BAB I PENDAHULUAN. penting dan kritis, atau merupakan periode emas dalam perkembangan. Pada
|
|
- Ratna Jayadi
- 5 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tahun pertama kehidupan anak merupakan periode yang sangat penting dan kritis, atau merupakan periode emas dalam perkembangan. Pada masa inilah struktur otak mengalami perubahan yang paling pesat. Nutrisi dan stimulasi yang dibutuhkan pada masa ini akan berpengaruh besar pada kecerdasan, ketrampilan dan perilaku anak. Keberhasilan di tahun pertama sangat menentukan untuk masa depan anak ( Soedjatmiko, 2009). Bayi usia 3 6 bulan mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat terutama pada bagian otak. Pada masa inilah sel sel tubuh berkembang pesat dalam waktu yang relatif singkat. Karena itu, hal yang menunjang pertumbuhan dan perkembangan wajib diperhatikan. Salah satu faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang adalah kebutuhan tidur dan istirahat (Kartika. U, 2014). Tidur merupakan aktivitas yang sangat penting bagi bayi juga merupakan salah satu rangsang bagi tumbuh kembang otak. Aktivitas tidur pada bayi menjadi pintu dari tumbuh kembang otak bayi agar selanjutnya menjadi cerdas, berakal dan berpikir jernih. Sekitar 75% hormon pertumbuhan dikeluarkan pada saat bayi tidur, khususnya awal tahap ke 3
2 dan ke 4 tidur. Tingginya kadar hormon pertumbuhan ini erat hubungannya dengan fisik bayi karena hormon ini punya tugas merangsang pertumbuhan tulang dan jaringan, serta mengatur metabolisme tubuh termasuk pada otak bayi (Dokumentasi Ayahbunda ( 2014)). Bayi berusia 0 5 bulan akan menjalani hidup barunya dengan 80 90% tidur. Sesaat setelah bayi lahir, bayi biasanya tidur selama jam sehari yang dibagi menjadi 4 5 periode. Memasuki usia 2 bulan, bayi mulai banyak tidur malam dibanding siang. Pada usia 3 6 bulan, jumlah tidur siang bayi semakin berkurang, kira kira 3 kali dan terus berkurang. Total jumlah waktu tidur berkisar antara jam/hari ( Gola, 2009). Aspek yang sangat penting pada pengkajian riwayat tidur anak adalah kita mengetahui tidur normal pada tiap usia selama 24 jam. Menurut Mindell. JA dan Owens. JA (2003) dalam Chamness. JA (2008), jumlah tidur pada bayi usia 4 bulan adalah jam dengan periode tidur 6-8 jam. Sedangkan bayi usia 6 bulan jumlah tidurnya adalah jam dengan durasi tidur siang 2-4 jam selama 2x. Tujuh puluh persen bayi mempunyai kebiasaan untuk tidur sepanjang malam pada umur tiga bulan, 85% pada umur 6 bulan dan 95% di akhir tahun pertama (Rudolph, 2002) dalam Roekistiningsih, Fathoni, Laviana. Pola siklus tidur-bangun terlihat jelas pada umur 3-4 bulan dimana proporsi tidur mulai lebih banyak pada malam hari (Widodo, A & Afrina, 2008 ).
3 Gangguan tidur sangat umum terjadi pada anak-anak. Diperkirakan 25%-50% usia 6-12 bulan mempunyai masalah terbangun dari tidurnya di malam hari dan sekitar 50% mempunyai kesulitan pada saat akan memulai tidur hingga usia 1 tahun. Sebuah penelitian di Tel Aviv Israel menyatakan bahwa sebanyak 20%-30% bayi dan balita mengalami gangguan tidur (Sadeh, 2004). Bayi yang mengalami gangguan tidur akan mengalami gangguan yang sama di masa-masa selanjutnya terutama dalam masa pertumbuhan dan perkembangannya. Kebiasaan bangun saat tidur menjadi masalah karena menyimpang dari tidur biasanya (Wong, D.L.(2003) dalam Andini, M., Novayelinda, R., Utami, G 2014)). Sekartini dan Adi (2006), melakukan penelitian dengan 385 responden anak berusia kurang dari 3 tahun di 5 kota yaitu Jakarta, Bandung, Medan, Palembang dan Batam, menyatakan 44,2% jam tidur malamnya kurang dari 9 jam, terbangun malam hari lebih dari tiga kali dan lama terbangun pada malam hari lebih dari satu jam. Penelitian lainnya menyebutkan sekitar 20%-40% anak di bawah usia 3 bulan mengalami gangguan tidur. Usia 6 bulan -2 tahun sekitar 30% mengalami gangguan tidur juga 20% anak usia 2 5 tahun mengalami gangguan tidur. Gangguan tidur dapat berupa anak bangun 3 kali atau lebih dalam satu malam atau sedikitnya lebih dari 4 kali dalam satu minggu, anak berpindah tidur ke tempat tidur orang tua, anak menolak tidur sedikitnya 30 menit saat waktu tidur, untuk memulai tidur diawali sedikit tantrum, marah atau gelisah.
