APOPTOSIS. Dr. Syazili Mustofa, M. Biomed LEKTOR MATA KULIAH ILMU BIOMEDIK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "APOPTOSIS. Dr. Syazili Mustofa, M. Biomed LEKTOR MATA KULIAH ILMU BIOMEDIK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG"

Transkripsi

1 APOPTOSIS Dr. Syazili Mustofa, M. Biomed LEKTOR MATA KULIAH ILMU BIOMEDIK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG

2 Pendahuluan Apoptosis adalah suatu proses kematian sel yang terjadi pada sel tunggal secara terencana yang ditandai dengan gambaran morfologi dan biokimiawi khas sebagai akibat dari inisiasi oleh stimuli fisiologis maupun patologis tanpa menimbulkan reaksi radang (Alison & Saraf,1992; Cotran et al.,1999; Zeiss, 2003). Proses apoptosis ini membutuhkan waktu lebih lama dibandingkan dengan nekrosis yaitu sekitar beberapa jam hingga beberapa hari tergantung inisiatornya (Willingham,1999). Pada peristiwa apoptosis sitoplasma sel tidak keluar sehingga berbagai respon radang tidak terjadi (Chang & Yang, 2000).

3 PENDAHULUAN Proses penting Apoptosis memiliki peran dalam proses fisiologis autodestruksi seluler yang penting bagi perkembangan, pemeliharaan homeostasis dan pertahanan hospes organisme multiseluler

4 Proses apoptosis (fase induksi, fase efektor, fase degradasi) Pada fase induksi tergantung pada sinyal penyebab kematian yang menstimulasi sinyal proapoptotik dan memulai kaskade. Sinyal penyebab kematian tersebut antara lain reactive oxygen species (ROS) (Deshpande et al., 2000), ceramide (Yoshimura et al.,1998), aktivasi berlebihan dari jalur Ca2+, protein famili B-cell lymphoma-2 (Bcl2) seperti Bcl2 associated x protein (Bax) dan Bcl-2 associated death promotor (Bad). Pada fase efektor, sel akan mengalami kematian karena kerja pusat pengatur yaitu mitokondria mengarah pada kematian sel.

5 Proses apoptosis (fase induksi, fase efektor, fase degradasi) fase degradasi melibatkan serangkaian peristiwa yang terjadi baik di sitoplasma maupun di dalam inti sel. Aktivasi caspase terjadi di dalam sitoplasma sedangkan pada inti sel terjadi kondensasi kromatin, selubung inti pecah dan terjadi fragmentasi DNA untuk selanjutnya menjadi apoptotic body yang difagositosis oleh sel sekelilingnya maupun oleh makrofag (Susin et al., 1998).

6 Sel normal Kondensasi Fragmentasi Badan apoptotik

7 Sel yang mengalami apoptosis Sel terlihat membulat. Hal itu terjadi karena struktur protein yang menyusun cytoskeleton mengalami pemotongan oleh peptidase yang dikenal sebagai caspase. Caspase diaktivasi oleh mekanisme sel itu sendiri. Kromatin mengalami degradasi awal dan kondensasi. Kromatin mengalami kondensasi lebih lanjut dan membentuk potongan-potongan padat pada membran inti. Membran inti terbelah-belah dan DNA yang berada didalamnya terpotong-potong. Lapisan dalam membransel, yaitu lapisan lipid fosfatidil serin akan mencuat keluar dan dikenali oleh fagosit dan kemudian sel mengalami fagositosit atau Sel pecah menjadi beberapa bagian yang disebut badan apoptosis, yang kemudian akan mengalami fagositosis.

8 Komponen apoptosis

9

10 3 Types of Caspases Inflammatory Caspases: -1, -4, and -5 Initiator Caspases: -2, -8, -9, and -10 Long N-terminal domain Interact with effector caspases Effector Caspases: -3, -6, and -7 Little to no N-terminal domain Initiate cell death

11 Two Caspase Pathways Extrinsic Pathway Death Ligand Death Receptors Caspases Cell Death

12 FAS LIGAND JALUR EKSTRINSIK Fas-associated protein with death domain (FADD) KEMATIAN SEL Caspase bentuk inaktiv CASPASE SATU MENGAKTIVKAN CASPASE LAIN FADD MENGAKTIVKAN CASPASE

13 Two Caspase Pathways Intrinsic Pathway Mitochondria Cytochrome C Apoptosome Complex Caspases Cell Death

14 Two Caspase Pathways

15 Inhibisi BCL Aktivasi BAX Kompleks BCL dan BAX KEMATIAN SEL Cytocrome _C yang Bocor ke plasma akan dtangkap protein APAF-1 CASPASE SATU MENGAKTIVKAN CASPASE LAIN

16 Protein yang berperan dalam jalur intrinsik apoptosis Protein antiapotosis: Dua spesies untuk menginhibisi apoptosis adalah protein mitochondrial Bcl-2 dan BclxL, yang dapat menghalangi pelepasan sitokrom c dari mitokondria. Protein keluarga Bcl mempunyai suatu gugus hidrofob dan terikat di sisi luar permukaan mitokondria dan organel lain seperti inti dan retikulum endoplasma. Protein ini mampu membentuk kanal ion di liposom. Protein proapotosis: BAX dan BAD yang mengikat mitokondria dan memfasilitasi apoptosis dengan menstimulasi pelepasan sitokrom C.

17

18 Gangguan apoptosis Berlebihan : pada penyakit neurogeneratif misalnya Alzheimer, Parkinson dan penyakit Huntington, stroke dan amyotrophic lateral sclerosis. Penyakit genetik : progeria Sistem reproduksi : infertilitas pria Penyakit autoimun Berkurang Keganasan; sel kanker : sel yang kehilangan kemampuannya untuk melaksanakan apoptosis sehingga proliferasi sel meningkat.

