BAB I PENDAHULUAN. yang potensial dalam pembangunan tetapi, pertumbuhan penduduk tersebut sering
|
|
- Inge Indradjaja
- 4 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penduduk merupakan subyek dan obyek pembangunan, maka untuk itu diperlukan penduduk dengan kualitas yang memadai agar dapat menunjang pertumbuhan ekonomi.jumlah penduduk yang banyak merupakan sumber daya yang potensial dalam pembangunan tetapi, pertumbuhan penduduk tersebut sering kali tidak diimbangi oleh penyediaan sarana yang memadai yang mengakibatkan pertambahan penduduk tidak potensial lagi bahkan menjadi beban bagi pembangunan. Menurut Dumairy, pertumbuhan penduduk memiliki dua sisi keuntungan dan kerugian yaitu pertumbuhan penduduk sebagai beban pembangunan,yang mana penduduk yang banyak mengakibatkan menurunnya pertumbuhan karena kualitas dari penduduk tersebut yang kurang dan pertumbuhan penduduk sebagai modal pembangunan yang mana merupakan konsekuensi dari bonus demografi. Pengendalian jumlah penduduk yang sedang gencar dilakukan saat ini adalah dengan melakukan pengendalian jumlah anak jumlah anak lahir hidup (kelahiran). Faktor-faktor yang mempengaruhi tinggi rendah nya jumlah anak jumlah anak lahir hidup menurut penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Yundaliana dkk (2015) 1
2 pada Desa Ranuagung Kecamatan Tiris Kabupaten Probolinggo yaitu tingkat pendidikan, pendpatan, lama penggunaan alat kontrasepsi, sertausia kawin pertama. Tingkat pendidikan istri merupakan salah satu variabel yang banyak berperan dalam variasi tingkat jumlah anak jumlah anak lahir hidup. Pendidikan istri merupakan faktor sosial yang penting dalam analisis demografi seperti usia kawin pertama, jumlah anak jumlah anak lahir hidup, dan mortalitas. Dimana pendidikan memberikan pandangan jauh ke depan untuk berperan dalam kegiatan ekonomi (Saleh dalam Adi, 2003). Tingkat pendapatan, bagi kalangan keluarga yang mempunyai perekonomian di bawah atau kurang mampu, anak adalah investasi ekonomis yang nantinya akan memberikan tambahan penghasilan bagi keluarganya (Guritaningsih dalam Endang, 2009). Di dukung oleh anggapan orang Indonesia kebanyakan bahwa banyak anak banyak rezeki. Hal ini juga didukung oleh pernyataan Todaro(2006) bahwa di negara-negara berkembang terdapat faktor tertentu yang bersifat kultural dan psikologis yang mempengaruhi cara pandang orang tua terhadap anak. Menurut penelitian Agusyahbana, dkk (1998) kajian-kajian faktor yang menentukan jumlah anak jumlah anak lahir hidup penduduk yang lebih mendalam untuk suatu etnis atau suku tertentu akan sangat bermanfaat,karenajumlah anak jumlah anak lahir hidup penduduk akan sangat berbeda untuk karakteristik tertentu. Penggunaan alat kontrasepsi memberikan dampak terhadap jumlah anak jumlah anak lahir hidup. Semakin lama penggunaan alat kontrasepsi maka 2
3 menyebabkan usia subur wanita tersebut semakin berkurang. Hal ini memberikan dampak terhadap angka jumlah anak jumlah anak lahir hidup. Usia kawin pertama mempengaruhi angka jumlah anak jumlah anak lahir hidup yang mana semakin muda seseorang untuk melakukan pernikahan menyebabkan usia subur pasangan tersebut semakin tinggi. Usia subur yang tinggi mengakibatkan semakin besar peluang Pasangan Usia Subur (PUS) untuk mempengaruhi tingkat jumlah anak jumlah anak lahir hidup. Untuk itu mengendalikan pertumbuhan penduduk perlu dilakukan pengendalian tingkat kelahiran sekaligus tingkat kematian bayi dan anak.penurunan tingkat kelahiran dapat dilakukan melalui gerakan keluarga berencana yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak dalam mewujudkan keluarga kecil bahagia dan sejahtera. Pengendalian jumlah kelahiran merupakan salah satu solusi dalam mengendalikan pertumbuhan penduduk (Natsir,2012). Berdasarkan pernyataan Nasir tersebut maka program Keluarga Berencana (KB) menjadi sangat penting, namun harapan bagi bayi yang lahir juga perlu diperhatikan. Dimana peningkatan penduduk akan menimbulkan permasalahan tersendiri. Arah dari pengendalian kelahiran tersebut sebaiknya tetap mempertimbangkan kebutuhan tenaga kerja di masa yang akan datang. Pernyataan tersebut didukung oleh hasil penelitian dari Kertzer et.al (2008), ia menyatakan bahwa jumlah anak 3
