x 1000 mg = gram x 1 liter = 0.02 gram
|
|
- Sukarno Atmadjaja
- 5 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 LAMPIRAN 38
2 39 Lampiran 1. Perhitungan Kebutuhan Bahan Larutan Priming 1. Kebutuhan KNO 3 untuk membuat 1 liter larutan KNO 3 dengan konsentrasi 1.63% adalah: Larutan KNO 3 = 1 liter = 1 kg = 1000 mg Kebutuhan KNO 3 = x 1000 mg = gram 2. Pembuatan larutan 2 ppm GA 3 : 0.1 gram GA 3 10% merk Sun Neo ± 7 ml ethanol 95% + 5 liter aquades Kebutuhan GA 3 = x 1 liter = 0.02 gram 3. Kebutuhan PEG 6000 untuk 1 liter larutan -2 Bar PEG 6000, suhu 29 0 C : Y = (1.18 x 10-2 ) C (1.18 x 10-4 ) C 2 + (2.67 x 10-4 ) C T + (8.39 x 10-7 ) C 2 T Keterangan: Y = Tekanan Osmotik (Bar; 1 Bar = 0.1 MPa) C = konsentrasi (gram Kg -1 ) T = Suhu ( 0 C) -2 = -(1.18 x 10-2 )C - (1.18 x 10-4 )C 2 + (2.67 x 10-4 )C x 29 + (8.39 x 10-7 )C 2 x 29 2 = (1.18 x 10-2 )C - (1.18 x 10-4 )C 2 + (77.43 x 10-4 )C + ( x 10-7 )C 2 2 = (4.057 x 10-3 )C + ( x 10-5 ) C 2...( x 10 5 ) C C (2 X 10 5 ) = 0 gram L -1...jumlah PEG yang digunakan.
3 40 Lampiran 2. Data Kadar Air Rata-Rata Benih Padi Gogo Genotipe Bobot Basah Bobot Kering KA (%) (gram) (gram) B1289C-MR B12648F-MR B12155D-MR B12159D-MR B11599D-TB Batutugi TB490C-TB MR B11580E-TB B11593F-MR-11-B B11580E-MR Lampiran 3. Pengaruh Interaksi antara Genotipe dan Priming terhadap Persentase Cendawan (PC) pada Kondisi Optimum Genotipe P0 P1 P2 P3 B1289C-MR b-g 1.58 c-g 1.65 a-g 2.22 abc B12648F-MR fg 2.05 a-f 1.58 c-g 1.65 a-g B12155D-MR g 1.70 a-g 2.09 a-f (+0.74) 2.30 ab (+0.95) B12159D-MR g 1.75 a-g 1.70 a-g 1.27 g B11599D-TB a-e 2.19 abc 2.22 abc 2.27 abc Batutugi 2.10 a-f 1.79 a-g 2.12 a-e 2.31 ab TB490C-TB MR a-g 1.48 d-g 1.58 c-g 2.17 a-d B11580E-TB a-g 1.83 a-g 2.35 a 2.09 a-f B11593F-MR-11-B efg 1.95 a-g 1.27 g 2.00 a-g B11580E-MR abc 2.17 a-d 1.86 a-g 1.95 a-g Keterangan: P0 = kontrol, P1 = priming dengan KNO %, P2 = hydropriming, P3 = priming dengan GA 3 2 ppm. Data ditransformasi ke ( x+0.5); Angka-angka yang diikuti huruf yang sama menunjukkan perbedaan yang nyata pada uji Duncan pada taraf 5 %. Angka bertanda (+) menunjukkan peningkatan dibandingkan kontrol (P0).
4 41 Lampiran 4. Pengaruh Interaksi antara Genotipe dan Priming terhadap Persentase Benih Mati (BM) pada Kondisi Optimum Genotipe P0 P1 P2 P3 B1289C-MR ab 7.27 a 7.20 ab 6.24 a-e B12648F-MR e-k 4.81 c-k 5.93 a-f 5.73 a-g B12155D-MR abc 5.90 a-f 4.48 d-k 4.65 c-k (-2.16) B12159D-MR o 3.24 i-o 3.71 g-l (+2.06) 4.65 c-k (+3.00) B11599D-TB f-l 5.81 a-f 4.78 c-k 4.97c-i Batutugi 6.03 a-f 6.52 a-d 5.87 a-f 4.18 e-l TB490C-TB MR c-k 5.89 a-f 5.92 a-g 5.19 b-f B11580E-TB k-o 4.43 e-l 2.12 no 2.39 mno B11593F-MR-11-B k-o 5.54 a-h 4.38 e-l 4.51 d-k (+2.48) B11580E-MR k-o 1.45 o 3.66 i-o 3.66 i-o Keterangan: P0 = kontrol, P1 = priming dengan KNO %, P2 = hydropriming, P3 = priming dengan GA 3 2 ppm. Data ditransformasi ke ( x+0.5); Angka-angka yang diikuti huruf yang tidak sama menunjukkan perbedaan yang nyata pada uji Duncan pada taraf 5 %. Angka di dalam kurung bertanda (-) menunjukkan penurunan, angka bertanda (+) menunjukkan peningkatan dibandingkan kontrol (P0).