4 Lebih dari 72% orangtua menganggap bahwa gangguan tidur adalah hal yang biasa pada anak yang nantinya pada usia tertentu akan membaik dengan sendirinya. Pendapat ini sering timbul karena sampai saat ini gangguan tidur pada anak belum terungkap dengan jelas. Bila gangguan ini tidak ditangani secara serius dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan bayi (Anonim, 2013). Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti kepada 30 orang ibu yang mempunyai bayi berusia 3 6 bulan yang berkunjung untuk melakukan imunisasi di wilayah kerja Puskesmas Susukan 2 Banjarnegara, 18 bayi dilaporkan bahwa aktivitas tidur malam bayinya kurang dari 13 jam, dan terbangun di malam hari lebih dari tiga kali dengan lama waktu terjaga kurang lebih satu jam dan alasan-alasan lain yang berbeda-beda pada setiap bayi. Ibu bayi juga mengatakan bahwa bayi yang aktivitas tidurnya kurang keesokan harinya akan rewel dan seringkali menangis. Pentingnya waktu tidur bagi perkembangan bayi, menurut Benneth & Guralnick (1991) dalam Andini, Fathoni dan Laviana (2014), kebutuhan tidurnya harus terpenuhi agar tidak berpengaruh buruk terhadap perkembangannya. Salah satu cara yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan tidur bayi adalah melalui pemberian stimulasi. Salah satu bentuk stimulasi yang umum dilakukan untuk bayi adalah stimulasi taktil dalam bentuk pijat, fleksi-ekstensi, dan posisi.
5 Pijat bayi adalah sebagai tindakan menggosok bagian tubuh untuk memperoleh relaxasi (Collins (1998) dalam Lorenz (2005)). Pijat bayi juga merupakan rutinias pijat yang menggabungkan pijat Swedia, Indian Teknik dan Refleksi. Dimana masing-masing mempunyai tujuan tertentu. Pijat Swedia termasuk stroke yang bergerak menuju jantung dari ekstremitas tubuh untuk meningkatkan dan memperbaiki sirkulasi, terutama vena dan aliran lympatic, juga untuk membantu mengembalikan tonus otot. Pijat atau sentuhan adalah indra pertama di mana bayi dapat memberikan reaksi (Prasetyono, 2009). Sentuhan berdampak positif bagi pertumbuhan dan perkembangan bayi, Field dalam Andini, Novayelinda dan Utami (2014). Pijat bayi memiliki banyak manfaat antara lain, pijat bayi dapat memperbaiki perilaku anak autism (Angelica et.al,. 2001). Selain itu pijat bayi juga dapat meningkatkan aktivitas dari otak (Guzzetta et.al,. 2014)., meningkatkan perkembangan neonatus (Andini, Novayelinda, Utami 2014), serta meningkatkan kuantitas tidur bayi (Roekistiningsih, Fathoni & Laviana). Setelah dilakukan wawancara kepada ibu bayi tentang jumlah tidur bayi selama 24 jam pada saat Posyandu pada tanggal 13 dan 17 November 2014 ditemukan 20 dari 30 bayi mengalami gangguan tidur, dengan ratarata jumlah tidurnya < 13 jam per hari. Berdasarkan latar belakang di atas penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang Pengaruh pijat bayi terhadap kuantitas tidur bayi usia 3-6 bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Susukan 2 Banjarnegara.
6 B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang sudah dijabarkan, maka dapat di rumuskan masalah penelitian Adakah terdapat pengaruh antara pijat bayi dengan kuantitas tidur bayi usia 3 6 bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Susukan 2 Banjarnegara. C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Mengetahui pengaruh terapi pijat bayi dengan kuantitas tidur bayi usia 3-6 bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Susukan 2 Banjarnegara. 2. Tujuan Khusus a. Mengetahui karakteristik responden berdasar usia dan jenis kelamin b. Mengetahui kuantitas tidur bayi usia 3 6 bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Susukan 2 Banjarnegara sebelum dan sesudah di lakukan pijat bayi pada kelompok intervensi. c. Mengetahui kuantitas tidur bayi usia 3-6 bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Susukan 2 Banjarnegara sebelum dan setelah dilakukan pijat bayi pada kelompok kontrol. d. Mengetahui pengaruh pijat bayi usia 3 6 bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Susukan 2 Banjarnegara.
7 D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Masyarakat Memberikan informasi kepada masyarakat tentang pengaruh pijat bayi dengan kuantitas tidur bayi usia 3 6 bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Susukan 2 Banjarnegara. 2. Bagi Institusi Pendidikan Keperawatan Penelitian ini dapat memperkaya khasanah ilmu keperawatan untuk dapat dimanfaatkan sebagai sumber pembelajaran. 3. Bagi Peneliti Penelitian ini menjadi sarana untuk menambah pengetahuan dalam bidang keperawatan untuk menambah wawasan ilmu pengetahuan dan dapat digunakan untuk penelitian selanjutnya. 4. Bagi Bidang Keperawatan Penelitian ini berfungsi untuk mengembangkan ilmu keperawatan dimana pijat bayi ini merupakan terapi komplementer yang dapat dilakukan perawat sebagai tindakan mandiri perawat dalam memberikan asuhan keperawatan. E. Keaslian Penelitian Sejauh ini penelitian tentang hubungan pijat bayi dengan kuantitas tidur bayi usia 3 6 bulan belum pernah dilakukan. Adapun penelitian yang hampir sama dengan penelitian tersebut adalah : 1. Penelitian tentang Improvements is the Behavior of Children With Autism Following Massage Therapy yang dilakukan oleh Angelina et.al. tahun
8 2001. Penelitian ini bertujuan untuk mengurangi perilaku stereotype, agar dapat mengerjakan tugas sekolah, dan meningkatkan hubungan perilaku sosial selama bermain di sekolah serta kuantitas tidurnya bertambah di rumah. Penelitian ini meneliti 20 anak autis usia 3 6 tahun secara acak. Terapis melatih orang tua untuk memberikan pijat kepada anaknya selama 15 menit sebelum tidur malam selama 1 bulan dalam jadwal yang sama. Melalui observasi guru dan orang tua. Perbedaan penelitian ini dengan yang akan dilakukan adalah variable terikat yang berbeda. Persamaan penelitian ini adalah desain eksperimen pijat bayi. 2. Penelitian tentang Pengaruh pijat bayi terhadap peningkatan berat badan bayi. Dilakukan oleh Irva, Hasanah, Woferst (2014). Penelitian ini menggunakan metode quasi eksperimen dengan desain pre tes dan post tes. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh bayi usia 1 3 bulan. Sample berjumlah 17 bayi kelompok eksperimen dan 17 bayi kelompok kontrol. Teknik pengambilan sampel dengan Non Probability sampling. Berdasarkan uji dari uji Mann Whitney didapatkan p value sebesar 0,01 (p<0,05) sehingga pemberian pijat berpengaruh terhadap peningkatan berat badan bayi. Perbedaan pada penelitian ini adalah berbeda variable terikat, tempat penelitian, jumlah sample. Persamaan pada penelitian ini adalah metode penelitian menggunakan Quasi eksperiment pre dan post test. 3. Penelitian tentang Pengaruh pijat bayi terhadap perkembangan neonatus dilakukan oleh Andini, Novayelinda, Utami (2014). Penelitian
