BAB II LATAR BELAKANG PENULISAN KITAB HAY IBN YAQZA<N. Sebelum penaklukan Islam menguasai Andalusia, pemerintahan yang

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II LATAR BELAKANG PENULISAN KITAB HAY IBN YAQZA<N. Sebelum penaklukan Islam menguasai Andalusia, pemerintahan yang"

Transkripsi

1 22 BAB II LATAR BELAKANG PENULISAN KITAB HAY IBN YAQZA<N A. Kontek Penulisan 1. Kondisi Politik Andalusia Sebelum penaklukan Islam menguasai Andalusia, pemerintahan yang berkuasa saat itu adalah raja Romawi sampai pada abad 5 M. Kemudian perkotaan mulai berkembang dibawah kerajaan tersebut. Kemudian orang Barbar meruntuhkan Andalusia dengan peperangan yang cukup sengit dengan negara Gotik, namun sebaliknya Gotik juga tetap berusaha untuk mempertahankan Andalusia dibawah pemerintahannya sampai pada abad ke 6 M. Dilihat dari sisi antropologis, terjadi pertukaran kebudayaan di Andalusia antara Gotik dengan Latin, dan mereka menjadikan bahasa Latin sebagai bahasa negara Andalusia. Diwaktu yang bersamaan Kristen menjadi agama resmi negara sebagai ganti setelah mereka menyembah berhala. Kondisi kerajaan dijalani dengan sistem monarki-absolut, sehingga terjadi pergolakan dimasyarakat dan bahkan kondisi kerajaan secara politik sudah tidak stabil ditambah lagi ruh kemiliteran yang berfungsi untuk menjaga keutuhan kerajaan sudah mulai hilang, sehingga kerajaan Gotik terpecah belah. 1 Dari kondisi yang kenegarannya tidak stabil secara politik tersebut, diwaktu yang bersamaan tentara Islam masuk ke tanah Andalusia untuk 1 Kamil Muhammad Muhammad Uwaidah, Ibnu Tufail; Failusu>f al-isla>m fi> al- Ushu>r al-wustha> (Beirut: Dar al-kutub al- Ilmiah,1993), 11.

2 23 menaklukan tanah tersebut. Dalam catatan yang ditulis oleh Philip K. Hitti menyebutkan bahwa ekspansi pasukan muslim ke Semenanjung Iberia, gerbang barat daya Eropa merupakan serangan terakhir dan paling dramatis dari seluruh operasi militer penting yang dijalankan oleh orang-orang Arab. Serangan tersebut menjadi sejarah yang sangat luar biasa dipuncak penyerbuan orang Arab ke wilayah Afrika-Eropa. 2 Melihat adanya konflik pada penguasa di kerajaan Andalusia Gotik Barat, Musa Ibn Nusyair mengirim seorang budak yang dibebaskan dari Berber, Thariq Ibn Ziyad, pada tahun 711 ke Andalusia dengan membawa pasukan Thariq mendarat dekat gunung batu besar yang dikemudian hari diabadikan dengan sebutan Jabal Thariq (Gibraltar). Satu-satu persatu kekuasaan kerajaan Gotik mulai direbut oleh Thariq dan pasukannya. 3 Melihat pemerintahan Umawiyah yang berpusat di Damashqus masih kokoh, maka kepemimpinan di Andalusia harus dibawah naungan Umawiyah sampai datangnya Abdurrahman Ibn Mu awiyah lari dari Syam karena tampuk kekuasaan tersebut berpindah tangan pada keturunan Abbasiyah. Dan Abdurrahman melanjutkan atau mendirikan kembali pemerintahan Umawiyah di Barat. Setelah berjalannya waktu, Andalusia mengalami krisis politik yang cukup tajam, sehingga terpecah belah menjadi pemerintahan kecil yang dipimpin oleh seorang penguasa tertentu atau raja kecil. Lebih jauh lagi, pemerintahan 2 Philip K. Hitti, History of The Arab, terj. R. Cecep Lukman hakim, (Jakarta: Serambi, 2002), Ibid., 628.

3 24 Umawiyah mulai mengalami kemerosotan. Melihat kondisi politik yang tidak stabil, orang-orang Kristen mengambil kesempatan untuk memberlakukan sistem pemerintahan dengan basis agama mereka. 4 Di Kordova, keluarga Jahwariyah mengepalai sejenis republik yang pada 1068 diambil alih oleh Banu Abbad di Seville. Sejak saat itu, dominasi di antara negara-negara muslim terletak di Seville, yang kedudukannya selalu dihubungkan dengan Kordova. Granada adalah pusat pemerintahan rezim Ziriyah, yang namanya diambil dari nama pendirinya yang berkebangsaan Berber, Ibn Ziri ( ). Namun sangat disayangkan, rezim ini akhirnya dihancurkan oleh kelompok Murabitun Maroko pada Sebagaimana rezim kerajaan kecil yang berkembang di Spanyol, Murabitun akhirnya juga tumbang dan digantikan dengan rezim baru yang disebut dengan penguasa Muwahidun. 5 Kekuasaan Muwahidun menggantikan posisi pemerintahan Murabitun. Dinasti Muwahidun pertama kali dipimpin oleh seorang Berber yang bernama Muhammad Ibn Tumar ( ) dari suku Masmuda. Yang mempunyai gelar al-mahdi. Pada tahun 1130, Ibn Tumar digantikan oleh sahabat sekaligus jendralnya, Abd al-mukmin Ibn Ali. Dari anak-anak Abd al-mukmin memerintah wilayah-wilayah sekitar Andalusia dan Maroko. Dan diantara anaknya yang memerintah di Andalusia adalah Abu Said. Ia merekrut menteri-menteri untuk mendampingi dirinya dengan tujuan menjalani tampuk kekuasaannya, antara lain: Muhammad Ibn Sulaiman dan Sa di Ibn Maimun As-Shanhaji. Selain dari itu, ia 4 Kamil Muhammad Muhammad Uwaidah, Ibnu Tufail; Failusu>f al-isla>m fi> al- Ushu>r al-wustha> (Beirut: Dar al-kutub al- Ilmiah,1993), Philip K. Hitti, History of The Arab, terj. R. Cecep Lukman hakim, (Jakarta: Serambi, 2002), 688.

4 25 juga memilih penulis fikih yang bernama Abu al-hakam Ibn Hirodus, ditambah seorang filosof bernama Ibn Tufail. 6 Ibn Tufail mulai terkenal saat umurnya menginjak lima puluh tahun. Bukan hanya seorang pemikir atau filosof ia juga banyak menulis tentang menejemen kantor dan diplomasi politik. Lebih khusus lagi, ketersohoran Ibn Tufail ditambah lagi sebagai dokter di kerajaan. Setelah Abd Said meninggal, Abu Ya qub menggantikan ayahnya untuk memimpin pemerintahan Muwahidun. Nama Ibn Tufail di kerajaan semakin dekat. Abu Ya qub dan Ibn Tufail mempunyai kecenderungan yang sama, yaitu mengembangkan berbagai disiplin keilmuan. 2. Kondisi Masyarakat Andalusia Ketika kita berbicara tentang Andalusia yang tergambarkan dalam benak orang Arab yaitu semenanjung Iberia (Spanyol dan Portugal). Sebelum ditaklukan bangsa Visigoths pada tahun 507 M. tanah ini ditinggali oleh bangsa Vandal setelah kerajaan Romawi, bahkan wilayah kediaman mereka disebut sebagai Vandalusia. Kata Andalusia itu sendiri diambil dari Wandal, sedangkan orang Eropa menyebutnya dengan Vandal atau Vandalusia. 7 Andalusia ketika masih dibawah kekuasan Romawi, daerah ini merupakan wilayah bagian barat sampai pada abad ke-5 M. Kemudian datanglah bangsa Ghothia Barat merebut daerah ini dan mengusir bangsa Vandalusia ke Afrika. Mereka berasal dari India berpindah ke Eropa untuk mencari sebuah perlindungan 6 Muhammad Ridwan Dayyah, Ibn Tufail al-andalu>si> (Siria: al-hay ah al- A<mmah, 2013), George Zidan, Riwayah Ta>ri>kh Isla>m Fathu al-andalus, (Da>r al-hila>l, 1892),5.

5 26 dan pencarian kehidupan. Selanjutnya mereka mendirikan kerajaan, namun pada akhirnya kerajaan tersebut menjadi negara-negara kecil sebagai akibatnya terjadi perpecahan dalam pemerintahan. Dan berakhir pada tahun 711 M./ 92 H. ditangan Thariq Ibn Ziyad. Faktor yang menyebabkan kerajaan ini runtuh disebabkan Ghotik Barat bertindak sewenang-wenang bagi orang Yahudi. Kaum Yahudi kala itu dipaksa untuk pindah ke agama Kristen. Dengan terpaksa sebagian dari mereka masuk Kristen. Dekrit itu muncul dari kerajaan tepat pada tahun 587 M. Ketika Witiza meninggal, perebutan kekuasaan mulai terjadi, antara anak Witiza dan Roderick. Namun sayangnya, kekuasaan itu dimiliki oleh Roderick. Sehingga anak dari Witiza itu bergabung dengan Yulian untuk melawan Roderick, sayangnya usaha itu tidak berarti apa-apa pada kekuasaannya. Pada akhirnya mereka berdua meminta bantuan Musa Ibn Nushair untuk mengalahkan kekuasaan Roderick. Tumbanglah kekuasaannya ditangan gubernur Musa Ibn Nushair. Dalam riwayat yang lain disebutkan bahwa kekejaman yang dilakukan oleh raja Roderick terhadap kaum Yahudi menjadikan mereka berniat untuk meruntuhkan kekuasaan raja tiran itu, jalan satu-satunya yang bisa mengalahkannya adalah meminta bantuan orang muslim, yang kemudian dipimpin oleh Tariq Ibn Ziyad, untuk menjatuhkan Roderick. empat bagian: Setelah terbentuknya kerajaan di Andalusia, masyarakat disana terdiri dari

6 27 a. Orang-orang Arab. Mereka mempunyai perasaan yang cukup kuat atas aristrokrasinya untuk mengalahkan eksistensi orang Spanyol dan Berber. Dan bahasa mereka pun cukup menonjol dari pada Berber dan Spanyol. b. Berber. Mereka adalah orang-orang yang bergabung dengan orang Arab di dalam masyarakat badui dan Islam. c. Spanyol. Orang-orang Spanyol bisa dikatakan sebagai penduduk pribumi. Mereka memeluk agama Kristen-Katolik. Mereka memandang bahwa orang Berber dan Arab hanya pendatang saja, orang Spanyol lebih berhak atas negara mereka sendiri. d. Orang Islam yang terlahir dari Berber dan Arab. 8 Kekuatan orang Arab tidak hanya dalam segi militer untuk menaklukan penduduk Andalusia melainkan mereka juga mampu menguasai bahasa dan agama mereka, sehingga orang Andalusia banyak yang masuk dalam agama Islam. Secara bersamaan mereka melupakan bahasa latin mereka dan meninggalkan ajaran Kristen. Penduduk Andalusia dikenal dengan kebersihannya. Mereka menjaga kebersihan makanan, minuman dan juga pakaian. Hal yang menarik juga, mereka tidak mengenakan pengikat kepala (Sorban) sebagaimana pada umumnya orang Arab asli. Bahkan seorang mufti sering kali tidak menggenakan sorban. Dari sisi semangat intelektualitas, menurut Ibn Hazm sebagaimana yang dikutip oleh Ahmad Amin menyatakan bahwa penduduk Andalusia tidak pernah 8 Ahmad Amin, D}uha al-isla>m, Vol: III (Beirut: Darul al-kutub al-ilmiah, 2007), 7-8.

