BAB. VI. PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL PERTANIAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB. VI. PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL PERTANIAN"

Transkripsi

1 A. Pendahuluan BAB. VI. PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL PERTANIAN Sektor pertanian telah dan terus dituntut berperan dalam perekonomian nasional melalui pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB), perolehan devisa, penyediaan pangan dan bahan baku industri, pengentasan kemiskinan, penyedia lapangan kerja dan peningkatan pendapatan masyarakat. Selain kontribusi langsung, sektor pertanian juga memiliki kontribusi yang tidak langsung berupa efek pengganda (multiplier effect), yaitu keterkaitan input-output antar industri, konsumsi dan investasi. Dampak tersebut relatif besar sehingga sektor pertanian layak dijadikan sebagai sektor andalan dalam pembangunan ekonomi nasional. Agar penerapan Penganggaran Berbasis Kinerja (PBK) dapat dioperasionalkan, digunakan PBK dengan instrumen sebagai berikut: 1. Indikator kinerja, merupakan instrumen yang digunakan untuk mengukur kinerja; 2. Standar biaya, adalah satuan biaya yang ditetapkan baik berupa standar biaya masukan maupun standar biaya keluaran sebagai acuan perhitungan kebutuhan anggaran; 3. Evaluasi kinerja, merupakan penilaian terhadap capaian Sasaran Kinerja, konsistensi perencanan dan implementasi, serta realisasi penyerapan anggaran. Selama lima tahun ke depan Kementerian Pertanian telah mencanangkan 4 target utama yaitu (1) Pencapaian Swasembada dan Swasembada berkelanjutan, (2) Peningkatan Diversifikasi Pangan, (3) Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing dan Ekspor, dan (4) Peningkatan Kesejahteraan Petani. Dari ke empat (4) target utama tersebut, target utama ke tiga yakni Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing dan Ekspor adalah target yang menjadi tanggung jawab Ditjen PPHP untuk pencapaiannya. Peningkatan Nilai Tambah; upaya ini akan difokuskan pada dua hal yakni peningkatan kualitas dan kuantitas olahan produk pertanian untuk mendukung peningkatan daya saing dan ekspor. Peningkatan kualitas produk pertanian (bahan mentah dan olahan) diukur dari peningkatan kuantitas produk pertanian yang mendapat sertifikasi jaminan mutu. Pada akhir tahun 2014 semua produk pertanian organik, kakao fermentasi, bahan olah karet (bokar) sudah harus tersertifikasi dengan pemberlakuan sertifikasi wajib. Peningkatan jumlah olahan diukur dari rasio produk mentah dan olahan. Saat ini 80 % produk pertanian diperdagangkan dalam bentuk bahan mentah dan 20 % dalam bentuk olahan. Pada akhir tahun 2014 ditargetkan bahwa 50% produk pertanian diperdagangkan dalam bentuk olahan. Peningkatan Daya Saing, upaya ini akan difokuskan pada pengembangan produk berbasis sumberdaya lokal yang : (1) bisa meningkatkan pemenuhan permintaan untuk konsumsi dalam negeri; dan (2) bisa mengurangi ketergantungan impor (substitusi impor). Ukurannya adalah besarnya pangsa pasar (market share) di pasar dalam negeri dan penurunan net impor. Upaya peningkatan daya saing akan difokuskan pada peningkatan produksi susu yang selama ini impornya mencapai 73% untuk memenuhi kebutuhan domestik. Untuk mengurangi besarnya impor gandum/terigu yang mencapai 6,7 juta ton per tahun akan dikembangkan tepung-tepungan berbasis sumberdaya lokal, yang ditargetkan pada akhir 2014 sudah bisa mensubstitusi 10% impor gandum/terigu. Peningkatan Ekspor; upaya ini akan difokuskan pada pengembangan produk yang punya daya saing di pasar internasional, baik segar maupun olahan, yang kebutuhan di pasar VI - 1

2 dalam negeri sudah tercukupi. Indikatornya adalah pertumbuhan volume ekspor. Sasaran strategis pengembangan pengolahan dan pemasaran hasil pertanian yang ingin dicapai dalam periode adalah: (1) Meningkatnya kapasitas, kemampuan dan kemandirian petani dan pelaku bisnis lainnya dalam usaha agroindustri, 2) Menurunnya tingkat kehilangan hasil pertanian, Tercapainya kemandirian dan ketahanan pangan dengan harga yang terjangkau, 4) Meningkatnya nilai tambah dan daya saing produk pertanian, 5) Meningkatnya daya serap pasar domestik dan devisa negara dari ekspor produk pertanian, 6) Meningkatnya keragaman produk olahan hasil pertanian, dan 7) Meningkatnya pendapatan dan kesejahteraan petani. B. PROGRAM / KEGIATAN TAHUN DIPA Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara a. Sumber Dana Dekonsentrasi Kegiatan pembangunan PPHP tahun 2013 merupakan bagian dari Program dan kegiatan utama Kementerian Pertanian dalam mencapai tujuan dan saran yang telah ditetapkan yaitu Program Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing, Industri Hilir, Pemasaran dan Ekspor Hasil Pertanian. Program tersebut dijabarkan dalam kegiatankegiatan yang sesuai dengan tugas fungsi Eselon II di dalamnya meliputi kegiatan : a) Pengembangan Usaha dan Investasi b) Pengembangan Pengolahan Hasil Pertanian c) Pengembangan Mutu dan Standardisasi Pertanian d) Pengembangan Pemasaran Domestik e) Pengembangan Pemasaran Internasional f) Dukungan Manajemen dan Teknis Lainnya pada Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian Adapun indikator keberhasilan (outcome) dari Program Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing, Industri Hilir, Pemasaran dan Ekspor Hasil Pertanian hingga tahun 2014 adalah sebagai berikut : a) Meningkatnya produk olahan hasil pertanian yang bermutu iuntuk ekspor dan pasar domestic sebesar 5% per tahun b) Meningkatnya net ekspor komoditi segar dan olahan sebesar 15% pertahun c) Meningkatnya jumlah lembaga pemasaran petani dalam rangka penyerapan pasar hasil pertanian di pasar domestic sebesar 5% pertahun. d) Meningkatnya jumlah usaha pengolahan dan pemasaran hasil pertanian sebesar 6% pertahun. b. REALISASI FISIK DAN KEUANGAN : Sampai dengan akhir Desember 2013 Pagu dana Rp ,- Realisasi Keuangan Rp ,-(92,77 %) Realisasi Fisik : 96 % Sisa dana Rp ,- hal ini disebabkan oleh : a). Tidak dimanfaatkannya sebagian dana unuk belanja sewa Resi Gudang, Sebesar Rp ,-karena saat itu petani tidak perlu menyimpan jagung digudang karena harga jagung cukup baik. VI - 2