BAB 6 PEMBAHASAN. lengkap baik dari segi farmakologi maupun fitokimia. Pemanfaatan Phaleria macrocarpa ini

BAB 6 PEMBAHASAN. lengkap baik dari segi farmakologi maupun fitokimia. Pemanfaatan Phaleria macrocarpa ini BAB 6 PEMBAHASAN Phaleria macrocarpa merupakan salah satu tanaman obat tradisional Indonesia yang mempunyai efek anti kanker, namun masih belum memiliki acuan ilmiah yang cukup lengkap baik dari segi farmakologi

Lebih terperinci

Penuaan dan Kematian Sel

Penuaan dan Kematian Sel Penuaan dan Kematian Sel ASHFAR KURNIA Departemen Biokimia FKUI Penuaan Sel -Karena aktifitas sel menurun -Stress oksidatif di dalam sel merupakan penyebab proses aging -Mitokondria yang menghasilkan ROS

Lebih terperinci

APOPTOSIS ERYATI DARWIN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS

APOPTOSIS ERYATI DARWIN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS APOPTOSIS ERYATI DARWIN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS PENDAHULUAN Kematian sel krn trauma - mekanik - kimia/toksik Kematian sel krn apoptosis - Sinyal Internal - Sinyal external PROSES KEMATIAN

Lebih terperinci

ABSTRAK DASAR MEKANISME APOPTOSIS

ABSTRAK DASAR MEKANISME APOPTOSIS ABSTRAK DASAR MEKANISME APOPTOSIS Arief Ismail Khalik, 2004, Pembimbing : Hanna Ratnawati. dr., M.Kes. Apoptosis merupakan komponen penting dalam perkembangan dan homeostasis dari organisme eukariotik

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. minggu kehamilan pada wanita hamil yang sebelumnya. preeklampsia merupakan salah satu penyebab utama morbiditas dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. minggu kehamilan pada wanita hamil yang sebelumnya. preeklampsia merupakan salah satu penyebab utama morbiditas dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Preeklampsia Preeklampsia merupakan gangguan multisistem dalam kehamilan. Ditandai dengan kenaikan tekanan darah dan proteinuria diatas 20 minggu kehamilan pada wanita hamil

Lebih terperinci

APOPTOSIS. OLEH: Dr.FITRIANI LUMONGGA DEPARTEMEN PATOLOGI ANATOMI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2008

APOPTOSIS. OLEH: Dr.FITRIANI LUMONGGA DEPARTEMEN PATOLOGI ANATOMI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2008 APOPTOSIS OLEH: Dr.FITRIANI LUMONGGA DEPARTEMEN PATOLOGI ANATOMI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2008 Pendahuluan Setiap organisme yang hidup terdiri dari ratusan tipe sel, yang semuanya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. gigi (Sherlin, 2013). Ameloblastoma merupakan tumor odontogenik yang paling

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. gigi (Sherlin, 2013). Ameloblastoma merupakan tumor odontogenik yang paling I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tumor odontogenik adalah tumor yang berasal dari jaringan pembentuk gigi (Sherlin, 2013). Ameloblastoma merupakan tumor odontogenik yang paling sering ditemukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kematian ibu, disamping perdarahan dan infeksi. Dari kelompok hipertensi

BAB I PENDAHULUAN. kematian ibu, disamping perdarahan dan infeksi. Dari kelompok hipertensi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Hipertensi dalam kehamilan merupakan penyebab 3 besar kematian ibu, disamping perdarahan dan infeksi. Dari kelompok hipertensi dalam kehamilan, syndrom preeklampsia,

Lebih terperinci

MEKANISME DAN REGULASI APOPTOSIS

MEKANISME DAN REGULASI APOPTOSIS MEKANISME DAN REGULASI APOPTOSIS Pengertian apoptosis Apoptosis adalah mekanisme kematian sel yang terprogram yang penting dalam berbagai proses biologi. Berbeda dengan nekrosis, yang merupakan bentuk

Lebih terperinci

Apoptosis pada Penyakit Neurodegeneratif. Apoptosis on Neurodegenerative Disorder

Apoptosis pada Penyakit Neurodegeneratif. Apoptosis on Neurodegenerative Disorder Majalah Kedokteran UKI 2014 Vol XXX No.1 Januari - Maret Tinjauan Pustaka Apoptosis pada Penyakit Neurodegeneratif Chyntia M. Sahetapi, 1 *June M. M. Luhulima, 2 Abraham Simatupang, 3,4 Marwito Wiyanto,

Lebih terperinci

SUHARTO WIJANARKO PERTEMUAN ILMIAH TAHUNAN (PIT) KE-21 TAHUN 2016 PERHIMPUNAN DOKTER SPESIALIS BEDAH INDONESIA (IKABI) MEDAN, 12 AGUSTUS 2016

SUHARTO WIJANARKO PERTEMUAN ILMIAH TAHUNAN (PIT) KE-21 TAHUN 2016 PERHIMPUNAN DOKTER SPESIALIS BEDAH INDONESIA (IKABI) MEDAN, 12 AGUSTUS 2016 SUHARTO WIJANARKO PERTEMUAN ILMIAH TAHUNAN (PIT) KE-21 TAHUN 2016 PERHIMPUNAN DOKTER SPESIALIS BEDAH INDONESIA (IKABI) MEDAN, 12 AGUSTUS 2016 BSK sudah lama diketahui diderita manusia terbukti ditemukan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. adanya hipertensi dan proteinuria setelah 20 minggu kehamilan. Hal ini. dapat dijumpai 5-8 % dari semua wanita hamil diseluruh dunia dan

PENDAHULUAN. adanya hipertensi dan proteinuria setelah 20 minggu kehamilan. Hal ini. dapat dijumpai 5-8 % dari semua wanita hamil diseluruh dunia dan BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Preeklampsia adalah penyakit spesifik pada kehamilan didefinisikan adanya hipertensi dan proteinuria setelah 20 minggu kehamilan. Hal ini dapat dijumpai 5-8

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. wanita dan merupakan kanker kelima paling sering pada wanita di seluruh dunia

BAB 1 PENDAHULUAN. wanita dan merupakan kanker kelima paling sering pada wanita di seluruh dunia BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker endometrium adalah kanker paling sering pada saluran genitalia wanita dan merupakan kanker kelima paling sering pada wanita di seluruh dunia setelah payudara,

Lebih terperinci

BIOLOGI SEL OLEH : CRISTIN NATALIA. P ILMU KELAUTAN B UNIVERSITAS DIPONEGORO. cristinnatalia.hol.es

BIOLOGI SEL OLEH : CRISTIN NATALIA. P ILMU KELAUTAN B UNIVERSITAS DIPONEGORO. cristinnatalia.hol.es BIOLOGI SEL OLEH : CRISTIN NATALIA. P ILMU KELAUTAN B 26020113120041 UNIVERSITAS DIPONEGORO SEL Apa itu SEL??.. Sel merupakan unit struktural dan fungsional, yang menyusun tubuh organisme KARAKTERISTIK

Lebih terperinci

Indonesia dan dapat mengancam keselamatan ibu dan janin. Kondisi. tersebut jelas berperan dalam tingginya AKI dan AKB di Indonesia.

