Gambar 2. Satu unit alat Spektrofotometer uv-vis (UV mini Shimadzu)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Gambar 2. Satu unit alat Spektrofotometer uv-vis (UV mini Shimadzu)"

Transkripsi

1 Lampiran 1. Gambar Sampel Gambar 1. Sampel Lobak Lampiran 2. Gambar Alat Spektrofotometri Sinar Tampak Gambar 2. Satu unit alat Spektrofotometer uv-vis (UV mini Shimadzu) Lampiran 3. Uji Kualitatif Nitrit 47

2 1. Larutan Sampel + Asam Sulfanilat + NED -> Merah Ungu (+) Gambar 3. Hasil uji kualitatif dengan pereaksi asam sulfanilat dan NED 2. Larutan Sampel + H2SO4 (p) + KMnO4 -> warna KMnO4 hilang Gambar 4. Hasil uji kualitatif dengan pereaksi asam sulfat pekat dan kalium permanganat. 48

3 Lampiran 4. Uji Kualitatif Nitrat 1. Larutan sampel + Zn + NaOH kemudian dipanaskan -> uap NH3 yang dapat membirukan lakmus merah (+) Gambar 5 Hasil uji kualitatif dengan pereaksi Zn dan NaOH 49

4 Lampiran 5. Bagan Alir Pembuatan Larutan Induk Baku Nitrit, Penentuan Panjang Gelombang Maksimum, Waktu Kerja, dan Kurva Kalibrasi Nitrit Baku Natrium Nitrit LIB I Nitrit (C = 10 μg/ml) LIB II Nitrit (C = 10 μg/ml) ditimbang 100 mg dimasukkan ke dalam labu tentukur 100 ml dilarutkan dan dicukupkan dengan air suling sampai garis tanda dipipet 1 ml dimasukkan ke dalam labu tentukur 100 ml dilarutkan dan dicukupkan dengan air suling sampai garis tanda dipipet 4 ml dimasukkan ke dalam labu tentukur 50 ml ditambahkan 2,5 ml asam sulfanilat, setelah lima menit ditambahkan 2,5 mln-(1-naftil) etilendiamin dihidroklorida dilarutkan dan dicukupkan dengan air suling diukur serapan maksimum pada λ nm dipipet 4 ml dimasukkan ke dalam labu tentukur 50 ml ditambahkan 2,5 ml asam sulfanilat, setelah lima menit ditambahkan 2,5 ml N-(1-naftil) etilendiamin dihidroklorida dilarutkan dan dicukupkan dengan air suling diukur serapan pada λ 540 nm setiap menit selama 60 menit dipipetmasing-masing sebanyak 2,3,4,5, dan 6 ml dimasukkan ke dalam labu tentukur 50 ml ditambahkan 2,5 ml asam sulfanilat, setelah 5 menit ditambahkan 2,5 ml N-(1-naftil) etilendiamin dihidroklorida dilarutkan dan dicukupkan dengan air suling diukur masing-masing serapan pada λ 540 nm pada menit ke-8 dibuat kurva kalibrasi Serapan Maksimum Waktu Kerja Persamaan Regresi 50

5 Lampiran 6. Bagan Alir Penentuan Kadar Nitrat dan Nitrit dalam Lobak Sampel ditimbang ± 40 gr yang telah dipotong dadu dimasukkan kedalam panci stenlis yang telah berisi air mendidih 500 ml dipanaskan selama 7,5 menit, 10 menit dan 15 menit Sampel perebusan Sampel Perebusan Filtrat ditimbang 10 gryang telah dihaluskan dimasukkan ke dalam beaker glass 250 ml ditambahkan air suling panas (±80ºC) sampai volume 150 ml diaduk hingga homogen dipanaskan di atas penangas air hingga 15 menit sambil diaduk didinginkan pada suhu kamar dipindahkan secara kuantitatif ke dalam labu tentukur 250 ml ditambahkan air suling sampai garis tanda dihomogenkan disaring 51

6 Lampiran 6. (Lanjutan) Filtrat dibuang 10 ml filtrat pertama dipipet 10 ml dimasukkan ke dalam labu tentukur 50 ml ditambahkan 2,5 m asam sulfanilat, dikocok, dan setelah limamenit ditambahkan 2,5 mln-(1 naftil)etilendiamindihidroklorida dicukupkan dengan air suling sanpai garis tanda diukur serapan pada λ 540 nm pada menit ke-8 Nilai Absorbansi Kadar Nitrit dihitung 52

7 Lampiran 6. (Lanjutan) Sampel ditimbang 10 g yang telah dihaluskan dimasukkan ke dalam beaker glass 250 ml ditambahkan air suling panas (±80ºC) sampai volume 150 ml diaduk hingga homogen dipanaskan di atas penangas air hingga 15 menit sambil diaduk didinginkan pada suhu kamar dipindahkan secara kuantitatif ke dalam labu tentukur 250 ml ditambahkan air suling sampai garis tanda dihomogenkan disaring Filtrat 53

8 Lampiran 6. (lanjutan) Filtrat dibuang 10 ml filtrat pertama dipipet 10 ml dan dimasukkan ke dalam labu tentukur 50 ml ditambahkan sedikit logam Zn (1 g) dan didiamkan selama 10 menit ditambahkan 2,5 ml asam sulfanilat, dikocok dan setelah limamenit ditambahkan 2,5 mln- (1-naftil)etilendiamindihidroklorida dicukupkan dengan air suling diukur serapan pada λ 540 nm pada menit ke-8 Nilai Absorbansi Kadar Nitrat dihitung 54

9 Lampiran 7. Kurva Serapan Nitrit Baku Gambar 6. Kurva serapan maksimum pada konsentrasi 0,8 µg/ml Gambar 7. Serapan nitrit baku pada panjang gelombang 540 nm 55

10 Lampiran 8. Penentuan Waktu Kerja Menit Ke- ABS 5 0, , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,

11 51 0, , , , , , , , , ,4476 Lampiran 9. Data Kalibrasi Nitrit Baku dan Nitrat Baku, Persamaan Regresi, dan Koefisien Korelasi Kalibrasi Serapan Nitrit pada Panjang Gelombang 540 nm No. Konsentrasi (μg/ml) (X) Absorbansi (Y) 1. 0,0000 0, ,4000 0, ,6000 0, ,8000 0, ,0000 0, ,2000 0,723 Perhitungan Persamaan Regresi No. X Y XY X 2` Y ,0000 0,000 0,0000 0,0000 0, ,4000 0,234 0,0936 0,16 0, ,6000 0,351 0, ,36 0, ,8000 0,476 0,3808 0,64 0, ,0000 0,610 0,6100 1,00 0, ,2000 0,723 0,8676 1,44 0,5227 ΣX = 4,0000 =0, ΣY = 2,394 = 0,3990 ΣXY = 2,1626 ΣX 2 = 3,6 ΣY 2 = 1,

12 -0,0058 Maka, persamaan garis regresi adalah Y = 0,6071 X 0,0058 Perhitungan Koefisien Korelasi (r) r r r = r = 0,9998 Maka, koefisien korelasi dari data kalibrasi serapan nitrit pada panjang gelombang 540 nm adalah 0,

13 Lampiran 10. Perhitungan Batas Deteksi (Limit of Detection, LOD)dan Batas Kuantitasi (Limit of Quantitation, LOQ) Nitrit dan Nitrat 1. Persamaan garis regresi adalah Y = 0,6071 X 0,0058 No. X Y Yi Y-Yi (Y-Yi) ,0000 0,000-0,0058-0,0058 3,364 x ,4000 0,234 0,2730-0,0030 0,900 x ,6000 0,351 0,3587-0,0077 5,929 x ,8000 0,476 0, ,521 x ,0000 0,610 0, ,569 x ,2000 0,723 0, ,009 x ,9292 x 10-4 Simpangan Baku = 0,6945 μg/ml Batas Deteksi = 0,034319μg/mL Batas Kuantitas = 0,114396μg/mL 59

14 Lampiran 11. Contoh Perhitungan Kadar Nitrit dalamlobak yang direbus dalam air PDAMSelama 7,5 menit. Berat sampel yang digunakan = 10,0136 g Absorbansi analisis nitrit (540 nm) = 0,0609 Persamaan regresi pada absorbansi maksimum dengan panjang gelombang nitrit pada λ 540 nm: Y = 0,6071X - 0,0058 Konsentrasi Nitrit : Y = 0,6071 X - 0,0058 0,0609 = 0,6071 X - 0,0058 X = 0,1098 Kadar Nitrit dalam sampel = X V Fp : kadar nitrit sesudah pengenceran (μg /ml) : volume larutan pengenceran (ml) : faktor pengenceran Kadar Nitrit dalam sampel = = 13,703659μg/g = 13, mg/kg Dengan cara yang sama dapat dihitung kadar nitrit pada semua sampel. 60