5 42 Lampiran 5. Pengaruh Interaksi antara Genotipe dan Priming terhadap Persentase Cendawan (PC) pada Kondisi Sub Optimum Genotipe P0 P1 P2 P3 B1289C-MR e 1.10 e 1.10 e 1.10 e B12648F-MR b-e 1.10 e 1.35 cde 1.27 d B12155D-MR bcd 1.27 de 1.40 cde 1.65 b-e B12159D-MR b-e 1.27 de 1.27 de 1.27 de B11599D-TB b-e 1.60 b-e 1.35 cde 1.27 de Batutugi 1.62 b-e 2.51 a 1.60 b-e 1.52 b-e (+0.89) TB490C-TB MR e 1.79 bcd 1.27 de 1.40 cde (+0.69) B11580E-TB ab 1.62 b-e 1.83 bcd 1.90 bc B11593F-MR-11-B e 2.55 a 1.70 bcd 1.70 bcd (+1.45) B11580E-MR e 2.55 a (+1.45) (+0.60) (+0.60) 1.60 b-e 1.88 bc (+0.78) Keterangan : P0 = kontrol, P1 = priming dengan KNO %, P2 = hydropriming, P3 = priming dengan GA 3 2 ppm. Data ditransformasi ke ( x+0.5); Angka-angka yang diikuti huruf yang sama menunjukkan perbedaan yang nyata pada uji Duncan pada taraf 1 %. Angka di dalam kurung bertanda (-) menunjukkan penurunan, angka bertanda (+) menunjukkan peningkatan dibandingkan kontrol (P0).
6 43 Lampiran 6. Pengaruh Faktor Tunggal antara Genotipe terhadap Persentase Benih Mati (BM) pada Kondisi Sub Optimum Genotipe P0 P1 P2 P3 Rata-rata B1289C-MR a B12648F-MR ab B12155D-MR b B12159D-MR c B11599D-TB a Batutugi ab TB490C-TB MR ab B11580E-TB c B11593F-MR-11-B c B11580E-MR c Rata-rata Keterangan : P0 = kontrol, P1 = priming dengan KNO %, P2 = hydropriming, P3 = priming dengan GA 3 2 ppm. Data ditransformasi ke ( x+0.5), Angka-angka yang diikuti huruf yang tidak sama menunjukkan perbedaan yang nyata pada uji Duncan pada taraf 5 %. Lampiran 7. Sidik Ragam Pengaruh Interaksi antara Genotipe dan Priming terhadap Indeks Vigor (IV) pada Kondisi Optimum Ulangan tn Genotipe (G) ** Priming (P) ** Interaksi (GxP) tn Galat Total KK % Keterangan: ** = berpengaruh sangat nyata menurut Uji F pada taraf α 1 %,
7 44 Lampiran 8. Sidik Ragam Pengaruh Interaksi antara Genotipe dan Priming terhadap Daya Berkecambah (DB) pada Kondisi Optimum Ulangan tn Genotipe (G) ** Priming (P) tn Interaksi (GxP) tn Galat Total KK 19.34% Keterangan: ** = berpengaruh sangat nyata menurut Uji F pada taraf α 1 %, Lampiran 9. Sidik Ragam Pengaruh Interaksi antara Genotipe dan Priming terhadap Panjang Akar (PA) pada Kondisi Optimum Ulangan tn Genotipe (G) * Priming (P) ** Interaksi (GxP) * Galat Total KK 17.75% Keterangan:* = Berpengaruh nyata menurut Uji F pada taraf α 5 %, ** = Berpengaruh sangat nyata menurut Uji F pada taraf α 1 %,
8 45 Lampiran 10. Sidik Ragam Pengaruh Interaksi antara Genotipe dan Priming terhadap Panjang Plumula (PP) pada Kondisi Optimum Ulangan tn Genotip (G) ** Priming (P) * Interaksi (GxP) tn Galat Total KK 18.57% Keterangan: * = Berpengaruh nyata menurut Uji F pada taraf α 5 %, ** = berpengaruh sangat nyata menurut Uji F pada taraf α 1 %, Lampiran 11. Sidik Ragam Pengaruh Interaksi antara Genotipe dan Priming terhadap Bobot Kering Kecambah Normal (BKKN) pada Kondisi Optimum Ulangan * Genotip (G) tn Priming (P) tn Interaksi (GxP) tn Galat Total KK 22.23% Keterangan: * = Berpengaruh nyata menurut Uji F pada taraf α 5 %,
9 46 Lampiran 12. Sidik Ragam Pengaruh Interaksi antara Genotipe dan Priming terhadap Indeks Vigor (IV) pada Kondisi Sub Optimum Ulangan tn Genotipe (G) * Priming (P) tn Interaksi (GxP) tn Galat Total KK 8.41% a) Keterangan: a) = Data ditransformasi ke ( x+0.5); * = Berpengaruh nyata menurut Uji F pada taraf α 5 %, Lampiran 13. Sidik Ragam Pengaruh Interaksi antara Genotipe dan Priming terhadap Daya Berkecambah (%) pada Kondisi Sub Optimum Ulangan tn Genotipe (G) ** Priming (P) ** Interaksi (GxP) ** Galat Total KK 15.71% a) Keterangan: a) = Data ditransformasi ke ( x+0.5); ** = berpengaruh sangat nyata menurut Uji F pada taraf α 1 %,
10 47 Lampiran 14. Sidik Ragam Pengaruh Interaksi antara Genotipe dan Priming terhadap Panjang Akar (cm) pada Kondisi Sub Optimum Ulangan tn Genotipe (G) ** Priming (P) ** Interaksi (GxP) ** Galat Total KK 15.09% Keterangan: ** = berpengaruh sangat nyata menurut Uji F pada taraf α 1 %, Lampiran 15. Sidik Ragam Pengaruh Interaksi antara Genotipe dan Priming terhadap Panjang Plumula (cm) pada Kondisi Sub Optimum Ulangan tn Genotip (G) ** Priming (P) ** Interaksi (GxP) * Galat Total KK 17.49% Keterangan: * = Berpengaruh nyata menurut Uji F pada taraf α 5 %, ** = berpengaruh sangat nyata menurut Uji F pada taraf α 1 %,
11 48 Lampiran 16. Sidik Ragam Pengaruh Interaksi antara Genotipe dan Priming terhadap Bobot Kering Kecambah Normal (mg) pada Kondisi Sub Optimum Ulangan tn Genotip (g) ** Priming (p) * Interaksi (gxp) tn Galat Total KK 23.89% Keterangan: a) = Data ditransformasi ke ( x+0.5); * = Berpengaruh nyata menurut Uji F pada taraf α 5 %, ** = Berpengaruh sangat nyata menurut Uji F pada taraf α 1 %,
12 49 P0 P1 P2 P3 Keterangan : P0 = kontrol, P1 = priming dengan KNO %, P2 = hydropriming, P3 = priming dengan GA 3 2 ppm. Lampiran 17. Gambar Kecambah Normal Genotipe B12159D-MR-52 pada Pengamatan Hari Ke-10 Kondisi Optimum
13 50 P0 P1 P2 P3 Keterangan : P0 = kontrol, P1 = priming dengan KNO %, P2 = hydropriming, P3 = priming dengan GA 3 2 ppm. Lampiran 18. Gambar Kecambah Normal Genotipe B12159D-MR-52 pada Pengamatan Hari Ke-10 Kondisi Sub Optimum
