MODEL MATEMATIKA ALIRAN TAK TUNAK PADA NANO FLUID MELEWATI BOLA TERIRIS DENGAN PENGARUH MEDAN MAGNET

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "MODEL MATEMATIKA ALIRAN TAK TUNAK PADA NANO FLUID MELEWATI BOLA TERIRIS DENGAN PENGARUH MEDAN MAGNET"

Transkripsi

1 Teknika : Engineering and Sains Journal Volume 2, Nomor 2, Desember 208, 9-24 ISSN online ISSN print MODEL MATEMATIKA ALIRAN TAK TUNAK PADA NANO FLUID MELEWATI BOLA TERIRIS DENGAN PENGARUH MEDAN MAGNET Yunita Nur Afifah, Bayu Charisma Putra 2 Teknik Mesin. Fakultas Teknik Universitas Maarif Hasyim Latif, Sidoarjo, Indonesia yunita@dosen.umaha.ac.id 2 Teknik Informatika, Fakultas Teknik Universitas Maarif Hasyim Latif, Sidoarjo, Indonesia bayu_charisma@dosen.umaha.ac.id Diterima: 4 September 208. Disetujui : 5 Desember 208. Dipublikasikan : 0 Desember TESJ Fakultas Teknik Universitas Maarif Hasyim Latif. Ini adalah artikel dengan akses terbuka di bawah lisensi CC BY 4.0 ( ABSTRAK Model matematika adalah suatu representasi sederhana dari suatu fenomena atau peristiwa alam yang terjadi untuk disajikan dalam konsep matematis. Dari fenomena tersebut maka terbentuklah persamaan matematika yang lebih sederhana dan mudah untuk diselesaikan. Nano fluid adalah salah satu fluida baru yang memiliki keunikan karakteristik tersendiri. Komponen nano fluid adalah campuran fluida cair dengan partikel nano yang memiliki ukuran antara -00 nm. Terdapat sifat karakteristik dari fluida nano yaitu densitas fluida nano, viskositas, kalor spesifik fluida nano, dan konduktifitas termal. Pada penelitian ini, bertujuan untuk memperoleh sebuah model matematika aliran tak tunak pada nano fluid melewati bola teriris dengan pengaruh medan magnet. Untuk memperoleh model tersebut maka dibentuklah persamaan pembangun berdimensi dari persamaan kontinuitas, persamaan momentum, dan energy equation. Dari dimensional equation ditransformasikan ke dalam bentuk non-dimensional equation. Kemudian diklasifikasikan dalam bentuk similarity equation menggunakan teori pada lapisan batas. Hasil dari penelitian ini adalah diketahui pengaruh medan magnet pada aliran tak tunak nano fluid yang melewati bola teriris. Kata kunci: aliran tak tunak, bola teriris, medan magnet, nano fluid PENDAHULUAN Model matematika merupakan suatu representasi sederhana dari suatu fenomena atau peristiwa alam yang terjadi untuk disajikan dalam konsep matematis. Sebagian besar peneliti saat ini menggunakan model matematika untuk digunakan sebagai dasar dari penelitian penelitian yang sedang dilakukan dengan tujuan memudahkan dalam proses penyelesaian. Bidang ilmu matematika dengan penerapan model matematika dikelompokkan sebagai bidang matematika terapan. Dalam fenomena kasus fluida dibutuhkan model matematika untuk menyelesaikan kasus tersebut secara numerik dengan harapan mempermudah penyelesaian dalam masalah tersebut. Nano fluid adalah salah satu fluida baru yang memiliki keunikan karakteristik tersendiri. Komponen nano fluid adalah campuran fluida cair dengan partikel nano yang memiliki ukuran antara -00 nm. Terdapat sifat karakteristik dari fluida nano yaitu densitas fluida nano, viskositas, kalor spesifik fluida nano, dan konduktifitas termal. Fluida yang digunakan pada penelitian ini adalah fluida nano yang termasuk dalam fluida Newtonian. Aliran tak tunak merupakan aliran kecepatan yang mengakibatkan perubahan suatu variabel dan waktu pada tempat tertentu. Aliran dengan penggunaan fluida nano dengan karakteristik fluida nano yang unik mengakibatkan meningkatnya interaksi dan tumbukan antar partikel, fluida dan permukaan yang dilaluinya sehingga memicu adanya lapisan-lapisan batas pada permukaan benda. Tahapan terbentukanya model matematika dalam penelitian ini adalah berasal dari pengembangan persamaan kontinuitas, persamaan momentum, dan persamaan energi yang disebut dengan persamaan dimensional. Selanjutnya dari persamaan tersebut ditransformasikan ke bentuk persamaan non-dimensional, dengan menggunakan persamaan teori lapisan batas (boundary layer 9

2 theory equation) maka diperoleh persamaan similaritasnya. METODE PENELITIAN Literature Study Dalam hal ini peneliti melakukan literature Study terhadap hal apa saja yang berkaitan dengan proses penelitian, misal mengenai karakteristik nano fluid, aliran tak tunak, lapisan batas, medan magnet, bola teriris, dan lain-lain yang berkaitan dengan fenomena penelitian yang dilakukan. Pengumpulan Data Tahap ini dilakukan pengumpulan data dengan cara menentukan variabel-variabel yang berhubungan dengan kecepatan dan temperatur yang terjadi pada aliran fluida. Variabel-variabel yang mempengaruhi pada studi kasus ini adalah sebagai berikut:. Densitas nano fluid = ( χ)ρ f + χρ s () 2. Viskositas μ nf = 3. Konduktifitas termal k nf = (k s+2k f ) 2χ(k f k s ) k f (k s +2k f )+χ(k f k s ) 4. Parameter magnetic μ f ( χ) 2.5 (2) (3) M = σb 0 2 V U (4) 5. Bilangan Prandtl p r = v f α f (5) Pembangunan Model Matematika Setiap model memiliki bentuk karakteristik tertentu. Pada tahap ini dikaji model matematika aliran tak tunak nano fluid melewati bola teriris dengan pengaruh medan magnet. Dalam kaitannya model yang dikaji terlebih dahulu adalah model fisik yang sesuai dengan harapan. Gambar. Model Fisik Bola teriris Tahap-tahap dalam penyusunan model matematika yaitu sebagai berikut:. Membangun persamaan dimensional dalam bentuk model matematika yaitu persamaan kontinuitas, persamaan momentum, dan persamaan energi. 2. Menentukan boundary condition untuk membentuk persamaan pembangun dalam model matematika. 3. Mentransformasikan persamaan dimensional ke dalam persamaan non-dimensional kemudian dikelompokkan ke persamaan similaritas dengan menggunakan teori pada lapisan batas. 4. Menyederhanakan model matematika dengan pendekatan fungsi alir (stream function). 5. Menentukan model matematika dari aliran tak tunak pada nano fluid melewati bola teriris dengan pengaruh medan magnet. 6. Mencari pengaruh medan magnet dari model matematika yang telah dibangun. HASIL DAN PEMBAHASAN Persamaan pembangun yang digunakan dalam penelitian ini adalah berasal dari persamaan kontinuitas, persamaan momentum dan persamaan energi. Bentuk persamaan yang digunakan tersebut adalah sebagai berikut Diasumsikan bahwa aliran fluida yang dianalisis terletak pada bidang xoy + (u) + (v) = 0 (6) Dinotasikan dalam bentuk notasi vektor + ρ nf (. V ) = 0 (7) Karena pada penelitian bersifat incompresibble maka = 0 maka. V = 0 (8) Dari persamaan kontinuitas dan sifat divergensi maka persamaan tersebut menjadi ρ( V + V V )δxδyδz = F (9) Dengan F adalah komponen gaya-gaya yang bekerja dipermukaan maka ( V + V V )δxδyδz = F s + F mag (0) Dengan F s adalah gaya permukaan dan F mag adalah gaya magnet bentuk tegangan-tegangan pada permukaan dengan menjumlahkan seluruh gaya pada arah x dan y F sx = ( σ xx F sy = ( σ yy + τ yx ) δxδyδz, + τ yx )δxδyδz () Sehingga terbentuk persamaan dari resultan gaya permukaannya F s = (( σ xx + τ yx ) δxδyδz) i + 20