Indonesia dan dapat mengancam keselamatan ibu dan janin. Kondisi. tersebut jelas berperan dalam tingginya AKI dan AKB di Indonesia. 2.1. Preeklampsia Preeklampsia dilaporkan masih menjadi masalah utama ibu hamil di Indonesia dan dapat mengancam keselamatan ibu dan janin. Kondisi tersebut jelas berperan dalam tingginya AKI dan AKB di

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dari berbagai protein yang ditemukan pada limfoma. Sesuai dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dari berbagai protein yang ditemukan pada limfoma. Sesuai dengan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Bcl-2 ( B cell lymphoma-2) Bcl-2 merupakan B-cell lymphoma / leukemia-2 dan protein kedua dari berbagai protein yang ditemukan pada limfoma. Sesuai dengan namanya, gen ini

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI APOPTOSIS DENGAN METODE TUNEL PASCA PEMBERIAN EKSTRAK SAMBILOTO DAN PENGARUHNYA TERHADAP VOLUME TUMOR

IDENTIFIKASI APOPTOSIS DENGAN METODE TUNEL PASCA PEMBERIAN EKSTRAK SAMBILOTO DAN PENGARUHNYA TERHADAP VOLUME TUMOR IDENTIFIKASI APOPTOSIS DENGAN METODE TUNEL PASCA PEMBERIAN EKSTRAK SAMBILOTO DAN PENGARUHNYA TERHADAP VOLUME TUMOR Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Semarang

Lebih terperinci

Peran Kaspase pada Apoptosis sebagai Salah Satu Usaha dalam Kemoterapi Kanker

Peran Kaspase pada Apoptosis sebagai Salah Satu Usaha dalam Kemoterapi Kanker Peran Kaspase pada Apoptosis sebagai Salah Satu Usaha dalam Kemoterapi Kanker Sri Utami Bagian Biologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Kristen Maranatha Bandung. Abstract Apoptotic is a programmed, manage

Lebih terperinci

IMUNITAS HUMORAL DAN SELULER

IMUNITAS HUMORAL DAN SELULER BAB 8 IMUNITAS HUMORAL DAN SELULER 8.1. PENDAHULUAN Ada dua cabang imunitas perolehan (acquired immunity) yang mempunyai pendukung dan maksud yang berbeda, tetapi dengan tujuan umum yang sama, yaitu mengeliminasi

Lebih terperinci

MITOKONDRIA SEBAGAI TARGET TERAPI KANKER

MITOKONDRIA SEBAGAI TARGET TERAPI KANKER MITOKONDRIA SEBAGAI TARGET TERAPI KANKER Dwi Nur Ahsani* Departemen Histologi Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia. ABSTRAK Sel kanker merupakan sel yang memiliki karakteristik yang khas, yang

Lebih terperinci

Kaitan Reproduksi Sel dengan Pewarisan Sifat. Oleh Trisia Lusiana Amir, S.Pd., M. Biomed Fakultas Fisioterapi, Universitas Esa Unggul 2016

Kaitan Reproduksi Sel dengan Pewarisan Sifat. Oleh Trisia Lusiana Amir, S.Pd., M. Biomed Fakultas Fisioterapi, Universitas Esa Unggul 2016 Kaitan Reproduksi Sel dengan Pewarisan Sifat Oleh Trisia Lusiana Amir, S.Pd., M. Biomed Fakultas Fisioterapi, Universitas Esa Unggul 2016 Definisi & Tujuannya - Pembelahan sel reproduksi sel, pertumbuhan

Lebih terperinci

DAFTAR TABEL. Hasil analisis normalitas sebaran data persentase kematian sel Raji... 49

DAFTAR TABEL. Hasil analisis normalitas sebaran data persentase kematian sel Raji... 49 DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii PERNYATAAN KEASLIAN... iii PRAKATA... iv DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR LAMPIRAN... xi DAFTAR SINGKATAN...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. banyak dilakukan oleh kelompok umur lansia (Supardi dan Susyanty, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. banyak dilakukan oleh kelompok umur lansia (Supardi dan Susyanty, 2010). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini masyarakat tertarik pada usaha untuk mengobati diri sendiri ketika merasa mengalami keluhan kesehatan yang bersifat ringan. Dalam kurun waktu tahun 2000 hingga

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Terapi keganasan Terapi keganasan pada umumnya, termasuk kanker payudara, terdiri dari 4 macam, yaitu: pembedahan, terapi radiasi, kemoterapi (termasuk terapi hormonal),

Lebih terperinci

Sel melakukan kontak dengan lingkungannya menggunakan permukaan sel, meliputi: 1. Membran plasma, yakni protein dan lipid 2. Molekul-molekul membran

Sel melakukan kontak dengan lingkungannya menggunakan permukaan sel, meliputi: 1. Membran plasma, yakni protein dan lipid 2. Molekul-molekul membran Sel melakukan kontak dengan lingkungannya menggunakan permukaan sel, meliputi: 1. Membran plasma, yakni protein dan lipid 2. Molekul-molekul membran yang menonjol ke luar sel Melalui permukaan sel ini,

Lebih terperinci

USULAN PENELITIAN PENGARUH PEMBERIAN FANSUJU (FRAKSI ANTOSIANIN DARI. UBI JALAR UNGU (Ipomoea batatas) KLON MSU ) TERHADAP

USULAN PENELITIAN PENGARUH PEMBERIAN FANSUJU (FRAKSI ANTOSIANIN DARI. UBI JALAR UNGU (Ipomoea batatas) KLON MSU ) TERHADAP JUDUL USULAN PENELITIAN PENGARUH PEMBERIAN FANSUJU (FRAKSI ANTOSIANIN DARI UBI JALAR UNGU (Ipomoea batatas) KLON MSU 03028-10) TERHADAP SKOR DERAJAT HISTOPATOLOGI HEPAR TIKUS YANG DIINDUKSI INH DAN RIFAMPISIN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Nitrit (NO 2 atau nitrogen dioksida) adalah gabungan senyawa nitrogen dan oksigen yang terbentuk dari reaksi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Nitrit (NO 2 atau nitrogen dioksida) adalah gabungan senyawa nitrogen dan oksigen yang terbentuk dari reaksi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Nitrit (NO 2 atau nitrogen dioksida) adalah gabungan senyawa nitrogen dan oksigen yang terbentuk dari reaksi oksidasi nitrat oksida (NO) atau reaksi reduksi senyawa