Lampiran1. Daftar Genotipe Padi Gogo, Rawa dan Sawah yang Digunakan pada Pengujian Pendahuluan. Genotipe Padi Gogo Padi Rawa Padi Sawah Situpatenggang
Lampiran1. Daftar Genotipe Padi Gogo, Rawa dan Sawah yang Digunakan pada Pengujian Pendahuluan Genotipe Padi Gogo Padi Rawa Padi Sawah Situpatenggang B10891B-MR-3-KN-4-1-1- MR-1 Aek Sibundong Inpago 5
Lebih terperinciLampiran 1. Genotipe yang Digunakan sebagai Bahan Penelitian pada Percobaan Pendahuluan
LAMPIRAN Lampiran 1. Genotipe yang Digunakan sebagai Bahan Penelitian pada Percobaan Pendahuluan Varietas/Genotipe Padi Sawah Padi Gogo Padi Rawa Aek Sibundong Batu Tegi B11586F-MR-11-2-2 B11283-6c-PN-5-MR-2-3-Si-1-2-
Lebih terperinciGenotipe Padi Gogo Genotipe Padi Rawa Genotipe Padi Sawah Batu Tegi B11586F-MR Aek Sibundong Jati Luhur Inpara 2
LAMPIRAN 47 Lampiran 1. Daftar Nama Genotipe Padi yang Digunakan untuk Pengujian Vigor Daya Simpan dan Vigor Kekuatan Tumbuh pada Penelitian Pendahuluan Genotipe Padi Gogo Genotipe Padi Rawa Genotipe Padi
Lebih terperinciPRIMING UNTUK MENINGKATKAN VIABILITAS BENIH PADI GOGO (Oryza sativa L.) PADA KONDISI OPTIMUM DAN SUB OPTIMUM. Oleh: Citta Kharisma Asfiruka A
PRIMING UNTUK MENINGKATKAN VIABILITAS BENIH PADI GOGO (Oryza sativa L.) PADA KONDISI OPTIMUM DAN SUB OPTIMUM Oleh: Citta Kharisma Asfiruka A34404037 FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010 RINGKASAN
Lebih terperinciHASIL DA PEMBAHASA. Percobaan 1. Pengujian Pengaruh Cekaman Kekeringan terhadap Viabilitas Benih Padi Gogo Varietas Towuti dan Situ Patenggang
HASIL DA PEMBAHASA 21 Percobaan 1. Pengujian Pengaruh Cekaman Kekeringan terhadap Viabilitas Benih Padi Gogo Varietas Towuti dan Situ Patenggang Tabel 1 menunjukkan hasil rekapitulasi sidik ragam pengaruh
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum
HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Viabilitas yang tinggi ditunjukkan dengan tolok ukur persentase daya berkecambah yang tinggi mengindikasikan bahwa benih yang digunakan masih berkualitas baik. Benih kedelai
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN
13 METODOLOGI PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2010 hingga Januari 2011 di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Benih, Departemen Agronomi dan Hortikultura,
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Biji Buru Hotong Gambar biji buru hotong yang diperoleh dengan menggunakan Mikroskop Sterio tipe Carton pada perbesaran 2 x 10 diatas kertas millimeter blok menunjukkan
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum
HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Informasi umum mengenai kondisi awal benih sebelum digunakan dalam penelitian ini penting diketahui agar tidak terjadi kekeliruan dalam penarikan kesimpulan (misleading
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
13 HASIL DAN PEMBAHASAN Perkecambahan Benih Penanaman benih pepaya dilakukan pada tray semai dengan campuran media tanam yang berbeda sesuai dengan perlakuan. Kondisi kecambah pertama muncul tidak seragam,
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Benih Indigofera yang digunakan dalam penelitian ini cenderung berjamur ketika dikecambahkan. Hal ini disebabkan karena tanaman indukan sudah diserang cendawan sehingga
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Benih kedelai dipanen pada dua tingkat kemasakan yang berbeda yaitu tingkat kemasakan 2 dipanen berdasarkan standar masak panen pada deskripsi masing-masing varietas yang berkisar
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil Percobaan I. Pengaruh Suhu Air dan Intensitas Perendaman terhadap Perkecambahan Benih Kelapa Sawit
20 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Percobaan I. Pengaruh Suhu Air dan Intensitas Perendaman terhadap Perkecambahan Benih Kelapa Sawit Berdasarkan rekapitulasi hasil sidik ragam pada Tabel 1 menunjukkan bahwa
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Pengujian Pendahuluan Pengujian pendahuluan dengan tujuan mencari metode yang dapat membedakan antara genotipe toleran dan peka yang diamati secara visual menunjukkan bahwa dari 65
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE PENELITIAN. Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan. Percobaan ini dilakukan mulai
BAHAN DAN METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Percobaan ini dilakukan di Laboratorium Teknologi Benih Fakultas Pertanian,, Medan. Percobaan ini dilakukan mulai dari bulan April 2016 hingga Mei
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Percobaan 1 : Pengaruh Pertumbuhan Asal Bahan Tanaman terhadap Pembibitan Jarak Pagar
13 HASIL DAN PEMBAHASAN Percobaan 1 : Pengaruh Pertumbuhan Asal Bahan Tanaman terhadap Pembibitan Jarak Pagar Hasil Uji t antara Kontrol dengan Tingkat Kematangan Buah Uji t digunakan untuk membandingkan
Lebih terperinciBahan Konsentrasi (g/ l) K 2 HPO g NaH 2 PO 4 H 2 O g (NH 4 ) 2 SO g MgSO 4.7H 2 O. 0.2 g mg FeSO 4. 7H 2 O. 4.
