Gambar 2. Satu unit alat Spektrofotometer uv-vis (UV mini Shimadzu)
|
|
- Widya Iskandar
- 4 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Lampiran 1. Gambar Sampel Gambar 1. Sampel Lobak Lampiran 2. Gambar Alat Spektrofotometri Sinar Tampak Gambar 2. Satu unit alat Spektrofotometer uv-vis (UV mini Shimadzu) Lampiran 3. Uji Kualitatif Nitrit 47
2 1. Larutan Sampel + Asam Sulfanilat + NED -> Merah Ungu (+) Gambar 3. Hasil uji kualitatif dengan pereaksi asam sulfanilat dan NED 2. Larutan Sampel + H2SO4 (p) + KMnO4 -> warna KMnO4 hilang Gambar 4. Hasil uji kualitatif dengan pereaksi asam sulfat pekat dan kalium permanganat. 48
3 Lampiran 4. Uji Kualitatif Nitrat 1. Larutan sampel + Zn + NaOH kemudian dipanaskan -> uap NH3 yang dapat membirukan lakmus merah (+) Gambar 5 Hasil uji kualitatif dengan pereaksi Zn dan NaOH 49
4 Lampiran 5. Bagan Alir Pembuatan Larutan Induk Baku Nitrit, Penentuan Panjang Gelombang Maksimum, Waktu Kerja, dan Kurva Kalibrasi Nitrit Baku Natrium Nitrit LIB I Nitrit (C = 10 μg/ml) LIB II Nitrit (C = 10 μg/ml) ditimbang 100 mg dimasukkan ke dalam labu tentukur 100 ml dilarutkan dan dicukupkan dengan air suling sampai garis tanda dipipet 1 ml dimasukkan ke dalam labu tentukur 100 ml dilarutkan dan dicukupkan dengan air suling sampai garis tanda dipipet 4 ml dimasukkan ke dalam labu tentukur 50 ml ditambahkan 2,5 ml asam sulfanilat, setelah lima menit ditambahkan 2,5 mln-(1-naftil) etilendiamin dihidroklorida dilarutkan dan dicukupkan dengan air suling diukur serapan maksimum pada λ nm dipipet 4 ml dimasukkan ke dalam labu tentukur 50 ml ditambahkan 2,5 ml asam sulfanilat, setelah lima menit ditambahkan 2,5 ml N-(1-naftil) etilendiamin dihidroklorida dilarutkan dan dicukupkan dengan air suling diukur serapan pada λ 540 nm setiap menit selama 60 menit dipipetmasing-masing sebanyak 2,3,4,5, dan 6 ml dimasukkan ke dalam labu tentukur 50 ml ditambahkan 2,5 ml asam sulfanilat, setelah 5 menit ditambahkan 2,5 ml N-(1-naftil) etilendiamin dihidroklorida dilarutkan dan dicukupkan dengan air suling diukur masing-masing serapan pada λ 540 nm pada menit ke-8 dibuat kurva kalibrasi Serapan Maksimum Waktu Kerja Persamaan Regresi 50
5 Lampiran 6. Bagan Alir Penentuan Kadar Nitrat dan Nitrit dalam Lobak Sampel ditimbang ± 40 gr yang telah dipotong dadu dimasukkan kedalam panci stenlis yang telah berisi air mendidih 500 ml dipanaskan selama 7,5 menit, 10 menit dan 15 menit Sampel perebusan Sampel Perebusan Filtrat ditimbang 10 gryang telah dihaluskan dimasukkan ke dalam beaker glass 250 ml ditambahkan air suling panas (±80ºC) sampai volume 150 ml diaduk hingga homogen dipanaskan di atas penangas air hingga 15 menit sambil diaduk didinginkan pada suhu kamar dipindahkan secara kuantitatif ke dalam labu tentukur 250 ml ditambahkan air suling sampai garis tanda dihomogenkan disaring 51
6 Lampiran 6. (Lanjutan) Filtrat dibuang 10 ml filtrat pertama dipipet 10 ml dimasukkan ke dalam labu tentukur 50 ml ditambahkan 2,5 m asam sulfanilat, dikocok, dan setelah limamenit ditambahkan 2,5 mln-(1 naftil)etilendiamindihidroklorida dicukupkan dengan air suling sanpai garis tanda diukur serapan pada λ 540 nm pada menit ke-8 Nilai Absorbansi Kadar Nitrit dihitung 52
7 Lampiran 6. (Lanjutan) Sampel ditimbang 10 g yang telah dihaluskan dimasukkan ke dalam beaker glass 250 ml ditambahkan air suling panas (±80ºC) sampai volume 150 ml diaduk hingga homogen dipanaskan di atas penangas air hingga 15 menit sambil diaduk didinginkan pada suhu kamar dipindahkan secara kuantitatif ke dalam labu tentukur 250 ml ditambahkan air suling sampai garis tanda dihomogenkan disaring Filtrat 53
8 Lampiran 6. (lanjutan) Filtrat dibuang 10 ml filtrat pertama dipipet 10 ml dan dimasukkan ke dalam labu tentukur 50 ml ditambahkan sedikit logam Zn (1 g) dan didiamkan selama 10 menit ditambahkan 2,5 ml asam sulfanilat, dikocok dan setelah limamenit ditambahkan 2,5 mln- (1-naftil)etilendiamindihidroklorida dicukupkan dengan air suling diukur serapan pada λ 540 nm pada menit ke-8 Nilai Absorbansi Kadar Nitrat dihitung 54
9 Lampiran 7. Kurva Serapan Nitrit Baku Gambar 6. Kurva serapan maksimum pada konsentrasi 0,8 µg/ml Gambar 7. Serapan nitrit baku pada panjang gelombang 540 nm 55
10 Lampiran 8. Penentuan Waktu Kerja Menit Ke- ABS 5 0, , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,
11 51 0, , , , , , , , , ,4476 Lampiran 9. Data Kalibrasi Nitrit Baku dan Nitrat Baku, Persamaan Regresi, dan Koefisien Korelasi Kalibrasi Serapan Nitrit pada Panjang Gelombang 540 nm No. Konsentrasi (μg/ml) (X) Absorbansi (Y) 1. 0,0000 0, ,4000 0, ,6000 0, ,8000 0, ,0000 0, ,2000 0,723 Perhitungan Persamaan Regresi No. X Y XY X 2` Y ,0000 0,000 0,0000 0,0000 0, ,4000 0,234 0,0936 0,16 0, ,6000 0,351 0, ,36 0, ,8000 0,476 0,3808 0,64 0, ,0000 0,610 0,6100 1,00 0, ,2000 0,723 0,8676 1,44 0,5227 ΣX = 4,0000 =0, ΣY = 2,394 = 0,3990 ΣXY = 2,1626 ΣX 2 = 3,6 ΣY 2 = 1,
12 -0,0058 Maka, persamaan garis regresi adalah Y = 0,6071 X 0,0058 Perhitungan Koefisien Korelasi (r) r r r = r = 0,9998 Maka, koefisien korelasi dari data kalibrasi serapan nitrit pada panjang gelombang 540 nm adalah 0,
