HUBUNGAN KOMUNIKASI PERAWAT DENGAN ORANGTUA DALAM PEMBERIAN ASUHAN KEPERAWATAN DI RUANG ANAK RSUD KALABAHI KABUPATEN ALOR PROPINSI NTT

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "HUBUNGAN KOMUNIKASI PERAWAT DENGAN ORANGTUA DALAM PEMBERIAN ASUHAN KEPERAWATAN DI RUANG ANAK RSUD KALABAHI KABUPATEN ALOR PROPINSI NTT"

Transkripsi

1 HUBUNGAN KOMUNIKASI PERAWAT DENGAN ORANGTUA DALAM PEMBERIAN ASUHAN KEPERAWATAN DI RUANG ANAK RSUD KALABAHI KABUPATEN ALOR PROPINSI NTT Sarah Susana Atalani 1, Chaeruddin 2 1 STIKES Nani Hasanuddin Makassar 2 STIKES Nani Hasanuddin Makassar ABSTRAK Proses keperawatan merupakan bagian integral dari praktik keperwatan yang meliputi 5 tahap yaitu pengkajian, diagnosa, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Dalam penerapan asuhan keperawatan dibutuhkan komunikasi terapeutik yang terdiri dari beberapa tahap yaitu fase pra interaksi, fase perkenalan, fase kerja dan fase terminasi. Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang direncanakan dan dilakukan untuk membantu penyembuhan pasien. Tujuan penelitian ini adalah diketahuinya hubungan komunikasi perawat dengan orangtua dalam pemberian asuhan keperawatan di Ruang Anak RSUD Kalabahi Kabupaten Alor Nusa Tenggara Timur. Penelitian ini menggunakan rancangan metode cross sectional. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 32 orang dengan menggunakan total sampling. Pengumpulan data dilakukan melalui kuesioner. Data yang terkumpul diolah dan dianalisis dengan menggunakan komputer. Analisis data mencakup analisis karakteristik umum responden berdasarkan umur, jenis kelamin, pendidikan dan analisis univariat yang mencakup distribusi responden berdasarkan fase pra interaksi, perkenalan, kerja, terminasi serta analisis bivariat yang dilakukan dengan uji chi square (p<α 0,05) untuk mengetahui hubungan fase pra interaksi, perkenalan, kerja dan terminasi dengan pemberian asuhan keperawatan. Hasil analisis bivariat didapatkan bahwa ada hubungan fase pra interaksi, perkenalan, kerja dan terminasi dengan pemberian asuhan keperawatan dimana didapatkan nilai P=0,002 pada fase pra interaksi, P= 0,004 pada fase perkenalan, P= 0,002 pada fase kerja, 0,002 pada fase terminasi. Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat hubungan antara fase pra interaksi, perkenalan, kerja dan terminasi dalam komunikasi perawat dengan orangtua dalam pemberian asuhan keperawatan di RSUD Kalabahi, Kabupaten Alor Nusa Tenggara Timur. Kata Kunci : komunikasi perawat, pemberian asuhan keperawatan. PENDAHULUAN Menurut WHO (World Health Organization), rumah sakit adalah bagian integral dari suatu organisasi social dan kesehatan dengan fungsi menyediakan pelayanan paripurna (komperhensif), penyembuhan penyakit (kuratif) dan pencegahan prnyakit (preventif) kepada masyarakat. Rumah sakit juga merupakan pusat pelatihan bagi tenaga kesehatan dan pusat penelitian medik. Berdasarkan undang-undang yaitu No.44 tahun 2009 tentang rumah sakit, yang dimaksudkan rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat. Menurut WHO komunikasi berasal dari bahasa Latin: communis yang berarti keadaan yang biasa membagi. Dengan kata lain, komunikasi adalah suatu proses didalam upaya membangun saling pengertian. Rumah sakit umum daerah Kalabahi didirikan pada tahun 1928 yang dirintis oleh pemerintah kolonial Belanda untuk memberikan pelayanan kesehatan masyarakat dengan menempati lokasi perumahan pendeta untuk masyarakat di Kalabahi. Pelayanan kesehatan dikelola oleh Zuster M.A Walf asal Belanda. Pada saat itu rumah sakit diberi nama Rumah Sakit Bersalin yang khusus melayani ibu hamil dan balita namun dengan banyaknya pasien dengan jenis penyakit yang ada di rumah sakit bersalin diberi nama rumah sakit Landscap Zeicam dengan pelayanan rawat jalan, rawat inap serta ruang perawatan tubercolosis namun ruang perawatan tubercolosis tidak dipakai karena tidak memenui syarat. Rumah Sakit Umum Daerah Kalabahi adalah salah satu rumah sakit pemerintah yang berada di Kabupaten Alor Propinsi Nusa Tenggara Timur yang pada 395

2 tahun memiliki tenaga medis sebanyak 380 orang. Diruang perawatan anak terdapat 32 tenaga perawat dengan latar belakang pendidikan Diploma III sebanyak 30 orang (93,8%) dan Sekolah Perawat Kesehatan 2 orang (6,2%). Sedangkan jumlah kasus yang terjadi pada anak yang dirawat di ruamg perawatan anak sebanyak 242 kasus pada tahun 2011 sedangkan pada tahun 2012 meningkat menjadi 263 kasus. Perspektif keperawatan anak merupakan landasan berpikir seorang perawatan anak dalam melaksanakan pelayanan keperawatan terhadap klien anak maupun keluarganya. Isi bahasan keperawatan anak mencakup keperawatan anak, falsafah keperawatan anak dan peran perawat anak merupakan keyakinan atau cara pandang perawat dalam memberikan filosofi keperawatan anak. Pelayanan keperawatan pada anak merupakan palayanan keperawatan yang berfokus pada orangtua agar dapat memberikan asuhan yang efektif selama hospitalisasi. Hubungan anak dan orangtua adalah unik. Perawatan berfokus pada keluarga. Elemen pokok asuhan yang berpusat pada keluarga, pencegahan terhadap trauma dan manajemen kasus. Kerjasama dalam model asuhan adalah fleksibel dan menggunakannya. Keberhasilan dari pendekatan ini tergantung pada kesepakatan tim konsep dasar asuhan keperawatan anak. Kesehatan untuk mendukung kerjasama yang aktif dari orangtua. Kesepakatan untuk menggunakan pendekatan family centered perawatan yang tidak menimbulkan adanya trauma pada anak traumatic care tidak cukup hanya dari perawat tetapi juga seluruh petugas yang ada difokuskan pada pencegahan terhadap trauma pada keluarga yang merupakan bagian penting dalam keperawatan anak (Anonim, 2012). Pada institusi pelayanan kesehatan, pasien sering complain terhadap pelayanan keperawatan dimana pelayanan yang kurang memuaskan dan membuat pasien menjadi marah serta pasien tidak datang lagi berkunjung ke pelayanan kesehatan yang sama. Hal tersebut terkadang disebabkan oleh hal yang sepele yaitu kesalahpahaman, komunikasi dan tenaga keperawatan tidak mengerti maksud pesan yang disampaikan pasien. Jika kesalahan tersebut terus berlanjut maka akan berakibat ketidakpuasan baik dari pasien maupun tenaga keperawatan, rendahnya mutu pelayanan, pasien kemudian berpindah ke institusi pelayanan kesehatan yang lain yang dapat memberikan kepuasan kepada klien (Hidayatus Sya diyah, 2013). Dalam memberikan pelayanan asuhan keperawatan tentunya diperlihatkan kemampuan berkomunikasi yang efektif sehingga dapat mendukung pelayanan keperawatan yang dapat dilakukan antara lain terbinanya hubungan yang baik antara pasien dan tenaga keperawatan, melihat perubahan perilaku yang terjadi antara individu atau pasien, kunci keberhasilan, tindakan yang telah dilakukan, tolak ukur kepuasan dari seorang pasien, tolak ukur complain tindakan keperawatan dan rehabilitasi (Hidayatus Sya diyah,2013). Komunikasi yang kurang baik tentang pemberian asuhan keperawatan sangat berdampak tehadap sikap kurang aktif serta motivasi perawat. Fenomena ini memberi gambaran kepada penulis apakah komunikasi perawat, fase pra interasi, fase perkenalan, fase kerja dan fase terminasi memberi pengaruh terhadap perilaku seseorang terhadap pemberian asuhan keperawatan. Dalam memberikan pelayanan keperawatan tentunya diperlihatkan kemampuan berkomunikasi yang efektif sehingga dapat mendukung pelayanan keperawatan yang dapat dilakukan antara lain terbinanya hubungan yang baik antara pasien dan tenaga keperawatan, melihat perubahan perilaku yang terjadi antara individu atau pasien, kunci keberhasilan, tindakan keperawatan yang telah dilakukan, tolak ukur kepuasan pasien, tolak ukur complain tindakan dan rehabilitasi (Hidayatus sya diyah,2013). Berdasarkan hal-hal tersebut diatas maka penting bagi saya untuk meneliti tentang hubungan komunikasi perawat dengan orangtua dalam pemberian asuhan keperawatan di Ruang Anak Rumah Sakit Umum Daerah Kalabahi Kabupaten Alor Propinsi NTT. BAHAN DAN METODE Lokasi, populasi, dan sampel Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif analisis artinya mengkaji suatu fenomena berdasarkan fakta empiris di lapangan. Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah metode cross sectional. Penelitian ini dilaksanakan di RSUD Kalabahi, Nusa Tenggara Timur pada tanggal 14 Juni sampai dengan 13 Juli Populasi dalam penelitian ini adalah semua perawat di bangsal perawatan anak sebanyak 32 oran Pengumpulan Data 1. Data Primer Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sampel melalui 396

