IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Nusa Tenggara Timur (NTT) dan berada pada 9 LS dan 125 BT. Kabupaten Belu
|
|
- Yuliana Glenna Kurnia
- 4 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 IV HASIL DAN PEMBAHASAN 1.1. Keadaan Umum Lokasi Penelitian Fulan Fehan terletak di Desa Dirun, Kecamatan Lamaknen, Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur (NTT) dan berada pada 9 LS dan 125 BT. Kabupaten Belu terdiri atas 12 kecamatan dengan kecamatan kota Atambua sebagai kecamatan induk. Kabupaten ini memiliki luas 2.445,57 km 2. Kabupaten Belu secara geografis meliputi wilayah dengan batas batas sebagai berikut : Utara Selatan Timur Barat : Selat Ombai : Laut Timor dan Kabupaten Malaka : RDTL (Republik Demokratik Timor Leste) : Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU) dan Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) (Pemprov NTT, 2016). Kecamatan Lamaknen memiliki luas wilayah Km 2 (Pemkab Belu, 2016). Iklim rata rata di Kecamatan Lamaknen berkisar pada 27 C pada siang hari dan berkisar pada 16 C pada pagi dan malam hari. Desa Dirun memiliki luas wilayah sebesar m 2 dan terletak pada ketinggian mdpl. Fulan Fehan berada di Desa Dirun dengan ketinggian mdpl. Daerah disekitar Desa Dirun sebagian besar berupa hamparan perkebunan dengan ketinggian yang beragam. Desa Dirun secara geografis memiliki batas batas yaitu : Utara Timur Selatan Barat : Kel. Raiulun : Kel. Ekin : Kel. Debululik : Kel. Maudemu
2 Kecamatan Lamaknen pada tahun 2014 terdapat ternak besar yang terdiri dari sapi sebanyak ekor, kerbau 36 ekor, dan kuda 456 ekor. Selain itu terdapat ternak kecil seperti babi sebanyak ekor, kambing sebanyak 967 ekor, dan ayam buras sebanyak ekor (Dinas Peternakan Kab. Belu). Ternak kuda yang ada di Desa Dirun umumnya tidak dikandangkan melainkan dibiarkan bebas di padang savana Fulan Fehan oleh pemiliknya. Hijauan yang terdapat di padang savana tersebut ialah rumput lapang dan legum yang dikenal dengan istilah miniforen namun legum ini tidak dikonsumsi oleh kuda lokal Timor. Stull (1997) menyatakan bahwa pada suhu comfort zone seekor kuda dapat tumbuh lebih baik karena kuda dapat melakukan homeotermi dalam tubuhnya dengan mudah, dan ketika suhu lingkungan mencapai suhu C. Kuda Lokal Timor dapat tumbuh lebih baik apabila mendapatkan penanganan dan pemeliharaan secara optimal dengan lingkungan yang mendukung untuk kuda Deskripsi Kuda Lokal Timor Kuda Lokal Timor merupakan kuda yang berasal dari pulau Timor. Penamaan kuda Timor didasari oleh asal daerah kuda tersebut yaitu pulau Timor, Parakkasi (1990) menyatakan bahwa kuda kuda Indonesia pada umumnya diberi nama sesuai dengan asalnya di Indonesia, yaitu Sandel (Sumba), Sumbawa, Bima, Timor, Subu (Sawo), Flores, Lombok, Bali, Batak, Sulawesi, Jawa, dan Priangan. Kuda Lokal Timor digunakan sebagai pengangkut barang hasil perkebunan oleh sebagian besar masyarakat Timor. Hal ini sesuai dengan pernyataan McGregor dan Morris (1980) yang menyatakan bahwa Kuda lokal Indonesia sebagian besar digunakan sebagai sarana transportasi, pengangkut barang, hiburan, dan olahraga.
3 Kondisi medan di daerah Timor khususnya desa Dirun sebagian besar berupa perkebunan tanaman pangan. Hasil perkebunan tersebut diangkut menggunakan kuda lokal Timor karena memiliki tenaga yang kuat, kaki yang kokoh, dan daya tahan yang baik. Hal ini sesuai dengan pernyataan Edwards (1990) bahwa kuda Timor merupakan kuda yang lincah dan kuat walaupun hanya memiliki tinggi h.h (hands) serta memiliki tenaga besar dengan daya tahan yang baik. Sarana transportasi yang minim serta medan yang sulit diakses kendaraan bermotor menjadi alasan penduduk sekitar untuk menggunakan kuda lokal Timor. Gambar 1. Kuda lokal Timor mengangkut beban Kuda kuda yang diteliti merupakan kuda dewasa dengan kisaran umur 4 hingga 7 tahun. Penentuan umur kuda dilakukan dengan mengamati pergantian gigi susu menjadi gigi permanen pada kuda tersebut. Hal ini dinyatakan oleh Bogart dan Taylor (1983) bahwa penentuan umur dapat dilakukan dengan dua cara yaitu berdasarkan catatan kelahiran dan berdasarkan pergantian gigi seri susu menjadi gigi permanen.
4 Gambar 2. Penentuan Umur Kuda Kuda yang berumur empat tahun ditandai dengan tanggalnya gigi bagian pertengahan dan pada umur lima tahun, bagian luar, atau samping, gigi seru sudah mulai tanggal dan digantikan dengan gigi permanen. Kuda yang berumur lima tahun ini dikatakan telah bermulut penuh karena semua gigi telah permanen. Perawakan kuda lokal Timor lebih kecil dibandingkan kuda kuda lokal lainnya di Indonesia. Kuda ini memiliki tinggi rata rata berkisar dibawah 140 cm walaupun sudah berumur dewasa. Data yang diperoleh dari hasil pengukuran menunjukan bahwa kuda lokal Timor memiliki tinggi rata rata cm, mendekati dengan pernyataan Edwards (1994) dan Soehardjono (1990) pada Tabel 1 bahwa kuda lokal Timor memiliki tinggi rata rata 1,22 m atau 120 cm. Kuda lokal timor yang diteliti memiliki rata rata bobot badan sebesar kg. Data bobot badan yang diperoleh tersebut menunjukkan bahwa kuda lokal Timor termasuk kedalam kategori kuda poni, sesuai dengan pernyataan Maswarni (2014) bahwa kuda poni dan keledai biasanya memiliki berat kurang dari 800 lbs (400 kg) saat dewasa.