7 28 membatasi keilmuan kecuali ilmu kalam, alasannya agar supaya mengurangi perdebatan dalam agama Karya Ilmiah dan Sastra Andalusia Salah satu sumbangan keilmuan di Andalusia mengembangkan kajian bahasa dan sastra. Al-Qali yang hidup antara 901 hingga 989 merupakan salah seorang profesor ternama dari Universitas Kordova. Ia dilahirkan di Armenia dan mengenyam pendidikan di Baghdad. Ia mempunyai murid yang bernama Muhammad Ibn al-hasan al-zubaydi ( ). Karya utama Zubaydi adalah daftar klasifikasi para ahli tata bahasa dan filologi yang bermunculan sepanjang sejarah hingga masa ia hidup. Dalam bidang sastra, penulis yang terkenal adalah Ibn Abd Rabbihi ( ) dari Kordova, penyair kesayangan Abd al-rahman III. Pada puncaknya, periode raja-raja kondang, yang teramat istimewa seperti Bani Abbadiyah, Murabitun, dan Muwahhidun, merupakan salah satu periode yang terpenting. Benih-benih budaya yang disebar pada masa kekhalifahan Umayah tidak menghasilkan buah yang sempurna hingga masa ketiga dinasti ini. 10 Namun yang paling penting dari gerakan keilmuan di Andalusia selain bahasa dan sastra muncul ilmu kedokteran dan astronomi untuk membantu para khalifah, karena mereka membutuhkan keilmuan tersebut. Bahkan ada diantara mereka masih beriman pada perbintangan. Dalam sejarah Yunani Kuno, kedua disiplin keilmuan tersebut merupakan cabang dari filsafat itu sendiri, seperti halnya ilmu tentang alam semesta dan ketuhanan. Untuk mempelajari ilmu 9 Ibid., Philip K. Hitti, History of The Arab, terj. R. Cecep Lukman hakim (Jakarta: Serambi, 2002),

8 29 kedokteran tetap membutuhkan pada pengetahuan tentang karakteristik tumbuhan karena tidak sedikit obat-obatan tradisional diambil dari tanaman. Saat dokter menganalisa obat-obatan dan sebuah penyakit, maka ia juga harus mempelajari ilmu logika untuk mendapatkan kongklusi dan hasil observasi yang benar dalam mengobati penyakit. Daya tarik para ilmuwan Andalusia untuk mempelajari ilmu kedokteran telah tertanam semenjak ekspansi pertama kali Islam oleh Abdurrahman Ibn Mu awiyah selaku pendiri pemerintahan Ummayah di Andalusia mempunyai perhatian cukup tinggi pada ilmu kedokteran. Kemajuan ilmu kedokteran terjadi pada masa al-amir Muhammad. Bersamaan dengan itu, tidak didapatkan karya tentang ilmu kedokteran dan ilmu hitung sampai pada akhirnya kepemimpinan diganti oleh Abdurrahman an-nashir karya ilmu-ilmu tersebut dibawa dari belahan timur kawasan Islam. 11 Lebih jauh, ketika seorang menyibukan diri dengan ilmu kedokteran, ia akan dipertemukan dengan beberapa pemikir Yunani kuno, seperti Galianos, Plato dan Aristoteles. Kalau melihat pada deretan filosof Andalusia yang pertama kali mereka adalah dokter, seperti al-kurmani, Abu Jakfar Ahmad ibn Khamis, Hamdin ibn Aban. Aktivitas berfilsafat di Andalusia mempunyai dua karakteristik: a. Terdapat cara berpikir filosofis yang lebih condong pada tasawuffilosofis. Mereka mengikuti para filosof yang beraliran Neo-platonisme 12. Pertama 11 As-Sayyid Abdul Aziz Salim, Qurthu>bah Ha>dirat al-khila>fah fi> an-dalus,vol: II, (Alexandria: an-anshir Muassah Syibab al-ja>mi ah, 1997), 207.

9 30 kali pemikir yang beraliran Neo-Platonik adalah Muhammad Ibn Masarrah al- Qurthubi ( ). Pemikirannya tertutupi dengan aktivitas kesufiannya. Dalam catatan sejarah, bapaknya adalah Abdullah yang pandai dalam jual beli. Abdullah mempunyai kecenderungan berpikir pada aliran Muktazilah. Ia mengajari Ibn Masarrah filsafat dan ilmu agama. Bapaknya wafat pada tahun 912, yang mana umur dari Ibn Masrah masih menginjak tujuh belas tahun. Tapi meski demikian, ia telah mempunyai murid yang banyak. Perkembangan madrasah neo-platonik berakhir pada Muhyiddin Ibn Arabi. 13 b. Filosof yang mempunyai kecenderungan pada pemikiran Aristoteles atau Peripatetik 14. Filosof Peripatetik pertama kali di Andalusia adalah Abu as-silah Ummayah ibn Abdul Aziz ad-dani ( ). Dalam catatan Husain Muannis menyatakan bahwa Abu as-silah mempunyai karya Taqwi>m addhihn yang tersebar di Andalusia. Selain itu, ia juga mampu meringkas pemikiran Aristoteles. 15 c. Selain filsafat, karakteristik pemikiran filsafati di Andalusia terarah pada tasawuf. Tokoh yang sangat terkenal dari disiplin keilmuan ini adalah 12 Neo-platonisme dapat dipandang sebagai inkarnasi lengkap dari filsafat mistik dan filsafat Plotinos memang dipupuk oleh inspirasi religious, baik yang berhubungan dengan visi penyuciannnya, metafisikanya yang teologis, maupun etikanya yang asketik. Dia meminjam secara bebas unsure-unsur dari pemikiran Yunani klasik sebelumnya seperti Parmenides, Heraklitos, dan terutama Platon serta Aristoteles, lantas menyusun suatu desain lengkap tentang teologi, fisika, metafisika, logika, etika dan mistik. Lihat, Budiono Kusumohamidjojo, Filsafat Yunani Klasik; Relevansi untuk Abad XXI, (Yogyakarta: Jalasutra, 2013), 13 Husain Muannis, Tarikh al-fikr al-andalusi (:Maktabah Tsaqafah ad-diniah,), Aliran peripatetik atau disebut dengan kaum peripatetikos adalah pengikut aliran peripatos. Nama aliran ini berasal dari tempat berjalan-jalan yang digunakan oleh Aristoteles serta para penggantinya untuk mengajar. Aliran peripatetik yang melanjutkan kegiatan yang didirikan oleh Aristoteles itu, dihidupkan terutama oleh Theophrastos dari Eresos meninggal 288 SM. Lihat, Budiono Kusumohamidjojo, Filsafat Yunani Klasik; Relevansi untuk Abad XXI, (Yogyakarta: Jalasutra, 2013), Husain Muannis, Tarikh al-fikr al-andalusi,(:maktabah Tsaqafah ad-diniah,), 334.

10 31 Muhyiddin Ibn Arabi. Ia membawa pandangan tasawuf pada penyatuan diri dengan Tuhan (panteisme). 16 B. Penulisan Kitab Selaku filosof yang mempunyai kemampuan sastra, Ibn Tufail memilih metode penulisan dengan gaya penulisan sastrawi yang berbentuk cerita agar mudah dicerna oleh banyak kalangan. Berawal dari sebuah permintaan oleh sahabatnya yang ingin mengetahui tentang hikmah ketimuran. Selain itu, tulisan Ibn Tufail ini erat kaitannya dengan kritik atas al-ghazali yang telah mengkritik filsafat. Disaat itu orang masih ragu untuk mempelajari filsafat dan usaha para filosof yang telah didamaikan oleh mereka telah sirna. Juga buku-buku yang berbicara tentang filsafat sekarang bisa dikonsumsi oleh banyak elemen masyarakat. Dari pembacaan fenomena di atas, amat logis buku Ibn Tufail ini ingin menetralisasi keadaan dan ingin mengembangkan filsafat ke tempat yang semula, yaitu filsafat bukanlah barang haram. Dengan tulisan H}ay Ibn Yaqz}an, Ibn Tufail ingin membumikan filsafat di Andalusia. 17 Karya filsafat yang ditulis oleh Ibn Tufail dalam roman klasik H}ay Ibn Yaqz}an bukan hal pertama yang dilakukannya. Terdapat judul yang sama dengan roman klasik tersebut yang ditulis oleh Ibn Sina dan Suhrawardi. Diantara karya keduanya ada sebuah perbandingan yang ditemukan oleh Ahmad Amin. Saat ia memperbandingkan antara H}ay Ibn Yaqz}an yang ditulis oleh Ibn Sina dan Ibn Tufail dari sisi kesusastraan maka terlihat bahwa ketinggian bahasa dan adab lebih indah Ibn Tufail dari pada Ibn Sina. Hal itu diindikasikan karena Ibn Sina tidak 16 Ibid., Sirojuddin Zar, Filsafat Islam, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2004), 208.

11 32 melihat pada buku sastra arab akan tetapi hanya disandingkan pada pengetahuan bahasa dan kamus saja. Lebih jauh, Ahmad Amin mengungkapkan bahwa penggunaan kosakata filsafat lebih mendalam Ibn Tufail dari pada Ibn Sina. 18 Abdul Halim Mahmud menyatakan setidaknya kalau Ibn Tufail seorang sastrawan maka ia pandai dalam sajak dan sair. Hal tersebut tertuang dalam H}ay Ibn Yaqz}an saat ia mengungkapkan beberapa pernyataan tentang masalah ketuhanan. Selanjutnya Abdul Halim Mahmud melihat bahwa Ibn Tufail telah menghimpun beberapa permasalahan penting filsafat. Bahkan ia menyatakan tidak sepakat apabila pengetahuan Ibn Tufail hanya terbatas pada dunia filsafat saja akan tetapi ada nilai sufistik yang tumbuh dalam dirinya. Hal tersebut dapat dibuktikan terhadap gambaran Ibn Tufail dalam H}ay Ibn Yaqz}an yang mana ia muncul di sebuah pulau yang jauh dari kehidupan, di pulau tersebut tidak ada jejak manusia sama sekali, kemudian ia berkontemplasi dan mendapatkan kesimpulan yang berangkat dari indrawi menuju rasional, dari parsial menuju universal, sehingga ia sampai pada formulasi pemikiran tentang ketuhanan. Kemudian ia juga melakukan ritual kebatinan (ar-riyad}ah ar-ruhiyah) yang mengantarkannya pada posisi kewalian. Selanjutnya ada seorang pemeluk agama langit yang ingin pergi ke pulau tak bertuan itu. Ia ingin melepaskan dunia untuk memfokuskan diri beribadah pada Tuhannya. Setibanya dipulau tersebut, H}ay Ibn Yaqz}an bertemu dengan pemeluk agama itu. Keduanya berdialog dan saling memberikan pemahaman tentang ketuhanannya masing-masing. H}ay Ibn Yaqz}an 18 Ahmad Amin, H}ay Ibn Yaqz}an; li Ibn Sina wa Ibn Tufail wa as-suhrawardi> (Kairo: Da>r al- Ma a>rif, 2008), 26.

12 33 menyimak dengan baik penyampaian dari orang tersebut. Singkat cerita, H}ay Ibn Yaqz}an akhirnya menemukan keyakinan sempurna. 19 Berbeda pandangan dengan Abdul Halim Mahmud, Kamil Muhammad Muhammad Uwaidah menyatakan bahwa filsafat yang ada di Andalusia tidak mempunyai hubungan dengan nuansa tasawuf. Ia menegaskan bahwa Ibn Bajah, Ibn Tufail dan Ibn Rusyd telah mengkritik pemikiran tasawuf. Tiga filosof tersebut, dalam kesimpulan Muhammad Uwaidah, menggap bahwa tasawuf hanya permainan imajinasi saja (al- a>lam al-khaya>li). Sebab filsafat di Andalusia berpegangan pada akal sedangkan tasawuf pada hati semata. Kalau pun melihat pada karya Ibn Tufail diksi kata yang dipakai mempunyai kesamaan dengan tasawuf akan tetapi makna dan metodenya sangatlah berbeda. 20 Antara H}ay Ibn Yaqz}an yang ditulis oleh Ibn Sina dan Ibn Tufail terlihat pada sisi estetika dan psikologisnya. H}ay Ibn Yaqz}an yang digambarkan oleh Ibn Sina hanya bersifat intelek-aktif (al- aql al-fa a>l) dalam kisah tersebut. Secara psikologis dalam simbol H}ay Ibn Yaqz}an hanya disama dengan seseorang yang mempunyai kekuatan jiwa dan akal saja. Dalam artian semua manusia memiliki dua hal tersebut sehingga ia berkembang menurut hukum evolusi yang ada. Sedangkan H}ay Ibn Yaqz}an yang ditulis oleh Ibn Tufail mempunyai nuansa dialektis yang cukup tinggi, dan dalam diri H}ay Ibn Yaqz}an mampu menangkap informasi dan mengembangkannya sehingga terjadi dinamika dalam alam pikirannya. Hal itu disebabkan oleh lingkungan yang mengitari H}ay Ibn Yaqz}an saat masa perkembangannya Abdul Halim Mahmud, Falsafah Ibn Tufail, (Kairo: Da>r al-kutub al-lubna>ni>, 1990), Kamil Muhammad Muhammad Uwaidah, Ibnu Tufail; Failusu>f al-isla>m fi> al- Ushu>r al-wustha> (Beirut: Da>r al-kutub al- Ilmiah,1993), 32.

