Wilayah Nusantara yang

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Wilayah Nusantara yang"

Transkripsi

1 Penemu Indonesia Berbagai Keunggulan Kapal Pelat Datar Wilayah Nusantara yang begitu luas dengan kekayaan alam laut nan berlimpah, menjadi peluang besar bagi pengembangan industri maritim, khususnya perikanan. Armada kapal penangkap ikan yang murah, namun tetap berkualitas pun menjadi kebutuhan utama. Empat mahasiswa dari Program Studi Teknik Perkapalan Fakultas Teknik Universitas Indonesia (UI) berhasil menjawab permasalahan tersebut. Mereka mengembangkan kapal pelat datar. Selain inovatif, kapal lebih murah, ergonomis, dan berkualitas. Inovasi kapal pelat datar itu pertama di Indonesia yang menggunakan pelat datar sebagai konstruksi lambung kapal. Konsepnya adalah menghindarkan bentuk kurva atau lengkung pada lambung kapal pada saat proses fabrikasi. Dengan kata lain, menyederhanakan proses konstruksi, sehingga proses fabrikasinya juga lebih cepat. Jika pembuatan kapal pada umumnya harus melalui proses pembendingan, maka pada kapal pelat datar itu ditiadakan. Dengan teknologi itu, biaya pembuatan kapal akan lebih murah jika dibanding dengan kapal streamline. Selisih harganya bisa mencapai 30 persen. Misalnya harga kapal pada umumnya Rp 100 juta, maka untuk kapal pelat datar hanya Rp 70 juta, ungkap Adi Lingson, anggota tim pembuatan kapal pelat datar kepada Majalah Sains Indonesia beberapa waktu lalu. Selain itu, bentuk konstruksi kapal pelat datar menjadikan kapal itu bisa dibangun di workshop sederhana di mana pun di seluruh Indonesia tanpa harus dibangun di suatu galangan kapal khusus. Selama ada mesin pemotong, las, dan pengecatan, kapal bisa dibangun di mana pun. Hal inilah akan memudahkan kami membangun kapal di seluruh pelosok wilayah di Indonesia, kata Adi. 2 MAJALAH SAINS INDONESIA September vol 9

