BAB III METODE PENELITIAN. diperoleh, penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif karena

Transkripsi

1 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian asosiatif dengan adanya hubungan dimana terdapat variabel bebas dan terikat. Dilihat dari data yang diperoleh, penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif karena didalamnya mengacu pada perhitungan data penelitian yang berupa angkaangka. B. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan perkebunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode Pengambilan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling dengan kriteria : 1. Perusahaan perkebunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2. Memiliki laporan keuangan lengkap selama lima tahun terakhir dari tahun Perusahaan tersebut memiliki data harga saham bulanan lengkap selama periode C. Variabel dan Definisi Operasional 1. Variabel Dependen (Y) adalah tipe variabel terikat yang dijelaskan atau dipengaruhi variabel independen. Penelitian ini variabel Dependen adalah pengembalian saham menggunakan data bulanan. Return realisasi merupakan return yang telah terjadi. Actual return digunakan dalam 24

2 25 menganalisis data adalah hasil yang diperoleh dari investasi dengan cara menghitung selisih harga saham individual periode berjalan dengan periode sebelumnya dengan mengabaikan deviden, diukur dengan menggunakan rumus return saham dalam satuan presentase (%) dapat ditulis sebagai berikut: Keterangan: Ri,t = Return Saham i pada periode t Pi,t = Harga Saham i pada periode t Pi,t-1 = Harga Saham pada i periode t-1 2. Variabel Independen (X) atau variabel bebas merupakan variabel yang tidak dipengaruhi atau tidak tergantung oleh variabel lain dengan kata lain variabel mempengaruhi variabel lain. Penelitian ini variabel Independen/ variabel Bebasnya adalah : a. Inflasi (X 1 ) Inflasi merupakan suatu tingkat Inflasi yang terjadi pada setiap bulannya mulai tahun Inflasi (X 1 ) adalah kecenderungan terjadinya peningkatan harga produk secara keseluruhan yang diketahui dalam presentase (%). b. Suku Bunga (X 2 ) Tingkat Suku Bunga SBI merupakan Suku Bunga kebijakan yang mencerminkan sikap atau stance kebijakan moneter yang ditetapkan oleh bank Indonesia dan diumumkan kepada publik sebagai pengakuan

3 26 utang berjangka waktu pendek. Tingkat Suku Bunga yang digunakan dalam penelitian ini merupakan tingkat Suku Bunga SBI. Pengukuran yang digunakan adalah satuan presentase (%) dan data yang diambil adalah tingkat suku bunga SBI bulanan mulai tahun c. Nilai Tukar Rupiah (X 3 ) Nilai tukar rupiah menunjukkan nilai dari mata uang US Dolar yang ditranslasikan dengan mata uang rupiah. Data yang diambil adalah nilai tukar rupiah bulanan mulai tahun D. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian adalah data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari pihak lain dalam bentuk yang sudah jadi dan dipublikasikan untuk umum. Beberapa Sumber data yang digunakan untuk penelitian ini diperoleh dari jurnal, buku dan di situs internet yaitu dan E. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan dokumentasi berupa laporan keuangan pada perusahaan perkebunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode F. Teknik Analisis Data 1. Analisis Regresi Linear Berganda Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan analisis regresi linier berganda. Analisis regresi linier

4 27 berganda adalah hubungan secara linear antara dua atau lebih variabel independen (X) dengan variabel dependen (Y). Analisis ini untuk mengetahui arah hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen apakah masing-masing variabel independen berhubungan positif atau negatif dan untuk memprediksi nilai dari variabel dependen apabila nilai variabel independen mengalami kenaikan atau penurunan. Data yang digunakan biasanya berskala interval atau rasio. Persamaan regresi linear berganda sebagai berikut: Y = a + b 1 X 1 + b 2 X 2 +b 3 X 3 + e Keterangan: Y = Pengembalian saham X 1 X 2 X 3 a b 1, b 2, b 3 = Inflasi = Suku bunga = Nilai tukar rupiah = Konstanta = Koefisien regresi (nilai peningkatan ataupun penurunan) e = error 2. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Seperti diketahui bahwa uji t dan F mengasumsikan bahwa

5 28 nilai residual mengikuti distribusi normal. Apabila asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah kecil (Ghozali, 2016:154). Model yang paling baik adalah apabila keduanya mempunyai distribusi normal atau mendekati normal. Pada prinsipnya normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik atau dengan melihat histogram dari residualnya. Dasar pengambilan keputusan: 1) Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. 2) Jika data menyebar jauh dari diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. b. Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen) atau tidak. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara varibel independen. Jika variabel independen saling berkorelasi, maka variabel-varibel ini tidak otogonal. Variabel otogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi antar sesama varibel independen sama dengan nol (Ghozali, 2016:103).

