PENDAHULUAN. Amerika Selatan, mulai dibudidayakan di Sumatera Utara pada tahun 1903 dan
|
|
- Lanny Hermawan
- 4 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PENDAHULUAN Latar Belakang Karet (Hevea brasiliensis Muell. Arg.) yang berasal dari Brazilia, Amerika Selatan, mulai dibudidayakan di Sumatera Utara pada tahun 1903 dan di Jawa tahun 1906 (Semangun, 1999). H. brasiliensis merupakan sumber produksi karet alam dunia. Karakteristik karet alam sebagai bahan baku berbagai alat belum dapat digantikan sepenuhnya oleh karet sintetis, apalagi bila berkaitan dengan alat alat kesehatan. Indonesia merupakan negara produsen karet alam dunia terbesar kedua setelah Thailand (Sinaga, 2004). Karet dihasilkan oleh negara negara di Afrika, Amerika Tengah dan Selatan serta Asia. Saat ini 80 % karet dunia dihasilkan oleh Indonesia, Thailand, dan Malaysia. Sedangkan Srilanka, India, Liberia, dan Nigeria bersama sama menghasilkan 12 %. Sekitar 85 % luas perkebunan karet tersebut dikelola rakyat, selebihnya diusahakan perusahaan perkebunan negara (PTPN), dan perusahaan swasta. Ekspor karet Indonesia pada tahun 2001 menghasilkan devisa sekitar 786 juta US dolar, yang menduduki peringkat kedua terbesar setelah sawit (Sinaga, 2004). Tanaman karet mudah diserang oleh beberapa penyebab. Penurunan produksi lateks terjadi terutama bila tanaman terinfeksi patogen yang menyebabkan gugur daun atau kerusakan dan kematian akar. Kehilangan hasil karena adanya penyakit berkisar antara % (Sinaga, 2004). Menurut laporan Ismail Hashim dalam Disease Survey 1998 terdapat 22 jenis patogen
2 yang telah dilaporkan menimbulkan kerusakan berat pada berbagai sentra pertanaman karet di seluruh dunia. Dari Indonesia tercatat dua jenis penyakit yang paling merugikan, yaitu jamur akar putih yang disebabkan oleh Rigidoporus microporus dan gugur daun karet yang disebabkan oleh Corynespora cassiicola (Riyaldi, 2004). Penyakit gugur daun yang disebabkan jamur C. cassiicola dikategorikan sebagai salah satu penyakit karet yang penting karena mengakibatkan kerugian ekonomi cukup berarti (Situmorang dkk, 1996). Jamur tersebut menyebabkan kerusakan berat pada beberapa klon yang rentan. Di Indonesia penyakit gugur daun Corynespora pertama kali ditemukan pada tahun 1980 di kebun percobaan Sembawa, Propinsi Sumatera Selatan (Sinulingga dkk, 1996). C. cassiicola telah membentuk berbagai ras dengan patogenitas yang cukup bervariasi. Ras patogen ini terdiri dari tiga kelompok besar yaitu : 1. Ras yang beradaptasi terhadap kondisi geografis, 2. Ras yang beradaptasi terhadap tumbuhan inang selain karet, dan 3. Ras yang beradaptasi terhadap klon karet. Ras kelompok pertama dan ketiga termasuk ras yang sangat penting dibandingkan dengan ras kelompok kedua yang biasanya tidak menular ke tanaman karet. Ras kelompok ketiga ini dapat digolongkan dalam 2 ras yaitu : a) Ras yang muncul sebelum tahun 1986 dan b) Ras yang muncul sesudah tahun Ras kelompok (a) adalah ras yang menyerang klon yang sebelumnya telah rentan (klon kelompok pertama) dan ras kelompok (b) adalah ras yang telah mulai menyerang klon yang sebelumnya tahan (klon kelompok kedua) (Situmorang, dkk, 1996).
3 Penyakit gugur daun menyebabkan pengguguran daun yang terus menerus terutama jika patogen menyerang pada periode pembentukan daun muda setelah gugur daun alami. Pembentukan daun baru yang berulang ulang menyebabkan mati ujung, terutama pada tanaman muda. Pada tanaman dewasa / telah disadap, pembentukan daun muda yang jelek yang disebabkan oleh penyakit gugur daun seringkali menyebabkan stres fisiologi, menyebabkan kehilangan hasil lateks sampai 45 % (Achuo dkk, 2001). Epidemi penyakit gugur daun Corynespora telah terjadi di negara produsen karet di Asia meskipun sebagian diantaranya terjadi pada klon yang ditanam dalam skala kecil. Timbulnya epidemi ini belum banyak diketahui faktor penyebab utamanya, apakah faktor kerentanan klon karet atau pembentukan ras yang lebih virulen atau pengaruh faktor lingkungan (Situmorang dkk, 1996). C. cassiicola menyerang tanaman karet di pembibitan, kebun entres dan tanaman muda serta tanaman menghasilkan di lapangan. C. cassiicola lebih menyukai daun yang masih muda sampai umur 4 minggu, meskipun daun tua dapat diinfeksinya (Situmorang dkk, 1996). Kebun entres disebut juga dengan kebun kayu okulasi. Kebun entres merupakan klon penghasil mata tunas yang akan digunakan sebagai batang atas dalam perbanyakan tanaman karet secara okulasi. Di kebun entres ditanam klon klon komersil maupun klon harapan (Siagian, 2007). Klon karet anjuran untuk penanaman komersial merupakan klon karet yang telah teruji secara luas, baik dari segi potensi produksi maupun karakteristik sekundernya. Klon klon unggul anjuran memiliki ketahanan
4 genetik yang berbeda satu sama lain terhadap gangguan penyakit. Bagaimanapun tingkat resistensi klon terhadap penyakit dapat dipengaruhi kondisi agroklimat ( curah hujan dan kelembaban) daerah penanaman (Daslin, 2007). Penggunaan klon tahan merupakan salah satu cara pengendalian penyakit yang terbukti efektif dan efisien pada tanaman karet (H. brasiliensis). Klon Klon yang tahan yang sekarang dibudidayakan pada suatu saat nanti ketahanannya dapat terpatahkan oleh munculnya ras ras fisiologi baru C. cassiicola. Terjadinya proses adaptasi ras patogen tersebut terhadap ketahanan klon karet telah dilaporkan peneliti terdahulu (Hadi, 2003). Agar ketahanan tanaman karet terhadap penyakit gugur daun Corynespora dapat berlangsung lebih lama, maka perlu diciptakan klon klon unggul baru yang mempunyai ketahanan poligenik (Hadi, 2005). Klon Klon seperti AVROS 2037, BPM 24, BPM 107, PB 217, PB 260, PR 255, RRIC 100, RRIC 102, RRIM 712, TM 2 dan TM 9 merupakan klon anjuran dalam skala besar (luas) selama tahun 1996 hingga 1998, dikategorikan sebagai klon yang resisten (Mathew, 2006). Klon klon yang diketahui sangat rentan sampai moderat adalah RRIC 103, KRS 21, RRIM 725, PPN 2058, PPN 2444, PPN 2447, RRIM 600, IRR 104, TM 5, PR 303 dan GT 1 (Soekirman, 2003). Berdasarkan uraian di atas penulis melakukan penelitian yang berjudul uji ketahanan beberapa klon tanaman karet (Hevea brasiliensis Muell. Arg.) terhadap penyakit gugur daun Corynespora cassiicola (Berk. & Curt.) Wei di Kebun Entres.