Lebih terperinci

BAB VI PEMBAHASAN. Mencit Balb/C yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari. Laboratorium Biomedik Fakultas Kedokteran Universitas Muhamadiyah

BAB VI PEMBAHASAN. Mencit Balb/C yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari. Laboratorium Biomedik Fakultas Kedokteran Universitas Muhamadiyah BAB VI PEMBAHASAN Mencit Balb/C yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari Laboratorium Biomedik Fakultas Kedokteran Universitas Muhamadiyah Yogyakarta. Banyaknya mencit yang digunakan adalah 24

Lebih terperinci

Kehidupan. Senyawa kimia dalam jasad hidup Sintesis dan degradasi. 7 karakteristik kehidupan. Aspek kimia dalam tubuh - 2

Kehidupan. Senyawa kimia dalam jasad hidup Sintesis dan degradasi. 7 karakteristik kehidupan. Aspek kimia dalam tubuh - 2 Kehidupan 7 karakteristik kehidupan Senyawa kimia dalam jasad hidup Sintesis dan degradasi Aspek kimia dalam tubuh - 2 Aspek kimia dalam tubuh - 3 REPRODUKSI: Penting untuk kelangsungan hidup spesies.

Lebih terperinci

Sel : Unit Kehidupan Terkecil. Konsep Kunci

Sel : Unit Kehidupan Terkecil. Konsep Kunci Sel : Unit Kehidupan Terkecil Konsep Kunci Cara pengamatan sel: Mikroskop, Teknik Biokimia Jenis sel di alam: Prokariot Eukariot Eukariot: Mikroorganisme, Tumbuhan, Hewan Membran Sel Organel Sel Mitokondria

Lebih terperinci

PERAN APOPTOSIS PADA KEJADIAN KETUBAN PECAH DINI

PERAN APOPTOSIS PADA KEJADIAN KETUBAN PECAH DINI PERAN APOPTOSIS PADA KEJADIAN KETUBAN PECAH DINI dr. I G N Suryantha, Sp.OG BAGIAN / SMF OBSTETRI DAN GINEKOLOGI FK UNUD / RSUP SANGLAH DENPASAR 2014 1 BAB I PENDAHULUAN Selaput ketuban merupakan jaringan

Lebih terperinci

Tujuan Instruksional. Umum. Khusus

Tujuan Instruksional. Umum. Khusus MEMBRAN SEL Tujuan Instruksional Umum Mahasiswa FK USU semester 1 akan dapat menjelaskan struktur dan fungsi membran serta protein membran dan hubungannya dengan reseptor. Khusus Mahasiswa akan dapat :

Lebih terperinci

Pengertian Mitokondria

Pengertian Mitokondria Home» Pelajaran» Pengertian Mitokondria, Struktur, dan Fungsi Mitokondria Pengertian Mitokondria, Struktur, dan Fungsi Mitokondria Pengertian Mitokondria Mitokondria adalah salah satu organel sel dan berfungsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Etanol disebut juga etil alkohol atau alkohol yang merupakan sejenis cairan yang mudah menguap, mudah terbakar, dan tak berwarna. Etanol merupakan jenis alkohol yang

Lebih terperinci

BIOTEKNOLOGI. Struktur dan Komponen Sel

BIOTEKNOLOGI. Struktur dan Komponen Sel BIOTEKNOLOGI Struktur dan Gambar Apakah Ini dan Apakah Perbedaannya? Perbedaan dari gambar diatas organisme Hidup ular organisme Hidup Non ular Memiliki satuan (unit) dasar berupa sel Contoh : bakteri,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kanker payudara merupakan keganasan yang paling sering ditemukan pada

BAB I PENDAHULUAN. Kanker payudara merupakan keganasan yang paling sering ditemukan pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker payudara merupakan keganasan yang paling sering ditemukan pada wanita dengan insiden lebih dari 22% (Ellis et al, 2003) dan angka mortalitas sebanyak 13,7% (Ferlay

Lebih terperinci

S E L. Suhardi, S.Pt.,MP

S E L. Suhardi, S.Pt.,MP S E L Suhardi, S.Pt.,MP Foreword Struktur sel, jaringan, organ, tubuh Bagian terkecil dan terbesar didalam sel Aktivitas metabolisme sel Perbedaan sel hewan dan tumbuhan Metabolisme sel Fisiologi Ternak.

Lebih terperinci

Makalah Biokimia Komponen Penyusun Sel Tumbuhan NUKLEUS. Oleh :

Makalah Biokimia Komponen Penyusun Sel Tumbuhan NUKLEUS. Oleh : Makalah Biokimia Komponen Penyusun Sel Tumbuhan NUKLEUS Oleh : Nama : Sherly Febrianty Surya Nim : G111 16 016 Kelas : Biokimia Tanaman C Dosen Pembimbing : DR. Ir. Muh. Riadi, MP. PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bidang obstetri, karena merupakan penyulit 2% sampai 20% dari semua

BAB I PENDAHULUAN. bidang obstetri, karena merupakan penyulit 2% sampai 20% dari semua 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ketuban Pecah Dini (KPD) masih merupakan masalah penting dalam bidang obstetri, karena merupakan penyulit 2% sampai 20% dari semua kelahiran dan mengakibatkan peningkatan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Pemeliharaan itik dipeternakan rakyat tergolong sulit karena kondisi kandang

PENDAHULUAN. Pemeliharaan itik dipeternakan rakyat tergolong sulit karena kondisi kandang 1 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemeliharaan itik dipeternakan rakyat tergolong sulit karena kondisi kandang harus menyesuaikan dengan kebutuhan itik yang tergolong unggas air, kebutuhan air bagi itik

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, Ida Sang

KATA PENGANTAR. Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, Ida Sang KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, Ida Sang Hyang Widhi Wasa, karena berkat rahmat-nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul MOLECULAR DOCKING AKTIVITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Selama tiga dasawarsa terakhir, kanker ovarium masih merupakan masalah

BAB I PENDAHULUAN. Selama tiga dasawarsa terakhir, kanker ovarium masih merupakan masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Selama tiga dasawarsa terakhir, kanker ovarium masih merupakan masalah kesehatan perempuan di dunia, termasuk Indonesia. Hal ini terkait dengan tingginya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Penggunaan rokok sebagai konsumsi sehari-hari kian meningkat. Jumlah

I. PENDAHULUAN. Penggunaan rokok sebagai konsumsi sehari-hari kian meningkat. Jumlah I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penggunaan rokok sebagai konsumsi sehari-hari kian meningkat. Jumlah konsumen rokok di Indonesia menduduki peringkat ketiga terbesar di dunia setelah Cina dan India. Tidak

Lebih terperinci

MOLEKULER ONKOGENESIS

MOLEKULER ONKOGENESIS MOLEKULER ONKOGENESIS Perpustakaan Nasional Katalog dalam Terbitan (KDT) Molekuler Onkogenesis (Konsep Genetik, Virus, Radiasi - Kimia, Mutasi Gen, Epigenetik dan Signalling) dr. H. Agung Putra, M.Si.