5 Pemeliharaan Kuda Lokal Timor Kuda Lokal Timor sebagian besar dipelihara secara ekstensif sebagaimana dilepas untuk mencari pakan di perkebunan ataupun di padang rumput. Pemilik kuda akan memeriksa kuda milik mereka setelah dilepas selama empat hingga lima hari di padang Fulan Fehan. Gambar 3. Kuda dilepas di Fulan Fehan Beberapa kuda hanya diikat berdekatan dengan rumah pemiliknya karena dianggap tidak dapat bertahan hidup sendiri dengan kondisi di Fulan Fehan. Sepanjang hari kuda kuda dilepas di Fulan Fehan untuk mencari makanannya selama musim hujan, sedangkan pada musim kemarau kuda kuda tersebut dibawa dan diikat didekat rumah pemiliknya. Hal ini dilakukan karena ketersediaan hijauan di Fulan Fehan selama musim kemarau tidak memadai. Sistem pencatatan atau recording ternak belum dikenal baik oleh peternak kuda lokal Timor. Beberapa peternak menggunakan metode identifikasi secara permanen yaitu markings pada kuda kuda yang mereka miliki. Identifikasi tersebut berupa tanda kepemilikan atas kuda yang mereka miliki. Kuda kuda tersebut ditato menggunakan besi panas dengan dua tanda yaitu kode desa dan tanda pemilik pada bagian belakang. Kode desa yaitu berupa angka yang berbeda tiap dusun dan desa. Tato tanda pemilik bermacam macam sesuai keinginan pemiliknya asalkan mudah untuk diingat.
6 Gambar 4. Nomor identitas pada kuda Kuda lokal Timor tidak diberi pakan lain selain hijauan yang tumbuh di daerah Fulan Fehan. Hal ini dikarenakan masyarakat setempat sebagian besar belum memahami alternatif pakan yang berasal dari limbah pertanian. Rumput yang tumbuh di Fulan Fehan hampir seluruhnya adalah rumput lapang. Rumput tumbuh secara alami tanpa diberi perlakuan apapun. 4.3 Deskripsi Bobot Badan dan Ukuran Tubuh Aktual Kuda Lokal Timor Hasil penelitian mengenai bobot badan dan ukuran ukuran tubuh Kuda Lokal Timor tersaji pada Tabel 2.
7 Kuda No. Tabel 2. Data Penimbangan Bobot Badan, Panjang Badan, dan Lingkar Dada Kuda Lokal Timor Jenis Kelamin Bobot Badan (Kg) Panjang Badan (cm) 1 Jantan 124,5 97,00 116,00 2 Jantan 179,0 112,00 134,00 3 Jantan 136,0 104,00 123,75 4 Jantan 140,5 115,00 119,20 5 Jantan 165,0 113,75 125,00 6 Jantan 115,5 119,25 123,50 7 Jantan 144,0 114,00 120,70 8 Jantan 148,5 125,50 107,00 9 Jantan 186,0 116,00 127,25 10 Jantan 133,5 108,00 115,00 11 Jantan 124,0 105,00 119,50 12 Jantan 146,0 117,50 118,75 13 Jantan 149,0 115,00 120,00 14 Jantan 171,0 114,50 128,00 15 Jantan 210,0 131,25 138,75 16 Jantan 176,0 131,25 123,75 Lingkar Dada (cm) Berdasarkan data hasil penelitian mengenai penimbangan bobot badan terhadap 16 ekor Kuda Lokal Timor yang berada di Fulan Fehan, Desa Dirun, Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur, diperoleh hasil yang ditampilkan pada Tabel 3. Tabel 3. Data Bobot Badan Kuda Lokal Timor Uraian Hasil Rata rata (kg) 151,37 Ragam 721,68 Simpangan Baku (kg) 26,86 Koefisien Variasi (%) 17,74 Berdasarkan data pada tabel diatas, bobot badan kuda lokal Timor memiliki rata rata 151,37 kg dengan ragam yang diperoleh adalah sebesar 721,68. Simpangan baku diketahui sebesar 26,86 kg dan koefisien variasi sebesar 17,74 %. Koefisien variasi yang diperoleh menandakan bahwa data yang diperoleh tidak
8 seragam, sesuai dengan pernyataan Nasution (2002) bahwa nilai koefisien variasi dibawah 15% menunjukkan data yang diperoleh merupakan data yang seragam. Data bobot badan yang diperoleh diatas sesuai dengan pernyataan Maswarni (2014) bahwa bobot badan ternak kuda lokal Indonesia yang termasuk kedalam jenis kuda poni yang biasanya memiliki berat kurang dari 800 lbs (400 kg). Bobot badan berguna untuk memudahkan pada tatalaksana pemeliharaan seperti pemberian kandungan nutrisi pakan, dosis obat-obatan, dan jumlah pakan yang akan diberikan pada ternak (Milner dan Hewitt, 1969). Bobot badan kuda lokal Timor rendah dapat disebabkan oleh kurang baiknya manajemen pemeliharaan sebagaimana kuda kuda tersebut dilepas bebas di Fulan Fehan selama 24 jam penuh untuk memenuhi kebutuhan nutrisinya. Faktor genetik juga berpengaruh terhadap rendahnya bobot badan kuda lokal Timor sebagaimana Edwards (1977) menyatakan bahwa kuda lokal Timor merupakan breeds kuda terkecil di Indonesia Deskripsi Panjang Badan Kuda Lokal Timor Berdasarkan data hasil penelitian mengenai pengukuran panjang badan terhadap 16 ekor Kuda Lokal Timor yang berada di Fulan Fehan, Desa Dirun, Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur, diperoleh hasil seperti pada Tabel. 4 Tabel 4. Data Panjang Badan Kuda Lokal Timor Uraian Hasil Rata rata (cm) 114,17 Ragam 83,48 Simpangan Baku (cm) 9,13 Koefisien Variasi (%) 8,00 Berdasarkan data pada tabel diatas, panjang badan kuda lokal Timor memiliki rata - rata sebesar 114,17 cm, ragam sebesar 83,48, dan simpangan baku sebesar 9,13 cm. Besar koefisien variasi diperoleh sebesar 8 %. Nilai koefisien variasi yang diperoleh dari pengukuran panjang badan adalah seragam, sesuai
9 dengan pernyataan Nasution (1992) bahwa nilai koefisien variasi dibawah 15% menunjukkan data yang diperoleh merupakan data yang seragam. Panjang badan yang relatif pendek membantu kuda dalam bergerak lebih cepat sesuai dengan pernyataan Bandiati (1990) bahwa panjang badan relatif pendek akan membantu pergerakan badan sehingga akan lebih cepat dan menjamin kesinambungan gerak Deskripsi Lingkar Dada Kuda Lokal Timor Berdasarkan data hasil penelitian mengenai pengukuran lingkar dada terhadap 16 ekor kuda lokal Timor yang berada di Fulan Fehan, Desa Dirun, Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur, diperoleh hasil seperti pada tabel 5. Tabel 5. Data Lingkar Dada Kuda Lokal Timor Uraian Hasil Rata rata (cm) 123,75 Ragam 39,41 Simpangan Baku (cm) 6,27 Koefisien Variasi (%) 5,07 Berdasarkan data pada tabel diatas, lingkar dada kuda lokal Timor memiliki rata - rata sebesar 123,75 cm, ragam sebesar 39,41, dan simpangan baku sebesar 6,27 cm. Besar koefisien variasi diperoleh sebesar 5,07 %. Berdasarkan koefisien variasi, data yang diperoleh adalah data yang seragam sesuai dengan pernyataan Nasution (1992) bahwa nilai koefisien variasi dibawah 15% menunjukkan data yang di peroleh merupakan data yang seragam Deskripsi Data Bobot Badan Kuda Lokal Timor Menggunakan Rumus Thomas Hasil pengukuran bobot badan terhadap 16 ekor Kuda Lokal Timor berdasarkan Rumus Thomas di Fulan Fehan, Desa Dirun, Kecamatan Lamaknen, Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur ditampilkan pada Tabel 6.