5 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui ketahanan beberapa klon tanaman karet (H. brasiliensis) terhadap penyakit gugur daun C. cassiicola di Kebun Entres. Hipotesis Penelitian 1. Klon tanaman karet yang berbeda mempunyai ketahanan yang berbeda terhadap penyakit gugur daun yang disebabkan oleh jamur C. cassiicola. 2. Isolat C. cassiicola dari daerah yang berbeda memiliki tingkat virulensi yang berbeda. 3. Adanya interaksi beberapa klon karet dengan beberapa isolat C. cassiicola terhadap tingkat ketahanan klon karet. Kegunaan Penelitian 1. Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana di Departemen Ilmu Hama dan Penyakit Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan. 2. Sebagai bahan informasi tambahan bagi pihak pihak yang membutuhkan.
TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Alexopoulus dan Mims (1979), klasifikasi jamur C. cassiicola. : Corynespora cassiicola (Berk. & Curt.) Wei.
19 TINJAUAN PUSTAKA Biologi Penyakit Menurut Alexopoulus dan Mims (1979), klasifikasi jamur C. cassiicola adalah sebagai berikut : Divisio Sub Divisio Kelas Ordo Famili Genus Spesies : Eumycophyta : Eumycotina
Lebih terperinciDAN CABANG PADA ENAM KLON KARET ABSTRACT
INFEKSI Fusarium sp. PENYEBAB PENYAKIT LAPUK BATANG DAN CABANG PADA ENAM KLON KARET Eko Heri Purwanto, A. Mazid dan Nurhayati J urusan Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi jamur Corynespora cassiicola menurut Alexopolus dan Mims. : Corynespora cassiicola (Berk. & Curt.
TINJAUAN PUSTAKA Biologi Penyakit Klasifikasi jamur Corynespora cassiicola menurut Alexopolus dan Mims (1979) adalah sebagai berikut : Divisi Sub Divisi Kelas Ordo Famili Genus Spesies : Eumycophyta :
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Latar Belakang. dalam upaya peningkatan devisa Indonesia. Ekspor karet Indonesia selama
PENDAHULUAN Latar Belakang Karet merupakan komoditi ekspor yang mampu memberikan kontribusi dalam upaya peningkatan devisa Indonesia. Ekspor karet Indonesia selama 20 tahun terakhir terus menunjukkan adanya
Lebih terperinciTINJAUAN LITERATUR. Klasifikasi jamur Corynespora cassiicola menurut Alexopolus dan Mims. : Corynespora cassiicola (Berk. & Curt.
TINJAUAN LITERATUR Biologi Penyakit Klasifikasi jamur Corynespora cassiicola menurut Alexopolus dan Mims (1979) adalah sebagai berikut : Divisi Sub Divisi Kelas Ordo Famili Genus Spesies : Eumicophyta
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Undang-Undang No.12 tahun 1992, pasal 1 ayat 4, benih tanaman yang
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Tentang Benih Pada Tanaman Karet Menurut Undang-Undang No.12 tahun 1992, pasal 1 ayat 4, benih tanaman yang selanjutnya disebut benih adalah tanaman atau bagian tanaman
Lebih terperinciKETAHANAN LAPANGAN TANAMAN KARET KLON IRR SERI 100 TERHADAP TIGA PATOGEN PENTING PENYAKIT GUGUR DAUN
Jurnal Penelitian Karet, 2015, 33 (1) : 35-46 Indonesian J. Nat. Rubb. Res. 2015, 33 (1) : 35-46 KETAHANAN LAPANGAN TANAMAN KARET KLON IRR SERI 100 TERHADAP TIGA PATOGEN PENTING PENYAKIT GUGUR DAUN Field
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Stadium ini ditemukan pada daun daun tua yang sedang membusuk. Jamur ini
TINJAUAN PUSTAKA Biologi Penyakit Penyakit gugur daun yang menyerang tanaman karet disebabkan oleh Colletotrichum gloeosporioides Penz. Sacc. Stadium sempurna (Perfect stage) dari jamur ini adalah Glomerella
Lebih terperinciKETAHANAN ENAM KLON KARET TERHADAP INFEKSI CORYNESPORA CASSIICOLA PENYEBAB PENYAKIT GUGUR DAUN
J. Nurhayati HPT Tropika. et al. ISSN 1411-7525 Ketahanan Karet terhadap Infeksi Corynespora cassiicola 47 Vol. 10, No. 1: 47 51, Maret 2010 KETAHANAN ENAM KLON KARET TERHADAP INFEKSI CORYNESPORA CASSIICOLA
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. dikembangkan sehingga sampai sekarang asia merupakan sumber karet alam.
