S A M B U T A N DIREKTUR JENDERAL BINA ADMINISTRASI KEWILAYAHAN PADA ACARA PEMBUKAAN BIMTEK TANGGAP DARURAT DAN PASCABENCANA JAKARTA, 11 MARET 2018

Transkripsi

1 KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA DITJEN BINA ADMINISTRASI KEWILAYAHAN Jalan Medan Merdeka Utara Nomor 7, Telepon/Faksimile (021) , ditjenbinaadwil@kemendagri.go.id S A M B U T A N DIREKTUR JENDERAL BINA ADMINISTRASI KEWILAYAHAN PADA ACARA PEMBUKAAN BIMTEK TANGGAP DARURAT DAN PASCABENCANA JAKARTA, 11 MARET 2018 Para Pejabat Kementerian dan Lembaga; Para Pejabat BPBD Provinsi dan Pejabat BPBD Kabupaten/Kota terpilih; Para Undangan dan Peserta Rapat yang Berbahagia. Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Selamat pagi dan salam sejahtera untuk kita semua, Pertama-tama marilah kita panjatkan Puji Syukur Kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa atas taufiq, hidayah dan karunia-nya sehingga pada hari ini, kita dapat mengikuti kegiatan Bimbingan Teknis Tanggap Darurat dan Pascabencana, dalam keadaan sehat wal affiat. Maksud dan tujuan penyelenggaraan bimbingan teknis ini adalah untuk meningkatkan kemampuan dan ketrampilan aparatur pemerintahan daerah dalam penanggulangan Bencana dan kebakaran, sehingga dalam pelaksanaannya dapat dilakukan dengan terkoordinir, terpadu, efektif, efisien, cepat dan tepat dalam satu komado. Saudara - Saudara peserta bimtek dan undangan yang berbahagia, Seperti kita maklumi bersama, bahwa pada akhir-akhir ini di beberapa wilayah di Indonesia kita dihadapkan dengan kecenderungan terjadinya bencana mulai dari banjir, tanah longsor, pergerakan tanah, angin puting beliung, gunung meletus, gempa bumi, serta

2 kebakaran yang cukup signifikan, baik ditinjau dari intensitas maupun frekwensinya serta cakupan wilayah terkena dampak bencana yang cukup luas, sehingga menimbulkan kerugian yang cukup besar serta menimbulkan korban jiwa yang cukup besar pula. Negara Kesatuan Republik Indonesia memang wilayahnya berada di wilayah rawan bencana, maka hal ini menjadi perhatian penting bagi aparatur pemerintahan daerah yang berada di garis depan, mulai dari aparat yang berdinas di desa, kelurahan, kecamatan dan kapupaten/kota untuk segera merespon dengan cepat apa yang dibutuhkan oleh masyarakat yang terdampak bencana dan kebakaran. Diharapkan aparat pemerintah selalu senantiasa berada di tengah-tengah masyarakat terdampak bencana. Pada kesempatan yang berbahagia ini saya juga mengucapkan terimakasih dan penghargaan yang tinggi atas kesungguhan dan kerja keras saudara dalam pengabdiannya demi kemanusiaan dalam penanggulangan bencana dan kebakaran. Saudara-saudara peserta bimbingan teknis dan undangan yang saya hormati Bencana dan kebakaran termasuk dalam sub urusan ketentraman, dan ketertiban umum serta perlindungan masyarakat yang merupakan urusan pemerintahan wajib yang berkaitan dengan pelayanan dasar, sebagaimana diamanatkan pada pasal 12 huruf e dan lampiran UU Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah. Sehubungan dengan hal tersebut diatas penyelenggaran pemerintahan daerah wajib memprioritaskan pelaksanaan urusan pemerintahan wajib yang berkaitan dengan pelayanan dasar sebagaimana pasal 18 ayat (1) UU No 23 tahun 2014 tentang pemerintahan daerah. Hal ini sesuai dengan pasal 5 UU Nomor 24 Tahun 2007 tentang penanggulangan bencana, bahwa pemerintah pusat, dan pemerintah daerah menjadi penanggung jawab dalam penyelenggaraan penenggulangan bencana. Dalam peraturan pemerintah nomor 2 tahun 2018 tentang standar pelayanan minimal telah mengatur standar pelayanan minimal bidang ketentraman, ketertiban umum, dan perlindungan masyarakat yang mengatur ketentuan jenis dan mutu pelayanan dasar yang merupakan urusan pemerintahan wajib yang berhak diperoleh setiap warga negara secara maksimal. Pemerintah daerah sebagai first responder penanggulangan bencana, diharapkan dapat melakukan kemandirian dalam pelaksanaan penanggulangan bencana, dengan 2