13 34 Tapi bagaimanapun Ibn Tufail tetap berhutang budi pada Ibn Sina karena ia telah memberikan kontribusi pada plot penulisan cerita roman tersebut. Penamaan pada dua aktor penting antara H}ay Ibn Yaqz}an dan Absal diambil dari karya Ibn Sina dengan judul yang sama yaitu H}ay Ibn Yaqz}an Penamaan tersebut berawal dari bangsa Yunani, kemudian diadobsi ke dalam kesusastraan mistik Persia. Kemudian, ada sebuah cerita yang dibawa oleh Ibn Sina yang diperkenalkan kepada dunia sastra yang diberikan oleh Nasiruddin at-tusi (1274). Penamaan dua kata tersebut pada dasarnya yang dimaksudkan oleh Ibn Sina bahwa Salaman tidaklah lebih dari pada jati diri manusia pada umumnya, sedangkan Absal merupakan sosok yang mana ia datang dari suatu kawasan mistika. Didalam pemaknaan berbeda yang telah disampaikan oleh Nasiruddin at- Tusi menyampaikan bahwa keduanya merupakan sosok jiwa yang berbeda: Salaman merupakan ahli syariat (practical intellect), sedangkan Absal adalah ahli kontemplasi (contemplative intellect). Dua nama tersebut muncul kembali pada kisah roman yang ditulis Ibn Tufail dengan penggunaan plot cerita berbeda. 22 C. Tema-tema Penting Pembahasan yang menarik dari kajian filsafat berawal dari penciptaan alam semesta. Perbincangan ini dimulai dari Yunani kuno sampai pada masa kini. Begitu juga dengan Ibn Tufail saat menulis H}ay Ibn Yaqz}an, ia memulai dengan problematika kosmologi sampai pada dimensi ketuhanan. Berikut akan diuraikan tema-tema penting yang tertuang dalam karya tersebut: 1. Kosmologi 21 Madani Sholih, Ibn Tufail; Qad}aya wa Mawa>qif (Iraq: Da>r ar-rasyid li an-nasr, 1980), Henry Corbin, History of Islamic Philosophy, (London:Islamic Publition, 1962), 239

14 35 Bagi Ibn Tufail kosmos terbagi menjadi dua bagian antara mikro-kosmos dan makro kosmos. 23 Kosmos yang diatas bulan (makro-kosmos) dan dibawah bulan (mikro-kosmos). Dua pemetakan ini dilihat dari karakter dari dua alam yang berbeda, tapi keduanya tetap mempunyai keterkaitan. Baginya kosmos yang dibawah bulan terdapat dua macam ada, yaitu ada yang hidup dengan perantara jiwa dan mati disebabkan tidak mempunyai jiwa. 24 Ibn Tufail pada dasarnya mempunyai pandangan bahwa semua yang hidup itu mempunyai jiwa kesatuan yang sama. Akan tetapi yang membedakannya adalah materi dan bentuk, sehingga saat mengaktualisasikannya berbeda. Hal serupa yang dipahami oleh Aristoteles. Baginya, sebagaimana semua makhluk fisis, terdiri dari materi dan bentuk, demikian pun makhluk fisis yang mempunyai jiwa (psykhe) terdiri dari materi dan bentuk. Badan adalah materi dan jiwa adalah bentuknya. Materi dan bentuk masing-masing mempunyai peranan sebagai potensi dan aktus, kita dapat mengatakan juga bahwa badan adalah potensi, sedangkan jiwa berfungsi sebagai aktus. Dengan demikian kita dapat mengerti definisi tentang jiwa yang diberikan dalam De anima yang ditulis oleh Aristoteles. Ia mendifinisikan jiwa sebagai aktus pertama dari suatu badan organis. Ia mengatakan aktus pertama, karena jiwa adalah aktus yang paling fundamental. Aktus ini mengakibatkan badan menjadi badan yang hidup. Semua aktus lain merupakan aktus yang kedua, 23 Pembagian ini mengikuti pendapat Aristoteles yang menyatakan bahwa kosmos seluruhnya terdiri dari dua wilayah yang sifatnya sangat berbeda. Di satu pihak terdapat wilayah sublunar (= di bawah bulan). Yang dimaksud dengannya tidak lain daripada bumi. Dilain pihak terdapat wilayah yang meliputi bulan, dan planet-planet, dan bintang-bintang. Aristoteles membantah pendapat bahwa jagat raya tidak mempunyai batas. Menurutnya jagat raya bersifat terbatas dengan kata Inggris, finite dan jagat raya yang terbatas itu berbentu bola. Ia beranggapan juga bahwa jagat raya tidak mempunyai permulaan dalam waktu dan akibatnya kita dapat menyimpulkan bahwa jagat raya adalah kekal, sehingga tidak mungkin memusnahkannya. Lihat, Kees Bertens, Sejarah Filsafat Yunani (Yogyakarta: Kanisius, 1999), Kamil Muhammad Muhammad Uwaidah, Ibnu Tufail; Failusu>f al-isla>m fi> al- Ushu>r al-wustha> (Beirut: Dar al-kutub al- Ilmiah, 1993),

15 36 yang berdasarkan aktus pertama tadi. Sebuah contoh kiranya dapat menjelaskan maksudnya. Jika seekor kucing mengeong, itulah suatu aktualisasi; itu dilaksanakan oleh suatu aktus. Kucing tidak menjadi kucing karena aktus mengeong. Kucing adalah kucing karena jiwanya. Jiwa merupakan aktus pertama. Jika tidak mempunyai jiwa, maka benda tersebut hanya terdiri dari materi saja. 25 Hal ini terbukti pada bentuk benda-benda yang tidak bisa berkembang, merasakan dan tidak makan, seperti batu-batuan, pasir, air, udara. Yang membedakan dari ketiga benda padat (al-jamadad) terdapat pada kualitas dan kuwantitasnya saja. 26 Adapun kosmos yang di atas bulan mempunyai kesamaan dengan kosmos di bawah bulan. Bagi Ibn Tufail karakter yang meliputi pada kosmos di atas bulan terdiri dari tiga bagian, panjang, luas, dan kedalaman. Dari tiga karakter ini Ibn Tufail tetap menyatakan bahwa kosmos di atas bulan masih berbentuk materi. Dengan pemahaman bahwa ia akan musnah. 27 Dan semuanya itu pasti mempunyai suatu keterbatasan. 28 Pemahaman yang disampaikan oleh Ibn Tufail ini, sekali lagi, mempunyai kesamaan dengan Aristoteles. Menurut Aristoteles sesuatu haruslah terbatas, dan batasan itulah yang merupakan formanya pada mengada yang padat. Misalnya sejumlah air: sebagian dari air itu dapat dibedakan dari bagian lainnya dengan menempatkannya ke dalam sebuah bejana, sehingga bagian ini lantas menjadi sesuatu, namun selama bagian ini belum dibedakan dari bagian air lainnya yang homogen maka ia bukan sesuatu. Sebuah arca adalah 25 Kees Bertens, Sejarah Filsafat Yunani (Yogyakarta: Kanisius, 1999), Kamil Muhammad Muhammad Uwaidah, Ibnu Tufail; Failusu>f al-isla>m fi> al- Ushu>r al-wustha> (Beirut: Dar al-kutub al- Ilmiah,1993), Ibid., Ahmad Amin, H}ay Ibn Yaqz}a>n; li Ibn Sina wa Ibn Sina wa al-suhrawardi> (Kairo: Da>r al- Ma a>rif, 2008), 66.

16 37 sesuatu, dan pualam yang menjadi bahan arca, dari segi tertentu, tak berubah dari keadaannya semula sebagai bagian dari bongkahan batu pualam atau bagian dari barang-barang hasil pertambangan. 29 Selain berbicara tentang masalah penciptaan alam semesta, Ibn Tufail juga mempersoalkan kembali tentang masalah kedahuluan alam (qodi>m al-a>lam) atau kebaruannya (hadith al-a>lam). Para filosof seperti al-farabi dan Ibn Sina keduanya bersepakat bahwa alam semesta mempunyai sifat terdahulu dalam pemahaman al-ghazali dalam Taha>fut al-fala>sifah. 30 Dan persoalan ini diungkap kembali oleh Ibn Tufail. Ia tidak terlalu jelas mengungkap tentang sifat kedahuluan (qadi>m al-a>lam) alam. Tapi ia menyatakan bahwa alam semesta ketika diciptakan oleh Niscaya-ada (Tuhan) tidak berkaitan dengan zaman, tetapi mempunyai hubungan dengan dzat Jiwa Makhluk hidup dalam pandangan filosof pada abad pertengahan tidak hanya terbentuk dari materi saja melainkan ada entitas yang mengaktualisasikannya. Terdapat jiwa yang menjadi prinsip vital (vital principle) yang ada dalam dirinya. Yang pertama kali muncul adalah jiwa nabati, diikuti oleh jiwa hewani, dan diakhiri oleh jiwa manusiawi. Semua ini berlangsung secara 29 Betrand Russell, Sejarah Filsafat Barat, terj. Sigit Jatmiko (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007), Dalam pemahaman Ibn Sina alam berasal dari Wujud Niscaya-ada. Dengan dengan derma dan karunia-nya, memancarlah intelek pertama. Ketika ia berpikir tentang dirinya sendiri, lahirlah intelek kedua. Dan ketika intelek kedua berpikir tentang dirinya sendirinya, terangkailah jiwa dan tubuh dari falak-luar. Proses emanasi ini kemudian berlanjut dengan sederetan intelek dan falak yang bersesuaian, sampai akhirnya terbitlah akal kesepuluh atau Akal aktif, yang berperan menata alam sublunar (al-alam tahta al-qamar). Setelah itu, alam anasir terbentuk. Di alam tersebut, anasir sederhana berpadu-paduan dengan bentuk-bentuk substantif. Lihat. Majid Fakhry, Sejarah Filsafat Islam; Sebuah Peta Kronologis, terj. Zaimul Am, (Bandung: Mizan, 2001), Ahmad Amin, H}ay Ibn Yaqz}a>n; li Ibn Sina wa Ibn Sina wa al-suhrawardi> (Kairo: Da>r al- Ma a>rif, 2008), 70.

17 38 progresif, selaras dengan daya-tampung masing-masing jiwa. Jiwa nabati didefinisikannya sebagai dasar pertumbuhan dan reproduksi; jiwa hewani sebagai dasar gerak dan penangkapan terhadap rangsangan-rangsangan partikular; dan jiwa manusiawi sebagai dasar pertimbangan dan pemahaman terhadap hal-hal yang universal. 32 Dapat disimpulkan bahwa jiwa dapat mengoprasikan segenap aktifitas manusia. Dengan demikian jiwa adalah entitas yang penting bagi makhluk hidup yang berada di mikro-kosmos. Ia merupakan pertama dari benda organik yang alami. Yang menjadi persoalan bagi para filosof yaitu keberadaan jiwa dan badan saat mati, apakah saat dibangkitkan dari kematian hanya jiwa atau jiwa dan badan? Para filosof dan teolog memang berbeda pendapat dalam menyikapi hal ini. Kamil Muhammad Muhammad Uwaidah mengutip pendapat Adduddin al- Iji dalam bukunya al-mawaqif menyatakan ada lima kelompok yang berbeda pandangan dalam menyikap persoalan jiwa dan badan saat dibangkitkan dari kematian, sebagai berikut: a. Kebanyakan para teolog muslim berpendapat bahwa saat hari pembalasan kelak yang bertanggung jawab dari perbuatannya di dunia adalah badan. b. Sebaliknya, para filosof-teolog menyakini bahwa hari pembalasan yang bertanggung jawab atas perbuatannya di dunia adalah jiwa. 32 Fakhry, Sejarah Filsafat Islam; Sebuah Peta Kronologis, terj. Zaimul Am, (Bandung: Mizan, 2001), 60

18 39 c. Para analis menyatakan bahwa jiwa dan badan yang harus bertanggung jawab atas perbuatannya di dunia kelak di akhirat. d. Sedangkan filosof naturalis menyatakan tidak ada pembalasan atas jiwa dan badan. e. Terdapat kelompok, tapi tidak disebutkan oleh al-iji, tidak berkomentar atas hari pembalasan di akhirat kelak. 33 Saat Ibn Tufail membahas tentang kekalnya jiwa terlebih dahulu ia menyinggung pengetahuan atas Tuhan. Kalau seseorang ingin mengetahui Tuhan dengan idrawinya maka ia tidak akan pernah sampai, sebab idrawi hanya mempunyai kemampuan pengetahuan yang dibatasi pada materi, sedangkan Tuhan bukan entitas material. Bagaimana mungkin berangkat dari pengetahuan bersifat materi menuju pengetahuan yang immateri? Ia menyatakan bahwa idrawi tidak akan mampu mengenal Tuhan. Ia juga menambahkan bahwa pengetahuan indrawi akan musnah karena masih terbentuk dari materi. Hanya dengan musya>hadah manusia mampu mengetahui Tuhannya. 34 Ia menyimpulkan indrawi ragawi ( bodily sense) tidak dapat mengetahui Tuhan tapi dengan jiwa. Di dalam jiwanya itu pulalah terletak esensi dirinya. Pada titik ini, menurut analisa Abduh Syimali, Ibn Tufail menjadi yakin akan keluhuran jiwa, ketidakfanaannya, dan bahwa kebahagiaan sejati akan tercapai tatkala diri menyelam dalam perenungan tentang Wujud Mutlak Intuisi 33 Muhammad Muhammad Uwaidah, Ibnu Tufail; Failusu>f al-isla>m fi> al- Ushu>r al-wustha> (Beirut: Da>r al-kutub al- Ilmiah,1993, Ahmad Amin, H}ay Ibn Yaqz}a>n; li Ibn Sina wa Ibn Sina wa al-suhrawardi> (Kairo: Da>r al- Ma a>rif, 2008), Abduh Shymali, Dirasa>t fi> Ta>ri>kh al-falsafah al-isla>miah (Beirut: Da>r as-sha>dir, 1979), 628.