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tanaman karet Pohon karet pertama kali tumbuh di Brasil, Amerika Selatan, namun setelah percobaan berkali oleh Henry Wickham, pohon ini berhasil dikembangkan di Asia Tenggara,dimana
Lebih terperinciKETAHANAN ENAM KLON KARET TERHADAP INFEKSI Corynespora cassiicola PENYEBAB PENYAKIT GUGUR DAUN ABSTRACT
J.HPT Tropika. ISSN 1411-7525 Vol. 10, No. 1: 47-51, Maret 2010 KETAHANAN ENAM KLON KARET TERHADAP INFEKSI Corynespora cassiicola PENYEBAB PENYAKIT GUGUR DAUN Nurhayati 1, Fatma 1 dan M. Idrus Aminuddin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. B. Tujuan Penulisan
BAB I PENDAHULUAN Peningkatan produksi karet yang optimal harus dimulai dengan pemilihan klon yang unggul, penggunaan bibit yang berkualitas sebagai batang bawah dan batang atas serta pemeliharaan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanaman karet (Hevea brasilensis Muell) adalah komoditas utama dalam bidang perkebunan yang merupakan produksi non migas dan menjadi sumber devisa negara yang cukup
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Adapun klasifikasi Colletotrichum gloeosporioides Penz. Sacc. menurut. Dwidjoseputro (1978) sebagai berikut ;Divisio : Mycota;
15 TINJAUAN PUSTAKA Biologi Penyakit Colletotrichum gleosporioides Penz. Sacc Adapun klasifikasi Colletotrichum gloeosporioides Penz. Sacc. menurut Dwidjoseputro (1978) sebagai berikut ;Divisio : Mycota;
Lebih terperinciKETAHANAN GENETIK BERBAGAI KLON KARET INTRODUKSI TERHADAP PENYAKIT GUGUR DAUN
Jurnal Penelitian Karet, 2013, 31 (2) : 79-87 Indonesian J. Nat. Rubb. Res. 2013, 31 (2) : 79-87 KETAHANAN GENETIK BERBAGAI KLON KARET INTRODUKSI TERHADAP PENYAKIT GUGUR DAUN Genetic Resistance of the
Lebih terperinciKERAGAAN PRODUKTIFITAS BEBERAPA KLON UNGGUL KARET RAKYAT DI PROPINSI BENGKULU. Some variability Productivity Superior Rubber Clone People in Bengkulu
KERAGAAN PRODUKTIFITAS BEBERAPA KLON UNGGUL KARET RAKYAT DI PROPINSI BENGKULU Afrizon, Dedi Sugandi, dan Andi Ishak (Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu) afrizon41@yahoo.co.id Pengkajian Keragaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ton pada tahun 2011 menjadi juta ton pada tahun 2012 (Ditjenbun, 2012).
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Karet alam merupakan salah satu komoditas perkebunan yang dapat memberikan kontribusi dalam devisa negara dari sektor non migas. Karet juga merupakan sumber penghasilan
Lebih terperinciPENYAKIT Fusarium spp. PADA TANAMAN KARET. Hilda Syafitri Darwis, SP.MP. dan Ir. Syahnen, MS.
PENYAKIT Fusarium spp. PADA TANAMAN KARET Hilda Syafitri Darwis, SP.MP. dan Ir. Syahnen, MS. Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Medan JL. Asrama No. 124 Medan Kel. Cinta Damai Kec.
Lebih terperinciPENGARUH PUPUK KALIUM TERHADAP PENYAKIT GUGUR DAUN CORYNESPORA PADA PEMBIBITAN KARET
PENGARUH PUPUK KALIUM TERHADAP PENYAKIT GUGUR DAUN CORYNESPORA PADA PEMBIBITAN KARET The effect of Potassium Fertilizer to Corynespora Leaf Fall Disease At Rubbers Nurseries M. Idrus Aminuddin, Nurhayati,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Indonesia dan lingkup internasional. Di Indonesia karet merupakan salah satu
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Tanaman karet merupakan salah satu komoditas pertanian penting untuk perkebunan Indonesia dan lingkup internasional. Di Indonesia karet merupakan salah satu penghasil
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tanaman Karet (Hevea brasiliensis) Tanaman karet berasal dari negara Brazil. Tanaman ini merupakan sumber utama bahan tanaman karet alam dunia. Jauh sebelum tanaman karet ini
Lebih terperinciPENGARUH POLA HARI HUJAN TERHADAP PERKEMBANGAN PENYAKIT GUGUR DAUN CORYNESPORA PADA TANAMAN KARET MENGHASILKAN
J. HPT Tropika. ISSN 1411-7525 63 Vol. 8, No. 1: 63 7, Maret 8 PENGARUH POLA HARI HUJAN TERHADAP PERKEMBANGAN PENYAKIT GUGUR DAUN CORYNESPORA PADA TANAMAN KARET MENGHASILKAN Nurhayati 1) dan Aron Situmorang
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Euphorbiaceae, Genus: Hevea, Spesies: Hevea brassiliensismuell.arg.
TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Klasifikasi tanaman karet adalah sebagai berikut Divisi: Spermatophyta, Subdivisi: Angiospermae, Kelas: Monocotyledoneae, Ordo: Euphorbiales, Famili: Euphorbiaceae, Genus:
Lebih terperinciGetas, 2 Juni 2009 No : Kepada Yth. Hal : Laporan Hasil Kunjungan Kebun Getas PTP Nusantara IX
Getas, 2 Juni 2009 No : Kepada Yth. Lamp. : 1 eks Administratur Hal : Laporan Hasil Kunjungan Kebun Getas PTP Nusantara IX di Getas Dengan ini disampaikan dengan hormat laporan hasil kunjungan staf peneliti
Lebih terperinciV. GAMBARAN UMUM KARET ALAM. dikenal dengan nama botani Hevea Brasiliensis berasal dari daerah Amazone di
V. GAMBARAN UMUM KARET ALAM 5.1. Sejarah Karet Dunia dan Indonesia Karet merupakan tanaman berumur panjang dan secara ekonomis satu siklus pertanamannya memakan waktu sekitar 30 tahun. Tanaman karet yang
Lebih terperinci(Gambar 1 Gejala serangan Oidium heveae pada pembibitan karet)
Karet memiliki peranan sangat penting bagi perekonomian Indonesia. Komoditas ini merupakan salah satu penghasil devisa utama dari sektor perkebunan dengan nilai ekspor sekitar US$ 11.8 milyar pada tahun
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Botani tanaman karet Menurut Sianturi (2002), sistematika tanaman karet adalah sebagai berikut: Kingdom : Plantae Divisio : Spermatophyta Subdivisio : Angiospermae Kelas : Dicotyledoneae
Lebih terperinciJAP PADA TANAMAN KARET
JAP PADA TANAMAN KARET Tanaman Karet Karet (Hevea brasiliensis) berasal dari Brazilia, Amerika Selatan, mulai dibudidayakan di Sumatera Utara pada tahun 1903 dan di Jawa tahun 1906. Tanaman karet dilihat
Lebih terperinciUJI KETAHANAN BEBERAPA GENOTIPE TANAMAN KARET TERHADAP PENYAKIT Corynespora cassiicola DAN Colletotrichum gloeosporioides DI KEBUN ENTRES SEI PUTIH
UJI KETAHANAN BEBERAPA GENOTIPE TANAMAN KARET TERHADAP PENYAKIT Corynespora cassiicola DAN Colletotrichum gloeosporioides DI KEBUN ENTRES SEI PUTIH Resistence Test of Rubber Plant Genotype by Corynespora
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. juga produksi kayu yang tinggi. Penelitian untuk menghasilkan klon-klon karet
TINJAUAN PUSTAKA Klon Tanaman Karet PB 260 dan IRR 118 Klon unggul merupakan salah satu komponen teknologi terpenting yang secara langsung berperan dalam meningkatkan potensi hasil tanaman. Sejalan dengan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Karakteristik Karet
3 TINJAUAN PUSTAKA Karakteristik Karet Karet (Havea brasiliensis) merupakan tanaman asli dari Amerika Selatan. karet merupakan tanaman berkayu yang memiliki tinggi dan diameter mencapai 40 m dan 35 cm
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. pada 2009 (BPS Indonesia, 2009). Volume produksi karet pada 2009 sebesar 2,8
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tanaman karet merupakan komoditi perkebunan yang menduduki posisi cukup penting sebagai sumber devisa non migas bagi Indonesia, sehingga memiliki prospek yang cerah. Produk
Lebih terperinciPERKEMBANGAN PENELITIAN KLON KARET UNGGUL IRR SERI 100 SEBAGAI PENGHASIL LATEKS DAN KAYU
Warta Perkaretan 2014, (1), 1-10 PERKEMBANGAN PENELITIAN KLON KARET UNGGUL IRR SERI 100 SEBAGAI PENGHASIL LATEKS DAN KAYU Research Progress on IRR 100 Series Superior Rubber Clones as Timber and Latex
Lebih terperinciChart Title. Indonesia 3.5 ha Thailand 2 ha Malaysia 1.5 ha
Chart Title Indonesia 3.5 ha Thailand 2 ha Malaysia 1.5 ha Data statistic Ditjen perkebunan tahun 2007, hanya 9 dari 33 propinsi yang tidak ditemukan pohon karet yaitu : DKI-Jakarta, Nusa Tenggara Barat,
Lebih terperinciPENGARUH POLA HARI HUJAN TERHADAP PERKEMBANGAN PENYAKIT GUGUR DAUN CORYNESPORA PADA TANAMAN KARET MENGHASILKAN
J. HPT Tropika. ISSN 1411-7525 63 Vol 8, No. 1:63-7,Maret 28 PENGARUH POLA HARI HUJAN TERHADAP PERKEMBANGAN PENYAKIT GUGUR DAUN CORYNESPORA PADA TANAMAN KARET MENGHASILKAN Nurhayati 1) dan Aron Situmorang
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan (William dkk., 1987 in Anzah,2010), sistematika tanaman
TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Karet Berdasarkan (William dkk., 1987 in Anzah,2010), sistematika tanaman karet, adalah sebagai berikut; Divisio : Spermatophyta ; Subdivisio : Angiospermae ; Class : Dicotyledoneae;
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Karet di Indonesia merupakan salah satu komoditas penting perkebunan. selain kelapa sawit, kopi dan kakao. Karet ikut berperan dalam
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Karet di Indonesia merupakan salah satu komoditas penting perkebunan selain kelapa sawit, kopi dan kakao. Karet ikut berperan dalam menyumbangkan pendapatan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Tanaman Karet Dalam ilmu tumbuhan, tanaman karet di klasifikasikan sebagai berikut: Kingdom Divisi Sub divisi Kelas Ordo Family Genus 2.1.2 Morfologi Spesies : Plantae
