D i n a s K e b e r s i h a n d a n R u a n g T e r b u k a H i j au K o t a S u r a b a y a

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "D i n a s K e b e r s i h a n d a n R u a n g T e r b u k a H i j au K o t a S u r a b a y a"

Transkripsi

1

2 D i n a s K e b e r s i h a n d a n R u a n g T e r b u k a H i j au K o t a S u r a b a y a Awarding Surabaya Green and Clean 5 BAB I PENDAHULUAN I.. Pengertian Renstra I.. Pengertian Renstra SKPD Rencana strategis SKPD yang selanjutnya disingkat dengan Renstra SKPD adalah dokumen perencanaan SKPD untuk periode 5 (lima) tahun. I.. Proses Penyusunan Renstra Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau Renstra Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau disusun sesuai dengan tugas dan fungsi Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau serta berpedoman kepada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah dan bersifat indikatif. Renstra Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau disusun berdasarkan (sumber : Permendagri 54/ Pasal Ayat ()) : a. Pendekatan kinerja, kerangka pengeluaran jangka menengah serta perencanaan dan penganggaran terpadu; b. Kerangka pendanaan (untuk penyusunan RPJMD dan Renstra SKPD) dan pagu indikatif (Untuk Penyusunan RKPD dan Renja SKPD); dan BabI

3 D i n a s K e b e r s i h a n d a n R u a n g T e r b u k a H i j au K o t a S u r a b a y a c. Urusan wajib yang mengacu pada SPM sesuai dengan kondisi nyata daerah dan kebutuhan masyarakat, atau urusan pilihan yang menjadi tanggung jawab SKPD.Untuk lebih jelas, lihat dan dijelaskan Gambar. berikut ini. Renstra-KL Renstra-KL Renstra-KL dan Renstra dan Renstra danprovinsi Renstra SKPD Kabupaten/ Kabupaten/ Kota Kota Perumusan visi dan misi SKPD Rancangan Renstra-SKPD Perumusan Strategi dan kebijakan Perumusan Tujuan Penelaahan RTRW Penelaahan KLHS Perumusan Isu-isu strategis berdasarkan tusi Perumusan sasaran Analisis Gambaran pelayanan SKPD Perumusan rencana kegiatan, indikator kinerja, kelompok sasaran dan pendanaan indikatif berdasarkan rencana program prioritas RPJMD Perumusan indikator kinerja SKPD yang mengacu pada tujuan dan sasaran RPJMD SPM Nota Dinas Pengantar Kepala SKPD perihal penyampaian Rancangan Renstra-SKPD kepada Bappeda Rancangan Renstra-SKPD Pendahuluan Gambaran pelayanan SKPD isu-isu strategis berdasarkan tugas pokok dan fungsi visi, misi, tujuan dan sasaran, strategi dan kebijakan rencana program, kegiatan, indikator kinerja, kelompok sasaran dan pendanaan indikatif indikator kinerja SKPD yang mengacu pada tujuan dan sasaran RPJMD. Pengolahan data dan informasi Gambar. Proses Penyusunan Renstra SKPD Proses penyususnan Renstra Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau Kota Surabaya seperti pada gambar.. terbagi dalam beberapa tahap, tahapan pertama adalah Penyiapan penyusunan rancangan Renstra. Pertama tama dikumpulkan dulu data data penunjang untuk menyusun renstra ini seperti peraturan peraturan yang berlaku, renstra dari kementerian maupun SKPD Provinsi, RPJMD juga SPM. Selanjutnya dilakukan pengolahan data dan informasi untuk merumuskan SWOT dan isu strategis dari Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau berdasar bahan bahan yang tadi telah disebutkan. Kemudian dilakukan perumusan Rancangan Renstra DKRTH Surabaya mulai visi-kegiatan indikatif yang telah memperhatikan rancangan RPJMD. Selanjutnya disampaikanlah Penyajian dan rancangan Renstra DKRTH Surabaya baik berupa tabel maupun penjelasannya yang telah berwujud dokumen. Langkah berikutnya adalah verifikasi dan penyempurnaan Rancangan Renstra SKPD yang mengacu pada Rancangan akhir RPJMD difasilitasi oleh BAPPEKO Surabaya. Langkah terakhir adalah Penetapan Renstra DKRTH Surabaya. I.. Keterkaitan Antara Renstra SKPD dengan Dokumen Perencanaan Lainnya Keterkaitan antara Renstra SKPD dengan dokumen RKPD, dengan Renja Kementerian/Lembaga (K/L) dan Renja provinsi/kabupaten/kota, serta tindak lanjutnya dengan proses penyusunan RAPBD digambarkan pada Gambar.. BabI

4 D i n a s K e b e r s i h a n d a n R u a n g T e r b u k a H i j au K o t a S u r a b a y a Gambar. Keterkaitan Antar Dokumen Perencanaan Pembangunan Gambar di atas menunjukkan alur penyusunan Renstra SKPD yang berpedoman pada RPJMD, dan kemudian menjadi pedoman penyusunan Rencana Kerja SKPD. Dokumen Renstra SKPD adalah penjabaran RPJMD, terkait program dan kegiatan Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau dalam mendukung prioritas visi dan misi Walikota. I.. Landasan Hukum.. Ketentuan tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja (SOTK) dan Kewenangan SKPD Struktur Organisasi Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau mengacu pada Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 8 tentang Organisasi Perangkat Daerah dan Peraturan Walikota Surabaya Nomor 5 Tahun 6 Tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Uraian Tugas Dan Fungsi Serta Tata Kerja Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau Kota Surabaya, Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau merupakan organisasi perangkat daerah yang berbentuk kedinasan bergerak di bidang pekerjaan umum dan penataan ruang sub urusan persampahan dan urusan air limbah, dipimpin oleh seorang Kepala Dinas dan mempunyai tugas pokok dan fungsi sebagai berikut: TUGAS Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau mempunyai tugas membantu Walikota melaksanakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah dan tugas pembantuan di bidang pekerjaan umum dan penataan ruang sub urusan persampahan dan urusan air limbah. FUNGSI BabI

5 D i n a s K e b e r s i h a n d a n R u a n g T e r b u k a H i j au K o t a S u r a b a y a Dalam memnyelenggarakan tugas sebagaimana tersebut di atas, Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau mempunyai fungsi :. perumusan kebijakan sesuai dengan lingkup tugasnya;. pelaksanaan kebijakan sesuai dengan lingkup tugasnya;. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan sesuai dengan lingkup tugasnya; 4. pelaksanaan administrasi Dinas sesuai dengan lingkup tugasnya; dan 5. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Walikota terkait dengan tugas dan fungsinya. Berdasarkan Peraturan Walikota Surabaya Nomor 5 Tahun 6 Tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Uraian Tugas Dan Fungsi Serta Tata Kerja Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau Kota Surabaya, Susunan Organisasi Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau Kota Surabaya sebagai berikut :. Kepala Dinas;. Sekretaris membawahkan : a. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian b. Sub Bagian Keuangan. Bidang Ruang Terbuka Hijau dan Penerangan Jalan Umum membawahkan : a. Seksi Ruang Terbuka Hijau b. Seksi Penerangan Jalan Umum c. Seksi Dekorasi Kota 4. Bidang Sarana dan Prasarana membawahkan : a. Seksi Pembangunan Sarana dan Prasarana b. Seksi Pemeliharaan Sarana dan Prasarana 5. Bidang Kebersihan membawahkan : a. Seksi Pembersihan Jalan dan Pedestrian b. Seksi Operasional Pengangkutan Sampah dan Alat Berat 6. Unit Pelaksana Teknis Dinas Kebersihan Saluran Pematusan (Peraturan Walikota nomor 86 tahun 6); 7. Unit Pelaksana Teknis Dinas Pemanfaatan Sampah (Peraturan Walikota nomor 87 tahun 6); 8. Unit Pelaksana Teknis Dinas Instalasi Pengolahan Limbah Cair (Peraturan Walikota nomor 88 tahun 6); 9. Unit Pelaksana Teknis Dinas Taman Rekreasi (Peraturan Walikota nomor 96 tahun 8).. Kelompok Jabatan Fungsional. Selanjutnya untuk struktur organisasi Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau berdasarkan Peraturan Walikota Surabaya Nomor 5 Tahun 6 sebagaimana terlampir (pada gambar.) 4 BabI

6 D i n a s K e b e r s i h a n d a n R u a n g T e r b u k a H i j au K o t a S u r a b a y a Gambar.. Struktur Organisasi Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau Kota Surabaya 5 BabI

7 D i n a s K e b e r s i h a n d a n R u a n g T e r b u k a H i j au K o t a S u r a b a y a Gambar.. menggambarkan struktur organisasi Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau Kota Surabaya. Dapat dilihat posisi tertinggi dijabat oleh Kepala Dinas yang membawahi Sekretaris Dinas. Sekretaris Dinas membawahi dua Kepala Sub Bagian, yakni Kasubag Keuangan dan Kasubag Umum dan Kepegawaian. Dibawah dua kasubag ini terdapat jabatan fungsional tertentu serta tiga Kepala Bidang yang dibawahi langsung oleh Kepala Dinas, namun tidak berhubungan langsung dengan kedua kepala Kasubag. Kepala Bidang tersebut adalah Kabid Kebersihan, Kabid Sarana dan Prasarana, dan Kabid Ruang Terbuka Hijau dan PJU. Masing masing Kabid membawahi Kepala Seksi, dengan terdapat sampai seksi dibawah Kabid. Dibawah seksi ini juga terdapat empat Kepala UPTD yang dibawahi langsung oleh Kepala Dinas, tidak berhubungan langsung dengan Kabid maupun Sekretaris. Semua Kepala UPTD membawahi Kepala Sub Bagian... Ketentuan tentang Perencanaan dan Penganggaran Peraturan yang memayungi perencanaan adalah: a. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 4 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional; b. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 8 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah; c. Peraturan Menteri dalam Negeri Nomor 54 Tahun tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 8 Tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian Dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah. Peraturan yang memayungi penganggaran adalah: a. Undang-Undang Nomor 7 Tahun tentang Keuangan Negara; b. Undang-Undang Nomor Tahun 4 tentang Perbendaharaan Negara; c. Undang-Undang Nomor Tahun 4 tentang Pemerintahan Daerah; d. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 5 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah; e. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor Tahun 6 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah kedua kali dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor Tahun... Ketentuan tentang Standar Pelayanan Minimal (SPM) Peraturan mengenai Standar Pelayanan Minimal (SPM) Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau : Peraturan Menteri Pekerjaan umum nomor /PRT/M/4. Mengamanatkan target SPM yang harus dipenuhi oleh Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau sebagai berikut: SPM di bidang urusan pekerjaan umum dan penataan ruang memiliki indikator antara lain: a. Persentase pengurangan sampah di perkotaan, dengan target untuk tahun 9 sebesar %; 6 BabI

8 D i n a s K e b e r s i h a n d a n R u a n g T e r b u k a H i j au K o t a S u r a b a y a b. Persentase pengangkutan sampah, dengan target untuk tahun 9 sebesar 7%; c. Persentase pengoperasian Tempat Pembuangan Akhir (TPA), dengan target untuk tahun 9 sebesar 7 %; d. Persentase tersedianya luasan RTH publik sebesar % dari luas wilayah kota/kawasan perkotaan, dengan target untuk tahun 9 sebesar 5 %...4 Ketentuan tentang Indikator Kinerja Kunci (IKK) Dalam menjalankan tugas dan fungsinya, Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau Kota Surabaya melayani urusan kebersihan (persampahan) dan pertamanan sesuai dengan peraturan yang terkait: a. Pengelolaan sampah, diatur dalam ketentuan hukum : - Undang-undang Nomor 8 Tahun 8 tentang Pengelolaan Sampah; - Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga; - Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 6 tentang Percepatan Pembangunan Pembangkit Listrik Berbasis Sampah di Provinsi DKI Jakarta, Kota Tangerang, kota bandung, Kota Semarang, Kota Surakarta, Kota Surabaya, dan Kota Makassar - Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor Tahun tentang Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Persampahan dalam Penanganan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga; - Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor Tahun tentang Pedoman Pelaksanaan Reduce, Reuse, dan Recycle Melalui Bank Sampah; - Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor Tahun tentang Pedoman Pengelolaan Sampah; - Peraturan Daerah Kota Surabaya Nomor 5 Tahun 4 tentang Pengelolaan Sampah dan Kebersihan di Kota Surabaya; - Peraturan Daerah Kota Surabaya Nomor Tahun tentang Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan. b. Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau, diatur dalam ketentuan hukum : - Undang-undang Nomor 6 Tahun 7 tentang Penataan Ruang; - Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor Tahun 7 tentang Penataan Ruang Terbuka Hijau Kawasan Perkotaan; - Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 5 Tahun 8 tentang Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka hijau di Kawasan Perkotaan; - Peraturan Daerah Kota Surabaya Nomor 9 Tahun 4 tentang Perlindungan Pohon; - Peraturan Daerah Kota Surabaya Nomor Tahun tentang Pengelolaan Tempat Pemakaman dan Penyelenggaraan Pemakaman Jenazah; - Peraturan Daerah Kota Surabaya Nomor 7 Tahun tentang Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau; 7 BabI

9 D i n a s K e b e r s i h a n d a n R u a n g T e r b u k a H i j au K o t a S u r a b a y a..5 Ketentuan Indikator tentang Millenium Development Goals (MDG s) Indikator yang ada pada Millenium Development Goals (MDG s) yang dikaitkan dengan tugas fungsi Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau terdiri atas: Rasio luas kawasan tertutup pepohonan berdasarkan hasil pemotretan citra satelit dan survei foto udara terhadap luas daratan I.. Maksud dan Tujuan.. Maksud Penyusunan Renstra Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau, antara lain :. Menjabarkann rencana strategis kota dalam rencana strategis Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau jangka pendek (5 tahun);. Menyelaraskan rencana strategis kota dengan pelayanan Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau, usulan masyarakat, dan evaluasi kinerja lima tahun lalu menjadi rencana strategis;.. Tujuan Penyusunan Renstra Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau, antara lain :. Menjadi pedoman dalam implementasi strategi dan visi misi Pemerintah Kota;. Menjadi pedoman dalam pelaksanaan pelayanan Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau dalam jangka waktu 5 tahun;. Menjadi pedoman dalam penyusunan rencana anggaran Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau; 4. Menjadi pedoman dalam pelaksanaan program kerja. I.4. Sistematika Penulisan Bab I Pendahuluan I. Latar Belakang I. Landasan Hukum I. Maksud dan Tujuan I.4 Sistematika Penulisan Bab II Gambaran Pelayanan Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau II. Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi II. Sumber Daya Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau II. Kinerja Pelayanan Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau II.4 Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan Dinas Kebersihan dan Pertamanan Bab III Isu-isu Strategis Berdasarkan Tugas dan Fungsi Dinas Kebersihan dan Pertamanan III. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Dinas Kebersihan dan Pertamanan III. Telaah visi, misi dan program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Terpilih III. Telaahan Renstra K/L dan Renstra Provinsi/Kabupaten/Kota III.4 Telaah Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis III.5 Penentuan Isu-isu Strategis Bab IV Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Strategi dan Kebijakan 8 BabI

10 D i n a s K e b e r s i h a n d a n R u a n g T e r b u k a H i j au K o t a S u r a b a y a IV. IV. Bab V Bab VI 9 BabI Visi dan Misi Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Dinas Kebersihan dan Pertamanan IV. Strategi dan Kebijakan Rencana Program, Kegiatan, Indikator Kinerja, Kelompok Sasaran, dan Pendanaan Indikatif Indikator Kinerja Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau yang Mengacu Pada Tujuan dan Sasaran RPJMD

11 Dekorasi Kota. Jembatan Monkasel BAB II GAMBARAN PELAYANAN DINAS KEBERSIHAN DAN RUANG TERBUKA HIJAU II. Tugas. Fungsi dan Struktur Organisasi II.. Tugas Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau Berdasarkan Peraturan Walikota Surabaya Nomor 5 Tahun 6 Tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Uraian Tugas Dan Fungsi Serta Tata Kerja Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau Kota Surabaya. Susunan Organisasi Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau Kota Surabaya sebagai berikut :. Kepala Dinas; Tugasnya melaksanakan urusan pemerintahan daerah berdasarkan azas otonomi dan tugas pembatuan di bidang pekerjaan umum dan penataan ruang sub urusan persampahan dan urusan air limbah. B a b II

12 . Sekretaris: Tugasnya melaksanakan sebagian tugas DKRTH di bidang kesekretariatan. Rincian tugas sekretaris : Menyusun dan melaksanakan rencana program dan petunjuk teknis; Melaksanakan koordinasi dan kerjasama dengan lembaga dan instansi lain; Melaksanakan pengawasan dan pengendalian; Melaksanakan evaluasi dan pelaporan; Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya. Sedangkan fungsi dari Sekretaris adalah: Pelaksanaan koordinasi perencanaan program. anggaran dan perundang undangan; Pelaksanaan pengelolaan dan pelayanan administrasi umum dan administrasi perizinan/non perizinan/rekomendasi; Pelaksanaan pengelolaan administrasi kepegawaian; Pelaksanaan pengelolaan administrasi keuangan; Pelaksanaan penatausahaan barang milik daerah; Pelaksanaan urusan rumah tangga, dokumentasi, hubungan masyarakat, dan protokol; Pelaksanaan pengelolaan kearsipan dan perpustakaan; Pelaksanaan koordinasi penyelenggaraan tugas-tugas bidang; Pelaksanaan koordinasi pelaporan indikator kinerja dinas yang tertuang dalam dokumen perencanaan strategis;uang dalam dokumen perencanaan strategis; Pelaksanaan pembinaan organisasi dan ketatalaksanaan; Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan tugas; Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh kepala dinas sesuai tugas dan fungsinya. a. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian Tugasnya : Menyiapkan bahan pelaksanaan koordinasi penyusunan perencanaan program dan perundang-undangan; Menyiapkan bahan pelaksanaan pengelolaan dan pelayanan administrasi umum dan administrasi perizinan/non perizinan/rekomendasi; Menyiapkan bahan pelaksanaan pengelolaan administrasi kepegawaian; Menyiapkan bahan pelaksanaan penatausahaan barang milik daerah; Menyiapkan bahan pelaksanaan urusan rumah tangga, dokumentasi, hubungan masyarakat dan protokol; Menyiapkan bahan pelaksanaan pengelolaan kearsipan dan perpustakaan; B a b II

13 Menyiapkan bahan pelaksanaan koordinasi pelaporan indikator kinerja dinas yang tertuang dalam dokumen perencanaan strategis; Menyiapkan bahan pelaksanaan pembinaan organisasi dan ketatalaksanaan; Menyiapkan bahan pelaksanaan monitoring, evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan tugas; Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh sekretaris sesuai tugas dan fungsinya. b. Sub Bagian Keuangan Tugasnya : Menyiapkan bahan pelaksanaan koordinasi penyusunan anggaran; Menyiapkan bahan pelaksanaan pengelolaan administrasi keuangan; Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh sekretaris sesuai tugas dan fungsinya.. Bidang Ruang Terbuka Hijau dan Penerangan Jalan Umum Tugasnya melaksanakan sebagian tugas DKRTH di bidang bidang pertamanan, jalur hijau dan penerangan jalan umum. Rincian tugas Bidang Ruang Terbuka Hijau dan Penerangan Jalan Umum: Menyusun dan melaksanakan rencana program dan petunjuk teknis; Melaksanakan koordinasi dan kerjasama dengan lembaga dan instansi lain; Melaksanakan pengawasan dan pengendalian; Melaksanakan evaluasi dan pelaporan; Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh kepala dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya. Sedangkan fungsi Bidang Ruang Terbuka Hijau dan Penerangan Jalan Umum adalah : Pemrosesan teknis perizinan/rekomendasi sesuai bidangnya; Penyusunan kebijakan mengenai pengembangan pertamanan, jalur hijau, penerangan jalan umum dan dekorasi kota, dengan mengacu pada kebijakan nasional dan provinsi, di bidang ruang terbuka hijau kota dan penerangan jalan umum; Penyusunan peraturan daerah berdasarkan norma, standar, prosedur dan kriteria (nspk) yang ditetapkan oleh pemerintah dan provinsi, di bidang ruang terbuka hijau kota yang meliputi pertamanan dan jalur hijau; Penyusunan rencana pengembangan pertamanan, jalur hijau, penerangan jalan umum dan dekorasi kota di bidang ruang terbuka hijau kota dan penerangan jalan umum; Pelaksanaan pembangunan, pengembangan, pengelolaan dan pemeliharaan pertamanan, jalur hijau, penerangan jalan umum dan dekorasi kota; B a b II

14 Pelaksanaan koordinasi, kerjasama dan fasilitasi dengan lembaga, instansi lain dan dunia usaha serta masyarakat dalam pengembangan pertamanan, jalur hijau, penerangan jalan umum dan dekorasi kota; Pemberian bantuan teknis bidang pertamanan, jalur hijau, penerangan jalan umum dan dekorasi kota kepada kecamatan, kelurahan, serta kelompok masyarakat di kota; Pelaksanaan pengawasan dan pengendalian terhadap seluruh tahapan pengembangan pertamanan, penerangan jalan umum dan dekorasi kota; Pelaksanaan perhitungan pelaporan indikator kinerja dinas yang tertuang dalam dokumen perencanaan strategis; Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas; Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh kepala dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya. a. Seksi Ruang Terbuka Hijau Tugasnya : Menyiapkan bahan pemrosesan teknis perizinan/rekomendasi sesuai di bidangnya; Menyiapkan bahan penyusunan kebijakan mengenai pengembangan pertamanan dan jalur hijau dengan mengacu pada kebijakan nasional dan provinsi, di bidang ruang terbuka hijau; Menyiapkan bahan koordinasi dan kerjasama dengan lembaga dan instansi lain di bidang pembersihan jalan dan taman; Menyiapkan bahan penyusunan peraturan daerah berdasarkan norma, standar, prosedur dan kriteria (nspk) yang ditetapkan oleh pemerintah dan provinsi, di bidang ruang terbuka hijau kota yang meliputi pertamanan dan jalur hijau; Menyiapkan bahan penyusunan rencana pengembangan pertamanan dan jalur hijau, di bidang ruang terbuka hijau; Menyiapkan bahan pelaksanaan pembangunan, pengembangan, pengelolaan dan pemeliharaan pertamanan dan jalur hijau; Menyiapkan bahan pelaksanaan koordinasi, kerjasama dan fasilitasi dengan lembaga, instansi lain dan dunia usaha serta masyarakat dalam pengembangan pertamanan dan jalur hijau; Menyiapkan bahan pemberian bantuan teknis bidang pertamanan dan jalur hijau kepada kecamatan, kelurahan, serta kelompok masyarakat di kota; Menyiapkan bahan pelaksanaan pengawasan dan pengendalian terhadap seluruh tahapan pengembangan pertamanan dan jalur hijau; Menyiapkan bahan pelaksanaan perhitungan pelaporan indikator kinerja dinas yang tertuang dalam dokumen perencanaan strategis; Menyiapkan bahan pelaksanaan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas; Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh kepala bidang ruang terbuka hijau dan penerangan jalan umum sesuai dengan tugas dan fungsinya. 4 B a b II