3 pengukuran dan pengisian kuesioner. Alat yang digunakan adalah alat tulis menulis serta bahan yang digunakan adalah kuesioner. 2. Data Sekunder Data sekunder diperoleh dari Bagian Rekam Medik RSUD Kalabahi, Nusa Tenggara Timur. Pengolahan Data 1. Selecting. Seleksi merupakan pemilihan untuk mengklarifikasi data menurut kategori. 2. Editing data. Editing data adalah upaya memeriksa kembali kebenaran data yang diperoleh atau dikumpulkan. Editing data dapat dilakukan pada tahap pengumpulan data atau setelah data terkumpul. 3. Coding data Coding merupakan kegiatan pemberian kode numerik (angka) terhadap data yang terdiri atas beberapa kategori. Pemberian kode ini sangat penting bila pengolahan dan analisis data menggunakan komputer. Biasanya dalam pemberian kode dibuat juga daftar kode dan artinya dalam satu buku (code book) untuk memudahkan kembali melihat lokasi dan arti suatu kode dari suatu variabel 4. Tabulasi Data Tabulasi data adalah kegiatan memasukan data yang telah dikumpulkan ke dalam master tabel atau database dari komputer kemudian membuat distribusi n sederhana atau bisa juga membuat tabel kontigensi. Analisis Data Setelah data tersebut dilakukan editing, coding dan tabulasi maka selanjutnya dilakukan analisis data berupa: 1. Analisis Univariat Analisis yang dilakukan untuk analisis distribusi n variabel tunggal yang dianggap terkait dengan tujuan penelitian. 2. Analisis Bivariat Analisis bivariat yaitu untuk melihat hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen yang dilakukan dengan uji Chi-Square ( ) dengan nilai kemaknaan α = 0,05 HASIL PENELITIAN 1. Analisis Univariat Tabel 1 Distribusi responden berdasarkan umur di ruang perawatan anak RSUD Kalabahi, Juli 2013 Umur n % Tahun Tahun Tabel 1 menunjukkan bahwa dari 32 responden, sebagian besar berumur antara tahun yaitu sebanyak 24 orang (75%) sedangkan sisanya berumur antara tahun sebanyak 8 orang (25%). Tabel 2 Distribusi responden berdasarkan jenis kelamin di ruang perawatan anak RSUD Kalabahi, Juli 2013 Jenis kelamin n % Laki-Laki Perempuan Tabel 2 menunjukkan bahwa semua responden berjenis kelamin perempuan (100%). Tabel 3 Distribusi responden berdasarkan pendidikan di ruang perawatan anak RSUD Kalabahi, Juli Pendidikan n % SPK/Sederajat Diploma III Strata ,2 93,8 0 Tabel 3 menunjukkan bahwa dari 32 responden, sebagian besar berpendidikan Diploma III yaitu sebanyak 30 orang (93,8%) sedangkan sisanya berpendidikan SPK dan sederajat sebanyak 2 orang (6,2%). Tabel 4 Distribusi responden berdasarkan fase pra interaksi di ruang perawatan anak RSUD Kalabahi, Juli Fase Pra Interaksi n % ,8 56,2 Tabel 4 menunjukkan bahwa dari 32 responden, sebagian responden yaitu sebanyak 18 orang (56,2%) kurang baik dalam melakukan fase pra interaksi dimana mereka tidak merencanakan interaksi terlebih dahulu sebelum melakukan interaksi sedangkan sisanya sebanyak 14 orang (43,8%) melakukannya dengan baik. 397

4 Tabel 5 Distribusi responden berdasarkan fase perkenalan di ruang perawatan anak RSUD Kalabahi, Juli Fase Perkenalan n % 15 46,9 baik 17 53,1 Total Tabel 5 menunjukkan bahwa dari 32 responden, sebanyak 17 orang (53,1%) kurang baik dalam melakukan fase perkenalan dimana mereka tidak memperkenalkan diri terlebih dahulu karena mereka berpikir sudah dikenal sedangkan sisanya sebanyak 15 orang (46,9%) melakukannya dengan baik. Tabel 6 Distribusi responden berdasarkan fase kerja di ruang perawatan anak RSUD Kalabahi, Juli Fase Kerja N % ,0 50,0 Tabel 6 menunjukkan bahwa dari 32 responden, sebagian responden yaitu sebanyak 16 orang (50%) kurang baik dalam melakukan fase kerja karena persiapan yang tidak optimal pada pra interaksi termasuk materi sehingga berdampak pada penyampaian materi yang tidak optimal sedangkan sisanya sebanyak 16 orang (50%) melakukannya dengan baik. Tabel 7 Distribusi responden berdasarkan fase terminasi di ruang perawatan anak RSUD Kalabahi, Juli Fase Terminasi n % ,8 56,2 Tabel 7 menunjukkan bahwa dari 32 responden, sebagian responden yaitu sebanyak 18 orang (56,2%) kurang baik dalam melakukan fase terminasi dimana mereka jarang melakukan evaluasi hasil terhadap materi yang telah disampaikan sedangkan sisanya sebanyak 14 orang (43,8%) melakukannya dengan baik. Tabel 8 Distribusi responden berdasarkan pemberian asuhan keperawatan di ruang perawatan anak RSUD Kalabahi, Juli Pemberian asuhan keperawatan n % ,5 62,8 Tabel 8 menunjukkan bahwa dari 32 responden, sebagian responden yaitu sebanyak 20 orang (62,5%) kurang baik dalam melakukan fase pemberian asuhan keperawatan dimana pada saat fase implementasi terdapat beberapa prosedur tetap asuhan keperawatan yang tidak dilakukan karena keterbatasan sarana kesehatan dan perbandingan jumlah pasien dan perawat yang tidak seimbang sedangkan sisanya sebanyak 12 orang (37,5%) melakukannya dengan baik. 2. Analisis Bivariat Tabel 9 Data hubungan fase pra interaksi dengan pemberian asuhan keperawatan di ruang perawatan anak RSUD Kalabahi, Juli Pemberian Asuhan Pra Interaksi Keperawatan Total n % n % n % 14 43,8 2 6, , , Total 20 62, , p = 0,004 Berdasarkan tabel 9 dapat digambarkan bahwa jika fase pra interaksi sebanyak 14 (43,8%) dan kurang baik sebanyak 2 (6,2%) sebaliknya jika fase pra interaksi kurang baik maka didapatkan hanya 6 (18,8%) dan pemberian asuhan 10 (31,2%) yang artinya ada pengaruh positif dari fase pra interaksi dimana jika fase pra interaksi berlangsung baik maka meningkat. Pada analisis hubungan antara variable fase pra interaksi dengan pemberian asuhan keperawatan di RSUD Kalabahi didapatkan nilai P = 0,004 sedangkan α = 0,05 yang artinya ada hubungan antara fase pra interaksi dengan pemberian asuhan keperawatan. 398

5 Tabel 10 Data hubungan fase perkenalan dengan pemberian asuhan keperawatan di ruang perawatan anak RSUD Kalabahi, Juli Pemberian Asuhan Keperawatan Perkenalan Total n % n % n % 13 40,6 1 3, ,8 7 21, , ,2 Total 20 62, , p = 0,002 Berdasarkan tabel 10 dapat digambarkan bahwa jika fase perkenalan sebanyak 13 (40,6%) dan kurang baik sebanyak 1 (3,1%) sebaliknya jika fase perkenalan kurang baik maka didapatkan hanya 7 (25%) dan pemberian asuhan 11 (34,4%) yang artinya ada pengaruh positif dari fase perkenalan dimana jika fase perkenalan berlangsung baik maka meningkat. Pada analisis hubungan antara variable fase perkenalan dengan pemberian asuhan keperawatan di RSUD Kalabahi didapatkan nilai P = 0,002 sedangkan α = 0,05 yang artinya ada hubungan antara fase perkenalan dengan pemberian asuhan keperawatan. Tabel 11 Data hubungan fase kerja dengan pemberian asuhan keperawatan di ruang perawatan anak RSUD Kalabahi, Juli Kerja Pemberian Asuhan Keperawatan Total n % n % n % 11 34,4 1 3, ,5 7 21, , ,5 Total 18 56, , p = 0,002 Berdasarkan tabel 11 dapat digambarkan bahwa jika fase kerja sebanyak 11 (34.4%) dan kurang baik sebanyak 1 (3,1%) sebaliknya jika fase kerja kurang baik maka didapatkan hanya 7 (21,9%) dan pemberian asuhan 13 (40,6%) yang artinya ada pengaruh positif dari fase kerja dimana jika fase kerja berlangsung baik maka pemberian asuhan keperawatan yang baik meningkat. Pada analisis hubungan antara variable fase kerja dengan pemberian asuhan keperawatan di RSUD Kalabahi didapatakan nilai P = 0,002 sedangkan α = 0,05 yang artinya ada hubungan antara fase kerja dengan pemberian asuhan keperawatan. Tabel 12 Data hubungan fase terminasi dengan pemberian asuhan keperawatan di ruang perawatan anak RSUD Kalabahi, Juli Pemberian Asuhan Keperawatan Terminasi Total n % n % n % 14 43,8 2 6, , , Total 20 62, , p = 0,004 Berdasarkan tabel 12 dapat digambarkan bahwa jika fase terminasi sebanyak 14 (43,8%) dan kurang baik sebanyak 2 (6,2%) sebaliknya jika fase terminasi kurang baik maka didapatkan hanya 6 (18,8%) dan pemberian asuhan 10 (31,2%) yang artinya ada pengaruh positif dari fase terminasi dimana jika fase terminasi berlangsung baik maka meningkat. Pada analisis hubungan antara variabel fase terminasi dengan pemberian asuhan keperawatan di RSUD Kalabahi didapatkan nilai P= 0,004 sedangkan α = 0,05 yang artinya ada hubungan antara fase terminasi dengan pemberian asuhan keperawatan. PEMBAHASAN 1. Analisis Hubungan Antara Fase Pra Interaksi dengan Pemberian Asuhan Keperawatan Berdasarkan penelitian pada 32 responden diperoleh hasil bahwa sebanyak 20 responden (62,5%) melakukan fase pra interaksi dengan baik dalam memberikan asuhan keperawatan sedangkan