4 jumlah anak lahir hidup yang rendah justru akan menyebabkan masalah baru pada suatu kawasan. Dua pernyataan yang dikemukakan oleh Nasir (2012) dan Ketzer (2008) menunjukkan dua hal yang bertolak belakang satu dengan yang lainnya, namun secara substasional memiliki satu persamaan yaitu terjaminnya harapan hidup manusia.kesamaan substansi tersebut menimbulkan sebuah pemikiran untuk mengkaji faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah kelahiran anak yang hidup di sebuah kawasan.suandi (2002) menyatakan bahwa jumlah anak jumlah anak lahir hidup dipengaruhi oleh faktor sosial, budaya, ekonomi, dan nilai tentang anak. Indonesia sebagai negara berkembang dalam melaksanakan proses pembangunan dihadapkan pada berbagai masalah,salah satunya berkaitan erat dengan masalah kependudukan. Jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2016 menurut BPS sekitar 262 juta jiwa, jumlah tersebut tergolong tinggi.jumlah penduduk tersebut menempatkan negara Indonesia pada peringkat ke-4 di Dunia dengan jumlah penduduk terbesar.namun hal itu tidak diikuti oleh tingkat pertumbuhan ekonomi, dimana dengan jumlah penduduk tersebut pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I menurut data BPS hanya 5,06 persen.seharusnya dengan jumlah penduduk tersebut Indonesia bisa mengalami tingkat pertumbuhan ekonomi di atas 7 persen. Menurut data BPS, Provinsi Sumatera Barat memiliki jumlah penduduk pada tahun 2015 sebesar jiwa dengan pertumbuhan selama periode
5 sebesar 1,33 persen pertahun dan pada periode sebesar 1,26 persen.lalu di Kota Padang memiliki jumlah penduduk sebesar jiwa denganlaju pertumbuhan penduduk periode adalah 1,52 dan pada periode adalah 1,44. Laju pertumbuhan di Kota Padang tersebut termasuk menengah dibandingkan dengan kota lainnya di Sumatera Barat. Dimana, laju pertumbuhan penduduk tertinggi di kota Dhamasraya dengan laju pertumbuhan 2.85, sedangkan terendah pada kota Tanah Datar dengan 0,28. Namun, jumlah penduduk di kota padang dibandingkan dengan kota lainnya termasuk sangat tinggi, dimana jumlah penduduk nomor dua pada kota Agam berjumlah jiwa. Dengan tingginya angka jumlah penduduk di Kota Padang dibandingkan kota lainnya. Peneliti akan mengambil objek penelitian masyarakat di Kota Padang dengan fokus kepada kecamatan yang ada di Kota Padang. 5
6 Berikut tabel daftar jumlah penduduk di Kota Padang berdasarkan kecamatan Tabel 1.1 Daftar Jumlah Penduduk per Kecamatan di Kota Padang Jumlah Kecamatan Bungus Teluk Kabung Lubuk Kilangan Lubuk Begalung Padang Selatan Padang Timur Padang Barat Padang Utara Nanggalo Kuranji Pauh Koto Tangah Padang Sumber : Data BPS tahun 2016 Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Padang tahun 2016 jumlah penduduk di kota padang berdasarkan kecamatan yaitu Bungus Teluk Kabung ribu jiwa, kecamatan Lubuk Kilangan 53,621 ribu jiwa, kecamatan Lubuk Begalung 116,826 ribu jiwa, kecamatan Padang Selatan 63,355 ribu jiwa, kecamatan Padang Timur 85,473 ribu jiwa, kecamatan Padang Barat 49,812 ribu jiwa, kecamatan Padang Utara 75,869 ribu jiwa, kecamatan Nanggalo 62,868 ribu jiwa, kecamatan Kuranji 139,105 ribu jiwa, kecamatan Pauh 64,999 ribu jiwa, dan kecamatan Koto Tangah 177,908 ribu jiwa. Berdasarkan data tersebut jumlah penduduk di kota Padang paling banyak berada pada kecamatan Koto Tangah, maka dari itu peneliti ingin melakukan objek penelitian pada kecamtan Koto Tangah dengan menganalisis 6
7 faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah anak jumlah anak lahir hidup pada penelitian sebelumnya. Berdasarkan latar belakang di atas, maka judul penelitian ini adalah : Analisis Faktor- Faktor Yang Memengaruhi Jumlah Anak Lahir Hidup di Kecamatan Koto Tangah Kota Padang. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan permasalahan-permasalahan yang telah dikemukakan di atas maka dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. Bagaimana pengaruh pendapatan terhadap jumlah anak lahir hidup? 2 Bagaimana pengaruh tingkat pendidikan terhadap jumlah anak lahir hidup? 3. Bagaimana pengaruh usia kawin pertama terhadap jumlah anak lahir hidup? 4. Bagaimana pengaruh lama penggunaan alat kontrasepsi terhadap jumlah anak lahir hidup? 5. Bagaimana pengaruh lama usia pernikahan terhadap jumlah anak lahir hidup? 6. Bagaimana pengaruh kesehatan keluarga terhadap jumlah anak lahir hidup? 7
8 1.3 Tujuan Penelitian Dari rumusan masalah di atas maka, dapat ditarik tujuan penelitian sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui pengaruh pendapatan terhadap jumlah anak lahir hidup 2. Untuk mengetahui pengaruh pendidikan terhadap jumlah anak lahir hidup 3. Untuk mengetahui pengaruh usia kawin pertama terhadap jumlah anak lahir hidup 4. Untuk mengetahui pengaruh lama penggunaan alat kontrasepsi terhadap jumlah anak jumlah anak lahir hidup 5. Untuk mengetahui pengaruh lama dalam ikatan perkawinan terhadap jumlah anak lahir hidup 6. Untuk mengetahui pengaruh kesehatan keluarga terhadap jumlah anak lahir hidup 8