LAMPIRAN 33 34 Tabel Lampiran 1. Komposisi media amonium mineral salt (AMS) Bahan Konsentrasi (g/ l) K 2 HPO 4 1.74 g NaH 2 PO 4 H 2 O 1.38 g (NH 4 ) 2 SO 4 0.5 g MgSO 4.7H 2 O 0.2 g CaCl 2.2H 2 O 0.025
Lebih terperinciLampiran 1. Hasil analisis ragam dan analisis regressi metode deteriorasi alami dan metode pengusangan cepat metanol
80 Lampiran 1. Hasil analisis ragam dan analisis regressi metode deteriorasi alami dan metode pengusangan cepat metanol Perlakua Tolok Hasil Analisis Regresi Peluan Kode**/*/NS Nilai b Persamaan Anov Kode
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE PENELITIAN. Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian ± 32 meter di
14 BAHAN DAN METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Teknologi Benih, Fakultas Pertanian,, Medan dengan ketinggian ± 32 meter di atas permukaan laut, pada
Lebih terperinciLampiran 2.Rataan persentasi perkecambahan (%)
51 Lampiran 1.Rataan umur perkecambahan (hari) P0 0 0 0 0 0 P1 16 0 0 16 5.33 P2 0 0 0 0 0 P3 19 0 19 38 12.66 P4 18 22.4 19.8 60.2 20.06 P5 19.18 18.16 17,167 54.51 18.17 P6 18 0 0 18 6 P7 17 19 18 54
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat
BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Juni sampai dengan Oktober 2011 di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Benih, Institut Pertanian Bogor, Dramaga, Bogor dan di Balai
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Percobaan
BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Benih, Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Darmaga pada
Lebih terperinciVarietas DB (%) KA (%) Walet Sriti Murai Kutilang Vima
LAMPIRAN 43 Lampiran 1. Kondisi viabilitas dan kadar air awal benih Varietas DB (%) KA (%) Walet 92.00 9.75 Sriti 96.00 9.57 Murai 92.67 9.14 Kutilang 90.67 9.05 Vima-1 83.33 9.62 Lampiran 2. Contoh perhitungan
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat. Metode Penelitian
17 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Benih, Laboratorium Pemuliaan Tanaman Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Dramaga
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
15 HASIL DAN PEMBAHASAN Pengujian Penyimpanan Suhu Rendah Pepaya Varietas Sukma Rekapitulasi sidik ragam pada pepaya Varietas Sukma baik pada faktor tunggal maupun interaksinya dilihat pada Tabel 1. Faktor
Lebih terperinciLampiran 1. Prosedur Analisa Sampel
Lampiran 1. Prosedur Analisa Sampel 1. Pengukuran Kadar Air (AOAC, 1984) Cawan aluminium dikeringkan di dalam oven pada suhu 105 C selama 15 menit, kemudian didinginkan di dalam desikator lalu ditimbang
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat
8 BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan November 2008 hingga Maret 2009 di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Benih, Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian,
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat
10 BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan mulai dari bulan Februari 2012 sampai Mei 2012. Penderaan fisik benih, penyimpanan benih, dan pengujian mutu benih dilakukan di Laboratorium
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Pertanian Universitas Lampung dari Bulan Agustus 2011 sampai dengan Bulan
16 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Benih dan Pemuliaan Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Lampung dari Bulan Agustus 2011 sampai
Lebih terperinciLampiran 1. Sidik Ragam Persentase Kematian Tanaman
LAMPIRAN Lampiran 1. Sidik Ragam Persentase Kematian Tanaman Perlakuan 7 36,45586 5,20798 2,21161 JK Faktor A (Media Tanam) 1 0,498032 0,498032 0,211493 tn 4,26 7,82 JK Faktor B (Mikroorganisme) 3 29,47075
Lebih terperinciUniversitas Sumatera Utara
8. KTK (me/100 g) 30,40 Tinggi - 9. C-organik (%) 12,42 Sangat Tinggi - 10. N-Total (%) 0,95 Sangat Tinggi - 11. P-tersedia (ppm) 34,14 Tinggi - 12. C/N 13,07 Sedang - * Dianalisis di Laboratorium Kimia
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode Penelitian
BAHAN DAN METODE 10 Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Benih, Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor dan Rumah Kaca Instalasi
Lebih terperinciBAB V HASIL PENELITIAN. Hasil analisis statistika menunjukkan adaptasi galur harapan padi gogo
26 BAB V HASIL PENELITIAN 5.1 Adaptasi Galur Harapan Padi Gogo Hasil analisis statistika menunjukkan adaptasi galur harapan padi gogo berpengaruh nyata terhadap elevasi daun umur 60 hst, tinggi tanaman
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Rancangan Percobaan
14 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di kebun percobaan Leuwikopo dan Laboratorium Teknologi Benih, Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian
13 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Benih, Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian IPB, Dramaga, Bogor untuk pengujian
Lebih terperinciLampiran 1. Hasil Analisa Persentase Perkecambahan. Ulangan I II III
Lampiran 1. Hasil Analisa Persentase Perkecambahan 1.1. Data Persentase Perkecambahan (%) A0 B0 C0 100.00 100.00 100.00 300.00 100.00 C1 66.67 66.67 100.00 233.34 77.78 B1 C0 100.00 100.00 100.00 300.00
Lebih terperinciLampiran 1. Deskripsi Varietas Tembakau (Nicotiana tabacum)