10 Tabel 6. Data Bobot Badan Kuda Lokal Timor menggunakan Rumus Thomas Uraian Hasil Rata rata (kg) 145,71 Ragam 698,12 Simpangan Baku (kg) 25,14 Koefisien Variasi (%) 17,00 Berdasarkan data pada tabel diatas, bobot badan kuda lokal Timor menggunakan rumus Thomas memiliki rata - rata sebesar kg, ragam sebesar , dan simpangan baku sebesar kg. Besar koefisien variasi diperoleh sebesar %. Diketahui bahwa rataan dari bobot badan dugaan berdasarkan perhitungan menggunakan rumus Thomas pada kuda lokal Timor mendekati dengan rataan bobot badan aktual. 4.5 Penyimpangan Bobot Badan Dugaan Menggunakan Rumus Thomas Terhadap Bobot Badan Aktual Kuda Lokal Timor Hasil penelitian Penyimpangan Bobot Badan Dugaan Menggunakan Rumus Thomas terhadap Bobot Badan Aktual Kuda Lokal Timor tersaji pada Tabel. 7.
11 Tabel 7. Data Penyimpangan Bobot Badan Dugaan Menggunakan Rumus Thomas terhadap Bobot Badan Aktual Kuda Bobot Badan Bobot Badan No. Aktual (Kg) Dugaan (Kg) Penyimpangan (%) 1 124,5 109, ,0 169, ,0 134, ,5 137, ,0 149, ,5 153, ,0 139, ,5 120, ,0 158, ,5 120, ,0 120, ,0 139, ,0 139, ,0 157, ,0 212, ,0 169,19 4 Berdasarkan data penelitian, diperoleh hasil yang ditampilkan dalam Tabel 8. Tabel 8. Penyimpangan Bobot Badan Dugaan Menggunakan Rumus Thomas terhadap Bobot Badan Aktual. Uraian Hasil Rata - rata Penyimpangan (kg) 7,32 Persentasi Penyimpangan (%) 8,00 Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa besar penyimpangan bobot badan dugaan berdasarkan rumus Thomas adalah 7,32 kg dengan persentase penyimpangan 8%. Simpangan bobot badan dugaan dengan bobot badan aktual adalah nilai selisih dari keduanya yang dibagi dengan bobot badan aktual dan dikali seratus persen. Rumus Thomas memiliki nilai simpangan yang wajar sehingga dapat digunakan untuk menduga bobot badan Kuda Lokal Timor. Hal ini sesuai dengan pernyataan Williamson dan Payne (1978) bahwa penyimpangan pendugaan
12 bobot badan umumnya berkisar antara 5 % sampai 10 % dari bobot badan sebenarnya. Menurut Thomas (2000) dikatakan bahwa kuda kuda yang dimiliki olehnya yaitu Kuda Kuarter Amerika, Kuda Arab, Kuda Thoroughbred, Kuda Appaloosa, dan Kuda Morgan yang termasuk kedalam ukuran kuda besar dengan kisaran bobot badan sebesar 700 kg, sedangkan Kuda Lokal Timor termasuk ke dalam jenis kuda poni karena memiliki bobot badan dibawah 400 kg (Maswarni, 2014). Untuk penggunaan rumus Thomas pada Kuda Lokal Timor dengan memiliki simpangan yang kecil dapat dikatakan bahwa rumus Timor cocok untuk digunakan pada Kuda Lokal Timor, jenis kuda yang digunakan dapat mempengaruhi simpangan dari perhitungan bobot badan karena kuda kuda di Indonesia memiliki ukuran tubuh yang tidak terlalu besar yaitu bertinggi badan 113 cm hingga 133 cm, hal ini disebabkan karena Indonesia berada di daerah beriklim tropis (Soehardjono, 1990). Penggunaan rumus untuk menduga bobot badan ternak Kuda Lokal Timor sangat baik untuk digunakan karena memiliki fungsi sebagai alternatif penggunaan alat timbang.
PEMBAHASAN. Pulau Sumba terletak di Barat-Daya Propinsi NTT, berjarak sekitar 96 km
23 IV PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum Tempat Penelitian 4.1.1 Kondisi Geografis Pulau Sumba terletak di Barat-Daya Propinsi NTT, berjarak sekitar 96 km di sebelah selatan Pulau Flores, 295 km di sebelah Barat-Daya
Lebih terperinciIV HASIL DAN PEMBAHASAN. Kabupaten Sumba Timur terletak di wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur
25 IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum Daerah Penelitian Kabupaten Sumba Timur terletak di wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Kabupaten Sumba Timur terletak di antara 119 45 120 52 Bujur
Lebih terperinciIII BAHAN DAN METODE PENELITIAN. berumur 4-7 tahun sebanyak 33 ekor yang mengikuti perlombaan pacuan kuda
16 III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Bahan Penelitian 3.1.1 Objek Penelitian Objek yang digunakan dalam penelitian adalah kuda Sumba jantan yang berumur 4-7 tahun sebanyak 33 ekor yang mengikuti perlombaan
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 113 Tahun 2009 tentang Ornagisasi dan
IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Keadaan Umum Tempat Penelitian Balai Pengembangan Perbibitan Ternak Sapi Potong atau BPPT merupakan salah satu UPTD lingkup Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat sesuai dengan
Lebih terperinciKAJIAN KEPUSTAKAAN. kuda Pony dengan tinggi pundak kurang dari 140 cm. dianggap sebagai keturunan kuda-kuda Mongol (Przewalski) dan kuda Arab.
