BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap negara perlu mempersiapkan diri agar dapat berdaya saing dengan negara lain dalam menghadapi era globalisasi dan pasar bebas sekarang ini. Salah satunya adalah dengan cara meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) melalui peningkatan kualitas pendidikan. Karena menurut M. Ngalim Purwanto (2002:10) pendidikan merupakan wahana untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas SDM itu sendiri. Oleh karena itu pemerintah terus menerus melakukan berbagai upaya peningkatan kualitas pendidikan baik secara konvensional maupun melalui berbagai inovasi, antara lain wajib belajar 9 tahun, revisi kurikulum yang terus menerus, peningkatan standar kelulusan nilai Ujian Nasional (UN), pemberian otonomi yang luas kepada sekolah, dan lain-lain. Dian Murni (2010:1) mengatakan bahwa berbicara tentang kualitas pendidikan tentunya berkaitan erat dengan kualitas pembelajaran, sebab kegiatan pembelajaran merupakan salah satu bentuk implementasi dari pendidikan di sekolah. Sementara itu, proses pembelajaran IPA merupakan salah satu bagian dari keseluruhan proses pendidikan di sekolah yang memiliki peranan yang cukup penting dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa. Menurut Syaiful Sagala (2003:63) pembelajaran melalui proses yaitu : Pertama, dalam proses pembelajaran melibatkan proses berfikir. Kedua, dalam proses pembelajaran membangun suasana dialogis dan proses Tanya jawab terus menerus yang diarahkan untuk memperbaiki dan meningkatkan kemampuan berfikir siswa, yang pada gilirannya kemampuan berfikir itu dapat membantu siswa untuk memperoleh pengetahuan yang mereka konstruksi sendiri. Pembelajaran melalui proses tentunya berkaitan dengan tujuan pembelajaran. Oleh karena itu pendapat tersebut sesuai dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) SD dan MI menurut Refandi (2006:37) bahwa mata pelajaran IPA di SD/MI diantaranya bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut : 1. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. 1

2 2 2. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif, dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan masyarakat. Kecenderungan pembelajaran IPA yang kurang menarik merupakan hal yang wajar dialami oleh guru yang tidak memahami kebutuhan dari siswa tersebut baik dalam karakteristik, maupun dalam pengembangan ilmu. Dalam hal ini peran seorang guru sebagai pengembang ilmu sangat besar untuk memilih dan melaksanakan pembelajaran yang tepat dan efisien bagi peserta didik bukan hanya pembelajaran berbasis konvensional. Pembelajaran yang baik dapat ditunjang dari suasana pembelajaran yang kondusif serta hubungan komunikasi antara guru, siswa dapat berjalan dengan baik. Jumono yang di kutip dalam Murni (2010:7) mengatakan bahwa anak memiliki potensi besar untuk dapat dikembangkan melalui proses pendidikan. Namun selama ini proses pengembangan potensi itu masih sangat memprihatinkan. Hal ini terindikasi dari tidak sedikitnya para pendidik baik formal maupun non formal yang masih menggunakan strategi pembelajaran yang belum membangun aktifitas dan kreatifitas anak sebagai peserta didik terlebih lagi di lembaga pendidikan formal, yang masih menggunakan strategi tradisional, dimana guru berperan sebagai pengajar yang semata-mata mentransfer ilmu pengetahuan kepada peserta didik, yang seolah-olah peserta didik bagaikan kertas putih yang dapat dicoret apapun oleh pendidik. Ummi yang di kutip dalam Murni (2010:7) juga mengatakan bahwa penampilan sebagian guru dalam pembelajaran IPA di Indonesia memang terkadang kurang menarik bagi siswa. Guru dalam menyajikan materi masih monoton, metode yang digunakan cenderung searah, dan berpusat pada guru semata. Sangat jarang guru mengadakan pendekatan personal kepada para siswanya ketika mengadakan pembelajaran. Selain itu, media yang digunakan untuk pembelajaran IPA juga sangat terbatas. Maka dari itu, sekolah sebagai sebuah masyarakat kecil yang merupakan wahana pengembangan peserta didik, dituntut untuk menciptakan iklim pembelajaran yang demokratis, agar terjadi proses belajar yang aktif dan