19 40 Pengetahuan tentang Tuhan bisa dicapai dengan berbagai perspektif. Tapi bagi ahli tasawuf, pengetahuan ketuhanan hanya bisa dijangkau dengan kekuatan hati atau disebut dengan epistemologi intuitif. Seringkali seseorang yang mempraktekan ajaran tasawuf apabila telah sampai pada derajat yang cukup tinggi tidak mampu membahasakan secara lugas terhadap manusia pada publik akibatnya dianggap menyimpang dari ajaran kemurnian Islam. Semisal al-hallaj dan Ibn Arabi, kedua tokoh ini sering menyatakan secara tegas telah menyatu dengan diri Tuhan. Jelasnya, pemikiran ini adalah pengalaman pribadi seseorang bukan keterpengaruhan berpikir dari budaya lain. Sekalipun terdapat budaya lain yang mempengaruhi alam pemikirannya, Syami Ali an-nassar menganggap hal tersebut tidak terjadi secara langsung. 36 Begitu juga dengan Ibn Tufail, ia menyebut ungkapan dari al-hallaj yang menyatakan bahwa tentang diri sebagai Tuhan. Ibn Tufail menyatakan bahwa diksi kata yang dipakai tidak dapat disepadankan dengan bahasa manusia pada umumnya. 37 Ibn Tufail menemukan eksistensi Tuhan setelah proses ilmu pengetahuan eksak untuk mengenal Tuhan akan tetapi tidak dapat mengantarkan dirinya pada dzat Tuhan kemudian beralih untuk menggunakan hati agar bisa mengenali Tuhan. Akhirnya ia merasakan kehadiran Tuhan dalam dirinya. 4. Ketuhanan Konsepsi ketuhanan dalam pandangan filosof tentu sedikit ada perbedaan dengan kaum teolog. Para teolog memahami Tuhan lewat wahyu yang telah disampaikan oleh para nabi secara nalar menurun (al-aql at-tana>zuli>). Berbeda 36 Ali Syami an-nassyar, Nasy h al-fikr al-falsafi> fi> al-isla>m (Kairo: Da>r as-sala>m, 2007), Ahmad Amin, H}ay Ibn Yaqz}an li Ibn Si>na> wa Ibn Tufail wa as-sahrawardi> (Kairo: Da>r al- Ma arif, 2008), 43.

20 41 halnya dengan filosof, mereka memahami Tuhan setelah menggunakan akal dengan maksimal atau dengan sebutan akal menanjak (al-aql at-tasha>udi>). Filosof pertama yang tercatat dan memberikan sumbangan pada Islam adalah al-farabi. Ia memahami Tuhan dengan cara teleologi. Yang dalam artian alam semesta ini tidak bisa berdiri sendiri tanpa ada sebab utama untuk terciptanya jagat raya. Dan sebab utama ini tidak bisa disebabkan oleh dzat yang lain, karena ia tidak butuh apapun dan siapapun. 38 Dari yang satu ini kemudian muncul segala sesuatu di jagat raya. Sebagai seorang murid, Ibn Sina banyak terpengaruh oleh al-farabi dengan teori emanasinya (al-faidhiyah). Dari segi konten pemikiran, Ibn Sina sebagai seorang filosof helenistik, sedangkan konstruksinya mengikuti sistemasi Islam. Sedangkan teori untuk membuktikan penciptaan adanya Tuhan ia mempunyai kesimpulan bahwa terdapat sepuluh intelek aktif (active intellect) di jagat raya ini. Pada mayoritas filosof muslim mempercayai adanya malaikat Jibril. Penamaan Jibril ini pun pada dasarnya disebut intelek aktif yang telah memberikan bentuk pada materi bumi. 39 Sedangkan yang menciptakan sepuluh intelek tersebut adalah Tuhan yang satu. Ibn Tufail juga memiliki konsepsi adanya Tuhan yang tidak jauh berbeda dengan para filosof sebelumnya. Baginya alam semesta yang teratur ini pasti ada yang menciptakan, yaitu Tuhan. Ia Maha Sempurna, Maha mengetahui, Maha Pemurah, dan Maha Baik, serta memiliki sifat kesempurnaan yang jejak-jejak dan 38 Muhammad Abdul Hadi Abu Ruwaidah, Ta>ri>kh al-falsafah fi> al-isla>m (Kairo: Hay ah al- A<mmah, 2010), Abdul Kadir Riyadi, The Phenomenology of Tasawuf: On Islam as a Cosmic Religian, (Surabaya: Pustaka Idea, 2014), 79

21 42 tanda-tanda-nya terpampang di alam yang rendah ini. Sebaliknya, Mahasuci Dia dari segala sifat ketaksempurnaan. Oleh karena itu, seseorang hanya bisa memilih dari berbagai sifat makhluk yang ada di alam semesta ini. Ia akan meniru perilaku hewan, benda-benda langit atau Tuhan. Ada tiga tugas yang mesti dijalaninya, yakni: a. Sebagai bagian dari dunia binatang, ia harus memenuhi kebutuhan fisiknya sebatas bisa bertahan hidup untuk lantas mewujudkan tujuannya yang utama, yakni merenungi Tuhan. b. Sebagai makhluk yang berwatak spiritual atau intelektual, ia harus senantiasa merenungkan keindahan dan keteraturan alam sekitarnya. c. Sebagai makhluk yang dekat dengan Tuhan, ia harus sepenuhnya paham bahwa kontemplasi intelektual mengenai Tuhan tidak akan memadai untuk menjangkaunya. Karena, dalam kontemplasi semacam ini, jiwa takkan bisa menghilangkan kesadaran tentang identitas dirinya atau ke-aku-an. 40 Dari ketiga karakter manusia di atas, ia hanya bisa melebur pada diri Tuhan (maqa>m al-fana> wa al-masya>hadah) saat tidak memikirkan tentang ciptaannya, melainkan fokus pada diri Tuhan semata. Pengalaman spiritual seperti ini tidak bisa didapat oleh semua orang dan tidak bisa dibahasakan dengan untaian kata yang dipakai oleh makhluk hidup. Kalau pun seseorang memaksakan diri untuk menerjemahkan tingkat spiritual seperti ini, yang kemudian terjadi variasi penafsiran dari seorang penutur tersebut. Atau pilihan yang paling buruk adalah 40 Majid Fakhry, Sejarah Filsafat Islam; Sebuah Peta Kronologis, terj. Zaimul Am, (Bandung: Mizan, 2001), 106

22 43 dianggap kesalahan fatal saat memahami teks-teks suci. Akibatnya yang terjadi pembunuhan pada beberapa tokoh sufi yang mencoba untuk menjelaskan pengalaman spiritualnya pada seseorang, seperti al-hallaj dan Suhrawardi. 5. Integrasi Filsafat dan Agama Usaha para filosof untuk menyatukan antara filsafat dan agama dimulai semenjak al-kindi sampai Ibn Rusyd. Bagi Ibn Rusyd antara syari at dan filsafat tidak ada perbedaan. Keduanya merupakan sebuah kebenaran, maka tidak mungkin apabila dan syari at. Terbukti dalam karya Hay ibn Yaqdhan ia menceritakan pertemuan antara keduanya benar terjadi sebuah pertentangan. 41 Dalam pembahasan ini Ibn Thufail tidak melewati isu tentang integrasi antara filsafat Absal dan Yaqdhan. Bagaimana Absal diposisikan sebagai lakon ahli syariat dan Yaqdhan pegiat filsafat. Keduanya berdialog tentang pengalaman spiritualnya masing-masing. D. Relevansi dalam Konteks Kekinian Perkembangan filsafat di dunia Islam mengalami perubahan yang cukup signifikan, sebab terjadi dialog pemikiran antara dunia timur dan barat di abad modern. Filsafat barat di abad modern yang disinyalir sebagai pemberontak terhadap gereja menjadikan corak pandang mereka terhadap agama mulai tergerus. Pemberontakan terhadap agama itu bisa dilihat dari sudut pandang yang variatif. Disatu sisi, kita bisa menganggap modernitas sebagai disintegrasi intelektual. Filsafat modern lebih menampilkan dirinya sebagai anarki dan 41 Ibn Rusyd, Fashlu al-maqa>l: Fi>ma> Baina al-hikmah wa al-shari ah min al-ittisa>l (Mesir: al- Maktabah al-mahmudiah at-tija>riah, 1968), 15.

23 44 kekacauan daripada keutuhan dan ketertiban. Filsafat modern, dalam wawasan ini, adalah sebuah kemerosotan intelektual. Mereka yang ingin mempertahankan metafisika tradisional berada pada posisi ini. Di lain sisi, kita bisa menganggap filsafat modern sebagai sebuah emansipasi, sebuah kemajuan berpikir, dari kemandegan dan pendewaan pemikiran metafisis yang mendukung sistem kekuasaan gerejawi tradisional. Mereka pada posisi yang kedua ini mendukung radikalisasi lebih lanjut, pemisahan ilmu pengetahuan dari filsafat. Kita tidak bisa memihak salah satu posisi secara ekstrem. Dalam kenyataan, hancurnya metafisika tradisional disambut gembira oleh filsuf-filsuf, seperti Nietzsche, Kant, Comte, dan seterusnya, dilain pihak, Hegel dan Marx ingin mengembalikan integrasi metafisis itu dari puing-puingnya. 42 Dalam karya Karen Amstrong A History of God: The Year Quest of Judaism, Christianity and Islam menulis pada bab khusus yang membicarakan tentang masa depan Tuhan. Ia bertanya, Adakah masa depan bagi Tuhan?. Pertanyaan ini seakan-akan mengarah pada keraguan akan keberadaan Tuhan dimuka jagat raya ini. Terbukti dengan data yang ditulis oleh Karen Amstrong dalam karya itu banyak ditampilkan para ilmuwan dan filosof berikut fenomena yang berkembang di Eropa tidak berpihak pada agama. Ia menyebutkan bahwa ribuan orang berada di ambang ajal karena kelaparan dan kekeringan. Generasigenerasi sebelum kita telah merasakan bahwa akhir dunia sudah dekat, tetapi kita tampaknya sedang menghadapi masa depan yang tak terbayangkan. Bagaimana gagasan tentang Tuhan akan bertahan dalam tahun-tahun mendatang? Selama 42 F. Budi Hardiman, Pemikiran-pemikiran yang Membentuk Dunia Modern (Jakarta: Gelora Aksara Pratama, 2011), 5-6.

