MIKROZONASI SEISMIK UNTUK RENCANA TATA RUANG DAN WILAYAH DI KOTAAGUNG, LAMPUNG ERWINDA FENTY ANGGRAENI

Transkripsi

1 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii HALAMAN PERNYATAAN... iii KATA PENGANTAR... iv DAFTAR ISI... vi DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR TABEL... x DAFTAR LAMPIRAN... xi INTISARI... xii ABSTRACT... xiii BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Batasan Penelitian Manfaat Penelitian... 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Kabupaten Tanggamus Geografis Administratif dan kependudukan Kondisi Geologi Topografi PenelitianTerdahulu... 8 BAB III DASAR TEORI Mikrotremor Gelombang Seismik Ampilifikasi Ketebalan Lapisan Sedimen dan Kecepatan Gelombang S Frekuensi dominan Percepatan Getaran Tanah Maksimum Indeks Kerentanan Seismik dan Ground Shear Strain (GSS) Transformasi Fourier Tapis Frekuensi (Filter) Penghalusan Data (Smooting) Metode Horizontal to Vertical Spectral Ratio (HVSR) Metode Spatial Auto-Correlation (SPAC) Mikrozonasi Seismik vi

2 BAB IV METODOLOGI PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Alat Penelitian Diagram Alir Penelitian Prosedur Kerja Penelitian Akuisisi data Pengolahan data BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Amplifikasi dan Frekuensi Dominan Indeks Kerentanan Seismik PGA Lapisan Tanah Permukaan dan PGA Batuan Dasar Ground Shear Strain Kecepatan Gelombang S dan ketebalan lapisan sedimen Korelasi antara Mikrozonasi Seismik dengan Rencana Tata Ruang dan Wilayah di Kotaagung dan sekitarnya BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN vii

3 DAFTAR GAMBAR Gambar 1.1 Lokasi gempabumi yang merusak sepanjang lajur patahan Sumatera... 2 Gambar 2.1 Peta Geologi Kotaagung... 7 Gambar 3.1 Gelombang seismik (a) gelombang P, (b) gelombang S, (c) gelombang Love dan (d) gelombang Rayleigh Gambar 3.2 Gelombang S horisontal (SH) dan S vertikal (SV) Gambar 3.3 Konsep dasar amplifikasi gelombang seismik Gambar 3.4 Ilustrasi deformasi pada lapisan sedimen Gambar 3.5 Fungsi pindah beberapa jenis filter Gambar 3.6 Tampilan hasil smoothing dengan nilai b yang berbeda-beda menggunakan metode Konno dan Ohmachi Gambar 3.7 Contoh spektrum hasil analisis HVSR di Kotaagung Gambar 3.8 Geometri array untuk mikrotremor menggunakan metode SPAC dengan (a),(b) triangular arrays; (c) hexagonal array; (d) square or linear cross array; (e) semi-circular array Gambar 3.9 Geometri array dengan (a) bentuk array yang sempurna dan (b) bentuk array yang sempurna Gambar 4.1 Peta lokasi penelitian Kotaagung dan sebaran titik Gambar 4.2 pengukuran mikrotremor dan mikrotremor array Perangkat untuk pengukuran mikrotremor (A) seismometer, (B) digitizer SARA, dan (C) antena GPS Gambar 4.3 Perangkat untuk pengukuran mikrotremor array Gambar 4.4 Diagram alir penelitian secara umum Gambar 4.5 Diagram alir pengolahan untuk data mikrotremor Gambar 4.6 Diagram alir pengolahan untuk data mikrotremor array Gambar 4.7 Ilustrasi konfigurasi segitiga array pada 1 titik lokasi pengukuran mikrotremor array Gambar 4.8 Tampilan sinyal pada titik E30 sebelum difilter dalam kawasan (a) waktu dan (b) frekuensi Gambar 4.9 Tampilan sinyal pada titik E30 setelah difilter Low Pass 20Hz Gambar 4.10 Tampilan sinyal pada titik E30 setelah dilakukan proses Gambar 4.11 Gambar 4.12 windowing Tampilan spektrum pada titik E30 setelah dilakukan proses FFT sebelum di smoothing Tampilan spektrum pada titik E30 setelah dilakukan smoothing dengan nilai b=5, b=10, b=20, b=30, b=40, dan b= Gambar 4.13 Tampilan spektrum pada titik E30 yang telah dilakukan pengeplotan Gambar 4.14 Contoh tampilan table pada C1, E1, N1, dan W Gambar 4.15 Contoh tampilan dan bentuk sinyal C1, E1, N1, dan W Gambar 4.16 Tampilan ring pada sub-program SPAC viii