Lebih terperinci

Peran Gen p63 dalam Regulasi Proliferasi Sel

Peran Gen p63 dalam Regulasi Proliferasi Sel Peran Gen p63 dalam Regulasi Proliferasi Sel Teresa Liliana Wargasetia Bagian Biologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Kristen Maranatha, Bandung Abstract p63 gene that exits in chromosome 3q27-28 has

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian tentang pengaruh pemberian tomat (Solanum

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian tentang pengaruh pemberian tomat (Solanum 39 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Hasil penelitian tentang pengaruh pemberian tomat (Solanum lycopersicum L.) terhadap perubahan histologi kelenjar mammae mencit betina yang diinduksi

Lebih terperinci

BAB III SISTEM SELAPUT SITOPLASMIK

BAB III SISTEM SELAPUT SITOPLASMIK BAB III SISTEM SELAPUT SITOPLASMIK I. PENDAHULUAN Bab ini menerangkan kompartemen dalam sel khususnya retikulum endoplasma, kompleks Golgi, lisosom dan peroksisom, struktur dan fungsinya dalam sel. Hubungan

Lebih terperinci

CATATAN SINGKAT IMUNOLOGI

CATATAN SINGKAT IMUNOLOGI CATATAN SINGKAT IMUNOLOGI rina_susilowati@ugm.ac.id Apakah imunologi itu? Imunologi adalah ilmu yang mempelajari sistem imun. Sistem imun dipunyai oleh berbagai organisme, namun pada tulisan ini sistem

Lebih terperinci

Retikulum Endoplasma dan Aparatus Golgi. Oleh : Dara Soaraya Octavia B

Retikulum Endoplasma dan Aparatus Golgi. Oleh : Dara Soaraya Octavia B Retikulum Endoplasma dan Aparatus Golgi Oleh : Dara Soaraya Octavia 1513024068 B Pada sintesis protein yang terjadi di RE kasar akan dijelaskan pada uraian berikut ini. 1. mrna menginisiasi sintesis protein

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terminal. Beberapa faktor risiko kanker payudara telah diketahui saat ini

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terminal. Beberapa faktor risiko kanker payudara telah diketahui saat ini BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kanker Payudara 2.1.1. Etiologi dan Patogenesis Kanker payudara berasal dari unit sekretorius payudara, yaitu unit duktuslobulus terminal. Beberapa faktor risiko kanker payudara

Lebih terperinci

PEMBELAHAN SEL PEMBELAHAN MITOSIS PEMBELAHAN MEIOSIS

PEMBELAHAN SEL PEMBELAHAN MITOSIS PEMBELAHAN MEIOSIS PEMBELAHAN SEL PEMBELAHAN MITOSIS PEMBELAHAN MEIOSIS Pembelahan mitosis pembelahan sel menghasilkan 2 buah sel anak identik, yaitu sel-sel anak dengan jumlah kromosom sebanyak sel induk Pembelahan mitosis

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara konsumen rokok terbesar di dunia,

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara konsumen rokok terbesar di dunia, I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara konsumen rokok terbesar di dunia, sebanyak 31,4% orang dewasa di Indonesia adalah perokok. Konsumsi rokok oleh seseorang individu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. adanya senyawa radikal bebas (Dowsett, 2008). Berdasarkan data Globocan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. adanya senyawa radikal bebas (Dowsett, 2008). Berdasarkan data Globocan BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kanker payudara merupakan tumor ganas yang tumbuh dalam jaringan payudara. Kanker bisa tumbuh di dalam kelenjar susu, saluran susu, jaringan lemak maupun jaringan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Kecamatan Rajapolah, Kabupaten Tasikmalaya, Provinsi Jawa Barat. Itik Cihateup

PENDAHULUAN. Kecamatan Rajapolah, Kabupaten Tasikmalaya, Provinsi Jawa Barat. Itik Cihateup I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Itik merupakan jenis unggas petelur maupun pedaging yang cukup produktif dan potensial disamping ayam. Itik Cihateup berasal dari Desa Cihateup, Kecamatan Rajapolah, Kabupaten

Lebih terperinci

EVALUASI APOPTOSIS SEL ODONTOBLAS AKIBAT PAPARAN RADIASI IONISASI

EVALUASI APOPTOSIS SEL ODONTOBLAS AKIBAT PAPARAN RADIASI IONISASI Evaluasi apoptosis sel odontoblas Indonesian Journal of Dentistry 2008; 15(1): 71-7 http//www.fkg.ui.edu Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia ISSN 193-997 EVALUASI APOPTOSIS SEL ODONTOBLAS AKIBAT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk persenyawaan dengan molekul lain seperti PbCl 4 dan PbBr 2.

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk persenyawaan dengan molekul lain seperti PbCl 4 dan PbBr 2. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Timbal merupakan logam yang secara alamiah dapat ditemukan dalam bentuk persenyawaan dengan molekul lain seperti PbCl 4 dan PbBr 2. Logam ini telah digunakan sejak

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Vitamin E (α-tocoferol) terhadap Kerusakan Kultur Primer Sel Paru-Paru Fetus Hamster yang Dipapar Etanol

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Vitamin E (α-tocoferol) terhadap Kerusakan Kultur Primer Sel Paru-Paru Fetus Hamster yang Dipapar Etanol BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengaruh Vitamin E (α-tocoferol) terhadap Kerusakan Kultur Primer Sel Paru-Paru Fetus Hamster yang Dipapar Etanol Berdasarkan hasil penelitian dan analisis statistik dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kanker payudara merupakan tumor ganas yang dimulai dari sekelompok sel-sel kanker yang dapat tumbuh menyerang jaringan sekitarnya atau menyebar (metastasis)