72 Lampiran 1. Deskripsi Varietas Tembakau (Nicotiana tabacum) Nama Varietas : Coker 176 Tanggal uji : 23 Juli 2010 Uji daya kecambah : 98% Uji kadar air : 6,9% penyimpanan : 16-18 C Tahun Lepas : 2011
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Kegiatan penelitian terdiri dari tiga percobaan. Percobaan pertama yaitu
BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Benih Departemen Agronomi dan Hortikultura, IPB Darmaga pada bulan Februari April 2012. Bahan dan Alat Bahan
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
13 HASIL DAN PEMBAHASAN Percobaan 1. Pengaruh Perendaman Benih dengan Isolat spp. terhadap Viabilitas Benih Kedelai. Aplikasi isolat TD-J7 dan TD-TPB3 pada benih kedelai diharapkan dapat meningkatkan perkecambahan
Lebih terperinciLampiran 1. Data persentase hidup (%) bibit A. marina dengan intensitas naungan pada pengamatan 1 sampai 13 Minggu Setelah Tanam (MST)
Lampiran 1. Data persentase hidup (%) bibit A. marina dengan intensitas naungan pada pengamatan 1 sampai 13 Minggu Setelah Tanam (MST) Perlakuan Persentase Hidup (%) 0% 100 25% 100 50% 100 75% 100 Total
Lebih terperinciLampiran 1 Hasil analisis tanah sawah Babakan Dramaga (SBD), University Farm Institut Pertanian Bogor
LAMPIRAN 147 148 Lampiran 1 Hasil analisis tanah sawah Babakan Dramaga (SBD), University Farm Institut Pertanian Bogor Sifat kimia Nomor ph(1:5) Hasil analisis dihitung berdasarkan contoh tanah kering
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
21 HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Berdasarkan data dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Wilayah Dramaga, keadaan iklim secara umum selama penelitian (Maret Mei 2011) ditunjukkan dengan curah
Lebih terperinciLampiran 1. Daftar Sidik Ragam Rendemen
Lampiran 1 Daftar Sidik Ragam Rendemen SK db JK KT F Hit F 0,05 F0,01 Perlakuan 15 2,084.636 138.976 46.953 ** 1.97 2.62 P 3 1,923.078 641.026 216.572 ** 2.90 4.46 Lin 1 1,602.530 1,602.530 541.417 **
Lebih terperinciLampiran 1 Pengaruh perlakuan terhadap pertambahan tinggi tanaman kedelai dan nilai AUHPGC
LAMPIRAN 38 38 Lampiran 1 Pengaruh perlakuan terhadap pertambahan tinggi tanaman kedelai dan nilai AUHPGC Perlakuan Laju pertambahan tinggi (cm) kedelai pada minggu ke- a 1 2 3 4 5 6 7 AUHPGC (cmhari)
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Benih dan Pemuliaan Tanaman,
III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Benih dan Pemuliaan Tanaman, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung dari Oktober 2013 sampai dengan Januari
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 2. Kondisi Pols (8 cm) setelah Penyimpanan pada Suhu Ruang
HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Bahan Tanam Setelah Penyimpanan Penyimpanan bahan tanam dilakukan pada kondisi suhu yang berbeda dengan lama simpan yang sama. Kondisi yang pertama ialah suhu ruang yang
Lebih terperinciTipe perkecambahan epigeal
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Pertumbuhan merupakan proses bertambahnya ukuran dan jumlah sel tanaman sedangkan perkembangan tanaman merupakan suatu proses menuju kedewasaan. Parameter pertumbuhan meliputi
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
16 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengaruh Electric Furnace Slag, Blast Furnace Slag dan Unsur Mikro terhadap Sifat Kimia Tanah 4.1.1. ph Tanah dan Basa-Basa dapat Dipertukarkan Berdasarkan Tabel 3 dan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. dengan 2 faktor. Faktor pertama adalah konsentrasi larutan PEG (Polyethylene
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial dengan 2 faktor. Faktor pertama adalah konsentrasi larutan PEG (Polyethylene Glycol)
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Benih dan Pemuliaan Tanaman,
III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Benih dan Pemuliaan Tanaman, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung dari bulan Oktober 2013 sampai bulan
Lebih terperinciLampiran 1. Teknik Pengambilan Parameter Kadar Klorofil
Lampiran 1. Teknik Pengambilan Parameter Kadar Klorofil 1. Cara pengamatan perhitungan kadar klorofil dalam daun Mucuna a. Ambil sampel daun Mucuna lalu potong-potong kecil. Timbang potongan kecil daun
Lebih terperinciLampiran 1. Prosedur analisis proksimat
LAMPIRAN 37 Lampiran 1. Prosedur analisis proksimat 1. Kadar Air (AOAC, 1995) Cawan aluminium kosong dioven selama 15 menit kemudian didinginkan dalam desikator dan sebanyak 5 g sampel dimasukkan ke dalam
Lebih terperinciV1 (II) V3 (II) V5(III) V0(IV) V4(III) V2 (I)
Lampiran 1. Bagan Percobaan U V4(IV) V5 (II) V1 (II) V3(III) V2 (II) V3 (I) V3 (II) V4 (I) V1(IV) V2(III) V5(III) V0 (II) V0 (I) V4 (II) V0(IV) V2(IV) V5 (I) V1(III) V4(III) V5(IV) V3(IV) V0(III) V2 (I)
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian peningkatan viabilitas benih tembakau (Nicotiana tabacum L)
25 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian peningkatan viabilitas benih tembakau (Nicotiana tabacum L) dengan osmoconditioning polyethilene glikol (PEG) 6000 termasuk jenis penelitian
Lebih terperinciLampiran 1. Penetapan Kadar Air Tanah (Sumber : Foth H.D,1984) - Ambil cawan 2 buah yang sudah diketahui beratnya.