7 II KAJIAN KEPUSTAKAAN 2.1 Klasifikasi Kuda Menurut Blakely dan Bade (1991) secara umum klasifikasi zoologis ternak kuda adalah sebagai berikut: Kingdom Filum Sub Filum Kelas Ordo Famili Genus Spesies
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. Kuda merupakan mamalia ungulata yang berukuran paling besar di
1 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kuda merupakan mamalia ungulata yang berukuran paling besar di kelasnya. Kuda dari spesies Equus caballus yang dahulu merupakan bangsa dari jenis kuda liar, kini sudah
Lebih terperinciPENDAHULUAN. atau kuda Sandelwood Pony, hasil perkawinan silang kuda poni lokal (grading
1 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kuda Sumba merupakan kuda poni yang kemudian diberi nama kuda Sandel atau kuda Sandelwood Pony, hasil perkawinan silang kuda poni lokal (grading up) dengan kuda Arab
Lebih terperinciIV HASIL DAN PEMBAHASAN
20 IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum Tempat Penelitian Sumber :Nusantara-Polo.com Ilustrasi 1. Nusantara Polo Club Nusantara Polo Club adalah sebuah club olahraga kuda polo satu satunya berada di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Potensi kekayaan alam yang dimiliki Indonesia sangatlah berlimpah, mulai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Potensi kekayaan alam yang dimiliki Indonesia sangatlah berlimpah, mulai dari sumber daya alam yang diperbaharui dan yang tidak dapat diperbaharui. Dengan potensi tanah
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Sapi Bali
TINJAUAN PUSTAKA Sapi Bali Sapi bali merupakan salah satu ternak asli dari Indonesia. Sapi bali adalah bangsa sapi yang dominan dikembangkan di bagian Timur Indonesia dan beberapa provinsi di Indonesia
Lebih terperinciIII BAHAN DAN METODE PENELITIAN. berumur 4 7 tahun sebanyak 33 ekor dari populasi yang mengikuti perlombaan
18 III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Bahan Penelitian 3.1.1 Objek Penelitian Objek yang digunakan dalam penelitian adalah kuda Sumba jantan yang berumur 4 7 tahun sebanyak 33 ekor dari populasi yang
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Peternakan Sapi Potong di Indonesia
TINJAUAN PUSTAKA Peternakan Sapi Potong di Indonesia Sapi lokal memiliki potensi sebagai penghasil daging dalam negeri. Sapi lokal memiliki kelebihan, yaitu daya adaptasi terhadap lingkungan tinggi, mampu
Lebih terperinciIV HASIL dan PEMBAHASAN
IV HASIL dan PEMBAHASAN 4.1. Keadaan Umum 4.1.1. Lokasi Penelitian Desa Sumber Lor merupakan salah satu wilayah di Kabupaten Cirebon. Keadaan geografis Desa Sumber Lor berada di dataran rendah pada ketinggian
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. olahraga polo. Tinggi kuda polo berkisar antara 142 sampai dengan 159 cm
IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Identifikasi Kuda Polo Kuda yang menjadi objek penelitian adalah kuda yang sedang aktif olahraga polo. Tinggi kuda polo berkisar antara 142 sampai dengan 159 cm dengan rataan
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Keadaan Umum Tempat Penelitian 4.1.1. Sejarah UPTD BPPTD Margawati Garut Unit Pelaksana Teknis Dinas Balai Pengembangan Perbibitan Ternak Domba atau disingkat UPTD BPPTD yaitu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kuda memegang peranan yang penting dalam kehidupan manusia sehari-hari.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kuda memegang peranan yang penting dalam kehidupan manusia sehari-hari. Terdapat lima (5) macam hubungan yang penting antar a kuda dengan manusia yaitu: 1) Daging
Lebih terperinciDAMPAK PEMELIHARAAN TERNAK DI KAWASAN PANTAI UTARA KABUPATEN TTU TERHADAP KELESTARIAN SUMBERDAYA PESISIR DAN LAUT
DAMPAK PEMELIHARAAN TERNAK DI KAWASAN PANTAI UTARA KABUPATEN TTU TERHADAP KELESTARIAN SUMBERDAYA PESISIR DAN LAUT Medo Kote dan Sophia Ratnawaty Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nusa Tenggara
Lebih terperinciPenyimpangan Bobot Badan Kuda Lokal Sumba menggunakan Rumus Lambourne terhadap Bobot Badan Aktual
Penyimpangan Bobot Badan Kuda Lokal Sumba menggunakan Rumus Lambourne terhadap Bobot Badan Aktual Deviation of Local Sumba Horse Body Weight Between Actual Body Weight Based on Lambourne Formula Nurjannah
Lebih terperinciPOTENSI DAN PELUANG PENGEMBANGAN TERNAK SAPI DI LAHAN PERKEBUNAN SUMATERA SELATAN
Lokakarya Pengembangan Sistem Integrasi Kelapa SawitSapi POTENSI DAN PELUANG PENGEMBANGAN TERNAK SAPI DI LAHAN PERKEBUNAN SUMATERA SELATAN ABDULLAH BAMUALIM dan SUBOWO G. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Latar Belakang. Pembangunan peternakan di Indonesia lebih ditujukan guna
PENDAHULUAN Latar Belakang Pembangunan peternakan di Indonesia lebih ditujukan guna meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani dan peternak serta mampu meningkatkan gizi masyarakat. Pengelolaan usaha
Lebih terperinciPENDAHULUAN. sapi Jebres, sapi pesisir, sapi peranakan ongole, dan sapi Pasundan.