9 ini menggunakan Quasi Eksperimental dengan pretest dan Posttest desain. Populasi berjumlah 33 orang dengan teknik pengambilan sample menggunakan teknik non probability sampling. Orang tua diminta melakukan pemijatan bayinya pada usia 2 minggu selama 2 x 15 menit dalam sehari selama 2 minggu. Hasil uji dengan Mann-Whitney menunjukan p value 0,000 (p<0,05) sehingga ada pengaruh pijat bagi bayi dengan perkembangan neonatus. Perbedaan dalam penelitian ini adalah variabel, umur responden. Persamaan dalam penelitian ini adalah metode nya sama dengan Quasi eksperimental pretest dan posttest desain. 4. Penelitian tentang Efektifitas Massage Efflurage Terhadap Perkembangan Gross Motorik Pada Usia 3-4 Bulan dilakukan oleh Widodo dan Herawati (2010). Jenis penelitian menggunakan Experiment semu dengan two group posttest design with control. Menggunakan teknik purposive sampling. Jumlah sample 35 bayi dengan uji t test. Hasil peneliti an menunjukan ada pengaruh pemberian massage efflurage dalam pertumbuhan dan perkembangan gross motorik pada kemampuan bayi pada kemampuan merangkak, poll to sit dan rolling. Dilakukan 1 minggu 2x selama 4 minggu dari bagian depan daerah dada,perut sampai kaki, di bagian bawah belakang dari punggung atas sampai bawah kaki, tangan dan muka. Perbedaan dari penelitian ini adalah variabelnya, desainnya. Persamaan dari penelitian ini adalah sama sama menggunakan jenis penelitian eksperimen.
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan pada bayi merupakan suatu proses yang hakiki, unik, dinamik,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan pada bayi merupakan suatu proses yang hakiki, unik, dinamik, dan berkesinambungan. Faktor yang mempengaruhi perkembangan bayi ada dua, yaitu faktor genetik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lingkungannya. Sesaat setelah lahir, bayi biasanya tidur selama jam
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tidur adalah salah satu bentuk adaptasi bayi terhadap lingkungannya. Sesaat setelah lahir, bayi biasanya tidur selama 16-20 jam sehari. Memasuki usia 2 bulan bayi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pijat telah digunakan untuk pengobatan dan menjadi bagian rutin
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pijat telah digunakan untuk pengobatan dan menjadi bagian rutin perawatan bayi selama ratusan tahun di banyak kebudayaan dan salah satu teknik terapi tertua di dunia.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Setiap anak mengalami proses tumbuh kembang yang berbeda-beda. Baik menyangkut
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap anak mengalami proses tumbuh kembang yang berbeda-beda. Baik menyangkut kecepatan dan percepatan proses tumbuh kembangnya, maupun keunikan-keunikkan tersendiri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesehatan, beraktivitas, istirahat, pemberian imunisasi dasar lengkap,
13 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bayi membutuhkan tiga hal untuk mencapai tumbuh kembang yang optimal, yaitu asuh (nutrisi & lingkungan), asih (kasih sayang), dan asah (stimulasi). Kebutuhan asuh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pemerintah dalam pembangunan nasional dapat dilihat dari
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan pemerintah dalam pembangunan nasional dapat dilihat dari kemajuan ekonomi, ilmu pengetahuan dan teknologi, terutama dalam bidang medis, ilmu kedokteran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan oleh manusia dalam mempertahankan keseimbangan fisiologis maupun psikologis. Maslow (1970) mengatakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Aspek tumbuh kembang pada anak, dewasa ini adalah salah satu
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Aspek tumbuh kembang pada anak, dewasa ini adalah salah satu aspek yang diperhatikan secara serius oleh para pakar, karena hal tersebut merupakan aspek yang sangat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. konsep diri, pola koping dan perilaku sosial (Hidayat, 2008).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak merupakan individu yang berada dalam satu rentang perubahan perkembangan yang dimulai dari bayi hingga remaja. Masa anak merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pencapaiannya dalam MDGs (Millenium Development Goals) yang sekarang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu indikator kesehatan yang dinilai keberhasilan pencapaiannya dalam MDGs (Millenium Development Goals) yang sekarang menjadi SDGs (Sustainable Development
Lebih terperinci1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Post Partum merupakan keadaan dimana dimulainya setelah plasenta lahir dan berakhir ketika organ kandungan kembali seperti keadaan semula dan sebelum hamil yang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dapat memberikan rasa aman dan nyaman pada bayi. Sentuhan dan pelukan dari
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pijat bayi merupakan terapi sentuh kontak langsung dengan tubuh yang dapat memberikan rasa aman dan nyaman pada Sentuhan dan pelukan dari seorang ibu adalah kebutuhan
Lebih terperinciPENGARUH BABY SPA (SOLUS PER AQUA) TERHADAP PERTUMBUHAN BAYI USIA 3-4 BULAN NASKAH PUBLIKASI
PENGARUH BABY SPA (SOLUS PER AQUA) TERHADAP PERTUMBUHAN BAYI USIA 3-4 BULAN NASKAH PUBLIKASI Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Mendapatkan Gelar Sarjana Fisioterapi Disusun oleh: DENY SETIAWAN J
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berdasarkan data World Health Organization (2010) setiap