24 tahun gagasan itu telah mampu menjawab tuntutan zaman, tetapi pada abad kita ini, semakin banyak orang yang merasakannya tak lagi bermanfaat bagi mereka, dan ketika sebuah gagasan keagamaan kehilangan fungsi, ia pun akan terlupakan. Mungkin Tuhan memang gagasan masa silam. 43 Sebelum jauh menyimpulkan akan hilangnya gagasan Tuhan yang mulai hilang dari ruang pikiran manusia modern, sehingga Tuhan tidak memiliki tempat lagi dalam alam pikirannya maka disini harus ditegaskan bahwa sejak 650 SM sampai berakhirnya filsafat Yunani, akal mendominasi. Selama 1500 tahun sesudahnya, yaitu selama abad pertengahan di Barat yang didominasi oleh Kristen, akal harus tunduk pada pada keyakinan yang telah dikonsepsikan oleh gereja. Sejak Rene Descartes, tokoh pertama filsafat modern, akal kembali mendominasi filsafat. Descartes dengan konsep Cogito ergo sum (Saya berpikir, maka saya ada) berusaha melepaskan filsafat dari dominasi agama Kristen. Ia ingin akal mendominasi filsafat. Sejak ini filsafat didominasi oleh akal. Akal kembali mempunyai peran yang cukup besar. Voltaire telah berhasil memisahkan akal dengan iman. Francis Bacon amat yakin pada kekuatan Sain dan Logika. Dua alat mencari kebenaran ini dianggap telah mampu menyelesaikan semua masalah. 44 Lebih lengkap lagi dari pemikiran Modern yang mengedepankan kemanusian dan membunuh eksistensi Tuhan dirumuskan oleh Jean Paul Sartre dan Frideric Nietzche. Pandangan Sartre tentang ateisme merupakan akumulasi 43 Karen Amstrong, Sejarah Tuhan, terj. Zainul Am, (Bandung: Mizan Pustaka, 2012), Ahmad Tafsir, Filsafat Ilmu (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2013),

25 46 konsepnya tentang masalah kebebasan. Ia mencoba mendeskripsikan kebebasan bukan hanya relasi dia pada orang lain, melainkan keberadaan Tuhan seakan menjadi ancaman bagi manusia untuk mengeskpresikan diri mereka dalam kehidupan. Ketika masih ada Tuhan, seakan-akan manusia masih terpantau dari berbagai arah --Tuhan, yang digambarkan Sartre, hanya bisa mengkontrol dan memantau manusia, ia tidak bisa dikendalikan oleh siapapun, sehingga Ia bebas untuk melakukan apa saja, karena entitas yang menjadi subjek absolut. Namun demikian, Sartre tetap berusaha untuk melepaskan diri dari cengkraman tuhan dan menjadikannya objek bagi saya. Akan tetapi, Allah adalah subjek absolut, yang tidak pernah mungkin dijadikan objek. Menerima Allah berarti mengakui bahwa saya dan semua orang lain merupakan objek baginya. 45 Saat manusia telah menjadi objek bagi Tuhannya, mereka hanya mempunyai dua pilihan: tunduk pada Tuhan atau memberontak. Jelasnya, Sartre akan mengambil pilihan yang kedua. Karena kalau kembali pada konsep awal tentang kebebasan yang ditawarkan oleh Sartre, manusia seharusnya bebas secara kodrati. Dengan konsep-konsep di atas, dapat disimpulkan bahwa Sartre betulbetul seorang ateis atau lebih tepatnya ia tidak hanya beragama tapi juga tidak bertuhan. Keberadaan Tuhan baginya hanya menjadi pengekang atas kehidupan manusia. Sebab moralitas manusia adalah kebebasan itu sendiri. 45 Keets Bertens, Filsafat Barat Kontemporer Prancis (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2006),114.

26 47 Paul Sartre: Ungkapan yang menarik dikutip oleh Keets Bertens saat ia membahas Jean Once only I had the feeling that He existed. I had been playing with matches and had burnt a mat; I was busy covering up my crime when suddenly God saw me. I felt His gaze inside my head and on my hands; I turned round and round in the bathroom, horriblyvisible, a living target. I was saved by indigation: I grew angry at such a crude lack of tact and blasphemed, muttering like my grandfather: Sacre nom de mom de Dieu de mom de Dieu. He never looked at me again. Hanya sekali aku punya perasaan bahwa Dia ada. Aku telah bermain dengan korek api dan membakar sebuah keset; aku sibuk menghilangkan bekas-bekas kejahatanku, ketika tiba-tiba Allah melihat aku. Aku merasakan sorot mata-nya di dalam kepalaku dan pada tanganku; aku berputar-putar di kamar mandi, kelihatan secara mengerikan, bagaikan bulan-bulanan yang hidup. Aku diselamatkan karena kegusaran. Aku naik darah karena tingkah laku yang begitu kurang ajar dan menyerah-nya, sambil bergumam seperti kakekku: Sacre nom de Dieu de nom de Dieu de nom de Dieu. Tidak pernah ia menatapku lagi. Selain Sartre, Nietzsche bukan hanya mengumumkan ateisme, melainkan juga meramalkan datangnya zaman ateistis. Ia dengan tegas menyatakan bahwa Tuhan telah mati. Pada masa dimana ia hidup kreativitas dan kemerdekaan harus terbuka seluas-luasnya. Tak ada lagi larangan atau perintah, dan manusia seharusnya, dalam pikirannya, tidak lagi menoleh ke dunia transenden. 46 Pemikiran Barat pada abad modern untuk mengkritik Kristen dan agama pada umumnya mempunyai implikasi yang cukup tinggi pada dunia Islam. Tidak sedikit dari kalangan pemikir Islam mencoba menerjemahkan misi ketuhanan tidak hanya berada di alam luar sana, tapi misi tersebut harus mampu membumi pada lingkungan manusia. Teks keagamaan yang mulai diterjemahkan secara 46 F. Budi Hardiman, Pemikiran-pemikiran yang Membentuk Dunia Modern (Jakarta: Erlangga, 2011),

27 48 manusiawi, yang mana proyeksi tersebut merupakan bagian dari filsafat modern yang diterjemahkan dengan manusia. Bentuk penafsiran ulang tentang ketuhanan pada dasarnya merupakan bentuk kritis yang disampaikan oleh banyak pemikir Islam setelah mengalami dialektika pemikiran yang cukup panjang. Tidak sedikit kemudian jika terdapat beberapa pemikir modern mengkritisi produk tafsir ketuhanan sarjanawan muslim klasik. Kekritisan mereka pada dasarnya mencari ruang kosong untuk mengekspresikan pemikirannya. Tentu dalam konteks dunia filsafat, kritik adalah hal terpenting untuk menyempurnakan suatu keilmuan dari satu masa ke masa berikutnya. Ibn Tufail merupakan seorang filosof yang telah mengkritisi filosof sebelumnya, antara lain al-kindi, al-farabi, Ibn Sina, al-ghazali dan Ibn Bajah. Bentuk kekritisan ini perlu dimunculkan kembali dalam konteks kekinian agar terjadi dialektika keilmuan yang utuh. Begitu pula dengan pemikiran yang dihasilkan oleh Ibn Tufail yang tidak bisa lepas dari kritik dan perlunya pembenahan kembali Musthafa Ghalib, Fi> Sabi>li Mausu ah Falsafah (Beirut: Da>r wa Maktabah al-hila>l, 1991), 32.

Filsafat Islam قولية كونية. Wahyu. Para Rasul. Alam. Akal Manusia. Problem Filsafat Islam tentang tuhan: Bentuk Aktifitas Manusia. Aktivitas Kehidupan

Filsafat Islam قولية كونية. Wahyu. Para Rasul. Alam. Akal Manusia. Problem Filsafat Islam tentang tuhan: Bentuk Aktifitas Manusia. Aktivitas Kehidupan Problem Filsafat Islam tentang tuhan: Bentuk Aktifitas Manusia هللا Wahyu كونية قولية Para Rasul Alam Akal Manusia Aktivitas Kehidupan 1 pg. Filsafat Islam Problem Tuhan berpisah dengan alam Tuhan bersatu

Lebih terperinci

FILSAFAT ILMUDAN SEJARAH FILSAFAT. H. SyahrialSyarbaini, MA. Modul ke: 05Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi Psikologi

FILSAFAT ILMUDAN SEJARAH FILSAFAT. H. SyahrialSyarbaini, MA. Modul ke: 05Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi Psikologi Modul ke: 05Fakultas Dr. PSIKOLOGI FILSAFAT ILMUDAN LOGIKA SEJARAH FILSAFAT H. SyahrialSyarbaini, MA. Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id SEJARAH FILSAFAT ; Standar Kompetensi Setelah perkualiahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Allah menciptakan manusia sebagai satu-satunya makhluk yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Allah menciptakan manusia sebagai satu-satunya makhluk yang memiliki BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Allah menciptakan manusia sebagai satu-satunya makhluk yang memiliki kesempurnaan lebih dibandingkan dengan makhluk lainnya. Dalam al-quran, Allah berfirman:

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. Teosofi Islam dalam tataran yang sederhana sudah muncul sejak abad 9 M.

BAB V KESIMPULAN. Teosofi Islam dalam tataran yang sederhana sudah muncul sejak abad 9 M. BAB V KESIMPULAN Teosofi Islam dalam tataran yang sederhana sudah muncul sejak abad 9 M. Dasar-dasar teosofi tumbuh bersamaan dan bercampur dalam perkembangan teoriteori tasawuf; filsafat; dan --dalam

Lebih terperinci

EMPAT BELAS ABAD PELAKSANAAN CETAK-BIRU TUHAN

EMPAT BELAS ABAD PELAKSANAAN CETAK-BIRU TUHAN EMPAT BELAS ABAD PELAKSANAAN CETAK-BIRU TUHAN EMPAT BELAS ABAD PELAKSANAAN CETAK-BIRU TUHAN Oleh Nurcholish Madjid Seorang Muslim di mana saja mengatakan bahwa agama sering mendapatkan dukungan yang paling

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Al-Ghazali (w M) adalah salah satu tokoh pemikir paling populer bagi

BAB I PENDAHULUAN. Al-Ghazali (w M) adalah salah satu tokoh pemikir paling populer bagi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Al-Ghazali (w. 1111 M) adalah salah satu tokoh pemikir paling populer bagi umat Islam hingga saat ini. Montgomerry Watt (Purwanto dalam pengantar Al- Ghazali,

Lebih terperinci

Gagasan tentang Tuhan yang dibentuk oleh sekelompok manusia pada satu generasi bisa saja menjadi tidak bermakna bagi generasi lain.

Gagasan tentang Tuhan yang dibentuk oleh sekelompok manusia pada satu generasi bisa saja menjadi tidak bermakna bagi generasi lain. TUHAN? Gagasan manusia tentang Tuhan memiliki sejarah, karena gagasan itu selalu mempunyai arti yang sedikit berbeda bagi setiap kelompok manusia yang menggunakannya di berbagai periode waktu. Gagasan

Lebih terperinci

Plotinus KAJIAN TOKOH FILSAFAT ABAD PERTENGAHAN. Endah Kusumawardani

Plotinus KAJIAN TOKOH FILSAFAT ABAD PERTENGAHAN. Endah Kusumawardani KAJIAN TOKOH FILSAFAT ABAD PERTENGAHAN Plotinus Endah Kusumawardani Kehidupan sebagai proses makhluk Tuhan untuk menjalani waktu di dunia ini tidak dapat terlepas dari yang namanya masalah. Bahkan terdapat

Lebih terperinci

Oleh Relligius Aprilia Trisandi

Oleh Relligius Aprilia Trisandi Oleh Relligius Aprilia Trisandi 3101409052 Pra Islamisasi di Afrika Utara Pada masa pra Islam di Afrika Utara telah bermukim bangsa Berber. Sebutan Berber dalam proses sejarah dipergunakan sebagai penamaan

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. yang diperoleh akal, maka peneliti dapat menyimpulkan:

BAB IV PENUTUP. yang diperoleh akal, maka peneliti dapat menyimpulkan: BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Setelah melakukan pembahasan mengenai kebenaran pengetahuan yang diperoleh akal, maka peneliti dapat menyimpulkan: Pertama : Hayy dipelihara oleh seekor Rusa, hingga dia dapat

Lebih terperinci

Kolom Edisi 040, Desember P r o j e c t ISLAM BAGHDAD. i t a i g k a a n. Luthfi Assyaukanie

Kolom Edisi 040, Desember P r o j e c t ISLAM BAGHDAD. i t a i g k a a n. Luthfi Assyaukanie l Edisi 040, Desember 2011 P r o j e c t ISLAM BAGHDAD i t a i g k a a n D Luthfi Assyaukanie Edisi 040, Desember 2011 1 Edisi 040, Desember 2011 Islam Baghdad Kekhalifahan Abbasiyah adalah model era keemasan

Lebih terperinci

MATERI KULIAH ILMU NEGARA MATCH DAY 2 PERKEMBANGAN ILMU NEGARA DARI MASA KE MASA

MATERI KULIAH ILMU NEGARA MATCH DAY 2 PERKEMBANGAN ILMU NEGARA DARI MASA KE MASA MATERI KULIAH ILMU NEGARA MATCH DAY 2 PERKEMBANGAN ILMU NEGARA DARI MASA KE MASA Kapan timbulnya ilmu negara (pemikiran tentang negara dan hukum)?. Teori-teori pemahaman tentang negara atau ilmu-ilmu yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya setiap manusia memiliki kebutuhan-kebutuhan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya setiap manusia memiliki kebutuhan-kebutuhan dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pada dasarnya setiap manusia memiliki kebutuhan-kebutuhan dalam hidupnya. Kebutuhan manusia menjadi penunjang keberlangsungan hidup manusia. Manusia dengan akal budinya

Lebih terperinci

SEMIOTIKA ISLAM Oleh Nurcholish Madjid

SEMIOTIKA ISLAM Oleh Nurcholish Madjid c Demokrasi Lewat Bacaan d SEMIOTIKA ISLAM Oleh Nurcholish Madjid Karen Armstrong, dalam bukunya yang sangat terkenal, A History of God (1993), mengungkapkan sebuah kenyataan bahwa dari antara banyak agama,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. A. Penelitian Terdahulu

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. A. Penelitian Terdahulu BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Penelitian Terdahulu Pembahasan masalah nilai etika dalam kaitannya dengan naskah ADK menjadi topik penting yang selalu dibicarakan, karena masalah ini menyangkut