3 (( σ yy + τ yx )δxδyδz) j (2) Untuk fluida Newtonian tak mampu-mampat, diketahui bahwa tegangan berbanding lurus terhadap laju deformasi sehingga Tegangan normal σ xx = p + 2μ nf u σ yy = p + 2μ nf v (3) (4) Tegangan geser τ xy = τ yx = μ nf ( u + v ) (5) Dengan mensubstitusikan tegangan normal dan tegangan geser maka persamaannya menjadi F s δxδyδz = p + μ nf 2 V (6) Gaya magnet yang terbentuk dari gaya Lorentz F mag δxδyδz = σb 0 2 V (7) Dari persamaan (0) maka terbentuk persamaan momentum sebangai berikut ( v + (V )V ) = p + μ 2 V σb 0 2 V (8) Atau dapat dituliskan ( v + (V )V ) = p + v nf 2 V σb 0 2 V (9) Berlakunya hukum I Termodinamika akibat adanya energi akibat tumbukan partikel dalam fluida yaitu mengenai energi total yang tersimpan dari suatu sistem. Hukum tersebut dapat dituliskan dalam persamaan energi menurut (Alkasasbeh, 205) (V. )T = α nf 2T (20) Karena unsteady flow maka didapatkan persamaan sebagai berikut (ρc p ) nf ( T + V ( T)) = k nf 2 T) (2) Atau dapat dituliskan ( T Dengan T T + u + v ) = α nf( 2 T + 2 T ) (22) 2 α nf = k nf (ρc p ) nf (23) Model Matematika Dimensional Penurunan persamaan pembangun r u + r u = 0 (24) u + u u u + v u + u u = v nf ( 2 u u + v u p + 2) σ B 2 0 u = (25) p + v nf ( 2 u + 2 u 2 2) σ B 0 (26) 3. Persamaan Energi v + u T T + v = α nf ( 2 T + 2 T (27) 2 2) 2 u Dengan kondisi awal dan kondisi batas untuk 0 x θ s t < 0; u = v = 0 untuk setiap x y t 0; u = v = 0, T T, pada saat y = b a u = u e(x), T T,pada saat y Dengan u e = 3 2 U sin( x b ) Model Matematika Non-Dimesional Untuk merubah model matematika dimensional menjadi model matematika non-dimensional maka diberikan variabel-variabel non-dimensional yang digunakan yaitu sebagai berikut: x = x a, y = R e /2 y a, R e = u a v nf, u = u U, v = R e /2 ( v U ), v nf = μ nf, u e (x) = u e(x ) v, r(x) = r (x ) p, p = U2, t = U inftyt, θ = T T a a T f T substitusikan persamaan-persamaan di atas ke dalam persamaaan dimensional sehingga terbentuk persamaan non-dimensional seperti berikut: (ru) Arah sumbu - x + u + v Arah sumbu y v nf 2 u v f Re ( v + v + v + (rv) = 0 (28) = p + v 2 u nf Mu (29) ) = p + v nf 2 v au Re 2 + v nf 2 v + Mv (30) au 2 Re + u T T + v = α nf ( 2 T + 2 T (3) 2 2) Kondisi awal dan kondisi batas untuk 0 o x θ s diberikan sebagai berikut: t < 0 maka t < 0, t 0 maka t 0 t < 0 : u = v = 0, saat x,y t 0 : u = v = 0, maka y = 0 u = u e (x), T T, pada saat y v Dengan u e = 3 2 sin (x ) dan b = a cosx cosx Penyederhanaan Pada Lapisan Batas Penyederhanaan model non-dimensional dengan pendekatan pada lapisan batas, dengan Re sehingga berakibat Re 0 (ru) Arah sumbu -x + u + v = p Arah sumbu y + (rv) = 0 (32) + v nf 2 u v f 2 Mu (33) 2

4 p = 0 (34) u θ θ + v = α nf 2 θ (35) Pr α f 2 Pada persamaan momentum sumbu y terlihat bahwa tekanan fluida p adalah variabel bebas terhadap y sehingga dapat disimpulkan bahwa tekanan aliran hanya bergantung pada variabel x, maka persamaan momentum dan persamaan energi yang digunakan sebagai pembangun model pada penelitian ini adalah. Persamaan momentum + u + v = p + v nf 2 u v f 2 Mu (36) u θ θ + v = α nf 2 θ (37) Pr α f 2 Selanjutnya substitusikan beberapa variabel dan persamaan sebagai berikut: = ( x)ρ f + xρ s μ nf = μ f ( x) 2.5 Sehingga pada fluida yang melewati permukaan bola pada daerah di luar lapisan batas persamaan momen-tum dan persamaan energi di atas dapat ditulis sebagai berikut:. Persamaan momentum + u e + v = p + ( χ) 2.5 ( χ+(χ ρ ] 2u s )] ρ f 2 Mu e (38) u θ θ + v = (k s +2k f ) 2x(k f k s ) 2 θ (39) Pr (k s +2k f )+x(k f k s ) 2 Karena kecepatan aliran bebas u e = 3 cosx (x ) maka 2 diperoleh = 0, = 0, 2 u e 2 = 0 (40) Dari penyederhanaan model matematika diatas maka model matematika non-dimensional dapat ditulis sebagai berikut (ru) + u + v = u e + (rv) = 0 (4) + ] 2 u ( χ) 2.5 ( χ+(χρ ND )] θ θ θ + u + v = (k s +2k f ) 2χ(k f k s ) 2 + M(u e u) Pr (ρ(k s +2k f )+χ(k f k s )( χ)+χρc ND ] 2 θ Saat kondisi awal dan kondisi batas t < 0; u = v = 0, untuk setiap x, y t 0; u = v = 0 pada saat y = 0 u = u e (x), T T pada saat y Dengan u e = 3 sin (x ) dan b = a 2 cosx cosx (42) 2 (43) Fungsi Alir (Stream Function) Fungsi alir atau fungsi arus adalah suatu fungsi yang digunakan untuk menghubungkan dua fungsi kecepatan yaitu komponen kecepatan u yang alirannya berada pada arah x dan v berada pada arah y. dengan adanya fungsi alir (ψ) untuk fluida yang melewati permukaan bola dapat menyederhanakan banyak persamaan dan secara komputasi dapat dibuat dalam satu variabel. Fungsi alir dapat dinyatakan sebagai berikut (Mohammad, 204) Ψ u = dan v = (44) r r Setelah mensubstitusikan persamaan (38) ke dalam model matematika non-dimensional maka persamaan tersebut menjadi 2 ψ = 2 ψ Ψ 2 ψ + ψ 2 ψ r r r 2 r 3 ( ψ )2 ψ 2 ψ = r 2 2 ] 3 ψ ( χ) 2.5 ( χ+(χρ ND )] r 3 ψ u e + (45) +M (u e ) (46) r T ψ T ψ T + = r r Pr 2 T Dengan kondisi batas; t < 0: ψ = ψ = 0, θ = 0 untuk setiap x, y t 0: ψ = ψ = 0, θ = pada saat y = 0 ψ = u e(x), θ = 0 pada saat y u e = 3 2 sin (x ) dan b = a cosx cosx 2 (47) Persamaan Similaritas Pada saat aliran fluida melewati Stagnation Point (x = 0 o ) maka persamaan similaritas pada persamaan momentum dan energi menjadi. Persamaan momentum ] 3 F + 3 ( χ) 2.5 +( χ)+(χρ ND )] Y 3 2 cos αt ( ( F Y )2 F 2 F Y 2) = 2 F Y (k s + k f ) 2χ(k f k s ) 2 S + PrF 3 (k s + k f )+χ(k f k s )( χ)+χρc ND Y 2 Pr S (48) S = 2 Y (49) Sehingga diperoleh persamaan differensial biasa sebagai berikut. Persamaan momentum ] ( χ) 2.5 +( χ)+(χρ ND )] F + 3 t( 2 (F ) 2 FF ) + Mt( F ) = F (50) 22