15 Lampiran 12. Contoh Perhitungan Kadar Nitrat dalam Lobak yang direbus dalam air PDAM Selama 7,5 menit Berat sampel yang digunakan = 10,0136 g Absorbansi analisis nitrit (540nm) = 0,0986 Persamaan regresi pada absorbansi maksimum dengan panjang gelombang nitrit pada λ 540 nm: Y = 0,6071 X - 0,0058 Konsentrasi Nitrit: Y = 0,6071 X - 0,0058 0,0986= 0,6071 X - 0,0058 X = 0,1720 Kadar Nitrit dalam sampel = X V Fp : kadar nitrit sesudah pengenceran (μg /ml) : volume larutan pengenceran (ml) : faktor pengenceran Kadar Nitrit dalam sampel = = 21,4708μg/g = 21,4708 mg/kg Kadar nitrit dari reduksi nitrat = Kadar total nitrit sesudah reduksi Kadar nitritsebelum reduksi = 21,4708 mg/kg 13,703659mg/kg = 7, mg/kg 61

16 Lampiran 12.(Lanjutan) Karena hasil pembacaan alat spektrofotometer untuk nitrat adalah sebagai nitrit. Oleh sebab itu hasil pembacaan harus dikonfersikan. = = NO 3 = NO 3 = Kadar nitrat = kadar nitrit dari reduksi nitratx 1,3478 = 7, mg/kg x 1,3478 = 10, mg/kg Dengan cara yang sama dapat dihitung kadar nitrit pada semua sampel. 62

17 Lampiran 13. Analisa Data Statistik untuk Menghitung Kadar Nitrit pada Lobak segar No. Absorban JumLah Nitrit (mg/kg) Σ = SB = = = = Pada interval kepercayaan 99% dengan nilai α = 0,01, dk = n-1= 5, maka t (α/2,dk) = 4,0321. Data diterima jika t hitung < t tabel t hitung 1 = = t hitung 2 = = t hitung 3 = = t hitung 4 = = t hitung 5 = = t hitung 6 = =

18 Lampiran 13. (Lanjutan) Kadar nitrit dalam Lobak Segar μ = ± (t α/2, dk) x SB/ n) = μg/g ± (4,0321 x ) = (32,8758±0,8120)mg/kg 64

19 Lampiran 14. Analisis Data Statistik untuk menghitung kadar Nitrat pada Lobak segar. No. Absorban JumLah Nitrat (mg/kg) Σ = SB = = = = 2,2605 Pada interval kepercayaan 99% dengan nilai α = 0,01, dk = n-1= 5, maka t (α/2,dk) = 4,0321. Data diterima jika t hitung < t tabel. t hitung 1 = = 3,2895 t hitung 2 = = 0,6719 t hitung 3 = = 0,9684 t hitung 4 = = 0,7228 t hitung 5 = = t hitung 6 = = 3,

20 Kadar nitrat pada Lobak segar μ = ± (t α/2, dk) x SB/ n) = μg/g ± (4,0321 x 2,2605 / ) = ( ±3,7208)mg/kg 66

21 Lampiran 15.Analisa Data Statistik untuk Menghitung Kadar Nitrit pada Aquabides selama 7,5 menit. No. Absorban JumLah Nitrit (mg/kg) Σ = SB = = = = 0,1672 Pada interval kepercayaan 99% dengan nilai α = 0,01, dk = n-1= 5, maka t (α/2,dk) = 4,0321. Data diterima jika t hitung < t tabel. t hitung 1 = = 2,5417 t hitung 2 = = 2,4641 t hitung 3 = = 0,0,7979 t hitung 4 = = 0,2167 t hitung 5 = = t hitung 6 = =

22 Kadar nitrit dalam Lobak pada Aquabides selama 7,5 menit. μ = ± (t α/2, dk) x SB/ n) = μg/g ± (4,0321 x 0,1672 / ) = ( ± 0,2754) mg/kg 68

23 Lampiran 16. Analisa Data Statistik untuk Menghitung Kadar Nitrat pada aquabides selama 7,5 menit. No. Absorban JumLah Nitrat (mg/kg) Σ = SB = = = = 0,7762 Pada interval kepercayaan 99% dengan nilai α = 0,01, dk = n-1= 5, maka t (α/2,dk) = 4,0321. Data diterima jika t hitung < t tabel. t hitung 1 = = 3,2856 t hitung 2 = = 2,5252 t hitung 3 = = 0,2474 t hitung 4 = = t hitung 5 = = 1,5784 t hitung 6 = = 3,

24 Lampiran 16. (Lanjutan) Kadar nitrat pada lobak menggunakanaqubides selama 7,5 menit. μ = ± (t α/2, dk) x SB/ n) = mg/kg ± (4,0321 x / ) = ( ± 1,2777)mg/kg 70

25 Lampiran 17. Analisa Data Statistik untuk Menghitung Kadar Nitrit padalobak menggunankan Aquabides selama 10 menit No. Absorban JumLah Nitrit (mg/kg) Σ = SB = = = = 0, Pada interval kepercayaan 99% dengan nilai α = 0,01, dk = n-1= 5, maka t (α/2,dk) = 4,0321. Data diterima jika t hitung < t tabel. t hitung 1 = = t hitung 2 = = 1,6142 t hitung 3 = = 1,0751 t hitung 4 = = 0,8852 t hitung 5 = = 2,0369 t hitung 6 = = 3,

26 Lampiran 17. (Lanjutan) Kadar nitrit padalobak menggunakan Aquabides selama 10 menit μ = ± (t α/2, dk) x SB/ n) = mg/kg ± (4,0321 x 0,1793 / ) = (9.8465± 0,2951)mg/kg 72

27 Lampiran 18. Analisa Data Statistik untuk Menghitung Kadar Nitrat padalobak menggunakan Aquabides selama 10 menit No. Absorban JumLah Nitrat (μg/g) Σ = SB = = = = 0, Pada interval kepercayaan 99% dengan nilai α = 0,01, dk = n-1= 5, maka t (α/2,dk) = 4,0321. Data diterima jika t hitung < t tabel. t hitung 1 = = 3,7639 t hitung 2 = = 0,3215 t hitung 3 = = 0,1025 t hitung 4 = = 0,0302 t hitung 5 = = 0,2456 t hitung 6 = = 0,

28 Lampiran 18. (Lanjutan) Kadar Nitrat padalobak menggunakan Aquabides selama 10 menit μ = ± (t α/2, dk) x SB/ n) = mg/kg ± (4,0321x 0,8030 / ) = ( ± 1,3217) mg/kg 74

29 Lampiran 19. Analisa Data Statistik untuk Menghitung Kadar Nitrit padalobak menggunakan Aquabides selama 15 menit No. Absorban JumLah Nitrit (mg/kg) Σ = 0,43504 SB = = = = 0,29497 Pada interval kepercayaan 99% dengan nilai α = 0,01, dk = n-1= 5, maka t (α/2,dk) = 4,0321. Data diterima jika t hitung < t tabel. t hitung 1 = = 1,8646 t hitung 2 = = 1,2899 t hitung 3 = = 0,0540 t hitung 4 = = 0,6429 t hitung 5 = = 1,4419 t hitung 6 = = 2,

30 Lampiran 19. (Lanjutan) Kadar Nitrit padalobak menggunakan Aquabides selama 15 menit μ = ± (t α/2, dk) x SB/ n) = mg/kg ± (4,0321x 0,29497 / ) = ( ± 0,4855) mg/kg 76

31 Lampiran 20. Analisa Data Statistik untuk Menghitung Kadar Nitrat pada Lobak menggunakan Aquabides selama 15 menit No. Absorban JumLah Nitrat (mg/kg) Σ = SB = = = = 0,6878 Pada interval kepercayaan 99% dengan nilai α = 0,01, dk = n-1= 5, maka t (α/2,dk) = 4,0321.Data diterima jika t hitung < t tabel. t hitung 1 = = 3,6713 t hitung 2 = = 1,6182 t hitung 3 = = 0,4284 t hitung 4 = = 0,6585 t hitung 5 = = 2,0345 t hitung 6 = = 3,

32 Lampiran 20. (Lanjutan) Kadar nitrat pada Lobak menggunakan Aquabides selama 15 menit μ = ± (t α/2, dk) x SB/ n) = mg/kg ± (4,0321x 0,6878/ ) = (8.4716± 1,1322)mg/kg 78