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Tanaman Karet. Budidaya Karet
TINJAUAN PUSTAKA Tanaman Karet Budidaya Karet Pembangunan kebun karet diperlukan manajemen dan teknologi budidaya tanaman karet yang memperhatikan syarat tumbuh tanaman karet, klon klon karet rekomendasi,
Lebih terperinciCharloq 1) Hot Setiado 2)
ANALISIS STRES AIR TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KARET UNGGUL (Hevea brasiliensis Muell. Arg) (Water Stress Analysis on the Growth of the Excellent Rubber Varieties) Charloq 1) 2) 1) Staf pengajar PS Agronomi,
Lebih terperinciKEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 314/Kpts/SR.120/8/2005 TENTANG PELEPASAN KARET VARIETAS/KLON IRR.104 SEBAGAI VARIETAS/KLON UNGGUL
KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 314/Kpts/SR.120/8/2005 TENTANG PELEPASAN KARET VARIETAS/KLON IRR.104 SEBAGAI VARIETAS/KLON UNGGUL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN, Menimbang Mengingat
Lebih terperinciUJI RESISTENSI KLON IRR SERI 400 TERHADAP PENYAKIT GUGUR DAUN
UJI RESISTENSI KLON IRR SERI 400 TERHADAP PENYAKIT GUGUR DAUN Colletotrichum gloeosporioides (Penz.) Sacc PADA TANAMAN KARET (Hevea brasiliensis Muell Arg.) DI LABORATORIUM S K R I P S I OLEH ELIANA PERANGIN-ANGIN
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Taksonomi Tanaman Karet Sistem klasifikasi, kedudukan tanaman karet sebagai berikut :
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Taksonomi Tanaman Karet Sistem klasifikasi, kedudukan tanaman karet sebagai berikut : Kingdom Divisi Sub divisi Kelas Ordo Family Genus Spesies : Plantae (tumbuh-tumbuhan) :
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. unggul yang telah dihasilkan dibagi menjadi empat generasi, yaitu: Generasi-1 ( ) : Seedling selected
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perekonomian di Indonesia salah satunya dihasilkan dari pengembangan perkebunan karet. Fungsi dari perkebunan karet tidak hanya sebagai sumber devisa, sumber bahan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. sebagai berikut : Divisio : Spermatophyta; Subdivisio : Angiospermae; Class :
TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Karet Berdasarkan (Budiman, 2012), sistematika tanaman karet, diuraikan sebagai berikut : Divisio : Spermatophyta; Subdivisio : Angiospermae; Class : Dicotyledoneae; Ordo
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA ANATOMI DAUN DENGAN KETAHANAN PENYAKIT GUGUR DAUN PADA TANAMAN KARET SKRIPSI OLEH : RINI JUNITA
1 HUBUNGAN ANTARA ANATOMI DAUN DENGAN KETAHANAN PENYAKIT GUGUR DAUN PADA TANAMAN KARET SKRIPSI OLEH : RINI JUNITA 110301133 PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Lebih terperinciRESISTENSI TANAMAN KARET KLON IRR SERI 300 TERHADAP PENYAKIT GUGUR DAUN CORYNESPORA
Jurnal Penelitian Karet, 2017, 35 (2) : 115-128 Indonesian J. Nat. Rubb. Res. 2017, 35 (2) : 115-128 DOI: http://dx.doi.org/10.22302/ppk.jpk.v35i2.374 RESISTENSI TANAMAN KARET KLON IRR SERI 300 TERHADAP
Lebih terperinciPENGARUH LAMA DAN INTENSITAS HUJAN TERHADAP INFEKSI DAN PERKEMBANGAN PENYAKIT GUGUR DAUN CORYNESPORA PADA LIMA KLON KARET
PENGARUH LAMA DAN INTENSITAS HUJAN TERHADAP INFEKSI DAN PERKEMBANGAN PENYAKIT GUGUR DAUN CORYNESPORA PADA LIMA KLON KARET Nurhayati dan M. Idrus Aminuddin. Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas
Lebih terperinciTINJAUAN LITERATUR. Klasifikasi penyakit C. gloeosporioides (Penz.) Sacc menurut
TINJAUAN LITERATUR Biologi penyakit Klasifikasi penyakit C. gloeosporioides (Penz.) Sacc menurut Dwidjoseputro (1978) sebagai berikut: Divisio Sub divisi Kelas Ordo Family Genus Species : Mycota : Eumycotyna
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara dengan perkebunan karet terluas di dunia. Dalam kurung waktu 150 tahun sejak dikembangkannya pertama kalinya, luas areal perkebunan karet
Lebih terperinciTanaman karet akan mengeluarkan getah atau lebih dikenal dengan sebutan lateks. Lateks keluar pada saat dilakukan penyadapan pada tanaman karet.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tanaman karet memiliki peranan yang besar dalam kehidupan perekonomian Indonesia. Banyak penduduk yang hidup dengan mengandalkan komoditas penghasil lateks
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. devisa non migas, penyedia lapangan kerja, dan berkaitan langsung dengan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkebunan merupakan salah satu subsektor yang berfungsi sebagai sumber devisa non migas, penyedia lapangan kerja, dan berkaitan langsung dengan pemanfaatan sumberdaya
Lebih terperinciIDENTIFIKASI KARAKTER SPESIFIK UNGGUL KARET BERDASARKAN. Budi Martono Edi Wardiana Meynarti SDI Rusli KODE JUDUL: X.26
KODE JUDUL: X.26 IDENTIFIKASI KARAKTER SPESIFIK UNGGUL KARET BERDASARKAN METODE SIDIK JARI DNA DALAM MENDUKUNG PRODUKTIVITAS TANAMAN Budi Martono Edi Wardiana Meynarti SDI Rusli Balai Penelitian Tanaman