13 Lampiran 10. Perhitungan Batas Deteksi (Limit of Detection, LOD)dan Batas Kuantitasi (Limit of Quantitation, LOQ) Nitrit dan Nitrat 1. Persamaan garis regresi adalah Y = 0,6071 X 0,0058 No. X Y Yi Y-Yi (Y-Yi) ,0000 0,000-0,0058-0,0058 3,364 x ,4000 0,234 0,2730-0,0030 0,900 x ,6000 0,351 0,3587-0,0077 5,929 x ,8000 0,476 0, ,521 x ,0000 0,610 0, ,569 x ,2000 0,723 0, ,009 x ,9292 x 10-4 Simpangan Baku = 0,6945 μg/ml Batas Deteksi = 0,034319μg/mL Batas Kuantitas = 0,114396μg/mL 59
14 Lampiran 11. Contoh Perhitungan Kadar Nitrit dalamlobak yang direbus dalam air PDAMSelama 7,5 menit. Berat sampel yang digunakan = 10,0136 g Absorbansi analisis nitrit (540 nm) = 0,0609 Persamaan regresi pada absorbansi maksimum dengan panjang gelombang nitrit pada λ 540 nm: Y = 0,6071X - 0,0058 Konsentrasi Nitrit : Y = 0,6071 X - 0,0058 0,0609 = 0,6071 X - 0,0058 X = 0,1098 Kadar Nitrit dalam sampel = X V Fp : kadar nitrit sesudah pengenceran (μg /ml) : volume larutan pengenceran (ml) : faktor pengenceran Kadar Nitrit dalam sampel = = 13,703659μg/g = 13, mg/kg Dengan cara yang sama dapat dihitung kadar nitrit pada semua sampel. 60
15 Lampiran 12. Contoh Perhitungan Kadar Nitrat dalam Lobak yang direbus dalam air PDAM Selama 7,5 menit Berat sampel yang digunakan = 10,0136 g Absorbansi analisis nitrit (540nm) = 0,0986 Persamaan regresi pada absorbansi maksimum dengan panjang gelombang nitrit pada λ 540 nm: Y = 0,6071 X - 0,0058 Konsentrasi Nitrit: Y = 0,6071 X - 0,0058 0,0986= 0,6071 X - 0,0058 X = 0,1720 Kadar Nitrit dalam sampel = X V Fp : kadar nitrit sesudah pengenceran (μg /ml) : volume larutan pengenceran (ml) : faktor pengenceran Kadar Nitrit dalam sampel = = 21,4708μg/g = 21,4708 mg/kg Kadar nitrit dari reduksi nitrat = Kadar total nitrit sesudah reduksi Kadar nitritsebelum reduksi = 21,4708 mg/kg 13,703659mg/kg = 7, mg/kg 61
16 Lampiran 12.(Lanjutan) Karena hasil pembacaan alat spektrofotometer untuk nitrat adalah sebagai nitrit. Oleh sebab itu hasil pembacaan harus dikonfersikan. = = NO 3 = NO 3 = Kadar nitrat = kadar nitrit dari reduksi nitratx 1,3478 = 7, mg/kg x 1,3478 = 10, mg/kg Dengan cara yang sama dapat dihitung kadar nitrit pada semua sampel. 62
17 Lampiran 13. Analisa Data Statistik untuk Menghitung Kadar Nitrit pada Lobak segar No. Absorban JumLah Nitrit (mg/kg) Σ = SB = = = = Pada interval kepercayaan 99% dengan nilai α = 0,01, dk = n-1= 5, maka t (α/2,dk) = 4,0321. Data diterima jika t hitung < t tabel t hitung 1 = = t hitung 2 = = t hitung 3 = = t hitung 4 = = t hitung 5 = = t hitung 6 = =
18 Lampiran 13. (Lanjutan) Kadar nitrit dalam Lobak Segar μ = ± (t α/2, dk) x SB/ n) = μg/g ± (4,0321 x ) = (32,8758±0,8120)mg/kg 64
19 Lampiran 14. Analisis Data Statistik untuk menghitung kadar Nitrat pada Lobak segar. No. Absorban JumLah Nitrat (mg/kg) Σ = SB = = = = 2,2605 Pada interval kepercayaan 99% dengan nilai α = 0,01, dk = n-1= 5, maka t (α/2,dk) = 4,0321. Data diterima jika t hitung < t tabel. t hitung 1 = = 3,2895 t hitung 2 = = 0,6719 t hitung 3 = = 0,9684 t hitung 4 = = 0,7228 t hitung 5 = = t hitung 6 = = 3,
20 Kadar nitrat pada Lobak segar μ = ± (t α/2, dk) x SB/ n) = μg/g ± (4,0321 x 2,2605 / ) = ( ±3,7208)mg/kg 66
21 Lampiran 15.Analisa Data Statistik untuk Menghitung Kadar Nitrit pada Aquabides selama 7,5 menit. No. Absorban JumLah Nitrit (mg/kg) Σ = SB = = = = 0,1672 Pada interval kepercayaan 99% dengan nilai α = 0,01, dk = n-1= 5, maka t (α/2,dk) = 4,0321. Data diterima jika t hitung < t tabel. t hitung 1 = = 2,5417 t hitung 2 = = 2,4641 t hitung 3 = = 0,0,7979 t hitung 4 = = 0,2167 t hitung 5 = = t hitung 6 = =
22 Kadar nitrit dalam Lobak pada Aquabides selama 7,5 menit. μ = ± (t α/2, dk) x SB/ n) = μg/g ± (4,0321 x 0,1672 / ) = ( ± 0,2754) mg/kg 68
23 Lampiran 16. Analisa Data Statistik untuk Menghitung Kadar Nitrat pada aquabides selama 7,5 menit. No. Absorban JumLah Nitrat (mg/kg) Σ = SB = = = = 0,7762 Pada interval kepercayaan 99% dengan nilai α = 0,01, dk = n-1= 5, maka t (α/2,dk) = 4,0321. Data diterima jika t hitung < t tabel. t hitung 1 = = 3,2856 t hitung 2 = = 2,5252 t hitung 3 = = 0,2474 t hitung 4 = = t hitung 5 = = 1,5784 t hitung 6 = = 3,
24 Lampiran 16. (Lanjutan) Kadar nitrat pada lobak menggunakanaqubides selama 7,5 menit. μ = ± (t α/2, dk) x SB/ n) = mg/kg ± (4,0321 x / ) = ( ± 1,2777)mg/kg 70
25 Lampiran 17. Analisa Data Statistik untuk Menghitung Kadar Nitrit padalobak menggunankan Aquabides selama 10 menit No. Absorban JumLah Nitrit (mg/kg) Σ = SB = = = = 0, Pada interval kepercayaan 99% dengan nilai α = 0,01, dk = n-1= 5, maka t (α/2,dk) = 4,0321. Data diterima jika t hitung < t tabel. t hitung 1 = = t hitung 2 = = 1,6142 t hitung 3 = = 1,0751 t hitung 4 = = 0,8852 t hitung 5 = = 2,0369 t hitung 6 = = 3,
26 Lampiran 17. (Lanjutan) Kadar nitrit padalobak menggunakan Aquabides selama 10 menit μ = ± (t α/2, dk) x SB/ n) = mg/kg ± (4,0321 x 0,1793 / ) = (9.8465± 0,2951)mg/kg 72
27 Lampiran 18. Analisa Data Statistik untuk Menghitung Kadar Nitrat padalobak menggunakan Aquabides selama 10 menit No. Absorban JumLah Nitrat (μg/g) Σ = SB = = = = 0, Pada interval kepercayaan 99% dengan nilai α = 0,01, dk = n-1= 5, maka t (α/2,dk) = 4,0321. Data diterima jika t hitung < t tabel. t hitung 1 = = 3,7639 t hitung 2 = = 0,3215 t hitung 3 = = 0,1025 t hitung 4 = = 0,0302 t hitung 5 = = 0,2456 t hitung 6 = = 0,
