Cara kerja motor diesel

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Cara kerja motor diesel"

Transkripsi

1 Kegiatan Belajar 3: Sistem bahan bakar konvensional motor diesel Uraian Materi 1. Proses pembakaran pada motor diesel Tiga syarat minimal yang harus dipenuhi terjadinya proses pembakaran pada motor diesel yaitu adanya bahan bakar, oksigen, dan panas. Bahan bakar untuk motor diesel dapat berupa Solar, Bio diesel, Pertamina dex, maupun Dexlite. Oksigen terdapat di dalam udara, sedang panas berasal dari udara yang dimampatkan (dikompresikan). Tahapan (sequence) cara kerja motor diesel, dapat dilihat pada gambar berikut ini: Gambar 1. Cara kerja motor diesel Pada saat langkah isap atau pemasukan (intake), piston bergerak dari TMA ke TMB, katup masuk membuka, katup buang menutup sehingga udara masuk ke dalam silinder. Pada saat langkah kompresi atau pemampatan (compression), piston bergerak dari TMB ke TMA, katup masuk dan katup buang keduanya menutup, sehingga udara yang ada di dalam silinder dimampatkan oleh piston, akibatnya tekanan dan suhunya naik. Beberapa derajat sebelum piston mencapai TMA, bahan bakar disemprotkan oleh injektor maka terjadilah proses pembakaran. Pada langkah ini disebut langkah usaha atau tenaga (power), piston bergerak dari TMA ke TMB, sementara kedua katup masih menutup. Langkah selanjutnya adalah langkah pembuangan atau pengeluaran (exhaust), piston bergerak dari TMB ke TMA, katup masuk menutup, katup buang membuka shingga gas buang keluar melalui saluran peembuangan (knalpot). Proses pembakaran pada motor diesel yang ditunjukkan pada gambar berikut ini adalah hubungan antara tekanan dan waktu. 1

2 Gambar 2. Proses pembakaran pada motor diesel Proses pembakaran tersebut dapat dibagi atas beberapa periode: a. Periode pertama: Periode Waktu Pembakaran Tertunda (A B) Periode ini merupakan phase persiapan pembakaran, dimana bahan bakar yang berbentuk kabut bercampur dengan udara di dalam silinder agar mudah terbakar. Penambahan tekanan di dalam silinder diakibatkan oleh perubahan posisi poros engkol. b. Periode kedua: Periode Perambatan Api (B C) Pada periode ini campuran udara dan bahan bakar akan terbakar di beberapa tempat di dalam silinder, sehingga di beberapa tempat terjadi pembakaran. Nyala api yang terjadi akan merambat dengan kecepatan tinggi sehingga seolah-olah campuran udara dan bahan bakar terbakar sekaligus. Keadaan tersebut mengakitkan tekanan dalam silinder naik, sehingga periode ini sering disebut pembakaran letup. Kenaikan tekanan pada periode ini tergantung jumlah campuran udara dan bahan bakar yang masuk ke dalam silinder. c. Periode ketiga: Periode Pembakaran Langsung (C D) Akibat nyala api di dalam silinder, maka campuran udara dan bahan bakar yang diinjeksikan langsung terbakar sehingga periode ini disebut pembakaran langsung. Pada periode ini, pembakaran dapat dikontrol dari 2

3 jumlah bahan bakar yang diinjeksikan, sehingga periode ini sering disebut periode pembakaran dikontrol d. Periode keempat: Periode Pembakaran Lanjut (D E) Pada periode ini proses penginjeksian berakhir di titik D, namun bahan bakar belum terbakar seluruhnya, sehingga meskipun penyemprotan bahan bakar telah berakhir, namun proses pembakaran masih tetap berlangsung. Apabila periode pembakaran lanjut ini terlalu lama, maka temperatur gas buang akan tinggi sehingga mengakibatkan efisiensi panas turun. 2. Pengabut motor diesel Pengabut atau injektor pada motor diesel berfungsi untuk merubah bentuk fisik bahan bakar yang sebelumnya berbentuk cair menjadi kabut (butiran kecil). Tujuan dirubahnya bentuk fisik bahan bakar tersebut adalah untuk memudahkan terjadinya proses pembakaran di dalam silinder. Terdapat beberapa jenis pengabut antara lain jenis single hole dan multi hole. Komponen utama pengabut adalah body pengabut (nozzle body) dan jarum pengabut (nozzle needle) seperti terlihat pada gambar berikut ini: Gambar 3. Komponen utama pengabut Jarum pengabut akan terangkat ke atas apabila ada tekanan bahan bakar dari pompa injeksi sehingga lubang pada body pengabut akan terbuka. Pada kondisi tersebut bahan bakar keluar dari pengabut dalam bentuk butiranbutiran kecil (kabut) dengan tekanan tertentu. Kembalinya jarum pengabut ke bawah dikarenakan adanya tegangan pegas pengembali yang terletak di 3

4 atas jarum pengabut. Secara rinci komponen nama-nama komponen pengabut dapat dilihat pada gambar berikut ini. Gambar 4. Konstruksi pengabut Adapun cara pengabut dapat diuraikan sebagai berikut: a. Sebelum penginjeksian Bahan bakar dari pompa injeksi yang sudah bertekanan tinggi mengalir melalui saluran (oil passage) yang ada pada nozzle holder menuju ke oil pool pada bagian bawah nozzle body. Gambar 5. Sebelum penginjeksian 4

5 b. Penginjeksian Apabila tekanan bahan bakar dari pompa injeksi naik, maka tekanan tersebut akan mendorong nozzle needle ke atas melawan tegangan pegas sehingga lubang nozzle body terbuka. Akibatnya bahan bakar ke luar melalui lubang nozzle. Gambar 6. Penginjeksian c. Akhir penginjeksian Apabila tekanan bahan bakar dari pompa injeksi turun, maka tekanan pegas akan mengembalikan posisi nozzle needle ke bawah menutup lubang nozzle body. Akibatnya aliran bahan bahan bakar dari pengabut terhenti. Gambar 7. Akhir penginjeksian Secara umum injektor motor diesel dibagi menjadi dua yaitu model lubang dan model pin. Model lubang ada dua macam yaitu model lubang satu (single hole) dan model lubang banyak (multiple hole). Model pin ada dua macam yaitu tipe throttle dan tipe pintle. 5

6 Gambar 8. Jenis-jenis injektor Pada umumnya injektor model lubang banyak digunakan pada motor diesel dengan injeksi langsung (direct injection), sedang model pin umumnya digunakan pada motor diesel dengan ruang bakar muka atau ruang bakar pusar. 3. Sistem Bahan Bakar Motor Diesel dengan Pompa Injeksi In Line Pada gambar berikut ini adalah sistem bahan bakar motor diesel konvensional menggunakan pompa injeksi in line yang aliran bahan bakarnya dapat dilihat sebagai berikut: Bahan bakar yang ada di dalam tanki (fuel tank) dihisap oleh feed pump, kemudian dialirkan ke water sedimenter fuel filter unit elemen pompa injektor (injection nozzle) sesuai F.O. (firing order) 6

7 Gambar 9. Sistem Bahan Bakar Motor Diesel dengan Pompa Injeksi In Line Bahan bakar yang keluar dari elemen pompa injeksi sudah bertekanan tinggi kemudian dialirkan ke pengabut untuk dimasukkan ke dalam ruang bakar. Kebutuhan bahan bakar yang masuk ke dalam silinder tergantung putaran dan beban mesin, sehingga ada sebagian bahan bakar yang tidak diperlukan. Untuk itu diperluakan saluran pengembali (over flow/fuel return line) untuk memberi kesempatan bahan bakar yang tidak diperlukan kembali ke tanki lagi. Dengan demikian over flow (fuel return line) pada motor diesel fungsinya untuk mengalirkan sisa bahan bakar dari pengabut menuju ke tanki bahan bakar. Pada sistem bahan bakar tersebut juga dilengkapi dengan water sedimenter yang berfungsi untuk memisahkan antara air dengan bahan bakar. Apabila di dalam sistem terdapat air, maka air tersebut akan berada di bawah karena berat jenis air lebih berat dari pada bahan bakar sehingga cairan yang masuk ke dalam silinder tidak bercampur dengan air. Dengan demikian elemen pompa injeksi akan terhindar dari kerusakan akibat masuknya air ke dalam elemen pompa injeksi. Jumlah air yang ada di dalam water sedimenter dapat dideteksi melalui indikator yang ada di dashboard. Apabila jumlah air dalam water sedimenter sudah cukup banyak maka dapat dikeluarkan melalui baut penguras. 7

8 a. Elemen pompa injeksi Elemen pompa injeksi pada pompa injeksi in line terdiri atas: plunger dan barrel (cylinder). Pada plunger terdapat control groove atau control helix yang berfungsi untuk mengatur banyak sedikitnya bahan bakar yang diinjeksikan. Pada cylinder terdapat feed hole sebagai saluran masuk bahan bakar dan coakan untuk mengunci supaya barrel tidak bisa berputar. Gambar 10. Elemen pompa injeksi Langkah efektif (effevtive stroke) adalah langkah yang menimbulkan penekanan bahan bakar, dihitung dari permukaan feed hole bawah sampai permukaan helix bagian atas. Langkah efektif tersebut mempengaruhi banyak sedikitnya bahan bakar yang diinjeksikan ke dalam silinder. Gambar 11. Langkah efektif 8