Lampiran 1. Penetapan Kadar Air Tanah (Sumber : Foth H.D,1984) - Ambil cawan 2 buah yang sudah diketahui beratnya. - Kemudian diambil sampel tanah secara komposit (BTKU) sebanyak 10 g. - Cawan berisi tanah
Lebih terperinciBAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan pada Desember 2016 April 2017 di
15 BAB III MATERI DAN METODE 3.1. Materi Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan pada Desember 2016 April 2017 di Laboratorium Fisiologi dan Pemuliaan Tanaman, Universitas Diponegoro, Semarang. Bahan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian uji cekaman varietas wijen (Sesasum indicum L.) terhadap cekaman
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian uji cekaman varietas wijen (Sesasum indicum L.) terhadap cekaman salinitas (NaCl) pada fase perkecambahan ini merupakan penelitian eksperimental
Lebih terperinciLAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara
LAMPIRAN Tabel 1. Data Hasil Pengukuran Ketebalan (cm) Pada Nata de Watermelonskin Perlakuan Ulangan Analisa (berat kulit semangka) I II III Total Rataan 30 gram (tanpa )/kontrol 0,70 0,65 0,65 2,00 0,67
Lebih terperinciBAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan di Laboratorium Fisiologi dan Pemuliaan
14 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian ini telah dilaksanakan di Laboratorium Fisiologi dan Pemuliaan Tanaman Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro pada tanggal 27 Maret 2017-23 Mei
Lebih terperinciyang memang tidak dibenarkan. Demikian itu terjadi karena mereka selalu berbuat durhaka dan melampaui batas. (QS. Al-Baqarah : 61)
yang memang tidak dibenarkan. Demikian itu terjadi karena mereka selalu berbuat durhaka dan melampaui batas. (QS. Al-Baqarah : 61) BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Rancangan penelitian Penelitian ini adalah
Lebih terperinciMETODE UJI TOLERANSI PADI (Oryza sativa L.) TERHADAP KEKERINGAN PADA STADIA PERKECAMBAHAN
METODE UJI TOLERANSI PADI (Oryza sativa L.) TERHADAP KEKERINGAN PADA STADIA PERKECAMBAHAN YULITHA DWI HARYANI A24061364 DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
28 HASIL DAN PEMBAHASAN Penentuan Metode Pengusangan Cepat Benih Kedelai dengan MPC IPB 77-1 MM Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menentukan metode pengusangan cepat benih kedelai menggunakan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
15 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Parameter persentase perkecambahan Berdasarkan hasil anasisis sidik ragam pada Lampiran 1, perlakuan konsentrasi dan lama perendaman tidak berbeda nyata terhadap persentase
Lebih terperinciLAMPIRAN. Lampiran 1. Layout. Keterangan : B0 : Sari belimbing wuluh 0 % B1 : Sari belimbing wuluh 10 % B2 : Sari belimbing wuluh 20 %
LAMPIRAN Lampiran 1. Layout B0S2 B0S3 B0S0 B0S1 B1S0 B2S2 B3S0 B3S2 B3S3 B2S0 B1S3 B1S2 B1S1 B2S3 B3S1 B2S1 Keterangan : B0 : Sari belimbing wuluh 0 % B1 : Sari belimbing wuluh 10 % B2 : Sari belimbing
Lebih terperinciIII. MATERI DAN METODE
III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini telah dilaksanakan di Laboratorium Agronomi dan lahan percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim
Lebih terperinciLampiran 1. Format uji organoleptik UJI ORGANOLEPTIK KARAKTERISTIK FLAT WAFER DARI TEPUNG KOMPOSIT KASAVA TERMODIFIKASI DENGAN BERBAGAI JENIS MOCAF
65 Lampiran 1. Format uji organoleptik UJI ORGANOLEPTIK KARAKTERISTIK FLAT WAFER DARI TEPUNG KOMPOSIT KASAVA TERMODIFIKASI DENGAN BERBAGAI JENIS MOCAF Nama Produk : Flat Wafer Dari Tepung Komposit Kasava
Lebih terperinciPengujian Vigor Daya Simpan dan Vigor terhadap Kekeringan pada Benih Padi Gogo dan Padi Sawah
Pengujian Vigor Daya Simpan dan Vigor terhadap Kekeringan pada Benih dan Padi Sawah Testing for Seed Storability and Vigor to drought on Upland and Lowland Rice Feni Shintarika, Faiza Chairani Suwarno
Lebih terperinciLampiran 1. Data Tinggi Tanaman Minggu Ke 8
39 Lampiran 1. Data Tinggi Tanaman Minggu Ke 8 T1P1 135,8 137,2 154,7 427,7 T1P2 142 141,5 155,7 439,2 T1P3 153 155,7 148,1 456,8 T1P4 149,1 121,4 151,7 422,2 T1P5 140 140,5 148 428,5 T2P1 167,2 158,4
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Fisiologi Tumbuhan, Jurusan
III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Fisiologi Tumbuhan, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Lampung
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN
METODOLOGI PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari-Oktober 2011 di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Benih, Laboratorium Kromatografi dan Analisis Tumbuhan, Departemen
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan Bahan dan Alat Metode Pelaksanaan
BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Benih IPB, Darmaga, Bogor. Waktu pelaksanaan penelitian dimulai dari bulan Februari 2011 sampai dengan
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Pembuatan Lot Benih
HASIL DAN PEMBAHASAN Pembuatan Lot Benih Pembuatan lot benih dilakukan untuk memperoleh beragam tingkat vigor yang berbeda. Lot benih didapat dengan perlakuan penderaan terhadap benih jagung melalui Metode
Lebih terperinciSumber : Nurman S.P. (http://marisejahterakanpetani.wordpress.com/
Lampiran 1. Deskripsi benih sertani - Potensi hasil sampai dengan 16 ton/ha - Rata-rata bulir per-malainya 300-400 buah, bahkan ada yang mencapai 700 buah - Umur panen padi adalah 105 hari sejak semai
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboraturium Benih dan Pemuliaan Tanaman
13 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboraturium Benih dan Pemuliaan Tanaman Fakultas Pertanian, Universitas Lampung dari bulan September 2013 sampai
Lebih terperinciTabel Lampiran 1. Pengaruh Suhu dan Kelembaban terhadap Resistensi Kulit Buah Manggis
LAMPIRAN Tabel Lampiran 1. Pengaruh Suhu dan Kelembaban terhadap Resistensi Kulit Buah Manggis 0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24... (Bar) Suhu 15 0 C 1.64 0.29 0.16 0.32 0.24b 0.32b 0.27b 0.29b 0.39b 0.76b
Lebih terperinciLampiran 1. Deskripsi Padi Varietas Ciherang
Lampiran 1. Deskripsi Padi Varietas Ciherang Nama Varietas : Ciherang Kelompok : Padi Sawah Nomor Seleksi : S3383-1d-Pn-41 3-1 Asal Persilangan : IR18349-53-1-3-1-3/IR19661-131-3-1//IR19661-131- 3-1///IR64
Lebih terperinciLampiran 1. Bagan Penelitian di Rumah Kasa FP USU
Lampiran 1. Bagan Penelitian di Rumah Kasa FP USU U P7 P3 P5 P4 P0 P2 P8 P5 P3 P5 P8 P4 P1 P6 P8 P3 P7 P6 P6 P1 P7 P0 P2 P1 P2 P4 P0 U1 U2 U3 Lampiran 2. Prosedur Metode Bray II Prinsip : P tersedia tanah
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Lahan penelitian yang digunakan merupakan lahan yang selalu digunakan untuk pertanaman tanaman padi. Lahan penelitian dibagi menjadi tiga ulangan berdasarkan ketersediaan
Lebih terperinciPerhitungan kebutuhan larutan 2,4-D dan GA3. Perlakuan 2,4-D Volume GA3 Volume
41 Lampiran 1. Perhitungan larutan Perhitungan kebutuhan larutan 2,4-D dan GA3 Perlakuan 2,4-D Volume GA3 Volume G1 5 ml x 9 bunga 45 5 ml x 9 bunga 45 G2 5 ml x 9 bunga 45 5 ml x 9 bunga 45 G3 5 ml x
Lebih terperinciUlangan I II III K1W1 1,13 1,2 1 3,33 1,11 K1W2 1,54 1,54 1,47 4,55 1,52 K1W3 1,4 1,54 1,4 4,34 1,45 K1W4 1,27 1,27 1,2 3,74 1,25
81 Lampiran 1. Perhitungan ANOVA Data Hasil Pengamatan tentang Pengaruh Variasi Konsentrasi Ragi Tape dan Waktu Fermentasi terhadap Kadar Bioetanol dari Kulit Kentang Perlakuan Ulangan I II III Total Rata-rata
Lebih terperinci: varietas unggul nasional (released variety) : 636/Kpts/TP.240/12/2001 tanggal 13 Desember tahun 2001 Tahun : 2001 : B6876B-MR-10/B6128B-TB-15
Lampiran 1. Deskripsi Padi Varietas Batutugi Nama varietas : Batutugi Kategori : varietas unggul nasional (released variety) SK : 636/Kpts/TP.240/12/2001 tanggal 13 Desember tahun 2001 Tahun : 2001 Tetua
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Penelitian
21 HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Penelitian Lokasi penelitian mempunyai topografi lahan datar dengan tekstur tanah yang remah dengan jenis tanah inseptisol. Pohon aren yang terseleksi untuk sampel
Lebih terperinciLampiran1. Dosis. Konsentrasi Hara Makro dan Mikro dalam Larutan Pupuk Siap Pakai untuk Produksi Sayuran Daun
Lampiran1. Dosis Konsentrasi Hara Makro dan Mikro dalam Larutan Pupuk Siap Pakai untuk Produksi Sayuran Daun Unsur Hara Konsentrasi (ppm) Hara makro : N-NO3-, nitrat 214 N-NH4+,N-amonium 36 P, fosfor 62
Lebih terperinciMetode Penelitian. commit to user 100% 13,33% 50% 26,67% 30% 46,67% 25% 60,00% 15% 66,67% 10% 73,33% 4% 80,00% 2% 86,67%
III. Metode Penelitian A. Waktu dan tempat penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan bulan Oktober 2013 bertempat di Desa Karanggeneng, Kecamatan Boyolali, Kabupaten Boyolali