1 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengembangan sapi lokal merupakan alternatif kebijakan yang sangat memungkinkan untuk dapat meningkatkan produksi dan ketersediaan daging nasional. Ketidak cukupan daging
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Domba Lokal Domba Ekor Tipis
TINJAUAN PUSTAKA Domba Lokal Domba lokal dapat didefinisikan sebagai domba hasil perkawinan murni atau silangan yang mampu beradaptasi dengan baik pada kondisi iklim tropis dan diketahui sangat produktif
Lebih terperinciIV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU
IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU 4.1 Kondisi Geografis Secara geografis Provinsi Riau membentang dari lereng Bukit Barisan sampai ke Laut China Selatan, berada antara 1 0 15 LS dan 4 0 45 LU atau antara
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. (BBPTU-HPT) Baturraden merupakan pusat pembibitan sapi perah nasional yang
IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum BBPTU-HPT Baturraden Balai Besar Pembibitan Ternak Unggul dan Hijauan Pakan Ternak (BBPTU-HPT) Baturraden merupakan pusat pembibitan sapi perah nasional yang ada
Lebih terperinciJohanis A. Jermias; Vinni D. Tome dan Tri A. Y. Foenay. ABSTRAK
PEMANFAATAN GULMA SEMAK BUNGA PUTIH (Chromolaena odorata) SEBAGAI BAHAN PEMBUAT PUPUK ORGANIK BOKHASI DALAM RANGKA MENGATASI PENYEMPITAN PADANG PEMGGEMBALAAN DAN MENCIPTAKAN PERTANIAN TERPADU BERBASIS
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Latar Belakang. beragam di dunia. Kuda (Equus caballus) adalah salah satu bentuk dari
PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia adalah salah satu negara dengan keanekaragaman hayati paling beragam di dunia. Kuda (Equus caballus) adalah salah satu bentuk dari keanekaragaman hewan yang dimiliki
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kambing Kacang, kambing Peranakan Etawa (PE) dan kambing Kejobong
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kambing Kacang Kambing Kacang, kambing Peranakan Etawa (PE) dan kambing Kejobong merupakan bangsa-bangsa kambing yang terdapat di wilayah Jawa Tengah (Dinas Peternakan Brebes
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Pendataan dan Identifikasi Domba Penelitian
BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Unit Pendidikan, Penelitian dan Peternakan Jonggol Institut Pertanian Bogor (UP3J-IPB) Desa Singasari Kecamatan Jonggol Kabupaten Bogor
Lebih terperinciPENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Tabel.1 Data Populasi Kerbau Nasional dan Provinsi Jawa Barat Sumber : Direktorat Jendral Peternakan 2008
I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Kerbau merupakan salah satu jenis ternak kerja yang masih digunakan di Indonesia, walaupun saat ini telah muncul alat teknologi pembajak sawah yang modern yaitu traktor,
Lebih terperinciLingkup Kegiatan Adapun ruang lingkup dari kegiatan ini yaitu :
PROJECT DIGEST NAMA CLUSTER : Ternak Sapi JUDUL KEGIATAN : DISEMINASI INOVASI TEKNOLOGI pembibitan menghasilkan sapi bakalan super (bobot lahir > 12 kg DI LOKASI PRIMA TANI KABUPATEN TTU PENANGGUNG JAWAB
Lebih terperinciII KAJIAN KEPUSTAKAAN. karena karakteristiknya, seperti tingkat pertumbuhan cepat dan kualitas daging cukup
II KAJIAN KEPUSTAKAAN 2.1 Sapi Potong Sapi potong adalah jenis sapi yang khusus dipelihara untuk digemukkan karena karakteristiknya, seperti tingkat pertumbuhan cepat dan kualitas daging cukup baik. Sapi
Lebih terperinciRILIS HASIL PSPK2011
RILIS HASIL PSPK2011 Kementerian Pertanian Badan Pusat Statistik BPS PROVINSI NTT Hasil Pendataan Sapi Potong, Sapi Perah, dan Kerbau (PSPK) 2011 yang dilaksanakan serentak di seluruh Indonesia mulai 1-30
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. dijadikan sebagai simbol status sosial pada kebudayaan tertentu. Seiring
1 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kuda Equus caballus telah dikenal banyak orang sebagai hewan yang memiliki banyak fungsi. Hubungan kuda dengan manusia sangat erat kaitannya seperti peranan kuda sebagai
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Kawasan Usaha Peternakan (KUNAK) Sapi Perah berada di Kecamatan
IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Umum Daerah Penelitian Kawasan Usaha Peternakan (KUNAK) Sapi Perah berada di Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor. KUNAK didirikan berdasarkan keputusan presiden
Lebih terperinciPenyimpangan Bobot Badan dengan Rumus Winter Alfi Fauziah
PENYIMPANGAN BOBOT BADAN DUGAAN BERDASAR RUMUS WINTER TERHADAP BOBOT BADAN AKTUAL KUDA POLO DI NUSANTARA POLO CLUB DEVIATION OF ESTIMATED BODY WEIGHT BASED ON WINTER FORMULA TO ACTUAL BODY WEIGHT OF POLO
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Terletak LU dan LS di Kabupaten Serdang Bedagai Kecamatan
TINJAUAN PUSTAKA Geografi Desa Celawan a. Letak dan Geografis Terletak 30677 LU dan 989477 LS di Kabupaten Serdang Bedagai Kecamatan Pantai Cermin dengan ketinggian tempat 11 mdpl, dengan luas wilayah
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kebutuhan daging sapi setiap tahun selalu meningkat, sementara itu pemenuhan
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebutuhan daging sapi setiap tahun selalu meningkat, sementara itu pemenuhan kebutuhan daging sapi lebih rendah dibandingkan dengan kebutuhan daging sapi. Ternak sapi,
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4. Rataan, Simpangan Baku dan Koefisien Keragaman pada Domba Ekor Gemuk dan Domba Ekor Tipis pada Kelompok Umur I 0.
HASIL DAN PEMBAHASAN Ukuran-ukuran Tubuh pada Domba Ekor Gemuk dan Domba Ekor Tipis Penggunaan ukuran-ukuran tubuh dilakukan berdasarkan ukuran yang umum pada ternak, yaitu sifat kuantitatif untuk dapat
Lebih terperinciPENDAHULUAN. potensi besar dalam memenuhi kebutuhan protein hewani bagi manusia, dan
1 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Domba merupakan salah satu ternak ruminansia kecil yang memiliki potensi besar dalam memenuhi kebutuhan protein hewani bagi manusia, dan sudah sangat umum dibudidayakan
Lebih terperinciII KAJIAN KEPUSTAKAAN. Kuda (Equus caballus) yang saat ini terdapat di seluruh dunia berasal dari
8 II KAJIAN KEPUSTAKAAN 2.1 Asal Usul Kuda Kuda (Equus caballus) yang saat ini terdapat di seluruh dunia berasal dari binatang kecil, oleh beberapa ilmuwan disebut sebagai Eohippus atau Dawn horse yang
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Lokasi Peternakan Sri Murni
HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Lokasi Setiap peternakan memiliki karakteristik tersendiri baik dari segi sejarah pendirian dan tujuan dari pendirian peternakan serta topografi dan letak koordinat. Perincian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Ternak sapi sangat penting untuk dikembangkan di dalam negri karena kebutuhan protein berupa daging sangat dibutuhkan oleh masyarakat (Tjeppy D. Soedjana 2005, Ahmad zeki