9 Gambar 12. Cara kerja elemen pompa injeksi 1) Gambar (a) menunjukkan bahwa plunger sedang pada posisi di titik mati bawah, bahan masuk melalui feed hole ke ruang penyalur (delivery chamber) pada bagian atas plunger. 2) Pada saat camshaft berputar dan nok mulai menyentuh plunger, maka plunger bergerak ke atas (gambar b), maka ketika lubang feed hole tertutup oleh plunger terjadilah proses penekanan bahan bakar. Ketika plunger bergerak ke atas lagi, bahan bakar yang ada di dalam delivery chamber mendorong delivery valve (katup penyalur) dan keluar melalui pipa tekanan tinggi menuju injektor. 3) Selama camshaft berputar, plunger tetap bergerak ke atas, tetapi ketika bibir atas control groove bertemu dengan bibir bawah feed hole, maka penyaluran bahan bakar akan terhenti. 4) Gerakan plunger ke atas selanjutnya akan mengakibatkan bahan bakar yang ada di dalam delivery chamber masuk melalui lubang pada permukaan atas plunger dan mengalir ke feed hole menuju ruang isap (suction chamber), sehingga tidak ada bahan bakar yang disalurkan (gambar d) Gambar 13. Pengaturan jumlah bahan bakar 9

10 Bagian atas plunger (lead) terdapat suatu alur yang dinamakan dengan helical groove atau control groove. Fungsi helical groove tersebut untuk mengatur banyaknya jumlah bahan bakar yang akan diinjeksikan ke dalam ruang bakar. Pada motor diesel terdapat beberapa bentuk alur pada bagian atas plunger seperti ditunjukkan pada gambar berikut ini. Gambar 14. Macam-macam elemen pompa injeksi Kepala plunger atau lead dibagi menjadi dua tipe, yaitu right lead plunger dan left lead plunger. Pada right lead plunger, ketika plunger tersebut digerakkan ke kanan jika dilihat dari bawah plunger, jumlah bahan bakar yang disuplai semakin banyak. Pada left lead plunger, ketika plunger tersebut digerakkan ke kiri jika dilihat dari bawah, maka suplai bahan bakar akan semakin banyak. Kepala plunger pada model B mempunyai bentuk alur yang dinamakan dengan spiral control groove, sedangkan pada model A dan P dinamakan straight groove. 10

11 Gambar 15. Tanda pada driving face Untuk mengetahui apakah plunger tersebut termasuk right lead atau left lead plunger dapat dilihat pada driving face yang ada di plunger. Apabila pada driving face terdapat tanda R berarti plunger tersebut termasuk type right lead plunger, sedangkan apabila terdapat huruf L berarti termasuk left lead plunger. b. Governor Governor pada motor diesel berfungsi untuk mengatur putaran sesuai beban mesin. Secara rinci fungsi governor pada motor diesel dapat diuraikan sebagai berikut: 1) Memudahkan mesin saat start dengan memperbanyak suplai bahan bakar. 2) Mencegah overspeed 3) Membatasi putaran mesin saat idle 4) Membatasi putaran mesin maksimum Berikut ini menunjukkan konstruksi governor vacuum pada motor diesel. Nampak pada gambar tersebut bahwa control rack tidak digerakkan langsung oleh pedal gas, tetapi dihubungkan melalui mekanisme governor. Dengan demikian setiap gerakan pedal gas hanya akan mempengaruhi pembukaan katup throttle. Semakin dalam pedal gas diinjak, semakin lebar katup throttle membuka. Apabila pedal gas dilepas, kevakuman yang ada 11

12 venturi semakin besar, sebaliknya apabila pedal gas ditekan maka kevakuman di venturi semakin kecil. Selanjutnya kevakuman yang terjadi di venturi dihubungkan ke ruang vakum (vacuum chamber) pada governor melalui selang vakum. Besar kecilnya kevakuman yang terjadi di ruang vakum akan mempengaruhi gerakan membran (diaphragm). Gambar 16. Governor vacuum pada motor diesel Pada gambar berikut nampak bahwa ketika pedal gas dilepas, kevakuman yang terjadi di venturi besar sehingga kevakuman yang terjadi di ruang vakum mampu melawan pegas utama (main spring) mengakibatkan membran bergerak ke kanan. Dengan demikian maka control rack juga bergerak ke kanan sehingga suplay bahan bakar ke dalam sillinder berkurang (minimum). a. Saat pedal gas dilepas b. Saat pedal gas ditekan Gambar 17. Cara kerja governor vacuum 12

13 Sebaliknya apabila pedal gas ditekan, maka kevakuman yang terjadi di venturi semakin kecil. Dengan demikian kevakuman yang terjadi di ruang vakum juga mengecil sehingga membran bergerak ke kiri terdorong oleh pegas utama. Akibatnya control rack bergerak ke kiri menyebabkan suplay bahan bakar ke dalam silinder bertambah. c. Automatic timer Pada motor diesel, automatic timer berfungsi untuk memajukan saat injeksi pada putaran tinggi. Berikut ini adalah komponen-komponen automatic timer pada motor diesel yang menggunakan pompa injeksi in line. Automatic timer bekerja karena adanya gaya centrifugal, yaitu gaya yang cenderung meninggalkan titik pusat. Gaya centrifugal tergantung putaran mesin, semakin tinggi putaran mesin maka gaya centrifugal yang terjadi semakin besar. Dengan demikian bekerjanya automatic timer secara otomatis selaras dengan perubahan putaran mesin. Gambar 18. Automatic timer Adapun cara kerja automatic timer dapat dijelaskan sebagai berikut. Apabila putaran mesin bertambah maka gaya sentrifugal (F) juga bertambah mangakibatkan timer weight (E) bergerak ke arah luar. Permukaan (D) dari timer weight meluncur sesuai dengan advance flange pada sisi sepanjang journal (A) dari driving flange. Pada kondisi tersebut, jarak (L) antara journal (A) dan dowel (B) pada timer hub akan berkurang. 13

14 Gambar 19. Cara kerja automatic timer Dengan demikian driving flange, timer hub (tetap pada drive shaft) dan cam shaft pompa dapat berubah relatif terhadap posisi putarannya sebesar sudut advance. Komponen gaya sentrifugal untuk menggerakkan timer weight ke luar sesuai dengan tegangan pegas (C). Sudut advance bertambah sesuai dengan bertambahnya putaran mesin. 4. Sistem Bahan Bakar Motor Diesel dg. Pompa Injeksi Ditributor Type VE Pada gambar berikut adalah sistem bahan bakar konvensional pada motor diesel menggunakan pompa injeksi distributor type VE. Kepanjangan VE adalah "Verteiler Einspritz (bahasa Jerman). Gambar 20. Sistem Bahan Bakar Motor Diesel dengan Pompa Injeksi Ditributor Type VE Pada sistem BB tersebut, bahan bakar yang ada di dalam tanki (fuel tank) dihisap oleh feed pump melalui water sedimenter dan fuel filter masuk ke dalam 14

15 rumah pompa memenuhi seluruh ruangan yang ada di dalam pompa. Tekanan bahan bakar di dalam rumah pompa (inner pressure) diatur oleh pressure regulator. Selanjutnya bahan bakar yang sudah memenuhi ruangan dalam rumah pompa mengalir melalui fuel cut off solenoid menuju pump plunger. Bahan bakar yang sudah masuk ke dalam pump plunger dinaikkan tekanannya sekaligus didistribusikan ke masing-masing pengabut sesuai F.O. (firing order). Dalam hal ini fuel cut off solenoid berfungsi membuka dan menutup aliran bahan bakar dari ruang dalam pompa menuju pump plunger. Untuk mengendalikan kerja fuel cut off solenoid, diperlukan arus dari batterei melalui kunci kontak. Di dalam rumah pompa juga terdapat mechanical governor dan timer sebagai kelengkapan pompa injeksi. Mechanical governor berfungsi untuk mengatur putaran sesuai beban mesin, sedang timer berfungsi untuk mengajukan saat injeksi pada putaran tinggi. Dari gambar tersebut nampak bahwa jumlah pump plunger hanya satu meskipun jumlah silinder motor lebih dari satu. Dalam hal ini pump plunger selain bergerak ke kiri dan ke kanan juga berputar (gerakan translasi dan rotasi sekaligus). Gerakan pump plunger ke kiri dan ke kanan bertujuan untuk menghisap dan menaikkan tekanan bahan bakar, sedang gerak putar pump plunger untuk menyalurkan bahan bakar yang sudah bertekanan mengalir ke dalam masing-masing injektor sesuai F.O. a. Pump plunger dan kelengkapannya Rangkaian penggerak plunger terdiri atas: drive shaft, roller ring, coupling, cam plate, dan plunger. Apabila drive shaft berputar, maka coupling, cam plate, dan plunger ikut berputar. Sementara roller ring tidak berputar (diam). Pada roller ring terdapat roller yang jumlahnya sesuai dengan jumlah silinder mesin, sedangkan pada cam plate terdapat cam yang jumlahnya juga sama dengan jumlah silinder. Pada saat cam bertemu roller maka plunger akan bergerak ke kanan dan ke kiri. Dengan demikian gerakan plunger disamping berputar, juga bergerak translasi. Gerakan plunger ke kanan dan ke kiri (translasi) melakukan pengisapan dan penekanan bahan bakar, sedang gerak putar plunger untuk mendistribusikan bahan bakar yang telah bertekanan ke masing-masing injektor. 15