6 29 Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas didalam model regresi adalah yaitu dengan ketentuan sebagai berikut: 1) Jika nilai tolerance < 0,10 dan variance inflation factor (VIF) > 10, maka terjadi multikolinearitas. 2) Jika nilai tolerance > 0,10 dan variance inflation factor (VIF) < 10, maka tidak terjadi multikolinearitas. c. Uji Autokorelasi Uji asumsi autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (periode sebelumya), jika terjadi korelasi maka dinamakan ada problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Masalah ini timbul karena residual (kesalahan penggangu) tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya (Ghozali, 2016:107). Mendeteksi adanya autokorelasi adalah dari besaran Durbin Watson yang bisa diambil patokan adalah: 1) Angka D-W dibawah -2, berarti ada autokorelasi positif 2) Angka D-W diantara -2 smpai +2 berarti tidak ada autokorelasi 3) Angka D-W diatas +2 berarti ada autokorelasi negatif d. Uji Heterokedastisitas Uji heteroskedasitistas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu

7 30 pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homokedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedistisitas. Model regresi yang baik adalah yang Homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas karena data ini menghimpun data yang mewakili sebagai ukuran (Ghozali, 2016:134). Cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedistisitas adalah dengan menggunakan metode grafik plot antara nilai prediksivariabel terikat (ZPRED) dengan residualnya (SRESID). Metode grafik dapat dilakukan dengan melihat dari ada tidaknya pola tertentu pada grafik scaterplot disekitar nilai X dan Y. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang membentuk pola tertentu teratur, maka telah terjadi gejala heteroskedistisitas. Apabila tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. 3. Uji Hipotesis a. Uji Hipotesis 1 1) Uji F (uji koefisien secara serempak) Uji -F digunakan untuk menguji koefisien bersama -sama, sehingga nilai dari koefisien regresi tersebut dapat diketahui secara bersama. Uji ini juga digunakan untuk mengetahui apakah model regresi dapat digunakan untuk mempengaruhi variabel dependen secara simultan atau tidak (Nachrowi dan Usman, 2006: 17).

8 31 Langkah-langkah yang digunakan untuk menuntukan hipotesis menggunakan Uji F dilakukan sebagai berikut: a) Menentukan hipotesis H 0 : b 1 = 0 (tidak terdapat pengaruh secara keseluruhan antara variabel dependen dengan variabel independennya) H a : b 1 > 0 (terdapat pengaruh secara keseluruhan antara variabel dependen dengan variabel independennya) b) Menentukan tingkat keyakinan α = 5 % c) Kriteria Pengujian (1) H 0 diterima jika F hitung F tabel yang bisa diartikan bahwa variabel independen tingkat inflasi, suku bunga, dan nilai tukar rupiah secara keseluruhan tidak mempengaruhi variabel dependen pengembalian saham (2) H 0 ditolak jika F hitung > F tabel yang bisa diartikan bahwa variabel independen tingkat inflasi, suku bunga, dan nilai tukar rupiah secara keseluruhan mempengaruhi variabel dependen pengembalian saham 2) Uji t (uji koefisien secara individu) Uji-t untuk menguji apakah variabel bebas tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen tatau tidak. Variabel bebas akan memiliki pengaruh yang berarti jika nilai t hitung variabel bebas tersebut lebih besar dibandingkan dengan nilai t tabel (Suliyanto, 2011:62).

9 32 a) Merumuskan hipotesis H 0 dan hipotesis alternatif H a H 0 : b 1 = 0 (tidak terdapat pengaruh secara parsial antara variabel independen dan variabel dependen) H a : b 1 > 0 (terdapat pengaruh secara parsial antara variabel independen dan variabel dependen) b) Menentukan tingkat keyakinan α = 5 % c) Kriteria Pengujian (1) H 0 diterima jika t hitung t tabel yang bisa diartikan bahwa variabel independen tingkat inflasi, suku bunga, dan nilai tukar rupiah secara individu tidak mempengaruhi variabel dependen pengembalian saham (2) H 0 ditolak jika t hitung > t tabel yang bisa diartikan bahwa variabel independen tingkat inflasi, suku bunga, dan nilai tukar rupiah secara individu mempengaruhi variabel dependen pengembalian saham b. Uji Hipotesis 2 Analisis variabel independen yang paling berpengaruh besar terhadap variabel dependen dilakukan dengan membandingkan nilai t hitung masing-masing variabel dependen. Nilai t hitung dari variabel independen akan digunakan untuk mengetahui variabel yang berpengaruh terhadap pengembalian saham. Nilai t hitung variabel inflasi lebih besar daripada t hitung suku bunga dan nilai tukar rupiah.