33 Lampiran 21. Analisa Data Statistik untuk Menghitung Kadar nitrit pada Lobak menggunakan Air PDAM selama 7,5 menit No. Absorban JumLah Nitrit (mg/kg) Σ = SB = = = = 0,1405 Pada interval kepercayaan 99% dengan nilai α = 0,01, dk = n-1= 5, maka t (α/2,dk) = 4,0321. Data diterima jika t hitung < t tabel. t hitung 1 = = 3,2996 t hitung 2 = = 1,3352 t hitung 3 = = 1,4599 t hitung 4 = = 0,9355 t hitung 5 = = 1,8780 t hitung 6 = = 3,

34 Lampiran 21. (Lanjutan) Kadar nitrit pada Lobak menggunakan Air PDAM selama 7,5 menit μ = ± (t α/2, dk) x SB/ n) = mg/kg ± (4,0321x 0,1405 / ) = ( ± 0,2313) mg/kg 80

35 Lampiran 22. Analisa Data Statistik untuk menghitung Kadar Nitrat pada Lobak menggunakan Air PDAM selama 7,5 menit No. Absorban JumLah Nitrat (mg/kg) ,2710 Σ = 1,6384 SB = = = = 0,5724 Pada interval kepercayaan 99% dengan nilai α = 0,01, dk = n-1= 5, maka t (α/2,dk) = 4,0321. Data diterima jika t hitung < t tabel. t hitung 1 = = 3,3055 t hitung 2 = = 1,8276 t hitung 3 = = 0,8571 t hitung 4 = = 0,9483 t hitung 5 = = 1,6911 t hitung 6 = =

36 Kadar nitrat pada Lobak menggunakan Air PDAM selama 7,5 menit μ = ± (t α/2, dk) x SB/ n) = 16,2710 mg/kg ± (4,0321x ) = (16,2710 ± 0,9423)mg/kg 82

37 Lampiran 23. Analisa Data Statistik untuk Menghitung Kadar Nitrit pada Lobakmenggunakan Air PDAM selama 10 menit No. Absorban JumLah Nitrit (mg/kg) ,7447 Σ = 1,3996 SB = = = = 0,5176 Pada interval kepercayaan 99% dengan nilai α = 0,01, dk = n-1= 5, maka t (α/2,dk) = 4,0321. Data diterima jika t hitung < t tabel t hitung 1 = = 3,7405 t hitung 2 = = 1,8617 t hitung 3 = = 0,3866 t hitung 4 = = 1,0298 t hitung 5 = = 2,0487 t hitung 6 = = 2,

38 Kadar nitrit pada Lobak menggunakan Air PDAM selama 10 menit μ = ± (t α/2, dk) x SB/ n) = 18,7447 mg/kg ± (4,0321 x 0,5176 / ) = (18,7447 ± 0,8520) mg/kg 84

39 Lampiran 24. Analisa Data Statistik untuk Menghitung Kadar Nitrat pada Lobak menggunakan Air PDAM selama 10 menit. No. Absorban JumLah Nitrat (mg/kg) ,6828 Σ = SB = = = = 1,4582 Pada interval kepercayaan 99% dengan nilai α = 0,01, dk = n-1= 5, maka t (α/2,dk) = 4,0321. Data diterima jika t hitung < t tabel. t hitung 1 = =3,6089 t hitung 2 = = 1,4060 t hitung 3 = = 1,1351 t hitung 4 = = 1,4253 t hitung 5 = = 2,8717 t hitung 6 = = 1,

40 Lampiran 24. (Lanjutan) Kadar nitrat pada Lobak menggunakan Air PDAM selama 10 menit μ = ± (t α/2, dk) x SB/ n) = 10,6828 mg/kg ± (4,0321x ) = (10,6828 ± 2,4003)mg/kg 86

41 Lampiran 25. Analisa Data Statistik untuk Menghitung kadar Nitrit dalam Lobak menggunakan air Ledeng selama 15 menit No. Absorban JumLah Nitrit (mg/kg) Σ = SB = = = = 0,3927 Pada interval kepercayaan 99% dengan nilai α = 0,01, dk = n-1= 5, maka t (α/2,dk) = 4,0321. Data diterima jika t hitung < t tabel. 0,1603 t hitung 1 = = 3,1391 t hitung 2 = = 2,1297 t hitung 3 = = t hitung 4 = = 1,9308 t hitung 5 = = 0,7274 t hitung 6 = = 3,

42 Lampiran 25. (Lanjutan) kadar Nitrit dalam Lobak menggunakan air PDAM selama 15 menit μ = ± (t α/2, dk) x SB/ n) = mg/kg ± (4,0321 x ) = ( ± 0,6463) mg/kg 88

43 Lampiran 26. Analisa Data Statistik untuk Menghitung kadar Nitrat dalam Lobak menggunakan air PDAM selama 15 menit No. Absorban JumLah Nitrat (mg/kg) Σ = SB = = = = 0,4848 Pada interval kepercayaan 99% dengan nilai α = 0,01, dk = n-1= 5, maka t (α/2,dk) = 4,0321. Data diterima jika t hitung < t tabel. 0,4797 t hitung 1 = = 0,5972 t hitung 2 = = 1,4469 t hitung 3 = = 0,0204 t hitung 4 = = 0,1267 t hitung 5 = = 0,0751 t hitung 6 = = 1,

44 Lampiran 26. (Lanjutan) Kadar Nitrat dalam Lobak menggunakan air PDAM selama 15 menit μ = ± (t α/2, dk) x SB/ n) = mg/kg ± (4,0321 x ) = (9.8287± 1,9342)mg/kg 90

45 Lampiran 27. Hasil Uji Perolehan Kembali Nitrit dan Nitrat Setelah Penambahan Masing-Masing Larutan Standar Pada perebusan Lobak selama 10 menit menggunakan aquabides. 1. Hasil Analisis Nitrit Setelah Penambahan Larutan Standar Nitrit Konsentrasi Serapan Sebelum Setelah Persen Sampel λ 540 Baku yang penambahan penambahan Perolehan nm ditambahkan Baku Baku Kembali (µg/ml) (µg/g) (µg/g) (%) 1 0, , ,08 2 0, , ,05 3 0, , , , , , , , ,00 6 0, , ,24 = 101, Hasil Analisis Nitrat Setelah Penambahan Larutan Standar Nitrat Sampel Serapa n λ 540 nm 1 0, ,1381 0,1378 0,1373 0,1372 0,1370 Sebelum penambaha n Baku (µg/g) 9,5963 Konsentrasi Baku yang ditambahkan (µg/ml) Setelah penambaha n Baku (µg/g) Persen Perolehan Kembali (%) , ,62 9, , ,93 9, , , , , , , , ,40 86,85 88,69 89,37 86,99 91

46 Lampiran 28.Contoh Perhitungan Uji Perolehan Kembali Nitrit dan Nitratdengan Menggunakan Perebusan Lobak menggunakan aquabidesselama 10 menit Volume sampel yang digunakan = 10 ml Absorbansi analisis (Y) : Nitrit = 0,0905 Nitrat = 0,1625 Persamaan regresi pada panjang gelombang maksimum Nitrit dan Nitrat (λ=540 nm) : Y = 0,6071 X 0,0058 Konsentrasi Nitrit: Y = 0,6071 X 0,0058 0,0905 = 0,6071 X 0,0058 X = 0,1586 Konsentrasi Nitrat:Y = 0,6071 X 0,0058 0,1384 = 0,6071 X 0,0058 X = 0, Perhitungan Uji Perolehan Kembali Nitrit Kadar = = = 19,7821 µg/g (C F ) Kadar nitrit sampel sebelum ditambah larutan baku (C A ) = 9,5963 µg/g Kadar larutan baku yang ditambahkan (C * A) C * A = ml yang ditambahkan = 10 ml = 9,9783 µg/g 92

47 Maka persen perolehan kembali nitrit = 100 % = 100% 2. Perhitungan Uji Perolehan Kembali Nitrat = 102,08 % Kadar nitrit = x Faktor pengenceran = = 29,5645 µg/g Kadar nitrit dari reduksi nitrat = Kadar total nitrit sesudah reduksi Kadar nitritsebelum reduksi =29,5645μg/g 9,5963 μg/g = 19,9682 μg/g Karena hasil pembacaan alat spektrofotometer untuk nitrat adalah sebagai nitrit. Oleh sebab itu hasil pembacaan harus dikonfersikan. = = NO 3 = NO 3 = Kadar nitrat = kadar nitrit dari reduksi nitratx 1,3478 = 19,9682μg/g x 1,3478 = 26,9131µg/g (C F ) Kadar nitrat sampel setelah ditambah larutan baku (C F ) =26,9131 µg/g Kadar nitrat sampel sebelum ditambah larutan baku (C A ) = 10,2596µg/g Kadar larutan baku yang ditambahkan (C * A) 93