16 Gambar 21. Rangkaian unit plunger Penyaluran bahan bakar ke setiap nozzle dapat dilihat pada gambar berikut ini. Gambar 22. Penyaluran bahan bakar ke setiap nozzle Pada saat suction port bertemu dengan suction groove, maka bahan bakar akan masuk ke suction groove. Dari suction groove kemudian bahan bakar mengalir ke lubang tengah plunger. Proses pengisapan ini terjadi saat plunger bergerak ke kiri. Ketika plunger bergerak ke kanan, bahan bakar keluar melalui distribution port dalam keadaan sudah bertekanan. Dari distribution port selanjutnya bahan bakar disalurkan ke distribution passage menuju ke injektor. b. Feed pump Feed pump berfungsi untuk menghisap bahan bakar dari tanki menuju ruang dalam pompa. Pada gambar berikut nampak gambar feed pump jenis vane pump, yaitu jenis pompa yang dilengkapi dengan sudu-sudu (blade) yang terletak pada rotor. Antara rotor dan rumah pompa dipasang tidak 16

17 sepusat (eccentric), sehingga memungkinkan sudu-sudu keluar dari rumah rotor karena gaya sentrifugal. Pada saat rotor berputar ke kiri (sesuai arah anak panah), maka pada posisi tertentu sudu-sudu akan keluar dari rotor akibat gaya sentrifugal yaitu gaya yang cenderung meninggalkan titik pusat. Pada kondisi tersebut sudu tersebut membawa bahan bakar menuju ke ruang dalam pompa dan ke timer. Tekanan bahan bakar akan semakin meningkat seiring dengan putaran rotor. Semakin tinggi putaran rotor, maka tekanan bahan bakar di dalam rumah pompa semakin meningkat. Apabila tekanan bahan bakar melebihi tegangan pegas regulating valve, maka bahan bakar akan mengalir ke saluran masuk melalui regulating valve. Dengan demikian tekanan bahan bakar di dalam ruang pompa akan konstant pada putaran tertentu. Gambar 23. Feed pump c. Termination Bila plunger bergerak ke kanan lebih lanjut, dua spill port pada plunger terbuka dari spill ring dan bahan bakar bertekanan rendah tertekan ke belakang masuk ke rumah pompa melalui spill port. Tekanan bahan bakar tiba-tiba akan turun dan injeksipun berakhir. 17

18 Gambar 24. Termination d. Pressure Equalization (Penyamaan Tekanan) Apabila plunger berputar 180 setelah pengiriman bahan bakar, alur penyamaan tekanan (pressure equalizing groove) segaris dengan saluran distribusi (distribution passage) sehingga tekanan bahan bakar di dalam saluran dan ruang pompa menjadi sama. Hal tersebut untuk menghindari terjadinya perbedaan pengiriman bahan bakar ke setiap silinder. Gambar 25. Penyamaan tekanan e. Fuel cut solenoid Sesuai dengan namanya, fuel cut solenoid berfungsi untuk membuka dan menutup saluran bahan bakar yang berasal dari ruang dalam pompa menuju pump plunger. Unit fuel cut solenoid terdiri atas; kumparan, pegas, dan katup. Apabila kumparan tersebut dialiri arus, maka kumparan akan menjadi magnet sehingga katup akan tertarik ke atas. Akibatnya saluran 18

19 terbuka sehingga bahan bakar yang ada di ruangan dalam pompa mengalir menuju suction port yang ada di pump plunger. Kondisi tersebut terjadi pada saat mesin hidup, karena fuel cut solenoid terhubung dengan baterei melalui kunci kontak. Apabila kunci kontak dioffkan, maka aliran arus ke fuel cut solenoid terputus sehingga kemagnitannya hilang. Akibatnya katup bergerak ke bawah karena adanya pegas pengembali sehingga aliran bahan bakar dari ruang pelampung menuju suction port terhenti. Gambar 26. Cara kerja fuel cut solenoid f. Pump plunger dan spill ring Pada pump plunger terdapat lubang-lubang antara lain; distribution port (lubang distribusi) dan suction port (lubang pengisian). Jumlah lubang pengisian sama dengan jumlah silinder, sedang jumlah distribution port hanya satu. Komponen lain yang selalu berkaitan dengan pump plunger adalah spill ring. Posisi spill ring terhadap pump plunger akan mempengaruhi banyak sedikitnya bahan bakar yang disalurkan ke injektor. Gambar 27. Plunger dan spill ring Gambar berikut menunjukkan posisi spill ring terhadap pump plunger. Banyak sedikitnya bahan bakar yang diinjeksikan tergantung posisi spill ring terhadap pump plunger, karena akan mempengaruhi langkah efektif. 19

20 Apabila sipll ring bergerak ke kiri, maka akan memperkecil langkah efektif (L), sehingga bahan bakar yang diinjeksikan semakin sedikit. Sebaliknya jika spill ring digeser ke kanan, maka akan memperbesar langkah efektif (L), sehingga bahan bakar yang diinjeksikan semakin banyak. Mekanisme yang menggerakkan spill ring adalah pedal gas melalui governor. Apabila pedal gas ditekan, maka spill ring akan bergerak ke kanan sehingga langkah efektif semakin besar. Sebaliknya apabila pedal gas dilepas, maka spill ring bergerak ke kiri sehingga langkah efektif semakin kecil. Gambar 28. Langkah efektif g. Mechanical governor Pada sistem bahan konvensional motor diesel, governor berfungsi untuk mengatur putaran sesuai dengan beban mesin. Dengan adanya governor, maka tugas operator akan lebih mudah karena tidak perlu merubah putaran meskipun beban mesin selalu berubah-ubah. Konstruksi governor dapat dilihat pada gambar berikut ini. 20

21 Gambar 29. Konstruksi governor Apabila drive shaft berputar satu kali, governor shaft gear dan flyweight holder berputar 1,6 kali. Pada flyweight holder terdapat empat buah bandul (flyweight). Tegangan control spring selalu berubah-ubah seiring dengan perubahan beban mesin sesuai dengan penekanan pedal gas. Susunan unit governor lever terdiri atas: guide lever, control lever, dan tension lever. Guide lever distabilkan oleh titik tumpu (fulcrum) D pada rumah governor. Guide lever, control lever, dan tension lever dihubungkan pada titik tumpu (fulcrum) A. Susunan dari governor lever menggerakkan spill ring ke kiri atau ke kanan sesuai putaran dan beban mesin. Selanjutnya gerakan spill ring tersebut akan mengatur banyak sedikitnya bahan bakar yang akan diinjeksikan oleh pengabut. Adapun cara kerja governor dapat dijelaskan sebagai berikut: 1) Saat starting Apabila pedal gas ditekan, adjusting lever akan bergerak ke arah posisi terbuka penuh. Tension lever tertarik oleh control spring sehingga tension lever menyentuh stoper atas. Pada saat mesin berhenti, bandul-bandul (flyweight) tidak bergerak dan control lever menekan governor sleeve dengan tegangan ringan dari start spring, jadi flyweight dalam keadaan menutup penuh. Pada kondisi tersebut, control lever pada titik tumpu A berputar berlawanan arah jarum jam dan menggerakkan spill ring ke arah posisi start. 21

22 Gambar 30. Governor saat starting 2) Saat idling Setelah mesin hidup dan pedal gas dilepas, adjusting lever kembali ke posisi idle. Pada posisi ini hampir tidak ada tegangan control spring pada adjusting lever sehingga pada rpm rendah flyweight mengembang ke arah luar. Idle spring dan damper spring menjadi mengkerut oleh dorongan governor sleeve, sedangkan control lever dan tension lever bergerak ke kanan. Dengan demikian control lever berputar searah jarum jam pada titik tumpu A memposisikan spill ring pada posisi idle. Gambar 31. Governor saat idling 22

23 3) Saat kecepatan maksimum Apabila putaran mesin bertambah, dorongan flyweight menjadi lebih besar dibanding tegangan control spring. Tension lever dan control lever akan menyatu dan berputar searah jarum jam pada titik tumpu A. Dengan demikian spill ring bergerak ke arah pengurangan bahan bakar untuk mencegah engine overrun. Gambar 32. Governor saat kecepatan tinggi 4) Saat beban penuh Apabila pedal gas ditekan, adjusting lever bergerak ke posisi full dan tegangan control spring menjadi lebih besar, damper spring mengkerut penuh dan tidak bekerja. Tension lever akan menyentuh stoper atas dan tetap tidak bergerak. Selanjutnya control lever didorong oleh governor sleeve, control lever berhubungan dengan tension lever sehingga spill ring mempertahankan pada posisi full load. 23

24 Gambar 33. Governor saat beban penuh Pada mechanical governor juga dilengkapi dengan full set screw yang fungsinya untuk penyetelan volume injeksi full load. Apabila full set screw diputar searah jarum jam, maka guide lever akan berputar berlawanan arah jarum jam dengan titik tumpu D sehingga control lever yang diikatkan pada titik tumpu A akan bergerak berlawanan jarum jam di sekitar titik tumpu D menggerakkan spill ring ke kanan sehingga memperbanyak bahan bakar yang diinjeksikan ke dalam silinder. h. Automatic timer Automatic timer pada sistem bahan bakar motor diesel berperan sebagai sarana untuk memajukan saat injeksi pada putaran tinggi. Fungsinya sama dengan centrifugal advancer dan atau vacuum advander sistem pengapian pada motor bensin. 24

