BAB III METODE PENELITIAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III METODE PENELITIAN"

Transkripsi

1 24 BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional 1. Pembelajaran inquiry lesson Pembelajaran inquiry lesson yang dimaksud dalam penelitian ini adalah proses pembelajaran inquiry pada kompetensi dasar (7.4) mengaplikasikan peran manusia dalam pengelolaan lingkungan untuk mengatasi pencemaran dan kerusakan lingkungan, yakni terkait konsep pencemaran tanah. Pembelajaran inquiry lesson ini diterapkan di kelas eksperimen, sedangkan di kelas kontrol diterapkan pembelajaran konvensional (ceramah). Tahapan pembelajaran inquiry lesson dilaksanakan dengan tahapan-tahapan : 1) Observation: guru mendemonstrasikan suatu fenomena pencemaran air pengaruhnya terhadap ikan. Guru mendorong siswa untuk mengidentifikasi masalah pencemaran tanah oleh limbah pertanian berupa pestisida. 2) Manipulation: guru mendorong siswa untuk mengidentifikasi pengaruh pencemaran tanah oleh pestisida terhadap organisme tanah (cacing tanah).guru membimbing siswa untuk mengidentifikasi variabel-variabel dari masalah tersebut. Siswa dibawah pengawasan dari guru, melakukan serangkaian percobaan terkontrol mengenai pengaruh pestisida terhadap cacing tanah. 3) Generalization: siswa dengan bantuan dari guru menjelaskan kesimpulan mengenai pengaruh pestisida terhadap cacing tanah berdasarkan hasil eksperimen yang telah dilakukan. 4) Verificaton: Guru memberikan masalah lain mengenai pencemaran tanah oleh bahan kimia lain untuk diskusikan oleh siswa. 5) Application: guru memberikan penguatan dan siswa diminta untuk melakukan penelitian dengan media yang lain (aplikasi konsep dibuat dalam bentuk percobaan dengan pendekatan lain). Pembelajaran konvensional (ceramah) dilakukan dengan tahapan : 1) Kegiatan pembukaan : guru menyampaikan apersepsi, guru memotivasi siswa dengan memperlihatkan beberapa gambar pencemaran lingkungan, kemudian guru memberikan acuan. 2) Kegiatan inti: guru menyampaikan materi pencemaran tanah secara lisan.

2 25 3) Kegiatan akhir : guru membimbing siswa membuat kesimpulan dari materi yang telah disampaikan, guru memberikan evaluasi kepada siswa. 2. Kemampuan literasi sains Kemampuan literasi sains yang dimaksud adalah hasil skor pada tes scientific literacy dengan indikator pencapaian sesuai dengan yang telah dirumuskan oleh PISA, dengan indikator utama yakni : mengidentifikasi pertanyaan ilmiah, menjelaskan fenomena ilmiah dan menggunakan bukti-bukti ilmiah. Tes yang digunakan adalah tes yang dikembangkan oleh peneliti,di judgement oleh ahli melalui proses validasi. 3. Sikap ilmiah Sikap ilmiah yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hasil skor dari tes sikap ilmiah dengan indikator yang terpadu (gabungan), yakni dari PISA dan SAI II. B. Metode Penelitian Metode penelitian yang dilakukan untuk penelitian ini adalah metode eksperimen dan termasuk ke dalam quasy-experimental design karena sampel tidak dicuplik secara acak (Ary et al., 2010). Terdapat dua kelompok tes, kelompok pertama merupakan kelompok eksperimen dan kelompok kedua merupakan kelompok kontrol. Kelompok eksperimen merupakan kelompok yang mengalami pembelajaran inquiry lesson sedangkan kelompok kontrol merupakan yang mengalami pembelajaran dengan metode konvensional (ceramah). C. Desain Penelitian Desain penelitian eksperimen yang dipilih adalah Nonrandomized control group, pretest-posttest design. Dalam rancangan ini, digunakan dua kelompok subjek, yaitu kelompok kontrol dan kelompok eksperimen yang dipilih tidak secara random keduanya diberikan pretest dan posttest (Ary et al., 2010). Tabel 3.1 Desain Penelitian Group Pretest Independent Variable Posttest E Y 1 X Y 2 C Y 1 - Y 2 (Ary et al., 2010)

3 26 Keterangan : E : kelompok eksperimen, diberikan pembelajaran inquiry lesson C : kelompok kontrol, diberikan pembelajaran konvensional (ceramah) Y 1 : Pretest yang dilakukan untuk kelompok eksperimen dan kontrol X : Variabel bebas, pembelajaran inquiry lesson Y 2 : posttest yang dilakukan untuk kelompok eksperimen dan kontrol D. Populasi dan Sampel Dari populasi enam kelas VII di SMP Kartika Chandra XIX- 2 diambil dua kelas sebagai subjek penelitian. Pemilihan sekolah dilakukan apa adanya terkait izin yang diberikan pihak sekolah untuk pelaksanaan penelitian dan anjuran dari dosen pembimbing. Penentuan sampel dilakukan secara purposive sampling, karena sebelumnya kelas tersebut telah mendapatkan perlakuan pembelajaran yang sama. Kelas eksperimen merupakan kelas yang sebelumnya telah mendapatkan pembelajaran interactive demonstration (kelanjutan dari penelitian sebelumnya). E. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMP Kartika Chandra XIX- 2. Penelitian dilakukan pada semester genap tahun ajaran F. Teknik Pengumpulan Data Untuk instrumen butir soal dan kuesioner sikap, pengumpulan data dilakukan dua kali yakni pada saat pretest dan pada saat posttest. Untuk mendukung hasil penelitian, dilakukan pula observasi yang tertuang dalam lembar observasi ketercapaian sintaks. G. Instrumen Penelitian dan Pengembangannya 1. Instrumen Kemampuan Literasi Sains Butir soal literasi sains dikembangkan oleh peneliti sendiri berdasarkan indikator yang telah dirumuskan oleh PISA 2006 tentang kompetensi literasi sains