48 C * A = ml yang ditambahkan = 2 ml = 19,9171 µg/g Maka persen perolehan kembali nitrat = 100 % = 100% = 83,62 % 94

49 Lampiran 29. Perhitungan Simpangan Baku Relatif (Relative Standard Deviation, RSD) Persen Perolehan Kembali Nitrit No. Persen Perolehan Kembali (Xi) (Xi - ) (Xi - ) , , , , , , = 101,87 = SD = = = 0,3241 RSD = x 100% = x 100% = 0,31% 95

50 Lampiran 30. Perhitungan Simpangan Baku Relatif (Relative Standard Deviation, RSD) Persen Perolehan Kembali Nitrat No. Persen Perolehan Kembali (Xi) (Xi - ) (Xi - ) , , , , , , ,99 = 21,2216 SD = = = 2,0602 RSD = x 100% = x 100% = 2,36 % 96

51 Lampiran 31. Hasil Pembacaan Spektrofotometer Waktu Kerja 97

52 Lampiran 32. Hasil Pembacaan Spektrofotometer Absorbansi dan Konsentrasi Nitrit dan Nitrat 1. Sampel perebusan dengan air demineral 98

53 2. Sampel perebusan dengan Air PDAM 99

54 3. Hasil uji Recovery 4. Sampel Lobak Segar 100

55 Lampiran 33. Daftar Nilai Distribusi t 101

56 Lampiran 34. Hasil Identifikasi Tumbuhan 102

Gambar 2. Perbedaan Sampel Brokoli (A. Brokoli yang disimpan selama 2 hari pada suhu kamar; B. Brokoli Segar).

Gambar 2. Perbedaan Sampel Brokoli (A. Brokoli yang disimpan selama 2 hari pada suhu kamar; B. Brokoli Segar). Lampiran 1. Gambar Sampel dan Lokasi Pengambilan Sampel Gambar 1. Sampel Brokoli Gambar 2. Perbedaan Sampel Brokoli (A. Brokoli yang disimpan selama 2 hari pada suhu kamar; B. Brokoli Segar). 45 Lampiran

Lebih terperinci

Lampiran 1. Krim Klorfeson dan Chloramfecort-H

Lampiran 1. Krim Klorfeson dan Chloramfecort-H Lampiran 1. Krim Klorfeson dan Chloramfecort-H Gambar 1 Krim merek Klorfeson Gambar 2 Krim merek Chloramfecort-H 48 Lampiran 2. Komposisi krim Klorfeson dan Chloramfecort-H Daftar Spesifikasi krim 1. Klorfeson

Lebih terperinci

Lampiran 1. Sampel Neo Antidorin Kapsul. Gambar 1. Kotak Kemasan Sampel Neo Antidorin Kapsul. Gambar 2. Sampel Neo Antidorin Kapsul

Lampiran 1. Sampel Neo Antidorin Kapsul. Gambar 1. Kotak Kemasan Sampel Neo Antidorin Kapsul. Gambar 2. Sampel Neo Antidorin Kapsul Lampiran 1. Sampel Neo Antidorin Kapsul Gambar 1. Kotak Kemasan Sampel Neo Antidorin Kapsul Gambar 2. Sampel Neo Antidorin Kapsul 43 Lampiran 2. Komposisi Neo Antidorin Kapsul Setiap kapsul mengandung:

Lebih terperinci

Lampiran 1. Sampel Pulna Forte Tablet

Lampiran 1. Sampel Pulna Forte Tablet Lampiran 1. Sampel Pulna Forte Tablet 50 Lampiran 2. Komposisi Tablet Pulna Forte Daftar Spesifikasi Sampel 1. Pulna Forte No. Reg : DKL 0319609209A1 ExpireDate :Agustus 2017 Komposisi : Ethambutol HCL...

Lebih terperinci

Lampiran 1. Gambar Krim yang Mengandung Hidrokortison Asetat dan Kloramfenikol

Lampiran 1. Gambar Krim yang Mengandung Hidrokortison Asetat dan Kloramfenikol Lampiran 1. Gambar Krim yang Mengandung Hidrokortison Asetat dan Kloramfenikol Gambar 1. Gambar krim yang Mengandung Hidrokortison Asetat dan Kloramfenikol 48 Lampiran 2. Komposisi krim merek X Contoh

Lebih terperinci

Lampiran 1. Daftar Spesifikasi Sediaan tablet Celestamin, Ocuson, dan Polacel : DKL A1. Expire Date : September 2015

Lampiran 1. Daftar Spesifikasi Sediaan tablet Celestamin, Ocuson, dan Polacel : DKL A1. Expire Date : September 2015 Lampiran 1. Daftar Spesifikasi Sediaan tablet Celestamin, Ocuson, dan Polacel 1. Celestamin (Schering-plough) No. Reg : DKL 9106604510A1 Expire Date : September 2015 Komposisi : Betametason... 0,25 mg

Lebih terperinci

Gambar 2. Daun Tempuyung

Gambar 2. Daun Tempuyung Lampiran 1. Gambar Sampel. Gambar 1. Tanaman Daun Tempuyung Gambar. Daun Tempuyung 41 Lampiran 1. (Lanjutan) Gambar 3 Kapsul Ekstrak Tempuyung Gambar 4. Kemasan Kapsul 4 Lampiran 1. (Lanjutan) Gambar 5.

Lebih terperinci

Ditimbang 25 gram Ditambahkan HNO 3 65% b/v sebanyak 25 ml Didiamkan selama 24 jam. Didinginkan

Ditimbang 25 gram Ditambahkan HNO 3 65% b/v sebanyak 25 ml Didiamkan selama 24 jam. Didinginkan Lampiran 1. Flowsheet Destruksi Basah Sampel yang telah dihomogenkan Ditimbang 5 gram Ditambahkan HNO 3 65% b/v sebanyak 5 ml Didiamkan selama 4 jam Sampel + HNO 3 (p) Larutan Sampel Hasil Dipanaskan di

Lebih terperinci

Spektrum serapan derivat kedua deksklorfeniramin 20 mcg/ml

Spektrum serapan derivat kedua deksklorfeniramin 20 mcg/ml Lampiran 1. Spektrum Serapan Penentuan Panjang Gelombang Analisis Spektrum serapan derivat kedua deksametason 5 mcg/ml Spektrum serapan derivat kedua deksklorfeniramin 20 mcg/ml 45 Lampiran 1. (lanjutan)

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Lampiran 1. Gambar Sampel. Gambar 1. Cacing Tanah Megascolex sp. Gambar 2. Cacing Tanah Fridericia sp. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Lampiran 1. Gambar Sampel. Gambar 1. Cacing Tanah Megascolex sp. Gambar 2. Cacing Tanah Fridericia sp. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN Lampiran 1. Gambar Sampel Gambar 1. Cacing Tanah Megascolex sp. Gambar 2. Cacing Tanah Fridericia sp. Lampiran 2. Hasil Analisis Kualitatif Mineral Fosfor Gambar 3. Hasil Analisis Kualitatif dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metodologi penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metodologi penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metodologi penelitian eksperimental yaitu metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Gambar Sampel Kubis Hijau (Brassica oleracea L.)

Lampiran 1. Gambar Sampel Kubis Hijau (Brassica oleracea L.) Lampiran 1. Gambar Sampel Kubis Hijau (Brassica oleracea L.) 93 Lampiran. Identifikasi Tumbuhan 94 Lampiran 3. Bagan Alir Proses Pembuatan Larutan Sampel Sampel Kubis Hijau (Brassica oleracea L.) sebanyak

Lebih terperinci

BAB II METODE PENELITIAN. Universitas Sumatera Utara pada bulan Januari-April 2015

BAB II METODE PENELITIAN. Universitas Sumatera Utara pada bulan Januari-April 2015 BAB II METODE PENELITIAN 2.1 Tempat danwaktupenelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Penelitian Fakultas Farmasi pada bulan Januari-April 2015 2.2Bahan-bahan 2.2.1 Sampel Sampel yang digunakan

Lebih terperinci

Kentang (Solanum tuberosum L.)