25 Gambar 34. Automatic timer Komponen automatic timer terdiri atas: timer piston, timer spring, dan slide pin. Pada gambar nampak bahwa putaran cam plate berlawanan arah jarum jam, dengan demikian putaran plunger sama dengan putaran cam plate. Sementara slide pin menghubungkan timer piston dengan roller ring, sehingga jika timer piston bergerak maka roller ring juga ikut bergerak. Apabila tekanan bahan bakar dalam ruang pompa masih di bawah tekanan timer spring, maka timer piston pada posisi paling kanan. Pada saat putaran mesin dinaikkan, maka tekanan bahan bakar dalam ruang pompa bertambah sehingga mampu menggerakkan timer piston ke kiri melawan tekanan timer spring. Pada kondisi ini slide pin menggerakkan roller ring searah jarum jam atau berlawanan dengan putaran cam plate. Akibatnya bertemunya cam pada cam plate dengan roller ring lebih cepat, sehingga saat injeksi lebih maju. Apabila putaran mesin diturunkan, maka tekanan bahan bakar dalam ruang pompa juga turun sehingga tekanan timer spring lebih besar dibanding tekanan bahan bakar dalam ruang pompa. Akibatnya timer piston bergerak ke kanan dan berakibat slide pin menggerakkan roller ring berlawanan jarum jam atau searah dengan putaran cam plate sehingga timing injeksi menjadi mundur. 25

BAB II. LANDASAN TEORI

BAB II. LANDASAN TEORI BAB II. LANDASAN TEORI 2.1. Mengenal Motor Diesel Motor diesel merupakan salah satu tipe dari motor bakar, sedangkan tipe yang lainnya adalah motor bensin. Secara sederhana prinsip pembakaran pada motor

Lebih terperinci

Mesin Diesel. Mesin Diesel

Mesin Diesel. Mesin Diesel Mesin Diesel Mesin Diesel Mesin diesel menggunakan bahan bakar diesel. Ia membangkitkan tenaga yang tinggi pada kecepatan rendah dan memiliki konstruksi yang solid. Efisiensi bahan bakarnya lebih baik

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR CARA KERJA DAN TROUBLESHOOTING SISTEM BAHAN BAKAR ISUZU PANTHER 4JA1-L

TUGAS AKHIR CARA KERJA DAN TROUBLESHOOTING SISTEM BAHAN BAKAR ISUZU PANTHER 4JA1-L TUGAS AKHIR CARA KERJA DAN TROUBLESHOOTING SISTEM BAHAN BAKAR ISUZU PANTHER 4JA1-L Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Program Diploma 3 Untuk Menyandang Sebutan Ahli Madya Disusun oleh: Nama

Lebih terperinci

PERAWATAN & PERBAIKAN INJECTION PUMP TIPE DISTRIBUTOR HYUNDAI HD 5 ZAINUL ARISMAN HIDAYAT

PERAWATAN & PERBAIKAN INJECTION PUMP TIPE DISTRIBUTOR HYUNDAI HD 5 ZAINUL ARISMAN HIDAYAT PERAWATAN & PERBAIKAN INJECTION PUMP TIPE DISTRIBUTOR HYUNDAI HD 5 TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Diploma III (Ahli Madya) Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Padang Oleh

Lebih terperinci

TROUBLE SHOOTING SISTEM INJEKSI MESIN DIESEL MITSUBISHI L300 DAN CARA MENGATASINYA

TROUBLE SHOOTING SISTEM INJEKSI MESIN DIESEL MITSUBISHI L300 DAN CARA MENGATASINYA TROUBLE SHOOTING SISTEM INJEKSI MESIN DIESEL MITSUBISHI L300 DAN CARA MENGATASINYA Suprihadi Agus Program Studi D III Teknik Mesin Politeknik Harapan Bersama Jln. Mataram No. 09 Tegal Telp/Fax (0283) 352000

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Motor Bakar Motor bakar adalah mesin atau peswat tenaga yang merupakan mesin kalor dengan menggunakan energi thermal dan potensial untuk melakukan kerja mekanik dengan

Lebih terperinci

SISTEM BAHAN BAKAR ( FUEL SYSTEM )

SISTEM BAHAN BAKAR ( FUEL SYSTEM ) SISTEM BAHAN BAKAR ( FUEL SYSTEM ) Adalah sistim yang terdapat pada engine diesel yang berfungsi untuk mensuplay bahan bakar dari tangki ke masing-masing silinder melalui injector, sesuai jumlah dan waktu

Lebih terperinci

Terbakar spontan pada 350 C, sedikit dibawah temperatur bensin yang terbakar sendiri sekitar 500 C.

Terbakar spontan pada 350 C, sedikit dibawah temperatur bensin yang terbakar sendiri sekitar 500 C. Bahan Bakar Solar dan Pembakaran Motor Diesel 1.Sifat utama dari bahan bakar diesel Bahan bakar diesel biasa juga disebut light oil atau solar, adalah suatu campuran dari hydrocarbon yang telah di disilasi

Lebih terperinci

TOPIK 3 CATERPILLAR NEW SCROLL FUEL SYSTEM

TOPIK 3 CATERPILLAR NEW SCROLL FUEL SYSTEM TOPIK 3 CATERPILLAR NEW SCROLL FUEL SYSTEM PENDAHULUAN Gambar 3.1 Jumlah bahan bakar yang terbakar pada sebuah engine berhubungan langsung dengan jumlah horsepower dan torque yang dihasilkan. Secara umum,

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI MOTOR DIESEL PERAWATAN MESIN DIESEL 1 SILINDER

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI MOTOR DIESEL PERAWATAN MESIN DIESEL 1 SILINDER LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI MOTOR DIESEL PERAWATAN MESIN DIESEL 1 SILINDER Di susun oleh : Cahya Hurip B.W 11504244016 Pendidikan Teknik Otomotif Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta 2012 Dasar

Lebih terperinci

Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM).

Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM). Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM). Pertemuan ke Capaian Pembelajaran Topik (pokok, subpokok bahasan, alokasi waktu) Teks Presentasi Media Ajar Gambar Audio/Video Soal-tugas Web Metode Evaluasi

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN DAN MODIFIKASI MESIN BUBUT SEBAGAI MESIN PENGUJI INJECTION PUMP TIPE IN LINE. Aep Surahto. Abstrak

PENGEMBANGAN DAN MODIFIKASI MESIN BUBUT SEBAGAI MESIN PENGUJI INJECTION PUMP TIPE IN LINE. Aep Surahto. Abstrak PENGEMBANGAN DAN MODIFIKASI MESIN BUBUT SEBAGAI MESIN PENGUJI INJECTION PUMP TIPE IN LINE Aep Surahto Abstrak Suatu Motor Diesel seperti motor bensin, memerlukan perawatan berkala dan perbaikan. Perawatan

Lebih terperinci

KALIBRASI POMPA INJEKSI TIPE DISTRIBUTOR DALAM PERSAMAAN ALIRAN BAHAN BAKAR TERHADAP KONSUMSI TIAP SILINDER ENGINE DIESEL

KALIBRASI POMPA INJEKSI TIPE DISTRIBUTOR DALAM PERSAMAAN ALIRAN BAHAN BAKAR TERHADAP KONSUMSI TIAP SILINDER ENGINE DIESEL KALIBRASI POMPA INJEKSI TIPE DISTRIBUTOR DALAM PERSAMAAN ALIRAN BAHAN BAKAR TERHADAP KONSUMSI TIAP SILINDER ENGINE DIESEL Rusuminto Syahyuniar Jurusan Mesin Otomotif, Politeknik Negeri Tanah Laut Jl. A

Lebih terperinci

a. Plunger pada posisi TMB (titik mati bawah) Bahan bakar masuk melalui luubang pemberi pada barel kedalam ruang diats plunger. b.

a. Plunger pada posisi TMB (titik mati bawah) Bahan bakar masuk melalui luubang pemberi pada barel kedalam ruang diats plunger. b. JERK PUMP A. POMPA INJEKSI MESIN DIESEL SATU SILINDER Pompa injeksi biasanya dipasang dibagian sisi mesin dan digerakkan oleh crankshaft melalui mekanisme nok. B. ELEMEN POMPA SATU LUBANG Pada barel yang

Lebih terperinci

Fungsi katup Katup masuk Katup buang

Fungsi katup Katup masuk Katup buang MEKANISME KATUP FUNGSI KATUP Fungsi katup Secara umum fungsi katup pada motor otto 4 langkah adalah untuk mengatur masuknya campuran bahan bakar dan udara dan mengatur keluarnya gas sisa pembakaran. Pada

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Motor Bakar Torak Salah satu jenis penggerak mula yang banyak dipakai adalah mesin kalor, yaitu mesin yang menggunakan energi termal untuk melakukan kerja mekanik atau mengubah

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI A. SEJARAH MOTOR DIESEL Pada tahun 1893 Dr. Rudolf Diesel memulai karier mengadakan eksperimen sebuah motor percobaan. Setelah banyak mengalami kegagalan dan kesukaran, mak akhirnya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum Motor Diesel 2.1.1 Sejarah Singkat Motor Diesel Pada tanggal 10 Agustus 1893 di jerman Rudolf Diesel mengadakan penelitian, bagaiamana agar penggunaan bahan bakar