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 21 HASIL DAN PEMBAHASAN Pada setiap sediaan otot gastrocnemius dilakukan tiga kali perekaman mekanomiogram. Perekaman yang pertama adalah ketika otot direndam dalam ringer laktat, kemudian dilanjutkan

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL PENELITIAN

BAB 5 HASIL PENELITIAN 25 BAB 5 HASIL PENELITIAN Pada penelitian ini viabilitas sel diperoleh dari rerata optical density (OD) MTT assay dengan menggunakan rumus sebagai berikut : Viabilitas sel (%) = (OD perlakuan / OD kontrol)

Lebih terperinci

RESEARCH ARTICLE. PENGARUH INFEKSI MYCOBACTERIUM TUBERCULOSIS STRAIN H37Rv TERHADAP APOPTOSIS SEL NEURON OTAK MENCIT (MUS MUSCULUS)

RESEARCH ARTICLE. PENGARUH INFEKSI MYCOBACTERIUM TUBERCULOSIS STRAIN H37Rv TERHADAP APOPTOSIS SEL NEURON OTAK MENCIT (MUS MUSCULUS) RESEARCH ARTICLE PENGARUH INFEKSI MYCOBACTERIUM TUBERCULOSIS STRAIN H37Rv TERHADAP APOPTOSIS SEL NEURON OTAK MENCIT (MUS MUSCULUS) THE INFECTION EFFECT OF STRAIN H37Rv MYCOBACTERIUM TUBERCULOSIS ON APOPTOSIS

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengaruh Pemberian Suspensi Daging Buah Kepel (Stelechocarpus burahol) terhadap Gambaran Histopatologi Hati

HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengaruh Pemberian Suspensi Daging Buah Kepel (Stelechocarpus burahol) terhadap Gambaran Histopatologi Hati 15 HASIL DAN PEMBAHASAN Pengaruh Pemberian Suspensi Daging Buah Kepel (Stelechocarpus burahol) terhadap Gambaran Histopatologi Hati Pengamatan histopatologi hati dilakukan hanya pada tiga ekor mencit pada

Lebih terperinci

Respon imun adaptif : Respon humoral

Respon imun adaptif : Respon humoral Respon imun adaptif : Respon humoral Respon humoral dimediasi oleh antibodi yang disekresikan oleh sel plasma 3 cara antibodi untuk memproteksi tubuh : Netralisasi Opsonisasi Aktivasi komplemen 1 Dua cara

Lebih terperinci

DISTRIBUSI MITOKONDRIA DAN EKSPRESI BAX PADA HUVEC s YANG MENGALAMI APOPTOSIS AKIBAT INDUKSI OX-LDL

DISTRIBUSI MITOKONDRIA DAN EKSPRESI BAX PADA HUVEC s YANG MENGALAMI APOPTOSIS AKIBAT INDUKSI OX-LDL DISTRIBUSI MITOKONDRIA DAN EKSPRESI BAX PADA HUVEC s YANG MENGALAMI APOPTOSIS AKIBAT INDUKSI OX-LDL MITOCHONDRIAL DISTRIBUTION AND BAX EXPRESSION ON APOPTOTIC HUVEC s INDUCED WITH OX-LDL Wibi Riawan, Samodrijanti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker merupakan suatu penyakit yang ditandai dengan adanya kerusakan dan ketidaknormalan gen yang mengatur pertumbuhan dan deferensiasi sel-sel yang mengakibatkan timbulnya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Infertilitas adalah ketidak mampuan untuk hamil setelah sekurang-kurangnya

I. PENDAHULUAN. Infertilitas adalah ketidak mampuan untuk hamil setelah sekurang-kurangnya 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Infertilitas adalah ketidak mampuan untuk hamil setelah sekurang-kurangnya satu tahun berhubungan seksual, sedikitnya empat kali seminggu tanpa kontrasepsi (Straight,

Lebih terperinci

BAB 6 PEMBAHASAN. Penelitian ini menggunakan tikus Wistar sebagai hewan coba. Mekanisme dasar

BAB 6 PEMBAHASAN. Penelitian ini menggunakan tikus Wistar sebagai hewan coba. Mekanisme dasar BAB 6 PEMBAHASAN Penelitian ini menggunakan tikus Wistar sebagai hewan coba. Mekanisme dasar dalam pengaturan perkembangan hepar pada tikus, seperti halnya spesies vertebrata lain, mempunyai kemiripan

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS MN / PMN LPS. NLRP3 ASC Adaptor protein OLIGOMERASI INFLAMMASOME. IL-1β SEPSIS SURVIVAL

BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS MN / PMN LPS. NLRP3 ASC Adaptor protein OLIGOMERASI INFLAMMASOME. IL-1β SEPSIS SURVIVAL BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS 3.1. Kerangka Konseptual dan Hipotesis LPS CD14 TLR 4 TRAF poliubikuitinisa IKK MN / PMN LPS EKSTRA SEL SITOSOL Degradasi IKB NFƙB aktif Migrasi ke dalam nukleus NLRP3

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Hasil Penelitian Pengaruh ekstrak jahe terhadap jumlah spermatozoa mencit yang terpapar 2-ME

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Hasil Penelitian Pengaruh ekstrak jahe terhadap jumlah spermatozoa mencit yang terpapar 2-ME BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Pengaruh ekstrak jahe terhadap jumlah spermatozoa mencit yang terpapar 2-ME Telah dilakukan penelitian pengaruh ekstrak jahe terhadap jumlah spermatozoa

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. fagositosis makrofag pada kelompok perlakuan (diberi ekstrak daun salam)

BAB V PEMBAHASAN. fagositosis makrofag pada kelompok perlakuan (diberi ekstrak daun salam) BAB V PEMBAHASAN 1. Kemampuan fagositosis makrofag Kemampuan fagositosis makrofag yang dinyatakan dalam indeks fagositosis makrofag pada kelompok perlakuan (diberi ekstrak daun salam) lebih tinggi dibandingkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sampai saat ini, banyak penyakit yang membutuhkan pengobatan jangka panjang, bahkan seumur hidup, dengan obat dosis tinggi yang dapat menimbulkan berbagai efek samping.

