BAB II TINJAUAN PUSTAKA. persediaan (inventory) merupakan barang yang disimpan untuk digunakan atau

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA. persediaan (inventory) merupakan barang yang disimpan untuk digunakan atau"

Transkripsi

1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian dan Arti Penting Persediaan 1. Pengertian Persediaan persediaan (inventory) merupakan barang yang disimpan untuk digunakan atau dijual pada periode mendatang. Persediaan erat hubungannya dengan operasional perusahaan, baik perusahaan yang bergerak dalam bidang perdagangan maupun industri. Jika penanganan persediaan tidak dilaksanakan dengan baik maka akan mengakibatkan resiko terganggunya proses produksi atau tidak terpenuhinya pesanan pembelian, akibatnya dapat merugikan perusahaan. Sifat atau batasan barang yang dapat diklasifikasikan sebagai persediaan adalah bervariasi sesuai dengan aktivitas perusahaan. Untuk mengetahui apakah pengertian persediaan itu, penulis akan menjelaskan batasan-batasannya. Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (2004:14) pengertian persediaan adalah sebagai berikut : Persediaan adalah aktiva : a. Tersedianya untuk dijual dalam kegiatan usaha normal b. Dalam proses produksi dan atau dalam perjalanan, atau c. Dalam bentuk bahan atau perlengkapan (supplier) untuk digunakan dalam proses produksi atau pemberian jasa. Sedang menurut Soemarso S.R (2004:384) persediaan adalah barangbarang yang dimiliki oleh perusahaan untuk dijual kembali. Persediaan terjadi apabila jumlah bahan atau barang yang diadakan (dibeli atau dibuat sendiri).

2 Dan menurut Warren et al (2004:440) istilah persediaan dapat disrtikan sebagai : a. Barang dagang yang disimpan untuk dijual dalam operasional normal perusahaan. b. Bahan yang terdapat dalam proses produksi atau yang disimpan untuk tujuan perusahaan tersebut. Dari beberapa defenisi diatas dapat disimpulkan bahwa persediaan merupakan salah satu unsure yang paling aktif dalam operasi perusahaan yang secara kontinue diperoleh atau diproduksi maupun dijual. Persediaan pada perusahaan industri dan jasa adalah berbeda ditinjau dari sifat dan jenisnya, tetapi fungsinya sama yaitu untuk dijual dan merupakan unsur yang sangat aktif didalam perusahaan. Menurut M. Arief (2004:47) Persediaan obat adalah semua bahan tunggal atau campuran yang dipergunakan oleh semua makhluk untuk bagian dalam dan luar tubuh guna mencegah, meringankan, dan menyembuhkan. Jika secara tegas dapat disimpulkan bahwa yang dinamakan persediaan obat adalah semua bahan atau campuran bahan untuk dipergunakan dalam menentukan diagnosi, mencegah, mengurangi, menghilangkan, menyembuhkan penyakit atau gejala penyakit, luka atau kelainan jasmani ataupun rohani pada manusia atau hewan. Alasan-alasan untuk menyimpan persediaan : a. Untuk menyeimbangkan biaya pemesanan atau perencanaan dan biaya penyimpanan (carrying cost). Tindakan memaksimalkan keuntungan mensyaratkan bahwa biaya-biaya yang terkait dengan persediaan

3 diminimalkan. Namun demikian, meminimalkan biaya penyimpanan berarti menimbulkan biaya pemesanan membesar, sementara meminimalkan biaya pemesanan akan menimbulkan pesanan dalam jumlah besar. Oleh karena itu, diperlukan keseimbangan antara kedua biaya ini agar biaya persediaan dapat diminimalkan. b. Untuk memuaskan permintaan pelanggan (misalnya, untuk memenuhi jatuh tempo pengiriman). Adanya ketidakpastian dalam permintaan merupakan alasan kedua untuk menyimpan persediaan. Bahkan walau biaya memesan dan mengatur persediaan tidak terlalu besar, perusahaan tetap akan menyimpan persediaan karena adanya biaya-biaya kekurangan persediaan. c. Untuk menghindari fasilitas manufaktur yang tidak bisa bekerja lagi karena adanya kegagalan mesin, suku cadang yang rusak, suku cadang yang tidak tersedia ataupun karena pengiriman suku cadang yang terlambat. d. Proses produksi yang tidak dapat diandalkan dapat juga menciptakan permintaan untuk memproduksi persediaan ekstra. Misalnya, suatu perusahaan memutuskan untuk memproduksi berlebih dari yang dibutuhkan untuk memenuhi permintaan karena proses produksi seringkali menghasilkan produk yang tidak seragam dalam jumlah yang cukup besar. e. Untuk mengambil keuntungan dari diskon-diskon, perusahaan juga dapat mengambil keuntungan karena adanya diskon jika perusahaan membeli bahan baku jumlah besar.

4 f. Untuk berjaga-jaga jika terjadi kenaikan harga di masa mendatang..perusahaan akan membeli bahan baku dalam jumlah yang lebih besar dari yang di butuhkan jika akan terjadi kenaikan harga di masa yang akan datang. 2. Fungsi Persediaan Disamping persediaan sebagai fungsi cadangan, persediaan juga memiliki : a. Fungsi decoupling Fungsi penting persediaan adalah memungkinkan operasi perusahaan internal dan eksternal mempunyai kebebasan (independence). Persediaan decouples ini memungkinkan perusahaan dapat memenuhi permintaan langganan tanpa tergantung pada supplier. b. Fungsi Economic Lot Sizing Melalui penyimpanan persediaan, perusahaan dapat memproduksi dan membeli sumber daya-sumber daya dalam kuantitas yang dapat mengurangi biaya per unit. c. Fungsi Antisipasi Perusahaan sering menghadapi fluktuasi permintaan yang dapat diperkirakan dan diramalkan berdasarkan pengalaman atau datadata masa lalu, yaitu permintaan musiman. Perusahaan juga sering mengalami ketidakpastian jangka waktu pengiriman dan permintaan akan barang-barang selama periode pesanan kembali.

5 Persediaan antisipasi ini penting agar kelancaran proses tidak terganggu. 3. Jenis-jenis Persediaan Persediaan atau inventory adalah sejumlah bahan-bahan atau barang-barang yang disediakan oleh perusahaan baik barang jadi, bahan mentah, maupun barang yang masih dalam proses. Oleh sebab itu persediaan merupakan suatu unsure yang penting dalam usaha mencapai tingkat penjualan yang dikehendaki. Persediaan yang disimpan perusahaan mungkin terdiri dari barang-barang yang tahan lama, barang-barang yang mudah rusak, yang mahal dan yang murah. Hal tersebut tergantung dari sifat perusahaannya. Menurut Rangkuti (2000:7) dilihat dari fungsinya, persediaan dapat dibedakan atas : a. Batch Stock atau Lot Size Inventory yaitu persediaan yang diadakan karena kita membeli atau membuat bahan-bahan/barang-barang dalam jumlah yang lebih besar dari pada jumlah yang dibutuhkan pada saat itu. Keuntungan batch stock atau lot size inventory antara lain : 1. Potongan harga pada harga pembelian. 2. Efesiensi produksi. 3. Penghematan biaya angkutan. b. Fluctuation Stock adalah persediaan yang diadakan untuk menghadapi fluktuasi permintaan konsumen yang tidak dapat diramalkan. c. Anticipation Stock yaitu persediaan yang diadakan untuk menghadapi fluktuasi permintaan yang dapat diramalkan, berdasarkan pola musiman

6 yang terdapat dalam satu tahun dan untuk menghadapi penggunaan atau penjualan permintaan yang meningkat. Walaupun kita mengetahui persediaan menurut fungsinya, tetapi perlu kita ketahui bahwa persediaan itu sendiri merupakan fungsi cadangan dank arena itu hendaknya harus dapat digunakan secara efesien. 4. Biaya-biaya Persediaan Biaya-biaya yang timbul dari adanya persediaan meliputi : a. Biaya Pemesanan (ordering cost) merupakan biaya-biaya penempatan dan penerimaan pesanan. Biaya-biaya pemesanan secara terperinci meliputi adanya penghematan di dalam biaya angkutan, pemrosesan pesanan dan biaya ekspedisi, upah, biaya telephone, pengeluaransuratmenyurat, biaya pengepakan dan penimbangan, biaya pemeriksaan (inspeksi) penerimaan, biaya pengiriman ke gudang, biaya hutang lancer, dan sebagainya. b. Biaya perencanaan (Persediaan) (set up cost) merupakan biaya untuk menyiapkan peralatan dan fasilitas sehingga mereka dapat digunakan untuk memproduksi komponen atau produk tertentu. Biaya-biaya ini terdiri dari biaya mesin-mesin menganggur, biaya persiapan tenaga kerja langsung, biaya penjadwalan, biaya ekspedisi, dan sebagainya. c. Biaya Penyimpanan (carrying cost) merupakan biaya-biaya yang dikeluarkan untuk menyimpan persediaan. Termasuk didalamnya adalah asuransi, pajak persediaan, keusangan, biaya kesempatan dari dana-dana