Lebih terperinciLAMPIRAN PERHITUNGAN. Lampiran 1. Perhitungan % FFA dan % Bilangan Asam Minyak Jelantah. = 2 gram + 3,5 gram. = 5,5 gram (Persamaan (2))
LAMPIRAN PERHITUNGAN Lampiran 1. Perhitungan % FFA dan % Bilangan Asam Minyak Jelantah Data: m Minyak jelantah ml NaOH 1 gram 2 gram + 3,5 gram 5,5 gram (Persamaan (2)) Banyaknya katalis untuk 100 ml minyak
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode
23 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret Agustus 2012. Perbanyakan benih dilakukan pada bulan Maret-Juni 2012 di KP Leuwikopo. Pengujian benih dilakukan pada bulan
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Penelitian
HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Penelitian Hasil analisis tanah sebelum perlakuan dilakukan di laboratorium Departemen Ilmu Tanah Sumberdaya Lahan IPB. Lahan penelitian tergolong masam dengan ph H O
Lebih terperinciVIGOR DAYA SIMPAN DAN VIGOR KEKUATAN TUMBUH BENIH JAGUNG HIBRIDA (Zea mays L.) ATIKA MAYANG SARI
VIGOR DAYA SIMPAN DAN VIGOR KEKUATAN TUMBUH BENIH JAGUNG HIBRIDA (Zea mays L.) ATIKA MAYANG SARI DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2015 PERNYATAAN
Lebih terperinci- Volume bak : -Tinggi = 14 cm. - Volume = 14 cm x 30 cm x 40 cm = 16,8 liter
LAMPIRAN 50 51 Lampiran 1. Perhitungan Kebutuhan Jerami Padi Pengukuran kapasitas bak - Volume bak : -Tinggi = 14 cm -Lebar -Panjang = cm = 40 cm - Volume = 14 cm cm 40 cm = 16,8 liter Perhitungan kebutuhan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial dengan dua faktor. Faktor pertama adalah konsentrasi larutan PEG 6000 (K) yang terdiri
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengaruh Konsentrasi Air Kelapa (Cocos nucifera) terhadap Viabilitas Rosella Merah (Hibiscus sabdariffa var. sabdariffa) Berdasarkan hasil analisis (ANAVA) pada lampiran
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian. Bahan dan Alat
BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Benih serta Laboratorium Pasca Panen, Departemen Agronomi dan Hortikultura, Institut Pertanian
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu
BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian dilaksanakan di dua tempat yaitu, di Laboratorium PKHT IPB, Baranangsiang untuk pengujian kadar air dan penyimpanan dengan perlakuan suhu kamar dan suhu rendah.
Lebih terperinciUlangan ANALISIS SIDIK RAGAM Sumber variasi db jk kt F hitung
Lampiran 1. Analisis Tinggi Tanaman Data Tinggi Tanaman Minggu ke-14 Ulangan 1 2 3 Jumlah Purata M1 114,40 107,30 109,40 331,10 110,37 M2 110,90 106,60 108,50 326,00 108,67 M3 113,40 108,60 109,20 331,20
Lebih terperinciPengendalian hama dan penyakit pada pembibitan yaitu dengan menutup atau mengolesi luka bekas pengambilan anakan dengan tanah atau insektisida,
PEMBAHASAN PT National Sago Prima saat ini merupakan perusahaan satu-satunya yang bergerak dalam bidang pengusahaan perkebunan sagu di Indonesia. Pengusahaan sagu masih berada dibawah dinas kehutanan karena
Lebih terperinci(Glycine max (L. ) Merr. )
PENGARUH VIGOR AWAL BENIH DAN PERLAKUAN "PRIMING" TERHADAP VIABILITAS, PRODUKSI DAN MUTU BENIH KEDELAI (Glycine max (L. ) Merr. ) Oleh Siti Munifah A 29.1252 JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN E'AKULTAS PERTANIAN
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN
METODOLOGI PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei s/d September 2012 di lahan kering Kabupaten Bone Bolango dan bulan Oktober 2012 di Laboratorium Balai Karantina
Lebih terperinciMulai. Merancang bentuk alat. Memilih bahan. Diukur bahan yang akan digunakan. Merangkai alat. Pengelasan. Dihaluskan permukaan yang kasar.
40 Lampiran 1. Flowchart pelaksanaan penelitian Mulai Merancang bentuk alat Menggambar dan menentukan dimensi alat Memilih bahan Diukur bahan yang akan digunakan Dipotong bahan yang digunakan sesuai dengan
Lebih terperinciLampiran 1. Perhitungan Kelangsungan Hidup Benih Ikan Koi Pada Penelitian Pendahuluan.
Lampiran 1. Perhitungan Kelangsungan Hidup Benih Ikan Koi Pada Penelitian Pendahuluan. Perlakuan N0 Nt SR% A (0,1 ml/l) 10 2 20 B (0,3 ml/l) C (0,5 ml/l) D (0,7 ml/l) E (0,9 ml/l) F (1,1 ml/l) G (1,3 ml/l)
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Analisis Sifat Fisik dan Kimia Tanah Inceptisol Indramayu Inceptisol Indramayu memiliki tekstur lempung liat berdebu dengan persentase pasir, debu, liat masing-masing 38%,
Lebih terperinci