9 1.4 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup ini dibatasi hanya membahas analisis faktor jumlah anak lahir hidup pada masyarakat kota Padang khususnya masyarakat pada kecamatan Koto Tangah dengan data yaitu melalui penyebaran kuisoner. 1.5 Sistematis Penulisan Sistematika ini terdiri dari enam bab yang bertujuan untuk memberikan gambaran menyeluruh dari skripsi ini.pertama, pendahuluan terdiri dari enam sub bab yaitu: latar belakang,rumusan masalah, tujuan penelitian,ruanglingkup penelitian dan sistematika penulisan. Kedua tinjauan teoritis, dalam bab ini berisi teori-teori pendukung yang berkaitan dengan variabel-variabel yang diteliti. Selain itu juga ditambah dengan penelitian terdahulu yang berkaitan dengan judul penelitian ini. Ketiga metodologi penelitian, metodologi penelitian dari beberapa sub bab diantaranya : definisi operasional variabel, data dan sumber data,model penelitian, dan metode analisa. Keempat, gambaran umumbab ini menjelaskan tentang gambaran umum semua variabel sesuai dengan rentang waktu penelitian. Kelima, hasil dan pembahasan, bab ini menjelaskan hasil serta pembahasan dari hasil data semua variabel yang telah diolah. 9
10 Terakhir, kesimpulan dan saran, bab ini berisi tentang uraian kesimpulan dari penelitian serta saran yang ditujukan kepada pihak yang berkepentingan dengan penelitian. 10
11 11
BAB I PENDAHULUAN. mengajarkan kepada orang bagaimana memanfaatkan pandangan yang begitu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Human Capital Development merupakan faktor yang sangat penting untuk pembangunan nasional. Selain itu pengembangan sumber daya manusia (SDM) mengajarkan kepada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. satunya ditentukan oleh komunikasi interpersonal suami istri tersebut. Melalui
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keharmonisan hubungan suami istri dalam kehidupan perkawinan salah satunya ditentukan oleh komunikasi interpersonal suami istri tersebut. Melalui komunikasi interpersonal,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. peternakan. Keberhasilan pembangunan peternakan sangat ditentukan oleh
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengembangan peternakan berkaitan erat dengan pengembangan potensi suatu daerah. Sumatera Barat memiliki potensi yang besar untuk pengembangan peternakan. Keberhasilan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyelenggara pos merupakan penyebutan istilah baru dari penyelenggara jasa pengiriman barang atau paket. Istilah ini merupakan penyesuaian terhadap undang-undang Republik
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. bahwa angka kematian ibu (AKI) di Indonesia di tahun 2012 mengalami kenaikan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kematian dan kesakitan pada ibu hamil dan bersalin serta bayi baru lahir sejak lama telah menjadi masalah, khususnya di negara berkembang (Saifuddin, 2005). Berdasarkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Penduduk merupakan modal dasar dalam mewujudkan pembangunan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penduduk merupakan modal dasar dalam mewujudkan pembangunan berkelanjutan. Pembangunan yang baik hanya akan bisa diwujudkan oleh penduduk yang berkualitas baik pula
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 2010) dan laju pertumbuhan penduduk antara tahun sebesar 1,49% yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk terbanyak keempat di dunia, tercatat saat ini jumlah penduduk sebanyak 237,6 juta jiwa (menurut sensus 2010) dan laju
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. seperti Negara Indonesia akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi Negara
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jumlah penduduk yang begitu besar di Negara yang sedang berkembang seperti Negara Indonesia akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi Negara tersebut. Dalam Wicaksono
Lebih terperincilamban. 1 Pada tahun 2016 jumlah penduduk Indonesia mengalami lonjakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk terbesar keempat setelah Cina, India
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. sangat diperlukan untuk meningkatkan kualitas sumberdaya manusia.