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. untuk penggemukan dan pembibitan sapi potong. Tahun 2003 Pusat Pembibitan dan
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Keadaan Umum Wilayah Penelitian Pusat Pembibitan dan Penggemukan Ternak Wonggahu pada tahun 2002 dikelola oleh Dinas Pertanian, Peternakan dan Ketahanan Pangan Provinsi Gorontalo
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Seiring dengan pertambahan penduduk dari tahun ke tahun yang terus meningkat
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Seiring dengan pertambahan penduduk dari tahun ke tahun yang terus meningkat yakni pada tahun 2011 berjumlah 241.991 juta jiwa, 2012 berjumlah 245.425 juta
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. dan pengembangan perbibitan ternak domba di Jawa Barat. Eksistensi UPTD
IV HASIL DAN PEMBAHASAN 1.1 Keadaan Umum Balai Pengembangan Ternak Domba Margawati merupakan salah satu Unit Pelaksana Teknis Dinas di lingkungan Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat yang mempunyai tugas
Lebih terperinciV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN. wilayah kilometerpersegi. Wilayah ini berbatasan langsung dengan
V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN 5.1. Lokasi dan Topografi Kabupaten Donggala memiliki 21 kecamatan dan 278 desa, dengan luas wilayah 10 471.71 kilometerpersegi. Wilayah ini
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. bagian selatan atau pesisir selatan Kabupaten Garut. Kecamatan Pameungpeuk,
IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum Lokasi Penelitian Kecamatan Pameungpeuk merupakan salah satu daerah yang berada di bagian selatan atau pesisir selatan Kabupaten Garut. Kecamatan Pameungpeuk, secara
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Desa Karyawangi, Kecamatan Parongpong, Kabupaten Bandung Barat, Provinsi Jawa
IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Keadaan Umum Lokasi Penelitian Detaseman Kavaleri Berkuda (Denkavkud) berada di Jalan Kolonel Masturi, Desa Karyawangi, Kecamatan Parongpong, Kabupaten Bandung Barat, Provinsi
Lebih terperinciPENDAHULUAN. yang cukup besar dan memiliki daya tahan tubuh yang kuat. Seiring dengan
1 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sudah sejak lama kuda dikenal dan dimanfaatkan oleh manusia, zaman dahulu kuda digunakan untuk alat transportasi karena kuda mempunyai tenaga yang cukup besar dan memiliki
Lebih terperinciANALISIS POTENSI KERBAU KALANG DI KECAMATAN MUARA WIS, KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA, KALIMANTAN TIMUR
ANALISIS POTENSI KERBAU KALANG DI KECAMATAN MUARA WIS, KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA, KALIMANTAN TIMUR LUDY K. KRISTIANTO, MASTUR dan RINA SINTAWATI Balai Pengkajian Teknologi Pertanian ABSTRAK Kerbau bagi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Lampung merupakan daerah yang berpotensi dalam pengembangan usaha
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lampung merupakan daerah yang berpotensi dalam pengembangan usaha peternakan, salah satu jenis ternak yang cocok dikembangkan adalah kambing. Pada tahun 2010 dan 2011,
Lebih terperinciPOTENSI GEOGRAFIS INDONESIA II
K-13 Geografi K e l a s XI POTENSI GEOGRAFIS INDONESIA II Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Memahami batas wilayah. 2. Memahami laut dangkal,
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Kuda Kuda digolongkan kedalam filum Chordata (bertulang belakang), kelas Mamalia (menyusui anaknya), ordo Perssodactyla (berteracak
TINJAUAN PUSTAKA Kuda Kuda digolongkan kedalam filum Chordata (bertulang belakang), kelas Mamalia (menyusui anaknya), ordo Perssodactyla (berteracak tidak bermamahbiak), famili Equidae, dan spesies Equus
Lebih terperinciDitulis oleh Mukarom Salasa Jumat, 03 September :04 - Update Terakhir Sabtu, 18 September :09
Usaha agribisnis mempunyai kontribusi besar bagi pembangunan di Indonesia. Sektor pertanian terbukti telah mampu eksis menghadapi krisis ekonomi yang menimpa bangsa Indonesia. Untuk itu pemerintah telah
Lebih terperinciBERITA RESMI STATISTIK
BERITA RESMI STATISTIK BADAN PUSAT STATISTIK No14/02/53/Th.XVIII, 16 Februari 2015 Tipologi Wilayah Hasil Pendataan Potensi Desa (Podes) Provinsi Nusa Tenggara Timur 2014 Pendataan Potensi Desa (Podes)
Lebih terperincidan sapi-sapi setempat (sapi Jawa), sapi Ongole masuk ke Indonesia pada awal
II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi Zoologis Sapi Menurut blakely dan bade, (1998) Secara umum klasifikasi Zoologis ternak sapi adalah sebagai berikut Kingdom Phylum Sub Pylum Class Sub Class Ordo Sub
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. pedesaan salah satunya usaha ternak sapi potong. Sebagian besar sapi potong
I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masyarakat pedesaan pada umumnya bermatapencaharian sebagai petani, selain usaha pertaniannya, usaha peternakan pun banyak dikelola oleh masyarakat pedesaan salah satunya
Lebih terperinciKAJIAN MENGURANGI ANGKA KEMATIAN ANAK DAN MEMPERPENDEK JARAK KELAHIRAN SAPI BALI DI PULAU TIMOR. Ati Rubianti, Amirudin Pohan dan Medo Kote
KAJIAN MENGURANGI ANGKA KEMATIAN ANAK DAN MEMPERPENDEK JARAK KELAHIRAN SAPI BALI DI PULAU TIMOR Ati Rubianti, Amirudin Pohan dan Medo Kote Latar Belakang Angka kematian anak sapi yg masih cukup tinggi
Lebih terperinciPOTENSI INTEGRASI TERNAK SAPI DENGAN JERUK KEPROK SOE DI DESA TOBU, KECAMATAN MOLLO UTARA KABUPATEN TTS
POTENSI INTEGRASI TERNAK SAPI DENGAN JERUK KEPROK SOE DI DESA TOBU, KECAMATAN MOLLO UTARA KABUPATEN TTS Didiek Agung Budianto dan Sophia Ratnawaty Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Nusa Tenggara Timur
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. sedikit berbukit. Kecamatan Tanjung Bintang merupakan daerah yang sebagian
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kondisi Geografis Kecamatan Tanjung Bintang merupakan daerah dataran yang sedikit berbukit. Kecamatan Tanjung Bintang merupakan daerah yang sebagian wilayahnya dimanfaatkan
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Rancabolang, Bandung. Tempat pemotongan milik Bapak Saepudin ini
IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum Lokasi Penelitian Assolihin Aqiqah bertempat di Jl. Gedebage Selatan, Kampung Rancabolang, Bandung. Tempat pemotongan milik Bapak Saepudin ini lokasinya mudah ditemukan
Lebih terperinciPENDAHULUAN. yang sangat penting untuk peningkatan kualitas sumber daya manusia Indonesia.