15 b. Seksi Penerangan Jalan Umum Tugasnya : Menyiapkan bahan pemrosesan teknis perizinan/rekomendasi sesuai bidangnya; Menyiapkan bahan penyusunan kebijakan mengenai pengembangan pertamanan dan jalur hijau mengacu pada kebijakan nasional dan provinsi, di bidang penerangan jalan umum; Menyiapkan bahan penyusunan peraturan daerah berdasarkan norma, standar, prosedur dan kriteria (nspk) yang ditetapkan oleh pemerintah dan provinsi, di bidang penerangan jalan umum; Menyiapkan bahan penyusunan rencana pengembangan pertamanan dan jalur hijau, di bidang penerangan jalan umum; Menyiapkan bahan pelaksanaan pembangunan, pengembangan, pengelolaan dan pemeliharaan penerangan jalan umum; Menyiapkan bahan pelaksanaan koordinasi, kerjasama dan fasilitasi dengan lembaga, instansi lain dan dunia usaha serta masyarakat dalam pengembangan penerangan jalan umum; Menyiapkan bahan pemberian bantuan teknis bidang penerangan jalan umum kepada kecamatan, kelurahan, serta kelompok masyarakat di kota; Menyiapkan bahan pelaksanaan pengawasan dan pengendalian terhadap seluruh tahapan pengembangan penerangan jalan umum; Menyiapkan bahan pelaksanaan perhitungan pelaporan indikator kinerja dinas yang tertuang dalam dokumen perencanaan strategis; Menyiapkan bahan pelaksanaan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas; Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh kepala bidang ruang terbuka hijau dan penerangan jalan umum sesuai dengan tugas dan fungsinya. c. Seksi Dekorasi Kota Tugasnya : Menyiapkan bahan pemrosesan teknis perizinan/rekomendasi sesuai bidangnya; Menyiapkan bahan penyusunan kebijakan mengenai pengembangan dekorasi kota mengacu pada kebijakan nasional dan provinsi, di bidang penerangan jalan umum; Menyiapkan bahan penyusunan peraturan daerah berdasarkan norma, standar, prosedur dan kriteria (nspk) yang ditetapkan oleh pemerintah dan provinsi, di bidang dekorasi kota; Menyiapkan bahan penyusunan rencana pengembangan pertamanan dan jalur hijau, di bidang dekorasi kota; Menyiapkan bahan pelaksanaan pembangunan, pengembangan, pengelolaan dan pemeliharaan dekorasi kota; Menyiapkan bahan pelaksanaan koordinasi, kerjasama dan fasilitasi dengan lembaga, instansi lain dan dunia usaha serta masyarakat dalam pengembangan dekorasi kota; 5 B a b II

16 Menyiapkan bahan pemberian bantuan teknis bidang dekorasi kota kepada kecamatan, kelurahan, serta kelompok masyarakat di kota; Menyiapkan bahan pelaksanaan pengawasan dan pengendalian terhadap seluruh tahapan pengembangan penerangan jalan umum; Menyiapkan bahan pelaksanaan perhitungan pelaporan indikator kinerja dinas yang tertuang dalam dokumen perencanaan strategis; Menyiapkan bahan pelaksanaan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas; Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh kepala bidang ruang terbuka hijau dan penerangan jalan umum sesuai dengan tugas dan fungsinya. 4. Bidang Sarana dan Prasarana Tugasnya melaksanakan sebagian tugas DKRTH di bidang sarana dan prasarana. Rincian tugas Bidang Sarana dan Prasarana: Menyusun dan melaksanakan rencana program dan petunjuk teknis; Melaksanakan koordinasi dan kerjasama dengan lembaga dan instansi lain; Melaksanakan pengawasan dan pengendalian; Melaksanakan evaluasi dan pelaporan, dan melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh kepala dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya. 6 B a b II Sedangkan fungsi Bidang Sarana dan Prsarana adalah : Pemrosesan teknis perizinan/rekomendasi sesuai bidangnya; Penyusunan kebijakan mengenai pengembangan sarana prasarana kebersihan, air limbah skala kota dan pemakaman mengacu pada kebijakan nasional dan provinsi, di bidang sarana dan prasarana; Penyusunan rencana pengembangan sarana prasarana kebersihan, air limbah skala kota dan pemakaman; Penyusunan peraturan daerah berdasarkan norma, standar, prosedur dan kriteria (nspk) yang ditetapkan oleh pemerintah dan provinsi, di bidang kebersihan; Pemberian pelayanan sarana prasarana dalam pengelolaan kebersihan, air limbah skala kota dan pemakaman; Pelaksanaan pengelolaan pemakaman yang dikelola oleh pemerintah daerah; Pelaksanaan koordinasi, kerjasama dan fasilitasi dengan lembaga, instansi lain dan dunia usaha serta masyarakat dalam penyelenggaraan sarana prasarana kebersihan, air limbah skala kota dan pemakaman; Pemberian bantuan teknis sarana prasarana kebersihan, air limbah skala kota dan pemakaman kepada kecamatan, kelurahan, serta kelompok masyarakat kota; Pelaksanaan pembangunan, pengadaan, pengembangan dan pemeliharaan sarana prasarana pendukung pengelolaan kebersihan, ruang terbuka hijau, air limbah skala kota dan pemakaman;

17 Pengawasan dan pengendalian di bidang sarana dan prasarana kebersihan, air limbah skala kota dan pemakaman; Pelaksanaan perhitungan pelaporan indikator kinerja dinas yang tertuang dalam dokumen perencanaan strategis; Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas; Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh kepala dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya. a. Seksi Pembangunan Sarana dan Prasarana Tugasnya : Menyiapkan bahan pemrosesan teknis perizinan/rekomendasi sesuai bidangnya; Menyiapkan bahan penyusunan kebijakan mengenai pengembangan sarana prasarana kebersihan, air limbah skala kota dan pemakaman mengacu pada kebijakan nasional dan provinsi, di bidang pembangunan sarana dan prasarana; Menyiapkan bahan penyusunan rencana pengembangan sarana prasarana kebersihan, air limbah skala kota dan pemakaman; Menyiapkan bahan penyusunan peraturan daerah berdasarkan norma, standar, prosedur dan kriteria (nspk) yang ditetapkan oleh pemerintah dan provinsi, di bidang pembangunan sarana dan prasarana; Menyiapkan bahan teknis pelayanan pembangunan sarana prasarana dalam pengelolaan kebersihan, air limbah skala kota dan pemakaman; Menyiapkan bahan pelaksanaan pengelolaan pemakaman yang dikelola oleh pemerintah daerah; Menyiapkan bahan pelaksanaan koordinasi, kerjasama dan fasilitasi dengan lembaga, instansi lain dan dunia usaha serta masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan sarana prasarana kebersihan, air limbah skala kota dan pemakaman; Menyiapkan bahan pelaksanaan bantuan teknis pembangunan sarana prasarana kebersihan, air limbah skala kota dan pemakaman kepada kecamatan, kelurahan, serta kelompok masyarakat kota; Menyiapkan bahan pelaksanaan pembangunan, pengadaan, dan pengembangan sarana prasarana pendukung pengelolaan kebersihan, ruang terbuka hijau, air limbah skala kota dan pemakaman; Menyiapkan bahan pengawasan dan pengendalian di bidang pembangunan sarana dan prasarana kebersihan, air limbah skala kota dan pemakaman; Menyiapkan bahan pelaksanaan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas; Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh kepala bidang sarana dan prasarana sesuai dengan tugas dan fungsinya. b. Seksi Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Tugasnya : 7 B a b II

18 Menyiapkan bahan pemrosesan teknis perizinan/rekomendasi sesuai bidangnya; Menyiapkan bahan penyusunan kebijakan mengenai pengembangan sarana prasarana kebersihan, air limbah skala kota dan pemakaman mengacu pada kebijakan nasional dan provinsi, di bidang pemeliharaan sarana dan prasarana; Menyiapkan bahan penyusunan rencana pengembangan sarana prasarana kebersihan, air limbah skala kota dan pemakaman; Menyiapkan bahan penyusunan peraturan daerah berdasarkan norma, standar, prosedur dan kriteria (nspk) yang ditetapkan oleh pemerintah dan provinsi, di bidang pemeliharaan sarana dan prasarana; Menyiapkan bahan teknis pelayanan pemeliharaan sarana prasarana dalam pengelolaan kebersihan, air limbah skala kota dan pemakaman; Menyiapkan bahan pelaksanaan koordinasi, kerjasama dan fasilitasi dengan lembaga, instansi lain dan dunia usaha serta masyarakat dalam penyelenggaraan pemeliharaan sarana prasarana kebersihan, air limbah skala kota dan pemakaman; Menyiapkan bahan pelaksanaan bantuan teknis sarana prasarana kebersihan, air limbah skala kota dan pemakaman kepada kecamatan, kelurahan, serta kelompok masyarakat kota; Menyiapkan bahan pelaksanaan pengembangan dan pemeliharaan sarana prasarana pendukung pengelolaan kebersihan, ruang terbuka hijau, air limbah skala kota dan pemakaman; Menyiapkan bahan pengawasan dan pengendalian di bidang pemeliharaan sarana dan prasarana kebersihan, air limbah skala kota dan pemakaman; Menyiapkan bahan pelaksanaan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas; Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh kepala bidang sarana dan prasarana sesuai dengan tugas dan fungsinya. 5. Bidang Kebersihan Tugasnya melaksanakan sebagian tugas DKRTH di bidang kebersihan. Rincian tugas Bidang Kebersihan: Menyusun dan melaksanakan rencana program dan petunjuk teknis; Melaksanakan koordinasi dan kerjasama dengan lembaga dan instansi lain; Melaksanakan pengawasan dan pengendalian, melaksanakan evaluasi dan pelaporan; Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh kepala dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya. Sedangkan Bidang Kebersihan mempunyai fungsi : Pemprosesan teknis perizinan/rekomendasi sesuai bidangnya; 8 B a b II

19 Penyusunan kebijakan pengembangan pengelolaan kebersihan kota mengacu pada kebijakan nasional dan provinsi, di bidang kebersihan; Penyusunan rencana pengembangan pengelolaan kebersihan kota; Penyusunan peraturan daerah berdasarkan norma, standar, prosedur dan kriteria (nspk) yang ditetapkan oleh pemerintah dan provinsi, di bidang kebersihan; Pemberian pelayanan pengelolaan kebersihan skala kota, di bidang kebersihan; Pelaksanaan koordinasi, kerjasama dan fasilitasi dengan lembaga, instansi lain dan dunia usaha serta masyarakat dalam penyelenggaraan pengelolaan kebersihan; Pemeliharaan sarana pengangkutan sampah dan alat berat; Pemberian bantuan teknis bidang kebersihan kepada kecamatan, kelurahan, serta kelompok masyarakat di kota; Pengawasan dan pengendalian terhadap seluruh tahapan pengembangan pengelolaan kebersihan kota; Pelaksanaan perhitungan pelaporan indikator kinerja dinas yang tertuang dalam dokumen perencanaan strategis; Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas; Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh kepala dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya. a. Seksi Pembersihan Jalan dan Pedestrian Tugasnya : Menyiapkan bahan penyusunan kebijakan pengembangan pengelolaan kebersihan kota mengacu pada kebijakan nasional dan provinsi, di bidang kebersihan; Menyiapkan bahan pemprosesan teknis perizinan/rekomendasi di bidang pembersihan jalan dan pedestrian; Penyusunan kebijakan pengembangan pengelolaan kebersihan kota mengacu pada kebijakan nasional dan provinsi di bidang pembersihan jalan dan pedestrian; Menyiapkan bahan penyusunan rencana pengembangan pengelolaan kebersihan kota; Menyiapkan bahan penyusunan peraturan daerah berdasarkan norma, standar, prosedur dan kriteria (nspk) yang ditetapkan oleh pemerintah dan provinsi di bidang pembersihan jalan dan pedestrian; Menyiapkan bahan pemberian pelayanan pengelolaan kebersihan skala kota di bidang pembersihan jalan dan pedestrian; Menyiapkan bahan pelaksanaan koordinasi, kerjasama dan fasilitasi dengan lembaga, instansi lain dan dunia usaha serta masyarakat dalam penyelenggaraan pembersihan jalan dan pedestrian; Menyiapkan bahan pemberian bantuan teknis bidang kebersihan kepada kecamatan, kelurahan, serta kelompok masyarakat di kota; Menyiapkan bahan pengawasan dan pengendalian terhadap seluruh tahapan pengembangan pengelolaan kebersihan kota; 9 B a b II

20 Menyiapkan bahan pelaksanaan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas; Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh kepala bidang kebersihan sesuai dengan tugas dan fungsinya. b. Seksi Operasional Pengangkutan Sampah dan Alat Berat Tugasnya : Menyiapkan bahan penyusunan kebijakan pengembangan pengelolaan kebersihan kota mengacu pada kebijakan nasional dan provinsi di bidang operasional pengangkutan sampah dan alat berat; Menyiapkan bahan penyusunan rencana pengembangan pengelolaan kebersihan kota; Menyiapkan bahan penyusunan peraturan daerah berdasarkan norma, standar, prosedur dan kriteria (nspk) yang ditetapkan oleh pemerintah dan provinsi di bidang operasional pengangkutan sampah dan alat berat; Menyiapkan bahan pemberian pelayanan pengelolaan kebersihan skala kota di bidang operasional pengangkutan sampah dan alat berat; Menyiapkan bahan pelaksanaan koordinasi, kerjasama dan fasilitasi dengan lembaga, instansi lain dan dunia usaha serta masyarakat dalam penyelenggaraan operasional pengangkutan sampah dan alat berat; Menyiapkan bahan pemeliharaan sarana pengangkutan sampah dan alat berat; Menyiapkan bahan pemberian bantuan teknis bidang kebersihan kepada kecamatan, kelurahan, serta kelompok masyarakat di kota; Menyiapkan bahan pengawasan dan pengendalian terhadap seluruh tahapan pengembangan pengelolaan kebersihan kota; Menyiapkan bahan pelaksanaan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas; Menyiapkan melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh kepala bidang kebersihan sesuai dengan tugas dan fungsinya. 6. Unit Pelaksana Teknis Dinas Kebersihan Saluran Pematusan (Peraturan Walikota nomor 86 tahun 6); Susunan Organisasi UPTD Kebersihan Saluran Pematusan terdiri dari : a. UPTD b. Sub Bagian Tata Usaha c. Kelompok Jabatan Fungsional Tugas UPTD Kebersihan Saluran Pematusan adalah melaksanakan sebagian tugas Dinas di bidang pembersihan sampah di saluran pematusan. UPTD Kebersihan Saluran Pematusan mempunyai fungsi : Pelaksanaan penyusunan program kegiatan UPTD; Pelaksanaan pembersihan sampah di saluran pematusan; Pelaksanaan pengkoordinasian dan pengendalian kegiatan operasional pembersihan sampah di saluran pematusan; Pelaksanaan penyiapan sarana kebersihan; Pelaksanaan perawatan sarana kebersihan; B a b II

21 Pelaksanaan ketatausahaan UPTD; Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas UPTD; Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya. a. Sub Bagian Tata Usaha Tugasnya: melaksanakan penyusunan program kegiatan UPTD; melaksanakan urusan administrasi umum, keuangan, rumah tangga, perlengkapan dan peralatan; melaksanakan kebersihan, keamanan dan ketertiban; melaksanakan administrasi kepegawaian; melaksanakan pembinaan kelembagaan dan ketatalaksanaan; melaksanakan penyusunan laporan kegiatan; melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala UPTD sesuai dengan tugas dan fungsinya. 7. Unit Pelaksana Teknis Dinas Pemanfaatan Sampah (Peraturan Walikota nomor 87 tahun 6); Susunan Organisasi UPTD Pemanfaatan Sampah terdiri dari : a. UPTD b. Sub Bagian Tata Usaha c. Kelompok Jabatan Fungsional Tugas UPTD Pemanfaatan Sampah adalah melaksanakan sebagian tugas Dinas di bidang pertamanan khususnya pemanfaatan sampah.. UPTD Pemanfaatan Sampah mempunyai fungsi : Pelaksanaan penyusunan program kegiatan UPTD; Pelaksanaan penerimaan dan pencatatan sampah; Pelaksanaan pemilahan, pencacahan, pengayakan dan pemanfaatan sampah; Pelaksanaan pengkomposan; Pelaksanaan distribusi kompos; Pelaksanaan penerimaan dan fasilitasi kunjungan di UPTD; Pelaksanaan pembinaan dan pemantauan pengelolaan sampah di masyarakat; Pelaksanaan pengelolaan sampah di TPST (Tempat Pengolah Sampah Terpadu); Pelaksanaan ketatausahaan UPTD; Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas UPTD; Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya. a. Sub Bagian Tata Usaha Tugasnya: melaksanakan penyusunan program kegiatan UPTD; B a b II

22 melaksanakan urusan administrasi umum, keuangan, rumah tangga, perlengkapan dan peralatan; melaksanakan kebersihan, keamanan dan ketertiban; melaksanakan administrasi kepegawaian; melaksanakan pembinaan kelembagaan dan ketatalaksanaan; melaksanakan penyusunan laporan kegiatan; melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala UPTD sesuai dengan tugas dan fungsinya. 8. Unit Pelaksana Teknis Dinas Instalasi Pengelolaan Limbah Cair (Peraturan Walikota nomor 88 tahun 6); Susunan Organisasi UPTD IPLC terdiri dari : a. UPTD b. Sub Bagian Tata Usaha c. Kelompok Jabatan Fungsional Tugas UPTD IPLC adalah melaksanakan sebagian tugas Dinas di bidang pengelolaan air limbah dan pengelolaan limbah tinja. UPTD IPLC mempunyai fungsi : Pelaksanaan penyusunan program; Pengelolaan dan pemeliharaan sarana dan prasarana taman flora; Pelaksanaan pengelolaan tanaman; Pelaksanaan ketatausahaan UPTD; Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas; Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya. a. Sub Bagian Tata Usaha Tugasnya: Menyusun perencanaan dan kegiatan UPTD; Melaksanakan urusan kepegawaian; Melaksanakan pembinaan organisasi dan ketatalaksanaan; Melaksanakan urusan keuangan. rumah tangga. perlengkapan dan peralatan serta kebersihan kantor; Melaksanakan koordinasi penyusunan laporan UPTD; Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala UPTD sesuai dengan tugas dan fungsinya. 9. Unit Pelaksana Teknis Dinas Taman Rekreasi (Peraturan Walikota nomor 96 tahun 6); Susunan Organisasi UPTD Taman Rekreasi terdiri dari : a. UPTD b. Sub Bagian Tata Usaha c. Kelompok Jabatan Fungsional Tugas UPTD Taman Rekreasi adalah melaksanakan sebagian tugas Dinas di bidang pertamanan khususnya pengelolaan taman rekreasi. B a b II

23 UPTD Taman Rekreasi mempunyai fungsi : Pelaksanaan penyusunan program kegiatan UPTD; Pengelolaan dan pemeliharaan sarana dan prasarana taman rekreasi; Pelaksanaan pengelolaan tanaman; Pelaksanaan ketatausahaan UPTD; Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas UPTD; Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya. a. Sub Bagian Tata Usaha Tugasnya: melaksanakan penyusunan program kegiatan UPTD; melaksanakan urusan administrasi umum, keuangan, rumah tangga, perlengkapan dan peralatan; melaksanakan kebersihan, keamanan dan ketertiban; melaksanakan administrasi kepegawaian; melaksanakan penyusunan pelaporan UPTD; melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala UPTD sesuai dengan tugas dan fungsinya. II.. Struktur Organisasi Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau Struktur Organisasi Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau terdiri dari :. Kepala Dinas;. Sekretaris membawahkan : a. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian b. Sub Bagian Keuangan. Bidang Ruang Terbuka Hijau dan Penerangan Jalan Umum membawahkan : a. Seksi Ruang Terbuka Hijau b. Seksi Penerangan Jalan Umum c. Seksi Dekorasi Kota 4. Bidang Sarana dan Prasarana membawahkan : a. Seksi Pembangunan Sarana dan Prasarana b. Seksi Pemeliharaan Sarana dan Prasarana 5. Bidang Kebersihan membawahkan : a. Seksi Pembersihan Jalan dan Pedestrian b. Seksi Operasional Pengangkutan Sampah dan Alat Berat 6. Unit Pelaksana Teknis Dinas Kebersihan Saluran Pematusan (Peraturan Walikota nomor 86 tahun 6); B a b II

24 7. Unit Pelaksana Teknis Dinas Pemanfaatan Sampah (Peraturan Walikota nomor 87 tahun 6); 8. Unit Pelaksana Teknis Dinas Instalasi Pengolahan Limbah Cair (Peraturan Walikota nomor 88 tahun 6); 9. Unit Pelaksana Teknis Dinas Taman Rekreasi (Peraturan Walikota nomor 96 tahun 8).. Kelompok Jabatan Fungsional. Lebih rinci tergambar pada bagan berikut ini. 4 B a b II

25 Gambar. Struktur Organisasi Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau Kota Surabaya 5 B a b II

26 Gambar.. menggambarkan struktur organisasi Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau Kota Surabaya. Dapat dilihat posisi tertinggi dijabat oleh Kepala Dinas yang membawahi Sekretaris Dinas. Sekretaris Dinas membawahi dua Kepala Sub Bagian, yakni Kasubag Keuangan dan Kasubag Umum dan Kepegawaian. Dibawah dua kasubag ini terdapat jabatan fungsional tertentu serta tiga Kepala Bidang yang dibawahi langsung oleh Kepala Dinas, namun tidak berhubungan langsung dengan kedua kepala Kasubag. Kepala Bidang tersebut adalah Kabid Kebersihan, Kabid Sarana dan Prasarana, dan Kabid Ruang Terbuka Hijau dan PJU. Masing masing Kabid membawahi Kepala Seksi, dengan terdapat sampai seksi dibawah Kabid. Dibawah seksi ini juga terdapat empat Kepala UPTD yang dibawahi langsung oleh Kepala Dinas, tidak berhubungan langsung dengan Kabid maupun Sekretaris. Semua Kepala UPTD membawahi Kepala Sub Bagian. II. Sumber Daya Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau. Sumber Daya Manusia a. Komposisi Pegawai Secara keseluruhan jumlah personil Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau sesuai komposisi pegawai menurut kedudukan dalam organisasi Dinas Kebersihan Tahun 5 adalah 497 orang dan Tahun 6 sampai dengan bulan September adalah 48 orang. b. Pegawai menurut Status, Pangkat, Golongan dan Jabatan Secara lengkap gambaran tentang kepegawaian pada organisasi Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau menurut status, pangkat dan golongan adalah sebagaimana ditunjukkan pada tabel. dan.. Tabel. Jumlah Pegawai di Lingkungan DKRTH Kota Surabaya Bagian/Bidang I Sekretariat Kebersihan Sarana dan Prasarana Ruang Terbuka Hijau dan Penerangan Jalan Umum UPTD Pemanfaatan Sampah UPTD Makam UPTD IPLC UPTD Kebersihan Saluran Pematusan UPTD Taman Rekreasi Jumlah 6 B a b II Pegawai Negeri Sipil Golongan II III Honorarium Daerah PP/ 8 7 IV

27 Bagian/Bidang I Sekretariat Operasional Sarana dan Prasarana Ruang Terbuka Hijau dan Penerangan Jalan Umum UPTD Pemanfaatan Sampah UPTD Makam UPTD IPLC UPTD Kebersihan Saluran Pematusan UPTD Taman Rekreasi Jumlah Pegawai Negeri Sipil Golongan II III Honorarium Daerah PP/ 4 6 IV Tabel. Jumlah Pegawai Berdasarkan Jabatan UNIT KERJA SEKRETARIAT KEBERSIHAN (RAYON KEBERSIHAN) (UPTD KEBERSIHAN SALURAN PEMATUSAN) SARANA DAN PRASARANA UNIT KERJA (UPTD PEMANFAATAN SAMPAH) (UPTD PEMAKAMAN) (UPTD IPLC) RUANG TERBUKA HIJAU DAN PENERANGAN JALAN UMUM (UPTD TAMAN REKREASI) PEJABAT STRUKTURAL 4 - NON STRUKTURAL 49 6 PEJABAT STRUKTURAL 4 NON STRUKTURAL c. Pegawai menurut tingkat pendidikan Dilihat dari tingkat pendidikannya Dinas Kebersihan memiliki pegawai dengan latar belakang pendidikan yang cukup bervariasi. mulai dari tingkat sekolah dasar hingga tingkat sarjana. Untuk tingkat Sekolah Dasar (SD) berjumlah 8 orang. tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) berjumlah 5 orang. tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA/SMK) berjumlah 78 orang. diploma (D-D) orang. strata- (S) berjumlah orang dan untuk Strata Dua (S) berjumlah 9 orang. Untuk lebih lengkapnya sebagaimana ditunjukkan pada tabel.. 7 B a b II