4 27 (Tabel 2.3) dengan tipe soal multiple choices. Domain konten dan konteks soal yang akan diberikan dibatasi hanya pada topik yang berkaitan dengan pencemaran lingkungan. Hal tersebut dikarenakan pada prakteknya pembelajaran yang dilakukan berkaitan dengan topik pembelajaran pencemaran, meskipun pada dasarnya evaluasi literasi sains tidak harus terkait dengan konten atau konteks sains tertentu (OECD, 2006). Butir soal kemudian diuji daya pembeda, tingkat kesulitan, validitas dan reliabilitas di salah satu SMP kota Bandung. Skor untuk seiap jawaban adalah +1, sedangkan untuk jawaban salah adalah 0. Reliabilitas yang terukur untuk instrumen 0,79 dan diinterpretasikan memiliki reabilitas tinggi (Arikunto, 2009). Kisi-kisi soal instrumen kemampuan literasi sains disajikan pada Tabel 3.2. Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Kemampuan Literasi Sains Kompetensi/Proses No. Soal Mengidentifikasi permasalahan ilmiah 1 a. Mengenali permasalahan yang dapat diselidiki secara ilmiah 4 5 b. Mengidentifikasi kata-kata kunci untuk memperoleh informasi ilmiah 3 c. Mengenali kata kunci penyelidikan ilmiah 6 2 Menjelaskan fenomena secara ilmiah 7 a. Mengaplikasikan pengetahuan sains dalam situasi yang diberikan 9 b. Mendeskripsikan atau menafsirkan fenomena ilmiah dan prediksi 8 perubahan 10 c. Mengidentifikasi deskripsi, eksplanasi dan prediksi yang tepat Menggunakan bukti ilmiah 12 a. Menafsirkan bukti ilmiah dan membuat serta mengkomunikasikan 13 kesimpulan b. Mengidentifikasi asumsi, bukti dan alasan dibalik kesimpulan c. Merefleksikan implikasi sosial dan perkembangan sains dan 16 teknologi 17 Jumlah butir soal 18

5 28 Pengembangan instrumen kemampuan literasi sains dilakukan dengan tahap-tahap sebagai berikut : a. Menyusun soal literasi sains sebagai instrumen penelitian b. Mengkonsultasikannya dengan dosen ahli c. Mengujicobakan soal pada salah satu SMP di kota Bandung d. Melakukan analisis pokok uji terhadap soal e. Merevisi dan menyeleksi jika terdapat instrumen yang menunjukkan hasil yang tidak diharapkan atau tidak memenuhi syarat f. Mengkonsultasikan kembali isntrumen yang telah direvisi dengan dosen ahli g. Menggunakan instrumen yang telah direvisi dan disetujui dosen ahli pada penelitian Analisis butir soal yang dilakukan meliputi: a. Uji Validitas Sebuah tes dikatakan valid apabila memberikan dukungan besar terhadap skor total. Dengan kata lain, sebuah soal memiliki validitas yang tinggi jika skor pada soal mempunyai kesejajaran dengan skor total (Arikunto, 2009). Dalam penelitian ini untuk mengetahui validitas soal dilakukan dengan menggunakan program ANATES versi Nilai validitas yang telah diketahui kemudian diinterpretasi mengenai besarnya koefisien korelasi menggunakan kriteria validitas pada tabel 3.3. Tabel 3.3 Kriteria Validitas Butir Soal Rentang Keterangan 0,80-1,00 Sangat Tinggi 0,60-0,80 Tinggi 0,40-0,60 Cukup 0,20-0,40 Rendah 0,00-0,20 Sangat Rendah (Arikunto, 2009) Hasil uji validitas ANATES menunjukkan nilai korelasi dengan kriteria rendah dan tinggi. Butir soal dengan kriteria rendah tetap diterima dan dipakai karena nilai kriteria yang didapatkan masih diatas batas signifikansi. Hasil

6 29 rekapitulasi pengolahan data validitas butir soal selengkapnya disajikan pada Tabel 3.7. b. Uji Reliabilitas Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui tingkat keajegan atau ketetapan soal (Arikunto, 2009). Dalam penelitian ini untuk mengetahui reliabilitas soal dilakukan melalui bantuan program ANATES versi Kemudian diinterpretasi mengenai nilai reabilitas yang telah diketahui dengan menggunakan kriteria reabilitas soal pada Tabel 3.4. Tabel 3.4 Kriteria Reliabilitas Soal Rentang Klasifikasi 0,80-1,00 Sangat Tinggi 0,60-0,80 Tinggi 0,40-0,60 Cukup 0,20-0,40 Rendah 0,00-0,20 Sangat Rendah (Arikunto, 2009) Hasil pengolahan uji reliabilitas soal dengan ANATES menunjukkan nilai 0,79 dan termasuk pada kriteria tinggi. c. Daya Pembeda Perhitungan daya pembeda suatu soal dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana soal tersebut dapat membedakan siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa berkemampuan rendah (Arikunto, 2009). Dalam penelitian ini untuk mengetahui daya pembeda soal dilakukan melalui bantuan software ANATES versi Kemudian diinterpretasi mengenai besarnya nilai tingkat daya pembeda yang telah diketahui dengan menggunakan kriteria daya pembeda pada Tabel 3.5. Tabel 3.5 Klasifikasi Daya Pembeda Rentang Kriteria 0,00 0,20 Jelek 0,21-0,40 Cukup 0,41-0,70 Baik 0,71 1,00 Sangat Baik Negatif Tidak baik (sebaiknya dibuang) (Arikunto, 2009)