Lebih terperinci

PERANAN TEH HIJAU SEBAGAI PENCEGAH KANKER ROLE OF GREENTEA IN CANCER PREVENTION

PERANAN TEH HIJAU SEBAGAI PENCEGAH KANKER ROLE OF GREENTEA IN CANCER PREVENTION PERANAN TEH HIJAU SEBAGAI PENCEGAH KANKER 1 Cok Istri Arintha Devi, 2 Ida Ayu Ika Wahyuniari 1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Udayana 2 Bagian Histologi Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit kanker merupakan salah satu penyebab kematian utama di seluruh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit kanker merupakan salah satu penyebab kematian utama di seluruh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit kanker merupakan salah satu penyebab kematian utama di seluruh dunia. Terdapat lebih dari 1,2 juta kasus kanker kolon baru pada tahun 2012, menempatkan kanker

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. 1) DM tipe I atau Insulin Dependent Diabetes Mellitus (IDDM) Adanya kerusakan sel β pancreas akibat autoimun yang umumnya

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. 1) DM tipe I atau Insulin Dependent Diabetes Mellitus (IDDM) Adanya kerusakan sel β pancreas akibat autoimun yang umumnya BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Diabetes Mellitus Diabetes mellitus adalah suatu kelompok berbagai macam kelainan yang ditandai dengan tingginya kadar glukosa darah. 14 Gejala khasnya adalah poliuri, polifagi,

Lebih terperinci

PERBEDAAN SEL EUKARIOTIK DAN PROKARIOTIK

PERBEDAAN SEL EUKARIOTIK DAN PROKARIOTIK PERBEDAAN SEL EUKARIOTIK DAN PROKARIOTIK EDITOR : VENNA AGATHA DESTRIANASARI NIM : G1C015011 PROGRAM STUDI DIV ANALIS KESEHATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berat badan lahir merupakan berat bayi baru lahir yang diukur dalam satu jam pertama kehidupan. Bayi baru lahir normal adalah bayi baru lahir dari kehamilan yang aterm

Lebih terperinci

ketebalan yang berbeda-beda dan kadang sangat sulit ditemukan dengan mikroskop. Namun, ada bukti secara kimiawi bahwa lamina inti benar-benar ada di

ketebalan yang berbeda-beda dan kadang sangat sulit ditemukan dengan mikroskop. Namun, ada bukti secara kimiawi bahwa lamina inti benar-benar ada di Membran Inti Inti sel atau nukleus sel adalah organel yang ditemukan pada sel eukariotik. Organel ini mengandung sebagian besar materi genetik sel dengan bentuk molekul DNA linear panjang yang membentuk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kanker merupakan penyakit yang melibatkan faktor genetik dalam proses

BAB 1 PENDAHULUAN. Kanker merupakan penyakit yang melibatkan faktor genetik dalam proses BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kanker merupakan penyakit yang melibatkan faktor genetik dalam proses patogenesisnya, proses pembelahan sel menjadi tidak terkontrol karena gen yang mengatur

Lebih terperinci

Respirasi seluler. Bahasan

Respirasi seluler. Bahasan Respirasi seluler dr.syazili Mustofa, M. Biomed Lektor Mata Kuliah Ilmu Biomedik Fakultas Kedokteran Universitas Lampung Bahasan 1. metabolisme oksidatif dan produksi ATP 2. Siklus asam sitrat 3. fosforilasi

Lebih terperinci

OLeh : Titta Novianti, S.Si. M.Biomed

OLeh : Titta Novianti, S.Si. M.Biomed OLeh : Titta Novianti, S.Si. M.Biomed Sel akan membelah diri Tujuan pembelahan sel : organisme multiseluler : untuk tumbuh, berkembang dan memperbaiki sel-sel yang rusak organisme uniseluler (misal : bakteri,

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... LEMBAR PENGESAHAN... SURAT PERNYATAAN... PRAKATA... DAFTAR ISI... DAFTAR SINGKATAN... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL...

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... LEMBAR PENGESAHAN... SURAT PERNYATAAN... PRAKATA... DAFTAR ISI... DAFTAR SINGKATAN... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... LEMBAR PENGESAHAN... SURAT PERNYATAAN... PRAKATA... DAFTAR ISI... DAFTAR SINGKATAN... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN... INTISARI... i ii iii iv vi x xii xiii

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keguguran berulang adalah suatu kondisi yang berbeda dengan infertilitas yang didefinisikan sebagai dua atau lebih kegagalan kehamilan (ASRM, 2008). Dari semua kehamilan

Lebih terperinci

BIOSINTESIS PROTEIN RE Pada retikulum endoplasma kasar, partikel-partikel ribosom melangsungkan sintesis protein. Sebagain dari protein tersebut akan

BIOSINTESIS PROTEIN RE Pada retikulum endoplasma kasar, partikel-partikel ribosom melangsungkan sintesis protein. Sebagain dari protein tersebut akan Tia Paramitha 1513024014 Biologi Sel BIOSINTESIS PROTEIN RE Pada retikulum endoplasma kasar, partikel-partikel ribosom melangsungkan sintesis protein. Sebagain dari protein tersebut akan menjadi protein

Lebih terperinci

Karya Tulis Ilmiah Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Derajat Sarjana Kedokteran PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

Karya Tulis Ilmiah Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Derajat Sarjana Kedokteran PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL PEGAGAN (Centella asiatica) TERHADAP EKSPRESI BAX PADA NEURON PYRAMIDAL CA1 HIPPOCAMPUS TIKUS (Rattus novergicus) YANG DIINDUKSI SODIUM NITRIT SUB AKUT Karya Tulis Ilmiah

Lebih terperinci

STADIUM KANKER OVARIUM TIDAK BERHUBUNGAN DENGAN EKSPRESI B CELL LYMPHOMA 2 (BCL-2)

STADIUM KANKER OVARIUM TIDAK BERHUBUNGAN DENGAN EKSPRESI B CELL LYMPHOMA 2 (BCL-2) TESIS STADIUM KANKER OVARIUM TIDAK BERHUBUNGAN DENGAN EKSPRESI B CELL LYMPHOMA 2 (BCL-2) KADEK AGUS WIJAYA PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2014 TESIS STADIUM KANKER OVARIUM TIDAK BERHUBUNGAN

Lebih terperinci

Retikulum Endoplasma (Mader, 2000) Tuti N. dan Sri S., FIK 2009

Retikulum Endoplasma (Mader, 2000) Tuti N. dan Sri S., FIK 2009 Retikulum Endoplasma (Mader, 2000) 1 RETIKULUM ENDOPLASMA Ada dua jenis retikum endoplasma (ER) yang melakukan fungsi yang berbeda di dalam sel: Retikulum Endoplasma kasar (rough ER), yang ditutupi oleh