28 Tabel. Jumlah Pegawai berdasarkan tingkat pendidikan Bidang Sekretariat Kebersihan Sarana dan Prasarana Ruang Terbuka Hijau dan Penerangan Jalan Umum UPTD Pemanfaatan Sampah UPTD Makam UPTD IPLC UPTD Kebersihan Saluran Pematusan UPTD Taman Rekreasi Jumlah SD 9 SMP 6 4 SMA/SMK 76 Diploma S 7 S Aset Perlengkapan Milik Dinas Berdasarkan data yang dimiliki oleh Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau. aset-aset yang dimiliki dan mendukung tugas pokok dan fungsi organisasi secara rinci adalah sebagai berikut : Tabel.4 Jumlah Aset Perlengkapan Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau No Nama aset Jumlah. TPA. LPS/Depo 8 unit. 55 unit 5. Kendaraan Pengangkut sampah (compactor. dump truck. armroll) Peralatan alat berat (bulldozer. excavator. whell loader. backhoe loader) TPS R 6. IPLT unit 7. Mini Hydraulic Excavator unit 8. Pedestrian Scrubber Dryer unit 9. Road Sweeper unit. Toilet Mobile 7 unit 4. 8 B a b II unit 5 unit unit

29 No Nama aset Jumlah. Portable Toilet unit. Mesin Pencacah Sampah unit. Mesin Pencacah Sampah Mobile unit 4. Truck Tangki Air 7 unit 5. Truck Sky Walker unit 6. Truck Bak 7. Mobil Pick Up 54 unit 8. Rumah Kompos 54 unit 9. Sepeda Motor Roda (Fukuda) 7 unit unit Tabel.5 Jumlah Sarana dan Prasarana yang Terbagi ke Masyarakat (6) No Nama aset Jumlah. Tempat Sampah (Ban Karet) Terbagi. Tempat Sampah Besi Berstiker Terbagi. Tempat Sampah Biru dan Orange Terbagi unit. Tempat Sampah Dorong lt terbagi 6 unit 4. Tong Bin Beroda Uk. Terbagi unit 5. Tong Bin Beroda Uk. 4 Terbagi 6. Gerobak Sampah Terbagi 9 unit 7. Keranjang Takakura Terbagi Tong Komposter Terbagi 58 unit 9 B a b II 69 unit unit unit unit

30 II. Kinerja Pelayanan Pencapaian Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijauan Setiap SKPD tentunya memiliki target dari indikator yang harus dipenuhi. baik yang berasal dari SPM (Standar Pelayanan Minimal) maupun yang berasal dari Renstra (Rencana Strategis). Berikut akan dibahas penjabaran tentang rasio capaian dari target setiap indikator dalam lima tahun penerapan renstra periode sebelumnya. Penyajian pencapaian Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau Kota Surabaya dapat dilihat pada tabel.6 : Tabel.6. Target dan Capaian Indikator Kinerja Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau Kota Surabaya NO Indikator Kinerja sesuai Tugas dan Fungsi SKPD ***) Target SPM () () () Target IKK (4) Target Indikator Lainnya Target Renstra SKPD Tahun ke- Realisasi Capaian Tahun ke- Rasio Capaian pada Tahun ke (5) (6) (7) (8) (9) () () () () (4) (5) (6) (7) (8) (9) () SPM (PERMEN.PU NO. TAHUN 4) Tersedianya fasilitas pengurangan sampah di perkotaan % Tersedianya sistem penanganan sampah diperkotaan % Persentase Pengoperasian Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Tersedianya luasan RTH publik sebesar % dari luas wilayah kota/kawasan perkotaan 7% 4 5% RENCANA STRATEGIS TAHUN - 5 Rasio angka ketersediaan makam selama lima tahun ke depan B a b II

31 NO () Indikator Kinerja sesuai Tugas dan Fungsi SKPD ***) () Rasio panjang jalan yang sudah mendapatkan penerangan terhadap seluruh panjang jalan Cakupan layanan kebersihan Target SPM Target IKK Target Indikator Lainnya () (4) (5) Jumlah sampah yang dikelola di TPA (ton/hari) Rata-rata jumlah sampah yang diangkut dari TPS (m) Persentase luas RTH yang berfungsi optimal terhadap keseluruhan luas RTH yang ada Target Renstra SKPD Tahun ke- Realisasi Capaian Tahun ke- Rasio Capaian pada Tahun ke (6) 7.5% (7) 76.55% (8) 79.95% (9) 8.6% () 86.76% () 74.49% () 8.46% () 86.56% (4) 94.54% (5) 98.49% (6). (7).5 (8).8 (9). (). 65/75 67/75 7/75 7/75 75/75 74/75 76/75 79/75 84/75 85/ Keterangan : Indikator Renstra SKPD 5 () Rasio makam : perbandingan antara ketersediaan lahan dengan kebutuhan makam dengan jangka waktu lima tahun. () Rasio panjang jalan yang terlayani PJU : perbandingan antara panjang jalan yang dilayani pemasangan PJU dengan jangka waktu lima tahun. () Cakupan layanan kebersihan : penyediaan TPS sesuai kebutuhan dengan jangka waktu lima tahun. (4) Jumlah sampah yang dikelola di TPA : total sampah yang masuk ke TPA dengan jangka waktu lima tahun. (5) Rata-rata jumlah sampah yang diangkut dari TPS : jumlah sampah yang diangkut dari TPS dengan jangka waktu lima tahun. (6) Persentase luas RTH optimal : perbandingan antara luas RTH yang dikelola DKRTH terhadap luas RTH Kota dengan jagka waktu lima tahun. B a b II

32 Target pelayanan yang telah tercapai adalah : a. Rasio angka ketersediaan makam pada tahun pelaksanaan renstra pada tahun pertama. Tanah makam merupakan suatu kebutuhan yang tidak dapat dipungkuri akan selalu dibutuhkan. Namun tanah di Kota Surabaya semakin lama semakin banyak digunakan untuk kebutuhan lain seperti bangunan Ruko (Rumah Toko). apartemen. perumahan. mall. dan lain lain. Hal ini menyebabkan DKRTH sulit memenuhi kebutuhan tanah makam. namun pada tahun DKRTH masih dapat memenuhinya. Namun. kebutuhan makam sampai tahun 5 masih dapat terpenuhi dengan lahan yang tersedia untuk makam. Pada tahun 4. ada pembebasan lahan makam sebesar 965 Ha. Kebutuhan makam tahun 5 sekitar.74 Ha. lahan yang tersedia sekitar 7.9 Ha. Realisasi pemakaman yang dimakamkan di lahan Pemerintah Kota Surabaya tercapai % dari kebutuhan lahan makam. Target rasio angka ketersediaan makam pada tahun pertama adalah.. Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau Kota Surabaya berhasil mencapainya sebesar. juga. Target pada tahun kedua.6. tahun ketiga.. tahun ke empat.47. tahun kelima.85. Sedangkan pencapaian pada tahun kedua sebanyak.6. tahun ketiga sebanyak.8. tahun keempat sebanyak.. tahun kelima sebanyak. Rasio angka ketersediaan makam pada tahun pelaksanaan renstra pada tahun kedua hingga kelima. b. Rasio panjang jalan yang sudah mendapatkan penerangan terhadap seluruh panjang jalan pada lima tahun pelaksanaan renstra Penerangan jalan juga merupakan suatu kebutuhan yang penting demi mencegah terjadi kejahatan kendaraan bermotor di malam hari maupun kecelakaan. Pemeliharaan lampu jalan telah dijalankan dengan baik. penambahan lampu jalan juga dilakukan dari tahun ke tahun sehingga rasio panjang jalan yang telah mendapatkan penerangan telah melebihi target. Pembayaran rekening PJU juga tepat waktu sehingga PJU selalu menyala sesuai waktunya. Target pada tahun pertama adalah 7.5% dan tercapai sebanyak 74.49%. pada tahun kedua targetnya adalah 76.55% tercapai sebanyak 8.46%. tahun ketiga targetnya adalah 79.95% tercapai sebanyak 86.56%. tahun ke empat targetnya adalah 8.5% tercapai sebanyak 94.54%. dan pada tahun kelima targetnya adalah 86.76% tercapai sebanyak 98.49%.. Jumlah titik PJU sampai dengan tahun 5 sebanyak 788 (78865) titik. dengan panjang jalan kota 795 m. c. Cakupan layanan kebersihan pada tahun pelaksanaan renstra selama lima tahun pelaksanaan renstra Cakupan Layanan kebersihan DKRTH dapat memenuhi target dikarenakan sarana dan prasarana untuk menjaga Surabaya agar tetap bersih terus ditingkatkan. selain itu diadakannya pengawasan operasional pelayanan kebersihan baik penyapuan jalan maupun layanan kebersihan lain juga membuat para pekerja dapat mengerjakan tugasnya dengan baik sehingga pelayanan kebersihan dapat terlaksana dengan baik. Penambahan tenaga kerja juga dilakukan agar cakupan layanan kebersihan dapat diperluas. Layanan kebersihan dengan menyediakan lahan TPS sudah memenuhi kebutuhan. Tahun 5 penyediaan TPS di 85 lokasi. Target pada tahun pertama adalah 65/75. takun kedua 67/75. tahun ketiga 7/75. tahun ke empat 7/75. tahun kelima 75/75. Sedangkan pencapaian pada tahun pertama sebanyak 74/75. tahun kedua sebanyak 76/75. tahun ketiga sebanyak 79/75. tahun keempat sebanyak 84/75. tahun kelima sebanyak 85/75. B a b II

33 d. Jumlah sampah yang dikelola di TPA (ton/hari) pada tahun pertama dan kedua pelaksanaan renstra ( dan ). Dilakukan peningkatan pelaksana operasional pengangkutan sampah.kemudian perawatan alat angkut seperti alat berat dan truk juga dilakukan dengan baik. adanya pengawasan proses pengangkutan juga mendukung meningkatnya jumlah sampah yang dikelola. Dari Tempat Pembuangan Akhir juga dilakukan perawatan dan peningkatan saran dan prasarana nya. Belum maraknya kerja bakti dan pertumbuhan ekonomi pada tahun dan membuat jumlah sampah yang masuk ke TPA masih dibawah target maksimal. e. Persentase luas RTH yang berfungsi optimal terhadap keseluruhan luas RTH yang ada Target capaian persentase luas RTH merupakan tanggung jawab bersama. sehingga hanya akan dibahas pencapaian yang dilakukan oleh Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau Kota Surabaya. Capaian luaan RTH yang optimal ini meliputi beberapa komponen ruang terbuka hijau. RTH yang dikelola oleh Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau adalah makam. taman aktif. dan jalur hijau. Luasan RTH taman dan jalur hijau sampai dengan tahun 5 (optimalisasi) sebesar.8465 Ha. makam (optimal) sebesar.88 Ha. Secara keseluruhan. prosentase capaian RTH oleh DKRTH meningkat. dapat dilihat pada tabel.7. Tabel.7. Tabel Rincian Ruang Terbuka Hijau Target Capaian Tahun.7% Data Luasan RTH yang berfungsi optimal : - Taman dan JH sebesar.9 Ha - Pembuatan blok makam keputih sebesar.54 Ha Tahun.4% Tahun 4.6% Tahun % Tahun % Luas RTH yang optimal (Taman dan JH =.8 Ha) Luas RTH yang optimal (Taman dan JH =.5577 Ha) Luas RTH yang optimal (Taman dan JH =.55 Ha. Makam Keputih =.44 Ha) Luas RTH DKRTH optimal 5 = taman JH optimal.8465 Ha + makam optimal.88 Ha =.465 Ha Luas RTH total yang harus dioptimalkan 5 =. Ha Sedangkan target pelayanan yang belum tercapai adalah : a. Jumlah sampah yang dikelola di TPA (ton/hari) pada tahun ketiga hingga kelima pelaksanaan renstra (-5) Jumlah sampah yang dikelola di TPA dalam jangka waktu 5 tahun (-5) ditargetkan relative berkurang. namun ada capaian pada tahun 5 ini relative naik. dikarenakan ada peningkatan pertumbuhan ekonomi. banyak aktivitas perdagangan dan jasa yang baru seperti hotel. apartemen. dan perjanjian kerjasama TPA dengan minimal volume sampah yang masuk.4 ton/hari. Target pada tahun ketiga 4.9. tahun ke empat tahun kelima Sedangkan pencapaian pada tahun ketiga sebanyak 94.. tahun keempat sebanyak tahun kelima sebanyak Seharusnya pencapaian tidak boleh melebihi B a b II

34 target maksimal. namun dikarenakan factor factor yang telah dijelaskan di awal tadi sehingga sampah yang masuk ke TPA melebihi target maksimal. Namun disisi lain sampah di perkotaan ikut berkurang dan kota menjadi lebih bersih. b. Rata-rata jumlah sampah yang diangkut dari TPS (m) selama lima tahun pelaksanaan renstra Rata rata jumlah sampah yang diangkut dari TPS dalam jangka waktu 5 tahun ( 5) ditargetkan relatif berkurang. namun ada capaian pada tahun 5 ini relative naik. karena aktivitas masyarakat melakukan kerja bakti yang relaif meningkat sehingga sampah yang dibuang ke TPS bertambah. Target pada tahun pertama adalah tahun kedua tahun ketiga tahun ke empat 48.. tahun kelima Sedangkan pencapaian pada tahun pertama sebanyak tahun kedua sebanyak 5.5. tahun ketiga sebanyak tahun keempat sebanyak tahun kelima sebanyak Seharusnya jumlah sampah yang diangkut dari TPS tidak melebihi target maksimal. namun seperti dijelaskan diatas sampah meningkat karena banyak masyarakat tergerak melakukan kerja bakti sehingga sampah di TPS meningkat. namun kota dan Kampung menjadi bersih. 4 B a b II

35 Untuk periode berikutnya Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau akan berusaha keras agar semua target dapat tercapai. Adapun sumber daya berupa anggaran untuk mendukung pelaksanaan program dan kegiatan pembangunan di Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau Kota Surabaya adalah sebagai berikut: Tabel.8. Anggaran dan Realisasi Pendanaan Pelayanan Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau Kota Surabaya Anggaran pada Tahun ke- Realisasi Anggaran pada Tahun ke- Uraian ***) PENDAPATAN DAERAH Pendapatan Asli Daerah BELANJA DAERAH Belanja pegawai Belanja barang dan jasa Belanja modal Total Rasio antara Realisasi dan Anggaran pada Tahun keuraian ***) 4 5 PENDAPATAN DAERAH Pendapatan Asli Daerah BELANJA DAERAH 6 % 47 % 57 % 4 % 9 % - Belanja pegawai 84 % 85 % 9 % 86 % 9 % - Belanja barang dan jasa 89 % 87 % 9 % 9 % 9 % - Belanja modal 59 % 57 % 5 % 8 % 66 % Total 5 B a b II

36 Berdasar data anggaran, rasio realisasi antar anggaran dengan prosentase terkecil adalah pada tahun pada Pendapatan Asli Daerah. Pada tahun, target anggaran pemasukannya adalah sebesar Rp ,. Namun pendapatan yang didapat hanya Rp ,, tidak sesuai target dan hanya tercapai 47%. Pendapatan termasuk buruk karena peraturan terkait retribusi kebersihan belum disakan, sehingga belum ada pemasukan dari retribusi. Sedangkan pada tahun pemasukan melojak karena adanya andil dari retribusi sehingga pencapaian target mendapat mencapai 57%. Dari segi belanja, belanja modal memiliki realisasi anggaran terkecil yakni 5% pada tahun. Anggarannya sebanyak Rp ,, sedangkan realisasinya adalah Rp ,. II.4 Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan SKPD Tantangan dan peluang pengembangan pelayanan Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau Kota Surabaya untuk menjalankan sesuai tugas dan fungsinya selama 5 (lima) tahun ke depan sebagai salah satu Satuan Kerja Perangkat Daerah di Kota Surabaya adalah sebagai berikut : a. Tantangan : - Laju pertumbuhan penduduk yang berpengaruh pada jumlah timbulan sampah. kebutuhan makam dan PJU - Kenaikan UMK dan TDL setiap tahun serta fluktuasi harga BBM - Peraturan tentang pengelolaan sampah spesifik - Perkembangan kota yang mendorong peningkatan kebutuhan penyediaan sarana dan prasarana pengelolaan kebersihan. RTH dan utilitas PJU - Biaya pemeliharaan dan operasional b. Peluang : - Partisipasi aktif masyarakat dan pihak swasta dalam bidang kebersihan. pertamanan. PJU dan penyediaan PSU - Suplai material. bahan baku dan suku cadang - Perkembangan teknologi ramah lingkungan dalam pengolahan sampah. RTH dan PJU - Perkembangan teknologi informasi - Potensi penambahan PAD melalui pajak dan retribusi - Kerjasama regional. nasional dan internasional II.4.. Analisis Renstra Kementerian / Lembaga (K/L) dan Renstra SKPD Kementerian Republik Indonesia yang menaungi Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau Kota Surabaya ada dua. yaitu Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan serta Kementerian Pekerjaan Umum. Sedangkan untuk SKPD provinsi yang menaungi DKRTH adalah Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya dan Tata Ruang provinsi Jawa Timur serta Badan Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Timur. Setiap Kementerian maupun SKPD baik level provinsi. kota. maupun kabupaten tentunya memiliki sasaran berdasar renstra masing masing. Capaian sasaran Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau Kota Surabaya telah membantu pencapaian sasaran kedua SKPD provinsi maupun kedua kementerian. Hal ini dapat dilihat pada Tabel.9. berikut. 6 B a b II

37 Tabel.9. Komparasi Capaian Sasaran Renstra Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau Kota Surabaya terhadap Sasaran Renstra BLH Provinsi Jawa Timur. Renstra Dinas PU Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi Jawa Timur. serta Renstra Kementerian PU dan KLHK No Indikator Kinerja Capaian Sasaran Renstra SKPD Kabupaten/Kota Sasaran pada Renstra K/L RENCANA STRATEGI KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Jumlah sampah yang dikelola di TPA (ton/hari) Rata-rata jumlah sampah yang diangkut dari TPS (m) Jumlah sampah yang dikelola di TPA (ton/hari) Rata-rata jumlah sampah yang diangkut dari TPS (m) Jumlah sampah yang dikelola di TPA dalam jangka waktu 5 tahun (-5) ditargetkan relatif berkurang. namun ada capaian pada tahun 5 ini relatif naik. minimal volume sampah yang masuk.4 ton/hari. Rata-rata jumlah sampah yang diangkut dari TPS dalam jangka waktu 5 tahun (5) ditargetkan relatif berkurang. namun ada capaian pada tahun 5 ini relatif naik.. Jumlah sampah yang dikelola di TPA dalam jangka waktu 5 tahun (-5) ditargetkan relatif berkurang. namun ada capaian pada tahun 5 ini relatif naik. minimal volume sampah yang masuk.4 ton/hari. Jumlah sampah yang dikelola di TPA dalam jangka waktu 5 tahun (-5) ditargetkan relatif berkurang. namun ada capaian pada tahun 5 ini relatif naik. minimal volume sampah yang masuk.4 ton/hari. Berkurangnya jumlah timbulan sampah pada sumbernya sebesar % dari 4.6 juta ton atau sebesar 4.5 juta ton dalam 5 tahun di 8 kota Tertanganinya jumlah sampah sebesar 75% dari 4.6 jt ton atau sebesar 97.8 jt ton dalam 5 tahun di 8 kota RENCANA STRATEGI KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA Cakupan layanan kebersihan 7 B a b II Layanan kebersihan dengan menyediakan lahan TPS sudah memenuhi kebutuhan. Tahun 5 penyediaan TPS di 85 lokasi. Berkurangnya jumlah timbulan sampah pada sumbernya sebesar % dari 4.6 juta ton atau sebesar 4.5 juta ton dalam 5 tahun di 8 kota

38 No Indikator Kinerja Capaian Sasaran Renstra SKPD Kabupaten/Kota Sasaran pada Renstra K/L RENCANA STRATEGI BADAN LINGKUNGAN HIDUP PROVINSI JAWA TIMUR Persentase luas RTH yang berfungsi optimal terhadap keseluruhan luas RTH yang ada Capaian luasan RTH yang optimal ini meliputi beberapa komponen ruang terbuka hijau. RTH yang dikelola oleh Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau adalah makam. taman aktif dan jalur hijau. Luasan RTH taman dan jalur hijau sampai dengan tahun 5 (optimalisasi) sebesar.8465 Ha. makam (optimal) sebesar.88 Ha. Rasio angka ketersediaan makam selama lima tahun ke depan Kebutuhan makam sampai tahun 5 masih dapat terpenuhi dengan lahan yang tersedia untuk makam. Pada tahun 4. ada pembebasan lahan makam sebesar.965 Ha. Kebutuhan makam tahun 5 sekitar.74 Ha. lahan yang tersedia sekitar 7.9 Ha. Realisasi pemakaman yang dimakamkan di lahan Pemerintah Kota Surabaya tercapai % dari kebutuhan lahan makam Cakupan layanan kebersihan Layanan kebersihan dengan menyediakan lahan TPS sudah memenuhi kebutuhan. Tahun 5 penyediaan TPS di 85 lokasi. Meningkatnya keanekaragaman hayati wilayah daratan (Taman keanekaragaman hayati / lokasi) sebesar titik dalam 5 tahun pelaksanaan renstra Meningkatnya jumlah desa/kelurahan pelestari kualitas dan fungsi lingkungan sebanyak % RENCANA STRATEGI DINAS PEKERJAAN UMUM CIPTA KARYA DAN TATA RUANG PROVINSI JAWA TIMUR Cakupan layanan kebersihan Layanan kebersihan dengan menyediakan lahan TPS sudah memenuhi kebutuhan. Tahun 5 penyediaan TPS di 85 lokasi. Rata-rata jumlah sampah yang diangkut dari TPS (m) Jumlah sampah yang dikelola di TPA (ton/hari) Rata-rata jumlah sampah yang diangkut dari TPS dalam jangka waktu 5 tahun (-5) ditargetkan relatif berkurang. namun ada capaian pada tahun 5 ini relatif naik.. Jumlah sampah yang dikelola di TPA dalam jangka waktu 5 tahun (-5) ditargetkan relatif berkurang. namun ada capaian pada tahun 5 ini relatif naik. minimal volume sampah yang masuk.4 ton/hari. Cakupan layanan kebersihan Layanan kebersihan dengan menyediakan lahan TPS sudah memenuhi kebutuhan. Tahun 5 penyediaan TPS di 85 lokasi. Meningkatnya sarana prasarana persampahan Meningkatnya kinerja pengelolaan sampah II.4.. Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah Surabaya telah memiliki Rencana Tata Ruang Wilayah untuk periode 4 4. pembagian wilayah juga sudah tertera di Peta RTRW Surabaya 4-4. Berikut akan di telaah tentang RTRW Surabaya dan pengaruhnya terhadap pelayanan Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau Kota Surabaya lima tahun ke depan. dapat dlihat pada tabel berikut. 8 B a b II

39 Tabel. Hasil Telaahan Struktur Ruang Wilayah Kota Surabaya No Rencana Struktur Ruang Pembentukan Sistem Prasarana Wilayah Kota : a. Rencana Sistem Infrastruktur Perkotaan Struktu r Ruang Saat Ini Indikasi Program Pemanfaatan Ruang pada Periode Perencanaan Berkenaan Rencana Sistem Infrastruktur Pengaruh Rencana Struktur Ruang terhadap Kebutuhan Pelayanan SKPD Kebutuhan pelayanan SKPD mengikuti pengembangan wilayah khususnya untuk penyediaan sarana dan prasarana sesuai dengan tugas fungsi Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau Arahan Lokasi Pengembangan Pelayanan SKPD Pengembangan Sistem Persampahan :. Pengembangan teknologi pengolahan sampah dengan konsep zero waste dan pengembangan energi alternatif pada TPA Benowo. Pembangunan TPA di Kawasan Surabaya Timur. Penyediaan TPS di lokasi Kota Surabaya yang tersebar dengan penerapan teknologi tepat guna 4. Penyediaan transfer depo pada setiap unit timbulan sampah Pasar 5. Pembangunan sarana penangkap sampah di sungaisungai Surabaya Penyediaan dan Pemanfaatan Sarana dan Prasarana Jaringan Jalan :. Penyediaan fasilitas pelengkap antara lain berupa PJU di Kota Surabaya 9 B a b II