2 Penemu Indonesia Keunggulan lain, seandainya terjadi kerusakan seperti pelat pecah, mudah memperbaiki. Pelat yang pecah dipotong kemudian diganti dengan yang baru. Perbaikan bisa dikerjakan pemilik kapal sendiri tanpa bantuan tenaga ahli kapal. Teknologi itu diharapkan menjadi solusi terhadap mahalnya harga kapal saat ini dan menjadi alternatif kapal wisata dan nelayan di Indonesia. Teknologi ini belum pernah dikembangkan oleh siapa pun dan hanya dimiliki Program Studi Teknik Perkapalan Fakultas Teknik UI. Adi Lingson: Konsep kapal pelat datar adalah menghindarkan bentuk kurva atau lambung kapal. Foto-foto: Slamet W. Juara Pertama Riset kapal pelat datar ini awalnya diperkenalkan dosen teknik perkapalan UI bernama Hadi Tresno Wibowo. Dalam perkembangannya, mahasiswa Teknik Perkapalan Fakultas Teknik UI yang beranggotakan Muhammad Faisal, Adi Lingson, M Primadya Putra, dan Sanlaruska Fathernas pun mulai tertarik dan fokus untuk mengembangkannya. Waktu itu sempat terpikirkan, teknologi ini jika dikembangkan akan mempunyai manfaat yang besar. Karena itulah, saya bersama teman-teman berinisiatif menjadikannya sebagai model usaha. Akhirnya kami pun sepakat membentuk tim pada September 2011, ujar Adi. Berawal dari pemikiran itu mereka mulai mengembangkan riset tersebut menjadi peluang usaha. Berbagai cara mereka lakukan, mulai dengan pendekatan hingga menyebarkan proposal ke beberapa instansi pemerintah maupun perusahaan. Penamaan Juragan Kapal hanya sebagai penanda agar mudah diingat. Kami berharap begitu masyarakat membutuhkan kapal langsung mengingat juragan kapal, kata Adi. Meski baru mulai dikembangkan, mereka telah berhasil menciptakan tiga kapal pelat datar. Dua di antaranya untuk operasional di danau, yaitu kapal resque boat dan pembersih sampah, satu lagi untuk kapal nelayan di Balongan, Cirebon. Sederhana dan stabilitasnya bagus itulah yang diinginkan oleh nelayan. Adi menambahkan, target pengguna kapal pelat datar adalah nelayan dan wisata. Kami melihat nelayan dan wisata menjadi potensi yang paling besar dan bisa dikembangkan di Indonesia. Selain itu, kami juga menginginkan semua nelayan di Indonesia mempunyai kapal. Dengan harapan mereka bisa lebih sejahtera, ia menambahkan. Soal daya dan kecepatan kapal tidak terlalu banyak perbedaan. Berdasarkan penelitian kami, untuk kecepatan sampai 14 knot hambatannya tidak terlalu signifikan. Jika dibandingkan dengan kapal yang berbentuk lengkung hampir tidak ada bedanya, ia menegaskan. Kerja keras tim Juragan Kapal akhirnya membuahkan hasil. Karya mereka berhasil menyabet gelar juara pertama Technopreneurship Pemuda tahun 2012 yang diselenggarakan Kementerian Riset dan Teknologi. Asisten Deputi Iptek Industri Kecil Menengah Kementerian Ristek, Santosa Yudo, dalam suatu kesempatan mengatakan tidak mudah menghasilkan technopreneur muda. Selain harus punya latar belakang teknologi, mereka juga harus punya pengetahuan tentang kewirausahaan. Karena itulah, proses seleksi kompetisi technopreneurship pemuda difokuskan pada anak muda yang punya ide kreatif untuk kemudian diarahkan menjadi wirausahawan melalui kerja sama yang dijalin Kementerian Ristek dengan Universitas Ciputra. Program technopreneurship pemuda itu menurut Santosa harus merata ke seluruh Indonesia dan di seluruh koridor ekonomi MP3EI, mulai Sumatera sampai Papua. Tujuannya agar tumbuh pemahaman mengenai potensi unggulan daerah masing-masing kemudian memiliki ide dan kapasitas untuk diwujudkan dalam enterpreneurship. Kita ingin membangun generasi pemuda yang mempunyai idealisme dan kapasitas untuk membuat perubahan yang apabila disentuh dengan kemampuan teknologi dan difasilitasi, ide-ide mereka itu bisa inovatif dan digunakan di tengahtengah kita, ujar Santosa. Slamet Widayadi September vol 9 MAJALAH SAINS INDONESIA 2

3 Keunggulan Daerah nexttriptourism.com 2 MAJALAH SAINS INDONESIA September vol 9

PEDOMAN PROGRAM MAHASISWA WIRAUSAHA (PMW) TAHUN 2015

PEDOMAN PROGRAM MAHASISWA WIRAUSAHA (PMW) TAHUN 2015 PEDOMAN PROGRAM MAHASISWA WIRAUSAHA (PMW) TAHUN 2015 DIREKTORAT JENDERAL PEMBELAJARAN DAN KEMAHASISWAAN KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI KATA PENGANTAR Sebagai pelengkap program-program

Lebih terperinci

Daftar Isi. Ringkasan Eksekutif. Memperkenalkan Cakrawala Baru. Masa Depan Yang Optimis. Dampak Infrastruktur. Penggunaan Teknologi

Daftar Isi. Ringkasan Eksekutif. Memperkenalkan Cakrawala Baru. Masa Depan Yang Optimis. Dampak Infrastruktur. Penggunaan Teknologi Daftar Isi 3 Ringkasan Eksekutif 8 Memperkenalkan Cakrawala Baru 11 Masa Depan Yang Optimis 17 Dampak Infrastruktur 23 Penggunaan Teknologi 31 Memperluas Cakrawala 37 Diberdayakan dengan Teknologi 43 Mengatasi

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI BENTUK-BENTUK INVESTASI PENGELOLAAN LINGKUNGAN OLEH SEKTOR INDUSTRI

IDENTIFIKASI BENTUK-BENTUK INVESTASI PENGELOLAAN LINGKUNGAN OLEH SEKTOR INDUSTRI IDENTIFIKASI BENTUK-BENTUK INVESTASI PENGELOLAAN LINGKUNGAN OLEH SEKTOR INDUSTRI (Studi Kasus: PT Coca Cola Bottling Indonesia Divisi Jawa Tengah, PT. Leo Agung Raya, PT Djarum Kudus, dan Sentra Industri

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... 3 RINGKASAN EKSEKUTIF... 5 KATA PENGANTAR... 9 DAFTAR GAMBAR... 11 DAFTAR TABEL... 12 1. PENDAHULUAN... 14