7 30 Hasil pengolahan data dari Anates menunjukkan bahwa daya pembeda soal termasuk pada kriteria baik dan cukup. Untuk data hasil rekapitulasi pengolahan daya pembeda soal selengkapnya disajikan pada Tabel 3.7. d. Tingkat Kesukaran Perhitungan tingkat kesukaran dilakukan untuk mengetahui sukar atau mudahnya suatu item soal. Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar (Arikunto, 2009). Dalam penelitian ini untuk mengetahui tingkat kesukaran dilakukan melalui bantuan software ANATES versi Kemudian diinterpretasi mengenai besarnya nilai tingkat kesukaran soal yang telah diketahui dengan menggunakan kriteria tingkat kesukaran pada Tabel 3.6. Tabel 3.6 Kriteria Tingkat Kesukaran Rentang Kriteria 0,00 0,30 Sukar 0,31 0,70 Sedang 0,71 1,00 Mudah (Arikunto, 2009) Hasil pengolahan data dari Anates menunjukkan hampir semua soal mencakup kriteria sedang. Untuk hasil rekapitulasi data pengolahan tingkat kesukaran selengkapnya disajikan pada Tabel 3.7. e. Kualitas Pengecoh Pengolahan kualitas pengecoh tiap butir soal dilakukan degan menggunakan bantuan software ANATES versi data kualitas pengecoh yang muncul dalam output Anates diinterpretasikan pada kriteria yang terdapat dalam program Anates. Rekapitulasi hasil analisis butir soal yang meliputi uji validitas, reabilitas, daya pembeda, tingkat kesukaran, kualitas pengecoh serta kesimpulan hasil seleksi item soal disajikan pada Tabel 3.7.

8 31 Tabel 3.7 Rekapitulasi Hasil Analisis Butir Soal Kemampuan Literasi Sains Tingkat Kesukaran Daya Pembeda Kualitas Pengecoh Validitas Keputusan Reliabilitas No. Tidak Soal Indeks Ket Indeks Ket Kunci Berfungsi Indeks Ket Indeks Ket Berfungsi 1 0,32 sedang 0,21 cukup b a, c & d - 0,413 cukup digunakan 0,79 tinggi 2 0,27 sedang 0,30 cukup b a, d & c - 0,441 cukup digunakan 3 0,73 0,80 baik 0,648 d a, c & b - mudah sekali tinggi digunakan 4 0,76 mudah 0,60 baik a b, c & d - 0,633 tinggi digunakan 5 0,84 mudah 0,40 cukup c a, b & d - 0,543 cukup digunakan 6 0,35 sedang 0,60 baik a d, b & c - 0,451 cukup digunakan 7 0,76 mudah 0,70 baik c a, b & d - 0,652 tinggi digunakan 8 0,73 mudah 0,50 baik a b, c & d - 0,557 tinggi digunakan 9 0,65 sedang 0,30 cukup b a, c & d - 0,423 cukup digunakan 10 0,38 sedang 0,60 baik a d, b & c - 0,416 cukup digunakan 11 0,54 sedang 0,21 cukup a c, b & d - 0,599 cukup digunakan 12 0,57 sedang 0.40 cukup c a, b & d - 0,431 cukup digunakan 13 0,16 sukar 0,30 cukup b a, c & d - 0,423 cukup digunakan 14 0,22 sukar 0,21 cukup d a, c & b - 0,438 cukup digunakan 15 0,30 sukar 0,40 cukup d a, b & c - 0,428 cukup digunakan 16 0,49 sedang 0,60 baik b a, c & d - 0,459 cukup digunakan 17 0,57 sedang 0,30 cukup b a, c & d - 0,440 cukup digunakan 18 0,41 sedang 0.30 cukup b a, c & d - 0,359 rendah* digunakan Ket. : *) Meskipun tergolong rendah, tetapi masih di atas batas signifikan yakni 0.349

9 32 2. Kuesioner Sikap Kuesoner sikap yang digunakan adalah kuesioner dengan indikator terpadu yakni yang berasal dari PISA 2006 dan kuesioner yang telah disusun oleh Dr. Richard Moore yakni Scientific Attitude Inventory II (1997). Izin penggunaan SAI II telah diberikan oleh Dr. Moore pada tanggal 14 Desember 2012 melalui (dapat dilihat pada lampiran). Kuesioner disusun dalam bentuk skali Likert-5 (sangat setuju, setuju, netral/ragu-ragu, tidak setuju dan sangat tidak setuju) kemudian dikonversi ke dalam bentuk skor berdasarkan tingkat skala yang dipilih. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel Adapun urutan tahapan pengembangan instrumen akan dilakukan sesuai dengan urutan pengembangan butir soal literasi sains sedangkan kisi-kisi dapat dilihat pada Tabel 3.8 berikut. Tabel 3.8. Kisi-kisi Kuesioner Sikap Ilmiah Indikator Khusus No. Soal dan Orientasi Jawaban Positif Negatif Dukungan Terhadap Inkuiri Ilmiah a. Menghargai perbedaan pandangan dan pendapat ilmiah (berfikiran 1 2 terbuka) untuk melakukan penyelidikan lebih lanjut 3) b. Mendukung penggunaan informasi faktual dan eksplanasi rasional agar tidak terjadi bias 3) 4 5 c. Menunjukkan pemahaman bahwa proses yang logis, kritis dan cermat diperlukan dalam mengambil kesimpulan 3) 6 3 Dukungan terhadap Sifat Sains a. Menunjukkan pemahaman bahwa sains memiliki keterbatasan : teori dan prinsip sains adalah tentatif dan mendekati kebenaran serta tidak semua permasalah dapat dapat dijawab oleh sains 1) b. Meyakini bahwa saintis harus memiliki kejujuran intelektual, objektivitas dalam observasi. Observasi dan eksperimen adalah dasar 9 10 dari penerapan sains 1) Keyakinan diri sebagai pembelajar sains a. Keyakinan dalam menangani persoalan ilmiah secara efektif 2) b. Keyakinan dalam menangani kesulitan dalam menyelesaikan masalah 2) 7 17 c. Keyakinan dalam menunjukkan kemampuan ilmiah yang tinggi 2) Ketertarikan terhadap sains a. Mengindikasikan keingintahuan tentang sains, isu-isu sains dan 22 8 mempraktikan sains 3) b. Menunjukkan keinginan untuk memperoleh tambahan pengetahuan dan keahlian ilmiah, menggunakan beragam sumber dan metode ilmiah 3) c. Menunjukkan keinginan untuk mencari informasi dan memiliki keterkaitan terus-menerus terhadap sains 2) Jumlah 11 11