6 responden (37,5%) kurang baik dalam melakukannya dan jika fase pra interaksi sebanyak 14 (43,8%) dan kurang baik sebanyak 2 (6,2%) sebaliknya jika fase pra interaksi kurang baik maka didapatkan hanya 6 (18,8%) dan pemberian asuhan 10 (31,2%) yang artinya ada pengaruh positif dari fase pra interaksi dimana jika fase pra interaksi berlangsung baik maka meningkat. Sesuai dengan analisis hubungan fase pra interaksi dengan pemberian asuhan keperawatan didapatkan tingkat kemaknaan P = 0,004 dan α = 0,05. Menurut Mukhripah Damaiyanti (2010) fase pra interaksi merupakan salah satu fase dalam proses komunikasi terapeutik dimana perawat harus melakukan beberapa persiapan meliputi evaluasi diri, penetapan hubungan dan rencana tindakan demi tercapainya komunikasi yang baik sehingga asuhan keperawatan dapat berhasil. Berdasarkan teori diatas maka dapat dikatakan bahwa fase pra interaksi merupakan fase penting dan merupakan fase awal dalam komunikasi terapeutik antara perawat dengan pasien atau keluarganya sehingga pemberian asuhan keperawatan yang diberikan dapat berlangsung dengan maksimal. Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Lusiana Atik (2011) di Rumah Sakit Santa Elisabeth Semarang menyatakan bahwa ada hubungan yang bermakna antara fase pra interaksi dengan pemberian asuhan keperawatan. Oleh karena itu penulis dapat berasumsi bahwa ada hubungan antara fase pra interaksi dengan pemberian asuhan keperawatan di ruang perawatan anak RSUD Kalabahi Kabupaten Alor NTT. 2. Analisis Hubungan Antara Fase Perkenalan dengan Pemberian Asuhan Keperawatan Berdasarkan penelitian pada 32 responden diperoleh hasil bahwa sebanyak 20 responden (62,5%) melakukan fase perkenalan dengan baik dalam memberikan asuhan keperawatan sedangkan 12 responden (37,5%) kurang baik dalam melakukannya dan jika fase perkenalan berlangsung dengan baik, didapatkan pemberian asuhan keperawatan baik sebanyak 13 (40,6%) dan kurang baik sebanyak 1 (3,1%) sebaliknya jika fase perkenalan kurang baik maka didapatkan pemberian asuhan keperawatan yang baik hanya 7 (25%) dan pemberian asuhan keperawatan yang kurang baik sebanyak 11 (34,4%) yang artinya ada pengaruh positif dari fase perkenalan dimana jika fase perkenalan berlangsung baik maka pemberian asuhan keperawatan yang baik meningkat. Sesuai dengan analisis hubungan fase perkenalan dengan pemberian asuhan keperawatan didapatkan tingkat kemaknaan P = 0,002 dan α = 0,05. Fase perkenalan meliputi beberapa hal yaitu memberi salam, memperkenalkan diri perawat, menanyakan nama klien, menyepakati pertemuan, menghadapi kontrak, memulai percakapan awal, menyepakati masalah klien dan mengakhiri perkenalan. Dengan perkenalan maka pasien dan keluarga lebih mudah dalam mengenal dan menerima perawat dan tindakan keperawatan (Mukhripah Damaiyanti (2010). Berdasarkan teori diatas maka dapat dikatakan bahwa dalam fase perkenalan, klien dan keluarganya dapat mengenal lebih dekat perawat sehingga akan memudahkan perawat dalam melakukan berbagai asuhan keperawatan. Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Lusiana Atik (2011) di Rumah Sakit Santa Elisabeth Semarang menyatakan bahwa ada hubungan yang bermakna antara fase pra perkenalan dengan pemberian asuhan keperawatan. Oleh karena itu penulis dapat berasumsi bahwa ada hubungan antara fase perkenalan dengan pemberian asuhan keperawatan di ruang perawatan anak RSUD Kalabahi Kabupaten Alor NTT. 3. Analisis Hubungan Antara Fase Kerja dengan Pemberian Asuhan Keperawatan Berdasarkan penelitian pada 32 responden diperoleh hasil bahwa sebanyak 20 responden (62,5%) melakukan fase kerja dengan baik dalam memberikan asuhan keperawatan sedangkan 12 responden (37,5%) kurang baik dalam melakukannya. Jika fase kerja berlangsung dengan baik, didapatkan pemberian asuhan keperawatan baik sebanyak 11 (34.4%) dan kurang baik sebanyak 1 (3,1%) sebaliknya jika fase kerja kurang baik maka didapatkan pemberian asuhan keperawatan yang baik hanya 7 (21,9%) dan pemberian asuhan keperawatan yang kurang baik sebanyak 13 (40,6%) yang artinya ada pengaruh positif dari fase kerja 400

7 dimana jika fase kerja berlangsung baik maka pemberian asuhan keperawatan yang baik meningkat. Sesuai dengan analisis hubungan fase kerja dengan pemberian asuhan keperawatan didapatkan tingkat kemaknaan P = 0,002 dan α = 0,05. Fase kerja merupakan inti hubungan dalam perawatan klien yang terkait erat dengan pelaksanaan rencana tindakan asuhan keperawatan yang akan dilakukan sesuai dengan tujuan yang akan dicapai (Mukhripah Damaiyanti (2010). Berdasarkan teori diatas maka dapat dikatakan bahwa fase kerja adalah fase utama dan merupakan puncak dari komunikasi keperawatan sehingga perlu dilakukan dengan baik sehingga tujuan yang ingin dicapai dalam perencanaan suhan keperawatan dapat tercapai. Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Lusiana Atik (2011) di Rumah Sakit Santa Elisabeth Semarang menyatakan bahwa ada hubungan yang bermakna antara fase kerja dengan pemberian asuhan keperawatan. Oleh karena itu penulis dapat berasumsi bahwa ada hubungan antara fase kerja dengan pemberian asuhan keperawatan di ruang perawatan anak RSUD Kalabahi Kabupaten Alor NTT. 4. Analisis Hubungan Antara Fase Terminasi dengan Pemberian Asuhan Keperawatan Berdasarkan penelitian pada 32 responden diperoleh hasil bahwa sebanyak 20 responden (62,5%) melakukan fase terminasi dengan baik dalam memberikan asuhan keperawatan sedangkan 12 responden (37,5%) kurang baik dalam melakukannya dan jika fase terminasi sebanyak 14 (43,8%) dan kurang baik sebanyak 2 (6,2%) sebaliknya jika fase terminasi kurang baik maka didapatkan hanya 6 (18,8%) dan pemberian asuhan 10 (31,2%) yang artinya ada pengaruh positif dari fase terminasi dimana jika fase terminasi berlangsung baik maka meningkat. Sesuai dengan analisis hubungan fase terminasi dengan pemberian asuhan keperawatan didapatkan tingkat kemaknaan P = 0,004 dan α = 0,05. Fase terminasi merupakan fase akhir dari setiap pertemuan yang meliputi evaluasi hasil, tindak lanjut dan kontrak pertemuan yang akan datang (Mukhripah Damaiyanti (2010). Berdasarkan teori diatas maka dapat dikatakan bahwa fase terminasi merupakan tahap akhir pertemuan sehingga perawat perlu mengidentifikasi tingkat pemahaman dari materi atau tindakan asuhan keperawatan yang diberikan sehingga perlu melakukan tindak lanjut pada pertemuan yang akan berlangsung selanjutnya jika belum teratasi. Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Lusiana Atik (2011) di Rumah Sakit Santa Elisabeth Semarang menyatakan bahwa ada hubungan yang bermakna antara fase terminasi dengan pemberian asuhan keperawatan. Oleh karena itu penulis dapat berasumsi bahwa ada hubungan antara fase terminasi dengan pemberian asuhan keperawatan di ruang perawatan anak RSUD Kalabahi Kabupaten Alor NTT. KESIMPULAN Setelah melakukan uraian dan pembahasan diatas maka peneliti membuat beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Terdapat hubungan yang signifikan antara fase pra interaksi dalam komunikasi perawat dengan orangtua dengan pemberian asuhan keperawatan. 2. Terdapat hubungan yang signifikan antara fase perkenalan dalam komunikasi perawat dengan orangtua dengan pemberian asuhan keperawatan. 3. Terdapat hubungan yang signifikan antara fase kerja dalam komunikasi perawat dengan orangtua dengan pemberian asuhan keperawatan. 4. Terdapat hubungan yang signifikan antara fase terminasi dalam komunikasi perawat dengan orangtua dengan pemberian asuhan keperawatan. SARAN 1. Kepada para perawat di ruang perawatan anak RSUD Kalabahi perlu diberikan pelatihan komunikasi terapeutik demi meningkatkan keterampilan dalam melakukan komunikasi terapeutik dengan klien dan keluarganya sehingga asuhan keperawatan yang diberikan dapat berhasil. 2. Untuk peneliti selanjutnya agar perlu mengkaji lebih mendalam proses pelaksanaan komunikasi terapeutik di rumah sakit agar pemberian asuhan keperawatan menjadi lebih efektif dan optimal di kemudian hari. 401