3 b). Tidak dimanfaatkannya honor nara sumber (belanja Profesi) Rp ,- untuk kegiatan Pengawasan Mutu dan Keamanan pangan OKKPD, karena nara sumber pusat tidak datang. c). Sisanya sebesar Rp ,- merupakan efisiensi penggunaan biaya bahan, perjalanan dan tidak adanya panggilan pusat untuk agenda Nasional seperti kegiatan Sinkronisasi kegiatan PPHP. RINCIAN KEGIATAN PPHP 2013 DI NTB KEGIATAN PENGEMBANGAN MUTU DAN STANDARISASI PENERAPAN DAN PENGAWASAN JAMINAN MUTU DAN KEAMANAN PANGAN 012. PEMBINAAN DAN SERTIFIKASI PANGAN ORGANIK A. SUB SEKTOR TANAMAN HORTIKULTURA I. Latar Belakang Dalam rangka menyediakan produk yang aman dan ramah lingkungan, Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian selaku Otoritas Kompeten Pangan Organik, telah melakukan berbagai upaya untuk mengembangkan pertanian organik antara lain melalui penyediaan pedoman-pedoman dari penerapan SNI Sistem Pangan Organik, membina/menyiapkan Lembaga Sertifikasi Organik (LSO), bekerjasama dengan Komite Akreditasi Nasional (KAN) untuk pengawasan LSO dan sebagainya. Kebijakan pengembangan pangan organik juga dapat mengantisipasi kelangkaan pupuk kimia sintetis, mahalnya pestisida kimia sintetis, menghasilkan produk yang aman dikonsumsi dan diproses secara ramah lingkungan. Pada tahun 2013 ini Ditjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian memberikan fasilitasi pengembangan pangan organik melalui dana dekonsentrasi dengan berbagai kegiatan yang masih terkait dengan implementasi sistem pertanian organik. II. Tujuan Untuk memberikan acuan baik kepada petugas Dinas Lingkup Pertanian maupun pemangku kepentingan lain yang terkait dalam melaksanakan kegiatan pembinaan dan sertifikasi organik Tahun Anggaran III. Sasaran Terbinanya Poktan/Gapoktan dalam pengembangan sistem pertanian organik. IV. Hasil Pelaksanaan Kegiatan a. Tempat Pelaksanaan Pelaksanaan Pertemuan Pembinaan & Sertifikasi Pangan Organik Tahun Anggaran 2013 bertempat di Hotel Lombok Plaza di Jalan Pejanggik No.8 Mataram. b. Waktu Pelaksanaan VI - 3

4 Waktu Pelaksanaan Pertemuan Pembinaan & Sertifikasi Pangan Organik dilaksanakan dari tanggal 4-6 Juli c. Peserta Peserta Pertemuan Pembinaan & Sertifikasi Pangan Organik seluruhnya berjumlah 15 (lima belas) orang yang berasal dari beberapa kabupaten di NTB yang terdiri dari petugas dan petani/ kelompok tani dengan rincian sebagai berikut : Tabel IV-1. Jumlah Peserta Pertemuan Pembinaan & Sertifikasi Pangan Organik No. Kabupaten Petugas Petani Jumlah (orang) (orang) (orang) Lombok Barat Lombok Timur Sumbawa Jumlah d. Materi Pertemuan Materi yang disampaikan dalam pelaksanaan Pertemuan Pembinaan & Sertifikasi Pangan Organik antara lain : Kebijakan Sistem pangan organik Prinsip prinsip pertanian organik berdasar SNI Sistem kendali internal Penyusunan dokumen sistem mutu Simulasi penerapan sistem kendali internal Rencana tindak lanjut penerapan pada poktan/ gapoktan. e. Nara Sumber Nara sumber dalam kegiatan Pembinaan & Sertifikasi Pangan Organik ini berasal dari Dinas Pertanian Tanaman Pangan & Hortikultura Provinsi NTB dan Direktorat Mutu & Standardisasi Ditjen PPHP Kementerian Pertanian. f. Kesimpulan Hasil Pertemuan 1. Dalam rangka menyediakan produk yang aman dan ramah lingkungan, Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian selaku Otoritas Kompeten Pangan Organik, telah melakukan berbagai upaya untuk mengembangkan pertanian organik antara lain melalui penyediaan pedomanpedoman dari penerapan SNI Sistem Pangan Organik, membina/menyiapkan Lembaga Sertifikasi Organik (LSO), bekerjasama dengan Komite Akreditasi Nasional (KAN) untuk pengawasan LSO dan sebagainya. 3. Kebijakan pengembangan pangan organik juga dapat mengantisipasi kelangkaan pupuk kimia sintetis, mahalnya pestisida kimia sintetis, menghasilkan produk yang aman dikonsumsi dan diproses secara ramah lingkungan. VI - 4

5 4. Pada tahun 2013 ini Ditjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian memberikan fasilitasi pengembangan pangan organik melalui dana dekonsentrasi dengan berbagai kegiatan yang masih terkait dengan implementasi sistem pertanian organik. 5. Diharapkan pengembangan pertanian organik ini dapat menjadi acuan atau contoh bagi masyarakat yang berminat mengembangkan agribisnis pertanian organik. V. Jumlah Dana untuk mendukung kegiatan : Pagu danai sebesar Rp ,- Realisasi keuangan Rp ,- ( 99,98 %) Realiusasi Fisik : 100 %) Sisa dana Rp ,-, Alasan dana SIAP : adalah merupakan efisiensi penggunaan dana untuk uang saku peserta. I. Latar Belakang PENGEMBANGAN OKKPD 012. PENGEMBANGAN OKKP-D Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2004 tentang Keamanan, Mutu dan Gizi Pangan, Menteri Pertanian berwenang mengatur, membina dan/atau mengawasi kegiatan atau proses produksi pangan dan peredaran pangan segar. Untuk melaksanakan kewenangan tersebut, dipandang perlu untuk membentuk dan mengembangkan lembaga yang menangani keamanan pangan produk segar pertanian dalam hal ini Otoritas Kompeten Keamanan Pangan Pusat (OKKP-P) dan Otoritas Kompeten Keamanan Pangan Daerah (OKKP-D). Lembaga ini berwenang untuk memberikan apresiasi kepada para produsen/pelaku usaha/gapoktan dan petani yang menjalankan sistem pertanian yang sehat dan aman konsumsi. Dalam sistem kinerjanya lembaga ini menjalankan tugas dan fungsinya secara proporsionai guna mendapatkan jaminan mutu dan aman dikonsumsi bagi konsumen. II. Maksud dan Tujuan Kegiatan a. Maksud Kegiatan Pengembangan sumberdaya manusia pembinaan dan pengawasan mutu dan keamanan pangan; Pengembangan sarana dan prasarana, pembinaan dan pengawasan mutu dan keamanan pangan; Pengembangan mutu dan gizi pangan, standarisasi mutu dan keamanan pangan; Pengembangan sistem keamanan dan pengawasan mutu dan keamanan pangan; Pemasyarakatan sistem mutu dan keamanan pangan; Penyempurnaan sistem dokumen VI - 5