PENDAHULUAN Latar Belakang Ternak dan hasil produksinya merupakan sumber bahan pangan protein yang sangat penting untuk peningkatan kualitas sumber daya manusia Indonesia. Perkembangan populasi ternak
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. tunggang dan juga dapat digunakan dalam bidang olahraga. Salah satu bidang
1 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kuda telah banyak dikenal masyarakat sebagai hewan yang memiliki banyak fungsi seperti hewan peliharaan, hewan ternak, sarana transportasi, kuda tunggang dan juga dapat
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Keadaan Umum Kabupaten Garut Kecamatan Leles dan Desa Dano
23 IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum Kabupaten Garut Kecamatan Leles dan Desa Dano 4.1.1 Keadaan Umum Kabupaten Garut Kabupaten Garut terletak di Provinsi Jawa Barat sebelah selatan, di antara 6
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. kosong (empty body weight). Ternak telah berpuasa sejak diberi makan pada sehari
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Bobot Badan dan Ukuran -Ukuran Tubuh Bobot badan dalam penelitian ini diperoleh dengan cara sapi dinaikkan ke atas bantalan timbangan dengan posisi kaki sejajar satu sama
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. peternakan pun meningkat. Produk peternakan yang dimanfaatkan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Sejalan dengan meningkatnya pengetahuan masyarakat akan pentingnya protein hewani untuk memenuhi kebutuhan gizi, permintaan masyarakat akan produkproduk peternakan
Lebih terperinciPENGANTAR. Latar Belakang. Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) memiliki potensi yang sangat besar
PENGANTAR Latar Belakang Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) memiliki potensi yang sangat besar dalam pengembangan sektor peternakan dalam rangka mendukung upaya pemerintah dalam program pemenuhan kebutuhan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. sangat populer di kalangan petani di Indonesia. Devendra dan Burn (1994)
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kambing Kacang Kambing Kacang merupakan salah satu jenis ternak ruminansia kecil yang sangat populer di kalangan petani di Indonesia. Devendra dan Burn (1994) menyatakan bahwa
Lebih terperinciOleh: Rodianto Ismael Banunaek, peternakan, ABSTRAK
PENDEKATAN ANALISIS SWOT DALAM MANAJEMEN PEMELIHARAAN SAPI BALI PROGRAM BANTUAN SAPI BIBIT PADA TOPOGRAFI YANG BERBEDA DI KABUPATEN TIMOR TENGAH SELATAN NTT Oleh: Rodianto Ismael Banunaek, peternakan,
Lebih terperinciPENDAHULUAN. prolifik (dapat beranak lebih dari satu ekor dalam satu siklus kelahiran) dan
1 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Domba mempunyai arti penting bagi kehidupan dan kesejahteraan manusia karena dapat menghasilkan daging, wool, dan lain sebagainya. Prospek domba sangat menjanjikan untuk
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Penelitian Secara umum penelitian ini sudah berjalan dengan cukup baik. Terdapat sedikit hambatan saat akan memulai penelitian untuk mencari ternak percobaan dengan umur
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Desa Sukajaya merupakan salah satu desa sentra produksi susu di Kecamatan
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Desa Sukajaya merupakan salah satu desa sentra produksi susu di Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat. Desa Sukajaya mempunyai luas 3.090,68 Ha dan jumlah penduduk
Lebih terperinciIdentifikasi Bobot Potong dan Persentase Karkas Domba Priangan Jantan Yearling dan Mutton. Abstrak
Identifikasi Bobot Potong dan Persentase Karkas Domba Priangan Jantan Yearling dan Mutton Umaris Santoso, Siti Nurachma dan Andiana Sarwestri Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran umarissantoso@gmail.com
Lebih terperinciV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kota Kendari dengan Ibukotanya Kendari yang sekaligus Ibukota Propinsi
70 V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 5.1 Letak Geografis Kota Kendari dengan Ibukotanya Kendari yang sekaligus Ibukota Propinsi Sulawesi Tenggara, secara geografis terletak dibagian selatan garis katulistiwa
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Kabupaten Kaur, Bengkulu. Gambar 1. Peta Kabupaten Kaur
TINJAUAN PUSTAKA Kabupaten Kaur, Bengkulu (Sumber : Suharyanto, 2007) Gambar 1. Peta Kabupaten Kaur Kabupaten Kaur adalah salah satu Daerah Tingkat II di Provinsi Bengkulu. Luas wilayah administrasinya
Lebih terperinciIV PEMBAHASAN. yang terletak di kota Bekasi yang berdiri sejak tahun RPH kota Bekasi
25 IV PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum Rumah Potong Hewan (RPH) Kota Bekasi adalah rumah potong hewan yang terletak di kota Bekasi yang berdiri sejak tahun 2009. RPH kota Bekasi merupakan rumah potong dengan
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Kondisi Ayam Broiler Awal Penelitian
HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Ayam Broiler Awal Penelitian DOC yang dipelihara pada penelitian ini sebanyak 1000 ekor. DOC memiliki bobot badan yang seragam dengan rataan 37 g/ekor. Kondisi DOC sehat dengan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Asal Usul dan Klasifikasi Domba Bangsa Domba di Indonesia
TINJAUAN PUSTAKA Asal Usul dan Klasifikasi Domba Domestikasi domba diperkirakan terjadi di daerah pegunungan Asia Barat sekitar 9.000 11.000 tahun lalu. Sebanyak tujuh jenis domba liar yang dikenal terbagi
Lebih terperinciOleh: Drs. Frans Lebu Raya, Gubernur Nusa Tenggara Timur Materi Pertemuan KADIN tanggal 7 Februari 2012 di Jakarta
NTB 63.0 NTT 64.8 NTB 63.0 NTT 64.8 Oleh: Drs. Frans Lebu Raya, Gubernur Nusa Tenggara Timur Materi Pertemuan KADIN tanggal 7 Februari 2012 di Jakarta Letak Geografis : 8 0-12 0 LS dan 118 0-125 0 BT
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Kuda
TINJAUAN PUSTAKA Kuda Kuda (Equus caballus atau Equus ferus caballus) memiliki klasifikasi ilmiah yaitu kerajaan Animalia (hewan), filum Chordata (bertulang belakang), kelas Mammalia (menyusui), ordo Perissodactylater
Lebih terperinciPENDUGAAN REPITABILITAS SIFAT KECEPATAN DAN KEMAMPUAN MEMPERTAHANKAN KECEPATAN PADA KUDA PACU SULAWESI UTARA
55 PENDUGAAN REPITABILITAS SIFAT KECEPATAN DAN KEMAMPUAN MEMPERTAHANKAN KECEPATAN PADA KUDA PACU SULAWESI UTARA Pendahuluan Kuda pacu Indonesia merupakan ternak hasil silangan antara kuda lokal Indonesia
Lebih terperinciPEMBAHASAN UMUM. Keadaan Umum Lokasi Penelitian
79 PEMBAHASAN UMUM Keadaan Umum Lokasi Penelitian Kuda di Sulawesi Utara telah dikenal sejak lama dimana pemanfatan ternak ini hampir dapat dijumpai di seluruh daerah sebagai ternak tunggangan, menarik
Lebih terperinciPEMBAHASAN. I. Keadaan Umum Wilayah Penelitian. Secara Geografis Kabupaten Soppeng terletak antara 4 o 06 o LS dan 4 o 32 o
PEMBAHASAN I. Keadaan Umum Wilayah Penelitian A. Kondisi Fisik Alami Secara Geografis Kabupaten Soppeng terletak antara 4 o 06 o LS dan 4 o 32 o LS serta 119 o 42 o 18 o BT 120 o 06 o 18 o BT yang terdiri
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Keberhasilan usaha ternak sapi bergantung pada tiga unsur yaitu bibit, pakan, dan
PENDAHULUAN Latar Belakang Peternakan di Indonesia sejak zaman kemerdekaan sampai saat ini sudah semakin berkembang dan telah mencapai kemajuan yang cukup pesat. Sebenarnya, perkembangan kearah komersial
Lebih terperinciEvaluasi Penyimpangan Bobot Badan...Muhammad Iqbal
EVALUASI PENYIMPANGAN BOBOT BADAN DUGAAN BERDASARKAN RUMUS WINTER TERHADAP BOBOT BADAN AKTUAL PADA SAPI PASUNDAN EVALUATION OF ESTIMATED BODY WEIGHT BASE ON WINTER FORMULA AND ACTUAL BODY WEIGHT DEVIATION
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Tanjung Bintang Kabupaten Lampung
33 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Tanjung Bintang Kabupaten Lampung Selatan. Kegiatan penelitian berlangsung pada Februari -- April 2015.