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan data World Health Organization (2010) setiap tahunnya terdapat 15 juta orang diseluruh dunia menderita stroke. Diantaranya ditemukan jumlah kematian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. telah mewujudkan hasil yang positif di berbagai bidang, yaitu adanya. dan bertambah cenderung lebih cepat (Nugroho, 2000).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan keberhasilan pemerintah dalam pembangunan nasional, telah mewujudkan hasil yang positif di berbagai bidang, yaitu adanya kemajuan ekonomi, perbaikan lingkungan
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. Pengolahan data berdasarkan kumpulan data yang diperoleh diupayakan dapat
BAB V PEMBAHASAN Pengolahan data berdasarkan kumpulan data yang diperoleh diupayakan dapat menjawab pertanyaan penelitian yaitu untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara baby spa dengan perkembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. perkembangan yang pesat selama golden period. Pemberian nutrisi yang baik perlu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nutrisi yang baik selama masa bayi akan mendorong pertumbuhan dan perkembangan yang pesat selama golden period. Pemberian nutrisi yang baik perlu didukung dengan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Non Equivalent Control Groups, yaitu penelitian dilakukan sebelum dan
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian eksperimen semu yaitu penelitian untuk menguji hipotesis sebab akibat dengan cara mengadakan perlakuan terhadap suatu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (Departemen Kesehatan, 2009). Di Indonesia tahun 2012 tercatat jumlah bayi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang. Masa bayi adalah masa keemasan sekaligus masa kritis perkembangan seseorang. Dikatakan masa kritis karena pada masa ini bayi sangat peka terhadap lingkungan dan dikatakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan anak dibawah lima tahun (Balita) merupakan bagian yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan anak dibawah lima tahun (Balita) merupakan bagian yang sangat penting (Riskesdas, 2013). Pada masa ini, anak juga mengalami periode kritis. Berbagai bentuk
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Kerangka Konsep Kerangka konsep merupakan istilah khusus untuk menggambarkan secara tepat fenomena yang hendak diteliti dari suatu masalah yang menarik perhatian. 28 Penelitian
Lebih terperinciPENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG IMUNISASI DI PUSKESMAS PEMBANTU BATUPLAT
PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG IMUNISASI DI PUSKESMAS PEMBANTU BATUPLAT Helmi Fangidae a,c, Elisabeth Herwanti b, Maria Y. Bina c a Mahasiswa S-1 Prodi
Lebih terperinciObjective: The aim of this research to analyze the effectiveness of massage on sleep quality infant aged 5-7 months.
THE EFFECTIVENESS OF INFANT MASSAGE ON SLEEP QUALITY ON INFANTS 5-7 MONTHS OF AGE IN LOKBUNTAR VILLAGE HARUYAN DISTRICT HULU SUNGAI TENGAH REGENCY BARABAI 3013 Emilia Rizkiyati 1, Muhsinin 2, Syamsul Firdaus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut Wong (2009) Masa kanak-kanak awal yaitu pada usia 3 6 tahun
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Anak adalah individu yang masih memiliki ketergantungan pada orang dewasa dan lingkungan sekitarnya, anak memerlukan lingkungan yang dapat memfasilitasi dalam kebutuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang bersifat non progresif yang terjadi pada proses tumbuh kembang. CP
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Cerebral palsy merupakan suatu kelainan atau kerusakan pada otak yang bersifat non progresif yang terjadi pada proses tumbuh kembang. CP terjadi akibat kerusakan pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dinyatakan diare bila frekuensi buang air besar sudah lebih dari empat kali,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diare diartikan sebagai buang air besar yang tidak normal atau bentuk tinja yang encer dengan frekuensi lebih banyak dari biasanya. Neonatus dinyatakan diare bila frekuensi
Lebih terperinciPENGARUH PIJAT BAYI TERHADAP PENINGKATAN BERAT BADAN PADA BAYI USIA 3 4 BULAN DI POSYANDU WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEDATON BANDAR LAMPUNG TAHUN 2012
PENGARUH PIJAT BAYI TERHADAP PENINGKATAN BERAT BADAN PADA BAYI USIA 3 4 BULAN DI POSYANDU WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEDATON BANDAR LAMPUNG TAHUN 2012 Nia Triswanti 1 ABSTRAK Pijat bayi merupakan salah satu
Lebih terperinciPENGARUH BABY SOLUS PER AQUA (SPA) TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK KASAR BAYI USIA 6 9 BULAN
PENGARUH BABY SOLUS PER AQUA (SPA) TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK KASAR BAYI USIA 6 9 BULAN SKRIPSI Diajukan Untuk Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan Fisioterapi Disusun Oleh: SRI ASKARIANI DANIATI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stroke merupakan penyakit penyebab kecacatan nomor satu di dunia,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke merupakan penyakit penyebab kecacatan nomor satu di dunia, sehingga stroke menjadi masalah kesehatan yang mendunia dan semakin penting saat ini. Dua pertiga stroke
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menghilangnya secara perlahan lahan kemampuan jaringan lunak untuk. memperbaiki kerusakan yang dideritanya disebut menua aging
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lanjut usia merupakan kejadian yang akan dialami oleh semua orang yang diberi umur panjang, dan tidak dapat dihindari oleh siapapun. Proses menghilangnya secara perlahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan suatu gangguan pada pembuluh darah yang mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi yang dibawa oleh darah terhambat sampai
Lebih terperinciEFEKTIFITAS PIJAT BAYI TERHADAP PENINGKATAN BERAT BADAN BAYI PREMATUR DI RUANG PERINATOLOGI RUMAH SAKIT IMELDA MEDAN
