor, 23 November
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 81 TAHUN 2013 TENTANG PENDIRIAN SATUAN PENDIDIKAN NONFORMAL
SALINAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 81 TAHUN 2013 TENTANG PENDIRIAN SATUAN PENDIDIKAN NONFORMAL DENGAN RAHMAT
Lebih terperincipenjumlahan dan pengurangan bilangan sampai 500
bab 1 penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai 500 tema 1 diri sendiri liburan ke kota tema 2 keluarga keluargaku tema 3 lingkungan lingkungan sekolah tema 4 kebersihan kesehatan keamanan (k3) kerja
Lebih terperinciProvinsi Yogyakarta dan Jawa Tengah. Kaliurang, Oktober 2010
Provinsi Yogyakarta dan Jawa Tengah Kaliurang, 19-21 Oktober 2010 TAHUN 09-10 Penyusunan Laporan dan rencana aksi daerah PROGRAM PENDIDIKAN UNTUK SEMUA PROVINSI DIY TAHUN 2005-2009 Oleh: Dr. WAGIRAN, M.
Lebih terperinciPERAN PENTING SAKA WIDYA BUDAYA BAKTI DALAM PENGEMBANGAN PROGRAM PAUD DAN PNFI
PERAN PENTING SAKA WIDYA BUDAYA BAKTI DALAM PENGEMBANGAN PROGRAM PAUD DAN PNFI Disampaikan pada Kegiatan Workshop Saka Widya Budaya Bakti Di Pekanbaru Riau tgl 9 April 2015 DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN
Lebih terperinciP. S., 2016 PEMANFAATAN HASIL BELAJAR PADA PELATIHAN KETERAMPILAN MEKANIK OTOMOTIF
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebutuhan manusia setiap waktunya akan bertambah dan manusia selalu berusaha untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Kebutuhan yang berkaitan dengan upaya manusia
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.877, 2013 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN. Pendidikan Nonformal. Satuan. Pendirian. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 81 TAHUN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengembangan dan pemanfaatan teknologi di berbagai bidang kehidupan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan zaman saat ini semakin maju dilihat dengan adanya pengembangan dan pemanfaatan teknologi di berbagai bidang kehidupan. Disamping itu, perkembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Indonesia tahun 2012 (http://www.bps.go.id/) menunjukkan bahwa, masyarakat Indonesia, (18.57%) memilih mendengar radio,
Lebih terperinciKEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN PENDIDIKAN MASYARAKAT Jalan Jenderal Sudirman, Gedung E Lantai III, Senayan, Jakarta 10270 Telepon 021-5725061, Fax.:
Lebih terperinciEVALUASI DAN SEMILOKA PENINGKATAN KAPASITAS KELEMBAGAAN PUG BIDANG PENDIDIKAN
EVALUASI DAN SEMILOKA PENINGKATAN KAPASITAS KELEMBAGAAN PUG BIDANG PENDIDIKAN Surabaya, 12-15 Mei 2014 ARTIKEL 14 MENGAPA PERLU EVALUASI Sampai saat ini masih ditemukan gejala kesenjangan gender pada bidang
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 129 TAHUN 2014 TENTANG SEKOLAHRUMAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
SALINAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 129 TAHUN 2014 TENTANG SEKOLAHRUMAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI
Lebih terperincipengukuran waktu panjang dan berat
bab 2 pengukuran waktu panjang dan berat tema 5 kejadian sehari-hari rajin belajar tujuan pembelajaran pembelajaran ini bertujuan agar kamu mampu: menggunakan alat ukur waktu dengan satuan jam menggunakan
Lebih terperinciHasil Sidang Komisi I: KEBIJAKAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN PENDIDIKAN MASYARAKAT
Hasil Sidang Komisi I: KEBIJAKAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN PENDIDIKAN MASYARAKAT Depok, 29-31 Maret 2015 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia 1 Kerangka Strategis PAUD 2015-2019
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ketunaaksaraan merupakan masalah yang terjadi hampir di semua negara di dunia. Ketunaaksaraan juga sangat terkait dengan kemiskinan, keterbelakangan dan ketidakberdayaan.