Lebih terperinci

PRINSIP KERJA MOTOR DAN PENGAPIAN

PRINSIP KERJA MOTOR DAN PENGAPIAN PRINSIP KERJA MOTOR DAN PENGAPIAN KOMPETENSI 1. Menjelaskan prinsip kerja motor 2 tak dan motor 4 tak. 2. Menjelaskan proses pembakaran pada motor bensin 3. Menjelaskan dampak saat pengapian yang tidak

Lebih terperinci

SISTEM BAHAN BAKAR INJEKSI PADA SEPEDA MOTOR HONDA (HONDA PGM-FI)

SISTEM BAHAN BAKAR INJEKSI PADA SEPEDA MOTOR HONDA (HONDA PGM-FI) SISTEM BAHAN BAKAR INJEKSI PADA SEPEDA MOTOR HONDA (HONDA PGM-FI) Gambar Komponen sistem EFI pada sepeda mesin Honda Supra X 125 A. Sistem Bahan Bakar Komponen-komponen yang digunakan untuk menyalurkan

Lebih terperinci

SMK MUHAMMADIYAH PAKEM JOBSHEET PEMELIHARAAN MESIN KENDARAAN RINGAN PROGRAM KOMPETENSI JUDUL JAM. Perawatan&perbaikan KENDARAAN PMO

SMK MUHAMMADIYAH PAKEM JOBSHEET PEMELIHARAAN MESIN KENDARAAN RINGAN PROGRAM KOMPETENSI JUDUL JAM. Perawatan&perbaikan KENDARAAN PMO A. TUJUAN Setelah melaksanakan praktikum, diharapkan siswa dapat: 1. Melepas dan memasang kembali pompa injeksi tipe in line. 2. Menjelaskan prinsip kerja pompa injeksi tipe in line 3. Menjelaskan fungsi

Lebih terperinci

Petunjuk : Berilah Tanda Silang (X) pada salah satu jawaban yang paling tepat

Petunjuk : Berilah Tanda Silang (X) pada salah satu jawaban yang paling tepat Petunjuk : Berilah Tanda Silang (X) pada salah satu jawaban yang paling tepat 1. Menurut gambar di bawah ini jaket air (water jacket) ditunjukkan oleh 1 5 7 2 8 9 6 3 4 a. No. 1 b. No. 2 c. No. 3 d. No.

Lebih terperinci

ANALISIS GANGGUAN SISTEM INJEKSI BAHAN BAKAR MESIN DIESEL HYUNDAI FE 120 PS DAN CARA MENGATASINYA

ANALISIS GANGGUAN SISTEM INJEKSI BAHAN BAKAR MESIN DIESEL HYUNDAI FE 120 PS DAN CARA MENGATASINYA ANALISIS GANGGUAN SISTEM INJEKSI BAHAN BAKAR MESIN DIESEL HYUNDAI FE 120 PS DAN CARA MENGATASINYA PROYEK AKHIR Diajukan dalam Rangka Penyelesaian Studi Diploma III Oleh : Nama : Priyanto NIM : 5250301011

Lebih terperinci

MODIFIKASI MESIN BUBUT SEBAGAI MESIN PENGUJI IN LINE TYPE INJECTION PUMP. Oleh : Aep Surahto ABSTRACT

MODIFIKASI MESIN BUBUT SEBAGAI MESIN PENGUJI IN LINE TYPE INJECTION PUMP. Oleh : Aep Surahto ABSTRACT MODIFIKASI MESIN BUBUT SEBAGAI MESIN PENGUJI IN LINE TYPE INJECTION PUMP Oleh : Aep Surahto ABSTRACT A Diesel Motor is need regular maintenance and repairs. Regular maintenance of diesel engine fuel system

Lebih terperinci

SISTIM PENGAPIAN. Jadi sistim pengapian berfungsi untuk campuran udara dan bensin di dalam ruang bakar pada.

SISTIM PENGAPIAN. Jadi sistim pengapian berfungsi untuk campuran udara dan bensin di dalam ruang bakar pada. SISTIM PENGAPIAN Pada motor bensin, campuran bahan bakar dan udara yang dikompresikan di dalam silinder harus untuk menghasilkan tenaga. Jadi sistim pengapian berfungsi untuk campuran udara dan bensin

Lebih terperinci

BAB II Dasar Teori BAB II DASAR TEORI

BAB II Dasar Teori BAB II DASAR TEORI BAB II DASAR TEORI 2. 1 Sistem Pengapian Sistem pengapian sangat berpengaruh pada suatu kendaraan bermotor, karena berfungsi untuk mengatur proses pembakaran campuran antara bensin dan udara di dalam ruang

Lebih terperinci

Fungsi katup Katup masuk Katup buang

Fungsi katup Katup masuk Katup buang MEKANISME KATUP FUNGSI KATUP Fungsi katup Secara umum fungsi katup pada motor otto 4 langkah adalah untuk mengatur masuknya campuran bahan bakar dan udara dan mengatur keluarnya gas sisa pembakaran. Pada

Lebih terperinci

BAB 9 MENGIDENTIFIKASI MESIN PENGGERAK UTAMA

BAB 9 MENGIDENTIFIKASI MESIN PENGGERAK UTAMA BAB 9 MENGIDENTIFIKASI MESIN PENGGERAK UTAMA 9.1. MESIN PENGGERAK UTAMA KAPAL PERIKANAN Mesin penggerak utama harus dalam kondisi yang prima apabila kapal perikanan akan memulai perjalanannya. Konstruksi

Lebih terperinci

FINONDANG JANUARIZKA L SIKLUS OTTO

FINONDANG JANUARIZKA L SIKLUS OTTO FINONDANG JANUARIZKA L 125060700111051 SIKLUS OTTO Siklus Otto adalah siklus thermodinamika yang paling banyak digunakan dalam kehidupan manusia. Mobil dan sepeda motor berbahan bakar bensin (Petrol Fuel)

Lebih terperinci

BAB IX POMPA BAHAN BAKAR (FUEL PUMP)

BAB IX POMPA BAHAN BAKAR (FUEL PUMP) BAB IX POMPA BAHAN BAKAR (FUEL PUMP) Pompa bahan bakar dikelompokan kepada : 1. Pompa bahan bakar tekanan rendah, dengan tekanan injeksi ± 150 bar yang menggunakan pengabut udara (air injection). 2. Pompa

Lebih terperinci

PERENCANAAN MOTOR BAKAR DIESEL PENGGERAK POMPA

PERENCANAAN MOTOR BAKAR DIESEL PENGGERAK POMPA TUGAS AKHIR PERENCANAAN MOTOR BAKAR DIESEL PENGGERAK POMPA Disusun : JOKO BROTO WALUYO NIM : D.200.92.0069 NIRM : 04.6.106.03030.50130 JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Motor Bakar Motor bakar adalah motor penggerak mula yang pada prinsipnya adalah sebuah alat yang mengubah energi kimia menjadi energi panas dan diubah ke energi

Lebih terperinci

Dua orang berkebangsaan Jerman mempatenkan engine pembakaran dalam pertama di tahun 1875.

Dua orang berkebangsaan Jerman mempatenkan engine pembakaran dalam pertama di tahun 1875. ABSIC ENGINE Dua orang berkebangsaan Jerman mempatenkan engine pembakaran dalam pertama di tahun 1875. Pada pertengahan era 30-an, Volvo menggunakan engine yang serupa dengan engine Diesel. Yaitu engine

Lebih terperinci

SKRIPSI. Disajikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Prodi Pendidikan Teknik Mesin. oleh.

SKRIPSI. Disajikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Prodi Pendidikan Teknik Mesin. oleh. PENERAPAN ALAT PERAGA POMPA BAHAN BAKAR TIPE IN-LINE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATERI SISTEM BAHAN BAKAR MOTOR DIESEL PADA PERKULIAHAN PERAKITAN OTOMOTIF II SKRIPSI Disajikan sebagai salah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II PENDAHULUAN BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Motor Bakar Bensin Motor bakar bensin adalah mesin untuk membangkitkan tenaga. Motor bakar bensin berfungsi untuk mengubah energi kimia yang diperoleh dari

Lebih terperinci

ANALISIS VARIASI TEKANAN PADA INJEKTOR TERHADAP PERFORMANCE (TORSI DAN DAYA ) PADA MOTOR DIESEL

ANALISIS VARIASI TEKANAN PADA INJEKTOR TERHADAP PERFORMANCE (TORSI DAN DAYA ) PADA MOTOR DIESEL ANALISIS VARIASI TEKANAN PADA INJEKTOR TERHADAP PERFORMANCE (TORSI DAN DAYA ) PADA MOTOR DIESEL Dosen Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Janabadra Yogyakarta e-mail : ismanto_ujb@yahoo.com

Lebih terperinci

MODUL POMPA AIR IRIGASI (Irrigation Pump)

MODUL POMPA AIR IRIGASI (Irrigation Pump) MODUL POMPA AIR IRIGASI (Irrigation Pump) Diklat Teknis Kedelai Bagi Penyuluh Dalam Rangka Upaya Khusus (UPSUS) Peningkatan Produksi Kedelai Pertanian dan BABINSA KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENYULUHAN

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN KOMPETENSI MENGANALISIS GANGGUAN POMPA INJEKSI TIPE VE DISTRIBUTOR PADA MATA KULIAH PRAKTIK MOTOR DIESEL

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN KOMPETENSI MENGANALISIS GANGGUAN POMPA INJEKSI TIPE VE DISTRIBUTOR PADA MATA KULIAH PRAKTIK MOTOR DIESEL PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN KOMPETENSI MENGANALISIS GANGGUAN POMPA INJEKSI TIPE VE DISTRIBUTOR PADA MATA KULIAH PRAKTIK MOTOR DIESEL Skripsi Diajukan dalam rangka menyelesaikan Studi Strata 1 Untuk

Lebih terperinci

MOTOR BAKAR TORAK. 3. Langkah Usaha/kerja (power stroke)

MOTOR BAKAR TORAK. 3. Langkah Usaha/kerja (power stroke) MOTOR BAKAR TORAK Motor bakar torak (piston) terdiri dari silinder yang dilengkapi dengan piston. Piston bergerak secara translasi (bolak-balik) kemudian oleh poros engkol dirubah menjadi gerakan berputar.