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan peternakan merupakan bagian integral dari pembangunan pertanian yang memiliki peranan penting dalam kegiatan ekonomi Indonesia. Salah satu tujuan dari pembangunan
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. ditandai dengan rendahnya kualitas hidup penduduk, pendidikan, kesehatan dan
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemiskinan merupakan kondisi saat seseorang atau sekelompok orang tidak mampu memenuhi hak-hak dasarnya untuk mempertahankan dan mengembangkan kehidupan yang bermartabat
Lebih terperinciGAMBARAN UMUM SWP DAS ARAU
75 GAMBARAN UMUM SWP DAS ARAU Sumatera Barat dikenal sebagai salah satu propinsi yang masih memiliki tutupan hutan yang baik dan kaya akan sumberdaya air serta memiliki banyak sungai. Untuk kemudahan dalam
Lebih terperinciPERUBAHAN BATAS WILAYAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II PADANG (Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 1980 Tanggal 21 Maret 1980)
PERUBAHAN BATAS WILAYAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II PADANG (Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 1980 Tanggal 21 Maret 1980) Menimbang : PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA a. bahwa dengan perkembangan di Propinsi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan zaman yang terus meningkat memicu terbentuknya beberapa lembaga yang ada di Indonesia seperti lembaga di bidang kesehatan, bidang kemasyarakatan, bidang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kependudukan, termasuk juga di Indonesia. Salah satu masalah yang di hadapi
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah yang sering dihadapi oleh negara berkembang adalah masalah kependudukan, termasuk juga di Indonesia. Salah satu masalah yang di hadapi oleh Indonesia saat ini
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. di Indonesia tersebut, pada hakekatnya digolongkan menjadi dua yaitu laju
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertambahan jumlah penduduk yang semakin meningkat menjadi masalah yang membutuhkan perhatian serius dalam proses pembangunan. Jumlah penduduk yang besar dapat menjadi
Lebih terperinciWALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT
WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT KEPUTUSAN WALIKOTA PADANG NOMOR 461 TAHUN 2014 TENTANG PEJABAT PENGELOLA INFORMASI DAN DOKUMENTASI DAN PEJABAT PENGELOLA INFORMASI DAN DOKUMENTASI PEMBANTU WALIKOTA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perubahan mendasar atas struktur sosial, sikap-sikap masyarakat dan institusiinstitusi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses menuju perubahan yang diupayakan suatu negara secara terus menerus dalam rangka mengembangkan kegiatan ekonomi dan taraf
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kematian dan perpindahan penduduk (mobilitas) terhadap perubahan-perubahan. penduduk melakukan mobilitas ke daerah yang lebih baik.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dinamika kependudukan terjadi karena adanya dinamika kelahiran, kematian dan perpindahan penduduk (mobilitas) terhadap perubahan-perubahan dalam jumlah, komposisi dan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. tidak segera mendapatkan pemecahannya. Jumlah penduduk yang besar dapat. menimbulkan dampak terhadap kesejahteraan setiap keluarga.
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan jumlah penduduk yang semakin meningkat dan persebaran penduduk yang tidak merata masih merupakan masalah yang cukup serius apabila tidak segera mendapatkan
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. Proses evaluasi implementasi Standar Akuntansi Pemerintahan pada. 52 Laporan Keuangan SKPD dilakukan dengan membandingkan LK SKPD
BAB V PENUTUP 6.1 Kesimpulan Proses evaluasi implementasi Standar Akuntansi Pemerintahan pada 52 Laporan Keuangan SKPD dilakukan dengan membandingkan LK SKPD dengan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP),
Lebih terperinciANALISIS TEKANAN PENDUDUK TERHADAP LAHAN PERTANIAN DI KOTA PADANG ABSTRACT
ANALISIS TEKANAN PENDUDUK TERHADAP LAHAN PERTANIAN DI KOTA PADANG Ike Martha Monica 1, Erna Juita 2, Farida 2 1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi STKIP PGRI Sumatera Barat 2 Dosen Program Studi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK Remaja) merupakan suatu wadah kegiatan program Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja (PKBR) yang dikelola dari, oleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pada kebijakan kependudukan. Dinamika kependudukan yang terjadi karena adanya dinamika
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Migrasi dalam konteks demografi cukup memberikan sumbangan yang sangat besar pada kebijakan kependudukan. Dinamika kependudukan yang terjadi karena adanya dinamika
Lebih terperincimenikah di usia muda di Indonesia dengan usia tahun pada tahun 2010 lebih dari wanita muda berusia tahun di Indonesia sudah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada saat ini bangsa Indonesia masih menghadapi berbagai masalah dalam melaksanakan pembangunan. Salah satu masalah yang dihadapi adalah masalah kependudukan
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
www.bpkp.go.id PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2011 TENTANG PEMINDAHAN PUSAT PEMERINTAHAN KOTA PADANG DARI WILAYAH KECAMATAN PADANG BARAT KE WILAYAH KECAMATAN KOTOTANGAH KOTA PADANG
Lebih terperinciPEMERINTAH KOTA PADANG
393 PEMERINTAH KOTA PADANG PERATURAN DAERAH KOTA PADANG NOMOR 19 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA KECAMATAN KOTA PADANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PADANG, Menimbang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pertumbuhan penduduk di Indonesia yang selalu meningkat di setiap tahunnya
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan penduduk di Indonesia yang selalu meningkat di setiap tahunnya telah menimbulkan berbagai macam permasalahan yang dapat menghambat upaya perwujudan kemakmuran
Lebih terperinciPROVINSI SUMATERA BARAT
PROVINSI SUMATERA BARAT PROVINSI SUMATERA BARAT Propinsi Sumatera Barat yang secara administratif terdiri dari 12 Kabupaten dan 7 Kota memiliki luas wilayah 42.297,30 km² dengan penduduk 4.632.152 jiwa.