Lebih terperinci

Kemunduran Islam Akhir dari Abbasiyah Genghis Khan/Jengis Khan Mongolian Ratanya kota Bagdad Jatuhnya jazirah arab Mesir, Aint Jalut 1260 M

Kemunduran Islam Akhir dari Abbasiyah Genghis Khan/Jengis Khan Mongolian Ratanya kota Bagdad Jatuhnya jazirah arab Mesir, Aint Jalut 1260 M Abad ke-13 Kemunduran Islam Akhir dari Abbasiyah Genghis Khan/Jengis Khan Mongolian Ratanya kota Bagdad Jatuhnya jazirah arab Mesir, Aint Jalut 1260 M Tentara Mamluk Sultan Baybar/Baybarus Kekalahan Hulaghukan(Mongol)

Lebih terperinci

Karya Monumental umat Islam dalam IPTEKS. AIK IV - Pertemuan II Lusiana Ulfa H, S.Ei, M.Si

Karya Monumental umat Islam dalam IPTEKS. AIK IV - Pertemuan II Lusiana Ulfa H, S.Ei, M.Si Karya Monumental umat Islam dalam IPTEKS AIK IV - Pertemuan II Lusiana Ulfa H, S.Ei, M.Si ... Universitas tertua di dunia adalah Universitas Karaouin, didirikan seorang muslimah di Fez, Maroko pada 859

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. skripsi ini, dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut : a. Dalam kajian mengenai penciptaan alam dalam pandangan al-qur an,

BAB V PENUTUP. skripsi ini, dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut : a. Dalam kajian mengenai penciptaan alam dalam pandangan al-qur an, 66 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Dari uraian poko-pokok permasalahan yang telah dibahas dalam skripsi ini, dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut : a. Dalam kajian mengenai penciptaan alam dalam

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. Dalam sejarah perkembangan umat Islam, munculnya aliran teologi Islam

BAB V KESIMPULAN. Dalam sejarah perkembangan umat Islam, munculnya aliran teologi Islam BAB V KESIMPULAN Dalam sejarah perkembangan umat Islam, munculnya aliran teologi Islam disebabkan oleh dua faktor yaitu, faktor politik dan faktor sosial. Ditinjau dari aspek politik, perselisihan antara

Lebih terperinci

MENGENAL ISLAM. Disampaikan pada perkuliahan PENDIDIKAN AGAMA ISLAM kelas PKK H. U. ADIL, SS., SHI., MH. Modul ke: Fakultas ILMU KOMPUTER

MENGENAL ISLAM. Disampaikan pada perkuliahan PENDIDIKAN AGAMA ISLAM kelas PKK H. U. ADIL, SS., SHI., MH. Modul ke: Fakultas ILMU KOMPUTER Modul ke: MENGENAL ISLAM Disampaikan pada perkuliahan PENDIDIKAN AGAMA ISLAM kelas PKK Fakultas ILMU KOMPUTER H. U. ADIL, SS., SHI., MH. Program Studi SISTEM INFORMASI www.mercubuana.ac.id Sumbangan Islam

Lebih terperinci

Khatamul Anbiya (Penutup Para Nabi)

Khatamul Anbiya (Penutup Para Nabi) Muhammad SAW adalah seorang nabi terakhir yang diutus ke bumi oleh Allah SWT. Sebagai seorang nabi dan rasul, nabi Muhamad SAW membawakan sebuah risalah kebenaran yaitu sebuah agama tauhid yang mengesakan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN II. RUMUSAN MASALAH

I. PENDAHULUAN II. RUMUSAN MASALAH I. PENDAHULUAN Istilah tasawuf adalah suatu makna yang mengandung arti tentang segala sesuatu untuk berupaya mebersihkan jiwa serta mendekatkan diri kepada Allah dengan Mahabbah yang sedekat-dekatnya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 William Chang, Berkaitan Dengan Konflik Etnis-Agama dalam Konflik Komunal Di Indonesia Saat Ini, Jakarta, INIS, 2002, hlm 27.

BAB I PENDAHULUAN. 1 William Chang, Berkaitan Dengan Konflik Etnis-Agama dalam Konflik Komunal Di Indonesia Saat Ini, Jakarta, INIS, 2002, hlm 27. BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Permasalahan Konflik merupakan bagian dari kehidupan umat manusia yang akan selalu ada sepanjang sejarah umat manusia. Sepanjang seseorang masih hidup hampir mustahil

Lebih terperinci

DIMENSI FILSAFAT DALAM WAHYU

DIMENSI FILSAFAT DALAM WAHYU l Edisi 019, September 2011 P r o j e c t DIMENSI FILSAFAT DALAM WAHYU i t a i g k a a n D Pradana Boy ZTF Edisi 019, September 2011 1 Edisi 019, September 2011 Dimensi Filsafat dalam Wahyu Posisi wahyu

Lebih terperinci

Transmisi Peradaban Yunani ke Islam Oleh: Eko Marhaendy*

Transmisi Peradaban Yunani ke Islam Oleh: Eko Marhaendy* Transmisi Peradaban Yunani ke Islam Oleh: Eko Marhaendy* A. Pendahuluan Berbicara mengenai peradaban Yunani biasanya tidak dapat dilepaskan dari aspek pembicaraan mengenai filsafat, tidak terkecuali ketika

Lebih terperinci

Filsafat Umum. Kontrak Perkuliahan Pengantar ke Alam Filsafat 1. Arie Suciyana S., S.Si., M.Si. Modul ke: Fakultas Psikologi. Program Studi Psikologi

Filsafat Umum. Kontrak Perkuliahan Pengantar ke Alam Filsafat 1. Arie Suciyana S., S.Si., M.Si. Modul ke: Fakultas Psikologi. Program Studi Psikologi Filsafat Umum Modul ke: 01 Fakultas Psikologi Kontrak Perkuliahan Pengantar ke Alam Filsafat 1 Program Studi Psikologi Arie Suciyana S., S.Si., M.Si. RAPEM FILSAFAT UMUM Judul Mata Kuliah : Filsafat Umum

Lebih terperinci

Konstitusi Rancangan Rusia untuk Suriah: Pertimbangan tentang Pemerintahan di Kawasan Tersebut

Konstitusi Rancangan Rusia untuk Suriah: Pertimbangan tentang Pemerintahan di Kawasan Tersebut Konstitusi Rancangan Rusia untuk Suriah: Pertimbangan tentang Pemerintahan di Kawasan Tersebut Leif STENBERG Direktur, AKU- Dalam makalah berikut ini, saya akan mengambil perspektif yang sebagiannya dibangun

Lebih terperinci

A. Persamaan Pemikiran Imam Mawardi dengan Ali Abdul Raziq tentang Konsep

A. Persamaan Pemikiran Imam Mawardi dengan Ali Abdul Raziq tentang Konsep BAB IV PERBANDINGAN KONSEP NEGARA MENURUT PEMIKIRAN IMAM MAWARDI DENGAN ALI ABDUL RAZIQ A. Persamaan Pemikiran Imam Mawardi dengan Ali Abdul Raziq tentang Konsep Negara Dalam tulisan ini hampir semua pemikiran

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI. menurut Muhammad Abduh dan Muhammad Quthb serta implikasinya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI. menurut Muhammad Abduh dan Muhammad Quthb serta implikasinya 14 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI A. Tinjauan Pustaka Penelitian mengenai perbandingan konsep pendidikan Islam menurut Muhammad Abduh dan Muhammad Quthb serta implikasinya terhadap pendidikan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. 1. Filsafat Perennial menurut Smith mengandung kajian yang bersifat, pertama, metafisika yang mengupas tentang wujud (Being/On) yang

BAB V PENUTUP. 1. Filsafat Perennial menurut Smith mengandung kajian yang bersifat, pertama, metafisika yang mengupas tentang wujud (Being/On) yang 220 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan uraian dari bab-bab sebelumnya dapat disimpulkan bahwa krisis spiritual manusia modern dalam perspektif filsafat Perennial Huston Smith dapat dilihat dalam tiga

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA. masyarakat Jemur Wonosari yang beragama Islam meyakini bahwa al-qur an

BAB IV ANALISA. masyarakat Jemur Wonosari yang beragama Islam meyakini bahwa al-qur an BAB IV ANALISA Melihat dari hasil penelitian yang telah dilakukan, bahwa mayoritas masyarakat Jemur Wonosari yang beragama Islam meyakini bahwa al-qur an merupakan acuan moral untuk memecahkan problem

Lebih terperinci

MISTERI TUHAN ANTARA ADA DAN TIADA

MISTERI TUHAN ANTARA ADA DAN TIADA ADAADNAN ABDULLA ADNAN ABDULLAH MISTERI TUHAN ANTARA ADA DAN TIADA Diterbitkan secara mandiri melalui Nulisbuku.com DAFTAR ISI Daftar Isi 3 Pendahuluan.. 5 1. Terminologi Tuhan. 10 2. Agama-agama di Dunia..

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sampai pada periode modern, mengalami pasang surut antara kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. sampai pada periode modern, mengalami pasang surut antara kemajuan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perjalanan umat Islam dari periode Nabi Muhammad Saw. diutus sampai pada periode modern, mengalami pasang surut antara kemajuan dan kemunduran yang dialami

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Pada bagian terakhir ini penulis berusaha untuk menyimpulkan dari

BAB V PENUTUP. Pada bagian terakhir ini penulis berusaha untuk menyimpulkan dari BAB V PENUTUP Pada bagian terakhir ini penulis berusaha untuk menyimpulkan dari berbagai permasalahan yang telah diuraikan secara panjang lebar, guna untuk mempermudah dalam memahami isi yang terkandung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keilmuan modern telah berkembang sedemikian rupa di bawah hegemoni paham sekularisme. Akibat sangat lamanya paham ini mendominasi sejarah peradaban modern akibatnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dianggap ada secara fisik, seluruh ruang dan waktu, dan segala bentuk materi

BAB I PENDAHULUAN. dianggap ada secara fisik, seluruh ruang dan waktu, dan segala bentuk materi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Alam Semesta dapat didefinisikan sebagai segala sesuatu yang dianggap ada secara fisik, seluruh ruang dan waktu, dan segala bentuk materi serta energi. Istilah Semesta

Lebih terperinci

BAB IV ALIRAN-ALIRAN SEPUTAR EKSISTENSI TUHAN

BAB IV ALIRAN-ALIRAN SEPUTAR EKSISTENSI TUHAN BAB IV ALIRAN-ALIRAN SEPUTAR EKSISTENSI TUHAN Aliran-aliran pemikiran seputar keberadaan Tuhan lahir dan berbagai sikap baik yang menerima, menolak, maupun yang acuh tak acuh. Masing-masing kemudian membangun

Lebih terperinci

KISI-KISI SOAL UJIAN AKHIR MADRASAH BERSTANDAR NASIONAL (UAMBN) MADRASAH ALIYAH (MA) TAHUN PELAJARAN 2015/2016

KISI-KISI SOAL UJIAN AKHIR MADRASAH BERSTANDAR NASIONAL (UAMBN) MADRASAH ALIYAH (MA) TAHUN PELAJARAN 2015/2016 KISI-KISI SOAL UJIAN AKHIR MADRASAH BERSTANDAR NASIONAL (UAMBN) MADRASAH ALIYAH (MA) TAHUN PELAJARAN 2015/2016 SatuanPendidikan : Madrasah Aliyah (Prog Keagamaan) Bentuk Soal : Pilihan Ganda Mata Pelajaran

Lebih terperinci

Cahaya Islam Menerangi Langit Eropa

Cahaya Islam Menerangi Langit Eropa Islam adalah Fitrah Manusia Begitu halnya di Eropa, sungguh, cahaya Islam tidak akan pernah redup meskipun di sana masyarakat Muslim masih minoritas. Jumlah mu alaf meningkat di tengah-tengah ancaman Islamofobia.