40 Tabel. Hasil Telaahan Pola Ruang Wilayah Kota Surabaya No Rencana Pola Ruang Rencana Pola Ruang Wilayah Kota Surabaya meliputi :. Rencana Kawasan Lindung. Rencana Kawasan Budidaya Pola Ruang Saat Ini Indikasi Program Pemanfaatan Ruang Pada Periode Perencanaan Berkenaan Perlindungan kawasan dengan pengembangan ruang terbuka hijau dan/atau ruang terbuka non hijau Pengaruh Rencana Pola Ruang terhadap Kebutuhan Pelayanan SKPD Penyediaan ruang terbuka hijau (taman, jalur hijau dan makam) Arahan Lokasi Pengembangan Pelayanan SKPD Kota Surabaya (UP I Rungkut, UP V Tanjung Perak, UP X Wiyung dan UP XII Sambikerep) Rencana struktur ruang wilayah Kota Surabaya meliputi Sistem Pusat Pelayanan & Fungsi Kegiatan Wilayah dan Sistem Prasarana Wilayah Kota. Terkait Sistem Prasarana Wilayah Kota direncanakan meliputi : Rencana Pengembangan Sistem Infrastruktur Perkotaan Lain: - Sistem Pengelolaan Sampah, dilakukan pada : a. Penyediaan Tempat Penampungan Sampah Sementara (TPS) yang tersebar dan dilengkapi dengan penerapan teknologi tepat guna sesuai dengan tingkat dan lingkup pelayanan; penyediaan transfer depo pada setiap unit timbulan sampah pasar; dan penyediaan Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) di Bagian Timur dan Bagian Barat Kota Surabaya yang ramah lingkungan dengan penerapan teknologi tepat guna termasuk pengolahan sampah menjadi energi alternatif; b. Pengembangan sistem pengkomposan pada TPS dan Rumah Kompos; pengembangan teknologi pengelolaan sampah untuk energi alternatif di TPA; dan pemberdayaan masyarakat dan penerapan teknologi tepat guna yang ramah lingkungan dalam penanganan sampah serta mendukung pelaksanaan program penanganan sampah terpadu termasuk penyediaan prasarana dan sarana pada lingkup regional; Rencana pola ruang wilayah Kota Surabaya meliputi Rencana Kawasan Lindung dan Rencana Kawasan Budidaya. Terkait Rencana Kawasan Lindung salah satunya adalah pengembangan Ruang Terbuka Hijau (RTH), khususnya pengembangan RTH Publik paling sedikit seluas % dari luas wilayah daratan kota, meliputi : makam, jalur hijau, sempadan waduk/boezem, lapangan, hutan kota, sempadan saluran/sungai, taman, kawasan penyangga dan sempadan pantai. Untuk Analisis terhadap Dokumen Hasil Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) sesuai dengan pelayanan SKPD, tidak dilakukan karena KLHS sudah dilakukan tingkat kota. B a b II

41 Depo Dekorasi Sutorejo, Kota. TPS Jembatan R KotaMonkasel Surabaya BAB III ISU ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS & FUNGSI III. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi SKPD Setiap SKPD tentunya memiliki permasalahan dalam menjalankan tugas dan fungsinya pada masyarakat. Permasalahan tersebut juga turut dipengaruhi beberapa faktor. Permasalahan DKRTH Surabaya telah diidentifikasi dan dapat dilihat pada Tabel.. B a b III

42 Tabel.. Identifikasi Permasalahan Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau Kota Surabaya Faktor yang Mempengaruhi Aspek Kajian Gambaran pelayanan SKPD Capaian/Kondisi Saat ini INTERNAL EKSTERNAL (KEWENANGAN SKPD) (DILUAR KEWENANGAN SKPD) Standar yang Digunakan Permasalahan Pelayanan SKPD Lingkungan Hidup Pengelolaan dan pengolahan sampah Sarana prasarana dalam upaya pengelolaan dan pengolahan sampah Jumlah sarana dan prasarana pengelolaan kebersihan Perkembangan teknologi informasi Belum optimalnya kualitas sarana dan prasarana pengelolaan kebersihan (usia kendaraan melebihi usia laik pakai) Kualitas sarana dan prasarana pengelolaan kebersihan Perkembangan teknologi pengolahan sampah dengan ramah lingkungan Partisipasi masyarakat dan swasta (potensi CSR) potensi pemanfaatan teknologi perlu dikembangkan Partisipasi masyarakat dan swasta dalam pengelolaan kebersihan Peraturan atau regulasi terkait kebersihan kota B a b III Peraturan terkait pengolahan sampah spesifik Potensi partisipasi masyarakat yang perlu dioptimalkan

43 Faktor yang Mempengaruhi Aspek Kajian Gambaran pelayanan SKPD Capaian/Kondisi Saat ini Standar yang Digunakan INTERNAL EKSTERNAL (KEWENANGAN SKPD) (DILUAR KEWENANGAN SKPD) Permasalahan Pelayanan SKPD Pengelolaan ruang terbuka hijau (RTH) Ketersediaan lahan untuk ruang terbuka hijau Keterbatasan lahan untuk penyediaan ruang terbuka hijau biaya operasional dan pemeliharaan ruang terbuka hijau Fluktuatif BBM, kenaikan UMK Partisipasi pihak swasta dan masyarakat dalam penyediaan ruang terbuka hijau Partisipasi masyarakat dan swasta (potensi CSR) Ketersediaan lahan yang belum merata akibat keterbatasan lahan yang dapat dimanfaatkan untuk ruang terbuka hijau, termasuk lahan untuk makam Tingginya biaya operasional dan pemeliharaan ruang terbuka hijau Potensi partisipasi masyarakat yang perlu dioptimalkan Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Pengembangan utilitas penerangan jalan umum (PJU) B a b III Pemerataan pemasangan PJU Pemerataan pemasangan PJU Pemerataan pemasangan PJU belum optimal Pengembangan teknologi hemat energi dan ramah lingkungan Pengembangan PJU dengan memanfaatkan teknologi yang hemat energi dan ramah lingkungan potensi pemanfaatan teknologi perlu dikembangkan

44 Faktor yang Mempengaruhi Aspek Kajian Kajian terhadap Renstra SKPD provinsi BLH Provinsi Jawa Timur DINAS PEKERJAAN UMUM CIPTA KARYA DAN TATA RUANG PROVINSI JAWA TIMUR Capaian/Kondisi Saat ini INTERNAL (KEWENANGAN SKPD) EKSTERNAL (DILUAR KEWENANGAN SKPD) Meningkatnya keanekaragaman hayati wilayah daratan (Taman keanekaragaman hayati / lokasi) Keterbatasan lahan untuk penyediaan ruang terbuka hijau Meningkatnya jumlah desa/kelurahan pelestari kualitas dan fungsi lingkungan Partisipasi masyarakat dan swasta (potensi CSR) Meningkatnya sarana prasarana persampahan Meningkatnya kinerja pengelolaan sampah 4 B a b III Standar yang Digunakan Jumlah sarana dan prasarana pengelolaan kebersihan Perkembangan teknologi informasi Kualitas sarana dan prasarana pengelolaan kebersihan Perkembangan teknologi pengolahan sampah dengan ramah lingkungan Jumlah sarana dan prasarana pengelolaan kebersihan Perkembangan teknologi informasi Permasalahan Pelayanan SKPD Ketersediaan lahan yang belum merata akibat keterbatasan lahan yang dapat dimanfaatkan untuk ruang terbuka hijau, termasuk lahan untuk makam Potensi partisipasi masyarakat yang perlu dioptimalkan Belum optimalnya kualitas sarana dan prasarana pengelolaan kebersihan (usia kendaraan melebihi usia laik pakai) potensi pemanfaatan teknologi perlu dikembangkan Belum optimalnya kualitas sarana dan prasarana pengelolaan kebersihan (usia kendaraan melebihi usia laik pakai)

45 Faktor yang Mempengaruhi Aspek Kajian Capaian/Kondisi Saat ini Standar yang Digunakan DINAS PEKERJAAN UMUM CIPTA KARYA DAN TATA RUANG PROVINSI JAWA TIMUR INTERNAL EKSTERNAL Permasalahan Pelayanan SKPD (KEWENANGAN SKPD) Kualitas sarana dan prasarana pengelolaan kebersihan (DILUAR KEWENANGAN SKPD) Perkembangan teknologi pengolahan sampah dengan ramah lingkungan Kualitas sarana dan prasarana pengelolaan kebersihan Jumlah sarana dan prasarana pengelolaan kebersihan Perkembangan teknologi pengolahan sampah dengan ramah lingkungan potensi pemanfaatan teknologi perlu dikembangkan Perkembangan teknologi informasi Kualitas sarana dan prasarana pengelolaan kebersihan Perkembangan teknologi pengolahan sampah dengan ramah lingkungan Belum optimalnya kualitas sarana dan prasarana pengelolaan kebersihan (usia kendaraan melebihi usia laik pakai) potensi pemanfaatan teknologi perlu dikembangkan potensi pemanfaatan teknologi perlu dikembangkan Kajian terhadap Renstra K/L KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Berkurangnya jumlah timbulan sampah pada sumbernya Tertanganinya jumlah sampah KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA Kajian Terhadap RTRW Kota Surabaya Berkurangnya jumlah timbulan sampah a. Pengembangan sistem persampahan Pengembangan teknologi pengolahan sampah dengan zero waste dan pengembangan energi alterfantif di TPA Keterbatasan lahan untuk penyediaan ruang terbuka hijau b. Rencana Kawasan Ruang Terbuka Hijau 5 B a b III potensi pemanfaatan teknologi perlu dikembangkan Ketersediaan lahan yang belum merata akibat keterbatasan lahan yang dapat dimanfaatkan untuk ruang terbuka hijau, termasuk lahan untuk makam

46 Pada aspek Sarana prasarana dalam upaya pengelolaan dan pengolahan sampah, terdapat beberapa masalah antara lain belum optimalnya kualitas sarana dan prasarana pengelolaan kebersihan (usia kendaraan melebihi usia laik pakai) yang dipengaruhi oleh faktor jumlah saran dan prasarana kebersihan serta perkembangan teknologi informasi. Hal ini berdampak pada jumlah sampah yang dikelola di TPA (ton/hari). Jika kendaraan telah berusia tua dan melebihi usia layak pakai, maka pengangkutan ke TPA akan berkurang dan sampah akan menumpuk di TPS hingga rumah rumah warga. Hal ini juga berpengaruh pada persentase pengoperasian Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Jika sampah yang diangkut ke TPA sedikit, maka target pengoperasian TPA tidak akan tercapai. Oleh karena itu kendaraan harus layak pakai agar pengangkutan sampah dapat berjalan dengan baik. Selain itu juga ada masalah pada potensi pemanfaatan teknologi yang perlu dikembangkan agar tidak tertinggal. Faktor yang mempengaruhi adalah kualitas sarana dan prasarana pengolahan kebersihan serta perkembangan teknologi pengolahan sampah dengan ramah lingkungan. Hal ini berdampak pada juga pada Jumlah sampah yang dikelola di TPA (ton/hari). Jika kualitasnya rendah maka jumlah sampah yang diangkut ke TPA akan semakin banyak dan meningkat dari tahun ke tahun. Dapat dilihat bahwa dari tahun hingga 5 sampah yang masuk ke TPA meningkat, bahkan melebihi target maksimal pada tahun hingga 5. Padahal seharusnya warga dapat membantu untuk mengurangi sampah yang masuk ke TPA dengan mengolah kembali sampah yang masih bisa dimanfaatkan. Hal ini juga berpengaruh pada target tersedianya fasilitas pengurangan sampah di perkotaan. Jika teknologi pengolahan sampah dikembangkan otomatis akan memperkaya fasilitas pengurangan sampah. Masalah lainnya adalah Potensi partisipasi masyarakat yang perlu dioptimalkan dengan faktor partisipasi masyarakat dan swasta (potensi CSR). Disini DKRTH dapat bekerja sama dengan perusahaan swasta yang memiliki kewajiban besar pada CSR sehingga turut pula memberikan manfaat pada masyarakat dan memicu semangat masyarakat untuk berpartisipasi dalam pengelolaan kebersihan. Hal ini dapat berpotensi dalam memperluas cakupan wilayah kebersihan dari Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau Kota Surabaya. Tersedianya fasilitas pengurangan sampah di perkotaan juga berpengaruh terhadap partispasi masyarakat. Jika fasilitas terjamin, otomatis masyarakat juga ingin berpartisipsi. Berikutnya masalah yang berkaitan dengan peraturan, yakni belum ada peraturan tentang pengolahan sampah spesifik, sehingga sampah spesifik masih tercampur, seperti limbah B (baterai, lampu TL), puing bongkaran bangunan, dll. Masalab ini berpengaruh pada indicator tersedianya fasilitas pengurangan sampah di perkotaan dan tersedianya sistem penanganan sampah diperkotaan. Jika belum ada regulasi terkait sampah spesifik maka target dari kedua indicator ini akan sulit dipenuhi mengingat belum diketahuinya secara luas tata cara pengelolaan sampah spesifik dan tidak ada sarana prasarana untuk mengelola sampah spesifik secara pasti dan benar. Contohnya puing bongkaran bangunan, masih banyak masyarakat yang membuang begitu saja puing bangunan di tanah kosong yang tersedia. 6 B a b III

47 Masalah lainnya adalah beberapa masalah yang terkait RTH. Seperti ketersediaan lahan yang belum merata akibat keterbatasan lahan yang dapat dimanfaatkan untuk ruang terbuka hijau, termasuk lahan untuk makam. Hal ini berpengaruh pada indicator Persentase luas RTH yang berfungsi optimal terhadap keseluruhan luas RTH yang ada dan tersedianya luasan RTH publik sebesar % dari luas wilayah kota/kawasan perkotaan. Adanya target terkait luasan RTH yang harus tersedia dan berfungsi optimal membuat DKRTH harus bekerja keras untuk terus menjalankan perawatan RTH yang telah tersedia. Rasio ketersediaan makam masih dapat terpenuhi, begitu pula ketersediaan luas RTH public. Namun karena RTH merupakan sharing indicator bagi beberapa SKPD, yang dibahas disini hanya peranan DKRTH saja. Selain itu ada Tingginya biaya operasional dan pemeliharaan ruang terbuka hijau. Faktor yang mempegaruhi adalah Fluktuatif BBM dan kenaikan UMK. Hal ini kembali berpengaruh terhadap tersedianya luasan RTH publik sebesar % dari luas wilayah kota/kawasan perkotaan juga Persentase luas RTH yang berfungsi optimal terhadap keseluruhan luas RTH yang ada. Jika biaya operasional dan pemeliharaan sedikit, otomatis akan sulit menambah RTH maupun ruang untuk makam, juga agar RTH terjaga dengan baik. Akibatnya target akan sulit tercapai. Ada juga potensi partisipasi masyarakat yang perlu dioptimalkan dalam RTH. Potensi CSR dari swasta dapat dimafaatkan untuk mencapai luasan RTH yang ditargetkan dan keoptimalam RTH. Jika partisipasinya rendah, maka RTH akan sulit terawatt, bukan tidak mungkin ada warga yang menggunakan RTH untuk kepentingan pribadi dan malah merusak RTH dan mengurangi luasannya. Seperti kejadian pembagian gratis es krim gratis salah satu perusahaan swasta yang malah merusak RTH di taman bungkul dan sekitarnya. Padahal seharusnya perusahaan tersebut membantu menjaganya, bukan malah merusaknya. Selain itu dari aspek Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang untuk Pengembangan utilitas penerangan jalan umum (PJU) ada masalah tentang pemerataan pemasangan PJU belum optimal. Memang target untuk indicator Rasio panjang jalan yang sudah mendapatkan penerangan terhadap seluruh panjang jalan sudah terpenuhi, namun penyebarannya belum merata. Permasalahan lannya adalah potensi pemanfaatan teknologi perlu dikembangkan. Faktor yang mempengaruhi adalah Pengembangan PJU dengan memanfaatkan teknologi yang hemat energi dan ramah lingkungan. Pengaruhnya tetap pada indicator yang berhubungan dengan PJU, yaitu rasio panjang jalan yang sudah mendapatkan penerangan terhadap seluruh panjang jalan. Jika ada penghematan energy, maka anggaran bisa dihemat dan dipangkas dari pembayaran anggaran pada PLN untuk penengarangan PJU dan digunakan untuk pemerataan jalan yang harus diterangi PJU. Tentunya Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau Kota Surabaya akan berusaha mengatasi masalah masalah tersebut secara perlahan hingga dapat teratasi. III. Perumusan Isu-Isu Strategis Berdasarkan Tugas dan Fungsi Isu isu strategis Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau berdasarkan hasil analisis internal berupa analisis eksternal berupa kondisi 7 B a b III

48 yang menciptakan peluang dan ancaman, identifikasi permasalahan pembangunan bagi Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau lima tahun mendatang dapat dilihat pada tabel.. 8 B a b III

49 Tabel.. Identifikasi Isu-Isu Strategis (Lingkungan Eksternal) Isu Strategis No Dinamika Internasional Dinamika Nasional DinamikaRegional/Lokal Potensi partisipasi masyarakat yang terlibat dalam pembangunan Perkembangan kota yang mendorong peningkatan kebutuhan penyediaan dan pelayanan pengelolaan kebersihan, ruang terbuka hijau dan PJU Korelasi antara laju pertumbuhan penduduk dan peningkatan layanan pengelolaan kebersihan, ruang terbuka hijau dan PJU 4 Harga BBM yang fluktuatif 5 Potensi kerjasama internasional dalam rangka pembangunan di bidang kebersihan, ruang terbuka hijau dan penerangan jalan umum 6 Perkembangan teknologi yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan pelayanan agar lebih cepat, efisien dan ramah lingkungan 9 B a b III Lainlain

50 Salah satu isu strategis di Dinamika Regional / Lokal adalah Perkembangan kota yang mendorong peningkatan kebutuhan penyediaan dan pelayanan pengelolaan kebersihan, ruang terbuka hijau dan PJU. Kota Surabaya merupakan salah satu kota besar dimana pertumbuhan penduduk dan ekonomi nya tergolong cepat. Semakin banyak apartemen, perumahan, mall, café yang dibangun dan beroperasi membuat Surabaya semakin hidup mulai dari pagi hari hingga malam hari. Para pencari kerja juga berlomba lomba mencari di Surabaya, mengingat lowongan kerja di Surabaya cukup banyak. Warga dari luar kota yang bermigrasi dan merantau di Surabaya juga semakin banyak. Pertumbuhan penduduk tentunya diiringi dengan pertumbuhan angka kematian. Hal hal tersebut tentunya mempengaruhi kebersihan, timbulan sampah, kebutuhan lahan makam hingga kebutuhan PJU di jalanan kota Surabaya pada malam hari. Tentunya isu ini juga berpengaruh terhadap permasalahan di Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau Kota Surabaya, yakni potensi pemanfaatan teknologi perlu dikembangkan. Faktor yang mempengaruhi antara lain kualitas sarana dan prasarana pengelolaan kebersihan dan perkembangan teknologi pengolahan sampah dengan ramah lingkungan. Jika kualitas sarana dan prasarana pengelolaan kebersihan dan tidak dikembangkan teknologi ramah lingkungan, tentu Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau tidak dapat mengikuti dampak di kebersihan dan persampahan yang diciptakan dari perkembangan kota Surabaya yang pesat. Pengurangan sampah seharusnya dapat dikurangi dari sumbernya jika masyarakat telah mengenal cara pengelolaan sampah skala Rumah Tangga dan tersedia fasilitas untuk mengelola sampah tersebut. Sampah yang tidak dikelola dapat menimbulkan bibit penyakit dan berdampak pada aspek lainnya.oleh karenanya, pengembangan teknologi pengelolaan sampah diperlukan supaya tugas dan fungsi Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau dapat terlaksana dengan memanfaatkan peluang bagi DKRTH dan mengatasi ancaman lima tahun ke depan sebaik baiknya. Isu isu strategis akan selalu bermunculan dan menjadi tantangan tersendiri bagi Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau Kota Surabaya untuk tetap dapat memberikan pelayanan dengan baik dan optimal. III. Telaah Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Terpilih Diperlukan telaah visi, misi, dan program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Terpilih untuk pembangunan agar dapat melakukan analisis terhadap tugas pokok dan fungsi Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau Kota Surabaya. Nantinya akan didapat faktor penghambat dan pendorong untuk pelayanan Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau Kota Surabaya yang dapat mempengaruhi visi dan misi Walikota. Visi nya adalah Mempertahankan Surabaya Bersih, Hijau Asri Berbasis Ekologi dengan Partisipasi Masyarakat dan IT Terintegrasi B a b III

51 Berikut telaah visi misi dari Walikota dan Wakil Walikota Surabaya dapat dilihat pada Tabel.. Tabel.. Faktor Penghambat dan Pendorong Pelayanan SKPD Terhadap Pencapaian Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Visi: Mempertahankan Surabaya Bersih, Hijau Asri Berbasis Ekologi dengan Partisipasi Masyarakat dan IT Terintegrasi No Misi dan Program KDH dan Wakil KDH terpilih Misi 4. Mewujudkan penataan ruang yang terintegrasi dan memperhatikan daya dukung kota 6 Program Pengelolaan Kebersihan Kota 7 - Program Pengelolaan Kebersihan Faktor Permasalahan Pelayanan SKPD Sarana dan prasarana pengelolaan kebersihan Penghambat Belum optimalnya kualitas sarana dan prasarana pengelolaan kebersihan (usia kendaraan melebihi usia laik pakai) Kuantitas sarana dan prasarana pengeloaan kebersihan relatif memadai Perkembangan teknologi potensi pemanfaatan teknologi perlu dikembangkan Potensi partisipasi masyarakat yang terlibat dalam pembangunan Potensi partisipasi masyarakat yang terlibat dalam pembangunan perlu dioptimalkan 6 Program Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Ketersediaan lahan untuk penyediaan ruang terbuka hijau 7 - Program Pengelolaan dan Peningkatan Ruang Terbuka Hijau Fluktuatif BBM dan kenaikan UMK Ketersediaan lahan yang belum merata akibat keterbatasan lahan yang dapat dimanfaatkan untuk ruang terbuka hijau, termasuk lahan untuk makam Fluktuatif BBM dan kenaikan UMK tenaga operasional mempengaruhi tingginya biaya operasional dan pemeliharaan ruang terbuka hijau Potensi partisipasi masyarakat yang terlibat dalam pembangunan B a b III Pendorong Potensi partisipasi masyarakat yang terlibat dalam pembangunan perlu dioptimalkan

52 Misi dan Program No KDH dan Wakil KDH terpilih Faktor Permasalahan Pelayanan SKPD Penghambat Pendorong Misi. Mewujudkan infrastruktur dan utilitas kota yang terpadu dan efisien 6 Program Utilitas Perkotaan 7 - Program Pengelolaan dan Peningkatan Pelayanan PJU Pemerataan pemasangan PJU Pemerataan pemasangan PJU belum optimal Pengembangan PJU dengan memanfaatkan teknologi yang hemat energi dan ramah lingkungan perlu dioptimalkan Misi yang diampu oleh Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau Kota Surabaya sebanyak dua misi, yakni mewujudkan penataan ruang yang terintegrasi dan memperhatikan daya dukung kota serta Mewujudkan infrastruktur dan utilitas kota yang terpadu dan efisien. Untuk misi pertama, penghambatnya yakni belum optimalnya kualitas sarana dan prasarana pengelolaan kebersihan (usia kendaraan melebihi usia laik pakai), ketersediaan lahan yang belum merata akibat keterbatasan lahan yang dapat dimanfaatkan untuk ruang terbuka hijau, termasuk lahan untuk makam, serta Fluktuatif BBM dan kenaikan UMK tenaga operasional mempengaruhi tingginya biaya operasional dan pemeliharaan ruang terbuka hijau. Peran DKRTH dalam penataan ruang yang terintegrasi dan memperhatikan daya dukung kota adalah terkait dengan RTH dan makam, serta kebersihan yang akan membantu meningkatkan daya dukung kota. Namun dengan adanya keterbatasan lahan maka akan sulit mewujudkan penataan ruang terintegrasi karena belum tentu bisa sesuai rencana. Selain itu jika kebersihan tidak dikelola dengan optimal maka daya dukung kota juga terbatas sehingga penataan ruang tidak bisa leluasa. Untuk fluktuatifnya harga BBM dan kenaikan UMK akan mempengaruhi operasional, distribusi, perawatan dari RTH, makam, dll. Untuk pengelolaan kebersiham, dll tentunya akan membutuhkan biaya ekstra jika harga BBM meninggi dan tuntutan kenaikan UMK dari para pekerja Untuk misi kedua, faktor penghambatnya adalah Pemerataan pemasangan PJU belum optimal. Penerangan jalan umum merupakan salah satu aspek yang dapat membantu mewujudkan infrastruktur dan utilitas kota yang terpadu dan efisien. Jika pemerataan PJU optimal, maka infrastuktur dan utilitas kota akan terpadu dan efisien. Semua jalanan di Kota Surabaya akan aman dan tidak gelap saat dilalui, hal ini mampu mendukung dan B a b III