7 yang tersimpan dalam persediaan, biaya-biaya penanganan persediaan, dan biaya gudang. Biaya pemesanan dan biaya perencanaan (persediaan) pada dasarnya sama, keduanya mewakili biaya-biaya yang timbul untuk memperoleh persediaan. Perbedaan di antara mereka terletak pada kegiatan yang mendahului (mengisi dan menempatkan pesanan dengan perencanaan peralatan dan fasilitas). d. Biaya kekurangan persediaan (stockout cost) merupakan biaya-biaya yang timbul karena tidak memiliki produk disaat ada permintaan oleh pelanggan. Biaya-biaya yang termasuk biaya kekurangan bahan adalah biaya kehilangan penjualan, kehilangan langganan, biaya pemesanan khusus, biaya ekspedisi, selisih harga, terganggunya operasi, tambahanpengeluaran kegiatan manajerial, dan sebagainya. 5. Tingkat Perputaran Persediaan (Inventory Turnover) Pada perusahaan perdagangan, persediaan selalu dalam perputaran, yang selalu dibeli dan dijual. Tingkat perputaran persediaan selalu dalam perputaran, yang selalu dibeli dan dijual. Tingkat perputaran persediaan dalam suatu periode tertentu dapat diketahui dengan cara sebagai berikut : Tingkat perputaran persediaan = Harga Pokok Penjualan/Rata-rata persediaan. Sedangkan, Rata-rata persediaan = (persediaan awal tahun + persediaan akhir tahun ) : 2 Tinggi rendahnya tingkat perputaran persediaan mempunyai efek yang langsung terhadap besar kecilnya modal yang diinvestasikan dalam persediaan.

8 Makin tinggi tingkat perputaran persediaannya, berarti makin cepat perputarannya. Hal ini berarti makin pendek waktu terikatnya modal dalam persediaan, sehingga untuk memenuhi volume penjualan atau harga pokok penjualan tertentu dengan naiknya tingkat perputaran persediaannya dibutuhkan modal yang lebih kecil. Apabila modal yang digunakan untuk membelanjai persediaan tersebut adalah modal asing, maka kenaikan tingkat perputaran persediaan akan memperkecil beban bunganya dan apabila yang digunakan modal sendiri, maka kelebihan modal tersebut dapat diinvestasikan pada aktiva lainnya yang lebih efisien Sistem Persediaan 1. Pengertian Sistem Persediaan Sistem persediaan adalah serangkaian kebijaksanaan dan pengendalian yang memonitor tingkat persediaan dan menentukan tingkat persediaan yang harus dijaga, kapan persediaan harus di isi, dan berapa besar pesanan yang harus dilakukan. Sistem ini bertujuan menetapkan dan menjamin tersedianya sumber daya yang tepat, dalam kuantitas yang tepat dan pada waktu yang tepat. Ada dua sistem persediaan yang umum yaitu kuantitas pesana yang ekonomis (atau disebut juga economic order quantity,eoq, modelq, dan fixed order quantity) dan model fixed time periop (juga berarti periode system,periodic review system,fixed order interval system, dan model P). perbedaan utama di antara keduanya adalah model fixed order quantity dipicu oleh kejadian sedangkan model fixed time period dipicu oleh waktu.

9 Model fixed order quantity menempatkan pesanan apabila terjadi kejadiaan tercapainya tingkat pemesanan kembali (reorder point). Kejadiaan ini dapat terjadi kapanpun juga, tergantung pada permintaan untuk bahan yang dipertimbangkan. Kebalikannya, model fixed time period menempatkan pesananya pada akhir periode yang telah ditetapkan. Untuk menggunakan model fixed order quantity dimana pesanan ditempatkan apabila persediaan yang ad turun titik pemesanan kembali, R., persediaan yang masih ada harus selalu di monitor. Model ini merupakan system perpetual yang menghendaki bahwa setiap waktu ada pengambilan dari persediaan atau pun ada tambahan ke persediaan, catatan harus diperbaharui untuk memastikan titik pemesanan kembali sudah atau belum terlampaui. Dalam model fixed time period menghitung persediaan hanya pada saat periode yang telah ditentukan (review period) Ada beberapa perbedaan antara kedua system itu: a. model fixed time period mempunyai rata-rata persediaan yang besar karena itu harus mamberikan perlindungan terhadap kehabisan stock selama satu periode yang telah ditetapkan,t; sedangkan model fixed order quantity tidak ada periode yang telah ditetapkan. b. Model fixed order quantity biasanya untuk bahan yang mahal karena rata-rata persediaan yang rendah. c. Model fixed oerder quantity lebih cocok untuk bahan yang penting.

10 d. Model fixed oerder quantity menghendaki lebih banyak waktu karena setiap pengurangan atau penambahan harus dicatat. Ada dua sistem persediaan yang umum yaitu yaitu kuantitas pesanan yang ekonomis a. Model kuantitas pesanan yang ekonomis (atau disebut juga economic order quantity, EOQ, model Q, dan fixed order quantity) b. Model fixed time period (juga berarti periodic system, periodic review system, fixed order interval system, dan model P) Perbedaan utama diantara keduanya adalah model fixed order quantity dipicu oleh kejadian, sedangkan model fixed time period dipicu oleh waktu. 2. Kuantitas Pesanan Ekonomis (Economc Order Quantiy-EOQ). Kuantitas pesanan Ekonomis adalah ukuran pesanan yang meminimumkan jumlah biaya pemesanan serta biaya penyimpanan persediaan. Dalam mengembangkan kebijakan persediaan, terdapat 2 pertanyaan pokok yang harus diperhatikan : a. Berapa banyak yang harus dipesan (atau diproduksi)? b. Kapan seharusnya pemesanan dilakukan (atau kapan perencanaan persediaan dilakukan)?

11 Pertanyaan pertama tersebut di atas harus dijawab terlebih dahulu sebelum pertanyaan kedua dapat dijawab. Asumsi Kuantitas Pesanan Ekonomis adalah : a. Permintaan diketahui dengan pasti dan relatif konstan sepanjang waktu b. Harga per unit produk adalah konstan c. Biaya Penyimpanan per unit per tahun adalah konstan d. Biaya pemesanan per pesanan adalah konstan e. Waktu tunggu antara pesanan dilakukan dan penerimaan pesanan adalah konstan f. Tidak terjadi kekurangan barang atau back orders Kuantitas pesanan ekonomis berusaha untuk memperkirakan titik yang spesifik, R, dimana pesanan akan diletakan dan jumlah dari pesanan it, Q. Titik pesanan, R, selalu jumlah unit yang spesifik. Jumlah pesanan (Q) ditempatkan ketika persediaan yang tersedia mencapai titik R. Posisi persediaan diartikan sebagai persediaan yang ada di tangan ditambah persediaan yang sudah dipesan dikurangi jumlah order yang tidak terpenuhi. Untuk menghitung jumlah yang dipesan digunakan rumus : 2DS Q opt H Untuk menghitung jumlah biaya tahunan :

12 Jumlah biaya tahunan = Biaya pembelian tahunan + Biaya pemesanan tahunan + Biaya penyimpanan tahunan Atau D Q TC=DC+ S H Q 2 Dimanan : TC = Total Biaya Tahunan D = Permintaan (Tahunan) C = Biaya per unit Q = Jumlah yang dipesan ( jumlah optimum ini yang ditunjukan oleh economic order quantity-eoq-atauqopt) S = Biaya penempatan pesanan R = Titik pemesanan kembali L = Waktu tunggu(lead time) H = Biaya penyimpanan per unit dari rata-rata persediaan (seringkali, biaya penyimpanan ini dalam persentase dari biaya per bahan, seperti H=iC dimana I adalah persentase dari biaya penyimpanan) Titik Pemesanan Ulang (Reorder Point) Titik pemesanan ulang merupakan titik waktu dimanan pesanan baru (atau produksi baru) harus dilakukan. Titik waktu ini merupakan fungsi dari EOQ, waktu tunggu, dan tingkat dimana persediaan sudah habis. Waktu tunggu merupakan waktu yang