6 b. Tujuan Kegiatan Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman petugas/produsen. Memberikan informasi kepada para petugas/produsen/pelaku usaha/ Gapoktan terhadap manfaat doksistu, audit internal, peningkatan SDM dan penyusunan verifikasi dokumen. Melaksanakan pengawasan mutu dan keamanan pangan hasil pertanian. Melaksanakan kegiatan audit yang ditugaskan OKKP-D dalam rangka registrasi pangan hasil pertanian (MD dan ML) III. Hasil Pelaksanaan Kegiatan : a. Meningkatnya pengetahuan, kemampuan pemahaman peserta sejumlah 130 orang terhadap penyempurnaan doksistu, audit internal dan peningkatan sumber daya manusia. b. Terlaksananya pengujian sampel sebanyak 2 paket. c. Terlaksananya sertifikasi 2 komoditas pertanian TPH. d. Sasarannya terlatihnya 45 orang peserta pertemuan yang terdiri dari petugas dan produsen. IV. Jumlah Dana untuk mendukung kegiatan : Pagu danai sebesar Rp ,- Realisasi keuangan Rp ,- (97,96 %) Realisasi Fisik : 100 % Sisa dana Rp ,- Alasan : Sisa dana ini merupakan efisiensi penggunaan dana perjalanan dan belanja bahan dan belanja pengiriman surat dinas pos surat LAPORANKEGIATAN DAN PEMBINAAN PENGEMBANGAN STANDARISASI 013. SOSIALISASI SNI (TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA) I. Pendahuluan Penerapan SNI sektor pertanian sampai saat ini sebagian besar masih bersifat sukarela, namun penerapannya dapat diwajibkan dengan beberapa pertimbangan yang menyangkut keamanan, keselamatan dan kesehatan. Penerapan wajib tersebut dapat ditetapkan oleh instansi teknis yang terkait dengan memperhatikan kesiapan pelaku usaha dan sarana prasarana pendukung seperti laboratorium dan lembaga sertifikasi. Jika SNI produk pertanian yang telah ditetapkan dapat diterapkan dengan baik, maka ini dapat menjadi keunggulan komparatif bagi produk tersebut, untuk itu pertemuan Sosialisasi SNI juga penting untuk dilaksanakan. II. Maksud dan Tujuan Kegiatan VI - 6

7 a. Maksud Kegiatan Mensosialisasikan SNI kepada peserta agar dapat melaksanakan kegiatan ketentuan SNI dilapangan. b. Tujuan Kegiatan Agar peserta memahami ketentuan SNI pada tanaman Pangan dan hortikultura. Sebagai acuan bagi para pembina dan pengawas mutu agar produk yang dihasilkan pelaku usaha sesuai dengan persyaratan mutu dalam SNI serta dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam menyusun standar dan kebijakan selanjutnya. III. Teknis Pelaksanaan Kegiatan a. Ruang lingkup kegiatan, kegiatan ini dilaksanakan dalam bentuk pertemuan dan mengikuti pertemuan yang diselenggarakan oleh Pusat (Sosialisasi SNI) b. Metode Pelaksanaan Metode dalam pelaksanaan kegiatan ini adalah dengan metode Ceramah yang disampaikan oleh Nara Sumber dan Diskusi. IV. Hasil Kegiatan a. Pertemuan ini dilaksanakan di Hotel Lombok Plaza, di Jalan Selaparang No.8 Cakranegara, pada tanggal Mei 2013 dengan jumlah peserta 35 orang terdiri dari petugas, petani/ pelaku usaha se-ntb dan peserta provinsi. b. Kesimpulan hasil pertemuan; a). SNI adalah dokumen yang disusun secara konsensus oleh panitia teknis atau sub Panitia Teknis, ditetapkan oleh BSN, yang berisikan persyaratan teknis, aturan pedoman atau sifat untuk suatu produk atau proses dan metode produksi dari suatu obyek pengukuran / penilaian untuk dipakai atau digunakan berulang ulang. b). Penerapan standar nasional indonesia diberlakukan secara wajib dan sukarela untuk SNI wajib berkaitan dengan kepentingan keamanan, keselamatan, kesehatan konsumen dan kelestarian lingkungan hidup. Sedangkan yang ersifat sukarela adalah persyaratan yang btidak berkaitan dengan SNI wajib yang didasarkan pada kesadaran sendiri, atau keperluan bisnis. c). SNI dibidang pertanian sangat bermanfaat bagi petani, pelaku usaha, asosiasi komoditas hasil pertanian, perguruan tinggi dan pemerintah baik peneliti maupun pemangku kebijakan. V. Jumlah Dana untuk mendukung kegiatan : Pagu danai sebesar Rp ,- Realisasi keuangan Rp ,-(95,95 %) Realisasi Fisik :100 % Sisa dana Rp ,- VI - 7

8 Alasan : Sisa dana ini adalah merupakan efisiensi penggunaan dana perjalanan dinas Paket meiting luar kota yaitu perjalanan nara sumber/observer dan akomodasi dan konsumsi peserta PENGAWASAN JAMINAN MUTU PENGAWASAN JAMINAN MUTU DAN KEAMANAN PANGAN 011. PENGAWASAN MUTU DAN KEAMANAN PANGAN OKKPD. I. Latar Belakang Dalam rangka memenuhi tuntutan konsumen terhadap produk pertanian yang aman dikonsumsi dan bermutu serta berdaya saing sesuai amanat Perarturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2004 tentang Keamanan, Mutu dan Gizi Pangan sehingga Kementerian Pertanian perlu menyiapkan sarana dan prasarananya baik berupa kebijakan, kelembagaan maupun pedoman teknis pendukung lainnya. Sesuai Permentan No. 58/Permentan/OT.140/8/2007 tentang Sistem Standardisasi Nasional di Bidang Pertanian bahwa untuk mendapatkan sertifikat sistem mutu, pelaku usaha dibidang pertanian harus menerapkan Sistem Mutu berdasarkan Sistem HACCP. Bagi pelaku usaha skala kecil, untuk langsung menerapkan sistem HACCP merupakan hal yang berat, untuk itu perlu ada pentahapan dalam penerapan melalui penerapan persyaratan dasar/pre-requisite program GAP, GHP dan GMP. Terkait dengan penerapan program persyaratan dasar tersebut, Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Nusa Tenggara Barat menyiapkan beberapa petunjuk teknis yang antara lain petunjuk penerapan sistem jaminan mutu pangan yang baik. II. Maksud dan Tujuan Kegiatan a. Maksud Kegiatan Melakukan bimbingan penerapan sistem jaminan mutu dan keamanan pangan bagi pelaku usaha pertanian (poktan/gapoktan) pada sektor tanaman pangan dan hortikultura Meningkatkan pemahaman standar sistem jaminan mutu, penyusunan dokumen sistem mutu, penerapannya sampai pada sertifikasi kepada OKKPD b. Tujuan Kegiatan Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman petugas dan produsen/ pelaku usaha pertanian dalam rangka menciptakan mutu dan keamanan pangan. Memberikan informasi kepada produsen/pelaku usaha/kelompok tani/petani tentang manfaat dan dampak dari peningkatkan jaminan mutu produk terhadap pasar dan kesehatan konsumen. Produsen mampu menerapkan secara terpadu system jaminan mutu dan keamanan pangan sejak pra produksi, sampai ke konsumen dengan baik. VI - 8