10 33 Keterangan : 1). Indikator hanya terdapat dari PISA 2). Indikator hanya terdapat dari SAI II 3). Indikator ada pada PISA dan SAI II Tabel 3.9 Konversi Bentuk Skala ke Bentuk Skor pada Kuesioner Sikap Ilmiah Jawaban Responden Skor Bagi Soal Berorientasi Skor Bagi Soal Berorientasi Jawaban Positif 1) Jawaban Negatif 2) Sangat Setuju (SS) 5 1 Setuju (S) 4 2 Ragu-ragu (R) 3 3 Tidak Setuju (TS) 2 4 Sangat Tidak Setuju (STS) 1 5 (Moore & Foy, 1990) Ket : 1) Soal berorientasi jawaban positif : soal yang diharapkan agar responeden menjawab dengan jawaban berorientasi positif 2) Soal berorientasijawaban negatif : soal yang diharapkan agar responeden menjawab dengan jawaban berorientasi negatif 3. Validitas untuk Angket Dengan menggunakan Uji Korelasi Produk Momen, validitas tiap butir kuesioner dapat diketahui. Uji validitas dapat dibantu dengan menggunakan program ANATES versi Sama halnya dengan uji validitas pada butir soal literasi sains, interpretasi kriteria nilai indeks dapat dilihat pada Tabel 3.3. Rekapitulasi hasil uji dapat dilihat pada Tabel Selain validitas empiris melalui uji statistik dilakukan pula validitas logis. 4. Reliabilitas untuk Angket Dengan menggunakan Uji Cronbach alpha, reliabilitas kuesioner dapat diketahui. Uji reliabilitas dapat dibantu dengan menggunakan program ANATES versi Sama halnya dengan uji reliabilitas pada butir soal literasi sains, interpretasi kriteria nilai indeks dapat dilihat pada tabel 3.4. Rekapitulasi hasil uji dapat dilihat pada Tabel 3.10.

11 34 Tabel 3.10 Rekapitulasi Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas tiap Butir Kuesioner No Kode Validitas Reliabilitas Keputusan Kuesioner Indeks Ket. Indeks. Ket. Q Cukup digunakan Tinggi Q Cukup digunakan Q Cukup digunakan Q Tinggi digunakan Q Cukup digunakan Q Cukup digunakan Q Cukup digunakan Q Cukup digunakan Q Cukup digunakan Q Cukup digunakan Q Tinggi digunakan Q Cukup digunakan Q Cukup digunakan Q Cukup digunakan Q Cukup digunakan Q Cukup digunakan Q Tinggi digunakan Q Cukup digunakan Q Cukup digunakan Q Tinggi digunakan Q Cukup digunakan Q Tinggi digunakan Ket. : *). Meskipun tergolong rendah, tetapi masih di atas batas signifikan yakni H. Pengolahan dan Analisis Data 1. Pengolahan dan Analisis Data Tes Kemampuan Literasi Sains a. Uji Prasyarat Uji prasyarat merupakan uji awal yang akan menentukan apakah hipotesis akan dilakukan melalui uji statistik parametrik ataukah nonparametrik. Uji prasayarat ini terdiri atas dua bagian yakni uji normalitas dan uji homogenitas. Kedua uji ini akan dilakukan melalui software statistik SPSS versi ) Uji Normalitas; untuk menentukan apakah populasi berdistribusi normal 2) Uji Homogenitas; untuk menentukan apakah asumsi varians apakah homogen atau tidak.

12 35 Jika salah satu uji prasayarat tidak terpenuhi maka uji hipotesis yang akan digunakan adalah analisis varians (statistic nonparametric). Sebaliknya jika kedua uji prasayarat terpenuhi maka uji hipotesis yang akan dilakukan adalah t-test (statistic parametric) (Sudjana, 2005). b. Uji Hipotesis Uji hipotesis yang dilakukan yakni melalui uji dua rata-rata (uji komparasi dua sampel) serta membandingkan N-gain (gain yang ternormalisasi) yang diperoleh pada grup kontrol dengan grup eksperimen. Jenis uji dua rata-rata yang digunakan adalah uji dua pihak berdasarkan bunyi hipotesis nol yang dibuat (Arikunto, 2009). Uji hipotesis atau uji komparasi dua sampel pada SPSS versi 16.0 adalah uji hipotesis nol (H 0 ). Perhitungan gain (Hake, 2002) : (g) = Keterangan : (g) : N-gain T 1 : nilai pretest T 2 : nilai posttest Is : skor maksimal Tabel Interpretasi Indeks N-Gain Rentang Kriteria g 0,70 Tinggi 0,30 g 0,70 Sedang g < 0,30 Rendah (Hake, 2002) 2. Pengolahan dan Analisis Data Sikap Ilmiah Analisis kuesioner sikap ilmiah menggunakan skala Likert-5. Berikut adalah skor yang akan diberikan pada tiap tipe jawaban, sesuai dengan orientasi jawaban yang diharapkan :

13 36 Tabel 3.12 Cara Pemberian Skor Kuesioner Sikap Ilmiah Jawaban Responden Soal Berorientasi Jawaban Soal Berorientasi Jawaban Positif 1) Negatif 2) Sangat Setuju 5 1 Setuju 4 2 Ragu-ragu 3 3 Tidak Setuju 2 4 Sangat Tidak Setuju 1 5 Ket : 1) Soal berorientasi jawaban positif : soal yang diharapkan agar responeden menjawab dengan jawaban berorientasi positif 2) Soal berorientasijawaban negatif : soal yang diharapkan agar responeden menjawab dengan jawaban berorientasi negatif Keterangan : P R Persentase sebaran respon siswa dihitung dengan rumus : P = : Persentasi Respon Responden : Skor yang diperoleh R max : Skor Maksimal Tabel Kriteria Interpretasi Data Angket Persentase (%) Kriteria 0 Tidak Ada 1-25 Sebagian Kecil Hampir Separuhnya 50 Separuhnya Lebih dari separuhnya Hampir Seluruhnya 100 Seluruhnya (Purwanto, 2006) 3. Pengolahan Keterlaksanaan Sintaks Pembelajaran a. Menghitung skor dari aspek pembelajaran yang dinilai b. Menghitung presentasi skor yang diperoleh dengan rumus berikut : Persen keterlaksanaan = x 100% c. Menentukan kategori keterlaksanaan model pembelajaran berdasarkan tabel berikut :