3 dukungan anggaran yang memadai secara cepat tepat dan bertanggungjawab. Gunakan dan manfaatkan anggaran penanggulangan bencana secara optimal, jangan takut bila sesuai aturan yang berlaku, pelajari, pahami, implementasikan dan pertanggungjawabkan dengan benar. Pada perkembangan saat ini, masyarakat yang menjadi korban bencana dan kebakaran masih bergantung kepada pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Hal ini menjadi perhatian penting bagi aparatur penyelenggaraan pemerintah di daerah untuk merespon dengan cepat apa yang dibutuhkan oleh masyarakat yang terdampak bencana. Saudara-saudara peserta bimtek yang saya banggakan Kementerian Dalam Negeri secara bertahap dan berkesinambungan telah mengupayakan agar 3 asas penyelenggaraan pemerintahan yaitu asas desentralisasi, dekonsentrasi, dan tugas pembantuan dapat diselenggarakan secara serasi, selaras dan seimbang dan sekaligus untuk mewujudkan sistem penyelenggaraan pemerintahan daerah yang efektif dan efisien dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat dalam wadah negara kesatuan republik indonesia. Upaya memantapkan penyelenggaraan pennggulangan bencana di daerah yang menganut tiga asas tersebut, dilakukan guna mewujudkan sinergitas hubungan pusat dan daerah dalam upaya meningkatkan dan mewujudkan pembinaan wilayah, pembangunan daerah, ketentraman, ketertiban umum, persatuan dan kesatuan bangsa, yang secara akumulatif untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat. Upaya pemerintah pusat, pemerintah daerah provinsi, pemerintah daerah kabupaten/kota sudah cukup baik dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana baik pada saat tanggap darurat maupun pascabencana. Sebelum mengakhiri sambutan ini saya ingin menekankan beberapa hal sebagai berikut: 1. Pelaksanaan operasi tanggap darurat yang dilakukan oleh pemerintah pusat (kementerian/lembaga pemerintahan non kementerian, pemerintah daerah provinsi, pemerintah daerah kabupaten/kota, TNI, POLRI, organisasi kemayarakatan, dan dunia usaha harus berada dalam satu komando tanggap darurat yang semuanya berada dan berkedudukan di pos komando tanggap darurat. 3

4 2. Pemerintah daerah provinsi, pemerintah daerah kabupaten/kota melaui koordinasi BPBD atau SKPD yang menangani bencana senantiasa meningkatkan pengetahuan, ketrampilan dan keahlian dalam penanggulangan bencana. 3. Melakukan penyusunan rencana kontijensi bencana dan kebakaran, dan standard operating procedure (SOP) sesuai jenis bencana dan kebakaran sehingga semua pihak yang terkait akan terlibat dan berperan dalam operasi tanggap darurat bencanaq dan kebakaran. 4. Melakukan penyusunan rencana APBD khususnya belanja tidak terduga yang memadai sebagaimana permendagri nomor sebagaimana telah dirubah beberapa kali terakhir dengan permendagri nomor 21 tahun 2011 tentang perubahan kedua atas permendagri nomor 13 tahun 2006 tentang pedoman pengelolaan keuangan daerah, yang ditindaklanjuti dengan surat edaran menteri dalam negeri nomor 360/2903/SJ tanggal 3 Juni 2015 tentang pedoman pendanaan tanggap darurat bencana yang bersumberdari belanja tidak terduga. Diharapkan Badan Penanggulangan Bencana Daerah/BPBD Provinsi, BPBD Kabupaten, dan BPBD Kota melakukan koordinasi dengan Badan perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA), dan Pusat Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (PPKAD) untuk melakukan penyusunan anggaran BTT yang mencukupi dan memadai. 5. Pengalokasian dana penanggulangan bencana ke dalam APBD terkait dana kontijensi yang diperlukan pada saat tanggap darurat dan pascabencana. 6. Melakukan pengelolaan uang dan barang yang berasal dari APBD, APBN dan dana lainnya yang sah sesuai dengan peraturan perundang-undangan pada tahap tanggap darurat dengan prinsip-prinsip transparan, dan akuntabel. 7. Sinkronisasi dan koordinasi dalam pengintegrasian kebencanaan dalam perencanaan pembangunan daerah. 8. Mengikutsertakan peran serta masyarakat, baik pihak swasta dan dunia usaha dalam penenggulangan bencana dengan paradigma baru penenggulangan bencana dari responsive ke prefentif. 4

5 Saudara -Saudara peserta rapat yang saya muliakan, Saya berharap, kegiatan ini dijadikan sebagai momentum untuk pembelajaran, dengan saling bertukar pikiran dan berbagai pengalaman untuk mementapkan komitmen mencapai keberhasilan dalam terwujudnya pelayanan pemerintah yang optimal kepada masyarakat pada saat tanggap darurat maupun pasvacebencana. Saya berharap kepada para narasumber untuk memberikan bekal ilmu dan pemahaman bagi para pejabat dari BPBD sebagai pelaksana penanggulangan bencana di daerah dengan tujuan agar bencana yang terjadi di daerah dapat di tangani dengan mekanisme kerjasama antar satuan kerja perangkat daerah pada saat tanggap darurat dan pascabencana. Demikian beberapa hal yang dapat saya sampaikan, akhirnya dengan mengucapkan Bismillahhir rohmanirrohiim... Bimbingan Teknis Tanggap Darurat dan Pascabencana, secara resmi dibuka. Semoga Allah SWT meridhoi upaya-upaya yang telah kita lakukan dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana dan kebakaran dapat berjalan secara terencana, terpadu, terkoordinasi, dan menyeluruh. Amin YRA Wassalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Direktur Jenderal Bina Administrasi Kewilayahan, TTD Eko Subowo 5