8 DAFTAR PUSTAKA Asmadi.2008.Konsep Dasar Keperawatan.Jilid 1.Buku Kedokteran EGC:Jakarta Anonim Peran dan Fungsi Orang Tua. Jakarta: Universitas Pendidikan Indonesia Anonim, Defenisi, Tugas dan Fungsi Rumah Sakit Menurut WHO, (online), (http ://id.wikipedia artikel) sitasi tanggal 24 Mei Anonim Asuhan keperawatan, (online), ( sitasi tanggal 2 April 2013) Bayu Kurniawan.2012.Komunikasi Terapeutik, (online), ( inside.blogspot./2011/komunikasi terapeutik.html) sitasi tanggal 2 April Nurlinah,Djafar Keperawatan Anak Dalam Konteks keluarga, (online),( 2011/10/31.html) sitasi tanggal 2 April 2013) Hidayatus.2011.Komunikasi Keperawatan.Jilid 1.Graha Ilmu:Yogyakarta. Mukhripah.2010.Komunikasi Terapeutik dalam Praktek Keperawatan.PT. Refika Aditama:Bandung. Nursalam Manajemen Keperwatan. Jilid 3. Salemba Medika : Jakarta. Nursalam Konsep dan Penerapan Metode Penelitian Ilmu Keperawatan. Jilid 2. Salemba Medika: Surabaya Sumber Data Laporan RSU Daerah Kalabahi Alor, Sumber Data Profil Rumah Sakit Umum Daerah Kalabahi

STIKES Nani Hasanuddin Makassar 2. STIKES Nani Hasanuddin Makassar 3. STIKES Nani Hasanuddin Makassar ABSTRAK

STIKES Nani Hasanuddin Makassar 2. STIKES Nani Hasanuddin Makassar 3. STIKES Nani Hasanuddin Makassar ABSTRAK FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EFEKTIFITAS PELAKSANAAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEPERAWATAN DI INSTALASI RAWAT INAP BEDAH RUMAH SAKIT UMUM DAERAH ANDI MAKKASAU PAREPARE Sandra Aswar 1, St. Hamsinah 2, Adriani

Lebih terperinci

Seprianus Lahal 1, Suhartatik 2. STIKES Nani Hasanuddin Makassar 2. STIKES Nani Hasanuddin Makassar ABSTRAK

Seprianus Lahal 1, Suhartatik 2. STIKES Nani Hasanuddin Makassar 2. STIKES Nani Hasanuddin Makassar ABSTRAK FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IBU HAMIL MASIH MEMILIH DUKUN BERANAK DALAM MELAKUKAN BANTUAN PERSALINAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MARITAING KECAMATAN ALOR TIMUR KABUPATEN ALOR-NTT Seprianus Lahal 1, Suhartatik

Lebih terperinci

HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN JUMLAH PERAWAT DI PUSKESMAS WAEPANA KECAMATAN SOA KABUPATEN NGADA PROPINSI NTT TAHUN 2013

HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN JUMLAH PERAWAT DI PUSKESMAS WAEPANA KECAMATAN SOA KABUPATEN NGADA PROPINSI NTT TAHUN 2013 HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN JUMLAH PERAWAT DI PUSKESMAS WAEPANA KECAMATAN SOA KABUPATEN NGADA PROPINSI NTT TAHUN 203 Paulinus Masa Sato, Adriani Kadir 3 STIKES Nani Hasanuddin Makassar 2 STIKES Nani Hasanuddin

Lebih terperinci

HUBUNGAN KOMPETENSI BIDANG KOMUNIKASI DENGAN MUTU PELAYANAN KEPERAWATAN DI RUANG PERAWATAN BEDAH DAN INTERNA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SALEWANGANG MAROS

HUBUNGAN KOMPETENSI BIDANG KOMUNIKASI DENGAN MUTU PELAYANAN KEPERAWATAN DI RUANG PERAWATAN BEDAH DAN INTERNA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SALEWANGANG MAROS HUBUNGAN KOMPETENSI BIDANG KOMUNIKASI DENGAN MUTU PELAYANAN KEPERAWATAN DI RUANG PERAWATAN BEDAH DAN INTERNA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SALEWANGANG MAROS Vera Susanti 1, Dewi Yuliani H 2 1 STIKES Nani Hasanuddin

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA PERAWAT PELKASANA DALAM PENERAPAN PROSES KEPERAWATAN DI RUANGAN RAWAT INAP RSUD LABUANG BAJI MAKASSAR

ANALISIS KINERJA PERAWAT PELKASANA DALAM PENERAPAN PROSES KEPERAWATAN DI RUANGAN RAWAT INAP RSUD LABUANG BAJI MAKASSAR ANALISIS KINERJA PERAWAT PELKASANA DALAM PENERAPAN PROSES KEPERAWATAN DI RUANGAN RAWAT INAP RSUD LABUANG BAJI MAKASSAR Sarnita 1, Yasir haskas 2 1 STIKES Nani Hasanuddin 2 STIKES Nani Hasanuddin ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 51 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain penelitian 1. Rancangan Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah survey analitik, yang mana diteliti hubungan variabel dengan variabel

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEPUASAN PASIEN TERHADAP MUTU PELAYANAN KESEHATAN DI RUMAH SAKIT CUT MUTIA KABUPATEN ACEH UTARA

HUBUNGAN KEPUASAN PASIEN TERHADAP MUTU PELAYANAN KESEHATAN DI RUMAH SAKIT CUT MUTIA KABUPATEN ACEH UTARA Jurnal Kesehatan Masyarakat HUBUNGAN KEPUASAN PASIEN TERHADAP MUTU PELAYANAN KESEHATAN DI RUMAH SAKIT CUT MUTIA KABUPATEN ACEH UTARA T.SUDIAN Mahasiswa Prodi S Kesehatan Masyarakat STIKES U Budiyah Inti

Lebih terperinci

HUBUNGAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR, KOMUNIKASI DAN TINDAKAN TERHADAP TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI RUANG RAWAT INAP RSUD LABUANG BAJI MAKASSAR

HUBUNGAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR, KOMUNIKASI DAN TINDAKAN TERHADAP TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI RUANG RAWAT INAP RSUD LABUANG BAJI MAKASSAR HUBUNGAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR, KOMUNIKASI DAN TINDAKAN TERHADAP TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI RUANG RAWAT INAP RSUD LABUANG BAJI MAKASSAR Syahri Saumi Nahal 1, Abdul Latief 2 1 STIKES Nani Hasanuddin

Lebih terperinci

HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN KEPUASAN PASIEN TERHADAP PELAYANAN KEPERAWATAN DI RUANG RAWAT INAP RSUD KAB. PANGKEP

HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN KEPUASAN PASIEN TERHADAP PELAYANAN KEPERAWATAN DI RUANG RAWAT INAP RSUD KAB. PANGKEP HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN KEPUASAN PASIEN TERHADAP PELAYANAN KEPERAWATAN DI RUANG RAWAT INAP RSUD KAB. PANGKEP Susasmi 1, Yasir Haskas 2 1 STIKES Nani Hasanuddin Makassar 2 STIKES Nani

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 55 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain penelitian yang digunakan adalah survey analitik, yang mana akan diteliti hubungan variabel

Lebih terperinci

PENGARUH KINERJA PERAWAT DAN PENGORGANISASIAN TERHADAP PELAYANAN KEPERAWATAN DI RUANG RAWAT INAP MENGGUNAKAN METODE TIM DI RSI FAISAL MAKASSAR