14 37 Tabel 3.14 Kriteria Keterlaksanaan Model Pembelajaran Persentase Keterlaksanaan (%) Kategori 87,6-100 Sangat baik 62,6-87,5 Baik 37,6-62,5 Cukup 25,0-37,5 Kurang 0,0-24,9 Sangat kurang (Mulyadi, 2006) I. Prosedur Penelitian 1. Tahap persiapan, terdiri atas : a. Menganalisis masalah yang akan dikaji dalam penelitian b. Menyusun proposal c. Melaksanakan seminar proposal d. Penyusunan instrumen soal pretest, posttest e. Judgment instrument f. Melakukan ujicoba instrument g. Revisi instrument 2. Tahap pelaksanaan, terdiri atas : a. Pemberian pretest sub materi pencemaran lingkungan b. Melakukan pembelajaran Inquiry Lesson dalam sub konsep pencemaran lingkungan pada kelas eksperimen dan melakukan pembelajaran konvensional dalam sub materi pencemaran lingkungan pada kelas kontrol. c. Pemberian posttest sub materi pencemaran lingkungan d. Menganalisis data, adapun data yang dianalisis berupa : 1) Data kualitatif yang dianalisis secara deskriptif 2) Data kuantitatif yang dianalisis dengan uji statistik 3. Tahap tindak lanjut, terdiri atas : a. Menganalisis data dengan menggunkaan uji statistik b. Penarikan kesimpulan c. Penyusunan laporan penelitian

15 38 J. Alur Penelitian Alur penelitian yang telah dilakukan dapat dilihat pada Gambar 3.1. Perumusan Masalah Studi Literatur Penyusunan Instrumen Penelitian Studi pendahuluan Seminar Proposal Judgemen Instrumen Uji Coba Instrumen Revisi Instrumen Pelaksanaan Penelitian Pretest Pada Kelas Kontrol Pretest Pada Kelas Eksperimen Pembelajaran Konvensional pada sub materi pencemaran lingkungan Pembelajaran Inquiry Lesson pada sub materi pencemaran lingkungan Postest Pada Kelas Kontrol Postest Pada Kelas Eksperimen Analisis Data & Judgement Hasil Kesimpulan Penyusunan Laporan Gambar 3.1 Bagan Alur Penelitian

16 23

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional 1. Pembelajaran Interactive Demonstration Pembelajaran interactive demonstration yang dimaksud dalam penelitian ini adalah proses pembelajaran dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 26 BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional 1. Inquiry lesson yang dimaksud adalah pembelajaran inquiry tentang kompetensi dasar, Mendeskripsikan proses perolehan nutrisi dan transformasi energi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN A.

BAB III METODE PENELITIAN A. 28 BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional 1. Pembelajaran Inquiry lab Pembelajaran inquiry lab yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah salah satu tahapan inquiry dengan metode eksperimen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional 1. Kemampuan literasi sains yang dimaksud adalah hasil tes kemampuan literasi sains dengan indikator pencapaian sesuai dengan yang telah dirumuskan oleh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 3 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi eksperiment karena kelompok eksperimen maupun

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di SMA Negeri 22 Bandung yang beralamat di Jalan Rajamantri Kulon No. 7A, Bandung, pada semester ganjil tahun ajaran 2014/2015.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan di SMA Kartika XIX-1 Bandung yang bertempat di jalan Taman Pramuka No. 163. 2. Populasi Populasi dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 33 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini termasuk ke dalam quasy experimental. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling karena

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui peningkatan kemampuan kognitif dan keterampilan proses sains siswa pada pembelajaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Populasi/ Sampel Lokasi dilakukannya penelitian ini adalah Sekolah Menengah Atas Negeri 25 yang beralamat di Jl. Baturaden VIII no.21 kota Bandung. Populasi dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Sampel Penelitian Penelitian dilakukan di SMAN 4 Bandung, yang berlokasi di Jl. Gardujati No. 20 Bandung. Waktu penelitian dilakukan selama berlangsungnya pembelajaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan di salah satu SMA Negeri di Kota Bandung. Pemilihan lokasi penelitian ini didasarkan pada karakteristik sekolah yang merupakan sekolah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian dan Subjek Populasi/ Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di salah satu SMA yang berada di kota Bandung yaitu SMA Kartika XIX-2

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penguasaan konsep dan keterampilan proses sains antara siswa yang mendapatkan

BAB III METODE PENELITIAN. penguasaan konsep dan keterampilan proses sains antara siswa yang mendapatkan 46 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode eksperimen semu dan deskriptif. Metode eksperimen semu digunakan untuk mengetahui perbandingan peningkatan penguasaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. diperlukan penjelasan tentang istilah-istilah, berikut di bawah ini:

BAB III METODE PENELITIAN. diperlukan penjelasan tentang istilah-istilah, berikut di bawah ini: 37 BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional Untuk menjelaskan maksud dari judul yang dikemukakan, maka diperlukan penjelasan tentang istilah-istilah, berikut di bawah ini: 1. Pada kelas eksperimen

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Definisi Operasional Untuk menghindari salah penafsiran variabel yang digunakan dalam penelitian ini, berikut ini adalah penjelasan operasionalnya: 1. Model Pembelajaran