Lebih terperinci

BAB II KOMPONEN YANG TERLIBAT DALAM SISTEM STEM IMUN

BAB II KOMPONEN YANG TERLIBAT DALAM SISTEM STEM IMUN BAB II KOMPONEN YANG TERLIBAT DALAM SISTEM STEM IMUN Sel yang terlibat dalam sistem imun normalnya berupa sel yang bersirkulasi dalam darah juga pada cairan lymph. Sel-sel tersebut dapat dijumpai dalam

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. dibandingkan dengan unggas-unggas lainnya seperti ayam. Fakultas Peternakan

PENDAHULUAN. dibandingkan dengan unggas-unggas lainnya seperti ayam. Fakultas Peternakan I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Itik Cihateup termasuk kedalam jenis unggas air yang memiliki sifat fisiologik terbiasa dengan air dan kemampuan thermoregulasi yang rendah dibandingkan dengan unggas-unggas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengaruh Pemberian Ekstrak Etanol Daun Sirsak (Annona muricata Linn) Terhadap Konfluenitas Sel Hepar Baby Hamster yang Diinduksi DMBA (7,12-Dimetilbenz(α)antracene) Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pengaruh ekstrak etanol biji labu kuning terhadap jumlah spermatozoa mencit yang diberi 2-ME

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pengaruh ekstrak etanol biji labu kuning terhadap jumlah spermatozoa mencit yang diberi 2-ME BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Pengaruh ekstrak etanol biji labu kuning terhadap jumlah spermatozoa mencit yang diberi 2-ME Hasil pengamatan pengaruh ekstrak etanol biji labu kuning

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan, manusia amat tergantung kepada alam sekeliling. Yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan, manusia amat tergantung kepada alam sekeliling. Yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan, manusia amat tergantung kepada alam sekeliling. Yang paling mendasar manusia memerlukan oksigen, air serta sumber bahan makanan yang disediakan alam.

Lebih terperinci

URAIAN MATERI 1. Kultur sel tunggal Sejalan dengan kemajuan teknologi DNA, ilmuwan telah mengembangkan dan menyempurnakan metode untuk melakukan

URAIAN MATERI 1. Kultur sel tunggal Sejalan dengan kemajuan teknologi DNA, ilmuwan telah mengembangkan dan menyempurnakan metode untuk melakukan URAIAN MATERI 1. Kultur sel tunggal Sejalan dengan kemajuan teknologi DNA, ilmuwan telah mengembangkan dan menyempurnakan metode untuk melakukan kloning pada organisme multiseluler melalui kultur sel tunggal.

Lebih terperinci

A. Bagian-bagian dalam sel tersusun atas sebagai berikut:

A. Bagian-bagian dalam sel tersusun atas sebagai berikut: A. Bagian-bagian dalam sel tersusun atas sebagai berikut: 1. Membran sel Membran sel sering disebut juga membran plasma yang bersifat semipermeabel. Artinya, membran sel hanya dpat dilewati oleh zat tertentu,

Lebih terperinci

KAJIAN KEPUSTAKAAN. Bangsa-bangsa itik lokal yang ada umumnya diberi nama berdasarkan

KAJIAN KEPUSTAKAAN. Bangsa-bangsa itik lokal yang ada umumnya diberi nama berdasarkan II KAJIAN KEPUSTAKAAN 2.1 Itik Cihateup Bangsa-bangsa itik lokal yang ada umumnya diberi nama berdasarkan tempat asalnya. Itik Cihateup berasal dari Desa Cihateup, Kecamatan Rajapolah, Kabupaten Tasikmalaya,

Lebih terperinci

EKSPRESI PRO TEIN B CELL LYMPHOMA-2 ( BCL- 2) TIDAK BER HUBUNGAN DENGAN DERAJAT DIFERENSIA SI SEL PADA KANKER OVARIUM EPITELIAL

EKSPRESI PRO TEIN B CELL LYMPHOMA-2 ( BCL- 2) TIDAK BER HUBUNGAN DENGAN DERAJAT DIFERENSIA SI SEL PADA KANKER OVARIUM EPITELIAL EKSPRESI PRO TEIN B CELL LYMPHOMA-2 ( BCL- 2) TIDAK BER HUBUNGAN DENGAN DERAJAT DIFERENSIA SI SEL PADA KANKER OVARIUM EPITELIAL Dr. dr. Wayan Megadhana, Sp.OG(K) BAGIAN/S MF OBSTETRI DAN GINEKOLOGI FAKULTAS

Lebih terperinci

Metabolisme karbohidrat

Metabolisme karbohidrat Metabolisme karbohidrat Dr. Syazili Mustofa, M.Biomed Lektor mata kuliah ilmu biomedik Departemen Biokimia, Biologi Molekuler, dan Fisiologi Fakultas Kedokteran Unila PENCERNAAN KARBOHIDRAT Rongga mulut

Lebih terperinci

Konsep Sel, Jaringan, Organ dan Sistem Organ

Konsep Sel, Jaringan, Organ dan Sistem Organ Konsep Sel, Jaringan, Organ dan Sistem Organ STRUKTUR TUBUH MANUSIA SEL (UNSUR DASAR JARINGAN TUBUH YANG TERDIRI ATAS INTI SEL/ NUCLEUS DAN PROTOPLASMA) JARINGAN (KUMPULAN SEL KHUSUS DENGAN BENTUK & FUNGSI

Lebih terperinci

3.1 Membran Sel (Book 1A, p. 3-3)

3.1 Membran Sel (Book 1A, p. 3-3) Riswanto, S. Pd, M. Si SMA Negeri 3 Rantau Utara 3 Gerakan zat melintasi membran sel 3.1 Membran Sel (Book 1A, p. 3-3) A Bagaimana struktur dari membran sel? (Book 1A, p. 3-3) Struktur membran sel dapat

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Fitokimia Ekstrak Sampel Hasil analisis fitokimia menunjukkan bahwa ekstrak daun salam, daun jambu biji dan daun jati belanda positif mengandung flavonoid, fenolik hidrokuinon,

Lebih terperinci

1/1/2002 SEL. dr. Rachmah Laksmi Ambardini FIK UNY

1/1/2002 SEL. dr. Rachmah Laksmi Ambardini FIK UNY dr. Rachmah Laksmi Ambardini FIK UNY rachmah_la@uny.ac.id 1 Bagian Nukleus: Kromosom Unit terkecil organisme Struktur: nukleus, sitoplasma, membran plasma Nukleus: nukleolus, karyoplasma (sitoplasma inti),

Lebih terperinci