13 diperlukan untuk menerima kuantitas pesanan ekonomis ketika suatu pesanan dilakukan atau ketika produksi dimulai. Bila diasumsikan permintaan konstan dan waktu tunggu konstan, tidak memerlukan persediaan pengaman, R atau titik pemesanan kembali dapat dirumuskan sebagai : R = d L Dimana : d = Rata-rata permintaan harian (konstan) L = Waktu tunggu dalam hari (konstan) Potongan Harga Kebanyakan supplier menawarkan insentif kepada pembeli dalam bentuk harga per unit yang lebih rendah untuk jumlah pembelian tertentu. Biasanya discount atau potonggan akan diberikan pada jumlah pembelian yang besar.pembeli yang melakukan pembelian dalam jumlah besar akan memperoleh beberapa keuntungan antara lain harga per-unit yang lebih rendah, Biaya transportasi yang lebih rendah, Biaya pesan lebih rendah, terhindar dari kemunggkinan kehabisan persediaan (out of stock) Akan tetapi pembelian dalam jumlah besar bisa juga menimbulkan beberapa akibat yang merugikan seperti carrying cost menjadi lebih tinggi, persediaan terlalu lama disimpan sehingga terancam kerusakan kualitas, perputaran persediaan menjadi lebih besar, dana yang dibutuhkan menjadi lebih besar.

14 Keuntungan dan kerugian seperti itu harus dipertimbangkan sebelum memutuskan untuk menerima tawaran discount dari supplier. Dasar pertimbangkan yang bisa dipakai untuk memutuskan apakah perusahaan sebaiknya memanfaatkan tawaran discount atau tidak adalah total biaya dalam setahun. Misalnya, Perusahaan apabila tidak ada tawaran pongan harga dari supplier melakukan pembelian sebanyak 4x dalam setahun, dengan setiap kali beli sejumlah 400kg (EOQ). Adanya tawaran discount dapat merubah kebijaksaan ini. Perushaan memiliki kebutuhan setahun 1600 kg, ordering cost Rp. 100,- untuk setiap kali pesan dan carrying cost 20% dari nilai rata-rata. Table 2.1. Potongan Harga Jumlah Pembelian (kg) Potongan Harga (%) Harga per kg (Rp) Rp.10, Rp.9, lebih 3 Rp.9,7 Dari data ini total incremental cost (TIC) pada berbagai alternative pembelian dapat dihitung pada table di bawah ini. Table 2.2. Total Biaya Pada Berbagai Alternatif Pembelian Pembelian EOQ, 400 kg pada (Q1) Pembelian 500 kg Pembelian 1600 kg (Q2) harga Rp.9,8/ (Q3) harga Rp.9,7/

15 Pembelian setahun harga Rp. 10/kg (Pi) kg(pi) kg(pi) Rp ,00 Rp ,00 Rp ,00 (Pi x 1600 kg) Ordering cost (Rp. 100 x (1600:Q)) Carrying cost Rp. 400,00 Rp. 320,00 Rp.100,00 Rp. 400,00 Rp. 490,00 Rp ,00 (20% x (9QxHarga/unit):2) TIC Rp ,00 Rp ,00 Rp ,00 Perhitungan diatas dapat dijelaskan sebagai berikut : a. Jika perusahaan tidak membeli sebesar 400 kg pada setiap pembelian berarti perusahaan tidak memperoleh potongan harga, sehingga jumlah biaya pembelian setahun = 1600 kg x Rp. 10,- = Rp ,-. Dalam setahun berarti terjadi 4x pembelian sehingga ordering cost = 4 x Rp. 100,- = Rp. 400,-. Sedangkan carrying cost = 20%x((400 kg x Rp. 10,-):2) = Rp. 400,- b. Jika perusahaan akan membeli sebesar 500 kg pada setiap kali pembelian, perusahaan akan memperoleh potongan harga sebesar 2% atau pada harga Rp. 9,8. Biaya pembelian setahun = 1600 kg x Rp. 9,8 = Rp ,-. Dalam setahun berarti ada 3,2 kali pembelian. Ordering cost = 3,2 x Rp. 100,- = Rp. 320,-. Adapun carrying cost = 20% x ((500 kg x Rp. 9,8):2) = Rp. 490,-. c. Jika pembelian sebesar kg perusahaan akan memperoleh potongan harga sebesar 3% atau pada harga Rp. 9,7. Biaya pembelian setahun = 1600 kg x Rp. 9,7 = Rp ,-. Dalam setahun terjadi pembelian

16 sebanyak 1 kali. Ordering cost = 1x Rp. 100,-. Carrying cost = 20% x ((1600 kg x Rp. 9,7):2) = Rp ,-. Dari hasil perhitungan ini dapat dilihat bahwa pembelian sejumlah 500 kg dengan discount 2% lebih menguntungkan dari pada pembelian pada tingkat 400 kg atau 1600 kg Menetapkan Persediaan Pengaman Persediaan Pengaman (safety stock) merupakan persediaan ekstra yang disimpan sebagai jaminan dalam menghadapi permintaan yang berfluktuasi. Jika perusahaan menyimpan persediaan pengaman yang tidak mencukupi, maka interupsi serta kesemerawutan operasi dapat terjadi dan stockout bisa sering timbul. Stok pengaman dalam jumlah yang ideal akan memperkecil kemungkinan terjadinya stockout dan biaya penyimpanan persediaan. Biaya tidak berwujud yang diakibatkan oleh stockout sulit untuk diukur nilai dari hubungan baik dengan pelanggan dan penjualan yang tidak dapat dipenuhi. Faktor-faktor yang menentukan besarnya persediaan pengaman adalah : a. penggunaan bahan rata-rata salah satu dasar untuk memperkirakan penggunaan bahan baku selama periode tertentu, khususnya selama periode pemesanan adalah rata-rata penggunaan bahan baku pada masa sebelumnya. Hal ini perlu diperhatikan karena setelah kita mengadakan pesanan penggantian, maka pemenuhan kebutuhan atau permintaan dari langganan sebelum barang yang di pesan dating, harus dapat dipenuhi dari persediaan yang ada. Kebutuhan atau

17 permintaan dari langganan biasanya turun naik (variable) dan tidak dapat diramalkan dengan penuh keyakinan. Oleh karena itu walaupun kita telah meramalkan atau menaksir penggunaan untuk kebutuhan atau permintaan langgan, akan tetapi tetap ada resiko yang tidak dapat dihindarkan dari persediaan yang telah ditetapkan sebelumnya atas taksiran tersebut habis sama sekali sebelum pergantian bahan /barang dari pesanan datang. turun naiknya penggunaan ini membutuhkan kita mencari metode untuk dapat memperkirakannya,seperti metode rata-rata hitung (average mean). Disamping rata-rata, perlu pula diketahui penyimpangan dari rata-rata tersebut, karena adanya penggunaan yang turun naik. b. faktor waktu atau lead time Didalam pengisian kembali persediaan terdapat suatu perbedaan waktu yang cukup lama antara saat mengadakan pesanan untuk penggatian atau pengisiaan kembali persediaan dengan saat penerimaan barang-barang yang dipesan tersebut diterima dan di masukkan ke dalam persediaan. Perbedaan waktu ini lah yang disebut lead time. Jadi yang dimaksudkan dengan lead time adalah lamanya waktu antara mulai dilakukannya pemesanan bahan-bahan sampai dengan kedatangan bahan-bahan yang di pesan tersebut dan diterima di gudang persediaan. Lamanya waktu tersebut tidaklah sama antara satu pesanan dengan pesanan yang lain tetapi bervariasi. Oleh karena itu untuk suatu pesanan yang dilakukan lamanya waktu ini harus diperkirakan atau ditaksir, walaupun resiko kesalahan masih tetap ada karena mungkin lebih besar atau kecil. Biasanya persediaan yang diadakan adalah untuk