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2011 TENTANG PEMINDAHAN PUSAT PEMERINTAHAN KOTA PADANG DARI WILAYAH KECAMATAN PADANG BARAT KE WILAYAH KECAMATAN KOTOTANGAH KOTA PADANG PROVINSI SUMATERA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Aspek kependudukan merupakan hal paling mendasar dalam. pembangunan. Dalam nilai universal, penduduk merupakan pelaku dan sasaran
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Aspek kependudukan merupakan hal paling mendasar dalam pembangunan. Dalam nilai universal, penduduk merupakan pelaku dan sasaran pembangunan sekaligus yang menikmati
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kota Bandar Lampung merupakan Ibu Kota Provinsi Lampung. Kota Bandar
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kota Bandar Lampung merupakan Ibu Kota Provinsi Lampung. Kota Bandar Lampung tumbuh menjadi kota yang memiliki pusat aktivitas pemerintahan dan perekonomian
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk terbesar ke-4 di dunia, hal ini
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk terbesar ke-4 di dunia, hal ini dapat dilihat dari hasil sensus penduduk tahun 2010 yang menyatakan bahwa jumlah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Penduduk sebagai determinan pembangunan harus mendapat perhatian yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penduduk sebagai determinan pembangunan harus mendapat perhatian yang serius. Program pembangunan termasuk pembangunan dibidang kesehatan harus didasarkan pada dinamika
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), jumlah penduduk Indonesia akan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Negara berkembang seperti Indonesia memiliki laju pertumbuhan penduduk yang bertambah dengan pesat. Pertumbuhan penduduk Indonesia dari tahun ketahun semakin bertambah
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. sekarang, yang dilakukan dengan langkah-langkah pengumpulan, klasifikasi, dan
19 III. METODE PENELITIAN A. Metodologi Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode deskriptif menurut Mohamad Ali (1985 : 20) adalah : Metode yang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dunia setelah Republik Rakyat China, India, Amerika Serikat dan kemudian
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia memiliki potensi penduduk yang termasuk empat atau lima besar di dunia setelah Republik Rakyat China, India, Amerika Serikat dan kemudian Indonesia. Sejak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pembangunan nasional bertujuan untuk mewujudkan masyarakat adil dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan nasional bertujuan untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur baik materil maupun berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945, sebagai tercantum
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Anggaran merupakan pernyataan mengenai estimasi kinerja yang hendak
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anggaran merupakan pernyataan mengenai estimasi kinerja yang hendak dicapai selama periode waktu tertentu yang dinyatakan dalam ukuran finansial, sedangkan penganggaran
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. tinggi dan tidak terkendalikan akan berpengaruh terhadap semakin menurunnya
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan penduduk yang tinggi dapat menjadi masalah yang cukup serius apabila tidak segera mendapat pemecahannya, laju pertumbuhan penduduk yang tinggi dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bencana alam yang terjadi tidak bisa diprediksi dengan pasti. Diperlukan perencanaan tanggap darurat untuk mengurangi dampak yang ditimbulkan oleh bencana yang muncul.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. seluruh kebijaksanaan dan program pembangunan yang dilakukan. Penduduk
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kependudukan, atau dalam hal ini adalah penduduk, merupakan pusat dari seluruh kebijaksanaan dan program pembangunan yang dilakukan. Penduduk adalah subyek dan obyek
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terbanyak di dunia yaitu sekitar 258 juta jiwa (United Nations, 2015). Dalam kurun
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia saat ini menduduki peringkat ke empat untuk jumlah penduduk terbanyak di dunia yaitu sekitar 258 juta jiwa (United Nations, 2015). Dalam kurun waktu 40 tahun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (disparity) terjadi pada aspek pendapatan, spasial dan sektoral. Golongan kaya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi yang menimbulkan ketimpangan dalam pembangunan (disparity) terjadi pada aspek pendapatan, spasial dan sektoral. Golongan kaya makin kaya sedangkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Terbesar di Dunia. Setelah China, India, dan Amerika Serikat. Di tambah dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Indonesia Merupakan Negara Dengan Urutan Jumlah Penduduk Ke Empat Terbesar di Dunia. Setelah China, India, dan Amerika Serikat. Di tambah dengan Bonus Demografi yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pertumbuhan penduduk yang disebabkan oleh fertilitas diukur dengan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan penduduk yang disebabkan oleh fertilitas diukur dengan jumlah anak lahir hidup dari seorang ibu. Fertilitas dipengaruhi dan ditentukan oleh dua faktor
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. dengan jumlah penduduk sebanyak juta jiwa penduduk (BPS, 2010).