5 (k s +2k f ) 2χ(k f k s ) (k s +2k f )+χ(k f k s )( χ)+χρc ND ] S PrFS = Pr S Dengan kondisi batas t < 0: F = F F = 0, S = 0, t 0: F = = 0, S = Y Y Dengan adalah notasi turunan terhadap y PENUTUP (5) Berdasarkan pembangunan model matematika sehingga mendapatkan 3 persamaan yang digunakan yaitu persamaan kontinuitas, persamaan momentum, dan persamaan energi. Selanjutnya dari persamaan dimensional dijadikan persamaan non-dimensional dengan mensubstitusikan parameter-parameternya. Menyederhanakannya dengan menggunakan fungsi alir dengan tujuan dapat menghubungkan dua fungsi kecepatan pada aliran, dan terakhir mentransformasikan ke bentuk persamaan similaritas untuk mendapatkan hasil akhir dari model matematikanya. Dari model matematika aliran tak tunak pada nano fluid melewati bola teriris dengan pengaruh medan magnet dapat diketahui bentuk parameterparameter dalam persamaan yang digunakan dan pengaruh medan magnetnya., sehingga dapat dilihat pengaruh medan magnet berbanding lurus dengan kecepatannya akan tetapi berbanding terbalik terhadap temperaturnya. Dapat disimpulkan semakin besar parameter magnetiknya maka semakin besar pula kecepatannya akan tetapi temperaturnya semakin menurun. Untuk penelitian selanjutnya dapat dilakukan penyelesaian secara numerik agar dapat diketahui secara numerik dan disimulasikan dengan menggunakan program sehingga dapat diketahui pengaruh profil kecepatan dan temperatur pada model yang telah dibentuk. Cheng, C.-Y. (202). Free convection boundary layer flow over a horizontal cylinder of elliptic cross section in porous media saturated by a nanofluid. International Communications in Heat and Mass Transfer, 39(7), Harlow, H. F. (983). Fundamentals for preparing psychology journal articles. Journal of Comparative and Physiological Psychology, 55, Kasim, A. R. M. (204). Convective Boundary Layer Flow of Viscoelastic Fluid. Fakulti Sains, Universiti Teknologi Malaysia. Mohammad, N. F. (204). Unsteady Magnetohydrodynamics Convective Boundary Layer Flow Past A Sphere in Viscous and Micropolar Fluids. Universiti Technology Malaysia, Malaysia. Potter, M. C., Wiggert, D. C., & Ramadan, B. H. (202). Mechanics of Fluids (Fourth Edi). USA: Cengange Learning. Salleh, M. Z., Nazar, R., & Pop, I. (200). Modeling of free convection boundary layer flow on a solid sphere with Newtonian heating. Acta Applicandae Mathematicae, 2(3), Widodo, B., Imron, C., Asiyah, N., Siswono, G. O., & Rahayuningsih, T. (206). VISCOELASTIC FLUID FLOW PASS A POROUS CIRCULAR CYLINDER WHEN THE MAGNETIC FIELD INCLUDED. Far East Journal of Mathematical Sciences, 99(2), 73. Widodo, B., Khalimah, D. A., Zainal, F. D. S., & Imron, C. (205). The Effect of Prandtl Number and Magnetic Parameter on Forced Convection Unsteady Magnetohydrodynamic Boundary Layer Flow Of A Viscous Fluid Past A Sphere. In International Conference on Science and Innovative Engineering (ICSIE). DAFTAR PUSTAKA Alkasasbeh, H. T. S. (205). Numerical solutions for convective boundary layer flow over a solid sphere of Newtonian and non-newtonian fluids. Ph. D. Universiti Malaysia Pahang. (Alkasasbeh, 205; Cheng, 202; Harlow, 983; Kasim, 204; Mohammad, 204; Potter, Wiggert, & Ramadan, 202; Salleh, Nazar, & Pop, 200; B Widodo, Khalimah, Zainal, & Imron, 205; Basuki Widodo, Imron, Asiyah, Siswono, & Rahayuningsih, 206) 23

6 Halaman ini sengaja dikosongkan 24

Aliran Fluida Magnetohidrodinamik Viskoelatis Tersuspensi yang Melewati Pelat Datar

Aliran Fluida Magnetohidrodinamik Viskoelatis Tersuspensi yang Melewati Pelat Datar A-78 JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 5 No. 2 (206) 2337-3520 (230-928X Print) Aliran Fluida Magnetohidrodinamik Viskoelatis Tersuspensi yang Melewati Pelat Datar Rina Sahaya, Basuki Widodo, Chairul Imron

Lebih terperinci

Simulasi Numerik Aliran Fluida pada Permukaan Peregangan dengan Kondisi Batas Konveksi di Titik-Stagnasi

Simulasi Numerik Aliran Fluida pada Permukaan Peregangan dengan Kondisi Batas Konveksi di Titik-Stagnasi JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 5 No. 2 (2016) 2337-3520 (2301-928X Print) A-83 Simulasi Numerik Aliran Fluida pada Permukaan Peregangan dengan Kondisi Batas Konveksi di Titik-Stagnasi Ahlan Hamami, Chairul

Lebih terperinci

Kata Kunci :konveksi alir bebas; viskos-elastis; bola berpori 1. PENDAHULUAN

Kata Kunci :konveksi alir bebas; viskos-elastis; bola berpori 1. PENDAHULUAN PEMODELAN PENGARUH PANAS TERHADAP ALIRAN FLUIDA KONVEKSI BEBAS YANG MELALUI BOLA BERPORI Mohamad Tafrikan, Basuki Widodo, Choirul Imron. Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya, Institut Teknologi

Lebih terperinci

MODEL ALIRAN KONVEKSI CAMPURAN YANG MELEWATI PERMUKAAN SEBUAH BOLA

MODEL ALIRAN KONVEKSI CAMPURAN YANG MELEWATI PERMUKAAN SEBUAH BOLA MODEL ALIRAN KONVEKSI CAMPURAN YANG MELEWATI PERMUKAAN SEBUAH BOLA Mohammad Ghani a, Basuki Widodo b, Chairul Imron c a Jurusan Matematika, Fakultas MIPA, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl.

Lebih terperinci

MODEL MATEMATIKA ALIRAN FLUIDA VISKOELASTIS YANG MELEWATI SILINDER SIRKULAR

MODEL MATEMATIKA ALIRAN FLUIDA VISKOELASTIS YANG MELEWATI SILINDER SIRKULAR MODEL MATEMATIKA ALIRAN FLUIDA VISKOELASTIS YANG MELEWATI SILINDER SIRKULAR Annisa Dwi Sulistyaningtyas a, BasukiWidodo b, ChairulImron c a JurusanMatematika FMIPA ITS Kampus ITS Sukolilo Surabaya, annisa09@mhs.matematika.its.ac.id

Lebih terperinci

KONVEKSI PAKSA DARI ALIRAN FLUIDA MAGNETOHIRODINAMIK TAK TUNAK YANG MELALUI BOLA BERPORI

KONVEKSI PAKSA DARI ALIRAN FLUIDA MAGNETOHIRODINAMIK TAK TUNAK YANG MELALUI BOLA BERPORI TESIS-SM 14501 KONVEKSI PAKSA DARI ALIRAN FLUIDA MAGNETOHIRODINAMIK TAK TUNAK YANG MELALUI BOLA BERPORI Nadya Alvi Rahma 115 01 01 DOSEN PEMBIMBING Prof. Dr. Basuki Widodo, M.Sc Dr. Dieky Adzkiya, S.Si.,

Lebih terperinci

MODEL MATEMATIKA ALIRAN KONVEKSI BEBAS FLUIDA VISKOELASTIK YANG MELEWATI PERMUKAAN SEBUAH BOLA

MODEL MATEMATIKA ALIRAN KONVEKSI BEBAS FLUIDA VISKOELASTIK YANG MELEWATI PERMUKAAN SEBUAH BOLA MODEL MATEMATIKA ALIRAN KONVEKSI BEBAS FLUIDA VISKOELASTIK YANG MELEWATI PERMUKAAN SEBUAH BOLA Wayan Rumite a, Prof. Dr. Basuki Widodo, M.Sc. b, Dr. Chairul Imron, MI.Komp. c a Jurusan Matematika, Fakultas

Lebih terperinci

MODEL MATEMATIKA DENGAN SYARAT BATAS DAN ANALISA ALIRAN FLUIDA KONVEKSI BEBAS PADA PELAT HORIZONTAL. Leli Deswita 1)

MODEL MATEMATIKA DENGAN SYARAT BATAS DAN ANALISA ALIRAN FLUIDA KONVEKSI BEBAS PADA PELAT HORIZONTAL. Leli Deswita 1) MODEL MATEMATIKA DENGAN SYARAT BATAS DAN ANALISA ALIRAN FLUIDA KONVEKSI BEBAS PADA PELAT HORIZONTAL Leli Deswita ) ) Jurusan Matematika FMIPA Universitas Riau Email: deswital@yahoo.com ABSTRACT In this

Lebih terperinci

BAB II TEORI ALIRAN PANAS 7 BAB II TEORI ALIRAN PANAS. benda. Panas akan mengalir dari benda yang bertemperatur tinggi ke benda yang

BAB II TEORI ALIRAN PANAS 7 BAB II TEORI ALIRAN PANAS. benda. Panas akan mengalir dari benda yang bertemperatur tinggi ke benda yang BAB II TEORI ALIRAN PANAS 7 BAB II TEORI ALIRAN PANAS 2.1 Konsep Dasar Perpindahan Panas Perpindahan panas dapat terjadi karena adanya beda temperatur antara dua bagian benda. Panas akan mengalir dari

Lebih terperinci

SOLUSI NUMERIK DARI PERSAMAAN NAVIER-STOKES

SOLUSI NUMERIK DARI PERSAMAAN NAVIER-STOKES J. Math. and Its Appl. ISSN: 1829-605X Vol. 8, No. 2, November 2011, 9 15 SOLUSI NUMERIK DARI PERSAMAAN NAVIER-STOKES Chairul Imron, Suhariningsih, B. Widodo and T. Yuwono Post Graduate Student of Universitas