28 Lampiran 18. (Lanjutan) Kadar Nitrat padalobak menggunakan Aquabides selama 10 menit μ = ± (t α/2, dk) x SB/ n) = mg/kg ± (4,0321x 0,8030 / ) = ( ± 1,3217) mg/kg 74
29 Lampiran 19. Analisa Data Statistik untuk Menghitung Kadar Nitrit padalobak menggunakan Aquabides selama 15 menit No. Absorban JumLah Nitrit (mg/kg) Σ = 0,43504 SB = = = = 0,29497 Pada interval kepercayaan 99% dengan nilai α = 0,01, dk = n-1= 5, maka t (α/2,dk) = 4,0321. Data diterima jika t hitung < t tabel. t hitung 1 = = 1,8646 t hitung 2 = = 1,2899 t hitung 3 = = 0,0540 t hitung 4 = = 0,6429 t hitung 5 = = 1,4419 t hitung 6 = = 2,
30 Lampiran 19. (Lanjutan) Kadar Nitrit padalobak menggunakan Aquabides selama 15 menit μ = ± (t α/2, dk) x SB/ n) = mg/kg ± (4,0321x 0,29497 / ) = ( ± 0,4855) mg/kg 76
31 Lampiran 20. Analisa Data Statistik untuk Menghitung Kadar Nitrat pada Lobak menggunakan Aquabides selama 15 menit No. Absorban JumLah Nitrat (mg/kg) Σ = SB = = = = 0,6878 Pada interval kepercayaan 99% dengan nilai α = 0,01, dk = n-1= 5, maka t (α/2,dk) = 4,0321.Data diterima jika t hitung < t tabel. t hitung 1 = = 3,6713 t hitung 2 = = 1,6182 t hitung 3 = = 0,4284 t hitung 4 = = 0,6585 t hitung 5 = = 2,0345 t hitung 6 = = 3,
32 Lampiran 20. (Lanjutan) Kadar nitrat pada Lobak menggunakan Aquabides selama 15 menit μ = ± (t α/2, dk) x SB/ n) = mg/kg ± (4,0321x 0,6878/ ) = (8.4716± 1,1322)mg/kg 78
33 Lampiran 21. Analisa Data Statistik untuk Menghitung Kadar nitrit pada Lobak menggunakan Air PDAM selama 7,5 menit No. Absorban JumLah Nitrit (mg/kg) Σ = SB = = = = 0,1405 Pada interval kepercayaan 99% dengan nilai α = 0,01, dk = n-1= 5, maka t (α/2,dk) = 4,0321. Data diterima jika t hitung < t tabel. t hitung 1 = = 3,2996 t hitung 2 = = 1,3352 t hitung 3 = = 1,4599 t hitung 4 = = 0,9355 t hitung 5 = = 1,8780 t hitung 6 = = 3,
34 Lampiran 21. (Lanjutan) Kadar nitrit pada Lobak menggunakan Air PDAM selama 7,5 menit μ = ± (t α/2, dk) x SB/ n) = mg/kg ± (4,0321x 0,1405 / ) = ( ± 0,2313) mg/kg 80
35 Lampiran 22. Analisa Data Statistik untuk menghitung Kadar Nitrat pada Lobak menggunakan Air PDAM selama 7,5 menit No. Absorban JumLah Nitrat (mg/kg) ,2710 Σ = 1,6384 SB = = = = 0,5724 Pada interval kepercayaan 99% dengan nilai α = 0,01, dk = n-1= 5, maka t (α/2,dk) = 4,0321. Data diterima jika t hitung < t tabel. t hitung 1 = = 3,3055 t hitung 2 = = 1,8276 t hitung 3 = = 0,8571 t hitung 4 = = 0,9483 t hitung 5 = = 1,6911 t hitung 6 = =
36 Kadar nitrat pada Lobak menggunakan Air PDAM selama 7,5 menit μ = ± (t α/2, dk) x SB/ n) = 16,2710 mg/kg ± (4,0321x ) = (16,2710 ± 0,9423)mg/kg 82
37 Lampiran 23. Analisa Data Statistik untuk Menghitung Kadar Nitrit pada Lobakmenggunakan Air PDAM selama 10 menit No. Absorban JumLah Nitrit (mg/kg) ,7447 Σ = 1,3996 SB = = = = 0,5176 Pada interval kepercayaan 99% dengan nilai α = 0,01, dk = n-1= 5, maka t (α/2,dk) = 4,0321. Data diterima jika t hitung < t tabel t hitung 1 = = 3,7405 t hitung 2 = = 1,8617 t hitung 3 = = 0,3866 t hitung 4 = = 1,0298 t hitung 5 = = 2,0487 t hitung 6 = = 2,
38 Kadar nitrit pada Lobak menggunakan Air PDAM selama 10 menit μ = ± (t α/2, dk) x SB/ n) = 18,7447 mg/kg ± (4,0321 x 0,5176 / ) = (18,7447 ± 0,8520) mg/kg 84
39 Lampiran 24. Analisa Data Statistik untuk Menghitung Kadar Nitrat pada Lobak menggunakan Air PDAM selama 10 menit. No. Absorban JumLah Nitrat (mg/kg) ,6828 Σ = SB = = = = 1,4582 Pada interval kepercayaan 99% dengan nilai α = 0,01, dk = n-1= 5, maka t (α/2,dk) = 4,0321. Data diterima jika t hitung < t tabel. t hitung 1 = =3,6089 t hitung 2 = = 1,4060 t hitung 3 = = 1,1351 t hitung 4 = = 1,4253 t hitung 5 = = 2,8717 t hitung 6 = = 1,
40 Lampiran 24. (Lanjutan) Kadar nitrat pada Lobak menggunakan Air PDAM selama 10 menit μ = ± (t α/2, dk) x SB/ n) = 10,6828 mg/kg ± (4,0321x ) = (10,6828 ± 2,4003)mg/kg 86
41 Lampiran 25. Analisa Data Statistik untuk Menghitung kadar Nitrit dalam Lobak menggunakan air Ledeng selama 15 menit No. Absorban JumLah Nitrit (mg/kg) Σ = SB = = = = 0,3927 Pada interval kepercayaan 99% dengan nilai α = 0,01, dk = n-1= 5, maka t (α/2,dk) = 4,0321. Data diterima jika t hitung < t tabel. 0,1603 t hitung 1 = = 3,1391 t hitung 2 = = 2,1297 t hitung 3 = = t hitung 4 = = 1,9308 t hitung 5 = = 0,7274 t hitung 6 = = 3,
42 Lampiran 25. (Lanjutan) kadar Nitrit dalam Lobak menggunakan air PDAM selama 15 menit μ = ± (t α/2, dk) x SB/ n) = mg/kg ± (4,0321 x ) = ( ± 0,6463) mg/kg 88
43 Lampiran 26. Analisa Data Statistik untuk Menghitung kadar Nitrat dalam Lobak menggunakan air PDAM selama 15 menit No. Absorban JumLah Nitrat (mg/kg) Σ = SB = = = = 0,4848 Pada interval kepercayaan 99% dengan nilai α = 0,01, dk = n-1= 5, maka t (α/2,dk) = 4,0321. Data diterima jika t hitung < t tabel. 0,4797 t hitung 1 = = 0,5972 t hitung 2 = = 1,4469 t hitung 3 = = 0,0204 t hitung 4 = = 0,1267 t hitung 5 = = 0,0751 t hitung 6 = = 1,
44 Lampiran 26. (Lanjutan) Kadar Nitrat dalam Lobak menggunakan air PDAM selama 15 menit μ = ± (t α/2, dk) x SB/ n) = mg/kg ± (4,0321 x ) = (9.8287± 1,9342)mg/kg 90