PENGARUH KINERJA PERAWAT DAN PENGORGANISASIAN TERHADAP PELAYANAN KEPERAWATAN DI RUANG RAWAT INAP MENGGUNAKAN METODE TIM DI RSI FAISAL MAKASSAR PENGARUH KINERJA PERAWAT DAN PENGORGANISASIAN TERHADAP PELAYANAN KEPERAWATAN DI RUANG RAWAT INAP MENGGUNAKAN METODE TIM DI RSI FAISAL MAKASSAR Sarlota Y Momay 1, Chaeruddin 2, Adriani Kadir 3 1 STIKES

Lebih terperinci

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PERAWAT TERHADAP ORGANISASI PPNI DI RUMAH SAKIT UMUM BAJAWA KABUPATEN NGADA NUSA TENGGARA TIMUR

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PERAWAT TERHADAP ORGANISASI PPNI DI RUMAH SAKIT UMUM BAJAWA KABUPATEN NGADA NUSA TENGGARA TIMUR GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PERAWAT TERHADAP ORGANISASI PPNI DI RUMAH SAKIT UMUM BAJAWA KABUPATEN NGADA NUSA TENGGARA TIMUR Sartigientis Natalia Wea Lagho 1, Abu Bakar Bethan 2 1 STIKES Nani Hasanuddin

Lebih terperinci

: Komunikasi Terapeutik, Perawat

: Komunikasi Terapeutik, Perawat GAMBARAN TAHAPAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT TERHADAP PASIEN RUMAH SAKIT ISLAM PKU MUHAMMADIYAH PEKAJANGAN KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2012 Siti Setiowati Aida Rusmariana, MAN, Zulfa Atabaki, Skep. Ns

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan dasar tersebut (Depkes, 2009). yang meliputi pelayanan: curative (pengobatan), preventive (upaya

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan dasar tersebut (Depkes, 2009). yang meliputi pelayanan: curative (pengobatan), preventive (upaya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Puskesmas adalah sarana pelayanan kesehatan dasar yang sangat penting di Indonesia. Puskesmas merupakan kesatuan organisasi fungsional yang menyelenggarakan upaya kesehatan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Komunikasi terapeutik merupakan suatu proses untuk membina hubungan terapeutik

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Komunikasi terapeutik merupakan suatu proses untuk membina hubungan terapeutik BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar belakang Komunikasi terapeutik merupakan suatu proses untuk membina hubungan terapeutik antara perawat-klien dan kualitas asuhan keperawatan yang diberikan perawat kepada klien.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keperwatan. Layanan ini berbentuk layanan bio-pisiko-sosio-spritual komprehensif

BAB I PENDAHULUAN. keperwatan. Layanan ini berbentuk layanan bio-pisiko-sosio-spritual komprehensif 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keperawatan merupakan suatu bentuk layanan kesehatan profesional yang merupakan bagian integral dari layanan kesehatan yang didasarkan pada ilmu dan kiat keperwatan.

Lebih terperinci

ISSN Vol 5, ed 2, Oktober 2014

ISSN Vol 5, ed 2, Oktober 2014 HUBUNGAN PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG KOMUNIKASI TERAPEUTIK DENGAN PENERAPAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA PASIEN DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT JIWA TAMPAN PROVINSI RIAU TAHUN 2014 ALINI Dosen STIKes Tuanku

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 47 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian 1. Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan metode Deskriptif Analitik dengan desain penelitian cross sectional dimana variabel independen (umur,

Lebih terperinci

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN PENELITIAN HUBUNGAN PRODUKTIFITAS PERAWAT DENGAN PENDOKUMENTASIAN BERKAS REKAM MEDIS DI RUMAH SAKIT Maria Lily Hozana*, Gustop Amatiria** *Perawat RS Panti Secanti Gisting **Dosen Jurusan Keperawatan Poltekkes

Lebih terperinci

PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG KOMUNIKASI TERAPEUTIK DENGAN PERILAKU PERAWAT

PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG KOMUNIKASI TERAPEUTIK DENGAN PERILAKU PERAWAT PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG KOMUNIKASI TERAPEUTIK DENGAN PERILAKU PERAWAT Devi Shintana O S* Cholina Trisa Siregar** *Mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara **Staf Pengajar Departemen

Lebih terperinci

Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 2 (1) 2017

Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 2 (1) 2017 HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT TERHADAP PELAKSANAAN ASUHAN KEPERAWATAN SPIRITUAL DI RUANG PERAWATAN RUMAH SAKIT NENE MALLOMO KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG TAHUN 217 Hasrul, Rini Muin Kutipan: Hasrul,

Lebih terperinci

DAMPAK KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN KEPUASAN PASIEN DI PUSKESMAS WARAKAS JAKARTA UTARA

DAMPAK KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN KEPUASAN PASIEN DI PUSKESMAS WARAKAS JAKARTA UTARA DAMPAK KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN KEPUASAN PASIEN DI PUSKESMAS WARAKAS JAKARTA UTARA Fiora Ladesvita*, Nabella Khoerunnisa** *Dosen Akademi Keperawatan Husada Karya Jaya, Jakarta **Mahasiswa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 29 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain penelitian 1. Rancangan Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah survey analitik, yang mana akan diteliti hubungan variabel dengan

Lebih terperinci

¹STIKES Nani Hasanuddin Makassar ²STIKES Nani Hasanuddin Makassar ³STIKES Nani Hasanuddin Makassar ABSTRAK

¹STIKES Nani Hasanuddin Makassar ²STIKES Nani Hasanuddin Makassar ³STIKES Nani Hasanuddin Makassar ABSTRAK HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN SIKAP DAN PERILAKU ORANG TUA TERHADAP PENANGANAN DEMAM BERDARAH DENGUE PADA ANAK DI PERAWATAN ANAK RSU LABUANG BAJI MAKASSAR Sukmawati Hasan 1, Alfiah A 2, St Nurbaya

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN BIDAN TERHADAP PELAKSANAAN PERAWATAN LUKA EPISIOTOMI DI RSUD KOTA MAKASSAR

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN BIDAN TERHADAP PELAKSANAAN PERAWATAN LUKA EPISIOTOMI DI RSUD KOTA MAKASSAR HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN BIDAN TERHADAP PELAKSANAAN PERAWATAN LUKA EPISIOTOMI DI RSUD KOTA MAKASSAR Fence Ishak Hinadaka¹, Eddyman W. Ferial², Suhartatik³ ¹STIKES Nani Hasanuddin Makassar ² Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Banyak persepsi yang menganggap komunikasi itu hal yang mudah, yang menerima pesan dalam berkomunikasi (Suryani, 2015)

BAB I PENDAHULUAN. Banyak persepsi yang menganggap komunikasi itu hal yang mudah, yang menerima pesan dalam berkomunikasi (Suryani, 2015) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Komunikasi merupakan proses yang selalu dilakukan dalam kehidupan setiap manusia, tidak terkecuali perawat. Dalam perkembangan dunia kesehatan komunikasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. RUANG LINGKUP PENELITIAN 1. Ruang Lingkup Keilmuan Penelitian ini mencakup bidang ilmu Obstetrik dan Ginekologi. 2. Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 35 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian 1. Rancangan Penelitian Desain penelitian ini adalah deskriptif analityc dengan rancangan cross sectional study, yaitu setiap variabel diobservasi hanya

Lebih terperinci

PENGARUH WAKTU TUNGGU PETUGAS PELAYANAN REKAM MEDIS TERHADAP KEPUASAN PASIEN DI PENDAFTARAN RAWAT JALAN DI RSUD. DR. R. M. DJOELHAM BINJAI TAHUN 2015

PENGARUH WAKTU TUNGGU PETUGAS PELAYANAN REKAM MEDIS TERHADAP KEPUASAN PASIEN DI PENDAFTARAN RAWAT JALAN DI RSUD. DR. R. M. DJOELHAM BINJAI TAHUN 2015 PENGARUH WAKTU TUNGGU PETUGAS PELAYANAN REKAM MEDIS TERHADAP KEPUASAN PASIEN DI PENDAFTARAN RAWAT JALAN DI RSUD. DR. R. M. DJOELHAM BINJAI TAHUN 05 ESRAIDA SIMANJUNTAK ABSTRAK Pengaruh waktu tunggu pelayanan

Lebih terperinci

HUBUNGAN KOMUNIKASI TEURAPETIK BIDAN DENGAN KECEMASAN IBU BERSALIN DI RUANG KEBIDANAN DAN BERSALIN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN PIDIE

HUBUNGAN KOMUNIKASI TEURAPETIK BIDAN DENGAN KECEMASAN IBU BERSALIN DI RUANG KEBIDANAN DAN BERSALIN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN PIDIE Jurnal Kesehatan Masyarakat HUBUNGAN KOMUNIKASI TEURAPETIK BIDAN DENGAN KECEMASAN IBU BERSALIN DI RUANG KEBIDANAN DAN BERSALIN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN PIDIE RITA YUSNITA Mahasiswi D-III Kebidanan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 34 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian 1. Rancangan Penelitian Desain penelitian ini adalah Analitik Kuantitatif dengan rancangan penelitian Cross Sectional yaitu penelitian ini

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu 3.1.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Puskesmas Tamalate Kecamatan Kota Timur Kota Gorontalo. Adapun alasan pemilihan lokasi karena tersedianya