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masalah kependudukan di Indonesia adalah jumlah penduduk yang besar yaitu dengan jumlah penduduk sebanyak 237.641.326 juta jiwa penduduk (BPS, 2010). Di tingkat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Berencana Nasional tersebut dapat dilihat pada pelaksanaan Program Making
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Program Keluarga Berencana Nasional mempunyai kontribusi penting dalam upaya meningkatkan kualitas penduduk. Kontribusi Program Keluarga Berencana Nasional tersebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami istri. 1 Pernikahan adalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pernikahan adalah tuntutan keagamaaan dan duniawi baik laki-laki maupun perempuan. dalam pernikahan adanya ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. dari tiga perempat penduduk dunia bertempat tinggal di negara-negara sedang
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jumlah penduduk di dunia saat ini sudah mencapai tujuh miliar dan diperkirakan akan melonjak menjadi sembilan miliar pada tahun 2035. Lebih dari tiga perempat penduduk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kualitas penduduk dan pengarahan mobilitas penduduk kedepan. Berdasarkan hasil
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah kependudukan tetap menjadi isu yang sangat penting dan mendesak, terutama yang berkaitan dengan aspek pengendalian kuantitas penduduk, peningkatan kualitas
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. tinggi. Berdasarkan hasil Sensus Penduduk pada bulan Agustus 2010 jumlah
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan sebuah negara berkembang yang memiliki banyak permasalahan penduduk, salah satunya adalah pertumbuhan penduduk yang tinggi. Berdasarkan hasil
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkembang, termasuk Indonesia. Salah satu masalah kependudukan yang dihadapi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah penduduk merupakan salah satu masalah yang dihadapi oleh negara berkembang, termasuk Indonesia. Salah satu masalah kependudukan yang dihadapi Indonesia adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penduduk harus menjadi subjek sekaligus objek pembangunan. Kualitas
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kependudukan merupakan basis utama dan fokus dari segala persoalan pembangunan. Hampir semua kegiatan pembangunan baik yang bersifat sektoral maupun lintas sektor terarah
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Provinsi Lampung dari hasil Sensus Penduduk tahun 2010 mencatat jumlah
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Provinsi Lampung dari hasil Sensus Penduduk tahun 2010 mencatat jumlah penduduk mencapai 7.608.405 jiwa, sedangkan hasil sensus penduduk tahun 2000 mencatat jumlah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mulai dari penyediaan fasilitas pendidikan, kesehatan, lapangan kerja, dan
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Indonesia berada di urutan ke empat dengan penduduk terbesar di dunia setelah Amerika, China, dan India. Jumlah penduduk Indonesia dari hasil Sensus 2010 mencapai angka
Lebih terperinciTANTANGAN MEWUJUDKAN BONUS DEMOGRAFI DI PROVINSI BENGKULU
TANTANGAN MEWUJUDKAN BONUS DEMOGRAFI DI PROVINSI BENGKULU irdsall, Kelley dan Sinding eds (2001), tokoh aliran Revisionis dalam masalah demografi membawa pemikiran adanya hubungan antara perkembangan penduduk
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Setiap keluarga umumnya mendambakan anak, karena anak adalah harapan
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap keluarga umumnya mendambakan anak, karena anak adalah harapan atau cita-cita dari sebuah perkawinan. Berapa jumlah yang diinginkan, tergantung dari keluarga
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. diatas 9 negara anggota lain. Dengan angka fertilitas atau Total Fertility Rate
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk terbanyak no. 4 di dunia, yaitu 249 juta jiwa. Di antara negara ASEAN, Indonesia menjadi negara dengan jumlah penduduk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang berhubungan dengan warga negaranya. Terlebih pada negara-negara yang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sebuah negara tidak akan pernah bisa lepas dari berbagai permasalahan yang berhubungan dengan warga negaranya. Terlebih pada negara-negara yang memiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. besar dan berkualitas serta dikelola dengan baik, akan menjadi aset yang besar dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan sangat berkaitan erat dengan kualitas masyarakat. Penduduk yang besar dan berkualitas serta dikelola dengan baik, akan menjadi aset yang besar dan berharga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 248,8 juta jiwa dengan pertambahan penduduk 1,49%. Lajunya tingkat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah kependudukan merupakan masalah yang dihadapi oleh semua negara termasuk Indonesia. Saat ini penduduk Indonesia kurang lebih berjumlah 248,8 juta jiwa dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan penduduk merupakan perubahan populasi sewaktu-waktu, dan
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pertumbuhan penduduk merupakan perubahan populasi sewaktu-waktu, dan dapat dihitung sebagai perubahan jumlah individu dalam sebuah populasi menggunakan "per waktu unit"