9 Meningkatkan daya saing dan nilai jual produk. III. Teknis Pelaksanaan Kegiatan a. Ruang Lingkup Kegiatan Pembelian sampel dan sarana penanganan sampel. Melaksanakan pertemuan dalam rangka ekspose hasil pengawasan dan Bimbingan teknis Pengawasan. b. Metode Pelaksanaan Metode pelaksanaan dalam kegiatan Pengawasan Mutu dan Keamanan pangan adalah dengan membeli sejumlah sampel (komoditi pangan/ hortikultura), kemudian melaksanakan pertemuan untuk mengekspose hasil pengawasan yang telah dilaksanakan. c. Tahapan Pelaksanaan 1. Tahap Persiapan Penyusunan Petunjuk Pelaksanaan/Petunjuk Teknis Kegiatan Melaksanakan rapat persiapan dalam rangka perencanaan kegiatan Mempersiapkan bahan/materi pertemuan dan pembinaan lapangan, serta penyusunan SK panitia pertemuan oleh PPK 2. Tahap Pelaksanaan Pengawasan Mutu dan Keamanan Pangan ada beberapa kegiatan yang merupakan inti dari kegiatan ini adalah : Pembelian Sampel dan sarana pengawasan Melaksanakan pertemuan dalam rangka ekspose hasil pengawasan. Mengikuti pertemuan teknis pengawasan, dan bimbingan teknis pengawasan. IV. HASIL PELAKSANAAN KEGIATAN : a. Pelaku usaha belum sepenuhnya mentaati ketentuan dalam penggunaan pestisida b. Kebersihan lahan usahatani masih ditemukan bekas kemasan pestisida, dimana hal ini melanggar ketentuan persyaratan sertifikasi c. Petani/pelaku usaha belum tertib melakukan pencatatan usaha tani, sehingga menjadi kendala dalam penelusuran d. Perlakuan Pasca Panen terhadap produk belum baik sesuai ketentuan yang berlaku. V. Jumlah Dana untuk mendukung kegiatan : Pagu danai sebesar Rp ,- Realisasi keuangan Rp ,-(89,32 %) Realisasi Fisik : 90 % Sisa dana Rp ,- Alasan : adanya efisiensi penggunaan daana pengambilan sampel, pengujian sampel dan honor praktisi nara sumber. VI - 9

10 1789. PENGEMBANGAN PEMASARAN DOMESTIK PEMANTAUAN PASAR DAN STABILITAS HARGA PEMANTAUAN DAN PENGAMANAN HARGA BERAS/GABAH 011. PEMANTAUAN DAN PENGAMANAN HARGA BERAS/GABAH A. PEMANTAUAN DAN PENGAMANAN HARGA BERAS/GABAH I. Pendahuluan Situasi perberasan saat ini menghadapi beberapa kendala di setiap subsistem, mulai dari kegiatan pra panen sampai dengan pasca panen. Beberapa kendala tersebut diantaranya panjangnya rantai tata niaga sehingga berpengaruh terhadap harga yang diterima petani; tingginya prosentase susut hasil panen yang Dalam rangka mendukung gerakan peningkatan produksi beras nasional (P2BN) 10 juta ton dan implementasi Inpres No. 3 tahun 2012 tentang Kebijakan Perberasan, maka perlu dilakukan upaya pengamanan harga pembelian pemerintah (HPP) dan penanganan pasca panen sampai di tingkat kabupaten/kecamatan agar petani dapat menikmati harga yang menguntungkan dalam menjual gabahnya. Pemasaran merupakan komponen penting selain proses produksi (on farm). Untuk mewujudkan hal tersebut maka diperlukan mencapai 20,51% yang berpengaruh terhadap kuantitas produksi; dan jumlah dan kondisi penggilingan padi yang berpengaruh terhadap kualitas beras yang dihasilkan. II. Maksud dan Tujuan Kegiatan a. Maksud Kegiatan Untuk mengetahui perkembangan harga beras/ gabah di Kab/Kota se NTB b. Tujuan Kegiatan 1) Memberikan pedoman/panduan teknis tentang kegiatan pemantauan dan pengamanan harga gabah/beras 2) Meningkatkan peran kelembagaan Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) dan kelembagaan tani lainnya dalam rangka pemasaran gabah/beras. 3) Mendorong dan memfasilitasi pemasaran gabah/beras petani dengan stakeholder pemasaran dan Perum BULOG untuk pemenuhan stok beras nasional melalui nota kesepahaman (MOU) sehingga upaya pengamanan harga dapat dilaksanakan. III. Teknis Pelaksanaan Kegiatan a. Ruang Lingkup Kegiatan Ruang lingkup kegiatan Pemantauan dan Pengamanan Harga Gabah/Beras adalah : a) Identifikasi Gapoktan/Poktan/KTNA/penggilingan padi yang belum bermitra dengan Perum BULOG. b) Pemantauan harga gabah/beras petani secara berkala. c) Pemasaran gabah/beras hasil produksi petani pada tingkat harga yang layak yang menguntungkan petani. d) Pemenuhan stok beras nasional pada tingkat yang aman. e) Fasilitasi pertemuan koordinasi di tingkat Propinsi. VI - 10

11 b. Metode Pelaksanaan Kegiatan Pemantauan dan Pengamanan Harga Gabah/Beras, dilaksanakan oleh Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi penerima dana dekonsentrasi. c. Cara Pelaksanaan Dilaksanakan dalam bentuk pertemuan/rapat koordinasi dan menghasilkan nota kesepakatan (MOU) antara Gapoktan/Poktan dengan Perum BULOG. IV. HASIL PELAKSANAAN KEGIATAN A. Tujuan dan Sasaran T u j u a n 1. Meningkatkan peran kelembagaan Gapoktan dan kelembagaan tani lainnya dalam rangka pemasaran gabah/beras; 2. Mendorong dan memfasilitasi pemasaran gabah/beras petani dengan stakeholder pemasaran dan Perum BULOG untuk pemenuhan stok beras nasional melalui nota kesepahaman sehingga upaya pengamanan harga dapat dilaksanakan; 3. Mengupayakan koordinasi yang sinergis antara petani/gapoktan dan stakeholder terkait dengan Pemerintah (Dinas Pertanian dan Divre Perum BULOG) dalam upaya peningkatan pemasaran gabah/beras petani. S a s a r a n Sasaran Kegiatan ini adalah petani/poktan/gapoktan dan penggilingan Padi/ Perpadi yang ada di Kabupaten Lombok Tengah dan Kabupaten Sumbawa. B. Pelaksanaan 1). Waktu dan Tempat Pertemuan dalam rangka Pemantauan dan Pengamanan Harga Beras/Gabah dilaksanakan sebanyak 2 kali pada lokasi yang berbeda. Pertemuan pertama dilaksanakan di Kabupaten Lombok Tengah pada Tanggal 1 April 2013, dan kedua dilaksanakan di Kabupaten Sumbawa pada Tanggal 2 April Pada masing-masing lokasi dilaksanakan selama 1 hari 2). P e s e r t a Peserta yang hadir dalam pertemuan ini berasal dari petani/gapoktan, penggilingan padi beberapa stake holder yang terkait antara lain BRI, Bank NTB, Badan Ketahanan Pangan, Biro Statistik, Bulog, dan Perpadi, yang seluruhnya pada masing-masing lokasi/ kabupaten berjumlah 50 orang. 3). Bahan/ Materi Bahan/ materi yang disajikan/ dibahas dalam Pertemuan Pemantauan dan Pengamanan Harga Beras/Gabah ini antara lain adalah : Program Pengembangan Tanaman Pangan (Padi) di NTB. Program Pengembangan Produksi Padi di Kabupaten Lombok Tengah & Sumbawa VI - 11