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Asia tenggara lainnya, yaitu Malaysia dan Thailand, sejak dekade 1920-an sampai sekarang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan Negara Perkebunan karet terluas di dunia, meskipun tanaman karet Sendiri baru di introduksikan pada tahun 1864. Dalam waktu kurun sekitar 150 tahun
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tanaman Karet adalah polimer hidrokarbon yang terkandung pada lateks (getah kental yang membeku ketika terkena udara bebas) beberapa jenis tumbuhan. Sumber utama produksi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN A. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pertanian memegang peranan penting dalam perekonomian Indonesia karena merupakan tumpuan hidup sebagian besar penduduk Indonesia. Lebih dari setengah angkatan kerja
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. merata sepanjang tahun. Curah hujan (CH) untuk pertanaman pepaya berkisar
4 TINJAUAN PUSTAKA Pepaya (Carica papaya L.) Asal-usul Pepaya Pepaya merupakan tanaman buah berupa herba yang diduga berasal dari Amerika Tropis, diantaranya Meksiko dan Nikaragua. Penyebaran tanaman pepaya
Lebih terperinciPENDAHULUAN A. Latar Belakang
digilib.uns.ac.id 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia adalah negara agraris dimana mata pencaharian mayoritas penduduknya dengan bercocok tanam. Secara geografis Indonesia yang juga merupakan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan Steenis, et. al, (1967) sistematika tanaman karet adalah
TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Syarat Tumbuh Tanaman Berdasarkan Steenis, et. al, (1967) sistematika tanaman karet adalah sebagai berikut; Divisi: Spermatophyta; Subdivisi: Angiospermae; Class: Dicotyledonae;
Lebih terperinciPENGARUH KETINGGIAN TEMPAT DAN KEMIRINGAN LERENG TERHADAP PRODUKSI KARET (Hevea brasiliensis Muell. Arg.) DI KEBUN HAPESONG PTPN III TAPANULI SELATAN
PENGARUH KETINGGIAN TEMPAT DAN KEMIRINGAN LERENG TERHADAP PRODUKSI KARET (Hevea brasiliensis Muell. Arg.) DI KEBUN HAPESONG PTPN III TAPANULI SELATAN The Effect of Elevation and Slope on Rubber (Hevea
Lebih terperinciPengelolaan Pembibitan Karet (Hevea brassiliensis Muel Arg.) di Balai Penelitian Sembawa, Palembang, Sumatera Selatan
Pengelolaan Pembibitan Karet (Hevea brassiliensis Muel Arg.) di Balai Penelitian Sembawa, Palembang, Sumatera Selatan Manajement Of Rubber Nursery (Hevea brassiliensis Muel Arg.) at Rubber Research Sembawa
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman karet sudah dikenal berabad abad yang lalu.tanaman ini bukan
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Umum Tanaman Karet Tanaman karet sudah dikenal berabad abad yang lalu.tanaman ini bukan tanaman asli Indonesia, yang berasal dari Brasil Amerika Selatan. Karet merupakan
Lebih terperinciRESISTENSI PLASMA NUTFAH IRRDB 1981 TERHADAP PENYAKIT GUGUR DAUN Corynespora. RESISTANCE OF IRRDB 1981 GERMPLASM TO Corynespora LEAF FALL DISEASE
RESISTENSI PLASMA NUTFAH IRRDB 1981 TERHADAP PENYAKIT GUGUR DAUN Corynespora RESISTANCE OF IRRDB 1981 GERMPLASM TO Corynespora LEAF FALL DISEASE Alchemi Putri Juliantika Kusdiana dan Fetrina Oktavia Balai
Lebih terperinciOPTIMALISASI PRODUKTIVITAS KARET MELALUI PENGGUNAAN BAHAN TANAM, PEMELIHARAAN, SISTEM EKSPLOITASI, DAN PEREMAJAAN TANAMAN
OPTIMALISASI PRODUKTIVITAS KARET MELALUI PENGGUNAAN BAHAN TANAM, PEMELIHARAAN, SISTEM EKSPLOITASI, DAN PEREMAJAAN TANAMAN Island Boerhendhy dan Khaidir Amypalupy Balai Penelitian Sembawa, Jalan Raya Palembang-Sekayu
Lebih terperinciLAMPIRAN. Lampiran 1. Data intensitas serangan pada pengamatan I
54 LAMPIRAN Lampiran 1. Data intensitas serangan pada pengamatan I Intensitas serangan KLON PENY. Ulangan TOTAL 1 2 3 K1 P1 13.3% 13.3% 3.3% 29.9% P2 33.3% 50.0% 43.3% 126.6% K2 P1 5.0% 0.0% 0.0% 0.0%
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman karet berbentuk pohon, tinggi m, bercabang dan
II. TINJAUAN PUSTAKA 1. Botani Tanaman Menurut Kartasapoetra (1988) tanaman karet memiliki sistematika sebagai berikut; Divisio : Spermatophyta, Subdivisio : Angiospermae, Class : Dicotyledoneae, Ordo
Lebih terperinciPENYAKIT VASCULAR STREAK DIEBACK (VSD) PADA TANAMAN KAKAO (THEOBROMA CACAO L) DAN. Oleh Administrator Kamis, 09 Februari :51
Kakao (Theobroma cacao L) merupakan satu-satunya diantara 22 spesies yang masuk marga Theobroma, Suku sterculiacecae yang diusahakan secara komersial. Kakao merupakan tanaman tahunan yang memerlukan lingkungan
Lebih terperinciJoko Supriyanto 1 dan Yardha 1
PENINGKATAN PERTUMBUHAN BIBIT OKULASI KARET ( Havea brasilliensis Mull arg) KLON ANJURAN DI POLIBEG DENGAN PPC Improved Growth of the Recommended Seedling Grafting Rubber (Hevea brasiliensis Mull arg)
Lebih terperinciBISNIS BUDIDAYA KARET