45 Lampiran 27. Hasil Uji Perolehan Kembali Nitrit dan Nitrat Setelah Penambahan Masing-Masing Larutan Standar Pada perebusan Lobak selama 10 menit menggunakan aquabides. 1. Hasil Analisis Nitrit Setelah Penambahan Larutan Standar Nitrit Konsentrasi Serapan Sebelum Setelah Persen Sampel λ 540 Baku yang penambahan penambahan Perolehan nm ditambahkan Baku Baku Kembali (µg/ml) (µg/g) (µg/g) (%) 1 0, , ,08 2 0, , ,05 3 0, , , , , , , , ,00 6 0, , ,24 = 101, Hasil Analisis Nitrat Setelah Penambahan Larutan Standar Nitrat Sampel Serapa n λ 540 nm 1 0, ,1381 0,1378 0,1373 0,1372 0,1370 Sebelum penambaha n Baku (µg/g) 9,5963 Konsentrasi Baku yang ditambahkan (µg/ml) Setelah penambaha n Baku (µg/g) Persen Perolehan Kembali (%) , ,62 9, , ,93 9, , , , , , , , ,40 86,85 88,69 89,37 86,99 91
46 Lampiran 28.Contoh Perhitungan Uji Perolehan Kembali Nitrit dan Nitratdengan Menggunakan Perebusan Lobak menggunakan aquabidesselama 10 menit Volume sampel yang digunakan = 10 ml Absorbansi analisis (Y) : Nitrit = 0,0905 Nitrat = 0,1625 Persamaan regresi pada panjang gelombang maksimum Nitrit dan Nitrat (λ=540 nm) : Y = 0,6071 X 0,0058 Konsentrasi Nitrit: Y = 0,6071 X 0,0058 0,0905 = 0,6071 X 0,0058 X = 0,1586 Konsentrasi Nitrat:Y = 0,6071 X 0,0058 0,1384 = 0,6071 X 0,0058 X = 0, Perhitungan Uji Perolehan Kembali Nitrit Kadar = = = 19,7821 µg/g (C F ) Kadar nitrit sampel sebelum ditambah larutan baku (C A ) = 9,5963 µg/g Kadar larutan baku yang ditambahkan (C * A) C * A = ml yang ditambahkan = 10 ml = 9,9783 µg/g 92
47 Maka persen perolehan kembali nitrit = 100 % = 100% 2. Perhitungan Uji Perolehan Kembali Nitrat = 102,08 % Kadar nitrit = x Faktor pengenceran = = 29,5645 µg/g Kadar nitrit dari reduksi nitrat = Kadar total nitrit sesudah reduksi Kadar nitritsebelum reduksi =29,5645μg/g 9,5963 μg/g = 19,9682 μg/g Karena hasil pembacaan alat spektrofotometer untuk nitrat adalah sebagai nitrit. Oleh sebab itu hasil pembacaan harus dikonfersikan. = = NO 3 = NO 3 = Kadar nitrat = kadar nitrit dari reduksi nitratx 1,3478 = 19,9682μg/g x 1,3478 = 26,9131µg/g (C F ) Kadar nitrat sampel setelah ditambah larutan baku (C F ) =26,9131 µg/g Kadar nitrat sampel sebelum ditambah larutan baku (C A ) = 10,2596µg/g Kadar larutan baku yang ditambahkan (C * A) 93
48 C * A = ml yang ditambahkan = 2 ml = 19,9171 µg/g Maka persen perolehan kembali nitrat = 100 % = 100% = 83,62 % 94
49 Lampiran 29. Perhitungan Simpangan Baku Relatif (Relative Standard Deviation, RSD) Persen Perolehan Kembali Nitrit No. Persen Perolehan Kembali (Xi) (Xi - ) (Xi - ) , , , , , , = 101,87 = SD = = = 0,3241 RSD = x 100% = x 100% = 0,31% 95
50 Lampiran 30. Perhitungan Simpangan Baku Relatif (Relative Standard Deviation, RSD) Persen Perolehan Kembali Nitrat No. Persen Perolehan Kembali (Xi) (Xi - ) (Xi - ) , , , , , , ,99 = 21,2216 SD = = = 2,0602 RSD = x 100% = x 100% = 2,36 % 96
51 Lampiran 31. Hasil Pembacaan Spektrofotometer Waktu Kerja 97
52 Lampiran 32. Hasil Pembacaan Spektrofotometer Absorbansi dan Konsentrasi Nitrit dan Nitrat 1. Sampel perebusan dengan air demineral 98
53 2. Sampel perebusan dengan Air PDAM 99
54 3. Hasil uji Recovery 4. Sampel Lobak Segar 100
55 Lampiran 33. Daftar Nilai Distribusi t 101
56 Lampiran 34. Hasil Identifikasi Tumbuhan 102
Gambar 2. Perbedaan Sampel Brokoli (A. Brokoli yang disimpan selama 2 hari pada suhu kamar; B. Brokoli Segar).
Lampiran 1. Gambar Sampel dan Lokasi Pengambilan Sampel Gambar 1. Sampel Brokoli Gambar 2. Perbedaan Sampel Brokoli (A. Brokoli yang disimpan selama 2 hari pada suhu kamar; B. Brokoli Segar). 45 Lampiran
Lebih terperinciLampiran 1. Krim Klorfeson dan Chloramfecort-H
Lampiran 1. Krim Klorfeson dan Chloramfecort-H Gambar 1 Krim merek Klorfeson Gambar 2 Krim merek Chloramfecort-H 48 Lampiran 2. Komposisi krim Klorfeson dan Chloramfecort-H Daftar Spesifikasi krim 1. Klorfeson
Lebih terperinciLampiran 1. Sampel Neo Antidorin Kapsul. Gambar 1. Kotak Kemasan Sampel Neo Antidorin Kapsul. Gambar 2. Sampel Neo Antidorin Kapsul
Lampiran 1. Sampel Neo Antidorin Kapsul Gambar 1. Kotak Kemasan Sampel Neo Antidorin Kapsul Gambar 2. Sampel Neo Antidorin Kapsul 43 Lampiran 2. Komposisi Neo Antidorin Kapsul Setiap kapsul mengandung:
Lebih terperinciLampiran 1. Sampel Pulna Forte Tablet
Lampiran 1. Sampel Pulna Forte Tablet 50 Lampiran 2. Komposisi Tablet Pulna Forte Daftar Spesifikasi Sampel 1. Pulna Forte No. Reg : DKL 0319609209A1 ExpireDate :Agustus 2017 Komposisi : Ethambutol HCL...
Lebih terperinciLampiran 1. Gambar Krim yang Mengandung Hidrokortison Asetat dan Kloramfenikol
Lampiran 1. Gambar Krim yang Mengandung Hidrokortison Asetat dan Kloramfenikol Gambar 1. Gambar krim yang Mengandung Hidrokortison Asetat dan Kloramfenikol 48 Lampiran 2. Komposisi krim merek X Contoh
Lebih terperinciLampiran 1. Daftar Spesifikasi Sediaan tablet Celestamin, Ocuson, dan Polacel : DKL A1. Expire Date : September 2015
Lampiran 1. Daftar Spesifikasi Sediaan tablet Celestamin, Ocuson, dan Polacel 1. Celestamin (Schering-plough) No. Reg : DKL 9106604510A1 Expire Date : September 2015 Komposisi : Betametason... 0,25 mg
Lebih terperinciGambar 2. Daun Tempuyung
Lampiran 1. Gambar Sampel. Gambar 1. Tanaman Daun Tempuyung Gambar. Daun Tempuyung 41 Lampiran 1. (Lanjutan) Gambar 3 Kapsul Ekstrak Tempuyung Gambar 4. Kemasan Kapsul 4 Lampiran 1. (Lanjutan) Gambar 5.