18 menutupi kebutuhan selama lead time yang diperkirakan. Akan tetapi apabila kedatangan bahan tersebut terlambat atau lead time yang terjadi lebih besar dari pada yang diperkirakan. Maka persediaan yang ditetapkan semula tidak dapat memenuhi kebutuhan penggunaan. Oleh karena itu, dibutuhkan adanya persediaan pengaman untuk menghadapi keterlambatan kedatangan bahan yang dapat menggakibatkan kemacetan produksi.perkiraan atau penaksiran lead time dari suatu pesanan yang melakukan, biasanya dengan menggunakan rata-rata hitung dari lead time dari beberapa kali pemesanan sebelumnya. Sedangkan resiko kesalahan dari perkiraan ini diatasi dengan menetapkan persediaan pengaman dapat didasarkan atas deviasi standar dari lead time dari beberapa kali pemesanan sebelumnya tersebut atau dengan melihat kemungkinan (probabilitas) dari adanya keterlambatan kedatagan bahan dari beberapa pesanan yang lalu. Ada beberapa cara untuk mengestimasi persediaan pengaman. Salah satunya adalah dengan menetapkan kuantitas bahan yang digunakan dalam beberapa hari tertentu sebagai persediaan pengaman. Metode lainnya mempertimbangkan fluktuasi di antara penggunaan harian maksimum dengan penggunaan rata-rata. Persediaan pengaman di hitung sebagai berikut: Persediaan pengaman = (penggunaan harian maksimum penggunaan harian rata-rata) x waktu tunggu Dengan adanya persediaan pengaman, titik pemesanan ulang dapat dihitung sebagai berkut:

19 Titik pemesanan ulang = (tingkat pemakaian rata-rata x waktu tunggu) + persediaan penggaman Metode lainnya lagi adalah dengan menghitung probabilitas terjadinya stock out pada berbagai tingkatan atau jumlah persediaan pengaman dan menetukan perkiraan biaya stockout tahunan. Biaya tahunan untuk menyimpan persediaan pengaman ditambahkan ke dalam biaya ini. Total biaya penyimpanan per tahun meningkat dengan bertambahnya tingkat persediaan pengaman,tetapi biaya stockout itu. Sasaranya adalah untuk menentukan berapa jumlah persediaaan pengaman yang mengakibatkan biaya tahunan terendah. Dalam menggunakan metode ini dipakai asumsi bahwa lead time adalah konstan dan seluruh barang yang dipesan diserahkan oleh supplier pada suatu saat yang sama. Dengan asumsi ini, terjadinya stockout bukan disebabkan karena perubahan (fluktuasi) dari lead time atau penyerahan bahan yang dipesan tidak pada saat yang sama,akan tetapi stockout terjadi karena adanya penambahan dalam permintaan atau penambahan dalam penggunaan.misalnya, sebuah perusahaan membutuhkan bahan tertentu sebanyak 3600 unit untuk keperluan produksinya. Pimpinan perusahaan telah menetapkan atas dasar analisis jumlah pesanan yang ekonomis, bahwa pesanan dilakukan sebanyak 5 kali dalam setahunnya adalah yang optimum bagi perusahaan. Penggunaan bahan tersebut setiap harinya adalah 50 unit, sedangkan lead time adalah 6 hari. Sehingga dengan dasar ini dapat diketahui

20 bahwa pada tingkat persediaan 300 unit. Perusahaan akan melakukan pemesanan kembali, bila seandainya tidak ada persediaan penyelamat. Kerugian yang ditimbulkan karena terjadinya kekurangan bahan (stockout) satu unit adalah sebesar Rp. 50,00 sedangkan carrying cost dari adanya persediaan penyelamat satu unit Rp. 10,00. Atas dasar pengalaman selama periode pemesanan seperti terdapat pada table 2.1. dibawah ini. Table 2.3. Probabilitas Penggunaan Bahan Selama Periode Pemesanan Penggunaan selama Banyaknya Probabilitas Periode pemesanan penggunaan penggunaan (dalam unit) (dalam kali) kali 100% Dari tabel diatas diketahui bahwa apabila perusahaan melakukan persediaan kembali pada tingkat persediaan 300 unit, maka kemungkinan perusahaan selamat sebesar 81% dan kemungkinan terjadinya stockout sebesar 19% (0,09+0,07+0,03) dalam satu kali periode pesanan.

21 Seperti telah dikatakan sebelumnya bahwa dalam usaha melakukan pengadaan persediaan penyelamat yang menguntungkan, perusahaan akan memilih tingkat persediaan penyelamat di mana total cost (cost of stockout + carrying cost) adalah yang terendah.untuk ini perusahaan akan menghitung kerugian-kerugian dan biaya-biaya yang ditimbulkan pada tingkat persediaan pengaman seperti tersebut di bawah ini. 1. Dengan pengadaan persediaan penyelamat sebesar 50 unit, kemungkinan terjadinya stockout hanya terjadi pada tingkat penggunaan 400 dan 450 unit, yaitu sebesar 0,07 + 0,03 + 0,1. 2. Dengan pengadaan persediaan penyelamat sebesar 100 unit, kemungkinan terjadinya stockout hanya terjadi pada tingkat penggunaan 450 unit, yaitu sebesar 0,03 + 0,3. 3. Dengan persediaan penyelamat 150 unit, kemungkinan stockout tidak ada. Tabel 2.4. Biaya Dari Kebijaksanaan Pengadaan Persediaan Penyelamat Persediaan penyelamat Biaya karena stockout Biaya carrying cost per tahun Total biaya per tahun (safety stock) 0 Rp.4000,00 0 Rp.4000,00 50 Rp.1625,00 50 x Rp.10,00 = Rp.500, Rp.375, x Rp.10,00 = Rp.1000, Rp.0, x Rp.10,00 = Rp.1500,00 Rp.2125,00 Rp.1375,00 Rp.1500,00

22 Dari tabel diatas terlihat bahwa pengadaan persediaan penyelamat (safety stock) yang sebaiknya dimiliki perusahaan adalah sebesar 100 unit, karena menghasilkan total biaya yang terendah, yaitu sebesar Rp.1375,00. Dengan demikian apabila seandainya perusahaan melakukan pengadaan persediaan penyelamat, maka titik pemesanan kembali (reorder point) akan berubah, yaitu pada jumlah dari hasil perkalian besarnya rata-rata penggunaan setiap harinya dengan panjangnya masa waktu tunggu, ditambah dengan persediaan penyelamat (safety stock). Dalam contoh ini, apabila perusahaan mengadakan persediaan penyelamat sebesar 100 unit, titik pemesanan kembali (reorder point) adalah : 50 x = 400 unit.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persediaan 2.1.1 Pengertian Persediaan Masalah umum pada suatu model persediaan bersumber dari kejadian yang dihadapi setiap saat dibidang usaha, baik dagang ataupun industri.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pentingnya Persediaan Bagi Perusahaan Suatu perusahaan akan selalu mempunyai persediaan, baik persediaan berupa persediaan bahan baku, persediaan barang setengah jadi ataupun persediaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Arti dan Fungsi Persediaan 2.1.1 Pengertian Persediaan Pengertian persediaan menurut Handoko (1996) adalah suatu istilah umum yang menunjukkan segala sesuatu atau sumberdaya-sumberdaya

Lebih terperinci

ANALISIS MANAJEMEN PERSEDIAAN PADA PT. KALIMANTAN MANDIRI SAMARINDA. Oleh :

ANALISIS MANAJEMEN PERSEDIAAN PADA PT. KALIMANTAN MANDIRI SAMARINDA. Oleh : ANALISIS MANAJEMEN PERSEDIAAN PADA PT. KALIMANTAN MANDIRI SAMARINDA Oleh : Boys Bidil Noor Fakultas Ekonomi, Univeritas 17 agustus Samarinda Email : boy.aidil@gmail.com ABSTRAKSI Penelitian ini untuk bertujuan

Lebih terperinci

Manajemen Persediaan (Inventory Management)

Manajemen Persediaan (Inventory Management) Manajemen Persediaan (Inventory Management) 1 A. PERSEDIAAN (INVENTORY) Persediaan adalah bahan/barang yang disimpan yang akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu misalnya untuk proses produksi atau

Lebih terperinci

BAB X MANAJEMEN PERSEDIAAN

BAB X MANAJEMEN PERSEDIAAN BAB X MANAJEMEN PERSEDIAAN 10.1. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Besarnya Persediaan Perusahaan Manufaktur pada umumnya mempertahankan 3 jenis persediaan: a. Persediaan Bahan Baku, Faktor- faktor yang