Kentang (Solanum tuberosum L.) Gambar 1. Kentang (Solanum tuberosum L.) Kentang (Solanum tuberosum L.) Gambar. Tanaman Kentang Tanaman Kentang Gambar 3. Hasil Analisis Kualitatif Timbal dan Kadmium Kadmium Timbal Hasil Analisa Kualitatif

Lebih terperinci

Lampiran 1. Perhitungan Konsentrasi Pengukuran. Konsentrasi untuk pengukuran panjang gelombang digunakan 12 µg/ml

Lampiran 1. Perhitungan Konsentrasi Pengukuran. Konsentrasi untuk pengukuran panjang gelombang digunakan 12 µg/ml Lampiran 1. Perhitungan Konsentrasi Pengukuran Diketahui: Nilai Absorptivitas spesifik (A 1 1 = 351b) λ= 276 nm Tebal sel (b) = 1 cm A = A 1 1 x b x c c = c = c = 0,001237 g/100ml c = 12,37 µg/ml Konsentrasi

Lebih terperinci

Lampiran 1. Gambar Air Mineral dalam Kemasan dan Air Minum Isi Ulang. Gambar 4. Air Mineral dalam Kemasan. Gambar 5. Air Minum Isi Ulang

Lampiran 1. Gambar Air Mineral dalam Kemasan dan Air Minum Isi Ulang. Gambar 4. Air Mineral dalam Kemasan. Gambar 5. Air Minum Isi Ulang Lampiran 1. Gambar Air Mineral dalam Kemasan dan Air Minum Isi Ulang Gambar 4. Air Mineral dalam Kemasan Gambar 5. Air Minum Isi Ulang Lampiran. Hasil Analisis Kualitatif Kalsium, Magnesium dan Timbal

Lebih terperinci

Lampiran 1. Perhitungan Pembuatan Pelarut HCl 0,1 N

Lampiran 1. Perhitungan Pembuatan Pelarut HCl 0,1 N Lampiran 1. Perhitungan Pembuatan Pelarut HCl 0,1 N HCl pekat = 37% ~ 12 N V 1 x N 1 = V 2 x N 2 V 1 x 12 N = 1000 ml x 0,1 N V 1 = 1000 ml x 0,1 N 12 N = 8,3 ml = 8,5 ml Lampiran 2. Bagan Alir Prosedur

Lebih terperinci

Lampiran 1. Lokasi Pengambilan Sampel. Mata air yang terletak di Gunung Sitember. Tempat penampungan air minum sebelum dialirkan ke masyarakat

Lampiran 1. Lokasi Pengambilan Sampel. Mata air yang terletak di Gunung Sitember. Tempat penampungan air minum sebelum dialirkan ke masyarakat Lampiran 1. Lokasi Pengambilan Sampel Mata air yang terletak di Gunung Sitember Tempat penampungan air minum sebelum dialirkan ke masyarakat 48 Air minum yang dialirkan menggunakan pipa besi Lokasi pengambilan

Lebih terperinci

Gambar 2. Sampel B Sirup Kering

Gambar 2. Sampel B Sirup Kering Lampiran 1. Gambar Sampel A dan B Sirup Kering 1. Sampel A 2. Sampel B Gambar 1. Sampel A Sirup Kering Gambar 2. Sampel B Sirup Kering 53 Lampiran 2. Komposisi Sirup Kering Claneksi dan Clavamox DaftarSpesifikasiSampel

Lebih terperinci

Lampiran 1. Perhitungan Pembuatan Larutan Natrium Tetraboraks 500 ppm. Untuk pembuatan larutan natrium tetraboraks 500 ppm (LIB I)

Lampiran 1. Perhitungan Pembuatan Larutan Natrium Tetraboraks 500 ppm. Untuk pembuatan larutan natrium tetraboraks 500 ppm (LIB I) Lampiran 1. Perhitungan Pembuatan Larutan Natrium Tetraboraks 500 ppm Untuk pembuatan larutan natrium tetraboraks 500 ppm (LIB I) 500 ppm 500 mcg/ml Berat Natrium tetraboraks yang ditimbang 500 mcg / ml

Lebih terperinci

Lampiran 1. Data Bilangan Gelombang Spektrum IR Pseudoefedrin HCl BPFI

Lampiran 1. Data Bilangan Gelombang Spektrum IR Pseudoefedrin HCl BPFI Lampiran 1. Data Bilangan Gelombang Spektrum IR Pseudoefedrin HCl BPFI Lampiran. Data Bilangan Gelombang Spektrum IR Triprolidin HCl BPFI Lampiran 3. Kurva Serapan Penentuan Panjang Gelombang Analisis

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Penelitian Fakultas Farmasi USU

METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Penelitian Fakultas Farmasi USU BAB III METODE PENELITIAN 2.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium Penelitian Fakultas Farmasi USU pada bulan Februari 2012 April 2012. 2.2 Alat dan Bahan 2.2.1 Alat-alat Alat-alat

Lebih terperinci

Lampiran 1. Gambar Sediaan Tablet

Lampiran 1. Gambar Sediaan Tablet Lampiran 1. Gambar Sediaan Tablet Gambar 1.TabletPritacort Lampiran 2. Komposisi Tablet Pritacort Daftar spesifikasi sampel Nama sampel : Pritacort No. Reg : DKL9730904510A1 Tanggal Kadaluarsa : Mei 2017

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif.

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif. BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif. 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penyiapan sampel dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Kualitatif Fakultas Farmasi

Lebih terperinci

massa = 2,296 gram Volume = gram BE Lampiran 1. Perhitungan Pembuatan Pereaksi ml Natrium Fosfat 28 mm massa 1 M = massa 0,028 =

massa = 2,296 gram Volume = gram BE Lampiran 1. Perhitungan Pembuatan Pereaksi ml Natrium Fosfat 28 mm massa 1 M = massa 0,028 = Lampiran 1. Perhitungan Pembuatan Pereaksi 1. 500 ml Natrium Fosfat 28 mm M massa 1 x Mr V(liter) 0,028 massa 1 x 164 0, 5 massa 2,296 gram 2. 500 ml Amonium Molibdat 4 mm M massa 1 x Mr V(liter) massa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Kualitatif

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Kualitatif BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Kualitatif Fakultas Farmasi dan di Laboratorium Penelitian Fakultas Farmasi Medan pada bulan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Data Penentuan Operating Time Senyawa Kompleks Fosfor Molibdat pada λ = 708 nm

Lampiran 1. Data Penentuan Operating Time Senyawa Kompleks Fosfor Molibdat pada λ = 708 nm Lampiran 1. Data Penentuan Operating Time Senyawa Kompleks Fosfor Molibdat pada λ = 708 nm No Menit ke- Absorbansi 1 4 0,430 5 0,431 3 6 0,433 4 7 0,434 5 8 0,435 6 9 0,436 7 10 0,437 8 11 0,438 9 1 0,439

Lebih terperinci

Lampiran 1. Gambar Sampel Sayur Sawi

Lampiran 1. Gambar Sampel Sayur Sawi Lampiran 1. Gambar Sampel Sayur Sawi Gambar 6. Sayur Sawi yang dijadikan Sampel Lampiran 2. Perhitungan Penetapan Kadar Air Metode Gravimetri a. Penetapan Bobot Tetap Cawan Kosong Dengan pernyataan bobot

Lebih terperinci

Lampiran 1. Data Pengukuran Waktu Kerja Larutan Kuning Metanil

Lampiran 1. Data Pengukuran Waktu Kerja Larutan Kuning Metanil Lampiran 1. Data Pengukuran Waktu Kerja Larutan Kuning Metanil No. Menit ke- Serapan (A) 1 10 0,432 2 11 0,432 3 12 0,433 4 13 0,432 5 14 0,433 6 15 0,432 7 16 0,433 8 17 0,435 9 18 0,435 10 19 0,435 11

Lebih terperinci

Lampiran 1. Hasil Identifikasi Sampel

Lampiran 1. Hasil Identifikasi Sampel Lampiran 1. Hasil Identifikasi Sampel 50 Lampiran 2. Sampel yang digunakan Gambar 2. Daun Kumis Kucing Segar Gambar 3. Jamu Daun Kumis Kucing 51 Lampiran 3. Bagan Alir Proses Destruksi Kering Daun Kumis

Lebih terperinci

Lampiran 1. Gambar Lokasi Pengambilan Sampel

Lampiran 1. Gambar Lokasi Pengambilan Sampel Lampiran 1. Gambar Lokasi Pengambilan Gambar 1. Gambar Depot Air Minum Isi Ulang Gambar.Gambar Depot Air Minum Isi Ulang Teknik Reverse Osmosis Gambar 3. Gambar air minum reverse osmosis dalam kemasan

Lebih terperinci

Gambar sekam padi setelah dihaluskan

Gambar sekam padi setelah dihaluskan Lampiran 1. Gambar sekam padi Gambar sekam padi Gambar sekam padi setelah dihaluskan Lampiran. Adsorben sekam padi yang diabukan pada suhu suhu 500 0 C selama 5 jam dan 15 jam Gambar Sekam Padi Setelah

Lebih terperinci

Lampiran 1. Perhitungan Pembakuan Natrium Hidroksida 1 N. No. Berat K-Biftalat (mg) Volume NaOH (ml) , ,14 3.