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Kerangka Konsep Variabel Bebas Variabel Terikat Pengetahuan pasien waktu pelayanan diloket Praktik Petugas Gambar 3.1 Kerangka Konsep B. Hipotesis 1. hubungan antara pengetahuan

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERILAKU CARING PERAWAT TERHADAP KEPUASAN PASIEN DI RUANGAN PENYAKIT DALAM RUMAH SAKIT SANTA ELISABETH MEDAN TAHUN 2016

HUBUNGAN PERILAKU CARING PERAWAT TERHADAP KEPUASAN PASIEN DI RUANGAN PENYAKIT DALAM RUMAH SAKIT SANTA ELISABETH MEDAN TAHUN 2016 HUBUNGAN PERILAKU CARING PERAWAT TERHADAP KEPUASAN PASIEN DI RUANGAN PENYAKIT DALAM RUMAH SAKIT SANTA ELISABETH MEDAN TAHUN 2016 Suriani Ginting Jurusan Keperawatan Poltekkes Medan Abstrak Caring adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif korelasi yaitu suatu

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif korelasi yaitu suatu BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Penelitian ini menggunakan tipe penelitian kuantitatif. Adapun jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif korelasi yaitu suatu metode penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut WHO (2013), rumah sakit adalah bagian integral dari suatu

BAB I PENDAHULUAN. Menurut WHO (2013), rumah sakit adalah bagian integral dari suatu BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Menurut WHO (2013), rumah sakit adalah bagian integral dari suatu organisasi sosial dan kesehatan dengan fungsi menyediakan pelayanan paripurna (komprehensif),

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 37 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif. Desain penelitian yang digunakan adalah korelasi, karena bertujuan untuk mencari hubungan antara

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEPUASAN PASIEN DENGAN MINAT PASIEN DALAM PEMANFAATAN ULANG PELAYANAN KESEHATAN PADA PRAKTEK DOKTER KELUARGA

HUBUNGAN KEPUASAN PASIEN DENGAN MINAT PASIEN DALAM PEMANFAATAN ULANG PELAYANAN KESEHATAN PADA PRAKTEK DOKTER KELUARGA HUBUNGAN KEPUASAN PASIEN DENGAN MINAT PASIEN DALAM PEMANFAATAN ULANG PELAYANAN KESEHATAN PADA PRAKTEK DOKTER KELUARGA Merry Tiyas Anggraini, Afiana Rohmani Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian 1. Ruang lingkup keilmuan : Ilmu Obstetri dan Ginekologi 2. Ruang lingkup tempat : RSUD Tugurejo Semarang 3. Ruang lingkup waktu : Periode Januari-Desember

Lebih terperinci

Jurnal Medika Saintika Vol 7 (2) Jurnal Medika Saintika

Jurnal Medika Saintika Vol 7 (2) Jurnal Medika Saintika S E K O L A H T I NG G I I L M U SY EDZ N A SA I K E S E H AT A N T I K A Jurnal Medika Saintika Vol 7 (2) Jurnal Medika Saintika http://syedzasaintika.ac.id/jurnal HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN JENIS KELAMIN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. desain deskriptif korelatif, yaitu mencari hubungan antara variabel bebas

BAB III METODE PENELITIAN. desain deskriptif korelatif, yaitu mencari hubungan antara variabel bebas BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan desain deskriptif korelatif, yaitu mencari hubungan antara variabel bebas

Lebih terperinci

HUBUNGAN MOTIVASI KERJA PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN PENDOKUMENTASIAN PROSES KEPERAWATAN DI RUANG RAWAT INAP RSUD TOTO KABILA KABUPATEN BONE BOLANGO

HUBUNGAN MOTIVASI KERJA PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN PENDOKUMENTASIAN PROSES KEPERAWATAN DI RUANG RAWAT INAP RSUD TOTO KABILA KABUPATEN BONE BOLANGO HUBUNGAN MOTIVASI KERJA PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN PENDOKUMENTASIAN PROSES KEPERAWATAN DI RUANG RAWAT INAP RSUD TOTO KABILA KABUPATEN BONE BOLANGO Sri Rahayu Nento 1. Ns. Rini Fahriani Zees, S.Kep, Ns.

Lebih terperinci

HUBUNGAN KOMUNIKASI DOKTER DENGAN KEPUASAN PASIEN DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM (RSU) ANUTAPURA PALU

HUBUNGAN KOMUNIKASI DOKTER DENGAN KEPUASAN PASIEN DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM (RSU) ANUTAPURA PALU HUBUNGAN KOMUNIKASI DOKTER DENGAN KEPUASAN PASIEN DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM (RSU) ANUTAPURA PALU Muhammad Ryman Napirah, Herawanto, Yuditha Apriliana Windasari * Bagian Administrasi dan Kebijakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Kerangka Konsep Penyebab Faktor Bayi dan Ibu : Data Bayi 1. Berat Badan 2. Umur 3. Jenis Kelamin 4. Umur ibu 5. Paritas Kematian Bayi Diagnosis Angka Kematian Bayi Utama Gambar

Lebih terperinci

PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL

PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL HUBUNGAN PENGETAHUAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK DENGAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK DALAM MELAKSANAKAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DI RUANG RAWAT INAP RSUD TOTO KABILA KABUPATEN

Lebih terperinci

ejournal keperawatan (e-kp) Volume 1. Nomor 1. Agustus 2013

ejournal keperawatan (e-kp) Volume 1. Nomor 1. Agustus 2013 HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN STRES HOSPITALISASI PADA ANAK USIA SEKOLAH 6-12 TAHUN DI IRINA E BLU RSUP PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO Nelko Rudini Henwil Tewuh Greta J.P Wahongan Franly

Lebih terperinci

Promotif, Vol.2 No.2 April 2013 Hal

Promotif, Vol.2 No.2 April 2013 Hal HUBUNGAN PENYAJIAN MAKANAN TERHADAP TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH ANUNTALOKO PARIGI KABUPATEN PARIGI MOUTONG 1) Megawati 1) Bagian Gizi FKM Unismuh Palu ABSTRAK Pembangunan kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Rumah sakit juga merupakan pusat pelatihan bagi tenaga

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Rumah sakit juga merupakan pusat pelatihan bagi tenaga BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rumah Sakit adalah bagian integral dari suatu organisasi sosial dan kesehatan dengan fungsi menyediakan pelayanan paripurna (komprehensif), penyembuhan penyakit (kuratif

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERUBAHAN KONSEP DIRI PADA PASIEN HARGA DIRI RENDAH DI RUMAH SAKIT KHUSUS DAERAH PROV.

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERUBAHAN KONSEP DIRI PADA PASIEN HARGA DIRI RENDAH DI RUMAH SAKIT KHUSUS DAERAH PROV. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERUBAHAN KONSEP DIRI PADA PASIEN HARGA DIRI RENDAH DI RUMAH SAKIT KHUSUS DAERAH PROV. SULAWESI SELATAN Beatris F. Lintin 1. Dahrianis 2. H. Muh. Nur 3 1 Stikes Nani Hasanuddin

Lebih terperinci

PENGARUH PENERAPAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN HALUSINASI TERHADAP KEMAMPUAN KLIEN MENGONTROL HALUSINASI DI RSKD DADI MAKASSAR

PENGARUH PENERAPAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN HALUSINASI TERHADAP KEMAMPUAN KLIEN MENGONTROL HALUSINASI DI RSKD DADI MAKASSAR PENGARUH PENERAPAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN HALUSINASI TERHADAP KEMAMPUAN KLIEN MENGONTROL HALUSINASI DI RSKD DADI MAKASSAR Purniaty Kamahi 1, Sudirman 2, H. Muhammad Nur 3 1 STIKES Nani Hasanuddin

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian A.. Ruang Lingkup Keilmuan Ruang lingkup keilmuan dari penelitian ini adalah Obstetri Ginekologi. A.2. Ruang Lingkup Wilayah dan Waktu Penelitian ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyatakan bahwa perawat merupakan back bone untuk mencapai targettarget

BAB I PENDAHULUAN. menyatakan bahwa perawat merupakan back bone untuk mencapai targettarget BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tenaga perawat sebagai salah satu tenaga kesehatan memegang peranan penting dalam mencapai tujuan pembangunan kesehatan. Bahkan WHO menyatakan bahwa perawat merupakan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA FUNGSI PERAWAT SUPERVISOR DENGAN MOTIVASI KERJA PERAWAT PELAKSANA DI RUANG INSTALASI RAWAT INAP RSUD 45 KUNINGAN TAHUN 2015

HUBUNGAN ANTARA FUNGSI PERAWAT SUPERVISOR DENGAN MOTIVASI KERJA PERAWAT PELAKSANA DI RUANG INSTALASI RAWAT INAP RSUD 45 KUNINGAN TAHUN 2015 Syntax Literate : Jurnal Ilmiah Indonesia ISSN : 2541 0849 e-issn : 2548-1398 Vol. 2, No 6 Juni 2017 HUBUNGAN ANTARA FUNGSI PERAWAT SUPERVISOR DENGAN MOTIVASI KERJA PERAWAT PELAKSANA DI RUANG INSTALASI