Lebih terperinciDitimbang 25 gram Ditambahkan HNO 3 65% b/v sebanyak 25 ml Didiamkan selama 24 jam. Didinginkan
Lampiran 1. Flowsheet Destruksi Basah Sampel yang telah dihomogenkan Ditimbang 5 gram Ditambahkan HNO 3 65% b/v sebanyak 5 ml Didiamkan selama 4 jam Sampel + HNO 3 (p) Larutan Sampel Hasil Dipanaskan di
Lebih terperinciSpektrum serapan derivat kedua deksklorfeniramin 20 mcg/ml
Lampiran 1. Spektrum Serapan Penentuan Panjang Gelombang Analisis Spektrum serapan derivat kedua deksametason 5 mcg/ml Spektrum serapan derivat kedua deksklorfeniramin 20 mcg/ml 45 Lampiran 1. (lanjutan)
Lebih terperinciLAMPIRAN. Lampiran 1. Gambar Sampel. Gambar 1. Cacing Tanah Megascolex sp. Gambar 2. Cacing Tanah Fridericia sp. Universitas Sumatera Utara
LAMPIRAN Lampiran 1. Gambar Sampel Gambar 1. Cacing Tanah Megascolex sp. Gambar 2. Cacing Tanah Fridericia sp. Lampiran 2. Hasil Analisis Kualitatif Mineral Fosfor Gambar 3. Hasil Analisis Kualitatif dengan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metodologi penelitian
BAB III METODE PENELITIAN A. METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metodologi penelitian eksperimental yaitu metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan
Lebih terperinciLampiran 1. Gambar Sampel Kubis Hijau (Brassica oleracea L.)
Lampiran 1. Gambar Sampel Kubis Hijau (Brassica oleracea L.) 93 Lampiran. Identifikasi Tumbuhan 94 Lampiran 3. Bagan Alir Proses Pembuatan Larutan Sampel Sampel Kubis Hijau (Brassica oleracea L.) sebanyak
Lebih terperinciBAB II METODE PENELITIAN. Universitas Sumatera Utara pada bulan Januari-April 2015
BAB II METODE PENELITIAN 2.1 Tempat danwaktupenelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Penelitian Fakultas Farmasi pada bulan Januari-April 2015 2.2Bahan-bahan 2.2.1 Sampel Sampel yang digunakan
Lebih terperinciKentang (Solanum tuberosum L.)
Gambar 1. Kentang (Solanum tuberosum L.) Kentang (Solanum tuberosum L.) Gambar. Tanaman Kentang Tanaman Kentang Gambar 3. Hasil Analisis Kualitatif Timbal dan Kadmium Kadmium Timbal Hasil Analisa Kualitatif
Lebih terperinciLampiran 1. Perhitungan Konsentrasi Pengukuran. Konsentrasi untuk pengukuran panjang gelombang digunakan 12 µg/ml
Lampiran 1. Perhitungan Konsentrasi Pengukuran Diketahui: Nilai Absorptivitas spesifik (A 1 1 = 351b) λ= 276 nm Tebal sel (b) = 1 cm A = A 1 1 x b x c c = c = c = 0,001237 g/100ml c = 12,37 µg/ml Konsentrasi
Lebih terperinciLampiran 1. Gambar Air Mineral dalam Kemasan dan Air Minum Isi Ulang. Gambar 4. Air Mineral dalam Kemasan. Gambar 5. Air Minum Isi Ulang
Lampiran 1. Gambar Air Mineral dalam Kemasan dan Air Minum Isi Ulang Gambar 4. Air Mineral dalam Kemasan Gambar 5. Air Minum Isi Ulang Lampiran. Hasil Analisis Kualitatif Kalsium, Magnesium dan Timbal
Lebih terperinciLampiran 1. Perhitungan Pembuatan Pelarut HCl 0,1 N
Lampiran 1. Perhitungan Pembuatan Pelarut HCl 0,1 N HCl pekat = 37% ~ 12 N V 1 x N 1 = V 2 x N 2 V 1 x 12 N = 1000 ml x 0,1 N V 1 = 1000 ml x 0,1 N 12 N = 8,3 ml = 8,5 ml Lampiran 2. Bagan Alir Prosedur
Lebih terperinciLampiran 1. Lokasi Pengambilan Sampel. Mata air yang terletak di Gunung Sitember. Tempat penampungan air minum sebelum dialirkan ke masyarakat
Lampiran 1. Lokasi Pengambilan Sampel Mata air yang terletak di Gunung Sitember Tempat penampungan air minum sebelum dialirkan ke masyarakat 48 Air minum yang dialirkan menggunakan pipa besi Lokasi pengambilan
Lebih terperinciGambar 2. Sampel B Sirup Kering
Lampiran 1. Gambar Sampel A dan B Sirup Kering 1. Sampel A 2. Sampel B Gambar 1. Sampel A Sirup Kering Gambar 2. Sampel B Sirup Kering 53 Lampiran 2. Komposisi Sirup Kering Claneksi dan Clavamox DaftarSpesifikasiSampel
Lebih terperinciLampiran 1. Perhitungan Pembuatan Larutan Natrium Tetraboraks 500 ppm. Untuk pembuatan larutan natrium tetraboraks 500 ppm (LIB I)
Lampiran 1. Perhitungan Pembuatan Larutan Natrium Tetraboraks 500 ppm Untuk pembuatan larutan natrium tetraboraks 500 ppm (LIB I) 500 ppm 500 mcg/ml Berat Natrium tetraboraks yang ditimbang 500 mcg / ml
Lebih terperinciLampiran 1. Data Bilangan Gelombang Spektrum IR Pseudoefedrin HCl BPFI
Lampiran 1. Data Bilangan Gelombang Spektrum IR Pseudoefedrin HCl BPFI Lampiran. Data Bilangan Gelombang Spektrum IR Triprolidin HCl BPFI Lampiran 3. Kurva Serapan Penentuan Panjang Gelombang Analisis
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Penelitian Fakultas Farmasi USU
BAB III METODE PENELITIAN 2.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium Penelitian Fakultas Farmasi USU pada bulan Februari 2012 April 2012. 2.2 Alat dan Bahan 2.2.1 Alat-alat Alat-alat
Lebih terperinciLampiran 1. Gambar Sediaan Tablet
Lampiran 1. Gambar Sediaan Tablet Gambar 1.TabletPritacort Lampiran 2. Komposisi Tablet Pritacort Daftar spesifikasi sampel Nama sampel : Pritacort No. Reg : DKL9730904510A1 Tanggal Kadaluarsa : Mei 2017
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif.
BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif. 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penyiapan sampel dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Kualitatif Fakultas Farmasi
Lebih terperincimassa = 2,296 gram Volume = gram BE Lampiran 1. Perhitungan Pembuatan Pereaksi ml Natrium Fosfat 28 mm massa 1 M = massa 0,028 =
Lampiran 1. Perhitungan Pembuatan Pereaksi 1. 500 ml Natrium Fosfat 28 mm M massa 1 x Mr V(liter) 0,028 massa 1 x 164 0, 5 massa 2,296 gram 2. 500 ml Amonium Molibdat 4 mm M massa 1 x Mr V(liter) massa
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Kualitatif
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Kualitatif Fakultas Farmasi dan di Laboratorium Penelitian Fakultas Farmasi Medan pada bulan
Lebih terperinciLampiran 1. Data Penentuan Operating Time Senyawa Kompleks Fosfor Molibdat pada λ = 708 nm
Lampiran 1. Data Penentuan Operating Time Senyawa Kompleks Fosfor Molibdat pada λ = 708 nm No Menit ke- Absorbansi 1 4 0,430 5 0,431 3 6 0,433 4 7 0,434 5 8 0,435 6 9 0,436 7 10 0,437 8 11 0,438 9 1 0,439
Lebih terperinciLampiran 1. Gambar Sampel Sayur Sawi
Lampiran 1. Gambar Sampel Sayur Sawi Gambar 6. Sayur Sawi yang dijadikan Sampel Lampiran 2. Perhitungan Penetapan Kadar Air Metode Gravimetri a. Penetapan Bobot Tetap Cawan Kosong Dengan pernyataan bobot
Lebih terperinciLampiran 1. Data Pengukuran Waktu Kerja Larutan Kuning Metanil
Lampiran 1. Data Pengukuran Waktu Kerja Larutan Kuning Metanil No. Menit ke- Serapan (A) 1 10 0,432 2 11 0,432 3 12 0,433 4 13 0,432 5 14 0,433 6 15 0,432 7 16 0,433 8 17 0,435 9 18 0,435 10 19 0,435 11
Lebih terperinciLampiran 1. Hasil Identifikasi Sampel
Lampiran 1. Hasil Identifikasi Sampel 50 Lampiran 2. Sampel yang digunakan Gambar 2. Daun Kumis Kucing Segar Gambar 3. Jamu Daun Kumis Kucing 51 Lampiran 3. Bagan Alir Proses Destruksi Kering Daun Kumis
Lebih terperinciLampiran 1. Gambar Lokasi Pengambilan Sampel
Lampiran 1. Gambar Lokasi Pengambilan Gambar 1. Gambar Depot Air Minum Isi Ulang Gambar.Gambar Depot Air Minum Isi Ulang Teknik Reverse Osmosis Gambar 3. Gambar air minum reverse osmosis dalam kemasan
Lebih terperinciGambar sekam padi setelah dihaluskan
Lampiran 1. Gambar sekam padi Gambar sekam padi Gambar sekam padi setelah dihaluskan Lampiran. Adsorben sekam padi yang diabukan pada suhu suhu 500 0 C selama 5 jam dan 15 jam Gambar Sekam Padi Setelah
Lebih terperinciLampiran 1. Perhitungan Pembakuan Natrium Hidroksida 1 N. No. Berat K-Biftalat (mg) Volume NaOH (ml) , ,14 3.
Lampiran 1. Perhitungan Pembakuan Natrium Hidroksida 1 N. No. Berat K-Biftalat (mg) Volume NaOH (ml) 1. 1000 5,1. 1003 5,14 3. 101 5, Normalitas NaOH Berat Kalium Biftalat (mg) Volume NaOH (ml) Berat Ekivalen
Lebih terperinciLampiran 1. Perhitungan Bobot Jenis Sampel. 1. Kalibrasi Piknometer. Piknometer Kosong = 15,302 g. Piknometer berisi Aquadest Panas.
Lampiran 1. Perhitungan Bobot Jenis Sampel 1. Kalibrasi Piknometer Piknometer Kosong = 15,30 g Piknometer berisi Aquadest Panas NO Aquadest Panas 1 5,330 5,37 3 5,38 4 5,35 5 5,39 6 5,3 Jumlah Rata-rata
Lebih terperinciPerbandingan fase gerak metanol-air (50:50)
Lampiran 1. Kromatogram Penyuntikan Kloramfenikol Baku untuk Menentukan Perbandingan Fase Gerak yang Optimum Perbandingan fase gerak metanol-air (40:60) Perbandingan fase gerak metanol-air (50:50) Perbandingan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. A. Metodologi Penelitian. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metodologi
BAB III METODE PENELITIAN A. Metodologi Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metodologi penelitianeksperimental. Dalam hal ini 3 sampel kecap akan diuji kualitatif untuk mengetahui kandungan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium Kimia Analisis Universitas Muhammadiyah Purwokerto selama 4 bulan. Penelitian dilaksanakan dari bulan Maret
Lebih terperinciLampiran 1. Hasil Identifikasi Cibet
Lampiran 1. Hasil Identifikasi Cibet Lampiran. Gambar Cibet (Orthetrum sp.) dan Capung (Orthetrum Sabina) sp.) (Orthetrum sabina) Capung Lampiran 3. Data Pembakuan Larutan NaOH 0,1 N Rumus normalitas larutan
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PERCOBAAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 sampai Juni 2015 di
30 III. METODOLOGI PERCOBAAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 sampai Juni 2015 di Laboratorium Kimia Analitik dan Instrumentasi Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan
Lebih terperinciLampiran 1. Data kalibrasi kalsium dengan Spektrofotometer Serapan Atom. dan Perhitungan Persamaan Garis Regresi dan Koefisien Korelasi (r).
Lampiran 1. Data kalibrasi kalsium dengan Spektrofotometer Serapan Atom dan Perhitungan Persamaan Garis Regresi dan Koefisien Korelasi (r). NO Konsentrasi (mcg/ml) Absorbansi 1 0,0000 0,0013 2 1,0000 0,0688
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan April 2013 sampai Agustus 2013 di Laboratoium Kimia Riset Makanan dan Material serta di Laboratorium Instrumen
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. ultraviolet secara adisi standar menggunakan teknik ekstraksi MSPD dalam. penetapan residu tetrasiklin dalam daging ayam pedaging.
III. METODE PENELITIAN Metode penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif yang mengarah pada pengembangan metode dengan tujuan mengembangkan spektrofotometri ultraviolet secara adisi standar
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan dari Bulan Maret sampai Bulan Juni 2013. Pengujian aktivitas antioksidan, kadar vitamin C, dan kadar betakaroten buah pepaya
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Jenis Penelitian 1. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian eksperimen (experiment research) (Notoatmodjo, 2002).