53 mengimbangi pertumbuhan Kota Surabaya yang pesat. Jika ditemukan teknologi yang lebih hemat dan ramah lingkunga, tentunya hal itu mendukup terciptanya infrastruktur dan utilitas kota yang efisien. III.4 Telaahan Renstra K/L dan Restra Provinsi/Kabupaten Kota Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutananan maupun Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat memiliki sasaran jangka menengah yang harus didukung oleh Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau Kota Surabaya. Untuk mencapai sasaran tersebut Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau memiliki permasalahan yang harus dihadapi, terdapat pula faktor pendukung dan faktor penghambat yang telah dianalisis. Hasil analisis sasaran jangka menengah untuk Kementerian dapat dilihat pada tabel.4 Tabel.4. Permasalahan Pelayanan SKPD Kota berdasarkan Sasaran Renstra K/L beserta Faktor Penghambat dan Pendorong KeberhasilanPenanganannya Permasalahan No Sasaran Jangka Menengah Renstra K/L Kementerian : Berkurangnya jumlah timbulan sampah pada sumbernya sebesar % dari 4,6 juta ton atau sebesar 4,5 juta ton dalam 5 tahun di 8 kota Sebagai Faktor Pelayanan SKPD Provinsi/Kabupaten/Kota Sarana dan prasarana pengelolaan kebersihan Penghambat Pendorong Belum optimalnya kualitas sarana dan prasarana pengelolaan kebersihan (usia kendaraan melebihi usia laik pakai) Kuantitas sarana dan prasarana pengeloaan kebersihan relatif memadai Perkembangan teknologi potensi pemanfaatan teknologi perlu dikembangkan Potensi partisipasi masyarakat yang terlibat dalam pembangunan perlu dioptimalkan Potensi partisipasi masyarakat yang terlibat dalam pembangunan Visi dari Kementerian Pekerjaan Umum berdasar renstra tahun 4 9 adalah Terwujudnya Infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat yang Handal Dalam Mendukung Indonesia yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong. Visi tersebut tentunya tidak dapat terwujud tanpa peranan dari Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau Surabaya. Berdasar tabel di atas, sasaran dari Kementerian adalah Berkurangnya jumlah timbulan sampah pada sumbernya sebesar % dari 4,6 juta ton atau sebesar 4,5 juta ton dalam 5 tahun di 8 kota. Untuk mencapainya, DKRTH dihadapkan pada permasalahan, yakni sarana dan prasarana pengelolaan kebersihan. Dalam pemenuhannya, B a b III

54 terdapat faktor penghambat dan faktor pendorong. Faktor pendorongnya adalah Kuantitas sarana dan prasarana pengelolaan kebersihan relatif memadai, sehingga kebutuhan sarana dan prasarana pengelolaan kebersihan untuk kota Surabaya dapat terpenuhi, dan timbulan sampah akan berkurang. Namun faktor penghambatnya adalah belum optimalnya kualitas sarana dan prasarana pengelolaan kebersihan, contohnya usia kendaraan melebihi usia laik pakai, sehingga kualitasnya kurang baik. Hal tersebut dapat teratasi jika perawatannya benar dan baik. Masalah lainnya adalah Perkembangan teknologi. Faktor pendorongnya adalah potensi pemanfaatan teknologi perlu dikembangkan. Jika pemanfaatan teknologi terus dikembangkan dan ditemukan metode terbaru dan mutakhir dalam pengolahan maupun pengelolaan sampah, maka DKRTH dapat sangat membantu Kementerian untuk mencapai sasaran dalam mengurangi timbulan sampah. Masalah berikutnya adalah Potensi partisipasi masyarakat yang terlibat dalam pembangunan. Faktor pendorongnya adalah potensi partisipasi masyarakat yang terlibat dalam pembangunan perlu dioptimalkan. Untuk mampu mengurangi timbulan sampah pada sumbernya, diperlukan partisipasi aktif dari masyarakat juga yang merupakan sumber dari segala sumber sampah dengan semua aktivitasnya. Untuk analisis pada SKPD Provinsi, digunakan renstra dari Badan Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Timur dan Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya dan Tata Ruang. Masalah dari DKRTH Surabaya beserta faktor pendukung dan penghambatnya dapat dilihat pada tabel.5. Tabel.5. Permasalahan Pelayanan SKPD Kabupaten/Kota Berdasarkan Sasaran Renstra SKPD Provinsi beserta Faktor Penghambat dan Pendorong Keberhasilan Penanganannya No Sasaran Jangka Menengah Renstra SKPD Provinsi Permasalahan Sebagai Faktor Pelayanan SKPD Penghambat Pendorong BLH JATIM Meningkatnya keanekaragaman hayati wilayah daratan (Taman keanekaragaman hayati / lokasi) sebesar titik dalam 5 tahun pelaksanaan renstra Ketersediaan lahan untuk penyediaan ruang terbuka hijau Fluktuatif BBM dan kenaikan UMK Ketersediaan lahan yang belum merata akibat keterbatasan lahan yang dapat dimanfaatkan untuk ruang terbuka hijau, termasuk lahan untuk makam Fluktuatif BBM dan kenaikan UMK tenaga operasional mempengaruhi tingginya biaya operasional dan pemeliharaan ruang terbuka hijau Potensi partisipasi masyarakat yang terlibat dalam pembangunan 4 B a b III Potensi partisipasi masyarakat yang terlibat dalam pembangunan perlu dioptimalkan

55 No Sasaran Jangka Menengah Renstra SKPD Provinsi Permasalahan Sebagai Faktor Pelayanan SKPD Penghambat Pendorong PU JATIM Meningkatnya sarana prasarana persampahan Sarana dan prasarana pengelolaan kebersihan Belum optimalnya kualitas sarana dan prasarana pengelolaan kebersihan (usia kendaraan melebihi usia laik pakai) Perkembangan teknologi potensi pemanfaatan teknologi perlu dikembangkan potensi pemanfaatan teknologi perlu dikembangkan Potensi partisipasi masyarakat yang terlibat dalam pembangunan perlu dioptimalkan Perkembangan teknologi Meningkatnya kinerja pengelolaan sampah Kuantitas sarana dan prasarana pengeloaan kebersihan relatif memadai Potensi partisipasi masyarakat yang terlibat dalam pembangunan Sasaran jangka menengah dari Badan Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Timur adalah meningkatnya keanekaragaman hayati wilayah daratan (Taman keanekaragaman hayati / lokasi) sebesar titik dalam 5 tahun pelaksanaan renstra dengan permasalahan sebagai berikut : Ketersediaan lahan untuk penyediaan ruang terbuka hijau dengan faktor penghambatnya adalah Ketersediaan lahan yang belum merata akibat keterbatasan lahan yang dapat dimanfaatkan untuk ruang terbuka hijau, termasuk lahan untuk makam. Titik keanekaragaman hayati yang ditargetkan oleh BLH Jatim termasuk banyak, walaupun banyak SKPD juga yang berkewajiban mewujudkan sasaran ini. Masalah lainnya adalah Fluktuatif BBM dan kenaikan UMK. Faktor penghambatnya adalah fluktuatif BBM dan kenaikan UMK tenaga operasional mempengaruhi tingginya biaya operasional dan pemeliharaan ruang terbuka hijau. Jika RTH tidak dipelihara dengan baik, bisa jadi RTH yang aktif akan menjadi tidak aktif bahkan rusak, sehingga tidak bisa dihitung sebagai salah satu titik taman keanekaragaman hayati. Dengan adanya kenaikan harga bbm contohnya, maka biaya akan membengkak sedangkan dana yang sudah dianggarkan bisa jadi kurang atau tidak cukup. Juga dengan kenaikan UMK membuat kebutuhan anggaran bisa jadi membengkak. Potensi partisipasi masyarakat yang terlibat dalam pembangunan. Faktor pendorongnya adalah potensi partisipasi masyarakat yang terlibat dalam pembangunan perlu dioptimalkan. Jika partipasi masyarakat dioptimalkan, hal ini dapat menghemat kebutuhan dana, juga membantu agar RTH semakin baik, bukan tidak mungkin masyarakat juga dapat membantu merawat RTH. Untuk Dinas Pekerjaan Umum dan Cipta Karya, sasaran jangka menengahnya adalah Meningkatnya sarana prasarana persampahan dengan dua permasalahan, yang pertama adalah sarana dan prasarana pengelolaan kebersihan dengan faktor pendukung kuantitas sarana dan prasarana pengeloaan kebersihan relatif memadai 5 B a b III

56 dan faktor penghambat belum optimalnya kualitas sarana dan prasarana pengelolaan kebersihan (usia kendaraan melebihi usia laik pakai). Untuk meningkatkan sarana dan prasarana persampahan tentunya membutuhkan kuantitas yang memadai untuk mencukupi kebutuhan sarana dan prasarana persampahan mulai dari tingkat Rumah Tangga (RT) hingga Tempat Pembuangan Akhir (TPA), agar sampah dapat terkelola dengan baik. Namun terdapat sedikit hambatan dengan adanya kualitas sarana prasarana pengelolaan sampah yang belum optimal membuat hasilnya tidak efektif dan efisien. Masalah kedua adalah Perkembangan teknologi dengan faktor pendukung potensi pemanfaatan teknologi perlu dikembangkan. Dengan tidak adanya faktor penghambat untuk masalah ini, Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau Kota Surabaya optimis dapat mengatasinya dan membantu mewujudkan sasaran Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi Jawa Timur dengan baik. Jika teknologi pengolahan dan pengelolaan sampah dikembangkan dengan baik, tentunya akan meningkatkan kualitas dari sarana dan prasarana persampahan dengan baik. Sasaran kedua dari PU Cipta Karya dan Tata Ruang Jatim adalah meningkatnya kinerja pengelolaan sampah dengan permasalahan perkembangan teknologi dan faktor pendukung potensi pemanfaatan teknologi perlu dikembangkan. Dengan ditemukan dan diterapkannya teknologi mutakhir tentang persampahan, tentunya akan meningkatkan kinerja pengelolaan sampah. Berpeluang membuatnya lebih cepat, lebih rapi, efektif dan efisien. Sedangkan permasalahan kedua adalah potensi partisipasi masyarakat yang terlibat dalam pembangunan dengan faktor pendukung potensi partisipasi masyarakat yang terlibat dalam pembangunan perlu dioptimalkan. Dengan tidak adanya faktor penghambat diharapkan Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau Kota Surabaya dapat membantu dalam pencapaian sasaran tersebut dengan memecahkan permasalahan ini.jika masyarakat maupun perusahaan - perusahaan dengan CSR nya turut mengelola sampah otomatis dari level Rumah Tangga akan terbantu. III.5 Telaah Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis Rencana Tata Ruang Wilayah telah ditelaah pada bab, hasilnya, terdapat dua sasaran dari RTRW yang terkait dengan tugas dan fungsi dari DKRTH Kota Surabaya. Berikut hubungan antara sasaran RTRW, permasalahan pelayanan SKP, dengan faktor pendorong dan penghambatnya telah ditabelkan dan dapat dilihat pada tabel.6. 6 B a b III

57 Tabel.6. Permasalahan Pelayanan SKPD berdasarkan Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah beserta Faktor Penghambat dan Pendorong Keberhasilan Penanganannya No Sasaran berdasar Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Surabaya Rencana Kawasan Ruang Terbuka Hijau Permasalahan Pelayanan SKPD Ketersediaan lahan untuk penyediaan ruang terbuka hijau Sarana dan prasarana pengelolaan kebersihan Pengembangan sistem persampahan Sebagai Faktor Penghambat Ketersediaan lahan yang belum merata akibat keterbatasan lahan yang dapat dimanfaatkan untuk ruang terbuka hijau, termasuk lahan untuk makam Belum optimalnya kualitas sarana dan prasarana pengelolaan kebersihan (usia kendaraan melebihi usia laik pakai) Pendorong Kuantitas sarana dan prasarana pengeloaan kebersihan relatif memadai Perkembangan teknologi potensi pemanfaatan teknologi perlu dikembangkan Potensi partisipasi masyarakat yang terlibat dalam pembangunan Potensi partisipasi masyarakat yang terlibat dalam pembangunan perlu dioptimalkan Sasaran pertama adalah Rencana Kawasan Ruang Terbuka Hijau, dengan permasalahan pertama adalah Ketersediaan lahan untuk penyediaan ruang terbuka hijau dan faktor penghambat Ketersediaan lahan yang belum merata akibat keterbatasan lahan yang dapat dimanfaatkan untuk ruang terbuka hijau, termasuk lahan untuk makam. Untuk mendukung rencana kawasan RTH, dibutuhkan ketersediaan lahan yang merata, baik untuk RTH maupun makam. Kondisi pertamanan untuk RTH sudah cukup baik. Untuk sasaran kedua yakni pengembangan sistem persampahan, terdapat tiga masalah yakni Sarana dan prasarana pengelolaan kebersihan. Hambatannya adalah Belum optimalnya kualitas sarana dan prasarana pengelolaan kebersihan (usia kendaraan melebihi usia laik pakai). Sistem persampahan dapat dikembangkan jika sarana dan prasarana pengelola kebersihannya memadai. Namun kualitasnya masih perlu ditingkatkan lagi terutama usia kendaraan. Faktor pendorongnya adalah kuantitas sarana dan prasarana nya baik dan terpenuhi, sehingga mampu mengimbangi kualitas yang kurang optimal. Kemudian masalah kedua adalah Perkembangan teknologi. Dengan faktor pendorong potensi pemanfaatan teknologi perlu dikembangkan, tentunya pengembangan sistem persampahan dapat tercapai. 7 B a b III

58 Teknologi semakin berkembang dari waktu ke waktu, terutama jika diterapkan pada sistem persampahan, hal ini berdampak positif pada Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau Kota Surabaya. Untuk masalah terakhir yaitu Potensi partisipasi masyarakat yang terlibat dalam pembangunan, perlu dioptamalkan agar dapat mendukung sistem persampahan yang lebih baik. Untuk telaah terhadap Kajian Lingkungan Hidup Strategis sudah dibahas disini karena masuk dalam program kota. III.6 Penentuan isu-isu strategis Dengan mereview kembali faktor pendorong dan penghambat maka akan didapat isu isu strategis yang berhubungan dengan Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau Kota Surabaya. Berikut review hasil analisis SWOT yang menghasilkan Kelemahan (Weakness) dan Kekuatan (Strengths) yang berasal dari faktor internal, sedangkan Peluang (Opportunities) dan Ancaman (Threaths) berasal dari faktor eksternal. Faktor pendorong merupakan Kelemahan : a. Rencana induk, kebijakan strategis dan operasional pengelolaan kebersihan, pertamanan, dan PJU. Dengan rencana induk dan kebijakan strategis yang matang, maka operasional pengelolaan kebersihan, pertamanan, dan PJU akan berjalan sesuai rencana dan akan didapat hasil sesuai harapan. Namun hal ini masih menjadi kelemahan bagi DKRTH Surabaya dikarenakan DKRTH Surabaya masih belum memiliki rencana induk yang matang. b. Kualitas sarana dan prasarana pengelolaan kebersihan, pertamanan dan PJU. Kualitas sarana dan prasarana tentu mempengaruhi hasil dari pelayanan Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau kepada warga Surabaya. Jika kualitasnya baik, maka hasil yang didapat baik juga, dan pekerjaan akan lebih efisien dan efektif, begitu pula sebaliknya. Hal tersebut masih menjadi kelemahan bagi DKRTH Surabaya, karena beberapa sarana maupun alat yang digunakan usianya sudah melebihi usia layak pakai. c. Kualitas SDM dalam pengelolaan kebersihan, pertamanan dan PJU. Jika kualitas SDM baik, maka masalah akan cepat terselaikan dan hasil pekerjaanya akan baik juga. Namun sebaliknya, jika SDM tidak tanggap, tidak cepat, dan tidak tepat dapat menimbulkan masalah baru bahkan dapat terbengkalai. Hal tersebut masih dapat dijadikan kelemahan DKRTH Surabaya karena tenaga kerja yang sangat banyak untuk outsourching bagian pngelolaan maupun di lapangan, tentunya membutuhkan pengawasan ekstra. d. Kelengkapan data dan proses analisa. 8 B a b III

59 Kelengkapan data merupakan salah satu tahap penting dalam segala jenis perencanaan, karena data yang valid merupakan dasar yang kuat dalam melakukan proses analisa maupun ketapatan dalam perhitungan suatu perencanaan. Jika data tidak lengkap, tidak valid, proses analisa tidak sesuai prosedur maka bisa jadi hasil perencanaan akan berantakan dan terkesan memaksa. Hal ini masih menjadi kelemahan dari DKRTH Surabaya karena untuk mengumpulkan suatu data bukan merupakan hal yang mudah, dibutuhkan survey dan pengamatan yang statis. Kekuatan : a. Komitmen dan etos kerja. Komitmen dan etos kerja yang tinggi dari para SDM dari berbagai tingkatan membuat DKRTH Surabaya solid dalam melayani masayarakat Surabaya. Hal ini masih menjadi salah satu kekuatan dari DKRTH Surabaya karena semua SDM nya masih melakukan yang terbaik bagi DKRTH Surabaya dan warga Surabaya. b. Peraturan/produk hukum tentang operasional pengelolaan dan pelayanan dibidang kebersihan, pertamanan, PJU. Peraturan atau produk hukum dapat mengikat operasional pengelolaan dan pelayanan DKRTH Surabaya, semua akan tunduk dan bekerja sesuai dengan arahan. Hal ini masih menjadi kekuatan DKRTH dengan adanya media hukum seperti Surat Tugas atau lembar disposisi untuk setiap tugas yang diamanahi kepada para pekerja. c. Jumlah sarana pertamanan. dan prasarana pengelolaan kebersihan dan Sarana dan prasarana dalam bidang pengelolaan keberihan dan pertamanan yang dimiliki DKRTH Surabaya terbilang memadai dan mampu mengcover kebutuhan warga Surabaya. Hal ini tentunya dapat menjadi kekuatan juga bagi Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau Kota Surabaya. d. Sistem manajemen pengangkutan sampah. Sistem manajemen pengangkutan sampah yang dimiliki oleh Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau Kota Surabaya termasuk baik sehingga sangat jarang sekali ditemui sampah yang masih tertumpuk di rumah warga atau TPS. Dilihat dari data jumlah sampah yang diangkut dari TPS menuju TPA juga banyak, hal ini didukung dengan armada yang dimiliki. Sistem manajemen ini masih menjadi kekuatan bagi DKRTH Surabaya karena perencanaan pengangkutan sampah nya dapat diacung jempol. Peluang : a. Partisipasi aktif masyarakat dan pihak swasta dalam bidang kebersihan, pertamanan, PJU dan penyediaan PSU. 9 B a b III

60 Adanya pastisipasi masyarakat maupun pihak swasta merupakan salah satu peluang bagi Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau Kota Surabaya untuk terus meningkatkan kualitas pelayanan pada warga Surabaya. Semakin banyaknya kader lingkungan yang dimiliki sehingga masyarakat tergerak untuk perduli pada lingkungan. Juga adanya kewajiban CSR dari perusahaan perusahaan swasta membuat DKRTH Surabaya terbantu untuk mengoptimalkan hal ini agar menjadi peluang. b. Suplai material, bahan baku dan suku cadang. Pasokan material, bahan baku, dan suku cadang untuk melengkapi dan mendukung saran dan prasarana maupun alat berat dan kendaraan untuk pengelolaan dan perawatan kebersihan, pertamanan, dan PJU masih menjadi salah satu peluang bagi Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau Kota Surabaya untuk meningkatkan dan memperbaiki kualitas layanannya. Sebaliknya jika tidak ada pasokan bahan bahan tersebut, proses pengelolaan dan perawatan tidak akan berjalan mulus. c. Perkembangan teknologi ramah lingkungan dalam pengolahan sampah, RTH dan PJU. Teknologi ramah lingkungan dapat membantu pengolahan sampah, perawatan RTH dan PJU menjadi lebih baik dan tidak menimbulkan polusi tambahan. Hal ini dapat merupakan peluang bagi DKRTH Surabaya karena masyarakat berlomba lomba menciptakan teknologi ramah lingkungan demi Surabaya bebas sampah pada. d. Perkembangan teknologi informasi. Teknologi informasi dapat menyebarkan informasi dengan cepat sehingga masyarakat yang awalnya tidak tahu, menjadi tahu dan dapat menerapkan apa yang bisa dilakukan mereka demi Surabaya yang lebih baik. Hal ini masih menjadi peluang bagi DKRTH Surabaya dalam mningkatkan pelayanan dari dan untuk warga Surabaya. e. Potensi penambahan PAD melalui pajak dan retribusi. Dengan adanya tambahan PAD maka anggaran untuk meingkatkan kualitas pelayanan dan permasalahan terkait sarana prasaraa, biaya operasional dan perawatan juga dapat teratasi. Hal ini masih menjadi peluang bagi DKRTH karena pajak juga sedang gencar gencarnya melakukan tranparansi, begitupula retribusi juga terus berjalan. f. Kerjasama regional, nasional dan internasional. Adanya kerjasama dengan beberapa pihak lain akan membuat DKRTH dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan pada warga Surabaya, juga mendapat dukungan positif dari berbagai pihak. Hal ini merupakan peluang bagi DKRTH untuk dapat menjalankan tugas dan fungsinya dengan baik. B a b III

61 Ancaman : a. Laju pertumbuhan penduduk yang berpengaruh pada jumlah timbulan sampah, kebutuhan makam dan PJU. Laju pertumbuhan penduduk yang tinggi membuat timbulan sampah, kebutuhan makam, dan kebutuhan PJU meningkat. Hal ini merupakan ancaman bagi DKRTH Surabaya, dan harus dapat dipenuhi oleh DKRTH Surabaya. b. Kenaikan UMK dan TDL setiap tahun serta fluktuasi harga BBM. Kenaikan UMK, TDL, dan fluktuasi harga BBM membuat anggaran membengkak secara tidak terduga dan tidak dapat diprediksi. Hal ini membuat DKRTH Surabaya harus pandai pandai mengelola keuangan mereka agar cukup hingga masa anggaran yang sedang dijalani berakhir dan berganti dengan periode anggaran baru. c. Peraturan tentang pengelolaan sampah spesifik. Belum adanya peraturan tentang sampah spesifik seperti B, bekas puing bangunan maupun sampah spesifik lain membuat masyarakat masih membuang sampah spesifik secara sembarangan dan membuat sampah tersebut tercampur dengan sampah rumah tangga atau sampah pasar. Hal ini membuat proses pemilahan sampah menjadi tidak optimal karena sampah sudah tercampur dari sumbernya. d. Perkembangan kota yang mendorong peningkatan kebutuhan penyediaan sarana dan prasarana pengelolaan kebersihan, RTH dan utilitas PJU. Kota Surabaya merupakan salah satu kota besar sehingga berkembangnya kebutuhan dan mode dari kota ini seperti menjamurnya apartemen, mall, dll, yang membuat DKRTH harus bekerja ekstra untuk mengelola kebersihan, RTH dan utilitas PJU agar Kota Surabaya tetap bersih, indah, dan nyaman untuk ditempati. Hal ini merupakan ancaman serius dan DKRTH harus cermat dalam mengamati dan mengeksekusi setiap perkembangan warga, fasilitas, maupun sarana dan prasarananya. e. Biaya pemeliharaan dan operasional. Biaya pemeliharaan dan operasional yang tinggi, bahkan terkadang melebihi anggaran membuat kinerja Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau Surabaya terancam tidak dapat maksimal dalam menjalankan tugas dan fungsinya. Namun hal ini harus dapat diakali oleh DKRTH Surabaya dengan memilah kebutuhan mana yang lebih urgent untuk dilakukan dan dipenuhi. Kemudian hasil analisisnya baik penentuan isu strategis, pengelompokan bobotnya, skala kriteria hingga pembobotan rata - rata skor B a b III

62 akan disajikan pada tabel.7 dan tabel.8. Sedangkan Gambar peta posisi SWOT DKRTH Kota Surabaya dapat dilihat pada lampiran. Tabel.7. Skor Kriteria Penentuan Isu-isu Strategis No 4 Kriteria*) Manfaat/Dampak Bagi Publik (M) Daya Ungkit Pembangunan Daerah (DU) Kemungkinan/Kemudahan untuk Di-Capai/Ditangani (C) Bobot**) Pokok Isu terkandung dalam Visi-Misi Kota (VMK) Total Tabel.8. Nilai Skala Kriteria Nilai Skala Kriteria ke No Isu Strategis Peningkatan kebutuhan penyediaan sarana dan prasarana akibat perkembangan kota Laju pertumbuhan penduduk yang meningkat (penduduk tetap dan pekerja komuter) Beban biaya pemeliharaan dan operasional dengan adanya penyerahan PSU dan pelimpahan rekening PJU Belum ada ketentuan pengelolaan sampah spesifik Kenaikan UMK, harga BBM yang fluktuatif yang berpengaruh pada biaya operasional pelayanan pengelolaan kebersihan dan pertamanan Peningkatan peran serta masyarakat yang aktif dan mandiri dalam pengelolaan lingkungan B a b III nilai nilai Nilai x Nilai x bobot bobot Total Skor 4 nilai x bobot Nilai nilai x bobot Nilai 4.