Lebih terperinci

GAMBARAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DIRUANG RAWAT INAP RSUD SULTANSYARIF MOHAMAD ALKADRIE KOTA PONTIANAK

GAMBARAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DIRUANG RAWAT INAP RSUD SULTANSYARIF MOHAMAD ALKADRIE KOTA PONTIANAK GAMBARAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DIRUANG RAWAT INAP RSUD SULTANSYARIF MOHAMAD ALKADRIE KOTA PONTIANAK EKA FEBRIANI I32111019 NASKAH PUBLIKASI PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

Lebih terperinci

Hubungan Mutu Pelayanan Keperawatan dengan Kepuasan Pasien di Rumah Sakit Ruang Rawat Inap Kelas III

Hubungan Mutu Pelayanan Keperawatan dengan Kepuasan Pasien di Rumah Sakit Ruang Rawat Inap Kelas III Hubungan Mutu Pelayanan Keperawatan dengan Kepuasan Pasien di Rumah Sakit Ruang Rawat Inap Kelas III M.Kustriyani 1), N.Rohana 2), T.S. Widyaningsih 3) F.S Sumbogo 4) 1,2,3) Dosen PSIK STIKES Widya Husada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang mengharuskan mereka dirawat di rumah sakit (Pieter, 2011). Berdasarkan survei dari Word Health Organization (WHO) pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. yang mengharuskan mereka dirawat di rumah sakit (Pieter, 2011). Berdasarkan survei dari Word Health Organization (WHO) pada tahun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak merupakan makhluk rentan dan tergantung yang selalu dipenuhi rasa ingin tahu, aktif, serta penuh harapan. Masa anak-anak suatu awal kehidupan untuk masa-masa berikutnya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian menggunakan pendekatan cross sectional. Penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian menggunakan pendekatan cross sectional. Penelitian ini BAB III METODE PENELITIAN A. DesainPenelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan rancangan penelitian menggunakan pendekatan cross sectional. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif

Lebih terperinci

PENGARUH KOMUNIKASI DAN PERILAKU PERAWAT TERHADAP KESEMBUHAN PASIEN DI RUANG PERAWATAN LONTARA I RSUP DR. WAHIDIN SUDIROHUSODO MAKASSAR

PENGARUH KOMUNIKASI DAN PERILAKU PERAWAT TERHADAP KESEMBUHAN PASIEN DI RUANG PERAWATAN LONTARA I RSUP DR. WAHIDIN SUDIROHUSODO MAKASSAR PENGARUH KOMUNIKASI DAN PERILAKU PERAWAT TERHADAP KESEMBUHAN PASIEN DI RUANG PERAWATAN LONTARA I RSUP DR. WAHIDIN SUDIROHUSODO MAKASSAR Nur Salsabilah 1, Sri Wahyuni 2 1 STIKES Nani Hasanuddin Makassar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan cross sectional dimana peneliti menekankan waktu

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan cross sectional dimana peneliti menekankan waktu BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik. Dengan pendekatan cross sectional dimana peneliti menekankan waktu pengukuran/observasi data variabel

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan penunjang. Rumah sakit dalam menjalankan fungsinya

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan penunjang. Rumah sakit dalam menjalankan fungsinya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit merupakan salah satu bentuk sarana kesehatan, baik yang diselenggarakan oleh pemerintah dan atau masyarakat yang berfungsi untuk melakukan upaya kesehatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian explanatory research yaitu suatu penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan hubungan antara variabel-variabel melalui

Lebih terperinci

STIKES Nani Hasanuddin Makassar 2. Poltekkes Kemenkes Makassar 3. STIKES Nani Hasanuddin Makassar ABSTRAK

STIKES Nani Hasanuddin Makassar 2. Poltekkes Kemenkes Makassar 3. STIKES Nani Hasanuddin Makassar ABSTRAK FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUH KEPUASAN PASIEN TERHADAP MINAT MENGGUNAKAN PELAYANAN JAMKESMAS DI RUANG RAWAT INAP PUSKESMAS MINASATENE KEC MINASATENE KAB PANGKEP Susyana Mardani K 1, H Latief 2, Yasir

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PASIEN HALUSINASI PENDENGARAN TERHADAP RESIKO PERILAKU KEKERASAN DIRUANG KENARI RS.KHUSUS DAERAH PROVINSI SUL-SEL

HUBUNGAN ANTARA PASIEN HALUSINASI PENDENGARAN TERHADAP RESIKO PERILAKU KEKERASAN DIRUANG KENARI RS.KHUSUS DAERAH PROVINSI SUL-SEL HUBUNGAN ANTARA PASIEN HALUSINASI PENDENGARAN TERHADAP RESIKO PERILAKU KEKERASAN DIRUANG KENARI RS.KHUSUS DAERAH PROVINSI SUL-SEL Elshy Pangden Rabba 1, Dahrianis 2, Sri Purnama Rauf 3 1 STIKES Nani Hasanuddin

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Ruang kebidanan RSUD.Dr.M.M

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Ruang kebidanan RSUD.Dr.M.M BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 3.1.1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Ruang kebidanan RSUD.Dr.M.M Dunda Limboto Tahun 2012. 3.1.2. Waktu Penelitian Penelitian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Rumah sakit sebagai pusat pelayanan kesehatan harus memberikan kualitas

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Rumah sakit sebagai pusat pelayanan kesehatan harus memberikan kualitas BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit sebagai pusat pelayanan kesehatan harus memberikan kualitas pelayanan yang baik bagi pasiennya. Keberhasilan suatu rumah sakit ditandai dengan adanya peningkatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik yang digunakan untuk mengetahui hubungan sebab akibat antara dua variabel dengan pendekatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada kesembuhan pasien, dalam berkomunikasi dengan pasien. dokter dan perawat menjadikan dirinya secara terapeutik dengan

BAB I PENDAHULUAN. pada kesembuhan pasien, dalam berkomunikasi dengan pasien. dokter dan perawat menjadikan dirinya secara terapeutik dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Komunikasi terapeutik merupakan komunikasi yang dilakukan oleh dokter dan perawat yang direncanakan dan berfokus pada kesembuhan pasien, dalam berkomunikasi

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KESEMBUHAN PASIEN PENDERITA DEMAM TYPHOID DI RUANG PERAWATAN INTERNA RSUD KOTA MAKASSAR

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KESEMBUHAN PASIEN PENDERITA DEMAM TYPHOID DI RUANG PERAWATAN INTERNA RSUD KOTA MAKASSAR FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KESEMBUHAN PASIEN PENDERITA DEMAM TYPHOID DI RUANG PERAWATAN INTERNA RSUD KOTA MAKASSAR Siti Nasrah 1, Andi Intang 2, Burhanuddin Bahar 3 1 STIKES Nani Hasanuddin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan kesehatan bertujuan agar setiap penduduk mampu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan kesehatan bertujuan agar setiap penduduk mampu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan kesehatan bertujuan agar setiap penduduk mampu hidup sehat sehingga dapat mewujudkan derajat kesehatan yang optimal, yang merupakan salah satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang memberikan jasa atau pelayanan di sektor kesehatan. merupakan sektor ekonomi terbesar dalam masyarakat maju (Heizer, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. yang memberikan jasa atau pelayanan di sektor kesehatan. merupakan sektor ekonomi terbesar dalam masyarakat maju (Heizer, 2011). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perekonomian yang berkembang dengan pesat, semakin banyak juga kebutuhan manusia. Ada berbagai jenis kebutuhan manusia, salah satunya adalah kebutuhan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian 1. Ruang lingkup keilmuan : Ilmu Kulit dan Kelamin 2. Ruang lingkup tempat : RSUD Tugurejo Semarang 3. Ruang lingkup waktu : Periode Agustus September

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan pendekatan kohort retrospektif B. Tempat dan Waku Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan terpotongnya suplai oksigen dan nutrisi yang mengakibatkan

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan terpotongnya suplai oksigen dan nutrisi yang mengakibatkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke adalah suatu penyakit cerebrovascular dimana terjadinya gangguan fungsi otak yang berhubungan dengan penyakit pembuluh darah yang mensuplai darah ke otak (Wardhani

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN. A. Jenis/ Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan. wawancara menggunakan kuesioner dengan pendekatan cross sectional.