Lebih terperinciPENGUJIAN AMDK. Disampaikan dalam Pelatihan AIR MINUM
PENGUJIAN AMDK Disampaikan dalam Pelatihan AIR MINUM PARAMETER UJI Warna Kekeruhan Kadar kotoran ph Zat terlarut Zat organik(angka KMnO40 Nitrat Nitrit Amonium Sulfat Klorida Flourida Sianida Klor bebas
Lebih terperinciLampiran 1. Gambar alat KCKT dan syringe 100 µl
Lampiran 1. Gambar alat KCKT dan syringe 100 µl Gambar 10. Alat KCKT (Shimadzu) Gambar 11. Syringe 100 µl (SGE) Lampiran 2. Gambar Sonifikator (Branson 1510) dan Penyaring Gambar. 12. Sonifikator (Branson
Lebih terperinciBAB 3 METODE DAN BAHAN PENELITIAN
39 BAB 3 METODE DAN BAHAN PENELITIAN 3.1. Alat-alat dan bahan 3.1.1. Alat-alat yang digunakan - Spektrofotometri Serapan Atom AA-6300 Shimadzu - Lampu hallow katoda - PH indikator universal - Alat-alat
Lebih terperinciJarak yang digerakkan oleh pelarut dari titik asal = 17 cm = 0,9235 = 0,9058 = 0,8529. Harga Rf untuk sampel VIII + baku pembanding = = 0,8588
Lampiran 1. Contoh Perhitungan Harga Rf Harga Rf = jarak yang digerakkan oleh senyawa dari titik asal jarak yang digerakkan oleh pelarut dari titik asal Jarak yang digerakkan oleh pelarut dari titik asal
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
21 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Riset Kimia Universitas Pendidikan Indonesia, Jl. Setiabudhi No. 229, Bandung. 3.2 Alat dan Bahan 3.2.1
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada Laboratorium Penelitian Fakultas Farmasi
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini dilakukan pada Laboratorium Penelitian Fakultas Farmasi pada bulan Februari sampai Mei tahun 2012. 3.2 Alat-alat Alat alat yang
Lebih terperinciLampiran 1. Perhitungan Pembuatan Larutan Baku Profenofos. Konsentrasi 1665,5 mcg/ml sebagai Larutan Baku I (LB1)
Lampiran 1. Perhitungan Pembuatan Larutan Baku Profenofos Kadar baku Profenofos = 98,% Berat Profenofos yang ditimbang = 4,4 mg Volume larutan = 5 ml Konsentrasi Profenofos 98,% = 4,4mg 98, 6 10 mcg =
Lebih terperinciLAMPIRAN. Larutan dapar fosfat ph 7,4 isotonis
LAMPIRAN Lampiran 1. Flowsheet pembuatan larutan dapar fosfat ph 7,4 isotonis Natrium dihidrogen fosfat ditimbang 0,8 g Dinatrium hidrogen fosfat ditimbang 0,9 g dilarutkan dengan 100 ml aquadest bebas
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. USU, Lembaga Penelitian Fakultas MIPA USU, dan PT. AIRA Chemical Laboratories.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini dilakukan dilaboratorium Kimia Bahan Makanan Fakultas Farmasi USU, Lembaga Penelitian Fakultas MIPA USU, dan PT. AIRA Chemical Laboratories. 3.1 Alat-alat Alat-alat
Lebih terperinciAir dan air limbah Bagian 9: Cara uji nitrit (NO 2 _ N) secara spektrofotometri
Standar Nasional Indonesia Air dan air limbah Bagian 9: Cara uji nitrit (NO 2 _ N) secara spektrofotometri ICS 13.060.50 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang lingkup...
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan
21 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dimulai pada bulan Maret sampai Juni 2012 di Laboratorium Riset Kimia dan Material Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Bahan dan Alat 3.1.1. Bahan Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah larutan asam klorida pekat 37% (Merck KG aa), akuadestilata, sampel hand body lotion, standar
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Laboratorium Kimia Analitik
30 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan dari bulan November 2011 sampai Mei 2012 di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Laboratorium Kimia Analitik Instrumen
Lebih terperincidimana a = bobot sampel awal (g); dan b = bobot abu (g)
Lampiran 1. Metode analisis proksimat a. Analisis kadar air (SNI 01-2891-1992) Kadar air sampel tapioka dianalisis dengan menggunakan metode gravimetri. Cawan aluminium dikeringkan dengan oven pada suhu
Lebih terperincia = r = Y = 0,3538 X =2 Y = a X + b Lampiran 1. Perhitungan Persamaan Regresi Besi No. X Y XY X 2 Y 2 0,0 0,00 0,0000 0,0000 0,000 0,0992 0,5670 0,315
Lampiran 1. Perhitungan Persamaan Regresi Besi No. X Y XY X Y 1. 0,0 0,000 0,0000 0,00 0,0000. 1,8 0,315 0,5670 3,4 0,099 3.,1 0,369 0,7749 4,41 0,136 4.,4 0,46 1,04 5,76 0,1815 5.,7 0,478 1,906 7,9 0,85
Lebih terperinciNo Nama RT Area k Asym N (USP)
Lampiran 1. Hasil kromatogram Penyuntikan Propranolol HCl Baku untuk Mencari Perbandingan Fase Gerak Metanol-Air dan Laju Alir yang Optimal untuk Analisis. 1 Propranolol HCl 3.1 24823 359.7 2.32* 1410*
Lebih terperinciLampiran 1. Hasil identifikasi sampel
Lampiran 1. Hasil identifikasi sampel 56 Lampiran 2. Gambar tanaman singkong (Manihot utilissima P.) Tanaman Singkong Umbi Singkong Pati singkong 57 Lampiran 3. Flowsheet isolasi pati singkong Umbi singkong
Lebih terperinciBAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari Bulan Januari sampai dengan bulan Juni 2015
BAB III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dari Bulan Januari sampai dengan bulan Juni 2015 yang meliputi kegiatan di lapangan dan di laboratorium. Lokasi pengambilan
Lebih terperinciPROGRAM EKSTENSI SARJANA FARMASI FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2015
PENENTUAN KADAR NITRIT DAN NITRAT DALAM KORNET DAGING SAPI DAN DAGING SAPI ASAP SECARA SPEKTROFOTOMETRI SINAR TAMPAK SKRIPSI OLEH: NIA SYOFYASTI MATONDANG NIM 121524046 PROGRAM EKSTENSI SARJANA FARMASI
Lebih terperinciLAMPIRAN. Lampiran 1 Data kalibrasi piroksikam dalam medium lambung ph 1,2. NO C (mcg/ml) =X A (nm) = Y X.Y X 2 Y 2
LAMPIRAN Lampiran 1 Data kalibrasi piroksikam dalam medium lambung ph 1,2 NO C (mcg/ml) =X A (nm) = Y X.Y X 2 Y 2 1 3,0000 0,226 0,678 9,0000 0,051076 2 4,2000 0,312 1,310 17,64 0,0973 3 5,4000 0,395 2,133
Lebih terperinciBAB IV PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN. a. Nama Alat : Alat ukur nitrit untuk air bersih dan air minum berbasis
41 BAB IV PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab 4 akan diuraikan pengujian dan pembahasan serta hasil dari percobaan alat dengan sampel. 4.1. Spesifikasi alat a. Nama Alat : Alat ukur nitrit untuk air bersih
Lebih terperinciPerbandingan fase gerak Larutan kalium dihidrogen posfat 0,05 M-metanol (60:40) dengan laju alir 1 ml/menit
Lampiran 1. Kromatogram Penyuntikan Deksklorfeniramin maleat Baku untuk Mencari Perbandingan Fase Gerak larutan kalium dihidrogen posfat 0,05 M - Metanol yang Optimal untuk Analisis. A Perbandingan fase
Lebih terperinciLampiran. Lampiran I. Rancangan Percobaan. Laaitan standar formaldehid. Sampel 2 macam. Persiapan sampel dengan. Penentuan Panjang gelombang optimum
Lampiran Lampiran I. Rancangan Percobaan Sampel 2 macam Laaitan standar formaldehid Persiapan sampel dengan berbagai variasi suhu (50,6O,7O,8O,9O,dan 100 V Penentuan waktu kestabilan warna y V Penentuan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Bahan dan Alat 3.1.1. Bahan Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah asam klorida pekat 37% (Merck KG, aa), sampel krim, metil paraben pa (Brataco), dan propil paraben
Lebih terperinciLampiran 1. Gambar Sampel. Gambar 1. Produk bubur bayi yang dijadikan sampel. Universitas Sumatera Utara
Lampiran 1. Gambar Sampel Gambar 1. Produk bubur bayi yang dijadikan sampel 35 Lampiran. Hasil Analisis Kualitatif Mineral Kalsium dan Besi Gambar. Gambar Kristal Kalsium Sulfat (Perbesaran 10x10) Gambar
Lebih terperinciPRODUKSI ABON IKAN PARI ( (RAYFISH): PENENTUAN KUALITAS GIZI ABON
SEMINAR HASIL PRODUKSI ABON IKAN PARI ( (RAYFISH): PENENTUAN KUALITAS GIZI ABON OLEH : FITHROTUL MILLAH NRP : 1406 100 034 Dosen pembimbing : Dra. SUKESI, M. Si. Surabaya, 18 Januari 2010 LATAR BELAKANG
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. - Spektrofotometri Serapan Atom AA-6300 Shimadzu. - Alat-alat gelas pyrex. - Pipet volume pyrex. - Hot Plate Fisons