Lebih terperinci

INVENTORY. (Manajemen Persediaan)

INVENTORY. (Manajemen Persediaan) INVENTORY (Manajemen Persediaan) Pendahuluan Yaitu: Segala sesuatu/sumber-sumber daya organisasi yang disimpan dalam antisipasinya terhadap pemenuhan permintaan Sekumpulan produk phisikal pada berbagai

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Persediaan Persediaan dapat diartikan sebagai aktiva yang meliputi barang-barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode tertentu, atau persediaan

Lebih terperinci

INVENTORY. Bambang Shofari

INVENTORY. Bambang Shofari INVENTORY Bambang Shofari 1 Inventory atau persediaan istilah yang menunjukkan sumberdaya sumberdaya organisasi yang disimpan dalam antisipasinya terhadap pemenuhan permintaan sumber daya internal dan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Persediaan merupakan suatu aktiva yang meliputi barang-barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode usaha tertentu, atau persediaan barang-barang yang masi

Lebih terperinci

BAB II ECONOMIC ORDER QUANTITY

BAB II ECONOMIC ORDER QUANTITY BAB II ECONOMIC ORDER QUANTITY II. 1. Persediaan II. 1. 1. Pengertian Persediaan Setiap perusahaan baik perusahaan jasa, perusahaan dagang dan perusahaan manufaktur selalu berusaha untuk mengadakan persediaan.

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY)

MANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY) MANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY) KONSEP DASAR Salah satu fungsi manajerial yang sangat penting dalam operasional suatu perusahaan adalah pengendalian persediaan (inventory controll), karena kebijakan persediaan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Pengendalian Persediaan Setiap perusahaan, apakah itu perusahaan dagang, pabrik, serta jasa selalu mengadakan persediaan, karena itu persediaan sangat penting. Tanpa adanya

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY)

MANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY) MANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY) KONSEP DASAR Salah satu fungsi manajerial yang sangat penting dalam operasional suatu perusahaan adalah pengendalian persediaan (inventory control), karena kebijakan persediaan

Lebih terperinci

Pertemuan 7 MANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY MANAGEMENT)

Pertemuan 7 MANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY MANAGEMENT) Pertemuan 7 MANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY MANAGEMENT) Objektif: 12. Mahasiswa dapat mengetahui pengertian dan jenis-jenis persediaan. 13. Mahasiswa dapat menghitung biaya-biaya dalam persediaan. 14.

Lebih terperinci

BAB 6 MANAJEMEN PERSEDIAAN

BAB 6 MANAJEMEN PERSEDIAAN BAB 6 MANAJEMEN PERSEDIAAN Perusahaan memiliki persediaan dengan tujuan untuk menjaga kelancaran usahanya. Bagi perusahaan dagang persediaan barang dagang memungkinkan perusahaan untuk memenuhi permintaan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Persediaan pada Supply Chain Persediaan adalah bahan atau barang yang disimpan yang akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu, misalnya untuk proses produksi atau perakitan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persediaan 2.1.1 Pengertian Persediaan Setiap perusahaan, apakah perusahaan itu perusahaan jasa ataupun perusahaan manufaktur, selalu memerlukan persediaan. Tanpa adanya persediaan,

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERSEDIAAN. ERLINA, SE. Fakultas Ekonomi Program Studi Akuntansi Universitas Sumatera Utara

MANAJEMEN PERSEDIAAN. ERLINA, SE. Fakultas Ekonomi Program Studi Akuntansi Universitas Sumatera Utara MANAJEMEN PERSEDIAAN ERLINA, SE. Fakultas Ekonomi Program Studi Akuntansi Universitas Sumatera Utara A. Pendahuluan Manajemen persediaan merupakan hal yang mendasar dalam penetapan keunggulan kompetatif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan perusahaan adalah untuk mendapat keuntungan dengan biaya

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan perusahaan adalah untuk mendapat keuntungan dengan biaya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Laju perekonomian yang semakin meningkat dan tingkat persaingan yang semakin tajam, suatu perusahaan harus lebih giat dalam mencapai tujuan. Tujuan perusahaan

Lebih terperinci

BAB II KONSEP PERSEDIAAN DAN EOQ. menghasilkan barang akhir, termasuk barang akhirnya sendiri yang akan di jual

BAB II KONSEP PERSEDIAAN DAN EOQ. menghasilkan barang akhir, termasuk barang akhirnya sendiri yang akan di jual BAB II KONSEP PERSEDIAAN DAN EOQ II.1 Pengertian Persediaan Persediaaan adalah semua sediaan barang- barang untuk keperluan menghasilkan barang akhir, termasuk barang akhirnya sendiri yang akan di jual

Lebih terperinci

BAB III METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY DAN PERIOD ORDER QUANTITY

BAB III METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY DAN PERIOD ORDER QUANTITY BAB III METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY DAN PERIOD ORDER QUANTITY A. Penentuan Ukuran Pemesanan (Lot Sizing) Lot sizing merupakan teknik dalam meminimalkan jumlah barang yang akan dipesan, sehingga dapat

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Persediaan 2.1.1 Pengertian Persediaan Setiap perusahaan, apakah perusahaan itu perusahaan jasa ataupun perusahaan manufaktur, selalu memerlukan persediaan. Tanpa adanya persediaaan,

Lebih terperinci

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Manajemen Persediaan Manajemen persediaan adalah menentukan keseimbangan antara investasi persediaan dengan pelayanan pelanggan (Heizer dan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Ristono (2009) persediaan adalah barang-barang yang disimpan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Ristono (2009) persediaan adalah barang-barang yang disimpan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persediaan Menurut Ristono (2009) persediaan adalah barang-barang yang disimpan untuk digunakan atau dijual pada masa atau periode yang akan datang. Persediaan terdiri dari persediaan

Lebih terperinci

ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN METODE EOQ. Hanna Lestari, M.Eng

ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN METODE EOQ. Hanna Lestari, M.Eng ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN METODE EOQ Hanna Lestari, M.Eng 1 Masalah produksi merupakan hal penting bagi perusahaan karena berkaitan dengan pencapaian laba perusahaan. Jika proses

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERSEDIAAN. Heizer & Rander

MANAJEMEN PERSEDIAAN. Heizer & Rander MANAJEMEN PERSEDIAAN Persediaan : stok dari elemen-elemen/item-item untuk memenuhi kebutuhan di masa yang akan datang atau bahan/barang yang disimpan yang akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Persediaan 2.1.1 Pengertian Persediaan Pada setiap perusahaan, baik perusahaan kecil, perusahaan menengah maupun perusahaan besar, persediaan sangat penting bagi kelangsungan

Lebih terperinci

Bab 2 LANDASAN TEORI

Bab 2 LANDASAN TEORI Bab 2 LANDASAN TEORI 1.8 Persediaan 2.1.1 Definisi dan Fungsi Persediaan Masalah umum pada suatu model persediaan bersumber dari kejadian yang dihadapi tiap saat di bidang usaha, baik dagang ataupun industri.

Lebih terperinci

ANALISIS PERHITUNGAN ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ) DAN PENGARUHNYA TERHADAP PENGENDALIAN PERSEDIAAN BARANG DAGANGAN

ANALISIS PERHITUNGAN ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ) DAN PENGARUHNYA TERHADAP PENGENDALIAN PERSEDIAAN BARANG DAGANGAN JURNAL Akuntansi & Keuangan Vol. 2, No. 2, September 2011 Halaman 303-316 ANALISIS PERHITUNGAN ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ) DAN PENGARUHNYA TERHADAP PENGENDALIAN PERSEDIAAN BARANG DAGANGAN (Studi Kasus

Lebih terperinci

Berupa persediaan barang berwujud yang digunakan dalam proses produksi. Diperoleh dari sumber alam atau dibeli dari supplier

Berupa persediaan barang berwujud yang digunakan dalam proses produksi. Diperoleh dari sumber alam atau dibeli dari supplier Hand Out Manajemen Keuangan I Disusun oleh Nila Firdausi Nuzula Digunakan untuk melengkapi buku wajib Inventory Management Persediaan berguna untuk : a. Menghilangkan resiko keterlambatan datangnya bahan

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERSEDIAAN

MANAJEMEN PERSEDIAAN MANAJEMEN PERSEDIAAN PERSEDIAAN: BAHAN / BARANG YG DISIMPAN & AKAN DIGUNAKAN UTK MEMENUHI TUJUAN TERTENTU MISAL UTK PROSES PRODUKSI / PERAKITAN, UNTUK DIJUAL KEMBALI & UTK SUKU CADANG DR SUATU PERALATAN