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. materi, sarana, serta prasarana belajar. Variabel bebas adalah lembar kerja siswa

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. materi, sarana, serta prasarana belajar. Variabel bebas adalah lembar kerja siswa A. Metode dan Desain Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada penelitian ini digunakan metode penelitian quasi eksperimen karena tidak semua variabel ekstra dapat dikendalikan oleh peneliti. Variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah metode quasi eksperimen

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah metode quasi eksperimen BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan adalah metode quasi eksperimen (eksperimen semu), dimana sampel penelitian diambil secara cluster random sampling (Fraenkel & Wallen, 2009). Dalam

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. sebenarnya (Suryabrata, 2005 : 38). Dalam penelitian ini peneliti ingin

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. sebenarnya (Suryabrata, 2005 : 38). Dalam penelitian ini peneliti ingin 33 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode yang dalam penelitian ini adalah metode kuasi eksperimen yang bertujuan memperoleh informasi yang merupakan perkiraan bagi informasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen lemah (weak experimental atau pre experimental). Penelitian ini tidak menggunakan kelompok

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 41 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini berlokasi di SMP Negeri 1 Darangdan yang terletak di Jalan Raya Darangdan Km. 21, Kabupaten Purwakarta,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. eksperimen dan kelompok kontrol. Kedua kelompok tersebut tidak dipilih

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. eksperimen dan kelompok kontrol. Kedua kelompok tersebut tidak dipilih BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini melibatkan dua kelompok siswa yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kedua kelompok tersebut tidak dipilih secara acak

Lebih terperinci

(Sumber: Fraenkel dan Wallen, 2007)

(Sumber: Fraenkel dan Wallen, 2007) 48 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan capaian pemahaman konsep dan kemampuan berpikir kritis siswa pada penerapan kombinasi metode Inkuiri

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pendidikan (educational research and development) meliputi tahapan define,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pendidikan (educational research and development) meliputi tahapan define, BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan pendidikan (educational research and development) meliputi tahapan define, design and develop

Lebih terperinci

Kelas Eksperimen : O X O... Kelas Kontrol : O O Sumber : (Sugiyono, 2012)

Kelas Eksperimen : O X O... Kelas Kontrol : O O Sumber : (Sugiyono, 2012) BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menelaah peningkatan kemampuan penalaran dan komunikasi matematis, serta mengetahui kemandirian belajar matematis siswa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Berdasarkan permasalahan yang dikaji, penelitian ini bertujuan untuk menguji model Concept Attainment berbasis multimedia untuk meningkatkan hasil belajar,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berbasis ICT teradap peningkatan Scientific dan ICT Literacy siswa. Metode

BAB III METODE PENELITIAN. berbasis ICT teradap peningkatan Scientific dan ICT Literacy siswa. Metode 42 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pembelajaran Sains berbasis ICT teradap peningkatan Scientific dan ICT Literacy siswa. Metode penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dapat terjadi, untuk menghindari hal tersebut maka diberikan penjelasan beberapa

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dapat terjadi, untuk menghindari hal tersebut maka diberikan penjelasan beberapa 34 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Definisi Operasional Berbagai penafsiran terhadap definisi yang digunakan dalam penelitian ini dapat terjadi, untuk menghindari hal tersebut maka diberikan penjelasan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan yaitu metode penelitian eksperimen dengan desain

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan yaitu metode penelitian eksperimen dengan desain BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode yang digunakan yaitu metode penelitian eksperimen dengan desain penelitian berbentuk Pretest-Postest Control Group Design atau desain kelompok

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan adalah metode kuasi eksperimen karena pengambilan sampel

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan adalah metode kuasi eksperimen karena pengambilan sampel BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian ini, metode penelitian yang digunakan adalah metode kuasi eksperimen karena pengambilan sampel

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuasi eksperimen (Syaodih, 2007: 58), dengan disain eksperimen yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Metode Penelitian dan Desain Penelitian. mengumpulkan data penelitiannnya (Arikunto, 2006: 160).

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Metode Penelitian dan Desain Penelitian. mengumpulkan data penelitiannnya (Arikunto, 2006: 160). BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian dan Desain Penelitian Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannnya (Arikunto, 2006: 160). Dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Berikut ini adalah penjelasan operasional tentang istilah-istilah yang

BAB III METODE PENELITIAN. Berikut ini adalah penjelasan operasional tentang istilah-istilah yang BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional Berikut ini adalah penjelasan operasional tentang istilah-istilah yang terdapat pada perumusan masalah, guna menghindari terjadinya perbedaan penafsiran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Project based learning (PjBL) merupakan model pembelajaran yang

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Project based learning (PjBL) merupakan model pembelajaran yang BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional Agar penelitian ini sesuai dengan tujuan yang diharapkan dan untuk menghindari kesalahpahaman, maka perlu diberikan definisi operasional yaitu: 1. Project

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode kuasi eksperimen (quasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode kuasi eksperimen (quasi BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode kuasi eksperimen (quasi experiment) dengan control group pretest post test design. Desain

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Definisi Operasional. Dalam penelitian ini definisi operasionalnya adalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Definisi Operasional. Dalam penelitian ini definisi operasionalnya adalah 34 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Definisi Operasional Dalam penelitian ini definisi operasionalnya adalah 1. Pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok memiliki langkahlangkah pembelajaran yaitu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 32 BAB III METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa di salah satu SMK Negeri di Kota Bandung pada semester genap tahun ajaran 2013/2014. Sampel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Pada penelitian ini dikembangkan bahan ajar dalam bentuk komik. Komik ini divalidasi oleh dua dosen ahli materi dan dua orang guru seni rupa sebagai

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk mempermudah pembahasan, terlebih dahulu akan diuraikan definisi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk mempermudah pembahasan, terlebih dahulu akan diuraikan definisi BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Definisi Operasional Untuk mempermudah pembahasan, terlebih dahulu akan diuraikan definisi operasional dalam penelitian, yaitu sebagai berikut: 1. Metode SQ3R dan writing