Lampiran 1. Perhitungan Pembakuan Natrium Hidroksida 1 N. No. Berat K-Biftalat (mg) Volume NaOH (ml) , ,14 3. Lampiran 1. Perhitungan Pembakuan Natrium Hidroksida 1 N. No. Berat K-Biftalat (mg) Volume NaOH (ml) 1. 1000 5,1. 1003 5,14 3. 101 5, Normalitas NaOH Berat Kalium Biftalat (mg) Volume NaOH (ml) Berat Ekivalen

Lebih terperinci

Lampiran 1. Perhitungan Bobot Jenis Sampel. 1. Kalibrasi Piknometer. Piknometer Kosong = 15,302 g. Piknometer berisi Aquadest Panas.

Lampiran 1. Perhitungan Bobot Jenis Sampel. 1. Kalibrasi Piknometer. Piknometer Kosong = 15,302 g. Piknometer berisi Aquadest Panas. Lampiran 1. Perhitungan Bobot Jenis Sampel 1. Kalibrasi Piknometer Piknometer Kosong = 15,30 g Piknometer berisi Aquadest Panas NO Aquadest Panas 1 5,330 5,37 3 5,38 4 5,35 5 5,39 6 5,3 Jumlah Rata-rata

Lebih terperinci

Perbandingan fase gerak metanol-air (50:50)

Perbandingan fase gerak metanol-air (50:50) Lampiran 1. Kromatogram Penyuntikan Kloramfenikol Baku untuk Menentukan Perbandingan Fase Gerak yang Optimum Perbandingan fase gerak metanol-air (40:60) Perbandingan fase gerak metanol-air (50:50) Perbandingan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Metodologi Penelitian. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metodologi

BAB III METODE PENELITIAN. A. Metodologi Penelitian. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metodologi BAB III METODE PENELITIAN A. Metodologi Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metodologi penelitianeksperimental. Dalam hal ini 3 sampel kecap akan diuji kualitatif untuk mengetahui kandungan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium Kimia Analisis Universitas Muhammadiyah Purwokerto selama 4 bulan. Penelitian dilaksanakan dari bulan Maret

Lebih terperinci

Lampiran 1. Hasil Identifikasi Cibet

Lampiran 1. Hasil Identifikasi Cibet Lampiran 1. Hasil Identifikasi Cibet Lampiran. Gambar Cibet (Orthetrum sp.) dan Capung (Orthetrum Sabina) sp.) (Orthetrum sabina) Capung Lampiran 3. Data Pembakuan Larutan NaOH 0,1 N Rumus normalitas larutan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PERCOBAAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 sampai Juni 2015 di

III. METODOLOGI PERCOBAAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 sampai Juni 2015 di 30 III. METODOLOGI PERCOBAAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 sampai Juni 2015 di Laboratorium Kimia Analitik dan Instrumentasi Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Data kalibrasi kalsium dengan Spektrofotometer Serapan Atom. dan Perhitungan Persamaan Garis Regresi dan Koefisien Korelasi (r).

Lampiran 1. Data kalibrasi kalsium dengan Spektrofotometer Serapan Atom. dan Perhitungan Persamaan Garis Regresi dan Koefisien Korelasi (r). Lampiran 1. Data kalibrasi kalsium dengan Spektrofotometer Serapan Atom dan Perhitungan Persamaan Garis Regresi dan Koefisien Korelasi (r). NO Konsentrasi (mcg/ml) Absorbansi 1 0,0000 0,0013 2 1,0000 0,0688

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan April 2013 sampai Agustus 2013 di Laboratoium Kimia Riset Makanan dan Material serta di Laboratorium Instrumen

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. ultraviolet secara adisi standar menggunakan teknik ekstraksi MSPD dalam. penetapan residu tetrasiklin dalam daging ayam pedaging.

METODE PENELITIAN. ultraviolet secara adisi standar menggunakan teknik ekstraksi MSPD dalam. penetapan residu tetrasiklin dalam daging ayam pedaging. III. METODE PENELITIAN Metode penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif yang mengarah pada pengembangan metode dengan tujuan mengembangkan spektrofotometri ultraviolet secara adisi standar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan dari Bulan Maret sampai Bulan Juni 2013. Pengujian aktivitas antioksidan, kadar vitamin C, dan kadar betakaroten buah pepaya

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Jenis Penelitian 1. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian eksperimen (experiment research) (Notoatmodjo, 2002).

Lebih terperinci

PENGUJIAN AMDK. Disampaikan dalam Pelatihan AIR MINUM

PENGUJIAN AMDK. Disampaikan dalam Pelatihan AIR MINUM PENGUJIAN AMDK Disampaikan dalam Pelatihan AIR MINUM PARAMETER UJI Warna Kekeruhan Kadar kotoran ph Zat terlarut Zat organik(angka KMnO40 Nitrat Nitrit Amonium Sulfat Klorida Flourida Sianida Klor bebas

Lebih terperinci

Lampiran 1. Gambar alat KCKT dan syringe 100 µl

Lampiran 1. Gambar alat KCKT dan syringe 100 µl Lampiran 1. Gambar alat KCKT dan syringe 100 µl Gambar 10. Alat KCKT (Shimadzu) Gambar 11. Syringe 100 µl (SGE) Lampiran 2. Gambar Sonifikator (Branson 1510) dan Penyaring Gambar. 12. Sonifikator (Branson

Lebih terperinci

BAB 3 METODE DAN BAHAN PENELITIAN

BAB 3 METODE DAN BAHAN PENELITIAN 39 BAB 3 METODE DAN BAHAN PENELITIAN 3.1. Alat-alat dan bahan 3.1.1. Alat-alat yang digunakan - Spektrofotometri Serapan Atom AA-6300 Shimadzu - Lampu hallow katoda - PH indikator universal - Alat-alat

Lebih terperinci

Jarak yang digerakkan oleh pelarut dari titik asal = 17 cm = 0,9235 = 0,9058 = 0,8529. Harga Rf untuk sampel VIII + baku pembanding = = 0,8588

Jarak yang digerakkan oleh pelarut dari titik asal = 17 cm = 0,9235 = 0,9058 = 0,8529. Harga Rf untuk sampel VIII + baku pembanding = = 0,8588 Lampiran 1. Contoh Perhitungan Harga Rf Harga Rf = jarak yang digerakkan oleh senyawa dari titik asal jarak yang digerakkan oleh pelarut dari titik asal Jarak yang digerakkan oleh pelarut dari titik asal

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 21 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Riset Kimia Universitas Pendidikan Indonesia, Jl. Setiabudhi No. 229, Bandung. 3.2 Alat dan Bahan 3.2.1

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada Laboratorium Penelitian Fakultas Farmasi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada Laboratorium Penelitian Fakultas Farmasi BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini dilakukan pada Laboratorium Penelitian Fakultas Farmasi pada bulan Februari sampai Mei tahun 2012. 3.2 Alat-alat Alat alat yang

Lebih terperinci

Lampiran 1. Perhitungan Pembuatan Larutan Baku Profenofos. Konsentrasi 1665,5 mcg/ml sebagai Larutan Baku I (LB1)

Lampiran 1. Perhitungan Pembuatan Larutan Baku Profenofos. Konsentrasi 1665,5 mcg/ml sebagai Larutan Baku I (LB1) Lampiran 1. Perhitungan Pembuatan Larutan Baku Profenofos Kadar baku Profenofos = 98,% Berat Profenofos yang ditimbang = 4,4 mg Volume larutan = 5 ml Konsentrasi Profenofos 98,% = 4,4mg 98, 6 10 mcg =

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Larutan dapar fosfat ph 7,4 isotonis

LAMPIRAN. Larutan dapar fosfat ph 7,4 isotonis LAMPIRAN Lampiran 1. Flowsheet pembuatan larutan dapar fosfat ph 7,4 isotonis Natrium dihidrogen fosfat ditimbang 0,8 g Dinatrium hidrogen fosfat ditimbang 0,9 g dilarutkan dengan 100 ml aquadest bebas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. USU, Lembaga Penelitian Fakultas MIPA USU, dan PT. AIRA Chemical Laboratories.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. USU, Lembaga Penelitian Fakultas MIPA USU, dan PT. AIRA Chemical Laboratories. BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini dilakukan dilaboratorium Kimia Bahan Makanan Fakultas Farmasi USU, Lembaga Penelitian Fakultas MIPA USU, dan PT. AIRA Chemical Laboratories. 3.1 Alat-alat Alat-alat

Lebih terperinci

Air dan air limbah Bagian 9: Cara uji nitrit (NO 2 _ N) secara spektrofotometri

Air dan air limbah Bagian 9: Cara uji nitrit (NO 2 _ N) secara spektrofotometri Standar Nasional Indonesia Air dan air limbah Bagian 9: Cara uji nitrit (NO 2 _ N) secara spektrofotometri ICS 13.060.50 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang lingkup...