EFEKTIFITAS PIJAT BAYI TERHADAP PENINGKATAN BERAT BADAN BAYI PREMATUR DI RUANG PERINATOLOGI RUMAH SAKIT IMELDA MEDAN Destyna Yohana Gultom... ABSTRAK Pijat bayi adalah terapi sentuh tertua yang dikenal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesehatan penduduk serta meningkatkan umur harapan hidup manusia.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemerintah telah mewujudkan hasil yang positif diberbagai bidang dalam Pembangunan Nasional, yaitu adanya kemajuan ekonomi, perbaikan lingkungan hidup, kemajuan ilmu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terbesar dari jumlah penderita diabetes melitus yang selanjutnya disingkat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut laporan WHO, Indonesia menempati urutan ke empat terbesar dari jumlah penderita diabetes melitus yang selanjutnya disingkat DM dengan prevalensi 8,6% dari total
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan anak merupakan hal yang penting untuk diperhatikan karena perkembangan anak pada fase awal akan mempengaruhi perkembangan pada fase selanjutnya. Sekitar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembunuh diam diam karena penderita hipertensi sering tidak. menampakan gejala ( Brunner dan Suddarth, 2002 ).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Definisi Hipertensi adalah apabila tekanan sistoliknya diatas 140 mmhg dan tekanan diastolik diatas 90 mmhg. Hipertensi merupakan penyebab utama gagal jantung, stroke,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengoptimalan tumbuh kembang bayi, motor control, motor learning, dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tumbuh kembang adalah proses yang hirarki (bertahap) dinamis dan bersimultan pada bayi. Hal ini perlu dilakukan pemantauan secara berkala dan teratur sehingga potensinya
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Metode Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen semu (quasi exsperiment). Meneliti pengaruh program pelatihan pencegahan diare pada
Lebih terperinciPENGARUH PIJAT BAYI TERHADAP KUANTITAS TIDUR BAYI USIA 3-6 BULAN DI DESA MUNUNGREJO KECAMATAN NGIMBANG KABUPATEN LAMONGAN
PENGARUH PIJAT BAYI TERHADAP KUANTITAS TIDUR BAYI USIA 3-6 BULAN DI DESA MUNUNGREJO KECAMATAN NGIMBANG KABUPATEN LAMONGAN Lilik Mardiana*, Diah Eko Martini** ABSTRAK Tidur merupakan prioritas utama bagi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Seiring dengan keberhasilan pemerintah dalam pembangunan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan keberhasilan pemerintah dalam pembangunan Nasional, telah mewujudkan hasil yang positif diberbagai bidang, yaitu adanya kemajuan ekonomi, perbaikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. membangun manusia seutuhnya yang dapat dilakukan melalui berbagai. dimasa yang akan datang, maka anak perlu dipersiapkan agar dapat
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan kesehatan merupakan sebagai bagian dari upaya membangun manusia seutuhnya yang dapat dilakukan melalui berbagai macam upaya, antara lain diselenggarakan
Lebih terperinciBAB I LATAR BELAKANG
BAB I LATAR BELAKANG A. Pendahuluan Hipertensi dikenal secara luas sebagai penyakit kardiovaskular. Saat ini penyakit kardiovaskuler sudah merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat di Indonesia
Lebih terperinciSKRIPSI. Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Derajat Gelar S 1 Keperawatan. Oleh: WAHYUNI J
PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG PNEUMONIA PADA BALITA DAN PENCEGAHANNYA DI KELURAHAN BULAKAN KECAMATAN SUKOHARJO KABUPATEN SUKOHARJO SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi
Lebih terperinciPERBANDINGAN POLA TIDUR BAYI YANG MENDAPATKAN PIJAT BAYI DAN BABY SPA PADA BAYI USIA 3-12 BULAN DI KLINIK SRIKANDI RUMAH BUNDA YOGYAKARTA
PERBANDINGAN POLA TIDUR BAYI YANG MENDAPATKAN PIJAT BAYI DAN BABY SPA PADA BAYI USIA 3-12 BULAN DI KLINIK SRIKANDI RUMAH BUNDA YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh: SURYADI ARIANATA 080201132 PROGRAM
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. bayi terhadap kuantitas tidur bayi usia 3-6 bulan dan membuktikan antara
BAB V PEMBAHASAN Dalam bab ini penulis akan membahas mengenai pengaruh pijat bayi terhadap kuantitas tidur bayi usia 3-6 bulan dan membuktikan antara teori yang sudah ada dengan kenyataan yang di hadapi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. faktor genetik yang menjadi potensi dasar dan faktor lingkungan yang. hambatan pada tahap selanjutnya (Soetjiningsih, 2009).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak merupakan sumber daya manusia yang penting sebagai penerus bangsa yang akan datang dan memiliki ciri yang khas yaitu selalu tumbuh dan berkembang sejak
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dilanjutkan ke 8 tahap mulai bayi (0-18 bulan), toddler (1,5 3 tahun), anakanak
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar belakang Pembangunan kesehatan menuju Indonesia sehat mempunyai tujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian Quasi Eksperiment karena berupa penelitian lapangan yang memberikan perlakuan berupa penyuluhan dengan metode ceramah
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. dilakukan dengan memberikan pretest (sebelum perlakuan) dan. penelitian kuasi eksperimental dengan metode non-randomized
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain eksperimen semu (Quasy- Experiment) dengan metode pengumpulan data secara prospektif yang dilakukan dengan memberikan pretest
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. psikologik, dan sosial-ekonomi, serta spiritual (Nugroho, 2000).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Lansia mengalami proses menua (aging process) secara alami yang tidak dapat dihindari (Hawari, 2007). Namun pengaruh proses menua sering menimbulkan bermacam-macam
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan quasi eksperimental design dengan
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan quasi eksperimental design dengan menggunakan rancangan two group pretest-posttest with control group design. Observasi dilakukan
Lebih terperinciPENGARUH PIJAT BAYI DENGAN TERAPI BUNGA LAVENDER TERHADAP PEMENUHAN KEBUTUHAN TIDUR NEONATUS DI POSYANDU MELATI MOJOROTO KEDIRI.