Lebih terperinci

Aplikasi Persamaan Bessel Orde Nol Pada Persamaan Panas Dua dimensi

Aplikasi Persamaan Bessel Orde Nol Pada Persamaan Panas Dua dimensi JURNAL FOURIER Oktober 2013, Vol. 2, No. 2, 113-123 ISSN 2252-763X Aplikasi Persamaan Bessel Orde Nol Pada Persamaan Panas Dua dimensi Annisa Eki Mulyati dan Sugiyanto Program Studi Matematika Fakultas

Lebih terperinci

ANALISIS ALIRAN DAN PERPINDAHAN PANAS FLUIDA SISKO DALAM KEADAAN STEDI NURI ANGGI NIRMALASARI

ANALISIS ALIRAN DAN PERPINDAHAN PANAS FLUIDA SISKO DALAM KEADAAN STEDI NURI ANGGI NIRMALASARI ANALISIS ALIRAN DAN PERPINDAHAN PANAS FLUIDA SISKO DALAM KEADAAN STEDI NURI ANGGI NIRMALASARI 127 1 17 BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG RUMUSAN MASALAH BATASAN MASALAH TUJUAN MANFAAT LATAR BELAKANG Fluida

Lebih terperinci

Model Perahu Trimaran pada Aliran Laminar. Abstrak

Model Perahu Trimaran pada Aliran Laminar. Abstrak Limits J. Math. and Its Appl. E-ISSN: 2579-8936 P-ISSN: 1829-605X Vol. 14, No. 1, Mei 2017, 45 51 Model Perahu Trimaran pada Aliran Laminar Chairul Imron 1 dan Erna Apriliani 2 1,2 Matematika Institut

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH PERPINDAHAN PANAS TERHADAP KARAKTERISTIK LAPISAN BATAS PADA PELAT DATAR

ANALISIS PENGARUH PERPINDAHAN PANAS TERHADAP KARAKTERISTIK LAPISAN BATAS PADA PELAT DATAR ANALISIS PENGARUH PERPINDAHAN PANAS TERHADAP KARAKTERISTIK LAPISAN BATAS PADA PELAT DATAR Oleh: 1) Umrowati, 2) Prof. DR. Basuki Widodo, M.Sc, 3) Drs. Kamiran, M.Si Jurusan Matematika Fakultas Matematika

Lebih terperinci

1. BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

1. BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang 1. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sistem merupakan sekumpulan obyek yang saling berinteraksi dan memiliki keterkaitan antara satu obyek dengan obyek lainnya. Dalam proses perkembangan ilmu pengetahuan,

Lebih terperinci

Kajian Numerik: Pengaruh Ukuran Sistem Terhadap Gaya Hambat pada Silinder

Kajian Numerik: Pengaruh Ukuran Sistem Terhadap Gaya Hambat pada Silinder Kajian Numerik: Pengaruh Ukuran Sistem Terhadap Gaya Hambat pada Silinder Chairul Imorn 1, Basuki Widodo 1, dan Triyogi Yuwono 2 1 Lecturer of Mathematics, imron-its@matematika.its.ac.id, widodo@matematika.its.ac.id

Lebih terperinci

Analisis Kestabilan Aliran Fluida Viskos Tipis pada Model Slip di Bawah Pengaruh Gaya Gravitasi

Analisis Kestabilan Aliran Fluida Viskos Tipis pada Model Slip di Bawah Pengaruh Gaya Gravitasi Vol. 14, No. 1, 69-76, Juli 017 Analisis Kestabilan Aliran Fluida Viskos Tipis pada Model Slip di Bawah Pengaruh Gaya Gravitasi Sri Sulasteri Abstrak Hal yang selalu menjadi perhatian dalam lapisan fluida

Lebih terperinci

Pemodelan Matematika Perpindahan Panas Konveksi Campuran (Mixed Convection) Pada Pelat Horizontal

Pemodelan Matematika Perpindahan Panas Konveksi Campuran (Mixed Convection) Pada Pelat Horizontal Edisi: Oktober 17. Vol. 3 No. ISSN: 57-3159 E-ISSN: 57-3167 Pemodelan Matematika Perpindahan Panas Konveksi Campuran (Mixed Convection) Pada Pelat Horizontal Leli Desita Matematika FMIPA Universitas Riau

Lebih terperinci

Perpindahan Panas Konveksi. Perpindahan panas konveksi bebas pada plat tegak, datar, dimiringkan,silinder dan bola

Perpindahan Panas Konveksi. Perpindahan panas konveksi bebas pada plat tegak, datar, dimiringkan,silinder dan bola Perpindahan Panas Konveksi Perpindahan panas konveksi bebas pada plat tegak, datar, dimiringkan,silinder dan bola Pengantar KONDUKSI PERPINDAHAN PANAS KONVEKSI RADIASI Perpindahan Panas Konveksi Konveksi

Lebih terperinci

MEKANIKA FLUIDA DI SUSUN OLEH : ADE IRMA

MEKANIKA FLUIDA DI SUSUN OLEH : ADE IRMA MEKANIKA FLUIDA DI SUSUN OLEH : ADE IRMA 13321070 4 Konsep Dasar Mekanika Fluida Fluida adalah zat yang berdeformasi terus menerus selama dipengaruhi oleh suatutegangan geser.mekanika fluida disiplin ilmu

Lebih terperinci

III PEMBAHASAN. (3.3) disubstitusikan ke dalam sistem koordinat silinder yang ditinjau pada persamaan (2.4), maka diperoleh

III PEMBAHASAN. (3.3) disubstitusikan ke dalam sistem koordinat silinder yang ditinjau pada persamaan (2.4), maka diperoleh III PEMBAHASAN Pada bagian ini akan dibahas penggunaan metode perturbasi homotopi untuk menyelesaikan suatu masalah taklinear. Metode ini digunakan untuk menyelesaikan model Sisko dalam masalah aliran

Lebih terperinci

BAB II ALIRAN FLUIDA DALAM PIPA. beberapa sifat yang dapat digunakan untuk mengetahui berbagai parameter pada

BAB II ALIRAN FLUIDA DALAM PIPA. beberapa sifat yang dapat digunakan untuk mengetahui berbagai parameter pada BAB II ALIRAN FLUIDA DALAM PIPA.1 Sifat-Sifat Fluida Fluida merupakan suatu zat yang berupa cairan dan gas. Fluida memiliki beberapa sifat yang dapat digunakan untuk mengetahui berbagai parameter pada

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Hukum Kekekalan Massa Hukum kekekalan massa atau dikenal juga sebagai hukum Lomonosov- Lavoiser adalah suatu hukum yang menyatakan massa dari suatu sistem tertutup akan konstan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Fluida Aliran fluida atau zat cair (termasuk uap air dan gas) dibedakan dari benda padat karena kemampuannya untuk mengalir. Fluida lebih mudah mengalir karena ikatan molekul

Lebih terperinci

FENOMENA PERPINDAHAN LANJUT

FENOMENA PERPINDAHAN LANJUT FENOMENA PERPINDAHAN LANJUT LUQMAN BUCHORI, ST, MT luqman_buchori@yahoo.com DR. M. DJAENI, ST, MEng JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNDIP Peristiwa Perpindahan : Perpindahan Momentum Neraca momentum

Lebih terperinci

REYNOLDS NUMBER K E L O M P O K 4

REYNOLDS NUMBER K E L O M P O K 4 REYNOLDS NUMBER K E L O M P O K 4 P A R A M I T A V E G A A. T R I S N A W A T I Y U L I N D R A E K A D E F I A N A M U F T I R I Z K A F A D I L L A H S I T I R U K A Y A H FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU

Lebih terperinci

Arif Kurniawan 1. FTI - Teknik Mesin, Institut Teknologi Nasional, Kampus 2 ITN Jl. Raya Karanglo KM. 2 Malang Tel:

Arif Kurniawan 1. FTI - Teknik Mesin, Institut Teknologi Nasional, Kampus 2 ITN Jl. Raya Karanglo KM. 2 Malang Tel: STUDI NUMERIK 2-D PENGARUH PRANDTL NUMBER DAN SUB-CRITICAL REYNOLDS NUMBER TERHADAP KARAKTERISTIK ALIRAN DAN PERPINDAHAN PANAS PADA SINGLE CIRCULAR CYLINDER Arif Kurniawan 1 1 Jurusan Teknik Mesin Institut

Lebih terperinci

2 yang mempunyai posisi vertikal sama akan mempunyai tekanan yang sama. Laju Aliran Volume Laju aliran volume disebut juga debit aliran (Q) yaitu juml