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Menurut Wiranto Arismunandar (1988) Energi diperoleh dengan proses

BAB II DASAR TEORI. Menurut Wiranto Arismunandar (1988) Energi diperoleh dengan proses BAB II DASAR TEORI 2.1. Definisi Motor Bakar Menurut Wiranto Arismunandar (1988) Energi diperoleh dengan proses pembakaran. Ditinjau dari cara memperoleh energi termal ini mesin kalor dibagi menjadi 2

Lebih terperinci

TURBOCHARGER BEBERAPA CARA UNTUK MENAMBAH TENAGA

TURBOCHARGER BEBERAPA CARA UNTUK MENAMBAH TENAGA TURBOCHARGER URAIAN Dalam merancang suatu mesin, harus diperhatikan keseimbangan antara besarnya tenaga dengan ukuran berat mesin, salah satu caranya adalah melengkapi mesin dengan turbocharger yang memungkinkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sejarah Mesin Diesel Motor bakar diesel biasa disebut juga dengan Mesin diesel (atau mesin pemicu kompresi) adalah motor bakar yang dalam pembakarannya menggunakan panas kompresi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. mekanik berupa gerakan translasi piston (connecting rods) menjadi gerak rotasi

BAB II LANDASAN TEORI. mekanik berupa gerakan translasi piston (connecting rods) menjadi gerak rotasi BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Motor Bakar Motor bakar torak merupakan salah satu mesin pembangkit tenaga yang mengubah energi panas (energi termal) menjadi energi mekanik melalui proses pembakaran

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. Ali Imron (2013) dalam tugas akhir yang berjudul troubleshooting sistem

BAB II KAJIAN TEORI. Ali Imron (2013) dalam tugas akhir yang berjudul troubleshooting sistem BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Kajian Pustaka Ali Imron (2013) dalam tugas akhir yang berjudul troubleshooting sistem EPI (Electronic Petrol Injection) pada mesin Suzuki Carry Futura 1.5 G15A menjelaskan prinsip

Lebih terperinci

Fungsi katup Katup masuk Katup buang

Fungsi katup Katup masuk Katup buang MEKANISME KATUP FUNGSI KATUP Fungsi katup Secara umum fungsi katup pada motor otto 4 langkah adalah untuk mengatur masuknya campuran bahan bakar dan udara dan mengatur keluarnya gas sisa pembakaran. Pada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN LITERATUR

BAB II TINJAUAN LITERATUR BAB II TINJAUAN LITERATUR Motor bakar merupakan motor penggerak yang banyak digunakan untuk menggerakan kendaraan-kendaraan bermotor di jalan raya. Motor bakar adalah suatu mesin yang mengubah energi panas

Lebih terperinci

PERHITUNGAN PERBANDINGAN KONSUMSI BAHAN BAKAR-UDARA MESIN TOYOTA CORONA 2000 CC

PERHITUNGAN PERBANDINGAN KONSUMSI BAHAN BAKAR-UDARA MESIN TOYOTA CORONA 2000 CC PERHITUNGAN PERBANDINGAN KONSUMSI BAHAN BAKAR-UDARA MESIN TOYOTA CORONA 000 CC Arief Rudy Yulianto 1, Drs. Ireng Sigit A dan Dini Cahyandari 3 Abstrak Sebuah mobil merupakan suatu kendaraan dimana penggeraknya

Lebih terperinci

Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM). -Pertemuan ke. Topik. Metode Evaluasi dan Penilaian. Sumber Ajar (pustaka)

Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM). -Pertemuan ke. Topik. Metode Evaluasi dan Penilaian. Sumber Ajar (pustaka) Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM). -Pertemuan ke Capaian Pembelajaran Topik (pokok, subpokok bahasan, alokasi waktu) Teks Presentasi Media Ajar Gambar Audio/Video Soal-tugas Web Metode Evaluasi

Lebih terperinci

DASAR-DASAR MESIN & SISTEM BAHAN BAKAR

DASAR-DASAR MESIN & SISTEM BAHAN BAKAR ASTRA HONDA TRAINING CENTRE DASAR-DASAR MESIN & SISTEM BAHAN BAKAR PELATIHAN MEKANIK TINGKAT - I Tujuan Materi : Peserta memahami prinsip kerja motor bakar Peserta memahami perbedaan motor 4 tak dan 2

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN TEKNIS GANGGUAN SISTEM INJEKSI BAHAN BAKAR PADA MESIN KUBOTA RD 65 H DAN CARA MENGATASINYA

BAB III PEMBAHASAN TEKNIS GANGGUAN SISTEM INJEKSI BAHAN BAKAR PADA MESIN KUBOTA RD 65 H DAN CARA MENGATASINYA BAB III PEMBAHASAN TEKNIS GANGGUAN SISTEM INJEKSI BAHAN BAKAR PADA MESIN KUBOTA RD 65 H DAN CARA MENGATASINYA 3.1. Fungsi sistem bahan bakar Salah satu komponen motor diesel yang memegang peran penting

Lebih terperinci

PENGARUH PENYETELAN CELAH KATUP DAN PENYETELAN TIMING INJECTION PUMP TERHADAP HASIL GAS BUANG PADA MOTOR DIESEL

PENGARUH PENYETELAN CELAH KATUP DAN PENYETELAN TIMING INJECTION PUMP TERHADAP HASIL GAS BUANG PADA MOTOR DIESEL PENGARUH PENYETELAN CELAH KATUP DAN PENYETELAN TIMING INJECTION PUMP TERHADAP HASIL GAS BUANG PADA MOTOR DIESEL Aris Exwanto 1), Riri Sadiana 2), Aep Surahto 3), 1,2,3), Teknik Mesin, Universitas Islam

Lebih terperinci

MODUL PEMELIHARAAN/SERVIS SISTEM BAHAN BAKAR DIESEL

MODUL PEMELIHARAAN/SERVIS SISTEM BAHAN BAKAR DIESEL KODE MODUL OPKR-20-017B SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BIDANG KEAHLIAN TEKNIK MESIN PROGRAM KEAHLIAN MEKANIK OTOMOTIF MODUL PEMELIHARAAN/SERVIS SISTEM BAHAN BAKAR DIESEL BAGIAN PROYEK PENGEMBANGAN KURIKULUM

Lebih terperinci

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN KONSENTRASI KEAHLIAN OTOMOTIF FPTK UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN KONSENTRASI KEAHLIAN OTOMOTIF FPTK UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN KONSENTRASI KEAHLIAN OTOMOTIF FPTK UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA MODUL KOMPETENSI WAKTU DOSEN MOTOR DIESEL 1 [MEKANISME MOTOR DIESEL] KOMPOTEN DALAM MELAKSANAKAN PEMELIHARAAN

Lebih terperinci

Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM).

Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM). Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM). Pertemuan ke Capaian Pembelajaran Topik (pokok, subpokok bahasan, alokasi waktu) Teks Presentasi Media Ajar Gambar Audio/Video Soal-tugas Web Metode Evaluasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam perkembangan teknologi yang terjadi saat ini banyak sekali inovasi baru yang tercipta khususnya di dalam dunia otomotif. Dalam perkembanganya banyak orang yang

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN ALAT

BAB IV PENGUJIAN ALAT 25 BAB IV PENGUJIAN ALAT Pembuatan alat pengukur sudut derajat saat pengapian pada mobil bensin ini diharapkan nantinya bisa digunakan bagi para mekanik untuk mempermudah dalam pengecekan saat pengapian

Lebih terperinci

PEMBUATAN TRAINER SISTEM INJEKSI BAHAN BAKAR ENGINE DIESEL DENGAN POMPA INJEKSI TIPE DISTRIBUTOR (VE)

PEMBUATAN TRAINER SISTEM INJEKSI BAHAN BAKAR ENGINE DIESEL DENGAN POMPA INJEKSI TIPE DISTRIBUTOR (VE) PEMBUATAN TRAINER SISTEM INJEKSI BAHAN BAKAR ENGINE DIESEL DENGAN POMPA INJEKSI TIPE DISTRIBUTOR (VE) TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Diploma III (Ahli Madya) Jurusan Teknik

Lebih terperinci

Pengaruh Parameter Tekanan Bahan Bakar terhadap Kinerja Mesin Diesel Type 6 D M 51 SS