12 Peran Bulog dalam Penyerapan Gabah/Beras di NTB. 4). Konsumsi, dan Transportasi Untuk mendukung kegiatan ini, biaya konsumsi dan transportasi bagi peserta selama kegiatan berlangsung ditanggung panitia. C. Rumusan Hasil Pertemuan Berdasarkan hasil pertemuan yang dilakukan di 2 lokasi yaitu kabupaten Lombok Tengah dan Sumbawa maka dapat disampaikan beberapa hasil/kesepakatan sebagai berikut : 1. Pertemuan yang dilakukan di Kabupaten Lombok Tengah dihadiri oleh kepala Dinas Pertanian & Peternakan Kab.Lombok Tengah, Bulog Divre NTB, Kantor Satistik, Badan Ketahanan Pangan, sedangkan di Kabupaten Sumbawa dihadiri oleh Sekretaris Dinas, Bulog Sub Divre Sumbawa, Bank NTB Cabang Sumbawa, Penyuluh Pertanian, BKP Kabupaten Sumbawa, Statistik dan Gapoktan. 2. Pertemuan merupakan upaya dalam meningkatkan penyerapan Bulog kepada petani dengan meningkatkan peran Gapoktan dalam menyediakan gabah/beras melalui kerjasama pemasaran antara Bulog dan Gapoktan. 3. Gapoktan di Kabupaten Lombok Tengah cukup antusias terhadap pertemuan ini mengingat selama ini petani/gapoktan kurang mendapatkan informasi terhadap pemasaran beras/gabah ke Bulog, demikian juga terhadap harga yang sebenarnya ditingkat petani dan penggilingan padi. 4. Untuk memantapkan terhadap kerjasama antara Bulog dan Gapoktan dalam pengadaan dan pemasaran gabah/beras perlu adanya pertemuan lebih lanjut yang lebih jelas pada waktu yang akan datang. 5. Kerjasama ini perlu dipertimbangkan agar petani/gapoktan mendapatkan keuntungan yang wajar dan transparan sehingga petani tidak merasa dirugikan. 6. Dalam kerjasama ini harga yang disepakati adalah sesuai dengan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) pada Inpres Nomor 3 Tahun 2012, yaitu Gabah GKP dengan persyaratan kadar air maximum 25% dan kadar hampa/kotoran maximum 10% adalah sebesar Rp.3.300,- per Kg di petani atau Rp.3.500,-/ kg di penggilingan, sedangkan gabah GKG dengan kadar air maksimum 14% dan kadar hampa/kotoran maksimum 3% sebesar Rp.4.150,-/kg di penggilingan dan Rp ,-/kg di gudang Perum Bulog. Untuk Beras dengan derajat sosoh minimum 95% adalah sebesar Rp.6.600,- / kg di Gudang Perum Bulog. 7. Pada saat harga gabah/beras mengalami kenaikan umumnya petani lebih cenderung menjual kepada pembeli di pasaran umum melalui pedagang pengumpul atau saudagar yang mencari gabah/beras di lapangan. 8. Gapoktan yang diharapkan dalam kerjasama ini adalah gapoktan yang telah maju dan mampu malakukan manajemen yang baik sehingga diharapkan akan dapat melakukan kerjasama dengan Bulog secara baik dan berkelanjutan. Dengan kerjasama ini diharapkan Bulog dapat membantu petani dalam memasarkan gabah/berasnya dengan harga yang menguntungkan. 9. Disamping untuk membantu petani kerjasama ini juga diharapkan akan membantu Perum Bulog dalam memenuhi stok pangan di NTB sesuai dengan target pembelian yang telah ditentukan sebagai cadangan pangan agar daerah VI - 12

13 NTB tidak mengalami kekurangan pangan pada saat musim kemarau. 10. Dengan adanya kerjasama ini maka sasaran akhir dari pertemuan ini adalah akan terjadinya stabilisasi harga gabah/beras guna mendukung program surplus beras 10 juta ton pada tahun Untuk pertemuan di Kabupaten Sumbawa yang dilaksanakan pada Tanggal 2 April 2013 di Kantor BBU Padi Sering, dihadiri oleh Gapoktan cukup antusias, namun petani/gapoktan melihat bahwa sesuai dengan HPP yang ada saat ini masih jauh dibawah harga pasaran umum sehingga petani/gapoktan kurang tertarik untuk melakukan kerjasama dengan Bulog dan kegiatan seperti ini sudah sering diinformasikan oleh Bulog kepada petani/gapoktan. 12. Untuk petani gapoktan seperti yanga ada di Kecamatan Alas akan mengalami permasalahan pada saat musim hujan karena keterbatasan gudang tempat penyimpanan, sehingga dalam hal ini petani dalam perteman ini meminta kepada Bulog untuk membantu menyediakan sarana lantai jemur. 13. Untuk permodalan gapoktan dalam pertemuan ini yang dihadiri oleh Pihak Bank NTB dan BRI bersedia untuk membantu dalam memberikan kredit untuk lantai jemur dengan mengajukan proposal. 14. Dari kedua pertemuan dalam rangka pemantauan dan pengamanan harga gabah/beras ini untuk meningkatkan penyerapan dan stabilisai harga beras/gabah maka telah ada beberapa kesepakatan antara Bulog dan Gapoktan sebagai hasil tindak lanjut sehingga telah ditandatangani MoU kesepakatan pada Tanggal 30 April 2013 di Kantor Bulog Provinsi NTB yaitu : Gapoktan Ombe Baru Gapoktan Tunas Jaya Gapoktan Serumpun Gapoktan Karya Baru 15. Adapun isi hasil kesepakatan tersebut menyangkut kerjasama dalam hal sebagai berikut : Peningkatan produktivitas dan kualitas gabah/beras yang dihasilkan oleh Gapoktan/Kelompok Tani Meningkatkan pengadaan gabah/beras untuk stok pangan dan cadangan beras pemerintah (CBP) di Provinsi NTB Mengikutsertakan gapoktan/kelompok tani dan penggilingan padi kecil sebagai mitra kerja pengadaan Perum BULOG Divre NTB 16. Dengan adanya kerjasama bebrapa gapoktan ini maka diharapkan akan menjadi motivasi kepada gapoktan yang lain yang untuk ikut melakukan kerjasama terutama dalam mengatasi fluktuasi harga yang terlalu tinggi. 17. Kegiatan seperti ini diharapkan kepada pemerintah pusat dalam hal ini Ditjen PPHP untuk selalu memfasilitasi setiap tahun agar gapoktan lebih berkembang dalam pemasaran gabah/beras melalui Perum Bulog. D. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil pertemuan pemantauan dan pengamanan harga gabah/beras yang dilakukan di Kabupaten Lombok Tengah dan Sumbawa maka dapat diambil beberapa kesimpulan dan saran sebagai berikut : Kesimpulan VI - 13