63 Total Skor Nilai Skala Kriteria keno Isu Strategis 4 nilai nilai x Nilai x bobot bobot nilai x bobot Nilai nilai x bobot Nilai Perkembangan teknologi ramah lingkungan Kerjasama regional, nasional dan internasional yang mendukung pembangunan kota Pemanfaatan teknologi untuk peningkatan pelayanan kerja agar lebih cepat, efisien, dan ramah lingkungan Potensi penambahan PAD melalui retribusi Perencanaan induk dan kebijakan strategis yang menjadi acuan dalam pelaksanaan kebijakan operasional Kualitas sarana dan prasarana yang belum optimal Data yang belum lengkap dan belum dilakukan analisa Masih diperlukan SDM yang memiliki ketrampilan khusus Komitmen dan etos kerja yang besar Jumlah sarana dan prasarana yang relatif banyak dan variatif Memiliki peraturan tentang operasional pengelolaan dan pelayanan di bidang kebersihan, pertamanan, PJU Memiliki sistem manajemen pengangkutan sampah (SWAT) Nilai Tiga isu dengan skor tertinggi adalah Peningkatan kebutuhan penyediaan sarana dan prasarana akibat perkembangan kota, Partisipasi aktif masyarakat dan pihak swasta B a b III

64 dalam bidang kebersihan, pertamanan, PJU dan penyediaan, serta Jumlah sarana dan prasarana yang relatif banyak dan variatif. Isu yang pertama terkait peningkatan kebutuhan penyediaan sarana dan prasarana akibat perkembangan kota adalah satu isu yang tidak dapat terhindarkan dan berpengaruh pada pelayanan Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau Kota Surabaya. Dengan berkembanganya Kota Surabaya sebagai salah satu kota besar di Indonesia di berbagai aspek seperti teknologi, ekonomi, banyaknya perantau dll membuat penyediaan sarana dan prasarana harus ditambah agar mampu mengimbangi pertumbuhannya. Sarana dan prasarana dalam persampahan juga merupakan satu hal yang penting agar Surabaya tetap bersih, indah, dan sehat. Banyaknya sampah yang dihasilkan dari aktivitas masyarakat akan membuat timbulan sampah meningkat dan harus ditangani segera. Selain itu kebutuhan makam tentunya juga meningkat, begitu pula dengan penerangan jalan umum seiring dengan bergesernya waktu isitrahat warga Surabaya. Oleh karenanya, penyediaan sarana dan prasarana harus ditingkatkan. Isu kedua adalah Partisipasi aktif masyarakat dan pihak swasta dalam bidang kebersihan, pertamanan, PJU dan penyediaan. Ini menjadi salah satu peluang agar Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau Kota Surabaya dapat melayani masyarakat dalam hal kebersihan, pertamananan, PJU, dan penyediaan PSU. Jika masyarakat mampu berpartisipasi aktif dan turut membantu dalam pengurangan sampah dari sumbernya yaitu Rumah Tangga, hal ini akan sangat membantu bidang kebersihan. Juga jika masyarakat rajin memunguti sampah atau minimal tidak membuang sampah sembarangan di RTH maupun di taman, turut menjaga keindahan taman, dan menjaga fasilitas umum yang terdapat di taman, maka akan sangat membantu bidang pertamanan juga. Masyarakat juga dapat membantu dengan menjaga dan tidak merusak PJU serta melaporkan jika ada kerusakan sehingga cepat ditindaklanjuti. Peran dari perusahaan swasta juga akan membantu jika mereka mengadakan CSR dan bekerja sama dengan DKRTH Surabaya. Isu terakhir adalah jumlah sarana dan prasarana yang relatif banyak dan variatif. Dengan adanya pilihan sarana prasarana yang beragam dan banyak, maka pemecahan dari setiap masalah terkait kebersihan, pertamanan, PJU, RTH, akan semakin cepat juga ditemukan dan dilakukan. Hal ini menjadi salah satu kekuatan DKRTH Surabaya dalam menjalankan tugas dan fungsi nya untuk melayani warga Surabaya. Misalkan untuk penebangan pohon dapat digunakan dump truck untuk menampung potongan pohon, kemudian hasil ini akan dibawa ke rumah kompos untuk diolah menjadi kompos. Komposnya pun bermanfaat bagi taman taman di Surabaya maupun warga yang berminat untuk memakai kompos dapat mengambil sendiri di rumah kompos, tersedia secara gratis. 4 B a b III

65 Lampiran peta posisi kuadran SWOT : 5 B a b III

66 6 B a b III

67 Dinas Kebersihan dan n Ruang Terbu ka Hijau Kota Surabaya Dekorasi Kota. Jembatan Monkasel Depo Sutorejo, TPS R Kota Surabaya LFG Power Plant, TPA Benowo BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN IV. Visi dan Misi Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau Salah satu aspek yang penting dalam pembangunan kota adalah lingkungan hidup. Pengelolaan kualitas lingkungan yang diemban Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau sesuai tugas dan fungsinya yaitu pengelolaan kebersihan/persampahan serta pengelolaan Ruang Terbuka Hijau. Permasalahan mengenai penyediaan sistem persampahan meliputi beberapa aspek seperti: B a b IV pengelolaan kebersihan Pengelolaan dan pengolahan sampah baik skala kota maupun regional; Sarana prasarana dalam upaya pengelolaan dan pengolahan sampah; Partisipasi masyarakat dan swasta dalam penngelolaan kebersihan; Peraturan atau regulasi terkait kebersihan kota dan

68 Dinas Kebersihan dan n Ruang Terbu ka Hijau Kota Surabaya Adapun permasalahan pengelolaan ruang terbuka hijau meliputi beberapa aspek seperti:. Ketersediaan lahan yang belum merata akibat keterbatasan lahan yang dapat dimanfaatkan untuk ruang terbuka hijau, termasuk lahan untuk makam;. Tingginya biaya operasional dan pemeliharaan ruang terbuka hijau;. Kualitas dan fungsi ruang terbuka hijau yang belum optimal; 4. Partisipasi pihak swasta dan masyarakat dalam penyediaan ruang terbuka hijau; 5. Kualitas sistem manajemen pengelolaan dan pemeliharaan ruang terbuka hijau; 6. Jenis dan karakter vegetasi yang sesuai dengan kondisi Kota Surabaya. Selain urusan lingkungan hidup di atas, layanan Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau dalam menjalankan tugas dan fungsinya terhadap penyediaan utilitas perkotaan salah satunya adalah penerangan jalan umum. Permasalahan mengenai pengembangan utilitas penerangan jalan umum (PJU) secara terpadu dan merata meliputi beberapa aspek seperti:. Pemerataan pemasangan PJU;. Biaya pemeliharaan dan operasional PJU;. Pengembangan PJU dengan memanfaatkan teknologi yang hemat energi dan ramah lingkungan; 4. Kualitas sistem manajemen pemeliharaan dan operasional PJU. Agar permasalahan baik dari urusan lingkungan hidup ataupun terkait penyediaan utilitas perkotaan dapat diatasi dengan baik dan dapat berkelanjutan bagi social ekonomi masyarakat, visi yang dicapai untuk memberikan pelayanan oleh Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau Kota Surabaya adalah Mempertahankan Surabaya Bersih, Hijau Asri Berbasis Ekologi dengan Partisipasi Masyarakat dan IT Terintegrasi. Dalam mewujudkan visi di atas, Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau Kota Surabaya perlu merumuskan langkah-langkah atau upaya-upaya responsive melalui misi:. Meningkatkan kualitas pengelolaan kebersihan dan pertamanan secara terpadu dengan penerapan teknologi informasi, teknologi tepat guna dan ramah lingkungan serta meningkatkan peran serta masyarakat, swasta, kerjasama regional, nasional dan internasional. Meningkatkan pengelolaan ruang terbuka hijau. Meningkatkan kualitas pengelolaan PJU yang efisien dengan penerapan teknologi informasi dan teknologi ramah lingkungan. B a b IV

69 Dinas Kebersihan dan n Ruang Terbu ka Hijau Kota Surabaya Tabel 4. Perwujudan Visi terhadap Isu Strategis Isu Strategis Permasalahan Pemb. Daerah Isu Strategis Perwujudan Visi Pengelolaan dan pengolahan sampah baik skala kota maupun regional Meningkatkan kerjasama regional, nasional, dan internasional Sarana prasarana dalam upaya pengelolaan dan pengolahan sampah Meningkatkan kualitas sarana dan prasarana pengelolaan dan pengolahan sampah Partisipasi masyarakat dan swasta dalam penngelolaan kebersihan Peraturan atau regulasi terkait kebersihan kota Isu Strategis Perwujudan Visi Mengoptimalkan potensi partisipasi masyarakat dan pihak swasta Mengembangkan dan menerapkan evaluasi pelaksanaan kebijakan di bidang lingkungan Ketersediaan lahan yang belum merata akibat keterbatasan lahan yang dapat dimanfaatkan untuk ruang terbuka hijau, termasuk lahan untuk makam Tingginya biaya operasional dan pemeliharaan ruang terbuka hijau Meningkatkan penerapan dan pengembangan teknologi ramah lingkungan Kualitas dan fungsi ruang terbuka hijau yang belum optimal Meningkatkan penerapan dan pengembangan teknologi ramah lingkungan Partisipasi pihak swasta dan masyarakat dalam penyediaan ruang terbuka hijau Mengoptimalkan potensi partisipasi masyarakat dan pihak swasta Kualitas sistem manajemen pengelolaan dan pemeliharaan ruang terbuka hijau Jenis dan karakter vegetasi yang sesuai dengan kondisi Kota Surabaya Meningkatkan penerapan dan pengembangan teknologi ramah lingkungan Melakukan pengembangan dan penetapan instrument pengelolaan ruang terbuka hijau B a b IV Melakukan pengembangan dan penetapan instrument pengelolaan ruang terbuka hijau Isu Strategis Perwujudan Visi

70 Dinas Kebersihan dan n Ruang Terbu ka Hijau Kota Surabaya Isu Strategis Isu Strategis Isu Strategis Isu Strategis Permasalahan Pemb. Daerah Pemerataan pemasangan PJU Perwujudan Visi Perwujudan Visi Perwujudan Visi Mengoptimalkan pemerataan pemasangan PJU Meningkatkan penerapan dan pengembangan teknologi ramah lingkungan Meningkatkan penerapan dan pengembangan teknologi ramah lingkungan Melakukan pengembangan dan penetapan instrument Pengelolaan PJU Biaya pemeliharaan dan operasional PJU Pengembangan PJU dengan memanfaatkan teknologi yang hemat energi dan ramah lingkungan Kualitas sistem manajemen pemeliharaan dan operasional PJU Tabel 4. Perumusan Visi No Perwujudan Visi Meningkatkan kerjasama regional, nasional, dan internasional Meningkatkan kualitas sarana dan prasarana pengelolaan dan pengolahan sampah Mengoptimalkan potensi partisipasi masyarakat dan pihak swasta 4 Mengembangkan dan menerapkan evaluasi pelaksanaan kebijakan di bidang lingkungan 5 Meningkatkan penerapan dan pengembangan teknologi ramah lingkungan 6 Melakukan pengembangan dan penetapan instrument pengelolaan ruang terbuka hijau 4 B a b IV Pokok-Pokok Visi Pernyataan Visi Berbasis Ekologi Pemanfaatan Teknologi Partisipasi Masyarakat Mempertahankan Surabaya Bersih, Hijau Asri Berbasis Ekologi dengan Partisipasi Masyarakat dan IT Terintegrasi

71 Dinas Kebersihan dan n Ruang Terbu ka Hijau Kota Surabaya Tabel 4. Penjelasan Visi No Visi Pokok-Pokok Visi Mempertahankan Surabaya Bersih, Hijau Asri Berbasis Ekologi dengan Partisipasi Masyarakat dan IT Terintegrasi Berbasis Ekologi Pemanfaatan Teknologi Partisipasi Masyarakat Penjelasan Visi Surabaya sebagai Kota yang mampu menciptakan lingkungan Bersih, Hijau, Asri dan Memperhatikan daya dukung kota melalui pemantapan sarana dan prasarana yang ramah lingkungan serta keterlibatan masyarakat Tabel 4.4 Perumusan Visi dan Misi Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau Kota Surabaya VISI POKOK-POKOK VISI Mempertahankan Surabaya Bersih, Hijau Asri Berbasis Ekologi dengan Partisipasi Masyarakat dan IT Terintegrasi Berbasis Ekologi Pemanfaatan Teknologi Partisipasi Masyarakat MISI Meningkatkan kualitas pengelolaan kebersihan dan pertamanan secara terpadu dengan penerapan teknologi informasi, teknologi tepat guna dan ramah lingkungan serta meningkatkan peran serta masyarakat, swasta, kerjasama regional, nasional dan internasional Meningkatkan pengelolaan ruang terbuka hijau Meningkatkan kualitas pengelolaan PJU yang efisien dengan penerapan teknologi informasi dan teknologi ramah lingkungan 5 B a b IV

72 Dinas Kebersihan dan n Ruang Terbu ka Hijau Kota Surabaya Dari tabel tabel diatas, dapat dilihat dan disimpulkan bahwa dengan visi Mempertahankan Surabaya Bersih, Hijau Asri Berbasis Ekologi dengan Partisipasi Masyarakat dan IT Terintegrasi dan tiga misi berikut : Meningkatkan kualitas pengelolaan kebersihan dan pertamanan secara terpadu dengan penerapan teknologi informasi, teknologi tepat guna dan ramah lingkungan serta meningkatkan peran serta masyarakat, swasta, kerjasama regional, nasional dan internasional, dan Meningkatkan pengelolaan ruang terbuka hijau, serta Meningkatkan kualitas pengelolaan PJU yang efisien dengan penerapan teknologi informasi dan teknologi ramah lingkungan, Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau Kota Surabaya dapat meliputi dan menaungi tugas dan fungsi dari DKRTH Surabaya dalam melayani warga Kota Surabaya. Terkait misi pertama, dengan meningkatnya kualitas pengelolaan kebersihan dan pertamanan maka DKRTH akan dapat mencapai Surabaya yang bersih, hijau, dan asri yang berbasis ekologi. Selain itu dengan diterapkannya teknologi informasi, tepat guna dan ramah lingkungan maka dapat dicapai pula visi mempertahankan Surabaya bersih, hijau, dan asri dengan IT terintegrasi. Terakhir, dengan meningkatkan peran serta masyarakata, swasta, kerjasama regional, nasional, dan internasional, akan tercapai visi DKRTH Surabaya dengan peran dari partisipasi masyarakat. Sedangkan misi kedua, yakni meningkatkan pengelolaan Ruang Terbuka Hijau, maka akan membantu mempertahanlan Surabaya Hijau dan Asri yang berbasis ekologi. Seperti diketahui bahwa Ruang Terbuka Hijau yang dikelola DKRTH berupa jalur hijau, taman, dan makam. Dengan kinerja DKRTH yang akan terus membaik maka akan mendukung misi kedua yang harus meningkatkan pengelolaan Ruang Terbuka Hijau. Misi terakhir, dengan menerapkan teknologi ramah lingkungan terkait pengelolaan PJU, maka akan membantu mempertahankan Surabaya Bersih, Hijau Asri dengan IT terintegrasi karena peran dari PJU sendiri yang dapat membantu aktivitas warga di malam hari maupun pekerja lapangan DKRTH Surabaya. IV. Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah SKPD Tujuan adalah pernyataan-pernyataan tentang hal-hal yang perlu dilakukan untuk mencapai visi, melaksanakan misi, memecahkan permasalahan, dan menangani isu strategis daerah yang dihadapi. Berdasarkan visi dan misi yang telah ditetapkan, maka tujuan dan sasaran pelayanan yang akan dicapai oleh Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau Kota Surabaya adalah sebagai berikut: 6 B a b IV

73 Dinas Kebersihan dan n Ruang Terbu ka Hijau Kota Surabaya Tabel 4.5 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau Kota Surabaya MISI TUJUAN SASARAN INDIKATOR SASARAN TARGET Meningkatkan kualitas pengelolaan kebersihan dan pertamanan secara terpadu dengan penerapan teknologi informasi, teknologi tepat guna dan ramah lingkungan serta meningkatkan peran serta masyarakat, swasta, kerjasama regional, nasional dan internasional Optimalisasi sistem pengelolaan kebersihan dan persampahan secara terpadu yang berbasis masyarakat dengan penerapan teknologi tepat guna dan ramah lingkungan Meningkatkan pelayanan, sarana dan prasarana serta partisipasi masyarakat dalam pengelolaan kebersihan dan persampahan a. Peningkatan pengelolaan sampah berbasis masyarakat dengan sistem R RT Meningkatkan pengelolaan ruang terbuka hijau Meningkatkan manajemen pengelolaan dan kualitas RTH Meningkatkan penyediaan dan pengadaan taman, jalur hijau dan makam Persebaran RTH di setiap Kecamatan Meningkatkan kualitas pengelolaan PJU yang efisien dengan penerapan teknologi informasi dan teknologi ramah lingkungan Meningkatnya sistem jaringan dan kualitas PJU Optimalisasi pelayanan PJU secara merata dan efisien Prosentase Pengembangan Layanan PJU b. Prosentase penanganan sampah 85 % Kecamatan, % Sasaran DKRTH Surabaya ada, yang pertama adalah meningkatkan pelayanan, sarana dan prasarana serta partisipasi masyarakat dalam pengelolaan kebersihan dan persampahan. Indikatornya adalah Peningkatan pengelolaan sampah berbasis masyarakat dengan sistem R dengan target RT, dan Prosentase penanganan sampah dengan target 85 %. Sasaran kedua adalah Meningkatkan penyediaan dan pengadaan taman, jalur hijau dan makam. Indikatornya adalah Persebaran RTH di setiap Kecamatan dengan target Kecamatan. 7 B a b IV

74 Dinas Kebersihan dan n Ruang Terbu ka Hijau Kota Surabaya Sasaran yang terakhir adalah Optimalisasi pelayanan PJU secara merata dan efisien dengan indikator Prosentase Pengembangan Layanan PJU dan target sebesar,%. Tujuan Optimalisasi sistem pengelolaan kebersihan dan persampahan secara terpadu yang berbasis masyarakat dengan penerapan teknologi tepat guna dan ramah lingkungan berkontribusi pada misi pertama DKRTH yakni Meningkatkan kualitas pengelolaan kebersihan dan pertamanan secara terpadu dengan penerapan teknologi informasi, teknologi tepat guna dan ramah lingkungan serta meningkatkan peran serta masyarakat, swasta, kerjasama regional, nasional dan internasional. Hal ini dikarenakan dengan optimalnya sistem pengelolaan kebersihan dan persampahan, maka kualitas pengelolaan kebersihan dan pertamanan otomatis akan meningkat juga. Penerapan teknologi juga akan membantu tercapainya misi pertama dari DKRTH tersebut. Tujuan kedua adalah Meningkatkan manajemen pengelolaan dan kualitas RTH akan membantu tercapainya misi Meningkatkan pengelolaan ruang terbuka hijau. Dengan manajemen yang tertata rapi dan baik, juga dengan peningkatan kualitas RTH, otomatis pengelolaan RTH juga akan meningkat. Tujuan terakhir adalah Meningkatnya sistem jaringan dan kualitas PJU yang akan membantu mencapai misi Meningkatkan kualitas pengelolaan PJU yang efisien dengan penerapan teknologi informasi dan teknologi ramah lingkungan. Dengan ditingkatkannya jaringan dan kualitas PJU, maka pengelolaan PJU yang efisien akan tercapai. IV. Strategi dan Kebijakan SKPD Untuk mewujudkan visi, melaksanakan misi, mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan, dibutuhkan strategi dalam pelaksanaannya. Rumusan strategi merupakan pernyataan-pernyataan yang menjelaskan bagaimana tujuan dan sasaran akan dicapai serta selanjutnya dijabarkan dalam serangkaian kebijakan. Agar strategi yang ditetapkan dapat diterapkan secara efektifdan optimal, maka perlu dilakukan analisis SWOT terhadap potensi-potensi dan faktor-faktor yang mempengaruhi baik dari eksternal maupun internal Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau Kota Surabaya. Hasil analisis SWOT yang dilakukan adalah sebagai berikut: 8 B a b IV

75 Dinas Kebersihan dan n Ruang Terbu ka Hijau Kota Surabaya Tabel 4.6 Penentuan Alternatif Strategi Faktor Eksternal Faktor Internal Peluang (Opportunity). Partisipasi aktif masyarakat dan pihak swasta dalam bidang kebersihan, pertamanan, PJU dan penyediaan PSU (M4 dan M). Perkembangan teknologi ramah lingkungan dalam pengolahan sampah, RTH dan PJU (M4 dan M). Kerjasama regional, nasional dan internasional (M4 dan M) 4. Perkembangan teknologi informasi (M4 dan M) 5. Potensi penambahan PAD melalui pajak dan retribusi (M4 dan M) Kekuatan (Strength): Alternatif Strategi:. Komitmen dan etos kerja (M4 dan M). Jumlah sarana dan prasarana pengelolaan kebersihan dan pertamanan (M4 dan M). Peraturan/produk hukum tentang operasional pengelolaan dan pelayanan di bidang kebersihan, pertamanan, PJU (M4 dan M) 4. Sistem manajemen pengangkutan sampah (M4) 9 B a b IV. Ancaman (Threat) Perkembangan kota yang mendorong peningkatan kebutuhan penyediaan sarana dan prasarana pengelolaan kebersihan, RTH dan utilitas PJU (M4 & M) Laju pertumbuhan penduduk yang berpengaruh pada jumlah timbulan sampah, kebutuhan makam dan PJU (M4 dan M) Biaya pemeliharaan dan operasional (M4 dan M) Peraturan tentang pengelolaan sampah spesifik (M4) Kenaikan UMK dan TDL setiap tahun serta fluktuasi harga BBM (M4 dan M). Mengoptimalkan potensi partisipasi masyarakat dan pihak swasta dalam pembangunan bidang kebersihan, pertamanan dan penyediaan PJU;. Meningkatkan penerapan dan pengembangan teknologi ramah lingkungan;. Mengembangkan teknologi informasi untuk efisiensi layanan bidang kebersihan, pertamanan dan penyediaan PJU; 4. Meningkatkan kerjasama regional, nasional, dan internasional dalam bidang kebersihan, pertamanan dan penyediaan PJU; 5. Mengembangkan pelaksanaan program pengurangan sampah; 6. Meningkatkan kualitas sarana dan prasarana pengelolaan kebersihan, pertamanan dan PJU; 7. Mengembangkan dan menerapkan evaluasi pelaksanan kebijakan di bidang kebersihan, pertamanan dan penyediaan PJU;