Pengaruh Parameter Tekanan Bahan Bakar terhadap Kinerja Mesin Diesel Type 6 D M 51 SS Pengaruh Parameter Tekanan Bahan Bakar terhadap Kinerja Mesin Diesel Type 6 D M 51 SS Andi Saidah 1) 1) Jurusan Teknik Mesin Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta Jl. Sunter Permai Raya Sunter Agung Podomoro

Lebih terperinci

BAB IV SISTEM BAHAN BAKAR MESIN DIESEL LOKOMOTIF

BAB IV SISTEM BAHAN BAKAR MESIN DIESEL LOKOMOTIF BAB IV SISTEM BAHAN BAKAR MESIN DIESEL LOKOMOTIF 4.1 Pengetahuan Dasar Tentang Bahan Bakar Bahan bakar adalah suatu pesawat tenaga yang dapat mengubah energi panas menjadi tenaga mekanik dengan jalan pembakaran

Lebih terperinci

9. Pengetahuan Pompa Pemadam Kebakaran SUBSTANSI MATERI 9.1. Fungsi utama pada unit PKP-PK

9. Pengetahuan Pompa Pemadam Kebakaran SUBSTANSI MATERI 9.1. Fungsi utama pada unit PKP-PK 9. Pengetahuan Pompa Pemadam Kebakaran Modul Diklat Basic PKP-PK 9.1 9.2 Fungsi utama pada unit PKP-PK 9.1.1 Dapat mengisap air dari segala sumber air bila diperlukan misalnya bak air, hidran, sungai,

Lebih terperinci

PERAWATAN SISTEM BAHAN BAKAR PADA ENGINE STAND FIAT DIESEL

PERAWATAN SISTEM BAHAN BAKAR PADA ENGINE STAND FIAT DIESEL PERAWATAN SISTEM BAHAN BAKAR PADA ENGINE STAND FIAT DIESEL Tugas Akhir Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Program Studi Teknik Otomotif Oleh: MUNZIRAL NUR NIM/TM : 76820/ 2006 JURUSAN

Lebih terperinci

SISTEM BAHAN BAKAR BENSIN SEPEDA MOTOR

SISTEM BAHAN BAKAR BENSIN SEPEDA MOTOR SISTEM BAHAN BAKAR BENSIN SEPEDA MOTOR Fungsi system bahan bakar Pada sebuah sepeda motor maupun mobil system bahan bakar mutlak diperlukan, karena system bahan bakar memiliki beberapa fungsi, diantarannya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN PERHITUNGAN SERTA ANALISA

BAB III METODE PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN PERHITUNGAN SERTA ANALISA BAB III METODE PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN PERHITUNGAN SERTA ANALISA 3.1 Metode Pengujian 3.1.1 Pengujian Dual Fuel Proses pembakaran di dalam ruang silinder pada motor diesel menggunakan sistem injeksi langsung.

Lebih terperinci

Teknologi Motor Injeksi YMJET-FI

Teknologi Motor Injeksi YMJET-FI Teknologi Motor Injeksi YMJET-FI Apakah YMJET-FI itu? YMJET FI singkatan dari Yamaha Mixture JET-Fuel Injection adalah teknologi Fuel Injection yang yang dimiliki Yamaha Motor dalam mengembangkan teknologi

Lebih terperinci

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN Jl. Dr. Setiabudhi No. 207 Bandung UJIAN TEORI PRAKTEK ENGINE

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA 15 BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 PENDAHULUAN Mesin diesel FAW FD 280 CG (Cargo) merupakan jenis mesin diesel empat langkah berkapasitas 280 Hp keluaran pabrik FAW yang menggunakan teknologi mesin diesel

Lebih terperinci

Diagnosis Technicain - Automatic Transaxle. to Transaxle. Transaxle input shaft. Torque converter. Pump impeller. Transaxle input shaft.

Diagnosis Technicain - Automatic Transaxle. to Transaxle. Transaxle input shaft. Torque converter. Pump impeller. Transaxle input shaft. Garis Besar Converter Stator One-way clutch Torque converter Stator shaft Oil pump to input shaft Umum Konverter tenaga putaran (torque converter) menghantarkan dan menggandakan tenaga putaran dari mesin

Lebih terperinci

SISTEM BAHAN BAKAR. Injektor membuat injeksi bahan bakar ke dalam intake manifold sesuai dengan sinyal yang diberikan oleh komputer.

SISTEM BAHAN BAKAR. Injektor membuat injeksi bahan bakar ke dalam intake manifold sesuai dengan sinyal yang diberikan oleh komputer. SISTEM BAHAN BAKAR Kegunaan dari sistem injeksi bahan bakar secara akurat adalah untuk memasok sejumlah bahan bakar pada waktu yang tepat. Berdasarkan pada sinyal-sinyal masukan, ECM akan memprogram setiap

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 MOTOR DIESEL Motor diesel adalah motor pembakaran dalam (internal combustion engine) yang beroperasi dengan menggunakan minyak gas atau minyak berat sebagai bahan bakar dengan

Lebih terperinci

Teknologi Injeksi Pada Sepeda Motor (Konstruksi Dasar Injection Suzuki Fl 125 FI)

Teknologi Injeksi Pada Sepeda Motor (Konstruksi Dasar Injection Suzuki Fl 125 FI) Teknologi Injeksi Pada Sepeda Motor (Konstruksi Dasar Injection Suzuki Fl 125 FI) Sepeda motor Suzuki di Indonesia memulai teknologi fuel injection sesuai dengan perkembanganya maka faktor yang menentukan

Lebih terperinci

Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM)

Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM) Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM) Pertemuan ke Capaian Pembelajaran Topik (pokok, subpokok bahasan, alokasi waktu) Teks Presentasi Media Ajar Gambar Audio/Video Soal-tugas Web Metode Evaluasi

Lebih terperinci

BAB III METODOGI PENGUJIAN DAN ANALISA HASIL PENGUJIAN

BAB III METODOGI PENGUJIAN DAN ANALISA HASIL PENGUJIAN BAB III METODOGI PENGUJIAN DAN ANALISA HASIL PENGUJIAN Untuk mengetahui pengaruh pemakaian camshaft standar dan camshaft modifikasi terhadap konsumsi bahan bakar perlu melakukan pengujian mesin.. Oleh

Lebih terperinci

Laporan Praktek Motor Diesel

Laporan Praktek Motor Diesel Laporan Praktek Motor Diesel INDRA IRAWAN 075524046 S1 PTM OTO A PRAKTEK 1: OVERHAUL INJECTION NOZZLE 1. Tujuan a. Mahasiswa mengenal komponen injection nozzle. b. Mahasiswa memahami cara kerja injection

Lebih terperinci

Sistem Putaran Stasioner (Idle Speed)

Sistem Putaran Stasioner (Idle Speed) Sistem Putaran Stasioner (Idle Speed) Skep (Piston Valve) tertutup SLOW AIR BLEED SLOW JET Udara mengalir melalui Slow Air Bleed menuju saluran Spuyer Kecil (Slow Jet) Udara bercampur dengan bensin dari

Lebih terperinci

Aku berbakti pada Bangsaku,,,,karena Negaraku berjasa padaku. Pengertian Turbocharger

Aku berbakti pada Bangsaku,,,,karena Negaraku berjasa padaku. Pengertian Turbocharger Pengertian Turbocharger Turbocharger merupakan sebuah peralatan, untuk menambah jumlah udara yang masuk kedalam slinder dengan memanfaatkan energi gas buang. Turbocharger merupakan perlatan untuk mengubah

Lebih terperinci

BAB III PENGUKURAN DAN GAMBAR KOMPONEN UTAMA PADA MESIN MITSUBISHI L CC

BAB III PENGUKURAN DAN GAMBAR KOMPONEN UTAMA PADA MESIN MITSUBISHI L CC BAB III PENGUKURAN DAN GAMBAR KOMPONEN UTAMA PADA MESIN MITSUBISHI L 100 546 CC 3.1. Pengertian Bagian utama pada sebuah mesin yang sangat berpengaruh dalam jalannya mesin yang didalamnya terdapat suatu

Lebih terperinci

MEKANISME MESIN DIESEL & BENSIN

MEKANISME MESIN DIESEL & BENSIN MEKANISME MESIN DIESEL & BENSIN MESIN I. URAIAN Roda-roda suatu kendaraan memerlukan adanya tenaga luar yang memungkinkan kendaraan dapat bergerak. Sumber dari luar yang menghasilkan tenaga disebut mesin.

Lebih terperinci

JENIS-JENIS POMPA DAN KOMPRESOR

JENIS-JENIS POMPA DAN KOMPRESOR JENIS-JENIS POMPA DAN KOMPRESOR KOMPRESOR Sebelum membahas mengenai jenis-jenis kompresor yang ada, lebih baiknya kita pahami dahulu apa itu kompressor dan bagaimana cara kerjanya. Kompressor merupakan

Lebih terperinci

2.3.1.PERBAIKAN BAGIAN ATAS MESIN. (TOP OVERHAUL)

2.3.1.PERBAIKAN BAGIAN ATAS MESIN. (TOP OVERHAUL) BAB VII 2.3.1.PERBAIKAN BAGIAN ATAS MESIN. (TOP OVERHAUL) Perbaikan bagian atas adalah yang meliputi bagian. atas dari motor Diesel, yaitu seluruh bagian pada kepala silinder (Cylinder head) atau seluruh

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Alat-alat dan bahan yang digunakan dalam proses pengujian ini meliputi : mesin

III. METODOLOGI PENELITIAN. Alat-alat dan bahan yang digunakan dalam proses pengujian ini meliputi : mesin III. METODOLOGI PENELITIAN A. Alat dan Bahan Pengujian Alat-alat dan bahan yang digunakan dalam proses pengujian ini meliputi : mesin bensin 4-langkah, alat ukur yang digunakan, bahan utama dan bahan tambahan..