2 yang mempunyai posisi vertikal sama akan mempunyai tekanan yang sama. Laju Aliran Volume Laju aliran volume disebut juga debit aliran (Q) yaitu juml KERUGIAN JATUH TEKAN (PRESSURE DROP) PIPA MULUS ACRYLIC Ø 10MM Muhammmad Haikal Jurusan Teknik Mesin Universitas Gunadarma ABSTRAK Kerugian jatuh tekanan (pressure drop) memiliki kaitan dengan koefisien

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Dasar Dasar Perpindahan Kalor Perpindahan kalor terjadi karena adanya perbedaan suhu, kalor akan mengalir dari tempat yang suhunya tinggi ke tempat suhu rendah. Perpindahan

Lebih terperinci

ANALISA NUMERIK TRANSFER KALOR KONVEKSI FLUIDA NANO TiO2/WATER PADA KONDISI BATAS TEMPERATUR PERMUKAAN KONSTAN

ANALISA NUMERIK TRANSFER KALOR KONVEKSI FLUIDA NANO TiO2/WATER PADA KONDISI BATAS TEMPERATUR PERMUKAAN KONSTAN ANALISA NUMERIK TRANSFER KALOR KONVEKSI FLUIDA NANO TiO2/WATER PADA KONDISI BATAS TEMPERATUR PERMUKAAN KONSTAN SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik Oleh: IVAN

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1, (Sept. 2012) ISSN: F-92

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1, (Sept. 2012) ISSN: F-92 JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1, (Sept. 2012) ISSN: 2301-9271 F-92 Studi Eksperimen Aliran Melintasi Silinder Sirkular Tunggal dengan Bodi Pengganggu Berbentuk Silinder yang Tersusun Tandem dalam Saluran

Lebih terperinci

BAB 2. Landasan Teori. 2.1 Persamaan Dasar

BAB 2. Landasan Teori. 2.1 Persamaan Dasar BAB 2 Landasan Teori Objek yang diamati pada permasalahan ini adalah lapisan fluida tipis, yaitu akan dilihat perubahan ketebalan dari lapisan fluida tipis tersebut dengan adanya penambahan surfaktan ke

Lebih terperinci

ABSTRAK 1. PENDAHULUAN

ABSTRAK 1. PENDAHULUAN STUDI NUMERIK KARAKTERISTIK ALIRAN MELINTASI SILINDER SIRKULAR TUNGGAL DENGAN BODI PENGGANGGU BERBENTUK SILINDER SIRKULAR PADA SALURAN SEMPIT BERPENAMPANG BUJUR SANGKAR Diastian Vinaya Wijanarko 1), Wawan

Lebih terperinci

Aliran Fluida. Konsep Dasar

Aliran Fluida. Konsep Dasar Aliran Fluida Aliran fluida dapat diaktegorikan:. Aliran laminar Aliran dengan fluida yang bergerak dalam lapisan lapisan, atau lamina lamina dengan satu lapisan meluncur secara lancar. Dalam aliran laminar

Lebih terperinci

Seminar NasionalInovasi Dan AplikasiTeknologi Di Industri 2017 ISSN ITN Malang, 4 Pebruari 2017

Seminar NasionalInovasi Dan AplikasiTeknologi Di Industri 2017 ISSN ITN Malang, 4 Pebruari 2017 STUDI NUMERIK 2-D PENGARUH TURBULENSI ALIRAN BEBAS (FREE STREAM TUBULENCE) TERHADAP PERPINDAHAN PANAS ALIRAN CROSSFLOW SILINDER SIRKULAR TUNGGAL DAN TANDEM Arif Kurniawan 1) 1) Jurusan Teknik Mesin Institut

Lebih terperinci

Soal-Jawab Fisika Teori OSN 2013 Bandung, 4 September 2013

Soal-Jawab Fisika Teori OSN 2013 Bandung, 4 September 2013 Soal-Jawab Fisika Teori OSN 0 andung, 4 September 0. (7 poin) Dua manik-manik masing-masing bermassa m dan dianggap benda titik terletak di atas lingkaran kawat licin bermassa M dan berjari-jari. Kawat

Lebih terperinci

FENOMENA PERPINDAHAN. LUQMAN BUCHORI, ST, MT JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNDIP

FENOMENA PERPINDAHAN. LUQMAN BUCHORI, ST, MT  JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNDIP FENOMENA PERPINDAHAN LUQMAN BUCHORI, ST, MT luqman_buchori@yahoo.com luqmanbuchori@undip.ac.id JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNDIP Peristiwa Perpindahan : Perpindahan Momentum Neraca momentum Perpindahan

Lebih terperinci

II LANDASAN TEORI. Misalkan adalah suatu fungsi skalar, maka turunan vektor kecepatan dapat dituliskan sebagai berikut :

II LANDASAN TEORI. Misalkan adalah suatu fungsi skalar, maka turunan vektor kecepatan dapat dituliskan sebagai berikut : 2 II LANDASAN TEORI Pada bagian ini akan dibahas teori-teori yang digunakan dalam menyusun karya ilmiah ini. Teori-teori tersebut meliputi sistem koordinat silinder, aliran fluida pada pipa lurus, persamaan

Lebih terperinci

MAKALAH KOMPUTASI NUMERIK

MAKALAH KOMPUTASI NUMERIK MAKALAH KOMPUTASI NUMERIK ANALISA ALIRAN FLUIDA DALAM PIPA SIRKULAR DAN PIPA SPIRAL UNTUK INSTALASI SALURAN AIR DI RUMAH DENGAN SOFTWARE CFD Oleh : MARIO RADITYO PRARTONO 1306481972 DEPARTEMEN TEKNIK MESIN

Lebih terperinci

Pengantar Oseanografi V

Pengantar Oseanografi V Pengantar Oseanografi V Hidro : cairan Dinamik : gerakan Hidrodinamika : studi tentang mekanika fluida yang secara teoritis berdasarkan konsep massa elemen fluida or ilmu yg berhubungan dengan gerak liquid

Lebih terperinci

Simulasi Numerik Aliran Fluida pada Saluran T-Junction 90 0 : PLTA Tulungagung

Simulasi Numerik Aliran Fluida pada Saluran T-Junction 90 0 : PLTA Tulungagung JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 5 No. 2 (2016) 2337-3520 (2301-928X Print) A-47 Simulasi Numerik Aliran Fluida pada Saluran T-Junction 90 0 : PLTA Tulungagung Ruli Yuda Baha ullah, Chairul Imron Jurusan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perusahaan Daerah Air Minum Perusahaaan Daerah Air Minum (PDAM) merupakan perusahaan milik daerah yang bergerak di bidang pengolahan dan perindustrian air bersih bagi masyarakat

Lebih terperinci

Simulasi Numerik Karakteristik Aliran Fluida Melewati Silinder Teriris Satu Sisi (Tipe D) dengan Variasi Sudut Iris dan Sudut Serang

Simulasi Numerik Karakteristik Aliran Fluida Melewati Silinder Teriris Satu Sisi (Tipe D) dengan Variasi Sudut Iris dan Sudut Serang Simulasi Numerik Karakteristik Aliran Fluida Melewati Silinder Teriris Satu Sisi (Tipe D) dengan Variasi Sudut Iris dan Sudut Serang Astu Pudjanarsa Laborotorium Mekanika Fluida Jurusan Teknik Mesin FTI-ITS

Lebih terperinci

KONVEKSI PAKSA ALIRAN LAMINER ISOTERMAL DI ATAS PLAT DATAR PADA BERBAGAI KONDISI PROFIL KECEPATAN

KONVEKSI PAKSA ALIRAN LAMINER ISOTERMAL DI ATAS PLAT DATAR PADA BERBAGAI KONDISI PROFIL KECEPATAN KONVEKSI PAKSA ALIRAN LAMINER ISOTERMAL DI ATAS PLAT DATAR PADA BERBAGAI KONDISI PROFIL KECEPATAN Budiman Sudia Staf Pengajar Jurusan Teknik Mesin Universitas Halu Oleo Kendari Email: budimansudia@rocketmailcom

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. m (2.1) V. Keterangan : ρ = massa jenis, kg/m 3 m = massa, kg V = volume, m 3

BAB II DASAR TEORI. m (2.1) V. Keterangan : ρ = massa jenis, kg/m 3 m = massa, kg V = volume, m 3 BAB II DASAR TEORI 2.1 Definisi Fluida Fluida dapat didefinisikan sebagai zat yang berubah bentuk secara kontinu bila terkena tegangan geser. Fluida mempunyai molekul yang terpisah jauh, gaya antar molekul

Lebih terperinci

JURNAL MATEMATIKA DAN KOMPUTER Vol. 5. No. 1, 25-31, April 2002, ISSN :

JURNAL MATEMATIKA DAN KOMPUTER Vol. 5. No. 1, 25-31, April 2002, ISSN : Vol. 5. No., 5-3, April 00, ISSN : 40-858 PEMODELAN ALIRAN FLUIDA DIMENSI DUA YANG MELALUI SILINDER BERPENAMPANG AIRFOIL DARI PENJUMLAHAN DUA LINGKARAN Idha Sihwaningrum Fakultas Biologi UNSOED Abstract