76 Dinas Kebersihan dan n Ruang Terbu ka Hijau Kota Surabaya Kelemahan (Weakness):. Rencana induk, kebijakan strategis dan operasional pengelolaan kebersihan, pertamanan, dan PJU (M4 dan M). Kualitas sarana dan prasarana pengelolaan kebersihan, pertamanan dan PJU (M4 dan M). Kelengkapan data dan proses analisa (M4 dan M) 4. Kualitas SDM dalam pengelolaan kebersihan, pertamanan dan PJU (M4 dan M) Alternatif Strategi: 8. Melakukan pengembangan dan penetapan instrument pengelolaan kebersihan, pertamanan dan PJU. Berdasarkan hasil analisis SWOT, selanjutnya perlu dilakukan analisis terhadap ketepatan korelasi antara visi, misi, tujuan, sasaran, strategi dan kebijakan agar strategi dan kebijakan yang ditetapkan dapat sesuai dengan visi, misi, tujuan dan sasaran. Adapun hasil dari analisis tersebut pada tabel berikut: Tabel 4.7 Tujuan, Sasaran, Strategi dan Kebijakan Visi : Mempertahankan Surabaya Bersih, Hijau Asri Berbasis Ekologi dengan Partisipasi Masyarakat dan IT Terintegrasi Misi : Meningkatkan kualitas pengelolaan kebersihan dan pertamanan secara terpadu dengan penerapan teknologi informasi, teknologi tepat guna dan ramah lingkungan serta meningkatkan peran serta masyarakat, swasta, kerjasama regional, nasional dan internasional Tujuan Optimalisasi sistem pengelolaan kebersihan dan persampahan secara terpadu yang berbasis masyarakat dengan penerapan teknologi tepat guna dan ramah lingkungan B a b IV Sasaran Meningkatkan pelayanan, sarana dan prasarana serta partisipasi masyarakat dalam pengelolaan kebersihan dan persampahan Strategi Arah Kebijakan. Mengoptimalkan potensi partisipasi masyarakat dan pihak swasta dalam pembangunan bidang kebersihan, pertamanan dan penyediaan PJU;. Peningkatan peran serta sekolah dan kantor swasta dalam pengendalian sampah

77 Dinas Kebersihan dan n Ruang Terbu ka Hijau Kota Surabaya Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan. Meningkatkan. Peningkatan penerapan dan pengelolaan pengembangan sampah teknologi ramah berbasis R lingkungan; di tingkat. Mengembangkan RT/RW dan teknologi informasi Kelurahan untuk efisiensi layanan secara bidang kebersihan; berkala 4. Mengembangkan. Peningkatan pelaksanaan program pemanfataan pengurangan sampah; fasilitas 5. Meningkatkan kualitas pengelolaan sarana dan prasarana sampah pengelolaan berteknologi kebersihan. tepat guna dan ramah lingkungan Misi : Meningkatkan pengelolaan ruang terbuka hijau Tujuan Meningkatkan manajemen pengelolaan dan kualitas RTH B a b IV Sasaran Meningkatkan penyediaan dan pengadaan taman, jalur hijau dan makam Strategi Arah Kebijakan. Meningkatkan penerapan. Optimalisasi dan pengembangan UPTD teknologi ramah dan/atau lingkungan; rayon yang. Mengembangkan teknologi secara informasi untuk efisiensi khusus layanan bidang menangani pertamanan; pengelolaan. Meningkatkan kerjasama RTH regional, nasional, dan. Penyediaan internasional dalam bidang kecukupan pertamanan; anggaran 4. Meningkatkan kualitas pembanguna sarana dan prasarana n, pengelolaan pertamanan; operasional 5. Mengembangkan dan dan menerapkan evaluasi pemeliharaan pelaksanan kebijakan di dalam rangka bidang pertamanan; peningkatan 6. Melakukan pengembangan penyediaan dan penetapan instrument RTH pengelolaan pertamanan.

78 Dinas Kebersihan dan n Ruang Terbu ka Hijau Kota Surabaya Misi :Meningkatkan kualitas pengelolaan PJU yang efisien dengan penerapan teknologi informasi dan teknologi ramah lingkungan Tujuan Meningkatkan kualitas pengelolaan PJU yang efisien dengan penerapan teknologi informasi dan teknologi ramah lingkungan Sasaran Optimalisasi pelayanan PJU secara merata dan efisien Strategi Arah Kebijakan. Meningkatkan kualitas sarana dan prasarana pengelolaan PJU;. Mengembangkan dan menerapkan evaluasi pelaksanan kebijakan di bidang penyediaan PJU;. Melakukan pengembangan dan penetapan instrument pengelolaan PJU.. Penerapan sistem manajemen dalam pemantauan dan pemeliharaan PJU secara berkala;. Penyediaan utilitas PJU;. Penggunaan PJU hemat energi. Untuk sasaran Meningkatkan pelayanan, sarana dan prasarana serta partisipasi masyarakat dalam pengelolaan kebersihan dan persampahan, strategi yang digunakan sebanyak lima buah, yang berasal dari perspektif masyarakat. Kelima strategi tersebut adalah Mengoptimalkan potensi partisipasi masyarakat dan pihak swasta dalam pembangunan bidang kebersihan, pertamanan dan penyediaan PJU; Meningkatkan penerapan dan pengembangan teknologi ramah lingkungan; Mengembangkan teknologi informasi untuk efisiensi layanan bidang kebersihan; Mengembangkan pelaksanaan program pengurangan sampah; Meningkatkan kualitas sarana dan prasarana pengelolaan kebersihan. Terlihat bahwa kelima strategi tersebut berdampak baik dan memang ditujukan DKRTH untuk melayani warga Kota Surabaya. Begitu pula sasaran kedua, Meningkatkan penyediaan dan pengadaan taman, jalur hijau dan makam dengan keenam strategi juga berasal dari perspektif masyarakat. Keenam strategi tersebut adalah Meningkatkan penerapan dan pengembangan teknologi ramah lingkungan; Mengembangkan teknologi informasi untuk efisiensi layanan bidang pertamanan; Meningkatkan kerjasama regional, nasional, dan internasional dalam bidang pertamanan; Meningkatkan kualitas sarana dan prasarana pengelolaan pertamanan; Mengembangkan dan menerapkan evaluasi pelaksanan kebijakan di bidang pertamanan; dan Melakukan pengembangan dan penetapan instrument pengelolaan pertamanan. Terlihat bahwa keenam strategi tersebut berdampak baik dan memang ditujukan DKRTH untuk melayani warga Kota Surabaya. Sasaran terakhir adalah Optimalisasi pelayanan PJU secara merata dan efisien dengan tiga strategi juga berasal dari persektif masyarakat. Ketiga strategi tersebut adalah Meningkatkan kualitas sarana dan prasarana pengelolaan PJU; Mengembangkan dan menerapkan evaluasi pelaksanan kebijakan di bidang penyediaan PJU; dan Melakukan pengembangan dan penetapan instrument B a b IV

79 Dinas Kebersihan dan n Ruang Terbu ka Hijau Kota Surabaya pengelolaan PJU.Terlihat bahwa keenam strategi tersebut berdampak baik dan memang ditujukan DKRTH untuk melayani warga Kota Surabaya. Tiga arah kebijakan pada misi pertama yakni Peningkatan peran serta sekolah dan kantor swasta dalam pengendalian sampah, Peningkatan pengelolaan sampah berbasis R di tingkat RT/RW dan Kelurahan secara berkala, dan Peningkatan pemanfataan fasilitas pengelolaan sampah berteknologi tepat guna dan ramah lingkungan mengacu pada permasalahan Sarana dan prasarana pengelolaan kebersihan dan Potensi partisipasi masyarakat yang terlibat dalam pembangunan, serta Perkembangan teknologi. Digunakan pula strategi yang mampu membantu menyelesaikan masalah. Program yang diampu adalah program Pengelolaan Kebersihan. Diharapkan dengan arah kebijakan tersebut mampu mengatasi kedua permasalahan DKRTH Surabaya tersebut. Untuk dua arah kebijakan pada misi kedua yakni Optimalisasi UPTD dan/atau rayon yang secara khusus menangani pengelolaan RTH serta Penyediaan kecukupan anggaran pembangunan, operasional dan pemeliharaan dalam rangka peningkatan penyediaan RTH, mengacu pada permasalahan DKRTH Ketersediaan lahan untuk penyediaan ruang terbuka hijau. Program yang diampu adalah program pengelolaan dan peningkatan Ruang Terbuka Hijau. Digunakan pula strategi yang mampu membantu menyelesaikan masalah. Diharapkan dengan arah kebijakan tersebut mampu mengatasi permasalahan DKRTH Surabaya tersebut. Sedangkan tiga arah kebijakan terakhir dalam misi terakhir yakni Penerapan sistem manajemen dalam pemantauan dan pemeliharaan PJU secara berkala; Penyediaan utilitas PJU; dan Penggunaan PJU hemat energy, mengacu pada permasalahan Pemerataan pemasangan PJU. Program yang diampu adalah program Pengelolaan dan Peningkatan Pelayanan PJU. Digunakan pula strategi yang mampu membantu menyelesaikan masalah. Diharapkan dengan arah kebijakan tersebut mampu mengatasi permasalahan DKRTH Surabaya tersebut. B a b IV

80 Dinas Kebersihan dan n Ruang Terbu ka Hijau Kota Surabaya Taman Buah Undaan, CSR Bank Jatim BAB V RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF Dalam kerangka pembangunan Good Governance yang berorientasi pada hasil, dan dalam rangka mendukung pencapaian kebijakan di bidang lingkungan hidup dan utilitas perkotaan, serta mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan, Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau Kota Surabaya perlu menyusun dan menetapkan rencana program dan kegiatan, indikator kinerja, kelompok sasaran, dan pendanaan indikatif sesuai prioritas dalam RPJMD serta visi, misi, tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan. Untuk mencapai efektivitas dan efisiensi dalam pelaksanaan rencana program dan kegiatan, penyusunan dan penetapan yang dilakukan perlu dititikberatkan pada penentuan Indikator Kinerja Utama (IKU) yang tidak hanya menunjukan kemampuan terhadap besarnya penyerapan atau realisasi anggaran seperti persepsi yang ada selama ini. IKU yang ditetapkan harus dapat B a b V

81 Dinas Kebersihan dan n Ruang Terbu ka Hijau Kota Surabaya mendeskripsikan dan menggambarkan kinerja DKRTH Kota Surabaya, serta menunjukan keberhasilan pembangunan di lingkungan hidup dan utilitas perkotaan. Program Prioritas Penunjang Visi-Misi SKPD Terdiri dari program-program untuk menunjang pencapaian Misi, Meningkatkan kualitas pengelolaan kebersihan dan pertamanan secara terpadu dengan penerapan teknologi informasi, teknologi tepat guna dan ramah lingkungan serta meningkatkan peran serta masyarakat, swasta, kerjasama regional, nasional dan internasional.. Program Pengelolaan Kebersihan Kota (6) Merupakan salah satu program untuk menjaga dan mengelola kebersihan kota Surabaya yang telah dan sedang dijalankan pada tahun 6. Beberapa indikatornya antara lain Jumlah Sampah Yang Dikelola di TPA, Rata rata Jumlah Sampah Yang Diangkut dari TPS, dan Cakupan Layanan Kebersihan. Sedangkan untuk kegiatannya adalah Kegiatan Operasional Pengolahan Sampah, Kegiatan Perencanaan Teknis Kebersihan Dan Pertamanan, Kegiatan Operasional Pengelolaan Rumah Kompos, Kegiatan Pengadaan Sarana Dan Prasarana Pengelolaan Persampahan, Kegiatan Operasional Dan Pemeliharaan Sarana Kebersihan, Kegiatan Operasional Pembersihan Sampah Di Saluran, Kegiatan Pengawasan Operasional Penyapuan Dan Pengangkutan Sampah, Kegiatan Operasional Dan Pemeliharaan IPLT Keputih, Kegiatan Pemeliharaan Prasarana dan Sarana Persampahan, Kegiatan Operasional Penyapuan Jalan, Kegiatan Operasional Dan Pemeliharaan Sarana Kebersihan, Kegiatan Peningkatan Pelayanan Posko Kebersihan, Kegiatan Operasional Pengangkutan Sampah, dan Kegiatan Peningkatan Peran Serta Masyarakat Dalam Pengelolaan Persampahan. Kegiatan ini akan mendukung tercapainya program pengelolaan kebersihan kota berdasarkan ketiga indikator yang telah ditetapkan.. Program Pengelolaan Kebersihan (7 ) Merupakan salah satu program untuk menjaga dan mengelola kebersihan kota Surabaya yang akan dijalankan pada tahun 7 hingga. Beberapa indikatornya antara lain Persentase pembangunan fasilitas pengelolaan sampah yang menerapkan teknologi R, Jumlah volume sampah yang diangkut, Tingkat pertumbuhan peran serta masyarakat dalam pengelolaan kebersihan. Sedangkan untuk kegiatannya adalah Kegiatan Operasional dan Pemeliharaan Pengelolaan Rumah Kompos, Kegiatan Operasional Pengangkutan Sampah, Kegiatan Peningkatan Manajemen Pengelolaan Kebersihan dan Pertamanan, Kegiatan Pengawasan Operasional Penyapuan Jalan dan Pengangkutan Sampah, Kegiatan Peningkatan Pelayanan Posko Kebersihan, Kegiatan Pemeliharaan Sarana Penyapuan, Pengangkutan Sampah dan Toilet, Kegiatan Operasional Pembersihan Sampah Di Saluran, Kegiatan Operasional IPLT Keputih, Kegiatan Peningkatan Peran Serta Masyarakat Dalam Pengelolaan Persampahan, Kegiatan Pembayaran Operasional Pengolahan Sampah, Kegiatan Operasional Pembersihan Jalan dan Jalur Pedestrian, Kegiatan Pembangunan dan Penyediaan Sarana B a b V

82 Dinas Kebersihan dan n Ruang Terbu ka Hijau Kota Surabaya Prasarana Kebersihan dan Pertamanan, dan Kegiatan Pemeliharaan Sarana Prasarana Kebersihan. Kegiatan ini akan mendukung tercapainya program pengelolaan kebersihan kota berdasarkan ketiga indikator yang telah ditetapkan. Program untuk menunjang pencapaian Misi, Meningkatkan pengelolaan ruang terbuka hijau.. Program Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) (6) Merupakan salah satu program untuk Meningkatkan pengelolaan ruang terbuka hijau kota Surabaya yang telah dan sedang dijalankan pada tahun 6. Beberapa indikatornya antara lain Persentase luas RTH yang berfungsi optimal terhadap keseluruhan luas RTH yang ada, Persentase keberhasilan Pemeliharaan dan Pengadaan Sarana Taman dan Jalur Hijau, Persentase keberhasilan Penataan RTH, dan Persentase keberhasilan Pengembangan Dekorasi Kota. Sedangkan untuk kegiatannya adalah Kegiatan Pemeliharaan dan Pengadaan Sarana Taman dan Jalur Hijau, Kegiatan Pemeliharaan dan Pengadaan Prasarana Taman Rekreasi, Kegiatan Pengembangan Dekorasi Kota, Kegiatan Penataan RTH. Kegiatan ini akan mendukung tercapainya program Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) berdasarkan indikator yang telah ditetapkan.. Program Pengelolaan dan Peningkatan Ruang Terbuka Hijau (7 ) Merupakan salah satu program untuk menjaga dan mengelola kebersihan kota Surabaya yang akan dijalankan pada tahun 7 hingga. Beberapa indikatornya antara lain Persentase pertumbuhan luas RTH yang dipelihara dan diawasi, Persentase luas RTH yang dibangun dan ditingkatkan fungsinya, Jumlah makam yang dipelihara, Jumlah taman dan jalur hijau yang dipelihara, dll. Sedangkan untuk kegiatannya adalah Kegiatan Pemeliharaan dan Penyediaan Sarana dan Prasarana Makam, Kegiatan Pemeliharaan dan Penyediaan Sarana Taman dan Jalur Hijau, Kegiatan Penataan Taman dan Jalur Hijau, dll. Kegiatan ini akan mendukung tercapainya program Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) berdasarkan indikator yang telah ditetapkan. Program untuk menunjang pencapaian Misi, Meningkatkan kualitas pengelolaan PJU yang efisien dengan penerapan teknologi informasi dan teknologi ramah lingkungan.. Program Utilitas Perkotaan (6) Merupakan salah satu program untuk Meningkatkan Utilitas Perkotaan kota Surabaya agar menjadi lebih bak yang telah dan sedang dijalankan pada tahun 6. Beberapa indikatornya antara lain Panjang jalan yang sudah mendapatkan penerangan, Persentase Keberhasilan Pengadaan dan Pembayaran Rekening Penerangan Jalan Umum, Persentase Keberhasilan Pemasangan Penerangan Jalan Umum, dll. Sedangkan untuk kegiatannya adalah Kegiatan Pengadaan dan Pembayaran Rekening Penerangan Jalan Umum dan Kegiatan Pemasangan Penerangan Jalan Umum. Kegiatan ini akan B a b V

83 Dinas Kebersihan dan n Ruang Terbu ka Hijau Kota Surabaya mendukung tercapainya program berdasarkan indicator Utilitas Perkotaan yang telah ditetapkan.. Program Pengelolaan dan Peningkatan Pelayanan PJU (7 ) Merupakan salah satu program untuk menjaga dan mengelola kebersihan kota Surabaya yang akan dijalankan pada tahun 7 hingga. Beberapa indikatornya antara lain Panjang jalan yang sudah mendapatkan penerangan, Jumlah PJU yang terpasang, Jumlah pemeliharaan penerangan jalan umum, dll. Sedangkan untuk kegiatannya adalah Kegiatan Pemasangan Penerangan Jalan Umum, Kegiatan Pembayaran Rekening Penerangan Jalan Umum, Kegiatan Pemeliharaan Penerangan Jalan Umum, dll. Kegiatan ini akan mendukung tercapainya program Utilitas Perkotaan berdasarkan indikator yang telah ditetapkan. Kerangka pendanaan atas rencana program, kegiatan dilakukan dengan pendekatan estimasi belanja langsung, sedangkan untuk program, kegiatan Tahun 6 mengacu pada RKPD Kota Surabaya Tahun 6. Penjelasan mengenai hal tersebut dapat dilihat pada Tabel 5. 4 B a b V

84 Dinas Kebersihan dan n Ruang Terbu ka Hijau Kota Surabaya Kampung Green and Clean, Maspati BAB VI INDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD 6.. Review terhadap tujuan dan sasaran dalam rancangan awal RPJMD Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau memiliki tujuan antara lain :. Optimalisasi sistem pengelolaan kebersihan dan persampahan secara terpadu yang berbasis masyarakat dengan penerapan teknologi tepat guna dan ramah lingkungan;. Meningkatkan manajemen pengelolaan dan kualitas RTH;. Meningkatnya sistem jaringan dan kualitas PJU. Tujuan SKPD yang dirumuskan adalah sasaran kota pada RPJMD sehingga sudah selaras dengan rancangan awal RPJMD. Tujuan. Optimalisasi sistem pengelolaan kebersihan dan persampahan secara terpadu yang berbasis masyarakat dengan penerapan teknologi tepat guna dan ramah lingkungan B a b VI

WALIKOTA BATU KOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 42 TAHUN 2013 TENTANG CIPTA KARYA DAN TATA RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA BATU KOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 42 TAHUN 2013 TENTANG CIPTA KARYA DAN TATA RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 42 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN UMUM CIPTA KARYA DAN TATA RUANG KOTA BATU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI BERAU NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN KABUPATEN BERAU

PERATURAN BUPATI BERAU NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN KABUPATEN BERAU SALINAN PERATURAN BUPATI BERAU NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN KABUPATEN BERAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BERAU, Menimbang

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN

RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2016-2021 Kata Pengantar Alhamdulillah, puji syukur kehadirat ALLAH SWT, atas limpahan rahmat, berkat dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 49 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PEKERJAAN UMUM BINA MARGA

Lebih terperinci

WALIKOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN WALIKOTA NOMOR 59 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN WALIKOTA NOMOR 59 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN WALIKOTA NOMOR 59 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PASURUAN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS DINAS TATA BANGUNAN DAN PEMUKIMAN KABUPATEN BOGOR TAHUN BAB I PENDAHULUAN

RENCANA STRATEGIS DINAS TATA BANGUNAN DAN PEMUKIMAN KABUPATEN BOGOR TAHUN BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN KEPUTUSAN KEPALA DINAS TATA BANGUNAN DAN PEMUKIMAN KABUPATEN BOGOR NOMOR : TANGGAL : RENCANA STRATEGIS DINAS TATA BANGUNAN DAN PEMUKIMAN KABUPATEN BOGOR TAHUN 2013-2018 BAB I PENDAHULUAN 1.1.

Lebih terperinci

WALIKOTA TASIKMALAYA

WALIKOTA TASIKMALAYA Dicabut dengan Perwal Nomor 88 Tahun 2013 WALIKOTA TASIKMALAYA PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 24 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN RINCIAN TUGAS UNIT DINAS CIPTA KARYA, TATA RUANG DAN KEBERSIHAN

Lebih terperinci

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 47 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 47 TAHUN 2013 TENTANG BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 47 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 52 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN

Lebih terperinci

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 60 TAHUN 2010 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS CIPTA KARYA KABUPATEN SITUBONDO

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 60 TAHUN 2010 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS CIPTA KARYA KABUPATEN SITUBONDO BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 60 TAHUN 2010 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS CIPTA KARYA KABUPATEN SITUBONDO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SITUBONDO, Menimbang : a.

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN PELAYANAN KANTOR LINGKUNGAN HIDUP KOTA MADIUN

BAB II GAMBARAN PELAYANAN KANTOR LINGKUNGAN HIDUP KOTA MADIUN BAB II GAMBARAN PELAYANAN KANTOR LINGKUNGAN HIDUP KOTA MADIUN II.1. TUGAS, FUNGSI DAN STRUKTUR ORGANISASI KANTOR LINGKUNGAN HIDUP DASAR HUKUM PEMBENTUKAN KANTOR LINGKUNGAN HIDUP Kantor Lingkungan Hidup

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 66 SERI D

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 66 SERI D BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 66 SERI D PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 1220 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA PADA DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN

Lebih terperinci

WALIKOTA BEKASI KEPUTUSAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 21 TAHUN 2004 TENTANG

WALIKOTA BEKASI KEPUTUSAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 21 TAHUN 2004 TENTANG WALIKOTA BEKASI KEPUTUSAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 21 TAHUN 2004 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KEBERSIHAN, PERTAMANAN DAN PEMAKAMAN PEMERINTAH KOTA BEKASI WALIKOTA BEKASI Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Rencana Strategis Satuan Kerja Bagian Umum dan Protokol Setda Kota Semarang Tahun 2010-2015 adalah Dokumen Perencanaan yang substansinya memuat visi, misi dan arah kebijakan

Lebih terperinci

Bab I. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

Bab I. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Sebagai perwujudan amanat Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional yang memberikan landasan bagi berbagai bentuk perencanaan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN, BUPATI KLATEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KLATEN NOMOR 54 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN SUSUNAN ORGANISASI TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG KABUPATEN KLATEN

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KEPALA BAPPEDA KABUPATEN BLORA NOMOR /2033 TAHUN 2011

KEPUTUSAN KEPALA BAPPEDA KABUPATEN BLORA NOMOR /2033 TAHUN 2011 KEPUTUSAN KEPALA BAPPEDA KABUPATEN BLORA NOMOR 050.07/2033 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA STRATEGIS SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BLORA TAHUN 2010-2015 Bappeda

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 87 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN ORGANISASI UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS PEMANFAATAN SAMPAH PADA DINAS KEBERSIHAN

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) II. INDIKATOR KINERJA UTAMA PERANGKAT DAERAH INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) Instansi : Dinas Kebersihan Dan Pertamanan Kota Malang Visi : Terwujudnya Kota Malang Yang Bersih, Hijau dan Nyaman Misi : 1.