PENGARUH PIJAT BAYI DENGAN TERAPI BUNGA LAVENDER TERHADAP PEMENUHAN KEBUTUHAN TIDUR NEONATUS DI POSYANDU MELATI MOJOROTO KEDIRI Sri Kasmiatun Abstract Sleeping are unconscious which still work order of
Lebih terperinciEFEKTIFITAS PELATIHAN PERAWATAN PAYUDARA METODE MASSAGE ROLLING (PUNGGUNG) TERHADAP KETRAMPILAN KADER KESEHATAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BATURETNO
EFEKTIFITAS PELATIHAN PERAWATAN PAYUDARA METODE MASSAGE ROLLING (PUNGGUNG) TERHADAP KETRAMPILAN KADER KESEHATAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BATURETNO Sri Handayani, Kristiana Puji Purwandari Dosen Akper
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. No 198 Semarang. Mom me Organic Baby And Kids Spa memiliki dua
42 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Mom me Organic Baby And Kids Spa beralamatkan di Jalan Dr. Cipto No 198 Semarang. Mom me Organic Baby And Kids Spa memiliki dua swimtab untuk baby swim serta
Lebih terperinciPENGARUH PIJAT BAYI TERHADAP TINGKAT PEMENUHAN KEBUTUHAN TIDUR BAYI USIA 3-6 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS UMBULHARJO I YOGYAKARTA
PENGARUH PIJAT BAYI TERHADAP TINGKAT PEMENUHAN KEBUTUHAN TIDUR BAYI USIA 3-6 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS UMBULHARJO I YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh: Listina Laili Ulfah 201510104028 PROGRAM
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kemajuan suatu bangsa seringkali dinilai dari umur harapan hidup penduduknya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah salah satu negara berkembang yang memiliki umur harapan hidup penduduk yang semakin meningkat seiring dengan perbaikan kualitas hidup dan pelayanan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan toddler. Anak usia toddler yang banyak
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Stimulasi merupakan kebutuhan yang sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan toddler. Anak usia toddler yang banyak mendapatkan stimulasi yang terarah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu target Millenium Development Goals 4 (MDGs4) adalah Bangsa
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar belakang Salah satu target Millenium Development Goals 4 (MDGs4) adalah Bangsa Indonesia harus mampu menurunkan angka kematian bayi menjadi 23/1000 kelahiran hidup pada tahun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. proses alami yang sudah ditentukan oleh Tuhan Yang Maha Esa (Nugroho,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lanjut usia adalah kelanjutan dari usia dewasa yang merupakan proses alami yang sudah ditentukan oleh Tuhan Yang Maha Esa (Nugroho, 2008). Akibatnya jumlah lanjut usia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. membuka dinding perut dan dinding uterus (Sarwono, 2005). Sectio caesarea
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Operasi atau pembedahan merupakan salah satu bentuk terapi pengobatan dan merupakan upaya yang dapat mendatangkan ancaman terhadap integritas tubuh dan jiwa
Lebih terperinciHUBUNGAN LINGKAR KEPALA DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK ANAK USIA 1-24 BULAN DI RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PERTIWI MAKASSAR
HUBUNGAN LINGKAR KEPALA DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK ANAK USIA 1-24 BULAN DI RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PERTIWI MAKASSAR Wa Ode Sri Asnaniar 1, Magfira B. Lasini 2 1 Program Studi Ilmu Keperawatan FKM UMI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu permasalahan kesehatan di Indonesia adalah kematian anak usia bawah lima tahun (balita). Angka kematian balita di negara-negara berkembang khususnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Air Susu Ibu (ASI), dan ASI yang diberikan kepada bayi sejak lahir sampai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bayi yang lahir sehat untuk pemenuhan kebutuhan nutrisi yang tepat adalah Air Susu Ibu (ASI), dan ASI yang diberikan kepada bayi sejak lahir sampai minimal usia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan masa nifas (Sulistyawati, 2009). Periode masa nifas meliputi masa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa nifas merupakan masa kritis yang memerlukan pendampingan dari tenaga kesehatan untuk memberikan asuhan kebidanan dan terus melakukan pemantauan yang bertujuan meminimalkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Anak adalah individu yang unik dan memerlukan perhatian khusus untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak adalah individu yang unik dan memerlukan perhatian khusus untuk optimalisasi tumbuh kembang. Salah satu tahap tumbuh kembang adalah usia prasekolah yang mempunyai
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Diabetes mellitus (DM) merupakan penyakit metabolik dengan
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes mellitus (DM) merupakan penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekrsi insulin, kerja insulin atau kedua-duanya,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. yaitu quasi-experimental design dengan rancangan two-group pre test-post
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Metode penelitian yang diambil merupakan jenis penelitian kuantitatif yaitu quasi-experimental design dengan rancangan two-group pre test-post test control
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. eksperimental yang meneliti tentang sebab-akibat dengan menggunakan satu