14 1. Petemuan Pemantauan dan Pengamanan Harga Gabah/Beras yang dilaksanakan di Kabupaten Lombok Tengah dan Sumbawa telah mampu memberikan informasi tentang sistem pemsaran gabah/beras yang dilakukan oleh Perum BULOG. 2. Dengan pertemuan ini petani telah dapat mengetahui harga gabah/beras sesuai dengan mutu/kualitas berdasarkan Harga Pembelian Pemerintah sesuai Inpres Nomor 3 Tahun S a r a n 1. Untuk pengembanagn kerjasama Gapoktan dengan BULOG perlu dilakukan pertemuan pada wilayah kabupaten yang lain di NTB. 2. Dalam upaya meningkatkan stabilitas harga gabah / beras maka informasi harga gabah yang ditetapkan melalui Inpres No. 3 tahun 2012 perlu disosialisasikan kepada petani agar harga tidak dipermainkan oleh para pedagang perantara atau saudagar. V. Jumlah Dana untuk mendukung kegiatan : Pagu danai sebesar Rp ,- Realisasi keuangan Rp ,-100 %) Realisasi Fisik : 100% Sisa dana : - I. Pendahuluan PENGEMBANGAN INFORMASI PASAR PENGEMBANGAN PIP AGRIBISNIS 011.PIP DI PROVINSI A. PIP DI PROVINSI Kegiatan Pelayanan Informasi Pasar (PIP) secara umum telah dilaksanakan sejak awal tahun 1970 (sistem mingguan), yang pada saat itu dikoordinir oleh masing-masing Direktorat Bina Usaha Tani, di setiap Direktorat Jenderal, Departemen Pertanian. Dalam kegiatan ini, data harga dikumpulkan dan dikirimkan ke Pusat Data secara mingguan melalui surat/pos, dengan tujuan untuk melalukan pendataan secara statistik. Pada tahun 1979 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ulai melaksanakan PIP sistem harian yang mencakup sebagian besar komoditas tanaman pangan dan hortikultura, dengan tujuan untuk memberikan informasi harga secara harian kepada para pelaku pasar melalui Radio. Sampai dengan tahun 1999 kegiatan ini sudah teralokasi di 27 propinsi, tetapi dengan terjadinya reorganisasi di tingkat Departemen Pertanian pada tahun 2000, kegiatan PIP di tingkat pusat tidak dapat terlaksana 5 secara optimal, meskipun pelaksanaan di daerah masih berjalan seperti semula. II. Tujuan dan Sasaran Kegiatan a. Tujuan kegiatan: Menciptakan Sistem Pelayanan Informasi Pasar yang akurat, cepat, kontinyu, dan up to date (terkini) dapat dipercaya agar langsung dapat dimanfaatkan oleh pengguna informasi Menyamakan persepsi dan koordinasi dalam pelaksanaan Pelayanan Informasi Pasar secara nasional, regional maupun lokal Meningkatkan dan mengembangkan kemampuan petugas Pelayanan Informasi VI - 14

15 Pasar dalam mengakses informasi dan pelayanan terhadap masyarakat agribisnis. b. Sasaran : Petugas PIP di Provinsi dan kabupaten III. Pelaksanaan Kegiatan Metode yang dilakukan dalam kegiatan ini adalah kunjungan ke produsen, pedagang grosir maupun pengecer untuk memperoleh data harga di tingkat petani, grosir maupun pengecer. Pelaksana Kegiatan, Pelaksana kegiatan ini adalah Seksi Pemasaran Hasil dan Mutu Bidang Pengolahan dan Pemasaran Hasil Dinas Pertanian Tanaman Pangan & Hortikultura Provinsi NTB. IV. Hasil Kegiatan 1. Petugas PIP setiap bulan mengentri data perkembangan harga di pasar induk mandalika yaitu sebagai berikut : Tabel VI-2. Rekapitulasi Harga Pedagang Eceran Komoditi Pangan Tahun 2013 Tabel VI-3. Rekapitulasi Harga Grosir Komoditi Tanaman Pangan Tahun 2013 VI - 15

16 Tabel VI-4. Rekapitulasi Harga Eceran Komoditi Hortikultura Tahun 2013 VI - 16

17 Tabel VI-5. Rekapitulasi Harga Grosir Komoditi Hortikultura Tahun 2013 VI - 17

18 2. Penyebaran Informasi Pasar melalui Media Masa (Koran Suara NTB) diterbitkan satu kali dalam satu minggu yaitu setiap hari Selasa. Minimnya sosialisasi informasi pasar ini diakibatkan oleh dana yang kurang mendukung. 3. Penyusunan Buletin informasi pasar ini dilaksanakan setiap triwulan, yaitu triwulan I, triwulan II, triwulan III dan triwulan IV. Adapun yang diekspose adalah harga bahan pangan dan sayuran pokok seperti Beras, Jagung, Kedelai, Kacang tanah, Kacang hijau, Ubi kayu, Bawang merah, Cabai dan Tomat. Data tersebut direkapitulasi berdasarkan laporan dari petugas PIP kabupaten. 4. Mengikuti pertemuan PIP tingkat Pusat, Workshop anailisis Pasar, Pertemuan Koordinasi Petugas PIP telah dilaksanakan sesuai dengan panggilan Pusat. Melaksanakan pembinaan di Kabupaten Pulau Lombok. V. Jumlah Dana untuk mendukung kegiatan : Pagu danai sebesar Rp ,- Realisasi keuangan Rp ,- (99,71 %) Realisasi Fisik : 100 % Sisa dana Rp ,- Alasan, adanya efisienasi penggunaan dana penyebaran informasi pasar melalui media masa PIP. KABUPATEN VI - 18

19 I. Pendahuluan Kegiatan Pengembangan PIP Agribisnis di Kabupaten adalah merupakan kegiatan untuk menyediakan informasi harga tingkat kabupaten yang cepat, akurat, kontinyu dan up to date. Kegiatan PIP Agribisnis Kabupaten yang ada di Provinsi NTB ada pada 8 Kabupaten (Lombok Barat, Lombok Tengah, Lombok Utara, Lombok Timur, Lombok Utara, Sumbawa Barat, Sumbawa, Dompu dan Bima). II. Tujuan dan Sasaran Kegiatan a. Tujuan kegiatan: Menciptakan Sistem Pelayanan Informasi Pasar yang akurat, cepat, kontinyu, dan up to date (terkini) dapat dipercaya agar langsung dapat dimanfaatkan oleh pengguna informasi Menyamakan persepsi dan koordinasi dalam pelaksanaan Pelayanan Informasi Pasar secara nasional, regional maupun lokal Meningkatkan dan mengembangkan kemampuan petugas Pelayanan Informasi Pasar dalam mengakses informasi dan pelayanan terhadap masyarakat agribisnis. b. Sasaran : Petugas PIP di Provinsi dan kabupaten III. Pelaksanaan Kegiatan 1. Metode pelaksanaan Metode yang dilakukan dalam kegiatan ini adalah kunjungan ke produsen, pedagang grosir maupun pengecer untuk memperoleh data harga di tingkat petani, grosir maupun pengecer. Adapun hal-hal yang menyangkut kegiatan yang dilaksanakan di Kabupaten adalah sebagai berikut : o Insentif Petugas PIP Petugas PIP Kabupaten ditetapkan dengan Surat Keputusan Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan & Hortikultura Provinsi NTB. Insentif diberikan terhadap Petugas pengumpulan/ rekapitulasi data harga harian tingkat grosir maupun eceran melalui SMS serta mengirim data harga ini dilakukan setiap hari dan untuk pelaporan dilakukan secara berkala yaitu mingguan, bulanan dan tahunan dalam bentuk laporan ke provinsi dan pusat. Selain melaksanakan tugas tersebut di atas Petugas PIP juga melakukan tabulasi/pengolahan data informasi pemasaran berupa data harga, supply dan demand dan data pendukung lainnya yang terkait dengan pemasaran. o Kegiatan operasional lainnya Antara lain berupa penyusunan data base informasi pemasaran di sentra produksi seperti data analisa usaha tani dan analisa biaya pemasaran yang berupa jenis komoditas, luas tanam, luas panen, produksi/ tonase, jadwal panen, jumlah penduduk, konsumsi perkapita, pengusaha pemasaran, domestik masuk/keluar, dan data-data lain yang terkait dengan harga pasar. o Perjalanan VI - 19