Lebih terperinci

RENCANA KERJA BADAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN MUSI RAWAS

RENCANA KERJA BADAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN MUSI RAWAS RENCANA KERJA BADAN HIDUP DAERAH KABUPATEN MUSI RAWAS (RENJA SKPD) TAHUN 2015 HIDUP MUARA BELITI 2014 i DAFTAR ISI Kulit Muka Daftar Isi... i Daftar Tabel... ii BAB. I PENDAHULUAN... 1 I.1. Latar Belakang...

Lebih terperinci

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 42 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS CIPTA KARYA KABUPATEN SITUBONDO

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 42 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS CIPTA KARYA KABUPATEN SITUBONDO BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 42 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS CIPTA KARYA KABUPATEN SITUBONDO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SITUBONDO, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI SUBANG NOMOR : TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS TATA RUANG, PERMUKIMAN DAN KEBERSIHAN KABUPATEN SUBANG BUPATI SUBANG,

PERATURAN BUPATI SUBANG NOMOR : TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS TATA RUANG, PERMUKIMAN DAN KEBERSIHAN KABUPATEN SUBANG BUPATI SUBANG, PERATURAN BUPATI SUBANG NOMOR : TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS TATA RUANG, PERMUKIMAN DAN KEBERSIHAN KABUPATEN SUBANG BUPATI SUBANG, Menimbang : a. bahwa Dinas Tata Ruang, Permukiman dan

Lebih terperinci

WALIKOTA SURAKARTA PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 19 TAHUN 2008

WALIKOTA SURAKARTA PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 19 TAHUN 2008 WALIKOTA SURAKARTA PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 19 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN KOTA SURAKARTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU KABUPATEN BOYOLALI

DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU KABUPATEN BOYOLALI KATA PENGANTAR Puji syukur kami sampaikan kehadirat Allah S.W.T yang telah melimpahkan berkah dan rahmat-nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan Rencana Strategis (Renstra) Dinas Penanaman Modal

Lebih terperinci

BAPPEDA PROVINSI BANTEN

BAPPEDA PROVINSI BANTEN RANCANA KERJA DINAS PEMUDA DAN OLAHRAGA ( DISPORA )PROVINSI BANTEN TAHUN 2016 PEMERINTAH PROVINSI BANTEN TAHUN 2015 RECANA KERJA 2016 DISPORA PROVINSI BANTEN i KATA PENGANTAR Syukur Alhamdulillah Kami

Lebih terperinci

RENCANA KERJA (RENJA) DINAS PERUMAHAN RAKYAT, KAWASAN PERMUKIMAN DAN PERTANAHAN KABUPATEN PURWOREJO

RENCANA KERJA (RENJA) DINAS PERUMAHAN RAKYAT, KAWASAN PERMUKIMAN DAN PERTANAHAN KABUPATEN PURWOREJO RENCANA KERJA (RENJA) DINAS PERUMAHAN RAKYAT, KAWASAN PERMUKIMAN DAN PERTANAHAN KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2018 DAFTAR ISI DAFTAR ISI BAB I : PENDAHULUAN.. 2 1.1 Latar Belakang 2 1.2 Landasan Hukum.. 4

Lebih terperinci

PERUMAHAN RAKYAT, KAWASAN PERMUKIMAN DAN LINGKUNGAN HIDUP. Bagian Kesatu Kedudukan

PERUMAHAN RAKYAT, KAWASAN PERMUKIMAN DAN LINGKUNGAN HIDUP. Bagian Kesatu Kedudukan PERUMAHAN RAKYAT, KAWASAN PERMUKIMAN DAN LINGKUNGAN HIDUP Bagian Kesatu Kedudukan (1) Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup adalah Perangkat Daerah yang merupakan pelaksana tugas

Lebih terperinci

Indikator Kinerja Utama Dinas Perkotaan Petamanan dan Kebersihan Kab. Tebo Tahun

Indikator Kinerja Utama Dinas Perkotaan Petamanan dan Kebersihan Kab. Tebo Tahun Indikator Kinerja Utama Dinas Perkotaan Petamanan dan Kebersihan Kab. Tebo Tahun 2011-2016 KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT akhirnya penyusunan Indikator Kinerja Utama

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI BADAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA PROBOLINGGO Sejarah Singkat Badan Lingkungan Hidup Kota Probolinggo

BAB II DESKRIPSI BADAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA PROBOLINGGO Sejarah Singkat Badan Lingkungan Hidup Kota Probolinggo BAB II DESKRIPSI BADAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA PROBOLINGGO 2.1. Sejarah Singkat Badan Lingkungan Hidup Kota Probolinggo Hingga pertengahan tahun 2005 pengelolaan lingkungan hidup di Kota Probolinggo dilaksanakan

Lebih terperinci

BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 59 TAHUN 2016

BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 59 TAHUN 2016 SALINAN BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 59 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN BLITAR

Lebih terperinci

2. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Alam Hayati dan Ekosistemnya;

2. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Alam Hayati dan Ekosistemnya; PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 27 TAHUN 2000 TENTANG PEMBENTUKAN, SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS KEBERSIHAN, KEINDAHAN DAN PEMAKAMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA TEGAL DINAS KELAUTAN DAN PERTANIAN Jalan Lele Nomor 6 (0283) Tegal BAB I

PEMERINTAH KOTA TEGAL DINAS KELAUTAN DAN PERTANIAN Jalan Lele Nomor 6 (0283) Tegal BAB I PEMERINTAH KOTA TEGAL DINAS KELAUTAN DAN PERTANIAN Jalan Lele Nomor 6 (0283) 351191 Tegal - 52111 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan sektor Kelautan dan Pertanian secara kontinyu dan terarah

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS

RENCANA STRATEGIS RENCANA STRATEGIS 216-221 RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN MOJOKERTO TAHUN 216 221 PEMERINTAH KABUPATEN MOJOKERTO TAHUN 216 ii Kata Pengantar Bismillahirrahmanirrahim Assalamu

Lebih terperinci

TUGAS POKOK DAN FUNGSI BIDANG PENGEMBANGAN KAWASAN

TUGAS POKOK DAN FUNGSI BIDANG PENGEMBANGAN KAWASAN BIDANG PENGEMBANGAN KAWASAN MEMIMPIN, MENGKOORDINASIKAN DAN MENGENDALIKAN TUGAS-TUGAS DIBIDANG PENGELOLAAN PENGEMBANGAN KAWASAN YANG MELIPUTI PENGEMBANGAN KAWASAN KHUSUS DAN KERJASAMA PENGEMBANGAN KAWASAN;

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA, SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERUMAHAN RAKYAT DAN KAWASAN PERMUKIMAN, CIPTA KARYA DAN TATA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah, Organisasi Perangkat

Lebih terperinci

Kata Pengantar. Padang, September 2016 Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat

Kata Pengantar. Padang, September 2016 Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Kata Pengantar Puji dan syukur kami ucapkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa dengan tersusunnya Rencana Strategis Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Sumatera Barat Periode 2017 2021

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 34 TAHUN 2006 TENTANG

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 34 TAHUN 2006 TENTANG SALINAN WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 34 TAHUN 2006 TENTANG ORGANISASI UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS INSTALASI PENGOLAH LIMBAH TINJA (IPLT) PADA DINAS KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN KOTA

Lebih terperinci

PERUBAHAN RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU KABUPATEN MALANG TAHUN

PERUBAHAN RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU KABUPATEN MALANG TAHUN PERUBAHAN RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU KABUPATEN MALANG TAHUN 2016-2021 PEMERINTAH KABUPATEN MALANG TAHUN 2017 KATA PENGANTAR Puji syukur kepada Allah

Lebih terperinci

Matrik Cascading Kinerja Dinas Tata Bangunan dan Kebersihan tahun 2016

Matrik Cascading Kinerja Dinas Tata Bangunan dan Kebersihan tahun 2016 Matrik Cascading Kinerja Dinas Tata Bangunan dan Kebersihan tahun 2016 KEPALA DINAS Isu Strategis Tujuan Indikator Tujan Target Indikator Tujuan (Tahun Sasaran Indikator Kinerja Sasaran Alasan Pemilihan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER

PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBER NOMOR 24 TAHUN 2003 T E N T A N G SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS KEBERSIHAN DAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN JEMBER DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

Rencana Strategis (Renstra) Perubahan Tahun

Rencana Strategis (Renstra) Perubahan Tahun DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG KABUPATEN MERANGIN Rencana Strategis (Renstra) Perubahan Tahun 2014-2018 PEMERINTAH KABUPATEN MERANGIN PEMERINTAH KABUPATEN MERANGIN DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Rencana Strategis (Renstra) Satuan Kerja Perangkat Daerah () adalah dokumen perencanaan untuk periode 5 (lima) tahun. Renstra ini mempunyai fungsi sebagai pedoman

Lebih terperinci

PEM PEMERINTAH KOTA BANJAR

PEM PEMERINTAH KOTA BANJAR PEM PEMERINTAH KOTA BANJAR RENSTRA PERENCANAAN STRATEGIS DINAS LINGKUNGAN HIDUP 2014-2018 PERENCANAAN STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN 2014-2018 PEMERINTAH KOTA BANJAR DINAS CIPTA KARYA, KEBERSIHAN, TATA RUANG

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS ( RENSTRA )

RENCANA STRATEGIS ( RENSTRA ) PEMERINTAH KOTA MATARAM DINAS PEKERJAAN UMUM Jalan Semanggi No. 19 Telepon (0370) 633095 - Mataram RENCANA STRATEGIS ( RENSTRA ) DINAS PEKERJAAN UMUM KOTA MATARAM 2011-2015 PEMERINTAH KOTA MATARAM DINAS

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya dan Tata Ruang sebagai pelaksanaan Bidang Pekerjaan Umum Khususnya Bidang Keciptakaryaan merupakan Bidang yang mempunyai peran

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA (Berita Resmi Kota Yogyakarta)

LEMBARAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA (Berita Resmi Kota Yogyakarta) LEMBARAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA (Berita Resmi Kota Yogyakarta) Nomor : 15 Tahun 2001 Seri ---------------------------------------------------------------- PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA (PERDA KOTA YOGYAKARTA)

Lebih terperinci

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 78 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 78 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 78 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN

Lebih terperinci

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU PERATURAN WALIKOTA PEKANBARU NOMOR 95TAHUN 2016 T E N T A N G KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERUMAHAN RAKYAT DAN KAWASAN PERMUKIMAN

Lebih terperinci

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU PERATURAN WALIKOTA PEKANBARU NOMOR 95TAHUN 2016 T E N T A N G KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERUMAHAN RAKYAT DAN KAWASAN PERMUKIMAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Memenuhi amanat undang- undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, Badan Kepegawaian Daerah, Pendidikan dan Pelatihan Kabupaten Jombang

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM DINAS PERTAMANAN KOTA MEDAN. A. Sejarah Singkat Dinas Pertamanan Kota Medan

BAB II GAMBARAN UMUM DINAS PERTAMANAN KOTA MEDAN. A. Sejarah Singkat Dinas Pertamanan Kota Medan BAB II GAMBARAN UMUM DINAS PERTAMANAN KOTA MEDAN A. Sejarah Singkat Dinas Pertamanan Kota Medan Dinas Pertamanan adalah unsur pelaksana Pemerintah Kota Medan dalam bidang pertamanan yang dipimpin oleh

Lebih terperinci

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 56 TAHUN 2016 Menimbang TENTANG TUGAS POKOK DAN RINCIAN TUGAS UNIT DINAS PERUMAHAN RAKYAT DAN KAWASAN PERMUKIMAN KOTA TASIKMALAYA

Lebih terperinci

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BLITAR NOMOR 60 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG DENGAN

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 62 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KOPERASI DAN USAHA MIKRO

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 59 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 52 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PEMADAM KEBAKARAN KOTA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perencanaan strategis organisasi adalah suatu rencana jangka panjang yang bersifat menyeluruh, memberikan rumusan ke mana organisasi akan diarahkan, dan bagaimana pemberdayaan

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DINAS PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR KABUPATEN PESISIR SELATAN TAHUN

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DINAS PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR KABUPATEN PESISIR SELATAN TAHUN RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DINAS PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR KABUPATEN PESISIR SELATAN TAHUN 2016-2021 KATA PENGANTAR AssalamualaikumWrWb, Alhamdulillah, segala puji dan syukur kita panjatkan kehadirat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kab. Soppeng

BAB I PENDAHULUAN. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kab. Soppeng 8 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sesuai amanat Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, dan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah,

Lebih terperinci

TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA KOTA SURABAYA

TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA KOTA SURABAYA SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 65 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KEBUDAYAAN DAN KOTA SURABAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

TENTANG ORGANISASI UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS INSTALASI PENGOLAH LIMBAH TINJA (IPLT) PADA DINAS KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN KOTA SURABAYA

TENTANG ORGANISASI UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS INSTALASI PENGOLAH LIMBAH TINJA (IPLT) PADA DINAS KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN KOTA SURABAYA SALINAN WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 70 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS INSTALASI PENGOLAH LIMBAH TINJA (IPLT) PADA DINAS KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN KOTA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang Undang No. 25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang Undang No. 32 Tahun 2004 sebagaimana telah diubah untuk kedua kalinya dengan Undang

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN. Dengan diberlakukannya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN. Dengan diberlakukannya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Dengan diberlakukannya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan

Lebih terperinci

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU SALINAN WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 31 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA BATU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BATU, Menimbang

Lebih terperinci

RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF DINAS KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN KABUPATEN BOGOR TAHUN

RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF DINAS KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN KABUPATEN BOGOR TAHUN RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, KINERJA, KELOMPOK DAN PENDANAAN INDIKATIF DINAS KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN KABUPATEN BOGOR TAHUN 2008-2013 Visi : Terwujudnya lingkungan yang bersih, indah dan tertib serta sehat

Lebih terperinci

KEPUTUSAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 62 TAHUN 2004 TENTANG

KEPUTUSAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 62 TAHUN 2004 TENTANG WALIKOTA TASIKMALAYA KEPUTUSAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 62 TAHUN 2004 TENTANG URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA DINAS LINGKUNGAN HIDUP DAN PELAYANAN KEBERSIHAN KOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA

Lebih terperinci

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 44 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 44 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 44 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MADIUN, Menimbang : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

BUPATI KEPULAUAN SELAYAR

BUPATI KEPULAUAN SELAYAR BUPATI KEPULAUAN SELAYAR PERATURAN BUPATI KEPULAUAN SELAYAR NOMOR 8 TAHUN TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI ORGANISASI, KEPALA DINAS, SEKRETARIS, SUB BAGIAN, BIDANG DAN SEKSI PADA DINAS TATA RUANG, PERUMAHAN,

Lebih terperinci

PERUBAHAN RENCANA STRATEGIS DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN BOGOR TAHUN PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR DINAS PERHBUBUNGAN

PERUBAHAN RENCANA STRATEGIS DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN BOGOR TAHUN PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR DINAS PERHBUBUNGAN PERUBAHAN RENCANA STRATEGIS DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN BOGOR TAHUN 2013-2018 PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR DINAS PERHBUBUNGAN JALAN RAYA Jakarta KM. 50. CIMANDALA KEC SUKARAJA Perubahan Renstra 2013-2018

Lebih terperinci

JUMLAH PEGAWAI DINAS CIPTA KARYA KEBERSIHAN DAN TATA RUANG KABUPATEN CIAMIS

JUMLAH PEGAWAI DINAS CIPTA KARYA KEBERSIHAN DAN TATA RUANG KABUPATEN CIAMIS DINAS CIPTA KARYA KEBERSIHAN DAN TATA RUANG KABUPATEN CIAMIS Dinas Cipta Karya Kebersihan dan Tata Ruang Kabupaten Ciamis merupakan unsur pelaksana otonomi daerah yang mendukung tugas Kepala Daerah, dipimpin

Lebih terperinci

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 37 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PENDIDIKAN KOTA BATU

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 37 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PENDIDIKAN KOTA BATU SALINAN WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 37 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PENDIDIKAN KOTA BATU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BATU, Menimbang : bahwa untuk

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II S U M E D A N G NOMOR 8 TAHUN 1999 SERI D.7

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II S U M E D A N G NOMOR 8 TAHUN 1999 SERI D.7 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II S U M E D A N G NOMOR 8 TAHUN 1999 SERI D.7 PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II S U M E D A N G NOMOR 19 TAHUN 1998 T E N T A N G ORGANISASI DAN TATA

Lebih terperinci

Walikota Tasikmalaya

Walikota Tasikmalaya Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat alikota PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 64 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS POKOK DAN RINCIAN TUGAS UNIT DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU KOTA

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 60 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN KOTA SURABAYA

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PENGENDALIAN PENDUDUK,

Lebih terperinci

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BLITAR NOMOR 59 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERUMAHAN RAKYAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

WALIKOTA CIREBON PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA CIREBON NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA CIREBON

WALIKOTA CIREBON PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA CIREBON NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA CIREBON WALIKOTA CIREBON PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA CIREBON NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA CIREBON DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA CIREBON, Menimbang

Lebih terperinci

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 91 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 91 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 91 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN DAN PERTANAHAN

Lebih terperinci

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN WALIKOTA PROBOLINGGO NOMOR 93 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS LINGKUNGAN HIDUP

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS ( R E N S T R A ) BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH ( B A P P E D A ) PROVINSI BANTEN TAHUN

RENCANA STRATEGIS ( R E N S T R A ) BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH ( B A P P E D A ) PROVINSI BANTEN TAHUN RENCANA STRATEGIS ( R E N S T R A ) BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH ( B A P P E D A ) PROVINSI BANTEN TAHUN 2012-2017 PEMERINTAH PROVINSI BANTEN TAHUN 2012 7 KATA PENGANTAR Bismillahhrahmaniff ahim

Lebih terperinci

PROFIL DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN WONOGIRI

PROFIL DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN WONOGIRI PROFIL DINAS KABUPATEN WONOGIRI Alamat : Jln. Diponegoro Km 3,5 Bulusari, Bulusulur, Wonogiri Telp : (0273) 321929 Fax : (0273) 323947 Email : dinaslhwonogiri@gmail.com Visi Visi Dinas Lingkungan Hidup

Lebih terperinci

RENCANA KERJA KECAMATAN ANGSANA TAHUN 2016

RENCANA KERJA KECAMATAN ANGSANA TAHUN 2016 RENCANA KERJA KECAMATAN ANGSANA TAHUN 2016 PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBU KECAMATAN ANGSANA DAFTAR ISI Halaman Daftar Isi... ii Daftar Tabel... iii Daftar Bagan... iv Daftar Singkatan... v BAB I PENDAHULUAN...

Lebih terperinci

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 48 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 48 TAHUN 2008 TENTANG . BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 48 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK, FUNGSI, DAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA DINAS PERHUBUNGAN, INFORMATIKA, DAN KOMUNIKASI KABUPATEN

Lebih terperinci

FORMULIR RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT)

FORMULIR RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) FORMULIR RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SKPD : DINAS KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN KOTA MALANG TAHUN : 2016 No. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET PROGRAM/KEGIATAN INDIKATOR KINERJA TARGET PAGU () KETERANGAN

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman Judul Surat Keputusan Kepala Dinas Pendidikan

DAFTAR ISI. Halaman Judul Surat Keputusan Kepala Dinas Pendidikan DAFTAR ISI Halaman Judul Surat Keputusan Kepala Dinas Pendidikan DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN 1 A. LATAR BELAKANG 1 B. LANDASAN HUKUM 4 C. MAKSUD DAN TUJUAN 6 D. SISTEMATIKA PENULISAN 6 BAB II GAMBARAN

Lebih terperinci

Renstra Dinas Sumber Daya Air dan Pemukiman Provinsi Banten Tahun

Renstra Dinas Sumber Daya Air dan Pemukiman Provinsi Banten Tahun 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Rencana strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat dengan Renstra SKPD adalah dokumen perencanaan SKPD untuk periode 5 (lima) tahun. Rencana

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 53 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS SOSIAL KOTA SURABAYA

Lebih terperinci

BUPATI GRESIK PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI GRESIK PROVINSI JAWA TIMUR p BUPATI GRESIK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI GRESIK NOMOR 53 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN GRESIK DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 68 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA

Lebih terperinci

RENCANA KERJA KECAMATAN ANGSANA TAHUN 2017

RENCANA KERJA KECAMATAN ANGSANA TAHUN 2017 RENCANA KERJA KECAMATAN ANGSANA TAHUN 2017 PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBU KECAMATAN ANGSANA DAFTAR ISI Halaman Daftar Isi... ii Daftar Tabel... iii Daftar Bagan... iv Daftar Singkatan... v BAB I PENDAHULUAN...

Lebih terperinci

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN WALIKOTA PROBOLINGGO NOMOR 88 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PEKERJAAN UMUM

Lebih terperinci

Renstra DPKP BAB I-1 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Renstra DPKP BAB I-1 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rencana Strategis (Renstra) Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kota Banda Aceh Tahun 2017 merupakan dokumen perencanaan Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan

Lebih terperinci

A. KEBERSIHAN. Tempat Penampungan Sementara (TPS) saat ini yang ada berupa Container sebanyak 48. Depo/ Landasan Container sebanyak 11 unit; Profile

A. KEBERSIHAN. Tempat Penampungan Sementara (TPS) saat ini yang ada berupa Container sebanyak 48. Depo/ Landasan Container sebanyak 11 unit; Profile A. KEBERSIHAN Berdasarkan data dari Dinas Kebersihan & Pertamanan Kabupaten Indramayu untuk tahun 2010 Petugas Kebersihan terdiri dari Pengumpul sampah 149 orang; Pengangkut sampah 39 orang; Petugas TPS

Lebih terperinci

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 79 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 79 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 79 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rencana kerja adalah dokumen rencana yang memuat program dan kegiatan yang diperlukan untuk mencapai sasaran pembangunan, dalam bentuk kerangka regulasi dan kerangka

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KARANGASEM

PEMERINTAH KABUPATEN KARANGASEM PEMERINTAH KABUPATEN KARANGASEM KEPUTUSAN KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN KARANGASEM NOMOR 21 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Rencana Strategis Dinas Pengendalian Penduduk, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak

BAB 1 PENDAHULUAN. Rencana Strategis Dinas Pengendalian Penduduk, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.1.1. Pengertian Renstra PD Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 dalam pasal 1 mengenai ketentuan umum. Rencana strategis SKPD yang selanjutnya disingkat

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Soreang, Desember 2011 BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG Kepala,

KATA PENGANTAR. Soreang, Desember 2011 BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG Kepala, KATA PENGANTAR BAPPEDA Kabupaten sebagai salah satu Lembaga Teknis Daerah di Lingkungan Pemerintahan Kabupaten memiliki kewajiban untuk menyusun Rencana Strategis Bapeda Kabupaten Tahun 2010 2015 sebagai

Lebih terperinci

WALIKOTA SURAKARTA PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 18 TAHUN 2008 TENTANG

WALIKOTA SURAKARTA PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 18 TAHUN 2008 TENTANG WALIKOTA SURAKARTA PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 18 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS TATA RUANG KOTA SURAKARTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURAKARTA,

Lebih terperinci

Bandar Lampung, Desember 2015 KEPALA DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PROVINSI LAMPUNG,

Bandar Lampung, Desember 2015 KEPALA DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PROVINSI LAMPUNG, Rencana Strategis (Renstra) Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Lampung 2015-2019 ini disusun melalui beberapa tahapan dengan mengacu kepada visi RPJMD Provinsi Lampung tahun 2015-2019, yaitu Lampung

Lebih terperinci