43 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh Jarimatika terhadap kemampuan berhitung anak TK. Jenis penelitian ini termasuk pada penelitian eksperimental
Lebih terperinciGAMBARAN PERKEMBANGAN BAYI YANG TIDAK DIBERIKAN ASI EKSKLUSIF DI DESA KADEMANGAN DAN DESA MIAGAN KECAMATAN MOJOAGUNG KABUPATEN JOMBANG
GAMBARAN PERKEMBANGAN BAYI YANG TIDAK DIBERIKAN ASI EKSKLUSIF DI DESA KADEMANGAN DAN DESA MIAGAN KECAMATAN MOJOAGUNG KABUPATEN JOMBANG (GROWTH NEONATAL WHICH NO ASI EKSLUSIF AT KADEMANGAN AND MIAGAN MOJOAGUNG
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lebih selama tahun kedua. ASI juga menyediakan perlindungan terhadap
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air susu ibu (ASI) menyediakan nutrisi lengkap bagi bayi. ASI mengandung protein, mineral, air, lemak, serta laktosa. ASI memberikan seluruh kebutuhan nutrisi dan energi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kecemasan merupakan perasaan yang timbul akibat ketakutan, raguragu,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kecemasan merupakan perasaan yang timbul akibat ketakutan, raguragu, gelisah yang dapat menimbulkan ketegangan fisik yang tinggi. Hal ini ditimbulkan sebagai reaksi
Lebih terperinciPENGARUH FREKUENSI PIJAT BAYI TERHADAP PERTUMBUHAN (BERAT BADAN) BAYI USIA 1-3 BULAN DI DESA KARANGSARI DAN PURBADANA
PENGARUH FREKUENSI PIJAT BAYI TERHADAP PERTUMBUHAN (BERAT BADAN) BAYI USIA 1-3 BULAN DI DESA KARANGSARI DAN PURBADANA Rosi Kurnia Sugiharti 1) STIKes Harapan Bangsa Purwokerto Email: Rossy.kurnia@yahoo.com
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kondisi alam dan masyarakat yang sangat kompleks, menyebabkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kondisi alam dan masyarakat yang sangat kompleks, menyebabkan munculnya berbagai masalah kesehatan. Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007 menunjukkan bahwa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan perkembangannya (Hariweni, 2003). Anak usia di bawah lima tahun (Balita) merupakan masa terbentuknya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan Nasional jangka panjang menitikberatkan pada kualitas sumber daya manusia (SDM) yang tangguh dan produktif. Tujuan tersebut dapat tercapai dengan upaya mengusahakan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. menggunakan desain perlakuan semu (quasi experiment designs) dengan
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif yang menggunakan desain perlakuan semu (quasi experiment designs) dengan control group pretest-posttest.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Cuci tangan mengunakan sabun telah menjadi salah satu gerakan yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Cuci tangan mengunakan sabun telah menjadi salah satu gerakan yang dicanangkan oleh pemerintah. Cuci tangan pakai sabun mampu untuk mengurangi angka diare sebanyak
Lebih terperinciNoviyanti 1, Sastri Nufaisa 2 ABSTRAK. Kata Kunci : Efektifitas, Pijat Bayi Kepustakaan : 20 ( )
EFEKTIFITAS PIJAT BAYI TERHADAP PENINGKATAN BERAT BADAN BAYI UMUR 3 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS IBRAHIM ADJI KECAMATAN BATUNUNGGAL KOTA BANDUNG TAHUN 2014 Noviyanti 1, Sastri Nufaisa 2 ABSTRAK Pijat
Lebih terperinciPENGARUH TERAPI PIJAT BAYI TERHADAP PENAMBAHAN BERAT BADAN PADA BAYI USIA 3-6 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PEMBINA PALEMBANG TAHUN 2016
PENGARUH TERAPI PIJAT BAYI TERHADAP PENAMBAHAN BERAT BADAN PADA BAYI USIA 3-6 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PEMBINA PALEMBANG TAHUN 2016 R.A. Aminah Maya 1 ; Renda Natalina Pratama 2 Program Studi DIII
Lebih terperinciPENGARUH PELATIHAN DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG BALITA (DTKB) TERHADAP MOTIVASI DAN KETRAMPILAN KADER DI DUSUN SORAGAN NGESTIHARJO KASIHAN BANTUL
PENGARUH PELATIHAN DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG BALITA (DTKB) TERHADAP MOTIVASI DAN KETRAMPILAN KADER DI DUSUN SORAGAN NGESTIHARJO KASIHAN BANTUL SKRIPSI Disusun oleh: Dani Agus Triana Putriningtyas 201510104379
Lebih terperinciPENGARUH KONSELING GIZI TERHADAP
ARTI KEL 23 22 21 PENELI 20PENGARUH TI AN KONSELING GIZI TERHADAP PERUBAHAN POLA MAKAN DAN BERAT BADAN ANAK YANG MENGALAMI MASALAH GIZI (DI TAMAN KANAK-KANAK WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUNGAI BESAR BANJARBARU
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. metode eksperimen. Dalam penelitian ini, peneliti membagi subjek yang diteliti
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode dan Desain Penelitian Metode merupakan suatu cara ilmiah yang digunakan untuk mencapai maksud dan tujuan tertentu. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sedangkan menurut Wahyuningsih (2005), terapi Intravena adalah suatu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Terapi intravena adalah suatu cara dari pengobatan untuk memasukan obat atau vitamin ke dalam tubuh pasien (Darmawan, 2008). Sedangkan menurut Wahyuningsih (2005), terapi
Lebih terperinciPENGARUH PELATIHAN PIJAT BAYI TERHADAP PRAKTIK PIJAT BAYI OLEH IBU DI KECAMATAN KUTOARJO PURWOREJO
PENGARUH PELATIHAN PIJAT BAYI TERHADAP PRAKTIK PIJAT BAYI OLEH IBU DI KECAMATAN KUTOARJO PURWOREJO NASKAH PUBLIKASI Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Mencapai Gelar Sarjana Keperawatan pada Program