BAB III METODA PENELITIAN. A. Jenis/ Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan. wawancara menggunakan kuesioner dengan pendekatan cross sectional. BAB III METODA PENELITIAN A. Jenis/ Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan Jenis penelitian eksplanatory research dengan metode observasi dan wawancara menggunakan kuesioner dengan pendekatan cross

Lebih terperinci

HUBUNGAN STATUS GIZI IBU DENGAN BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RUMAH SAKIT SOEDARSO PONTIANAK ABSTRAK

HUBUNGAN STATUS GIZI IBU DENGAN BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RUMAH SAKIT SOEDARSO PONTIANAK ABSTRAK ORIGINAL RESEARCH HUBUNGAN STATUS GIZI IBU DENGAN BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RUMAH SAKIT SOEDARSO PONTIANAK Ns. Yenni Lukita, S.Kep 1, Suhardi 2 1 Dosen STIK Muhammadiyah Pontianak 2 Mahasiswa STIK

Lebih terperinci

maupun sebagai masyarakat profesional (Nursalam, 2013).

maupun sebagai masyarakat profesional (Nursalam, 2013). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keperawatan sebagai bagian integral dari pelayanan kesehatan, menuntut perawat bekerja secara profesional yang didasarkan pada standar praktik keperawatan dan

Lebih terperinci

IJMS Indonesian Journal On Medical Science Volume 3 No 1 - Januari 2016

IJMS Indonesian Journal On Medical Science Volume 3 No 1 - Januari 2016 Hubungan Komunikasi Terapeutik Perawat dengan Tingkat Kepuasan Pasien di Bangsal Tjan Timur Rumah Sakit Dr. Oen Solo Baru (The Correlation Therapeutic Communication with Patient Satisfaction Level in Tjan

Lebih terperinci

STIKES Nani Hasanuddin Makassar 2. STIKES Nani Hasanuddin Makassar 3. STIKES Nani Hasanuddin Makassar

STIKES Nani Hasanuddin Makassar 2. STIKES Nani Hasanuddin Makassar 3. STIKES Nani Hasanuddin Makassar FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAKTIFAN IBU HAMIL MELAKUKAN PEMERIKSAAN KEHAMILAN PADA TRIMESTER II DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BATUA KOTA MAKASSAR Rini Nari Pasandang 1, Ernawati 2, Sri Wahyuni

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mencari hubungan antar variabel. Rancangan penelitian ini merupakan

BAB III METODE PENELITIAN. mencari hubungan antar variabel. Rancangan penelitian ini merupakan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik yang bertujuan untuk mencari hubungan antar variabel. Rancangan penelitian ini merupakan rancangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 36 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian 1. Rancangan Penelitian Desain penelitian ini adalah deskriptif analityc dengan rancangan cross sectional study, yaitu setiap variabel diobservasi hanya

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI PUSKESMAS PLERET BANTUL YOGYAKARTA

HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI PUSKESMAS PLERET BANTUL YOGYAKARTA HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI PUSKESMAS PLERET BANTUL YOGYAKARTA Naskah Publikasi Disusun untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan

Lebih terperinci

Jurnal Kesehatan Masyarakat. ZAHRATUN NIDA Mahasisiwi Kebidanan STIKes U Budiyah Banda Aceh. Inti Sari

Jurnal Kesehatan Masyarakat. ZAHRATUN NIDA Mahasisiwi Kebidanan STIKes U Budiyah Banda Aceh. Inti Sari GAMBARAN PEMENUHAN KEBUTUHAN PSIKOLOGIS ISTRI SELAMA HAMIL DITINJAU DARI DARI PENGETAHUAN, PENDIDIKAN DAN PEKERJAAN SUAMI TENTANG KEHAMILAN DI POLINDES SAKURA DESA LAM GEU EU KECAMATAN PEUKAN BADA ACEH

Lebih terperinci

1

1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hospitalisasi pada anak pra sekolah akan menimbulkan ketidaknyamanan. Anak pra sekolah akan merasa kehilangan berkaitan dengan keterbatasan fisik, kehilangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 39 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis/ Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan 1. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian analitik yang bersifat penjelasan (Explanatory), yaitu menjelaskan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mengungkapkan hubungan antar variabel yaitu pemberian MP ASI dengan

BAB III METODE PENELITIAN. mengungkapkan hubungan antar variabel yaitu pemberian MP ASI dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan studi analitik yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan antar variabel yaitu pemberian MP ASI dengan frekuensi

Lebih terperinci

HUBUNGAN MUTU PELAYANAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI RS PKU MUHAMMADIYAH UNIT II YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN MUTU PELAYANAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI RS PKU MUHAMMADIYAH UNIT II YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN MUTU PELAYANAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI RS PKU MUHAMMADIYAH UNIT II YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh: Amallia Wijiwinarsih 201510104007 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Rancangan penelitian ini menggunakan studi analitik untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas yaitu tingkat pengetahuan dan variabel terikat yaitu praktik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu upaya dalam mewujudkan bangsa Indonesia yang sehat, kualitas pelayanan kesehatan dan jumlah pasien yang datang untuk

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu upaya dalam mewujudkan bangsa Indonesia yang sehat, kualitas pelayanan kesehatan dan jumlah pasien yang datang untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu upaya dalam mewujudkan bangsa Indonesia yang sehat, adalah meningkatkan kualitas pelayanan oleh pelaksana pelayanan kesehatan, seperti Puskesmas dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipisahkan. Tanpa perawat, kondisi pasien akan terabaikan. dengan pasien yang dimana pelayanan keperawatan berlangsung

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipisahkan. Tanpa perawat, kondisi pasien akan terabaikan. dengan pasien yang dimana pelayanan keperawatan berlangsung BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perawat adalah salah satu unsur vital yang berada di rumah sakit. Perawat, dokter, dan pasien merupakan satu berinteraksi, saling membutuhkan antara satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang utuh untuk kualitas hidup setiap orang dengan menyimak dari segi

BAB I PENDAHULUAN. yang utuh untuk kualitas hidup setiap orang dengan menyimak dari segi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan kondisi sehat baik secara fisik, mental, sosial maupun spiritual yang mengharuskan setiap orang hidup secara produktif baik secara sosial maupun

Lebih terperinci

ejournal Keperawatan (e-kp) Volume 3 Nomor 2,Mei 2015

ejournal Keperawatan (e-kp) Volume 3 Nomor 2,Mei 2015 HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN KEPUASAN PASIEN DI INSTALASI GAWAT DARURAT RSUD DR. H. CHASAN BOESOIRIE TERNATE Sutrisno Aswad Mulyadi Jiil J. S. Lolong Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas

Lebih terperinci

Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 2, Oktober 2013 ISSN PERILAKU CARING PERAWAT DALAM MENINGKATKAN KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP

Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 2, Oktober 2013 ISSN PERILAKU CARING PERAWAT DALAM MENINGKATKAN KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP PENELITIAN PERILAKU CARING PERAWAT DALAM MENINGKATKAN KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP Tiara*, Arena Lestari* Perilaku perawat di tempat pelayanan kesehatan atau rumah sakit dalam menghadapi pasien sangat menentukan

Lebih terperinci

PENGARUH PELAYANAN KESEHATAN TERHADAP KEPUASAN PASIEN DIRUANG INTERNA RSUD DAYA MAKASSAR

PENGARUH PELAYANAN KESEHATAN TERHADAP KEPUASAN PASIEN DIRUANG INTERNA RSUD DAYA MAKASSAR PENGARUH PELAYANAN KESEHATAN TERHADAP KEPUASAN PASIEN DIRUANG INTERNA RSUD DAYA MAKASSAR Mutmainna Dahlan 1, Dahrianis 2, Muh. Nur 3 1 STIKES Nani Hasanuddin Makassar 2 STIKES Nani Hasanuddin Makassar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah correlation study yaitu penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah correlation study yaitu penelitian yang BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah correlation study yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan korelasi antara variabel independen dan variabel

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERSALINAN SECTIO CAESAREA DI RSU PKU MUHAMMADIYAH KOTA YOGYAKARTA 2016

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERSALINAN SECTIO CAESAREA DI RSU PKU MUHAMMADIYAH KOTA YOGYAKARTA 2016 FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERSALINAN SECTIO CAESAREA DI RSU PKU MUHAMMADIYAH KOTA YOGYAKARTA 2016 NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh: Desi Maritaning Astuti 1610104430 PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK

Lebih terperinci

VOLUME II No 1 Januari 2014 Halaman 74-84

VOLUME II No 1 Januari 2014 Halaman 74-84 Community Health VOLUME II No 1 Januari 2014 Halaman 74-84 Artikel Penelitian Hubungan Persepsi Pengguna Layanan Tentang Mutu Pelayanan Unit Rawat Inap (VIP) Gryatama Dengan Minat Pemanfaatan Ulang Di

Lebih terperinci

HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN DENGAN MINAT PEMANFAATAN KEMBALI PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS JONGAYA KOTA MAKASSAR

HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN DENGAN MINAT PEMANFAATAN KEMBALI PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS JONGAYA KOTA MAKASSAR HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN DENGAN MINAT PEMANFAATAN KEMBALI PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS JONGAYA KOTA MAKASSAR Relationship between Service Quality with Re-Utilization Interest of Health Services

Lebih terperinci

Oleh : Rahayu Setyowati

Oleh : Rahayu Setyowati FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN PERAWAT DALAM PELAKSANAAN PROSEDUR TETAP PEMASANGAN INFUS DI INSTALASI GAWAT DARURAT DAN INSTALASI RAWAT INAP RSUD CIDERES KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2015

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. antar variabel bebas dan variabel terikat dengan menggunakan pendekatan cross

BAB III METODE PENELITIAN. antar variabel bebas dan variabel terikat dengan menggunakan pendekatan cross BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan dan Jenis Penelitian Penelitian ini adalah penelitian penjelasan yaitu menjelaskan hubungan antar variabel bebas dan variabel terikat dengan menggunakan pendekatan

Lebih terperinci