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERSEDIAAN

MANAJEMEN PERSEDIAAN MANAJEMEN PERSEDIAAN PERSEDIAAN: TIPE, MANFAAT DAN BIAYA Jenis Persediaan: a. Persediaan bahan mentah. Bahan mentah adalah bahan yang akan digunakan untuk memproduksi barang dagangan. b. Persediaan barang

Lebih terperinci

Manajemen Persediaan INVENTORY

Manajemen Persediaan INVENTORY Manajemen Persediaan INVENTORY Pendahuluan Yaitu: Segala sesuatu/sumber-sumber daya organisasi yang disimpan dalam antisipasinya terhadap pemenuhan permintaan. Sekumpulan produk phisikal pada berbagai

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Arti dan Peranan Pengendalian Persediaan Produksi

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Arti dan Peranan Pengendalian Persediaan Produksi BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Arti dan Peranan Pengendalian Persediaan Produksi Persediaan dapat diartikan sebagai bahan atau barang yang disimpan yang akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu, misalnya

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Fungsi Pengendalian Persediaan Masalah pengendalian persediaan merupakan salah satu masalah penting yang dihadapi oleh perusahaan. Kekurangan bahan baku akan mengakibatkan adanya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bagian bab ini memuat teori-teori dari para ahli yang dijadikan sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bagian bab ini memuat teori-teori dari para ahli yang dijadikan sebagai BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bagian bab ini memuat teori-teori dari para ahli yang dijadikan sebagai pendukung teori adanya penelitian ini. Teori-teori yang menjadi bahan rujukan berkaitan tentang manajemen

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Produksi dan Operasi Produksi, diartikan sebagai kegiatan yang dapat menimbulkan tambahan manfaat atau penciptaan faedah baru. Faedah atau manfaat ini dapat

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERSEDIAAN MANAJEMEN PERSEDIAAN

MANAJEMEN PERSEDIAAN MANAJEMEN PERSEDIAAN MANAJEMEN PERSEDIAAN Manajemen Investasi dan Pasokan Julius Nursyamsi MANAJEMEN PERSEDIAAN Persediaan membentuk hubungan antara produksi dan penjualan produk Persediaan dikelompokan : 1. Bahan baku 2.

Lebih terperinci

PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN MENGGUNAKAN METODE EOQ PADA UD. ADI MABEL

PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN MENGGUNAKAN METODE EOQ PADA UD. ADI MABEL PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN MENGGUNAKAN METODE EOQ PADA UD. ADI MABEL Fahmi Sulaiman 1 * & Nanda 1 1 Program Studi Teknik Industri, Politeknik LP3I Medan Tel: 061-7322634 Fax: 061-7322649

Lebih terperinci

Persediaan adalah barang yang sudah dimiliki oleh perusahaan tetapi belum digunakan

Persediaan adalah barang yang sudah dimiliki oleh perusahaan tetapi belum digunakan Persediaan adalah barang yang sudah dimiliki oleh perusahaan tetapi belum digunakan Persediaan merupakan faktor yang penting dalam mencapai tujuan perusahaan, karena kekurangan/kelebihan persediaan akan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persediaan 2.1.1 Pengertian Persediaan Persediaan dapat diartikan sebagai suatu aktiva yang meliputi barang-barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persediaan Semua jenis perusahaan baik itu perusahaan manufaktur, perusahaan jasa dan perusahaan dagang memiliki persediaan sebagai aktiva lancar. Persediaan bagi perusahaan

Lebih terperinci

MANAJEMEN PRODUKSI- OPERASI

MANAJEMEN PRODUKSI- OPERASI INVENTORY MANAGEMENT MANAJEMEN PRODUKSI- OPERASI Manajemen Persediaan Manajemen persediaan merupakan suatu cara untuk mengelola dan mengendalikan persediaan agar dapat melakukan pemesanan yang tepat sehingga

Lebih terperinci

ANALISIS PERSEDIAAN BAHAN BAKU KAIN DENGAN MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ) PADA WAROENG JEANS CABANG P. ANTASARI SAMARINDA

ANALISIS PERSEDIAAN BAHAN BAKU KAIN DENGAN MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ) PADA WAROENG JEANS CABANG P. ANTASARI SAMARINDA ejournal Administrasi Bisnis, 2018, 6 (1): 15-27 ISSN 2355-5408, ejournal.adbisnis.fisip-unmul.ac.id Copyright 2018 ANALISIS PERSEDIAAN BAHAN BAKU KAIN DENGAN MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY

Lebih terperinci

Persediaan. Ruang Lingkup. Definisi. Menetapkan Persediaan. Keuntungan & Kerugian Persediaan

Persediaan. Ruang Lingkup. Definisi. Menetapkan Persediaan. Keuntungan & Kerugian Persediaan EMA402 - Manajemen Rantai Pasokan EMA-402 Manajemen Rantai Pasokan Materi #11 Manajemen Persediaan Definisi Persediaan Sekumpulan produk fisik pada berbagai tahap proses transformasi dari bahan mentah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Persediaan Persediaan (inventory) adalah sumber daya ekonomi fisik yang perlu diadakan dan dipelihara untuk menunjang kelancaran produksi, meliputi bahan baku (raw

Lebih terperinci

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK 3.1 Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek Selama kurang lebih 1 (satu) bulan terhitung sejak 05 Juli s/d 13 Agustus 2010 penulis melaksanakan kerja praktek di Balai Besar Bahan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Definisi sistem menurut Connoly dan Begg (2005) adalah mendeskripsikan ruang lingkup dan batasan dari aplikasi sistem basis data dan sudut pandang user yang

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERSEDIAAN Modul ini akan membahas tentang gambaran umum manajemen persediaan dan strategi persdiaan barang dalam manajemen persediaan

MANAJEMEN PERSEDIAAN Modul ini akan membahas tentang gambaran umum manajemen persediaan dan strategi persdiaan barang dalam manajemen persediaan Modul ke: MANAJEMEN PERSEDIAAN Modul ini akan membahas tentang gambaran umum manajemen persediaan dan strategi persdiaan barang dalam manajemen persediaan Fakultas EKONOMI DAN BISNIS Ir. Rini Anggraini

Lebih terperinci

PENGENDALIAN PERSEDIAN : INDEPENDEN & DEPENDEN

PENGENDALIAN PERSEDIAN : INDEPENDEN & DEPENDEN PENGENDALIAN PERSEDIAN : INDEPENDEN & DEPENDEN M A N A J E M E N O P E R A S I O N A L M I N G G U K E S E P U L U H B Y. M U H A M M A D W A D U D, S E., M. S I. F A K U L T A S E K O N O M I U N I V.

Lebih terperinci

Manajemen Keuangan. Pengelolaan Persediaan. Basharat Ahmad, SE, MM. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Manajemen

Manajemen Keuangan. Pengelolaan Persediaan. Basharat Ahmad, SE, MM. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Manajemen Manajemen Keuangan Modul ke: Pengelolaan Persediaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Basharat Ahmad, SE, MM Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id Pengelolaan Persediaan Materi Pembelajaran Persediaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. berhubungan dengan suatu sistem. Menurut Jogiyanto (1991:1), Sistem adalah

BAB II LANDASAN TEORI. berhubungan dengan suatu sistem. Menurut Jogiyanto (1991:1), Sistem adalah BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Sistem Informasi Dalam perancangan sistem terlebih dahulu harus mengerti sub sistem. Sub sistem yaitu serangkaian kegiatan yang dapat ditentukan identitasnya, yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahan baku sangat besar sehingga tidak mungkin suatu perusahaan akan dapat

BAB I PENDAHULUAN. bahan baku sangat besar sehingga tidak mungkin suatu perusahaan akan dapat BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Setiap perusahaan manufaktur mempunyai bahan baku, baik itu perusahaan besar maupun perusahaan kecil. Ketergantungan perusahaan terhadap bahan baku sangat besar sehingga

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Persediaan

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Persediaan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Persediaan Menurut Pardede (2005), persediaan (inventory) adalah sejumlah barang atau bahan yang tersedia untuk digunakan sewaktu-waktu di masa yang akan datang. Sediaan