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dari tanggal November 2012 di SMA

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dari tanggal November 2012 di SMA 29 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subyek Penelitian Penelitian ini dilakukan dari tanggal 16-19 November 2012 di SMA Negeri 2 Sumedang. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karakter penguasaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan tiga variabel, yaitu model pembelajaran

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan tiga variabel, yaitu model pembelajaran BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional Penelitian ini menggunakan tiga variabel, yaitu model pembelajaran cooperative script, model pembelajaran cooperative Numbered Head Together (NHT) dan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan adalah Quasi Experimental dengan desain

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan adalah Quasi Experimental dengan desain 30 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode yang digunakan adalah Quasi Experimental dengan desain penelitian the matching only pretest-posttest control group design (Fraenkel

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 29 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 27 Bandung. Adapun pertimbangan dan alasan dilakukan penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Populasi/ Sampel Penelitian Penelitian dilakukan di SMA Negeri 1 Bandung yang beralamat di daerah Jalan Ir. H. Juanda Nomor 93 Bandung dengan lokasi yang cukup

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Pembelajaran melalui penerapan tutor sebaya merupakan pembelajaran

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Pembelajaran melalui penerapan tutor sebaya merupakan pembelajaran BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional 1. Pembelajaran melalui penerapan tutor sebaya merupakan pembelajaran yang dilakukan pada kelas eksperimen dengan membagi siswa ke dalam beberapa kelompok,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Metode dalam penelitian ini adalah metode penelitian kuasi eksperimen yang terdiri dari dua kelompok penelitian yaitu kelas eksperimen (kelas perlakuan) merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Weak experiment yang digunakan untuk

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Weak experiment yang digunakan untuk BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode Weak experiment yang digunakan untuk mengukur penguasaan konsep dan kemampuan berpikir kritis siswa. Metode Weak

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh dari strategi pembelajaran Tandur terhadap peningkatan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Definisi Operasional Berikut ini dikemukakan beberapa definisi operasional yang berkaitan dengan istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian ini. 1. Pembelajaran berbasis

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Randomized Control-Group Pretest-Posttest, karena dalam melakukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Randomized Control-Group Pretest-Posttest, karena dalam melakukan 39 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode kuasi eksperimen dengan desain Randomized Control-Group Pretest-Posttest, karena dalam melakukan pemilihan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. semu (quasi experimental) dengan disain nonequivalent control group design.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. semu (quasi experimental) dengan disain nonequivalent control group design. 66 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode dan Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen semu (quasi experimental) dengan disain nonequivalent control group

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan pembelajaran matematika dengan menggunakan model pembelajaran CIRC terhadap peningkatan kemampuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Kemampuan komunikasi siswa yang diukur adalah kemampuan berkomunikasi

BAB III METODE PENELITIAN. Kemampuan komunikasi siswa yang diukur adalah kemampuan berkomunikasi BAB III METODE PENELITIAN Definisi Operasional Kemampuan komunikasi siswa yang diukur adalah kemampuan berkomunikasi tulisan dan kemampuan berkomunikasi lisan. Kemampuan berkomunikasi secara tulisan meliputi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode pre experimental (Sugiyono, 2009).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode pre experimental (Sugiyono, 2009). 48 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode pre experimental (Sugiyono, 2009). Desain yang digunakan adalah The One-Group Pretest-Posttest Design

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 27 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode campuran atau mix method, yaitu kuantitatif-deskriptif. Dimana pada penelitian ini data yang diperoleh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode dan Desain Penelitian Sebagai upaya untuk memecahkan permasalahan yang telah dirumuskan dalam penelitian ini, diperlukan langkah-langkah penyelidikan yang tepat dengan

Lebih terperinci

BAB III. Metodologi Penelitian. Contextual Teaching and Learning (CTL). Metode penelitian yang

BAB III. Metodologi Penelitian. Contextual Teaching and Learning (CTL). Metode penelitian yang 28 BAB III Metodologi Penelitian 3.1. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk melihat peningkatan pemahaman matematis siswa SMA IPS melalui pembelajaran dengan pendekatan Contextual

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 55 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini menguji penerapan model pembelajaran Learning Cycle 7e berbantuan komputer dalam pembelajaran fisika terhadap penguasaan konsep

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Menurut Ruseffendi (Mahuda, 2012) Penelitian eksperimen merupakan suatu penelitian yang benar-benar untuk melihat hubungan sebab akibat. Maka dari

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuasi eksperimen. Terpilihnya metode kuasi eksperimen karena peneliti tidak memilih

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuasi eksperimen. Penelitian ini dilakukan untuk menunjukkan desain pembelajaran yang dikembangkan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 21 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 7 Bandung yang terletak di jalan Lengkong Kecil nomor 53. Populasi adalah keseluruhan subjek

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Pada saat pelaksanaan penelitian, dipilih dua kelas sebagai sampel, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kedua kelas tersebut diupayakan memiliki

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Dengan 33 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Dengan menggunakan penelitian eksperimen diharapkan, setelah menganalisis hasilnya kita dapat melihat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian dan Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi eksperimen (quasi exsperimental). Ciri khas dari penelitian ini adalah

Lebih terperinci

Kelas Eksperimen : O X O

Kelas Eksperimen : O X O 26 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan sebelumnya, penelitian ini merupakan penelitian Quasi-Eksperimen. Penelitian kuasi eksperimen terdapat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini merupakan Pra-Eksperimental (Pre- Eksperimental Design). Karena perlakuan tidak menggunakan kelas control.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. salah pengertian, berikut diberikan definisi beberapa istilah tersebut:

BAB III METODE PENELITIAN. salah pengertian, berikut diberikan definisi beberapa istilah tersebut: 33 BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional Pada penelitian ini terdapat beberapa istilah dan agar tidak menimbulkan salah pengertian, berikut diberikan definisi beberapa istilah tersebut: 1.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi penelitian dan Sampel Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri X Sentani, yang berlokasi di Jalan Raya Kemiri, Sentani, Papua. Pengambilan data dilakukan