DAFTAR ISI... 3 RINGKASAN EKSEKUTIF... 5 KATA PENGANTAR... 9 DAFTAR GAMBAR... 11 DAFTAR TABEL... 12 1. PENDAHULUAN... 14 1 P a g e 2 P a g e Daftar Isi DAFTAR ISI... 3 RINGKASAN EKSEKUTIF... 5 KATA PENGANTAR... 9 DAFTAR GAMBAR... 11 DAFTAR TABEL... 12 1. PENDAHULUAN... 14 1.1. Latar Belakang...14 1.2. Perumusan Masalah...16

Lebih terperinci

BAB V IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS PADA SEKOLAH DASAR DI KOTA DENPASAR

BAB V IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS PADA SEKOLAH DASAR DI KOTA DENPASAR 136 BAB V IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS PADA SEKOLAH DASAR DI KOTA DENPASAR Sebagai bagian dari kajian budaya kritis (critical cultural studies) penelitian ini berfokus pada implementasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Risna Khoerun Nisaa, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Risna Khoerun Nisaa, 2013 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan

Lebih terperinci

BAB 2: PRINSIP DASAR, PRASYARAT KEBERHASILAN DAN STRATEGI UTAMA MP3EI

BAB 2: PRINSIP DASAR, PRASYARAT KEBERHASILAN DAN STRATEGI UTAMA MP3EI BAB 2: PRINSIP DASAR, PRASYARAT KEBERHASILAN DAN STRATEGI UTAMA MP3EI Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) disusun dengan mempertimbangkan prinsip-prinsip dasar dan

Lebih terperinci

LOMBA INOVASI TEKNOLOGI TEPAT GUNA (TTG) SE-ACEH V BADAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT ACEH TAHUN 2014

LOMBA INOVASI TEKNOLOGI TEPAT GUNA (TTG) SE-ACEH V BADAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT ACEH TAHUN 2014 LOMBA INOVASI TEKNOLOGI TEPAT GUNA (TTG) SE-ACEH V BADAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT ACEH TAHUN 2014 Dalam rangka menstimulan dan menjaring ide-ide kreasi dan inovasi masyarakat serta menunjang pengembangan

Lebih terperinci

PANDUAN PROGRAM MAHASISWA WIRAUSAHA ( PMW ) PTS DI LINGKUNGAN KOPERTIS WILAYAH XI TAHUN 2015

PANDUAN PROGRAM MAHASISWA WIRAUSAHA ( PMW ) PTS DI LINGKUNGAN KOPERTIS WILAYAH XI TAHUN 2015 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI KEMENDIKBUD KOPERTIS WILAYAH XI PANDUAN PROGRAM MAHASISWA WIRAUSAHA ( PMW ) PTS DI LINGKUNGAN KOPERTIS WILAYAH XI TAHUN 2015

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di kalangan pendidikan maupun masyarakat untuk menambah pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. di kalangan pendidikan maupun masyarakat untuk menambah pengetahuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemajuan perkembangan dunia ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut kalangan perguruan tinggi khususnya mahasiswa untuk dapat serta menciptakan dan meningkatkan penguasaan

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN Teknologi Mahasiswa RANCANG BANGUN BANGUN

RANCANG BANGUN Teknologi Mahasiswa RANCANG BANGUN BANGUN PANDUAN PROGRAM RANCANG BANGUN BANGUN TEKNOLOGI RANCANG BANGUN Teknologi Mahasiswa PERGURUAN TINGGI PROVINSI JAWA TENGAH OLEH: TIM PENYUSUN PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH DINAS PENDIDIKAN Jl. Pemuda No.

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 1997 TENTANG KETRANSMIGRASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 1997 TENTANG KETRANSMIGRASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 1997 TENTANG KETRANSMIGRASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Transmigrasi

Lebih terperinci

PANDUAN PELAKSANAAN PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT DI PERGURUAN TINGGI EDISI IX DIREKTORAT PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

PANDUAN PELAKSANAAN PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT DI PERGURUAN TINGGI EDISI IX DIREKTORAT PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT PANDUAN PELAKSANAAN PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT DI PERGURUAN TINGGI EDISI IX DIREKTORAT PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI KEMENTERIAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