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan 21 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dimulai pada bulan Maret sampai Juni 2012 di Laboratorium Riset Kimia dan Material Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Bahan dan Alat 3.1.1. Bahan Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah larutan asam klorida pekat 37% (Merck KG aa), akuadestilata, sampel hand body lotion, standar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Laboratorium Kimia Analitik

BAB III METODE PENELITIAN. di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Laboratorium Kimia Analitik 30 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan dari bulan November 2011 sampai Mei 2012 di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Laboratorium Kimia Analitik Instrumen

Lebih terperinci

dimana a = bobot sampel awal (g); dan b = bobot abu (g)

dimana a = bobot sampel awal (g); dan b = bobot abu (g) Lampiran 1. Metode analisis proksimat a. Analisis kadar air (SNI 01-2891-1992) Kadar air sampel tapioka dianalisis dengan menggunakan metode gravimetri. Cawan aluminium dikeringkan dengan oven pada suhu

Lebih terperinci

a = r = Y = 0,3538 X =2 Y = a X + b Lampiran 1. Perhitungan Persamaan Regresi Besi No. X Y XY X 2 Y 2 0,0 0,00 0,0000 0,0000 0,000 0,0992 0,5670 0,315

a = r = Y = 0,3538 X =2 Y = a X + b Lampiran 1. Perhitungan Persamaan Regresi Besi No. X Y XY X 2 Y 2 0,0 0,00 0,0000 0,0000 0,000 0,0992 0,5670 0,315 Lampiran 1. Perhitungan Persamaan Regresi Besi No. X Y XY X Y 1. 0,0 0,000 0,0000 0,00 0,0000. 1,8 0,315 0,5670 3,4 0,099 3.,1 0,369 0,7749 4,41 0,136 4.,4 0,46 1,04 5,76 0,1815 5.,7 0,478 1,906 7,9 0,85

Lebih terperinci

No Nama RT Area k Asym N (USP)

No Nama RT Area k Asym N (USP) Lampiran 1. Hasil kromatogram Penyuntikan Propranolol HCl Baku untuk Mencari Perbandingan Fase Gerak Metanol-Air dan Laju Alir yang Optimal untuk Analisis. 1 Propranolol HCl 3.1 24823 359.7 2.32* 1410*

Lebih terperinci

Lampiran 1. Hasil identifikasi sampel

Lampiran 1. Hasil identifikasi sampel Lampiran 1. Hasil identifikasi sampel 56 Lampiran 2. Gambar tanaman singkong (Manihot utilissima P.) Tanaman Singkong Umbi Singkong Pati singkong 57 Lampiran 3. Flowsheet isolasi pati singkong Umbi singkong

Lebih terperinci

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari Bulan Januari sampai dengan bulan Juni 2015

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari Bulan Januari sampai dengan bulan Juni 2015 BAB III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dari Bulan Januari sampai dengan bulan Juni 2015 yang meliputi kegiatan di lapangan dan di laboratorium. Lokasi pengambilan

Lebih terperinci

PROGRAM EKSTENSI SARJANA FARMASI FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2015

PROGRAM EKSTENSI SARJANA FARMASI FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2015 PENENTUAN KADAR NITRIT DAN NITRAT DALAM KORNET DAGING SAPI DAN DAGING SAPI ASAP SECARA SPEKTROFOTOMETRI SINAR TAMPAK SKRIPSI OLEH: NIA SYOFYASTI MATONDANG NIM 121524046 PROGRAM EKSTENSI SARJANA FARMASI

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Lampiran 1 Data kalibrasi piroksikam dalam medium lambung ph 1,2. NO C (mcg/ml) =X A (nm) = Y X.Y X 2 Y 2

LAMPIRAN. Lampiran 1 Data kalibrasi piroksikam dalam medium lambung ph 1,2. NO C (mcg/ml) =X A (nm) = Y X.Y X 2 Y 2 LAMPIRAN Lampiran 1 Data kalibrasi piroksikam dalam medium lambung ph 1,2 NO C (mcg/ml) =X A (nm) = Y X.Y X 2 Y 2 1 3,0000 0,226 0,678 9,0000 0,051076 2 4,2000 0,312 1,310 17,64 0,0973 3 5,4000 0,395 2,133

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN. a. Nama Alat : Alat ukur nitrit untuk air bersih dan air minum berbasis

BAB IV PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN. a. Nama Alat : Alat ukur nitrit untuk air bersih dan air minum berbasis 41 BAB IV PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab 4 akan diuraikan pengujian dan pembahasan serta hasil dari percobaan alat dengan sampel. 4.1. Spesifikasi alat a. Nama Alat : Alat ukur nitrit untuk air bersih

Lebih terperinci

Perbandingan fase gerak Larutan kalium dihidrogen posfat 0,05 M-metanol (60:40) dengan laju alir 1 ml/menit

Perbandingan fase gerak Larutan kalium dihidrogen posfat 0,05 M-metanol (60:40) dengan laju alir 1 ml/menit Lampiran 1. Kromatogram Penyuntikan Deksklorfeniramin maleat Baku untuk Mencari Perbandingan Fase Gerak larutan kalium dihidrogen posfat 0,05 M - Metanol yang Optimal untuk Analisis. A Perbandingan fase

Lebih terperinci

Lampiran. Lampiran I. Rancangan Percobaan. Laaitan standar formaldehid. Sampel 2 macam. Persiapan sampel dengan. Penentuan Panjang gelombang optimum

Lampiran. Lampiran I. Rancangan Percobaan. Laaitan standar formaldehid. Sampel 2 macam. Persiapan sampel dengan. Penentuan Panjang gelombang optimum Lampiran Lampiran I. Rancangan Percobaan Sampel 2 macam Laaitan standar formaldehid Persiapan sampel dengan berbagai variasi suhu (50,6O,7O,8O,9O,dan 100 V Penentuan waktu kestabilan warna y V Penentuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Bahan dan Alat 3.1.1. Bahan Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah asam klorida pekat 37% (Merck KG, aa), sampel krim, metil paraben pa (Brataco), dan propil paraben

Lebih terperinci

Lampiran 1. Gambar Sampel. Gambar 1. Produk bubur bayi yang dijadikan sampel. Universitas Sumatera Utara

Lampiran 1. Gambar Sampel. Gambar 1. Produk bubur bayi yang dijadikan sampel. Universitas Sumatera Utara Lampiran 1. Gambar Sampel Gambar 1. Produk bubur bayi yang dijadikan sampel 35 Lampiran. Hasil Analisis Kualitatif Mineral Kalsium dan Besi Gambar. Gambar Kristal Kalsium Sulfat (Perbesaran 10x10) Gambar

Lebih terperinci

PRODUKSI ABON IKAN PARI ( (RAYFISH): PENENTUAN KUALITAS GIZI ABON

PRODUKSI ABON IKAN PARI ( (RAYFISH): PENENTUAN KUALITAS GIZI ABON SEMINAR HASIL PRODUKSI ABON IKAN PARI ( (RAYFISH): PENENTUAN KUALITAS GIZI ABON OLEH : FITHROTUL MILLAH NRP : 1406 100 034 Dosen pembimbing : Dra. SUKESI, M. Si. Surabaya, 18 Januari 2010 LATAR BELAKANG

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. - Spektrofotometri Serapan Atom AA-6300 Shimadzu. - Alat-alat gelas pyrex. - Pipet volume pyrex. - Hot Plate Fisons

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. - Spektrofotometri Serapan Atom AA-6300 Shimadzu. - Alat-alat gelas pyrex. - Pipet volume pyrex. - Hot Plate Fisons BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alat-alat - Spektrofotometri Serapan Atom AA-6300 Shimadzu - Alat-alat gelas pyrex - Pipet volume pyrex - Hot Plate Fisons - Oven Fisher - Botol akuades - Corong - Spatula