Lebih terperinci

Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM).

Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM). Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM). Pertemuan ke Capaian Pembelajaran Topik (pokok, subpokok bahasan, alokasi waktu) Teks Presentasi Media Ajar Gambar Audio/Video Soal-tugas Web Metode Evaluasi

Lebih terperinci

PENGARUH PEMAKAIAN ALAT PEMANAS BAHAN BAKAR TERHADAP PEMAKAIAN BAHAN BAKAR DAN EMISI GAS BUANG MOTOR DIESEL MITSUBISHI MODEL 4D34-2A17 Indartono 1 dan Murni 2 ABSTRAK Efisiensi motor diesel dipengaruhi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Defenisi Motor Bakar Mesin Pembakaran Dalam pada umumnya dikenal dengan nama Motor Bakar. Dalam kelompok ini terdapat Motor Bakar Torak dan system turbin gas. Proses pembakaran

Lebih terperinci

SISTEM INJEKSI BAHAN BAKAR DIESEL

SISTEM INJEKSI BAHAN BAKAR DIESEL SMK KARTANEGARA WATES KAB. KEDIRI ENGINE SISTEM INJEKSI BAHAN BAKAR DIESEL Nama Siswa No. Absen Kelas Jurusan : : : : 56 PEMELIHARAAN / SERVIS SISTEM INJEKSI BAHAN BAKAR DIESEL Kode Modul : OPKR 20 017

Lebih terperinci

II. TEORI DASAR. kelompokaan menjadi dua jenis pembakaran yaitu pembakaran dalam (Internal

II. TEORI DASAR. kelompokaan menjadi dua jenis pembakaran yaitu pembakaran dalam (Internal II. TEORI DASAR A. Motor Bakar Motor bakar adalah suatu pesawat kalor yang mengubah energi panas menjadi energi mekanis untuk melakukan kerja. Mesin kalor secara garis besar di kelompokaan menjadi dua

Lebih terperinci

2.1.2 Siklus Motor Bakar Torak Bensin 4 Langkah

2.1.2 Siklus Motor Bakar Torak Bensin 4 Langkah BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Motor Bakar Bensin 2.1.1 Pengertian Motor Bakar Torak Bensin Motor bakar torak bensin merupakan salah satu jenis motor bakar yang menggunakan bensin sebagai bahan bakarnya. Bensin

Lebih terperinci

Denny Haryadhi N Motor Bakar / Tugas 2. Karakteristik Motor 2 Langkah dan 4 Langkah, Motor Wankle, serta Siklus Otto dan Diesel

Denny Haryadhi N Motor Bakar / Tugas 2. Karakteristik Motor 2 Langkah dan 4 Langkah, Motor Wankle, serta Siklus Otto dan Diesel Karakteristik Motor 2 Langkah dan 4 Langkah, Motor Wankle, serta Siklus Otto dan Diesel A. Karakteristik Motor 2 Langkah dan 4 Langkah 1. Prinsip Kerja Motor 2 Langkah dan 4 Langkah a. Prinsip Kerja Motor

Lebih terperinci

BAKAR DIESEL SEBAGAI UPAYA MENINGKATKANN HASIL BELAJAR SISWA TEKNIK OTOMOTIF SKRIPSI

BAKAR DIESEL SEBAGAI UPAYA MENINGKATKANN HASIL BELAJAR SISWA TEKNIK OTOMOTIF SKRIPSI PENGGUNAAN ALAT PERAGA SISTEM INJEKSI BAHAN BAKAR DIESEL SEBAGAI UPAYA MENINGKATKANN HASIL BELAJAR SISWA TEKNIK OTOMOTIF SKRIPSI Disusun Dalam Rangka Penyelesaian Studi Strata 1 Untuk Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. sumber pesan dengan penerima pesan, merangsang pikiran, perasaan, perhatian

BAB II KAJIAN TEORI. sumber pesan dengan penerima pesan, merangsang pikiran, perasaan, perhatian BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Media Pembelajaran 2.1.1. Pengertian Media Pembelajran Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium, yang secara harfiah berarti perantara atau

Lebih terperinci

Penggunaan sistem Pneumatik antara lain sebagai berikut :

Penggunaan sistem Pneumatik antara lain sebagai berikut : SISTEM PNEUMATIK SISTEM PNEUMATIK Pneumatik berasal dari bahasa Yunani yang berarti udara atau angin. Semua sistem yang menggunakan tenaga yang disimpan dalam bentuk udara yang dimampatkan untuk menghasilkan

Lebih terperinci

BAB IV SISTEM PENGAPIAN (IGNITION SYSTEM)

BAB IV SISTEM PENGAPIAN (IGNITION SYSTEM) 30 BAB IV SISTEM PENGAPIAN (IGNITION SYSTEM) 1. Dasar Pada motor bakar yang menggunakan bahan bakar bensin, yang masuk keruang bahan bakar adalah gas campuran udara dan bensin, sedangkan untuk pembakarannya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 4 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Peneliti Terdahulu Wardika (2007) telah melakukan penelitian dengan objek penelitian mesin dengan volume silinder 1500 cc dengan sistem injeksi. Latar belakang penelitian yang

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR. Mesin diesel pertama kali ditemukan pada tahun 1893 oleh seorang berkebangsaan

BAB II TEORI DASAR. Mesin diesel pertama kali ditemukan pada tahun 1893 oleh seorang berkebangsaan BAB II TEORI DASAR 2.1. Sejarah Mesin Diesel Mesin diesel pertama kali ditemukan pada tahun 1893 oleh seorang berkebangsaan Jerman bernama Rudolf Diesel. Mesin diesel sering juga disebut sebagai motor

Lebih terperinci

MEMBUAT TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS DAN ALAT EVALUASI PEMBELAJARAN JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN

MEMBUAT TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS DAN ALAT EVALUASI PEMBELAJARAN JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN MEMBUAT TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS DAN ALAT EVALUASI PEMBELAJARAN diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Media Pembelajaran yang dibimbing oleh Bapak Drs. Ganti Depari, ST.M.Pd Disusun oleh

Lebih terperinci

STUDI KARAKTERISTIK TEKANAN INJEKSI DAN WAKTU INJEKSI PADA TWO STROKE GASOLINE DIRECT INJECTION ENGINE

STUDI KARAKTERISTIK TEKANAN INJEKSI DAN WAKTU INJEKSI PADA TWO STROKE GASOLINE DIRECT INJECTION ENGINE STUDI KARAKTERISTIK TEKANAN INJEKSI DAN WAKTU INJEKSI PADA TWO STROKE GASOLINE DIRECT INJECTION ENGINE Darwin R.B Syaka 1*, Ragil Sukarno 1, Mohammad Waritsu 1 1 Program Studi Pendidikan Teknik Mesin,

Lebih terperinci

ELEKTRONIC FUEL INJECTION

ELEKTRONIC FUEL INJECTION ELEKTRONIC FUEL INJECTION 1 Pada zaman dahulu sistim supply bahan bakar pada mesin masih convensional (manual) yang dikenal dengan sistim Carburator, kemudian setelah tahun 1960-an ditemukan Electronic

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Motor Bensin Motor bensin adalah suatu motor yang menggunakan bahan bakar bensin. Sebelum bahan bakar ini masuk ke dalam ruang silinder terlebih dahulu terjadi percampuran bahan

Lebih terperinci

MOTOR OTTO 2 LANGKAH. Carburat or. Crank case MOTOR BAKAR. Ciri-ciri Motor Otto 2 langkah

MOTOR OTTO 2 LANGKAH. Carburat or. Crank case MOTOR BAKAR. Ciri-ciri Motor Otto 2 langkah MOTOR OTTO 2 LANGKAH Ciri-ciri Motor Otto 2 langkah Carburat or Crank case 1.Untuk menghasilkan satu kali usaha deperlukan dua langkah torak atau satu putaran poros engkol 2. Mempunyai dua macam kompresi,

Lebih terperinci

SISTEM BAHAN BAKAR BENSIN

SISTEM BAHAN BAKAR BENSIN SMK KARTANEGARA WATES KAB. KEDIRI ENGINE SISTEM BAHAN BAKAR BENSIN Nama Siswa No. Absen Kelas Jurusan : : : : 18 PEMELIHARAAN / SERVIS SISTEM BAHAN BAKAR BENSIN Kode Modul : OPKR 20 014B URAIAN Sistem

Lebih terperinci

Ruko Jambusari No. 7A Yogyakarta Telp. : ; Fax. :

Ruko Jambusari No. 7A Yogyakarta Telp. : ; Fax. : Sistem Bahan Bakar Motor Diesel Oleh : Rabiman Zaenal Arifin Edisi Pertama Cetakan Pertama, 2011 Hak Cipta 2011 pada penulis, Hak Cipta dilindungi undang-undang. Dilarang memperbanyak atau memindahkan

Lebih terperinci