Lebih terperinciBERTEMPAT DI GEREJA HKBP MARTAHAN KECAMATAN SIMANINDO KABUPATEN SAMOSIR Oleh: Mangonar Lumbantoruan
LAPORAN PENYULUHAN DALAM RANGKA MERESPON SERANGAN WABAH PENYAKIT NGOROK (Septicae epizootica/se) PADA TERNAK KERBAU DI KABUPATEN SAMOSIR BERTEMPAT DI GEREJA HKBP MARTAHAN KECAMATAN SIMANINDO KABUPATEN
Lebih terperinciFaktor-faktor yang Mempengaruhi lingkungan Usaha Peternakan. Faktor Lingkungan Makro. Faktor Lingkungan Mikro
USAHA PETERNAKAN Usaha peternakan merupakan suatu lapangan hidup, tempat seseorang dapat menanamkan modal untuk keperluan hidup keluarganya atau sekelompok masyarakat Faktor-faktor yang Mempengaruhi lingkungan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pertanian merupakan sektor potensial yang memegang peranan penting
1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertanian merupakan sektor potensial yang memegang peranan penting dalam pembangunan Indonesia. Hal ini didasarkan pada kontribusi sektor pertanian yang tidak hanya
Lebih terperinciUKURAN-UKURAN TUBUH TERNAK KERBAU LUMPUR BETINA PADA UMUR YANG BERBEDA DI NAGARI LANGUANG KECAMATAN RAO UTARA KABUPATEN PASAMAN
1 SEMINAR MAHASISWA FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS ANDALAS Nama : Yul Afni No. BP : 07161055 Jurusan : Produksi Ternak UKURAN-UKURAN TUBUH TERNAK KERBAU LUMPUR BETINA PADA UMUR YANG BERBEDA DI NAGARI
Lebih terperinciPENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dengan persentase kenaikan jumlah penduduk yang tinggi setiap tahunnya. Saat ini, Indonesia menempati posisi ke-4 dalam
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Sapi Perah Sapi Friesian Holstein (FH) Produktivitas Sapi Perah
TINJAUAN PUSTAKA Sapi Perah Pemeliharaan sapi perah bertujuan utama untuk memperoleh produksi susu yang tinggi dan efisien pakan yang baik serta mendapatkan hasil samping berupa anak. Peningkatan produksi
Lebih terperinciIV HASIL DAN PEMBAHASAN. Lokasi penelitian dilakukan di Nusantara Polo Club bertempat di kawasan
24 IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum Tempat Penelitian Lokasi penelitian dilakukan di Nusantara Polo Club bertempat di kawasan Jagorawi Golf & Country Club, Jalan Karanggan Raya, Kampung Kranji
Lebih terperinciV. DESKRIPSI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR
61 V. DESKRIPSI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR 5.1. Keadaaan Geografis dan Administrasi Daerah Provinsi NTT terletak antara 8 0-12 0 Lintang Selatan dan 118 0-125 0 Bujur Timur. Luas wilayah daratan 48 718.10
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. kontribusi positif terhadap pertumbuhan Produk Domestik Bruto Indonesia.
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Peternakan sebagai salah satu sub dari sektor pertanian masih memberikan kontribusi positif terhadap pertumbuhan Produk Domestik Bruto Indonesia. Kontribusi peningkatan
Lebih terperinciANALISIS MARGIN HARGA PADA TINGKAT PELAKU PASAR TERNAK SAPI DAN DAGING SAPI DI NUSA TENGGARA BARAT PENDAHULUAN
ANALISIS MARGIN HARGA PADA TINGKAT PELAKU PASAR TERNAK SAPI DAN DAGING SAPI DI NUSA TENGGARA BARAT Sasongko W Rusdianto, Farida Sukmawati, Dwi Pratomo Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Nusa Tenggara
Lebih terperinciPROGRAM AKSI PERBIBITAN TERNAK KERBAU DI KABUPATEN BATANG HARI
PROGRAM AKSI PERBIBITAN TERNAK KERBAU DI KABUPATEN BATANG HARI H. AKHYAR Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Batang Hari PENDAHULUAN Kabupaten Batang Hari dengan penduduk 226.383 jiwa (2008) dengan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pembangunan sektor peternakan merupakan bagian integral dari. pembangunan pertanian dan pembangunan nasional. Sektor peternakan di
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan sektor peternakan merupakan bagian integral dari pembangunan pertanian dan pembangunan nasional. Sektor peternakan di beberapa daerah di Indonesia telah memberikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Potensi usaha peternakan di Indonesia sangat besar. Kondisi geografis
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Potensi usaha peternakan di Indonesia sangat besar. Kondisi geografis menjadi salah satu faktor pendukung peternakan di Indonesia. Usaha peternakan yang berkembang
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN
BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN A. Kondisi Fisik Daerah Nusa Tenggara Timur (NTT) merupakan provinsi kepulauan dengan jumlah pulau sebanyak 1.192 pulau, 432 pulau mempunyai nama dan 44 pulau berpenghuni.
Lebih terperinci