20 Dana perjalanan yang tersedia digunakan oleh petugas untuk mengikuti pertemuan PIP, pengumpulan data informasi pemasaran, pengumpulan data analisa usaha tani dan biaya pemasaran serta data-data lainnya yang terkait dengan pelayanan informasi pasar IV. Hasil Pelaksanaan Kegiatan 1. Petugas PIP Kabupaten setiap bulannya mengirim 3 jenis data informasi harga yaitu harga produsen (petani), pengumpul (grosir) dan eceran pada 2 komoditas yaitu tanaman pangan dan hortikultura. 2. Mengikuti pertemuan koordinasi PIP tingkat Nasional yang diselenggarakan oleh Pusat. V. Jumlah Dana untuk mendukung kegiatan : Pagu danai sebesar Rp ,- Realisasi keuangan Rp ,-(100 % Realisasi Fisik : 100 % Sisa dana : LAPORAN KEGIATAN DAN PEMBINAAN OPTIMALISASI SARANA DAN KELEMBAGAAN PASAR DOMESTIK 011. FASILITASI SARANA PEMASARAN HASIL PERTANIAN I. Latar Belakang Dalam upaya meningkatkan kembali peran Pasar Tani dan STA sebagai sarana dan kelembagaan pemasaran bagi petani serta menguatkan kelembagaan Poktan PHP, disusun Pedoman Teknis Fasilitasi Sarana dan Kelembagaan Pemasaran Hasil Pertanian Tahun 2013 sebagai landasan dalam pelaksanaan kegiatan Pengawalan dan Pengembangan/Revitalisasi Pasar Tani, Pengawalan dan Optimalisasi Pengelolaan STA serta Fasilitasi Pemasaran untuk Poktan/Gapoktan yang telah dikembangkan di berbagai daerah baik di Tingkat Provinsi maupun Kabupaten/Kota. II. Tujuan dan Sasaran a. Tujuan Tujuan diterbitkannya Pedoman Teknis Fasilitasi Sarana dan Kelembagaan Pemasaran Hasil Pertanian Tahun 2013 adalah : Sebagai landasan kerja dan implementasi Kegiatan Pengembangan Sarana dan Kelembagaan Pemasaran Hasil Pertanian (Pasar Tani, STA dan Poktan PHP). Meningkatkan operasionalisasi Pasar Tani dan STA serta menguatkan kelembagaan Poktan PHP sebagai sarana dan kelembagaan pemasaran bagi petani/poktan/gapoktan. Meningkatkan peran Kelembagaan Pasar Tani dan STA serta Poktan PHP dalam pemasaran hasil pertanian. b. Sasaran VI - 20

Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat 2011-2015 BAB I. PENDAHULUAN

Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat 2011-2015 BAB I. PENDAHULUAN BAB I. PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pembangunan pertanian secara umum dan pembangunan sub sektor Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura telah memberikan sumbangan besar dalam pembangunan daerah Propinsi

Lebih terperinci

PedomanTeknis Pengelolaan Produksi Kacang Tanah, Kacang Hijau dan Aneka Kacang

PedomanTeknis Pengelolaan Produksi Kacang Tanah, Kacang Hijau dan Aneka Kacang KATA PENGANTAR Kacang tanah, kacang hijau dan aneka kacang merupakan komoditi strategis sebagai sumber pendapatan bagi petani yang memiliki arti dan peran dalam peningkatan kesejahteraan petani. Kacang

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG HORTIKULTURA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG HORTIKULTURA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG HORTIKULTURA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa bumi, air, dan kekayaan alam yang terkandung

Lebih terperinci

4. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104,

4. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, 4. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421); 5.

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 28 TAHUN 2014 TENTANG

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 28 TAHUN 2014 TENTANG GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 28 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN BELANJA BANTUAN KEUANGAN KEPADA KABUPATEN/KOTA YANG BERSUMBER DARI ANGGARAN PENDAPATAN

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... 3 RINGKASAN EKSEKUTIF... 5 KATA PENGANTAR... 9 DAFTAR GAMBAR... 11 DAFTAR TABEL... 12 1. PENDAHULUAN... 14

DAFTAR ISI... 3 RINGKASAN EKSEKUTIF... 5 KATA PENGANTAR... 9 DAFTAR GAMBAR... 11 DAFTAR TABEL... 12 1. PENDAHULUAN... 14 1 P a g e 2 P a g e Daftar Isi DAFTAR ISI... 3 RINGKASAN EKSEKUTIF... 5 KATA PENGANTAR... 9 DAFTAR GAMBAR... 11 DAFTAR TABEL... 12 1. PENDAHULUAN... 14 1.1. Latar Belakang...14 1.2. Perumusan Masalah...16

Lebih terperinci

Kertas Kebijakan. Pengembangan Usaha Kakao di Kabupaten Majene, Provinsi Sulawesi Barat

Kertas Kebijakan. Pengembangan Usaha Kakao di Kabupaten Majene, Provinsi Sulawesi Barat Kertas Kebijakan Pengembangan Usaha Kakao di Kabupaten Majene, Provinsi Sulawesi Barat KERTAS KEBIJAKAN Pengembangan Usaha Kakao di Kabupaten Majene Provinsi Sulawesi Barat KERJASAMA ANTARA: KPPOD dan Pemerintah

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2012 TENTANG PANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2012 TENTANG PANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2012 TENTANG PANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Pangan merupakan kebutuhan dasar manusia yang paling

Lebih terperinci

BAB 12 SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN HIDUP

BAB 12 SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN HIDUP BAB 12 SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN HIDUP Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup (SDA dan LH) mempunyai peranan yang sangat penting dalam pembangunan nasional, baik sebagai penyedia bahan baku bagi pembangunan

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) BALAI BESAR PENGEMBANGAN MEKANISASI PERTANIAN TAHUN 2012

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) BALAI BESAR PENGEMBANGAN MEKANISASI PERTANIAN TAHUN 2012 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2012 Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian, Serpong BADAN PENELITIAN DAN PENGEMB BANGAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 LAPORAN

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, SALINAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pembangunan di bidang ekonomi diarahkan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15/PERMEN-KP/2014 TENTANG

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15/PERMEN-KP/2014 TENTANG PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15/PERMEN-KP/2014 TENTANG PEDOMAN UMUM MONITORING, EVALUASI, DAN PELAPORAN MINAPOLITAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN

Lebih terperinci

Laporan Penelitian #4. Kerjasama Antar Daerah di Bidang Perdagangan sebagai Alternatif Kebijakan Peningkatan Perekonomian Daerah

Laporan Penelitian #4. Kerjasama Antar Daerah di Bidang Perdagangan sebagai Alternatif Kebijakan Peningkatan Perekonomian Daerah Laporan Penelitian #4 Kerjasama Antar Daerah di Bidang Perdagangan sebagai Alternatif Kebijakan Peningkatan Perekonomian Daerah Tim Peneliti KPPOD: Ig. Sigit Murwito Boedi Rheza Sri Mulyati Elizabeth Karlinda

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2008 TENTANG USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2008 TENTANG USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2008 TENTANG USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH Menimbang : DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, a. bahwa masyarakat adil dan makmur

Lebih terperinci

faw_cover_laku_susi_ak0040.indd 1 12/6/2014 11:16:29 PM

faw_cover_laku_susi_ak0040.indd 1 12/6/2014 11:16:29 PM faw_cover_laku_susi_ak0040.indd 1 12/6/2014 11:16:29 PM faw_cover_laku_susi_ak0040.indd 2 12/6/2014 11:16:44 PM KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunianya

Lebih terperinci

RENCANA KERJA TAHUNAN BADAN PUSAT STATISTIK KOTA CILEGON TAHUN ANGGARAN 2014

RENCANA KERJA TAHUNAN BADAN PUSAT STATISTIK KOTA CILEGON TAHUN ANGGARAN 2014 RENCANA KERJA TAHUNAN BADAN PUSAT STATISTIK KOTA CILEGON TAHUN ANGGARAN 2014 BADAN PUSAT STATISTIK KOTA CILEGON KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Pada era reformasi birokrasi sebagaimana telah dicanangkan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 1997 TENTANG KETRANSMIGRASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 1997 TENTANG KETRANSMIGRASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 1997 TENTANG KETRANSMIGRASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Transmigrasi

Lebih terperinci

BAB 20 PEMBERDAYAAN KOPERASI SERTA USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH

BAB 20 PEMBERDAYAAN KOPERASI SERTA USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH BAB 20 PEMBERDAYAAN KOPERASI SERTA USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH Pemberdayaan koperasi usaha mikro, kecil, dan menengah (KUMKM) merupakan upaya strategis dalam rangka mewujudkan kesejahteraan masyarakat

Lebih terperinci

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Lampiran IV PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI Nomor : 4 Tahun 2013 Tanggal : 19 Juli 2013 CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN a. PENDAHULUAN Pengelolaan keuangan daerah perlu diselenggarakan secara profesional,

Lebih terperinci

PEDOMAN PENGELOLAAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI DAERAH PENYANGGA

PEDOMAN PENGELOLAAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI DAERAH PENYANGGA PEDOMAN PENGELOLAAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI DAERAH PENYANGGA Oleh : Direktorat Pemanfaatan Jasa Lingkungan dan Wisata Alam Direktorat Jenderal PHKA Departemen Kehutanan DIPA BA-29 TAHUN 2008 SATKER

Lebih terperinci

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 19/Permentan/OT.140/2/2010 TENTANG

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 19/Permentan/OT.140/2/2010 TENTANG MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 19/Permentan/OT.140/2/2010 TENTANG PEDOMAN UMUM PROGRAM SWASEMBADA DAGING SAPI 2014 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN,

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 98/Permentan/OT.140/9/2013 TENTANG PEDOMAN PERIZINAN USAHA PERKEBUNAN

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 98/Permentan/OT.140/9/2013 TENTANG PEDOMAN PERIZINAN USAHA PERKEBUNAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 98/Permentan/OT.140/9/2013 TENTANG PEDOMAN PERIZINAN USAHA PERKEBUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

INDONESIA 2005-2025 BUKU PUTIH

INDONESIA 2005-2025 BUKU PUTIH Kementerian Negara Riset dan Teknologi Republik Indonesia INDONESIA 2005-2025 BUKU PUTIH Penelitian, Pengembangan dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Bidang Ketahanan Pangan Jakarta, 2006 KATA

Lebih terperinci

Pangan untuk Indonesia

Pangan untuk Indonesia Pangan untuk Indonesia Tantangan Indonesia memiliki sumber daya yang cukup untuk menjamin ketahanan pangan bagi penduduknya. Indikator ketahanan pangan juga menggambarkan kondisi yang cukup baik. Akan

Lebih terperinci

PEDOMAN PELAKSANAAN PEWILAYAHAN SUMBER BIBIT TAHUN 2015

PEDOMAN PELAKSANAAN PEWILAYAHAN SUMBER BIBIT TAHUN 2015 PEDOMAN PELAKSANAAN PEWILAYAHAN SUMBER BIBIT TAHUN 2015 DIREKTORAT PERBIBITAN TERNAK DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2015 PEDOMAN PELAKSANAAN PEWILAYAHAN SUMBER

Lebih terperinci

KELAYAKAN USAHA BUDIDAYA AYAM PETELUR (ANALISIS BIAYA MANFAAT DAN BEP PADA KEANU FARM, KENDAL)

KELAYAKAN USAHA BUDIDAYA AYAM PETELUR (ANALISIS BIAYA MANFAAT DAN BEP PADA KEANU FARM, KENDAL) KELAYAKAN USAHA BUDIDAYA AYAM PETELUR (ANALISIS BIAYA MANFAAT DAN BEP PADA KEANU FARM, KENDAL) SKRIPSI Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi pada Universitas Negeri Semarang Oleh Richo Dian Krisno.A 7450406053

Lebih terperinci

Iklim Usaha di Provinsi NTT: Kasus Perdagangan Hasil Pertanian di Timor Barat

Iklim Usaha di Provinsi NTT: Kasus Perdagangan Hasil Pertanian di Timor Barat Laporan Penelitian Widjajanti I. Suharyo Nina Toyamah Adri Poesoro Bambang Sulaksono Syaikhu Usman Vita Febriany Iklim Usaha di Provinsi NTT: Kasus Perdagangan Hasil Pertanian di Timor Barat Maret 2007

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA

PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA DRAF NOTA KESEPAKATAN ANTARA PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA DENGAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR : 26/NKB.YK/2014 03/NKB/DPRD/2014 TANGGAL : 21 NOVEMBER 2014 TENTANG KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN

Lebih terperinci

PANDUAN PENYUSUNAN PROPOSAL KEGIATAN PENERAPAN DAN PEMANFAATAN IPTEK DI DAERAH (IPTEKDA) XV LIPI TAHUN

PANDUAN PENYUSUNAN PROPOSAL KEGIATAN PENERAPAN DAN PEMANFAATAN IPTEK DI DAERAH (IPTEKDA) XV LIPI TAHUN PANDUAN PENYUSUNAN PROPOSAL KEGIATAN PENERAPAN DAN PEMANFAATAN IPTEK DI DAERAH (IPTEKDA) XV LIPI TAHUN 2012 (Untuk Perguruan Tinggi) PANDUAN PENYUSUNAN PROPOSAL KEGIATAN PENERAPAN DAN PEMANFAATAN ILMU

Lebih terperinci