BISNIS BUDIDAYA KARET TEKNOLOGI BUDIDAYA KARET Untuk membangun kebun karet diperlukan manajemen dan teknologi budidaya tanaman karet yang mencakup, kegiatan sebagai berikut: Syarat tumbuh tanaman karet
Lebih terperinciII. TINJAUAN TEORITIS. Karet (Hevea brasiliensis Muell. Arg) merupakan tanaman asli dari
II. TINJAUAN TEORITIS 2.1. Manajemen Panen Tanaman Karet Karet (Hevea brasiliensis Muell. Arg) merupakan tanaman asli dari Amerika Selatan. karet merupakan tanaman berkayu yang memiliki tinggi dan diameter
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Kopi (Coffea sp.) sebagai salah satu komoditi non migas. Kopi memiliki
PENDAHULUAN Latar Belakang Kopi (Coffea sp.) sebagai salah satu komoditi non migas. Kopi memiliki pasaran yang cukup di pasar dunia. Hal ini disebabkan dari berbagai penjuru dunia banyak orang yang suka
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Tanaman karet (Hevea brasiliensis) merupakan pohon dengan ke
TINJAUAN PUSTAKA Karet (Hevea brasiliensis) Tanaman karet (Hevea brasiliensis) merupakan pohon dengan ke tinggiannya dapat mencapai 30-40 m. Sistem perakarannya padat/kompak akar tunggangnya dapat menghujam
Lebih terperinciPENGARUH KONDISI BATANG BAWAH, KLON BATANG ATAS, DAN WAKTU PELAKSANAAN TERHADAP KEBERHASILAN OKULASI DAN PERTUMBUHAN BIBIT KARET
PENGARUH KONDISI BATANG BAWAH, KLON BATANG ATAS, DAN WAKTU PELAKSANAAN TERHADAP KEBERHASILAN OKULASI DAN PERTUMBUHAN BIBIT KARET Suwarto, Radhiya Nur Anwar Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas
Lebih terperinciJurnal Rekayasa Teknologi Industri Hijau ISSN
MENGETAHUI PENGARUH KUALITAS KULIT PULIHAN KLON GT1, PR 300, DAN PR 303 TEHADAP PRODUKSI KARET (Hevea brasiliensis.l) DI KEBUN GETAS SALATIGA Galuh Banowati Pengajar PS Budidaya Tanaman Perkebunan Politeknik
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Serdang Bedagai dengan ketinggian tempat kira-kira 14 m dari permukaan laut, topografi datar
III. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Desa Pergajahan Kahan, Kecamatan Bintang Bayu Kabupaten Serdang Bedagai dengan ketinggian tempat kira-kira 14 m dari
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. karet dunia dengan mengungguli hasil dari negara-negara lain dan negara asal
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Karet alam merupakan salah satu komoditas pertanian yang penting untuk Indonesia dan lingkup internasional. Di Indonesia karet merupakan salah satu hasil pertanian yang
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Karet (Heveabrasiliensis) berasal dari benua Amerika dan saat ini. dari USD 1 menjadi USD 1,25 (Palembang Tribun News, 2016) dan Balai
PENDAHULUAN Latar Belakang Karet (Heveabrasiliensis) berasal dari benua Amerika dan saat ini menyebar luas ke seluruh dunia. Saat ini harga karet dunia mulai merangkak naik dari USD 1 menjadi USD 1,25
Lebih terperinciPERTUMBUHAN JENIS MATA TUNAS PADA OKULASI BEBERAPA KLON TANAMAN KARET (Hevea brasiliensis Muell. Arg)
532 JURNAL PRODUKSI TANAMAN Vol. 1 No. 6 JANUARI-2014 ISSN: 2338-3976 PERTUMBUHAN JENIS MATA TUNAS PADA OKULASI BEBERAPA KLON TANAMAN KARET (Hevea brasiliensis Muell. Arg) GROWTH OF BUD TYPE ON SOME BUDDING
Lebih terperinciVI ANALISIS FAKTOR FAKTOR SUMBER RISIKO PRODUKSI TERHADAP PRODUKSI KARET ALAM
VI ANALISIS FAKTOR FAKTOR SUMBER RISIKO PRODUKSI TERHADAP PRODUKSI KARET ALAM Hasil dari estimasi faktor-faktor yang mempengaruhi produksi karet alam PT Socfindo kebun Aek Pamienke, Kabupaten Labuhan Batu
Lebih terperinciTanggap Beberapa Klon Anjuran dan Periode Pemberian Air Terhadap Pertumbuhan Bibit Karet (Hevea brassilliensis Muell. Arg.
Tanggap Beberapa Klon Anjuran dan Periode Pemberian Air Terhadap Pertumbuhan Bibit Karet (Hevea brassilliensis Muell. Arg.) dalam Polibag Oleh: Nurlaili Abstract The research aims to know response of some
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Provinsi Lampung merupakan salah satu sentra karet di Indonesia, menurut
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Provinsi Lampung merupakan salah satu sentra karet di Indonesia, menurut data statistik Kementrian Perkebunan tahun 2012, produksi perkebunan karet rakyat (49.172 ton/tahun)
Lebih terperinciKOMPATIBILITAS BATANG BAWAH KARET KLON GT 1 DENGAN MATA ENTRES BEBERAPA KARET KLON GENERASI V
Kompatibilitas batang bawah karet klon GT 1 KOMPATIBILITAS BATANG BAWAH KARET KLON GT 1 DENGAN MATA ENTRES BEBERAPA KARET KLON GENERASI V COMPATIBILITY ROOTSTOCK RUBBER GT 1 CLONE WITH SCION OF SOME RUBBER
Lebih terperinciIDENTIFIKASI KLON KARET UNGGUL TINGKAT PETANI SECARA KONVENSIONAL PADA TANAMAN MUDA DI KECAMATAN KAMPAR KIRI
SKRIPSI IDENTIFIKASI KLON KARET UNGGUL TINGKAT PETANI SECARA KONVENSIONAL PADA TANAMAN MUDA DI KECAMATAN KAMPAR KIRI Oleh: Mhd. Hadi 11082102253 PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Adapun klasifikasi Colletotrichum gloeosporioides Penz. Sacc. menurut. : Colletotrichum gloeosporioides Penz. Sacc.