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dengan pembangunan kesehatan. Pembangunan kesehatan sebagai bagian dari
BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Upaya peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) sangat terkait dengan pembangunan kesehatan. Pembangunan kesehatan sebagai bagian dari upaya kesehatan yang dilakukan
Lebih terperincimemberikan gejala yang berlanjut untuk suatu target organ seperti stroke, Penyakit ini telah menjadi masalah utama dalam kesehatan masyarakat
2 Penyakit hipertensi merupakan peningkatan tekanan darah yang memberikan gejala yang berlanjut untuk suatu target organ seperti stroke, penyakit jantung koroner, pembuluh darah jantung dan otot jantung.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pada batita merupakan kebutuhan dasar untuk tumbuh kembang optimal yang seharusnya
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Banyak faktor yang menjadi penyebab batita menjadi susah tidur. Padahal, tidur pada batita merupakan kebutuhan dasar untuk tumbuh kembang optimal yang seharusnya bisa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berhubungan sangat erat dengan kehamilan dan proses kelahiran manusia. menakutkan, tanpa sentuhan-sentuhan yang nyaman dan aman di
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pijat bayi adalah terapi tertua yang dikenal manusia dan yang paling populer, yang juga merupakan seni perawatan kesehatan dan pengobatan yang dipraktekkan sejak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Salah satu prioritas Kementrian Kesehatan saat ini adalah meningkatkan status
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu prioritas Kementrian Kesehatan saat ini adalah meningkatkan status kesehatan anak khususnya bayi dan balita. Masih tingginya kesakitan dan kematian yang terjadi
Lebih terperinciEfektifitas Pijat Bayi Terhadap Peningkatan Berat Badan Bayi di Desa Candirejo Kecamatan Ungaran Kabupaten Semarang
Efektifitas Pijat Bayi Terhadap Peningkatan Berat Badan Bayi di Desa Heni Hirawati Pranoto *), Sugeng Maryanto **) *) Staf Pengajar Program Studi D-III Kebidanan STIKES Ngudi Waluyo **) Staf Pengajar Program
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Gangguan jiwa atau mental menurut DSM-IV-TR (Diagnostic and Stastistical
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gangguan jiwa atau mental menurut DSM-IV-TR (Diagnostic and Stastistical Manual of Mental Disorder, 4th edition) adalah perilaku atau sindrom psikologis klinis
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan model penelitian eksperimen semu yaitu dengan pemasangan subyek melalui tes awal dan tes akhir dan kelompok kontrol (Ardhana 2008).
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perkembangan anak di periode selanjutnya. Masa tumbuh kembang di usia ini
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan adalah bagian dari membangun manusia seutuhnya yang diawali dengan pembinaan kesehatan anak mulai sejak dini. Pembinaan kesehatan anak sejak awal
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif quasi
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Dan Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif quasi eksperimental design, dengan rancangan yang digunakan adalah posttest only control
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mudah menderita kelainan gizi, Kejadian gizi kurang seperti fenomena gunung es
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar belakang masalah Balita merupakan kelompok masyarakat yang rentan gizi. Pada kelompok tersebut mengalami siklus pertumbuhan dan perkembangan yang membutuhkan zat-zat gizi yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. darah secara kronis (dalam jangka waktu lama). Hipertensi diperkirakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakang Hipertensi adalah kondisi medis di mana terjadi peningkatan tekanan darah secara kronis (dalam jangka waktu lama). Hipertensi diperkirakan menjadi penyebab kematian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis/ Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian experimen semu (Quasi Experiment). Meneliti pengaruh penyuluhan kesehatan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. (expressive) sehingga memudahkan proses mempelajari hal-hal baru, dan dapat
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Senam otak merupakan serangkaian gerakan yang digunakan untuk meningkatkan daya ingat dan konsentrasi seseorang. Senam otak memiliki beberapa manfaat yaitu, dapat mengasah
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Metode yang akan digunakan penulis untuk mengetahui pengaruh latihan daya tahan otot sistem set terhadap perubahan kadar lemak tubuh dan massa otot yaitu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menyangga tubuh. Bisa dibayangkan apabila tidak jeli untuk menjaga kesehatan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Punggung adalah bagian tubuh yang paling keras, punggung harus bekerja selama 24 jam sehari. Dalam posisi duduk, berdiri, bahkan tidur punggung harus bekerja keras
Lebih terperinci2. Tanggal Lahir : Umur : bulan. 4. Nama Ayah :. Umur : tahun. 5. Nama Ibu :. Umur : tahun
KUESIONER PENELITIAN HUBUNGAN POLA ASUH DENGAN STATUS GIZI ANAK BAWAH DUA TAHUN (BADUTA) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SABOKINGKING KOTA PALEMBANG (RESPONDEN ADALAH IBU) Tanggal pengumpulan data : / / Enumerator
Lebih terperinci