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan pada bab sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut; Eksistensi spiritualitas guru dalam

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan pada bab sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut; Eksistensi spiritualitas guru dalam 204 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan pada bab sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut; Eksistensi spiritualitas guru dalam perspektif pendidikan Islam adalah aktualisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sastra adalah suatu bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif yang objeknya

BAB I PENDAHULUAN. Sastra adalah suatu bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif yang objeknya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra adalah suatu bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya, dengan menggunakan bahasa sebagai mediumnya. Plato,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan mempromosikan ide politik dalam tulisan-tulisan etika dan politik. Dia yakin

BAB I PENDAHULUAN. dan mempromosikan ide politik dalam tulisan-tulisan etika dan politik. Dia yakin BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Aristoteles merupakan salah seorang filsuf klasik yang mengembangkan dan mempromosikan ide politik dalam tulisan-tulisan etika dan politik. Dia yakin bahwa politik

Lebih terperinci

ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK: FILSAFAT, TEORI DAN METODOLOGI

ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK: FILSAFAT, TEORI DAN METODOLOGI ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK: FILSAFAT, TEORI DAN METODOLOGI Oleh NIM : Boni Andika : 10/296364/SP/23830 Tulisan ini berbentuk critical review dari Ilmu Sosial dan Ilmu Politik: Filsafat, Teori dan Metodologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap makhluk hidup maupun benda (objek) yang ada di dunia ini

BAB I PENDAHULUAN. Setiap makhluk hidup maupun benda (objek) yang ada di dunia ini BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Setiap makhluk hidup maupun benda (objek) yang ada di dunia ini mempunyai nilai keindahan. Nilai keindahan tersebut dapat dipengaruhi oleh berbagai kondisi yang menjadi

Lebih terperinci

Pengaruh ajaran ibnu rusyd terhadap gerakan renaissance di Eropa awal abad XIV

Pengaruh ajaran ibnu rusyd terhadap gerakan renaissance di Eropa awal abad XIV 1 Pengaruh ajaran ibnu rusyd terhadap gerakan renaissance di Eropa awal abad XIV Oleh: Nurcahya K 4401033 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejak runtuhnya kekaisaran Romawi Barat tahun 476 M,

Lebih terperinci

SOAL UJI COBA HASIL BELAJAR PAI

SOAL UJI COBA HASIL BELAJAR PAI 141 LAMPIRAN XII SOAL UJI COBA HASIL BELAJAR PAI Perkembangan Ilmu Pengetahuan Hingga Daulah Abbasiyah Nama : Waktu : 2x 45 menit Kelas : Semester : II (Genap) Mulailah bekerja dengan membaca basmallah!

Lebih terperinci

TEORI BELAJAR KLASIK Oleh : Habibi FKIP Universitas Wiraraja Sumenep

TEORI BELAJAR KLASIK Oleh : Habibi FKIP Universitas Wiraraja Sumenep TEORI BELAJAR KLASIK Oleh : Habibi FKIP Universitas Wiraraja Sumenep Teori belajar berkembang dengan pesat setelah psikologi sebagai bidang ilmu terbentuk. Ilmu pengetahuan sendiri benar-benar eksis dengan

Lebih terperinci

HAKIKAT DAN TUJUAN PENDIDIKAN DALAM PERSPEKTIF FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM. Oleh: Hambali ABSTRAK

HAKIKAT DAN TUJUAN PENDIDIKAN DALAM PERSPEKTIF FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM. Oleh: Hambali ABSTRAK HAKIKAT DAN TUJUAN PENDIDIKAN DALAM PERSPEKTIF FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM Oleh: Hambali ABSTRAK Manusia adalah makhluk yang sangat penting, karena dilengkapi dengan pembawaan dan syarat-syarat yang diperlukan

Lebih terperinci

Akal dan Pengalaman. Filsafat Ilmu (EL7090)

Akal dan Pengalaman. Filsafat Ilmu (EL7090) Akal dan Pengalaman Filsafat Ilmu (EL7090) EROPA History TEOLOGI ±10 Abad COSMOS RENAISSANCE Renaissance Age ITALY Renaissance = Kelahiran Kembali - TEOLOGIS - Rasionalitas dan Kebebasan Berfikir Martabat

Lebih terperinci

FILSAFAT KETUHANAN (Sebuah Pengantar) Kompetensi Kuliah : Memahami Tuhan Yang Maha Esa dan Ketuhanan (Filsafat Ketuhanan)

FILSAFAT KETUHANAN (Sebuah Pengantar) Kompetensi Kuliah : Memahami Tuhan Yang Maha Esa dan Ketuhanan (Filsafat Ketuhanan) FILSAFAT KETUHANAN (Sebuah Pengantar) Kompetensi Kuliah : Memahami Tuhan Yang Maha Esa dan Ketuhanan (Filsafat Ketuhanan) INTRODUCTION Nama : Ismuyadi, S.E., M.Pd.I TTL : Kananga Sila Bima, 01 Februari

Lebih terperinci

MENDAMAIKAN PERSAUDARAAN SEIMAN

MENDAMAIKAN PERSAUDARAAN SEIMAN c Menghormati Kemanusiaan d MENDAMAIKAN PERSAUDARAAN SEIMAN Oleh Nurcholish Madjid Sidang Jumat yang berbahagia. Dalam kesempatan khutbah kali ini, saya ingin mengajak semuanya untuk merenungkan ajaran

Lebih terperinci

Filsafat Ilmu dan Logika

Filsafat Ilmu dan Logika Filsafat Ilmu dan Logika Modul ke: METODE-METODE FILSAFAT Fakultas Psikologi Masyhar Zainuddin, MA Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Pengantar metode filsafat bukanlah metode ketergantungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. filsafat. Setiap tradisi atau aliran filsafat memiliki pemikiran filosofis masingmasing

BAB I PENDAHULUAN. filsafat. Setiap tradisi atau aliran filsafat memiliki pemikiran filosofis masingmasing BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Kebebasan adalah salah satu tema yang sering muncul dalam sejarah filsafat. Setiap tradisi atau aliran filsafat memiliki pemikiran filosofis masingmasing tentang kebebasan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu usaha yang bisa dilakukan oleh orang dewasa untuk memberi

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu usaha yang bisa dilakukan oleh orang dewasa untuk memberi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu usaha yang bisa dilakukan oleh orang dewasa untuk memberi pengaruh dalam rangka mengembangkan potensi manusia menuju kepada kedewasaan diri agar mampu

Lebih terperinci

BAB VIII KESIMPULAN. kesengsaraan, sekaligus kemarahan bangsa Palestina terhadap Israel.

BAB VIII KESIMPULAN. kesengsaraan, sekaligus kemarahan bangsa Palestina terhadap Israel. BAB VIII KESIMPULAN Puisi Maḥmūd Darwīsy merupakan sejarah perlawanan sosial bangsa Palestina terhadap penjajahan Israel yang menduduki tanah Palestina melalui aneksasi. Puisi perlawanan ini dianggap unik

Lebih terperinci

Modul 2 SEJARAH PSIKOLOGI AGAMA

Modul 2 SEJARAH PSIKOLOGI AGAMA Sejarah Psikologi Agama Modul 2 SEJARAH PSIKOLOGI AGAMA PENDAHULUAN Psikologi Agama pada jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) disajikan untuk membantu mahasiswa memahami perkembangan jiwa keagamaan manusia

Lebih terperinci

Filsafat Ilmu dalam Perspektif Studi Islam Oleh: Maman Suratman

Filsafat Ilmu dalam Perspektif Studi Islam Oleh: Maman Suratman Filsafat Ilmu dalam Perspektif Studi Islam Oleh: Maman Suratman Berbicara mengenai filsafat, yang perlu diketahui terlebih dahulu bahwa filsafat adalah induk dari segala disiplin ilmu pengetahuan yang

Lebih terperinci

TEOLOGI SOSIAL : Telaah Pemikiran Hassan Hanafi

TEOLOGI SOSIAL : Telaah Pemikiran Hassan Hanafi TEOLOGI SOSIAL : Telaah Pemikiran Hassan Hanafi i ii TEOLOGI SOSIAL: Telaah Pemikiran Hassan Hanafi TEOLOGI SOSIAL : Telaah Pemikiran Hassan Hanafi iii iv TEOLOGI SOSIAL: Telaah Pemikiran Hassan Hanafi

Lebih terperinci

KONTRIBUSI PEMIKIRAN FILSAFAT ISLAM DALAM ILMU PENDIDIKAN. Dede Rohaniawati, M.Pd. UIN Sunan Gunung Djati Bandung

KONTRIBUSI PEMIKIRAN FILSAFAT ISLAM DALAM ILMU PENDIDIKAN. Dede Rohaniawati, M.Pd. UIN Sunan Gunung Djati Bandung KONTRIBUSI PEMIKIRAN FILSAFAT ISLAM DALAM ILMU PENDIDIKAN Dede Rohaniawati, M.Pd. UIN Sunan Gunung Djati Bandung I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Filsafat merupakan pengetahuan yang wajib dipahami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. metafisika pada puncaknya. Kemudian pada pasca-pencerahan (sekitar abad ke-

BAB I PENDAHULUAN. metafisika pada puncaknya. Kemudian pada pasca-pencerahan (sekitar abad ke- BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada abad pencerahan (Aufklarung) telah membawa sikap kritis atas metafisika pada puncaknya. Kemudian pada pasca-pencerahan (sekitar abad ke- 19) di Jerman,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Buku cerita bilingual Kumpulan Cerita Anak Kreatif - Tales for Creative

BAB I PENDAHULUAN. Buku cerita bilingual Kumpulan Cerita Anak Kreatif - Tales for Creative BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Buku cerita bilingual Kumpulan Cerita Anak Kreatif - Tales for Creative Children merupakan buku cerita bilingual yang menggunakan dua bahasa yaitu bahasa Indonesia

Lebih terperinci

Mencari jawaban terhadap beberapa pertanyaan tentang keislaman. Testimoni di Mesjid Attin Triharyo Soesilo September 2007

Mencari jawaban terhadap beberapa pertanyaan tentang keislaman. Testimoni di Mesjid Attin Triharyo Soesilo September 2007 Mencari jawaban terhadap beberapa pertanyaan tentang keislaman Testimoni di Mesjid Attin Triharyo Soesilo September 2007 Penyebaran Agama Islam Pertanyaan-pertanyaan saya sejak kecil Kenapa agama Islam

Lebih terperinci

MEMAHAMI AJARAN FANA, BAQA DAN ITTIHAD DALAM TASAWUF. Rahmawati

MEMAHAMI AJARAN FANA, BAQA DAN ITTIHAD DALAM TASAWUF. Rahmawati MEMAHAMI AJARAN FANA, BAQA DAN ITTIHAD DALAM TASAWUF Rahmawati Abstrak: Tulisan ini akan membahas sekelumit tentang konsep fana dan baqa, dari segi pengertian, tujuan dan kedudukannya. Juga dibahas sejarah

Lebih terperinci

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA HUBUNGAN ANTAR AGAMA DI INDONESIA Dosen : Mohammad Idris.P, Drs, MM Nama : Dwi yuliani NIM : 11.12.5832 Kelompok : Nusa Jurusan : S1- SI 07 SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA

Lebih terperinci

BAB IV. PENUTUP. Universitas Indonesia. Estetika sebagai..., Wahyu Akomadin, FIB UI,

BAB IV. PENUTUP. Universitas Indonesia. Estetika sebagai..., Wahyu Akomadin, FIB UI, BAB IV. PENUTUP 4. 1. Kesimpulan Pada bab-bab terdahulu, kita ketahui bahwa dalam konteks pencerahan, di dalamnya berbicara tentang estetika dan logika, merupakan sesuatu yang saling berhubungan, estetika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. plato, dia lebih menghargai kebenaran ketimbang plato. Aristoteles pernah

BAB I PENDAHULUAN. plato, dia lebih menghargai kebenaran ketimbang plato. Aristoteles pernah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebenaran dalam filsafat dianggap penting, karena salah satu definisi filsafat adalah cinta kebenaran. 1 Bahkan Aristoteles, seorang tokoh filosof yunani termasyhur,

Lebih terperinci

yang berperan sebagai milisi dan non-milisi. Hal inilah yang menyebabkan skala kekerasan terus meningkat karena serangan-serangaan yang dilakukan

yang berperan sebagai milisi dan non-milisi. Hal inilah yang menyebabkan skala kekerasan terus meningkat karena serangan-serangaan yang dilakukan Bab V Kesimpulan Hal yang bermula sebagai sebuah perjuangan untuk memperoleh persamaan hak dalam politik dan ekonomi telah berkembang menjadi sebuah konflik kekerasan yang berbasis agama di antara grup-grup

Lebih terperinci

Kosmologi Ibnu Sînâ MUHAMMAD SOFYAN NURUL JAMAL Dosen Pembimbing Dr. Humaidi

Kosmologi Ibnu Sînâ MUHAMMAD SOFYAN NURUL JAMAL Dosen Pembimbing Dr. Humaidi Kosmologi Ibnu Sînâ MUHAMMAD SOFYAN NURUL JAMAL 213241014 Dosen Pembimbing Dr. Humaidi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan sebagai Magister Filsafat Islam di Program Magister Ilmu Agama Islam (PMIAI) The

Lebih terperinci

Memahami Islam. Pertanyaan:

Memahami Islam. Pertanyaan: Memahami Islam Dalam perjalanan ke Nigeria pada tahun 1988, Hazrat Mirza Tahir Ahmad, Khalifatul Masih IV dari Jemaat Islam Ahmadiyah telah diundang oleh BTV yaitu stasiun televisi Nigeria untuk mengikuti

Lebih terperinci

F LS L A S F A A F T A T ISL S A L M

F LS L A S F A A F T A T ISL S A L M FILSAFAT ISLAM Prof. Dr. H. Almasdi Syahza,, SE., MP Peneliti Senior Universitas Riau Email: asyahza@yahoo.co.id; Website: http://almasdi.unri.ac.id Sumber Ilmu: AL 'ALAQ (1-5) 1. Bacalah dengan (menyebut)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia merupakan gugusan pulau dan kepulauan yang memiliki beragam warisan budaya dari masa lampau. Kekayaan-kekayaan yang merupakan wujud dari aktivitas-aktivitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ibu dan anak. Dalam suatu keluarga, arus kehidupan ditentukan oleh orang

BAB I PENDAHULUAN. ibu dan anak. Dalam suatu keluarga, arus kehidupan ditentukan oleh orang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keluarga sebagai kelompok masyarakat terkecil yang terdiri dari ayah ibu dan anak. Dalam suatu keluarga, arus kehidupan ditentukan oleh orang tua. Tujuan utama

Lebih terperinci

Sek Se i k las tentang te filsafat Hendri Koeswara

Sek Se i k las tentang te filsafat Hendri Koeswara Sekilas tentang filsafat Hendri Koeswara Pengertian ilmu filsafat 1. Etimologi Falsafah (arab),philosophy (inggris), berasal dari bahasa yunani philo-sophia, philein:cinta(love) dan sophia: kebijaksanaan(wisdom)

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP. Universitas Indonesia Islam kultural..., Jamilludin Ali, FIB UI, 2010.