Lebih terperinci2 Nomor 71, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5410); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan
No.1660, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENDIKBUD. Sekolahrumah. MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 129 TAHUN
Lebih terperinciDIEMBARGO SAMPAI 9 APRIL (07:00 WIB) Pendidikan untuk Semua 2000-2015: Tujuan pendidikan global hanya dicapai oleh sepertiga negara peserta
Siaran Pers UNESCO No. 2015-xx DIEMBARGO SAMPAI 9 APRIL (07:00 WIB) Pendidikan untuk Semua 2000-2015: Tujuan pendidikan global hanya dicapai oleh sepertiga negara peserta Paris/New Delhi, 9 April 2015
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 63 TAHUN 2009 TENTANG SISTEM PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 63 TAHUN 2009 TENTANG SISTEM PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL, Menimbang Mengingat : a. bahwa pendidikan
Lebih terperinciStrategi Kebijakan Pendidikan Keaksaraan dan Kesetaraan Tahun 2016
Strategi Kebijakan Pendidikan Keaksaraan dan Kesetaraan Tahun 2016 Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Promotion of Lifelong learning
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 63 TAHUN 2009 TENTANG SISTEM PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 63 TAHUN 2009 TENTANG SISTEM PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL, Menimbang : a. bahwa pendidikan nasional
Lebih terperinciPETUNJUK TEKNIS ORIENTASI TEKNIS PEMBELAJARAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
MILIK NEGARA TIDAK DIPERDAGANGKAN PETUNJUK TEKNIS ORIENTASI TEKNIS PEMBELAJARAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DIREKTORAT PEMBINAAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, NONFORMAL,
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEMBANGUNAN MANUSIA DAN KEBUDAYAAN
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEMBANGUNAN MANUSIA DAN KEBUDAYAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang
Lebih terperinciMENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA
SALINAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG PELIMPAHAN SEBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG PENDIDIKAN
Lebih terperinciPENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Warga masyarakat yang buta aksara merupakan penghambat utama baginya untuk bisa
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Warga masyarakat yang buta aksara merupakan penghambat utama baginya untuk bisa mengakses informasi, mengembangkan pengetahuan dan keterampilan serta sikap positifnya. Akibatnya,
Lebih terperinci2013, No.71 2 Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 T
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.71, 2013 PENDIDIKAN. Standar Nasional Pendidikan. Warga Negara. Masyarakat. Pemerintah. Perubahan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEMBANGUNAN MANUSIA DAN KEBUDAYAAN
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEMBANGUNAN MANUSIA DAN KEBUDAYAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:
Lebih terperinciDirektorat Pendidikan Masyarakat Gd. E Lt.VI Jl. Jend. Sudirman - Senayan Jakarta Telp.: (021) Fax. : (021)
Direktorat Pendidikan Masyarakat Gd. E Lt.VI Jl. Jend. Sudirman - Senayan Jakarta 10270 Telp.: (021) 5725575 Fax. : (021) 5725039 E-mail : dikmas_tu@yahoo.com Website : http://www.dikmas.net KATA SAMBUTAN
Lebih terperinci2 4. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 8); MEMUTUSKAN:
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.10, 2015 ADMINISTRASI. Pemerintahan. Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan. Penyelenggaraan. Pencabutan. PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEMBANGUNAN MANUSIA DAN KEBUDAYAAN
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEMBANGUNAN MANUSIA DAN KEBUDAYAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan Pendidikan Nasional adalah upaya mencerdasakan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia Indonesia yang beriman, bertaqwa dan berahlak mulia
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS TAHUN : 2013 NOMOR : 22 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 22 TAHUN 2013 TENTANG
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS TAHUN : 2013 NOMOR : 22 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 22 TAHUN 2013 TENTANG PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG PELIMPAHAN SEBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG PENDIDIKAN KEPADA GUBERNUR DALAM PENYELENGGARAAN DEKONSENTRASI TAHUN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. miliar giga byte informasi baru di produksi pada tahun 2002 dan 92% dari
1 BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Informasi merupakan satu hal yang tidak dapat dilepaskan dari kehidupan karena dengan adanya informasi kita dapat mengambil keputusan secara tepat. Informasi berkembang
Lebih terperinciBUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH
SALINAN BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 28 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 32 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PEMBERIAN HIBAH YANG BERSUMBER
Lebih terperinciPENDIDIKAN NONFORMAL (PNF) BAGI PENGEMBANGAN SOSIAL PENDAHULUAN
Opini PENDIDIKAN NONFORMAL (PNF) BAGI PENGEMBANGAN SOSIAL Sodiq A. Kuntoro * Abstract Nonformal education activities are often implemented as practical education or training for the purpose to cope with
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 223/PMK.011/2014 TENTANG
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 223/PMK.011/2014 TENTANG KRITERIA JASA PENDIDIKAN YANG TIDAK DIKENAI PAJAK PERTAMBAHAN NILAI DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2009 TENTANG PEMBERIAN BANTUAN KEPADA LEMBAGA PENDIDIKAN NONFORMAL DAN INFORMAL
SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2009 TENTANG PEMBERIAN BANTUAN KEPADA LEMBAGA PENDIDIKAN NONFORMAL DAN INFORMAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI
Lebih terperinciSUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN GURU KELAS SD
SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 06 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN GURU KELAS SD BAB I BILANGAN Dra.Hj.Rosdiah Salam, M.Pd. Dra. Nurfaizah, M.Hum. Drs. Latri S, S.Pd., M.Pd. Prof.Dr.H. Pattabundu, M.Ed. Widya
Lebih terperinciSAMBUTAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
SAMBUTAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN Pada Peringatan Hari Aksara Internasional Tingkat Nasional Tahun 2015 Karawang, 24 Oktober 2015 1 Assalaamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh, Selamat pagi,
Lebih terperinciPEMBERANTASAN BUTA AKSARA
SALINAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BONE NOMOR 11 TAHUN 2009 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BONE NOMOR 11 TAHUN 2009 T E N T A N G PEMBERANTASAN BUTA AKSARA DISUSUN OLEH BAGIAN HUKUM SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN
Lebih terperinciPemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia. Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);
1. BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG PROGRAM GERAKAN MASYARAKAT PEMBERANTASAN TRIBUTA DAN PENGANGKATAN MURID PUTUS SEKOLAH KABUPATEN BANYUWANGI Menimbang
Lebih terperinciKementerian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat Direktorat Pembinaan Pendidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat Tahun 2015 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Lebih terperinciRENCANA AKSI NASIONAL PENDIDIKAN KARAKTER KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL
RENCANA AKSI NASIONAL PENDIDIKAN KARAKTER KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL 2010 2014 A. Latar Belakang Karakater adalah kualitas individu atau kolektif yang menjadi ciri seseorang atau kelompok. Dalam hal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya pendidikan nasional berfungsi mengembangkan. kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada dasarnya pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat. Pendidikan sebagai sarana strategis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penyandang buta aksara, agar memiliki kemampuan membaca, menulis, berhitung
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu masalah pendidikan yang kita hadapi dewasa ini adalah rendahnya mutu pendidikan pada setiap jenjang dan satuan pendidikan, khususnya Pendidikan Luar Sekolah.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kehidupan berbangsa dan bernegara. Tanpa adanya pendidikan yang memadai dan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Pendidikan adalah aspek penting dan merupakan ujung tombak dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya manusia agar mampu bersaing di tengah kompetisi kehidupan
Lebih terperinciMENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA
SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 137 TAHUN 2017 TAHUN 2017 TENTANG KODE DAN DATA WILAYAH ADMINISTRASI PEMERINTAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinci2017, No Peraturan Menteri Keuangan tentang Rincian Kurang Bayar Dana Bagi Hasil Menurut Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota yang Dialokasikan dala
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1466, 2017 KEMENKEU. Dana Bagi Hasil. TA 2017. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 144/PMK.07/2017 TENTANG RINCIAN KURANG BAYAR DANA BAGI HASIL MENURUT
Lebih terperinciNSPK Norma, Standar, Prosedur dan Kriteria
MILIK NEGARA TIDAK DIPERDAGANGKAN NSPK Norma, Standar, Prosedur dan Kriteria PETUNJUK TEKNIS KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, NONFORMAL DAN INFORMAL
Lebih terperinciBUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 15 TAHUN 2016 TENTANG PENDIRIAN SATUAN PENDIDIKAN NONFORMAL
BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 15 TAHUN 2016 TENTANG PENDIRIAN SATUAN PENDIDIKAN NONFORMAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KOTABARU, Menimbang
Lebih terperinciKEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG TIM TERPADU PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA DI LUAR NEGERI
KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG TIM TERPADU PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA DI LUAR NEGERI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan
Lebih terperinciISSN : Volume 1 Nomor 2, Mei 2018
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PASCA PENDIDIKAN KEAKSRAAN FUNGSIONAL (KF) MELALUI KELOMPOK BELAJAR USAHA (KBU) DI PUSAT KEGIATAN BELAJAR MASYARAKAT (PKBM) BINA MANDIRI KELURAHAN CIPAGERAN CIMAHI UTARA Kosiah
Lebih terperinciRencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Sekolah : SD Mata pelajaran : Matematika Kelas/Semester : II/1 Tema : Aku Standar Kompetensi : 1. Melakukan penjumlahan dan pengurangan sampai 500. Kompetensi Dasar
Lebih terperinciMengenal Bilangan Bulat
Mengenal Bilangan Bulat Kita sudah mempelajari bilangan-bilangan yang dimulai dari nol sampai tak terhingga. Selama ini yang kita pelajari 0 (nol) adalah bilangan terkecil. Tetapi tahukah kamu bahwa ada
Lebih terperinciGLOBALISASI HAK ASASI MANUSIA DARI BAWAH: TANTANGAN HAM DI KOTA PADA ABAD KE-21
Forum Dunia tentang HAM di Kota tahun 2011 GLOBALISASI HAK ASASI MANUSIA DARI BAWAH: TANTANGAN HAM DI KOTA PADA ABAD KE-21 16-17 Mei 2011 Gwangju, Korea Selatan Deklarasi Gwangju tentang HAM di Kota 1
Lebih terperinci173 Dampak Pendidikan Keaksaraan terhadap Tingkat Sosial Ekonomi Keluarga.Amelia Rizky Hartini, Sumarno., Hiryanto,.
173 Dampak Pendidikan Keaksaraan terhadap Tingkat Sosial Ekonomi Keluarga.Amelia Rizky Hartini, Sumarno., Hiryanto,. DAMPAK PENDIDIKAN KEAKSARAAN TERHADAP TINGKAT SOSIAL EKONOMI KELUARGA Amelia Rizky Hartini,
Lebih terperinciTabel 3.28 Pencapaian Misi IV dan Indikator. tercapai. tidak tercapai
Mewujudkan Peningkatan Pendidikan yang berkualitas tanpa meninggalkan kearifan lokal. Pada misi IV yaitu Mewujudkan Peningkatan Pendidikan yang berkualitas tanpa meninggalkan kearifan lokal memiliki sasaran
Lebih terperinci