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN METODE. Lokasi pengambilan sampel diambil dibeberapa toko di kota Medan dan

BAB III BAHAN DAN METODE. Lokasi pengambilan sampel diambil dibeberapa toko di kota Medan dan BAB III BAHAN DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Lokasi pengambilan sampel diambil dibeberapa toko di kota Medan dan lokasi penelitian di analisis di Laboratorium Kimia Universitas Medan Area,

Lebih terperinci

Kentang. Dikupas, dicuci bersih, dipotong-potong. Diblender hingga halus. Residu. Filtrat. Endapan. Dibuang airnya. Pati

Kentang. Dikupas, dicuci bersih, dipotong-potong. Diblender hingga halus. Residu. Filtrat. Endapan. Dibuang airnya. Pati Lampiran 1. Flow Sheet Pembuatan Pati Kentang Kentang Residu Filtrat Ditimbang ± 10 kg Dikupas, dicuci bersih, dipotong-potong Diblender hingga halus Disaring dan diperas menggunakan kain putih yang bersih

Lebih terperinci

PENYEHATAN MAKANAN MINUMAN A

PENYEHATAN MAKANAN MINUMAN A PETUNJUK PRAKTIKUM PENYEHATAN MAKANAN MINUMAN A Cemaran Logam Berat dalam Makanan Cemaran Kimia non logam dalam Makanan Dosen CHOIRUL AMRI JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN POLTEKKES KEMENKES YOGYAKARTA 2016

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. formula menggunakan HPLC Hitachi D-7000 dilaksanakan di Laboratorium

BAB III METODE PENELITIAN. formula menggunakan HPLC Hitachi D-7000 dilaksanakan di Laboratorium 30 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian validasi metode dan penentuan cemaran melamin dalam susu formula menggunakan HPLC Hitachi D-7000 dilaksanakan di Laboratorium Kimia Instrumen

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Maret Juli 2015 di Laboratorium

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Maret Juli 2015 di Laboratorium 118 III. METODELOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Maret Juli 2015 di Laboratorium Kimia Analitik dan Instrumentasi Jurusan Kimia Fakultas Matematika

Lebih terperinci

BAB III. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia,

BAB III. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia, BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia, Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) yang bertempat di jalan Dr. Setiabudhi No.229

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi kandungan nitrit

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi kandungan nitrit digilib.uns.ac.id BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi kandungan nitrit dan juga untuk menetapkan kadar nitrit dalam sosis bermerek yang beredar di Surakarta.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pengambilan sampel ini dilaksanakan di Pasar modern Kota Gorontalo dan

BAB III METODE PENELITIAN. Pengambilan sampel ini dilaksanakan di Pasar modern Kota Gorontalo dan 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.1.1 Lokasi penelitian BAB III METODE PENELITIAN Pengambilan sampel ini dilaksanakan di Pasar modern Kota Gorontalo dan pengujiannya di laksanakan di Labaoratorium Kimia

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Salah satu produk kosmetik yang banyak menggunakan bahan pengawet sebagai bahan tambahan adalah hand body lotion. Metode analisis yang sensitif dan akurat diperlukan untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Tanah Balai Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Tanah Balai Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Tanah Balai Penelitian Tanaman Sayuran (BALITSA), jalan Tangkuban Perahu No. 157 Lembang, Bandung. 3.2.

Lebih terperinci

Lampiran III Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : 06 Tahun 2007 Tanggal : 8 Mei 2007

Lampiran III Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : 06 Tahun 2007 Tanggal : 8 Mei 2007 LAMPIRAN LAMPIRAN 1 Lampiran III Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : 06 Tahun 2007 Tanggal : 8 Mei 2007 BAKU MUTU AIR LIMBAH BAGI KAWASAN INDUSTRI PERIKANAN YANG MELAKUKAN PENGOLAHAN AIR

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia, BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia, Universitas Pendidikan Indonesia yang bertempat di jalan Dr. Setiabudhi No.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Juni 2012.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Juni 2012. 26 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Material Jurusan Pendidikan Kimia, Universitas Pendidikan Indonesia (UPI). Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pani Desa Botubulohu Kecamatan Marisa Kabupaten Pohuwato dan lokasi

BAB III METODE PENELITIAN. Pani Desa Botubulohu Kecamatan Marisa Kabupaten Pohuwato dan lokasi BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.1.1 Lokasi Lokasi pengambilan sampel air limbah yaitu di Pertambangan Gunung Pani Desa Botubulohu Kecamatan Marisa Kabupaten Pohuwato dan lokasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Alat dan Bahan 3.1.1. Alat alat yang digunakan ; a. Spektrofotometri Serapan Atom ( SSA ), Type Buck Scientific seri 205 b. Lampu katoda Zn dan Cu c. Lampu katoda Fe dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Alat dan Bahan 1. Alat Spektrofotometer UV-visibel (Genesys 10), cawan conway dengan penutupnya, pipet ukur, termometer, neraca analitik elektrik C-200D (Inaba Susakusho),

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Maret sampai dengan bulan Juni 2013 di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Material serta di Laboratorium

Lebih terperinci

Lampiran. Dapar fosfat ph. Universitas Sumatera Utara

Lampiran. Dapar fosfat ph. Universitas Sumatera Utara Lampiran 1. Kromatogram penyuntikan larutan Naa Siklamat ph dapar fosfat yang optimum pada analisis untuk mencari Dapar fosfat ph 4,5 dengan perbandingan fase gerak dapar fosfat : methanol (70:30) dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimental, karena

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimental, karena BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimental, karena penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh/hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Termasuk

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Termasuk BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Termasuk penelitian eksperimen karena dalam penelitian ini terdapat kontrol sebagai acuan antara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan eksperimental. B. Tempat dan Waktu Tempat penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan

Lebih terperinci

Uji Kualitatif Karbohidrat dan Hidrolisis Pati Non Enzimatis

Uji Kualitatif Karbohidrat dan Hidrolisis Pati Non Enzimatis Uji Kualitatif Karbohidrat dan Hidrolisis Pati Non Enzimatis Disarikan dari: Buku Petunjuk Praktikum Biokimia dan Enzimologi Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia D III Analis Kesehatan Fakultas

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia D III Analis Kesehatan Fakultas BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif yang didukung dengan studi pustaka. B. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di

Lebih terperinci

Lampiran 1. Kurva Absorbansi Maksimum Kalsium

Lampiran 1. Kurva Absorbansi Maksimum Kalsium Lampiran 1. Kurva Absorbansi Maksimum Kalsium Lampiran. Perhitungan Persamaan Garis Regresi dan Koefisien Korelasi (r) dari Data Kalibrasi Kalsium No. Konsentrasi (mcg/ml) (X) Absorbansi (Y) XY X Y 1.

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i. ABSTRACT... ii. KATA PENGANTAR... iii. UCAPAN TERIMA KASIH... iv. DAFTAR ISI... v. DAFTAR TABEL... vii

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i. ABSTRACT... ii. KATA PENGANTAR... iii. UCAPAN TERIMA KASIH... iv. DAFTAR ISI... v. DAFTAR TABEL... vii v DAFTAR ISI ABSTRAK... i ABSTRACT... ii KATA PENGANTAR... iii UCAPAN TERIMA KASIH... iv DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR LAMPIRAN... ix BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar

Lebih terperinci

Air dan air limbah Bagian 21: Cara uji kadar fenol secara Spektrofotometri

Air dan air limbah Bagian 21: Cara uji kadar fenol secara Spektrofotometri Standar Nasional Indonesia Air dan air limbah Bagian 21: Cara uji kadar fenol secara Spektrofotometri ICS 13.060.50 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata....ii 1 Ruang lingkup...

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia Instrumen Jurusan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia Instrumen Jurusan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia, Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas

Lebih terperinci

Air dan air limbah Bagian 31 : Cara uji kadar fosfat dengan spektrofotometer secara asam askorbat

Air dan air limbah Bagian 31 : Cara uji kadar fosfat dengan spektrofotometer secara asam askorbat Standar Nasional Indonesia Air dan air limbah Bagian 31 : Cara uji kadar fosfat dengan spektrofotometer secara asam askorbat ICS 13.060.01 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... Prakata...

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Tanah Balai Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Tanah Balai Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Tanah Balai Penelitian Tanaman Sayuran (BALITSA), jalan Tangkuban Perahu No. 157 Lembang, Bandung. 3.2 Alat

Lebih terperinci