TINJAUAN PUSTAKA Biologi Penyakit Adapun klasifikasi Colletotrichum gloeosporioides Penz. Sacc. menurut Dwidjoseputro (1978) sebagai berikut : Divisio Subdivisio Kelas Ordo Family Genus Spesies : Mycota
Lebih terperinciPersembahan alit kepada. serta kmg Didinf; seomg. ibunda Doddy S.M, ayahanda almarhum,
Persembahan alit kepada ibunda Doddy S.M, ayahanda almarhum, serta kmg Didinf; seomg. PENGAMATAN PENYAKIT PENTING KARET ( Hevea brasiliensis Muell. Arg. ) DAN USAHA PENGENDALIANNYA 01 PERKEBUNAN NGOBO,
Lebih terperinciSTUDI KARAKTER FISIOLOGIS DAN SIFAT ALIRAN LATEKS KLON KARET (Hevea brasiliensis Muell Arg.) IRR SERI 300
STUDI KARAKTER FISIOLOGIS DAN SIFAT ALIRAN LATEKS KLON KARET (Hevea brasiliensis Muell Arg.) IRR SERI 300 SKRIPSI Oleh: FAUZI KURNIA 050307023/PEMULIAAN TANAMAN DEPARTEMEN BUDIDAYA PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN
Lebih terperinciMENGENAL LEBIH DEKAT PENYAKIT LAYU BEKTERI Ralstonia solanacearum PADA TEMBAKAU
PEMERINTAH KABUPATEN PROBOLINGGO DINAS PERKEBUNAN DAN KEHUTANAN JL. RAYA DRINGU 81 TELPON 0335-420517 PROBOLINGGO 67271 MENGENAL LEBIH DEKAT PENYAKIT LAYU BEKTERI Ralstonia solanacearum PADA TEMBAKAU Oleh
Lebih terperinciLampiran 1. Jumlah dan Diameter Pembuluh Lateks Klon BPM 1 dan PB 260 KLON Jumlah Pembuluh Lateks Diameter Pembuluh Lateks 22.00 22.19 24.00 24.09 20.00 20.29 7.00 27.76 9.00 24.13 5.00 25.94 8.00 28.00
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanaman karet merupakan tanaman perkebunan yang penting di Indonesia, karena merupakan salah satu produk non migas yang menjadi sumber pemasukan devisa negara dalam
Lebih terperinciKERAGAAN MATERI GENETIK KLON KARET HASIL PERSILANGAN TAHUN
Jurnal Penelitian Karet, 2017, 5 (1) : 1-14 Indonesian J. Nat. Rubb. Res. 2017, 5 (1) : 1-14 DOI: http://dx.doi.org/10.2202/ppk.jpk.v1i1.16 KERAGAAN MATERI GENETIK KLON KARET HASIL PERSILANGAN TAHUN 2001-200
Lebih terperinciPROSPEK PERBANYAKAN BIBIT KARET UNGGUL DENGAN TEKNIK OKULASI DINI Prospect of Rubber Planting Material Propagation with Early Budding Technique
Prospek J. Litbang perbanyakan Pert. Vol. bibit 32 karet No. unggul 2 Juni 2013: dengan...-... teknik... (Island Boerhendhy) 85 PROSPEK PERBANYAKAN BIBIT KARET UNGGUL DENGAN TEKNIK OKULASI DINI Prospect
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. penting di antara rempah-rempah lainnya (king of spices), baik ditinjau dari segi
I. PENDAHULUAN A. Latar belakang Lada (Piper nigrum L.) merupakan salah satu jenis rempah yang paling penting di antara rempah-rempah lainnya (king of spices), baik ditinjau dari segi perannya dalam menyumbangkan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. karet ini dibudidayakan, penduduk asli diberbagai tempat seperti : Amerika
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Tanaman Karet (Hevea brasiliensis) Tanaman karet (Hevea basilensis) berasal dari negara Brazil. Tanaman ini merupakan sumber utama bahan tanaman karet alam dunia. Jauh sebelum
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Subdivisi : Angiospermae ; Kelas : Dicotyledonae ; Ordo : Euphorbiales ; Family:
5 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Klasifikasi tanaman karet adalah sebagai berikut : Divisi : Spermatophyta ; Subdivisi : Angiospermae ; Kelas : Dicotyledonae ; Ordo : Euphorbiales ; Family: Euphorbiaceae
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Negara Indonesia merupakan salah satu negara penghasil karet alam terbesar didunia. Awal mulanya karet hanya ada di Amerika Selatan, namun sekarang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. serius karena peranannya cukup penting dalam perekonomian nasional. Hal ini
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Kakao merupakan salah satu komoditi perkebunan yang mendapatkan perhatian serius karena peranannya cukup penting dalam perekonomian nasional. Hal ini terlihat
Lebih terperinciPENGARUH PENYINARAN ULTRA VIOLET TERHADAP INFEKSI Corynespora cassiicola PATOGEN GUGUR DAUN CORYNESPORA PADA TANAMAN KARET
PENGARUH PENYINARAN ULTRA VIOLET TERHADAP INFEKSI Corynespora cassiicola PATOGEN GUGUR DAUN CORYNESPORA PADA TANAMAN KARET Nurhayati Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya
Lebih terperinciHubungan Jumlah Konidia di Udara 362 (Nurhayati, Nirwati Anwar, Abdul Mazid dan Masayu Elsa Lina
Hubungan Jumlah Konidia di Udara 362 HUBUNGAN JUMLAH KONIDIA DI UDARA DENGAN KEPARAHAN PENYAKIT GUGUR DAUN COLLETOTRICHUM PADA LIMA KLON KARET EKSPERIMENTAL DI BPP SEMBAWA Oleh: Nurhayati, Nirwati Anwar,
Lebih terperinciPRODUKTIVITAS KLON KARET IRR SERI-100 DAN 200 PADA BERBAGAI AGROKLIMAT DAN SISTEM SADAP
PRODUKTIVITAS KLON KARET IRR SERI-100 DAN 200 PADA BERBAGAI AGROKLIMAT DAN SISTEM SADAP Productivity of IRR 100 and 200 Series Rubber Clones on Various Agro-climate and Tapping Systems Aidi-Daslin Balai
Lebih terperinciPENGARUH PUPUK NITROGEN TERHADAP INFEKSI Coryespora cassiicola (Berk & Curt) Wei PADA DAUN KARET DI PEMBIBITAN
PENGARUH PUPUK NITROGEN TERHADAP INFEKSI Coryespora cassiicola (Berk & Curt) Wei PADA DAUN KARET DI PEMBIBITAN The Effect of Nitrogen on the Infection of Corynespora cassiicola (Berk & Curt) Wei on The
Lebih terperinci