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alat-alat - Spektrofotometri Serapan Atom AA-6300 Shimadzu - Alat-alat gelas pyrex - Pipet volume pyrex - Hot Plate Fisons - Oven Fisher - Botol akuades - Corong - Spatula
Lebih terperinciBAB III BAHAN DAN METODE. Lokasi pengambilan sampel diambil dibeberapa toko di kota Medan dan
BAB III BAHAN DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Lokasi pengambilan sampel diambil dibeberapa toko di kota Medan dan lokasi penelitian di analisis di Laboratorium Kimia Universitas Medan Area,
Lebih terperinciKentang. Dikupas, dicuci bersih, dipotong-potong. Diblender hingga halus. Residu. Filtrat. Endapan. Dibuang airnya. Pati
Lampiran 1. Flow Sheet Pembuatan Pati Kentang Kentang Residu Filtrat Ditimbang ± 10 kg Dikupas, dicuci bersih, dipotong-potong Diblender hingga halus Disaring dan diperas menggunakan kain putih yang bersih
Lebih terperinciPENYEHATAN MAKANAN MINUMAN A
PETUNJUK PRAKTIKUM PENYEHATAN MAKANAN MINUMAN A Cemaran Logam Berat dalam Makanan Cemaran Kimia non logam dalam Makanan Dosen CHOIRUL AMRI JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN POLTEKKES KEMENKES YOGYAKARTA 2016
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. formula menggunakan HPLC Hitachi D-7000 dilaksanakan di Laboratorium
30 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian validasi metode dan penentuan cemaran melamin dalam susu formula menggunakan HPLC Hitachi D-7000 dilaksanakan di Laboratorium Kimia Instrumen
Lebih terperinciIII. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Maret Juli 2015 di Laboratorium
118 III. METODELOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Maret Juli 2015 di Laboratorium Kimia Analitik dan Instrumentasi Jurusan Kimia Fakultas Matematika
Lebih terperinciBAB III. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia,
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia, Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) yang bertempat di jalan Dr. Setiabudhi No.229
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi kandungan nitrit
digilib.uns.ac.id BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi kandungan nitrit dan juga untuk menetapkan kadar nitrit dalam sosis bermerek yang beredar di Surakarta.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Pengambilan sampel ini dilaksanakan di Pasar modern Kota Gorontalo dan
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.1.1 Lokasi penelitian BAB III METODE PENELITIAN Pengambilan sampel ini dilaksanakan di Pasar modern Kota Gorontalo dan pengujiannya di laksanakan di Labaoratorium Kimia
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Salah satu produk kosmetik yang banyak menggunakan bahan pengawet sebagai bahan tambahan adalah hand body lotion. Metode analisis yang sensitif dan akurat diperlukan untuk mengetahui
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Tanah Balai Penelitian
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Tanah Balai Penelitian Tanaman Sayuran (BALITSA), jalan Tangkuban Perahu No. 157 Lembang, Bandung. 3.2.
Lebih terperinciLampiran III Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : 06 Tahun 2007 Tanggal : 8 Mei 2007
LAMPIRAN LAMPIRAN 1 Lampiran III Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : 06 Tahun 2007 Tanggal : 8 Mei 2007 BAKU MUTU AIR LIMBAH BAGI KAWASAN INDUSTRI PERIKANAN YANG MELAKUKAN PENGOLAHAN AIR
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia,
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia, Universitas Pendidikan Indonesia yang bertempat di jalan Dr. Setiabudhi No.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Juni 2012.
26 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Material Jurusan Pendidikan Kimia, Universitas Pendidikan Indonesia (UPI). Penelitian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Pani Desa Botubulohu Kecamatan Marisa Kabupaten Pohuwato dan lokasi
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.1.1 Lokasi Lokasi pengambilan sampel air limbah yaitu di Pertambangan Gunung Pani Desa Botubulohu Kecamatan Marisa Kabupaten Pohuwato dan lokasi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Alat dan Bahan 3.1.1. Alat alat yang digunakan ; a. Spektrofotometri Serapan Atom ( SSA ), Type Buck Scientific seri 205 b. Lampu katoda Zn dan Cu c. Lampu katoda Fe dan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Alat dan Bahan 1. Alat Spektrofotometer UV-visibel (Genesys 10), cawan conway dengan penutupnya, pipet ukur, termometer, neraca analitik elektrik C-200D (Inaba Susakusho),
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Maret sampai dengan bulan Juni 2013 di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Material serta di Laboratorium
Lebih terperinciLampiran. Dapar fosfat ph. Universitas Sumatera Utara
Lampiran 1. Kromatogram penyuntikan larutan Naa Siklamat ph dapar fosfat yang optimum pada analisis untuk mencari Dapar fosfat ph 4,5 dengan perbandingan fase gerak dapar fosfat : methanol (70:30) dan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimental, karena
BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimental, karena penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh/hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Termasuk
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Termasuk penelitian eksperimen karena dalam penelitian ini terdapat kontrol sebagai acuan antara
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan eksperimental. B. Tempat dan Waktu Tempat penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan
Lebih terperinciUji Kualitatif Karbohidrat dan Hidrolisis Pati Non Enzimatis
Uji Kualitatif Karbohidrat dan Hidrolisis Pati Non Enzimatis Disarikan dari: Buku Petunjuk Praktikum Biokimia dan Enzimologi Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia D III Analis Kesehatan Fakultas
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif yang didukung dengan studi pustaka. B. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di
Lebih terperinciLampiran 1. Kurva Absorbansi Maksimum Kalsium
Lampiran 1. Kurva Absorbansi Maksimum Kalsium Lampiran. Perhitungan Persamaan Garis Regresi dan Koefisien Korelasi (r) dari Data Kalibrasi Kalsium No. Konsentrasi (mcg/ml) (X) Absorbansi (Y) XY X Y 1.
Lebih terperinciDAFTAR ISI. ABSTRAK... i. ABSTRACT... ii. KATA PENGANTAR... iii. UCAPAN TERIMA KASIH... iv. DAFTAR ISI... v. DAFTAR TABEL... vii
v DAFTAR ISI ABSTRAK... i ABSTRACT... ii KATA PENGANTAR... iii UCAPAN TERIMA KASIH... iv DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR LAMPIRAN... ix BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar
Lebih terperinciAir dan air limbah Bagian 21: Cara uji kadar fenol secara Spektrofotometri
Standar Nasional Indonesia Air dan air limbah Bagian 21: Cara uji kadar fenol secara Spektrofotometri ICS 13.060.50 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata....ii 1 Ruang lingkup...
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia Instrumen Jurusan
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia, Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas
Lebih terperinciAir dan air limbah Bagian 31 : Cara uji kadar fosfat dengan spektrofotometer secara asam askorbat
Standar Nasional Indonesia Air dan air limbah Bagian 31 : Cara uji kadar fosfat dengan spektrofotometer secara asam askorbat ICS 13.060.01 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... Prakata...
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Tanah Balai Penelitian
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Tanah Balai Penelitian Tanaman Sayuran (BALITSA), jalan Tangkuban Perahu No. 157 Lembang, Bandung. 3.2 Alat
Lebih terperinci