BAB VI PENUTUP. Universitas Indonesia Islam kultural..., Jamilludin Ali, FIB UI, 2010. BAB VI PENUTUP 6.1 Kesimpulan Islam kultural dalam konsep Nurcholish Madjid tercermin dalam tiga tema pokok, yaitu sekularisasi, Islam Yes, Partai Islam No, dan tidak ada konsep Negara Islam atau apologi

Lebih terperinci

`BAB I A. LATAR BELAKANG

`BAB I A. LATAR BELAKANG `BAB I A. LATAR BELAKANG Sebelum munculnya aliran teologi asy ariyyah, aliran muktazilah menjadi pusat pemikiran kalam pada waktu itu yang memperkenalkan pemikiran yang bersifat rasional. Akan tetapi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Ia mustahil dapat hidup sendirian saja. Seseorang yang mengalami

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Ia mustahil dapat hidup sendirian saja. Seseorang yang mengalami BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Manusia adalah makhluk sosial karena merupakan bagian dari masyarakat. Ia mustahil dapat hidup sendirian saja. Seseorang yang mengalami kecelakaan lalu lintaspun pasti

Lebih terperinci

MEMBANGUN ILMU PENGETAHUAN DENGAN KECERDASAN EMOSI DAN SPIRITUAL

MEMBANGUN ILMU PENGETAHUAN DENGAN KECERDASAN EMOSI DAN SPIRITUAL MEMBANGUN ILMU PENGETAHUAN DENGAN KECERDASAN EMOSI DAN SPIRITUAL Oleh : Dr. Sri Trisnaningsih, SE, M.Si (Kaprogdi Akuntansi - FE) Pendahuluan Ilmu pengetahuan merupakan karya budi yang logis serta imajinatif,

Lebih terperinci

Persatuan Islam dalam Perspektif Imam Shadiq

Persatuan Islam dalam Perspektif Imam Shadiq Persatuan Islam dalam Perspektif Imam Shadiq Pada Jumat, 17 Rabiul Awal 83 H (702 M), lahir seorang manusia suci dan penerus risalah Nabi Muhammad Saw. Pada hari yang bertepatan dengan maulid Rasulullah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. B. Rumusan Masalah

BAB I PENDAHULUAN. B. Rumusan Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Aliran mu tazilah adalah golongan yang membawa persoalan-persoalan teologi yang lebih mendalam dan bersifat filosofis dari pada persoalan-persoalan yang dibawa kaum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. teks yang isinya berbagai jenis, baik berupa ide, gagasan, pemikiran suatu tokoh

BAB I PENDAHULUAN. teks yang isinya berbagai jenis, baik berupa ide, gagasan, pemikiran suatu tokoh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Novel merupakan salah satu jenis media dimana penyampaianya berupa teks yang isinya berbagai jenis, baik berupa ide, gagasan, pemikiran suatu tokoh tertentu ataupun

Lebih terperinci

tidak langsung, mereka mengakui Utsman sebagai penguasa tertinggi dengan gelar Padiansyah Ali Utsman 4 B.

tidak langsung, mereka mengakui Utsman sebagai penguasa tertinggi dengan gelar Padiansyah Ali Utsman 4 B. A. Sejarah Berdirinya Kerajaan Turki Utsmani Kata Utsmaniyah diambil dari pendiri pertama dinasti ini, yaitu Utsman ibn Erthogrul ibn Sulaiman Syah. Para pendiri Daulah Utsmaniyah ini berasal dari suku

Lebih terperinci

BAB I LATAR BELAKANG PENDAHULUAN

BAB I LATAR BELAKANG PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Secara etimologi Alqurān berasal dari kata qara-a yaqra-u ( قرا - يقرا ) yang berarti membaca. Sedangkan Alqurān sendiri adalah bentuk maṣdar dari qara-a yang berarti bacaan.

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA TEORI ANALISIS

BAB III KERANGKA TEORI ANALISIS BAB III KERANGKA TEORI ANALISIS 3.1 Teori Kritis Jurgen Habermas Habermas berasumsi bahwa modernitas merupakan sebuah proyek yang belum selesai. Ini artinya masih ada yang perlu untuk dikerjakan kembali.

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP. mempunyai objek kajian sebagaimana dijelaskan Wolff dibagi menjadi 3

BAB VI PENUTUP. mempunyai objek kajian sebagaimana dijelaskan Wolff dibagi menjadi 3 342 BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan bab demi bab di atas, maka dapat penulis simpulkan: 1. Metafisika merupakan proto philosophy atau filsafat utama yang membahas segala sesuatu yang

Lebih terperinci

Para Filsuf [sebahagian kecil contoh] Oleh Benny Ridwan

Para Filsuf [sebahagian kecil contoh] Oleh Benny Ridwan Para Filsuf [sebahagian kecil contoh] Oleh Benny Ridwan 1 Socrates adalah filsuf Yunani. Ia sangat berpengaruh dan mengubah jalan pikiran filosofis barat melalui muridnya yang paling terkenal, Plato. Socrates

Lebih terperinci

ISLAM DAN MITOLOGI Oleh Nurcholish Madjid

ISLAM DAN MITOLOGI Oleh Nurcholish Madjid c Demokrasi Lewat Bacaan d ISLAM DAN MITOLOGI Oleh Nurcholish Madjid Mereka yang tidak menerima ajaran Nabi Muhammad saw, barangkali memandang ajaran Islam itu, sebagian atau seluruhnya, tidak lebih daripada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bidang yang sangat pantas dijadikan referensi nomor wahid sepanjang masa. bahkan setan pun tak ingin berpapasan dengannya di jalan.

BAB I PENDAHULUAN. bidang yang sangat pantas dijadikan referensi nomor wahid sepanjang masa. bahkan setan pun tak ingin berpapasan dengannya di jalan. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sebagai agama semitik yang diturunkan terakhir, Islam tidak hanya sempurna ditinjau dari segi ajarannya saja, akan tetapi pada masa-masa awal sejarah penyebarannya,

Lebih terperinci

SEJARAH ISLAM AHMADIN

SEJARAH ISLAM AHMADIN SEJARAH ISLAM AHMADIN RAYHAN INTERMEDIA 2013 i SEJARAH ISLAM Copyright Ahmadin Diterbitkan pertama kali oleh Penerbit Rayhan Intermedia Penerbit: RAYHAN INTERMEDIA Jl. Naja Dg. Nai Lr 4/8 Rappokalling

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Allah Swt. menciptakan makhluk-nya tidak hanya wujudnya saja, tetapi

BAB I PENDAHULUAN. Allah Swt. menciptakan makhluk-nya tidak hanya wujudnya saja, tetapi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Allah Swt. menciptakan makhluk-nya tidak hanya wujudnya saja, tetapi dilengkapi dengan perangkat lain yang menunjang segala kehidupan makhluk- Nya di muka bumi.

Lebih terperinci

EKSISTENSIALISME (1) Eksistensialisme:

EKSISTENSIALISME (1) Eksistensialisme: EKSISTENSIALISME (1) Eksistensialisme: Filsafat eksistensialisme merupakan pemberontakan terhadap beberapa sifat dari filsafat tradisional dan masyarakat modern. Eksistensialisme suatu protes terhadap

Lebih terperinci

Seri Kitab Wahyu Pasal 11, Pembahasan No. 1, oleh Chris McCann. Selamat malam dan selamat datang di Pemahaman Alkitab EBible

Seri Kitab Wahyu Pasal 11, Pembahasan No. 1, oleh Chris McCann. Selamat malam dan selamat datang di Pemahaman Alkitab EBible Seri Kitab Wahyu Pasal 11, Pembahasan No. 1, oleh Chris McCann Selamat malam dan selamat datang di Pemahaman Alkitab EBible Fellowship dalam Kitab Wahyu. Malam ini kita akan membicarakan Pembahasan No.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW

BAB I PENDAHULUAN UKDW BAB I PENDAHULUAN 1. Permasalahan A. Latar Belakang Al-Ikhlash adalah surah ke-22 yang diwahyukan oleh Allah kepada Nabi Muhammad di Mekkah. Tetapi, sebagian ulama berpendapat bahwa surah ini merupakan

Lebih terperinci

commit to user BAB I PENDAHULUAN

commit to user BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra berfungsi sebagai penuangan ide penulis berdasarkan realita kehidupan atau imajinasi. Selain itu, karya sastra juga dapat diposisikan sebagai dokumentasi

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan 81 A. Kesimpulan BAB V PENUTUP Berangkat dari uraian yang telah penulis paparkan dalam bab-bab sebelumnya, dapat diambil kesimpulan bahwa: 1. Makna tawassul dalam al-qur an bisa dilihat pada Surat al-

Lebih terperinci

Muhammad Ismail Yusanto, Jubir HTI

Muhammad Ismail Yusanto, Jubir HTI Muhammad Ismail Yusanto, Jubir HTI Rusuh Ambon 11 September lalu merupakan salah satu bukti gagalnya sistem sekuler kapitalisme melindungi umat Islam dan melakukan integrasi sosial. Lantas bila khilafah

Lebih terperinci

BAB IV STUDI ANALISA PANDANGAN TOKOH AGAMA SUKU SAMIN MODERN DI DESA TAPELAN TENTANG TEOLOGI ISLAM

BAB IV STUDI ANALISA PANDANGAN TOKOH AGAMA SUKU SAMIN MODERN DI DESA TAPELAN TENTANG TEOLOGI ISLAM BAB IV STUDI ANALISA PANDANGAN TOKOH AGAMA SUKU SAMIN MODERN DI DESA TAPELAN TENTANG TEOLOGI ISLAM Dari hasil paparan bab sebelumnya, yang telah mengupas secara jelas problematika ataupun permaslahan teologi,

Lebih terperinci

SEJARAH TASAWUF DENGAN PENDEKATAN ARKEOLOGI

SEJARAH TASAWUF DENGAN PENDEKATAN ARKEOLOGI Masykur Arif, Sejarah Tasawuf dengan Pendekatan Arkeologi 353-359 SEJARAH TASAWUF DENGAN PENDEKATAN ARKEOLOGI Masykur Arif Institut Ilmu Keislaman Annuqayah masykurarif15@gmail.com Judul Buku : Arkeologi

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP Kesimpulan

BAB V PENUTUP Kesimpulan BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Setelah melalui pembahasan dan analisis dari bab I sampai bab IV, maka ada beberapa hal yang sekiranya perlu penulis tekankan untuk menjadi kesimpulan dalam skripsi ini, yaitu

Lebih terperinci

RAMADAN Oleh Nurcholish Madjid

RAMADAN Oleh Nurcholish Madjid c 1 Ramadan d 20 RAMADAN Oleh Nurcholish Madjid Sesungguhnya orang beriman adalah mereka yang apabila disebut nama Allah, gemetar hati mereka, dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat-nya, bertambahlah

Lebih terperinci

Tamadun Islam dan Tamadun Asia Edisi Kedua (TITAS) Bab 1: 1

Tamadun Islam dan Tamadun Asia Edisi Kedua (TITAS) Bab 1: 1 Bab 1: 1 BAB 1 PENGENALAN ILMU KETAMADUNAN Bab 1: 2 Hasil Pembelajaran Setelah mengikuti bab ini, pelajar dapat: Menjelaskan konsep dan ciri-ciri sebuah tamadun. Menerangkan hubungan tamadun dengan agama,

Lebih terperinci