4 Gambar 4.17 Contoh tampilan picking kurva dispersi dan kurva auto-korelasi Gambar 4.18 Contoh tampilan window parameter Dinver Gambar 4.19 Contoh tampilan profile kecepatan gelombang S 1-D Gambar 5.1 Spektrum H/V pada titik (1) E07, (2) E19, (3) E29 dan (4) E Gambar 5.2 Peta sebaran amplifikasi di Kotaagung Gambar 5.3 Peta sebaran frekuensi dominan HVSR di Kotaagung Gambar 5.4 Peta sebaran indeks kerentanan seismik di Kotaagung Gambar 5.5 Peta sebaran PGA permukaan di Kotaagung Gambar 5.6 Peta sebaran PGA batuan dasar di Kotaagung Gambar 5.7 Peta sebaran ground shear strain di Kotaagung Gambar 5.8 Profil kecepatan gelombang S di titik ukur mikrotremor array C1 dengan (a) fundamental mode dan (b) profil V s Gambar 5.9 Profil kecepatan gelombang S di titik ukur mikrotremor array C2 dengan (a) fundamental mode dan (b) profil V s Gambar 5.10 Profil kecepatan gelombang S di titik ukur mikrotremor array Gambar 5.11 C3 dengan (a) fundamental mode dan (b) profil V s Profil kecepatan gelombang S di titik ukur mikrotremor array C4 dengan (a) fundamental mode dan (b) profil V s Gambar 5.12 Peta sebaran ketebalan lapisan di Kotaagung dan sekitarnya Gambar 5.13 Peta sebaran kecepatan gelombang S di Kotaagung dan sekitarnya pada berbagai titik pengukuram mikrotremor sensor tunggal Gambar 5.14 Peta mikrozonasi seismik di Kotaagung dan sekitarnya ix

5 DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Luas Kabupaten Tanggamus dirinci per Kecamatan Tahun Tabel 3.1 Klasifikasi soil di Indonesia Tabel 3.2 Tingkat risiko gempabumi Tabel 3.3 Hubungan nilai γ dengan sifat dinamika tanah Tabel 5.1 Hasil pengolahan data mikrotremor dan perhitungan berupa nilai f o, A o, K g, a s, a b, v s dan nilai γ di setiap titik pengukuran Tabel 5.2 Hasil pengolahan data mikrotremor array dan perhitungan berupa nilai d, v s dan V S30_array serta validasi terhadap V S30_USGS Tabel 5.3 Kategori risiko bangunan dan jenis pemanfaatannya Tabel 5.4 Mikrozonasi seismik di Kotaagung dan sekitarnya terkait dengan perencanaan tata ruang dan wilayah x

6 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Spesifikasi Seismometer Lampiran 2 Ilustrasi Skala Modified Mercalli Intensity (MMI) Lampiran 3 Kurva HVSR di Setiap Titik Pengukuran Lampiran 4 Kalkulasi Metode Simple Additive Weight (SAW) Lampiran 5 Peta PGA di batuan dasar hasil studi PSHA Lampiran 6 Peta V S30 USGS Kotaagung dan sekitarnya Lampiran 7 Peta mikrozonasi Kotaagung dan sekitarnya xi