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 Definisi dan Fungsi Persediaan Persediaan adalah sunber daya mengganggur (idle resources) yang menunggu proses lebih lanjut. Yang dimaksud proses lanjut tersebut adalah berupa

Lebih terperinci

CHAPTER 5 MANAJEMEN KAS, MANAJEMEN PIUTANG, MANAJEMEN PERSEDIAAN DALAM KOPERASI

CHAPTER 5 MANAJEMEN KAS, MANAJEMEN PIUTANG, MANAJEMEN PERSEDIAAN DALAM KOPERASI CHAPTER 5 MANAJEMEN KAS, MANAJEMEN PIUTANG, MANAJEMEN PERSEDIAAN DALAM KOPERASI 1 Manajemen Kas Kas : - Aktiva paling likuid - Cash on hand dan Demand Deposit Mengapa perlu memiliki kas? - Motif transaksi

Lebih terperinci

Manajemen Persediaan. Penentuan Jumlah Persediaan (Stochastics Model) Hesti Maheswari SE., M.Si. Manajemen. Modul ke: 05Fakultas Ekonomi & Bisnis

Manajemen Persediaan. Penentuan Jumlah Persediaan (Stochastics Model) Hesti Maheswari SE., M.Si. Manajemen. Modul ke: 05Fakultas Ekonomi & Bisnis Modul ke: 05Fakultas Ekonomi & Bisnis Manajemen Persediaan Penentuan Jumlah Persediaan (Stochastics Model) Hesti Maheswari SE., M.Si Program Studi Manajemen Menghindari Kerusakan Menghindari Keterlambatan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN. dagang maupun manufaktur. Bagi perusahaan manufaktur, persediaan menjadi. berpengaruh pada kegiatan produksi dan penjualan.

BAB II BAHAN RUJUKAN. dagang maupun manufaktur. Bagi perusahaan manufaktur, persediaan menjadi. berpengaruh pada kegiatan produksi dan penjualan. BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Persediaan 2.1.1 Pengertian Persediaan Semua jenis perusahaan memiliki persediaan, baik itu perusahaan jasa, dagang maupun manufaktur. Bagi perusahaan manufaktur, persediaan menjadi

Lebih terperinci

Pengendalian Persediaan Bahan Baku untuk Waste Water Treatment Plant (WWTP) dengan

Pengendalian Persediaan Bahan Baku untuk Waste Water Treatment Plant (WWTP) dengan Petunjuk Sitasi: Fatimah, Syukriah, & Nurul, A. (2017). Pengendalian Persediaan Bahan Baku untuk Waste Water Treatment Plant (WWTP) dengan. Prosiding SNTI dan SATELIT 2017 (pp. H137-142). Malang: Jurusan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. jadi yang disimpan untuk dijual maupun diproses. Persediaan diterjemahkan dari kata inventory yang merupakan jenis

BAB II LANDASAN TEORI. jadi yang disimpan untuk dijual maupun diproses. Persediaan diterjemahkan dari kata inventory yang merupakan jenis BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pengendalian Persediaan Persediaan didefinisikan sebagai barang jadi yang disimpan atau digunakan untuk dijual pada periode mendatang, yang dapat berbentuk bahan baku

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERSEDIAAN

MANAJEMEN PERSEDIAAN Modul ke: MANAJEMEN PERSEDIAAN Fakultas FEB MEILIYAH ARIANI, SE., M.Ak Program Studi Akuntansi http://www.mercubuana.ac.id MANAJEMEN PERSEDIAAN Persediaan membentuk hubungan antara produksi dan penjualan

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERSEDIAAN

MANAJEMEN PERSEDIAAN Modul ke: MANAJEMEN PERSEDIAAN Menentukan Jumlah Persediaan dengan Asumsi Seluruh Data Tetap Fakultas EKONOMI DAN BISNIS M. Soelton Ibrahem, S.Psi, MM Program Studi Manajemen SEKILAS MENGENAI PERSEDIAAN

Lebih terperinci

ANALISIS MANAJEMEN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DAN BAHAN PENOLONG DENGAN METODE ECONOMICAL ORDER QUANTITY (EOQ) PADA PT. SUKOREJO INDAH TEXTILE BATANG

ANALISIS MANAJEMEN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DAN BAHAN PENOLONG DENGAN METODE ECONOMICAL ORDER QUANTITY (EOQ) PADA PT. SUKOREJO INDAH TEXTILE BATANG ANALISIS MANAJEMEN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DAN BAHAN PENOLONG DENGAN METODE ECONOMICAL ORDER QUANTITY (EOQ) PADA PT. SUKOREJO INDAH TEXTILE BATANG SKRIPSI Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi pada Universitas

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERSEDIAAN YULIATI,SE,MM

MANAJEMEN PERSEDIAAN YULIATI,SE,MM MANAJEMEN PERSEDIAAN YULIATI,SE,MM Mengapa Perusahaan Mempunyai Persediaan? Persediaan diperlukan untuk mengantisipasi ketidaksempurnaan pasar. Contoh: Jika perusahaan membutuhkan bahan mentah untuk proses

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERSEDIAAN

MANAJEMEN PERSEDIAAN MANAJEMEN PERSEDIAAN PENGERTIAN Persediaan : - Segala sesuatu/sumber daya organisasi yang disimpan dalam antisipasinya terhadap pemenuhan permintaan - Sekumpulan produk phisikal pada berbagai tahap proses

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Uji Kenormalan Lilliefors Perumusan ilmu statistik juga berguna dalam pengendalian persediaan untuk menentukan pola distribusi.pola distribusi tersebut dapat diketahui dengan melakukan

Lebih terperinci

(2004) dengan penelitian yang diiakukan oleh penulis adalah metode pemecahan

(2004) dengan penelitian yang diiakukan oleh penulis adalah metode pemecahan BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Hasil Penelitian Terdahulu Dari hasil kajian penelitian terdahulu mi dapat ditemukan kebaikan dan kelemahan penelitian terdahulu, serta untuk mengetahui hubungan antara penelitian

Lebih terperinci

MANAJEMEN KEUANGAN 1 (Manajemen Modal Kerja)

MANAJEMEN KEUANGAN 1 (Manajemen Modal Kerja) MANAJEMEN KEUANGAN 1 (Manajemen Modal Kerja) Fungsi dan Tujuan Persediaan Keputusan dalam Manajemen Persediaan Biaya dalam Keputusan Persediaan Model Eqonomic Order Quantity Febriyanto, SE, MM. www.febriyanto79.wordpress.com

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Persediaan Persediaan merupakan komponen penting dalam suatu kegiatan produksi maupun distribusi suatu perusahaan. Persediaan digunakan sebagai cadangan atau simpanan pengaman

Lebih terperinci

Pengelolaan Persediaan

Pengelolaan Persediaan Modul ke: Pengelolaan Persediaan Factor-faktor yang mempengaruhi besarnya persediaan. Biaya-biaya yang berhubungan dengan persediaan. Pengolahan persediaan dengan teknik ABC dan EOQ Fakultas EKONOMI Program

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dan bekerja sama untuk memproses masukan atau input yang ditunjukkan kepada

BAB II LANDASAN TEORI. dan bekerja sama untuk memproses masukan atau input yang ditunjukkan kepada BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Sistem Informasi Menurut Kristanto (2003:2), sistem adalah kumpulan elemen elemen dan bekerja sama untuk memproses masukan atau input yang ditunjukkan kepada sistem

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Produksi dan Operasi Manajemen produksi terdiri dari dua kata yaitu manajemen dan produksi maka dari itu sebelum mengetahui mengenai manajemen produksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mencapai tujuan usahanya, perusahaan sebagai suatu organisasi

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mencapai tujuan usahanya, perusahaan sebagai suatu organisasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Untuk mencapai tujuan usahanya, perusahaan sebagai suatu organisasi memerlukan pengelolaan yang baik terhadap seluruh kegiatan atau fungsi yang kegiatannya ada dalam

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA 4.1 Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan adalah data yang didapat dari bulan Mei 2007 sampai bulan Juli 2007 yaitu berupa data-data yang berkaitan dengan perencanaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. berkembang pesat. Setiap perusahaan berlomba-lomba untuk menemukan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. berkembang pesat. Setiap perusahaan berlomba-lomba untuk menemukan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi telah membuat bisnis di Indonesia sangat berkembang pesat. Setiap perusahaan berlomba-lomba untuk menemukan sebuah solusi yang tepat agar dapat bertahan

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY)

MANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY) MANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY) 1. Pendahuluan Definisi: Persediaan merupakan simpanan material yang berupa bahan mentah, barang dalam proses dan barang jadi. Inventory dan Klasifikasinya Inventory meliputi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam perkembangan ekonomi dewasa ini, dunia usaha tumbuh dengan semakin pesat. Sehingga menuntut perusahaan untuk bekerja dengan lebih efisien dalam menghadapi persaingan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. dari beberapa item atau bahan baku yang digunakan oleh perusahaan untuk

BAB 2 LANDASAN TEORI. dari beberapa item atau bahan baku yang digunakan oleh perusahaan untuk BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Persediaan Menurut Jacob, Chase, Aquilo (2009: 547) persediaan merupakan stok dari beberapa item atau bahan baku yang digunakan oleh perusahaan untuk produksi. Sedangkan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Pengertian dan Tujuan Pengendalian Persediaan Setiap perusahaan, apakah perusahaan itu perusahaan perdagangan ataupun pabrik selalu memerlukan persediaan. Tanpa adanya persediaan,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 PERENCANAAN. 2.1.1 Pengetian Perencanaan Efektivitas adalah faktor yang sangat penting bagi perusahaan untuk mencapai kesuksesan dalam jangka panjang. Sukses perusahaan dapat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 6 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Akuntansi Menurut (Jerry J.Weygandt 2007:5) pengertian akuntansi adalah : Suatu sistem informasi yang mengidentifikasikan, mencatat, dan mengkomunikasikan peristiwa-peristiwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Having inventory is cost company money and not having inventory is cost company money (

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Having inventory is cost company money and not having inventory is cost company money ( BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Persediaan (inventory) dapat diartikan sebagai sumber daya mengganggur (idle resource) yang keberadaanya menunggu proses yang lebih lanjut (Nur Bahagia, 2006),

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 engertian engendalian ersediaan ersediaan dapat diartikan sebagai bahan atau barang yang disimpan yang akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu, misalnya untuk proses produksi

Lebih terperinci

MANAJEMEN KEUANGAN. Kemampuan Dalam Mengelola Persediaan Perusahaan. Dosen Pengampu : Mochammad Rosul, Ph.D., M.Ec.Dev., SE. Ekonomi dan Bisnis

MANAJEMEN KEUANGAN. Kemampuan Dalam Mengelola Persediaan Perusahaan. Dosen Pengampu : Mochammad Rosul, Ph.D., M.Ec.Dev., SE. Ekonomi dan Bisnis MANAJEMEN KEUANGAN Modul ke: 12 Kemampuan Dalam Mengelola Persediaan Perusahaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Manajemen Keuangan www.mercubuana.ac.id Dosen Pengampu : Mochammad Rosul, Ph.D.,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan karena hal tersebut sangat berpengaruh terhadap laba yang diperoleh

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan karena hal tersebut sangat berpengaruh terhadap laba yang diperoleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masalah produksi merupakan masalah yang sangat penting bagi perusahaan karena hal tersebut sangat berpengaruh terhadap laba yang diperoleh perusahaan. Apabila

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN LITERATUR. dengan tahun 2016 yang berkaitan tentang pengendalian bahan baku.

BAB II KAJIAN LITERATUR. dengan tahun 2016 yang berkaitan tentang pengendalian bahan baku. BAB II KAJIAN LITERATUR 2.1 Penelitian Terdahulu Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa penelitian terdahulu sebagai referensi penelitian yang dilakukan. Referensi yang digunakan merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. produk dapat berakibat terhentinya proses produksi dan suatu ketika bisa

BAB I PENDAHULUAN. produk dapat berakibat terhentinya proses produksi dan suatu ketika bisa BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tersedianya produk yang cukup merupakan faktor penting guna menjamin kelancaran proses produksi. Persediaan yang terlalu banyak atau persediaan yang terlalu sedikit

Lebih terperinci

B I A YA B A H AN A. Perencanaan Bahan Tujuan perencanaan bahan Masalah yang timbul dalam perencanaan bahan

B I A YA B A H AN A. Perencanaan Bahan Tujuan perencanaan bahan Masalah yang timbul dalam perencanaan bahan 1 B I A YA B A H AN Masalah yang dihadapi manajemen yang berhubungan dengan bahan adalah keterlambatan tersedianya bahan akan mempengaruhi kelancaran kegiatan produksi, sedangkan persediaan bahan yang

Lebih terperinci

Manajemen dan Kebijakan Modal Kerja 1 BAB 5 MANAJEMEN DAN KEBIJAKAN MODAL KERJA

Manajemen dan Kebijakan Modal Kerja 1 BAB 5 MANAJEMEN DAN KEBIJAKAN MODAL KERJA Manajemen dan Kebijakan Modal Kerja 1 BAB 5 MANAJEMEN DAN KEBIJAKAN MODAL KERJA Manajemen dan Kebijakan Modal Kerja 2 PENGERTIAN DAN PENTINGNYA MODAL KERJA Terdapat dua konsep tentang modal kerja yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persediaan Penilaian atas persediaan akan memberikan akibat langsung terhadap penentuan income dan penyajian arus kas. Persediaan merupakan salah satu aktiva yang sangat penting

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Konsep Persediaan Ristono (28) menyatakan bahwa persediaan dapat diartikan sebagai barang-barang yang disimpan untuk digunakan atau dijual pada masa atau periode yang akan datang.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persediaan merupakan suatu hal yang cukup penting dari suatu organisasi perusahaan. Terlebih pada perusahaan manufaktur, persediaan ada dimana-mana dan memiliki bentuk,

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN, UNIVERSITAS ANDALAS BAHAN AJAR. : Manajemen Operasional Agribisnis

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN, UNIVERSITAS ANDALAS BAHAN AJAR. : Manajemen Operasional Agribisnis Mata Kuliah Semester PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN, UNIVERSITAS ANDALAS BAHAN AJAR : Manajemen Operasional Agribisnis : IV Pertemuan Ke : 12 Pokok Bahasan : Perencanaan Persediaan Dosen :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan pesat di indonesia, pengusaha dituntut untuk bekerja dengan lebih efisien

BAB I PENDAHULUAN. dengan pesat di indonesia, pengusaha dituntut untuk bekerja dengan lebih efisien BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam perkembangan ekonomi dewasa ini dimana dunia usaha tumbuh dengan pesat di indonesia, pengusaha dituntut untuk bekerja dengan lebih efisien dalam menghadapi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap usaha yang dijalankan perusahaan bertujuan mencari laba atau

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap usaha yang dijalankan perusahaan bertujuan mencari laba atau BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap usaha yang dijalankan perusahaan bertujuan mencari laba atau profit, seperti usaha dagang, usaha jasa maupun manufaktur berupaya mencapai tujuan yaitu

Lebih terperinci

Mata Kuliah Pemodelan & Simulasi

Mata Kuliah Pemodelan & Simulasi MODEL INVENTORY Mata Kuliah Pemodelan & Simulasi Pertemuan Ke- 9 Riani L. JurusanTeknik Informatika Universitas Komputer Indonesia 1 Pendahuluan Inventory merupakan pengumpulan atau penyimpanan komoditas

Lebih terperinci

INVENTORY CONTROL. Slide prepare By; Iman P. Hidayat

INVENTORY CONTROL. Slide prepare By; Iman P. Hidayat INVENTORY CONTROL Slide prepare By; Iman P. Hidayat Pendahuluan Dalam suatu perusahaan harus ada pengaturan jumlah persediaan baik bahan baku atau barang jadi agar kebutuhan proses produksi maupun kebutuhan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Manajemen Persediaan Setiap perusahaan apakah itu perusahan perdagangan ataupun manufaktur serta jasa selalu mengadakan persediaan.

Lebih terperinci

PENTINGNYA INVENTORY CONTROL BAHAN BAKU UNTUK MEMPERLANCAR PROSES PRODUKSI PADA PERUSAHAAN

PENTINGNYA INVENTORY CONTROL BAHAN BAKU UNTUK MEMPERLANCAR PROSES PRODUKSI PADA PERUSAHAAN PENTINGNYA INVENTORY CONTROL BAHAN BAKU UNTUK MEMPERLANCAR PROSES PRODUKSI PADA PERUSAHAAN Oleh : Drs. HARIYANTO 1 ) I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap bidang usaha atau perusahaan pada umumnya selalu

Lebih terperinci