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Dasar Fluida Dalam buku yang berjudul Fundamental of Fluid Mechanics karya Bruce R. Munson, Donald F. Young, Theodore H. Okiishi, dan Wade W. Huebsch, fluida didefinisikan sebagai

Lebih terperinci

Aliran Turbulen (Turbulent Flow)

Aliran Turbulen (Turbulent Flow) Aliran Turbulen (Turbulent Flow) A. Laminer dan Turbulen Laminer adalah aliran fluida yang ditunjukkan dengan gerak partikelpartikel fluidanya sejajar dan garis-garis arusnya halus. Dalam aliran laminer,

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Definisi fluida

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Definisi fluida BAB II DASAR TEORI 2.1 Definisi fluida Fluida dapat didefinisikan sebagai zat yang berubah bentuk secara kontinu bila terkena tegangan geser. Fluida mempunyai molekul yang terpisah jauh, gaya antar molekul

Lebih terperinci

Dinamika Rotasi, Statika dan Titik Berat 1 MOMEN GAYA DAN MOMEN INERSIA

Dinamika Rotasi, Statika dan Titik Berat 1 MOMEN GAYA DAN MOMEN INERSIA Dinamika Rotasi, Statika dan Titik Berat 1 MOMEN GAYA DAN MOMEN INERSIA Dalam gerak translasi gaya dikaitkan dengan percepatan linier benda, dalam gerak rotasi besaran yang dikaitkan dengan percepatan

Lebih terperinci

TRANSFER MOMENTUM. Massa = m B

TRANSFER MOMENTUM. Massa = m B TRANSFER MOMENTUM Apakah momentum itu? V A1 V B1 Massa = m A Massa = m B Jika V A1 > V B1 maka mobil A akan menabrak mobil B Yang berakibatkan: Kecepatan mobil A berkurang dari V A1 menjadi V A2 Kecepatan

Lebih terperinci

SOLUSI ANALITIK DAN SOLUSI NUMERIK KONDUKSI PANAS PADA ARAH RADIAL DARI PEMBANGKIT ENERGI BERBENTUK SILINDER

SOLUSI ANALITIK DAN SOLUSI NUMERIK KONDUKSI PANAS PADA ARAH RADIAL DARI PEMBANGKIT ENERGI BERBENTUK SILINDER SOLUSI ANALITIK DAN SOLUSI NUMERIK KONDUKSI PANAS PADA ARAH RADIAL DARI PEMBANGKIT ENERGI BERBENTUK SILINDER ABSTRAK Telah dilakukan perhitungan secara analitik dan numerik dengan pendekatan finite difference

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI.1. KLASIFIKASI FLUIDA Fluida dapat diklasifikasikan menjadi beberapa bagian, tetapi secara garis besar fluida dapat diklasifikasikan menjadi dua bagian yaitu :.1.1 Fluida Newtonian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Proses Perpindahan Kalor Perpindahan panas adalah ilmu untuk memprediksi perpindahan energi yang terjadi karena adanya perbedaan suhu diantara benda atau material. Perpindahan

Lebih terperinci

Analisis Model Fluida Casson untuk Aliran Darah dalam Stenosis Arteri

Analisis Model Fluida Casson untuk Aliran Darah dalam Stenosis Arteri Analisis Model Fluida Casson untuk Aliran Darah dalam Stenosis Arteri Riri Jonuarti* dan Freddy Haryanto Diterima 21 Mei 2011, direvisi 15 Juni 2011, diterbitkan 2 Agustus 2011 Abstrak Beberapa peneliti

Lebih terperinci

PENGARUH VARIASI TEMPERATUR PADA PROSES PERLAKUAN PANAS BAJA AISI 304 TERHADAP LAJU KOROSI

PENGARUH VARIASI TEMPERATUR PADA PROSES PERLAKUAN PANAS BAJA AISI 304 TERHADAP LAJU KOROSI Teknika : Engineering and Sains Journal Volume, Nomor, Juni 207, 67-72 ISSN 2579-5422 online ISSN 2580-446 print PENGARUH VARIASI TEMPERATUR PADA PROSES PERLAKUAN PANAS BAJA AISI 304 TERHADAP LAJU KOROSI

Lebih terperinci

FENOMENA PERPINDAHAN. LUQMAN BUCHORI, ST, MT JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNDIP

FENOMENA PERPINDAHAN. LUQMAN BUCHORI, ST, MT JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNDIP FENOMENA PERPINDAHAN LUQMAN BUCHORI, ST, MT luqman_buchori@yahoo.com JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNDIP Peristiwa Perpindahan : Perpindahan Momentum Neraca momentum Perpindahan Energy (Panas) Neraca

Lebih terperinci

SIMULASI DINAMIKA FLUIDA PADA MEDIUM BERPORI DUA DIMENSI MENGGUNAKAN METODE LATTICE BOLTZMANN. Nur aeni Rahmayani dan Irwan Ary Dharmawan *

SIMULASI DINAMIKA FLUIDA PADA MEDIUM BERPORI DUA DIMENSI MENGGUNAKAN METODE LATTICE BOLTZMANN. Nur aeni Rahmayani dan Irwan Ary Dharmawan * SIMULASI DINAMIKA FLUIDA PADA MEDIUM BERPORI DUA DIMENSI MENGGUNAKAN METODE LATTICE BOLTZMANN Nur aeni Rahmayani dan Irwan Ary Dharmawan * ABSTRAK SIMULASI DINAMIKA FLUIDA PADA MEDIUM BERPORI DUA DIMENSI

Lebih terperinci

Klasifikasi Aliran Fluida (Fluids Flow Classification)

Klasifikasi Aliran Fluida (Fluids Flow Classification) Klasifikasi Aliran Fluida (Fluids Flow Classification) Didasarkan pada tinjauan tertentu, aliran fluida dapat diklasifikasikan dalam beberapa golongan. Dalam ulasan ini, fluida yang lebih banyak dibahas

Lebih terperinci

Bab II Model Lapisan Fluida Viskos Tipis Akibat Gaya Gravitasi

Bab II Model Lapisan Fluida Viskos Tipis Akibat Gaya Gravitasi Bab II Model Lapisan Fluida Viskos Tipis Akibat Gaya Gravitasi II.1 Gambaran Umum Model Pada bab ini, kita akan merumuskan model matematika dari masalah ketidakstabilan lapisan fluida tipis yang bergerak

Lebih terperinci

Model Matematika dan Analisanya Dari Pemenuhan Kebutuhan Air Bersih di Suatu Kompleks Perumahan

Model Matematika dan Analisanya Dari Pemenuhan Kebutuhan Air Bersih di Suatu Kompleks Perumahan J. of Math. and Its Appl. ISSN: 189-605X Vol. 1, No. 1 004, 63 68 Model Matematika dan Analisanya Dari Pemenuhan Kebutuhan Air Bersih di Suatu Kompleks Perumahan Basuki Widodo Jurusan Matematika Institut

Lebih terperinci

DAFTAR NOTASI. A : sebuah konstanta, pada Persamaan (5.1)

DAFTAR NOTASI. A : sebuah konstanta, pada Persamaan (5.1) DAFTAR NOTASI A : sebuah konstanta, pada Persamaan (5.1) a c a m1 / 3 a m /k s B : Koefisien-koefisien yang membentuk elemen matrik tridiagonal dan dapat diselesaikan dengan metode eliminasi Gauss : amplitudo

Lebih terperinci

ALIRAN FLUIDA. Kode Mata Kuliah : Oleh MARYUDI, S.T., M.T., Ph.D Irma Atika Sari, S.T., M.Eng

ALIRAN FLUIDA. Kode Mata Kuliah : Oleh MARYUDI, S.T., M.T., Ph.D Irma Atika Sari, S.T., M.Eng ALIRAN FLUIDA Kode Mata Kuliah : 2035530 Bobot : 3 SKS Oleh MARYUDI, S.T., M.T., Ph.D Irma Atika Sari, S.T., M.Eng Apa yang kalian lihat?? Definisi Fluida Definisi yang lebih tepat untuk membedakan zat

Lebih terperinci

STUDI PERPINDAHAN PANAS DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM KOORDINAT SEGITIGA

STUDI PERPINDAHAN PANAS DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM KOORDINAT SEGITIGA STUDI PERPINDAHAN PANAS DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM KOORDINAT SEGITIGA Oleh : Farda Nur Pristiana 1208 100 059 JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH

Lebih terperinci

8. FLUIDA. Materi Kuliah. Staf Pengajar Fisika Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya

8. FLUIDA. Materi Kuliah. Staf Pengajar Fisika Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya 8. FLUIDA Staf Pengajar Fisika Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya Tegangan Permukaan Viskositas Fluida Mengalir Kontinuitas Persamaan Bernouli Materi Kuliah 1 Tegangan Permukaan Gaya tarik

Lebih terperinci

Panduan Praktikum 2012

Panduan Praktikum 2012 Percobaan 4 HEAD LOSS (KEHILANGAN ENERGI PADA PIPA LURUS) A. Tujuan Percobaan: 1. Mengukur kerugian tekanan (Pv). Mengukur Head Loss (hv) B. Alat-alat yang digunakan 1. Fluid Friction Demonstrator. Stopwatch

Lebih terperinci

Penelitian Numerik Turbin Angin Darrieus dengan Variasi Jumlah Sudu dan Kecepatan Angin

Penelitian Numerik Turbin Angin Darrieus dengan Variasi Jumlah Sudu dan Kecepatan Angin JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 1, (2017) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) B-13 Penelitian Numerik Turbin Angin Darrieus dengan Variasi Jumlah Sudu dan Kecepatan Angin Rahmat Taufiqurrahman dan Vivien Suphandani

Lebih terperinci

BAB 1 Keseimban gan dan Dinamika Rotasi

BAB 1 Keseimban gan dan Dinamika Rotasi BAB 1 Keseimban gan dan Dinamika Rotasi titik berat, dan momentum sudut pada benda tegar (statis dan dinamis) dalam kehidupan sehari-hari.benda tegar (statis dan Indikator Pencapaian Kompetensi: 3.1.1

Lebih terperinci

K 1. h = 0,75 H. y x. O d K 2

K 1. h = 0,75 H. y x. O d K 2 1. (25 poin) Dari atas sebuah tembok dengan ketinggian H ditembakkan sebuah bola kecil bermassa m (Jari-jari R dapat dianggap jauh lebih kecil daripada H) dengan kecepatan awal horizontal v 0. Dua buah

Lebih terperinci

PENGARUH JARAK SUMBER JET TERHADAP TEMPERATUR DINDING SELINDER

PENGARUH JARAK SUMBER JET TERHADAP TEMPERATUR DINDING SELINDER PENGARUH JARAK SUMBER JET TERHADAP TEMPERATUR DINDING SELINDER Kaprawi (1) (1) Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Unsri Jl. Raya Palembang-Prabumulih Km.3 Inderalaya 366 E-mail : kaprawis@yahoo.com Ringkasan

Lebih terperinci

SIMULASI NUMERIK PERPINDAHAN PANAS PADA DINDING TUNGKU PEMBAKARAN LAPIS BANYAK BERONGGA UDARA DENGAN METODE BEDA HINGGA

SIMULASI NUMERIK PERPINDAHAN PANAS PADA DINDING TUNGKU PEMBAKARAN LAPIS BANYAK BERONGGA UDARA DENGAN METODE BEDA HINGGA SIMULASI NUMERIK PERPINDAHAN PANAS PADA DINDING TUNGKU PEMBAKARAN LAPIS BANYAK BERONGGA UDARA DENGAN METODE BEDA HINGGA SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Definisi Fluida

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Definisi Fluida BAB II DASAR TEORI 2.1 Definisi Fluida Fluida dapat didefinisikan sebagai zat yang berubah bentuk secara kontinu bila terkena tegangan geser. Fluida mempunyai molekul yang terpisah jauh, gaya antarmolekul

Lebih terperinci

Minggu 1 Tekanan Hidrolika (Hydraulic Pressure)

Minggu 1 Tekanan Hidrolika (Hydraulic Pressure) Minggu 1 Tekanan Hidrolika (Hydraulic Pressure) Disiapkan oleh: Bimastyaji Surya Ramadan ST MT Team Teaching: Ir. Chandra Hassan Dip.HE, M.Sc Pengantar Fluida Hidrolika Hidraulika merupakan satu topik

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Persamaan Kontinuitas dan Persamaan Gerak

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Persamaan Kontinuitas dan Persamaan Gerak BAB II DASAR TEORI Ada beberapa teori yang berkaitan dengan konsep-konsep umum mengenai aliran fluida. Beberapa akan dibahas pada bab ini. Diantaranya adalah hukum kekekalan massa dan hukum kekekalan momentum.

Lebih terperinci

Keywords: RANS, UDF, Nusselt number, turbulent viscosity. Kata kunci: RANS, UDF, Nusselt number, turbulent viscosity

Keywords: RANS, UDF, Nusselt number, turbulent viscosity. Kata kunci: RANS, UDF, Nusselt number, turbulent viscosity Ethos (Jurnal Penelitian dan Pengabdian Masyarakat): 82-90 STUDI NUMERIK 2-D PERPINDAHAN PANAS ALIRAN CROSSFLOW PADA SILINDER SIRKULAR TUNGGAL DAN TANDEM DENGAN MODIFIKASI TURBULENT VISCOSITY 2-D NUMERICAL

Lebih terperinci

Aplikasi Bilangan Kompleks pada Dinamika Fluida

Aplikasi Bilangan Kompleks pada Dinamika Fluida Aplikasi Bilangan Kompleks pada Dinamika Fluida Evita Chandra (13514034) Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha 10 Bandung 40132,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan utama dalam sektor industri, energi, transportasi, serta dibidang

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan utama dalam sektor industri, energi, transportasi, serta dibidang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Proses pemanasan atau pendinginan fluida sering digunakan dan merupakan kebutuhan utama dalam sektor industri, energi, transportasi, serta dibidang elektronika. Sifat

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: ( Print) B-192

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: ( Print) B-192 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) B-192 Studi Numerik Pengaruh Baffle Inclination pada Alat Penukar Kalor Tipe Shell and Tube terhadap Aliran Fluida dan Perpindahan

Lebih terperinci

Menentukan Distribusi Temperatur dengan Menggunakan Metode Crank Nicholson

Menentukan Distribusi Temperatur dengan Menggunakan Metode Crank Nicholson Jurnal Penelitian Sains Volume 13 Nomer 2(B) 13204 Menentukan Distribusi Temperatur dengan Menggunakan Metode Crank Nicholson Siti Sailah Jurusan Fisika FMIPA, Universitas Sriwijaya, Sumatera Selatan,

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Aliran hele shaw..., Azwar Effendy, FT UI, 2008

BAB II DASAR TEORI. Aliran hele shaw..., Azwar Effendy, FT UI, 2008 BAB II DASAR TEORI 2.1 KLASIFIKASI ALIRAN FLUIDA Secara umum fluida dikenal memiliki kecenderungan untuk bergerak atau mengalir. Sangat sulit untuk mengekang fluida agar tidak bergerak, tegangan geser

Lebih terperinci

Ciri dari fluida adalah 1. Mengalir dari tempat tinggi ke tempat yang lebih rendah

Ciri dari fluida adalah 1. Mengalir dari tempat tinggi ke tempat yang lebih rendah Fluida adalah zat aliar, atau dengan kata lain zat yang dapat mengalir. Ilmu yang mempelajari tentang fluida adalah mekanika fluida. Fluida ada 2 macam : cairan dan gas. Ciri dari fluida adalah 1. Mengalir

Lebih terperinci

Studi Eksperimen Pengaruh Silinder Pengganggu Di Depan Returning Blade Turbin Angin Savonius Terhadap Performa Turbin

Studi Eksperimen Pengaruh Silinder Pengganggu Di Depan Returning Blade Turbin Angin Savonius Terhadap Performa Turbin JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5 No. 2 (2016) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) B-599 Studi Eksperimen Pengaruh Silinder Pengganggu Di Depan Returning Blade Turbin Angin Savonius Terhadap Performa Turbin Studi

Lebih terperinci

Studi Numerik Karakteristik Aliran dan Perpindahan Panas pada Tube Platen Superheater PLTU Pacitan

Studi Numerik Karakteristik Aliran dan Perpindahan Panas pada Tube Platen Superheater PLTU Pacitan Studi Numerik Karakteristik Aliran dan Perpindahan Panas pada Tube Platen Superheater PLTU Pacitan Kurniadi Heru Prabowo 1, Prabowo 2 1) Jurusan Teknik Mesin, Program Studi Magister Rekayasa Energi, ITS

Lebih terperinci

INVESTIGASI KARAKTERISTIK PERPINDAHAN PANAS PADA DESAIN HELICAL BAFFLE PENUKAR PANAS TIPE SHELL AND TUBE BERBASIS COMPUTATIONAL FLUID DYNAMICS (CFD)

INVESTIGASI KARAKTERISTIK PERPINDAHAN PANAS PADA DESAIN HELICAL BAFFLE PENUKAR PANAS TIPE SHELL AND TUBE BERBASIS COMPUTATIONAL FLUID DYNAMICS (CFD) INVESTIGASI KARAKTERISTIK PERPINDAHAN PANAS PADA DESAIN HELICAL BAFFLE PENUKAR PANAS TIPE SHELL AND TUBE BERBASIS COMPUTATIONAL FLUID DYNAMICS (CFD) Mirza Quanta Ahady Husainiy 2408100023 Dosen Pembimbing

Lebih terperinci

FakultasTeknologi Industri Institut Teknologi Nepuluh Nopember. Oleh M. A ad Mushoddaq NRP : Dosen Pembimbing Dr. Ir.