Lebih terperinci

BAB III DESAIN PENELITIAN

BAB III DESAIN PENELITIAN BAB III DESAIN PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui model bahan ajar matematika berkarakter yang dikembangkan berdasarkan learning obstacle siswa dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penulis memberikan batasan tentang: tingkat penguasaan siswa dalam menguasai topik bahasan tentang

BAB III METODE PENELITIAN. penulis memberikan batasan tentang: tingkat penguasaan siswa dalam menguasai topik bahasan tentang 18 BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi operasonal Untuk memperjelas variabel yang digunakan dalam penelitian ini, penulis memberikan batasan tentang: 1. Hasil Belajar Hasil belajar yang dimaksud dalam

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. pemilihan metode ini dilandasi oleh keinginan peneliti untuk melihat hubungan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 39 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Disain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode weak experiment dan metode deskriptif. Untuk mendapatkan gambaran peningkatan penguasaan konsep dan kemampuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Model Pembelajaran Berbasis Masalah merupakan suatu model

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Model Pembelajaran Berbasis Masalah merupakan suatu model 25 BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional Supaya tidak terjadi perbedaan persepsi mengenai definisi operasional variabel penelitian yang digunakan, maka definisi operasional variabel yang dimaksud

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penjelasan tentang istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian. Penjelasan

BAB III METODE PENELITIAN. penjelasan tentang istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian. Penjelasan 34 BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional Berikut ini dikemukakan beberapa definisi operasional yang berkaitan dengan penjelasan tentang istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian. Penjelasan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 20 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuasi eksperimen, sebab penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara perlakuan yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Definisi Operasional Agar tidak terjadi kesalahan penafsiran terhadap tujuan penelitian ini, perlu dijelaskan definisi operasional dibawah ini : 1. Pembelajaran kooperatif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode 23 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode dan Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen karena sesuai dengan tujuan penelitian yaitu melihat hubungan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. peningkatan penguasaan konsep dan keterampilan generik sains pada

BAB III METODE PENELITIAN. peningkatan penguasaan konsep dan keterampilan generik sains pada BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah quasi experiment dan metode deskriptif. Metode quasi experiment digunakan untuk mengetahui

Lebih terperinci

Keterangan: 0 = Tes awal (pre test) / Tes Akhir (post test) X = pembelajaran dengan Metode Inkuiri Model Alberta

Keterangan: 0 = Tes awal (pre test) / Tes Akhir (post test) X = pembelajaran dengan Metode Inkuiri Model Alberta BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh pembelajaran Inkuiri Model Alberta dalam meningkatkan kemampuan penalaran matematik siswa SMP.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi experimental

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi experimental BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi experimental atau eksperimen semu yaitu perlakuan terhadap dua variabel (kelas), satu kelas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif, sedangkan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif, sedangkan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif, sedangkan teknik pengambilan sampel yang digunakan yaitu purposive sampling. Metode yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk menelaah dan membandingkan kemampuan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk menelaah dan membandingkan kemampuan 60 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menelaah dan membandingkan kemampuan pemahaman dan generalisasi matematis antara siswa yang memperoleh pembelajaran yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Quasy

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Quasy BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Quasy Experimental (Sugiyono, 008: 114). B. Desain Penelitian Adapun desain penelitian dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen karena pemilihan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen karena pemilihan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen karena pemilihan sampel tidak secara random, tetapi menerima keadaan sampel apa adanya. Desain penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Definisi Operasional Untuk menyamakan persepsi terhadap variabel yang digunakan pada penelitian ini, maka perlu adanya definisi operasional untuk menghindari kekeliruan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 56 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Pengembangan Multimedia Pembelajaran Adapun metode pengembangan multimedia pembelajaran seperti yang dikemukakan Munir (2008:195) terdiri dari lima tahap sebagai

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif. Menurut Sukmadinata (2008) penelitian deskriptif merupakan penelitian yang mendeskripsikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen 28 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen (experimental research). Menurut Ruseffendi (2005) menyatakan bahwa penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan untuk menyelidiki peningkatan pembelajaran

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan untuk menyelidiki peningkatan pembelajaran BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk menyelidiki peningkatan pembelajaran kooperatif teknik tari bambu yang disertai dengan LKS pemecahan masalah terhadap kemampuan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen kuasi. Metode eksperimen kuasi digunakan untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk menghindari kesalahfahaman dari judul yang dikemukakan, maka. diperlukan penjelasan tentang istilah berikut ini:

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk menghindari kesalahfahaman dari judul yang dikemukakan, maka. diperlukan penjelasan tentang istilah berikut ini: BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional Untuk menghindari kesalahfahaman dari judul yang dikemukakan, maka diperlukan penjelasan tentang istilah berikut ini: 1. Project Based Lerning (PjBL) yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 48 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Definisi Operasional 1. Pembelajaran IPA terpadu model connected merupakan model pembelajaran terpaduyang memadukan beberapa bidang studiyaitu biologi, kimia, fisika

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan penelitian eksperimen yaitu: penelitian eksperimen semu (Quasi experiment). penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk menelaah dan menyelidiki pengaruh

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk menelaah dan menyelidiki pengaruh 36 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menelaah dan menyelidiki pengaruh pembelajaran geometri dengan Wingeom dalam peningkatan kemampuan spasial dan penalaran

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif, karena penelitian ini hanya bertujuan untuk mendapatkan gambaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Ruseffendi (2010, hlm. 35) mengemukakan, Penelitian eksperimen atau percobaan adalah penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen semu. Dalam penelitian eksperimen terdapat dua variabel, yaitu veriabel bebas dan variabel terikat (Arikunto, 2008).

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 17 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Ruseffendi (2005: 3) menyatakan bahwa penelitian adalah salah satu cara pencarian kebenaran atau yang dianggap benar untuk memecahkan suatu

Lebih terperinci