3 3 menyenangkan. Zaini (2008) mengatakan bahwa belajar aktif itu sangat diperlukan oleh peserta didik untuk mendapatkan hasil belajar yang maksimum. Menurut Murni (2010:8) kegiatan pembelajaran aktif seperti yang dijelaskan sebelumnya salah satunya terdapat dalam metode pembelajaran Index Card Match. Index Card Match adalah sebuah metode permainan mencari pasangan kartu. Dengan demikian metode pembelajaran Index Card Match yaitu sebuah pembelajaran aktif dengan menggunakan metode permainan mencari pasangan kartu. Dalam pembelajaran dengan Index Card Match diharapkan siswa merasa nyaman untuk bertanya kepada siswa yang lain bila dibandingkan bertanya kepada guru, karena bahasa yang digunakan siswa lebih mudah dipahami oleh siswa lain. Selain itu, siswa juga dapat belajar menghargai pendapat siswa lain. Pembelajaran menjadi tidak searah sebab ada transfer ilmu dari guru ke siswa dan ada transfer ilmu antarsiswa itu sendiri. Siswa juga merasa tidak bosan karena pembelajaran yang diterapkan membuat mereka tidak selalu duduk di tempat duduknya. Namun pembelajaran seperti ini perlu intervensi guru untuk membimbing siswa agar kegiatan pembelajaran menjadi terarah. Pembelajaran IPA dengan menggunakan metode Index Card Match diharapkan dapat meningkatkan minat dan motivasi siswa dalam belajar IPA, siswa dapat saling bekerja sama dan berkomunikasi secara lisan, serta dapat meningkatkan keberanian dan rasa percaya diri siswa dalam mengeluarkan pendapat. Yamin (2003:80) mengatakan bahwa motivasi merupakan salah satu determinan penting dalam belajar. Motivasi belajar mendorong dan mengarahkan minat siswa untuk belajar. Atas dasar latar belakang inilah peneliti berusaha mengembangkan pembelajaran IPA dengan metode Index Card Match dengan tujuan untuk meningkatkan hasil belajar IPA siswa SD. 1.2 Identifikasi Masalah Dari latar belakang tersebut, maka dapat diidentifikasi permasalahan yaitu sebagai berikut :

4 4 1. Pembelajaran cenderung berpusat pada guru, sehingga partisipasi siswa dalam pembelajaran di kelas kurang. 2. Siswa menganggap pelajaran IPA membosankan, sehingga siswa kurang tertarik untuk mengikuti pembelajaran yang disampaikan oleh guru. 3. Kurangnya variasi metode yang digunakan dalam menyampaikan materi, sehingga minat siswa dalam pembelajaran kurang. 4. Nilai-nilai dalam pembelajaran masih kurang, sehingga masih banyak siswa yang belum mencapai ketuntaasan dalam pembelajaran IPA. Dari implikasi identifikasi permasalahan tersebut, maka peneliti akan melakukan penelitian dengan menggunakan metode Index Card Match pada pembelajaran IPA kelas V SD semester II tahun pelajaran 2011/2012 agar pembelajaran lebih efektif dan berkualitas. 1.3 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut maka dalam penelitian ini dikemukakan perumusan masalah yaitu : Adakah perbedaan efektivitas pembelajaran yang signifikan antara penggunaan metode Idex Card Match (ICM) mata pelajaran IPA siswa kelas V SD Negeri 02 Kemloko dengan penggunaan metode pembelajaran konvensional pada mata pelajaran IPA siswa kelas V SD Negeri Sumberagung semester II Tahun Pelajaran 2011/ Tujuan Penelitian Tujuan yang diharapkan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui keefektifan pembelajaran yang signifikan antara penggunaan metode Idex Card Match (ICM) mata pelajaran IPA siswa kelas V SD Negeri 02 Kemloko dengan penggunaan metode pembelajaran konvensional pada mata pelajaran IPA siswa kelas V SD Negeri Sumberagung semester II Tahun Pelajaran 2011/ Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan ada manfaatnya bagi dunia pendidikan, baik manfaat teoritis maupun manfaat praktis, sebagai berikut:

5 Segi Teoritis Secara umum penelitian ini memberikan sumbangan tentang pemahaman siswa terhadap konsep bumi dan alam semesta dengan materi pokok tanah dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Selain itu penelitian ini juga memperkenalkan pembelajaran IPA dengan Index Card Match sehingga bermanfaat bagi pengembangan teori pembelajaran Segi Praktis Pembelajaran IPA dengan Index Card Match dapat dijadikan pengalaman belajar yang bervariasi bagi siswa yang diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa. Selain itu dalam pembelajaran IPA siswa dapat terlibat langsung, mencoba, dan mengalami sendiri dalam proses pembelajaran. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran bagi guru mengenai implementasi Index Card Match dalam pembelajaran IPA sebagai upaya untuk meningkatkan hasil belajar IPA siswa. Selain itu dari hasil penelitian ini juga diharapkan dapat mengoptimalkan profesionalisme guru dalam proses mentransfomasikan nilai dan konsep pada siswa. Penelitian ini juga diharapkan dapat dijadikan pertimbangan bagi kepala sekolah dalam membuat kebijakan sekolah untuk menggunakan Index Card Match dalam pembelajaran IPA supaya siswa dapat belajar aktif, baik fisik maupun mental, dalam upaya untuk meningkatkan hasil belajar IPA siswa di sekolah.