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Untuk mencapai tujuan tersebut maka pemerintah berusaha membuat suatu kebijakankebijakan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesejahteraan penduduk merupakan suatu tujuan yang ingin dicapai setiap negara. Untuk mencapai tujuan tersebut maka pemerintah berusaha membuat suatu kebijakankebijakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pertanian masih menjadi sektor unggulan di Indonesia. Selain tenaga kerja yang terserap cukup besar, sektor ini juga masih mampu memberikan kontribusi pendapatan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam perencanaan pembangunan, data mengenai kependudukan memegang peranan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam perencanaan pembangunan, data mengenai kependudukan memegang peranan penting. Semakin lengkap dan akurat data kependudukan yang tersedia maka semakin mudah dan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan telah, sedang dan akan dilaksanakan untuk mengatasi masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah penduduk merupakan salah satu masalah yang dihadapi oleh negara berkembang, termasuk Indonesia. Salah satu masalah kependudukan yang dihadapi Indonesia adalah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan,
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keluarga berencana merupakan upaya peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan, pengaturan kelahiran, dan peningkatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Payaman Simanjuntak (2005 : 198), pertanian merupakan sektor yang dominan dalam kegiatan ekonomi di Indonesia. Syaifuddin (2005 : 9) menyatakan bahwa, pembangunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN Bab ini merupakan pendahuluan dari laporan Tugas Akhir ini. Pada bab ini dijelaskan latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah dan sistematika penulisan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Program Keluarga Berencana (KB) menurut Undang-Undang Nomor 10
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Program Keluarga Berencana (KB) menurut Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1992 merupakan salah satu program pembangunan nasional yang sangat penting dalam rangka mewujudkan
Lebih terperinciAssalamu'alaikum Wr.Wb. Selamat pagi dan salam sejahtera untuk kita semua.
1 SAMBUTAN GUBERNUR JAWA TENGAH PADA PEMBUKAAN RAPAT KERJA DAERAH PROGRAM KEPENDUDUKAN, KELUARGA BERENCANA DAN PEMBANGUNAN KELUARGA PROVINSI JAWA TENGAH SEMARANG, 5 MEI 014 Assalamu'alaikum Wr.Wb. Selamat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. (fertilitas), tetapi secara bersamaan pula akan dikurangi oleh jumlah kematian
11 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan penduduk merupakan keseimbangan yang dinamis antara kekuatankekuatan yang menambah dan kekuatan-kekuatan yang mengurangi jumlah penduduk. Secara terus
Lebih terperinci1. Tren Nasional: Peningkatan Jumlah Penduduk Disertai LPP yang Menurun
PENINGKATAN JUMLAH PENDUDUK INDONESIA DISERTAI PENURUNAN LPP (Diterjemahkan dari Salim, E dkk 2015, Population Dynamics and Sustainable Development in Indonesia, UNFPA Indonesia, Jakarta) Indonesia akan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penelitian ini adalah usaha mikro. Lokasi penelitian terpilih adalah Kota. fakta ini tergambar dalam tabel berikut: Tabel 1.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kegiatan ekonomi dari masa ke masa semakin berkembang dan meningkat. Peningkatan ini dapat dilihat dari kegiatan ekonomi yang ada di tengah masyarakat. Salah
Lebih terperinciPEMERINTAHAN KOTA PADANG
PEMERINTAHAN KOTA PADANG Pembangunan Infrastruktur Kawasan Ramah Disabilitas Disampaikan pada : Seminar Tingkat Tinggi Untuk Kota Inklusif Jakarta, 31 Oktober 2017 Oleh : H. Mahyeldi No Kecamatan Luas
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang World Health Statistic 2013 menyatakan bahwa WUS Indonesia
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang World Health Statistic 2013 menyatakan bahwa WUS Indonesia merupakan jumlah terbesar di Asia Tenggara yakni 65 juta di ikuti Vietnam (25,3 juta) dan Filipina (23
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Berencana Indonesia) dan pelaksanaannya masih tersembunyi. Tahun demi tahun
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejak tahun 1957, Soeharto memprakasai PKBI (Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia) dan pelaksanaannya masih tersembunyi. Tahun demi tahun perkumpulan ini kemudian
Lebih terperinciPENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian masih memegang peranan penting di dalam perekonomian Indonesia, karena alasan-alasan tertentu yaitu: sektor pertanian mampu meyediakan lapangan kerja
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan menjadi suatu permasalahan dalam pembangunan ekonomi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemiskinan menjadi suatu permasalahan dalam pembangunan ekonomi yang menghambat terciptanya kehidupan yang adil sejahtera serta merata yang mana merupakan tujuan pencapaian
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Menurut
32 III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Menurut M. Nazir (2009: 59) Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menghambat proses pembangunan. Hal ini banyak terjadi, terutama di negara negara yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu persoalan besar yang dihadapkan kepada dunia khususnya di abad ke dua puluh satu ini adalah, masalah kependudukan. Jumlah penduduk di dunia semakin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan Negara yang dilihat dari jumlah penduduknya ada