FakultasTeknologi Industri Institut Teknologi Nepuluh Nopember. Oleh M. A ad Mushoddaq NRP : Dosen Pembimbing Dr. Ir. STUDI NUMERIK PENGARUH KELENGKUNGAN SEGMEN KONTUR BAGIAN DEPAN TERHADAP KARAKTERISTIK ALIRAN FLUIDA MELINTASI AIRFOIL TIDAK SIMETRIS ( DENGAN ANGLE OF ATTACK = 0, 4, 8, dan 12 ) Dosen Pembimbing Dr. Ir.

Lebih terperinci

Studi Analitik dan Numerik Perpindahan Panas pada Fin Trapesium (Studi Kasus pada Finned Tube Heat Exchanger)

Studi Analitik dan Numerik Perpindahan Panas pada Fin Trapesium (Studi Kasus pada Finned Tube Heat Exchanger) JURNAL TEKNIK POMITS Vol., No., (013) ISSN: 337-3539 (301-971 Print) B-316 Studi Analitik dan Numerik Perpindahan Panas pada Fin Trapesium (Studi Kasus pada Finned Tube Heat Exchanger) Ahmad Zaini dan

Lebih terperinci

Kestabilan Aliran Fluida Viskos Tipis pada Bidang Inklinasi

Kestabilan Aliran Fluida Viskos Tipis pada Bidang Inklinasi 1 Jurnal Matematika, Statistika, & Komputasi Vol 5 No 1, 1-9, Juli 2008 Kestabilan Aliran Fluida Viskos Tipis pada Bidang Inklinasi Sri Sulasteri Jurusan Pend. Matematika UIN Alauddin Makassar Jalan Sultan

Lebih terperinci

Analisis Numerik Aliran Fluida di Sekitar Silinder Sirkular dengan Menggunakan Diskrititasi Order yang Berbeda

Analisis Numerik Aliran Fluida di Sekitar Silinder Sirkular dengan Menggunakan Diskrititasi Order yang Berbeda Analisis Numerik Aliran Fluida di Sekitar Silinder Sirkular dengan Menggunakan Diskrititasi Order yang Berbeda Muhammad Hasan Albana Batam Polytechnics Mechanical Engineering Study Program Parkway Street,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sebagai bintang yang paling dekat dari planet biru Bumi, yaitu hanya berjarak sekitar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sebagai bintang yang paling dekat dari planet biru Bumi, yaitu hanya berjarak sekitar BAB NJAUAN PUSAKA Sebagai bintang yang paling dekat dari planet biru Bumi, yaitu hanya berjarak sekitar 150.000.000 km, sangatlah alami jika hanya pancaran energi matahari yang mempengaruhi dinamika atmosfer

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISA DAN PEMBAHASAN HASIL EKSPERIMEN

BAB 4 ANALISA DAN PEMBAHASAN HASIL EKSPERIMEN BAB 4 ANALISA DAN PEMBAHASAN HASIL EKSPERIMEN 4.1 Data Penelitian Pada metode ini, udara digunakan sebagai fluida kerja, dengan spesifikasi sebagai berikut: Asumsi aliran steady dan incompressible. Temperatur

Lebih terperinci

POSITRON, Vol. IV, No. 2 (2014), Hal ISSN :

POSITRON, Vol. IV, No. 2 (2014), Hal ISSN : Simulasi Aliran Fluida Crude Palm Oil (CPO) dan Air Pada Pipa Horizontal Menggunakan Metode Volume Hingga Bedry Yuveno Denny 1*), Yoga Satria Putra 1), Joko Sampurno 1), Agato 2) 1) Jurusan Fisika Fakultas

Lebih terperinci

DINAMIKA ROTASI DAN KESETIMBANGAN BENDA TEGAR

DINAMIKA ROTASI DAN KESETIMBANGAN BENDA TEGAR DINAMIKA ROTASI DAN KESETIMBANGAN BENDA TEGAR Fisika Kelas XI SCI Semester I Oleh: M. Kholid, M.Pd. 43 P a g e 6 DINAMIKA ROTASI DAN KESETIMBANGAN BENDA TEGAR Kompetensi Inti : Memahami, menerapkan, dan

Lebih terperinci

SOAL DAN PEMBAHASAN FINAL SESI II LIGA FISIKA PIF XIX TINGKAT SMA/MA SEDERAJAT

SOAL DAN PEMBAHASAN FINAL SESI II LIGA FISIKA PIF XIX TINGKAT SMA/MA SEDERAJAT SOAL DAN PEMBAHASAN FINAL SESI II LIGA FISIKA PIF XIX TINGKAT SMA/MA SEDERAJAT 1. VEKTOR Jika diketahui vektor A = 4i 8j 10k dan B = 4i 3j + 2bk. Jika kedua vektor tersebut saling tegak lurus, maka tentukan

Lebih terperinci

SIMULASI ALIRAN PANAS PADA SILINDER YANG BERGERAK. Rico D.P. Siahaan, Santo, Vito A. Putra, M. F. Yusuf, Irwan A Dharmawan

SIMULASI ALIRAN PANAS PADA SILINDER YANG BERGERAK. Rico D.P. Siahaan, Santo, Vito A. Putra, M. F. Yusuf, Irwan A Dharmawan SIMULASI ALIRAN PANAS PADA SILINDER YANG BERGERAK Rico D.P. Siahaan, Santo, Vito A. Putra, M. F. Yusuf, Irwan A Dharmawan ABSTRAK SIMULASI ALIRAN PANAS PADA SILINDER YANG BERGERAK. Aliran panas pada pelat

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 1, (2016) ISSN: ( Print) B36

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 1, (2016) ISSN: ( Print) B36 B36 Simulasi Numerik Aliran Tiga Dimensi Melalui Rectangular Duct dengan Variasi Bukaan Damper Edo Edgar Santosa Putra dan Wawan Aries Widodo Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri, Institut

Lebih terperinci

Bab III Model Proses Deformasi Benang Viscoelastis Linear di Lingkungan Fluida Newton

Bab III Model Proses Deformasi Benang Viscoelastis Linear di Lingkungan Fluida Newton Bab III Model Proses Deformasi Benang Viscoelastis Linear di Lingkungan Fluida Newton III.1 Stress dan Strain Salah satu hal yang penting dalam pengkonstruksian model proses deformasi suatu fluida adalah

Lebih terperinci

RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS) SEMESTER GANJIL 2012/2013

RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS) SEMESTER GANJIL 2012/2013 RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS) SEMESTER GANJIL 2012/2013 Mata Kuliah : Fisika Dasar/Fisika Pertanian Kode / SKS : PAE 112 / 3 (2 Teori + 1 Praktikum) Status : Wajib Mata Kuliah

Lebih terperinci

JUDUL TUGAS AKHIR ANALISA KOEFISIEN GESEK PIPA ACRYLIC DIAMETER 0,5 INCHI, 1 INCHI, 1,5 INCHI

JUDUL TUGAS AKHIR  ANALISA KOEFISIEN GESEK PIPA ACRYLIC DIAMETER 0,5 INCHI, 1 INCHI, 1,5 INCHI JUDUL TUGAS AKHIR http://www.gunadarma.ac.id/ ANALISA KOEFISIEN GESEK PIPA ACRYLIC DIAMETER 0,5 INCHI, 1 INCHI, 1,5 INCHI ABSTRAKSI Alat uji kehilangan tekanan didalam sistem perpipaan dibuat dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Gesekan

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Gesekan 5 BAB II DASAR TEORI 2.1 Gesekan Ketika dua benda saling bersinggungan satu dengan yang lainnya, apabila diamati pergerakannya seperti dilawan oleh suatu gaya. Fenomena ini adalah gesekan (friction); sedangkan

Lebih terperinci

mempunyai satuan momentum per satuan luas per satuan waktu [ (kg)(m/det)/(m 2 )(det)] atau

mempunyai satuan momentum per satuan luas per satuan waktu [ (kg)(m/det)/(m 2 )(det)] atau OENU RNSFER (VISCOSIY) y (y) v x x V Fluida terleta diantara dua plat yang sejajar. Jia fluida mula-mula diam, emudian pada pelat bawah (y0) digeraan dengan ecepatan v, maa profil ecepatan fluida sepanjang

Lebih terperinci