Pedoman Pelibatan Masyarakat dan Swasta dalam Pemanfaatan Ruang Perkotaan

Pedoman Pelibatan Masyarakat dan Swasta dalam Pemanfaatan Ruang Perkotaan Pedoman Pelibatan Masyarakat dan Swasta dalam Pemanfaatan Ruang Perkotaan DRAFT KEEMPAT JANUARI 2003 Subdit Peran Masyarakat Direktorat Penataan Ruang Nasional Direktorat Jenderal Penataan Ruang Departemen

Lebih terperinci

KEPEDULIAN NELAYAN DALAM IKUT SERTA MELESTARIKAN LINGKUNGAN PESISIR

KEPEDULIAN NELAYAN DALAM IKUT SERTA MELESTARIKAN LINGKUNGAN PESISIR KEPEDULIAN NELAYAN DALAM IKUT SERTA MELESTARIKAN LINGKUNGAN PESISIR (Studi Kasus: Di Desa Purworejo, Kecamatan Bonang, Kabupaten Demak) SKRIPSI Untuk Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Sosiologi dan Antropologi

Lebih terperinci

PANDUAN PENYUSUNAN PROPOSAL KEGIATAN PENERAPAN DAN PEMANFAATAN IPTEK DI DAERAH (IPTEKDA) XV LIPI TAHUN

PANDUAN PENYUSUNAN PROPOSAL KEGIATAN PENERAPAN DAN PEMANFAATAN IPTEK DI DAERAH (IPTEKDA) XV LIPI TAHUN PANDUAN PENYUSUNAN PROPOSAL KEGIATAN PENERAPAN DAN PEMANFAATAN IPTEK DI DAERAH (IPTEKDA) XV LIPI TAHUN 2012 (Untuk Perguruan Tinggi) PANDUAN PENYUSUNAN PROPOSAL KEGIATAN PENERAPAN DAN PEMANFAATAN ILMU

Lebih terperinci

INDONESIA 2005-2025 BUKU PUTIH

INDONESIA 2005-2025 BUKU PUTIH Kementerian Negara Riset dan Teknologi Republik Indonesia INDONESIA 2005-2025 BUKU PUTIH Penelitian, Pengembangan dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Bidang Ketahanan Pangan Jakarta, 2006 KATA

Lebih terperinci

Penilaian Pasar Secara Cepat: Manual untuk Pelatih Telah direvisi untuk Indonesia

Penilaian Pasar Secara Cepat: Manual untuk Pelatih Telah direvisi untuk Indonesia Penilaian Pasar Secara Cepat: Manual untuk Pelatih Telah direvisi untuk Indonesia ditulis oleh: Ira Febriana Banda Aceh, Desember 2006 International Labour Office Hak cipta Kantor Perburuhan Internasional

Lebih terperinci

Manajemen Usaha Kecil - MODUL 3

Manajemen Usaha Kecil - MODUL 3 i MANAJEMEN USAHA KECIL Modul 3 Bahan Pelatihan Untuk Calon Wirausahawan i DIREKTORAT PEMBINAAN KURSUS DAN KELEMBAGAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN NON FORMAL DAN INFORMAL KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL

Lebih terperinci

Disusun oleh: Yayasan Dana Sejahtera Mandiri (DAMANDIRI) Bersama Mitra LPM Berbagai PT Di Indonesia, 2009

Disusun oleh: Yayasan Dana Sejahtera Mandiri (DAMANDIRI) Bersama Mitra LPM Berbagai PT Di Indonesia, 2009 Konsep: PETUNJUK TEKNIS KULIAH KERJA NYATA (KKN) TEMATIK PEMBENTUKAN, PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN POS PEMBERDAYAAN KELUARGA (POSDAYA) Disusun oleh: Yayasan Dana Sejahtera Mandiri (DAMANDIRI) Bersama Mitra

Lebih terperinci

UPAYA PEMERATAAN PENDIDIKAN BAGI MASYARAKAT KURANG MAMPU. Nuris Fajar Rizki PLS-UM

UPAYA PEMERATAAN PENDIDIKAN BAGI MASYARAKAT KURANG MAMPU. Nuris Fajar Rizki PLS-UM UPAYA PEMERATAAN PENDIDIKAN BAGI MASYARAKAT KURANG MAMPU Nuris Fajar Rizki PLS-UM PENDAHULUAN Pemilihan judul Upaya Pemerataan Pendidikan Bagi Masyarakat Kurang Mampu berlatar belakang pada beberapa masalah.