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan Negara yang dilihat dari jumlah penduduknya ada pada posisi keempat di dunia, dengan laju pertumbuhan yang masih relative tinggi. Esensi tugas program
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Pertumbuhan penduduk di Indonesia mengalami peningkatan tahun 2010
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Pertumbuhan penduduk di Indonesia mengalami peningkatan tahun 2010 hingga 2015. Dari tahun 2010 2014 pertumbuhan penduduk per tahun terus meningkat, dari
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam perencanaan pembangunan, data kependudukan memegang peran yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam perencanaan pembangunan, data kependudukan memegang peran yang penting. Penduduk merupakan bagian terpenting bagi suatu negara dilihat dari segi kuantitas maupun
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. penduduk. Permasalahan yang sangat menonjol adalah jumlah penduduk yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan Negara terbesar keempat di dunia dalam hal jumlah penduduk. Permasalahan yang sangat menonjol adalah jumlah penduduk yang semakin meningkat, penyebaran
Lebih terperinciINVESTMENT OPPORTUNITIES OF PADANG CITY
INVESTMENT OPPORTUNITIES OF PADANG CITY World Best Halal Destination World Best Halal Culinary Destination World Best Halal Tour Operator GENERAL DESCRIPTION OF PADANG CITY SAUDI ARABIA DUBAI PADANG FREMANTLE
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. (bkkbn.go.id 20 Agustus 2016 di akses jam WIB). besar pada jumlah penduduk dunia secara keseluruhan. Padahal, jumlah penduduk
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jumlah penduduk dunia saat ini 7,2 milyar jiwa (menurut CIA World Factbook Tahun 2015). Indonesia menduduki urutan keempat dengan jumlah penduduk terbanyak setelah
Lebih terperinciBAB III MONOGRAFI KOTA PADANG
44 BAB III MONOGRAFI KOTA PADANG 3.1 Kondisi Geografis dan Demografis Kota Padang Kota Padang sebagai Ibu Kota Provinsi Sumatera Barat yang terletak di pantai barat Pulau Sumatera dan berada antara 0 44'
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu negara berkembang yang memiliki beban jumlah penduduk yaitu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peningkatan jumlah penduduk bagi negara berkembang merupakan salah satu masalah yang dapat berimplikasi pada perekonomian dan kesehatan masayarakat. Salah satu negara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tingginya laju pertumbuhan penduduk merupakan salah satu masalah yang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tingginya laju pertumbuhan penduduk merupakan salah satu masalah yang dihadapi Indonesia di bidang kependudukan. Hasil Sensus Penduduk tahun 2010 menunjukkan bahwa
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. penduduk yang sangat tinggi dan sangat padat. Di dunia, Indonesia berada pada posisi
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan Negara berkembang merupakan Negara dengan jumlah penduduk yang sangat tinggi dan sangat padat. Di dunia, Indonesia berada pada posisi keempat dengan
Lebih terperinciBAB 3 PERUMUSAN INDIKATOR - INDIKATOR BENCANA TSUNAMI DI KOTA PADANG
BAB 3 PERUMUSAN INDIKATOR - INDIKATOR BENCANA TSUNAMI DI KOTA PADANG Pada bahagian ini akan dilakukan perumusan indikator indikator dari setiap faktor faktor dan sub faktor risiko bencana yang sudah dirumuskan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk terbanyak
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk terbanyak keempat di dunia setelah Cina, India, dan Amerika Serikat. Hasil penelitian PRB (Population
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dapat diatasi. Permasalahan ini antara lain diwarnai jumlah yang besar
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah kependudukan di Indonesia sampai saat sekarang belum dapat diatasi. Permasalahan ini antara lain diwarnai jumlah yang besar dengan pertumbuhan yang tinggi, serta
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Angka pertumbuhan penduduk yang tinggi merupakan salah satu masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Angka pertumbuhan penduduk yang tinggi merupakan salah satu masalah kependudukan yang masih terjadi di Indonesia. Indonesia berada di urutan keempat negara dengan jumlah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. peningkatan. Realita yang ada saat ini masih banyak masyarakat yang belum bisa
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara yang penduduknya sangat padat. Hal ini terlihat dari angka kelahiran yang terjadi di setiap tahunnya mengalami peningkatan.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dalam hal ini adalah keluarga.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penduduk merupakan modal dasar utama dalam pembangunan suatu negara. Penduduk yang besar dan berkualitas merupakan investasi yang berharga dengan produktifitasnya yang
Lebih terperinciWALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT
WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN WALIKOTA PADANG NOMOR 02 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN WALIKOTA PADANG NOMOR 21 A TENTANG PEGAWAI HONOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian
1 A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Gambaran umum pernikahan usia dini di Jawa Barat menurut Kepala seksi advokasi dan Komunikasi Informasi Edukasi (KIE) Santoso (dalam BKKBN) mengatakan,
Lebih terperinci