Lebih terperinci

Jangan Memanjat Pohon yang Salah

Jangan Memanjat Pohon yang Salah Jangan Memanjat Pohon yang Salah 1 Ucapan Terima Kasih JANGAN MEMANJAT POHON YANG SALAH Pandangan dan Eksperimen dalam Pendidikan Kumpulan makalah mengenai pendidikan Dr. Ir. Gede Raka, Copyright 2013

Lebih terperinci

Rencana Induk Pengabdian Kepada Masyarakat (RIPkM) 2012-2017 LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN MASYARAKAT UNIVERSITAS NAROTAMA SURABAYA, 2011

Rencana Induk Pengabdian Kepada Masyarakat (RIPkM) 2012-2017 LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN MASYARAKAT UNIVERSITAS NAROTAMA SURABAYA, 2011 Rencana Induk Pengabdian Kepada Masyarakat (RIPkM) 2012-2017 LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN MASYARAKAT UNIVERSITAS NAROTAMA SURABAYA, 2011 KATA PENGANTAR Sebagai upaya meningkatkan kualitas hasil pengejawantahan

Lebih terperinci

Pedoman Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat UNSIMAR Poso PJM. Pusat Penjaminan Mutu Unsimar 1

Pedoman Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat UNSIMAR Poso PJM. Pusat Penjaminan Mutu Unsimar 1 Pusat Penjaminan Mutu Unsimar 1 KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena rahmat dan karunia- Nya pembuatan buku Pedoman Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Sintuwu

Lebih terperinci

PANDUAN PELAKSANAAN HIBAH PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (PKM) DP2M DITJEN DIKTI KEMENDIKNAS

PANDUAN PELAKSANAAN HIBAH PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (PKM) DP2M DITJEN DIKTI KEMENDIKNAS PANDUAN PELAKSANAAN HIBAH PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (PKM) DP2M DITJEN DIKTI KEMENDIKNAS LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN PURWOKERTO 2011 1 DAFTAR ISI

Lebih terperinci

4. Sasaran. a. Mahasiswa

4. Sasaran. a. Mahasiswa BAB I KONSEPSI KULIAH KERJA NYATA MAHASISWA (KKNM) 1.1. Latar Belakang, Falsafah, Arti dan Tujuan KKNM 1. Latar Belakang Pelaksanaan kegiatan kuliah kerja nyata mahasiswa Universitas Padjadjaran bertitik

Lebih terperinci

Transkip Wawancara dengan Bupati Kabupaten Sukabumi H. Sukmawijaya

Transkip Wawancara dengan Bupati Kabupaten Sukabumi H. Sukmawijaya Transkip Wawancara dengan Bupati Kabupaten Sukabumi H. Sukmawijaya BUTARU : Kabupaten Sukabumi telah menjadi kota minapolitan pertama, bagaimana sejarahnya? SUKMA : Bila ditanyakan sejarahnya, tentu saja

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG KEINSINYURAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG KEINSINYURAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, SALINAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG KEINSINYURAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa keinsinyuran merupakan kegiatan penggunaan

Lebih terperinci

PENGARUH LATAR BELAKANG PENDIDIKAN DAN PENGALAMAN KERJA TERHADAP ETOS KERJA KARYAWAN BANK BNI SYARIAH KANTOR CABANG KEDIRI

PENGARUH LATAR BELAKANG PENDIDIKAN DAN PENGALAMAN KERJA TERHADAP ETOS KERJA KARYAWAN BANK BNI SYARIAH KANTOR CABANG KEDIRI PENGARUH LATAR BELAKANG PENDIDIKAN DAN PENGALAMAN KERJA TERHADAP ETOS KERJA KARYAWAN BANK BNI SYARIAH KANTOR CABANG KEDIRI SKRIPSI Oleh AYUK WAHDANFIARI ADIBAH NIM. 3223103015 JURUSAN PERBANKAN SYARIAH

Lebih terperinci

MEWUJUDKAN MASYARAKAT INDONESIA MASA DEPAN: Suatu Tinjauan Khusus Mengenai Pembangunan Daerah dan Peran Perguruan Tinggi

MEWUJUDKAN MASYARAKAT INDONESIA MASA DEPAN: Suatu Tinjauan Khusus Mengenai Pembangunan Daerah dan Peran Perguruan Tinggi MEWUJUDKAN MASYARAKAT INDONESIA MASA DEPAN: Suatu Tinjauan Khusus Mengenai Pembangunan Daerah dan Peran Perguruan Tinggi Oleh: Ginandjar Kartasasmita Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Ketua

Lebih terperinci